Re: [iagi-net-l] DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA
Aboaah, kalo lagi sakit bawa ka dokter, kalau sakitnya ajaib sebentar sembuh sebentar kambuh jigana mah katempelan (duu.iiit) meureun. Bawa ka mana nya Baah?? Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: "Yanto R. Sumantri" Date: Sun, 7 Oct 2012 19:59:54 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA Mang Okim Bener juga sih akan sangat romantis kalau kita jalan jalan dilaut , tapi .. dari segi efenfesiensi waktu dan biaya nantinya , tentu membangun jembatan akan lebih baik. Kalau pakai ferry , dengan diasumsikan segala fasilitas dan ferrynya maksimal , tentunya akan tetap kalah dalam hal waktu dan biaya tollnya. Kalau dari segi risiko , saya kira banyak contoh sukses - nya dinegara lain. Cuma , sayangnya sekarang saja sudah tercium aroma "tak sedap" mengenai siapa yang akan jadi investornya . Memang seih atmosfir "korupsi dan KKN plus perkelahian kekuasaan antar partai" akan mewarnai pelaksanaan pembangunan jembatan ini. Apa boleh buat , memang alam Indonesia lagi sakiiit. Wass. si Abah From: Sujatmiko To: iagi-net@iagi.or.id Cc: MGEI ; warm...@yahoo.com Sent: Sunday, October 7, 2012 6:05 PM Subject: [iagi-net-l] DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA Rekan-rekan IAGI yang budiman, Sehubungan dengan diskusi tentang Jembatan Selat Sunda yang begitu banyak menyerap partisipasi rekan-rekan IAGI, barangkali ada manfaatnya kalau mang Okim informasikan bahwa Lokakarya bertema : Kondisi Bahaya Geologi Dalam Rangka Pembangunan Jembatan Selat Sunda pernah diadakan di Jakarta pada 30 September 2010. Pembicaranya adalah : Ir. Denis H.Sumadilaga MSc., Ir. Engkon K. Kertapati , Prof.Dr.Hery Harjono , Prof.Dr. Hasanuddin Z.Abidin, Dr. Hamzah Latief, Dr. Surono, dan Krisbudiono MSc. Moderator lokakarya adalah Dr.Ir.Sutikno Bronto. Mang Okim mengetahui hal ini karena panitia lokakarya memesan souvenir bernuansa Jembatan Selat Sunda dengan basement batumulia ( beberapa gambar souvenir terlampir ). Selain souvenir untuk Lokakarya, mang Okim mendapat juga pesanan souvenir bernuansa Jembatan Selat Sunda dari Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB untuk Purna Bakti Dr. Ir. Teuku Lukman Aziz MSc. ( Program Studi Geodesi dan Geomatika , 1 Agustus 2010 ) dan Drs. Muhamad Ali ( Program Studi Oseanografi , 1 November 2010 ). Dengan demikian mang Okim memperkirakan bahwa permasalahan Rancang Bangun Jembatan Selat Sunda dari perspektif geologi telah dibahas oleh para ahli kebumian dengan inisiator Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB. Untuk memastikan hal ini dan sekalian mendapatkan masukan tentang hasil Lokakarya, barangkali IAGI dapat mengontak Dr.Ir.Roebijanto Kapid atau rekan-rekan lain di ITB , atau para ahli yang menjadi pembicara / moderator di Lokakarya. Menurut pikiran sederhana mang Okim siih, rasanya sayang ya menganggarkan uang yang konon senilai Rp 225 Triliun untuk membangun Jembatan Selat Sunda yang lokasinya saja di daerah yang rawan bencana geologi. Ketika terakhir kali mang Okim berkesempatan menikmati Cruise Dinner di Bangkok ( Mei 2012 ), mang Okim sampai terheran-heran dan terharu melihat puluhan kapal restoran bertingkat yang bersliweran dengan lampu-lampu yang indah dan penumpang yang penuh --- padahal Thailand bukan negara maritim seperti Indonesia - - - ta’ iya ! Mang Okim membayangkan betapa akan lebih sesuainya bagi Indonesia sebagai negara maritim beneran kalau anggaran senilai Rp 225 Triliun itu dipakai untuk membangun sarana di pelabuhan penyeberangan , membeli kapal-kapal modern, dan menyiapkan sarana pendidikan manajemen kelautan berikut SDM nya, dll . Itu siih mimpi mang Okim yang mungkin saja out of date. Salam cinta maritim - - - dan batu mulia, Mang Okim LAMPIRAN GAMBAR SOUVENIR ( LUKISAN CAT MINYAK DAN BATU MULIA , UKURAN GAMBAR : 18 x 12 CM ) Gambar 1 : Basement Banded Agate ( Pembicara Lokakarya ) Gambar 2 : Basement Banded Agate ( Pembicara Lokakarya ) Gambar 3 : Basement Silicified Banded Tuff ( Pembicara Lokakarya ) Gambar 4 : Basement Fire Jasper ( Purna Bakti ) Gambar 5 : Basement Silicified Flysch Sediment ( Purna bakti ) From:wikanw [mailto:wikanwindra...@yahoo.com] Sent: 07 Oktober 2012 12:26 To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Rancang bangun Jembatan Selat Sunda pernah juga dipamerkan di Pameran Konstruksi Indonesia 2010 di Jakarta Convention Center. Jembatannya dibangun melintas 3 pulau kecil, dengan total panjang 29 km termasuk lintasan jalan mobil dan kereta api. Ketahanan terhadap potential gempa 7 Magnitude dan tsunami (? m). Sedangkan jarak dari Gunung api Krakatau sekitar 40 km. Kuncinya asal tidak dikorupsi pelaksanaan pembangunanannya. Oiya Pak Ismail ysh, Masak sih bangun PLTN-nya di Babel, listriknya dialirin ke Jawi? Nanti kalau seperti di Muria, ulama berfatwa gak adil kalau yang menanggung resiko selalu
Re: [iagi-net-l] DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA
Wah , iklannya berhasil ya Mas Miko hahahhhaha , akh just a joke !!! Kumaha damang ? Pengen mmpir lagi , makan rawonnya Neng Ai. si Abah From: "rakhmadi.avia...@gmail.com" To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, October 7, 2012 6:49 PM Subject: Re: [iagi-net-l] DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA Rabu IAGI ke Bandung mang Okim untuk ketemu dg team HAGI apa waktunya tepat yah Kalau convinience boleh berkunjung tak iya Lam salam Avi --Original Message-- From: miko To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA Sent: Oct 7, 2012 18:40 Bisa diatur Pak Oki. Kapan2 kalau di Bandung singgah ya. Wassalam, Mang Okim -Original Message- From: o - musakti Date: Sun, 7 Oct 2012 04:18:18 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA Wah, di suvenir nomer 3 ada sesar-sesar yang terletak tepat dibawah tiang jembatanhiii sereem... He he he bercanda. Cantik sekali suvenirnya mang Okim. Saya jadi ingin... Salam Oki Powered by Telkomsel BlackBerry®
Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Rekan Kemana saja bpk Adi Suryo ? Ada yang tahu contact numbernya ? Mohon di info lewat japri saja. Terima kasih sebelumnya. si Abah From: "aluthfi14i 3...@gmail.com" To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, October 6, 2012 12:18 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Iya Oom Taufik, amblesnya toll Cipularang adalah pelajaran. Dalam presentasinya konsultan geologi teknik, senior kita, dalam diskusi internal IAGI di kantor LIPI Bandung pada 2006. Dikemukakan, karena jalan toll mau dilalui delegasi KTT di Bandung, penyelesaiannya dipercepat, pekerjaan geologi teknik yang tersisa dihentikan, sehingga ada ruas yang blind pengendalian air tanahnya, penempatan gorong2 bawah tanah untuk pengendalian air tanah juga tak bisa dilakukan akibat pekerjaan geologi teknik dihentikan. Apa yang terjadi bbrapa th kemudian. Di ruas tersebut aliran dan arus air tanah tak terkendali bertemu batuan lempung yang sensitif terhadap air (kaya montmorilonit dan sejenisnya), akibatnya lempung menjadi bubur dan hanyut oleh air tanah. Akibat parahnya terjadi gerowong besar dibawah ruas toll Cipularang ruas tersebut. Untuk mengatasinya "grouting" saja tidak cukup, tetapi kiri dan kanan jalan toll ruas tersebut kudu dihutankan untuk meredam ganasnya air tanah yang tak sempat dibuat sistim pengendaliannya. Penjelasan tersebut disampaikan oleh Mas Adi Suryo, ruangan dan konsumsi di LIPI Bandung difasilitasi oleh Mas Hery Haryono. Hadir Ketua Pengda IAGI Jabar, Bang Lambok Hutasoit. Saya dan Ridwan jangkung hadir sebagai IAGI-1 dan Sekjen. Banyak warga IAGI hadir, diskusunya menarik dan impresive. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: anwar.tau...@gmail.com Date: Sat, 6 Oct 2012 04:52:53 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Mungkin mereka pikir dengan tanpa kajian geologi saja biaya ini dan itu sudah mahal. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: "Husnul Kausarian" Date: Fri, 5 Oct 2012 15:40:00 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Ini yg menjadi tanda tny besar buat kita di Indonesia. Kenapa di negara kita justru masukan input informasi geologi di tempat/kawasan pembangunan sgt minim (cenderung tidak ada)? Sementara laporan informasi geologi merupakan hal yg plg mendasar thdp suatu kawasan yg akan dibangun,terutama pembangunan berskala n menyedot dana yg besar. Sebagai contoh di negara tetangga kita,mereka sdh lebih dr satu dasawarsa menjadikan masukan informasi geologi di kawasan pembangunan sbg hal yg plg utama utk melanjutkan pembangunan (diteruskan atau tidak) setelah kejadian runtuhny kondominium megah di daerah perbukitan,bahkan di negara tetangga EIA (AMDAL) juga memerlukan data input geologi sbg hal yg utama dan substansial. . . Kita tidak mau kejadian amblasnya kompleks olahraga hambalang terulang kembali bukan? Disinilah letak pentingnya peranan para ahli Geological Engineering,meski sebagian org mengatakan itu merupakan kerjaannya org teknik sipil,tp saya melihat adanya perbedaan yg signifikan antara org teknik sipil dgn geological engineering,krn bgmn pun juga,hanya org geologi yg mengusai batuan beserta sifat2nya secara mendalam (spt informasi based rock beserta kompleksitas strukturnya,yg pd sebagian besar di pekerjaan sipil,hal ini sering disama rata kan,pdhl struktur batuan (meskipun batuan tsb sama) belum tentu sama setiap satu dgn lainnya). Best Regards, Husnul Kausarian c/p +62853-5556-5656 -Original Message- From: "Eddy Subroto" Date: Fri, 5 Oct 2012 18:36:55 To: Reply-To: Subject: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Mas Rovicky dan teman-teman anggota IAGI yang terhormat, Pagi tadi, saya mendapat undangan sbb.: Universitas Indonesia dan Majalah GATRA dengan hormat mengundang Bapak untuk menghadiri kegiatan DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA "Karya Anak Bangsa dan Peluang Pembangunan Antarpulau" yang akan dilaksanakan pada: Hari, Tanggal : Kamis, 11 Oktober 2012 pukul 08.00 - 15.30 WIB Tempat : Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok-Jawa Barat* *Berikut kami lampirkan surat undangan, lembar konfirmasi, dan daftar undangan. Yang menarik bagi saya, di daftar undangan ada kelompok asosiasi profesi dan yang terundang adalah: 1. Ikatan Ahli Transportasi 2. Ikatan Ahli Perencana 3. Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia 4. Ikatan Ahli Konstruksi 5. Ikatan Geografi Indonesia 6. KADIN 7. INKINDO Kok aneh ya IAGI tidak termasuk dalam daftar undangan. Pertanyaannya apakah UI dan majalah Gatra tidak tahu peran ahli geologi? Lha kok mereka malah mengundang orang geografi. Padahal yang sering muncul di media massa kalau ada gempa atau gunungapi meletus atau bencana geologi lainnya kan orang geologi? Bar
Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Pak Anggoro , minggu lalu saya pergi keluar kota bersama dg pak Yunus Daud katanya dia juga mulai tahun ini buka Program S2 Geothermal di UI dan mhsnya cukup banyak , Yg saya kenal sdh cukup lama Pak Yunus Daud yg lulusan Kyushu ini termasuk awal awal sbg dosen geofikika Fak Mipa UI , Dulu thn 80 ~ 90 an juga teman teman lama saya sdh di UI ada pak RP Sudarmo mantan kabid Geofisik BMG dan pak Prayuto geopisik yg juga mantan BMG yg terus pindah dari BMG ke Oilco. Nggak betah jadi Umar Bakrie kali Jadi cikal bakal G & G UI ini sdh cukup lama dibawah Jur Fisika FMIPA UI , kayaknya sdh layak menjadi Jur sendiri . Pak Anggoro Rasanya sudah 20 an tahun lbh tidak pernah ketemu lagi , Salam Sent by Liamsi's Mobile Phone -Original Message- From: Anggoro Dradjat Date: Sun, 7 Oct 2012 20:00:57 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Dear All, Geologi secara manajemen struktural tidak di kenal di UI, padahal secara substansi diajarkan. Saat ini di UI ada program studi S2 geofiska reservoir yang jumlah mahasiswanya mencapai 60 orang persemester yang isi mata kuliahnya adalah geofisika dan geology di bidang perminyakan. Jumlah pengajarnya banyak, sudah menyandang s3 semua, yang lulusan S2 cuma dua atau tiga orang termasuk saya sendiri. Para pengajarnya amat berdedikasi dan bekerja keras walaupun dosennya dibayar kecil dan mahasiswanya harus bayar mahal. Secara struktural geologi tidak dikenal di UI, lulusannya mendapat ijasah S2 magister fisika bukan magister geofisika atau geologi, sepertinya baik dosen ataupun mahasiswanya tidak peduli yang penting lulus dan laku kerja? Saat ini juga dikembangkan Pusat Penelitian Geoscience Universitas Indonesia dengan dana bantuan dari Pertamina dan orang tidak peduli apakah itu geologi atau geofisika ataupun yang lainnya. Ilmu geologi ataupun geofisika yang dikembangkan sejak akhir 80ansampai sekarang didominasi oleh bidang G&G perminyakan dan ilmu geologi yang lain memang tidak dikenal dan tidak berkembang, termasuk bidang geologi teknik. Sulitnya mengembangkan geologi adalah karena sedikitnya geologist dan geophysicist yang mau jadi dosen tetap, maunya seperti saya kerja utamanya ditempat lain dan ngajarnya partime, karena gaji dosen kecil dan jikalapun mau urusannya ribet, saya sendiri jadi pengajar S1 tahun 1991 sampai 1993 dan kembali membantu secara partime sejak 2006. Entah bagaimana ceritranya bidang studi ini secara administratif sampai sekarang masih dikelola oleh Fisika UI? Aneh tapi nyata, tapi begitulah adanya. Salam Anggoro Dradjat 2012/10/7 wikanw > Rancang bangun Jembatan Selat Sunda pernah juga dipamerkan di Pameran > Konstruksi Indonesia 2010 di Jakarta Convention Center. Jembatannya > dibangun melintas 3 pulau kecil, dengan total panjang 29 km termasuk > lintasan jalan mobil dan kereta api. Ketahanan terhadap potential gempa 7 > Magnitude dan tsunami (? m). Sedangkan jarak dari Gunung api Krakatau > sekitar 40 km. Kuncinya asal tidak dikorupsi pelaksanaan pembangunanannya. > > Oiya Pak Ismail ysh, > > Masak sih bangun PLTN-nya di Babel, listriknya dialirin ke Jawi? Nanti > kalau seperti di Muria, ulama berfatwa gak adil kalau yang menanggung > resiko selalu yang tidak menikmati hasilnya. Supaya adil pernukliran > listrik dibangunnya di Jakarta saja, bisa di Kelapa Gading atau dekat > superbloknya Agung Podomoro, dll. > > Maaf guyon tapi serius. > > Wassalam, > Wikan > > Sent from my iPad > > On 6 Okt 2012, at 07:16, "Ismail" wrote: > > Ide menghubungkan jawa sumantrah ini sdh lama , sejak tahun 80 an bahkan > sdh ada kajian kajian dr berbagai aspek sejak itu telah banyak forum forum > yg diadakan untuk membahas masalah ini dari berbagai aspek,, bebrapa > alternatif diusulkan apakah memperbesar kapasitas pelabuhan , bangun > jembatan bahkan sampai bikin Terowongan semua dikaji dari segi kondisi > lingk, teknologi dan keekonomianya/biaya sampai sosialnya , dan juga > termasuk rencana untuk. Ngebangun jaringan kabel listrik lintas jawa > sumantrah { siapa tahu renc bangun PLTN di banbel jadi shg listriknya bisa > dialirkan ke jawi } . > Ujung ujungnya semuanya ke biaya , pilihan terakhir spt nya akan dibangun > jembatan kabarnya untuk pembangunan ini tidak akan dianggarkan ke APBN > kalau tidak dg APBN berarti model investasi swasta spt pemb jalan tol , > bagi investor tentunya lagi main etung etungan untung ruginya > Sebetulnya APBN kita itu sdh 1600 an T masak nyisakan dikit untuk > ngebangun jembatan saja tidak bisa > > Sent by Liamsi's Mobile Phone > ---------- > *From: * Rovicky Dwi Putrohari > *Date: *Sat, 6 Oct 2012 06:39:26 +0700 > *To: *iagi-net@iagi.or.id > *ReplyTo: * > *Subject: *Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda > > Terimakasih infonya P
Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Pak Anggoro, Betul s2 geofisika reservoar UI berada di bawah fisika. Ada rencana membuka prodi geosains tp belum bisa terwujudkan Pengembangan suatu universitas idealnya menekankan lokalitas, dan kebetulan jakarta adalah rumahnya perusahaan minyak, jadi kurikulumnya lebih banyak diusahakan kompatibel dengan kebutuhan industri. Adalah realita bahwa gelar S2 menjadi penting saat ini karena memfilter calon pekerja dengan IPK mungkin dirasa tidak cukup. Sulitnya mendapatkan dosen tetap saya pikir banyak dipengaruhi oleh kenyataan bahwa tawaran di perusahaan migas jelas lebih menarik. Salam LL Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Anggoro Dradjat Date: Sun, 7 Oct 2012 20:00:57 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Dear All, Geologi secara manajemen struktural tidak di kenal di UI, padahal secara substansi diajarkan. Saat ini di UI ada program studi S2 geofiska reservoir yang jumlah mahasiswanya mencapai 60 orang persemester yang isi mata kuliahnya adalah geofisika dan geology di bidang perminyakan. Jumlah pengajarnya banyak, sudah menyandang s3 semua, yang lulusan S2 cuma dua atau tiga orang termasuk saya sendiri. Para pengajarnya amat berdedikasi dan bekerja keras walaupun dosennya dibayar kecil dan mahasiswanya harus bayar mahal. Secara struktural geologi tidak dikenal di UI, lulusannya mendapat ijasah S2 magister fisika bukan magister geofisika atau geologi, sepertinya baik dosen ataupun mahasiswanya tidak peduli yang penting lulus dan laku kerja? Saat ini juga dikembangkan Pusat Penelitian Geoscience Universitas Indonesia dengan dana bantuan dari Pertamina dan orang tidak peduli apakah itu geologi atau geofisika ataupun yang lainnya. Ilmu geologi ataupun geofisika yang dikembangkan sejak akhir 80ansampai sekarang didominasi oleh bidang G&G perminyakan dan ilmu geologi yang lain memang tidak dikenal dan tidak berkembang, termasuk bidang geologi teknik. Sulitnya mengembangkan geologi adalah karena sedikitnya geologist dan geophysicist yang mau jadi dosen tetap, maunya seperti saya kerja utamanya ditempat lain dan ngajarnya partime, karena gaji dosen kecil dan jikalapun mau urusannya ribet, saya sendiri jadi pengajar S1 tahun 1991 sampai 1993 dan kembali membantu secara partime sejak 2006. Entah bagaimana ceritranya bidang studi ini secara administratif sampai sekarang masih dikelola oleh Fisika UI? Aneh tapi nyata, tapi begitulah adanya. Salam Anggoro Dradjat 2012/10/7 wikanw > Rancang bangun Jembatan Selat Sunda pernah juga dipamerkan di Pameran > Konstruksi Indonesia 2010 di Jakarta Convention Center. Jembatannya > dibangun melintas 3 pulau kecil, dengan total panjang 29 km termasuk > lintasan jalan mobil dan kereta api. Ketahanan terhadap potential gempa 7 > Magnitude dan tsunami (? m). Sedangkan jarak dari Gunung api Krakatau > sekitar 40 km. Kuncinya asal tidak dikorupsi pelaksanaan pembangunanannya. > > Oiya Pak Ismail ysh, > > Masak sih bangun PLTN-nya di Babel, listriknya dialirin ke Jawi? Nanti > kalau seperti di Muria, ulama berfatwa gak adil kalau yang menanggung > resiko selalu yang tidak menikmati hasilnya. Supaya adil pernukliran > listrik dibangunnya di Jakarta saja, bisa di Kelapa Gading atau dekat > superbloknya Agung Podomoro, dll. > > Maaf guyon tapi serius. > > Wassalam, > Wikan > > Sent from my iPad > > On 6 Okt 2012, at 07:16, "Ismail" wrote: > > Ide menghubungkan jawa sumantrah ini sdh lama , sejak tahun 80 an bahkan > sdh ada kajian kajian dr berbagai aspek sejak itu telah banyak forum forum > yg diadakan untuk membahas masalah ini dari berbagai aspek,, bebrapa > alternatif diusulkan apakah memperbesar kapasitas pelabuhan , bangun > jembatan bahkan sampai bikin Terowongan semua dikaji dari segi kondisi > lingk, teknologi dan keekonomianya/biaya sampai sosialnya , dan juga > termasuk rencana untuk. Ngebangun jaringan kabel listrik lintas jawa > sumantrah { siapa tahu renc bangun PLTN di banbel jadi shg listriknya bisa > dialirkan ke jawi } . > Ujung ujungnya semuanya ke biaya , pilihan terakhir spt nya akan dibangun > jembatan kabarnya untuk pembangunan ini tidak akan dianggarkan ke APBN > kalau tidak dg APBN berarti model investasi swasta spt pemb jalan tol , > bagi investor tentunya lagi main etung etungan untung ruginya > Sebetulnya APBN kita itu sdh 1600 an T masak nyisakan dikit untuk > ngebangun jembatan saja tidak bisa > > Sent by Liamsi's Mobile Phone > ------ > *From: * Rovicky Dwi Putrohari > *Date: *Sat, 6 Oct 2012 06:39:26 +0700 > *To: *iagi-net@iagi.or.id > *ReplyTo: * > *Subject: *Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda > > Terimakasih infonya Pak Eddy, > Mungkin karena penyelenggaranya UI, dimana hanya UI dan UGM yg memiliki > Fakultas Geografi,
Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Yaa setuju, sbg geologist ahok harusnya paham, tentang turunnya jakarta karena pemompaan dan tilting di pantai utara jawa. Sehingga penanganan banjir dpt pas gitu loh. Tilting dan sedot air sebagai satu diantara banyak gal penyebab rob (naiknya air laut kedarat waktu pasang naik). Yaa iagi undang dia tuk diskusi laah . Setuju koh liam. Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: "Ismail" Date: Sun, 7 Oct 2012 12:24:18 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Mungkin sekarang ini lbh meriah Seminar Geologi Jakarta dg pembicara utama geologist Ahok , daripada seminar Jembatan selat sunda yg sdh diadakan berulang ulang sejak lama Sent by Liamsi's Mobile Phone -Original Message- From: "Bandono Salim" Date: Sat, 6 Oct 2012 09:57:41 To: Iagi Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Kalau menggandeng wiratman, sdh pasti ada geologist yang meneliti. Setau saya banyak geologist yang kerja di wiratman. Palinhg tidak ada 2 senior. Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: suryadi_oe...@yahoo.com Date: Sat, 6 Oct 2012 05:38:59 To: IAGI Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Saya rasa peranan geologist �memberikan data dan rekomendasi sebannyak2nya, sedangkan kelayakannya kan ada orang teknik sipil yang akan mengkaji "go or not go" berdasarkan data yg di supply oleh geologist. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: "Husnul Kausarian" Date: Sat, 6 Oct 2012 03:42:58 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Ada satu hal yg sangat menggelitik di benak saya mengenai rencana pembangunan JSS: Apa tidak terlalu beresiko membangun JSS?mengingat kompleksitas aktifitas tektonik disini? Seberapa kuat teknologi yg bisa menahan "kekuatan" tektonik disini? Best Regards, Husnul Kausarian c/p +62853-5556-5656 -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari Date: Sat, 6 Oct 2012 08:39:49 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Soal risiko saya rasa tidak ada yg tidak berrisiko di Indonesia ini. Bahkan tidak melakukannya apapun juga berisiko. Berisiko ketinggalan kereta (ketinggalan budaya). Yg lebih penting memperhitungkan risiko ini supaya tidak merugikan. Dan memilih yg paling optimum keuntungannya. Bahwa suatu saat akan rusak itu bisa dipastikan terjadi, hanya kapan terjadinya kita perlu perhitungkan masak-masak. Justru ini tantangan bagi geologist Indonesia utk lebih mengerti kondisi geologi Indonesia supaya mampu melakukan dan mampu membangun dengan mitigasi yang benar. Kalau terlalu fobia dan terlalu ketakutan kondisi geologinya ya selamnya kita tidak akan melakukan apapun. Menurut saya ilmu geologi dan juga ilmu lain dalam mitigasinya perlu menyatakan secara positip kapan saat terbaik utk melakukannya. Bukan hanya untuk mengatakan tidak perlu melakukannya. "Drill or not to drill ?" Saya sering cenderung mengatakan "drill", karena yg mendapatkan keuntungan yg drill. "Do or not to do?" Just do it ... That's how we learn. Rdp On Sunday, October 7, 2012, wrote: > > Kayaknya dg tektonik yg gak stabil ditambah adanya krakatau diantaranya, pembuatan jembatan kok high risk ya spt pemboran yg gak memenuhi parameter petroleum system gitu, he3 > Powered by Telkomsel BlackBerry® > ________ > From: "Ismail" > Date: Sat, 6 Oct 2012 00:16:28 + > To: > ReplyTo: > Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda > Ide menghubungkan jawa sumantrah ini sdh lama , sejak tahun 80 an bahkan sdh ada kajian kajian dr berbagai aspek sejak itu telah banyak forum forum yg diadakan untuk membahas masalah ini dari berbagai aspek,, bebrapa alternatif diusulkan apakah memperbesar kapasitas pelabuhan , bangun jembatan bahkan sampai bikin Terowongan semua dikaji dari segi kondisi lingk, teknologi dan keekonomianya/biaya sampai sosialnya , dan juga termasuk rencana untuk. Ngebangun jaringan kabel listrik lintas jawa sumantrah { siapa tahu renc bangun PLTN di banbel jadi shg listriknya bisa dialirkan ke jawi } . > Ujung ujungnya semuanya ke biaya , pilihan terakhir spt nya akan dibangun jembatan kabarnya untuk pembangunan ini tidak akan dianggarkan ke APBN kalau tidak dg APBN berarti model investasi swasta spt pemb jalan tol , bagi investor tentunya lagi main etung etungan untung ruginya > Sebetulnya APBN kita itu sdh 1600 an T masak nyisakan dikit untuk ngebangun jembatan saja tidak bisa > > Sent by Liamsi's Mobile Phone > ________________ > From: Rovicky Dwi Putrohari > Date: Sat, 6 Oct 2012 06:39:26 +0700 > To: iagi-net@iagi.or.id > ReplyTo: > Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Sel
Re: [iagi-net-l] DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA
Mohon ijin pak, gambarnya untuk dikopi. Salam, Ery Sent from my iPad On 7 Okt 2012, at 19:05, "Sujatmiko" wrote: > Rekan-rekan IAGI yang budiman, > > Sehubungan dengan diskusi tentang Jembatan Selat Sunda yang begitu banyak > menyerap partisipasi rekan-rekan IAGI, barangkali ada manfaatnya kalau mang > Okim informasikan bahwa Lokakarya bertema : Kondisi Bahaya Geologi Dalam > Rangka Pembangunan Jembatan Selat Sunda pernah diadakan di Jakarta pada 30 > September 2010. Pembicaranya adalah : Ir. Denis H.Sumadilaga MSc., Ir. Engkon > K. Kertapati , Prof.Dr.Hery Harjono , Prof.Dr. Hasanuddin Z.Abidin, Dr. > Hamzah Latief, Dr. Surono, dan Krisbudiono MSc. Moderator lokakarya adalah > Dr.Ir.Sutikno Bronto. Mang Okim mengetahui hal ini karena panitia lokakarya > memesan souvenir bernuansa Jembatan Selat Sunda dengan basement batumulia ( > beberapa gambar souvenir terlampir ). > > Selain souvenir untuk Lokakarya, mang Okim mendapat juga pesanan souvenir > bernuansa Jembatan Selat Sunda dari Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian > ITB untuk Purna Bakti Dr. Ir. Teuku Lukman Aziz MSc. ( Program Studi > Geodesi dan Geomatika , 1 Agustus 2010 ) dan Drs. Muhamad Ali ( Program Studi > Oseanografi , 1 November 2010 ). Dengan demikian mang Okim memperkirakan > bahwa permasalahan Rancang Bangun Jembatan Selat Sunda dari perspektif > geologi telah dibahas oleh para ahli kebumian dengan inisiator Fakultas Ilmu > dan Teknologi Kebumian ITB. Untuk memastikan hal ini dan sekalian mendapatkan > masukan tentang hasil Lokakarya, barangkali IAGI dapat mengontak > Dr.Ir.Roebijanto Kapid atau rekan-rekan lain di ITB , atau para ahli yang > menjadi pembicara / moderator di Lokakarya. > > Menurut pikiran sederhana mang Okim siih, rasanya sayang ya menganggarkan > uang yang konon senilai Rp 225 Triliun untuk membangun Jembatan Selat Sunda > yang lokasinya saja di daerah yang rawan bencana geologi. Ketika terakhir > kali mang Okim berkesempatan menikmati Cruise Dinner di Bangkok ( Mei 2012 ), > mang Okim sampai terheran-heran dan terharu melihat puluhan kapal restoran > bertingkat yang bersliweran dengan lampu-lampu yang indah dan penumpang yang > penuh --- padahal Thailand bukan negara maritim seperti Indonesia - - - ta’ > iya ! Mang Okim membayangkan betapa akan lebih sesuainya bagi Indonesia > sebagai negara maritim beneran kalau anggaran senilai Rp 225 Triliun itu > dipakai untuk membangun sarana di pelabuhan penyeberangan , membeli > kapal-kapal modern, dan menyiapkan sarana pendidikan manajemen kelautan > berikut SDM nya, dll . Itu siih mimpi mang Okim yang mungkin saja out of date. > > Salam cinta maritim - - - dan batu mulia, > > Mang Okim > > LAMPIRAN GAMBAR SOUVENIR > ( LUKISAN CAT MINYAK DAN BATU MULIA , UKURAN GAMBAR : 18 x 12 CM ) > > > Gambar 1 : Basement Banded Agate ( Pembicara Lokakarya ) > > > Gambar 2 : Basement Banded Agate ( Pembicara Lokakarya ) > > > Gambar 3 : Basement Silicified Banded Tuff ( Pembicara Lokakarya ) > > > Gambar 4 : Basement Fire Jasper ( Purna Bakti ) > > > Gambar 5 : Basement Silicified Flysch Sediment ( Purna bakti ) > > From: wikanw [mailto:wikanwindra...@yahoo.com] > Sent: 07 Oktober 2012 12:26 > To: > Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda > > Rancang bangun Jembatan Selat Sunda pernah juga dipamerkan di Pameran > Konstruksi Indonesia 2010 di Jakarta Convention Center. Jembatannya dibangun > melintas 3 pulau kecil, dengan total panjang 29 km termasuk lintasan jalan > mobil dan kereta api. Ketahanan terhadap potential gempa 7 Magnitude dan > tsunami (? m). Sedangkan jarak dari Gunung api Krakatau sekitar 40 km. > Kuncinya asal tidak dikorupsi pelaksanaan pembangunanannya. > > Oiya Pak Ismail ysh, > > Masak sih bangun PLTN-nya di Babel, listriknya dialirin ke Jawi? Nanti kalau > seperti di Muria, ulama berfatwa gak adil kalau yang menanggung resiko selalu > yang tidak menikmati hasilnya. Supaya adil pernukliran listrik dibangunnya di > Jakarta saja, bisa di Kelapa Gading atau dekat superbloknya Agung Podomoro, > dll. > > Maaf guyon tapi serius. > > Wassalam, > Wikan > >
Re: [iagi-net-l] DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA
Kalo ga bisa sore ya malam sekalian dinner ma ta kita tak iya boleh dunk mang Okim pengen temu darat nih Lam salam Avi Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: "miko" Date: Sun, 7 Oct 2012 12:33:13 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA Insyaallah ada Pak Avi. Silahkan singgah. Nanti telpon dulu ya, takut ada keperluan mendadak. Wassalam, Mang Okim -Original Message- From: rakhmadi.avia...@gmail.com Date: Sun, 7 Oct 2012 11:49:17 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA Rabu IAGI ke Bandung mang Okim untuk ketemu dg team HAGI apa waktunya tepat yah Kalau convinience boleh berkunjung tak iya Lam salam Avi --Original Message-- From: miko To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA Sent: Oct 7, 2012 18:40 Bisa diatur Pak Oki. Kapan2 kalau di Bandung singgah ya. Wassalam, Mang Okim -Original Message- From: o - musakti Date: Sun, 7 Oct 2012 04:18:18 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA Wah, di suvenir nomer 3 ada sesar-sesar yang terletak tepat dibawah tiang jembatanhiii sereem... He he he bercanda. Cantik sekali suvenirnya mang Okim. Saya jadi ingin... Salam Oki Powered by Telkomsel BlackBerry®
Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Dear All, Geologi secara manajemen struktural tidak di kenal di UI, padahal secara substansi diajarkan. Saat ini di UI ada program studi S2 geofiska reservoir yang jumlah mahasiswanya mencapai 60 orang persemester yang isi mata kuliahnya adalah geofisika dan geology di bidang perminyakan. Jumlah pengajarnya banyak, sudah menyandang s3 semua, yang lulusan S2 cuma dua atau tiga orang termasuk saya sendiri. Para pengajarnya amat berdedikasi dan bekerja keras walaupun dosennya dibayar kecil dan mahasiswanya harus bayar mahal. Secara struktural geologi tidak dikenal di UI, lulusannya mendapat ijasah S2 magister fisika bukan magister geofisika atau geologi, sepertinya baik dosen ataupun mahasiswanya tidak peduli yang penting lulus dan laku kerja? Saat ini juga dikembangkan Pusat Penelitian Geoscience Universitas Indonesia dengan dana bantuan dari Pertamina dan orang tidak peduli apakah itu geologi atau geofisika ataupun yang lainnya. Ilmu geologi ataupun geofisika yang dikembangkan sejak akhir 80ansampai sekarang didominasi oleh bidang G&G perminyakan dan ilmu geologi yang lain memang tidak dikenal dan tidak berkembang, termasuk bidang geologi teknik. Sulitnya mengembangkan geologi adalah karena sedikitnya geologist dan geophysicist yang mau jadi dosen tetap, maunya seperti saya kerja utamanya ditempat lain dan ngajarnya partime, karena gaji dosen kecil dan jikalapun mau urusannya ribet, saya sendiri jadi pengajar S1 tahun 1991 sampai 1993 dan kembali membantu secara partime sejak 2006. Entah bagaimana ceritranya bidang studi ini secara administratif sampai sekarang masih dikelola oleh Fisika UI? Aneh tapi nyata, tapi begitulah adanya. Salam Anggoro Dradjat 2012/10/7 wikanw > Rancang bangun Jembatan Selat Sunda pernah juga dipamerkan di Pameran > Konstruksi Indonesia 2010 di Jakarta Convention Center. Jembatannya > dibangun melintas 3 pulau kecil, dengan total panjang 29 km termasuk > lintasan jalan mobil dan kereta api. Ketahanan terhadap potential gempa 7 > Magnitude dan tsunami (? m). Sedangkan jarak dari Gunung api Krakatau > sekitar 40 km. Kuncinya asal tidak dikorupsi pelaksanaan pembangunanannya. > > Oiya Pak Ismail ysh, > > Masak sih bangun PLTN-nya di Babel, listriknya dialirin ke Jawi? Nanti > kalau seperti di Muria, ulama berfatwa gak adil kalau yang menanggung > resiko selalu yang tidak menikmati hasilnya. Supaya adil pernukliran > listrik dibangunnya di Jakarta saja, bisa di Kelapa Gading atau dekat > superbloknya Agung Podomoro, dll. > > Maaf guyon tapi serius. > > Wassalam, > Wikan > > Sent from my iPad > > On 6 Okt 2012, at 07:16, "Ismail" wrote: > > Ide menghubungkan jawa sumantrah ini sdh lama , sejak tahun 80 an bahkan > sdh ada kajian kajian dr berbagai aspek sejak itu telah banyak forum forum > yg diadakan untuk membahas masalah ini dari berbagai aspek,, bebrapa > alternatif diusulkan apakah memperbesar kapasitas pelabuhan , bangun > jembatan bahkan sampai bikin Terowongan semua dikaji dari segi kondisi > lingk, teknologi dan keekonomianya/biaya sampai sosialnya , dan juga > termasuk rencana untuk. Ngebangun jaringan kabel listrik lintas jawa > sumantrah { siapa tahu renc bangun PLTN di banbel jadi shg listriknya bisa > dialirkan ke jawi } . > Ujung ujungnya semuanya ke biaya , pilihan terakhir spt nya akan dibangun > jembatan kabarnya untuk pembangunan ini tidak akan dianggarkan ke APBN > kalau tidak dg APBN berarti model investasi swasta spt pemb jalan tol , > bagi investor tentunya lagi main etung etungan untung ruginya > Sebetulnya APBN kita itu sdh 1600 an T masak nyisakan dikit untuk > ngebangun jembatan saja tidak bisa > > Sent by Liamsi's Mobile Phone > ------ > *From: * Rovicky Dwi Putrohari > *Date: *Sat, 6 Oct 2012 06:39:26 +0700 > *To: *iagi-net@iagi.or.id > *ReplyTo: * > *Subject: *Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda > > Terimakasih infonya Pak Eddy, > Mungkin karena penyelenggaranya UI, dimana hanya UI dan UGM yg memiliki > Fakultas Geografi, sehingga mereka (UI) juga ingin mengunggulkan > Fakultasnya Geografinya. Barangkali saja yg akan dibahas sisi geografisnya > (kependudukan dan sisi sosiogeografinya) cmiiw. > > Sebenernya sisi yg dibahas dalam pembangunan jembatan selat Sunda ini > banyak sekali. Tidak hanya geologi. Seperti yg diberitahukan oleh Pak > Ipranta, Ketua Bid Kebencanaan PP IAGI. Pembahasan khusus geologi akan > dibahas disitu. > > Salah satu pertanyaan sisi sosio kulturalnya adalah 'mengapa dibangun > jembatan, kenapa kok bukan diperbaharui dan ditingkatkan pelabuhan dan > pelayarannya ? Bukannya Indonesia negeri Maritim ?' > > Dari sisi geologi, kemarin sewaktu PIT di jogja dalam booth juga > dipamerkan riset geologi oleh Geologi Marine ttg lintasan seismic dangka
Re: [iagi-net-l] DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA
Insyaallah ada Pak Avi. Silahkan singgah. Nanti telpon dulu ya, takut ada keperluan mendadak. Wassalam, Mang Okim -Original Message- From: rakhmadi.avia...@gmail.com Date: Sun, 7 Oct 2012 11:49:17 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA Rabu IAGI ke Bandung mang Okim untuk ketemu dg team HAGI apa waktunya tepat yah Kalau convinience boleh berkunjung tak iya Lam salam Avi --Original Message-- From: miko To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA Sent: Oct 7, 2012 18:40 Bisa diatur Pak Oki. Kapan2 kalau di Bandung singgah ya. Wassalam, Mang Okim -Original Message- From: o - musakti Date: Sun, 7 Oct 2012 04:18:18 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA Wah, di suvenir nomer 3 ada sesar-sesar yang terletak tepat dibawah tiang jembatanhiii sereem... He he he bercanda. Cantik sekali suvenirnya mang Okim. Saya jadi ingin... Salam Oki Powered by Telkomsel BlackBerry®
Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Mungkin sekarang ini lbh meriah Seminar Geologi Jakarta dg pembicara utama geologist Ahok , daripada seminar Jembatan selat sunda yg sdh diadakan berulang ulang sejak lama Sent by Liamsi's Mobile Phone -Original Message- From: "Bandono Salim" Date: Sat, 6 Oct 2012 09:57:41 To: Iagi Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Kalau menggandeng wiratman, sdh pasti ada geologist yang meneliti. Setau saya banyak geologist yang kerja di wiratman. Palinhg tidak ada 2 senior. Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: suryadi_oe...@yahoo.com Date: Sat, 6 Oct 2012 05:38:59 To: IAGI Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Saya rasa peranan geologist �memberikan data dan rekomendasi sebannyak2nya, sedangkan kelayakannya kan ada orang teknik sipil yang akan mengkaji "go or not go" berdasarkan data yg di supply oleh geologist. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: "Husnul Kausarian" Date: Sat, 6 Oct 2012 03:42:58 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Ada satu hal yg sangat menggelitik di benak saya mengenai rencana pembangunan JSS: Apa tidak terlalu beresiko membangun JSS?mengingat kompleksitas aktifitas tektonik disini? Seberapa kuat teknologi yg bisa menahan "kekuatan" tektonik disini? Best Regards, Husnul Kausarian c/p +62853-5556-5656 -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari Date: Sat, 6 Oct 2012 08:39:49 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Soal risiko saya rasa tidak ada yg tidak berrisiko di Indonesia ini. Bahkan tidak melakukannya apapun juga berisiko. Berisiko ketinggalan kereta (ketinggalan budaya). Yg lebih penting memperhitungkan risiko ini supaya tidak merugikan. Dan memilih yg paling optimum keuntungannya. Bahwa suatu saat akan rusak itu bisa dipastikan terjadi, hanya kapan terjadinya kita perlu perhitungkan masak-masak. Justru ini tantangan bagi geologist Indonesia utk lebih mengerti kondisi geologi Indonesia supaya mampu melakukan dan mampu membangun dengan mitigasi yang benar. Kalau terlalu fobia dan terlalu ketakutan kondisi geologinya ya selamnya kita tidak akan melakukan apapun. Menurut saya ilmu geologi dan juga ilmu lain dalam mitigasinya perlu menyatakan secara positip kapan saat terbaik utk melakukannya. Bukan hanya untuk mengatakan tidak perlu melakukannya. "Drill or not to drill ?" Saya sering cenderung mengatakan "drill", karena yg mendapatkan keuntungan yg drill. "Do or not to do?" Just do it ... That's how we learn. Rdp On Sunday, October 7, 2012, wrote: > > Kayaknya dg tektonik yg gak stabil ditambah adanya krakatau diantaranya, pembuatan jembatan kok high risk ya spt pemboran yg gak memenuhi parameter petroleum system gitu, he3 > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > From: "Ismail" > Date: Sat, 6 Oct 2012 00:16:28 + > To: > ReplyTo: > Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda > Ide menghubungkan jawa sumantrah ini sdh lama , sejak tahun 80 an bahkan sdh ada kajian kajian dr berbagai aspek sejak itu telah banyak forum forum yg diadakan untuk membahas masalah ini dari berbagai aspek,, bebrapa alternatif diusulkan apakah memperbesar kapasitas pelabuhan , bangun jembatan bahkan sampai bikin Terowongan semua dikaji dari segi kondisi lingk, teknologi dan keekonomianya/biaya sampai sosialnya , dan juga termasuk rencana untuk. Ngebangun jaringan kabel listrik lintas jawa sumantrah { siapa tahu renc bangun PLTN di banbel jadi shg listriknya bisa dialirkan ke jawi } . > Ujung ujungnya semuanya ke biaya , pilihan terakhir spt nya akan dibangun jembatan kabarnya untuk pembangunan ini tidak akan dianggarkan ke APBN kalau tidak dg APBN berarti model investasi swasta spt pemb jalan tol , bagi investor tentunya lagi main etung etungan untung ruginya > Sebetulnya APBN kita itu sdh 1600 an T masak nyisakan dikit untuk ngebangun jembatan saja tidak bisa > > Sent by Liamsi's Mobile Phone > ____________ > From: Rovicky Dwi Putrohari > Date: Sat, 6 Oct 2012 06:39:26 +0700 > To: iagi-net@iagi.or.id > ReplyTo: > Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda > Terimakasih infonya Pak Eddy, > Mungkin karena penyelenggaranya UI, dimana hanya UI dan UGM yg memiliki Fakultas Geografi, sehingga mereka (UI) juga ingin mengunggulkan Fakultasnya Geografinya. Barangkali saja yg akan dibahas sisi geografisnya (kependudukan dan sisi sosiogeografinya) cmiiw. > > Sebenernya sisi yg dibahas dalam pembangunan jembatan selat Sunda ini banyak sekali. Tidak hanya geologi. Seperti yg diberitahukan oleh Pak Ipranta, Ketua Bid Kebencanaan PP IAGI. Pembahasan khusus geologi akan dibahas disitu. &
Re: [iagi-net-l] DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA
Rabu IAGI ke Bandung mang Okim untuk ketemu dg team HAGI apa waktunya tepat yah Kalau convinience boleh berkunjung tak iya Lam salam Avi --Original Message-- From: miko To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA Sent: Oct 7, 2012 18:40 Bisa diatur Pak Oki. Kapan2 kalau di Bandung singgah ya. Wassalam, Mang Okim -Original Message- From: o - musakti Date: Sun, 7 Oct 2012 04:18:18 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA Wah, di suvenir nomer 3 ada sesar-sesar yang terletak tepat dibawah tiang jembatanhiii sereem... He he he bercanda. Cantik sekali suvenirnya mang Okim. Saya jadi ingin... Salam Oki Powered by Telkomsel BlackBerry®
Re: [iagi-net-l] DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA
Bisa diatur Pak Oki. Kapan2 kalau di Bandung singgah ya. Wassalam, Mang Okim -Original Message- From: o - musakti Date: Sun, 7 Oct 2012 04:18:18 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA Wah, di suvenir nomer 3 ada sesar-sesar yang terletak tepat dibawah tiang jembatanhiii sereem... He he he bercanda. Cantik sekali suvenirnya mang Okim. Saya jadi ingin... Salam Oki
Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Rancang bangun Jembatan Selat Sunda pernah juga dipamerkan di Pameran Konstruksi Indonesia 2010 di Jakarta Convention Center. Jembatannya dibangun melintas 3 pulau kecil, dengan total panjang 29 km termasuk lintasan jalan mobil dan kereta api. Ketahanan terhadap potential gempa 7 Magnitude dan tsunami (? m). Sedangkan jarak dari Gunung api Krakatau sekitar 40 km. Kuncinya asal tidak dikorupsi pelaksanaan pembangunanannya. Oiya Pak Ismail ysh, Masak sih bangun PLTN-nya di Babel, listriknya dialirin ke Jawi? Nanti kalau seperti di Muria, ulama berfatwa gak adil kalau yang menanggung resiko selalu yang tidak menikmati hasilnya. Supaya adil pernukliran listrik dibangunnya di Jakarta saja, bisa di Kelapa Gading atau dekat superbloknya Agung Podomoro, dll. Maaf guyon tapi serius. Wassalam, Wikan Sent from my iPad On 6 Okt 2012, at 07:16, "Ismail" wrote: > Ide menghubungkan jawa sumantrah ini sdh lama , sejak tahun 80 an bahkan sdh > ada kajian kajian dr berbagai aspek sejak itu telah banyak forum forum yg > diadakan untuk membahas masalah ini dari berbagai aspek,, bebrapa alternatif > diusulkan apakah memperbesar kapasitas pelabuhan , bangun jembatan bahkan > sampai bikin Terowongan semua dikaji dari segi kondisi lingk, teknologi dan > keekonomianya/biaya sampai sosialnya , dan juga termasuk rencana untuk. > Ngebangun jaringan kabel listrik lintas jawa sumantrah { siapa tahu renc > bangun PLTN di banbel jadi shg listriknya bisa dialirkan ke jawi } . > Ujung ujungnya semuanya ke biaya , pilihan terakhir spt nya akan dibangun > jembatan kabarnya untuk pembangunan ini tidak akan dianggarkan ke APBN kalau > tidak dg APBN berarti model investasi swasta spt pemb jalan tol , bagi > investor tentunya lagi main etung etungan untung ruginya > Sebetulnya APBN kita itu sdh 1600 an T masak nyisakan dikit untuk ngebangun > jembatan saja tidak bisa > > Sent by Liamsi's Mobile Phone > From: Rovicky Dwi Putrohari > Date: Sat, 6 Oct 2012 06:39:26 +0700 > To: iagi-net@iagi.or.id > ReplyTo: > Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda > > Terimakasih infonya Pak Eddy, > Mungkin karena penyelenggaranya UI, dimana hanya UI dan UGM yg memiliki > Fakultas Geografi, sehingga mereka (UI) juga ingin mengunggulkan Fakultasnya > Geografinya. Barangkali saja yg akan dibahas sisi geografisnya (kependudukan > dan sisi sosiogeografinya) cmiiw. > > Sebenernya sisi yg dibahas dalam pembangunan jembatan selat Sunda ini banyak > sekali. Tidak hanya geologi. Seperti yg diberitahukan oleh Pak Ipranta, Ketua > Bid Kebencanaan PP IAGI. Pembahasan khusus geologi akan dibahas disitu. > > Salah satu pertanyaan sisi sosio kulturalnya adalah 'mengapa dibangun > jembatan, kenapa kok bukan diperbaharui dan ditingkatkan pelabuhan dan > pelayarannya ? Bukannya Indonesia negeri Maritim ?' > > Dari sisi geologi, kemarin sewaktu PIT di jogja dalam booth juga dipamerkan > riset geologi oleh Geologi Marine ttg lintasan seismic dangkal yg sudah > dianalisa. Saya dan Danny Hilman sempat berdiskusi lama di booth ini. Danny > concern adanya gawir curam yg dicurigai patahan. Tapi setelah saya tengok > seismic asli lainnya, gawir istu membatasi endapan2 hasil periodisitas > vulkanisme di daerah ini. > > Sangat menarik mengetahui geologi daerah ini, ada endapan vulkanik hasil > gunungapi dipantai barat Jawa, asik juga mempelajari geologi kuarter 'sub > aqueous'. > > Jadi saya kira bukannya geologi diabaikan tetapi konsen seminarnya mungkin > bukan kondisi bawah permukaan. > Memang barangkali sentilan Pak Eddy ini menjadi satu ide utk IAGI ikut > mengadakan seminar atau talk khusus ttg jembatan selat Sunda. Apakah sudah > ada anggota IAGI yg siap materi utk kita diskusikan dalam panel diskusi ? > > Salam sukses ! > Rdp > > > > > On Sunday, October 7, 2012, Eddy Subroto wrote: > > Mas Rovicky dan teman-teman anggota IAGI yang terhormat, > > > > Pagi tadi, saya mendapat undangan sbb.: > > Universitas Indonesia dan Majalah GATRA dengan hormat mengundang Bapak > > untuk menghadiri kegiatan DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA "Karya Anak > > Bangsa dan Peluang Pembangunan Antarpulau" yang akan dilaksanakan pada: > > > > Hari, Tanggal : Kamis, 11 Oktober 2012 pukul 08.00 - 15.30 WIB > > Tempat : Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok-Jawa Barat* > > > > *Berikut kami lampirkan surat undangan, lembar konfirmasi, dan daftar > > undangan. > > > > Yang menarik bagi saya, di daftar undangan ada kelompok asosiasi profesi > > dan yang terundang adalah: > > 1. Ikatan Ahli Transportasi > > 2. Ikatan Ahli Perencana > > 3. Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia > > 4
Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Koh liam, buaya dendam kalee. 4 Jendral ditolak kpk, kata pengamat eks polisi. Hehehe esprit de corpnya sangat tinggi, biar sdh pensiun. Sudah dihukum, sdh lulus ptik, lulus lain2, eh kerja di kpk (yang ngajuin siapa, kan buaya juga) sekarang ditangkap. Alasan lain nampaknya balas dendam atas masuknya kpk ke mabes polri yaa?? Salam. Hehehe di OT saja. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: "Ismail" Date: Sat, 6 Oct 2012 11:33:24 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Pakde Bandono , maksudnya kalau ada seminar seminar yg sama diharapkan ada hal hal baru / data baru , bukan mengulang ulang yg sdh ada Wah ramai lagi ini Cicak dan Buaya Sent by Liamsi's Mobile Phone -Original Message- From: "Bandono Salim" Date: Sat, 6 Oct 2012 09:49:09 To: Iagi Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Apakah ada pemboran atau seismik baru koh liam? Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: "Ismail" Date: Sat, 6 Oct 2012 02:50:58 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Diharapkan seminar seminar sekarang ini bisa mendapatkan data baru / hal hal baru sehingga dapat dipakai acuan dalam sisi engineeringnya , tidak sekedar retorika saja yg dibahas sebetulnya sama dg yg lalu cuma tempatnya dan institusinya yg beda . Dengan kemajuan iptek data yg diperoleh bisa lbh detail lagi disisi lain engineeringnya juga sdh semakin maju shg kendala kendala gaologi selalu akan bisa diatasi dg teknologi Sent by Liamsi's Mobile Phone -Original Message- From: bahe...@gmail.com Date: Sat, 6 Oct 2012 02:08:03 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda JSS sudah setengah abad menjadi wacana, cermin lambatnya pengambilan keputusan di negeri ini, semoga segera terwujud demi percepatan dan pemerataan ekonomi jawa-sumatra, terlepas dari bencana geologi yg seharusnya dapat di-mitigasi. TEMPO.CO, Jakarta - Rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda sebenarnya bukan gagasan baru. Gagasan untuk menghubungkan Sumatera dan Jawa yang terpisahkan oleh Selat Sunda sudah muncul sejak tahun 1960. Bagaimana pembicaraan soal proyek monumental ini dari masa ke masa? 1960 Profesor Sedyatmo dari ITB mengusulkan konsep menghubungkan Pulau Sumatera-Jawa-Bali yang disebut Tri Nusa Bima Sakti 1965 ITB memamerkan visualisasi Jembatan Selat Sunda di Gedung Pola, Jakarta, dalam peringatan HUT RI ke-20. 1986 Presiden Soeharto menunjuk Menteri Negara Riset dan Teknologi sekaligus Kepala BPPT, BJ Habibie, mengkaji konsep Tri Nusa Bima Sakti. 1988-1992 Kementerian Pekerjaan Umum dan BPPT melaksanakan studi dibiayai Japan International Cooperation Agency hingga Rp 1,5 miliar per tahun. Tiga alternatif dikaji, yakni membangun pelabuhan, terowongan (52 kilometer), dan jembatan (29 kilometer). 1997 Presiden Soeharto memilih Jembatan karena lebih monumental. Habibie memerintahkan Wiratman Wangsadinata, guru besar dari ITB, agar melakukan riset teknologi jembatan ke Eropa. Berdasarkan kajian, dibutuhkan antara lain 17 ribu ton baja serta 50 ribu tenaga kerja pengelas dengan biaya Rp 100 triliun. 1998 Proyek mandek karena krisis ekonomi dan politik. 2004 Tomy Winata, pemilik grup usaha Artha Graha, menggandeng Wiratman. 2007 Grup Artha Graha bersama Pemerintah Banten dan Lampung membentuk konsorsium PT Graha Banten Lampung Sejahtera yang mayoritas sahamnya dikuasai grup Artha Graha. Hadir Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa dan Kepala Bappenas Paskah Suzetta. 2008 Konsorsium melakukan presentasi di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan kabinet. 2009 - Konsorsium menyerahkan hasil prastudi kelayakan kepada pemerintah. - ITS menolak pembangunan jembatan. 2011 Terbit Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda. Peraturan ini menetapkan konsorsium sebagai pemrakarsa proyek dan penggarap proyek studi kelayakan dengan biaya sendiri. 2012 - Wiratman memprotes konsorsium yang menggandeng perusahaan Cina untuk menggarap studi kelayakan. Ia ingin proyek sepenuhnya digarap oleh bangsa sendiri. - Menteri Keuangan Agus Martowardojo meminta Perpres Nomor 86 direvisi. Ia mengusulkan studi kelayakan dibiayai negara. - Konsorsium mengirimkan surat kepada pemerintah tertanggal 24 Juli 2012 supaya Perpres Nomor 86 tak diubah. salam, FB Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: aluthfi...@gmail.com Date: Sat, 6 Oct 2012 02:02:10 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Iya Bung Vick. Negeri Sakura yg penuh resikopun bejibun gedung bertingkat dan juga jembatan penghubung pulau. Ya bisa juga bangsa kita risk avoider, yuuk kita menuju risk averse, kalau ke risk taker belajar dulu lah dengan menjadi risk averse. Sent from my Bl
Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Yuk ngintip melalui FITB, kan pak dekan FITB diundang. Semoga beliaunya atau wakilnya berkenan datang supaya IAGI tidak ketinggalan. Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: "Ismail" Date: Sat, 6 Oct 2012 11:33:24 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Pakde Bandono , maksudnya kalau ada seminar seminar yg sama diharapkan ada hal hal baru / data baru , bukan mengulang ulang yg sdh ada Wah ramai lagi ini Cicak dan Buaya Sent by Liamsi's Mobile Phone -Original Message- From: "Bandono Salim" Date: Sat, 6 Oct 2012 09:49:09 To: Iagi Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Apakah ada pemboran atau seismik baru koh liam? Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: "Ismail" Date: Sat, 6 Oct 2012 02:50:58 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Diharapkan seminar seminar sekarang ini bisa mendapatkan data baru / hal hal baru sehingga dapat dipakai acuan dalam sisi engineeringnya , tidak sekedar retorika saja yg dibahas sebetulnya sama dg yg lalu cuma tempatnya dan institusinya yg beda . Dengan kemajuan iptek data yg diperoleh bisa lbh detail lagi disisi lain engineeringnya juga sdh semakin maju shg kendala kendala gaologi selalu akan bisa diatasi dg teknologi Sent by Liamsi's Mobile Phone -Original Message- From: bahe...@gmail.com Date: Sat, 6 Oct 2012 02:08:03 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda JSS sudah setengah abad menjadi wacana, cermin lambatnya pengambilan keputusan di negeri ini, semoga segera terwujud demi percepatan dan pemerataan ekonomi jawa-sumatra, terlepas dari bencana geologi yg seharusnya dapat di-mitigasi. TEMPO.CO, Jakarta - Rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda sebenarnya bukan gagasan baru. Gagasan untuk menghubungkan Sumatera dan Jawa yang terpisahkan oleh Selat Sunda sudah muncul sejak tahun 1960. Bagaimana pembicaraan soal proyek monumental ini dari masa ke masa? 1960 Profesor Sedyatmo dari ITB mengusulkan konsep menghubungkan Pulau Sumatera-Jawa-Bali yang disebut Tri Nusa Bima Sakti 1965 ITB memamerkan visualisasi Jembatan Selat Sunda di Gedung Pola, Jakarta, dalam peringatan HUT RI ke-20. 1986 Presiden Soeharto menunjuk Menteri Negara Riset dan Teknologi sekaligus Kepala BPPT, BJ Habibie, mengkaji konsep Tri Nusa Bima Sakti. 1988-1992 Kementerian Pekerjaan Umum dan BPPT melaksanakan studi dibiayai Japan International Cooperation Agency hingga Rp 1,5 miliar per tahun. Tiga alternatif dikaji, yakni membangun pelabuhan, terowongan (52 kilometer), dan jembatan (29 kilometer). 1997 Presiden Soeharto memilih Jembatan karena lebih monumental. Habibie memerintahkan Wiratman Wangsadinata, guru besar dari ITB, agar melakukan riset teknologi jembatan ke Eropa. Berdasarkan kajian, dibutuhkan antara lain 17 ribu ton baja serta 50 ribu tenaga kerja pengelas dengan biaya Rp 100 triliun. 1998 Proyek mandek karena krisis ekonomi dan politik. 2004 Tomy Winata, pemilik grup usaha Artha Graha, menggandeng Wiratman. 2007 Grup Artha Graha bersama Pemerintah Banten dan Lampung membentuk konsorsium PT Graha Banten Lampung Sejahtera yang mayoritas sahamnya dikuasai grup Artha Graha. Hadir Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa dan Kepala Bappenas Paskah Suzetta. 2008 Konsorsium melakukan presentasi di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan kabinet. 2009 - Konsorsium menyerahkan hasil prastudi kelayakan kepada pemerintah. - ITS menolak pembangunan jembatan. 2011 Terbit Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda. Peraturan ini menetapkan konsorsium sebagai pemrakarsa proyek dan penggarap proyek studi kelayakan dengan biaya sendiri. 2012 - Wiratman memprotes konsorsium yang menggandeng perusahaan Cina untuk menggarap studi kelayakan. Ia ingin proyek sepenuhnya digarap oleh bangsa sendiri. - Menteri Keuangan Agus Martowardojo meminta Perpres Nomor 86 direvisi. Ia mengusulkan studi kelayakan dibiayai negara. - Konsorsium mengirimkan surat kepada pemerintah tertanggal 24 Juli 2012 supaya Perpres Nomor 86 tak diubah. salam, FB Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: aluthfi...@gmail.com Date: Sat, 6 Oct 2012 02:02:10 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Iya Bung Vick. Negeri Sakura yg penuh resikopun bejibun gedung bertingkat dan juga jembatan penghubung pulau. Ya bisa juga bangsa kita risk avoider, yuuk kita menuju risk averse, kalau ke risk taker belajar dulu lah dengan menjadi risk averse. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari Date: Sat, 6 Oct 2012 08:39:49 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat
Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Pakde Bandono , maksudnya kalau ada seminar seminar yg sama diharapkan ada hal hal baru / data baru , bukan mengulang ulang yg sdh ada Wah ramai lagi ini Cicak dan Buaya Sent by Liamsi's Mobile Phone -Original Message- From: "Bandono Salim" Date: Sat, 6 Oct 2012 09:49:09 To: Iagi Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Apakah ada pemboran atau seismik baru koh liam? Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: "Ismail" Date: Sat, 6 Oct 2012 02:50:58 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Diharapkan seminar seminar sekarang ini bisa mendapatkan data baru / hal hal baru sehingga dapat dipakai acuan dalam sisi engineeringnya , tidak sekedar retorika saja yg dibahas sebetulnya sama dg yg lalu cuma tempatnya dan institusinya yg beda . Dengan kemajuan iptek data yg diperoleh bisa lbh detail lagi disisi lain engineeringnya juga sdh semakin maju shg kendala kendala gaologi selalu akan bisa diatasi dg teknologi Sent by Liamsi's Mobile Phone -Original Message- From: bahe...@gmail.com Date: Sat, 6 Oct 2012 02:08:03 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda JSS sudah setengah abad menjadi wacana, cermin lambatnya pengambilan keputusan di negeri ini, semoga segera terwujud demi percepatan dan pemerataan ekonomi jawa-sumatra, terlepas dari bencana geologi yg seharusnya dapat di-mitigasi. TEMPO.CO, Jakarta - Rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda sebenarnya bukan gagasan baru. Gagasan untuk menghubungkan Sumatera dan Jawa yang terpisahkan oleh Selat Sunda sudah muncul sejak tahun 1960. Bagaimana pembicaraan soal proyek monumental ini dari masa ke masa? 1960 Profesor Sedyatmo dari ITB mengusulkan konsep menghubungkan Pulau Sumatera-Jawa-Bali yang disebut Tri Nusa Bima Sakti 1965 ITB memamerkan visualisasi Jembatan Selat Sunda di Gedung Pola, Jakarta, dalam peringatan HUT RI ke-20. 1986 Presiden Soeharto menunjuk Menteri Negara Riset dan Teknologi sekaligus Kepala BPPT, BJ Habibie, mengkaji konsep Tri Nusa Bima Sakti. 1988-1992 Kementerian Pekerjaan Umum dan BPPT melaksanakan studi dibiayai Japan International Cooperation Agency hingga Rp 1,5 miliar per tahun. Tiga alternatif dikaji, yakni membangun pelabuhan, terowongan (52 kilometer), dan jembatan (29 kilometer). 1997 Presiden Soeharto memilih Jembatan karena lebih monumental. Habibie memerintahkan Wiratman Wangsadinata, guru besar dari ITB, agar melakukan riset teknologi jembatan ke Eropa. Berdasarkan kajian, dibutuhkan antara lain 17 ribu ton baja serta 50 ribu tenaga kerja pengelas dengan biaya Rp 100 triliun. 1998 Proyek mandek karena krisis ekonomi dan politik. 2004 Tomy Winata, pemilik grup usaha Artha Graha, menggandeng Wiratman. 2007 Grup Artha Graha bersama Pemerintah Banten dan Lampung membentuk konsorsium PT Graha Banten Lampung Sejahtera yang mayoritas sahamnya dikuasai grup Artha Graha. Hadir Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa dan Kepala Bappenas Paskah Suzetta. 2008 Konsorsium melakukan presentasi di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan kabinet. 2009 - Konsorsium menyerahkan hasil prastudi kelayakan kepada pemerintah. - ITS menolak pembangunan jembatan. 2011 Terbit Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda. Peraturan ini menetapkan konsorsium sebagai pemrakarsa proyek dan penggarap proyek studi kelayakan dengan biaya sendiri. 2012 - Wiratman memprotes konsorsium yang menggandeng perusahaan Cina untuk menggarap studi kelayakan. Ia ingin proyek sepenuhnya digarap oleh bangsa sendiri. - Menteri Keuangan Agus Martowardojo meminta Perpres Nomor 86 direvisi. Ia mengusulkan studi kelayakan dibiayai negara. - Konsorsium mengirimkan surat kepada pemerintah tertanggal 24 Juli 2012 supaya Perpres Nomor 86 tak diubah. salam, FB Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: aluthfi...@gmail.com Date: Sat, 6 Oct 2012 02:02:10 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Iya Bung Vick. Negeri Sakura yg penuh resikopun bejibun gedung bertingkat dan juga jembatan penghubung pulau. Ya bisa juga bangsa kita risk avoider, yuuk kita menuju risk averse, kalau ke risk taker belajar dulu lah dengan menjadi risk averse. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari Date: Sat, 6 Oct 2012 08:39:49 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Soal risiko saya rasa tidak ada yg tidak berrisiko di Indonesia ini. Bahkan tidak melakukannya apapun juga berisiko. Berisiko ketinggalan kereta (ketinggalan budaya). Yg lebih penting memperhitungkan risiko ini supaya tidak merugikan. Dan memilih yg paling optimum keuntungannya. Bahwa suatu saat akan rusak itu bisa dipastikan t
Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Kalau menggandeng wiratman, sdh pasti ada geologist yang meneliti. Setau saya banyak geologist yang kerja di wiratman. Palinhg tidak ada 2 senior. Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: suryadi_oe...@yahoo.com Date: Sat, 6 Oct 2012 05:38:59 To: IAGI Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Saya rasa peranan geologist �memberikan data dan rekomendasi sebannyak2nya, sedangkan kelayakannya kan ada orang teknik sipil yang akan mengkaji "go or not go" berdasarkan data yg di supply oleh geologist. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: "Husnul Kausarian" Date: Sat, 6 Oct 2012 03:42:58 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Ada satu hal yg sangat menggelitik di benak saya mengenai rencana pembangunan JSS: Apa tidak terlalu beresiko membangun JSS?mengingat kompleksitas aktifitas tektonik disini? Seberapa kuat teknologi yg bisa menahan "kekuatan" tektonik disini? Best Regards, Husnul Kausarian c/p +62853-5556-5656 -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari Date: Sat, 6 Oct 2012 08:39:49 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Soal risiko saya rasa tidak ada yg tidak berrisiko di Indonesia ini. Bahkan tidak melakukannya apapun juga berisiko. Berisiko ketinggalan kereta (ketinggalan budaya). Yg lebih penting memperhitungkan risiko ini supaya tidak merugikan. Dan memilih yg paling optimum keuntungannya. Bahwa suatu saat akan rusak itu bisa dipastikan terjadi, hanya kapan terjadinya kita perlu perhitungkan masak-masak. Justru ini tantangan bagi geologist Indonesia utk lebih mengerti kondisi geologi Indonesia supaya mampu melakukan dan mampu membangun dengan mitigasi yang benar. Kalau terlalu fobia dan terlalu ketakutan kondisi geologinya ya selamnya kita tidak akan melakukan apapun. Menurut saya ilmu geologi dan juga ilmu lain dalam mitigasinya perlu menyatakan secara positip kapan saat terbaik utk melakukannya. Bukan hanya untuk mengatakan tidak perlu melakukannya. "Drill or not to drill ?" Saya sering cenderung mengatakan "drill", karena yg mendapatkan keuntungan yg drill. "Do or not to do?" Just do it ... That's how we learn. Rdp On Sunday, October 7, 2012, wrote: > > Kayaknya dg tektonik yg gak stabil ditambah adanya krakatau diantaranya, pembuatan jembatan kok high risk ya spt pemboran yg gak memenuhi parameter petroleum system gitu, he3 > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > From: "Ismail" > Date: Sat, 6 Oct 2012 00:16:28 + > To: > ReplyTo: > Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda > Ide menghubungkan jawa sumantrah ini sdh lama , sejak tahun 80 an bahkan sdh ada kajian kajian dr berbagai aspek sejak itu telah banyak forum forum yg diadakan untuk membahas masalah ini dari berbagai aspek,, bebrapa alternatif diusulkan apakah memperbesar kapasitas pelabuhan , bangun jembatan bahkan sampai bikin Terowongan semua dikaji dari segi kondisi lingk, teknologi dan keekonomianya/biaya sampai sosialnya , dan juga termasuk rencana untuk. Ngebangun jaringan kabel listrik lintas jawa sumantrah { siapa tahu renc bangun PLTN di banbel jadi shg listriknya bisa dialirkan ke jawi } . > Ujung ujungnya semuanya ke biaya , pilihan terakhir spt nya akan dibangun jembatan kabarnya untuk pembangunan ini tidak akan dianggarkan ke APBN kalau tidak dg APBN berarti model investasi swasta spt pemb jalan tol , bagi investor tentunya lagi main etung etungan untung ruginya > Sebetulnya APBN kita itu sdh 1600 an T masak nyisakan dikit untuk ngebangun jembatan saja tidak bisa > > Sent by Liamsi's Mobile Phone > > From: Rovicky Dwi Putrohari > Date: Sat, 6 Oct 2012 06:39:26 +0700 > To: iagi-net@iagi.or.id > ReplyTo: > Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda > Terimakasih infonya Pak Eddy, > Mungkin karena penyelenggaranya UI, dimana hanya UI dan UGM yg memiliki Fakultas Geografi, sehingga mereka (UI) juga ingin mengunggulkan Fakultasnya Geografinya. Barangkali saja yg akan dibahas sisi geografisnya (kependudukan dan sisi sosiogeografinya) cmiiw. > > Sebenernya sisi yg dibahas dalam pembangunan jembatan selat Sunda ini banyak sekali. Tidak hanya geologi. Seperti yg diberitahukan oleh Pak Ipranta, Ketua Bid Kebencanaan PP IAGI. Pembahasan khusus geologi akan dibahas disitu. > > Salah satu pertanyaan sisi sosio kulturalnya adalah 'mengapa dibangun jembatan, kenapa kok bukan diperbaharui dan ditingkatkan pelabuhan dan pelayarannya ? Bukannya Indonesia negeri Maritim ?' > > Dari sisi geologi, kemarin sewaktu PIT di jogja dalam booth juga dipamerkan riset geologi oleh Geologi Marine ttg lintasan seismic dangkal yg sudah dianalisa. Saya dan Danny H
Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Apakah ada pemboran atau seismik baru koh liam? Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: "Ismail" Date: Sat, 6 Oct 2012 02:50:58 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Diharapkan seminar seminar sekarang ini bisa mendapatkan data baru / hal hal baru sehingga dapat dipakai acuan dalam sisi engineeringnya , tidak sekedar retorika saja yg dibahas sebetulnya sama dg yg lalu cuma tempatnya dan institusinya yg beda . Dengan kemajuan iptek data yg diperoleh bisa lbh detail lagi disisi lain engineeringnya juga sdh semakin maju shg kendala kendala gaologi selalu akan bisa diatasi dg teknologi Sent by Liamsi's Mobile Phone -Original Message- From: bahe...@gmail.com Date: Sat, 6 Oct 2012 02:08:03 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda JSS sudah setengah abad menjadi wacana, cermin lambatnya pengambilan keputusan di negeri ini, semoga segera terwujud demi percepatan dan pemerataan ekonomi jawa-sumatra, terlepas dari bencana geologi yg seharusnya dapat di-mitigasi. TEMPO.CO, Jakarta - Rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda sebenarnya bukan gagasan baru. Gagasan untuk menghubungkan Sumatera dan Jawa yang terpisahkan oleh Selat Sunda sudah muncul sejak tahun 1960. Bagaimana pembicaraan soal proyek monumental ini dari masa ke masa? 1960 Profesor Sedyatmo dari ITB mengusulkan konsep menghubungkan Pulau Sumatera-Jawa-Bali yang disebut Tri Nusa Bima Sakti 1965 ITB memamerkan visualisasi Jembatan Selat Sunda di Gedung Pola, Jakarta, dalam peringatan HUT RI ke-20. 1986 Presiden Soeharto menunjuk Menteri Negara Riset dan Teknologi sekaligus Kepala BPPT, BJ Habibie, mengkaji konsep Tri Nusa Bima Sakti. 1988-1992 Kementerian Pekerjaan Umum dan BPPT melaksanakan studi dibiayai Japan International Cooperation Agency hingga Rp 1,5 miliar per tahun. Tiga alternatif dikaji, yakni membangun pelabuhan, terowongan (52 kilometer), dan jembatan (29 kilometer). 1997 Presiden Soeharto memilih Jembatan karena lebih monumental. Habibie memerintahkan Wiratman Wangsadinata, guru besar dari ITB, agar melakukan riset teknologi jembatan ke Eropa. Berdasarkan kajian, dibutuhkan antara lain 17 ribu ton baja serta 50 ribu tenaga kerja pengelas dengan biaya Rp 100 triliun. 1998 Proyek mandek karena krisis ekonomi dan politik. 2004 Tomy Winata, pemilik grup usaha Artha Graha, menggandeng Wiratman. 2007 Grup Artha Graha bersama Pemerintah Banten dan Lampung membentuk konsorsium PT Graha Banten Lampung Sejahtera yang mayoritas sahamnya dikuasai grup Artha Graha. Hadir Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa dan Kepala Bappenas Paskah Suzetta. 2008 Konsorsium melakukan presentasi di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan kabinet. 2009 - Konsorsium menyerahkan hasil prastudi kelayakan kepada pemerintah. - ITS menolak pembangunan jembatan. 2011 Terbit Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda. Peraturan ini menetapkan konsorsium sebagai pemrakarsa proyek dan penggarap proyek studi kelayakan dengan biaya sendiri. 2012 - Wiratman memprotes konsorsium yang menggandeng perusahaan Cina untuk menggarap studi kelayakan. Ia ingin proyek sepenuhnya digarap oleh bangsa sendiri. - Menteri Keuangan Agus Martowardojo meminta Perpres Nomor 86 direvisi. Ia mengusulkan studi kelayakan dibiayai negara. - Konsorsium mengirimkan surat kepada pemerintah tertanggal 24 Juli 2012 supaya Perpres Nomor 86 tak diubah. salam, FB Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: aluthfi...@gmail.com Date: Sat, 6 Oct 2012 02:02:10 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Iya Bung Vick. Negeri Sakura yg penuh resikopun bejibun gedung bertingkat dan juga jembatan penghubung pulau. Ya bisa juga bangsa kita risk avoider, yuuk kita menuju risk averse, kalau ke risk taker belajar dulu lah dengan menjadi risk averse. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari Date: Sat, 6 Oct 2012 08:39:49 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Soal risiko saya rasa tidak ada yg tidak berrisiko di Indonesia ini. Bahkan tidak melakukannya apapun juga berisiko. Berisiko ketinggalan kereta (ketinggalan budaya). Yg lebih penting memperhitungkan risiko ini supaya tidak merugikan. Dan memilih yg paling optimum keuntungannya. Bahwa suatu saat akan rusak itu bisa dipastikan terjadi, hanya kapan terjadinya kita perlu perhitungkan masak-masak. Justru ini tantangan bagi geologist Indonesia utk lebih mengerti kondisi geologi Indonesia supaya mampu melakukan dan mampu membangun dengan mitigasi yang benar. Kalau terlalu fobia dan terlalu ketakutan kondisi geologinya ya selamnya kita tidak akan melakukan apapun. Menurut saya ilmu geologi dan juga ilmu lain da
Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Saya rasa peranan geologist �memberikan data dan rekomendasi sebannyak2nya, sedangkan kelayakannya kan ada orang teknik sipil yang akan mengkaji "go or not go" berdasarkan data yg di supply oleh geologist. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: "Husnul Kausarian" Date: Sat, 6 Oct 2012 03:42:58 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Ada satu hal yg sangat menggelitik di benak saya mengenai rencana pembangunan JSS: Apa tidak terlalu beresiko membangun JSS?mengingat kompleksitas aktifitas tektonik disini? Seberapa kuat teknologi yg bisa menahan "kekuatan" tektonik disini? Best Regards, Husnul Kausarian c/p +62853-5556-5656 -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari Date: Sat, 6 Oct 2012 08:39:49 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Soal risiko saya rasa tidak ada yg tidak berrisiko di Indonesia ini. Bahkan tidak melakukannya apapun juga berisiko. Berisiko ketinggalan kereta (ketinggalan budaya). Yg lebih penting memperhitungkan risiko ini supaya tidak merugikan. Dan memilih yg paling optimum keuntungannya. Bahwa suatu saat akan rusak itu bisa dipastikan terjadi, hanya kapan terjadinya kita perlu perhitungkan masak-masak. Justru ini tantangan bagi geologist Indonesia utk lebih mengerti kondisi geologi Indonesia supaya mampu melakukan dan mampu membangun dengan mitigasi yang benar. Kalau terlalu fobia dan terlalu ketakutan kondisi geologinya ya selamnya kita tidak akan melakukan apapun. Menurut saya ilmu geologi dan juga ilmu lain dalam mitigasinya perlu menyatakan secara positip kapan saat terbaik utk melakukannya. Bukan hanya untuk mengatakan tidak perlu melakukannya. "Drill or not to drill ?" Saya sering cenderung mengatakan "drill", karena yg mendapatkan keuntungan yg drill. "Do or not to do?" Just do it ... That's how we learn. Rdp On Sunday, October 7, 2012, wrote: > > Kayaknya dg tektonik yg gak stabil ditambah adanya krakatau diantaranya, pembuatan jembatan kok high risk ya spt pemboran yg gak memenuhi parameter petroleum system gitu, he3 > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > From: "Ismail" > Date: Sat, 6 Oct 2012 00:16:28 + > To: > ReplyTo: > Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda > Ide menghubungkan jawa sumantrah ini sdh lama , sejak tahun 80 an bahkan sdh ada kajian kajian dr berbagai aspek sejak itu telah banyak forum forum yg diadakan untuk membahas masalah ini dari berbagai aspek,, bebrapa alternatif diusulkan apakah memperbesar kapasitas pelabuhan , bangun jembatan bahkan sampai bikin Terowongan semua dikaji dari segi kondisi lingk, teknologi dan keekonomianya/biaya sampai sosialnya , dan juga termasuk rencana untuk. Ngebangun jaringan kabel listrik lintas jawa sumantrah { siapa tahu renc bangun PLTN di banbel jadi shg listriknya bisa dialirkan ke jawi } . > Ujung ujungnya semuanya ke biaya , pilihan terakhir spt nya akan dibangun jembatan kabarnya untuk pembangunan ini tidak akan dianggarkan ke APBN kalau tidak dg APBN berarti model investasi swasta spt pemb jalan tol , bagi investor tentunya lagi main etung etungan untung ruginya > Sebetulnya APBN kita itu sdh 1600 an T masak nyisakan dikit untuk ngebangun jembatan saja tidak bisa > > Sent by Liamsi's Mobile Phone > > From: Rovicky Dwi Putrohari > Date: Sat, 6 Oct 2012 06:39:26 +0700 > To: iagi-net@iagi.or.id > ReplyTo: > Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda > Terimakasih infonya Pak Eddy, > Mungkin karena penyelenggaranya UI, dimana hanya UI dan UGM yg memiliki Fakultas Geografi, sehingga mereka (UI) juga ingin mengunggulkan Fakultasnya Geografinya. Barangkali saja yg akan dibahas sisi geografisnya (kependudukan dan sisi sosiogeografinya) cmiiw. > > Sebenernya sisi yg dibahas dalam pembangunan jembatan selat Sunda ini banyak sekali. Tidak hanya geologi. Seperti yg diberitahukan oleh Pak Ipranta, Ketua Bid Kebencanaan PP IAGI. Pembahasan khusus geologi akan dibahas disitu. > > Salah satu pertanyaan sisi sosio kulturalnya adalah 'mengapa dibangun jembatan, kenapa kok bukan diperbaharui dan ditingkatkan pelabuhan dan pelayarannya ? Bukannya Indonesia negeri Maritim ?' > > Dari sisi geologi, kemarin sewaktu PIT di jogja dalam booth juga dipamerkan riset geologi oleh Geologi Marine ttg lintasan seismic dangkal yg sudah dianalisa. Saya dan Danny Hilman sempat berdiskusi lama di booth ini. Danny concern adanya gawir curam yg dicurigai patahan. Tapi setelah saya tengok seismic asli lainnya, gawir istu membatasi endapan2 hasil periodisitas vulkanisme di daerah ini. > > Sangat menarik mengetahui geologi daerah ini, ada endapan vulkanik hasil gunungapi dipantai barat Jawa, asik juga mempelajari ge
Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Kalau rancang bangunnya canggih, tapi siapa yang menggaransi bahwa konstruksi sesuai ? Akibat setoran 30% mosok safety factor juga didiscount. Ditambah pemeliharanya yang amburadul, Jembatan gantung di provinsi terkaya saja bisa roboh. Jembatan gantung siak 3 di Pbaru juga tidak sempurna (melengkung ke bawah). Belum itu tuh Hambalang, ngisin-isini.. Saya kira paling bagus supaya tidak mengurangi safety factor, kontraktornya dari LN yang tidak mempan permintaan sogok, Spt Jagorawi. Bukan insinyur kita tidak mampu, tapi dipaksa setor ke... RUS -Original Message- From: aluthfi...@gmail.com Date: Sat, 6 Oct 2012 02:02:10 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Iya Bung Vick. Negeri Sakura yg penuh resikopun bejibun gedung bertingkat dan juga jembatan penghubung pulau. Ya bisa juga bangsa kita risk avoider, yuuk kita menuju risk averse, kalau ke risk taker belajar dulu lah dengan menjadi risk averse. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari Date: Sat, 6 Oct 2012 08:39:49 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Soal risiko saya rasa tidak ada yg tidak berrisiko di Indonesia ini. Bahkan tidak melakukannya apapun juga berisiko. Berisiko ketinggalan kereta (ketinggalan budaya). Yg lebih penting memperhitungkan risiko ini supaya tidak merugikan. Dan memilih yg paling optimum keuntungannya. Bahwa suatu saat akan rusak itu bisa dipastikan terjadi, hanya kapan terjadinya kita perlu perhitungkan masak-masak. Justru ini tantangan bagi geologist Indonesia utk lebih mengerti kondisi geologi Indonesia supaya mampu melakukan dan mampu membangun dengan mitigasi yang benar. Kalau terlalu fobia dan terlalu ketakutan kondisi geologinya ya selamnya kita tidak akan melakukan apapun. Menurut saya ilmu geologi dan juga ilmu lain dalam mitigasinya perlu menyatakan secara positip kapan saat terbaik utk melakukannya. Bukan hanya untuk mengatakan tidak perlu melakukannya. "Drill or not to drill ?" Saya sering cenderung mengatakan "drill", karena yg mendapatkan keuntungan yg drill. "Do or not to do?" Just do it ... That's how we learn. Rdp On Sunday, October 7, 2012, wrote: > > Kayaknya dg tektonik yg gak stabil ditambah adanya krakatau diantaranya, pembuatan jembatan kok high risk ya spt pemboran yg gak memenuhi parameter petroleum system gitu, he3 > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > From: "Ismail" > Date: Sat, 6 Oct 2012 00:16:28 +0000 > To: > ReplyTo: > Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda > Ide menghubungkan jawa sumantrah ini sdh lama , sejak tahun 80 an bahkan sdh ada kajian kajian dr berbagai aspek sejak itu telah banyak forum forum yg diadakan untuk membahas masalah ini dari berbagai aspek,, bebrapa alternatif diusulkan apakah memperbesar kapasitas pelabuhan , bangun jembatan bahkan sampai bikin Terowongan semua dikaji dari segi kondisi lingk, teknologi dan keekonomianya/biaya sampai sosialnya , dan juga termasuk rencana untuk. Ngebangun jaringan kabel listrik lintas jawa sumantrah { siapa tahu renc bangun PLTN di banbel jadi shg listriknya bisa dialirkan ke jawi } . > Ujung ujungnya semuanya ke biaya , pilihan terakhir spt nya akan dibangun jembatan kabarnya untuk pembangunan ini tidak akan dianggarkan ke APBN kalau tidak dg APBN berarti model investasi swasta spt pemb jalan tol , bagi investor tentunya lagi main etung etungan untung ruginya > Sebetulnya APBN kita itu sdh 1600 an T masak nyisakan dikit untuk ngebangun jembatan saja tidak bisa > > Sent by Liamsi's Mobile Phone > > From: Rovicky Dwi Putrohari > Date: Sat, 6 Oct 2012 06:39:26 +0700 > To: iagi-net@iagi.or.id > ReplyTo: > Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda > Terimakasih infonya Pak Eddy, > Mungkin karena penyelenggaranya UI, dimana hanya UI dan UGM yg memiliki Fakultas Geografi, sehingga mereka (UI) juga ingin mengunggulkan Fakultasnya Geografinya. Barangkali saja yg akan dibahas sisi geografisnya (kependudukan dan sisi sosiogeografinya) cmiiw. > > Sebenernya sisi yg dibahas dalam pembangunan jembatan selat Sunda ini banyak sekali. Tidak hanya geologi. Seperti yg diberitahukan oleh Pak Ipranta, Ketua Bid Kebencanaan PP IAGI. Pembahasan khusus geologi akan dibahas disitu. > > Salah satu pertanyaan sisi sosio kulturalnya adalah 'mengapa dibangun jembatan, kenapa kok bukan diperbaharui dan ditingkatkan pelabuhan dan pelayarannya ? Bukannya Indonesia negeri Maritim ?' > > Dari sisi geologi, kemarin sewaktu PIT di jogja dalam booth juga dipamerkan riset geologi oleh Geologi Marine ttg lintasan seismic dangkal yg sudah dianalisa. Saya dan Danny Hilman sempat berdiskusi lama di booth ini. Danny concern adanya
Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Iya Oom Taufik, amblesnya toll Cipularang adalah pelajaran. Dalam presentasinya konsultan geologi teknik, senior kita, dalam diskusi internal IAGI di kantor LIPI Bandung pada 2006. Dikemukakan, karena jalan toll mau dilalui delegasi KTT di Bandung, penyelesaiannya dipercepat, pekerjaan geologi teknik yang tersisa dihentikan, sehingga ada ruas yang blind pengendalian air tanahnya, penempatan gorong2 bawah tanah untuk pengendalian air tanah juga tak bisa dilakukan akibat pekerjaan geologi teknik dihentikan. Apa yang terjadi bbrapa th kemudian. Di ruas tersebut aliran dan arus air tanah tak terkendali bertemu batuan lempung yang sensitif terhadap air (kaya montmorilonit dan sejenisnya), akibatnya lempung menjadi bubur dan hanyut oleh air tanah. Akibat parahnya terjadi gerowong besar dibawah ruas toll Cipularang ruas tersebut. Untuk mengatasinya "grouting" saja tidak cukup, tetapi kiri dan kanan jalan toll ruas tersebut kudu dihutankan untuk meredam ganasnya air tanah yang tak sempat dibuat sistim pengendaliannya. Penjelasan tersebut disampaikan oleh Mas Adi Suryo, ruangan dan konsumsi di LIPI Bandung difasilitasi oleh Mas Hery Haryono. Hadir Ketua Pengda IAGI Jabar, Bang Lambok Hutasoit. Saya dan Ridwan jangkung hadir sebagai IAGI-1 dan Sekjen. Banyak warga IAGI hadir, diskusunya menarik dan impresive. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: anwar.tau...@gmail.com Date: Sat, 6 Oct 2012 04:52:53 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Mungkin mereka pikir dengan tanpa kajian geologi saja biaya ini dan itu sudah mahal. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: "Husnul Kausarian" Date: Fri, 5 Oct 2012 15:40:00 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Ini yg menjadi tanda tny besar buat kita di Indonesia. Kenapa di negara kita justru masukan input informasi geologi di tempat/kawasan pembangunan sgt minim (cenderung tidak ada)? Sementara laporan informasi geologi merupakan hal yg plg mendasar thdp suatu kawasan yg akan dibangun,terutama pembangunan berskala n menyedot dana yg besar. Sebagai contoh di negara tetangga kita,mereka sdh lebih dr satu dasawarsa menjadikan masukan informasi geologi di kawasan pembangunan sbg hal yg plg utama utk melanjutkan pembangunan (diteruskan atau tidak) setelah kejadian runtuhny kondominium megah di daerah perbukitan,bahkan di negara tetangga EIA (AMDAL) juga memerlukan data input geologi sbg hal yg utama dan substansial. . . Kita tidak mau kejadian amblasnya kompleks olahraga hambalang terulang kembali bukan? Disinilah letak pentingnya peranan para ahli Geological Engineering,meski sebagian org mengatakan itu merupakan kerjaannya org teknik sipil,tp saya melihat adanya perbedaan yg signifikan antara org teknik sipil dgn geological engineering,krn bgmn pun juga,hanya org geologi yg mengusai batuan beserta sifat2nya secara mendalam (spt informasi based rock beserta kompleksitas strukturnya,yg pd sebagian besar di pekerjaan sipil,hal ini sering disama rata kan,pdhl struktur batuan (meskipun batuan tsb sama) belum tentu sama setiap satu dgn lainnya). Best Regards, Husnul Kausarian c/p +62853-5556-5656 -Original Message- From: "Eddy Subroto" Date: Fri, 5 Oct 2012 18:36:55 To: Reply-To: Subject: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Mas Rovicky dan teman-teman anggota IAGI yang terhormat, Pagi tadi, saya mendapat undangan sbb.: Universitas Indonesia dan Majalah GATRA dengan hormat mengundang Bapak untuk menghadiri kegiatan DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA "Karya Anak Bangsa dan Peluang Pembangunan Antarpulau" yang akan dilaksanakan pada: Hari, Tanggal : Kamis, 11 Oktober 2012 pukul 08.00 - 15.30 WIB Tempat : Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok-Jawa Barat* *Berikut kami lampirkan surat undangan, lembar konfirmasi, dan daftar undangan. Yang menarik bagi saya, di daftar undangan ada kelompok asosiasi profesi dan yang terundang adalah: 1. Ikatan Ahli Transportasi 2. Ikatan Ahli Perencana 3. Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia 4. Ikatan Ahli Konstruksi 5. Ikatan Geografi Indonesia 6. KADIN 7. INKINDO Kok aneh ya IAGI tidak termasuk dalam daftar undangan. Pertanyaannya apakah UI dan majalah Gatra tidak tahu peran ahli geologi? Lha kok mereka malah mengundang orang geografi. Padahal yang sering muncul di media massa kalau ada gempa atau gunungapi meletus atau bencana geologi lainnya kan orang geologi? Barangkali saja ada yang tahu jawabnya. Wasalam, EAS PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. REGISTER NOW ! Contact
Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Mungkin mereka pikir dengan tanpa kajian geologi saja biaya ini dan itu sudah mahal. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: "Husnul Kausarian" Date: Fri, 5 Oct 2012 15:40:00 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Ini yg menjadi tanda tny besar buat kita di Indonesia. Kenapa di negara kita justru masukan input informasi geologi di tempat/kawasan pembangunan sgt minim (cenderung tidak ada)? Sementara laporan informasi geologi merupakan hal yg plg mendasar thdp suatu kawasan yg akan dibangun,terutama pembangunan berskala n menyedot dana yg besar. Sebagai contoh di negara tetangga kita,mereka sdh lebih dr satu dasawarsa menjadikan masukan informasi geologi di kawasan pembangunan sbg hal yg plg utama utk melanjutkan pembangunan (diteruskan atau tidak) setelah kejadian runtuhny kondominium megah di daerah perbukitan,bahkan di negara tetangga EIA (AMDAL) juga memerlukan data input geologi sbg hal yg utama dan substansial. . . Kita tidak mau kejadian amblasnya kompleks olahraga hambalang terulang kembali bukan? Disinilah letak pentingnya peranan para ahli Geological Engineering,meski sebagian org mengatakan itu merupakan kerjaannya org teknik sipil,tp saya melihat adanya perbedaan yg signifikan antara org teknik sipil dgn geological engineering,krn bgmn pun juga,hanya org geologi yg mengusai batuan beserta sifat2nya secara mendalam (spt informasi based rock beserta kompleksitas strukturnya,yg pd sebagian besar di pekerjaan sipil,hal ini sering disama rata kan,pdhl struktur batuan (meskipun batuan tsb sama) belum tentu sama setiap satu dgn lainnya). Best Regards, Husnul Kausarian c/p +62853-5556-5656 -Original Message- From: "Eddy Subroto" Date: Fri, 5 Oct 2012 18:36:55 To: Reply-To: Subject: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Mas Rovicky dan teman-teman anggota IAGI yang terhormat, Pagi tadi, saya mendapat undangan sbb.: Universitas Indonesia dan Majalah GATRA dengan hormat mengundang Bapak untuk menghadiri kegiatan DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA "Karya Anak Bangsa dan Peluang Pembangunan Antarpulau" yang akan dilaksanakan pada: Hari, Tanggal : Kamis, 11 Oktober 2012 pukul 08.00 - 15.30 WIB Tempat : Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok-Jawa Barat* *Berikut kami lampirkan surat undangan, lembar konfirmasi, dan daftar undangan. Yang menarik bagi saya, di daftar undangan ada kelompok asosiasi profesi dan yang terundang adalah: 1. Ikatan Ahli Transportasi 2. Ikatan Ahli Perencana 3. Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia 4. Ikatan Ahli Konstruksi 5. Ikatan Geografi Indonesia 6. KADIN 7. INKINDO Kok aneh ya IAGI tidak termasuk dalam daftar undangan. Pertanyaannya apakah UI dan majalah Gatra tidak tahu peran ahli geologi? Lha kok mereka malah mengundang orang geografi. Padahal yang sering muncul di media massa kalau ada gempa atau gunungapi meletus atau bencana geologi lainnya kan orang geologi? Barangkali saja ada yang tahu jawabnya. Wasalam, EAS PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. REGISTER NOW ! Contact Person: Email : pit.iagi.2...@gmail.com Phone : +62 82223 222341 (lisa) To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Setuju om, high risk belum tentu tdk dilaksanakan, tinggal dari inventarisasi semua proyek yg ada mana yg perlu didahulukan (msk ranking) pada situasi n kondisi indonesia saat ini, utk proyek yg serba high: risk,tech, money Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari Date: Sat, 6 Oct 2012 08:39:49 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Soal risiko saya rasa tidak ada yg tidak berrisiko di Indonesia ini. Bahkan tidak melakukannya apapun juga berisiko. Berisiko ketinggalan kereta (ketinggalan budaya). Yg lebih penting memperhitungkan risiko ini supaya tidak merugikan. Dan memilih yg paling optimum keuntungannya. Bahwa suatu saat akan rusak itu bisa dipastikan terjadi, hanya kapan terjadinya kita perlu perhitungkan masak-masak. Justru ini tantangan bagi geologist Indonesia utk lebih mengerti kondisi geologi Indonesia supaya mampu melakukan dan mampu membangun dengan mitigasi yang benar. Kalau terlalu fobia dan terlalu ketakutan kondisi geologinya ya selamnya kita tidak akan melakukan apapun. Menurut saya ilmu geologi dan juga ilmu lain dalam mitigasinya perlu menyatakan secara positip kapan saat terbaik utk melakukannya. Bukan hanya untuk mengatakan tidak perlu melakukannya. "Drill or not to drill ?" Saya sering cenderung mengatakan "drill", karena yg mendapatkan keuntungan yg drill. "Do or not to do?" Just do it ... That's how we learn. Rdp On Sunday, October 7, 2012, wrote: > > Kayaknya dg tektonik yg gak stabil ditambah adanya krakatau diantaranya, pembuatan jembatan kok high risk ya spt pemboran yg gak memenuhi parameter petroleum system gitu, he3 > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > From: "Ismail" > Date: Sat, 6 Oct 2012 00:16:28 +0000 > To: > ReplyTo: > Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda > Ide menghubungkan jawa sumantrah ini sdh lama , sejak tahun 80 an bahkan sdh ada kajian kajian dr berbagai aspek sejak itu telah banyak forum forum yg diadakan untuk membahas masalah ini dari berbagai aspek,, bebrapa alternatif diusulkan apakah memperbesar kapasitas pelabuhan , bangun jembatan bahkan sampai bikin Terowongan semua dikaji dari segi kondisi lingk, teknologi dan keekonomianya/biaya sampai sosialnya , dan juga termasuk rencana untuk. Ngebangun jaringan kabel listrik lintas jawa sumantrah { siapa tahu renc bangun PLTN di banbel jadi shg listriknya bisa dialirkan ke jawi } . > Ujung ujungnya semuanya ke biaya , pilihan terakhir spt nya akan dibangun jembatan kabarnya untuk pembangunan ini tidak akan dianggarkan ke APBN kalau tidak dg APBN berarti model investasi swasta spt pemb jalan tol , bagi investor tentunya lagi main etung etungan untung ruginya > Sebetulnya APBN kita itu sdh 1600 an T masak nyisakan dikit untuk ngebangun jembatan saja tidak bisa > > Sent by Liamsi's Mobile Phone > > From: Rovicky Dwi Putrohari > Date: Sat, 6 Oct 2012 06:39:26 +0700 > To: iagi-net@iagi.or.id > ReplyTo: > Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda > Terimakasih infonya Pak Eddy, > Mungkin karena penyelenggaranya UI, dimana hanya UI dan UGM yg memiliki Fakultas Geografi, sehingga mereka (UI) juga ingin mengunggulkan Fakultasnya Geografinya. Barangkali saja yg akan dibahas sisi geografisnya (kependudukan dan sisi sosiogeografinya) cmiiw. > > Sebenernya sisi yg dibahas dalam pembangunan jembatan selat Sunda ini banyak sekali. Tidak hanya geologi. Seperti yg diberitahukan oleh Pak Ipranta, Ketua Bid Kebencanaan PP IAGI. Pembahasan khusus geologi akan dibahas disitu. > > Salah satu pertanyaan sisi sosio kulturalnya adalah 'mengapa dibangun jembatan, kenapa kok bukan diperbaharui dan ditingkatkan pelabuhan dan pelayarannya ? Bukannya Indonesia negeri Maritim ?' > > Dari sisi geologi, kemarin sewaktu PIT di jogja dalam booth juga dipamerkan riset geologi oleh Geologi Marine ttg lintasan seismic dangkal yg sudah dianalisa. Saya dan Danny Hilman sempat berdiskusi lama di booth ini. Danny concern adanya gawir curam yg dicurigai patahan. Tapi setelah saya tengok seismic asli lainnya, gawir istu membatasi endapan2 hasil periodisitas vulkanisme di daerah ini. > > Sangat menarik mengetahui geologi daerah ini, ada endapan vulkanik hasil gunungapi dipantai barat Jawa, asik juga mempelajari geologi kuarter 'sub aqueous'. > > Jadi saya kira bukannya geologi diabaikan tetapi konsen seminarnya mungkin bukan kondisi bawah permukaan. > Memang barangkali sentilan Pak Eddy ini menjadi satu ide utk IAGI ikut mengadakan seminar atau talk khusus ttg jembatan selat Sunda. Apakah sudah ada anggota IAGI yg siap materi utk kita diskusikan dalam panel diskusi ? > > Salam sukses ! > Rdp > > > > > On Sunday, October 7, 2012, Eddy Su
Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Gemas melihat progress yang lamban, pastinya pemerintah sudah punya Uncertainty Management Plan, kemungkinan juga ada mitigation plannya. Kita juga punya banyak ahli tentang jembatan. Dana mungkin bisa dari konsorsium, bisa juga dana waqaf (bisa dibuktikan kalau ada bencana alam dengan cepat dana terkumpul). Mungkin yang terlibat dalam pekerjaan ini ada yang kurang ikhlas, kurang Lillahita'alaa mengerjakan, kurang merah putih. Yang dipikirkan adalah profit, untuk partai dsb, dsb. (Maaf ini pikiran orang awam lho) Salam, GS From: Ismail To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, October 6, 2012 9:50 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Diharapkan seminar seminar sekarang ini bisa mendapatkan data baru / hal hal baru sehingga dapat dipakai acuan dalam sisi engineeringnya , tidak sekedar retorika saja yg dibahas sebetulnya sama dg yg lalu cuma tempatnya dan institusinya yg beda . Dengan kemajuan iptek data yg diperoleh bisa lbh detail lagi disisi lain engineeringnya juga sdh semakin maju shg kendala kendala gaologi selalu akan bisa diatasi dg teknologi Sent by Liamsi's Mobile Phone From: bahe...@gmail.com Date: Sat, 6 Oct 2012 02:08:03 + To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda JSS sudah setengah abad menjadi wacana, cermin lambatnya pengambilan keputusan di negeri ini, semoga segera terwujud demi percepatan dan pemerataan ekonomi jawa-sumatra, terlepas dari bencana geologi yg seharusnya dapat di-mitigasi. TEMPO.CO, Jakarta - Rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda sebenarnya bukan gagasan baru. Gagasan untuk menghubungkan Sumatera dan Jawa yang terpisahkan oleh Selat Sunda sudah muncul sejak tahun 1960. Bagaimana pembicaraan soal proyek monumental ini dari masa ke masa? 1960 Profesor Sedyatmo dari ITB mengusulkan konsep menghubungkan Pulau Sumatera-Jawa-Bali yang disebut Tri Nusa Bima Sakti 1965 ITB memamerkan visualisasi Jembatan Selat Sunda di Gedung Pola, Jakarta, dalam peringatan HUT RI ke-20. 1986 Presiden Soeharto menunjuk Menteri Negara Riset dan Teknologi sekaligus Kepala BPPT, BJ Habibie, mengkaji konsep Tri Nusa Bima Sakti. 1988-1992 Kementerian Pekerjaan Umum dan BPPT melaksanakan studi dibiayai Japan International Cooperation Agency hingga Rp 1,5 miliar per tahun. Tiga alternatif dikaji, yakni membangun pelabuhan, terowongan (52 kilometer), dan jembatan (29 kilometer). 1997 Presiden Soeharto memilih Jembatan karena lebih monumental. Habibie memerintahkan Wiratman Wangsadinata, guru besar dari ITB, agar melakukan riset teknologi jembatan ke Eropa. Berdasarkan kajian, dibutuhkan antara lain 17 ribu ton baja serta 50 ribu tenaga kerja pengelas dengan biaya Rp 100 triliun. 1998 Proyek mandek karena krisis ekonomi dan politik. 2004 Tomy Winata, pemilik grup usaha Artha Graha, menggandeng Wiratman. 2007 Grup Artha Graha bersama Pemerintah Banten dan Lampung membentuk konsorsium PT Graha Banten Lampung Sejahtera yang mayoritas sahamnya dikuasai grup Artha Graha. Hadir Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa dan Kepala Bappenas Paskah Suzetta. 2008 Konsorsium melakukan presentasi di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan kabinet. 2009 - Konsorsium menyerahkan hasil prastudi kelayakan kepada pemerintah. - ITS menolak pembangunan jembatan. 2011 Terbit Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda. Peraturan ini menetapkan konsorsium sebagai pemrakarsa proyek dan penggarap proyek studi kelayakan dengan biaya sendiri. 2012 - Wiratman memprotes konsorsium yang menggandeng perusahaan Cina untuk menggarap studi kelayakan. Ia ingin proyek sepenuhnya digarap oleh bangsa sendiri. - Menteri Keuangan Agus Martowardojo meminta Perpres Nomor 86 direvisi. Ia mengusulkan studi kelayakan dibiayai negara. - Konsorsium mengirimkan surat kepada pemerintah tertanggal 24 Juli 2012 supaya Perpres Nomor 86 tak diubah. salam, FB Powered by Telkomsel BlackBerry® From: aluthfi...@gmail.com Date: Sat, 6 Oct 2012 02:02:10 + To: ReplyTo: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Iya Bung Vick. Negeri Sakura yg penuh resikopun bejibun gedung bertingkat dan juga jembatan penghubung pulau. Ya bisa juga bangsa kita risk avoider, yuuk kita menuju risk averse, kalau ke risk taker belajar dulu lah dengan menjadi risk averse. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: Rovicky Dwi Putrohari Date: Sat, 6 Oct 2012 08:39:49 +0700 To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Soal risiko saya rasa tidak ada yg tidak berrisiko di Indonesia ini. Bahkan tidak melakukannya apapun juga berisiko. Berisiko ketinggalan kereta (ketinggalan budaya). Yg lebih penting memperhitung
Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Ada satu hal yg sangat menggelitik di benak saya mengenai rencana pembangunan JSS: Apa tidak terlalu beresiko membangun JSS?mengingat kompleksitas aktifitas tektonik disini? Seberapa kuat teknologi yg bisa menahan "kekuatan" tektonik disini? Best Regards, Husnul Kausarian c/p +62853-5556-5656 -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari Date: Sat, 6 Oct 2012 08:39:49 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Soal risiko saya rasa tidak ada yg tidak berrisiko di Indonesia ini. Bahkan tidak melakukannya apapun juga berisiko. Berisiko ketinggalan kereta (ketinggalan budaya). Yg lebih penting memperhitungkan risiko ini supaya tidak merugikan. Dan memilih yg paling optimum keuntungannya. Bahwa suatu saat akan rusak itu bisa dipastikan terjadi, hanya kapan terjadinya kita perlu perhitungkan masak-masak. Justru ini tantangan bagi geologist Indonesia utk lebih mengerti kondisi geologi Indonesia supaya mampu melakukan dan mampu membangun dengan mitigasi yang benar. Kalau terlalu fobia dan terlalu ketakutan kondisi geologinya ya selamnya kita tidak akan melakukan apapun. Menurut saya ilmu geologi dan juga ilmu lain dalam mitigasinya perlu menyatakan secara positip kapan saat terbaik utk melakukannya. Bukan hanya untuk mengatakan tidak perlu melakukannya. "Drill or not to drill ?" Saya sering cenderung mengatakan "drill", karena yg mendapatkan keuntungan yg drill. "Do or not to do?" Just do it ... That's how we learn. Rdp On Sunday, October 7, 2012, wrote: > > Kayaknya dg tektonik yg gak stabil ditambah adanya krakatau diantaranya, pembuatan jembatan kok high risk ya spt pemboran yg gak memenuhi parameter petroleum system gitu, he3 > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > From: "Ismail" > Date: Sat, 6 Oct 2012 00:16:28 +0000 > To: > ReplyTo: > Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda > Ide menghubungkan jawa sumantrah ini sdh lama , sejak tahun 80 an bahkan sdh ada kajian kajian dr berbagai aspek sejak itu telah banyak forum forum yg diadakan untuk membahas masalah ini dari berbagai aspek,, bebrapa alternatif diusulkan apakah memperbesar kapasitas pelabuhan , bangun jembatan bahkan sampai bikin Terowongan semua dikaji dari segi kondisi lingk, teknologi dan keekonomianya/biaya sampai sosialnya , dan juga termasuk rencana untuk. Ngebangun jaringan kabel listrik lintas jawa sumantrah { siapa tahu renc bangun PLTN di banbel jadi shg listriknya bisa dialirkan ke jawi } . > Ujung ujungnya semuanya ke biaya , pilihan terakhir spt nya akan dibangun jembatan kabarnya untuk pembangunan ini tidak akan dianggarkan ke APBN kalau tidak dg APBN berarti model investasi swasta spt pemb jalan tol , bagi investor tentunya lagi main etung etungan untung ruginya > Sebetulnya APBN kita itu sdh 1600 an T masak nyisakan dikit untuk ngebangun jembatan saja tidak bisa > > Sent by Liamsi's Mobile Phone > > From: Rovicky Dwi Putrohari > Date: Sat, 6 Oct 2012 06:39:26 +0700 > To: iagi-net@iagi.or.id > ReplyTo: > Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda > Terimakasih infonya Pak Eddy, > Mungkin karena penyelenggaranya UI, dimana hanya UI dan UGM yg memiliki Fakultas Geografi, sehingga mereka (UI) juga ingin mengunggulkan Fakultasnya Geografinya. Barangkali saja yg akan dibahas sisi geografisnya (kependudukan dan sisi sosiogeografinya) cmiiw. > > Sebenernya sisi yg dibahas dalam pembangunan jembatan selat Sunda ini banyak sekali. Tidak hanya geologi. Seperti yg diberitahukan oleh Pak Ipranta, Ketua Bid Kebencanaan PP IAGI. Pembahasan khusus geologi akan dibahas disitu. > > Salah satu pertanyaan sisi sosio kulturalnya adalah 'mengapa dibangun jembatan, kenapa kok bukan diperbaharui dan ditingkatkan pelabuhan dan pelayarannya ? Bukannya Indonesia negeri Maritim ?' > > Dari sisi geologi, kemarin sewaktu PIT di jogja dalam booth juga dipamerkan riset geologi oleh Geologi Marine ttg lintasan seismic dangkal yg sudah dianalisa. Saya dan Danny Hilman sempat berdiskusi lama di booth ini. Danny concern adanya gawir curam yg dicurigai patahan. Tapi setelah saya tengok seismic asli lainnya, gawir istu membatasi endapan2 hasil periodisitas vulkanisme di daerah ini. > > Sangat menarik mengetahui geologi daerah ini, ada endapan vulkanik hasil gunungapi dipantai barat Jawa, asik juga mempelajari geologi kuarter 'sub aqueous'. > > Jadi saya kira bukannya geologi diabaikan tetapi konsen seminarnya mungkin bukan kondisi bawah permukaan. > Memang barangkali sentilan Pak Eddy ini menjadi satu ide utk IAGI ikut mengadakan seminar atau talk khusus ttg jembatan selat Sunda. Apakah sudah ada anggota IAGI yg siap materi utk kita diskusikan dalam panel diskusi ? > > Salam sukses ! > Rdp > > >
Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Mungkin dugaan Anda benar Mas Vick, yaitu karena mereka hanya punya Fakultas Geografi, jadi "dianggap" bisa mewakili yang geologi? Soalnya geologi sebenarnya masih dianggap dan diperhitungkan, karena salah satu pembicaranya adalah Mas Sukhyar, Kepala Badan Geologi. Saya bersyukur, karena teman-teman IAGI lebih mengarahkan pembicaraan ke arah teknis daripada politis. Kalau di internal ITB, yang saya tangkap dari yang aktif di milis dosen ITB, mereka tidak menyetujui dibangunnya JSS ini dengan berbagai alasan, walau pemrakarsa dan pendukung kuatnya alumni ITB. Karena bukan bidang kegemaran saya, maka saya tidak dapat berkomentar banyak. Kebetulan karena kami di ITB sedang sibuk sidang S3 karena akan ada wisuda tanggal 19 dan 20 Oktober nanti, jadi saya tidak dapat hadir dalam acara tersebut. Wasalam, EAS > Terimakasih infonya Pak Eddy, > Mungkin karena penyelenggaranya UI, dimana hanya UI dan UGM yg memiliki > Fakultas Geografi, sehingga mereka (UI) juga ingin mengunggulkan > Fakultasnya Geografinya. Barangkali saja yg akan dibahas sisi geografisnya > (kependudukan dan sisi sosiogeografinya) cmiiw. > > Sebenernya sisi yg dibahas dalam pembangunan jembatan selat Sunda ini > banyak sekali. Tidak hanya geologi. Seperti yg diberitahukan oleh Pak > Ipranta, Ketua Bid Kebencanaan PP IAGI. Pembahasan khusus geologi akan > dibahas disitu. > > Salah satu pertanyaan sisi sosio kulturalnya adalah 'mengapa dibangun > jembatan, kenapa kok bukan diperbaharui dan ditingkatkan pelabuhan dan > pelayarannya ? Bukannya Indonesia negeri Maritim ?' > > Dari sisi geologi, kemarin sewaktu PIT di jogja dalam booth juga > dipamerkan > riset geologi oleh Geologi Marine ttg lintasan seismic dangkal yg sudah > dianalisa. Saya dan Danny Hilman sempat berdiskusi lama di booth ini. > Danny > concern adanya gawir curam yg dicurigai patahan. Tapi setelah saya tengok > seismic asli lainnya, gawir istu membatasi endapan2 hasil periodisitas > vulkanisme di daerah ini. > > Sangat menarik mengetahui geologi daerah ini, ada endapan vulkanik hasil > gunungapi dipantai barat Jawa, asik juga mempelajari geologi kuarter 'sub > aqueous'. > > Jadi saya kira bukannya geologi diabaikan tetapi konsen seminarnya mungkin > bukan kondisi bawah permukaan. > Memang barangkali sentilan Pak Eddy ini menjadi satu ide utk IAGI ikut > mengadakan seminar atau talk khusus ttg jembatan selat Sunda. Apakah sudah > ada anggota IAGI yg siap materi utk kita diskusikan dalam panel diskusi ? > > Salam sukses ! > Rdp > > > > > On Sunday, October 7, 2012, Eddy Subroto wrote: >> Mas Rovicky dan teman-teman anggota IAGI yang terhormat, >> >> Pagi tadi, saya mendapat undangan sbb.: >> Universitas Indonesia dan Majalah GATRA dengan hormat mengundang Bapak >> untuk menghadiri kegiatan DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA "Karya Anak >> Bangsa dan Peluang Pembangunan Antarpulau" yang akan dilaksanakan pada: >> >> Hari, Tanggal : Kamis, 11 Oktober 2012 pukul 08.00 - 15.30 WIB >> Tempat : Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok-Jawa Barat* >> >> *Berikut kami lampirkan surat undangan, lembar konfirmasi, dan daftar >> undangan. >> >> Yang menarik bagi saya, di daftar undangan ada kelompok asosiasi profesi >> dan yang terundang adalah: >> 1. Ikatan Ahli Transportasi >> 2. Ikatan Ahli Perencana >> 3. Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia >> 4. Ikatan Ahli Konstruksi >> 5. Ikatan Geografi Indonesia >> 6. KADIN >> 7. INKINDO >> >> Kok aneh ya IAGI tidak termasuk dalam daftar undangan. Pertanyaannya >> apakah UI dan majalah Gatra tidak tahu peran ahli geologi? Lha kok >> mereka >> malah mengundang orang geografi. Padahal yang sering muncul di media >> massa >> kalau ada gempa atau gunungapi meletus atau bencana geologi lainnya kan >> orang geologi? >> >> Barangkali saja ada yang tahu jawabnya. >> >> Wasalam, >> EAS >> >> >> >> >> > >> PP-IAGI 2011-2014: >> Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com >> Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com >> > >> Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. >> REGISTER NOW ! >> Contact Person: >> Email : pit.iagi.2...@gmail.com >> Phone : +62 82223 222341 (lisa) >> > >> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id >> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id >> For topics not directly related to Geology, users are advised to post >> the > email to: o...@iagi.or.id >> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id >> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: >> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta >> No. Rek: 123 0085005314 >> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) >> Bank BCA KCP. Manara Mulia >> No. Rekening: 255-1088580 >> A/n: Shinta Damayanti >> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ >> IAGI-net Arc
Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Diharapkan seminar seminar sekarang ini bisa mendapatkan data baru / hal hal baru sehingga dapat dipakai acuan dalam sisi engineeringnya , tidak sekedar retorika saja yg dibahas sebetulnya sama dg yg lalu cuma tempatnya dan institusinya yg beda . Dengan kemajuan iptek data yg diperoleh bisa lbh detail lagi disisi lain engineeringnya juga sdh semakin maju shg kendala kendala gaologi selalu akan bisa diatasi dg teknologi Sent by Liamsi's Mobile Phone -Original Message- From: bahe...@gmail.com Date: Sat, 6 Oct 2012 02:08:03 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda JSS sudah setengah abad menjadi wacana, cermin lambatnya pengambilan keputusan di negeri ini, semoga segera terwujud demi percepatan dan pemerataan ekonomi jawa-sumatra, terlepas dari bencana geologi yg seharusnya dapat di-mitigasi. TEMPO.CO, Jakarta - Rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda sebenarnya bukan gagasan baru. Gagasan untuk menghubungkan Sumatera dan Jawa yang terpisahkan oleh Selat Sunda sudah muncul sejak tahun 1960. Bagaimana pembicaraan soal proyek monumental ini dari masa ke masa? 1960 Profesor Sedyatmo dari ITB mengusulkan konsep menghubungkan Pulau Sumatera-Jawa-Bali yang disebut Tri Nusa Bima Sakti 1965 ITB memamerkan visualisasi Jembatan Selat Sunda di Gedung Pola, Jakarta, dalam peringatan HUT RI ke-20. 1986 Presiden Soeharto menunjuk Menteri Negara Riset dan Teknologi sekaligus Kepala BPPT, BJ Habibie, mengkaji konsep Tri Nusa Bima Sakti. 1988-1992 Kementerian Pekerjaan Umum dan BPPT melaksanakan studi dibiayai Japan International Cooperation Agency hingga Rp 1,5 miliar per tahun. Tiga alternatif dikaji, yakni membangun pelabuhan, terowongan (52 kilometer), dan jembatan (29 kilometer). 1997 Presiden Soeharto memilih Jembatan karena lebih monumental. Habibie memerintahkan Wiratman Wangsadinata, guru besar dari ITB, agar melakukan riset teknologi jembatan ke Eropa. Berdasarkan kajian, dibutuhkan antara lain 17 ribu ton baja serta 50 ribu tenaga kerja pengelas dengan biaya Rp 100 triliun. 1998 Proyek mandek karena krisis ekonomi dan politik. 2004 Tomy Winata, pemilik grup usaha Artha Graha, menggandeng Wiratman. 2007 Grup Artha Graha bersama Pemerintah Banten dan Lampung membentuk konsorsium PT Graha Banten Lampung Sejahtera yang mayoritas sahamnya dikuasai grup Artha Graha. Hadir Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa dan Kepala Bappenas Paskah Suzetta. 2008 Konsorsium melakukan presentasi di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan kabinet. 2009 - Konsorsium menyerahkan hasil prastudi kelayakan kepada pemerintah. - ITS menolak pembangunan jembatan. 2011 Terbit Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda. Peraturan ini menetapkan konsorsium sebagai pemrakarsa proyek dan penggarap proyek studi kelayakan dengan biaya sendiri. 2012 - Wiratman memprotes konsorsium yang menggandeng perusahaan Cina untuk menggarap studi kelayakan. Ia ingin proyek sepenuhnya digarap oleh bangsa sendiri. - Menteri Keuangan Agus Martowardojo meminta Perpres Nomor 86 direvisi. Ia mengusulkan studi kelayakan dibiayai negara. - Konsorsium mengirimkan surat kepada pemerintah tertanggal 24 Juli 2012 supaya Perpres Nomor 86 tak diubah. salam, FB Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: aluthfi...@gmail.com Date: Sat, 6 Oct 2012 02:02:10 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Iya Bung Vick. Negeri Sakura yg penuh resikopun bejibun gedung bertingkat dan juga jembatan penghubung pulau. Ya bisa juga bangsa kita risk avoider, yuuk kita menuju risk averse, kalau ke risk taker belajar dulu lah dengan menjadi risk averse. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari Date: Sat, 6 Oct 2012 08:39:49 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Soal risiko saya rasa tidak ada yg tidak berrisiko di Indonesia ini. Bahkan tidak melakukannya apapun juga berisiko. Berisiko ketinggalan kereta (ketinggalan budaya). Yg lebih penting memperhitungkan risiko ini supaya tidak merugikan. Dan memilih yg paling optimum keuntungannya. Bahwa suatu saat akan rusak itu bisa dipastikan terjadi, hanya kapan terjadinya kita perlu perhitungkan masak-masak. Justru ini tantangan bagi geologist Indonesia utk lebih mengerti kondisi geologi Indonesia supaya mampu melakukan dan mampu membangun dengan mitigasi yang benar. Kalau terlalu fobia dan terlalu ketakutan kondisi geologinya ya selamnya kita tidak akan melakukan apapun. Menurut saya ilmu geologi dan juga ilmu lain dalam mitigasinya perlu menyatakan secara positip kapan saat terbaik utk melakukannya. Bukan hanya untuk mengatakan tidak perlu melakukannya. "Drill or not to drill ?" Saya sering cenderung mengatakan "drill", karena yg mendap
Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Lho kalo gitu tinggal menunggu uang. Konsorsium nggandeng cina lha artha graha dgn TWnya kan dedengkot cina, yang mampu (sampai sekarang) menguasai hajat hidup petinggi(?). Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: bahe...@gmail.com Date: Sat, 6 Oct 2012 02:08:03 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda JSS sudah setengah abad menjadi wacana, cermin lambatnya pengambilan keputusan di negeri ini, semoga segera terwujud demi percepatan dan pemerataan ekonomi jawa-sumatra, terlepas dari bencana geologi yg seharusnya dapat di-mitigasi. TEMPO.CO, Jakarta - Rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda sebenarnya bukan gagasan baru. Gagasan untuk menghubungkan Sumatera dan Jawa yang terpisahkan oleh Selat Sunda sudah muncul sejak tahun 1960. Bagaimana pembicaraan soal proyek monumental ini dari masa ke masa? 1960 Profesor Sedyatmo dari ITB mengusulkan konsep menghubungkan Pulau Sumatera-Jawa-Bali yang disebut Tri Nusa Bima Sakti 1965 ITB memamerkan visualisasi Jembatan Selat Sunda di Gedung Pola, Jakarta, dalam peringatan HUT RI ke-20. 1986 Presiden Soeharto menunjuk Menteri Negara Riset dan Teknologi sekaligus Kepala BPPT, BJ Habibie, mengkaji konsep Tri Nusa Bima Sakti. 1988-1992 Kementerian Pekerjaan Umum dan BPPT melaksanakan studi dibiayai Japan International Cooperation Agency hingga Rp 1,5 miliar per tahun. Tiga alternatif dikaji, yakni membangun pelabuhan, terowongan (52 kilometer), dan jembatan (29 kilometer). 1997 Presiden Soeharto memilih Jembatan karena lebih monumental. Habibie memerintahkan Wiratman Wangsadinata, guru besar dari ITB, agar melakukan riset teknologi jembatan ke Eropa. Berdasarkan kajian, dibutuhkan antara lain 17 ribu ton baja serta 50 ribu tenaga kerja pengelas dengan biaya Rp 100 triliun. 1998 Proyek mandek karena krisis ekonomi dan politik. 2004 Tomy Winata, pemilik grup usaha Artha Graha, menggandeng Wiratman. 2007 Grup Artha Graha bersama Pemerintah Banten dan Lampung membentuk konsorsium PT Graha Banten Lampung Sejahtera yang mayoritas sahamnya dikuasai grup Artha Graha. Hadir Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa dan Kepala Bappenas Paskah Suzetta. 2008 Konsorsium melakukan presentasi di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan kabinet. 2009 - Konsorsium menyerahkan hasil prastudi kelayakan kepada pemerintah. - ITS menolak pembangunan jembatan. 2011 Terbit Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda. Peraturan ini menetapkan konsorsium sebagai pemrakarsa proyek dan penggarap proyek studi kelayakan dengan biaya sendiri. 2012 - Wiratman memprotes konsorsium yang menggandeng perusahaan Cina untuk menggarap studi kelayakan. Ia ingin proyek sepenuhnya digarap oleh bangsa sendiri. - Menteri Keuangan Agus Martowardojo meminta Perpres Nomor 86 direvisi. Ia mengusulkan studi kelayakan dibiayai negara. - Konsorsium mengirimkan surat kepada pemerintah tertanggal 24 Juli 2012 supaya Perpres Nomor 86 tak diubah. salam, FB Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: aluthfi...@gmail.com Date: Sat, 6 Oct 2012 02:02:10 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Iya Bung Vick. Negeri Sakura yg penuh resikopun bejibun gedung bertingkat dan juga jembatan penghubung pulau. Ya bisa juga bangsa kita risk avoider, yuuk kita menuju risk averse, kalau ke risk taker belajar dulu lah dengan menjadi risk averse. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari Date: Sat, 6 Oct 2012 08:39:49 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Soal risiko saya rasa tidak ada yg tidak berrisiko di Indonesia ini. Bahkan tidak melakukannya apapun juga berisiko. Berisiko ketinggalan kereta (ketinggalan budaya). Yg lebih penting memperhitungkan risiko ini supaya tidak merugikan. Dan memilih yg paling optimum keuntungannya. Bahwa suatu saat akan rusak itu bisa dipastikan terjadi, hanya kapan terjadinya kita perlu perhitungkan masak-masak. Justru ini tantangan bagi geologist Indonesia utk lebih mengerti kondisi geologi Indonesia supaya mampu melakukan dan mampu membangun dengan mitigasi yang benar. Kalau terlalu fobia dan terlalu ketakutan kondisi geologinya ya selamnya kita tidak akan melakukan apapun. Menurut saya ilmu geologi dan juga ilmu lain dalam mitigasinya perlu menyatakan secara positip kapan saat terbaik utk melakukannya. Bukan hanya untuk mengatakan tidak perlu melakukannya. "Drill or not to drill ?" Saya sering cenderung mengatakan "drill", karena yg mendapatkan keuntungan yg drill. "Do or not to do?" Just do it ... That's how we learn. Rdp On Sunday, October 7, 2012, wrote: > > Kayaknya dg tektonik yg gak stabil ditambah adanya krakatau diantaranya, pembuatan jembatan kok high risk
Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
JSS sudah setengah abad menjadi wacana, cermin lambatnya pengambilan keputusan di negeri ini, semoga segera terwujud demi percepatan dan pemerataan ekonomi jawa-sumatra, terlepas dari bencana geologi yg seharusnya dapat di-mitigasi. TEMPO.CO, Jakarta - Rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda sebenarnya bukan gagasan baru. Gagasan untuk menghubungkan Sumatera dan Jawa yang terpisahkan oleh Selat Sunda sudah muncul sejak tahun 1960. Bagaimana pembicaraan soal proyek monumental ini dari masa ke masa? 1960 Profesor Sedyatmo dari ITB mengusulkan konsep menghubungkan Pulau Sumatera-Jawa-Bali yang disebut Tri Nusa Bima Sakti 1965 ITB memamerkan visualisasi Jembatan Selat Sunda di Gedung Pola, Jakarta, dalam peringatan HUT RI ke-20. 1986 Presiden Soeharto menunjuk Menteri Negara Riset dan Teknologi sekaligus Kepala BPPT, BJ Habibie, mengkaji konsep Tri Nusa Bima Sakti. 1988-1992 Kementerian Pekerjaan Umum dan BPPT melaksanakan studi dibiayai Japan International Cooperation Agency hingga Rp 1,5 miliar per tahun. Tiga alternatif dikaji, yakni membangun pelabuhan, terowongan (52 kilometer), dan jembatan (29 kilometer). 1997 Presiden Soeharto memilih Jembatan karena lebih monumental. Habibie memerintahkan Wiratman Wangsadinata, guru besar dari ITB, agar melakukan riset teknologi jembatan ke Eropa. Berdasarkan kajian, dibutuhkan antara lain 17 ribu ton baja serta 50 ribu tenaga kerja pengelas dengan biaya Rp 100 triliun. 1998 Proyek mandek karena krisis ekonomi dan politik. 2004 Tomy Winata, pemilik grup usaha Artha Graha, menggandeng Wiratman. 2007 Grup Artha Graha bersama Pemerintah Banten dan Lampung membentuk konsorsium PT Graha Banten Lampung Sejahtera yang mayoritas sahamnya dikuasai grup Artha Graha. Hadir Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa dan Kepala Bappenas Paskah Suzetta. 2008 Konsorsium melakukan presentasi di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan kabinet. 2009 - Konsorsium menyerahkan hasil prastudi kelayakan kepada pemerintah. - ITS menolak pembangunan jembatan. 2011 Terbit Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda. Peraturan ini menetapkan konsorsium sebagai pemrakarsa proyek dan penggarap proyek studi kelayakan dengan biaya sendiri. 2012 - Wiratman memprotes konsorsium yang menggandeng perusahaan Cina untuk menggarap studi kelayakan. Ia ingin proyek sepenuhnya digarap oleh bangsa sendiri. - Menteri Keuangan Agus Martowardojo meminta Perpres Nomor 86 direvisi. Ia mengusulkan studi kelayakan dibiayai negara. - Konsorsium mengirimkan surat kepada pemerintah tertanggal 24 Juli 2012 supaya Perpres Nomor 86 tak diubah. salam, FB Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: aluthfi...@gmail.com Date: Sat, 6 Oct 2012 02:02:10 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Iya Bung Vick. Negeri Sakura yg penuh resikopun bejibun gedung bertingkat dan juga jembatan penghubung pulau. Ya bisa juga bangsa kita risk avoider, yuuk kita menuju risk averse, kalau ke risk taker belajar dulu lah dengan menjadi risk averse. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari Date: Sat, 6 Oct 2012 08:39:49 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Soal risiko saya rasa tidak ada yg tidak berrisiko di Indonesia ini. Bahkan tidak melakukannya apapun juga berisiko. Berisiko ketinggalan kereta (ketinggalan budaya). Yg lebih penting memperhitungkan risiko ini supaya tidak merugikan. Dan memilih yg paling optimum keuntungannya. Bahwa suatu saat akan rusak itu bisa dipastikan terjadi, hanya kapan terjadinya kita perlu perhitungkan masak-masak. Justru ini tantangan bagi geologist Indonesia utk lebih mengerti kondisi geologi Indonesia supaya mampu melakukan dan mampu membangun dengan mitigasi yang benar. Kalau terlalu fobia dan terlalu ketakutan kondisi geologinya ya selamnya kita tidak akan melakukan apapun. Menurut saya ilmu geologi dan juga ilmu lain dalam mitigasinya perlu menyatakan secara positip kapan saat terbaik utk melakukannya. Bukan hanya untuk mengatakan tidak perlu melakukannya. "Drill or not to drill ?" Saya sering cenderung mengatakan "drill", karena yg mendapatkan keuntungan yg drill. "Do or not to do?" Just do it ... That's how we learn. Rdp On Sunday, October 7, 2012, wrote: > > Kayaknya dg tektonik yg gak stabil ditambah adanya krakatau diantaranya, pembuatan jembatan kok high risk ya spt pemboran yg gak memenuhi parameter petroleum system gitu, he3 > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > From: "Ismail" > Date: Sat, 6 Oct 2012 00:16:28 +0000 > To: > ReplyTo: > Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda > Ide menghubungkan jawa sumantrah ini sdh lama , sejak tahun 80 an bahkan sd
Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Iya Bung Vick. Negeri Sakura yg penuh resikopun bejibun gedung bertingkat dan juga jembatan penghubung pulau. Ya bisa juga bangsa kita risk avoider, yuuk kita menuju risk averse, kalau ke risk taker belajar dulu lah dengan menjadi risk averse. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari Date: Sat, 6 Oct 2012 08:39:49 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Soal risiko saya rasa tidak ada yg tidak berrisiko di Indonesia ini. Bahkan tidak melakukannya apapun juga berisiko. Berisiko ketinggalan kereta (ketinggalan budaya). Yg lebih penting memperhitungkan risiko ini supaya tidak merugikan. Dan memilih yg paling optimum keuntungannya. Bahwa suatu saat akan rusak itu bisa dipastikan terjadi, hanya kapan terjadinya kita perlu perhitungkan masak-masak. Justru ini tantangan bagi geologist Indonesia utk lebih mengerti kondisi geologi Indonesia supaya mampu melakukan dan mampu membangun dengan mitigasi yang benar. Kalau terlalu fobia dan terlalu ketakutan kondisi geologinya ya selamnya kita tidak akan melakukan apapun. Menurut saya ilmu geologi dan juga ilmu lain dalam mitigasinya perlu menyatakan secara positip kapan saat terbaik utk melakukannya. Bukan hanya untuk mengatakan tidak perlu melakukannya. "Drill or not to drill ?" Saya sering cenderung mengatakan "drill", karena yg mendapatkan keuntungan yg drill. "Do or not to do?" Just do it ... That's how we learn. Rdp On Sunday, October 7, 2012, wrote: > > Kayaknya dg tektonik yg gak stabil ditambah adanya krakatau diantaranya, pembuatan jembatan kok high risk ya spt pemboran yg gak memenuhi parameter petroleum system gitu, he3 > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > From: "Ismail" > Date: Sat, 6 Oct 2012 00:16:28 +0000 > To: > ReplyTo: > Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda > Ide menghubungkan jawa sumantrah ini sdh lama , sejak tahun 80 an bahkan sdh ada kajian kajian dr berbagai aspek sejak itu telah banyak forum forum yg diadakan untuk membahas masalah ini dari berbagai aspek,, bebrapa alternatif diusulkan apakah memperbesar kapasitas pelabuhan , bangun jembatan bahkan sampai bikin Terowongan semua dikaji dari segi kondisi lingk, teknologi dan keekonomianya/biaya sampai sosialnya , dan juga termasuk rencana untuk. Ngebangun jaringan kabel listrik lintas jawa sumantrah { siapa tahu renc bangun PLTN di banbel jadi shg listriknya bisa dialirkan ke jawi } . > Ujung ujungnya semuanya ke biaya , pilihan terakhir spt nya akan dibangun jembatan kabarnya untuk pembangunan ini tidak akan dianggarkan ke APBN kalau tidak dg APBN berarti model investasi swasta spt pemb jalan tol , bagi investor tentunya lagi main etung etungan untung ruginya > Sebetulnya APBN kita itu sdh 1600 an T masak nyisakan dikit untuk ngebangun jembatan saja tidak bisa > > Sent by Liamsi's Mobile Phone > > From: Rovicky Dwi Putrohari > Date: Sat, 6 Oct 2012 06:39:26 +0700 > To: iagi-net@iagi.or.id > ReplyTo: > Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda > Terimakasih infonya Pak Eddy, > Mungkin karena penyelenggaranya UI, dimana hanya UI dan UGM yg memiliki Fakultas Geografi, sehingga mereka (UI) juga ingin mengunggulkan Fakultasnya Geografinya. Barangkali saja yg akan dibahas sisi geografisnya (kependudukan dan sisi sosiogeografinya) cmiiw. > > Sebenernya sisi yg dibahas dalam pembangunan jembatan selat Sunda ini banyak sekali. Tidak hanya geologi. Seperti yg diberitahukan oleh Pak Ipranta, Ketua Bid Kebencanaan PP IAGI. Pembahasan khusus geologi akan dibahas disitu. > > Salah satu pertanyaan sisi sosio kulturalnya adalah 'mengapa dibangun jembatan, kenapa kok bukan diperbaharui dan ditingkatkan pelabuhan dan pelayarannya ? Bukannya Indonesia negeri Maritim ?' > > Dari sisi geologi, kemarin sewaktu PIT di jogja dalam booth juga dipamerkan riset geologi oleh Geologi Marine ttg lintasan seismic dangkal yg sudah dianalisa. Saya dan Danny Hilman sempat berdiskusi lama di booth ini. Danny concern adanya gawir curam yg dicurigai patahan. Tapi setelah saya tengok seismic asli lainnya, gawir istu membatasi endapan2 hasil periodisitas vulkanisme di daerah ini. > > Sangat menarik mengetahui geologi daerah ini, ada endapan vulkanik hasil gunungapi dipantai barat Jawa, asik juga mempelajari geologi kuarter 'sub aqueous'. > > Jadi saya kira bukannya geologi diabaikan tetapi konsen seminarnya mungkin bukan kondisi bawah permukaan. > Memang barangkali sentilan Pak Eddy ini menjadi satu ide utk IAGI ikut mengadakan seminar atau talk khusus ttg jembatan selat Sunda. Apakah sudah ada anggota IAGI yg siap materi utk kita diskusikan dalam panel diskusi ? > > Salam sukses ! > Rdp > > >
Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Umur bangunan juga ada batasnya pak, biasanya dihitung 20-30th, stlh itu dibongkar. Kalau perawatan bagus, yaa sampai 50th lah. Itungan gempa merusak melalui sesar aktif dpt dibuat sebagai prediksi awal, paling tidak pakai zonasi gempa yang dihitung ulang setiap 5th, berdasar aktifitas gempa regional Indonesia. Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari Date: Sat, 6 Oct 2012 08:52:47 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Soal risiko saya rasa tidak ada yg tidak berrisiko di Indonesia ini. Bahkan tidak melakukannya apapun juga berisiko. Berisiko ketinggalan kereta (ketinggalan budaya). Yg lebih penting memperhitungkan risiko ini supaya tidak merugikan. Dan memilih yg paling optimum keuntungannya. Bahwa suatu saat akan rusak itu bisa dipastikan terjadi, hanya kapan terjadinya kita perlu perhitungkan masak-masak. Justru ini tantangan bagi geologist Indonesia utk lebih mengerti kondisi geologi Indonesia supaya mampu melakukan dan mampu membangun dengan mitigasi yang benar. Kalau terlalu fobia dan terlalu ketakutan kondisi geologinya ya selamnya kita tidak akan melakukan apapun. Menurut saya ilmu geologi dan juga ilmu lain dalam mitigasinya perlu menyatakan secara positip kapan saat terbaik utk melakukannya. Bukan hanya untuk mengatakan tidak perlu melakukannya. "Drill or not to drill ?" Saya sering cenderung mengatakan "drill", karena yg mendapatkan keuntungan yg drill. "Do or not to do?" Just do it ... That's how we learn. Rdp On Sunday, October 7, 2012, wrote: > > Kayaknya dg tektonik yg gak stabil ditambah adanya krakatau diantaranya, pembuatan jembatan kok high risk ya spt pemboran yg gak memenuhi parameter petroleum system gitu, he3 > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > From: "Ismail" > Date: Sat, 6 Oct 2012 00:16:28 +0000 > To: > ReplyTo: > Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda > Ide menghubungkan jawa sumantrah ini sdh lama , sejak tahun 80 an bahkan sdh ada kajian kajian dr berbagai aspek sejak itu telah banyak forum forum yg diadakan untuk membahas masalah ini dari berbagai aspek,, bebrapa alternatif diusulkan apakah memperbesar kapasitas pelabuhan , bangun jembatan bahkan sampai bikin Terowongan semua dikaji dari segi kondisi lingk, teknologi dan keekonomianya/biaya sampai sosialnya , dan juga termasuk rencana untuk. Ngebangun jaringan kabel listrik lintas jawa sumantrah { siapa tahu renc bangun PLTN di banbel jadi shg listriknya bisa dialirkan ke jawi } . > Ujung ujungnya semuanya ke biaya , pilihan terakhir spt nya akan dibangun jembatan kabarnya untuk pembangunan ini tidak akan dianggarkan ke APBN kalau tidak dg APBN berarti model investasi swasta spt pemb jalan tol , bagi investor tentunya lagi main etung etungan untung ruginya > Sebetulnya APBN kita itu sdh 1600 an T masak nyisakan dikit untuk ngebangun jembatan saja tidak bisa > > Sent by Liamsi's Mobile Phone > > From: Rovicky Dwi Putrohari > Date: Sat, 6 Oct 2012 06:39:26 +0700 > To: iagi-net@iagi.or.id > ReplyTo: > Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda > Terimakasih infonya Pak Eddy, > Mungkin karena penyelenggaranya UI, dimana hanya UI dan UGM yg memiliki Fakultas Geografi, sehingga mereka (UI) juga ingin mengunggulkan Fakultasnya Geografinya. Barangkali saja yg akan dibahas sisi geografisnya (kependudukan dan sisi sosiogeografinya) cmiiw. > > Sebenernya sisi yg dibahas dalam pembangunan jembatan selat Sunda ini banyak sekali. Tidak hanya geologi. Seperti yg diberitahukan oleh Pak Ipranta, Ketua Bid Kebencanaan PP IAGI. Pembahasan khusus geologi akan dibahas disitu. > > Salah satu pertanyaan sisi sosio kulturalnya adalah 'mengapa dibangun jembatan, kenapa kok bukan diperbaharui dan ditingkatkan pelabuhan dan pelayarannya ? Bukannya Indonesia negeri Maritim ?' > > Dari sisi geologi, kemarin sewaktu PIT di jogja dalam booth juga dipamerkan riset geologi oleh Geologi Marine ttg lintasan seismic dangkal yg sudah dianalisa. Saya dan Danny Hilman sempat berdiskusi lama di booth ini. Danny concern adanya gawir curam yg dicurigai patahan. Tapi setelah saya tengok seismic asli lainnya, gawir istu membatasi endapan2 hasil periodisitas vulkanisme di daerah ini. > > Sangat menarik mengetahui geologi daerah ini, ada endapan vulkanik hasil gunungapi dipantai barat Jawa, asik juga mempelajari geologi kuarter 'sub aqueous'. > > Jadi saya kira bukannya geologi diabaikan tetapi konsen seminarnya mungkin bukan kondisi bawah permukaan. > Memang barangkali sentilan Pak Eddy ini menjadi satu ide utk IAGI ikut mengadakan seminar atau talk khusus ttg jembatan selat Sunda. Apakah sudah ada anggota IAGI yg siap materi utk kita diskusikan dalam panel diskus
Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Soal risiko saya rasa tidak ada yg tidak berrisiko di Indonesia ini. Bahkan tidak melakukannya apapun juga berisiko. Berisiko ketinggalan kereta (ketinggalan budaya). Yg lebih penting memperhitungkan risiko ini supaya tidak merugikan. Dan memilih yg paling optimum keuntungannya. Bahwa suatu saat akan rusak itu bisa dipastikan terjadi, hanya kapan terjadinya kita perlu perhitungkan masak-masak. Justru ini tantangan bagi geologist Indonesia utk lebih mengerti kondisi geologi Indonesia supaya mampu melakukan dan mampu membangun dengan mitigasi yang benar. Kalau terlalu fobia dan terlalu ketakutan kondisi geologinya ya selamnya kita tidak akan melakukan apapun. Menurut saya ilmu geologi dan juga ilmu lain dalam mitigasinya perlu menyatakan secara positip kapan saat terbaik utk melakukannya. Bukan hanya untuk mengatakan tidak perlu melakukannya. "Drill or not to drill ?" Saya sering cenderung mengatakan "drill", karena yg mendapatkan keuntungan yg drill. "Do or not to do?" Just do it ... That's how we learn. Rdp On Sunday, October 7, 2012, wrote: > > Kayaknya dg tektonik yg gak stabil ditambah adanya krakatau diantaranya, pembuatan jembatan kok high risk ya spt pemboran yg gak memenuhi parameter petroleum system gitu, he3 > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > From: "Ismail" > Date: Sat, 6 Oct 2012 00:16:28 +0000 > To: > ReplyTo: > Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda > Ide menghubungkan jawa sumantrah ini sdh lama , sejak tahun 80 an bahkan sdh ada kajian kajian dr berbagai aspek sejak itu telah banyak forum forum yg diadakan untuk membahas masalah ini dari berbagai aspek,, bebrapa alternatif diusulkan apakah memperbesar kapasitas pelabuhan , bangun jembatan bahkan sampai bikin Terowongan semua dikaji dari segi kondisi lingk, teknologi dan keekonomianya/biaya sampai sosialnya , dan juga termasuk rencana untuk. Ngebangun jaringan kabel listrik lintas jawa sumantrah { siapa tahu renc bangun PLTN di banbel jadi shg listriknya bisa dialirkan ke jawi } . > Ujung ujungnya semuanya ke biaya , pilihan terakhir spt nya akan dibangun jembatan kabarnya untuk pembangunan ini tidak akan dianggarkan ke APBN kalau tidak dg APBN berarti model investasi swasta spt pemb jalan tol , bagi investor tentunya lagi main etung etungan untung ruginya > Sebetulnya APBN kita itu sdh 1600 an T masak nyisakan dikit untuk ngebangun jembatan saja tidak bisa > > Sent by Liamsi's Mobile Phone > > From: Rovicky Dwi Putrohari > Date: Sat, 6 Oct 2012 06:39:26 +0700 > To: iagi-net@iagi.or.id > ReplyTo: > Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda > Terimakasih infonya Pak Eddy, > Mungkin karena penyelenggaranya UI, dimana hanya UI dan UGM yg memiliki Fakultas Geografi, sehingga mereka (UI) juga ingin mengunggulkan Fakultasnya Geografinya. Barangkali saja yg akan dibahas sisi geografisnya (kependudukan dan sisi sosiogeografinya) cmiiw. > > Sebenernya sisi yg dibahas dalam pembangunan jembatan selat Sunda ini banyak sekali. Tidak hanya geologi. Seperti yg diberitahukan oleh Pak Ipranta, Ketua Bid Kebencanaan PP IAGI. Pembahasan khusus geologi akan dibahas disitu. > > Salah satu pertanyaan sisi sosio kulturalnya adalah 'mengapa dibangun jembatan, kenapa kok bukan diperbaharui dan ditingkatkan pelabuhan dan pelayarannya ? Bukannya Indonesia negeri Maritim ?' > > Dari sisi geologi, kemarin sewaktu PIT di jogja dalam booth juga dipamerkan riset geologi oleh Geologi Marine ttg lintasan seismic dangkal yg sudah dianalisa. Saya dan Danny Hilman sempat berdiskusi lama di booth ini. Danny concern adanya gawir curam yg dicurigai patahan. Tapi setelah saya tengok seismic asli lainnya, gawir istu membatasi endapan2 hasil periodisitas vulkanisme di daerah ini. > > Sangat menarik mengetahui geologi daerah ini, ada endapan vulkanik hasil gunungapi dipantai barat Jawa, asik juga mempelajari geologi kuarter 'sub aqueous'. > > Jadi saya kira bukannya geologi diabaikan tetapi konsen seminarnya mungkin bukan kondisi bawah permukaan. > Memang barangkali sentilan Pak Eddy ini menjadi satu ide utk IAGI ikut mengadakan seminar atau talk khusus ttg jembatan selat Sunda. Apakah sudah ada anggota IAGI yg siap materi utk kita diskusikan dalam panel diskusi ? > > Salam sukses ! > Rdp > > > > > On Sunday, October 7, 2012, Eddy Subroto wrote: >> Mas Rovicky dan teman-teman anggota IAGI yang terhormat, >> >> Pagi tadi, saya mendapat undangan sbb.: >> Universitas Indonesia dan Majalah GATRA dengan hormat mengundang Bapak >> untuk menghadiri kegiatan DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA "Karya Anak >> Bangsa dan Peluang Pembangunan Antarpulau" yang akan dilaksanakan pada: >> >> Hari, Tanggal : Kamis, 11 Oktober 201
Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Soal risiko saya rasa tidak ada yg tidak berrisiko di Indonesia ini. Bahkan tidak melakukannya apapun juga berisiko. Berisiko ketinggalan kereta (ketinggalan budaya). Yg lebih penting memperhitungkan risiko ini supaya tidak merugikan. Dan memilih yg paling optimum keuntungannya. Bahwa suatu saat akan rusak itu bisa dipastikan terjadi, hanya kapan terjadinya kita perlu perhitungkan masak-masak. Justru ini tantangan bagi geologist Indonesia utk lebih mengerti kondisi geologi Indonesia supaya mampu melakukan dan mampu membangun dengan mitigasi yang benar. Kalau terlalu fobia dan terlalu ketakutan kondisi geologinya ya selamnya kita tidak akan melakukan apapun. Menurut saya ilmu geologi dan juga ilmu lain dalam mitigasinya perlu menyatakan secara positip kapan saat terbaik utk melakukannya. Bukan hanya untuk mengatakan tidak perlu melakukannya. "Drill or not to drill ?" Saya sering cenderung mengatakan "drill", karena yg mendapatkan keuntungan yg drill. "Do or not to do?" Just do it ... That's how we learn. Rdp On Sunday, October 7, 2012, wrote: > > Kayaknya dg tektonik yg gak stabil ditambah adanya krakatau diantaranya, pembuatan jembatan kok high risk ya spt pemboran yg gak memenuhi parameter petroleum system gitu, he3 > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > From: "Ismail" > Date: Sat, 6 Oct 2012 00:16:28 +0000 > To: > ReplyTo: > Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda > Ide menghubungkan jawa sumantrah ini sdh lama , sejak tahun 80 an bahkan sdh ada kajian kajian dr berbagai aspek sejak itu telah banyak forum forum yg diadakan untuk membahas masalah ini dari berbagai aspek,, bebrapa alternatif diusulkan apakah memperbesar kapasitas pelabuhan , bangun jembatan bahkan sampai bikin Terowongan semua dikaji dari segi kondisi lingk, teknologi dan keekonomianya/biaya sampai sosialnya , dan juga termasuk rencana untuk. Ngebangun jaringan kabel listrik lintas jawa sumantrah { siapa tahu renc bangun PLTN di banbel jadi shg listriknya bisa dialirkan ke jawi } . > Ujung ujungnya semuanya ke biaya , pilihan terakhir spt nya akan dibangun jembatan kabarnya untuk pembangunan ini tidak akan dianggarkan ke APBN kalau tidak dg APBN berarti model investasi swasta spt pemb jalan tol , bagi investor tentunya lagi main etung etungan untung ruginya > Sebetulnya APBN kita itu sdh 1600 an T masak nyisakan dikit untuk ngebangun jembatan saja tidak bisa > > Sent by Liamsi's Mobile Phone > > From: Rovicky Dwi Putrohari > Date: Sat, 6 Oct 2012 06:39:26 +0700 > To: iagi-net@iagi.or.id > ReplyTo: > Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda > Terimakasih infonya Pak Eddy, > Mungkin karena penyelenggaranya UI, dimana hanya UI dan UGM yg memiliki Fakultas Geografi, sehingga mereka (UI) juga ingin mengunggulkan Fakultasnya Geografinya. Barangkali saja yg akan dibahas sisi geografisnya (kependudukan dan sisi sosiogeografinya) cmiiw. > > Sebenernya sisi yg dibahas dalam pembangunan jembatan selat Sunda ini banyak sekali. Tidak hanya geologi. Seperti yg diberitahukan oleh Pak Ipranta, Ketua Bid Kebencanaan PP IAGI. Pembahasan khusus geologi akan dibahas disitu. > > Salah satu pertanyaan sisi sosio kulturalnya adalah 'mengapa dibangun jembatan, kenapa kok bukan diperbaharui dan ditingkatkan pelabuhan dan pelayarannya ? Bukannya Indonesia negeri Maritim ?' > > Dari sisi geologi, kemarin sewaktu PIT di jogja dalam booth juga dipamerkan riset geologi oleh Geologi Marine ttg lintasan seismic dangkal yg sudah dianalisa. Saya dan Danny Hilman sempat berdiskusi lama di booth ini. Danny concern adanya gawir curam yg dicurigai patahan. Tapi setelah saya tengok seismic asli lainnya, gawir istu membatasi endapan2 hasil periodisitas vulkanisme di daerah ini. > > Sangat menarik mengetahui geologi daerah ini, ada endapan vulkanik hasil gunungapi dipantai barat Jawa, asik juga mempelajari geologi kuarter 'sub aqueous'. > > Jadi saya kira bukannya geologi diabaikan tetapi konsen seminarnya mungkin bukan kondisi bawah permukaan. > Memang barangkali sentilan Pak Eddy ini menjadi satu ide utk IAGI ikut mengadakan seminar atau talk khusus ttg jembatan selat Sunda. Apakah sudah ada anggota IAGI yg siap materi utk kita diskusikan dalam panel diskusi ? > > Salam sukses ! > Rdp > > > > > On Sunday, October 7, 2012, Eddy Subroto wrote: >> Mas Rovicky dan teman-teman anggota IAGI yang terhormat, >> >> Pagi tadi, saya mendapat undangan sbb.: >> Universitas Indonesia dan Majalah GATRA dengan hormat mengundang Bapak >> untuk menghadiri kegiatan DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA "Karya Anak >> Bangsa dan Peluang Pembangunan Antarpulau" yang akan dilaksanakan pada: >> >> Hari, Tanggal : Kamis, 11 Oktober 201
Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
mantan gedung tertinggi di dunia Tower 1001 di Taiwan pondasinya tepat di atas fault aktif dgn rekayasa bangunan tersebut aman sampai sekarang. 2012/10/6 > ** > > Kayaknya dg tektonik yg gak stabil ditambah adanya krakatau diantaranya, > pembuatan jembatan kok high risk ya spt pemboran yg gak memenuhi parameter > petroleum system gitu, he3 > > Powered by Telkomsel BlackBerry® > -- > *From: * "Ismail" > *Date: *Sat, 6 Oct 2012 00:16:28 + > *To: * > *ReplyTo: * > *Subject: *Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda > > Ide menghubungkan jawa sumantrah ini sdh lama , sejak tahun 80 an bahkan > sdh ada kajian kajian dr berbagai aspek sejak itu telah banyak forum forum > yg diadakan untuk membahas masalah ini dari berbagai aspek,, bebrapa > alternatif diusulkan apakah memperbesar kapasitas pelabuhan , bangun > jembatan bahkan sampai bikin Terowongan semua dikaji dari segi kondisi > lingk, teknologi dan keekonomianya/biaya sampai sosialnya , dan juga > termasuk rencana untuk. Ngebangun jaringan kabel listrik lintas jawa > sumantrah { siapa tahu renc bangun PLTN di banbel jadi shg listriknya bisa > dialirkan ke jawi } . > Ujung ujungnya semuanya ke biaya , pilihan terakhir spt nya akan dibangun > jembatan kabarnya untuk pembangunan ini tidak akan dianggarkan ke APBN > kalau tidak dg APBN berarti model investasi swasta spt pemb jalan tol , > bagi investor tentunya lagi main etung etungan untung ruginya > Sebetulnya APBN kita itu sdh 1600 an T masak nyisakan dikit untuk > ngebangun jembatan saja tidak bisa > > Sent by Liamsi's Mobile Phone > -- > *From: * Rovicky Dwi Putrohari > *Date: *Sat, 6 Oct 2012 06:39:26 +0700 > *To: *iagi-net@iagi.or.id > *ReplyTo: * > *Subject: *Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda > > Terimakasih infonya Pak Eddy, > Mungkin karena penyelenggaranya UI, dimana hanya UI dan UGM yg memiliki > Fakultas Geografi, sehingga mereka (UI) juga ingin mengunggulkan > Fakultasnya Geografinya. Barangkali saja yg akan dibahas sisi geografisnya > (kependudukan dan sisi sosiogeografinya) cmiiw. > > Sebenernya sisi yg dibahas dalam pembangunan jembatan selat Sunda ini > banyak sekali. Tidak hanya geologi. Seperti yg diberitahukan oleh Pak > Ipranta, Ketua Bid Kebencanaan PP IAGI. Pembahasan khusus geologi akan > dibahas disitu. > > Salah satu pertanyaan sisi sosio kulturalnya adalah 'mengapa dibangun > jembatan, kenapa kok bukan diperbaharui dan ditingkatkan pelabuhan dan > pelayarannya ? Bukannya Indonesia negeri Maritim ?' > > Dari sisi geologi, kemarin sewaktu PIT di jogja dalam booth juga > dipamerkan riset geologi oleh Geologi Marine ttg lintasan seismic dangkal > yg sudah dianalisa. Saya dan Danny Hilman sempat berdiskusi lama di booth > ini. Danny concern adanya gawir curam yg dicurigai patahan. Tapi setelah > saya tengok seismic asli lainnya, gawir istu membatasi endapan2 hasil > periodisitas vulkanisme di daerah ini. > > Sangat menarik mengetahui geologi daerah ini, ada endapan vulkanik hasil > gunungapi dipantai barat Jawa, asik juga mempelajari geologi kuarter 'sub > aqueous'. > > Jadi saya kira bukannya geologi diabaikan tetapi konsen seminarnya mungkin > bukan kondisi bawah permukaan. > Memang barangkali sentilan Pak Eddy ini menjadi satu ide utk IAGI ikut > mengadakan seminar atau talk khusus ttg jembatan selat Sunda. Apakah sudah > ada anggota IAGI yg siap materi utk kita diskusikan dalam panel diskusi ? > > Salam sukses ! > Rdp > > > > > On Sunday, October 7, 2012, Eddy Subroto wrote: > > Mas Rovicky dan teman-teman anggota IAGI yang terhormat, > > > > Pagi tadi, saya mendapat undangan sbb.: > > Universitas Indonesia dan Majalah GATRA dengan hormat mengundang Bapak > > untuk menghadiri kegiatan DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA "Karya Anak > > Bangsa dan Peluang Pembangunan Antarpulau" yang akan dilaksanakan pada: > > > > Hari, Tanggal : Kamis, 11 Oktober 2012 pukul 08.00 - 15.30 WIB > > Tempat : Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok-Jawa Barat* > > > > *Berikut kami lampirkan surat undangan, lembar konfirmasi, dan daftar > > undangan. > > > > Yang menarik bagi saya, di daftar undangan ada kelompok asosiasi profesi > > dan yang terundang adalah: > > 1. Ikatan Ahli Transportasi > > 2. Ikatan Ahli Perencana > > 3. Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia > > 4. Ikatan Ahli Konstruksi > > 5. Ikatan Geografi Indonesia > > 6. KADIN > > 7. INKINDO > > > > Kok aneh ya IAGI tidak termasuk dalam daftar undangan. Pertanyaannya > > apakah UI dan majalah Gatra tidak tahu peran ahli
Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Soal risiko saya rasa tidak ada yg tidak berrisiko di Indonesia ini. Bahkan tidak melakukannya apapun juga berisiko. Berisiko ketinggalan kereta (ketinggalan budaya). Yg lebih penting memperhitungkan risiko ini supaya tidak merugikan. Dan memilih yg paling optimum keuntungannya. Bahwa suatu saat akan rusak itu bisa dipastikan terjadi, hanya kapan terjadinya kita perlu perhitungkan masak-masak. Justru ini tantangan bagi geologist Indonesia utk lebih mengerti kondisi geologi Indonesia supaya mampu melakukan dan mampu membangun dengan mitigasi yang benar. Kalau terlalu fobia dan terlalu ketakutan kondisi geologinya ya selamnya kita tidak akan melakukan apapun. Menurut saya ilmu geologi dan juga ilmu lain dalam mitigasinya perlu menyatakan secara positip kapan saat terbaik utk melakukannya. Bukan hanya untuk mengatakan tidak perlu melakukannya. "Drill or not to drill ?" Saya sering cenderung mengatakan "drill", karena yg mendapatkan keuntungan yg drill. "Do or not to do?" Just do it ... That's how we learn. Rdp On Sunday, October 7, 2012, wrote: > > Kayaknya dg tektonik yg gak stabil ditambah adanya krakatau diantaranya, pembuatan jembatan kok high risk ya spt pemboran yg gak memenuhi parameter petroleum system gitu, he3 > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > From: "Ismail" > Date: Sat, 6 Oct 2012 00:16:28 +0000 > To: > ReplyTo: > Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda > Ide menghubungkan jawa sumantrah ini sdh lama , sejak tahun 80 an bahkan sdh ada kajian kajian dr berbagai aspek sejak itu telah banyak forum forum yg diadakan untuk membahas masalah ini dari berbagai aspek,, bebrapa alternatif diusulkan apakah memperbesar kapasitas pelabuhan , bangun jembatan bahkan sampai bikin Terowongan semua dikaji dari segi kondisi lingk, teknologi dan keekonomianya/biaya sampai sosialnya , dan juga termasuk rencana untuk. Ngebangun jaringan kabel listrik lintas jawa sumantrah { siapa tahu renc bangun PLTN di banbel jadi shg listriknya bisa dialirkan ke jawi } . > Ujung ujungnya semuanya ke biaya , pilihan terakhir spt nya akan dibangun jembatan kabarnya untuk pembangunan ini tidak akan dianggarkan ke APBN kalau tidak dg APBN berarti model investasi swasta spt pemb jalan tol , bagi investor tentunya lagi main etung etungan untung ruginya > Sebetulnya APBN kita itu sdh 1600 an T masak nyisakan dikit untuk ngebangun jembatan saja tidak bisa > > Sent by Liamsi's Mobile Phone > > From: Rovicky Dwi Putrohari > Date: Sat, 6 Oct 2012 06:39:26 +0700 > To: iagi-net@iagi.or.id > ReplyTo: > Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda > Terimakasih infonya Pak Eddy, > Mungkin karena penyelenggaranya UI, dimana hanya UI dan UGM yg memiliki Fakultas Geografi, sehingga mereka (UI) juga ingin mengunggulkan Fakultasnya Geografinya. Barangkali saja yg akan dibahas sisi geografisnya (kependudukan dan sisi sosiogeografinya) cmiiw. > > Sebenernya sisi yg dibahas dalam pembangunan jembatan selat Sunda ini banyak sekali. Tidak hanya geologi. Seperti yg diberitahukan oleh Pak Ipranta, Ketua Bid Kebencanaan PP IAGI. Pembahasan khusus geologi akan dibahas disitu. > > Salah satu pertanyaan sisi sosio kulturalnya adalah 'mengapa dibangun jembatan, kenapa kok bukan diperbaharui dan ditingkatkan pelabuhan dan pelayarannya ? Bukannya Indonesia negeri Maritim ?' > > Dari sisi geologi, kemarin sewaktu PIT di jogja dalam booth juga dipamerkan riset geologi oleh Geologi Marine ttg lintasan seismic dangkal yg sudah dianalisa. Saya dan Danny Hilman sempat berdiskusi lama di booth ini. Danny concern adanya gawir curam yg dicurigai patahan. Tapi setelah saya tengok seismic asli lainnya, gawir istu membatasi endapan2 hasil periodisitas vulkanisme di daerah ini. > > Sangat menarik mengetahui geologi daerah ini, ada endapan vulkanik hasil gunungapi dipantai barat Jawa, asik juga mempelajari geologi kuarter 'sub aqueous'. > > Jadi saya kira bukannya geologi diabaikan tetapi konsen seminarnya mungkin bukan kondisi bawah permukaan. > Memang barangkali sentilan Pak Eddy ini menjadi satu ide utk IAGI ikut mengadakan seminar atau talk khusus ttg jembatan selat Sunda. Apakah sudah ada anggota IAGI yg siap materi utk kita diskusikan dalam panel diskusi ? > > Salam sukses ! > Rdp > > > > > On Sunday, October 7, 2012, Eddy Subroto wrote: >> Mas Rovicky dan teman-teman anggota IAGI yang terhormat, >> >> Pagi tadi, saya mendapat undangan sbb.: >> Universitas Indonesia dan Majalah GATRA dengan hormat mengundang Bapak >> untuk menghadiri kegiatan DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA "Karya Anak >> Bangsa dan Peluang Pembangunan Antarpulau" yang akan dilaksanakan pada: >> >> Hari, Tanggal : Kamis, 11 Oktober 201
Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Kayaknya dg tektonik yg gak stabil ditambah adanya krakatau diantaranya, pembuatan jembatan kok high risk ya spt pemboran yg gak memenuhi parameter petroleum system gitu, he3 Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: "Ismail" Date: Sat, 6 Oct 2012 00:16:28 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Ide menghubungkan jawa sumantrah ini sdh lama , sejak tahun 80 an bahkan sdh ada kajian kajian dr berbagai aspek sejak itu telah banyak forum forum yg diadakan untuk membahas masalah ini dari berbagai aspek,, bebrapa alternatif diusulkan apakah memperbesar kapasitas pelabuhan , bangun jembatan bahkan sampai bikin Terowongan semua dikaji dari segi kondisi lingk, teknologi dan keekonomianya/biaya sampai sosialnya , dan juga termasuk rencana untuk. Ngebangun jaringan kabel listrik lintas jawa sumantrah { siapa tahu renc bangun PLTN di banbel jadi shg listriknya bisa dialirkan ke jawi } . Ujung ujungnya semuanya ke biaya , pilihan terakhir spt nya akan dibangun jembatan kabarnya untuk pembangunan ini tidak akan dianggarkan ke APBN kalau tidak dg APBN berarti model investasi swasta spt pemb jalan tol , bagi investor tentunya lagi main etung etungan untung ruginya Sebetulnya APBN kita itu sdh 1600 an T masak nyisakan dikit untuk ngebangun jembatan saja tidak bisa Sent by Liamsi's Mobile Phone -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari Date: Sat, 6 Oct 2012 06:39:26 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Terimakasih infonya Pak Eddy, Mungkin karena penyelenggaranya UI, dimana hanya UI dan UGM yg memiliki Fakultas Geografi, sehingga mereka (UI) juga ingin mengunggulkan Fakultasnya Geografinya. Barangkali saja yg akan dibahas sisi geografisnya (kependudukan dan sisi sosiogeografinya) cmiiw. Sebenernya sisi yg dibahas dalam pembangunan jembatan selat Sunda ini banyak sekali. Tidak hanya geologi. Seperti yg diberitahukan oleh Pak Ipranta, Ketua Bid Kebencanaan PP IAGI. Pembahasan khusus geologi akan dibahas disitu. Salah satu pertanyaan sisi sosio kulturalnya adalah 'mengapa dibangun jembatan, kenapa kok bukan diperbaharui dan ditingkatkan pelabuhan dan pelayarannya ? Bukannya Indonesia negeri Maritim ?' Dari sisi geologi, kemarin sewaktu PIT di jogja dalam booth juga dipamerkan riset geologi oleh Geologi Marine ttg lintasan seismic dangkal yg sudah dianalisa. Saya dan Danny Hilman sempat berdiskusi lama di booth ini. Danny concern adanya gawir curam yg dicurigai patahan. Tapi setelah saya tengok seismic asli lainnya, gawir istu membatasi endapan2 hasil periodisitas vulkanisme di daerah ini. Sangat menarik mengetahui geologi daerah ini, ada endapan vulkanik hasil gunungapi dipantai barat Jawa, asik juga mempelajari geologi kuarter 'sub aqueous'. Jadi saya kira bukannya geologi diabaikan tetapi konsen seminarnya mungkin bukan kondisi bawah permukaan. Memang barangkali sentilan Pak Eddy ini menjadi satu ide utk IAGI ikut mengadakan seminar atau talk khusus ttg jembatan selat Sunda. Apakah sudah ada anggota IAGI yg siap materi utk kita diskusikan dalam panel diskusi ? Salam sukses ! Rdp On Sunday, October 7, 2012, Eddy Subroto wrote: > Mas Rovicky dan teman-teman anggota IAGI yang terhormat, > > Pagi tadi, saya mendapat undangan sbb.: > Universitas Indonesia dan Majalah GATRA dengan hormat mengundang Bapak > untuk menghadiri kegiatan DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA "Karya Anak > Bangsa dan Peluang Pembangunan Antarpulau" yang akan dilaksanakan pada: > > Hari, Tanggal : Kamis, 11 Oktober 2012 pukul 08.00 - 15.30 WIB > Tempat : Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok-Jawa Barat* > > *Berikut kami lampirkan surat undangan, lembar konfirmasi, dan daftar > undangan. > > Yang menarik bagi saya, di daftar undangan ada kelompok asosiasi profesi > dan yang terundang adalah: > 1. Ikatan Ahli Transportasi > 2. Ikatan Ahli Perencana > 3. Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia > 4. Ikatan Ahli Konstruksi > 5. Ikatan Geografi Indonesia > 6. KADIN > 7. INKINDO > > Kok aneh ya IAGI tidak termasuk dalam daftar undangan. Pertanyaannya > apakah UI dan majalah Gatra tidak tahu peran ahli geologi? Lha kok mereka > malah mengundang orang geografi. Padahal yang sering muncul di media massa > kalau ada gempa atau gunungapi meletus atau bencana geologi lainnya kan > orang geologi? > > Barangkali saja ada yang tahu jawabnya. > > Wasalam, > EAS > > > > > > PP-IAGI 2011-2014: > Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com > Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com > &g
Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Ide menghubungkan jawa sumantrah ini sdh lama , sejak tahun 80 an bahkan sdh ada kajian kajian dr berbagai aspek sejak itu telah banyak forum forum yg diadakan untuk membahas masalah ini dari berbagai aspek,, bebrapa alternatif diusulkan apakah memperbesar kapasitas pelabuhan , bangun jembatan bahkan sampai bikin Terowongan semua dikaji dari segi kondisi lingk, teknologi dan keekonomianya/biaya sampai sosialnya , dan juga termasuk rencana untuk. Ngebangun jaringan kabel listrik lintas jawa sumantrah { siapa tahu renc bangun PLTN di banbel jadi shg listriknya bisa dialirkan ke jawi } . Ujung ujungnya semuanya ke biaya , pilihan terakhir spt nya akan dibangun jembatan kabarnya untuk pembangunan ini tidak akan dianggarkan ke APBN kalau tidak dg APBN berarti model investasi swasta spt pemb jalan tol , bagi investor tentunya lagi main etung etungan untung ruginya Sebetulnya APBN kita itu sdh 1600 an T masak nyisakan dikit untuk ngebangun jembatan saja tidak bisa Sent by Liamsi's Mobile Phone -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari Date: Sat, 6 Oct 2012 06:39:26 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Terimakasih infonya Pak Eddy, Mungkin karena penyelenggaranya UI, dimana hanya UI dan UGM yg memiliki Fakultas Geografi, sehingga mereka (UI) juga ingin mengunggulkan Fakultasnya Geografinya. Barangkali saja yg akan dibahas sisi geografisnya (kependudukan dan sisi sosiogeografinya) cmiiw. Sebenernya sisi yg dibahas dalam pembangunan jembatan selat Sunda ini banyak sekali. Tidak hanya geologi. Seperti yg diberitahukan oleh Pak Ipranta, Ketua Bid Kebencanaan PP IAGI. Pembahasan khusus geologi akan dibahas disitu. Salah satu pertanyaan sisi sosio kulturalnya adalah 'mengapa dibangun jembatan, kenapa kok bukan diperbaharui dan ditingkatkan pelabuhan dan pelayarannya ? Bukannya Indonesia negeri Maritim ?' Dari sisi geologi, kemarin sewaktu PIT di jogja dalam booth juga dipamerkan riset geologi oleh Geologi Marine ttg lintasan seismic dangkal yg sudah dianalisa. Saya dan Danny Hilman sempat berdiskusi lama di booth ini. Danny concern adanya gawir curam yg dicurigai patahan. Tapi setelah saya tengok seismic asli lainnya, gawir istu membatasi endapan2 hasil periodisitas vulkanisme di daerah ini. Sangat menarik mengetahui geologi daerah ini, ada endapan vulkanik hasil gunungapi dipantai barat Jawa, asik juga mempelajari geologi kuarter 'sub aqueous'. Jadi saya kira bukannya geologi diabaikan tetapi konsen seminarnya mungkin bukan kondisi bawah permukaan. Memang barangkali sentilan Pak Eddy ini menjadi satu ide utk IAGI ikut mengadakan seminar atau talk khusus ttg jembatan selat Sunda. Apakah sudah ada anggota IAGI yg siap materi utk kita diskusikan dalam panel diskusi ? Salam sukses ! Rdp On Sunday, October 7, 2012, Eddy Subroto wrote: > Mas Rovicky dan teman-teman anggota IAGI yang terhormat, > > Pagi tadi, saya mendapat undangan sbb.: > Universitas Indonesia dan Majalah GATRA dengan hormat mengundang Bapak > untuk menghadiri kegiatan DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA "Karya Anak > Bangsa dan Peluang Pembangunan Antarpulau" yang akan dilaksanakan pada: > > Hari, Tanggal : Kamis, 11 Oktober 2012 pukul 08.00 - 15.30 WIB > Tempat : Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok-Jawa Barat* > > *Berikut kami lampirkan surat undangan, lembar konfirmasi, dan daftar > undangan. > > Yang menarik bagi saya, di daftar undangan ada kelompok asosiasi profesi > dan yang terundang adalah: > 1. Ikatan Ahli Transportasi > 2. Ikatan Ahli Perencana > 3. Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia > 4. Ikatan Ahli Konstruksi > 5. Ikatan Geografi Indonesia > 6. KADIN > 7. INKINDO > > Kok aneh ya IAGI tidak termasuk dalam daftar undangan. Pertanyaannya > apakah UI dan majalah Gatra tidak tahu peran ahli geologi? Lha kok mereka > malah mengundang orang geografi. Padahal yang sering muncul di media massa > kalau ada gempa atau gunungapi meletus atau bencana geologi lainnya kan > orang geologi? > > Barangkali saja ada yang tahu jawabnya. > > Wasalam, > EAS > > > > > > PP-IAGI 2011-2014: > Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com > Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com > > Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. > REGISTER NOW ! > Contact Person: > Email : pit.iagi.2...@gmail.com > Phone : +62 82223 222341 (lisa) > > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > For topics not directly
Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Kalo materinya cukup boleh juga ini diadakan kemudian undang mrk yg ada dalam note Edy B arek Suroboyo Vick aku jadi pengen lihat seismicnya, kalau 2 D saja dan sangat sparse apa geology sub-aquaeous bisa bunyi yah Lam salam Avi Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari Date: Sat, 6 Oct 2012 06:39:26 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Terimakasih infonya Pak Eddy, Mungkin karena penyelenggaranya UI, dimana hanya UI dan UGM yg memiliki Fakultas Geografi, sehingga mereka (UI) juga ingin mengunggulkan Fakultasnya Geografinya. Barangkali saja yg akan dibahas sisi geografisnya (kependudukan dan sisi sosiogeografinya) cmiiw. Sebenernya sisi yg dibahas dalam pembangunan jembatan selat Sunda ini banyak sekali. Tidak hanya geologi. Seperti yg diberitahukan oleh Pak Ipranta, Ketua Bid Kebencanaan PP IAGI. Pembahasan khusus geologi akan dibahas disitu. Salah satu pertanyaan sisi sosio kulturalnya adalah 'mengapa dibangun jembatan, kenapa kok bukan diperbaharui dan ditingkatkan pelabuhan dan pelayarannya ? Bukannya Indonesia negeri Maritim ?' Dari sisi geologi, kemarin sewaktu PIT di jogja dalam booth juga dipamerkan riset geologi oleh Geologi Marine ttg lintasan seismic dangkal yg sudah dianalisa. Saya dan Danny Hilman sempat berdiskusi lama di booth ini. Danny concern adanya gawir curam yg dicurigai patahan. Tapi setelah saya tengok seismic asli lainnya, gawir istu membatasi endapan2 hasil periodisitas vulkanisme di daerah ini. Sangat menarik mengetahui geologi daerah ini, ada endapan vulkanik hasil gunungapi dipantai barat Jawa, asik juga mempelajari geologi kuarter 'sub aqueous'. Jadi saya kira bukannya geologi diabaikan tetapi konsen seminarnya mungkin bukan kondisi bawah permukaan. Memang barangkali sentilan Pak Eddy ini menjadi satu ide utk IAGI ikut mengadakan seminar atau talk khusus ttg jembatan selat Sunda. Apakah sudah ada anggota IAGI yg siap materi utk kita diskusikan dalam panel diskusi ? Salam sukses ! Rdp On Sunday, October 7, 2012, Eddy Subroto wrote: > Mas Rovicky dan teman-teman anggota IAGI yang terhormat, > > Pagi tadi, saya mendapat undangan sbb.: > Universitas Indonesia dan Majalah GATRA dengan hormat mengundang Bapak > untuk menghadiri kegiatan DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA "Karya Anak > Bangsa dan Peluang Pembangunan Antarpulau" yang akan dilaksanakan pada: > > Hari, Tanggal : Kamis, 11 Oktober 2012 pukul 08.00 - 15.30 WIB > Tempat : Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok-Jawa Barat* > > *Berikut kami lampirkan surat undangan, lembar konfirmasi, dan daftar > undangan. > > Yang menarik bagi saya, di daftar undangan ada kelompok asosiasi profesi > dan yang terundang adalah: > 1. Ikatan Ahli Transportasi > 2. Ikatan Ahli Perencana > 3. Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia > 4. Ikatan Ahli Konstruksi > 5. Ikatan Geografi Indonesia > 6. KADIN > 7. INKINDO > > Kok aneh ya IAGI tidak termasuk dalam daftar undangan. Pertanyaannya > apakah UI dan majalah Gatra tidak tahu peran ahli geologi? Lha kok mereka > malah mengundang orang geografi. Padahal yang sering muncul di media massa > kalau ada gempa atau gunungapi meletus atau bencana geologi lainnya kan > orang geologi? > > Barangkali saja ada yang tahu jawabnya. > > Wasalam, > EAS > > > > > > PP-IAGI 2011-2014: > Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com > Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com > > Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. > REGISTER NOW ! > Contact Person: > Email : pit.iagi.2...@gmail.com > Phone : +62 82223 222341 (lisa) > > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > - > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liab
Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Terimakasih infonya Pak Eddy, Mungkin karena penyelenggaranya UI, dimana hanya UI dan UGM yg memiliki Fakultas Geografi, sehingga mereka (UI) juga ingin mengunggulkan Fakultasnya Geografinya. Barangkali saja yg akan dibahas sisi geografisnya (kependudukan dan sisi sosiogeografinya) cmiiw. Sebenernya sisi yg dibahas dalam pembangunan jembatan selat Sunda ini banyak sekali. Tidak hanya geologi. Seperti yg diberitahukan oleh Pak Ipranta, Ketua Bid Kebencanaan PP IAGI. Pembahasan khusus geologi akan dibahas disitu. Salah satu pertanyaan sisi sosio kulturalnya adalah 'mengapa dibangun jembatan, kenapa kok bukan diperbaharui dan ditingkatkan pelabuhan dan pelayarannya ? Bukannya Indonesia negeri Maritim ?' Dari sisi geologi, kemarin sewaktu PIT di jogja dalam booth juga dipamerkan riset geologi oleh Geologi Marine ttg lintasan seismic dangkal yg sudah dianalisa. Saya dan Danny Hilman sempat berdiskusi lama di booth ini. Danny concern adanya gawir curam yg dicurigai patahan. Tapi setelah saya tengok seismic asli lainnya, gawir istu membatasi endapan2 hasil periodisitas vulkanisme di daerah ini. Sangat menarik mengetahui geologi daerah ini, ada endapan vulkanik hasil gunungapi dipantai barat Jawa, asik juga mempelajari geologi kuarter 'sub aqueous'. Jadi saya kira bukannya geologi diabaikan tetapi konsen seminarnya mungkin bukan kondisi bawah permukaan. Memang barangkali sentilan Pak Eddy ini menjadi satu ide utk IAGI ikut mengadakan seminar atau talk khusus ttg jembatan selat Sunda. Apakah sudah ada anggota IAGI yg siap materi utk kita diskusikan dalam panel diskusi ? Salam sukses ! Rdp On Sunday, October 7, 2012, Eddy Subroto wrote: > Mas Rovicky dan teman-teman anggota IAGI yang terhormat, > > Pagi tadi, saya mendapat undangan sbb.: > Universitas Indonesia dan Majalah GATRA dengan hormat mengundang Bapak > untuk menghadiri kegiatan DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA "Karya Anak > Bangsa dan Peluang Pembangunan Antarpulau" yang akan dilaksanakan pada: > > Hari, Tanggal : Kamis, 11 Oktober 2012 pukul 08.00 - 15.30 WIB > Tempat : Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok-Jawa Barat* > > *Berikut kami lampirkan surat undangan, lembar konfirmasi, dan daftar > undangan. > > Yang menarik bagi saya, di daftar undangan ada kelompok asosiasi profesi > dan yang terundang adalah: > 1. Ikatan Ahli Transportasi > 2. Ikatan Ahli Perencana > 3. Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia > 4. Ikatan Ahli Konstruksi > 5. Ikatan Geografi Indonesia > 6. KADIN > 7. INKINDO > > Kok aneh ya IAGI tidak termasuk dalam daftar undangan. Pertanyaannya > apakah UI dan majalah Gatra tidak tahu peran ahli geologi? Lha kok mereka > malah mengundang orang geografi. Padahal yang sering muncul di media massa > kalau ada gempa atau gunungapi meletus atau bencana geologi lainnya kan > orang geologi? > > Barangkali saja ada yang tahu jawabnya. > > Wasalam, > EAS > > > > > > PP-IAGI 2011-2014: > Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com > Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com > > Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. > REGISTER NOW ! > Contact Person: > Email : pit.iagi.2...@gmail.com > Phone : +62 82223 222341 (lisa) > > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > - > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. > - > > -- *"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"*
Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Terimakasih infonya Pak Eddy, Mungkin karena penyelenggaranya UI, dimana hanya UI dan UGM yg memiliki Fakultas Geografi, sehingga mereka (UI) juga ingin mengunggulkan Fakultasnya Geografinya. Barangkali saja yg akan dibahas sisi geografisnya (kependudukan dan sisi sosiogeografinya) cmiiw. Sebenernya sisi yg dibahas dalam pembangunan jembatan selat Sunda ini banyak sekali. Tidak hanya geologi. Seperti yg diberitahukan oleh Pak Ipranta, Ketua Bid Kebencanaan PP IAGI. Pembahasan khusus geologi akan dibahas disitu. Salah satu pertanyaan sisi sosio kulturalnya adalah 'mengapa dibangun jembatan, kenapa kok bukan diperbaharui dan ditingkatkan pelabuhan dan pelayarannya ? Bukannya Indonesia negeri Maritim ?' Dari sisi geologi, kemarin sewaktu PIT di jogja dalam booth juga dipamerkan riset geologi oleh Geologi Marine ttg lintasan seismic dangkal yg sudah dianalisa. Saya dan Danny Hilman sempat berdiskusi lama di booth ini. Danny concern adanya gawir curam yg dicurigai patahan. Tapi setelah saya tengok seismic asli lainnya, gawir istu membatasi endapan2 hasil periodisitas vulkanisme di daerah ini. Sangat menarik mengetahui geologi daerah ini, ada endapan vulkanik hasil gunungapi dipantai barat Jawa, asik juga mempelajari geologi kuarter 'sub aqueous'. Jadi saya kira bukannya geologi diabaikan tetapi konsen seminarnya mungkin bukan kondisi bawah permukaan. Memang barangkali sentilan Pak Eddy ini menjadi satu ide utk IAGI ikut mengadakan seminar atau talk khusus ttg jembatan selat Sunda. Apakah sudah ada anggota IAGI yg siap materi utk kita diskusikan dalam panel diskusi ? Salam sukses ! Rdp On Sunday, October 7, 2012, Eddy Subroto wrote: > Mas Rovicky dan teman-teman anggota IAGI yang terhormat, > > Pagi tadi, saya mendapat undangan sbb.: > Universitas Indonesia dan Majalah GATRA dengan hormat mengundang Bapak > untuk menghadiri kegiatan DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA "Karya Anak > Bangsa dan Peluang Pembangunan Antarpulau" yang akan dilaksanakan pada: > > Hari, Tanggal : Kamis, 11 Oktober 2012 pukul 08.00 - 15.30 WIB > Tempat : Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok-Jawa Barat* > > *Berikut kami lampirkan surat undangan, lembar konfirmasi, dan daftar > undangan. > > Yang menarik bagi saya, di daftar undangan ada kelompok asosiasi profesi > dan yang terundang adalah: > 1. Ikatan Ahli Transportasi > 2. Ikatan Ahli Perencana > 3. Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia > 4. Ikatan Ahli Konstruksi > 5. Ikatan Geografi Indonesia > 6. KADIN > 7. INKINDO > > Kok aneh ya IAGI tidak termasuk dalam daftar undangan. Pertanyaannya > apakah UI dan majalah Gatra tidak tahu peran ahli geologi? Lha kok mereka > malah mengundang orang geografi. Padahal yang sering muncul di media massa > kalau ada gempa atau gunungapi meletus atau bencana geologi lainnya kan > orang geologi? > > Barangkali saja ada yang tahu jawabnya. > > Wasalam, > EAS > > > > > > PP-IAGI 2011-2014: > Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com > Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com > > Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. > REGISTER NOW ! > Contact Person: > Email : pit.iagi.2...@gmail.com > Phone : +62 82223 222341 (lisa) > > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > - > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. > - > > -- *"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"*
Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Beteul mestinya beliau2 ingat bgmn tool Purbalenyi yg sering amblas. Mudah2an tiang pancangnya tdk terletak pd Semangko Fault. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: "Husnul Kausarian" Date: Fri, 5 Oct 2012 15:40:00 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Ini yg menjadi tanda tny besar buat kita di Indonesia. Kenapa di negara kita justru masukan input informasi geologi di tempat/kawasan pembangunan sgt minim (cenderung tidak ada)? Sementara laporan informasi geologi merupakan hal yg plg mendasar thdp suatu kawasan yg akan dibangun,terutama pembangunan berskala n menyedot dana yg besar. Sebagai contoh di negara tetangga kita,mereka sdh lebih dr satu dasawarsa menjadikan masukan informasi geologi di kawasan pembangunan sbg hal yg plg utama utk melanjutkan pembangunan (diteruskan atau tidak) setelah kejadian runtuhny kondominium megah di daerah perbukitan,bahkan di negara tetangga EIA (AMDAL) juga memerlukan data input geologi sbg hal yg utama dan substansial. . . Kita tidak mau kejadian amblasnya kompleks olahraga hambalang terulang kembali bukan? Disinilah letak pentingnya peranan para ahli Geological Engineering,meski sebagian org mengatakan itu merupakan kerjaannya org teknik sipil,tp saya melihat adanya perbedaan yg signifikan antara org teknik sipil dgn geological engineering,krn bgmn pun juga,hanya org geologi yg mengusai batuan beserta sifat2nya secara mendalam (spt informasi based rock beserta kompleksitas strukturnya,yg pd sebagian besar di pekerjaan sipil,hal ini sering disama rata kan,pdhl struktur batuan (meskipun batuan tsb sama) belum tentu sama setiap satu dgn lainnya). Best Regards, Husnul Kausarian c/p +62853-5556-5656 -Original Message- From: "Eddy Subroto" Date: Fri, 5 Oct 2012 18:36:55 To: Reply-To: Subject: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Mas Rovicky dan teman-teman anggota IAGI yang terhormat, Pagi tadi, saya mendapat undangan sbb.: Universitas Indonesia dan Majalah GATRA dengan hormat mengundang Bapak untuk menghadiri kegiatan DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA "Karya Anak Bangsa dan Peluang Pembangunan Antarpulau" yang akan dilaksanakan pada: Hari, Tanggal : Kamis, 11 Oktober 2012 pukul 08.00 - 15.30 WIB Tempat : Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok-Jawa Barat* *Berikut kami lampirkan surat undangan, lembar konfirmasi, dan daftar undangan. Yang menarik bagi saya, di daftar undangan ada kelompok asosiasi profesi dan yang terundang adalah: 1. Ikatan Ahli Transportasi 2. Ikatan Ahli Perencana 3. Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia 4. Ikatan Ahli Konstruksi 5. Ikatan Geografi Indonesia 6. KADIN 7. INKINDO Kok aneh ya IAGI tidak termasuk dalam daftar undangan. Pertanyaannya apakah UI dan majalah Gatra tidak tahu peran ahli geologi? Lha kok mereka malah mengundang orang geografi. Padahal yang sering muncul di media massa kalau ada gempa atau gunungapi meletus atau bencana geologi lainnya kan orang geologi? Barangkali saja ada yang tahu jawabnya. Wasalam, EAS PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. REGISTER NOW ! Contact Person: Email : pit.iagi.2...@gmail.com Phone : +62 82223 222341 (lisa) To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Geografi fisik dan geografi ekonomi. Geografi fisik mirip geomorfologi. Berbicara masalah bentuk ddan pembentukan (proses) derta sifat fisiknya, secara detail sifat fisik oleh konstruksi dan perencanaan. Mungkin geografi ekonomi lebih dipandang perlu oleh mereka. Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: "Eddy Subroto" Date: Fri, 5 Oct 2012 18:36:55 To: Reply-To: Subject: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Mas Rovicky dan teman-teman anggota IAGI yang terhormat, Pagi tadi, saya mendapat undangan sbb.: Universitas Indonesia dan Majalah GATRA dengan hormat mengundang Bapak untuk menghadiri kegiatan DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA "Karya Anak Bangsa dan Peluang Pembangunan Antarpulau" yang akan dilaksanakan pada: Hari, Tanggal : Kamis, 11 Oktober 2012 pukul 08.00 - 15.30 WIB Tempat : Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok-Jawa Barat* *Berikut kami lampirkan surat undangan, lembar konfirmasi, dan daftar undangan. Yang menarik bagi saya, di daftar undangan ada kelompok asosiasi profesi dan yang terundang adalah: 1. Ikatan Ahli Transportasi 2. Ikatan Ahli Perencana 3. Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia 4. Ikatan Ahli Konstruksi 5. Ikatan Geografi Indonesia 6. KADIN 7. INKINDO Kok aneh ya IAGI tidak termasuk dalam daftar undangan. Pertanyaannya apakah UI dan majalah Gatra tidak tahu peran ahli geologi? Lha kok mereka malah mengundang orang geografi. Padahal yang sering muncul di media massa kalau ada gempa atau gunungapi meletus atau bencana geologi lainnya kan orang geologi? Barangkali saja ada yang tahu jawabnya. Wasalam, EAS PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. REGISTER NOW ! Contact Person: Email : pit.iagi.2...@gmail.com Phone : +62 82223 222341 (lisa) To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Bls: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Sebagai informasi bulan depan Badan Geologi akan mengadakan workshop / seminar jembatan selat sunda tanggal 27 nop di Serang. Ip -- Pada Jum, 5 Okt 2012 22:40 ICT Husnul Kausarian menulis: >Ini yg menjadi tanda tny besar buat kita di Indonesia. Kenapa di negara kita >justru masukan input informasi geologi di tempat/kawasan pembangunan sgt minim >(cenderung tidak ada)? Sementara laporan informasi geologi merupakan hal yg >plg mendasar thdp suatu kawasan yg akan dibangun,terutama pembangunan berskala >n menyedot dana yg besar. Sebagai contoh di negara tetangga kita,mereka sdh >lebih dr satu dasawarsa menjadikan masukan informasi geologi di kawasan >pembangunan sbg hal yg plg utama utk melanjutkan pembangunan (diteruskan atau >tidak) setelah kejadian runtuhny kondominium megah di daerah perbukitan,bahkan >di negara tetangga EIA (AMDAL) juga memerlukan data input geologi sbg hal yg >utama dan substansial. . . >Kita tidak mau kejadian amblasnya kompleks olahraga hambalang terulang kembali >bukan? > >Disinilah letak pentingnya peranan para ahli Geological Engineering,meski >sebagian org mengatakan itu merupakan kerjaannya org teknik sipil,tp saya >melihat adanya perbedaan yg signifikan antara org teknik sipil dgn geological >engineering,krn bgmn pun juga,hanya org geologi yg mengusai batuan beserta >sifat2nya secara mendalam (spt informasi based rock beserta kompleksitas >strukturnya,yg pd sebagian besar di pekerjaan sipil,hal ini sering disama rata >kan,pdhl struktur batuan (meskipun batuan tsb sama) belum tentu sama setiap >satu dgn lainnya). > >Best Regards, >Husnul Kausarian >c/p +62853-5556-5656 > >-Original Message- >From: "Eddy Subroto" >Date: Fri, 5 Oct 2012 18:36:55 >To: >Reply-To: >Subject: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda > >Mas Rovicky dan teman-teman anggota IAGI yang terhormat, > >Pagi tadi, saya mendapat undangan sbb.: >Universitas Indonesia dan Majalah GATRA dengan hormat mengundang Bapak >untuk menghadiri kegiatan DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA "Karya Anak >Bangsa dan Peluang Pembangunan Antarpulau" yang akan dilaksanakan pada: > >Hari, Tanggal : Kamis, 11 Oktober 2012 pukul 08.00 - 15.30 WIB >Tempat : Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok-Jawa Barat* > >*Berikut kami lampirkan surat undangan, lembar konfirmasi, dan daftar >undangan. > >Yang menarik bagi saya, di daftar undangan ada kelompok asosiasi profesi >dan yang terundang adalah: >1. Ikatan Ahli Transportasi >2. Ikatan Ahli Perencana >3. Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia >4. Ikatan Ahli Konstruksi >5. Ikatan Geografi Indonesia >6. KADIN >7. INKINDO > >Kok aneh ya IAGI tidak termasuk dalam daftar undangan. Pertanyaannya >apakah UI dan majalah Gatra tidak tahu peran ahli geologi? Lha kok mereka >malah mengundang orang geografi. Padahal yang sering muncul di media massa >kalau ada gempa atau gunungapi meletus atau bencana geologi lainnya kan >orang geologi? > >Barangkali saja ada yang tahu jawabnya. > >Wasalam, >EAS > > > > > >PP-IAGI 2011-2014: >Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com >Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com > >Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. >REGISTER NOW ! >Contact Person: >Email : pit.iagi.2...@gmail.com >Phone : +62 82223 222341 (lisa) > >To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id >To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id >For topics not directly related to Geology, users are advised to post the >email to: o...@iagi.or.id >Visit IAGI Website: http://iagi.or.id >Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: >Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta >No. Rek: 123 0085005314 >Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) >Bank BCA KCP. Manara Mulia >No. Rekening: 255-1088580 >A/n: Shinta Damayanti >IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ >IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi >- >DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on >its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or >its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect >damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data >or profits, arising out of or in connection with the
Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Ini yg menjadi tanda tny besar buat kita di Indonesia. Kenapa di negara kita justru masukan input informasi geologi di tempat/kawasan pembangunan sgt minim (cenderung tidak ada)? Sementara laporan informasi geologi merupakan hal yg plg mendasar thdp suatu kawasan yg akan dibangun,terutama pembangunan berskala n menyedot dana yg besar. Sebagai contoh di negara tetangga kita,mereka sdh lebih dr satu dasawarsa menjadikan masukan informasi geologi di kawasan pembangunan sbg hal yg plg utama utk melanjutkan pembangunan (diteruskan atau tidak) setelah kejadian runtuhny kondominium megah di daerah perbukitan,bahkan di negara tetangga EIA (AMDAL) juga memerlukan data input geologi sbg hal yg utama dan substansial. . . Kita tidak mau kejadian amblasnya kompleks olahraga hambalang terulang kembali bukan? Disinilah letak pentingnya peranan para ahli Geological Engineering,meski sebagian org mengatakan itu merupakan kerjaannya org teknik sipil,tp saya melihat adanya perbedaan yg signifikan antara org teknik sipil dgn geological engineering,krn bgmn pun juga,hanya org geologi yg mengusai batuan beserta sifat2nya secara mendalam (spt informasi based rock beserta kompleksitas strukturnya,yg pd sebagian besar di pekerjaan sipil,hal ini sering disama rata kan,pdhl struktur batuan (meskipun batuan tsb sama) belum tentu sama setiap satu dgn lainnya). Best Regards, Husnul Kausarian c/p +62853-5556-5656 -Original Message- From: "Eddy Subroto" Date: Fri, 5 Oct 2012 18:36:55 To: Reply-To: Subject: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Mas Rovicky dan teman-teman anggota IAGI yang terhormat, Pagi tadi, saya mendapat undangan sbb.: Universitas Indonesia dan Majalah GATRA dengan hormat mengundang Bapak untuk menghadiri kegiatan DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA "Karya Anak Bangsa dan Peluang Pembangunan Antarpulau" yang akan dilaksanakan pada: Hari, Tanggal : Kamis, 11 Oktober 2012 pukul 08.00 - 15.30 WIB Tempat : Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok-Jawa Barat* *Berikut kami lampirkan surat undangan, lembar konfirmasi, dan daftar undangan. Yang menarik bagi saya, di daftar undangan ada kelompok asosiasi profesi dan yang terundang adalah: 1. Ikatan Ahli Transportasi 2. Ikatan Ahli Perencana 3. Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia 4. Ikatan Ahli Konstruksi 5. Ikatan Geografi Indonesia 6. KADIN 7. INKINDO Kok aneh ya IAGI tidak termasuk dalam daftar undangan. Pertanyaannya apakah UI dan majalah Gatra tidak tahu peran ahli geologi? Lha kok mereka malah mengundang orang geografi. Padahal yang sering muncul di media massa kalau ada gempa atau gunungapi meletus atau bencana geologi lainnya kan orang geologi? Barangkali saja ada yang tahu jawabnya. Wasalam, EAS PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. REGISTER NOW ! Contact Person: Email : pit.iagi.2...@gmail.com Phone : +62 82223 222341 (lisa) To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Wajar saja pak kalau IAGI tak diundang, karena JSS (Jembatan selat sunda) lebih meriah di bahas dari sisi perencanan pembangunan, transportasi, keekonomian dan sosial. Sementara masalah teknis ilmu Geologinya mungkin sudah terkait pada keahlian konstruksi. JSS menjadi perdebatan lebih ke sisi perencanaan pembangunan, pilihannya adalah apakah negara kepulauan ini harus memaksakan melakukan interconnect antar pulau dengan transportasi darat, maka akan banyak ulasan yang muncul berdasarkan apa mau di tekankan pada land based economy corridor (KE Daratan) spt yg untuk daerah banten dan sumatra, kenapa tidak mempertahan kan sisi maritim based economy corridornya dimana transportasi laut dengan segala penunjang Industrinya di kembangkan, atau juga air based economy corridor akan berkembang kalau transportasi antara titik di jawa sumater terkoneksi melalui transportasi udara, jelas akan berkembangnya jasa penerbangan dan mungkin industri terkait. Sehingga sampai saat ini para ahli menimbang-nimbang apa menguntungkan kah pembangunan JSS untuk pembangunan ekonomi Indonesia, sementara biaya pembangunan JSS yang begitu besar telah diputuskan akan di tanggung pemerintah. Sementara sisi ilmu kebumian hanya terbatas saran atas informasi data potensi natural dissaster (tsunami, kegempaan, letusan krakatau, mean sea level change, sesar), penyebaran batuan dengan segala karakteristiknya dan data geoteknik. 2012/10/6 Eddy Subroto > Mas Rovicky dan teman-teman anggota IAGI yang terhormat, > > Pagi tadi, saya mendapat undangan sbb.: > Universitas Indonesia dan Majalah GATRA dengan hormat mengundang Bapak > untuk menghadiri kegiatan DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA "Karya Anak > Bangsa dan Peluang Pembangunan Antarpulau" yang akan dilaksanakan pada: > > Hari, Tanggal : Kamis, 11 Oktober 2012 pukul 08.00 - 15.30 WIB > Tempat : Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok-Jawa Barat* > > *Berikut kami lampirkan surat undangan, lembar konfirmasi, dan daftar > undangan. > > Yang menarik bagi saya, di daftar undangan ada kelompok asosiasi profesi > dan yang terundang adalah: > 1. Ikatan Ahli Transportasi > 2. Ikatan Ahli Perencana > 3. Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia > 4. Ikatan Ahli Konstruksi > 5. Ikatan Geografi Indonesia > 6. KADIN > 7. INKINDO > > Kok aneh ya IAGI tidak termasuk dalam daftar undangan. Pertanyaannya > apakah UI dan majalah Gatra tidak tahu peran ahli geologi? Lha kok mereka > malah mengundang orang geografi. Padahal yang sering muncul di media massa > kalau ada gempa atau gunungapi meletus atau bencana geologi lainnya kan > orang geologi? > > Barangkali saja ada yang tahu jawabnya. > > Wasalam, > EAS > > > > > > > PP-IAGI 2011-2014: > Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com > Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com > > > Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. > REGISTER NOW ! > Contact Person: > Email : pit.iagi.2...@gmail.com > Phone : +62 82223 222341 (lisa) > > > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > For topics not directly related to Geology, users are advised to post the > email to: o...@iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > - > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information > posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event > shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to > direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting > from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the > use of any information posted on IAGI mailing list. > - > > -- Sent from my Computer®
Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Barang kali IAGI terlalu santun dan kurang brani mempublikasikan diri dimasyarakat umum shg kalah populer qaleeek.salam Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: "Eddy Subroto" Date: Fri, 5 Oct 2012 18:36:55 To: Reply-To: Subject: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda Mas Rovicky dan teman-teman anggota IAGI yang terhormat, Pagi tadi, saya mendapat undangan sbb.: Universitas Indonesia dan Majalah GATRA dengan hormat mengundang Bapak untuk menghadiri kegiatan DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA "Karya Anak Bangsa dan Peluang Pembangunan Antarpulau" yang akan dilaksanakan pada: Hari, Tanggal : Kamis, 11 Oktober 2012 pukul 08.00 - 15.30 WIB Tempat : Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok-Jawa Barat* *Berikut kami lampirkan surat undangan, lembar konfirmasi, dan daftar undangan. Yang menarik bagi saya, di daftar undangan ada kelompok asosiasi profesi dan yang terundang adalah: 1. Ikatan Ahli Transportasi 2. Ikatan Ahli Perencana 3. Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia 4. Ikatan Ahli Konstruksi 5. Ikatan Geografi Indonesia 6. KADIN 7. INKINDO Kok aneh ya IAGI tidak termasuk dalam daftar undangan. Pertanyaannya apakah UI dan majalah Gatra tidak tahu peran ahli geologi? Lha kok mereka malah mengundang orang geografi. Padahal yang sering muncul di media massa kalau ada gempa atau gunungapi meletus atau bencana geologi lainnya kan orang geologi? Barangkali saja ada yang tahu jawabnya. Wasalam, EAS PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. REGISTER NOW ! Contact Person: Email : pit.iagi.2...@gmail.com Phone : +62 82223 222341 (lisa) To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
[iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Mas Rovicky dan teman-teman anggota IAGI yang terhormat, Pagi tadi, saya mendapat undangan sbb.: Universitas Indonesia dan Majalah GATRA dengan hormat mengundang Bapak untuk menghadiri kegiatan DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA "Karya Anak Bangsa dan Peluang Pembangunan Antarpulau" yang akan dilaksanakan pada: Hari, Tanggal : Kamis, 11 Oktober 2012 pukul 08.00 - 15.30 WIB Tempat : Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok-Jawa Barat* *Berikut kami lampirkan surat undangan, lembar konfirmasi, dan daftar undangan. Yang menarik bagi saya, di daftar undangan ada kelompok asosiasi profesi dan yang terundang adalah: 1. Ikatan Ahli Transportasi 2. Ikatan Ahli Perencana 3. Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia 4. Ikatan Ahli Konstruksi 5. Ikatan Geografi Indonesia 6. KADIN 7. INKINDO Kok aneh ya IAGI tidak termasuk dalam daftar undangan. Pertanyaannya apakah UI dan majalah Gatra tidak tahu peran ahli geologi? Lha kok mereka malah mengundang orang geografi. Padahal yang sering muncul di media massa kalau ada gempa atau gunungapi meletus atau bencana geologi lainnya kan orang geologi? Barangkali saja ada yang tahu jawabnya. Wasalam, EAS PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. REGISTER NOW ! Contact Person: Email : pit.iagi.2...@gmail.com Phone : +62 82223 222341 (lisa) To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -