Re: Bls: [iagi-net-l] Gempa Aceh 2004 Menggetarkan Sesar San Andreas

2009-01-06 Terurut Topik Awang Satyana
Iya Pak Syaiful, GPS di sekitar LUSI dan Watukosek Fault ditaruh bukan untuk 
mengukur vektor Watukosek Fault, tetapi hanya untuk mengetahui intensitas 
penurunan permukaan (land subsidence) akibat bencana LUSI.
 
Salam,
awang
 --- On Tue, 1/6/09, mohammadsyai...@gmail.com mohammadsyai...@gmail.com 
wrote:

From: mohammadsyai...@gmail.com mohammadsyai...@gmail.com
Subject: Re: Bls: [iagi-net-l] Gempa Aceh 2004 Menggetarkan Sesar San Andreas
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Tuesday, January 6, 2009, 2:53 PM

Terimakasih, pak Awang. Jika demikian, mungkin sama dengan sepanjang Sesar
Sumatra (Bukit Barisan) ya? Jadi hanya GPS saja, tak ada alat lain yg lebih
canggih utk ditanam.

Salam,
Syaiful


Mohammad Syaiful
* handphone: +62-812-9372808
* business: msyai...@etti.co.id

-Original Message-
From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com

Date: Mon, 5 Jan 2009 22:57:21 
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: Bls: [iagi-net-l] Gempa Aceh 2004 Menggetarkan Sesar San Andreas

Pak Syaiful,
 
Setahu saya tak ada sesar yang dicurigai dan telah biasa menyebabkan gempa
(earthquake faults) di Indonesia yang ditanami instrumen-instrumen pengukur
getaran gempa, kecuali GPS. GPS didirikan untuk mengukur arah dan kecepatan slip
(vektor) sesar tersebut. Sesar Watukosek, yang populer setelah ada kasus LUSI
pun setahu saya tak ditanami alat2 pengukur getaran gempa. 
 
Barangkali saya salah, silakan rekan2 lain yang tahu masalah ini.
 
salam,
awang
 
mohammad syaiful
Thu, 01 Jan 2009 22:43:22 -0800
Terimakasih infonya, pak Awang.

Bukan bermaksud menyelewengkan topik, tetapi saya hanya ingin tahu.
Apakah setelah Gempabumi Yogya tiga tahun lalu, juga telah ditanam
/
dipasang instrumen2 pengamatan utk gempa di sepanjang Sesar Watu
Kosek dan sejenisnya?

Kurun waktu tiga tahun, kalo ada instrumen yg telah ditanam, tentu
akan memberikan hasil yg menarik ttg geliat gempa dan sesar tsb.

salam,
syaiful







  

Bls: Bls: [iagi-net-l] Gempa Aceh 2004 Menggetarkan Sesar San Andreas

2009-01-06 Terurut Topik argo wuryanto
Terimakasih atas tambahan wawasannya pak awang.

Sayang kesaksian seorang penduduk di  tadi tidak di dokumentasikan dengan baik 
ya pak,
sehingga lebih mempertegas kemungkinan sesar watukosek ini sangat sensitif 
terhadap gempa.

salam,
argo







Dari: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
Kepada: iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Geo Unpad 
geo_un...@yahoogroups.com; Eksplorasi BPMIGAS 
eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
Terkirim: Selasa, 6 Januari, 2009 14:50:08
Topik: Re: Bls: [iagi-net-l] Gempa Aceh 2004 Menggetarkan Sesar San Andreas

Pak Argo,
 
Manga dan Brodsky (2005) pernah membuat crossplot antara magnitude gempa 
dan jarak episentrum-fenomena gununglumpur, likuifaksi, dll piercement 
structures yang diakibatkan gempa. Crossplot ini disusun berdasarkan statistik 
kejadian, jadi seluruhnya adalah analisis statistik. Crossplot ini dikritisi 
oleh Mellor et al (2007) yang juga membuat crossplot tetapi berdasarkan 
analisis subsurface. Dua crossplot ini sering dipakai para ahli yang berbeda 
pandangan soal asal LUSI.
 
Itu soal lain tetapi berhubungan, di akhir ulasan ini akan saya sentuh lagi. 
Pertanyaan Pak Argo soal seberapa jauh sebuah gempa bisa memicu gempa lain 
sepenuhnya adalah soal yang disebut remotely triggered earthquakes. 
Penelitian soal ini dimulai 
tahun 1992 saat sebuah gempa bermagnitude 7.2 mengguncang California di wilayah 
Landers. Dikatakan bahwa gempa Landers ini telah memicu semua gempa di 
California di luar wilayah perkiraan aftershocks-nya. Orang membayangkan, gempa 
Landers seolah seperti saklar yang dihidupkan, sesudah itu peta gempa 
California menyala, seperti lampu-lampu pada pohon Natal. 

Peristiwa tersebut mendorong lahirnya konsep remotely triggered earthquakes. 
Dipostulasikan bahwa gempa besar dapat mempengaruhi gempa lain sampai jauh di 
luar wilayah immediate aftershock-nya. Ini bisa berlangsung dalam hitungan 
hari, minggu, bulan, atau tahun. Untuk merambat, estafet gempa ini akan butuh 
sesar, dan progressive faulting biasa terjadi di earthquake storm -sebuah 
frekuensi gempa di suatu wilayah yang tinggi dalam periode waktu tertentu.

Seberapa jauh sebuah gempa besar bisa memicu gempa lain ? Konsep remotely 
triggered EQ menyebutkan bahwa ia sejauh-jauhnya adalah sebatas lempeng. Maka 
kalau gempa di Aceh 26 Desember 2004 menggetarkan Sesar San Andreas dan 
menyebabkan gempa tremor di wilayah Parkfield California adalah benar2 suatu 
penemuan baru sebab itu sudah lintas lempeng-lempeng besar. Menarik untuk 
dikaji lagi.
 
Gempa besar Aceh itu telah meletuskan Baratang mud volcano di sekitar Andaman. 
Mengapa ia tak meletuskan LUSI atau mereaktivasi Bledug Kuwu saat itu ? Soal 
reaktivasi Bledug Kuwu saya tak punya catatan. LUSI jelas tak diletuskan kita 
tahu itu. Tetapi yang tak banyak diketahui orang adalah saat tim IAGI (saya tak 
usah sebutkan namanya) melakukan pengumpulan fakta pada awal2 kejadian LUSI di 
sekitar lokasi kejadian LUSI di Kabupaten Sidoarjo, seorang penduduk 
menceritakan bahwa di dekat rumahnya terjadi semburan lumpur setinggi rumahnya 
saat gempa menggoncang Aceh Desember 2004. 
 
Dua syarat harus dipenuhi kalau sebuah gempa ingin menyebabkan mud volcano 
(MV). (1) hubungan ruang-waktu di antara keduanya (2) energi gempa masuk ke 
wilayah elisional yang siap meletus. Maka, tentu saja tak sembarang gempa bisa 
menyebabkan MV. 
 
salam,
awang
 
--- On Fri, 1/2/09, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com wrote:

From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
Subject: Re: Bls: [iagi-net-l] Gempa Aceh 2004 Menggetarkan Sesar San Andreas
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Friday, January 2, 2009, 2:46 PM

Mekanisme yang mungkin dapat dijelaskan adalah mekanisme trigger.

Seperti yang pernah saya tuliskan bagaimana bulan yang ribuan mil juga
mempengaruhi gempa dengan perubahan gravitasi bulan karena jarak
bumi-bulan yang berubah-ubah.
http://rovicky.wordpress.com/2007/10/26/mengapa-efek-bulan-menjadi-pemicu-trigger-gempa/
Bayangkan saja sebuah bola yang kondisi kritis seimbang diatas paku.
Dengan goyangan sdikit saja bisa bergulir.
Nah yang mungkin perlu diketahui apakah sesuatu mentrigger yang lain
adalah, mencari tahu apakah satu tempat itu sedang dalam kondisi
kritisnya.

Sesar SanAndreas memang saat ini diduga dalam kondisi kritisnya. Konon
menurut ramalan (hitungan) perulangan, San Andreas fault - SAF
mestinya sudah bergetar ... namun hingga kini gempa yang
ditunggu-tunggu belum muncul juga. Segala alt dipasang disana, bahkan
konon pernah ada ide untuk menginjeksikan vaselin untuk memperlincir
(menghaluskan) gerakan patahan supaya terjadi aseismic. Bergeser tidak
secara tiba-tiba dalam orde detik, tetapi dalam orde harian ...Supaya
jangan geser Duerr !!! tapi nyantai ... tlusuuu   gitu

Kondisi kritis saat ini menurut perhitungan Coloumb Stress di sekitar
Zona Gempa Aceh ada disebelah selatannya. Dhulu kita tahun gempa Aceh
menggetarkan hingga menyebabkan tsunami di Nias, trus ke

Re: Bls: [iagi-net-l] Gempa Aceh 2004 Menggetarkan Sesar San Andreas

2009-01-05 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Argo,
 
Manga dan Brodsky (2005) pernah membuat crossplot antara magnitude gempa 
dan jarak episentrum-fenomena gununglumpur, likuifaksi, dll piercement 
structures yang diakibatkan gempa. Crossplot ini disusun berdasarkan statistik 
kejadian, jadi seluruhnya adalah analisis statistik. Crossplot ini dikritisi 
oleh Mellor et al (2007) yang juga membuat crossplot tetapi berdasarkan 
analisis subsurface. Dua crossplot ini sering dipakai para ahli yang berbeda 
pandangan soal asal LUSI.
 
Itu soal lain tetapi berhubungan, di akhir ulasan ini akan saya sentuh lagi. 
Pertanyaan Pak Argo soal seberapa jauh sebuah gempa bisa memicu gempa lain 
sepenuhnya adalah soal yang disebut remotely triggered earthquakes. 
Penelitian soal ini dimulai 
tahun 1992 saat sebuah gempa bermagnitude 7.2 mengguncang California di wilayah 
Landers. Dikatakan bahwa gempa Landers ini telah memicu semua gempa di 
California di luar wilayah perkiraan aftershocks-nya. Orang membayangkan, gempa 
Landers seolah seperti saklar yang dihidupkan, sesudah itu peta gempa 
California menyala, seperti lampu-lampu pada pohon Natal. 

Peristiwa tersebut mendorong lahirnya konsep remotely triggered earthquakes. 
Dipostulasikan bahwa gempa besar dapat mempengaruhi gempa lain sampai jauh di 
luar wilayah immediate aftershock-nya. Ini bisa berlangsung dalam hitungan 
hari, minggu, bulan, atau tahun. Untuk merambat, estafet gempa ini akan butuh 
sesar, dan progressive faulting biasa terjadi di earthquake storm -sebuah 
frekuensi gempa di suatu wilayah yang tinggi dalam periode waktu tertentu.

Seberapa jauh sebuah gempa besar bisa memicu gempa lain ? Konsep remotely 
triggered EQ menyebutkan bahwa ia sejauh-jauhnya adalah sebatas lempeng. Maka 
kalau gempa di Aceh 26 Desember 2004 menggetarkan Sesar San Andreas dan 
menyebabkan gempa tremor di wilayah Parkfield California adalah benar2 suatu 
penemuan baru sebab itu sudah lintas lempeng-lempeng besar. Menarik untuk 
dikaji lagi.
 
Gempa besar Aceh itu telah meletuskan Baratang mud volcano di sekitar Andaman. 
Mengapa ia tak meletuskan LUSI atau mereaktivasi Bledug Kuwu saat itu ? Soal 
reaktivasi Bledug Kuwu saya tak punya catatan. LUSI jelas tak diletuskan kita 
tahu itu. Tetapi yang tak banyak diketahui orang adalah saat tim IAGI (saya tak 
usah sebutkan namanya) melakukan pengumpulan fakta pada awal2 kejadian LUSI di 
sekitar lokasi kejadian LUSI di Kabupaten Sidoarjo, seorang penduduk 
menceritakan bahwa di dekat rumahnya terjadi semburan lumpur setinggi rumahnya 
saat gempa menggoncang Aceh Desember 2004. 
 
Dua syarat harus dipenuhi kalau sebuah gempa ingin menyebabkan mud volcano 
(MV). (1) hubungan ruang-waktu di antara keduanya (2) energi gempa masuk ke 
wilayah elisional yang siap meletus. Maka, tentu saja tak sembarang gempa bisa 
menyebabkan MV. 
 
salam,
awang
 
--- On Fri, 1/2/09, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com wrote:

From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
Subject: Re: Bls: [iagi-net-l] Gempa Aceh 2004 Menggetarkan Sesar San Andreas
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Friday, January 2, 2009, 2:46 PM

Mekanisme yang mungkin dapat dijelaskan adalah mekanisme trigger.

Seperti yang pernah saya tuliskan bagaimana bulan yang ribuan mil juga
mempengaruhi gempa dengan perubahan gravitasi bulan karena jarak
bumi-bulan yang berubah-ubah.
http://rovicky.wordpress.com/2007/10/26/mengapa-efek-bulan-menjadi-pemicu-trigger-gempa/
Bayangkan saja sebuah bola yang kondisi kritis seimbang diatas paku.
Dengan goyangan sdikit saja bisa bergulir.
Nah yang mungkin perlu diketahui apakah sesuatu mentrigger yang lain
adalah, mencari tahu apakah satu tempat itu sedang dalam kondisi
kritisnya.

Sesar SanAndreas memang saat ini diduga dalam kondisi kritisnya. Konon
menurut ramalan (hitungan) perulangan, San Andreas fault - SAF
mestinya sudah bergetar ... namun hingga kini gempa yang
ditunggu-tunggu belum muncul juga. Segala alt dipasang disana, bahkan
konon pernah ada ide untuk menginjeksikan vaselin untuk memperlincir
(menghaluskan) gerakan patahan supaya terjadi aseismic. Bergeser tidak
secara tiba-tiba dalam orde detik, tetapi dalam orde harian ...Supaya
jangan geser Duerr !!! tapi nyantai ... tlusuuu   gitu

Kondisi kritis saat ini menurut perhitungan Coloumb Stress di sekitar
Zona Gempa Aceh ada disebelah selatannya. Dhulu kita tahun gempa Aceh
menggetarkan hingga menyebabkan tsunami di Nias, trus ke selatan
Bengkulu dsb. Namun tentusaja bukan dalam waktu yang bersamaan. Ada
jeda hingga beberapa bulan kemudian.
http://rovicky.wordpress.com/2008/12/16/ramalan-baru-gempa-sumatra/

Yang rumit adalah menghubungkan satu kejadian dengan kejadian lain
sebagai sebeb akibat atau korelasi temporal-spatial.

Salam Gempa

rdp

2009/1/2 argo wuryanto masargo...@yahoo.com:
 Siang pak awang,

 Bacaan yang sangat menarik karena bisa dijadikan bahan rujukan untuk
beberapa kasus yang menjadi perdebatan dan berhubungan dengan gempa.
 Apakah sudah dibahas juga, seberapa besar pengaruh (amplitude dan

Re: Bls: [iagi-net-l] Gempa Aceh 2004 Menggetarkan Sesar San Andreas

2009-01-05 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Syaiful,
 
Setahu saya tak ada sesar yang dicurigai dan telah biasa menyebabkan gempa 
(earthquake faults) di Indonesia yang ditanami instrumen-instrumen pengukur 
getaran gempa, kecuali GPS. GPS didirikan untuk mengukur arah dan kecepatan 
slip (vektor) sesar tersebut. Sesar Watukosek, yang populer setelah ada kasus 
LUSI pun setahu saya tak ditanami alat2 pengukur getaran gempa. 
 
Barangkali saya salah, silakan rekan2 lain yang tahu masalah ini.
 
salam,
awang
 
mohammad syaiful
Thu, 01 Jan 2009 22:43:22 -0800
Terimakasih infonya, pak Awang.

Bukan bermaksud menyelewengkan topik, tetapi saya hanya ingin tahu.
Apakah setelah Gempabumi Yogya tiga tahun lalu, juga telah ditanam /
dipasang instrumen2 pengamatan utk gempa di sepanjang Sesar Watu
Kosek dan sejenisnya?

Kurun waktu tiga tahun, kalo ada instrumen yg telah ditanam, tentu
akan memberikan hasil yg menarik ttg geliat gempa dan sesar tsb.

salam,
syaiful



  

Re: Bls: [iagi-net-l] Gempa Aceh 2004 Menggetarkan Sesar San Andreas

2009-01-05 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Franc,
 
Sebenarnya pertanyaan seperti yang ditanyakan Pak Franc juga pernah menjadi 
pertanyaan para ahli gempa.
 
Gempa besar di Aceh ini terjadi hanya tiga hari setelah sebuah gempa besar 
bermagnitude 8,1 melanda sebuah wilayah tak berpenghuni di sebelah barat 
Kepulauan Auckland (milik Selandia Baru) dan di sebelah utara Kepulauan 
Macquarie (milik Australia) di Antarktika. 
 
Hal ini di luar kebiasaan sebab berdasarkan statistik selama ini gempa dengan 
kekuatan di atas 8,0 hanya terjadi satu kali dalam setahun (USGS Earthquake 
Hazards Program: FAQ; Skinner et al., 2004, Dynamic Earth, hal. 359), tetapi 
kedua gempa bermagnitude  8,0 
ini hanya terpisah tiga hari. Beberapa ahli seismologi berspekulasi tentang 
hubungan gempa Antarktika dan gempa Aceh ini. 
 
Gempa Antarktika mungkin telah berperan sebagai katalisator gempa Aceh karena 
kedua gempa ini terjadi masing-masing di ujung sisi selatan dan utara Lempeng 
Indo-Australia. Tetapi, USGS mengatakan tak ada bukti meyakinkan bahwa kedua 
gempa ini berhubungan. Yang jelas, gempa Aceh terjadi tepat setahun (sampai jam 
kejadian pun sama) setelah gempa bermagnitude 6,6 yang menewaskan 30.000 orang 
di kota Bam, Iran 
pada 26 Desember 2003. 
 
Prof. S. Warren Carrey, ahli geologi Australia pencetus teori Expanding Earth 
telah meninggal dunia pada 20 Maret 2002 dalam usia 90 tahun, penerusnya 
mungkin tak sekonsisten dan setegar Prof. Carrey dalam membela teorinya, 
sekitar 50 tahun ia mempertahankan teorinya sejak dicetuskan pada tahun 
1950-an. 
 
salam,
awang
 
Franciscus B Sinartio
Fri, 02 Jan 2009 04:56:09 -0800
Pak Awang dan yang lainnya.
apakah mungkin bahwa ada suatu force = gaya yang mentrigger gempa di Aceh dan 
pergeseran San Andreas fault.  Jadi bukan gempa aceh yang metrigger pergeseran 
san andreas fault. Tetapi suatu force yang mentrigger kedua dua nya.
Kalau bisa dibuktikan hal ini, mungkin DR. Cary dari Australia yang sangat 
getol memberikan teori nya expanding of the earth bisa mulai menambahkan hal 
ini dalam analisanya.

fbs



  

Re: Bls: [iagi-net-l] Gempa Aceh 2004 Menggetarkan Sesar San Andreas

2009-01-05 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
[image: 
gempapemicu.jpg]http://dongenggeologi.files.wordpress.com/2007/09/gempapemicu.jpgSaya
mengambarkan trigger dari gempa-gempa ini dalam sebuah gambar seperti
disebelah ini

Tidak mudah untuk benar-benar mengerti gempa ini secara keseluruhan
(*complicated
and complex*).

Disebelah ini menggambarkan terjadinya gempa dapat dipicu oleh beberapa
aktifitas alam.

Dari dalam bumi kita tahu adanya aktifitas inti (core), aktifitas mantle
serta aktifitas kerak bumi. Semua aktifitas dari dalam ini akan sangat
mungkin menjadi pemicu dari terjadinya gempa. Selain itu juga gaya endogen
inilah yang menjadi sumber kekuatan (tenaga) yang terkumpul pada kerak
sebagai strain.

Disamping itu gunung api yang sering juga muncul sebagai akibat dari
aktifitas tektonik yang juga merupakan penyebab langsung dari gempa.
Keduanya (gempa-gunungapi) dapat saling mempengaruhi. Gempa Jogja tahun 2006
lalu diperkirakan disebabkan oleh aktifitas Gunung Merapi, namun dilain
pihak goyangan gempa Jogja meruntuhkan geger boyo sebuah tebing di puncak
G Merapi yang akhirnya juga mempengaruhi aktifitas letusan.

Selain itu pengalaman beberapa gempa besar terakhir ini sangat erat
hubungannya dengan gerakan-gerakan benda-benda angkasa terutama bulan.

Sehingga kita tahu bahwa gempa bukanlah *single couse*, pemicu gempa bukan
disebabkan satu jenis mekanisme saja.
http://rovicky.wordpress.com/2007/10/01/meramal-gempa-2-pasti-bisa-atau-harus-bisa/

Salam
RDP

On Tue, Jan 6, 2009 at 3:19 PM, Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
wrote:
 Pak Franc,

 Sebenarnya pertanyaan seperti yang ditanyakan Pak Franc juga
pernah menjadi pertanyaan para ahli gempa.

 Gempa besar di Aceh ini terjadi hanya tiga hari setelah sebuah gempa besar
bermagnitude 8,1 melanda sebuah wilayah tak berpenghuni di sebelah barat
Kepulauan Auckland (milik Selandia Baru) dan di sebelah utara Kepulauan
Macquarie (milik Australia) di Antarktika.

 Hal ini di luar kebiasaan sebab berdasarkan statistik selama ini gempa
dengan kekuatan di atas 8,0 hanya terjadi satu kali dalam setahun (USGS
Earthquake Hazards Program: FAQ; Skinner et al., 2004, Dynamic Earth, hal.
359), tetapi kedua gempa bermagnitude  8,0
 ini hanya terpisah tiga hari. Beberapa ahli seismologi berspekulasi
tentang hubungan gempa Antarktika dan gempa Aceh ini.

 Gempa Antarktika mungkin telah berperan sebagai katalisator gempa Aceh
karena kedua gempa ini terjadi masing-masing di ujung sisi selatan dan utara
Lempeng Indo-Australia. Tetapi, USGS mengatakan tak ada bukti meyakinkan
bahwa kedua gempa ini berhubungan. Yang jelas, gempa Aceh terjadi tepat
setahun (sampai jam kejadian pun sama) setelah gempa bermagnitude 6,6 yang
menewaskan 30.000 orang di kota Bam, Iran
 pada 26 Desember 2003.

 Prof. S. Warren Carrey, ahli geologi Australia pencetus teori Expanding
Earth telah meninggal dunia pada 20 Maret 2002 dalam usia 90 tahun,
penerusnya mungkin tak sekonsisten dan setegar Prof. Carrey dalam membela
teorinya, sekitar 50 tahun ia mempertahankan teorinya sejak dicetuskan pada
tahun 1950-an.

 salam,
 awang

 Franciscus B Sinartio
 Fri, 02 Jan 2009 04:56:09 -0800
 Pak Awang dan yang lainnya.
 apakah mungkin bahwa ada suatu force = gaya yang mentrigger gempa di
Aceh dan
 pergeseran San Andreas fault.  Jadi bukan gempa aceh yang metrigger
pergeseran
 san andreas fault. Tetapi suatu force yang mentrigger kedua dua nya.
 Kalau bisa dibuktikan hal ini, mungkin DR. Cary dari Australia yang sangat
 getol memberikan teori nya expanding of the earth bisa mulai menambahkan
hal
 ini dalam analisanya.

 fbs







-- 
Terorisme atas nama negara lebih nyata ketimbang terorisme atas nama agama
!


Re: Bls: [iagi-net-l] Gempa Aceh 2004 Menggetarkan Sesar San Andreas

2009-01-05 Terurut Topik mohammadsyaiful
Terimakasih, pak Awang. Jika demikian, mungkin sama dengan sepanjang Sesar 
Sumatra (Bukit Barisan) ya? Jadi hanya GPS saja, tak ada alat lain yg lebih 
canggih utk ditanam.

Salam,
Syaiful


Mohammad Syaiful
* handphone: +62-812-9372808
* business: msyai...@etti.co.id

-Original Message-
From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com

Date: Mon, 5 Jan 2009 22:57:21 
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: Bls: [iagi-net-l] Gempa Aceh 2004 Menggetarkan Sesar San Andreas

Pak Syaiful,
 
Setahu saya tak ada sesar yang dicurigai dan telah biasa menyebabkan gempa 
(earthquake faults) di Indonesia yang ditanami instrumen-instrumen pengukur 
getaran gempa, kecuali GPS. GPS didirikan untuk mengukur arah dan kecepatan 
slip (vektor) sesar tersebut. Sesar Watukosek, yang populer setelah ada kasus 
LUSI pun setahu saya tak ditanami alat2 pengukur getaran gempa. 
 
Barangkali saya salah, silakan rekan2 lain yang tahu masalah ini.
 
salam,
awang
 
mohammad syaiful
Thu, 01 Jan 2009 22:43:22 -0800
Terimakasih infonya, pak Awang.

Bukan bermaksud menyelewengkan topik, tetapi saya hanya ingin tahu.
Apakah setelah Gempabumi Yogya tiga tahun lalu, juga telah ditanam /
dipasang instrumen2 pengamatan utk gempa di sepanjang Sesar Watu
Kosek dan sejenisnya?

Kurun waktu tiga tahun, kalo ada instrumen yg telah ditanam, tentu
akan memberikan hasil yg menarik ttg geliat gempa dan sesar tsb.

salam,
syaiful






Re: [iagi-net-l] Gempa Aceh 2004 Menggetarkan Sesar San Andreas

2009-01-02 Terurut Topik Franciscus B Sinartio
Pak Awang dan yang lainnya.
apakah mungkin bahwa ada suatu force = gaya yang mentrigger gempa di Aceh dan 
pergeseran San Andreas fault.  Jadi bukan gempa aceh yang metrigger pergeseran 
san andreas fault. Tetapi suatu force yang mentrigger kedua dua nya.
Kalau bisa dibuktikan hal ini, mungkin DR. Cary dari Australia yang sangat 
getol memberikan teori nya expanding of the earth bisa mulai menambahkan hal 
ini dalam analisanya.

fbs





- Original Message 
From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
To: IAGI iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Geo Unpad 
geo_un...@yahoogroups.com; Eksplorasi BPMIGAS 
eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
Sent: Friday, January 2, 2009 1:31:46 PM
Subject: [iagi-net-l] Gempa Aceh 2004 Menggetarkan Sesar San Andreas

Setelah empat tahun berlalu, kini baru diketahui bahwa gempa Aceh (sebut saja 
begitu karena episentrumnya di wilayah perairan Aceh, atau nama resminya dalam 
publikasi internasional adalah Great Indian Ocean Earthquake) yang merenggut 
nyawa 1/4 juta penduduk dunia di wilayah sebelah utara Lautan Hindia pada 26 
Desember 2004, ternyata juga mengaktifkan Sesar San Andreas di California yang 
jauhnya 15.000 km dari titik episentrum.
 
Memang telah diketahui bahwa sebuah gempa yang terjadi di suatu wilayah dapat 
mereaktifasi sesar-sesar gempa (sesar yang dapat menyebabkan gempa – earthquake 
faults)  yang jaraknya ratusan bahkan ribuan kilometer dari wilayah gempa. 
Semakin besar magnitude gempa semakin besar peluang reaktivasi tersebut. 
Tetapi, penemuan bahwa gempa Aceh yang magnitudenya 9,2 dapat mereaktivasi 
sebuah sesar besar berjarak 15.000 km adalah sebuah penemuan penting.
 
Penemuan ini diumumkan oleh Abhijit Ghosh dan rekan-rekannya dari University of 
Washington dan Georgia Institute of Technology dalam suatu pertemuan tahunan 
American Geophysical Union pada 17 Desember 2008 yang baru lalu. Ghosh dkk. 
menamai fenonema reaktivasi Sesar San Andreas oleh Gempa Aceh tersebut sebagai 
non-volcanic tremor.  
 
Bukti reaktivasi tersebut diperolehnya dari serangkaian instrumen yang ditanam 
di lubang di segmen Sesar San Andreas di wilayah Parkfield. Sinyal gempa, 
menurut analisisnya, sangat berkorespondensi secara ruang dan waktu dengan 
gelombang gempa yang datang dari Gempa Aceh. Gelombang gempa dari Sumatra ini 
melalui wilayah Parkfield, menyebabkan tremor, dan terukur oleh 
instrumen-instrumen yang ditanam 200 km jauhnya dari stasiun pengamatan. 
 
It's fairly obvious. There's no question of this tremor being triggered by the 
seismic waves from Sumatra, begitu kata Abhijit Ghosh sebagaimana dikutip oleh 
ScienceDaily.com. 
 
Sebelum fenomena ini, Sesar San Andreas pernah juga direaktivasi pada tahun 
2002 oleh Gempa Denali di Alaska, itu catatan paling jauh reaktivasi Sesar San 
Andreas oleh suatu gempa besar, yaitu sekitar 4000 km. Maka penemuan bahwa 
Gempa Aceh dapat mereaktivasi Sesar San Andreas pada jarak 15.000 km tentu 
sangat menarik buat para ilmuwan.
 
Sesar San Andreas yang telah berkali-kali menyebabkan gempa besar dan merusak 
di wilayah California, Amerika Serikat, misalnya San Francisco (1906) dan Los 
Angeles (1994) sangat diawasi dengan ketat oleh para ahli gempa. Para ilmuwan 
dari  University of California, Berkeley dan U.S. Geological Survey menanam 
banyak instrumen gempa di bawah tanah di sepanjang jalur sesar ini sebagai 
bagian High-Resolution Seismic Network dan Northern California Seismic Network. 
 
 
Segmen Sesar San Andreas di wilayah Parkfield merupakan wilayah gempa yang 
paling banyak dipelajari di dunia. Diketahui bahwa gempa bermagnitude 6,0 
berulang setiap 22 tahundi wilayah ini, sehingga berbagai instrumen ditanam di 
dekat jalur sesar ini untuk mempelajari bagaimana tingkah sebuah sesar pada 
saat-saat menjelang gempa terjadi. 
 
Para ilmuwan telah mempertanyakan apakah suatu non-volcanic tremor berhubungan 
dengan pergeseran nyata pada suatu sesar gempa atau akibat aliran fluida di 
bawah permukaan Bumi. Riset baru-baru ini mendukung pendapat bahwa non-volcanic 
tremor diakibatkan pergeseran sesar. 
 
Ghosh dan rekan-rekannya mengatakan bahwa bila suatu sesar bergeser dari suatu 
tremor di satu tempat, maka akan terjadi stress di tempat lain di jalur sesar 
tersebut, stress ini suatu hari akan menyebabkan gempa. Sehingga, memonitor 
tremor akan membantu memahami bagaimana suatu stress terbentuk dan terakumulasi 
di suatu tempat di jalur sesar. Sebuah wilayah tertekan yang mendekati retak 
dan bergeser (failure) akan menyebakan tremor pada saat tekanannya ditambah, 
sedangkan suatu wilayah yang masih dalam keadaan low stress tidak akan 
menimbulkan tremor meskipun tekanannya bertambah.
 
Mempelajari fenomena non-volcanic tremor akan berguna untuk mengetahui peran 
apa yang dibawanya dalam melepaskan atau memindahkan stress di sebuah sesar 
yang bisa menyebabkan gempa. Menemukan tremor dapat membantu menelusuri evolusi 
stress di suatu sesar secara ruang dan waktu, dan hal ini dapat berimplikasi

Re: [iagi-net-l] Gempa Aceh 2004 Menggetarkan Sesar San Andreas

2009-01-01 Terurut Topik mohammad syaiful
Terimakasih infonya, pak Awang.

Bukan bermaksud menyelewengkan topik, tetapi saya hanya ingin tahu.
Apakah setelah Gempabumi Yogya tiga tahun lalu, juga telah ditanam /
dipasang instrumen2 pengamatan utk gempa di sepanjang Sesar Watu
Kosek dan sejenisnya?

Kurun waktu tiga tahun, kalo ada instrumen yg telah ditanam, tentu
akan memberikan hasil yg menarik ttg geliat gempa dan sesar tsb.

salam,
syaiful

On Fri, Jan 2, 2009 at 12:31 PM, Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com wrote:
 Setelah empat tahun berlalu, kini baru diketahui bahwa gempa Aceh (sebut saja 
 begitu karena episentrumnya di wilayah perairan Aceh, atau nama resminya 
 dalam publikasi internasional adalah Great Indian Ocean Earthquake) yang 
 merenggut nyawa 1/4 juta penduduk dunia di wilayah sebelah utara Lautan 
 Hindia pada 26 Desember 2004, ternyata juga mengaktifkan Sesar San Andreas di 
 California yang jauhnya 15.000 km dari titik episentrum.

 Memang telah diketahui bahwa sebuah gempa yang terjadi di suatu wilayah dapat 
 mereaktifasi sesar-sesar gempa (sesar yang dapat menyebabkan gempa – 
 earthquake faults)  yang jaraknya ratusan bahkan ribuan kilometer dari 
 wilayah gempa. Semakin besar magnitude gempa semakin besar peluang reaktivasi 
 tersebut. Tetapi, penemuan bahwa gempa Aceh yang magnitudenya 9,2 dapat 
 mereaktivasi sebuah sesar besar berjarak 15.000 km adalah sebuah penemuan 
 penting.

 Penemuan ini diumumkan oleh Abhijit Ghosh dan rekan-rekannya dari University 
 of Washington dan Georgia Institute of Technology dalam suatu pertemuan 
 tahunan American Geophysical Union pada 17 Desember 2008 yang baru lalu. 
 Ghosh dkk. menamai fenonema reaktivasi Sesar San Andreas oleh Gempa Aceh 
 tersebut sebagai non-volcanic tremor.

 Bukti reaktivasi tersebut diperolehnya dari serangkaian instrumen yang 
 ditanam di lubang di segmen Sesar San Andreas di wilayah Parkfield. Sinyal 
 gempa, menurut analisisnya, sangat berkorespondensi secara ruang dan waktu 
 dengan gelombang gempa yang datang dari Gempa Aceh. Gelombang gempa dari 
 Sumatra ini melalui wilayah Parkfield, menyebabkan tremor, dan terukur oleh 
 instrumen-instrumen yang ditanam 200 km jauhnya dari stasiun pengamatan.

 It's fairly obvious. There's no question of this tremor being triggered by 
 the seismic waves from Sumatra, begitu kata Abhijit Ghosh sebagaimana 
 dikutip oleh ScienceDaily.com.

 Sebelum fenomena ini, Sesar San Andreas pernah juga direaktivasi pada tahun 
 2002 oleh Gempa Denali di Alaska, itu catatan paling jauh reaktivasi Sesar 
 San Andreas oleh suatu gempa besar, yaitu sekitar 4000 km. Maka penemuan 
 bahwa Gempa Aceh dapat mereaktivasi Sesar San Andreas pada jarak 15.000 km 
 tentu sangat menarik buat para ilmuwan.

 Sesar San Andreas yang telah berkali-kali menyebabkan gempa besar dan merusak 
 di wilayah California, Amerika Serikat, misalnya San Francisco (1906) dan Los 
 Angeles (1994) sangat diawasi dengan ketat oleh para ahli gempa. Para ilmuwan 
 dari  University of California, Berkeley dan U.S. Geological Survey menanam 
 banyak instrumen gempa di bawah tanah di sepanjang jalur sesar ini sebagai 
 bagian High-Resolution Seismic Network dan Northern California Seismic 
 Network.

 Segmen Sesar San Andreas di wilayah Parkfield merupakan wilayah gempa yang 
 paling banyak dipelajari di dunia. Diketahui bahwa gempa bermagnitude 6,0 
 berulang setiap 22 tahundi wilayah ini, sehingga berbagai instrumen ditanam 
 di dekat jalur sesar ini untuk mempelajari bagaimana tingkah sebuah sesar 
 pada saat-saat menjelang gempa terjadi.

 Para ilmuwan telah mempertanyakan apakah suatu non-volcanic tremor 
 berhubungan dengan pergeseran nyata pada suatu sesar gempa atau akibat aliran 
 fluida di bawah permukaan Bumi. Riset baru-baru ini mendukung pendapat bahwa 
 non-volcanic tremor diakibatkan pergeseran sesar.

 Ghosh dan rekan-rekannya mengatakan bahwa bila suatu sesar bergeser dari 
 suatu tremor di satu tempat, maka akan terjadi stress di tempat lain di jalur 
 sesar tersebut, stress ini suatu hari akan menyebabkan gempa. Sehingga, 
 memonitor tremor akan membantu memahami bagaimana suatu stress terbentuk dan 
 terakumulasi di suatu tempat di jalur sesar. Sebuah wilayah tertekan yang 
 mendekati retak dan bergeser (failure) akan menyebakan tremor pada saat 
 tekanannya ditambah, sedangkan suatu wilayah yang masih dalam keadaan low 
 stress tidak akan menimbulkan tremor meskipun tekanannya bertambah.

 Mempelajari fenomena non-volcanic tremor akan berguna untuk mengetahui peran 
 apa yang dibawanya dalam melepaskan atau memindahkan stress di sebuah sesar 
 yang bisa menyebabkan gempa. Menemukan tremor dapat membantu menelusuri 
 evolusi stress di suatu sesar secara ruang dan waktu, dan hal ini dapat 
 berimplikasi kepada analisis bahaya gempa.

 salam,
 awang






-- 
Mohammad Syaiful - Explorationist, Consultant Geologist
Mobile: 62-812-9372808
Emails:
msyai...@etti.co.id (business)
mohammadsyai...@gmail.com

Technical Manager of
Exploration Think Tank 

Bls: [iagi-net-l] Gempa Aceh 2004 Menggetarkan Sesar San Andreas

2009-01-01 Terurut Topik argo wuryanto
Siang pak awang,

    Bacaan yang sangat menarik karena bisa dijadikan bahan rujukan untuk 
beberapa kasus yang menjadi perdebatan dan berhubungan dengan gempa.
    Apakah sudah dibahas juga, seberapa besar pengaruh (amplitude dan jarak) 
mempengaruhi atau bahkan menyebabkan reaktivasi gempa di tempat yang lain. 
Walaupun bejaraka beribu2 km dan bejauhan lempeng serta dipisahkan oleh samudra 
luas ternyata gempa aceh masih cukup kuat untuk menggerakan Sesar San Andreas.

Mungkin perlu juga pak dicari hubungannya antara gempa aceh yang memiliki 
amplitude 9.2 yang dapat menggerakan Sesar San Andreas akan tetapi belum dapat 
memuncratkan Lusi, atau apakah mungkin gempa Aceh ini sudah mulai sedikit 
reaktivasi pada sesar Watukosek dan akhirnya bertambah parah setelah ada gempa 
yogya ditambah dengan pemboran yang tidak sesuai prosedur.

salam,
argo




Dari: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
Kepada: IAGI iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Geo Unpad 
geo_un...@yahoogroups.com; Eksplorasi BPMIGAS 
eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
Terkirim: Jumat, 2 Januari, 2009 13:31:46
Topik: [iagi-net-l] Gempa Aceh 2004 Menggetarkan Sesar San Andreas

Setelah empat tahun berlalu, kini baru diketahui bahwa gempa Aceh (sebut saja 
begitu karena episentrumnya di wilayah perairan Aceh, atau nama resminya dalam 
publikasi internasional adalah Great Indian Ocean Earthquake) yang merenggut 
nyawa 1/4 juta penduduk dunia di wilayah sebelah utara Lautan Hindia pada 26 
Desember 2004, ternyata juga mengaktifkan Sesar San Andreas di California yang 
jauhnya 15.000 km dari titik episentrum.
 
Memang telah diketahui bahwa sebuah gempa yang terjadi di suatu wilayah dapat 
mereaktifasi sesar-sesar gempa (sesar yang dapat menyebabkan gempa – earthquake 
faults)  yang jaraknya ratusan bahkan ribuan kilometer dari wilayah gempa. 
Semakin besar magnitude gempa semakin besar peluang reaktivasi tersebut. 
Tetapi, penemuan bahwa gempa Aceh yang magnitudenya 9,2 dapat mereaktivasi 
sebuah sesar besar berjarak 15.000 km adalah sebuah penemuan penting.
 
Penemuan ini diumumkan oleh Abhijit Ghosh dan rekan-rekannya dari University of 
Washington dan Georgia Institute of Technology dalam suatu pertemuan tahunan 
American Geophysical Union pada 17 Desember 2008 yang baru lalu. Ghosh dkk. 
menamai fenonema reaktivasi Sesar San Andreas oleh Gempa Aceh tersebut sebagai 
non-volcanic tremor.  
 
Bukti reaktivasi tersebut diperolehnya dari serangkaian instrumen yang ditanam 
di lubang di segmen Sesar San Andreas di wilayah Parkfield. Sinyal gempa, 
menurut analisisnya, sangat berkorespondensi secara ruang dan waktu dengan 
gelombang gempa yang datang dari Gempa Aceh. Gelombang gempa dari Sumatra ini 
melalui wilayah Parkfield, menyebabkan tremor, dan terukur oleh 
instrumen-instrumen yang ditanam 200 km jauhnya dari stasiun pengamatan. 
 
It's fairly obvious. There's no question of this tremor being triggered by the 
seismic waves from Sumatra, begitu kata Abhijit Ghosh sebagaimana dikutip oleh 
ScienceDaily.com. 
 
Sebelum fenomena ini, Sesar San Andreas pernah juga direaktivasi pada tahun 
2002 oleh Gempa Denali di Alaska, itu catatan paling jauh reaktivasi Sesar San 
Andreas oleh suatu gempa besar, yaitu sekitar 4000 km. Maka penemuan bahwa 
Gempa Aceh dapat mereaktivasi Sesar San Andreas pada jarak 15.000 km tentu 
sangat menarik buat para ilmuwan.
 
Sesar San Andreas yang telah berkali-kali menyebabkan gempa besar dan merusak 
di wilayah California, Amerika Serikat, misalnya San Francisco (1906) dan Los 
Angeles (1994) sangat diawasi dengan ketat oleh para ahli gempa. Para ilmuwan 
dari  University of California, Berkeley dan U.S. Geological Survey menanam 
banyak instrumen gempa di bawah tanah di sepanjang jalur sesar ini sebagai 
bagian High-Resolution Seismic Network dan Northern California Seismic Network. 
 
 
Segmen Sesar San Andreas di wilayah Parkfield merupakan wilayah gempa yang 
paling banyak dipelajari di dunia. Diketahui bahwa gempa bermagnitude 6,0 
berulang setiap 22 tahundi wilayah ini, sehingga berbagai instrumen ditanam di 
dekat jalur sesar ini untuk mempelajari bagaimana tingkah sebuah sesar pada 
saat-saat menjelang gempa terjadi. 
 
Para ilmuwan telah mempertanyakan apakah suatu non-volcanic tremor berhubungan 
dengan pergeseran nyata pada suatu sesar gempa atau akibat aliran fluida di 
bawah permukaan Bumi. Riset baru-baru ini mendukung pendapat bahwa non-volcanic 
tremor diakibatkan pergeseran sesar. 
 
Ghosh dan rekan-rekannya mengatakan bahwa bila suatu sesar bergeser dari suatu 
tremor di satu tempat, maka akan terjadi stress di tempat lain di jalur sesar 
tersebut, stress ini suatu hari akan menyebabkan gempa. Sehingga, memonitor 
tremor akan membantu memahami bagaimana suatu stress terbentuk dan terakumulasi 
di suatu tempat di jalur sesar. Sebuah wilayah tertekan yang mendekati retak 
dan bergeser (failure) akan menyebakan tremor pada saat tekanannya ditambah, 
sedangkan

Re: Bls: [iagi-net-l] Gempa Aceh 2004 Menggetarkan Sesar San Andreas

2009-01-01 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Mekanisme yang mungkin dapat dijelaskan adalah mekanisme trigger.

Seperti yang pernah saya tuliskan bagaimana bulan yang ribuan mil juga
mempengaruhi gempa dengan perubahan gravitasi bulan karena jarak
bumi-bulan yang berubah-ubah.
http://rovicky.wordpress.com/2007/10/26/mengapa-efek-bulan-menjadi-pemicu-trigger-gempa/
Bayangkan saja sebuah bola yang kondisi kritis seimbang diatas paku.
Dengan goyangan sdikit saja bisa bergulir.
Nah yang mungkin perlu diketahui apakah sesuatu mentrigger yang lain
adalah, mencari tahu apakah satu tempat itu sedang dalam kondisi
kritisnya.

Sesar SanAndreas memang saat ini diduga dalam kondisi kritisnya. Konon
menurut ramalan (hitungan) perulangan, San Andreas fault - SAF
mestinya sudah bergetar ... namun hingga kini gempa yang
ditunggu-tunggu belum muncul juga. Segala alt dipasang disana, bahkan
konon pernah ada ide untuk menginjeksikan vaselin untuk memperlincir
(menghaluskan) gerakan patahan supaya terjadi aseismic. Bergeser tidak
secara tiba-tiba dalam orde detik, tetapi dalam orde harian ...Supaya
jangan geser Duerr !!! tapi nyantai ... tlusuuu   gitu

Kondisi kritis saat ini menurut perhitungan Coloumb Stress di sekitar
Zona Gempa Aceh ada disebelah selatannya. Dhulu kita tahun gempa Aceh
menggetarkan hingga menyebabkan tsunami di Nias, trus ke selatan
Bengkulu dsb. Namun tentusaja bukan dalam waktu yang bersamaan. Ada
jeda hingga beberapa bulan kemudian.
http://rovicky.wordpress.com/2008/12/16/ramalan-baru-gempa-sumatra/

Yang rumit adalah menghubungkan satu kejadian dengan kejadian lain
sebagai sebeb akibat atau korelasi temporal-spatial.

Salam Gempa

rdp

2009/1/2 argo wuryanto masargo...@yahoo.com:
 Siang pak awang,

 Bacaan yang sangat menarik karena bisa dijadikan bahan rujukan untuk 
 beberapa kasus yang menjadi perdebatan dan berhubungan dengan gempa.
 Apakah sudah dibahas juga, seberapa besar pengaruh (amplitude dan jarak) 
 mempengaruhi atau bahkan menyebabkan reaktivasi gempa di tempat yang lain. 
 Walaupun bejaraka beribu2 km dan bejauhan lempeng serta dipisahkan oleh 
 samudra luas ternyata gempa aceh masih cukup kuat untuk menggerakan Sesar San 
 Andreas.

 Mungkin perlu juga pak dicari hubungannya antara gempa aceh yang memiliki 
 amplitude 9.2 yang dapat menggerakan Sesar San Andreas akan tetapi belum 
 dapat memuncratkan Lusi, atau apakah mungkin gempa Aceh ini sudah mulai 
 sedikit reaktivasi pada sesar Watukosek dan akhirnya bertambah parah setelah 
 ada gempa yogya ditambah dengan pemboran yang tidak sesuai prosedur.

 salam,
 argo



 
 Dari: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
 Kepada: IAGI iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Geo Unpad 
 geo_un...@yahoogroups.com; Eksplorasi BPMIGAS 
 eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
 Terkirim: Jumat, 2 Januari, 2009 13:31:46
 Topik: [iagi-net-l] Gempa Aceh 2004 Menggetarkan Sesar San Andreas

 Setelah empat tahun berlalu, kini baru diketahui bahwa gempa Aceh (sebut saja 
 begitu karena episentrumnya di wilayah perairan Aceh, atau nama resminya 
 dalam publikasi internasional adalah Great Indian Ocean Earthquake) yang 
 merenggut nyawa 1/4 juta penduduk dunia di wilayah sebelah utara Lautan 
 Hindia pada 26 Desember 2004, ternyata juga mengaktifkan Sesar San Andreas di 
 California yang jauhnya 15.000 km dari titik episentrum.

 Memang telah diketahui bahwa sebuah gempa yang terjadi di suatu wilayah dapat 
 mereaktifasi sesar-sesar gempa (sesar yang dapat menyebabkan gempa – 
 earthquake faults)  yang jaraknya ratusan bahkan ribuan kilometer dari 
 wilayah gempa. Semakin besar magnitude gempa semakin besar peluang reaktivasi 
 tersebut. Tetapi, penemuan bahwa gempa Aceh yang magnitudenya 9,2 dapat 
 mereaktivasi sebuah sesar besar berjarak 15.000 km adalah sebuah penemuan 
 penting.

 Penemuan ini diumumkan oleh Abhijit Ghosh dan rekan-rekannya dari University 
 of Washington dan Georgia Institute of Technology dalam suatu pertemuan 
 tahunan American Geophysical Union pada 17 Desember 2008 yang baru lalu. 
 Ghosh dkk. menamai fenonema reaktivasi Sesar San Andreas oleh Gempa Aceh 
 tersebut sebagai non-volcanic tremor.

 Bukti reaktivasi tersebut diperolehnya dari serangkaian instrumen yang 
 ditanam di lubang di segmen Sesar San Andreas di wilayah Parkfield. Sinyal 
 gempa, menurut analisisnya, sangat berkorespondensi secara ruang dan waktu 
 dengan gelombang gempa yang datang dari Gempa Aceh. Gelombang gempa dari 
 Sumatra ini melalui wilayah Parkfield, menyebabkan tremor, dan terukur oleh 
 instrumen-instrumen yang ditanam 200 km jauhnya dari stasiun pengamatan.

 It's fairly obvious. There's no question of this tremor being triggered by 
 the seismic waves from Sumatra, begitu kata Abhijit Ghosh sebagaimana 
 dikutip oleh ScienceDaily.com.

 Sebelum fenomena ini, Sesar San Andreas pernah juga direaktivasi pada tahun 
 2002 oleh Gempa Denali di Alaska, itu catatan paling jauh reaktivasi Sesar 
 San Andreas oleh suatu gempa besar, yaitu sekitar