[media-dakwah] Wahai Kaum muslimin... Dajjal Sudah Muncul !
Dear All, Ass.Wr.Wb. sekedar informasi (is it true ?) pls comment. Salah satu tanda akhir zaman yang akhir-akhir ini cukup menyedot perhatian adalah kehadiran seorang bernama Sai Baba, dia lahir dan tinggal di Desa Nilayam Puthaparti, wilayah timur Khurasan, tepatnya India Selatan. Rasulullah saw bersabda kepada kami, Dajjal akan keluar dari bumi ini dibagian timur bernama Khurasan (Jamiu at Tirmidzi). Abû Hurayrah meriwayatkan bahwa Nabi saw. bersabda:Hari Kiamat tidak akan datang hingga 30 Dajal (pendusta) muncul, mereka semua berdusta tentang Allah dan Rasul-Nya. Bisa jadi Sai Baba ini adalah salah satu dari 30 dajal-dajal kecil yang akan membuka jalan bagi munculnya al-Masîh al-Dajjâl (Dajjal nantinya akan berperang dengan imam mahdi dan di bunuh oleh nabi Isa as). wallahu al'am.. (Embedded image moved to file: pic12935.jpg)(Embedded image moved to file: pic10481.jpg) Laki-laki ini memiliki kemampuan menghidupkan orang mati, menyembuhkan orang lumpuh dan buta, bahkan mampu menurunkan hujan dan mengeluarkan tepung dari tangannya. Ia juga mampu berjalan melintasi belahan bumi dalam sekejap, menciptakan patung emas, merubah besi menjadi emas, dan banyak lagi berbagai fitnah yang ditunjukkan oleh Sai Baba kepada ribuan orang - bahkan - jutaan yang datang dari berbagai suku bangsa dan agama. Saat ini laki-laki ini sudah memiliki puluhan juta pengikut.. Maka sudah saatnya bagi setiap muslim untuk mengetahui masalah ini, agar dirinya tidak menjadi korban berikutnya dari fitnah Sai Baba ini. Dajjal adalah seorang laki-laki yang gemuk, berkulit merah dan berambut keriting...(HR.Bukhari dan Muslim) Diawal kemunculannya, Dajjal berkata, Aku adalah nabi, padahal tidak ada nabi setelahku. Kemudian ia memuji dirinya sambil berkata, Aku adalah Rabb kalian, padahal kalian tidak dapat melihat Rabb kalian sehingga kalian mati (HR.Ibnu Majah) Antara DAJJAL dan SAI BABA 1) Dajjal seorang laki yang berpostur pendek, gempal, berambut kribo, berkaki bengkok (agak pengkor). Sai Baba seorang yang berpostur pendek dan berambut kribo. 2) Dajjal memiliki mata yang buta. Sai Baba pernah mengalami kebutaan di waktu muda kemudian sembuh kembali. 3) Dajjal datang dan bersama ada gunung roti dan sungai air. Sai Baba memiliki kemampuan mengeluarkan vibhuti (tepung suci) dari udara melalui tangannya. 4) Dajjal memiliki kemampuan berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan depat dan kecepatannya seperti hujan badai atau secepat awan yang ditiup angin kencang. Sai Baba memiliki kemampuan berjalan menjelajahi bumi dalam hitungan kejapan mata. 5) Dajjal mengikuti pengikut yang sangat banyak, bahkan di akhir zaman nanti banyak manusia yang berangan-angan untuk berjumpa dengan Dajjal. Sai Baba memiliki pengikut yang jumlahnya puluhan juta manusia dari berbagai macam suku, bangsa, negara dan agama. 6) Dajjal akan muncul dengan mengaku sebagai orang bijak/ baik, sehingga banyak sekali orang yang tertarik untuk mengikutinya. Sai Baba mengaku seabgai orang yang bijak yang membawa misi perdamaian, cinta kasih menghapuskan segala persengketaan dengan bijaksana. 7) Dajjal akan muncul dan sebagai nabi. Sai Baba memposisikan dirinya sebagai nabi kepada pengikut2nya. 8) Dajjal akang menggunakan nama Al-Masih. Sai Baba mengaku akan menjelma sebagai Isa Al-Masih setelah tahun 2020. 9) Dajjal akan mengaku sebagai Tuhan. Sai Baba mengklaim bahwa dirinya adalah Tuhan penguasa alam semesta. 10) Dajjal akan mendakwahkan agama Allah. Dalam banyak majelis darshanya Sai Baba banyak berbicara tentang Islam, Al-Qur'an dan keharusan untuk memahaminya. 11) Dajjal mampu menghidupkan orang mati dan menyembuhkan orang sakit. Sai Baba memiliki kemampuan menghidupkan orang mati juga menyembuhkan penyakit kanker. 12) Dajjal dapat menurunkan hujan. Sai Baba memiliki kemampuan menurunkan hujan dan mendatangkan air untuk irigasi (di NTT sedang di bangun proyek Sai Baba untuk pengairan di daerah yang kering). 13) Dajjal bisa mengeluarkan perbendaharaan (perhiasan dan harta) dari bangunan yang roboh, lalu perbendaharaan itu akan mengikuti ratunya. Sai Baba mampu menciptakan patung emas, kalung emas, injil mini dan berbagai bentuk medalai berlafadz ALLAH dalam sekejap. 14) Dajjal akan membunuh seseorang dan menghidupkannya kembali. Sai Baba bisa menghidupkan orang yang sudah meninggal dunia. 15) Dajjal bisa berpindah raga dan tempat dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Sai Baba bisa berpindah dari satu jasad ke jasad lainnya yang merupakan benruk reinkarnasi dirinya. 16) Dajjal bisa membesarkan tubuhnya. Sai Baba memliki kemampuan berjalan di udara dan membuat kemukjizatan pada sebuh pesawat terbang. 17) Dajjal biasa keluar masuk pasar dan makanan. Sai Baba juga manusia biasa yang makan dan minum sebagaimana manusia lainnya, ia juga bisa berjalan ke pasar, rumah sakit, proyek irigasi dan tempat lain yang biasa dikunjungi manusia. 18) Dajjal bisa memerintahkan bumi untuk mengeluarkan tumbuh2an dan air. Sai baba bisa
[media-dakwah] Mengokohkan Pijakan Keislaman
Mengokohkan Pijakan Keislaman Penulis: Abu Muslih Ari Wahyudi (Alumni Mahad Ilmi) Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah, amma badu. Imam Abu Jafar Ath Thahawi rahimahullah berkata di dalam kitab Aqidah Thahawiyah, Pijakan keislaman (seseorang) tidak akan pernah kokoh kecuali apabila dibangun di atas pondasi ketundukan dan penyerahan diri. Imam Bukhari meriwayatkan dari Imam Muhammad bin Syihab yang terkenal dengan julukan Az Zuhri rahimahullah bahwa beliau mengatakan, Sumber risalah adalah Allah. Kewajiban Rasul adalah menyampaikan. Sedangkan kewajiban kita adalah bersikap pasrah dan tunduk. Perumpamaan antara dalil akal dengan dalil naqli adalah seperti orang awam yang muqallid (hanya mengikuti orang lain) bersama seorang alim yang mujtahid. Apabila orang awam ini mengetahui ada orang awam lain yang lebih tahu daripadanya maka dia pun bertanya tentang suatu perkara kepadanya. Kemudian orang awam tadi menunjukkannya supaya bertanya kepada seorang alim ahli fatwa. Kemudian ternyata pendapat yang disampaikan oleh temannya yang awam itu berbeda dengan fatwa dari ahli fatwa tersebut. Kalau seandainya temannya yang sama-sama awam itu mengatakan, Yang benar adalah pendapatku, bukan pendapat si ahli fatwa. Karena akulah engkau bisa tahu bahwa dia adalah seorang ahli fatwa. Sehingga apabila engkau lebih mengedepankan pendapatnya daripada pendapatku maka itu artinya engkau telah merusak kaidah dasar yang menjadi pijakanmu untuk bisa mengerti bahwa dia adalah seorang ahli fatwa. Oleh sebab itulah maka hukum cabang yang kau tetapkan juga keliru. Maka temannya yang awam itu mengatakan, Ketika engkau persaksikan dan tunjukkan kepadaku bahwa dia adalah seorang ahli fatwa maka itu berarti aku pun turut mempersaksikan kewajiban untuk mengikutinya bukan mengikutimu. Sehingga persetujuanku denganmu dalam hal ilmu itu tidak memberikan konsekuensi aku harus mengikuti pendapatmu dalam semua masalah. Dan kekeliruanmu dalam persoalan yang bertentangan dengan jawaban si ahli fatwa yang lebih berilmu darimu juga tidak melahirkan konsekuensi kalau pengetahuanmu bahwasanya dia adalah ahli fatwa menjadi salah. Masya Allah!! kalau para muqallid masa kini bisa berpikir sebagaimana muqallid ini maka tenteramlah dunia ini Akal yang sehat tentu mengetahui bahwasanya Rasul shallallahu alaihi wa sallam adalah orang yang mashum (selalu terjaga dari salah) dalam hal informasi yang disampaikannya dari Allah taala, sehingga sabda beliau tidak mungkin salah. Oleh karena itulah wajib bagi kita untuk bersikap pasrah dan tunduk serta melaksanakan perintah-perintah beliau. Sebagai umat Islam, kita pun sudah sama-sama mengetahui secara pasti bahwasanya Al Quran telah menegaskan kebenaran sabda-sabda Rasul. Oleh sebab itu apabila Rasul memberikan informasi atau ketetapan tentang suatu perkara maka wajib bagi kita untuk menerima dan melaksanakannya. Kita tidak bisa menolaknya sembari beralasan bahwa apa yang beliau sampaikan itu adalah sesuatu yang tidak masuk akal atau bertentangan dengan rasio kita. Sebab pada dasarnya akal dan rasio kita telah yakin seratus persen bahwa semua yang beliau sabdakan adalah kebenaran. Allah taala berfirman, æóãóÇ íóäØöÞõ Úóäö Çáúåóæóì Åöäú åõæó ÅöáøóÇ æóÍúíñ íõæÍóì Dan dia tidaklah berbicara dari dorongan hawa nafsunya, akan tetapi ucapannya tiada lain adalah wahyu yang disampaikan kepadanya. (QS. An Najm: 3-4) Maka tidak mungkin diperbolehkan ada orang yang mengatakan, Wahai Nabi, sesungguhnya akal kami telah memastikan bahwa sabda-sabda Anda adalah benar. Akan tetapi seandainya kami menerima semua berita Anda maka itu akan menyebabkan terjadinya pertentangan antara akal kami dengan apa yang anda sampaikan. Ini berarti orang yang mengucapkan pernyataan seperti ini pada hakikatnya belumlah beriman secara penuh terhadap ajaran yang dibawa oleh Rasul dan Rasul pun tidak akan ridha dengan sikapnya itu. Karena sesungguhnya akal dan rasio yang dimiliki oleh manusia itu berbeda-beda, sementara kerancuan pemahaman/syubhat yang menghinggapi pikiran manusia sangatlah banyak jumlahnya. Terlebih lagi syaitan terus menerus berupaya membisikkan berbagai was-was dan keragu-raguan kepada telinga manusia. Lalu apa jadinya jika setiap orang diperkenankan untuk mengatakan sebagaimana perkataan orang tadi; menolak sebagian sabda Nabi dengan alasan tidak masuk akal?! Duhai, alangkah mengerikan akibatnya, karena seluruh sendi ajaran Islam akan hilang dan runtuh seketika gara-gara ulah akal-akal manusia yang rusak dan tidak menyadari keterbatasan pikirannya!!! Laa haula wa laa quwwata illa billaah. Allah taala berfirman, æóãóÇ Úóáóì ÇáÑøóÓõæáö ÅöáøóÇ ÇáúÈóáóÇÛõ ÇáúãõÈöíäõ Dan tidaklah kewajiban Rasul melainkan sekedar menyampaikan. (QS. An Nuur: 54) Allah taala juga berfirman, Ýóåóáú Úóáóì ÇáÑøõÓõáö ÅöáÇøó ÇáúÈóáÇÛõ ÇáúãõÈöíäõ Apakah ada kewajiban bagi Rasul selain memberikan keterangan yang
[media-dakwah] FW: Yang Sederhana Saja ....
اÙسÙاÙ... عÙÛOEÚ©Ù... Ù^ رØÙ...Ø© اÙÙÙ? Ù^برکاتÙ? Sering Diucapkan, Tapi Gak Tau Artinya . Saw merupakan singkatan dari Shallallahu `alaihi Wa Sallam,sebuah lafaz yang disunnahkan kepada kita untuk mengucapkannya ketika menyebut nama Rasulullah SAW. Artinya adalah semoga Allah memberikan shalawat dan salam kepadanya. Perintah untuk bershalawat kjepada Rasulullah SAW merupakan perintah dari Al-Quran yaitu âEURoe Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi . Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya .âEUR(QS. Al-ahzab : 56) As biasa digunakan untuk menyingkat lafaz Alaihis Salam yang bermakna Semoga keselamatan dilimpahkan kepadanya. Ungkapan ini biasanya diberikan kepada para nabi dan Rasul termasuk juga para malaikat. âEURoe Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul.âEUR(QS. Ash-Shaffaat : 181) Ra biasa digunakan untuk menyingkat lafaz Radhiyallahu `anhu/`anha / `anhum. Lafaz ini juga merupakan ungkapan dan doa yang disematkan kepada para shahabat Rasulullah SAW. Maknanya adalah Semoga Allah meredhainya. Bila kata terakhirnya `anhu maka dhamirnya untuk dia satu orang laki-laki. Bila kata terakhirnya `anhum maka dhamirnya mereka (jama`) dan bila kata teakhirnya `anha maka dhamirnya untuk dia seorang wanita. âEURoe Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.âEUR(QS. At-Taubah : 100) âEURoe Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mu'min ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon , maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat .âEUR(QS. Al-Fath : 18) Azza wa Jalla dan Jalla Jalaluhu adalah dua ungkapan yang disematkan pada lafaz Allah selain Ta`ala. Lafaz `Azza makanya adalah yang Maha Aziz atau Perkasa. Sedangkan lafaz Jalla maknanya adalah Agung. âEURoe ... maka ketahuilah, bahwasanya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.âEUR(QS. Al-Baqarah : 209) âEURoe Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran / keagungan dan kemuliaan.âEUR(QS. Ar-Rahman : 27) Naudzubillahi mindzalik adalah ungkapan meminta perlindungan kepada Allah dari bahaya atau madharat sesuatu hal. âEURoe... maka mintalah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.âEUR(QS. Al-Mu`min : 56) Wallahu a'lam bishshowab adalah uangkapan untuk menyatakan bahwa kita mengembalikan kebenaran itu hanya kepada Allah. Makna lafaz itu adalah Dan hanya Allah saja lah yang lebih mengetahui kebenarannya. âEURoe ... dan di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi Yang Maha Mengetahui.âEUR(QS. Yusuf : 76) Jazzakumullah Khoiran Katsiro maknanya adalah Semoga Allah memberikan balasan kepada Anda yang lebih baik dan lebih banyak. Ungkapan ini adalah bentuk doa dan sekaligus rasa sykur kepada manusia yang telah berjasa kepada kita. Ungkapan ini lebih sempuirna dari sekedar mengucapkan kalimat terima kasih. Karena didalamnya selain ungkapan terima kasih juga ada doa untuk memberikan yang lebih baik dan lebih banyak lagi. âEURoe Di sana pertolongan itu hanya dari Allah Yang Hak. Dia adalah sebaik-baik Pemberi pahala dan sebaik-baik Pemberi balasan.âEUR(QS. Al-Kahfi : 44) . Ù^اÙسÙاÙ... عÙÛOEÚ©Ù... Ù^ رØÙ...Ø© اÙÙÙ? Ù^ برکاتÙ? Semoga Allah ridlo dengan yang kita lakukan, Hasan Abu Ainun _ _ Ahhh...imagining that irresistible new car smell? Check out new http://us.rd.yahoo.com/evt=48245/*http://autos.yahoo.com/new_cars.html;_ylc=X3oDMTE1YW1jcXJ2BF9TAzk3MTA3MDc2BHNlYwNtYWlsdGFncwRzbGsDbmV3LWNhcnM- cars at Yahoo! Autos. [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] Hak Pekerja
Tulisan ini dibuat dalam rangka memperingati hari Buruh, 1 Mei tentan bagaimana syariat Islam mengatur tentang pekerja atau buruh dan semisalnya. Alhamdulillah. Hak Pekerja ''Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka mempergunakan sebagian yang lain...'' (QS Az-Zukhruf [43]: 32). Allah telah menetapkan rezeki manusia di dalam Lauful Mahfudz (Kitab yang Terpelihara). Perbedaan besar kecilnya rezeki menunjukkan bukti keadilan Allah, agar sebagian manusia mempergunakan jasa sebagian lainnya. Bentuk transaksi atau penyewaan tenaga di dalam Islam dikenal dengan istilah ijarah (perburuhan). Ajiir adalah orang yang melakukan pekerjaan dengan kompensasi atau gaji tertentu. Sedang musta'jir adalah orang yang menggunakan jasa ajiir. Aisyah pernah berkata, ''Rasulullah SAW dan Abu Bakar pernah mengontrak (tenaga) orang dari Bani Dail sebagai petunjuk jalan, sedangkan orang tersebut beragama seperti agama orang kafir Quraisy. Beliau kemudian memberikan kedua kendaraannya kepada orang tersebut. Beliau lalu mengambil janji orang tersebut (agar berada) di gua tsur setelah tiga malam, dengan membawa kedua kendaraan beliau pada waktu subuh pada hari yang ketiga.'' Agama Islam sangat melindungi hak-hak para buruh. Hal ini terlihat dalam rukun ijarah yang mencakup kejelasan bentuk pekerjaan, waktu kerja, upah, dan tenaganya. Bila ketentuan tersebut tak terpenuhi maka transaksi ijarah tersebut statusnya fasad (rusak) dan batal. Hendaknya juga seorang musta'jir memberi batasan tenaga yang dicurahkan seorang pekerja. Jangan sampai pekerja bekerja di luar batas tenaga, sehingga merasa terdzalimi. Bila seorang ajiir telah menyelesaikan pekerjaan yang diamanahkan, maka ia berhak memperoleh gaji atau kompensasi sesuai kesepakatan, tidak boleh dikurangi sedikit pun. Nabi SAW bersabda, ''Hati-hatilah kalian terhadap qasamah! Kemudian para Sahabat bertanya, qasamah itu apa? Beliau menjawab, ''Sesuatu (yang disepakati sebagai bagian) di antara manusia, kemudian bagian tadi dikurangi.'' Rasulullah juga mengecam keras musta'jir yang mengelak atau menahan gaji ajiir-nya. ''Tiga orang yang aku musuhi pada hari kiamat nanti, adalah orang yang telah memberikan karena aku, lalu berkhianat; orang yang membeli barang pilihan, lalu ia makan kelebihan harganya; serta orang yang mengontrak pekerja kemudian pekerja tersebut menunaikan transaksinya sedangkan upahnya tidak diberikan.'' (HR Imam Bukhari, dari Abu Hurairah). Wallahu'alam bishawab. (Aris Solikhah ) http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=291295kat_id=14 Kemajuan mustahil terjadi tanpa perubahan. Dan, mereka yang tak bisa mengubah pemikirannya tak bisa mengubah apa pun. (George Bernard Shaw, 1856-1950) pustaka tani prohumasi nuraulia - Ahhh...imagining that irresistible new car smell? Check outnew cars at Yahoo! Autos. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [media-dakwah] tentang reinkarnasi
Wa'alaikumsalam wr.wb. Mungkin hasil tanya jawab ustadz dari syariahonline berikut ini bisa menjadi masukan awal... Reinkarnasi Pertanyaan: assalamu'alaikum wr.wb dulu saya pernah menonton film barat yang brcerita tentang adanya pengalaman2 oarang yang mengalami reinkarnasi.ada banyak buku yang membuktikan kemampuan mereka dalam mengetahui riwayat hidup seseoarng di masa lau,seoalh-olah mereka pernah hidup di masa itu. saya ingin menanyakan ,bagaiman pendapat islam mengenai hal ini?tolong buktikan dengan qur'an dan hadist. jazakumullohu khairan kastiro... wassalamu'alaikum wr.wb Desi Jawaban: Assalamu `alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh Alhamdulillah, Washshalatu wassalamu `ala Rasulillah, wa ba#65533;d. Salah satu doktrin yang salah dalam masalah reingkarnasi adalah seseorang tidaklah diberikan kesempatan untuk hidup di dunia untuk kedua kalinya. Begitu seseorang wafat, maka selesailah sudah masa hidupnya untuk selamanya dan tidak akan dikembalikan lagi ke dunia. Bahkan meski yang meninggal itu adalah seorang penghuni surga. Apalagi penghuni neraka. Semuanya memang ingin mengulangi lagi untuk bisa hidup di dunia pasca kematiannya. Yang sudah masuk surga karena mati syahid ingin bisa hidup lagi dan ikut jihad hingga mati syahid lalu dihidupkan lagi dan mati syahid lagi. Ini tejadi karena merasakan kenikmatan luar biasa saat mati syahid. Sedangkan yang di neraka ingin memperbaiki raport merahnya selama di dunia. Namun keduanya sudah ditetapkan tidak mungkin kembali lagi ke dunia. Yang sudah masuk neraka, tidak bisa kembali ke dunia. Allah SWT berfirman : Dan jika kamu melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata: Kiranya kami dikembalikan dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman, Tetapi telah nyata bagi mereka kejahatan yang mereka dahulu selalu menyembunyikannya . Sekiranya mereka dikembalikan ke dunia, tentulah mereka kembali kepada apa yang mereka telah dilarang mengerjakannya. Dan sesungguhnya mereka itu adalah pendusta belaka. (Al-Anam : 27-28) Tiadalah mereka menunggu-nunggu kecuali Al Qur'an itu. Pada hari datangnya kebenaran pemberitaan Al Qur'an itu, berkatalah orang-orang yang melupakannya sebelum itu: Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami membawa yang hak, maka adakah bagi kami pemberi syafa'at yang akan memberi syafa'at bagi kami, atau dapatkah kami dikembalikan sehingga kami dapat beramal yang lain dari yang pernah kami amalkan?. Sungguh mereka telah merugikan diri mereka sendiri dan telah lenyaplah dari mereka tuhan-tuhan yang mereka ada-adakan. (QS. Al-araf : 53) Bahkan seandainya mereka lari dari neraka, selalu ada kekuatan yang menghalangi mereka dari neraka. Setiap kali mereka hendak ke luar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. , Rasailah azab yang membakar ini. (QS. Al-Hajj : 22) Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab, Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh. XasinBoy [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu 'alaikum wr wb, Apakah ada yang tahu pendapat islam tentang reinkarnasi, ato mungkin ada info link, ebook, atau buku yg bisa saya baca tentang topik ini. Terima kasih sebelumnya, semoa Allah membalas kebaikan anda semua. Ranto [Non-text portions of this message have been removed] - Ahhh...imagining that irresistible new car smell? Check outnew cars at Yahoo! Autos. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [media-dakwah] tanya sujud...
Wa'alaikumsalam wr.wb. Pake mukenah n pecinya jangan sampe nutupi dahi Pak, kan bisa aku klo pake mukenah juga dahinya masih bisa nyentuh sajadah waktu sujud Mengenai tata caranya, aku forward di japri aja ya... aku punya file tata cara sholat... Lukman Hakim Achmad [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaykum wr wb. Ustadz, mohon bantuan bagaimana cara sujud yg benar, karna di hadist yg pernah saya baca bahwa aggota sujud yg harus kena ada tujuh, dua telapak jari-jari kaki, dua lutut, dua telapak tangan, dan kening dan hidung. Yg jadi pertanyaan apakah kening itu harus terkena ke tempat sujud, dan bagaimana jika yg bersangkutan memakai peci atau mukena untuk wanita, kemudian keningnya terhalang oleh mukena atau peci tersebut, jadi tidak langsung ke tempat sujud, apakah tetap sah sujudnya.. Syukron jazakalla Wassalam [Non-text portions of this message have been removed] - Ahhh...imagining that irresistible new car smell? Check outnew cars at Yahoo! Autos. [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] Dakwah Tauhid Hingga Akhir
From: Budi Ari Sent: Monday, April 30, 2007 9:24 AM Subject: Dakwah Tauhid Hingga Akhir Dakwah Tauhid Hingga Akhir Dari al Harits an Najrani, di bertutur, Lima hari sebelum kematian beliau, aku mendengar Rasulullah ShallallaHu 'alaiHi wa sallam bersabda, 'Ketahuilah, sesungguhnya orang-orang sebelum kalian, mereka biasa menjadikan kubur Nabi-nabi mereka serta orang-orang shalih diantara mereka sebagai tempat ibadah, maka janganlah kalian menjadikan kubur-kubur sebagai mesjid, sesungguhnya aku melarang kalian melakukan perbuatan itu' (HR. Ibnu Abi Syaibah, Syaikh al Albani mengatakan, Sanadnya shahih berdasarkan syarat Muslim, lihat Kitab Tahdziir as Saajid hal. 51) Dalam Kitab Shahiih-nya, Imam al Bukhari meriwayatkan dari Aisyah dan Ibnu Abbas radhiyallaHu 'anHumaa, mereka berkata, Ketika Rasulullah ShallallaHu 'alaiHi wa sallam sedang menderita sakit yang menyebabkan kematian beliau, maka diletakkanlah sebuah kain di atas wajahnya. Jika beliau kesulitan bernafas, dibukalah kain itu dari wajahnya. Dalam keadaan demikian beliau bersabda, 'Laknat Allah bagi orang Yahudi dan Nashrani. Mereka mejadikan kuburan Nabi-nabi mereka sebagai tempat ibadah'. Beliau memperingatkan dari apa yang mereka perbuat (Fathul Baari Syarh Shahiih al Bukhari VI/4) Imam Ahmad dalam Musnad-nya (no. 7353), Ibnu Sa'd, Abu Ya'la dalam Musnad-nya dan Abu Nu'aim dalam Kitab al Hilyah dengan sanad shahih dari Abu Hurairah radhiyallaHu 'anHu. Dia mengatakan bahwa Rasulullah ShallalaHu 'alaiHi wa sallam bersabda, Ya Allah, janganlah Kau jadikan kuburku sebagai sesuatu yang disembah. Semoga Allah melaknat orang-orang yang menjadikan kubur-kubur Nabi mereka sebagai tempat ibadah (Tahdziir as Saajid, hal. 18) Maraji' : Ensiklopedi Larangan dalam Syari'at Islam, Syaikh Muhammad Basyir ath Thahlawi, Media Tarbiyah, Bogor, Cetakan Pertama, Ramadhan 1427 H/September 2006 M. Semoga Bermanfaat. Allah Ta'ala berfirman, Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa selain (syirik) itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar (QS. An Nisaa' : 48) Dari Abu Dzar ra., Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Jibril berkata kepadaku, 'Barangsiapa diantara umatmu yang meninggal dunia dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, maka pasti dia masuk surga' (HR. Bukhari) [Hadits ini terdapat pada Kitab Shahih Bukhari] Ahhh...imagining that irresistible new car smell? Check out new cars at Yahoo! Autos. http://us.rd.yahoo.com/evt=48245/*http://autos.yahoo.com/new_cars.html; _ylc=X3oDMTE1YW1jcXJ2BF9TAzk3MTA3MDc2BHNlYwNtYWlsdGFncwRzbGsDbmV3LWNhcnM - [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] Sabar Menjemput Rejeki
Sabar Menjemput Rejeki 25 Apr 07 09:06 WIB Oleh Dudu Badrussalam Sabar adalah wajib menutut kesepakatan umat Islam. Karena ia adalah separuh iman. Sebab iman ada dua bagian.;yang separuh berupa sabar dan separuhnya lagi berupa syukur Hidup mandiri identik lepas dari biaya hidup orang tua. Hal itu terjadi pada diri saya. Tuntutan untuk menafkahi sendiri begitu besar pada saat menginginkan hidup mandiri. namun hal itu tak lepas dar dukungan dan do'a orang tua. Dengan mengandalkan ijazah dan keterampilan, saya ke sana kemari melamar pekerjaan yang layak dan sesuai dengan profesionalisme. Tapi apa tah daya, modal materi atau uang tak cukup untuk mendapatkan pekerjaan itu. Karena memang zaman sekarang, apabila tak punya modal kuat, pekerjaan layak tak bisa diperoleh. Ya meskipun tidak semua perusaahan seperti itu. Meskipun begitu, saya tetap yakin bahwa Allah lah yang mengatur rejeki dengan syarat berikhitar dan berdo'a kepada Nya. Keyakinan bahwa Allah akan memerikan jalan keluar dan sesuatu yang terbaik menjadi pegangan saya waktu itu untuk selalu berusaha dan berdo'a dengan sabar menjalaninya. Toh, kalaupun saya belum mendapatkan pekerjaan itu, tapi saya terus berusaha, pasti ada hikmah yang tersembunyi dan Allah menghendaki yang lain. Rosulullah pernah mengatakan, ada dosa yang tak bisa dibersihkan dengan shalat, zakat, puasa dan haji, tetapi bisa dibersihkan dengan kepedihannya mencari nafkah. saya menilai kesusahan mencari nafkah merupakan salah satu musibah yang di dalamnya terdapat ampunan besar apabila dijalani dengan kesabaran dan ketabahan. Dan itu merupakan kenikmatan dan rahmat dari Allah SWT. Dengan alasan itulah, saya terus menerus menjalani hidup ini meskipun kekurangan materi dan sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang pantas. Meskipun usaha saya tidak menghasilkan hal yang bersifat duniawi, tapi mudah-mudahan saya berharap usaha saya ini menghasilkan sesuatu yang abadi, yaitu kebahagiaan di akhirat. Disisi lain, saya pun mensyukuri nikmat Allah yang tak henti-hentinya memberikan kesehatan lahir dan bathin sehingga bisa menikmati hidup ini dengan tentram. Tanpa harus stress memikirkan materi terus menerus. Saya sadar bahwa nikmat Allah yang paling besar yang wajib disyukuri adalah nikmat iman dan Islam dalam diri kita. Bukan kenikmatan materi semata. Harta kekayaan akan habis dan tidak bermanfaat jika tidak digunakan untuk kebaikan, tetapi iman dan isalam akan menjadi bekal utama yang akan menolong kita di yaumil hisab nanti. Untuk itu saya ingin berbagi dan saling mengingatkan, bahwa mencukupi kehidupan duniawi dan ukhrowi harus seimbang. Mutiara hikmah mengatakan, bekerjalah untuk duniamu seolah oleh akan hidup selamanya, dan bekerjalah untuk akhiratmu seolah olah akan mati besok. Nah, dengan kesabaranlah kita bisa mencapai keduanya, kebahagiaan dunia dan akhirat. Akhirnya Hanya kepada Allah lah kita meminta, karena Allah adalah Maha Pemberi Rejeki. Semoga tulisan in menjadi sebuah renungan bagi kita semua, untuk selalu bersabar dan bersyukur atas nikmat yang Allah berikan. Karena tak ada suatu masalah tanpa kehendak Nya, termasuk menjemput rejeki. Dan Allah juga tidak semata-mata mendatangkan kesulitan, kalau memang tidak sesuai dengan kesanggupan hamba Nya. Mudah-mudahan kita semua diberikan kemudahan dalam segala urusan oleh Allah SWT. Amin... Yathie (Ingati bila Sunyi, Rindui bila Jauh, Fahami bila Keliru, Nasehati bila Lalai dan Maafkan bila Terluka. Alangkah Indahnya ukhuwah bila sgalanya karena Allah SWT) - Ahhh...imagining that irresistible new car smell? Check outnew cars at Yahoo! Autos. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [media-dakwah] tanya sujud...
Wa'alaikum salam wr wb, Mukena atau Peci cukup sampai sekitar 2 jari di bawah akar rambut terdepan. Jadi tidak menutup seluruh dahi. Wassalam --- Ica Harahap [EMAIL PROTECTED] wrote: Wa'alaikumsalam wr.wb. Pake mukenah n pecinya jangan sampe nutupi dahi Pak, kan bisa aku klo pake mukenah juga dahinya masih bisa nyentuh sajadah waktu sujud Mengenai tata caranya, aku forward di japri aja ya... aku punya file tata cara sholat... Lukman Hakim Achmad [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaykum wr wb. Ustadz, mohon bantuan bagaimana cara sujud yg benar, karna di hadist yg pernah saya baca bahwa aggota sujud yg harus kena ada tujuh, dua telapak jari-jari kaki, dua lutut, dua telapak tangan, dan kening dan hidung. Yg jadi pertanyaan apakah kening itu harus terkena ke tempat sujud, dan bagaimana jika yg bersangkutan memakai peci atau mukena untuk wanita, kemudian keningnya terhalang oleh mukena atau peci tersebut, jadi tidak langsung ke tempat sujud, apakah tetap sah sujudnya.. Syukron jazakalla Wassalam [Non-text portions of this message have been removed] - Ahhh...imagining that irresistible new car smell? Check outnew cars at Yahoo! Autos. [Non-text portions of this message have been removed] === Ingin belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits? Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] http://www.media-islam.or.id __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com
[media-dakwah] TINGKATAN QADHA' DAN QADAR
TINGKATAN QADHA' DAN QADAR Oleh: Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin Menurut Ahlus Sunnah wal Jama'ah qadha' dan qadar mempunyai empat tingkatan: Pertama Al-'Ilm (pengetahuan), yaitu mengimani dan meyakini bahwa Allah Mahatahu atas segala sesuatu. Dia mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi, secara umum maupun terinci, baik itu termasuk perbuatanNya sendiri atau perbuatan makhlukNya. Tak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagiNya. Kedua Al-Kitabah (penulisan), yaitu mengimani bahwa Allah telah menuliskan ketetapan segala sesuatu dalam Lauh Mahfuzh yang ada disisiNya. Kedua tingkatan ini sama-sama dijelaskan oleh Allah dalam firmanNya: Artinya ; Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah. [Al-Hajj : 70] Dalam ayat ini disebutkan lebih dahulu bahwa Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi, kemudian dikatakan bahwa yang demikian tertulis dalam sebuah ktiab, yaitu Lauh Mahfuzh. Sebagaimana pula dijelaskan oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam dalam sabdanya: Artinya : Pertama kali tatkala Allah menciptakan qalam (pena), Dia firmankan kepadanya, 'Tulislah!' Qalam itu berkata, 'Ya Tuhanku, apakah yang hendak kutulis?' Allah berfirman, Tulislah apa saja yang akan terjadi!' Maka seketika itu bergeraklah qalam itu menulis segala yang akan terjadi hinggahari Kiamat. Ketika Nabi shalallahu 'alaihi wassalam ditanya tentang apa yang hendak kita perbuat, apakah sudah ditetapkan atau tidak? Beliau menjawab: Sudah ditetapkan. Dan ketika beliau ditanya: Mengapa kita mesti berusaha dan tidak pasrah saja dengan takdir yang sudah tertulis?, beliau pun menjawab: Berusahalah kalian, masing-masing akan dimudahkan menurut takdir yang telah ditentukan baginya. Kemudian beliau mensitir firman Allah: Artinya ; Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik, maka Kami akan memudahkan baginya (jalan) yang mudah. Sedangkan orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup serta mendustakan adanya pahala yang terbaik, maka Kami akan memudahkan baginya (jalan) yang sukar. [Al-Lail 5-10] Oleh karena itu, hendaklah Anda berusaha, sebagaimana yang diperintahkan Nabi shalallahu 'alaihi wassalam kepada para sahabat. Anda akan dimudahkan menurut takdir yang telah ditentukan Allah. Ketiga Al-Masyi'ah (kehendak). Artinya, bahwa segala sesuatu yang terjadi, atau tidak terjadi, di langit dan di bumi, adalah dengan kehendak Allah. Hal ini dinyatakan jelas dalam Al-Qur'an Al-Karim. Dan Allah telah menetapkan bahwa apa yang diperbuatNya adalah dengan kehendakNya, serta apa yang diperbuat para hambaNya juga dengan kehendakNya. Firman Allah: Artinya : (Yaitu) bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus. Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan Semesta Alam. [At-Takwir : 28-29] Artinya : Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya. [Al-An'am : 112] Artinya : Seandainya Allah menghendaki, tidaklah mereka berbunuh-bunuhan. Akan tetapi Allah berbuat apa yang dikehendakiNya. [Al-Baqarah : 253] Dalam ayat-ayat tersebut Allah menjelaskan bahwa apa yang diperbuat manusia terjadi dengan kehendakNya. Dan banyak pula ayat-ayat yang menunjukkan bahwa apa yang diperbuat Allah adalah dengan kehendakNya. Seperti firman Allah: Artinya : Dan kalau Kami menghendaki niscaya Kami akan berikan kepada tiap-tiap jiwa petunjuk (bagi)nya. [As-Sajdah : 13] Artinya : Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu. [Huud : 118] Dan banyak lagi ayat-ayat yang menetapkan kehendak Allah dalam apa yang diperbuatNya. Oleh karena itu, tidaklah sempurna keimanan seseorang kepada qadar (takdir) kecuali dengan mengimani bahwa kehendak Allah meliputi segala sesuatu. Tak ada yang terjadi atau tidak terjadi kecuali dengan kehendakNya. Tidak mungkin ada sesuatu yang terjadi di langit ataupun di bumi tanpa dengan kehendak Allah. Keempat Al-Khalq (penciptaan). Yaitu, mengimani bahwa Allah Pencipta segala sesuatu. Apa yang ada di langit dan di bumi Penciptanya tiada lain adalah Allah. Sampai yang dikatakan mati (tidak hidup), itupun diciptakan oleh Allah. Firman Allah: Artinya : Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. [Al-Mulk : 2] Jadi, segala sesuatu yang ada di langit ataupun di bumi PenciptaNya tiada lain adalah Allah Tabaraka wa Ta'ala. Kita semua mengetahui dan meyakini bahwa apa yang terjadi dari perbuatan Allah adalah ciptaanNya. Seperti langit, bumi, gunung, sungai, matahari bulan, bintang, angin, manusia, dan hewan, kesemuanya adalah ciptaan Allah. Demikian pula apa yang terjadi untuk para makhluk ini, seperti: sifat, perubahan dan keadaan, itupun ciptaan Allah. Akan tetapi mungkin saja ada orang yang sulit
[media-dakwah] Re: tanya sujud...
Salam, Sekedar sharing pak yang saya ketahui mengenai hal ini, dan tentu ada pula pendapat yang berbeda. Sujud adalah salah satu rukun Sholat, adapun sahnya sujud (dalam sholat) seperti yang bapak sampaikan dibawah, yaitu ketujuh anggota harus menyentuh lantai/tempat masing-masing. dan husus wajah dan telapak tangan tidak boleh tertutupi (tidak boleh menggunakan kaos tangan), adapun kaki dibolehkan. Jika wajah dan telapak tangan tertutupi atau ketujuh anggota tidak menyentuh ke lantai, berarti tidak memenuhi syaratnya sujud, jika tidak memenuhi syaratnya sujud, berarti sujud tidak sah, jika sujud tidak sah, berarti sama meninggalkan rukun sholat, Jika salah satu rukun sholat ditinggalkan berarti sholat tidak sah. tentu saja hal ini tidak berlaku ketika ada uzur, seperti tidak sanggupnya berdiri karena sakit atau lainnya. damikian yang sampai kepada saya, yang katanya dari mazhab syafi`i, namun saya tidak sanggup menyelusuri hingga ke akarnya, karena saya sendiri sibuk mencari nafkah untuk keluarga. dan tentu saja ada pendapat yang berbeda, silahkan memilih yang mana yang anda anggap lebih tetpat, dan lebih kuat. Demikian, mohon maaf jika ada kekurangan dan kesalahan. Salam, Lukman Hakim Achmad [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaykum wr wb. Ustadz, mohon bantuan bagaimana cara sujud yg benar, karna di hadist yg pernah saya baca bahwa aggota sujud yg harus kena ada tujuh, dua telapak jari-jari kaki, dua lutut, dua telapak tangan, dan kening dan hidung. Yg jadi pertanyaan apakah kening itu harus terkena ke tempat sujud, dan bagaimana jika yg bersangkutan memakai peci atau mukena untuk wanita, kemudian keningnya terhalang oleh mukena atau peci tersebut, jadi tidak langsung ke tempat sujud, apakah tetap sah sujudnya.. Syukron jazakalla Wassalam Recent Activity 22 New Members Visit Your Group Yahoo! Avatars Create a Face Show your style in Messenger more. Y! Messenger Instant hello Chat in real-time with your friends. Yahoo! Mail You're invited! Try the all-new Yahoo! Mail Beta . - Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] Fw: wAJIB SaLAFIyah; KERANCUAN PARA AKTIVIS HARAKAH - Jawaban
PENGANTAR Hadits: Dari Abdullah bin Amr bin 'Ash, ia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: Sesungguhnya Allah tidak mengambil ilmu dengan mencabutnya begitu saja dari hamba-hamba. Akan tetapi Dia mengangkat ilmu dengan diMATIkannya para ulama. Sehingga apabila tidak ada seorangpun alim, niscaya manusia akan mengambil pemimpin-pemimpin yang BODOH-BODOH. Lalu mereka ditanya, kemudian MEREKA (pemimpin bodoh) berfatwa dengan tanpa ilmu (Di riwayat lain: Mereka berfatwa dengan AKAL fikiran mereka semata), maka MEREKA pun terSESAT dan menYESATkan. (HR. Bukhori, Muslim, dll) Hadits: Dari Ibnu Buraidah, dari bapaknya, dari Nabi s.a.w. beliau bersabda: Qodhi itu ada TIGA MACAM, yang satu di sorga dan yang dua di neraka. Adapun qadhi yang berada di surga, ia SEORANG yang MENGETAHUI KEBENARAN (berilmu) lalu dia MEMUTUSKAN dengan ILMUnya. Dan SEORANG (qadhi) yang MENGETAHUI KEBENARAN, tetapi dia BERBUAT ZHALIM di dalam memutuskan hukum, maka DIA BERADA di NERAKA. Dan SEORANG (qadhi) yang MEMUTUSKAN HUKUM kepada manusia atas dasar kebodohan (tidak tahu menahu hukum-hukum islam), maka DIA BERADA di nERAKA. Firman: Dan janganlah engkau menetapkan (sesuatu) yang engkau tidak mempunyai ilmu tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan ditanya. (qs.alIsraa':36) - Dimana kepedulian terhadap di negara islam yang ada pembantaian; Pemerintahan Arab dan ulama-ulama salafi-nya ada hubungan dengan Amerika; Jihad terhadap pemerintahan yang zholim, Penakut.- Catatan: inilah kalimat yang selalu disodorkan ke aku sejak dulu. - JIHAD- PEMBAHASAN! Kedudukan jihad dalam agama sangat penting dan senantiasa terjaga. Jihad fii sabiilillah tetap ada sampai hari kiamat. Secara istilah syar'i, Jihad artinya mencurahkan segala kemampuan untuk memerangi musuh. Musuh-musuh tersebut adalah hawa nafsu, syaitan, yang nyata: orang munafik, orang kafir, orang musrik Jihad melawan hawa nafsu yaitu dengan : belajar agama islam yang benar, mengamalkannya, kemudian mengajarkan. Jihad melawan Syaitan yaitu: dengan menolak segala bentuk syubhat dan syahwat yang selalu dihiaskan syaitan. Jihad melawan orang musrik, munafik, kafir yaitu: dengan tangan, lisan, hati. Untuk memerangi orang kafir dengan tangan, ini TIDAK BOLEH asal tabrak, islam telah mengatur dalam hal ini. Perlu diperhatikan bahwa antara MEMBELA agama Allah dengan MENEGAKKAN agama Allah adalah beda. Menegakkan agama Allah adalah memasukkan ilmu Allah ke dalam hati manusia (berdakwah; kalau orang penyembah Yesus mengatakan: melakukan pencerahan). Sedang membela agama Allah adalah memerangi terhadap yang menghalang-halangi tersebarnya hukum-hukum Allah. A. HUKUM JIHAD! Empat Imam Madzhab dan lainnya telah sepakat bahwa jihad fii sabiilillah hukumnya adalah FARDHU KIFAYAH. Yaitu apabila sebagian kaum muslimin melaksanakannya, maka gugur kewajiban atas yang lain. Jihad (berperang) menjadi FARDHU 'AIN pada 3 kondisi: Ke-1, pasukan muslimin dan kafirin berhadapan di medan perang; Ke-2, musuh menyerang negeri muslim yang aman, maka WAJIB bagi PENDUDUK NEGERI untuk memerangi; Ke-3, bila Imam meminta untuk berperang maka wajib memenuhi, berdasar dalil qs. atTaubah:38-39. B. TUJUAN DISYARI'ATKAN JIHAD! Disyari'atkan jihad adalah agar AGAMA ALLAH TEGAK di muka bumi. TIMBUL PERTANYAAN! Apakah membunuh orang-orang kafir dengan mengabaikan kemusrikan-kemusrikan, kemunafikan-kemunafikan yang merajalela yang BISA MERUSAK keberagamaan seseorang/masyarakat, BISA TERWUJUD TEGAKnya AGAMA ALLAH? Secara ilmiyah (merujuk ke DALIL), ternyata menegakkan agama Allah LEBIH diPRIORITASKAN di dalam berjihad. Perhatikan dalil berikut: Firman: Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) agama itu hanya untuk Allah saja. Jika mereka berhenti, maka tidak ada permusuhan, kecuali terhadap orang-orang yang zhalim (qs.2:193) Hadits: Aku diperintahkan untuk MEMERANGI MANUSIA sampai mereka bersaksi bahwa TIDAK ILAH yang berhak diIBADAHI dengan benar melainkan Allah... (HR. Bukhari). Ibnu Jarir ath-Thabari (wafat th.310 H) menafsirkan qs.2:193 diatas dengan berkata: Perangilah mereka sehingga tidak terjadi lagi KESYIRIKAN kepada Allah Syaikh asSa'di berkata: Maksud dan tujuan dari perang dijalan Allah BUKANLAH SEKEDAR menumpahkan darah orang kafir. Tetapi tujuannya agar agama Islam tegak di atas seluruh agama, MENGHILANGKAN KESYIRIKAN adalah JALAN agama Allah bisa tegak. Jadi BOHONG agama Allah BISA TEGAK dengan cara membunuh orang-orang kafir, tetapi MENGESAMPINGKAN pesan dari qs. (qs.2:193) dan Hadits di atas. TANGGAPAN-TANGGAPAN! A. TENTANG Hanya Mampu Bicara/Takut Jihad: Kalau yang dimaksudkan jihad disini adalah seperti VERSI yang suka mengGEMBAR-GEMBORkan jihad; maka dalam hal ini
Re: [media-dakwah] Menghormati Ibu...
Wa'alaikum salam wr wb, Kenapa ibu disebut pertamakali sebanyak 3 x kemudian baru bapak sebagai orang yang harus kita perlakukan dengan baik? Ya karena judul di atas. Ibu adalah orang yang harus kita hormati. Setelah itu baru bapak, kemudian baru manusia2 lainnya seperti guru, dsb. Itulah makna dari hadits di atas. Wassalam --- Ica Harahap [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Nizami mungkin bisa bantu jawab pertanyaan ini...? subjeknya sengaja aku ganti (tadinya tanya sujud...) biar pembahasannya ga rancu dengan topik yang lain Jazakallah... Maulana [EMAIL PROTECTED] wrote: Ass.wr.wb. Pak Ustaz saya mau tanya, sebelumnya saya ingin menyampaikan hadist yang berbunyi Siapa yah Rasul yang saya hormati Rasullalah menjawab Ibumu kemudian siapa lagi Ibumu lalu Ibumu... dan kemudian bapakmu. Apa maksudnya rasul sampai menjawab 3 kali Ibu Ibu dan Ibu. Kenapa Bapak di sebut hanya sekali, terima kasih atas jawabanya. Wassalam - Original Message - From: Lukman Hakim Achmad To: media-dakwah@yahoogroups.com Sent: Monday, April 30, 2007 09:19 Subject: [media-dakwah] tanya sujud... Assalamu'alaykum wr wb. Ustadz, mohon bantuan bagaimana cara sujud yg benar, karna di hadist yg pernah saya baca bahwa aggota sujud yg harus kena ada tujuh, dua telapak jari-jari kaki, dua lutut, dua telapak tangan, dan kening dan hidung. Yg jadi pertanyaan apakah kening itu harus terkena ke tempat sujud, dan bagaimana jika yg bersangkutan memakai peci atau mukena untuk wanita, kemudian keningnya terhalang oleh mukena atau peci tersebut, jadi tidak langsung ke tempat sujud, apakah tetap sah sujudnya.. Syukron jazakalla Wassalam [Non-text portions of this message have been removed] -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.5.467 / Virus Database: 269.6.2/780 - Release Date: 29/04/2007 6:30 [Non-text portions of this message have been removed] - Ahhh...imagining that irresistible new car smell? Check outnew cars at Yahoo! Autos. === Ingin belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits? Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] http://www.media-islam.or.id __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com
[media-dakwah] Jayus Mengaku Saksikan Penguburan Korban Talangsari 1989
Jayus Mengaku Saksikan Penguburan Korban Talangsari 1989 Bandarlampung-RoL--Jayus, salah satu tokoh di balik tragedi Talangsari--GPK Warsidi--di Way Jepara-Lampung 7--8 Februari 1989, delapan belas tahun lalu, mengaku menyaksikan sendiri adanya ratusan korban meninggal yang dimakamkan di sekitar Talangsari akibat kejadian itu. Jayus kembali mengungkapkan seputar peristiwa Talangsari akibat serangan aparat militer itu, pada peluncuran buku dan diskusi kasus Talangsari di Bandarlampung, Senin. Menurut Jayus, pada saat kejadian tanggal 7 Februari 1989 sejak subuh sekitar Pkl. 04.30 WIB, lokasi sekitar kompleks pengajian jemaah Warsidi di sana telah dikepung aparat militer bersenjata. Mereka kemudian diberondong dengan senjata. Pada sekitar Pkl. 08.00 WIB, umumnya penghuni rumah dan pondokan di sana telah habis dan yang tertinggal hanya nampak para orangtua, perempuan dan anak-anak yang bertahan tetap berada di dalam rumah-rumah di sana. Jayus menyebutkan, saat itu justru rumah-rumah tersebut dibakar, sehingga para penghuninya umumnya tewas dengan kondisi pondokan telah hangus. Sulit saya melupakan kejadian itu sampai sekarang, karena terus terbayang-bayang, cetus Jayus. Dia menuturkan, para korban umumnya dalam kondisi terbakar hangus hanya tinggal tulang belulang saja. Para korban itu kemudian dikuburkan sehari setelah kejadian hingga beberapa hari kemudian. Jayus menyebutkan, paling tidak selama tiga hari itu, setidaknya tiap hari dapat dikuburkan sekitar 50-an korban meninggal dunia walaupun proses penguburan juga belum sempurna, karena beberapa bagian tubuh diantaranya masih kelihatan. Penguburan juga dilakukan kepada para korban yang ditemukan berserakan di sekitar persawahan, sungai, jalan-jalan di sekitar tempat kejadian. Tindakan aparat keamanan saat itu sangat biadab dan tidak berperikemanusiaan, tutur Jayus pula. Setelah kejadian itu, lokasi sekitar pengajian Warsidi di Talangsari ditutup total oleh aparat TNI, hingga 5--6 bulan kemudian areal tersebut tidak boleh dimasuki masyarakat sekitar. Jayus mendesak agar kasus Talangsari itu dapat diusut secara tuntas, sehingga para pelaku yang bertanggungjawab terhadap kematian sekitar ratusan orang--versi resmi pemerintah menyatakan yang meninggal hanya sekitar 29 orang--dapat diadili secara hukum. Namun tokoh lain dalam tragedi Talangsari itu, Sukardi maupun Sudarsono mengakui bahwa saat itu di kompleks pengajian Warsidi tengah beraktivitas kelompok militan Islam yang bertujuan akhir untuk mendirikan cikal bakal Negara Islam Indonesia (NII). Mereka mengaku tidak dapat berkompromi dengan aparat pemerintah dan aparat keamanan yang beberapa kali mengundang dan mengajak mereka berdialog dan menjelaskan aktivitas di sana. Justru mereka yang minta camat dan Danramil (Kapten Sutiman yang tewas akibat tindakan warga) untuk datang bertemu penghuni pondokan yang kerap didatangi santri dan warga dari beberapa daerah di luar Lampung itu. Kematian Danramil Way Jepara seusai mendatangi kompleks pengajian itu, diduga memicu tindakan aparat militer (TNI) kemudian mengambil tindakan keras terhadap mereka. Namun menurut Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Usman Hamid, dengan dalih adanya Danramil yang tewas akibat ulah warga Talangsari maupun sikap mereka yang dianggap membangkang dengan pemerintah dan aparat saat itu, bukanlah alasan yang dapat membenarkan untuk melakukan penyerbuan secara militer. Karena itu, siapapun yang terbukti melakukan kesalahan dan tindak pidana di Talangsari saat itu, mesti dibawa ke pengadilan untuk diproses hukum secara adil, ujar Usman Hamid pula. Penulis buku Talangsari 1989, Kesaksian Korban Pelanggaran HAM Peristiwa Lampung, Fadilasari yang juga jurnalis dan mahasiswa pasca sarjana Fak. Hukum Universitas Lampung (Unila) berharap, dengan kesaksian para korban Talangsari itu dapat menjelaskan kondisi sebenarnya saat peristiwa tersebut. Tidak ada tujuan politik atau motivasi untuk mengangkat masalah agama di dalamnya, kecuali berusaha mengungkapkan kejadian sebenarnya secara obyektif dan berimbang, tutur Fadilasari pula. antara/pur [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] [Bagian 6] Kaidah Penerapan Sunnah
Kaidah Penerapan Sunnah Penulis: Al Ustadz Muhammad Umar as Sewed (Bagian 6) Dalam masalah ini ada sebagian di antara kaum muslimin yang melampaui batas, seperti Ikhwanul Muslimin, Sururiyin (pengikut Muhammad Surur Nayif Zainal Abidin), Qutbiyyun (pengikut Sayid Qutub) dan sejenisnya. Mereka menggunakan kaidah ini dalam metode dakwahnya secara berlebihan, hingga mereka mematikan sunnah dan menggagap sunnah sebagai penghalang dawah. Bahkan di antara mereka ada yang mendudukkan Maslahatu Dawah seakan-akan tuhan, mereka menghalalkan apa-apa yang telah diharamkan Allah, mengharamkan hal-hal yang telah dihalalkan, merubah syariat, mematikan sunnah, bahkan membenci ahlussunnah yang menghidupkan sunnah hanya dengan alasan Maslahatud Dawah (kepetingan dakwah). Kita katakan bahwa kalau meninggalkan sunnah secara keseluruhan, apalagi meninggalkan perkara-perkara yang wajib, maka itu bukan maslahat untuk dawah, bukan pula untuk agama ini, bahkan yang terjadi adalah mafsadah yang besar dan kehancuran Islam. Berkata Ibnu Masud Radiyallahu anhu: Akan muncul suatu kaum yang meninggalkan sunnah seperti ini (yaitu satu ruas jari). Jika kalian biarkan, niscaya mereka akan mendatangkan bencana yang besar. Sesungguhnya tidaklah ahlul kitab meninggalkan agamanya kecuali diawali dengan meninggalkan satu sunnah demi satu sunnah, hingga berakhir dengan meninggalkan sholat. Kalau mereka tidak berusaha menghidupkan sunnah niscaya mereka pun akan meninggalkan sholat. (diriwayatkan oleh al-Lalikai di dalam Syarh Ushulul Itiqad Ahlussunnah wal Jamaah, juz 1/91). Untuk itu kita harus memiliki dan menerapkan kadah-kaidah dalam penerapan sunnah secara lengkap. Jangan mengambil salah satunya dan membuang yang lainnya. Kaidah yang pertama dan utama adalah bagaimana menghidupkan sunnah secara keseluruhan pada diri kita dan masyarakat kita. Allah berfirman: Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara keseluruhan. Dan janganlah kalian turuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu. (al-Baqarah: 208) Kami berikan satu contoh, yaitu ketika kita melihat satu sunnah yang tidak wajib hukumnya (mustahab) seperti sunnahnya sholat memakai sandal. Dalam keadaan masyarakat yang jahil dan diperkirakan akan dapat menjadi fitnah bagi mereka dengan mencela sunnah tersebut atau mencela dakwah ahlu sunnah, maka hendaknya kita tidak mengerjakan atau lebih tepatnya menunda hingga kita menyampaikan ilmunya, menerangkan dalilnya, menegakkan hujahnya, membuktikan keshahihan riwayatnya dan menjelaskan istimbat hukumnya menurut para ulama agar tidak membuat salah paham mereka. Berkata Syaikh Abdussalam bin Barjas: Pemahaman yang benar terhadap kaidah ini adalah jika pada penerapan suatu sunnah dapat mengakibatkan mafsadah yang jelas lebih besar dari maslahat yang didapatkannya maka tahanlah sunnah tersebut di tempat tersebut (pada saat tersebut) dengan mengupayakan beberapa perkara: 1. Wajib menasehati mereka dan mengingatkan mereka tentang kedudukan sunnah yang tinggi dan agung tersebut. 2. Tidak meninggalkan sunnah tersebut untuk selamanya. 3. Jika diketahui bahwa para penentang sunnah tersebut menolaknya bukan karena bodoh, tetapi karena benci terhadap sunnah tersebut, karena taashub (fanatik) kepada madzhab tertentu atau karena mengikuti aliran tertentu, maka sunnah harus tetap ditegakkan. Tidak peduli dengan mereka atau seribu orang seperti mereka. Karena telah shahih riwayatnya bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam bersabda: ...Barangsiapa yang benci pada sunnahku, maka dia bukan dari golonganku... (HR. Bukhari) Selanjutnya Syaikh Abdussalam bin Barjas mengatakan: Karena maslahat besar yang kita inginkan adalah bagaimana kita mewujudkan kasih sayang di antara ahlus sunnah dan sebaliknya menghilangkan permusuhan dan kebencian di antara mereka, maka ketika telah diketahui seseorang atau sekelompok tertentu benci kepada sunnah, maka hilanglah kasih sayang kita kepada mereka dan wajib memboikot dan membenci mereka karena Allah. Hal ini berbeda keadaannya jika yang membenci dan menolak sunnah adalah orang awam seperti kebanyakan kaum muslimin. Jika kita menunda beberapa perkara yang tidak wajib karena mengimbangi mereka hingga mereka paham terhadap perkara tersebut, hal ini adalah satu sikap yang bijaksana dan perkara yang disyariatkan. Sikap ini dilakukan agar kebodohan mereka tidak membawa mereka terjerumus dalam ucapan-ucapan yang tidak pantas diucapkan. Langkah berikutnya adalah mengenalkan kepada mereka sunnah-sunnah tersebut dengan penuh hikmah dan kelembutan. Kalau perlu meminta bantuan kepada orang-orang yang berilmu dalam masalah tersebut. Kalau upaya-upaya tersebut telah dilakukan dan telah jelas bagi mereka petunjuk, namun mereka tetap membenci dan menolaknya, maka gabungkanlah mereka dengan kelompok tadi (yakni ahlil bidah). (Dlaruratul Ihtimam, Syaikh Abdus Salam bin Barjas, hal. 96-97)
[media-dakwah] INFO FKIC : BARAT SEBAR RACUN PD UMAT ISLAM
Assalamualaikum wr,wb Ikuti KAJIAN UMUM, dalam : FORUM KAJIAN IRENA CENTER Membangun Peradaban Islam Pengantar : Hj. IRENA HANDONO Nara Sumber : Jerry Duane Gray penulis buku : Bayang-bayang Gurita American Shadow Goverment Dosa-dosa Media Amerika 9-11 The Hard Evidence Exposed-THE REAL TRUTH BARAT SEBAR RACUN PADA UMAT ISLAM Jum'at, 4 Mei 2007, Ba'da Isya' Masjid Raya Al-Hakim-Menteng, Jl. HOS Cokroaminoto. CP. Bp.Endra 021-70732223 Bu Sri 021-68587000, 8853878 (IRENA CENTER) __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [media-dakwah] FW: Yang Sederhana Saja ....
On 4/30/07, Apri Rohmainy [EMAIL PROTECTED] wrote: اÙسÙاÙ... عÙÛOEÚ(c)Ù... Ù^ رØÙ...Ø(c) اÙÙÙ? Ù^برÚ(c)اتÙ? Sering Diucapkan, Tapi Gak Tau Artinya . Saw merupakan singkatan dari Shallallahu `alaihi Wa Sallam,sebuah lafaz yang disunnahkan kepada kita untuk mengucapkannya ketika menyebut nama Rasulullah SAW. Artinya adalah semoga Allah memberikan shalawat dan salam kepadanya. Perintah untuk bershalawat kjepada Rasulullah SAW merupakan perintah dari Al-Quran yaitu âEURoe Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi . Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya .âEUR(QS. Al-ahzab : 56) As biasa digunakan untuk menyingkat lafaz Alaihis Salam yang bermakna Semoga keselamatan dilimpahkan kepadanya. Ungkapan ini biasanya diberikan kepada para nabi dan Rasul termasuk juga para malaikat. âEURoe Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul.âEUR(QS. Ash-Shaffaat : 181) Ra biasa digunakan untuk menyingkat lafaz Radhiyallahu `anhu/`anha / `anhum. Lafaz ini juga merupakan ungkapan dan doa yang disematkan kepada para shahabat Rasulullah SAW. Maknanya adalah Semoga Allah meredhainya. Bila kata terakhirnya `anhu maka dhamirnya untuk dia satu orang laki-laki. Bila kata terakhirnya `anhum maka dhamirnya mereka (jama`) dan bila kata teakhirnya `anha maka dhamirnya untuk dia seorang wanita. âEURoe Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.âEUR(QS. At-Taubah : 100) âEURoe Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mu'min ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon , maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat .âEUR(QS. Al-Fath : 18) Azza wa Jalla dan Jalla Jalaluhu adalah dua ungkapan yang disematkan pada lafaz Allah selain Ta`ala. Lafaz `Azza makanya adalah yang Maha Aziz atau Perkasa. Sedangkan lafaz Jalla maknanya adalah Agung. âEURoe ... maka ketahuilah, bahwasanya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.âEUR(QS. Al-Baqarah : 209) âEURoe Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran / keagungan dan kemuliaan.âEUR(QS. Ar-Rahman : 27) Naudzubillahi mindzalik adalah ungkapan meminta perlindungan kepada Allah dari bahaya atau madharat sesuatu hal. âEURoe... maka mintalah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.âEUR(QS. Al-Mu`min : 56) Wallahu a'lam bishshowab adalah uangkapan untuk menyatakan bahwa kita mengembalikan kebenaran itu hanya kepada Allah. Makna lafaz itu adalah Dan hanya Allah saja lah yang lebih mengetahui kebenarannya. âEURoe ... dan di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi Yang Maha Mengetahui.âEUR(QS. Yusuf : 76) Jazzakumullah Khoiran Katsiro maknanya adalah Semoga Allah memberikan balasan kepada Anda yang lebih baik dan lebih banyak. Ungkapan ini adalah bentuk doa dan sekaligus rasa sykur kepada manusia yang telah berjasa kepada kita. Ungkapan ini lebih sempuirna dari sekedar mengucapkan kalimat terima kasih. Karena didalamnya selain ungkapan terima kasih juga ada doa untuk memberikan yang lebih baik dan lebih banyak lagi. âEURoe Di sana pertolongan itu hanya dari Allah Yang Hak. Dia adalah sebaik-baik Pemberi pahala dan sebaik-baik Pemberi balasan.âEUR(QS. Al-Kahfi : 44) . Ù^اÙسÙاÙ... عÙÛOEÚ(c)Ù... Ù^ رØÙ...Ø(c) اÙÙÙ? Ù^ برÚ(c)اتÙ? Semoga Allah ridlo dengan yang kita lakukan, Hasan Abu Ainun _ _ Ahhh...imagining that irresistible new car smell? Check out new http://us.rd.yahoo.com/evt=48245/*http://autos.yahoo.com/new_cars.html;_ylc=X3oDMTE1YW1jcXJ2BF9TAzk3MTA3MDc2BHNlYwNtYWlsdGFncwRzbGsDbmV3LWNhcnM- cars at Yahoo! Autos. [Non-text portions of this message have been removed] biasakanm biasakan untuk tidak menyingkat salam, karena salam itu do'a. semoga bermanfaat nasehatnya. -- Muhammad Haryo www.islam-download.net (use firefox) --~--~-~--~~~---~--~~ Jika email ini masuk folder spam/ bulk/ junk, harap tandai sebagai NOT spam/ bulk/ junk --~--~-~--~~~---~--~~ [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] TANGGAPAN DAN BANTAHAN BAGI PARA PENENTANG AS-SUNNAH
TANGGAPAN DAN BANTAHAN BAGI PARA PENENTANG AS-SUNNAH [A]. BANTAHAN DAN TANGGAPAN DALIL PERTAMA Tiga ayat yang dijadikan dalil oleh Inkaarus Sunnah (penentang As-Sunnah) tidak dapat dijadikan hujjah atau dasar untuk menolak As-Sunnah. Menurut Imam al-Auza'i rahimahullah bahwa yang dimaksud Al-Qur'an menerangkan segala sesuatu, yakni menerangkan dengan penjelasan yang terdapat dalam As-Sunnah. Sebagaimana dijelaskan dalam ayat lain bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam diberikan kewenangan oleh Allah untuk menerangkan Al-Quranul Karim kepada umat manusia. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman. Artinya : Dan Kami turunkan Al-Qur'an kepadamu agar engkau jelaskan kepada manusia tentang apa-apa yang diturunkan kepada mereka, agar mereka berfikir [An-Nahl : 44] Kata Imam Asy-Syafi'i, Istilah al-Bayan (tibyan) yang disebut dalam Al-Qur'an mengandung berbagai makna yang mencakup pengertian pokok sebagai sumber yang dijabarkan dalam berbagai cabang hukum (furu'). Hal ini diterangkan dalam Al-Qur'an oleh Allah kepada makhluk-makhlukNya yang mengandung berbagai segi 1). Ketentuan fardhu yang dicantumkan sebagai nash secara global, yaitu wudhu', shalat, zakat, puasa, dan haji. Juga terdapat larangan berbuat keji secara terang-terangan atau tersembunyi, seperti larangan zina, minum-minuman keras, makan bangkai, ma-kan darah, dan daging babi. Demikian pula disebutkan tata cara wudhu' dan sebagainya. 2). Ketentuan yang tegas dari firman Allah dalam Al-Qur'an dijelaskan melalui lisan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Contohnya jumlah raka'at shalat, nishab dan waktu zakat, serta ketentuan lainnya yang belum dijabarkan dalam Al-Qur'an. 3). Ketentuan yang diundangkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang tidak ada nashnya dalam Al-Qur-an wajib diikuti, karena Allah mewajibkan hamba-hamba-Nya untuk taat kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam serta selalu berpedoman kepada hukumnya. Barangsiapa yang telah melaksanakan ketentuan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, berarti ia menerima ketentuan Allah. 4). Kewajiban yang dikenakan kepada hamba-hamba-Nya ini bertujuan agar bersungguh-sungguh mencari keterangan itu, dan Allah menguji ketaatan mereka dalam berijtihad sebagaimana ujian dalam hal-hal yang difardukan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Selanjutnya Imam Asy-Syafi'i menjelaskan bahwa barangsiapa yang menjadikan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam Al-Qur'an sebagai sumber hukum, pasti akan menjadikan As-Sunnah sebagai hujjah, karena Allah telah menjadikan makhluk-Nya untuk mentaati Rasul-Nya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: Artinya : ..Apa yang diberikan Rasul kapadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggal-kanlah... [Al-Hasyr: 7] Artinya : Maka demi Rabb-mu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman sehingga mereka menjadikanmu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka suatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, mereka menerima dengan sepenuhnya. [An-Nisaa': 65] Orang-orang yang ingkar kepada As-Sunnah dengan menggunakan beberapa dalil dari ayat yang mengingkari ayat-ayat lain yang memerintahkan taat kepada Rasu-lullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, mereka adalah seperti orang-orang yang di-sinyalir Allah dalam firman-Nya: Artinya : Apakah kamu beriman kepada sebagian al-Kitab dan ingkar terhadap sebagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melain-kan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari Kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat besar. Dan Allah tidak lengah dari apa kamu perbuat. [Al-Baqarah : 85] [B]. BANTAHAN DAN TANGGAPAN DALIL KEDUA Adapun yang dimaksud dengan istilah hifzhudz dzikir dalam ayat 9 surat al-Hijr: Artinya : Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan adz-Dzikra dan Kami pasti memeliharanya. [Al-Hijr : 9] Tidaklah terbatas pada perlindungan terhadap Al-Qur'an saja, melainkan mencakup peraturan Allah serta peraturan yang diundangkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Allah menetapkan arti dzikr itu lebih umum dari hanya al-Qur'an saja. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: Artinya : Tanyakanlah kepada ahli dzikir sekiranya kalian tidak mengetahui. [An-Nahl: 43] Yang dimaksud dzikir dalam ayat ini ialah orang yang memahami Dinullah dan syari'at-Nya. Tidaklah diragukan lagi bahwa Allah menjamin Sunnah Rasul-Nya sebagaimana Dia menjamin Kitab-Nya. Hal ini terbukti dari perjuangan ulama yang telah menghabiskan usianya dalam menghafal, menyalin, mempelajari Al-Qur'an dan As-Sunnah. Di samping itu mereka juga tidak lupa mengadakan seleksi yang ketat terhadap As-Sunnah. Imam Muhammad bin 'Ali bin Hazm yang terkenal dengan Ibnu Hazm berkata, Di antara para ahli bahasa dan syari'at tidak terdapat perbedaan faham bahwa wahyu dari Allah merupakan ajaran yang diturunkan. Wahyu ini seluruhnya dijamin oleh Allah Ta'ala. Segala yang termasuk dalam jaminan Allah pasti tidak akan hilang atau menyimpang
[media-dakwah] Mengamalkan Al Qur'an - Re: KERANCUAN PARA AKTIVIS HARAKAH - Jawaban
--- In media-dakwah@yahoogroups.com, Mas No [EMAIL PROTECTED] wrote: Aku diperintahkan untuk MEMERANGI MANUSIA sampai mereka bersaksi bahwa TIDAK ILAH yang berhak diIBADAHI dengan benar melainkan Allah... (HR. Bukhari). Ibnu Jarir ath-Thabari (wafat th.310 H) menafsirkan qs.2:193 diatas dengan berkata: Perangilah mereka sehingga tidak terjadi lagi KESYIRIKAN kepada Allah Hendaknya kita mempelajari Islam tidak sepotong-sepotong. Jangan cuma hadits2 tertentu. Tapi juga baca Al Qur'an: Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!. [An Nisaa':75] Jadi bukan cuma memerangi kesyirikan. Tapi juga menolong/membela orang-orang yang tertindas. Di Iraq sejak invasi AS 650 ribu Muslim tewas. Masjid juga banyak yang hancur. Orang2 AS sendiri musyrik. Nah apa diam saja dan ketika ada orang yang berjihad, justru ulama yang digaji raja Arab justru mencela orang2 yang berjihad? Keliru kalau Israel membantai ummat Islam di Palestina dan Lebanon kita tidak berjihad dengan mereka. Lebih keliru lagi jika sudah tidak berjihad, justru mencela orang2 yang berjihad dengan berbagai nada sinis. Ini dosanya double. Pada saat itu, perang menjadi wajib: Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. [Al Baqarah:216] Kalau kita baca hadits di Bulughul Marom pada bab Jihad disebut bahwa orang Islam yang tidak pernah berjihad dan tidak ada niat untuk itu, maka ketika mati dia mati sebagai munafik (HR Muslim). Nah kalau sudah tidak berjihad, mencela orang yang berjihad pula, maka dia lebih parah dari munafik. Mengikuti ulama juga harus tetap kritis meski sekilas mereka mengikuti nabi. Apalagi jika jelas2 ulama tersebut memang digaji raja Arab Saudi yang tunduk pada AS yang kafir harbi. Dan AS kita tahu pembela Israel nomor satu. Islam Jama'ah meski para ulamanya mengajarkan Al Qur'an dan Hadits, namun mereka tidak kritis. Akibatnya mereka justru melanggar Al Qur'an dan Hadits seperti tafarruq (berpisah dari jama'ah muslim), mengkafirkan sesama Muslim, dsb. Dari sini juga kita tahu ternyata ada ulama yang mengajarkan bahwa jihad hanya untuk mencegah kesyirikan. Sehingga ketika ada Muslim di Palestina dan Lebanon membela diri melawan penindasan Israel langsung dicap bid'ah segala macam. Padahal jihad juga untuk membela orang2 yang tertindas: Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!. [An Nisaa':75] Ayat di atas begitu jelas. Orang yang belajar agama Islam tentu tahu bahwa sumber utama adalah Al Qur'an, baru Hadits. Tidak bisa Hadits bertentangan dengan Al Qur'an. Kalau ada hadits yang bertentangan dengan Al Qur'an, berarti hadits tersebut meski secara sanad sahih, tapi secara matan tidak sahih. Al Qur'an di atas hadits. Bukan Hadits di atas Al Qur'an. Ketika ratusan ribu Muslim tewas dibantai di Afghanistan, Iraq, Palestina dan Lebanon dan masjid2 dihancurkan oleh orang2 kafir/musyrik, bukankah melawannya juga melawan kesyirikan? Jadi seandainya ada Muslim yang berjihad melawan penindasnya, jangan sekali2 kita mencelanya atau mencapnya sebagai bid'ah atau manhajnya kurang benar. Wassalam
[media-dakwah] AKAL TIDAK LAZIM BILA MEMBELAKANGI WAHYU KARENA KETERBATASANNYA
AKAL TIDAK LAZIM BILA MEMBELAKANGI WAHYU KARENA KETERBATASANNYA MEMPOSISIKAN AKAL PADA TEMPATNYA Kebanyakan orang saat ini dan salah satunya adalah JIL yg menggunakan akal fikirnya untuk mengukur kebenaran yg bukan pada tempatnya, dan sejatinya hanya merupakan pembenaran terhadap argumentasinya untuk kepentingan kelompok saja. Dan tidak perduli kaidah akal fikir yg sudah masuk pada wilayah dimana akal tidak bisa membenarkan ataupun menyalahkan akidah. Karena wilayah akidah merupakan batas di mana kebenaran dan kesalahan harus tunduk pada kepentingan dan kebenaran wahyu. Akal fikir pada dasarnya dibatasi hanya untuk mengetahui jalan kebaikan dan keburukan yang bersifat relative dan kondisional. Namun akal tidak bisa memutuskan kebenaran dan kesalahan yg bersifat mutlak dan hanya diketahui berdasarkan petunjuk wahyu (Al-quran dan Hadist). Sedangkan akal fikir hanya bersifat mengkuatkan kebenaran yg disampaikan oleh wahyu dan bukan mengkoreksi ataupun mempertentangkan kebenaran wahyu yang bersifat mutlak. telah kami tunjukkan kepadanya 2 jalan hidup (baik dan buruk) (Al-Balad : 10) KEHARUSAN MEMPOSISIKAN WAHYU DI DEPAN AKAL Seringkali akal fikir sejajar dengan wahyu, yaitu kebaikan atau keburukan yg diputuskan oleh akal tidak mungkin bertentangan dengan kebenaran wahyu, namun suatu saat wahyu berada di posisi terdepan meninggalkan akal fikir dan akal dipaksa tunduk oleh kebenaran wahyu (Al-quran dan Hadist) dan lazimnya akal tidak bisa berada di depan wahyu dalam memutuskan kebenaran ataupun kesalahan. Hingga pada saat kita melanggar kaidah dimana akal harus ditempatkan pada tempat yg semestinya, maka banyak kerancuan2 yg akan ditimbulkan dari hasil keputusan akal, karena potensi akal yg terbatas dan tidak mau ditundukkan, namun dipaksa untuk berada di depan kebenaran wahyu, maka sejatinya akan menimbulkan banyak pertentangan2 dan masalah secara psychologis. Sebab akal tidak akan mungkin memberikan keputusan yg tepat dari hasil kerja akal yg ingin memposisikannya berada di depan wahyu, apalagi akal berusaha untuk mempertentangkan kebenaran wahyu, maka kemungkinan timbul pertentangan terhadap diri sendiri secara psychologis maupun pertentangan terhadap pihak lain akan selalu terjadi. Namun akal cenderung berada sejajar dengan wahyu yaitu saling mengkuatkan akan kebenaran yg diberitakan dalam wahyu dengan pembuktian akal. Pada saat menetapkan kebaikan dan keburukan yg bisa diterima oleh akal dan perasaan, namun pada prinsipnya keputusan kebaikan dan keburukan hasil kerja akalpun tidak menyalahi wahyu. Namun untuk urusan kebenaran dan kesalahan, potensi akal harus diikat dan ditundukkan pada keputusan kebenaran wahyu dan bukan diputuskan pada hasil kerja akal. KETERBATASAN AKAL DAN KELUASAN WAHYU Setelah kita mampu mengikat akal dan memposisikannya pada posisi yg tepat, yaitu kebaikan dan keburukan yg diputuskan oleh hasil kerja akal tidak bertentangan dengan wahyu dan pada saat memutuskan kebenaran dan kesalahan dalam akidah, namun kita mau menundukkannya atau mengikat akal pada kebenaran wahyu dan tidak memaksakan akal untuk memutuskan kebenaran yg harusnya diputuskan oleh wahyu, maka kenyamanan dalam menerima qodho dan qodhar Allah akan dapat dirasakan, dan secara psychologis akan mampu menghilangkan segala kemungkinan penyakit hati dan penyakit hilang akal (gila). Karena pada fitrahnya akal tidak akan mungkin berada di posisi terdepan dan meninggalkan wayu, itu disebabkan oleh keterbatasan akal dalam memutuskan tidak sebanding dengan wahyu yg tidak memiliki keterbatasan. Hmm..aku jadi teringat dengan larangan guruku yg mengatakan padaku bahwa tidak semua boleh kamu masukkan ke dalam otak kamu, apa kamu pikir boleh memasukkan semua yg kamu pikirkan ke dalam otak? Bisa pecah kepala kamu itu.?! Dan biasanya aku senyum2 sendiri aja dan mulai mencari2 maksud pembicaraannya tsb. Dan aku juga teringat omongan salah seorang yg berpikiran liberal waktu itu, bahwa otak tidak bisa disamakan dengan komputer yg memiliki kapsitas terbatas, dan dia menyakini kalau kapasitas otak itu tidak berbatas. Untuk pendapat salah seorang yg berpikiran liberal tersebut bisa langsung aku bantah, tentang kemampuan otak yg tidak berbatas, andai itu benar terjadi mustahil banyak orang gila (hilang akal) yg ada saat ini, dan itu satu bukti bahwa otak mempunyai kapasitas dalam menampung dan mengolah data dan menjadi satu keluaran yg baik or rancu, semua itu tergantung banyaknya data yg sudah terekam dalam memori otak. Akal mempunyai keterbatasan dan kapasitas dalam menampung dan mengolah data yg tersimpan dalam memori otak manusia, dan pada saat banyak data yg tersimpan dalam memori otak kita, sementara kita tidak sanggup lagi untuk menampungnya maka resiko hang dan error sudah pasti terjadi. Banyaknya data yg terekam dalam otak kita dan mencampurkan antara data yg benar dan salah ditampung menjadi satu
[media-dakwah] HUBUNGAN AS-SUNNAH DENGAN AL-QUR'AN
HUBUNGAN AS-SUNNAH DENGAN AL-QUR'AN Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas Ditinjau dari hukum yang ada maka hubungan As-Sunnah dengan Al-Quran, sebagai berikut [1]. As-Sunnah berfungsi sebagai penguat hukum yang sudah ada di dalam Al-Quran. Dengan demikian hukum tersebut mempunyai dua sumber dan terdapat pula dua dalil. Yaitu dalil-dalil yang tersebut di dalam Al-Quran dan dalil penguat yang datang dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Berdasarkan hukum-hukum tersebut banyak kita dapati perintah dan larangan. Ada perintah mentauhidkan Allah, berbuat baik kepada kedua orang tua, mendirikan shalat, membayar zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, ibadah haji ke Baitullah, dan disamping itu dilarang menyekutukan Allah, menyakiti kedua orang tua, serta banyak lagi yang lainnya. [2]. Terkadang As-Sunnah itu berfungsi sebagai penafsir atau pemerinci hal-hal yang disebut secara mujmal dalam Al-Quran, atau memberikan taqyid, atau memberikan takhshish dan ayat-ayat Al-Quran yang muthlaq dan 'aam (umum). Karena tafsir, taqyid dan takh-shish yang datang dari As-Sunnah itu memberi pen-jelasan kepada makna yang dimaksud di dalam Al-Quran. Dalam hal ini Allah telah memberi wewenang kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam untuk memberikan penjelasan terhadap nash-nash Al-Quran dengan firman-Nya : Artinya : Keterangan-keterangan (mukjizat) dan Kitab-Kitab. Dan Kami turunkan kepadamu Al-Quran, agar kamu menerangkan kepada ummat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan. [An-Nahl : 44] Di antara contoh As-Sunnah mentakhshish Al-Quran adalah: Artinya : Allah berwasiat kepada kamu tentang anak-anak kamu, bagi laki-laki bagiannya sama dengan dua orang perempuan... [An-Nisaa: 11] Ayat ini ditakhshish oleh As-Sunnah sebagai berikut: [a]. Para Nabi tidak boleh mewariskan apa-apa untuk anak-anaknya dan apa yang mereka tinggalkan adalah sebagai shadaqah. [b]. Tidak boleh orang tua kafir mewariskan kepada anak yang muslim atau sebaliknya, dan [c]. Pembunuh tidak mewariskan apa-apa.[1] As-Sunnah mentaqyid kemutlakan al-Quran: Artinya : Pencuri laki-laki dan perempuan, hendaklah dipotong kedua tangannya... [Al-Maaidah: 38] Ayat ini tidak menjelaskan sampai di manakah batas tangan yang akan dipotong. Maka dari as-Sunnahlah didapat penjelasannya, yakni sampai pergelangan tangan.[2] As-Sunnah sebagai bayan dari mujmal Al-Quran. [a]. Menjelaskan tentang cara shalat Nabi Shallallahu alaihi wa sallam. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda. ÕóáøõæúÇ ßóãóÇ ÑóÃóíúÊõãõæúäöí ÃõÕóáöøí. Artinya : Shalatlah sebagaimana kalian melihatku shalat. [3] [b]. Menjelaskan tentang cara ibadah haji Nabi Shallallahu alaihi wa sallam. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, bersabda. áöÊóÃúÎõÐõæúÇ Úóäöøí ãóäóÇÓößóßõãú. Artinya : Ambillah dariku tentang tata cara manasik haji kamu sekalian. [4] Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang perlu penjelasan dari As-Sunnah karena masih mujmal. [3]. Terkadang As-Sunnah menetapkan dan membentuk hukum yang tidak terdapat di dalam Al-Quran. Di antara hukum-hukum itu ialah tentang haramnya memakan daging keledai negeri, daging binatang buas yang mempunyai taring, burung yang mem-punyai kuku tajam, juga tentang haramnya menge-nakan kain sutera dan cincin emas bagi kaum laki-laki. Semua ini disebutkan dalam hadits-hadits yang shahih. Dengan demikian tidak mungkin terjadi kontradiksi antara Al-Quran dengan As-Sunnah selama-lamanya. Imam asy-Syafii rahimahullah berkata, Apa-apa yang telah disunnahkan Rasulullah Shallallahju alaihi wa sallam yang tidak terdapat pada Kitabullah, maka hal itu merupakan hukum Allah juga. Sebagaimana Allah mengabarkan kepada kita dalam firman-Nya: Artinya : ...Sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (Yaitu) jalan Allah yang kepunyaan-Nya segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa kepada Allah-lah kembali semua urusan. [Asy-Syura: 52-53] Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam telah menerangkan hukum yang terdapat dalam Kitabullah, dan beliau menerangkan atau menetapkan pula hukum yang tidak terdapat dalam Kitabullah. Dan segala yang beliau tetapkan pasti Allah mewajibkan kepada kita untuk mengikutinya. Allah menjelaskan barangsiapa yang mengikutinya berarti ia taat kepada-Nya, dan barangsiapa yang tidak mengikuti beliau berarti ia telah berbuat maksiat kepada-Nya, yang demikian itu tidak boleh bagi seorang makhluk pun untuk melakukannya. Dan Allah tidak memberikan kelonggaran kepada siapa pun untuk tidak mengikuti Sunnah-Sunnah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. [5] Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, Hubungan As-Sunnah dengan Al-Quran ada 3 macam, sebagai berikut: [a]. Terkadang As-Sunnah berfungsi sebagai penguat hukum yang sudah ada di dalam Al-Quran. [b]. Terkadang As-Sunnah berfungsi sebagai penafsir dan pemerinci hal-hal yang disebut secara mujmal di
[media-dakwah] KEDUDUKAN AS-SUNNAH DALAM SYARI'AT ISLAM
MUQADDIMAH KEDUDUKAN AS-SUNNAH DALAM SYARI'AT ISLAM Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas Segala puji hanya bagi Allah, kami memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan kepada-Nya, kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri-diri kami dan kejelekan amal perbuatan kami. Barangsiapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat menye-satkannya, dan barangsiapa yang Allah sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwasanya tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah saja, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwasanya Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam adalah hamba dan Rasul-Nya. Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. [Ali Imran: 102] Artinya : Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakanmu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya, dan dari-pada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (menggunakan) Nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu men-jaga dan mengawasimu. [An-Nisaa': 1] Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barang-siapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguh-nya ia telah mendapat kemenangan yang besar. [Al-Ahzaab: 70-71] Amma badu. Sesungguhnya sebenar-benar perkataan adalah Kitabullah (Al-Qur'an) dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam (As-Sunnah). Seburuk-buruk perkara adalah perkara yang diada-adakan (dalam agama), setiap yang diada-adakan (dalam agama) adalah bidah, setiap bidah adalah sesat, dan setiap kesesatan tempatnya di Neraka. Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Al-Qur'an kepada Rasul-Nya Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam dan beliau Shallallahu alaihi wa sallam diberikan hak dan wewenang untuk menjelaskan Al-Qur'an, sehingga dengan Al-Quran dan As-Sunnah manusia mendapat petunjuk ke jalan yang lurus (ash-Shirath al-Mustaqim). Tidak ada jalan yang benar me-lainkan jalan Al-Qur-an dan As-Sunnah menurut pemahaman Salafush Shalih, mengamalkan Al-Quran dan As-Sunnah, berdakwah (mengajak) ummat Islam untuk berpegang kepada keduanya, serta konsekuen dan kon-sisten di atas keduanya. Pada saat ini banyak aliran-aliran sesat yang berusaha memalingkan ummat Islam dari sumbernya yang asli dan suci, mereka berusaha untuk menghancurkan Islam dengan segenap tenaga mereka dengan berbagai macam cara, dengan lisan, tulisan dan lainnya. Dalam buku ini penulis membahas tentang Kedudukan As-Sunnah dalam Syariat Islam, karena adanya orang-orang yang berusaha untuk meragukan kedudukan As-Sunnah. Mereka ingin membatalkan Al-Qur'an dengan cara meragukan As-Sunnah. Karena apabila ummat Islam sudah meninggalkan kedua pedoman hidup ini, niscaya mereka pasti akan sesat. Mereka berusaha untuk memadamkan cahaya Islam, akan tetapi Allah akan tetap menyempurnakan cahayanya. Allah Subhanahu wa Taala berfirman: Artinya : Mereka ingin memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahayanya meskipun orang-orang kafir benci. [Ash-Shaff: 8] Ummat Islam sejak zaman Nabi Shallallahu alaihi wa sallam meyakini bahwa As-Sunnah merupakan sumber ajaran Islam di samping Al-Qur'an. Bahkan As-Sunnah adalah wahyu sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam : Artinya : Ketahuilah sesungguhnya aku diberi Al-Kitab (Al-Qur'an) dan yang sepertinya bersamanya. Ketahuilah sesungguhnya aku diberi Al-Qur'an dan yang sepertinya bersamanya. [1] Maksud dari kalimat: Dan seperti itu bersamanya adalah As-Sunnah. Al-Imam Abu Muhammad Ali bin Ahmad bin Said bin Hazm azh-Zhahiri, yang terkenal dengan Ibnu Hazm (wafat th. 456 H) berkata, Sesungguhnya Allah telah berfirman: Artinya : Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. [Al-Hijr: : 9] Kandungan dari ayat ini adalah bagi orang yang ber-iman kepada Allah Subhanahu wa Taala dan hari Akhir bahwasanya Allah menjamin terpeliharanya Al-Quran dan tidak akan hilang selamanya. Hal ini tidak diragukan sedikit pun oleh seorang muslim dan begitu pula sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, semuanya adalah WAHYU, berdasarkan firman Allah: Artinya : Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur-an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).â [An-Najm: 3-4] Wahyu adalah Adz-Dzikr dengan kesepakatan seluruh ummat Islam, dan Adz-Dzikr terpelihara dengan nash Al-Qur'an, maka sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam terpelihara dan
[media-dakwah] FITNAH SYUBHAT DAN SEBAB-SEBABNYA
FITNAH SYUBHAT DAN SEBAB-SEBABNYA Oleh Al-Ustadz Fariq Bin Gasim Anuz Al Imam Muhammad bin Aslam At-Thusi rahimahullah (242 H) berkata Dan barangsiapa mempunyai pengalaman dan pengetahuan dalam hal wahyu dan dengan apa-apa yang ahli syirik dan ahli bid'ah berada di atasnya pada hari ini, maka dia mengetahui perbedaan yang sangat jauh antara orang-orang salaf dan orang-orang khalaf, lebih jauh antara jarak timur dan barat, mereka berdiri di atas sesuatu dan orang-orang salaf berdiri di atas sesuatu yang lain, sebagaimana dikatakan : Dia pergi ke timur dan engkau pergi ke barat Jauh sekali perbedaannya antara timur dan barat Dan perkara ini -demi Allah- lebih dahsyat dari apa yang telah kami sebutkan. Imam Al Bukhari menyebutkan dalam Shahihnya (2/115) [1] dari Ummi Darda radliyallahu'anha, ia berkata, Abu Darda masuk ke rumah dengan keadaan marah, maka aku tanyakan kepadanya, Ada apa engkau? Maka ia berkata, Demi Allah, aku tidak mengetahui sedikit pun pada diri mereka tentang urusan (Nabi) Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam, kecuali mereka semuanya shalat. Dan Imam Az-Zuhri berkata, Saya masuk menemui Anas bin Malik di Damaskus yang sedang dalam keadaan menangis, maka aku tanyakan kepadanya, Apa yang menyebabkan engkau menangis? Maka ia menjawab, Aku tidak mengetahui sesuatu pun dari apa-apa yang aku ketahui, kecuali shalat ini, dan shalat pun sekarang telah disia-siakan. Disebutkan oleh Al-Bukhari no. 530.[2] Dan ini adalah fitnah yang terbesar di mana Abdullah bin Mas'ud radhiallahu 'anhu berbicara mengenainya, Bagaimana keadaan kalian pabila fitnah menyelimuti kalian,orang-orang dewasa menjadi tua di dalamnya, anak-anak kecil tumbuh dewasa di dalamnya pula, bid'ah telah memasyarakat, mereka telah menjadikannya sebagai sunnah, pabila (bid'ah) itu dirubah, maka dikatakannya 'sunnah (Rasullah shalallahu 'alaihi wasallam) telah dirubah' atau 'ini adalah perbuatan mungkar'.[3] Dan hal ini merupakan sebagian bukti yang menunjukkan bahwa suatu amalan jika dilakukan bertentangan dengan As Sunnah maka janganlah dianggap, dan janganlah ditoleh karena amalan yang bertentangan dengan As Sunnah tersebut telah dilakukan sejak zaman Abu Darda dan Anas.[4] Imam Syathibi rahimahullah (wafat tahun 790 H) berkata : Dan pada waktu itu saya telah tampil di masyarakat dengan berkhutbah, menjadi imam dan yang semisalnya, maka ketika saya menginginkan istiqamah di jalan yang lurus, saya dapatkan diri saya asing di tengah masyarakat pada waktu itu, dikarenakan gerak langkah mereka banyak dilandasi oleh adat istiadat [5] dan tata cara mereka telah dimasuki bid`ah-bid`ah dan tambahan-tambahan (dalam dien ini ), di mana di zaman dahulu hal ini bukan merupakan barang yang aneh,lebih-lebih di zaman sekarang ini!! [6] sampai beliau berkata, Maka ada dua pertimbangan, yaitu pertimbangan pertama mengikuti As Sunnah dengan syarat menyalahi kebiasaan masyarakat, maka haruslah menerima resiko yang biasa diterima oleh orang-orang yang menyalahi adat, terlebih lagi jika masyarakat mengakui bahwa kebiasaan mereka itu satu-satunya sunnah, tetapi meskipun memikul beban yang berat terdapat pahala yang besar padanya dan pertimbangan kedua mengikuti mereka dengan syarat menyalahi As Sunnah dan As Salafus Shaleh, maka kalau begitu saya menjadi orang-orang yang sesat - saya berlindung kepada Allah dari hal yang demikian - hanya saja saya sesuai dengan kebiasaan masyarakat, dan saya dianggap sebagai pendukung, bukan sebagai oposan. Maka saya berpendapat bahwa binasa dalam mengikuti As Sunnah itulah sukses namanya, sedangkan manusia tidaklah dapat menguntungkanku sedikitpun di sisi Allah, maka keputusan itu saya terapkan meskipun secara bertahap dalam beberapa perkara, maka kiamatlah menimpa saya, bertubi-tubi celaan datang kepada saya, caci makian dialamatkan kepada saya bagaikan anak panah, saya dicap sebagai ahli bid`ah dan orang sesat, dan kedudukan saya diturunkan sejajar dengan orang tolol dan bodoh.[7] Sekarang ini pun kita hidup di zaman fitnah, fitnah syubhat dan syahwat. Al Imam Ibnu Qayim Al Jauziyyah rahimahullah berkata dalam bukunya Ighatsatul Lahafan[8] : Fitnah itu dua macam: fitnah syubhat dan fitnah syahwat. Fitnah syubhat lebih besar bahayanya dari yang kedua. Maka fitnah syubhat ini terjadi disebabkan lemahnya bashirah dan sedikitnya ilmu.[9] Apalagi kalau dibarengi rusaknya niat, dan berperannya hawa nafsu maka akan timbul fitnah yang lebih besar dan musibah yang lebih berat, maka katakanlah sekehendakmu mengenai kesesatan yang ditimbulkan buruknya niat, pengendalinya hawa nafsu bukannya hidayah, disertai bashirahnya yang lemah dan sedikit ilmunya mengenai apa-apa yang Allah utus RasulNya dengannya, maka dia itu termasuk orang-orang yang Allah sebut mengenai mereka : Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka. [An-Najm : 23] Sampai beliau berkata, Fitnah syubhat ini, nanti ujungnya sampai kepada
[media-dakwah] www.islam-download.net
Bismillaahirrahmaanirrahiim.. Alhamdulillah, hari ini 01 Mei 2007 situs baru saya resmi diluncurkan. Alamatnya http://www.islam-download.net Dengan ini alamat2 sebelumnya http://haryodakwah.my.or.id, http://annajiyah.notlong.com, http://anc.zendurl.com dinyatakan tidak aktif lagi. Atau lebih tepatnya bukan tidak aktif, tetapi di-redirect ke situs yang baru [kecuali yang anc]. * * Mudah2an kualitas situsnya lebih bagus dibanding yang sebelum2nya, secara teknis. Sebelum2nya di-host di tempat hosting gratis yang ramah di kantong, sayangnya tidak dapat memenuhi kebutuhan yang saya inginkan : cepat, uptime tinggi, reliable dan good support. è akhirnya nyewa hosting lokal + beli domain yang mudah diingat. …… Sekalian informasi, kumpulan artikel ttg hukum musik insyaaAllah sudah diupdate (ada tambahan artikel), ada juga koleksi file baru ttg hukum hijab bagi muslimah. Plus ada An-Najiyah_LITE versi 07.05.01 (01 Mei 2007). Versi baru dengan tambahan berbagai file yang saya kumpulkan selama bulan April 2007. 6000+ file dalam satu (1) file *.exe. Untuk lebih jelasnya, silakan download filenya… [jangan boros bandwidth, jatah hanya 4GB/bulan] Semoga bermanfaat + harap dipromosikan Jazakumullahu khairan. Wassalaamu'alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh Haryo http://www.islam-download.net [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] Ketika Hujan Turun
Ketika Hujan Turun Ketika hujan turun, kaca mobil kita akan terbasahi dengan butiran-butiran air hujan yang jumlahnya mungkin jutaan. Dengan jutaan butiran air hujan itu kaca mobil kita menjadi buram, pandangan mata kita ke jalan jadi kabur. Namun demikian, kita pun secara refleks memegang tuas atau tombol penggerak wiper. Semakin deras hujan maka akan kita stel wiper dengan kecepatan yang lebih tinggi. Dengan wiper, maka guyuran butiran air hujan pun dapat tersapu dan tersingkirkan dari kaca mobil, sehingga kita pun dapat melihat jalan di depan kita. Jalan yang tadinya terlihat buram, sedikit dapat terlihat, sehingga kita pun dapat menjalankan mobil dengan baik. Begitu juga dengan istigfar. Istigfar dapat membersihkan dosa-dosa kita dan sekaligus juga kita bisa menatap masa depan dengan lebih terang dan tenang, sehingga mempengaruhi cara berpikir kita. Semakin banyak beristigfar maka semakin bersihlah diri kita, sehingga kita pun semakin luas pandangan ke depan. Rasulullah SAW saja, manusia suci yang sudah dijamin masuk surga beristigfar lebih dari 70 kali dalam sehari (HR. Bukhari). Bisa bayangkan kalau wiper itu tidak kita nyalakan. Tentunya mata kita tidak bisa melihat jalan ke depan dengan jelas karena terhalang oleh butiran air hujan. Begitu pula dengan istigfar. Bagaimana kalau seandainya istigfar tidak pernah kita kerjakan, maka tentunya makin tertutuplah mata hati kita. Semakin kita lupa istigfar, maka semakin bertumpuklah dosa-dosa kita. Dan yang lebih dari itu adalah pandangan kita semakin tertutup oleh nafsu kita sendiri. Sehingga kadang-kadang kita pun susah berpikir dengan jernih. Dengan tidak kita nyalakan wiper, sementara mobil tetap kita jalankan maka besar kemungkinan kita akan menabrak semua yang ada di depan dan di kanan kiri jalan. Pohon-pohon akan tertabrak, begitu juga warung-warung di pinggir jalan, ataupun pengguna jalan yang lain pun bisa tertabrak. Singkatnya, orang lain di pinggir jalan yang tidak bersalah bisa kena getahnya dengan ulah kita itu. Bisa banyak korban berjatuhan karena kesalahan kita. Maka sungguh beruntung orang-orang yang senantiasa gemar beristigfar, karena dengan istigfar Allah SWT akan memberi ampunan terhadap dosa dan kesalahan kita. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS.4.110) Begitulah istigfar dan wiper, keduanya sama-sama membersihkan. Semoga Allah SWT selalu menjadikan kita sebagai hamba yang gemar beristigfar. Amien. (as/sr) Disclaimer: Although this message has been checked for all known viruses using Trend Micro InterScan Messaging Security Suite, Bukopin accept no liability for any loss or damage arising from the use of this E-Mail or attachments.
[media-dakwah] FIQHUL WAQI' [MEMAHAMI REALITA UMMAT]
FIQHUL WAQI' [MEMAHAMI REALITA UMMAT] Oleh Syaikh Muhammad Nasiruddin Al-Albani Rohimahulloh Segala puja dan puji hanya milik Allah Jalla Jalaluhu, kami memujiNya, memohon pertolongan dan ampunanNya. Kami berlindung kepadaNya dari kejahatan diri-diri kami dan keburukan amal perbuatan kami. Barangsiapa yang ditunjukiNya tiada seorangpun yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang di sesatkanNya, maka tidak ada yang dapat memberi petunjuk. Aku bersaksi bahwasanya tiada sesembahan yang sebenarnya selain Allah Jalla Jalaluhu Yang Mahaesa, tiada sekutu bagiNya. Aku bersaksi bahwa sesungguhnya Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah hamba dan rasulNya. Amma ba'du. Bahwasanya Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda. Artinya : Hampir tiba saatnya ummat-ummat itu saling seru menyeru untuk memerangi kalian, sebagaimana orang yang akan makan saling menyeru untuk segera ketempat makannya. Seorang berkata apakah karena jumlah kami sedikit pada saat itu ? Beliau berkata : (tidak) bahkan jumlah kalian pada saat itu banyak, namun kalian ibarat buih yang terbawa oleh banjir. Dan benar-benar Allah akan mencabut dari hati musuh-musuh kalian rasa segan mereka terhadap kalian, dan Allah akan melemparkan dalam hati kalian 'al-wahan', seorang bertutur : Wahai Rasulullah apakah 'al-wahn' itu ?. Beliau menjawab : 'Cinta dunia dan benci pada kematian. [1] Terungkap dengan sangat jelas dari hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang mulia ini berbagai fenomena dan gambaran tentang malapetaka besar yang menimpa kaum muslimin, dan telah memecah belah persatuan mereka, melemahkan kemuliaan dan kehormatan mereka, serta memporak porandakan barisan-barisan mereka. Salah satu sisi fitnah ini telah menimpa lubuk hati sejumlah besar para da'i dan penuntut ilmu. Sehingga -sangat disayangkan- merekapun terpecah dan terbagi. Sebagian mencela dengan sebagian yang lain, sedangkan yang lainnya mengeritik, membantah dan seterusnya. Bantahan-bantahan itu tidak sekedar bantahan, demikian pula jika sekedar kritikan-kritikan, tidak akan membahayakan seorang dari mereka, baik pihak yang membantah atau yang dibantah. Karena menurut pandangan orang-orang yang adil, yang tidak fanatik bahwa kebenaran itu diketahui dengan cahaya dan dalil-dalilnya, bukan diketahui dengan orang yang menyampaikan atau yang menyatakannya. Akan tetapi yang membahayakan mereka (para pembantah dan yang dibantah) adalah berbicara tanpa ilmu, serampangan, tanpa memikirkan akibat dan dampaknya, serta berbicara tanpa hak terhadap hamba-hamba Allah Jalla Jalaluhu. [A]. MASALAH FIQHUL WAQI'. Ditengah fitnah yang buta, tuli dan dibangkitkan pula beragam masalah yang berhubungan erat dengan masalah fiqh, manhaj dan dakwah. Alhamdulillah kami mempunyai jawaban-jawaban ilmiah seputar masalah tersebut. Maka segala puji dan karunia hanya milik Allah Jalla Jalaluhu. Diantara problematika yang cukup melelahkan dan banyak diperbincangkan secara serius dalam fitnah di zaman ini, apa yang diistilahkan oleh sebagian orang dengan Fiqhul Waqi' alias Memahami realita umat. Sementarta itu, saya tidak menyangkal gambaran atau ilustrasi ilmu yang mereka ada-adakan, namanya dengan sebutan Fiqhul Waqi', sebab telah banyak ulama-ulama ummat yang memberikan berbagai jawaban guna mencari jalan keluar bagi ragam kesulitan yang mereka hadapi dengan maksud dan tujuan agar mengetahui dan mengenal realita mereka. Dari sanalah kita jumpai ungkapan mereka yang populer : Menghukumi sesuatu adalah bagian (cabang) dari gambarannya Hal ini tidak akan terwujud melainkan dengan mengenal kenyataan, kejadian dan realita yang meliputi suatu masalah yang menjadi sasaran sebuah bahasan. Ini adalah suatu kaidah dasar dalam memberi fatwa secara khusus, dan ilmu-ilmu lainnya secara umum. Dengan demikian Fiqhul Waqi' adalah memahami sesuatu yang menggelisahkan atau menyusahkan kaum muslimin yang berhubungan erat dengan kepentingan-kepentingan mereka, atau tipu daya/makar musuh-musuh mereka, yang akan mengingatkan mereka agar mewaspadainya dan bangkit bersama secara nyata tidak hanya sekedar menganalisa atau menyibukkan diri dengan berita dan informasi kaum kafir atau bersikap melampui batas terhadap pemikiran-pemikiran mereka. [B]. PENTINGNYA MENGENAL REALITA Mengenal sebuah realita dengan tujuan agar sampai kepada hukum syariat adalah sangat penting dan merupakan salah satu kewajiban. Tugas ini harus dijalankan oleh sekelompok khusus pelajar muslim yang memiliki kecerdasan tinggi dari berbagai disiplin ilmu, baik syari'at atau kemasyrakatan (sosiologi), perekonomian, kemiliteran, dan ilmu apa saja yang dapat memberi manfaat bagi ummat Islam, serta mendekatkan mereka untuk kembali kepada kehormatan dan kemuliaan mereka. Terutama jika ilmu-ilmu ini terus berkembang sejalan dengan perkembangan zaman dan tempat. [C]. BERAGAM FIQH YANG HARUS DIFAHAMI Yang wajib diingat pada kesempatan ini, bahwasanya terdapat beragam
[media-dakwah] Kajian Qolbun Salim YISC Al Azhar (6 Mei - 24 Juni 2007)
YISC AL AZHAR YOUTH ISLAMIC STUDY CLUB === Bismillahirrahmanirrahim Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh PAKET KAJIAN QOLBUN SALIM YISC AL AZHAR Mengenal Diri, Menggapai Kesempurnaan Jiwa, Meraih Kebahagiaan Hakiki Setiap Ahad, Pukul 10.00 12.00 WIB 6 Mei 24 Juni 2007 (7 kali pertemuan) Biaya Kontribusi Per Paket : Rp.150.000 per peserta Sesuatu yang dari dulu hingga kini yang menjadi dambaan setiap orang adalah kebahagiaan yang bersifat hakiki. Para filosof, sufi, agamawan dan psikolog mencoba mengulas hal ini mulai dari definisi hingga cara atau jalan untuk menggapainya. Meskipun diantara para filosof, sufi, agamawan dan psikolog berbeda-beda dalam cara menggapainya, bahkan dalam mendefinisikannya, namun ada kesamaan yang mendasar diantara mereka yaitu bahwa kebahagiaan bukannlah sesuatu yang sifatnya lahiriah, melainkan batiniah. Itulah mengapa kita perlu menggapai kesempurnaan jiwa, karena dalam kesempurnaan jiwa itulah terletak kebahagiaan yang hakiki. Dan tangga pertama untuk menggapai kesempurnaan jiwa adalah dengan mengenal jiwa atau diri, karena barangsiapa mengenal dirinya maka akan mengenal Tuhannya. Dengan mengenal dan dekat Tuhan, yang merupakan kesempurnaan itu sendiri, kita dapat menggapai kesempurnaan Jiwa. Semoga Paket Kajian Qolbun Salim kali ini dapat membantu kita semua untuk mengenal diri yang merupakan tangga pertama untuk mengenal Allah dan dekat dengan-Nya serta menggapai kesempurnaan jiwa di mana terletak kebahagiaan yang hakiki tersebut. Materi : Nafs Amarah4. Nafs Mutmainah6. Nafs Mardhiyah Nafs Lawwamah 5. Nafs Radhiyah 7. Nafs Kamilah Nafs Mulhamah Dosen / Pengajar: Muhammad Rusli Malik, Umar Shahab, Lukman Hakim, huttaqi, Abdurrahman Abdullah, Agus Abu Bakar, Taufiq Ali Yahya === Untuk Pendaftaran dan Informasi Lebih Lanjut, Hubungi: Sekretariat YISC AL- Azhar Komp. Masjid Agung Al Azhar, Jln. Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Telp./ Fax. : (021) 724 7444 (Virzia) Contact Person: Diah (021-7053 8936) Sugeng (0856 819 0652) Santi (0817 844 260) wassalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh HUMAS YISC Sekretariat : Komplek Masjid Agung Al Azhar Jl.Sisingamangaraja Kebayoran Baru Jakarta Selatan Telp/Fax : 021-7247444, website: http://www.yisc.or.id - Ahhh...imagining that irresistible new car smell? Check outnew cars at Yahoo! Autos. [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] Re: AKAL TIDAK LAZIM BILA MEMBELAKANGI WAHYU KARENA KETERBATASANNYA
Assalamu alaikum, Misi JIL memang berbahaya. Kalo melihat kamus Longman American Dictionary, Pearson Education Limited 2000, Bisa kita lihat arti kata LIBERATE, yaitu: 1. To free someone from feelings or conditions that make their life unhapy or dificult. 2. To free prisoners, a city, a country, etc from someone control Saya yakin dengan pengertian di atas, bahwa yang dimaksud JIL adalah 'membebaskan' manusia dari Islam, artinya mereka suruh memeluk agama selain agama paling sempurna (Islam). Karena tidak ada agama lain yang lebih sempurna dari Islam, otomatis manusia akan menjadi atheis.. Kalau tidak salah, menjadikan manusia menjadi atheis adalah salah satu agenda Iblis. Fakta: 1. Kordinator JIL ini kan sering bermukim di USA, mungkin dia pake definisi dari kamus ini. wallahu a'lam wassalam, Wirawan -Original Message- From: suhana hana [EMAIL PROTECTED] To: media-dakwah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Date: Mon, 30 Apr 2007 20:03:45 -0700 (PDT) Subject: [media-dakwah] AKAL TIDAK LAZIM BILA MEMBELAKANGI WAHYU KARENA KETERBATASANNYA AKAL TIDAK LAZIM BILA MEMBELAKANGI WAHYU KARENA KETERBATASANNYA MEMPOSISIKAN AKAL PADA TEMPATNYA Kebanyakan orang saat ini dan salah satunya adalah JIL yg menggunakan akal fikirnya untuk mengukur kebenaran yg bukan pada tempatnya, dan sejatinya hanya merupakan pembenaran terhadap argumentasinya untuk kepentingan kelompok saja. Dan tidak perduli kaidah akal fikir yg sudah masuk pada wilayah dimana akal tidak bisa membenarkan ataupun menyalahkan akidah. Karena wilayah akidah merupakan batas di mana kebenaran dan kesalahan harus tunduk pada kepentingan dan kebenaran wahyu. Akal fikir pada dasarnya dibatasi hanya untuk mengetahui jalan kebaikan dan keburukan yang bersifat relative dan kondisional. Namun akal tidak bisa memutuskan kebenaran dan kesalahan yg bersifat mutlak dan hanya diketahui berdasarkan petunjuk wahyu (Al-quran dan Hadist). Sedangkan akal fikir hanya bersifat mengkuatkan kebenaran yg disampaikan oleh wahyu dan bukan mengkoreksi ataupun mempertentangkan kebenaran wahyu yang bersifat mutlak. telah kami tunjukkan kepadanya 2 jalan hidup (baik dan buruk) (Al-Balad : 10) KEHARUSAN MEMPOSISIKAN WAHYU DI DEPAN AKAL Seringkali akal fikir sejajar dengan wahyu, yaitu kebaikan atau keburukan yg diputuskan oleh akal tidak mungkin bertentangan dengan kebenaran wahyu, namun suatu saat wahyu berada di posisi terdepan meninggalkan akal fikir dan akal dipaksa tunduk oleh kebenaran wahyu (Al-quran dan Hadist) dan lazimnya akal tidak bisa berada di depan wahyu dalam memutuskan kebenaran ataupun kesalahan. Hingga pada saat kita melanggar kaidah dimana akal harus ditempatkan pada tempat yg semestinya, maka banyak kerancuan2 yg akan ditimbulkan dari hasil keputusan akal, karena potensi akal yg terbatas dan tidak mau ditundukkan, namun dipaksa untuk berada di depan kebenaran wahyu, maka sejatinya akan menimbulkan banyak pertentangan2 dan masalah secara psychologis. Sebab akal tidak akan mungkin memberikan keputusan yg tepat dari hasil kerja akal yg ingin memposisikannya berada di depan wahyu, apalagi akal berusaha untuk mempertentangkan kebenaran wahyu, maka kemungkinan timbul pertentangan terhadap diri sendiri secara psychologis maupun pertentangan terhadap pihak lain akan selalu terjadi. Namun akal cenderung berada sejajar dengan wahyu yaitu saling mengkuatkan akan kebenaran yg diberitakan dalam wahyu dengan pembuktian akal. Pada saat menetapkan kebaikan dan keburukan yg bisa diterima oleh akal dan perasaan, namun pada prinsipnya keputusan kebaikan dan keburukan hasil kerja akalpun tidak menyalahi wahyu. Namun untuk urusan kebenaran dan kesalahan, potensi akal harus diikat dan ditundukkan pada keputusan kebenaran wahyu dan bukan diputuskan pada hasil kerja akal. KETERBATASAN AKAL DAN KELUASAN WAHYU Setelah kita mampu mengikat akal dan memposisikannya pada posisi yg tepat, yaitu kebaikan dan keburukan yg diputuskan oleh hasil kerja akal tidak bertentangan dengan wahyu dan pada saat memutuskan kebenaran dan kesalahan dalam akidah, namun kita mau menundukkannya atau mengikat akal pada kebenaran wahyu dan tidak memaksakan akal untuk memutuskan kebenaran yg harusnya diputuskan oleh wahyu, maka kenyamanan dalam menerima qodho dan qodhar Allah akan dapat dirasakan, dan secara psychologis akan mampu menghilangkan segala kemungkinan penyakit hati dan penyakit hilang akal (gila). Karena pada fitrahnya akal tidak akan mungkin berada di posisi terdepan dan meninggalkan wayu, itu disebabkan oleh keterbatasan akal dalam memutuskan tidak sebanding dengan wahyu yg tidak memiliki keterbatasan. Hmm..aku jadi teringat dengan larangan guruku yg mengatakan padaku bahwa tidak semua boleh kamu masukkan ke dalam otak kamu, apa kamu pikir boleh memasukkan semua yg kamu pikirkan ke dalam otak? Bisa pecah kepala kamu itu.?! Dan biasanya aku
[media-dakwah] Tanya: Panggilan Ummi kpd istri
Assalamu'alaikum Mungkin sudah menjadi pemandangan yang umum bahwa keluarga muslim sekarang banyak yang menggunakan panggilan abi dan ummi. Panggilan itu ditujukan buat orang tua oleh anak-anak mereka. Jadi si anak memanggal ayahnya dengan abi (ayahku)dan ibunya dipanggil ummi (ibuku). Untuk mengajarkan anaknya dengan panggilan tersebut, sang ayah jadinya memanggil istrinya dengan ummi (ibuku), paling tidak dihadapan anaknya. Walaupun tidak jarang terbawa juga pada situasi tidak ada anaknya, misalnya di depan teman-temannya, di keramaian, dan sebagainya. Saya pernah membaca bahwa ada yg berpendapat panggilan ummi dari seorang suami kepada istrinya bisa jatuh pada zihar (bener gak tulisannya..) alias menjatuhkan talak atas istrinya secara tersirat (karena menyamakan istrinya dengan ibunya) Tapi ada juga yg berpendapat tidak mengapakarena maksudnya tidak demikian. Maksudnya adalah mengajarkan anak untuk memanggila ibunya denga panggilan ummi. Sebenarnya, yang dicontohkan para sahabat dalam memanggil istrinya dihadapan anak-anaknya bagaimana ? atau ... orang arab tuh...manggil istrinya di depan anak-anaknya bagaimana ? apakah manggilnya zaujati...atau ya umma harun (misalnya)... kalau memang kaya gitu... anak-anaknya ntar manggilnya sama kaya gitu juga dong... terima kasih atas jawabannya --- This email was sent using SCTVNews Webmail. get your free email http://www.sctvnews.com/
[media-dakwah] OOT Undangan Ikatan Akuntan Indonesia
IKATAN AKUNTAN INDONESIA ( IAI ) Mengundang Anda untuk menghadiri KLB IAI 2007 yang mencakup antara lain serangkaian acara Konggres (untuk Anggota IAI) Seminar (untuk Umum) pada : Hari/Tanggal : Selasa-Rabu, 22-23 Mei 2007 di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta. Tema : PERAN AKUNTAN DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING BANGSA Informasi dan Pendaftaran Panitia Konggres Luar Biasa IAI 2007, Graha Akuntan, Jl. Sindanglaya No.1 Menteng, Jakarta Pusat 10310. Telpon. 021-31904232 (ext 122,411,777) dan 021- 3919089. Fax. 021- 7245078, 021-3148110, SMS. 081388441067, Email : [EMAIL PROTECTED], Website : www.iaiglobal.or.id Rincian Seminar adalah sbb : Seminar Profesional Akuntan di Tengah Turbulensi Perekonomian Indonesia Pembicara : Kwik Kian Gie, Airlangga Hartarto (Ketua Umum AEI), Ahmadi Hadibroto (Ketua Dewan Pengurus Nasional - Ikatan Akuntan Indonesia), Moderator : Helmi Yahya. Seminar Recent Development in The Accounting Profession Pembicara : Paul Meiklejohn (President CPA Australia), Herwidayatmo (Ketua Dewan Konsultatif Standar Akuntansi Keuangan - IAI). Moderator : Dudi M.Kurniawan. Seminar Peran Akuntan dalam Meningkatkan Efisiensi Perekonomian Pembicara : Paskah Suzeta (Kepala Bappenas), Didi Widayadi (Kepala BPKP), Emirsyah Satar (CEO Garuda Indonesia) Moderator : Tito Sulistyo. Open Forum Peran Akuntan dalam Meningkatkan Daya Saing Bangsa. Fasilitator : Farid Bachtiar Consurent Session Global Qualification for Professional Accountants Pembicara : Mr. Rhys Johnson, ACCA, Mr. Tay Kay Luan (Director ASEAN and Australia ACCA). Moderator : Rosita Uli Sinaga. Renungan Hiburan Profesi Akuntan di Republik Mimpi Oleh Effendi Ghazali dan Tim Republik Mimpi. Biaya Kegiatan Seminar : Rp.1.500.000,- (Anggota IAI), Rp.1.750.000,- (Non Anggota IAI) Early Bird sd 30 April 2007 : Rp.1.350.000,- (Anggota IAI), Rp.1.575.000,- (Non Anggota IAI) Transfer Rekening ke : IAI Konggres a/c No.122-0004387414 Bank Mandiri KCP Cik DiTiro Jakarta Atau Membayar Tunai pada Panitia Konggres Luar Biasa IAI 2007 Daftar diri Anda dengan mengirimkan data melalui fax/email yang menyebutkan : Nama, Perusahaan/Instansi, Alamat, Telpon, Fax, Email, dan No Anggota IAI (Kalau ada). Terima Kasih atas kesediannya mem Forward ke email/milis komunitas2 Anda Indra Jabrix Publication - KLB IAI 2007
[media-dakwah] OOT : Undangan Manajemen Qolbu
Assalamualaikum. Wr.wb. Dalam rangka meningkatkan iman taqwa kepada Allah SWT. Yayasan Masjid Baitul Hikmah ELNUSA bersama Daarut Tauhiid Jakarta, Menyelenggarakan Majelis Manajemen Qolbu Al-HIKAM dengan Tema : KIAT - KIAT MENJADI KEKASIH ALLAH Bersama : Ummu Ghaida Muthmainnah (The Ninih) Waktu : 15.30 - 17.00 WIB Dan KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) Waktu : 18.00 - 20.00 WIB Hari/Tanggal : Selasa, 01 Mei 2007 Tempat : Masjid Baitul Hikmah ELNUSA Jl. TB. Simatupang Kav. 1B Cilandak Jakarta Selatan 12560 Wassalam, Johan Arifin PT. Elnusa Geosains Jl. TB Simatupang Kav.1B Cilandak Jakarta Selatan 12560 Telp. 021-78830866 Fax. 021-78831072 HP. 0813 848 999 90 E-mail : [EMAIL PROTECTED] com Note : Mohon disebarkan ke kerabat, saudara, keluarga, teman yang Insya Allah masih membutuhkan kajian seperti ini. Yathie (Ingati bila Sunyi, Rindui bila Jauh, Fahami bila Keliru, Nasehati bila Lalai dan Maafkan bila Terluka. Alangkah Indahnya ukhuwah bila sgalanya karena Allah SWT) - Ahhh...imagining that irresistible new car smell? Check outnew cars at Yahoo! Autos. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [media-dakwah] Tanya: Panggilan Ummi kpd istri
smoga bisa sedikit menjawab saya kutip dari : http://www.eramuslim.com Panggilan Ayah dan Bunda Selasa, 27 Mar 07 07:48 WIB Kirim Pertanyaan | Kirim teman Assalamu'alaikum wr. Wb Ustad Ahmad yang saya hormati, ada sebuah pertanyaan yang mengganjal hati saya beberapa masa terakhir ini yaitu panggilan ayah dan bunda pada suami isteri. Adakah hukum yang melarang seorang suami memanggil isterinya dengan panggilan bunda dan si isteri memanggil suaminya ayah. Mohon pencerahan dari ustad. Terimakasih, Assalamu'alaikum wr. Wb Pane Jawaban Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Panggilan seorang suami kepada isterinya dengan sebutan 'bunda' memang sangat banyak kita lihat. Bukan hanya kata 'bunda' saja, tetapi semua variannya, seperti 'mama', 'ibu', 'kakak', bahkan 'ummi'. Demikian juga dengan panggilan seorang isteri kepada suaminya, seringkali dengan sebutan 'ayah', 'papa', 'bapak', 'adik' danbahkan 'abi'. Sebenarnya tidak ada yang terlarang dengan panggilan-panggilan seperti ini, asalkan sudah menjadi kelaziman. Tentu sama sekali tidak ada niat dari masing-masing pasangan untuk memposisikan suami atau isteri dengan cara yang berbeda. Maksudnya, ketika seorang isteri memanggil suaminya dengan sebutan 'ayah', tentu niatnya bukan menganggap suaminya sebagai ayahnya. Demikian juga sebaliknya. Memang secara bahasa, panggilan-panggilan ini agak rancu. Tapi yang tidak rancu terkadang malah aneh terdengar di telinga. Mungkin kita akan merasa janggal kalau mendengar seorang isteri memanggil suami dengan sapaan Suamiku, suamiku!. Lalu suaminya menjawab, Ya, ada apa isteriku? Persis potongan film Cina yang disulih (dubbing) dengan bahasa Indonesia. Jadi ini sebenarnya masalah rasa bahasa. Kita adalah bangsa yang tergolong santun dalam berbahasa, saking santunnya sampai-sampai 'keluar' dari alur aslinya. Meski tidak harus selalu bertentangan dengan syariah. Misalnya panggilan 'saudara' atau 'saudari', sudah menjadi sebuah keumuman bahwa kita menyapa orang lain, baik yang kita kenal atau pun yang tidak dengan panggilan itu. Padahal kalau mau ditarik ke arah hukum syariah, seorang laki-laki diharamkan menikah dengan saudari perempuannya. Atau lebih tegasnya seorang al-akh tidak boleh menikahi ukhti-nya. Karena hubungan antara akh dengan ukht adalah hubungan kemahraman yang dilarang terjadinya pernikahan. Panggilan Abi dan Ummi Sayangnya, ada panggilan yang agak 'lebih parah' lagi. Yaitu panggilan isteri kepada suaminya dengan sebutan 'abi'. Dan sebaliknya, panggilan suami kepada isterinya dengan sebutan 'ummi'. Kenapa kami bilang lebih parah? Karena kata 'abi' bukan sekedar bermakna ayah, yang masih bersifat umum, tetapi sudah makrifah, di dalamnya sudah ada penekanan bahwa yang dipanggil abi adalah ayah saya. Maka ketika isteri menyebut 'abi' artinya adalah ayah saya. Ketikasuami menyebut 'ummi' artinya adalah ibu saya. Di sini yang jadi sorotan adalah semangat menggunakan bahasa arab yang agak kurang tepat mengenai sasaran. Masalahnya, Rasulullah SAW dan para shahabat yang orang arab, sama sekali tidak pernah menyapa isteri mereka dengan sebutan 'ummi'. Para isteri shahabat juga tidak pernah memanggil suami mereka dengan sapaan 'abi'. Karena suami mereka memang bukan ayah mereka, sebagaimana isteri mereka bukan ibu mereka. Mereka tetap memanggil isteri mereka dengan kata umm, tetapi bukan 'ummi'. Di sini letak titik masalahnya. Mereka panggil isteri mereka dengan sebutan yang menyebutkan kedudukan ibu terhadap anaknya. Kalau anak mereka bernama Zaid misalnya, maka panggilannya adalah: 'Umma Zaid'. Kok umma bukan ummu? Ya, karena kata umm dalam kalimat itu berposisi sebagai munada atau pihak yang dipanggil, dan dia sendiri adalah mudhaf, maka kedudukannya menjadi nashab (manshub). Dan tandanya adalah fathah. Aslinya, ada huruf munada seperti 'ya'yang artinya wahai. Maka aslinya: Ya umma Zaid. Artinya, wahai ibunya Zaid. Demikian juga, si isteri menyapa suaminya bukan dengan sebutan 'abi', melainkan 'aba zaid'. Tetapi sebutan itu bukan panggilan langsung kepada orangnya, maka posisi rafa' dengan dhammah sebagai tandanya. Abu Zaid dan Ummu Zaid. Maka tidak ada salahnya kita sedikit mengoreksi masalah ini, sambil hitung-hitung belajar bahasa arab dengan baik. Kalau anda punya anak bernama Muhammad, cobalah sapa isteri anda dengan panggilan: umma Muhammad. Akan terasa lebih meresap dari sisi bahasa dan tentunya lebih syar'i.Ketimbang disapa dengan sebutan yang lain. Tetapi apa yang kami sampaikan bukanlah hal yang prinsipil, apalagi menabrak larangan syariah. Sekedar bahan renungan, setidaknya untuk mereka yang sedang merindukan untuk punya bahtera kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. Apa salahnya sejak awal sudah lebih kritis dalam penggunaan istilah? Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Ahmad Sarwat, Lc - Original Message - From: kurnia wisesa To: media-dakwah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, May 01, 2007 11:17 AM