Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah Penghinaan kpd Ulama

2008-11-03 Terurut Topik sri sunarsih
kepada temen temen semua,,, kayaknya kita debat bukan  maksud merendahkan 
ULAMA,, bapak ARLAND dan kawan kawan,, sampai detik ini saya juga masih 
belajar,, terima kasih buat bpk imbuh yang udah menjelaskan panjang 
lebar,,, pertama saya hanya mengulas:
Tujuan/Niat Nikah seorang HABIB yaang nota bene ilmunya tinggi,, tentu lebih 
paham dari pada orang yanggak berilmu seperti saya,, saya tidak memasalahkan 
bayi itu mau bilangya atau tidakk, toh orang tuanya menjetujui pernikahan itu,, 
say hanya bertanya... apa sih tujuan nikah,, bukankah banyak temen yang 
mengulas,, soal tujuan pernikahan.. bukan sekedar menghindari FITNAH kan,, saya 
hanya ingin kepada yang punya ilmu tinggi, terutama temen temen,, yang di 
milist,, mohon,,, bisa fair dalam diskusi,, ,, kalau aad seorangkyai, ulama, 
ataupun ustadz apa semua jamin mereka bersih dari dosa,, kalau mereka 
bersalah,, bukankah seperti kita gak berhak menegur..???kanapa semua pada 
menutup mata,, apa yang di katakan A  oleh ulama.Kyai,Ustad, A, apa yang di 
ktakana B ya B, ,, tidakbolehkah kita bertanya kenapa begini dan 
begituapalagi cara si bapak arland untuk menjawab sebuah kasus terlihat 
tendensius dan perpihjak,, makanya tidak banyak ulama/kyai
 atau pemukan agama pada di beli sama partai,, karena santrinya di suruh A ya A 
suruh B ya B,, jadi tolong kita belajar membuka semuah kebenaran adalah 
kebenaran dan mengakui sebuah kekeliruan itu sangat  arif, dan gak perlu malu,, 
dan tidak ada sedikitpun saya untuk meendahkan ulama,, karena ulama sejati 
tentu sikapnya akan di jaka, dalam kesehariannya,,beginilah caranya ,, kalau 
kaum muslim mau di segani oleh kaum non muslim.. bagiamana kita 
bersahaja,,kalau kita sendiri nggak ebrani mengakui kesalahan diri 
sendiri.makasih temen temen yang mengerti akan maksud tulisan ku,, mungkin yang 
gak bisa berani kebenaran adalah orang orang yang masih takut kehormatannya 
akan turun,, padahal kalau ALlah mau buka AIB kita,, banyak sekali orang 
munafik di sekitar kita,, cuma mereka tidak merasa kan bahwa sebenarnya orang 
lain tahu apa yang telah mereka perbuat.makasih mas imbuh semoga penjelaan mas 
imbuh  bisa di mnegerti olehorang lain yang mungkin susah
 menerima kritik ,,
--- Pada Ming, 2/11/08, imbuhs [EMAIL PROTECTED] menulis:
Dari: imbuhs [EMAIL PROTECTED]
Topik: Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah  Penghinaan kpd Ulama
Kepada: keluarga-islam@yahoogroups.com
Tanggal: Minggu, 2 November, 2008, 8:03 AM










 







Assalamu'alaikum;



Menghina mungkin lebih dilihat dari intensi-nya.  Kalau pengungkapan 

fakta tujuannya adalah supaya orang dapat belajar, tentu berbeda 

dengan tujuannya untuk merendahkan. Faktanya sama, tetapi muatan 

penyampaiannya berbeda.

Kalau bu Sri menunjukkan kekecewaan terhadap ulama pada umumnya, 

tidak bisa disalahkan sepenuhnya, karena disekitarnya beredar hal 

seperti itu. Tidak ada seorangpun yang bisa mengatur persepsi dan 

penilaian terhadap dirinya.  Kalau ulama memang buruk, yang 

sejatinya menghina adalah dirinya sendiri, kelakuannya, 

kesombongannya, ke-takaburannya.  Orang lain hanya 

memberikan 'label' sesuai dengan persepsinya.  Ulama seharusnya 

selalu ngaca dan introspeksi saja.  Diatas langit masih ada langit.  

Kang Arland juga harus.  Makin tinggi kelasnya, makin tinggi 

ilmunya, harusnya requirement- nya makin tinggi.  

Maaf saya salah satu silent admirer kang Arland.  Tapi sedikit 

kecewa ketika jelas2 menyatakan bahwa ilmu bu Sri masih rendah. Gak 

kelas banget kang Arland menyebutkan hal seperti itu, untuk 

membela 'ulama'.  Ulama tidak perlu dibela, dengan cara merendahkan 

kemampuan orang yang mungkin belum sampai pemahamannya.

It's not fair, not wise.  Banyak cara untuk menunjukkan orang masih 

harus banyak belajar, tetapi tidak dengan menyebutkan seperti itu.

Menurut saya, jika Akang benar berkelas, pasti tidak dengan cara 

seperti itu. Ilmu akang tinggi dan saya kagumi, tetapi tidak berjiwa 

besar, of course. Perdebatan yang beda kelas tapi di hajar juga.  

Akang mestinya menurunkan level-sehingga dalam bahasa yang setara.  

Gak mungkin mudah untuk yang rendah naik, yang ada yang tinggi 

menahan diri. 

Nah, balik lagi ke awal, terserah persepsi akang, kalau menganggap 

saya ilmunya cethek, I don't mind, dan gak penting.  apakah belajar 

sesuatu dalam diskusi ini untuk kepentingan akang sendiri ketimbang 

sibuk menyadarkan kebodohan orang.  Hard skill Kang Arland sih oke, 

tapi soft skill-nya need to be improved.

Mohon maaf bila kurang berkenan



Wassalam

Imbuh



--- In keluarga-islam@ yahoogroups. com, Arland [EMAIL PROTECTED] wrote:



 Assalamu;alaikum Wr. wb.

 

 Riwayat Hidup orang2 besar biasanya memang ditulis secara gamblang 

dan

 panjang lebar oleh dirinya atau oleh murid2 mereka.

 Suatu profesi pekerjaan seseorang belum tentu menghinakan orang

 tersebut di mata orang lain, tergantung siapa yang yang menilai.

 

 Ustad Anton Medan misalnya, beliau bahkan

Re: Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah Penghinaan kpd Ulama

2008-11-03 Terurut Topik Ibu Eko
jaman skrg klu sudah banyak pengikutnya plus banyak harta, sebutan itu bisa
kapan saja dapat. tinggal buat pondok pesantren, trs bagi2 sebagian kecil
hartanya kpd rakyat, trs punya pengawal buaanyak.

Artis jg bisa jadi gituan, politikus juga bisa, pedagang jg bisa, dukun jg
bisa, kepala suku juga bisa, budayawan jg bisa, seniman jg bisa, paranormal
jg bisa sebut sendiri deh

2008/11/3 Fani Dhuha [EMAIL PROTECTED]

*Kenapa seseorang bisa disebut ulama?? ustadz?? kyai?? Syekh??*

  --
 *From:* Arland [EMAIL PROTECTED]
 *To:* keluarga-islam@yahoogroups.com
 *Sent:* Sunday, 2 November 2008 1:03:48
 *Subject:* Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah  Penghinaan
 kpd Ulama

  Assalamu;alaikum Wr. wb.

 Riwayat Hidup orang2 besar biasanya memang ditulis secara gamblang dan
 panjang lebar oleh dirinya atau oleh murid2 mereka.
 Suatu profesi pekerjaan seseorang belum tentu menghinakan orang
 tersebut di mata orang lain, tergantung siapa yang yang menilai.

 Ustad Anton Medan misalnya, beliau bahkan sering mengungkapkan di
 hadapan murid2nya siapa dirinya dahulu sebelum bertaubat.
 Dan beliau bahkan tidak pernah merasa dihina oleh siapapun, bilamana
 riwayat hidupnya di masa lalu ditulis di media.

 Begitu juga tentang Syekh Albani, riwayat hidup beliau banyak ditulis
 di situs-situs islam, dan beliau memang sejak remaja hingga dewasa,
 profesinya memang tukang service jam, dan Beliaupun mungkin seperti
 halnya Ustad Anton Medan, tidak merasa terhina dengan profesinya itu,
 hingga menjadikannya seorang yang dikenal di dunia Islam.

 Kiayi Abdurrahman Wahid, seorang yang juga terkenal di dunia Islam,
 tidak pernah merasa terhina mengakui dirinya bahwa masa remajanya dulu
 adalah satu-satunya orang yang paling nakal diantara saudara
 kandungnya, bahkan beliau untuk menyelesaikan kuliahnya hingga 8 tahun.
 Tapi apa dia bilang, dengan masa kuliahnya begitu panjang justru
 memberikan dirinya lebih banyak waktu untuk memperdalam ilmunya.

 Jadi kalau ada orang yang menggangap ungkapan2/ riwyat hidup secara
 khusus seperti itu dianggap sebagai suatu penghinaan, saya rasa ada
 yang aneh dalam menilai informasi yang didapat. mungkin karena terlalu
 terbawa emosi sesaat.

 Terima kasih bila pak Wandy ga bisa menjelaskan batasan2 penghinaan
 dalam Agama Islam.

 Demikian, semoga kedepan kita tidak lagi terlampau emosi dalam
 berdiskusi, khususnya kepada sebagian ummat islam bergaris keras ala
 wahabi.

 Wassalam,
 Arland-Jkt.

 --- In keluarga-islam@ yahoogroups. com keluarga-islam%40yahoogroups.com,
 wandysulastra
 wandysulastra@ ... wrote:
 
  'alaikum salam wr wb,
 
  Jawaban saya singkat saja pak, saya pikir kita semua disini bukan
  orang bodoh yang tidak tahu mana tulisan yang secara jujur berniat
  mengungkap fakta atau sejarah seseorang dan mana yang bermaksud
  menghina/melecehkan seseorang.
 
  Ga baik pak, kalau kita melecehkan atau menghina orang yang diakui
  oleh orang lain sebagai ulama besar. Karena hal itu justru hanya akan
  menunjukkan kalau ilmu yang menempel di kepala kita itu masih sangat
  minim.
 
  Jadi disini saya hanya ingin ikut mengingatkan saja, mumpung lagi
  berbicara ttg tread penghinaan kepada ulama. Bukan hanya untuk Ibu Sri
  tapi untuk KITA SEMUA, mari kita semua ber-Istighfar sebelum pintu
  taubat ditutup oleh si pemilik ampunan.
 
  Mohon maaf kalau saya banyak mengutip perkataan pak Arland sendiri...
 
  Wassalam :)
 
  --- In keluarga-islam@ yahoogroups. comkeluarga-islam%40yahoogroups.com,
 Arland hmd098@ wrote:
  
   Assalamu'alaikum wr. wb
  
   Mumpung lagi berbicara ttg tread penghinaan kepada ulama.
   Supaya pemahaman kita ga kabur antara pengungkapan fakta/riwayat hidup
   dengan suatu penghinaan, Saya ingin bertanya kepada pak Wandy,
   bagaimana BATASAN pernghinaan dalam Agama Islam.
  
   Misalkan penghinaan terhadap sesama muslim, atau lebih khusus lagi
   kepada ulama secara UMUM.
  
   Saya ambil CONTOH misalkan begini Pak :
   Ustad Anton Medan adalah seorang muballigh, Beliau dulunya seorang
   preman sekaligus penjahat. Banyak sekali kejahatan yang dilakukannya
   antara lain, merampok, membunuh, mengompas hak orang lain. Tapi
   sekarang beliau sudah insyaf dan merubah dirinya menjadi seorang
 ustad.
  
   SyeKh Albany, dia adalah seorang kiyai, dulunya dia seorang tukang
   service jam tangan dan weker, konon menurut suatu riwayat, ketika
   setiap kali beristirahat dalam memperbaiki weker2 yang rusak, sambil
   memikirkan pekerjaannya beliau sering membaca buku2 hadits dan mencoba
   mentakhkik hadits sesuai dengan perawinya.
  
  
   ungkapan di atas adalah secara KHosh dengan menyebut namanya langsung,
   apakah ini termasuk suatu penghinahan kepada Beliau?
  
   Ada lagi ungkpan secara Am. misalkan :
  
   Banyak ulama, ustad, kiyai yang mejual ayat demi mencari pembenaran
   diri sendiri.
  
   Ini tidak disebut nama, tapi SECARA UMUM dan berdasarkan Asumsi,
   sehingga terkesan SEMUA Ulama, kiyai, ustad adalah tukang

Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah Penghinaan kpd Ulama

2008-11-02 Terurut Topik Arland
Assalamu'alaikum wr. wb.

Alhamdulillah, Wasyukurillah... ternyata pak Wandy kini hatinya sudah
terbuka untuk menerima kebenaran, setelah dijelaskan secara panjang
lebar tentang riwayar hidup orang2 terkenal itu bukan suatu penghinaan.

Ternyata memang benar, kalau kita berdiskusi dengan tidak emosi, kita
bisa berfikir dengan jernih, dan kita memahami apa yang disampaikan
oleh lawan diskusi kita.

Terima kasih,

Wassalam,
Arland - JKT.

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 'alaikum salam wr wb,
 
 Oh iya, tentu mengenai riwayat al-albani yang mantan tukang service
 jam memang kita semua sudah tahu, karena banyak tertulis di Internet.
 Dan itu bukan suatu aib yg harus ditutupi, apa ada yang salah jika
 seorang ulama itu mantan tukang service jam? Salah seorang sahabat
 Nabi saja yaitu Umar bin Khattab dulunya adalah seorang pemabuk berat
 kok... Tapi dengan kehendak Allah Umar bin khattab kemudian menjadi
 seorang Khalifah yang termasuk kedalam Khulafa'ur Rasyidin. Begitu
 juga dengan al-albani yang mantan tukang service jam, jadi bukanlah
 tidak mungkin kalau Allah berkehendak memberikan ilmu dan kepahaman
 kepadanya.
 
 Yg saya maksud disini adalah pernah ada di milis ini yang berkomentar
 merendahkan keilmuan al-albani hanya krn beliau dulunya tukang service
 jam. Padahal Ulama-ulama sekelasnya saja mengakui keilmuannya kok, lah
 kita yg awam kok berani merendahkan beliau. 
 
 Jadi jangan emosi dulu pak (atau merasa? :)), saya hanya sekedar
 mengingatkan kembali, siapa tahu kita dulu ada yang khilaf, jadi mari
 kita semua bertaubat... Bukan hanya yg menghina al-albani, tapi juga
 seperti Imam Ghazali, Syekh Qardhawi, Syeikh Bin Baz dll... Mereka
 semua adalah ulama2 besar yang sungguh tidak layak dihina, dilecehkan,
 atau di-diskreditkan oleh kita yang tingkat keilmuannya jauh2 di bawah
 mereka semua. Kalau kita tidak setuju dengan pendapatnya ya cukup
 tinggalkan, ga perlu kasih komentar macam2 yang justru hanya akan
 menunjukkan kebodohan kita saja.
 
 Setuju, atau ada yg salah dengan ajakan saya ini?
 
 Wssalam 
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland hmd098@ wrote:
 
  Assalamu;alaikum Wr. wb.
  
  Riwayat Hidup orang2 besar biasanya memang ditulis secara gamblang dan
  panjang lebar oleh dirinya atau oleh murid2 mereka.
  Suatu profesi pekerjaan seseorang belum tentu menghinakan orang
  tersebut di mata orang lain, tergantung siapa yang yang menilai.
  
  Ustad Anton Medan misalnya, beliau bahkan sering mengungkapkan di
  hadapan murid2nya siapa dirinya dahulu sebelum bertaubat.
  Dan beliau bahkan tidak pernah merasa dihina oleh siapapun, bilamana
  riwayat hidupnya di masa lalu ditulis di media.
  
  Begitu juga tentang Syekh Albani, riwayat hidup beliau banyak ditulis
  di situs-situs islam, dan beliau memang sejak remaja hingga dewasa,
  profesinya memang tukang service jam, dan Beliaupun mungkin seperti
  halnya Ustad Anton Medan, tidak merasa terhina dengan profesinya itu,
  hingga menjadikannya seorang yang dikenal di dunia Islam.
  
  Kiayi Abdurrahman Wahid, seorang yang juga terkenal di dunia Islam,
  tidak pernah merasa terhina mengakui dirinya bahwa masa remajanya dulu
  adalah satu-satunya orang yang paling nakal diantara saudara
  kandungnya, bahkan beliau untuk menyelesaikan kuliahnya hingga 8
tahun.
  Tapi apa dia bilang, dengan masa kuliahnya begitu panjang justru
  memberikan dirinya lebih banyak waktu untuk memperdalam ilmunya.
  
  Jadi kalau ada orang yang menggangap ungkapan2/ riwyat hidup secara
  khusus seperti itu dianggap sebagai suatu penghinaan, saya rasa ada
  yang aneh dalam menilai informasi yang didapat. mungkin karena terlalu
  terbawa emosi sesaat.
  
  
  Terima kasih bila pak Wandy ga bisa menjelaskan batasan2 penghinaan
  dalam Agama Islam.
  
  Demikian, semoga kedepan kita tidak lagi terlampau emosi dalam
  berdiskusi, khususnya kepada sebagian ummat islam bergaris keras ala
  wahabi.
  
  Wassalam,
  Arland-Jkt.
  
  
  
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra
  wandysulastra@ wrote:
  
   'alaikum salam wr wb,
   
   Jawaban saya singkat saja pak, saya pikir kita semua disini bukan
   orang bodoh yang tidak tahu mana tulisan yang secara jujur berniat
   mengungkap fakta atau sejarah seseorang dan mana yang bermaksud
   menghina/melecehkan seseorang.
   
   Ga baik pak, kalau kita melecehkan atau menghina orang yang diakui
   oleh orang lain sebagai ulama besar. Karena hal itu justru hanya
akan
   menunjukkan kalau ilmu yang menempel di kepala kita itu masih sangat
   minim.
   
   Jadi disini saya hanya ingin ikut mengingatkan saja, mumpung lagi
   berbicara ttg tread penghinaan kepada ulama. Bukan hanya untuk
Ibu Sri
   tapi untuk KITA SEMUA, mari kita semua ber-Istighfar sebelum pintu
   taubat ditutup oleh si pemilik ampunan.
   
   Mohon maaf kalau saya banyak mengutip perkataan pak Arland
sendiri...
   
   Wassalam :)
   
   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland hmd098@ wrote:
   

Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah Penghinaan kpd Ulama

2008-11-02 Terurut Topik imbuhs
Assalamu'alaikum;
hehehe, saya cuma nonton kok, just want to know dikit apakah kang 
arland sensi dibilang tidak berjiwa besar, dan berjiwa besar atau 
tidak itu urusan kang arland, bukan urusan penonton.
Silakan diterusin diskusi dengan yang lain.

Ngomong2 sebagai usahawan bisa share mengenaiusaha? Saya mengenal 
seseorang bolak balik bangkrut, dan tadi dapat forward sms dia dari 
boss saya, saya kutip as it is:
 Maaf klw sy slalu crita tth ujian hidup. Saat ini istri sy mnuntut 
cerai  anak sy ptus sekolah. Jk ibu msh berkenan sy sngat mhrpkan 
skali bantuannya. dan boss saya jawab Anaknya sy jadikan anak asuk, 
sekolah sy yng bayarin; jgn putus sekolah.
Orang ini lokasinya di bojong-depok jawa barat. Jika Kang Arland 
tertarik, silakan bantubantu dong, please...

Wassalam

IS



--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Wa'alaikum salam wr. wb.
 
 Mba imbuh, saya tidak sedang merendahkan kemampuan pemahaman Ibu 
Sri,
 yang saya sampaikan adalah sebuah kritikan dan teguran secara 
khusus,
 bahwa : ketika menyampaikan sesuatu dalam sebuah diskusi, hendaknya
 jangan telampau emosi sehingga bukan point diskusi yang 
dibicarakan,
 tapi malah menghina keberadaan ulama secara umum. saya ulang sekali
 lagi SECARA UMUM.
 Akhirnya kelihatan sekali bahwa lawan bicara kita asal ngejeplak.
 
 Boleh jadi ibu sri melihat disekitarnya ada ulama yang seperti itu,
 mungkin jumlahnya misalkan 10 orang.
 Tapi kalau dia sdudah mengungkapkan BANYAK ULAMA itu artinya secara
 total adalah hampir keseluruhan, bukan 10 orang lagi.
 Karena di negeri kita ulama, ustad, kiyai dan sebagainya itu 
jumlahnya
 sdh jutaan orang.
 
 Saya bukan temasuk dalam bagian dari para ulama, saya hanya seorang
 Usahawan, tapi kalau orang2 awam seperti kita sudah menyampaikan
 sesuatu keburukan SECARA UMUM dengan mengatakan BANYAK ULAMA bgni 
dan
 bgtu, itu akan mempengaruhi sikap orang2 yang belum mengenal ulama
 secara dekat, dan itu akhirnya makin menjauhkan ummat islam dari 
para
 ulama dan ilmu Agama. Karena belum apa2 sudah ada perasaan sindrom.
 
 Pertanyaannya : kenapa ketika ibu Sri menghina SECARA UMUM/BANYAK
 ULAMA di forum umum, dianggap sebagai sesuatu yang biasa dan 
wajar ?
 Tapi ketika saya berusaha menyadarkan ibu sri, dengan mengatakan
 Minimnya ilmu karena karena ketidak tahuannya, lantas harus 
dihadapkan
 dengan jiwa yang besar ?
 
 Mba imbuh sudah mengatakan saya ga berjiwa besar aja, saya ga 
marah
 dan emosi kok, karena saya memang nyadar bahwa diri saya hanyalah
 orang kecil, jadi ga merasa terhina kalau dibilang tidak berjiwa 
besar.
 
 Bisa difahamin...? :)
 
 Tapi mba Imbuh jangan ikut2an emosi ya mentang2 sama2 cewe... :))
 
 wassalam,
 Arland-JKT.
 
 
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, imbuhs imbuhs@ wrote:
 
  Assalamu'alaikum;
  
  Menghina mungkin lebih dilihat dari intensi-nya.  Kalau 
pengungkapan 
  fakta tujuannya adalah supaya orang dapat belajar, tentu berbeda 
  dengan tujuannya untuk merendahkan. Faktanya sama, tetapi muatan 
  penyampaiannya berbeda.
  Kalau bu Sri menunjukkan kekecewaan terhadap ulama pada umumnya, 
  tidak bisa disalahkan sepenuhnya, karena disekitarnya beredar 
hal 
  seperti itu. Tidak ada seorangpun yang bisa mengatur persepsi 
dan 
  penilaian terhadap dirinya.  Kalau ulama memang buruk, yang 
  sejatinya menghina adalah dirinya sendiri, kelakuannya, 
  kesombongannya, ke-takaburannya.  Orang lain hanya 
  memberikan 'label' sesuai dengan persepsinya.  Ulama seharusnya 
  selalu ngaca dan introspeksi saja.  Diatas langit masih ada 
langit.  
  Kang Arland juga harus.  Makin tinggi kelasnya, makin tinggi 
  ilmunya, harusnya requirement-nya makin tinggi.  
  Maaf saya salah satu silent admirer kang Arland.  Tapi sedikit 
  kecewa ketika jelas2 menyatakan bahwa ilmu bu Sri masih rendah. 
Gak 
  kelas banget kang Arland menyebutkan hal seperti itu, untuk 
  membela 'ulama'.  Ulama tidak perlu dibela, dengan cara 
merendahkan 
  kemampuan orang yang mungkin belum sampai pemahamannya.
  It's not fair, not wise.  Banyak cara untuk menunjukkan orang 
masih 
  harus banyak belajar, tetapi tidak dengan menyebutkan seperti 
itu.
  Menurut saya, jika Akang benar berkelas, pasti tidak dengan cara 
  seperti itu. Ilmu akang tinggi dan saya kagumi, tetapi tidak 
berjiwa 
  besar, of course. Perdebatan yang beda kelas tapi di hajar 
juga.  
  Akang mestinya menurunkan level-sehingga dalam bahasa yang 
setara.  
  Gak mungkin mudah untuk yang rendah naik, yang ada yang tinggi 
  menahan diri. 
  Nah, balik lagi ke awal, terserah persepsi akang, kalau 
menganggap 
  saya ilmunya cethek, I don't mind, dan gak penting.  apakah 
belajar 
  sesuatu dalam diskusi ini untuk kepentingan akang sendiri 
ketimbang 
  sibuk menyadarkan kebodohan orang.  Hard skill Kang Arland sih 
oke, 
  tapi soft skill-nya need to be improved.
  Mohon maaf bila kurang berkenan
  
  Wassalam
  Imbuh
  
  
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland hmd098@ wrote:
  
   

Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah Penghinaan kpd Ulama

2008-11-02 Terurut Topik wandysulastra
'alaikum salam wr wb,

alhamdulillah pak, pintu hati saya sudah terbuka, kini saya sudah
kembali ke jalan yg lurus setelah berdiskusi dgn pak Arland yang dalam
ilmunya, bijaksana, berhati jernih, dan selalu memahami apa yang
disampaikan oleh lawan diskusinya. 

Wassalam :)


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Assalamu'alaikum wr. wb.
 
 Alhamdulillah, Wasyukurillah... ternyata pak Wandy kini hatinya sudah
 terbuka untuk menerima kebenaran, setelah dijelaskan secara panjang
 lebar tentang riwayar hidup orang2 terkenal itu bukan suatu penghinaan.
 
 Ternyata memang benar, kalau kita berdiskusi dengan tidak emosi, kita
 bisa berfikir dengan jernih, dan kita memahami apa yang disampaikan
 oleh lawan diskusi kita.
 
 Terima kasih,
 
 Wassalam,
 Arland - JKT.
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra
 wandysulastra@ wrote:
 
  'alaikum salam wr wb,
  
  Oh iya, tentu mengenai riwayat al-albani yang mantan tukang service
  jam memang kita semua sudah tahu, karena banyak tertulis di Internet.
  Dan itu bukan suatu aib yg harus ditutupi, apa ada yang salah jika
  seorang ulama itu mantan tukang service jam? Salah seorang sahabat
  Nabi saja yaitu Umar bin Khattab dulunya adalah seorang pemabuk berat
  kok... Tapi dengan kehendak Allah Umar bin khattab kemudian menjadi
  seorang Khalifah yang termasuk kedalam Khulafa'ur Rasyidin. Begitu
  juga dengan al-albani yang mantan tukang service jam, jadi bukanlah
  tidak mungkin kalau Allah berkehendak memberikan ilmu dan kepahaman
  kepadanya.
  
  Yg saya maksud disini adalah pernah ada di milis ini yang berkomentar
  merendahkan keilmuan al-albani hanya krn beliau dulunya tukang service
  jam. Padahal Ulama-ulama sekelasnya saja mengakui keilmuannya kok, lah
  kita yg awam kok berani merendahkan beliau. 
  
  Jadi jangan emosi dulu pak (atau merasa? :)), saya hanya sekedar
  mengingatkan kembali, siapa tahu kita dulu ada yang khilaf, jadi mari
  kita semua bertaubat... Bukan hanya yg menghina al-albani, tapi juga
  seperti Imam Ghazali, Syekh Qardhawi, Syeikh Bin Baz dll... Mereka
  semua adalah ulama2 besar yang sungguh tidak layak dihina, dilecehkan,
  atau di-diskreditkan oleh kita yang tingkat keilmuannya jauh2 di bawah
  mereka semua. Kalau kita tidak setuju dengan pendapatnya ya cukup
  tinggalkan, ga perlu kasih komentar macam2 yang justru hanya akan
  menunjukkan kebodohan kita saja.
  
  Setuju, atau ada yg salah dengan ajakan saya ini?
  
  Wssalam 
  
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland hmd098@ wrote:
  
   Assalamu;alaikum Wr. wb.
   
   Riwayat Hidup orang2 besar biasanya memang ditulis secara
gamblang dan
   panjang lebar oleh dirinya atau oleh murid2 mereka.
   Suatu profesi pekerjaan seseorang belum tentu menghinakan orang
   tersebut di mata orang lain, tergantung siapa yang yang menilai.
   
   Ustad Anton Medan misalnya, beliau bahkan sering mengungkapkan di
   hadapan murid2nya siapa dirinya dahulu sebelum bertaubat.
   Dan beliau bahkan tidak pernah merasa dihina oleh siapapun, bilamana
   riwayat hidupnya di masa lalu ditulis di media.
   
   Begitu juga tentang Syekh Albani, riwayat hidup beliau banyak
ditulis
   di situs-situs islam, dan beliau memang sejak remaja hingga dewasa,
   profesinya memang tukang service jam, dan Beliaupun mungkin seperti
   halnya Ustad Anton Medan, tidak merasa terhina dengan profesinya
itu,
   hingga menjadikannya seorang yang dikenal di dunia Islam.
   
   Kiayi Abdurrahman Wahid, seorang yang juga terkenal di dunia Islam,
   tidak pernah merasa terhina mengakui dirinya bahwa masa
remajanya dulu
   adalah satu-satunya orang yang paling nakal diantara saudara
   kandungnya, bahkan beliau untuk menyelesaikan kuliahnya hingga 8
 tahun.
   Tapi apa dia bilang, dengan masa kuliahnya begitu panjang justru
   memberikan dirinya lebih banyak waktu untuk memperdalam ilmunya.
   
   Jadi kalau ada orang yang menggangap ungkapan2/ riwyat hidup secara
   khusus seperti itu dianggap sebagai suatu penghinaan, saya rasa ada
   yang aneh dalam menilai informasi yang didapat. mungkin karena
terlalu
   terbawa emosi sesaat.
   
   
   Terima kasih bila pak Wandy ga bisa menjelaskan batasan2 penghinaan
   dalam Agama Islam.
   
   Demikian, semoga kedepan kita tidak lagi terlampau emosi dalam
   berdiskusi, khususnya kepada sebagian ummat islam bergaris keras ala
   wahabi.
   
   Wassalam,
   Arland-Jkt.
   
   
   
   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra
   wandysulastra@ wrote:
   
'alaikum salam wr wb,

Jawaban saya singkat saja pak, saya pikir kita semua disini bukan
orang bodoh yang tidak tahu mana tulisan yang secara jujur berniat
mengungkap fakta atau sejarah seseorang dan mana yang bermaksud
menghina/melecehkan seseorang.

Ga baik pak, kalau kita melecehkan atau menghina orang yang diakui
oleh orang lain sebagai ulama besar. Karena hal itu justru hanya
 akan
menunjukkan kalau ilmu yang menempel di kepala 

Re: Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah Penghinaan kpd Ulama

2008-11-02 Terurut Topik Fani Dhuha
Kenapa seseorang bisa disebut ulama?? ustadz?? kyai?? Syekh??





From: Arland [EMAIL PROTECTED]
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Sent: Sunday, 2 November 2008 1:03:48
Subject: Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah  Penghinaan kpd 
Ulama


Assalamu;alaikum Wr. wb.

Riwayat Hidup orang2 besar biasanya memang ditulis secara gamblang dan
panjang lebar oleh dirinya atau oleh murid2 mereka.
Suatu profesi pekerjaan seseorang belum tentu menghinakan orang
tersebut di mata orang lain, tergantung siapa yang yang menilai.

Ustad Anton Medan misalnya, beliau bahkan sering mengungkapkan di
hadapan murid2nya siapa dirinya dahulu sebelum bertaubat.
Dan beliau bahkan tidak pernah merasa dihina oleh siapapun, bilamana
riwayat hidupnya di masa lalu ditulis di media.

Begitu juga tentang Syekh Albani, riwayat hidup beliau banyak ditulis
di situs-situs islam, dan beliau memang sejak remaja hingga dewasa,
profesinya memang tukang service jam, dan Beliaupun mungkin seperti
halnya Ustad Anton Medan, tidak merasa terhina dengan profesinya itu,
hingga menjadikannya seorang yang dikenal di dunia Islam.

Kiayi Abdurrahman Wahid, seorang yang juga terkenal di dunia Islam,
tidak pernah merasa terhina mengakui dirinya bahwa masa remajanya dulu
adalah satu-satunya orang yang paling nakal diantara saudara
kandungnya, bahkan beliau untuk menyelesaikan kuliahnya hingga 8 tahun.
Tapi apa dia bilang, dengan masa kuliahnya begitu panjang justru
memberikan dirinya lebih banyak waktu untuk memperdalam ilmunya.

Jadi kalau ada orang yang menggangap ungkapan2/ riwyat hidup secara
khusus seperti itu dianggap sebagai suatu penghinaan, saya rasa ada
yang aneh dalam menilai informasi yang didapat. mungkin karena terlalu
terbawa emosi sesaat.

Terima kasih bila pak Wandy ga bisa menjelaskan batasan2 penghinaan
dalam Agama Islam.

Demikian, semoga kedepan kita tidak lagi terlampau emosi dalam
berdiskusi, khususnya kepada sebagian ummat islam bergaris keras ala
wahabi.

Wassalam,
Arland-Jkt.

--- In keluarga-islam@ yahoogroups. com, wandysulastra
wandysulastra@ ... wrote:

 'alaikum salam wr wb,
 
 Jawaban saya singkat saja pak, saya pikir kita semua disini bukan
 orang bodoh yang tidak tahu mana tulisan yang secara jujur berniat
 mengungkap fakta atau sejarah seseorang dan mana yang bermaksud
 menghina/melecehkan seseorang.
 
 Ga baik pak, kalau kita melecehkan atau menghina orang yang diakui
 oleh orang lain sebagai ulama besar. Karena hal itu justru hanya akan
 menunjukkan kalau ilmu yang menempel di kepala kita itu masih sangat
 minim.
 
 Jadi disini saya hanya ingin ikut mengingatkan saja, mumpung lagi
 berbicara ttg tread penghinaan kepada ulama. Bukan hanya untuk Ibu Sri
 tapi untuk KITA SEMUA, mari kita semua ber-Istighfar sebelum pintu
 taubat ditutup oleh si pemilik ampunan.
 
 Mohon maaf kalau saya banyak mengutip perkataan pak Arland sendiri...
 
 Wassalam :)
 
 --- In keluarga-islam@ yahoogroups. com, Arland hmd098@ wrote:
 
  Assalamu'alaikum wr. wb
  
  Mumpung lagi berbicara ttg tread penghinaan kepada ulama.
  Supaya pemahaman kita ga kabur antara pengungkapan fakta/riwayat hidup
  dengan suatu penghinaan, Saya ingin bertanya kepada pak Wandy,
  bagaimana BATASAN pernghinaan dalam Agama Islam.
  
  Misalkan penghinaan terhadap sesama muslim, atau lebih khusus lagi
  kepada ulama secara UMUM.
  
  Saya ambil CONTOH misalkan begini Pak :
  Ustad Anton Medan adalah seorang muballigh, Beliau dulunya seorang
  preman sekaligus penjahat. Banyak sekali kejahatan yang dilakukannya
  antara lain, merampok, membunuh, mengompas hak orang lain. Tapi
  sekarang beliau sudah insyaf dan merubah dirinya menjadi seorang
ustad.
  
  SyeKh Albany, dia adalah seorang kiyai, dulunya dia seorang tukang
  service jam tangan dan weker, konon menurut suatu riwayat, ketika
  setiap kali beristirahat dalam memperbaiki weker2 yang rusak, sambil
  memikirkan pekerjaannya beliau sering membaca buku2 hadits dan mencoba
  mentakhkik hadits sesuai dengan perawinya.
  
  
  ungkapan di atas adalah secara KHosh dengan menyebut namanya langsung,
  apakah ini termasuk suatu penghinahan kepada Beliau?
  
  Ada lagi ungkpan secara Am. misalkan :
  
  Banyak ulama, ustad, kiyai yang mejual ayat demi mencari pembenaran
  diri sendiri.
  
  Ini tidak disebut nama, tapi SECARA UMUM dan berdasarkan Asumsi,
  sehingga terkesan SEMUA Ulama, kiyai, ustad adalah tukang menjaual
  ayat demi mencari pembenaran diri sendiri.
  
  Dari kedua contoh di atas, mana yang menurut anda termasuk katagori
  penghinaan terhadap ulama, pak.
  
  Mohon tausyiahnya.
  
  Wassalam,
  Arland-Jkt.
  
  
  --- In keluarga-islam@ yahoogroups. com, wandysulastra
  wandysulastra@  wrote:
  
   Untuk pernyataan yang ini saya setuju sekali, janganlah kita yang
   taraf keilmuannya masih sangat minim sekali ini berani menghina
mereka
   para ulama. Ulama disini bukan hanya Ulama menurut versi kita saja,
   tapi tentunya semua ulama selama mereka masih berpegang

Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah Penghinaan kpd Ulama

2008-11-02 Terurut Topik gotholoco
Wiet,  nyungkun neh ?  

Wah  apa yah bhs Indonesianya nyungkun ?  Sokong jongklok? 



Salam


--- Pada Ming, 2/11/08, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] menulis:
Dari: wandysulastra [EMAIL PROTECTED]











'alaikum salam wr wb,



alhamdulillah pak, pintu hati saya sudah terbuka, kini saya sudah

kembali ke jalan yg lurus setelah berdiskusi dgn pak Arland yang dalam

ilmunya, bijaksana, berhati jernih, dan selalu memahami apa yang

disampaikan oleh lawan diskusinya. 



Wassalam :)



--- In keluarga-islam@ yahoogroups. com, Arland [EMAIL PROTECTED] wrote:



 Assalamu'alaikum wr. wb.

 

 Alhamdulillah, Wasyukurillah. .. ternyata pak Wandy kini hatinya sudah

 terbuka untuk menerima kebenaran, setelah dijelaskan secara panjang

 lebar tentang riwayar hidup orang2 terkenal itu bukan suatu penghinaan.

 

 Ternyata memang benar, kalau kita berdiskusi dengan tidak emosi, kita

 bisa berfikir dengan jernih, dan kita memahami apa yang disampaikan

 oleh lawan diskusi kita.

 

 Terima kasih,

 

 Wassalam,

 Arland - JKT.

 



 

















  
___
Dapatkan alamat Email baru Anda!
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah Penghinaan kpd Ulama

2008-11-01 Terurut Topik Arland
Assalamu'alaikum wr. wb

Mumpung lagi berbicara ttg tread penghinaan kepada ulama.
Supaya pemahaman kita ga kabur antara pengungkapan fakta/riwayat hidup
dengan suatu penghinaan, Saya ingin bertanya kepada pak Wandy,
bagaimana BATASAN pernghinaan dalam Agama Islam.

Misalkan penghinaan terhadap sesama muslim, atau lebih khusus lagi
kepada ulama secara UMUM.

Saya ambil CONTOH  misalkan begini Pak :
Ustad Anton Medan adalah seorang muballigh, Beliau dulunya seorang
preman sekaligus penjahat. Banyak sekali kejahatan yang dilakukannya
antara lain, merampok, membunuh, mengompas hak orang lain. Tapi
sekarang beliau sudah insyaf dan merubah dirinya menjadi seorang ustad.

SyeKh Albany, dia adalah seorang kiyai, dulunya dia seorang tukang
service jam tangan dan weker, konon menurut suatu riwayat, ketika
setiap kali beristirahat dalam memperbaiki weker2 yang rusak, sambil
memikirkan pekerjaannya beliau sering membaca buku2 hadits dan mencoba
mentakhkik hadits sesuai dengan perawinya.


ungkapan di atas adalah secara KHosh dengan menyebut namanya langsung,
apakah ini termasuk suatu penghinahan kepada Beliau?

Ada lagi ungkpan secara Am. misalkan :

Banyak ulama, ustad, kiyai yang mejual ayat demi mencari pembenaran
diri sendiri.

Ini tidak disebut nama, tapi SECARA UMUM dan berdasarkan Asumsi,
sehingga terkesan SEMUA Ulama, kiyai, ustad adalah tukang menjaual
ayat demi mencari pembenaran diri sendiri.

Dari kedua contoh di atas, mana yang menurut anda termasuk katagori
penghinaan terhadap ulama, pak.

Mohon tausyiahnya.

Wassalam,
Arland-Jkt.


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Untuk pernyataan yang ini saya setuju sekali, janganlah kita yang
 taraf keilmuannya masih sangat minim sekali ini berani menghina mereka
 para ulama. Ulama disini  bukan hanya Ulama menurut versi kita saja,
 tapi tentunya semua ulama selama mereka masih berpegang kepada
 al-quran dan as-sunnah.
 
 Banyak diantara kita yang begitu berani menghina seorang ulama hanya
 karena beda pemahaman. Pernah di milis ini bahkan sampai ada yang
 berani menghina ulama hanya karena pekerjaan awalnya adalah seorang
 tukang sevis jam, bahkan juga menghina fisik seorang ulama yang buta.
 Padahal mereka adalah ulama2 besar yang diakui dunia, walau fatwa
 mereka tidak cocok dengan pemahaman kita, tapi bukan berarti lantas
 kita boleh menghina mereka. Adalah tugas mereka sebagai seorang ulama
 untuk berijtihad dalam memutuskan suatu hal atau perkara. Sebagai
 seorang manusia biasa (bukan Nabi) tentu hasil ijtihadnya itu belum
 tentu benar. Tapi, apalah kita jika dibandingkan dengan mereka. 
 
 Jadi saya kutip lagi perkataan pak Arland di bawah, marilah kita semua
 ber-Istighfar sebelum pintu taubat ditutup oleh si pemilik ampunan.
 
 Wassalam :)
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland hmd098@ wrote:
 
  Assalamu'alaikum wr. wb.
  
  Ibu Sri yang baik,
  Diskusi lewat milist, jangan emosi bu.
  Semakin ibu emosi, akan semakin nampak bahwa walaupun katanya ibu
  sering mengunjungi Majlis Ta'lim, keliahatan sekali bahwa ibu masih
  sangat minim ilmu yang menempel dikepala ibu, karena belum semua ilmu
  yang dapat ibu fahami, sudah sebegitu hebatnya ibu menghina ulama,
  ustad, kiyai dsb secara UMUM, dengan mengatakan :
  
  Saya kutip :sekarang banyak sekali seorang kyai, ustad yang jual
  ayat demi mencari pembenaran diri sendiri=
  
  
  Itu ga baik bu, Istighfarlah sebelum pintu taubat ditutup oleh si
  pemilik ampunan, ingatlah akan firman Allah, Innama yahsyallohi min
  ibadihil 'ulama... Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara
  hamba-hambanya hanyalah Ulama.
  dan ayat Fash'alu ahlaz-zikri in kuntum laa ta'lamun...  maka
  tanyakanlah olehmu kepada orang2 yg berilmu, yakni ulama, jika kamu
  tiada mengetahui.
  
  ---





Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah Penghinaan kpd Ulama

2008-11-01 Terurut Topik wandysulastra
'alaikum salam wr wb,

Jawaban saya singkat saja pak, saya pikir kita semua disini bukan
orang bodoh yang tidak tahu mana tulisan yang secara jujur berniat
mengungkap fakta atau sejarah seseorang dan mana yang bermaksud
menghina/melecehkan seseorang.

Ga baik pak, kalau kita melecehkan atau menghina orang yang diakui
oleh orang lain sebagai ulama besar. Karena hal itu justru hanya akan
menunjukkan kalau ilmu yang menempel di kepala kita itu masih sangat
minim.

Jadi disini saya hanya ingin ikut mengingatkan saja, mumpung lagi
berbicara ttg tread penghinaan kepada ulama. Bukan hanya untuk Ibu Sri
tapi untuk KITA SEMUA, mari kita semua ber-Istighfar sebelum pintu
taubat ditutup oleh si pemilik ampunan.

Mohon maaf kalau saya banyak mengutip perkataan pak Arland sendiri...

Wassalam :)

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Assalamu'alaikum wr. wb
 
 Mumpung lagi berbicara ttg tread penghinaan kepada ulama.
 Supaya pemahaman kita ga kabur antara pengungkapan fakta/riwayat hidup
 dengan suatu penghinaan, Saya ingin bertanya kepada pak Wandy,
 bagaimana BATASAN pernghinaan dalam Agama Islam.
 
 Misalkan penghinaan terhadap sesama muslim, atau lebih khusus lagi
 kepada ulama secara UMUM.
 
 Saya ambil CONTOH  misalkan begini Pak :
 Ustad Anton Medan adalah seorang muballigh, Beliau dulunya seorang
 preman sekaligus penjahat. Banyak sekali kejahatan yang dilakukannya
 antara lain, merampok, membunuh, mengompas hak orang lain. Tapi
 sekarang beliau sudah insyaf dan merubah dirinya menjadi seorang ustad.
 
 SyeKh Albany, dia adalah seorang kiyai, dulunya dia seorang tukang
 service jam tangan dan weker, konon menurut suatu riwayat, ketika
 setiap kali beristirahat dalam memperbaiki weker2 yang rusak, sambil
 memikirkan pekerjaannya beliau sering membaca buku2 hadits dan mencoba
 mentakhkik hadits sesuai dengan perawinya.
 
 
 ungkapan di atas adalah secara KHosh dengan menyebut namanya langsung,
 apakah ini termasuk suatu penghinahan kepada Beliau?
 
 Ada lagi ungkpan secara Am. misalkan :
 
 Banyak ulama, ustad, kiyai yang mejual ayat demi mencari pembenaran
 diri sendiri.
 
 Ini tidak disebut nama, tapi SECARA UMUM dan berdasarkan Asumsi,
 sehingga terkesan SEMUA Ulama, kiyai, ustad adalah tukang menjaual
 ayat demi mencari pembenaran diri sendiri.
 
 Dari kedua contoh di atas, mana yang menurut anda termasuk katagori
 penghinaan terhadap ulama, pak.
 
 Mohon tausyiahnya.
 
 Wassalam,
 Arland-Jkt.
 
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra
 wandysulastra@ wrote:
 
  Untuk pernyataan yang ini saya setuju sekali, janganlah kita yang
  taraf keilmuannya masih sangat minim sekali ini berani menghina mereka
  para ulama. Ulama disini  bukan hanya Ulama menurut versi kita saja,
  tapi tentunya semua ulama selama mereka masih berpegang kepada
  al-quran dan as-sunnah.
  
  Banyak diantara kita yang begitu berani menghina seorang ulama hanya
  karena beda pemahaman. Pernah di milis ini bahkan sampai ada yang
  berani menghina ulama hanya karena pekerjaan awalnya adalah seorang
  tukang sevis jam, bahkan juga menghina fisik seorang ulama yang buta.
  Padahal mereka adalah ulama2 besar yang diakui dunia, walau fatwa
  mereka tidak cocok dengan pemahaman kita, tapi bukan berarti lantas
  kita boleh menghina mereka. Adalah tugas mereka sebagai seorang ulama
  untuk berijtihad dalam memutuskan suatu hal atau perkara. Sebagai
  seorang manusia biasa (bukan Nabi) tentu hasil ijtihadnya itu belum
  tentu benar. Tapi, apalah kita jika dibandingkan dengan mereka. 
  
  Jadi saya kutip lagi perkataan pak Arland di bawah, marilah kita semua
  ber-Istighfar sebelum pintu taubat ditutup oleh si pemilik ampunan.
  
  Wassalam :)
  
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland hmd098@ wrote:
  
   Assalamu'alaikum wr. wb.
   
   Ibu Sri yang baik,
   Diskusi lewat milist, jangan emosi bu.
   Semakin ibu emosi, akan semakin nampak bahwa walaupun katanya ibu
   sering mengunjungi Majlis Ta'lim, keliahatan sekali bahwa ibu masih
   sangat minim ilmu yang menempel dikepala ibu, karena belum semua
ilmu
   yang dapat ibu fahami, sudah sebegitu hebatnya ibu menghina ulama,
   ustad, kiyai dsb secara UMUM, dengan mengatakan :
   
   Saya kutip :sekarang banyak sekali seorang kyai, ustad yang jual
   ayat demi mencari pembenaran diri sendiri=
   
   
   Itu ga baik bu, Istighfarlah sebelum pintu taubat ditutup oleh si
   pemilik ampunan, ingatlah akan firman Allah, Innama yahsyallohi min
   ibadihil 'ulama... Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara
   hamba-hambanya hanyalah Ulama.
   dan ayat Fash'alu ahlaz-zikri in kuntum laa ta'lamun...  maka
   tanyakanlah olehmu kepada orang2 yg berilmu, yakni ulama, jika kamu
   tiada mengetahui.
   
   ---
 





Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah Penghinaan kpd Ulama

2008-11-01 Terurut Topik Arland
Assalamu;alaikum Wr. wb.

Riwayat Hidup orang2 besar biasanya memang ditulis secara gamblang dan
panjang lebar oleh dirinya atau oleh murid2 mereka.
Suatu profesi pekerjaan seseorang belum tentu menghinakan orang
tersebut di mata orang lain, tergantung siapa yang yang menilai.

Ustad Anton Medan misalnya, beliau bahkan sering mengungkapkan di
hadapan murid2nya siapa dirinya dahulu sebelum bertaubat.
Dan beliau bahkan tidak pernah merasa dihina oleh siapapun, bilamana
riwayat hidupnya di masa lalu ditulis di media.

Begitu juga tentang Syekh Albani, riwayat hidup beliau banyak ditulis
di situs-situs islam, dan beliau memang sejak remaja hingga dewasa,
profesinya memang tukang service jam, dan Beliaupun mungkin seperti
halnya Ustad Anton Medan, tidak merasa terhina dengan profesinya itu,
hingga menjadikannya seorang yang dikenal di dunia Islam.

Kiayi Abdurrahman Wahid, seorang yang juga terkenal di dunia Islam,
tidak pernah merasa terhina mengakui dirinya bahwa masa remajanya dulu
adalah satu-satunya orang yang paling nakal diantara saudara
kandungnya, bahkan beliau untuk menyelesaikan kuliahnya hingga 8 tahun.
Tapi apa dia bilang, dengan masa kuliahnya begitu panjang justru
memberikan dirinya lebih banyak waktu untuk memperdalam ilmunya.

Jadi kalau ada orang yang menggangap ungkapan2/ riwyat hidup secara
khusus seperti itu dianggap sebagai suatu penghinaan, saya rasa ada
yang aneh dalam menilai informasi yang didapat. mungkin karena terlalu
terbawa emosi sesaat.


Terima kasih bila pak Wandy ga bisa menjelaskan batasan2 penghinaan
dalam Agama Islam.

Demikian, semoga kedepan kita tidak lagi terlampau emosi dalam
berdiskusi, khususnya kepada sebagian ummat islam bergaris keras ala
wahabi.

Wassalam,
Arland-Jkt.



--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 'alaikum salam wr wb,
 
 Jawaban saya singkat saja pak, saya pikir kita semua disini bukan
 orang bodoh yang tidak tahu mana tulisan yang secara jujur berniat
 mengungkap fakta atau sejarah seseorang dan mana yang bermaksud
 menghina/melecehkan seseorang.
 
 Ga baik pak, kalau kita melecehkan atau menghina orang yang diakui
 oleh orang lain sebagai ulama besar. Karena hal itu justru hanya akan
 menunjukkan kalau ilmu yang menempel di kepala kita itu masih sangat
 minim.
 
 Jadi disini saya hanya ingin ikut mengingatkan saja, mumpung lagi
 berbicara ttg tread penghinaan kepada ulama. Bukan hanya untuk Ibu Sri
 tapi untuk KITA SEMUA, mari kita semua ber-Istighfar sebelum pintu
 taubat ditutup oleh si pemilik ampunan.
 
 Mohon maaf kalau saya banyak mengutip perkataan pak Arland sendiri...
 
 Wassalam :)
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland hmd098@ wrote:
 
  Assalamu'alaikum wr. wb
  
  Mumpung lagi berbicara ttg tread penghinaan kepada ulama.
  Supaya pemahaman kita ga kabur antara pengungkapan fakta/riwayat hidup
  dengan suatu penghinaan, Saya ingin bertanya kepada pak Wandy,
  bagaimana BATASAN pernghinaan dalam Agama Islam.
  
  Misalkan penghinaan terhadap sesama muslim, atau lebih khusus lagi
  kepada ulama secara UMUM.
  
  Saya ambil CONTOH  misalkan begini Pak :
  Ustad Anton Medan adalah seorang muballigh, Beliau dulunya seorang
  preman sekaligus penjahat. Banyak sekali kejahatan yang dilakukannya
  antara lain, merampok, membunuh, mengompas hak orang lain. Tapi
  sekarang beliau sudah insyaf dan merubah dirinya menjadi seorang
ustad.
  
  SyeKh Albany, dia adalah seorang kiyai, dulunya dia seorang tukang
  service jam tangan dan weker, konon menurut suatu riwayat, ketika
  setiap kali beristirahat dalam memperbaiki weker2 yang rusak, sambil
  memikirkan pekerjaannya beliau sering membaca buku2 hadits dan mencoba
  mentakhkik hadits sesuai dengan perawinya.
  
  
  ungkapan di atas adalah secara KHosh dengan menyebut namanya langsung,
  apakah ini termasuk suatu penghinahan kepada Beliau?
  
  Ada lagi ungkpan secara Am. misalkan :
  
  Banyak ulama, ustad, kiyai yang mejual ayat demi mencari pembenaran
  diri sendiri.
  
  Ini tidak disebut nama, tapi SECARA UMUM dan berdasarkan Asumsi,
  sehingga terkesan SEMUA Ulama, kiyai, ustad adalah tukang menjaual
  ayat demi mencari pembenaran diri sendiri.
  
  Dari kedua contoh di atas, mana yang menurut anda termasuk katagori
  penghinaan terhadap ulama, pak.
  
  Mohon tausyiahnya.
  
  Wassalam,
  Arland-Jkt.
  
  
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra
  wandysulastra@ wrote:
  
   Untuk pernyataan yang ini saya setuju sekali, janganlah kita yang
   taraf keilmuannya masih sangat minim sekali ini berani menghina
mereka
   para ulama. Ulama disini  bukan hanya Ulama menurut versi kita saja,
   tapi tentunya semua ulama selama mereka masih berpegang kepada
   al-quran dan as-sunnah.
   
   Banyak diantara kita yang begitu berani menghina seorang ulama hanya
   karena beda pemahaman. Pernah di milis ini bahkan sampai ada yang
   berani menghina ulama hanya karena pekerjaan awalnya adalah seorang
   tukang sevis jam, bahkan juga 

Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah Penghinaan kpd Ulama

2008-11-01 Terurut Topik imbuhs
Assalamu'alaikum;

Menghina mungkin lebih dilihat dari intensi-nya.  Kalau pengungkapan 
fakta tujuannya adalah supaya orang dapat belajar, tentu berbeda 
dengan tujuannya untuk merendahkan. Faktanya sama, tetapi muatan 
penyampaiannya berbeda.
Kalau bu Sri menunjukkan kekecewaan terhadap ulama pada umumnya, 
tidak bisa disalahkan sepenuhnya, karena disekitarnya beredar hal 
seperti itu. Tidak ada seorangpun yang bisa mengatur persepsi dan 
penilaian terhadap dirinya.  Kalau ulama memang buruk, yang 
sejatinya menghina adalah dirinya sendiri, kelakuannya, 
kesombongannya, ke-takaburannya.  Orang lain hanya 
memberikan 'label' sesuai dengan persepsinya.  Ulama seharusnya 
selalu ngaca dan introspeksi saja.  Diatas langit masih ada langit.  
Kang Arland juga harus.  Makin tinggi kelasnya, makin tinggi 
ilmunya, harusnya requirement-nya makin tinggi.  
Maaf saya salah satu silent admirer kang Arland.  Tapi sedikit 
kecewa ketika jelas2 menyatakan bahwa ilmu bu Sri masih rendah. Gak 
kelas banget kang Arland menyebutkan hal seperti itu, untuk 
membela 'ulama'.  Ulama tidak perlu dibela, dengan cara merendahkan 
kemampuan orang yang mungkin belum sampai pemahamannya.
It's not fair, not wise.  Banyak cara untuk menunjukkan orang masih 
harus banyak belajar, tetapi tidak dengan menyebutkan seperti itu.
Menurut saya, jika Akang benar berkelas, pasti tidak dengan cara 
seperti itu. Ilmu akang tinggi dan saya kagumi, tetapi tidak berjiwa 
besar, of course. Perdebatan yang beda kelas tapi di hajar juga.  
Akang mestinya menurunkan level-sehingga dalam bahasa yang setara.  
Gak mungkin mudah untuk yang rendah naik, yang ada yang tinggi 
menahan diri. 
Nah, balik lagi ke awal, terserah persepsi akang, kalau menganggap 
saya ilmunya cethek, I don't mind, dan gak penting.  apakah belajar 
sesuatu dalam diskusi ini untuk kepentingan akang sendiri ketimbang 
sibuk menyadarkan kebodohan orang.  Hard skill Kang Arland sih oke, 
tapi soft skill-nya need to be improved.
Mohon maaf bila kurang berkenan

Wassalam
Imbuh


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Assalamu;alaikum Wr. wb.
 
 Riwayat Hidup orang2 besar biasanya memang ditulis secara gamblang 
dan
 panjang lebar oleh dirinya atau oleh murid2 mereka.
 Suatu profesi pekerjaan seseorang belum tentu menghinakan orang
 tersebut di mata orang lain, tergantung siapa yang yang menilai.
 
 Ustad Anton Medan misalnya, beliau bahkan sering mengungkapkan di
 hadapan murid2nya siapa dirinya dahulu sebelum bertaubat.
 Dan beliau bahkan tidak pernah merasa dihina oleh siapapun, 
bilamana
 riwayat hidupnya di masa lalu ditulis di media.
 
 Begitu juga tentang Syekh Albani, riwayat hidup beliau banyak 
ditulis
 di situs-situs islam, dan beliau memang sejak remaja hingga dewasa,
 profesinya memang tukang service jam, dan Beliaupun mungkin seperti
 halnya Ustad Anton Medan, tidak merasa terhina dengan profesinya 
itu,
 hingga menjadikannya seorang yang dikenal di dunia Islam.
 
 Kiayi Abdurrahman Wahid, seorang yang juga terkenal di dunia Islam,
 tidak pernah merasa terhina mengakui dirinya bahwa masa remajanya 
dulu
 adalah satu-satunya orang yang paling nakal diantara saudara
 kandungnya, bahkan beliau untuk menyelesaikan kuliahnya hingga 8 
tahun.
 Tapi apa dia bilang, dengan masa kuliahnya begitu panjang justru
 memberikan dirinya lebih banyak waktu untuk memperdalam ilmunya.
 
 Jadi kalau ada orang yang menggangap ungkapan2/ riwyat hidup secara
 khusus seperti itu dianggap sebagai suatu penghinaan, saya rasa ada
 yang aneh dalam menilai informasi yang didapat. mungkin karena 
terlalu
 terbawa emosi sesaat.
 
 
 Terima kasih bila pak Wandy ga bisa menjelaskan batasan2 penghinaan
 dalam Agama Islam.
 
 Demikian, semoga kedepan kita tidak lagi terlampau emosi dalam
 berdiskusi, khususnya kepada sebagian ummat islam bergaris keras 
ala
 wahabi.
 
 Wassalam,
 Arland-Jkt.
 
 
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra
 wandysulastra@ wrote:
 
  'alaikum salam wr wb,
  
  Jawaban saya singkat saja pak, saya pikir kita semua disini bukan
  orang bodoh yang tidak tahu mana tulisan yang secara jujur 
berniat
  mengungkap fakta atau sejarah seseorang dan mana yang bermaksud
  menghina/melecehkan seseorang.
  
  Ga baik pak, kalau kita melecehkan atau menghina orang yang 
diakui
  oleh orang lain sebagai ulama besar. Karena hal itu justru hanya 
akan
  menunjukkan kalau ilmu yang menempel di kepala kita itu masih 
sangat
  minim.
  
  Jadi disini saya hanya ingin ikut mengingatkan saja, mumpung lagi
  berbicara ttg tread penghinaan kepada ulama. Bukan hanya untuk 
Ibu Sri
  tapi untuk KITA SEMUA, mari kita semua ber-Istighfar sebelum 
pintu
  taubat ditutup oleh si pemilik ampunan.
  
  Mohon maaf kalau saya banyak mengutip perkataan pak Arland 
sendiri...
  
  Wassalam :)
  
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland hmd098@ wrote:
  
   Assalamu'alaikum wr. wb
   
   Mumpung lagi berbicara ttg tread penghinaan kepada ulama.
   Supaya 

Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah Penghinaan kpd Ulama

2008-11-01 Terurut Topik Arland
Wa'alaikum salam wr. wb.

Mba imbuh, saya tidak sedang merendahkan kemampuan pemahaman Ibu Sri,
yang saya sampaikan adalah sebuah kritikan dan teguran secara khusus,
bahwa : ketika menyampaikan sesuatu dalam sebuah diskusi, hendaknya
jangan telampau emosi sehingga bukan point diskusi yang dibicarakan,
tapi malah menghina keberadaan ulama secara umum. saya ulang sekali
lagi SECARA UMUM.
Akhirnya kelihatan sekali bahwa lawan bicara kita asal ngejeplak.

Boleh jadi ibu sri melihat disekitarnya ada ulama yang seperti itu,
mungkin jumlahnya misalkan 10 orang.
Tapi kalau dia sdudah mengungkapkan BANYAK ULAMA itu artinya secara
total adalah hampir keseluruhan, bukan 10 orang lagi.
Karena di negeri kita ulama, ustad, kiyai dan sebagainya itu jumlahnya
sdh jutaan orang.

Saya bukan temasuk dalam bagian dari para ulama, saya hanya seorang
Usahawan, tapi kalau orang2 awam seperti kita sudah menyampaikan
sesuatu keburukan SECARA UMUM dengan mengatakan BANYAK ULAMA bgni dan
bgtu, itu akan mempengaruhi sikap orang2 yang belum mengenal ulama
secara dekat, dan itu akhirnya makin menjauhkan ummat islam dari para
ulama dan ilmu Agama. Karena belum apa2 sudah ada perasaan sindrom.

Pertanyaannya : kenapa ketika ibu Sri menghina SECARA UMUM/BANYAK
ULAMA di forum umum, dianggap sebagai sesuatu yang biasa dan wajar ?
Tapi ketika saya berusaha menyadarkan ibu sri, dengan mengatakan
Minimnya ilmu karena karena ketidak tahuannya, lantas harus dihadapkan
dengan jiwa yang besar ?

Mba imbuh sudah mengatakan saya ga berjiwa besar aja, saya ga marah
dan emosi kok, karena saya memang nyadar bahwa diri saya hanyalah
orang kecil, jadi ga merasa terhina kalau dibilang tidak berjiwa besar.

Bisa difahamin...? :)

Tapi mba Imbuh jangan ikut2an emosi ya mentang2 sama2 cewe... :))

wassalam,
Arland-JKT.



--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, imbuhs [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Assalamu'alaikum;
 
 Menghina mungkin lebih dilihat dari intensi-nya.  Kalau pengungkapan 
 fakta tujuannya adalah supaya orang dapat belajar, tentu berbeda 
 dengan tujuannya untuk merendahkan. Faktanya sama, tetapi muatan 
 penyampaiannya berbeda.
 Kalau bu Sri menunjukkan kekecewaan terhadap ulama pada umumnya, 
 tidak bisa disalahkan sepenuhnya, karena disekitarnya beredar hal 
 seperti itu. Tidak ada seorangpun yang bisa mengatur persepsi dan 
 penilaian terhadap dirinya.  Kalau ulama memang buruk, yang 
 sejatinya menghina adalah dirinya sendiri, kelakuannya, 
 kesombongannya, ke-takaburannya.  Orang lain hanya 
 memberikan 'label' sesuai dengan persepsinya.  Ulama seharusnya 
 selalu ngaca dan introspeksi saja.  Diatas langit masih ada langit.  
 Kang Arland juga harus.  Makin tinggi kelasnya, makin tinggi 
 ilmunya, harusnya requirement-nya makin tinggi.  
 Maaf saya salah satu silent admirer kang Arland.  Tapi sedikit 
 kecewa ketika jelas2 menyatakan bahwa ilmu bu Sri masih rendah. Gak 
 kelas banget kang Arland menyebutkan hal seperti itu, untuk 
 membela 'ulama'.  Ulama tidak perlu dibela, dengan cara merendahkan 
 kemampuan orang yang mungkin belum sampai pemahamannya.
 It's not fair, not wise.  Banyak cara untuk menunjukkan orang masih 
 harus banyak belajar, tetapi tidak dengan menyebutkan seperti itu.
 Menurut saya, jika Akang benar berkelas, pasti tidak dengan cara 
 seperti itu. Ilmu akang tinggi dan saya kagumi, tetapi tidak berjiwa 
 besar, of course. Perdebatan yang beda kelas tapi di hajar juga.  
 Akang mestinya menurunkan level-sehingga dalam bahasa yang setara.  
 Gak mungkin mudah untuk yang rendah naik, yang ada yang tinggi 
 menahan diri. 
 Nah, balik lagi ke awal, terserah persepsi akang, kalau menganggap 
 saya ilmunya cethek, I don't mind, dan gak penting.  apakah belajar 
 sesuatu dalam diskusi ini untuk kepentingan akang sendiri ketimbang 
 sibuk menyadarkan kebodohan orang.  Hard skill Kang Arland sih oke, 
 tapi soft skill-nya need to be improved.
 Mohon maaf bila kurang berkenan
 
 Wassalam
 Imbuh
 
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland hmd098@ wrote:
 
  Assalamu;alaikum Wr. wb.
  
  Riwayat Hidup orang2 besar biasanya memang ditulis secara gamblang 
 dan
  panjang lebar oleh dirinya atau oleh murid2 mereka.
  Suatu profesi pekerjaan seseorang belum tentu menghinakan orang
  tersebut di mata orang lain, tergantung siapa yang yang menilai.
  
  Ustad Anton Medan misalnya, beliau bahkan sering mengungkapkan di
  hadapan murid2nya siapa dirinya dahulu sebelum bertaubat.
  Dan beliau bahkan tidak pernah merasa dihina oleh siapapun, 
 bilamana
  riwayat hidupnya di masa lalu ditulis di media.
  
  Begitu juga tentang Syekh Albani, riwayat hidup beliau banyak 
 ditulis
  di situs-situs islam, dan beliau memang sejak remaja hingga dewasa,
  profesinya memang tukang service jam, dan Beliaupun mungkin seperti
  halnya Ustad Anton Medan, tidak merasa terhina dengan profesinya 
 itu,
  hingga menjadikannya seorang yang dikenal di dunia Islam.
  
  Kiayi Abdurrahman Wahid, seorang yang juga terkenal di dunia Islam,
  tidak pernah 

Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah Penghinaan kpd Ulama

2008-11-01 Terurut Topik wandysulastra
'alaikum salam wr wb,

Oh iya, tentu mengenai riwayat al-albani yang mantan tukang service
jam memang kita semua sudah tahu, karena banyak tertulis di Internet.
Dan itu bukan suatu aib yg harus ditutupi, apa ada yang salah jika
seorang ulama itu mantan tukang service jam? Salah seorang sahabat
Nabi saja yaitu Umar bin Khattab dulunya adalah seorang pemabuk berat
kok... Tapi dengan kehendak Allah Umar bin khattab kemudian menjadi
seorang Khalifah yang termasuk kedalam Khulafa'ur Rasyidin. Begitu
juga dengan al-albani yang mantan tukang service jam, jadi bukanlah
tidak mungkin kalau Allah berkehendak memberikan ilmu dan kepahaman
kepadanya.

Yg saya maksud disini adalah pernah ada di milis ini yang berkomentar
merendahkan keilmuan al-albani hanya krn beliau dulunya tukang service
jam. Padahal Ulama-ulama sekelasnya saja mengakui keilmuannya kok, lah
kita yg awam kok berani merendahkan beliau. 

Jadi jangan emosi dulu pak (atau merasa? :)), saya hanya sekedar
mengingatkan kembali, siapa tahu kita dulu ada yang khilaf, jadi mari
kita semua bertaubat... Bukan hanya yg menghina al-albani, tapi juga
seperti Imam Ghazali, Syekh Qardhawi, Syeikh Bin Baz dll... Mereka
semua adalah ulama2 besar yang sungguh tidak layak dihina, dilecehkan,
atau di-diskreditkan oleh kita yang tingkat keilmuannya jauh2 di bawah
mereka semua. Kalau kita tidak setuju dengan pendapatnya ya cukup
tinggalkan, ga perlu kasih komentar macam2 yang justru hanya akan
menunjukkan kebodohan kita saja.

Setuju, atau ada yg salah dengan ajakan saya ini?

Wssalam 

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Assalamu;alaikum Wr. wb.
 
 Riwayat Hidup orang2 besar biasanya memang ditulis secara gamblang dan
 panjang lebar oleh dirinya atau oleh murid2 mereka.
 Suatu profesi pekerjaan seseorang belum tentu menghinakan orang
 tersebut di mata orang lain, tergantung siapa yang yang menilai.
 
 Ustad Anton Medan misalnya, beliau bahkan sering mengungkapkan di
 hadapan murid2nya siapa dirinya dahulu sebelum bertaubat.
 Dan beliau bahkan tidak pernah merasa dihina oleh siapapun, bilamana
 riwayat hidupnya di masa lalu ditulis di media.
 
 Begitu juga tentang Syekh Albani, riwayat hidup beliau banyak ditulis
 di situs-situs islam, dan beliau memang sejak remaja hingga dewasa,
 profesinya memang tukang service jam, dan Beliaupun mungkin seperti
 halnya Ustad Anton Medan, tidak merasa terhina dengan profesinya itu,
 hingga menjadikannya seorang yang dikenal di dunia Islam.
 
 Kiayi Abdurrahman Wahid, seorang yang juga terkenal di dunia Islam,
 tidak pernah merasa terhina mengakui dirinya bahwa masa remajanya dulu
 adalah satu-satunya orang yang paling nakal diantara saudara
 kandungnya, bahkan beliau untuk menyelesaikan kuliahnya hingga 8 tahun.
 Tapi apa dia bilang, dengan masa kuliahnya begitu panjang justru
 memberikan dirinya lebih banyak waktu untuk memperdalam ilmunya.
 
 Jadi kalau ada orang yang menggangap ungkapan2/ riwyat hidup secara
 khusus seperti itu dianggap sebagai suatu penghinaan, saya rasa ada
 yang aneh dalam menilai informasi yang didapat. mungkin karena terlalu
 terbawa emosi sesaat.
 
 
 Terima kasih bila pak Wandy ga bisa menjelaskan batasan2 penghinaan
 dalam Agama Islam.
 
 Demikian, semoga kedepan kita tidak lagi terlampau emosi dalam
 berdiskusi, khususnya kepada sebagian ummat islam bergaris keras ala
 wahabi.
 
 Wassalam,
 Arland-Jkt.
 
 
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra
 wandysulastra@ wrote:
 
  'alaikum salam wr wb,
  
  Jawaban saya singkat saja pak, saya pikir kita semua disini bukan
  orang bodoh yang tidak tahu mana tulisan yang secara jujur berniat
  mengungkap fakta atau sejarah seseorang dan mana yang bermaksud
  menghina/melecehkan seseorang.
  
  Ga baik pak, kalau kita melecehkan atau menghina orang yang diakui
  oleh orang lain sebagai ulama besar. Karena hal itu justru hanya akan
  menunjukkan kalau ilmu yang menempel di kepala kita itu masih sangat
  minim.
  
  Jadi disini saya hanya ingin ikut mengingatkan saja, mumpung lagi
  berbicara ttg tread penghinaan kepada ulama. Bukan hanya untuk Ibu Sri
  tapi untuk KITA SEMUA, mari kita semua ber-Istighfar sebelum pintu
  taubat ditutup oleh si pemilik ampunan.
  
  Mohon maaf kalau saya banyak mengutip perkataan pak Arland sendiri...
  
  Wassalam :)
  
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland hmd098@ wrote:
  
   Assalamu'alaikum wr. wb
   
   Mumpung lagi berbicara ttg tread penghinaan kepada ulama.
   Supaya pemahaman kita ga kabur antara pengungkapan fakta/riwayat
hidup
   dengan suatu penghinaan, Saya ingin bertanya kepada pak Wandy,
   bagaimana BATASAN pernghinaan dalam Agama Islam.
   
   Misalkan penghinaan terhadap sesama muslim, atau lebih khusus lagi
   kepada ulama secara UMUM.
   
   Saya ambil CONTOH  misalkan begini Pak :
   Ustad Anton Medan adalah seorang muballigh, Beliau dulunya seorang
   preman sekaligus penjahat. Banyak sekali kejahatan yang dilakukannya
   antara lain, merampok,