Re: Ida Arimurti Fw: IRONI DI MASJID KUBAH EMAS DEPOK
Assalamualaikum wr.wb. Kebetulan rumah saya dekat dengan mesjid kubah emas Dian Al Mahri. Namun saya sendiri belum sempat masuk ke dalam mesjid tersebut, karena beberapa kali saya belok kesana selalu saja portal dan pagarnya tertutup. Saya sempat berfikir koq ada mesjid yang ditentukan jadwal dibukanya untuk umum, padahal setahu saya yang namanya mesjid pasti any time terbuka untuk para muslimin muslimat. Hingga beberapa minggu yang lalu mertua saya datang jauh jauh dari Yogya dan ngotot sekali pengen merasakan sholat di dalam mesjid kubah emas. Beliau berangkat ke mesjid sendirian naik angkot 5 menit sudah sampai di depan mesjid tersebut, alhamdulillah pada hari itu kebetulan mesjid tersebut sedang dibuka untuk umum dan banyak sekali jamaah yang datang. Mertua saya sangat bahagia setelah bisa merasakan sholat di mesjid yang katanya menyerupai mesjid yang di madinah. Dan memang mesjid tersebut sangat luarbiasa, kata sopir angkutan umum penghasilan dari parkirnya aja sebulan sampai 10 juta terus untuk mobil kena tarif parkir sebesar Rp 3000. Lo koq saya jadi bingung lagi, menurut pengalaman saya beberapa kali singgah ke mesjid tidak pernah dimintai uang parkir, paling hanya biaya jasa titipan sandal atau biaya perawatan mesjid seiklasnya. Ada pertanyaan menggelitik dalam kepala saya, apakah dibangunnya mesjid tersebut memang untuk tempat ibadah atau sebagai salah satu usaha bisnisnya bu Dian? Maaf kalau pertanyaan saya sedikit kurang ajar maya madi [EMAIL PROTECTED] wrote: Alhamdullilah saya pernah sholat dimasjid kubah emas meruyung pada saat idul fitri, memang masjid tersebut sangat bagus menurut saya dan suami, hingga pada saat memasuki pekarangan depan masjid saya merinding bulu dan haru karena bisa menyaksikan rumah Alloh yang indah...dan bener ditata secara artistik... Semoga bila semua telah kelar dalam pengerjaannya Masjid ini bisa digunakan oleh kita semua...karena setiap orang pasti sangat ingin beribadah sambil menikmati indahnya rumah Alloh yang dibangun oleh Ibu Dian..please bu... Dan semoga saudara saudara kita yang sempat merasa kecewa bisa terobati dengan lekas untuk membawa buah cinta mereka kedalam masjid meruyung. --- ghozan_gmail [EMAIL PROTECTED] wrote: Endonesiaku.. Saya sih berkhusnudzon saja... Kebetulan dialog itu terjadi 2minggu yg lalu dengan teman saya yg orang depokkebetulan saya bukan warga depok. berikut petikannya : Assalamu'alaykum.. alhamdulillah, sholatu wassalamu 'ala Rosulillah. senang sekali bisa ngobrol lagi dengan teman-teman. semoga sehat dan bahagia selalu. Saya warga Depok, meskipun belum pernah datang dan melihat bangunan masjid emas tersebut, ada rasa syukur dan bangga karena ternyata ada warga Depok yang sungguh kaya raya. Ibu Dian, konon menikah dengan orang Arab, dan Ibu Dian ini juga pengusaha yang punya kilang minyak di tanah Arah. Alhamdulillah, Ibu Dian sudah menghaji-kan jamaah pengajiannya. juga Ibu Dian membeli sebidang tanah, membangun rumah, dan membuat masjid untuk keperluan pribadinya. Untuk rasa syukurnya. Kalau kita, mungkin hanya mampu beli tanah 100 meter, bikin rumah 45m2, dan kalau pun mampu membuat ruang sholat (musholla) ukuran 2 x 3. dan semua ini ada di dalam rumah kita, di halaman rumah kita pribadi, rumah pribadi. musholla pribadi. musholla itu hanya kita pakai untuk keluarga, atau tamu yang datang. Tapi, Ibu Dian bisa membeli tanah berhektar, rumah ratusan meter, dan musholla (baca masjid emas). untuk keperluan pribadinya, untuk keluarganya, untuk tamunya yang datang. Jika tamu, yang datang tanpa diundang, tentu saja harus mengikuti aturan. Yang saya tahu, kabarnya semua sarana dan prasarana belum memadai. seperti ornamen belum permanen, relief-relief kaligrafi dan kaca ukir belum kuat sekali. sehingga masih ada potensi bahaya jika banyak orang atau anak-anak yang berlarian lalu memegang atau bermain di atasnya. jika runtuh atau jatuh akan menimbulkan luka. Juga taman-taman yang baru di hidup kan. masih banyak tanaman yang belum sehat, karena baru saja di tanah. rumput juga akarnya belum menyatu dengan tanah, masih rumput yang baru di pindahkan . Jadi semua masih belum layak untuk umum. Jadi, jika memang aktual kejadiannya seperti cerita itu, kita bisa menyikapi dengan pikiran positip aja. Khawatir jika ikut negatif malah jadi dosa. Malah jadi ikut menyebar fitnah. Yang paling benci dan hasad terhadap keberadaan masjid itu tentu saja musuh kita yang kekal, yang jelas-jelas permusuhannya. Iblis. Wassalamu'alaykum warga Depok yang pengen punya rumah dekat dengan masjid emas - Original Message - From: Nurwulan Indriasari To: idakrisnashow@yahoogroups.com Sent: Wednesday, January 31, 2007 5:03 PM Subject: Re: Ida Arimurti Fw: IRONI DI MASJID KUBAH EMAS DEPOK Setahu aku (*maaf jika salah*) Nabi menganjurkan untuk mempercepat bacaan pada saat shalat jika
Re: Ida Arimurti Fw: IRONI DI MASJID KUBAH EMAS DEPOK
Alhamdullilah saya pernah sholat dimasjid kubah emas meruyung pada saat idul fitri, memang masjid tersebut sangat bagus menurut saya dan suami, hingga pada saat memasuki pekarangan depan masjid saya merinding bulu dan haru karena bisa menyaksikan rumah Alloh yang indah...dan bener ditata secara artistik... Semoga bila semua telah kelar dalam pengerjaannya Masjid ini bisa digunakan oleh kita semua...karena setiap orang pasti sangat ingin beribadah sambil menikmati indahnya rumah Alloh yang dibangun oleh Ibu Dian..please bu... Dan semoga saudara saudara kita yang sempat merasa kecewa bisa terobati dengan lekas untuk membawa buah cinta mereka kedalam masjid meruyung. --- ghozan_gmail [EMAIL PROTECTED] wrote: Endonesiaku.. Saya sih berkhusnudzon saja... Kebetulan dialog itu terjadi 2minggu yg lalu dengan teman saya yg orang depokkebetulan saya bukan warga depok. berikut petikannya : Assalamu'alaykum.. alhamdulillah, sholatu wassalamu 'ala Rosulillah. senang sekali bisa ngobrol lagi dengan teman-teman. semoga sehat dan bahagia selalu. Saya warga Depok, meskipun belum pernah datang dan melihat bangunan masjid emas tersebut, ada rasa syukur dan bangga karena ternyata ada warga Depok yang sungguh kaya raya. Ibu Dian, konon menikah dengan orang Arab, dan Ibu Dian ini juga pengusaha yang punya kilang minyak di tanah Arah. Alhamdulillah, Ibu Dian sudah menghaji-kan jamaah pengajiannya. juga Ibu Dian membeli sebidang tanah, membangun rumah, dan membuat masjid untuk keperluan pribadinya. Untuk rasa syukurnya. Kalau kita, mungkin hanya mampu beli tanah 100 meter, bikin rumah 45m2, dan kalau pun mampu membuat ruang sholat (musholla) ukuran 2 x 3. dan semua ini ada di dalam rumah kita, di halaman rumah kita pribadi, rumah pribadi. musholla pribadi. musholla itu hanya kita pakai untuk keluarga, atau tamu yang datang. Tapi, Ibu Dian bisa membeli tanah berhektar, rumah ratusan meter, dan musholla (baca masjid emas). untuk keperluan pribadinya, untuk keluarganya, untuk tamunya yang datang. Jika tamu, yang datang tanpa diundang, tentu saja harus mengikuti aturan. Yang saya tahu, kabarnya semua sarana dan prasarana belum memadai. seperti ornamen belum permanen, relief-relief kaligrafi dan kaca ukir belum kuat sekali. sehingga masih ada potensi bahaya jika banyak orang atau anak-anak yang berlarian lalu memegang atau bermain di atasnya. jika runtuh atau jatuh akan menimbulkan luka. Juga taman-taman yang baru di hidup kan. masih banyak tanaman yang belum sehat, karena baru saja di tanah. rumput juga akarnya belum menyatu dengan tanah, masih rumput yang baru di pindahkan . Jadi semua masih belum layak untuk umum. Jadi, jika memang aktual kejadiannya seperti cerita itu, kita bisa menyikapi dengan pikiran positip aja. Khawatir jika ikut negatif malah jadi dosa. Malah jadi ikut menyebar fitnah. Yang paling benci dan hasad terhadap keberadaan masjid itu tentu saja musuh kita yang kekal, yang jelas-jelas permusuhannya. Iblis. Wassalamu'alaykum warga Depok yang pengen punya rumah dekat dengan masjid emas - Original Message - From: Nurwulan Indriasari To: idakrisnashow@yahoogroups.com Sent: Wednesday, January 31, 2007 5:03 PM Subject: Re: Ida Arimurti Fw: IRONI DI MASJID KUBAH EMAS DEPOK Setahu aku (*maaf jika salah*) Nabi menganjurkan untuk mempercepat bacaan pada saat shalat jika ada anak yg menangis atau tamu, bukan melarang anak kecil sholat di tempat ibadah. Tapi entah ya maksud Ibu Dian itu, mungkin beliau ingin Masjid tersebut menjadi lebih khusyuk ibadahnya jika tanpa adanya keberisikan anak2 (*ya namanya juga anak2*) On 1/31/07, savitri [EMAIL PROTECTED] wrote: IRONI DI MASJID KUBAH EMAS DEPOK Kegundahan seorang Ayah Hari minggu tgl 14 Januari 2007, kami sekeluarga (istri dan kedua anak saya masing-masing berumur 9 dan 5 tahun) bermaksud pergi ke untuk sholat ashar di Masjid Kubah Emas (kalau tidak salah namanya Masjid Dian Al Mahri), Istri dan kedua anak saya begitu bersemangat untuk sholat di Masjid yang terletak daerah Meruyung, Depok tsb, Selain sholat saya juga ingin memberikan alternatif wisata rohani yang positif pada anak saya. Namun saat kami hendak masuk ke pintu gerbang Masjid, satpam penjaga melarang anak saya masuk dengan alasan masih di bawah 10 tahun (begitupula nasib sama dialami pengunjung lainnya). . . [Non-text portions of this message have been removed] It's here! Your new message! Get new email alerts with the free Yahoo! Toolbar. http://tools.search.yahoo.com/toolbar/features/mail/
RE: Ida Arimurti Fw: IRONI DI MASJID KUBAH EMAS DEPOK
Clean DocumentEmailMicrosoftInternetExplorer4 /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable{mso-style-name:Table Normal; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:;mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;mso-para-margin:0cm;mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan;font-size:10.0pt; font-family:Times New Roman;} Sayamau ikut nimbrung dikiit. Setahu saya...( mohon maafkalo salah ) Masjid itu adalah kata yangmenunjukkan tempat/lokasi dari kata kerja dasar sajadatan, masjadan (IsimMakanin) Setiaptempat untuk bersujud bisa disebut Masjid. Adahadist : #8221;Jadikanlah rumahmu itu masjid dan jangan jadikan kuburan (tempatuntuk tidur doang)#8221;. Dalamrangka pembinaan iman secara pribadi atau individu dan keluarga, masjid ituberada di dalam rumah. Tetapikalo pembinaan iman secara kaum/lingkungan/kampung, maka masjid berada disuatutempat. Kalausaya lihat, masjid2 yang ada sekarang, dititik beratkan kepada megahnyabagunan, bukan kepada aktifitas didalamnya. Jadibanyak masjid2 megah tatapi sunyi sepi. Yang terkadang saking besarnya dan sakingsepinya, kita merinding saat masuk masjid tersebut. Padajaman rasul, masjid dijadikan pusat untuk menjalankan aktifitas sosialkemasyarakatan seperti pendidikan, perekonomian dsb. Bukansekedar tempat shalat. Jadi(menurut saya lagi), kalau seseorang membangun masjid, harus dilihat darimotifasinya. Apakahuntuk ummat islam secara keseluruhan, atau segolongan saja atau pribadi ? Kalountuk pribadi, ya terserah dia mau buat peraturan apa, mau dinamakan masjidapa. Iniadalah gambaran dari ummat Islam di Indonesia saat ini. Adagolongan yang ekslusif. Merekamerasa lebih dari yang lainnya. Bukankahsesama Muslim itu bersaudara ? Sekalilagi saya mohon maaf kalau ada yang tidak berkenan. - Want to start your own business? Learn how on Yahoo! Small Business. [Non-text portions of this message have been removed]
RE: Ida Arimurti Fw: IRONI DI MASJID KUBAH EMAS DEPOK
Saya kebetulan baru sekali ke sana, pas 1 Muharam, dan kebetulan ada istighosah (yang seumur-umur belum pernah saya ikuti) Saya hanya ingin tahu seperti apa sih masjid yang menghebohkan itu? Rupanya acara hari itu baru saja selesai dan saya lihat berbagai alat musik rebana ada di dalam (yang bagi saya aneh karena bernyanyi dengan iringan musik di dalam masjid sangat kontroversial). Masjid itu memang bagus. Namun bagus tidaknya masjid sebetulnya bagaimana masjid itu dimanfaatkan, karena beberapa meter dari sana juga banyak masjid yang saya rasa lebih ramai untuk ibadah dibanding untuk berwisata. Tidak lebih. -Original Message- From: idakrisnashow@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of alfi Sent: Thursday, February 01, 2007 4:56 PM To: idakrisnashow@yahoogroups.com Subject: Re: Ida Arimurti Fw: IRONI DI MASJID KUBAH EMAS DEPOK Benar juga, kelihatannya begitu apalagi kan sempat diwawancarai oleh salah satu stasiun TV swasta. - Original Message - From: Rayi P2W To: idakrisnashow@ mailto:idakrisnashow%40yahoogroups.com yahoogroups.com Sent: Wednesday, January 31, 2007 12:00 PM Subject: RE: Ida Arimurti Fw: IRONI DI MASJID KUBAH EMAS DEPOK Sepanjang pengetahuan saya, kalau ada orang yang akan membangun masjid, maka masjid tidak bisa disebut milik si-pembuatnya. Biasanya masjid tersebut diwaqafkan untuk kepentingan agama. Kelihatannya si ibu Hajjah Dian ini berpikir karena sudah mengeluarkan banyak uang, masjid ini menjadi milikinya dan dibatasi pengunjungnya. Kalau demikian, saya kira masjid ini lebih tepat disebut museum daripada tempat ibadah. Barangkali ada yang bisa membantu dalil-dalilnya mengenai masjid? RY _ From: idakrisnashow@ mailto:idakrisnashow%40yahoogroups.com yahoogroups.com [mailto:idakrisnashow@ mailto:idakrisnashow%40yahoogroups.com yahoogroups.com] On Behalf Of savitri Sent: 31 Januari 2007 8:12 To: idakrisnashow@ mailto:idakrisnashow%40yahoogroups.com yahoogroups.com Subject: Ida Arimurti Fw: IRONI DI MASJID KUBAH EMAS DEPOK IRONI DI MASJID KUBAH EMAS DEPOK Kegundahan seorang Ayah Hari minggu tgl 14 Januari 2007, kami sekeluarga (istri dan kedua anak saya masing-masing berumur 9 dan 5 tahun) bermaksud pergi ke untuk sholat ashar di Masjid Kubah Emas (kalau tidak salah namanya Masjid Dian Al Mahri), Istri dan kedua anak saya begitu bersemangat untuk sholat di Masjid yang terletak daerah Meruyung, Depok tsb, Selain sholat saya juga ingin memberikan alternatif wisata rohani yang positif pada anak saya. Namun saat kami hendak masuk ke pintu gerbang Masjid, satpam penjaga melarang anak saya masuk dengan alasan masih di bawah 10 tahun (begitupula nasib sama dialami pengunjung lainnya). Saya melihat pengumuman yang memang menuliskan melarang anak usia dibawah 10 tahun masuk ke areal masjid dengan alasan untuk menjaga kebersihan, ketertiban, dan kekhusuan ibadah. Saya langsung terhentak kaget, kecewa karena seumur hidup saya baru kali ini saya menemui sebuah Masjid yang membuat larangan anak kecil masuk, bahkan ke halamannya saja tidak boleh. Yang semakin menusuk hati saya adalah kekecewaan yang begitu terlihat dari ekspresi anak saya terutama anak laki-laki saya yang berusia 5 tahun, dia heran dan bertanya kenapa yah, aku tidak boleh masuk?, emangnya yang punya mesjid tidak suka anak kecil yah?. Saat itu saya tidak bisa menjawab apapun, jawaban seperti apa yang harus saya berikan pada anak saya?. Selama ini saya berusaha untuk selalu membiasakan anak saya sholat di masjid sebelah rumah. Namun saat ia begitu antusias untuk melihat Masjid yang begitu tersohor dan indah justru ia tidak bisa masuk. Akhirnya kami sholat Ashar di Mushola dekat pintu gerbang Masjid Kubah Emas. Mushola yang -maaf- tempat wudhunya tidak terawat dan kotor namun welcome kepada kami termasuk anak-anak saya. Setelah sholat saya berpikir mengapa pemilik Masjid itu menerapkan sebuah aturan yang bahkan melebihi aturan di Masjidilharam? dimana ada orang yang thawaf terlihat membawa bayi dan tidak dilarang oleh Asykar (polisi kerajaan). Saya tidak pernah mendengar atau membaca sebuah ayat atau hadits yang melarang anak dibawah 10 tahun tidak diperbolehkan pergi ke Masjid. Yang saya tahu memang Rasulullah melarang anak kecil sholat di shaff terdepan bukan melarang datang sholat ke Masjid. Saya khawatir aturan di Masjid Kubah Emas ini melewati apa yang digariskan Rasulullah. Secara Psikologis , pelarangan ini tentu menjadi kontraproduktif dengan proses pengenalan dan pembiasaan dini agar anak dekat dengan Masjid dan mau ke Masjid. Bayangkan jika semua Masjid melarang anak dibawah usia10 tahun sholat di Masjid, maka Masjid akan kehilangan jama'ahnya sebab generasi mudanya tidak pernah dibiasakan pergi ke Mesjid. Generasi muda Islam akan semakin jauh dari tempat sujud ke Tuhannya dan mungkin mereka akan phobia dengan Masjid. Jika memang pemilik Masjid Kubah Emas ingin membatasi segmen pengunjung maka seharusnya jangan disebut Masjid
RE: Ida Arimurti Fw: IRONI DI MASJID KUBAH EMAS DEPOK
Sepanjang pengetahuan saya, kalau ada orang yang akan membangun masjid, maka masjid tidak bisa disebut milik si-pembuatnya. Biasanya masjid tersebut diwaqafkan untuk kepentingan agama. Kelihatannya si ibu Hajjah Dian ini berpikir karena sudah mengeluarkan banyak uang, masjid ini menjadi milikinya dan dibatasi pengunjungnya. Kalau demikian, saya kira masjid ini lebih tepat disebut museum daripada tempat ibadah. Barangkali ada yang bisa membantu dalil-dalilnya mengenai masjid? RY _ From: idakrisnashow@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of savitri Sent: 31 Januari 2007 8:12 To: idakrisnashow@yahoogroups.com Subject: Ida Arimurti Fw: IRONI DI MASJID KUBAH EMAS DEPOK IRONI DI MASJID KUBAH EMAS DEPOK Kegundahan seorang Ayah Hari minggu tgl 14 Januari 2007, kami sekeluarga (istri dan kedua anak saya masing-masing berumur 9 dan 5 tahun) bermaksud pergi ke untuk sholat ashar di Masjid Kubah Emas (kalau tidak salah namanya Masjid Dian Al Mahri), Istri dan kedua anak saya begitu bersemangat untuk sholat di Masjid yang terletak daerah Meruyung, Depok tsb, Selain sholat saya juga ingin memberikan alternatif wisata rohani yang positif pada anak saya. Namun saat kami hendak masuk ke pintu gerbang Masjid, satpam penjaga melarang anak saya masuk dengan alasan masih di bawah 10 tahun (begitupula nasib sama dialami pengunjung lainnya). Saya melihat pengumuman yang memang menuliskan melarang anak usia dibawah 10 tahun masuk ke areal masjid dengan alasan untuk menjaga kebersihan, ketertiban, dan kekhusuan ibadah. Saya langsung terhentak kaget, kecewa karena seumur hidup saya baru kali ini saya menemui sebuah Masjid yang membuat larangan anak kecil masuk, bahkan ke halamannya saja tidak boleh. Yang semakin menusuk hati saya adalah kekecewaan yang begitu terlihat dari ekspresi anak saya terutama anak laki-laki saya yang berusia 5 tahun, dia heran dan bertanya kenapa yah, aku tidak boleh masuk?, emangnya yang punya mesjid tidak suka anak kecil yah?. Saat itu saya tidak bisa menjawab apapun, jawaban seperti apa yang harus saya berikan pada anak saya?. Selama ini saya berusaha untuk selalu membiasakan anak saya sholat di masjid sebelah rumah. Namun saat ia begitu antusias untuk melihat Masjid yang begitu tersohor dan indah justru ia tidak bisa masuk. Akhirnya kami sholat Ashar di Mushola dekat pintu gerbang Masjid Kubah Emas. Mushola yang -maaf- tempat wudhunya tidak terawat dan kotor namun welcome kepada kami termasuk anak-anak saya. Setelah sholat saya berpikir mengapa pemilik Masjid itu menerapkan sebuah aturan yang bahkan melebihi aturan di Masjidilharam? dimana ada orang yang thawaf terlihat membawa bayi dan tidak dilarang oleh Asykar (polisi kerajaan). Saya tidak pernah mendengar atau membaca sebuah ayat atau hadits yang melarang anak dibawah 10 tahun tidak diperbolehkan pergi ke Masjid. Yang saya tahu memang Rasulullah melarang anak kecil sholat di shaff terdepan bukan melarang datang sholat ke Masjid. Saya khawatir aturan di Masjid Kubah Emas ini melewati apa yang digariskan Rasulullah. Secara Psikologis , pelarangan ini tentu menjadi kontraproduktif dengan proses pengenalan dan pembiasaan dini agar anak dekat dengan Masjid dan mau ke Masjid. Bayangkan jika semua Masjid melarang anak dibawah usia10 tahun sholat di Masjid, maka Masjid akan kehilangan jama'ahnya sebab generasi mudanya tidak pernah dibiasakan pergi ke Mesjid. Generasi muda Islam akan semakin jauh dari tempat sujud ke Tuhannya dan mungkin mereka akan phobia dengan Masjid. Jika memang pemilik Masjid Kubah Emas ingin membatasi segmen pengunjung maka seharusnya jangan disebut Masjid, sebut saja ini adalah tempat sholat pribadi kami yang berada di areal pribadi, setiap yang ingin sholat harus ikut peraturan keluarga kami. Sebab jika disebut Masjid maka sudah memasuki dimensi publik dimana semua muslim berhak sholat di Masjid manapun termasuk dengan anak-anaknya. Tentu setiap orang tua harus menjaga anaknya agar tertib. Terakhir saya berharap pemilik Masjid Kubah Emas (juga ke masjid manapun) mau meninjau kebijakannya. Anak adalah harapan masa depan Islam, mereka harus didik dekat dan cinta Masjid sejak dini, kalau tidak mereka akan lebih dekat pada tempat lain yang belum tentu membawa kebajikan bagi mereka.. Saya berharap pula, Masjid yang begitu megah, mewah dan konon menelan biaya ratusan milyar rupiah lebih ramai dengan kegiatan lainnya selain tempat sholat, seperti pengajian dan pengkajian dan seminar Islam, mentoring/pengajian bagi anak-anak yang pasti akan tertarik karena halamannya luas dan indah. Betapa mubazirnya Masjid ini jika hanya dipakai hanya untuk sholat dan itu pun dibatasi. Kita bisa berkaca pada Masjid Nabawi pada awalnya dijaman Rasulullah masih hidup, dibangun secara sederhana, dengan atap dari pelepah kurma, dinding dari lumpur yang dikeraskan. Namun Masjid itu begitu kaya dengan aktivitas, menjadi tempat Rasulullah membina ummatnya,
Re: Ida Arimurti Fw: IRONI DI MASJID KUBAH EMAS DEPOK
Benar juga, kelihatannya begitu apalagi kan sempat diwawancarai oleh salah satu stasiun TV swasta. - Original Message - From: Rayi P2W To: idakrisnashow@yahoogroups.com Sent: Wednesday, January 31, 2007 12:00 PM Subject: RE: Ida Arimurti Fw: IRONI DI MASJID KUBAH EMAS DEPOK Sepanjang pengetahuan saya, kalau ada orang yang akan membangun masjid, maka masjid tidak bisa disebut milik si-pembuatnya. Biasanya masjid tersebut diwaqafkan untuk kepentingan agama. Kelihatannya si ibu Hajjah Dian ini berpikir karena sudah mengeluarkan banyak uang, masjid ini menjadi milikinya dan dibatasi pengunjungnya. Kalau demikian, saya kira masjid ini lebih tepat disebut museum daripada tempat ibadah. Barangkali ada yang bisa membantu dalil-dalilnya mengenai masjid? RY _ From: idakrisnashow@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of savitri Sent: 31 Januari 2007 8:12 To: idakrisnashow@yahoogroups.com Subject: Ida Arimurti Fw: IRONI DI MASJID KUBAH EMAS DEPOK IRONI DI MASJID KUBAH EMAS DEPOK Kegundahan seorang Ayah Hari minggu tgl 14 Januari 2007, kami sekeluarga (istri dan kedua anak saya masing-masing berumur 9 dan 5 tahun) bermaksud pergi ke untuk sholat ashar di Masjid Kubah Emas (kalau tidak salah namanya Masjid Dian Al Mahri), Istri dan kedua anak saya begitu bersemangat untuk sholat di Masjid yang terletak daerah Meruyung, Depok tsb, Selain sholat saya juga ingin memberikan alternatif wisata rohani yang positif pada anak saya. Namun saat kami hendak masuk ke pintu gerbang Masjid, satpam penjaga melarang anak saya masuk dengan alasan masih di bawah 10 tahun (begitupula nasib sama dialami pengunjung lainnya). Saya melihat pengumuman yang memang menuliskan melarang anak usia dibawah 10 tahun masuk ke areal masjid dengan alasan untuk menjaga kebersihan, ketertiban, dan kekhusuan ibadah. Saya langsung terhentak kaget, kecewa karena seumur hidup saya baru kali ini saya menemui sebuah Masjid yang membuat larangan anak kecil masuk, bahkan ke halamannya saja tidak boleh. Yang semakin menusuk hati saya adalah kekecewaan yang begitu terlihat dari ekspresi anak saya terutama anak laki-laki saya yang berusia 5 tahun, dia heran dan bertanya kenapa yah, aku tidak boleh masuk?, emangnya yang punya mesjid tidak suka anak kecil yah?. Saat itu saya tidak bisa menjawab apapun, jawaban seperti apa yang harus saya berikan pada anak saya?. Selama ini saya berusaha untuk selalu membiasakan anak saya sholat di masjid sebelah rumah. Namun saat ia begitu antusias untuk melihat Masjid yang begitu tersohor dan indah justru ia tidak bisa masuk. Akhirnya kami sholat Ashar di Mushola dekat pintu gerbang Masjid Kubah Emas. Mushola yang -maaf- tempat wudhunya tidak terawat dan kotor namun welcome kepada kami termasuk anak-anak saya. Setelah sholat saya berpikir mengapa pemilik Masjid itu menerapkan sebuah aturan yang bahkan melebihi aturan di Masjidilharam? dimana ada orang yang thawaf terlihat membawa bayi dan tidak dilarang oleh Asykar (polisi kerajaan). Saya tidak pernah mendengar atau membaca sebuah ayat atau hadits yang melarang anak dibawah 10 tahun tidak diperbolehkan pergi ke Masjid. Yang saya tahu memang Rasulullah melarang anak kecil sholat di shaff terdepan bukan melarang datang sholat ke Masjid. Saya khawatir aturan di Masjid Kubah Emas ini melewati apa yang digariskan Rasulullah. Secara Psikologis , pelarangan ini tentu menjadi kontraproduktif dengan proses pengenalan dan pembiasaan dini agar anak dekat dengan Masjid dan mau ke Masjid. Bayangkan jika semua Masjid melarang anak dibawah usia10 tahun sholat di Masjid, maka Masjid akan kehilangan jama'ahnya sebab generasi mudanya tidak pernah dibiasakan pergi ke Mesjid. Generasi muda Islam akan semakin jauh dari tempat sujud ke Tuhannya dan mungkin mereka akan phobia dengan Masjid. Jika memang pemilik Masjid Kubah Emas ingin membatasi segmen pengunjung maka seharusnya jangan disebut Masjid, sebut saja ini adalah tempat sholat pribadi kami yang berada di areal pribadi, setiap yang ingin sholat harus ikut peraturan keluarga kami. Sebab jika disebut Masjid maka sudah memasuki dimensi publik dimana semua muslim berhak sholat di Masjid manapun termasuk dengan anak-anaknya. Tentu setiap orang tua harus menjaga anaknya agar tertib. Terakhir saya berharap pemilik Masjid Kubah Emas (juga ke masjid manapun) mau meninjau kebijakannya. Anak adalah harapan masa depan Islam, mereka harus didik dekat dan cinta Masjid sejak dini, kalau tidak mereka akan lebih dekat pada tempat lain yang belum tentu membawa kebajikan bagi mereka.. Saya berharap pula, Masjid yang begitu megah, mewah dan konon menelan biaya ratusan milyar rupiah lebih ramai dengan kegiatan lainnya selain tempat sholat, seperti pengajian dan pengkajian dan seminar Islam, mentoring/pengajian bagi anak
Re: Ida Arimurti Fw: IRONI DI MASJID KUBAH EMAS DEPOK
Setahu aku (*maaf jika salah*) Nabi menganjurkan untuk mempercepat bacaan pada saat shalat jika ada anak yg menangis atau tamu, bukan melarang anak kecil sholat di tempat ibadah. Tapi entah ya maksud Ibu Dian itu, mungkin beliau ingin Masjid tersebut menjadi lebih khusyuk ibadahnya jika tanpa adanya keberisikan anak2 (*ya namanya juga anak2*) On 1/31/07, savitri [EMAIL PROTECTED] wrote: IRONI DI MASJID KUBAH EMAS DEPOK Kegundahan seorang Ayah Hari minggu tgl 14 Januari 2007, kami sekeluarga (istri dan kedua anak saya masing-masing berumur 9 dan 5 tahun) bermaksud pergi ke untuk sholat ashar di Masjid Kubah Emas (kalau tidak salah namanya Masjid Dian Al Mahri), Istri dan kedua anak saya begitu bersemangat untuk sholat di Masjid yang terletak daerah Meruyung, Depok tsb, Selain sholat saya juga ingin memberikan alternatif wisata rohani yang positif pada anak saya. Namun saat kami hendak masuk ke pintu gerbang Masjid, satpam penjaga melarang anak saya masuk dengan alasan masih di bawah 10 tahun (begitupula nasib sama dialami pengunjung lainnya). . [Non-text portions of this message have been removed]
Re: Ida Arimurti Fw: IRONI DI MASJID KUBAH EMAS DEPOK
Endonesiaku.. Saya sih berkhusnudzon saja... Kebetulan dialog itu terjadi 2minggu yg lalu dengan teman saya yg orang depokkebetulan saya bukan warga depok. berikut petikannya : Assalamu'alaykum.. alhamdulillah, sholatu wassalamu 'ala Rosulillah. senang sekali bisa ngobrol lagi dengan teman-teman. semoga sehat dan bahagia selalu. Saya warga Depok, meskipun belum pernah datang dan melihat bangunan masjid emas tersebut, ada rasa syukur dan bangga karena ternyata ada warga Depok yang sungguh kaya raya. Ibu Dian, konon menikah dengan orang Arab, dan Ibu Dian ini juga pengusaha yang punya kilang minyak di tanah Arah. Alhamdulillah, Ibu Dian sudah menghaji-kan jamaah pengajiannya. juga Ibu Dian membeli sebidang tanah, membangun rumah, dan membuat masjid untuk keperluan pribadinya. Untuk rasa syukurnya. Kalau kita, mungkin hanya mampu beli tanah 100 meter, bikin rumah 45m2, dan kalau pun mampu membuat ruang sholat (musholla) ukuran 2 x 3. dan semua ini ada di dalam rumah kita, di halaman rumah kita pribadi, rumah pribadi. musholla pribadi. musholla itu hanya kita pakai untuk keluarga, atau tamu yang datang. Tapi, Ibu Dian bisa membeli tanah berhektar, rumah ratusan meter, dan musholla (baca masjid emas). untuk keperluan pribadinya, untuk keluarganya, untuk tamunya yang datang. Jika tamu, yang datang tanpa diundang, tentu saja harus mengikuti aturan. Yang saya tahu, kabarnya semua sarana dan prasarana belum memadai. seperti ornamen belum permanen, relief-relief kaligrafi dan kaca ukir belum kuat sekali. sehingga masih ada potensi bahaya jika banyak orang atau anak-anak yang berlarian lalu memegang atau bermain di atasnya. jika runtuh atau jatuh akan menimbulkan luka. Juga taman-taman yang baru di hidup kan. masih banyak tanaman yang belum sehat, karena baru saja di tanah. rumput juga akarnya belum menyatu dengan tanah, masih rumput yang baru di pindahkan . Jadi semua masih belum layak untuk umum. Jadi, jika memang aktual kejadiannya seperti cerita itu, kita bisa menyikapi dengan pikiran positip aja. Khawatir jika ikut negatif malah jadi dosa. Malah jadi ikut menyebar fitnah. Yang paling benci dan hasad terhadap keberadaan masjid itu tentu saja musuh kita yang kekal, yang jelas-jelas permusuhannya. Iblis. Wassalamu'alaykum warga Depok yang pengen punya rumah dekat dengan masjid emas - Original Message - From: Nurwulan Indriasari To: idakrisnashow@yahoogroups.com Sent: Wednesday, January 31, 2007 5:03 PM Subject: Re: Ida Arimurti Fw: IRONI DI MASJID KUBAH EMAS DEPOK Setahu aku (*maaf jika salah*) Nabi menganjurkan untuk mempercepat bacaan pada saat shalat jika ada anak yg menangis atau tamu, bukan melarang anak kecil sholat di tempat ibadah. Tapi entah ya maksud Ibu Dian itu, mungkin beliau ingin Masjid tersebut menjadi lebih khusyuk ibadahnya jika tanpa adanya keberisikan anak2 (*ya namanya juga anak2*) On 1/31/07, savitri [EMAIL PROTECTED] wrote: IRONI DI MASJID KUBAH EMAS DEPOK Kegundahan seorang Ayah Hari minggu tgl 14 Januari 2007, kami sekeluarga (istri dan kedua anak saya masing-masing berumur 9 dan 5 tahun) bermaksud pergi ke untuk sholat ashar di Masjid Kubah Emas (kalau tidak salah namanya Masjid Dian Al Mahri), Istri dan kedua anak saya begitu bersemangat untuk sholat di Masjid yang terletak daerah Meruyung, Depok tsb, Selain sholat saya juga ingin memberikan alternatif wisata rohani yang positif pada anak saya. Namun saat kami hendak masuk ke pintu gerbang Masjid, satpam penjaga melarang anak saya masuk dengan alasan masih di bawah 10 tahun (begitupula nasib sama dialami pengunjung lainnya). . . [Non-text portions of this message have been removed]