Re: [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia

2008-11-13 Terurut Topik untung
 Pak Awang jangan lupa kamus istilah geologi karya MM Purbo-Hadiwidjojo,
banyak membantu peristilahan dalam geologi

Salam Untung Sudarsono
 Pak Taufik,
  
 Tip atau tips dalam bahasa Inggris bisa berarti dua : (1) uang persenan,
 (2) petunjuk praktis (kamus bahasa Inggris Echols dan Shadily). Dua kata
 itu dalam bahasa Indonesia baku tentu tidak dianjurkan, kita lebih aman
 dan lebih sesuai menggunakan petunjuk praktis sebagai padananannya
 (lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia).
  
 Berbahasa Indonesia dengan baik (sesuai ragamnya) dan benar (sesuai aturan
 dan kaidah kebahasaan) adalah wajib bagi seluruh pengguna bahasa Indonesia
 berkewarganegaraan Indonesia. Untuk itu, kita harus terus belajar bahasa
 kita sendiri. Jangan putus belajar bahasa Indonesia seusai kita lulus dari
 sekolah menengah. Bila semua orang Indonesia berbahasa Indonesia dengan
 baik dan benar, dapat dibayangkan betapa akan semakin majunya bahasa
 nasional kita. Dibandingkan dengan bahasa-bahasa lainnya di dunia
 (Inggris, Arab, Cina, dll.), bahasa Indonesia masih sangat muda umurnya.
 Meskipun demikian, penuturnya banyak, sehingga di dunia pun bahasa kita
 cukup penting posisinya. Maka, pembinaan bahasa Indonesia jelas suatu
 kemutlakan.
  
 Petunjuk praktis berbahasa Indonesia dengan baik dan benar hanya
 sesederhana membeli buku-bukunya, mempelajarinya dengan
 bersungguh-sungguh, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
  
 Buku-buku wajib untuk dapat mempelajari bahasa Indonesia dengan baik dan
 benar :
  
 - Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan Nasional - Balai
 Pustaka, 2007 - edisi ketiga) - 1387 halaman. Kamus ini akan membimbing
 kita akan makna tepat suatu kata dan menunjukkan mana kata-kata baku mana
 kata-kata nonbaku.
  
 - Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Alwi dkk., Balai Pustaka, 2003,edisi
 ketiga) - 486 halaman. Buku ini walaupun bersifat akademik, masih cukup
 praktis untuk digunakan mempelaari semua aturan bahasa Indonesia.
  
 - Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum
 Pembentukan Istilah (Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen
 Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 1972, 1988, 1992, 2005). Kedua
 buku ini bersifat praktis untuk menuntun kita menulis kata-kata dalam
 bahasa Indonesia dan menerjemahkan istilah asing.
  
 Itulah ketiga buku yang harus ada bila kita bersungguh-sungguh ingin
 mempelajari bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sebagai tambahan atas
 buku-buku itu, banyak buku praktis yang dapat meningkatkan ketrampilan
 kita berbahasa Indonesia yang baik dan benar, misalnya seperti di bawah
 ini.
  
 - Berbahasa Indonesialah dengan Benar : Petunjuk Praktis untuk Pelajar,
 Mahasiswa, dan Guru (Zaenal Arifin, 1986 - saya punya edisi pertamanya,
 buku ini mudah dipelajari sehingga banyak dicari orang, edisi terbarunya -
 2005 masih saya lihat ada di toko-toko buku).
  
 - Buku-buku pembinaan bahasa Indonesia tulisan Yus Badudu (mungkin
 buku-buku ini sudah sulit dicari di toko-toko buku, kecuali karya-karya
 Pak Badudu yang terbaru). Beberapa seri bukunya yang banyak dicari orang :
  
 Membina Bahasa Indonesia Baku (Badudu, 1980, Pustaka Prima, Bandung)
 Inilah Bahasa Indonesia yang Benar (Badudu, PT Gramedia -banyak edisi dan
 cetakannya)
 Pelik-Pelik Bahasa Indonesia (Badudu, Pustaka Prima).
  
 Masih banyak buku-buku pembinaan bahasa Indonesia yang lain dari berbagai
 penulis. Misalnya, Masalah Bahasa yang Dapat Anda Atasi Sendiri (Anton
 Moeliono, Sinar Harapan, 1990), dan Problematika Bahasa Indonesia :
 Sebuah Analisis Praktis Bahasa Baku (Kusno Santoso, PT Rineka Cipta,
 1990).
  
 Pak Taufik cukup mengunjungi toko buku yang lengkap dan memilih sendiri di
 sana buku-buku pembinaan bahasa Indonesia. Setelah itu, mempelajari dan
 menerapkannya secara disiplin, kita akan melihat bahwa meskipun kita
 pernah mempelajari bahasa Indonesia selama minimal 12 tahun, ternyata
 masih banyak kesalahan yang selama ini kita lakukan dalam berbahasa
 Indonesia.
  
 Analisis Pak Badudu dalam Cakrawala Bahasa Indonesia (Badudu, 1988)
 mengatakan bahwa kita sering membuat kesalahan dalam berbahasa Indonesia
 karena kita selama ini suka menganggap bahasa Indonesia itu mudah dan kita
 kurang berlatih di sekolah melalui kegiatan menulis atau mengarang.
  
 Sebuah pengalaman pribadi, saya menentukan hari-hari tertentu dalam
 seminggu untuk mempelajari bahasa Indonesia, tetap menyempatkan untuk
 mempelajarinya di tengah berbagai kesibukan. Kita akan memperhatikan
 hukum-hukum dalam bahasa ketika kita harus menulis sebuah karangan dengan
 bahasa yang baik dan benar, maka semakin banyak kita menulis, akan semakin
 baik ketrampilan kita berbahasa.
  
 Mari kita terus belajar bahasa Indonesia ! Beli buku-bukunya, pelajari,
 dan terapkan !
  
 salam,
 awang

 --- On Thu, 11/13/08, taufik anwar [EMAIL PROTECTED] wrote:

 From: taufik anwar [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Date: 

Re: [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia

2008-11-13 Terurut Topik yanto R.Sumantri



Awang dan rekan rekan 

Apakah kesalah kaprah
-an yang sering rjadi dalam berbahasa Indonesia itu diakibtkan oleh sangat
sederhananya bahasa kita ?
Sehingga dengan se-mena2 kita (tanpa
terasa) mencampuradukan segala macam kata dalam bertutur maupun menulis
?

Terus terang saya juga sering merasa ragu agu dalam
berbahasa, saya ambil contoh 

Mana yang benar ?
1.
 Besok saya akan pergi ke Jakarta dengan berkendaraan bus.
atau:
2. Saya besok akan pergi berkendaraan bis ke Jakarta ,
3. Saya akan pergi ke Jakarta besok dengan berkendaran bis .

Kalau kita lihat Subyeknya : SAYA 
Predikat : PERGI  
Obyek ; JAKARTA

Yang lain aalah keterangan waktu , dsb .

Nah  , baru kalimat ang sederhana  sudah susah kan .


Yanto R.Sumantri.

Berikut sebuah tulisan pendek
yang saya mulai menulisnya pada 28 Oktober
 lalu, tepat 80 tahun
setelah ldquo;Sumpah Pemudardquo; diikrarkan, yang saya tulis

di ujung selatan Afrika - di Capetown di antara kesibukan menghadiri
 pertemuan AAPG 26-29 Oktober 2008. Tulisan terputus di tengah,
terselingi
 oleh tulisan lain tentang kasus jajak pendapat Lusi
di pertemuan AAPG
 tersebut yang harus segera ditanggapi. 
Tulisan ini tentang sikap kita
 pada umumnya kepada bahasa
persatuan kita : bahasa Indonesia. 
  
 Tanggal 28
Oktober yang lalu kita memperingati 80 tahun ldquo;Sumpah
Pemudardquo;
 (28 Oktober 1928). Semoga kita tetap mengingatnya
sebagai tonggak penting
 sejarah bangsa Indonesia, saat para
pemuda kita dari berbagai perkumpulan
 daerah bersatu bersumpah
ldquo;bertanah air satu : Tanah Air Indonesia,
 berbangsa satu :
Bangsa Indonesia, berbahasa satu : Bahasa Indonesia.
  

Apakah kita telah berbahasa Indonesia dengan baik dan benar setelah
 belasan tahun bahasa nasional ini kita pelajari dari TK sampai
perguruan
 tinggi dan setelah puluhan tahun bahasa persatuan ini
kita gunakan
 sehari-hari dalam berbagai kesempatan resmi dan tak
resmi ? Banyak orang
 menganggap bahasa Indonesia itu mudah.
Benarkah ?
  
 ldquo;Jangan menganggap bahasa Indonesia
itu mudah. Yang mudah ialah bahasa
 Indonesia tutur (lisan), yang
kita gunakan dalam pergaulan sehari-hari,
 tetapi bahasa
Indonesia ragam resmi yang baku tidak semudah yang
 disangkakan
orangrdquo;, demikian kutipan dari ldquo;Cakrawala Bahasa
Indonesiardquo;
 (Badudu, 1988, PT Gramedia, hal. 11). Kalau
seorang guru besar bahasa
 Indonesia seperti Yus Badudu saja
mengatakan bahwa bahasa Indonesia ragam
 resmi tak mudah, maka
sebaiknya kita menghapus sangkaan itu.
  
 Kapan bahasa
Indonesia terasa tidak semudah seperti yang kita sangka ?
 Yaitu,
ketika bahasa Indonesia digunakan dalam tulisan resmi. Seseorang

yang tidak biasa menggunakan bahasa Indonesia secara teratur dalam
 bertutur akan merasakan kesukarannya bila ia tiba-tiba diminta
berbicara
 di depan umum dalam suatu acara bersifat resmi.
Seseorang yang tidak biasa
 menulis akan merasa sukar bila ia
harus membuat karangan, misalnya surat
 resmi, kertas kerja,
laporan ilmiah. Memeriksa kemampuan sesungguhnya
 seseorang akan
suatu bahasa dapat segera terbaca melalui tulisan resminya.

Dalam setiap bahasa berlaku hal itu.
  
 Sikap kita
terhadap bahasa Indonesia milik nasional sering negatif. Kita

yang sudah tidak wajib lagi mempelajari bahasa Indonesia karena telah
 lulus sekolah umumnya betapa kurang dan tidak adanya perhatian
kita
 terhadap bahasa Indonesia yang setiap hari kita gunakan
itu. Kita sering
 merasa tak ada kekurangan pada diri kita atas
kekurangsanggupan kita
 menggunakan bahasa Indonesia itu dengan
baik dan benar. Apakah kita telah
 yakin bahwa kita tidak membuat
kesalahan dalam bertatabahasa Indonesia :
 susunan kata dalam
kalimat, bentukan kata, maupun pemakaian kata dengan
 makna yang
tepat ?
  
 Jika bangsa Indonesia sebagai pemilik dan
pemakai bahasa Indonesia terus
 bersikap negatif terhadap bahasa
nasionalnya, bahasa Indonesia akan
 berkembang secara kacau dan
tak pernah bahasa ini menjadi bahasa yang
 mantap. Walaupun kita
tidak lagi terikat secara pendidikan harus
 mempelajari bahasa
Indonesia, janganlah kita berhenti mempelajari bahasa
 Indonesia
sebab bahasa kita ini berkembang terus. Aturan bahasa atau

bentukan kata yang selama ini kita anggap benar, ternyata salah menurut
 aturan yang benar. Kita tidak akan pernah tahu bahwa itu salah
kalau kita
 tidak lagi belajar bahasa Indonesia. Kesalahan
berbahasa yang kita anggap
 benar itu disebut rdquo;salah
kaprahrdquo;.
  
 Salah kaprah adalah salah yang sudah
umum sehingga tidak lagi terasa
 kesalahannya. Bentuk salah
kaprah hendaknya dikembalikan kepada bentuknya
 yang benar dan
tepat. Bila terlampau banyak bentuk salah kaprah, terlalu
 banyak
penyimpangan dari kaidah bahasa yang berlaku, bahasa itu bukanlah
 bahasa yang baik, yang mantap. Kalau bentuk salah kaprah diterima
sebagai
 bentuk kecuali maka bahasa itu bukanlah bahasa yang
mantap. Bahasa yang
 baik ialah bahasa yang mantap, yang
bersistem, yang mudah dipelajari.
 Bahasa yang bersistem adalah
bahasa yang mudah dipelajari. Dalam
 linguistik 

RE: [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia

2008-11-13 Terurut Topik Semimbar, Habash (hbsemim)
Salut Pak Awang! Semoga kita semua cepat menyadarinya.

Habash 

-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, November 13, 2008 2:32 PM
To: iagi-net@iagi.or.id; Geo Unpad; Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS
Subject: Re: [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia

Pak Taufik,
 
Tip atau tips dalam bahasa Inggris bisa berarti dua : (1) uang persenan, (2) 
petunjuk praktis (kamus bahasa Inggris Echols dan Shadily). Dua kata itu dalam 
bahasa Indonesia baku tentu tidak dianjurkan, kita lebih aman dan lebih sesuai 
menggunakan petunjuk praktis sebagai padananannya (lihat Kamus Besar Bahasa 
Indonesia).
 
Berbahasa Indonesia dengan baik (sesuai ragamnya) dan benar (sesuai aturan dan 
kaidah kebahasaan) adalah wajib bagi seluruh pengguna bahasa Indonesia 
berkewarganegaraan Indonesia. Untuk itu, kita harus terus belajar bahasa kita 
sendiri. Jangan putus belajar bahasa Indonesia seusai kita lulus dari sekolah 
menengah. Bila semua orang Indonesia berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, 
dapat dibayangkan betapa akan semakin majunya bahasa nasional kita. 
Dibandingkan dengan bahasa-bahasa lainnya di dunia (Inggris, Arab, Cina, dll.), 
bahasa Indonesia masih sangat muda umurnya. Meskipun demikian, penuturnya 
banyak, sehingga di dunia pun bahasa kita cukup penting posisinya. Maka, 
pembinaan bahasa Indonesia jelas suatu kemutlakan.
 
Petunjuk praktis berbahasa Indonesia dengan baik dan benar hanya sesederhana 
membeli buku-bukunya, mempelajarinya dengan bersungguh-sungguh, dan 
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
 
Buku-buku wajib untuk dapat mempelajari bahasa Indonesia dengan baik dan benar 
: 
 
- Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan Nasional - Balai Pustaka, 
2007 - edisi ketiga) - 1387 halaman. Kamus ini akan membimbing kita akan makna 
tepat suatu kata dan menunjukkan mana kata-kata baku mana kata-kata nonbaku.
 
- Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Alwi dkk., Balai Pustaka, 2003,edisi 
ketiga) - 486 halaman. Buku ini walaupun bersifat akademik, masih cukup praktis 
untuk digunakan mempelaari semua aturan bahasa Indonesia.
 
- Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum 
Pembentukan Istilah (Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen 
Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 1972, 1988, 1992, 2005). Kedua buku ini 
bersifat praktis untuk menuntun kita menulis kata-kata dalam bahasa Indonesia 
dan menerjemahkan istilah asing.
 
Itulah ketiga buku yang harus ada bila kita bersungguh-sungguh ingin 
mempelajari bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sebagai tambahan atas 
buku-buku itu, banyak buku praktis yang dapat meningkatkan ketrampilan kita 
berbahasa Indonesia yang baik dan benar, misalnya seperti di bawah ini.
 
- Berbahasa Indonesialah dengan Benar : Petunjuk Praktis untuk Pelajar, 
Mahasiswa, dan Guru (Zaenal Arifin, 1986 - saya punya edisi pertamanya, buku 
ini mudah dipelajari sehingga banyak dicari orang, edisi terbarunya - 2005 
masih saya lihat ada di toko-toko buku).
 
- Buku-buku pembinaan bahasa Indonesia tulisan Yus Badudu (mungkin buku-buku 
ini sudah sulit dicari di toko-toko buku, kecuali karya-karya Pak Badudu yang 
terbaru). Beberapa seri bukunya yang banyak dicari orang : 
 
Membina Bahasa Indonesia Baku (Badudu, 1980, Pustaka Prima, Bandung) Inilah 
Bahasa Indonesia yang Benar (Badudu, PT Gramedia -banyak edisi dan cetakannya) 
Pelik-Pelik Bahasa Indonesia (Badudu, Pustaka Prima).
 
Masih banyak buku-buku pembinaan bahasa Indonesia yang lain dari berbagai 
penulis. Misalnya, Masalah Bahasa yang Dapat Anda Atasi Sendiri (Anton 
Moeliono, Sinar Harapan, 1990), dan Problematika Bahasa Indonesia : Sebuah 
Analisis Praktis Bahasa Baku (Kusno Santoso, PT Rineka Cipta, 1990).
 
Pak Taufik cukup mengunjungi toko buku yang lengkap dan memilih sendiri di sana 
buku-buku pembinaan bahasa Indonesia. Setelah itu, mempelajari dan 
menerapkannya secara disiplin, kita akan melihat bahwa meskipun kita pernah 
mempelajari bahasa Indonesia selama minimal 12 tahun, ternyata masih banyak 
kesalahan yang selama ini kita lakukan dalam berbahasa Indonesia.
 
Analisis Pak Badudu dalam Cakrawala Bahasa Indonesia (Badudu, 1988) mengatakan 
bahwa kita sering membuat kesalahan dalam berbahasa Indonesia karena kita 
selama ini suka menganggap bahasa Indonesia itu mudah dan kita kurang berlatih 
di sekolah melalui kegiatan menulis atau mengarang. 
 
Sebuah pengalaman pribadi, saya menentukan hari-hari tertentu dalam seminggu 
untuk mempelajari bahasa Indonesia, tetap menyempatkan untuk mempelajarinya di 
tengah berbagai kesibukan. Kita akan memperhatikan hukum-hukum dalam bahasa 
ketika kita harus menulis sebuah karangan dengan bahasa yang baik dan benar, 
maka semakin banyak kita menulis, akan semakin baik ketrampilan kita berbahasa.
 
Mari kita terus belajar bahasa Indonesia ! Beli buku-bukunya, pelajari, dan 
terapkan !
 
salam,
awang

--- On Thu, 11/13/08, taufik anwar [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: 

Re: [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia

2008-11-13 Terurut Topik Wayan Ismara Heru Young
Pak Awang, 

Kebetulan sedang membahas buku-buku Bahasa Indonesia, saya pernah diberi mandat 
untuk mencari kamus etimologi bahasa indonesia (kamus asal-usul kata), yang 
sampai sekarang belum pernah saya temukan. 
Pak Awang tau dimana kamus tersebut bisa ditemukan?

Mungkin bisa menjadi koleksi yang menarik juga untuk mendalami bahasa kita, Pak.


Salam,
wayan y.





From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id; Geo Unpad [EMAIL PROTECTED]; Forum HAGI [EMAIL 
PROTECTED]; Eksplorasi BPMIGAS [EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, November 13, 2008 3:32:18 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia

Pak Taufik,
 
Tip atau tips dalam bahasa Inggris bisa berarti dua : (1) uang persenan, (2) 
petunjuk praktis (kamus bahasa Inggris Echols dan Shadily). Dua kata itu dalam 
bahasa Indonesia baku tentu tidak dianjurkan, kita lebih aman dan lebih sesuai 
menggunakan petunjuk praktis sebagai padananannya (lihat Kamus Besar Bahasa 
Indonesia).
 
Berbahasa Indonesia dengan baik (sesuai ragamnya) dan benar (sesuai aturan dan 
kaidah kebahasaan) adalah wajib bagi seluruh pengguna bahasa Indonesia 
berkewarganegaraan Indonesia. Untuk itu, kita harus terus belajar bahasa kita 
sendiri. Jangan putus belajar bahasa Indonesia seusai kita lulus dari sekolah 
menengah. Bila semua orang Indonesia berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, 
dapat dibayangkan betapa akan semakin majunya bahasa nasional kita. 
Dibandingkan dengan bahasa-bahasa lainnya di dunia (Inggris, Arab, Cina, dll.), 
bahasa Indonesia masih sangat muda umurnya. Meskipun demikian, penuturnya 
banyak, sehingga di dunia pun bahasa kita cukup penting posisinya. Maka, 
pembinaan bahasa Indonesia jelas suatu kemutlakan.
 
Petunjuk praktis berbahasa Indonesia dengan baik dan benar hanya sesederhana 
membeli buku-bukunya, mempelajarinya dengan bersungguh-sungguh, dan 
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
 
Buku-buku wajib untuk dapat mempelajari bahasa Indonesia dengan baik dan benar 
: 
 
- Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan Nasional - Balai Pustaka, 
2007 - edisi ketiga) - 1387 halaman. Kamus ini akan membimbing kita akan makna 
tepat suatu kata dan menunjukkan mana kata-kata baku mana kata-kata nonbaku.
 
- Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Alwi dkk., Balai Pustaka, 2003,edisi 
ketiga) - 486 halaman. Buku ini walaupun bersifat akademik, masih cukup praktis 
untuk digunakan mempelaari semua aturan bahasa Indonesia.
 
- Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum 
Pembentukan Istilah (Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen 
Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 1972, 1988, 1992, 2005). Kedua buku ini 
bersifat praktis untuk menuntun kita menulis kata-kata dalam bahasa Indonesia 
dan menerjemahkan istilah asing.
 
Itulah ketiga buku yang harus ada bila kita bersungguh-sungguh ingin 
mempelajari bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sebagai tambahan atas 
buku-buku itu, banyak buku praktis yang dapat meningkatkan ketrampilan kita 
berbahasa Indonesia yang baik dan benar, misalnya seperti di bawah ini.
 
- Berbahasa Indonesialah dengan Benar : Petunjuk Praktis untuk Pelajar, 
Mahasiswa, dan Guru (Zaenal Arifin, 1986 - saya punya edisi pertamanya, buku 
ini mudah dipelajari sehingga banyak dicari orang, edisi terbarunya - 2005 
masih saya lihat ada di toko-toko buku).
 
- Buku-buku pembinaan bahasa Indonesia tulisan Yus Badudu (mungkin buku-buku 
ini sudah sulit dicari di toko-toko buku, kecuali karya-karya Pak Badudu yang 
terbaru). Beberapa seri bukunya yang banyak dicari orang : 
 
Membina Bahasa Indonesia Baku (Badudu, 1980, Pustaka Prima, Bandung)
Inilah Bahasa Indonesia yang Benar (Badudu, PT Gramedia -banyak edisi dan 
cetakannya)
Pelik-Pelik Bahasa Indonesia (Badudu, Pustaka Prima).
 
Masih banyak buku-buku pembinaan bahasa Indonesia yang lain dari berbagai 
penulis. Misalnya, Masalah Bahasa yang Dapat Anda Atasi Sendiri (Anton 
Moeliono, Sinar Harapan, 1990), dan Problematika Bahasa Indonesia : Sebuah 
Analisis Praktis Bahasa Baku (Kusno Santoso, PT Rineka Cipta, 1990).
 
Pak Taufik cukup mengunjungi toko buku yang lengkap dan memilih sendiri di sana 
buku-buku pembinaan bahasa Indonesia. Setelah itu, mempelajari dan 
menerapkannya secara disiplin, kita akan melihat bahwa meskipun kita pernah 
mempelajari bahasa Indonesia selama minimal 12 tahun, ternyata masih banyak 
kesalahan yang selama ini kita lakukan dalam berbahasa Indonesia.
 
Analisis Pak Badudu dalam Cakrawala Bahasa Indonesia (Badudu, 1988) mengatakan 
bahwa kita sering membuat kesalahan dalam berbahasa Indonesia karena kita 
selama ini suka menganggap bahasa Indonesia itu mudah dan kita kurang berlatih 
di sekolah melalui kegiatan menulis atau mengarang. 
 
Sebuah pengalaman pribadi, saya menentukan hari-hari tertentu dalam seminggu 
untuk mempelajari bahasa Indonesia, tetap menyempatkan untuk mempelajarinya di 
tengah berbagai kesibukan. Kita akan memperhatikan 

Re: [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia

2008-11-13 Terurut Topik Awang Satyana
Iya Pak Untung, terima kasih untuk mengingatkan. Tetapi dalam KBBI (Kamus Besar 
Bahasa Indonesia) itu pun, terdapat 24 orang ahli penyumbang istilah keilmuan. 
M.M. Purbo-Hadiwidjojo tercatat di dalam kamus tersebut sebagai penyumbang 
istilah-istilah geologi. 
 
Namun demikian, bila kita ingin tahu lebih banyak tentang peng-Indonesia-an 
istilah-istilah geologi, apa yang diingatkankan Pak Untung adalah tepat. Pak 
Purbo pernah menerbitkan dua buku tentang istilah-istilah geologi dalam bahasa 
Indonesia, baik sebagai padanan dari bahasa Inggris (diterbitkan ITB, 1981), 
maupun sebagai Kamus Ilmu Kebumian (Grasindo, 1994). Bagaimana perkembangan 
terbaru pengistilahan geologi dalam bahasa Indonesia setelah pertengahan tahun 
1990 ? Adakah yang meneruskan usaha yang telah dengan tekun dirintis oleh Pak 
Purbo tersebut ? Barangkali Pak Untung punya info ?
 
Mud volcano pernah diterjemahkan sebagai poton oleh Pak Purbo, megambil kata 
asli dari Pulau Timor yang banyak gununglumpurnya.  Tak ada seorang pun yang 
kini menggunakan poton tersebut untuk menamai Lusi di Jawa Timur, 
gununglumpur pun sedikit yang memakainya, lebih banyak yang memakai Lusi mud 
volcano. Ini mencerminkan bahwa kebanyakan orang lebih senang berbahasa teknis 
dengan istilah aslinya. Adakah yang lebih senang memakai selut sebagai ganti 
ooze,petabah untuk monadnock, bintil untuk nodule, surutan cepat 
untuk rapid drawdown ? Saya tak pernah mendengar seorang pun lebih senang 
memakainya. Maka, pengistilahan bahasa Indonesia jelas masih 
harus bersaing dengan kegemaran orang beristilah dengan bahasa aslinya.
 
Saya memperhatikan bahwa peristilahan yang dianggit Pak Purbo kebanyakan hanya 
dipakai oleh publikasi-publikasi keluaran P3G/PSG. Di luar itu, nampak 
keengganan menggunakannya. Entah mengapa. Paling mungkin adalah bahwa mereka 
tidak pernah tahu bahwa istilah-istilah bahasa Indonesia untuk banyak istilah 
teknis geologi itu telah ada. 
 
salam,
awang

--- On Thu, 11/13/08, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Geo Unpad [EMAIL PROTECTED], Forum HAGI [EMAIL PROTECTED], 
Eksplorasi BPMIGAS [EMAIL PROTECTED]
Date: Thursday, November 13, 2008, 3:44 PM

 Pak Awang jangan lupa kamus istilah geologi karya MM Purbo-Hadiwidjojo,
banyak membantu peristilahan dalam geologi

Salam Untung Sudarsono
 Pak Taufik,
  
 Tip atau tips dalam bahasa Inggris bisa berarti dua : (1) uang
persenan,
 (2) petunjuk praktis (kamus bahasa Inggris Echols dan Shadily). Dua kata
 itu dalam bahasa Indonesia baku tentu tidak dianjurkan, kita lebih aman
 dan lebih sesuai menggunakan petunjuk praktis sebagai
padananannya
 (lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia).
  
 Berbahasa Indonesia dengan baik (sesuai ragamnya) dan benar (sesuai aturan
 dan kaidah kebahasaan) adalah wajib bagi seluruh pengguna bahasa Indonesia
 berkewarganegaraan Indonesia. Untuk itu, kita harus terus belajar bahasa
 kita sendiri. Jangan putus belajar bahasa Indonesia seusai kita lulus dari
 sekolah menengah. Bila semua orang Indonesia berbahasa Indonesia dengan
 baik dan benar, dapat dibayangkan betapa akan semakin majunya bahasa
 nasional kita. Dibandingkan dengan bahasa-bahasa lainnya di dunia
 (Inggris, Arab, Cina, dll.), bahasa Indonesia masih sangat muda umurnya.
 Meskipun demikian, penuturnya banyak, sehingga di dunia pun bahasa kita
 cukup penting posisinya. Maka, pembinaan bahasa Indonesia jelas suatu
 kemutlakan.
  
 Petunjuk praktis berbahasa Indonesia dengan baik dan benar hanya
 sesederhana membeli buku-bukunya, mempelajarinya dengan
 bersungguh-sungguh, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
  
 Buku-buku wajib untuk dapat mempelajari bahasa Indonesia dengan baik dan
 benar :
  
 - Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan Nasional - Balai
 Pustaka, 2007 - edisi ketiga) - 1387 halaman. Kamus ini akan membimbing
 kita akan makna tepat suatu kata dan menunjukkan mana kata-kata baku mana
 kata-kata nonbaku.
  
 - Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Alwi dkk., Balai Pustaka, 2003,edisi
 ketiga) - 486 halaman. Buku ini walaupun bersifat akademik, masih cukup
 praktis untuk digunakan mempelaari semua aturan bahasa Indonesia.
  
 - Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum
 Pembentukan Istilah (Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen
 Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 1972, 1988, 1992, 2005). Kedua
 buku ini bersifat praktis untuk menuntun kita menulis kata-kata dalam
 bahasa Indonesia dan menerjemahkan istilah asing.
  
 Itulah ketiga buku yang harus ada bila kita bersungguh-sungguh ingin
 mempelajari bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sebagai tambahan atas
 buku-buku itu, banyak buku praktis yang dapat meningkatkan ketrampilan
 kita berbahasa Indonesia yang baik dan benar, misalnya seperti di bawah
 ini.
  
 - Berbahasa Indonesialah dengan Benar : Petunjuk Praktis untuk Pelajar,
 

Re: [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia

2008-11-13 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Wayan,
 
Kamus etimologi bahasa Indonesia termasuk buku yang sulit dicari. Buku semacam 
itu sudah lama tidak pernah saya temukan di toko-toko buku. Ada beberapa buku 
kamus etimologi bahasa Indonesia yang pernah diterbitkan, tetapi sudah sekian 
belas - puluh tahun yang lalu. Misalnya, buku tulisan Prijohutomo (1954 - 
Pusataka Rakjat), Notosudirjo (1981 -Tiga Serangkai), Ramli Harun (1984- Pusat 
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa), dan Mohamad Ngajenan (1992). 
 
Saya sudah mencoba mencari buku-buku kamus etimologi bahasa Indonesia 
menggunakan google, yang ada buku-buku antiknya saja, tak ada yang baru. Buku 
antik namanya, maka harganya pun mahal (di atas Rp 500 ribu).
 
Saya tidak memiliki keempat buku tersebut di atas, saya hanya mencatatnya dari 
daftar pustaka buku-buku bahasa Indonesia yang saya punya. Tetapi, buku kamus 
etimologi bahasa Indonesia karya Notosudirjo (1981) pernah saya pinjam dari 
perpustakaan saat saya masih siswa SMA dan karena begitu tertarik dengan buku 
tersebut, saya mencatat seluruh isinya. Buku ini tipis saja sekitar 100-an 
halaman, memuat asal-usul 209 kata dalam bahasa Indonesia. Buku catatan itu 
masih saya simpan sampai sekarang. 
 
Mempelajari asal kata bahasa Indonesia memberikan kesenangan tersendiri. 
Beberapa saya petikkan dari kamus Notosudirjo (1981) :
 
-jenggala : berasal dari kata Sanskerta janggala = belukar, hutan; bisa 
diartikan bahwa Kerajaan Jenggala di Jawa Timur pada abad ke-11/12 dibangun di 
wilayah yang sebelumnya merupakan hutan belukar.
 
-daha : berasal dari kata Sanskerta daha = panas; mungkin berhubungan dengan  
Kerajaan Daha di Jawa Timur yang didirikan di dekat Gunung Kelud yang berhawa 
panas karena aktivitas volkanismenya.
 
-gempa : berasal dari kata Sanskerta kampa = getaran
 
Bila Pak Wayan berminat dengan buku-buku etimologi bahasa Indonesia, saya pikir 
pertama kali bisa menghubungi Pusat Bahasa di Rawamangun, Jakarta. Mencarinya 
di toko-toko buku akan sulit.
 
salam,
awang
 


--- On Thu, 11/13/08, Wayan Ismara Heru Young [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: Wayan Ismara Heru Young [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Thursday, November 13, 2008, 4:15 PM

Pak Awang, 

Kebetulan sedang membahas buku-buku Bahasa Indonesia, saya pernah diberi mandat
untuk mencari kamus etimologi bahasa indonesia (kamus asal-usul kata), yang
sampai sekarang belum pernah saya temukan. 
Pak Awang tau dimana kamus tersebut bisa ditemukan?

Mungkin bisa menjadi koleksi yang menarik juga untuk mendalami bahasa kita,
Pak.


Salam,
wayan y.





From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id; Geo Unpad [EMAIL PROTECTED]; Forum
HAGI [EMAIL PROTECTED]; Eksplorasi BPMIGAS
[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, November 13, 2008 3:32:18 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia

Pak Taufik,
 
Tip atau tips dalam bahasa Inggris bisa berarti dua : (1) uang
persenan, (2) petunjuk praktis (kamus bahasa Inggris Echols dan Shadily). Dua
kata itu dalam bahasa Indonesia baku tentu tidak dianjurkan, kita lebih aman dan
lebih sesuai menggunakan petunjuk praktis sebagai padananannya
(lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia).
 
Berbahasa Indonesia dengan baik (sesuai ragamnya) dan benar (sesuai aturan dan
kaidah kebahasaan) adalah wajib bagi seluruh pengguna bahasa Indonesia
berkewarganegaraan Indonesia. Untuk itu, kita harus terus belajar bahasa kita
sendiri. Jangan putus belajar bahasa Indonesia seusai kita lulus dari sekolah
menengah. Bila semua orang Indonesia berbahasa Indonesia dengan baik dan benar,
dapat dibayangkan betapa akan semakin majunya bahasa nasional kita. Dibandingkan
dengan bahasa-bahasa lainnya di dunia (Inggris, Arab, Cina, dll.), bahasa
Indonesia masih sangat muda umurnya. Meskipun demikian, penuturnya banyak,
sehingga di dunia pun bahasa kita cukup penting posisinya. Maka, pembinaan
bahasa Indonesia jelas suatu kemutlakan.
 
Petunjuk praktis berbahasa Indonesia dengan baik dan benar hanya sesederhana
membeli buku-bukunya, mempelajarinya dengan bersungguh-sungguh, dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
 
Buku-buku wajib untuk dapat mempelajari bahasa Indonesia dengan baik dan benar
: 
 
- Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan Nasional - Balai Pustaka,
2007 - edisi ketiga) - 1387 halaman. Kamus ini akan membimbing kita akan makna
tepat suatu kata dan menunjukkan mana kata-kata baku mana kata-kata nonbaku.
 
- Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Alwi dkk., Balai Pustaka, 2003,edisi
ketiga) - 486 halaman. Buku ini walaupun bersifat akademik, masih cukup praktis
untuk digunakan mempelaari semua aturan bahasa Indonesia.
 
- Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum
Pembentukan Istilah (Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen
Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 1972, 1988, 1992, 2005). Kedua buku ini
bersifat praktis untuk menuntun kita menulis 

[iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia

2008-11-13 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Muharram,
 
Keinginan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa wajib investasi migas di 
Indonesia (misalnya menggunakannya sebagai bahasa resmi dan tunggal kontrak 
migas) selalu bersinggungan secara tajam dengan keinginan lain menarik investor 
mancanegara yang berbahasa Inggris. Akhirnya, bahasa wajib investasi migas di 
Indonesia menggunakan dwibahasa : bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Bila 
terjadi multitafsir atas bahasa kontrak, maka prioritas diberikan kepada 
pengkalimatan dalam bahasa Indonesia. Namun, sayang sekali sampai saat ini 
bahasa Indonesia belum berdaulat dalam bahasa kontrak, masih dikalahkan bahasa 
Inggris.
 
Dalam surat-menyurat kepada BPMIGAS, para Kontraktor wajib menggunakan dua 
bahasa dalam surat-suratnya. BPMIGAS akan menjawab surat-surat tersebut dalam 
bahasa Indonesia saja. Kontraktor yang hanya menggunakan bahasa Inggris dalam 
suratnya kepada BPMIGAS akan diminta mengubahnya menggunakan dua bahasa.
 
Kemampuan berbahasa Indonesia para pejabat asing di bidang migas masih minimal, 
sebagian dapat memahami pembicaraan dalam bahasa Indonesia, terutama yang punya 
istri/suami orang Indonesia. Memang kepada mereka tidak diwajibkan mampu 
berbahasa Indonesia saat mereka datang ke Indonesia. Beberapa dari antara 
mereka mengambil kursus bahasa Indonesia. Semacam TOEFL tetapi untuk bahasa 
Indonesia mestinya dilakukan kepada para mahasiswa asing yang mengambil seolah 
pascasarjana di Indonesia. Tetapi untuk bekerja, setahu saya belum ada aturan 
tersebut.
 
Cost recovery dapat dipadankan dengan penggantian biaya atau pengembalian 
biaya
 
salam,
awang

--- On Thu, 11/13/08, Muharram J. Panguriseng [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: Muharram J. Panguriseng [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia
To: 'Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia' [EMAIL PROTECTED], 
iagi-net@iagi.or.id, 'Geo Unpad' [EMAIL PROTECTED], 'Eksplorasi BPMIGAS' 
[EMAIL PROTECTED]
Date: Thursday, November 13, 2008, 4:01 PM








Saya sangat tertarik dengan ungkapan Pak Awang, “Bila semua orang Indonesia 
berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, dapat dibayangkan betapa akan 
semakin majunya bahasa nasional kita”. Sayangnya sebagian besar komunitas 
geoscientist kurang “PD” berbahasa Indonesia atas nama “go international”, 
bahkan dalam kondisi mayoritas disuatu forum. Ketika ada orang “bule” datang 
presentasi ke kantor kita, walau pesertanya 100% Warga Negara Indonesia 
terpaksa forum diskusi itu terlaksana dengan bahasa pengantar bahasa Inggris. 
Harusnya kita paksa mereka berbahasa Indonesia ketika mau cari makan di 
Indonesia (?).
 
Apa yang harus kita lakukan sebagai anak bangsa (meminjam istilah Pak Amin 
Rais) untuk menyiasati kondisi ini? 
Sekedar jadi provokator, ketika kita melamar kerja keluar negeri tentu kita 
harus mempunyai skor TOEFL tertentu. Barangkali BPMIGAS dapat menerapkan aturan 
yang sama bagi pekerja asing yang akan bekerja di PSC dalam wilayah kedaulatan 
Republik Indonesia, yang notabene gajinya dibayar dengan cost recovery. Untuk 
istilah cost recovery yang dikeluarkan BPMIGAS padanan katanya dalam bahasa 
Indonesia apa ya ? He he he …
 
 
Terima kasih  Salam,
 
--mjp--
 
 

From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Awang Satyana
Sent: Thursday, November 13, 2008 2:32 PM
To: iagi-net@iagi.or.id; Geo Unpad; Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS
Subject: Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia
 





Pak Taufik,

 

Tip atau tips dalam bahasa Inggris bisa berarti dua : (1) uang persenan, (2) 
petunjuk praktis (kamus bahasa Inggris Echols dan Shadily). Dua kata itu dalam 
bahasa Indonesia baku tentu tidak dianjurkan, kita lebih aman dan lebih sesuai 
menggunakan petunjuk praktis sebagai padananannya (lihat Kamus Besar Bahasa 
Indonesia).

 

Berbahasa Indonesia dengan baik (sesuai ragamnya) dan benar (sesuai aturan dan 
kaidah kebahasaan) adalah wajib bagi seluruh pengguna bahasa Indonesia 
berkewarganegaraan Indonesia. Untuk itu, kita harus terus belajar bahasa kita 
sendiri. Jangan putus belajar bahasa Indonesia seusai kita lulus dari sekolah 
menengah. Bila semua orang Indonesia berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, 
dapat dibayangkan betapa akan semakin majunya bahasa nasional kita. 
Dibandingkan dengan bahasa-bahasa lainnya di dunia (Inggris, Arab, Cina, dll.), 
bahasa Indonesia masih sangat muda umurnya. Meskipun demikian, penuturnya 
banyak, sehingga di dunia pun bahasa kita cukup penting posisinya. Maka, 
pembinaan bahasa Indonesia jelas suatu kemutlakan.

 

Petunjuk praktis berbahasa Indonesia dengan baik dan benar hanya sesederhana 
membeli buku-bukunya, mempelajarinya dengan bersungguh-sungguh, dan 
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

 

Buku-buku wajib untuk dapat mempelajari bahasa Indonesia dengan baik dan benar 
: 

 

- Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan Nasional - Balai Pustaka, 
2007 - edisi ketiga) - 1387 halaman. Kamus ini 

Re: [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia

2008-11-13 Terurut Topik Awang Satyana
Abah,
 
Salah kaprah banyak terjadi karena kekurangtelitian dan kekurangpedulian 
pemakai bahasa. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang masih tumbuh, ia 
mendapatkan pengaruh baik atau buruk dari bahasa asing dan bahasa daerah dalam 
segenap aspeknya (tata kalimat, makna kata, dan sebagainya). Pemakai bahasa 
masih membawa bahasa ibunya (bahasa daerah) ke dalam bahasa Indonesia, sehingga 
terjadi kontaminasi atau kerancuan. Lalu, bentuk rancu itu digunakan umum 
sehingga seolah-olah benar karena banyak yang menggunakannya dengan cara itu, 
padahal salah. Bahasa Indonesia dalam beberapa hal lebih sederhana dibandingkan 
dengan bahasa asing, tetapi dalam aspek-aspek lain lebih kompleks. Salah kaprah 
justru banyak terjadi karena kompleksitas itu. Salah kaprah juga terjadi karena 
kita masih mempertahankan bentuk-bentuk salah sebagai kekecualian.
 
Mana yang benar di antara pemboran dan pengeboran, mentik dan mengetik, membom 
dan mengebom ? Kalau kita mau tepatasas (konsisten) dengan kaidah bahasa 
Indonesia, maka bentuk-bentuk yang benar adalah pengeboran, mengetik, dan 
mengebom. Selaras dengan aturan ini, maka bentuk yang benar adalah pengetikan 
dan pengeboman. Tetapi, bentuk pemboran diterima sebagai bentuk kekecualian 
(lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia), meskipun menurut ilmu syaraf bahasa 
(grammar), bentuk itu tidak benar. Inilah contoh salah kaprah karena 
kekecualian.
 
Kalimat yang benar menurut kaidah bahasa Indonesia adalah : 
Saya akan pergi ke Jakarta besok dengan berkendaran bis. Alasannya, tata 
kalimat yang baik dan benar adalah mengikuti urutan SPOK 
(subyek-predikat-obyek-keterangan). Kata bis juga tidak baku, yang baku 
adalah bus. Mengapa tidak baku ? Sebab, kata aslinya adalah bus. 
Penerjemahan istilah asing sedapat mungkin mendekati bentuk aslinya, begitu 
amanat Pedoman Pembentukan Istilah. Selaras dengan aturan ini, maka bentuk baku 
adalah analisis, hipotesis, metode; bukan analisa, hipotesa, metoda.
 
 
Contoh-contoh analisis (bukan analisa) di atas menunjukkan kepada kita bahwa 
masalah-masalah kebahasaan dalam bahasa Indonesia sebenarnya sederhana saja, 
tetapi akan terasa sulit bila kita tidak peduli kepada bahasa Indonesia.
 
salam,
awang

--- On Thu, 11/13/08, yanto R.Sumantri [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: yanto R.Sumantri [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Thursday, November 13, 2008, 4:07 PM



Awang dan rekan rekan 

Apakah kesalah kaprah
-an yang sering rjadi dalam berbahasa Indonesia itu diakibtkan oleh sangat
sederhananya bahasa kita ?
Sehingga dengan se-mena2 kita (tanpa
terasa) mencampuradukan segala macam kata dalam bertutur maupun menulis
?

Terus terang saya juga sering merasa ragu agu dalam
berbahasa, saya ambil contoh 

Mana yang benar ?
1.
 Besok saya akan pergi ke Jakarta dengan berkendaraan bus.
atau:
2. Saya besok akan pergi berkendaraan bis ke Jakarta ,
3. Saya akan pergi ke Jakarta besok dengan berkendaran bis .

Kalau kita lihat Subyeknya : SAYA 
Predikat : PERGI  
Obyek ; JAKARTA

Yang lain aalah keterangan waktu , dsb .

Nah  , baru kalimat ang sederhana  sudah susah kan .


Yanto R.Sumantri.

Berikut sebuah tulisan pendek
yang saya mulai menulisnya pada 28 Oktober
 lalu, tepat 80 tahun
setelah ldquo;Sumpah Pemudardquo; diikrarkan, yang saya tulis

di ujung selatan Afrika - di Capetown di antara kesibukan menghadiri
 pertemuan AAPG 26-29 Oktober 2008. Tulisan terputus di tengah,
terselingi
 oleh tulisan lain tentang kasus jajak pendapat Lusi
di pertemuan AAPG
 tersebut yang harus segera ditanggapi. 
Tulisan ini tentang sikap kita
 pada umumnya kepada bahasa
persatuan kita : bahasa Indonesia. 
  
 Tanggal 28
Oktober yang lalu kita memperingati 80 tahun ldquo;Sumpah
Pemudardquo;
 (28 Oktober 1928). Semoga kita tetap mengingatnya
sebagai tonggak penting
 sejarah bangsa Indonesia, saat para
pemuda kita dari berbagai perkumpulan
 daerah bersatu bersumpah
ldquo;bertanah air satu : Tanah Air Indonesia,
 berbangsa satu :
Bangsa Indonesia, berbahasa satu : Bahasa Indonesia.
  

Apakah kita telah berbahasa Indonesia dengan baik dan benar setelah
 belasan tahun bahasa nasional ini kita pelajari dari TK sampai
perguruan
 tinggi dan setelah puluhan tahun bahasa persatuan ini
kita gunakan
 sehari-hari dalam berbagai kesempatan resmi dan tak
resmi ? Banyak orang
 menganggap bahasa Indonesia itu mudah.
Benarkah ?
  
 ldquo;Jangan menganggap bahasa Indonesia
itu mudah. Yang mudah ialah bahasa
 Indonesia tutur (lisan), yang
kita gunakan dalam pergaulan sehari-hari,
 tetapi bahasa
Indonesia ragam resmi yang baku tidak semudah yang
 disangkakan
orangrdquo;, demikian kutipan dari ldquo;Cakrawala Bahasa
Indonesiardquo;
 (Badudu, 1988, PT Gramedia, hal. 11). Kalau
seorang guru besar bahasa
 Indonesia seperti Yus Badudu saja
mengatakan bahwa bahasa Indonesia ragam
 resmi tak mudah, maka
sebaiknya kita menghapus sangkaan itu.
  
 Kapan bahasa
Indonesia terasa tidak semudah seperti yang kita 

Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia

2008-11-13 Terurut Topik R.P.Koesoemadinata

Cost recovery lebih tepat diterjemahkan menjadi pemulihan biaya
RPK
- Original Message - 
From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]
To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia [EMAIL PROTECTED]; 
iagi-net@iagi.or.id; 'Geo Unpad' [EMAIL PROTECTED]; 
'Eksplorasi BPMIGAS' [EMAIL PROTECTED]

Sent: Thursday, November 13, 2008 5:26 PM
Subject: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar 
Bahasa Indonesia



Pak Muharram,

Keinginan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa wajib investasi migas 
di Indonesia (misalnya menggunakannya sebagai bahasa resmi dan tunggal 
kontrak migas) selalu bersinggungan secara tajam dengan keinginan lain 
menarik investor mancanegara yang berbahasa Inggris. Akhirnya, bahasa wajib 
investasi migas di Indonesia menggunakan dwibahasa : bahasa Indonesia dan 
bahasa Inggris. Bila terjadi multitafsir atas bahasa kontrak, maka prioritas 
diberikan kepada pengkalimatan dalam bahasa Indonesia. Namun, sayang sekali 
sampai saat ini bahasa Indonesia belum berdaulat dalam bahasa kontrak, masih 
dikalahkan bahasa Inggris.


Dalam surat-menyurat kepada BPMIGAS, para Kontraktor wajib menggunakan dua 
bahasa dalam surat-suratnya. BPMIGAS akan menjawab surat-surat tersebut 
dalam bahasa Indonesia saja. Kontraktor yang hanya menggunakan bahasa 
Inggris dalam suratnya kepada BPMIGAS akan diminta mengubahnya menggunakan 
dua bahasa.


Kemampuan berbahasa Indonesia para pejabat asing di bidang migas masih 
minimal, sebagian dapat memahami pembicaraan dalam bahasa Indonesia, 
terutama yang punya istri/suami orang Indonesia. Memang kepada mereka tidak 
diwajibkan mampu berbahasa Indonesia saat mereka datang ke Indonesia. 
Beberapa dari antara mereka mengambil kursus bahasa Indonesia. Semacam TOEFL 
tetapi untuk bahasa Indonesia mestinya dilakukan kepada para mahasiswa asing 
yang mengambil seolah pascasarjana di Indonesia. Tetapi untuk bekerja, 
setahu saya belum ada aturan tersebut.


Cost recovery dapat dipadankan dengan penggantian biaya atau 
pengembalian biaya


salam,
awang

--- On Thu, 11/13/08, Muharram J. Panguriseng [EMAIL PROTECTED] 
wrote:


From: Muharram J. Panguriseng [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa 
Indonesia
To: 'Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia' [EMAIL PROTECTED], 
iagi-net@iagi.or.id, 'Geo Unpad' [EMAIL PROTECTED], 'Eksplorasi 
BPMIGAS' [EMAIL PROTECTED]

Date: Thursday, November 13, 2008, 4:01 PM








Saya sangat tertarik dengan ungkapan Pak Awang, “Bila semua orang Indonesia 
berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, dapat dibayangkan betapa akan 
semakin majunya bahasa nasional kita”. Sayangnya sebagian besar komunitas 
geoscientist kurang “PD” berbahasa Indonesia atas nama “go international”, 
bahkan dalam kondisi mayoritas disuatu forum. Ketika ada orang “bule” datang 
presentasi ke kantor kita, walau pesertanya 100% Warga Negara Indonesia 
terpaksa forum diskusi itu terlaksana dengan bahasa pengantar bahasa 
Inggris. Harusnya kita paksa mereka berbahasa Indonesia ketika mau cari 
makan di Indonesia (?).


Apa yang harus kita lakukan sebagai anak bangsa (meminjam istilah Pak Amin 
Rais) untuk menyiasati kondisi ini?
Sekedar jadi provokator, ketika kita melamar kerja keluar negeri tentu kita 
harus mempunyai skor TOEFL tertentu. Barangkali BPMIGAS dapat menerapkan 
aturan yang sama bagi pekerja asing yang akan bekerja di PSC dalam wilayah 
kedaulatan Republik Indonesia, yang notabene gajinya dibayar dengan cost 
recovery. Untuk istilah cost recovery yang dikeluarkan BPMIGAS padanan 
katanya dalam bahasa Indonesia apa ya ? He he he …



Terima kasih  Salam,

--mjp--



From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf 
Of Awang Satyana

Sent: Thursday, November 13, 2008 2:32 PM
To: iagi-net@iagi.or.id; Geo Unpad; Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS
Subject: Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa 
Indonesia







Pak Taufik,



Tip atau tips dalam bahasa Inggris bisa berarti dua : (1) uang persenan, 
(2) petunjuk praktis (kamus bahasa Inggris Echols dan Shadily). Dua kata itu 
dalam bahasa Indonesia baku tentu tidak dianjurkan, kita lebih aman dan 
lebih sesuai menggunakan petunjuk praktis sebagai padananannya (lihat 
Kamus Besar Bahasa Indonesia).




Berbahasa Indonesia dengan baik (sesuai ragamnya) dan benar (sesuai aturan 
dan kaidah kebahasaan) adalah wajib bagi seluruh pengguna bahasa Indonesia 
berkewarganegaraan Indonesia. Untuk itu, kita harus terus belajar bahasa 
kita sendiri. Jangan putus belajar bahasa Indonesia seusai kita lulus dari 
sekolah menengah. Bila semua orang Indonesia berbahasa Indonesia dengan baik 
dan benar, dapat dibayangkan betapa akan semakin majunya bahasa nasional 
kita. Dibandingkan dengan bahasa-bahasa lainnya di dunia (Inggris, Arab, 
Cina, dll.), bahasa Indonesia masih sangat muda umurnya. Meskipun demikian, 
penuturnya banyak, sehingga di dunia pun bahasa kita cukup penting 
posisinya. Maka, pembinaan bahasa Indonesia 

Re: [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia

2008-11-13 Terurut Topik R.P.Koesoemadinata
Sedapat mungkin mendekati bentuk asli (aseli?)-nya Aslinya dari bahasa 
Belanda (methode), dari Bahasa Inggris (method), atau dari bahasa Latin 
(methodus)?. Seperti Belanda 'universiteit', Inggris 'university', Latin 
'universitas'. Dulu tahun 50-han diperdebatkan antara Universitet Indonesia 
dan Universiti Indonesia, akhirnya oleh Bung Karno didekritkan 'Universitas 
Indonesia' (dari bahasa Latin). Kemudian fasiliteit jadi fasilitas, 
mobiliteit jadi mobilitas, tetapi akte (Belanda) atau act (Inggris) jadi 
akta dsb2nya security (saham) jadi sekuritas (kecuali jika dalam pengertian 
keselematan tetap jadi security). Jadi kelihatannya harus diambil dari 
bahasa akarnya, jadi Latin, bukan Belanda atau Inggris. Dalam bahasa 
Malaysia diambil dari bahasa Inggris (police jadi polis, university jadi 
universiti)
Tetapi dalam kenyataannya tidak selalu diambil dari bahasa Latin-nya, 
kadang2 dari Bahasa Belanda, adakalanya dari Bahasa Inggris. Akumulasi dari 
bahasa Belanda Accumulatie, Polisi dari dari Bahasa Belanda Politie, banyak 
lagi masalah apa yang disebut bahasa aselinya itu.

RPK
- Original Message - 
From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id; Geo Unpad [EMAIL PROTECTED]; Forum 
HAGI [EMAIL PROTECTED]; Eksplorasi BPMIGAS 
[EMAIL PROTECTED]

Sent: Thursday, November 13, 2008 5:10 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia


Abah,

Salah kaprah banyak terjadi karena kekurangtelitian dan kekurangpedulian 
pemakai bahasa. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang masih tumbuh, ia 
mendapatkan pengaruh baik atau buruk dari bahasa asing dan bahasa daerah 
dalam segenap aspeknya (tata kalimat, makna kata, dan sebagainya). Pemakai 
bahasa masih membawa bahasa ibunya (bahasa daerah) ke dalam bahasa 
Indonesia, sehingga terjadi kontaminasi atau kerancuan. Lalu, bentuk rancu 
itu digunakan umum sehingga seolah-olah benar karena banyak yang 
menggunakannya dengan cara itu, padahal salah. Bahasa Indonesia dalam 
beberapa hal lebih sederhana dibandingkan dengan bahasa asing, tetapi dalam 
aspek-aspek lain lebih kompleks. Salah kaprah justru banyak terjadi karena 
kompleksitas itu. Salah kaprah juga terjadi karena kita masih mempertahankan 
bentuk-bentuk salah sebagai kekecualian.


Mana yang benar di antara pemboran dan pengeboran, mentik dan mengetik, 
membom dan mengebom ? Kalau kita mau tepatasas (konsisten) dengan kaidah 
bahasa Indonesia, maka bentuk-bentuk yang benar adalah pengeboran, mengetik, 
dan mengebom. Selaras dengan aturan ini, maka bentuk yang benar adalah 
pengetikan dan pengeboman. Tetapi, bentuk pemboran diterima sebagai bentuk 
kekecualian (lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia), meskipun menurut ilmu 
syaraf bahasa (grammar), bentuk itu tidak benar. Inilah contoh salah kaprah 
karena kekecualian.


Kalimat yang benar menurut kaidah bahasa Indonesia adalah :
Saya akan pergi ke Jakarta besok dengan berkendaran bis. Alasannya, tata 
kalimat yang baik dan benar adalah mengikuti urutan SPOK 
(subyek-predikat-obyek-keterangan). Kata bis juga tidak baku, yang baku 
adalah bus. Mengapa tidak baku ? Sebab, kata aslinya adalah bus. 
Penerjemahan istilah asing sedapat mungkin mendekati bentuk aslinya, begitu 
amanat Pedoman Pembentukan Istilah. Selaras dengan aturan ini, maka bentuk 
baku adalah analisis, hipotesis, metode; bukan analisa, hipotesa, metoda.



Contoh-contoh analisis (bukan analisa) di atas menunjukkan kepada kita bahwa 
masalah-masalah kebahasaan dalam bahasa Indonesia sebenarnya sederhana saja, 
tetapi akan terasa sulit bila kita tidak peduli kepada bahasa Indonesia.


salam,
awang

--- On Thu, 11/13/08, yanto R.Sumantri [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: yanto R.Sumantri [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Thursday, November 13, 2008, 4:07 PM



Awang dan rekan rekan

Apakah kesalah kaprah
-an yang sering rjadi dalam berbahasa Indonesia itu diakibtkan oleh sangat
sederhananya bahasa kita ?
Sehingga dengan se-mena2 kita (tanpa
terasa) mencampuradukan segala macam kata dalam bertutur maupun menulis
?

Terus terang saya juga sering merasa ragu agu dalam
berbahasa, saya ambil contoh 

Mana yang benar ?
1.
 Besok saya akan pergi ke Jakarta dengan berkendaraan bus.
atau:
2. Saya besok akan pergi berkendaraan bis ke Jakarta ,
3. Saya akan pergi ke Jakarta besok dengan berkendaran bis .

Kalau kita lihat Subyeknya : SAYA
Predikat : PERGI 
Obyek ; JAKARTA

Yang lain aalah keterangan waktu , dsb .

Nah , baru kalimat ang sederhana sudah susah kan .


Yanto R.Sumantri.

Berikut sebuah tulisan pendek
yang saya mulai menulisnya pada 28 Oktober

lalu, tepat 80 tahun

setelah ldquo;Sumpah Pemudardquo; diikrarkan, yang saya tulis



di ujung selatan Afrika - di Capetown di antara kesibukan menghadiri

pertemuan AAPG 26-29 Oktober 2008. Tulisan terputus di tengah,

terselingi

oleh tulisan lain tentang kasus jajak pendapat Lusi

di pertemuan AAPG

tersebut yang harus segera 

Re: [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia

2008-11-13 Terurut Topik R.P.Koesoemadinata
Saya yang kurang setuju dengan istilah2 geologi yang diciptakan Pak Mulyono 
Purbo, karena akan mempersulit untuk menghafalnya, bahkan dapat menyesatkan. 
Contoh tuff diterjemahkan menjadi tufa, menyesatkan. Dalam bahasa Malaysia 
yang ingin memelayukan istilah2 geologi bisa terjadi lucu: graben 
diterjemahkan 'lurah tergelincir', padahal graben sendiri adalah berasal 
dari bahasa Jerman, orang Inggris saja tidak menterjemahkannya. Sebaiknya 
istilah-istilah geologi dicari dari bahasa Latin yang diindonesiakan, karena 
lafal bahasa Latin tidak terlalu jauh berbeda dengan bahasa Indonesia. 
Istilah geologi bahasa Inggris banyak menggunakan istilah Latin yang 
diinggriskan, apalagi dalam bahasa Perancis. Beruntunglah ilmu biologi yang 
secara konsisten menggunakan istilah2 Latin, walapun di'italic'kan.

RPK
- Original Message - 
From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Geo Unpad [EMAIL PROTECTED]; Forum HAGI 
[EMAIL PROTECTED]; Eksplorasi BPMIGAS 
[EMAIL PROTECTED]

Sent: Thursday, November 13, 2008 4:34 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia


Iya Pak Untung, terima kasih untuk mengingatkan. Tetapi dalam KBBI (Kamus 
Besar Bahasa Indonesia) itu pun, terdapat 24 orang ahli penyumbang istilah 
keilmuan. M.M. Purbo-Hadiwidjojo tercatat di dalam kamus tersebut sebagai 
penyumbang istilah-istilah geologi.


Namun demikian, bila kita ingin tahu lebih banyak tentang peng-Indonesia-an 
istilah-istilah geologi, apa yang diingatkankan Pak Untung adalah tepat. Pak 
Purbo pernah menerbitkan dua buku tentang istilah-istilah geologi dalam 
bahasa Indonesia, baik sebagai padanan dari bahasa Inggris (diterbitkan ITB, 
1981), maupun sebagai Kamus Ilmu Kebumian (Grasindo, 1994). Bagaimana 
perkembangan terbaru pengistilahan geologi dalam bahasa Indonesia setelah 
pertengahan tahun 1990 ? Adakah yang meneruskan usaha yang telah dengan 
tekun dirintis oleh Pak Purbo tersebut ? Barangkali Pak Untung punya info ?


Mud volcano pernah diterjemahkan sebagai poton oleh Pak Purbo, megambil 
kata asli dari Pulau Timor yang banyak gununglumpurnya. Tak ada seorang pun 
yang kini menggunakan poton tersebut untuk menamai Lusi di Jawa Timur, 
gununglumpur pun sedikit yang memakainya, lebih banyak yang memakai Lusi 
mud volcano. Ini mencerminkan bahwa kebanyakan orang lebih senang berbahasa 
teknis dengan istilah aslinya. Adakah yang lebih senang memakai selut 
sebagai ganti ooze,petabah untuk monadnock, bintil untuk nodule, 
surutan cepat untuk rapid drawdown ? Saya tak pernah mendengar seorang 
pun lebih senang memakainya. Maka, pengistilahan bahasa Indonesia jelas 
masih harus bersaing dengan kegemaran orang beristilah dengan bahasa 
aslinya.


Saya memperhatikan bahwa peristilahan yang dianggit Pak Purbo kebanyakan 
hanya dipakai oleh publikasi-publikasi keluaran P3G/PSG. Di luar itu, nampak 
keengganan menggunakannya. Entah mengapa. Paling mungkin adalah bahwa mereka 
tidak pernah tahu bahwa istilah-istilah bahasa Indonesia untuk banyak 
istilah teknis geologi itu telah ada.


salam,
awang

--- On Thu, 11/13/08, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Geo Unpad [EMAIL PROTECTED], Forum HAGI 
[EMAIL PROTECTED], Eksplorasi BPMIGAS 
[EMAIL PROTECTED]

Date: Thursday, November 13, 2008, 3:44 PM


Pak Awang jangan lupa kamus istilah geologi karya MM Purbo-Hadiwidjojo,

banyak membantu peristilahan dalam geologi

Salam Untung Sudarsono
Pak Taufik,


Tip atau tips dalam bahasa Inggris bisa berarti dua : (1) uang

persenan,

(2) petunjuk praktis (kamus bahasa Inggris Echols dan Shadily). Dua kata
itu dalam bahasa Indonesia baku tentu tidak dianjurkan, kita lebih aman
dan lebih sesuai menggunakan petunjuk praktis sebagai

padananannya

(lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia).

Berbahasa Indonesia dengan baik (sesuai ragamnya) dan benar (sesuai aturan
dan kaidah kebahasaan) adalah wajib bagi seluruh pengguna bahasa Indonesia
berkewarganegaraan Indonesia. Untuk itu, kita harus terus belajar bahasa
kita sendiri. Jangan putus belajar bahasa Indonesia seusai kita lulus dari
sekolah menengah. Bila semua orang Indonesia berbahasa Indonesia dengan
baik dan benar, dapat dibayangkan betapa akan semakin majunya bahasa
nasional kita. Dibandingkan dengan bahasa-bahasa lainnya di dunia
(Inggris, Arab, Cina, dll.), bahasa Indonesia masih sangat muda umurnya.
Meskipun demikian, penuturnya banyak, sehingga di dunia pun bahasa kita
cukup penting posisinya. Maka, pembinaan bahasa Indonesia jelas suatu
kemutlakan.

Petunjuk praktis berbahasa Indonesia dengan baik dan benar hanya
sesederhana membeli buku-bukunya, mempelajarinya dengan
bersungguh-sungguh, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Buku-buku wajib untuk dapat mempelajari bahasa Indonesia dengan baik dan
benar :

- Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan Nasional - Balai
Pustaka, 

Re: [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia

2008-11-13 Terurut Topik R.P.Koesoemadinata

Lanjutan:
Saya tetap menggunakan porositas daripada kesarangan, permeabilitas daripada 
kelulusan, probabilitas daripada kebolehjadian, angularitas daripada 
kesudutan, sferisitas, stratum, volkanisma dari pada kegunung-apian, 
seismisitas daripada kegempaan, survey seismik daripada survai kegempaan. 
survey seismik refleksi daripada survai gempa pantul, survey gravitasi 
daripada survai gaya berat dsb.
Namun pengaruh Pak Mulyono ini sangat kuat di Pusat Survey Geologi ex P3G, 
sehingga pada umumnya sulit bagi saya untuk mengerti makalah-makalah dalam 
bahasa Indonesia terbitan PSG (ex-P3G) dan memerlukan kamus dari Pak Mulyono 
untuk membacanya.Wassalam

RPK
- Original Message - 
From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Thursday, November 13, 2008 7:46 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia


Pak Wayan,

Kamus etimologi bahasa Indonesia termasuk buku yang sulit dicari. Buku 
semacam itu sudah lama tidak pernah saya temukan di toko-toko buku. Ada 
beberapa buku kamus etimologi bahasa Indonesia yang pernah diterbitkan, 
tetapi sudah sekian belas - puluh tahun yang lalu. Misalnya, buku tulisan 
Prijohutomo (1954 - Pusataka Rakjat), Notosudirjo (1981 -Tiga Serangkai), 
Ramli Harun (1984- Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa), dan Mohamad 
Ngajenan (1992).


Saya sudah mencoba mencari buku-buku kamus etimologi bahasa Indonesia 
menggunakan google, yang ada buku-buku antiknya saja, tak ada yang baru. 
Buku antik namanya, maka harganya pun mahal (di atas Rp 500 ribu).


Saya tidak memiliki keempat buku tersebut di atas, saya hanya mencatatnya 
dari daftar pustaka buku-buku bahasa Indonesia yang saya punya. Tetapi, buku 
kamus etimologi bahasa Indonesia karya Notosudirjo (1981) pernah saya pinjam 
dari perpustakaan saat saya masih siswa SMA dan karena begitu tertarik 
dengan buku tersebut, saya mencatat seluruh isinya. Buku ini tipis saja 
sekitar 100-an halaman, memuat asal-usul 209 kata dalam bahasa Indonesia. 
Buku catatan itu masih saya simpan sampai sekarang.


Mempelajari asal kata bahasa Indonesia memberikan kesenangan tersendiri. 
Beberapa saya petikkan dari kamus Notosudirjo (1981) :


-jenggala : berasal dari kata Sanskerta janggala = belukar, hutan; bisa 
diartikan bahwa Kerajaan Jenggala di Jawa Timur pada abad ke-11/12 dibangun 
di wilayah yang sebelumnya merupakan hutan belukar.


-daha : berasal dari kata Sanskerta daha = panas; mungkin berhubungan 
dengan Kerajaan Daha di Jawa Timur yang didirikan di dekat Gunung Kelud yang 
berhawa panas karena aktivitas volkanismenya.


-gempa : berasal dari kata Sanskerta kampa = getaran

Bila Pak Wayan berminat dengan buku-buku etimologi bahasa Indonesia, saya 
pikir pertama kali bisa menghubungi Pusat Bahasa di Rawamangun, Jakarta. 
Mencarinya di toko-toko buku akan sulit.


salam,
awang



--- On Thu, 11/13/08, Wayan Ismara Heru Young [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: Wayan Ismara Heru Young [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Thursday, November 13, 2008, 4:15 PM

Pak Awang,

Kebetulan sedang membahas buku-buku Bahasa Indonesia, saya pernah diberi 
mandat

untuk mencari kamus etimologi bahasa indonesia (kamus asal-usul kata), yang
sampai sekarang belum pernah saya temukan.
Pak Awang tau dimana kamus tersebut bisa ditemukan?

Mungkin bisa menjadi koleksi yang menarik juga untuk mendalami bahasa kita,
Pak.


Salam,
wayan y.





From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id; Geo Unpad [EMAIL PROTECTED]; Forum
HAGI [EMAIL PROTECTED]; Eksplorasi BPMIGAS
[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, November 13, 2008 3:32:18 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia

Pak Taufik,

Tip atau tips dalam bahasa Inggris bisa berarti dua : (1) uang
persenan, (2) petunjuk praktis (kamus bahasa Inggris Echols dan Shadily). 
Dua
kata itu dalam bahasa Indonesia baku tentu tidak dianjurkan, kita lebih aman 
dan

lebih sesuai menggunakan petunjuk praktis sebagai padananannya
(lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia).

Berbahasa Indonesia dengan baik (sesuai ragamnya) dan benar (sesuai aturan 
dan

kaidah kebahasaan) adalah wajib bagi seluruh pengguna bahasa Indonesia
berkewarganegaraan Indonesia. Untuk itu, kita harus terus belajar bahasa 
kita
sendiri. Jangan putus belajar bahasa Indonesia seusai kita lulus dari 
sekolah
menengah. Bila semua orang Indonesia berbahasa Indonesia dengan baik dan 
benar,
dapat dibayangkan betapa akan semakin majunya bahasa nasional kita. 
Dibandingkan

dengan bahasa-bahasa lainnya di dunia (Inggris, Arab, Cina, dll.), bahasa
Indonesia masih sangat muda umurnya. Meskipun demikian, penuturnya banyak,
sehingga di dunia pun bahasa kita cukup penting posisinya. Maka, pembinaan
bahasa Indonesia jelas suatu kemutlakan.

Petunjuk praktis berbahasa Indonesia dengan baik dan benar hanya sesederhana
membeli buku-bukunya, mempelajarinya dengan 

Re: [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia

2008-11-13 Terurut Topik mohammad syaiful
Terus-terang, dalam beberapa hal, saya sependapat dengan pak Koesoema.
Mohon penjelasan, mengapa terjemahan 'tufa' dari 'tuff' dianggap
menyesatkan?

Terimakasih dan salam,
syaiful

2008/11/13 R.P.Koesoemadinata [EMAIL PROTECTED]:
 Saya yang kurang setuju dengan istilah2 geologi yang diciptakan Pak Mulyono
 Purbo, karena akan mempersulit untuk menghafalnya, bahkan dapat menyesatkan.
 Contoh tuff diterjemahkan menjadi tufa, menyesatkan. Dalam bahasa Malaysia
 yang ingin memelayukan istilah2 geologi bisa terjadi lucu: graben
 diterjemahkan 'lurah tergelincir', padahal graben sendiri adalah berasal
 dari bahasa Jerman, orang Inggris saja tidak menterjemahkannya. Sebaiknya
 istilah-istilah geologi dicari dari bahasa Latin yang diindonesiakan, karena
 lafal bahasa Latin tidak terlalu jauh berbeda dengan bahasa Indonesia.
 Istilah geologi bahasa Inggris banyak menggunakan istilah Latin yang
 diinggriskan, apalagi dalam bahasa Perancis. Beruntunglah ilmu biologi yang
 secara konsisten menggunakan istilah2 Latin, walapun di'italic'kan.
 RPK
 - Original Message - From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Cc: Geo Unpad [EMAIL PROTECTED]; Forum HAGI
 [EMAIL PROTECTED]; Eksplorasi BPMIGAS
 [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Thursday, November 13, 2008 4:34 PM
 Subject: Re: [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia


 Iya Pak Untung, terima kasih untuk mengingatkan. Tetapi dalam KBBI (Kamus
 Besar Bahasa Indonesia) itu pun, terdapat 24 orang ahli penyumbang istilah
 keilmuan. M.M. Purbo-Hadiwidjojo tercatat di dalam kamus tersebut sebagai
 penyumbang istilah-istilah geologi.

 Namun demikian, bila kita ingin tahu lebih banyak tentang peng-Indonesia-an
 istilah-istilah geologi, apa yang diingatkankan Pak Untung adalah tepat. Pak
 Purbo pernah menerbitkan dua buku tentang istilah-istilah geologi dalam
 bahasa Indonesia, baik sebagai padanan dari bahasa Inggris (diterbitkan ITB,
 1981), maupun sebagai Kamus Ilmu Kebumian (Grasindo, 1994). Bagaimana
 perkembangan terbaru pengistilahan geologi dalam bahasa Indonesia setelah
 pertengahan tahun 1990 ? Adakah yang meneruskan usaha yang telah dengan
 tekun dirintis oleh Pak Purbo tersebut ? Barangkali Pak Untung punya info ?

 Mud volcano pernah diterjemahkan sebagai poton oleh Pak Purbo, megambil
 kata asli dari Pulau Timor yang banyak gununglumpurnya. Tak ada seorang pun
 yang kini menggunakan poton tersebut untuk menamai Lusi di Jawa Timur,
 gununglumpur pun sedikit yang memakainya, lebih banyak yang memakai Lusi
 mud volcano. Ini mencerminkan bahwa kebanyakan orang lebih senang berbahasa
 teknis dengan istilah aslinya. Adakah yang lebih senang memakai selut
 sebagai ganti ooze,petabah untuk monadnock, bintil untuk nodule,
 surutan cepat untuk rapid drawdown ? Saya tak pernah mendengar seorang
 pun lebih senang memakainya. Maka, pengistilahan bahasa Indonesia jelas
 masih harus bersaing dengan kegemaran orang beristilah dengan bahasa
 aslinya.

 Saya memperhatikan bahwa peristilahan yang dianggit Pak Purbo kebanyakan
 hanya dipakai oleh publikasi-publikasi keluaran P3G/PSG. Di luar itu, nampak
 keengganan menggunakannya. Entah mengapa. Paling mungkin adalah bahwa mereka
 tidak pernah tahu bahwa istilah-istilah bahasa Indonesia untuk banyak
 istilah teknis geologi itu telah ada.

 salam,
 awang

 --- On Thu, 11/13/08, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote:

 From: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Cc: Geo Unpad [EMAIL PROTECTED], Forum HAGI
 [EMAIL PROTECTED], Eksplorasi BPMIGAS
 [EMAIL PROTECTED]
 Date: Thursday, November 13, 2008, 3:44 PM

 Pak Awang jangan lupa kamus istilah geologi karya MM Purbo-Hadiwidjojo,

 banyak membantu peristilahan dalam geologi

 Salam Untung Sudarsono
 Pak Taufik,

 Tip atau tips dalam bahasa Inggris bisa berarti dua : (1) uang

 persenan,

 (2) petunjuk praktis (kamus bahasa Inggris Echols dan Shadily). Dua kata
 itu dalam bahasa Indonesia baku tentu tidak dianjurkan, kita lebih aman
 dan lebih sesuai menggunakan petunjuk praktis sebagai

 padananannya

 (lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia).

 Berbahasa Indonesia dengan baik (sesuai ragamnya) dan benar (sesuai aturan
 dan kaidah kebahasaan) adalah wajib bagi seluruh pengguna bahasa Indonesia
 berkewarganegaraan Indonesia. Untuk itu, kita harus terus belajar bahasa
 kita sendiri. Jangan putus belajar bahasa Indonesia seusai kita lulus dari
 sekolah menengah. Bila semua orang Indonesia berbahasa Indonesia dengan
 baik dan benar, dapat dibayangkan betapa akan semakin majunya bahasa
 nasional kita. Dibandingkan dengan bahasa-bahasa lainnya di dunia
 (Inggris, Arab, Cina, dll.), bahasa Indonesia masih sangat muda umurnya.
 Meskipun demikian, penuturnya banyak, sehingga di dunia pun bahasa kita
 cukup penting posisinya. Maka, pembinaan bahasa Indonesia jelas suatu
 kemutlakan.

 Petunjuk praktis berbahasa Indonesia dengan baik dan benar hanya
 sesederhana membeli 

Re: [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia

2008-11-13 Terurut Topik R.P.Koesoemadinata

Karena istilah 'tufa' itu dalam bahasa Inggris berarti endapan 'travertine'
- Original Message - 
From: mohammad syaiful [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, November 14, 2008 5:45 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia



Terus-terang, dalam beberapa hal, saya sependapat dengan pak Koesoema.
Mohon penjelasan, mengapa terjemahan 'tufa' dari 'tuff' dianggap
menyesatkan?

Terimakasih dan salam,
syaiful

2008/11/13 R.P.Koesoemadinata [EMAIL PROTECTED]:
Saya yang kurang setuju dengan istilah2 geologi yang diciptakan Pak 
Mulyono
Purbo, karena akan mempersulit untuk menghafalnya, bahkan dapat 
menyesatkan.
Contoh tuff diterjemahkan menjadi tufa, menyesatkan. Dalam bahasa 
Malaysia

yang ingin memelayukan istilah2 geologi bisa terjadi lucu: graben
diterjemahkan 'lurah tergelincir', padahal graben sendiri adalah berasal
dari bahasa Jerman, orang Inggris saja tidak menterjemahkannya. Sebaiknya
istilah-istilah geologi dicari dari bahasa Latin yang diindonesiakan, 
karena

lafal bahasa Latin tidak terlalu jauh berbeda dengan bahasa Indonesia.
Istilah geologi bahasa Inggris banyak menggunakan istilah Latin yang
diinggriskan, apalagi dalam bahasa Perancis. Beruntunglah ilmu biologi 
yang

secara konsisten menggunakan istilah2 Latin, walapun di'italic'kan.
RPK
- Original Message - From: Awang Satyana 
[EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Geo Unpad [EMAIL PROTECTED]; Forum HAGI
[EMAIL PROTECTED]; Eksplorasi BPMIGAS
[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, November 13, 2008 4:34 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia


Iya Pak Untung, terima kasih untuk mengingatkan. Tetapi dalam KBBI (Kamus
Besar Bahasa Indonesia) itu pun, terdapat 24 orang ahli penyumbang 
istilah

keilmuan. M.M. Purbo-Hadiwidjojo tercatat di dalam kamus tersebut sebagai
penyumbang istilah-istilah geologi.

Namun demikian, bila kita ingin tahu lebih banyak tentang 
peng-Indonesia-an
istilah-istilah geologi, apa yang diingatkankan Pak Untung adalah tepat. 
Pak

Purbo pernah menerbitkan dua buku tentang istilah-istilah geologi dalam
bahasa Indonesia, baik sebagai padanan dari bahasa Inggris (diterbitkan 
ITB,

1981), maupun sebagai Kamus Ilmu Kebumian (Grasindo, 1994). Bagaimana
perkembangan terbaru pengistilahan geologi dalam bahasa Indonesia setelah
pertengahan tahun 1990 ? Adakah yang meneruskan usaha yang telah dengan
tekun dirintis oleh Pak Purbo tersebut ? Barangkali Pak Untung punya info 
?


Mud volcano pernah diterjemahkan sebagai poton oleh Pak Purbo, megambil
kata asli dari Pulau Timor yang banyak gununglumpurnya. Tak ada seorang 
pun

yang kini menggunakan poton tersebut untuk menamai Lusi di Jawa Timur,
gununglumpur pun sedikit yang memakainya, lebih banyak yang memakai Lusi
mud volcano. Ini mencerminkan bahwa kebanyakan orang lebih senang 
berbahasa

teknis dengan istilah aslinya. Adakah yang lebih senang memakai selut
sebagai ganti ooze,petabah untuk monadnock, bintil untuk nodule,
surutan cepat untuk rapid drawdown ? Saya tak pernah mendengar 
seorang

pun lebih senang memakainya. Maka, pengistilahan bahasa Indonesia jelas
masih harus bersaing dengan kegemaran orang beristilah dengan bahasa
aslinya.

Saya memperhatikan bahwa peristilahan yang dianggit Pak Purbo kebanyakan
hanya dipakai oleh publikasi-publikasi keluaran P3G/PSG. Di luar itu, 
nampak
keengganan menggunakannya. Entah mengapa. Paling mungkin adalah bahwa 
mereka

tidak pernah tahu bahwa istilah-istilah bahasa Indonesia untuk banyak
istilah teknis geologi itu telah ada.

salam,
awang

--- On Thu, 11/13/08, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] 
wrote:


From: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Geo Unpad [EMAIL PROTECTED], Forum HAGI
[EMAIL PROTECTED], Eksplorasi BPMIGAS
[EMAIL PROTECTED]
Date: Thursday, November 13, 2008, 3:44 PM


Pak Awang jangan lupa kamus istilah geologi karya MM Purbo-Hadiwidjojo,


banyak membantu peristilahan dalam geologi

Salam Untung Sudarsono
Pak Taufik,


Tip atau tips dalam bahasa Inggris bisa berarti dua : (1) uang


persenan,


(2) petunjuk praktis (kamus bahasa Inggris Echols dan Shadily). Dua kata
itu dalam bahasa Indonesia baku tentu tidak dianjurkan, kita lebih aman
dan lebih sesuai menggunakan petunjuk praktis sebagai


padananannya


(lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia).

Berbahasa Indonesia dengan baik (sesuai ragamnya) dan benar (sesuai 
aturan
dan kaidah kebahasaan) adalah wajib bagi seluruh pengguna bahasa 
Indonesia

berkewarganegaraan Indonesia. Untuk itu, kita harus terus belajar bahasa
kita sendiri. Jangan putus belajar bahasa Indonesia seusai kita lulus 
dari

sekolah menengah. Bila semua orang Indonesia berbahasa Indonesia dengan
baik dan benar, dapat dibayangkan betapa akan semakin majunya bahasa
nasional kita. Dibandingkan dengan bahasa-bahasa lainnya di dunia
(Inggris, Arab, Cina, dll.), bahasa Indonesia masih sangat muda umurnya.

RE: [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia

2008-11-13 Terurut Topik Semimbar, Habash (hbsemim)
Wah, jangan2 Bahasa Inggrispun mengambil kata dari Bahasa Sansekerta:  Janggala 
= jungle

-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, November 13, 2008 7:46 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia

Pak Wayan,
 
Kamus etimologi bahasa Indonesia termasuk buku yang sulit dicari. Buku semacam 
itu sudah lama tidak pernah saya temukan di toko-toko buku. Ada beberapa buku 
kamus etimologi bahasa Indonesia yang pernah diterbitkan, tetapi sudah sekian 
belas - puluh tahun yang lalu. Misalnya, buku tulisan Prijohutomo (1954 - 
Pusataka Rakjat), Notosudirjo (1981 -Tiga Serangkai), Ramli Harun (1984- Pusat 
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa), dan Mohamad Ngajenan (1992). 
 
Saya sudah mencoba mencari buku-buku kamus etimologi bahasa Indonesia 
menggunakan google, yang ada buku-buku antiknya saja, tak ada yang baru. Buku 
antik namanya, maka harganya pun mahal (di atas Rp 500 ribu).
 
Saya tidak memiliki keempat buku tersebut di atas, saya hanya mencatatnya dari 
daftar pustaka buku-buku bahasa Indonesia yang saya punya. Tetapi, buku kamus 
etimologi bahasa Indonesia karya Notosudirjo (1981) pernah saya pinjam dari 
perpustakaan saat saya masih siswa SMA dan karena begitu tertarik dengan buku 
tersebut, saya mencatat seluruh isinya. Buku ini tipis saja sekitar 100-an 
halaman, memuat asal-usul 209 kata dalam bahasa Indonesia. Buku catatan itu 
masih saya simpan sampai sekarang. 
 
Mempelajari asal kata bahasa Indonesia memberikan kesenangan tersendiri. 
Beberapa saya petikkan dari kamus Notosudirjo (1981) :
 
-jenggala : berasal dari kata Sanskerta janggala = belukar, hutan; bisa 
diartikan bahwa Kerajaan Jenggala di Jawa Timur pada abad ke-11/12 dibangun di 
wilayah yang sebelumnya merupakan hutan belukar.
 
-daha : berasal dari kata Sanskerta daha = panas; mungkin berhubungan dengan  
Kerajaan Daha di Jawa Timur yang didirikan di dekat Gunung Kelud yang berhawa 
panas karena aktivitas volkanismenya.
 
-gempa : berasal dari kata Sanskerta kampa = getaran
 
Bila Pak Wayan berminat dengan buku-buku etimologi bahasa Indonesia, saya pikir 
pertama kali bisa menghubungi Pusat Bahasa di Rawamangun, Jakarta. Mencarinya 
di toko-toko buku akan sulit.
 
salam,
awang
 


--- On Thu, 11/13/08, Wayan Ismara Heru Young [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: Wayan Ismara Heru Young [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Thursday, November 13, 2008, 4:15 PM

Pak Awang, 

Kebetulan sedang membahas buku-buku Bahasa Indonesia, saya pernah diberi mandat 
untuk mencari kamus etimologi bahasa indonesia (kamus asal-usul kata), yang 
sampai sekarang belum pernah saya temukan. 
Pak Awang tau dimana kamus tersebut bisa ditemukan?

Mungkin bisa menjadi koleksi yang menarik juga untuk mendalami bahasa kita, Pak.


Salam,
wayan y.





From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id; Geo Unpad [EMAIL PROTECTED]; Forum HAGI [EMAIL 
PROTECTED]; Eksplorasi BPMIGAS [EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, November 13, 2008 3:32:18 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia

Pak Taufik,
 
Tip atau tips dalam bahasa Inggris bisa berarti dua : (1) uang persenan, (2) 
petunjuk praktis (kamus bahasa Inggris Echols dan Shadily). Dua kata itu dalam 
bahasa Indonesia baku tentu tidak dianjurkan, kita lebih aman dan lebih sesuai 
menggunakan petunjuk praktis sebagai padananannya (lihat Kamus Besar Bahasa 
Indonesia).
 
Berbahasa Indonesia dengan baik (sesuai ragamnya) dan benar (sesuai aturan dan 
kaidah kebahasaan) adalah wajib bagi seluruh pengguna bahasa Indonesia 
berkewarganegaraan Indonesia. Untuk itu, kita harus terus belajar bahasa kita 
sendiri. Jangan putus belajar bahasa Indonesia seusai kita lulus dari sekolah 
menengah. Bila semua orang Indonesia berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, 
dapat dibayangkan betapa akan semakin majunya bahasa nasional kita. 
Dibandingkan dengan bahasa-bahasa lainnya di dunia (Inggris, Arab, Cina, dll.), 
bahasa Indonesia masih sangat muda umurnya. Meskipun demikian, penuturnya 
banyak, sehingga di dunia pun bahasa kita cukup penting posisinya. Maka, 
pembinaan bahasa Indonesia jelas suatu kemutlakan.
 
Petunjuk praktis berbahasa Indonesia dengan baik dan benar hanya sesederhana 
membeli buku-bukunya, mempelajarinya dengan bersungguh-sungguh, dan 
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
 
Buku-buku wajib untuk dapat mempelajari bahasa Indonesia dengan baik dan benar
: 
 
- Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan Nasional - Balai Pustaka,
2007 - edisi ketiga) - 1387 halaman. Kamus ini akan membimbing kita akan makna 
tepat suatu kata dan menunjukkan mana kata-kata baku mana kata-kata nonbaku.
 
- Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Alwi dkk., Balai Pustaka, 2003,edisi
ketiga) - 486 halaman. Buku ini walaupun bersifat akademik, masih cukup praktis 
untuk digunakan 

Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia

2008-11-13 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Koesoema,
 
recovery sebagai pemulihan lebih sesuai dalam bidang kesehatan, bila 
diterjemahkan sebagai pemulihan biaya terkesan harafiah. Kalau mengenai 
keuangan, tentu kita akan melihat lingkungan katanya (konteks), maka 
pengembalian biaya atau penggantian biaya saya pikir lebih mengena sebab 
penggantian dan pengembalian berada dalam konteks keuangan. Penerjemahan cost 
recovery sebagai penggantian/pengembalian biaya telah umum digunakan.
 
salam,
awang

--- On Thu, 11/13/08, R.P.Koesoemadinata [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: R.P.Koesoemadinata [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar 
Bahasa Indonesia
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Thursday, November 13, 2008, 10:17 PM

Cost recovery lebih tepat diterjemahkan menjadi pemulihan biaya
RPK
- Original Message - From: Awang Satyana
[EMAIL PROTECTED]
To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia
[EMAIL PROTECTED]; iagi-net@iagi.or.id; 'Geo
Unpad' [EMAIL PROTECTED]; 'Eksplorasi
BPMIGAS' [EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, November 13, 2008 5:26 PM
Subject: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar
Bahasa Indonesia


Pak Muharram,

Keinginan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa wajib investasi migas di
Indonesia (misalnya menggunakannya sebagai bahasa resmi dan tunggal kontrak
migas) selalu bersinggungan secara tajam dengan keinginan lain menarik investor
mancanegara yang berbahasa Inggris. Akhirnya, bahasa wajib investasi migas di
Indonesia menggunakan dwibahasa : bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Bila
terjadi multitafsir atas bahasa kontrak, maka prioritas diberikan kepada
pengkalimatan dalam bahasa Indonesia. Namun, sayang sekali sampai saat ini
bahasa Indonesia belum berdaulat dalam bahasa kontrak, masih dikalahkan bahasa
Inggris.

Dalam surat-menyurat kepada BPMIGAS, para Kontraktor wajib menggunakan dua
bahasa dalam surat-suratnya. BPMIGAS akan menjawab surat-surat tersebut dalam
bahasa Indonesia saja. Kontraktor yang hanya menggunakan bahasa Inggris dalam
suratnya kepada BPMIGAS akan diminta mengubahnya menggunakan dua bahasa.

Kemampuan berbahasa Indonesia para pejabat asing di bidang migas masih minimal,
sebagian dapat memahami pembicaraan dalam bahasa Indonesia, terutama yang punya
istri/suami orang Indonesia. Memang kepada mereka tidak diwajibkan mampu
berbahasa Indonesia saat mereka datang ke Indonesia. Beberapa dari antara mereka
mengambil kursus bahasa Indonesia. Semacam TOEFL tetapi untuk bahasa Indonesia
mestinya dilakukan kepada para mahasiswa asing yang mengambil seolah
pascasarjana di Indonesia. Tetapi untuk bekerja, setahu saya belum ada aturan
tersebut.

Cost recovery dapat dipadankan dengan penggantian biaya
atau pengembalian biaya

salam,
awang

--- On Thu, 11/13/08, Muharram J. Panguriseng [EMAIL PROTECTED]
wrote:

From: Muharram J. Panguriseng [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia
To: 'Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia'
[EMAIL PROTECTED], iagi-net@iagi.or.id, 'Geo Unpad'
[EMAIL PROTECTED], 'Eksplorasi BPMIGAS'
[EMAIL PROTECTED]
Date: Thursday, November 13, 2008, 4:01 PM








Saya sangat tertarik dengan ungkapan Pak Awang, “Bila semua orang Indonesia
berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, dapat dibayangkan betapa akan semakin
majunya bahasa nasional kita”. Sayangnya sebagian besar komunitas geoscientist
kurang “PD” berbahasa Indonesia atas nama “go international”, bahkan
dalam kondisi mayoritas disuatu forum. Ketika ada orang “bule” datang
presentasi ke kantor kita, walau pesertanya 100% Warga Negara Indonesia terpaksa
forum diskusi itu terlaksana dengan bahasa pengantar bahasa Inggris. Harusnya
kita paksa mereka berbahasa Indonesia ketika mau cari makan di Indonesia (?).

Apa yang harus kita lakukan sebagai anak bangsa (meminjam istilah Pak Amin
Rais) untuk menyiasati kondisi ini?
Sekedar jadi provokator, ketika kita melamar kerja keluar negeri tentu kita
harus mempunyai skor TOEFL tertentu. Barangkali BPMIGAS dapat menerapkan aturan
yang sama bagi pekerja asing yang akan bekerja di PSC dalam wilayah kedaulatan
Republik Indonesia, yang notabene gajinya dibayar dengan cost recovery. Untuk
istilah cost recovery yang dikeluarkan BPMIGAS padanan katanya dalam bahasa
Indonesia apa ya ? He he he …


Terima kasih  Salam,

--mjp--



From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of
Awang Satyana
Sent: Thursday, November 13, 2008 2:32 PM
To: iagi-net@iagi.or.id; Geo Unpad; Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS
Subject: Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia






Pak Taufik,



Tip atau tips dalam bahasa Inggris bisa berarti dua : (1) uang
persenan, (2) petunjuk praktis (kamus bahasa Inggris Echols dan Shadily). Dua
kata itu dalam bahasa Indonesia baku tentu tidak dianjurkan, kita lebih aman dan
lebih sesuai menggunakan petunjuk praktis sebagai padananannya
(lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia).



Berbahasa Indonesia dengan baik 

Re: [iagi-net-l] 'tufa' bukan 'tuff' (was: Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia)

2008-11-13 Terurut Topik Paulus Tangke Allo
tambahan info mengenai tufa:
http://www.etymonline.com/index.php?search=tuffsearchmode=none


--pta




2008/11/13 mohammad syaiful [EMAIL PROTECTED]:
 Terimakasih, pak Koesoema.

 Karena agak sedikit penasaran, pagi ini saya coba buka beberapa
 referensi yg ada di rumah:

 1) Ternyata di dalam 'Oxford Advanced Learner's Dictionary' (7th
 Edition), kata 'tufa' maupun 'tuff' tidak ada (yg termuat adalah
 'Tuesday' kemudian langsung 'tuft' (halaman 1647).

 2) Hal yg sama di dalam kamus karangan John M. Echols dan Hassan
 Shadily (baik yg Kamus Inggris - Indonesia maupun Kamus Indonesia -
 Inggris).

 3) Di dalam 'A Dictionary of Geology' (D.G.A Whitten dan J.R.V Brooks,
 1976/reprinted), di halaman 457 ada kata 'Tufa' yg diminta merujuk ke
 kata lainnya 'Calc tufa' dan persis di bawahnya ada kata 'Tuff' yg
 diminta merujuk ke kata lainnya 'Pyroclastic rocks'.

=== deleted ===


serah-terima pp-iagi: senin sore, 13 oktober 2008
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL
pasukan sedang disusun, hanya satu IAGI...

ayo, segera pula siapkan utk PIT IAGI ke-38
dg tuan-rumah adalah PENGDA JATENG
* mungkin di semarang
* mungkin pula di solo
* mungkin juga join dg HAGI dll.
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] 'tufa' bukan 'tuff' (was: Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia)

2008-11-13 Terurut Topik Muhammad Ubaidillah Baheshti
mungkin bisa membantu...
tuff dalam bahasa inggris lazim diterjemahkan dalam bahasa indonesia menjadi 
tuf dengan satu huruf 'f' yang merujuk pada batuan piroklastik, sedangkan 
tufa atau tuft dalam bahasa inggris diterjemahkan tetap menjadi tufa 
dalam bahasa indonesia yang merujuk pada batuan hasil sedimentasi 
ulang/'resedimented-volcanic rocks'.
memang terdengar tidak begitu penting, namun bisa jadi masalah saat digunakan 
dalam penentuan nama litologi, dimana akan sangat berbeda antara 'batugamping 
tufaan' dan 'batugamping tufan' misalnya.

terimakasih
salam
-aBuy-


--- On Fri, 11/14/08, Paulus Tangke Allo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 From: Paulus Tangke Allo [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [iagi-net-l] 'tufa' bukan 'tuff' (was: Mari Kita Terus Belajar 
 Bahasa Indonesia)
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Friday, November 14, 2008, 9:05 AM
 tambahan info mengenai tufa:
 http://www.etymonline.com/index.php?search=tuffsearchmode=none
 
 
 --pta
 
 
 
 
 2008/11/13 mohammad syaiful
 [EMAIL PROTECTED]:
  Terimakasih, pak Koesoema.
 
  Karena agak sedikit penasaran, pagi ini saya coba buka
 beberapa
  referensi yg ada di rumah:
 
  1) Ternyata di dalam 'Oxford Advanced
 Learner's Dictionary' (7th
  Edition), kata 'tufa' maupun 'tuff'
 tidak ada (yg termuat adalah
  'Tuesday' kemudian langsung 'tuft'
 (halaman 1647).
 
  2) Hal yg sama di dalam kamus karangan John M. Echols
 dan Hassan
  Shadily (baik yg Kamus Inggris - Indonesia maupun
 Kamus Indonesia -
  Inggris).
 
  3) Di dalam 'A Dictionary of Geology' (D.G.A
 Whitten dan J.R.V Brooks,
  1976/reprinted), di halaman 457 ada kata
 'Tufa' yg diminta merujuk ke
  kata lainnya 'Calc tufa' dan persis di
 bawahnya ada kata 'Tuff' yg
  diminta merujuk ke kata lainnya 'Pyroclastic
 rocks'.
 
 === deleted ===
 
 
 serah-terima pp-iagi: senin sore, 13 oktober 2008
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL
 pasukan sedang disusun, hanya satu IAGI...
 
 ayo, segera pula siapkan utk PIT IAGI ke-38
 dg tuan-rumah adalah PENGDA JATENG
 * mungkin di semarang
 * mungkin pula di solo
 * mungkin juga join dg HAGI dll.
 -
 To unsubscribe, send email to:
 iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to:
 iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1:
 http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
 information posted on its mailing lists, whether posted by
 IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be
 liable for any, including but not limited to direct or
 indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
 resulting from loss of use, data or profits, arising out of
 or in connection with the use of any information posted on
 IAGI mailing list.
 -


  


serah-terima pp-iagi: senin sore, 13 oktober 2008
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL
pasukan sedang disusun, hanya satu IAGI...

ayo, segera pula siapkan utk PIT IAGI ke-38
dg tuan-rumah adalah PENGDA JATENG
* mungkin di semarang
* mungkin pula di solo
* mungkin juga join dg HAGI dll.
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing 

Re: [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia

2008-11-13 Terurut Topik yanto R.Sumantri



Setuju Awang.

Kalau say tambahkan keterangan lain 
untuk mengikuti ujian S 3.

Apakah menjadi :

1.Saya akan pergi ke Jakarta untuk mengikuti ujian S2 dengan dengan
berkendaraan  bus besok .
2. Saya akan pergi ke Jakarta dengan
berkendaraan bus untuk mengikuti ujian S3 besok.
3. Saya akan pergi
ke Jakarta  untuk megikuti ujian S3  dengan berkendaraan bus
besok.

Apakah  aturan meletekan keterangan ada 
pemmbakuaan ?

Saya pribadi kok merasa
srek kalau besok diletakan
didepan kalimat : jadi Besok .dst, apa ini salah satu
salah kaprah lagi ya !

 Si Abah


Abah,
  
 Salah kaprah banyak terjadi karena kekurangtelitian dan
kekurangpedulian
 pemakai bahasa. Bahasa Indonesia adalah bahasa
yang masih tumbuh, ia
 mendapatkan pengaruh baik atau buruk dari
bahasa asing dan bahasa daerah
 dalam segenap aspeknya (tata
kalimat, makna kata, dan sebagainya). Pemakai
 bahasa masih
membawa bahasa ibunya (bahasa daerah) ke dalam bahasa
 Indonesia,
sehingga terjadi kontaminasi atau kerancuan. Lalu, bentuk rancu

itu digunakan umum sehingga seolah-olah benar karena banyak yang

menggunakannya dengan cara itu, padahal salah. Bahasa Indonesia dalam
 beberapa hal lebih sederhana dibandingkan dengan bahasa asing,
tetapi
 dalam aspek-aspek lain lebih kompleks. Salah kaprah
justru banyak terjadi
 karena kompleksitas itu. Salah kaprah juga
terjadi karena kita masih
 mempertahankan bentuk-bentuk salah
sebagai kekecualian.
  
 Mana yang benar di antara
pemboran dan pengeboran, mentik dan mengetik,
 membom dan
mengebom ? Kalau kita mau tepatasas (konsisten) dengan kaidah

bahasa Indonesia, maka bentuk-bentuk yang benar adalah pengeboran,
 mengetik, dan mengebom. Selaras dengan aturan ini, maka bentuk yang
benar
 adalah pengetikan dan pengeboman. Tetapi, bentuk pemboran
diterima sebagai
 bentuk kekecualian (lihat Kamus Besar Bahasa
Indonesia), meskipun menurut
 ilmu syaraf bahasa (grammar),
bentuk itu tidak benar. Inilah contoh salah
 kaprah karena
kekecualian.
  
 Kalimat yang benar menurut kaidah
bahasa Indonesia adalah :
 Saya akan pergi ke Jakarta besok
dengan berkendaran bis. Alasannya, tata
 kalimat yang baik
dan benar adalah mengikuti urutan SPOK

(subyek-predikat-obyek-keterangan). Kata bis juga tidak baku,
yang baku
 adalah bus. Mengapa tidak baku ? Sebab,
kata aslinya adalah bus.
 Penerjemahan istilah asing
sedapat mungkin mendekati bentuk aslinya,
 begitu amanat Pedoman
Pembentukan Istilah. Selaras dengan aturan ini, maka
 bentuk baku
adalah analisis, hipotesis, metode; bukan analisa, hipotesa,

metoda.
  
  
 Contoh-contoh analisis (bukan
analisa) di atas menunjukkan kepada kita
 bahwa masalah-masalah
kebahasaan dalam bahasa Indonesia sebenarnya
 sederhana saja,
tetapi akan terasa sulit bila kita tidak peduli kepada
 bahasa
Indonesia.
  
 salam,
 awang
 
 --- On Thu, 11/13/08, yanto R.Sumantri [EMAIL PROTECTED]
wrote:
 

From: yanto R.Sumantri
[EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [iagi-net-l] Mari Kita
Terus Belajar Bahasa Indonesia
 To: iagi-net@iagi.or.id

Date: Thursday, November 13, 2008, 4:07 PM
 
 


 Awang dan rekan rekan
 
 Apakah kesalah
kaprah
 -an yang sering rjadi dalam berbahasa Indonesia itu
diakibtkan oleh sangat
 sederhananya bahasa kita ?

Sehingga dengan se-mena2 kita (tanpa
 terasa) mencampuradukan
segala macam kata dalam bertutur maupun menulis
 ?
 
 Terus terang saya juga sering merasa ragu agu dalam

berbahasa, saya ambil contoh 
 
 Mana yang benar
?
 1.
  Besok saya akan pergi ke Jakarta dengan
berkendaraan bus.
 atau:
 2. Saya besok akan pergi
berkendaraan bis ke Jakarta ,
 3. Saya akan pergi ke Jakarta
besok dengan berkendaran bis .
 
 Kalau kita lihat
Subyeknya : SAYA
 Predikat : PERGI 
 Obyek ;
JAKARTA
 
 Yang lain aalah keterangan waktu , dsb .
 
 Nah  , baru kalimat ang sederhana  sudah susah kan .
 
 
 Yanto R.Sumantri.
 

Berikut sebuah tulisan pendek
 yang saya mulai menulisnya pada 28
Oktober
 lalu, tepat 80 tahun
 setelah
ldquo;Sumpah Pemudardquo; diikrarkan, yang saya tulis

 di ujung selatan Afrika - di Capetown di antara
kesibukan menghadiri
 pertemuan AAPG 26-29 Oktober 2008.
Tulisan terputus di tengah,
 terselingi
 oleh
tulisan lain tentang kasus jajak pendapat Lusi
 di pertemuan
AAPG
 tersebut yang harus segera ditanggapi.

Tulisan ini tentang sikap kita
 pada umumnya kepada bahasa
 persatuan kita : bahasa Indonesia.


Tanggal 28
 Oktober yang lalu kita memperingati 80 tahun
ldquo;Sumpah
 Pemudardquo;
 (28 Oktober
1928). Semoga kita tetap mengingatnya
 sebagai tonggak penting
 sejarah bangsa Indonesia, saat para
 pemuda kita dari
berbagai perkumpulan
 daerah bersatu bersumpah

ldquo;bertanah air satu : Tanah Air Indonesia,

berbangsa satu :
 Bangsa Indonesia, berbahasa satu : Bahasa
Indonesia.


 Apakah kita telah
berbahasa Indonesia dengan baik dan benar setelah
 belasan
tahun bahasa nasional ini kita pelajari dari TK sampai

perguruan
 tinggi dan setelah puluhan tahun bahasa persatuan
ini
 kita gunakan
 sehari-hari dalam berbagai
kesempatan resmi dan tak
 resmi ? Banyak orang


RE: [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia

2008-11-13 Terurut Topik Awang Satyana
Abah,
 
untuk mengikuti ujian S-3 adalah juga kata-kata keterangan. Kalimat yang Abah 
tulis mengandung banyak kata keterangan. Susunan urutan antara kata-kata 
keterangan di dalam sebuah kalimat bergantung kepada kedekatan hubungan di 
antara kata-kata itu. Dalam kasus yang Abah tulis, kalimatnya menjadi, Saya 
akan pergi ke Jakarta besok untuk mengikuti ujian S-3 dengan berkendaraan bus. 
Bila kedekatan antara kata-kata keterangan bisa dipertukarkan, maka urutan itu 
bisa pula dipertukarkan, misalnya, Saya akan pergi ke Jakarta besok dengan 
berkendaraan bus untuk mengikuti ujian S-3.
 
Urutan kata yang normal di dalam kalimat mengikuti urutan SPOK. Urutan ini 
dapat diubah bila diperlukan penekanan atas unsur kalimat tertentu, misalnya 
atas keterangan waktu. Dalam kasus di atas, misalnya, Besok, saya akan pergi 
ke Jakarta dengan berkendaraan bus untuk mengikuti ujian S-3. Penggunaan tanda 
baca koma sesudah besok adalah keharusan sebab urutan kalimat diawali dengan 
keterangan waktu yang mestinya ditaruh di urutan setelah obyek. Mengapa saya 
menempatkan dengan berkendaraan bus sesudah Jakarta ? Sebab, dengan 
berkendaraan bus adalah keterangan kata kerja (semacam adverb) setelah pergi 
ke Jakarta. Karena hubungan mereka dekat, maka diurutkan.
 
Salam,
awang
 
-Original Message-
From: yanto R.Sumantri [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, November 14, 2008 12:50 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia
 
 
 
 
Setuju Awang.
 
Kalau say tambahkan keterangan lain 
untuk mengikuti ujian S 3.
 
Apakah menjadi :
 
1.Saya akan pergi ke Jakarta untuk mengikuti ujian S2 dengan dengan
berkendaraan  bus besok .
2. Saya akan pergi ke Jakarta dengan
berkendaraan bus untuk mengikuti ujian S3 besok.
3. Saya akan pergi
ke Jakarta  untuk megikuti ujian S3  dengan berkendaraan bus
besok.
 
Apakah  aturan meletekan keterangan ada
pemmbakuaan ?
 
Saya pribadi kok merasa
srek kalau besok diletakan
didepan kalimat : jadi Besok .dst, apa ini salah satu
salah kaprah lagi ya !
 
 Si Abah


  

Re: [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia

2008-11-13 Terurut Topik mohammad syaiful
abah,

tentu saja ada urutan bakunya, tetapi lebih penting adalah mana yg
dipentingkan. makanya dikenal adanya kalimata aktif, kalimat pasif,
dll.

kalau abah suka meletakkan kata 'besok' di depan, artinya abah selalu
mementingkan keterangan waktu. 'time is money', 'kan? he.. he..

salam,
syaiful

On Fri, Nov 14, 2008 at 12:50 PM, yanto R.Sumantri [EMAIL PROTECTED] wrote:



 Setuju Awang.

 Kalau say tambahkan keterangan lain 
 untuk mengikuti ujian S 3.

 Apakah menjadi :

 1.Saya akan pergi ke Jakarta untuk mengikuti ujian S2 dengan dengan
 berkendaraan  bus besok .
 2. Saya akan pergi ke Jakarta dengan
 berkendaraan bus untuk mengikuti ujian S3 besok.
 3. Saya akan pergi
 ke Jakarta  untuk megikuti ujian S3  dengan berkendaraan bus
 besok.

 Apakah  aturan meletekan keterangan ada
 pemmbakuaan ?

 Saya pribadi kok merasa
 srek kalau besok diletakan
 didepan kalimat : jadi Besok .dst, apa ini salah satu
 salah kaprah lagi ya !

  Si Abah


 Abah,

 Salah kaprah banyak terjadi karena kekurangtelitian dan
 kekurangpedulian
 pemakai bahasa. Bahasa Indonesia adalah bahasa
 yang masih tumbuh, ia
 mendapatkan pengaruh baik atau buruk dari
 bahasa asing dan bahasa daerah
 dalam segenap aspeknya (tata
 kalimat, makna kata, dan sebagainya). Pemakai
 bahasa masih
 membawa bahasa ibunya (bahasa daerah) ke dalam bahasa
 Indonesia,
 sehingga terjadi kontaminasi atau kerancuan. Lalu, bentuk rancu

 itu digunakan umum sehingga seolah-olah benar karena banyak yang

 menggunakannya dengan cara itu, padahal salah. Bahasa Indonesia dalam
 beberapa hal lebih sederhana dibandingkan dengan bahasa asing,
 tetapi
 dalam aspek-aspek lain lebih kompleks. Salah kaprah
 justru banyak terjadi
 karena kompleksitas itu. Salah kaprah juga
 terjadi karena kita masih
 mempertahankan bentuk-bentuk salah
 sebagai kekecualian.

 Mana yang benar di antara
 pemboran dan pengeboran, mentik dan mengetik,
 membom dan
 mengebom ? Kalau kita mau tepatasas (konsisten) dengan kaidah

 bahasa Indonesia, maka bentuk-bentuk yang benar adalah pengeboran,
 mengetik, dan mengebom. Selaras dengan aturan ini, maka bentuk yang
 benar
 adalah pengetikan dan pengeboman. Tetapi, bentuk pemboran
 diterima sebagai
 bentuk kekecualian (lihat Kamus Besar Bahasa
 Indonesia), meskipun menurut
 ilmu syaraf bahasa (grammar),
 bentuk itu tidak benar. Inilah contoh salah
 kaprah karena
 kekecualian.

 Kalimat yang benar menurut kaidah
 bahasa Indonesia adalah :
 Saya akan pergi ke Jakarta besok
 dengan berkendaran bis. Alasannya, tata
 kalimat yang baik
 dan benar adalah mengikuti urutan SPOK

 (subyek-predikat-obyek-keterangan). Kata bis juga tidak baku,
 yang baku
 adalah bus. Mengapa tidak baku ? Sebab,
 kata aslinya adalah bus.
 Penerjemahan istilah asing
 sedapat mungkin mendekati bentuk aslinya,
 begitu amanat Pedoman
 Pembentukan Istilah. Selaras dengan aturan ini, maka
 bentuk baku
 adalah analisis, hipotesis, metode; bukan analisa, hipotesa,

 metoda.


 Contoh-contoh analisis (bukan
 analisa) di atas menunjukkan kepada kita
 bahwa masalah-masalah
 kebahasaan dalam bahasa Indonesia sebenarnya
 sederhana saja,
 tetapi akan terasa sulit bila kita tidak peduli kepada
 bahasa
 Indonesia.

 salam,
 awang

 --- On Thu, 11/13/08, yanto R.Sumantri [EMAIL PROTECTED]
 wrote:


 From: yanto R.Sumantri
 [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [iagi-net-l] Mari Kita
 Terus Belajar Bahasa Indonesia
 To: iagi-net@iagi.or.id

 Date: Thursday, November 13, 2008, 4:07 PM




 Awang dan rekan rekan

 Apakah kesalah
 kaprah
 -an yang sering rjadi dalam berbahasa Indonesia itu
 diakibtkan oleh sangat
 sederhananya bahasa kita ?

 Sehingga dengan se-mena2 kita (tanpa
 terasa) mencampuradukan
 segala macam kata dalam bertutur maupun menulis
 ?

 Terus terang saya juga sering merasa ragu agu dalam

 berbahasa, saya ambil contoh 

 Mana yang benar
 ?
 1.
  Besok saya akan pergi ke Jakarta dengan
 berkendaraan bus.
 atau:
 2. Saya besok akan pergi
 berkendaraan bis ke Jakarta ,
 3. Saya akan pergi ke Jakarta
 besok dengan berkendaran bis .

 Kalau kita lihat
 Subyeknya : SAYA
 Predikat : PERGI 
 Obyek ;
 JAKARTA

 Yang lain aalah keterangan waktu , dsb .

 Nah  , baru kalimat ang sederhana  sudah susah kan .


 Yanto R.Sumantri.


 Berikut sebuah tulisan pendek
 yang saya mulai menulisnya pada 28
 Oktober
 lalu, tepat 80 tahun
 setelah
 ldquo;Sumpah Pemudardquo; diikrarkan, yang saya tulis

 di ujung selatan Afrika - di Capetown di antara
 kesibukan menghadiri
 pertemuan AAPG 26-29 Oktober 2008.
 Tulisan terputus di tengah,
 terselingi
 oleh
 tulisan lain tentang kasus jajak pendapat Lusi
 di pertemuan
 AAPG
 tersebut yang harus segera ditanggapi.

 Tulisan ini tentang sikap kita
 pada umumnya kepada bahasa
 persatuan kita : bahasa Indonesia.


 Tanggal 28
 Oktober yang lalu kita memperingati 80 tahun
 ldquo;Sumpah
 Pemudardquo;
 (28 Oktober
 1928). Semoga kita tetap mengingatnya
 sebagai tonggak penting
 sejarah bangsa Indonesia, saat para
 pemuda kita dari
 berbagai perkumpulan
 daerah 

Re: [iagi-net-l] 'tufa' bukan 'tuff' (was: Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia)

2008-11-13 Terurut Topik mohammad syaiful
yth. rekan aBuy,

'lazim' maksudnya digunakan dimana? di lingkungan psg atau di
lingkungan yg mana?

sejak lulus kuliah hingga kini, saya merasa benar dan ternyata salah,
karena menerjemahkan 'tuff' menjadi 'tufa' apabila pas diperlukan
bicara atau menuliskan dalam bahasa indonesia (catatan: selama lebih
dari 17 tahun sih lebih sering menggunakan bahasa inggris dalam
pekerjaan, hingga alhamdulillah nggak salah, soalnya lebih sering pula
memakai 'tuff' dan tidak pernah menyentuh 'tufa').

kalo 'tuft', rasa2nya hal yg beda lagi dari 'tufa'.

salam,
syaiful

2008/11/14 Muhammad Ubaidillah Baheshti [EMAIL PROTECTED]:
 mungkin bisa membantu...
 tuff dalam bahasa inggris lazim diterjemahkan dalam bahasa indonesia 
 menjadi tuf dengan satu huruf 'f' yang merujuk pada batuan piroklastik, 
 sedangkan tufa atau tuft dalam bahasa inggris diterjemahkan tetap menjadi 
 tufa dalam bahasa indonesia yang merujuk pada batuan hasil sedimentasi 
 ulang/'resedimented-volcanic rocks'.
 memang terdengar tidak begitu penting, namun bisa jadi masalah saat digunakan 
 dalam penentuan nama litologi, dimana akan sangat berbeda antara 'batugamping 
 tufaan' dan 'batugamping tufan' misalnya.

 terimakasih
 salam
 -aBuy-


 --- On Fri, 11/14/08, Paulus Tangke Allo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 From: Paulus Tangke Allo [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [iagi-net-l] 'tufa' bukan 'tuff' (was: Mari Kita Terus Belajar 
 Bahasa Indonesia)
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Friday, November 14, 2008, 9:05 AM
 tambahan info mengenai tufa:
 http://www.etymonline.com/index.php?search=tuffsearchmode=none


 --pta




 2008/11/13 mohammad syaiful
 [EMAIL PROTECTED]:
  Terimakasih, pak Koesoema.
 
  Karena agak sedikit penasaran, pagi ini saya coba buka
 beberapa
  referensi yg ada di rumah:
 
  1) Ternyata di dalam 'Oxford Advanced
 Learner's Dictionary' (7th
  Edition), kata 'tufa' maupun 'tuff'
 tidak ada (yg termuat adalah
  'Tuesday' kemudian langsung 'tuft'
 (halaman 1647).
 
  2) Hal yg sama di dalam kamus karangan John M. Echols
 dan Hassan
  Shadily (baik yg Kamus Inggris - Indonesia maupun
 Kamus Indonesia -
  Inggris).
 
  3) Di dalam 'A Dictionary of Geology' (D.G.A
 Whitten dan J.R.V Brooks,
  1976/reprinted), di halaman 457 ada kata
 'Tufa' yg diminta merujuk ke
  kata lainnya 'Calc tufa' dan persis di
 bawahnya ada kata 'Tuff' yg
  diminta merujuk ke kata lainnya 'Pyroclastic
 rocks'.

 === deleted ===

 
 serah-terima pp-iagi: senin sore, 13 oktober 2008
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL
 pasukan sedang disusun, hanya satu IAGI...
 
 ayo, segera pula siapkan utk PIT IAGI ke-38
 dg tuan-rumah adalah PENGDA JATENG
 * mungkin di semarang
 * mungkin pula di solo
 * mungkin juga join dg HAGI dll.
 -
 To unsubscribe, send email to:
 iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to:
 iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1:
 http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
 information posted on its mailing lists, whether posted by
 IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be
 liable for any, including but not limited to direct or
 indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
 resulting from loss of use, data or profits, arising out of
 or in connection with the use of any information posted on
 IAGI mailing list.
 -




 
 serah-terima pp-iagi: senin sore, 13 oktober 2008
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL
 pasukan sedang disusun, hanya satu IAGI...
 
 ayo, segera pula siapkan utk PIT IAGI ke-38
 dg tuan-rumah adalah PENGDA JATENG
 * mungkin di semarang
 * mungkin pula di solo
 * mungkin juga join dg HAGI dll.
 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 

RE: [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia

2008-11-13 Terurut Topik Semimbar, Habash (hbsemim)
Ada kecenderungan, orang Indonesia (katanya) lebih senag menggunakan Passive 
Voice daripada Active Voice dalam bahasa tulisan berbahasa Inggris. Mungkin 
ini karena pengaruh Bahasa Indonesia?

Habash 

-Original Message-
From: yanto R.Sumantri [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, November 14, 2008 12:50 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia




Setuju Awang.

Kalau say tambahkan keterangan lain 
untuk mengikuti ujian S 3.

Apakah menjadi :

1.Saya akan pergi ke Jakarta untuk mengikuti ujian S2 dengan dengan 
berkendaraan  bus besok .
2. Saya akan pergi ke Jakarta dengan
berkendaraan bus untuk mengikuti ujian S3 besok.
3. Saya akan pergi
ke Jakarta  untuk megikuti ujian S3  dengan berkendaraan bus besok.

Apakah  aturan meletekan keterangan ada pemmbakuaan ?

Saya pribadi kok merasa
srek kalau besok diletakan
didepan kalimat : jadi Besok .dst, apa ini salah satu salah kaprah lagi 
ya !

 Si Abah


Abah,
  
 Salah kaprah banyak terjadi karena kekurangtelitian dan
kekurangpedulian
 pemakai bahasa. Bahasa Indonesia adalah bahasa
yang masih tumbuh, ia
 mendapatkan pengaruh baik atau buruk dari
bahasa asing dan bahasa daerah
 dalam segenap aspeknya (tata
kalimat, makna kata, dan sebagainya). Pemakai
 bahasa masih
membawa bahasa ibunya (bahasa daerah) ke dalam bahasa
 Indonesia,
sehingga terjadi kontaminasi atau kerancuan. Lalu, bentuk rancu

itu digunakan umum sehingga seolah-olah benar karena banyak yang

menggunakannya dengan cara itu, padahal salah. Bahasa Indonesia dalam
 beberapa hal lebih sederhana dibandingkan dengan bahasa asing,
tetapi
 dalam aspek-aspek lain lebih kompleks. Salah kaprah
justru banyak terjadi
 karena kompleksitas itu. Salah kaprah juga
terjadi karena kita masih
 mempertahankan bentuk-bentuk salah
sebagai kekecualian.
  
 Mana yang benar di antara
pemboran dan pengeboran, mentik dan mengetik,
 membom dan
mengebom ? Kalau kita mau tepatasas (konsisten) dengan kaidah

bahasa Indonesia, maka bentuk-bentuk yang benar adalah pengeboran,
 mengetik, dan mengebom. Selaras dengan aturan ini, maka bentuk yang
benar
 adalah pengetikan dan pengeboman. Tetapi, bentuk pemboran
diterima sebagai
 bentuk kekecualian (lihat Kamus Besar Bahasa
Indonesia), meskipun menurut
 ilmu syaraf bahasa (grammar),
bentuk itu tidak benar. Inilah contoh salah
 kaprah karena
kekecualian.
  
 Kalimat yang benar menurut kaidah
bahasa Indonesia adalah :
 Saya akan pergi ke Jakarta besok
dengan berkendaran bis. Alasannya, tata
 kalimat yang baik
dan benar adalah mengikuti urutan SPOK

(subyek-predikat-obyek-keterangan). Kata bis juga tidak baku, yang baku
 adalah bus. Mengapa tidak baku ? Sebab,
kata aslinya adalah bus.
 Penerjemahan istilah asing
sedapat mungkin mendekati bentuk aslinya,
 begitu amanat Pedoman
Pembentukan Istilah. Selaras dengan aturan ini, maka
 bentuk baku
adalah analisis, hipotesis, metode; bukan analisa, hipotesa,

metoda.
  
  
 Contoh-contoh analisis (bukan
analisa) di atas menunjukkan kepada kita
 bahwa masalah-masalah
kebahasaan dalam bahasa Indonesia sebenarnya
 sederhana saja,
tetapi akan terasa sulit bila kita tidak peduli kepada
 bahasa
Indonesia.
  
 salam,
 awang
 
 --- On Thu, 11/13/08, yanto R.Sumantri [EMAIL PROTECTED]
wrote:
 

From: yanto R.Sumantri
[EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [iagi-net-l] Mari Kita
Terus Belajar Bahasa Indonesia
 To: iagi-net@iagi.or.id

Date: Thursday, November 13, 2008, 4:07 PM
 
 


 Awang dan rekan rekan
 
 Apakah kesalah
kaprah
 -an yang sering rjadi dalam berbahasa Indonesia itu
diakibtkan oleh sangat
 sederhananya bahasa kita ?

Sehingga dengan se-mena2 kita (tanpa
 terasa) mencampuradukan
segala macam kata dalam bertutur maupun menulis
 ?
 
 Terus terang saya juga sering merasa ragu agu dalam

berbahasa, saya ambil contoh 
 
 Mana yang benar
?
 1.
  Besok saya akan pergi ke Jakarta dengan
berkendaraan bus.
 atau:
 2. Saya besok akan pergi
berkendaraan bis ke Jakarta ,
 3. Saya akan pergi ke Jakarta
besok dengan berkendaran bis .
 
 Kalau kita lihat
Subyeknya : SAYA
 Predikat : PERGI 
 Obyek ;
JAKARTA
 
 Yang lain aalah keterangan waktu , dsb .
 
 Nah  , baru kalimat ang sederhana  sudah susah kan .
 
 
 Yanto R.Sumantri.
 

Berikut sebuah tulisan pendek
 yang saya mulai menulisnya pada 28
Oktober
 lalu, tepat 80 tahun
 setelah
ldquo;Sumpah Pemudardquo; diikrarkan, yang saya tulis

 di ujung selatan Afrika - di Capetown di antara
kesibukan menghadiri
 pertemuan AAPG 26-29 Oktober 2008.
Tulisan terputus di tengah,
 terselingi
 oleh
tulisan lain tentang kasus jajak pendapat Lusi
 di pertemuan
AAPG
 tersebut yang harus segera ditanggapi.

Tulisan ini tentang sikap kita
 pada umumnya kepada bahasa
 persatuan kita : bahasa Indonesia.


Tanggal 28
 Oktober yang lalu kita memperingati 80 tahun
ldquo;Sumpah
 Pemudardquo;
 (28 Oktober
1928). Semoga kita tetap mengingatnya
 sebagai tonggak penting
 sejarah bangsa Indonesia, saat para
 pemuda kita dari
berbagai perkumpulan
 daerah bersatu bersumpah