Re: [iagi-net-l] DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA

2012-10-07 Terurut Topik Bandono Salim
Aboaah, kalo lagi sakit bawa ka dokter, kalau sakitnya ajaib sebentar sembuh 
sebentar kambuh jigana mah katempelan (duu.iiit) meureun. Bawa ka mana nya 
Baah??
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "Yanto R. Sumantri" 
Date: Sun, 7 Oct 2012 19:59:54 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA
Mang Okim

Bener juga sih akan sangat romantis kalau kita jalan jalan dilaut , tapi 
.. dari segi efenfesiensi waktu  dan biaya nantinya  , tentu membangun 
jembatan akan lebih baik.
Kalau pakai ferry , dengan diasumsikan segala fasilitas dan ferrynya maksimal , 
tentunya akan tetap kalah dalam hal waktu dan biaya tollnya.

Kalau dari segi risiko , saya kira banyak contoh sukses - nya dinegara lain.

Cuma , sayangnya sekarang saja sudah tercium aroma "tak sedap" mengenai siapa 
yang akan jadi investornya . Memang seih atmosfir "korupsi dan KKN plus 
perkelahian kekuasaan antar partai" akan mewarnai pelaksanaan pembangunan 
jembatan ini.

Apa boleh buat , memang alam Indonesia lagi sakiiit. 

Wass.

si Abah



 From: Sujatmiko 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Cc: MGEI ; warm...@yahoo.com 
Sent: Sunday, October 7, 2012 6:05 PM
Subject: [iagi-net-l] DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA
 

 
Rekan-rekan IAGI yang budiman,
 
Sehubungan dengan diskusi tentang
Jembatan Selat Sunda yang begitu banyak menyerap partisipasi  rekan-rekan
IAGI, barangkali ada manfaatnya kalau mang Okim informasikan bahwa Lokakarya
bertema : Kondisi Bahaya Geologi Dalam Rangka Pembangunan Jembatan Selat
Sunda pernah diadakan di Jakarta pada  30 September 2010. Pembicaranya
adalah : Ir. Denis H.Sumadilaga MSc., Ir. Engkon K. Kertapati , Prof.Dr.Hery
Harjono , Prof.Dr. Hasanuddin Z.Abidin, Dr. Hamzah Latief, Dr. Surono, dan
Krisbudiono MSc. Moderator lokakarya adalah Dr.Ir.Sutikno Bronto. Mang Okim 
mengetahui
 hal ini karena panitia lokakarya memesan souvenir bernuansa Jembatan
Selat Sunda dengan basement batumulia ( beberapa gambar souvenir terlampir ). 
 
Selain souvenir untuk
Lokakarya, mang Okim mendapat juga pesanan souvenir bernuansa Jembatan Selat
Sunda  dari Fakultas Ilmu dan Teknologi  Kebumian ITB  untuk  Purna
Bakti  Dr. Ir. Teuku Lukman Aziz MSc. ( Program Studi Geodesi dan Geomatika
, 1 Agustus 2010 ) dan Drs. Muhamad Ali ( Program Studi Oseanografi , 1 November
2010 ). Dengan demikian mang Okim memperkirakan  bahwa permasalahan Rancang
Bangun Jembatan Selat Sunda dari perspektif geologi telah dibahas oleh para
ahli kebumian dengan inisiator Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB. Untuk
memastikan hal ini dan sekalian mendapatkan masukan tentang hasil Lokakarya,
barangkali IAGI dapat mengontak Dr.Ir.Roebijanto Kapid atau rekan-rekan lain di
ITB , atau para ahli yang menjadi pembicara / moderator di Lokakarya.
 
Menurut pikiran sederhana mang
Okim siih, rasanya sayang  ya menganggarkan uang yang konon senilai Rp 225
Triliun untuk membangun Jembatan Selat Sunda yang lokasinya saja di daerah yang
rawan bencana geologi.  Ketika terakhir kali mang Okim berkesempatan
menikmati Cruise Dinner di Bangkok ( Mei 2012 ), mang Okim sampai terheran-heran
dan terharu melihat puluhan kapal  restoran bertingkat yang bersliweran dengan
lampu-lampu yang indah dan penumpang yang penuh --- padahal Thailand bukan
negara maritim seperti Indonesia - - - ta’ iya ! Mang Okim membayangkan
betapa akan lebih sesuainya bagi Indonesia sebagai negara maritim beneran  kalau
anggaran senilai Rp 225 Triliun itu dipakai untuk membangun  sarana di
pelabuhan penyeberangan ,  membeli kapal-kapal modern, dan menyiapkan sarana
pendidikan manajemen kelautan berikut SDM nya, dll . Itu siih mimpi mang Okim
yang mungkin saja out of date.
 
Salam cinta maritim - - - dan
batu mulia, 
 
Mang Okim
 
LAMPIRAN 
GAMBAR  SOUVENIR 
( LUKISAN CAT MINYAK
DAN BATU MULIA , UKURAN GAMBAR : 18 x 12 CM )
 
Gambar 1 :  Basement Banded Agate
( Pembicara Lokakarya )
 
Gambar 2 : Basement Banded Agate
( Pembicara Lokakarya )
 
Gambar 3 : Basement Silicified Banded
Tuff ( Pembicara Lokakarya )
 
Gambar 4 : Basement Fire Jasper (
Purna Bakti )
 
Gambar 5 : Basement Silicified
Flysch Sediment ( Purna bakti )
 
From:wikanw [mailto:wikanwindra...@yahoo.com] 
Sent: 07 Oktober 2012 12:26
To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
 
Rancang bangun Jembatan Selat Sunda pernah juga dipamerkan
di Pameran Konstruksi Indonesia 2010 di Jakarta Convention Center. Jembatannya
dibangun melintas 3 pulau kecil, dengan total panjang 29 km termasuk lintasan
jalan mobil dan kereta api. Ketahanan terhadap potential gempa 7 Magnitude dan
tsunami (? m). Sedangkan jarak dari Gunung api Krakatau sekitar 40 km. Kuncinya
asal  tidak dikorupsi pelaksanaan pembangunanannya.
 
Oiya Pak Ismail ysh,

Masak sih bangun PLTN-nya di Babel, listriknya dialirin ke Jawi? Nanti kalau
seperti di Muria, ulama berfatwa gak adil kalau yang menanggung resiko selalu

Re: [iagi-net-l] DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA

2012-10-07 Terurut Topik Yanto R. Sumantri
Wah , iklannya berhasil ya Mas Miko hahahhhaha , akh just a joke !!!
Kumaha damang ?
Pengen mmpir lagi , makan rawonnya Neng Ai.

si Abah



 From: "rakhmadi.avia...@gmail.com" 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Sunday, October 7, 2012 6:49 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA
 
Rabu IAGI ke Bandung mang Okim untuk ketemu dg team HAGI apa waktunya tepat yah
Kalau convinience boleh berkunjung tak iya

Lam salam
Avi

--Original Message--
From: miko
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA
Sent: Oct 7, 2012 18:40

Bisa diatur Pak Oki. Kapan2 kalau di Bandung singgah ya.

Wassalam,

Mang Okim
-Original Message-
From: o - musakti 
Date: Sun, 7 Oct 2012 04:18:18 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA
Wah, di suvenir nomer 3 ada sesar-sesar yang terletak tepat dibawah tiang 
jembatanhiii sereem...

He he he bercanda. Cantik sekali suvenirnya mang Okim. Saya jadi ingin...

Salam
Oki

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

2012-10-07 Terurut Topik Yanto R. Sumantri
Rekan 

Kemana saja bpk Adi Suryo ?
Ada yang tahu contact numbernya ? Mohon di info lewat japri saja.
Terima kasih sebelumnya.

si Abah 



 From: "aluthfi14i 3...@gmail.com" 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, October 6, 2012 12:18 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
 

Iya Oom Taufik, amblesnya toll Cipularang adalah pelajaran. Dalam presentasinya 
konsultan geologi teknik, senior kita, dalam diskusi internal IAGI di kantor 
LIPI Bandung pada 2006. Dikemukakan, karena jalan toll mau dilalui delegasi KTT 
di Bandung, penyelesaiannya dipercepat, pekerjaan geologi teknik yang tersisa 
dihentikan, sehingga ada ruas yang blind pengendalian air tanahnya, penempatan 
gorong2 bawah tanah untuk pengendalian air tanah juga tak bisa dilakukan akibat 
pekerjaan geologi teknik dihentikan. Apa yang terjadi bbrapa th kemudian. Di 
ruas tersebut aliran dan arus air tanah tak terkendali bertemu batuan lempung 
yang sensitif terhadap air (kaya montmorilonit dan sejenisnya), akibatnya 
lempung menjadi bubur dan hanyut oleh air tanah. Akibat parahnya terjadi 
gerowong besar dibawah ruas toll Cipularang ruas tersebut. Untuk mengatasinya 
"grouting" saja tidak cukup, tetapi kiri dan kanan jalan toll ruas tersebut 
kudu dihutankan untuk meredam ganasnya
 air tanah yang tak sempat dibuat sistim pengendaliannya. 
Penjelasan tersebut disampaikan oleh Mas Adi Suryo, ruangan dan konsumsi di 
LIPI Bandung difasilitasi oleh Mas Hery Haryono. Hadir Ketua Pengda IAGI Jabar, 
Bang Lambok Hutasoit. Saya dan Ridwan jangkung hadir sebagai IAGI-1 dan Sekjen. 
Banyak warga IAGI hadir, diskusunya menarik dan impresive. 


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: anwar.tau...@gmail.com
Date: Sat, 6 Oct 2012 04:52:53 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Mungkin mereka pikir dengan tanpa kajian geologi saja biaya ini dan itu sudah 
mahal.  
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "Husnul Kausarian" 
Date: Fri, 5 Oct 2012 15:40:00 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Ini yg menjadi tanda tny besar buat kita di Indonesia. Kenapa di negara kita 
justru masukan input informasi geologi di tempat/kawasan pembangunan sgt minim 
(cenderung tidak ada)? Sementara laporan informasi geologi merupakan hal yg plg 
mendasar thdp suatu kawasan yg akan dibangun,terutama pembangunan berskala n 
menyedot dana yg besar. Sebagai contoh di negara tetangga kita,mereka sdh lebih 
dr satu dasawarsa menjadikan masukan informasi geologi di kawasan pembangunan 
sbg hal yg plg utama utk melanjutkan pembangunan (diteruskan atau tidak) 
setelah kejadian runtuhny kondominium megah di daerah perbukitan,bahkan di 
negara tetangga EIA (AMDAL) juga memerlukan data input geologi sbg hal yg utama 
dan substansial. . .
Kita tidak mau kejadian amblasnya kompleks olahraga hambalang terulang kembali 
bukan?

Disinilah letak pentingnya peranan para ahli Geological Engineering,meski 
sebagian org mengatakan itu merupakan kerjaannya org teknik sipil,tp saya 
melihat adanya perbedaan yg signifikan antara org teknik sipil dgn geological 
engineering,krn bgmn pun juga,hanya org geologi yg mengusai batuan beserta 
sifat2nya secara mendalam (spt informasi based rock beserta kompleksitas 
strukturnya,yg pd sebagian besar di pekerjaan sipil,hal ini sering disama rata 
kan,pdhl struktur batuan (meskipun batuan tsb sama) belum tentu sama setiap 
satu dgn lainnya).

Best Regards,
Husnul Kausarian
c/p +62853-5556-5656

-Original Message-
From: "Eddy Subroto" 
Date: Fri, 5 Oct 2012 18:36:55 
To: 
Reply-To: 
Subject: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

Mas Rovicky dan teman-teman anggota IAGI yang terhormat,

Pagi tadi, saya mendapat undangan sbb.:
Universitas Indonesia dan Majalah GATRA dengan hormat mengundang Bapak
untuk menghadiri kegiatan DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA "Karya Anak
Bangsa dan Peluang Pembangunan Antarpulau" yang akan dilaksanakan pada:

Hari, Tanggal : Kamis, 11 Oktober 2012 pukul 08.00 - 15.30 WIB
Tempat          : Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok-Jawa Barat*

*Berikut kami lampirkan surat undangan, lembar konfirmasi, dan daftar
undangan.

Yang menarik bagi saya, di daftar undangan ada kelompok asosiasi profesi
dan yang terundang adalah:
1. Ikatan Ahli Transportasi
2. Ikatan Ahli Perencana
3. Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia
4. Ikatan Ahli Konstruksi
5. Ikatan Geografi Indonesia
6. KADIN
7. INKINDO

Kok aneh ya IAGI tidak termasuk dalam daftar undangan. Pertanyaannya
apakah UI dan majalah Gatra tidak tahu peran ahli geologi? Lha kok mereka
malah mengundang orang geografi. Padahal yang sering muncul di media massa
kalau ada gempa atau gunungapi meletus atau bencana geologi lainnya kan
orang geologi?

Bar

Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

2012-10-07 Terurut Topik Ismail
Pak Anggoro , minggu lalu saya pergi keluar kota bersama dg  pak Yunus Daud 
katanya dia juga mulai tahun ini buka Program S2 Geothermal di UI dan mhsnya 
cukup banyak , 
Yg saya kenal sdh cukup lama  Pak Yunus Daud yg lulusan Kyushu ini termasuk 
awal  awal sbg  dosen geofikika Fak Mipa UI  , 
Dulu  thn 80 ~ 90 an juga teman teman lama saya sdh di UI   ada pak RP Sudarmo 
mantan kabid Geofisik BMG dan pak Prayuto geopisik yg juga mantan BMG yg terus  
pindah dari BMG ke Oilco. Nggak betah jadi Umar Bakrie kali

Jadi cikal bakal G & G UI ini sdh cukup lama dibawah Jur Fisika  FMIPA  UI , 
kayaknya sdh layak menjadi Jur sendiri .

Pak Anggoro Rasanya sudah 20 an  tahun lbh  tidak pernah ketemu lagi , Salam


Sent by Liamsi's Mobile Phone

-Original Message-
From: Anggoro Dradjat 
Date: Sun, 7 Oct 2012 20:00:57 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

Dear All,


Geologi secara manajemen struktural tidak di kenal di UI, padahal secara
substansi diajarkan.

Saat ini di UI ada program studi S2 geofiska reservoir yang jumlah
mahasiswanya mencapai 60 orang persemester yang isi mata kuliahnya adalah
geofisika dan geology di bidang perminyakan.

Jumlah pengajarnya banyak, sudah menyandang s3 semua, yang lulusan S2 cuma
dua  atau tiga orang  termasuk saya sendiri.

Para pengajarnya amat berdedikasi dan bekerja keras walaupun dosennya
dibayar kecil dan mahasiswanya harus  bayar mahal.

Secara struktural geologi tidak dikenal di UI, lulusannya mendapat ijasah
S2 magister fisika bukan magister geofisika atau geologi, sepertinya baik
dosen ataupun mahasiswanya tidak peduli yang penting lulus dan laku kerja?

Saat ini juga dikembangkan Pusat Penelitian Geoscience Universitas
Indonesia dengan dana bantuan dari Pertamina dan orang tidak peduli apakah
itu geologi atau geofisika ataupun yang lainnya.

Ilmu geologi ataupun geofisika yang dikembangkan sejak akhir 80ansampai
sekarang didominasi oleh bidang G&G perminyakan dan ilmu geologi yang lain
memang tidak dikenal dan tidak berkembang, termasuk bidang geologi teknik.

Sulitnya mengembangkan geologi adalah karena sedikitnya geologist dan
geophysicist yang mau jadi dosen tetap, maunya seperti saya kerja utamanya
ditempat lain dan ngajarnya partime, karena gaji dosen kecil dan jikalapun
mau urusannya ribet, saya sendiri jadi pengajar S1 tahun 1991 sampai 1993
dan kembali membantu secara partime sejak 2006.

Entah bagaimana ceritranya bidang studi ini secara administratif sampai
sekarang masih dikelola oleh Fisika UI?

Aneh tapi nyata, tapi begitulah adanya.


Salam
Anggoro Dradjat





2012/10/7 wikanw 

> Rancang bangun Jembatan Selat Sunda pernah juga dipamerkan di Pameran
> Konstruksi Indonesia 2010 di Jakarta Convention Center. Jembatannya
> dibangun melintas 3 pulau kecil, dengan total panjang 29 km termasuk
> lintasan jalan mobil dan kereta api. Ketahanan terhadap potential gempa 7
> Magnitude dan tsunami (? m). Sedangkan jarak dari Gunung api Krakatau
> sekitar 40 km. Kuncinya asal  tidak dikorupsi pelaksanaan pembangunanannya.
>
> Oiya Pak Ismail ysh,
>
> Masak sih bangun PLTN-nya di Babel, listriknya dialirin ke Jawi? Nanti
> kalau seperti di Muria, ulama berfatwa gak adil kalau yang menanggung
> resiko selalu yang tidak menikmati hasilnya. Supaya adil pernukliran
> listrik dibangunnya di Jakarta saja, bisa di Kelapa Gading atau dekat
> superbloknya Agung Podomoro, dll.
>
> Maaf guyon tapi serius.
>
> Wassalam,
> Wikan
>
> Sent from my iPad
>
> On 6 Okt 2012, at 07:16, "Ismail"  wrote:
>
> Ide menghubungkan jawa sumantrah ini sdh lama , sejak tahun 80 an bahkan
> sdh ada kajian kajian dr berbagai aspek sejak itu telah banyak forum forum
> yg diadakan untuk membahas masalah ini dari berbagai aspek,, bebrapa
> alternatif diusulkan apakah memperbesar kapasitas pelabuhan , bangun
> jembatan bahkan sampai bikin Terowongan semua dikaji dari segi kondisi
> lingk, teknologi dan keekonomianya/biaya sampai sosialnya , dan juga
> termasuk rencana untuk. Ngebangun jaringan kabel listrik lintas jawa
> sumantrah { siapa tahu renc bangun PLTN di banbel jadi shg listriknya bisa
> dialirkan ke jawi } .
> Ujung ujungnya semuanya ke biaya , pilihan terakhir spt nya akan dibangun
> jembatan kabarnya untuk pembangunan ini tidak akan dianggarkan ke APBN
> kalau tidak dg APBN berarti model investasi swasta spt pemb jalan tol ,
> bagi investor tentunya lagi main etung etungan untung ruginya
> Sebetulnya APBN kita itu sdh 1600 an T masak nyisakan dikit untuk
> ngebangun jembatan saja tidak bisa
>
> Sent by Liamsi's Mobile Phone
> ----------
> *From: * Rovicky Dwi Putrohari 
> *Date: *Sat, 6 Oct 2012 06:39:26 +0700
> *To: *iagi-net@iagi.or.id
> *ReplyTo: * 
> *Subject: *Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
>
> Terimakasih infonya P

Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

2012-10-07 Terurut Topik leonardl

Pak Anggoro,

Betul s2 geofisika reservoar UI berada di bawah fisika. Ada rencana membuka 
prodi geosains tp belum bisa terwujudkan

Pengembangan suatu universitas idealnya menekankan lokalitas, dan kebetulan 
jakarta adalah rumahnya perusahaan minyak, jadi kurikulumnya lebih banyak 
diusahakan kompatibel dengan kebutuhan industri.

Adalah realita bahwa gelar S2 menjadi penting saat ini karena memfilter calon 
pekerja dengan IPK mungkin dirasa tidak cukup.

Sulitnya mendapatkan dosen tetap saya pikir banyak dipengaruhi oleh kenyataan 
bahwa tawaran di perusahaan migas jelas lebih menarik.

Salam
LL

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Anggoro Dradjat 
Date: Sun, 7 Oct 2012 20:00:57 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

Dear All,


Geologi secara manajemen struktural tidak di kenal di UI, padahal secara
substansi diajarkan.

Saat ini di UI ada program studi S2 geofiska reservoir yang jumlah
mahasiswanya mencapai 60 orang persemester yang isi mata kuliahnya adalah
geofisika dan geology di bidang perminyakan.

Jumlah pengajarnya banyak, sudah menyandang s3 semua, yang lulusan S2 cuma
dua  atau tiga orang  termasuk saya sendiri.

Para pengajarnya amat berdedikasi dan bekerja keras walaupun dosennya
dibayar kecil dan mahasiswanya harus  bayar mahal.

Secara struktural geologi tidak dikenal di UI, lulusannya mendapat ijasah
S2 magister fisika bukan magister geofisika atau geologi, sepertinya baik
dosen ataupun mahasiswanya tidak peduli yang penting lulus dan laku kerja?

Saat ini juga dikembangkan Pusat Penelitian Geoscience Universitas
Indonesia dengan dana bantuan dari Pertamina dan orang tidak peduli apakah
itu geologi atau geofisika ataupun yang lainnya.

Ilmu geologi ataupun geofisika yang dikembangkan sejak akhir 80ansampai
sekarang didominasi oleh bidang G&G perminyakan dan ilmu geologi yang lain
memang tidak dikenal dan tidak berkembang, termasuk bidang geologi teknik.

Sulitnya mengembangkan geologi adalah karena sedikitnya geologist dan
geophysicist yang mau jadi dosen tetap, maunya seperti saya kerja utamanya
ditempat lain dan ngajarnya partime, karena gaji dosen kecil dan jikalapun
mau urusannya ribet, saya sendiri jadi pengajar S1 tahun 1991 sampai 1993
dan kembali membantu secara partime sejak 2006.

Entah bagaimana ceritranya bidang studi ini secara administratif sampai
sekarang masih dikelola oleh Fisika UI?

Aneh tapi nyata, tapi begitulah adanya.


Salam
Anggoro Dradjat





2012/10/7 wikanw 

> Rancang bangun Jembatan Selat Sunda pernah juga dipamerkan di Pameran
> Konstruksi Indonesia 2010 di Jakarta Convention Center. Jembatannya
> dibangun melintas 3 pulau kecil, dengan total panjang 29 km termasuk
> lintasan jalan mobil dan kereta api. Ketahanan terhadap potential gempa 7
> Magnitude dan tsunami (? m). Sedangkan jarak dari Gunung api Krakatau
> sekitar 40 km. Kuncinya asal  tidak dikorupsi pelaksanaan pembangunanannya.
>
> Oiya Pak Ismail ysh,
>
> Masak sih bangun PLTN-nya di Babel, listriknya dialirin ke Jawi? Nanti
> kalau seperti di Muria, ulama berfatwa gak adil kalau yang menanggung
> resiko selalu yang tidak menikmati hasilnya. Supaya adil pernukliran
> listrik dibangunnya di Jakarta saja, bisa di Kelapa Gading atau dekat
> superbloknya Agung Podomoro, dll.
>
> Maaf guyon tapi serius.
>
> Wassalam,
> Wikan
>
> Sent from my iPad
>
> On 6 Okt 2012, at 07:16, "Ismail"  wrote:
>
> Ide menghubungkan jawa sumantrah ini sdh lama , sejak tahun 80 an bahkan
> sdh ada kajian kajian dr berbagai aspek sejak itu telah banyak forum forum
> yg diadakan untuk membahas masalah ini dari berbagai aspek,, bebrapa
> alternatif diusulkan apakah memperbesar kapasitas pelabuhan , bangun
> jembatan bahkan sampai bikin Terowongan semua dikaji dari segi kondisi
> lingk, teknologi dan keekonomianya/biaya sampai sosialnya , dan juga
> termasuk rencana untuk. Ngebangun jaringan kabel listrik lintas jawa
> sumantrah { siapa tahu renc bangun PLTN di banbel jadi shg listriknya bisa
> dialirkan ke jawi } .
> Ujung ujungnya semuanya ke biaya , pilihan terakhir spt nya akan dibangun
> jembatan kabarnya untuk pembangunan ini tidak akan dianggarkan ke APBN
> kalau tidak dg APBN berarti model investasi swasta spt pemb jalan tol ,
> bagi investor tentunya lagi main etung etungan untung ruginya
> Sebetulnya APBN kita itu sdh 1600 an T masak nyisakan dikit untuk
> ngebangun jembatan saja tidak bisa
>
> Sent by Liamsi's Mobile Phone
> ------
> *From: * Rovicky Dwi Putrohari 
> *Date: *Sat, 6 Oct 2012 06:39:26 +0700
> *To: *iagi-net@iagi.or.id
> *ReplyTo: * 
> *Subject: *Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
>
> Terimakasih infonya Pak Eddy,
> Mungkin karena penyelenggaranya UI, dimana hanya UI dan UGM yg memiliki
> Fakultas Geografi,

Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

2012-10-07 Terurut Topik Bandono Salim
Yaa setuju, sbg geologist ahok harusnya paham, tentang turunnya jakarta karena 
pemompaan dan tilting di pantai utara jawa.
Sehingga penanganan banjir dpt pas gitu loh. Tilting dan sedot air sebagai satu 
diantara banyak gal penyebab rob (naiknya air laut kedarat waktu pasang naik).
Yaa iagi undang dia tuk diskusi laah .
Setuju koh liam.
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "Ismail" 
Date: Sun, 7 Oct 2012 12:24:18 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Mungkin sekarang ini  lbh meriah Seminar Geologi Jakarta dg pembicara utama 
geologist Ahok , daripada seminar   Jembatan selat sunda yg  sdh diadakan  
berulang ulang sejak lama 


Sent by Liamsi's Mobile Phone

-Original Message-
From: "Bandono Salim" 
Date: Sat, 6 Oct 2012 09:57:41 
To: Iagi
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

Kalau menggandeng wiratman, sdh pasti ada geologist yang meneliti. Setau saya 
banyak geologist yang kerja di wiratman. Palinhg tidak ada 2 senior.
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: suryadi_oe...@yahoo.com
Date: Sat, 6 Oct 2012 05:38:59 
To: IAGI
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

Saya rasa peranan geologist �memberikan data dan rekomendasi sebannyak2nya, 
sedangkan kelayakannya kan ada orang teknik sipil yang akan mengkaji "go or not 
go" berdasarkan data yg di supply oleh geologist.


Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "Husnul Kausarian" 
Date: Sat, 6 Oct 2012 03:42:58 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

Ada satu hal yg sangat menggelitik di benak saya mengenai rencana pembangunan 
JSS:
Apa tidak terlalu beresiko membangun JSS?mengingat kompleksitas aktifitas 
tektonik disini? Seberapa kuat teknologi yg bisa menahan "kekuatan" tektonik 
disini?
Best Regards,
Husnul Kausarian
c/p +62853-5556-5656

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari 
Date: Sat, 6 Oct 2012 08:39:49 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

Soal risiko saya rasa tidak ada yg tidak berrisiko di Indonesia ini. Bahkan
tidak melakukannya apapun juga berisiko. Berisiko ketinggalan kereta
(ketinggalan budaya). Yg lebih penting memperhitungkan risiko ini supaya
tidak merugikan. Dan memilih yg paling optimum keuntungannya.

Bahwa suatu saat akan rusak itu bisa dipastikan terjadi, hanya kapan
terjadinya kita perlu perhitungkan masak-masak.

Justru ini tantangan bagi geologist Indonesia utk lebih mengerti kondisi
geologi Indonesia supaya mampu melakukan dan mampu membangun dengan
mitigasi yang benar.
Kalau terlalu fobia dan terlalu ketakutan kondisi geologinya ya selamnya
kita tidak akan melakukan apapun.
Menurut saya ilmu geologi dan juga ilmu lain dalam mitigasinya perlu
menyatakan secara positip kapan saat terbaik utk melakukannya. Bukan hanya
untuk mengatakan tidak perlu melakukannya.

"Drill or not to drill ?"
Saya sering cenderung mengatakan "drill", karena yg mendapatkan keuntungan
yg drill.

"Do or not to do?"
Just do it ... That's how we learn.

Rdp


On Sunday, October 7, 2012,   wrote:
>
> Kayaknya dg tektonik yg gak stabil ditambah adanya krakatau diantaranya,
pembuatan jembatan kok high risk ya spt pemboran yg gak memenuhi parameter
petroleum system gitu, he3
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> ________
> From: "Ismail" 
> Date: Sat, 6 Oct 2012 00:16:28 +
> To: 
> ReplyTo: 
> Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
> Ide menghubungkan jawa sumantrah ini sdh lama , sejak tahun 80 an bahkan
sdh ada kajian kajian dr berbagai aspek sejak itu telah banyak forum forum
yg diadakan untuk membahas masalah ini dari berbagai aspek,, bebrapa
alternatif diusulkan apakah memperbesar kapasitas pelabuhan , bangun
jembatan bahkan sampai bikin Terowongan semua dikaji dari segi kondisi
lingk, teknologi dan keekonomianya/biaya sampai sosialnya , dan juga
termasuk rencana untuk. Ngebangun jaringan kabel listrik lintas jawa
sumantrah { siapa tahu renc bangun PLTN di banbel jadi shg listriknya bisa
dialirkan ke jawi } .
> Ujung ujungnya semuanya ke biaya , pilihan terakhir spt nya akan dibangun
jembatan kabarnya untuk pembangunan ini tidak akan dianggarkan ke APBN
kalau tidak dg APBN berarti model investasi swasta spt pemb jalan tol ,
bagi investor tentunya lagi main etung etungan untung ruginya
> Sebetulnya APBN kita itu sdh 1600 an T masak nyisakan dikit untuk
ngebangun jembatan saja tidak bisa
>
> Sent by Liamsi's Mobile Phone
> ________________
> From: Rovicky Dwi Putrohari 
> Date: Sat, 6 Oct 2012 06:39:26 +0700
> To: iagi-net@iagi.or.id
> ReplyTo: 
> Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Sel

Re: [iagi-net-l] DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA

2012-10-07 Terurut Topik Ery Arifullah
Mohon ijin pak, gambarnya untuk dikopi.

Salam,
Ery

Sent from my iPad

On 7 Okt 2012, at 19:05, "Sujatmiko"  wrote:

> Rekan-rekan IAGI yang budiman,
>  
> Sehubungan dengan diskusi tentang Jembatan Selat Sunda yang begitu banyak 
> menyerap partisipasi  rekan-rekan IAGI, barangkali ada manfaatnya kalau mang 
> Okim informasikan bahwa Lokakarya bertema : Kondisi Bahaya Geologi Dalam 
> Rangka Pembangunan Jembatan Selat Sunda pernah diadakan di Jakarta pada  30 
> September 2010. Pembicaranya adalah : Ir. Denis H.Sumadilaga MSc., Ir. Engkon 
> K. Kertapati , Prof.Dr.Hery Harjono , Prof.Dr. Hasanuddin Z.Abidin, Dr. 
> Hamzah Latief, Dr. Surono, dan Krisbudiono MSc. Moderator lokakarya adalah 
> Dr.Ir.Sutikno Bronto. Mang Okim mengetahui  hal ini karena panitia lokakarya 
> memesan souvenir bernuansa Jembatan Selat Sunda dengan basement batumulia ( 
> beberapa gambar souvenir terlampir ).
>  
> Selain souvenir untuk Lokakarya, mang Okim mendapat juga pesanan souvenir 
> bernuansa Jembatan Selat Sunda  dari Fakultas Ilmu dan Teknologi  Kebumian 
> ITB  untuk  Purna Bakti  Dr. Ir. Teuku Lukman Aziz MSc. ( Program Studi 
> Geodesi dan Geomatika , 1 Agustus 2010 ) dan Drs. Muhamad Ali ( Program Studi 
> Oseanografi , 1 November 2010 ). Dengan demikian mang Okim memperkirakan  
> bahwa permasalahan Rancang Bangun Jembatan Selat Sunda dari perspektif 
> geologi telah dibahas oleh para ahli kebumian dengan inisiator Fakultas Ilmu 
> dan Teknologi Kebumian ITB. Untuk memastikan hal ini dan sekalian mendapatkan 
> masukan tentang hasil Lokakarya, barangkali IAGI dapat mengontak 
> Dr.Ir.Roebijanto Kapid atau rekan-rekan lain di ITB , atau para ahli yang 
> menjadi pembicara / moderator di Lokakarya.
>  
> Menurut pikiran sederhana mang Okim siih, rasanya sayang  ya menganggarkan 
> uang yang konon senilai Rp 225 Triliun untuk membangun Jembatan Selat Sunda 
> yang lokasinya saja di daerah yang rawan bencana geologi.  Ketika terakhir 
> kali mang Okim berkesempatan menikmati Cruise Dinner di Bangkok ( Mei 2012 ), 
> mang Okim sampai terheran-heran dan terharu melihat puluhan kapal  restoran 
> bertingkat yang bersliweran dengan lampu-lampu yang indah dan penumpang yang 
> penuh --- padahal Thailand bukan negara maritim seperti Indonesia - - - ta’ 
> iya ! Mang Okim membayangkan betapa akan lebih sesuainya bagi Indonesia 
> sebagai negara maritim beneran  kalau anggaran senilai Rp 225 Triliun itu 
> dipakai untuk membangun  sarana di pelabuhan penyeberangan ,  membeli 
> kapal-kapal modern, dan menyiapkan sarana pendidikan manajemen kelautan 
> berikut SDM nya, dll . Itu siih mimpi mang Okim yang mungkin saja out of date.
>  
> Salam cinta maritim - - - dan batu mulia,
>  
> Mang Okim
>  
> LAMPIRAN  GAMBAR  SOUVENIR
> ( LUKISAN CAT MINYAK DAN BATU MULIA , UKURAN GAMBAR : 18 x 12 CM )
>  
> 
> Gambar 1 :  Basement Banded Agate ( Pembicara Lokakarya )
>  
> 
> Gambar 2 : Basement Banded Agate ( Pembicara Lokakarya )
>  
> 
> Gambar 3 : Basement Silicified Banded Tuff ( Pembicara Lokakarya )
>  
> 
> Gambar 4 : Basement Fire Jasper ( Purna Bakti )
>  
> 
> Gambar 5 : Basement Silicified Flysch Sediment ( Purna bakti )
>  
> From: wikanw [mailto:wikanwindra...@yahoo.com] 
> Sent: 07 Oktober 2012 12:26
> To: 
> Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
>  
> Rancang bangun Jembatan Selat Sunda pernah juga dipamerkan di Pameran 
> Konstruksi Indonesia 2010 di Jakarta Convention Center. Jembatannya dibangun 
> melintas 3 pulau kecil, dengan total panjang 29 km termasuk lintasan jalan 
> mobil dan kereta api. Ketahanan terhadap potential gempa 7 Magnitude dan 
> tsunami (? m). Sedangkan jarak dari Gunung api Krakatau sekitar 40 km. 
> Kuncinya asal  tidak dikorupsi pelaksanaan pembangunanannya.
>  
> Oiya Pak Ismail ysh,
> 
> Masak sih bangun PLTN-nya di Babel, listriknya dialirin ke Jawi? Nanti kalau 
> seperti di Muria, ulama berfatwa gak adil kalau yang menanggung resiko selalu 
> yang tidak menikmati hasilnya. Supaya adil pernukliran listrik dibangunnya di 
> Jakarta saja, bisa di Kelapa Gading atau dekat superbloknya Agung Podomoro, 
> dll.
>  
> Maaf guyon tapi serius.
>  
> Wassalam,
> Wikan
> 
> 


Re: [iagi-net-l] DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA

2012-10-07 Terurut Topik rakhmadi . avianto
Kalo ga bisa sore ya malam sekalian dinner ma ta kita tak iya boleh dunk mang 
Okim pengen temu darat nih

Lam salam
Avi

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "miko" 
Date: Sun, 7 Oct 2012 12:33:13 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA
Insyaallah ada Pak Avi. Silahkan singgah. Nanti telpon dulu ya, takut ada 
keperluan mendadak.

Wassalam,
Mang Okim
-Original Message-
From: rakhmadi.avia...@gmail.com
Date: Sun, 7 Oct 2012 11:49:17 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA
Rabu IAGI ke Bandung mang Okim untuk ketemu dg team HAGI apa waktunya tepat yah
Kalau convinience boleh berkunjung tak iya

Lam salam
Avi

--Original Message--
From: miko
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA
Sent: Oct 7, 2012 18:40

Bisa diatur Pak Oki. Kapan2 kalau di Bandung singgah ya.

Wassalam,

Mang Okim
-Original Message-
From: o - musakti 
Date: Sun, 7 Oct 2012 04:18:18 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA
Wah, di suvenir nomer 3 ada sesar-sesar yang terletak tepat dibawah tiang 
jembatanhiii sereem...

He he he bercanda. Cantik sekali suvenirnya mang Okim. Saya jadi ingin...

Salam
Oki

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

2012-10-07 Terurut Topik Anggoro Dradjat
Dear All,


Geologi secara manajemen struktural tidak di kenal di UI, padahal secara
substansi diajarkan.

Saat ini di UI ada program studi S2 geofiska reservoir yang jumlah
mahasiswanya mencapai 60 orang persemester yang isi mata kuliahnya adalah
geofisika dan geology di bidang perminyakan.

Jumlah pengajarnya banyak, sudah menyandang s3 semua, yang lulusan S2 cuma
dua  atau tiga orang  termasuk saya sendiri.

Para pengajarnya amat berdedikasi dan bekerja keras walaupun dosennya
dibayar kecil dan mahasiswanya harus  bayar mahal.

Secara struktural geologi tidak dikenal di UI, lulusannya mendapat ijasah
S2 magister fisika bukan magister geofisika atau geologi, sepertinya baik
dosen ataupun mahasiswanya tidak peduli yang penting lulus dan laku kerja?

Saat ini juga dikembangkan Pusat Penelitian Geoscience Universitas
Indonesia dengan dana bantuan dari Pertamina dan orang tidak peduli apakah
itu geologi atau geofisika ataupun yang lainnya.

Ilmu geologi ataupun geofisika yang dikembangkan sejak akhir 80ansampai
sekarang didominasi oleh bidang G&G perminyakan dan ilmu geologi yang lain
memang tidak dikenal dan tidak berkembang, termasuk bidang geologi teknik.

Sulitnya mengembangkan geologi adalah karena sedikitnya geologist dan
geophysicist yang mau jadi dosen tetap, maunya seperti saya kerja utamanya
ditempat lain dan ngajarnya partime, karena gaji dosen kecil dan jikalapun
mau urusannya ribet, saya sendiri jadi pengajar S1 tahun 1991 sampai 1993
dan kembali membantu secara partime sejak 2006.

Entah bagaimana ceritranya bidang studi ini secara administratif sampai
sekarang masih dikelola oleh Fisika UI?

Aneh tapi nyata, tapi begitulah adanya.


Salam
Anggoro Dradjat





2012/10/7 wikanw 

> Rancang bangun Jembatan Selat Sunda pernah juga dipamerkan di Pameran
> Konstruksi Indonesia 2010 di Jakarta Convention Center. Jembatannya
> dibangun melintas 3 pulau kecil, dengan total panjang 29 km termasuk
> lintasan jalan mobil dan kereta api. Ketahanan terhadap potential gempa 7
> Magnitude dan tsunami (? m). Sedangkan jarak dari Gunung api Krakatau
> sekitar 40 km. Kuncinya asal  tidak dikorupsi pelaksanaan pembangunanannya.
>
> Oiya Pak Ismail ysh,
>
> Masak sih bangun PLTN-nya di Babel, listriknya dialirin ke Jawi? Nanti
> kalau seperti di Muria, ulama berfatwa gak adil kalau yang menanggung
> resiko selalu yang tidak menikmati hasilnya. Supaya adil pernukliran
> listrik dibangunnya di Jakarta saja, bisa di Kelapa Gading atau dekat
> superbloknya Agung Podomoro, dll.
>
> Maaf guyon tapi serius.
>
> Wassalam,
> Wikan
>
> Sent from my iPad
>
> On 6 Okt 2012, at 07:16, "Ismail"  wrote:
>
> Ide menghubungkan jawa sumantrah ini sdh lama , sejak tahun 80 an bahkan
> sdh ada kajian kajian dr berbagai aspek sejak itu telah banyak forum forum
> yg diadakan untuk membahas masalah ini dari berbagai aspek,, bebrapa
> alternatif diusulkan apakah memperbesar kapasitas pelabuhan , bangun
> jembatan bahkan sampai bikin Terowongan semua dikaji dari segi kondisi
> lingk, teknologi dan keekonomianya/biaya sampai sosialnya , dan juga
> termasuk rencana untuk. Ngebangun jaringan kabel listrik lintas jawa
> sumantrah { siapa tahu renc bangun PLTN di banbel jadi shg listriknya bisa
> dialirkan ke jawi } .
> Ujung ujungnya semuanya ke biaya , pilihan terakhir spt nya akan dibangun
> jembatan kabarnya untuk pembangunan ini tidak akan dianggarkan ke APBN
> kalau tidak dg APBN berarti model investasi swasta spt pemb jalan tol ,
> bagi investor tentunya lagi main etung etungan untung ruginya
> Sebetulnya APBN kita itu sdh 1600 an T masak nyisakan dikit untuk
> ngebangun jembatan saja tidak bisa
>
> Sent by Liamsi's Mobile Phone
> ------
> *From: * Rovicky Dwi Putrohari 
> *Date: *Sat, 6 Oct 2012 06:39:26 +0700
> *To: *iagi-net@iagi.or.id
> *ReplyTo: * 
> *Subject: *Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
>
> Terimakasih infonya Pak Eddy,
> Mungkin karena penyelenggaranya UI, dimana hanya UI dan UGM yg memiliki
> Fakultas Geografi, sehingga mereka (UI) juga ingin mengunggulkan
> Fakultasnya Geografinya. Barangkali saja yg akan dibahas sisi geografisnya
> (kependudukan dan sisi sosiogeografinya) cmiiw.
>
> Sebenernya sisi yg dibahas dalam pembangunan jembatan selat Sunda ini
> banyak sekali. Tidak hanya geologi. Seperti yg diberitahukan oleh Pak
> Ipranta, Ketua Bid Kebencanaan PP IAGI. Pembahasan khusus geologi akan
> dibahas disitu.
>
> Salah satu pertanyaan sisi sosio kulturalnya adalah 'mengapa dibangun
> jembatan, kenapa kok bukan diperbaharui dan ditingkatkan pelabuhan dan
> pelayarannya ? Bukannya Indonesia negeri Maritim ?'
>
> Dari sisi geologi, kemarin sewaktu PIT di jogja dalam booth juga
> dipamerkan riset geologi oleh Geologi Marine ttg lintasan seismic dangka

Re: [iagi-net-l] DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA

2012-10-07 Terurut Topik miko
Insyaallah ada Pak Avi. Silahkan singgah. Nanti telpon dulu ya, takut ada 
keperluan mendadak.

Wassalam,
Mang Okim
-Original Message-
From: rakhmadi.avia...@gmail.com
Date: Sun, 7 Oct 2012 11:49:17 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA
Rabu IAGI ke Bandung mang Okim untuk ketemu dg team HAGI apa waktunya tepat yah
Kalau convinience boleh berkunjung tak iya

Lam salam
Avi

--Original Message--
From: miko
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA
Sent: Oct 7, 2012 18:40

Bisa diatur Pak Oki. Kapan2 kalau di Bandung singgah ya.

Wassalam,

Mang Okim
-Original Message-
From: o - musakti 
Date: Sun, 7 Oct 2012 04:18:18 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA
Wah, di suvenir nomer 3 ada sesar-sesar yang terletak tepat dibawah tiang 
jembatanhiii sereem...

He he he bercanda. Cantik sekali suvenirnya mang Okim. Saya jadi ingin...

Salam
Oki

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

2012-10-07 Terurut Topik Ismail
Mungkin sekarang ini  lbh meriah Seminar Geologi Jakarta dg pembicara utama 
geologist Ahok , daripada seminar   Jembatan selat sunda yg  sdh diadakan  
berulang ulang sejak lama 


Sent by Liamsi's Mobile Phone

-Original Message-
From: "Bandono Salim" 
Date: Sat, 6 Oct 2012 09:57:41 
To: Iagi
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

Kalau menggandeng wiratman, sdh pasti ada geologist yang meneliti. Setau saya 
banyak geologist yang kerja di wiratman. Palinhg tidak ada 2 senior.
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: suryadi_oe...@yahoo.com
Date: Sat, 6 Oct 2012 05:38:59 
To: IAGI
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

Saya rasa peranan geologist �memberikan data dan rekomendasi sebannyak2nya, 
sedangkan kelayakannya kan ada orang teknik sipil yang akan mengkaji "go or not 
go" berdasarkan data yg di supply oleh geologist.


Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "Husnul Kausarian" 
Date: Sat, 6 Oct 2012 03:42:58 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

Ada satu hal yg sangat menggelitik di benak saya mengenai rencana pembangunan 
JSS:
Apa tidak terlalu beresiko membangun JSS?mengingat kompleksitas aktifitas 
tektonik disini? Seberapa kuat teknologi yg bisa menahan "kekuatan" tektonik 
disini?
Best Regards,
Husnul Kausarian
c/p +62853-5556-5656

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari 
Date: Sat, 6 Oct 2012 08:39:49 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

Soal risiko saya rasa tidak ada yg tidak berrisiko di Indonesia ini. Bahkan
tidak melakukannya apapun juga berisiko. Berisiko ketinggalan kereta
(ketinggalan budaya). Yg lebih penting memperhitungkan risiko ini supaya
tidak merugikan. Dan memilih yg paling optimum keuntungannya.

Bahwa suatu saat akan rusak itu bisa dipastikan terjadi, hanya kapan
terjadinya kita perlu perhitungkan masak-masak.

Justru ini tantangan bagi geologist Indonesia utk lebih mengerti kondisi
geologi Indonesia supaya mampu melakukan dan mampu membangun dengan
mitigasi yang benar.
Kalau terlalu fobia dan terlalu ketakutan kondisi geologinya ya selamnya
kita tidak akan melakukan apapun.
Menurut saya ilmu geologi dan juga ilmu lain dalam mitigasinya perlu
menyatakan secara positip kapan saat terbaik utk melakukannya. Bukan hanya
untuk mengatakan tidak perlu melakukannya.

"Drill or not to drill ?"
Saya sering cenderung mengatakan "drill", karena yg mendapatkan keuntungan
yg drill.

"Do or not to do?"
Just do it ... That's how we learn.

Rdp


On Sunday, October 7, 2012,   wrote:
>
> Kayaknya dg tektonik yg gak stabil ditambah adanya krakatau diantaranya,
pembuatan jembatan kok high risk ya spt pemboran yg gak memenuhi parameter
petroleum system gitu, he3
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> 
> From: "Ismail" 
> Date: Sat, 6 Oct 2012 00:16:28 +
> To: 
> ReplyTo: 
> Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
> Ide menghubungkan jawa sumantrah ini sdh lama , sejak tahun 80 an bahkan
sdh ada kajian kajian dr berbagai aspek sejak itu telah banyak forum forum
yg diadakan untuk membahas masalah ini dari berbagai aspek,, bebrapa
alternatif diusulkan apakah memperbesar kapasitas pelabuhan , bangun
jembatan bahkan sampai bikin Terowongan semua dikaji dari segi kondisi
lingk, teknologi dan keekonomianya/biaya sampai sosialnya , dan juga
termasuk rencana untuk. Ngebangun jaringan kabel listrik lintas jawa
sumantrah { siapa tahu renc bangun PLTN di banbel jadi shg listriknya bisa
dialirkan ke jawi } .
> Ujung ujungnya semuanya ke biaya , pilihan terakhir spt nya akan dibangun
jembatan kabarnya untuk pembangunan ini tidak akan dianggarkan ke APBN
kalau tidak dg APBN berarti model investasi swasta spt pemb jalan tol ,
bagi investor tentunya lagi main etung etungan untung ruginya
> Sebetulnya APBN kita itu sdh 1600 an T masak nyisakan dikit untuk
ngebangun jembatan saja tidak bisa
>
> Sent by Liamsi's Mobile Phone
> ____________
> From: Rovicky Dwi Putrohari 
> Date: Sat, 6 Oct 2012 06:39:26 +0700
> To: iagi-net@iagi.or.id
> ReplyTo: 
> Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
> Terimakasih infonya Pak Eddy,
> Mungkin karena penyelenggaranya UI, dimana hanya UI dan UGM yg memiliki
Fakultas Geografi, sehingga mereka (UI) juga ingin mengunggulkan
Fakultasnya Geografinya. Barangkali saja yg akan dibahas sisi geografisnya
(kependudukan dan sisi sosiogeografinya) cmiiw.
>
> Sebenernya sisi yg dibahas dalam pembangunan jembatan selat Sunda ini
banyak sekali. Tidak hanya geologi. Seperti yg diberitahukan oleh Pak
Ipranta, Ketua Bid Kebencanaan PP IAGI. Pembahasan khusus geologi akan
dibahas disitu.
&

Re: [iagi-net-l] DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA

2012-10-07 Terurut Topik rakhmadi . avianto
Rabu IAGI ke Bandung mang Okim untuk ketemu dg team HAGI apa waktunya tepat yah
Kalau convinience boleh berkunjung tak iya

Lam salam
Avi

--Original Message--
From: miko
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA
Sent: Oct 7, 2012 18:40

Bisa diatur Pak Oki. Kapan2 kalau di Bandung singgah ya.

Wassalam,

Mang Okim
-Original Message-
From: o - musakti 
Date: Sun, 7 Oct 2012 04:18:18 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA
Wah, di suvenir nomer 3 ada sesar-sesar yang terletak tepat dibawah tiang 
jembatanhiii sereem...

He he he bercanda. Cantik sekali suvenirnya mang Okim. Saya jadi ingin...

Salam
Oki

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Re: [iagi-net-l] DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA

2012-10-07 Terurut Topik miko
Bisa diatur Pak Oki. Kapan2 kalau di Bandung singgah ya.

Wassalam,

Mang Okim
-Original Message-
From: o - musakti 
Date: Sun, 7 Oct 2012 04:18:18 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA
Wah, di suvenir nomer 3 ada sesar-sesar yang terletak tepat dibawah tiang 
jembatanhiii sereem...

He he he bercanda. Cantik sekali suvenirnya mang Okim. Saya jadi ingin...

Salam
Oki


Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

2012-10-06 Terurut Topik wikanw
Rancang bangun Jembatan Selat Sunda pernah juga dipamerkan di Pameran 
Konstruksi Indonesia 2010 di Jakarta Convention Center. Jembatannya dibangun 
melintas 3 pulau kecil, dengan total panjang 29 km termasuk lintasan jalan 
mobil dan kereta api. Ketahanan terhadap potential gempa 7 Magnitude dan 
tsunami (? m). Sedangkan jarak dari Gunung api Krakatau sekitar 40 km. Kuncinya 
asal  tidak dikorupsi pelaksanaan pembangunanannya.

Oiya Pak Ismail ysh,

Masak sih bangun PLTN-nya di Babel, listriknya dialirin ke Jawi? Nanti kalau 
seperti di Muria, ulama berfatwa gak adil kalau yang menanggung resiko selalu 
yang tidak menikmati hasilnya. Supaya adil pernukliran listrik dibangunnya di 
Jakarta saja, bisa di Kelapa Gading atau dekat superbloknya Agung Podomoro, dll.

Maaf guyon tapi serius.

Wassalam,
Wikan

Sent from my iPad

On 6 Okt 2012, at 07:16, "Ismail"  wrote:

> Ide menghubungkan jawa sumantrah ini sdh lama , sejak tahun 80 an bahkan sdh 
> ada kajian kajian dr berbagai aspek sejak itu telah banyak forum forum yg 
> diadakan untuk membahas masalah ini dari berbagai aspek,, bebrapa alternatif 
> diusulkan apakah memperbesar kapasitas pelabuhan , bangun jembatan bahkan 
> sampai bikin Terowongan semua dikaji dari segi kondisi lingk, teknologi dan 
> keekonomianya/biaya sampai sosialnya , dan juga termasuk rencana untuk. 
> Ngebangun jaringan kabel listrik lintas jawa sumantrah { siapa tahu renc 
> bangun PLTN di banbel jadi shg listriknya bisa dialirkan ke jawi } .
> Ujung ujungnya semuanya ke biaya , pilihan terakhir spt nya akan dibangun 
> jembatan kabarnya untuk pembangunan ini tidak akan dianggarkan ke APBN kalau 
> tidak dg APBN berarti model investasi swasta spt pemb jalan tol , bagi 
> investor tentunya lagi main etung etungan untung ruginya 
> Sebetulnya APBN kita itu sdh 1600 an T masak nyisakan dikit untuk ngebangun 
> jembatan saja tidak bisa 
> 
> Sent by Liamsi's Mobile Phone
> From: Rovicky Dwi Putrohari 
> Date: Sat, 6 Oct 2012 06:39:26 +0700
> To: iagi-net@iagi.or.id
> ReplyTo: 
> Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
> 
> Terimakasih infonya Pak Eddy,
> Mungkin karena penyelenggaranya UI, dimana hanya UI dan UGM yg memiliki 
> Fakultas Geografi, sehingga mereka (UI) juga ingin mengunggulkan Fakultasnya 
> Geografinya. Barangkali saja yg akan dibahas sisi geografisnya (kependudukan 
> dan sisi sosiogeografinya) cmiiw. 
> 
> Sebenernya sisi yg dibahas dalam pembangunan jembatan selat Sunda ini banyak 
> sekali. Tidak hanya geologi. Seperti yg diberitahukan oleh Pak Ipranta, Ketua 
> Bid Kebencanaan PP IAGI. Pembahasan khusus geologi akan dibahas disitu. 
> 
> Salah satu pertanyaan sisi sosio kulturalnya adalah 'mengapa dibangun 
> jembatan, kenapa kok bukan diperbaharui dan ditingkatkan pelabuhan dan 
> pelayarannya ? Bukannya Indonesia negeri Maritim ?' 
> 
> Dari sisi geologi, kemarin sewaktu PIT di jogja dalam booth juga dipamerkan 
> riset geologi oleh Geologi Marine ttg lintasan seismic dangkal yg sudah 
> dianalisa. Saya dan Danny Hilman sempat berdiskusi lama di booth ini. Danny 
> concern adanya gawir curam yg dicurigai patahan. Tapi setelah saya tengok 
> seismic asli lainnya, gawir istu membatasi endapan2 hasil periodisitas 
> vulkanisme di daerah ini. 
> 
> Sangat menarik mengetahui geologi daerah ini, ada endapan vulkanik hasil 
> gunungapi dipantai barat Jawa, asik juga mempelajari geologi kuarter 'sub 
> aqueous'.
> 
> Jadi saya kira bukannya geologi diabaikan tetapi konsen seminarnya mungkin 
> bukan kondisi bawah permukaan. 
> Memang barangkali sentilan Pak Eddy ini menjadi satu ide utk IAGI ikut 
> mengadakan seminar atau talk khusus ttg jembatan selat Sunda. Apakah sudah 
> ada anggota IAGI yg siap materi utk kita diskusikan dalam panel diskusi ?
> 
> Salam sukses !
> Rdp  
> 
> 
> 
> 
> On Sunday, October 7, 2012, Eddy Subroto  wrote:
> > Mas Rovicky dan teman-teman anggota IAGI yang terhormat,
> >
> > Pagi tadi, saya mendapat undangan sbb.:
> > Universitas Indonesia dan Majalah GATRA dengan hormat mengundang Bapak
> > untuk menghadiri kegiatan DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA "Karya Anak
> > Bangsa dan Peluang Pembangunan Antarpulau" yang akan dilaksanakan pada:
> >
> > Hari, Tanggal : Kamis, 11 Oktober 2012 pukul 08.00 - 15.30 WIB
> > Tempat  : Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok-Jawa Barat*
> >
> > *Berikut kami lampirkan surat undangan, lembar konfirmasi, dan daftar
> > undangan.
> >
> > Yang menarik bagi saya, di daftar undangan ada kelompok asosiasi profesi
> > dan yang terundang adalah:
> > 1. Ikatan Ahli Transportasi
> > 2. Ikatan Ahli Perencana
> > 3. Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia
> > 4

Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

2012-10-06 Terurut Topik Bandono Salim
Koh liam, buaya dendam kalee. 4 Jendral ditolak kpk, kata pengamat eks polisi. 
Hehehe esprit de corpnya sangat tinggi, biar sdh pensiun.
Sudah dihukum, sdh lulus ptik, lulus lain2, eh kerja di kpk (yang ngajuin 
siapa, kan buaya juga) sekarang ditangkap. Alasan lain nampaknya balas dendam 
atas masuknya kpk ke mabes polri yaa??
Salam. Hehehe di OT saja.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "Ismail" 
Date: Sat, 6 Oct 2012 11:33:24 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Pakde Bandono , maksudnya kalau ada seminar seminar yg sama diharapkan ada hal 
hal baru / data baru , bukan mengulang ulang yg sdh ada 

Wah  ramai lagi ini Cicak dan Buaya

 
Sent by Liamsi's Mobile Phone

-Original Message-
From: "Bandono Salim" 
Date: Sat, 6 Oct 2012 09:49:09 
To: Iagi
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

Apakah ada pemboran atau seismik baru koh liam?
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "Ismail" 
Date: Sat, 6 Oct 2012 02:50:58 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Diharapkan seminar seminar sekarang ini bisa mendapatkan data baru / hal hal 
baru  sehingga dapat dipakai acuan dalam sisi engineeringnya , tidak sekedar 
retorika saja yg dibahas sebetulnya  sama dg yg lalu  cuma tempatnya dan 
institusinya yg beda .
Dengan kemajuan iptek data yg diperoleh bisa lbh detail lagi disisi lain 
engineeringnya juga sdh semakin maju shg kendala kendala gaologi selalu akan 
bisa diatasi dg  teknologi

 


Sent by Liamsi's Mobile Phone

-Original Message-
From: bahe...@gmail.com
Date: Sat, 6 Oct 2012 02:08:03 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

JSS sudah setengah abad menjadi wacana, cermin lambatnya pengambilan keputusan 
di negeri ini, semoga segera terwujud demi percepatan dan pemerataan ekonomi 
jawa-sumatra, terlepas dari bencana geologi yg seharusnya dapat di-mitigasi.
 
TEMPO.CO, Jakarta - Rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda sebenarnya bukan 
gagasan baru. Gagasan untuk menghubungkan Sumatera dan Jawa yang terpisahkan 
oleh Selat Sunda sudah muncul sejak tahun 1960. Bagaimana pembicaraan soal 
proyek monumental ini dari masa ke masa?

1960
Profesor Sedyatmo dari ITB mengusulkan konsep menghubungkan Pulau 
Sumatera-Jawa-Bali yang disebut Tri Nusa Bima Sakti

1965
ITB memamerkan visualisasi Jembatan Selat Sunda di Gedung Pola, Jakarta, dalam 
peringatan HUT RI ke-20.

1986
Presiden Soeharto menunjuk Menteri Negara Riset dan Teknologi sekaligus Kepala 
BPPT, BJ Habibie, mengkaji konsep Tri Nusa Bima Sakti.

1988-1992
Kementerian Pekerjaan Umum dan BPPT melaksanakan studi dibiayai Japan 
International Cooperation Agency hingga Rp 1,5 miliar per tahun. Tiga 
alternatif dikaji, yakni membangun pelabuhan, terowongan (52 kilometer), dan 
jembatan (29 kilometer).

1997
Presiden Soeharto memilih Jembatan karena lebih monumental. Habibie 
memerintahkan Wiratman Wangsadinata, guru besar dari ITB, agar melakukan riset 
teknologi jembatan ke Eropa. Berdasarkan kajian, dibutuhkan antara lain 17 ribu 
ton baja serta 50 ribu tenaga kerja pengelas dengan biaya Rp 100 triliun.

1998
Proyek mandek karena krisis ekonomi dan politik.

2004
Tomy Winata, pemilik grup usaha Artha Graha, menggandeng Wiratman.

2007
Grup Artha Graha bersama Pemerintah Banten dan Lampung membentuk konsorsium PT 
Graha Banten Lampung Sejahtera yang mayoritas sahamnya dikuasai grup Artha 
Graha. Hadir Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa dan Kepala Bappenas Paskah 
Suzetta.

2008
Konsorsium melakukan presentasi di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono 
dan kabinet.

2009
- Konsorsium menyerahkan hasil prastudi kelayakan kepada pemerintah.
- ITS menolak pembangunan jembatan.

2011
Terbit Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan 
Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda. Peraturan ini menetapkan konsorsium 
sebagai pemrakarsa proyek dan penggarap proyek studi kelayakan dengan biaya 
sendiri.

2012
- Wiratman memprotes konsorsium yang menggandeng perusahaan Cina untuk 
menggarap studi kelayakan. Ia ingin proyek sepenuhnya digarap oleh bangsa 
sendiri.

- Menteri Keuangan Agus Martowardojo meminta Perpres Nomor 86 direvisi. Ia 
mengusulkan studi kelayakan dibiayai negara.

- Konsorsium mengirimkan surat kepada pemerintah tertanggal 24 Juli 2012 supaya 
Perpres Nomor 86 tak diubah.

salam,
FB

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: aluthfi...@gmail.com
Date: Sat, 6 Oct 2012 02:02:10 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

Iya Bung Vick. Negeri Sakura yg penuh resikopun bejibun gedung bertingkat dan 
juga jembatan penghubung pulau. Ya bisa juga bangsa kita risk avoider, yuuk 
kita menuju risk averse, kalau ke risk taker belajar dulu lah dengan menjadi 
risk averse. 


Sent from my Bl

Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

2012-10-06 Terurut Topik Bandono Salim
Yuk ngintip melalui FITB, kan pak dekan FITB diundang. 
Semoga beliaunya atau wakilnya berkenan datang supaya IAGI tidak ketinggalan.
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "Ismail" 
Date: Sat, 6 Oct 2012 11:33:24 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Pakde Bandono , maksudnya kalau ada seminar seminar yg sama diharapkan ada hal 
hal baru / data baru , bukan mengulang ulang yg sdh ada 

Wah  ramai lagi ini Cicak dan Buaya

 
Sent by Liamsi's Mobile Phone

-Original Message-
From: "Bandono Salim" 
Date: Sat, 6 Oct 2012 09:49:09 
To: Iagi
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

Apakah ada pemboran atau seismik baru koh liam?
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "Ismail" 
Date: Sat, 6 Oct 2012 02:50:58 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Diharapkan seminar seminar sekarang ini bisa mendapatkan data baru / hal hal 
baru  sehingga dapat dipakai acuan dalam sisi engineeringnya , tidak sekedar 
retorika saja yg dibahas sebetulnya  sama dg yg lalu  cuma tempatnya dan 
institusinya yg beda .
Dengan kemajuan iptek data yg diperoleh bisa lbh detail lagi disisi lain 
engineeringnya juga sdh semakin maju shg kendala kendala gaologi selalu akan 
bisa diatasi dg  teknologi

 


Sent by Liamsi's Mobile Phone

-Original Message-
From: bahe...@gmail.com
Date: Sat, 6 Oct 2012 02:08:03 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

JSS sudah setengah abad menjadi wacana, cermin lambatnya pengambilan keputusan 
di negeri ini, semoga segera terwujud demi percepatan dan pemerataan ekonomi 
jawa-sumatra, terlepas dari bencana geologi yg seharusnya dapat di-mitigasi.
 
TEMPO.CO, Jakarta - Rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda sebenarnya bukan 
gagasan baru. Gagasan untuk menghubungkan Sumatera dan Jawa yang terpisahkan 
oleh Selat Sunda sudah muncul sejak tahun 1960. Bagaimana pembicaraan soal 
proyek monumental ini dari masa ke masa?

1960
Profesor Sedyatmo dari ITB mengusulkan konsep menghubungkan Pulau 
Sumatera-Jawa-Bali yang disebut Tri Nusa Bima Sakti

1965
ITB memamerkan visualisasi Jembatan Selat Sunda di Gedung Pola, Jakarta, dalam 
peringatan HUT RI ke-20.

1986
Presiden Soeharto menunjuk Menteri Negara Riset dan Teknologi sekaligus Kepala 
BPPT, BJ Habibie, mengkaji konsep Tri Nusa Bima Sakti.

1988-1992
Kementerian Pekerjaan Umum dan BPPT melaksanakan studi dibiayai Japan 
International Cooperation Agency hingga Rp 1,5 miliar per tahun. Tiga 
alternatif dikaji, yakni membangun pelabuhan, terowongan (52 kilometer), dan 
jembatan (29 kilometer).

1997
Presiden Soeharto memilih Jembatan karena lebih monumental. Habibie 
memerintahkan Wiratman Wangsadinata, guru besar dari ITB, agar melakukan riset 
teknologi jembatan ke Eropa. Berdasarkan kajian, dibutuhkan antara lain 17 ribu 
ton baja serta 50 ribu tenaga kerja pengelas dengan biaya Rp 100 triliun.

1998
Proyek mandek karena krisis ekonomi dan politik.

2004
Tomy Winata, pemilik grup usaha Artha Graha, menggandeng Wiratman.

2007
Grup Artha Graha bersama Pemerintah Banten dan Lampung membentuk konsorsium PT 
Graha Banten Lampung Sejahtera yang mayoritas sahamnya dikuasai grup Artha 
Graha. Hadir Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa dan Kepala Bappenas Paskah 
Suzetta.

2008
Konsorsium melakukan presentasi di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono 
dan kabinet.

2009
- Konsorsium menyerahkan hasil prastudi kelayakan kepada pemerintah.
- ITS menolak pembangunan jembatan.

2011
Terbit Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan 
Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda. Peraturan ini menetapkan konsorsium 
sebagai pemrakarsa proyek dan penggarap proyek studi kelayakan dengan biaya 
sendiri.

2012
- Wiratman memprotes konsorsium yang menggandeng perusahaan Cina untuk 
menggarap studi kelayakan. Ia ingin proyek sepenuhnya digarap oleh bangsa 
sendiri.

- Menteri Keuangan Agus Martowardojo meminta Perpres Nomor 86 direvisi. Ia 
mengusulkan studi kelayakan dibiayai negara.

- Konsorsium mengirimkan surat kepada pemerintah tertanggal 24 Juli 2012 supaya 
Perpres Nomor 86 tak diubah.

salam,
FB

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: aluthfi...@gmail.com
Date: Sat, 6 Oct 2012 02:02:10 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

Iya Bung Vick. Negeri Sakura yg penuh resikopun bejibun gedung bertingkat dan 
juga jembatan penghubung pulau. Ya bisa juga bangsa kita risk avoider, yuuk 
kita menuju risk averse, kalau ke risk taker belajar dulu lah dengan menjadi 
risk averse. 


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari 
Date: Sat, 6 Oct 2012 08:39:49 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat 

Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

2012-10-06 Terurut Topik Ismail
Pakde Bandono , maksudnya kalau ada seminar seminar yg sama diharapkan ada hal 
hal baru / data baru , bukan mengulang ulang yg sdh ada 

Wah  ramai lagi ini Cicak dan Buaya

 
Sent by Liamsi's Mobile Phone

-Original Message-
From: "Bandono Salim" 
Date: Sat, 6 Oct 2012 09:49:09 
To: Iagi
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

Apakah ada pemboran atau seismik baru koh liam?
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "Ismail" 
Date: Sat, 6 Oct 2012 02:50:58 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Diharapkan seminar seminar sekarang ini bisa mendapatkan data baru / hal hal 
baru  sehingga dapat dipakai acuan dalam sisi engineeringnya , tidak sekedar 
retorika saja yg dibahas sebetulnya  sama dg yg lalu  cuma tempatnya dan 
institusinya yg beda .
Dengan kemajuan iptek data yg diperoleh bisa lbh detail lagi disisi lain 
engineeringnya juga sdh semakin maju shg kendala kendala gaologi selalu akan 
bisa diatasi dg  teknologi

 


Sent by Liamsi's Mobile Phone

-Original Message-
From: bahe...@gmail.com
Date: Sat, 6 Oct 2012 02:08:03 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

JSS sudah setengah abad menjadi wacana, cermin lambatnya pengambilan keputusan 
di negeri ini, semoga segera terwujud demi percepatan dan pemerataan ekonomi 
jawa-sumatra, terlepas dari bencana geologi yg seharusnya dapat di-mitigasi.
 
TEMPO.CO, Jakarta - Rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda sebenarnya bukan 
gagasan baru. Gagasan untuk menghubungkan Sumatera dan Jawa yang terpisahkan 
oleh Selat Sunda sudah muncul sejak tahun 1960. Bagaimana pembicaraan soal 
proyek monumental ini dari masa ke masa?

1960
Profesor Sedyatmo dari ITB mengusulkan konsep menghubungkan Pulau 
Sumatera-Jawa-Bali yang disebut Tri Nusa Bima Sakti

1965
ITB memamerkan visualisasi Jembatan Selat Sunda di Gedung Pola, Jakarta, dalam 
peringatan HUT RI ke-20.

1986
Presiden Soeharto menunjuk Menteri Negara Riset dan Teknologi sekaligus Kepala 
BPPT, BJ Habibie, mengkaji konsep Tri Nusa Bima Sakti.

1988-1992
Kementerian Pekerjaan Umum dan BPPT melaksanakan studi dibiayai Japan 
International Cooperation Agency hingga Rp 1,5 miliar per tahun. Tiga 
alternatif dikaji, yakni membangun pelabuhan, terowongan (52 kilometer), dan 
jembatan (29 kilometer).

1997
Presiden Soeharto memilih Jembatan karena lebih monumental. Habibie 
memerintahkan Wiratman Wangsadinata, guru besar dari ITB, agar melakukan riset 
teknologi jembatan ke Eropa. Berdasarkan kajian, dibutuhkan antara lain 17 ribu 
ton baja serta 50 ribu tenaga kerja pengelas dengan biaya Rp 100 triliun.

1998
Proyek mandek karena krisis ekonomi dan politik.

2004
Tomy Winata, pemilik grup usaha Artha Graha, menggandeng Wiratman.

2007
Grup Artha Graha bersama Pemerintah Banten dan Lampung membentuk konsorsium PT 
Graha Banten Lampung Sejahtera yang mayoritas sahamnya dikuasai grup Artha 
Graha. Hadir Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa dan Kepala Bappenas Paskah 
Suzetta.

2008
Konsorsium melakukan presentasi di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono 
dan kabinet.

2009
- Konsorsium menyerahkan hasil prastudi kelayakan kepada pemerintah.
- ITS menolak pembangunan jembatan.

2011
Terbit Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan 
Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda. Peraturan ini menetapkan konsorsium 
sebagai pemrakarsa proyek dan penggarap proyek studi kelayakan dengan biaya 
sendiri.

2012
- Wiratman memprotes konsorsium yang menggandeng perusahaan Cina untuk 
menggarap studi kelayakan. Ia ingin proyek sepenuhnya digarap oleh bangsa 
sendiri.

- Menteri Keuangan Agus Martowardojo meminta Perpres Nomor 86 direvisi. Ia 
mengusulkan studi kelayakan dibiayai negara.

- Konsorsium mengirimkan surat kepada pemerintah tertanggal 24 Juli 2012 supaya 
Perpres Nomor 86 tak diubah.

salam,
FB

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: aluthfi...@gmail.com
Date: Sat, 6 Oct 2012 02:02:10 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

Iya Bung Vick. Negeri Sakura yg penuh resikopun bejibun gedung bertingkat dan 
juga jembatan penghubung pulau. Ya bisa juga bangsa kita risk avoider, yuuk 
kita menuju risk averse, kalau ke risk taker belajar dulu lah dengan menjadi 
risk averse. 


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari 
Date: Sat, 6 Oct 2012 08:39:49 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Soal risiko saya rasa tidak ada yg tidak berrisiko di Indonesia ini. Bahkan
tidak melakukannya apapun juga berisiko. Berisiko ketinggalan kereta
(ketinggalan budaya). Yg lebih penting memperhitungkan risiko ini supaya
tidak merugikan. Dan memilih yg paling optimum keuntungannya.

Bahwa suatu saat akan rusak itu bisa dipastikan t

Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

2012-10-06 Terurut Topik Bandono Salim
Kalau menggandeng wiratman, sdh pasti ada geologist yang meneliti. Setau saya 
banyak geologist yang kerja di wiratman. Palinhg tidak ada 2 senior.
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: suryadi_oe...@yahoo.com
Date: Sat, 6 Oct 2012 05:38:59 
To: IAGI
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

Saya rasa peranan geologist �memberikan data dan rekomendasi sebannyak2nya, 
sedangkan kelayakannya kan ada orang teknik sipil yang akan mengkaji "go or not 
go" berdasarkan data yg di supply oleh geologist.


Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "Husnul Kausarian" 
Date: Sat, 6 Oct 2012 03:42:58 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

Ada satu hal yg sangat menggelitik di benak saya mengenai rencana pembangunan 
JSS:
Apa tidak terlalu beresiko membangun JSS?mengingat kompleksitas aktifitas 
tektonik disini? Seberapa kuat teknologi yg bisa menahan "kekuatan" tektonik 
disini?
Best Regards,
Husnul Kausarian
c/p +62853-5556-5656

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari 
Date: Sat, 6 Oct 2012 08:39:49 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

Soal risiko saya rasa tidak ada yg tidak berrisiko di Indonesia ini. Bahkan
tidak melakukannya apapun juga berisiko. Berisiko ketinggalan kereta
(ketinggalan budaya). Yg lebih penting memperhitungkan risiko ini supaya
tidak merugikan. Dan memilih yg paling optimum keuntungannya.

Bahwa suatu saat akan rusak itu bisa dipastikan terjadi, hanya kapan
terjadinya kita perlu perhitungkan masak-masak.

Justru ini tantangan bagi geologist Indonesia utk lebih mengerti kondisi
geologi Indonesia supaya mampu melakukan dan mampu membangun dengan
mitigasi yang benar.
Kalau terlalu fobia dan terlalu ketakutan kondisi geologinya ya selamnya
kita tidak akan melakukan apapun.
Menurut saya ilmu geologi dan juga ilmu lain dalam mitigasinya perlu
menyatakan secara positip kapan saat terbaik utk melakukannya. Bukan hanya
untuk mengatakan tidak perlu melakukannya.

"Drill or not to drill ?"
Saya sering cenderung mengatakan "drill", karena yg mendapatkan keuntungan
yg drill.

"Do or not to do?"
Just do it ... That's how we learn.

Rdp


On Sunday, October 7, 2012,   wrote:
>
> Kayaknya dg tektonik yg gak stabil ditambah adanya krakatau diantaranya,
pembuatan jembatan kok high risk ya spt pemboran yg gak memenuhi parameter
petroleum system gitu, he3
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> 
> From: "Ismail" 
> Date: Sat, 6 Oct 2012 00:16:28 +
> To: 
> ReplyTo: 
> Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
> Ide menghubungkan jawa sumantrah ini sdh lama , sejak tahun 80 an bahkan
sdh ada kajian kajian dr berbagai aspek sejak itu telah banyak forum forum
yg diadakan untuk membahas masalah ini dari berbagai aspek,, bebrapa
alternatif diusulkan apakah memperbesar kapasitas pelabuhan , bangun
jembatan bahkan sampai bikin Terowongan semua dikaji dari segi kondisi
lingk, teknologi dan keekonomianya/biaya sampai sosialnya , dan juga
termasuk rencana untuk. Ngebangun jaringan kabel listrik lintas jawa
sumantrah { siapa tahu renc bangun PLTN di banbel jadi shg listriknya bisa
dialirkan ke jawi } .
> Ujung ujungnya semuanya ke biaya , pilihan terakhir spt nya akan dibangun
jembatan kabarnya untuk pembangunan ini tidak akan dianggarkan ke APBN
kalau tidak dg APBN berarti model investasi swasta spt pemb jalan tol ,
bagi investor tentunya lagi main etung etungan untung ruginya
> Sebetulnya APBN kita itu sdh 1600 an T masak nyisakan dikit untuk
ngebangun jembatan saja tidak bisa
>
> Sent by Liamsi's Mobile Phone
> 
> From: Rovicky Dwi Putrohari 
> Date: Sat, 6 Oct 2012 06:39:26 +0700
> To: iagi-net@iagi.or.id
> ReplyTo: 
> Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
> Terimakasih infonya Pak Eddy,
> Mungkin karena penyelenggaranya UI, dimana hanya UI dan UGM yg memiliki
Fakultas Geografi, sehingga mereka (UI) juga ingin mengunggulkan
Fakultasnya Geografinya. Barangkali saja yg akan dibahas sisi geografisnya
(kependudukan dan sisi sosiogeografinya) cmiiw.
>
> Sebenernya sisi yg dibahas dalam pembangunan jembatan selat Sunda ini
banyak sekali. Tidak hanya geologi. Seperti yg diberitahukan oleh Pak
Ipranta, Ketua Bid Kebencanaan PP IAGI. Pembahasan khusus geologi akan
dibahas disitu.
>
> Salah satu pertanyaan sisi sosio kulturalnya adalah 'mengapa dibangun
jembatan, kenapa kok bukan diperbaharui dan ditingkatkan pelabuhan dan
pelayarannya ? Bukannya Indonesia negeri Maritim ?'
>
> Dari sisi geologi, kemarin sewaktu PIT di jogja dalam booth juga
dipamerkan riset geologi oleh Geologi Marine ttg lintasan seismic dangkal
yg sudah dianalisa. Saya dan Danny H

Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

2012-10-06 Terurut Topik Bandono Salim
Apakah ada pemboran atau seismik baru koh liam?
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "Ismail" 
Date: Sat, 6 Oct 2012 02:50:58 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Diharapkan seminar seminar sekarang ini bisa mendapatkan data baru / hal hal 
baru  sehingga dapat dipakai acuan dalam sisi engineeringnya , tidak sekedar 
retorika saja yg dibahas sebetulnya  sama dg yg lalu  cuma tempatnya dan 
institusinya yg beda .
Dengan kemajuan iptek data yg diperoleh bisa lbh detail lagi disisi lain 
engineeringnya juga sdh semakin maju shg kendala kendala gaologi selalu akan 
bisa diatasi dg  teknologi

 


Sent by Liamsi's Mobile Phone

-Original Message-
From: bahe...@gmail.com
Date: Sat, 6 Oct 2012 02:08:03 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

JSS sudah setengah abad menjadi wacana, cermin lambatnya pengambilan keputusan 
di negeri ini, semoga segera terwujud demi percepatan dan pemerataan ekonomi 
jawa-sumatra, terlepas dari bencana geologi yg seharusnya dapat di-mitigasi.
 
TEMPO.CO, Jakarta - Rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda sebenarnya bukan 
gagasan baru. Gagasan untuk menghubungkan Sumatera dan Jawa yang terpisahkan 
oleh Selat Sunda sudah muncul sejak tahun 1960. Bagaimana pembicaraan soal 
proyek monumental ini dari masa ke masa?

1960
Profesor Sedyatmo dari ITB mengusulkan konsep menghubungkan Pulau 
Sumatera-Jawa-Bali yang disebut Tri Nusa Bima Sakti

1965
ITB memamerkan visualisasi Jembatan Selat Sunda di Gedung Pola, Jakarta, dalam 
peringatan HUT RI ke-20.

1986
Presiden Soeharto menunjuk Menteri Negara Riset dan Teknologi sekaligus Kepala 
BPPT, BJ Habibie, mengkaji konsep Tri Nusa Bima Sakti.

1988-1992
Kementerian Pekerjaan Umum dan BPPT melaksanakan studi dibiayai Japan 
International Cooperation Agency hingga Rp 1,5 miliar per tahun. Tiga 
alternatif dikaji, yakni membangun pelabuhan, terowongan (52 kilometer), dan 
jembatan (29 kilometer).

1997
Presiden Soeharto memilih Jembatan karena lebih monumental. Habibie 
memerintahkan Wiratman Wangsadinata, guru besar dari ITB, agar melakukan riset 
teknologi jembatan ke Eropa. Berdasarkan kajian, dibutuhkan antara lain 17 ribu 
ton baja serta 50 ribu tenaga kerja pengelas dengan biaya Rp 100 triliun.

1998
Proyek mandek karena krisis ekonomi dan politik.

2004
Tomy Winata, pemilik grup usaha Artha Graha, menggandeng Wiratman.

2007
Grup Artha Graha bersama Pemerintah Banten dan Lampung membentuk konsorsium PT 
Graha Banten Lampung Sejahtera yang mayoritas sahamnya dikuasai grup Artha 
Graha. Hadir Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa dan Kepala Bappenas Paskah 
Suzetta.

2008
Konsorsium melakukan presentasi di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono 
dan kabinet.

2009
- Konsorsium menyerahkan hasil prastudi kelayakan kepada pemerintah.
- ITS menolak pembangunan jembatan.

2011
Terbit Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan 
Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda. Peraturan ini menetapkan konsorsium 
sebagai pemrakarsa proyek dan penggarap proyek studi kelayakan dengan biaya 
sendiri.

2012
- Wiratman memprotes konsorsium yang menggandeng perusahaan Cina untuk 
menggarap studi kelayakan. Ia ingin proyek sepenuhnya digarap oleh bangsa 
sendiri.

- Menteri Keuangan Agus Martowardojo meminta Perpres Nomor 86 direvisi. Ia 
mengusulkan studi kelayakan dibiayai negara.

- Konsorsium mengirimkan surat kepada pemerintah tertanggal 24 Juli 2012 supaya 
Perpres Nomor 86 tak diubah.

salam,
FB

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: aluthfi...@gmail.com
Date: Sat, 6 Oct 2012 02:02:10 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

Iya Bung Vick. Negeri Sakura yg penuh resikopun bejibun gedung bertingkat dan 
juga jembatan penghubung pulau. Ya bisa juga bangsa kita risk avoider, yuuk 
kita menuju risk averse, kalau ke risk taker belajar dulu lah dengan menjadi 
risk averse. 


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari 
Date: Sat, 6 Oct 2012 08:39:49 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Soal risiko saya rasa tidak ada yg tidak berrisiko di Indonesia ini. Bahkan
tidak melakukannya apapun juga berisiko. Berisiko ketinggalan kereta
(ketinggalan budaya). Yg lebih penting memperhitungkan risiko ini supaya
tidak merugikan. Dan memilih yg paling optimum keuntungannya.

Bahwa suatu saat akan rusak itu bisa dipastikan terjadi, hanya kapan
terjadinya kita perlu perhitungkan masak-masak.

Justru ini tantangan bagi geologist Indonesia utk lebih mengerti kondisi
geologi Indonesia supaya mampu melakukan dan mampu membangun dengan
mitigasi yang benar.
Kalau terlalu fobia dan terlalu ketakutan kondisi geologinya ya selamnya
kita tidak akan melakukan apapun.
Menurut saya ilmu geologi dan juga ilmu lain da

Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

2012-10-05 Terurut Topik suryadi_oemar

Saya rasa peranan geologist �memberikan data dan rekomendasi sebannyak2nya, 
sedangkan kelayakannya kan ada orang teknik sipil yang akan mengkaji "go or not 
go" berdasarkan data yg di supply oleh geologist.


Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "Husnul Kausarian" 
Date: Sat, 6 Oct 2012 03:42:58 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

Ada satu hal yg sangat menggelitik di benak saya mengenai rencana pembangunan 
JSS:
Apa tidak terlalu beresiko membangun JSS?mengingat kompleksitas aktifitas 
tektonik disini? Seberapa kuat teknologi yg bisa menahan "kekuatan" tektonik 
disini?
Best Regards,
Husnul Kausarian
c/p +62853-5556-5656

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari 
Date: Sat, 6 Oct 2012 08:39:49 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

Soal risiko saya rasa tidak ada yg tidak berrisiko di Indonesia ini. Bahkan
tidak melakukannya apapun juga berisiko. Berisiko ketinggalan kereta
(ketinggalan budaya). Yg lebih penting memperhitungkan risiko ini supaya
tidak merugikan. Dan memilih yg paling optimum keuntungannya.

Bahwa suatu saat akan rusak itu bisa dipastikan terjadi, hanya kapan
terjadinya kita perlu perhitungkan masak-masak.

Justru ini tantangan bagi geologist Indonesia utk lebih mengerti kondisi
geologi Indonesia supaya mampu melakukan dan mampu membangun dengan
mitigasi yang benar.
Kalau terlalu fobia dan terlalu ketakutan kondisi geologinya ya selamnya
kita tidak akan melakukan apapun.
Menurut saya ilmu geologi dan juga ilmu lain dalam mitigasinya perlu
menyatakan secara positip kapan saat terbaik utk melakukannya. Bukan hanya
untuk mengatakan tidak perlu melakukannya.

"Drill or not to drill ?"
Saya sering cenderung mengatakan "drill", karena yg mendapatkan keuntungan
yg drill.

"Do or not to do?"
Just do it ... That's how we learn.

Rdp


On Sunday, October 7, 2012,   wrote:
>
> Kayaknya dg tektonik yg gak stabil ditambah adanya krakatau diantaranya,
pembuatan jembatan kok high risk ya spt pemboran yg gak memenuhi parameter
petroleum system gitu, he3
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> 
> From: "Ismail" 
> Date: Sat, 6 Oct 2012 00:16:28 +
> To: 
> ReplyTo: 
> Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
> Ide menghubungkan jawa sumantrah ini sdh lama , sejak tahun 80 an bahkan
sdh ada kajian kajian dr berbagai aspek sejak itu telah banyak forum forum
yg diadakan untuk membahas masalah ini dari berbagai aspek,, bebrapa
alternatif diusulkan apakah memperbesar kapasitas pelabuhan , bangun
jembatan bahkan sampai bikin Terowongan semua dikaji dari segi kondisi
lingk, teknologi dan keekonomianya/biaya sampai sosialnya , dan juga
termasuk rencana untuk. Ngebangun jaringan kabel listrik lintas jawa
sumantrah { siapa tahu renc bangun PLTN di banbel jadi shg listriknya bisa
dialirkan ke jawi } .
> Ujung ujungnya semuanya ke biaya , pilihan terakhir spt nya akan dibangun
jembatan kabarnya untuk pembangunan ini tidak akan dianggarkan ke APBN
kalau tidak dg APBN berarti model investasi swasta spt pemb jalan tol ,
bagi investor tentunya lagi main etung etungan untung ruginya
> Sebetulnya APBN kita itu sdh 1600 an T masak nyisakan dikit untuk
ngebangun jembatan saja tidak bisa
>
> Sent by Liamsi's Mobile Phone
> 
> From: Rovicky Dwi Putrohari 
> Date: Sat, 6 Oct 2012 06:39:26 +0700
> To: iagi-net@iagi.or.id
> ReplyTo: 
> Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
> Terimakasih infonya Pak Eddy,
> Mungkin karena penyelenggaranya UI, dimana hanya UI dan UGM yg memiliki
Fakultas Geografi, sehingga mereka (UI) juga ingin mengunggulkan
Fakultasnya Geografinya. Barangkali saja yg akan dibahas sisi geografisnya
(kependudukan dan sisi sosiogeografinya) cmiiw.
>
> Sebenernya sisi yg dibahas dalam pembangunan jembatan selat Sunda ini
banyak sekali. Tidak hanya geologi. Seperti yg diberitahukan oleh Pak
Ipranta, Ketua Bid Kebencanaan PP IAGI. Pembahasan khusus geologi akan
dibahas disitu.
>
> Salah satu pertanyaan sisi sosio kulturalnya adalah 'mengapa dibangun
jembatan, kenapa kok bukan diperbaharui dan ditingkatkan pelabuhan dan
pelayarannya ? Bukannya Indonesia negeri Maritim ?'
>
> Dari sisi geologi, kemarin sewaktu PIT di jogja dalam booth juga
dipamerkan riset geologi oleh Geologi Marine ttg lintasan seismic dangkal
yg sudah dianalisa. Saya dan Danny Hilman sempat berdiskusi lama di booth
ini. Danny concern adanya gawir curam yg dicurigai patahan. Tapi setelah
saya tengok seismic asli lainnya, gawir istu membatasi endapan2 hasil
periodisitas vulkanisme di daerah ini.
>
> Sangat menarik mengetahui geologi daerah ini, ada endapan vulkanik hasil
gunungapi dipantai barat Jawa, asik juga mempelajari ge

Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

2012-10-05 Terurut Topik Ruskamto
Kalau rancang bangunnya canggih, tapi siapa yang menggaransi bahwa konstruksi 
sesuai ? Akibat setoran 30% mosok safety factor  juga didiscount. Ditambah 
pemeliharanya yang amburadul, Jembatan gantung di provinsi terkaya saja bisa 
roboh. Jembatan gantung siak 3 di Pbaru juga tidak sempurna (melengkung ke 
bawah).  Belum itu tuh Hambalang, ngisin-isini.. Saya kira paling bagus supaya 
tidak mengurangi safety factor, kontraktornya dari LN yang tidak mempan 
permintaan sogok, Spt Jagorawi. Bukan insinyur kita tidak mampu, tapi dipaksa 
setor ke...
RUS
-Original Message-
From: aluthfi...@gmail.com
Date: Sat, 6 Oct 2012 02:02:10 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda


Iya Bung Vick. Negeri Sakura yg penuh resikopun bejibun gedung bertingkat dan 
juga jembatan penghubung pulau. Ya bisa juga bangsa kita risk avoider, yuuk 
kita menuju risk averse, kalau ke risk taker belajar dulu lah dengan menjadi 
risk averse. 


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari 
Date: Sat, 6 Oct 2012 08:39:49 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Soal risiko saya rasa tidak ada yg tidak berrisiko di Indonesia ini. Bahkan
tidak melakukannya apapun juga berisiko. Berisiko ketinggalan kereta
(ketinggalan budaya). Yg lebih penting memperhitungkan risiko ini supaya
tidak merugikan. Dan memilih yg paling optimum keuntungannya.

Bahwa suatu saat akan rusak itu bisa dipastikan terjadi, hanya kapan
terjadinya kita perlu perhitungkan masak-masak.

Justru ini tantangan bagi geologist Indonesia utk lebih mengerti kondisi
geologi Indonesia supaya mampu melakukan dan mampu membangun dengan
mitigasi yang benar.
Kalau terlalu fobia dan terlalu ketakutan kondisi geologinya ya selamnya
kita tidak akan melakukan apapun.
Menurut saya ilmu geologi dan juga ilmu lain dalam mitigasinya perlu
menyatakan secara positip kapan saat terbaik utk melakukannya. Bukan hanya
untuk mengatakan tidak perlu melakukannya.

"Drill or not to drill ?"
Saya sering cenderung mengatakan "drill", karena yg mendapatkan keuntungan
yg drill.

"Do or not to do?"
Just do it ... That's how we learn.

Rdp


On Sunday, October 7, 2012,   wrote:
>
> Kayaknya dg tektonik yg gak stabil ditambah adanya krakatau diantaranya,
pembuatan jembatan kok high risk ya spt pemboran yg gak memenuhi parameter
petroleum system gitu, he3
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> 
> From: "Ismail" 
> Date: Sat, 6 Oct 2012 00:16:28 +0000
> To: 
> ReplyTo: 
> Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
> Ide menghubungkan jawa sumantrah ini sdh lama , sejak tahun 80 an bahkan
sdh ada kajian kajian dr berbagai aspek sejak itu telah banyak forum forum
yg diadakan untuk membahas masalah ini dari berbagai aspek,, bebrapa
alternatif diusulkan apakah memperbesar kapasitas pelabuhan , bangun
jembatan bahkan sampai bikin Terowongan semua dikaji dari segi kondisi
lingk, teknologi dan keekonomianya/biaya sampai sosialnya , dan juga
termasuk rencana untuk. Ngebangun jaringan kabel listrik lintas jawa
sumantrah { siapa tahu renc bangun PLTN di banbel jadi shg listriknya bisa
dialirkan ke jawi } .
> Ujung ujungnya semuanya ke biaya , pilihan terakhir spt nya akan dibangun
jembatan kabarnya untuk pembangunan ini tidak akan dianggarkan ke APBN
kalau tidak dg APBN berarti model investasi swasta spt pemb jalan tol ,
bagi investor tentunya lagi main etung etungan untung ruginya
> Sebetulnya APBN kita itu sdh 1600 an T masak nyisakan dikit untuk
ngebangun jembatan saja tidak bisa
>
> Sent by Liamsi's Mobile Phone
> 
> From: Rovicky Dwi Putrohari 
> Date: Sat, 6 Oct 2012 06:39:26 +0700
> To: iagi-net@iagi.or.id
> ReplyTo: 
> Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
> Terimakasih infonya Pak Eddy,
> Mungkin karena penyelenggaranya UI, dimana hanya UI dan UGM yg memiliki
Fakultas Geografi, sehingga mereka (UI) juga ingin mengunggulkan
Fakultasnya Geografinya. Barangkali saja yg akan dibahas sisi geografisnya
(kependudukan dan sisi sosiogeografinya) cmiiw.
>
> Sebenernya sisi yg dibahas dalam pembangunan jembatan selat Sunda ini
banyak sekali. Tidak hanya geologi. Seperti yg diberitahukan oleh Pak
Ipranta, Ketua Bid Kebencanaan PP IAGI. Pembahasan khusus geologi akan
dibahas disitu.
>
> Salah satu pertanyaan sisi sosio kulturalnya adalah 'mengapa dibangun
jembatan, kenapa kok bukan diperbaharui dan ditingkatkan pelabuhan dan
pelayarannya ? Bukannya Indonesia negeri Maritim ?'
>
> Dari sisi geologi, kemarin sewaktu PIT di jogja dalam booth juga
dipamerkan riset geologi oleh Geologi Marine ttg lintasan seismic dangkal
yg sudah dianalisa. Saya dan Danny Hilman sempat berdiskusi lama di booth
ini. Danny concern adanya

Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

2012-10-05 Terurut Topik aluthfi143

Iya Oom Taufik, amblesnya toll Cipularang adalah pelajaran. Dalam presentasinya 
konsultan geologi teknik, senior kita, dalam diskusi internal IAGI di kantor 
LIPI Bandung pada 2006. Dikemukakan, karena jalan toll mau dilalui delegasi KTT 
di Bandung, penyelesaiannya dipercepat, pekerjaan geologi teknik yang tersisa 
dihentikan, sehingga ada ruas yang blind pengendalian air tanahnya, penempatan 
gorong2 bawah tanah untuk pengendalian air tanah juga tak bisa dilakukan akibat 
pekerjaan geologi teknik dihentikan. Apa yang terjadi bbrapa th kemudian. Di 
ruas tersebut aliran dan arus air tanah tak terkendali bertemu batuan lempung 
yang sensitif terhadap air (kaya montmorilonit dan sejenisnya), akibatnya 
lempung menjadi bubur dan hanyut oleh air tanah. Akibat parahnya terjadi 
gerowong besar dibawah ruas toll Cipularang ruas tersebut. Untuk mengatasinya 
"grouting" saja tidak cukup, tetapi kiri dan kanan jalan toll ruas tersebut 
kudu dihutankan untuk meredam ganasnya air tanah yang tak sempat dibuat sistim 
pengendaliannya. 
Penjelasan tersebut disampaikan oleh Mas Adi Suryo, ruangan dan konsumsi di 
LIPI Bandung difasilitasi oleh Mas Hery Haryono. Hadir Ketua Pengda IAGI Jabar, 
Bang Lambok Hutasoit. Saya dan Ridwan jangkung hadir sebagai IAGI-1 dan Sekjen. 
Banyak warga IAGI hadir, diskusunya menarik dan impresive. 


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: anwar.tau...@gmail.com
Date: Sat, 6 Oct 2012 04:52:53 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Mungkin mereka pikir dengan tanpa kajian geologi saja biaya ini dan itu sudah 
mahal.  
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "Husnul Kausarian" 
Date: Fri, 5 Oct 2012 15:40:00 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Ini yg menjadi tanda tny besar buat kita di Indonesia. Kenapa di negara kita 
justru masukan input informasi geologi di tempat/kawasan pembangunan sgt minim 
(cenderung tidak ada)? Sementara laporan informasi geologi merupakan hal yg plg 
mendasar thdp suatu kawasan yg akan dibangun,terutama pembangunan berskala n 
menyedot dana yg besar. Sebagai contoh di negara tetangga kita,mereka sdh lebih 
dr satu dasawarsa menjadikan masukan informasi geologi di kawasan pembangunan 
sbg hal yg plg utama utk melanjutkan pembangunan (diteruskan atau tidak) 
setelah kejadian runtuhny kondominium megah di daerah perbukitan,bahkan di 
negara tetangga EIA (AMDAL) juga memerlukan data input geologi sbg hal yg utama 
dan substansial. . .
Kita tidak mau kejadian amblasnya kompleks olahraga hambalang terulang kembali 
bukan?

Disinilah letak pentingnya peranan para ahli Geological Engineering,meski 
sebagian org mengatakan itu merupakan kerjaannya org teknik sipil,tp saya 
melihat adanya perbedaan yg signifikan antara org teknik sipil dgn geological 
engineering,krn bgmn pun juga,hanya org geologi yg mengusai batuan beserta 
sifat2nya secara mendalam (spt informasi based rock beserta kompleksitas 
strukturnya,yg pd sebagian besar di pekerjaan sipil,hal ini sering disama rata 
kan,pdhl struktur batuan (meskipun batuan tsb sama) belum tentu sama setiap 
satu dgn lainnya).

Best Regards,
Husnul Kausarian
c/p +62853-5556-5656

-Original Message-
From: "Eddy Subroto" 
Date: Fri, 5 Oct 2012 18:36:55 
To: 
Reply-To: 
Subject: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

Mas Rovicky dan teman-teman anggota IAGI yang terhormat,

Pagi tadi, saya mendapat undangan sbb.:
Universitas Indonesia dan Majalah GATRA dengan hormat mengundang Bapak
untuk menghadiri kegiatan DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA "Karya Anak
Bangsa dan Peluang Pembangunan Antarpulau" yang akan dilaksanakan pada:

Hari, Tanggal : Kamis, 11 Oktober 2012 pukul 08.00 - 15.30 WIB
Tempat  : Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok-Jawa Barat*

*Berikut kami lampirkan surat undangan, lembar konfirmasi, dan daftar
undangan.

Yang menarik bagi saya, di daftar undangan ada kelompok asosiasi profesi
dan yang terundang adalah:
1. Ikatan Ahli Transportasi
2. Ikatan Ahli Perencana
3. Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia
4. Ikatan Ahli Konstruksi
5. Ikatan Geografi Indonesia
6. KADIN
7. INKINDO

Kok aneh ya IAGI tidak termasuk dalam daftar undangan. Pertanyaannya
apakah UI dan majalah Gatra tidak tahu peran ahli geologi? Lha kok mereka
malah mengundang orang geografi. Padahal yang sering muncul di media massa
kalau ada gempa atau gunungapi meletus atau bencana geologi lainnya kan
orang geologi?

Barangkali saja ada yang tahu jawabnya.

Wasalam,
EAS





PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
REGISTER NOW !
Contact

Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

2012-10-05 Terurut Topik anwar . taufik
Mungkin mereka pikir dengan tanpa kajian geologi saja biaya ini dan itu sudah 
mahal.  
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "Husnul Kausarian" 
Date: Fri, 5 Oct 2012 15:40:00 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Ini yg menjadi tanda tny besar buat kita di Indonesia. Kenapa di negara kita 
justru masukan input informasi geologi di tempat/kawasan pembangunan sgt minim 
(cenderung tidak ada)? Sementara laporan informasi geologi merupakan hal yg plg 
mendasar thdp suatu kawasan yg akan dibangun,terutama pembangunan berskala n 
menyedot dana yg besar. Sebagai contoh di negara tetangga kita,mereka sdh lebih 
dr satu dasawarsa menjadikan masukan informasi geologi di kawasan pembangunan 
sbg hal yg plg utama utk melanjutkan pembangunan (diteruskan atau tidak) 
setelah kejadian runtuhny kondominium megah di daerah perbukitan,bahkan di 
negara tetangga EIA (AMDAL) juga memerlukan data input geologi sbg hal yg utama 
dan substansial. . .
Kita tidak mau kejadian amblasnya kompleks olahraga hambalang terulang kembali 
bukan?

Disinilah letak pentingnya peranan para ahli Geological Engineering,meski 
sebagian org mengatakan itu merupakan kerjaannya org teknik sipil,tp saya 
melihat adanya perbedaan yg signifikan antara org teknik sipil dgn geological 
engineering,krn bgmn pun juga,hanya org geologi yg mengusai batuan beserta 
sifat2nya secara mendalam (spt informasi based rock beserta kompleksitas 
strukturnya,yg pd sebagian besar di pekerjaan sipil,hal ini sering disama rata 
kan,pdhl struktur batuan (meskipun batuan tsb sama) belum tentu sama setiap 
satu dgn lainnya).

Best Regards,
Husnul Kausarian
c/p +62853-5556-5656

-Original Message-
From: "Eddy Subroto" 
Date: Fri, 5 Oct 2012 18:36:55 
To: 
Reply-To: 
Subject: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

Mas Rovicky dan teman-teman anggota IAGI yang terhormat,

Pagi tadi, saya mendapat undangan sbb.:
Universitas Indonesia dan Majalah GATRA dengan hormat mengundang Bapak
untuk menghadiri kegiatan DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA "Karya Anak
Bangsa dan Peluang Pembangunan Antarpulau" yang akan dilaksanakan pada:

Hari, Tanggal : Kamis, 11 Oktober 2012 pukul 08.00 - 15.30 WIB
Tempat  : Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok-Jawa Barat*

*Berikut kami lampirkan surat undangan, lembar konfirmasi, dan daftar
undangan.

Yang menarik bagi saya, di daftar undangan ada kelompok asosiasi profesi
dan yang terundang adalah:
1. Ikatan Ahli Transportasi
2. Ikatan Ahli Perencana
3. Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia
4. Ikatan Ahli Konstruksi
5. Ikatan Geografi Indonesia
6. KADIN
7. INKINDO

Kok aneh ya IAGI tidak termasuk dalam daftar undangan. Pertanyaannya
apakah UI dan majalah Gatra tidak tahu peran ahli geologi? Lha kok mereka
malah mengundang orang geografi. Padahal yang sering muncul di media massa
kalau ada gempa atau gunungapi meletus atau bencana geologi lainnya kan
orang geologi?

Barangkali saja ada yang tahu jawabnya.

Wasalam,
EAS





PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
REGISTER NOW !
Contact Person:
Email : pit.iagi.2...@gmail.com
Phone : +62 82223 222341 (lisa) 

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

2012-10-05 Terurut Topik fatchurzamil

Setuju om, high risk belum tentu tdk dilaksanakan, tinggal dari inventarisasi 
semua proyek yg ada mana yg perlu didahulukan (msk ranking) pada situasi n 
kondisi indonesia saat ini, utk proyek yg serba high: risk,tech, money

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari 
Date: Sat, 6 Oct 2012 08:39:49 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

Soal risiko saya rasa tidak ada yg tidak berrisiko di Indonesia ini. Bahkan
tidak melakukannya apapun juga berisiko. Berisiko ketinggalan kereta
(ketinggalan budaya). Yg lebih penting memperhitungkan risiko ini supaya
tidak merugikan. Dan memilih yg paling optimum keuntungannya.

Bahwa suatu saat akan rusak itu bisa dipastikan terjadi, hanya kapan
terjadinya kita perlu perhitungkan masak-masak.

Justru ini tantangan bagi geologist Indonesia utk lebih mengerti kondisi
geologi Indonesia supaya mampu melakukan dan mampu membangun dengan
mitigasi yang benar.
Kalau terlalu fobia dan terlalu ketakutan kondisi geologinya ya selamnya
kita tidak akan melakukan apapun.
Menurut saya ilmu geologi dan juga ilmu lain dalam mitigasinya perlu
menyatakan secara positip kapan saat terbaik utk melakukannya. Bukan hanya
untuk mengatakan tidak perlu melakukannya.

"Drill or not to drill ?"
Saya sering cenderung mengatakan "drill", karena yg mendapatkan keuntungan
yg drill.

"Do or not to do?"
Just do it ... That's how we learn.

Rdp


On Sunday, October 7, 2012,   wrote:
>
> Kayaknya dg tektonik yg gak stabil ditambah adanya krakatau diantaranya,
pembuatan jembatan kok high risk ya spt pemboran yg gak memenuhi parameter
petroleum system gitu, he3
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> 
> From: "Ismail" 
> Date: Sat, 6 Oct 2012 00:16:28 +0000
> To: 
> ReplyTo: 
> Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
> Ide menghubungkan jawa sumantrah ini sdh lama , sejak tahun 80 an bahkan
sdh ada kajian kajian dr berbagai aspek sejak itu telah banyak forum forum
yg diadakan untuk membahas masalah ini dari berbagai aspek,, bebrapa
alternatif diusulkan apakah memperbesar kapasitas pelabuhan , bangun
jembatan bahkan sampai bikin Terowongan semua dikaji dari segi kondisi
lingk, teknologi dan keekonomianya/biaya sampai sosialnya , dan juga
termasuk rencana untuk. Ngebangun jaringan kabel listrik lintas jawa
sumantrah { siapa tahu renc bangun PLTN di banbel jadi shg listriknya bisa
dialirkan ke jawi } .
> Ujung ujungnya semuanya ke biaya , pilihan terakhir spt nya akan dibangun
jembatan kabarnya untuk pembangunan ini tidak akan dianggarkan ke APBN
kalau tidak dg APBN berarti model investasi swasta spt pemb jalan tol ,
bagi investor tentunya lagi main etung etungan untung ruginya
> Sebetulnya APBN kita itu sdh 1600 an T masak nyisakan dikit untuk
ngebangun jembatan saja tidak bisa
>
> Sent by Liamsi's Mobile Phone
> 
> From: Rovicky Dwi Putrohari 
> Date: Sat, 6 Oct 2012 06:39:26 +0700
> To: iagi-net@iagi.or.id
> ReplyTo: 
> Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
> Terimakasih infonya Pak Eddy,
> Mungkin karena penyelenggaranya UI, dimana hanya UI dan UGM yg memiliki
Fakultas Geografi, sehingga mereka (UI) juga ingin mengunggulkan
Fakultasnya Geografinya. Barangkali saja yg akan dibahas sisi geografisnya
(kependudukan dan sisi sosiogeografinya) cmiiw.
>
> Sebenernya sisi yg dibahas dalam pembangunan jembatan selat Sunda ini
banyak sekali. Tidak hanya geologi. Seperti yg diberitahukan oleh Pak
Ipranta, Ketua Bid Kebencanaan PP IAGI. Pembahasan khusus geologi akan
dibahas disitu.
>
> Salah satu pertanyaan sisi sosio kulturalnya adalah 'mengapa dibangun
jembatan, kenapa kok bukan diperbaharui dan ditingkatkan pelabuhan dan
pelayarannya ? Bukannya Indonesia negeri Maritim ?'
>
> Dari sisi geologi, kemarin sewaktu PIT di jogja dalam booth juga
dipamerkan riset geologi oleh Geologi Marine ttg lintasan seismic dangkal
yg sudah dianalisa. Saya dan Danny Hilman sempat berdiskusi lama di booth
ini. Danny concern adanya gawir curam yg dicurigai patahan. Tapi setelah
saya tengok seismic asli lainnya, gawir istu membatasi endapan2 hasil
periodisitas vulkanisme di daerah ini.
>
> Sangat menarik mengetahui geologi daerah ini, ada endapan vulkanik hasil
gunungapi dipantai barat Jawa, asik juga mempelajari geologi kuarter 'sub
aqueous'.
>
> Jadi saya kira bukannya geologi diabaikan tetapi konsen seminarnya
mungkin bukan kondisi bawah permukaan.
> Memang barangkali sentilan Pak Eddy ini menjadi satu ide utk IAGI ikut
mengadakan seminar atau talk khusus ttg jembatan selat Sunda. Apakah sudah
ada anggota IAGI yg siap materi utk kita diskusikan dalam panel diskusi ?
>
> Salam sukses !
> Rdp
>
>
>
>
> On Sunday, October 7, 2012, Eddy Su

Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

2012-10-05 Terurut Topik Gantok Subiyantoro
Gemas melihat progress yang lamban, pastinya pemerintah sudah punya Uncertainty 
Management Plan, kemungkinan juga ada mitigation plannya. Kita juga punya 
banyak ahli tentang jembatan. Dana mungkin bisa dari konsorsium, bisa juga dana 
waqaf (bisa dibuktikan kalau ada bencana alam dengan cepat dana terkumpul). 
Mungkin yang terlibat dalam pekerjaan ini ada yang kurang ikhlas, kurang 
Lillahita'alaa mengerjakan, kurang merah putih. Yang dipikirkan adalah profit, 
untuk partai dsb, dsb.

(Maaf ini pikiran orang awam lho)

Salam,
GS



 From: Ismail 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, October 6, 2012 9:50 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
 

Diharapkan seminar seminar sekarang ini bisa mendapatkan data baru / hal hal 
baru  sehingga dapat dipakai acuan dalam sisi engineeringnya , tidak sekedar 
retorika saja yg dibahas sebetulnya  sama dg yg lalu  cuma tempatnya dan 
institusinya yg beda .
Dengan kemajuan iptek data yg diperoleh bisa lbh detail lagi disisi lain 
engineeringnya juga sdh semakin maju shg kendala kendala gaologi selalu akan 
bisa diatasi dg  teknologi




Sent by Liamsi's Mobile Phone


From:  bahe...@gmail.com 
Date: Sat, 6 Oct 2012 02:08:03 +
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:   
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
JSS sudah setengah abad menjadi wacana, cermin lambatnya pengambilan keputusan 
di negeri ini, semoga segera terwujud demi percepatan dan pemerataan ekonomi 
jawa-sumatra, terlepas dari bencana geologi yg seharusnya dapat di-mitigasi.

TEMPO.CO, Jakarta - Rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda sebenarnya bukan 
gagasan baru. Gagasan untuk menghubungkan Sumatera dan Jawa yang terpisahkan 
oleh Selat Sunda sudah muncul sejak tahun 1960. Bagaimana pembicaraan soal 
proyek monumental ini dari masa ke masa?

1960
Profesor Sedyatmo dari ITB mengusulkan konsep menghubungkan Pulau 
Sumatera-Jawa-Bali yang disebut Tri Nusa Bima Sakti

1965
ITB memamerkan visualisasi Jembatan Selat Sunda di Gedung Pola, Jakarta, dalam 
peringatan HUT RI ke-20.

1986
Presiden Soeharto menunjuk Menteri Negara Riset dan Teknologi sekaligus Kepala 
BPPT, BJ Habibie, mengkaji konsep Tri Nusa Bima Sakti.

1988-1992
Kementerian Pekerjaan Umum dan BPPT melaksanakan studi dibiayai Japan 
International Cooperation Agency hingga Rp 1,5 miliar per tahun. Tiga 
alternatif dikaji, yakni membangun pelabuhan, terowongan (52 kilometer), dan 
jembatan (29 kilometer).

1997
Presiden Soeharto memilih Jembatan karena lebih monumental. Habibie 
memerintahkan Wiratman Wangsadinata, guru besar dari ITB, agar melakukan riset 
teknologi jembatan ke Eropa. Berdasarkan kajian, dibutuhkan antara lain 17 ribu 
ton baja serta 50 ribu tenaga kerja pengelas dengan biaya Rp 100 triliun.

1998
Proyek mandek karena krisis ekonomi dan politik.

2004
Tomy Winata, pemilik grup usaha Artha Graha, menggandeng Wiratman.

2007
Grup Artha Graha bersama Pemerintah Banten dan Lampung membentuk konsorsium PT 
Graha Banten Lampung Sejahtera yang mayoritas sahamnya dikuasai grup Artha 
Graha. Hadir Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa dan Kepala Bappenas Paskah 
Suzetta.

2008
Konsorsium melakukan presentasi di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono 
dan kabinet.

2009
- Konsorsium menyerahkan hasil prastudi kelayakan kepada pemerintah.
- ITS menolak pembangunan jembatan.

2011
Terbit Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan 
Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda. Peraturan ini menetapkan konsorsium 
sebagai pemrakarsa proyek dan penggarap proyek studi kelayakan dengan biaya 
sendiri.

2012
- Wiratman memprotes konsorsium yang menggandeng perusahaan Cina untuk 
menggarap studi kelayakan. Ia ingin proyek sepenuhnya digarap oleh bangsa 
sendiri.

- Menteri Keuangan Agus Martowardojo meminta Perpres Nomor 86 direvisi. Ia 
mengusulkan studi kelayakan dibiayai negara.

- Konsorsium mengirimkan surat kepada pemerintah tertanggal 24 Juli 2012 supaya 
Perpres Nomor 86 tak diubah.

salam,
FB

Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  aluthfi...@gmail.com 
Date: Sat, 6 Oct 2012 02:02:10 +
To: 
ReplyTo:   
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

Iya Bung Vick. Negeri Sakura yg penuh resikopun bejibun gedung bertingkat dan 
juga jembatan penghubung pulau. Ya bisa juga bangsa kita risk avoider, yuuk 
kita menuju risk averse, kalau ke risk taker belajar dulu lah dengan menjadi 
risk averse. 


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From:  Rovicky Dwi Putrohari  
Date: Sat, 6 Oct 2012 08:39:49 +0700
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:   
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Soal risiko saya rasa tidak ada yg tidak berrisiko di Indonesia ini. Bahkan 
tidak melakukannya apapun juga berisiko. Berisiko ketinggalan kereta 
(ketinggalan budaya). Yg lebih penting memperhitung

Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

2012-10-05 Terurut Topik Husnul Kausarian
Ada satu hal yg sangat menggelitik di benak saya mengenai rencana pembangunan 
JSS:
Apa tidak terlalu beresiko membangun JSS?mengingat kompleksitas aktifitas 
tektonik disini? Seberapa kuat teknologi yg bisa menahan "kekuatan" tektonik 
disini?
Best Regards,
Husnul Kausarian
c/p +62853-5556-5656

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari 
Date: Sat, 6 Oct 2012 08:39:49 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

Soal risiko saya rasa tidak ada yg tidak berrisiko di Indonesia ini. Bahkan
tidak melakukannya apapun juga berisiko. Berisiko ketinggalan kereta
(ketinggalan budaya). Yg lebih penting memperhitungkan risiko ini supaya
tidak merugikan. Dan memilih yg paling optimum keuntungannya.

Bahwa suatu saat akan rusak itu bisa dipastikan terjadi, hanya kapan
terjadinya kita perlu perhitungkan masak-masak.

Justru ini tantangan bagi geologist Indonesia utk lebih mengerti kondisi
geologi Indonesia supaya mampu melakukan dan mampu membangun dengan
mitigasi yang benar.
Kalau terlalu fobia dan terlalu ketakutan kondisi geologinya ya selamnya
kita tidak akan melakukan apapun.
Menurut saya ilmu geologi dan juga ilmu lain dalam mitigasinya perlu
menyatakan secara positip kapan saat terbaik utk melakukannya. Bukan hanya
untuk mengatakan tidak perlu melakukannya.

"Drill or not to drill ?"
Saya sering cenderung mengatakan "drill", karena yg mendapatkan keuntungan
yg drill.

"Do or not to do?"
Just do it ... That's how we learn.

Rdp


On Sunday, October 7, 2012,   wrote:
>
> Kayaknya dg tektonik yg gak stabil ditambah adanya krakatau diantaranya,
pembuatan jembatan kok high risk ya spt pemboran yg gak memenuhi parameter
petroleum system gitu, he3
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> 
> From: "Ismail" 
> Date: Sat, 6 Oct 2012 00:16:28 +0000
> To: 
> ReplyTo: 
> Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
> Ide menghubungkan jawa sumantrah ini sdh lama , sejak tahun 80 an bahkan
sdh ada kajian kajian dr berbagai aspek sejak itu telah banyak forum forum
yg diadakan untuk membahas masalah ini dari berbagai aspek,, bebrapa
alternatif diusulkan apakah memperbesar kapasitas pelabuhan , bangun
jembatan bahkan sampai bikin Terowongan semua dikaji dari segi kondisi
lingk, teknologi dan keekonomianya/biaya sampai sosialnya , dan juga
termasuk rencana untuk. Ngebangun jaringan kabel listrik lintas jawa
sumantrah { siapa tahu renc bangun PLTN di banbel jadi shg listriknya bisa
dialirkan ke jawi } .
> Ujung ujungnya semuanya ke biaya , pilihan terakhir spt nya akan dibangun
jembatan kabarnya untuk pembangunan ini tidak akan dianggarkan ke APBN
kalau tidak dg APBN berarti model investasi swasta spt pemb jalan tol ,
bagi investor tentunya lagi main etung etungan untung ruginya
> Sebetulnya APBN kita itu sdh 1600 an T masak nyisakan dikit untuk
ngebangun jembatan saja tidak bisa
>
> Sent by Liamsi's Mobile Phone
> 
> From: Rovicky Dwi Putrohari 
> Date: Sat, 6 Oct 2012 06:39:26 +0700
> To: iagi-net@iagi.or.id
> ReplyTo: 
> Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
> Terimakasih infonya Pak Eddy,
> Mungkin karena penyelenggaranya UI, dimana hanya UI dan UGM yg memiliki
Fakultas Geografi, sehingga mereka (UI) juga ingin mengunggulkan
Fakultasnya Geografinya. Barangkali saja yg akan dibahas sisi geografisnya
(kependudukan dan sisi sosiogeografinya) cmiiw.
>
> Sebenernya sisi yg dibahas dalam pembangunan jembatan selat Sunda ini
banyak sekali. Tidak hanya geologi. Seperti yg diberitahukan oleh Pak
Ipranta, Ketua Bid Kebencanaan PP IAGI. Pembahasan khusus geologi akan
dibahas disitu.
>
> Salah satu pertanyaan sisi sosio kulturalnya adalah 'mengapa dibangun
jembatan, kenapa kok bukan diperbaharui dan ditingkatkan pelabuhan dan
pelayarannya ? Bukannya Indonesia negeri Maritim ?'
>
> Dari sisi geologi, kemarin sewaktu PIT di jogja dalam booth juga
dipamerkan riset geologi oleh Geologi Marine ttg lintasan seismic dangkal
yg sudah dianalisa. Saya dan Danny Hilman sempat berdiskusi lama di booth
ini. Danny concern adanya gawir curam yg dicurigai patahan. Tapi setelah
saya tengok seismic asli lainnya, gawir istu membatasi endapan2 hasil
periodisitas vulkanisme di daerah ini.
>
> Sangat menarik mengetahui geologi daerah ini, ada endapan vulkanik hasil
gunungapi dipantai barat Jawa, asik juga mempelajari geologi kuarter 'sub
aqueous'.
>
> Jadi saya kira bukannya geologi diabaikan tetapi konsen seminarnya
mungkin bukan kondisi bawah permukaan.
> Memang barangkali sentilan Pak Eddy ini menjadi satu ide utk IAGI ikut
mengadakan seminar atau talk khusus ttg jembatan selat Sunda. Apakah sudah
ada anggota IAGI yg siap materi utk kita diskusikan dalam panel diskusi ?
>
> Salam sukses !
> Rdp
>
>
>

Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

2012-10-05 Terurut Topik Eddy Subroto
Mungkin dugaan Anda benar Mas Vick, yaitu karena mereka hanya punya
Fakultas Geografi, jadi "dianggap" bisa mewakili yang geologi? Soalnya
geologi sebenarnya masih dianggap dan diperhitungkan, karena salah satu
pembicaranya adalah Mas Sukhyar, Kepala Badan Geologi.

Saya bersyukur, karena teman-teman IAGI lebih mengarahkan pembicaraan ke
arah teknis daripada politis. Kalau di internal ITB, yang saya tangkap
dari yang aktif di milis dosen ITB, mereka tidak menyetujui dibangunnya
JSS ini dengan berbagai alasan, walau pemrakarsa dan pendukung kuatnya
alumni ITB.

Karena bukan bidang kegemaran saya, maka saya tidak dapat berkomentar
banyak. Kebetulan karena kami di ITB sedang sibuk sidang S3 karena akan
ada wisuda tanggal 19 dan 20 Oktober nanti, jadi saya tidak dapat hadir
dalam acara tersebut.

Wasalam,
EAS

> Terimakasih infonya Pak Eddy,
> Mungkin karena penyelenggaranya UI, dimana hanya UI dan UGM yg memiliki
> Fakultas Geografi, sehingga mereka (UI) juga ingin mengunggulkan
> Fakultasnya Geografinya. Barangkali saja yg akan dibahas sisi geografisnya
> (kependudukan dan sisi sosiogeografinya) cmiiw.
>
> Sebenernya sisi yg dibahas dalam pembangunan jembatan selat Sunda ini
> banyak sekali. Tidak hanya geologi. Seperti yg diberitahukan oleh Pak
> Ipranta, Ketua Bid Kebencanaan PP IAGI. Pembahasan khusus geologi akan
> dibahas disitu.
>
> Salah satu pertanyaan sisi sosio kulturalnya adalah 'mengapa dibangun
> jembatan, kenapa kok bukan diperbaharui dan ditingkatkan pelabuhan dan
> pelayarannya ? Bukannya Indonesia negeri Maritim ?'
>
> Dari sisi geologi, kemarin sewaktu PIT di jogja dalam booth juga
> dipamerkan
> riset geologi oleh Geologi Marine ttg lintasan seismic dangkal yg sudah
> dianalisa. Saya dan Danny Hilman sempat berdiskusi lama di booth ini.
> Danny
> concern adanya gawir curam yg dicurigai patahan. Tapi setelah saya tengok
> seismic asli lainnya, gawir istu membatasi endapan2 hasil periodisitas
> vulkanisme di daerah ini.
>
> Sangat menarik mengetahui geologi daerah ini, ada endapan vulkanik hasil
> gunungapi dipantai barat Jawa, asik juga mempelajari geologi kuarter 'sub
> aqueous'.
>
> Jadi saya kira bukannya geologi diabaikan tetapi konsen seminarnya mungkin
> bukan kondisi bawah permukaan.
> Memang barangkali sentilan Pak Eddy ini menjadi satu ide utk IAGI ikut
> mengadakan seminar atau talk khusus ttg jembatan selat Sunda. Apakah sudah
> ada anggota IAGI yg siap materi utk kita diskusikan dalam panel diskusi ?
>
> Salam sukses !
> Rdp
>
>
>
>
> On Sunday, October 7, 2012, Eddy Subroto  wrote:
>> Mas Rovicky dan teman-teman anggota IAGI yang terhormat,
>>
>> Pagi tadi, saya mendapat undangan sbb.:
>> Universitas Indonesia dan Majalah GATRA dengan hormat mengundang Bapak
>> untuk menghadiri kegiatan DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA "Karya Anak
>> Bangsa dan Peluang Pembangunan Antarpulau" yang akan dilaksanakan pada:
>>
>> Hari, Tanggal : Kamis, 11 Oktober 2012 pukul 08.00 - 15.30 WIB
>> Tempat  : Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok-Jawa Barat*
>>
>> *Berikut kami lampirkan surat undangan, lembar konfirmasi, dan daftar
>> undangan.
>>
>> Yang menarik bagi saya, di daftar undangan ada kelompok asosiasi profesi
>> dan yang terundang adalah:
>> 1. Ikatan Ahli Transportasi
>> 2. Ikatan Ahli Perencana
>> 3. Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia
>> 4. Ikatan Ahli Konstruksi
>> 5. Ikatan Geografi Indonesia
>> 6. KADIN
>> 7. INKINDO
>>
>> Kok aneh ya IAGI tidak termasuk dalam daftar undangan. Pertanyaannya
>> apakah UI dan majalah Gatra tidak tahu peran ahli geologi? Lha kok
>> mereka
>> malah mengundang orang geografi. Padahal yang sering muncul di media
>> massa
>> kalau ada gempa atau gunungapi meletus atau bencana geologi lainnya kan
>> orang geologi?
>>
>> Barangkali saja ada yang tahu jawabnya.
>>
>> Wasalam,
>> EAS
>>
>>
>>
>>
>>
> 
>> PP-IAGI 2011-2014:
>> Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
>> Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
>>
> 
>> Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
>> REGISTER NOW !
>> Contact Person:
>> Email : pit.iagi.2...@gmail.com
>> Phone : +62 82223 222341 (lisa)
>>
> 
>> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
>> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
>> For topics not directly related to Geology, users are advised to post
>> the
> email to: o...@iagi.or.id
>> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>> No. Rek: 123 0085005314
>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>> Bank BCA KCP. Manara Mulia
>> No. Rekening: 255-1088580
>> A/n: Shinta Damayanti
>> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
>> IAGI-net Arc

Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

2012-10-05 Terurut Topik Ismail
Diharapkan seminar seminar sekarang ini bisa mendapatkan data baru / hal hal 
baru  sehingga dapat dipakai acuan dalam sisi engineeringnya , tidak sekedar 
retorika saja yg dibahas sebetulnya  sama dg yg lalu  cuma tempatnya dan 
institusinya yg beda .
Dengan kemajuan iptek data yg diperoleh bisa lbh detail lagi disisi lain 
engineeringnya juga sdh semakin maju shg kendala kendala gaologi selalu akan 
bisa diatasi dg  teknologi

 


Sent by Liamsi's Mobile Phone

-Original Message-
From: bahe...@gmail.com
Date: Sat, 6 Oct 2012 02:08:03 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

JSS sudah setengah abad menjadi wacana, cermin lambatnya pengambilan keputusan 
di negeri ini, semoga segera terwujud demi percepatan dan pemerataan ekonomi 
jawa-sumatra, terlepas dari bencana geologi yg seharusnya dapat di-mitigasi.
 
TEMPO.CO, Jakarta - Rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda sebenarnya bukan 
gagasan baru. Gagasan untuk menghubungkan Sumatera dan Jawa yang terpisahkan 
oleh Selat Sunda sudah muncul sejak tahun 1960. Bagaimana pembicaraan soal 
proyek monumental ini dari masa ke masa?

1960
Profesor Sedyatmo dari ITB mengusulkan konsep menghubungkan Pulau 
Sumatera-Jawa-Bali yang disebut Tri Nusa Bima Sakti

1965
ITB memamerkan visualisasi Jembatan Selat Sunda di Gedung Pola, Jakarta, dalam 
peringatan HUT RI ke-20.

1986
Presiden Soeharto menunjuk Menteri Negara Riset dan Teknologi sekaligus Kepala 
BPPT, BJ Habibie, mengkaji konsep Tri Nusa Bima Sakti.

1988-1992
Kementerian Pekerjaan Umum dan BPPT melaksanakan studi dibiayai Japan 
International Cooperation Agency hingga Rp 1,5 miliar per tahun. Tiga 
alternatif dikaji, yakni membangun pelabuhan, terowongan (52 kilometer), dan 
jembatan (29 kilometer).

1997
Presiden Soeharto memilih Jembatan karena lebih monumental. Habibie 
memerintahkan Wiratman Wangsadinata, guru besar dari ITB, agar melakukan riset 
teknologi jembatan ke Eropa. Berdasarkan kajian, dibutuhkan antara lain 17 ribu 
ton baja serta 50 ribu tenaga kerja pengelas dengan biaya Rp 100 triliun.

1998
Proyek mandek karena krisis ekonomi dan politik.

2004
Tomy Winata, pemilik grup usaha Artha Graha, menggandeng Wiratman.

2007
Grup Artha Graha bersama Pemerintah Banten dan Lampung membentuk konsorsium PT 
Graha Banten Lampung Sejahtera yang mayoritas sahamnya dikuasai grup Artha 
Graha. Hadir Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa dan Kepala Bappenas Paskah 
Suzetta.

2008
Konsorsium melakukan presentasi di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono 
dan kabinet.

2009
- Konsorsium menyerahkan hasil prastudi kelayakan kepada pemerintah.
- ITS menolak pembangunan jembatan.

2011
Terbit Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan 
Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda. Peraturan ini menetapkan konsorsium 
sebagai pemrakarsa proyek dan penggarap proyek studi kelayakan dengan biaya 
sendiri.

2012
- Wiratman memprotes konsorsium yang menggandeng perusahaan Cina untuk 
menggarap studi kelayakan. Ia ingin proyek sepenuhnya digarap oleh bangsa 
sendiri.

- Menteri Keuangan Agus Martowardojo meminta Perpres Nomor 86 direvisi. Ia 
mengusulkan studi kelayakan dibiayai negara.

- Konsorsium mengirimkan surat kepada pemerintah tertanggal 24 Juli 2012 supaya 
Perpres Nomor 86 tak diubah.

salam,
FB

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: aluthfi...@gmail.com
Date: Sat, 6 Oct 2012 02:02:10 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

Iya Bung Vick. Negeri Sakura yg penuh resikopun bejibun gedung bertingkat dan 
juga jembatan penghubung pulau. Ya bisa juga bangsa kita risk avoider, yuuk 
kita menuju risk averse, kalau ke risk taker belajar dulu lah dengan menjadi 
risk averse. 


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari 
Date: Sat, 6 Oct 2012 08:39:49 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Soal risiko saya rasa tidak ada yg tidak berrisiko di Indonesia ini. Bahkan
tidak melakukannya apapun juga berisiko. Berisiko ketinggalan kereta
(ketinggalan budaya). Yg lebih penting memperhitungkan risiko ini supaya
tidak merugikan. Dan memilih yg paling optimum keuntungannya.

Bahwa suatu saat akan rusak itu bisa dipastikan terjadi, hanya kapan
terjadinya kita perlu perhitungkan masak-masak.

Justru ini tantangan bagi geologist Indonesia utk lebih mengerti kondisi
geologi Indonesia supaya mampu melakukan dan mampu membangun dengan
mitigasi yang benar.
Kalau terlalu fobia dan terlalu ketakutan kondisi geologinya ya selamnya
kita tidak akan melakukan apapun.
Menurut saya ilmu geologi dan juga ilmu lain dalam mitigasinya perlu
menyatakan secara positip kapan saat terbaik utk melakukannya. Bukan hanya
untuk mengatakan tidak perlu melakukannya.

"Drill or not to drill ?"
Saya sering cenderung mengatakan "drill", karena yg mendap

Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

2012-10-05 Terurut Topik Bandono Salim
Lho kalo gitu tinggal menunggu uang. Konsorsium nggandeng cina lha artha graha 
dgn TWnya kan dedengkot cina, yang mampu (sampai sekarang) menguasai hajat 
hidup petinggi(?).
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: bahe...@gmail.com
Date: Sat, 6 Oct 2012 02:08:03 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
JSS sudah setengah abad menjadi wacana, cermin lambatnya pengambilan keputusan 
di negeri ini, semoga segera terwujud demi percepatan dan pemerataan ekonomi 
jawa-sumatra, terlepas dari bencana geologi yg seharusnya dapat di-mitigasi.
 
TEMPO.CO, Jakarta - Rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda sebenarnya bukan 
gagasan baru. Gagasan untuk menghubungkan Sumatera dan Jawa yang terpisahkan 
oleh Selat Sunda sudah muncul sejak tahun 1960. Bagaimana pembicaraan soal 
proyek monumental ini dari masa ke masa?

1960
Profesor Sedyatmo dari ITB mengusulkan konsep menghubungkan Pulau 
Sumatera-Jawa-Bali yang disebut Tri Nusa Bima Sakti

1965
ITB memamerkan visualisasi Jembatan Selat Sunda di Gedung Pola, Jakarta, dalam 
peringatan HUT RI ke-20.

1986
Presiden Soeharto menunjuk Menteri Negara Riset dan Teknologi sekaligus Kepala 
BPPT, BJ Habibie, mengkaji konsep Tri Nusa Bima Sakti.

1988-1992
Kementerian Pekerjaan Umum dan BPPT melaksanakan studi dibiayai Japan 
International Cooperation Agency hingga Rp 1,5 miliar per tahun. Tiga 
alternatif dikaji, yakni membangun pelabuhan, terowongan (52 kilometer), dan 
jembatan (29 kilometer).

1997
Presiden Soeharto memilih Jembatan karena lebih monumental. Habibie 
memerintahkan Wiratman Wangsadinata, guru besar dari ITB, agar melakukan riset 
teknologi jembatan ke Eropa. Berdasarkan kajian, dibutuhkan antara lain 17 ribu 
ton baja serta 50 ribu tenaga kerja pengelas dengan biaya Rp 100 triliun.

1998
Proyek mandek karena krisis ekonomi dan politik.

2004
Tomy Winata, pemilik grup usaha Artha Graha, menggandeng Wiratman.

2007
Grup Artha Graha bersama Pemerintah Banten dan Lampung membentuk konsorsium PT 
Graha Banten Lampung Sejahtera yang mayoritas sahamnya dikuasai grup Artha 
Graha. Hadir Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa dan Kepala Bappenas Paskah 
Suzetta.

2008
Konsorsium melakukan presentasi di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono 
dan kabinet.

2009
- Konsorsium menyerahkan hasil prastudi kelayakan kepada pemerintah.
- ITS menolak pembangunan jembatan.

2011
Terbit Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan 
Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda. Peraturan ini menetapkan konsorsium 
sebagai pemrakarsa proyek dan penggarap proyek studi kelayakan dengan biaya 
sendiri.

2012
- Wiratman memprotes konsorsium yang menggandeng perusahaan Cina untuk 
menggarap studi kelayakan. Ia ingin proyek sepenuhnya digarap oleh bangsa 
sendiri.

- Menteri Keuangan Agus Martowardojo meminta Perpres Nomor 86 direvisi. Ia 
mengusulkan studi kelayakan dibiayai negara.

- Konsorsium mengirimkan surat kepada pemerintah tertanggal 24 Juli 2012 supaya 
Perpres Nomor 86 tak diubah.

salam,
FB

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: aluthfi...@gmail.com
Date: Sat, 6 Oct 2012 02:02:10 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

Iya Bung Vick. Negeri Sakura yg penuh resikopun bejibun gedung bertingkat dan 
juga jembatan penghubung pulau. Ya bisa juga bangsa kita risk avoider, yuuk 
kita menuju risk averse, kalau ke risk taker belajar dulu lah dengan menjadi 
risk averse. 


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari 
Date: Sat, 6 Oct 2012 08:39:49 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Soal risiko saya rasa tidak ada yg tidak berrisiko di Indonesia ini. Bahkan
tidak melakukannya apapun juga berisiko. Berisiko ketinggalan kereta
(ketinggalan budaya). Yg lebih penting memperhitungkan risiko ini supaya
tidak merugikan. Dan memilih yg paling optimum keuntungannya.

Bahwa suatu saat akan rusak itu bisa dipastikan terjadi, hanya kapan
terjadinya kita perlu perhitungkan masak-masak.

Justru ini tantangan bagi geologist Indonesia utk lebih mengerti kondisi
geologi Indonesia supaya mampu melakukan dan mampu membangun dengan
mitigasi yang benar.
Kalau terlalu fobia dan terlalu ketakutan kondisi geologinya ya selamnya
kita tidak akan melakukan apapun.
Menurut saya ilmu geologi dan juga ilmu lain dalam mitigasinya perlu
menyatakan secara positip kapan saat terbaik utk melakukannya. Bukan hanya
untuk mengatakan tidak perlu melakukannya.

"Drill or not to drill ?"
Saya sering cenderung mengatakan "drill", karena yg mendapatkan keuntungan
yg drill.

"Do or not to do?"
Just do it ... That's how we learn.

Rdp


On Sunday, October 7, 2012,   wrote:
>
> Kayaknya dg tektonik yg gak stabil ditambah adanya krakatau diantaranya,
pembuatan jembatan kok high risk 

Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

2012-10-05 Terurut Topik bahesti
JSS sudah setengah abad menjadi wacana, cermin lambatnya pengambilan keputusan 
di negeri ini, semoga segera terwujud demi percepatan dan pemerataan ekonomi 
jawa-sumatra, terlepas dari bencana geologi yg seharusnya dapat di-mitigasi.
 
TEMPO.CO, Jakarta - Rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda sebenarnya bukan 
gagasan baru. Gagasan untuk menghubungkan Sumatera dan Jawa yang terpisahkan 
oleh Selat Sunda sudah muncul sejak tahun 1960. Bagaimana pembicaraan soal 
proyek monumental ini dari masa ke masa?

1960
Profesor Sedyatmo dari ITB mengusulkan konsep menghubungkan Pulau 
Sumatera-Jawa-Bali yang disebut Tri Nusa Bima Sakti

1965
ITB memamerkan visualisasi Jembatan Selat Sunda di Gedung Pola, Jakarta, dalam 
peringatan HUT RI ke-20.

1986
Presiden Soeharto menunjuk Menteri Negara Riset dan Teknologi sekaligus Kepala 
BPPT, BJ Habibie, mengkaji konsep Tri Nusa Bima Sakti.

1988-1992
Kementerian Pekerjaan Umum dan BPPT melaksanakan studi dibiayai Japan 
International Cooperation Agency hingga Rp 1,5 miliar per tahun. Tiga 
alternatif dikaji, yakni membangun pelabuhan, terowongan (52 kilometer), dan 
jembatan (29 kilometer).

1997
Presiden Soeharto memilih Jembatan karena lebih monumental. Habibie 
memerintahkan Wiratman Wangsadinata, guru besar dari ITB, agar melakukan riset 
teknologi jembatan ke Eropa. Berdasarkan kajian, dibutuhkan antara lain 17 ribu 
ton baja serta 50 ribu tenaga kerja pengelas dengan biaya Rp 100 triliun.

1998
Proyek mandek karena krisis ekonomi dan politik.

2004
Tomy Winata, pemilik grup usaha Artha Graha, menggandeng Wiratman.

2007
Grup Artha Graha bersama Pemerintah Banten dan Lampung membentuk konsorsium PT 
Graha Banten Lampung Sejahtera yang mayoritas sahamnya dikuasai grup Artha 
Graha. Hadir Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa dan Kepala Bappenas Paskah 
Suzetta.

2008
Konsorsium melakukan presentasi di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono 
dan kabinet.

2009
- Konsorsium menyerahkan hasil prastudi kelayakan kepada pemerintah.
- ITS menolak pembangunan jembatan.

2011
Terbit Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan 
Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda. Peraturan ini menetapkan konsorsium 
sebagai pemrakarsa proyek dan penggarap proyek studi kelayakan dengan biaya 
sendiri.

2012
- Wiratman memprotes konsorsium yang menggandeng perusahaan Cina untuk 
menggarap studi kelayakan. Ia ingin proyek sepenuhnya digarap oleh bangsa 
sendiri.

- Menteri Keuangan Agus Martowardojo meminta Perpres Nomor 86 direvisi. Ia 
mengusulkan studi kelayakan dibiayai negara.

- Konsorsium mengirimkan surat kepada pemerintah tertanggal 24 Juli 2012 supaya 
Perpres Nomor 86 tak diubah.

salam,
FB

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: aluthfi...@gmail.com
Date: Sat, 6 Oct 2012 02:02:10 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

Iya Bung Vick. Negeri Sakura yg penuh resikopun bejibun gedung bertingkat dan 
juga jembatan penghubung pulau. Ya bisa juga bangsa kita risk avoider, yuuk 
kita menuju risk averse, kalau ke risk taker belajar dulu lah dengan menjadi 
risk averse. 


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari 
Date: Sat, 6 Oct 2012 08:39:49 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Soal risiko saya rasa tidak ada yg tidak berrisiko di Indonesia ini. Bahkan
tidak melakukannya apapun juga berisiko. Berisiko ketinggalan kereta
(ketinggalan budaya). Yg lebih penting memperhitungkan risiko ini supaya
tidak merugikan. Dan memilih yg paling optimum keuntungannya.

Bahwa suatu saat akan rusak itu bisa dipastikan terjadi, hanya kapan
terjadinya kita perlu perhitungkan masak-masak.

Justru ini tantangan bagi geologist Indonesia utk lebih mengerti kondisi
geologi Indonesia supaya mampu melakukan dan mampu membangun dengan
mitigasi yang benar.
Kalau terlalu fobia dan terlalu ketakutan kondisi geologinya ya selamnya
kita tidak akan melakukan apapun.
Menurut saya ilmu geologi dan juga ilmu lain dalam mitigasinya perlu
menyatakan secara positip kapan saat terbaik utk melakukannya. Bukan hanya
untuk mengatakan tidak perlu melakukannya.

"Drill or not to drill ?"
Saya sering cenderung mengatakan "drill", karena yg mendapatkan keuntungan
yg drill.

"Do or not to do?"
Just do it ... That's how we learn.

Rdp


On Sunday, October 7, 2012,   wrote:
>
> Kayaknya dg tektonik yg gak stabil ditambah adanya krakatau diantaranya,
pembuatan jembatan kok high risk ya spt pemboran yg gak memenuhi parameter
petroleum system gitu, he3
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> 
> From: "Ismail" 
> Date: Sat, 6 Oct 2012 00:16:28 +0000
> To: 
> ReplyTo: 
> Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
> Ide menghubungkan jawa sumantrah ini sdh lama , sejak tahun 80 an bahkan
sd

Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

2012-10-05 Terurut Topik aluthfi143

Iya Bung Vick. Negeri Sakura yg penuh resikopun bejibun gedung bertingkat dan 
juga jembatan penghubung pulau. Ya bisa juga bangsa kita risk avoider, yuuk 
kita menuju risk averse, kalau ke risk taker belajar dulu lah dengan menjadi 
risk averse. 


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari 
Date: Sat, 6 Oct 2012 08:39:49 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Soal risiko saya rasa tidak ada yg tidak berrisiko di Indonesia ini. Bahkan
tidak melakukannya apapun juga berisiko. Berisiko ketinggalan kereta
(ketinggalan budaya). Yg lebih penting memperhitungkan risiko ini supaya
tidak merugikan. Dan memilih yg paling optimum keuntungannya.

Bahwa suatu saat akan rusak itu bisa dipastikan terjadi, hanya kapan
terjadinya kita perlu perhitungkan masak-masak.

Justru ini tantangan bagi geologist Indonesia utk lebih mengerti kondisi
geologi Indonesia supaya mampu melakukan dan mampu membangun dengan
mitigasi yang benar.
Kalau terlalu fobia dan terlalu ketakutan kondisi geologinya ya selamnya
kita tidak akan melakukan apapun.
Menurut saya ilmu geologi dan juga ilmu lain dalam mitigasinya perlu
menyatakan secara positip kapan saat terbaik utk melakukannya. Bukan hanya
untuk mengatakan tidak perlu melakukannya.

"Drill or not to drill ?"
Saya sering cenderung mengatakan "drill", karena yg mendapatkan keuntungan
yg drill.

"Do or not to do?"
Just do it ... That's how we learn.

Rdp


On Sunday, October 7, 2012,   wrote:
>
> Kayaknya dg tektonik yg gak stabil ditambah adanya krakatau diantaranya,
pembuatan jembatan kok high risk ya spt pemboran yg gak memenuhi parameter
petroleum system gitu, he3
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> 
> From: "Ismail" 
> Date: Sat, 6 Oct 2012 00:16:28 +0000
> To: 
> ReplyTo: 
> Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
> Ide menghubungkan jawa sumantrah ini sdh lama , sejak tahun 80 an bahkan
sdh ada kajian kajian dr berbagai aspek sejak itu telah banyak forum forum
yg diadakan untuk membahas masalah ini dari berbagai aspek,, bebrapa
alternatif diusulkan apakah memperbesar kapasitas pelabuhan , bangun
jembatan bahkan sampai bikin Terowongan semua dikaji dari segi kondisi
lingk, teknologi dan keekonomianya/biaya sampai sosialnya , dan juga
termasuk rencana untuk. Ngebangun jaringan kabel listrik lintas jawa
sumantrah { siapa tahu renc bangun PLTN di banbel jadi shg listriknya bisa
dialirkan ke jawi } .
> Ujung ujungnya semuanya ke biaya , pilihan terakhir spt nya akan dibangun
jembatan kabarnya untuk pembangunan ini tidak akan dianggarkan ke APBN
kalau tidak dg APBN berarti model investasi swasta spt pemb jalan tol ,
bagi investor tentunya lagi main etung etungan untung ruginya
> Sebetulnya APBN kita itu sdh 1600 an T masak nyisakan dikit untuk
ngebangun jembatan saja tidak bisa
>
> Sent by Liamsi's Mobile Phone
> 
> From: Rovicky Dwi Putrohari 
> Date: Sat, 6 Oct 2012 06:39:26 +0700
> To: iagi-net@iagi.or.id
> ReplyTo: 
> Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
> Terimakasih infonya Pak Eddy,
> Mungkin karena penyelenggaranya UI, dimana hanya UI dan UGM yg memiliki
Fakultas Geografi, sehingga mereka (UI) juga ingin mengunggulkan
Fakultasnya Geografinya. Barangkali saja yg akan dibahas sisi geografisnya
(kependudukan dan sisi sosiogeografinya) cmiiw.
>
> Sebenernya sisi yg dibahas dalam pembangunan jembatan selat Sunda ini
banyak sekali. Tidak hanya geologi. Seperti yg diberitahukan oleh Pak
Ipranta, Ketua Bid Kebencanaan PP IAGI. Pembahasan khusus geologi akan
dibahas disitu.
>
> Salah satu pertanyaan sisi sosio kulturalnya adalah 'mengapa dibangun
jembatan, kenapa kok bukan diperbaharui dan ditingkatkan pelabuhan dan
pelayarannya ? Bukannya Indonesia negeri Maritim ?'
>
> Dari sisi geologi, kemarin sewaktu PIT di jogja dalam booth juga
dipamerkan riset geologi oleh Geologi Marine ttg lintasan seismic dangkal
yg sudah dianalisa. Saya dan Danny Hilman sempat berdiskusi lama di booth
ini. Danny concern adanya gawir curam yg dicurigai patahan. Tapi setelah
saya tengok seismic asli lainnya, gawir istu membatasi endapan2 hasil
periodisitas vulkanisme di daerah ini.
>
> Sangat menarik mengetahui geologi daerah ini, ada endapan vulkanik hasil
gunungapi dipantai barat Jawa, asik juga mempelajari geologi kuarter 'sub
aqueous'.
>
> Jadi saya kira bukannya geologi diabaikan tetapi konsen seminarnya
mungkin bukan kondisi bawah permukaan.
> Memang barangkali sentilan Pak Eddy ini menjadi satu ide utk IAGI ikut
mengadakan seminar atau talk khusus ttg jembatan selat Sunda. Apakah sudah
ada anggota IAGI yg siap materi utk kita diskusikan dalam panel diskusi ?
>
> Salam sukses !
> Rdp
>
>
>

Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

2012-10-05 Terurut Topik Bandono Salim
Umur bangunan juga ada batasnya pak, biasanya dihitung 20-30th, stlh itu 
dibongkar. Kalau perawatan bagus, yaa sampai 50th lah.
Itungan gempa merusak melalui sesar aktif dpt dibuat sebagai prediksi awal, 
paling tidak pakai zonasi gempa yang dihitung ulang setiap 5th, berdasar 
aktifitas gempa regional Indonesia.
Salam. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari 
Date: Sat, 6 Oct 2012 08:52:47 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Soal risiko saya rasa tidak ada yg tidak berrisiko di Indonesia ini. Bahkan
tidak melakukannya apapun juga berisiko. Berisiko ketinggalan kereta
(ketinggalan budaya). Yg lebih penting memperhitungkan risiko ini supaya
tidak merugikan. Dan memilih yg paling optimum keuntungannya.

Bahwa suatu saat akan rusak itu bisa dipastikan terjadi, hanya kapan
terjadinya kita perlu perhitungkan masak-masak.

Justru ini tantangan bagi geologist Indonesia utk lebih mengerti kondisi
geologi Indonesia supaya mampu melakukan dan mampu membangun dengan
mitigasi yang benar.
Kalau terlalu fobia dan terlalu ketakutan kondisi geologinya ya selamnya
kita tidak akan melakukan apapun.
Menurut saya ilmu geologi dan juga ilmu lain dalam mitigasinya perlu
menyatakan secara positip kapan saat terbaik utk melakukannya. Bukan hanya
untuk mengatakan tidak perlu melakukannya.

"Drill or not to drill ?"
Saya sering cenderung mengatakan "drill", karena yg mendapatkan keuntungan
yg drill.

"Do or not to do?"
Just do it ... That's how we learn.

Rdp


On Sunday, October 7, 2012,   wrote:
>
> Kayaknya dg tektonik yg gak stabil ditambah adanya krakatau diantaranya,
pembuatan jembatan kok high risk ya spt pemboran yg gak memenuhi parameter
petroleum system gitu, he3
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> 
> From: "Ismail" 
> Date: Sat, 6 Oct 2012 00:16:28 +0000
> To: 
> ReplyTo: 
> Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
> Ide menghubungkan jawa sumantrah ini sdh lama , sejak tahun 80 an bahkan
sdh ada kajian kajian dr berbagai aspek sejak itu telah banyak forum forum
yg diadakan untuk membahas masalah ini dari berbagai aspek,, bebrapa
alternatif diusulkan apakah memperbesar kapasitas pelabuhan , bangun
jembatan bahkan sampai bikin Terowongan semua dikaji dari segi kondisi
lingk, teknologi dan keekonomianya/biaya sampai sosialnya , dan juga
termasuk rencana untuk. Ngebangun jaringan kabel listrik lintas jawa
sumantrah { siapa tahu renc bangun PLTN di banbel jadi shg listriknya bisa
dialirkan ke jawi } .
> Ujung ujungnya semuanya ke biaya , pilihan terakhir spt nya akan dibangun
jembatan kabarnya untuk pembangunan ini tidak akan dianggarkan ke APBN
kalau tidak dg APBN berarti model investasi swasta spt pemb jalan tol ,
bagi investor tentunya lagi main etung etungan untung ruginya
> Sebetulnya APBN kita itu sdh 1600 an T masak nyisakan dikit untuk
ngebangun jembatan saja tidak bisa
>
> Sent by Liamsi's Mobile Phone
> 
> From: Rovicky Dwi Putrohari 
> Date: Sat, 6 Oct 2012 06:39:26 +0700
> To: iagi-net@iagi.or.id
> ReplyTo: 
> Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
> Terimakasih infonya Pak Eddy,
> Mungkin karena penyelenggaranya UI, dimana hanya UI dan UGM yg memiliki
Fakultas Geografi, sehingga mereka (UI) juga ingin mengunggulkan
Fakultasnya Geografinya. Barangkali saja yg akan dibahas sisi geografisnya
(kependudukan dan sisi sosiogeografinya) cmiiw.
>
> Sebenernya sisi yg dibahas dalam pembangunan jembatan selat Sunda ini
banyak sekali. Tidak hanya geologi. Seperti yg diberitahukan oleh Pak
Ipranta, Ketua Bid Kebencanaan PP IAGI. Pembahasan khusus geologi akan
dibahas disitu.
>
> Salah satu pertanyaan sisi sosio kulturalnya adalah 'mengapa dibangun
jembatan, kenapa kok bukan diperbaharui dan ditingkatkan pelabuhan dan
pelayarannya ? Bukannya Indonesia negeri Maritim ?'
>
> Dari sisi geologi, kemarin sewaktu PIT di jogja dalam booth juga
dipamerkan riset geologi oleh Geologi Marine ttg lintasan seismic dangkal
yg sudah dianalisa. Saya dan Danny Hilman sempat berdiskusi lama di booth
ini. Danny concern adanya gawir curam yg dicurigai patahan. Tapi setelah
saya tengok seismic asli lainnya, gawir istu membatasi endapan2 hasil
periodisitas vulkanisme di daerah ini.
>
> Sangat menarik mengetahui geologi daerah ini, ada endapan vulkanik hasil
gunungapi dipantai barat Jawa, asik juga mempelajari geologi kuarter 'sub
aqueous'.
>
> Jadi saya kira bukannya geologi diabaikan tetapi konsen seminarnya
mungkin bukan kondisi bawah permukaan.
> Memang barangkali sentilan Pak Eddy ini menjadi satu ide utk IAGI ikut
mengadakan seminar atau talk khusus ttg jembatan selat Sunda. Apakah sudah
ada anggota IAGI yg siap materi utk kita diskusikan dalam panel diskus

Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

2012-10-05 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Soal risiko saya rasa tidak ada yg tidak berrisiko di Indonesia ini. Bahkan
tidak melakukannya apapun juga berisiko. Berisiko ketinggalan kereta
(ketinggalan budaya). Yg lebih penting memperhitungkan risiko ini supaya
tidak merugikan. Dan memilih yg paling optimum keuntungannya.

Bahwa suatu saat akan rusak itu bisa dipastikan terjadi, hanya kapan
terjadinya kita perlu perhitungkan masak-masak.

Justru ini tantangan bagi geologist Indonesia utk lebih mengerti kondisi
geologi Indonesia supaya mampu melakukan dan mampu membangun dengan
mitigasi yang benar.
Kalau terlalu fobia dan terlalu ketakutan kondisi geologinya ya selamnya
kita tidak akan melakukan apapun.
Menurut saya ilmu geologi dan juga ilmu lain dalam mitigasinya perlu
menyatakan secara positip kapan saat terbaik utk melakukannya. Bukan hanya
untuk mengatakan tidak perlu melakukannya.

"Drill or not to drill ?"
Saya sering cenderung mengatakan "drill", karena yg mendapatkan keuntungan
yg drill.

"Do or not to do?"
Just do it ... That's how we learn.

Rdp


On Sunday, October 7, 2012,   wrote:
>
> Kayaknya dg tektonik yg gak stabil ditambah adanya krakatau diantaranya,
pembuatan jembatan kok high risk ya spt pemboran yg gak memenuhi parameter
petroleum system gitu, he3
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> 
> From: "Ismail" 
> Date: Sat, 6 Oct 2012 00:16:28 +0000
> To: 
> ReplyTo: 
> Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
> Ide menghubungkan jawa sumantrah ini sdh lama , sejak tahun 80 an bahkan
sdh ada kajian kajian dr berbagai aspek sejak itu telah banyak forum forum
yg diadakan untuk membahas masalah ini dari berbagai aspek,, bebrapa
alternatif diusulkan apakah memperbesar kapasitas pelabuhan , bangun
jembatan bahkan sampai bikin Terowongan semua dikaji dari segi kondisi
lingk, teknologi dan keekonomianya/biaya sampai sosialnya , dan juga
termasuk rencana untuk. Ngebangun jaringan kabel listrik lintas jawa
sumantrah { siapa tahu renc bangun PLTN di banbel jadi shg listriknya bisa
dialirkan ke jawi } .
> Ujung ujungnya semuanya ke biaya , pilihan terakhir spt nya akan dibangun
jembatan kabarnya untuk pembangunan ini tidak akan dianggarkan ke APBN
kalau tidak dg APBN berarti model investasi swasta spt pemb jalan tol ,
bagi investor tentunya lagi main etung etungan untung ruginya
> Sebetulnya APBN kita itu sdh 1600 an T masak nyisakan dikit untuk
ngebangun jembatan saja tidak bisa
>
> Sent by Liamsi's Mobile Phone
> 
> From: Rovicky Dwi Putrohari 
> Date: Sat, 6 Oct 2012 06:39:26 +0700
> To: iagi-net@iagi.or.id
> ReplyTo: 
> Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
> Terimakasih infonya Pak Eddy,
> Mungkin karena penyelenggaranya UI, dimana hanya UI dan UGM yg memiliki
Fakultas Geografi, sehingga mereka (UI) juga ingin mengunggulkan
Fakultasnya Geografinya. Barangkali saja yg akan dibahas sisi geografisnya
(kependudukan dan sisi sosiogeografinya) cmiiw.
>
> Sebenernya sisi yg dibahas dalam pembangunan jembatan selat Sunda ini
banyak sekali. Tidak hanya geologi. Seperti yg diberitahukan oleh Pak
Ipranta, Ketua Bid Kebencanaan PP IAGI. Pembahasan khusus geologi akan
dibahas disitu.
>
> Salah satu pertanyaan sisi sosio kulturalnya adalah 'mengapa dibangun
jembatan, kenapa kok bukan diperbaharui dan ditingkatkan pelabuhan dan
pelayarannya ? Bukannya Indonesia negeri Maritim ?'
>
> Dari sisi geologi, kemarin sewaktu PIT di jogja dalam booth juga
dipamerkan riset geologi oleh Geologi Marine ttg lintasan seismic dangkal
yg sudah dianalisa. Saya dan Danny Hilman sempat berdiskusi lama di booth
ini. Danny concern adanya gawir curam yg dicurigai patahan. Tapi setelah
saya tengok seismic asli lainnya, gawir istu membatasi endapan2 hasil
periodisitas vulkanisme di daerah ini.
>
> Sangat menarik mengetahui geologi daerah ini, ada endapan vulkanik hasil
gunungapi dipantai barat Jawa, asik juga mempelajari geologi kuarter 'sub
aqueous'.
>
> Jadi saya kira bukannya geologi diabaikan tetapi konsen seminarnya
mungkin bukan kondisi bawah permukaan.
> Memang barangkali sentilan Pak Eddy ini menjadi satu ide utk IAGI ikut
mengadakan seminar atau talk khusus ttg jembatan selat Sunda. Apakah sudah
ada anggota IAGI yg siap materi utk kita diskusikan dalam panel diskusi ?
>
> Salam sukses !
> Rdp
>
>
>
>
> On Sunday, October 7, 2012, Eddy Subroto  wrote:
>> Mas Rovicky dan teman-teman anggota IAGI yang terhormat,
>>
>> Pagi tadi, saya mendapat undangan sbb.:
>> Universitas Indonesia dan Majalah GATRA dengan hormat mengundang Bapak
>> untuk menghadiri kegiatan DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA "Karya Anak
>> Bangsa dan Peluang Pembangunan Antarpulau" yang akan dilaksanakan pada:
>>
>> Hari, Tanggal : Kamis, 11 Oktober 201

Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

2012-10-05 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Soal risiko saya rasa tidak ada yg tidak berrisiko di Indonesia ini. Bahkan
tidak melakukannya apapun juga berisiko. Berisiko ketinggalan kereta
(ketinggalan budaya). Yg lebih penting memperhitungkan risiko ini supaya
tidak merugikan. Dan memilih yg paling optimum keuntungannya.

Bahwa suatu saat akan rusak itu bisa dipastikan terjadi, hanya kapan
terjadinya kita perlu perhitungkan masak-masak.

Justru ini tantangan bagi geologist Indonesia utk lebih mengerti kondisi
geologi Indonesia supaya mampu melakukan dan mampu membangun dengan
mitigasi yang benar.
Kalau terlalu fobia dan terlalu ketakutan kondisi geologinya ya selamnya
kita tidak akan melakukan apapun.
Menurut saya ilmu geologi dan juga ilmu lain dalam mitigasinya perlu
menyatakan secara positip kapan saat terbaik utk melakukannya. Bukan hanya
untuk mengatakan tidak perlu melakukannya.

"Drill or not to drill ?"
Saya sering cenderung mengatakan "drill", karena yg mendapatkan keuntungan
yg drill.

"Do or not to do?"
Just do it ... That's how we learn.

Rdp


On Sunday, October 7, 2012,   wrote:
>
> Kayaknya dg tektonik yg gak stabil ditambah adanya krakatau diantaranya,
pembuatan jembatan kok high risk ya spt pemboran yg gak memenuhi parameter
petroleum system gitu, he3
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> 
> From: "Ismail" 
> Date: Sat, 6 Oct 2012 00:16:28 +0000
> To: 
> ReplyTo: 
> Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
> Ide menghubungkan jawa sumantrah ini sdh lama , sejak tahun 80 an bahkan
sdh ada kajian kajian dr berbagai aspek sejak itu telah banyak forum forum
yg diadakan untuk membahas masalah ini dari berbagai aspek,, bebrapa
alternatif diusulkan apakah memperbesar kapasitas pelabuhan , bangun
jembatan bahkan sampai bikin Terowongan semua dikaji dari segi kondisi
lingk, teknologi dan keekonomianya/biaya sampai sosialnya , dan juga
termasuk rencana untuk. Ngebangun jaringan kabel listrik lintas jawa
sumantrah { siapa tahu renc bangun PLTN di banbel jadi shg listriknya bisa
dialirkan ke jawi } .
> Ujung ujungnya semuanya ke biaya , pilihan terakhir spt nya akan dibangun
jembatan kabarnya untuk pembangunan ini tidak akan dianggarkan ke APBN
kalau tidak dg APBN berarti model investasi swasta spt pemb jalan tol ,
bagi investor tentunya lagi main etung etungan untung ruginya
> Sebetulnya APBN kita itu sdh 1600 an T masak nyisakan dikit untuk
ngebangun jembatan saja tidak bisa
>
> Sent by Liamsi's Mobile Phone
> 
> From: Rovicky Dwi Putrohari 
> Date: Sat, 6 Oct 2012 06:39:26 +0700
> To: iagi-net@iagi.or.id
> ReplyTo: 
> Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
> Terimakasih infonya Pak Eddy,
> Mungkin karena penyelenggaranya UI, dimana hanya UI dan UGM yg memiliki
Fakultas Geografi, sehingga mereka (UI) juga ingin mengunggulkan
Fakultasnya Geografinya. Barangkali saja yg akan dibahas sisi geografisnya
(kependudukan dan sisi sosiogeografinya) cmiiw.
>
> Sebenernya sisi yg dibahas dalam pembangunan jembatan selat Sunda ini
banyak sekali. Tidak hanya geologi. Seperti yg diberitahukan oleh Pak
Ipranta, Ketua Bid Kebencanaan PP IAGI. Pembahasan khusus geologi akan
dibahas disitu.
>
> Salah satu pertanyaan sisi sosio kulturalnya adalah 'mengapa dibangun
jembatan, kenapa kok bukan diperbaharui dan ditingkatkan pelabuhan dan
pelayarannya ? Bukannya Indonesia negeri Maritim ?'
>
> Dari sisi geologi, kemarin sewaktu PIT di jogja dalam booth juga
dipamerkan riset geologi oleh Geologi Marine ttg lintasan seismic dangkal
yg sudah dianalisa. Saya dan Danny Hilman sempat berdiskusi lama di booth
ini. Danny concern adanya gawir curam yg dicurigai patahan. Tapi setelah
saya tengok seismic asli lainnya, gawir istu membatasi endapan2 hasil
periodisitas vulkanisme di daerah ini.
>
> Sangat menarik mengetahui geologi daerah ini, ada endapan vulkanik hasil
gunungapi dipantai barat Jawa, asik juga mempelajari geologi kuarter 'sub
aqueous'.
>
> Jadi saya kira bukannya geologi diabaikan tetapi konsen seminarnya
mungkin bukan kondisi bawah permukaan.
> Memang barangkali sentilan Pak Eddy ini menjadi satu ide utk IAGI ikut
mengadakan seminar atau talk khusus ttg jembatan selat Sunda. Apakah sudah
ada anggota IAGI yg siap materi utk kita diskusikan dalam panel diskusi ?
>
> Salam sukses !
> Rdp
>
>
>
>
> On Sunday, October 7, 2012, Eddy Subroto  wrote:
>> Mas Rovicky dan teman-teman anggota IAGI yang terhormat,
>>
>> Pagi tadi, saya mendapat undangan sbb.:
>> Universitas Indonesia dan Majalah GATRA dengan hormat mengundang Bapak
>> untuk menghadiri kegiatan DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA "Karya Anak
>> Bangsa dan Peluang Pembangunan Antarpulau" yang akan dilaksanakan pada:
>>
>> Hari, Tanggal : Kamis, 11 Oktober 201

Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

2012-10-05 Terurut Topik Ok Taufik
mantan gedung tertinggi di dunia Tower 1001 di Taiwan pondasinya tepat di
atas fault aktif dgn rekayasa bangunan tersebut aman sampai sekarang.

2012/10/6 

> **
>
> Kayaknya dg tektonik yg gak stabil ditambah adanya krakatau diantaranya,
> pembuatan jembatan kok high risk ya spt pemboran yg gak memenuhi parameter
> petroleum system gitu, he3
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> --
> *From: * "Ismail" 
> *Date: *Sat, 6 Oct 2012 00:16:28 +
> *To: *
> *ReplyTo: * 
> *Subject: *Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
>
> Ide menghubungkan jawa sumantrah ini sdh lama , sejak tahun 80 an bahkan
> sdh ada kajian kajian dr berbagai aspek sejak itu telah banyak forum forum
> yg diadakan untuk membahas masalah ini dari berbagai aspek,, bebrapa
> alternatif diusulkan apakah memperbesar kapasitas pelabuhan , bangun
> jembatan bahkan sampai bikin Terowongan semua dikaji dari segi kondisi
> lingk, teknologi dan keekonomianya/biaya sampai sosialnya , dan juga
> termasuk rencana untuk. Ngebangun jaringan kabel listrik lintas jawa
> sumantrah { siapa tahu renc bangun PLTN di banbel jadi shg listriknya bisa
> dialirkan ke jawi } .
> Ujung ujungnya semuanya ke biaya , pilihan terakhir spt nya akan dibangun
> jembatan kabarnya untuk pembangunan ini tidak akan dianggarkan ke APBN
> kalau tidak dg APBN berarti model investasi swasta spt pemb jalan tol ,
> bagi investor tentunya lagi main etung etungan untung ruginya
> Sebetulnya APBN kita itu sdh 1600 an T masak nyisakan dikit untuk
> ngebangun jembatan saja tidak bisa
>
> Sent by Liamsi's Mobile Phone
> --
> *From: * Rovicky Dwi Putrohari 
> *Date: *Sat, 6 Oct 2012 06:39:26 +0700
> *To: *iagi-net@iagi.or.id
> *ReplyTo: * 
> *Subject: *Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
>
> Terimakasih infonya Pak Eddy,
> Mungkin karena penyelenggaranya UI, dimana hanya UI dan UGM yg memiliki
> Fakultas Geografi, sehingga mereka (UI) juga ingin mengunggulkan
> Fakultasnya Geografinya. Barangkali saja yg akan dibahas sisi geografisnya
> (kependudukan dan sisi sosiogeografinya) cmiiw.
>
> Sebenernya sisi yg dibahas dalam pembangunan jembatan selat Sunda ini
> banyak sekali. Tidak hanya geologi. Seperti yg diberitahukan oleh Pak
> Ipranta, Ketua Bid Kebencanaan PP IAGI. Pembahasan khusus geologi akan
> dibahas disitu.
>
> Salah satu pertanyaan sisi sosio kulturalnya adalah 'mengapa dibangun
> jembatan, kenapa kok bukan diperbaharui dan ditingkatkan pelabuhan dan
> pelayarannya ? Bukannya Indonesia negeri Maritim ?'
>
> Dari sisi geologi, kemarin sewaktu PIT di jogja dalam booth juga
> dipamerkan riset geologi oleh Geologi Marine ttg lintasan seismic dangkal
> yg sudah dianalisa. Saya dan Danny Hilman sempat berdiskusi lama di booth
> ini. Danny concern adanya gawir curam yg dicurigai patahan. Tapi setelah
> saya tengok seismic asli lainnya, gawir istu membatasi endapan2 hasil
> periodisitas vulkanisme di daerah ini.
>
> Sangat menarik mengetahui geologi daerah ini, ada endapan vulkanik hasil
> gunungapi dipantai barat Jawa, asik juga mempelajari geologi kuarter 'sub
> aqueous'.
>
> Jadi saya kira bukannya geologi diabaikan tetapi konsen seminarnya mungkin
> bukan kondisi bawah permukaan.
> Memang barangkali sentilan Pak Eddy ini menjadi satu ide utk IAGI ikut
> mengadakan seminar atau talk khusus ttg jembatan selat Sunda. Apakah sudah
> ada anggota IAGI yg siap materi utk kita diskusikan dalam panel diskusi ?
>
> Salam sukses !
> Rdp
>
>
>
>
> On Sunday, October 7, 2012, Eddy Subroto  wrote:
> > Mas Rovicky dan teman-teman anggota IAGI yang terhormat,
> >
> > Pagi tadi, saya mendapat undangan sbb.:
> > Universitas Indonesia dan Majalah GATRA dengan hormat mengundang Bapak
> > untuk menghadiri kegiatan DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA "Karya Anak
> > Bangsa dan Peluang Pembangunan Antarpulau" yang akan dilaksanakan pada:
> >
> > Hari, Tanggal : Kamis, 11 Oktober 2012 pukul 08.00 - 15.30 WIB
> > Tempat  : Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok-Jawa Barat*
> >
> > *Berikut kami lampirkan surat undangan, lembar konfirmasi, dan daftar
> > undangan.
> >
> > Yang menarik bagi saya, di daftar undangan ada kelompok asosiasi profesi
> > dan yang terundang adalah:
> > 1. Ikatan Ahli Transportasi
> > 2. Ikatan Ahli Perencana
> > 3. Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia
> > 4. Ikatan Ahli Konstruksi
> > 5. Ikatan Geografi Indonesia
> > 6. KADIN
> > 7. INKINDO
> >
> > Kok aneh ya IAGI tidak termasuk dalam daftar undangan. Pertanyaannya
> > apakah UI dan majalah Gatra tidak tahu peran ahli 

Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

2012-10-05 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Soal risiko saya rasa tidak ada yg tidak berrisiko di Indonesia ini. Bahkan
tidak melakukannya apapun juga berisiko. Berisiko ketinggalan kereta
(ketinggalan budaya). Yg lebih penting memperhitungkan risiko ini supaya
tidak merugikan. Dan memilih yg paling optimum keuntungannya.

Bahwa suatu saat akan rusak itu bisa dipastikan terjadi, hanya kapan
terjadinya kita perlu perhitungkan masak-masak.

Justru ini tantangan bagi geologist Indonesia utk lebih mengerti kondisi
geologi Indonesia supaya mampu melakukan dan mampu membangun dengan
mitigasi yang benar.
Kalau terlalu fobia dan terlalu ketakutan kondisi geologinya ya selamnya
kita tidak akan melakukan apapun.
Menurut saya ilmu geologi dan juga ilmu lain dalam mitigasinya perlu
menyatakan secara positip kapan saat terbaik utk melakukannya. Bukan hanya
untuk mengatakan tidak perlu melakukannya.

"Drill or not to drill ?"
Saya sering cenderung mengatakan "drill", karena yg mendapatkan keuntungan
yg drill.

"Do or not to do?"
Just do it ... That's how we learn.

Rdp


On Sunday, October 7, 2012,   wrote:
>
> Kayaknya dg tektonik yg gak stabil ditambah adanya krakatau diantaranya,
pembuatan jembatan kok high risk ya spt pemboran yg gak memenuhi parameter
petroleum system gitu, he3
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> 
> From: "Ismail" 
> Date: Sat, 6 Oct 2012 00:16:28 +0000
> To: 
> ReplyTo: 
> Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
> Ide menghubungkan jawa sumantrah ini sdh lama , sejak tahun 80 an bahkan
sdh ada kajian kajian dr berbagai aspek sejak itu telah banyak forum forum
yg diadakan untuk membahas masalah ini dari berbagai aspek,, bebrapa
alternatif diusulkan apakah memperbesar kapasitas pelabuhan , bangun
jembatan bahkan sampai bikin Terowongan semua dikaji dari segi kondisi
lingk, teknologi dan keekonomianya/biaya sampai sosialnya , dan juga
termasuk rencana untuk. Ngebangun jaringan kabel listrik lintas jawa
sumantrah { siapa tahu renc bangun PLTN di banbel jadi shg listriknya bisa
dialirkan ke jawi } .
> Ujung ujungnya semuanya ke biaya , pilihan terakhir spt nya akan dibangun
jembatan kabarnya untuk pembangunan ini tidak akan dianggarkan ke APBN
kalau tidak dg APBN berarti model investasi swasta spt pemb jalan tol ,
bagi investor tentunya lagi main etung etungan untung ruginya
> Sebetulnya APBN kita itu sdh 1600 an T masak nyisakan dikit untuk
ngebangun jembatan saja tidak bisa
>
> Sent by Liamsi's Mobile Phone
> 
> From: Rovicky Dwi Putrohari 
> Date: Sat, 6 Oct 2012 06:39:26 +0700
> To: iagi-net@iagi.or.id
> ReplyTo: 
> Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
> Terimakasih infonya Pak Eddy,
> Mungkin karena penyelenggaranya UI, dimana hanya UI dan UGM yg memiliki
Fakultas Geografi, sehingga mereka (UI) juga ingin mengunggulkan
Fakultasnya Geografinya. Barangkali saja yg akan dibahas sisi geografisnya
(kependudukan dan sisi sosiogeografinya) cmiiw.
>
> Sebenernya sisi yg dibahas dalam pembangunan jembatan selat Sunda ini
banyak sekali. Tidak hanya geologi. Seperti yg diberitahukan oleh Pak
Ipranta, Ketua Bid Kebencanaan PP IAGI. Pembahasan khusus geologi akan
dibahas disitu.
>
> Salah satu pertanyaan sisi sosio kulturalnya adalah 'mengapa dibangun
jembatan, kenapa kok bukan diperbaharui dan ditingkatkan pelabuhan dan
pelayarannya ? Bukannya Indonesia negeri Maritim ?'
>
> Dari sisi geologi, kemarin sewaktu PIT di jogja dalam booth juga
dipamerkan riset geologi oleh Geologi Marine ttg lintasan seismic dangkal
yg sudah dianalisa. Saya dan Danny Hilman sempat berdiskusi lama di booth
ini. Danny concern adanya gawir curam yg dicurigai patahan. Tapi setelah
saya tengok seismic asli lainnya, gawir istu membatasi endapan2 hasil
periodisitas vulkanisme di daerah ini.
>
> Sangat menarik mengetahui geologi daerah ini, ada endapan vulkanik hasil
gunungapi dipantai barat Jawa, asik juga mempelajari geologi kuarter 'sub
aqueous'.
>
> Jadi saya kira bukannya geologi diabaikan tetapi konsen seminarnya
mungkin bukan kondisi bawah permukaan.
> Memang barangkali sentilan Pak Eddy ini menjadi satu ide utk IAGI ikut
mengadakan seminar atau talk khusus ttg jembatan selat Sunda. Apakah sudah
ada anggota IAGI yg siap materi utk kita diskusikan dalam panel diskusi ?
>
> Salam sukses !
> Rdp
>
>
>
>
> On Sunday, October 7, 2012, Eddy Subroto  wrote:
>> Mas Rovicky dan teman-teman anggota IAGI yang terhormat,
>>
>> Pagi tadi, saya mendapat undangan sbb.:
>> Universitas Indonesia dan Majalah GATRA dengan hormat mengundang Bapak
>> untuk menghadiri kegiatan DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA "Karya Anak
>> Bangsa dan Peluang Pembangunan Antarpulau" yang akan dilaksanakan pada:
>>
>> Hari, Tanggal : Kamis, 11 Oktober 201

Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

2012-10-05 Terurut Topik fatchurzamil

Kayaknya dg tektonik yg gak stabil ditambah adanya krakatau diantaranya, 
pembuatan jembatan kok high risk ya spt pemboran yg gak memenuhi parameter 
petroleum system gitu, he3

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "Ismail" 
Date: Sat, 6 Oct 2012 00:16:28 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

Ide menghubungkan jawa sumantrah ini sdh lama , sejak tahun 80 an bahkan sdh 
ada kajian kajian  dr berbagai aspek  sejak itu telah banyak forum forum yg 
diadakan untuk membahas masalah ini dari berbagai  aspek,, bebrapa  alternatif 
diusulkan apakah memperbesar kapasitas  pelabuhan , bangun jembatan bahkan 
sampai bikin Terowongan semua dikaji dari segi kondisi lingk, teknologi dan 
keekonomianya/biaya sampai sosialnya , dan juga termasuk rencana untuk. 
Ngebangun jaringan kabel listrik lintas jawa sumantrah { siapa tahu renc bangun 
PLTN di banbel jadi shg listriknya bisa dialirkan ke jawi } .
Ujung ujungnya semuanya  ke biaya , pilihan terakhir spt nya  akan  dibangun 
jembatan  kabarnya untuk pembangunan ini tidak akan dianggarkan ke APBN kalau 
tidak dg APBN berarti model investasi swasta spt pemb jalan tol , bagi investor 
tentunya lagi main etung etungan untung ruginya 
Sebetulnya APBN kita itu sdh 1600 an T masak nyisakan dikit untuk ngebangun 
jembatan saja tidak bisa 
  

Sent by Liamsi's Mobile Phone

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari 
Date: Sat, 6 Oct 2012 06:39:26 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

Terimakasih infonya Pak Eddy,
Mungkin karena penyelenggaranya UI, dimana hanya UI dan UGM yg memiliki
Fakultas Geografi, sehingga mereka (UI) juga ingin mengunggulkan
Fakultasnya Geografinya. Barangkali saja yg akan dibahas sisi geografisnya
(kependudukan dan sisi sosiogeografinya) cmiiw.

Sebenernya sisi yg dibahas dalam pembangunan jembatan selat Sunda ini
banyak sekali. Tidak hanya geologi. Seperti yg diberitahukan oleh Pak
Ipranta, Ketua Bid Kebencanaan PP IAGI. Pembahasan khusus geologi akan
dibahas disitu.

Salah satu pertanyaan sisi sosio kulturalnya adalah 'mengapa dibangun
jembatan, kenapa kok bukan diperbaharui dan ditingkatkan pelabuhan dan
pelayarannya ? Bukannya Indonesia negeri Maritim ?'

Dari sisi geologi, kemarin sewaktu PIT di jogja dalam booth juga dipamerkan
riset geologi oleh Geologi Marine ttg lintasan seismic dangkal yg sudah
dianalisa. Saya dan Danny Hilman sempat berdiskusi lama di booth ini. Danny
concern adanya gawir curam yg dicurigai patahan. Tapi setelah saya tengok
seismic asli lainnya, gawir istu membatasi endapan2 hasil periodisitas
vulkanisme di daerah ini.

Sangat menarik mengetahui geologi daerah ini, ada endapan vulkanik hasil
gunungapi dipantai barat Jawa, asik juga mempelajari geologi kuarter 'sub
aqueous'.

Jadi saya kira bukannya geologi diabaikan tetapi konsen seminarnya mungkin
bukan kondisi bawah permukaan.
Memang barangkali sentilan Pak Eddy ini menjadi satu ide utk IAGI ikut
mengadakan seminar atau talk khusus ttg jembatan selat Sunda. Apakah sudah
ada anggota IAGI yg siap materi utk kita diskusikan dalam panel diskusi ?

Salam sukses !
Rdp




On Sunday, October 7, 2012, Eddy Subroto  wrote:
> Mas Rovicky dan teman-teman anggota IAGI yang terhormat,
>
> Pagi tadi, saya mendapat undangan sbb.:
> Universitas Indonesia dan Majalah GATRA dengan hormat mengundang Bapak
> untuk menghadiri kegiatan DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA "Karya Anak
> Bangsa dan Peluang Pembangunan Antarpulau" yang akan dilaksanakan pada:
>
> Hari, Tanggal : Kamis, 11 Oktober 2012 pukul 08.00 - 15.30 WIB
> Tempat  : Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok-Jawa Barat*
>
> *Berikut kami lampirkan surat undangan, lembar konfirmasi, dan daftar
> undangan.
>
> Yang menarik bagi saya, di daftar undangan ada kelompok asosiasi profesi
> dan yang terundang adalah:
> 1. Ikatan Ahli Transportasi
> 2. Ikatan Ahli Perencana
> 3. Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia
> 4. Ikatan Ahli Konstruksi
> 5. Ikatan Geografi Indonesia
> 6. KADIN
> 7. INKINDO
>
> Kok aneh ya IAGI tidak termasuk dalam daftar undangan. Pertanyaannya
> apakah UI dan majalah Gatra tidak tahu peran ahli geologi? Lha kok mereka
> malah mengundang orang geografi. Padahal yang sering muncul di media massa
> kalau ada gempa atau gunungapi meletus atau bencana geologi lainnya kan
> orang geologi?
>
> Barangkali saja ada yang tahu jawabnya.
>
> Wasalam,
> EAS
>
>
>
>
>

> PP-IAGI 2011-2014:
> Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
> Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
>

&g

Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

2012-10-05 Terurut Topik Ismail
Ide menghubungkan jawa sumantrah ini sdh lama , sejak tahun 80 an bahkan sdh 
ada kajian kajian  dr berbagai aspek  sejak itu telah banyak forum forum yg 
diadakan untuk membahas masalah ini dari berbagai  aspek,, bebrapa  alternatif 
diusulkan apakah memperbesar kapasitas  pelabuhan , bangun jembatan bahkan 
sampai bikin Terowongan semua dikaji dari segi kondisi lingk, teknologi dan 
keekonomianya/biaya sampai sosialnya , dan juga termasuk rencana untuk. 
Ngebangun jaringan kabel listrik lintas jawa sumantrah { siapa tahu renc bangun 
PLTN di banbel jadi shg listriknya bisa dialirkan ke jawi } .
Ujung ujungnya semuanya  ke biaya , pilihan terakhir spt nya  akan  dibangun 
jembatan  kabarnya untuk pembangunan ini tidak akan dianggarkan ke APBN kalau 
tidak dg APBN berarti model investasi swasta spt pemb jalan tol , bagi investor 
tentunya lagi main etung etungan untung ruginya 
Sebetulnya APBN kita itu sdh 1600 an T masak nyisakan dikit untuk ngebangun 
jembatan saja tidak bisa 
  

Sent by Liamsi's Mobile Phone

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari 
Date: Sat, 6 Oct 2012 06:39:26 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

Terimakasih infonya Pak Eddy,
Mungkin karena penyelenggaranya UI, dimana hanya UI dan UGM yg memiliki
Fakultas Geografi, sehingga mereka (UI) juga ingin mengunggulkan
Fakultasnya Geografinya. Barangkali saja yg akan dibahas sisi geografisnya
(kependudukan dan sisi sosiogeografinya) cmiiw.

Sebenernya sisi yg dibahas dalam pembangunan jembatan selat Sunda ini
banyak sekali. Tidak hanya geologi. Seperti yg diberitahukan oleh Pak
Ipranta, Ketua Bid Kebencanaan PP IAGI. Pembahasan khusus geologi akan
dibahas disitu.

Salah satu pertanyaan sisi sosio kulturalnya adalah 'mengapa dibangun
jembatan, kenapa kok bukan diperbaharui dan ditingkatkan pelabuhan dan
pelayarannya ? Bukannya Indonesia negeri Maritim ?'

Dari sisi geologi, kemarin sewaktu PIT di jogja dalam booth juga dipamerkan
riset geologi oleh Geologi Marine ttg lintasan seismic dangkal yg sudah
dianalisa. Saya dan Danny Hilman sempat berdiskusi lama di booth ini. Danny
concern adanya gawir curam yg dicurigai patahan. Tapi setelah saya tengok
seismic asli lainnya, gawir istu membatasi endapan2 hasil periodisitas
vulkanisme di daerah ini.

Sangat menarik mengetahui geologi daerah ini, ada endapan vulkanik hasil
gunungapi dipantai barat Jawa, asik juga mempelajari geologi kuarter 'sub
aqueous'.

Jadi saya kira bukannya geologi diabaikan tetapi konsen seminarnya mungkin
bukan kondisi bawah permukaan.
Memang barangkali sentilan Pak Eddy ini menjadi satu ide utk IAGI ikut
mengadakan seminar atau talk khusus ttg jembatan selat Sunda. Apakah sudah
ada anggota IAGI yg siap materi utk kita diskusikan dalam panel diskusi ?

Salam sukses !
Rdp




On Sunday, October 7, 2012, Eddy Subroto  wrote:
> Mas Rovicky dan teman-teman anggota IAGI yang terhormat,
>
> Pagi tadi, saya mendapat undangan sbb.:
> Universitas Indonesia dan Majalah GATRA dengan hormat mengundang Bapak
> untuk menghadiri kegiatan DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA "Karya Anak
> Bangsa dan Peluang Pembangunan Antarpulau" yang akan dilaksanakan pada:
>
> Hari, Tanggal : Kamis, 11 Oktober 2012 pukul 08.00 - 15.30 WIB
> Tempat  : Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok-Jawa Barat*
>
> *Berikut kami lampirkan surat undangan, lembar konfirmasi, dan daftar
> undangan.
>
> Yang menarik bagi saya, di daftar undangan ada kelompok asosiasi profesi
> dan yang terundang adalah:
> 1. Ikatan Ahli Transportasi
> 2. Ikatan Ahli Perencana
> 3. Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia
> 4. Ikatan Ahli Konstruksi
> 5. Ikatan Geografi Indonesia
> 6. KADIN
> 7. INKINDO
>
> Kok aneh ya IAGI tidak termasuk dalam daftar undangan. Pertanyaannya
> apakah UI dan majalah Gatra tidak tahu peran ahli geologi? Lha kok mereka
> malah mengundang orang geografi. Padahal yang sering muncul di media massa
> kalau ada gempa atau gunungapi meletus atau bencana geologi lainnya kan
> orang geologi?
>
> Barangkali saja ada yang tahu jawabnya.
>
> Wasalam,
> EAS
>
>
>
>
>

> PP-IAGI 2011-2014:
> Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
> Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
>

> Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
> REGISTER NOW !
> Contact Person:
> Email : pit.iagi.2...@gmail.com
> Phone : +62 82223 222341 (lisa)
>

> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> For topics not directly

Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

2012-10-05 Terurut Topik rakhmadi . avianto
Kalo materinya cukup boleh juga ini diadakan kemudian undang mrk yg ada dalam 
note Edy B arek Suroboyo

Vick aku jadi pengen lihat seismicnya, kalau 2 D saja dan sangat sparse apa 
geology sub-aquaeous bisa bunyi yah

Lam salam
Avi

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari 
Date: Sat, 6 Oct 2012 06:39:26 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Terimakasih infonya Pak Eddy,
Mungkin karena penyelenggaranya UI, dimana hanya UI dan UGM yg memiliki
Fakultas Geografi, sehingga mereka (UI) juga ingin mengunggulkan
Fakultasnya Geografinya. Barangkali saja yg akan dibahas sisi geografisnya
(kependudukan dan sisi sosiogeografinya) cmiiw.

Sebenernya sisi yg dibahas dalam pembangunan jembatan selat Sunda ini
banyak sekali. Tidak hanya geologi. Seperti yg diberitahukan oleh Pak
Ipranta, Ketua Bid Kebencanaan PP IAGI. Pembahasan khusus geologi akan
dibahas disitu.

Salah satu pertanyaan sisi sosio kulturalnya adalah 'mengapa dibangun
jembatan, kenapa kok bukan diperbaharui dan ditingkatkan pelabuhan dan
pelayarannya ? Bukannya Indonesia negeri Maritim ?'

Dari sisi geologi, kemarin sewaktu PIT di jogja dalam booth juga dipamerkan
riset geologi oleh Geologi Marine ttg lintasan seismic dangkal yg sudah
dianalisa. Saya dan Danny Hilman sempat berdiskusi lama di booth ini. Danny
concern adanya gawir curam yg dicurigai patahan. Tapi setelah saya tengok
seismic asli lainnya, gawir istu membatasi endapan2 hasil periodisitas
vulkanisme di daerah ini.

Sangat menarik mengetahui geologi daerah ini, ada endapan vulkanik hasil
gunungapi dipantai barat Jawa, asik juga mempelajari geologi kuarter 'sub
aqueous'.

Jadi saya kira bukannya geologi diabaikan tetapi konsen seminarnya mungkin
bukan kondisi bawah permukaan.
Memang barangkali sentilan Pak Eddy ini menjadi satu ide utk IAGI ikut
mengadakan seminar atau talk khusus ttg jembatan selat Sunda. Apakah sudah
ada anggota IAGI yg siap materi utk kita diskusikan dalam panel diskusi ?

Salam sukses !
Rdp




On Sunday, October 7, 2012, Eddy Subroto  wrote:
> Mas Rovicky dan teman-teman anggota IAGI yang terhormat,
>
> Pagi tadi, saya mendapat undangan sbb.:
> Universitas Indonesia dan Majalah GATRA dengan hormat mengundang Bapak
> untuk menghadiri kegiatan DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA "Karya Anak
> Bangsa dan Peluang Pembangunan Antarpulau" yang akan dilaksanakan pada:
>
> Hari, Tanggal : Kamis, 11 Oktober 2012 pukul 08.00 - 15.30 WIB
> Tempat  : Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok-Jawa Barat*
>
> *Berikut kami lampirkan surat undangan, lembar konfirmasi, dan daftar
> undangan.
>
> Yang menarik bagi saya, di daftar undangan ada kelompok asosiasi profesi
> dan yang terundang adalah:
> 1. Ikatan Ahli Transportasi
> 2. Ikatan Ahli Perencana
> 3. Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia
> 4. Ikatan Ahli Konstruksi
> 5. Ikatan Geografi Indonesia
> 6. KADIN
> 7. INKINDO
>
> Kok aneh ya IAGI tidak termasuk dalam daftar undangan. Pertanyaannya
> apakah UI dan majalah Gatra tidak tahu peran ahli geologi? Lha kok mereka
> malah mengundang orang geografi. Padahal yang sering muncul di media massa
> kalau ada gempa atau gunungapi meletus atau bencana geologi lainnya kan
> orang geologi?
>
> Barangkali saja ada yang tahu jawabnya.
>
> Wasalam,
> EAS
>
>
>
>
>

> PP-IAGI 2011-2014:
> Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
> Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
>

> Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
> REGISTER NOW !
> Contact Person:
> Email : pit.iagi.2...@gmail.com
> Phone : +62 82223 222341 (lisa)
>

> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> For topics not directly related to Geology, users are advised to post the
email to: o...@iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> -
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event
shall IAGI or its members be liab

Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

2012-10-05 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Terimakasih infonya Pak Eddy,
Mungkin karena penyelenggaranya UI, dimana hanya UI dan UGM yg memiliki
Fakultas Geografi, sehingga mereka (UI) juga ingin mengunggulkan
Fakultasnya Geografinya. Barangkali saja yg akan dibahas sisi geografisnya
(kependudukan dan sisi sosiogeografinya) cmiiw.

Sebenernya sisi yg dibahas dalam pembangunan jembatan selat Sunda ini
banyak sekali. Tidak hanya geologi. Seperti yg diberitahukan oleh Pak
Ipranta, Ketua Bid Kebencanaan PP IAGI. Pembahasan khusus geologi akan
dibahas disitu.

Salah satu pertanyaan sisi sosio kulturalnya adalah 'mengapa dibangun
jembatan, kenapa kok bukan diperbaharui dan ditingkatkan pelabuhan dan
pelayarannya ? Bukannya Indonesia negeri Maritim ?'

Dari sisi geologi, kemarin sewaktu PIT di jogja dalam booth juga dipamerkan
riset geologi oleh Geologi Marine ttg lintasan seismic dangkal yg sudah
dianalisa. Saya dan Danny Hilman sempat berdiskusi lama di booth ini. Danny
concern adanya gawir curam yg dicurigai patahan. Tapi setelah saya tengok
seismic asli lainnya, gawir istu membatasi endapan2 hasil periodisitas
vulkanisme di daerah ini.

Sangat menarik mengetahui geologi daerah ini, ada endapan vulkanik hasil
gunungapi dipantai barat Jawa, asik juga mempelajari geologi kuarter 'sub
aqueous'.

Jadi saya kira bukannya geologi diabaikan tetapi konsen seminarnya mungkin
bukan kondisi bawah permukaan.
Memang barangkali sentilan Pak Eddy ini menjadi satu ide utk IAGI ikut
mengadakan seminar atau talk khusus ttg jembatan selat Sunda. Apakah sudah
ada anggota IAGI yg siap materi utk kita diskusikan dalam panel diskusi ?

Salam sukses !
Rdp




On Sunday, October 7, 2012, Eddy Subroto  wrote:
> Mas Rovicky dan teman-teman anggota IAGI yang terhormat,
>
> Pagi tadi, saya mendapat undangan sbb.:
> Universitas Indonesia dan Majalah GATRA dengan hormat mengundang Bapak
> untuk menghadiri kegiatan DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA "Karya Anak
> Bangsa dan Peluang Pembangunan Antarpulau" yang akan dilaksanakan pada:
>
> Hari, Tanggal : Kamis, 11 Oktober 2012 pukul 08.00 - 15.30 WIB
> Tempat  : Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok-Jawa Barat*
>
> *Berikut kami lampirkan surat undangan, lembar konfirmasi, dan daftar
> undangan.
>
> Yang menarik bagi saya, di daftar undangan ada kelompok asosiasi profesi
> dan yang terundang adalah:
> 1. Ikatan Ahli Transportasi
> 2. Ikatan Ahli Perencana
> 3. Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia
> 4. Ikatan Ahli Konstruksi
> 5. Ikatan Geografi Indonesia
> 6. KADIN
> 7. INKINDO
>
> Kok aneh ya IAGI tidak termasuk dalam daftar undangan. Pertanyaannya
> apakah UI dan majalah Gatra tidak tahu peran ahli geologi? Lha kok mereka
> malah mengundang orang geografi. Padahal yang sering muncul di media massa
> kalau ada gempa atau gunungapi meletus atau bencana geologi lainnya kan
> orang geologi?
>
> Barangkali saja ada yang tahu jawabnya.
>
> Wasalam,
> EAS
>
>
>
>
>

> PP-IAGI 2011-2014:
> Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
> Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
>

> Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
> REGISTER NOW !
> Contact Person:
> Email : pit.iagi.2...@gmail.com
> Phone : +62 82223 222341 (lisa)
>

> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> For topics not directly related to Geology, users are advised to post the
email to: o...@iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> -
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event
shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to
direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the
use of any information posted on IAGI mailing list.
> -
>
>

-- 
*"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"*


Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

2012-10-05 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Terimakasih infonya Pak Eddy,
Mungkin karena penyelenggaranya UI, dimana hanya UI dan UGM yg memiliki
Fakultas Geografi, sehingga mereka (UI) juga ingin mengunggulkan
Fakultasnya Geografinya. Barangkali saja yg akan dibahas sisi geografisnya
(kependudukan dan sisi sosiogeografinya) cmiiw.

Sebenernya sisi yg dibahas dalam pembangunan jembatan selat Sunda ini
banyak sekali. Tidak hanya geologi. Seperti yg diberitahukan oleh Pak
Ipranta, Ketua Bid Kebencanaan PP IAGI. Pembahasan khusus geologi akan
dibahas disitu.

Salah satu pertanyaan sisi sosio kulturalnya adalah 'mengapa dibangun
jembatan, kenapa kok bukan diperbaharui dan ditingkatkan pelabuhan dan
pelayarannya ? Bukannya Indonesia negeri Maritim ?'

Dari sisi geologi, kemarin sewaktu PIT di jogja dalam booth juga dipamerkan
riset geologi oleh Geologi Marine ttg lintasan seismic dangkal yg sudah
dianalisa. Saya dan Danny Hilman sempat berdiskusi lama di booth ini. Danny
concern adanya gawir curam yg dicurigai patahan. Tapi setelah saya tengok
seismic asli lainnya, gawir istu membatasi endapan2 hasil periodisitas
vulkanisme di daerah ini.

Sangat menarik mengetahui geologi daerah ini, ada endapan vulkanik hasil
gunungapi dipantai barat Jawa, asik juga mempelajari geologi kuarter 'sub
aqueous'.

Jadi saya kira bukannya geologi diabaikan tetapi konsen seminarnya mungkin
bukan kondisi bawah permukaan.
Memang barangkali sentilan Pak Eddy ini menjadi satu ide utk IAGI ikut
mengadakan seminar atau talk khusus ttg jembatan selat Sunda. Apakah sudah
ada anggota IAGI yg siap materi utk kita diskusikan dalam panel diskusi ?

Salam sukses !
Rdp




On Sunday, October 7, 2012, Eddy Subroto  wrote:
> Mas Rovicky dan teman-teman anggota IAGI yang terhormat,
>
> Pagi tadi, saya mendapat undangan sbb.:
> Universitas Indonesia dan Majalah GATRA dengan hormat mengundang Bapak
> untuk menghadiri kegiatan DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA "Karya Anak
> Bangsa dan Peluang Pembangunan Antarpulau" yang akan dilaksanakan pada:
>
> Hari, Tanggal : Kamis, 11 Oktober 2012 pukul 08.00 - 15.30 WIB
> Tempat  : Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok-Jawa Barat*
>
> *Berikut kami lampirkan surat undangan, lembar konfirmasi, dan daftar
> undangan.
>
> Yang menarik bagi saya, di daftar undangan ada kelompok asosiasi profesi
> dan yang terundang adalah:
> 1. Ikatan Ahli Transportasi
> 2. Ikatan Ahli Perencana
> 3. Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia
> 4. Ikatan Ahli Konstruksi
> 5. Ikatan Geografi Indonesia
> 6. KADIN
> 7. INKINDO
>
> Kok aneh ya IAGI tidak termasuk dalam daftar undangan. Pertanyaannya
> apakah UI dan majalah Gatra tidak tahu peran ahli geologi? Lha kok mereka
> malah mengundang orang geografi. Padahal yang sering muncul di media massa
> kalau ada gempa atau gunungapi meletus atau bencana geologi lainnya kan
> orang geologi?
>
> Barangkali saja ada yang tahu jawabnya.
>
> Wasalam,
> EAS
>
>
>
>
>

> PP-IAGI 2011-2014:
> Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
> Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
>

> Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
> REGISTER NOW !
> Contact Person:
> Email : pit.iagi.2...@gmail.com
> Phone : +62 82223 222341 (lisa)
>

> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> For topics not directly related to Geology, users are advised to post the
email to: o...@iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> -
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event
shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to
direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the
use of any information posted on IAGI mailing list.
> -
>
>

-- 
*"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"*


Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

2012-10-05 Terurut Topik aloysunarno
Beteul mestinya beliau2 ingat bgmn tool Purbalenyi yg sering amblas. Mudah2an 
tiang pancangnya tdk terletak pd Semangko Fault.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: "Husnul Kausarian" 
Date: Fri, 5 Oct 2012 15:40:00 
To: 
Reply-To: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

Ini yg menjadi tanda tny besar buat kita di Indonesia. Kenapa di negara kita 
justru masukan input informasi geologi di tempat/kawasan pembangunan sgt minim 
(cenderung tidak ada)? Sementara laporan informasi geologi merupakan hal yg plg 
mendasar thdp suatu kawasan yg akan dibangun,terutama pembangunan berskala n 
menyedot dana yg besar. Sebagai contoh di negara tetangga kita,mereka sdh lebih 
dr satu dasawarsa menjadikan masukan informasi geologi di kawasan pembangunan 
sbg hal yg plg utama utk melanjutkan pembangunan (diteruskan atau tidak) 
setelah kejadian runtuhny kondominium megah di daerah perbukitan,bahkan di 
negara tetangga EIA (AMDAL) juga memerlukan data input geologi sbg hal yg utama 
dan substansial. . .
Kita tidak mau kejadian amblasnya kompleks olahraga hambalang terulang kembali 
bukan?

Disinilah letak pentingnya peranan para ahli Geological Engineering,meski 
sebagian org mengatakan itu merupakan kerjaannya org teknik sipil,tp saya 
melihat adanya perbedaan yg signifikan antara org teknik sipil dgn geological 
engineering,krn bgmn pun juga,hanya org geologi yg mengusai batuan beserta 
sifat2nya secara mendalam (spt informasi based rock beserta kompleksitas 
strukturnya,yg pd sebagian besar di pekerjaan sipil,hal ini sering disama rata 
kan,pdhl struktur batuan (meskipun batuan tsb sama) belum tentu sama setiap 
satu dgn lainnya).

Best Regards,
Husnul Kausarian
c/p +62853-5556-5656

-Original Message-
From: "Eddy Subroto" 
Date: Fri, 5 Oct 2012 18:36:55 
To: 
Reply-To: 
Subject: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

Mas Rovicky dan teman-teman anggota IAGI yang terhormat,

Pagi tadi, saya mendapat undangan sbb.:
Universitas Indonesia dan Majalah GATRA dengan hormat mengundang Bapak
untuk menghadiri kegiatan DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA "Karya Anak
Bangsa dan Peluang Pembangunan Antarpulau" yang akan dilaksanakan pada:

Hari, Tanggal : Kamis, 11 Oktober 2012 pukul 08.00 - 15.30 WIB
Tempat  : Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok-Jawa Barat*

*Berikut kami lampirkan surat undangan, lembar konfirmasi, dan daftar
undangan.

Yang menarik bagi saya, di daftar undangan ada kelompok asosiasi profesi
dan yang terundang adalah:
1. Ikatan Ahli Transportasi
2. Ikatan Ahli Perencana
3. Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia
4. Ikatan Ahli Konstruksi
5. Ikatan Geografi Indonesia
6. KADIN
7. INKINDO

Kok aneh ya IAGI tidak termasuk dalam daftar undangan. Pertanyaannya
apakah UI dan majalah Gatra tidak tahu peran ahli geologi? Lha kok mereka
malah mengundang orang geografi. Padahal yang sering muncul di media massa
kalau ada gempa atau gunungapi meletus atau bencana geologi lainnya kan
orang geologi?

Barangkali saja ada yang tahu jawabnya.

Wasalam,
EAS





PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
REGISTER NOW !
Contact Person:
Email : pit.iagi.2...@gmail.com
Phone : +62 82223 222341 (lisa) 

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

2012-10-05 Terurut Topik Bandono Salim
Geografi fisik dan geografi ekonomi. Geografi fisik mirip geomorfologi. 
Berbicara masalah bentuk ddan pembentukan (proses) derta sifat fisiknya, secara 
detail sifat fisik oleh konstruksi dan perencanaan.
Mungkin geografi ekonomi lebih dipandang perlu oleh mereka.
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "Eddy Subroto" 
Date: Fri, 5 Oct 2012 18:36:55 
To: 
Reply-To: 
Subject: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
Mas Rovicky dan teman-teman anggota IAGI yang terhormat,

Pagi tadi, saya mendapat undangan sbb.:
Universitas Indonesia dan Majalah GATRA dengan hormat mengundang Bapak
untuk menghadiri kegiatan DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA "Karya Anak
Bangsa dan Peluang Pembangunan Antarpulau" yang akan dilaksanakan pada:

Hari, Tanggal : Kamis, 11 Oktober 2012 pukul 08.00 - 15.30 WIB
Tempat  : Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok-Jawa Barat*

*Berikut kami lampirkan surat undangan, lembar konfirmasi, dan daftar
undangan.

Yang menarik bagi saya, di daftar undangan ada kelompok asosiasi profesi
dan yang terundang adalah:
1. Ikatan Ahli Transportasi
2. Ikatan Ahli Perencana
3. Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia
4. Ikatan Ahli Konstruksi
5. Ikatan Geografi Indonesia
6. KADIN
7. INKINDO

Kok aneh ya IAGI tidak termasuk dalam daftar undangan. Pertanyaannya
apakah UI dan majalah Gatra tidak tahu peran ahli geologi? Lha kok mereka
malah mengundang orang geografi. Padahal yang sering muncul di media massa
kalau ada gempa atau gunungapi meletus atau bencana geologi lainnya kan
orang geologi?

Barangkali saja ada yang tahu jawabnya.

Wasalam,
EAS





PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
REGISTER NOW !
Contact Person:
Email : pit.iagi.2...@gmail.com
Phone : +62 82223 222341 (lisa) 

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Bls: Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

2012-10-05 Terurut Topik ipranto wignyowinoto

Sebagai informasi bulan depan Badan Geologi akan mengadakan workshop / seminar 
jembatan selat sunda tanggal 27 nop di Serang.

Ip



--
Pada Jum, 5 Okt 2012 22:40 ICT Husnul Kausarian menulis:

>Ini yg menjadi tanda tny besar buat kita di Indonesia. Kenapa di negara kita 
>justru masukan input informasi geologi di tempat/kawasan pembangunan sgt minim 
>(cenderung tidak ada)? Sementara laporan informasi geologi merupakan hal yg 
>plg mendasar thdp suatu kawasan yg akan dibangun,terutama pembangunan berskala 
>n menyedot dana yg besar. Sebagai contoh di negara tetangga kita,mereka sdh 
>lebih dr satu dasawarsa menjadikan masukan informasi geologi di kawasan 
>pembangunan sbg hal yg plg utama utk melanjutkan pembangunan (diteruskan atau 
>tidak) setelah kejadian runtuhny kondominium megah di daerah perbukitan,bahkan 
>di negara tetangga EIA (AMDAL) juga memerlukan data input geologi sbg hal yg 
>utama dan substansial. . .
>Kita tidak mau kejadian amblasnya kompleks olahraga hambalang terulang kembali 
>bukan?
>
>Disinilah letak pentingnya peranan para ahli Geological Engineering,meski 
>sebagian org mengatakan itu merupakan kerjaannya org teknik sipil,tp saya 
>melihat adanya perbedaan yg signifikan antara org teknik sipil dgn geological 
>engineering,krn bgmn pun juga,hanya org geologi yg mengusai batuan beserta 
>sifat2nya secara mendalam (spt informasi based rock beserta kompleksitas 
>strukturnya,yg pd sebagian besar di pekerjaan sipil,hal ini sering disama rata 
>kan,pdhl struktur batuan (meskipun batuan tsb sama) belum tentu sama setiap 
>satu dgn lainnya).
>
>Best Regards,
>Husnul Kausarian
>c/p +62853-5556-5656
>
>-Original Message-
>From: "Eddy Subroto" 
>Date: Fri, 5 Oct 2012 18:36:55 
>To: 
>Reply-To: 
>Subject: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda
>
>Mas Rovicky dan teman-teman anggota IAGI yang terhormat,
>
>Pagi tadi, saya mendapat undangan sbb.:
>Universitas Indonesia dan Majalah GATRA dengan hormat mengundang Bapak
>untuk menghadiri kegiatan DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA "Karya Anak
>Bangsa dan Peluang Pembangunan Antarpulau" yang akan dilaksanakan pada:
>
>Hari, Tanggal : Kamis, 11 Oktober 2012 pukul 08.00 - 15.30 WIB
>Tempat  : Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok-Jawa Barat*
>
>*Berikut kami lampirkan surat undangan, lembar konfirmasi, dan daftar
>undangan.
>
>Yang menarik bagi saya, di daftar undangan ada kelompok asosiasi profesi
>dan yang terundang adalah:
>1. Ikatan Ahli Transportasi
>2. Ikatan Ahli Perencana
>3. Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia
>4. Ikatan Ahli Konstruksi
>5. Ikatan Geografi Indonesia
>6. KADIN
>7. INKINDO
>
>Kok aneh ya IAGI tidak termasuk dalam daftar undangan. Pertanyaannya
>apakah UI dan majalah Gatra tidak tahu peran ahli geologi? Lha kok mereka
>malah mengundang orang geografi. Padahal yang sering muncul di media massa
>kalau ada gempa atau gunungapi meletus atau bencana geologi lainnya kan
>orang geologi?
>
>Barangkali saja ada yang tahu jawabnya.
>
>Wasalam,
>EAS
>
>
>
>
>
>PP-IAGI 2011-2014:
>Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
>Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
>
>Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
>REGISTER NOW !
>Contact Person:
>Email : pit.iagi.2...@gmail.com
>Phone : +62 82223 222341 (lisa) 
>
>To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
>To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
>For topics not directly related to Geology, users are advised to post the 
>email to: o...@iagi.or.id
>Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>No. Rek: 123 0085005314
>Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>Bank BCA KCP. Manara Mulia
>No. Rekening: 255-1088580
>A/n: Shinta Damayanti
>IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
>IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>-
>DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
>its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
>its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
>damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data 
>or profits, arising out of or in connection with the

Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

2012-10-05 Terurut Topik Husnul Kausarian
Ini yg menjadi tanda tny besar buat kita di Indonesia. Kenapa di negara kita 
justru masukan input informasi geologi di tempat/kawasan pembangunan sgt minim 
(cenderung tidak ada)? Sementara laporan informasi geologi merupakan hal yg plg 
mendasar thdp suatu kawasan yg akan dibangun,terutama pembangunan berskala n 
menyedot dana yg besar. Sebagai contoh di negara tetangga kita,mereka sdh lebih 
dr satu dasawarsa menjadikan masukan informasi geologi di kawasan pembangunan 
sbg hal yg plg utama utk melanjutkan pembangunan (diteruskan atau tidak) 
setelah kejadian runtuhny kondominium megah di daerah perbukitan,bahkan di 
negara tetangga EIA (AMDAL) juga memerlukan data input geologi sbg hal yg utama 
dan substansial. . .
Kita tidak mau kejadian amblasnya kompleks olahraga hambalang terulang kembali 
bukan?

Disinilah letak pentingnya peranan para ahli Geological Engineering,meski 
sebagian org mengatakan itu merupakan kerjaannya org teknik sipil,tp saya 
melihat adanya perbedaan yg signifikan antara org teknik sipil dgn geological 
engineering,krn bgmn pun juga,hanya org geologi yg mengusai batuan beserta 
sifat2nya secara mendalam (spt informasi based rock beserta kompleksitas 
strukturnya,yg pd sebagian besar di pekerjaan sipil,hal ini sering disama rata 
kan,pdhl struktur batuan (meskipun batuan tsb sama) belum tentu sama setiap 
satu dgn lainnya).

Best Regards,
Husnul Kausarian
c/p +62853-5556-5656

-Original Message-
From: "Eddy Subroto" 
Date: Fri, 5 Oct 2012 18:36:55 
To: 
Reply-To: 
Subject: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

Mas Rovicky dan teman-teman anggota IAGI yang terhormat,

Pagi tadi, saya mendapat undangan sbb.:
Universitas Indonesia dan Majalah GATRA dengan hormat mengundang Bapak
untuk menghadiri kegiatan DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA "Karya Anak
Bangsa dan Peluang Pembangunan Antarpulau" yang akan dilaksanakan pada:

Hari, Tanggal : Kamis, 11 Oktober 2012 pukul 08.00 - 15.30 WIB
Tempat  : Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok-Jawa Barat*

*Berikut kami lampirkan surat undangan, lembar konfirmasi, dan daftar
undangan.

Yang menarik bagi saya, di daftar undangan ada kelompok asosiasi profesi
dan yang terundang adalah:
1. Ikatan Ahli Transportasi
2. Ikatan Ahli Perencana
3. Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia
4. Ikatan Ahli Konstruksi
5. Ikatan Geografi Indonesia
6. KADIN
7. INKINDO

Kok aneh ya IAGI tidak termasuk dalam daftar undangan. Pertanyaannya
apakah UI dan majalah Gatra tidak tahu peran ahli geologi? Lha kok mereka
malah mengundang orang geografi. Padahal yang sering muncul di media massa
kalau ada gempa atau gunungapi meletus atau bencana geologi lainnya kan
orang geologi?

Barangkali saja ada yang tahu jawabnya.

Wasalam,
EAS





PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
REGISTER NOW !
Contact Person:
Email : pit.iagi.2...@gmail.com
Phone : +62 82223 222341 (lisa) 

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

2012-10-05 Terurut Topik Ok Taufik
Wajar saja pak kalau IAGI tak diundang, karena JSS (Jembatan selat sunda)
lebih meriah di bahas dari sisi perencanan pembangunan, transportasi,
keekonomian dan sosial. Sementara masalah teknis ilmu Geologinya mungkin
sudah terkait pada keahlian konstruksi. JSS menjadi perdebatan lebih ke
sisi perencanaan pembangunan,  pilihannya adalah apakah negara kepulauan
ini harus memaksakan melakukan interconnect antar pulau dengan transportasi
darat, maka akan banyak ulasan yang muncul berdasarkan apa mau di tekankan
pada  land based economy corridor (KE Daratan) spt yg untuk daerah banten
dan sumatra, kenapa tidak mempertahan kan sisi maritim based economy
corridornya dimana transportasi laut dengan segala penunjang Industrinya di
kembangkan, atau juga air based economy corridor akan berkembang kalau
transportasi antara titik di jawa sumater terkoneksi melalui transportasi
udara, jelas akan berkembangnya jasa penerbangan dan mungkin industri
terkait.

Sehingga sampai saat ini para ahli menimbang-nimbang apa menguntungkan kah
pembangunan JSS untuk pembangunan ekonomi Indonesia, sementara biaya
pembangunan JSS yang begitu besar telah diputuskan akan di tanggung
pemerintah.
Sementara sisi ilmu kebumian hanya terbatas saran atas informasi data
potensi natural dissaster (tsunami, kegempaan, letusan krakatau, mean sea
level change, sesar), penyebaran batuan dengan segala karakteristiknya dan
data geoteknik.


2012/10/6 Eddy Subroto 

> Mas Rovicky dan teman-teman anggota IAGI yang terhormat,
>
> Pagi tadi, saya mendapat undangan sbb.:
> Universitas Indonesia dan Majalah GATRA dengan hormat mengundang Bapak
> untuk menghadiri kegiatan DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA "Karya Anak
> Bangsa dan Peluang Pembangunan Antarpulau" yang akan dilaksanakan pada:
>
> Hari, Tanggal : Kamis, 11 Oktober 2012 pukul 08.00 - 15.30 WIB
> Tempat  : Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok-Jawa Barat*
>
> *Berikut kami lampirkan surat undangan, lembar konfirmasi, dan daftar
> undangan.
>
> Yang menarik bagi saya, di daftar undangan ada kelompok asosiasi profesi
> dan yang terundang adalah:
> 1. Ikatan Ahli Transportasi
> 2. Ikatan Ahli Perencana
> 3. Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia
> 4. Ikatan Ahli Konstruksi
> 5. Ikatan Geografi Indonesia
> 6. KADIN
> 7. INKINDO
>
> Kok aneh ya IAGI tidak termasuk dalam daftar undangan. Pertanyaannya
> apakah UI dan majalah Gatra tidak tahu peran ahli geologi? Lha kok mereka
> malah mengundang orang geografi. Padahal yang sering muncul di media massa
> kalau ada gempa atau gunungapi meletus atau bencana geologi lainnya kan
> orang geologi?
>
> Barangkali saja ada yang tahu jawabnya.
>
> Wasalam,
> EAS
>
>
>
>
>
> 
> PP-IAGI 2011-2014:
> Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
> Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
>
> 
> Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
> REGISTER NOW !
> Contact Person:
> Email : pit.iagi.2...@gmail.com
> Phone : +62 82223 222341 (lisa)
>
> 
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> For topics not directly related to Geology, users are advised to post the
> email to: o...@iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> -
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event
> shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to
> direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting
> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the
> use of any information posted on IAGI mailing list.
> -
>
>


-- 
Sent from my Computer®


Re: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

2012-10-05 Terurut Topik aloysunarno
Barang kali IAGI terlalu santun dan kurang brani mempublikasikan diri 
dimasyarakat umum shg kalah populer qaleeek.salam
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: "Eddy Subroto" 
Date: Fri, 5 Oct 2012 18:36:55 
To: 
Reply-To: 
Subject: [iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

Mas Rovicky dan teman-teman anggota IAGI yang terhormat,

Pagi tadi, saya mendapat undangan sbb.:
Universitas Indonesia dan Majalah GATRA dengan hormat mengundang Bapak
untuk menghadiri kegiatan DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA "Karya Anak
Bangsa dan Peluang Pembangunan Antarpulau" yang akan dilaksanakan pada:

Hari, Tanggal : Kamis, 11 Oktober 2012 pukul 08.00 - 15.30 WIB
Tempat  : Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok-Jawa Barat*

*Berikut kami lampirkan surat undangan, lembar konfirmasi, dan daftar
undangan.

Yang menarik bagi saya, di daftar undangan ada kelompok asosiasi profesi
dan yang terundang adalah:
1. Ikatan Ahli Transportasi
2. Ikatan Ahli Perencana
3. Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia
4. Ikatan Ahli Konstruksi
5. Ikatan Geografi Indonesia
6. KADIN
7. INKINDO

Kok aneh ya IAGI tidak termasuk dalam daftar undangan. Pertanyaannya
apakah UI dan majalah Gatra tidak tahu peran ahli geologi? Lha kok mereka
malah mengundang orang geografi. Padahal yang sering muncul di media massa
kalau ada gempa atau gunungapi meletus atau bencana geologi lainnya kan
orang geologi?

Barangkali saja ada yang tahu jawabnya.

Wasalam,
EAS





PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
REGISTER NOW !
Contact Person:
Email : pit.iagi.2...@gmail.com
Phone : +62 82223 222341 (lisa) 

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



[iagi-net-l] Diskusi panel jembatan Selat Sunda

2012-10-05 Terurut Topik Eddy Subroto
Mas Rovicky dan teman-teman anggota IAGI yang terhormat,

Pagi tadi, saya mendapat undangan sbb.:
Universitas Indonesia dan Majalah GATRA dengan hormat mengundang Bapak
untuk menghadiri kegiatan DISKUSI PANEL JEMBATAN SELAT SUNDA "Karya Anak
Bangsa dan Peluang Pembangunan Antarpulau" yang akan dilaksanakan pada:

Hari, Tanggal : Kamis, 11 Oktober 2012 pukul 08.00 - 15.30 WIB
Tempat  : Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok-Jawa Barat*

*Berikut kami lampirkan surat undangan, lembar konfirmasi, dan daftar
undangan.

Yang menarik bagi saya, di daftar undangan ada kelompok asosiasi profesi
dan yang terundang adalah:
1. Ikatan Ahli Transportasi
2. Ikatan Ahli Perencana
3. Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia
4. Ikatan Ahli Konstruksi
5. Ikatan Geografi Indonesia
6. KADIN
7. INKINDO

Kok aneh ya IAGI tidak termasuk dalam daftar undangan. Pertanyaannya
apakah UI dan majalah Gatra tidak tahu peran ahli geologi? Lha kok mereka
malah mengundang orang geografi. Padahal yang sering muncul di media massa
kalau ada gempa atau gunungapi meletus atau bencana geologi lainnya kan
orang geologi?

Barangkali saja ada yang tahu jawabnya.

Wasalam,
EAS





PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
REGISTER NOW !
Contact Person:
Email : pit.iagi.2...@gmail.com
Phone : +62 82223 222341 (lisa) 

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-