[GM2020] Mohon Bantuan Informan Kunci

2008-02-21 Terurut Topik dunggio iswan
Dear All

Mohon bantuan teman-teman dimana saja. Saya sekarang ini akan melakukan 
penelitian Artikulasi Pengetahuan Indigenous dalam Pemanfaatan Hutan Sebagai 
Representasi Budaya Gorontalo. Saya lagi butuh informan kunci,  seorang ahli 
antropologi, sosiolog Gorontalo yang paham tentang kearifan lokal (local 
wisdom) Gorontalo dalam memanfaatkan sumberdaya alam terutama hutan.
Mungkin ada diantara teman-teman yang merekomendasikan nama yang bisa saya 
jadikan salah satu informan kunci?

Terima kasih
ID

   
-
Looking for last minute shopping deals?  Find them fast with Yahoo! Search.

[GM2020] Re:Quo Vadis HPMIG

2008-02-21 Terurut Topik Adi Muhammad
Assalamualaikum
Sepertinya perdebatan tentang Quo Vadis HPMIG yang
saya baca menarik sekali, 

selain terlihat jujur, ilimu 99 sangat berani,
meskipun dengan konsekuensi 

dipertanyakan identitasnya (bahkan variabel identitas 
dan segala turunannya menjadi 

fokus isu pada tema Quo Vadis HPMIG) 
Beberapa member milis menanyakan identitas ilimu 99.
saya pikir hal itu sangat 

wajar (apalagi jika member yang mempertanyakan itu
merupakan pendukung setia 

saudara funco, pacarnya saudara funco, atau mungkin
pengurus PB HPMIG), bahkan 

salah satu member mengatakan telah mencari biodata
ilimu namun tidak ada (saya 

menyarankan untuk ditanya ke para moderator/admin) 

Meskipun identitas ilimu 99 tidak jelas kelaminnya,
hal tersebut tentunya tidak harus 

menggangu kita semua untuk menanggapi suatu tema
secara substansial..saya ingat 

salah satu hadits jangan lihat siapa yang mengatakan,
tapi ambil (hal2 baik) dari 

yang disampaikan

olehnya itu saya ingin menyampaikan beberapa hal ;
1.Melalui millis ini saya turut berduka atas wafatnya
ibunda dari Ketua umum PB 

HPMIG.

2. saya ingin mengomentari beberapa pikiran dan
pertanyaan dari member millis 

lainnya tentang tema Quo Vadis HPMIG.

Pertama ; Jika kita menjadikan masa kepemimpinan Pak
Suharso Monoarfa yang 

menjabat Ketua Umum PB HPMIG selama 15 tahun sebagai
tolak ukur bahwa ketika 

seseorang yang sebenarnya telah habis masa jabatannya
namun belum sesegera 

mungkin menyelenggarakan mekanisme organisasinya
(Muscab / Mubes) sebagai 

sesuatu hal yang biasa (lumrah) karena ternyata ada
yang lebih lama dr saudara 

funco yaitu pak suharso, maka hal tersebut sungguhlah
keliru, hal-hal dimasa lalu 

yang positif wajib diambil begitupun sebaliknya jika
negatif maka tidak layak dicontoh. 

menjustifikasi sesuatu yang keliru adalah falacy!-
jika tidak ingin dikatakan emosional 

menanggapi ilimu 99 -

Kedua ; Organisasi HPMIG sebagaimana organisasi2
lainnya tentu mempunyai 

pedoman/aturan/qanun organisasi yaitu AD dan ART.
sejatinya jika organisasi 

tersebut ingin maju dan berkembang, maka aturan-aturan
organisasi tidak dapat di 

sepelekan/di negasikan hanya karena persoalan2 yang
sifatnya personal, karena 

itulah rule of the game yang tentunya bersifat rigid
dan harus dihormati secara kolektif 

oleh semua kader.

ketiga ; Sepertinya kita harus senantiasa menjawab
persoalan dengan argumentasi 

yang pas juga tepat sasaran. mengalihkan wacana kepada
hal2 yang tidak substansi 

justru mengaburkan inti masalah. hemat saya ada
beberapa inti masalah dari pikiran 

member ilimu 99 yaitu; 1. apakah masa kepemimpinan
saudara funco inkonstitusional 

atau tidak? perlu diberi sangsi atau tidak dst, dst..
2.Penjelasan tentang kejelasan 

kapan Mubes akan dilaksanakan serta klarifikasinya
perlu dilakukan oleh saudara 

funco baik diminta atau tidak dst..dst.. 

Keempat ; ada pemikiran yang konstruktif dari salah
satu member millis ini yang 

menyatakan bahwa jika pendanaan HPMIG lebih banyak
bersumber dari kas daerah 

(APBD) maka paling tidak program2 yang ditawarkan oleh
HPMIG sebaiknya 

menyentuh persoalan2 masyarakat gorontalo, dan juga
yang tidak kalah penting 

adalah akuntabilitas dan transparansi penggunaan dan
tersebut. Pemikiran ini 

menurut saya tentu harus diterjemahkan secara konkrit
oleh para pengurus HPMIG 

dimana saja berada. kita tentu tidak ingin berburuk
sangka, namun juga harus lebih 

berhati-hati agar tidak tergoda lalu kemudian
melakukan penyelewengan.

Kelima ; Berkaitan dengan pertanyaan salah satu member
millis ini, bahwa 

sebenarnya masa kepemimpinan di HPMIG itu berapa lama,
menurut sepengetahuan 

saya kalo untuk PB HPMIG adalah 2 tahun dan untuk
Cabang 1 tahun.

Keenam ; muncul pertanyaan dari saya, apakah seseorang
yang mewacanakan 

tentang HPMIG mempunyai maksud untuk kemudian
menduduki struktur dengan 

menjadi ketua? apakah pikiran-pikiran masyarakat biasa
(Nelayan, Petani, PKL dst) 

tentang Pemimpinnya (Presiden) yang menaikan BBM, TDL
dsb adalah upaya 

masyarakat itu untuk merebut kekuasaan sehingga
menjadi Presiden? saya meyakini 

tidak, justru sebaliknya keyakinan saya adalah bahwa
masyarakat tersebut 

mempertanyakan tentu dengan harapan adanya perbaikan
serta keberpihakan 

terhadap mereka. itu saja! jadi seharusnya menjadi
wajar jika ada anggota/simpatisan 

HPMIG yang mempertanyakan apa saja menyangkut
organisasi. Itu hanya lebih pada 

keinginan anggota/simpatisan HPMIG agar ada perubahan
atau perbaikan di institusi 

HPMIG.

Ketujuh ; Saya mengajak kepada kita semua untuk tidak
ragu, menyampaikan 

pikiran-pikiran kita. sekeras dan se ekstrem apapun
pikiran kita asalkan didasarkan 

pd argumentasi yang rasional juga objektif maka tidak
ada alasan apapun untuk 

khawatir, termasuk khawatir kalau2 dilacak biodata
kita seperti yang dilakukan salah 

satu member milis ini kepada ilimu99. saya juga
berpendapat bahwa diera 

keterbukaan ini tidak hanya identitas yang perlu
diungkapkan, pikiran-pikiran jujur 

kitapun 

[GM2020] Berita Duka Turut Berduka

2008-02-21 Terurut Topik arter datunsolang
Turut berbelasungkawa atas berpulangya almarhumah DESY PASAI (istri dari Siswan 
Sekretaris Umum BADKO HMI SULUTENGGO, member GM2020), almarhumah adalah 
mahasiswa IAIN Sultan Amai Gorontalo, presenter GOTV dan MEMOSA Chanel, 
menghembuskan nafas terakhir Kamis Pkl.16.45 di RS.Malalayang Manado. semoga 
amal ibadahnya diterima Allah SWT, dan semoga suami dan keluarga yang 
ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan menghadapinya. AMIN

arter  Vanny Sekeluarga


  

Be a better friend, newshound, and 
know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.  
http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ 


Re: [GM2020] Rombak Total Kabinet UNG++

2008-02-21 Terurut Topik my
Saya ingin dapat komentar dari Pak M. Rivai Katili, M.Kom (anggota senat UNG 
dari F Teknik), Pak Rivai Anda adalah manusa pertama yang mengajarkan dan 
mengenal lebih dalam tentang kompuyter mungkin mirip IT saat ini. 
  Sekarang telah berjalan 10 tahun lalu saya kenal pak rivai di sebuah lab 
matematika di pojok gedung mipa, apa komentar bapak bahwa di ung masih ada para 
pejabat atau spesifik nya masih belum kuasai dunia yang satu ini. 
   
  Dan saran saya kepada bapak sebagai wakil di senat ung. Coba berikan masukan 
kepada pimpnana senat jangan banyaka rapat melulu. 
  Hasilnya apa?
  Wassalam
  my

Pandu Nusantara [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Bung Iqbal yang baik,

Jelaskan pada saya apakah sistem di UNG berjalan dengan baik? Mekanisme, 
prosedur dan segala SOP yang ada toh akhirnya hanya menjadi ketentuan di Buku 
saja, lebih banyak kebijakan yang tidak sesuai aturan. 

Yang anda juga harus ingat bahwa kita bukan sekedar PNS tetapi juga akademisi 
yang mengedepankan akal sehat dan nurani. Jadi kalau pola pikir kita masih 
seperti PNS yang ABS di jaman orde baru (atau malah orde lama) maka tamatlah 
riwayat pendidikan di Gorontalo.

Bung iqbal yang pintar, Jelaskan pada saya konflik mana yang saya adukan di 
milis ini?

Kalau masalah pimpinan yang tidak melek teknologi itu mah bukan konflik pribadi 
tapi harus jadi perhatian semua pihak karena hal itu juga berimbas pada 
kemajuan UNG.

Anggota milis ini juga bukan orang-orang bodoh yang tidak bisa memilah-milah 
persoalan dan tidak memandang setiap masalalah dalam kacamata hitam putih. 

Please, jujurlah pada diri sendiri, berjalanlah menuju kedepan dengan pemikiran 
yang lebih baik dan tidak berpijak pada konsep birokrasi yang mengutamakan 
kepentingan kelompok kita. Negara ini dibangun untuk kepentingan bersama 
seluruh rakyat, UNG juga harus dibangun untuk kepentingan masyarakat, sehingga 
maju mundurnya UNG akan berdampak pada kemajuan rakyat Gorontalo bukan hanya 
orang2 UNG

Rgrds,
Arbyn Dungga

  Pada tanggal 19/02/08, iqbal makmur [EMAIL PROTECTED] menulis:  
  
Assalamualaikum..

Saudaraku  Pak Arbyn Dungga,
Perkenankan saya mengapresiasi  tanggapan anda terhadap  tulisan saya, mohon 
maaf sebelumnya..

--- On Mon, 2/18/08, Pandu Nusantara [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
  bung Iqbal yang baik,

saya juga sepakat dengan anda masalah kecewa, kalau tidak kecewa, bagaimana 
mungkin kita bisa memperbaiki kinerja. saran dan kritik terbangun karena ada 
sesuatu yang salah atau ingin meningkat lebih baik. 

  BERHASIL  TIDAKNYA  SUATU  PROGRAM/PEKERJAAN  BUKAN  DIUKUR DARI  KECEWA  
ATAU  TIDAKNYA  ORANG PER  ORANG,  TAPI  DARI  EVALUASI  KINERJA  YANG  SUDAH  
DISEPAKATI  DAN  DITETAPKAN MELALUI  PROSEDUR  STANDAR  (SOP)  DAN  TARGET  
YANG  DICAPAI.
(KITA  INI  PNS  BUKAN  POLITIKUS)







  
 

  

 

  kedua, UNG adalah institusi publik yang dibiayai 
dengan dana rakyat dan dimilis ini bukannya tidak ada orang yang tidak tahu 
apa-apa, tapi komunitas Gorontalo yang peduli dengan kemajuan Gorontalo dimana 
UNG merupakan salah satu barometer kemajuan itu. 

dimilis ini juga ada civitas akademika UNG, ada rektor, ada anggota Dewan 
Penyantun UNG, sehingga terlalu naif kalu dikatakan tidak tahu apa-apa. Tapi 
yang terpenting di milis ini ada komunitas Gorontalo.

SAYA  MENULISKAN  TIDAK  TAHU  APA-APA  SEPERTI INI.
YANG  SAYA  MAKSUDKAN  ADALAH  KONFLIK-KONFLIK  PRIBADI  ANDA  DENGAN  ATASAN  
ATAU  REKAN  KERJA  TIDAK  PERLU  DIADUKAN  PADA  SEMUA  ORANG  APALAGI  DI 
MILIS  TERBUKA SEPERTI  INI.

anda berkata dan berprasangka seolah-olah orang2 UNG yang bersuara tentang UNG 
dan berdiskusi dimilis ini tidak pernah menggunakan jalur resmi, konfirmasi 
dululah sebelum menuduh!
pemilihan kata berkoar-koar dan menggerutu menunjukkan bahwa anda sangat 
kesal dengan postingan2 tentang UNG di milis  ini yang bernada sumbang. saya 
jadi teringat konsep humas di masa orde baru, pokoknya hanya boleh ada satu 
suara keluar, suara saya hehehe 

SAYA  HANYA  INGIN  KITA  SEMUA  BERSIKAP  FAIR  DENGAN  REALITA  YANG ADA.  
DISKUSI-DISKUSI  KITA SELAMA  INI  SERING  HITAM PUTIH,  PRO  KONTRA,  LIKE  
AND  DISLIKE.  YANG  SAYA  SESALKAN,  KALAU  KITA  SUDAH  KECEWA  DENGAN  
SESUATU,  MAKA  SEMUANYA  JADI  KELIHATAN  HITAM,  BEGITU JUGA  SEBALIKNYA.  
INI MEMBUAT KITA JADI  TIDAK   OBYEKTIF  DALAM  MENILAI  SATU  PERMASALAHAN  
DAN  CENDERUNG  BERSIKAP  TENDENSIUS  YANG AKHIRNYA MERUSAK SILATURRAHMI.

percayalah bung iqbal, niat kami untuk kemajuan UNG dan kami bukan orang2 yang 
takut dipecat dari PNS karena rejeki itu datangnya Allah. kami juga tidak takut 
harus kehilangan beasiswa karena kami tidak menjadikan UNG sebagai batu 
loncatan untuk kepentingan pribadi, sehingga seandainya bukan kemajuan yang 
didapatkan tapi punishment yang dilaksanakan, kami sudah siap dengan segala 
konsekwensinya

SAYA SEPAKAT DENGAN ANDA  DENGAN  HAL  DIATAS

mungkin disitulah perbedaan kita memotret UNG

SAYA  SUDAH  SERING  

Re: [GM2020] Berita Duka Turut Berduka

2008-02-21 Terurut Topik Tuturuga

Innalillahi Wainnailaihi Roji'un

=t=


--- arter datunsolang [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Turut berbelasungkawa atas berpulangya almarhumah
 DESY PASAI (istri dari Siswan Sekretaris Umum BADKO
 HMI SULUTENGGO, member GM2020), almarhumah adalah
 mahasiswa IAIN Sultan Amai Gorontalo, presenter GOTV
 dan MEMOSA Chanel, menghembuskan nafas terakhir
 Kamis Pkl.16.45 di RS.Malalayang Manado. semoga amal
 ibadahnya diterima Allah SWT, dan semoga suami dan
 keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan
 kekuatan menghadapinya. AMIN
 
 arter  Vanny Sekeluarga
 
 
  


 Be a better friend, newshound, and 
 know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now. 

http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ
 
 



  

Be a better friend, newshound, and 
know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.  
http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ 



[GM2020] Re: Berita Duka Turut Berduka

2008-02-21 Terurut Topik pandunusantara
innalillahi wa innailaihi radji'un

semoga almarhumah digandalan amal ibadahnya dan mendapat tempat yang
layak disisiNya. 
yang tabah yang bung Siswan...

Rgrds,
PN

--- In gorontalomaju2020@yahoogroups.com, arter datunsolang
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Turut berbelasungkawa atas berpulangya almarhumah DESY PASAI (istri
dari Siswan Sekretaris Umum BADKO HMI SULUTENGGO, member GM2020),
almarhumah adalah mahasiswa IAIN Sultan Amai Gorontalo, presenter GOTV
dan MEMOSA Chanel, menghembuskan nafas terakhir Kamis Pkl.16.45 di
RS.Malalayang Manado. semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT, dan
semoga suami dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan
kekuatan menghadapinya. AMIN
 
 arter  Vanny Sekeluarga
 
 
  

 Be a better friend, newshound, and 
 know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now. 
http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ





[GM2020] Oknum Sejati!

2008-02-21 Terurut Topik Irwan Uno
Bismillah,

Mungkin julukan “Mahasiswa” memang harus diganti. Terserah mau diganti apa….mau 
“Siswa” saja, “Mikrosiswa”, atau “Tukang Belajar”, terserah deh. Masalahnya 
dengan julukan “Maha” di depan “Siswa”, mereka yang tidak ada bedanya dengan 
orang kebanyakan itu jadi sangat besar kepala. Kelihatannya mereka ge-er dengan 
gelar “Maha” itu. Padahal yang “Maha” itu hanya satu, hanya Allah SWT.

Saya terusik oleh berita TV pagi ini ketika sedang asyik di depan komputer. 
Sekelompok mahasiswa berdemo dan menyandera mobil dinas. Saya bukan membela 
mobil dinasnya. Saya juga bukan tidak setuju dengan demonya. Saya cuman terusik 
saja dengan tingkah ulah mereka.

Bayangkan mereka menurut saya jadi lebih rampok dari para perampok. Kalo para 
perampok ternak kerjanya sembunyi-sembunyi, mereka ini kerjanya 
terang-terangan. Terang-terangan merampok kebebasan pengguna jalan. Di berita 
pagi ini, mereka bagai cowboy jalanan menyandera mobil, menutup jalan, membakar 
ban. Mereka tidak segan-segan membentak orang yang lebih tua. Urat lehernya 
nyempul lebih besar daripada otot Gatotkaca kalau mereka lagi berteriak. 
Pengguna jalan tidak bisa ngapa-ngapain!
Maaf, kalau mereka mengaku manusia, pengguna jalan juga manusia choy! Mereka 
juga nyari duit. Mereka butuh makan. Mereka butuh duit untuk nebus obat kalo 
lagi sakit. Mereka butuh duit untuk beli rumah biar anak mereka yang masih 
kecil-kecil punya tempat berteduh. Dan yang terpenting, mereka butuh duit buat 
bayar uang kuliah anak mereka yang mahasiswa biar bisa jadi orang baik-baik, 
bukan untuk jadi rampok seperti cowboy jalanan ini! Ngerti nggak seeh???!!!

Begini jadinya kalau pendidikan kita kehilangan nilai dasarnya. Dulu waktu saya 
kecil, orang tua saya marah besar kalau lewat depan orang tua (pokoknya orang 
yang lebih tua) tidak nunduk-nunduk ‘tabe’ (jalan sambil nunduk tanda hormat). 
Jangankan membentak orang yang lebih tua, bersuara lebih keras saja saya sudah 
dicap tidak tau adat.

Memangnya kalau lagi memperjuangkan kebenaran tidak perlu ada aturan? Anda para 
Mahasiswa, kalau anda muslim, coba-coba buka buku pelajaran agama anda. Di 
dalam perang saja yang jelas-jelas dihalalkan membunuh lawan, Islam tetap 
menuntut para mujahid untuk menjaga etika perang. Lawan kalau sudah tobat dan 
minta ampun wajib diampuni! Kalau anda tidak tau ini berarti anda tidak pernah 
belajar. Kalau anda tidak pernah belajar, apapula hak anda untuk mengajari 
orang tentang kebenaran? Pakai kekerasan alias pemaksaan di jalanan lagi?!

Kalau begini terus kekhawatiran saya akan semakin akut. Mahasiswa kita kok 
semakin tidak terpelajar? Naga-naganya kampanye para politisi untuk bikin 
pendidikan gratis bakal tidak pernah kesampaian sampai akhir jaman. Bagaimana 
mau kesampaian? Mahasiswa semakin tidak terpelajar. Berati negara justru harus 
keluar uang lebih banyak lagi untuk mendidik mereka. Mendidik mereka entah 
sampai kapan.

Maaf, saya bukan pesimis. Saya miris.

Makanya saya mau menghimbau. Walaupun saya bukan dari departemen penerangan 
yang kerjanya biasanya memberi himbauan, apalagi mereka punya mobil pakai 
pengeras suara yang bisa didengar walaupun oleh orang yang lagi buang hajat di 
wc tersembunyi di lorong-lorong terjauh, tapi Insya Allah saya ikhlas beri 
himbauan.

Saudara-saudara sebangsa dan setanah seair. Atas nama kebaikan, atas nama 
kemajuan, atas nama bangsa dan negara, marilah kita kembalikan pendidikan 
anak-anak kita kepada pendidikan sebagaimana seharusnya. Pendidikan yang 
daripada berakarkan pada rumah tangga. Di mana orang tua bertindak sebagai 
guru. Sebagaimana anak belajar daripada tauladan orang tuanya. Seperti dulu, 
waktu saya belajar mengaji. Saya dimungkinken hormat senantiasa pada guru 
mengaji saya. Kalau salah baca saya dipukul daripada kaki saya pakai kayu. 
Setelah mengaji saya ngangkat air buat guru ngaji. Akhirnya ini membuat saya 
tetap menghargai daripada guru mengaji saya….Sekian

--

Mohon maaf kalau tulisan ini tendensius. Sebenarnya tidak seperti itu. Saya ini 
bukan tipe orang rakus buang-buang nafsu amarah ke orang lain. Apalagi buang 
jenis nafsu yang lain. Mungkin ketika menulis di atas saya terbawa perasaan.

Saya tau, dari puluhan mahasiswa yang turun ke jalan, masih lebih banyak yang 
tidak begitu. Makanya memang tulisan ini bukan generalisasi. Tulisan ini 
menunjuk pada para oknum. Kalau anda mahasiswa dan ridak berkelakuan begitu, 
maka anda pada dasarnya tidak termasuk dalam oknum itu. Tapi kalau anda 
mahasiswa, dan berkelakuan begitu, dan anda bahkan tidak merasa tersinggung 
oleh sentilan tulisan ini, maka andalah oknum sejati itu!

Sadarlah! Sadarlah! Sadarlah!

 
Cara termurah hubungi saya, gunakan skype. Skype ID: ir1uno
Dengan Skype anda bisa menelepon gratis via Internet. Skype – Seluruh dunia 
berbicara dengan gratis  
Bagi pebisnis, silahkan kunjungi:www.unointernasional.com. Baca artikel lengkap 
saya:www.irwan-uno.blogspot.com


  

Re: [GM2020] Re:Quo Vadis HPMIG

2008-02-21 Terurut Topik Taufik Polapa
Terima Kasih Bung Adi atas Penjelasannnya yang begitu
Padat dan berisi serta sangat Bermakna.

Semoga Ke Depan HPMIG bisa lebih berkiprah positif
buat Gorontalo.Tanpa perlu mengeyampingkan
Kepentingan2 Public demi majunya Gorontaloku.

salam Damai

--- Adi Muhammad [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Assalamualaikum
 Sepertinya perdebatan tentang Quo Vadis HPMIG yang
 saya baca menarik sekali, 
 
 selain terlihat jujur, ilimu 99 sangat berani,
 meskipun dengan konsekuensi 
 
 dipertanyakan identitasnya (bahkan variabel
 identitas 
 dan segala turunannya menjadi 
 
 fokus isu pada tema Quo Vadis HPMIG) 
 Beberapa member milis menanyakan identitas ilimu 99.
 saya pikir hal itu sangat 
 
 wajar (apalagi jika member yang mempertanyakan itu
 merupakan pendukung setia 
 
 saudara funco, pacarnya saudara funco, atau mungkin
 pengurus PB HPMIG), bahkan 
 
 salah satu member mengatakan telah mencari biodata
 ilimu namun tidak ada (saya 
 
 menyarankan untuk ditanya ke para moderator/admin) 
 
 Meskipun identitas ilimu 99 tidak jelas kelaminnya,
 hal tersebut tentunya tidak harus 
 
 menggangu kita semua untuk menanggapi suatu tema
 secara substansial..saya ingat 
 
 salah satu hadits jangan lihat siapa yang
 mengatakan,
 tapi ambil (hal2 baik) dari 
 
 yang disampaikan
 
 olehnya itu saya ingin menyampaikan beberapa hal ;
 1.Melalui millis ini saya turut berduka atas
 wafatnya
 ibunda dari Ketua umum PB 
 
 HPMIG.
 
 2. saya ingin mengomentari beberapa pikiran dan
 pertanyaan dari member millis 
 
 lainnya tentang tema Quo Vadis HPMIG.
 
 Pertama ; Jika kita menjadikan masa kepemimpinan Pak
 Suharso Monoarfa yang 
 
 menjabat Ketua Umum PB HPMIG selama 15 tahun sebagai
 tolak ukur bahwa ketika 
 
 seseorang yang sebenarnya telah habis masa
 jabatannya
 namun belum sesegera 
 
 mungkin menyelenggarakan mekanisme organisasinya
 (Muscab / Mubes) sebagai 
 
 sesuatu hal yang biasa (lumrah) karena ternyata ada
 yang lebih lama dr saudara 
 
 funco yaitu pak suharso, maka hal tersebut
 sungguhlah
 keliru, hal-hal dimasa lalu 
 
 yang positif wajib diambil begitupun sebaliknya jika
 negatif maka tidak layak dicontoh. 
 
 menjustifikasi sesuatu yang keliru adalah falacy!-
 jika tidak ingin dikatakan emosional 
 
 menanggapi ilimu 99 -
 
 Kedua ; Organisasi HPMIG sebagaimana organisasi2
 lainnya tentu mempunyai 
 
 pedoman/aturan/qanun organisasi yaitu AD dan ART.
 sejatinya jika organisasi 
 
 tersebut ingin maju dan berkembang, maka
 aturan-aturan
 organisasi tidak dapat di 
 
 sepelekan/di negasikan hanya karena persoalan2 yang
 sifatnya personal, karena 
 
 itulah rule of the game yang tentunya bersifat rigid
 dan harus dihormati secara kolektif 
 
 oleh semua kader.
 
 ketiga ; Sepertinya kita harus senantiasa menjawab
 persoalan dengan argumentasi 
 
 yang pas juga tepat sasaran. mengalihkan wacana
 kepada
 hal2 yang tidak substansi 
 
 justru mengaburkan inti masalah. hemat saya ada
 beberapa inti masalah dari pikiran 
 
 member ilimu 99 yaitu; 1. apakah masa kepemimpinan
 saudara funco inkonstitusional 
 
 atau tidak? perlu diberi sangsi atau tidak dst,
 dst..
 2.Penjelasan tentang kejelasan 
 
 kapan Mubes akan dilaksanakan serta klarifikasinya
 perlu dilakukan oleh saudara 
 
 funco baik diminta atau tidak dst..dst.. 
 
 Keempat ; ada pemikiran yang konstruktif dari salah
 satu member millis ini yang 
 
 menyatakan bahwa jika pendanaan HPMIG lebih banyak
 bersumber dari kas daerah 
 
 (APBD) maka paling tidak program2 yang ditawarkan
 oleh
 HPMIG sebaiknya 
 
 menyentuh persoalan2 masyarakat gorontalo, dan juga
 yang tidak kalah penting 
 
 adalah akuntabilitas dan transparansi penggunaan dan
 tersebut. Pemikiran ini 
 
 menurut saya tentu harus diterjemahkan secara
 konkrit
 oleh para pengurus HPMIG 
 
 dimana saja berada. kita tentu tidak ingin berburuk
 sangka, namun juga harus lebih 
 
 berhati-hati agar tidak tergoda lalu kemudian
 melakukan penyelewengan.
 
 Kelima ; Berkaitan dengan pertanyaan salah satu
 member
 millis ini, bahwa 
 
 sebenarnya masa kepemimpinan di HPMIG itu berapa
 lama,
 menurut sepengetahuan 
 
 saya kalo untuk PB HPMIG adalah 2 tahun dan untuk
 Cabang 1 tahun.
 
 Keenam ; muncul pertanyaan dari saya, apakah
 seseorang
 yang mewacanakan 
 
 tentang HPMIG mempunyai maksud untuk kemudian
 menduduki struktur dengan 
 
 menjadi ketua? apakah pikiran-pikiran masyarakat
 biasa
 (Nelayan, Petani, PKL dst) 
 
 tentang Pemimpinnya (Presiden) yang menaikan BBM,
 TDL
 dsb adalah upaya 
 
 masyarakat itu untuk merebut kekuasaan sehingga
 menjadi Presiden? saya meyakini 
 
 tidak, justru sebaliknya keyakinan saya adalah bahwa
 masyarakat tersebut 
 
 mempertanyakan tentu dengan harapan adanya perbaikan
 serta keberpihakan 
 
 terhadap mereka. itu saja! jadi seharusnya menjadi
 wajar jika ada anggota/simpatisan 
 
 HPMIG yang mempertanyakan apa saja menyangkut
 organisasi. Itu hanya lebih pada 
 
 keinginan anggota/simpatisan HPMIG agar ada
 perubahan
 atau perbaikan di institusi 
 
 HPMIG.
 
 Ketujuh ; Saya 

[GM2020] Gorontalo Export Sapi, SulSel Berkurang Sapi ......

2008-02-21 Terurut Topik Taufik Polapa
Dear All GM2020.

Berikut Artikel yang saya COPAS dari Harian FAJAR
Makassar, semoga bermanfaat buat Member.

Apakah UNG saat ini sedang Melakukan Penelitian dalam
Hal Bibit2 Unggul Sapi seperti UNHAS ?

salam



Guru Besar Ilmu Produksi Ternak, Prof Dr Ir H Basit
Wello,M.Sc

Hasil sensus pertanian pada tahun 1993 menunjukkan
bahwa populasi ternak sapi dan kerbau di Sulsel hanya
600 ribu ekor. Suatu angka yang mengejutkan jika
mengingat di tahun 1979, jumlah sapi dan kerbau
mencapai lebih satu juta ekor.Bahkan Sulsel menjadi
penyuplai sapi bibit dan sapi potong di beberapa
provinsi di Indonesia.

Keadaan sapi Bali yang notabene paling disukai
masyarakat Sulsel, semakin memprihatinkan. Sebab,
selain terjadi penurunan jumlah secara drastis juga
dibarengi dengan penurunan kualitas genetik. Bukan
tidak mungkin Sulsel terancam mengalami kelangkaan
sapi.

Mengapa sampai hal itu terjadi dan apa solusinya?
Berikut wawancara Anggi S Ugart dengan guru besar
dalam bidang Ilmu Produksi Ternak Potong pada Fakultas
Peternakan Unhas, Prof Basit Wello usai dikukuhkan
Kamis, 21 Februari.

Bagaimana sebenarnya kondisi ternak sapi di Sulsel,
dari segi kuantitasnya dan kualitasnya?

Di Sulsel telah terjadi penurunan kuantitas dan
kualitas sapi. Sekarang jumlahnya hanya 600.000 ekor
tahun 1993 lalu, padahal jumlahnya pernah mencapai
satu juta ekor.

Saya melihat, upaya pemerintah sebatas meningkatkan
populasi, tapi perbaikan genetik belum ada. Jumlah
populasi itu pun ditambah sapi dari luar seperti
Australia dengan sapi Brahman.

Sedangkan sapi kita sendiri yakni sapi Bali itu meski
kecil memiliki beberapa keistimewaan.

Sapi Indonesia itu memiliki tingkat reproduksi yang
tinggi sekali, kualitas dagingnya sangat baik sehingga
disukai oleh masyarakat Sulsel. Bahkan sapi Australia
lebih rendah kualitas dagingnya dibanding sapi Bali.
Masalahnya sekarang, di Sulsel saat ini terjadi
penurunan kuantitas dan kualitas genetik.

Pada 35 tahun lalu, kita mudah memperoleh sapi Bali
jantan dengan berat badan dewasa sekira 450 kg di
Enrekang, Sidrap, Bone, Barru, dan Parepare. Tapi
sekarang untuk mendapatkan sapi Bali yang beratnya 300
kg saja sangat sulit. Kecuali mungkin di daerah
pegunungan atau terpencil.

Apa faktor penyebabnya penurunan kualitas genetik
tersebut?

Ada dua faktor penyebab. Pertama, dulu itu ada
pengeluaran sapi bibit dari Sulsel dengan tinggi badan
105 cm pada usia 1,5 sampai 2 tahun. Bahkan sampai
20.000 per tahun.

Sapi yang dikeluarkan adalah sapi berkualitas bagus.
Ada yang ke Kalimantan, Lampung, dan beberapa daerah
lainnya di Indonesia. Malah, standar ini diturunkan
menjadi 102 cm pada umur yang sama, sebab sulit
mencari anak sapi yang tingginya 105 cm.

Sekarang kita tinggal punya yang sapi kecil, kerdil.
Kita usahakan bagaimana sapi kita kembali seperti
semula, yang beratnya mencapai 450 kg. Sekarang berat
sapi hanya 275 kg sampai 300 kg.

Penyebab kedua, adanya peraturan pemerintah yang
melarang mengeluarkan sapi potong dari Sulsel yang
beratnya kurang dari 275 kg. Sebenarnya, peraturan
tentang pengeluaran sapi bibit ini tidak masalah
karena tidak diikuti dengan peraturan larangan
mengeluarkan sapi yang tingginya lebih dari 105 cm
pada usia 1,5 sampai 2 tahun.

Sehingga semua sapi yang tingginya lebih dari 105 cm
dengan umur seperti itu terjadi seleksi negatif.

Seperti yang saya katakan, sapi di Sulsel yang tersisi
hanya sapi yang pertumbuhannya lambat, kerdil turun
temurun dan makin kecil sampai sekarang. Nah,
faktor-faktor itulah yang menurunkan kualitas genetik
sapi Bali secara drastis di Sulsel.

Di Sulsel, sapi jenis apa yang paling banyak
dikonsumsi? Dan mengapa terjadi juga penurunan dari
segi jumlah?

Yang paling banyak dikonsumsi adalah sapi Bali dan itu
paling terkenal di masyarakat. Ini karena kualitas
dagingnya yang memang bagus. Tapi, jumlahnya juga
menurun. Ini terjadi karena banyaknya sapi betina yang
dipotong di tempat pemotongan.

Baik sapi betina subur, juga banyak yang bunting.
Jadi, membunuh dua ekor sekaligus. Pemotongan ini
jelas mengurangi jumlah sapi betina.

Sekarang ada kecenderungan bahwa sapi jantan kan mudah
dijual. Justru yang kurang saat ini di Sulsel adalah
sapi pejantan yang bagus. Kalau kita tidak antisipasi
hal ini, maka beberapa tahun yang akan datang
sapi-sapi kita makin kecil jumlahnya.

Berarti masih kurang mendapat perhatian dari
pemerintah daerah?

Mungkin juga demikian. Sebab, kalau pernyataan
gubernur Gorontalo dulu, Fadel Muhammad yang
mengatakan bahwa seandainya dana yang dibelikan sapi
impor diberikan kepada rakyat untuk pembelian dan
perbaikan sapi di sini, maka akan lebih bermanfaat
bagi rakyat.

Nah, sekarang yang diuntungkan pedagang, rakyatnya
tidak. Mereka ini kan membutuhkan bibit sapi yang
bagus. Nyatanya, sekarang tidak diberikan.

Menurut Anda, strategi pemerintah dalam peningkatan
populasi dan kualitas sapi di Sulsel kurang bagus.

Saya kira, sampai saat ini belum tersentuh. Yang mau
diperbaiki kuantitasnya. Meski ada sedikit seperti
impor sapi dari 

[GM2020] Fwd:HP

2008-02-21 Terurut Topik truly S
Semoga info ini bermanfaat
:  To: [EMAIL PROTECTED], Patras [EMAIL PROTECTED],
  [EMAIL PROTECTED]
Date: Mon, 7 Jan 2008 03:30:57 -0800 (PST)
Subject: [RAHAnet] HP


  -Inline Attachment Follows-
  
  FYI information and action/non-action. 
  
  Never, ever answer a cell 
  
  phone while it is being RECHARGED!! 
  A few days ago, a person was recharging his 
  
  cell phone at home. 
  Just at that time, a call came 
  
  in and he answered it with the instrument still connected to the outlet. 
  
  After a few seconds, electricity 
  
  flowed into the cell phone unrestrained and the young man was thrown 
  
  to the ground with a heavy thud. His parents 
  
  rushed to the room only to find him unconscious, 
  
  with a weak 
  
  heartbeat and burnt fingers. 
  
  He was rushed to the nearby hospital, but 
  
  was pronounced dead on arrival. 
  
  Cell phones are a very useful 
  
  modern invention. 
  However, we must be aware that 
  
  it can also be an instrument! of death. 
  Never use the cell phone while it is hooked to 
  
  the electrical outlet! 
  
  __
  Never miss a thing.  Make Yahoo your home page. 
  http://www.yahoo.com/r/hs
  
  


   
-
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.

Re: [GM2020] Re: Berita Duka Turut Berduka

2008-02-21 Terurut Topik ConoFamily
innalillahi wa innailaihi radjiun..
semoga tetap tabahamiinn

VQ

Pada tanggal 21/02/08, pandunusantara [EMAIL PROTECTED] menulis:

   innalillahi wa innailaihi radji'un

 semoga almarhumah digandalan amal ibadahnya dan mendapat tempat yang
 layak disisiNya.
 yang tabah yang bung Siswan...

 Rgrds,
 PN

 --- In gorontalomaju2020@yahoogroups.comgorontalomaju2020%40yahoogroups.com,
 arter datunsolang
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Turut berbelasungkawa atas berpulangya almarhumah DESY PASAI (istri
 dari Siswan Sekretaris Umum BADKO HMI SULUTENGGO, member GM2020),
 almarhumah adalah mahasiswa IAIN Sultan Amai Gorontalo, presenter GOTV
 dan MEMOSA Chanel, menghembuskan nafas terakhir Kamis Pkl.16.45 di
 RS.Malalayang Manado. semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT, dan
 semoga suami dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan
 kekuatan menghadapinya. AMIN
 
  arter  Vanny Sekeluarga
 
 
 
 __
  Be a better friend, newshound, and
  know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now.
 http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ
 

  



Balasan: [GM2020] Gorontalo Export Sapi, SulSel Berkurang Sapi ......

2008-02-21 Terurut Topik hartono hadjarati
bung taufik

dalam waktu dekat ini pemerintah Bonbol rencananya akan membeli sapi bali di 
sulsel, dalam rangka pengadaan bantuan sapi 5000 ekor kepada masyarakat yang 
mana identifikasi penerima sudah dilakukan oleh dinas peternakan bonbol. mudah2 
yang akan membeli dapat bibit yang berkwalitas, dan kalau bisa bung bisa 
dampingi mereka asal tidak asal beli. supaya sapi yang dibeli untuk di 
kembangkan, bukan dijual lagi karena alasan sapi sakit dll.

Taufik Polapa [EMAIL PROTECTED] wrote:   Dear All 
GM2020.
 
 Berikut Artikel yang saya COPAS dari Harian FAJAR
 Makassar, semoga bermanfaat buat Member.
 
 Apakah UNG saat ini sedang Melakukan Penelitian dalam
 Hal Bibit2 Unggul Sapi seperti UNHAS ?
 
 salam
 
 Guru Besar Ilmu Produksi Ternak, Prof Dr Ir H Basit
 Wello,M.Sc
 
 Hasil sensus pertanian pada tahun 1993 menunjukkan
 bahwa populasi ternak sapi dan kerbau di Sulsel hanya
 600 ribu ekor. Suatu angka yang mengejutkan jika
 mengingat di tahun 1979, jumlah sapi dan kerbau
 mencapai lebih satu juta ekor.Bahkan Sulsel menjadi
 penyuplai sapi bibit dan sapi potong di beberapa
 provinsi di Indonesia.
 
 Keadaan sapi Bali yang notabene paling disukai
 masyarakat Sulsel, semakin memprihatinkan. Sebab,
 selain terjadi penurunan jumlah secara drastis juga
 dibarengi dengan penurunan kualitas genetik. Bukan
 tidak mungkin Sulsel terancam mengalami kelangkaan
 sapi.
 
 Mengapa sampai hal itu terjadi dan apa solusinya?
 Berikut wawancara Anggi S Ugart dengan guru besar
 dalam bidang Ilmu Produksi Ternak Potong pada Fakultas
 Peternakan Unhas, Prof Basit Wello usai dikukuhkan
 Kamis, 21 Februari.
 
 Bagaimana sebenarnya kondisi ternak sapi di Sulsel,
 dari segi kuantitasnya dan kualitasnya?
 
 Di Sulsel telah terjadi penurunan kuantitas dan
 kualitas sapi. Sekarang jumlahnya hanya 600.000 ekor
 tahun 1993 lalu, padahal jumlahnya pernah mencapai
 satu juta ekor.
 
 Saya melihat, upaya pemerintah sebatas meningkatkan
 populasi, tapi perbaikan genetik belum ada. Jumlah
 populasi itu pun ditambah sapi dari luar seperti
 Australia dengan sapi Brahman.
 
 Sedangkan sapi kita sendiri yakni sapi Bali itu meski
 kecil memiliki beberapa keistimewaan.
 
 Sapi Indonesia itu memiliki tingkat reproduksi yang
 tinggi sekali, kualitas dagingnya sangat baik sehingga
 disukai oleh masyarakat Sulsel. Bahkan sapi Australia
 lebih rendah kualitas dagingnya dibanding sapi Bali.
 Masalahnya sekarang, di Sulsel saat ini terjadi
 penurunan kuantitas dan kualitas genetik.
 
 Pada 35 tahun lalu, kita mudah memperoleh sapi Bali
 jantan dengan berat badan dewasa sekira 450 kg di
 Enrekang, Sidrap, Bone, Barru, dan Parepare. Tapi
 sekarang untuk mendapatkan sapi Bali yang beratnya 300
 kg saja sangat sulit. Kecuali mungkin di daerah
 pegunungan atau terpencil.
 
 Apa faktor penyebabnya penurunan kualitas genetik
 tersebut?
 
 Ada dua faktor penyebab. Pertama, dulu itu ada
 pengeluaran sapi bibit dari Sulsel dengan tinggi badan
 105 cm pada usia 1,5 sampai 2 tahun. Bahkan sampai
 20.000 per tahun.
 
 Sapi yang dikeluarkan adalah sapi berkualitas bagus.
 Ada yang ke Kalimantan, Lampung, dan beberapa daerah
 lainnya di Indonesia. Malah, standar ini diturunkan
 menjadi 102 cm pada umur yang sama, sebab sulit
 mencari anak sapi yang tingginya 105 cm.
 
 Sekarang kita tinggal punya yang sapi kecil, kerdil.
 Kita usahakan bagaimana sapi kita kembali seperti
 semula, yang beratnya mencapai 450 kg. Sekarang berat
 sapi hanya 275 kg sampai 300 kg.
 
 Penyebab kedua, adanya peraturan pemerintah yang
 melarang mengeluarkan sapi potong dari Sulsel yang
 beratnya kurang dari 275 kg. Sebenarnya, peraturan
 tentang pengeluaran sapi bibit ini tidak masalah
 karena tidak diikuti dengan peraturan larangan
 mengeluarkan sapi yang tingginya lebih dari 105 cm
 pada usia 1,5 sampai 2 tahun.
 
 Sehingga semua sapi yang tingginya lebih dari 105 cm
 dengan umur seperti itu terjadi seleksi negatif.
 
 Seperti yang saya katakan, sapi di Sulsel yang tersisi
 hanya sapi yang pertumbuhannya lambat, kerdil turun
 temurun dan makin kecil sampai sekarang. Nah,
 faktor-faktor itulah yang menurunkan kualitas genetik
 sapi Bali secara drastis di Sulsel.
 
 Di Sulsel, sapi jenis apa yang paling banyak
 dikonsumsi? Dan mengapa terjadi juga penurunan dari
 segi jumlah?
 
 Yang paling banyak dikonsumsi adalah sapi Bali dan itu
 paling terkenal di masyarakat. Ini karena kualitas
 dagingnya yang memang bagus. Tapi, jumlahnya juga
 menurun. Ini terjadi karena banyaknya sapi betina yang
 dipotong di tempat pemotongan.
 
 Baik sapi betina subur, juga banyak yang bunting.
 Jadi, membunuh dua ekor sekaligus. Pemotongan ini
 jelas mengurangi jumlah sapi betina.
 
 Sekarang ada kecenderungan bahwa sapi jantan kan mudah
 dijual. Justru yang kurang saat ini di Sulsel adalah
 sapi pejantan yang bagus. Kalau kita tidak antisipasi
 hal ini, maka beberapa tahun yang akan datang
 sapi-sapi kita makin kecil jumlahnya.
 
 Berarti masih kurang mendapat perhatian dari
 

Re: Balasan: [GM2020] Gorontalo Export Sapi, SulSel Berkurang Sapi ......

2008-02-21 Terurut Topik Mukti Syarif Rivai
Milister,

Tanya Kenapa? beli sapi dari Sulsel yang katanya kualitas genetiknya sudah 
menurun? Oh iya, itu 5000 ekor dibeli dalam setahun ya? Saya liat di Teve 
katanya Tapos nya almarhum punya sapi bibit berkualitas tinggi. kawan-kawan 
dari IPB mungkin bisa kasih info mana yang lebih baik sapi bali dari sulsel ato 
yang di Tapos (lupa nama sapinya) ?

Rgds,
Ari

  - Original Message - 
  From: hartono hadjarati 
  To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, February 22, 2008 11:02 AM
  Subject: Balasan: [GM2020] Gorontalo Export Sapi, SulSel Berkurang Sapi ..


  bung taufik

  dalam waktu dekat ini pemerintah Bonbol rencananya akan membeli sapi bali di 
sulsel, dalam rangka pengadaan bantuan sapi 5000 ekor kepada masyarakat yang 
mana identifikasi penerima sudah dilakukan oleh dinas peternakan bonbol. mudah2 
yang akan membeli dapat bibit yang berkwalitas, dan kalau bisa bung bisa 
dampingi mereka asal tidak asal beli. supaya sapi yang dibeli untuk di 
kembangkan, bukan dijual lagi karena alasan sapi sakit dll.

  Taufik Polapa [EMAIL PROTECTED] wrote:

Dear All GM2020.

Berikut Artikel yang saya COPAS dari Harian FAJAR
Makassar, semoga bermanfaat buat Member.

Apakah UNG saat ini sedang Melakukan Penelitian dalam
Hal Bibit2 Unggul Sapi seperti UNHAS ?

salam

Guru Besar Ilmu Produksi Ternak, Prof Dr Ir H Basit
Wello,M.Sc

Hasil sensus pertanian pada tahun 1993 menunjukkan
bahwa populasi ternak sapi dan kerbau di Sulsel hanya
600 ribu ekor. Suatu angka yang mengejutkan jika
mengingat di tahun 1979, jumlah sapi dan kerbau
mencapai lebih satu juta ekor.Bahkan Sulsel menjadi
penyuplai sapi bibit dan sapi potong di beberapa
provinsi di Indonesia.

Keadaan sapi Bali yang notabene paling disukai
masyarakat Sulsel, semakin memprihatinkan. Sebab,
selain terjadi penurunan jumlah secara drastis juga
dibarengi dengan penurunan kualitas genetik. Bukan
tidak mungkin Sulsel terancam mengalami kelangkaan
sapi.

Mengapa sampai hal itu terjadi dan apa solusinya?
Berikut wawancara Anggi S Ugart dengan guru besar
dalam bidang Ilmu Produksi Ternak Potong pada Fakultas
Peternakan Unhas, Prof Basit Wello usai dikukuhkan
Kamis, 21 Februari.

Bagaimana sebenarnya kondisi ternak sapi di Sulsel,
dari segi kuantitasnya dan kualitasnya?

Di Sulsel telah terjadi penurunan kuantitas dan
kualitas sapi. Sekarang jumlahnya hanya 600.000 ekor
tahun 1993 lalu, padahal jumlahnya pernah mencapai
satu juta ekor.

Saya melihat, upaya pemerintah sebatas meningkatkan
populasi, tapi perbaikan genetik belum ada. Jumlah
populasi itu pun ditambah sapi dari luar seperti
Australia dengan sapi Brahman.

Sedangkan sapi kita sendiri yakni sapi Bali itu meski
kecil memiliki beberapa keistimewaan.

Sapi Indonesia itu memiliki tingkat reproduksi yang
tinggi sekali, kualitas dagingnya sangat baik sehingga
disukai oleh masyarakat Sulsel. Bahkan sapi Australia
lebih rendah kualitas dagingnya dibanding sapi Bali.
Masalahnya sekarang, di Sulsel saat ini terjadi
penurunan kuantitas dan kualitas genetik.

Pada 35 tahun lalu, kita mudah memperoleh sapi Bali
jantan dengan berat badan dewasa sekira 450 kg di
Enrekang, Sidrap, Bone, Barru, dan Parepare. Tapi
sekarang untuk mendapatkan sapi Bali yang beratnya 300
kg saja sangat sulit. Kecuali mungkin di daerah
pegunungan atau terpencil.

Apa faktor penyebabnya penurunan kualitas genetik
tersebut?

Ada dua faktor penyebab. Pertama, dulu itu ada
pengeluaran sapi bibit dari Sulsel dengan tinggi badan
105 cm pada usia 1,5 sampai 2 tahun. Bahkan sampai
20.000 per tahun.

Sapi yang dikeluarkan adalah sapi berkualitas bagus.
Ada yang ke Kalimantan, Lampung, dan beberapa daerah
lainnya di Indonesia. Malah, standar ini diturunkan
menjadi 102 cm pada umur yang sama, sebab sulit
mencari anak sapi yang tingginya 105 cm.

Sekarang kita tinggal punya yang sapi kecil, kerdil.
Kita usahakan bagaimana sapi kita kembali seperti
semula, yang beratnya mencapai 450 kg. Sekarang berat
sapi hanya 275 kg sampai 300 kg.

Penyebab kedua, adanya peraturan pemerintah yang
melarang mengeluarkan sapi potong dari Sulsel yang
beratnya kurang dari 275 kg. Sebenarnya, peraturan
tentang pengeluaran sapi bibit ini tidak masalah
karena tidak diikuti dengan peraturan larangan
mengeluarkan sapi yang tingginya lebih dari 105 cm
pada usia 1,5 sampai 2 tahun.

Sehingga semua sapi yang tingginya lebih dari 105 cm
dengan umur seperti itu terjadi seleksi negatif.

Seperti yang saya katakan, sapi di Sulsel yang tersisi
hanya sapi yang pertumbuhannya lambat, kerdil turun
temurun dan makin kecil sampai sekarang. Nah,
faktor-faktor itulah yang menurunkan kualitas genetik
sapi Bali secara drastis di Sulsel.

Di Sulsel, sapi 

Balasan: Re: Balasan: [GM2020] Gorontalo Export Sapi, SulSel Berkurang Sapi ......

2008-02-21 Terurut Topik hartono hadjarati
alasan utamanya untuk beli sapi disana karena untuk dapat memenuhi kuota 5000 
ekor itu dan soal kwalitas bibitnya se pengetahuan mereka masih bagus dibanding 
daerah lain, diperkirakan 5000 ekor itu sudah diterima masyarakat tahun ini 
juga.

Mukti Syarif Rivai [EMAIL PROTECTED] wrote:      
Milister,
  
 Tanya Kenapa? beli sapi dari Sulsel yang katanya  kualitas genetiknya sudah 
menurun? Oh iya, itu 5000 ekor dibeli dalam  setahun ya? Saya liat di Teve 
katanya Tapos nya almarhum punya sapi bibit  berkualitas tinggi. kawan-kawan 
dari IPB mungkin bisa kasih info mana yang lebih  baik sapi bali dari sulsel 
ato yang di Tapos (lupa nama  sapinya) ?
  
 Rgds,
 Ari
  
- Original Message - 
   From:hartonohadjarati 
   To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
   Sent: Friday, February 22, 2008 11:02AM
   Subject: Balasan: [GM2020] GorontaloExport Sapi, SulSel Berkurang Sapi 
..
   

  bung taufik

dalam waktu dekat ini pemerintah Bonbol rencananya akanmembeli sapi bali di 
sulsel, dalam rangka pengadaan bantuan sapi 5000 ekorkepada masyarakat yang 
mana identifikasi penerima sudah dilakukan oleh dinaspeternakan bonbol. 
mudah2 yang akan membeli dapat bibit yang berkwalitas, dankalau bisa bung 
bisa dampingi mereka asal tidak asal beli. supaya sapi yangdibeli untuk di 
kembangkan, bukan dijual lagi karena alasan sapi sakitdll.

Taufik Polapa [EMAIL PROTECTED] wrote:   
  Dear All GM2020.

Berikut Artikel yang saya COPAS dari Harian  FAJAR
Makassar, semoga bermanfaat buat Member.

Apakah UNG saat ini  sedang Melakukan Penelitian dalam
Hal Bibit2 Unggul Sapi seperti UNHAS  ?

salam

Guru Besar Ilmu Produksi Ternak, Prof Dr Ir H  Basit
Wello,M.Sc

Hasil sensus pertanian pada tahun 1993  menunjukkan
bahwa populasi ternak sapi dan kerbau di Sulsel hanya
600  ribu ekor. Suatu angka yang mengejutkan jika
mengingat di tahun 1979,  jumlah sapi dan kerbau
mencapai lebih satu juta ekor.Bahkan Sulsel  menjadi
penyuplai sapi bibit dan sapi potong di beberapa
provinsi di  Indonesia.

Keadaan sapi Bali yang notabene paling  disukai
masyarakat Sulsel, semakin memprihatinkan. Sebab,
selain  terjadi penurunan jumlah secara drastis juga
dibarengi dengan penurunan  kualitas genetik. Bukan
tidak mungkin Sulsel terancam mengalami  kelangkaan
sapi.

Mengapa sampai hal itu terjadi dan apa  solusinya?
Berikut wawancara Anggi S Ugart dengan guru besar
dalam  bidang Ilmu Produksi Ternak Potong pada Fakultas
Peternakan Unhas, Prof  Basit Wello usai dikukuhkan
Kamis, 21 Februari.

Bagaimana  sebenarnya kondisi ternak sapi di Sulsel,
dari segi kuantitasnya dan  kualitasnya?

Di Sulsel telah terjadi penurunan kuantitas  dan
kualitas sapi. Sekarang jumlahnya hanya 600.000 ekor
tahun 1993  lalu, padahal jumlahnya pernah mencapai
satu juta ekor.

Saya  melihat, upaya pemerintah sebatas meningkatkan
populasi, tapi perbaikan  genetik belum ada. Jumlah
populasi itu pun ditambah sapi dari luar  seperti
Australia dengan sapi Brahman.

Sedangkan sapi kita sendiri  yakni sapi Bali itu meski
kecil memiliki beberapa  keistimewaan.

Sapi Indonesia itu memiliki tingkat reproduksi  yang
tinggi sekali, kualitas dagingnya sangat baik sehingga
disukai  oleh masyarakat Sulsel. Bahkan sapi Australia
lebih rendah kualitas  dagingnya dibanding sapi Bali.
Masalahnya sekarang, di Sulsel saat ini  terjadi
penurunan kuantitas dan kualitas genetik.

Pada 35 tahun  lalu, kita mudah memperoleh sapi Bali
jantan dengan berat badan dewasa  sekira 450 kg di
Enrekang, Sidrap, Bone, Barru, dan Parepare.  Tapi
sekarang untuk mendapatkan sapi Bali yang beratnya 300
kg saja  sangat sulit. Kecuali mungkin di daerah
pegunungan atau  terpencil.

Apa faktor penyebabnya penurunan kualitas  genetik
tersebut?

Ada dua faktor penyebab. Pertama, dulu itu  ada
pengeluaran sapi bibit dari Sulsel dengan tinggi badan
105 cm pada  usia 1,5 sampai 2 tahun. Bahkan sampai
20.000 per tahun.

Sapi yang  dikeluarkan adalah sapi berkualitas bagus.
Ada yang ke Kalimantan,  Lampung, dan beberapa daerah
lainnya di Indonesia. Malah, standar ini  diturunkan
menjadi 102 cm pada umur yang sama, sebab sulit
mencari  anak sapi yang tingginya 105 cm.

Sekarang kita tinggal punya yang  sapi kecil, kerdil.
Kita usahakan bagaimana sapi kita kembali  seperti
semula, yang beratnya mencapai 450 kg. Sekarang berat
sapi  hanya 275 kg sampai 300 kg.

Penyebab kedua, adanya peraturan  pemerintah yang
melarang mengeluarkan sapi potong dari Sulsel  yang
beratnya kurang dari 275 kg. Sebenarnya, peraturan
tentang  pengeluaran sapi bibit ini tidak masalah
karena tidak diikuti dengan  peraturan larangan
mengeluarkan sapi yang tingginya lebih dari 105  cm
pada usia 1,5 sampai 2 tahun.

Sehingga semua sapi yang  tingginya lebih 

Re: [GM2020] Berita Duka Turut Berduka

2008-02-21 Terurut Topik taufan priyono
Innalillahi Wainnailaihi Rojiun

Kami sekeluarga mengucapkan turut berduka cita atas
berpulangnya kakek vany dan arter, semoga amal
ibadahnya diterima Allah SWT.Amin

Taufan P Modjo
Jakarta



--- Rahman Dako [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Teman-teman,
 
 Innalillahi Wainnailaihi Roji'un
 
 Duka yang sama datang dari Vany dan Arter tengah
 malam tadi.  Kakeknya, Jusuf Halalutu, meninggal
 dunia tadi malam di Heledulaa.  Beliau adalah Guru
 Terbaik di Gorontalo, melahirkan banyak guru-guru di
 Gorontalo seperti: Prof. Musa, Prof. Nani dan Jasin,
 dll dengan julukan beliau adalah si kamus berjalan.
 
 Semoga keluarga yang ditinggalkan tabah menghadapi
 cobaan ini.
 
 Salam,
 AGA
 
 
 - Original Message 
 From: Tuturuga [EMAIL PROTECTED]
 To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
 Sent: Thursday, February 21, 2008 9:10:20 PM
 Subject: Re: [GM2020] Berita Duka  Turut Berduka
 
   
 Innalillahi Wainnailaihi Roji'un
 
 =t=
 
 --- arter datunsolang [EMAIL PROTECTED] com wrote:
 
  Turut berbelasungkawa atas berpulangya almarhumah
  DESY PASAI (istri dari Siswan Sekretaris Umum
 BADKO
  HMI SULUTENGGO, member GM2020), almarhumah adalah
  mahasiswa IAIN Sultan Amai Gorontalo, presenter
 GOTV
  dan MEMOSA Chanel, menghembuskan nafas terakhir
  Kamis Pkl.16.45 di RS.Malalayang Manado. semoga
 amal
  ibadahnya diterima Allah SWT, dan semoga suami dan
  keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan
  kekuatan menghadapinya. AMIN
  
  arter  Vanny Sekeluarga
  
  
   
 
  _ _ _ _
 _ _
  Be a better friend, newshound, and 
  know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now. 
 
 http://mobile. yahoo.com/ ;_ylt=Ahu06i62sR
 8HDtDypao8Wcj9tA cJ
  
  
 
  _ _ _ _
 _ _
 Be a better friend, newshound, and 
 know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now. 
 http://mobile. yahoo.com/ ;_ylt=Ahu06i62sR
 8HDtDypao8Wcj9tA cJ 
 
 
 
   
 !--
 
 #ygrp-mkp{
 border:1px solid
 #d8d8d8;font-family:Arial;margin:14px
 0px;padding:0px 14px;}
 #ygrp-mkp hr{
 border:1px solid #d8d8d8;}
 #ygrp-mkp #hd{

color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:bold;line-height:122%;margin:10px
 0px;}
 #ygrp-mkp #ads{
 margin-bottom:10px;}
 #ygrp-mkp .ad{
 padding:0 0;}
 #ygrp-mkp .ad a{
 color:#ff;text-decoration:none;}
 --
 
 !--
 
 #ygrp-sponsor #ygrp-lc{
 font-family:Arial;}
 #ygrp-sponsor #ygrp-lc #hd{
 margin:10px

0px;font-weight:bold;font-size:78%;line-height:122%;}
 #ygrp-sponsor #ygrp-lc .ad{
 margin-bottom:10px;padding:0 0;}
 --
 
 !--
 
 #ygrp-mlmsg {font-size:13px;font-family:arial,
 helvetica, clean, sans-serif;}
 #ygrp-mlmsg table {font-size:inherit;font:100%;}
 #ygrp-mlmsg select, input, textarea {font:99% arial,
 helvetica, clean, sans-serif;}
 #ygrp-mlmsg pre, code {font:115% monospace;}
 #ygrp-mlmsg * {line-height:1.22em;}
 #ygrp-text{
 font-family:Georgia;
 }
 #ygrp-text p{
 margin:0 0 1em 0;}
 #ygrp-tpmsgs{
 font-family:Arial;
 clear:both;}
 #ygrp-vitnav{

padding-top:10px;font-family:Verdana;font-size:77%;margin:0;}
 #ygrp-vitnav a{
 padding:0 1px;}
 #ygrp-actbar{
 clear:both;margin:25px
 0;white-space:nowrap;color:#666;text-align:right;}
 #ygrp-actbar .left{
 float:left;white-space:nowrap;}
 .bld{font-weight:bold;}
 #ygrp-grft{
 font-family:Verdana;font-size:77%;padding:15px 0;}
 #ygrp-ft{
 font-family:verdana;font-size:77%;border-top:1px
 solid #666;
 padding:5px 0;
 }
 #ygrp-mlmsg #logo{
 padding-bottom:10px;}
 
 #ygrp-vital{

background-color:#e0ecee;margin-bottom:20px;padding:2px
 0 8px 8px;}
 #ygrp-vital #vithd{

font-size:77%;font-family:Verdana;font-weight:bold;color:#333;text-transform:uppercase;}
 #ygrp-vital ul{
 padding:0;margin:2px 0;}
 #ygrp-vital ul li{
 list-style-type:none;clear:both;border:1px solid
 #e0ecee;
 }
 #ygrp-vital ul li .ct{

font-weight:bold;color:#ff7900;float:right;width:2em;text-align:right;padding-right:.5em;}
 #ygrp-vital ul li .cat{
 font-weight:bold;}
 #ygrp-vital a{
 text-decoration:none;}
 
 #ygrp-vital a:hover{
 text-decoration:underline;}
 
 #ygrp-sponsor #hd{
 color:#999;font-size:77%;}
 #ygrp-sponsor #ov{
 padding:6px
 13px;background-color:#e0ecee;margin-bottom:20px;}
 #ygrp-sponsor #ov ul{
 padding:0 0 0 8px;margin:0;}
 #ygrp-sponsor #ov li{
 list-style-type:square;padding:6px 0;font-size:77%;}
 #ygrp-sponsor #ov li a{
 text-decoration:none;font-size:130%;}
 #ygrp-sponsor #nc{
 background-color:#eee;margin-bottom:20px;padding:0
 8px;}
 #ygrp-sponsor .ad{
 padding:8px 0;}
 #ygrp-sponsor .ad #hd1{

font-family:Arial;font-weight:bold;color:#628c2a;font-size:100%;line-height:122%;}
 #ygrp-sponsor .ad a{
 text-decoration:none;}
 #ygrp-sponsor .ad a:hover{
 text-decoration:underline;}
 #ygrp-sponsor .ad p{
 margin:0;}
 o{font-size:0;}
 .MsoNormal{
 margin:0 0 0 0;}
 #ygrp-text tt{
 font-size:120%;}
 blockquote{margin:0 0 0 4px;}
 .replbq{margin:4;}
 --
 
 
 
 
 
 
  


 Be a better 

Re: Balasan: Re: Balasan: [GM2020] Gorontalo Export Sapi, SulSel Berkurang Sapi ......

2008-02-21 Terurut Topik Taufik Polapa
Bung Hartono,

Info mengenai Pembelian Sapi Pemda Gorontalo ke Pemda
Sulsel saya sudah dengar sudah lama, terlebih lagi
Jagung, berdasarkan Info yang saya dapatkan dari para
Petani Jagung bahwa Jagung2 Dengan Kwalitas Terbaik
dari Takalar dan Daerah Lainnya di Sulsel di Jual ke
Pemda Gorontalo utk mendapatkan Label Export Ke luar
dari Pemerintah Gorontalo.

Hal ini saya cari tahu karena saya jg Bingung ternyata
Petani Jagung Gorontalo tdk Bisa mencukupi Kebutuhan
Jagung utk di Export Bahkan saya dengar Mungkin KTI
(Kawasan Timur Indonesia) Utk product Jagung Jika akan
di Export Keluar Harus Melalui Pemerintah Gorontalo
yang sudah menjadi Trade Mark. Hal ini di Ikuti dengan
Kebijakan Export SAPI oleh FADEL. Dan tentunya SAPI2
BALI dari SULSEL tentunya Jika Gorontalo Berhasil
Memunculkan Brand Daerah Pengekspor SAPI maka sapi2 di
KTI akan di Export Pula melalui Pemda Gorontalo
seperti layaknya Jagung.

Makanya Saya tidak Heran Jika Pemda Gtlo akan membeli
Sapi sebanyak 5000 Ekor di SULSEL yang ke depan akan
di EKSPOR ke luar dan tentunya dengan Harga yang
tinggi.

Semoga dengan semakin Minimny Stok Sapi di SULSEL Gtlo
bisa melirik daerah lain lagi.

Wassalam


Taufik


--- hartono hadjarati [EMAIL PROTECTED] wrote:

 alasan utamanya untuk beli sapi disana karena untuk
 dapat memenuhi kuota 5000 ekor itu dan soal kwalitas
 bibitnya se pengetahuan mereka masih bagus dibanding
 daerah lain, diperkirakan 5000 ekor itu sudah
 diterima masyarakat tahun ini juga.
 
 Mukti Syarif Rivai [EMAIL PROTECTED] wrote:   
   
 Milister,
   
  Tanya Kenapa? beli sapi dari Sulsel yang katanya 
 kualitas genetiknya sudah menurun? Oh iya, itu 5000
 ekor dibeli dalam  setahun ya? Saya liat di Teve
 katanya Tapos nya almarhum punya sapi bibit 
 berkualitas tinggi. kawan-kawan dari IPB mungkin
 bisa kasih info mana yang lebih  baik sapi bali dari
 sulsel ato yang di Tapos (lupa nama  sapinya) ?
   
  Rgds,
  Ari
   
 - Original Message - 
From:hartonohadjarati 
To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Sent: Friday, February 22, 2008 11:02AM
Subject: Balasan: [GM2020] GorontaloExport
 Sapi, SulSel Berkurang Sapi ..

 
   bung taufik
 
 dalam waktu dekat ini pemerintah Bonbol rencananya
 akanmembeli sapi bali di sulsel, dalam rangka
 pengadaan bantuan sapi 5000 ekorkepada
 masyarakat yang mana identifikasi penerima sudah
 dilakukan oleh dinaspeternakan bonbol. mudah2
 yang akan membeli dapat bibit yang berkwalitas, dan 
   kalau bisa bung bisa dampingi mereka asal tidak
 asal beli. supaya sapi yangdibeli untuk di
 kembangkan, bukan dijual lagi karena alasan sapi
 sakitdll.
 
 Taufik Polapa [EMAIL PROTECTED] wrote:   
   Dear All GM2020.
 
 Berikut Artikel yang saya COPAS dari Harian 
 FAJAR
 Makassar, semoga bermanfaat buat Member.
 
 Apakah UNG saat ini  sedang Melakukan Penelitian
 dalam
 Hal Bibit2 Unggul Sapi seperti UNHAS  ?
 
 salam
 
 Guru Besar Ilmu Produksi Ternak, Prof Dr Ir H 
 Basit
 Wello,M.Sc
 
 Hasil sensus pertanian pada tahun 1993 
 menunjukkan
 bahwa populasi ternak sapi dan kerbau di Sulsel
 hanya
 600  ribu ekor. Suatu angka yang mengejutkan
 jika
 mengingat di tahun 1979,  jumlah sapi dan kerbau
 mencapai lebih satu juta ekor.Bahkan Sulsel 
 menjadi
 penyuplai sapi bibit dan sapi potong di beberapa
 provinsi di  Indonesia.
 
 Keadaan sapi Bali yang notabene paling  disukai
 masyarakat Sulsel, semakin memprihatinkan. Sebab,
 selain  terjadi penurunan jumlah secara drastis
 juga
 dibarengi dengan penurunan  kualitas genetik.
 Bukan
 tidak mungkin Sulsel terancam mengalami 
 kelangkaan
 sapi.
 
 Mengapa sampai hal itu terjadi dan apa 
 solusinya?
 Berikut wawancara Anggi S Ugart dengan guru besar
 dalam  bidang Ilmu Produksi Ternak Potong pada
 Fakultas
 Peternakan Unhas, Prof  Basit Wello usai
 dikukuhkan
 Kamis, 21 Februari.
 
 Bagaimana  sebenarnya kondisi ternak sapi di
 Sulsel,
 dari segi kuantitasnya dan  kualitasnya?
 
 Di Sulsel telah terjadi penurunan kuantitas  dan
 kualitas sapi. Sekarang jumlahnya hanya 600.000 ekor
 tahun 1993  lalu, padahal jumlahnya pernah
 mencapai
 satu juta ekor.
 
 Saya  melihat, upaya pemerintah sebatas
 meningkatkan
 populasi, tapi perbaikan  genetik belum ada.
 Jumlah
 populasi itu pun ditambah sapi dari luar 
 seperti
 Australia dengan sapi Brahman.
 
 Sedangkan sapi kita sendiri  yakni sapi Bali itu
 meski
 kecil memiliki beberapa  keistimewaan.
 
 Sapi Indonesia itu memiliki tingkat reproduksi 
 yang
 tinggi sekali, kualitas dagingnya sangat baik
 sehingga
 disukai  oleh masyarakat Sulsel. Bahkan sapi
 Australia
 lebih rendah kualitas  dagingnya dibanding sapi
 Bali.
 Masalahnya sekarang, di Sulsel saat ini  terjadi
 penurunan kuantitas dan kualitas genetik.
 
 Pada 35 tahun  lalu, kita mudah memperoleh sapi
 Bali
 jantan dengan berat badan 

Re: Balasan: Re: Balasan: [GM2020] Gorontalo Export Sapi, SulSel Berkurang Sapi ......

2008-02-21 Terurut Topik Mukti Syarif Rivai
Bung Icky,

Alhandulillah, cikal bakal Singapura yang nggak punya apa-apa tapi punya 
stock banyak barang untuk export mulai keliatan nih di Gorontalo. Semoga 
komoditinya semakin bertambah ya... amiin.


  - Original Message - 
  From: Taufik Polapa 
  To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, February 22, 2008 1:24 PM
  Subject: Re: Balasan: Re: Balasan: [GM2020] Gorontalo Export Sapi, SulSel 
Berkurang Sapi ..


  Bung Hartono,

  Info mengenai Pembelian Sapi Pemda Gorontalo ke Pemda
  Sulsel saya sudah dengar sudah lama, terlebih lagi
  Jagung, berdasarkan Info yang saya dapatkan dari para
  Petani Jagung bahwa Jagung2 Dengan Kwalitas Terbaik
  dari Takalar dan Daerah Lainnya di Sulsel di Jual ke
  Pemda Gorontalo utk mendapatkan Label Export Ke luar
  dari Pemerintah Gorontalo.

  Hal ini saya cari tahu karena saya jg Bingung ternyata
  Petani Jagung Gorontalo tdk Bisa mencukupi Kebutuhan
  Jagung utk di Export Bahkan saya dengar Mungkin KTI
  (Kawasan Timur Indonesia) Utk product Jagung Jika akan
  di Export Keluar Harus Melalui Pemerintah Gorontalo
  yang sudah menjadi Trade Mark. Hal ini di Ikuti dengan
  Kebijakan Export SAPI oleh FADEL. Dan tentunya SAPI2
  BALI dari SULSEL tentunya Jika Gorontalo Berhasil
  Memunculkan Brand Daerah Pengekspor SAPI maka sapi2 di
  KTI akan di Export Pula melalui Pemda Gorontalo
  seperti layaknya Jagung.

  Makanya Saya tidak Heran Jika Pemda Gtlo akan membeli
  Sapi sebanyak 5000 Ekor di SULSEL yang ke depan akan
  di EKSPOR ke luar dan tentunya dengan Harga yang
  tinggi.

  Semoga dengan semakin Minimny Stok Sapi di SULSEL Gtlo
  bisa melirik daerah lain lagi.

  Wassalam

  Taufik

  --- hartono hadjarati [EMAIL PROTECTED] wrote:

   alasan utamanya untuk beli sapi disana karena untuk
   dapat memenuhi kuota 5000 ekor itu dan soal kwalitas
   bibitnya se pengetahuan mereka masih bagus dibanding
   daerah lain, diperkirakan 5000 ekor itu sudah
   diterima masyarakat tahun ini juga.
   
   Mukti Syarif Rivai [EMAIL PROTECTED] wrote: 
    
   Milister,
   
   Tanya Kenapa? beli sapi dari Sulsel yang katanya 
   kualitas genetiknya sudah menurun? Oh iya, itu 5000
   ekor dibeli dalam setahun ya? Saya liat di Teve
   katanya Tapos nya almarhum punya sapi bibit 
   berkualitas tinggi. kawan-kawan dari IPB mungkin
   bisa kasih info mana yang lebih baik sapi bali dari
   sulsel ato yang di Tapos (lupa nama sapinya) ?
   
   Rgds,
   Ari
   
   - Original Message - 
   From: hartono hadjarati 
   To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com 
   Sent: Friday, February 22, 2008 11:02 AM
   Subject: Balasan: [GM2020] Gorontalo Export
   Sapi, SulSel Berkurang Sapi ..
   
   
   bung taufik
   
   dalam waktu dekat ini pemerintah Bonbol rencananya
   akan membeli sapi bali di sulsel, dalam rangka
   pengadaan bantuan sapi 5000 ekor kepada
   masyarakat yang mana identifikasi penerima sudah
   dilakukan oleh dinas peternakan bonbol. mudah2
   yang akan membeli dapat bibit yang berkwalitas, dan 
   kalau bisa bung bisa dampingi mereka asal tidak
   asal beli. supaya sapi yang dibeli untuk di
   kembangkan, bukan dijual lagi karena alasan sapi
   sakit dll.
   
   Taufik Polapa [EMAIL PROTECTED] wrote: 
   Dear All GM2020.
   
   Berikut Artikel yang saya COPAS dari Harian 
   FAJAR
   Makassar, semoga bermanfaat buat Member.
   
   Apakah UNG saat ini sedang Melakukan Penelitian
   dalam
   Hal Bibit2 Unggul Sapi seperti UNHAS ?
   
   salam
   
   Guru Besar Ilmu Produksi Ternak, Prof Dr Ir H 
   Basit
   Wello,M.Sc
   
   Hasil sensus pertanian pada tahun 1993 
   menunjukkan
   bahwa populasi ternak sapi dan kerbau di Sulsel
   hanya
   600 ribu ekor. Suatu angka yang mengejutkan
   jika
   mengingat di tahun 1979, jumlah sapi dan kerbau
   mencapai lebih satu juta ekor.Bahkan Sulsel 
   menjadi
   penyuplai sapi bibit dan sapi potong di beberapa
   provinsi di Indonesia.
   
   Keadaan sapi Bali yang notabene paling disukai
   masyarakat Sulsel, semakin memprihatinkan. Sebab,
   selain terjadi penurunan jumlah secara drastis
   juga
   dibarengi dengan penurunan kualitas genetik.
   Bukan
   tidak mungkin Sulsel terancam mengalami 
   kelangkaan
   sapi.
   
   Mengapa sampai hal itu terjadi dan apa 
   solusinya?
   Berikut wawancara Anggi S Ugart dengan guru besar
   dalam bidang Ilmu Produksi Ternak Potong pada
   Fakultas
   Peternakan Unhas, Prof Basit Wello usai
   dikukuhkan
   Kamis, 21 Februari.
   
   Bagaimana sebenarnya kondisi ternak sapi di
   Sulsel,
   dari segi kuantitasnya dan kualitasnya?
   
   Di Sulsel telah terjadi penurunan kuantitas dan
   kualitas sapi. Sekarang jumlahnya hanya 600.000 ekor
   tahun 1993 lalu, padahal jumlahnya pernah
   mencapai
   satu juta ekor.
   
   Saya melihat, upaya pemerintah sebatas
   meningkatkan
   populasi, tapi perbaikan genetik belum ada.
   Jumlah
   populasi itu pun ditambah sapi dari luar 
   seperti
   Australia dengan sapi Brahman.
   
   Sedangkan sapi kita sendiri yakni 

Re: [GM2020] Re: Berita Duka Turut Berduka

2008-02-21 Terurut Topik Yusuf Ruchban
Kawanku,
Mati adalah syarat orang yang mau hidup.
karena hanya dengan mati kita sadar bahwa kita pernah hidup
Minha Nui' dukum Waminha Nuhrijukum

Semoga Allah memberikan Tempat yang muliah disisinya buat Almarhumah.
dan Bung Siwan serta keluarga diberikan ketabahan.
dari kawan
Ucup ruchban


- Original Message 
From: pandunusantara [EMAIL PROTECTED]
To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Sent: Friday, February 22, 2008 12:32:38 AM
Subject: [GM2020] Re: Berita Duka  Turut Berduka

innalillahi wa innailaihi radji'un

semoga almarhumah digandalan amal ibadahnya dan mendapat tempat yang
layak disisiNya. 
yang tabah yang bung Siswan...

Rgrds,
PN

--- In gorontalomaju2020@ yahoogroups. com, arter datunsolang
[EMAIL PROTECTED]  wrote:

 Turut berbelasungkawa atas berpulangya almarhumah DESY PASAI (istri
dari Siswan Sekretaris Umum BADKO HMI SULUTENGGO, member GM2020),
almarhumah adalah mahasiswa IAIN Sultan Amai Gorontalo, presenter GOTV
dan MEMOSA Chanel, menghembuskan nafas terakhir Kamis Pkl.16.45 di
RS.Malalayang Manado. semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT, dan
semoga suami dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan
kekuatan menghadapinya. AMIN
 
 arter  Vanny Sekeluarga
 
 
 
 _ _ _ _ _ _
 Be a better friend, newshound, and 
 know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. 
http://mobile. yahoo.com/ ;_ylt=Ahu06i62sR 8HDtDypao8Wcj9tA cJ






  

Looking for last minute shopping deals?  
Find them fast with Yahoo! Search.  
http://tools.search.yahoo.com/newsearch/category.php?category=shopping