Re: Ida Arimurti Fw: IRONI DI MASJID KUBAH EMAS DEPOK

2007-02-09 Terurut Topik Nining Nurhayati
Assalamualaikum wr.wb.
   
  Kebetulan rumah saya dekat dengan mesjid kubah emas Dian Al Mahri. Namun saya 
sendiri belum sempat masuk ke dalam mesjid tersebut, karena beberapa kali saya 
belok kesana selalu saja portal dan pagarnya tertutup. Saya sempat berfikir koq 
ada mesjid yang ditentukan jadwal dibukanya untuk umum, padahal setahu saya 
yang namanya mesjid pasti any time terbuka untuk para muslimin muslimat. Hingga 
beberapa minggu yang lalu mertua saya datang jauh jauh dari Yogya dan ngotot 
sekali pengen merasakan sholat di dalam mesjid kubah emas. Beliau berangkat ke 
mesjid sendirian naik angkot 5 menit sudah sampai di depan mesjid tersebut, 
alhamdulillah pada hari itu kebetulan mesjid tersebut sedang dibuka untuk umum 
dan banyak sekali jamaah yang datang. Mertua saya sangat bahagia setelah bisa 
merasakan sholat di mesjid yang katanya menyerupai mesjid yang di madinah. Dan 
memang mesjid tersebut sangat luarbiasa, kata sopir angkutan umum penghasilan 
dari parkirnya aja sebulan sampai 10 juta terus
 untuk mobil kena tarif parkir sebesar Rp 3000. Lo koq saya jadi bingung lagi, 
menurut pengalaman saya beberapa kali singgah ke mesjid tidak pernah dimintai 
uang parkir, paling hanya biaya jasa titipan sandal atau biaya perawatan mesjid 
seiklasnya. 
  Ada pertanyaan menggelitik dalam kepala saya, apakah dibangunnya mesjid 
tersebut memang untuk tempat ibadah atau sebagai salah satu usaha bisnisnya bu 
Dian? Maaf kalau pertanyaan saya sedikit kurang ajar

maya madi [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Alhamdullilah saya pernah sholat dimasjid kubah emas
meruyung pada saat idul fitri, memang masjid tersebut
sangat bagus menurut saya dan suami, hingga pada saat
memasuki pekarangan depan masjid saya merinding bulu
dan haru karena bisa menyaksikan rumah Alloh yang
indah...dan bener ditata secara artistik...

Semoga bila semua telah kelar dalam pengerjaannya
Masjid ini bisa digunakan oleh kita semua...karena
setiap orang pasti sangat ingin beribadah sambil
menikmati indahnya rumah Alloh yang dibangun oleh Ibu
Dian..please bu...

Dan semoga saudara saudara kita yang sempat merasa
kecewa bisa terobati dengan lekas untuk membawa buah
cinta mereka kedalam masjid meruyung.

--- ghozan_gmail [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Endonesiaku..
 Saya sih berkhusnudzon saja...
 
 Kebetulan dialog itu terjadi 2minggu yg lalu dengan
 teman saya yg orang depokkebetulan saya bukan
 warga depok.
 
 berikut petikannya :
 
 Assalamu'alaykum.. 
 
 alhamdulillah, sholatu wassalamu 'ala Rosulillah.
 
 senang sekali bisa ngobrol lagi dengan teman-teman.
 semoga sehat dan bahagia selalu.
 
 Saya warga Depok,
 
 meskipun belum pernah datang dan melihat bangunan
 masjid emas tersebut, ada rasa syukur dan bangga
 karena ternyata ada warga Depok yang sungguh kaya
 raya. Ibu Dian, konon menikah dengan orang Arab, dan
 Ibu Dian ini juga pengusaha yang punya kilang minyak
 di tanah Arah. Alhamdulillah, Ibu Dian sudah
 menghaji-kan jamaah pengajiannya. juga Ibu Dian
 membeli sebidang tanah, membangun rumah, dan membuat
 masjid untuk keperluan pribadinya. Untuk rasa
 syukurnya.
 
 Kalau kita, mungkin hanya mampu beli tanah 100
 meter, bikin rumah 45m2, dan kalau pun mampu membuat
 ruang sholat (musholla) ukuran 2 x 3. dan semua ini
 ada di dalam rumah kita, di halaman rumah kita
 pribadi, rumah pribadi. musholla pribadi. musholla
 itu hanya kita pakai untuk keluarga, atau tamu yang
 datang.
 
 Tapi, Ibu Dian bisa membeli tanah berhektar, rumah
 ratusan meter, dan musholla (baca masjid emas).
 untuk keperluan pribadinya, untuk keluarganya, untuk
 tamunya yang datang.
 
 Jika tamu, yang datang tanpa diundang, tentu saja
 harus mengikuti aturan.
 
 Yang saya tahu, kabarnya semua sarana dan prasarana
 belum memadai. seperti ornamen belum permanen,
 relief-relief kaligrafi dan kaca ukir belum kuat
 sekali. sehingga masih ada potensi bahaya jika
 banyak orang atau anak-anak yang berlarian lalu
 memegang atau bermain di atasnya. jika runtuh atau
 jatuh akan menimbulkan luka. Juga taman-taman yang
 baru di hidup kan. masih banyak tanaman yang belum
 sehat, karena baru saja di tanah. rumput juga
 akarnya belum menyatu dengan tanah, masih rumput
 yang baru di pindahkan . Jadi semua masih belum
 layak untuk umum.
 
 Jadi, jika memang aktual kejadiannya seperti cerita
 itu, kita bisa menyikapi dengan pikiran positip aja.
 Khawatir jika ikut negatif malah jadi dosa. Malah
 jadi ikut menyebar fitnah.
 
 Yang paling benci dan hasad terhadap keberadaan
 masjid itu tentu saja musuh kita yang kekal, yang
 jelas-jelas permusuhannya. Iblis.
 
 
 
 Wassalamu'alaykum
 
 warga Depok yang pengen punya rumah dekat dengan
 masjid emas
 
 
 
 
 
 - Original Message - 
 From: Nurwulan Indriasari 
 To: idakrisnashow@yahoogroups.com 
 Sent: Wednesday, January 31, 2007 5:03 PM
 Subject: Re: Ida Arimurti Fw: IRONI DI MASJID
 KUBAH EMAS DEPOK
 
 
 Setahu aku (*maaf jika salah*) Nabi menganjurkan
 untuk mempercepat bacaan
 pada saat shalat jika

Re: Ida Arimurti Fw: IRONI DI MASJID KUBAH EMAS DEPOK

2007-02-06 Terurut Topik maya madi
Alhamdullilah saya pernah sholat dimasjid kubah emas
meruyung pada saat idul fitri, memang masjid tersebut
sangat bagus menurut saya dan suami, hingga pada saat
memasuki pekarangan depan masjid saya merinding bulu
dan haru karena bisa menyaksikan rumah Alloh yang
indah...dan bener ditata secara artistik...

Semoga bila semua telah kelar dalam pengerjaannya
Masjid ini bisa digunakan oleh kita semua...karena
setiap orang pasti sangat ingin beribadah sambil
menikmati indahnya rumah Alloh yang dibangun oleh Ibu
Dian..please bu...

Dan semoga saudara saudara kita yang sempat merasa
kecewa bisa terobati dengan lekas untuk membawa buah
cinta mereka kedalam masjid meruyung.

--- ghozan_gmail [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Endonesiaku..
 Saya sih berkhusnudzon saja...
 
 Kebetulan dialog itu terjadi 2minggu yg lalu dengan
 teman saya yg orang depokkebetulan saya bukan
 warga depok.
 
 berikut petikannya :
 
 Assalamu'alaykum.. 
 
 alhamdulillah, sholatu wassalamu 'ala Rosulillah.
 
 senang sekali bisa ngobrol lagi dengan teman-teman.
 semoga sehat dan bahagia selalu.
 
 Saya warga Depok,
 
 meskipun belum pernah datang dan melihat bangunan
 masjid emas tersebut, ada rasa syukur dan bangga
 karena ternyata ada warga Depok yang sungguh kaya
 raya. Ibu Dian, konon menikah dengan orang Arab, dan
 Ibu Dian ini juga pengusaha yang punya kilang minyak
 di tanah Arah. Alhamdulillah, Ibu Dian sudah
 menghaji-kan jamaah pengajiannya. juga Ibu Dian
 membeli sebidang tanah, membangun rumah, dan membuat
 masjid untuk keperluan pribadinya. Untuk rasa
 syukurnya.
 
 Kalau kita, mungkin hanya mampu beli tanah 100
 meter, bikin rumah 45m2, dan kalau pun mampu membuat
 ruang sholat (musholla) ukuran 2 x 3. dan semua ini
 ada di dalam rumah kita, di halaman rumah kita
 pribadi, rumah pribadi. musholla pribadi. musholla
 itu hanya kita pakai untuk keluarga, atau tamu yang
 datang.
 
 Tapi, Ibu Dian bisa membeli tanah berhektar, rumah
 ratusan meter, dan musholla (baca masjid emas).
 untuk keperluan pribadinya, untuk keluarganya, untuk
 tamunya yang datang.
 
 Jika tamu, yang datang tanpa diundang, tentu saja
 harus mengikuti aturan.
 
 Yang saya tahu, kabarnya semua sarana dan prasarana
 belum memadai. seperti ornamen belum permanen,
 relief-relief kaligrafi dan kaca ukir belum kuat
 sekali. sehingga masih ada potensi bahaya jika
 banyak orang atau anak-anak yang berlarian lalu
 memegang atau bermain di atasnya. jika runtuh atau
 jatuh akan menimbulkan luka. Juga taman-taman yang
 baru di hidup kan. masih banyak tanaman yang belum
 sehat, karena baru saja di tanah. rumput juga
 akarnya belum menyatu dengan tanah, masih rumput
 yang baru di pindahkan . Jadi semua masih belum
 layak untuk umum.
 
 Jadi, jika memang aktual kejadiannya seperti cerita
 itu, kita bisa menyikapi dengan pikiran positip aja.
 Khawatir jika ikut negatif malah jadi dosa. Malah
 jadi ikut menyebar fitnah.
 
 Yang paling benci dan hasad terhadap keberadaan
 masjid itu tentu saja musuh kita yang kekal, yang
 jelas-jelas permusuhannya. Iblis.
 
  
 
 Wassalamu'alaykum
 
 warga Depok yang pengen punya rumah dekat dengan
 masjid emas
 
 
 
 
 
   - Original Message - 
   From: Nurwulan Indriasari 
   To: idakrisnashow@yahoogroups.com 
   Sent: Wednesday, January 31, 2007 5:03 PM
   Subject: Re: Ida Arimurti Fw: IRONI DI MASJID
 KUBAH EMAS DEPOK
 
 
   Setahu aku (*maaf jika salah*) Nabi menganjurkan
 untuk mempercepat bacaan
   pada saat shalat jika ada anak yg menangis atau
 tamu, bukan melarang anak
   kecil sholat di tempat ibadah.
 
   Tapi entah ya maksud Ibu Dian itu, mungkin beliau
 ingin Masjid tersebut
   menjadi lebih khusyuk ibadahnya jika tanpa adanya
 keberisikan anak2 (*ya
   namanya juga anak2*)
 
   On 1/31/07, savitri [EMAIL PROTECTED] wrote:
   
   
IRONI DI MASJID KUBAH EMAS DEPOK
Kegundahan seorang Ayah
Hari minggu tgl 14 Januari 2007, kami sekeluarga
 (istri dan kedua anak
saya
masing-masing berumur 9 dan 5 tahun) bermaksud
 pergi ke untuk sholat ashar
   
di Masjid Kubah Emas (kalau tidak salah
 namanya Masjid Dian Al Mahri),
Istri dan kedua anak saya begitu bersemangat
 untuk sholat di Masjid yang
terletak daerah Meruyung, Depok tsb, Selain
 sholat saya juga ingin
memberikan alternatif wisata rohani yang positif
 pada anak saya. Namun
saat
kami hendak masuk ke pintu gerbang Masjid,
 satpam penjaga melarang anak
saya masuk dengan alasan masih di bawah 10 tahun
 (begitupula nasib sama
dialami pengunjung lainnya).
   
.
   . 

 
 [Non-text portions of this message have been
 removed]
 
 



 

It's here! Your new message!  
Get new email alerts with the free Yahoo! Toolbar.
http://tools.search.yahoo.com/toolbar/features/mail/


RE: Ida Arimurti Fw: IRONI DI MASJID KUBAH EMAS DEPOK

2007-02-01 Terurut Topik Eling Darmanto

   Clean  DocumentEmailMicrosoftInternetExplorer4  /* Style Definitions 
*/  table.MsoNormalTable{mso-style-name:Table Normal; 
mso-tstyle-rowband-size:0;  mso-tstyle-colband-size:0;  
mso-style-noshow:yes;   mso-style-parent:;mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 
5.4pt;mso-para-margin:0cm;mso-para-margin-bottom:.0001pt; 
mso-pagination:widow-orphan;font-size:10.0pt;   font-family:Times New 
Roman;} 
Sayamau ikut nimbrung dikiit.

 

Setahu saya...( mohon maafkalo salah )

Masjid itu adalah kata yangmenunjukkan tempat/lokasi dari kata kerja dasar 
sajadatan, masjadan (IsimMakanin)

Setiaptempat untuk bersujud bisa disebut Masjid.

Adahadist : #8221;Jadikanlah rumahmu itu masjid dan jangan jadikan kuburan 
(tempatuntuk tidur doang)#8221;. 

 

Dalamrangka pembinaan iman secara pribadi atau individu dan keluarga, masjid 
ituberada di dalam rumah.

Tetapikalo pembinaan iman secara kaum/lingkungan/kampung, maka masjid berada 
disuatutempat.

 

Kalausaya lihat, masjid2 yang ada sekarang, dititik beratkan kepada 
megahnyabagunan, bukan kepada aktifitas didalamnya.

Jadibanyak masjid2 megah tatapi sunyi sepi. Yang terkadang saking besarnya dan 
sakingsepinya, kita merinding saat masuk masjid tersebut.

 

Padajaman rasul, masjid dijadikan pusat untuk menjalankan aktifitas 
sosialkemasyarakatan seperti pendidikan, perekonomian dsb.

Bukansekedar tempat shalat.

 

Jadi(menurut saya lagi), kalau seseorang membangun masjid, harus dilihat 
darimotifasinya.

Apakahuntuk ummat islam secara keseluruhan, atau segolongan saja atau pribadi ?

Kalountuk pribadi, ya terserah dia mau buat peraturan apa, mau dinamakan 
masjidapa.

 

Iniadalah gambaran dari ummat Islam di Indonesia saat ini. 

Adagolongan yang ekslusif.  Merekamerasa lebih dari yang lainnya.

Bukankahsesama Muslim itu bersaudara ?

 

Sekalilagi saya mohon maaf kalau ada yang tidak berkenan.

 

 

 


 
-
Want to start your own business? Learn how on Yahoo! Small Business.

[Non-text portions of this message have been removed]



RE: Ida Arimurti Fw: IRONI DI MASJID KUBAH EMAS DEPOK

2007-02-01 Terurut Topik SOETANTYO
Saya kebetulan baru sekali ke sana, pas 1 Muharam, dan kebetulan ada
istighosah (yang seumur-umur belum pernah saya ikuti) Saya hanya ingin tahu
seperti apa sih masjid yang menghebohkan itu? Rupanya acara hari itu baru
saja selesai dan saya lihat berbagai alat musik rebana ada di dalam (yang
bagi saya aneh karena bernyanyi dengan iringan musik di dalam masjid sangat
kontroversial). Masjid itu memang bagus. Namun bagus tidaknya masjid
sebetulnya bagaimana masjid itu dimanfaatkan, karena beberapa meter dari sana
juga banyak masjid yang saya rasa lebih ramai untuk ibadah dibanding untuk
berwisata. Tidak lebih.

 

-Original Message-
From: idakrisnashow@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On
Behalf Of alfi
Sent: Thursday, February 01, 2007 4:56 PM
To: idakrisnashow@yahoogroups.com
Subject: Re: Ida Arimurti Fw: IRONI DI MASJID KUBAH EMAS DEPOK

 


Benar juga, kelihatannya begitu apalagi kan sempat diwawancarai oleh salah
satu stasiun TV swasta.
- Original Message - 
From: Rayi P2W 
To: idakrisnashow@ mailto:idakrisnashow%40yahoogroups.com yahoogroups.com 
Sent: Wednesday, January 31, 2007 12:00 PM
Subject: RE: Ida Arimurti Fw: IRONI DI MASJID KUBAH EMAS DEPOK

Sepanjang pengetahuan saya, kalau ada orang yang akan membangun masjid, maka
masjid tidak bisa disebut milik si-pembuatnya. Biasanya masjid tersebut
diwaqafkan untuk kepentingan agama. Kelihatannya si ibu Hajjah Dian ini
berpikir karena sudah mengeluarkan banyak uang, masjid ini menjadi milikinya
dan dibatasi pengunjungnya. Kalau demikian, saya kira masjid ini lebih tepat
disebut museum daripada tempat ibadah. Barangkali ada yang bisa membantu
dalil-dalilnya mengenai masjid?

RY

_ 

From: idakrisnashow@ mailto:idakrisnashow%40yahoogroups.com yahoogroups.com
[mailto:idakrisnashow@ mailto:idakrisnashow%40yahoogroups.com
yahoogroups.com]
On Behalf Of savitri
Sent: 31 Januari 2007 8:12
To: idakrisnashow@ mailto:idakrisnashow%40yahoogroups.com yahoogroups.com
Subject: Ida Arimurti Fw: IRONI DI MASJID KUBAH EMAS DEPOK

IRONI DI MASJID KUBAH EMAS DEPOK 
Kegundahan seorang Ayah 
Hari minggu tgl 14 Januari 2007, kami sekeluarga (istri dan kedua anak saya 
masing-masing berumur 9 dan 5 tahun) bermaksud pergi ke untuk sholat ashar 
di Masjid Kubah Emas (kalau tidak salah namanya Masjid Dian Al Mahri), 
Istri dan kedua anak saya begitu bersemangat untuk sholat di Masjid yang 
terletak daerah Meruyung, Depok tsb, Selain sholat saya juga ingin 
memberikan alternatif wisata rohani yang positif pada anak saya. Namun saat 
kami hendak masuk ke pintu gerbang Masjid, satpam penjaga melarang anak 
saya masuk dengan alasan masih di bawah 10 tahun (begitupula nasib sama 
dialami pengunjung lainnya). 

Saya melihat pengumuman yang memang menuliskan melarang anak usia dibawah 
10 tahun masuk ke areal masjid dengan alasan untuk menjaga kebersihan, 
ketertiban, dan kekhusuan ibadah. Saya langsung terhentak kaget, kecewa 
karena seumur hidup saya baru kali ini saya menemui sebuah Masjid yang 
membuat larangan anak kecil masuk, bahkan ke halamannya saja tidak 
boleh. Yang semakin menusuk hati saya adalah kekecewaan yang begitu 
terlihat dari ekspresi anak saya terutama anak laki-laki saya yang berusia 
5 tahun, dia heran dan bertanya kenapa yah, aku tidak boleh masuk?, 
emangnya yang punya mesjid tidak suka anak kecil yah?. Saat itu saya tidak 
bisa menjawab apapun, jawaban seperti apa yang harus saya berikan pada anak 
saya?. Selama ini saya berusaha untuk selalu membiasakan anak saya sholat 
di masjid sebelah rumah. Namun saat ia begitu antusias untuk melihat Masjid 
yang begitu tersohor dan indah justru ia tidak bisa masuk. Akhirnya kami 
sholat Ashar di Mushola dekat pintu gerbang Masjid Kubah Emas. Mushola 
yang -maaf- tempat wudhunya tidak terawat dan kotor namun welcome kepada 
kami termasuk anak-anak saya. 

Setelah sholat saya berpikir mengapa pemilik Masjid itu menerapkan sebuah 
aturan yang bahkan melebihi aturan di Masjidilharam? dimana ada orang yang 
thawaf terlihat membawa bayi dan tidak dilarang oleh Asykar (polisi 
kerajaan). Saya tidak pernah mendengar atau membaca sebuah ayat atau hadits 
yang melarang anak dibawah 10 tahun tidak diperbolehkan pergi ke Masjid. 
Yang saya tahu memang Rasulullah melarang anak kecil sholat di shaff 
terdepan bukan melarang datang sholat ke Masjid. Saya khawatir aturan di 
Masjid Kubah Emas ini melewati apa yang digariskan Rasulullah. 

Secara Psikologis , pelarangan ini tentu menjadi kontraproduktif dengan 
proses pengenalan dan pembiasaan dini agar anak dekat dengan Masjid dan mau 
ke Masjid. Bayangkan jika semua Masjid melarang anak dibawah usia10 tahun 
sholat di Masjid, maka Masjid akan kehilangan jama'ahnya sebab generasi 
mudanya tidak pernah dibiasakan pergi ke Mesjid. Generasi muda Islam akan 
semakin jauh dari tempat sujud ke Tuhannya dan mungkin mereka akan phobia 
dengan Masjid. 

Jika memang pemilik Masjid Kubah Emas ingin membatasi segmen pengunjung 
maka seharusnya jangan disebut Masjid

RE: Ida Arimurti Fw: IRONI DI MASJID KUBAH EMAS DEPOK

2007-01-31 Terurut Topik Rayi P2W
Sepanjang pengetahuan saya, kalau ada orang yang akan membangun masjid, maka
masjid tidak bisa disebut milik si-pembuatnya. Biasanya masjid tersebut
diwaqafkan untuk kepentingan agama. Kelihatannya si ibu Hajjah Dian ini
berpikir karena sudah mengeluarkan banyak uang, masjid ini menjadi milikinya
dan dibatasi pengunjungnya. Kalau demikian, saya kira masjid ini lebih tepat
disebut museum daripada tempat ibadah. Barangkali ada yang bisa membantu
dalil-dalilnya mengenai masjid?

 

RY

 

  _  

From: idakrisnashow@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]
On Behalf Of savitri
Sent: 31 Januari 2007 8:12
To: idakrisnashow@yahoogroups.com
Subject: Ida Arimurti Fw: IRONI DI MASJID KUBAH EMAS DEPOK

 


IRONI DI MASJID KUBAH EMAS DEPOK 
Kegundahan seorang Ayah 
Hari minggu tgl 14 Januari 2007, kami sekeluarga (istri dan kedua anak saya 
masing-masing berumur 9 dan 5 tahun) bermaksud pergi ke untuk sholat ashar 
di Masjid Kubah Emas (kalau tidak salah namanya Masjid Dian Al Mahri), 
Istri dan kedua anak saya begitu bersemangat untuk sholat di Masjid yang 
terletak daerah Meruyung, Depok tsb, Selain sholat saya juga ingin 
memberikan alternatif wisata rohani yang positif pada anak saya. Namun saat 
kami hendak masuk ke pintu gerbang Masjid, satpam penjaga melarang anak 
saya masuk dengan alasan masih di bawah 10 tahun (begitupula nasib sama 
dialami pengunjung lainnya). 

Saya melihat pengumuman yang memang menuliskan melarang anak usia dibawah 
10 tahun masuk ke areal masjid dengan alasan untuk menjaga kebersihan, 
ketertiban, dan kekhusuan ibadah. Saya langsung terhentak kaget, kecewa 
karena seumur hidup saya baru kali ini saya menemui sebuah Masjid yang 
membuat larangan anak kecil masuk, bahkan ke halamannya saja tidak 
boleh. Yang semakin menusuk hati saya adalah kekecewaan yang begitu 
terlihat dari ekspresi anak saya terutama anak laki-laki saya yang berusia 
5 tahun, dia heran dan bertanya kenapa yah, aku tidak boleh masuk?, 
emangnya yang punya mesjid tidak suka anak kecil yah?. Saat itu saya tidak 
bisa menjawab apapun, jawaban seperti apa yang harus saya berikan pada anak 
saya?. Selama ini saya berusaha untuk selalu membiasakan anak saya sholat 
di masjid sebelah rumah. Namun saat ia begitu antusias untuk melihat Masjid 
yang begitu tersohor dan indah justru ia tidak bisa masuk. Akhirnya kami 
sholat Ashar di Mushola dekat pintu gerbang Masjid Kubah Emas. Mushola 
yang -maaf- tempat wudhunya tidak terawat dan kotor namun welcome kepada 
kami termasuk anak-anak saya. 

Setelah sholat saya berpikir mengapa pemilik Masjid itu menerapkan sebuah 
aturan yang bahkan melebihi aturan di Masjidilharam? dimana ada orang yang 
thawaf terlihat membawa bayi dan tidak dilarang oleh Asykar (polisi 
kerajaan). Saya tidak pernah mendengar atau membaca sebuah ayat atau hadits 
yang melarang anak dibawah 10 tahun tidak diperbolehkan pergi ke Masjid. 
Yang saya tahu memang Rasulullah melarang anak kecil sholat di shaff 
terdepan bukan melarang datang sholat ke Masjid. Saya khawatir aturan di 
Masjid Kubah Emas ini melewati apa yang digariskan Rasulullah. 

Secara Psikologis , pelarangan ini tentu menjadi kontraproduktif dengan 
proses pengenalan dan pembiasaan dini agar anak dekat dengan Masjid dan mau 
ke Masjid. Bayangkan jika semua Masjid melarang anak dibawah usia10 tahun 
sholat di Masjid, maka Masjid akan kehilangan jama'ahnya sebab generasi 
mudanya tidak pernah dibiasakan pergi ke Mesjid. Generasi muda Islam akan 
semakin jauh dari tempat sujud ke Tuhannya dan mungkin mereka akan phobia 
dengan Masjid. 

Jika memang pemilik Masjid Kubah Emas ingin membatasi segmen pengunjung 
maka seharusnya jangan disebut Masjid, sebut saja ini adalah tempat sholat 
pribadi kami yang berada di areal pribadi, setiap yang ingin sholat harus 
ikut peraturan keluarga kami. Sebab jika disebut Masjid maka sudah 
memasuki dimensi publik dimana semua muslim berhak sholat di Masjid manapun 
termasuk dengan anak-anaknya. Tentu setiap orang tua harus menjaga anaknya 
agar tertib. 

Terakhir saya berharap pemilik Masjid Kubah Emas (juga ke masjid 
manapun) mau meninjau kebijakannya. Anak adalah harapan masa depan Islam, 
mereka harus didik dekat dan cinta Masjid sejak dini, kalau tidak mereka 
akan lebih dekat pada tempat lain yang belum tentu membawa kebajikan bagi 
mereka.. Saya berharap pula, Masjid yang begitu megah, mewah dan konon 
menelan biaya ratusan milyar rupiah lebih ramai dengan kegiatan lainnya 
selain tempat sholat, seperti pengajian dan pengkajian dan seminar Islam, 
mentoring/pengajian bagi anak-anak yang pasti akan tertarik karena 
halamannya luas dan indah. Betapa mubazirnya Masjid ini jika hanya dipakai 
hanya untuk sholat dan itu pun dibatasi. Kita bisa berkaca pada Masjid 
Nabawi pada awalnya dijaman Rasulullah masih hidup, dibangun secara 
sederhana, dengan atap dari pelepah kurma, dinding dari lumpur yang 
dikeraskan. Namun Masjid itu begitu kaya dengan aktivitas, menjadi tempat 
Rasulullah membina ummatnya, 

Re: Ida Arimurti Fw: IRONI DI MASJID KUBAH EMAS DEPOK

2007-01-31 Terurut Topik alfi

Benar juga, kelihatannya begitu apalagi kan sempat diwawancarai oleh salah satu 
stasiun TV swasta.
  - Original Message - 
  From: Rayi P2W 
  To: idakrisnashow@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, January 31, 2007 12:00 PM
  Subject: RE: Ida Arimurti Fw: IRONI DI MASJID KUBAH EMAS DEPOK


  Sepanjang pengetahuan saya, kalau ada orang yang akan membangun masjid, maka
  masjid tidak bisa disebut milik si-pembuatnya. Biasanya masjid tersebut
  diwaqafkan untuk kepentingan agama. Kelihatannya si ibu Hajjah Dian ini
  berpikir karena sudah mengeluarkan banyak uang, masjid ini menjadi milikinya
  dan dibatasi pengunjungnya. Kalau demikian, saya kira masjid ini lebih tepat
  disebut museum daripada tempat ibadah. Barangkali ada yang bisa membantu
  dalil-dalilnya mengenai masjid?

  RY

  _ 

  From: idakrisnashow@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]
  On Behalf Of savitri
  Sent: 31 Januari 2007 8:12
  To: idakrisnashow@yahoogroups.com
  Subject: Ida Arimurti Fw: IRONI DI MASJID KUBAH EMAS DEPOK

  IRONI DI MASJID KUBAH EMAS DEPOK 
  Kegundahan seorang Ayah 
  Hari minggu tgl 14 Januari 2007, kami sekeluarga (istri dan kedua anak saya 
  masing-masing berumur 9 dan 5 tahun) bermaksud pergi ke untuk sholat ashar 
  di Masjid Kubah Emas (kalau tidak salah namanya Masjid Dian Al Mahri), 
  Istri dan kedua anak saya begitu bersemangat untuk sholat di Masjid yang 
  terletak daerah Meruyung, Depok tsb, Selain sholat saya juga ingin 
  memberikan alternatif wisata rohani yang positif pada anak saya. Namun saat 
  kami hendak masuk ke pintu gerbang Masjid, satpam penjaga melarang anak 
  saya masuk dengan alasan masih di bawah 10 tahun (begitupula nasib sama 
  dialami pengunjung lainnya). 

  Saya melihat pengumuman yang memang menuliskan melarang anak usia dibawah 
  10 tahun masuk ke areal masjid dengan alasan untuk menjaga kebersihan, 
  ketertiban, dan kekhusuan ibadah. Saya langsung terhentak kaget, kecewa 
  karena seumur hidup saya baru kali ini saya menemui sebuah Masjid yang 
  membuat larangan anak kecil masuk, bahkan ke halamannya saja tidak 
  boleh. Yang semakin menusuk hati saya adalah kekecewaan yang begitu 
  terlihat dari ekspresi anak saya terutama anak laki-laki saya yang berusia 
  5 tahun, dia heran dan bertanya kenapa yah, aku tidak boleh masuk?, 
  emangnya yang punya mesjid tidak suka anak kecil yah?. Saat itu saya tidak 
  bisa menjawab apapun, jawaban seperti apa yang harus saya berikan pada anak 
  saya?. Selama ini saya berusaha untuk selalu membiasakan anak saya sholat 
  di masjid sebelah rumah. Namun saat ia begitu antusias untuk melihat Masjid 
  yang begitu tersohor dan indah justru ia tidak bisa masuk. Akhirnya kami 
  sholat Ashar di Mushola dekat pintu gerbang Masjid Kubah Emas. Mushola 
  yang -maaf- tempat wudhunya tidak terawat dan kotor namun welcome kepada 
  kami termasuk anak-anak saya. 

  Setelah sholat saya berpikir mengapa pemilik Masjid itu menerapkan sebuah 
  aturan yang bahkan melebihi aturan di Masjidilharam? dimana ada orang yang 
  thawaf terlihat membawa bayi dan tidak dilarang oleh Asykar (polisi 
  kerajaan). Saya tidak pernah mendengar atau membaca sebuah ayat atau hadits 
  yang melarang anak dibawah 10 tahun tidak diperbolehkan pergi ke Masjid. 
  Yang saya tahu memang Rasulullah melarang anak kecil sholat di shaff 
  terdepan bukan melarang datang sholat ke Masjid. Saya khawatir aturan di 
  Masjid Kubah Emas ini melewati apa yang digariskan Rasulullah. 

  Secara Psikologis , pelarangan ini tentu menjadi kontraproduktif dengan 
  proses pengenalan dan pembiasaan dini agar anak dekat dengan Masjid dan mau 
  ke Masjid. Bayangkan jika semua Masjid melarang anak dibawah usia10 tahun 
  sholat di Masjid, maka Masjid akan kehilangan jama'ahnya sebab generasi 
  mudanya tidak pernah dibiasakan pergi ke Mesjid. Generasi muda Islam akan 
  semakin jauh dari tempat sujud ke Tuhannya dan mungkin mereka akan phobia 
  dengan Masjid. 

  Jika memang pemilik Masjid Kubah Emas ingin membatasi segmen pengunjung 
  maka seharusnya jangan disebut Masjid, sebut saja ini adalah tempat sholat 
  pribadi kami yang berada di areal pribadi, setiap yang ingin sholat harus 
  ikut peraturan keluarga kami. Sebab jika disebut Masjid maka sudah 
  memasuki dimensi publik dimana semua muslim berhak sholat di Masjid manapun 
  termasuk dengan anak-anaknya. Tentu setiap orang tua harus menjaga anaknya 
  agar tertib. 

  Terakhir saya berharap pemilik Masjid Kubah Emas (juga ke masjid 
  manapun) mau meninjau kebijakannya. Anak adalah harapan masa depan Islam, 
  mereka harus didik dekat dan cinta Masjid sejak dini, kalau tidak mereka 
  akan lebih dekat pada tempat lain yang belum tentu membawa kebajikan bagi 
  mereka.. Saya berharap pula, Masjid yang begitu megah, mewah dan konon 
  menelan biaya ratusan milyar rupiah lebih ramai dengan kegiatan lainnya 
  selain tempat sholat, seperti pengajian dan pengkajian dan seminar Islam, 
  mentoring/pengajian bagi anak

Re: Ida Arimurti Fw: IRONI DI MASJID KUBAH EMAS DEPOK

2007-01-31 Terurut Topik Nurwulan Indriasari
Setahu aku (*maaf jika salah*) Nabi menganjurkan untuk mempercepat bacaan
pada saat shalat jika ada anak yg menangis atau tamu, bukan melarang anak
kecil sholat di tempat ibadah.

Tapi entah ya maksud Ibu Dian itu, mungkin beliau ingin Masjid tersebut
menjadi lebih khusyuk ibadahnya jika tanpa adanya keberisikan anak2 (*ya
namanya juga anak2*)



On 1/31/07, savitri [EMAIL PROTECTED] wrote:


 IRONI DI MASJID KUBAH EMAS DEPOK
 Kegundahan seorang Ayah
 Hari minggu tgl 14 Januari 2007, kami sekeluarga (istri dan kedua anak
 saya
 masing-masing berumur 9 dan 5 tahun) bermaksud pergi ke untuk sholat ashar

 di Masjid Kubah Emas (kalau tidak salah namanya Masjid Dian Al Mahri),
 Istri dan kedua anak saya begitu bersemangat untuk sholat di Masjid yang
 terletak daerah Meruyung, Depok tsb, Selain sholat saya juga ingin
 memberikan alternatif wisata rohani yang positif pada anak saya. Namun
 saat
 kami hendak masuk ke pintu gerbang Masjid, satpam penjaga melarang anak
 saya masuk dengan alasan masih di bawah 10 tahun (begitupula nasib sama
 dialami pengunjung lainnya).

 .

 



[Non-text portions of this message have been removed]



Re: Ida Arimurti Fw: IRONI DI MASJID KUBAH EMAS DEPOK

2007-01-31 Terurut Topik ghozan_gmail
Endonesiaku..
Saya sih berkhusnudzon saja...

Kebetulan dialog itu terjadi 2minggu yg lalu dengan teman saya yg orang 
depokkebetulan saya bukan warga depok.

berikut petikannya :

Assalamu'alaykum.. 

alhamdulillah, sholatu wassalamu 'ala Rosulillah.

senang sekali bisa ngobrol lagi dengan teman-teman. semoga sehat dan bahagia 
selalu.

Saya warga Depok,

meskipun belum pernah datang dan melihat bangunan masjid emas tersebut, ada 
rasa syukur dan bangga karena ternyata ada warga Depok yang sungguh kaya raya. 
Ibu Dian, konon menikah dengan orang Arab, dan Ibu Dian ini juga pengusaha yang 
punya kilang minyak di tanah Arah. Alhamdulillah, Ibu Dian sudah menghaji-kan 
jamaah pengajiannya. juga Ibu Dian membeli sebidang tanah, membangun rumah, dan 
membuat masjid untuk keperluan pribadinya. Untuk rasa syukurnya.

Kalau kita, mungkin hanya mampu beli tanah 100 meter, bikin rumah 45m2, dan 
kalau pun mampu membuat ruang sholat (musholla) ukuran 2 x 3. dan semua ini ada 
di dalam rumah kita, di halaman rumah kita pribadi, rumah pribadi. musholla 
pribadi. musholla itu hanya kita pakai untuk keluarga, atau tamu yang datang.

Tapi, Ibu Dian bisa membeli tanah berhektar, rumah ratusan meter, dan musholla 
(baca masjid emas). untuk keperluan pribadinya, untuk keluarganya, untuk 
tamunya yang datang.

Jika tamu, yang datang tanpa diundang, tentu saja harus mengikuti aturan.

Yang saya tahu, kabarnya semua sarana dan prasarana belum memadai. seperti 
ornamen belum permanen, relief-relief kaligrafi dan kaca ukir belum kuat 
sekali. sehingga masih ada potensi bahaya jika banyak orang atau anak-anak yang 
berlarian lalu memegang atau bermain di atasnya. jika runtuh atau jatuh akan 
menimbulkan luka. Juga taman-taman yang baru di hidup kan. masih banyak 
tanaman yang belum sehat, karena baru saja di tanah. rumput juga akarnya belum 
menyatu dengan tanah, masih rumput yang baru di pindahkan . Jadi semua masih 
belum layak untuk umum.

Jadi, jika memang aktual kejadiannya seperti cerita itu, kita bisa menyikapi 
dengan pikiran positip aja. Khawatir jika ikut negatif malah jadi dosa. Malah 
jadi ikut menyebar fitnah.

Yang paling benci dan hasad terhadap keberadaan masjid itu tentu saja musuh 
kita yang kekal, yang jelas-jelas permusuhannya. Iblis.

 

Wassalamu'alaykum

warga Depok yang pengen punya rumah dekat dengan masjid emas





  - Original Message - 
  From: Nurwulan Indriasari 
  To: idakrisnashow@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, January 31, 2007 5:03 PM
  Subject: Re: Ida Arimurti Fw: IRONI DI MASJID KUBAH EMAS DEPOK


  Setahu aku (*maaf jika salah*) Nabi menganjurkan untuk mempercepat bacaan
  pada saat shalat jika ada anak yg menangis atau tamu, bukan melarang anak
  kecil sholat di tempat ibadah.

  Tapi entah ya maksud Ibu Dian itu, mungkin beliau ingin Masjid tersebut
  menjadi lebih khusyuk ibadahnya jika tanpa adanya keberisikan anak2 (*ya
  namanya juga anak2*)

  On 1/31/07, savitri [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
  
   IRONI DI MASJID KUBAH EMAS DEPOK
   Kegundahan seorang Ayah
   Hari minggu tgl 14 Januari 2007, kami sekeluarga (istri dan kedua anak
   saya
   masing-masing berumur 9 dan 5 tahun) bermaksud pergi ke untuk sholat ashar
  
   di Masjid Kubah Emas (kalau tidak salah namanya Masjid Dian Al Mahri),
   Istri dan kedua anak saya begitu bersemangat untuk sholat di Masjid yang
   terletak daerah Meruyung, Depok tsb, Selain sholat saya juga ingin
   memberikan alternatif wisata rohani yang positif pada anak saya. Namun
   saat
   kami hendak masuk ke pintu gerbang Masjid, satpam penjaga melarang anak
   saya masuk dengan alasan masih di bawah 10 tahun (begitupula nasib sama
   dialami pengunjung lainnya).
  
   .
  . 
   

[Non-text portions of this message have been removed]