Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java
Menarik sekali diskusi tentang souhtern part of Sundaland margin yang dikemukakan Pak Awang, Pak Koesoema dan Pak Mino Syapiie. Mungkin IAGI bisa menfasilitasi diskusi menarik ini menjadikan suatu special workshop tentang Sundaland Margin atau ikut saja rame-rame dalam Asia Oceania Geoscience meeting di Singapure Juli yad, dalam session-nya Prof. R. Hall Solid Earth 16, Sundaland: From Surface to Mantle. Saya sendiri bakal ikutan berkontribusi dgn topik Geodynamic of Sulawesi (eastern margin of Sundaland), bakal paper special issue di AAPG (editor Bona S.) Menambahi komentar Pak Awang, tentang batuan metamorf di Luk Ulo, Ciletuh, Bayat dan Meratus. Kita sebenarnya bisa melihat batuan metamorf tersebut adalah produk dari active margin subduction zone atau hanya normal continental/regional metamorphism, tinggal melihat jenis dan facies metamorf tsb. Batuan metamorf bertekanan tinggi atau sekis glaukopan (koreksi, LTHP: T=200-400 deg C, P=7-14 kb) adalah memang ciri khas produk dari suatu zona subdaksi, baik oceanic subduction maupun continental subduction/collision. Untuk batuan metamorf tekanan tinggi (sekis glaukopan/eklogit) produk dari oceanic subduction, protolith atau batuan asalnya (bisa juga berupa assosiasinya) harus terdiri dari reef limestone, chert, MORB (lava bantal), seamount, trench-fill turbidite dan tidak hadirnya granit-gneiss complex. Sedangkan jika produk dari continental subduction/collision, protolithnya harus platform carbonate, bimodal volcanic (basalt/dasit), platform cover turbidite, granit-gneiss complek dan absent-nya deep sea sediment. Dari klasifikasinya ini, saya cenderung mengatakan bahwa batuan metamorf tekanan tinggi di Luk Ulo merupakan produk dari oceanic subduction, dan kehadiran filit, batu sabak, metagabbro merupakan retrograde facies dari batuan met. tekanan tinggi atau malah merupakan produk dari regional metamorphism setelah accreted di Sundaland margin. Salam Ade Kadarusman Melange (?) di Bayat jadi problem tersendiri karena di sini tidak ada ofiolit tidak ada sedimen palung tidak ada lava bantal, melulu batuan ofiolit tidak ada sedimen palung tidak ada lava bantal, melulu batuan metamorf (sekis, filit, metagabro, marble). Jauh sekali sifatnya dengan Luk Ulo complex. Sebuah pemikiran pernah dilempar, Bayat lebih continental parentage dibanding Luk Ulo. Apa benar ? Apa sekis selalu continental-associated ? Fasies metamorfik sekis (galukofan) butuh LTHP (low temperature 100-200 deg C dan high pressure 3-8 kilobar), kelihatannya itu bisa terjadi di active margin subduction zone tanpa pelibatan continental crust (?). Tetapi minimnya komponen melange di Bayat memang patut ditanyakan. Counterpart-nya di Ciletuh dan Bantimala sekaya seperti di Luk Ulo. Salam, Awang
Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java
Menarik komentarnya Pak Ade, terutama tentang kemungkinan retrograde metamorphism dan soal regional metamorphism after accretion di tepi Sundaland. Saya merasa metamorf di Bayat harus benar-benar dilihat baik umur maupun fasiesnya, yang di Luk Ulo rasanya sangat meyakinkan oceanic subduction metamorphism. Bayat peculiar.. Penelitian detail terhadapnya siapa tahu bisa membuka khazanah pengetahuan tektonik baru Jawa Tengah dan tepi Sundaland pada umumnya. Seorang teman saya dari UPN akan mengambil disertasi topik ini di Bayat, semoga membuka apa yang sebenarnya terjadi. Salam, Awang Ade Kadarusman [EMAIL PROTECTED] wrote: Menarik sekali diskusi tentang souhtern part of Sundaland margin yang dikemukakan Pak Awang, Pak Koesoema dan Pak Mino Syapiie. Mungkin IAGI bisa menfasilitasi diskusi menarik ini menjadikan suatu special workshop tentang Sundaland Margin atau ikut saja rame-rame dalam Asia Oceania Geoscience meeting di Singapure Juli yad, dalam session-nya Prof. R. Hall Solid Earth 16, Sundaland: From Surface to Mantle. Saya sendiri bakal ikutan berkontribusi dgn topik Geodynamic of Sulawesi (eastern margin of Sundaland), bakal paper special issue di AAPG (editor Bona S.) Menambahi komentar Pak Awang, tentang batuan metamorf di Luk Ulo, Ciletuh, Bayat dan Meratus. Kita sebenarnya bisa melihat batuan metamorf tersebut adalah produk dari active margin subduction zone atau hanya normal continental/regional metamorphism, tinggal melihat jenis dan facies metamorf tsb. Batuan metamorf bertekanan tinggi atau sekis glaukopan (koreksi, LTHP: T=200-400 deg C, P=7-14 kb) adalah memang ciri khas produk dari suatu zona subdaksi, baik oceanic subduction maupun continental subduction/collision. Untuk batuan metamorf tekanan tinggi (sekis glaukopan/eklogit) produk dari oceanic subduction, protolith atau batuan asalnya (bisa juga berupa assosiasinya) harus terdiri dari reef limestone, chert, MORB (lava bantal), seamount, trench-fill turbidite dan tidak hadirnya granit-gneiss complex. Sedangkan jika produk dari continental subduction/collision, protolithnya harus platform carbonate, bimodal volcanic (basalt/dasit), platform cover turbidite, granit-gneiss complek dan absent-nya deep sea sediment. Dari klasifikasinya ini, saya cenderung mengatakan bahwa batuan metamorf tekanan tinggi di Luk Ulo merupakan produk dari oceanic subduction, dan kehadiran filit, batu sabak, metagabbro merupakan retrograde facies dari batuan met. tekanan tinggi atau malah merupakan produk dari regional metamorphism setelah accreted di Sundaland margin. Salam Ade Kadarusman Melange (?) di Bayat jadi problem tersendiri karena di sini tidak ada ofiolit tidak ada sedimen palung tidak ada lava bantal, melulu batuan ofiolit tidak ada sedimen palung tidak ada lava bantal, melulu batuan metamorf (sekis, filit, metagabro, marble). Jauh sekali sifatnya dengan Luk Ulo complex. Sebuah pemikiran pernah dilempar, Bayat lebih continental parentage dibanding Luk Ulo. Apa benar ? Apa sekis selalu continental-associated ? Fasies metamorfik sekis (galukofan) butuh LTHP (low temperature 100-200 deg C dan high pressure 3-8 kilobar), kelihatannya itu bisa terjadi di active margin subduction zone tanpa pelibatan continental crust (?). Tetapi minimnya komponen melange di Bayat memang patut ditanyakan. Counterpart-nya di Ciletuh dan Bantimala sekaya seperti di Luk Ulo. Salam, Awang - Do you Yahoo!? Yahoo! Search - Find what youre looking for faster.
Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java
Memang betul dari anomaly Bouger saja tidak dapat mengatakan secara deduktif ada kawasan micro-continent, tetapi dikombinasikan dengan outcrop data dan data lainnya paling tidak ada petunjuk untuk melakukan penalaran induksi.. Lihat saja peta gravitasi digital kompilasi dari seluruh Indonesia, kita bisa jelas melihat Sundaland, di bandingkan island arc. Juga dengan dibor saja kita tidak bisa mengambil kesimpulan keberadaan micro-continent, kecuali kalau dibor sampai mantle. Wassalam RPK - Original Message - From: mohamad untung [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 11, 2004 11:52 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java Sedikit klarifikasi tentang anomali Bouguer. Dari anomali ini saja seseorang tidak dapat mengatakan bahwa di bawah suatu kawasan ada microcontinent. Kita hanya dapat menafsirkan struktur saja, tidak macam benda atau batuan. Untuk itu perlu data bor atau singkapan. M. Untung - Original Message - From: Koesoema [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, March 10, 2004 5:09 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java Sebetulnya boleh saja mengusulkan penjelasan untuk sesuatu yang datanya tidak lengkap, tetapi itu namanya HYPOTHESIS Saya kira sulit untuk mengakali adanya microcontinent di bawah Jawa timur, kalau kita mau meliha peta bouger gravity map pulau Jawa yang diterbitkan P3G, kecuali untuk sekitar Jogya-Surakarta, masih ada room for a micro-continent. Struktur rumit di cekungan Jawa Timur Utara, saya kira tida perlu meng-invoke micro-continent di bawah seluruh Jawa timur, cukup disebabkan differential movements dari fragmental continental margin dari Sunda. Wassalam RPK - Original Message - From: Benyamin Sapiie [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, March 09, 2004 1:41 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java Betul sekali sulit sekali kalaubelum ada data lengkap. Tapi fakta geologi yang ada pada memerlukan penjelasan yang lebih unconventional karena beberapa struktur paleogen di Jawa Timur yang tidak bisa dijelaskan secara konventional geology saat ini. Masih banyak room untuk argumen komposisi magamatic di Jawa karena data masih belum komplit. Yang jelas saya pikir kita harus selalu terbuka untuk pemikiran geologi yang berbeda sebagai alternatif yang ada, selama bobot scientificnya sama-2 tidak pasti. Salam, Ben Sapiie - Original Message - From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, March 09, 2004 12:21 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java Saat ini, untuk saya, sulit memahami ada East Java Microplate (continent ?) di bawah Jawa (Jawa Tengah Jawa Timur ?). Belum ada bukti langsung ada pre-Tertiary (bahkan pre-Cretaceous) continental microplate di bawah Jawa baik dari data gayaberat, outcrop, apalagi sumur. Paternoster sudah jelas micro-continent, Kangean meragukan tapi sangat mungkin, untuk East Java saat ini tak ada buktinya. Untuk menerangkan pembelokan volcanic arc dari Late Cretaceous yang swing ke TL (volvanic arc mana di Meratus yang mau disejajarkan dengan Jatibarang, Laut Jawa, dan Garba Mts ? Apakah Alino Arc-Manununggul volcaniclastic, atau Langi volcanics di SW Sulawesi ?), katakanlah itu benar, maka memang terjadi swing menjadi B-T saat Oligo-Miosen Arc ada di selatan Jawa. Nah, kelihatannya, perubahan trend ini terjadi karena ada penyumbatan proto Jawa oleh East Java Microplate. Tapi, apa benar begitu ? Kita melihat trend-trend volcanic arc itu dalam present position of Java. Bagaimana posisi Ja wa di Late Cretaceous-Paleogen dan saat pre-rotation. Lalu, apakah Kalimantan-nya rotated atau tidak (ada dua school of thoughts tentang rotasi Kalimantan ini). Sulit untuk merekonstruksi ini selama data belum lengkap. Paleomagnetism Jawa sudah beberapa tahun diketahui, tetapi kelihatannya belum menggiring ke pemahaman yang lebih baik tentang tektonik di SE Sundaland ini. Butir kuarsa Eosen tak harus selalu ditafsirkan dari kontinen, sangat mungkin dari produk volkanik juga, yang selama ini di under-estimate. Bila di bawah Jawa Timur onshore ada East Java Microplate (continent), maka tidak mungkin ada keseragaman komposisi volkanik baik untuk Oligo-Miosen Arc, Late Miocene-Recent volcanic arc di Jawa dari sejak Gunung Karang di Banten sampai Gunung Raung di Jatim, semuanya calc-alkaline andesitic; mestinya semua gunungapi di Jawa Tengah-Jatim berkomposisi potasic-ultrapotasic sangat alkaline sebab magma partial meltingnya telah melewati kerak mikrokontinen yang sangat tebal. Dari segi distribusi jalur volkanik pun, terlihat bahwa tak ada gangguan berarti pada penekukan zona Wadati
Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java
Saya tidak tahu apakah pernah ada yang mengusulkan adanya melange di Bayat, karena tidak ada bukti sama sekali. - Original Message - From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, March 09, 2004 3:15 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java Pasir kuarsaan middle Eocene di Nanggulan dan di beberapa singkapan di Peg. Jiwo merupakan isolated channelised conglomeratic sands, dan menurut paper terbaru dari Smyth et al (2003) punya provenance metamorphic basement source, bukan dari plutonic source. Melihat butirannya yang rounded dan ukuran clasts-nya diperkirakan telah mengalami beberapa tahap erosi dan re-deposisi sebelum final deposition. Kemudian, lithic grains metamorphic basement lithology-nya semakin berkurang upsection dan digantikan volcanic quartz. Kemungkinan provenance adalah metamorphic rocks di Bayat (?). Melange (?) di Bayat jadi problem tersendiri karena di sini tidak ada ofiolit tidak ada sedimen palung tidak ada lava bantal, melulu batuan metamorf (sekis, filit, metagabro, marble). Jauh sekali sifatnya dengan Luk Ulo complex. Sebuah pemikiran pernah dilempar, Bayat lebih continental parentage dibanding Luk Ulo. Apa benar ? Apa sekis selalu continental-associated ? Fasies metamorfik sekis (galukofan) butuh LTHP (low temperature 100-200 deg C dan high pressure 3-8 kilobar), kelihatannya itu bisa terjadi di active margin subduction zone tanpa pelibatan continental crust (?). Tetapi minimnya komponen melange di Bayat memang patut ditanyakan. Counterpart-nya di Ciletuh dan Bantimala sekaya seperti di Luk Ulo. Salam, Awang Koesoema [EMAIL PROTECTED] wrote:Micro-continent mungkin ada di selatan Jogya untuk menjelaskan adanya schists di Bayat dan Eocene shallow marine deposit di Nanggulan, tetapi sangat terbatas, tidak meluas seluruh Jawa Timur. - Original Message - From: Awang Satyana To: Sent: Tuesday, March 09, 2004 12:21 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java Saat ini, untuk saya, sulit memahami ada East Java Microplate (continent ?) di bawah Jawa (Jawa Tengah Jawa Timur ?). Belum ada bukti langsung ada pre-Tertiary (bahkan pre-Cretaceous) continental microplate di bawah Jawa baik dari data gayaberat, outcrop, apalagi sumur. Paternoster sudah jelas micro-continent, Kangean meragukan tapi sangat mungkin, untuk East Java saat ini tak ada buktinya. Untuk menerangkan pembelokan volcanic arc dari Late Cretaceous yang swing ke TL (volvanic arc mana di Meratus yang mau disejajarkan dengan Jatibarang, Laut Jawa, dan Garba Mts ? Apakah Alino Arc-Manununggul volcaniclastic, atau Langi volcanics di SW Sulawesi ?), katakanlah itu benar, maka memang terjadi swing menjadi B-T saat Oligo-Miosen Arc ada di selatan Jawa. Nah, kelihatannya, perubahan trend ini terjadi karena ada penyumbatan proto Jawa oleh East Java Microplate. Tapi, apa benar begitu ? Kita melihat trend-trend volcanic arc itu dalam present position of Java. Bagaimana posisi J! awa di Late Cretaceous-Paleogen dan saat pre-rotation. Lalu, apakah Kalimantan-nya rotated atau tidak (ada dua school of thoughts tentang rotasi Kalimantan ini). Sulit untuk merekonstruksi ini selama data belum lengkap. Paleomagnetism Jawa sudah beberapa tahun diketahui, tetapi kelihatannya belum menggiring ke pemahaman yang lebih baik tentang tektonik di SE Sundaland ini. Butir kuarsa Eosen tak harus selalu ditafsirkan dari kontinen, sangat mungkin dari produk volkanik juga, yang selama ini di under-estimate. Bila di bawah Jawa Timur onshore ada East Java Microplate (continent), maka tidak mungkin ada keseragaman komposisi volkanik baik untuk Oligo-Miosen Arc, Late Miocene-Recent volcanic arc di Jawa dari sejak Gunung Karang di Banten sampai Gunung Raung di Jatim, semuanya calc-alkaline andesitic; mestinya semua gunungapi di Jawa Tengah-Jatim berkomposisi potasic-ultrapotasic sangat alkaline sebab magma partial meltingnya telah melewati kerak mikrokontinen yang sangat tebal. Dari segi distribusi jalur volkanik pun, terlihat bahwa tak ada gangguan berarti pada penekukan zona Wadati-Benioff di bawah Jateng dan Jatim, artinya tak ada masif kerak yang menghalangi subduction Indian oceanic crust. Kesan saya, Jawa adalah contoh ideal subduction dengan ofiolit fosil subduction-nya dari scrapped off oceanic crust, bukan obducted ophiolite dua mikro-kontinen yang collided. Sejauh data menunjukkan... Salam, Awang Benyamin Sapiie wrote: Saya juga mempunyai pendapat yangs ama bahwa Muria ada diatas continental crust. Saya pikir Luh-Ulo justru suture yang melibatkan microkontinen dengan nama East Java Microplate (baca paper kami di IPA 2003). Masih banyak yang harus dikonfiormasi tentantg penentuan umur ofiolit. Metodanya sendiri bisa sangat diperdebatkan (Pak Soeyono suka mengatakan umur absolute bisa absolutely wrong or absolutely right). Menurut saya pendekatan generalisasi kurang
Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java
Saya kira tak ada proto-Jawa secara utuh seperti bentuknya sekarang. Yang bisa dicurigai sebagai asal dari Gondwana adalah bagian utara Jawa Barat yang merupakan ujung selatan SW Kalimantan micro-continent (di sini ditemukan silty argillite berumur 213 Ma - Triassic, Patmosukismo Yahya, 1974) dan bagian NE Java Sea termasuk sedikit bagian utara Madura yang merupakan ujung selatan mikrokontinen Paternoster. Utara Jawa Tengah sampai Bawean mungkin bukan yang asli kontinen, tapi highly attenuated continent yang mungkin juga dikomplikasi oleh proses amalgamasi di dalam micro-continent sendiri. Sebenarnya, di Jawa Tengah, banyak terra-incognito, kita lebih banyak tahu Jawa Barat dan Jawa Timur.., padahal bisa saja di Jawa Tengahlah letak clue-nya (?) Mikro-kontinen kecil di sekitar Surakarta-Yogya masih harus dicari buktinya dan kalau ada harus kita mengerti mode of emplacementnya, jangan-jangan splinter yang detached dari SE Sundaland, seperti Sumba, siapa tahu kan ? Kalau ada, ukurannya sangat kecil, yang paling kecil dibanding semua micro-continent di SE Asia. Jawa sekarang adalah hasil subduction accretion sepanjang Tersier dengan semua sedimentasi, tektonik, dan volkanisme-nya dan sudah menempati posisinya yang sekarang sejak Miosen. Salam, Awang Koesoema [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya belum pernah tahu kalau Proto-Java (what ever i is) berasal dari Gondwana, yang mungkin dari Gondwana (Australia) adalah micro-continent di sekitar Bayat, tetapi keberadaannya disangsikan oleh Awang. Kalau pun demikian, micro-continent itu terlepas dari Australia dan melesat ke depan mendahului induknya. - Original Message - From: To: Sent: Wednesday, March 10, 2004 1:58 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java Pak Awang, Pak Koesoema Maaf saya sedang terkena spatial dis-orientation disini. Pada waktu Paleocene ini posisi proto jawa ini ada di sekitar lintang berapa ya ? Kalau ngeliat rekonstruksi Gondwana yg awalnya ngumpul di kutub selatan, tentunya proto java pada Paleocene masih jauh di lintang selatan (? 60deg LS). Kalau emang jauh diselatan tentunya banyak sekali shortening atau bahkan crushing (hancur) yg terjadi setelah itu. Apakah akibat shortening masih akan menyimpan suture2 lamanya sehingga masih dapat dipetakan sampai sepanjang ratusan kilometer seperti yg diuraikan ? RDP Awang Satyana 03/10/2004 12:20 PM Please respond to iagi-net To: [EMAIL PROTECTED] cc: Subject: Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java Kalau melihat lebih regional lagi sejak Karimunjawa Arch sampai ke Sibaru Platform di utara Kangean, maka kita akan melihat bahwa kerak di wilayah ini sangat teregangkan menjadi segmented basement persis seperti yang dialami Selat Makassar bagian selatan dengan pola horst dan graben berarah BD-TL. Bawean adalah bagian daripadanya. Asal muasal segmented basement ini pernah dicari mekanismenya. Back-arc spreading ? Maka harus ada Paleocene/Eocene volcanic arc yang firm dan saat ini tak ada Eocene volcanic arc yang firm di Jawa sebab saat itu volcanism tidak mencapai puncaknya. Extension fracture dari RMK wrench zone ? Maka umur RMK harus tua, dan saat ini tak ada bukti kuat bahwa RMK tua umurnya. Saat ini saya tengah menafsirkan bahwa segmented basement itu akibat drifting beberapa fragmen SE Sundaland ke timur (termasuk Sulawesi Barat dan Sumba). Apakah Bawean mikrokontinen ? Berarti ia harus mikrokontinen di tengah oceanic crust. Bagaimana mekanisme yang mungkin untuk hal ini terjadi, diferensiasi magmatik. Recent examples di SW Pacific untuk tinggian-tinggian di tengah samudera banyaknya adalah oceanic plateau bukan continental plateau (silakan lihat Ben-Avraham et al, 1981 : Continental accretion and orogeny : from oceanic plateaus to allochthonous terranes - Science v. 213, p. 47-54). Melihat geologi Pulau Bawean dan volkanismanya serta regional settingnya dan data litologi TD sumur2 di sekitarnya, saya lebih percaya kalau highly extended continental crust-lah yang mendasari segmen Bawean, bukan oceanic. Dari regional setting, data geofisika Sunda Shelf (Ben-Avraham Emery AAPG Bull 1973; Prasetyo, 1992) dan data TD sumur2 di wilayah ini, saya percaya bahwa Paternoster adalah firm micro-continent, Kangean sangat mungkin, dan sudah saya sebutkan menjadi satu sebagai Paternoster-Kangean continental terrane di paper PIT IAGI 2003. Untuk Bayat atau lebih besar lagi East Java Microcontinent (yang melandasi onshore Jateng-Jatim) saat ini, saya pribadi memang tidak/belum setuju, banyak bukti yang harus ditunjukkan untuk mengkonfirmasi keberadaannya, sementara banyak sekali fenomena geologi yang harus dijelaskan kalau memang mikrokontinen ini ada. Setiap mata rantai tektonik ditemukan, bisa berimplikasi dua hal : (1) menjadikan keseluruhan rantai berputar lebih cepat atau, (2) menjadikan keseluruhan rantai berputar lebih lambat. Perbedaan pendapat sangat biasa terjadi di tektonik (memang ia hidup dari adu
Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java
Sedikit klarifikasi tentang anomali Bouguer. Dari anomali ini saja seseorang tidak dapat mengatakan bahwa di bawah suatu kawasan ada microcontinent. Kita hanya dapat menafsirkan struktur saja, tidak macam benda atau batuan. Untuk itu perlu data bor atau singkapan. M. Untung - Original Message - From: Koesoema [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, March 10, 2004 5:09 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java Sebetulnya boleh saja mengusulkan penjelasan untuk sesuatu yang datanya tidak lengkap, tetapi itu namanya HYPOTHESIS Saya kira sulit untuk mengakali adanya microcontinent di bawah Jawa timur, kalau kita mau meliha peta bouger gravity map pulau Jawa yang diterbitkan P3G, kecuali untuk sekitar Jogya-Surakarta, masih ada room for a micro-continent. Struktur rumit di cekungan Jawa Timur Utara, saya kira tida perlu meng-invoke micro-continent di bawah seluruh Jawa timur, cukup disebabkan differential movements dari fragmental continental margin dari Sunda. Wassalam RPK - Original Message - From: Benyamin Sapiie [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, March 09, 2004 1:41 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java Betul sekali sulit sekali kalaubelum ada data lengkap. Tapi fakta geologi yang ada pada memerlukan penjelasan yang lebih unconventional karena beberapa struktur paleogen di Jawa Timur yang tidak bisa dijelaskan secara konventional geology saat ini. Masih banyak room untuk argumen komposisi magamatic di Jawa karena data masih belum komplit. Yang jelas saya pikir kita harus selalu terbuka untuk pemikiran geologi yang berbeda sebagai alternatif yang ada, selama bobot scientificnya sama-2 tidak pasti. Salam, Ben Sapiie - Original Message - From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, March 09, 2004 12:21 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java Saat ini, untuk saya, sulit memahami ada East Java Microplate (continent ?) di bawah Jawa (Jawa Tengah Jawa Timur ?). Belum ada bukti langsung ada pre-Tertiary (bahkan pre-Cretaceous) continental microplate di bawah Jawa baik dari data gayaberat, outcrop, apalagi sumur. Paternoster sudah jelas micro-continent, Kangean meragukan tapi sangat mungkin, untuk East Java saat ini tak ada buktinya. Untuk menerangkan pembelokan volcanic arc dari Late Cretaceous yang swing ke TL (volvanic arc mana di Meratus yang mau disejajarkan dengan Jatibarang, Laut Jawa, dan Garba Mts ? Apakah Alino Arc-Manununggul volcaniclastic, atau Langi volcanics di SW Sulawesi ?), katakanlah itu benar, maka memang terjadi swing menjadi B-T saat Oligo-Miosen Arc ada di selatan Jawa. Nah, kelihatannya, perubahan trend ini terjadi karena ada penyumbatan proto Jawa oleh East Java Microplate. Tapi, apa benar begitu ? Kita melihat trend-trend volcanic arc itu dalam present position of Java. Bagaimana posisi Ja wa di Late Cretaceous-Paleogen dan saat pre-rotation. Lalu, apakah Kalimantan-nya rotated atau tidak (ada dua school of thoughts tentang rotasi Kalimantan ini). Sulit untuk merekonstruksi ini selama data belum lengkap. Paleomagnetism Jawa sudah beberapa tahun diketahui, tetapi kelihatannya belum menggiring ke pemahaman yang lebih baik tentang tektonik di SE Sundaland ini. Butir kuarsa Eosen tak harus selalu ditafsirkan dari kontinen, sangat mungkin dari produk volkanik juga, yang selama ini di under-estimate. Bila di bawah Jawa Timur onshore ada East Java Microplate (continent), maka tidak mungkin ada keseragaman komposisi volkanik baik untuk Oligo-Miosen Arc, Late Miocene-Recent volcanic arc di Jawa dari sejak Gunung Karang di Banten sampai Gunung Raung di Jatim, semuanya calc-alkaline andesitic; mestinya semua gunungapi di Jawa Tengah-Jatim berkomposisi potasic-ultrapotasic sangat alkaline sebab magma partial meltingnya telah melewati kerak mikrokontinen yang sangat tebal. Dari segi distribusi jalur volkanik pun, terlihat bahwa tak ada gangguan berarti pada penekukan zona Wadati-Benioff di bawah Jateng dan Jatim, artinya tak ada masif kerak yang menghalangi subduction Indian oceanic crust. Kesan saya, Jawa adalah contoh ideal subduction dengan ofiolit fosil subduction-nya dari scrapped off oceanic crust, bukan obducted ophiolite dua mikro-kontinen yang collided. Sejauh data menunjukkan... Salam, Awang Benyamin Sapiie [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya juga mempunyai pendapat yangs ama bahwa Muria ada diatas continental crust. Saya pikir Luh-Ulo justru suture yang melibatkan microkontinen dengan nama East Java Microplate (baca paper kami di IPA 2003). Masih banyak yang harus dikonfiormasi tentantg penentuan umur ofiolit. Metodanya sendiri bisa sangat diperdebatkan (Pak Soeyono suka mengatakan umur absolute bisa
Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java
Idealnya memang suture terdapat sepanjang terrane boundary. Tetapi, di mana pun di seluruh dunia tidak ada yang seideal itu. Song Ma Song Da suture, Nan-Uttaradit suture di Indochina, Raub-Bentong suturedi Malaya ; melange zone di antara Yangtze-Xianggui-Cathaysia-Dongnanya Block di Taiwan, Ailaoshan - Jinshajing suture di South China, juga seluruh suture di tempat2 lain (lengkapnya ada di Howell et al. 1985) tak ada yang seideal sepanjang terrane boundary. Garis2 putus biasanya diplot di sepanjang terrane boundary yang mestinya inferred suture. Suture Meratus-Bawean ? Paper Manur dan Barraclough (1994) tak memasukkan Bawean Arch sebagai melange/ophiolite (Fig. 3 di paper itu), malahan menyebutkan Bawean Arch sebagai pre-Tertiary continental crust. Pulau Masalembo di Hamilton (1979) adalah melange MK (melange Cretaceous), sangat mungkin memang penerusan dari Laut Ridge yang juga melange seumur Meratus yang terpisah oleh Asem-Asem Basin dan Masalembo Basin. Suture Meratus saya pikir masih terus ke Masalembo, tetapi besar kemungkinan tidak sampai ke Bawean. Artinya terrane Paternoster pun tak sampai ke Bawean, mungkin belok ke timur menuju Kangean. Paper Bransden and Matthews (1992) menyebut collision antara Sunda Shield dengan East Java SEA Plate, di atas East Java Sea Plate ini sekarang merupakan East Java Sea. Saya menyebutnya jadi mikro-kontinen Paternoster-Kangean, walaupun masih harus dicari : (1) bagaimana cara Paternoster menyambung ke Kangean, (2) apa bukti Kangean micro-continent. Bukti tak langsung ada, dari sedimen Paleo-Eosen di Pagerungan dan oil geochemistry-nya yang sangat terestrial padahal kecenderungan dari barat ke timur mestinya semakin marin, dan di Pagerungan tiba-tiba terestrial. Data sumur-sumur yang Pak Koesoema sebutkan sebagian besar data lama tahun 1970an yang sekarang semua datanya ada di Plumpang dan di sebagian KPS yang punya blok di sini. Saya pernah memetakan TD litologinya, dan tak satu pun yang pure oceanic crust, kebanyakan metamorphic, meta-sedimen, atau pure continental crust di wilayah Paternoster (sumur Pangkat-1, Gulf Sebuku 2000, menembus granit-granodiorit di Paternoster). Salam, Awang Koesoema [EMAIL PROTECTED] wrote:Bagamana suatu suture berhenti? di offset oleh sesar paling-paling. Tetapi ada paper dari Manure dan Baraclough yang menyambungkan Meratus ke sekitar Bawean, dan memetakannya sebagai oceanic crust or extremely thin crust. Kalau kita lihat Pulau Masalembu adalah ophiolite, lanjutan dari P Laut. Kemudian juga paper Bransden 1992 menggambarkan adanya Eastern Sunda micro-continent. Barangkali di BP migas ada log sumur-sumur sekitar itu dan yang basementnya menyatakan sebagai ophiolite? - Original Message - From: Awang Satyana To: Sent: Tuesday, March 09, 2004 9:03 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java Pak Koesoema, Data umur ofiolit Meratus saya dapat dari Sikumbang (1986) yang disertasinya di Meratus, umur ofiolit Luk Ulo dan Bantimala dari paper2 joint LGPN LIPI dan Jepang (misalnya Wakita et al. 1994) yang banyak melakukan dating absolut maupun relatif melange di kedua daerah itu. Mencari penerusan suture Meratus ke BD menuju Pulau Bawean atau yang Pak Koesoema gambarkan sebagai jalur ungu sampai ke Kendeng saya pikir memang akan menjadi salah satu bagian yang pelik dan mengganjal. Seberapa jauh Meratus Ridge menerus ke SW offshore-nya, apakah sampai ke Bawean Arch, mungkin perlu dilihat lagi. Meratus Ridge diputus oleh depresi East Florence Basin sebelum menyambung ke Bawean Arch. Meratus Ridge juga bisa terobek ke BD menjadi Florence Ridge di barat dan JS-1 Ridge di timur. Kedua ridge ini mengapit East Florence Basin. Apa basement di wilayah ini barangkali bisa dicek di sumur-sumur lama tahun 1970an yang dibor oleh Cities Service juga sebuah company yang dulu dapat blok South Kalimantan offshore. Dari data yang ada banyaknya tidak pure continental crust atau oceanic crust, tetapi lebih mirip ke intermediate crust (?). Sejauh mana suture Meratus kiranya akan berhubungan dengan selebar apa Paternoster micro-continent. Beberapa literatur menyambungkan Paternoster microplate dengan Kangean (misalnya Beicip-Pertamina), beberapa lagi tidak (misalnya publikasi2 dari Metcalfe, yang paling banyak menulis soal microplate di asosiasi Gondwanaland). Kalau Paternoster-Kangean bersatu, maka teoretisnya suture Meratus menerus ke SW menuju utara Jawa Timur. Bila hanya Paternoster, suture cukup sampai Meratus Ridge tenggelam. Saya merasa suture itu berhenti di tempat Meratus Ridge menunjam, yaitu di utara East Florence Basin. Kalau Bawean Arch, JS-1 Ridge, dan ridge2 yang lain di SW Paternoster serta depresi2 asosiasinya (Central Deep, dkk), lebih merupakan segmented basements akibat pembukaan Selat Makassar di selatan dan dispersion fragment2 Sundaland bagian timur. Pulau Bawean sebenarnya adalah gunungapi juga bahkan yang paling alkalin dibanding gunung2 lain di
Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java
Pasir kuarsaan middle Eocene di Nanggulan dan di beberapa singkapan di Peg. Jiwo merupakan isolated channelised conglomeratic sands, dan menurut paper terbaru dari Smyth et al (2003) punya provenance metamorphic basement source, bukan dari plutonic source. Melihat butirannya yang rounded dan ukuran clasts-nya diperkirakan telah mengalami beberapa tahap erosi dan re-deposisi sebelum final deposition. Kemudian, lithic grains metamorphic basement lithology-nya semakin berkurang upsection dan digantikan volcanic quartz. Kemungkinan provenance adalah metamorphic rocks di Bayat (?). Melange (?) di Bayat jadi problem tersendiri karena di sini tidak ada ofiolit tidak ada sedimen palung tidak ada lava bantal, melulu batuan metamorf (sekis, filit, metagabro, marble). Jauh sekali sifatnya dengan Luk Ulo complex. Sebuah pemikiran pernah dilempar, Bayat lebih continental parentage dibanding Luk Ulo. Apa benar ? Apa sekis selalu continental-associated ? Fasies metamorfik sekis (galukofan) butuh LTHP (low temperature 100-200 deg C dan high pressure 3-8 kilobar), kelihatannya itu bisa terjadi di active margin subduction zone tanpa pelibatan continental crust (?). Tetapi minimnya komponen melange di Bayat memang patut ditanyakan. Counterpart-nya di Ciletuh dan Bantimala sekaya seperti di Luk Ulo. Salam, Awang Koesoema [EMAIL PROTECTED] wrote:Micro-continent mungkin ada di selatan Jogya untuk menjelaskan adanya schists di Bayat dan Eocene shallow marine deposit di Nanggulan, tetapi sangat terbatas, tidak meluas seluruh Jawa Timur. - Original Message - From: Awang Satyana To: Sent: Tuesday, March 09, 2004 12:21 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java Saat ini, untuk saya, sulit memahami ada East Java Microplate (continent ?) di bawah Jawa (Jawa Tengah Jawa Timur ?). Belum ada bukti langsung ada pre-Tertiary (bahkan pre-Cretaceous) continental microplate di bawah Jawa baik dari data gayaberat, outcrop, apalagi sumur. Paternoster sudah jelas micro-continent, Kangean meragukan tapi sangat mungkin, untuk East Java saat ini tak ada buktinya. Untuk menerangkan pembelokan volcanic arc dari Late Cretaceous yang swing ke TL (volvanic arc mana di Meratus yang mau disejajarkan dengan Jatibarang, Laut Jawa, dan Garba Mts ? Apakah Alino Arc-Manununggul volcaniclastic, atau Langi volcanics di SW Sulawesi ?), katakanlah itu benar, maka memang terjadi swing menjadi B-T saat Oligo-Miosen Arc ada di selatan Jawa. Nah, kelihatannya, perubahan trend ini terjadi karena ada penyumbatan proto Jawa oleh East Java Microplate. Tapi, apa benar begitu ? Kita melihat trend-trend volcanic arc itu dalam present position of Java. Bagaimana posisi J! awa di Late Cretaceous-Paleogen dan saat pre-rotation. Lalu, apakah Kalimantan-nya rotated atau tidak (ada dua school of thoughts tentang rotasi Kalimantan ini). Sulit untuk merekonstruksi ini selama data belum lengkap. Paleomagnetism Jawa sudah beberapa tahun diketahui, tetapi kelihatannya belum menggiring ke pemahaman yang lebih baik tentang tektonik di SE Sundaland ini. Butir kuarsa Eosen tak harus selalu ditafsirkan dari kontinen, sangat mungkin dari produk volkanik juga, yang selama ini di under-estimate. Bila di bawah Jawa Timur onshore ada East Java Microplate (continent), maka tidak mungkin ada keseragaman komposisi volkanik baik untuk Oligo-Miosen Arc, Late Miocene-Recent volcanic arc di Jawa dari sejak Gunung Karang di Banten sampai Gunung Raung di Jatim, semuanya calc-alkaline andesitic; mestinya semua gunungapi di Jawa Tengah-Jatim berkomposisi potasic-ultrapotasic sangat alkaline sebab magma partial meltingnya telah melewati kerak mikrokontinen yang sangat tebal. Dari segi distribusi jalur volkanik pun, terlihat bahwa tak ada gangguan berarti pada penekukan zona Wadati-Benioff di bawah Jateng dan Jatim, artinya tak ada masif kerak yang menghalangi subduction Indian oceanic crust. Kesan saya, Jawa adalah contoh ideal subduction dengan ofiolit fosil subduction-nya dari scrapped off oceanic crust, bukan obducted ophiolite dua mikro-kontinen yang collided. Sejauh data menunjukkan... Salam, Awang Benyamin Sapiie wrote: Saya juga mempunyai pendapat yangs ama bahwa Muria ada diatas continental crust. Saya pikir Luh-Ulo justru suture yang melibatkan microkontinen dengan nama East Java Microplate (baca paper kami di IPA 2003). Masih banyak yang harus dikonfiormasi tentantg penentuan umur ofiolit. Metodanya sendiri bisa sangat diperdebatkan (Pak Soeyono suka mengatakan umur absolute bisa absolutely wrong or absolutely right). Menurut saya pendekatan generalisasi kurang tepat, sekarang harus lebih detail. Salam, Ben Sapiie - Original Message - From: Koesoema To: Sent: Monday, March 08, 2004 6:08 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java Terima kasih atas komentarnya. memang kelihatan bahwa Muria itu berada di atas continental crust (saya gambarkan batas continental
Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java
Ada beberapa kekeliruan, Manur dan Baraclaugh (1994) menggambarkan jalur oceanic crust or thinning of continental crust dari Meratus ke Bawean. Bawean sendiri adalah microcontinent kecil di dalam jalur itu. Untuk continental crust sampai ke Kangean, baca tulisan Hardy Prasety, dia menggambarkan adanya Doang Borderland, a donwbowed continental crust yang nyambung dari East Sunda Microcontinent, ke Sulawesi Selatan. Argumentasi Anda aneh, untuk micro-continent di Bayat dan East Sunda-Paternoster Anda memberikan bukti-bukti positive akan keberadaannya, tetapi seolah-olah tidak setuju. RPK - Original Message - From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, March 09, 2004 3:14 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java Idealnya memang suture terdapat sepanjang terrane boundary. Tetapi, di mana pun di seluruh dunia tidak ada yang seideal itu. Song Ma Song Da suture, Nan-Uttaradit suture di Indochina, Raub-Bentong suturedi Malaya ; melange zone di antara Yangtze-Xianggui-Cathaysia-Dongnanya Block di Taiwan, Ailaoshan - Jinshajing suture di South China, juga seluruh suture di tempat2 lain (lengkapnya ada di Howell et al. 1985) tak ada yang seideal sepanjang terrane boundary. Garis2 putus biasanya diplot di sepanjang terrane boundary yang mestinya inferred suture. Suture Meratus-Bawean ? Paper Manur dan Barraclough (1994) tak memasukkan Bawean Arch sebagai melange/ophiolite (Fig. 3 di paper itu), malahan menyebutkan Bawean Arch sebagai pre-Tertiary continental crust. Pulau Masalembo di Hamilton (1979) adalah melange MK (melange Cretaceous), sangat mungkin memang penerusan dari Laut Ridge yang juga melange seumur Meratus yang terpisah oleh Asem-Asem Basin dan Masalembo Basin. Suture Meratus saya pikir masih terus ke Masalembo, tetapi besar kemungkinan tidak sampai ke Bawean. Artinya terrane Paternoster pun tak sampai ke Bawean, mungkin belok ke timur menuju Kangean. Paper Bransden and Matthews (1992) menyebut collision antara Sunda Shield dengan East Java SEA Plate, di atas East Java Sea Plate ini sekarang merupakan East Java Sea. Saya menyebutnya jadi mikro-kontinen Paternoster-Kangean, walaupun masih harus dicari : (1) bagaimana cara Paternoster menyambung ke Kangean, (2) apa bukti Kangean micro-continent. Bukti tak langsung ada, dari sedimen Paleo-Eosen di Pagerungan dan oil geochemistry-nya yang sangat terestrial padahal kecenderungan dari barat ke timur mestinya semakin marin, dan di Pagerungan tiba-tiba terestrial. Data sumur-sumur yang Pak Koesoema sebutkan sebagian besar data lama tahun 1970an yang sekarang semua datanya ada di Plumpang dan di sebagian KPS yang punya blok di sini. Saya pernah memetakan TD litologinya, dan tak satu pun yang pure oceanic crust, kebanyakan metamorphic, meta-sedimen, atau pure continental crust di wilayah Paternoster (sumur Pangkat-1, Gulf Sebuku 2000, menembus granit-granodiorit di Paternoster). Salam, Awang Koesoema [EMAIL PROTECTED] wrote:Bagamana suatu suture berhenti? di offset oleh sesar paling-paling. Tetapi ada paper dari Manure dan Baraclough yang menyambungkan Meratus ke sekitar Bawean, dan memetakannya sebagai oceanic crust or extremely thin crust. Kalau kita lihat Pulau Masalembu adalah ophiolite, lanjutan dari P Laut. Kemudian juga paper Bransden 1992 menggambarkan adanya Eastern Sunda micro-continent. Barangkali di BP migas ada log sumur-sumur sekitar itu dan yang basementnya menyatakan sebagai ophiolite? - Original Message - From: Awang Satyana To: Sent: Tuesday, March 09, 2004 9:03 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java Pak Koesoema, Data umur ofiolit Meratus saya dapat dari Sikumbang (1986) yang disertasinya di Meratus, umur ofiolit Luk Ulo dan Bantimala dari paper2 joint LGPN LIPI dan Jepang (misalnya Wakita et al. 1994) yang banyak melakukan dating absolut maupun relatif melange di kedua daerah itu. Mencari penerusan suture Meratus ke BD menuju Pulau Bawean atau yang Pak Koesoema gambarkan sebagai jalur ungu sampai ke Kendeng saya pikir memang akan menjadi salah satu bagian yang pelik dan mengganjal. Seberapa jauh Meratus Ridge menerus ke SW offshore-nya, apakah sampai ke Bawean Arch, mungkin perlu dilihat lagi. Meratus Ridge diputus oleh depresi East Florence Basin sebelum menyambung ke Bawean Arch. Meratus Ridge juga bisa terobek ke BD menjadi Florence Ridge di barat dan JS-1 Ridge di timur. Kedua ridge ini mengapit East Florence Basin. Apa basement di wilayah ini barangkali bisa dicek di sumur-sumur lama tahun 1970an yang dibor oleh Cities Service juga sebuah company yang dulu dapat blok South Kalimantan offshore. Dari data yang ada banyaknya tidak pure continental crust atau oceanic crust, tetapi lebih mirip ke intermediate crust (?). Sejauh mana suture Meratus kiranya akan berhubungan dengan selebar apa Paternoster micro-continent. Beberapa literatur menyambungkan Paternoster
Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java
Kalau melihat lebih regional lagi sejak Karimunjawa Arch sampai ke Sibaru Platform di utara Kangean, maka kita akan melihat bahwa kerak di wilayah ini sangat teregangkan menjadi segmented basement persis seperti yang dialami Selat Makassar bagian selatan dengan pola horst dan graben berarah BD-TL. Bawean adalah bagian daripadanya. Asal muasal segmented basement ini pernah dicari mekanismenya. Back-arc spreading ? Maka harus ada Paleocene/Eocene volcanic arc yang firm dan saat ini tak ada Eocene volcanic arc yang firm di Jawa sebab saat itu volcanism tidak mencapai puncaknya. Extension fracture dari RMK wrench zone ? Maka umur RMK harus tua, dan saat ini tak ada bukti kuat bahwa RMK tua umurnya. Saat ini saya tengah menafsirkan bahwa segmented basement itu akibat drifting beberapa fragmen SE Sundaland ke timur (termasuk Sulawesi Barat dan Sumba). Apakah Bawean mikrokontinen ? Berarti ia harus mikrokontinen di tengah oceanic crust. Bagaimana mekanisme yang mungkin untuk hal ini terjadi, diferensiasi magmatik. Recent examples di SW Pacific untuk tinggian-tinggian di tengah samudera banyaknya adalah oceanic plateau bukan continental plateau (silakan lihat Ben-Avraham et al, 1981 : Continental accretion and orogeny : from oceanic plateaus to allochthonous terranes - Science v. 213, p. 47-54). Melihat geologi Pulau Bawean dan volkanismanya serta regional settingnya dan data litologi TD sumur2 di sekitarnya, saya lebih percaya kalau highly extended continental crust-lah yang mendasari segmen Bawean, bukan oceanic. Dari regional setting, data geofisika Sunda Shelf (Ben-Avraham Emery AAPG Bull 1973; Prasetyo, 1992) dan data TD sumur2 di wilayah ini, saya percaya bahwa Paternoster adalah firm micro-continent, Kangean sangat mungkin, dan sudah saya sebutkan menjadi satu sebagai Paternoster-Kangean continental terrane di paper PIT IAGI 2003. Untuk Bayat atau lebih besar lagi East Java Microcontinent (yang melandasi onshore Jateng-Jatim) saat ini, saya pribadi memang tidak/belum setuju, banyak bukti yang harus ditunjukkan untuk mengkonfirmasi keberadaannya, sementara banyak sekali fenomena geologi yang harus dijelaskan kalau memang mikrokontinen ini ada. Setiap mata rantai tektonik ditemukan, bisa berimplikasi dua hal : (1) menjadikan keseluruhan rantai berputar lebih cepat atau, (2) menjadikan keseluruhan rantai berputar lebih lambat. Perbedaan pendapat sangat biasa terjadi di tektonik (memang ia hidup dari adu argumentasi). Iseng2 saya mengumpulkan semua literatur yang pernah terbit tentang darimana Sumba berasal. Yang bisa saya kumpulkan sekitar 30an. Lalu saya buat dua kategori : (1) asal barat (Sundaland) dan (2) asal timur (NW Australia - yang dari Bird's Head saya masukkan juga di sini). Lalu saya statistikkan, hasilnya 80% asal barat, 20 % asal timur. Kalau saya di paper PIT IAGI 2003 kemarin itu memilih asal barat untuk Sumba, itu bukan ikut-ikutan ke partai gemuk, tetapi memang punya argumentasi. Apapun itu, menyenangkan membuat pikiran berjalan, terima kasih Pak Koesoema atas komentar2-nya. Salam, Awang Koesoema [EMAIL PROTECTED] wrote: Ada beberapa kekeliruan, Manur dan Baraclaugh (1994) menggambarkan jalur oceanic crust or thinning of continental crust dari Meratus ke Bawean. Bawean sendiri adalah microcontinent kecil di dalam jalur itu. Untuk continental crust sampai ke Kangean, baca tulisan Hardy Prasety, dia menggambarkan adanya Doang Borderland, a donwbowed continental crust yang nyambung dari East Sunda Microcontinent, ke Sulawesi Selatan. Argumentasi Anda aneh, untuk micro-continent di Bayat dan East Sunda-Paternoster Anda memberikan bukti-bukti positive akan keberadaannya, tetapi seolah-olah tidak setuju. RPK - Original Message - From: Awang Satyana To: Sent: Tuesday, March 09, 2004 3:14 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java Idealnya memang suture terdapat sepanjang terrane boundary. Tetapi, di mana pun di seluruh dunia tidak ada yang seideal itu. Song Ma Song Da suture, Nan-Uttaradit suture di Indochina, Raub-Bentong suturedi Malaya ; melange zone di antara Yangtze-Xianggui-Cathaysia-Dongnanya Block di Taiwan, Ailaoshan - Jinshajing suture di South China, juga seluruh suture di tempat2 lain (lengkapnya ada di Howell et al. 1985) tak ada yang seideal sepanjang terrane boundary. Garis2 putus biasanya diplot di sepanjang terrane boundary yang mestinya inferred suture. Suture Meratus-Bawean ? Paper Manur dan Barraclough (1994) tak memasukkan Bawean Arch sebagai melange/ophiolite (Fig. 3 di paper itu), malahan menyebutkan Bawean Arch sebagai pre-Tertiary continental crust. Pulau Masalembo di Hamilton (1979) adalah melange MK (melange Cretaceous), sangat mungkin memang penerusan dari Laut Ridge yang juga melange seumur Meratus yang terpisah oleh Asem-Asem Basin dan Masalembo Basin. Suture Meratus saya pikir masih terus ke Masalembo, tetapi besar kemungkinan tidak sampai ke Bawean. Artinya terrane
Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java
Pak Awang, Pak Koesoema Maaf saya sedang terkena spatial dis-orientation disini. Pada waktu Paleocene ini posisi proto jawa ini ada di sekitar lintang berapa ya ? Kalau ngeliat rekonstruksi Gondwana yg awalnya ngumpul di kutub selatan, tentunya proto java pada Paleocene masih jauh di lintang selatan (? 60deg LS). Kalau emang jauh diselatan tentunya banyak sekali shortening atau bahkan crushing (hancur) yg terjadi setelah itu. Apakah akibat shortening masih akan menyimpan suture2 lamanya sehingga masih dapat dipetakan sampai sepanjang ratusan kilometer seperti yg diuraikan ? RDP Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] 03/10/2004 12:20 PM Please respond to iagi-net To: [EMAIL PROTECTED] cc: Subject:Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java Kalau melihat lebih regional lagi sejak Karimunjawa Arch sampai ke Sibaru Platform di utara Kangean, maka kita akan melihat bahwa kerak di wilayah ini sangat teregangkan menjadi segmented basement persis seperti yang dialami Selat Makassar bagian selatan dengan pola horst dan graben berarah BD-TL. Bawean adalah bagian daripadanya. Asal muasal segmented basement ini pernah dicari mekanismenya. Back-arc spreading ? Maka harus ada Paleocene/Eocene volcanic arc yang firm dan saat ini tak ada Eocene volcanic arc yang firm di Jawa sebab saat itu volcanism tidak mencapai puncaknya. Extension fracture dari RMK wrench zone ? Maka umur RMK harus tua, dan saat ini tak ada bukti kuat bahwa RMK tua umurnya. Saat ini saya tengah menafsirkan bahwa segmented basement itu akibat drifting beberapa fragmen SE Sundaland ke timur (termasuk Sulawesi Barat dan Sumba). Apakah Bawean mikrokontinen ? Berarti ia harus mikrokontinen di tengah oceanic crust. Bagaimana mekanisme yang mungkin untuk hal ini terjadi, diferensiasi magmatik. Recent examples di SW Pacific untuk tinggian-tinggian di tengah samudera banyaknya adalah oceanic plateau bukan continental plateau (silakan lihat Ben-Avraham et al, 1981 : Continental accretion and orogeny : from oceanic plateaus to allochthonous terranes - Science v. 213, p. 47-54). Melihat geologi Pulau Bawean dan volkanismanya serta regional settingnya dan data litologi TD sumur2 di sekitarnya, saya lebih percaya kalau highly extended continental crust-lah yang mendasari segmen Bawean, bukan oceanic. Dari regional setting, data geofisika Sunda Shelf (Ben-Avraham Emery AAPG Bull 1973; Prasetyo, 1992) dan data TD sumur2 di wilayah ini, saya percaya bahwa Paternoster adalah firm micro-continent, Kangean sangat mungkin, dan sudah saya sebutkan menjadi satu sebagai Paternoster-Kangean continental terrane di paper PIT IAGI 2003. Untuk Bayat atau lebih besar lagi East Java Microcontinent (yang melandasi onshore Jateng-Jatim) saat ini, saya pribadi memang tidak/belum setuju, banyak bukti yang harus ditunjukkan untuk mengkonfirmasi keberadaannya, sementara banyak sekali fenomena geologi yang harus dijelaskan kalau memang mikrokontinen ini ada. Setiap mata rantai tektonik ditemukan, bisa berimplikasi dua hal : (1) menjadikan keseluruhan rantai berputar lebih cepat atau, (2) menjadikan keseluruhan rantai berputar lebih lambat. Perbedaan pendapat sangat biasa terjadi di tektonik (memang ia hidup dari adu argumentasi). Iseng2 saya mengumpulkan semua literatur yang pernah terbit tentang darimana Sumba berasal. Yang bisa saya kumpulkan sekitar 30an. Lalu saya buat dua kategori : (1) asal barat (Sundaland) dan (2) asal timur (NW Australia - yang dari Bird's Head saya masukkan juga di sini). Lalu saya statistikkan, hasilnya 80% asal barat, 20 % asal timur. Kalau saya di paper PIT IAGI 2003 kemarin itu memilih asal barat untuk Sumba, itu bukan ikut-ikutan ke partai gemuk, tetapi memang punya argumentasi. Apapun itu, menyenangkan membuat pikiran berjalan, terima kasih Pak Koesoema atas komentar2-nya. Salam, Awang Koesoema [EMAIL PROTECTED] wrote: Ada beberapa kekeliruan, Manur dan Baraclaugh (1994) menggambarkan jalur oceanic crust or thinning of continental crust dari Meratus ke Bawean. Bawean sendiri adalah microcontinent kecil di dalam jalur itu. Untuk continental crust sampai ke Kangean, baca tulisan Hardy Prasety, dia menggambarkan adanya Doang Borderland, a donwbowed continental crust yang nyambung dari East Sunda Microcontinent, ke Sulawesi Selatan. Argumentasi Anda aneh, untuk micro-continent di Bayat dan East Sunda-Paternoster Anda memberikan bukti-bukti positive akan keberadaannya, tetapi seolah-olah tidak setuju. RPK - Original Message - From: Awang Satyana To: Sent: Tuesday, March 09, 2004 3:14 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java Idealnya memang suture terdapat sepanjang terrane boundary. Tetapi, di mana pun di seluruh dunia tidak ada yang seideal itu. Song Ma Song Da suture, Nan-Uttaradit suture di Indochina, Raub-Bentong suturedi Malaya ; melange zone di antara Yangtze-Xianggui-Cathaysia-Dongnanya
Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java
Vicky, Ini berhubungan dengan paleomagnetisme Jawa, mencari paleo-latitude-nya. Di PIT IAGI kemarin ada paper dari Satria Bijaksana (ITB) tentang evolusi Jawa selama Kenozoik berdasarkan paleomagnetisme. Ini dilakukan untuk mengetes pendapat Robert Hall (2002) apakah benar Jawa mengalami counter-clockwise rotation sebesar 30 deg pada Miosen. Dari paper ini memang tidak bisa digali posisi Jawa pada Late Cretaceous-Paleosen pada periode yang menjadi bahan diskusi. Tapi ada paper2 menarik yang ditulis oleh Gatinsky (Survey Geologi Rusia, dan beberapa kali pernah kerja sama dengan Charles Hutchison - University of Malaya) meneliti rekonstruksi tektonik SE Asia termasuk Sundaland dan Jawa dari Devon 380 Ma-Resen. Dari peta-petanya bisa dilihat bahwa posisi Jawa pada sekitar P1-2 (Paleogen 1-2), 60-40 Ma, adalah di sekitar 10 deg LS. Sebelumnya, pada J3-K1 (Late Jurassic-Early Cretaceous), 150-120 Ma ada di sekitar 23 deg LS, tetapi pada saat ini sebenarnya belum ada Jawa. Jadi Jawa terus bergerak ke utara, pada saat Late Cretaceous tepatnya di sekitar 12 deg LS, sekarang kan di sekitar 7 deg LS dengan poros hampir B-T, sebelumnya dengan poros hampir BL-Tenggara, lalu putus hubungan dengan Sumatra di Selat Sunda dan terotasi anticlockwise 30 deg di Miosen menjadi seperti sekarang (B-T). Jadi tidak jauh-jauh ke 60 deg LS lah.. Semoga tidak dis-orientasi lagi. [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang, Pak Koesoema Maaf saya sedang terkena spatial dis-orientation disini. Pada waktu Paleocene ini posisi proto jawa ini ada di sekitar lintang berapa ya ? Kalau ngeliat rekonstruksi Gondwana yg awalnya ngumpul di kutub selatan, tentunya proto java pada Paleocene masih jauh di lintang selatan (? 60deg LS). Kalau emang jauh diselatan tentunya banyak sekali shortening atau bahkan crushing (hancur) yg terjadi setelah itu. Apakah akibat shortening masih akan menyimpan suture2 lamanya sehingga masih dapat dipetakan sampai sepanjang ratusan kilometer seperti yg diuraikan ? RDP Awang Satyana 03/10/2004 12:20 PM Please respond to iagi-net To: [EMAIL PROTECTED] cc: Subject: Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java Kalau melihat lebih regional lagi sejak Karimunjawa Arch sampai ke Sibaru Platform di utara Kangean, maka kita akan melihat bahwa kerak di wilayah ini sangat teregangkan menjadi segmented basement persis seperti yang dialami Selat Makassar bagian selatan dengan pola horst dan graben berarah BD-TL. Bawean adalah bagian daripadanya. Asal muasal segmented basement ini pernah dicari mekanismenya. Back-arc spreading ? Maka harus ada Paleocene/Eocene volcanic arc yang firm dan saat ini tak ada Eocene volcanic arc yang firm di Jawa sebab saat itu volcanism tidak mencapai puncaknya. Extension fracture dari RMK wrench zone ? Maka umur RMK harus tua, dan saat ini tak ada bukti kuat bahwa RMK tua umurnya. Saat ini saya tengah menafsirkan bahwa segmented basement itu akibat drifting beberapa fragmen SE Sundaland ke timur (termasuk Sulawesi Barat dan Sumba). Apakah Bawean mikrokontinen ? Berarti ia harus mikrokontinen di tengah oceanic crust. Bagaimana mekanisme yang mungkin untuk hal ini terjadi, diferensiasi magmatik. Recent examples di SW Pacific untuk tinggian-tinggian di tengah samudera banyaknya adalah oceanic plateau bukan continental plateau (silakan lihat Ben-Avraham et al, 1981 : Continental accretion and orogeny : from oceanic plateaus to allochthonous terranes - Science v. 213, p. 47-54). Melihat geologi Pulau Bawean dan volkanismanya serta regional settingnya dan data litologi TD sumur2 di sekitarnya, saya lebih percaya kalau highly extended continental crust-lah yang mendasari segmen Bawean, bukan oceanic. Dari regional setting, data geofisika Sunda Shelf (Ben-Avraham Emery AAPG Bull 1973; Prasetyo, 1992) dan data TD sumur2 di wilayah ini, saya percaya bahwa Paternoster adalah firm micro-continent, Kangean sangat mungkin, dan sudah saya sebutkan menjadi satu sebagai Paternoster-Kangean continental terrane di paper PIT IAGI 2003. Untuk Bayat atau lebih besar lagi East Java Microcontinent (yang melandasi onshore Jateng-Jatim) saat ini, saya pribadi memang tidak/belum setuju, banyak bukti yang harus ditunjukkan untuk mengkonfirmasi keberadaannya, sementara banyak sekali fenomena geologi yang harus dijelaskan kalau memang mikrokontinen ini ada. Setiap mata rantai tektonik ditemukan, bisa berimplikasi dua hal : (1) menjadikan keseluruhan rantai berputar lebih cepat atau, (2) menjadikan keseluruhan rantai berputar lebih lambat. Perbedaan pendapat sangat biasa terjadi di tektonik (memang ia hidup dari adu argumentasi). Iseng2 saya mengumpulkan semua literatur yang pernah terbit tentang darimana Sumba berasal. Yang bisa saya kumpulkan sekitar 30an. Lalu saya buat dua kategori : (1) asal barat (Sundaland) dan (2) asal timur (NW Australia - yang dari Bird's Head saya masukkan juga di sini). Lalu saya statistikkan, hasilnya 80
Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java
Terima kasih atas komentarnya. memang kelihatan bahwa Muria itu berada di atas continental crust (saya gambarkan batas continental crust dan intermediate crust pas dibatas utara pegunungann Kendeng. Terima kasih atas data mengenai umur Meratus, yang masih mengganjal apakah di sekitar Bawean itu memang didapatkan bukti suture sebagai kelanjutan dari Meratus. Bawean Arch sendiri adalah suatu micro-continent (saya tidak sempat menggambarkannya) Wassalam - Original Message - From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, March 08, 2004 10:07 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java Melihat komposisi Gn Muria (Kuarter) tidak mungkin ia bagian dari intermediate crust di selatannya. Gunung ini sangat alkalin dan potasik dan leucite-bearing yang mencerminkan asosiasi kerak kontinen yang tebal telah berperan dalam proses partial melting magmanya atau sebuah sesar besar telah aktif berperan dalam migrasi magmanya. Sering disebut bahwa Muria adalah contoh khas back-arc volcanism yang dipicu sesar. Kalau deretan gunungapi di selatannya dari Jawa Barat ke Jawa Timur khas intermediate crust dengan komposisi yang calk-alkaline. Umur kompleks ofilit (ultrabasic) Meratus lebih tua dari ofiolit Luk Ulo. Di Meratus umurnya Early Jurassic, di Luk Ulo Late Jurassic-Early Cretaceous. Umur ini, juga semua asosiasi melange yang lain (sedimen, chert dan metamorphics) sangat mirip antara Luk Ulo dan Bantimala (Sul Sel). Bisa dibilang bahwa Meratus lebih tua daripada Luk Ulo dan Bantimala. Akresi adalah sejarah rutin untuk pertumbuhan benua ke arah samudra. Semua continental terrane dan continental plate di seluruh dunia mengalami pertumbuhan melalui akresi. Indonesia Barat, Sundaland, sangat khas menunjukkan pola pertumbuhan itu sejak Triassic. Kalau tanpa accretion dan subduction accretion, maka tidak akan ada bagian selatan Laut Jawa, Sumatra, Jawa, SE Sundaland, dan Sulawesi Barat. Sundaland hanya akan seluas SW Kalimantan core (Schwaner Core). Justru melalui akresi lah (accretion dan subduction accretion) maka ia tumbuh. Tetapi, tidak hanya tumbuh, sebab ia pun mengalami dispersion beberapa fragmennya, seperti pisahnya Sulawesi Barat dan Sumba dan melebarnya laut di selatan Selat Makassar bagian selatan, itu rifted basement. Obducted ophiolite memang terjadi dari trapped oceanic crust di antara dua microplate, kita menyebutnya suture. Meratus adalah suture, tetapi Ciletuh, Luk Ulo, Bantimala bukan suture. Raub-Bentong di Malaysia adalah suture antara West dan East Malayan terrane. Salam, Awang Koesoema [EMAIL PROTECTED] wrote: Jawabannya saya terus terang belum mengetahui, bisa kita bicarakan - Original Message - From: To: Sent: Friday, March 05, 2004 1:13 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java Pak Koesoema, Kalau mengamati Peta pak koesoema,...apakah Gn.Muria itu tidak masuk bagian dari Intermediate Crust yang tersebar di P.Jawa ?... Menurut informasi dari Pak Sukendar Asikin ( verbal comm.)...bahwa umur ofiolit yang di Lok Ulo itu sama dengan di Meratus , sehingga beliau memasukan nya kedalam satu jalur subduksi yang menghasilkan Melange complex. Dan kalau kita lihat peta nya ( Warna Violet )..apa mungkin pada Continental Crust ( Sunda Plate) terjadi Accretion ?? atau mungkin accretion itu muncul pada suture dari Western Sunda microplate dan Eastern Sunda microplate saja ?? terimakasih. salam, Rudhy Tarigan -Original Message- From: Koesoema [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, March 05, 2004 10:46 AM To: iagi-net Subject: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java Terlampir adalah peta tentative penafsiran paleocene subduction di Pulau Jawa. Penafsiran masih tentative, dan saya memerlukan masukan serta kritik (seperti yang dilakukan Awang), sebelum saya publikasikan. Tolong idea ini jangan dicolong untuk publikasi Anda sebelumnya Mengenai kritik arc trench gap, adanya sesar mungkin dapat menjelaskan. Di lain pihak, adanya melange itu bukan menyatakan posisi dari trench, tetapi posisi dari acrretion zone. Selain itu saya tafsirkan batasan dari Sunda continental crust dengan intermediate crust di bawah pulau Jawa sebagai transduction (strike-slip), jadi berimpit dengan batas utara Kendeng Zone, bukan dengan RMK. Mengenai sense of movement, pada zaman Paleocene tidak perlu sama dengan zaman Miocene atau sekarang. Wassalam RPK - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED
Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java
Saya juga mempunyai pendapat yangs ama bahwa Muria ada diatas continental crust. Saya pikir Luh-Ulo justru suture yang melibatkan microkontinen dengan nama East Java Microplate (baca paper kami di IPA 2003). Masih banyak yang harus dikonfiormasi tentantg penentuan umur ofiolit. Metodanya sendiri bisa sangat diperdebatkan (Pak Soeyono suka mengatakan umur absolute bisa absolutely wrong or absolutely right). Menurut saya pendekatan generalisasi kurang tepat, sekarang harus lebih detail. Salam, Ben Sapiie - Original Message - From: Koesoema [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, March 08, 2004 6:08 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java Terima kasih atas komentarnya. memang kelihatan bahwa Muria itu berada di atas continental crust (saya gambarkan batas continental crust dan intermediate crust pas dibatas utara pegunungann Kendeng. Terima kasih atas data mengenai umur Meratus, yang masih mengganjal apakah di sekitar Bawean itu memang didapatkan bukti suture sebagai kelanjutan dari Meratus. Bawean Arch sendiri adalah suatu micro-continent (saya tidak sempat menggambarkannya) Wassalam - Original Message - From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, March 08, 2004 10:07 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java Melihat komposisi Gn Muria (Kuarter) tidak mungkin ia bagian dari intermediate crust di selatannya. Gunung ini sangat alkalin dan potasik dan leucite-bearing yang mencerminkan asosiasi kerak kontinen yang tebal telah berperan dalam proses partial melting magmanya atau sebuah sesar besar telah aktif berperan dalam migrasi magmanya. Sering disebut bahwa Muria adalah contoh khas back-arc volcanism yang dipicu sesar. Kalau deretan gunungapi di selatannya dari Jawa Barat ke Jawa Timur khas intermediate crust dengan komposisi yang calk-alkaline. Umur kompleks ofilit (ultrabasic) Meratus lebih tua dari ofiolit Luk Ulo. Di Meratus umurnya Early Jurassic, di Luk Ulo Late Jurassic-Early Cretaceous. Umur ini, juga semua asosiasi melange yang lain (sedimen, chert dan metamorphics) sangat mirip antara Luk Ulo dan Bantimala (Sul Sel). Bisa dibilang bahwa Meratus lebih tua daripada Luk Ulo dan Bantimala. Akresi adalah sejarah rutin untuk pertumbuhan benua ke arah samudra. Semua continental terrane dan continental plate di seluruh dunia mengalami pertumbuhan melalui akresi. Indonesia Barat, Sundaland, sangat khas menunjukkan pola pertumbuhan itu sejak Triassic. Kalau tanpa accretion dan subduction accretion, maka tidak akan ada bagian selatan Laut Jawa, Sumatra, Jawa, SE Sundaland, dan Sulawesi Barat. Sundaland hanya akan seluas SW Kalimantan core (Schwaner Core). Justru melalui akresi lah (accretion dan subduction accretion) maka ia tumbuh. Tetapi, tidak hanya tumbuh, sebab ia pun mengalami dispersion beberapa fragmennya, seperti pisahnya Sulawesi Barat dan Sumba dan melebarnya laut di selatan Selat Makassar bagian selatan, itu rifted basement. Obducted ophiolite memang terjadi dari trapped oceanic crust di antara dua microplate, kita menyebutnya suture. Meratus adalah suture, tetapi Ciletuh, Luk Ulo, Bantimala bukan suture. Raub-Bentong di Malaysia adalah suture antara West dan East Malayan terrane. Salam, Awang Koesoema [EMAIL PROTECTED] wrote: Jawabannya saya terus terang belum mengetahui, bisa kita bicarakan - Original Message - From: To: Sent: Friday, March 05, 2004 1:13 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java Pak Koesoema, Kalau mengamati Peta pak koesoema,...apakah Gn.Muria itu tidak masuk bagian dari Intermediate Crust yang tersebar di P.Jawa ?... Menurut informasi dari Pak Sukendar Asikin ( verbal comm.)...bahwa umur ofiolit yang di Lok Ulo itu sama dengan di Meratus , sehingga beliau memasukan nya kedalam satu jalur subduksi yang menghasilkan Melange complex. Dan kalau kita lihat peta nya ( Warna Violet )..apa mungkin pada Continental Crust ( Sunda Plate) terjadi Accretion ?? atau mungkin accretion itu muncul pada suture dari Western Sunda microplate dan Eastern Sunda microplate saja ?? terimakasih. salam, Rudhy Tarigan -Original Message- From: Koesoema [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, March 05, 2004 10:46 AM To: iagi-net Subject: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java Terlampir adalah peta tentative penafsiran paleocene subduction di Pulau Jawa. Penafsiran masih tentative, dan saya memerlukan masukan serta kritik (seperti yang dilakukan Awang), sebelum saya publikasikan. Tolong idea ini jangan dicolong untuk publikasi Anda sebelumnya Mengenai kritik arc trench gap, adanya sesar mungkin dapat menjelaskan. Di lain pihak, adanya melange itu bukan menyatakan posisi dari trench, tetapi posisi dari acrretion zone. Selain itu saya tafsirkan batasan
Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java
Pak Koesoema, Data umur ofiolit Meratus saya dapat dari Sikumbang (1986) yang disertasinya di Meratus, umur ofiolit Luk Ulo dan Bantimala dari paper2 joint LGPN LIPI dan Jepang (misalnya Wakita et al. 1994) yang banyak melakukan dating absolut maupun relatif melange di kedua daerah itu. Mencari penerusan suture Meratus ke BD menuju Pulau Bawean atau yang Pak Koesoema gambarkan sebagai jalur ungu sampai ke Kendeng saya pikir memang akan menjadi salah satu bagian yang pelik dan mengganjal. Seberapa jauh Meratus Ridge menerus ke SW offshore-nya, apakah sampai ke Bawean Arch, mungkin perlu dilihat lagi. Meratus Ridge diputus oleh depresi East Florence Basin sebelum menyambung ke Bawean Arch. Meratus Ridge juga bisa terobek ke BD menjadi Florence Ridge di barat dan JS-1 Ridge di timur. Kedua ridge ini mengapit East Florence Basin. Apa basement di wilayah ini barangkali bisa dicek di sumur-sumur lama tahun 1970an yang dibor oleh Cities Service juga sebuah company yang dulu dapat blok South Kalimantan offshore. Dari data yang ada banyaknya tidak pure continental crust atau oceanic crust, tetapi lebih mirip ke intermediate crust (?). Sejauh mana suture Meratus kiranya akan berhubungan dengan selebar apa Paternoster micro-continent. Beberapa literatur menyambungkan Paternoster microplate dengan Kangean (misalnya Beicip-Pertamina), beberapa lagi tidak (misalnya publikasi2 dari Metcalfe, yang paling banyak menulis soal microplate di asosiasi Gondwanaland). Kalau Paternoster-Kangean bersatu, maka teoretisnya suture Meratus menerus ke SW menuju utara Jawa Timur. Bila hanya Paternoster, suture cukup sampai Meratus Ridge tenggelam. Saya merasa suture itu berhenti di tempat Meratus Ridge menunjam, yaitu di utara East Florence Basin. Kalau Bawean Arch, JS-1 Ridge, dan ridge2 yang lain di SW Paternoster serta depresi2 asosiasinya (Central Deep, dkk), lebih merupakan segmented basements akibat pembukaan Selat Makassar di selatan dan dispersion fragment2 Sundaland bagian timur. Pulau Bawean sebenarnya adalah gunungapi juga bahkan yang paling alkalin dibanding gunung2 lain di Jawa (disebut ultrapotasic oleh van Bemmelen, publikasi yang lebih baru tidak saya temukan, tak seperti Muria), barangkali mengindikasi kerak kontinen yang makin menebal ke utara dibanding pada posisi Muria ? Yang jelas, antara Bawean dan Muria ada sesar besar dengan arah Meratus. Sesar ini juga bisa sebagai konduit untuk cairan magmatis. Salam, Awang Koesoema [EMAIL PROTECTED] wrote: Terima kasih atas komentarnya. memang kelihatan bahwa Muria itu berada di atas continental crust (saya gambarkan batas continental crust dan intermediate crust pas dibatas utara pegunungann Kendeng. Terima kasih atas data mengenai umur Meratus, yang masih mengganjal apakah di sekitar Bawean itu memang didapatkan bukti suture sebagai kelanjutan dari Meratus. Bawean Arch sendiri adalah suatu micro-continent (saya tidak sempat menggambarkannya) Wassalam - Original Message - From: Awang Satyana To: Sent: Monday, March 08, 2004 10:07 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java Melihat komposisi Gn Muria (Kuarter) tidak mungkin ia bagian dari intermediate crust di selatannya. Gunung ini sangat alkalin dan potasik dan leucite-bearing yang mencerminkan asosiasi kerak kontinen yang tebal telah berperan dalam proses partial melting magmanya atau sebuah sesar besar telah aktif berperan dalam migrasi magmanya. Sering disebut bahwa Muria adalah contoh khas back-arc volcanism yang dipicu sesar. Kalau deretan gunungapi di selatannya dari Jawa Barat ke Jawa Timur khas intermediate crust dengan komposisi yang calk-alkaline. Umur kompleks ofilit (ultrabasic) Meratus lebih tua dari ofiolit Luk Ulo. Di Meratus umurnya Early Jurassic, di Luk Ulo Late Jurassic-Early Cretaceous. Umur ini, juga semua asosiasi melange yang lain (sedimen, chert dan metamorphics) sangat mirip antara Luk Ulo dan Bantimala (Sul Sel). Bisa dibilang bahwa Meratus lebih tua daripada Luk Ulo dan Bantimala. Akresi adalah sejarah rutin untuk pertumbuhan benua ke arah samudra. Semua continental terrane dan continental plate di seluruh dunia mengalami pertumbuhan melalui akresi. Indonesia Barat, Sundaland, sangat khas menunjukkan pola pertumbuhan itu sejak Triassic. Kalau tanpa accretion dan subduction accretion, maka tidak akan ada bagian selatan Laut Jawa, Sumatra, Jawa, SE Sundaland, dan Sulawesi Barat. Sundaland hanya akan seluas SW Kalimantan core (Schwaner Core). Justru melalui akresi lah (accretion dan subduction accretion) maka ia tumbuh. Tetapi, tidak hanya tumbuh, sebab ia pun mengalami dispersion beberapa fragmennya, seperti pisahnya Sulawesi Barat dan Sumba dan melebarnya laut di selatan Selat Makassar bagian selatan, itu rifted basement. Obducted ophiolite memang terjadi dari trapped oceanic crust di antara dua microplate, kita menyebutnya suture. Meratus adalah suture, tetapi Ciletuh, Luk Ulo, Bantimala bukan suture. Raub
Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java
Saat ini, untuk saya, sulit memahami ada East Java Microplate (continent ?) di bawah Jawa (Jawa Tengah Jawa Timur ?). Belum ada bukti langsung ada pre-Tertiary (bahkan pre-Cretaceous) continental microplate di bawah Jawa baik dari data gayaberat, outcrop, apalagi sumur. Paternoster sudah jelas micro-continent, Kangean meragukan tapi sangat mungkin, untuk East Java saat ini tak ada buktinya. Untuk menerangkan pembelokan volcanic arc dari Late Cretaceous yang swing ke TL (volvanic arc mana di Meratus yang mau disejajarkan dengan Jatibarang, Laut Jawa, dan Garba Mts ? Apakah Alino Arc-Manununggul volcaniclastic, atau Langi volcanics di SW Sulawesi ?), katakanlah itu benar, maka memang terjadi swing menjadi B-T saat Oligo-Miosen Arc ada di selatan Jawa. Nah, kelihatannya, perubahan trend ini terjadi karena ada penyumbatan proto Jawa oleh East Java Microplate. Tapi, apa benar begitu ? Kita melihat trend-trend volcanic arc itu dalam present position of Java. Bagaimana posisi Jawa di Late Cretaceous-Paleogen dan saat pre-rotation. Lalu, apakah Kalimantan-nya rotated atau tidak (ada dua school of thoughts tentang rotasi Kalimantan ini). Sulit untuk merekonstruksi ini selama data belum lengkap. Paleomagnetism Jawa sudah beberapa tahun diketahui, tetapi kelihatannya belum menggiring ke pemahaman yang lebih baik tentang tektonik di SE Sundaland ini. Butir kuarsa Eosen tak harus selalu ditafsirkan dari kontinen, sangat mungkin dari produk volkanik juga, yang selama ini di under-estimate. Bila di bawah Jawa Timur onshore ada East Java Microplate (continent), maka tidak mungkin ada keseragaman komposisi volkanik baik untuk Oligo-Miosen Arc, Late Miocene-Recent volcanic arc di Jawa dari sejak Gunung Karang di Banten sampai Gunung Raung di Jatim, semuanya calc-alkaline andesitic; mestinya semua gunungapi di Jawa Tengah-Jatim berkomposisi potasic-ultrapotasic sangat alkaline sebab magma partial meltingnya telah melewati kerak mikrokontinen yang sangat tebal. Dari segi distribusi jalur volkanik pun, terlihat bahwa tak ada gangguan berarti pada penekukan zona Wadati-Benioff di bawah Jateng dan Jatim, artinya tak ada masif kerak yang menghalangi subduction Indian oceanic crust. Kesan saya, Jawa adalah contoh ideal subduction dengan ofiolit fosil subduction-nya dari scrapped off oceanic crust, bukan obducted ophiolite dua mikro-kontinen yang collided. Sejauh data menunjukkan... Salam, Awang Benyamin Sapiie [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya juga mempunyai pendapat yangs ama bahwa Muria ada diatas continental crust. Saya pikir Luh-Ulo justru suture yang melibatkan microkontinen dengan nama East Java Microplate (baca paper kami di IPA 2003). Masih banyak yang harus dikonfiormasi tentantg penentuan umur ofiolit. Metodanya sendiri bisa sangat diperdebatkan (Pak Soeyono suka mengatakan umur absolute bisa absolutely wrong or absolutely right). Menurut saya pendekatan generalisasi kurang tepat, sekarang harus lebih detail. Salam, Ben Sapiie - Original Message - From: Koesoema To: Sent: Monday, March 08, 2004 6:08 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java Terima kasih atas komentarnya. memang kelihatan bahwa Muria itu berada di atas continental crust (saya gambarkan batas continental crust dan intermediate crust pas dibatas utara pegunungann Kendeng. Terima kasih atas data mengenai umur Meratus, yang masih mengganjal apakah di sekitar Bawean itu memang didapatkan bukti suture sebagai kelanjutan dari Meratus. Bawean Arch sendiri adalah suatu micro-continent (saya tidak sempat menggambarkannya) Wassalam - Original Message - From: Awang Satyana To: Sent: Monday, March 08, 2004 10:07 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java Melihat komposisi Gn Muria (Kuarter) tidak mungkin ia bagian dari intermediate crust di selatannya. Gunung ini sangat alkalin dan potasik dan leucite-bearing yang mencerminkan asosiasi kerak kontinen yang tebal telah berperan dalam proses partial melting magmanya atau sebuah sesar besar telah aktif berperan dalam migrasi magmanya. Sering disebut bahwa Muria adalah contoh khas back-arc volcanism yang dipicu sesar. Kalau deretan gunungapi di selatannya dari Jawa Barat ke Jawa Timur khas intermediate crust dengan komposisi yang calk-alkaline. Umur kompleks ofilit (ultrabasic) Meratus lebih tua dari ofiolit Luk Ulo. Di Meratus umurnya Early Jurassic, di Luk Ulo Late Jurassic-Early Cretaceous. Umur ini, juga semua asosiasi melange yang lain (sedimen, chert dan metamorphics) sangat mirip antara Luk Ulo dan Bantimala (Sul Sel). Bisa dibilang bahwa Meratus lebih tua daripada Luk Ulo dan Bantimala. Akresi adalah sejarah rutin untuk pertumbuhan benua ke arah samudra. Semua continental terrane dan continental plate di seluruh dunia mengalami pertumbuhan melalui akresi. Indonesia Barat, Sundaland, sangat khas menunjukkan pola pertumbuhan itu sejak Triassic. Kalau tanpa
Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java
Betul sekali sulit sekali kalaubelum ada data lengkap. Tapi fakta geologi yang ada pada memerlukan penjelasan yang lebih unconventional karena beberapa struktur paleogen di Jawa Timur yang tidak bisa dijelaskan secara konventional geology saat ini. Masih banyak room untuk argumen komposisi magamatic di Jawa karena data masih belum komplit. Yang jelas saya pikir kita harus selalu terbuka untuk pemikiran geologi yang berbeda sebagai alternatif yang ada, selama bobot scientificnya sama-2 tidak pasti. Salam, Ben Sapiie - Original Message - From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, March 09, 2004 12:21 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java Saat ini, untuk saya, sulit memahami ada East Java Microplate (continent ?) di bawah Jawa (Jawa Tengah Jawa Timur ?). Belum ada bukti langsung ada pre-Tertiary (bahkan pre-Cretaceous) continental microplate di bawah Jawa baik dari data gayaberat, outcrop, apalagi sumur. Paternoster sudah jelas micro-continent, Kangean meragukan tapi sangat mungkin, untuk East Java saat ini tak ada buktinya. Untuk menerangkan pembelokan volcanic arc dari Late Cretaceous yang swing ke TL (volvanic arc mana di Meratus yang mau disejajarkan dengan Jatibarang, Laut Jawa, dan Garba Mts ? Apakah Alino Arc-Manununggul volcaniclastic, atau Langi volcanics di SW Sulawesi ?), katakanlah itu benar, maka memang terjadi swing menjadi B-T saat Oligo-Miosen Arc ada di selatan Jawa. Nah, kelihatannya, perubahan trend ini terjadi karena ada penyumbatan proto Jawa oleh East Java Microplate. Tapi, apa benar begitu ? Kita melihat trend-trend volcanic arc itu dalam present position of Java. Bagaimana posisi Ja wa di Late Cretaceous-Paleogen dan saat pre-rotation. Lalu, apakah Kalimantan-nya rotated atau tidak (ada dua school of thoughts tentang rotasi Kalimantan ini). Sulit untuk merekonstruksi ini selama data belum lengkap. Paleomagnetism Jawa sudah beberapa tahun diketahui, tetapi kelihatannya belum menggiring ke pemahaman yang lebih baik tentang tektonik di SE Sundaland ini. Butir kuarsa Eosen tak harus selalu ditafsirkan dari kontinen, sangat mungkin dari produk volkanik juga, yang selama ini di under-estimate. Bila di bawah Jawa Timur onshore ada East Java Microplate (continent), maka tidak mungkin ada keseragaman komposisi volkanik baik untuk Oligo-Miosen Arc, Late Miocene-Recent volcanic arc di Jawa dari sejak Gunung Karang di Banten sampai Gunung Raung di Jatim, semuanya calc-alkaline andesitic; mestinya semua gunungapi di Jawa Tengah-Jatim berkomposisi potasic-ultrapotasic sangat alkaline sebab magma partial meltingnya telah melewati kerak mikrokontinen yang sangat tebal. Dari segi distribusi jalur volkanik pun, terlihat bahwa tak ada gangguan berarti pada penekukan zona Wadati-Benioff di bawah Jateng dan Jatim, artinya tak ada masif kerak yang menghalangi subduction Indian oceanic crust. Kesan saya, Jawa adalah contoh ideal subduction dengan ofiolit fosil subduction-nya dari scrapped off oceanic crust, bukan obducted ophiolite dua mikro-kontinen yang collided. Sejauh data menunjukkan... Salam, Awang Benyamin Sapiie [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya juga mempunyai pendapat yangs ama bahwa Muria ada diatas continental crust. Saya pikir Luh-Ulo justru suture yang melibatkan microkontinen dengan nama East Java Microplate (baca paper kami di IPA 2003). Masih banyak yang harus dikonfiormasi tentantg penentuan umur ofiolit. Metodanya sendiri bisa sangat diperdebatkan (Pak Soeyono suka mengatakan umur absolute bisa absolutely wrong or absolutely right). Menurut saya pendekatan generalisasi kurang tepat, sekarang harus lebih detail. Salam, Ben Sapiie - Original Message - From: Koesoema To: Sent: Monday, March 08, 2004 6:08 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java Terima kasih atas komentarnya. memang kelihatan bahwa Muria itu berada di atas continental crust (saya gambarkan batas continental crust dan intermediate crust pas dibatas utara pegunungann Kendeng. Terima kasih atas data mengenai umur Meratus, yang masih mengganjal apakah di sekitar Bawean itu memang didapatkan bukti suture sebagai kelanjutan dari Meratus. Bawean Arch sendiri adalah suatu micro-continent (saya tidak sempat menggambarkannya) Wassalam - Original Message - From: Awang Satyana To: Sent: Monday, March 08, 2004 10:07 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java Melihat komposisi Gn Muria (Kuarter) tidak mungkin ia bagian dari intermediate crust di selatannya. Gunung ini sangat alkalin dan potasik dan leucite-bearing yang mencerminkan asosiasi kerak kontinen yang tebal telah berperan dalam proses partial melting magmanya atau sebuah sesar besar telah aktif berperan dalam migrasi magmanya. Sering disebut bahwa Muria adalah contoh khas back-arc volcanism yang dipicu sesar. Kalau deretan gunungapi di
Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java
Bagamana suatu suture berhenti? di offset oleh sesar paling-paling. Tetapi ada paper dari Manure dan Baraclough yang menyambungkan Meratus ke sekitar Bawean, dan memetakannya sebagai oceanic crust or extremely thin crust. Kalau kita lihat Pulau Masalembu adalah ophiolite, lanjutan dari P Laut. Kemudian juga paper Bransden 1992 menggambarkan adanya Eastern Sunda micro-continent. Barangkali di BP migas ada log sumur-sumur sekitar itu dan yang basementnya menyatakan sebagai ophiolite? - Original Message - From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, March 09, 2004 9:03 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java Pak Koesoema, Data umur ofiolit Meratus saya dapat dari Sikumbang (1986) yang disertasinya di Meratus, umur ofiolit Luk Ulo dan Bantimala dari paper2 joint LGPN LIPI dan Jepang (misalnya Wakita et al. 1994) yang banyak melakukan dating absolut maupun relatif melange di kedua daerah itu. Mencari penerusan suture Meratus ke BD menuju Pulau Bawean atau yang Pak Koesoema gambarkan sebagai jalur ungu sampai ke Kendeng saya pikir memang akan menjadi salah satu bagian yang pelik dan mengganjal. Seberapa jauh Meratus Ridge menerus ke SW offshore-nya, apakah sampai ke Bawean Arch, mungkin perlu dilihat lagi. Meratus Ridge diputus oleh depresi East Florence Basin sebelum menyambung ke Bawean Arch. Meratus Ridge juga bisa terobek ke BD menjadi Florence Ridge di barat dan JS-1 Ridge di timur. Kedua ridge ini mengapit East Florence Basin. Apa basement di wilayah ini barangkali bisa dicek di sumur-sumur lama tahun 1970an yang dibor oleh Cities Service juga sebuah company yang dulu dapat blok South Kalimantan offshore. Dari data yang ada banyaknya tidak pure continental crust atau oceanic crust, tetapi lebih mirip ke intermediate crust (?). Sejauh mana suture Meratus kiranya akan berhubungan dengan selebar apa Paternoster micro-continent. Beberapa literatur menyambungkan Paternoster microplate dengan Kangean (misalnya Beicip-Pertamina), beberapa lagi tidak (misalnya publikasi2 dari Metcalfe, yang paling banyak menulis soal microplate di asosiasi Gondwanaland). Kalau Paternoster-Kangean bersatu, maka teoretisnya suture Meratus menerus ke SW menuju utara Jawa Timur. Bila hanya Paternoster, suture cukup sampai Meratus Ridge tenggelam. Saya merasa suture itu berhenti di tempat Meratus Ridge menunjam, yaitu di utara East Florence Basin. Kalau Bawean Arch, JS-1 Ridge, dan ridge2 yang lain di SW Paternoster serta depresi2 asosiasinya (Central Deep, dkk), lebih merupakan segmented basements akibat pembukaan Selat Makassar di selatan dan dispersion fragment2 Sundaland bagian timur. Pulau Bawean sebenarnya adalah gunungapi juga bahkan yang paling alkalin dibanding gunung2 lain di Jawa (disebut ultrapotasic oleh van Bemmelen, publikasi yang lebih baru tidak saya temukan, tak seperti Muria), barangkali mengindikasi kerak kontinen yang makin menebal ke utara dibanding pada posisi Muria ? Yang jelas, antara Bawean dan Muria ada sesar besar dengan arah Meratus. Sesar ini juga bisa sebagai konduit untuk cairan magmatis. Salam, Awang Koesoema [EMAIL PROTECTED] wrote: Terima kasih atas komentarnya. memang kelihatan bahwa Muria itu berada di atas continental crust (saya gambarkan batas continental crust dan intermediate crust pas dibatas utara pegunungann Kendeng. Terima kasih atas data mengenai umur Meratus, yang masih mengganjal apakah di sekitar Bawean itu memang didapatkan bukti suture sebagai kelanjutan dari Meratus. Bawean Arch sendiri adalah suatu micro-continent (saya tidak sempat menggambarkannya) Wassalam - Original Message - From: Awang Satyana To: Sent: Monday, March 08, 2004 10:07 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java Melihat komposisi Gn Muria (Kuarter) tidak mungkin ia bagian dari intermediate crust di selatannya. Gunung ini sangat alkalin dan potasik dan leucite-bearing yang mencerminkan asosiasi kerak kontinen yang tebal telah berperan dalam proses partial melting magmanya atau sebuah sesar besar telah aktif berperan dalam migrasi magmanya. Sering disebut bahwa Muria adalah contoh khas back-arc volcanism yang dipicu sesar. Kalau deretan gunungapi di selatannya dari Jawa Barat ke Jawa Timur khas intermediate crust dengan komposisi yang calk-alkaline. Umur kompleks ofilit (ultrabasic) Meratus lebih tua dari ofiolit Luk Ulo. Di Meratus umurnya Early Jurassic, di Luk Ulo Late Jurassic-Early Cretaceous. Umur ini, juga semua asosiasi melange yang lain (sedimen, chert dan metamorphics) sangat mirip antara Luk Ulo dan Bantimala (Sul Sel). Bisa dibilang bahwa Meratus lebih tua daripada Luk Ulo dan Bantimala. Akresi adalah sejarah rutin untuk pertumbuhan benua ke arah samudra. Semua continental terrane dan continental plate di seluruh dunia mengalami pertumbuhan melalui akresi. Indonesia Barat, Sundaland, sangat khas menunjukkan pola pertumbuhan itu sejak Triassic
Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java
Micro-continent mungkin ada di selatan Jogya untuk menjelaskan adanya schists di Bayat dan Eocene shallow marine deposit di Nanggulan, tetapi sangat terbatas, tidak meluas seluruh Jawa Timur. - Original Message - From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, March 09, 2004 12:21 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java Saat ini, untuk saya, sulit memahami ada East Java Microplate (continent ?) di bawah Jawa (Jawa Tengah Jawa Timur ?). Belum ada bukti langsung ada pre-Tertiary (bahkan pre-Cretaceous) continental microplate di bawah Jawa baik dari data gayaberat, outcrop, apalagi sumur. Paternoster sudah jelas micro-continent, Kangean meragukan tapi sangat mungkin, untuk East Java saat ini tak ada buktinya. Untuk menerangkan pembelokan volcanic arc dari Late Cretaceous yang swing ke TL (volvanic arc mana di Meratus yang mau disejajarkan dengan Jatibarang, Laut Jawa, dan Garba Mts ? Apakah Alino Arc-Manununggul volcaniclastic, atau Langi volcanics di SW Sulawesi ?), katakanlah itu benar, maka memang terjadi swing menjadi B-T saat Oligo-Miosen Arc ada di selatan Jawa. Nah, kelihatannya, perubahan trend ini terjadi karena ada penyumbatan proto Jawa oleh East Java Microplate. Tapi, apa benar begitu ? Kita melihat trend-trend volcanic arc itu dalam present position of Java. Bagaimana posisi J! awa di Late Cretaceous-Paleogen dan saat pre-rotation. Lalu, apakah Kalimantan-nya rotated atau tidak (ada dua school of thoughts tentang rotasi Kalimantan ini). Sulit untuk merekonstruksi ini selama data belum lengkap. Paleomagnetism Jawa sudah beberapa tahun diketahui, tetapi kelihatannya belum menggiring ke pemahaman yang lebih baik tentang tektonik di SE Sundaland ini. Butir kuarsa Eosen tak harus selalu ditafsirkan dari kontinen, sangat mungkin dari produk volkanik juga, yang selama ini di under-estimate. Bila di bawah Jawa Timur onshore ada East Java Microplate (continent), maka tidak mungkin ada keseragaman komposisi volkanik baik untuk Oligo-Miosen Arc, Late Miocene-Recent volcanic arc di Jawa dari sejak Gunung Karang di Banten sampai Gunung Raung di Jatim, semuanya calc-alkaline andesitic; mestinya semua gunungapi di Jawa Tengah-Jatim berkomposisi potasic-ultrapotasic sangat alkaline sebab magma partial meltingnya telah melewati kerak mikrokontinen yang sangat tebal. Dari segi distribusi jalur volkanik pun, terlihat bahwa tak ada gangguan berarti pada penekukan zona Wadati-Benioff di bawah Jateng dan Jatim, artinya tak ada masif kerak yang menghalangi subduction Indian oceanic crust. Kesan saya, Jawa adalah contoh ideal subduction dengan ofiolit fosil subduction-nya dari scrapped off oceanic crust, bukan obducted ophiolite dua mikro-kontinen yang collided. Sejauh data menunjukkan... Salam, Awang Benyamin Sapiie [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya juga mempunyai pendapat yangs ama bahwa Muria ada diatas continental crust. Saya pikir Luh-Ulo justru suture yang melibatkan microkontinen dengan nama East Java Microplate (baca paper kami di IPA 2003). Masih banyak yang harus dikonfiormasi tentantg penentuan umur ofiolit. Metodanya sendiri bisa sangat diperdebatkan (Pak Soeyono suka mengatakan umur absolute bisa absolutely wrong or absolutely right). Menurut saya pendekatan generalisasi kurang tepat, sekarang harus lebih detail. Salam, Ben Sapiie - Original Message - From: Koesoema To: Sent: Monday, March 08, 2004 6:08 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java Terima kasih atas komentarnya. memang kelihatan bahwa Muria itu berada di atas continental crust (saya gambarkan batas continental crust dan intermediate crust pas dibatas utara pegunungann Kendeng. Terima kasih atas data mengenai umur Meratus, yang masih mengganjal apakah di sekitar Bawean itu memang didapatkan bukti suture sebagai kelanjutan dari Meratus. Bawean Arch sendiri adalah suatu micro-continent (saya tidak sempat menggambarkannya) Wassalam - Original Message - From: Awang Satyana To: Sent: Monday, March 08, 2004 10:07 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java Melihat komposisi Gn Muria (Kuarter) tidak mungkin ia bagian dari intermediate crust di selatannya. Gunung ini sangat alkalin dan potasik dan leucite-bearing yang mencerminkan asosiasi kerak kontinen yang tebal telah berperan dalam proses partial melting magmanya atau sebuah sesar besar telah aktif berperan dalam migrasi magmanya. Sering disebut bahwa Muria adalah contoh khas back-arc volcanism yang dipicu sesar. Kalau deretan gunungapi di selatannya dari Jawa Barat ke Jawa Timur khas intermediate crust dengan komposisi yang calk-alkaline. Umur kompleks ofilit (ultrabasic) Meratus lebih tua dari ofiolit Luk Ulo. Di Meratus umurnya Early Jurassic, di Luk Ulo Late Jurassic-Early Cretaceous. Umur ini, juga semua asosiasi melange yang lain (sedimen, chert dan
RE: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java
Pak Koesoema, Saya senang dengan penafsiran Paleocene subduction itu. Untuk umur tsb., gambar ini lebih detil lokasinya dari pendapata pendahulu misal Pak Katili (1980, 1985) serta Pak Herman (2000) dari kacamata saya. Selanjutnya saya lebih suka memberi umurnya sebagai 83-48 Ma Millian annum subduction Late Cretaseus hingga Mid Eocene (Paleocene). Siklun tektonik Laut Banda yang bergerak ketimur, memutar sebagian Eurasia ketimur menjadi Sunda Land, dari umur setidaknya PermianTriasik. Ada subduction berpindah lokasi tiap beda 70 Ma, setidaknya sejak Kambrium 557 Ma. Masing masing subduksi selama 35 Ma, dimulai sejak sperempat siklus 70 Ma (yakni 17.5 Ma), hingga seperempat 70 Ma umur lebih mudanya. Setelah itu kontinental extention selama 35 Ma. Urutan subduksinya diawali : Kambrium 503 Ma, Ordovisian 433 Ma, SilurDevon 363 Ma, Karbonaferous 293 Ma, PermianTriasik 223 Ma, Jurasik 153 Ma, Kretaseus 83 Ma, Cenozoik 13 Ma. Karena siklus orde1 (700 Ma) dari Kambrium ke PermianTriasik terjadi kompresi, maka agag sulit konstruksi batuannya pada Sunda Land. Dari PermianTriasik yang extention (siklus orde 1), ada trend Trend PermianTriasik Malay-Bangka-Kalimantan. Kemudian lokasi subduksi sejajar menjauh kearah utara dan selatan dari tren ini pada umur Jurasik, Kretaseus, Cenozoik. Teori SALAM bisa lebih menjelaskan hal ini dengan eroro umumnya 10 % (anggota milis HAGI-network bisa baca publikasi hari ini di GG HAGI RIAU Publication, March 2003, hal. 4,10-15, SALAM..., atawa japri 2Mb). Sebulan setelah tulisan itu, ada tambahan, yakni setidaknya bukti: siklus SALAM masih mendominasi siklus ekonomi ditunjukkan oleh korelasi sekitar 60-80 % pada 5 dekade terakhir data USA: discounted rate, inflation rate, number housing contracted, mining employee, unemployment number (setelah disitu disebut rata-rata siklus ekonomi 7 th). Walaupun ada siklus politik 4 th USA, tapi Siklus SALAM masih terlihat dominan. Ada data parameter itu di Indonesia ? Wassalam, Maryanto. -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, March 05, 2004 1:14 Sore To: [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java Pak Koesoema, Kalau mengamati Peta pak koesoema,...apakah Gn.Muria itu tidak masuk bagian dari Intermediate Crust yang tersebar di P.Jawa ?... Menurut informasi dari Pak Sukendar Asikin ( verbal comm.)...bahwa umur ofiolit yang di Lok Ulo itu sama dengan di Meratus , sehingga beliau memasukan nya kedalam satu jalur subduksi yang menghasilkan Melange complex. Dan kalau kita lihat peta nya ( Warna Violet )..apa mungkin pada Continental Crust ( Sunda Plate) terjadi Accretion ?? atau mungkin accretion itu muncul pada suture dari Western Sunda microplate dan Eastern Sunda microplate saja ?? terimakasih. salam, Rudhy Tarigan -Original Message- From: Koesoema [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, March 05, 2004 10:46 AM To: iagi-net Subject: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java Terlampir adalah peta tentative penafsiran paleocene subduction di Pulau Jawa. Penafsiran masih tentative, dan saya memerlukan masukan serta kritik (seperti yang dilakukan Awang), sebelum saya publikasikan. Tolong idea ini jangan dicolong untuk publikasi Anda sebelumnya Mengenai kritik arc trench gap, adanya sesar mungkin dapat menjelaskan. Di lain pihak, adanya melange itu bukan menyatakan posisi dari trench, tetapi posisi dari acrretion zone. Selain itu saya tafsirkan batasan dari Sunda continental crust dengan intermediate crust di bawah pulau Jawa sebagai transduction (strike-slip), jadi berimpit dengan batas utara Kendeng Zone, bukan dengan RMK. Mengenai sense of movement, pada zaman Paleocene tidak perlu sama dengan zaman Miocene atau sekarang. Wassalam RPK - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL
Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java
Jawabannya saya terus terang belum mengetahui, bisa kita bicarakan - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, March 05, 2004 1:13 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java Pak Koesoema, Kalau mengamati Peta pak koesoema,...apakah Gn.Muria itu tidak masuk bagian dari Intermediate Crust yang tersebar di P.Jawa ?... Menurut informasi dari Pak Sukendar Asikin ( verbal comm.)...bahwa umur ofiolit yang di Lok Ulo itu sama dengan di Meratus , sehingga beliau memasukan nya kedalam satu jalur subduksi yang menghasilkan Melange complex. Dan kalau kita lihat peta nya ( Warna Violet )..apa mungkin pada Continental Crust ( Sunda Plate) terjadi Accretion ?? atau mungkin accretion itu muncul pada suture dari Western Sunda microplate dan Eastern Sunda microplate saja ?? terimakasih. salam, Rudhy Tarigan -Original Message- From: Koesoema [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, March 05, 2004 10:46 AM To: iagi-net Subject: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java Terlampir adalah peta tentative penafsiran paleocene subduction di Pulau Jawa. Penafsiran masih tentative, dan saya memerlukan masukan serta kritik (seperti yang dilakukan Awang), sebelum saya publikasikan. Tolong idea ini jangan dicolong untuk publikasi Anda sebelumnya Mengenai kritik arc trench gap, adanya sesar mungkin dapat menjelaskan. Di lain pihak, adanya melange itu bukan menyatakan posisi dari trench, tetapi posisi dari acrretion zone. Selain itu saya tafsirkan batasan dari Sunda continental crust dengan intermediate crust di bawah pulau Jawa sebagai transduction (strike-slip), jadi berimpit dengan batas utara Kendeng Zone, bukan dengan RMK. Mengenai sense of movement, pada zaman Paleocene tidak perlu sama dengan zaman Miocene atau sekarang. Wassalam RPK - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
RE: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java
Pak Koesoema, Kalau mengamati Peta pak koesoema,...apakah Gn.Muria itu tidak masuk bagian dari Intermediate Crust yang tersebar di P.Jawa ?... Menurut informasi dari Pak Sukendar Asikin ( verbal comm.)...bahwa umur ofiolit yang di Lok Ulo itu sama dengan di Meratus , sehingga beliau memasukan nya kedalam satu jalur subduksi yang menghasilkan Melange complex. Dan kalau kita lihat peta nya ( Warna Violet )..apa mungkin pada Continental Crust ( Sunda Plate) terjadi Accretion ?? atau mungkin accretion itu muncul pada suture dari Western Sunda microplate dan Eastern Sunda microplate saja ?? terimakasih. salam, Rudhy Tarigan -Original Message- From: Koesoema [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, March 05, 2004 10:46 AM To: iagi-net Subject: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java Terlampir adalah peta tentative penafsiran paleocene subduction di Pulau Jawa. Penafsiran masih tentative, dan saya memerlukan masukan serta kritik (seperti yang dilakukan Awang), sebelum saya publikasikan. Tolong idea ini jangan dicolong untuk publikasi Anda sebelumnya Mengenai kritik arc trench gap, adanya sesar mungkin dapat menjelaskan. Di lain pihak, adanya melange itu bukan menyatakan posisi dari trench, tetapi posisi dari acrretion zone. Selain itu saya tafsirkan batasan dari Sunda continental crust dengan intermediate crust di bawah pulau Jawa sebagai transduction (strike-slip), jadi berimpit dengan batas utara Kendeng Zone, bukan dengan RMK. Mengenai sense of movement, pada zaman Paleocene tidak perlu sama dengan zaman Miocene atau sekarang. Wassalam RPK - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -