Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah Penghinaan kpd Ulama
kepada temen temen semua,,, kayaknya kita debat bukan maksud merendahkan ULAMA,, bapak ARLAND dan kawan kawan,, sampai detik ini saya juga masih belajar,, terima kasih buat bpk imbuh yang udah menjelaskan panjang lebar,,, pertama saya hanya mengulas: Tujuan/Niat Nikah seorang HABIB yaang nota bene ilmunya tinggi,, tentu lebih paham dari pada orang yanggak berilmu seperti saya,, saya tidak memasalahkan bayi itu mau bilangya atau tidakk, toh orang tuanya menjetujui pernikahan itu,, say hanya bertanya... apa sih tujuan nikah,, bukankah banyak temen yang mengulas,, soal tujuan pernikahan.. bukan sekedar menghindari FITNAH kan,, saya hanya ingin kepada yang punya ilmu tinggi, terutama temen temen,, yang di milist,, mohon,,, bisa fair dalam diskusi,, ,, kalau aad seorangkyai, ulama, ataupun ustadz apa semua jamin mereka bersih dari dosa,, kalau mereka bersalah,, bukankah seperti kita gak berhak menegur..???kanapa semua pada menutup mata,, apa yang di katakan A oleh ulama.Kyai,Ustad, A, apa yang di ktakana B ya B, ,, tidakbolehkah kita bertanya kenapa begini dan begituapalagi cara si bapak arland untuk menjawab sebuah kasus terlihat tendensius dan perpihjak,, makanya tidak banyak ulama/kyai atau pemukan agama pada di beli sama partai,, karena santrinya di suruh A ya A suruh B ya B,, jadi tolong kita belajar membuka semuah kebenaran adalah kebenaran dan mengakui sebuah kekeliruan itu sangat arif, dan gak perlu malu,, dan tidak ada sedikitpun saya untuk meendahkan ulama,, karena ulama sejati tentu sikapnya akan di jaka, dalam kesehariannya,,beginilah caranya ,, kalau kaum muslim mau di segani oleh kaum non muslim.. bagiamana kita bersahaja,,kalau kita sendiri nggak ebrani mengakui kesalahan diri sendiri.makasih temen temen yang mengerti akan maksud tulisan ku,, mungkin yang gak bisa berani kebenaran adalah orang orang yang masih takut kehormatannya akan turun,, padahal kalau ALlah mau buka AIB kita,, banyak sekali orang munafik di sekitar kita,, cuma mereka tidak merasa kan bahwa sebenarnya orang lain tahu apa yang telah mereka perbuat.makasih mas imbuh semoga penjelaan mas imbuh bisa di mnegerti olehorang lain yang mungkin susah menerima kritik ,, --- Pada Ming, 2/11/08, imbuhs [EMAIL PROTECTED] menulis: Dari: imbuhs [EMAIL PROTECTED] Topik: Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah Penghinaan kpd Ulama Kepada: keluarga-islam@yahoogroups.com Tanggal: Minggu, 2 November, 2008, 8:03 AM Assalamu'alaikum; Menghina mungkin lebih dilihat dari intensi-nya. Kalau pengungkapan fakta tujuannya adalah supaya orang dapat belajar, tentu berbeda dengan tujuannya untuk merendahkan. Faktanya sama, tetapi muatan penyampaiannya berbeda. Kalau bu Sri menunjukkan kekecewaan terhadap ulama pada umumnya, tidak bisa disalahkan sepenuhnya, karena disekitarnya beredar hal seperti itu. Tidak ada seorangpun yang bisa mengatur persepsi dan penilaian terhadap dirinya. Kalau ulama memang buruk, yang sejatinya menghina adalah dirinya sendiri, kelakuannya, kesombongannya, ke-takaburannya. Orang lain hanya memberikan 'label' sesuai dengan persepsinya. Ulama seharusnya selalu ngaca dan introspeksi saja. Diatas langit masih ada langit. Kang Arland juga harus. Makin tinggi kelasnya, makin tinggi ilmunya, harusnya requirement- nya makin tinggi. Maaf saya salah satu silent admirer kang Arland. Tapi sedikit kecewa ketika jelas2 menyatakan bahwa ilmu bu Sri masih rendah. Gak kelas banget kang Arland menyebutkan hal seperti itu, untuk membela 'ulama'. Ulama tidak perlu dibela, dengan cara merendahkan kemampuan orang yang mungkin belum sampai pemahamannya. It's not fair, not wise. Banyak cara untuk menunjukkan orang masih harus banyak belajar, tetapi tidak dengan menyebutkan seperti itu. Menurut saya, jika Akang benar berkelas, pasti tidak dengan cara seperti itu. Ilmu akang tinggi dan saya kagumi, tetapi tidak berjiwa besar, of course. Perdebatan yang beda kelas tapi di hajar juga. Akang mestinya menurunkan level-sehingga dalam bahasa yang setara. Gak mungkin mudah untuk yang rendah naik, yang ada yang tinggi menahan diri. Nah, balik lagi ke awal, terserah persepsi akang, kalau menganggap saya ilmunya cethek, I don't mind, dan gak penting. apakah belajar sesuatu dalam diskusi ini untuk kepentingan akang sendiri ketimbang sibuk menyadarkan kebodohan orang. Hard skill Kang Arland sih oke, tapi soft skill-nya need to be improved. Mohon maaf bila kurang berkenan Wassalam Imbuh --- In keluarga-islam@ yahoogroups. com, Arland [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu;alaikum Wr. wb. Riwayat Hidup orang2 besar biasanya memang ditulis secara gamblang dan panjang lebar oleh dirinya atau oleh murid2 mereka. Suatu profesi pekerjaan seseorang belum tentu menghinakan orang tersebut di mata orang lain, tergantung siapa yang yang menilai. Ustad Anton Medan misalnya, beliau bahkan
Re: Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah Penghinaan kpd Ulama
jaman skrg klu sudah banyak pengikutnya plus banyak harta, sebutan itu bisa kapan saja dapat. tinggal buat pondok pesantren, trs bagi2 sebagian kecil hartanya kpd rakyat, trs punya pengawal buaanyak. Artis jg bisa jadi gituan, politikus juga bisa, pedagang jg bisa, dukun jg bisa, kepala suku juga bisa, budayawan jg bisa, seniman jg bisa, paranormal jg bisa sebut sendiri deh 2008/11/3 Fani Dhuha [EMAIL PROTECTED] *Kenapa seseorang bisa disebut ulama?? ustadz?? kyai?? Syekh??* -- *From:* Arland [EMAIL PROTECTED] *To:* keluarga-islam@yahoogroups.com *Sent:* Sunday, 2 November 2008 1:03:48 *Subject:* Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah Penghinaan kpd Ulama Assalamu;alaikum Wr. wb. Riwayat Hidup orang2 besar biasanya memang ditulis secara gamblang dan panjang lebar oleh dirinya atau oleh murid2 mereka. Suatu profesi pekerjaan seseorang belum tentu menghinakan orang tersebut di mata orang lain, tergantung siapa yang yang menilai. Ustad Anton Medan misalnya, beliau bahkan sering mengungkapkan di hadapan murid2nya siapa dirinya dahulu sebelum bertaubat. Dan beliau bahkan tidak pernah merasa dihina oleh siapapun, bilamana riwayat hidupnya di masa lalu ditulis di media. Begitu juga tentang Syekh Albani, riwayat hidup beliau banyak ditulis di situs-situs islam, dan beliau memang sejak remaja hingga dewasa, profesinya memang tukang service jam, dan Beliaupun mungkin seperti halnya Ustad Anton Medan, tidak merasa terhina dengan profesinya itu, hingga menjadikannya seorang yang dikenal di dunia Islam. Kiayi Abdurrahman Wahid, seorang yang juga terkenal di dunia Islam, tidak pernah merasa terhina mengakui dirinya bahwa masa remajanya dulu adalah satu-satunya orang yang paling nakal diantara saudara kandungnya, bahkan beliau untuk menyelesaikan kuliahnya hingga 8 tahun. Tapi apa dia bilang, dengan masa kuliahnya begitu panjang justru memberikan dirinya lebih banyak waktu untuk memperdalam ilmunya. Jadi kalau ada orang yang menggangap ungkapan2/ riwyat hidup secara khusus seperti itu dianggap sebagai suatu penghinaan, saya rasa ada yang aneh dalam menilai informasi yang didapat. mungkin karena terlalu terbawa emosi sesaat. Terima kasih bila pak Wandy ga bisa menjelaskan batasan2 penghinaan dalam Agama Islam. Demikian, semoga kedepan kita tidak lagi terlampau emosi dalam berdiskusi, khususnya kepada sebagian ummat islam bergaris keras ala wahabi. Wassalam, Arland-Jkt. --- In keluarga-islam@ yahoogroups. com keluarga-islam%40yahoogroups.com, wandysulastra wandysulastra@ ... wrote: 'alaikum salam wr wb, Jawaban saya singkat saja pak, saya pikir kita semua disini bukan orang bodoh yang tidak tahu mana tulisan yang secara jujur berniat mengungkap fakta atau sejarah seseorang dan mana yang bermaksud menghina/melecehkan seseorang. Ga baik pak, kalau kita melecehkan atau menghina orang yang diakui oleh orang lain sebagai ulama besar. Karena hal itu justru hanya akan menunjukkan kalau ilmu yang menempel di kepala kita itu masih sangat minim. Jadi disini saya hanya ingin ikut mengingatkan saja, mumpung lagi berbicara ttg tread penghinaan kepada ulama. Bukan hanya untuk Ibu Sri tapi untuk KITA SEMUA, mari kita semua ber-Istighfar sebelum pintu taubat ditutup oleh si pemilik ampunan. Mohon maaf kalau saya banyak mengutip perkataan pak Arland sendiri... Wassalam :) --- In keluarga-islam@ yahoogroups. comkeluarga-islam%40yahoogroups.com, Arland hmd098@ wrote: Assalamu'alaikum wr. wb Mumpung lagi berbicara ttg tread penghinaan kepada ulama. Supaya pemahaman kita ga kabur antara pengungkapan fakta/riwayat hidup dengan suatu penghinaan, Saya ingin bertanya kepada pak Wandy, bagaimana BATASAN pernghinaan dalam Agama Islam. Misalkan penghinaan terhadap sesama muslim, atau lebih khusus lagi kepada ulama secara UMUM. Saya ambil CONTOH misalkan begini Pak : Ustad Anton Medan adalah seorang muballigh, Beliau dulunya seorang preman sekaligus penjahat. Banyak sekali kejahatan yang dilakukannya antara lain, merampok, membunuh, mengompas hak orang lain. Tapi sekarang beliau sudah insyaf dan merubah dirinya menjadi seorang ustad. SyeKh Albany, dia adalah seorang kiyai, dulunya dia seorang tukang service jam tangan dan weker, konon menurut suatu riwayat, ketika setiap kali beristirahat dalam memperbaiki weker2 yang rusak, sambil memikirkan pekerjaannya beliau sering membaca buku2 hadits dan mencoba mentakhkik hadits sesuai dengan perawinya. ungkapan di atas adalah secara KHosh dengan menyebut namanya langsung, apakah ini termasuk suatu penghinahan kepada Beliau? Ada lagi ungkpan secara Am. misalkan : Banyak ulama, ustad, kiyai yang mejual ayat demi mencari pembenaran diri sendiri. Ini tidak disebut nama, tapi SECARA UMUM dan berdasarkan Asumsi, sehingga terkesan SEMUA Ulama, kiyai, ustad adalah tukang
Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah Penghinaan kpd Ulama
Assalamu'alaikum wr. wb. Alhamdulillah, Wasyukurillah... ternyata pak Wandy kini hatinya sudah terbuka untuk menerima kebenaran, setelah dijelaskan secara panjang lebar tentang riwayar hidup orang2 terkenal itu bukan suatu penghinaan. Ternyata memang benar, kalau kita berdiskusi dengan tidak emosi, kita bisa berfikir dengan jernih, dan kita memahami apa yang disampaikan oleh lawan diskusi kita. Terima kasih, Wassalam, Arland - JKT. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: 'alaikum salam wr wb, Oh iya, tentu mengenai riwayat al-albani yang mantan tukang service jam memang kita semua sudah tahu, karena banyak tertulis di Internet. Dan itu bukan suatu aib yg harus ditutupi, apa ada yang salah jika seorang ulama itu mantan tukang service jam? Salah seorang sahabat Nabi saja yaitu Umar bin Khattab dulunya adalah seorang pemabuk berat kok... Tapi dengan kehendak Allah Umar bin khattab kemudian menjadi seorang Khalifah yang termasuk kedalam Khulafa'ur Rasyidin. Begitu juga dengan al-albani yang mantan tukang service jam, jadi bukanlah tidak mungkin kalau Allah berkehendak memberikan ilmu dan kepahaman kepadanya. Yg saya maksud disini adalah pernah ada di milis ini yang berkomentar merendahkan keilmuan al-albani hanya krn beliau dulunya tukang service jam. Padahal Ulama-ulama sekelasnya saja mengakui keilmuannya kok, lah kita yg awam kok berani merendahkan beliau. Jadi jangan emosi dulu pak (atau merasa? :)), saya hanya sekedar mengingatkan kembali, siapa tahu kita dulu ada yang khilaf, jadi mari kita semua bertaubat... Bukan hanya yg menghina al-albani, tapi juga seperti Imam Ghazali, Syekh Qardhawi, Syeikh Bin Baz dll... Mereka semua adalah ulama2 besar yang sungguh tidak layak dihina, dilecehkan, atau di-diskreditkan oleh kita yang tingkat keilmuannya jauh2 di bawah mereka semua. Kalau kita tidak setuju dengan pendapatnya ya cukup tinggalkan, ga perlu kasih komentar macam2 yang justru hanya akan menunjukkan kebodohan kita saja. Setuju, atau ada yg salah dengan ajakan saya ini? Wssalam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland hmd098@ wrote: Assalamu;alaikum Wr. wb. Riwayat Hidup orang2 besar biasanya memang ditulis secara gamblang dan panjang lebar oleh dirinya atau oleh murid2 mereka. Suatu profesi pekerjaan seseorang belum tentu menghinakan orang tersebut di mata orang lain, tergantung siapa yang yang menilai. Ustad Anton Medan misalnya, beliau bahkan sering mengungkapkan di hadapan murid2nya siapa dirinya dahulu sebelum bertaubat. Dan beliau bahkan tidak pernah merasa dihina oleh siapapun, bilamana riwayat hidupnya di masa lalu ditulis di media. Begitu juga tentang Syekh Albani, riwayat hidup beliau banyak ditulis di situs-situs islam, dan beliau memang sejak remaja hingga dewasa, profesinya memang tukang service jam, dan Beliaupun mungkin seperti halnya Ustad Anton Medan, tidak merasa terhina dengan profesinya itu, hingga menjadikannya seorang yang dikenal di dunia Islam. Kiayi Abdurrahman Wahid, seorang yang juga terkenal di dunia Islam, tidak pernah merasa terhina mengakui dirinya bahwa masa remajanya dulu adalah satu-satunya orang yang paling nakal diantara saudara kandungnya, bahkan beliau untuk menyelesaikan kuliahnya hingga 8 tahun. Tapi apa dia bilang, dengan masa kuliahnya begitu panjang justru memberikan dirinya lebih banyak waktu untuk memperdalam ilmunya. Jadi kalau ada orang yang menggangap ungkapan2/ riwyat hidup secara khusus seperti itu dianggap sebagai suatu penghinaan, saya rasa ada yang aneh dalam menilai informasi yang didapat. mungkin karena terlalu terbawa emosi sesaat. Terima kasih bila pak Wandy ga bisa menjelaskan batasan2 penghinaan dalam Agama Islam. Demikian, semoga kedepan kita tidak lagi terlampau emosi dalam berdiskusi, khususnya kepada sebagian ummat islam bergaris keras ala wahabi. Wassalam, Arland-Jkt. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra wandysulastra@ wrote: 'alaikum salam wr wb, Jawaban saya singkat saja pak, saya pikir kita semua disini bukan orang bodoh yang tidak tahu mana tulisan yang secara jujur berniat mengungkap fakta atau sejarah seseorang dan mana yang bermaksud menghina/melecehkan seseorang. Ga baik pak, kalau kita melecehkan atau menghina orang yang diakui oleh orang lain sebagai ulama besar. Karena hal itu justru hanya akan menunjukkan kalau ilmu yang menempel di kepala kita itu masih sangat minim. Jadi disini saya hanya ingin ikut mengingatkan saja, mumpung lagi berbicara ttg tread penghinaan kepada ulama. Bukan hanya untuk Ibu Sri tapi untuk KITA SEMUA, mari kita semua ber-Istighfar sebelum pintu taubat ditutup oleh si pemilik ampunan. Mohon maaf kalau saya banyak mengutip perkataan pak Arland sendiri... Wassalam :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland hmd098@ wrote:
Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah Penghinaan kpd Ulama
Assalamu'alaikum; hehehe, saya cuma nonton kok, just want to know dikit apakah kang arland sensi dibilang tidak berjiwa besar, dan berjiwa besar atau tidak itu urusan kang arland, bukan urusan penonton. Silakan diterusin diskusi dengan yang lain. Ngomong2 sebagai usahawan bisa share mengenaiusaha? Saya mengenal seseorang bolak balik bangkrut, dan tadi dapat forward sms dia dari boss saya, saya kutip as it is: Maaf klw sy slalu crita tth ujian hidup. Saat ini istri sy mnuntut cerai anak sy ptus sekolah. Jk ibu msh berkenan sy sngat mhrpkan skali bantuannya. dan boss saya jawab Anaknya sy jadikan anak asuk, sekolah sy yng bayarin; jgn putus sekolah. Orang ini lokasinya di bojong-depok jawa barat. Jika Kang Arland tertarik, silakan bantubantu dong, please... Wassalam IS --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland [EMAIL PROTECTED] wrote: Wa'alaikum salam wr. wb. Mba imbuh, saya tidak sedang merendahkan kemampuan pemahaman Ibu Sri, yang saya sampaikan adalah sebuah kritikan dan teguran secara khusus, bahwa : ketika menyampaikan sesuatu dalam sebuah diskusi, hendaknya jangan telampau emosi sehingga bukan point diskusi yang dibicarakan, tapi malah menghina keberadaan ulama secara umum. saya ulang sekali lagi SECARA UMUM. Akhirnya kelihatan sekali bahwa lawan bicara kita asal ngejeplak. Boleh jadi ibu sri melihat disekitarnya ada ulama yang seperti itu, mungkin jumlahnya misalkan 10 orang. Tapi kalau dia sdudah mengungkapkan BANYAK ULAMA itu artinya secara total adalah hampir keseluruhan, bukan 10 orang lagi. Karena di negeri kita ulama, ustad, kiyai dan sebagainya itu jumlahnya sdh jutaan orang. Saya bukan temasuk dalam bagian dari para ulama, saya hanya seorang Usahawan, tapi kalau orang2 awam seperti kita sudah menyampaikan sesuatu keburukan SECARA UMUM dengan mengatakan BANYAK ULAMA bgni dan bgtu, itu akan mempengaruhi sikap orang2 yang belum mengenal ulama secara dekat, dan itu akhirnya makin menjauhkan ummat islam dari para ulama dan ilmu Agama. Karena belum apa2 sudah ada perasaan sindrom. Pertanyaannya : kenapa ketika ibu Sri menghina SECARA UMUM/BANYAK ULAMA di forum umum, dianggap sebagai sesuatu yang biasa dan wajar ? Tapi ketika saya berusaha menyadarkan ibu sri, dengan mengatakan Minimnya ilmu karena karena ketidak tahuannya, lantas harus dihadapkan dengan jiwa yang besar ? Mba imbuh sudah mengatakan saya ga berjiwa besar aja, saya ga marah dan emosi kok, karena saya memang nyadar bahwa diri saya hanyalah orang kecil, jadi ga merasa terhina kalau dibilang tidak berjiwa besar. Bisa difahamin...? :) Tapi mba Imbuh jangan ikut2an emosi ya mentang2 sama2 cewe... :)) wassalam, Arland-JKT. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, imbuhs imbuhs@ wrote: Assalamu'alaikum; Menghina mungkin lebih dilihat dari intensi-nya. Kalau pengungkapan fakta tujuannya adalah supaya orang dapat belajar, tentu berbeda dengan tujuannya untuk merendahkan. Faktanya sama, tetapi muatan penyampaiannya berbeda. Kalau bu Sri menunjukkan kekecewaan terhadap ulama pada umumnya, tidak bisa disalahkan sepenuhnya, karena disekitarnya beredar hal seperti itu. Tidak ada seorangpun yang bisa mengatur persepsi dan penilaian terhadap dirinya. Kalau ulama memang buruk, yang sejatinya menghina adalah dirinya sendiri, kelakuannya, kesombongannya, ke-takaburannya. Orang lain hanya memberikan 'label' sesuai dengan persepsinya. Ulama seharusnya selalu ngaca dan introspeksi saja. Diatas langit masih ada langit. Kang Arland juga harus. Makin tinggi kelasnya, makin tinggi ilmunya, harusnya requirement-nya makin tinggi. Maaf saya salah satu silent admirer kang Arland. Tapi sedikit kecewa ketika jelas2 menyatakan bahwa ilmu bu Sri masih rendah. Gak kelas banget kang Arland menyebutkan hal seperti itu, untuk membela 'ulama'. Ulama tidak perlu dibela, dengan cara merendahkan kemampuan orang yang mungkin belum sampai pemahamannya. It's not fair, not wise. Banyak cara untuk menunjukkan orang masih harus banyak belajar, tetapi tidak dengan menyebutkan seperti itu. Menurut saya, jika Akang benar berkelas, pasti tidak dengan cara seperti itu. Ilmu akang tinggi dan saya kagumi, tetapi tidak berjiwa besar, of course. Perdebatan yang beda kelas tapi di hajar juga. Akang mestinya menurunkan level-sehingga dalam bahasa yang setara. Gak mungkin mudah untuk yang rendah naik, yang ada yang tinggi menahan diri. Nah, balik lagi ke awal, terserah persepsi akang, kalau menganggap saya ilmunya cethek, I don't mind, dan gak penting. apakah belajar sesuatu dalam diskusi ini untuk kepentingan akang sendiri ketimbang sibuk menyadarkan kebodohan orang. Hard skill Kang Arland sih oke, tapi soft skill-nya need to be improved. Mohon maaf bila kurang berkenan Wassalam Imbuh --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland hmd098@ wrote:
Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah Penghinaan kpd Ulama
'alaikum salam wr wb, alhamdulillah pak, pintu hati saya sudah terbuka, kini saya sudah kembali ke jalan yg lurus setelah berdiskusi dgn pak Arland yang dalam ilmunya, bijaksana, berhati jernih, dan selalu memahami apa yang disampaikan oleh lawan diskusinya. Wassalam :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum wr. wb. Alhamdulillah, Wasyukurillah... ternyata pak Wandy kini hatinya sudah terbuka untuk menerima kebenaran, setelah dijelaskan secara panjang lebar tentang riwayar hidup orang2 terkenal itu bukan suatu penghinaan. Ternyata memang benar, kalau kita berdiskusi dengan tidak emosi, kita bisa berfikir dengan jernih, dan kita memahami apa yang disampaikan oleh lawan diskusi kita. Terima kasih, Wassalam, Arland - JKT. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra wandysulastra@ wrote: 'alaikum salam wr wb, Oh iya, tentu mengenai riwayat al-albani yang mantan tukang service jam memang kita semua sudah tahu, karena banyak tertulis di Internet. Dan itu bukan suatu aib yg harus ditutupi, apa ada yang salah jika seorang ulama itu mantan tukang service jam? Salah seorang sahabat Nabi saja yaitu Umar bin Khattab dulunya adalah seorang pemabuk berat kok... Tapi dengan kehendak Allah Umar bin khattab kemudian menjadi seorang Khalifah yang termasuk kedalam Khulafa'ur Rasyidin. Begitu juga dengan al-albani yang mantan tukang service jam, jadi bukanlah tidak mungkin kalau Allah berkehendak memberikan ilmu dan kepahaman kepadanya. Yg saya maksud disini adalah pernah ada di milis ini yang berkomentar merendahkan keilmuan al-albani hanya krn beliau dulunya tukang service jam. Padahal Ulama-ulama sekelasnya saja mengakui keilmuannya kok, lah kita yg awam kok berani merendahkan beliau. Jadi jangan emosi dulu pak (atau merasa? :)), saya hanya sekedar mengingatkan kembali, siapa tahu kita dulu ada yang khilaf, jadi mari kita semua bertaubat... Bukan hanya yg menghina al-albani, tapi juga seperti Imam Ghazali, Syekh Qardhawi, Syeikh Bin Baz dll... Mereka semua adalah ulama2 besar yang sungguh tidak layak dihina, dilecehkan, atau di-diskreditkan oleh kita yang tingkat keilmuannya jauh2 di bawah mereka semua. Kalau kita tidak setuju dengan pendapatnya ya cukup tinggalkan, ga perlu kasih komentar macam2 yang justru hanya akan menunjukkan kebodohan kita saja. Setuju, atau ada yg salah dengan ajakan saya ini? Wssalam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland hmd098@ wrote: Assalamu;alaikum Wr. wb. Riwayat Hidup orang2 besar biasanya memang ditulis secara gamblang dan panjang lebar oleh dirinya atau oleh murid2 mereka. Suatu profesi pekerjaan seseorang belum tentu menghinakan orang tersebut di mata orang lain, tergantung siapa yang yang menilai. Ustad Anton Medan misalnya, beliau bahkan sering mengungkapkan di hadapan murid2nya siapa dirinya dahulu sebelum bertaubat. Dan beliau bahkan tidak pernah merasa dihina oleh siapapun, bilamana riwayat hidupnya di masa lalu ditulis di media. Begitu juga tentang Syekh Albani, riwayat hidup beliau banyak ditulis di situs-situs islam, dan beliau memang sejak remaja hingga dewasa, profesinya memang tukang service jam, dan Beliaupun mungkin seperti halnya Ustad Anton Medan, tidak merasa terhina dengan profesinya itu, hingga menjadikannya seorang yang dikenal di dunia Islam. Kiayi Abdurrahman Wahid, seorang yang juga terkenal di dunia Islam, tidak pernah merasa terhina mengakui dirinya bahwa masa remajanya dulu adalah satu-satunya orang yang paling nakal diantara saudara kandungnya, bahkan beliau untuk menyelesaikan kuliahnya hingga 8 tahun. Tapi apa dia bilang, dengan masa kuliahnya begitu panjang justru memberikan dirinya lebih banyak waktu untuk memperdalam ilmunya. Jadi kalau ada orang yang menggangap ungkapan2/ riwyat hidup secara khusus seperti itu dianggap sebagai suatu penghinaan, saya rasa ada yang aneh dalam menilai informasi yang didapat. mungkin karena terlalu terbawa emosi sesaat. Terima kasih bila pak Wandy ga bisa menjelaskan batasan2 penghinaan dalam Agama Islam. Demikian, semoga kedepan kita tidak lagi terlampau emosi dalam berdiskusi, khususnya kepada sebagian ummat islam bergaris keras ala wahabi. Wassalam, Arland-Jkt. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra wandysulastra@ wrote: 'alaikum salam wr wb, Jawaban saya singkat saja pak, saya pikir kita semua disini bukan orang bodoh yang tidak tahu mana tulisan yang secara jujur berniat mengungkap fakta atau sejarah seseorang dan mana yang bermaksud menghina/melecehkan seseorang. Ga baik pak, kalau kita melecehkan atau menghina orang yang diakui oleh orang lain sebagai ulama besar. Karena hal itu justru hanya akan menunjukkan kalau ilmu yang menempel di kepala
Re: Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah Penghinaan kpd Ulama
Kenapa seseorang bisa disebut ulama?? ustadz?? kyai?? Syekh?? From: Arland [EMAIL PROTECTED] To: keluarga-islam@yahoogroups.com Sent: Sunday, 2 November 2008 1:03:48 Subject: Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah Penghinaan kpd Ulama Assalamu;alaikum Wr. wb. Riwayat Hidup orang2 besar biasanya memang ditulis secara gamblang dan panjang lebar oleh dirinya atau oleh murid2 mereka. Suatu profesi pekerjaan seseorang belum tentu menghinakan orang tersebut di mata orang lain, tergantung siapa yang yang menilai. Ustad Anton Medan misalnya, beliau bahkan sering mengungkapkan di hadapan murid2nya siapa dirinya dahulu sebelum bertaubat. Dan beliau bahkan tidak pernah merasa dihina oleh siapapun, bilamana riwayat hidupnya di masa lalu ditulis di media. Begitu juga tentang Syekh Albani, riwayat hidup beliau banyak ditulis di situs-situs islam, dan beliau memang sejak remaja hingga dewasa, profesinya memang tukang service jam, dan Beliaupun mungkin seperti halnya Ustad Anton Medan, tidak merasa terhina dengan profesinya itu, hingga menjadikannya seorang yang dikenal di dunia Islam. Kiayi Abdurrahman Wahid, seorang yang juga terkenal di dunia Islam, tidak pernah merasa terhina mengakui dirinya bahwa masa remajanya dulu adalah satu-satunya orang yang paling nakal diantara saudara kandungnya, bahkan beliau untuk menyelesaikan kuliahnya hingga 8 tahun. Tapi apa dia bilang, dengan masa kuliahnya begitu panjang justru memberikan dirinya lebih banyak waktu untuk memperdalam ilmunya. Jadi kalau ada orang yang menggangap ungkapan2/ riwyat hidup secara khusus seperti itu dianggap sebagai suatu penghinaan, saya rasa ada yang aneh dalam menilai informasi yang didapat. mungkin karena terlalu terbawa emosi sesaat. Terima kasih bila pak Wandy ga bisa menjelaskan batasan2 penghinaan dalam Agama Islam. Demikian, semoga kedepan kita tidak lagi terlampau emosi dalam berdiskusi, khususnya kepada sebagian ummat islam bergaris keras ala wahabi. Wassalam, Arland-Jkt. --- In keluarga-islam@ yahoogroups. com, wandysulastra wandysulastra@ ... wrote: 'alaikum salam wr wb, Jawaban saya singkat saja pak, saya pikir kita semua disini bukan orang bodoh yang tidak tahu mana tulisan yang secara jujur berniat mengungkap fakta atau sejarah seseorang dan mana yang bermaksud menghina/melecehkan seseorang. Ga baik pak, kalau kita melecehkan atau menghina orang yang diakui oleh orang lain sebagai ulama besar. Karena hal itu justru hanya akan menunjukkan kalau ilmu yang menempel di kepala kita itu masih sangat minim. Jadi disini saya hanya ingin ikut mengingatkan saja, mumpung lagi berbicara ttg tread penghinaan kepada ulama. Bukan hanya untuk Ibu Sri tapi untuk KITA SEMUA, mari kita semua ber-Istighfar sebelum pintu taubat ditutup oleh si pemilik ampunan. Mohon maaf kalau saya banyak mengutip perkataan pak Arland sendiri... Wassalam :) --- In keluarga-islam@ yahoogroups. com, Arland hmd098@ wrote: Assalamu'alaikum wr. wb Mumpung lagi berbicara ttg tread penghinaan kepada ulama. Supaya pemahaman kita ga kabur antara pengungkapan fakta/riwayat hidup dengan suatu penghinaan, Saya ingin bertanya kepada pak Wandy, bagaimana BATASAN pernghinaan dalam Agama Islam. Misalkan penghinaan terhadap sesama muslim, atau lebih khusus lagi kepada ulama secara UMUM. Saya ambil CONTOH misalkan begini Pak : Ustad Anton Medan adalah seorang muballigh, Beliau dulunya seorang preman sekaligus penjahat. Banyak sekali kejahatan yang dilakukannya antara lain, merampok, membunuh, mengompas hak orang lain. Tapi sekarang beliau sudah insyaf dan merubah dirinya menjadi seorang ustad. SyeKh Albany, dia adalah seorang kiyai, dulunya dia seorang tukang service jam tangan dan weker, konon menurut suatu riwayat, ketika setiap kali beristirahat dalam memperbaiki weker2 yang rusak, sambil memikirkan pekerjaannya beliau sering membaca buku2 hadits dan mencoba mentakhkik hadits sesuai dengan perawinya. ungkapan di atas adalah secara KHosh dengan menyebut namanya langsung, apakah ini termasuk suatu penghinahan kepada Beliau? Ada lagi ungkpan secara Am. misalkan : Banyak ulama, ustad, kiyai yang mejual ayat demi mencari pembenaran diri sendiri. Ini tidak disebut nama, tapi SECARA UMUM dan berdasarkan Asumsi, sehingga terkesan SEMUA Ulama, kiyai, ustad adalah tukang menjaual ayat demi mencari pembenaran diri sendiri. Dari kedua contoh di atas, mana yang menurut anda termasuk katagori penghinaan terhadap ulama, pak. Mohon tausyiahnya. Wassalam, Arland-Jkt. --- In keluarga-islam@ yahoogroups. com, wandysulastra wandysulastra@ wrote: Untuk pernyataan yang ini saya setuju sekali, janganlah kita yang taraf keilmuannya masih sangat minim sekali ini berani menghina mereka para ulama. Ulama disini bukan hanya Ulama menurut versi kita saja, tapi tentunya semua ulama selama mereka masih berpegang
Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah Penghinaan kpd Ulama
Wiet, nyungkun neh ? Wah apa yah bhs Indonesianya nyungkun ? Sokong jongklok? Salam --- Pada Ming, 2/11/08, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] menulis: Dari: wandysulastra [EMAIL PROTECTED] 'alaikum salam wr wb, alhamdulillah pak, pintu hati saya sudah terbuka, kini saya sudah kembali ke jalan yg lurus setelah berdiskusi dgn pak Arland yang dalam ilmunya, bijaksana, berhati jernih, dan selalu memahami apa yang disampaikan oleh lawan diskusinya. Wassalam :) --- In keluarga-islam@ yahoogroups. com, Arland [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum wr. wb. Alhamdulillah, Wasyukurillah. .. ternyata pak Wandy kini hatinya sudah terbuka untuk menerima kebenaran, setelah dijelaskan secara panjang lebar tentang riwayar hidup orang2 terkenal itu bukan suatu penghinaan. Ternyata memang benar, kalau kita berdiskusi dengan tidak emosi, kita bisa berfikir dengan jernih, dan kita memahami apa yang disampaikan oleh lawan diskusi kita. Terima kasih, Wassalam, Arland - JKT. ___ Dapatkan alamat Email baru Anda! Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah Penghinaan kpd Ulama
Assalamu'alaikum wr. wb Mumpung lagi berbicara ttg tread penghinaan kepada ulama. Supaya pemahaman kita ga kabur antara pengungkapan fakta/riwayat hidup dengan suatu penghinaan, Saya ingin bertanya kepada pak Wandy, bagaimana BATASAN pernghinaan dalam Agama Islam. Misalkan penghinaan terhadap sesama muslim, atau lebih khusus lagi kepada ulama secara UMUM. Saya ambil CONTOH misalkan begini Pak : Ustad Anton Medan adalah seorang muballigh, Beliau dulunya seorang preman sekaligus penjahat. Banyak sekali kejahatan yang dilakukannya antara lain, merampok, membunuh, mengompas hak orang lain. Tapi sekarang beliau sudah insyaf dan merubah dirinya menjadi seorang ustad. SyeKh Albany, dia adalah seorang kiyai, dulunya dia seorang tukang service jam tangan dan weker, konon menurut suatu riwayat, ketika setiap kali beristirahat dalam memperbaiki weker2 yang rusak, sambil memikirkan pekerjaannya beliau sering membaca buku2 hadits dan mencoba mentakhkik hadits sesuai dengan perawinya. ungkapan di atas adalah secara KHosh dengan menyebut namanya langsung, apakah ini termasuk suatu penghinahan kepada Beliau? Ada lagi ungkpan secara Am. misalkan : Banyak ulama, ustad, kiyai yang mejual ayat demi mencari pembenaran diri sendiri. Ini tidak disebut nama, tapi SECARA UMUM dan berdasarkan Asumsi, sehingga terkesan SEMUA Ulama, kiyai, ustad adalah tukang menjaual ayat demi mencari pembenaran diri sendiri. Dari kedua contoh di atas, mana yang menurut anda termasuk katagori penghinaan terhadap ulama, pak. Mohon tausyiahnya. Wassalam, Arland-Jkt. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Untuk pernyataan yang ini saya setuju sekali, janganlah kita yang taraf keilmuannya masih sangat minim sekali ini berani menghina mereka para ulama. Ulama disini bukan hanya Ulama menurut versi kita saja, tapi tentunya semua ulama selama mereka masih berpegang kepada al-quran dan as-sunnah. Banyak diantara kita yang begitu berani menghina seorang ulama hanya karena beda pemahaman. Pernah di milis ini bahkan sampai ada yang berani menghina ulama hanya karena pekerjaan awalnya adalah seorang tukang sevis jam, bahkan juga menghina fisik seorang ulama yang buta. Padahal mereka adalah ulama2 besar yang diakui dunia, walau fatwa mereka tidak cocok dengan pemahaman kita, tapi bukan berarti lantas kita boleh menghina mereka. Adalah tugas mereka sebagai seorang ulama untuk berijtihad dalam memutuskan suatu hal atau perkara. Sebagai seorang manusia biasa (bukan Nabi) tentu hasil ijtihadnya itu belum tentu benar. Tapi, apalah kita jika dibandingkan dengan mereka. Jadi saya kutip lagi perkataan pak Arland di bawah, marilah kita semua ber-Istighfar sebelum pintu taubat ditutup oleh si pemilik ampunan. Wassalam :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland hmd098@ wrote: Assalamu'alaikum wr. wb. Ibu Sri yang baik, Diskusi lewat milist, jangan emosi bu. Semakin ibu emosi, akan semakin nampak bahwa walaupun katanya ibu sering mengunjungi Majlis Ta'lim, keliahatan sekali bahwa ibu masih sangat minim ilmu yang menempel dikepala ibu, karena belum semua ilmu yang dapat ibu fahami, sudah sebegitu hebatnya ibu menghina ulama, ustad, kiyai dsb secara UMUM, dengan mengatakan : Saya kutip :sekarang banyak sekali seorang kyai, ustad yang jual ayat demi mencari pembenaran diri sendiri= Itu ga baik bu, Istighfarlah sebelum pintu taubat ditutup oleh si pemilik ampunan, ingatlah akan firman Allah, Innama yahsyallohi min ibadihil 'ulama... Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hambanya hanyalah Ulama. dan ayat Fash'alu ahlaz-zikri in kuntum laa ta'lamun... maka tanyakanlah olehmu kepada orang2 yg berilmu, yakni ulama, jika kamu tiada mengetahui. ---
Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah Penghinaan kpd Ulama
'alaikum salam wr wb, Jawaban saya singkat saja pak, saya pikir kita semua disini bukan orang bodoh yang tidak tahu mana tulisan yang secara jujur berniat mengungkap fakta atau sejarah seseorang dan mana yang bermaksud menghina/melecehkan seseorang. Ga baik pak, kalau kita melecehkan atau menghina orang yang diakui oleh orang lain sebagai ulama besar. Karena hal itu justru hanya akan menunjukkan kalau ilmu yang menempel di kepala kita itu masih sangat minim. Jadi disini saya hanya ingin ikut mengingatkan saja, mumpung lagi berbicara ttg tread penghinaan kepada ulama. Bukan hanya untuk Ibu Sri tapi untuk KITA SEMUA, mari kita semua ber-Istighfar sebelum pintu taubat ditutup oleh si pemilik ampunan. Mohon maaf kalau saya banyak mengutip perkataan pak Arland sendiri... Wassalam :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum wr. wb Mumpung lagi berbicara ttg tread penghinaan kepada ulama. Supaya pemahaman kita ga kabur antara pengungkapan fakta/riwayat hidup dengan suatu penghinaan, Saya ingin bertanya kepada pak Wandy, bagaimana BATASAN pernghinaan dalam Agama Islam. Misalkan penghinaan terhadap sesama muslim, atau lebih khusus lagi kepada ulama secara UMUM. Saya ambil CONTOH misalkan begini Pak : Ustad Anton Medan adalah seorang muballigh, Beliau dulunya seorang preman sekaligus penjahat. Banyak sekali kejahatan yang dilakukannya antara lain, merampok, membunuh, mengompas hak orang lain. Tapi sekarang beliau sudah insyaf dan merubah dirinya menjadi seorang ustad. SyeKh Albany, dia adalah seorang kiyai, dulunya dia seorang tukang service jam tangan dan weker, konon menurut suatu riwayat, ketika setiap kali beristirahat dalam memperbaiki weker2 yang rusak, sambil memikirkan pekerjaannya beliau sering membaca buku2 hadits dan mencoba mentakhkik hadits sesuai dengan perawinya. ungkapan di atas adalah secara KHosh dengan menyebut namanya langsung, apakah ini termasuk suatu penghinahan kepada Beliau? Ada lagi ungkpan secara Am. misalkan : Banyak ulama, ustad, kiyai yang mejual ayat demi mencari pembenaran diri sendiri. Ini tidak disebut nama, tapi SECARA UMUM dan berdasarkan Asumsi, sehingga terkesan SEMUA Ulama, kiyai, ustad adalah tukang menjaual ayat demi mencari pembenaran diri sendiri. Dari kedua contoh di atas, mana yang menurut anda termasuk katagori penghinaan terhadap ulama, pak. Mohon tausyiahnya. Wassalam, Arland-Jkt. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra wandysulastra@ wrote: Untuk pernyataan yang ini saya setuju sekali, janganlah kita yang taraf keilmuannya masih sangat minim sekali ini berani menghina mereka para ulama. Ulama disini bukan hanya Ulama menurut versi kita saja, tapi tentunya semua ulama selama mereka masih berpegang kepada al-quran dan as-sunnah. Banyak diantara kita yang begitu berani menghina seorang ulama hanya karena beda pemahaman. Pernah di milis ini bahkan sampai ada yang berani menghina ulama hanya karena pekerjaan awalnya adalah seorang tukang sevis jam, bahkan juga menghina fisik seorang ulama yang buta. Padahal mereka adalah ulama2 besar yang diakui dunia, walau fatwa mereka tidak cocok dengan pemahaman kita, tapi bukan berarti lantas kita boleh menghina mereka. Adalah tugas mereka sebagai seorang ulama untuk berijtihad dalam memutuskan suatu hal atau perkara. Sebagai seorang manusia biasa (bukan Nabi) tentu hasil ijtihadnya itu belum tentu benar. Tapi, apalah kita jika dibandingkan dengan mereka. Jadi saya kutip lagi perkataan pak Arland di bawah, marilah kita semua ber-Istighfar sebelum pintu taubat ditutup oleh si pemilik ampunan. Wassalam :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland hmd098@ wrote: Assalamu'alaikum wr. wb. Ibu Sri yang baik, Diskusi lewat milist, jangan emosi bu. Semakin ibu emosi, akan semakin nampak bahwa walaupun katanya ibu sering mengunjungi Majlis Ta'lim, keliahatan sekali bahwa ibu masih sangat minim ilmu yang menempel dikepala ibu, karena belum semua ilmu yang dapat ibu fahami, sudah sebegitu hebatnya ibu menghina ulama, ustad, kiyai dsb secara UMUM, dengan mengatakan : Saya kutip :sekarang banyak sekali seorang kyai, ustad yang jual ayat demi mencari pembenaran diri sendiri= Itu ga baik bu, Istighfarlah sebelum pintu taubat ditutup oleh si pemilik ampunan, ingatlah akan firman Allah, Innama yahsyallohi min ibadihil 'ulama... Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hambanya hanyalah Ulama. dan ayat Fash'alu ahlaz-zikri in kuntum laa ta'lamun... maka tanyakanlah olehmu kepada orang2 yg berilmu, yakni ulama, jika kamu tiada mengetahui. ---
Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah Penghinaan kpd Ulama
Assalamu;alaikum Wr. wb. Riwayat Hidup orang2 besar biasanya memang ditulis secara gamblang dan panjang lebar oleh dirinya atau oleh murid2 mereka. Suatu profesi pekerjaan seseorang belum tentu menghinakan orang tersebut di mata orang lain, tergantung siapa yang yang menilai. Ustad Anton Medan misalnya, beliau bahkan sering mengungkapkan di hadapan murid2nya siapa dirinya dahulu sebelum bertaubat. Dan beliau bahkan tidak pernah merasa dihina oleh siapapun, bilamana riwayat hidupnya di masa lalu ditulis di media. Begitu juga tentang Syekh Albani, riwayat hidup beliau banyak ditulis di situs-situs islam, dan beliau memang sejak remaja hingga dewasa, profesinya memang tukang service jam, dan Beliaupun mungkin seperti halnya Ustad Anton Medan, tidak merasa terhina dengan profesinya itu, hingga menjadikannya seorang yang dikenal di dunia Islam. Kiayi Abdurrahman Wahid, seorang yang juga terkenal di dunia Islam, tidak pernah merasa terhina mengakui dirinya bahwa masa remajanya dulu adalah satu-satunya orang yang paling nakal diantara saudara kandungnya, bahkan beliau untuk menyelesaikan kuliahnya hingga 8 tahun. Tapi apa dia bilang, dengan masa kuliahnya begitu panjang justru memberikan dirinya lebih banyak waktu untuk memperdalam ilmunya. Jadi kalau ada orang yang menggangap ungkapan2/ riwyat hidup secara khusus seperti itu dianggap sebagai suatu penghinaan, saya rasa ada yang aneh dalam menilai informasi yang didapat. mungkin karena terlalu terbawa emosi sesaat. Terima kasih bila pak Wandy ga bisa menjelaskan batasan2 penghinaan dalam Agama Islam. Demikian, semoga kedepan kita tidak lagi terlampau emosi dalam berdiskusi, khususnya kepada sebagian ummat islam bergaris keras ala wahabi. Wassalam, Arland-Jkt. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: 'alaikum salam wr wb, Jawaban saya singkat saja pak, saya pikir kita semua disini bukan orang bodoh yang tidak tahu mana tulisan yang secara jujur berniat mengungkap fakta atau sejarah seseorang dan mana yang bermaksud menghina/melecehkan seseorang. Ga baik pak, kalau kita melecehkan atau menghina orang yang diakui oleh orang lain sebagai ulama besar. Karena hal itu justru hanya akan menunjukkan kalau ilmu yang menempel di kepala kita itu masih sangat minim. Jadi disini saya hanya ingin ikut mengingatkan saja, mumpung lagi berbicara ttg tread penghinaan kepada ulama. Bukan hanya untuk Ibu Sri tapi untuk KITA SEMUA, mari kita semua ber-Istighfar sebelum pintu taubat ditutup oleh si pemilik ampunan. Mohon maaf kalau saya banyak mengutip perkataan pak Arland sendiri... Wassalam :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland hmd098@ wrote: Assalamu'alaikum wr. wb Mumpung lagi berbicara ttg tread penghinaan kepada ulama. Supaya pemahaman kita ga kabur antara pengungkapan fakta/riwayat hidup dengan suatu penghinaan, Saya ingin bertanya kepada pak Wandy, bagaimana BATASAN pernghinaan dalam Agama Islam. Misalkan penghinaan terhadap sesama muslim, atau lebih khusus lagi kepada ulama secara UMUM. Saya ambil CONTOH misalkan begini Pak : Ustad Anton Medan adalah seorang muballigh, Beliau dulunya seorang preman sekaligus penjahat. Banyak sekali kejahatan yang dilakukannya antara lain, merampok, membunuh, mengompas hak orang lain. Tapi sekarang beliau sudah insyaf dan merubah dirinya menjadi seorang ustad. SyeKh Albany, dia adalah seorang kiyai, dulunya dia seorang tukang service jam tangan dan weker, konon menurut suatu riwayat, ketika setiap kali beristirahat dalam memperbaiki weker2 yang rusak, sambil memikirkan pekerjaannya beliau sering membaca buku2 hadits dan mencoba mentakhkik hadits sesuai dengan perawinya. ungkapan di atas adalah secara KHosh dengan menyebut namanya langsung, apakah ini termasuk suatu penghinahan kepada Beliau? Ada lagi ungkpan secara Am. misalkan : Banyak ulama, ustad, kiyai yang mejual ayat demi mencari pembenaran diri sendiri. Ini tidak disebut nama, tapi SECARA UMUM dan berdasarkan Asumsi, sehingga terkesan SEMUA Ulama, kiyai, ustad adalah tukang menjaual ayat demi mencari pembenaran diri sendiri. Dari kedua contoh di atas, mana yang menurut anda termasuk katagori penghinaan terhadap ulama, pak. Mohon tausyiahnya. Wassalam, Arland-Jkt. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra wandysulastra@ wrote: Untuk pernyataan yang ini saya setuju sekali, janganlah kita yang taraf keilmuannya masih sangat minim sekali ini berani menghina mereka para ulama. Ulama disini bukan hanya Ulama menurut versi kita saja, tapi tentunya semua ulama selama mereka masih berpegang kepada al-quran dan as-sunnah. Banyak diantara kita yang begitu berani menghina seorang ulama hanya karena beda pemahaman. Pernah di milis ini bahkan sampai ada yang berani menghina ulama hanya karena pekerjaan awalnya adalah seorang tukang sevis jam, bahkan juga
Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah Penghinaan kpd Ulama
Assalamu'alaikum; Menghina mungkin lebih dilihat dari intensi-nya. Kalau pengungkapan fakta tujuannya adalah supaya orang dapat belajar, tentu berbeda dengan tujuannya untuk merendahkan. Faktanya sama, tetapi muatan penyampaiannya berbeda. Kalau bu Sri menunjukkan kekecewaan terhadap ulama pada umumnya, tidak bisa disalahkan sepenuhnya, karena disekitarnya beredar hal seperti itu. Tidak ada seorangpun yang bisa mengatur persepsi dan penilaian terhadap dirinya. Kalau ulama memang buruk, yang sejatinya menghina adalah dirinya sendiri, kelakuannya, kesombongannya, ke-takaburannya. Orang lain hanya memberikan 'label' sesuai dengan persepsinya. Ulama seharusnya selalu ngaca dan introspeksi saja. Diatas langit masih ada langit. Kang Arland juga harus. Makin tinggi kelasnya, makin tinggi ilmunya, harusnya requirement-nya makin tinggi. Maaf saya salah satu silent admirer kang Arland. Tapi sedikit kecewa ketika jelas2 menyatakan bahwa ilmu bu Sri masih rendah. Gak kelas banget kang Arland menyebutkan hal seperti itu, untuk membela 'ulama'. Ulama tidak perlu dibela, dengan cara merendahkan kemampuan orang yang mungkin belum sampai pemahamannya. It's not fair, not wise. Banyak cara untuk menunjukkan orang masih harus banyak belajar, tetapi tidak dengan menyebutkan seperti itu. Menurut saya, jika Akang benar berkelas, pasti tidak dengan cara seperti itu. Ilmu akang tinggi dan saya kagumi, tetapi tidak berjiwa besar, of course. Perdebatan yang beda kelas tapi di hajar juga. Akang mestinya menurunkan level-sehingga dalam bahasa yang setara. Gak mungkin mudah untuk yang rendah naik, yang ada yang tinggi menahan diri. Nah, balik lagi ke awal, terserah persepsi akang, kalau menganggap saya ilmunya cethek, I don't mind, dan gak penting. apakah belajar sesuatu dalam diskusi ini untuk kepentingan akang sendiri ketimbang sibuk menyadarkan kebodohan orang. Hard skill Kang Arland sih oke, tapi soft skill-nya need to be improved. Mohon maaf bila kurang berkenan Wassalam Imbuh --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu;alaikum Wr. wb. Riwayat Hidup orang2 besar biasanya memang ditulis secara gamblang dan panjang lebar oleh dirinya atau oleh murid2 mereka. Suatu profesi pekerjaan seseorang belum tentu menghinakan orang tersebut di mata orang lain, tergantung siapa yang yang menilai. Ustad Anton Medan misalnya, beliau bahkan sering mengungkapkan di hadapan murid2nya siapa dirinya dahulu sebelum bertaubat. Dan beliau bahkan tidak pernah merasa dihina oleh siapapun, bilamana riwayat hidupnya di masa lalu ditulis di media. Begitu juga tentang Syekh Albani, riwayat hidup beliau banyak ditulis di situs-situs islam, dan beliau memang sejak remaja hingga dewasa, profesinya memang tukang service jam, dan Beliaupun mungkin seperti halnya Ustad Anton Medan, tidak merasa terhina dengan profesinya itu, hingga menjadikannya seorang yang dikenal di dunia Islam. Kiayi Abdurrahman Wahid, seorang yang juga terkenal di dunia Islam, tidak pernah merasa terhina mengakui dirinya bahwa masa remajanya dulu adalah satu-satunya orang yang paling nakal diantara saudara kandungnya, bahkan beliau untuk menyelesaikan kuliahnya hingga 8 tahun. Tapi apa dia bilang, dengan masa kuliahnya begitu panjang justru memberikan dirinya lebih banyak waktu untuk memperdalam ilmunya. Jadi kalau ada orang yang menggangap ungkapan2/ riwyat hidup secara khusus seperti itu dianggap sebagai suatu penghinaan, saya rasa ada yang aneh dalam menilai informasi yang didapat. mungkin karena terlalu terbawa emosi sesaat. Terima kasih bila pak Wandy ga bisa menjelaskan batasan2 penghinaan dalam Agama Islam. Demikian, semoga kedepan kita tidak lagi terlampau emosi dalam berdiskusi, khususnya kepada sebagian ummat islam bergaris keras ala wahabi. Wassalam, Arland-Jkt. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra wandysulastra@ wrote: 'alaikum salam wr wb, Jawaban saya singkat saja pak, saya pikir kita semua disini bukan orang bodoh yang tidak tahu mana tulisan yang secara jujur berniat mengungkap fakta atau sejarah seseorang dan mana yang bermaksud menghina/melecehkan seseorang. Ga baik pak, kalau kita melecehkan atau menghina orang yang diakui oleh orang lain sebagai ulama besar. Karena hal itu justru hanya akan menunjukkan kalau ilmu yang menempel di kepala kita itu masih sangat minim. Jadi disini saya hanya ingin ikut mengingatkan saja, mumpung lagi berbicara ttg tread penghinaan kepada ulama. Bukan hanya untuk Ibu Sri tapi untuk KITA SEMUA, mari kita semua ber-Istighfar sebelum pintu taubat ditutup oleh si pemilik ampunan. Mohon maaf kalau saya banyak mengutip perkataan pak Arland sendiri... Wassalam :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland hmd098@ wrote: Assalamu'alaikum wr. wb Mumpung lagi berbicara ttg tread penghinaan kepada ulama. Supaya
Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah Penghinaan kpd Ulama
Wa'alaikum salam wr. wb. Mba imbuh, saya tidak sedang merendahkan kemampuan pemahaman Ibu Sri, yang saya sampaikan adalah sebuah kritikan dan teguran secara khusus, bahwa : ketika menyampaikan sesuatu dalam sebuah diskusi, hendaknya jangan telampau emosi sehingga bukan point diskusi yang dibicarakan, tapi malah menghina keberadaan ulama secara umum. saya ulang sekali lagi SECARA UMUM. Akhirnya kelihatan sekali bahwa lawan bicara kita asal ngejeplak. Boleh jadi ibu sri melihat disekitarnya ada ulama yang seperti itu, mungkin jumlahnya misalkan 10 orang. Tapi kalau dia sdudah mengungkapkan BANYAK ULAMA itu artinya secara total adalah hampir keseluruhan, bukan 10 orang lagi. Karena di negeri kita ulama, ustad, kiyai dan sebagainya itu jumlahnya sdh jutaan orang. Saya bukan temasuk dalam bagian dari para ulama, saya hanya seorang Usahawan, tapi kalau orang2 awam seperti kita sudah menyampaikan sesuatu keburukan SECARA UMUM dengan mengatakan BANYAK ULAMA bgni dan bgtu, itu akan mempengaruhi sikap orang2 yang belum mengenal ulama secara dekat, dan itu akhirnya makin menjauhkan ummat islam dari para ulama dan ilmu Agama. Karena belum apa2 sudah ada perasaan sindrom. Pertanyaannya : kenapa ketika ibu Sri menghina SECARA UMUM/BANYAK ULAMA di forum umum, dianggap sebagai sesuatu yang biasa dan wajar ? Tapi ketika saya berusaha menyadarkan ibu sri, dengan mengatakan Minimnya ilmu karena karena ketidak tahuannya, lantas harus dihadapkan dengan jiwa yang besar ? Mba imbuh sudah mengatakan saya ga berjiwa besar aja, saya ga marah dan emosi kok, karena saya memang nyadar bahwa diri saya hanyalah orang kecil, jadi ga merasa terhina kalau dibilang tidak berjiwa besar. Bisa difahamin...? :) Tapi mba Imbuh jangan ikut2an emosi ya mentang2 sama2 cewe... :)) wassalam, Arland-JKT. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, imbuhs [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum; Menghina mungkin lebih dilihat dari intensi-nya. Kalau pengungkapan fakta tujuannya adalah supaya orang dapat belajar, tentu berbeda dengan tujuannya untuk merendahkan. Faktanya sama, tetapi muatan penyampaiannya berbeda. Kalau bu Sri menunjukkan kekecewaan terhadap ulama pada umumnya, tidak bisa disalahkan sepenuhnya, karena disekitarnya beredar hal seperti itu. Tidak ada seorangpun yang bisa mengatur persepsi dan penilaian terhadap dirinya. Kalau ulama memang buruk, yang sejatinya menghina adalah dirinya sendiri, kelakuannya, kesombongannya, ke-takaburannya. Orang lain hanya memberikan 'label' sesuai dengan persepsinya. Ulama seharusnya selalu ngaca dan introspeksi saja. Diatas langit masih ada langit. Kang Arland juga harus. Makin tinggi kelasnya, makin tinggi ilmunya, harusnya requirement-nya makin tinggi. Maaf saya salah satu silent admirer kang Arland. Tapi sedikit kecewa ketika jelas2 menyatakan bahwa ilmu bu Sri masih rendah. Gak kelas banget kang Arland menyebutkan hal seperti itu, untuk membela 'ulama'. Ulama tidak perlu dibela, dengan cara merendahkan kemampuan orang yang mungkin belum sampai pemahamannya. It's not fair, not wise. Banyak cara untuk menunjukkan orang masih harus banyak belajar, tetapi tidak dengan menyebutkan seperti itu. Menurut saya, jika Akang benar berkelas, pasti tidak dengan cara seperti itu. Ilmu akang tinggi dan saya kagumi, tetapi tidak berjiwa besar, of course. Perdebatan yang beda kelas tapi di hajar juga. Akang mestinya menurunkan level-sehingga dalam bahasa yang setara. Gak mungkin mudah untuk yang rendah naik, yang ada yang tinggi menahan diri. Nah, balik lagi ke awal, terserah persepsi akang, kalau menganggap saya ilmunya cethek, I don't mind, dan gak penting. apakah belajar sesuatu dalam diskusi ini untuk kepentingan akang sendiri ketimbang sibuk menyadarkan kebodohan orang. Hard skill Kang Arland sih oke, tapi soft skill-nya need to be improved. Mohon maaf bila kurang berkenan Wassalam Imbuh --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland hmd098@ wrote: Assalamu;alaikum Wr. wb. Riwayat Hidup orang2 besar biasanya memang ditulis secara gamblang dan panjang lebar oleh dirinya atau oleh murid2 mereka. Suatu profesi pekerjaan seseorang belum tentu menghinakan orang tersebut di mata orang lain, tergantung siapa yang yang menilai. Ustad Anton Medan misalnya, beliau bahkan sering mengungkapkan di hadapan murid2nya siapa dirinya dahulu sebelum bertaubat. Dan beliau bahkan tidak pernah merasa dihina oleh siapapun, bilamana riwayat hidupnya di masa lalu ditulis di media. Begitu juga tentang Syekh Albani, riwayat hidup beliau banyak ditulis di situs-situs islam, dan beliau memang sejak remaja hingga dewasa, profesinya memang tukang service jam, dan Beliaupun mungkin seperti halnya Ustad Anton Medan, tidak merasa terhina dengan profesinya itu, hingga menjadikannya seorang yang dikenal di dunia Islam. Kiayi Abdurrahman Wahid, seorang yang juga terkenal di dunia Islam, tidak pernah
Bls: [keluarga-islam] Re: Bls: bukti bukti aisyah Penghinaan kpd Ulama
'alaikum salam wr wb, Oh iya, tentu mengenai riwayat al-albani yang mantan tukang service jam memang kita semua sudah tahu, karena banyak tertulis di Internet. Dan itu bukan suatu aib yg harus ditutupi, apa ada yang salah jika seorang ulama itu mantan tukang service jam? Salah seorang sahabat Nabi saja yaitu Umar bin Khattab dulunya adalah seorang pemabuk berat kok... Tapi dengan kehendak Allah Umar bin khattab kemudian menjadi seorang Khalifah yang termasuk kedalam Khulafa'ur Rasyidin. Begitu juga dengan al-albani yang mantan tukang service jam, jadi bukanlah tidak mungkin kalau Allah berkehendak memberikan ilmu dan kepahaman kepadanya. Yg saya maksud disini adalah pernah ada di milis ini yang berkomentar merendahkan keilmuan al-albani hanya krn beliau dulunya tukang service jam. Padahal Ulama-ulama sekelasnya saja mengakui keilmuannya kok, lah kita yg awam kok berani merendahkan beliau. Jadi jangan emosi dulu pak (atau merasa? :)), saya hanya sekedar mengingatkan kembali, siapa tahu kita dulu ada yang khilaf, jadi mari kita semua bertaubat... Bukan hanya yg menghina al-albani, tapi juga seperti Imam Ghazali, Syekh Qardhawi, Syeikh Bin Baz dll... Mereka semua adalah ulama2 besar yang sungguh tidak layak dihina, dilecehkan, atau di-diskreditkan oleh kita yang tingkat keilmuannya jauh2 di bawah mereka semua. Kalau kita tidak setuju dengan pendapatnya ya cukup tinggalkan, ga perlu kasih komentar macam2 yang justru hanya akan menunjukkan kebodohan kita saja. Setuju, atau ada yg salah dengan ajakan saya ini? Wssalam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu;alaikum Wr. wb. Riwayat Hidup orang2 besar biasanya memang ditulis secara gamblang dan panjang lebar oleh dirinya atau oleh murid2 mereka. Suatu profesi pekerjaan seseorang belum tentu menghinakan orang tersebut di mata orang lain, tergantung siapa yang yang menilai. Ustad Anton Medan misalnya, beliau bahkan sering mengungkapkan di hadapan murid2nya siapa dirinya dahulu sebelum bertaubat. Dan beliau bahkan tidak pernah merasa dihina oleh siapapun, bilamana riwayat hidupnya di masa lalu ditulis di media. Begitu juga tentang Syekh Albani, riwayat hidup beliau banyak ditulis di situs-situs islam, dan beliau memang sejak remaja hingga dewasa, profesinya memang tukang service jam, dan Beliaupun mungkin seperti halnya Ustad Anton Medan, tidak merasa terhina dengan profesinya itu, hingga menjadikannya seorang yang dikenal di dunia Islam. Kiayi Abdurrahman Wahid, seorang yang juga terkenal di dunia Islam, tidak pernah merasa terhina mengakui dirinya bahwa masa remajanya dulu adalah satu-satunya orang yang paling nakal diantara saudara kandungnya, bahkan beliau untuk menyelesaikan kuliahnya hingga 8 tahun. Tapi apa dia bilang, dengan masa kuliahnya begitu panjang justru memberikan dirinya lebih banyak waktu untuk memperdalam ilmunya. Jadi kalau ada orang yang menggangap ungkapan2/ riwyat hidup secara khusus seperti itu dianggap sebagai suatu penghinaan, saya rasa ada yang aneh dalam menilai informasi yang didapat. mungkin karena terlalu terbawa emosi sesaat. Terima kasih bila pak Wandy ga bisa menjelaskan batasan2 penghinaan dalam Agama Islam. Demikian, semoga kedepan kita tidak lagi terlampau emosi dalam berdiskusi, khususnya kepada sebagian ummat islam bergaris keras ala wahabi. Wassalam, Arland-Jkt. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra wandysulastra@ wrote: 'alaikum salam wr wb, Jawaban saya singkat saja pak, saya pikir kita semua disini bukan orang bodoh yang tidak tahu mana tulisan yang secara jujur berniat mengungkap fakta atau sejarah seseorang dan mana yang bermaksud menghina/melecehkan seseorang. Ga baik pak, kalau kita melecehkan atau menghina orang yang diakui oleh orang lain sebagai ulama besar. Karena hal itu justru hanya akan menunjukkan kalau ilmu yang menempel di kepala kita itu masih sangat minim. Jadi disini saya hanya ingin ikut mengingatkan saja, mumpung lagi berbicara ttg tread penghinaan kepada ulama. Bukan hanya untuk Ibu Sri tapi untuk KITA SEMUA, mari kita semua ber-Istighfar sebelum pintu taubat ditutup oleh si pemilik ampunan. Mohon maaf kalau saya banyak mengutip perkataan pak Arland sendiri... Wassalam :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland hmd098@ wrote: Assalamu'alaikum wr. wb Mumpung lagi berbicara ttg tread penghinaan kepada ulama. Supaya pemahaman kita ga kabur antara pengungkapan fakta/riwayat hidup dengan suatu penghinaan, Saya ingin bertanya kepada pak Wandy, bagaimana BATASAN pernghinaan dalam Agama Islam. Misalkan penghinaan terhadap sesama muslim, atau lebih khusus lagi kepada ulama secara UMUM. Saya ambil CONTOH misalkan begini Pak : Ustad Anton Medan adalah seorang muballigh, Beliau dulunya seorang preman sekaligus penjahat. Banyak sekali kejahatan yang dilakukannya antara lain, merampok,