Re: Bls: [iagi-net-l] Gempa Aceh 2004 Menggetarkan Sesar San Andreas
Iya Pak Syaiful, GPS di sekitar LUSI dan Watukosek Fault ditaruh bukan untuk mengukur vektor Watukosek Fault, tetapi hanya untuk mengetahui intensitas penurunan permukaan (land subsidence) akibat bencana LUSI. Salam, awang --- On Tue, 1/6/09, mohammadsyai...@gmail.com mohammadsyai...@gmail.com wrote: From: mohammadsyai...@gmail.com mohammadsyai...@gmail.com Subject: Re: Bls: [iagi-net-l] Gempa Aceh 2004 Menggetarkan Sesar San Andreas To: iagi-net@iagi.or.id Date: Tuesday, January 6, 2009, 2:53 PM Terimakasih, pak Awang. Jika demikian, mungkin sama dengan sepanjang Sesar Sumatra (Bukit Barisan) ya? Jadi hanya GPS saja, tak ada alat lain yg lebih canggih utk ditanam. Salam, Syaiful Mohammad Syaiful * handphone: +62-812-9372808 * business: msyai...@etti.co.id -Original Message- From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com Date: Mon, 5 Jan 2009 22:57:21 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: Bls: [iagi-net-l] Gempa Aceh 2004 Menggetarkan Sesar San Andreas Pak Syaiful, Setahu saya tak ada sesar yang dicurigai dan telah biasa menyebabkan gempa (earthquake faults) di Indonesia yang ditanami instrumen-instrumen pengukur getaran gempa, kecuali GPS. GPS didirikan untuk mengukur arah dan kecepatan slip (vektor) sesar tersebut. Sesar Watukosek, yang populer setelah ada kasus LUSI pun setahu saya tak ditanami alat2 pengukur getaran gempa. Barangkali saya salah, silakan rekan2 lain yang tahu masalah ini. salam, awang mohammad syaiful Thu, 01 Jan 2009 22:43:22 -0800 Terimakasih infonya, pak Awang. Bukan bermaksud menyelewengkan topik, tetapi saya hanya ingin tahu. Apakah setelah Gempabumi Yogya tiga tahun lalu, juga telah ditanam / dipasang instrumen2 pengamatan utk gempa di sepanjang Sesar Watu Kosek dan sejenisnya? Kurun waktu tiga tahun, kalo ada instrumen yg telah ditanam, tentu akan memberikan hasil yg menarik ttg geliat gempa dan sesar tsb. salam, syaiful
Bls: Bls: [iagi-net-l] Gempa Aceh 2004 Menggetarkan Sesar San Andreas
Terimakasih atas tambahan wawasannya pak awang. Sayang kesaksian seorang penduduk di tadi tidak di dokumentasikan dengan baik ya pak, sehingga lebih mempertegas kemungkinan sesar watukosek ini sangat sensitif terhadap gempa. salam, argo Dari: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com Kepada: iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com; Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Terkirim: Selasa, 6 Januari, 2009 14:50:08 Topik: Re: Bls: [iagi-net-l] Gempa Aceh 2004 Menggetarkan Sesar San Andreas Pak Argo, Manga dan Brodsky (2005) pernah membuat crossplot antara magnitude gempa dan jarak episentrum-fenomena gununglumpur, likuifaksi, dll piercement structures yang diakibatkan gempa. Crossplot ini disusun berdasarkan statistik kejadian, jadi seluruhnya adalah analisis statistik. Crossplot ini dikritisi oleh Mellor et al (2007) yang juga membuat crossplot tetapi berdasarkan analisis subsurface. Dua crossplot ini sering dipakai para ahli yang berbeda pandangan soal asal LUSI. Itu soal lain tetapi berhubungan, di akhir ulasan ini akan saya sentuh lagi. Pertanyaan Pak Argo soal seberapa jauh sebuah gempa bisa memicu gempa lain sepenuhnya adalah soal yang disebut remotely triggered earthquakes. Penelitian soal ini dimulai tahun 1992 saat sebuah gempa bermagnitude 7.2 mengguncang California di wilayah Landers. Dikatakan bahwa gempa Landers ini telah memicu semua gempa di California di luar wilayah perkiraan aftershocks-nya. Orang membayangkan, gempa Landers seolah seperti saklar yang dihidupkan, sesudah itu peta gempa California menyala, seperti lampu-lampu pada pohon Natal. Peristiwa tersebut mendorong lahirnya konsep remotely triggered earthquakes. Dipostulasikan bahwa gempa besar dapat mempengaruhi gempa lain sampai jauh di luar wilayah immediate aftershock-nya. Ini bisa berlangsung dalam hitungan hari, minggu, bulan, atau tahun. Untuk merambat, estafet gempa ini akan butuh sesar, dan progressive faulting biasa terjadi di earthquake storm -sebuah frekuensi gempa di suatu wilayah yang tinggi dalam periode waktu tertentu. Seberapa jauh sebuah gempa besar bisa memicu gempa lain ? Konsep remotely triggered EQ menyebutkan bahwa ia sejauh-jauhnya adalah sebatas lempeng. Maka kalau gempa di Aceh 26 Desember 2004 menggetarkan Sesar San Andreas dan menyebabkan gempa tremor di wilayah Parkfield California adalah benar2 suatu penemuan baru sebab itu sudah lintas lempeng-lempeng besar. Menarik untuk dikaji lagi. Gempa besar Aceh itu telah meletuskan Baratang mud volcano di sekitar Andaman. Mengapa ia tak meletuskan LUSI atau mereaktivasi Bledug Kuwu saat itu ? Soal reaktivasi Bledug Kuwu saya tak punya catatan. LUSI jelas tak diletuskan kita tahu itu. Tetapi yang tak banyak diketahui orang adalah saat tim IAGI (saya tak usah sebutkan namanya) melakukan pengumpulan fakta pada awal2 kejadian LUSI di sekitar lokasi kejadian LUSI di Kabupaten Sidoarjo, seorang penduduk menceritakan bahwa di dekat rumahnya terjadi semburan lumpur setinggi rumahnya saat gempa menggoncang Aceh Desember 2004. Dua syarat harus dipenuhi kalau sebuah gempa ingin menyebabkan mud volcano (MV). (1) hubungan ruang-waktu di antara keduanya (2) energi gempa masuk ke wilayah elisional yang siap meletus. Maka, tentu saja tak sembarang gempa bisa menyebabkan MV. salam, awang --- On Fri, 1/2/09, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com wrote: From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Subject: Re: Bls: [iagi-net-l] Gempa Aceh 2004 Menggetarkan Sesar San Andreas To: iagi-net@iagi.or.id Date: Friday, January 2, 2009, 2:46 PM Mekanisme yang mungkin dapat dijelaskan adalah mekanisme trigger. Seperti yang pernah saya tuliskan bagaimana bulan yang ribuan mil juga mempengaruhi gempa dengan perubahan gravitasi bulan karena jarak bumi-bulan yang berubah-ubah. http://rovicky.wordpress.com/2007/10/26/mengapa-efek-bulan-menjadi-pemicu-trigger-gempa/ Bayangkan saja sebuah bola yang kondisi kritis seimbang diatas paku. Dengan goyangan sdikit saja bisa bergulir. Nah yang mungkin perlu diketahui apakah sesuatu mentrigger yang lain adalah, mencari tahu apakah satu tempat itu sedang dalam kondisi kritisnya. Sesar SanAndreas memang saat ini diduga dalam kondisi kritisnya. Konon menurut ramalan (hitungan) perulangan, San Andreas fault - SAF mestinya sudah bergetar ... namun hingga kini gempa yang ditunggu-tunggu belum muncul juga. Segala alt dipasang disana, bahkan konon pernah ada ide untuk menginjeksikan vaselin untuk memperlincir (menghaluskan) gerakan patahan supaya terjadi aseismic. Bergeser tidak secara tiba-tiba dalam orde detik, tetapi dalam orde harian ...Supaya jangan geser Duerr !!! tapi nyantai ... tlusuuu gitu Kondisi kritis saat ini menurut perhitungan Coloumb Stress di sekitar Zona Gempa Aceh ada disebelah selatannya. Dhulu kita tahun gempa Aceh menggetarkan hingga menyebabkan tsunami di Nias, trus ke
Re: Bls: [iagi-net-l] Gempa Aceh 2004 Menggetarkan Sesar San Andreas
Pak Argo, Manga dan Brodsky (2005) pernah membuat crossplot antara magnitude gempa dan jarak episentrum-fenomena gununglumpur, likuifaksi, dll piercement structures yang diakibatkan gempa. Crossplot ini disusun berdasarkan statistik kejadian, jadi seluruhnya adalah analisis statistik. Crossplot ini dikritisi oleh Mellor et al (2007) yang juga membuat crossplot tetapi berdasarkan analisis subsurface. Dua crossplot ini sering dipakai para ahli yang berbeda pandangan soal asal LUSI. Itu soal lain tetapi berhubungan, di akhir ulasan ini akan saya sentuh lagi. Pertanyaan Pak Argo soal seberapa jauh sebuah gempa bisa memicu gempa lain sepenuhnya adalah soal yang disebut remotely triggered earthquakes. Penelitian soal ini dimulai tahun 1992 saat sebuah gempa bermagnitude 7.2 mengguncang California di wilayah Landers. Dikatakan bahwa gempa Landers ini telah memicu semua gempa di California di luar wilayah perkiraan aftershocks-nya. Orang membayangkan, gempa Landers seolah seperti saklar yang dihidupkan, sesudah itu peta gempa California menyala, seperti lampu-lampu pada pohon Natal. Peristiwa tersebut mendorong lahirnya konsep remotely triggered earthquakes. Dipostulasikan bahwa gempa besar dapat mempengaruhi gempa lain sampai jauh di luar wilayah immediate aftershock-nya. Ini bisa berlangsung dalam hitungan hari, minggu, bulan, atau tahun. Untuk merambat, estafet gempa ini akan butuh sesar, dan progressive faulting biasa terjadi di earthquake storm -sebuah frekuensi gempa di suatu wilayah yang tinggi dalam periode waktu tertentu. Seberapa jauh sebuah gempa besar bisa memicu gempa lain ? Konsep remotely triggered EQ menyebutkan bahwa ia sejauh-jauhnya adalah sebatas lempeng. Maka kalau gempa di Aceh 26 Desember 2004 menggetarkan Sesar San Andreas dan menyebabkan gempa tremor di wilayah Parkfield California adalah benar2 suatu penemuan baru sebab itu sudah lintas lempeng-lempeng besar. Menarik untuk dikaji lagi. Gempa besar Aceh itu telah meletuskan Baratang mud volcano di sekitar Andaman. Mengapa ia tak meletuskan LUSI atau mereaktivasi Bledug Kuwu saat itu ? Soal reaktivasi Bledug Kuwu saya tak punya catatan. LUSI jelas tak diletuskan kita tahu itu. Tetapi yang tak banyak diketahui orang adalah saat tim IAGI (saya tak usah sebutkan namanya) melakukan pengumpulan fakta pada awal2 kejadian LUSI di sekitar lokasi kejadian LUSI di Kabupaten Sidoarjo, seorang penduduk menceritakan bahwa di dekat rumahnya terjadi semburan lumpur setinggi rumahnya saat gempa menggoncang Aceh Desember 2004. Dua syarat harus dipenuhi kalau sebuah gempa ingin menyebabkan mud volcano (MV). (1) hubungan ruang-waktu di antara keduanya (2) energi gempa masuk ke wilayah elisional yang siap meletus. Maka, tentu saja tak sembarang gempa bisa menyebabkan MV. salam, awang --- On Fri, 1/2/09, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com wrote: From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Subject: Re: Bls: [iagi-net-l] Gempa Aceh 2004 Menggetarkan Sesar San Andreas To: iagi-net@iagi.or.id Date: Friday, January 2, 2009, 2:46 PM Mekanisme yang mungkin dapat dijelaskan adalah mekanisme trigger. Seperti yang pernah saya tuliskan bagaimana bulan yang ribuan mil juga mempengaruhi gempa dengan perubahan gravitasi bulan karena jarak bumi-bulan yang berubah-ubah. http://rovicky.wordpress.com/2007/10/26/mengapa-efek-bulan-menjadi-pemicu-trigger-gempa/ Bayangkan saja sebuah bola yang kondisi kritis seimbang diatas paku. Dengan goyangan sdikit saja bisa bergulir. Nah yang mungkin perlu diketahui apakah sesuatu mentrigger yang lain adalah, mencari tahu apakah satu tempat itu sedang dalam kondisi kritisnya. Sesar SanAndreas memang saat ini diduga dalam kondisi kritisnya. Konon menurut ramalan (hitungan) perulangan, San Andreas fault - SAF mestinya sudah bergetar ... namun hingga kini gempa yang ditunggu-tunggu belum muncul juga. Segala alt dipasang disana, bahkan konon pernah ada ide untuk menginjeksikan vaselin untuk memperlincir (menghaluskan) gerakan patahan supaya terjadi aseismic. Bergeser tidak secara tiba-tiba dalam orde detik, tetapi dalam orde harian ...Supaya jangan geser Duerr !!! tapi nyantai ... tlusuuu gitu Kondisi kritis saat ini menurut perhitungan Coloumb Stress di sekitar Zona Gempa Aceh ada disebelah selatannya. Dhulu kita tahun gempa Aceh menggetarkan hingga menyebabkan tsunami di Nias, trus ke selatan Bengkulu dsb. Namun tentusaja bukan dalam waktu yang bersamaan. Ada jeda hingga beberapa bulan kemudian. http://rovicky.wordpress.com/2008/12/16/ramalan-baru-gempa-sumatra/ Yang rumit adalah menghubungkan satu kejadian dengan kejadian lain sebagai sebeb akibat atau korelasi temporal-spatial. Salam Gempa rdp 2009/1/2 argo wuryanto masargo...@yahoo.com: Siang pak awang, Bacaan yang sangat menarik karena bisa dijadikan bahan rujukan untuk beberapa kasus yang menjadi perdebatan dan berhubungan dengan gempa. Apakah sudah dibahas juga, seberapa besar pengaruh (amplitude dan
Re: Bls: [iagi-net-l] Gempa Aceh 2004 Menggetarkan Sesar San Andreas
Pak Syaiful, Setahu saya tak ada sesar yang dicurigai dan telah biasa menyebabkan gempa (earthquake faults) di Indonesia yang ditanami instrumen-instrumen pengukur getaran gempa, kecuali GPS. GPS didirikan untuk mengukur arah dan kecepatan slip (vektor) sesar tersebut. Sesar Watukosek, yang populer setelah ada kasus LUSI pun setahu saya tak ditanami alat2 pengukur getaran gempa. Barangkali saya salah, silakan rekan2 lain yang tahu masalah ini. salam, awang mohammad syaiful Thu, 01 Jan 2009 22:43:22 -0800 Terimakasih infonya, pak Awang. Bukan bermaksud menyelewengkan topik, tetapi saya hanya ingin tahu. Apakah setelah Gempabumi Yogya tiga tahun lalu, juga telah ditanam / dipasang instrumen2 pengamatan utk gempa di sepanjang Sesar Watu Kosek dan sejenisnya? Kurun waktu tiga tahun, kalo ada instrumen yg telah ditanam, tentu akan memberikan hasil yg menarik ttg geliat gempa dan sesar tsb. salam, syaiful
Re: Bls: [iagi-net-l] Gempa Aceh 2004 Menggetarkan Sesar San Andreas
Pak Franc, Sebenarnya pertanyaan seperti yang ditanyakan Pak Franc juga pernah menjadi pertanyaan para ahli gempa. Gempa besar di Aceh ini terjadi hanya tiga hari setelah sebuah gempa besar bermagnitude 8,1 melanda sebuah wilayah tak berpenghuni di sebelah barat Kepulauan Auckland (milik Selandia Baru) dan di sebelah utara Kepulauan Macquarie (milik Australia) di Antarktika. Hal ini di luar kebiasaan sebab berdasarkan statistik selama ini gempa dengan kekuatan di atas 8,0 hanya terjadi satu kali dalam setahun (USGS Earthquake Hazards Program: FAQ; Skinner et al., 2004, Dynamic Earth, hal. 359), tetapi kedua gempa bermagnitude 8,0 ini hanya terpisah tiga hari. Beberapa ahli seismologi berspekulasi tentang hubungan gempa Antarktika dan gempa Aceh ini. Gempa Antarktika mungkin telah berperan sebagai katalisator gempa Aceh karena kedua gempa ini terjadi masing-masing di ujung sisi selatan dan utara Lempeng Indo-Australia. Tetapi, USGS mengatakan tak ada bukti meyakinkan bahwa kedua gempa ini berhubungan. Yang jelas, gempa Aceh terjadi tepat setahun (sampai jam kejadian pun sama) setelah gempa bermagnitude 6,6 yang menewaskan 30.000 orang di kota Bam, Iran pada 26 Desember 2003. Prof. S. Warren Carrey, ahli geologi Australia pencetus teori Expanding Earth telah meninggal dunia pada 20 Maret 2002 dalam usia 90 tahun, penerusnya mungkin tak sekonsisten dan setegar Prof. Carrey dalam membela teorinya, sekitar 50 tahun ia mempertahankan teorinya sejak dicetuskan pada tahun 1950-an. salam, awang Franciscus B Sinartio Fri, 02 Jan 2009 04:56:09 -0800 Pak Awang dan yang lainnya. apakah mungkin bahwa ada suatu force = gaya yang mentrigger gempa di Aceh dan pergeseran San Andreas fault. Jadi bukan gempa aceh yang metrigger pergeseran san andreas fault. Tetapi suatu force yang mentrigger kedua dua nya. Kalau bisa dibuktikan hal ini, mungkin DR. Cary dari Australia yang sangat getol memberikan teori nya expanding of the earth bisa mulai menambahkan hal ini dalam analisanya. fbs
Re: Bls: [iagi-net-l] Gempa Aceh 2004 Menggetarkan Sesar San Andreas
[image: gempapemicu.jpg]http://dongenggeologi.files.wordpress.com/2007/09/gempapemicu.jpgSaya mengambarkan trigger dari gempa-gempa ini dalam sebuah gambar seperti disebelah ini Tidak mudah untuk benar-benar mengerti gempa ini secara keseluruhan (*complicated and complex*). Disebelah ini menggambarkan terjadinya gempa dapat dipicu oleh beberapa aktifitas alam. Dari dalam bumi kita tahu adanya aktifitas inti (core), aktifitas mantle serta aktifitas kerak bumi. Semua aktifitas dari dalam ini akan sangat mungkin menjadi pemicu dari terjadinya gempa. Selain itu juga gaya endogen inilah yang menjadi sumber kekuatan (tenaga) yang terkumpul pada kerak sebagai strain. Disamping itu gunung api yang sering juga muncul sebagai akibat dari aktifitas tektonik yang juga merupakan penyebab langsung dari gempa. Keduanya (gempa-gunungapi) dapat saling mempengaruhi. Gempa Jogja tahun 2006 lalu diperkirakan disebabkan oleh aktifitas Gunung Merapi, namun dilain pihak goyangan gempa Jogja meruntuhkan geger boyo sebuah tebing di puncak G Merapi yang akhirnya juga mempengaruhi aktifitas letusan. Selain itu pengalaman beberapa gempa besar terakhir ini sangat erat hubungannya dengan gerakan-gerakan benda-benda angkasa terutama bulan. Sehingga kita tahu bahwa gempa bukanlah *single couse*, pemicu gempa bukan disebabkan satu jenis mekanisme saja. http://rovicky.wordpress.com/2007/10/01/meramal-gempa-2-pasti-bisa-atau-harus-bisa/ Salam RDP On Tue, Jan 6, 2009 at 3:19 PM, Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com wrote: Pak Franc, Sebenarnya pertanyaan seperti yang ditanyakan Pak Franc juga pernah menjadi pertanyaan para ahli gempa. Gempa besar di Aceh ini terjadi hanya tiga hari setelah sebuah gempa besar bermagnitude 8,1 melanda sebuah wilayah tak berpenghuni di sebelah barat Kepulauan Auckland (milik Selandia Baru) dan di sebelah utara Kepulauan Macquarie (milik Australia) di Antarktika. Hal ini di luar kebiasaan sebab berdasarkan statistik selama ini gempa dengan kekuatan di atas 8,0 hanya terjadi satu kali dalam setahun (USGS Earthquake Hazards Program: FAQ; Skinner et al., 2004, Dynamic Earth, hal. 359), tetapi kedua gempa bermagnitude 8,0 ini hanya terpisah tiga hari. Beberapa ahli seismologi berspekulasi tentang hubungan gempa Antarktika dan gempa Aceh ini. Gempa Antarktika mungkin telah berperan sebagai katalisator gempa Aceh karena kedua gempa ini terjadi masing-masing di ujung sisi selatan dan utara Lempeng Indo-Australia. Tetapi, USGS mengatakan tak ada bukti meyakinkan bahwa kedua gempa ini berhubungan. Yang jelas, gempa Aceh terjadi tepat setahun (sampai jam kejadian pun sama) setelah gempa bermagnitude 6,6 yang menewaskan 30.000 orang di kota Bam, Iran pada 26 Desember 2003. Prof. S. Warren Carrey, ahli geologi Australia pencetus teori Expanding Earth telah meninggal dunia pada 20 Maret 2002 dalam usia 90 tahun, penerusnya mungkin tak sekonsisten dan setegar Prof. Carrey dalam membela teorinya, sekitar 50 tahun ia mempertahankan teorinya sejak dicetuskan pada tahun 1950-an. salam, awang Franciscus B Sinartio Fri, 02 Jan 2009 04:56:09 -0800 Pak Awang dan yang lainnya. apakah mungkin bahwa ada suatu force = gaya yang mentrigger gempa di Aceh dan pergeseran San Andreas fault. Jadi bukan gempa aceh yang metrigger pergeseran san andreas fault. Tetapi suatu force yang mentrigger kedua dua nya. Kalau bisa dibuktikan hal ini, mungkin DR. Cary dari Australia yang sangat getol memberikan teori nya expanding of the earth bisa mulai menambahkan hal ini dalam analisanya. fbs -- Terorisme atas nama negara lebih nyata ketimbang terorisme atas nama agama !
Re: Bls: [iagi-net-l] Gempa Aceh 2004 Menggetarkan Sesar San Andreas
Terimakasih, pak Awang. Jika demikian, mungkin sama dengan sepanjang Sesar Sumatra (Bukit Barisan) ya? Jadi hanya GPS saja, tak ada alat lain yg lebih canggih utk ditanam. Salam, Syaiful Mohammad Syaiful * handphone: +62-812-9372808 * business: msyai...@etti.co.id -Original Message- From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com Date: Mon, 5 Jan 2009 22:57:21 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: Bls: [iagi-net-l] Gempa Aceh 2004 Menggetarkan Sesar San Andreas Pak Syaiful, Setahu saya tak ada sesar yang dicurigai dan telah biasa menyebabkan gempa (earthquake faults) di Indonesia yang ditanami instrumen-instrumen pengukur getaran gempa, kecuali GPS. GPS didirikan untuk mengukur arah dan kecepatan slip (vektor) sesar tersebut. Sesar Watukosek, yang populer setelah ada kasus LUSI pun setahu saya tak ditanami alat2 pengukur getaran gempa. Barangkali saya salah, silakan rekan2 lain yang tahu masalah ini. salam, awang mohammad syaiful Thu, 01 Jan 2009 22:43:22 -0800 Terimakasih infonya, pak Awang. Bukan bermaksud menyelewengkan topik, tetapi saya hanya ingin tahu. Apakah setelah Gempabumi Yogya tiga tahun lalu, juga telah ditanam / dipasang instrumen2 pengamatan utk gempa di sepanjang Sesar Watu Kosek dan sejenisnya? Kurun waktu tiga tahun, kalo ada instrumen yg telah ditanam, tentu akan memberikan hasil yg menarik ttg geliat gempa dan sesar tsb. salam, syaiful
Re: [iagi-net-l] Gempa Aceh 2004 Menggetarkan Sesar San Andreas
Pak Awang dan yang lainnya. apakah mungkin bahwa ada suatu force = gaya yang mentrigger gempa di Aceh dan pergeseran San Andreas fault. Jadi bukan gempa aceh yang metrigger pergeseran san andreas fault. Tetapi suatu force yang mentrigger kedua dua nya. Kalau bisa dibuktikan hal ini, mungkin DR. Cary dari Australia yang sangat getol memberikan teori nya expanding of the earth bisa mulai menambahkan hal ini dalam analisanya. fbs - Original Message From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com To: IAGI iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com; Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Sent: Friday, January 2, 2009 1:31:46 PM Subject: [iagi-net-l] Gempa Aceh 2004 Menggetarkan Sesar San Andreas Setelah empat tahun berlalu, kini baru diketahui bahwa gempa Aceh (sebut saja begitu karena episentrumnya di wilayah perairan Aceh, atau nama resminya dalam publikasi internasional adalah Great Indian Ocean Earthquake) yang merenggut nyawa 1/4 juta penduduk dunia di wilayah sebelah utara Lautan Hindia pada 26 Desember 2004, ternyata juga mengaktifkan Sesar San Andreas di California yang jauhnya 15.000 km dari titik episentrum. Memang telah diketahui bahwa sebuah gempa yang terjadi di suatu wilayah dapat mereaktifasi sesar-sesar gempa (sesar yang dapat menyebabkan gempa – earthquake faults) yang jaraknya ratusan bahkan ribuan kilometer dari wilayah gempa. Semakin besar magnitude gempa semakin besar peluang reaktivasi tersebut. Tetapi, penemuan bahwa gempa Aceh yang magnitudenya 9,2 dapat mereaktivasi sebuah sesar besar berjarak 15.000 km adalah sebuah penemuan penting. Penemuan ini diumumkan oleh Abhijit Ghosh dan rekan-rekannya dari University of Washington dan Georgia Institute of Technology dalam suatu pertemuan tahunan American Geophysical Union pada 17 Desember 2008 yang baru lalu. Ghosh dkk. menamai fenonema reaktivasi Sesar San Andreas oleh Gempa Aceh tersebut sebagai non-volcanic tremor. Bukti reaktivasi tersebut diperolehnya dari serangkaian instrumen yang ditanam di lubang di segmen Sesar San Andreas di wilayah Parkfield. Sinyal gempa, menurut analisisnya, sangat berkorespondensi secara ruang dan waktu dengan gelombang gempa yang datang dari Gempa Aceh. Gelombang gempa dari Sumatra ini melalui wilayah Parkfield, menyebabkan tremor, dan terukur oleh instrumen-instrumen yang ditanam 200 km jauhnya dari stasiun pengamatan. It's fairly obvious. There's no question of this tremor being triggered by the seismic waves from Sumatra, begitu kata Abhijit Ghosh sebagaimana dikutip oleh ScienceDaily.com. Sebelum fenomena ini, Sesar San Andreas pernah juga direaktivasi pada tahun 2002 oleh Gempa Denali di Alaska, itu catatan paling jauh reaktivasi Sesar San Andreas oleh suatu gempa besar, yaitu sekitar 4000 km. Maka penemuan bahwa Gempa Aceh dapat mereaktivasi Sesar San Andreas pada jarak 15.000 km tentu sangat menarik buat para ilmuwan. Sesar San Andreas yang telah berkali-kali menyebabkan gempa besar dan merusak di wilayah California, Amerika Serikat, misalnya San Francisco (1906) dan Los Angeles (1994) sangat diawasi dengan ketat oleh para ahli gempa. Para ilmuwan dari University of California, Berkeley dan U.S. Geological Survey menanam banyak instrumen gempa di bawah tanah di sepanjang jalur sesar ini sebagai bagian High-Resolution Seismic Network dan Northern California Seismic Network. Segmen Sesar San Andreas di wilayah Parkfield merupakan wilayah gempa yang paling banyak dipelajari di dunia. Diketahui bahwa gempa bermagnitude 6,0 berulang setiap 22 tahundi wilayah ini, sehingga berbagai instrumen ditanam di dekat jalur sesar ini untuk mempelajari bagaimana tingkah sebuah sesar pada saat-saat menjelang gempa terjadi. Para ilmuwan telah mempertanyakan apakah suatu non-volcanic tremor berhubungan dengan pergeseran nyata pada suatu sesar gempa atau akibat aliran fluida di bawah permukaan Bumi. Riset baru-baru ini mendukung pendapat bahwa non-volcanic tremor diakibatkan pergeseran sesar. Ghosh dan rekan-rekannya mengatakan bahwa bila suatu sesar bergeser dari suatu tremor di satu tempat, maka akan terjadi stress di tempat lain di jalur sesar tersebut, stress ini suatu hari akan menyebabkan gempa. Sehingga, memonitor tremor akan membantu memahami bagaimana suatu stress terbentuk dan terakumulasi di suatu tempat di jalur sesar. Sebuah wilayah tertekan yang mendekati retak dan bergeser (failure) akan menyebakan tremor pada saat tekanannya ditambah, sedangkan suatu wilayah yang masih dalam keadaan low stress tidak akan menimbulkan tremor meskipun tekanannya bertambah. Mempelajari fenomena non-volcanic tremor akan berguna untuk mengetahui peran apa yang dibawanya dalam melepaskan atau memindahkan stress di sebuah sesar yang bisa menyebabkan gempa. Menemukan tremor dapat membantu menelusuri evolusi stress di suatu sesar secara ruang dan waktu, dan hal ini dapat berimplikasi
Re: [iagi-net-l] Gempa Aceh 2004 Menggetarkan Sesar San Andreas
Terimakasih infonya, pak Awang. Bukan bermaksud menyelewengkan topik, tetapi saya hanya ingin tahu. Apakah setelah Gempabumi Yogya tiga tahun lalu, juga telah ditanam / dipasang instrumen2 pengamatan utk gempa di sepanjang Sesar Watu Kosek dan sejenisnya? Kurun waktu tiga tahun, kalo ada instrumen yg telah ditanam, tentu akan memberikan hasil yg menarik ttg geliat gempa dan sesar tsb. salam, syaiful On Fri, Jan 2, 2009 at 12:31 PM, Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com wrote: Setelah empat tahun berlalu, kini baru diketahui bahwa gempa Aceh (sebut saja begitu karena episentrumnya di wilayah perairan Aceh, atau nama resminya dalam publikasi internasional adalah Great Indian Ocean Earthquake) yang merenggut nyawa 1/4 juta penduduk dunia di wilayah sebelah utara Lautan Hindia pada 26 Desember 2004, ternyata juga mengaktifkan Sesar San Andreas di California yang jauhnya 15.000 km dari titik episentrum. Memang telah diketahui bahwa sebuah gempa yang terjadi di suatu wilayah dapat mereaktifasi sesar-sesar gempa (sesar yang dapat menyebabkan gempa – earthquake faults) yang jaraknya ratusan bahkan ribuan kilometer dari wilayah gempa. Semakin besar magnitude gempa semakin besar peluang reaktivasi tersebut. Tetapi, penemuan bahwa gempa Aceh yang magnitudenya 9,2 dapat mereaktivasi sebuah sesar besar berjarak 15.000 km adalah sebuah penemuan penting. Penemuan ini diumumkan oleh Abhijit Ghosh dan rekan-rekannya dari University of Washington dan Georgia Institute of Technology dalam suatu pertemuan tahunan American Geophysical Union pada 17 Desember 2008 yang baru lalu. Ghosh dkk. menamai fenonema reaktivasi Sesar San Andreas oleh Gempa Aceh tersebut sebagai non-volcanic tremor. Bukti reaktivasi tersebut diperolehnya dari serangkaian instrumen yang ditanam di lubang di segmen Sesar San Andreas di wilayah Parkfield. Sinyal gempa, menurut analisisnya, sangat berkorespondensi secara ruang dan waktu dengan gelombang gempa yang datang dari Gempa Aceh. Gelombang gempa dari Sumatra ini melalui wilayah Parkfield, menyebabkan tremor, dan terukur oleh instrumen-instrumen yang ditanam 200 km jauhnya dari stasiun pengamatan. It's fairly obvious. There's no question of this tremor being triggered by the seismic waves from Sumatra, begitu kata Abhijit Ghosh sebagaimana dikutip oleh ScienceDaily.com. Sebelum fenomena ini, Sesar San Andreas pernah juga direaktivasi pada tahun 2002 oleh Gempa Denali di Alaska, itu catatan paling jauh reaktivasi Sesar San Andreas oleh suatu gempa besar, yaitu sekitar 4000 km. Maka penemuan bahwa Gempa Aceh dapat mereaktivasi Sesar San Andreas pada jarak 15.000 km tentu sangat menarik buat para ilmuwan. Sesar San Andreas yang telah berkali-kali menyebabkan gempa besar dan merusak di wilayah California, Amerika Serikat, misalnya San Francisco (1906) dan Los Angeles (1994) sangat diawasi dengan ketat oleh para ahli gempa. Para ilmuwan dari University of California, Berkeley dan U.S. Geological Survey menanam banyak instrumen gempa di bawah tanah di sepanjang jalur sesar ini sebagai bagian High-Resolution Seismic Network dan Northern California Seismic Network. Segmen Sesar San Andreas di wilayah Parkfield merupakan wilayah gempa yang paling banyak dipelajari di dunia. Diketahui bahwa gempa bermagnitude 6,0 berulang setiap 22 tahundi wilayah ini, sehingga berbagai instrumen ditanam di dekat jalur sesar ini untuk mempelajari bagaimana tingkah sebuah sesar pada saat-saat menjelang gempa terjadi. Para ilmuwan telah mempertanyakan apakah suatu non-volcanic tremor berhubungan dengan pergeseran nyata pada suatu sesar gempa atau akibat aliran fluida di bawah permukaan Bumi. Riset baru-baru ini mendukung pendapat bahwa non-volcanic tremor diakibatkan pergeseran sesar. Ghosh dan rekan-rekannya mengatakan bahwa bila suatu sesar bergeser dari suatu tremor di satu tempat, maka akan terjadi stress di tempat lain di jalur sesar tersebut, stress ini suatu hari akan menyebabkan gempa. Sehingga, memonitor tremor akan membantu memahami bagaimana suatu stress terbentuk dan terakumulasi di suatu tempat di jalur sesar. Sebuah wilayah tertekan yang mendekati retak dan bergeser (failure) akan menyebakan tremor pada saat tekanannya ditambah, sedangkan suatu wilayah yang masih dalam keadaan low stress tidak akan menimbulkan tremor meskipun tekanannya bertambah. Mempelajari fenomena non-volcanic tremor akan berguna untuk mengetahui peran apa yang dibawanya dalam melepaskan atau memindahkan stress di sebuah sesar yang bisa menyebabkan gempa. Menemukan tremor dapat membantu menelusuri evolusi stress di suatu sesar secara ruang dan waktu, dan hal ini dapat berimplikasi kepada analisis bahaya gempa. salam, awang -- Mohammad Syaiful - Explorationist, Consultant Geologist Mobile: 62-812-9372808 Emails: msyai...@etti.co.id (business) mohammadsyai...@gmail.com Technical Manager of Exploration Think Tank
Bls: [iagi-net-l] Gempa Aceh 2004 Menggetarkan Sesar San Andreas
Siang pak awang, Bacaan yang sangat menarik karena bisa dijadikan bahan rujukan untuk beberapa kasus yang menjadi perdebatan dan berhubungan dengan gempa. Apakah sudah dibahas juga, seberapa besar pengaruh (amplitude dan jarak) mempengaruhi atau bahkan menyebabkan reaktivasi gempa di tempat yang lain. Walaupun bejaraka beribu2 km dan bejauhan lempeng serta dipisahkan oleh samudra luas ternyata gempa aceh masih cukup kuat untuk menggerakan Sesar San Andreas. Mungkin perlu juga pak dicari hubungannya antara gempa aceh yang memiliki amplitude 9.2 yang dapat menggerakan Sesar San Andreas akan tetapi belum dapat memuncratkan Lusi, atau apakah mungkin gempa Aceh ini sudah mulai sedikit reaktivasi pada sesar Watukosek dan akhirnya bertambah parah setelah ada gempa yogya ditambah dengan pemboran yang tidak sesuai prosedur. salam, argo Dari: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com Kepada: IAGI iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com; Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Terkirim: Jumat, 2 Januari, 2009 13:31:46 Topik: [iagi-net-l] Gempa Aceh 2004 Menggetarkan Sesar San Andreas Setelah empat tahun berlalu, kini baru diketahui bahwa gempa Aceh (sebut saja begitu karena episentrumnya di wilayah perairan Aceh, atau nama resminya dalam publikasi internasional adalah Great Indian Ocean Earthquake) yang merenggut nyawa 1/4 juta penduduk dunia di wilayah sebelah utara Lautan Hindia pada 26 Desember 2004, ternyata juga mengaktifkan Sesar San Andreas di California yang jauhnya 15.000 km dari titik episentrum. Memang telah diketahui bahwa sebuah gempa yang terjadi di suatu wilayah dapat mereaktifasi sesar-sesar gempa (sesar yang dapat menyebabkan gempa – earthquake faults) yang jaraknya ratusan bahkan ribuan kilometer dari wilayah gempa. Semakin besar magnitude gempa semakin besar peluang reaktivasi tersebut. Tetapi, penemuan bahwa gempa Aceh yang magnitudenya 9,2 dapat mereaktivasi sebuah sesar besar berjarak 15.000 km adalah sebuah penemuan penting. Penemuan ini diumumkan oleh Abhijit Ghosh dan rekan-rekannya dari University of Washington dan Georgia Institute of Technology dalam suatu pertemuan tahunan American Geophysical Union pada 17 Desember 2008 yang baru lalu. Ghosh dkk. menamai fenonema reaktivasi Sesar San Andreas oleh Gempa Aceh tersebut sebagai non-volcanic tremor. Bukti reaktivasi tersebut diperolehnya dari serangkaian instrumen yang ditanam di lubang di segmen Sesar San Andreas di wilayah Parkfield. Sinyal gempa, menurut analisisnya, sangat berkorespondensi secara ruang dan waktu dengan gelombang gempa yang datang dari Gempa Aceh. Gelombang gempa dari Sumatra ini melalui wilayah Parkfield, menyebabkan tremor, dan terukur oleh instrumen-instrumen yang ditanam 200 km jauhnya dari stasiun pengamatan. It's fairly obvious. There's no question of this tremor being triggered by the seismic waves from Sumatra, begitu kata Abhijit Ghosh sebagaimana dikutip oleh ScienceDaily.com. Sebelum fenomena ini, Sesar San Andreas pernah juga direaktivasi pada tahun 2002 oleh Gempa Denali di Alaska, itu catatan paling jauh reaktivasi Sesar San Andreas oleh suatu gempa besar, yaitu sekitar 4000 km. Maka penemuan bahwa Gempa Aceh dapat mereaktivasi Sesar San Andreas pada jarak 15.000 km tentu sangat menarik buat para ilmuwan. Sesar San Andreas yang telah berkali-kali menyebabkan gempa besar dan merusak di wilayah California, Amerika Serikat, misalnya San Francisco (1906) dan Los Angeles (1994) sangat diawasi dengan ketat oleh para ahli gempa. Para ilmuwan dari University of California, Berkeley dan U.S. Geological Survey menanam banyak instrumen gempa di bawah tanah di sepanjang jalur sesar ini sebagai bagian High-Resolution Seismic Network dan Northern California Seismic Network. Segmen Sesar San Andreas di wilayah Parkfield merupakan wilayah gempa yang paling banyak dipelajari di dunia. Diketahui bahwa gempa bermagnitude 6,0 berulang setiap 22 tahundi wilayah ini, sehingga berbagai instrumen ditanam di dekat jalur sesar ini untuk mempelajari bagaimana tingkah sebuah sesar pada saat-saat menjelang gempa terjadi. Para ilmuwan telah mempertanyakan apakah suatu non-volcanic tremor berhubungan dengan pergeseran nyata pada suatu sesar gempa atau akibat aliran fluida di bawah permukaan Bumi. Riset baru-baru ini mendukung pendapat bahwa non-volcanic tremor diakibatkan pergeseran sesar. Ghosh dan rekan-rekannya mengatakan bahwa bila suatu sesar bergeser dari suatu tremor di satu tempat, maka akan terjadi stress di tempat lain di jalur sesar tersebut, stress ini suatu hari akan menyebabkan gempa. Sehingga, memonitor tremor akan membantu memahami bagaimana suatu stress terbentuk dan terakumulasi di suatu tempat di jalur sesar. Sebuah wilayah tertekan yang mendekati retak dan bergeser (failure) akan menyebakan tremor pada saat tekanannya ditambah, sedangkan
Re: Bls: [iagi-net-l] Gempa Aceh 2004 Menggetarkan Sesar San Andreas
Mekanisme yang mungkin dapat dijelaskan adalah mekanisme trigger. Seperti yang pernah saya tuliskan bagaimana bulan yang ribuan mil juga mempengaruhi gempa dengan perubahan gravitasi bulan karena jarak bumi-bulan yang berubah-ubah. http://rovicky.wordpress.com/2007/10/26/mengapa-efek-bulan-menjadi-pemicu-trigger-gempa/ Bayangkan saja sebuah bola yang kondisi kritis seimbang diatas paku. Dengan goyangan sdikit saja bisa bergulir. Nah yang mungkin perlu diketahui apakah sesuatu mentrigger yang lain adalah, mencari tahu apakah satu tempat itu sedang dalam kondisi kritisnya. Sesar SanAndreas memang saat ini diduga dalam kondisi kritisnya. Konon menurut ramalan (hitungan) perulangan, San Andreas fault - SAF mestinya sudah bergetar ... namun hingga kini gempa yang ditunggu-tunggu belum muncul juga. Segala alt dipasang disana, bahkan konon pernah ada ide untuk menginjeksikan vaselin untuk memperlincir (menghaluskan) gerakan patahan supaya terjadi aseismic. Bergeser tidak secara tiba-tiba dalam orde detik, tetapi dalam orde harian ...Supaya jangan geser Duerr !!! tapi nyantai ... tlusuuu gitu Kondisi kritis saat ini menurut perhitungan Coloumb Stress di sekitar Zona Gempa Aceh ada disebelah selatannya. Dhulu kita tahun gempa Aceh menggetarkan hingga menyebabkan tsunami di Nias, trus ke selatan Bengkulu dsb. Namun tentusaja bukan dalam waktu yang bersamaan. Ada jeda hingga beberapa bulan kemudian. http://rovicky.wordpress.com/2008/12/16/ramalan-baru-gempa-sumatra/ Yang rumit adalah menghubungkan satu kejadian dengan kejadian lain sebagai sebeb akibat atau korelasi temporal-spatial. Salam Gempa rdp 2009/1/2 argo wuryanto masargo...@yahoo.com: Siang pak awang, Bacaan yang sangat menarik karena bisa dijadikan bahan rujukan untuk beberapa kasus yang menjadi perdebatan dan berhubungan dengan gempa. Apakah sudah dibahas juga, seberapa besar pengaruh (amplitude dan jarak) mempengaruhi atau bahkan menyebabkan reaktivasi gempa di tempat yang lain. Walaupun bejaraka beribu2 km dan bejauhan lempeng serta dipisahkan oleh samudra luas ternyata gempa aceh masih cukup kuat untuk menggerakan Sesar San Andreas. Mungkin perlu juga pak dicari hubungannya antara gempa aceh yang memiliki amplitude 9.2 yang dapat menggerakan Sesar San Andreas akan tetapi belum dapat memuncratkan Lusi, atau apakah mungkin gempa Aceh ini sudah mulai sedikit reaktivasi pada sesar Watukosek dan akhirnya bertambah parah setelah ada gempa yogya ditambah dengan pemboran yang tidak sesuai prosedur. salam, argo Dari: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com Kepada: IAGI iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com; Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Terkirim: Jumat, 2 Januari, 2009 13:31:46 Topik: [iagi-net-l] Gempa Aceh 2004 Menggetarkan Sesar San Andreas Setelah empat tahun berlalu, kini baru diketahui bahwa gempa Aceh (sebut saja begitu karena episentrumnya di wilayah perairan Aceh, atau nama resminya dalam publikasi internasional adalah Great Indian Ocean Earthquake) yang merenggut nyawa 1/4 juta penduduk dunia di wilayah sebelah utara Lautan Hindia pada 26 Desember 2004, ternyata juga mengaktifkan Sesar San Andreas di California yang jauhnya 15.000 km dari titik episentrum. Memang telah diketahui bahwa sebuah gempa yang terjadi di suatu wilayah dapat mereaktifasi sesar-sesar gempa (sesar yang dapat menyebabkan gempa – earthquake faults) yang jaraknya ratusan bahkan ribuan kilometer dari wilayah gempa. Semakin besar magnitude gempa semakin besar peluang reaktivasi tersebut. Tetapi, penemuan bahwa gempa Aceh yang magnitudenya 9,2 dapat mereaktivasi sebuah sesar besar berjarak 15.000 km adalah sebuah penemuan penting. Penemuan ini diumumkan oleh Abhijit Ghosh dan rekan-rekannya dari University of Washington dan Georgia Institute of Technology dalam suatu pertemuan tahunan American Geophysical Union pada 17 Desember 2008 yang baru lalu. Ghosh dkk. menamai fenonema reaktivasi Sesar San Andreas oleh Gempa Aceh tersebut sebagai non-volcanic tremor. Bukti reaktivasi tersebut diperolehnya dari serangkaian instrumen yang ditanam di lubang di segmen Sesar San Andreas di wilayah Parkfield. Sinyal gempa, menurut analisisnya, sangat berkorespondensi secara ruang dan waktu dengan gelombang gempa yang datang dari Gempa Aceh. Gelombang gempa dari Sumatra ini melalui wilayah Parkfield, menyebabkan tremor, dan terukur oleh instrumen-instrumen yang ditanam 200 km jauhnya dari stasiun pengamatan. It's fairly obvious. There's no question of this tremor being triggered by the seismic waves from Sumatra, begitu kata Abhijit Ghosh sebagaimana dikutip oleh ScienceDaily.com. Sebelum fenomena ini, Sesar San Andreas pernah juga direaktivasi pada tahun 2002 oleh Gempa Denali di Alaska, itu catatan paling jauh reaktivasi Sesar San Andreas oleh suatu gempa besar, yaitu sekitar