Ya biar anget diskusi saya tambah copian dari internet soal internet
policy mas :-).

Tapi secara praktek tergantung institusi masing-masing negara. Wah tidak
sengaja kok ada artikel yang kebaca kabarnya akunting juga amat
dipengaruhi budaya lokal :-). Sampai sampai Australi pun menerapkan hal
ini, walau ada Akunting Internasional :-). Sorry sekedar intermezo saja.
Tetapi soal brand memang sulit ya diadopsi kedalam domain :-). Lha jadi
kaya gini mas Jul minta domain net.id tapi ndak memberi servis jaringan
data :-0.
Jadi inget Group Ijo :-). Ngiklanin roko Sampurna, tetapi dengan tampilan
banyolan tanpa roko sama sekali :-). Begitulah cara pemilihan brand kali
:-).

Brian Kahin mengakui kepusingannya, katanya ketika berdiskusi soal
privacy, disitu tampak beragam sudut pandang dan tidak ada ide apa yang
harus didiskusikan. terutama soal intelectual property. Apakah itu
termasuk patent, copyright, trademark, trade secret, domain name ?
ternyata semua ini memiliki perbedaan secara operasional. Salah satu
problem antara lain sistem paten adalah sesuai dg cara lawyer melihat
sistemnya sebagai 'one size fit all". So we have no accounting for
industry differences, even though the empirical research tells us that
different industries look at patents very differently. Jadi mengapa
peminat domain selalu menginginkan keinginannya padahal sistem domain jauh
berbeda dengan sistem ekonomi :-).

Seperti dikatakan Brian Kahian, itu secara operasional amat berbeda. jadi
menurut saya sebaiknya hormatilah perbedaan tsb sesuai dengan prosedur
yang ada di setiap institusinya. Bila ke lawyer hormati aturan di lawyer
tsb, bila berhubungan dg IDNIC, cukup ikuti prosedurnya sebab mengubah
prosedur yang ada akan merubah sistem dan bisa mengganggu pemilik domain -
domain lainnya :-).

Wassalam
Marno

>
> kayaknya lama2 masalahnya meluas yah, malah jadi keasikan debat kusir di
> sini hehhehehe
> mungkin sekedar saran dari saya yg awam mengenai hukum, gmn kalo bsk2
> bikin peraturan itu yg agak2 jelas, dan tidak menimbulkan silang pendapat
> seperti yg kita lakukan saat ini. contohnya seperti kata networking yg
> malah bisa dilebarkan jadi mlm. malah jadi jualan bukannya ngebahas
> jaringan hehehhe yg repot akhirnya temen2 di idnic juga kan :) apalagi
> kalo ditambah kalo idnic harus melakukan kunjungan ke irian jaya.
>
> yo wes, keputusannya toh ada di idnic, jadi gmn tuh keputusannya pak soal
> .net.id ini ?? saking banyak email dari idnic, jadi bingung bacanya :p
>
> wass...
>
> D`diet
>

_______________________________________________
Idnic mailing list
[EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke