RE: [iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa-Geologic Time Scale

2005-09-14 Terurut Topik Maryanto (Maryant)
 
Wow..., tadi ku salah ketik alamat. Ini yang benar. 

http://www.geocities.com/maryanto7/SALAM.Calendar.140905.xls


Salam,
Maryanto.

-Original Message-
From: Maryanto (Maryant) 

Pak Untung,

Terimakasih atas komentar positifnya tentang teori SALAM. Ma'af baru
membalas komentar karena ada pertemuan Stratigraphy Sumatra Workshop 3
hari terakhir, di Duri. Komentar itu termasuk satu di antara banyak
komentar melegakan. Ya, ya, ya. Kalau sudah dengan "hati", memang
kesimpulan akan nyaman.

Semakin sedikit pengetahuan, semakin lemah kesimpulannya. Semakin banyak
data dan hukum yang di pakai maka semakin baik keputusannya. Arif,
artinya mengetahui. Semakin banyak tahu artinya semakin arif. Geologist
memang paling ngerti bumi. Itu enaknya. Fisikawan lebih luas daerah
analisanya, yakni sejagad, enaknya si fisikawan di fihak lain, dengan
mathematika yang jauh lebih kuat. Namun juga lebih lemah dalam diskripsi
lapisan batuan bumi di banding geologist. Kesimpulan oleh seorang
geologist dari dasar sekolah fisika ini, mungkin memang memperbaiki
hukum-hukum yg "established". 

Tapi saya tetap kaget, ternyata kinipun sudah banyak yang melihat
kebaikannya. Malah puluhan sudah sebagai kalimat yang dahsyat-dahsyat.
Syukurlah. Kini tambah banyak data serta hukum-hukum "establish" telah
ter-scan, misal pada: geology, partikel, astronomi, biologi, sejarah,
dll." . Nadanya ini akan cepat siap naik cetak di CD. Bagus, bagus,
bagus ...

Kami update Kalender SALAM, menjadi seperti berikut.http:
http://www.geocities.com/maryanto7/SALAM.Calendar.14090..xls

Itu perbaikan dari file yang telah saya cabut berikut:
SALAM.Calendar.2005.xls 

Perbaikan dari tgl. 080905 itu, misalnya pada difinisi detil phase
tektonik, phase sedimentasi, nama-nama formasi yang salah ter-
copy-paste, dll. Kini ujung bawahnya tertulis
Kadamel.dening.Maryanto.140905. Pastikan ada 4 file di situ: Orde0,
Orde1, Orde2, dan CSB-NSB.

Syukurnya dengan pertemuan itu, kami ketemu banyak pakar-pakar hebat di
sana. Ada Pak Awang, Dhen Mas Bambang Istiadi, Dhen Mas Sanggam
Hutabarat, Pak Lambok, Pak Solichin, dan 50 pakar-pakar lain. Ada banyak
sekali hal yang belum di ketahui, juga yang informasi baru, konfirmasi
dll. Banyak yang telah di prediksi kalender itu, dan dapat konfirmasi,
salah satunya usulan memperbaiki prediksi umur endapan Paleogene. Ini
satu "dispute" yang relatif besar.Pak Rudy Riyacudu, laporkan adanya
umur Paleogene kontinu 50-30 Ma vulkanisme di South Sumatra Basin.  Umur
itu adalah Mid Eosen, Late Eocene, dan Oligocene. Bersamaan, di
masing-masing ketiga basin: North, Central, dan South Sumatra Basin, di
sana  ada tiga sequence: misal NSB: Tampur, Bruksah, Bampo, CSB: Lower
Red Bed, Brown Shale, Upper Red bed, dan di SSB: Kimim, lemat, dan
Benakat. Untuk 20 Ma durasi dari 50 Ma ke 30 Ma itu, memang kami sebut
adanya 3 seqeunce (gampangnya 20 Ma/ 7 Ma=3 sequence).  Phase tektonik
pun di perbaiki, juga malah phase sedimentasi. Juga banyak konfirmasi,
di tulis lain waktu sebagai banyak usulan jawaban permasalahan, kalau
share holder mengijinkan (di kenal dengan istilah insya Alloh).

Wassalam,
Maryanto.

---
From: mohamad untung

Pak Maryanto,
Saya menghargai anda dengan pendirian yang kuat dalam mempertahankan
pendapat. Sesuatu konsep memang tidak perlu sama atau mendekati sama
dengan konsep yang telah "established". Walaupun demikian, perlu dan
sangat perlu mempelajari konsep yang telah ada sekalipun tidak harus
mengikutinya. Buat konsep baru, kalau memang perlu,  yang  berguna dan
"applicable"  kepada perkembangan science. Jadi, saran saya, teruskan
usaha anda dengan langkah-langkah yang bersasarkan logika yang
"acceptable".

=== di busekk..usek..usekk...usekkk 



-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



RE: [iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa-Geologic Time Scale

2005-09-14 Terurut Topik Maryanto (Maryant)

Pak Untung,

Terimakasih atas komentar positifnya tentang teori SALAM. Ma'af baru
membalas komentar karena ada pertemuan Stratigraphy Sumatra Workshop 3
hari terakhir, di Duri. Komentar itu termasuk satu di antara banyak
komentar melegakan. Ya, ya, ya. Kalau sudah dengan "hati", memang
kesimpulan akan nyaman.

Semakin sedikit pengetahuan, semakin lemah kesimpulannya. Semakin banyak
data dan hukum yang di pakai maka semakin baik keputusannya. Arif,
artinya mengetahui. Semakin banyak tahu artinya semakin arif. Geologist
memang paling ngerti bumi. Itu enaknya. Fisikawan lebih luas daerah
analisanya, yakni sejagad, enaknya si fisikawan di fihak lain, dengan
mathematika yang jauh lebih kuat. Namun juga lebih lemah dalam diskripsi
lapisan batuan bumi di banding geologist. Kesimpulan oleh seorang
geologist dari dasar sekolah fisika ini, mungkin memang memperbaiki
hukum-hukum yg "established". 

Tapi saya tetap kaget, ternyata kinipun sudah banyak yang melihat
kebaikannya. Malah puluhan sudah sebagai kalimat yang dahsyat-dahsyat.
Syukurlah. Kini tambah banyak data serta hukum-hukum "establish" telah
ter-scan, misal pada: geology, partikel, astronomi, biologi, sejarah,
dll." . Nadanya ini akan cepat siap naik cetak di CD. Bagus, bagus,
bagus ...

Kami update Kalender SALAM, menjadi seperti berikut.http:
http://www.geocities.com/maryanto7/SALAM.Calendar.14090..xls

Itu perbaikan dari file yang telah saya cabut berikut:
SALAM.Calendar.2005.xls 

Perbaikan dari tgl. 080905 itu, misalnya pada difinisi detil phase
tektonik, phase sedimentasi, nama-nama formasi yang salah ter-
copy-paste, dll. Kini ujung bawahnya tertulis
Kadamel.dening.Maryanto.140905. Pastikan ada 4 file di situ: Orde0,
Orde1, Orde2, dan CSB-NSB.

Syukurnya dengan pertemuan itu, kami ketemu banyak pakar-pakar hebat di
sana. Ada Pak Awang, Dhen Mas Bambang Istiadi, Dhen Mas Sanggam
Hutabarat, Pak Lambok, Pak Solichin, dan 50 pakar-pakar lain. Ada banyak
sekali hal yang belum di ketahui, juga yang informasi baru, konfirmasi
dll. Banyak yang telah di prediksi kalender itu, dan dapat konfirmasi,
salah satunya usulan memperbaiki prediksi umur endapan Paleogene. Ini
satu "dispute" yang relatif besar.Pak Rudy Riyacudu, laporkan adanya
umur Paleogene kontinu 50-30 Ma vulkanisme di South Sumatra Basin.  Umur
itu adalah Mid Eosen, Late Eocene, dan Oligocene. Bersamaan, di
masing-masing ketiga basin: North, Central, dan South Sumatra Basin, di
sana  ada tiga sequence: misal NSB: Tampur, Bruksah, Bampo, CSB: Lower
Red Bed, Brown Shale, Upper Red bed, dan di SSB: Kimim, lemat, dan
Benakat. Untuk 20 Ma durasi dari 50 Ma ke 30 Ma itu, memang kami sebut
adanya 3 seqeunce (gampangnya 20 Ma/ 7 Ma=3 sequence).  Phase tektonik
pun di perbaiki, juga malah phase sedimentasi. Juga banyak konfirmasi,
di tulis lain waktu sebagai banyak usulan jawaban permasalahan, kalau
share holder mengijinkan (di kenal dengan istilah insya Alloh).

Wassalam, 
Maryanto.

---
From: mohamad untung

Pak Maryanto,
Saya menghargai anda dengan pendirian yang kuat dalam mempertahankan
pendapat. Sesuatu konsep memang tidak perlu sama atau mendekati sama
dengan konsep yang telah "established". Walaupun demikian, perlu dan
sangat perlu mempelajari konsep yang telah ada sekalipun tidak harus
mengikutinya. Buat konsep baru, kalau memang perlu,  yang  berguna dan
"applicable"  kepada perkembangan science. Jadi, saran saya, teruskan
usaha anda dengan langkah-langkah yang bersasarkan logika yang
"acceptable".

=== di busekk..usek..usekk...usekkk 



-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



Re: [iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa-Geologic Time Scale

2005-09-11 Terurut Topik mohamad untung
Pak Maryanto,
Saya menghargai anda dengan pendirian yang kuat dalam mempertahankan
pendapat. Sesuatu konsep memang tidak perlu sama atau mendekati sama dengan
konsep yang telah "established". Walaupun demikian, perlu dan sangat perlu
mempelajari konsep yang telah ada sekalipun tidak harus mengikutinya. Buat
konsep baru, kalau memang perlu,  yang  berguna dan "applicable"  kepada
perkembangan science. Jadi, saran saya, teruskan usaha anda dengan
langkah-langkah yang bersasarkan logika yang "acceptable".
- Original Message -
From: "Maryanto (Maryant)" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Friday, September 09, 2005 5:28 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa-Geologic
Time Scale


>
> O, gitu maksudnya Mas Yosef, konsepku jauh dari logika yang sudah
> estabish.
>
> Ya, ya, memang banyak sekali yang melihat konsep saya ini jauh berbeda
> dari teori yang sudah estabish. Jauh dari logika orang umum.
>
> Telah saya amati sejarah dari jaman Yunani, semua penemu teori (baru di
> jamannya), juga semua yang berhadiah Nobel sejak 1900, gampangnya dalam
> science, adalah mereka menemukan teori yang belum pernah ada, apalagi
> setingkat estabish. Malah, paling hanyalah satu di antara 500 juta
> hingga satu milyard orang per tahun. Jadi, itu adalah 0.001 % (nol
> koma di ikuti banyak angka nol dan angka satu di digit ke 7 persen). Itu
> tidak umum, yang dimana "umum" perlu setidaknya 51%. Juga itu "tak
> normal". Yang kemudian, konsepnya itu benar, dan berguna. Yang berhadiah
> nobel, ada syarat lagi, yakni lebih bagus dari temuan banyak sekali yang
> terbagus.
>
> Nah tak sengaja, konsep saya punya satu kriteria itu, "berbeda dari yang
> telah estabish" (walau tak akan dapat nobel). Yang saya kejar adalah
> kegunaannya.
>
> Apakah yang berbeda dengan "established theory" itu mesti salah? Wah,
> data di atas menolak hal ini, dan malah yang di cari asal memang
> konsepnya benar. Lumayan, sudah dapat komentar positif dari belasan atau
> puluhan doktor malah. Kini sudah 250'an power point data penunjang,
> hasil dari buku-buku baru di baca, plus ada scanner di rumah.
>
> Nah Mas Rovicky lebih maju lagi idenya, yakni perlu kaidah science
> (bukan theologi). Ya, itulah yang kukerjakan, dengan science itu,
> termasuk mulai dng kumpulkan data, analisa, misal dengan statistik,
> cocokkan lagi dengan data alam. Ini adalt prdiksi. Nah, selanjutnya,
> apakah ada yang melihat ku melalui dengan bukan science? Science method
> apalagi? Akan di tinggalkan orang bila tak ada gunanya. Gitu kan Mas
> Yosef?.
>
> Wassalam,
> Maryanto.
>
>
>
> -Original Message-
> From: Yosef Khairil Amin [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Friday, September 09, 2005 3:59 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa-
> Geologic Time Scale
>
> Mas Maryanto, yang saya tulis teleologis (= tele+o+logis) bukan
> teologis(theo+logis). Arti kedua nya sangat jauh.
> Teleologis bisa tidak berkaitan dengan religis sama sekali, tapi
> biasanya lebih ditujukan untuk suatu hal yg menjauhi logika (yg
> established).
>
> Yosef KA
>
> On 9/9/05, Maryanto (Maryant) <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> >
> > Mas Awang,
> > Data publish, dari Heidrick& Aulia, 1996, tentang vulkanik di Central
> > Sumatra Basin, bisa di lihat di :
> > http://www.geocities.com/maryanto7/Granite.age.xls
> >
> > Semalam saya update data dengan dari pak Katili, 1980, 1985, terlihat
> > juga untuk di luar sumur-sumur CSB tsb, yang terlihat belum saya
> > masukkan erornya.
> >
> > Saya pikir, data itu tunjukkan bahwa kemunculan granit, hampir pada
> > sertiap masa, entah extension atau compresssion siklus 70 Ma itu.
> >
> > Collins, 2003, perlihatkan subduction ada sejak Ordovician setidaknya,
>
> > dan kalau saya analisa, ternyata seperti yang saya pikirkan sebagai
> > siklus 70 Ma. Yakni dari SB Kambrium hingga Cenozoik, maka compresi di
>
> > seperempat awal umur, lalu extensi hingga 3/4 umurnya, lalu kompresi
> > lagi. Lalu siklus order1, 700 Ma, terjadi Kompresi sejak Kambrium,
> > hingga PermianTriassik, lalu extensi hingga kini.
> >
> > Perubahan kompresi ke extensi siklus 700 Ma, terlihat bahwa akan lebih
>
> > teratur subduksi menjauh dari sumbu PermianTriasik
> > Malysia-Bangka-Kalimantan, paralel sumbu itu. Dan subduksi sebelum
> > PermianTriasik akan lebih sulit di kenali. Itu juga terlihat dari Pak
> > katili 1980, 1985 itu. Yang sebernya, beliau sudah sebut gambaran
> > subduksi menjauh sumu PermianTriasik itu, sudah sejak 1972. Atau malah
>
> > sebelumn

RE: [iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa- Geologic Time Scale

2005-09-09 Terurut Topik Maryanto (Maryant)

O, gitu maksudnya Mas Yosef, konsepku jauh dari logika yang sudah
estabish.

Ya, ya, memang banyak sekali yang melihat konsep saya ini jauh berbeda
dari teori yang sudah estabish. Jauh dari logika orang umum. 

Telah saya amati sejarah dari jaman Yunani, semua penemu teori (baru di
jamannya), juga semua yang berhadiah Nobel sejak 1900, gampangnya dalam
science, adalah mereka menemukan teori yang belum pernah ada, apalagi
setingkat estabish. Malah, paling hanyalah satu di antara 500 juta
hingga satu milyard orang per tahun. Jadi, itu adalah 0.001 % (nol
koma di ikuti banyak angka nol dan angka satu di digit ke 7 persen). Itu
tidak umum, yang dimana "umum" perlu setidaknya 51%. Juga itu "tak
normal". Yang kemudian, konsepnya itu benar, dan berguna. Yang berhadiah
nobel, ada syarat lagi, yakni lebih bagus dari temuan banyak sekali yang
terbagus.

Nah tak sengaja, konsep saya punya satu kriteria itu, "berbeda dari yang
telah estabish" (walau tak akan dapat nobel). Yang saya kejar adalah
kegunaannya. 

Apakah yang berbeda dengan "established theory" itu mesti salah? Wah,
data di atas menolak hal ini, dan malah yang di cari asal memang
konsepnya benar. Lumayan, sudah dapat komentar positif dari belasan atau
puluhan doktor malah. Kini sudah 250'an power point data penunjang,
hasil dari buku-buku baru di baca, plus ada scanner di rumah. 

Nah Mas Rovicky lebih maju lagi idenya, yakni perlu kaidah science
(bukan theologi). Ya, itulah yang kukerjakan, dengan science itu,
termasuk mulai dng kumpulkan data, analisa, misal dengan statistik,
cocokkan lagi dengan data alam. Ini adalt prdiksi. Nah, selanjutnya,
apakah ada yang melihat ku melalui dengan bukan science? Science method
apalagi? Akan di tinggalkan orang bila tak ada gunanya. Gitu kan Mas
Yosef?.

Wassalam,
Maryanto.



-Original Message-
From: Yosef Khairil Amin [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, September 09, 2005 3:59 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa-
Geologic Time Scale

Mas Maryanto, yang saya tulis teleologis (= tele+o+logis) bukan
teologis(theo+logis). Arti kedua nya sangat jauh.
Teleologis bisa tidak berkaitan dengan religis sama sekali, tapi
biasanya lebih ditujukan untuk suatu hal yg menjauhi logika (yg
established).

Yosef KA

On 9/9/05, Maryanto (Maryant) <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> 
> Mas Awang,
> Data publish, dari Heidrick& Aulia, 1996, tentang vulkanik di Central 
> Sumatra Basin, bisa di lihat di :
> http://www.geocities.com/maryanto7/Granite.age.xls
> 
> Semalam saya update data dengan dari pak Katili, 1980, 1985, terlihat 
> juga untuk di luar sumur-sumur CSB tsb, yang terlihat belum saya 
> masukkan erornya.
> 
> Saya pikir, data itu tunjukkan bahwa kemunculan granit, hampir pada 
> sertiap masa, entah extension atau compresssion siklus 70 Ma itu.
> 
> Collins, 2003, perlihatkan subduction ada sejak Ordovician setidaknya,

> dan kalau saya analisa, ternyata seperti yang saya pikirkan sebagai 
> siklus 70 Ma. Yakni dari SB Kambrium hingga Cenozoik, maka compresi di

> seperempat awal umur, lalu extensi hingga 3/4 umurnya, lalu kompresi 
> lagi. Lalu siklus order1, 700 Ma, terjadi Kompresi sejak Kambrium, 
> hingga PermianTriassik, lalu extensi hingga kini.
> 
> Perubahan kompresi ke extensi siklus 700 Ma, terlihat bahwa akan lebih

> teratur subduksi menjauh dari sumbu PermianTriasik 
> Malysia-Bangka-Kalimantan, paralel sumbu itu. Dan subduksi sebelum 
> PermianTriasik akan lebih sulit di kenali. Itu juga terlihat dari Pak 
> katili 1980, 1985 itu. Yang sebernya, beliau sudah sebut gambaran 
> subduksi menjauh sumu PermianTriasik itu, sudah sejak 1972. Atau malah

> sebelumnya?
> 
> 
> Mas Yosef:
> Wah memang jeli penglihatannya. Walaupun begitu saya belum tahu maksud

> kuasi-religion itu. Nah so'al religion ini, sebenarnya di barat 
> terjadi cepat sekali muncul, dengan adanya banyak ide-ide. Yang lalu 
> menjadi filosofi, lalu di test hipotesa dan konsepnya. Tak terasa 
> telah kita lewati religion, ya di barat di sebut religion, mial dari 
> kontinental drift (Wagener 1915), dan tak ada percaya hingga 
> meninggalnya 1930"an), lalu teologi geosinklin, di lanjutkan teologi
plate tektonik (1968'an).
> Kini muncul teologi global wrench, juga ada teologi superplume, dan 
> masih banyak lagi. Sayapu hanya satu ide, dan akan menghilang 
> seandainya tak bisa membantu pemecahan masalah.
> 
> Kalau perubahankonsep itu kecil, maka ya cepat di terima, tapi ya 
> cepat ada baru lagi. Untuk merumuskan alam, memang kalau perubahan 
> amat "mengakar" ini akan lama di terima, seiring dengan lamanya dapat 
> pembuktian. Syukurlah, Konsep SALAM saya lihat banyak sekali yang bisa

> di penuhinya kondisi alam itu. Gitu mas...
> 
> Salam,
> M

Re: [iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa- Geologic Time Scale

2005-09-09 Terurut Topik Yosef Khairil Amin
Ya betul mas Vicky.
Jadi ingat lagi ke buku "Occult Chemistry: Investigations by Clairvoyant 
Magnification Into the Structure of the Atoms of the Periodic Table and Some 
Compounds" karya C.W. Leadbeater dan Annie Besant (448 halaman), yang isinya 
tentang investigasi struktur kimiawi benda-2 oleh para cenayang 
(clairvoyant), kata pengantar nya oleh C.Jinarajadasa (President of the 
Theosophical Society). Terbayang - misalnya - kalau ilmu geokimia untuk 
analisa reservoir mengacu ke ide-ide yang ada di buku seperti itu. Atau 
malah mungkin akan lebih berhasil in term of characterization ? he-he-he

Yosef KA


On 9/9/05, Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> On 9/9/05, Yosef Khairil Amin <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > Mas Maryanto, yang saya tulis teleologis (= tele+o+logis) bukan
> > teologis(theo+logis). Arti kedua nya sangat jauh.
> > Teleologis bisa tidak berkaitan dengan religis sama sekali, tapi 
> biasanya
> > lebih ditujukan untuk suatu hal yg menjauhi logika (yg established).
> >
> > Yosef KA
> >
> 
> Yosef, maksudmu logika established itu mengikuti kaida "metodologi
> ilmiah" atau "methodological science" ?
> Karena keduanya pasti akan ngotot menyatakan logis, menggunakan otak
> dalam menganalisa dan berfikir. Dan juga dua-duanya bisa saja
> "scholar" arti mudahnya dipelajari disekolah.
> 
> Tapi saya kayaknya ngerti maksud anda bahwa mestinya ada protokol
> khusus dalam kaidah science yg harus diikuti. Dan kaidah metodologi
> ilmiah ini berbeda misalnya dengan kaidah religi.
> 
> Salam
> RDP
> 
> -
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina
> [at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
> Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau 
> [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
> -
> 
>


Re: [iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa- Geologic Time Scale

2005-09-09 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
On 9/9/05, Yosef Khairil Amin <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Mas Maryanto, yang saya tulis teleologis (= tele+o+logis) bukan
> teologis(theo+logis). Arti kedua nya sangat jauh.
> Teleologis bisa tidak berkaitan dengan religis sama sekali, tapi biasanya
> lebih ditujukan untuk suatu hal yg menjauhi logika (yg established).
> 
> Yosef KA
> 

Yosef, maksudmu logika established itu mengikuti kaida "metodologi
ilmiah" atau "methodological science" ?
Karena keduanya pasti akan ngotot menyatakan logis, menggunakan otak
dalam menganalisa dan berfikir. Dan juga dua-duanya bisa saja
"scholar" arti mudahnya dipelajari disekolah.

Tapi saya kayaknya ngerti maksud anda bahwa mestinya ada protokol
khusus dalam kaidah science yg harus diikuti. Dan kaidah metodologi
ilmiah ini berbeda misalnya dengan kaidah religi.

Salam
RDP

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



Re: [iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa- Geologic Time Scale

2005-09-09 Terurut Topik Yosef Khairil Amin
Mas Maryanto, yang saya tulis teleologis (= tele+o+logis) bukan
teologis(theo+logis). Arti kedua nya sangat jauh.
Teleologis bisa tidak berkaitan dengan religis sama sekali, tapi biasanya 
lebih ditujukan untuk suatu hal yg menjauhi logika (yg established).

Yosef KA

On 9/9/05, Maryanto (Maryant) <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> 
> Mas Awang,
> Data publish, dari Heidrick& Aulia, 1996, tentang vulkanik di Central
> Sumatra Basin, bisa di lihat di :
> http://www.geocities.com/maryanto7/Granite.age.xls
> 
> Semalam saya update data dengan dari pak Katili, 1980, 1985, terlihat
> juga untuk di luar sumur-sumur CSB tsb, yang terlihat belum saya
> masukkan erornya.
> 
> Saya pikir, data itu tunjukkan bahwa kemunculan granit, hampir pada
> sertiap masa, entah extension atau compresssion siklus 70 Ma itu.
> 
> Collins, 2003, perlihatkan subduction ada sejak Ordovician setidaknya,
> dan kalau saya analisa, ternyata seperti yang saya pikirkan sebagai
> siklus 70 Ma. Yakni dari SB Kambrium hingga Cenozoik, maka compresi di
> seperempat awal umur, lalu extensi hingga 3/4 umurnya, lalu kompresi
> lagi. Lalu siklus order1, 700 Ma, terjadi Kompresi sejak Kambrium,
> hingga PermianTriassik, lalu extensi hingga kini.
> 
> Perubahan kompresi ke extensi siklus 700 Ma, terlihat bahwa akan lebih
> teratur subduksi menjauh dari sumbu PermianTriasik
> Malysia-Bangka-Kalimantan, paralel sumbu itu. Dan subduksi sebelum
> PermianTriasik akan lebih sulit di kenali. Itu juga terlihat dari Pak
> katili 1980, 1985 itu. Yang sebernya, beliau sudah sebut gambaran
> subduksi menjauh sumu PermianTriasik itu, sudah sejak 1972. Atau malah
> sebelumnya?
> 
> 
> Mas Yosef:
> Wah memang jeli penglihatannya. Walaupun begitu saya belum tahu maksud
> kuasi-religion itu. Nah so'al religion ini, sebenarnya di barat terjadi
> cepat sekali muncul, dengan adanya banyak ide-ide. Yang lalu menjadi
> filosofi, lalu di test hipotesa dan konsepnya. Tak terasa telah kita
> lewati religion, ya di barat di sebut religion, mial dari kontinental
> drift (Wagener 1915), dan tak ada percaya hingga meninggalnya 1930"an),
> lalu teologi geosinklin, di lanjutkan teologi plate tektonik (1968'an).
> Kini muncul teologi global wrench, juga ada teologi superplume, dan
> masih banyak lagi. Sayapu hanya satu ide, dan akan menghilang
> seandainya tak bisa membantu pemecahan masalah.
> 
> Kalau perubahankonsep itu kecil, maka ya cepat di terima, tapi ya cepat
> ada baru lagi. Untuk merumuskan alam, memang kalau perubahan amat
> "mengakar" ini akan lama di terima, seiring dengan lamanya dapat
> pembuktian. Syukurlah, Konsep SALAM saya lihat banyak sekali yang bisa
> di penuhinya kondisi alam itu. Gitu mas...
> 
> Salam,
> Maryanto.
> 
> -Original Message-
> From: Yosef Khairil Amin [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Friday, September 09, 2005 9:25 AM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa-
> Geologic Time Scale
> 
> Wah sepertinya mas Maryanto mencoba agar sesuatu bisa di-SALAM-kan ya?
> saya khawatir ini akan menggiring pengusung ide nya ke semacam pemikiran
> quasi-teleologis.
> Saya jadi ingat ke sebuah buku: "Living the 80/20 Way - Work Less, Worry
> Less, Succeed More, Enjoy More" oleh Richard Koch terbitan Nicholas
> Brealey Publishing tahun 2004.
> Di Bab I si penulis mengajukan "fakta-2" yg menurutnya bisa masuk ke
> kategoti 80/20:
> 
> =di setip=
> 
>


RE: [iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa- Geologic Time Scale

2005-09-09 Terurut Topik Maryanto (Maryant)
 
Mas Awang,
Data publish, dari Heidrick& Aulia, 1996, tentang vulkanik di Central
Sumatra Basin, bisa di lihat di :
http://www.geocities.com/maryanto7/Granite.age.xls

Semalam saya update data dengan dari pak Katili, 1980, 1985, terlihat
juga untuk di luar sumur-sumur CSB tsb, yang terlihat belum saya
masukkan erornya.

Saya pikir, data itu tunjukkan bahwa kemunculan granit, hampir pada
sertiap masa, entah extension atau compresssion siklus 70 Ma itu.

Collins, 2003, perlihatkan subduction ada sejak Ordovician setidaknya,
dan kalau saya analisa, ternyata seperti yang saya pikirkan sebagai
siklus 70 Ma. Yakni dari SB Kambrium hingga Cenozoik, maka compresi di
seperempat awal umur, lalu extensi hingga 3/4 umurnya, lalu kompresi
lagi. Lalu siklus order1, 700 Ma, terjadi Kompresi sejak Kambrium,
hingga PermianTriassik, lalu extensi hingga kini. 

Perubahan kompresi ke extensi siklus 700 Ma, terlihat bahwa akan lebih
teratur subduksi menjauh dari  sumbu PermianTriasik
Malysia-Bangka-Kalimantan, paralel sumbu itu. Dan subduksi sebelum
PermianTriasik akan lebih sulit di kenali. Itu juga terlihat dari Pak
katili 1980, 1985 itu. Yang sebernya, beliau sudah sebut gambaran
subduksi menjauh sumu PermianTriasik itu, sudah sejak 1972. Atau malah
sebelumnya? 


Mas Yosef:
Wah memang jeli penglihatannya. Walaupun begitu saya belum tahu maksud
kuasi-religion itu. Nah so'al religion ini, sebenarnya di barat terjadi
cepat sekali muncul, dengan adanya banyak ide-ide. Yang lalu menjadi
filosofi, lalu di test hipotesa dan konsepnya. Tak terasa telah kita
lewati religion, ya di barat di sebut religion, mial dari kontinental
drift (Wagener 1915), dan tak ada percaya hingga meninggalnya 1930"an),
lalu teologi geosinklin, di lanjutkan teologi plate tektonik (1968'an).
Kini muncul teologi global wrench, juga ada teologi superplume, dan
masih banyak lagi.  Sayapu hanya satu ide, dan akan menghilang
seandainya tak bisa membantu pemecahan masalah.

Kalau perubahankonsep itu kecil, maka ya cepat di terima, tapi ya cepat
ada baru lagi. Untuk merumuskan alam, memang kalau perubahan amat
"mengakar" ini akan lama di terima, seiring dengan lamanya dapat
pembuktian. Syukurlah, Konsep SALAM saya lihat banyak sekali yang bisa
di penuhinya kondisi alam itu. Gitu mas...

Salam,
Maryanto.

-Original Message-
From: Yosef Khairil Amin [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, September 09, 2005 9:25 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa-
Geologic Time Scale

Wah sepertinya mas Maryanto mencoba agar sesuatu bisa di-SALAM-kan ya?
saya khawatir ini akan menggiring pengusung ide nya ke semacam pemikiran
quasi-teleologis. 
Saya jadi ingat ke sebuah buku: "Living the 80/20 Way - Work Less, Worry
Less, Succeed More, Enjoy More" oleh Richard Koch terbitan Nicholas
Brealey Publishing tahun 2004.
Di Bab I si penulis mengajukan "fakta-2" yg menurutnya bisa masuk ke
kategoti 80/20:

=di setip=


-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



Re: [iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa- Geologic Time Scale

2005-09-08 Terurut Topik Yosef Khairil Amin
Wah sepertinya mas Maryanto mencoba agar sesuatu bisa di-SALAM-kan ya?
saya khawatir ini akan menggiring pengusung ide nya ke semacam pemikiran 
quasi-teleologis. 
Saya jadi ingat ke sebuah buku: "Living the 80/20 Way — Work Less, Worry 
Less, Succeed More, Enjoy More" oleh Richard Koch terbitan Nicholas Brealey 
Publishing tahun 2004.
Di Bab I si penulis mengajukan "fakta-2" yg menurutnya bisa masuk ke 
kategoti 80/20:

awal kutipan

The 80/20 principle applies not only to groups of people and their behavior, 
but to virtually every aspect of life. There are always a small minority of 
very powerful forces and a great mass of unimportant ones. For instance:

- 20 percent of countries, containing far fewer than 20 percent of the 
world's population, consume 70 percent of its energy, 75 percent of its 
metals, and 85 percent of its timber.

- Far less than 20 percent of the Earth's surface produces 80 percent of its 
mineral wealth.

- Fewer than 20 percent of species cause more than 80 percent of ecological 
degradation. It's estimated that just one species, out of the 30 million on 
earth — that's 0.0003 percent — causes 40 percent of the harm. No prize 
for guessing the species.

- A very small percentage of meteorites falling to earth produce more than 
80 percent of the damage.

- Far fewer than 20 percent of wars produce more than 80 percent of 
casualties.

- The overwhelming majority of baby seals in Alaska die young; 80 percent of 
the survivors come from 20 percent of the mothers.

- Wherever you go, fewer than 20 percent of clouds will produce 80 percent 
of rain.

- Less than 20 percent of all recorded music is played more than 80 percent 
of the time. If you go to a concert, whether rock or classical, the old 
familiar pieces — a tiny portion of the total repertoire available — will be 
churned out time and again. 

- Fewer than 20 percent of the treasures in most art museums' inventories 
are on display more than 80 percent of the time.

- Of investments made by a successful venture capitalist, 5 percent of them 
provide 55 percent of cash, 10 percent produce 73 percent, and 15 percent 
yield a total of 82 percent.

- Fewer than 20 percent of inventions have more than 80 percent of impact on 
our lives. In the twentieth century, nuclear power and the computer probably 
had greater influence than the hundreds of thousands of other inventions and 
new technologies.

- More than 80 percent of food comes from far less than 20 percent of land. 
Also, fruit typically accounts for much less than 20 percent of the mass or 
weight of a tree or vine. And meat is a reduction of vast amounts of 
digested grain or grass.

- Drinks are also an extreme demonstration of the 80/20 principle. What 
makes Coca-Cola so much more valuable than any other soft drink on the 
planet? The sacred formula for tiny amounts of concentrate that, mixed with 
large volumes of water, produces "Coke." Or what produces beer and makes 
different beer brands distinctive? Minute proportions of hops and other 
flavorings.

In fact, the whole process of life, from acorn to giant oak, from grain of 
wheat to a bread-bowl region, is the perfect expression of the 80/20 
principle, taken to its fullest extent. Diminutive causes, massive results. 

Finally, evolution presents a stunning example of selectivity. One percent 
of species that have ever lived on earth, biologist Richard Dawkins 
estimates, constitute 100 percent of the species now living. 

The 80/20 principle works everywhere in life. It's surprising and amazing. 
It's not what we expect. There is a big imbalance between causes and 
results. 

==akhir kutipan=

Selamat berakhir pekan,
Yosef KA


On 9/8/05, Maryanto (Maryant) <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> 
> 
> Menunjang diskusi diatas, kami lampirkan Kalender SALAM korelasi dengan
> Geologic Time Scale 1999, ICS 2004, dan stratigrafi sebagian paparan
> Sunda-Sohul (North Sumatra hingga Irian, sekitar 18 cekungan) di:
> http://www.geocities.com/maryanto7/SALAM.Calendar.2005.xls
> 
> Terlihat amat bagusnya korelasi Era, Period, dan Stage. Barangkali
> memang siklus stratigrafi itu juga amat berkaitan erat dengan siklus7.
> Kalau ada pertanyaan, komentar, kritik, wah amat senang sekali kami.
> 
> Sekali lagi, terimakasih untuk Mas Awang atas infonya.
> 
> Wassalam,
> Maryanto.
> 
>


RE: [iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa- Geologic Time Scale

2005-09-08 Terurut Topik Maryanto (Maryant)
 
Wah, makasih Mas Awang informasinya. Coba saya analisa, kemunculan OAF.

Umur(Ma)Order2  Series  Stage   Sumatra Jawa
Kalimantan  Sulawesi
4.4 M659PlioToHolocene  ZancleanToHolocene- -
-   Sulawesi
11.4M658Late MioceneTortonianMessinian- -
-   Sulawesi
18.4M657Mid Miocene LanghiaSerrv.   -
-   -   Sulawesi
25.4M656Early Miocene   AquitanianBurdig.   Sumatra Jawa
Kalimantan  -
32.4M655Oligocene   RupelianChatian -
JawaKalimantan  -
39.4M654Late Eocene Priambonian Sumatra
-   -   -
46.4M653Mid Eocene  LutetianBartonian   Sumatra
-   -   Sulawesi
53.4M652Early EoceneYpresianSumatra -
-   -
60.4M651Late Paleogene  SelandianThanet.Sumatra -
-   -
67.4M650Early Paleogene Danian  -   -
-   -

Wah bagiamana itu ya kesimpulannya?
Apakah hanya itu vulkanismenya yang terjadi? Bukankah gunung-gunung itu
terjadi juga pada PlioToHolocene misalnya. Kalau saja OAF di Early
Miocene, ini adalah siklus maksimum ekstensi untuk Cenozoik. Mulai
kecepatan maximum pada SB 67 Ma, maka kecepatan naiknya kontinental
berkurang, hingga nol pada Early Eocene 50 Ma, lalu mulailah divergent,
kontinental turun, dengan kecepatan turun semakin besar hingga maximum
pada M655 Oligocene, lalu kecepatan turunnya mengecil hingga Mid Miocene
M657, dan nol pada 13.8 Ma, lalu kecepatannya berubah arah seisiring
dengan inversi (syn orogeny), kontinental naik hingga sekarang. Siklus
sinusoidal ini juga berlaku dengan sekala lain, misal 7 Ma.

Data-data global LIP "Large Igenous Provence", sepertinya hanya kaurang
dari 4 Ma. Apakah itu berarti bahwa vulkanik OAF tadi juga hanya kurang
dari 7 Ma itu? Wah perlu analisa lama nih, buka-buka buku dulu. 

Menunjang diskusi diatas, kami lampirkan Kalender SALAM korelasi dengan
Geologic Time Scale 1999, ICS 2004, dan stratigrafi sebagian paparan
Sunda-Sohul (North Sumatra hingga Irian, sekitar 18 cekungan) di:
http://www.geocities.com/maryanto7/SALAM.Calendar.2005.xls

Terlihat amat bagusnya korelasi Era, Period, dan Stage. Barangkali
memang siklus stratigrafi itu juga amat berkaitan erat dengan siklus7.
Kalau ada pertanyaan, komentar, kritik, wah amat senang sekali kami.

Sekali lagi, terimakasih untuk Mas Awang atas infonya.

Wassalam,
Maryanto. 

-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 

Mas,
 
OAF tak mungkin antara 75-52 Ma, jauh lebih muda dari itu, yaitu antara
30-20 Ma. Angka2 absolut ini tak akan ditemukan di buku2 referensinya
(Verbeek dan Fennema, 1896; van Bemmelen, 1949), tetapi saya menera
tarikh absolutnya berdasarkan stratigrafi OAF di buku2 itu dari Sumatra
Selatan-Jawa Timur. Dominasi OAF adalah Aquitanian (Early Miocene,
23-20.5 Ma). Contoh spesifiknya adalah volkaniklastik Jampang di Jawa
Barat selatan.
 
Kejadian volcanic arc di sistem busur kepulauan atau tepi kontinen
sangat bergantung kepada plate setting setempat dan mekanisme
penunjamannya. Berdasarkan peak umur2 volkanik K-Ar dan fission track,
di Sumatra terjadi di late Paleocene-early Eocene, middle-upper Eocene,
dan early Miocene. Di Jawa : late Oligocene-early Miocene, dan late
Miocene. Di Sulawesi : middle Eocene, early Miocene, dan Mio-Pliocene.
Di Kalimantan hanya aktif dari late Oligocene-mid Miocene. Coba
dikuantifikasi saja siklus itu, siapa tahu muncul lagi "magic seven
number" (he..he..).
 
salam,
awang


"Maryanto (Maryant)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
. deleted
Wah bagus sekali standar deviasi pengukurannya, yang hanya sekitar 3
juta untuk umur 58-59 Ma. OAF "Old Andesit Formation" sepertinya mengacu
umur antara 75-52 Ma. Ini bersesuaian dengan compresi mulai seperempat
akhir Cretaceus (83 Ma), hingga seperempat awal Cenocoic (52 Ma). 

Juga pertanyaan untuk Pak Awang: Kapan, umur-umur berapa saja dalam Ma,
batuan volkanik pada volcanic arc terjadi? Sewaktu kompresi atau
ekstensi? Apakah ada pada setiap siklus 7 Ma? Berikut ini analisa saya. 

deleted .


-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Ge

Re: [Fwd: Re: [iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa]

2005-09-08 Terurut Topik Awang Satyana
Abah,
 
Ini hanya khayalan saya saja, mekanisme emplacement continental sliver seperti 
itu bisa dengan cara :
 
1. rafted sliver yang lepas dari tepi utara Gondwana di selatan Jawa dan masuk 
ke wilayah Jawa selatan sebelum Tersier (mid Jurassic-Cretaceous). Ini model2 
emplacement yang dipakai untuk emplacement Paternoster dan Mangkalihat ke 
Kalimantan.
 
2. rafted sliver yang lepas dari Sundaland oleh sesar besar di tepi timur 
Sundaland - Jawa Tengah, terjadi di Paleogen, sebelum Oligo-Miocene volcanic 
arc membuat barrier untuk pengalihtempatan itu. Ini model emplacement yang 
dipakai untuk emplacement Sumba via Sumba fracture dari tepi timur Sundaland.
 
Proses pengujian khayalan ini bisa melalui tahap : (1) buktikan dulu apa benar 
ada continental sliver di antara Bayat-Nanggulan - dengan gravity, outcrop, 
dll. (2) ambil sampelnya dan lakukan pengujian isotop Pb-Nd (206-208 Pb/204 Pb 
dan 143 Nd/144 Nd) untuk asal terrane induknya (Sundaland ?, utara Gondwana ? 
NW Shelf Australia ?) dan tentukan umurnya dengan beberapa metode. Provenance 
continental fragments cukup ampuh ditentukan dengan isotop geochemistry Pb-Nd. 
(3) pikirkan mekanisme pengalihtempatannya. 
 
Ini pengujian sequential, kalau no. 1 tak terbukti, tentu tahap2 berikutnya 
gugur. Masih ada beberapa tempat di Jawa yang "terra incognita", kita tak tahu 
pasti sejarah geotektoniknya. Harloff tahun 1933 memetakan Karang Sambung, 72 
tahun kemudian, tahun 2005, saat ini, benarkah bahwa kita 100 % memahaminya ? 
Di beberapa tempat masih menganga lebar butuh penjelasan sekalipun sudah berapa 
doktor dihasilkan dari situ. Kalau ada waktu dan semangat, "blank spot" 
pemahaman geologi di situ perlu dicerahkan. Itu baru Karang Sambung, kita belum 
bicara Ciletuh, Meratus, dan Bantimala, atau Garba, dll.
 
salam,
awang

[EMAIL PROTECTED] wrote:

deleted...


Betul , memang adanya lapisan berumur eosen di Nanggulan sangat
aneh ?
Pemetaan saya awal thn 1974 didaerah itu say cukup bingun menerangkan
sejarah sedimentasinya (apalagi saat itu kan saya masih yunior sekali
dan belum terlalu mengenal plate tectonic.

Kalau khayalan mengenai adanya silver kontinen itu dteruskan , jadi
kira kira bagaimana sejarah tektonik Jawa Selatan?

Si Abah




-
 Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort.

RE: [iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa

2005-09-08 Terurut Topik Awang Satyana
Mas,
 
OAF tak mungkin antara 75-52 Ma, jauh lebih muda dari itu, yaitu antara 30-20 
Ma. Angka2 absolut ini tak akan ditemukan di buku2 referensinya (Verbeek dan 
Fennema, 1896; van Bemmelen, 1949), tetapi saya menera tarikh absolutnya 
berdasarkan stratigrafi OAF di buku2 itu dari Sumatra Selatan-Jawa Timur. 
Dominasi OAF adalah Aquitanian (Early Miocene, 23-20.5 Ma). Contoh spesifiknya 
adalah volkaniklastik Jampang di Jawa Barat selatan.
 
Kejadian volcanic arc di sistem busur kepulauan atau tepi kontinen sangat 
bergantung kepada plate setting setempat dan mekanisme penunjamannya. 
Berdasarkan peak umur2 volkanik K-Ar dan fission track, di Sumatra terjadi di 
late Paleocene-early Eocene, middle-upper Eocene, dan early Miocene. Di Jawa : 
late Oligocene-early Miocene, dan late Miocene. Di Sulawesi : middle Eocene, 
early Miocene, dan Mio-Pliocene. Di Kalimantan hanya aktif dari late 
Oligocene-mid Miocene. Coba dikuantifikasi saja siklus itu, siapa tahu muncul 
lagi "magic seven number" (he..he..).
 
salam,
awang


"Maryanto (Maryant)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
. deleted
Wah bagus sekali standar deviasi pengukurannya, yang hanya sekitar 3
juta untuk umur 58-59 Ma. OAF "Old Andesit Formation" sepertinya mengacu
umur antara 75-52 Ma. Ini bersesuaian dengan compresi mulai seperempat
akhir Cretaceus (83 Ma), hingga seperempat awal Cenocoic (52 Ma). 

Juga pertanyaan untuk Pak Awang: Kapan, umur-umur berapa saja dalam Ma,
batuan volkanik pada volcanic arc terjadi? Sewaktu kompresi atau
ekstensi? Apakah ada pada setiap siklus 7 Ma? Berikut ini analisa saya. 

deleted .
__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Fwd: Re: [iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa]

2005-09-07 Terurut Topik yrsnki
 Original Message 
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa
From:"Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
Date:Wed, September 7, 2005 12:05 pm
To:  iagi-net@iagi.or.id
 [EMAIL PROTECTED]
 [EMAIL PROTECTED]
--

55.8 +/- 0.2 Ma adalah batas terbaru (Gradstein et al., 2004,
International Commision on Stratigraphy, Geologic Time Scale, 2004,
Cambridge University Press) antara Paleosen dan Eosen. Enam tahun lalu,
batas itu  adalah 54.8 Ma (Geologic Time Scale, 1999). Angka absolut ini
membatasi stage Ypresian di lowermost Eosen dan Thanetian di Upper
Paleocene.

Dengan menggunakan dua skala waktu itu, maka penemuan beberapa dating baru
seperti yang di-posting Pak Zaim, jelas menunjukkan umur volkanik/magmatik
Paleosen untuk Jatibarang, Subang Selatan, dan Watuadeg; dan Late
Cretaceous : Campanian untuk 75 Ma di Kulon Progo.

Apakah kita perlu segera merevisi implikasi geodinamika volcanic arcs di
Jawa di periode Late Cretaceous-Paleogene ? Pada hemat saya, tidak segera.
Katakanlah semua umur itu benar secara analisis laboratorium. Maka, saya
hanya melihat itu hanya sebaran umur yang sparse/spotted - tak lebih dari
background volcanism Jawa di umur2 Paleosen-Eosen. Coba kita taruh umur2
tua itu di histogram K-Ar dan fission track absolute dating Jawa yang
sudah dipublikasi, seperti dari Soeria-Atmadja et al. (1994) : Tertiary
magmatic belts in Java - Journal of SE Asian Earth Sciences, v.9, n. 1/2,
p. 13-27 (Pak Bambang Priadi salah satu co-author-nya).

Nah, kalau umur Paleosen atau lower Eocene membuat peak volcanism yang
lebar di histogram tersebut (seperti di Oligo-Miosen), maka kita benar2
dalam status kritis untuk memikirkan ulang geodinamika, tektonik, volkanik
Jawa saat Late Cretaceous-Paleogene. Namun, selama angka2 baru yang
berumur tua itu hanya spotted, saya hanya memandangnya tak lebih dari
background volcanism yang umum terjadi di Jawa sejak Eosen (hanya ini
menambah data baru bahwa dari Paleosen pun sudah ada background
volcanism).

Sebuah catatan dari plate tectonic theory : tak semua periode punya
volcanic arc-nya sendiri. Di Jawa, pemahaman sampai saat ini hanya melihat
bahwa volcanic arcs pernah terjadi di : (1) Oligo-Miosen, (2) Late
Miocene-Early Pliocene, dan (3) Kuarter. Butuh mekanisme subduction
tertentu untuk membuat volkanisme bangkit di island arc atau tepi benua.
Perlambatan subduction karena oceanic plateaux yang terkunci di penunjaman
akan meniadakan volcanism di depannya, itu antara lain.

Bagaimana dengan 75 Ma di Kulon Progo ? Pada hemat saya, ini yang mesti
lebih diwaspadai sepanjang dominan sebarannya. Saya kok merasa di suatu
tempat di Jawa Selatan antara Bayat dan Karang Sambung ada sesuatu yang
lain yang selama ini lepas dari pemikiran tektonik kita tetapi yang
mungkin dalam lima tahun terakhir ini indikasinya semakin kuat tentang
keberadaannya. Volkanisme umur 75 Ma Kulon Progo adalah salah satu
kontributornya. tepatnya, saya sedang mengkhayalkan sebuah sliver kontinen
skala kecil terdapat di bawah Bayat dan Nanggulan...

   Betul , memang adanya lapisan berumur eosen di Nanggulan sangat
   aneh ?
   Pemetaan saya awal thn 1974 didaerah itu say cukup bingun menerangkan
   sejarah sedimentasinya (apalagi saat itu kan saya masih yunior sekali
   dan belum terlalu mengenal plate tectonic.

   Kalau khayalan mengenai adanya silver kontinen itu dteruskan , jadi
   kira kira bagaimana sejarah tektonik Jawa Selatan?

   Si Abah

Saya pernah melihat Citirem di Ciletuh Pak Zaim, kebetulan itu wilayah
skripsi saya dulu (1988). Saya melihatnya sebagai bagian dari kompleks
melange Ciletuh, di-emplacement sebagai endapan pond deposits di inner
wall suatu palung, dengan beberapa intrusi magmatik (seperti leuco-granite
di Karang Sambung ?) ; kelihatannya bukan mengindikasi volcanic arc
Mesozoik Jawa.

Umur volkanik Paleosen di Subang Selatan, hampir saja mungkin bisa membuat
kita segera (dengan terburu-buru ?) menyambungkan volkanisme
Bayah-Subang-Jatibarang sebagai arc. Lebih baik kita cermati dulu hal
semacam itu, sebelum para volkanisme tua ini menunjukkan peak di
histogram.

OAF tak perlu dibingungkan, kalau merujuk ke buku sumbernya (Verbeek en
Fennema, 1896; van Bemmelen, 1949, 1970). Itu hanya istilah relatif yang
bisa setua Paleosen dan semuda Miosen Awal, tetapi dominasi di
Oligo-Miosen.

salam,
awang

Yahdi Zaim <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Pak Koesoemadinata Yth.,
Bapak menanyakan tentang referensi sebagaimana dalam email Bapak:
> Apakah "age-dating" ini bisa dikutip dan apakah referensinya yang dapat
dipakai untuk digunakan studi?
> Atau e-mail Anda bisa saya gunakan sebagai referensi?
> RPK

Berikut ini beberapa publikasi berkenaan dengan hasil pentarikhan dan
study paleomagnetisme batuan volkanik yang bisa dirujuk sebagai berikut:
1. La Ode Ngkoimani, Satr

[Fwd: Re: [iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa]

2005-09-07 Terurut Topik yrsnki
 Original Message 
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa
From:"Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
Date:Wed, September 7, 2005 12:05 pm
To:  iagi-net@iagi.or.id
 [EMAIL PROTECTED]
 [EMAIL PROTECTED]
--

55.8 +/- 0.2 Ma adalah batas terbaru (Gradstein et al., 2004,
International Commision on Stratigraphy, Geologic Time Scale, 2004,
Cambridge University Press) antara Paleosen dan Eosen. Enam tahun lalu,
batas itu  adalah 54.8 Ma (Geologic Time Scale, 1999). Angka absolut ini
membatasi stage Ypresian di lowermost Eosen dan Thanetian di Upper
Paleocene.

Dengan menggunakan dua skala waktu itu, maka penemuan beberapa dating baru
seperti yang di-posting Pak Zaim, jelas menunjukkan umur volkanik/magmatik
Paleosen untuk Jatibarang, Subang Selatan, dan Watuadeg; dan Late
Cretaceous : Campanian untuk 75 Ma di Kulon Progo.

Apakah kita perlu segera merevisi implikasi geodinamika volcanic arcs di
Jawa di periode Late Cretaceous-Paleogene ? Pada hemat saya, tidak segera.
Katakanlah semua umur itu benar secara analisis laboratorium. Maka, saya
hanya melihat itu hanya sebaran umur yang sparse/spotted - tak lebih dari
background volcanism Jawa di umur2 Paleosen-Eosen. Coba kita taruh umur2
tua itu di histogram K-Ar dan fission track absolute dating Jawa yang
sudah dipublikasi, seperti dari Soeria-Atmadja et al. (1994) : Tertiary
magmatic belts in Java - Journal of SE Asian Earth Sciences, v.9, n. 1/2,
p. 13-27 (Pak Bambang Priadi salah satu co-author-nya).

Nah, kalau umur Paleosen atau lower Eocene membuat peak volcanism yang
lebar di histogram tersebut (seperti di Oligo-Miosen), maka kita benar2
dalam status kritis untuk memikirkan ulang geodinamika, tektonik, volkanik
Jawa saat Late Cretaceous-Paleogene. Namun, selama angka2 baru yang
berumur tua itu hanya spotted, saya hanya memandangnya tak lebih dari
background volcanism yang umum terjadi di Jawa sejak Eosen (hanya ini
menambah data baru bahwa dari Paleosen pun sudah ada background
volcanism).

Sebuah catatan dari plate tectonic theory : tak semua periode punya
volcanic arc-nya sendiri. Di Jawa, pemahaman sampai saat ini hanya melihat
bahwa volcanic arcs pernah terjadi di : (1) Oligo-Miosen, (2) Late
Miocene-Early Pliocene, dan (3) Kuarter. Butuh mekanisme subduction
tertentu untuk membuat volkanisme bangkit di island arc atau tepi benua.
Perlambatan subduction karena oceanic plateaux yang terkunci di penunjaman
akan meniadakan volcanism di depannya, itu antara lain.

Bagaimana dengan 75 Ma di Kulon Progo ? Pada hemat saya, ini yang mesti
lebih diwaspadai sepanjang dominan sebarannya. Saya kok merasa di suatu
tempat di Jawa Selatan antara Bayat dan Karang Sambung ada sesuatu yang
lain yang selama ini lepas dari pemikiran tektonik kita tetapi yang
mungkin dalam lima tahun terakhir ini indikasinya semakin kuat tentang
keberadaannya. Volkanisme umur 75 Ma Kulon Progo adalah salah satu
kontributornya. tepatnya, saya sedang mengkhayalkan sebuah sliver kontinen
skala kecil terdapat di bawah Bayat dan Nanggulan...

   Betul , memang adanya lapisan berumur eosen di Nanggulan sangat
   aneh ?
   Pemetaan saya awal thn 1974 didaerah itu say cukup bingun menerangkan
   sejarah sedimentasinya (apalagi saat itu kan saya masih yunior sekali
   dan belum terlalu mengenal plate tectonic.

   Kalau khayalan mengenai adanya silver kontinen itu dteruskan , jadi
   kira kira bagaimana sejarah tektonik Jawa Selatan?

   Si Abah

Saya pernah melihat Citirem di Ciletuh Pak Zaim, kebetulan itu wilayah
skripsi saya dulu (1988). Saya melihatnya sebagai bagian dari kompleks
melange Ciletuh, di-emplacement sebagai endapan pond deposits di inner
wall suatu palung, dengan beberapa intrusi magmatik (seperti leuco-granite
di Karang Sambung ?) ; kelihatannya bukan mengindikasi volcanic arc
Mesozoik Jawa.

Umur volkanik Paleosen di Subang Selatan, hampir saja mungkin bisa membuat
kita segera (dengan terburu-buru ?) menyambungkan volkanisme
Bayah-Subang-Jatibarang sebagai arc. Lebih baik kita cermati dulu hal
semacam itu, sebelum para volkanisme tua ini menunjukkan peak di
histogram.

OAF tak perlu dibingungkan, kalau merujuk ke buku sumbernya (Verbeek en
Fennema, 1896; van Bemmelen, 1949, 1970). Itu hanya istilah relatif yang
bisa setua Paleosen dan semuda Miosen Awal, tetapi dominasi di
Oligo-Miosen.

salam,
awang

Yahdi Zaim <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Pak Koesoemadinata Yth.,
Bapak menanyakan tentang referensi sebagaimana dalam email Bapak:
> Apakah "age-dating" ini bisa dikutip dan apakah referensinya yang dapat
dipakai untuk digunakan studi?
> Atau e-mail Anda bisa saya gunakan sebagai referensi?
> RPK

Berikut ini beberapa publikasi berkenaan dengan hasil pentarikhan dan
study paleomagnetisme batuan volkanik yang bisa dirujuk sebagai berikut:
1. La Ode Ngkoimani, Satr

RE: [iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa

2005-09-06 Terurut Topik Maryanto (Maryant)
ust. 
- oceanic crust and lithosphere (ca. 80 km thick) may has been formed
since earth history 4.5 Ga.
- rate growth n function of spreading rate and length
- Antarctic rate: 0.561 km2/a,world wide spreading length: 59,200 km, 3
km2/a, 2.5 cm/a.
- all oceanic crust 297x10^6 km2 along 180 Ma, of 5 % of the crust
history of 4.5 Ga, 5.96x10^9 km2 has been subducted.
- taking 80 km crust thick, it is 4.75x10^11 km3 material has been
recycle, or it is 48 % of the mantle volume. 
- with 3 km2/a production, average thickness of oceanic crust 6 km, it
is 10 km2/a, or 5x10^13 kg/a. 1 magnitude greater than volcanic and hot
spot.
- oldest is Jurassic, in western Pacific and East and west Atlantic
ocean.
- Cenozoic rate is 17 - 23 x 10^6 km3/a, except Tethys (because has been
subducted, Tethys cannot be count). The highest is mid cretaceous 120-80
Ma (as 33-20 x 10^km3/a or it is 50-75 % higher then Cenozoic rate of
Pacific ocean spreading. After Larson, 1991. 

2.b. LIP "Large Igneous province".
- mafic volcanic, intrusive rock, other than seafloor spreading.
- oceanic plateus, submarine ridge, volcanic passive margin, seamount
group, continental flood basalt, and ocean basin flood basalt.
- 5- 10 % of mantel output of magma to day.
- episodic in nature.
- basalt, lava flow, felsic and intermediate volcanic rock.
- largest is 2 km wide in sea floor. Ontong Java plateau in west
Pacific, 5,000,000 km2. Mid Cretaceous 124-118 Ma, 12 km3/a.
- Kerguelen, in south Indian ocean, 2.3 M km2, 114-110 Ma age, 
- North Atlantic volcanic province (NAVP), 1.3 M km2, 58-55 Ma.
- Deccan trap India, 1 M km2, 69-64 Ma, 
- Columbia river basalt, 17-15 Ma.
- Iceland hotspot.
- Broken ridge (south indian ocean), Elan bank, Hawaian island, Manihiki
plateou, Nausru basin, Pigafetta basin (coffin& Eldholm, 1994)., 

- Increase CO2, SO2, probably global cooling. Ontong Java is predictd to
rise 10 m sea level.
- most due to hotspot: NAVP, Deccan, Reunion hotspot, Kergeulen. 
- Mantle plume melt.
- Ontong Java 12 km3/a
- Hawaian, 0.18 km3/a increase since 35 Ma to present.

2.c Volcanic arc.
- largest is silicious eruption, generate pyroclastic flow, 
- frequenly every 20,000 annum. 
- magma production is 1-5 x 1012 kg/a.
- Volcanic episode in arc.
- recorded as tephra (tephra = ash, Latin) layer, 1-10 cm in marine
sediment, in holocene is once every 10,000 year.
- Deep Sea Drilling Project DSDP, Ocean Drilling Prograam ODP results:
- most is 42-37 Ma Eocene, rare in oligocene 32-28 Ma, intensive in
17-13 Ma Miocene, 5-0 Ma Plio-quartenary. Cambray and Cadet, 1996). 
- Caribbean sea drilling is more than  2000 tephra layer in Cenozoic.
- The three episode, coicide with increasing D18O of bentic foraminifera
in Antlantic sediment. the oxygeen increase with ash eruption, indiacte
cooling in Cenozoic.
- still problem in correlation to global plate tectonic.

-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, September 07, 2005 1:29 PM
To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa

Pak Rovicky,
 
Pak Ade Kadarusman beberapa hari yang lalu, masih dalam kaitan subyek
ini juga,  sudah posting urutan metode radiometri absolute dating dari
yang sederhana - K-Ar (kualitas rendah ?) sampai yang tercanggih -
SHRIMP (kualitas tinggi ?). Tetapi, saya lebih percaya ke keharmonisan
sejarah geologi walaupun tidak berarti menafikan metode radiometri
absolut. Juga tak akan menunggu-nunggu sampai SHRIMP melakukan
pengukuran, kalau dengan K-Ar saja bisa. Hasil2-nya kita kontrol dengan
keharmonisan geologi dalam ruang-waktu tadi.
 
"Spotty" dalam hal ini adalah kejadian2 yang dilaporkan masih di satu
tempat (satu titik di peta), maka saya cukup tempatkan itu "sementara"
di background. Kalau nanti2 makin banyak dilaporkan kejadian yang
sekarang rasanya menyimpang, artinya sudah peak, maka tentu kita perlu
memikirkan implikasi geodinamika.
 
Dalam satu periode memang hasil akhirlah yang terekam, tetapi dalam hal
time-slice seismik 3 D, kalau kita lakukan time slice per 2 million
years katakanlah, tentu kita akan banyak dapatkan evolusi paleogeografi,
walaupun di setiap slice adalah hasil akhirnya.
 
Akan halnya dengan VR, tentu saja juga hasil akhir saat kita menancapkan
sumur di wilayah itu dan mengukur VR cutting sample-nya. Tetapi, kita
bisa merekonstruksi kematangannya dengan analisis burial depth, kan ini
juga butuh profil depth vs. VR.
 
Geologi butuh interpretasi dinamik, bukan statik. Maka semua parameter
harus bisa direkonstruksi sebab semua proses geologi adalah proses
historis. 
 
Beberapa studi terakhir dari kawan2 yang menekuni Jawa (stratigrafi,
tektonik, volkanisme) akan siap mengguncang pikiran kita. Saya tidak
akan pernah menolak satu pun dari itu. Untuk kemudian mengatakannya ini
benar itu salah, itu butuh proses lama, tetapi mari kita uji saja. Saya
menganggap itu semua suatu "peningkatan adrenalin" dal

Re: [iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa

2005-09-06 Terurut Topik Awang Satyana
k lebih dari 
> background volcanism Jawa di umur2 Paleosen-Eosen. Coba kita taruh umur2 tua 
> itu di histogram K-Ar dan fission track absolute dating Jawa yang sudah 
> dipublikasi, seperti dari Soeria-Atmadja et al. (1994) : Tertiary magmatic 
> belts in Java - Journal of SE Asian Earth Sciences, v.9, n. 1/2, p. 13-27 
> (Pak Bambang Priadi salah satu co-author-nya).
> 
> Nah, kalau umur Paleosen atau lower Eocene membuat peak volcanism yang lebar 
> di histogram tersebut (seperti di Oligo-Miosen), maka kita benar2 dalam 
> status kritis untuk memikirkan ulang geodinamika, tektonik, volkanik Jawa 
> saat Late Cretaceous-Paleogene. Namun, selama angka2 baru yang berumur tua 
> itu hanya spotted, saya hanya memandangnya tak lebih dari background 
> volcanism yang umum terjadi di Jawa sejak Eosen (hanya ini menambah data baru 
> bahwa dari Paleosen pun sudah ada background volcanism).
> 
> Sebuah catatan dari plate tectonic theory : tak semua periode punya volcanic 
> arc-nya sendiri. Di Jawa, pemahaman sampai saat ini hanya melihat bahwa 
> volcanic arcs pernah terjadi di : (1) Oligo-Miosen, (2) Late Miocene-Early 
> Pliocene, dan (3) Kuarter. Butuh mekanisme subduction tertentu untuk membuat 
> volkanisme bangkit di island arc atau tepi benua. Perlambatan subduction 
> karena oceanic plateaux yang terkunci di penunjaman akan meniadakan volcanism 
> di depannya, itu antara lain.
> 
> Bagaimana dengan 75 Ma di Kulon Progo ? Pada hemat saya, ini yang mesti lebih 
> diwaspadai sepanjang dominan sebarannya. Saya kok merasa di suatu tempat di 
> Jawa Selatan antara Bayat dan Karang Sambung ada sesuatu yang lain yang 
> selama ini lepas dari pemikiran tektonik kita tetapi yang mungkin dalam lima 
> tahun terakhir ini indikasinya semakin kuat tentang keberadaannya. Volkanisme 
> umur 75 Ma Kulon Progo adalah salah satu kontributornya. tepatnya, saya 
> sedang mengkhayalkan sebuah sliver kontinen skala kecil terdapat di bawah 
> Bayat dan Nanggulan...
> 
> Saya pernah melihat Citirem di Ciletuh Pak Zaim, kebetulan itu wilayah 
> skripsi saya dulu (1988). Saya melihatnya sebagai bagian dari kompleks 
> melange Ciletuh, di-emplacement sebagai endapan pond deposits di inner wall 
> suatu palung, dengan beberapa intrusi magmatik (seperti leuco-granite di 
> Karang Sambung ?) ; kelihatannya bukan mengindikasi volcanic arc Mesozoik 
> Jawa.
> 
> Umur volkanik Paleosen di Subang Selatan, hampir saja mungkin bisa membuat 
> kita segera (dengan terburu-buru ?) menyambungkan volkanisme 
> Bayah-Subang-Jatibarang sebagai arc. Lebih baik kita cermati dulu hal semacam 
> itu, sebelum para volkanisme tua ini menunjukkan peak di histogram.
> 
> OAF tak perlu dibingungkan, kalau merujuk ke buku sumbernya (Verbeek en 
> Fennema, 1896; van Bemmelen, 1949, 1970). Itu hanya istilah relatif yang bisa 
> setua Paleosen dan semuda Miosen Awal, tetapi dominasi di Oligo-Miosen.
> 
> salam,
> awang
> 
> Yahdi Zaim wrote:
> Pak Koesoemadinata Yth.,
> Bapak menanyakan tentang referensi sebagaimana dalam email Bapak:
> > Apakah "age-dating" ini bisa dikutip dan apakah referensinya yang dapat
> > dipakai untuk digunakan studi?
> > Atau e-mail Anda bisa saya gunakan sebagai referensi?
> > RPK
> 
> Berikut ini beberapa publikasi berkenaan dengan hasil pentarikhan dan study
> paleomagnetisme batuan volkanik yang bisa dirujuk sebagai berikut:
> 1. La Ode Ngkoimani, Satria Bijaksana and The How Liong, 2004: The
> Suitability of Andesitic Rocks from Yogyakarta for Paleomagnetic Study,
> Proc. PIT 29 HAGI, Yogyakarta.
> 2. La Ode Ngkoimani, S. Bijaksana, H. Utoyo and S. Permanadewi, 2004: New
> K-Ar Ages of Igneous Rocks from Yogyakarta (Abstract), Workshop on Paleogene
> Stratigraphy of Jawa.
> 3. S. Bijaksana, S.Bronto, L.O. Ngkoimani and S. Mulyaningsih, 2004 :
> Eruption Centre of Pillow Lavas in Brebah Area, Yogyakarta
> (Abstract),Workshop on Paleogene Stratigraphy of Jawa
> 4. S. Bronto, S. Bijaksana, P.Sanyoto, L.O. Ngkoimani and S. Mulyaningsih,
> 2004 : Preliminary Study of Jawa Paleogene Volcanism (Abstract),Workshop on
> Paleogene Stratigraphy of Jawa.
> 5. Disertasi S3 Sdr. L.O. Ngkoimani, tetapi Ngkoimani baru akan Sidang
> Terbuka S3-nya di ITB tanggal 10 September 2005 mendatang.
> 
> Mudah-mudahan beberapa referensi di atas bisa memenuhi referensi yang Bapak
> tanyakan/perlukan.
> 
> Terima kasih,
> 
> Salam Hormat saya,
> 
> Yahdi Zaim
> 
> - Original Message -
> From: "R.P. Koesoemadinata"
> To:
> Sent: Tuesday, September 06, 2005 8:08 PM
> Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa
> 
> 
> > Apakah "age-dating" ini bisa dikutip dan apakah referensinya yang dapat
> > dipakai un

Re: [iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa

2005-09-06 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
tu wilayah 
> skripsi saya dulu (1988). Saya melihatnya sebagai bagian dari kompleks 
> melange Ciletuh, di-emplacement sebagai endapan pond deposits di inner wall 
> suatu palung, dengan beberapa intrusi magmatik (seperti leuco-granite di 
> Karang Sambung ?) ; kelihatannya bukan mengindikasi volcanic arc Mesozoik 
> Jawa.
> 
> Umur volkanik Paleosen di Subang Selatan, hampir saja mungkin bisa membuat 
> kita segera (dengan terburu-buru ?) menyambungkan volkanisme 
> Bayah-Subang-Jatibarang sebagai arc. Lebih baik kita cermati dulu hal semacam 
> itu, sebelum para volkanisme tua ini menunjukkan peak di histogram.
> 
> OAF tak perlu dibingungkan, kalau merujuk ke buku sumbernya (Verbeek en 
> Fennema, 1896; van Bemmelen, 1949, 1970). Itu hanya istilah relatif yang bisa 
> setua Paleosen dan semuda Miosen Awal, tetapi dominasi di Oligo-Miosen.
> 
> salam,
> awang
> 
> Yahdi Zaim <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Pak Koesoemadinata Yth.,
> Bapak menanyakan tentang referensi sebagaimana dalam email Bapak:
> > Apakah "age-dating" ini bisa dikutip dan apakah referensinya yang dapat
> > dipakai untuk digunakan studi?
> > Atau e-mail Anda bisa saya gunakan sebagai referensi?
> > RPK
> 
> Berikut ini beberapa publikasi berkenaan dengan hasil pentarikhan dan study
> paleomagnetisme batuan volkanik yang bisa dirujuk sebagai berikut:
> 1. La Ode Ngkoimani, Satria Bijaksana and The How Liong, 2004: The
> Suitability of Andesitic Rocks from Yogyakarta for Paleomagnetic Study,
> Proc. PIT 29 HAGI, Yogyakarta.
> 2. La Ode Ngkoimani, S. Bijaksana, H. Utoyo and S. Permanadewi, 2004: New
> K-Ar Ages of Igneous Rocks from Yogyakarta (Abstract), Workshop on Paleogene
> Stratigraphy of Jawa.
> 3. S. Bijaksana, S.Bronto, L.O. Ngkoimani and S. Mulyaningsih, 2004 :
> Eruption Centre of Pillow Lavas in Brebah Area, Yogyakarta
> (Abstract),Workshop on Paleogene Stratigraphy of Jawa
> 4. S. Bronto, S. Bijaksana, P.Sanyoto, L.O. Ngkoimani and S. Mulyaningsih,
> 2004 : Preliminary Study of Jawa Paleogene Volcanism (Abstract),Workshop on
> Paleogene Stratigraphy of Jawa.
> 5. Disertasi S3 Sdr. L.O. Ngkoimani, tetapi Ngkoimani baru akan Sidang
> Terbuka S3-nya di ITB tanggal 10 September 2005 mendatang.
> 
> Mudah-mudahan beberapa referensi di atas bisa memenuhi referensi yang Bapak
> tanyakan/perlukan.
> 
> Terima kasih,
> 
> Salam Hormat saya,
> 
> Yahdi Zaim
> 
> - Original Message -
> From: "R.P. Koesoemadinata"
> To:
> Sent: Tuesday, September 06, 2005 8:08 PM
> Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa
> 
> 
> > Apakah "age-dating" ini bisa dikutip dan apakah referensinya yang dapat
> > dipakai untuk digunakan studi?
> > Atau e-mail Anda bisa saya gunakan sebagai referensi?
> > RPK
> > - Original Message -
> > From: "Yahdi Zaim"
> > To: ;
> > Sent: Tuesday, September 06, 2005 7:58 AM
> > Subject: [iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa
> >
> >
> > > Maaf Rekan2 Yth.,
> > > Melengkapi informasi tentang hasil "dating", Bronto et al. (2004) juga
> > > melaporkan hasil pentarikhan batuan volkanik Formasi Jatibarang yang
> > > disebut
> > > sebagai Cibitung Caldera, berumur 59+/- 1.94 jtl dan batuan lava andesit
> > > dari Sungai Ngalang, selatan Subang berumur 58.85+/- 3.24 jtl.yang
> > > keduanya
> > > menunjukkan Akhir Kapur - Awal Eosen, seusia dengan hasil pentarikhan
> > > batuan
> > > volkanik Watuadeg yang 56 atau 58 jtl.
> > >
> > > Wassalam,
> > >
> > > Yahdi Zaim
> > >
> > > - Original Message -
> > > From: "Yahdi Zaim"
> > > To: ;
> > > Sent: Tuesday, September 06, 2005 7:44 AM
> > > Subject: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa
> > >
> > >
> > >> Rekan2 yth.,
> > >> Dating contoh batuan volkanik dari Watuadeg - Yogyakarta yang
> dilakukan
> > >> oleh La Ode Ngkoimani, mahasiswa S3 Dept. Fisika ITB menghasilkan umur
> 56
> > >> jtl dan dari Kulonprogo 75 jtl. Pentarikhan tersebut dilakukan dengan
> > > metoda
> > >> K-Ar di Lab. Australia. Contoh yang sama dari Watuadeg, menurut
> informasi
> > >> dari La Ode Ngkoimani kemarin siang ketika berbincang-bincang di ruang
> > > saya,
> > >> juga telah di-dating dengan metoda K-Ar di sebuah Lab. di Amerika,
> > >> menghasilkan umur 58 jtl. Kelihatannya, angka 56 jtl dari Australia,
> > > "masih"
> > >> bisa dianggap bersesuaian dengan angka 58 jtl dari Amerik

Re: [iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa

2005-09-06 Terurut Topik Awang Satyana
erbuka S3-nya di ITB tanggal 10 September 2005 mendatang.

Mudah-mudahan beberapa referensi di atas bisa memenuhi referensi yang Bapak
tanyakan/perlukan.

Terima kasih,

Salam Hormat saya,

Yahdi Zaim

- Original Message - 
From: "R.P. Koesoemadinata" 
To: 
Sent: Tuesday, September 06, 2005 8:08 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa


> Apakah "age-dating" ini bisa dikutip dan apakah referensinya yang dapat
> dipakai untuk digunakan studi?
> Atau e-mail Anda bisa saya gunakan sebagai referensi?
> RPK
> - Original Message - 
> From: "Yahdi Zaim" 
> To: ; 
> Sent: Tuesday, September 06, 2005 7:58 AM
> Subject: [iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa
>
>
> > Maaf Rekan2 Yth.,
> > Melengkapi informasi tentang hasil "dating", Bronto et al. (2004) juga
> > melaporkan hasil pentarikhan batuan volkanik Formasi Jatibarang yang
> > disebut
> > sebagai Cibitung Caldera, berumur 59+/- 1.94 jtl dan batuan lava andesit
> > dari Sungai Ngalang, selatan Subang berumur 58.85+/- 3.24 jtl.yang
> > keduanya
> > menunjukkan Akhir Kapur - Awal Eosen, seusia dengan hasil pentarikhan
> > batuan
> > volkanik Watuadeg yang 56 atau 58 jtl.
> >
> > Wassalam,
> >
> > Yahdi Zaim
> >
> > - Original Message - 
> > From: "Yahdi Zaim" 
> > To: ; 
> > Sent: Tuesday, September 06, 2005 7:44 AM
> > Subject: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa
> >
> >
> >> Rekan2 yth.,
> >> Dating contoh batuan volkanik dari Watuadeg - Yogyakarta yang
dilakukan
> >> oleh La Ode Ngkoimani, mahasiswa S3 Dept. Fisika ITB menghasilkan umur
56
> >> jtl dan dari Kulonprogo 75 jtl. Pentarikhan tersebut dilakukan dengan
> > metoda
> >> K-Ar di Lab. Australia. Contoh yang sama dari Watuadeg, menurut
informasi
> >> dari La Ode Ngkoimani kemarin siang ketika berbincang-bincang di ruang
> > saya,
> >> juga telah di-dating dengan metoda K-Ar di sebuah Lab. di Amerika,
> >> menghasilkan umur 58 jtl. Kelihatannya, angka 56 jtl dari Australia,
> > "masih"
> >> bisa dianggap bersesuaian dengan angka 58 jtl dari Amerika. Jadi, hasil
> >> pentarikhan La Ode Ngkoimani yang 56 jtl. mestinya bisa kita katakan
> >> "absolutely right" ketimbang "absolutely wrong". Lagipula, menurut
Bronto
> > et
> >> al. (2004), ada batuan volkanik di selatan Palabuhanratu, Jawa Barat,
> > dalam
> >> peta geologi dimasukkan dalam Formasi Citirem yang berumur Mesozoikum.
> > Oleh
> >> sebab itu, kelihatannya, angka2 56 dan 58 jtl untuk batuan volkanik
dari
> >> Watuadeg, 75 jtl. dari Kulonprogo dan batuan volkanik Formasi Citirem
> >> yang
> >> Mesozoik bukan masalah lagi, karena merupakan hasil penelitian dan
kajian
> >> ilmiah yang bisa dipertanggung - jawabkan. Yang sangat menarik dari
hasil
> >> pentarikhan tersebut adalah implikasinya terhadap perkembangan geologi
> > Pulau
> >> Jawa. Kini kita memiliki data umur yang cukup tua (Mesozoikum) di
> >> Yogyakarta - Kulon Progo - Karangsambung dan Selatan Palabuhanratu,
Jawa
> >> Barat. Adalah tantangan bagi kita semua untuk melihat dan mengkaji
> >> kembali
> >> geologi sejarah Pulau Jawa, termasuk perkembangan geodinamika dan
> >> proses-proses geologi lainnya.
> >>
> >> Wassalam,
> >>
> >> Yahdi Zaim
> >>
> >>
> >> - Original Message - 
> >> From: "Awang Satyana" 
> >> To: ; 
> >> Sent: Thursday, September 01, 2005 5:32 PM
> >> Subject: Re: [iagi-net-l] FW: [GeoUgm90] Tanya soal Jatibarang
volcanics
> >>
> >>
> >> OAF berumur 75-17 Ma (Latest Cretaceous-Early Miocene) ? Betapa lebar
> >> kisaran umurnya. Ini bisa mengakomodasi sampai tiga periode volkanisme
di
> >> Jawa. OAF menurut penemunya (Verbeek and Fennema, 1896, Geologie
> >> Beschrijving van Java) hanya Oligo-Miosen. Kebobutak, Gabon, Totogan,
> >> Jampang di selatan Jawa adalah contoh-contohnya; ini semua
> > volkanik-klastik
> >> Oligo-Miosen.
> >>
> >> OAF adalah volcanic arc pertama di Jawa yang jelas, dan ini didukung
oleh
> >> distribusi dominasi sebaran umur volkanik berdasarkan K-Ar dan fission
> >> track. Yang lebih tua dari itu, Eosen maksudnya, hanya background
> > volcanism.
> >>
> >> Saya sukar membayangkan skenario tektonik-volkanik umur 75 Ma masuk di
> >> Pegunungan Selatan Jawa kemudian disebut OAF. Kita tak pernah punya
> > volcanic
> &

Re: [iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa

2005-09-06 Terurut Topik Yahdi Zaim
Pak Koesoemadinata Yth.,
Bapak menanyakan tentang referensi sebagaimana dalam email Bapak:
> Apakah "age-dating" ini bisa dikutip dan apakah referensinya  yang dapat
> dipakai untuk digunakan studi?
> Atau e-mail Anda bisa saya gunakan sebagai referensi?
> RPK

Berikut ini beberapa publikasi berkenaan dengan hasil pentarikhan dan study
paleomagnetisme batuan volkanik yang bisa dirujuk sebagai berikut:
1. La Ode Ngkoimani, Satria Bijaksana and The How Liong, 2004: The
Suitability of Andesitic Rocks from Yogyakarta for Paleomagnetic Study,
Proc. PIT 29 HAGI, Yogyakarta.
2. La Ode Ngkoimani, S. Bijaksana, H. Utoyo and S. Permanadewi, 2004: New
K-Ar Ages of Igneous Rocks from Yogyakarta (Abstract), Workshop on Paleogene
Stratigraphy of Jawa.
3. S. Bijaksana, S.Bronto, L.O. Ngkoimani and S. Mulyaningsih, 2004 :
Eruption Centre of Pillow Lavas in Brebah Area, Yogyakarta
(Abstract),Workshop on Paleogene Stratigraphy of Jawa
4. S. Bronto, S. Bijaksana, P.Sanyoto, L.O. Ngkoimani and S. Mulyaningsih,
2004 : Preliminary Study of Jawa Paleogene Volcanism (Abstract),Workshop on
Paleogene Stratigraphy of Jawa.
5. Disertasi S3 Sdr. L.O. Ngkoimani, tetapi Ngkoimani baru akan Sidang
Terbuka S3-nya di ITB tanggal 10 September 2005 mendatang.

Mudah-mudahan beberapa referensi di atas bisa memenuhi referensi yang Bapak
tanyakan/perlukan.

Terima kasih,

Salam Hormat saya,

Yahdi Zaim

- Original Message - 
From: "R.P. Koesoemadinata" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Tuesday, September 06, 2005 8:08 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa


> Apakah "age-dating" ini bisa dikutip dan apakah referensinya  yang dapat
> dipakai untuk digunakan studi?
> Atau e-mail Anda bisa saya gunakan sebagai referensi?
> RPK
> - Original Message - 
> From: "Yahdi Zaim" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: ; <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Tuesday, September 06, 2005 7:58 AM
> Subject: [iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa
>
>
> > Maaf Rekan2 Yth.,
> > Melengkapi informasi tentang hasil "dating", Bronto et al. (2004) juga
> > melaporkan hasil pentarikhan batuan volkanik Formasi Jatibarang yang
> > disebut
> > sebagai Cibitung Caldera, berumur 59+/- 1.94 jtl dan batuan lava andesit
> > dari Sungai Ngalang, selatan Subang berumur 58.85+/- 3.24 jtl.yang
> > keduanya
> > menunjukkan Akhir Kapur - Awal Eosen, seusia dengan hasil pentarikhan
> > batuan
> > volkanik Watuadeg yang 56 atau 58 jtl.
> >
> > Wassalam,
> >
> > Yahdi Zaim
> >
> > - Original Message - 
> > From: "Yahdi Zaim" <[EMAIL PROTECTED]>
> > To: ; <[EMAIL PROTECTED]>
> > Sent: Tuesday, September 06, 2005 7:44 AM
> > Subject: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa
> >
> >
> >> Rekan2 yth.,
> >> Dating contoh batuan volkanik dari  Watuadeg - Yogyakarta yang
dilakukan
> >> oleh La Ode Ngkoimani, mahasiswa S3 Dept. Fisika ITB menghasilkan umur
56
> >> jtl dan dari Kulonprogo 75 jtl. Pentarikhan tersebut dilakukan dengan
> > metoda
> >> K-Ar di Lab. Australia. Contoh yang sama dari Watuadeg, menurut
informasi
> >> dari La Ode Ngkoimani kemarin siang ketika berbincang-bincang di ruang
> > saya,
> >> juga telah di-dating dengan metoda K-Ar di sebuah Lab. di Amerika,
> >> menghasilkan umur 58 jtl. Kelihatannya, angka 56 jtl dari Australia,
> > "masih"
> >> bisa dianggap bersesuaian dengan angka 58 jtl dari Amerika. Jadi, hasil
> >> pentarikhan La Ode Ngkoimani yang 56 jtl. mestinya  bisa kita katakan
> >> "absolutely right" ketimbang "absolutely wrong". Lagipula, menurut
Bronto
> > et
> >> al. (2004), ada batuan volkanik di selatan Palabuhanratu, Jawa Barat,
> > dalam
> >> peta geologi dimasukkan dalam Formasi Citirem yang berumur Mesozoikum.
> > Oleh
> >> sebab itu, kelihatannya, angka2 56 dan 58 jtl untuk batuan volkanik
dari
> >> Watuadeg, 75 jtl. dari Kulonprogo dan batuan volkanik Formasi Citirem
> >> yang
> >> Mesozoik bukan masalah lagi, karena merupakan hasil penelitian dan
kajian
> >> ilmiah yang bisa dipertanggung - jawabkan. Yang sangat menarik dari
hasil
> >> pentarikhan tersebut adalah implikasinya terhadap perkembangan geologi
> > Pulau
> >> Jawa. Kini kita memiliki data umur yang cukup tua (Mesozoikum) di
> >> Yogyakarta - Kulon Progo - Karangsambung dan Selatan Palabuhanratu,
Jawa
> >> Barat. Adalah tantangan bagi kita semua untuk melihat dan mengkaji
> >> kembali
> >> geologi sejarah Pulau Jawa, termasuk perkembangan geodinamika dan
> >> proses-proses geologi lainnya.
> &

Re: [iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa

2005-09-06 Terurut Topik R.P. Koesoemadinata
Apakah "age-dating" ini bisa dikutip dan apakah referensinya  yang dapat 
dipakai untuk digunakan studi?

Atau e-mail Anda bisa saya gunakan sebagai referensi?
RPK
- Original Message - 
From: "Yahdi Zaim" <[EMAIL PROTECTED]>

To: ; <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Tuesday, September 06, 2005 7:58 AM
Subject: [iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa



Maaf Rekan2 Yth.,
Melengkapi informasi tentang hasil "dating", Bronto et al. (2004) juga
melaporkan hasil pentarikhan batuan volkanik Formasi Jatibarang yang 
disebut

sebagai Cibitung Caldera, berumur 59+/- 1.94 jtl dan batuan lava andesit
dari Sungai Ngalang, selatan Subang berumur 58.85+/- 3.24 jtl.yang 
keduanya
menunjukkan Akhir Kapur - Awal Eosen, seusia dengan hasil pentarikhan 
batuan

volkanik Watuadeg yang 56 atau 58 jtl.

Wassalam,

Yahdi Zaim

- Original Message - 
From: "Yahdi Zaim" <[EMAIL PROTECTED]>

To: ; <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Tuesday, September 06, 2005 7:44 AM
Subject: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa



Rekan2 yth.,
Dating contoh batuan volkanik dari  Watuadeg - Yogyakarta yang dilakukan
oleh La Ode Ngkoimani, mahasiswa S3 Dept. Fisika ITB menghasilkan umur 56
jtl dan dari Kulonprogo 75 jtl. Pentarikhan tersebut dilakukan dengan

metoda

K-Ar di Lab. Australia. Contoh yang sama dari Watuadeg, menurut informasi
dari La Ode Ngkoimani kemarin siang ketika berbincang-bincang di ruang

saya,

juga telah di-dating dengan metoda K-Ar di sebuah Lab. di Amerika,
menghasilkan umur 58 jtl. Kelihatannya, angka 56 jtl dari Australia,

"masih"

bisa dianggap bersesuaian dengan angka 58 jtl dari Amerika. Jadi, hasil
pentarikhan La Ode Ngkoimani yang 56 jtl. mestinya  bisa kita katakan
"absolutely right" ketimbang "absolutely wrong". Lagipula, menurut Bronto

et

al. (2004), ada batuan volkanik di selatan Palabuhanratu, Jawa Barat,

dalam

peta geologi dimasukkan dalam Formasi Citirem yang berumur Mesozoikum.

Oleh

sebab itu, kelihatannya, angka2 56 dan 58 jtl untuk batuan volkanik dari
Watuadeg, 75 jtl. dari Kulonprogo dan batuan volkanik Formasi Citirem 
yang

Mesozoik bukan masalah lagi, karena merupakan hasil penelitian dan kajian
ilmiah yang bisa dipertanggung - jawabkan. Yang sangat menarik dari hasil
pentarikhan tersebut adalah implikasinya terhadap perkembangan geologi

Pulau

Jawa. Kini kita memiliki data umur yang cukup tua (Mesozoikum) di
Yogyakarta - Kulon Progo - Karangsambung dan Selatan Palabuhanratu, Jawa
Barat. Adalah tantangan bagi kita semua untuk melihat dan mengkaji 
kembali

geologi sejarah Pulau Jawa, termasuk perkembangan geodinamika dan
proses-proses geologi lainnya.

Wassalam,

Yahdi Zaim


- Original Message - 
From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>

To: ; <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, September 01, 2005 5:32 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] FW: [GeoUgm90] Tanya soal Jatibarang volcanics


OAF berumur 75-17 Ma (Latest Cretaceous-Early Miocene) ? Betapa lebar
kisaran umurnya. Ini bisa mengakomodasi sampai tiga periode volkanisme di
Jawa. OAF menurut penemunya (Verbeek and Fennema, 1896, Geologie
Beschrijving van Java) hanya Oligo-Miosen. Kebobutak, Gabon, Totogan,
Jampang di selatan Jawa adalah contoh-contohnya; ini semua

volkanik-klastik

Oligo-Miosen.

OAF adalah volcanic arc pertama di Jawa yang jelas, dan ini didukung oleh
distribusi dominasi sebaran umur volkanik berdasarkan K-Ar dan fission
track. Yang lebih tua dari itu, Eosen maksudnya, hanya background

volcanism.


Saya sukar membayangkan skenario tektonik-volkanik umur 75 Ma masuk di
Pegunungan Selatan Jawa kemudian disebut OAF. Kita tak pernah punya

volcanic

arc berumur lebih tua dari Eosen di selatan Jawa. Kalau ada, ini akan

sulit

menghubungkannya dengan arcs umur lain seperti kata Pak Bambang. Latest
Cretaceous arcs hanya ada di utara Jawa dengan pasangan subduction di
Ciletuh-Luk Ulo-Bantimala. Lalu baru membentuk arc lagi pada Oligo-Miosen

di

selatan Jawa sampai Nusa Tenggara yang terkenal sekarang sebagai

Pegunungan

Selatan. Pasangan subduction-nya ada di submarine ridges selatan Jawa
sekarang atau non-volcanics islands barat Sumatra sekarang.

Di mana volcanic arc Eosen ? Kuncinya, kelihatannya ada di Bayah dan
Jatibarang. Tetapi riset petro-tektonik di dua daerah itu kurang sehingga
kita tak tahu dengan jelas. Sebagian spekulasi menghubungkan volkanik

Eosen

Bayah dengan volkanik Eosen Jatibarang. Ini harus diklarifikasi dulu.

Umur volkanik 75 Ma di Jawa selatan akan memerlukan subduction yang jauh

ke
offshore selatan Jawa. Bagaimana hubungannya dengan volcanic arc seumur 
di
Laut Jawa yang sekarang diskenariokan hasil subduction di Ciletuh-Luk 
Ulo.

Tak mungkin ada double subduction pada umur itu dengan kedua volcanic arc
muncul di utara dan selatan Jawa. Lalu, Latest Cretaceous volcanic arc di
Jawa selatan akan tidak bisa diterima oleh konsep migrasi orogen yang
menjauhi perisai ben

[iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa

2005-09-05 Terurut Topik Yahdi Zaim
Maaf Rekan2 Yth.,
Melengkapi informasi tentang hasil "dating", Bronto et al. (2004) juga
melaporkan hasil pentarikhan batuan volkanik Formasi Jatibarang yang disebut
sebagai Cibitung Caldera, berumur 59+/- 1.94 jtl dan batuan lava andesit
dari Sungai Ngalang, selatan Subang berumur 58.85+/- 3.24 jtl.yang keduanya
menunjukkan Akhir Kapur - Awal Eosen, seusia dengan hasil pentarikhan batuan
volkanik Watuadeg yang 56 atau 58 jtl.

Wassalam,

Yahdi Zaim

- Original Message - 
From: "Yahdi Zaim" <[EMAIL PROTECTED]>
To: ; <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Tuesday, September 06, 2005 7:44 AM
Subject: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa


> Rekan2 yth.,
> Dating contoh batuan volkanik dari  Watuadeg - Yogyakarta yang dilakukan
> oleh La Ode Ngkoimani, mahasiswa S3 Dept. Fisika ITB menghasilkan umur 56
> jtl dan dari Kulonprogo 75 jtl. Pentarikhan tersebut dilakukan dengan
metoda
> K-Ar di Lab. Australia. Contoh yang sama dari Watuadeg, menurut informasi
> dari La Ode Ngkoimani kemarin siang ketika berbincang-bincang di ruang
saya,
> juga telah di-dating dengan metoda K-Ar di sebuah Lab. di Amerika,
> menghasilkan umur 58 jtl. Kelihatannya, angka 56 jtl dari Australia,
"masih"
> bisa dianggap bersesuaian dengan angka 58 jtl dari Amerika. Jadi, hasil
> pentarikhan La Ode Ngkoimani yang 56 jtl. mestinya  bisa kita katakan
> "absolutely right" ketimbang "absolutely wrong". Lagipula, menurut Bronto
et
> al. (2004), ada batuan volkanik di selatan Palabuhanratu, Jawa Barat,
dalam
> peta geologi dimasukkan dalam Formasi Citirem yang berumur Mesozoikum.
Oleh
> sebab itu, kelihatannya, angka2 56 dan 58 jtl untuk batuan volkanik dari
> Watuadeg, 75 jtl. dari Kulonprogo dan batuan volkanik Formasi Citirem yang
> Mesozoik bukan masalah lagi, karena merupakan hasil penelitian dan kajian
> ilmiah yang bisa dipertanggung - jawabkan. Yang sangat menarik dari hasil
> pentarikhan tersebut adalah implikasinya terhadap perkembangan geologi
Pulau
> Jawa. Kini kita memiliki data umur yang cukup tua (Mesozoikum) di
> Yogyakarta - Kulon Progo - Karangsambung dan Selatan Palabuhanratu, Jawa
> Barat. Adalah tantangan bagi kita semua untuk melihat dan mengkaji kembali
> geologi sejarah Pulau Jawa, termasuk perkembangan geodinamika dan
> proses-proses geologi lainnya.
>
> Wassalam,
>
> Yahdi Zaim
>
>
> - Original Message - 
> From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: ; <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Thursday, September 01, 2005 5:32 PM
> Subject: Re: [iagi-net-l] FW: [GeoUgm90] Tanya soal Jatibarang volcanics
>
>
> OAF berumur 75-17 Ma (Latest Cretaceous-Early Miocene) ? Betapa lebar
> kisaran umurnya. Ini bisa mengakomodasi sampai tiga periode volkanisme di
> Jawa. OAF menurut penemunya (Verbeek and Fennema, 1896, Geologie
> Beschrijving van Java) hanya Oligo-Miosen. Kebobutak, Gabon, Totogan,
> Jampang di selatan Jawa adalah contoh-contohnya; ini semua
volkanik-klastik
> Oligo-Miosen.
>
> OAF adalah volcanic arc pertama di Jawa yang jelas, dan ini didukung oleh
> distribusi dominasi sebaran umur volkanik berdasarkan K-Ar dan fission
> track. Yang lebih tua dari itu, Eosen maksudnya, hanya background
volcanism.
>
> Saya sukar membayangkan skenario tektonik-volkanik umur 75 Ma masuk di
> Pegunungan Selatan Jawa kemudian disebut OAF. Kita tak pernah punya
volcanic
> arc berumur lebih tua dari Eosen di selatan Jawa. Kalau ada, ini akan
sulit
> menghubungkannya dengan arcs umur lain seperti kata Pak Bambang. Latest
> Cretaceous arcs hanya ada di utara Jawa dengan pasangan subduction di
> Ciletuh-Luk Ulo-Bantimala. Lalu baru membentuk arc lagi pada Oligo-Miosen
di
> selatan Jawa sampai Nusa Tenggara yang terkenal sekarang sebagai
Pegunungan
> Selatan. Pasangan subduction-nya ada di submarine ridges selatan Jawa
> sekarang atau non-volcanics islands barat Sumatra sekarang.
>
> Di mana volcanic arc Eosen ? Kuncinya, kelihatannya ada di Bayah dan
> Jatibarang. Tetapi riset petro-tektonik di dua daerah itu kurang sehingga
> kita tak tahu dengan jelas. Sebagian spekulasi menghubungkan volkanik
Eosen
> Bayah dengan volkanik Eosen Jatibarang. Ini harus diklarifikasi dulu.
>
> Umur volkanik 75 Ma di Jawa selatan akan memerlukan subduction yang jauh
ke
> offshore selatan Jawa. Bagaimana hubungannya dengan volcanic arc seumur di
> Laut Jawa yang sekarang diskenariokan hasil subduction di Ciletuh-Luk Ulo.
> Tak mungkin ada double subduction pada umur itu dengan kedua volcanic arc
> muncul di utara dan selatan Jawa. Lalu, Latest Cretaceous volcanic arc di
> Jawa selatan akan tidak bisa diterima oleh konsep migrasi orogen yang
> menjauhi perisai benua, dan tak akan bisa diterima juga oleh mekanisme
> kemiringan subduction pada zone Wadati-Benioff.
>
> Maka, lebih baik diperiksa ulang umur 75 Ma itu, K-Ar dating bisa meleset.
> Lagipula, satu sampel berumur itu tak akan mewakili seluruh Jawa selatan
> tentunya. Posisi paleomagnetik (paleo-latitude) sampel ini menjadi penting
> untuk klarifikasi, seperti kata Pak Bambang.
>
> Pak Satria Bijaksana 2 t