[iagi-net] Jambura-Online | UNG | MGEI Gelar Workshop Di UNG

2014-03-03 Terurut Topik Gayuh Nugroho Dwi Putranto
Sambil menunggu laporan resmi kegiatan dari panitia MGEI Goes to UNG 
(Gorontalo), berita berikut bisa disimak:

MGEI Gelar Workshop Di UNG 
02 Maret 2014 | 14:49:16
Written by : admin Read : 32
Share on twitter Share on facebook Share on email Share on print More Sharing 
Services 0   
KAMPUS UNG - Masyarakat Geologi Ekonomi Indonesia 
(MGEI) menggelar Workshop tentang endapan mineral di lengan utara 
Sulawesi pada sabtu (1/3) di aula Fakultas MIPA Univeristas Negeri 
Gorontalo.
Kegiatan ini merupakan agenda tahunan yang dilaksanakan oleh MGEI 
disetiap universitas di Indonesia dengan tajuk MGEI goes to campus.
Menurut perwakilan dari MGEI, Nurcahyo Basuki mengatakan bahwa 
kegiatan ini sebagai wadah untuk memberikan ilmu dan pengetahuan kepada 
mahasiswa tentang keberadaan dunia geologi yang sangat penting untuk 
dipelajari.
“Pada dasarnya MGEI goes to campus untuk memajukan dunia pendidikan 
dalam hal ini adalah geologi dan lebih khususnya tentang mineral” ujar 
Nurcahyo.
Pembantu rektor 1, Universitas Negeri Gorontalo, Sarson Pomalato 
mengatakan bahwa menurut hasil penelitian bahwa gorontalo memiliki 
kandungan mineral yang belum diketehui oleh masyarakat luas.
“Ada data saat ekspedisi NKRI lalu bahwa gorontalo memiliki 
sumberdaya mineral yang memiliki nilai ekonomis tinggi tetapi tidak 
semua orang tahu akan hal ini” kata Sarson.
Menurutnya, untuk mengeksporasi potensi kandungan mineral tersebut, 
gorontalo belum memiliki ahli yang bisa mengkaji hal tersebut.
“sebelumnya ada John Ario Katili, tetapi untuk selanjutnya maka 
mahasiswa lah yang akan menunjukkan seluk beluk mineral yang ada di 
gorontalo” paparnya.
Sarson berharap pada nantinya mahasiswa melalui keilmuawan yang 
dimiliki dapat mengungkap berbagai sumber daya mineral yang ada di 
gorontalo untuk kemakmuran masyarakat. (Aldy Kadir/Jambura)

http://www.jambura-online.com/kategori/ung/mgei-gelar-workshop-di-ung.html
Beberapa foto: http://flic.kr/s/aHsjTPbB6p





Best regards,

Gayuh Nugroho Dwi Putranto
GEOLOGIST
mobile: +628113603469
http://id.linkedin.com/in/gayuhputranto
http://gayuh.putranto.net


Siapkan waktu PIT IAGI ke-43

Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition

JAKARTA,15-18 September 2014



Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact



Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:

Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta

No. Rek: 123 0085005314

Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia

No. Rekening: 255-1088580

A/n: Shinta Damayanti



Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id

Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id



DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 

posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 

In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited

to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 

from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 

any information posted on IAGI mailing list.





RE: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang ,

2014-03-03 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Halo Pak Kartiko,

Sy sudah lihat dan baca juga buku itu.  Pak Ali Akbar tidak pernah
mendiskusikan perihal buku itu dengan saya sampai sudah terbitnya.   Secara
umum buku itu menceritakan di seputar penelitian Gn.Padang dengan menarik,
cukup informatif dan komprehensif, terutama untuk kalangan arkeolog dan
umum.  Namun, terusterang saya agak menyesalkan karena memuat cukup banyak
gambar-gambar dan keterangan data survey geofisika-geologi tanpa
mendiskusikannya terlebih dahulu.  Data geologi-geofisika itu status di
dunia ilmiahnya masih in-progress, unpublished.  Mempublikasikan di buku
cetak resmi dengan sembarangan akan mengurangi nilai ilmiahnya bahkan bisa
menjadi malapetaka apabila nanti paper ilmiah benerannya di submit ke
Journal Internasional, apalagi yang kelas satu karena biasanya mereka sangat
ketat terhadap materials yang sudah dipublikasikan di mana saja.
Memperlihatkan pada umum gambar-gambar penampang geofisika tanpa keterangan
teknis-ilmiah dan diskusi yang cukup pun tidak ada gunanya selain hanya
memperlihatkan bahwa data itu beneran ada.   Tentu juga banyak distorsi pada
keterangannya yang menyangkut survey dan data geologi-geofisika karena bukan
keteranggan langsung dari pelakunya. Sebetulnya dari tujuan dan esensi buku
tersebut, dia bisa menceritakan perihal survey geologi-geofisikanya tanpa
harus terlalu teknis dan memperlihatkan gambar-gambar.  Tapi sudah
terlanjur, tidak apa-apa, Pak Ali juga bermaksud baik,hanya tidak familiar
dengan etika dan kebiasaan di dunia ilmiah earth sciences; lagian sebagian
gambar-gambar itu sebelumnya juga sudah tersebar kemana-mana di internet.
Ini memang sikon penelitian yang lain dari yang lain; sebuah proses
penelitian ilmiah yang menjadi public domain, mudah2an tidak membuat
rintangan sulit ketika nanti kami membuat publikasi ilmiahnya di Jurnal.
Apapun nanti sudah konsekwensinya, dan esensi dari penelitian ini tidak
semata untuk kepentingan dan prestasi ilmiah individual  tapi berkaitan
dengan kepentingan publik dan berbagai tujuan baik lainnya.  Demikian Pak
pandangan saya.

 

Sebagai info menarik juga bagaimana "strict"nya dunia ilmiah, dalam Buku
Plato Tidak bohong... yang saya buat,  saya menceritakan perihal endapan
tsunami Pra-2004 di Aceh yaitu yang terjadi tahu 1390 dan 1450 M (dalam
kaitannya dengan hilangnya Kerajaan Samudra Pasai).  Saya memperlihatkan
endapan itu dengan foto saya sendiri, namun umur carbon datingnya saya
katakan hasil dari Tim Prof. Kerry Sieh dari  EOS, Singapore (yang belum
di-publish resmi di Jurnal).  Saya juga ada menyertakan satu foto beliau dan
saya ketika penelitian di Mentawai.  Akibatnya, setelah Pak Kerry lihat Buku
Plato ... itu dia marah besar...  Sebetulnya saya sudah menduga dia bisa
tidak senang karena etika umum sekecil apapun kita mau mempublish sesuatu
yang berhubungan dengan (hasil) peneliti lain harus ada komunikasi dulu.
Waktu itu publikasi buku terburu-buru sehingga saya tidak sempat.  Saya
tidak menduga beliau bukan hanya tidak senang tapi murka!  Dan saya lebih
paham serta minta maaf setelah beliau menjelaskan kenapa murka...

 

Salam,

Danny

 

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of kartiko
samodro
Sent: 04 Maret 2014 10:31
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang ,

 

Pak Danny

 

Saya saat jalan jalan di gramedia,  sempat melihat dan  baca buku Misteri
Gunung Padang tulisan dari Pak Ali Akbar...

 

Apakah Pak Danny mengetahui tentang penerbitan buku tersebut ? Dan bagaimana
menurut Pak Danny terhadap pendapat yang ditulis di buku tersebut ? Apakah
sejalan dengan pemikiran Pak Danny ?

 

ps : Banyak foto  Mas Andang yang dijadikan model profesional geologist yang
bekerja di penelitian gunung Padang  :-)


Regards

 

Kartiko

2014-03-03 23:09 GMT+07:00 Danny Hilman Natawidjaja
:

Dalam seminar kemarin saya memberikan perbandingan kasus yang  serupa, yaitu
Situs Gobekli Tepe di Turki.  Lapisan bangunan paling tuan yang sudah
tergali umurnya 11.600 tahun lalu. Katanya masih ada lapisan yang lebih tua
lagi yang belum tergali.  Bangunan 11.600 tahun lalu ini DITIMBUN secara
sengaja pada masa sekitar 9600 tahun lalu.  Untuk apa dibangun dan kenapa
ditimbun sampai sekarang masih misteri.  Gunung Padang bukan teka-teki
mudah.  Mungkin harus bertahap dalam menguraikan teka-tekinya. Diteliti
lebih lanjut  lapis per lapis struktur fisik dan umurnya.  Syukur-syukur
bisa menemukan sesuatu yang memberikan informasi tentang lembaran sejarah
peradaban yang hilang...

 

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Bandono
Salim
Sent: 03 Maret 2014 19:28
To: Iagi
Subject: RE: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang ,

 

Tumpang tindih lokasi peribadatan sampai sekarang juga masih ada. Islam,
Hindu,  dijumpai Kudus; Hindu, Budha pernah kulihat di Bali; tetapi semua
masih dalam skala tahun.
Sejarah Pompei yang tertimbun 6-7mtr hasil erupsi Vesuvius ditemukan tidak
sengaja. Dalam hitungan abad.
Jadi saya 

RE: [iagi-net] Lagi ttg DATA, punya ide ?

2014-03-03 Terurut Topik Parvita Siregar
Bukannya sudah ada perusahaan2 yang buat multi-client studies?  Mereka kan bisa 
diberi input shoot seismicnya bagaimana.  Biasanya line mereka regional.

PARVITA SIREGAR | SENIOR GEOLOGIST | AWE (NORTH MADURA) NZ LTD | AWE LIMITED

P +62 21 2934 2934  |  D EXT 107  |  F +62 21 780 3566  |  M +62  811 996 616  
|  E parvita.sire...@awexplore.com

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Paulus 
Tangke Allo
Sent: Tuesday, December 10, 2013 9:07 AM
To: iagi-net
Subject: Re: [iagi-net] Lagi ttg DATA, punya ide ?

pakdhe,

saya mau sumbang pendapat soal data migas ini, khususnya terkait dengan data 
seismik.

dilihat dari inventory, sepertinya jumlah total km data 3D-nya sudah lumayan 
banyak (secara total km persegi yah).
tapi kalau kita lihat cakupan dari masing-masing data 3D ini, bisa dibilang 
sangat kecil sekali dan terkotak-kotak.
kecil dalam artian cakupan 3D tidak cukup luas untuk bisa melihat konfigurasi 
source-to-sink.

saya pribadi melihat cakupan data yang sangat lokal, pada akhirnya tidak 
memberikan kontribusi apa-apa terhadap eksplorasi migas Indonesia di masa depan.
terkait dengan data seismik 3D ini, saya pikir perlu ada langkah yang diluar 
dari kebiasaan (atau mungkin agak nyeleneh) untuk menggiatkan usaha eksplorasi 
migas.

kalau boleh usul, mungkin pemerintah perlu memikirkan untuk melakukan regional 
atau semi-regional seismik 3D, dimana karena cakupannya sudah semi-regional, 
tentunya akan lebih berguna untuk eksplorasi migas ketimbang 3D yang cakupannya 
lokal.
sebagai contoh: Makassar Strait. ada beberapa 3D seismik disana tapi cakupannya 
kurang luas.
seandainya ada data seismik 3D yang mencakup dari North Makassar Strait sampai 
South Makassar Strait, dari shallow marine di bagian barat sampai deep water di 
bagian timur, mungkin akan lebih banyak lagi pertanyaan2 yang bisa dijawab 
dengan adanya data ini.
bahkan bukan tidak mungkin, dengan adanya data 3D yang cakupannya seluas ini, 
akan muncul lebih banyak ide2 eksplorasi yang diharapkan dapat mempercepat 
penemuan migas (syukur2 kalau bisa dapat yang 'giant'...hihihi)

tentunya pemerintah dapat merumuskan langkah-langkah yang lebih mendetil agar 
hal ini dapat terlaksana, minimal sudah ada perubahan strategi dari pemerintah 
terkait dengan usaha eksplorasi migas di indonesia.
kekhawatiran saya, apabila langkah pemerintah dalam menggiatkan usaha 
eksplorasi dan percepatan penemuan migas masih sama seperti tahun-tahun 
sebelumnya, yaa hasilnya akan begini-begini saja ^_^



salam,
paulus


2013/12/10 Rovicky Dwi Putrohari mailto:rovi...@gmail.com>>
Mungkin sdh bosan tapi pengelolaan data sama pentingnya dg mengelola profesi 
kita sendiri.

Dalam beberapa hari ini saya menyiapkan bahan diskusi utk merumuskan roadmap 
data migas, tapi bagi IAGI akan menyangkut tiga pilar IAGI mitigasi-konservasi- 
ekstraksi.

Bagaimana pendapat rekan2, tidak harus data migas? Namun juga data pendukung 
pilar lainnya.

Rdp
Sent from my Windows Phone


Joint Convention Medan 2013 (JCM 2013)
The 38th HAGI and 42nd IAGI Annual Convention & Exhibition
Register Now! http://www.jcm2013.com/registration/

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: 
iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of
any information posted on IAGI mailing list.




Joint Convention Medan 2013 (JCM 2013)
The 38th HAGI and 42nd IAGI Annual Convention & Exhibition
Register Now! http://www.jcm2013.com/registration/

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri

Re: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang ,

2014-03-03 Terurut Topik kartiko samodro
Pak Danny

Saya saat jalan jalan di gramedia,  sempat melihat dan  baca buku Misteri
Gunung Padang tulisan dari Pak Ali Akbar...

Apakah Pak Danny mengetahui tentang penerbitan buku tersebut ? Dan
bagaimana menurut Pak Danny terhadap pendapat yang ditulis di buku tersebut
? Apakah sejalan dengan pemikiran Pak Danny ?

ps : Banyak foto  Mas Andang yang dijadikan model profesional geologist
yang bekerja di penelitian gunung Padang  :-)

Regards

Kartiko
2014-03-03 23:09 GMT+07:00 Danny Hilman Natawidjaja 
:

>  Dalam seminar kemarin saya memberikan perbandingan kasus yang  serupa,
> yaitu Situs Gobekli Tepe di Turki.  Lapisan bangunan paling tuan yang sudah
> tergali umurnya 11.600 tahun lalu. Katanya masih ada lapisan yang lebih tua
> lagi yang belum tergali.  Bangunan 11.600 tahun lalu ini DITIMBUN secara
> sengaja pada masa sekitar 9600 tahun lalu.  Untuk apa dibangun dan kenapa
> ditimbun sampai sekarang masih misteri.  Gunung Padang bukan teka-teki
> mudah.  Mungkin harus bertahap dalam menguraikan teka-tekinya. Diteliti
> lebih lanjut  lapis per lapis struktur fisik dan umurnya.  Syukur-syukur
> bisa menemukan sesuatu yang memberikan informasi tentang lembaran sejarah
> peradaban yang hilang...
>
>
>
>
>
> *From:* iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] *On Behalf Of 
> *Bandono
> Salim
> *Sent:* 03 Maret 2014 19:28
> *To:* Iagi
> *Subject:* RE: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang ,
>
>
>
> Tumpang tindih lokasi peribadatan sampai sekarang juga masih ada. Islam,
> Hindu,  dijumpai Kudus; Hindu, Budha pernah kulihat di Bali; tetapi semua
> masih dalam skala tahun.
> Sejarah Pompei yang tertimbun 6-7mtr hasil erupsi Vesuvius ditemukan tidak
> sengaja. Dalam hitungan abad.
> Jadi saya anggap sangat hebat penerus pembangunan GP yang berbeda waktunya
> dlm hitungan ributaun.
> Juga lapisan 1 dan 2 apalagi lapisan 3, tebalnya tanah penutup sudah dapat
> menghilangkan jejak bekas bangunan peribadatan.
> Peralatan/perhitungan apa astronomi atau kalender apa yang digunakan?
>
> Kalau tanah penutup diambil dari sekitar dan pembangungannya dalam skala
> abad, juga sulit diterima.
>
> Ini fikiran gampang saja krn hanya melihat contoh di Jawa Bali.
> Salam geol geologi.
>
> "Bandono Salim"  menulis:
> >
> > Data carbon datingnya bukan dari gerabah.  Kalau tidak salah dari sisa
> tetumbuhan. Lebih baik tanya ke DH saja.
> > Salam.
> >
> > Pada 3 Mar 2014 14:25, "Awang Harun Satyana" 
> menulis:
> >
> >> "All prospects look good until drilled."
> >>
> >>
> >>
> >> Saya sepaham dengan pendapat Pak Koesoema.
> >>
> >>
> >>
> >> Pak Mino, teman-teman oil company pun sangat ilmiah dan datanya
> memadai, termasuk melakukan berbagai modeling, saat mengusulkan suatu bor
> eksplorasi atas suatu prospek. Mereka juga meyakini (dalam tingkat
> keyakinan yang berbeda-beda) bahwa prospeknya mengandung minyak. Ketika
> sumur dibor, ternyata gagal, bor lagi, gagal lagi. Ternyata prospek yang
> kelihatannya begitu bagus itu tak mengandung migas.
> >>
> >>
> >>
> >> Saat ini, selama belum kasat mata bahwa ada bangunan besar dan sangat
> maju pada zamannya di dalam Gunung Padang itu, bangunan besar di dalam
> Gunung Padang itu hanyalah prospek, semaju apa pun modeling geofisika
> menggunakan geolistrik atau tomografi atasnya.  Bahkan untuk Gunung Padang
> dua atau tiga sumur uji yang telah dibor pun belum cukup untuk membuktikan
> bahwa ada bangunan besar di dalamnya. Data umur berdasarkan metode
> karbon-14 itu yang menghasilkan umur sangat tua, belum tentu berasal dari
> sampel artefak yang ditembus oleh sumur, bukan?
> >>
> >>
> >>
> >> Maka sekarang bila telah dirasa cukup semua penelitian geofisika dan
> geologi atas Gunung Padang itu, mulailah memikirkan melakukan pemugaran
> (tanpa merusak situs megalitik yang sudah ada) dan tunjukkan bahwa bangunan
> di dalam Gunung Padang itu benar-benar ada, bahwa tak hanya bilah2
> megalitik yang ditemukan di sekeliling gunung ini.
> >>
> >>
> >>
> >> Sederhananya, tunjukkanlah bahwa ada bangunan seperti kita sekarang
> bisa melihat Borobudur berdiri di atas tanah. Bila hanya berdasarkan data
> geofisika dan bor, lalu paritan arkeologi yang belum optimal, sudah
> menyimpulkan ada bangunan besar, sangat maju, sangat tua, pusat peradaban
> dunia, hm...itu terlalu terburu2. Hanya bangunan besar yang kasat mata
> berdiri di atas tanah yang akan membuat percaya, bukan data2 geofisika,
> bor, atau buku2 sebagus apa pun analisis atas data itu, sebagus apa pun
> buku itu ditulis. Bedakan antara data dan fakta.
> >>
> >>
> >>
> >> Salam,
> >> Awang
> >>
> >>
> >>
> >> From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
> koeso...@melsa.net.id
> >> Sent: Monday, March 03, 2014 12:25 PM
> >> To: iagi-net@iagi.or.id
> >> Subject: Re: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang ,
> >>
> >>
> >>
> >> Memang reseachnya sangat mengagumkan, tetapi secara implisit teori
> piramida sudah tdak muncul, tetapi bukit G. Padang itu alami, (volcanic
> neck barangkali) hanya saja ban

Re: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang ,

2014-03-03 Terurut Topik Yanto R. Sumantri
Pak Hadijanto 

Kalau melihat pribadi SBY , apalagi dengan peristiwa blue energy , saya kira 
pak SBY tidak akan ceroboh.
Kasus ini akan merupakan pemelajaran bagi seluruh ilmuwan Indonesia , khususnya 
dibidang imu kebumian dan arkeologi plus ilmuwan penunjang untuk memberikan 
hasil anallisa mereka dengan jujur , transparan dan objektif.
Salah satu prasyarat - nya adalah KETERBUKAAN , semoga demikianlah yang akan 
terjadi.

si Abah




On Tuesday, March 4, 2014 3:29 AM, Bandono Salim  wrote:
 
Terimakasih informasinya dan akan saya simpan

Pada 3 Mar 2014 23:10, "Danny Hilman Natawidjaja"  
menulis:

Dalam seminar kemarin saya memberikan perbandingan kasus yang  serupa, yaitu 
Situs Gobekli Tepe di Turki.  Lapisan bangunan paling tuan yang sudah tergali 
umurnya 11.600 tahun lalu. Katanya masih ada lapisan yang lebih tua lagi yang 
belum tergali.  Bangunan 11.600 tahun lalu ini DITIMBUN secara sengaja pada 
masa sekitar 9600 tahun lalu.  Untuk apa dibangun dan kenapa ditimbun sampai 
sekarang masih misteri.  Gunung Padang bukan teka-teki mudah.  Mungkin harus 
bertahap dalam menguraikan teka-tekinya. Diteliti lebih lanjut  lapis per lapis 
struktur fisik dan umurnya.  Syukur-syukur bisa menemukan sesuatu yang 
memberikan informasi tentang lembaran sejarah peradaban yang hilang...
> 
> 
>From:iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Bandono 
>Salim
>Sent: 03 Maret 2014 19:28
>To: Iagi
>Subject: RE: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang ,
> 
>Tumpang tindih lokasi peribadatan sampai sekarang juga masih ada. Islam, 
>Hindu,  dijumpai Kudus; Hindu, Budha pernah kulihat di Bali; tetapi semua 
>masih dalam skala tahun.
>Sejarah Pompei yang tertimbun 6-7mtr hasil erupsi Vesuvius ditemukan tidak 
>sengaja. Dalam hitungan abad.
>Jadi saya anggap sangat hebat penerus pembangunan GP yang berbeda waktunya dlm 
>hitungan ributaun.
>Juga lapisan 1 dan 2 apalagi lapisan 3, tebalnya tanah penutup sudah dapat 
>menghilangkan jejak bekas bangunan peribadatan.
>Peralatan/perhitungan apa astronomi atau kalender apa yang digunakan?
>Kalau tanah penutup diambil dari sekitar dan pembangungannya dalam skala abad, 
>juga sulit diterima.
>Ini fikiran gampang saja krn hanya melihat contoh di Jawa Bali.
>Salam geol geologi.
>"Bandono Salim"  menulis:
>>
>> Data carbon datingnya bukan dari gerabah.  Kalau tidak salah dari sisa 
>> tetumbuhan. Lebih baik tanya ke DH saja.
>> Salam.
>>
>> Pada 3 Mar 2014 14:25, "Awang Harun Satyana"  menulis:
>>
>>> “All prospects look good until drilled.”
>>>
>>>  
>>>
>>> Saya sepaham dengan pendapat Pak Koesoema.
>>>
>>>  
>>>
>>> Pak Mino, teman-teman oil company pun sangat ilmiah dan datanya memadai, 
>>> termasuk melakukan berbagai modeling, saat mengusulkan suatu bor eksplorasi 
>>> atas suatu prospek. Mereka juga meyakini (dalam tingkat keyakinan yang 
>>> berbeda-beda) bahwa prospeknya mengandung minyak. Ketika sumur dibor, 
>>> ternyata gagal, bor lagi, gagal lagi. Ternyata prospek yang kelihatannya 
>>> begitu bagus itu tak mengandung migas.
>>>
>>>  
>>>
>>> Saat ini, selama belum kasat mata bahwa ada bangunan besar dan sangat maju 
>>> pada zamannya di dalam Gunung Padang itu, bangunan besar di dalam Gunung 
>>> Padang itu hanyalah prospek, semaju apa pun modeling geofisika menggunakan 
>>> geolistrik atau tomografi atasnya.  Bahkan untuk Gunung Padang dua atau 
>>> tiga sumur uji yang telah dibor pun belum cukup untuk membuktikan bahwa ada 
>>> bangunan besar di dalamnya. Data umur berdasarkan metode karbon-14 itu yang 
>>> menghasilkan umur sangat tua, belum tentu berasal dari sampel artefak yang 
>>> ditembus oleh sumur, bukan?
>>>
>>>  
>>>
>>> Maka sekarang bila telah dirasa cukup semua penelitian geofisika dan 
>>> geologi atas Gunung Padang itu, mulailah memikirkan melakukan pemugaran 
>>> (tanpa merusak situs megalitik yang sudah ada) dan tunjukkan bahwa bangunan 
>>> di dalam Gunung Padang itu benar-benar ada, bahwa tak hanya bilah2 
>>> megalitik yang ditemukan di sekeliling gunung ini.
>>>
>>>  
>>>
>>> Sederhananya, tunjukkanlah bahwa ada bangunan seperti kita sekarang bisa 
>>> melihat Borobudur berdiri di atas tanah. Bila hanya berdasarkan data 
>>> geofisika dan bor, lalu paritan arkeologi yang belum optimal, sudah 
>>> menyimpulkan ada bangunan besar, sangat maju, sangat tua, pusat peradaban 
>>> dunia, hm…itu terlalu terburu2. Hanya bangunan besar yang kasat mata 
>>> berdiri di atas tanah yang akan membuat percaya, bukan data2 geofisika, 
>>> bor, atau buku2 sebagus apa pun analisis atas data itu, sebagus apa pun 
>>> buku itu ditulis. Bedakan antara data dan fakta.
>>>
>>>  
>>>
>>> Salam,
>>> Awang
>>>
>>>  
>>>
>>> From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of 
>>> koeso...@melsa.net.id
>>> Sent: Monday, March 03, 2014 12:25 PM
>>> To: iagi-net@iagi.or.id
>>> Subject: Re: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang ,
>>>
>>>  
>>>
>>> Memang reseachnya sangat mengagumkan, tetapi secara implisit teori piramida 
>>> sudah

RE: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang (TL dating),

2014-03-03 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Ok.  Mohon diinfokan apabila beliau datang.
Terimakasih atas saran dan informasinya.

Salam
DHN


-Original Message-
From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
suci...@gc.itb.ac.id
Sent: 04 Maret 2014 0:40
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang (TL dating),

Pak Danny Yth.,

Bisa dicoba untuk melakukan TL dating pada lapisan yang mengandung kuarsa
tersebut. Ada teman saya yang pernah melakukan hal itu untuk endapan sedimen
yang mengandung kuarsa di Thailand utara.

Kami juga pernah melakukan TL dating pada lava basalt yang mengandung
xenocryts kuarsa di Sabah, Malaysia. Dan mendapatkan hasil sekitar 100 Ka
yang kami anggap merupakan batuan volkanik termuda di Kalimantan.

Jika memang mau melakukan itumungkin bisa kontak dengan Sensei saya yang
rencananya akan datang ke Bandung pada pertengahan Maret ini.

Salam,
Eddy Sucipta


> Halo Eddy,
> Ya, usulan anda sangat menarik.  Kelihatannya metoda TL dating ini 
> belum dikenal di dunia arkeologi Indonesia.  Gerabahnya harus yang 
> mengandung kuarsa ya?  Sepemahaman saya yang bisa ditentukan umurnya 
> dengan karbon dating bukan gerabahnya tapi kalau ada sisa makanan di 
> gerabah itu yang bisa di-karbon dating.  Jadi TL akan menjadi 
> alternatif yang bagus.  Saya belum familiar dengan metoda ini, 
> mudah-mudahan bisa juga dipakai di G.Padang.
> Kalau untuk lapisan pasir (banyak mengandung butir kuarsa) yang 
> 'terperangkap' di dalam situs Gunung Padang bisa tidak?  Asumsikan 
> saja bahwa pasir itu dulunya berada diluar, misalnya di sungai 
> (terkena sinar matahari), kemudian diambil untuk mengisi rongga di 
> dalam situs atau dihamparkan untuk menjadi alas dari bangunan situs 
> sehingga kemudian tidak lagi terkena sinar matahari.
>
> Salam,
> DHN
>
>
> -Original Message-
> From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of 
> suci...@gc.itb.ac.id
> Sent: 03 Maret 2014 16:45
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: RE: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang (TL dating),
>
> Pak Danny dan rekan-rekan IAGI net Yth.,
>
> Usulan mengunakan gerabah/tembikar/keramik (kalau ada)dengan metoda 
> Thermoluminescence (TL) dating yang saya ungkapkan waktu diskusi Gn.
> Padang di ITB, Jumat lalu adalah untuk membantu dalam penentuan umur.
> Mengingat Pak Danny mengatakan bahwa sampel Carbon dating di ambil 
> dari tanah timbunan situs Gn. Padang yang tentunya akan lebih tua dari 
> umur pembangunan situs tersebut.
>
> Secara prinsip: Thermoluminescence (TL) dating is the determination, 
> by means of measuring the accumulated radiation dose, of the time 
> elapsed since material containing crystalline minerals was either 
> heated (lava,
> ceramics) or exposed to sunlight (sediments). As a crystalline 
> material is heated during measurements the process of thermoluminescence
starts.
> Thermoluminescence emits a weak light signal that is proportional to 
> the radiation dose absorbed by the material.
>
> Dengan demikian kita tidak menentukan umur material keramiknya tapi 
> lebih ke umur pada saat material tersebut dipanaskan.
>
> Dari beberapa material yang pernah kami ujiternyata mineral kuarsa 
> memberikan umur yang relatif bagus pada metoda Thermoluminescence (TL) 
> dating.
>
> Salam,
> Eddy Sucipta, GL - ITB
>



Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted
on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not
limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection
with the use of any information posted on IAGI mailing list.



Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iur

RE: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang (TL dating),

2014-03-03 Terurut Topik sucipta
Pak Danny Yth.,

Bisa dicoba untuk melakukan TL dating pada lapisan yang mengandung kuarsa
tersebut. Ada teman saya yang pernah melakukan hal itu untuk endapan
sedimen yang mengandung kuarsa di Thailand utara.

Kami juga pernah melakukan TL dating pada lava basalt yang mengandung
xenocryts kuarsa di Sabah, Malaysia. Dan mendapatkan hasil sekitar 100 Ka
yang kami anggap merupakan batuan volkanik termuda di Kalimantan.

Jika memang mau melakukan itumungkin bisa kontak dengan Sensei saya
yang rencananya akan datang ke Bandung pada pertengahan Maret ini.

Salam,
Eddy Sucipta


> Halo Eddy,
> Ya, usulan anda sangat menarik.  Kelihatannya metoda TL dating ini belum
> dikenal di dunia arkeologi Indonesia.  Gerabahnya harus yang mengandung
> kuarsa ya?  Sepemahaman saya yang bisa ditentukan umurnya dengan karbon
> dating bukan gerabahnya tapi kalau ada sisa makanan di gerabah itu yang
> bisa
> di-karbon dating.  Jadi TL akan menjadi alternatif yang bagus.  Saya belum
> familiar dengan metoda ini, mudah-mudahan bisa juga dipakai di G.Padang.
> Kalau untuk lapisan pasir (banyak mengandung butir kuarsa) yang
> 'terperangkap' di dalam situs Gunung Padang bisa tidak?  Asumsikan saja
> bahwa pasir itu dulunya berada diluar, misalnya di sungai (terkena sinar
> matahari), kemudian diambil untuk mengisi rongga di dalam situs atau
> dihamparkan untuk menjadi alas dari bangunan situs sehingga kemudian tidak
> lagi terkena sinar matahari.
>
> Salam,
> DHN
>
>
> -Original Message-
> From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
> suci...@gc.itb.ac.id
> Sent: 03 Maret 2014 16:45
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: RE: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang (TL dating),
>
> Pak Danny dan rekan-rekan IAGI net Yth.,
>
> Usulan mengunakan gerabah/tembikar/keramik (kalau ada)dengan metoda
> Thermoluminescence (TL) dating yang saya ungkapkan waktu diskusi Gn.
> Padang di ITB, Jumat lalu adalah untuk membantu dalam penentuan umur.
> Mengingat Pak Danny mengatakan bahwa sampel Carbon dating di ambil dari
> tanah timbunan situs Gn. Padang yang tentunya akan lebih tua dari umur
> pembangunan situs tersebut.
>
> Secara prinsip: Thermoluminescence (TL) dating is the determination, by
> means of measuring the accumulated radiation dose, of the time elapsed
> since
> material containing crystalline minerals was either heated (lava,
> ceramics) or exposed to sunlight (sediments). As a crystalline material is
> heated during measurements the process of thermoluminescence starts.
> Thermoluminescence emits a weak light signal that is proportional to the
> radiation dose absorbed by the material.
>
> Dengan demikian kita tidak menentukan umur material keramiknya tapi lebih
> ke
> umur pada saat material tersebut dipanaskan.
>
> Dari beberapa material yang pernah kami ujiternyata mineral kuarsa
> memberikan umur yang relatif bagus pada metoda Thermoluminescence (TL)
> dating.
>
> Salam,
> Eddy Sucipta, GL - ITB
>



Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list.



RE: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang ,

2014-03-03 Terurut Topik Bandono Salim
Terimakasih informasinya dan akan saya simpan
 Pada 3 Mar 2014 23:10, "Danny Hilman Natawidjaja" 
menulis:

> Dalam seminar kemarin saya memberikan perbandingan kasus yang  serupa,
> yaitu Situs Gobekli Tepe di Turki.  Lapisan bangunan paling tuan yang sudah
> tergali umurnya 11.600 tahun lalu. Katanya masih ada lapisan yang lebih tua
> lagi yang belum tergali.  Bangunan 11.600 tahun lalu ini DITIMBUN secara
> sengaja pada masa sekitar 9600 tahun lalu.  Untuk apa dibangun dan kenapa
> ditimbun sampai sekarang masih misteri.  Gunung Padang bukan teka-teki
> mudah.  Mungkin harus bertahap dalam menguraikan teka-tekinya. Diteliti
> lebih lanjut  lapis per lapis struktur fisik dan umurnya.  Syukur-syukur
> bisa menemukan sesuatu yang memberikan informasi tentang lembaran sejarah
> peradaban yang hilang...
>
>
>
>
>
> *From:* iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] *On Behalf Of 
> *Bandono
> Salim
> *Sent:* 03 Maret 2014 19:28
> *To:* Iagi
> *Subject:* RE: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang ,
>
>
>
> Tumpang tindih lokasi peribadatan sampai sekarang juga masih ada. Islam,
> Hindu,  dijumpai Kudus; Hindu, Budha pernah kulihat di Bali; tetapi semua
> masih dalam skala tahun.
> Sejarah Pompei yang tertimbun 6-7mtr hasil erupsi Vesuvius ditemukan tidak
> sengaja. Dalam hitungan abad.
> Jadi saya anggap sangat hebat penerus pembangunan GP yang berbeda waktunya
> dlm hitungan ributaun.
> Juga lapisan 1 dan 2 apalagi lapisan 3, tebalnya tanah penutup sudah dapat
> menghilangkan jejak bekas bangunan peribadatan.
> Peralatan/perhitungan apa astronomi atau kalender apa yang digunakan?
>
> Kalau tanah penutup diambil dari sekitar dan pembangungannya dalam skala
> abad, juga sulit diterima.
>
> Ini fikiran gampang saja krn hanya melihat contoh di Jawa Bali.
> Salam geol geologi.
>
> "Bandono Salim"  menulis:
> >
> > Data carbon datingnya bukan dari gerabah.  Kalau tidak salah dari sisa
> tetumbuhan. Lebih baik tanya ke DH saja.
> > Salam.
> >
> > Pada 3 Mar 2014 14:25, "Awang Harun Satyana" 
> menulis:
> >
> >> "All prospects look good until drilled."
> >>
> >>
> >>
> >> Saya sepaham dengan pendapat Pak Koesoema.
> >>
> >>
> >>
> >> Pak Mino, teman-teman oil company pun sangat ilmiah dan datanya
> memadai, termasuk melakukan berbagai modeling, saat mengusulkan suatu bor
> eksplorasi atas suatu prospek. Mereka juga meyakini (dalam tingkat
> keyakinan yang berbeda-beda) bahwa prospeknya mengandung minyak. Ketika
> sumur dibor, ternyata gagal, bor lagi, gagal lagi. Ternyata prospek yang
> kelihatannya begitu bagus itu tak mengandung migas.
> >>
> >>
> >>
> >> Saat ini, selama belum kasat mata bahwa ada bangunan besar dan sangat
> maju pada zamannya di dalam Gunung Padang itu, bangunan besar di dalam
> Gunung Padang itu hanyalah prospek, semaju apa pun modeling geofisika
> menggunakan geolistrik atau tomografi atasnya.  Bahkan untuk Gunung Padang
> dua atau tiga sumur uji yang telah dibor pun belum cukup untuk membuktikan
> bahwa ada bangunan besar di dalamnya. Data umur berdasarkan metode
> karbon-14 itu yang menghasilkan umur sangat tua, belum tentu berasal dari
> sampel artefak yang ditembus oleh sumur, bukan?
> >>
> >>
> >>
> >> Maka sekarang bila telah dirasa cukup semua penelitian geofisika dan
> geologi atas Gunung Padang itu, mulailah memikirkan melakukan pemugaran
> (tanpa merusak situs megalitik yang sudah ada) dan tunjukkan bahwa bangunan
> di dalam Gunung Padang itu benar-benar ada, bahwa tak hanya bilah2
> megalitik yang ditemukan di sekeliling gunung ini.
> >>
> >>
> >>
> >> Sederhananya, tunjukkanlah bahwa ada bangunan seperti kita sekarang
> bisa melihat Borobudur berdiri di atas tanah. Bila hanya berdasarkan data
> geofisika dan bor, lalu paritan arkeologi yang belum optimal, sudah
> menyimpulkan ada bangunan besar, sangat maju, sangat tua, pusat peradaban
> dunia, hm...itu terlalu terburu2. Hanya bangunan besar yang kasat mata
> berdiri di atas tanah yang akan membuat percaya, bukan data2 geofisika,
> bor, atau buku2 sebagus apa pun analisis atas data itu, sebagus apa pun
> buku itu ditulis. Bedakan antara data dan fakta.
> >>
> >>
> >>
> >> Salam,
> >> Awang
> >>
> >>
> >>
> >> From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
> koeso...@melsa.net.id
> >> Sent: Monday, March 03, 2014 12:25 PM
> >> To: iagi-net@iagi.or.id
> >> Subject: Re: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang ,
> >>
> >>
> >>
> >> Memang reseachnya sangat mengagumkan, tetapi secara implisit teori
> piramida sudah tdak muncul, tetapi bukit G. Padang itu alami, (volcanic
> neck barangkali) hanya saja bangunan di puncak dan lereng bagian atasnya
> telah disusun oleh columnar jointed batuan beku. Jadi lebih luas dan lebih
> dalam daripada bangunan megalithik yg sebelumnya sudah diketemukan. Masalah
> apakah itu mencerminkan peradaban yg tinggi masih "debatable" karena yg
> didefinisikan peradaban harus ada bukti adanya sistem pemerintahan,
> perniagaan dan differensiasi pekerjaan. Bukti2 ini belum diket

RE: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang (TL dating),

2014-03-03 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Halo Eddy,
Ya, usulan anda sangat menarik.  Kelihatannya metoda TL dating ini belum
dikenal di dunia arkeologi Indonesia.  Gerabahnya harus yang mengandung
kuarsa ya?  Sepemahaman saya yang bisa ditentukan umurnya dengan karbon
dating bukan gerabahnya tapi kalau ada sisa makanan di gerabah itu yang bisa
di-karbon dating.  Jadi TL akan menjadi alternatif yang bagus.  Saya belum
familiar dengan metoda ini, mudah-mudahan bisa juga dipakai di G.Padang.
Kalau untuk lapisan pasir (banyak mengandung butir kuarsa) yang
'terperangkap' di dalam situs Gunung Padang bisa tidak?  Asumsikan saja
bahwa pasir itu dulunya berada diluar, misalnya di sungai (terkena sinar
matahari), kemudian diambil untuk mengisi rongga di dalam situs atau
dihamparkan untuk menjadi alas dari bangunan situs sehingga kemudian tidak
lagi terkena sinar matahari.

Salam,
DHN


-Original Message-
From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
suci...@gc.itb.ac.id
Sent: 03 Maret 2014 16:45
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang (TL dating),

Pak Danny dan rekan-rekan IAGI net Yth.,

Usulan mengunakan gerabah/tembikar/keramik (kalau ada)dengan metoda
Thermoluminescence (TL) dating yang saya ungkapkan waktu diskusi Gn.
Padang di ITB, Jumat lalu adalah untuk membantu dalam penentuan umur.
Mengingat Pak Danny mengatakan bahwa sampel Carbon dating di ambil dari
tanah timbunan situs Gn. Padang yang tentunya akan lebih tua dari umur
pembangunan situs tersebut.

Secara prinsip: Thermoluminescence (TL) dating is the determination, by
means of measuring the accumulated radiation dose, of the time elapsed since
material containing crystalline minerals was either heated (lava,
ceramics) or exposed to sunlight (sediments). As a crystalline material is
heated during measurements the process of thermoluminescence starts.
Thermoluminescence emits a weak light signal that is proportional to the
radiation dose absorbed by the material.

Dengan demikian kita tidak menentukan umur material keramiknya tapi lebih ke
umur pada saat material tersebut dipanaskan.

Dari beberapa material yang pernah kami ujiternyata mineral kuarsa
memberikan umur yang relatif bagus pada metoda Thermoluminescence (TL)
dating.

Salam,
Eddy Sucipta, GL - ITB



> Ya, bukan dari gerabah tapi dari serpihan karbon pada tanah penutup, 
> lapisan pasir, dan tanah/material lempung diantara susunan batu-batu 
> kolomnya.
> Ada
> sekitar sepuluh sampel dari permukaan sampai kedalaman  belasan meter 
> (diambil dari sampel bor dan korak gali arkeologi.  Asumsinya unsur 
> karbon berasal dari bio-organisms sama dengan usia tanah penutup (dan 
> bukan diambil dari tanah yang jauh lebih tua), karbon pada lapisan 
> pasir yang dihamparkan di dasar Lapisan 2 dianggap berasal dari 
> bioarganisms dari masa ketika pasir tersebut dihamparkan (atau 
> pasirnya diambil dari pasir sungai yang sezaman), dan karbon pada 
> tanah/material dianatara sela-sela kolom batuan dianggap berasal dari 
> bio-organism yang hidup pada masa pembangunan situs.  Asumsi ini belum 
> tentu benar, karenanya masih harus dilakukan pengujian lebih lanjut.  
> Sampel bor terbatas, sering tidak ada pilihan, harus dari penggalian 
> sehingga bisa pilih sampel karbon yang terbaik.
>
> Kenapa gerabah?.   Kalaupun ada gerabah, saya malah tidak mengerti  apakah
> unsur karbon yang terkandung dalam material gerabah akan 
> merepresentasikan umur ketika dibuatnya gerabah tersebut?  Gerabah 
> terbuat dari tanah... dan tanah bisa saja diambil dari tanah yang 
> umurnya jauh lebih tua dari ketika gerabah tersebut dibuat.
>
>
>
> Salam,
>
> DHN
>
>
>
> From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of 
> Bandono Salim
> Sent: 03 Maret 2014 18:08
> To: Iagi
> Subject: RE: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang ,
>
>
>
> Data carbon datingnya bukan dari gerabah.  Kalau tidak salah dari sisa 
> tetumbuhan. Lebih baik tanya ke DH saja.
> Salam.
>



Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted
on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for a

RE: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang (TL dating),

2014-03-03 Terurut Topik sucipta
Pak Danny dan rekan-rekan IAGI net Yth.,

Usulan mengunakan gerabah/tembikar/keramik (kalau ada)dengan metoda
Thermoluminescence (TL) dating yang saya ungkapkan waktu diskusi Gn.
Padang di ITB, Jumat lalu adalah untuk membantu dalam penentuan umur.
Mengingat Pak Danny mengatakan bahwa sampel Carbon dating di ambil dari
tanah timbunan situs Gn. Padang yang tentunya akan lebih tua dari umur
pembangunan situs tersebut.

Secara prinsip: Thermoluminescence (TL) dating is the determination, by
means of measuring the accumulated radiation dose, of the time elapsed
since material containing crystalline minerals was either heated (lava,
ceramics) or exposed to sunlight (sediments). As a crystalline material is
heated during measurements the process of thermoluminescence starts.
Thermoluminescence emits a weak light signal that is proportional to the
radiation dose absorbed by the material.

Dengan demikian kita tidak menentukan umur material keramiknya tapi lebih
ke umur pada saat material tersebut dipanaskan.

Dari beberapa material yang pernah kami ujiternyata mineral kuarsa
memberikan umur yang relatif bagus pada metoda Thermoluminescence (TL)
dating.

Salam,
Eddy Sucipta, GL - ITB



> Ya, bukan dari gerabah tapi dari serpihan karbon pada tanah penutup,
> lapisan
> pasir, dan tanah/material lempung diantara susunan batu-batu kolomnya.
> Ada
> sekitar sepuluh sampel dari permukaan sampai kedalaman  belasan meter
> (diambil dari sampel bor dan korak gali arkeologi.  Asumsinya unsur karbon
> berasal dari bio-organisms sama dengan usia tanah penutup (dan bukan
> diambil
> dari tanah yang jauh lebih tua), karbon pada lapisan pasir yang
> dihamparkan
> di dasar Lapisan 2 dianggap berasal dari bioarganisms dari masa ketika
> pasir
> tersebut dihamparkan (atau pasirnya diambil dari pasir sungai yang
> sezaman),
> dan karbon pada tanah/material dianatara sela-sela kolom batuan dianggap
> berasal dari bio-organism yang hidup pada masa pembangunan situs.  Asumsi
> ini belum tentu benar, karenanya masih harus dilakukan pengujian lebih
> lanjut.  Sampel bor terbatas, sering tidak ada pilihan, harus dari
> penggalian sehingga bisa pilih sampel karbon yang terbaik.
>
> Kenapa gerabah?.   Kalaupun ada gerabah, saya malah tidak mengerti  apakah
> unsur karbon yang terkandung dalam material gerabah akan merepresentasikan
> umur ketika dibuatnya gerabah tersebut?  Gerabah terbuat dari tanah... dan
> tanah bisa saja diambil dari tanah yang umurnya jauh lebih tua dari ketika
> gerabah tersebut dibuat.
>
>
>
> Salam,
>
> DHN
>
>
>
> From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
> Bandono
> Salim
> Sent: 03 Maret 2014 18:08
> To: Iagi
> Subject: RE: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang ,
>
>
>
> Data carbon datingnya bukan dari gerabah.  Kalau tidak salah dari sisa
> tetumbuhan. Lebih baik tanya ke DH saja.
> Salam.
>



Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list.



RE: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang ,

2014-03-03 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Dalam seminar kemarin saya memberikan perbandingan kasus yang  serupa, yaitu
Situs Gobekli Tepe di Turki.  Lapisan bangunan paling tuan yang sudah
tergali umurnya 11.600 tahun lalu. Katanya masih ada lapisan yang lebih tua
lagi yang belum tergali.  Bangunan 11.600 tahun lalu ini DITIMBUN secara
sengaja pada masa sekitar 9600 tahun lalu.  Untuk apa dibangun dan kenapa
ditimbun sampai sekarang masih misteri.  Gunung Padang bukan teka-teki
mudah.  Mungkin harus bertahap dalam menguraikan teka-tekinya. Diteliti
lebih lanjut  lapis per lapis struktur fisik dan umurnya.  Syukur-syukur
bisa menemukan sesuatu yang memberikan informasi tentang lembaran sejarah
peradaban yang hilang...

 

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Bandono
Salim
Sent: 03 Maret 2014 19:28
To: Iagi
Subject: RE: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang ,

 

Tumpang tindih lokasi peribadatan sampai sekarang juga masih ada. Islam,
Hindu,  dijumpai Kudus; Hindu, Budha pernah kulihat di Bali; tetapi semua
masih dalam skala tahun.
Sejarah Pompei yang tertimbun 6-7mtr hasil erupsi Vesuvius ditemukan tidak
sengaja. Dalam hitungan abad.
Jadi saya anggap sangat hebat penerus pembangunan GP yang berbeda waktunya
dlm hitungan ributaun.
Juga lapisan 1 dan 2 apalagi lapisan 3, tebalnya tanah penutup sudah dapat
menghilangkan jejak bekas bangunan peribadatan.
Peralatan/perhitungan apa astronomi atau kalender apa yang digunakan?

Kalau tanah penutup diambil dari sekitar dan pembangungannya dalam skala
abad, juga sulit diterima.

Ini fikiran gampang saja krn hanya melihat contoh di Jawa Bali.
Salam geol geologi.

"Bandono Salim"  menulis:
>
> Data carbon datingnya bukan dari gerabah.  Kalau tidak salah dari sisa
tetumbuhan. Lebih baik tanya ke DH saja.
> Salam.
>
> Pada 3 Mar 2014 14:25, "Awang Harun Satyana" 
menulis:
>
>> "All prospects look good until drilled."
>>
>>  
>>
>> Saya sepaham dengan pendapat Pak Koesoema.
>>
>>  
>>
>> Pak Mino, teman-teman oil company pun sangat ilmiah dan datanya memadai,
termasuk melakukan berbagai modeling, saat mengusulkan suatu bor eksplorasi
atas suatu prospek. Mereka juga meyakini (dalam tingkat keyakinan yang
berbeda-beda) bahwa prospeknya mengandung minyak. Ketika sumur dibor,
ternyata gagal, bor lagi, gagal lagi. Ternyata prospek yang kelihatannya
begitu bagus itu tak mengandung migas.
>>
>>  
>>
>> Saat ini, selama belum kasat mata bahwa ada bangunan besar dan sangat
maju pada zamannya di dalam Gunung Padang itu, bangunan besar di dalam
Gunung Padang itu hanyalah prospek, semaju apa pun modeling geofisika
menggunakan geolistrik atau tomografi atasnya.  Bahkan untuk Gunung Padang
dua atau tiga sumur uji yang telah dibor pun belum cukup untuk membuktikan
bahwa ada bangunan besar di dalamnya. Data umur berdasarkan metode karbon-14
itu yang menghasilkan umur sangat tua, belum tentu berasal dari sampel
artefak yang ditembus oleh sumur, bukan?
>>
>>  
>>
>> Maka sekarang bila telah dirasa cukup semua penelitian geofisika dan
geologi atas Gunung Padang itu, mulailah memikirkan melakukan pemugaran
(tanpa merusak situs megalitik yang sudah ada) dan tunjukkan bahwa bangunan
di dalam Gunung Padang itu benar-benar ada, bahwa tak hanya bilah2 megalitik
yang ditemukan di sekeliling gunung ini.
>>
>>  
>>
>> Sederhananya, tunjukkanlah bahwa ada bangunan seperti kita sekarang bisa
melihat Borobudur berdiri di atas tanah. Bila hanya berdasarkan data
geofisika dan bor, lalu paritan arkeologi yang belum optimal, sudah
menyimpulkan ada bangunan besar, sangat maju, sangat tua, pusat peradaban
dunia, hm.itu terlalu terburu2. Hanya bangunan besar yang kasat mata berdiri
di atas tanah yang akan membuat percaya, bukan data2 geofisika, bor, atau
buku2 sebagus apa pun analisis atas data itu, sebagus apa pun buku itu
ditulis. Bedakan antara data dan fakta.
>>
>>  
>>
>> Salam,
>> Awang
>>
>>  
>>
>> From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
koeso...@melsa.net.id
>> Sent: Monday, March 03, 2014 12:25 PM
>> To: iagi-net@iagi.or.id
>> Subject: Re: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang ,
>>
>>  
>>
>> Memang reseachnya sangat mengagumkan, tetapi secara implisit teori
piramida sudah tdak muncul, tetapi bukit G. Padang itu alami, (volcanic neck
barangkali) hanya saja bangunan di puncak dan lereng bagian atasnya telah
disusun oleh columnar jointed batuan beku. Jadi lebih luas dan lebih dalam
daripada bangunan megalithik yg sebelumnya sudah diketemukan. Masalah apakah
itu mencerminkan peradaban yg tinggi masih "debatable" karena yg
didefinisikan peradaban harus ada bukti adanya sistem pemerintahan,
perniagaan dan differensiasi pekerjaan. Bukti2 ini belum diketemukan, bahkan
diketemukannya artefakpun belum dilaporkan.
>> RPK
>>
>> Powered by Telkomsel BlackBerryR
>>
>> 
>>
>> From: "Ben Sapiie" 
>>
>> Sender: 
>>
>> Date: Mon, 3 Mar 2014 05:06:14 +
>>
>> To: 
>>
>> ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
>>
>> Subject: Re: [iagi-net] SBY serius akan memugar

RE: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang ,

2014-03-03 Terurut Topik Bandono Salim
Tumpang tindih lokasi peribadatan sampai sekarang juga masih ada. Islam,
Hindu,  dijumpai Kudus; Hindu, Budha pernah kulihat di Bali; tetapi semua
masih dalam skala tahun.
Sejarah Pompei yang tertimbun 6-7mtr hasil erupsi Vesuvius ditemukan tidak
sengaja. Dalam hitungan abad.
Jadi saya anggap sangat hebat penerus pembangunan GP yang berbeda waktunya
dlm hitungan ributaun.
Juga lapisan 1 dan 2 apalagi lapisan 3, tebalnya tanah penutup sudah dapat
menghilangkan jejak bekas bangunan peribadatan.
Peralatan/perhitungan apa astronomi atau kalender apa yang digunakan?

Kalau tanah penutup diambil dari sekitar dan pembangungannya dalam skala
abad, juga sulit diterima.

Ini fikiran gampang saja krn hanya melihat contoh di Jawa Bali.
Salam geol geologi.

"Bandono Salim"  menulis:
>
> Data carbon datingnya bukan dari gerabah.  Kalau tidak salah dari sisa
tetumbuhan. Lebih baik tanya ke DH saja.
> Salam.
>
> Pada 3 Mar 2014 14:25, "Awang Harun Satyana" 
menulis:
>
>> "All prospects look good until drilled."
>>
>>
>>
>> Saya sepaham dengan pendapat Pak Koesoema.
>>
>>
>>
>> Pak Mino, teman-teman oil company pun sangat ilmiah dan datanya memadai,
termasuk melakukan berbagai modeling, saat mengusulkan suatu bor eksplorasi
atas suatu prospek. Mereka juga meyakini (dalam tingkat keyakinan yang
berbeda-beda) bahwa prospeknya mengandung minyak. Ketika sumur dibor,
ternyata gagal, bor lagi, gagal lagi. Ternyata prospek yang kelihatannya
begitu bagus itu tak mengandung migas.
>>
>>
>>
>> Saat ini, selama belum kasat mata bahwa ada bangunan besar dan sangat
maju pada zamannya di dalam Gunung Padang itu, bangunan besar di dalam
Gunung Padang itu hanyalah prospek, semaju apa pun modeling geofisika
menggunakan geolistrik atau tomografi atasnya.  Bahkan untuk Gunung Padang
dua atau tiga sumur uji yang telah dibor pun belum cukup untuk membuktikan
bahwa ada bangunan besar di dalamnya. Data umur berdasarkan metode
karbon-14 itu yang menghasilkan umur sangat tua, belum tentu berasal dari
sampel artefak yang ditembus oleh sumur, bukan?
>>
>>
>>
>> Maka sekarang bila telah dirasa cukup semua penelitian geofisika dan
geologi atas Gunung Padang itu, mulailah memikirkan melakukan pemugaran
(tanpa merusak situs megalitik yang sudah ada) dan tunjukkan bahwa bangunan
di dalam Gunung Padang itu benar-benar ada, bahwa tak hanya bilah2
megalitik yang ditemukan di sekeliling gunung ini.
>>
>>
>>
>> Sederhananya, tunjukkanlah bahwa ada bangunan seperti kita sekarang bisa
melihat Borobudur berdiri di atas tanah. Bila hanya berdasarkan data
geofisika dan bor, lalu paritan arkeologi yang belum optimal, sudah
menyimpulkan ada bangunan besar, sangat maju, sangat tua, pusat peradaban
dunia, hm...itu terlalu terburu2. Hanya bangunan besar yang kasat mata
berdiri di atas tanah yang akan membuat percaya, bukan data2 geofisika,
bor, atau buku2 sebagus apa pun analisis atas data itu, sebagus apa pun
buku itu ditulis. Bedakan antara data dan fakta.
>>
>>
>>
>> Salam,
>> Awang
>>
>>
>>
>> From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
koeso...@melsa.net.id
>> Sent: Monday, March 03, 2014 12:25 PM
>> To: iagi-net@iagi.or.id
>> Subject: Re: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang ,
>>
>>
>>
>> Memang reseachnya sangat mengagumkan, tetapi secara implisit teori
piramida sudah tdak muncul, tetapi bukit G. Padang itu alami, (volcanic
neck barangkali) hanya saja bangunan di puncak dan lereng bagian atasnya
telah disusun oleh columnar jointed batuan beku. Jadi lebih luas dan lebih
dalam daripada bangunan megalithik yg sebelumnya sudah diketemukan. Masalah
apakah itu mencerminkan peradaban yg tinggi masih "debatable" karena yg
didefinisikan peradaban harus ada bukti adanya sistem pemerintahan,
perniagaan dan differensiasi pekerjaan. Bukti2 ini belum diketemukan,
bahkan diketemukannya artefakpun belum dilaporkan.
>> RPK
>>
>> Powered by Telkomsel BlackBerry(R)
>>
>> 
>>
>> From: "Ben Sapiie" 
>>
>> Sender: 
>>
>> Date: Mon, 3 Mar 2014 05:06:14 +
>>
>> To: 
>>
>> ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
>>
>> Subject: Re: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang ,
>>
>>
>>
>> Saya pertama kali mendengarkan presentasi DH di kampus ITB minggu lalu.
Menurut saya dia memberikan sebuah argumen scientific yang baik dan jelas
serta berdasarkan data yang cukup banyak dan tertata dengan baik. Walaupun
interpretasinya masih mungkin bisa dipedebatkan (spt halnya dalam
eksplorasi migas) terutama permasalahan umur dan materials yang digunakan
utk menentukan umur. Dari hasil penelitian dijelaskan object geologi alami
dan situs buatan manusianya.. Saya pikirr ini sudah cukup kuat agumennya
dari hasil metoda geofisik dan pemboran (dilakukan. ADB).
>>
>> Sehingga saya pikir ini saatnya bagi yang berminat utk ikut membantu
meneliti atau mengambil data sebelum SBY memugar lokasi tersebut. Agar
semuanya menjadi matang dan jelas yg disertai pendapat2 yang lain baik yang
mendukung atau berbeda hasil selama dengan metoda kuantitatif yang sama

RE: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang ,

2014-03-03 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Ya, bukan dari gerabah tapi dari serpihan karbon pada tanah penutup, lapisan
pasir, dan tanah/material lempung diantara susunan batu-batu kolomnya.  Ada
sekitar sepuluh sampel dari permukaan sampai kedalaman  belasan meter
(diambil dari sampel bor dan korak gali arkeologi.  Asumsinya unsur karbon
berasal dari bio-organisms sama dengan usia tanah penutup (dan bukan diambil
dari tanah yang jauh lebih tua), karbon pada lapisan pasir yang dihamparkan
di dasar Lapisan 2 dianggap berasal dari bioarganisms dari masa ketika pasir
tersebut dihamparkan (atau pasirnya diambil dari pasir sungai yang sezaman),
dan karbon pada tanah/material dianatara sela-sela kolom batuan dianggap
berasal dari bio-organism yang hidup pada masa pembangunan situs.  Asumsi
ini belum tentu benar, karenanya masih harus dilakukan pengujian lebih
lanjut.  Sampel bor terbatas, sering tidak ada pilihan, harus dari
penggalian sehingga bisa pilih sampel karbon yang terbaik.

Kenapa gerabah?.   Kalaupun ada gerabah, saya malah tidak mengerti  apakah
unsur karbon yang terkandung dalam material gerabah akan merepresentasikan
umur ketika dibuatnya gerabah tersebut?  Gerabah terbuat dari tanah... dan
tanah bisa saja diambil dari tanah yang umurnya jauh lebih tua dari ketika
gerabah tersebut dibuat.

 

Salam,

DHN

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Bandono
Salim
Sent: 03 Maret 2014 18:08
To: Iagi
Subject: RE: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang ,

 

Data carbon datingnya bukan dari gerabah.  Kalau tidak salah dari sisa
tetumbuhan. Lebih baik tanya ke DH saja.
Salam.

Pada 3 Mar 2014 14:25, "Awang Harun Satyana" 
menulis:

"All prospects look good until drilled."

 

Saya sepaham dengan pendapat Pak Koesoema.

 

Pak Mino, teman-teman oil company pun sangat ilmiah dan datanya memadai,
termasuk melakukan berbagai modeling, saat mengusulkan suatu bor eksplorasi
atas suatu prospek. Mereka juga meyakini (dalam tingkat keyakinan yang
berbeda-beda) bahwa prospeknya mengandung minyak. Ketika sumur dibor,
ternyata gagal, bor lagi, gagal lagi. Ternyata prospek yang kelihatannya
begitu bagus itu tak mengandung migas.

 

Saat ini, selama belum kasat mata bahwa ada bangunan besar dan sangat maju
pada zamannya di dalam Gunung Padang itu, bangunan besar di dalam Gunung
Padang itu hanyalah prospek, semaju apa pun modeling geofisika menggunakan
geolistrik atau tomografi atasnya.  Bahkan untuk Gunung Padang dua atau tiga
sumur uji yang telah dibor pun belum cukup untuk membuktikan bahwa ada
bangunan besar di dalamnya. Data umur berdasarkan metode karbon-14 itu yang
menghasilkan umur sangat tua, belum tentu berasal dari sampel artefak yang
ditembus oleh sumur, bukan?

 

Maka sekarang bila telah dirasa cukup semua penelitian geofisika dan geologi
atas Gunung Padang itu, mulailah memikirkan melakukan pemugaran (tanpa
merusak situs megalitik yang sudah ada) dan tunjukkan bahwa bangunan di
dalam Gunung Padang itu benar-benar ada, bahwa tak hanya bilah2 megalitik
yang ditemukan di sekeliling gunung ini. 

 

Sederhananya, tunjukkanlah bahwa ada bangunan seperti kita sekarang bisa
melihat Borobudur berdiri di atas tanah. Bila hanya berdasarkan data
geofisika dan bor, lalu paritan arkeologi yang belum optimal, sudah
menyimpulkan ada bangunan besar, sangat maju, sangat tua, pusat peradaban
dunia, hm.itu terlalu terburu2. Hanya bangunan besar yang kasat mata berdiri
di atas tanah yang akan membuat percaya, bukan data2 geofisika, bor, atau
buku2 sebagus apa pun analisis atas data itu, sebagus apa pun buku itu
ditulis. Bedakan antara data dan fakta.

 

Salam,
Awang

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of
koeso...@melsa.net.id
Sent: Monday, March 03, 2014 12:25 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang ,

 

Memang reseachnya sangat mengagumkan, tetapi secara implisit teori piramida
sudah tdak muncul, tetapi bukit G. Padang itu alami, (volcanic neck
barangkali) hanya saja bangunan di puncak dan lereng bagian atasnya telah
disusun oleh columnar jointed batuan beku. Jadi lebih luas dan lebih dalam
daripada bangunan megalithik yg sebelumnya sudah diketemukan. Masalah apakah
itu mencerminkan peradaban yg tinggi masih "debatable" karena yg
didefinisikan peradaban harus ada bukti adanya sistem pemerintahan,
perniagaan dan differensiasi pekerjaan. Bukti2 ini belum diketemukan, bahkan
diketemukannya artefakpun belum dilaporkan.
RPK

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: "Ben Sapiie"  

Sender:  

Date: Mon, 3 Mar 2014 05:06:14 +

To: 

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: Re: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang ,

 

Saya pertama kali mendengarkan presentasi DH di kampus ITB minggu lalu.
Menurut saya dia memberikan sebuah argumen scientific yang baik dan jelas
serta berdasarkan data yang cukup banyak dan tertata dengan baik. Walaupun
interpretasinya masih mungkin bisa dipedebatkan (spt halnya dalam eksplorasi
migas) terutama permasalahan um

Re: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang- tanggapan

2014-03-03 Terurut Topik haikal sedayo
Mungkin selamat terlalu cepat diucapkan. Tapi setidaknya biarlah saya yang
awam ini menyampaikan apresiasi yang tinggi atas pencapaian pak DHN dkk :D

Dengan segala dramanya, paling tidak penelitian ini membuat ilmu kebumian
menjadi sangat populer di Indonesia :D

Sangat jarang di republik ini kita jumpai penelitian (tidak hanya
geo-arkeologi) yang menarik perhatian sedemikian luas seperti yang satu
ini. Dari akademisi, budayawan, bahkan politikus, sampai presiden malah :p
Saya kira itu juga prestasi tersendiri :D

Salute! Selamat bekerja pak Danny dkk :D

Best regard
Haikal Sedayo

On 3 Mar 2014, at 17.54, Danny Hilman Natawidjaja 
wrote:

Para Iaginetter yang sy hormati,

Terimakasih atas perhatian dan masukan-masukannya.  Mohon dipahami bahwa
diskusi ilmiah yang baik hanya dapat terjadi setelah mendengar paparan
kemudian disambung dengan diskusi yang timbal balik sehingga perbedaan
pendapat yang rancu  akibat kesalahpahaman dapat dihindari.  Ada beberapa
hal yang ingin diklarifikasi.

1.  Tidak ada yang menyatakan bahwa penelitian TTRM (Tim Terpadu Riset
Mandiri) di Gunung Padang sudah tuntas - atau pembuktiannya sudah selesai
(tersirat di twitter SBY no.3,4,5).  KepGub yang baru keluar dan juga
pidato pengarahan Presiden di Gunung Padang hanya mengatakan bahwa hasil
penelitian TTRM di GP (Gunung Padang) bisa dipertanggungjawabkan secara
ilmiah.  Rencana selanjutnya akan dilakukan penuntasan pembuktian yang
lebih konkrit/baik lagi supaya data-data arkeologi, geologi dan
interpretasi geofisika bawah permukaan menjadi fakta yang bisa dilihat dan
diraba oleh orang awam (apabila benar terbukti) - seperti dikatakan Sdr
Awang.

2.  Yang mengikuti paparan di ITB tentu tahu bahwa saya tidak 'ngotot'
dengan semua data dan interpretasi termasuk umur karbon dating, melainkan
hanya memaparkan  sesuai dengan data yang didapat dengan interpretasi yang
masuk akal.  Dalam laporan TTRM ke Presiden (sebelum kunjungan) kami
katakan jelas bahwa data umur yang ada masih belum maksimal dan banyak
kekurangan/ketidakpastiannya sehingga memerlukan analisa penentuan umur
yang lebih detil dan komprehensif.  Perbedaan interpretasi data, termasuk
hasil karbon dating tentu ada (seperti juga didiskusikan di acara seminar
ITB) tapi yang jelas ada DATAnya tidak beropini atau asal tebak saja.

3.  Hasil penelitian TTRM di GP memang seperti tidak masuk akal apabila
dibenturkan dengan pengetahuan dan pemahaman sejarah yang ada (seperti
tersirat pada komentar Pak Bandono), baik kesimpulan tentang struktur
bangunannya yang cukup luarbiasa atau juga umurnya yang bisa sangat tua.
Untuk itu pada seminar di Geologi ITB saya memaparkan konsep baru tentang
kaitan bencana katastrofi dan siklus peradaban manusia untuk mencoba
menjelaskan hal ini.  Konsep baru diperlukan karena Konsep yang ada
sekarang tidak cocok.  Konsep tektonik lempeng ketika pertama kali
dikemukakan sebagai hipotesa  Continental Drift oleh Wagener (1914)
 ditolak orang, dan Wagener dianggap gila; Tektonik Lempeng baru diterima
 setelah Hess (1961) membuktikan adanya Oceanic Spreading Centers.

4.  Data yang paling konkrit adalah keberadaan Lapisan 2 situs yang
tersusun dari batuan columnar joints yang hanya tertimbun 1-2m tanah saja
dibawah permukaan.  Lapisan 2 ini yang sebetulnya bisa dikatakan sebagai
"the real controversy" .  Kami meyakini bahwa lapisan 2 ini bukan lapisan
alamiah tapi situs/bangunan.  Alasannya: 1. kedudukan kolom-kolomnya
sejajar lapisan (yang natural harus tegak lurus), 2. dipenggalian terlihat
jelas ukuran dari diameter kolomnya sangat bervariasi (yang natural umumnya
mempunya ukuran kurang-lebih sama), 3. Diantara kolom-kolomnya ada material
lempung yang bukan hasil pelapukan (mengulit bawang) - tidak benar-benar
tight-interlocked seperti di alam, 4. Lapisan 2 ini tebalnya hanya 3-4
meter saja dan dibawahnya dilandasi oleh lapisan pasir-kerikil.  Dari 4 hal
tersebut menurut hemat kami sudah bisa dipastikan bahwa lapisan 2 bukan
alamiah.   Nah, sebaliknya Kelompok yang kontra (Arkenas dan para pendukung
Petisi) meyakini bahwa lapisan 2 ini adalah" natural columnar-joint rocks"
, tapi sampai sekarang saya belum mendapat alasan-ilmiahnya yang jelas
kenapa mereka demikian yakin.  Setiap saya tanya jawabannya selalu
muter-muter.  Mungkin karena keyakinan (membabibuta?) inilah maka mereka
juga otomatis yakin-seyakin-yakinnya bahwa  di bawah permukaan Gunung
Padang tidak mungkin ada situs/bangunan tertimbun, tidak mau tahu lagi
dengan data geofisika bawah permukaan dan data bor punya TTRM.  Alasan yang
berulang-kali dikemukakan: pokoknya  data geologi (bor) dan geofisika bawah
permukaan belum tentu benar. Lho 'piye toh',  asal jangan dibuang
saja... kita kan geologist, kalo engga becus menginterpretasikan data bawah
permukaan geologist engga diperlukan.

5.  Perlu diketahui juga bahwa TTRM bereaksi keras terhadap kelompok
yang kontra bukan karena berbeda pendapat tapi karena mereka, atas dasar
keyakinan sepihaknya, menuduh hasil peneli

RE: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang ,

2014-03-03 Terurut Topik Bandono Salim
Data carbon datingnya bukan dari gerabah.  Kalau tidak salah dari sisa
tetumbuhan. Lebih baik tanya ke DH saja.
Salam.
Pada 3 Mar 2014 14:25, "Awang Harun Satyana" 
menulis:

>  "All prospects look good until drilled."
>
>
>
> Saya sepaham dengan pendapat Pak Koesoema.
>
>
>
> Pak Mino, teman-teman oil company pun sangat ilmiah dan datanya memadai,
> termasuk melakukan berbagai modeling, saat mengusulkan suatu bor eksplorasi
> atas suatu prospek. Mereka juga meyakini (dalam tingkat keyakinan yang
> berbeda-beda) bahwa prospeknya mengandung minyak. Ketika sumur dibor,
> ternyata gagal, bor lagi, gagal lagi. Ternyata prospek yang kelihatannya
> begitu bagus itu tak mengandung migas.
>
>
>
> Saat ini, selama belum kasat mata bahwa ada bangunan besar dan sangat maju
> pada zamannya di dalam Gunung Padang itu, bangunan besar di dalam Gunung
> Padang itu hanyalah prospek, semaju apa pun modeling geofisika menggunakan
> geolistrik atau tomografi atasnya.  Bahkan untuk Gunung Padang dua atau
> tiga sumur uji yang telah dibor pun belum cukup untuk membuktikan bahwa ada
> bangunan besar di dalamnya. Data umur berdasarkan metode karbon-14 itu yang
> menghasilkan umur sangat tua, belum tentu berasal dari sampel artefak yang
> ditembus oleh sumur, bukan?
>
>
>
> Maka sekarang bila telah dirasa cukup semua penelitian geofisika dan
> geologi atas Gunung Padang itu, mulailah memikirkan melakukan pemugaran
> (tanpa merusak situs megalitik yang sudah ada) dan tunjukkan bahwa bangunan
> di dalam Gunung Padang itu benar-benar ada, bahwa tak hanya bilah2
> megalitik yang ditemukan di sekeliling gunung ini.
>
>
>
> Sederhananya, tunjukkanlah bahwa ada bangunan seperti kita sekarang bisa
> melihat Borobudur berdiri di atas tanah. Bila hanya berdasarkan data
> geofisika dan bor, lalu paritan arkeologi yang belum optimal, sudah
> menyimpulkan ada bangunan besar, sangat maju, sangat tua, pusat peradaban
> dunia, hm...itu terlalu terburu2. Hanya bangunan besar yang kasat mata
> berdiri di atas tanah yang akan membuat percaya, bukan data2 geofisika,
> bor, atau buku2 sebagus apa pun analisis atas data itu, sebagus apa pun
> buku itu ditulis. Bedakan antara data dan fakta.
>
>
>
> Salam,
> Awang
>
>
>
> *From:* iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] *On Behalf Of *
> koeso...@melsa.net.id
> *Sent:* Monday, March 03, 2014 12:25 PM
> *To:* iagi-net@iagi.or.id
> *Subject:* Re: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang ,
>
>
>
> Memang reseachnya sangat mengagumkan, tetapi secara implisit teori
> piramida sudah tdak muncul, tetapi bukit G. Padang itu alami, (volcanic
> neck barangkali) hanya saja bangunan di puncak dan lereng bagian atasnya
> telah disusun oleh columnar jointed batuan beku. Jadi lebih luas dan lebih
> dalam daripada bangunan megalithik yg sebelumnya sudah diketemukan. Masalah
> apakah itu mencerminkan peradaban yg tinggi masih "debatable" karena yg
> didefinisikan peradaban harus ada bukti adanya sistem pemerintahan,
> perniagaan dan differensiasi pekerjaan. Bukti2 ini belum diketemukan,
> bahkan diketemukannya artefakpun belum dilaporkan.
> RPK
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry(R)
>  --
>
> *From: *"Ben Sapiie" 
>
> *Sender: *
>
> *Date: *Mon, 3 Mar 2014 05:06:14 +
>
> *To: *
>
> *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id
>
> *Subject: *Re: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang ,
>
>
>
> Saya pertama kali mendengarkan presentasi DH di kampus ITB minggu lalu.
> Menurut saya dia memberikan sebuah argumen scientific yang baik dan jelas
> serta berdasarkan data yang cukup banyak dan tertata dengan baik. Walaupun
> interpretasinya masih mungkin bisa dipedebatkan (spt halnya dalam
> eksplorasi migas) terutama permasalahan umur dan materials yang digunakan
> utk menentukan umur. Dari hasil penelitian dijelaskan object geologi alami
> dan situs buatan manusianya.. Saya pikirr ini sudah cukup kuat agumennya
> dari hasil metoda geofisik dan pemboran (dilakukan. ADB).
>
> Sehingga saya pikir ini saatnya bagi yang berminat utk ikut membantu
> meneliti atau mengambil data sebelum SBY memugar lokasi tersebut. Agar
> semuanya menjadi matang dan jelas yg disertai pendapat2 yang lain baik yang
> mendukung atau berbeda hasil selama dengan metoda kuantitatif yang sama.
> Saya yakin DH dan team akan bersedia menshare hasil penelitiannya dengan
> para peminat geo-arkeologi (sebuah konsep ilmu yang menarik juga).
>
> Salam,
>
> BS
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry(R)
>  --
>
> *From: *koeso...@melsa.net.id
>
> *Sender: *
>
> *Date: *Mon, 3 Mar 2014 04:51:41 +
>
> *To: *
>
> *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id
>
> *Subject: *Re: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang ,
>
>
>
> Dari presentasi Danny Hilman tg 28 Februari di kampus ITB, ternyata
> istilah maupun gambar pyramid sdh sama sekali tidak muncul lagi.
> Wassalam
> RPK
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry(R)
>  --
>
> *From: *Rovicky Dwi Putrohari 
>
> *Sender: *
>
> *Date: *Mon, 3 Mar 2

RE: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang- tanggapan

2014-03-03 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Para Iaginetter yang sy hormati,

Terimakasih atas perhatian dan masukan-masukannya.  Mohon dipahami bahwa
diskusi ilmiah yang baik hanya dapat terjadi setelah mendengar paparan
kemudian disambung dengan diskusi yang timbal balik sehingga perbedaan
pendapat yang rancu  akibat kesalahpahaman dapat dihindari.  Ada beberapa
hal yang ingin diklarifikasi.

1.  Tidak ada yang menyatakan bahwa penelitian TTRM (Tim Terpadu Riset
Mandiri) di Gunung Padang sudah tuntas - atau pembuktiannya sudah selesai
(tersirat di twitter SBY no.3,4,5).  KepGub yang baru keluar dan juga pidato
pengarahan Presiden di Gunung Padang hanya mengatakan bahwa hasil penelitian
TTRM di GP (Gunung Padang) bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Rencana selanjutnya akan dilakukan penuntasan pembuktian yang lebih
konkrit/baik lagi supaya data-data arkeologi, geologi dan interpretasi
geofisika bawah permukaan menjadi fakta yang bisa dilihat dan diraba oleh
orang awam (apabila benar terbukti) - seperti dikatakan Sdr Awang.  

2.  Yang mengikuti paparan di ITB tentu tahu bahwa saya tidak 'ngotot'
dengan semua data dan interpretasi termasuk umur karbon dating, melainkan
hanya memaparkan  sesuai dengan data yang didapat dengan interpretasi yang
masuk akal.  Dalam laporan TTRM ke Presiden (sebelum kunjungan) kami katakan
jelas bahwa data umur yang ada masih belum maksimal dan banyak
kekurangan/ketidakpastiannya sehingga memerlukan analisa penentuan umur yang
lebih detil dan komprehensif.  Perbedaan interpretasi data, termasuk hasil
karbon dating tentu ada (seperti juga didiskusikan di acara seminar ITB)
tapi yang jelas ada DATAnya tidak beropini atau asal tebak saja.

3.  Hasil penelitian TTRM di GP memang seperti tidak masuk akal apabila
dibenturkan dengan pengetahuan dan pemahaman sejarah yang ada (seperti
tersirat pada komentar Pak Bandono), baik kesimpulan tentang struktur
bangunannya yang cukup luarbiasa atau juga umurnya yang bisa sangat tua.
Untuk itu pada seminar di Geologi ITB saya memaparkan konsep baru tentang
kaitan bencana katastrofi dan siklus peradaban manusia untuk mencoba
menjelaskan hal ini.  Konsep baru diperlukan karena Konsep yang ada sekarang
tidak cocok.  Konsep tektonik lempeng ketika pertama kali dikemukakan
sebagai hipotesa  Continental Drift oleh Wagener (1914)  ditolak orang, dan
Wagener dianggap gila; Tektonik Lempeng baru diterima  setelah Hess (1961)
membuktikan adanya Oceanic Spreading Centers.

4.  Data yang paling konkrit adalah keberadaan Lapisan 2 situs yang
tersusun dari batuan columnar joints yang hanya tertimbun 1-2m tanah saja
dibawah permukaan.  Lapisan 2 ini yang sebetulnya bisa dikatakan sebagai
"the real controversy" .  Kami meyakini bahwa lapisan 2 ini bukan lapisan
alamiah tapi situs/bangunan.  Alasannya: 1. kedudukan kolom-kolomnya sejajar
lapisan (yang natural harus tegak lurus), 2. dipenggalian terlihat jelas
ukuran dari diameter kolomnya sangat bervariasi (yang natural umumnya
mempunya ukuran kurang-lebih sama), 3. Diantara kolom-kolomnya ada material
lempung yang bukan hasil pelapukan (mengulit bawang) - tidak benar-benar
tight-interlocked seperti di alam, 4. Lapisan 2 ini tebalnya hanya 3-4 meter
saja dan dibawahnya dilandasi oleh lapisan pasir-kerikil.  Dari 4 hal
tersebut menurut hemat kami sudah bisa dipastikan bahwa lapisan 2 bukan
alamiah.   Nah, sebaliknya Kelompok yang kontra (Arkenas dan para pendukung
Petisi) meyakini bahwa lapisan 2 ini adalah" natural columnar-joint rocks" ,
tapi sampai sekarang saya belum mendapat alasan-ilmiahnya yang jelas kenapa
mereka demikian yakin.  Setiap saya tanya jawabannya selalu muter-muter.
Mungkin karena keyakinan (membabibuta?) inilah maka mereka juga otomatis
yakin-seyakin-yakinnya bahwa  di bawah permukaan Gunung Padang tidak mungkin
ada situs/bangunan tertimbun, tidak mau tahu lagi dengan data geofisika
bawah permukaan dan data bor punya TTRM.  Alasan yang berulang-kali
dikemukakan: pokoknya  data geologi (bor) dan geofisika bawah permukaan
belum tentu benar. Lho 'piye toh',  asal jangan dibuang saja... kita kan
geologist, kalo engga becus menginterpretasikan data bawah permukaan
geologist engga diperlukan.

5.  Perlu diketahui juga bahwa TTRM bereaksi keras terhadap kelompok
yang kontra bukan karena berbeda pendapat tapi karena mereka, atas dasar
keyakinan sepihaknya, menuduh hasil penelitian TTRM tidak ilmiah dan para
penelitinya tidak kompeten bahkan merusak situs, kemudian membuat petisi
(untuk presiden) supaya penelitian TTRM dihentikan alias tidak dilanjutkan.

6.  Kontroversi di media masa tentang piramida, harta karun, dll yang
aneh-aneh adalah isapan jempol... saya malah curiga hal ini malah sengaja
dibesar-besarkan oleh pihak yang kontra untuk menutupi atau membiaskan
KONTROVERSI (ILMIAH) YANG SEBENARNYA yaitu yang dijelaskan pada poin 4 di
atas. Sering juga penelitian TTRM dikaitkan dengan kasus Supertoy dan Blue
Energy (seperti dikatakan Sdr. Hadiyanto-darimana menyimpulkan bahwa
informasinya tidak "clean and 

RE: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang ,

2014-03-03 Terurut Topik Hadiyanto Sapardi
Mudah2 an saja pak BEYE tdk mudah terpesona seperti halnya kasus Blue Energi
dan Padi Super Letoi sehingga muncul poin 3 sd 7 tanpa diberikan masukan yg
"clean and clear". Poin 7 ok, mesti mendapat dukungan dari kita semua dg
keahlian masing-2 secara professional. Berbicara ttg columnar join, di
daerah Sumedang sekitar Tomo pada waktu itu ada wilayah penambangan bahan
galian C, yg mengeksploitasi batuan andesit berupa columnar join yg
kedudukannya ada yg hampir horizontal sd vertical. Fantastis sekali
kenampakannya, panjangnya ada yg lebih dari 50 meter setiap kolom. Konon
kolom-2 yg sdh ditambang di eksport ke Italy. Saya tidak tahu apakah quary
itu masih ada apa tidak karena sudah 15 tahun lebih tidak pernah kesana.
Waktu itu sepintas daerah tsb merupakan bukit (gunungan kecil?) yg terdiri
dari kolom2 andesit  yg ditutupi oleh batuan alluvial. Studi banding di
daerah itu kiranya dapat menambah wawasan ttg G.Padang secara micro. Mohon
maaf kalau kurang berkenan.

 

Salam

Hadiyanto Sapardi

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Yanto R.
Sumantri
Sent: Monday, March 03, 2014 3:11 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang ,

 

Data dan Fakta 

 

Nah disinilah , mungkin , akan terdapat perbedaan pendapat .

Tapi disinilah kedewasaan para ilmuwan diuji.

 

si Abah

 

On Monday, March 3, 2014 2:28 PM, Bandono Salim  wrote:

Maaf ada salah ketik
Bukan kekunan, tetapi "ketekunan" luar biasa bagi pembangunan pada lokasi
yang sama oleh beberapa generasi yang bisa jadi beda budaya.

On Mar 3, 2014 1:45 PM, "Bandono Salim"  wrote:

Semoga harapan itu dapat terpenuhi, mengingat pada waktu itu manusia belum
banyak.
Apalagi kalau dirunut hasil dating antar layernya amat jauh bedanya. 
Kekunan luar biasa bagaimana menetapkan satu lokasi bangunan yang lompat
antar kilotahun.
Salam.

On Mar 3, 2014 11:14 AM, "Rovicky Dwi Putrohari"  wrote:

FYI dibawah ini twit SBY ttg hal itu :

1.  Beberapa hari lalu, saya meninjau Situs Gunung Padang di Cianjur.
Diduga situs ini merupakan bangunan prasejarah "terbesar" di dunia. *SBY*
2.  Sejak tahun 2011, saya mendapatkan laporan ttg penelitian situs Gn.
Padang ini oleh para peneliti & pakar unggulan Indonesia. *SBY*
3.  Secara ilmiah, bukan klenik, didapat gambaran ttg misteri situs tsb.
Penelitian ini perlu dituntaskan utk menguak sejarah masa silam. *SBY*
4.  Hasil penelitian selama ini menggambarkan, diduga usia situs ini
amat tua, lbh tua dr piramida Mesir & besarnya 9 kali Candi Borobudur *SBY*
5.  Jika semua perkiraan ini benar, perlu dilakukan pemugaran situs tsb,
sebagaimana pemugaran Candi Borobudur dulu. *SBY*
6.  Pemerintah, baik pusat maupun Jabar, perlu berikan dukungan thdp
penelitian & insya Allah pemugaran situs budaya Gn. Padang ini. *SBY*
7.  Jk pemugaran tlh dilakukan & misteri "kebesaran" Indonesia masa
silam dihadirkan, situs ini akan jadi obyek wisata & penelitian dunia. *SBY*
8.  Selalu ada pro & kontra. Mari berikan ruang & dukungan pd para
peneiliti yg dg gigih & kerja keras ingin sumbang sesuatu utk negerinya
*SBY*

Salam

RDP

--

"Saya akan mengikuti pemimpin yang menebar sikap optimis, bukan yang menguak
fakta negatip yang merusak semangat  !".



Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id  
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the
use of 
any information posted on IAGI mailing list.




Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesion

Re: [iagi-net] SBY serius akan memugar G Padang ,

2014-03-03 Terurut Topik Yanto R. Sumantri
Data dan Fakta 

Nah disinilah , mungkin , akan terdapat perbedaan pendapat .
Tapi disinilah kedewasaan para ilmuwan diuji.

si Abah



On Monday, March 3, 2014 2:28 PM, Bandono Salim  wrote:
 
Maaf ada salah ketik
Bukan kekunan, tetapi "ketekunan" luar biasa bagi pembangunan pada lokasi yang 
sama oleh beberapa generasi yang bisa jadi beda budaya.
On Mar 3, 2014 1:45 PM, "Bandono Salim"  wrote:

Semoga harapan itu dapat terpenuhi, mengingat pada waktu itu manusia belum 
banyak.
>Apalagi kalau dirunut hasil dating antar layernya amat jauh bedanya. 
>Kekunan luar biasa bagaimana menetapkan satu lokasi bangunan yang lompat antar 
>kilotahun.
>Salam.
>
>On Mar 3, 2014 11:14 AM, "Rovicky Dwi Putrohari"  wrote:
>
>FYI dibawah ini twit SBY ttg hal itu :
>>  1. Beberapa hari lalu, saya meninjau Situs Gunung Padang di Cianjur. 
>> Diduga situs 
ini merupakan bangunan prasejarah "terbesar" di dunia. *SBY*
>>  2. Sejak tahun 2011, saya mendapatkan laporan ttg penelitian situs Gn. 
>> Padang 
ini oleh para peneliti & pakar unggulan Indonesia. *SBY*
>>  3. Secara ilmiah, bukan klenik, didapat gambaran ttg misteri situs tsb. 
Penelitian ini perlu dituntaskan utk menguak sejarah masa silam. *SBY*
>>  4. Hasil penelitian selama ini menggambarkan, diduga usia situs ini 
>> amat tua, 
lbh tua dr piramida Mesir & besarnya 9 kali Candi Borobudur *SBY*
>>  5. Jika semua perkiraan ini benar, perlu dilakukan pemugaran situs tsb, 
>> sebagaimana pemugaran Candi Borobudur dulu. *SBY*
>>  6. Pemerintah, baik pusat maupun Jabar, perlu berikan dukungan thdp 
>> penelitian & 
insya Allah pemugaran situs budaya Gn. Padang ini. *SBY*
>>  7. Jk 
pemugaran tlh dilakukan & misteri "kebesaran" Indonesia masa silam 
dihadirkan, situs ini akan jadi obyek wisata & penelitian dunia. 
*SBY*
>>  8. Selalu ada pro & kontra. Mari berikan ruang & 
dukungan pd para peneiliti yg dg gigih & kerja keras ingin sumbang 
sesuatu utk negerinya *SBY*
>>Salam
>>
>>RDP
>>
>>--
>>"Saya akan mengikuti pemimpin yang menebar sikap optimis, bukan yang menguak 
>>fakta negatip yang merusak semangat  !".
>>
>>Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
>>Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition
>>JAKARTA,15-18 September 2014
>>
>>Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>>Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
>>
>>Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
>>Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>>Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>>No. Rek: 123 0085005314
>>Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>>Bank BCA KCP. Manara Mulia
>>No. Rekening: 255-1088580
>>A/n: Shinta Damayanti
>>
>>Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
>>Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
>>
>>DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
>>posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
>>In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
>>limited
>>to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
>>from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the 
>>use of 
>>any information posted on IAGI mailing list.
>>
>>
>>

Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list.



Siapkan waktu PIT IAGI ke-43

Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition

JAKARTA,15-18 September 2014

---