[keluarga-islam] MEDITASI SUFI

2008-10-14 Terurut Topik arief dani
MEDITASI SUFI

Muraqabah adalah meditasi. Meditasi adalah konsentrasi dan fokus. Meditasi 
adalah  meminta dan mencari jalan untuk mencapai apa yang Anda cari. MEDITASI 
SUFI adalah tingkat terakhir, titik akhir dari spiritualitas yang mampu kita 
capai. Meditasi bukannya duduk di atas kaki Anda, bersila, memejamkan mata 
sambil berpikir bahwa Anda telah mencapai apa yang sedang Anda cari. Hal 
tersebut hanyalah imitasi, bukan meditasi sebenarnya. 

Meditasi bukanlah bagi pemula. Ini merupakan tingkat akhir pagi para darwish 
dalam  Thareqat ini, tingkat tertinggi bagi amalan Sufi. Meditasi bukan untuk 
semua orang. Pertama-tama para pemula harus di persiapkan dan di latih melalui 
latihan-latihan spiritual lain yang mengarah pada perkembangan dari berbagai 
karakteristik yang diperlukan  untuk mencapai  tingkatan meditasi. Dia harus 
belajar tata cara dan menguasai metode sufisme untuk mencapai titik itu. Dia 
harus di latih. 

Latihan ini amat penting, karena meditasi meminta Anda untuk menghentikan 
berbagai perasaan dan keinginan. Anda harus menghilangkannya  untuk menyiapkan 
diri, bahkan pada tahap awal meditasi. Diri Anda dipenuhi dengan berbagai hal 
yang tidak manfaat dan ini harus disucikan, juga belajar untuk mengendalikan 
berbagai pikiran dan perasaan sebelum pelaksanaan meditasi Sufi Anda berhasil. 
Meditasi Sufi adalah sebuah ‘koneksi atau hubungan’, dan fisik Anda harus mampu 
membawa ‘koneksi’ ini. 

Jika melakukan meditasi namun Anda masih di bawah kontrol nafsu-nafsu, maka 
meditasi Anda tidak akan berhasil. Mungkin Anda mengira sedang bermeditasi, 
namun sebenarnya hanya menipu diri sendiri. Anda tidak akan berhasil dalam 
disiplin ini tanpa mulai dengan penyucian diri dan belajar bagaimana 
menghentikan gangguan-gangguan tersebut. Dalam meditasi Sufi, Anda harus 
melepaskan segala keinginan-keinginan selain cinta pada dia yang sedang menjadi 
tujuan meditasi Anda. Lenyapkan segala nafsu keinginan kecuali cinta pada yang 
dituju.  Jika tersisa keinginan lain, maka meditasi Anda tak membuahkan apapun. 
Mungkin Anda menyatakan kalau Anda mempraktekkan meditasi namun hal itu tidak 
berdasar. 

Laksana sebuah sungai mengalir ke samudra, setelah sampai maka merekapun 
menyatu, maka demikian pula halnya dengan jalan meditasi Sufi yang mengarahkan 
para pencari pada kefanaan di dalam apa yang sedang dia cari. Bagaimanapun, 
para pencari harus mempertahankan pikiran tunggal untuk mencapai tujuan 
akhirnya. Hanya jika dia berkemauan dan mampu meninggalkan  segala hal dan 
kembali ke dalam dirinya dengan perhatian tak terbagi, maka dia mampu 
menjelajahi jalur ini sampai akhir. Jika berhasil, baru dia akan menemukan apa 
yang di carinya. 

( Syaikh Nurjan MirAhmadi  DR. Hedieh MirAhmadi, THE HEALING POWER OF SUFI 
MEDITATION  )

wasalam, arief hamdani
Haqqani Sufi Institute of Indonesia
www.rumicafe.blogspot.com
HP. 0816 830 748, 0888 133 5003


  


[keluarga-islam] buku best seller cinta seks rumah tangga muslim di warungsakinah dot com

2008-10-14 Terurut Topik untung sentosa
bagi yang berminat belanja online buku best seller cinta  seks rumah 
tangga muslim,

silahkan

http://www.warungsakinah.com/index.php?act=viewProdproductId=8



[keluarga-islam] Ngobrol Lebaran

2008-10-14 Terurut Topik firliana putri
Ngobrol Lebaran
Malam itu selepas sholat Isya’ di hari lebaran ke-2 Cak ZhudhrunH ketamuan 
sahabat lamanya Si Srundul yang sudah beberapa tahun ini menghilang, merantau 
ke seberang pulau sana dengan niat beramal sholih, menjemput rejekinya gusti 
Allah dalam upaya memenuhi kewajibannya dalam menafkahi keluarga.
“Assalamu’alaikum Cak”
“Wa’alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh nDul”
“Taqabalallahu minna wa minkum, sepurane sing akeh yo Cak”
“Taqabbal Yaa Kariim, sama-sama nDul, saya juga banyak salahnya, mohon 
dimaafkan, yok opo kabarmu ?”
“Apik Cak, apik, keluarga ya alhamdulillah dalam keadaan sehat semua, selalu 
diberi kemudahan oleh gusti Allah”
“Kapan datang ke sini ?”
“Kemarin hari Sabtu, alhamdulillah diberi kemudahan cari tiket, sulit soalnya. 
Orang-orang sudah pada pesan jauh hari sebelumnya dan harganya pun mahal”
“Ya... itulah fenomena di negeri ini, aku ndak tahu apa di negeri seberang sana 
ada juga tradisi mudik ?”
“Kalau setahuku sih engga ada Cak, ya cuman di Indonesia ini aja. Yang tadinya 
merupakan ritual agama yaitu ibadah puasa dan Idul Fitri sudah menjadi suatu 
ritual budaya lebaran. Meski enggak ikut puasa ya ikut lebaran, ya ikut mudik, 
pulang kampung.”
“Ya memang itu fenomena yang ada kok nDul, saat-saat bulan ramadhan dan Idul 
Fitri merupakan momen tahunan terheboh di negeri ini, durasinya satu bulan 
penuh soalnya.”
“Iya ya Cak, kalo saya pikir-pikir memang begitu. Sebelum bulan Ramadhan saja 
para pebisnis sudah mulai heboh memanfatkan momen Ramadhan untuk promosi 
bisnisnya baik itu mengusung tema Puasa untuk produknya atau pun dalam bentuk 
diskon harga. Belum lagi media massa terutama media televisi mendadak saja 
berubah seakan-akan religius semua.”
“Seakan-akan maksudmu gimana nDul ?”
“Lha gimana enggak seakan-akan Cak, wong nyatanya memang begitu. Coba saja 
lihat sinetronnya yang mengusung tema sinetron religi, instan sekali, ceritanya 
ya cuman begitu-begitu aja, kalo karakter tokohnya baik, baik sekali, kalao 
jahat, jahat sekali. Enggak ada kedalaman makna, hanya tontonan dan engga ada 
tuntunannya. Apalagi yang acara menjelang buka puasa atau ketika sahur hanya 
menyuguhkan haha hihi saja diselingi kuis tanpa makna. Malah acara yang banyak 
manfaatnya seperti tafsir Qur’annya Quraish Shihab malah ditayangkan pada 
jam-jam banyak orang terlelap tidur. Wis pokoknya banyak tontonannya ketimbang 
tuntunannya.”
“Trus apa lagi menurutmu nDul, hebohnya ?”
“Perputaran uang Cak, lebih cepat dari biasanya. Padahal mestinya puasa itu kan 
tirakat, tapi biasanya inflasi malah meningkat karena pola konsumsi masyarakat 
kita yang juga meningkat. Kalo lagi engga puasa makannya biasa saja, tapi kalo 
lagi berpuasa makannya biasanya malah lebih banyak. Di samping makanan pokok 
seperti biasanya, ada juga camilan atau jajanan untuk buka puasa, minumnya pun 
bertambah jenisnya, buktinya di jalan-jalan menjelang maghrib banyak yang 
berjualan makanan untuk berbuka. Tapi itu salah satu berkah Ramadhan yo Cak, 
untuk menambah penghasilan.”
“Tapi ada juga yang menambah penghasilan dengan cara yang kurang tepat lho 
nDul. Tapi ya ndak semua, yang kutahu langsung ada beberapa pihak utamanya yang 
sedang menjabat dan juga aparat, dengan alasan lebaran mereka narget 
pihak-pihak yang berhubungan dan membutuhkan jabatan yang sedang disandangnya. 
Tapi itu ndak semua lho nDul, smoga yang lain ndak seperti itu.”
“Tapi yang paling heboh itu ya mudiknya Cak. Siapa pun, ketika lebaran tiba 
rasanya ingin pulang ke tempat asal berkumpul dengan orang tua dan sanak 
saudara. Walaupun jauh asal ada sangunya, ya pengennya pulang. Sehingga saking 
banyaknya penduduk negeri ini yang pulang ke tempat asal masing-masing, maka 
pemerintah beserta seluruh jajarannya, lintas departemen sampai aparat keamanan 
dibuat sibuk mempersiapkan mudik lebaran. Sampai-sampai setiap stasiun televisi 
selalu meng-update berita tentang mudik lebaran. Dengan mudik itu pula 
perputaran uang lebih cepat lagi dalam wilayah yang lebih luas.”
“Mungkin mudik itu memang hasrat ruh ya nDul ?”
“Maksud sampeyan Cak ?”
“Maksudnya ya setiap diri kita ini pasti punya kecenderungan menelisik asal 
mula kehidupan kita, yang paling dekat ya pasti setiap orang ingin tahu siapa 
orang tuanya. Makanya mudik itu kan keinginan untuk kembali bertemu orang tua, 
berziarah ke makam kakek nenek misalnya. Menelusuri dari mana kita dulu 
berasal. Kita hidup di dunia ini kan dilengkapi tubuh fisik oleh gusti Allah 
karena memang kita hidup di alam fisik, dilengkapi juga dengan hawa nafsu, 
akal, qalbu dan tentu saja yang inti adalah ruh. Yang nantinya kembali kepada 
gusti Allah kan ruh kita, sehingga ruh kita pun punya kecenderungan untuk 
bertemu dengan asalnya, penciptanya, pemiliknya yaitu gusti Allah. Masalahnya, 
kecenderungan itu terbimbing tidak ? Kalau tidak terbimbing jadinya pun 
macam-macam, arahnya pun macam-macam, tujuannya pun macam-macam, bukan kepada 
gusti Allah. Nah pada fenomena mudik inilah, kecenderungan ruh untuk bertemu 

[keluarga-islam] Check out my Facebook profile

2008-10-14 Terurut Topik Cepi Alhakim
Hi keluarga-islam,

I set up a Facebook profile where I can post my pictures, videos and events and 
I want to add you as a friend so you can see it. First, you need to join 
Facebook! Once you join, you can also create your own profile.

Thanks,
Cepi

To sign up for Facebook, follow the link below:
http://www.facebook.com/p.php?i=1324374482k=XVDZYZT6W26MXEEDSEVYVr



[keluarga-islam] Kalau Langit Masih Kurang Tinggi

2008-10-14 Terurut Topik aa pm
Dari Millis tetangga
Maaf kepada yang sudah baca


Kalau Langit Masih Kurang Tinggi
Oleh: Dahlan Iskan

Meski saya bukan ekonom, banyak pembaca tetap minta saya
menceritakan secara awam mengenai hebatnya krisis keuangan di AS
saat ini. Seperti juga, banyak pembaca tetap bertanya tentang sakit
liver, meski mereka tahu saya bukan dokter. Saya coba:

Semua perusahaan yang sudah go public lebih dituntut untuk terus
berkembang di semua sektor. Terutama labanya. Kalau bisa, laba sebuah
perusahaan publik terus meningkat sampai 20 persen setiap tahun. Soal
caranya bagaimana, itu urusan kiat para CEO dan direkturnya.

Pemilik perusahaan itu (para pemilik saham) biasanya sudah tidak mau
tahu lagi apa dan bagaimana perusahaan tersebut dijalankan. Yang
mereka mau tahu adalah dua hal yang terpenting saja: harga sahamnya
harus terus naik dan labanya harus terus meningkat.

Perusahaan publik di AS biasanya dimiliki ribuan atau ratusan ribu
orang, sehingga mereka tidak peduli lagi dengan tetek-bengek
perusahaan mereka.

Mengapa mereka menginginkan harga saham harus terus naik? Agar kalau
para pemilik saham itu ingin menjual saham, bisa dapat harga lebih
tinggi dibanding waktu mereka beli dulu: untung.

Mengapa laba juga harus terus naik? Agar, kalau mereka tidak ingin
jual saham, setiap tahun mereka bisa dapat pembagian laba (dividen)
yang kian banyak.

Soal cara bagaimana agar keinginan dua hal itu bisa terlaksana dengan
baik, terserah pada CEO-nya. Mau pakai cara kucing hitam atau cara
kucing putih, terserah saja. Sudah ada hukum yang mengawasi cara kerja
para CEO tersebut: hukum perusahaan, hukum pasar modal, hukum pajak,
hukum perburuhan, dan seterusnya.

Apakah para CEO yang harus selalu memikirkan dua hal itu merasa
tertekan dan stres setiap hari? Bukankah sebuah perusahaan kadang bisa
untung, tapi kadang bisa rugi?

Anehnya, para CEO belum tentu merasa terus-menerus diuber target.
Tanpa disuruh pun para CEO sendiri memang juga menginginkannya.
Mengapa? Pertama, agar dia tidak terancam kehilangan jabatan CEO.
Kedua, agar dia mendapat bonus superbesar yang biasanya dihitung
sekian persen dari laba dan pertumbuhan yang dicapai. Gaji dan bonus
yang diterima para CEO perusahaan besar di AS bisa 100 kali lebih
besar dari gaji Presiden George Bush. Mana bisa dengan gaji sebesar
itu masih stres?

Keinginan pemegang saham dan keinginan para CEO dengan demikian
seperti tumbu ketemu tutup: klop. Maka, semua perusahaan dipaksa untuk
terus-menerus berkembang dan membesar. Kalau tidak ada jalan, harus
dicarikan jalan lain. Kalau jalan lain tidak ditemukan, bikin jalan
baru. Kalau bikin jalan baru ternyata sulit, ambil saja jalannya orang
lain. Kalau tidak boleh diambil? Beli! Kalau tidak dijual? Beli dengan
cara yang licik -dan kasar! Istilah populernya hostile take over.

Kalau masih tidak bisa juga, masih ada jalan aneh: minta politisi
untuk bikinkan berbagai peraturan yang memungkinkan perusahaan bisa
mendapat jalan.

Kalau perusahaan terus berkembang, semua orang happy. CEO dan para
direkturnya happy karena dapat bonus yang mencapai Rp 500 miliar
setahun. Para pemilik saham juga happy karena kekayaannya terus naik.
Pemerintah happy karena penerimaan pajak yang terus membesar. Politisi
happy karena dapat dukungan atau sumber dana.

Dengan gambaran seperti itulah ekonomi AS berkembang pesat dan
kesejahteraan rakyatnya meningkat. Semua orang lantas mampu membeli
kebutuhan hidupnya. Kulkas, TV, mobil, dan rumah laku dengan kerasnya.
Semakin banyak yang bisa membeli barang, ekonomi semakin maju lagi.

Karena itu, AS perlu banyak sekali barang. Barang apa saja. Kalau
tidak bisa bikin sendiri, datangkan saja dari Tiongkok atau Indonesia
atau negara lainnya. Itulah yang membuat Tiongkok bisa menjual barang
apa saja ke AS yang bisa membuat Tiongkok punya cadangan devisa
terbesar di dunia: USD 2 triliun!

Sudah lebih dari 60 tahun cara membesarkan perusahaan seperti itu
dilakukan di AS dengan suksesnya. Itulah bagian dari ekonomi
kapitalis. AS dengan kemakmuran dan kekuatan ekonominya lalu menjadi
penguasa dunia.

Tapi, itu belum cukup.
Yang makmur harus terus lebih makmur. Punya toilet otomatis dianggap
tidak cukup lagi: harus computerized!

Bonus yang sudah amat besar masih kurang besar. Laba yang terus
meningkat harus terus mengejar langit. Ukuran perusahaan yang sudah
sebesar gajah harus dibikin lebih jumbo. Langit, gajah, jumbo juga
belum cukup.

Ketika semua orang sudah mampu beli rumah, mestinya tidak ada lagi
perusahaan yang jual rumah. Tapi, karena perusahaan harus terus
meningkat, dicarilah jalan agar penjualan rumah tetap bisa dilakukan
dalam jumlah yang kian banyak. Kalau orangnya sudah punya rumah, harus
diciptakan agar kucing atau anjingnya juga punya rumah. Demikian juga
mobilnya.

Tapi, ketika anjingnya pun sudah punya rumah, siapa pula yang akan beli rumah?

Kalau tidak ada lagi yang beli rumah, bagaimana perusahaan bisa lebih
besar? Bagaimana perusahaan penjamin bisa lebih besar? Bagaimana
perusahaan alat-alat 

[keluarga-islam] SENYUMLAH...

2008-10-14 Terurut Topik arief dani
SENYUMLAH... 

Kisah di bawah ini adalah kisah yang saya dapat dari milis alumni Jerman, atau 
warga Indonesia yg bermukim atau pernah bermukim di sana. Demikian layak untuk 
dibaca beberapa menit, dan direnungkan seumur hidup.

Saya adalah ibu dari tiga orang anak dan baru saja menyelesaikan kuliah saya. 
Kelas terakhir yang harus saya ambil adalah Sosiologi. Sang Dosen sangat 
inspiratif, dengan kualitas yang saya harapkan setiap orang memilikinya.

Tugas terakhir yang diberikan ke para siswanya diberi nama Smiling. Seluruh 
siswa diminta untuk pergi keluar dan memberikan senyumnya kepada tiga orang 
asing yang ditemuinya dan mendokumentasikan reaksi mereka. Setelah itu setiap 
siswa diminta untuk mempresentasikan di depan kelas. Saya adalah seorang yang 
periang, mudah bersahabat dan selalu tersenyum pada setiap orang. Jadi, saya 
pikir, tugas ini sangatlah mudah.

Setelah menerima tugas tsb, saya bergegas menemui suami saya dan anak bungsu 
saya yang menunggu di taman di halaman kampus, untuk pergi ke restoran 
McDonald's yang berada di sekitar kampus. Pagi itu udaranya sangat dingin dan 
kering. Sewaktu suami saya akan masuk dalam antrian, saya menyela dan meminta 
agar dia saja yang menemani si Bungsu sambil mencari tempat duduk yang masih 
kosong.

Ketika saya sedang dalam antrian, menunggu untuk dilayani, mendadak setiap 
orang di sekitar kami bergerak menyingkir, dan bahkan orang yang semula antri 
di belakang saya ikut menyingkir keluar dari antrian.

Suatu perasaan panik menguasai diri saya, ketika berbalik dan melihat mengapa 
mereka semua pada menyingkir? Saat berbalik itulah saya membaui suatu bau 
badan kotor yang cukup menyengat, ternyata tepat di belakang saya berdiri dua 
orang lelaki tunawisma yang sangat dekil! Saya bingung, dan tidak mampu 
bergerak sama sekali.

Ketika saya menunduk, tanpa sengaja mata saya menatap laki-laki yang lebih 
pendek, yang berdiri lebih dekat dengan saya, dan ia sedang tersenyum ke arah 
saya. Lelaki ini bermata biru, sorot matanya tajam, tapi juga memancarkan kasih 
sayang. Ia menatap ke arah saya, seolah ia meminta agar saya dapat menerima 
'kehadirannya' di tempat itu.

Ia menyapa Good day! sambil tetap tersenyum dan sembari menghitung beberapa 
koin yang disiapkan untuk membayar makanan yang akan dipesan. Secara spontan 
saya membalas senyumnya, dan seketika teringat oleh saya 'tugas' yang diberikan 
oleh dosen saya. Lelaki kedua sedang memainkan tangannya dengan gerakan aneh 
berdiri di belakang temannya.

Saya segera menyadari bahwa lelaki kedua itu menderita defisiensi mental, dan 
lelaki dengan mata biru itu adalah penolongnya. Saya merasa sangat  prihatin 
setelah mengetahui bahwa ternyata dalam antrian itu kini hanya tinggal saya 
bersama mereka,dan kami bertiga tiba2 saja sudah sampai di depan counter.

Ketika wanita muda di counter menanyakan kepada saya apa yang ingin saya pesan, 
saya persilahkan kedua lelaki ini untuk memesan duluan. Lelaki bermata biru 
segera memesan Kopi saja, satu cangkir Nona. Ternyata dari koin yang 
terkumpul hanya itulah yang mampu dibeli oleh mereka (sudah menjadi aturan di 
restoran disini, jika ingin duduk di dalam restoran dan menghangatkan tubuh, 
maka orang harus membeli sesuatu). Dan tampaknya kedua orang ini hanya ingin 
menghangatkan badan.

Tiba2 saja saya diserang oleh rasa iba yang membuat saya sempat terpaku 
beberapa saat, sambil mata saya mengikuti langkah mereka mencari tempat duduk 
yang jauh terpisah dari tamu2 lainnya, yang hampir semuanya sedang mengamati 
mereka...

Pada saat yang bersamaan, saya baru menyadari bahwa saat itu semua mata di 
restoran itu juga sedang tertuju ke diri saya, dan pasti juga melihat semua 
'tindakan' saya.

Saya baru tersadar setelah petugas di counter itu menyapa saya untuk ketiga 
kalinya menanyakan apa yang ingin saya pesan. Saya tersenyum dan minta 
diberikan dua paket makan pagi (di luar pesanan saya) dalam nampan terpisah.

Setelah membayar semua pesanan, saya minta bantuan petugas lain yang ada di 
counter itu untuk mengantarkan nampan pesanan saya ke meja/tempat duduk suami 
dan anak saya. Sementara saya membawa nampan lainnya berjalan melingkari sudut 
ke arah meja yang telah dipilih kedua lelaki itu untuk beristirahat. Saya 
letakkan nampan berisi makanan itu di atas mejanya, dan meletakkan tangan saya 
di atas punggung telapak tangan dingin lelaki bemata biru itu, sambil saya 
berucap makanan ini telah saya pesan untuk kalian berdua.

Kembali mata biru itu menatap dalam ke arah saya, kini mata itu mulai basah 
berkaca2 dan dia hanya mampu berkata Terima kasih banyak, nyonya.

Saya mencoba tetap menguasai diri saya, sambil menepuk bahunya saya berkata 
Sesungguhnya bukan saya yang melakukan ini untuk kalian,Tuhan juga berada di 
sekitar sini dan telah membisikkan sesuatu ke telinga saya untuk menyampaikan 
makanan ini kepada kalian.

Mendengar ucapan saya, si Mata Biru tidak kuasa menahan haru dan memeluk lelaki 
kedua sambil terisak-isak. Saat itu ingin sekali 

[keluarga-islam] PAKET AQIQAH di BULAN PENUH KEBAHAGIAAN

2008-10-14 Terurut Topik NIKMAT AQIQAH
PROMO LARIS !!!

Saudara sekalian, alhamdulillah kita dapat bersua kembali di bulan syawal yang 
indah ini. Semoga kebahagiaan senantiasa menyertai saudara sekalian.

Pada bulan Syawal ini kami menawarkan bagi saudara yang membutuhkan layanan 
aqiqah profesional dapat menghubungi NIKMAT AQIQAH -Profesional sesuai Syariah-.

Setelah sukses dengan PROMO HEBOH Kambing Aqiqah Rp 466.000,- ( harga normal 
500 Ribu). Maka, mulai 01/31 Oktober ini kami menawarkan PROMO LARIS Kambing 
Aqiqah hanya
dengan Rp 566.000 (Harga normal 600 Ribu) dengan bobot hidup + 25 kg. 

Anda dapat menunaikan ibadah aqiqah sesuai Syariah. 
Kambing memenuhi
syarat  sesuai Syar`i. GRATIS Antar Surabaya, Gresik 
Sidoarjo *.
Juga menyediakan berbagai makanan olahan kambing siap saji.


BURUAN PESAN SEGERA !!! (max 31 Oktober)
Hotline :
031.725.11.000; 031.5666.466.


Wassalaamu 'alaikum wr.wb.


Pretty Kurniawati SE.,
GM


kunjungi situs kami : www.nikmat-aqiqah.co.cc
 
 

















  

[keluarga-islam] Indonesia Corner dan membangun Mimpi

2008-10-14 Terurut Topik Lawang bagja
Indonesian Corner dan membangun Mimpi
Jurnal buruhmigrent
 
Sudah beberapa kali saya menikmati kesunyian di perpustakaan Ruwais. Letaknya 
menyatu dengan recreation center. Satu lorong dengan cinema Ruwais. Saya tidak 
tahu dalamnya cinema seperti apa karena tidak pernah masuk ke dalam sekali 
juga. Setiap masuk perpustakaan satu hal yang paling saya sukai adalah tagging 
pengumuman yang selalu ada di setiap perpustakaan. Quite please, you are in 
the library, kalau di perpustakaan LIPI bunyinya, Dilarang berisik, Anda 
sedang di perpustakaan. Entah kalo di Europa, seperti apa bunyinya. Tapi saya 
yakin pasti ada larangan untuk membuat kekacauan dan keributan. Seolah 
perpustakaan sangat sakral dan tempat yang paling sunyi setelah kuburan.
 
 
Perpustakaan dan Membangun Peradaban
 
Namun inilah salah satu daya tarik bagi saya untuk mengunjungi perpustakaan 
publik. Ruangan besar dengan dinding bergema. Jika berbicara sesama pengujung 
setengah berbisik. ada di sebelah mana raknya? was wes..wos.. hampir 
tidak terdengar sesama pengunjung berbicara. Berada di dalam atmosfir ruangan 
penuh buku memang mengasyikkan. Saya seperti berada di dalam ruangan penuh 
harta karun. Jutaan kata yang tertulis mewakili setiap masa. Seperti ada gambar 
audio visual yang berseliweran di dalam ruangan yang setiap harinya sepi ini. 
Ada gambar berisi peperangan, oh..mungkin itu dari buku sejarah. Ada gambar 
jenis macam hewan, oh ya..itu mungkin dari buku biologi. Ada gambar orang 
sedang beracting, mungkin itu dari buku sastra. Terkadang buku-buku yang 
tersimpan di dalam lemari tadi seperti berjingkrak-jingkrak membuat gaduh. 
Seolah berteriak, jamah aku-jamah aku..hehe bukan begitu!,maksudnya baca 
aku!..baca aku!. Saking girangnya  menyambut
 pengunjung yang datang.
 
Bukannya sok tahu dengan sejarah. Dulu, kekhalifahan Islam di Bagdad punya 
perpustakaan yang terbesar di dunia pada zamannya. Dinasti Bani Umayyah dengan 
Sultan Harun Al Rasyid memang sukses menjadikan Bagdad sebagai pusat ilmu 
pengetahuan. Alih bahasa Latin ke arab ternyata membantu percepatan kemajuan 
ilmu pengetahuan di Eropa. Membaca, menulis, membangun perpustakaan adalah 
bagian dari pondasi membangun peradaban. Maka, tatkala pasukan Jenghis Khan 
datang, Tartar the Destroyer melumatkan buku-buku itu. Dibakar jadi abu dan 
dimusnahkan di sungai Eufrat. Konon sampai sungai Eufrat terbendung oleh 
buku-buku yang dibenamkan. Tinggalah sejarah Islam memasuki masa kelam. 
 
Tingkatan budaya berbahasa itu dimulai dari bercakap-cakap,mendengar, kemudian 
menulis dan membaca. Jika segala sesuatu hanya cukup dibicarakan maka jadilah 
ia angin lalu. Seberapa kuat ingatan kita menyimpan informasi?. Jadi semua 
harus dituliskan. Begitu juga dengan Al-Qur'an, Muhammad yang mulia 
memerintahkan Ibnu Mas'ud untuk menulis setiap wahyu. Bangsa Arab memang kuat 
hafalannya,tetapi saat banyak penghapal Qur'an gugur menjadi syahid maka di 
masa Khalifah Utsman bin Affan Qur'an dimushafkan (dibukukan). Seperti 
sekarang, Jadi hanya ada satu mushaf saja, yaitu mushaf Utsmany. Cetakaannya 
boleh banyak, isinya sama. Bisa kita bayangkan saat wahyu tidak segera 
dibukukan entah seperti apa jadinya.
 
Begitulah, budaya menulis, membaca dan serta ketersediaan 
perpustakaan diibaratkan membangun sebuah peradaban. Di dalamnya menjadi 
rujukan ilmu pengetahuan. Teman saya sempat protes, tidak perlu perpustakaan 
fisik saat ini. Semua ada di internet. Tinggal klik dan search saja. Saya tidak 
menyanggah, namun seperti halnya administrasi ada yang softcopy mesti ada juga 
yang hardcopy. Saling mem back up satu sama lain. Bukan menghilangkan satu sama 
lain. Namun bagi saya tetap saja aroma perpustakaan membuat saya 
bahagia. Kedamaian seolah tercipta diantara buah pemikiran yang brilian. Dari 
perjalanan panjang anak manusia yang entah sampai kapan.
 
 
Indonesian Corner dan membangun Mimpi
 
Bagian pilihan hidup saya untuk menemukan kedamaian di antara buku-buku. Maka 
saat di Ruwais ada perpustakaan saya bahagia. Sayangnya setiap kali masuk masih 
didominasi buku-buku dengan bahasa Arab. Inilah adegan tragisnya. Saya harus 
memilah buku-buku bahasa Inggris untuk mencoba meresapi isinya. Bahasa Arab 
buat saya terlalu berat karena tidak ada fathah, kasroh dandomahnya. Kalau pun 
saya ambil yang berbahasa Arab paling tidak majalah bulanan. Sayangnya isinya 
gambar-gambar cantik. Membuat saya alergi jadinya. Bukannya tidak suka, saya 
jadi ingin memiliki.  Begitulah endingnya, saya hanya menikmati gambar saja. 
Jika buku berbahasa Inggris masih oke lah!. Mungkin ini juga yang menjadi 
alasan orang Indonesia di Ruwais jarang mampir ke perpustakaan. Saya bertanya 
tiada henti..
 
Satu kesempatan saya bertanya pada petugas librarian. Saya lihat masih banyak 
rak-rak kosong. Bolehkah saya nyumbang buku? Ia menjawab, Dengan senang hati 
menerimanya. Saya jelaskan bukunya berbahasa Indonesia. Ia juga meyakinkan 
saya itu bukan masalah. Maka saya curahkan mimpi saya padanya agar satu 

[keluarga-islam] Pendeta Estanislao Soria

2008-10-14 Terurut Topik Ahmadi Agung

Estanislao Soria, Pendeta Katolik Filipina 


Selasa, 14 Okt 2008 17:25 Soria melakukan riset sejarah dan sosial serta
membaca artikel-artikel tentang Islam, untuk memperkuat argumennya
menolak tuntutan gerakan Moro yang ingin menjadikan Mindanao sebagai
tanah air bagi Muslim Filipina. Tapi siapa nyana, artikel-artikel
tentang Islam yang ia baca, justru membawanya menjadi seorang Muslim. 


 Ketika tokoh Muslim Moro, Nur Misuari menyatakan wilayah Mindanao harus
memisahkan diri dari Filipina dan menjadi negara Islam, Estanislao Soria
menjadi orang yang paling menentang keinginan Misuari. Sebagai seorang
tokoh agama Katolik yang lahir di Mindanao, ia menolak keras jika tanah
kelahirannya diambil alih oleh orang-orang Muslim.

Saya sangat tidak setuju dengan Misuari dan saya memelopori kampanye
menentang gerakan Moro, kata Soria yang populer di panggil Father
Stan. Ketika itu, selain dikenal sebagai pendeta Katolik, Soria juga
dikenal sebagai seorang sosiolog.

Sebagai seorang cendikiawan, ia tidak mau sembarangan menyatakan
ketidaksetujuannya terhadap keinginan Misuari. Soria pun melakukan riset
sejarah dan sosial serta membaca artikel-artikel tentang Islam, untuk
memperkuat argumennya menolak tuntutan gerakan Moro yang ingin
menjadikan Mindanao sebagai tanah air bagi Muslim Filipina. Tapi siapa
nyana, artikel-artikel tentang Islam yang ia baca, justru membawanya
menjadi seorang Muslim.

Sebagai orang yang memahami bahasa Latin, Yunani dan Yahudi, saya pikir
saya bisa mempelajari bahasa Arab dengan mudah. Saya juga ingin
menerjemahkan tulisan-tulisan berbahasa Arab ke bahasa Inggris dan
menerjemahkan ideologi-ideologi Barat, misalnya ideologi
eksistensialisme, ke dalam bahasa Arab. Tapi saya menyadari, ini adalah
pekerjaan yang sulit, kata Soria seperti dikutip dari Islamonline.

Ketika itu Soria meyakini, dengan banyak menerjemahkan artikel-artikel
tentang ideologi Barat ke dalam bahasa Arab, akan membuat Muslim di
Mindanao menghargai ajaran Kristen daripada ajaran Islam. Saya ingin
membuka wawasan berpikir mereka tentang kekristenan karena saya banyak
mendengar hal-hal negatif tentang Muslim. Saya berpikir, mereka (Muslim)
harus dididik, ungkap Soria.

Tapi semakin ia mendalami bacaan-bacaanya tentang kekristenan, ia makin
menyadari bahwa tokoh-tokoh gereja seperti Saint Thomas Aquinas ternyata
banyak belajar dari buku-buku bacaan dan ajaran Islam. Begitu juga
ideologi-ideologi dan ilmu teologi yang disebut-sebut sebagai berasal
dari Barat, ternyata sudah sejak lama dibahas dalam Islam.

Dari bacaan-bacaan itu saya mendapat pencerahan bahwa
pemikiran-pemikiran tentang peradaban Barat banyak banyak yang mengambil
dari ajaran-ajaran Islam. Dan setelah saya membaca lebih banyak lagi
buku-buku yang ditulis pakar agama Islam, pandangan saya terhadap Islam
seketika berubah, papar Soria.

Saya bahkan menyadari bahwa Injil Barnabas lebih kredibel dibandingkan
dengan keempat injil yang dibawa oleh ajaran evangelis termasuk injil
Kristen. Dari hasil riset sosiologi yang saya lakukan, saya juga banyak
menemukan bahwa hal-hal negatif yang sering saya dengar tentang Muslim
Filipina ternyata tidak benar, tambah Soria.

Akhirnya, pada tahun 2001, Soria yang telah mengabdikan dirinya selama
bertahun-tahun sebagai pendeta di berbagai kota di Manila, menyatakan
diri masuk Islam. Setelah mengucap syahadat, ia mengganti namanya
menjadi Muhammad Soria. Meski demikian, masih banyak orang, termasuk
teman-temannya yang Muslim memanggilnya Father Stan.

Soria yang kini berusia 67 tahun mengatakan, ia mendapat hinaan dan
kecaman dari kerabat dan rekan-rekan gerejanya ketika memutuskan menjadi
seorang Muslim. Namun hinaan dan kecaman itu tidak membuatnya berat
menanggalkan aktvitas kependetaan yang sudah dijalaninya selama 14 tahun
dan membuatnya mantap untuk memeluk Islam.

Seiring perjalanan waktu, Soria mulai terbiasa menjalani
kewajiban-kewajibannya sebagai seorang Muslim. Bagi Soria, Islam bukan
sekedar agama tapi sudah menjadi jalan hidupnya. Selama tujuh tahun
menjadi seorang Muslim, Soria sudah lima kali menunaikan ibadah haji,
menjadi anggota Gerakan Dakwah Islam di Filipina dan tahun 2004 menikah
dengan seorang perempuan berusia 24 tahun, setelah sebelumnya menjalani
hidup membujang sebagai pendeta Katolik.

Dalam Islam, kita diajarkan, jika bisa mendisplinkan diri kita, Sang
Pencipta akan mengabulkan harapan-harapan kita, tandas Soria.

Menurut Soria, jika ada satu hal yang harus dicontoh umat Islam dari
orang-orang Kristen adalah, gerakan mereka yang terorganisir dan
terstruktur dengan sangat rapi. Dengan memiliki struktur yang kuat
seperti yang dimiliki kalangan Kristiani, akan mempermudah penyebaran
Islam, kata Soria.

Salah satu cara untuk memperkuat struktur umat Islam, tambah Soria,
Muslim harus membangun universitas-universitas di seluruh dunia seperti
yang dilakukan kelompok misionaris Kristen di berbagai belahan dunia.
(ln/iol)

filipina.jpg

[keluarga-islam] (Do'a of the Day) 15 Syawwal 1429H

2008-10-14 Terurut Topik Ananto
Bismillah irRahman irRaheem
In the Name of Allah, The Most Gracious, The Most Kind

Alhamdulillaahil ladzii kasaanii haadzaa wa razaqaniihii min ghairi haulin
minnii wa laa quwwatin.

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kepadaku pakaian ini dan telah
mmberi rezeki kepadaku tanpa ada daya dan upaya kekuatan dariku.


[keluarga-islam] (Ngaji of the Day) Puasa Sunnah Syawwal - 3

2008-10-14 Terurut Topik Ananto
 *

Puasa Sunnah Syawwal - 3
*
*Tanya:

*Assalamualaikum Wr. Wb.

Tanya(1):
Saya ada pertanyaan, mohon penjelasannya. Apakah seseorang yang ingin
menjalankan ibadah puasa Syawal harus mengganti puasa Ramadhannya terlebih
dahulu? Terima kasih...

Tanya(2):
Bagaimana kalau kita udah terlanjur niat puasa Syawal (3 hari), tapi saya
belum meng-qadha' puasa Ramadhan. Apakah puasa syawal saya batal atau 3 hari
puasa itu jadi buat mengqadha puasa Ramadhan? Mohon penjelasannya.

Karena ketika saya tanya seorang teman karena Syawal hanya sebulan maka dia
kira kita bisa mengqadha puasa Ramadhan di bulan berikutnya dengan kata lain
kita mendahulukan puasa Syawal. Saya puasanya 10 hari terakhir syawal.
Terima kasih

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
*Gta-Batam*

*Jawab:*

Mengqadha' Ramadhan sebaiknya memang secepatnya dilakukan begitu usai hari
raya. Namun itu tidak merupakan syarat sahnya puasa Syawal. Sehingga
misalnya Anda mendahulukan puasa Syawal, baik sengaja atau tidak, itu tetap
saja sah. Hanya saja Anda tidak melaksanakan keutamaan (afdhaliyyah).

Begitu juga jika Anda telah melakukan 3 hari puasa Syawal, maka itu tetap
menjadi puasa Syawal, tidak berubah menjadi qadha'. Wallahua'lam bisshawaab.

Wassalamualaikum Wr. Wb.
*Arif Hidayat*


[keluarga-islam] Halalbihalal

2008-10-14 Terurut Topik Ananto
Halalbihalal
Oleh: KH. A. Mustofa Bisri



Istilah halalbihalal (menulisnya digandeng, jangan dipisah-pisah), meskipun
kedengarannya seperti istilah Arab, sebenarnya 'asli' Indonesia atau
setidaknya Melayu. Meski bahan bakunya (halal dan bi) dari Arab, orang
Indonesia/Melayulah yang merakitnya menjadi istilah sendiri.



Di Arab sendiri- dalam kamus-kamus Arab maupun percakapan
sehari-hari-istilah halal bihalal termasuk pengertiannya, tidak ada dan
tidak dikenal.



Istilah halalbihalal dan pengertiannya memang khas Indonesia. Menurut KBBI,
halalbihalal ialah acara maaf-memaafkan pada hari lebaran. Ini tradisi baik
sekali yang hanya dijumpai di Indonesia/Melayu, meskipun sayang kini sudah
mengalami degradasi.



Tradisi maaf-memaafkan di lebaran, setelah puasa Ramadhan ini merupakan
salah satu bukti kearifan pendahulu-pendahulu kita yang pertama-tama
mentradisikannya. Dulu, sebelum orang terlalu sibuk seperti sekarang,
apabila datang lebaran, sehabis shalat 'Id, masyarakat saling mengunjungi
dan saling meminta maaf.



Saya masih sempat menyaksikan orang-orang tua dulu meminta maaf kepada
sahabat, kerabat, atau saudara mereka dengan ungkapan penyesalan yang rinci
agar mendapatkan pemaafan. Bukan hanya meminta maaf, tapi juga meminta halal
apabila ada hak Adami yang termakan atau terpakai dengan sengaja atau tidak
sengaja. Mereka yang dimintai maaf dan dimintai halal, biasanya dengan mudah
memberikannya sambil balik meminta yang sama. Mereka saling memaafkan dan
saling menghalalkan. Halalbihalal.



Para pendahulu yang mentradisikan tradisi mulia ini pasti tahu bahwa
Rasulullah SAW menjamin mereka yang berpuasa di bulan Ramadhan semata-mata
hanya karena iman dan mencari pahala Allah, akan diampuni dosa-dosa mereka
yang sudah-sudah.Man shaama Ramadhaana iimaanan wah tisaaban, ghufira lahu
maa taqaddaa min dzambihi. (Hadits shahih muttafaq 'alaih dari sahabat Abu
Hurairah r.a).



Hebatnya, mereka para pendahulu itu, juga tidak lupa bahwa selain dosa hamba
kepada Tuhannya, masih ada satu dosa lagi yang justru lebih perlu
diperhatikan; yaitu dosa hamba kepada sesamanya. Di banding dosa kita kepada
Allah, dosa kita kepada sesama sebenarnya jauh lebih gawat. Kenapa? Karena
Allah, seperti kita ketahui, Maha Pengampun dan suka mengampuni. Sementar,
manusia tidak demikian. Manusia sulit. Padahal, dosa kita terhadap sesama
tidak akan diampuni sebelum yang bersangkutan memaafkan. Tanggungan kita
kepada sesama akan tetap menjadi tanggungan kita, sebelum yang bersangkutan
menghalalkannya.



Rasulullah SAW berpesan agar apabila diantara kita ada yang mempunyai
kesalahan kepada seseorang, apakah menyangkut kehormatannya atau apa,
hendaklah dimintakan halal sekarang juga sebelum uang dinar dan dirham tidak
lagi ada gunanya; jika (tidak,) bila dia mempunyai amal saleh, nanti akan
diambil dari amalnya itu seukur kesalahannya dan bila tidak memiliki
kebaikan, akan diambil dari dosa-dosa orang yang disalahinya dan dibebankan
kepadanya Man kaanat lahu mazhlumatun liahadin min 'irdhihi au syai-in
falyatahallalhu minhu alyauma qabla an laa yakuuna diinarun walaa dirhamun;
in kaana lahu 'amalun shaalihun ukhidza minhu biqadri mazhlumatihi, wain lam
takun lahu hasanaatun ukhidza min sayyiaati shaahibihi fahumila 'alaihi.
(HS riwayat Imam Bukhari dari sahabat Abu Hurairah r.a)



Marilah kita ingat-ingat, apakah kita pernah menyakiti sesama. mungkin kita
tidak sengaja pernah mengucapkan kata-kata yang melukai saudara kita.
Kadang-kadang, karena kita merasa berniat baik, menegur kawan untuk
memperbaikinya, lalu kita mengabaikan kesantunan bicara kita dan menyinggung
perasaan kawan kita itu. Mungkin kita sudah berhati-hati, tapi tetap saja
ada sikap kita yang membuat orang lain sakit hati. Maka adalah bijaksana,
apabila dalam kesempatan lebaran ini-setelah mengharap dosa-dosa kita kepada
Allah diampuni-kita memerlukan meminta maaf dan meminta halal terutama
kepada mereka yang kita perkirakan pernah kita salahi.



Saya sendiri dalam kesempatan ini juga ingin menyampaikan tahniah 'Id kepada
segenap pembaca dan dengan kerendahan hati memohon maaf lahir batin atas
segala kekhilafan dan kesalahan saya. 'Iedun sa'ied, a'aadahullahu 'alaikum
bissaaadati walkhairi warrafaahiyah wakullu 'aamin wa antum bikhair.



Penulis adalah pemimpin Pondok Pesantren Roudhotut Thalibin, Rembang.


[keluarga-islam] Belajar Merasa

2008-10-14 Terurut Topik David Sofyan
Belajar Merasa

Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di 
situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha 
Mengetahui (QS 2:115)


Suatu ketika Nasruddin bermimpi melayang-layang di luar angkasa bahkan dia 
tidak bisa membedakan mana bumi atau planet lain semuanya tampak seperti 
kilauan bintang di kejauhan, Nasruddin bingung menetukan waktu sholat karena 
dia tidak bisa membedakan antara siang dan malam dan dia juga tidak tahu harus 
menghadap kemana , dia seperti berputar dalam symphoni jagat raya tanpa  tepi, 
 kemana arah yang mesti aku tuju  untuk sujud kepadamu ya Rabb, karena aku 
seperti berada dalam genggaman keagunganmu yang tak berbatas, tak lagi mengerti 
hari ini , kemaren atau esok lusa , semua seperti sama , tiba-tiba Nasruddin 
merasa terlempar jauh dan dia terbangun setelah jatuh dari tempat tidur  ah 
maafkan aku ya Rabb ternyata aku harus kembali membatasi mu wahai Tuhanku di 
pojok-pojok mihrab dan dinding-dinding batu ketika aku sujud nanti

Indra yang kita miliki selain bermanfaat untuk berinteraksi dengan dunia luar, 
juga sering menipu kita tentang realitas dunia luar tersebut, langit yang kita 
kira berwarna biru ternyata hanyalah pantulan cahaya, bumi yang kita kira diam 
ternyata berputar menyamai kecepatan peluru sehingga kita menyadari bahwa 
selain di batasi oleh indera kita juga di batasi oleh ilmu pengetahuan sebagai 
contoh kita buat dalam logika bahasa pernyataan berikut ini  orang yang tidak 
tahu bentuk gajah hampir sama dengan orang yang tidak pernah melihat gajah dan 
ketika pengetahuan di perolah maka pernyataannya menjadi  orang yang pernah 
melihat gajah belum tentu pernah bertemu gajah  walaupun hampir sama tapi 
jelas berbeda.

Tidak salah jika ada yang mengatakan bahwa tidak banyak yang berubah dari ilmu 
pengetahuan kecuali dari sudut mana kita melihat dan menggalinya. Informasi 
yang di sisipkan berulang-ulang bisa merubah cara pandang kita, sebagai contoh 
rasa takut atau geli terhadap kecoa, atau ulat atau tikus karena informasi yang 
kita terima mengatakan bahwa kecoa itu binatang yang menakutkan atau 
menggelikan, sebaliknya anak  yang berusia satu sampai dua tahun  yang belum 
mendapatkan informasi tersebut tidak merasa takut atau geli bahkan ada yang 
menggigit dan meremasnya. Lalu apa sebenarnya rasa takut ? 

Sifat ikhsan tidak akan pernah diperolah selama otak kita belum memuat endapan 
ketauhidan mengenai Allah Subhanahu wa Ta'ala, kita baru mengenal Allah lewat 
indera seperti mata dengan membaca telinga dengan mendengar nasehat-nasehat, 
pengajian-pengajian, tetapi kita belum mengenal Allah lewat hati kita, sebagai 
contoh kita mengenal presiden kita dari melihat di media cetak mendengar apa 
yang beliau perbuat bagi kita rakyatnya dan ketika orang lain bertanya mengenai 
president kita akan bisa memberikan informasi dengan baik tetapi apakah sama 
perasaan kita terhadap president dengan perasaan kita kepada ibu ?  tentu tidak 
karena sehebat apapun pengetahuan yang kita peroleh mengenai president dan 
apa-apa yang telah dia perbuat untuk rakyatnya tidak bisa menyamai rasa yang 
ada di dada terhadap ibu , karena muatan emosi kita terhadap president mungkin 
ada tetapi tidak terlalu kuat untuk membuat kita perduli.

Merasa hebat karena telah banyak mengumpulkan informasi mengenai keislaman dan 
ketauhidan memang boleh -boleh saja tetapi lebih hebat jika informasi atau ilmu 
pengetahuan tersebut menjadikan kita lebih bisa merasa.


Salam

David