Assalamu'alaikum;

Menghina mungkin lebih dilihat dari intensi-nya.  Kalau pengungkapan 
fakta tujuannya adalah supaya orang dapat belajar, tentu berbeda 
dengan tujuannya untuk merendahkan. Faktanya sama, tetapi muatan 
penyampaiannya berbeda.
Kalau bu Sri menunjukkan kekecewaan terhadap ulama pada umumnya, 
tidak bisa disalahkan sepenuhnya, karena disekitarnya beredar hal 
seperti itu. Tidak ada seorangpun yang bisa mengatur persepsi dan 
penilaian terhadap dirinya.  Kalau ulama memang buruk, yang 
sejatinya menghina adalah dirinya sendiri, kelakuannya, 
kesombongannya, ke-takaburannya.  Orang lain hanya 
memberikan 'label' sesuai dengan persepsinya.  Ulama seharusnya 
selalu ngaca dan introspeksi saja.  Diatas langit masih ada langit.  
Kang Arland juga harus.  Makin tinggi kelasnya, makin tinggi 
ilmunya, harusnya requirement-nya makin tinggi.  
Maaf saya salah satu silent admirer kang Arland.  Tapi sedikit 
kecewa ketika jelas2 menyatakan bahwa ilmu bu Sri masih rendah. Gak 
kelas banget kang Arland menyebutkan hal seperti itu, untuk 
membela 'ulama'.  Ulama tidak perlu dibela, dengan cara merendahkan 
kemampuan orang yang mungkin belum sampai pemahamannya.
It's not fair, not wise.  Banyak cara untuk menunjukkan orang masih 
harus banyak belajar, tetapi tidak dengan menyebutkan seperti itu.
Menurut saya, jika Akang benar berkelas, pasti tidak dengan cara 
seperti itu. Ilmu akang tinggi dan saya kagumi, tetapi tidak berjiwa 
besar, of course. Perdebatan yang beda kelas tapi di hajar juga.  
Akang mestinya menurunkan level-sehingga dalam bahasa yang setara.  
Gak mungkin mudah untuk yang rendah naik, yang ada yang tinggi 
menahan diri. 
Nah, balik lagi ke awal, terserah persepsi akang, kalau menganggap 
saya ilmunya cethek, I don't mind, dan gak penting.  apakah belajar 
sesuatu dalam diskusi ini untuk kepentingan akang sendiri ketimbang 
sibuk menyadarkan kebodohan orang.  Hard skill Kang Arland sih oke, 
tapi soft skill-nya need to be improved.
Mohon maaf bila kurang berkenan

Wassalam
Imbuh


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "Arland" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Assalamu;alaikum Wr. wb.
> 
> Riwayat Hidup orang2 besar biasanya memang ditulis secara gamblang 
dan
> panjang lebar oleh dirinya atau oleh murid2 mereka.
> Suatu profesi pekerjaan seseorang belum tentu menghinakan orang
> tersebut di mata orang lain, tergantung siapa yang yang menilai.
> 
> Ustad Anton Medan misalnya, beliau bahkan sering mengungkapkan di
> hadapan murid2nya siapa dirinya dahulu sebelum bertaubat.
> Dan beliau bahkan tidak pernah merasa dihina oleh siapapun, 
bilamana
> riwayat hidupnya di masa lalu ditulis di media.
> 
> Begitu juga tentang Syekh Albani, riwayat hidup beliau banyak 
ditulis
> di situs-situs islam, dan beliau memang sejak remaja hingga dewasa,
> profesinya memang tukang service jam, dan Beliaupun mungkin seperti
> halnya Ustad Anton Medan, tidak merasa terhina dengan profesinya 
itu,
> hingga menjadikannya seorang yang dikenal di dunia Islam.
> 
> Kiayi Abdurrahman Wahid, seorang yang juga terkenal di dunia Islam,
> tidak pernah merasa terhina mengakui dirinya bahwa masa remajanya 
dulu
> adalah satu-satunya orang yang paling nakal diantara saudara
> kandungnya, bahkan beliau untuk menyelesaikan kuliahnya hingga 8 
tahun.
> Tapi apa dia bilang, dengan masa kuliahnya begitu panjang justru
> memberikan dirinya lebih banyak waktu untuk memperdalam ilmunya.
> 
> Jadi kalau ada orang yang menggangap ungkapan2/ riwyat hidup secara
> khusus seperti itu dianggap sebagai suatu penghinaan, saya rasa ada
> yang aneh dalam menilai informasi yang didapat. mungkin karena 
terlalu
> terbawa emosi sesaat.
> 
> 
> Terima kasih bila pak Wandy ga bisa menjelaskan batasan2 penghinaan
> dalam Agama Islam.
> 
> Demikian, semoga kedepan kita tidak lagi terlampau emosi dalam
> berdiskusi, khususnya kepada sebagian ummat islam bergaris keras 
ala
> wahabi.
> 
> Wassalam,
> Arland-Jkt.
> 
> 
> 
> --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "wandysulastra"
> <wandysulastra@> wrote:
> >
> > 'alaikum salam wr wb,
> > 
> > Jawaban saya singkat saja pak, saya pikir kita semua disini bukan
> > orang bodoh yang tidak tahu mana tulisan yang secara jujur 
berniat
> > mengungkap fakta atau sejarah seseorang dan mana yang bermaksud
> > menghina/melecehkan seseorang.
> > 
> > Ga baik pak, kalau kita melecehkan atau menghina orang yang 
diakui
> > oleh orang lain sebagai ulama besar. Karena hal itu justru hanya 
akan
> > menunjukkan kalau ilmu yang menempel di kepala kita itu masih 
sangat
> > minim.
> > 
> > Jadi disini saya hanya ingin ikut mengingatkan saja, mumpung lagi
> > berbicara ttg tread penghinaan kepada ulama. Bukan hanya untuk 
Ibu Sri
> > tapi untuk KITA SEMUA, mari kita semua ber-Istighfar sebelum 
pintu
> > taubat ditutup oleh si pemilik ampunan.
> > 
> > Mohon maaf kalau saya banyak mengutip perkataan pak Arland 
sendiri...
> > 
> > Wassalam :)
> > 
> > --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "Arland" <hmd098@> wrote:
> > >
> > > Assalamu'alaikum wr. wb
> > > 
> > > Mumpung lagi berbicara ttg tread penghinaan kepada ulama.
> > > Supaya pemahaman kita ga kabur antara pengungkapan 
fakta/riwayat hidup
> > > dengan suatu penghinaan, Saya ingin bertanya kepada pak Wandy,
> > > bagaimana BATASAN pernghinaan dalam Agama Islam.
> > > 
> > > Misalkan penghinaan terhadap sesama muslim, atau lebih khusus 
lagi
> > > kepada ulama secara UMUM.
> > > 
> > > Saya ambil CONTOH  misalkan begini Pak :
> > > Ustad Anton Medan adalah seorang muballigh, Beliau dulunya 
seorang
> > > preman sekaligus penjahat. Banyak sekali kejahatan yang 
dilakukannya
> > > antara lain, merampok, membunuh, mengompas hak orang lain. Tapi
> > > sekarang beliau sudah insyaf dan merubah dirinya menjadi 
seorang
> ustad.
> > > 
> > > SyeKh Albany, dia adalah seorang kiyai, dulunya dia seorang 
tukang
> > > service jam tangan dan weker, konon menurut suatu riwayat, 
ketika
> > > setiap kali beristirahat dalam memperbaiki weker2 yang rusak, 
sambil
> > > memikirkan pekerjaannya beliau sering membaca buku2 hadits dan 
mencoba
> > > mentakhkik hadits sesuai dengan perawinya.
> > > 
> > > 
> > > ungkapan di atas adalah secara KHosh dengan menyebut namanya 
langsung,
> > > apakah ini termasuk suatu penghinahan kepada Beliau?
> > > 
> > > Ada lagi ungkpan secara Am. misalkan :
> > > 
> > > Banyak ulama, ustad, kiyai yang mejual ayat demi mencari 
pembenaran
> > > diri sendiri.
> > > 
> > > Ini tidak disebut nama, tapi SECARA UMUM dan berdasarkan 
Asumsi,
> > > sehingga terkesan SEMUA Ulama, kiyai, ustad adalah tukang 
menjaual
> > > ayat demi mencari pembenaran diri sendiri.
> > > 
> > > Dari kedua contoh di atas, mana yang menurut anda termasuk 
katagori
> > > penghinaan terhadap ulama, pak.
> > > 
> > > Mohon tausyiahnya.
> > > 
> > > Wassalam,
> > > Arland-Jkt.
> > > 
> > > 
> > > --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "wandysulastra"
> > > <wandysulastra@> wrote:
> > > >
> > > > Untuk pernyataan yang ini saya setuju sekali, janganlah kita 
yang
> > > > taraf keilmuannya masih sangat minim sekali ini berani 
menghina
> mereka
> > > > para ulama. Ulama disini  bukan hanya Ulama menurut versi 
kita saja,
> > > > tapi tentunya semua ulama selama mereka masih berpegang 
kepada
> > > > al-quran dan as-sunnah.
> > > > 
> > > > Banyak diantara kita yang begitu berani menghina seorang 
ulama hanya
> > > > karena beda pemahaman. Pernah di milis ini bahkan sampai ada 
yang
> > > > berani menghina ulama hanya karena pekerjaan awalnya adalah 
seorang
> > > > tukang sevis jam, bahkan juga menghina fisik seorang ulama 
yang
> buta.
> > > > Padahal mereka adalah ulama2 besar yang diakui dunia, walau 
fatwa
> > > > mereka tidak cocok dengan pemahaman kita, tapi bukan berarti 
lantas
> > > > kita boleh menghina mereka. Adalah tugas mereka sebagai 
seorang
> ulama
> > > > untuk berijtihad dalam memutuskan suatu hal atau perkara. 
Sebagai
> > > > seorang manusia biasa (bukan Nabi) tentu hasil ijtihadnya 
itu belum
> > > > tentu benar. Tapi, apalah kita jika dibandingkan dengan 
mereka. 
> > > > 
> > > > Jadi saya kutip lagi perkataan pak Arland di bawah, marilah 
kita
> semua
> > > > ber-Istighfar sebelum pintu taubat ditutup oleh si pemilik 
ampunan.
> > > > 
> > > > Wassalam :)
> > > > 
> > > > --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "Arland" <hmd098@> 
wrote:
> > > > >
> > > > > Assalamu'alaikum wr. wb.
> > > > > 
> > > > > Ibu Sri yang baik,
> > > > > Diskusi lewat milist, jangan emosi bu.
> > > > > Semakin ibu emosi, akan semakin nampak bahwa walaupun 
katanya ibu
> > > > > sering mengunjungi Majlis Ta'lim, keliahatan sekali bahwa 
ibu
> masih
> > > > > sangat minim ilmu yang menempel dikepala ibu, karena belum 
semua
> > ilmu
> > > > > yang dapat ibu fahami, sudah sebegitu hebatnya ibu 
menghina ulama,
> > > > > ustad, kiyai dsb secara UMUM, dengan mengatakan :
> > > > > 
> > > > > Saya kutip :====sekarang banyak sekali seorang kyai, ustad
> yang jual
> > > > > ayat demi mencari pembenaran diri sendiri=====
> > > > > 
> > > > > 
> > > > > Itu ga baik bu, Istighfarlah sebelum pintu taubat ditutup 
oleh si
> > > > > pemilik ampunan, ingatlah akan firman Allah, Innama
> yahsyallohi min
> > > > > ibadihil 'ulama... Sesungguhnya yang takut kepada Allah di 
antara
> > > > > hamba-hambanya hanyalah Ulama.
> > > > > dan ayat Fash'alu ahlaz-zikri in kuntum laa ta'lamun...  
maka
> > > > > tanyakanlah olehmu kepada orang2 yg berilmu, yakni ulama, 
jika
> kamu
> > > > > tiada mengetahui.
> > > > > 
> > > > > ---
> > > >
> > >
> >
>


Kirim email ke