[GM2020] Mohon Bantuan Informan Kunci
Dear All Mohon bantuan teman-teman dimana saja. Saya sekarang ini akan melakukan penelitian Artikulasi Pengetahuan Indigenous dalam Pemanfaatan Hutan Sebagai Representasi Budaya Gorontalo. Saya lagi butuh informan kunci, seorang ahli antropologi, sosiolog Gorontalo yang paham tentang kearifan lokal (local wisdom) Gorontalo dalam memanfaatkan sumberdaya alam terutama hutan. Mungkin ada diantara teman-teman yang merekomendasikan nama yang bisa saya jadikan salah satu informan kunci? Terima kasih ID - Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search.
[GM2020] Re:Quo Vadis HPMIG
Assalamualaikum Sepertinya perdebatan tentang Quo Vadis HPMIG yang saya baca menarik sekali, selain terlihat jujur, ilimu 99 sangat berani, meskipun dengan konsekuensi dipertanyakan identitasnya (bahkan variabel identitas dan segala turunannya menjadi fokus isu pada tema Quo Vadis HPMIG) Beberapa member milis menanyakan identitas ilimu 99. saya pikir hal itu sangat wajar (apalagi jika member yang mempertanyakan itu merupakan pendukung setia saudara funco, pacarnya saudara funco, atau mungkin pengurus PB HPMIG), bahkan salah satu member mengatakan telah mencari biodata ilimu namun tidak ada (saya menyarankan untuk ditanya ke para moderator/admin) Meskipun identitas ilimu 99 tidak jelas kelaminnya, hal tersebut tentunya tidak harus menggangu kita semua untuk menanggapi suatu tema secara substansial..saya ingat salah satu hadits jangan lihat siapa yang mengatakan, tapi ambil (hal2 baik) dari yang disampaikan olehnya itu saya ingin menyampaikan beberapa hal ; 1.Melalui millis ini saya turut berduka atas wafatnya ibunda dari Ketua umum PB HPMIG. 2. saya ingin mengomentari beberapa pikiran dan pertanyaan dari member millis lainnya tentang tema Quo Vadis HPMIG. Pertama ; Jika kita menjadikan masa kepemimpinan Pak Suharso Monoarfa yang menjabat Ketua Umum PB HPMIG selama 15 tahun sebagai tolak ukur bahwa ketika seseorang yang sebenarnya telah habis masa jabatannya namun belum sesegera mungkin menyelenggarakan mekanisme organisasinya (Muscab / Mubes) sebagai sesuatu hal yang biasa (lumrah) karena ternyata ada yang lebih lama dr saudara funco yaitu pak suharso, maka hal tersebut sungguhlah keliru, hal-hal dimasa lalu yang positif wajib diambil begitupun sebaliknya jika negatif maka tidak layak dicontoh. menjustifikasi sesuatu yang keliru adalah falacy!- jika tidak ingin dikatakan emosional menanggapi ilimu 99 - Kedua ; Organisasi HPMIG sebagaimana organisasi2 lainnya tentu mempunyai pedoman/aturan/qanun organisasi yaitu AD dan ART. sejatinya jika organisasi tersebut ingin maju dan berkembang, maka aturan-aturan organisasi tidak dapat di sepelekan/di negasikan hanya karena persoalan2 yang sifatnya personal, karena itulah rule of the game yang tentunya bersifat rigid dan harus dihormati secara kolektif oleh semua kader. ketiga ; Sepertinya kita harus senantiasa menjawab persoalan dengan argumentasi yang pas juga tepat sasaran. mengalihkan wacana kepada hal2 yang tidak substansi justru mengaburkan inti masalah. hemat saya ada beberapa inti masalah dari pikiran member ilimu 99 yaitu; 1. apakah masa kepemimpinan saudara funco inkonstitusional atau tidak? perlu diberi sangsi atau tidak dst, dst.. 2.Penjelasan tentang kejelasan kapan Mubes akan dilaksanakan serta klarifikasinya perlu dilakukan oleh saudara funco baik diminta atau tidak dst..dst.. Keempat ; ada pemikiran yang konstruktif dari salah satu member millis ini yang menyatakan bahwa jika pendanaan HPMIG lebih banyak bersumber dari kas daerah (APBD) maka paling tidak program2 yang ditawarkan oleh HPMIG sebaiknya menyentuh persoalan2 masyarakat gorontalo, dan juga yang tidak kalah penting adalah akuntabilitas dan transparansi penggunaan dan tersebut. Pemikiran ini menurut saya tentu harus diterjemahkan secara konkrit oleh para pengurus HPMIG dimana saja berada. kita tentu tidak ingin berburuk sangka, namun juga harus lebih berhati-hati agar tidak tergoda lalu kemudian melakukan penyelewengan. Kelima ; Berkaitan dengan pertanyaan salah satu member millis ini, bahwa sebenarnya masa kepemimpinan di HPMIG itu berapa lama, menurut sepengetahuan saya kalo untuk PB HPMIG adalah 2 tahun dan untuk Cabang 1 tahun. Keenam ; muncul pertanyaan dari saya, apakah seseorang yang mewacanakan tentang HPMIG mempunyai maksud untuk kemudian menduduki struktur dengan menjadi ketua? apakah pikiran-pikiran masyarakat biasa (Nelayan, Petani, PKL dst) tentang Pemimpinnya (Presiden) yang menaikan BBM, TDL dsb adalah upaya masyarakat itu untuk merebut kekuasaan sehingga menjadi Presiden? saya meyakini tidak, justru sebaliknya keyakinan saya adalah bahwa masyarakat tersebut mempertanyakan tentu dengan harapan adanya perbaikan serta keberpihakan terhadap mereka. itu saja! jadi seharusnya menjadi wajar jika ada anggota/simpatisan HPMIG yang mempertanyakan apa saja menyangkut organisasi. Itu hanya lebih pada keinginan anggota/simpatisan HPMIG agar ada perubahan atau perbaikan di institusi HPMIG. Ketujuh ; Saya mengajak kepada kita semua untuk tidak ragu, menyampaikan pikiran-pikiran kita. sekeras dan se ekstrem apapun pikiran kita asalkan didasarkan pd argumentasi yang rasional juga objektif maka tidak ada alasan apapun untuk khawatir, termasuk khawatir kalau2 dilacak biodata kita seperti yang dilakukan salah satu member milis ini kepada ilimu99. saya juga berpendapat bahwa diera keterbukaan ini tidak hanya identitas yang perlu diungkapkan, pikiran-pikiran jujur kitapun
[GM2020] Berita Duka Turut Berduka
Turut berbelasungkawa atas berpulangya almarhumah DESY PASAI (istri dari Siswan Sekretaris Umum BADKO HMI SULUTENGGO, member GM2020), almarhumah adalah mahasiswa IAIN Sultan Amai Gorontalo, presenter GOTV dan MEMOSA Chanel, menghembuskan nafas terakhir Kamis Pkl.16.45 di RS.Malalayang Manado. semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT, dan semoga suami dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan menghadapinya. AMIN arter Vanny Sekeluarga Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ
Re: [GM2020] Rombak Total Kabinet UNG++
Saya ingin dapat komentar dari Pak M. Rivai Katili, M.Kom (anggota senat UNG dari F Teknik), Pak Rivai Anda adalah manusa pertama yang mengajarkan dan mengenal lebih dalam tentang kompuyter mungkin mirip IT saat ini. Sekarang telah berjalan 10 tahun lalu saya kenal pak rivai di sebuah lab matematika di pojok gedung mipa, apa komentar bapak bahwa di ung masih ada para pejabat atau spesifik nya masih belum kuasai dunia yang satu ini. Dan saran saya kepada bapak sebagai wakil di senat ung. Coba berikan masukan kepada pimpnana senat jangan banyaka rapat melulu. Hasilnya apa? Wassalam my Pandu Nusantara [EMAIL PROTECTED] wrote: Bung Iqbal yang baik, Jelaskan pada saya apakah sistem di UNG berjalan dengan baik? Mekanisme, prosedur dan segala SOP yang ada toh akhirnya hanya menjadi ketentuan di Buku saja, lebih banyak kebijakan yang tidak sesuai aturan. Yang anda juga harus ingat bahwa kita bukan sekedar PNS tetapi juga akademisi yang mengedepankan akal sehat dan nurani. Jadi kalau pola pikir kita masih seperti PNS yang ABS di jaman orde baru (atau malah orde lama) maka tamatlah riwayat pendidikan di Gorontalo. Bung iqbal yang pintar, Jelaskan pada saya konflik mana yang saya adukan di milis ini? Kalau masalah pimpinan yang tidak melek teknologi itu mah bukan konflik pribadi tapi harus jadi perhatian semua pihak karena hal itu juga berimbas pada kemajuan UNG. Anggota milis ini juga bukan orang-orang bodoh yang tidak bisa memilah-milah persoalan dan tidak memandang setiap masalalah dalam kacamata hitam putih. Please, jujurlah pada diri sendiri, berjalanlah menuju kedepan dengan pemikiran yang lebih baik dan tidak berpijak pada konsep birokrasi yang mengutamakan kepentingan kelompok kita. Negara ini dibangun untuk kepentingan bersama seluruh rakyat, UNG juga harus dibangun untuk kepentingan masyarakat, sehingga maju mundurnya UNG akan berdampak pada kemajuan rakyat Gorontalo bukan hanya orang2 UNG Rgrds, Arbyn Dungga Pada tanggal 19/02/08, iqbal makmur [EMAIL PROTECTED] menulis: Assalamualaikum.. Saudaraku Pak Arbyn Dungga, Perkenankan saya mengapresiasi tanggapan anda terhadap tulisan saya, mohon maaf sebelumnya.. --- On Mon, 2/18/08, Pandu Nusantara [EMAIL PROTECTED] wrote: bung Iqbal yang baik, saya juga sepakat dengan anda masalah kecewa, kalau tidak kecewa, bagaimana mungkin kita bisa memperbaiki kinerja. saran dan kritik terbangun karena ada sesuatu yang salah atau ingin meningkat lebih baik. BERHASIL TIDAKNYA SUATU PROGRAM/PEKERJAAN BUKAN DIUKUR DARI KECEWA ATAU TIDAKNYA ORANG PER ORANG, TAPI DARI EVALUASI KINERJA YANG SUDAH DISEPAKATI DAN DITETAPKAN MELALUI PROSEDUR STANDAR (SOP) DAN TARGET YANG DICAPAI. (KITA INI PNS BUKAN POLITIKUS) kedua, UNG adalah institusi publik yang dibiayai dengan dana rakyat dan dimilis ini bukannya tidak ada orang yang tidak tahu apa-apa, tapi komunitas Gorontalo yang peduli dengan kemajuan Gorontalo dimana UNG merupakan salah satu barometer kemajuan itu. dimilis ini juga ada civitas akademika UNG, ada rektor, ada anggota Dewan Penyantun UNG, sehingga terlalu naif kalu dikatakan tidak tahu apa-apa. Tapi yang terpenting di milis ini ada komunitas Gorontalo. SAYA MENULISKAN TIDAK TAHU APA-APA SEPERTI INI. YANG SAYA MAKSUDKAN ADALAH KONFLIK-KONFLIK PRIBADI ANDA DENGAN ATASAN ATAU REKAN KERJA TIDAK PERLU DIADUKAN PADA SEMUA ORANG APALAGI DI MILIS TERBUKA SEPERTI INI. anda berkata dan berprasangka seolah-olah orang2 UNG yang bersuara tentang UNG dan berdiskusi dimilis ini tidak pernah menggunakan jalur resmi, konfirmasi dululah sebelum menuduh! pemilihan kata berkoar-koar dan menggerutu menunjukkan bahwa anda sangat kesal dengan postingan2 tentang UNG di milis ini yang bernada sumbang. saya jadi teringat konsep humas di masa orde baru, pokoknya hanya boleh ada satu suara keluar, suara saya hehehe SAYA HANYA INGIN KITA SEMUA BERSIKAP FAIR DENGAN REALITA YANG ADA. DISKUSI-DISKUSI KITA SELAMA INI SERING HITAM PUTIH, PRO KONTRA, LIKE AND DISLIKE. YANG SAYA SESALKAN, KALAU KITA SUDAH KECEWA DENGAN SESUATU, MAKA SEMUANYA JADI KELIHATAN HITAM, BEGITU JUGA SEBALIKNYA. INI MEMBUAT KITA JADI TIDAK OBYEKTIF DALAM MENILAI SATU PERMASALAHAN DAN CENDERUNG BERSIKAP TENDENSIUS YANG AKHIRNYA MERUSAK SILATURRAHMI. percayalah bung iqbal, niat kami untuk kemajuan UNG dan kami bukan orang2 yang takut dipecat dari PNS karena rejeki itu datangnya Allah. kami juga tidak takut harus kehilangan beasiswa karena kami tidak menjadikan UNG sebagai batu loncatan untuk kepentingan pribadi, sehingga seandainya bukan kemajuan yang didapatkan tapi punishment yang dilaksanakan, kami sudah siap dengan segala konsekwensinya SAYA SEPAKAT DENGAN ANDA DENGAN HAL DIATAS mungkin disitulah perbedaan kita memotret UNG SAYA SUDAH SERING
Re: [GM2020] Berita Duka Turut Berduka
Innalillahi Wainnailaihi Roji'un =t= --- arter datunsolang [EMAIL PROTECTED] wrote: Turut berbelasungkawa atas berpulangya almarhumah DESY PASAI (istri dari Siswan Sekretaris Umum BADKO HMI SULUTENGGO, member GM2020), almarhumah adalah mahasiswa IAIN Sultan Amai Gorontalo, presenter GOTV dan MEMOSA Chanel, menghembuskan nafas terakhir Kamis Pkl.16.45 di RS.Malalayang Manado. semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT, dan semoga suami dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan menghadapinya. AMIN arter Vanny Sekeluarga Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ
[GM2020] Re: Berita Duka Turut Berduka
innalillahi wa innailaihi radji'un semoga almarhumah digandalan amal ibadahnya dan mendapat tempat yang layak disisiNya. yang tabah yang bung Siswan... Rgrds, PN --- In gorontalomaju2020@yahoogroups.com, arter datunsolang [EMAIL PROTECTED] wrote: Turut berbelasungkawa atas berpulangya almarhumah DESY PASAI (istri dari Siswan Sekretaris Umum BADKO HMI SULUTENGGO, member GM2020), almarhumah adalah mahasiswa IAIN Sultan Amai Gorontalo, presenter GOTV dan MEMOSA Chanel, menghembuskan nafas terakhir Kamis Pkl.16.45 di RS.Malalayang Manado. semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT, dan semoga suami dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan menghadapinya. AMIN arter Vanny Sekeluarga Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ
[GM2020] Oknum Sejati!
Bismillah, Mungkin julukan “Mahasiswa” memang harus diganti. Terserah mau diganti apa….mau “Siswa” saja, “Mikrosiswa”, atau “Tukang Belajar”, terserah deh. Masalahnya dengan julukan “Maha” di depan “Siswa”, mereka yang tidak ada bedanya dengan orang kebanyakan itu jadi sangat besar kepala. Kelihatannya mereka ge-er dengan gelar “Maha” itu. Padahal yang “Maha” itu hanya satu, hanya Allah SWT. Saya terusik oleh berita TV pagi ini ketika sedang asyik di depan komputer. Sekelompok mahasiswa berdemo dan menyandera mobil dinas. Saya bukan membela mobil dinasnya. Saya juga bukan tidak setuju dengan demonya. Saya cuman terusik saja dengan tingkah ulah mereka. Bayangkan mereka menurut saya jadi lebih rampok dari para perampok. Kalo para perampok ternak kerjanya sembunyi-sembunyi, mereka ini kerjanya terang-terangan. Terang-terangan merampok kebebasan pengguna jalan. Di berita pagi ini, mereka bagai cowboy jalanan menyandera mobil, menutup jalan, membakar ban. Mereka tidak segan-segan membentak orang yang lebih tua. Urat lehernya nyempul lebih besar daripada otot Gatotkaca kalau mereka lagi berteriak. Pengguna jalan tidak bisa ngapa-ngapain! Maaf, kalau mereka mengaku manusia, pengguna jalan juga manusia choy! Mereka juga nyari duit. Mereka butuh makan. Mereka butuh duit untuk nebus obat kalo lagi sakit. Mereka butuh duit untuk beli rumah biar anak mereka yang masih kecil-kecil punya tempat berteduh. Dan yang terpenting, mereka butuh duit buat bayar uang kuliah anak mereka yang mahasiswa biar bisa jadi orang baik-baik, bukan untuk jadi rampok seperti cowboy jalanan ini! Ngerti nggak seeh???!!! Begini jadinya kalau pendidikan kita kehilangan nilai dasarnya. Dulu waktu saya kecil, orang tua saya marah besar kalau lewat depan orang tua (pokoknya orang yang lebih tua) tidak nunduk-nunduk ‘tabe’ (jalan sambil nunduk tanda hormat). Jangankan membentak orang yang lebih tua, bersuara lebih keras saja saya sudah dicap tidak tau adat. Memangnya kalau lagi memperjuangkan kebenaran tidak perlu ada aturan? Anda para Mahasiswa, kalau anda muslim, coba-coba buka buku pelajaran agama anda. Di dalam perang saja yang jelas-jelas dihalalkan membunuh lawan, Islam tetap menuntut para mujahid untuk menjaga etika perang. Lawan kalau sudah tobat dan minta ampun wajib diampuni! Kalau anda tidak tau ini berarti anda tidak pernah belajar. Kalau anda tidak pernah belajar, apapula hak anda untuk mengajari orang tentang kebenaran? Pakai kekerasan alias pemaksaan di jalanan lagi?! Kalau begini terus kekhawatiran saya akan semakin akut. Mahasiswa kita kok semakin tidak terpelajar? Naga-naganya kampanye para politisi untuk bikin pendidikan gratis bakal tidak pernah kesampaian sampai akhir jaman. Bagaimana mau kesampaian? Mahasiswa semakin tidak terpelajar. Berati negara justru harus keluar uang lebih banyak lagi untuk mendidik mereka. Mendidik mereka entah sampai kapan. Maaf, saya bukan pesimis. Saya miris. Makanya saya mau menghimbau. Walaupun saya bukan dari departemen penerangan yang kerjanya biasanya memberi himbauan, apalagi mereka punya mobil pakai pengeras suara yang bisa didengar walaupun oleh orang yang lagi buang hajat di wc tersembunyi di lorong-lorong terjauh, tapi Insya Allah saya ikhlas beri himbauan. Saudara-saudara sebangsa dan setanah seair. Atas nama kebaikan, atas nama kemajuan, atas nama bangsa dan negara, marilah kita kembalikan pendidikan anak-anak kita kepada pendidikan sebagaimana seharusnya. Pendidikan yang daripada berakarkan pada rumah tangga. Di mana orang tua bertindak sebagai guru. Sebagaimana anak belajar daripada tauladan orang tuanya. Seperti dulu, waktu saya belajar mengaji. Saya dimungkinken hormat senantiasa pada guru mengaji saya. Kalau salah baca saya dipukul daripada kaki saya pakai kayu. Setelah mengaji saya ngangkat air buat guru ngaji. Akhirnya ini membuat saya tetap menghargai daripada guru mengaji saya….Sekian -- Mohon maaf kalau tulisan ini tendensius. Sebenarnya tidak seperti itu. Saya ini bukan tipe orang rakus buang-buang nafsu amarah ke orang lain. Apalagi buang jenis nafsu yang lain. Mungkin ketika menulis di atas saya terbawa perasaan. Saya tau, dari puluhan mahasiswa yang turun ke jalan, masih lebih banyak yang tidak begitu. Makanya memang tulisan ini bukan generalisasi. Tulisan ini menunjuk pada para oknum. Kalau anda mahasiswa dan ridak berkelakuan begitu, maka anda pada dasarnya tidak termasuk dalam oknum itu. Tapi kalau anda mahasiswa, dan berkelakuan begitu, dan anda bahkan tidak merasa tersinggung oleh sentilan tulisan ini, maka andalah oknum sejati itu! Sadarlah! Sadarlah! Sadarlah! Cara termurah hubungi saya, gunakan skype. Skype ID: ir1uno Dengan Skype anda bisa menelepon gratis via Internet. Skype – Seluruh dunia berbicara dengan gratis Bagi pebisnis, silahkan kunjungi:www.unointernasional.com. Baca artikel lengkap saya:www.irwan-uno.blogspot.com
Re: [GM2020] Re:Quo Vadis HPMIG
Terima Kasih Bung Adi atas Penjelasannnya yang begitu Padat dan berisi serta sangat Bermakna. Semoga Ke Depan HPMIG bisa lebih berkiprah positif buat Gorontalo.Tanpa perlu mengeyampingkan Kepentingan2 Public demi majunya Gorontaloku. salam Damai --- Adi Muhammad [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamualaikum Sepertinya perdebatan tentang Quo Vadis HPMIG yang saya baca menarik sekali, selain terlihat jujur, ilimu 99 sangat berani, meskipun dengan konsekuensi dipertanyakan identitasnya (bahkan variabel identitas dan segala turunannya menjadi fokus isu pada tema Quo Vadis HPMIG) Beberapa member milis menanyakan identitas ilimu 99. saya pikir hal itu sangat wajar (apalagi jika member yang mempertanyakan itu merupakan pendukung setia saudara funco, pacarnya saudara funco, atau mungkin pengurus PB HPMIG), bahkan salah satu member mengatakan telah mencari biodata ilimu namun tidak ada (saya menyarankan untuk ditanya ke para moderator/admin) Meskipun identitas ilimu 99 tidak jelas kelaminnya, hal tersebut tentunya tidak harus menggangu kita semua untuk menanggapi suatu tema secara substansial..saya ingat salah satu hadits jangan lihat siapa yang mengatakan, tapi ambil (hal2 baik) dari yang disampaikan olehnya itu saya ingin menyampaikan beberapa hal ; 1.Melalui millis ini saya turut berduka atas wafatnya ibunda dari Ketua umum PB HPMIG. 2. saya ingin mengomentari beberapa pikiran dan pertanyaan dari member millis lainnya tentang tema Quo Vadis HPMIG. Pertama ; Jika kita menjadikan masa kepemimpinan Pak Suharso Monoarfa yang menjabat Ketua Umum PB HPMIG selama 15 tahun sebagai tolak ukur bahwa ketika seseorang yang sebenarnya telah habis masa jabatannya namun belum sesegera mungkin menyelenggarakan mekanisme organisasinya (Muscab / Mubes) sebagai sesuatu hal yang biasa (lumrah) karena ternyata ada yang lebih lama dr saudara funco yaitu pak suharso, maka hal tersebut sungguhlah keliru, hal-hal dimasa lalu yang positif wajib diambil begitupun sebaliknya jika negatif maka tidak layak dicontoh. menjustifikasi sesuatu yang keliru adalah falacy!- jika tidak ingin dikatakan emosional menanggapi ilimu 99 - Kedua ; Organisasi HPMIG sebagaimana organisasi2 lainnya tentu mempunyai pedoman/aturan/qanun organisasi yaitu AD dan ART. sejatinya jika organisasi tersebut ingin maju dan berkembang, maka aturan-aturan organisasi tidak dapat di sepelekan/di negasikan hanya karena persoalan2 yang sifatnya personal, karena itulah rule of the game yang tentunya bersifat rigid dan harus dihormati secara kolektif oleh semua kader. ketiga ; Sepertinya kita harus senantiasa menjawab persoalan dengan argumentasi yang pas juga tepat sasaran. mengalihkan wacana kepada hal2 yang tidak substansi justru mengaburkan inti masalah. hemat saya ada beberapa inti masalah dari pikiran member ilimu 99 yaitu; 1. apakah masa kepemimpinan saudara funco inkonstitusional atau tidak? perlu diberi sangsi atau tidak dst, dst.. 2.Penjelasan tentang kejelasan kapan Mubes akan dilaksanakan serta klarifikasinya perlu dilakukan oleh saudara funco baik diminta atau tidak dst..dst.. Keempat ; ada pemikiran yang konstruktif dari salah satu member millis ini yang menyatakan bahwa jika pendanaan HPMIG lebih banyak bersumber dari kas daerah (APBD) maka paling tidak program2 yang ditawarkan oleh HPMIG sebaiknya menyentuh persoalan2 masyarakat gorontalo, dan juga yang tidak kalah penting adalah akuntabilitas dan transparansi penggunaan dan tersebut. Pemikiran ini menurut saya tentu harus diterjemahkan secara konkrit oleh para pengurus HPMIG dimana saja berada. kita tentu tidak ingin berburuk sangka, namun juga harus lebih berhati-hati agar tidak tergoda lalu kemudian melakukan penyelewengan. Kelima ; Berkaitan dengan pertanyaan salah satu member millis ini, bahwa sebenarnya masa kepemimpinan di HPMIG itu berapa lama, menurut sepengetahuan saya kalo untuk PB HPMIG adalah 2 tahun dan untuk Cabang 1 tahun. Keenam ; muncul pertanyaan dari saya, apakah seseorang yang mewacanakan tentang HPMIG mempunyai maksud untuk kemudian menduduki struktur dengan menjadi ketua? apakah pikiran-pikiran masyarakat biasa (Nelayan, Petani, PKL dst) tentang Pemimpinnya (Presiden) yang menaikan BBM, TDL dsb adalah upaya masyarakat itu untuk merebut kekuasaan sehingga menjadi Presiden? saya meyakini tidak, justru sebaliknya keyakinan saya adalah bahwa masyarakat tersebut mempertanyakan tentu dengan harapan adanya perbaikan serta keberpihakan terhadap mereka. itu saja! jadi seharusnya menjadi wajar jika ada anggota/simpatisan HPMIG yang mempertanyakan apa saja menyangkut organisasi. Itu hanya lebih pada keinginan anggota/simpatisan HPMIG agar ada perubahan atau perbaikan di institusi HPMIG. Ketujuh ; Saya
[GM2020] Gorontalo Export Sapi, SulSel Berkurang Sapi ......
Dear All GM2020. Berikut Artikel yang saya COPAS dari Harian FAJAR Makassar, semoga bermanfaat buat Member. Apakah UNG saat ini sedang Melakukan Penelitian dalam Hal Bibit2 Unggul Sapi seperti UNHAS ? salam Guru Besar Ilmu Produksi Ternak, Prof Dr Ir H Basit Wello,M.Sc Hasil sensus pertanian pada tahun 1993 menunjukkan bahwa populasi ternak sapi dan kerbau di Sulsel hanya 600 ribu ekor. Suatu angka yang mengejutkan jika mengingat di tahun 1979, jumlah sapi dan kerbau mencapai lebih satu juta ekor.Bahkan Sulsel menjadi penyuplai sapi bibit dan sapi potong di beberapa provinsi di Indonesia. Keadaan sapi Bali yang notabene paling disukai masyarakat Sulsel, semakin memprihatinkan. Sebab, selain terjadi penurunan jumlah secara drastis juga dibarengi dengan penurunan kualitas genetik. Bukan tidak mungkin Sulsel terancam mengalami kelangkaan sapi. Mengapa sampai hal itu terjadi dan apa solusinya? Berikut wawancara Anggi S Ugart dengan guru besar dalam bidang Ilmu Produksi Ternak Potong pada Fakultas Peternakan Unhas, Prof Basit Wello usai dikukuhkan Kamis, 21 Februari. Bagaimana sebenarnya kondisi ternak sapi di Sulsel, dari segi kuantitasnya dan kualitasnya? Di Sulsel telah terjadi penurunan kuantitas dan kualitas sapi. Sekarang jumlahnya hanya 600.000 ekor tahun 1993 lalu, padahal jumlahnya pernah mencapai satu juta ekor. Saya melihat, upaya pemerintah sebatas meningkatkan populasi, tapi perbaikan genetik belum ada. Jumlah populasi itu pun ditambah sapi dari luar seperti Australia dengan sapi Brahman. Sedangkan sapi kita sendiri yakni sapi Bali itu meski kecil memiliki beberapa keistimewaan. Sapi Indonesia itu memiliki tingkat reproduksi yang tinggi sekali, kualitas dagingnya sangat baik sehingga disukai oleh masyarakat Sulsel. Bahkan sapi Australia lebih rendah kualitas dagingnya dibanding sapi Bali. Masalahnya sekarang, di Sulsel saat ini terjadi penurunan kuantitas dan kualitas genetik. Pada 35 tahun lalu, kita mudah memperoleh sapi Bali jantan dengan berat badan dewasa sekira 450 kg di Enrekang, Sidrap, Bone, Barru, dan Parepare. Tapi sekarang untuk mendapatkan sapi Bali yang beratnya 300 kg saja sangat sulit. Kecuali mungkin di daerah pegunungan atau terpencil. Apa faktor penyebabnya penurunan kualitas genetik tersebut? Ada dua faktor penyebab. Pertama, dulu itu ada pengeluaran sapi bibit dari Sulsel dengan tinggi badan 105 cm pada usia 1,5 sampai 2 tahun. Bahkan sampai 20.000 per tahun. Sapi yang dikeluarkan adalah sapi berkualitas bagus. Ada yang ke Kalimantan, Lampung, dan beberapa daerah lainnya di Indonesia. Malah, standar ini diturunkan menjadi 102 cm pada umur yang sama, sebab sulit mencari anak sapi yang tingginya 105 cm. Sekarang kita tinggal punya yang sapi kecil, kerdil. Kita usahakan bagaimana sapi kita kembali seperti semula, yang beratnya mencapai 450 kg. Sekarang berat sapi hanya 275 kg sampai 300 kg. Penyebab kedua, adanya peraturan pemerintah yang melarang mengeluarkan sapi potong dari Sulsel yang beratnya kurang dari 275 kg. Sebenarnya, peraturan tentang pengeluaran sapi bibit ini tidak masalah karena tidak diikuti dengan peraturan larangan mengeluarkan sapi yang tingginya lebih dari 105 cm pada usia 1,5 sampai 2 tahun. Sehingga semua sapi yang tingginya lebih dari 105 cm dengan umur seperti itu terjadi seleksi negatif. Seperti yang saya katakan, sapi di Sulsel yang tersisi hanya sapi yang pertumbuhannya lambat, kerdil turun temurun dan makin kecil sampai sekarang. Nah, faktor-faktor itulah yang menurunkan kualitas genetik sapi Bali secara drastis di Sulsel. Di Sulsel, sapi jenis apa yang paling banyak dikonsumsi? Dan mengapa terjadi juga penurunan dari segi jumlah? Yang paling banyak dikonsumsi adalah sapi Bali dan itu paling terkenal di masyarakat. Ini karena kualitas dagingnya yang memang bagus. Tapi, jumlahnya juga menurun. Ini terjadi karena banyaknya sapi betina yang dipotong di tempat pemotongan. Baik sapi betina subur, juga banyak yang bunting. Jadi, membunuh dua ekor sekaligus. Pemotongan ini jelas mengurangi jumlah sapi betina. Sekarang ada kecenderungan bahwa sapi jantan kan mudah dijual. Justru yang kurang saat ini di Sulsel adalah sapi pejantan yang bagus. Kalau kita tidak antisipasi hal ini, maka beberapa tahun yang akan datang sapi-sapi kita makin kecil jumlahnya. Berarti masih kurang mendapat perhatian dari pemerintah daerah? Mungkin juga demikian. Sebab, kalau pernyataan gubernur Gorontalo dulu, Fadel Muhammad yang mengatakan bahwa seandainya dana yang dibelikan sapi impor diberikan kepada rakyat untuk pembelian dan perbaikan sapi di sini, maka akan lebih bermanfaat bagi rakyat. Nah, sekarang yang diuntungkan pedagang, rakyatnya tidak. Mereka ini kan membutuhkan bibit sapi yang bagus. Nyatanya, sekarang tidak diberikan. Menurut Anda, strategi pemerintah dalam peningkatan populasi dan kualitas sapi di Sulsel kurang bagus. Saya kira, sampai saat ini belum tersentuh. Yang mau diperbaiki kuantitasnya. Meski ada sedikit seperti impor sapi dari
[GM2020] Fwd:HP
Semoga info ini bermanfaat : To: [EMAIL PROTECTED], Patras [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Date: Mon, 7 Jan 2008 03:30:57 -0800 (PST) Subject: [RAHAnet] HP -Inline Attachment Follows- FYI information and action/non-action. Never, ever answer a cell phone while it is being RECHARGED!! A few days ago, a person was recharging his cell phone at home. Just at that time, a call came in and he answered it with the instrument still connected to the outlet. After a few seconds, electricity flowed into the cell phone unrestrained and the young man was thrown to the ground with a heavy thud. His parents rushed to the room only to find him unconscious, with a weak heartbeat and burnt fingers. He was rushed to the nearby hospital, but was pronounced dead on arrival. Cell phones are a very useful modern invention. However, we must be aware that it can also be an instrument! of death. Never use the cell phone while it is hooked to the electrical outlet! __ Never miss a thing. Make Yahoo your home page. http://www.yahoo.com/r/hs - Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now.
Re: [GM2020] Re: Berita Duka Turut Berduka
innalillahi wa innailaihi radjiun.. semoga tetap tabahamiinn VQ Pada tanggal 21/02/08, pandunusantara [EMAIL PROTECTED] menulis: innalillahi wa innailaihi radji'un semoga almarhumah digandalan amal ibadahnya dan mendapat tempat yang layak disisiNya. yang tabah yang bung Siswan... Rgrds, PN --- In gorontalomaju2020@yahoogroups.comgorontalomaju2020%40yahoogroups.com, arter datunsolang [EMAIL PROTECTED] wrote: Turut berbelasungkawa atas berpulangya almarhumah DESY PASAI (istri dari Siswan Sekretaris Umum BADKO HMI SULUTENGGO, member GM2020), almarhumah adalah mahasiswa IAIN Sultan Amai Gorontalo, presenter GOTV dan MEMOSA Chanel, menghembuskan nafas terakhir Kamis Pkl.16.45 di RS.Malalayang Manado. semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT, dan semoga suami dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan menghadapinya. AMIN arter Vanny Sekeluarga __ Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ
Balasan: [GM2020] Gorontalo Export Sapi, SulSel Berkurang Sapi ......
bung taufik dalam waktu dekat ini pemerintah Bonbol rencananya akan membeli sapi bali di sulsel, dalam rangka pengadaan bantuan sapi 5000 ekor kepada masyarakat yang mana identifikasi penerima sudah dilakukan oleh dinas peternakan bonbol. mudah2 yang akan membeli dapat bibit yang berkwalitas, dan kalau bisa bung bisa dampingi mereka asal tidak asal beli. supaya sapi yang dibeli untuk di kembangkan, bukan dijual lagi karena alasan sapi sakit dll. Taufik Polapa [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear All GM2020. Berikut Artikel yang saya COPAS dari Harian FAJAR Makassar, semoga bermanfaat buat Member. Apakah UNG saat ini sedang Melakukan Penelitian dalam Hal Bibit2 Unggul Sapi seperti UNHAS ? salam Guru Besar Ilmu Produksi Ternak, Prof Dr Ir H Basit Wello,M.Sc Hasil sensus pertanian pada tahun 1993 menunjukkan bahwa populasi ternak sapi dan kerbau di Sulsel hanya 600 ribu ekor. Suatu angka yang mengejutkan jika mengingat di tahun 1979, jumlah sapi dan kerbau mencapai lebih satu juta ekor.Bahkan Sulsel menjadi penyuplai sapi bibit dan sapi potong di beberapa provinsi di Indonesia. Keadaan sapi Bali yang notabene paling disukai masyarakat Sulsel, semakin memprihatinkan. Sebab, selain terjadi penurunan jumlah secara drastis juga dibarengi dengan penurunan kualitas genetik. Bukan tidak mungkin Sulsel terancam mengalami kelangkaan sapi. Mengapa sampai hal itu terjadi dan apa solusinya? Berikut wawancara Anggi S Ugart dengan guru besar dalam bidang Ilmu Produksi Ternak Potong pada Fakultas Peternakan Unhas, Prof Basit Wello usai dikukuhkan Kamis, 21 Februari. Bagaimana sebenarnya kondisi ternak sapi di Sulsel, dari segi kuantitasnya dan kualitasnya? Di Sulsel telah terjadi penurunan kuantitas dan kualitas sapi. Sekarang jumlahnya hanya 600.000 ekor tahun 1993 lalu, padahal jumlahnya pernah mencapai satu juta ekor. Saya melihat, upaya pemerintah sebatas meningkatkan populasi, tapi perbaikan genetik belum ada. Jumlah populasi itu pun ditambah sapi dari luar seperti Australia dengan sapi Brahman. Sedangkan sapi kita sendiri yakni sapi Bali itu meski kecil memiliki beberapa keistimewaan. Sapi Indonesia itu memiliki tingkat reproduksi yang tinggi sekali, kualitas dagingnya sangat baik sehingga disukai oleh masyarakat Sulsel. Bahkan sapi Australia lebih rendah kualitas dagingnya dibanding sapi Bali. Masalahnya sekarang, di Sulsel saat ini terjadi penurunan kuantitas dan kualitas genetik. Pada 35 tahun lalu, kita mudah memperoleh sapi Bali jantan dengan berat badan dewasa sekira 450 kg di Enrekang, Sidrap, Bone, Barru, dan Parepare. Tapi sekarang untuk mendapatkan sapi Bali yang beratnya 300 kg saja sangat sulit. Kecuali mungkin di daerah pegunungan atau terpencil. Apa faktor penyebabnya penurunan kualitas genetik tersebut? Ada dua faktor penyebab. Pertama, dulu itu ada pengeluaran sapi bibit dari Sulsel dengan tinggi badan 105 cm pada usia 1,5 sampai 2 tahun. Bahkan sampai 20.000 per tahun. Sapi yang dikeluarkan adalah sapi berkualitas bagus. Ada yang ke Kalimantan, Lampung, dan beberapa daerah lainnya di Indonesia. Malah, standar ini diturunkan menjadi 102 cm pada umur yang sama, sebab sulit mencari anak sapi yang tingginya 105 cm. Sekarang kita tinggal punya yang sapi kecil, kerdil. Kita usahakan bagaimana sapi kita kembali seperti semula, yang beratnya mencapai 450 kg. Sekarang berat sapi hanya 275 kg sampai 300 kg. Penyebab kedua, adanya peraturan pemerintah yang melarang mengeluarkan sapi potong dari Sulsel yang beratnya kurang dari 275 kg. Sebenarnya, peraturan tentang pengeluaran sapi bibit ini tidak masalah karena tidak diikuti dengan peraturan larangan mengeluarkan sapi yang tingginya lebih dari 105 cm pada usia 1,5 sampai 2 tahun. Sehingga semua sapi yang tingginya lebih dari 105 cm dengan umur seperti itu terjadi seleksi negatif. Seperti yang saya katakan, sapi di Sulsel yang tersisi hanya sapi yang pertumbuhannya lambat, kerdil turun temurun dan makin kecil sampai sekarang. Nah, faktor-faktor itulah yang menurunkan kualitas genetik sapi Bali secara drastis di Sulsel. Di Sulsel, sapi jenis apa yang paling banyak dikonsumsi? Dan mengapa terjadi juga penurunan dari segi jumlah? Yang paling banyak dikonsumsi adalah sapi Bali dan itu paling terkenal di masyarakat. Ini karena kualitas dagingnya yang memang bagus. Tapi, jumlahnya juga menurun. Ini terjadi karena banyaknya sapi betina yang dipotong di tempat pemotongan. Baik sapi betina subur, juga banyak yang bunting. Jadi, membunuh dua ekor sekaligus. Pemotongan ini jelas mengurangi jumlah sapi betina. Sekarang ada kecenderungan bahwa sapi jantan kan mudah dijual. Justru yang kurang saat ini di Sulsel adalah sapi pejantan yang bagus. Kalau kita tidak antisipasi hal ini, maka beberapa tahun yang akan datang sapi-sapi kita makin kecil jumlahnya. Berarti masih kurang mendapat perhatian dari
Re: Balasan: [GM2020] Gorontalo Export Sapi, SulSel Berkurang Sapi ......
Milister, Tanya Kenapa? beli sapi dari Sulsel yang katanya kualitas genetiknya sudah menurun? Oh iya, itu 5000 ekor dibeli dalam setahun ya? Saya liat di Teve katanya Tapos nya almarhum punya sapi bibit berkualitas tinggi. kawan-kawan dari IPB mungkin bisa kasih info mana yang lebih baik sapi bali dari sulsel ato yang di Tapos (lupa nama sapinya) ? Rgds, Ari - Original Message - From: hartono hadjarati To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Sent: Friday, February 22, 2008 11:02 AM Subject: Balasan: [GM2020] Gorontalo Export Sapi, SulSel Berkurang Sapi .. bung taufik dalam waktu dekat ini pemerintah Bonbol rencananya akan membeli sapi bali di sulsel, dalam rangka pengadaan bantuan sapi 5000 ekor kepada masyarakat yang mana identifikasi penerima sudah dilakukan oleh dinas peternakan bonbol. mudah2 yang akan membeli dapat bibit yang berkwalitas, dan kalau bisa bung bisa dampingi mereka asal tidak asal beli. supaya sapi yang dibeli untuk di kembangkan, bukan dijual lagi karena alasan sapi sakit dll. Taufik Polapa [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear All GM2020. Berikut Artikel yang saya COPAS dari Harian FAJAR Makassar, semoga bermanfaat buat Member. Apakah UNG saat ini sedang Melakukan Penelitian dalam Hal Bibit2 Unggul Sapi seperti UNHAS ? salam Guru Besar Ilmu Produksi Ternak, Prof Dr Ir H Basit Wello,M.Sc Hasil sensus pertanian pada tahun 1993 menunjukkan bahwa populasi ternak sapi dan kerbau di Sulsel hanya 600 ribu ekor. Suatu angka yang mengejutkan jika mengingat di tahun 1979, jumlah sapi dan kerbau mencapai lebih satu juta ekor.Bahkan Sulsel menjadi penyuplai sapi bibit dan sapi potong di beberapa provinsi di Indonesia. Keadaan sapi Bali yang notabene paling disukai masyarakat Sulsel, semakin memprihatinkan. Sebab, selain terjadi penurunan jumlah secara drastis juga dibarengi dengan penurunan kualitas genetik. Bukan tidak mungkin Sulsel terancam mengalami kelangkaan sapi. Mengapa sampai hal itu terjadi dan apa solusinya? Berikut wawancara Anggi S Ugart dengan guru besar dalam bidang Ilmu Produksi Ternak Potong pada Fakultas Peternakan Unhas, Prof Basit Wello usai dikukuhkan Kamis, 21 Februari. Bagaimana sebenarnya kondisi ternak sapi di Sulsel, dari segi kuantitasnya dan kualitasnya? Di Sulsel telah terjadi penurunan kuantitas dan kualitas sapi. Sekarang jumlahnya hanya 600.000 ekor tahun 1993 lalu, padahal jumlahnya pernah mencapai satu juta ekor. Saya melihat, upaya pemerintah sebatas meningkatkan populasi, tapi perbaikan genetik belum ada. Jumlah populasi itu pun ditambah sapi dari luar seperti Australia dengan sapi Brahman. Sedangkan sapi kita sendiri yakni sapi Bali itu meski kecil memiliki beberapa keistimewaan. Sapi Indonesia itu memiliki tingkat reproduksi yang tinggi sekali, kualitas dagingnya sangat baik sehingga disukai oleh masyarakat Sulsel. Bahkan sapi Australia lebih rendah kualitas dagingnya dibanding sapi Bali. Masalahnya sekarang, di Sulsel saat ini terjadi penurunan kuantitas dan kualitas genetik. Pada 35 tahun lalu, kita mudah memperoleh sapi Bali jantan dengan berat badan dewasa sekira 450 kg di Enrekang, Sidrap, Bone, Barru, dan Parepare. Tapi sekarang untuk mendapatkan sapi Bali yang beratnya 300 kg saja sangat sulit. Kecuali mungkin di daerah pegunungan atau terpencil. Apa faktor penyebabnya penurunan kualitas genetik tersebut? Ada dua faktor penyebab. Pertama, dulu itu ada pengeluaran sapi bibit dari Sulsel dengan tinggi badan 105 cm pada usia 1,5 sampai 2 tahun. Bahkan sampai 20.000 per tahun. Sapi yang dikeluarkan adalah sapi berkualitas bagus. Ada yang ke Kalimantan, Lampung, dan beberapa daerah lainnya di Indonesia. Malah, standar ini diturunkan menjadi 102 cm pada umur yang sama, sebab sulit mencari anak sapi yang tingginya 105 cm. Sekarang kita tinggal punya yang sapi kecil, kerdil. Kita usahakan bagaimana sapi kita kembali seperti semula, yang beratnya mencapai 450 kg. Sekarang berat sapi hanya 275 kg sampai 300 kg. Penyebab kedua, adanya peraturan pemerintah yang melarang mengeluarkan sapi potong dari Sulsel yang beratnya kurang dari 275 kg. Sebenarnya, peraturan tentang pengeluaran sapi bibit ini tidak masalah karena tidak diikuti dengan peraturan larangan mengeluarkan sapi yang tingginya lebih dari 105 cm pada usia 1,5 sampai 2 tahun. Sehingga semua sapi yang tingginya lebih dari 105 cm dengan umur seperti itu terjadi seleksi negatif. Seperti yang saya katakan, sapi di Sulsel yang tersisi hanya sapi yang pertumbuhannya lambat, kerdil turun temurun dan makin kecil sampai sekarang. Nah, faktor-faktor itulah yang menurunkan kualitas genetik sapi Bali secara drastis di Sulsel. Di Sulsel, sapi
Balasan: Re: Balasan: [GM2020] Gorontalo Export Sapi, SulSel Berkurang Sapi ......
alasan utamanya untuk beli sapi disana karena untuk dapat memenuhi kuota 5000 ekor itu dan soal kwalitas bibitnya se pengetahuan mereka masih bagus dibanding daerah lain, diperkirakan 5000 ekor itu sudah diterima masyarakat tahun ini juga. Mukti Syarif Rivai [EMAIL PROTECTED] wrote: Milister, Tanya Kenapa? beli sapi dari Sulsel yang katanya kualitas genetiknya sudah menurun? Oh iya, itu 5000 ekor dibeli dalam setahun ya? Saya liat di Teve katanya Tapos nya almarhum punya sapi bibit berkualitas tinggi. kawan-kawan dari IPB mungkin bisa kasih info mana yang lebih baik sapi bali dari sulsel ato yang di Tapos (lupa nama sapinya) ? Rgds, Ari - Original Message - From:hartonohadjarati To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Sent: Friday, February 22, 2008 11:02AM Subject: Balasan: [GM2020] GorontaloExport Sapi, SulSel Berkurang Sapi .. bung taufik dalam waktu dekat ini pemerintah Bonbol rencananya akanmembeli sapi bali di sulsel, dalam rangka pengadaan bantuan sapi 5000 ekorkepada masyarakat yang mana identifikasi penerima sudah dilakukan oleh dinaspeternakan bonbol. mudah2 yang akan membeli dapat bibit yang berkwalitas, dankalau bisa bung bisa dampingi mereka asal tidak asal beli. supaya sapi yangdibeli untuk di kembangkan, bukan dijual lagi karena alasan sapi sakitdll. Taufik Polapa [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear All GM2020. Berikut Artikel yang saya COPAS dari Harian FAJAR Makassar, semoga bermanfaat buat Member. Apakah UNG saat ini sedang Melakukan Penelitian dalam Hal Bibit2 Unggul Sapi seperti UNHAS ? salam Guru Besar Ilmu Produksi Ternak, Prof Dr Ir H Basit Wello,M.Sc Hasil sensus pertanian pada tahun 1993 menunjukkan bahwa populasi ternak sapi dan kerbau di Sulsel hanya 600 ribu ekor. Suatu angka yang mengejutkan jika mengingat di tahun 1979, jumlah sapi dan kerbau mencapai lebih satu juta ekor.Bahkan Sulsel menjadi penyuplai sapi bibit dan sapi potong di beberapa provinsi di Indonesia. Keadaan sapi Bali yang notabene paling disukai masyarakat Sulsel, semakin memprihatinkan. Sebab, selain terjadi penurunan jumlah secara drastis juga dibarengi dengan penurunan kualitas genetik. Bukan tidak mungkin Sulsel terancam mengalami kelangkaan sapi. Mengapa sampai hal itu terjadi dan apa solusinya? Berikut wawancara Anggi S Ugart dengan guru besar dalam bidang Ilmu Produksi Ternak Potong pada Fakultas Peternakan Unhas, Prof Basit Wello usai dikukuhkan Kamis, 21 Februari. Bagaimana sebenarnya kondisi ternak sapi di Sulsel, dari segi kuantitasnya dan kualitasnya? Di Sulsel telah terjadi penurunan kuantitas dan kualitas sapi. Sekarang jumlahnya hanya 600.000 ekor tahun 1993 lalu, padahal jumlahnya pernah mencapai satu juta ekor. Saya melihat, upaya pemerintah sebatas meningkatkan populasi, tapi perbaikan genetik belum ada. Jumlah populasi itu pun ditambah sapi dari luar seperti Australia dengan sapi Brahman. Sedangkan sapi kita sendiri yakni sapi Bali itu meski kecil memiliki beberapa keistimewaan. Sapi Indonesia itu memiliki tingkat reproduksi yang tinggi sekali, kualitas dagingnya sangat baik sehingga disukai oleh masyarakat Sulsel. Bahkan sapi Australia lebih rendah kualitas dagingnya dibanding sapi Bali. Masalahnya sekarang, di Sulsel saat ini terjadi penurunan kuantitas dan kualitas genetik. Pada 35 tahun lalu, kita mudah memperoleh sapi Bali jantan dengan berat badan dewasa sekira 450 kg di Enrekang, Sidrap, Bone, Barru, dan Parepare. Tapi sekarang untuk mendapatkan sapi Bali yang beratnya 300 kg saja sangat sulit. Kecuali mungkin di daerah pegunungan atau terpencil. Apa faktor penyebabnya penurunan kualitas genetik tersebut? Ada dua faktor penyebab. Pertama, dulu itu ada pengeluaran sapi bibit dari Sulsel dengan tinggi badan 105 cm pada usia 1,5 sampai 2 tahun. Bahkan sampai 20.000 per tahun. Sapi yang dikeluarkan adalah sapi berkualitas bagus. Ada yang ke Kalimantan, Lampung, dan beberapa daerah lainnya di Indonesia. Malah, standar ini diturunkan menjadi 102 cm pada umur yang sama, sebab sulit mencari anak sapi yang tingginya 105 cm. Sekarang kita tinggal punya yang sapi kecil, kerdil. Kita usahakan bagaimana sapi kita kembali seperti semula, yang beratnya mencapai 450 kg. Sekarang berat sapi hanya 275 kg sampai 300 kg. Penyebab kedua, adanya peraturan pemerintah yang melarang mengeluarkan sapi potong dari Sulsel yang beratnya kurang dari 275 kg. Sebenarnya, peraturan tentang pengeluaran sapi bibit ini tidak masalah karena tidak diikuti dengan peraturan larangan mengeluarkan sapi yang tingginya lebih dari 105 cm pada usia 1,5 sampai 2 tahun. Sehingga semua sapi yang tingginya lebih
Re: [GM2020] Berita Duka Turut Berduka
Innalillahi Wainnailaihi Rojiun Kami sekeluarga mengucapkan turut berduka cita atas berpulangnya kakek vany dan arter, semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT.Amin Taufan P Modjo Jakarta --- Rahman Dako [EMAIL PROTECTED] wrote: Teman-teman, Innalillahi Wainnailaihi Roji'un Duka yang sama datang dari Vany dan Arter tengah malam tadi. Kakeknya, Jusuf Halalutu, meninggal dunia tadi malam di Heledulaa. Beliau adalah Guru Terbaik di Gorontalo, melahirkan banyak guru-guru di Gorontalo seperti: Prof. Musa, Prof. Nani dan Jasin, dll dengan julukan beliau adalah si kamus berjalan. Semoga keluarga yang ditinggalkan tabah menghadapi cobaan ini. Salam, AGA - Original Message From: Tuturuga [EMAIL PROTECTED] To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Sent: Thursday, February 21, 2008 9:10:20 PM Subject: Re: [GM2020] Berita Duka Turut Berduka Innalillahi Wainnailaihi Roji'un =t= --- arter datunsolang [EMAIL PROTECTED] com wrote: Turut berbelasungkawa atas berpulangya almarhumah DESY PASAI (istri dari Siswan Sekretaris Umum BADKO HMI SULUTENGGO, member GM2020), almarhumah adalah mahasiswa IAIN Sultan Amai Gorontalo, presenter GOTV dan MEMOSA Chanel, menghembuskan nafas terakhir Kamis Pkl.16.45 di RS.Malalayang Manado. semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT, dan semoga suami dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan menghadapinya. AMIN arter Vanny Sekeluarga _ _ _ _ _ _ Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. http://mobile. yahoo.com/ ;_ylt=Ahu06i62sR 8HDtDypao8Wcj9tA cJ _ _ _ _ _ _ Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. http://mobile. yahoo.com/ ;_ylt=Ahu06i62sR 8HDtDypao8Wcj9tA cJ !-- #ygrp-mkp{ border:1px solid #d8d8d8;font-family:Arial;margin:14px 0px;padding:0px 14px;} #ygrp-mkp hr{ border:1px solid #d8d8d8;} #ygrp-mkp #hd{ color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:bold;line-height:122%;margin:10px 0px;} #ygrp-mkp #ads{ margin-bottom:10px;} #ygrp-mkp .ad{ padding:0 0;} #ygrp-mkp .ad a{ color:#ff;text-decoration:none;} -- !-- #ygrp-sponsor #ygrp-lc{ font-family:Arial;} #ygrp-sponsor #ygrp-lc #hd{ margin:10px 0px;font-weight:bold;font-size:78%;line-height:122%;} #ygrp-sponsor #ygrp-lc .ad{ margin-bottom:10px;padding:0 0;} -- !-- #ygrp-mlmsg {font-size:13px;font-family:arial, helvetica, clean, sans-serif;} #ygrp-mlmsg table {font-size:inherit;font:100%;} #ygrp-mlmsg select, input, textarea {font:99% arial, helvetica, clean, sans-serif;} #ygrp-mlmsg pre, code {font:115% monospace;} #ygrp-mlmsg * {line-height:1.22em;} #ygrp-text{ font-family:Georgia; } #ygrp-text p{ margin:0 0 1em 0;} #ygrp-tpmsgs{ font-family:Arial; clear:both;} #ygrp-vitnav{ padding-top:10px;font-family:Verdana;font-size:77%;margin:0;} #ygrp-vitnav a{ padding:0 1px;} #ygrp-actbar{ clear:both;margin:25px 0;white-space:nowrap;color:#666;text-align:right;} #ygrp-actbar .left{ float:left;white-space:nowrap;} .bld{font-weight:bold;} #ygrp-grft{ font-family:Verdana;font-size:77%;padding:15px 0;} #ygrp-ft{ font-family:verdana;font-size:77%;border-top:1px solid #666; padding:5px 0; } #ygrp-mlmsg #logo{ padding-bottom:10px;} #ygrp-vital{ background-color:#e0ecee;margin-bottom:20px;padding:2px 0 8px 8px;} #ygrp-vital #vithd{ font-size:77%;font-family:Verdana;font-weight:bold;color:#333;text-transform:uppercase;} #ygrp-vital ul{ padding:0;margin:2px 0;} #ygrp-vital ul li{ list-style-type:none;clear:both;border:1px solid #e0ecee; } #ygrp-vital ul li .ct{ font-weight:bold;color:#ff7900;float:right;width:2em;text-align:right;padding-right:.5em;} #ygrp-vital ul li .cat{ font-weight:bold;} #ygrp-vital a{ text-decoration:none;} #ygrp-vital a:hover{ text-decoration:underline;} #ygrp-sponsor #hd{ color:#999;font-size:77%;} #ygrp-sponsor #ov{ padding:6px 13px;background-color:#e0ecee;margin-bottom:20px;} #ygrp-sponsor #ov ul{ padding:0 0 0 8px;margin:0;} #ygrp-sponsor #ov li{ list-style-type:square;padding:6px 0;font-size:77%;} #ygrp-sponsor #ov li a{ text-decoration:none;font-size:130%;} #ygrp-sponsor #nc{ background-color:#eee;margin-bottom:20px;padding:0 8px;} #ygrp-sponsor .ad{ padding:8px 0;} #ygrp-sponsor .ad #hd1{ font-family:Arial;font-weight:bold;color:#628c2a;font-size:100%;line-height:122%;} #ygrp-sponsor .ad a{ text-decoration:none;} #ygrp-sponsor .ad a:hover{ text-decoration:underline;} #ygrp-sponsor .ad p{ margin:0;} o{font-size:0;} .MsoNormal{ margin:0 0 0 0;} #ygrp-text tt{ font-size:120%;} blockquote{margin:0 0 0 4px;} .replbq{margin:4;} -- Be a better
Re: Balasan: Re: Balasan: [GM2020] Gorontalo Export Sapi, SulSel Berkurang Sapi ......
Bung Hartono, Info mengenai Pembelian Sapi Pemda Gorontalo ke Pemda Sulsel saya sudah dengar sudah lama, terlebih lagi Jagung, berdasarkan Info yang saya dapatkan dari para Petani Jagung bahwa Jagung2 Dengan Kwalitas Terbaik dari Takalar dan Daerah Lainnya di Sulsel di Jual ke Pemda Gorontalo utk mendapatkan Label Export Ke luar dari Pemerintah Gorontalo. Hal ini saya cari tahu karena saya jg Bingung ternyata Petani Jagung Gorontalo tdk Bisa mencukupi Kebutuhan Jagung utk di Export Bahkan saya dengar Mungkin KTI (Kawasan Timur Indonesia) Utk product Jagung Jika akan di Export Keluar Harus Melalui Pemerintah Gorontalo yang sudah menjadi Trade Mark. Hal ini di Ikuti dengan Kebijakan Export SAPI oleh FADEL. Dan tentunya SAPI2 BALI dari SULSEL tentunya Jika Gorontalo Berhasil Memunculkan Brand Daerah Pengekspor SAPI maka sapi2 di KTI akan di Export Pula melalui Pemda Gorontalo seperti layaknya Jagung. Makanya Saya tidak Heran Jika Pemda Gtlo akan membeli Sapi sebanyak 5000 Ekor di SULSEL yang ke depan akan di EKSPOR ke luar dan tentunya dengan Harga yang tinggi. Semoga dengan semakin Minimny Stok Sapi di SULSEL Gtlo bisa melirik daerah lain lagi. Wassalam Taufik --- hartono hadjarati [EMAIL PROTECTED] wrote: alasan utamanya untuk beli sapi disana karena untuk dapat memenuhi kuota 5000 ekor itu dan soal kwalitas bibitnya se pengetahuan mereka masih bagus dibanding daerah lain, diperkirakan 5000 ekor itu sudah diterima masyarakat tahun ini juga. Mukti Syarif Rivai [EMAIL PROTECTED] wrote:  Milister, Tanya Kenapa? beli sapi dari Sulsel yang katanya kualitas genetiknya sudah menurun? Oh iya, itu 5000 ekor dibeli dalam setahun ya? Saya liat di Teve katanya Tapos nya almarhum punya sapi bibit berkualitas tinggi. kawan-kawan dari IPB mungkin bisa kasih info mana yang lebih baik sapi bali dari sulsel ato yang di Tapos (lupa nama sapinya) ? Rgds, Ari - Original Message - From:hartonohadjarati To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Sent: Friday, February 22, 2008 11:02AM Subject: Balasan: [GM2020] GorontaloExport Sapi, SulSel Berkurang Sapi .. bung taufik dalam waktu dekat ini pemerintah Bonbol rencananya akanmembeli sapi bali di sulsel, dalam rangka pengadaan bantuan sapi 5000 ekorkepada masyarakat yang mana identifikasi penerima sudah dilakukan oleh dinaspeternakan bonbol. mudah2 yang akan membeli dapat bibit yang berkwalitas, dan kalau bisa bung bisa dampingi mereka asal tidak asal beli. supaya sapi yangdibeli untuk di kembangkan, bukan dijual lagi karena alasan sapi sakitdll. Taufik Polapa [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear All GM2020. Berikut Artikel yang saya COPAS dari Harian FAJAR Makassar, semoga bermanfaat buat Member. Apakah UNG saat ini sedang Melakukan Penelitian dalam Hal Bibit2 Unggul Sapi seperti UNHAS ? salam Guru Besar Ilmu Produksi Ternak, Prof Dr Ir H Basit Wello,M.Sc Hasil sensus pertanian pada tahun 1993 menunjukkan bahwa populasi ternak sapi dan kerbau di Sulsel hanya 600 ribu ekor. Suatu angka yang mengejutkan jika mengingat di tahun 1979, jumlah sapi dan kerbau mencapai lebih satu juta ekor.Bahkan Sulsel menjadi penyuplai sapi bibit dan sapi potong di beberapa provinsi di Indonesia. Keadaan sapi Bali yang notabene paling disukai masyarakat Sulsel, semakin memprihatinkan. Sebab, selain terjadi penurunan jumlah secara drastis juga dibarengi dengan penurunan kualitas genetik. Bukan tidak mungkin Sulsel terancam mengalami kelangkaan sapi. Mengapa sampai hal itu terjadi dan apa solusinya? Berikut wawancara Anggi S Ugart dengan guru besar dalam bidang Ilmu Produksi Ternak Potong pada Fakultas Peternakan Unhas, Prof Basit Wello usai dikukuhkan Kamis, 21 Februari. Bagaimana sebenarnya kondisi ternak sapi di Sulsel, dari segi kuantitasnya dan kualitasnya? Di Sulsel telah terjadi penurunan kuantitas dan kualitas sapi. Sekarang jumlahnya hanya 600.000 ekor tahun 1993 lalu, padahal jumlahnya pernah mencapai satu juta ekor. Saya melihat, upaya pemerintah sebatas meningkatkan populasi, tapi perbaikan genetik belum ada. Jumlah populasi itu pun ditambah sapi dari luar seperti Australia dengan sapi Brahman. Sedangkan sapi kita sendiri yakni sapi Bali itu meski kecil memiliki beberapa keistimewaan. Sapi Indonesia itu memiliki tingkat reproduksi yang tinggi sekali, kualitas dagingnya sangat baik sehingga disukai oleh masyarakat Sulsel. Bahkan sapi Australia lebih rendah kualitas dagingnya dibanding sapi Bali. Masalahnya sekarang, di Sulsel saat ini terjadi penurunan kuantitas dan kualitas genetik. Pada 35 tahun lalu, kita mudah memperoleh sapi Bali jantan dengan berat badan
Re: Balasan: Re: Balasan: [GM2020] Gorontalo Export Sapi, SulSel Berkurang Sapi ......
Bung Icky, Alhandulillah, cikal bakal Singapura yang nggak punya apa-apa tapi punya stock banyak barang untuk export mulai keliatan nih di Gorontalo. Semoga komoditinya semakin bertambah ya... amiin. - Original Message - From: Taufik Polapa To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Sent: Friday, February 22, 2008 1:24 PM Subject: Re: Balasan: Re: Balasan: [GM2020] Gorontalo Export Sapi, SulSel Berkurang Sapi .. Bung Hartono, Info mengenai Pembelian Sapi Pemda Gorontalo ke Pemda Sulsel saya sudah dengar sudah lama, terlebih lagi Jagung, berdasarkan Info yang saya dapatkan dari para Petani Jagung bahwa Jagung2 Dengan Kwalitas Terbaik dari Takalar dan Daerah Lainnya di Sulsel di Jual ke Pemda Gorontalo utk mendapatkan Label Export Ke luar dari Pemerintah Gorontalo. Hal ini saya cari tahu karena saya jg Bingung ternyata Petani Jagung Gorontalo tdk Bisa mencukupi Kebutuhan Jagung utk di Export Bahkan saya dengar Mungkin KTI (Kawasan Timur Indonesia) Utk product Jagung Jika akan di Export Keluar Harus Melalui Pemerintah Gorontalo yang sudah menjadi Trade Mark. Hal ini di Ikuti dengan Kebijakan Export SAPI oleh FADEL. Dan tentunya SAPI2 BALI dari SULSEL tentunya Jika Gorontalo Berhasil Memunculkan Brand Daerah Pengekspor SAPI maka sapi2 di KTI akan di Export Pula melalui Pemda Gorontalo seperti layaknya Jagung. Makanya Saya tidak Heran Jika Pemda Gtlo akan membeli Sapi sebanyak 5000 Ekor di SULSEL yang ke depan akan di EKSPOR ke luar dan tentunya dengan Harga yang tinggi. Semoga dengan semakin Minimny Stok Sapi di SULSEL Gtlo bisa melirik daerah lain lagi. Wassalam Taufik --- hartono hadjarati [EMAIL PROTECTED] wrote: alasan utamanya untuk beli sapi disana karena untuk dapat memenuhi kuota 5000 ekor itu dan soal kwalitas bibitnya se pengetahuan mereka masih bagus dibanding daerah lain, diperkirakan 5000 ekor itu sudah diterima masyarakat tahun ini juga. Mukti Syarif Rivai [EMAIL PROTECTED] wrote:  Milister, Tanya Kenapa? beli sapi dari Sulsel yang katanya kualitas genetiknya sudah menurun? Oh iya, itu 5000 ekor dibeli dalam setahun ya? Saya liat di Teve katanya Tapos nya almarhum punya sapi bibit berkualitas tinggi. kawan-kawan dari IPB mungkin bisa kasih info mana yang lebih baik sapi bali dari sulsel ato yang di Tapos (lupa nama sapinya) ? Rgds, Ari - Original Message - From: hartono hadjarati To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Sent: Friday, February 22, 2008 11:02 AM Subject: Balasan: [GM2020] Gorontalo Export Sapi, SulSel Berkurang Sapi .. bung taufik dalam waktu dekat ini pemerintah Bonbol rencananya akan membeli sapi bali di sulsel, dalam rangka pengadaan bantuan sapi 5000 ekor kepada masyarakat yang mana identifikasi penerima sudah dilakukan oleh dinas peternakan bonbol. mudah2 yang akan membeli dapat bibit yang berkwalitas, dan kalau bisa bung bisa dampingi mereka asal tidak asal beli. supaya sapi yang dibeli untuk di kembangkan, bukan dijual lagi karena alasan sapi sakit dll. Taufik Polapa [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear All GM2020. Berikut Artikel yang saya COPAS dari Harian FAJAR Makassar, semoga bermanfaat buat Member. Apakah UNG saat ini sedang Melakukan Penelitian dalam Hal Bibit2 Unggul Sapi seperti UNHAS ? salam Guru Besar Ilmu Produksi Ternak, Prof Dr Ir H Basit Wello,M.Sc Hasil sensus pertanian pada tahun 1993 menunjukkan bahwa populasi ternak sapi dan kerbau di Sulsel hanya 600 ribu ekor. Suatu angka yang mengejutkan jika mengingat di tahun 1979, jumlah sapi dan kerbau mencapai lebih satu juta ekor.Bahkan Sulsel menjadi penyuplai sapi bibit dan sapi potong di beberapa provinsi di Indonesia. Keadaan sapi Bali yang notabene paling disukai masyarakat Sulsel, semakin memprihatinkan. Sebab, selain terjadi penurunan jumlah secara drastis juga dibarengi dengan penurunan kualitas genetik. Bukan tidak mungkin Sulsel terancam mengalami kelangkaan sapi. Mengapa sampai hal itu terjadi dan apa solusinya? Berikut wawancara Anggi S Ugart dengan guru besar dalam bidang Ilmu Produksi Ternak Potong pada Fakultas Peternakan Unhas, Prof Basit Wello usai dikukuhkan Kamis, 21 Februari. Bagaimana sebenarnya kondisi ternak sapi di Sulsel, dari segi kuantitasnya dan kualitasnya? Di Sulsel telah terjadi penurunan kuantitas dan kualitas sapi. Sekarang jumlahnya hanya 600.000 ekor tahun 1993 lalu, padahal jumlahnya pernah mencapai satu juta ekor. Saya melihat, upaya pemerintah sebatas meningkatkan populasi, tapi perbaikan genetik belum ada. Jumlah populasi itu pun ditambah sapi dari luar seperti Australia dengan sapi Brahman. Sedangkan sapi kita sendiri yakni
Re: [GM2020] Re: Berita Duka Turut Berduka
Kawanku, Mati adalah syarat orang yang mau hidup. karena hanya dengan mati kita sadar bahwa kita pernah hidup Minha Nui' dukum Waminha Nuhrijukum Semoga Allah memberikan Tempat yang muliah disisinya buat Almarhumah. dan Bung Siwan serta keluarga diberikan ketabahan. dari kawan Ucup ruchban - Original Message From: pandunusantara [EMAIL PROTECTED] To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Sent: Friday, February 22, 2008 12:32:38 AM Subject: [GM2020] Re: Berita Duka Turut Berduka innalillahi wa innailaihi radji'un semoga almarhumah digandalan amal ibadahnya dan mendapat tempat yang layak disisiNya. yang tabah yang bung Siswan... Rgrds, PN --- In gorontalomaju2020@ yahoogroups. com, arter datunsolang [EMAIL PROTECTED] wrote: Turut berbelasungkawa atas berpulangya almarhumah DESY PASAI (istri dari Siswan Sekretaris Umum BADKO HMI SULUTENGGO, member GM2020), almarhumah adalah mahasiswa IAIN Sultan Amai Gorontalo, presenter GOTV dan MEMOSA Chanel, menghembuskan nafas terakhir Kamis Pkl.16.45 di RS.Malalayang Manado. semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT, dan semoga suami dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan menghadapinya. AMIN arter Vanny Sekeluarga _ _ _ _ _ _ Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. http://mobile. yahoo.com/ ;_ylt=Ahu06i62sR 8HDtDypao8Wcj9tA cJ Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search. http://tools.search.yahoo.com/newsearch/category.php?category=shopping