[mediacare] Case Close,terima kasih atas tanggapannya untuk re-branding Agency ...

2007-08-24 Terurut Topik Mega Rustianty
Teman-teman yang baik,

Terima kasih atas tanggapan dan bantuannya mengenai agency untuk tangani
re-branding produk. Kami sudah menerima lebih dari 40 penawaran agency, kami
akan memilih 5 agency saja untuk ke tahap selanjutnya. Mohon maaf sebesar
besarnya jika tidak terpilih ke 5 besar. Agency yang terpilih akan kami
hubungi melalui phone untuk meeting selanjutnya. Untuk finalnya kami hanya
memilih 1 agency saja namun akan menghandle keseluruhan project re-branding
kami.

Sekali lagi terima kasih atas perhatiannya.

Best Regards
Mega

-- Forwarded message --
From: Mega Rustianty [EMAIL PROTECTED]
Date: Aug 20, 2007 4:42 PM
Subject: (Tanya) Ada yg punya kontak Agency untuk tangani re-branding Produk
??
To:


Dear Teman,

Mungkin sekiranya ada yang bisa membantu, kami sedang mencari salah satu
agency untuk handle rebranding produk kami. Dalam waktu dekat ini kami akan
melakukan renovasi baik Exterior  Interior untuk Hotel dan Kami mencari
salah satu agency untuk partner dalam program rebranding tersebut. Kami
sangat mengutamakan agency yang berpengalaman dalam rebranding suatu Hotel
baik lokal Chains atau International Chains. Adapun yang kami butuhkan
adalah mencakup tentang Branding Strategy, Branding Development dan Branding
Communication (Web design, photograhpy dll). Jika ada yang berminat bisa
mengirimkan proposalnya ke [EMAIL PROTECTED] atau tanya-tanya kalo
kurang jelas ke *081807161617* (please jangan SMS !!)

Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Best Regards
Mega


[mediacare] Secret agent sends Garuda letter on Munir flight

2007-08-24 Terurut Topik Sunny
http://www.thejakartapost.com/detailgeneral.asp?fileid=20070822204456irec=15


Secret agent sends Garuda letter on Munir flight 
 

JAKARTA (JP): Former Garuda Indonesia president Indra Setiawan admitted that he 
received a letter from an official at the State Intelligence Agency (BIN) that 
asked him to appoint Pollycarpus Budihari Prijanto a safety officer in a flight 
that led to the death of human rights activist Munir. 

Indra told a court hearing on Wednesday that it was normal for his firm to 
receive such a letter as he also got similar letter from various ministries 
previously. 

Indra said he received the letter from an official at the BIN in April 2004, 
but he had lost it. 

Pollycarpus is accused of killing Munir.(


[mediacare] diskon tinggal 1 hari lagi: Workshop Sehari: Writerpreneurship Menjadi Penulis Best Seller

2007-08-24 Terurut Topik Jonru

Workshop Sehari: Writerpreneurship  Menjadi Penulis Best Seller

Bagaimana cara menjadi pewirausaha di bidang penulisan (writerpreneurship)?
Bagaimana memulai dan mengembangkan ide tulisan?
Bagaimana cara menerbitkan buku?
Bagaimana kiat menjadi penulis best seller?

Temukan jawabannya di:

 WORKSHOP SEHARI

 Sabtu, 8 September 2007
 Pukul 09.00 - 17.00 WIB
 Tempat: Hotel Sofyan Tebet
 Jl. Dr. Soetomo No. 23
 Jakarta Selatan

PEMBICARA

 * Gola Gong (penulis serial Balada Si Roy, pendiri Rumah Dunia)

 * Jonru (Penulis, Founder situs PenulisLepas.com)

 * Kinoysan (penulis buku Hot Chocolate, Tahajjud Cinta, Pacar Sobatku)

 * Isdiyanto (motivator, pimred majalah Wirausaha  Keuangan)

 INVESTASI:
 Rp 695.000,-
 (inc: lunch, coffee break, seminar kit)

 Bagi 30 pendaftar sebelum 25 Agustus 2007
 Diskon 30%
 Investasi Rp 495.000,- saja!

BONUS:

 * Modul “Menerbitkan Buku Itu Gampang” karya Jonru, senilai Rp 29.000,-

 * CD penulisan (kiat membuat tulisan yang menarik, jurnalistik, 
kiat menulis artikel jenis chicken soup for the soul) senilai Rp 225.000,-

 * Majalah Wirausaha  Keuangan senilai Rp 18.500,-

 * Voucher pendaftaran sekolah BelajarMenulis.com senilai Rp 150.000,-

Total bonus: Rp 422.000,-

 EARLY BOOKING / DOWN PAYMENT:

 Anda ingin mendaftar tapi dana belum cukup? Jangan khawatir! Kami 
menyediakan layanan early booking. Silahkan setor UANG MUKA (down 
payment) Rp 95.000,-, dan lunasi sebelum hari H (*).

PENDAFTARAN:

1. Transfer biaya ke:

   * BCA Kancab Kramat Jati, Jaktim
 No. Rek. 1651745344
 a.n Hendra Yulianti

   * Bank Mandiri Cijantung, Jaktim
 No. Rek. 1290004603532
 a.n Dudun Parwanto

 PENTING: Simpan bukti transfer Anda, dan bawa ke acara pada 
hari H.

2. Kirim konfirmasi ke salah satu dari media berikut:

   * SMS: 0813 1005 4310, 0852 1701 4194
 dengan format:
 Nama[spasi]tanggal pengiriman[spasi]nama bank tujuan 
transfer[spasi]jumlah transfer

   * Email: workshop @ penulislepas.com (hilangkan spasi di 
antara tanda @)

   * Formulir online, klik 
http://www.penulislepas.com/v2/?page_id=630

INFO detil, hubungi:
Bianglala Kreasi Media
021-78882063
021-70985751

PENYELENGGARA:
Bianglala Kreasi Media ( http://www.bianglalamedia.com )

Didukung oleh:
Majalah Wirausaha  Keuangan (http://www.majalahwk.com )
PenulisLepas.com ( http://www.penulislepas.com/v2 )
BelajarMenulis.com ( http://www.belajarmenulis.com )

Keterangan:
(*) Jika Anda melunasi sebelum 25 Agustus 2007, maka ketentuan early 
bird tetap berlaku. Jika Anda belum melunahi hingga hari H, maka 
downpayment Anda dianggap hangus.


Info lengkap bisa dibaca di http://www.penulislepas.com/v2/?page_id=620










Mailing list:
http://groups.yahoo.com/group/mediacare/

Blog: 
http://mediacare.blogspot.com

http://www.mediacare.biz


 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/mediacare/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/mediacare/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


[mediacare] Film Jean Cocteau @ CCF Jakarta l Sabtu, 25/08/07

2007-08-24 Terurut Topik Astri Onengan
Jean Cocteau

Pemutaran films puitis setiap Sabtu pukul 13.00

Untuk umum - GRATIS - Tempat terbatas




Lahir pada 5 Juli 1889, Jean Cocteau adalah seorang seniman dengan berbagai 
bakat. Sebagai seorang penulis puisi, ia merajut sebuah karya dalam berbagai 
bentuk sesuai dengan kebolehannya (teater, sastra, pelukis, ballet dan film). 
Semenjak 1930, seniman serba bisa ini telah membawa jiwa baru yang sangat 
dibutuhkan. Mengenalkan surealisme, filmografi Cocteau menandai sejarah 
perfilman Prancis dan mempengaruhi berbagai generasi sutradara di masa 
berikutnya, terutama dalam gerakan New Wave. Di musim panas ini CCF Jakarta 
mempersembahkan sebuah petualangan seni rupa yang paling mengena dalam industri 
perfilman.

  




CCF Salemba

sabtu 25 Agustus

13.00

Le testament d'Orphée

karya Jean Cocteau

menampilkan Jean Cocteau, Edouard Dermit, Maria Casarès, Jean Marais, Henri 
Cremieux 

1959, 77 min., NB, versi Prancis teks inggris

 

Cocteau memerankan dirinya sendiri sebagai seorang pembaca puisi yang melintas 
waktu dan melewati batas-batas, seorang seniman yang mencampur mimpi dan 
realitas di dunia dimana estetika meraja.






 

CCF Wijaya

sabtu 25 agustus

13.00 

La villa Santo Sospir

karya Jean Cocteau

menampilkan Jean Cocteau, Francine Weisweiller, Edouard Dermit

1951, 36 min., NB, versi Prancis

 

Villa milik Nyonya Weisweiller di kota Saint-Jean-Cap-Ferrat dimana dekorasinya 
dikerjakan oleh Jean Cocteau.



---
Astri Retno Onengan [ Aci ]
Centre Culturel Français de Jakarta
Jl. Salemba Raya N° 25, Jakarta 10440
INDONESIE
T.[++ 62 21] 390 85 80 - 390 77 16
F.[++ 62 21] 390 85 86
M.[++ 62] 815 91 36 090
[EMAIL PROTECTED]
http://www.ccfjakarta.or.id



[mediacare] Menakar Ulang Hak Pengusahaan Perairan Pesisir

2007-08-24 Terurut Topik yuyun harmono
   Menakar Ulang Hak Pengusahaan Perairan
Pesisirhttp://indoprogress.blogspot.com/2007/08/menakar-ulang-hak-pengusahaan-perairan.html


M.Riza Damanik

BELUM selesai dengan pro-kontra dari penetapan Undang-undang Nomor 25 Tahun
2007 tentang Penanaman Modal (UUPM), masyarakat Indonesia kembali dikejutkan
dengan lahirnya Undang-undang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau
Kecil (UUPWP-PPK), yang disahkan pada tanggal 26 Juni 2007 lalu. Tidak
berbeda dengan UUPM, UUPWP-PPK-pun mengeluarkan gebrakan baru, satu di
antaranya adalah Hak Pengusahaan Perairan Pesisir (HP-3).

Dalam UU tersebut disebutkan, HP-3 merupakan hak pengusahaan atas permukaan
laut dan kolom air sampai dengan permukaan dasar laut (Pasal 16), dengan
masa waktu pengusahaan hingga 20 tahun, dan dapat diperpanjang kembali
(Pasal 19). Dalam catatan panjang sejarah Indonesia, ini kali pertama negara
memberikan landasan hukum atas pengusahaan wilayah perairan pesisir dan
pulau-pulau kecil.

Setidaknya, ada tiga hal mendasar yang perlu ditakar ulang dalam pemberian
hak tersebut. Pertama, aspek pemenuhan hak atas perlindungan dan keselamatan
warga negara dari ancaman bencana. Sudah menjadi pengetahuan setiap orang,
bahwa wilayah Indonesia terletak di sepanjang jajaran gunung api (yang
dikenal dengan ring of fire), serta pertemuan tiga lempeng bumi, yang secara
alamiah telah menyebabkan Indonesia rawan bencana. Sebut saja bencana
tsunami Aceh dan Yogyakarta, bencana banjir dan abrasi hampir di seluruh
desa-desa pesisir, serta gelombang tinggi yang akhir-akhir ini semakin kerap
melanda perairan Indonesia. Semua itu memberikan isyarat betapa rentannya
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di Indonesia terhadap bencana.

Mencermati hal tersebut, sudah seharusnya UU ini mengedepankan prinsip
perlindungan dan perlakuan khusus terhadap wilayah pesisir dan pulau-pulau
kecil, dengan berlandas pada pemenuhan hak warga negara atas kenyamanan dan
keselamatan, serta menghindari kerugian yang lebih besar pasca terjadinya
bencana. Keberadaan HP-3 dinilai akan menjadi kontra produktif dengan
semangat negara dalam menjamin perlindungan dan keselamatan rakyat.

Diberikannya jaminan perlindungan atas penguasaan kawasan rentan bencana
kepada pelaku usaha – dalam luasan dan waktu tertentu – justru akan
membatasi peran pemerintah dalam memenuhi kewajibannya. Belum lagi, tidak
ada jaminan dari pemegang HP-3 untuk memenuhi tanggung-jawab mutlak (sosial,
ekonomi, budaya, dan lingkungan hidup) atas dampak negatif yang ditimbulkan,
seperti yang kerap terjadi pada sektor lain, seperti pertambangan dan
kehutanan.

Kedua, menakar untuk siapa sebenarnya sertifikat HP-3 diberikan. Dengan
komposisi kemiskinanan yang masih mendominasi, serta taraf pendidikan yang
juga masih sangat rendah, menjadi tidak relevan bagi masyarakat nelayan dan
pembudidaya tradisional masuk ke dalam skema sertifikasi seperti yang
diharapkan UU. Budaya birokrasi yang rumit, dan cenderung mahal
mengisyaratkan penguasaan kegiatan usaha oleh pemilik modal besar justru
akan mendominasi, sejalan dengan kemudahan yang diberikan negara, dan
kemampuan pemodal memenuhi kebutuhan sertifikasi tersebut.

Ketiga, menakar intensitas konflik perikanan terkait hak kepemilikan.
Charles dalam bukunya Sustainable Fishery Systems (2001) menyebutkan, debat
mengenai hak kepemilikan mencakup pertanyaan filosofis yang telah
berlangsung sejak lama mengenai aspek legal, sejarah dan/atau kepemilikan,
akses dan kontrol perikanan. Konflik ini sendiri cenderung, di antaranya,
disebabkan perbedaan kepentingan terhadap beberapa bentuk kepemilikan
perikanan, di antaranya: open-access, manajemen terpusat, hak pengelolaan
kawasan, pengelolaan berbasis masyarakat, kuota individu, dan privatisasi.

Keberadaan HP-3 disela-sela mekanisme pengelolaan yang bernuansa sektoral,
desentralisasi, industrialisasi, serta diperhadapkan pada kebutuhan atas
pengakuan eksistensi pengelolaan masyarakat, justru akan menjadi stimulus
dalam meningkatnya intensitas konflik terkait hak kepemilikan. Apalagi,
dengan keistimewaan yang dimiliki oleh sertifikat HP-3 yang dapat beralih,
dialihkan, dan dijadikan jaminan ke bank (Pasal 20).

Sudah sepatutnya Indonesia sebagai negara kepulauan, menjadikan sektor
kelautan sebagai garda terdepan penyelamatan bangsa. Keberadaan HP-3 yang
lebih besar mudharat-nya dari manfaat sewajarnya ditakar ulang. Dengan
begini, lahirnya UUPWP-PPK, dapat dijadikan momentum pembenahan arah
pembangunan kelautan nasional.***

M. Riza Damanik, Manager Kampanye Pesisir dan Laut, Eksekutif Nasional
WALHI.

Artikel ini sebelumnya dimuat di Majalah FORUM Keadilan: No. 18, 26 Agustus
2007 (halaman 46).





Yuyun Harmono
Outreach Koalisi Anti Utang (KAU)/Anti Debt Coalition Indonesia
Jl. Tegal Parang Utara No.14 Jakarta Selatan 12790 Indonesia
Telp. 021-79193363,Fax. 021-7941673,
Hp. 081807867506
website : www.kau.or.id
blog : antiutang.wordpress.com


[mediacare] Gading Marten Pindah Agama?

2007-08-24 Terurut Topik Yosi Rorimpandei
** DEMI RENI, GADING MARTEN PINDAH AGAMA?

Hubungan Gading Marten dan Reni Sutiyoso, sampai saat ini dikabarkan masih 
terus berlanjut. Walau terkesan 'mengambang' karena adanya perbedaan keyakinan, 
namun keteguhan Sutiyoso, ayah Reni, akan 'syarat' seiman bagi calon suami 
anaknya adalah mutlak dan tidak bisa ditawar lagi. Dan kabar terakhir yang 
beredar kini bahwa Gading telah bersiap pindah keyakinan. 


** DEMIAN ADITYA, INGIN PINDAHKAN MONAS

Pesulap ganteng, Demian Aditya punya angan-angan ingin memindahkan Monumen 
Nasional atau yang lebih dikenal dengan sebutan Monas, ke tempat lain. Selain 
itu, juga ingin menghilangkan busway dalam sekejap. Kapan?  


** `FACEBOOK` KOMUNIKASI FRIENDSTER ALA CIA

Proyek yang disebut a-Space, bertujuan untuk memperbaiki cara agen rahasia 
berkomunikasi, kata laporan tersebut. Para pejabat CIA menilai forum online 
akan memberi staf peluang lebih baik untuk menganalisa informasi secara 
bersama-sama.  


berita lengkap di http://www.oyr79.com


--
» Enlightenment Community on www.oyr79.com
» Free mIRC and PHP Scripts on http://mirc.oyr79.com
» Get new friends and share anything on http://www.getfriends.cjb.net
» All about Christian Theology on http://magen.oyr79.com
--



[mediacare] Intellectual argument versus mass rally

2007-08-24 Terurut Topik Sunny
http://www.thejakartapost.com/detaileditorial.asp?fileid=20070824.E02irec=1

Intellectual argument versus mass rally 

Al Makin, Heidelberg, Germany

What a coincidence that in the last week we encountered two opposing incidents: 
the fruitful discussion of Abdullahi Ahmed An-Na'im's newest work, which was 
published in Indonesian -- Islam dan Negara Sekular: Menegosiasikan Masa Depan 
Syari'ah (Islam and Secular State: Negotiating the Future of Sharia) -- and the 
international caliphate conference held by Hizbut Tahrir in Senayan over the 
weekend.

In strengthening the thesis of his previous works, Ahmed An-Na'im reminds us 
again about political and ideological efforts by the state to formalize sharia 
at the public level. 

Sharia, according to him, should be practiced piously and voluntarily at the 
individual level, and its formalization, such as in the form of public law or 
policy, will result in a single interpretation, which could bring about 
repression. 

A leading Indonesian intellectual, Prof. Azyumardi Azra, says this book 
deserves our attention for its relevance, particularly to the current 
Indonesian situation. 

On the other side, in front of 90,000 people at Gelora Bung Karno Stadium, 
Muhammad Ismail Yusanto clearly rejected democracy (The Jakarta Post, Aug. 12). 
It is not hard to guess the simple and naive rhetorical reason behind the 
statement that the highest sovereignty is in the hand of God. 

It is irrelevant to compare, to any extent, the arguments contained in the 
academic work of an-Na'im -- and the like -- and those of Ismail Yusanto and 
his supporters. The theory, methodology and the approach of the former have 
undoubtedly been based on at least a passionate three years of research. 

On the contrary, the expressions of the latter are likely motivated by the sake 
of popularity and public support for plain ideological and political agendas 
and gains. 

In short, we cannot compare between deep reason and emotion, scholarly work and 
ideological expression, or careful investigation and shallow rhetorical public 
speech. However, it is interesting to observe how the public responded to both. 
By doing so, we can perhaps see in a glimpse the public use of reasoning. 

Once again, the audiences of an-Na'im and that of the caliphate conference are 
entirely different. Although reviews of the work of the former can easily be 
found in newspapers, on websites or circulated in certain mailing lists, the 
number of readers is still very limited, unfortunately. 

However, we should not worry too much. Yusanto himself acknowledged his 
conference was neither aimed directly at establishing immediately an Islamic 
caliphate, nor was it related to the declaration of any Islamic party. The 
Jakarta gathering itself was more like a rock concert. 

Many participants went there to show solidarity, not for curiosity, let alone 
for understanding. It is tempting to guess that as soon as they went home, they 
forgot the speeches. However, the spirit of the meeting remained intact, albeit 
without any change to their thinking from before and after the conference. 

The analogy of a rock concert seems reasonable here in that if one likes the 
rock star, there is no need to find any reason and it is not important to 
listen to the songs sung at the concert. Just enjoy and be satisfied. 

Turning to the work of an-Na'im, it is still consumed in limited circles. Yet 
it is still uncertain whether the stance of an-Na'im or that of Hizbut Tahrir 
will win the hearts of the Indonesian people in the long run. 

The writer is a lecturer at Sunan Kalijaga State Islamic University in 
Yogyakarta and a PhD candidate at the Seminar fur Sprachen und Kulturen des 
Vorderen Orients, Heidelberg University, Germany. He can be reached at [EMAIL 
PROTECTED]

.


printer friendly 


Post Your Comments


[mediacare] berita kekejian pembantaian 4 PRT yang datang dari KBRI Riyadh

2007-08-24 Terurut Topik Migrant CARE
Ini bukti bahwa kekejian itu terjadi di tanah suci..


ISI BERITA



Fax KBRI Riyadh No. B.496/Riyadh/08/07 tanggal 6 Agustus 2007 atas
pembunuhan dan penganiayaan 4 orang TKI/PRT dengan bukti.



Dengan hormat disampaikan hasil kunjungan pejabat Consuler bersama staf
Atnaker KBRI Riyadh dan kepolisian Alfaj pada tanggal 8 Agustus 2007 sebagai
berikut:



1.  Menemui 2 orang korban penganiayaan yang dirawat di ruang ICU RS.
Alfaj yaitu: sdri Ruminih binti Surtim Suryani asal Desa Awilea Karang Sari
02/01 Kec. Angsana Pandeglang dan sdri Tari binti Tarsim Dasman asal Desa
Rawagempol Wetan RT 21/08 Kec. Cilamaya Kab. Karawang istri saudara Deden
No. HPnya 08157269483.



2.  Kedua TKI tersebut luka-luka memar akibat cambukkan bertubi-tubi nampak
masih trauma dan lemah. Dokter Rumah Sakit mengatakan keadaan yang diderita
tersebut akan membaik dan dalam beberapa hari keduanya dapat keluar dari
ruang ICU. Keduanya telah mampu bicara.



Dari hasil hasil wawancara dengan kedua korban diperoleh informasi sebagai
berikut:



a. Penganiayaan dilakukan oleh 7 orang anggota keluarga dimana
seorang diantaranya adalah anggota tentara dengan cara memukul, menendang,
dan mencambuk menggunakan tambang, kabel dan igal (ikat kepala sorban)



b. Penganiayaan dilakukan mulai pukul 22.00 - 00.10 dan kemudian
dilanjutkan dari pukul 02.00 dinihari hingga matahari terbit. Penganiayaan
tersebut dilanjutkan kembali pada pagi hari sampai sekitar pukul
13.00Keempat korban dibawa ke Rumah Sakit sekitar pukul
15.00



c. Sebab-sebab penganiayaan tersebut adalah karena salah seorang
anak majikan tiba-tiba sakit dan keluarga majikan menuduh ke empat TKI
tersebut melakukan sihir terhadapnya



d. Kedua korban menyatakan telah dimintai keterangan oleh polisi dan
telah membubuhkan cap jempol atas dokumen yang tidak diketahui isinya, tanpa
didampingi oleh penterjemah.



4.  Meminta pihak Rumah Sakit selalu menghubungi KBRI mengenai setiap
perkembangan yang terjadi dan mengirimkan copy medical report.



5.  Dari komandan kepolisian Alfaj diperoleh informasi bahwa berkas
perkara penganiayaan tersebut telah dilimpahkan ke kepolisian daerah Riyadh
dan ketujuh tersangka telah ditahan untuk menjalani pemeriksaan. Sedangkan
kedua jenazah korban yang meninggal yaitu Alm. Susmiyati binti Mat Rabu
(sebelumnya tertulis Susianti binti Fulan)  asal Pati No. Paspor AB 968412
dan Alm. Siti Tarwiyah binti Slamet Dimyati asal Ngawi No. Paspor AB 738697
akan dipindahkan ke RS. Riyadh Medical Complex di kota Riyadh untuk
menjalani proses otopsi.



6.  Meminta pihak kepolisian agar kedua korban yang masih dirawat di
Rumah Sakit dapat diserahkan pada KBRI jika telah selesai menjalani
perawatan dan keadaannya pulih. Komandan polisi Alfaj menyatakan masih
menunggu hasil investigasi untuk dapat memenuhi permintaan KBRI tersebut.



7.  Ada indikasi bahwa para pelaku hendak menimpakan kesalahan pada satu
orang anggota kelompok majikan yang masih berumur sekitar 18 tahun dengan
dalih perbuatannya dilakukan secara tidak sadar, tapi dokter RS. Alfaj
menyatakan bahwa pemuda tersebut telah diperiksa kesehatan mentalnya oleh
Tim Medis dan dinyatakan tidak mengalami gangguan jiwa.



Demikian dilaporkan dan perkembangan lebih lanjut akan disampaikan pada
kesempatan pertama. Atas perhatiannya diucapkan terima kasih.



Riyadh, 9 Agustus 2007


[mediacare] Liputan Kompas Papua, Kehidupan di Boven Digoel

2007-08-24 Terurut Topik nano
   
  nano
  biak_papua
  [EMAIL PROTECTED]
   
  Sumber berita Kompas Online
  http://www.kompas.com/kompas-cetak/0708/24/daerah/3782998.htm
   
  Kehidupan di Boven Digoel
  
Di antara Mandobo, Muyu, dan Auyu 
  GESIT ARIYANTO 
  Boven Digoel memang baru dua tahun berdiri sebagai kabupaten dengan ibu kota 
Tanah Merah. Namun, penduduk di kota muda itu sudah heterogen. Di luar tiga 
suku besar Papua, yaitu Mandobo, Muyu, dan Auyu, terselip suku-suku asli Papua 
yang datang dari luar Digoel dan pendatang dari pulau lain. 
  Para leluhur mewariskan sebagian besar tanah ulayat di Tanah Merah kepada 
marga-marga suku Mandobo. Kini di sana tercipta para tuan tanah yang disebut 
juga dengan tuan dusun. Merekalah tokoh yang berperan besar atas pelepasan 
tanah-tanah ulayat kepada pendatang untuk bermukim, berusaha, atau untuk 
keperluan pembangunan daerah. 
  Jika suku Mandobo menguasai sebagian besar tanah adat di ibu kota kabupaten, 
orang-orang suku Muyu menduduki mayoritas posisi penting dalam struktur 
birokrasi Boven Digoel. Dari lebih kurang 1.800 pegawai negeri sipil di Boven 
Digoel, sekitar 45 persennya dari suku Muyu, sekitar 15 persen dari suku 
Mandobo, dan sisanya dibagi-bagi, seperti Biak, Asmat, Serui, Maluku, Kei, 
Toraja, Batak, Aceh, Minahasa, Bugis, Buton, dan Jawa. 
  Komposisi para pegawai yang lebih dari separuhnya merupakan orang-orang asli 
Papua tersebut sekaligus menunjukkan bahwa di sanalah sesungguhnya orientasi 
pekerjaan penduduk asli. Sebaliknya, sejak kabupaten berdiri dua tahun lalu, 
para pendatang terus membanjir mengisi kekosongan di sektor informal. 
  Mengunjungi Tanah Merah saat ini seperti menyaksikan metamorfose sebuah 
kawasan distrik menjadi ibu kota kabupaten. Kios-kios kelontong berisi 
barang-barang konsumsi, pakaian jadi, alat-alat elektronik, warung makan, 
hingga telepon seluler berikut aksesorinya. 
  Dua minimarket sekelas Alfamart dan Indomart juga ada di pusat keramaian di 
Jalan Piere Tendean, Distrik Mandobo, meski usianya belum satu tahun. Jarak 
keduanya sekitar 100 meter saja. 
  Tak mudah menemukan pemilik kios-kios yang merupakan penduduk asli Papua. Di 
antara mereka yang mengelola kios kelontong kecil-kecilan adalah seorang tuan 
dusun di kawasan Kampung Wet, Paulus Kaat, dan tetangganya, Fidelis. 
  Mayoritas penduduk asli Papua yang berdagang, baik yang secara turun-temurun 
tinggal di Boven Digoel maupun pendatang dari kabupaten lain, menempati kios 
sederhana atau menggelar dagangannya. Jenis yang dijual pun umumnya lebih 
sederhana, berupa hasil bumi seperti aneka sayur-mayur dan buah-buahan yang 
mereka petik dari kebun dan hutan. 
  Sedangkan para pedagang pendatang biasanya lebih agresif. Mereka secara 
khusus mendatangkan barang dagangan langsung dari Merauke, Makassar, bahkan 
Surabaya. Barang dagangan mereka mendominasi kios-kios yang buka hingga pukul 
21.00 WIT. 
  Tempat tinggal penduduk 
  Kekayaan hasil hutan dan Sungai Digoel merupakan sumber protein warga. Setiap 
hari, ikan- ikan segar sungai berukuran besar dipasarkan di pasar tradisional 
yang secara alami terbentuk di tepi Digoel. 
  Di sana pula penduduk asli Papua yang masih tinggal di kampung-kampung 
sekitar Tanah Merah menjual daging buruan, seperti daging rusa dan daging babi 
dengan harga Rp 30.000-Rp 35.000 per kilogram. 
  Beberapa kali dalam sepekan, penduduk asli Papua membawa kasuari, mambruk, 
dan maleo, yang berhasil mereka jerat, ke pasar. Pada musim-musim tertentu juga 
dijual burung cenderawasih, yang umumnya dalam keadaan mati karena ditembak. 
Unggas buruan itu mereka jual Rp 150.000-Rp 800.000/ekor. 
  Di Tanah Merah, wilayah seputar pasar yang belum bernama itu merupakan pusat 
interaksi warga. Di sana pula muda-mudi menghabiskan akhir pekan, sekadar 
berkumpul dan bercengkerama. 
  Kawasan tersebut merupakan pusat kegiatan ekonomi dengan keberadaan 
minimarket dan kios-kios penjual pakaian jadi, alat elektronik, dan compact 
disk bajakan. Lagu-lagu yang ditembangkan grup-grup band kenamaan di Jakarta 
atau band lokal diputar kencang hingga malam hari. 
  Khusus pada hari-hari sekitar peringatan kemerdekaan RI di bulan Agustus 
seperti sekarang, pusat keramaian berpindah ke lapangan otsus di Jalan Trans 
Irian KM 1. Hampir sebulan terakhir ini digelar pasar malam yang berisi 
panggung hiburan. 
  Setiap malam, kerumunan manusia tua, muda, dan anak- anak memadati lapangan. 
Pada akhir pekan, pendatang dan penduduk asli yang sebagian bertelanjang kaki 
mengarahkan langkah ke sana. 
  Di sana aneka permainan ketangkasan mendominasi keramaian dengan hadiah 
rokok, minuman ringan, dan alat-alat elektronik, serta sepeda. Kios-kios 
penjual makanan bisa dihitung dengan jari. 
  Seluruh kios permainan dikelola para pendatang dan Jamer, sebutan untuk 
penduduk suku Jawa yang lahir atau besar di Merauke. Sebagian kecil saja 
penduduk asli Papua yang menjadi operator permainan atau menggelar buah pinang 
di atas karung plastik dengan penerangan pelita. 

   

[mediacare] Fwd: berita kekejian pembantaian 4 PRT yang datang dari KBRI Riyadh

2007-08-24 Terurut Topik Migrant CARE
-- Forwarded message --
From: Migrant CARE [EMAIL PROTECTED]
Date: 24 Agu 2007 11:32
Subject: berita kekejian pembantaian 4 PRT yang datang dari KBRI Riyadh
To: mediacare@yahoogroups.com

Ini bukti bahwa kekejian itu terjadi di tanah suci..


ISI BERITA



Fax KBRI Riyadh No. B.496/Riyadh/08/07 tanggal 6 Agustus 2007 atas
pembunuhan dan penganiayaan 4 orang TKI/PRT dengan bukti.



Dengan hormat disampaikan hasil kunjungan pejabat Consuler bersama staf
Atnaker KBRI Riyadh dan kepolisian Alfaj pada tanggal 8 Agustus 2007 sebagai
berikut:



1.  Menemui 2 orang korban penganiayaan yang dirawat di ruang ICU RS.
Alfaj yaitu: sdri Ruminih binti Surtim Suryani asal Desa Awilea Karang Sari
02/01 Kec. Angsana Pandeglang dan sdri Tari binti Tarsim Dasman asal Desa
Rawagempol Wetan RT 21/08 Kec. Cilamaya Kab. Karawang istri saudara Deden
No. HPnya 08157269483.



2.  Kedua TKI tersebut luka-luka memar akibat cambukkan bertubi-tubi nampak
masih trauma dan lemah. Dokter Rumah Sakit mengatakan keadaan yang diderita
tersebut akan membaik dan dalam beberapa hari keduanya dapat keluar dari
ruang ICU. Keduanya telah mampu bicara.



Dari hasil hasil wawancara dengan kedua korban diperoleh informasi sebagai
berikut:



a. Penganiayaan dilakukan oleh 7 orang anggota keluarga dimana
seorang diantaranya adalah anggota tentara dengan cara memukul, menendang,
dan mencambuk menggunakan tambang, kabel dan igal (ikat kepala sorban)



b. Penganiayaan dilakukan mulai pukul 22.00 - 00.10 dan kemudian
dilanjutkan dari pukul 02.00 dinihari hingga matahari terbit. Penganiayaan
tersebut dilanjutkan kembali pada pagi hari sampai sekitar pukul
13.00Keempat korban dibawa ke Rumah Sakit sekitar pukul
15.00



c. Sebab-sebab penganiayaan tersebut adalah karena salah seorang
anak majikan tiba-tiba sakit dan keluarga majikan menuduh ke empat TKI
tersebut melakukan sihir terhadapnya



d. Kedua korban menyatakan telah dimintai keterangan oleh polisi dan
telah membubuhkan cap jempol atas dokumen yang tidak diketahui isinya, tanpa
didampingi oleh penterjemah.



4.  Meminta pihak Rumah Sakit selalu menghubungi KBRI mengenai setiap
perkembangan yang terjadi dan mengirimkan copy medical report.



5.  Dari komandan kepolisian Alfaj diperoleh informasi bahwa berkas
perkara penganiayaan tersebut telah dilimpahkan ke kepolisian daerah Riyadh
dan ketujuh tersangka telah ditahan untuk menjalani pemeriksaan. Sedangkan
kedua jenazah korban yang meninggal yaitu Alm. Susmiyati binti Mat Rabu
(sebelumnya tertulis Susianti binti Fulan)  asal Pati No. Paspor AB 968412
dan Alm. Siti Tarwiyah binti Slamet Dimyati asal Ngawi No. Paspor AB 738697
akan dipindahkan ke RS. Riyadh Medical Complex di kota Riyadh untuk
menjalani proses otopsi.



6.  Meminta pihak kepolisian agar kedua korban yang masih dirawat di
Rumah Sakit dapat diserahkan pada KBRI jika telah selesai menjalani
perawatan dan keadaannya pulih. Komandan polisi Alfaj menyatakan masih
menunggu hasil investigasi untuk dapat memenuhi permintaan KBRI tersebut.



7.  Ada indikasi bahwa para pelaku hendak menimpakan kesalahan pada satu
orang anggota kelompok majikan yang masih berumur sekitar 18 tahun dengan
dalih perbuatannya dilakukan secara tidak sadar, tapi dokter RS. Alfaj
menyatakan bahwa pemuda tersebut telah diperiksa kesehatan mentalnya oleh
Tim Medis dan dinyatakan tidak mengalami gangguan jiwa.



Demikian dilaporkan dan perkembangan lebih lanjut akan disampaikan pada
kesempatan pertama. Atas perhatiannya diucapkan terima kasih.



Riyadh, 9 Agustus 2007


[mediacare] Questioning theocratic caliphate

2007-08-24 Terurut Topik Sunny
http://www.thejakartapost.com/detaileditorial.asp?fileid=20070824.E03irec=2


Questioning theocratic caliphate 

Nurrohman, Bandung

After discussions on political Islam with caliphate activists on and off my 
campus, I've got the impression that their ideal caliphate system is still the 
same as that described by EIJ Rosenthal in his book Islam in the Modern 
National State -- that sovereignty belongs to God and authority is vested in 
the khalifa as the vicegerent of the prophet, the messenger of Allah.

It is the duty of the caliph to implement sharia to defend the faith against 
heresy and the faithful against attack, and to ensure their ability to live by 
the prescriptions of sharia and thus attain happiness in this world and in the 
hereafter. 

If it is translated into a state constitution the formulation will be close to 
Iran's constitution: All legislation for the administration of society will 
revolve around the Koran and Sunnah. Accordingly, the exercise of meticulous 
and earnest supervision by just, pious and committed scholars of Islam is an 
absolute necessity. 

In the caliphate system it is the elites, rather than people, who represent 
God's absolute power. Therefore, in criticizing this system, Khaled Abou 
El-Fadl, in his book Rebellion and Violence in Islamic Law, said that while 
Muslims in general, arguably, are God's viceroys on this earth (khulafa fi 
al-ard), it is the rulers and jurists who traditionally have enjoyed the power 
to speak for the divine law. 

So if the caliphate will be reestablished in Muslim countries the challenges 
might come not only from non-Muslims but also from Muslims themselves who 
believe that a democratic and secular or at least neutral state would be more 
suitable and better for them. 

However, the two traditional duties of the caliphate, harasatu al-din 
(protecting religion) and siyasatu al-dunya (managing the world) might be still 
relevant if their application is adjusted to the current demand. Harasatu 
al-din in the current context should be translated into protecting religion in 
its broader meaning, not merely the religion of the mainstream, which means 
that every religion or sect has the right to exist and must be protected. 

Meanwhile siyasatu al-dunya should be understood as the effort to establish a 
world order based on peace, equality, justice and welfare for all. 

The caliphate should be based on principles agreed upon by all elements in 
society, as exemplified by the prophet Muhammad through Madina charter. It 
should be focused on systems rather than figures. 

But considering the spirit of nationalism embedded in the heart of every Muslim 
in various nations, the idea to establish the caliphate as the sole theocratic 
political system for Muslims in the world is unrealistic if not utopian. 

Since the Koran is polyphonic in nature, and since everyone has the inner power 
that can illuminate from within no one deserves a monopoly on understanding the 
Koran. In religious matters, the problem faced by Muslims is how they can 
respect each other by keeping unity in diversity and by leaving the final 
decision to God. 

The main problem faced by Muslim countries in worldly matters is the low 
quality of human resources, which in turn produce unemployment, poverty and 
dependency. Muslims, especially in Indonesia, need concrete answers to their 
economic difficulties not merely political rhetoric such as dengan khilafah 
hidup menjadi berkah (by the caliphate the life will be blessed). Muslims as 
well as well non-Muslims should work together to create a better world order. 

In discussion with fellow non-Muslims it is difficult to answer when they ask 
me to show them an example of a sharia state that has successfully brought 
welfare and social justice to its people. Speaking frankly, I dare not point to 
Saudi Arabia, Iran or Pakistan as examples of the good governance mandated by 
Islamic political ideals. 

In a democratic atmosphere, it is the right of Hizbut Tahrir Indonesia to 
promote the caliphate, but it also the right of others to criticizes the 
content of this concept, particularly that which has no relevance the current 
situation. 

The writer is a lecturer at the Department of Law and Sharia at Bandung State 
Islamic University. He also manages the Institute for Study and Human Resource 
Development in Bandung, West Java.


printer friendly 


Post Your Comments


[mediacare] Awas !!! Sabtu 25 Agustus 2007 dan Minggu 26 Agustus 2007 kena macet di mana mana ...

2007-08-24 Terurut Topik Roy Ferdinand
FYI




Awas !!!Sabtu 25 Agustus2007 dan Minggu 26 Agustus 2007 kena macet di mana-mana 
..

Sabtu,25 Agustus 2007
Honda Prospect Motor (HPM) menggelar gathering pemilik Honda, Mereka
akankumpul di HPM Sunter, berangkat konvoi bersama ke Pabrik Honda
Karawangsekitar jam 10 pagi melalui Tol dalam Kota lanjut Tol Cikampek.
Balik lagike Jakarta sekitar pukul 4 sore menuju Plaza Ex di Thamrin utk
kegiatanGathering, DJ Peformance dan Sexy Dancer.

Reward peserta : Free Bensin, Tol, Meals, Doorprize.

Sabtu, 25 Agustus 2007
Gathering Pemilik Timor di Cikarang. Ratusan peserta dipastikan hadir
keTaman Hompimpa Lippo Cikarang. Sebelum gathering paginya mereka akan
mencobakemampuan anggotanya utk menyelesaikan soal2 dalam Time Rally khusus
kendaraanTimor

Minggu, 26 Agustus 2007
Konvoi terpanjang APV rekor MURI, diselenggaran kerjasama ATPM dengan
ClubAPV. Start sekitar pukul 10 pagi mulai dari Kemayoran, Tol Dalam
Kota,kembali lagi ke Kemayoran.

Reward Peserta : Free Bensin, Tol, meals, Doorprize

Minggu, 26 Agustus 2007
Mitsubishi akan menggelar Rally khusus kendaraan berlabel Mitsubishi.
Ratusanpeserta akan menjelajah ke jalan2 protokol di Jakarta.
Start dan Finish : Parkir Timur Senayan.

Reward Peserta : All Free.

Hati2 di jalan, beri kesempatan mereka duluan.




   
-
Pinpoint customers who are looking for what you sell. 

[mediacare] Siaran Pers Penutupan DPR Civic Info Fair

2007-08-24 Terurut Topik Sri Indiyastutik
  Siaran Pers Penutupan DPR Civic Info Fair
  MP3 (Masyarakat Peduli Pelayanan Publik)
   
  ”Komisi II akan Segera Bahas RUU Pelayanan Publik”
   
  DPR Civic Info Fair yang diselenggarakan oleh Mayarakat Peduli Pelayanan 
Publik (MP3) bekerjasama sengan Komisi II DPR RI telah berakhir kemarin, Kamis, 
23 Agustus 2007. Sayuti Asyathri, anggota Komisi II, dalam sambutan penutupan 
berjanji bahwa ia akan mendorong Komisi II untuk segera menuntaskan pembahasan 
RUU Pelayanan Publik dengan memperhatikan pemenuhan hak-hak dasar dan sidang 
pembahasan RUU tersebut terbuka untuk umum. Ia mengharapkan masukan-masukan 
dari masyarakat sipil untuk memperbaiki RUU Pelayanan Publik serta menghimbau 
untuk terus mengikuti perkembangan proses pembahasan oleh DPR.
   
  Acara penutupan yang dimeriahkan oleh penampilan Sujiwo Tejo ini dimanfaatkan 
oleh MP3 untuk menyerahkan 2003 buah petisi dukungan terhadap disegerakannya 
pembahasan RUU Pelayanan Publik yang memuat 4 buah tuntutan utama, di antaranya 
mengatur secara tegas mengenai jaminan pemenuhan hak-hak dasar masyarakat dan 
jaminan untuk percepatan pelayanan kepada kelompok rentan dan mempermudah akses 
pelayanan kepada masyarakat miskin dan kelompok adat terpencil. Tuntutan yang 
termuat di dalam petisi tersebut dibacakan oleh Lola dari Urban Poor Consortium 
(UPC) dan secara simbolis menyerahkannya kepada Komisi II DPR RI yang diterima 
langsung oleh Sayuti Asyathri.
   
  Sementara itu, diskusi yang diselengarakan oleh Koalisi Pendidikan yang 
dilaksanakan sebelum penutupan, membahas mengenai peran Komite Sekolah yang 
cenderung menyimpang. Salah satu pembicara dari Setikat Guru Tangerang 
mengatakan bahwa komite sekolah yang seharusnya menjadi jembatan komunikasi 
antara orang tua murid dengan sekolah justru menjadi perpanjangan sekolah untuk 
melakukan pungutan-pungutan yang seringkali memberatkan orang tua murid.
  
   
-
Choose the right car based on your needs.  Check out Yahoo! Autos new Car 
Finder tool.

[mediacare] Warga Datangi Kantor Pemkab

2007-08-24 Terurut Topik Serikat Tani Nasional
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/sumatera-selatan/warga-datangi-kantor-pemkab-2.html

Daerah Sumatera Selatan

Warga Datangi Kantor Pemkab
Jum'at, 24/08/2007

MUARA ENIM (SINDO) – Ratusan warga berunjuk rasa di Kantor Pemkab
Bupati Muara Enim,kemarin.Warga menuntut pembangunan jalan dan
jaringan listrik.

Koordinator aksi Baharudin menyatakan warga Desa Suban menuntut Pemkab
Muara Enim segera membangun jalan dan jaringan listrik di wilayah
tempat tinggal mereka. Dia menjelaskan, selama ini masyarakat yang
tergabung dalam Serikat Tani Nasional (STN) Kab Muara Enim hanya
diberikan janji- janji para elite dan pemerintah.

Lebih lanjut, klik dan baca di
http://serikat-tani-nasional.blogspot.com/2007/08/sumetera-selatan-warga-datangi-kantor.html

Salam,
/donny pradana wr

--
---
Komite Pimpinan Pusat - Serikat Tani Nasional
[Sementara] Jl. Pustaka Jaya II No. 3, Rawamangun, Jakarta Timur,
Indonesia 13220.
Fax: +62-21-4757281
M-phone +62 856 8075066
Email  : [EMAIL PROTECTED]
Blog : http://serikat-tani-nasional.blogspot.com
---


Mailing list:
http://groups.yahoo.com/group/mediacare/

Blog: 
http://mediacare.blogspot.com

http://www.mediacare.biz


 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/mediacare/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/mediacare/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


[mediacare] Re: berita kekejian pembantaian 4 PRT yang datang dari KBRI Riyadh

2007-08-24 Terurut Topik IrwanK
Turut prihatin dan mengecam keras kejahatan yang terjadi.. :-(
Mohon pihak yang memiliki akses dan kewenangan untuk membela WNI agar
dapat segera bergerak secepat mungkin.. jangan tunggu sampai korban
bertambah..

Atau kalau perlu pengiriman TKI/TKW dikurangi/ditahan dulu sampai ada
pembenahan
sistem ketenaga-kerjaan dan penghargaan terhadap TKI/TKW kita di LN
membaik..
Kalau masih seperti biasa (business as usual), sebaiknya (pengiriman
TKI/TKW)
dihentikan saja untuk sementara waktu..

Atau (harga) diri orang Indonesia sudah lebih rendah dari uang ya? Mengenai
lapangan
kerja, pemerintah punya porsi tanggung jawab lebih besar soal ini.. baru
setelah itu
peran masyarakat..

Soal kejadian di tanah suci, setan aja dulu tinggal di Syurga koq.. Wallahu
a'lam..
biasa aja napah..

CMIIW..

Wassalam,

Irwan.K

On 8/24/07, Migrant CARE [EMAIL PROTECTED] wrote:

   Ini bukti bahwa kekejian itu terjadi di tanah suci..


 ISI BERITA



 Fax KBRI Riyadh No. B.496/Riyadh/08/07 tanggal 6 Agustus 2007 atas
 pembunuhan dan penganiayaan 4 orang TKI/PRT dengan bukti.



 Dengan hormat disampaikan hasil kunjungan pejabat Consuler bersama staf
 Atnaker KBRI Riyadh dan kepolisian Alfaj pada tanggal 8 Agustus 2007 sebagai
 berikut:



 1.  Menemui 2 orang korban penganiayaan yang dirawat di ruang ICU RS.
 Alfaj yaitu: sdri Ruminih binti Surtim Suryani asal Desa Awilea Karang Sari
 02/01 Kec. Angsana Pandeglang dan sdri Tari binti Tarsim Dasman asal Desa
 Rawagempol Wetan RT 21/08 Kec. Cilamaya Kab. Karawang istri saudara Deden
 No. HPnya 08157269483 javascript:void(0).



 2.  Kedua TKI tersebut luka-luka memar akibat cambukkan bertubi-tubi 
 nampak
 masih trauma dan lemah. Dokter Rumah Sakit mengatakan keadaan yang diderita
 tersebut akan membaik dan dalam beberapa hari keduanya dapat keluar dari
 ruang ICU. Keduanya telah mampu bicara.



 Dari hasil hasil wawancara dengan kedua korban diperoleh informasi sebagai
 berikut:



 a. Penganiayaan dilakukan oleh 7 orang anggota keluarga dimana
 seorang diantaranya adalah anggota tentara dengan cara memukul, menendang,
 dan mencambuk menggunakan tambang, kabel dan igal (ikat kepala sorban)



 b. Penganiayaan dilakukan mulai pukul 22.00 - 00.10 dan kemudian
 dilanjutkan dari pukul 02.00 dinihari hingga matahari terbit. Penganiayaan
 tersebut dilanjutkan kembali pada pagi hari sampai sekitar pukul 13.00Keempat 
 korban dibawa ke Rumah Sakit sekitar pukul
 15.00



 c. Sebab-sebab penganiayaan tersebut adalah karena salah seorang
 anak majikan tiba-tiba sakit dan keluarga majikan menuduh ke empat TKI
 tersebut melakukan sihir terhadapnya



 d. Kedua korban menyatakan telah dimintai keterangan oleh polisi
 dan telah membubuhkan cap jempol atas dokumen yang tidak diketahui isinya,
 tanpa didampingi oleh penterjemah.



 4.  Meminta pihak Rumah Sakit selalu menghubungi KBRI mengenai setiap
 perkembangan yang terjadi dan mengirimkan copy medical report.



 5.  Dari komandan kepolisian Alfaj diperoleh informasi bahwa berkas
 perkara penganiayaan tersebut telah dilimpahkan ke kepolisian daerah Riyadh
 dan ketujuh tersangka telah ditahan untuk menjalani pemeriksaan. Sedangkan
 kedua jenazah korban yang meninggal yaitu Alm. Susmiyati binti Mat Rabu
 (sebelumnya tertulis Susianti binti Fulan)  asal Pati No. Paspor AB 
 968412javascript:void(0)dan Alm. Siti Tarwiyah binti Slamet Dimyati asal 
 Ngawi No. Paspor AB
 738697 javascript:void(0) akan dipindahkan ke RS. Riyadh Medical Complex
 di kota Riyadh untuk menjalani proses otopsi.



 6.  Meminta pihak kepolisian agar kedua korban yang masih dirawat di
 Rumah Sakit dapat diserahkan pada KBRI jika telah selesai menjalani
 perawatan dan keadaannya pulih. Komandan polisi Alfaj menyatakan masih
 menunggu hasil investigasi untuk dapat memenuhi permintaan KBRI tersebut.



 7.  Ada indikasi bahwa para pelaku hendak menimpakan kesalahan pada
 satu orang anggota kelompok majikan yang masih berumur sekitar 18 tahun
 dengan dalih perbuatannya dilakukan secara tidak sadar, tapi dokter RS.
 Alfaj menyatakan bahwa pemuda tersebut telah diperiksa kesehatan mentalnya
 oleh Tim Medis dan dinyatakan tidak mengalami gangguan jiwa.



 Demikian dilaporkan dan perkembangan lebih lanjut akan disampaikan pada
 kesempatan pertama. Atas perhatiannya diucapkan terima kasih.



 Riyadh, 9 Agustus 2007



[mediacare] Mohon bantuan Moderator

2007-08-24 Terurut Topik Karma, I Nengah [Kalki Awatara]
 
Pak moderator tolong di cek keanggotaan saya di mediacare kenapa saya
mendapat postingan ganda setiap hari.
Sekian trima kasih  
 


[mediacare] cari suplier buat cetak majalah ma tabloid

2007-08-24 Terurut Topik respati putra
kantor gw lagi cari suplier nih buat cetak majalah ma tabloid, kira2 ada yang 
berminat???

kirim kontaknya via email ya

thx


   

Boardwalk for $500? In 2007? Ha! Play Monopoly Here and Now (it's updated for 
today's economy) at Yahoo! Games.
http://get.games.yahoo.com/proddesc?gamekey=monopolyherenow  

Re: [mediacare] Re: berita kekejian pembantaian 4 PRT yang datang dari KBRI Riyadh

2007-08-24 Terurut Topik Sunny
Harga diri? Wah, masalah utamanya terletak pada negara pengirim TKW, kalau 
penguasa negaranya ngaur bin tukang catut, berarti para TKI itu dari rumah 
sudah direndahkan, jadi orang lain hanya menambahkan bumbu untuk lebih 
direndahkan lagi.  Salah seorang kenalan dari Sudan yang pernah bertahun-tahun 
bekerja di Arab Saudia mengatakatan kepada saya bahwa Tenaga Kerja Indonesia 
mempunyai nama julukan yang sangat rendah sekali, yaitu kerbau ..   
  - Original Message - 
  From: IrwanK 
  To: mediacare@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, August 24, 2007 8:27 AM
  Subject: [mediacare] Re: berita kekejian pembantaian 4 PRT yang datang dari 
KBRI Riyadh


  Turut prihatin dan mengecam keras kejahatan yang terjadi.. :-(
  Mohon pihak yang memiliki akses dan kewenangan untuk membela WNI agar
  dapat segera bergerak secepat mungkin.. jangan tunggu sampai korban 
bertambah.. 

  Atau kalau perlu pengiriman TKI/TKW dikurangi/ditahan dulu sampai ada 
pembenahan
  sistem ketenaga-kerjaan dan penghargaan terhadap TKI/TKW kita di LN membaik..
  Kalau masih seperti biasa (business as usual), sebaiknya (pengiriman TKI/TKW) 
  dihentikan saja untuk sementara waktu.. 

  Atau (harga) diri orang Indonesia sudah lebih rendah dari uang ya? Mengenai 
lapangan 
  kerja, pemerintah punya porsi tanggung jawab lebih besar soal ini.. baru 
setelah itu 
  peran masyarakat.. 

  Soal kejadian di tanah suci, setan aja dulu tinggal di Syurga koq.. Wallahu 
a'lam.. 
  biasa aja napah..

  CMIIW..

  Wassalam,

  Irwan.K


  On 8/24/07, Migrant CARE [EMAIL PROTECTED] wrote:

Ini bukti bahwa kekejian itu terjadi di tanah suci.. 


ISI BERITA


Fax KBRI Riyadh No. B.496/Riyadh/08/07 tanggal 6 Agustus 2007 atas 
pembunuhan dan penganiayaan 4 orang TKI/PRT dengan bukti. 



Dengan hormat disampaikan hasil kunjungan pejabat Consuler bersama staf 
Atnaker KBRI Riyadh dan kepolisian Alfaj pada tanggal 8 Agustus 2007 sebagai 
berikut: 



1.  Menemui 2 orang korban penganiayaan yang dirawat di ruang ICU RS. 
Alfaj yaitu: sdri Ruminih binti Surtim Suryani asal Desa Awilea Karang Sari 
02/01 Kec. Angsana Pandeglang dan sdri Tari binti Tarsim Dasman asal Desa 
Rawagempol Wetan RT 21/08 Kec. Cilamaya Kab. Karawang istri saudara Deden No. 
HPnya 08157269483. 



2.  Kedua TKI tersebut luka-luka memar akibat cambukkan bertubi-tubi 
nampak masih trauma dan lemah. Dokter Rumah Sakit mengatakan keadaan yang 
diderita tersebut akan membaik dan dalam beberapa hari keduanya dapat keluar 
dari ruang ICU. Keduanya telah mampu bicara. 



Dari hasil hasil wawancara dengan kedua korban diperoleh informasi sebagai 
berikut: 



a. Penganiayaan dilakukan oleh 7 orang anggota keluarga dimana 
seorang diantaranya adalah anggota tentara dengan cara memukul, menendang, dan 
mencambuk menggunakan tambang, kabel dan igal (ikat kepala sorban) 



b. Penganiayaan dilakukan mulai pukul 22.00 - 00.10 dan kemudian 
dilanjutkan dari pukul 02.00 dinihari hingga matahari terbit. Penganiayaan 
tersebut dilanjutkan kembali pada pagi hari sampai sekitar pukul 13.00 Keempat 
korban dibawa ke Rumah Sakit sekitar pukul 15.00



c. Sebab-sebab penganiayaan tersebut adalah karena salah seorang 
anak majikan tiba-tiba sakit dan keluarga majikan menuduh ke empat TKI tersebut 
melakukan sihir terhadapnya 



d. Kedua korban menyatakan telah dimintai keterangan oleh polisi 
dan telah membubuhkan cap jempol atas dokumen yang tidak diketahui isinya, 
tanpa didampingi oleh penterjemah. 



4.  Meminta pihak Rumah Sakit selalu menghubungi KBRI mengenai setiap 
perkembangan yang terjadi dan mengirimkan copy medical report. 



5.  Dari komandan kepolisian Alfaj diperoleh informasi bahwa berkas 
perkara penganiayaan tersebut telah dilimpahkan ke kepolisian daerah Riyadh dan 
ketujuh tersangka telah ditahan untuk menjalani pemeriksaan. Sedangkan kedua 
jenazah korban yang meninggal yaitu Alm. Susmiyati binti Mat Rabu (sebelumnya 
tertulis Susianti binti Fulan)  asal Pati No. Paspor AB 968412 dan Alm. Siti 
Tarwiyah binti Slamet Dimyati asal Ngawi No. Paspor AB 738697 akan dipindahkan 
ke RS. Riyadh Medical Complex di kota Riyadh untuk menjalani proses otopsi. 



6.  Meminta pihak kepolisian agar kedua korban yang masih dirawat di 
Rumah Sakit dapat diserahkan pada KBRI jika telah selesai menjalani perawatan 
dan keadaannya pulih. Komandan polisi Alfaj menyatakan masih menunggu hasil 
investigasi untuk dapat memenuhi permintaan KBRI tersebut. 



7.  Ada indikasi bahwa para pelaku hendak menimpakan kesalahan pada 
satu orang anggota kelompok majikan yang masih berumur sekitar 18 tahun dengan 
dalih perbuatannya dilakukan secara tidak sadar, tapi dokter RS. Alfaj 
menyatakan bahwa pemuda tersebut telah diperiksa kesehatan mentalnya oleh Tim 
Medis dan dinyatakan tidak mengalami gangguan jiwa. 



Demikian dilaporkan dan perkembangan lebih lanjut akan disampaikan pada 

[mediacare] In Jakarta vliegt deksel van doofpot

2007-08-24 Terurut Topik Sunny
http://www.nrc.nl/buitenland/article756797.ece/In_Jakarta_vliegt_deksel_van_doofpot

In Jakarta vliegt deksel van doofpot 
In de rechtbank in Jakarta is gisteren, bijna drie jaar na de moord op 
mensenrechtenactivist Munir, aangetoond dat de moordenaars met medeweten van de 
overheid handelden. 
Door onze correspondent Ben Knapen
   
  Een poster van de mensenrechtenactivist Munir, die vermoord is in 2004. 
Gisteren werd aangetoond dat zijn moordenaarsmet medeweten van de overheid 
handelden. 
  (Foto AFP)  
  Archief:
a.. overzicht - Meer buitenlands nieuws 
 
print artikel  mail artikelJakarta, 23 aug. Al drie jaar lang, 
sinds zijn dood op 7 september 2004 terwijl hij onderweg was van Jakarta naar 
Amsterdam, was het een hardnekkig gerucht dat de Indonesische 
mensenrechtenactivist Munir in opdracht van de staatsveiligheidsdienst van zijn 
land was vergiftigd. Drie jaar lang hebben zijn weduwe Suciwati en vrienden 
geprocedeerd en overal in de wereld aan de bel getrokken. Tot in het gebouw van 
de Verenigde Naties in New York, tot in het Huis van Afgevaardigden in 
Washington toe. Hun thema was steeds hetzelfde: de Binnenlandse 
Veiligheidsdienst zit erachter en de doofpot doet, met stilzwijgende steun van 
de Indonesische regering, zijn werk. Munir stond kritisch tegenover de rol van 
het leger in onder andere Oost-Timor. 

Maar gisterochtend haalden de vrienden van Munir in de rechtbank van Jakarta 
onverwachts een eclatant succes: daar draaide de openbare aanklager een bandje 
af met een telefoongesprek. Als versteend luisterden in het rumoerige zaaltje 
de twee mensen, wier stemmen nu via de luidspreker te horen waren, naar 
zichzelf. Het waren de president-directeur van luchtvaartmaatschappij Garuda en 
een van zijn piloten. 

Het gesprek was vier maanden geleden opgenomen en het liet er geen twijfel over 
bestaan dat de Garuda-topman een brief van de geheime dienst had gekregen om 
mee te werken aan het plannetje om Munir te vergiftigen. Je hoort de directeur 
zeggen: Ik ben bang dat iemand die brief van A gaat vinden en me dan in de val 
lokt. De andere kant van de lijn, de piloot, stelt hem gerust: Maak je niet 
druk, die brief is weg. En bovendien, alle mensen in het ministerie en bij het 
Hooggerechtshof staan aan onze kant.

Op 7 september 2004 vloog Munir naar Nederland om er een studie te volgen in 
Utrecht. Een functionaris van Garuda bood hem een plaats aan in de business 
class en gaf hem later ook zijn maaltijd. Daarin zat, zo bleek later bij 
vivisectie, arsenicum. Die functionaris was een piloot van Garuda Airlines, 
Pollycarpus genaamd, die door ingrijpen van hogerhand op het laatste moment als 
een soort inspecteur op de bewuste vlucht was gezet. Directeur Indra Setiawan 
had daar hoogstpersoonlijk voor gezorgd. 

Het onderzoek naar deze moord duurde jaren en zeker het eerste anderhalf jaar 
zat er geen enkel schot in. Later werd de piloot Pollycarpus voor de moord 
veroordeeld maar in hoogste instantie werd hij weer vrijgesproken. Volgens het 
log van het telefoonbedrijf had hij tientallen keren het telefoonnummer van de 
Binnenlandse Veiligheidsdienst gebeld, maar dat was volgens de rechters 
onvoldoende bewijs voor moord. Wel werd hij veroordeeld voor valsheid in 
geschrifte, wegens de valse voorwendselen waarmee hij aan boord was gekomen. 

Onder druk van de internationale gemeenschap kwam er een nieuw onderzoeksteam. 
Dat ontdekte de betrokkenheid van directeur Indra Setiawan, die in voorlopige 
hechtenis werd genomen en wiens telefoongesprekken werden afgeluisterd. Het 
resultaat was gisteren een gênante onthulling voor de twee 
Garuda-functionarissen en een ondubbelzinnige verwijzing naar de rol van de 
inlichtingendienst. 

In de rechtszaal was gisteren ook een man aanwezig die beweerde voor die 
inlichtingendienst te hebben gewerkt met als opdracht Munir het leven zo lastig 
mogelijk te maken. Hij moest, in zijn eigen woorden, Munir beheksen. De 
ex-agent werd na de hoorzitting onder gedrang via een achteruitgang afgevoerd. 

Volgens zijn weduwe zou Munir een schat aan informatie hebben over misdaden en 
corruptie onder hoge legerofficieren en gold hij voor deze invloedrijke clan 
als een gevaarlijk man. Het onderzoek nadert nu het bolwerk van de 
inlichtingendienst zelf. In de wandelgangen viel gisteren al enkele keren de 
naam van de vroegere baas, Arie Kumaat. Voor de inlichtingendienst zelf zou dit 
overigens de minst riskante verdachte zijn, want Arie Kumaat is al overleden. 
munir_185356d.jpg

[mediacare] Pebiliar Indonesia Ricky Yang meraih tiket Grand Final Guinness 9 Ball Tour di Bali

2007-08-24 Terurut Topik mediacare

PROFILE

Ricky Yang 

Born: April 14, 1972 Sungei Brambang Indonesia
Nationality: Indonesian
Nickname: Piranha
Career Highlights: 2006 Asian 9 Ball Tour Jakarta leg Runner up, A-Mild 
National Series 2006 Champion, Batam Open 2006 Champion, 2006 9 Ball POBSI 
National Championship winner


A catalyst to the rising popularity of billiards in Indonesia, Ricky Yang, has 
given the proud island-nation an identity in international pool tournaments 
where he enjoys the distinction of being one of the Asia's elite cue artists. 

Possessing a pleasing personality coupled with world-class 9ball skills, the 
2006 POBSI National Champion never fails to capture the hearts of the crowd 
wherever he competes. In fact, it was because of this perfect marriage of 
genuine friendliness and natural fluidity to his game that he was chosen to 
become the role model for the inaugural 2007 Guinness 9Ball Tour. Together with 
WPA 8Ball and 9Ball Champion Ronato Alcano of the Philippines, Yang is more 
than happy to represent his country as an ambassador for the prestigious event 
while at the same time contributing to the growth of the sport in the region. 

Although he has yet to capture his first Tour title, the closest being a second 
place finish behind the Magician Efren Reyes at 2006's Jakarta edition, Yang 
has done remarkably well this year with quarterfinal results in Kaohsiung and 
Singapore and a semifinal stint at the Genting Highlands leg which allowed him 
to garner 140 Order of Merit points and a sixth place spot in the Top Ten. As 
such, he has earned for himself a ticket for the tournament's Grand Finale in 
Bali where he remains the lone local bet left to carry his Nation's colors. 

With the local crowd backing him up in Bali, fans can expect Yang to pull out 
all the stops and bring out his A-game as he aims to end the 2007 season with a 
much-deserved dream victory on home 
soil. 

For further information, please contact:

Fitriandini Arif 
Momentum/McCann Worldwide 
Mobile: 0815-11918200

http://www.guinness9balltour.com.


[mediacare] Fw: DIALOG EXCLUSIVE SAYYID HASAN NASHRLLAH (HIZBULLAH)

2007-08-24 Terurut Topik Sagaf Basry
Salam, ada info dari milis tetangga, semoga bermanfaat..


Assalamu'alaikum Wr. Wb.
 
Pada Hari Senin tanggal 27 Agustus 2007 jam 19.30 s/d 21.00 WIB
akan ada Dialog Exclucive tentang Indonesia antara Sayyid Hasan Nashrullah 
Sekjen Hizbullah Lebanon dengan :
1. Prof. DR. Amien Rais Mantan tokoh Muhammadiyah dan PAN
2. DR. KH Said Agil Siraj tokoh N U
3. Sayyid Ali Assegaf
 
di  TVRI
 
Wassalam
 



. 



   

Pinpoint customers who are looking for what you sell. 
http://searchmarketing.yahoo.com/

[mediacare] Job Vacancy MGT 101.1fm Bandung ( Announcer )

2007-08-24 Terurut Topik Ira Yoanasari


Ira Yoanasari [EMAIL PROTECTED] wrote:
Hai semua
  MGT 101.1 FM BANDUNG Membuka Kesempatan kepada Anda yang Ingin menjadi 
Announcer  Jadi buat anda yang merasa cukup ok menjadi Announcer MGT , silahkan 
Baca  persyaratan berikut ini !
  1.  Pria / Wanita  usia minimal 24 tahun
  2.  diutamain yang berpengalaman minimal 1 tahun
  3.  Punya pengetahuan musik yang luas 
  4.  Bisa me-review musik
  5.  Punya minat yang luas, tapi sekaligus punya minat yang spesifik
  6.  Mengusai pengetahuan umum dan pengetahuan dasar
  7.  Punya dasar berbahasa Inggris yang mantap
  8.  berkepribadian Unik, seru , Humoris , bisa bekerja dalam  team
9. Jangan lupa sertakan dengan Sample Voice anda...

  



CV dan Lamaran anda di kirim ke :
 
  RADIO PROGRAM MANAGER 

GRAHA MGT RADIO 101.1 FM 
JL BUAH BATU NO 8 BANDUNG


CV paling lambat kami terima tanggal 29 Agustus 2007


GoodLuck.









  


-
Take the Internet to Go: Yahoo!Go puts the Internet in your pocket: mail, news, 
photos  more. 

   
-
Be a better Heartthrob. Get better relationship answers from someone who knows.
Yahoo! Answers - Check it out. 

[mediacare] [Telah Terbit] INSIDE THE JIHAD: Teroris Atau Tentara Tuhan?

2007-08-24 Terurut Topik prayudi_n
Judul:
Inside the Jihad

Sub:
Teroris atau Tentara Tuhan?
Kisah Nyata Penyusupan Mata-mata Inggris  Prancis ke Lingkaran-
Dalam Al-Qaeda  Osama bin Laden
Mengungkap Fakta di Balik Organisasi Militan Terbesar di Dunia

Penulis:
Omar Nasiri

ISBN : 978-979-26-6517-8 
Halaman : 568 
Ukuran : 16 x 24 cm 
Sampul : Hard Cover Jacket 
Penerbit : ZAHRA 
Harga Awal : Rp 89,900.00 
Harga Diskon 20% di www.zahra.co.id : Rp 71,920.00 

http://www.zahra.co.id/index.php?do=book.detailid=978-979-26-6517-8


Sinopsis:

Aku mendengar serangan 11 September dari radio. Aku tahu itu bukan 
kecelakaan. Dan aku tahu siapa yang melakukannya.

Februari 1998, Osama bin Laden mendeklarasikan pembentukan Front 
Dunia Islam bagi Jihad melawan Yahudi dan pelaku Perang Salib. Ia 
berfatwa bahwa membunuh orang-orang Amerika dan sekutu-sekutunya—
baik sipil maupun militer—adalah tugas setiap Muslim yang dapat 
melakukannya di negara mana pun yang memungkinkan. 

Aku mengenal Al-Qaeda. Aku hidup bersama mereka selama bertahun-
tahun. Aku membelikan senjata untuk mereka. Aku mengirimkan bahan-
bahan peledak mereka. Aku kenal dengan para petinggi mereka.

***

Tahun 1994-2000, Omar Nasiri alias Abu Imam bekerja sebagai agen 
rahasia Inggris dan Prancis, menyusup ke sel-sel kelompok 
fundamentalis di Belgia dan London, sampai ke kamp-kamp pelatihan 
militer Al-Qaeda di Afghanistan. Ia mampu menyusup begitu dalam ke 
lingkaran-dalam Al-Qaeda dan Osama bin Laden hingga berteman baik 
dengan orang-orang yang diidentifikasi oleh Barat sebagai teroris-
teroris paling berbahaya di muka bumi. Kemudian ia ditarik kembali 
ke Eropa untuk menjadi sel tidur.

Buku ini memuat informasi orang-dalam yang amat memikat dan 
provokatif tentang jaringan fundamentalis dan agen-agen intelijen 
yang memata-matai mereka. Nasiri menawarkan perspektif orisinal yang 
komplet mengenai Al-Qaeda, mengungkap fakta tersembunyi di balik 
organisasi militan yang dipimpin oleh Osama bin Laden itu.

***

Sebuah buku yang luar biasa. Omar Nasiri menyajikan proses bagaimana 
para pemuda bisa menjadi mujahidin. Pemaparan kisah hidupnya di kamp-
kamp pelatihan di Afghanistan, lebih komplet dari laporan intelijen 
yang kami dapatkan... tidak ada bandingannya dalam komunitas 
intelijen Amerika.
—Michael Scheuer, Mantan Kepala Unit Osama bin Laden CIA

***

Jika mempersiapkan diri dianggap terorisme, maka kita adalah 
teroris.

Palestina bukan jihad satu-satunya. Jihad melawan umat Hindu di 
Kashmir juga penting. Kaum Syiah musuh besar juga. Iran adalah musuh 
Islam sejak zaman purba, musuh yang lebih hebat daripada Amerika 
atau Rusia atau bahkan Israel.

Pada awalnya PLO kuanggap sebagai pahlawan. Namun kemudian Arafat 
mengkhianati Islam. Sedangkan Taliban terlalu berlebihan. Mereka 
kejam, sama sekali tidak beradab. Aku mulai memahami betapa, bagi 
seorang ekstremis, hampir setiap orang bisa dianggap musuh. Aku 
mulai tahu lebih banyak tentang Osama.

***

Omar Nasiri (nama samaran) terlahir di Maroko dan kini tinggal di 
Jerman bersama istrinya.

***

Kisah menakjubkan dari seorang pria yang menjalin kontak dengan para 
pemimpin senior Al-Qaeda di kamp pelatihan di Afghanistan... Omar 
Nasiri berharap orang-orang mau menaruh perhatian: Aku hanya 
menceritakan apa yang kulihat dengan mata kepalaku sendiri, tidak 
lebih...
—CNN

Kisahnya (Omar Nasiri) mengungkap sejauh mana persiapan Al-Qaeda... 
—BBC

Kisah yang menakjubkan dan apik dari Omar Nasiri yang menyusup ke 
kamp-kamp pelatihan Al-Qaeda...
—Washington Post


http://www.zahra.co.id/index.php?do=book.detailid=978-979-26-6517-8




Re: [mediacare] Re: Need Info : TV yang menyiarkan Liga Inggris?

2007-08-24 Terurut Topik tito imanda
peace juga Pak Satwiko,

anda mungkin gak ngikutin thread ini dari awal. Logikanya,
tv 'gratisan' pun tidak gratis karena penonton tetap harus
membayar dengan waktu dan perhatian mereka kepada
iklan dan sponsor acara.

Kalau sekarang iklan dan sponsor tidak sanggup lagi
menalangi biaya hak siar sebuah siaran, jelas nilai jual
program itu semakin tinggi.

Masalahnya, hal yang tetap belum terjawab sampai
sekarang, apakah sebabnya Astro bisa memiliki hak
eksklusif itu? Karena hanya dia yang sanggup membayar
harga nilai jual yang semakin tinggi? Atau karena berani
memberi penawaran lebih tinggi?

Kalau jawabannya yang pertama, selamat, berarti EPL
memang sudah menjadi seperti yang anda bilang,
sebuah kemewahan, dan banyak orang yang gak mampu
akan kehilangan akses mereka.

Kalau jawabannya yang kedua, berarti seperti disebut
Bung Teddy, ini sebuah keputusan bisnis dari Astro.
Sebuah keputusan bisnis yang membuat EPL jadi
barang mewah, dan Astro sebagai supplier tunggal
memiliki power dalam menentukan harga (seperti
diuraikan Bung Siau Ve, siap-siap aja kalau besok2
mereka menaikkan harga langganan). Dengan kata
lain, penguasaan Astro membuat komoditas informasi
yang murah menjadi mahal.

Saya tahu praktik semacam ini sudah terjadi beberapa
lama di Inggris, tapi  di sana pun praktek ini menjadi
kontroversial. Bisnis media Inggris memang species
yang berbeda. Dalam tradisi media konvensional,
semakin tinggi rating sebuah acara, semakin mudah
dijual kepada sponsor/pemasang iklan, yang dengan
senang hati akan 'menalangi' biaya siaran sehingga
penonton yang banyak itu akan dipaksa menikmati
iklan mereka. Penjualan kepada penonton, tradisinya
dilakukan bagi program-program dengan rating tidak
terlalu tinggi tapi segmented, yang orang-orang rela
membayar lebih, demi bisa menikmati tontonan yang
ia inginkan.

Logikanya, program EPL di Amerika tidak mungkin
masuk TV airwave, kan rating siaran sepak bola di
sana tidak tinggi karena sepak bola tidak populer,
tapi pasti masuk TV kabel karena ada orang yang rela
membayar lebih demi bisa menonton EPL.

Dengan menguasai program dengan rating yang tinggi,
saya duga Astro sedang gambling. Mudah-mudahan
gamblingnya berhasil, orang yang berlangganan makin
banyak, sehingga mereka tidak akan menaikkan biaya
berlangganan bulanan anda.

peace lagi,
tito


On 8/24/07, w_satwiko [EMAIL PROTECTED] wrote:

   analogi anda menarik juga, tapi bikin bingung. buat saya, kalo mau
 nonton film di bioskop ya beli tiket. kalo mo nonton pertandingan
 sepakbola di stadion ya bayar juga tiketnya. kalo mau nonton liga
 inggris, ya langganan astro. kalo mo nonton kejuaraan dunia
 bulutangkis (kemaren), ya langganan indovision.

 semuanya kemewahan, bukan informasi. kalo mau informasi, ya nonton aja
 berita olahraga di tv gratisan, atau baca di koran/tabloid. toh kalo
 mau cari berita olahraga di koran/tabloid juga mesti keluar duit buat
 beli (kecuali minjem temen).

 peace...

 --- In mediacare@yahoogroups.com mediacare%40yahoogroups.com, titoimanda 
 [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
  Terlepas apakah hak eksklusif sama atau tidak sama dengan
  monopoli, saya udah kehilangan selera meneruskan langganan
  Astro saya saat habis masa berlakunya nanti, walau pasti sebel
  gak bisa nonton liga Inggris. Ini masalah prinsip, bayar Astro
  buat nonton liga Inggris rasanya sama kayak harus nyogok
  petugas lalu lintas padahal saya gak ngerasa salah.
 
  Information should be for all.

 



[mediacare] Pendidikan Mahal, Sekolah Rakyat Ala Pasar Setono Bethek Jadi Pilihan

2007-08-24 Terurut Topik Bambang Ketangsang
  Jum'at, 24 Agustus 2007 16:00:23www.pdiperjuangan-jatim.org   
 FOKUS UTAMA
Sirmadji : Pemerintah Tidak Serius Mengentaskan Kemiskinan
  Megawati : Jadikan Bamusi Pelopor Kerukunan Agama dan Kebangsaan
  Sirmadji: Jika Ada Program Pro Rakyat, Kita Harus Nyengkuyung


KRONIK
PDI Perjuangan Jatim Sak Yek Sak Eko Kapti Ke Rakornas
  Rakyat Cinta PDI Perjuangan, FOKE Menang
  Outsourcing Hancurkan Masa Depan Buruh Indonesia


SUARA FRAKSI
PDI Perjuangan Bebas Tugaskan Husein dari DPRD Jatim
  Saleh Ismail Mukadar: Ada Sesuatu Yang Tidak Beres Dalam Sistim Pendidikan Di 
Negara Ini.
  Imam Kabul: Perda Pemerintahan Desa Untuk Percepat Layanan Publik


BERITA CABANG
KUKINDO Wujudkan Demokrasi Ekonomi Marhaenisme
  Ir. H. Sutrisno, MM: Ojok Politik, Thok. Yo, Ngomong Duit Barang
  Berikan Aku 10 Pemuda Maka Aku Akan Goncangkan Dunia


ARSIP BERITA
Apel Akbar HARKITNAS Soroti Berantas Korupsi Tebang Pilih
  Nasionalisme Hanya “Topeng” Bagi SBY-JK
  Buruh Masih Sulit Penuhi Kebutuhan Hidup Layak


ARTIKEL
Hadrean Renanda: Apa Yang Diharapkan Dari Makna 17 Agustus?
  Budiman Sudjatmiko: Antara Proklamasi dan Deklarasi
  T. Hari Prihatono: Transparansi Kebijakan Kerjasama Pertahanan 
Indonesia-Singapura: Kegaiban, Keajaiban dan Keniscayaan Demokrasi


Senin, 20 Agustus 2007 
  Pendidikan Mahal, Sekolah Rakyat Ala Pasar Setono Bethek Jadi Pilihan 

  Banyak diantara kita yang masih jelas terngiang akan janji kampanye 
SBY-JK yang mengatakan akan memberi perhatian lebih banyak pada pendidikan. 
Tapi, apa yang menjadi kenyataannya? Pendidikan makin mahal dan tidak jelas 
kwalitasnya. Di Kota Kediri, Elya, Wakil Ketua Bidang Kaderisasi dan Ideologi 
DPC PDI Perjuangan Kota Kediri, merintis model sekolah alternatif bagi rakyat 
miskin yang kesulitan bersekolah karena ketiadaan biaya di Pasar Setono Bethek, 
Kota Kediri. “Tidak perlu biaya banyak, ruang kelasnya juga sederhana saja. 
Alat peraga pendidikan juga seadanya, ditambah alat tulis biasa”, kata Elya, 
dalam suatu wawancara via telepon, di rumahnya, Kediri, beberapa waktu lalu.

Menurut Elya, “Sekolah Rakyat” yang dirintisnya bersama LSM Ganesha Tri Wikrama 
sejak tahun 1994, diawali dari 20-an murid, lalu berkembang pesat dan mampu 
menarik partisipasi sukarela dari warga kota Kediri. ”Memang, pada awal 
rintisan Sekolah Rakyat ini tidak mudah untuk mendapat dukungan pemerintah atau 
donatur. Tapi, sekarang ini ada beberapa warga masyarakat yang menyediakan 
tempatnya untuk dipakai sekolah ini”, kata Elya menggambarkan kendala yang 
dihadapinya pada saat merintis Sekolah Rakyat. 

Untuk menjalankan aktifitas belajar mengajar, sekolah ini merekrut relawan dari 
berbagai perguruan tinggi yang ada di Kediri untuk berpartisipasi dalam proses 
belajar mengajar. “Mereka ini para mahasiswa yang tidak dibayar, sukarela. Ada 
yang Universitas Kediri, STAIN, IKIP PGRI dan ada juga relawan dari Repdem”, 
kata Elya tentang tenaga pengajar Sekolah Rakyat yang serba gratis bagi rakyat 
miskin ini. 

Elya mengakui, sekarang ini, Sekolah Rakyat masih dalam tahap pemberi bantuan 
pendidikan dasar praktis seperti, bimbingan belajar kurikulum reguler tingkat 
SD sampai SMP. ”Ada tiga tahap Sekolah Rakyat, pertama bantuan pendidikan 
praktis. Kedua , Pendidikan alternatif dan ketiga, Introduksi pendidikan 
alternatif” Kata Elya. 

Untuk tahap dua dan tiga memang memerlukan tenaga yang lebih kompeten dari pada 
tahap pertama. Dan tahap ketiga, disamping tenaga, keterlibatan lingkungan yang 
kondusif diperlukan untuk proses belajar. “Pada tahap ketiga, ada pemberdayaan 
kemandirian masyarakat miskin kota. Ini melibatkan struktur masyrakat seperti 
RT, RW dan seterusnya”, kata Elya. 

Pihaknya sekarang ini banyak mendapat tawaran dari berbagai pihak yang ingin 
berpartisipasi membina Sekola Rakyat dengan menyediakan ruang untuk klas 
belajar.”Banyak warga yang mau menyediakan tempat untuk sekolah rakyat, seperti 
di Mojoroto dan beberapa tempat lainnya. Kita pernah mendapat tawaran untuk 
memanfaatkan stand pasar. Tapi, ada hambatan aturan. Ada Perda pasar yang 
melarang kegiatan di malam hari”, kata Elya 

Sekolah Rakyat ala Setono Bethek ini memang belum menjawab semua persoalan 
pendidikan, tetapi, setidaknya apa yang dirintis Elya ini merupakan alternatif 
pendidikan bagi rakyat miskin. Padahal sebenarnya, pendidikan adalah mutlak 
tanggung jawab negara, dalam hal ini pemerintah, seperti yang diamanatkan dalam 
Undang-undang Dasar 1945. 

Menurut Daniel. M. Rosyid, Ketua dewan Pendidikan Jawa Timur, pemerintah kurang 
menaruh perhatian terhadap pendidikan alternatif karena pendekatan yang 
dilakukannya sangat formalistik. ”Pendidikan yang dilakukan di Sanggar 
Alang-Alang Surabaya, itu contoh pendidikan alternatif yang bagus. Tapi, buat 
pemerintah itu bukanlah sekolah”, kata Daniel dalam wawancara via telepon di 
rumahnya, Kompleks ITS Surabaya, beberapa waktu lalu. 

Pendidikan 

[mediacare] Hati-hati kurang uang, transaksi dengan ATM BCA

2007-08-24 Terurut Topik indri yuni
Kalau selama ini anda tidak pernah menghitung uang saat bertransaksi dengan 
menggunakan ATM BCA, mulai sekarang harap berhati-hati, jangan sampai anda 
mengulang kejadian yang baru-baru ini saya alami. kronologisnya begini :

Malam hari, tanggal 24 Juli 2007, saya melakukan transaksi di ATM BCA cabang 
Islamic Tangerang sebanyak tiga kali. karena uang yang saya ambil lumayan 
banyak jumlahnya, saya tidak menghitung kembali uang tersebut, mengingat 
kejahatan di ATM sedang marak akhir2 ini apalagi antrean di belakang saya 
panjang sekali. 

Setibanya di rumah yang berjarak kira-kira 5 menit dari ATM BCA tersebut, 
barulah saya menghitung uang itu. Setelah melalui hitungan ketiga kalinya saya 
sadar, ternyata uang saya kurang Rp 200.000, awalnya saya sempat tidak percaya, 
karena selama ini saya tidak pernah bermasalah dengan ATM BCA, tapi setelah 
mendengar teman kakak saya pernah mengalami hal yang sama, saya langsung 
menelpon Halo BCA, malam itu juga. Sang CS pun menjanjikan akan meneruskan 
laporan saya kepada pihak BCA.

Seminggu kemudian surat pemberitahuan dari BCA datang, isinya penjelasan bahwa 
transaksi yang saya lakukan malam itu berjalan normal dengan kata lain BCA 
tidak akan mengganti kekurangan uang saya. Jelas saya tidak terima, untuk kedua 
kalinya saya kembali menelpon Halo BCA dan meminta penjelasan atas penolakan 
BCA mengganti uang saya. CS nya kemudian menjanjikan proses pemeriksaan untuk 
kedua kalinya pada laporan saya.

Kira-kira tiga hari dari laporan kedua, saya ditelpon Lea, staf BCA, ia 
menjelaskan kalau laporan saya lemah karena saya tidak menghitung uang pada 
saat transaksi selesai dilakukan sehingga saya tidak tahu pada transaksi ke 
berapa uang saya kurang Rp 200.000. Alasan saya tentang faktor keamanan pun 
ditolak mentah-mentah. Lea malah menjelaskan panjang lebar tentang prosedur 
transaksi yang mengharuskan nasabah menghitung uang di tempat. Soal kejahatan 
menurut dia bisa terjadi dimana saja. Saya makin mangkel dan tidak puas dengan 
hasil investigasi BCA. Akhirnya, Lea menjanjikan akan memproses lebih lanjut 
laporan saya.Tapi setelah tepat sebulan kasus ini, BCA tetap tidak mau 
mengganti kekurangan uang saya.

Ada alasan kenapa saya tetap keukeuh ingin melanjutkan laporan saya. Usut punya 
usut kasus uang kurang saat transaksi dengan ATM BCA ternyata sudah seringkali 
terjadi. Di kantor saya saja, ternyata ada dua orang yang juga mengalami hal 
ini. Saya tidak tahu faktor errornya ada dimana? Apakah terjadi pada 
mesinnya? Atau pada orang dalamnya? Sayangnya perusahaan sebesar BCA 
sepertinya tidak bisa 'Melayani' keluhan nasabahnya untuk hal ini.

Mudah-mudahan email ini bisa menjadi peringatan bagi anda. sehingga tidak perlu 
merasa marah, kecewa dan kehilangan kepercayaan pada BCA seperti yang saya 
alami saat ini.

yuni dwi indriani


   

Take the Internet to Go: Yahoo!Go puts the Internet in your pocket: mail, news, 
photos  more. 
http://mobile.yahoo.com/go?refer=1GNXIC


[mediacare] Pemberitahuan: Majalah Fantasi Kids tak lagi terbit

2007-08-24 Terurut Topik mediacare
  Pemberitahuan 


Jakarta, 24 Agustus 2007





Kepada Yth.
Relasi Majalah Fantasi Kids
di tempat





Dengan hormat, 



Kami beritahukan kepada rekan relasi dan semua pihak yang telah membantu 
penerbitan Majalah Fantasi Kids, bahwa majalah Fantasi Kids edisi 176 merupakan 
edisi terakhir. Untuk selanjutnya, majalah Fantasi Kids tidak lagi terbit 
seperti biasa. 




Terima kasih atas bantuan dan kerjasama yang telah terjalin dengan baik selama 
ini. Mohon maaf atas segala hal yang tidak berkenan. Ada pun segala sesuatu 
yang berkaitan dengan administrasi, keuangan, dan sebagainya, bisa berhubungan 
langsung dengan Manajemen Sedaya Citra Media. Terima kasih.






Redaksi,

Rohadi (PemRed), Iman Harfinsyah (RedPel), Syaiful A. Rachman (Redaktur), Anna 
 Bella (Redaksi), Gunadi (Fotografer), Irwan Nuswantoro  Ridlo Rifqi Fuady 
(Ilustrator), Slamet Widodo (Setting)



mediacare
http://www.mediacare.biz


[mediacare] Re: Hati-hati kurang uang, transaksi dengan ATM BCA

2007-08-24 Terurut Topik IrwanK
Pengalaman 'miring' dengan ATM BCA sebenarnya sudah ada sejak lama..
Istri saya pernah mendapat uang palsu dari ATM BCA.. Itupun ketahuannya
oleh pedagang.. dibilangnya itu uang palsu.. kejadiannya waktu dia masih
kerja (lebih dari 10 tahun yll)..

Kalau pihak bank mau bertanggung jawab, mustinya di tiap ATM ada security
dan alat pendeteksi uang palsu di lokasi ATM.. yang menjamin tidak akan ada
penjahat yang mengambil uang kita, saat kita mengecek uang itu di tempat..

Kalau sudah begitu, baru deh tuh CS boleh ngomong kaya begitu.. sinis.. :-(
CMIIW..

Wassalam,

Irwan.K

On 8/24/07, indri yuni [EMAIL PROTECTED] wrote:

   Kalau selama ini anda tidak pernah menghitung uang saat bertransaksi
 dengan menggunakan ATM BCA, mulai sekarang harap berhati-hati, jangan sampai
 anda mengulang kejadian yang baru-baru ini saya alami. kronologisnya begini
 :

 Malam hari, tanggal 24 Juli 2007, saya melakukan transaksi di ATM BCA
 cabang Islamic Tangerang sebanyak tiga kali. karena uang yang saya ambil
 lumayan banyak jumlahnya, saya tidak menghitung kembali uang tersebut,
 mengingat kejahatan di ATM sedang marak akhir2 ini apalagi antrean di
 belakang saya panjang sekali.

 Setibanya di rumah yang berjarak kira-kira 5 menit dari ATM BCA tersebut,
 barulah saya menghitung uang itu. Setelah melalui hitungan ketiga kalinya
 saya sadar, ternyata uang saya kurang Rp 200.000, awalnya saya sempat
 tidak percaya, karena selama ini saya tidak pernah bermasalah dengan ATM
 BCA, tapi setelah mendengar teman kakak saya pernah mengalami hal yang sama,
 saya langsung menelpon Halo BCA, malam itu juga. Sang CS pun menjanjikan
 akan meneruskan laporan saya kepada pihak BCA.

 Seminggu kemudian surat pemberitahuan dari BCA datang, isinya penjelasan
 bahwa transaksi yang saya lakukan malam itu berjalan normal dengan kata lain
 BCA tidak akan mengganti kekurangan uang saya. Jelas saya tidak terima,
 untuk kedua kalinya saya kembali menelpon Halo BCA dan meminta penjelasan
 atas penolakan BCA mengganti uang saya. CS nya kemudian menjanjikan proses
 pemeriksaan untuk kedua kalinya pada laporan saya.

 Kira-kira tiga hari dari laporan kedua, saya ditelpon Lea, staf BCA, ia
 menjelaskan kalau laporan saya lemah karena saya tidak menghitung uang pada
 saat transaksi selesai dilakukan sehingga saya tidak tahu pada transaksi ke
 berapa uang saya kurang Rp 200.000. Alasan saya tentang faktor keamanan
 pun ditolak mentah-mentah. Lea malah menjelaskan panjang lebar tentang
 prosedur transaksi yang mengharuskan nasabah menghitung uang di tempat. Soal
 kejahatan menurut dia bisa terjadi dimana saja. Saya makin mangkel dan tidak
 puas dengan hasil investigasi BCA. Akhirnya, Lea menjanjikan akan memproses
 lebih lanjut laporan saya.Tapi setelah tepat sebulan kasus ini, BCA tetap
 tidak mau mengganti kekurangan uang saya.

 Ada alasan kenapa saya tetap keukeuh ingin melanjutkan laporan saya. Usut
 punya usut kasus uang kurang saat transaksi dengan ATM BCA ternyata sudah
 seringkali terjadi. Di kantor saya saja, ternyata ada dua orang yang juga
 mengalami hal ini. Saya tidak tahu faktor errornya ada dimana? Apakah
 terjadi pada mesinnya? Atau pada orang dalamnya? Sayangnya perusahaan
 sebesar BCA sepertinya tidak bisa 'Melayani' keluhan nasabahnya untuk hal
 ini.

 Mudah-mudahan email ini bisa menjadi peringatan bagi anda. sehingga tidak
 perlu merasa marah, kecewa dan kehilangan kepercayaan pada BCA seperti yang
 saya alami saat ini.

 yuni dwi indriani



Re: [mediacare] Mohon bantuan Moderator

2007-08-24 Terurut Topik mediacare
Pak Kalki Awatara,

Saya sudah cek, keanggotaan Bapak di milis ini hanya terwakili satu email 
dengan domain chevron. Kemungkinan besar Bapak punya email address lain yang 
juga dipakai untuk milis yahoogroups.

 

  - Original Message - 
  From: Karma, I Nengah [Kalki Awatara] 
  To: mediacare@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, August 24, 2007 2:15 PM
  Subject: [mediacare] Mohon bantuan Moderator




  Pak moderator tolong di cek keanggotaan saya di mediacare kenapa saya 
mendapat postingan ganda setiap hari.
  Sekian trima kasih  


   


--


  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG Free Edition. 
  Version: 7.5.484 / Virus Database: 269.12.4/969 - Release Date: 23/08/2007 
16:04


[mediacare] Greenpeace : ASEAN energy business as usual is a Recipe for Disaster

2007-08-24 Terurut Topik arie rostika utami

ASEAN energy business as usual is a Recipe for Disaster

Singapore, Augusts 24, 2007 - Greenpeace today slammed the communiqué
released by the Association of Southeast Nations (ASEAN) Energy
Ministers in Singapore for committing the region to a dirty energy
future that pays lip service to the critical issue of climate change,
poses huge safety risks to the population and results in trillions of
dollars in future fuel costs.  

Despite the grand language issued ahead of the Energy Ministers
Meeting to strive for a sustainable energy future in light of the
climate crisis, ASEAN for the first time includes nuclear energy in
its plans, as well as buying into the `clean coal' myth. In addition,
the communiqué contains no concrete energy efficiency targets. The
only positive move is a commitment to deriving 10 percent of the
region's power from renewable energy sources by 2010. However, this
commitment has been in place since 2004 and member countries appear
not to take this seriously. 

We thought the ASEAN agenda was energy security, climate change and
sustainable development. Instead we see the diversion of false and
dangerous solutions such as nuclear power and clean coal. Now is the
time for ASEAN to show leadership and step up to the climate
challenge, but they are showing none, said Athena Ballesteros,
Greenpeace International climate and energy campaigner.

Greenpeace believes the only pathway to a sustainable future for ASEAN
is to phase out coal, forget nuclear power and massively invest in the
region's abundant renewable energy resources. Nuclear power is
dangerous and uneconomical with a minority of the 435 plants being
completed in time and on budget. ASEAN's tasking of its Nuclear Energy
Safety Sub-Sector Network to report back in a year on safety issues
basically lays the ground for the adoption of nuclear energy, why
can't the same be done for renewable energy? The Ministers also
misguidedly believe that coal will play an important role in the
regional energy supply and that the clean use of coal is essential for
achieving both energy security and environmental protection.

ASEAN needs to move away from adopting the failed 20th century energy
technologies of the developed world and create it's own 21st century
energy pathway towards a sustainable and secure future. said Jasper
Inventor, Greenpeace Southeast Asia climate and energy campaigner. 

Wrong energy choices made now will take decades to overturn. We don't
have decades. The international consensus tells us that we have less
than 10 years to begin to reduce average annual temperatures to levels
that don't commit us to irreversible climate change impacts. ASEAN's
developing member nations will be amongst those most severely impacted
by climate change.

Ministers have from now until the November heads of state meeting in
Singapore to step up to the challenge and demonstrate leadership. The
time for talking is over - we need urgent decisive political action,
concluded Ballesteros. 

Notes to Editors: 

Future Investment report -
http://www.greenpeace.org/seasia/en/press/reports/greenpeace-briefing-paper-cli
Nuclear is not the answer -
http://www.greenpeace.org/raw/content/international/press/reports/briefing-nuclear-not-answer-apr07.pdf

For More Information:
- Athena Ballesteros, Greenpeace International Asia regional climate
campaigner +63 9178131562
- Jasper Inventor, Greenpeace Southeast Asia climate and energy
campaigner +63 9173009567
- Martin Baker, Greenpeace International Media Officer +852 90145259





[mediacare] IntenCITY/ LOWAVE Video Art Experimental Cinema Screening , Bandung - Indonesia

2007-08-24 Terurut Topik Gustaff Harriman Iskandar
IntenCity mengumpulkan karya sepuluh seniman dari
sembilan negara yang berkarya tentang masalah
perkotaan. IntenCity merupakan kompilasi karya yang
belum pernah diterbitkan dan menawarkan suatu
pandangan baru terhadap estetika kota dan persepsi
artistiknya dalam bidang video art dan sinema
eksperimental.

Program IntenCity, dirancang oleh label DVD independen
Lowave yang menawarkan suatu pandangan baru mengenai
pengolahan tema perkotaan di dalam kreasi-kreasi
sinematografis kontemporer. Film-film yang
menggambarkan kekayaan stilistik dan orisinalitas dari
para seniman internasional dalam kompilasi ini berasal
dari berbagai macam DVD yang disunting oleh Lowave
sepanjang tiga tahun terakhir. Beberapa diantaranya
berasal dari kompilasi City2City, Visions urbaines, HC
Gilje: Cityscapes, dan Valerie Pavia.

Di dalam percampuran silang ini, para seniman menggali
di dalam arus kerumunan manusia dan di dalam aliran
seni bangunan modern, sebagaimana rentetan peristiwa
kemanusiaan di dalam kehidupan kota. Mulai dari
fragmen-fragmen gambar dan suara, para pencipta
menyusun kembali, tanpa mengabaikan narasi, dunia
perkotaan dengan penekanan realis, puitis dan utopis.

Lowave adalah label kompilasi film dan pembaharu yang
menawarkan kreasi seni terkini yang bertaraf
internasional. Tujuannya adalah menawarkan suatu style
dan menciptakan suatu pasar baru yang mampu
mempromosikan seniman-seniman terbaik yang belum
terlalu dikenal dan terhubung dalam jaringan
distribusi klasik www.lowave.com.

Selain beberapa karya kompilasi video Lowave, program
ini juga akan menampilkan 10 karya video seniman lokal
Bandung untuk memperlihatkan keragaman cara pandang
penghuni terhadap kotanya. Program pemutaran karya
video para seniman dari Bandung dikoordinasi oleh
VideoBabes dan akan mengajak kita untuk mengupas
bentuk kota dengan menyaksikan keberadaan berbagai
bentuk fisik bangunan. Sementara karya yang lainnya
akan menampilkan penjelajahan melalui ingatan personal
mereka: jiwa kota yang hadir dalam wc-wc umum dan tv
yang tertambat pada sudut-sudut ruangan. Ketika semua
lapisan terluar sebuah kota telah habis dikelupas,
yang tersisa adalah keintiman kita dengan kehidupan di
dalamnya.

Kompilasi video IntenCITY/ LOWAVE akan menampilkan
karya dari beberapa seniman sebagai berikut:

HC Gilje (Norwegia) / H.K. Mark I
Marina Chernikova (Rusia) / Crossings
Kentaro Taki (Jepang) / Exchangeable Cities
Nose Chan (Cina) / Nil
Valérie Pavia (Prancis) / Esquisses : Berlin - Pigalle
– Moscou
Vincent et Franck Dudouet  Adolph Kaplan (Prancis) /
Hors Chants
Stefano Canapa (Prancis/Italia) / Promenaux
Roger Beebe (Amerika) / The Strip Mall Triology
Ulrich Fischer (Swiss/Jerman) / Es geht auch schneller
Egbert Mittelstädt (Jerman) / Fall In Fall Out.
Timaios 3rd and 5th Moment

Sementara itu, khusus untuk program pemutaran dan
diskusi di kota Bandung, VideoBabes akan menampilkan
kompilasi video yang berisi beberapa karya seniman
Bandung, antara lain:

Prilla Tania / A Short Story from Mom and Me
Rizaldi Fakhrudin / One Creative Way to Live in a
Creative City
M. Akbar / My Little Corner of the World
oQ Adiredja / Me vs. Angkot
Yusuf Ismail / Flushed Memory
Muhammad Reggie Aquara / Album: Traveling Without
Moving
Yusuf Ismail / “saya benci berada di keramaian malam
minggu di tempat yang bernama Dago”
Ariani Darmawan / City of Desire
R. E. Hartanto / City Series No. 2
Andi Bini Fitriani / Urban Puppet

Selain menampilkan beberapa karya dari para seniman di
atas, program ini juga akan menghadirkan dua orang
seniman yang menangani kegiatan IntenCITY/ LOWAVE,
yaitu:


Silke Schmickl
Silke Schmickl lahir pada tahun 1974 di Jerman. Pada
tahun 2002 ia turut mendirikan Lowave, sebuah
perusahaan rekaman video dimana ia menjadi
penanggungjawab, konseptor dan penyutradaraan
proyek-proyek seni serta penyebarannya; selain juga
membangun mitra kerja dengan lembaga-lembaga
kebudayaan internasional.


Thomas Lambert
Thomas Lambert lahir pada tahun 1977. Sejak tahun
2004, setelah menyelesaikan sarjana muda jurusan seni,
ia menaruh seluruh perhatiannya pada pembentukan
konsep dan penyutradaraan audiovisual sebagai videast,
ahli montase dan pemusik. Di Lowave ia menangani
perijinan untuk DVD dan bidang teknik untuk beberapa
proyek yang dilaksanakan.

Jadwal program  Kegiatan

Rabu, 29 Agustus, jam 18.00 – 21.00 WIB
Auditorium CCF Bandung
Jl. Purnawarman No: 32

Pemutaran video:
IntenCITY – Lowave dan Displacement Project (Kompilasi
Video Seniman Bandung) part. 1

Presentasi IntenCITY – Lowave:
1. Silke Schmickl
2. Thomas Lambert

Kamis, 30 Agustus, jam 18.00 – 21.00 WIB
Common Room, Jl. Kyai Gede Utama No: 8

Pemutaran video:
IntenCITY – Lowave dan Displacement Project (Kompilasi
Video Seniman Bandung) part. 2

Program Diskusi
Diskusi terbuka yang melibatkan para seniman IntenCITY
– Lowave dan para seniman Bandung.

29 – 30 Agustus, jam 11.00 – 18.00 WIB
Rumah Buku, Jl. Hegarmanah No: 52
Pameran Video Instalasi (loop)

Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama antara CCF

[mediacare] Those to whom evil is done........

2007-08-24 Terurut Topik Harry Adinegara
  .is done usually try to protect themselves.
  Satu problim yang dihadapi negara2 Barat yang memberikan izin tinggal 
permanen bagi pendatang2 dari negara Arab (agama Islam). Mereka diberikan izin 
tinggal ini biasanya di katagorikan sebagai imigran karena persekusi negara 
asal atau karena alasan humanitarian.
Apakah barat dengan suka rela memasukkan sebuahtrojan horse masuk 
kekandang sendiri. Hanya sejarah nanti yang akan memberikan buktinya, setelah 
dunia jadi muslim semuanya.
  Harry Adinegara   

   

Those to whom evil is done usually try to protect themselves.

Wafa Sultan met both sides of Australian federal politics and Jewish community 
leaders and told them the West was still underestimating the evil of Islam 
On a two-week under the radar visit to Australia, Syrian-born Wafa Sultan 
secretly met both sides of federal politics and Jewish community leaders, 
warning them that all Muslims needed to be closely monitored in the West. 

He insisted that Australia and the US have been duped into believing there is a 
difference between the religion's moderate and radical interpretations. 

In an interview with The Australian, Dr Sultan -- who shot to recognition last 
year following an interview on al-Jazeera television in which she attacked 
Islam and the prophet Mohammed -- said Muslims were brainwashed from an early 
age to believe Western values were evil and that the world would one day come 
under the control of Sharia law. 

The US-based psychiatrist -- who has two fatwas (religious rulings) issued 
against her to be killed -- warned that Muslims would continue to exploit 
freedom of speech in the West to spread their hate and attack their adopted 
countries, until the Western mind grasped the magnitude of the Islamic threat. 

You're fighting someone who is willing to die, Dr Sultan told The Australian 
in an Arabic and English interview. So you have to understand this mentality 
and find ways to face it. (As a Muslim) your mission on this earth is to fight 
for Islam and to kill or to be killed. You're here for only a short life and 
once you kill a kafir, or a non-believer, soon you're going to be united with 
your God. 

Dr Sultan, who was brought to Australia by a group called Multi-Net comprised 
of Jews and Christians, met senior politicians, including Attorney-General 
Philip Ruddock, Foreign Minister Alexander Downer and Labor deputy leader Julia 
Gillard. 

The organisers of her visit asked the media to not publish anything about her 
stay until she had left the country because of security-related concerns. Dr 
Sultan said Islam was a political ideology that was wrongly perceived to have 
a moderate and hardline following. 
We all know why those meetings have to be unpublished, mohamed himself asked 
for the death of the apostates: Bukhari 004.052.260 Ali burnt some people and 
this news reached Ibn 'Abbas, who said, Had I been in his place I would not 
have burnt them, as the Prophet said, 'Don't punish (anybody) with Allah's 
Punishment.' No doubt, I would have killed them, for the Prophet said, 'If 
somebody (a Muslim) discards his religion, kill him.', Bukhari 009.083.017: 
Allah's Apostle said, The blood of a Muslim who confesses that none has the 
right to be worshipped but Allah and that I am His Apostle, cannot be shed 
except in three cases: In Qisas for murder, a married person who commits 
illegal sexual intercourse and the one who reverts from Islam (apostate) and 
leaves the Muslims.

That's why the West has to monitor the majority of Muslims because you don't 
know when they're ready to be activated. Because they share the same basic 
belief, that's the problem, said the 50-year-old, who was last year featured 
in Time magazine's list of the 100 most influential people in the world. 

Dr Sultan, who was raised on Alawite Islamic beliefs before she renounced her 
religion, began to question Islam after she witnessed her university teacher 
get gunned down by Muslim hardliners in Syria in 1979. 

The mother of three, who migrated to the US in 1989, said the West needed to 
hold Muslims and their leaders more accountable for the atrocities performed in 
the name of Islam if they wanted to win the war on terror. 

But while she considered the prophet Mohammed evil and said the Koran needed 
to be destroyed because it advocated violence against non-believers, Dr Sultan 
struggled to articulate her vision for Muslims, whom she said she was trying to 
liberate from the shackles of their beliefs. 

I believe the only way is to expose the Muslims to different cultures, 
different thoughts, different belief systems, said Dr Sultan, who is 
completing her first book, The Escaped Prisoner: When Allah is a Monster. 

Muslims have been hostages of their own belief systems for 1400 years. There 
is no way we can keep the Koran.
Thank you Wafa Sultan, thank you. I hope you will meet many many more 
politicians in many many more free countries for many 

Re: [mediacare] Telkomsel Error

2007-08-24 Terurut Topik imcw
salam ari aristides,

keluhan 1 orang dari 10 juta lebih pelanggan telkomsel pastilah
dianggap angin lalu...jadi nggak ada gunanya anda mencak mencak
disini...tidak akan ada perubahan yang berarti yang sesuai dengan
keinginan anda...konsumen di negeri ini hanya dihargai sebagai
konsumen, tidak sebagai manusia...
--
i made cock wirawan
http://free4share.blogspot.com

ari aristides quotes,

aa Siang ini sekitar jam 12.30 Telkomsel gak bisa memberikan layanan 
sebagaimana mesti.
aa Saya sudah coba untuk menelpon, sms, dari kantor menelpon ke
aa nomer saya, semuanya gak bisa. saya juga coba cek dengan
aa nomer telkomsel yang lain hasilnya sama saja!
aa Payah layanan telkomsel! Pekerjaan saya jadi terganggu...
aa Ada pihak telkomsel yang mau jelasin?

--

Send instant messages to your online friends http://au.messenger.yahoo.com 


[mediacare] PUISI ttg SENJATA dan SANG BIROKRAT_setelah ralat

2007-08-24 Terurut Topik Andrinof Chaniago
Serial Puisi-puisi Kritik Politik
Oleh Andrinof A Chaniago


Senjata
(untuk Dek Pendi alias Effendi Gazali di Republik
Mimpi)


Semenjak ranah politik tidak lagi berbau mesiu
rakyat memang tidak lagi perlu waspada pada desing
peluru
karena senjata tidak lagi leluasa membuat luka 
ataupun menjemput nyawa

Tetapi janganlah lekas puas 
hanya karena politik telah bebas senjata logam
Sebab, di tangan para pemburu harta dan kuasa ada
senjata yang lebih tajam
bunyinya tidak mendesing mebuat bulu kuduk merinding
juga tidak meledak membuat telinga kita pekak
bentuknya tidak runcing sehingga nyali bergeming
Tetapi senjata itu tetap tajam tatkala menghujam

Ranah politik memang sudah tidak lagi menumpahkan
darah
karena senjatanya kini tidak membuat luka atau
mencabut nyawa
tetapi ia membunuh nalar ajar
yang telah dibangun lewat program wajib belajar

Jangan cari senjata tajam itu di gudang peluru
Atau di kendaraan prajuritmu
Dia ada di genggamanmu
Yang pernah kau buka, kau lihat dan kau baca
Bentuknya adalah iklan setengah atau satu halaman
Kadang-kadang berisi angka-angka ekonomiterika dan
statiska
Kadang-kadang berisi potret orang cerdas berkacamata
Yang disertai kata-kata bergaya prosa
Itulah dia senjata di ranah politik kita

Senjata itu tidak menggores luka dan menumpahkan darah
Juga tidak langsung mencabut nyawa berbilang jumlah
Tetapi ia membuat kebodohan menjadi abadi
Kemiskinan massal menjadi tersembunyi
Politik hampa etika
di balik slogan gagah efisiensi dan demokrasi

Iklan setengah halaman atau satu halaman media massa
Dengan angka-angka ekonometrika dan statistika 
Atau foto orang pintar berkaca mata
Itulah senjata para pemburu harta dan kuasa

Dampak senjata itu nyata
ketika harga BBM naik
rakyat kecil tercekik
ramalan pemilik senjata itu terbalik
menjanjikan angka kemiskinan akan turun menukik
ternyata malah melonjak naik

Dampak senjata itu masih terasa
ketika pilkada rampung
suara rakyat selesai ditelikung
sementara pemburu kuasa dan harta kembali berhitung
untuk membagi untung

Senjata itu adalah iklan dengan sedikit dusta
anak kandung perselingkuhan modal dan tahta
yang kini menular dalam spanduk-spanduk di ruang
terbuka
di bawah lindungan sistem demokrasi pura-pura
ditemani sistem ekonomi pasar yang tidak sempurna
yang melahirkan korban dalam jumlah berjuta 
mereka yang tidak kelebihan harta dan tidak ikut
berkuasa


(Suatu pagi di jalan Kemangi, 24/08/07)




Sang Birokrat

Sang Birokrat
berbaju cokelat
sepatu sedikit mengkilat
kerja dari rapat ke rapat
berlomba mengejar naik pangkat

Sang Birokrat
jarang berkeringat
merasakan nikmat 
dari persembahan hormat
dapat jaminan hidup sepanjang hayat
tapi lupa daulat rakyat


Kampus UI, 24/08/2007.

Puisi untuk Wakil Rakyat 
Oleh Andrinof A Chaniago


Di masa pemilu dahulu
Kami lihat gerak bola matamu seperti radar angkatan
perang
Yang dapat melacak suara jangkrik di waktu siang
Sehingga, kami sempat percaya bahwa Tuan-tuan tahu apa
yang kami mau
Kami pun sempat percaya bahwa Tuan-tuan akan menjadi
pelindung kami
dari orang-orang yang hanya ingin memperkaya diri
sendiri
yang hanya ingin menjadikan kuasa dan harta sebagai
senjata

Lewat retorikamu di saat kampanye dulu
Kami percaya Tuan-tuan akan akan bersiaga untuk kami
sepanjang waktu
Menunggu keluh kesah rakyatmu
Menampung dan merundingkan aneka kehendak kami
diantara sesama para politisi

Tetapi setelah masa kampanye jauh berlalu
Kursi berputar menyambut sibukmu
Rumah rakyat yang sejuk mememelukmu
Birokrasi menjadi penyaring tamu-tamumu
Kita pun berjarak seperti tak pernah saling tahu

Jauh di luar ruang kerjamu 
ada pagar kekar berteralis baja
Di sana kami berdiri berharap akan sapaanmu
dan bersiap dengan pertanyaan:
Mengapa diammu bukan lagi perenungan?
Mengapa tidurmu bukan lagi jeda pengabdian?
Mengapa retorikamu menjadi tanpa logika?

Di kejauhan pun kami mendengar
Suara tinggi mu menggelegar 
menggertak usulan rakyatmu sendiri
yang tengah berharap tegaknya demokrasi sejati
lewat Pemilu dan Pilkada yang bisa menghasilkan
pemimpin sejati
(Kami pun bertanya, “Mengapa tuan-tuan tidak berkenan
ketika ada orang ingin menjadi pemimpin sejati negeri
ini?”)
Dengan sigap tuan-tuan berujar, 
“Calon perorangan merusak sistem!”
“Calon perorangan harus didukung 15% suara sah!”
Dan seterusnya.. dan seterusnya…

Kami menjadi teringat ketika berjalan menuju ruangan
kantormu 
Di sana kami melintasi para penjaga berseragam bak
bala tentara Kaisar Romawi
Yang sigap menyuruh kami memarkir kendaraan jauh dari
halaman parkirmu
Sehingga kami harus berlari menghindari sengatan terik
matahari

Masih bisakah kami percayai janjimu 
Ketika acungan telunjukmu bukan lagi tanda janji
Tetapi pengawal ucapanmu 
bahwa wakil rakyat adalah pemilik kekuasaan legislasi

Kami pun mulai sadar 
bahwa wakil rakyat di zaman kini 
sudah membedakan antara penyalur aspirasi dan
kekuasaan legislasi
sudah membedakan antara kompetisi dan demokrasi

Di media massa kami membaca
Retorika-retorika barumu yang 

Re[2]: [mediacare] Re: berita kekejian pembantaian 4 PRT yang datang dari KBRI Riyadh

2007-08-24 Terurut Topik imcw
salam Sunny,

sial...di negara ini, bangsa dan warga negara mereka begitu dihormati
dan disanjung sanjung, ternyata negara kita direndahkan sedemikian
rupa...walau saya tidak mempunyai keluarga yang menjadi tki di arab,
namun darah rasanya mendidih mendegar julukan yang mereka berikan...
--
i made cock wirawan
http://www.blogdokter.net

Sunny quotes,

S Salah seorang kenalan dari Sudan yang pernah bertahun-tahun
S bekerja di Arab Saudia mengatakatan kepada saya bahwa Tenaga
S Kerja Indonesia mempunyai nama julukan yang sangat rendah sekali, yaitu 
kerbau ..

--

Send instant messages to your online friends http://au.messenger.yahoo.com 


[mediacare] Senggolan Berita 2007 (19)

2007-08-24 Terurut Topik Daniel H.T.
Uang pengganti perkara korupsi ternyata banyak yg tidak disetor ke kas negara 
oleh pihak kejaksaan.
= Sesuai namanya. Orang Kejaksaan mau mengganti posisi koruptor semula. menjadi 
Koruptor Pengganti.

Niat Mulyana W. Kusuma untuk kembali ke KPU setelah bebas dari penjara, tidak 
diterima pemerintah.
= Karena KPU bukan singkatan dari Komisi Penyuap Ulung

TKW disiksa sampai mati di Arab Saudi, Dubes Arab Saudi tidak minta maaf. Malah 
bilang itu takdir.
= tuhan dunia, nih?


[mediacare] [Dok 'G30S 1965]: Misteri Lubang Buaya oleh INDARWATI AMINUDDIN dan AGUS SOPIAN

2007-08-24 Terurut Topik Mira Wijaya Kusuma
Catatan redaksi www. progind.net:

Sejak tanggal, 17 agustus artikel; Misteri Lubang Buaya bisa diakses di:
http://www.progind.net/modules/wfsection/article.php?articleid=270
Hingga saat ini, tulisan tersebut telah diakses sebanyak 66 kali, yang
bisa diprediksikan tetap aktualnya masalah yg saudari Indarwati Aminuddin
dan saudara AGUS SOPIAN kemukakan, dengan  perbandingan posting yang
bersamaan tanggalnya yang sebanyak 36 kali telah diakses.

***

Misteri Lubang Buaya

OLEH INDARWATI AMINUDDIN  dan AGUS SOPIAN*

HUJAN turun deras. Datuk Banjir menutup kepalanya dengan kain sarung. Begitu 
juga kedua temannya. Dalam gelap, getek yang mereka naiki dibiarkan melaju 
sendiri mengikuti riak air. Di sebuah tempat, getek tiba-tiba berhenti. Datuk 
mengambil galah dan membenamkan ujungnya ke dasar air untuk mendapatkan gerak 
maju. Dasar air tak tersentuh. Getek tetap diam. Dicobanya lagi, masih tak 
berhasil. Datuk mengira, di sana ada lubang tempat persembunyian buaya.

Ketika air telah surut, Datuk kembali ke sana. Benar saja, di situ terdapat 
sebuah lubang. Bentuknya seperti sumur. Ia menamakannya Lubang Buaya.

Legenda Lubang Buaya berkembang dari mulut ke mulut. Terakhir, penduduk sekitar 
mendengarnya dari H. Yusuf, pria asal Cirebon, yang mengklaim keturunan Datuk 
Banjir. Mereka yang percaya, mendatangi sumur itu setiap menjelang musim hujan, 
sekira bulan Oktober. Di sana, mereka menyelenggarakan ruwatan. Doa mohon 
keselamatan dari ancaman  bahaya banjir dipanjatkan. Nama Datuk Banjir yang 
diyakini menguasai tempat itu, mereka lafalkan dengan khidmat. Tradisi ruwatan 
meluas ke permohonan lain. Kepada sang penguasa sumur, warga juga meminta 
limpahan rejeki dan jodoh buat anak-anak gadisnya.

Sumur Lubang Buaya terletak di Desa Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta 
Timur, sekitar 20 kilometer dari pusat kota. Di sebelah selatannya terdapat 
markas besar Tentara Nasional Indonesia Cilangkap, sebelah utara Lapangan Udara 
Halim Perdanakusuma, sebelah timur Pasar Pondok Gede, dan barat Taman Mini 
Indonesia Indah.

Tanah di seputaran bibir sumur berwarna merah kecoklatan dan kering. Bagian 
terdekat diberi terali besi bercat merah putih. Lantai marmer putih kilap 
mengelilingi sumur berdiameter 75 centimeter itu. Sebuah cungkup, bangunan 
seperti pendopo, memayunginya. Langit-langit bangunan ini diukir.

Tepat di atas lubang, sebuah cermin bergantung. Lewat cermin inilah orang bisa 
menatap dasar  sumur yang diberi pelita. Kecuali nyala api tadi, tak ada 
apa-apa lagi di sana. Jangankan air, rumput pun tak tumbuh di sumur 
berkedalaman 12 meter itu.

Kalau Lubang Buaya ditata, itu bukan dimaksudkan untuk mengendapkan cerita 
rakyat tentang Datuk Banjir. Ada cerita lain yang punya dimensi politik, 
sekaligus jadi bagian sejarah Indonesia dengan segala kontraversinya. Di 
sanalah jasad tujuh perwira militer, enam jenderal dan seorang letnan, 
ditemukan dalam keadaan rusak. Peristiwa traumatik ini, terutama bagi militer 
Indonesia, dikenal dengan nama G-30-S PKI, kependekkan dari “Gerakan 30 
September 1965 Partai Komunis Indonesia”.

Pembunuhan atas para perwira itu jadi antiklimaks ofensif PKI terhadap 
seteru-seteru politiknya. Militer memburu mereka yang dianggap bertanggung 
jawab. Kekuatan massa PKI habis dalam tempo cepat, menyusul pembantaian 
besar-besaran atas mereka di berbagai daerah oleh militer dan massa 
pro-militer. Sebagian di antaranya dijebloskan ke  dalam penjara dan diasingkan 
ke pulau-pulau terpencil.

Kilas balik ofensif PKI, yang ditandai oleh pembentukan milisi dan sayap 
militer, sekurang-kurangnya dapat ditelusuri ke tanggal 23 Mei 1965. Saat itu, 
PKI menggelar peringatan ulang tahun. Dalam even ini, D.N. Aidit, ideolog PKI, 
menyeru kader-kadernya untuk meningkatkan sikap revolusioner.

Perayaan yang mirip ‘parade kekuatan rakyat’ itu semarak dengan poster-poster 
berisikan slogan-slogan PKI, termasuk propaganda pembentukan “Angkatan V”. Ini 
merujuk kepada kekuatan buruh dan tani untuk dipersenjatai dan dilatih 
kemiliteran. Empat angkatan yang telah terbentuk sebelumnya adalah militer 
angkatan darat, laut, udara dan kepolisian.

Ledakan kebringasan massa hanya tinggal tunggu waktu. Dan benar, seruan Aidit 
diikuti oleh terjunnya para eksponen PKI ke desa-desa membawa slogan “Desa 
Mengepung Kota”, tak ubahnya slogan Mao Tse Tung ketika mengobarkan revolusi 
komunisme di China.

Dalam aksinya,  mereka meneriakkan kebencian terhadap unsur-unsur masyarakat 
yang dianggap jadi lawan-lawan politiknya. PKI mengekspresikannya dalam slogan 
“Tujuh Setan Desa”. Mereka adalah tuan tanah, tengkulak, bandit desa, tukang 
ijon, lintah darat, birokrat desa, dan amil zakat. Keadaan memanas, massa PKI 
melakukan serangkaian pembantaian dan pembunuhan sistematis terhadap 
“setan-setan” itu.

Aksi brutal PKI meresahkan rival-rivalnya. PNI (Partai Nasional Indonesia), NU 
(Nahdlatul Ulama), Parkindo (Partai Kebangkitan Indonesia), Partai Katolik, 
PSII (Partai Syarikat Islam Indonesia), 

[mediacare] PBB Programkan Penghapusan SBKRI

2007-08-24 Terurut Topik Daniel H.T.
Ternyata masalah SBKRI menjadi perhatian serius juga oleh PBB. Di dalam Sidang 
Komite PBB untuk Penghapusan Diskriminasi Rasial di Geneva, Swiss, pada 31 
Juli-18 Agustus 2007 lalu hal ini sempat menjadi perhatian Sidang Komite. 
Terbukti dengan adanya seruan dari Sidang Komite PBB itu kepada Pemerintah RI 
untuk mbenar2 menjalankan penghapusan terhadap kewajiban adanya SBKRI. Karena 
meskipun UU No. 12 Tahun 2006 telah disahkan. Dalam prakteknya masih saja 
banyak instansi pemerintah yang meinta SBKRI ini dgn berbagai alasan. 

Mungkinkah orang Tionghoa Indonesia yg selama ini gigih memprotes soal SBKRI di 
Indonesia,  telah juga berhasil mendesak PBB mengeluarkan seruan tsb? Luar 
biasa kalau memang begitu. 

Saya ajukan pertanyaan sindiran ini karena selama ini oleh sebagain Tionghoa 
Indonesia selalu menertawakan dan mengejek orang2 Tionghoa yg menyatakan dan 
memprotes perihal SBKRI ini sebagai salah satu bentuk diskriminasi warisan Orde 
Baru yg masih terbawa-bawa sampai sekarang. Mereka beranggapan bahwa protes 
perihal SBKRI itu hanya rengekan cengeng orang Tionghoa, dan diskriminasi yg 
disebutkan Tionghoa2 itu hanya ilusi dan menyudutkan serta menjelek-jelekkan 
Indonesia. 

Setelah pemerintah bersama-sama DPR mengesahkan UU No. 12 Tahun 2006 yg antara 
lain berisi ketentuan penghapusan SBKRI karena dipandang sebagai bentuk 
diskriminasi terhadap etnis tertentu. Muncul reaksi yg terasa aneh. Mungkin 
karena kecewa juga pemerintah mau mengakui SBKRI sebagai salah satu bentuk 
diskriminasi (yg bertentangan dgn pernyataan mereka) dan mau menuangkan dalam 
bentuk ketentuan UU (lepas dari bagaimana implemntasinya). Salah satu reaksinya 
adalah pernyataan bernada sindiran: Selamat kepada Tionghoa2 Indonesia karena 
berhasil mendesak pemerintah menghapus SBKRI. 

Salah satu alasan bahwa SBKRI harus tetap ada adalah u/ menghindari terjadinya 
pemalsuan identitas Kewarganegaraan. Tetapi anehnya, kewajiban SBKRI itu hanya 
diterapkan pada etnis Keturunan Tionghoa, sedangkan etnis keturunan Arab tidak 
pernah diminta. 

Alasan ini pun sebenarnya tidak bisa diterima. Apa iya kalau ada SBKRI maka 
lebih menjamin identitas kewarganegaran seseorang tidak dipalsukan? Bahkan 
SBKRI itu sendiripun bisa dipalsukan, bukan? Jangankan SBKRI, paspor, pun bisa 
dipalsukan. Uang saja bisa dipalsukan. Jadi, apa argumen tentang harus tetap 
ada SBKRI u/ lebih menjamin kebenaran status kewarganegaraan seseorang itu bisa 
dipertahankan? 

Ada suatu cerita tentang seorang WNI etnis Tionghoa yg sudah turun-temurun WNI, 
yg diceritakan oleh Arief Heryanto dalam salah satu tulisannya. Di sebuah 
instansi pemerintah dia diminta SBKRI oleh pegawai yg melayaninya. 

Terjadi percakapan antara Enin yg WNI Keturunan Tionghoa dgn sang birokrat. 

Saudara punya SBKRI? 

Punya. 

Mana? 

Tidak saya bawa. Ada di rumah. 

Kenapa tidak Saudara bawa? Untuk mengurus ini Saudara harus bisa menunjukkan 
SBKRI Saudara. Kalau tidak tidak bisa diteruskan karena perlengkapan 
admnistrasinya tidak lengkap. 

Harap maklum, Pak. SBKRI itu adalah dokumen yg paling saya sayangi. Sehingga 
saya simpan rapat2 di rumah 

Hening sejenak. Tak lama kemudian, Enin mengajukan pertanyan yg menohok logika 
Orde Baru. 

Bapak sendiri punya SBKRI? 

Apa? 

Saya tanya, bapak punya SBKRI? 

Tidak. Untuk apa? Saya pribumi. 

Apakah Bapak warganegara Indonesia? 

Jelas. tentu saja!! 

Mana buktinya? 

Maksud Saudara ini apa?!! 

Bagaimana kita bisa yakin kalau Bapak ini warganegara Indonesia. Bagaimana 
Bapak bisa mengaku-ngaku sebagai orang Ondonesia, warganegara Indonesia, 
sedangkan Bapak tidak punya dokumen resmi yg dapat membuktikan itu? 

??? 

Jelek2 begini, saya orang Indonesia. Saya ini warganegara Indonesia. Saya 
tidak asal mengaku saja seperti bapak. Karena saya punya dokumen resmi yg dapat 
membuktikan hal ini. Namanya SBKRI. 

--- 

Cerita di atas memang benar2 menohok logika Orde Baru. Kalau memang SBKRI 
adalah dokumen yg paling sahih u/ membuktikan kewarganegraan seseorang, kenapa 
hanya etnis Tionghoa saja yg mempunyai kewajiban untuk itu? Padahal mereka 
sudah turun-temurun dilahirkan sebagai WNI. Lain halnya kalau orang tsb apapun 
etnisnya semula WNA dan hendak menjadi WNI. 

Dalam kasus2 seperti ini dokumen seperti Akta Kelahiran dan KTP pun dirasakan 
tidak cukup. Padahal kedua dokumen negara ini dgn jelas-jelas menyatakan bahwa 
orang tersebut dilahirkan dan mempunyai kewarganegaraan Indonesia. Apakah ini 
tidak sama dgn instansi yg tetap minta SBKRI itu tidak percaya, atau tidak 
mengakui pernyataan di dalam Akta Kelahiran dan KTP tsb? 

Seseorang yg mempunyai etnis pribumi (misalnya etnis Jawa), tidak absolut 
mutlak dia pasti seorang WNI. Bisa saja dia telah berubah kewarganegaraan 
menjadi warganegara asing. Jadi kewarganegaraan seseorang tidak bisa dilihat 
semata-mata hanya dari etnisitas saja. Orang-orang Jawa di Suriname, apakah 
mereka juga WNI? Jelas, bukan. Sebab sejak turun-temurun mereka adalah 
Warganegara Suriname sekalipun 

[mediacare] Upacara Sipil 17Agustusan di Praha

2007-08-24 Terurut Topik BDG KUSUMO
Upacara Sang Saka Merah Putih berlangsung sedikit banyak seperti yang saya 
saksikan berkali-kali pada
era Bung Karno di medio tahun 1950an abad silam di Istana Negara, ketika saya 
yang masih di SMP nangkring 
diatas sepeda  didepannya.

Namun kali ini, tahun 2007 di Praha, dalam upacara Peringatan Hari Kemerdekaan 
yang ke-62
itu kurang komandan upacara, yang memimpin bukan inspektur upacara, tetapi 
Duta Besar RI 
untuk Republik Ceko, Prof Dr Salim Said!

Dalam gerimis rintik-rintik, orang lebih terpukau karena tidak ada aba-aba 
keras dalam gaya ketentaraan,
tidak ada barisan, semua hadirin, yang terdiri dari seluruh KBRI dan masyarakat 
Indonesia dengan anak
pinaknya, berdiri tenang saja. Kecuali tegap ketika Sang Saka dikibarkan dan 
menyanyikan Indonesia Raya.
Juga tidak ada komando seperti barisan siap, barisan istirahat, barisan 
dibubarkan, dan entah apa lagi yang
selamanya ini kami alami. Semuanya yang saya enggan lakukan karena saya memang 
bukan perajurit,
belum pernah samasekali dilatih dalam ketentaraan. Mungkin akan bizarre, lucu 
dan aneh sekali bila saya 
coba-coba menirunya.

Juga menarik bahwa meski tiada samasekali pengaturan hadirin, namun secara 
otomatis terjadi pemisahan
lewat garis gender, yang perempuan terpisah dari yang pria. Ini mungkin baik 
ditelaah secara sosio-psikologis!

Usai upacara saya, yang lurah Paguyuban karena tidak ada juga yang hendak 
menggantikan, gagal menunggu
jajaran KBRI berbaris dipimpin Pak Dubes untuk kami salami berramai-ramai. 
Bahkan Pak Dubes sambil senyum-
senyum mengatakan: Ini kan yang mengadakan KBRI, bukan Dubes! Jadi semua kami 
bersalaman dimana saja
seperti laiknya dalam suatu silaturakhmi. Dan seluruh upacara dan peringatan 
telah berjalan dengan khidmat
dan dalam acara bebasnya juga meriah.

Begitulah. Mungkin itu bukan kejutan. Simbolisasi ini dikatakan oleh Pak Dubes, 
yang menggagasnya, sebagai
penegasan bahwa ketika Indonesia mulai mengayunkan langkah didalam proses 
demokratisasi, maka
Upacara dan Peringatan Hari Kemerdekaan pun hendaknya dilakukan sesuai dengan 
pengertian demokrasi
itu. Dan demokrasi memang urusannya orang sipil, bukan?

Pak Dubes Salim Said memang hibrid antara seorang pakar ilmu politik dan 
budayawan, yang kini bertugas 
menggeluti ranah diplomasi!

Bismo D Gondokusumo
(terlambat ditulis karena PC PHK temporer)


[mediacare] Socrates seorang utusan?

2007-08-24 Terurut Topik andinpriyatna
ada tulisan yg membahas kemungkinan Socrates adalah seorg utusan Tuhan
..  cukup menarik.

http://watung.org/2007/08/23/siapa-socrates-sebenarnya/

a.p.



Re: [mediacare] PUISI ttg SENJATA dan SANG BIROKRAT_setelah ralat

2007-08-24 Terurut Topik wirajhana eka
Lihatlah!
masih adakah hati yang berisi?
ketika logika sudah berbau terasi

ketika nurani kian ter-erosi..
di kilatan hujan pesona yang tidak kunjung basi

Lihatlah!
Dendang-an birokrat dan wakil berdasi..

penuh kegiatan sinetron mengejar kursi
Ketika tikus sibuk pesta korupsi

kucing justru giat pamer gusi...
terbuai diempuknya jok mercy

Lihatlah! 
Gempita riuhnya demokrasi
menumbuhkan nurani yang semakin membesi
saat Rakyat butuh nasi..
namun justru di kremasi

Ah, sudahlah!
ini bukan Demonstrasi..
ini juga bukan mosi...
ini hanyalah puisi... 
dari yang hidup namun sesungguhnya mati!


- Original Message 
From: Andrinof Chaniago [EMAIL PROTECTED]


To: mediacare@yahoogroups.com
Sent: Friday, August 24, 2007 6:22:09 AM
Subject: [mediacare] PUISI ttg SENJATA dan SANG BIROKRAT_setelah ralat









  



Serial Puisi-puisi Kritik Politik

Oleh Andrinof A Chaniago



Senjata

(untuk Dek Pendi alias Effendi Gazali di Republik

Mimpi)



Semenjak ranah politik tidak lagi berbau mesiu

rakyat memang tidak lagi perlu waspada pada desing

peluru

karena senjata tidak lagi leluasa membuat luka 

ataupun menjemput nyawa



Tetapi janganlah lekas puas 

hanya karena politik telah bebas senjata logam

Sebab, di tangan para pemburu harta dan kuasa ada

senjata yang lebih tajam

bunyinya tidak mendesing mebuat bulu kuduk merinding

juga tidak meledak membuat telinga kita pekak

bentuknya tidak runcing sehingga nyali bergeming

Tetapi senjata itu tetap tajam tatkala menghujam



Ranah politik memang sudah tidak lagi menumpahkan

darah

karena senjatanya kini tidak membuat luka atau

mencabut nyawa

tetapi ia membunuh nalar ajar

yang telah dibangun lewat program wajib belajar



Jangan cari senjata tajam itu di gudang peluru

Atau di kendaraan prajuritmu

Dia ada di genggamanmu

Yang pernah kau buka, kau lihat dan kau baca

Bentuknya adalah iklan setengah atau satu halaman

Kadang-kadang berisi angka-angka ekonomiterika dan

statiska

Kadang-kadang berisi potret orang cerdas berkacamata

Yang disertai kata-kata bergaya prosa

Itulah dia senjata di ranah politik kita



Senjata itu tidak menggores luka dan menumpahkan darah

Juga tidak langsung mencabut nyawa berbilang jumlah

Tetapi ia membuat kebodohan menjadi abadi

Kemiskinan massal menjadi tersembunyi

Politik hampa etika

di balik slogan gagah efisiensi dan demokrasi



Iklan setengah halaman atau satu halaman media massa

Dengan angka-angka ekonometrika dan statistika 

Atau foto orang pintar berkaca mata

Itulah senjata para pemburu harta dan kuasa



Dampak senjata itu nyata

ketika harga BBM naik

rakyat kecil tercekik

ramalan pemilik senjata itu terbalik

menjanjikan angka kemiskinan akan turun menukik

ternyata malah melonjak naik



Dampak senjata itu masih terasa

ketika pilkada rampung

suara rakyat selesai ditelikung

sementara pemburu kuasa dan harta kembali berhitung

untuk membagi untung



Senjata itu adalah iklan dengan sedikit dusta

anak kandung perselingkuhan modal dan tahta

yang kini menular dalam spanduk-spanduk di ruang

terbuka

di bawah lindungan sistem demokrasi pura-pura

ditemani sistem ekonomi pasar yang tidak sempurna

yang melahirkan korban dalam jumlah berjuta 

mereka yang tidak kelebihan harta dan tidak ikut

berkuasa



(Suatu pagi di jalan Kemangi, 24/08/07)



Sang Birokrat



Sang Birokrat

berbaju cokelat

sepatu sedikit mengkilat

kerja dari rapat ke rapat

berlomba mengejar naik pangkat



Sang Birokrat

jarang berkeringat

merasakan nikmat 

dari persembahan hormat

dapat jaminan hidup sepanjang hayat

tapi lupa daulat rakyat



Kampus UI, 24/08/2007.



Puisi untuk Wakil Rakyat 

Oleh Andrinof A Chaniago



Di masa pemilu dahulu

Kami lihat gerak bola matamu seperti radar angkatan

perang

Yang dapat melacak suara jangkrik di waktu siang

Sehingga, kami sempat percaya bahwa Tuan-tuan tahu apa

yang kami mau

Kami pun sempat percaya bahwa Tuan-tuan akan menjadi

pelindung kami

dari orang-orang yang hanya ingin memperkaya diri

sendiri

yang hanya ingin menjadikan kuasa dan harta sebagai

senjata



Lewat retorikamu di saat kampanye dulu

Kami percaya Tuan-tuan akan akan bersiaga untuk kami

sepanjang waktu

Menunggu keluh kesah rakyatmu

Menampung dan merundingkan aneka kehendak kami

diantara sesama para politisi



Tetapi setelah masa kampanye jauh berlalu

Kursi berputar menyambut sibukmu

Rumah rakyat yang sejuk mememelukmu

Birokrasi menjadi penyaring tamu-tamumu

Kita pun berjarak seperti tak pernah saling tahu



Jauh di luar ruang kerjamu 

ada pagar kekar berteralis baja

Di sana kami berdiri berharap akan sapaanmu

dan bersiap dengan pertanyaan:

Mengapa diammu bukan lagi perenungan?

Mengapa tidurmu bukan lagi jeda pengabdian?

Mengapa retorikamu menjadi tanpa logika?



Di kejauhan pun kami mendengar

Suara tinggi mu menggelegar 

menggertak usulan rakyatmu sendiri

yang tengah berharap tegaknya demokrasi sejati

lewat Pemilu dan Pilkada yang bisa 

[mediacare] Daai TV - TV baru

2007-08-24 Terurut Topik rudy darwin
Di channel 59 UHF utk Jabodetabek ada 1 TV baru.
(Medan - 51 UHF). sebenarnya sudah lama tapi selama
ini masih dalam percobaan. Baru sekarang ini tampil
dengan siaran yang jelas.
Semoga membawa perubahan baru.



   

Yahoo! oneSearch: Finally, mobile search 
that gives answers, not web links. 
http://mobile.yahoo.com/mobileweb/onesearch?refer=1ONXIC


[mediacare] 3 September: Launching Album RASI Ratih Sang

2007-08-24 Terurut Topik edith_ernest
Dengan hormat,

Dalam rangka peluncuran album musikalisasi puisi Ratih Sang  RASI
yang berjudul ` Kisahku'. PT. Ratih Sang Indonesia mengundang sdr/i
untuk datang ke acara peluncuran (Launching) album yang akan
diselenggarakan pada:

Hari/Tgl  : Senin, 3 September 2007
Jumpa Pers: pukul 14.00 WIB s/d selesai
Venue : PISA Cafe  Resto Mahakam Jaksel
Feat. Artist  : Ariyo Wahab  Sita RSD

Untuk konfirmasi kehadiran dan informasi lebih lanjut, harap hubungi
RASI Management

Contact Person : Eva `earth' Wahab
Mobile : 0812 993 9973
Email  : [EMAIL PROTECTED]



Salam,



Auliana Rizky
(PT. Ratih Sang Indonesia)


PS : Mohon konfirmasi terlebih dahulu kehadirannya via sms/email. Thanks.

Acara ini didukung oleh Telkom FLEXI

Terima kasih buat Bung Radityo



[mediacare] Budaya daur ulang

2007-08-24 Terurut Topik ati gustiati
  Sudah waktu nya lagi bagi saya utk meng gali tumpukan2 pakaian musim dingin 
karena fall season lalu winter sudah mulai tercium udara nya, setiap tahun 
wanita di America kelas menengah setidaknya menghamburkan uang sekitar 1500 - 
2000 dollar utk kebutuhan pakaian2 dan aksesori musim dingin, tak terkecuali 
saya, bila pakaian2 ini terus ditumpuk tentunya rumah kita akan tertimbun, itu 
sebabnya kita recycling, recycling itu sangat baik utk environment sekaligus 
membantu org lain utk bisa menikmati apa2 yg tidak terjangkau oleh kelas 
ekonominya, selain keuntungan lain yaitu setiap donasi yg kita berikan kepada 
program2 sosial akan bersipat deductable utk pembayaran pajak. 

  Setiap tahun saya memberikan pakaian2 utk winter atau summer ke goodwill, 
mereka akan memberikan semacam kwitansi yg bisa saya claim ke Dept. pajak 
sebagai donasi utk kebutuhan community (masyarakat setempat), dgn kwitansi2 
sosial itu kita mendapatkan potongan2 pajak yg kadang cukup menguntungkan.
  Begitu juga dengan mainan anak2, atau buku2 bacaan, anak2 America adalah 
anak2 yg dibesarkan oleh mainan2 yg kadang saya anggap berlebihan, mainan2 
Emilie yg ditimbun sejak 2 thn yg lalu sampe menyesak kan gudang, saya 
kumpulkan sampe 3 karung lalu saya angkut ke goodwill, disana mainan2 ini 
dijual oleh mereka semurah mungkin utk anak2 yg tidak mampu.
   
  Teman saya di Seattle membeli mesin utk recycling sampah2 utk membuat pupuk, 
ini ide bagus,makanan2 sisa serta sampah2 sayuran di giling dan disimpan ber 
hari di dlm mesin hingga ber ulat lalu dicampur dengan soil, jadilah pupuk yg 
baik utk tanaman, di Indonesia saya lihat kita membuang sampah dlm satu bak yg 
sama, entah sampah sayuran atau sampah plastik, semua sampah masuk dalam tempat 
yg sama, saya sering menasehati saudara2 saya utk memisahkan sampah2 sayuran 
dengan plastik atau kertas kaleng dll nya, dengan sampah makanan kita bisa 
membuat pupuk (kompos), disamping bila sampah2 yg kita buang hanya berisi 
plastik dan kertas2, kaleng dan gelas tentunya tidak akan menyebarkan bau 
busuk, dan memudahkan recycling utk pendaur ulang peminat nya.
   
  Recycling adalah aktivitas yg sangat menguntungkan komunitas, di Indonesia 
belum ada kesadaran yg penuh ttg hal ini, banyak anak2 dari kalangan ekonomi 
atas yg tidak mendonasikan mainan, buku2, sepatu atau pakaian nya utk yayasan 
sosial bagi anak2 tak mampu, masih banyak orang yg memakai pakaian compang 
camping kehujanan keanginan masih beluma ada yayasan sosial yg terketuk hati 
nya utk mengatasi hal ini, tidak ada organisasi pemerintah yg mencoba 
merangsang rakyatnya utk bertoleransi dengan cara recycling ini .
   
  Bagaimana kalau kita memulainya dari diri kita sendiri?, kemarin saya 
mengangkut sebanyak 4 kantong besar pakaian2 winter utk orang2 ditempat kerja 
saya, banyak dari kalangan mereka yg ekonominya sangat lemah, maka dalam se jam 
pakaian2 saya pun lenyap disikat.
  Ada teman nyeletuk  Why did you do that ?
  I did that because I understand how this all works, and I wanted to do it 
anyway 
   
  Sharing is caring, remember ???
   
  salam
  omie
   
   
   


[mediacare] Indonesians Protest Outside Saudi Embassy in Jakarta

2007-08-24 Terurut Topik Sunny
http://www.arabnews.com/?page=1section=0article=100381d=24m=8y=2007

Friday, 24, August, 2007 (10, Sha`ban, 1428)


  Indonesians Protest Outside Saudi Embassy in Jakarta
  Rasheed Abou-Alsamh, Arab News 

 
  JEDDAH, 24 August 2007 - Relatives of the four Indonesian maids who were 
allegedly severely beaten by their Saudi employers in Aflaj more than two weeks 
ago protested yesterday outside the Saudi Arabian Embassy in Jakarta, 
Indonesia, along with workers' rights activists, demanding that the remains of 
the two maids who died of their injuries and the two survivors be sent home 
immediately.

  We started this protest this morning with 100 participants, including 
all of the relatives of the four maids, outside the Saudi Embassy here, said 
Wahyu Susilo of Migrant Care in an interview from Jakarta.

  We have erected a tent outside the embassy and we will go on a hunger 
strike until the Saudi authorities send the women home.

  The protest was mostly calm except for a few scuffles with Indonesian 
police who kept a watchful eye on the protesters from nearby. It was the second 
protest in front of the Saudi Embassy in as many weeks. On Aug. 13 the same 
group of labor activists held a protest and handed over a protest letter to 
embassy officials from relatives of the victims.

  Siti Tarwiyah Slamet, 32, and Susmiyati Abdul Fulan, 28, both died of 
their injuries on Aug. 3 in Alflaj, a town 320 kilometers south of the Saudi 
capital Riyadh. Tari Tarsim, 27, and Ruminih Surtim, 25, both survived two days 
of alleged beatings by several men from the Saudi family that they all worked 
for after being accused of practicing black magic on the son of their 
employers. Both were left severely injured and were transferred to Riyadh 
Medical Complex for further treatment from a hospital in Alfaj. Saudi police 
have since arrested seven male suspects for interrogation and took Tari away 
from the hospital for questioning on Aug. 20.

  Susmiyati's brother Supomo told the Jakarta Post that he wanted his 
sister's body repatriated as soon as possible and that all those responsible 
for killing his sister should be severely punished.

  The Saudi authorities have still not released the bodies of the two 
deceased maids to the Indonesian Embassy in Riyadh, and have also not allowed 
the embassy official access to the two remaining survivors.

  We want them to be under our custody, but our request has not been acted 
upon, an Indonesian diplomat told Arab News in an interview this week. We 
also still haven't had access to the bodies of the two deceased domestic 
workers.

  The relatives of the victims and activists have vowed to continue their 
protests outside the Saudi Embassy until all four victims return home.

  The Saudi government must investigate thoroughly and the employer and 
his relatives involved in the incident brought to justice, said Wahyu
 


[mediacare] Re: Yang disebut Agama itu apa ?

2007-08-24 Terurut Topik ati gustiati
  Menanggapi coretan2 mangucup memang selalu meriah dengan berbagai opini, 
apalagi bila masalah yg dibahas soal agama, agama. politik dan goyang inul 
adalah type bahasan yg tidak pernah menjemukan, tul gak?
  Bagi saya sendiri God can not be described to fit into the human system of 
thought 
  BIla kita menyimak konsep2 Islam, Christianity, atau Judaism, ketiga agama 
besar ini menyetujui akan adanya surga dan Tuhan itu tunggal, so kenapa harus 
dibuat kompleks (complicated?)
  Basic saya  : Why can't all thoughts on religion be right ?  instead of 
insisting on  What I think is right ..? kenapa kita tidak duduk saja 
santai dan menikmati semua buku2 yg diajarkan agama2 lain sambil memahami 
betapa besar nya Kasih Tuhan dan maha pengasih bagi semua umat dan alam 
semesta, bukan malah saling menghakimi dan mengutuki agama2 lain yg membawa 
kehancuran dan peperangan sesama dengan menggunakan nama Tuhan atau agama.
   
  Peperangan yg dilakukan Nabi Muhamad adalah reluctant wars (perang secara 
terhormat)  karena kharakter Muhamad yg digambarkan dalam sejarah2 Islam adalah 
seorang yg menentang kezoliman dan kekerasan, dalam buku Islam yg ditulis 
Karen Armstrong ditulis :,  The peaceful proceedings at the time of Fateh 
Mekkah and the signing of Sulah Hudaibia, on atrociously unjust terms , are 
proof that compassion was paramount for the Prophet as he defeated the 
violance of jahilia .
   
  Philosophy saya sederhana  DO NOT DO TO OTHERS WHAT YOU WOULD HAVE NOT DONE 
TO YOU
  Dengan landasan sederhana begitu saya percaya dunia akan terasa lebih damai, 
agama akan menjadi indah, ketenangan bisa dinikmati oleh seluruh alam semesta.
   
  Salam
  omie
   
   
   
  

aan_mm [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Salam,
Sederhananya, agama adalah keyakinan mengenal dan mendekatkan diri 
pada Tuhannya. Namun, sebelumnya mengenal Tuhannya, haruslah mengenal 
dulu siapa dirinya.

Salam,
Muhammad Subhan

--- In [EMAIL PROTECTED],  
wrote:

 Maaf, terlambat merespon tentang topik Yang disebut Agala itu 
apa? 
 yang pernah dipostingkan Mang Ucup beberapa minggu yang lalu. 
berikut 
 berbagai respon dari para milist.
 
 ..untuk berkata tidak terhadap ketimpangan sosial atau paling 
tidak 
 memompa manusia untuk merebut hak yang sepantasnya dia miliki. 
 
 #: agama untuk merebut hak artinya untuk merebut hak-miliknya yang 
 dirampas. Mengapa tidak dilakukan untuk menolong dan menyelesaikan 
 secara hukum negara yang berlaku atau (syariah agama pemeluknya) 
 orang-orang yang dirampas hak-miliknya, korban dibunuh secara 
tragis 
 dan anarkis dalam peristiwa korban tragedi 1965 dan seterusnya... 
 
 ..Agama memang tidak untuk diperdebatkan. Agama (Dalam hal ini 
 Islam) untuk dipelajari, diyakini, diamalkan dan didakwahkan.
 
 #: debat itu bercakap-cakap secara kekluargaan, berdialog sesama 
 orang, menyampaikan pikiran jernih sehat. 'mendebat' bukan berarti 
 selalu 'membantah' melainkan memahami pendapat orang lain sementara 
 bebas mengemukakan pendapatnya sendiri. 
 
 agama telah 'diamalkan dan didakwahkan' serta dikumandangkan keras-
 keras setiap harinya; kenyataannya seperti sekarang ini (korupsi, 
 penindasan, anarkis, menculik anak, menghalalkan segala cara... 
 dsb.nya) lalu bagaimana seperti topiknya Mang Ucup Yang disebut 
 Agama itu apa?
 
 Salam Moderator, Merdeka999.YA.
-
  Building a website is a piece of cake. 
Yahoo! Small Business gives you all the tools to get online.

   
-
Be a better Heartthrob. Get better relationship answers from someone who knows.
Yahoo! Answers - Check it out. 

[mediacare] Terror alert puts cloud over Bali travel cover

2007-08-24 Terurut Topik Sunny
http://www.theage.com.au/news/national/terror-alert-puts-cloud-over-bali-travel-cover/2007/08/24/1187462524583.html


Terror alert puts cloud over Bali travel cover
Clive Dorman
August 25, 2007


A TRAVEL law specialist has warned that government advice about travel to 
Indonesia may technically invalidate travel insurance for trips to the holiday 
island of Bali.

Even though insurers continue to cover travellers to Bali, Tony Cordato, of 
Sydney's Cordato Partners Tourism Lawyers, believes the Department of Foreign 
Affairs and Trade's advice for travel to Bali triggers the exclusion clause in 
travel insurance policies that disqualifies covering anyone who ignores 
government warnings.

The department advises that people should reconsider their need to travel to 
Indonesia, including Bali, because of the very high threat of terrorist 
attack. It is the second-highest category, a so-called level four warning. Mr 
Cordato said that while the issue had not been tested in court, the conclusion 
must be that there is no travel insurance coverage for travel to countries 
where level four travel advisories apply.

Travel insurers and the Insurance Council of Australia have so far been 
unwilling to weigh in on the issue. But the industry is already facing a 
dramatic increase in disputes over travel insurance policies as more 
Australians, particularly older Australians, travel overseas.


[mediacare] IntenCITY/ LOWAVE Video Art Experimental Cinema Screening , Bandung - Indonesia

2007-08-24 Terurut Topik Gustaff Harriman Iskandar
 
 IntenCity/ LOWAVE Video Art  Experimental Cinema Screening menampilkan karya 
sepuluh seniman dari sembilan negara yang berkarya tentang masalah perkotaan. 
IntenCity merupakan kompilasi karya yang belum pernah diterbitkan dan 
menawarkan suatu pandangan baru terhadap estetika kota dan persepsi artistiknya 
dalam bidang video art dan sinema eksperimental.
 Program IntenCity, dirancang oleh label DVD independen Lowave yang menawarkan 
pandangan baru dalam pengolahan tema perkotaan di dalam kreasi sinematografi 
kontemporer. Film-film yang menggambarkan kekayaan stilistik dan orisinalitas 
dari para seniman internasional dalam kompilasi ini berasal dari berbagai DVD 
yang disunting oleh Lowave sepanjang tiga tahun terakhir. Beberapa diantaranya 
berasal dari kompilasi City2City, Visions urbaines, HC Gilje: Cityscapes, dan 
Valerie Pavia.
 Di dalam percampuran silang ini, para seniman menggali di dalam arus kerumunan 
manusia dan di dalam aliran seni bangunan modern, sebagaimana pula rentetan 
peristiwa kemanusiaan di dalam kehidupan kota. Mulai dari fragmen-fragmen 
gambar dan suara, para pencipta menyusun kembali - tanpa mengabaikan narasi - 
dunia perkotaan dengan penekanan realis, puitis dan utopis.
 Lowave adalah label kompilasi film dan pembaharu yang menawarkan kreasi seni 
terkini bertaraf internasional. Tujuannya adalah menawarkan suatu style dan 
penciptaan pasar baru yang mampu mempromosikan seniman-seniman terbaik yang 
belum terlalu dikenal, selain juga berupaya menjalin hubungan dalam jaringan 
distribusi klasik www.lowave.com.
 Selain menampilkan beberapa karya dalam kompilasi video Lowave - khusus untuk 
program di kota Bandung - program ini juga menampilkan 10 karya video seniman 
lokal untuk memperlihatkan keragaman cara pandang penghuni kota terhadap kota 
tempat mereka tinggal. Program pemutaran karya video para seniman dari Bandung 
dikoordinasi oleh VideoBabes yang mengajak kita untuk mengupas beragam bentuk 
kota dengan menyaksikan kehadiran berbagai bentuk fisik bangunan, penjelajahan 
melalui ingatan personal mereka, selain juga menampilkan jiwa kota yang hadir 
dalam wc-wc umum dan tv yang tertambat pada sudut-sudut ruangan. Ketika semua 
lapisan terluar sebuah kota telah habis dikelupas, yang tersisa adalah 
keintiman kita dengan kehidupan di dalamnya.
 Kompilasi video IntenCITY/ LOWAVE menampilkan karya dari beberapa seniman 
sebagai berikut:
 HC Gilje (Norwegia) / H.K. Mark I
 Marina Chernikova (Rusia) / Crossings
 Kentaro Taki (Jepang) / Exchangeable Cities
 Nose Chan (Cina) / Nil
 Valérie Pavia (Prancis) /  Esquisses : Berlin - Pigalle – Moscou
 Vincent et Franck Dudouet  Adolph Kaplan (Prancis) / Hors Chants
 Stefano Canapa (Prancis/Italia) / Promenaux
 Roger Beebe (Amerika) / The Strip Mall Triology
 Ulrich Fischer (Swiss/Jerman) / Es geht auch schneller
 Egbert Mittelstädt (Jerman) / Fall In Fall Out. Timaios 3rd and 5th Moment 
 Sementara itu, khusus untuk program pemutaran dan diskusi di kota Bandung, 
VideoBabes akan menampilkan kompilasi video yang berisi beberapa karya seniman 
Bandung, antara lain:
 Prilla Tania / A Short Story from Mom and Me
 Rizaldi Fakhrudin / One Creative Way to Live in a Creative City
 M. Akbar / My Little Corner of the World
 oQ Adiredja / Me vs. Angkot
 Yusuf Ismail / Flushed Memory
 Muhammad Reggie Aquara  / Album: Traveling Without Moving
 Yusuf Ismail / “saya  benci berada di keramaian malam minggu di tempat yang 
bernama Dago”
 Ariani Darmawan / City of Desire
 R. E. Hartanto / City Series No. 2
 Andi Bini Fitriani / Urban Puppet
 Selain menampilkan beberapa karya dari para seniman di atas, program ini juga 
akan menghadirkan dua orang seniman yang menangani kegiatan IntenCITY/ LOWAVE, 
yaitu:
 
 Silke Schmickl
 Silke Schmickl lahir pada tahun 1974 di Jerman. Pada tahun 2002 ia turut 
mendirikan Lowave, sebuah perusahaan rekaman video dimana ia menjadi 
penanggungjawab, konseptor, sekaligus sutradara untuk proyek-proyek seni serta 
penyebarannya; selain juga membangun mitra kerja dengan lembaga-lembaga 
kebudayaan internasional.
 
 Thomas Lambert
 Thomas Lambert lahir pada tahun 1977. Sejak tahun 2004, setelah menyelesaikan 
sarjana muda jurusan seni, ia menaruh seluruh perhatiannya pada pembentukan 
konsep dan penyutradaraan audiovisual sebagai videast, ahli montase dan 
pemusik. Di dalam Lowave ia menangani perijinan untuk DVD dan bidang teknik 
untuk beberapa proyek yang dilaksanakan.
 JADWAL PROGRAM DAN KEGIATAN
 Rabu, 29 Agustus, pukul 18.00 – 21.00 WIB
 Auditorium CCF Bandung
 Jl. Purnawarman No: 32
 Pemutaran video:
 IntenCITY – Lowave dan Displacement Project (Kompilasi Video Seniman Bandung) 
part. 1
 Presentasi IntenCITY – Lowave:
 1.  Silke Schmickl
 2.  Thomas Lambert
 Kamis, 30 Agustus, pukul 18.00 – 21.00 WIB
 Common Room, Jl. Kyai Gede Utama No: 8
 Pemutaran video:
 IntenCITY – Lowave dan Displacement Project (Kompilasi Video Seniman Bandung) 
part. 2
 Program Diskusi
 Diskusi terbuka yang melibatkan para seniman 

[mediacare] PERS RELEASES KAUKUS PARLEMEN UNTUK HAM: Stop Kekerasan Terhadap TKW/TKI dan Tegakkkan Harga Diri Bangsa

2007-08-24 Terurut Topik Migrant CARE
 **
* *
*STOP KEKERASAN TERHADAP TKW/TKI *
*DAN TEGAKKAN HARGA DIRI BANGSA*
Jum'at, 24  Agustus  2007

Berdasarkan laporan dari barbagai sumber, baik dari mediamassa maupun
kalangan LSM, kami mendapatkan data bahwa kasus kekerasan yang menimpa TKW
Indonesia di berbagai Negara tujuan mencapai angka yang sangat
mengkhawatirkan.  Karena itu perlu perhatian serius dari pemerintah untuk
menangani masalah ini agar tidak terus bertambah.   Kami mengetahui bahwa
pemerintah telah berupaya melakukan respon cepat dalam penanganan
kasus-kasus yang menonjol yang telah diangkat oleh media massa, namun hal
itu tidak cukup.

Data Perlakuan Kekerasan yang berujung kematian atas TKW/TKI Indonesia di
Luar negeri yang kami terima menunjukkan angka-angka yang sangat mengejutkan
dan harus menjadi perhatian serius untuk segera membangun system
perlindungan TKW/TKI di luar negeri yang komprehensif.  Dalam semester
pertama tahun 2007 ini saja terjadi 45 kasus kekerasan (fisik) yang
dilaporkan. Arab Saudi dan Malaysia menunjukkan angka jumlah kasus kekerasan
yang sangat mencolok.  Di Arab Saudi telah dilaporkan 21 kasus, sedangkan di
Malaysia telah dilaporkan 14 kasus.  Angka ini jauh di atas Negara-negara
tujuan lain (AS, Bahrain, Taiwan, Kuwait, Hong Kong dan Singapura) yang
rata-rata hanya di bawah 3 kasus.  Sedangkan angka kematian dalam setahun
terakhir mencapai 102 kasus yang dilaporkan, dengan rician sebagai berikut:
Malaysia (36 kasus), Arab Saudi (18), Singapore (12), Yordania (7), Hongkong
((5), Taiwan (9), Kuwait (3), Jepang (1), tak diketahui negara tujuannya
(4).

Menanggapi laporan di atas, kami Kaukus Parlemen untuk HAM menyatakan
hal-hal sebagai berikut:

1. Bahwa tingginya angka kasus kekerasan TKI di Arab Saudi dalam menurut
Kaukus Parlemen untuk HAM adalah suatu masalah yang serius.  Di luar laporan
data kekerasan dan kematian TKI, sesungguhnya kami juga banyak mendapat
laporan lisan di setiap kesempatan bertemu masyarakat tentang keluarga TKI
yang kehilangan kontak dengan keluarga mereka yang bekerja di Arab Saudi
dalam waktu yang sudah lebih dari setahun sejak keberangkatan. Hal ini tentu
menjadikan anggota keluarga TKI cemas akan keselamatan anggota keluarganya
yang bekerja di Arab Saudi tersebut. Kami memandang ini adalah suatu bentuk
kekerasan terhadap TKI dan hal ini menduga ini salah satu penyebab rentannya
TKI kita terhadap kekerasan bentuk lain.  Oleh karena itu kami menuntut
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan surat protes kepada
pemerintah Arab Saudi dan meminta penjelasan atas masalah ini serta menuntut
keadilan bagi korban dengan hukuman seberat-beratnya bagi masing-masing
pelaku penganiayaan terhadap TKI. Selain itu pemerintah Indonesia, perlu
secepat mungkin melakukan upaya-upaya pemulangan korban yang meninggal
kepada keluarganya dan memenuhi hak-hak ahli waris korban.

2. Bahwa meskipun di negara-negara tujuan lain jumlah kasus kekerasan
dan kematian TKI tidak setinggi di Arab Saudi dan Malaysia, Kaukus Parlemen
untuk Hak Azasi Manusia memandang bahwa setiap kasus kematian TKI –walaupun
1 kasus saja- adalah masalah yang serius, karenanya harus ditangani dengan
segera oleh pemerintah Indonesia dan dijadikan sebagai pijakan untuk
membangun sistim perlindungan yang lebih baik bagi warganegara Indonesia
yang bekerja di Luar negeri.

3. Bahwa pemerintah perlu juga mengevaluasi kinerja BNP2TKI yang diberi
mandat menangani masalah-masalah yang terkait dengan nasib para TKI dan
memastikan bahwa institusi negara ini tidak hanya menangani kasus-kasus yang
disorot media, namun secara intensif membangun sistem perlindungan bagi TKI
dengan berdasarkan kasus-kasus yang ditemui.

4. Bahwa terbatasnya jumlah persediaan lapangan pekerjaan di Indonesia
telah membuat tenaga pengangguran kian meningkat. Sehingga peluang bekerja
di luar negeri menjadi pilihan solusi. Dengan demikian, maka menjadi
kewajiban pemerintah Indonesia untuk melindungi hak rakyatnya untuk bekerja
dimanapun mereka mendapatkan pekerjaan.

5. Bahwa kami mengetahui para pencari kerja ini pada umumnya berasal
dari keluarga yang kurang mampu untuk memberikan pendidikan bagi anaknya dan
tidak lagi memiliki cukup lahan untuk diolah sebagai sumber penghidupan,
sehingga sesungguhnya mereka tidak memiliki bekal yang cukup untuk bekerja
di LN.   Oleh karena itu menjadi tanggungjawab negara untuk membuat mereka
yang akan bekerja ke luar negeri memiliki keterampilan, informasi tentang
budaya negara tujuan dan perwakilan-perwakilan RI di negara tujuan yang
harus dihubungi jika terjadi sesuatu pada diri mereka serta memiliki
perlindungan yang cukup selama menjalani proses rekruitmen, selama bekerja
dan dalam proses pemulangan.

6. Sebagai solusi mendasar atas masalah rendahnya kesiapan calon TKI
kami memandang penting dialokasikannya anggaran pendidikan nasional 20% dari
APBN dan tidak sekedar dicapai melalui cara penghitung yang baru, namun
sungguh-sungguh dengan menjamin tercukupinya jumlah anggaran bagi
penyelenggaraan 

[mediacare] Khilafah Bukan Sekadar Romantisme

2007-08-24 Terurut Topik Sunny
KOMPAS
Sabtu, 25 Agustus 2007 


Khilafah Bukan Sekadar Romantisme 

Muhammad Ismail Yusanto 

Konferensi Khilafah Internasional 2007 yang diselenggarakan Hizbut Tahrir 
Indonesia pada 12 Agustus berjalan sangat sukses. 

Kekhawatiran sejumlah pihak bahwa Konferensi Khilafah Internasional (KKI) akan 
menjadi ajang deklarasi pendirian khilafah tidak terbukti karena sejak awal KKI 
tidak dibuat untuk itu. KKI diselenggarakan hanya sebagai medium guna 
mengokohkan komitmen menegakkan syariah dan khilafah. 

Namun, penilaian Azyumardi Azra (Kompas, 18/8) bahwa Hizbut Tahrir Indonesia 
(HTI) seakan-akan meratapi berakhirnya kekuasaan ke-khilafah-an Turki Utsmani 
adalah tidak tepat. 

Sebagai Juru Bicara HTI, saya berulang kali menegaskan, perhelatan besar ini 
tidak dimaksudkan untuk mengenang atau memperpanjang kesedihan karena 
keruntuhan khilafah tidak layak untuk terus diratapi. Dan HTI sama sekali tidak 
pernah mengatakan bahwa khilafah yang harus ditegakkan adalah khilafah 
Ustmaniyah yang dulu berpusat di Turki, tetapi khilafah 'ala minhaji an nubuwah 
sebagaimana dicontohkan Rasulullah Muhammad SAW dan dipraktikkan para 
khulafaurrasyidin yang merupakan sahabat utama nabi. 

Satu hal penting dicatat, kewajiban menegakkan khilafah bukan didasarkan 
realitas historis atau kenyataan empiris, tetapi berdasarkan kewajiban yang 
diperintahkan Allah SWT dan dan Nabi Muhammad SAW sebagai jalan untuk 
menerapkan syariah dan mewujudkan ukhuwah. 

Sejarah 

Namun, bukan berarti fakta sejarah tidak penting. Dari sejarah, kita bisa 
mengambil pelajaran, penyimpangan ke-khilafah-an dari tuntunan Al Quran dan as 
Sunnah pasti akan menimbulkan masalah. Karena itu, khilafah yang kita inginkan 
adalah khilafah yang menjalankan norma ideal Islam secara konsisten. 

Kita mengakui ada penyimpangan yang dilakukan para khalifah pada masa lalu, 
tetapi tidak berarti sistem khilafah itulah yang salah. Adalah tidak relevan 
menyalahkan sistem yang ideal hanya dengan melihat kesalahan para pelakunya. 

HTI juga tidak pernah menyatakan, seluruh sejarah khilafah adalah baik semua. 
Ada juga khilafah yang menyimpang dari norma ideal Islam. Namun, kekecewaan 
terhadap keburukan sebagian khalifah tidak boleh menutupi fakta historis 
tentang sejarah keemasan khilafah yang lain. Ini jelas bukan merupakan tindakan 
yang fair. 

Banyak sejarawan mencatat secara obyektif kegemilangan khilafah. Will Durant 
dalam The Story of Civilization, misalnya, menuliskan, para khalifah telah 
memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besar bagi 
kehidupan dan usaha keras mereka. Para khalifah telah menyiapkan berbagai 
kesempatan bagi siapa pun yang memerlukannya dan meratakan kesejahteraan selama 
berabad-abad dalam luasan wilayah yang belum pernah tercatatkan lagi fenomena 
seperti itu setelah masa mereka. 

Dr Ali Muhammad al-Shalabi dalam kitab al-Daulah al-Utsmaniyah, 'Awamilu 
al-Nuhud wa Asbabu al-Suqut dengan jelas menggambarkan peran ke-khilafah-an 
Utsmani dalam melanjutkan kegemilangan peradaban Islam yang dibangun para 
khulafa sebelumnya. Maka tak berlebihan bila Paul Kennedy dalam The Rise and 
Fall of The Great Powers: Economic Change an Military Conflict from 1500 to 
2000, menulis tentang ke-khilafah-an Utsmani dengan: Imperium Utsmani, lebih 
dari sekadar mesin militer. Dia telah menjadi penakluk elite yang mampu 
membentuk kesatuan iman, budaya, dan bahasa pada sebuah area lebih luas dari 
yang dimiliki Imperium Romawi dan untuk jumlah penduduk yang lebih besar. 

Dalam beberapa abad sebelum tahun 1500, dunia Islam telah melampaui Eropa dalam 
bidang budaya dan teknologi. Kota-kotanya luas, terpelajar, perairannya amat 
bagus. Beberapa kota di antaranya memiliki universitas dan perpustakaan lengkap 
dan memiliki masjid-masjid yang indah. Dalam bidang matematika, kastografi, 
pengobatan, dan aspek lain dari sains dan industri, kaum muslimin selalu ada di 
depan. 

Islam di Indonesia 

Dalam sejarah pengembangan Islam Indonesia, peran khilafah Ustmaniyah juga amat 
menonjol. Banyak ulama, termasuk sebagian yang dikenal sebagai Wali Songo, 
dikirim oleh khalifah. Dia turut membantu kesultanan Aceh melawan penjajah 
Portugis saat itu. Dalam buku Bustanus Salatin karangan Nuruddin ar Raniri 
disebutkan, Kesultanan Aceh menerima bantuan militer berupa senjata disertai 
instruktur dari khilafah Utsmaniyah. 

Adalah hak Azyumardi Azra untuk mengatakan, gagasan khilafah harus 
dipertanyakan kelayakan dan keberlangsungannya (viability). Namun, penggunaan 
tafsir dari Al Baqarah ayat 30 untuk menolak sistem khilafah perlu 
dipertanyakan. 

Ulama terkemuka mana yang menjadikan ayat ini sebagai dasar penolakan terhadap 
sistem khilafah? Imam al-Qurthubi dalam buku tafsirnya al-Jami li Ahkam 
al-Qur'an al-Azhim (Juz 1/264) justru menjelaskan sebaliknya tentang ayat ini. 
Dia menulis, Tidak ada perbedaan pendapat mengenai kewajiban (mengangkat 
khalifah) di kalangan umat Islam dan para imam mazhab, kecuali pendapat yang 

[mediacare] Jangan Selalu Menyalahkan Aceh

2007-08-24 Terurut Topik Sunny
http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail_cid=300735

Sabtu, 25 Agt 2007,


Jangan Selalu Menyalahkan Aceh
Oleh Rico W.S.


Sejak zaman pra-kemerdekaan hingga 62 tahun kemerdekaan Indonesia, Aceh selalu 
jadi topik utama pemberitaan. Khususnya berkaitan dengan gerakan separatisme. 
Sehingga, citra yang terbangun, seolah-olah Aceh merupakan momok politik negeri 
ini. Hal itu terus-menerus dipertahankan dengan berbagai cara. Kita tidak tahu 
hingga hari ini siapa subjek (S) tunggal di balik semua peristiwa di Aceh. 
Namun, kecenderungan publik dalam melihat segala yang berbau Aceh adalah 
negatif.

Karena itu, memandang Aceh haruslah dari semua sudut pandang. Termasuk, peran 
rakyat Aceh dalam perjuangan kemerdekaan. Sejarah mencatat bahwa masyarakat 
Aceh, khususnya kaum wanita, telah menyumbangkan perhiasan untuk membeli 
pesawat demi kepentingan revolusi negeri ini. Pesawat itu dinamai Dakota RI-001 
Seulawah. 

Pesawat tersebut merupakan pesawat angkut pertama milik Republik Indonesia. 
Juga, cikal bakal berdirinya perusahaan penerbangan niaga pertama, Indonesian 
Airways. Seulawah berarti gunung emas. Akan tetapi, di saat seluruh wilayah 
Republik Indonesia sudah merdeka, masyarakat Aceh justru menerima kenyataan 
pahit dengan pemberlakuan DOM (Daerah Operasi Militer) di wilayah tersebut.

Sejak dulu, persoalan di Aceh selalu diselesaikan dengan pendekatan politik 
yang cenderung mengintimidasi. Sehingga, muncullah kalimat tembak di tempat, 
yang bisa memperuncing keadaan. 

Di sini, kita melihat kurangnya kajian mendalam tentang keinginan rakyat Aceh 
sesungguhnya. Sekalipun, tindakan di lapangan, baik pemerintah RI maupun 
gerakan separatis di Aceh, selalu mengatasnamakan rakyat Aceh.

Kejadian penurunan bendera merah putih oleh sekelompok orang di Kota 
Lhoksumawe, Kabupaten Aceh Utara, dan Aceh Timur tentu bertolak belakang dengan 
semangat patriotisme rakyat Aceh. Akan tetapi, berbagai pernyataan seolah 
melihat dengan meragukan nasionalisme rakyat Aceh. 

Hal itu harus kita luruskan dengan fakta historis maupun konteks kekinian yang 
ada. Sehingga, Aceh tidak serta-merta dikambinghitamkan. Sebab, gerakan yang 
awalnya dilakukan segelintir orang bisa saja mendapatkan dukungan luas ketika 
pemerintah salah menyikapi.

Ungkapan Ketua DPR RI Agung Laksono yang disampaikan di gedung DPR/MPR Jakarta 
pada Senin (13/8),Kita harus menghargai lambang-lambang negara sebagai bentuk 
dedikasi kepada bangsa dan negara, menurut saya, bisa dianggap tidak sejalan 
dengan sepak terjang DPR selama ini. 

Sebab, kita tahu betapa kebijakan-kebijakan DPR yang menyusahkan rakyat justru 
diputuskan di hadapan burung garuda dan bendera merah putih pada gedung DPR. 
Lalu, apa yang dimaksud dengan dedikasi terhadap negara? Rakyat dipaksa 
menunjukkan dedikasi terhadap negara dengan kewajiban membayar pajak, dll. Akan 
tetapi, dedikasi para pejabat itu hingga hari ini masih belum berbentuk.

Kita sering memaknai sesuatu secara simbolis dan melupakan akar permasalahan 
sesungguhnya. Bahwa penurunan bendera merah putih itu dianggap penghinaan 
terhadap NKRI, siapa pun sepakat. Namun, ketika wakil rakyat bermain bola 
dalam lumpur Lapindo, menaikkan BBM, maupun mengesahkan UU Penanaman Modal, 
mereka tetap dianggap pahlawan. Padahal, kebijakan mereka justru mengakibatkan 
negeri ini kian tak jujur dalam menilai realitas.

Bahkan, jika dilihat dari teori konflik (komunikasi massa), insiden penurunan 
bendera itu bisa saja dilakukan untuk pengalihan isu politik tentang korupsi 
pejabat yang sedang hangat diperbincangkan. Kejadian tersebut juga bisa 
digunakan untuk membangkitkan semangat nasionalisme masyarakat Indonesia. 
Singkatnya, semuanya sangat mungkin. 

Karena itu, insiden tersebut malah akan semakin runcing jika 
pernyataan-pernyataan pemerintah tidak sesuai dengan harapan masyarakat Aceh. 
Apalagi, ada tendensi untuk menyalahkan masyarakat Aceh. 

Ada baiknya, pemerintah juga mengembangkan berbagai strategi kebudayaan. Sebab, 
pendekatan senjata yang disertai intimidasi sudah terbukti tidak efektif. 
Bahkan, menambah panjang duka rakyat Aceh. 

Dengan berbagai provokasi saja, rakyat Aceh sudah merasa resah. Apalagi, jika 
pemerintah menyikapi insiden itu dengan menambah personel militer di Aceh. 
Rakyat Aceh sudah lelah dengan peperangan. Bahkan, mereka trauma jika melihat 
seragam polisi dan tentara. Perdamaian yang sudah dirintis bertahun-tahun 
jangan goyah lagi oleh peristiwa yang digadang-gadangkan. Sebenarnya, aksi itu 
tergolong sederhana dan mudah. Hanya, kebetulan, masalah tersebut berkaitan 
dengan bendera NKRI, sang saka Merah Putih.

Saya lebih menganggap kejadian tersebut sebagai bentuk protes, sebagaimana aksi 
demonstrasi mahasiswa yang membakar foto pejabat. Karena itu, aksi penurunan 
bendera Merah Putih di Aceh tersebut harus dibalas pemerintah pusat dengan 
meningkatkan kesejahteraan rakyat Aceh melalui serangkaian kebijakan 
ekonomi-politik yang berpihak. Bukan malah menghubung-hubungkan 

[mediacare] Bocah 9 Tahun Asal Indonesia, Jadi Mahasiswa di Hongkong

2007-08-24 Terurut Topik Sunny
http://www.indopos.co.id/index.php?act=detailid=9145

Sabtu, 25 Agt 2007,



Bocah 9 Tahun Asal Indonesia, Jadi Mahasiswa di Hongkong 


HONGKONG - Bocah Indonesia March Boedihardjo mencatatkan diri sebagai mahasiswa 
termuda di Universitas Baptist Hongkong (HKBU). Pihak universitas harus 
berdiskusi antardepartemen dan juga dengan orang tuanya, sebelum memutuskan 
menerima bocah sembilan tahun itu menempuh pendidikan di sana. Hasil tes tulis 
dan wawancara sangat baik, jelas Presiden HKBU Profesor Franklin Luk saat 
jumpa pers bersama March. 

March akan memulai kuliah bulan depan bersama rekan-rekan yang usianya 
rata-rata sepuluh tahun lebih tua darinya. Bila lulus nanti, March akan 
memiliki gelar sarjana sains ilmu matematika sekaligus master filosofi 
matematika. 

Karena keistimewaannya itu, perguruan tinggi tersebut menyusun kurikulum khusus 
untuknya dengan jangka waktu penyelesaian lima tahun. Dengan niat 
mengembangkan kepintaran akademik, pertumbuhan personal, dan kehidupan kampus, 
kami menyusun peta pembelajaran yang terbaik untuk March. Cara ini bisa 
mendorong March untuk memperkaya kemampuan, sambung Luk. 

Ayah March, Tony Boedihardjo, menjelaskan, sebenarnya mereka sudah melamar ke 
beberapa universitas lain di Hongkong. Di antaranya Universitas of Hongkong, 
Hongkong University of Science and Technology, dan Chinese University of 
Hongkong. Namun, universitas-universitas itu belum memberikan jawaban, kata 
Boedihardjo. 

Selama jumpa pers, bocah cerdas itu tidak lepas dari perilaku kanak-kanaknya. 
Beberapa kali dia bergurau dengan membuat tampang lucu dan bermain-main dengan 
mikrofon. 

Ketika ditanya tentang cara beradaptasi dengan lingkungan dan orang-orang baru, 
March mengaku tidak pernah cemas berhadapan dengan teman sekelas yang lebih tua 
darinya. Ketika saya di Oxford, semua rekan sekelas saya berusia di atas 18 
tahun dan kami kerap mendiskusikan tugas-tugas matematika, kisahnya. 

March memang menempuh pendidikan menengah di Inggris. Hebatnya, dia masuk dalam 
kelas akselerasi, sehingga hanya perlu waktu dua tahun menjalani pendidikan 
setingkat SMA itu.

Untuk menentukan kelulusan, dia harus menempuh ujian akhir A-level (advanced 
level). Hasilnya, dia mendapat dua nilai A untuk pelajaran matematika dan B 
untuk statistik.

Tidak cukup di situ. Dia juga berhasil menembus Advanced Extension Awards 
(AEA), ujian yang hanya bisa diikuti sepuluh persen pelajar yang menempati 
peringkat teratas A-level. Dia lulus dengan predikat memuaskan. Dalam sejarah 
AEA, hanya seperempat peserta AEA yang bisa mendapat status tersebut. 

Dalam lima tahun ke depan, March akan melewati hari-harinya untuk mempelajari 
bahasa, pendidikan fisika, komputer, agama, dan filosofi. Selain itu, pihak 
universitas mendorong March untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial 
kemahasiswaan plus aktivitas kesenian yang digelar di kampus. Dengan demikian, 
dirinya mendapat pengalaman penuh sebagai mahasiswa. (xinhuanet/tia)



Re: [mediacare] Pemberitahuan: Majalah Fantasi Kids tak lagi terbit

2007-08-24 Terurut Topik donnie123s ludi hasibuan
Ah...
  Sekejam-kejamnya Ibukota lebih kejam lagi persaingan bisnis pers
   
  untuk teman-teman:
   
  Rohadi, Gunadi dan Iman... tetap kreatif dan tidak putus harapan untuk selalu 
berkarya
   
  salam
   
  Ludi Hasibuan
   
  

mediacare [EMAIL PROTECTED] wrote:
PemberitahuanJakarta, 24 Agustus 2007



  Kepada Yth.
Relasi Majalah Fantasi Kids
di tempat
  


Dengan hormat,   

  Kami beritahukan kepada rekan relasi dan semua pihak yang telah membantu 
penerbitan Majalah Fantasi Kids, bahwa majalah Fantasi Kids edisi 176 merupakan 
edisi terakhir. Untuk selanjutnya, majalah Fantasi Kids tidak lagi terbit 
seperti biasa. 
  

  Terima kasih atas bantuan dan kerjasama yang telah terjalin dengan baik 
selama ini. Mohon maaf atas segala hal yang tidak berkenan. Ada pun segala 
sesuatu yang berkaitan dengan administrasi, keuangan, dan sebagainya, bisa 
berhubungan langsung dengan Manajemen Sedaya Citra Media. Terima kasih.
  


  Redaksi,
  Rohadi (PemRed), Iman Harfinsyah (RedPel), Syaiful A. Rachman (Redaktur), 
Anna  Bella (Redaksi), Gunadi (Fotografer), Irwan Nuswantoro  Ridlo Rifqi 
Fuady (Ilustrator), Slamet Widodo (Setting)
   



  mediacare
http://www.mediacare.biz

  

 

   
-
Park yourself in front of a world of choices in alternative vehicles.
Visit the Yahoo! Auto Green Center.

[mediacare] Bercerai Kita Runtuh

2007-08-24 Terurut Topik Sunny
KOMPAS
Sabtu, 25 Agustus 2007 

  
Bercerai Kita Runtuh 


Jakob Sumardjo 

Indonesia bersatu karena faktor eksternal. Namun, keruntuhannya akibat faktor 
internal. 

Kita tak mampu menjaga kesatuan karena tak ada musuh bersama. Kini, zamannya 
lu, lu; gue, gue, bukan kamu adalah aku, kita; tetapi kami dan mereka. 

Mengakui yang lain, yang berbeda, menghormati, dan ikut menjaga keberbedaan 
kini dinilai tidak waras. Yang waras adalah gua, gua; lu, lu. Kamu bukan aku. 
Dan karena kamu mengganggu keberadaanku, kamu harus minggir atau aku lenyapkan. 

Prinsip kamu bukan aku ini sudah menjalar dalam hubungan negara-rakyat, milik 
umum-milik privat, perusahaan-buruh, kepala sekolah-murid, lurah-penduduk. Kita 
kaget saat rel KA digergaji agar gerbongnya terguling, saat kaca-kaca jendela 
KA retak dilempari batu, lampu-lampu taman dipecahi, monumen dan arkeologi 
dikotori grafiti, trotoar jadi kaki lima, kolong jalan layang menjadi hunian. 

Itu semua hanya gejala kecil yang baru timbul. Selama ini kita menganggap 
waras-waras saja saat prinsip lu, lu; gue, gue, yang jauh lebih raksasa, telah 
berlangsung puluhan tahun. Gua pejabat, lu rakyat. Lu memotong rel KA, gua 
memotong anggaran perbaikan kampung dan dana bantuan bencana. Lu menyerobot 
lahan kosong di kota, gua menyerobot ratusan hektar hutan tropis. Lu bikin 
grafiti di sejumlah situs purbakala, gua telah lama membiarkan benda milik 
negara diperdagangkan di luar negeri. Lu bikin rumah di kolong jembatan layang, 
gua menggusur hunian kumuh di kota demi kepentingan umum. Apa yang kini kau 
lakukan, cuma tiruan dari yang aku lakukan puluhan tahun lalu. 

Zaman edan 

Gajah di pelupuk mata tak tampak, kutu tanaman di halaman tetangga tampak 
seperti gajah. Kita buta terhadap hukum kausalitas. Kekurangajaran rakyat 
kecil, ketidakwarasan rakyat kecil, kenekatan rakyat kecil yang kian berani dan 
menonjol akhir-akhir ini adalah akibat pertunjukan teater negara yang selama 
ini kita mainkan. Jika para pembesar boleh menggusur paksa, membabati hutan, 
membiarkan banjir, lumpur, menyerbu keluarga kami, mengapa saya tidak boleh 
membangun rumah di lahan kosong milik mereka? Jika mereka boleh memotong 
anggaran miliaran rupiah sehingga jembatan runtuh, bangunan SD ambruk, dan 
jatuh korban, mengapa saya tidak boleh memotong rel kereta api, menggali jalan 
umum. Mengapa mereka yang sudah puluhan tahun melanggar hukum dibiarkan hidup 
mewah, sedangkan kami yang melanggar hukum demi nyawa sendiri dituduh biadab? 

Guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Ketika guru-guru (lelaki) kencing 
berdiri di tepi jalan, murid-murid mungkin kaget akan ketidakwarasan guru- guru 
ini. Namun, saat kencing berdiri itu dianggap waras-waras saja oleh para guru, 
para murid menirunya lebih ekstrem. Mereka kencing sambil berlari sepanjang 
jalan. Inilah zaman edan. Dalam zaman edan, yang waras itu edan, dan yang edan 
itu waras. Inilah yang terjadi pada zaman reformasi ini. Membunuh, merampok, 
dan mencuri milik umum itu dianggap baik, menipu publik itu baik asal semua ada 
hubungannya antara urusan privat dan umum. Semua ketidakwarasan itu waras 
belaka selama terjadi oposisi biner antara privat dan publik. Namun, 
ketidakwarasan itu jelas tidak waras jika menyangkut hubungan publik-publik dan 
privat-privat. 

Mencuri milik negara atau milik umum itu wajar. Malah tidak waras kalau ada 
pribadi yang tidak memanfaatkan kesempatan itu. Merusak milik negara itu juga 
wajar-wajar belaka, baik pribadi pejabatnya maupun rakyat kecil yang terpepet. 
Sebaliknya, atas nama negara, atas nama publik, seorang pejabat sah-sah saja 
menggusur, merampas, menghancurkan milik rakyat kecil. 

Yang berkuasa dan yang tak berdaya adalah pasangan kembar oposisi. Pasangan 
kembar ini bukan saling melengkapi, saling menghormati, saling mengakui, dan 
saling mengawini, melainkan pasangan perseteruan. Negara dan rakyat pasangan 
permusuhan, pertikaian, perceraian. Setelah bersatu pada masa revolusi, bulan 
madu negara-rakyat ini menjadi pasangan musuh. Rakyat mulai berani dan beringas 
merusak barang-barang milik negara, milik umum. 

Kontradiksi etika 

Rakyat adalah murid yang baik, penurut. Tetapi jika yang seharusnya dipatuhi, 
disegani, dituruti, diteladani malah kencing berdiri, apa boleh buat jika 
rakyat mengencingi guru-guru itu. Negara ini rusak oleh pemimpinnya sendiri. 
Para pengelola negara bersikap kontradiktif dengan etikanya sendiri. Yang 
seharusnya menjadi teladan, menjadi pecundang. Yang seharusnya mengayomi, ikut 
merusak. Yang seharusnya melayani, minta dilayani. Yang seharusnya membantu 
malah minta bantuan. Bukan melindungi, malah mengancam. 

Bagaimana rakyat dapat tahan menonton teater negara ini. Kini saatnya rakyat 
memainkan teaternya sendiri. Jika dalam teater negara rakyat jadi korban, dalam 
teater rakyat negara jadi korban. Rakyat mulai merusak milik negara. 
Lambang-lambang pemerintahan dihujat. Benda-benda milik pemerintah dirusak. 

Ini tanda-tanda zaman, sebuah 

Re: [mediacare] Jomblo, egoiskah?

2007-08-24 Terurut Topik HENDRA DARMAWAN
Justru banyak orang timur pada miskin dibandingkan
orang barat, karena orang timur memaksakan diri untuk
nikah, padahal miskin dan atau tidak punya uang!

Ironisnya sampai bela-belain ngutang sana sini dengan
bunga tinggi, asal bisa nikah (bukan kawin) dan ambil
tunai dari Credit Card (yg bunganya tinggi)

Setelah sebulan menikah, kepala pusing bayar hutang,
karena gak bisa bayar, diuber-uber sama debt colector,
lalu, kalau masih kuat, setahun kemudian punya bayi
yang tentu saja ongkos bertambah, sedangkan gaji
tetap, harga kebutuhan hidup melonjak, yang
mengakibatkan stress, berantem dengan pasangan, (yang
sebelum nikah berjanji saling menyayangi, dan janji2
gombal), akhir kata bercerai karena gak bisa memenuhi
kebutuhan hidup dan cek-cok melulu.

Yang perempuan cari lagi dengan yang kaya (karena
pengalaman dengan yang miskin jadi MDS-masa depan
suram), yang lelaki 'jajan' aja deh biar hemat.
 
Akhir kata uang adalah segalanya...

Supaya halal maka di lapisi dengan doktrin2 agama.

Seperti permen coklat (coklat=uang, dibungkus dengan
permennya=doktrin2 agama).

Tuhan memang ada, tetapi manusia lebih cerdas dan
kreatif memanipulasi keberadaan dan keutuhan Tuhan,
lewat tafsir masing-masing orang terhadap kitab suci
agamanya.

Makanya lebih baik percaya saja pada DIRI SENDIRI,
jangan terhasut oleh siapapun!

Apa yang baik buat anda lakukan saja, sesuai dengan
hati nurani sendiri!















--- Irwan Sutjipto [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Salah satu tulisan saya yang di dalamnya sedikit
 membahas soal orang jomblo diinterpretasikan bahwa
 saya ingin mengeneralisir bahwa orang yang single
 ato jomblo itu egois, padahal bukan itu yang saya
 maksudkan dan bukan itu pula yang menjadi pesan dari
 tulisan itu. Kalau bagian dari tulisan yang
 membicarakan soal jomblo dan single itu dilihat
 lebih teliti, sebetulnya saya ingin mengatakan atau
 tepatnya mengajak kita untuk bersama-sama melihat
 fakta bahwa seringkali orang yang hidup single atau
 menjomblo sampai tua itu dianggap orang lain sebagai
 orang aneh dan cenderung egois serta keras kepala,
 entah karena memang pribadinya yang aneh dan tidak
 punya toleransi atau sebaliknya yang mengatakan si
 jomblo itu aneh atau egois itu justru orang yang
 tidak menggunakan logika atau nalar dengan baik.

   Ketika seseorang itu terbiasa dan membiasakan diri
 hidup single atau sendiri, waktu yang dia miliki itu
 relatif jauh lebih banyak dari pada yang dimiliki
 oleh orang lain dalam menjalani hidup, kenapa, itu
 karena dia tidak harus mengurusi pasangannya, atau
 anak-anaknya, mungkin orang tua atau saudaranya yang
 srumah, dan sesudah itu dia akan sendiri dan
 menyibukkan diri dengan aktivitas dirinya.
 Kesendirian dan waktu yang banyak ini kalauu
 dimanfaatkan dengan baik, akan terbentuk sifat
 ketelitian dan kehati-hatian yang lebih dari pada
 orang kebanyakan dan akan terbentuk juga kepekaan
 yang juga lebih dari orang umum, yaa... bisa
 dimaklumi juga kalau lalu banyak prestasi dibidang
 keilmuan atau ilmiah yang dihasilkan oleh para
 jomblo ini... fokus pikirannya sedikian kuatnya atas
 satu atau beberapa bidang, tentu akan beda jauh
 hasilnya dibandingkan dengan orang yang menikah
 model saya, dan anda (mungkin)... 

   Ketika menghadapi suatu permasalahan atau
 pertanyaan,soal, ketelitian dan ketekunan mereka ini
 akan sering sekali membuat mereka itu jadi sangat
 logis dan saklek atau patuh patas sitematika proses
 yang mereka buat atau yang ada, nah, disinilah
 problemnya dan lalu jadilah mereka disebut tidak
 toleransi atau kaku, dsd, dst dst. 

   Nah, saya sudah berputar terlalu jauh ngomong soal
 si jomblo, padahal yang ingin saya sampaikan itu
 adalah kita, sahabat saya itu, seringkali membaca
 dan memaknai suatu tulisan itu secara parsial atau
 sepotong-sepotong, dan lalu bagian kecil itu yang
 dipermasalahkan dan jadi sumber keributan, yang
 kadang menggelikan. Di salah satu milis kesalahan
 memahami tulisan ini bahkan sampai memicu keributan
 dan ancaman fisik, dan di forum lain kesalahan
 pemahaman ini memunculkan sikap norak yang berupa
 minta dikeluarkan, minta keluar dari milis...
 ,Huh,, gue mo keluar nih!! cih tulisnya sambil
 dalam hati bergaya seperti anak kecil merajuk,
 merengut padahal, anda dan saya itu kan tahu,
 kalau anda join ke milis cukup kirim email kosong ke
 [EMAIL PROTECTED] dan klo mau keluar
 tinggal kirim email kosong lagi ke - x
 [EMAIL PROTECTED]  kalau sampai mau
 keluarpun masih minta keluar dan nulis judul posting
 ,Keluar!!!, Mo brenti!!!, lah
  berarti nggak baca pengumuman dari yahoogroups nya,
 nggak menyimak apa yang mo disampaikan, y..
 wajar klo lalu marah sendiri, ngambek pulak (kata
 orang Medan)... L matilah awak kalo begini,
 sampai kapan negeri ini mau krismo !!! Maam
 mana pulak teman ini.. (Harus! harus dibaca
 dengan logat batak, yaa!!)

   Horas lae Parjolo ma au oppung...!!! hehehee 
   220807
 
 
 Diskusi dan pertanyaan mohon di kirim ke
 

[mediacare] Polisi tangkap para penculik, Raisya selamat, prestasi SBY?

2007-08-24 Terurut Topik Martin Widjaja
Saya juga lega dan kagum dgn prestasi P Polisi kita
yg dgn tenang tapi pasti berhasil menyelamatkan Raisya.

Namun saya nggak setuju dengan ungkapan kenapa
'menunggu P SBY pidato' segala ?
Apakah memang ada hubungan himbauan dan segala
effort RI-1 dan RI -2  dalam kasus penculikan Raisya ini ?
Kalau saya coba perhatikan ungkapan info dr paman Raisya
dalam siaran Trans TV pagi ini [ 25 Agustus jam 0514 pagi ]
kayaknya polisi telah mengikuti pelaku sejak hari ketiga
dimana si penculik nuntut tebusan 700 juta , kmd naik lagi
jadi 1 miliar dan juga telpon dr Raisya sendiri tgl 23 Agustus.
Jaman sekarang telpon celular bisa dilacak dgn mudah
dimana keberadaannya, disadap ,di rekam dll [ macam tel
Policarpus ] , kemudian sang penculik juga nggak profesional
[ cuma guru ngaji dan pelajar SMA ]
Jadi buat saya P SBY terutama dan juga P JK , kayaknya kok
kurang kerjaan bikin statement2 , himbauan yg memelas , mohon2
kasihan agar si Raisya dikembalikan dll dll ..
Tadi pagi juga di Trans TV saya lihat P SBy dalam mensyukuri
kembalinya Raisya, kayaknya merasa itu berkat jasanya, meng
himbau dgn memelaskan , eh berhasil
Saya mohon maaf melihat pidato P SBy ini saya makin sedih
presiden saya , yg jendral yg postur nya tinggi besar bisa pidato
yg mendayu2 , dan lebih jelek lagi, presiden kok pidato di depan
kamera TV matanya nggak berani mandang kamera gitu ..
Kayak nggak PD ... yah nasib bangsa ini
Kalau saya menempatkan diri sebagai pembayar pajak yg patuh,
maka saya sedih dan nggak rela duit pajak untuk membayar gaji
Presiden hanya buat mendayu2 kurang kerjaan gitu.
Nyarinya berita2 atau kejadian2 emosional buat menrik simpati
rakyat macam lumpur Lapindo itu...
P SBY , kerjaan presiden banyak sekali seperti yg dikatakan
sendiri kadang2 nggak sempet tidur .
Jangan melakukan kerjaan2 yg cari simpati doang, tapi terutama
lakukan sesuatu buat menegakkan hukum , keadilan, disiplin
di negara kita ini. Jadi panglima pemberantasan korupsi yg
andal, dan produktif. Kontrol kerjaan2 bawahan dgn effektif
hingga rencana dan pelaksanaannya bisa serasi.
Nggak usah ngunjungin Taman Kanank2 , SD melulu, gaji
presiden kegedean buat bayar P SBY jadi guru dan nyanyi2
di depan kamera TV 
Banyak lagi tuntutan saya sbg pembayar pajak , masih adakah
telinga untuk mendengar dan mata buat membaca keluhan ini ?
Masih adakah hati nurani membiarkan segala kerusakan negara
dgn bermain2 menghimbau penculik dll itu ?

Salam , martin - jkt


- Original Message 
From: rizka [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, August 24, 2007 3:24:10 PM
Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Polisi Tangkap Para Penculik, Raisya Selamat













Wah..saya terharu dan bahagia sekali akhirnya Raisya bisa berkumpul 
kembali bersama keluarganya. Semoga pemerintah, wapres dan president merespon 
semua

korban penculikan seperti responnya terhadap Raisya.

Mungkin masih ada korban penculikan yang belum kembali

ke keluarganya, bisakah mereka berbuat hal yang sama ?



Salam

Rizka



- Original Message -
  From: Yuliati Soebeno
  Sent: Friday, August 24, 2007 2:01 PM
  Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Polisi Tangkap Para Penculik, Raisya 
Selamat



Ya saya bersyukur bahwa Raisya selamat. Tetapi kok sampai menunggu Presiden SBY 
berpidato didepan para wartawan dengan didampingi Prof. Dr. Meutia Hatta, dulu?

  Dan setelah Presiden menyatakan bahwa jika Raisya dikembalikan dengan 
selamat, maka penculik nya tidaka akan dikenakan sangsi? Benarkah itu?



CMIIW,

  Yuli








[mediacare] TVRI Sebagai Stasiun Teve Alternatif

2007-08-24 Terurut Topik donnie123s ludi hasibuan
Ini hanya sekedar ide saja
  Mungkin kalau Dewan Pengawas dan Dewan Direksi TVRI ada yang baca email ini 
bisa jadi masukan. Soalnya susah membuat masukan melalui www.tvri.co.id
   
  Ditengah ketidak beresan tayangan teve distasiun teve swasta dalam hal bisnis 
hiburan dalam bentuk sinetron. Sehingga membuat Ibu Menteri Muthia Hatta merasa 
prihatin dan telah menghimbau dengan mengumpulkan petinggi sta.teve dan anggota 
ATVSI dengan mengungkapkan keprihatinan atas tayangan teve yang kurang mendidik 
di sinetron yang penuh dengan caci-maki, sensualitas, dan banyak faktor yang 
lainnya.
   
  Tapi keprihatianan Ibu Menteri ini hanya ditanggapi secara lips service aja 
yaitu Kami akan memperhatikan dan lebih selektif lagi
   
  Toh nyatanya tidak ada tindakan konkrit dari pihak stasiun teve karena mereka 
terbelenggu dengan sistem kapitalis yaitu uang. Uanga adalah segalanya untuk 
memutar roda industri pertelevisian yang ada. Uang itu bisa masuk berdasarkan 
masukan rating atas tayangan diteve. Rating tinggi dan view shares tinggi 
berarti banyak pemasanh iklan dan banyak uang yang masuk.
   
  Rating adalah belenggu bagi stasiun teve untuk tidak mau merubah hal yang 
buruk menjadi yang baik. Ujung-ujungnya adalah uang yang berbicara
   
  Jika tayangan sinetron sudah tidak sehat dan memprihatinkan di semua stasiun 
teve swasta.
   
  Kenapa moment ini tidak dimanfaatkan oleh TVRI untuk mengambil peran sebagai 
stasiun teve alternatif. TVRI menyajikan tayangan yang sehat bagi penonton di 
seluruh Indonesia karena misi mereka sangat jelas harus berada didalam koridor 
kebijaksanaan Pemerintah.
   
  Jika Ibu Menteri prihatin, orangtua dirumah prihatin dan pengusaha juga 
prihatin atas tayangan teve tersebut. Kenapa tidak bahu-membahu membuat 
tayangan teve yang sehat dengan memanfaatkan media TVRI. Toh TVRI masih bisa 
diajak kompromi dengan tidak terikat pada norma-norma yang segala sesuatunya 
berdasarkan rating.
   
  Toh TVRI pernah membuat sinetron yang berkualitas seperti
  Salah Asuhan, Unyil, ACI, Jendela Rumah Kita, Losmen dan lainnya.
   
  Sekarang tinggal berbagai pihak yang merasa prihatin akan situasi ini bisa 
turun tangan aktif memperbaiki keadaan dengan memberikan berbagai tayangan yang 
positif untuk disaksikan pemirsa teve dirumah.
   
  Kenapa tidak memanfaatkan TVRI sebagai stasiun teve alternatif?
   
  Ludi Hasibuan
   

   
-
Shape Yahoo! in your own image.  Join our Network Research Panel today!

[mediacare] Don't be a victim of online fraud

2007-08-24 Terurut Topik ankkothari
*I*n *Online Shopping: Play it safe*, we gave 10 tips on how to shop safely
in cyberspace.
But the biggest question on any online shoppers mind is: What if my card
is used be someone else to make purchases?
Good question.
Before we attempt to answer it, lets start with how the system words.

*The process*
When you make a purchase online, you pay for it via your credit card. This
will entail providing such details as your name, credit card number and the
expiry date of the card.
Many sites store this information and then get an authorisation for your
purchase amount using just these two details.
Your order is processed by the shopping site.
Fraud takes place when someone gets hold of this information and makes a
purchase on your card.
*
How must you deal with fraud?*
Preeti Desai, President, Internet and Mobile Association of India, suggests
the following precautionary measures.
*
1.* Get organised
Store all transaction details and e-mails that you exchange with a shopping
site.

If, for any reason, a product you ordered has not been delivered or is
damaged, immediately send an e-mail to the customer service department of
the Web site stating the transaction details such as order number and date
of purchase.
Also, follow up with the customer service department to check out how long
it will take for your complaint to be resolved.
*
2.* Get in touch with your bank
If your credit card statement reflects charges for items you have not
purchased, inform your credit card company immediately.
They will reverse charges on the transaction till due diligence proves the
case for either party.
If you have not done the transaction, you have nothing to worry.

Preeti adds a note of caution here. Remember, your credit card details are
more likely to fall into the wrong hands offline than online. In an offline
transaction -- for instance, while paying for a meal in a restaurant -- your
credit card is out of your sight, and it is easy for unscrupulous elements
to note down the details.

Finally, if your complaint is not resolved, you can write to the IAMAI by
mailing them at [EMAIL PROTECTED]
*
How you can play it safe*
While we did explain how to securely shop online in Online shopping: Play it
safe, here are some tips on how to always be vigilant about your payments.
For one, never send your credit card details by e-mail, even on request from
any online shopping site.
Check your monthly credit card statements carefully. If you identify any
irregularities, talk to your bank immediately.
How will you know if there are irregularities in your bill?

Keep all your credit card payment receipts along with a list on your online
purchases. Be sure to print a copy of your purchase order and confirmation
number for your record. Tally the bill. It may be a little time consuming,
but remember it is your money at stake.
A simpler option is to dedicate a single credit card only for online
purchases. Of course, this is only a viable option if you plan to shop
online a lot.
This will make it easier for you to keep an eye on frauds and monitor
purchases. Should fraud take place and you want to stop using this card, you
will still be able to use the others for offline transactions.

The good news is that in the case of credit card fraud, you will not be held
liable for payment since there is no physical signature involved in an
online transaction. That is why, when shopping online, it is wise to stick
to your credit card instead of using your debit card.


[mediacare] Re: Khilafah Bukan Sekadar Romantisme

2007-08-24 Terurut Topik RM Danardono HADINOTO
--- In mediacare@yahoogroups.com, Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote:

 KOMPAS
 Sabtu, 25 Agustus 2007 
 
 
 Khilafah Bukan Sekadar Romantisme 
 
 Muhammad Ismail Yusanto: 

Dalam konteks Indonesia, ide khilafah adalah jalan untuk 
membawa Indonesia ke arah lebih baik. Syariah akan menggantikan 
sekularisme yang terbukti memurukkan negeri ini. Ide khilafah 
sebenarnya juga merupakan bentuk perlawanan terhadap penjajahan 
multidimensi yang kini nyata-nyata mencengkeram negeri ini dalam 
berbagai aspek.


*** Ya pakde, sebelum dicoba di Indonesia, coba dulu di Sampit, 
Poso, Minahasa, Bali, Nias, Totaja.. nah nanti ente akan paham apa 
artinya multibudaya dan kekonyolan idee khilafah (kalau ente masih 
hdup dan tidak lari ter birit birit).

Ini negeri bukan milik satu penganut agama, kalau ente mau hidup 
diantara umat seagama ente, ke Afganistan sono, bawa temen temen 
ente, sekalian angkut mbah Ba'ashir, kita nggak ada yang kehilangan 
kok..






[mediacare] Perjalanan Pahit Anak-anak Korban G-30-S/PKI (4)

2007-08-24 Terurut Topik Sunny
GALAMEDIA
KAMIS, 16 AGUSTUS 2007

  Perjalanan Pahit Anak-anak Korban G-30-S/PKI (4)  
  Saudaraku Tak Ada Bedanya dengan Orang Lain  
 
  PADA kisah sebelumnya dituturkan, Elvi bersama kakaknya dikejar-kejar 
oleh orang-orang kampung yang anti-PKI. Mereka bahkan mengancam akan membunuh 
setiap turunan orang-orang yang terlibat dalam partai terlarang itu. Elvi dan 
kakaknya yang belum mengerti urusan politik, menganggap orang-orang di 
sekitarnya sangat jahat dan tidak berperikemanusiaan. Ketika keduanya sedang 
bersembunyi di balik pohon pisang, tiba-tiba ada seorang pria menarik tangan 
mereka. Siapakah dia? Inilah lanjutan kisahnya yang ditulis M. Irfan Ar

 
AKU menjerit ketika lelaki itu menarik tanganku. Aku berusaha melawan, tetapi 
tenaganya lebih kuat. Jantungku berdebar kencang. Kulihat wajah kakakku juga 
semakin pucat.

Jangan takut! Ini Aang (kakak, red). Ayo ikut! Di sini berbahaya! katanya.

Alhamdulillah, lelaki yang kukira orang jahat itu ternyata masih saudaraku, Kak 
Norman (nama samaran). Ia adalah suami dari sepupu jauhku, Luciana (nama 
samaran). Ia tinggal sekampung dengan nenekku dari pihak bapak, sementara kami 
sekeluarga tinggal di sebuah kota kecamatan. Jarak rumah kami dengan rumah 
nenek sekitar 40 km.

Hatiku menjadi lega ketika yang datang adalah saudaraku. Aku menganggap dialah 
satu-satunya manusia berhati mulia. Ketika semua orang membenciku, 
mencampakkanku, dan bahkan berniat membunuhku, Kak Norman datang malah mau 
mengajakku dan menyelamatkanku dari kepungan orang-orang di daerahku. Kak 
Norman sangat baik. Ia menikah dengan Teh Luciana setelah mereka diperkenalkan 
oleh ayahku, karena saat itu Teh Luciana sempat tinggal bersama ayah-ibuku.

Nanti di jalan jangan banyak bicara, kalau ada yang bertanya, jawab saja Elvi 
dan Bobby anak Aang, ya! katanya.

Kami mengangguk. Selama dalam perjalanan, di dalam oplet, kudengar hampir semua 
penumpang bercerita tentang PKI. Mereka pun mengatakan, di daerah mereka semua 
anggota keluarga dari orang yang terlibat partai terlarang itu diuber-uber, 
rumahnya dihancurkan, bahkan jiwa mereka diancam. Aku semakin takut mendengar 
cerita itu.

Sekitar satu jam kami tiba di kota kecamatan. Untuk menuju kampung nenekku, 
kami harus berjalan kaki sejauh 3 km. Saat itu belum ada ojek, apalagi 
kendaraan. Satu-satunya kendaraan yang biasa lewat adalah kendaraan ayahku, 
kalau kami berkunjung ke rumah nenek.

Kak Norman menatap wajahku. Ia terlihat sangat iba. Mungkin karena tubuhku yang 
kotor, pakaian kumal, dan rambut acak-acakan. Sekilas tadi kulihat di balik 
kaca rumah orang, bayanganku terlihat sangat kusut. Aku persis orang gila. 

Selama ini kalian tidur di mana? tanya Kak Norman.

Di kebun atau di kandang domba, karena rumah kami dirusak dan kami 
dikejar-kejar, jawab kakakku.

Ya, sudah, nanti di rumah Aang kalian mandi dan ganti baju, kata Kak Norman 
dengan suara berat. Kulihat air matanya berlinang.

Sebelum sampai ke kampung Kak Norman, di tengah perjalanan kami dicegat 
rombongan orang-orang bersenjata tajam, seperti kapak, golok, sabit, dan 
parang. Mereka tampak menyeramkan. Aku menyembunyikan wajahku di pinggang Kak 
Norman. Aku yakin orang-orang ini sama seperti orang-orang yang mengejarku.

Anak saha ieu, euy? Anak PKI, nya? (Anak siapa ini? Anak PKI, ya? tanya salah 
seorang di antara mereka.

Lain. Ieu mah anak sayah. Sok tanya ka budakna. (Bukan. Ini anak saya. Tanyakan 
saja pada anak ini)! jawab Kak Norman.

Awas kalau kamu berbohong. Kamu sendiri yang akan terbawa celaka, ancam orang 
itu.

Beruntung tidak berkepanjangan. Kami bisa lewat dan berjalan hingga kampung 
halaman. Aku digendong karena tidak kuat berjalan, selain jauh, badanku letih 
karena belum makan.

Setibanya di rumah Kak Norman, aku dan kakakku disambut wajah tidak bersahabat 
dari Teh Luciana. Ia memandang kami dengan tatapan mata sinis, bahkan ada 
kilatan kebencian. Padahal aku tahu, Teh Luciana dulu sangat baik dan pernah 
tinggal bersama ka­mi. Ia sempat diurus oleh ayahku. Tetapi mengapa dia 
bersikap seperti itu.

Hatiku sakit sekali melihat saudara sepupu jauhku itu. Sikapnya jauh berbeda 
dengan Kak Norman yang sebetulnya adalah orang lain, ia menjadi saudara karena 
terikat perkawinan dengan Teh Luciana. Tapi, hati lelaki ini sangat mulia.

Ang, kenapa kaubawa anak-anak ini? Dia akan membawa masalah bagi kita. Urusan 
kita saja repot, apalagi ditambah dengan dia, kata Teh Luciana. Mendengar 
ucapan itu, hatiku bagai disayat. Sakit sekali. Lebih sakit daripada ditampar.

Kasihan. Mereka masih anak-anak. Lagipula dia 'kan saudara kita, jawab Kak 
Norman.

Hemmh! kata Teh Luciana ketus.

Aku betul-betul merasa sangat terpukul. Siapa yang masih sayang padaku dan 
kakakku, sedangkan saudara sendiri pun bersikap demikian menyakitkannya.

A, kita ke rumah nenek saja, yuk! ajakku.

Kakakku mengangguk. Kami keluar. Air mata tak tertahankan. Aku pergi sambil 
menangis. Beberapa kali Kak Norman melarangku pergi, tapi aku 

[mediacare] Mantan redpel Gatra bikin situs rumahfilm.org

2007-08-24 Terurut Topik mediacare
Krisnadi Yuliawan, mantan redaktur pelaksana Majalah GATRA, yang bertahun-tahun 
menggawangi rubrik film, hari ini resmi meluncurkan situsnya: www.rumahfilm.org.

Silakan diklik. Silakan dikritik. 

Di situs ini Anda akan menemukan informasi seputar perfilman, terutama film 
dalam negeri; wawancara, resensi, press release, dsb.

Silakan lihat, silakan kritik, silakan kasih saran untuk perbaikan, dan silakan 
diramaikan.

Wass.

Iwan qodar himawan





mediacare
http://www.mediacare.biz


[mediacare] Apresiasi Jurnalis Jakarta

2007-08-24 Terurut Topik mediacare
From: Andreas Harsono
E-mail: [EMAIL PROTECTED] 


Apresiasi Jurnalis Jakarta 2007
Pengumuman Dewan Juri

Beberapa waktu lalu, Aliansi Jurnalis Independen cabang Jakarta, minta saya
jadi juri penghargaan wartawan AJI. Tujuannya, merangsang peningkatan mutu
jurnalisme di Jakarta. Ini penting karena Jakarta adalah ibukota media di
Indonesia. Kalau mutu disini naik, ia juga akan mempengaruhi daerah lain.
Ada dua orang orang lagi: Santoso dari kantor berita radio 68H serta Riza
Primadi dari Astro TV. Kami bertiga menerima tawaran tersebut. Kami merasa
ini suatu kehormatan.

Lomba ini terbuka untuk semua wartawan yang bekerja dari Jakarta. Peserta
lomba mengajukan karya masing-masing untuk dinilai. Setiap peserta maksimal
hanya bisa mengirimkan dua karya, yang terbit antara Januari 2006 hingga
Juli 2007. Jadi, penghargaan ini membatasi diri hanya kepada wartawan yang
ikut. Hasilnya, kami menerima 10 peserta dari media cetak (total 14 karya),
dari radio 25 orang total (34 karya) serta tujuh orang dari tiga televisi
(10 karya). 

Kami memutuskan ada tiga macam penilaian: (1) mutu penggalian data (termasuk
tembus sumber, wawancara, penelusuran dokumen, independensi, kelengkapan dan
akurasi); (2) kualitas penyajian informasi dalam bentuk cetak, video atau
audio; (3) dampak yang ditimbulkan cerita itu di masyarakat (perubahan opini
publik, tindakan nyata dan lainnya). Masing-masing penilaian diberi bobot 40
persen, 40 persen dan 20 persen.

Ketiga juri juga memutuskan bahwa kami harus menghindar dari benturan
kepentingan (conflict of interest). Kami sejak awal tak ikut memberi
penilaian terhadap peserta yang kebetulan bekerja satu perusahaan dengan
kami. Artinya, rekan saya, Santoso, tak terlibat penilaian terhadap peserta
dari radio 68H. Riza Primadi juga tak ikut menilai peserta dari Astro TV.
Kebetulan tak ada rekan saya dari sindikasi Pantau, yang ikut perlombaan
ini, sehingga saya menilai semua karya, sekaligus ditunjuk sebagai
jurubicara juri. 

Cukup sulit menentukan siapa pemenangnya. Kami sangat senang melihat karya
para peserta. Saya pribadi termasuk tukang kritik media Jakarta. Saya suka
bergurau dengan mengatakan standar jurnalisme disini masih ketinggalan
zaman. Masih pakai standar Majapahit! Para peserta membuat saya harus lebih
hati-hati dengan gurauan itu.

Kami suka misalnya, laporan seorang peserta radio tentang upaya aktivis
Negara Islam Indonesia menarik iuran dari kaum muda. Ada juga liputan
menarik soal sebab-musabab banjir di Jakarta, yang dilengkapi footage video
zaman Hindia Belanda. Batavia dulunya juga langganan banjir. Seorang
insinyur Belanda lantas bikin kanal-kanal. Namun kanal-kanal itu tak cukup
untuk kebutuhan Jakarta hari ini. Ada juga liputan bagus soal agama etnik
Batak, Pamalin. Idenya unik, namun presentasinya harus ditingkatkan. Ada
juga liputan deskriptif soal sengketa tanah di Meruya. Atau seorang
perempuan pengidap virus HIV.

Lucunya, banyak juga peserta menulis soal pekerjan seks dan perdagangan
perempuan. Ini isu klasik. Namun selalu saja ada sudut baru dari liputan
ini. Kami juga berharap wartawan lebih banyak memberikan konteks dan
background dalam liputannya. Secara umum, kami merasa ini salah satu
kekurangan yang jamak dari peserta.

Namun secara umum, mereka sangat membesarkan hati. Saya tahu 42 peserta ini
hanya minoritas dari lebih 10,000 wartawan di Jakarta. Kami juga tahu bahwa
banyak media besar, belum mendorong wartawannya ikutan lomba ini. Kami
berharap di tahun-tahun mendatang akan lebih banyak wartawan ikut.

Singkat kata, banyak laporan bagus, tapi setiap lomba hanya punya satu
pemenang. Kami harus diskusi, membandingkan nilai, menonton ulang televisi,
mendengarkan lagi rekaman radio. Akhirnya kami memutuskan tiga orang
pemenang sebagai berikut:

? Pemenang untuk kategori televisi adalah Edwin Nazir dari Astro TV dengan
karya ³Jika Kekerasan Menjadi Pilihan² (23 Juni 2007). Kami menilai sudut
cerita teror bom, baik di Bali maupun Jakarta, dengan mengangkat para korban
adalah pilihan yang patut dipuji. Ini mengingatkan kita bahwa kampanye
politik apapun, kalau pakai kekerasan, selalu menghasilkan korban-korban
sipil, tak berdosa. Kami juga suka dengan mutu gambar, pengerjaan informasi
dengan komputer dari tayangan ini. Kami suka hasilnya halus.

? Pemenang untuk kategori radio adalah Rebecca Henschke dari kantor berita
radio 68H dengan dua serial, ³Indonesia smokes out the lungs of the world²
serta ³Bio-diesel fuels conflict in Central Kalimantan.² Henschke
mengerjakan laporan ini dari pedalaman Borneo dimana perkebunan kelapa sawit
membabat habis hutan dan menggusur komunitas Dayak. Liputan Henschke penuh
dengan deskripsi. Ada suara burung, ada orang Dayak. Pendengar dibawa
seakan-akan ke pedalaman Borneo. Isunya juga penting sekali. Isu biofuel
akan makin mendesak dengan meningkatnya penghancuran hutan serta digusurnya
orang-orang Dayak dari lahan-lahan mereka. Henschke juga koresponden BBC dan
NPR dari Jakarta. 

? Pemenang untuk kategori cetak adalah 

[mediacare] Liputan Kompas Papua, AIDS Awas Derah Pedalaman

2007-08-24 Terurut Topik nano
Kompas Sabtu, 25/08/2007

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0708/25/daerah/3791092.htm

kesehatan
AIDS, Awas Daerah Pedalaman 

samuel oktora dan b josie susilo hardianto 

Kasus HIV/AIDS saat ini kian mengkhawatirkan. Penyakit mematikan itu menjadi 
momok bagi warga Papua. Bahkan kini penyebarannya ditengarai sudah merambat 
jauh ke pedalaman, bukan hanya di kota. 

Mengejutkan! Data terakhir 30 Juni 2007 yang dikeluarkan Rumah Sakit Umum 
Daerah (RSUD) dan Dinas Kesehatan Nabire menyebutkan, di kabupaten itu tercatat 
420 kasus HIV. Dari jumlah itu, 392 orang terkena AIDS, dan 28 orang positif 
terinfeksi HIV. 

Pengidap paling banyak rata- rata di usia produktif, yaitu 20-29 tahun. Di 
wilayah Papua, posisi Nabire kini berada di peringkat ketiga setelah Mimika dan 
Merauke. Sebelumnya, Nabire masih di bawah Biak. 

Penyebaran dan peningkatan drastis kasus HIV membuat warga suku Mee di Desa 
Bomomani, daerah pedalaman di Distrik Mapia, Nabire, pun semakin khawatir jika 
suku mereka dihabisi penyakit itu. Sebagai catatan, suku Mee sendiri berdiam 
di dataran Kamu dan Mapia, jauh di pegunungan. Bomomani berada di daerah 
pegunungan yang jaraknya 185 kilometer dari Kota Nabire, dengan ketinggian 
sekitar 1.493 meter di atas permukaan laut (dpl). Saat ini jumlah penduduk Desa 
Bomomani 411 keluarga atau 1.700 jiwa. 

Indikasi penyebaran HIV/AIDS di daerah pedalaman seperti Bomomani cukup kuat. 
Hal itu bisa dilihat dari kehidupan seks bebas yang tampaknya kian meluas. 
Menurut umat, ada yang SD atau SMP sudah terlibat seks bebas, tutur Pastor 
Paroki Maria Menerima Kabar Gembira Bomomani Romo Yohanes Ferdinand. 

Menurut Romo Ferdinand, salah satu faktor penyebab merebaknya seks bebas di 
pedalaman adalah karena anak-anak perempuan di kawasan itu mudah terpesona 
dengan bujuk rayu dan iming-iming uang/harta. 

Itu karena faktor kemiskinan orangtua yang tak mampu memenuhi kebutuhan anak, 
maupun sekolahnya. Ketika datang laki-laki dengan rayuan uang, bahkan cuma Rp 
20.000, anak- anak perempuan di sini mudah terbujuk, ungkap Romo Ferdinand. 

Untuk membendung arus penyebaran HIV/AIDS di daerah pedalaman, Romo Ferdinand 
akan berusaha kembali menegakkan aturan-aturan adat. Langkah itu mendapat 
dukungan warga. Sebab, mereka khawatir lancarnya lalu lintas 
Nabire-Bomomani-Moanemani-Waghete-Enarotali akan menambah cepat persebaran 
kasus HIV/AIDS. 

Tokoh masyarakat Desa Bomomani Amandus Iyai juga prihatin dengan merebaknya 
kasus HIV/AIDS hingga ke pedalaman. Padahal, para tokoh adat, pemimpin agama, 
maupun pemerintah tak kurang dalam memberikan sosialisasi dan nasihat. Tapi 
memang remaja dan pemuda sekarang makin sulit diatur, katanya. 

Menurut dia, aturan adat dan pengajaran agama sebenarnya sangat kuat. Warga pun 
umumnya taat. Akan tetapi, pengaruh dari kota juga kuat, termasuk dari 
anak-anak pedalaman yang sering turun ke kota. 

Untuk itu, Iyai meminta instansi terkait seperti petugas puskesmas, rumah 
sakit, dan dinas kesehatan tidak merahasiakan identitas atau keberadaan 
pengidap. Bahkan, mereka minta supaya pengidap HIV/AIDS dikucilkan atau 
dilokalisasi. 

Kami ini amat awam soal AIDS. Kami tak mengetahui bagaimana caranya menangani 
mereka (pengidap), sehingga lebih baik pemerintah membangun satu tempat khusus 
untuk mereka, dan indentitasnya juga jangan dirahasiakan, tutur Iyai. 

Meski akan sangat sulit direalisasikan, ketakutan Iyai itu mungkin beralasan. 
Youth Specialist HIV dan AIDS Project Concern International (PCI) Nabire Krisna 
Tohariadi menyebutkan, berdasarkan temuan Dinas Kesehatan Provinsi Papua, dari 
sekian banyak kasus HIV/AIDS, pengidap terbesar adalah suku Mee. Diduga, 
perilaku seks bebas yang saat ini menjangkiti pemuda-pemudi suku itu menjadi 
pintu masuk penyebaran penyakit berbahaya itu. 

Untuk itulah, PCI terus menggalakkan penyuluhan soal pencegahan HIV/AIDS di 
pedalaman. PCI adalah lembaga yang bergerak dalam bidang kesehatan dan membantu 
pemerintah dalam memfasilitasi pencegahan kasus HIV dan AIDS di Nabire, Paniai, 
dan Sorong. Salah satu programnya adalah pelatihan bagi remaja luar sekolah. 

Menurut Tohariadi, upaya yang sekarang intensif dilakukan bersama Komisi 
Penanggulangan AIDS Kabupaten Nabire adalah memberikan informasi dasar tentang 
HIV/AIDS kepada 40 remaja luar sekolah di Gereja Maria Menerima Kabar Gembira 
Bomomani, Rabu (15/8). 

Remaja luar sekolah itu kelompok paling rentan terkena HIV/AIDS, ucap Youth 
Specialist HIV dan AIDS PCI Nabire itu. 

Faktor pendidikan 

Sementara itu dari pandangan siswa SMA, seperti yang dikemukakan Auvince Wenda 
dan Albertha Madai, siswa kelas XI SMA Adi Luhur Nabire, penyebaran HIV/AIDS 
yang makin memprihatinkan di Papua salah satu faktornya adalah pendidikan yang 
rendah. 

Dengan pendidikan rendah, mereka mudah terpengaruh lalu terjerumus ke seks 
bebas, ungkap Wenda. Wenda juga mengharapkan pemerintah atau instansi 
berwenang menertibkan kerumunan atau kumpulan anak-anak muda, terutama pada 
waktu malam 

[mediacare] Kompas: Pemerintah sejak Semula Ceroboh

2007-08-24 Terurut Topik nano
Komentar:

Menurut saya sebagai rakyat jelata, yang tanpa penelitian tapi hanya 
penerawangan dari hutan, Pemerintah Bukan Ceroboh, pemekaran kabupaten-2 baru 
bukan didasarkan potensinya ataupun untuk tujuan pemerataan pembangunan, namun 
secara politis untuk menciptakan Kepala Daerah sebagai raja-2 kecil yang 
dibuat agar selalu punya ketergantungan/tunduk kepada pemerintah pusat. Setelah 
raja-2 dipegang bila ada konflik, tuntutan masyarakat di daerahnya, lalu 
raja tersebut ditugasi menyelesaikan konflik di wilayahnya, dibuat agar 
selalu mondar-2 sowan ke pejabat di pusat. Awalnya dibentuk karena daerah yang 
potensinya besar, tetap miskin, merasa kekayaannya dikeruk ke Jakarta semua. 
Dengan demikian kesatuan NKRI tetap terjaga.

Di sisi lain pejabat pusat juga menerima komisi miliaran sebagai jasa calo dari 
pejabat daerah bila berhasil memekarkan seperti diisukan beberapa tahun lalu. 
Dibuat apa lagi duit dari pajak yang ratusan triliun ditambah hutang luar 
negeri kalau bukan buat begitu?

APBN 2008 meningkat hampir 100 triliun, tentunya akan makin banyak yang mekar 
dan makin gemuk pejabat pusat (calo) menerima komisi. Pejabat daerah juga 
beramai-ramai menghabiskan jatah anggaran, karena memang harus dihabiskan. 
Dianggap goblok bila ada pejabat yang efisien, mengembalikan sisa ke Negara, 
tidak bisa menghabiskan anggaran (DIPA). Tidaklah mengherankan ketika dunia 
kampanye penghematan energi, tapi perkantoran pemerintah siang hari lampu 
selalu menyala dan liburan pendingin ruangan selalu hidup juga. Memang 
begitulah, berapapun habisnya akan dibayar negara dan uangnya juga sudah 
tersedia, sayang kalo dikembalikan karena toh, pejabat yang efisien tidak akan 
menerima penghargaan.

Di masa mendatang bila KPK benar-2 bergigi pasti akan menangkap para 
pejabat-2 daerah yang saya istilahkan raja-2 kecil tadi. Mereka itu masih 
hijau baru di pemerintahan, belum punya tips/trik menghilangkan jejak korupsi 
seperti senior-2 mereka di pusat. Tiba-2 harus menghabiskan APBD mereka yang 
ratusan miliar, bingung... Contoh saja sekarang sedang mengusut pengadaan 
pemadam kebakaran yang di markup sampai empat kali. Pengadaan barang lain pasti 
dinaikkan berlipat-lipat. Kenapa karena mereka bingung abisin duit... 
Kasihan deh mereka.

Konon, seorang pejabat daerah baru di pedalaman, menerima uang tunai beberapa 
miliar pencairan APBD dari bank, dimasukkan dalam tas. Si pejabat tersebut 
meraup uang dan diserahkan ke pengantar, sambil bilang ini untuk teman-2. 
Berapa nilainya? tiga puluh juta! Astaga... Berebutlah bila ada tugas 
mengantar uang ke daerah tersebut.

Sekian dulu obrolan weekend, terima kasih bila Anda telah membaca...

namanya juga nggedabruss omong kosong gitu, jangan masukkan ingatan.

Lagian ini juga milis gratis, nulis yang bermutu saja gak ada yang bayar 
apalagi nggedabrus seperti saya



salam

nano from [EMAIL PROTECTED]

biak papua 



Sumber Kompas 25/08/2007

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0708/25/Politikhukum/3791019.htm

Pemerintah sejak Semula Ceroboh 




Revisi PP Pemekaran Masih Sinkronisasi

Jakarta, Kompas - Maraknya pemekaran daerah otonom baru, yang akhirnya justru 
membebani keuangan negara, tak terlepas dari kecerobohan pemerintah sendiri 
sejak awal. Jika pemerintah, Dewan Perwakilan Rakyat, dan Dewan Perwakilan 
Daerah sejak semula tegas pada standar yang dipakai untuk memekarkan daerah 
otonom, negara tak perlu menanggung beratnya beban keuangan. 

Demikian diutarakan peneliti Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan 
Indonesia (LIPI), Syarif Hidayat, di Jakarta, Jumat (24/8). Ajakan Presiden 
Susilo Bambang Yudhoyono kepada DPR dan DPD untuk menghentikan pemekaran daerah 
(Kompas, 24/8), dinilai tidak fair dan cuma upaya menimpakan kesalahan 
pemerintah dan lembaga negara kepada publik. 

Pemekaran daerah seharusnya dilakukan dengan hati-hati dan mematuhi syarat 
kualifikasi terbentuknya daerah otonom baru. Jika dalam evaluasi setelah 
dimekarkan dinilai tidak layak, pemerintah tidak perlu ragu untuk 
menggabungkannya kembali dengan daerah induk. 

Penghentian pemekaran daerah tak fair karena banyak calon daerah otonom yang 
benar-benar memiliki potensi ekonomi, sosial, dan politik kuat, tetapi belum 
sempat dimekarkan, kata Syarif. 

Syarif mengusulkan pemekaran daerah tidak dilakukan secara langsung, tetapi 
bertahap seperti pada masa Orde Baru. Sebelum resmi menjadi daerah otonom, 
sebuah wilayah yang akan dimekarkan dari daerah induk dapat dijadikan 
pemerintahan administratif dahulu. Jika dalam rentang waktu tertentu dinilai 
berhasil, daerah itu dapat dimekarkan. Jika dinilai gagal, wilayah itu kembali 
ke daerah induk. 

Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Tommi A Legowo, 
mengatakan, kemampuan pemerintah dalam menyediakan sumber daya dan instrumen 
untuk memverifikasi syarat pemekaran dan mengevaluasi kelayakan daerah 
pemekaran baru memang terbatas. 

Selama ini, hasil verifikasi pemekaran daerah 

[mediacare] Liputan Kompas Papua, Banyak Ditemukan Bahan Peledak di Biak

2007-08-24 Terurut Topik nano
Komentar:

Koreksi sedikit saja, Pulau Owi di Distrik Biak Timur. Selebihnya karena 
menyangkut sejarah, seperti disebutkan Jenderal McArthur bahkan sempat 
bermarkas di pulau itu, yang saya tahu dari museum di dekat Goa Jepang, Biak 
tidak tercantum. Tentang kebenaran tulisan Kompas ini atau sekedar dongeng, 
silakan cek di Wikipedia atau Googling saja. Hanya saja, dulu sewaktu saya 
kecil, bom, mortir, granat, peluru, sekarang sudah berganti mortar.

Nano

Biak Papua

[EMAIL PROTECTED] 



Kompas Sabtu, 25/08/2007

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0708/25/daerah/3783372.htm

Sisa Perang Dunia II
Banyak Ditemukan Bahan Peledak di Biak 

Biak, Kompas - Warga Pulau Owi di Distrik Biak hingga saat ini masih banyak 
menemukan bahan peledak sisa Perang Dunia II. Bahan peledak seperti granat dan 
mortar itu ditemukan warga ketika mereka mencari besi bekas di pulau tersebut. 

Pulau Owi pada tahun 1940-an merupakan salah satu basis Angkatan Udara Amerika 
di Pasifik. Dalam penyusuran Kompas, pekan ini, masih ditemukan granat yang 
diduga aktif. Granat tangan berwarna kuning itu tersimpan bersama dengan sebuah 
buku saku tentara Amerika, tiga bungkus rokok Chesterfield, beberapa bungkus 
permen karet, sebuah pipa rokok, sendok dan garpu, serta empat jarum injeksi. 

Semua barang itu tersimpan dalam sebuah kotak besi bekas kotak peluru. Kotak 
yang ditemukan warga bernama Nehemia itu telah berkarat karena puluhan tahun 
terkubur di dalam tanah. 

Dulu banyak juga orang menemukan bom, mortar, granat, dan peluru. Sebagian 
besar temuan itu langsung dibuang ke laut dan ada pula yang dibuat bom ikan, 
kata Benyamin Inarkombu, warga Pulau Owi. 

Sebagian bom dan peledak itu ditemukan di darat dan sebagian lainnya di laut. 
Bahkan hingga saat ini, menurut penuturan beberapa warga, masih banyak ranjau 
laut dan bom-bom besar terpasang di dalam laut. 

Beberapa di antaranya sempat diambil warga untuk dijadikan bom ikan dan 
selebihnya pernah dijual sebagai besi bekas. Saat ini, tutur Benyamin, warga 
lebih berhati-hati jika menemukan bom. Sebagian ditanam kembali dan sebagian 
dibuang ke laut. 

Basis Amerika 

Ketika Perang Dunia II berlangsung, Pulau Owi digunakan oleh Armada VII Amerika 
sebagai basis pesawat pembom mereka. Kala itu, di Pulau Owi terdapat empat 
landasan udara yang saat ini kondisinya mengenaskan karena ditumbuhi pohan dan 
semak belukar. 

Ketika perang berakhir, menurut penuturan beberapa warga, di pulau itu 
tertinggal 20 pesawat terbang dalam wujud yang masih utuh serta beberapa 
pesawat tempur yang sudah dibongkar. Saat ini, semua mesin perang itu tak 
tersisa lagi. Di rumah warga masih bisa dijumpai serpihan- serpihan pesawat 
tersebut. 

Ke arah timur dari Pulau Owi terdapat Pulau Wundi yang dulu digunakan sebagai 
basis Angkatan Laut. Jenderal McArthur bahkan sempat bermarkas di pulau itu. 
(jos)