Re: [Idnic] indosat ke blok ??

2004-01-16 Terurut Topik Wiwit Subagyo
emang bener tuchmasuk list spamcop

Salam,


Wiwit Subagyo
-
___
Idnic mailing list
[EMAIL PROTECTED]


Re: [Idnic] how to unsubscribe ??

2004-01-16 Terurut Topik Yuppy Suhandinata
UNSUBSCRIBE ME PLEASE!

-Original Message-
From: "Gus-Sodron"<[EMAIL PROTECTED]>
Sent: 1/16/04 8:22:33 PM
To: "..::  Sekretariat Pokja Onop PA  - PSDA  ::.."<[EMAIL PROTECTED]>, "ida 
SP"<[EMAIL PROTECTED]>, "[EMAIL PROTECTED]"<[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [Idnic] how to unsubscribe ??
  Aku juga dooon, PLEASE..


On Thu, 15 Jan 2004 14:36:10 +0700
  "..::  Sekretariat Pokja Onop PA  - PSDA  ::.." 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>Sama, mohon email saya ini diunsubsribe dari milis ini.
>thanks,
>
>rk
>
>- Original Message - 
>From: ida SP <[EMAIL PROTECTED]>
>To: <[EMAIL PROTECTED]>
>Sent: Thursday, January 15, 2004 11:19 AM
>Subject: [Idnic] how to unsubscribe ??
>
>
>> 
>> how to unsubscribe ??
>> thanks
>> 
>> ___
>> Idnic mailing list
>> [EMAIL PROTECTED]
>> 
>
>
>___
>Idnic mailing list
>[EMAIL PROTECTED]


===
Gunakan layanan download ringtone dan wallpaper dari Fun Dering dari PlasaCom 
untuk menambah keceriaan di handphone Anda... http://fun.plasa.com

===
___
Idnic mailing list
[EMAIL PROTECTED]



___
Idnic mailing list
[EMAIL PROTECTED]


Re: [Idnic] how to unsubscribe ??

2004-01-16 Terurut Topik Gus-Sodron
Aku juga dooon, PLEASE..

On Thu, 15 Jan 2004 14:36:10 +0700
 "..::  Sekretariat Pokja Onop PA  - PSDA  ::.." 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Sama, mohon email saya ini diunsubsribe dari milis ini.
thanks,
rk

- Original Message - 
From: ida SP <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, January 15, 2004 11:19 AM
Subject: [Idnic] how to unsubscribe ??


how to unsubscribe ??
thanks
___
Idnic mailing list
[EMAIL PROTECTED]


___
Idnic mailing list
[EMAIL PROTECTED]
===
Gunakan layanan download ringtone dan wallpaper dari Fun Dering dari PlasaCom untuk 
menambah keceriaan di handphone Anda... http://fun.plasa.com
===
___
Idnic mailing list
[EMAIL PROTECTED]


Re: [Idnic] domain NET.ID

2004-01-16 Terurut Topik marno
Ya biar anget diskusi saya tambah copian dari internet soal internet
policy mas :-).

Tapi secara praktek tergantung institusi masing-masing negara. Wah tidak
sengaja kok ada artikel yang kebaca kabarnya akunting juga amat
dipengaruhi budaya lokal :-). Sampai sampai Australi pun menerapkan hal
ini, walau ada Akunting Internasional :-). Sorry sekedar intermezo saja.
Tetapi soal brand memang sulit ya diadopsi kedalam domain :-). Lha jadi
kaya gini mas Jul minta domain net.id tapi ndak memberi servis jaringan
data :-0.
Jadi inget Group Ijo :-). Ngiklanin roko Sampurna, tetapi dengan tampilan
banyolan tanpa roko sama sekali :-). Begitulah cara pemilihan brand kali
:-).

Brian Kahin mengakui kepusingannya, katanya ketika berdiskusi soal
privacy, disitu tampak beragam sudut pandang dan tidak ada ide apa yang
harus didiskusikan. terutama soal intelectual property. Apakah itu
termasuk patent, copyright, trademark, trade secret, domain name ?
ternyata semua ini memiliki perbedaan secara operasional. Salah satu
problem antara lain sistem paten adalah sesuai dg cara lawyer melihat
sistemnya sebagai 'one size fit all". So we have no accounting for
industry differences, even though the empirical research tells us that
different industries look at patents very differently. Jadi mengapa
peminat domain selalu menginginkan keinginannya padahal sistem domain jauh
berbeda dengan sistem ekonomi :-).

Seperti dikatakan Brian Kahian, itu secara operasional amat berbeda. jadi
menurut saya sebaiknya hormatilah perbedaan tsb sesuai dengan prosedur
yang ada di setiap institusinya. Bila ke lawyer hormati aturan di lawyer
tsb, bila berhubungan dg IDNIC, cukup ikuti prosedurnya sebab mengubah
prosedur yang ada akan merubah sistem dan bisa mengganggu pemilik domain -
domain lainnya :-).

Wassalam
Marno

>
> kayaknya lama2 masalahnya meluas yah, malah jadi keasikan debat kusir di
> sini hehhehehe
> mungkin sekedar saran dari saya yg awam mengenai hukum, gmn kalo bsk2
> bikin peraturan itu yg agak2 jelas, dan tidak menimbulkan silang pendapat
> seperti yg kita lakukan saat ini. contohnya seperti kata networking yg
> malah bisa dilebarkan jadi mlm. malah jadi jualan bukannya ngebahas
> jaringan hehehhe yg repot akhirnya temen2 di idnic juga kan :) apalagi
> kalo ditambah kalo idnic harus melakukan kunjungan ke irian jaya.
>
> yo wes, keputusannya toh ada di idnic, jadi gmn tuh keputusannya pak soal
> .net.id ini ?? saking banyak email dari idnic, jadi bingung bacanya :p
>
> wass...
>
> D`diet
>

___
Idnic mailing list
[EMAIL PROTECTED]


Re: [Idnic] domain NET.ID

2004-01-16 Terurut Topik Didiet D. Praptarya

kayaknya lama2 masalahnya meluas yah, malah jadi keasikan debat kusir di
sini hehhehehe
mungkin sekedar saran dari saya yg awam mengenai hukum, gmn kalo bsk2
bikin peraturan itu yg agak2 jelas, dan tidak menimbulkan silang pendapat
seperti yg kita lakukan saat ini. contohnya seperti kata networking yg
malah bisa dilebarkan jadi mlm. malah jadi jualan bukannya ngebahas
jaringan hehehhe yg repot akhirnya temen2 di idnic juga kan :) apalagi
kalo ditambah kalo idnic harus melakukan kunjungan ke irian jaya.

yo wes, keputusannya toh ada di idnic, jadi gmn tuh keputusannya pak soal
.net.id ini ?? saking banyak email dari idnic, jadi bingung bacanya :p

wass...

D`diet


> On Fri, 16 Jan 2004, ACCESS wrote:
>> Errr...?
>> Mungkin bisa dibuka kembali arsip2 lama (maaf nih dah lama ga
>> ngeweb ke idnic.net.id), ada "mukadimah-nya" yg mengantisipasi
>> akan munculnya pertanyaan tersebut. Jika tdk
>> salah wkt melahirkan secondary cc-tld net.id yakni: "war.net.id"
>> tuk dipake keroyokan (tanpa license). Ini preseden berat mnrt daku,
>> krn bisa dibuat justifikasi bikin DTD.NET.ID Keroyokan yg baru.
>
> barangkali komunitas belum mengenal itu perlu license kan pak, yg ada
> resiko bayarnya :-). Lagian anggota komunitas pasti keberatan dg iurannya
> yang pake dollar :-).
>
>> Sepanjang pengetahuan "kami", hampir semua penyelenggara
>> jaringan menyalakan "mesin-internet"-nya, pakai IP dan Domain,
>> plus jaringan akses dan penghubungnya, namanya internet yah
>> global donk:-)
>>
>> Jadi "net.id" memang sudah dilepas (cuba juga cari vlsm.or.id
>> dari Mang Samik Ibrahim), alias
>> hanya untuk penyelenggara telekomunikasi baik jaringan maupun
>> jasa untuk menghindari "chaos" spt yg terjadi pada pemakaian domain
>> di g-TLD.
>>
>> Di istilah ITKP alias ITSP versus VoIP, ada dua katagori yg bisa jadi
>> padanannya terhadap keputusan di atas, misal:
>>
>> 1. cc-TLD = ITKP karena pake Managed Bandwidth (kualitas layanan
>> dijagain)
>>  atawa good-governance, mudah2an tdk berlebihan;
>> 2. g-TLD   = VoIP kerana pake Shared Bandwidth (kualitas layanan tdk
>> dijagain).
>>  ini mah less-governance)
>>
>>
>> Posisi daku di mana?; Oh... cenderung yg managed bandwidth lah,
>> alias kebijakan net.id yg sdh establish demi kualitas itu tadi.
>> Tapi,..., ada "isinya" ga pendapat daku di atas?.
>>
>> Ga pa2, ga da yg marah, kan' biar wet muda/h:-)
>
> Saya jadi inget sebuah tulisan seorang peneliti yang mengkaji Prospect for
> Internet Policy Research :-). ada dua perspektif kondisi yang berbeda
> yaitu :
>
> 1. Framework for Global Electronic Commerce Principles, ini merupakan
> scope dasar dalam Internet Policy Development dan banyak dipraktekan
> sekarang ini di dunia. Dengan formula: the private sector should lead,
> governement should avoid undue restrictions on electronic commerce, where
> governemental involvement is needed, its aim should be to support and
> enforce a predictable, minimalist, consistent and simple legal environment
> for commerce.
>
> 2. Digital Economy Themes (Tapscott 1995), ini banyak dikembangkan oleh
> para konsultan bisnis dan business writers, dengan formula :
> knowledge, digitization, virtualization, molecularization,
> integration/internetworking, convergence, innovation, prosumtion,
> immedacy, globalization, discordance.
>
> (Sumber : Prospect for Internet Policy Research, Brian Kahin, Internet
> Policy Institute at University of Maryland, april tahun 2000).
>
> Dengan adanya dua formula yang berbeda dalam menyikapi pengembangan
> internet policy jelas memberikan kesulitan :-). Dan selalu akan muncul
> perdebatan dimanapun di dunia ini. Tetapi persoalan domain jelas
> dirumuskan di ICANN. Dan dalam hal ini Pak Budi cukup banyak memahami
> persoalan di ICANN.
>
> Wass
> Marno
>
>
>
> ___
> Idnic mailing list
> [EMAIL PROTECTED]
>


-- 
To Be Or Not To Be... That Is The Question...
___
Idnic mailing list
[EMAIL PROTECTED]


Re: [Idnic] domain NET.ID

2004-01-16 Terurut Topik Rudy Rusdiah





Sanjaya wrote:

  
Errr...?
Mungkin bisa dibuka kembali arsip2 lama (maaf nih dah lama ga 
ngeweb ke idnic.net.id), ada "mukadimah-nya" yg 
mengantisipasi akan munculnya pertanyaan tersebut. Jika tdk 
salah wkt melahirkan secondary cc-tld net.id yakni: 
"war.net.id" tuk dipake keroyokan (tanpa license). Ini 
preseden berat mnrt daku, krn bisa dibuat justifikasi bikin 
DTD.NET.ID Keroyokan yg baru.

  
  
Iya nih, saya jadi ingat debatannya war.net.id panjang
buanget :-) Kapok aku.
  

[rr] jadi ikut nostalgia  :-P 

  
  
  
Posisi daku di mana?; Oh... cenderung yg managed bandwidth 
lah, alias kebijakan net.id yg sdh establish demi kualitas 
itu tadi. Tapi,..., ada "isinya" ga pendapat daku di atas?.

  
  
Makasih Pak Teddy sudah menyatakan posisinya.

  
  
Ga pa2, ga da yg marah, kan' biar wet muda/h:-)

Salom, eh..Salam,
-Teddy tea..., itu loh...

  
  
Salam juga,
Sanjaya

___
Idnic mailing list
[EMAIL PROTECTED]


  






Re: [Idnic] domain NET.ID

2004-01-16 Terurut Topik JPN. Sumarno
On Fri, 16 Jan 2004, ACCESS wrote:
> Errr...?
> Mungkin bisa dibuka kembali arsip2 lama (maaf nih dah lama ga
> ngeweb ke idnic.net.id), ada "mukadimah-nya" yg mengantisipasi
> akan munculnya pertanyaan tersebut. Jika tdk
> salah wkt melahirkan secondary cc-tld net.id yakni: "war.net.id"
> tuk dipake keroyokan (tanpa license). Ini preseden berat mnrt daku,
> krn bisa dibuat justifikasi bikin DTD.NET.ID Keroyokan yg baru.

barangkali komunitas belum mengenal itu perlu license kan pak, yg ada
resiko bayarnya :-). Lagian anggota komunitas pasti keberatan dg iurannya
yang pake dollar :-).

> Sepanjang pengetahuan "kami", hampir semua penyelenggara
> jaringan menyalakan "mesin-internet"-nya, pakai IP dan Domain,
> plus jaringan akses dan penghubungnya, namanya internet yah
> global donk:-)
> 
> Jadi "net.id" memang sudah dilepas (cuba juga cari vlsm.or.id
> dari Mang Samik Ibrahim), alias
> hanya untuk penyelenggara telekomunikasi baik jaringan maupun
> jasa untuk menghindari "chaos" spt yg terjadi pada pemakaian domain
> di g-TLD.
> 
> Di istilah ITKP alias ITSP versus VoIP, ada dua katagori yg bisa jadi
> padanannya terhadap keputusan di atas, misal:
> 
> 1. cc-TLD = ITKP karena pake Managed Bandwidth (kualitas layanan dijagain)
>  atawa good-governance, mudah2an tdk berlebihan;
> 2. g-TLD   = VoIP kerana pake Shared Bandwidth (kualitas layanan tdk dijagain).
>  ini mah less-governance)
> 
> 
> Posisi daku di mana?; Oh... cenderung yg managed bandwidth lah,
> alias kebijakan net.id yg sdh establish demi kualitas itu tadi.
> Tapi,..., ada "isinya" ga pendapat daku di atas?.
> 
> Ga pa2, ga da yg marah, kan' biar wet muda/h:-)

Saya jadi inget sebuah tulisan seorang peneliti yang mengkaji Prospect for
Internet Policy Research :-). ada dua perspektif kondisi yang berbeda
yaitu :

1. Framework for Global Electronic Commerce Principles, ini merupakan
scope dasar dalam Internet Policy Development dan banyak dipraktekan
sekarang ini di dunia. Dengan formula: the private sector should lead,
governement should avoid undue restrictions on electronic commerce, where
governemental involvement is needed, its aim should be to support and
enforce a predictable, minimalist, consistent and simple legal environment
for commerce.

2. Digital Economy Themes (Tapscott 1995), ini banyak dikembangkan oleh
para konsultan bisnis dan business writers, dengan formula :
knowledge, digitization, virtualization, molecularization,
integration/internetworking, convergence, innovation, prosumtion,
immedacy, globalization, discordance.

(Sumber : Prospect for Internet Policy Research, Brian Kahin, Internet
Policy Institute at University of Maryland, april tahun 2000).

Dengan adanya dua formula yang berbeda dalam menyikapi pengembangan
internet policy jelas memberikan kesulitan :-). Dan selalu akan muncul
perdebatan dimanapun di dunia ini. Tetapi persoalan domain jelas
dirumuskan di ICANN. Dan dalam hal ini Pak Budi cukup banyak memahami
persoalan di ICANN. 

Wass
Marno



___
Idnic mailing list
[EMAIL PROTECTED]


Re: [Idnic] domain NET.ID

2004-01-16 Terurut Topik Novizal_K

Hihihihi... saya juga jadi ketawa,
soalnya jadi inget sama peraturan 2,4 GHz yang diprotes orang banyak...
;-)). SOL
 





Adi Nugroho <[EMAIL PROTECTED]>

Sent by: [EMAIL PROTECTED]
01/16/2004 11:40 AM




To
[EMAIL PROTECTED]


cc



Subject
Re: Spam: Re: [Idnic] domain
NET.ID








On Friday 16 January 2004 12:31, [EMAIL PROTECTED]
wrote:
> Sedangkan kalo menurut peraturan pertelekomunikasian UU Telekomunikasi
UU
> No.36/1999, PP No.52 dan 53 Tahun 2000 dan Keputusan Menteri No.KM20
dan
> KM 21. semua ijin-ijin pertelekomunikasian dikeluarkan
oleh
> Menteri (i.e. Pemerintah Pusat), kecuali untuk radio dan televisi
lokal.
>

Kalau internetnya pakai gelombang radio, mestinya bisa ijin lokal dong
yah, 
hihihi


-- 
Salam,

Adi Nugroho
PT iNterNUX - Internet Service Provider
Jl. Dr. Sam Ratulangi No. 53 J Makassar
Tel: +62-411-834690 Fax: +62-411-834691





___
Idnic mailing list
[EMAIL PROTECTED]



Re: Spam: Re: [Idnic] domain NET.ID

2004-01-16 Terurut Topik Adi Nugroho
On Friday 16 January 2004 12:31, [EMAIL PROTECTED] wrote:
> Sedangkan kalo menurut peraturan pertelekomunikasian UU Telekomunikasi UU
> No.36/1999, PP No.52 dan 53 Tahun 2000 dan Keputusan Menteri No.KM20 dan
> KM 21. semua ijin-ijin pertelekomunikasian dikeluarkan oleh
> Menteri (i.e. Pemerintah Pusat), kecuali untuk radio dan televisi lokal.
>

Kalau internetnya pakai gelombang radio, mestinya bisa ijin lokal dong yah, 
hihihi


-- 
Salam,

Adi Nugroho
PT iNterNUX - Internet Service Provider
Jl. Dr. Sam Ratulangi No. 53 J Makassar
Tel: +62-411-834690 Fax: +62-411-834691





___
Idnic mailing list
[EMAIL PROTECTED]


Re: [Idnic] domain NET.ID

2004-01-16 Terurut Topik Julyanto Sutandang
> Wah, kalo begini definisnya, itu bukan network enabler dalam arti
> "jaringan digital", tapi lebih ke arah "jaringan penjualan". Kebetulan
> saja jaringan penjualannya dilakukan secara digital.
Maaf Bung Irving,
Yang saya contohkan diatas hanya tanggapan dari kasus yang anda berikan,
tentunya itu hanya satu diantara kemungkinan yang lainnya (masih banyak)
Betul jika anda simpulkan contoh diatas adalah jaringan mCommerce, salah
satunya memang itu, salah dua dan lainnya ada lagi.
Misalnya, Jaringan Informasi Tagihan (Listrik, Air, Telepon, dll) dan masih
banyak lagi.

> Misalnya nih, saya membuat B2B Marketplace di Internet. Apa saya diberi
> hak pake NET.ID juga, krn saya membuat "jaringan" penjualan di Internet?
> Rasanya jadi agak aneh.
Tergantung siapa anda nya? apakah Anda adalah pemain atau penyedia layanan?
jika Anda adalah pemain tentunya tidak berhak, tetapi bila mana Anda
adalah penyedia layanan, boleh2 saja. Itu lah yang sedang diperjuangkan.
Bedakan antara "pemain" sebagai entity yang hanya tergabung kedalam
jaringan, dengan Penyedia Layanan yang memposisikan sebagai network enabler,
bukan pemain itu sendiri. Disini penyedia layanan tidak menjual atau membeli
barang/product, tetapi melakukan pelayanan akan interaksi dan meng-enable
kan fungsi dari jaringan yang dibangunnya agar semua entity yang terhubung
kepadanya mendapatkan keuntungan atas pernjanjian yang sudah disepakati.
"keuntungan" yang dimaksud seperti halnya seorang user menggunakan akses
Internet yang disediakan oleh ISP untuk mendowload gambar2 yang diperlukan.
ISP menjadi network enabler agar situs2 yang ada di Internet dapat di akses
oleh user2 yang terhubung kepada ISP tersebut.

> Lagian, kembali ke pertanyaan saya semula. Kenapa sih ngebet banget pake
> NET.ID? CO.ID juga sama pamornya. Lagian, emangnya keberhasilan
> perusahaan anda ditentukan oleh jenis domain yg dipake? Rasanya jadi
> aneh.
Saya rasa pertanyaan ini sudah saya jawab sebelumnya, aneh atau tidak itu
subjectif, masalah pamor itu masalah marketing, yang sedang dibahas adalah
tentang definisi mengenai net.id itu sendiri, bukan masalah ngebet atau
tidak :)

Sebenarnya dari situs www.idnic.net.id itu sendiri (pada email saya
terdahulu) persyaratan yang khusus untuk net.id  kami sudah comply, hanya
saja kemudian dimintain ijin (nah ini yang kemudian kita diskusikan)


Thanks and regards,

Julyanto Sutandang


___
Idnic mailing list
[EMAIL PROTECTED]


Re: [Idnic] Sistem billing baru IDNIC

2004-01-16 Terurut Topik Novizal_K

Menurut hukum (lagi-lagi menurut hukum,
abis bisanya cuman itu sih ;-)) dari kejadian ini maka:
1. Yang bertanggung jawab untuk bayar
adalah PT ABC, karena ISP A maupun ISP B khan hanya 'kuasa' untuk mendaftarkan
ke IDNIC;
2. Kalau PT ABC merasa sudah bayar, maka
PT ABC berhak menuntut ISP A karena telah wanprestasi;
3. ISP B tidak bertanggung jawab atas
apapun, termasuk juga uang yang telah dibayarkan dan domain name yang di-disable;
4. Karena contact billing sudah berubah
ke ISP B, maka IDNIC menagih ke ISP B, maka ISP B dapat meminta PT ABC
untuk membayar tagihan dan PT ABC dapat menuntut ISP A untuk mengembalikan
uang pendaftaran yang telah dibayarkan dan menuntut uang ganti rugi karena
wanprestasi;
HH kesimpulannya,
ini nggak ada hubungannya dengan IDNIC, akan tetapi IDNIC harus mengerti
bahwa yang bertanggung jawab membayar adalah PT ABC.  Permasalahan
antara mereka IDNIC tutup mata.
Kalo ada pendapat lain..
monggo...
cheers,
.bule.

 





Adi Nugroho <[EMAIL PROTECTED]>

Sent by: [EMAIL PROTECTED]
01/16/2004 10:47 AM




To
[EMAIL PROTECTED]


cc



Subject
Re: [Idnic] Sistem billing
baru IDNIC








On Friday 16 January 2004 11:34, Anggoro wrote:
> Begini lo pak irving..
> didelete sesuka hati :-)
> gitu lo pak irving... gimana ..jelas ngga ?

Ini menurut saya lho.
Pemilik domain abc.co.id itu bukan isp a maupun isp b, melainkan PT. abc.

So, kewajiban bayar bukan ke isp a maupun isp b, melainkan ke pt abc.

So, selama pt abc belum membayar (baik secara langsung maupun lewat isp),

domain akan di-hold.

Jika ternyata pt abc berhak atas layanan pendaftaran domain dari isp a,
maka 
isp a bisa menuntut haknya ke isp a. (Tapi mohon cek kontrak, jika pt abc

sudah keburu pindah isp, apa dia masih punya hak untuk itu?)

Soal kontak billing dan teknis, data itu bisa diubah oleh pt abc dengan

mengirim form "ubah" atau telepon/fax ke IDNIC.

Bener ndak yah?
Tapi kayaknya gitu deh


-- 
Salam,

Adi Nugroho
PT iNterNUX - Internet Service Provider
Jl. Dr. Sam Ratulangi No. 53 J Makassar
Tel: +62-411-834690 Fax: +62-411-834691





___
Idnic mailing list
[EMAIL PROTECTED]



Re: Spam: Re: Spam: RE: [Idnic] Sistem billing baru IDNIC

2004-01-16 Terurut Topik Indra K. Hartono

Pak Anggoro,

Pendapat/jawaban dari Pak Irving sudah cukup baik dan relevan. 

Jika ada perselisihan antar ISP seperti yang anda kemukakan,
silahkan diselesaikan secara internal.

Jika diperlukan, silahkan gunakan jasa konsultan hukum. 

IDNIC, dalam hal ini, tidak akan turut campur dalam persoalan
internal tersebut.

Terima kasih atas atensi anda.

B. Rgds,
-ikh
/* salah satu admin IDNIC */


On Fri, 16 Jan 2004, Anggoro wrote:

> hehehe.. saya hanya ingin masukan dari para admin di IDNIC dengan kasus
> yang saya alami
> 
> karena terus terang ngga fair, no info at all dari idnic ke kami sebagai
> pemegang semua kontak atas domain itu..
> 
> ya mudah2an ngga ada yang ngalamin masalah seperti saya sejak
> diberlakukannya sistem billing baru..
> 
> yg saya minta hanya informasi.. that's all
> 
> On Fri, 2004-01-16 at 11:11, [EMAIL PROTECTED] wrote:
> > Iya pak Irving, khan dispute yang beginian bukan masalah IDNIC tetapi
> > masalah perdata antara customer, ISP A dan ISP B, ya dibawanya lebih
> > pantes ke konsultan hukum donk kayak ke saya
> > hehehehehe (maap para pengurus jadi 'marketing' nih.)
> > 
> > cheers,
> > 
> > .novizal.
> > 
> > 
> > "Irving Hutagalung"
> > <[EMAIL PROTECTED]>
> > Sent by: [EMAIL PROTECTED]
> > 
> > 01/16/2004 11:10 AM
> >To
> > <[EMAIL PROTECTED]>
> >cc
> > 
> >   Subject
> > Spam: RE: [Idnic]
> > Sistem billing
> > baru IDNIC
> > 
> > > Nah.. supaya cepet aktif lagi domainnya.. IDNIC minta supaya 
> > > ISP B saja yang bayarin. Buat ISP B sih mungkin no problem.. 
> > > tapi apakah tanggung jawab si ISP A sebagai pendaftar hilang? 
> > > uang IDNIC ada di ISP A tuh.. (menurut saya) mustinya khan 
> > > IDNIC tanya ke ISP A..kok domain-domain ini belum ada bukti 
> > > pembayarannya ? mustinya khan gitu.. (menurut saya loo).. 
> > > tapi kenapa malah ISP B yang musti nanggung?
> > 
> > Nah, kalo begini kan jadi jelas =)
> > 
> > Tapi, kenapa masalahnya di lempar ke IDNIC? Itu kan urusan ISP A
> > dengan
> > customer. Sepanjangan pengetahuan IDNIC, domain abc.co.id belum bayar.
> > Titik. Kok jadi IDNIC harus nagih ke ISP A, rasanya udah ngga relevan.
> > 
> > - irving
> > http://www.irvingevajoan.com
> > 
> > ___
> > Idnic mailing list
> > [EMAIL PROTECTED]

___
Idnic mailing list
[EMAIL PROTECTED]


RE: Spam: Re: [Idnic] domain NET.ID

2004-01-16 Terurut Topik Novizal_K


Sekali lagi maaf Pak Sanjaya...

Pak Sanjaya benar, undang-undang OTDA
dan peraturan pelaksanaannya harus diinterpretasikan,  akan tetapi
metode hukum Indonesia tidak boleh dengan metode analogi apalagi dengan
metode analogi resiprokal yang bapak lakukan. ;-)

Akan tetapi untuk masalah izin dibidang
pertelekomunikasian, ini bukan masalah interpretasi lagi, akan tetapi sudah
dikonfirmasi oleh Dirjenpostel.  Sebelum saya kirim email tadi juga
saya re-confirm dengan Dirjenpostel kok., jadi udah nggak bisa nawar-nawar
tuh pak, hehehehe.

Oleh karenanya, saya berharap ini dapat
jadi masukan untuk IDNIC agar memperhatikan izin-izin untuk nama domain
khususnya dibidang per-telekomunikasian, bahwa izin dibidang telekomunikasi
'hanya' dikeluarkan oleh Menteri Perhubungan atau Dirjenpostel, kecuali
untuk radio dan televisi lokal.

Gejala yang timbul dari UU OTDA (menurut
hasil pengamatan saya) adalah pemerintah daerah sering menjadi 'sewenang-wenang'
sehingga mengeluarkan izin-izin seenak-enaknya yang bukan 'porsinya' (ini
juga bahkan terjadi sebelum OTDA untuk bidang-bidang lainnya contohnya
bidang pertanahan).

Nah, mungkin ini pe-er buat IDNIC untuk
memperhatikan 'izin' yang sebenarnya.  Saya sih nggak pengen usil
'meninjau' izin-izin yang selama ini sudah digunakan untuk mendaftar ke
IDNIC pak, cuman pengen ngasih masukan aja.

cheers,
.bule.


 





"Sanjaya" <[EMAIL PROTECTED]>

Sent by: [EMAIL PROTECTED]
01/16/2004 11:57 AM



Please respond to
<[EMAIL PROTECTED]>





To
<[EMAIL PROTECTED]>


cc



Subject
RE: Spam: Re: [Idnic] domain
NET.ID








Sebetulnya ini memang masalah interpretasi :-)

Kalau di PP25/2000 menyatakan bahwa Pemerintah Pusat mengatur Sistem
Pertelekomunikasian NASIONAL, apakah tidak secara implisit menyatakan
bahwa Pertelekomunikasian DAERAH menjadi wewenang Pemda?
Dan karena tidak spesifik disebutkan bahwa Pertelekomunikasian daerah
sebagai wewenang Pemerintah Propinsi, maka wewenang itu jatuh ke 
Kabupaten kan?

Pak Novizal betul kalau dari UU/PP Telekomunikasi semua ijin oleh
menteri (tidak spesifik nasional atau daerah), kecuali radio & tv lokal.

Tapi saya bukan ahli hukum, jadi ya jangan dijadikan patokan. Saya
cuma punya pengalaman ada ISP lokal yang memiliki ijin dari Kabupaten
Manado. Silakan dilihat surat ijinnya apakah itu melanggar UU/PP
atau tidak. Copy ijin bisa diminta ke Pak Yanto/IDNIC atau Pak Ferry/
APJII.

Sanjaya

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of
[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, 16 January 2004 2:31 PM
To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]
Subject: Spam: Re: [Idnic] domain NET.ID




Maaf sekedar meluruskan: 

PP No.25 Tahun 2000 mengatur tentang kewenangan Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Propinsi.  Semua bidang yang disebutkan sebagai kewenangan
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi tidak dapat dilakukan oleh
Pemerintah Kabupaten/Kotamadya. 

Dalam hal ini; 
PP No.25 Tahun 2000 menyebutkan bahwa Pemerintah Pusat mengatur tentang
Sistem Pertelekomunikasian Nasional.  Sedangkan kewengan Pemerintah
Propinsi dalam bidang telekomunikasi tidak disebutkan. 

Sedangkan kalo menurut peraturan pertelekomunikasian UU Telekomunikasi
UU No.36/1999, PP No.52 dan 53 Tahun 2000 dan Keputusan Menteri No.KM20
dan KM 21. semua ijin-ijin pertelekomunikasian dikeluarkan
oleh Menteri (i.e. Pemerintah Pusat), kecuali untuk radio dan televisi
lokal. 

Saya nggak tau yang dimaksud izin Pemda dibidang telekomunikasi menurut
pak Sanjaya itu apa, apakah mungkin izin-izin lainnya? 

Cheers, 
.novizal. 

___
Idnic mailing list
[EMAIL PROTECTED]