[mediacare] Case Close,terima kasih atas tanggapannya untuk re-branding Agency ...
Teman-teman yang baik, Terima kasih atas tanggapan dan bantuannya mengenai agency untuk tangani re-branding produk. Kami sudah menerima lebih dari 40 penawaran agency, kami akan memilih 5 agency saja untuk ke tahap selanjutnya. Mohon maaf sebesar besarnya jika tidak terpilih ke 5 besar. Agency yang terpilih akan kami hubungi melalui phone untuk meeting selanjutnya. Untuk finalnya kami hanya memilih 1 agency saja namun akan menghandle keseluruhan project re-branding kami. Sekali lagi terima kasih atas perhatiannya. Best Regards Mega -- Forwarded message -- From: Mega Rustianty [EMAIL PROTECTED] Date: Aug 20, 2007 4:42 PM Subject: (Tanya) Ada yg punya kontak Agency untuk tangani re-branding Produk ?? To: Dear Teman, Mungkin sekiranya ada yang bisa membantu, kami sedang mencari salah satu agency untuk handle rebranding produk kami. Dalam waktu dekat ini kami akan melakukan renovasi baik Exterior Interior untuk Hotel dan Kami mencari salah satu agency untuk partner dalam program rebranding tersebut. Kami sangat mengutamakan agency yang berpengalaman dalam rebranding suatu Hotel baik lokal Chains atau International Chains. Adapun yang kami butuhkan adalah mencakup tentang Branding Strategy, Branding Development dan Branding Communication (Web design, photograhpy dll). Jika ada yang berminat bisa mengirimkan proposalnya ke [EMAIL PROTECTED] atau tanya-tanya kalo kurang jelas ke *081807161617* (please jangan SMS !!) Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Best Regards Mega
[mediacare] Secret agent sends Garuda letter on Munir flight
http://www.thejakartapost.com/detailgeneral.asp?fileid=20070822204456irec=15 Secret agent sends Garuda letter on Munir flight JAKARTA (JP): Former Garuda Indonesia president Indra Setiawan admitted that he received a letter from an official at the State Intelligence Agency (BIN) that asked him to appoint Pollycarpus Budihari Prijanto a safety officer in a flight that led to the death of human rights activist Munir. Indra told a court hearing on Wednesday that it was normal for his firm to receive such a letter as he also got similar letter from various ministries previously. Indra said he received the letter from an official at the BIN in April 2004, but he had lost it. Pollycarpus is accused of killing Munir.(
[mediacare] diskon tinggal 1 hari lagi: Workshop Sehari: Writerpreneurship Menjadi Penulis Best Seller
Workshop Sehari: Writerpreneurship Menjadi Penulis Best Seller Bagaimana cara menjadi pewirausaha di bidang penulisan (writerpreneurship)? Bagaimana memulai dan mengembangkan ide tulisan? Bagaimana cara menerbitkan buku? Bagaimana kiat menjadi penulis best seller? Temukan jawabannya di: WORKSHOP SEHARI Sabtu, 8 September 2007 Pukul 09.00 - 17.00 WIB Tempat: Hotel Sofyan Tebet Jl. Dr. Soetomo No. 23 Jakarta Selatan PEMBICARA * Gola Gong (penulis serial Balada Si Roy, pendiri Rumah Dunia) * Jonru (Penulis, Founder situs PenulisLepas.com) * Kinoysan (penulis buku Hot Chocolate, Tahajjud Cinta, Pacar Sobatku) * Isdiyanto (motivator, pimred majalah Wirausaha Keuangan) INVESTASI: Rp 695.000,- (inc: lunch, coffee break, seminar kit) Bagi 30 pendaftar sebelum 25 Agustus 2007 Diskon 30% Investasi Rp 495.000,- saja! BONUS: * Modul “Menerbitkan Buku Itu Gampang” karya Jonru, senilai Rp 29.000,- * CD penulisan (kiat membuat tulisan yang menarik, jurnalistik, kiat menulis artikel jenis chicken soup for the soul) senilai Rp 225.000,- * Majalah Wirausaha Keuangan senilai Rp 18.500,- * Voucher pendaftaran sekolah BelajarMenulis.com senilai Rp 150.000,- Total bonus: Rp 422.000,- EARLY BOOKING / DOWN PAYMENT: Anda ingin mendaftar tapi dana belum cukup? Jangan khawatir! Kami menyediakan layanan early booking. Silahkan setor UANG MUKA (down payment) Rp 95.000,-, dan lunasi sebelum hari H (*). PENDAFTARAN: 1. Transfer biaya ke: * BCA Kancab Kramat Jati, Jaktim No. Rek. 1651745344 a.n Hendra Yulianti * Bank Mandiri Cijantung, Jaktim No. Rek. 1290004603532 a.n Dudun Parwanto PENTING: Simpan bukti transfer Anda, dan bawa ke acara pada hari H. 2. Kirim konfirmasi ke salah satu dari media berikut: * SMS: 0813 1005 4310, 0852 1701 4194 dengan format: Nama[spasi]tanggal pengiriman[spasi]nama bank tujuan transfer[spasi]jumlah transfer * Email: workshop @ penulislepas.com (hilangkan spasi di antara tanda @) * Formulir online, klik http://www.penulislepas.com/v2/?page_id=630 INFO detil, hubungi: Bianglala Kreasi Media 021-78882063 021-70985751 PENYELENGGARA: Bianglala Kreasi Media ( http://www.bianglalamedia.com ) Didukung oleh: Majalah Wirausaha Keuangan (http://www.majalahwk.com ) PenulisLepas.com ( http://www.penulislepas.com/v2 ) BelajarMenulis.com ( http://www.belajarmenulis.com ) Keterangan: (*) Jika Anda melunasi sebelum 25 Agustus 2007, maka ketentuan early bird tetap berlaku. Jika Anda belum melunahi hingga hari H, maka downpayment Anda dianggap hangus. Info lengkap bisa dibaca di http://www.penulislepas.com/v2/?page_id=620 Mailing list: http://groups.yahoo.com/group/mediacare/ Blog: http://mediacare.blogspot.com http://www.mediacare.biz Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/mediacare/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/mediacare/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[mediacare] Film Jean Cocteau @ CCF Jakarta l Sabtu, 25/08/07
Jean Cocteau Pemutaran films puitis setiap Sabtu pukul 13.00 Untuk umum - GRATIS - Tempat terbatas Lahir pada 5 Juli 1889, Jean Cocteau adalah seorang seniman dengan berbagai bakat. Sebagai seorang penulis puisi, ia merajut sebuah karya dalam berbagai bentuk sesuai dengan kebolehannya (teater, sastra, pelukis, ballet dan film). Semenjak 1930, seniman serba bisa ini telah membawa jiwa baru yang sangat dibutuhkan. Mengenalkan surealisme, filmografi Cocteau menandai sejarah perfilman Prancis dan mempengaruhi berbagai generasi sutradara di masa berikutnya, terutama dalam gerakan New Wave. Di musim panas ini CCF Jakarta mempersembahkan sebuah petualangan seni rupa yang paling mengena dalam industri perfilman. CCF Salemba sabtu 25 Agustus 13.00 Le testament d'Orphée karya Jean Cocteau menampilkan Jean Cocteau, Edouard Dermit, Maria Casarès, Jean Marais, Henri Cremieux 1959, 77 min., NB, versi Prancis teks inggris Cocteau memerankan dirinya sendiri sebagai seorang pembaca puisi yang melintas waktu dan melewati batas-batas, seorang seniman yang mencampur mimpi dan realitas di dunia dimana estetika meraja. CCF Wijaya sabtu 25 agustus 13.00 La villa Santo Sospir karya Jean Cocteau menampilkan Jean Cocteau, Francine Weisweiller, Edouard Dermit 1951, 36 min., NB, versi Prancis Villa milik Nyonya Weisweiller di kota Saint-Jean-Cap-Ferrat dimana dekorasinya dikerjakan oleh Jean Cocteau. --- Astri Retno Onengan [ Aci ] Centre Culturel Français de Jakarta Jl. Salemba Raya N° 25, Jakarta 10440 INDONESIE T.[++ 62 21] 390 85 80 - 390 77 16 F.[++ 62 21] 390 85 86 M.[++ 62] 815 91 36 090 [EMAIL PROTECTED] http://www.ccfjakarta.or.id
[mediacare] Menakar Ulang Hak Pengusahaan Perairan Pesisir
Menakar Ulang Hak Pengusahaan Perairan Pesisirhttp://indoprogress.blogspot.com/2007/08/menakar-ulang-hak-pengusahaan-perairan.html M.Riza Damanik BELUM selesai dengan pro-kontra dari penetapan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (UUPM), masyarakat Indonesia kembali dikejutkan dengan lahirnya Undang-undang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (UUPWP-PPK), yang disahkan pada tanggal 26 Juni 2007 lalu. Tidak berbeda dengan UUPM, UUPWP-PPK-pun mengeluarkan gebrakan baru, satu di antaranya adalah Hak Pengusahaan Perairan Pesisir (HP-3). Dalam UU tersebut disebutkan, HP-3 merupakan hak pengusahaan atas permukaan laut dan kolom air sampai dengan permukaan dasar laut (Pasal 16), dengan masa waktu pengusahaan hingga 20 tahun, dan dapat diperpanjang kembali (Pasal 19). Dalam catatan panjang sejarah Indonesia, ini kali pertama negara memberikan landasan hukum atas pengusahaan wilayah perairan pesisir dan pulau-pulau kecil. Setidaknya, ada tiga hal mendasar yang perlu ditakar ulang dalam pemberian hak tersebut. Pertama, aspek pemenuhan hak atas perlindungan dan keselamatan warga negara dari ancaman bencana. Sudah menjadi pengetahuan setiap orang, bahwa wilayah Indonesia terletak di sepanjang jajaran gunung api (yang dikenal dengan ring of fire), serta pertemuan tiga lempeng bumi, yang secara alamiah telah menyebabkan Indonesia rawan bencana. Sebut saja bencana tsunami Aceh dan Yogyakarta, bencana banjir dan abrasi hampir di seluruh desa-desa pesisir, serta gelombang tinggi yang akhir-akhir ini semakin kerap melanda perairan Indonesia. Semua itu memberikan isyarat betapa rentannya wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di Indonesia terhadap bencana. Mencermati hal tersebut, sudah seharusnya UU ini mengedepankan prinsip perlindungan dan perlakuan khusus terhadap wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, dengan berlandas pada pemenuhan hak warga negara atas kenyamanan dan keselamatan, serta menghindari kerugian yang lebih besar pasca terjadinya bencana. Keberadaan HP-3 dinilai akan menjadi kontra produktif dengan semangat negara dalam menjamin perlindungan dan keselamatan rakyat. Diberikannya jaminan perlindungan atas penguasaan kawasan rentan bencana kepada pelaku usaha – dalam luasan dan waktu tertentu – justru akan membatasi peran pemerintah dalam memenuhi kewajibannya. Belum lagi, tidak ada jaminan dari pemegang HP-3 untuk memenuhi tanggung-jawab mutlak (sosial, ekonomi, budaya, dan lingkungan hidup) atas dampak negatif yang ditimbulkan, seperti yang kerap terjadi pada sektor lain, seperti pertambangan dan kehutanan. Kedua, menakar untuk siapa sebenarnya sertifikat HP-3 diberikan. Dengan komposisi kemiskinanan yang masih mendominasi, serta taraf pendidikan yang juga masih sangat rendah, menjadi tidak relevan bagi masyarakat nelayan dan pembudidaya tradisional masuk ke dalam skema sertifikasi seperti yang diharapkan UU. Budaya birokrasi yang rumit, dan cenderung mahal mengisyaratkan penguasaan kegiatan usaha oleh pemilik modal besar justru akan mendominasi, sejalan dengan kemudahan yang diberikan negara, dan kemampuan pemodal memenuhi kebutuhan sertifikasi tersebut. Ketiga, menakar intensitas konflik perikanan terkait hak kepemilikan. Charles dalam bukunya Sustainable Fishery Systems (2001) menyebutkan, debat mengenai hak kepemilikan mencakup pertanyaan filosofis yang telah berlangsung sejak lama mengenai aspek legal, sejarah dan/atau kepemilikan, akses dan kontrol perikanan. Konflik ini sendiri cenderung, di antaranya, disebabkan perbedaan kepentingan terhadap beberapa bentuk kepemilikan perikanan, di antaranya: open-access, manajemen terpusat, hak pengelolaan kawasan, pengelolaan berbasis masyarakat, kuota individu, dan privatisasi. Keberadaan HP-3 disela-sela mekanisme pengelolaan yang bernuansa sektoral, desentralisasi, industrialisasi, serta diperhadapkan pada kebutuhan atas pengakuan eksistensi pengelolaan masyarakat, justru akan menjadi stimulus dalam meningkatnya intensitas konflik terkait hak kepemilikan. Apalagi, dengan keistimewaan yang dimiliki oleh sertifikat HP-3 yang dapat beralih, dialihkan, dan dijadikan jaminan ke bank (Pasal 20). Sudah sepatutnya Indonesia sebagai negara kepulauan, menjadikan sektor kelautan sebagai garda terdepan penyelamatan bangsa. Keberadaan HP-3 yang lebih besar mudharat-nya dari manfaat sewajarnya ditakar ulang. Dengan begini, lahirnya UUPWP-PPK, dapat dijadikan momentum pembenahan arah pembangunan kelautan nasional.*** M. Riza Damanik, Manager Kampanye Pesisir dan Laut, Eksekutif Nasional WALHI. Artikel ini sebelumnya dimuat di Majalah FORUM Keadilan: No. 18, 26 Agustus 2007 (halaman 46). Yuyun Harmono Outreach Koalisi Anti Utang (KAU)/Anti Debt Coalition Indonesia Jl. Tegal Parang Utara No.14 Jakarta Selatan 12790 Indonesia Telp. 021-79193363,Fax. 021-7941673, Hp. 081807867506 website : www.kau.or.id blog : antiutang.wordpress.com
[mediacare] Gading Marten Pindah Agama?
** DEMI RENI, GADING MARTEN PINDAH AGAMA? Hubungan Gading Marten dan Reni Sutiyoso, sampai saat ini dikabarkan masih terus berlanjut. Walau terkesan 'mengambang' karena adanya perbedaan keyakinan, namun keteguhan Sutiyoso, ayah Reni, akan 'syarat' seiman bagi calon suami anaknya adalah mutlak dan tidak bisa ditawar lagi. Dan kabar terakhir yang beredar kini bahwa Gading telah bersiap pindah keyakinan. ** DEMIAN ADITYA, INGIN PINDAHKAN MONAS Pesulap ganteng, Demian Aditya punya angan-angan ingin memindahkan Monumen Nasional atau yang lebih dikenal dengan sebutan Monas, ke tempat lain. Selain itu, juga ingin menghilangkan busway dalam sekejap. Kapan? ** `FACEBOOK` KOMUNIKASI FRIENDSTER ALA CIA Proyek yang disebut a-Space, bertujuan untuk memperbaiki cara agen rahasia berkomunikasi, kata laporan tersebut. Para pejabat CIA menilai forum online akan memberi staf peluang lebih baik untuk menganalisa informasi secara bersama-sama. berita lengkap di http://www.oyr79.com -- » Enlightenment Community on www.oyr79.com » Free mIRC and PHP Scripts on http://mirc.oyr79.com » Get new friends and share anything on http://www.getfriends.cjb.net » All about Christian Theology on http://magen.oyr79.com --
[mediacare] Intellectual argument versus mass rally
http://www.thejakartapost.com/detaileditorial.asp?fileid=20070824.E02irec=1 Intellectual argument versus mass rally Al Makin, Heidelberg, Germany What a coincidence that in the last week we encountered two opposing incidents: the fruitful discussion of Abdullahi Ahmed An-Na'im's newest work, which was published in Indonesian -- Islam dan Negara Sekular: Menegosiasikan Masa Depan Syari'ah (Islam and Secular State: Negotiating the Future of Sharia) -- and the international caliphate conference held by Hizbut Tahrir in Senayan over the weekend. In strengthening the thesis of his previous works, Ahmed An-Na'im reminds us again about political and ideological efforts by the state to formalize sharia at the public level. Sharia, according to him, should be practiced piously and voluntarily at the individual level, and its formalization, such as in the form of public law or policy, will result in a single interpretation, which could bring about repression. A leading Indonesian intellectual, Prof. Azyumardi Azra, says this book deserves our attention for its relevance, particularly to the current Indonesian situation. On the other side, in front of 90,000 people at Gelora Bung Karno Stadium, Muhammad Ismail Yusanto clearly rejected democracy (The Jakarta Post, Aug. 12). It is not hard to guess the simple and naive rhetorical reason behind the statement that the highest sovereignty is in the hand of God. It is irrelevant to compare, to any extent, the arguments contained in the academic work of an-Na'im -- and the like -- and those of Ismail Yusanto and his supporters. The theory, methodology and the approach of the former have undoubtedly been based on at least a passionate three years of research. On the contrary, the expressions of the latter are likely motivated by the sake of popularity and public support for plain ideological and political agendas and gains. In short, we cannot compare between deep reason and emotion, scholarly work and ideological expression, or careful investigation and shallow rhetorical public speech. However, it is interesting to observe how the public responded to both. By doing so, we can perhaps see in a glimpse the public use of reasoning. Once again, the audiences of an-Na'im and that of the caliphate conference are entirely different. Although reviews of the work of the former can easily be found in newspapers, on websites or circulated in certain mailing lists, the number of readers is still very limited, unfortunately. However, we should not worry too much. Yusanto himself acknowledged his conference was neither aimed directly at establishing immediately an Islamic caliphate, nor was it related to the declaration of any Islamic party. The Jakarta gathering itself was more like a rock concert. Many participants went there to show solidarity, not for curiosity, let alone for understanding. It is tempting to guess that as soon as they went home, they forgot the speeches. However, the spirit of the meeting remained intact, albeit without any change to their thinking from before and after the conference. The analogy of a rock concert seems reasonable here in that if one likes the rock star, there is no need to find any reason and it is not important to listen to the songs sung at the concert. Just enjoy and be satisfied. Turning to the work of an-Na'im, it is still consumed in limited circles. Yet it is still uncertain whether the stance of an-Na'im or that of Hizbut Tahrir will win the hearts of the Indonesian people in the long run. The writer is a lecturer at Sunan Kalijaga State Islamic University in Yogyakarta and a PhD candidate at the Seminar fur Sprachen und Kulturen des Vorderen Orients, Heidelberg University, Germany. He can be reached at [EMAIL PROTECTED] . printer friendly Post Your Comments
[mediacare] berita kekejian pembantaian 4 PRT yang datang dari KBRI Riyadh
Ini bukti bahwa kekejian itu terjadi di tanah suci.. ISI BERITA Fax KBRI Riyadh No. B.496/Riyadh/08/07 tanggal 6 Agustus 2007 atas pembunuhan dan penganiayaan 4 orang TKI/PRT dengan bukti. Dengan hormat disampaikan hasil kunjungan pejabat Consuler bersama staf Atnaker KBRI Riyadh dan kepolisian Alfaj pada tanggal 8 Agustus 2007 sebagai berikut: 1. Menemui 2 orang korban penganiayaan yang dirawat di ruang ICU RS. Alfaj yaitu: sdri Ruminih binti Surtim Suryani asal Desa Awilea Karang Sari 02/01 Kec. Angsana Pandeglang dan sdri Tari binti Tarsim Dasman asal Desa Rawagempol Wetan RT 21/08 Kec. Cilamaya Kab. Karawang istri saudara Deden No. HPnya 08157269483. 2. Kedua TKI tersebut luka-luka memar akibat cambukkan bertubi-tubi nampak masih trauma dan lemah. Dokter Rumah Sakit mengatakan keadaan yang diderita tersebut akan membaik dan dalam beberapa hari keduanya dapat keluar dari ruang ICU. Keduanya telah mampu bicara. Dari hasil hasil wawancara dengan kedua korban diperoleh informasi sebagai berikut: a. Penganiayaan dilakukan oleh 7 orang anggota keluarga dimana seorang diantaranya adalah anggota tentara dengan cara memukul, menendang, dan mencambuk menggunakan tambang, kabel dan igal (ikat kepala sorban) b. Penganiayaan dilakukan mulai pukul 22.00 - 00.10 dan kemudian dilanjutkan dari pukul 02.00 dinihari hingga matahari terbit. Penganiayaan tersebut dilanjutkan kembali pada pagi hari sampai sekitar pukul 13.00Keempat korban dibawa ke Rumah Sakit sekitar pukul 15.00 c. Sebab-sebab penganiayaan tersebut adalah karena salah seorang anak majikan tiba-tiba sakit dan keluarga majikan menuduh ke empat TKI tersebut melakukan sihir terhadapnya d. Kedua korban menyatakan telah dimintai keterangan oleh polisi dan telah membubuhkan cap jempol atas dokumen yang tidak diketahui isinya, tanpa didampingi oleh penterjemah. 4. Meminta pihak Rumah Sakit selalu menghubungi KBRI mengenai setiap perkembangan yang terjadi dan mengirimkan copy medical report. 5. Dari komandan kepolisian Alfaj diperoleh informasi bahwa berkas perkara penganiayaan tersebut telah dilimpahkan ke kepolisian daerah Riyadh dan ketujuh tersangka telah ditahan untuk menjalani pemeriksaan. Sedangkan kedua jenazah korban yang meninggal yaitu Alm. Susmiyati binti Mat Rabu (sebelumnya tertulis Susianti binti Fulan) asal Pati No. Paspor AB 968412 dan Alm. Siti Tarwiyah binti Slamet Dimyati asal Ngawi No. Paspor AB 738697 akan dipindahkan ke RS. Riyadh Medical Complex di kota Riyadh untuk menjalani proses otopsi. 6. Meminta pihak kepolisian agar kedua korban yang masih dirawat di Rumah Sakit dapat diserahkan pada KBRI jika telah selesai menjalani perawatan dan keadaannya pulih. Komandan polisi Alfaj menyatakan masih menunggu hasil investigasi untuk dapat memenuhi permintaan KBRI tersebut. 7. Ada indikasi bahwa para pelaku hendak menimpakan kesalahan pada satu orang anggota kelompok majikan yang masih berumur sekitar 18 tahun dengan dalih perbuatannya dilakukan secara tidak sadar, tapi dokter RS. Alfaj menyatakan bahwa pemuda tersebut telah diperiksa kesehatan mentalnya oleh Tim Medis dan dinyatakan tidak mengalami gangguan jiwa. Demikian dilaporkan dan perkembangan lebih lanjut akan disampaikan pada kesempatan pertama. Atas perhatiannya diucapkan terima kasih. Riyadh, 9 Agustus 2007
[mediacare] Liputan Kompas Papua, Kehidupan di Boven Digoel
nano biak_papua [EMAIL PROTECTED] Sumber berita Kompas Online http://www.kompas.com/kompas-cetak/0708/24/daerah/3782998.htm Kehidupan di Boven Digoel Di antara Mandobo, Muyu, dan Auyu GESIT ARIYANTO Boven Digoel memang baru dua tahun berdiri sebagai kabupaten dengan ibu kota Tanah Merah. Namun, penduduk di kota muda itu sudah heterogen. Di luar tiga suku besar Papua, yaitu Mandobo, Muyu, dan Auyu, terselip suku-suku asli Papua yang datang dari luar Digoel dan pendatang dari pulau lain. Para leluhur mewariskan sebagian besar tanah ulayat di Tanah Merah kepada marga-marga suku Mandobo. Kini di sana tercipta para tuan tanah yang disebut juga dengan tuan dusun. Merekalah tokoh yang berperan besar atas pelepasan tanah-tanah ulayat kepada pendatang untuk bermukim, berusaha, atau untuk keperluan pembangunan daerah. Jika suku Mandobo menguasai sebagian besar tanah adat di ibu kota kabupaten, orang-orang suku Muyu menduduki mayoritas posisi penting dalam struktur birokrasi Boven Digoel. Dari lebih kurang 1.800 pegawai negeri sipil di Boven Digoel, sekitar 45 persennya dari suku Muyu, sekitar 15 persen dari suku Mandobo, dan sisanya dibagi-bagi, seperti Biak, Asmat, Serui, Maluku, Kei, Toraja, Batak, Aceh, Minahasa, Bugis, Buton, dan Jawa. Komposisi para pegawai yang lebih dari separuhnya merupakan orang-orang asli Papua tersebut sekaligus menunjukkan bahwa di sanalah sesungguhnya orientasi pekerjaan penduduk asli. Sebaliknya, sejak kabupaten berdiri dua tahun lalu, para pendatang terus membanjir mengisi kekosongan di sektor informal. Mengunjungi Tanah Merah saat ini seperti menyaksikan metamorfose sebuah kawasan distrik menjadi ibu kota kabupaten. Kios-kios kelontong berisi barang-barang konsumsi, pakaian jadi, alat-alat elektronik, warung makan, hingga telepon seluler berikut aksesorinya. Dua minimarket sekelas Alfamart dan Indomart juga ada di pusat keramaian di Jalan Piere Tendean, Distrik Mandobo, meski usianya belum satu tahun. Jarak keduanya sekitar 100 meter saja. Tak mudah menemukan pemilik kios-kios yang merupakan penduduk asli Papua. Di antara mereka yang mengelola kios kelontong kecil-kecilan adalah seorang tuan dusun di kawasan Kampung Wet, Paulus Kaat, dan tetangganya, Fidelis. Mayoritas penduduk asli Papua yang berdagang, baik yang secara turun-temurun tinggal di Boven Digoel maupun pendatang dari kabupaten lain, menempati kios sederhana atau menggelar dagangannya. Jenis yang dijual pun umumnya lebih sederhana, berupa hasil bumi seperti aneka sayur-mayur dan buah-buahan yang mereka petik dari kebun dan hutan. Sedangkan para pedagang pendatang biasanya lebih agresif. Mereka secara khusus mendatangkan barang dagangan langsung dari Merauke, Makassar, bahkan Surabaya. Barang dagangan mereka mendominasi kios-kios yang buka hingga pukul 21.00 WIT. Tempat tinggal penduduk Kekayaan hasil hutan dan Sungai Digoel merupakan sumber protein warga. Setiap hari, ikan- ikan segar sungai berukuran besar dipasarkan di pasar tradisional yang secara alami terbentuk di tepi Digoel. Di sana pula penduduk asli Papua yang masih tinggal di kampung-kampung sekitar Tanah Merah menjual daging buruan, seperti daging rusa dan daging babi dengan harga Rp 30.000-Rp 35.000 per kilogram. Beberapa kali dalam sepekan, penduduk asli Papua membawa kasuari, mambruk, dan maleo, yang berhasil mereka jerat, ke pasar. Pada musim-musim tertentu juga dijual burung cenderawasih, yang umumnya dalam keadaan mati karena ditembak. Unggas buruan itu mereka jual Rp 150.000-Rp 800.000/ekor. Di Tanah Merah, wilayah seputar pasar yang belum bernama itu merupakan pusat interaksi warga. Di sana pula muda-mudi menghabiskan akhir pekan, sekadar berkumpul dan bercengkerama. Kawasan tersebut merupakan pusat kegiatan ekonomi dengan keberadaan minimarket dan kios-kios penjual pakaian jadi, alat elektronik, dan compact disk bajakan. Lagu-lagu yang ditembangkan grup-grup band kenamaan di Jakarta atau band lokal diputar kencang hingga malam hari. Khusus pada hari-hari sekitar peringatan kemerdekaan RI di bulan Agustus seperti sekarang, pusat keramaian berpindah ke lapangan otsus di Jalan Trans Irian KM 1. Hampir sebulan terakhir ini digelar pasar malam yang berisi panggung hiburan. Setiap malam, kerumunan manusia tua, muda, dan anak- anak memadati lapangan. Pada akhir pekan, pendatang dan penduduk asli yang sebagian bertelanjang kaki mengarahkan langkah ke sana. Di sana aneka permainan ketangkasan mendominasi keramaian dengan hadiah rokok, minuman ringan, dan alat-alat elektronik, serta sepeda. Kios-kios penjual makanan bisa dihitung dengan jari. Seluruh kios permainan dikelola para pendatang dan Jamer, sebutan untuk penduduk suku Jawa yang lahir atau besar di Merauke. Sebagian kecil saja penduduk asli Papua yang menjadi operator permainan atau menggelar buah pinang di atas karung plastik dengan penerangan pelita.
[mediacare] Fwd: berita kekejian pembantaian 4 PRT yang datang dari KBRI Riyadh
-- Forwarded message -- From: Migrant CARE [EMAIL PROTECTED] Date: 24 Agu 2007 11:32 Subject: berita kekejian pembantaian 4 PRT yang datang dari KBRI Riyadh To: mediacare@yahoogroups.com Ini bukti bahwa kekejian itu terjadi di tanah suci.. ISI BERITA Fax KBRI Riyadh No. B.496/Riyadh/08/07 tanggal 6 Agustus 2007 atas pembunuhan dan penganiayaan 4 orang TKI/PRT dengan bukti. Dengan hormat disampaikan hasil kunjungan pejabat Consuler bersama staf Atnaker KBRI Riyadh dan kepolisian Alfaj pada tanggal 8 Agustus 2007 sebagai berikut: 1. Menemui 2 orang korban penganiayaan yang dirawat di ruang ICU RS. Alfaj yaitu: sdri Ruminih binti Surtim Suryani asal Desa Awilea Karang Sari 02/01 Kec. Angsana Pandeglang dan sdri Tari binti Tarsim Dasman asal Desa Rawagempol Wetan RT 21/08 Kec. Cilamaya Kab. Karawang istri saudara Deden No. HPnya 08157269483. 2. Kedua TKI tersebut luka-luka memar akibat cambukkan bertubi-tubi nampak masih trauma dan lemah. Dokter Rumah Sakit mengatakan keadaan yang diderita tersebut akan membaik dan dalam beberapa hari keduanya dapat keluar dari ruang ICU. Keduanya telah mampu bicara. Dari hasil hasil wawancara dengan kedua korban diperoleh informasi sebagai berikut: a. Penganiayaan dilakukan oleh 7 orang anggota keluarga dimana seorang diantaranya adalah anggota tentara dengan cara memukul, menendang, dan mencambuk menggunakan tambang, kabel dan igal (ikat kepala sorban) b. Penganiayaan dilakukan mulai pukul 22.00 - 00.10 dan kemudian dilanjutkan dari pukul 02.00 dinihari hingga matahari terbit. Penganiayaan tersebut dilanjutkan kembali pada pagi hari sampai sekitar pukul 13.00Keempat korban dibawa ke Rumah Sakit sekitar pukul 15.00 c. Sebab-sebab penganiayaan tersebut adalah karena salah seorang anak majikan tiba-tiba sakit dan keluarga majikan menuduh ke empat TKI tersebut melakukan sihir terhadapnya d. Kedua korban menyatakan telah dimintai keterangan oleh polisi dan telah membubuhkan cap jempol atas dokumen yang tidak diketahui isinya, tanpa didampingi oleh penterjemah. 4. Meminta pihak Rumah Sakit selalu menghubungi KBRI mengenai setiap perkembangan yang terjadi dan mengirimkan copy medical report. 5. Dari komandan kepolisian Alfaj diperoleh informasi bahwa berkas perkara penganiayaan tersebut telah dilimpahkan ke kepolisian daerah Riyadh dan ketujuh tersangka telah ditahan untuk menjalani pemeriksaan. Sedangkan kedua jenazah korban yang meninggal yaitu Alm. Susmiyati binti Mat Rabu (sebelumnya tertulis Susianti binti Fulan) asal Pati No. Paspor AB 968412 dan Alm. Siti Tarwiyah binti Slamet Dimyati asal Ngawi No. Paspor AB 738697 akan dipindahkan ke RS. Riyadh Medical Complex di kota Riyadh untuk menjalani proses otopsi. 6. Meminta pihak kepolisian agar kedua korban yang masih dirawat di Rumah Sakit dapat diserahkan pada KBRI jika telah selesai menjalani perawatan dan keadaannya pulih. Komandan polisi Alfaj menyatakan masih menunggu hasil investigasi untuk dapat memenuhi permintaan KBRI tersebut. 7. Ada indikasi bahwa para pelaku hendak menimpakan kesalahan pada satu orang anggota kelompok majikan yang masih berumur sekitar 18 tahun dengan dalih perbuatannya dilakukan secara tidak sadar, tapi dokter RS. Alfaj menyatakan bahwa pemuda tersebut telah diperiksa kesehatan mentalnya oleh Tim Medis dan dinyatakan tidak mengalami gangguan jiwa. Demikian dilaporkan dan perkembangan lebih lanjut akan disampaikan pada kesempatan pertama. Atas perhatiannya diucapkan terima kasih. Riyadh, 9 Agustus 2007
[mediacare] Questioning theocratic caliphate
http://www.thejakartapost.com/detaileditorial.asp?fileid=20070824.E03irec=2 Questioning theocratic caliphate Nurrohman, Bandung After discussions on political Islam with caliphate activists on and off my campus, I've got the impression that their ideal caliphate system is still the same as that described by EIJ Rosenthal in his book Islam in the Modern National State -- that sovereignty belongs to God and authority is vested in the khalifa as the vicegerent of the prophet, the messenger of Allah. It is the duty of the caliph to implement sharia to defend the faith against heresy and the faithful against attack, and to ensure their ability to live by the prescriptions of sharia and thus attain happiness in this world and in the hereafter. If it is translated into a state constitution the formulation will be close to Iran's constitution: All legislation for the administration of society will revolve around the Koran and Sunnah. Accordingly, the exercise of meticulous and earnest supervision by just, pious and committed scholars of Islam is an absolute necessity. In the caliphate system it is the elites, rather than people, who represent God's absolute power. Therefore, in criticizing this system, Khaled Abou El-Fadl, in his book Rebellion and Violence in Islamic Law, said that while Muslims in general, arguably, are God's viceroys on this earth (khulafa fi al-ard), it is the rulers and jurists who traditionally have enjoyed the power to speak for the divine law. So if the caliphate will be reestablished in Muslim countries the challenges might come not only from non-Muslims but also from Muslims themselves who believe that a democratic and secular or at least neutral state would be more suitable and better for them. However, the two traditional duties of the caliphate, harasatu al-din (protecting religion) and siyasatu al-dunya (managing the world) might be still relevant if their application is adjusted to the current demand. Harasatu al-din in the current context should be translated into protecting religion in its broader meaning, not merely the religion of the mainstream, which means that every religion or sect has the right to exist and must be protected. Meanwhile siyasatu al-dunya should be understood as the effort to establish a world order based on peace, equality, justice and welfare for all. The caliphate should be based on principles agreed upon by all elements in society, as exemplified by the prophet Muhammad through Madina charter. It should be focused on systems rather than figures. But considering the spirit of nationalism embedded in the heart of every Muslim in various nations, the idea to establish the caliphate as the sole theocratic political system for Muslims in the world is unrealistic if not utopian. Since the Koran is polyphonic in nature, and since everyone has the inner power that can illuminate from within no one deserves a monopoly on understanding the Koran. In religious matters, the problem faced by Muslims is how they can respect each other by keeping unity in diversity and by leaving the final decision to God. The main problem faced by Muslim countries in worldly matters is the low quality of human resources, which in turn produce unemployment, poverty and dependency. Muslims, especially in Indonesia, need concrete answers to their economic difficulties not merely political rhetoric such as dengan khilafah hidup menjadi berkah (by the caliphate the life will be blessed). Muslims as well as well non-Muslims should work together to create a better world order. In discussion with fellow non-Muslims it is difficult to answer when they ask me to show them an example of a sharia state that has successfully brought welfare and social justice to its people. Speaking frankly, I dare not point to Saudi Arabia, Iran or Pakistan as examples of the good governance mandated by Islamic political ideals. In a democratic atmosphere, it is the right of Hizbut Tahrir Indonesia to promote the caliphate, but it also the right of others to criticizes the content of this concept, particularly that which has no relevance the current situation. The writer is a lecturer at the Department of Law and Sharia at Bandung State Islamic University. He also manages the Institute for Study and Human Resource Development in Bandung, West Java. printer friendly Post Your Comments
[mediacare] Awas !!! Sabtu 25 Agustus 2007 dan Minggu 26 Agustus 2007 kena macet di mana mana ...
FYI Awas !!!Sabtu 25 Agustus2007 dan Minggu 26 Agustus 2007 kena macet di mana-mana .. Sabtu,25 Agustus 2007 Honda Prospect Motor (HPM) menggelar gathering pemilik Honda, Mereka akankumpul di HPM Sunter, berangkat konvoi bersama ke Pabrik Honda Karawangsekitar jam 10 pagi melalui Tol dalam Kota lanjut Tol Cikampek. Balik lagike Jakarta sekitar pukul 4 sore menuju Plaza Ex di Thamrin utk kegiatanGathering, DJ Peformance dan Sexy Dancer. Reward peserta : Free Bensin, Tol, Meals, Doorprize. Sabtu, 25 Agustus 2007 Gathering Pemilik Timor di Cikarang. Ratusan peserta dipastikan hadir keTaman Hompimpa Lippo Cikarang. Sebelum gathering paginya mereka akan mencobakemampuan anggotanya utk menyelesaikan soal2 dalam Time Rally khusus kendaraanTimor Minggu, 26 Agustus 2007 Konvoi terpanjang APV rekor MURI, diselenggaran kerjasama ATPM dengan ClubAPV. Start sekitar pukul 10 pagi mulai dari Kemayoran, Tol Dalam Kota,kembali lagi ke Kemayoran. Reward Peserta : Free Bensin, Tol, meals, Doorprize Minggu, 26 Agustus 2007 Mitsubishi akan menggelar Rally khusus kendaraan berlabel Mitsubishi. Ratusanpeserta akan menjelajah ke jalan2 protokol di Jakarta. Start dan Finish : Parkir Timur Senayan. Reward Peserta : All Free. Hati2 di jalan, beri kesempatan mereka duluan. - Pinpoint customers who are looking for what you sell.
[mediacare] Siaran Pers Penutupan DPR Civic Info Fair
Siaran Pers Penutupan DPR Civic Info Fair MP3 (Masyarakat Peduli Pelayanan Publik) Komisi II akan Segera Bahas RUU Pelayanan Publik DPR Civic Info Fair yang diselenggarakan oleh Mayarakat Peduli Pelayanan Publik (MP3) bekerjasama sengan Komisi II DPR RI telah berakhir kemarin, Kamis, 23 Agustus 2007. Sayuti Asyathri, anggota Komisi II, dalam sambutan penutupan berjanji bahwa ia akan mendorong Komisi II untuk segera menuntaskan pembahasan RUU Pelayanan Publik dengan memperhatikan pemenuhan hak-hak dasar dan sidang pembahasan RUU tersebut terbuka untuk umum. Ia mengharapkan masukan-masukan dari masyarakat sipil untuk memperbaiki RUU Pelayanan Publik serta menghimbau untuk terus mengikuti perkembangan proses pembahasan oleh DPR. Acara penutupan yang dimeriahkan oleh penampilan Sujiwo Tejo ini dimanfaatkan oleh MP3 untuk menyerahkan 2003 buah petisi dukungan terhadap disegerakannya pembahasan RUU Pelayanan Publik yang memuat 4 buah tuntutan utama, di antaranya mengatur secara tegas mengenai jaminan pemenuhan hak-hak dasar masyarakat dan jaminan untuk percepatan pelayanan kepada kelompok rentan dan mempermudah akses pelayanan kepada masyarakat miskin dan kelompok adat terpencil. Tuntutan yang termuat di dalam petisi tersebut dibacakan oleh Lola dari Urban Poor Consortium (UPC) dan secara simbolis menyerahkannya kepada Komisi II DPR RI yang diterima langsung oleh Sayuti Asyathri. Sementara itu, diskusi yang diselengarakan oleh Koalisi Pendidikan yang dilaksanakan sebelum penutupan, membahas mengenai peran Komite Sekolah yang cenderung menyimpang. Salah satu pembicara dari Setikat Guru Tangerang mengatakan bahwa komite sekolah yang seharusnya menjadi jembatan komunikasi antara orang tua murid dengan sekolah justru menjadi perpanjangan sekolah untuk melakukan pungutan-pungutan yang seringkali memberatkan orang tua murid. - Choose the right car based on your needs. Check out Yahoo! Autos new Car Finder tool.
[mediacare] Warga Datangi Kantor Pemkab
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/sumatera-selatan/warga-datangi-kantor-pemkab-2.html Daerah Sumatera Selatan Warga Datangi Kantor Pemkab Jum'at, 24/08/2007 MUARA ENIM (SINDO) – Ratusan warga berunjuk rasa di Kantor Pemkab Bupati Muara Enim,kemarin.Warga menuntut pembangunan jalan dan jaringan listrik. Koordinator aksi Baharudin menyatakan warga Desa Suban menuntut Pemkab Muara Enim segera membangun jalan dan jaringan listrik di wilayah tempat tinggal mereka. Dia menjelaskan, selama ini masyarakat yang tergabung dalam Serikat Tani Nasional (STN) Kab Muara Enim hanya diberikan janji- janji para elite dan pemerintah. Lebih lanjut, klik dan baca di http://serikat-tani-nasional.blogspot.com/2007/08/sumetera-selatan-warga-datangi-kantor.html Salam, /donny pradana wr -- --- Komite Pimpinan Pusat - Serikat Tani Nasional [Sementara] Jl. Pustaka Jaya II No. 3, Rawamangun, Jakarta Timur, Indonesia 13220. Fax: +62-21-4757281 M-phone +62 856 8075066 Email : [EMAIL PROTECTED] Blog : http://serikat-tani-nasional.blogspot.com --- Mailing list: http://groups.yahoo.com/group/mediacare/ Blog: http://mediacare.blogspot.com http://www.mediacare.biz Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/mediacare/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/mediacare/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[mediacare] Re: berita kekejian pembantaian 4 PRT yang datang dari KBRI Riyadh
Turut prihatin dan mengecam keras kejahatan yang terjadi.. :-( Mohon pihak yang memiliki akses dan kewenangan untuk membela WNI agar dapat segera bergerak secepat mungkin.. jangan tunggu sampai korban bertambah.. Atau kalau perlu pengiriman TKI/TKW dikurangi/ditahan dulu sampai ada pembenahan sistem ketenaga-kerjaan dan penghargaan terhadap TKI/TKW kita di LN membaik.. Kalau masih seperti biasa (business as usual), sebaiknya (pengiriman TKI/TKW) dihentikan saja untuk sementara waktu.. Atau (harga) diri orang Indonesia sudah lebih rendah dari uang ya? Mengenai lapangan kerja, pemerintah punya porsi tanggung jawab lebih besar soal ini.. baru setelah itu peran masyarakat.. Soal kejadian di tanah suci, setan aja dulu tinggal di Syurga koq.. Wallahu a'lam.. biasa aja napah.. CMIIW.. Wassalam, Irwan.K On 8/24/07, Migrant CARE [EMAIL PROTECTED] wrote: Ini bukti bahwa kekejian itu terjadi di tanah suci.. ISI BERITA Fax KBRI Riyadh No. B.496/Riyadh/08/07 tanggal 6 Agustus 2007 atas pembunuhan dan penganiayaan 4 orang TKI/PRT dengan bukti. Dengan hormat disampaikan hasil kunjungan pejabat Consuler bersama staf Atnaker KBRI Riyadh dan kepolisian Alfaj pada tanggal 8 Agustus 2007 sebagai berikut: 1. Menemui 2 orang korban penganiayaan yang dirawat di ruang ICU RS. Alfaj yaitu: sdri Ruminih binti Surtim Suryani asal Desa Awilea Karang Sari 02/01 Kec. Angsana Pandeglang dan sdri Tari binti Tarsim Dasman asal Desa Rawagempol Wetan RT 21/08 Kec. Cilamaya Kab. Karawang istri saudara Deden No. HPnya 08157269483 javascript:void(0). 2. Kedua TKI tersebut luka-luka memar akibat cambukkan bertubi-tubi nampak masih trauma dan lemah. Dokter Rumah Sakit mengatakan keadaan yang diderita tersebut akan membaik dan dalam beberapa hari keduanya dapat keluar dari ruang ICU. Keduanya telah mampu bicara. Dari hasil hasil wawancara dengan kedua korban diperoleh informasi sebagai berikut: a. Penganiayaan dilakukan oleh 7 orang anggota keluarga dimana seorang diantaranya adalah anggota tentara dengan cara memukul, menendang, dan mencambuk menggunakan tambang, kabel dan igal (ikat kepala sorban) b. Penganiayaan dilakukan mulai pukul 22.00 - 00.10 dan kemudian dilanjutkan dari pukul 02.00 dinihari hingga matahari terbit. Penganiayaan tersebut dilanjutkan kembali pada pagi hari sampai sekitar pukul 13.00Keempat korban dibawa ke Rumah Sakit sekitar pukul 15.00 c. Sebab-sebab penganiayaan tersebut adalah karena salah seorang anak majikan tiba-tiba sakit dan keluarga majikan menuduh ke empat TKI tersebut melakukan sihir terhadapnya d. Kedua korban menyatakan telah dimintai keterangan oleh polisi dan telah membubuhkan cap jempol atas dokumen yang tidak diketahui isinya, tanpa didampingi oleh penterjemah. 4. Meminta pihak Rumah Sakit selalu menghubungi KBRI mengenai setiap perkembangan yang terjadi dan mengirimkan copy medical report. 5. Dari komandan kepolisian Alfaj diperoleh informasi bahwa berkas perkara penganiayaan tersebut telah dilimpahkan ke kepolisian daerah Riyadh dan ketujuh tersangka telah ditahan untuk menjalani pemeriksaan. Sedangkan kedua jenazah korban yang meninggal yaitu Alm. Susmiyati binti Mat Rabu (sebelumnya tertulis Susianti binti Fulan) asal Pati No. Paspor AB 968412javascript:void(0)dan Alm. Siti Tarwiyah binti Slamet Dimyati asal Ngawi No. Paspor AB 738697 javascript:void(0) akan dipindahkan ke RS. Riyadh Medical Complex di kota Riyadh untuk menjalani proses otopsi. 6. Meminta pihak kepolisian agar kedua korban yang masih dirawat di Rumah Sakit dapat diserahkan pada KBRI jika telah selesai menjalani perawatan dan keadaannya pulih. Komandan polisi Alfaj menyatakan masih menunggu hasil investigasi untuk dapat memenuhi permintaan KBRI tersebut. 7. Ada indikasi bahwa para pelaku hendak menimpakan kesalahan pada satu orang anggota kelompok majikan yang masih berumur sekitar 18 tahun dengan dalih perbuatannya dilakukan secara tidak sadar, tapi dokter RS. Alfaj menyatakan bahwa pemuda tersebut telah diperiksa kesehatan mentalnya oleh Tim Medis dan dinyatakan tidak mengalami gangguan jiwa. Demikian dilaporkan dan perkembangan lebih lanjut akan disampaikan pada kesempatan pertama. Atas perhatiannya diucapkan terima kasih. Riyadh, 9 Agustus 2007
[mediacare] Mohon bantuan Moderator
Pak moderator tolong di cek keanggotaan saya di mediacare kenapa saya mendapat postingan ganda setiap hari. Sekian trima kasih
[mediacare] cari suplier buat cetak majalah ma tabloid
kantor gw lagi cari suplier nih buat cetak majalah ma tabloid, kira2 ada yang berminat??? kirim kontaknya via email ya thx Boardwalk for $500? In 2007? Ha! Play Monopoly Here and Now (it's updated for today's economy) at Yahoo! Games. http://get.games.yahoo.com/proddesc?gamekey=monopolyherenow
Re: [mediacare] Re: berita kekejian pembantaian 4 PRT yang datang dari KBRI Riyadh
Harga diri? Wah, masalah utamanya terletak pada negara pengirim TKW, kalau penguasa negaranya ngaur bin tukang catut, berarti para TKI itu dari rumah sudah direndahkan, jadi orang lain hanya menambahkan bumbu untuk lebih direndahkan lagi. Salah seorang kenalan dari Sudan yang pernah bertahun-tahun bekerja di Arab Saudia mengatakatan kepada saya bahwa Tenaga Kerja Indonesia mempunyai nama julukan yang sangat rendah sekali, yaitu kerbau .. - Original Message - From: IrwanK To: mediacare@yahoogroups.com Sent: Friday, August 24, 2007 8:27 AM Subject: [mediacare] Re: berita kekejian pembantaian 4 PRT yang datang dari KBRI Riyadh Turut prihatin dan mengecam keras kejahatan yang terjadi.. :-( Mohon pihak yang memiliki akses dan kewenangan untuk membela WNI agar dapat segera bergerak secepat mungkin.. jangan tunggu sampai korban bertambah.. Atau kalau perlu pengiriman TKI/TKW dikurangi/ditahan dulu sampai ada pembenahan sistem ketenaga-kerjaan dan penghargaan terhadap TKI/TKW kita di LN membaik.. Kalau masih seperti biasa (business as usual), sebaiknya (pengiriman TKI/TKW) dihentikan saja untuk sementara waktu.. Atau (harga) diri orang Indonesia sudah lebih rendah dari uang ya? Mengenai lapangan kerja, pemerintah punya porsi tanggung jawab lebih besar soal ini.. baru setelah itu peran masyarakat.. Soal kejadian di tanah suci, setan aja dulu tinggal di Syurga koq.. Wallahu a'lam.. biasa aja napah.. CMIIW.. Wassalam, Irwan.K On 8/24/07, Migrant CARE [EMAIL PROTECTED] wrote: Ini bukti bahwa kekejian itu terjadi di tanah suci.. ISI BERITA Fax KBRI Riyadh No. B.496/Riyadh/08/07 tanggal 6 Agustus 2007 atas pembunuhan dan penganiayaan 4 orang TKI/PRT dengan bukti. Dengan hormat disampaikan hasil kunjungan pejabat Consuler bersama staf Atnaker KBRI Riyadh dan kepolisian Alfaj pada tanggal 8 Agustus 2007 sebagai berikut: 1. Menemui 2 orang korban penganiayaan yang dirawat di ruang ICU RS. Alfaj yaitu: sdri Ruminih binti Surtim Suryani asal Desa Awilea Karang Sari 02/01 Kec. Angsana Pandeglang dan sdri Tari binti Tarsim Dasman asal Desa Rawagempol Wetan RT 21/08 Kec. Cilamaya Kab. Karawang istri saudara Deden No. HPnya 08157269483. 2. Kedua TKI tersebut luka-luka memar akibat cambukkan bertubi-tubi nampak masih trauma dan lemah. Dokter Rumah Sakit mengatakan keadaan yang diderita tersebut akan membaik dan dalam beberapa hari keduanya dapat keluar dari ruang ICU. Keduanya telah mampu bicara. Dari hasil hasil wawancara dengan kedua korban diperoleh informasi sebagai berikut: a. Penganiayaan dilakukan oleh 7 orang anggota keluarga dimana seorang diantaranya adalah anggota tentara dengan cara memukul, menendang, dan mencambuk menggunakan tambang, kabel dan igal (ikat kepala sorban) b. Penganiayaan dilakukan mulai pukul 22.00 - 00.10 dan kemudian dilanjutkan dari pukul 02.00 dinihari hingga matahari terbit. Penganiayaan tersebut dilanjutkan kembali pada pagi hari sampai sekitar pukul 13.00 Keempat korban dibawa ke Rumah Sakit sekitar pukul 15.00 c. Sebab-sebab penganiayaan tersebut adalah karena salah seorang anak majikan tiba-tiba sakit dan keluarga majikan menuduh ke empat TKI tersebut melakukan sihir terhadapnya d. Kedua korban menyatakan telah dimintai keterangan oleh polisi dan telah membubuhkan cap jempol atas dokumen yang tidak diketahui isinya, tanpa didampingi oleh penterjemah. 4. Meminta pihak Rumah Sakit selalu menghubungi KBRI mengenai setiap perkembangan yang terjadi dan mengirimkan copy medical report. 5. Dari komandan kepolisian Alfaj diperoleh informasi bahwa berkas perkara penganiayaan tersebut telah dilimpahkan ke kepolisian daerah Riyadh dan ketujuh tersangka telah ditahan untuk menjalani pemeriksaan. Sedangkan kedua jenazah korban yang meninggal yaitu Alm. Susmiyati binti Mat Rabu (sebelumnya tertulis Susianti binti Fulan) asal Pati No. Paspor AB 968412 dan Alm. Siti Tarwiyah binti Slamet Dimyati asal Ngawi No. Paspor AB 738697 akan dipindahkan ke RS. Riyadh Medical Complex di kota Riyadh untuk menjalani proses otopsi. 6. Meminta pihak kepolisian agar kedua korban yang masih dirawat di Rumah Sakit dapat diserahkan pada KBRI jika telah selesai menjalani perawatan dan keadaannya pulih. Komandan polisi Alfaj menyatakan masih menunggu hasil investigasi untuk dapat memenuhi permintaan KBRI tersebut. 7. Ada indikasi bahwa para pelaku hendak menimpakan kesalahan pada satu orang anggota kelompok majikan yang masih berumur sekitar 18 tahun dengan dalih perbuatannya dilakukan secara tidak sadar, tapi dokter RS. Alfaj menyatakan bahwa pemuda tersebut telah diperiksa kesehatan mentalnya oleh Tim Medis dan dinyatakan tidak mengalami gangguan jiwa. Demikian dilaporkan dan perkembangan lebih lanjut akan disampaikan pada
[mediacare] In Jakarta vliegt deksel van doofpot
http://www.nrc.nl/buitenland/article756797.ece/In_Jakarta_vliegt_deksel_van_doofpot In Jakarta vliegt deksel van doofpot In de rechtbank in Jakarta is gisteren, bijna drie jaar na de moord op mensenrechtenactivist Munir, aangetoond dat de moordenaars met medeweten van de overheid handelden. Door onze correspondent Ben Knapen Een poster van de mensenrechtenactivist Munir, die vermoord is in 2004. Gisteren werd aangetoond dat zijn moordenaarsmet medeweten van de overheid handelden. (Foto AFP) Archief: a.. overzicht - Meer buitenlands nieuws print artikel mail artikelJakarta, 23 aug. Al drie jaar lang, sinds zijn dood op 7 september 2004 terwijl hij onderweg was van Jakarta naar Amsterdam, was het een hardnekkig gerucht dat de Indonesische mensenrechtenactivist Munir in opdracht van de staatsveiligheidsdienst van zijn land was vergiftigd. Drie jaar lang hebben zijn weduwe Suciwati en vrienden geprocedeerd en overal in de wereld aan de bel getrokken. Tot in het gebouw van de Verenigde Naties in New York, tot in het Huis van Afgevaardigden in Washington toe. Hun thema was steeds hetzelfde: de Binnenlandse Veiligheidsdienst zit erachter en de doofpot doet, met stilzwijgende steun van de Indonesische regering, zijn werk. Munir stond kritisch tegenover de rol van het leger in onder andere Oost-Timor. Maar gisterochtend haalden de vrienden van Munir in de rechtbank van Jakarta onverwachts een eclatant succes: daar draaide de openbare aanklager een bandje af met een telefoongesprek. Als versteend luisterden in het rumoerige zaaltje de twee mensen, wier stemmen nu via de luidspreker te horen waren, naar zichzelf. Het waren de president-directeur van luchtvaartmaatschappij Garuda en een van zijn piloten. Het gesprek was vier maanden geleden opgenomen en het liet er geen twijfel over bestaan dat de Garuda-topman een brief van de geheime dienst had gekregen om mee te werken aan het plannetje om Munir te vergiftigen. Je hoort de directeur zeggen: Ik ben bang dat iemand die brief van A gaat vinden en me dan in de val lokt. De andere kant van de lijn, de piloot, stelt hem gerust: Maak je niet druk, die brief is weg. En bovendien, alle mensen in het ministerie en bij het Hooggerechtshof staan aan onze kant. Op 7 september 2004 vloog Munir naar Nederland om er een studie te volgen in Utrecht. Een functionaris van Garuda bood hem een plaats aan in de business class en gaf hem later ook zijn maaltijd. Daarin zat, zo bleek later bij vivisectie, arsenicum. Die functionaris was een piloot van Garuda Airlines, Pollycarpus genaamd, die door ingrijpen van hogerhand op het laatste moment als een soort inspecteur op de bewuste vlucht was gezet. Directeur Indra Setiawan had daar hoogstpersoonlijk voor gezorgd. Het onderzoek naar deze moord duurde jaren en zeker het eerste anderhalf jaar zat er geen enkel schot in. Later werd de piloot Pollycarpus voor de moord veroordeeld maar in hoogste instantie werd hij weer vrijgesproken. Volgens het log van het telefoonbedrijf had hij tientallen keren het telefoonnummer van de Binnenlandse Veiligheidsdienst gebeld, maar dat was volgens de rechters onvoldoende bewijs voor moord. Wel werd hij veroordeeld voor valsheid in geschrifte, wegens de valse voorwendselen waarmee hij aan boord was gekomen. Onder druk van de internationale gemeenschap kwam er een nieuw onderzoeksteam. Dat ontdekte de betrokkenheid van directeur Indra Setiawan, die in voorlopige hechtenis werd genomen en wiens telefoongesprekken werden afgeluisterd. Het resultaat was gisteren een gênante onthulling voor de twee Garuda-functionarissen en een ondubbelzinnige verwijzing naar de rol van de inlichtingendienst. In de rechtszaal was gisteren ook een man aanwezig die beweerde voor die inlichtingendienst te hebben gewerkt met als opdracht Munir het leven zo lastig mogelijk te maken. Hij moest, in zijn eigen woorden, Munir beheksen. De ex-agent werd na de hoorzitting onder gedrang via een achteruitgang afgevoerd. Volgens zijn weduwe zou Munir een schat aan informatie hebben over misdaden en corruptie onder hoge legerofficieren en gold hij voor deze invloedrijke clan als een gevaarlijk man. Het onderzoek nadert nu het bolwerk van de inlichtingendienst zelf. In de wandelgangen viel gisteren al enkele keren de naam van de vroegere baas, Arie Kumaat. Voor de inlichtingendienst zelf zou dit overigens de minst riskante verdachte zijn, want Arie Kumaat is al overleden. munir_185356d.jpg
[mediacare] Pebiliar Indonesia Ricky Yang meraih tiket Grand Final Guinness 9 Ball Tour di Bali
PROFILE Ricky Yang Born: April 14, 1972 Sungei Brambang Indonesia Nationality: Indonesian Nickname: Piranha Career Highlights: 2006 Asian 9 Ball Tour Jakarta leg Runner up, A-Mild National Series 2006 Champion, Batam Open 2006 Champion, 2006 9 Ball POBSI National Championship winner A catalyst to the rising popularity of billiards in Indonesia, Ricky Yang, has given the proud island-nation an identity in international pool tournaments where he enjoys the distinction of being one of the Asia's elite cue artists. Possessing a pleasing personality coupled with world-class 9ball skills, the 2006 POBSI National Champion never fails to capture the hearts of the crowd wherever he competes. In fact, it was because of this perfect marriage of genuine friendliness and natural fluidity to his game that he was chosen to become the role model for the inaugural 2007 Guinness 9Ball Tour. Together with WPA 8Ball and 9Ball Champion Ronato Alcano of the Philippines, Yang is more than happy to represent his country as an ambassador for the prestigious event while at the same time contributing to the growth of the sport in the region. Although he has yet to capture his first Tour title, the closest being a second place finish behind the Magician Efren Reyes at 2006's Jakarta edition, Yang has done remarkably well this year with quarterfinal results in Kaohsiung and Singapore and a semifinal stint at the Genting Highlands leg which allowed him to garner 140 Order of Merit points and a sixth place spot in the Top Ten. As such, he has earned for himself a ticket for the tournament's Grand Finale in Bali where he remains the lone local bet left to carry his Nation's colors. With the local crowd backing him up in Bali, fans can expect Yang to pull out all the stops and bring out his A-game as he aims to end the 2007 season with a much-deserved dream victory on home soil. For further information, please contact: Fitriandini Arif Momentum/McCann Worldwide Mobile: 0815-11918200 http://www.guinness9balltour.com.
[mediacare] Fw: DIALOG EXCLUSIVE SAYYID HASAN NASHRLLAH (HIZBULLAH)
Salam, ada info dari milis tetangga, semoga bermanfaat.. Assalamu'alaikum Wr. Wb. Pada Hari Senin tanggal 27 Agustus 2007 jam 19.30 s/d 21.00 WIB akan ada Dialog Exclucive tentang Indonesia antara Sayyid Hasan Nashrullah Sekjen Hizbullah Lebanon dengan : 1. Prof. DR. Amien Rais Mantan tokoh Muhammadiyah dan PAN 2. DR. KH Said Agil Siraj tokoh N U 3. Sayyid Ali Assegaf di TVRI Wassalam . Pinpoint customers who are looking for what you sell. http://searchmarketing.yahoo.com/
[mediacare] Job Vacancy MGT 101.1fm Bandung ( Announcer )
Ira Yoanasari [EMAIL PROTECTED] wrote: Hai semua MGT 101.1 FM BANDUNG Membuka Kesempatan kepada Anda yang Ingin menjadi Announcer Jadi buat anda yang merasa cukup ok menjadi Announcer MGT , silahkan Baca persyaratan berikut ini ! 1. Pria / Wanita usia minimal 24 tahun 2. diutamain yang berpengalaman minimal 1 tahun 3. Punya pengetahuan musik yang luas 4. Bisa me-review musik 5. Punya minat yang luas, tapi sekaligus punya minat yang spesifik 6. Mengusai pengetahuan umum dan pengetahuan dasar 7. Punya dasar berbahasa Inggris yang mantap 8. berkepribadian Unik, seru , Humoris , bisa bekerja dalam team 9. Jangan lupa sertakan dengan Sample Voice anda... CV dan Lamaran anda di kirim ke : RADIO PROGRAM MANAGER GRAHA MGT RADIO 101.1 FM JL BUAH BATU NO 8 BANDUNG CV paling lambat kami terima tanggal 29 Agustus 2007 GoodLuck. - Take the Internet to Go: Yahoo!Go puts the Internet in your pocket: mail, news, photos more. - Be a better Heartthrob. Get better relationship answers from someone who knows. Yahoo! Answers - Check it out.
[mediacare] [Telah Terbit] INSIDE THE JIHAD: Teroris Atau Tentara Tuhan?
Judul: Inside the Jihad Sub: Teroris atau Tentara Tuhan? Kisah Nyata Penyusupan Mata-mata Inggris Prancis ke Lingkaran- Dalam Al-Qaeda Osama bin Laden Mengungkap Fakta di Balik Organisasi Militan Terbesar di Dunia Penulis: Omar Nasiri ISBN : 978-979-26-6517-8 Halaman : 568 Ukuran : 16 x 24 cm Sampul : Hard Cover Jacket Penerbit : ZAHRA Harga Awal : Rp 89,900.00 Harga Diskon 20% di www.zahra.co.id : Rp 71,920.00 http://www.zahra.co.id/index.php?do=book.detailid=978-979-26-6517-8 Sinopsis: Aku mendengar serangan 11 September dari radio. Aku tahu itu bukan kecelakaan. Dan aku tahu siapa yang melakukannya. Februari 1998, Osama bin Laden mendeklarasikan pembentukan Front Dunia Islam bagi Jihad melawan Yahudi dan pelaku Perang Salib. Ia berfatwa bahwa membunuh orang-orang Amerika dan sekutu-sekutunya baik sipil maupun militeradalah tugas setiap Muslim yang dapat melakukannya di negara mana pun yang memungkinkan. Aku mengenal Al-Qaeda. Aku hidup bersama mereka selama bertahun- tahun. Aku membelikan senjata untuk mereka. Aku mengirimkan bahan- bahan peledak mereka. Aku kenal dengan para petinggi mereka. *** Tahun 1994-2000, Omar Nasiri alias Abu Imam bekerja sebagai agen rahasia Inggris dan Prancis, menyusup ke sel-sel kelompok fundamentalis di Belgia dan London, sampai ke kamp-kamp pelatihan militer Al-Qaeda di Afghanistan. Ia mampu menyusup begitu dalam ke lingkaran-dalam Al-Qaeda dan Osama bin Laden hingga berteman baik dengan orang-orang yang diidentifikasi oleh Barat sebagai teroris- teroris paling berbahaya di muka bumi. Kemudian ia ditarik kembali ke Eropa untuk menjadi sel tidur. Buku ini memuat informasi orang-dalam yang amat memikat dan provokatif tentang jaringan fundamentalis dan agen-agen intelijen yang memata-matai mereka. Nasiri menawarkan perspektif orisinal yang komplet mengenai Al-Qaeda, mengungkap fakta tersembunyi di balik organisasi militan yang dipimpin oleh Osama bin Laden itu. *** Sebuah buku yang luar biasa. Omar Nasiri menyajikan proses bagaimana para pemuda bisa menjadi mujahidin. Pemaparan kisah hidupnya di kamp- kamp pelatihan di Afghanistan, lebih komplet dari laporan intelijen yang kami dapatkan... tidak ada bandingannya dalam komunitas intelijen Amerika. Michael Scheuer, Mantan Kepala Unit Osama bin Laden CIA *** Jika mempersiapkan diri dianggap terorisme, maka kita adalah teroris. Palestina bukan jihad satu-satunya. Jihad melawan umat Hindu di Kashmir juga penting. Kaum Syiah musuh besar juga. Iran adalah musuh Islam sejak zaman purba, musuh yang lebih hebat daripada Amerika atau Rusia atau bahkan Israel. Pada awalnya PLO kuanggap sebagai pahlawan. Namun kemudian Arafat mengkhianati Islam. Sedangkan Taliban terlalu berlebihan. Mereka kejam, sama sekali tidak beradab. Aku mulai memahami betapa, bagi seorang ekstremis, hampir setiap orang bisa dianggap musuh. Aku mulai tahu lebih banyak tentang Osama. *** Omar Nasiri (nama samaran) terlahir di Maroko dan kini tinggal di Jerman bersama istrinya. *** Kisah menakjubkan dari seorang pria yang menjalin kontak dengan para pemimpin senior Al-Qaeda di kamp pelatihan di Afghanistan... Omar Nasiri berharap orang-orang mau menaruh perhatian: Aku hanya menceritakan apa yang kulihat dengan mata kepalaku sendiri, tidak lebih... CNN Kisahnya (Omar Nasiri) mengungkap sejauh mana persiapan Al-Qaeda... BBC Kisah yang menakjubkan dan apik dari Omar Nasiri yang menyusup ke kamp-kamp pelatihan Al-Qaeda... Washington Post http://www.zahra.co.id/index.php?do=book.detailid=978-979-26-6517-8
Re: [mediacare] Re: Need Info : TV yang menyiarkan Liga Inggris?
peace juga Pak Satwiko, anda mungkin gak ngikutin thread ini dari awal. Logikanya, tv 'gratisan' pun tidak gratis karena penonton tetap harus membayar dengan waktu dan perhatian mereka kepada iklan dan sponsor acara. Kalau sekarang iklan dan sponsor tidak sanggup lagi menalangi biaya hak siar sebuah siaran, jelas nilai jual program itu semakin tinggi. Masalahnya, hal yang tetap belum terjawab sampai sekarang, apakah sebabnya Astro bisa memiliki hak eksklusif itu? Karena hanya dia yang sanggup membayar harga nilai jual yang semakin tinggi? Atau karena berani memberi penawaran lebih tinggi? Kalau jawabannya yang pertama, selamat, berarti EPL memang sudah menjadi seperti yang anda bilang, sebuah kemewahan, dan banyak orang yang gak mampu akan kehilangan akses mereka. Kalau jawabannya yang kedua, berarti seperti disebut Bung Teddy, ini sebuah keputusan bisnis dari Astro. Sebuah keputusan bisnis yang membuat EPL jadi barang mewah, dan Astro sebagai supplier tunggal memiliki power dalam menentukan harga (seperti diuraikan Bung Siau Ve, siap-siap aja kalau besok2 mereka menaikkan harga langganan). Dengan kata lain, penguasaan Astro membuat komoditas informasi yang murah menjadi mahal. Saya tahu praktik semacam ini sudah terjadi beberapa lama di Inggris, tapi di sana pun praktek ini menjadi kontroversial. Bisnis media Inggris memang species yang berbeda. Dalam tradisi media konvensional, semakin tinggi rating sebuah acara, semakin mudah dijual kepada sponsor/pemasang iklan, yang dengan senang hati akan 'menalangi' biaya siaran sehingga penonton yang banyak itu akan dipaksa menikmati iklan mereka. Penjualan kepada penonton, tradisinya dilakukan bagi program-program dengan rating tidak terlalu tinggi tapi segmented, yang orang-orang rela membayar lebih, demi bisa menikmati tontonan yang ia inginkan. Logikanya, program EPL di Amerika tidak mungkin masuk TV airwave, kan rating siaran sepak bola di sana tidak tinggi karena sepak bola tidak populer, tapi pasti masuk TV kabel karena ada orang yang rela membayar lebih demi bisa menonton EPL. Dengan menguasai program dengan rating yang tinggi, saya duga Astro sedang gambling. Mudah-mudahan gamblingnya berhasil, orang yang berlangganan makin banyak, sehingga mereka tidak akan menaikkan biaya berlangganan bulanan anda. peace lagi, tito On 8/24/07, w_satwiko [EMAIL PROTECTED] wrote: analogi anda menarik juga, tapi bikin bingung. buat saya, kalo mau nonton film di bioskop ya beli tiket. kalo mo nonton pertandingan sepakbola di stadion ya bayar juga tiketnya. kalo mau nonton liga inggris, ya langganan astro. kalo mo nonton kejuaraan dunia bulutangkis (kemaren), ya langganan indovision. semuanya kemewahan, bukan informasi. kalo mau informasi, ya nonton aja berita olahraga di tv gratisan, atau baca di koran/tabloid. toh kalo mau cari berita olahraga di koran/tabloid juga mesti keluar duit buat beli (kecuali minjem temen). peace... --- In mediacare@yahoogroups.com mediacare%40yahoogroups.com, titoimanda [EMAIL PROTECTED] wrote: Terlepas apakah hak eksklusif sama atau tidak sama dengan monopoli, saya udah kehilangan selera meneruskan langganan Astro saya saat habis masa berlakunya nanti, walau pasti sebel gak bisa nonton liga Inggris. Ini masalah prinsip, bayar Astro buat nonton liga Inggris rasanya sama kayak harus nyogok petugas lalu lintas padahal saya gak ngerasa salah. Information should be for all.
[mediacare] Pendidikan Mahal, Sekolah Rakyat Ala Pasar Setono Bethek Jadi Pilihan
Jum'at, 24 Agustus 2007 16:00:23www.pdiperjuangan-jatim.org FOKUS UTAMA Sirmadji : Pemerintah Tidak Serius Mengentaskan Kemiskinan Megawati : Jadikan Bamusi Pelopor Kerukunan Agama dan Kebangsaan Sirmadji: Jika Ada Program Pro Rakyat, Kita Harus Nyengkuyung KRONIK PDI Perjuangan Jatim Sak Yek Sak Eko Kapti Ke Rakornas Rakyat Cinta PDI Perjuangan, FOKE Menang Outsourcing Hancurkan Masa Depan Buruh Indonesia SUARA FRAKSI PDI Perjuangan Bebas Tugaskan Husein dari DPRD Jatim Saleh Ismail Mukadar: Ada Sesuatu Yang Tidak Beres Dalam Sistim Pendidikan Di Negara Ini. Imam Kabul: Perda Pemerintahan Desa Untuk Percepat Layanan Publik BERITA CABANG KUKINDO Wujudkan Demokrasi Ekonomi Marhaenisme Ir. H. Sutrisno, MM: Ojok Politik, Thok. Yo, Ngomong Duit Barang Berikan Aku 10 Pemuda Maka Aku Akan Goncangkan Dunia ARSIP BERITA Apel Akbar HARKITNAS Soroti Berantas Korupsi Tebang Pilih Nasionalisme Hanya Topeng Bagi SBY-JK Buruh Masih Sulit Penuhi Kebutuhan Hidup Layak ARTIKEL Hadrean Renanda: Apa Yang Diharapkan Dari Makna 17 Agustus? Budiman Sudjatmiko: Antara Proklamasi dan Deklarasi T. Hari Prihatono: Transparansi Kebijakan Kerjasama Pertahanan Indonesia-Singapura: Kegaiban, Keajaiban dan Keniscayaan Demokrasi Senin, 20 Agustus 2007 Pendidikan Mahal, Sekolah Rakyat Ala Pasar Setono Bethek Jadi Pilihan Banyak diantara kita yang masih jelas terngiang akan janji kampanye SBY-JK yang mengatakan akan memberi perhatian lebih banyak pada pendidikan. Tapi, apa yang menjadi kenyataannya? Pendidikan makin mahal dan tidak jelas kwalitasnya. Di Kota Kediri, Elya, Wakil Ketua Bidang Kaderisasi dan Ideologi DPC PDI Perjuangan Kota Kediri, merintis model sekolah alternatif bagi rakyat miskin yang kesulitan bersekolah karena ketiadaan biaya di Pasar Setono Bethek, Kota Kediri. Tidak perlu biaya banyak, ruang kelasnya juga sederhana saja. Alat peraga pendidikan juga seadanya, ditambah alat tulis biasa, kata Elya, dalam suatu wawancara via telepon, di rumahnya, Kediri, beberapa waktu lalu. Menurut Elya, Sekolah Rakyat yang dirintisnya bersama LSM Ganesha Tri Wikrama sejak tahun 1994, diawali dari 20-an murid, lalu berkembang pesat dan mampu menarik partisipasi sukarela dari warga kota Kediri. Memang, pada awal rintisan Sekolah Rakyat ini tidak mudah untuk mendapat dukungan pemerintah atau donatur. Tapi, sekarang ini ada beberapa warga masyarakat yang menyediakan tempatnya untuk dipakai sekolah ini, kata Elya menggambarkan kendala yang dihadapinya pada saat merintis Sekolah Rakyat. Untuk menjalankan aktifitas belajar mengajar, sekolah ini merekrut relawan dari berbagai perguruan tinggi yang ada di Kediri untuk berpartisipasi dalam proses belajar mengajar. Mereka ini para mahasiswa yang tidak dibayar, sukarela. Ada yang Universitas Kediri, STAIN, IKIP PGRI dan ada juga relawan dari Repdem, kata Elya tentang tenaga pengajar Sekolah Rakyat yang serba gratis bagi rakyat miskin ini. Elya mengakui, sekarang ini, Sekolah Rakyat masih dalam tahap pemberi bantuan pendidikan dasar praktis seperti, bimbingan belajar kurikulum reguler tingkat SD sampai SMP. Ada tiga tahap Sekolah Rakyat, pertama bantuan pendidikan praktis. Kedua , Pendidikan alternatif dan ketiga, Introduksi pendidikan alternatif Kata Elya. Untuk tahap dua dan tiga memang memerlukan tenaga yang lebih kompeten dari pada tahap pertama. Dan tahap ketiga, disamping tenaga, keterlibatan lingkungan yang kondusif diperlukan untuk proses belajar. Pada tahap ketiga, ada pemberdayaan kemandirian masyarakat miskin kota. Ini melibatkan struktur masyrakat seperti RT, RW dan seterusnya, kata Elya. Pihaknya sekarang ini banyak mendapat tawaran dari berbagai pihak yang ingin berpartisipasi membina Sekola Rakyat dengan menyediakan ruang untuk klas belajar.Banyak warga yang mau menyediakan tempat untuk sekolah rakyat, seperti di Mojoroto dan beberapa tempat lainnya. Kita pernah mendapat tawaran untuk memanfaatkan stand pasar. Tapi, ada hambatan aturan. Ada Perda pasar yang melarang kegiatan di malam hari, kata Elya Sekolah Rakyat ala Setono Bethek ini memang belum menjawab semua persoalan pendidikan, tetapi, setidaknya apa yang dirintis Elya ini merupakan alternatif pendidikan bagi rakyat miskin. Padahal sebenarnya, pendidikan adalah mutlak tanggung jawab negara, dalam hal ini pemerintah, seperti yang diamanatkan dalam Undang-undang Dasar 1945. Menurut Daniel. M. Rosyid, Ketua dewan Pendidikan Jawa Timur, pemerintah kurang menaruh perhatian terhadap pendidikan alternatif karena pendekatan yang dilakukannya sangat formalistik. Pendidikan yang dilakukan di Sanggar Alang-Alang Surabaya, itu contoh pendidikan alternatif yang bagus. Tapi, buat pemerintah itu bukanlah sekolah, kata Daniel dalam wawancara via telepon di rumahnya, Kompleks ITS Surabaya, beberapa waktu lalu. Pendidikan
[mediacare] Hati-hati kurang uang, transaksi dengan ATM BCA
Kalau selama ini anda tidak pernah menghitung uang saat bertransaksi dengan menggunakan ATM BCA, mulai sekarang harap berhati-hati, jangan sampai anda mengulang kejadian yang baru-baru ini saya alami. kronologisnya begini : Malam hari, tanggal 24 Juli 2007, saya melakukan transaksi di ATM BCA cabang Islamic Tangerang sebanyak tiga kali. karena uang yang saya ambil lumayan banyak jumlahnya, saya tidak menghitung kembali uang tersebut, mengingat kejahatan di ATM sedang marak akhir2 ini apalagi antrean di belakang saya panjang sekali. Setibanya di rumah yang berjarak kira-kira 5 menit dari ATM BCA tersebut, barulah saya menghitung uang itu. Setelah melalui hitungan ketiga kalinya saya sadar, ternyata uang saya kurang Rp 200.000, awalnya saya sempat tidak percaya, karena selama ini saya tidak pernah bermasalah dengan ATM BCA, tapi setelah mendengar teman kakak saya pernah mengalami hal yang sama, saya langsung menelpon Halo BCA, malam itu juga. Sang CS pun menjanjikan akan meneruskan laporan saya kepada pihak BCA. Seminggu kemudian surat pemberitahuan dari BCA datang, isinya penjelasan bahwa transaksi yang saya lakukan malam itu berjalan normal dengan kata lain BCA tidak akan mengganti kekurangan uang saya. Jelas saya tidak terima, untuk kedua kalinya saya kembali menelpon Halo BCA dan meminta penjelasan atas penolakan BCA mengganti uang saya. CS nya kemudian menjanjikan proses pemeriksaan untuk kedua kalinya pada laporan saya. Kira-kira tiga hari dari laporan kedua, saya ditelpon Lea, staf BCA, ia menjelaskan kalau laporan saya lemah karena saya tidak menghitung uang pada saat transaksi selesai dilakukan sehingga saya tidak tahu pada transaksi ke berapa uang saya kurang Rp 200.000. Alasan saya tentang faktor keamanan pun ditolak mentah-mentah. Lea malah menjelaskan panjang lebar tentang prosedur transaksi yang mengharuskan nasabah menghitung uang di tempat. Soal kejahatan menurut dia bisa terjadi dimana saja. Saya makin mangkel dan tidak puas dengan hasil investigasi BCA. Akhirnya, Lea menjanjikan akan memproses lebih lanjut laporan saya.Tapi setelah tepat sebulan kasus ini, BCA tetap tidak mau mengganti kekurangan uang saya. Ada alasan kenapa saya tetap keukeuh ingin melanjutkan laporan saya. Usut punya usut kasus uang kurang saat transaksi dengan ATM BCA ternyata sudah seringkali terjadi. Di kantor saya saja, ternyata ada dua orang yang juga mengalami hal ini. Saya tidak tahu faktor errornya ada dimana? Apakah terjadi pada mesinnya? Atau pada orang dalamnya? Sayangnya perusahaan sebesar BCA sepertinya tidak bisa 'Melayani' keluhan nasabahnya untuk hal ini. Mudah-mudahan email ini bisa menjadi peringatan bagi anda. sehingga tidak perlu merasa marah, kecewa dan kehilangan kepercayaan pada BCA seperti yang saya alami saat ini. yuni dwi indriani Take the Internet to Go: Yahoo!Go puts the Internet in your pocket: mail, news, photos more. http://mobile.yahoo.com/go?refer=1GNXIC
[mediacare] Pemberitahuan: Majalah Fantasi Kids tak lagi terbit
Pemberitahuan Jakarta, 24 Agustus 2007 Kepada Yth. Relasi Majalah Fantasi Kids di tempat Dengan hormat, Kami beritahukan kepada rekan relasi dan semua pihak yang telah membantu penerbitan Majalah Fantasi Kids, bahwa majalah Fantasi Kids edisi 176 merupakan edisi terakhir. Untuk selanjutnya, majalah Fantasi Kids tidak lagi terbit seperti biasa. Terima kasih atas bantuan dan kerjasama yang telah terjalin dengan baik selama ini. Mohon maaf atas segala hal yang tidak berkenan. Ada pun segala sesuatu yang berkaitan dengan administrasi, keuangan, dan sebagainya, bisa berhubungan langsung dengan Manajemen Sedaya Citra Media. Terima kasih. Redaksi, Rohadi (PemRed), Iman Harfinsyah (RedPel), Syaiful A. Rachman (Redaktur), Anna Bella (Redaksi), Gunadi (Fotografer), Irwan Nuswantoro Ridlo Rifqi Fuady (Ilustrator), Slamet Widodo (Setting) mediacare http://www.mediacare.biz
[mediacare] Re: Hati-hati kurang uang, transaksi dengan ATM BCA
Pengalaman 'miring' dengan ATM BCA sebenarnya sudah ada sejak lama.. Istri saya pernah mendapat uang palsu dari ATM BCA.. Itupun ketahuannya oleh pedagang.. dibilangnya itu uang palsu.. kejadiannya waktu dia masih kerja (lebih dari 10 tahun yll).. Kalau pihak bank mau bertanggung jawab, mustinya di tiap ATM ada security dan alat pendeteksi uang palsu di lokasi ATM.. yang menjamin tidak akan ada penjahat yang mengambil uang kita, saat kita mengecek uang itu di tempat.. Kalau sudah begitu, baru deh tuh CS boleh ngomong kaya begitu.. sinis.. :-( CMIIW.. Wassalam, Irwan.K On 8/24/07, indri yuni [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau selama ini anda tidak pernah menghitung uang saat bertransaksi dengan menggunakan ATM BCA, mulai sekarang harap berhati-hati, jangan sampai anda mengulang kejadian yang baru-baru ini saya alami. kronologisnya begini : Malam hari, tanggal 24 Juli 2007, saya melakukan transaksi di ATM BCA cabang Islamic Tangerang sebanyak tiga kali. karena uang yang saya ambil lumayan banyak jumlahnya, saya tidak menghitung kembali uang tersebut, mengingat kejahatan di ATM sedang marak akhir2 ini apalagi antrean di belakang saya panjang sekali. Setibanya di rumah yang berjarak kira-kira 5 menit dari ATM BCA tersebut, barulah saya menghitung uang itu. Setelah melalui hitungan ketiga kalinya saya sadar, ternyata uang saya kurang Rp 200.000, awalnya saya sempat tidak percaya, karena selama ini saya tidak pernah bermasalah dengan ATM BCA, tapi setelah mendengar teman kakak saya pernah mengalami hal yang sama, saya langsung menelpon Halo BCA, malam itu juga. Sang CS pun menjanjikan akan meneruskan laporan saya kepada pihak BCA. Seminggu kemudian surat pemberitahuan dari BCA datang, isinya penjelasan bahwa transaksi yang saya lakukan malam itu berjalan normal dengan kata lain BCA tidak akan mengganti kekurangan uang saya. Jelas saya tidak terima, untuk kedua kalinya saya kembali menelpon Halo BCA dan meminta penjelasan atas penolakan BCA mengganti uang saya. CS nya kemudian menjanjikan proses pemeriksaan untuk kedua kalinya pada laporan saya. Kira-kira tiga hari dari laporan kedua, saya ditelpon Lea, staf BCA, ia menjelaskan kalau laporan saya lemah karena saya tidak menghitung uang pada saat transaksi selesai dilakukan sehingga saya tidak tahu pada transaksi ke berapa uang saya kurang Rp 200.000. Alasan saya tentang faktor keamanan pun ditolak mentah-mentah. Lea malah menjelaskan panjang lebar tentang prosedur transaksi yang mengharuskan nasabah menghitung uang di tempat. Soal kejahatan menurut dia bisa terjadi dimana saja. Saya makin mangkel dan tidak puas dengan hasil investigasi BCA. Akhirnya, Lea menjanjikan akan memproses lebih lanjut laporan saya.Tapi setelah tepat sebulan kasus ini, BCA tetap tidak mau mengganti kekurangan uang saya. Ada alasan kenapa saya tetap keukeuh ingin melanjutkan laporan saya. Usut punya usut kasus uang kurang saat transaksi dengan ATM BCA ternyata sudah seringkali terjadi. Di kantor saya saja, ternyata ada dua orang yang juga mengalami hal ini. Saya tidak tahu faktor errornya ada dimana? Apakah terjadi pada mesinnya? Atau pada orang dalamnya? Sayangnya perusahaan sebesar BCA sepertinya tidak bisa 'Melayani' keluhan nasabahnya untuk hal ini. Mudah-mudahan email ini bisa menjadi peringatan bagi anda. sehingga tidak perlu merasa marah, kecewa dan kehilangan kepercayaan pada BCA seperti yang saya alami saat ini. yuni dwi indriani
Re: [mediacare] Mohon bantuan Moderator
Pak Kalki Awatara, Saya sudah cek, keanggotaan Bapak di milis ini hanya terwakili satu email dengan domain chevron. Kemungkinan besar Bapak punya email address lain yang juga dipakai untuk milis yahoogroups. - Original Message - From: Karma, I Nengah [Kalki Awatara] To: mediacare@yahoogroups.com Sent: Friday, August 24, 2007 2:15 PM Subject: [mediacare] Mohon bantuan Moderator Pak moderator tolong di cek keanggotaan saya di mediacare kenapa saya mendapat postingan ganda setiap hari. Sekian trima kasih -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.5.484 / Virus Database: 269.12.4/969 - Release Date: 23/08/2007 16:04
[mediacare] Greenpeace : ASEAN energy business as usual is a Recipe for Disaster
ASEAN energy business as usual is a Recipe for Disaster Singapore, Augusts 24, 2007 - Greenpeace today slammed the communiqué released by the Association of Southeast Nations (ASEAN) Energy Ministers in Singapore for committing the region to a dirty energy future that pays lip service to the critical issue of climate change, poses huge safety risks to the population and results in trillions of dollars in future fuel costs. Despite the grand language issued ahead of the Energy Ministers Meeting to strive for a sustainable energy future in light of the climate crisis, ASEAN for the first time includes nuclear energy in its plans, as well as buying into the `clean coal' myth. In addition, the communiqué contains no concrete energy efficiency targets. The only positive move is a commitment to deriving 10 percent of the region's power from renewable energy sources by 2010. However, this commitment has been in place since 2004 and member countries appear not to take this seriously. We thought the ASEAN agenda was energy security, climate change and sustainable development. Instead we see the diversion of false and dangerous solutions such as nuclear power and clean coal. Now is the time for ASEAN to show leadership and step up to the climate challenge, but they are showing none, said Athena Ballesteros, Greenpeace International climate and energy campaigner. Greenpeace believes the only pathway to a sustainable future for ASEAN is to phase out coal, forget nuclear power and massively invest in the region's abundant renewable energy resources. Nuclear power is dangerous and uneconomical with a minority of the 435 plants being completed in time and on budget. ASEAN's tasking of its Nuclear Energy Safety Sub-Sector Network to report back in a year on safety issues basically lays the ground for the adoption of nuclear energy, why can't the same be done for renewable energy? The Ministers also misguidedly believe that coal will play an important role in the regional energy supply and that the clean use of coal is essential for achieving both energy security and environmental protection. ASEAN needs to move away from adopting the failed 20th century energy technologies of the developed world and create it's own 21st century energy pathway towards a sustainable and secure future. said Jasper Inventor, Greenpeace Southeast Asia climate and energy campaigner. Wrong energy choices made now will take decades to overturn. We don't have decades. The international consensus tells us that we have less than 10 years to begin to reduce average annual temperatures to levels that don't commit us to irreversible climate change impacts. ASEAN's developing member nations will be amongst those most severely impacted by climate change. Ministers have from now until the November heads of state meeting in Singapore to step up to the challenge and demonstrate leadership. The time for talking is over - we need urgent decisive political action, concluded Ballesteros. Notes to Editors: Future Investment report - http://www.greenpeace.org/seasia/en/press/reports/greenpeace-briefing-paper-cli Nuclear is not the answer - http://www.greenpeace.org/raw/content/international/press/reports/briefing-nuclear-not-answer-apr07.pdf For More Information: - Athena Ballesteros, Greenpeace International Asia regional climate campaigner +63 9178131562 - Jasper Inventor, Greenpeace Southeast Asia climate and energy campaigner +63 9173009567 - Martin Baker, Greenpeace International Media Officer +852 90145259
[mediacare] IntenCITY/ LOWAVE Video Art Experimental Cinema Screening , Bandung - Indonesia
IntenCity mengumpulkan karya sepuluh seniman dari sembilan negara yang berkarya tentang masalah perkotaan. IntenCity merupakan kompilasi karya yang belum pernah diterbitkan dan menawarkan suatu pandangan baru terhadap estetika kota dan persepsi artistiknya dalam bidang video art dan sinema eksperimental. Program IntenCity, dirancang oleh label DVD independen Lowave yang menawarkan suatu pandangan baru mengenai pengolahan tema perkotaan di dalam kreasi-kreasi sinematografis kontemporer. Film-film yang menggambarkan kekayaan stilistik dan orisinalitas dari para seniman internasional dalam kompilasi ini berasal dari berbagai macam DVD yang disunting oleh Lowave sepanjang tiga tahun terakhir. Beberapa diantaranya berasal dari kompilasi City2City, Visions urbaines, HC Gilje: Cityscapes, dan Valerie Pavia. Di dalam percampuran silang ini, para seniman menggali di dalam arus kerumunan manusia dan di dalam aliran seni bangunan modern, sebagaimana rentetan peristiwa kemanusiaan di dalam kehidupan kota. Mulai dari fragmen-fragmen gambar dan suara, para pencipta menyusun kembali, tanpa mengabaikan narasi, dunia perkotaan dengan penekanan realis, puitis dan utopis. Lowave adalah label kompilasi film dan pembaharu yang menawarkan kreasi seni terkini yang bertaraf internasional. Tujuannya adalah menawarkan suatu style dan menciptakan suatu pasar baru yang mampu mempromosikan seniman-seniman terbaik yang belum terlalu dikenal dan terhubung dalam jaringan distribusi klasik www.lowave.com. Selain beberapa karya kompilasi video Lowave, program ini juga akan menampilkan 10 karya video seniman lokal Bandung untuk memperlihatkan keragaman cara pandang penghuni terhadap kotanya. Program pemutaran karya video para seniman dari Bandung dikoordinasi oleh VideoBabes dan akan mengajak kita untuk mengupas bentuk kota dengan menyaksikan keberadaan berbagai bentuk fisik bangunan. Sementara karya yang lainnya akan menampilkan penjelajahan melalui ingatan personal mereka: jiwa kota yang hadir dalam wc-wc umum dan tv yang tertambat pada sudut-sudut ruangan. Ketika semua lapisan terluar sebuah kota telah habis dikelupas, yang tersisa adalah keintiman kita dengan kehidupan di dalamnya. Kompilasi video IntenCITY/ LOWAVE akan menampilkan karya dari beberapa seniman sebagai berikut: HC Gilje (Norwegia) / H.K. Mark I Marina Chernikova (Rusia) / Crossings Kentaro Taki (Jepang) / Exchangeable Cities Nose Chan (Cina) / Nil Valérie Pavia (Prancis) / Esquisses : Berlin - Pigalle Moscou Vincent et Franck Dudouet Adolph Kaplan (Prancis) / Hors Chants Stefano Canapa (Prancis/Italia) / Promenaux Roger Beebe (Amerika) / The Strip Mall Triology Ulrich Fischer (Swiss/Jerman) / Es geht auch schneller Egbert Mittelstädt (Jerman) / Fall In Fall Out. Timaios 3rd and 5th Moment Sementara itu, khusus untuk program pemutaran dan diskusi di kota Bandung, VideoBabes akan menampilkan kompilasi video yang berisi beberapa karya seniman Bandung, antara lain: Prilla Tania / A Short Story from Mom and Me Rizaldi Fakhrudin / One Creative Way to Live in a Creative City M. Akbar / My Little Corner of the World oQ Adiredja / Me vs. Angkot Yusuf Ismail / Flushed Memory Muhammad Reggie Aquara / Album: Traveling Without Moving Yusuf Ismail / saya benci berada di keramaian malam minggu di tempat yang bernama Dago Ariani Darmawan / City of Desire R. E. Hartanto / City Series No. 2 Andi Bini Fitriani / Urban Puppet Selain menampilkan beberapa karya dari para seniman di atas, program ini juga akan menghadirkan dua orang seniman yang menangani kegiatan IntenCITY/ LOWAVE, yaitu: Silke Schmickl Silke Schmickl lahir pada tahun 1974 di Jerman. Pada tahun 2002 ia turut mendirikan Lowave, sebuah perusahaan rekaman video dimana ia menjadi penanggungjawab, konseptor dan penyutradaraan proyek-proyek seni serta penyebarannya; selain juga membangun mitra kerja dengan lembaga-lembaga kebudayaan internasional. Thomas Lambert Thomas Lambert lahir pada tahun 1977. Sejak tahun 2004, setelah menyelesaikan sarjana muda jurusan seni, ia menaruh seluruh perhatiannya pada pembentukan konsep dan penyutradaraan audiovisual sebagai videast, ahli montase dan pemusik. Di Lowave ia menangani perijinan untuk DVD dan bidang teknik untuk beberapa proyek yang dilaksanakan. Jadwal program Kegiatan Rabu, 29 Agustus, jam 18.00 21.00 WIB Auditorium CCF Bandung Jl. Purnawarman No: 32 Pemutaran video: IntenCITY Lowave dan Displacement Project (Kompilasi Video Seniman Bandung) part. 1 Presentasi IntenCITY Lowave: 1. Silke Schmickl 2. Thomas Lambert Kamis, 30 Agustus, jam 18.00 21.00 WIB Common Room, Jl. Kyai Gede Utama No: 8 Pemutaran video: IntenCITY Lowave dan Displacement Project (Kompilasi Video Seniman Bandung) part. 2 Program Diskusi Diskusi terbuka yang melibatkan para seniman IntenCITY Lowave dan para seniman Bandung. 29 30 Agustus, jam 11.00 18.00 WIB Rumah Buku, Jl. Hegarmanah No: 52 Pameran Video Instalasi (loop) Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama antara CCF
[mediacare] Those to whom evil is done........
.is done usually try to protect themselves. Satu problim yang dihadapi negara2 Barat yang memberikan izin tinggal permanen bagi pendatang2 dari negara Arab (agama Islam). Mereka diberikan izin tinggal ini biasanya di katagorikan sebagai imigran karena persekusi negara asal atau karena alasan humanitarian. Apakah barat dengan suka rela memasukkan sebuahtrojan horse masuk kekandang sendiri. Hanya sejarah nanti yang akan memberikan buktinya, setelah dunia jadi muslim semuanya. Harry Adinegara Those to whom evil is done usually try to protect themselves. Wafa Sultan met both sides of Australian federal politics and Jewish community leaders and told them the West was still underestimating the evil of Islam On a two-week under the radar visit to Australia, Syrian-born Wafa Sultan secretly met both sides of federal politics and Jewish community leaders, warning them that all Muslims needed to be closely monitored in the West. He insisted that Australia and the US have been duped into believing there is a difference between the religion's moderate and radical interpretations. In an interview with The Australian, Dr Sultan -- who shot to recognition last year following an interview on al-Jazeera television in which she attacked Islam and the prophet Mohammed -- said Muslims were brainwashed from an early age to believe Western values were evil and that the world would one day come under the control of Sharia law. The US-based psychiatrist -- who has two fatwas (religious rulings) issued against her to be killed -- warned that Muslims would continue to exploit freedom of speech in the West to spread their hate and attack their adopted countries, until the Western mind grasped the magnitude of the Islamic threat. You're fighting someone who is willing to die, Dr Sultan told The Australian in an Arabic and English interview. So you have to understand this mentality and find ways to face it. (As a Muslim) your mission on this earth is to fight for Islam and to kill or to be killed. You're here for only a short life and once you kill a kafir, or a non-believer, soon you're going to be united with your God. Dr Sultan, who was brought to Australia by a group called Multi-Net comprised of Jews and Christians, met senior politicians, including Attorney-General Philip Ruddock, Foreign Minister Alexander Downer and Labor deputy leader Julia Gillard. The organisers of her visit asked the media to not publish anything about her stay until she had left the country because of security-related concerns. Dr Sultan said Islam was a political ideology that was wrongly perceived to have a moderate and hardline following. We all know why those meetings have to be unpublished, mohamed himself asked for the death of the apostates: Bukhari 004.052.260 Ali burnt some people and this news reached Ibn 'Abbas, who said, Had I been in his place I would not have burnt them, as the Prophet said, 'Don't punish (anybody) with Allah's Punishment.' No doubt, I would have killed them, for the Prophet said, 'If somebody (a Muslim) discards his religion, kill him.', Bukhari 009.083.017: Allah's Apostle said, The blood of a Muslim who confesses that none has the right to be worshipped but Allah and that I am His Apostle, cannot be shed except in three cases: In Qisas for murder, a married person who commits illegal sexual intercourse and the one who reverts from Islam (apostate) and leaves the Muslims. That's why the West has to monitor the majority of Muslims because you don't know when they're ready to be activated. Because they share the same basic belief, that's the problem, said the 50-year-old, who was last year featured in Time magazine's list of the 100 most influential people in the world. Dr Sultan, who was raised on Alawite Islamic beliefs before she renounced her religion, began to question Islam after she witnessed her university teacher get gunned down by Muslim hardliners in Syria in 1979. The mother of three, who migrated to the US in 1989, said the West needed to hold Muslims and their leaders more accountable for the atrocities performed in the name of Islam if they wanted to win the war on terror. But while she considered the prophet Mohammed evil and said the Koran needed to be destroyed because it advocated violence against non-believers, Dr Sultan struggled to articulate her vision for Muslims, whom she said she was trying to liberate from the shackles of their beliefs. I believe the only way is to expose the Muslims to different cultures, different thoughts, different belief systems, said Dr Sultan, who is completing her first book, The Escaped Prisoner: When Allah is a Monster. Muslims have been hostages of their own belief systems for 1400 years. There is no way we can keep the Koran. Thank you Wafa Sultan, thank you. I hope you will meet many many more politicians in many many more free countries for many
Re: [mediacare] Telkomsel Error
salam ari aristides, keluhan 1 orang dari 10 juta lebih pelanggan telkomsel pastilah dianggap angin lalu...jadi nggak ada gunanya anda mencak mencak disini...tidak akan ada perubahan yang berarti yang sesuai dengan keinginan anda...konsumen di negeri ini hanya dihargai sebagai konsumen, tidak sebagai manusia... -- i made cock wirawan http://free4share.blogspot.com ari aristides quotes, aa Siang ini sekitar jam 12.30 Telkomsel gak bisa memberikan layanan sebagaimana mesti. aa Saya sudah coba untuk menelpon, sms, dari kantor menelpon ke aa nomer saya, semuanya gak bisa. saya juga coba cek dengan aa nomer telkomsel yang lain hasilnya sama saja! aa Payah layanan telkomsel! Pekerjaan saya jadi terganggu... aa Ada pihak telkomsel yang mau jelasin? -- Send instant messages to your online friends http://au.messenger.yahoo.com
[mediacare] PUISI ttg SENJATA dan SANG BIROKRAT_setelah ralat
Serial Puisi-puisi Kritik Politik Oleh Andrinof A Chaniago Senjata (untuk Dek Pendi alias Effendi Gazali di Republik Mimpi) Semenjak ranah politik tidak lagi berbau mesiu rakyat memang tidak lagi perlu waspada pada desing peluru karena senjata tidak lagi leluasa membuat luka ataupun menjemput nyawa Tetapi janganlah lekas puas hanya karena politik telah bebas senjata logam Sebab, di tangan para pemburu harta dan kuasa ada senjata yang lebih tajam bunyinya tidak mendesing mebuat bulu kuduk merinding juga tidak meledak membuat telinga kita pekak bentuknya tidak runcing sehingga nyali bergeming Tetapi senjata itu tetap tajam tatkala menghujam Ranah politik memang sudah tidak lagi menumpahkan darah karena senjatanya kini tidak membuat luka atau mencabut nyawa tetapi ia membunuh nalar ajar yang telah dibangun lewat program wajib belajar Jangan cari senjata tajam itu di gudang peluru Atau di kendaraan prajuritmu Dia ada di genggamanmu Yang pernah kau buka, kau lihat dan kau baca Bentuknya adalah iklan setengah atau satu halaman Kadang-kadang berisi angka-angka ekonomiterika dan statiska Kadang-kadang berisi potret orang cerdas berkacamata Yang disertai kata-kata bergaya prosa Itulah dia senjata di ranah politik kita Senjata itu tidak menggores luka dan menumpahkan darah Juga tidak langsung mencabut nyawa berbilang jumlah Tetapi ia membuat kebodohan menjadi abadi Kemiskinan massal menjadi tersembunyi Politik hampa etika di balik slogan gagah efisiensi dan demokrasi Iklan setengah halaman atau satu halaman media massa Dengan angka-angka ekonometrika dan statistika Atau foto orang pintar berkaca mata Itulah senjata para pemburu harta dan kuasa Dampak senjata itu nyata ketika harga BBM naik rakyat kecil tercekik ramalan pemilik senjata itu terbalik menjanjikan angka kemiskinan akan turun menukik ternyata malah melonjak naik Dampak senjata itu masih terasa ketika pilkada rampung suara rakyat selesai ditelikung sementara pemburu kuasa dan harta kembali berhitung untuk membagi untung Senjata itu adalah iklan dengan sedikit dusta anak kandung perselingkuhan modal dan tahta yang kini menular dalam spanduk-spanduk di ruang terbuka di bawah lindungan sistem demokrasi pura-pura ditemani sistem ekonomi pasar yang tidak sempurna yang melahirkan korban dalam jumlah berjuta mereka yang tidak kelebihan harta dan tidak ikut berkuasa (Suatu pagi di jalan Kemangi, 24/08/07) Sang Birokrat Sang Birokrat berbaju cokelat sepatu sedikit mengkilat kerja dari rapat ke rapat berlomba mengejar naik pangkat Sang Birokrat jarang berkeringat merasakan nikmat dari persembahan hormat dapat jaminan hidup sepanjang hayat tapi lupa daulat rakyat Kampus UI, 24/08/2007. Puisi untuk Wakil Rakyat Oleh Andrinof A Chaniago Di masa pemilu dahulu Kami lihat gerak bola matamu seperti radar angkatan perang Yang dapat melacak suara jangkrik di waktu siang Sehingga, kami sempat percaya bahwa Tuan-tuan tahu apa yang kami mau Kami pun sempat percaya bahwa Tuan-tuan akan menjadi pelindung kami dari orang-orang yang hanya ingin memperkaya diri sendiri yang hanya ingin menjadikan kuasa dan harta sebagai senjata Lewat retorikamu di saat kampanye dulu Kami percaya Tuan-tuan akan akan bersiaga untuk kami sepanjang waktu Menunggu keluh kesah rakyatmu Menampung dan merundingkan aneka kehendak kami diantara sesama para politisi Tetapi setelah masa kampanye jauh berlalu Kursi berputar menyambut sibukmu Rumah rakyat yang sejuk mememelukmu Birokrasi menjadi penyaring tamu-tamumu Kita pun berjarak seperti tak pernah saling tahu Jauh di luar ruang kerjamu ada pagar kekar berteralis baja Di sana kami berdiri berharap akan sapaanmu dan bersiap dengan pertanyaan: Mengapa diammu bukan lagi perenungan? Mengapa tidurmu bukan lagi jeda pengabdian? Mengapa retorikamu menjadi tanpa logika? Di kejauhan pun kami mendengar Suara tinggi mu menggelegar menggertak usulan rakyatmu sendiri yang tengah berharap tegaknya demokrasi sejati lewat Pemilu dan Pilkada yang bisa menghasilkan pemimpin sejati (Kami pun bertanya, Mengapa tuan-tuan tidak berkenan ketika ada orang ingin menjadi pemimpin sejati negeri ini?) Dengan sigap tuan-tuan berujar, Calon perorangan merusak sistem! Calon perorangan harus didukung 15% suara sah! Dan seterusnya.. dan seterusnya Kami menjadi teringat ketika berjalan menuju ruangan kantormu Di sana kami melintasi para penjaga berseragam bak bala tentara Kaisar Romawi Yang sigap menyuruh kami memarkir kendaraan jauh dari halaman parkirmu Sehingga kami harus berlari menghindari sengatan terik matahari Masih bisakah kami percayai janjimu Ketika acungan telunjukmu bukan lagi tanda janji Tetapi pengawal ucapanmu bahwa wakil rakyat adalah pemilik kekuasaan legislasi Kami pun mulai sadar bahwa wakil rakyat di zaman kini sudah membedakan antara penyalur aspirasi dan kekuasaan legislasi sudah membedakan antara kompetisi dan demokrasi Di media massa kami membaca Retorika-retorika barumu yang
Re[2]: [mediacare] Re: berita kekejian pembantaian 4 PRT yang datang dari KBRI Riyadh
salam Sunny, sial...di negara ini, bangsa dan warga negara mereka begitu dihormati dan disanjung sanjung, ternyata negara kita direndahkan sedemikian rupa...walau saya tidak mempunyai keluarga yang menjadi tki di arab, namun darah rasanya mendidih mendegar julukan yang mereka berikan... -- i made cock wirawan http://www.blogdokter.net Sunny quotes, S Salah seorang kenalan dari Sudan yang pernah bertahun-tahun S bekerja di Arab Saudia mengatakatan kepada saya bahwa Tenaga S Kerja Indonesia mempunyai nama julukan yang sangat rendah sekali, yaitu kerbau .. -- Send instant messages to your online friends http://au.messenger.yahoo.com
[mediacare] Senggolan Berita 2007 (19)
Uang pengganti perkara korupsi ternyata banyak yg tidak disetor ke kas negara oleh pihak kejaksaan. = Sesuai namanya. Orang Kejaksaan mau mengganti posisi koruptor semula. menjadi Koruptor Pengganti. Niat Mulyana W. Kusuma untuk kembali ke KPU setelah bebas dari penjara, tidak diterima pemerintah. = Karena KPU bukan singkatan dari Komisi Penyuap Ulung TKW disiksa sampai mati di Arab Saudi, Dubes Arab Saudi tidak minta maaf. Malah bilang itu takdir. = tuhan dunia, nih?
[mediacare] [Dok 'G30S 1965]: Misteri Lubang Buaya oleh INDARWATI AMINUDDIN dan AGUS SOPIAN
Catatan redaksi www. progind.net: Sejak tanggal, 17 agustus artikel; Misteri Lubang Buaya bisa diakses di: http://www.progind.net/modules/wfsection/article.php?articleid=270 Hingga saat ini, tulisan tersebut telah diakses sebanyak 66 kali, yang bisa diprediksikan tetap aktualnya masalah yg saudari Indarwati Aminuddin dan saudara AGUS SOPIAN kemukakan, dengan perbandingan posting yang bersamaan tanggalnya yang sebanyak 36 kali telah diakses. *** Misteri Lubang Buaya OLEH INDARWATI AMINUDDIN dan AGUS SOPIAN* HUJAN turun deras. Datuk Banjir menutup kepalanya dengan kain sarung. Begitu juga kedua temannya. Dalam gelap, getek yang mereka naiki dibiarkan melaju sendiri mengikuti riak air. Di sebuah tempat, getek tiba-tiba berhenti. Datuk mengambil galah dan membenamkan ujungnya ke dasar air untuk mendapatkan gerak maju. Dasar air tak tersentuh. Getek tetap diam. Dicobanya lagi, masih tak berhasil. Datuk mengira, di sana ada lubang tempat persembunyian buaya. Ketika air telah surut, Datuk kembali ke sana. Benar saja, di situ terdapat sebuah lubang. Bentuknya seperti sumur. Ia menamakannya Lubang Buaya. Legenda Lubang Buaya berkembang dari mulut ke mulut. Terakhir, penduduk sekitar mendengarnya dari H. Yusuf, pria asal Cirebon, yang mengklaim keturunan Datuk Banjir. Mereka yang percaya, mendatangi sumur itu setiap menjelang musim hujan, sekira bulan Oktober. Di sana, mereka menyelenggarakan ruwatan. Doa mohon keselamatan dari ancaman bahaya banjir dipanjatkan. Nama Datuk Banjir yang diyakini menguasai tempat itu, mereka lafalkan dengan khidmat. Tradisi ruwatan meluas ke permohonan lain. Kepada sang penguasa sumur, warga juga meminta limpahan rejeki dan jodoh buat anak-anak gadisnya. Sumur Lubang Buaya terletak di Desa Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, sekitar 20 kilometer dari pusat kota. Di sebelah selatannya terdapat markas besar Tentara Nasional Indonesia Cilangkap, sebelah utara Lapangan Udara Halim Perdanakusuma, sebelah timur Pasar Pondok Gede, dan barat Taman Mini Indonesia Indah. Tanah di seputaran bibir sumur berwarna merah kecoklatan dan kering. Bagian terdekat diberi terali besi bercat merah putih. Lantai marmer putih kilap mengelilingi sumur berdiameter 75 centimeter itu. Sebuah cungkup, bangunan seperti pendopo, memayunginya. Langit-langit bangunan ini diukir. Tepat di atas lubang, sebuah cermin bergantung. Lewat cermin inilah orang bisa menatap dasar sumur yang diberi pelita. Kecuali nyala api tadi, tak ada apa-apa lagi di sana. Jangankan air, rumput pun tak tumbuh di sumur berkedalaman 12 meter itu. Kalau Lubang Buaya ditata, itu bukan dimaksudkan untuk mengendapkan cerita rakyat tentang Datuk Banjir. Ada cerita lain yang punya dimensi politik, sekaligus jadi bagian sejarah Indonesia dengan segala kontraversinya. Di sanalah jasad tujuh perwira militer, enam jenderal dan seorang letnan, ditemukan dalam keadaan rusak. Peristiwa traumatik ini, terutama bagi militer Indonesia, dikenal dengan nama G-30-S PKI, kependekkan dari Gerakan 30 September 1965 Partai Komunis Indonesia. Pembunuhan atas para perwira itu jadi antiklimaks ofensif PKI terhadap seteru-seteru politiknya. Militer memburu mereka yang dianggap bertanggung jawab. Kekuatan massa PKI habis dalam tempo cepat, menyusul pembantaian besar-besaran atas mereka di berbagai daerah oleh militer dan massa pro-militer. Sebagian di antaranya dijebloskan ke dalam penjara dan diasingkan ke pulau-pulau terpencil. Kilas balik ofensif PKI, yang ditandai oleh pembentukan milisi dan sayap militer, sekurang-kurangnya dapat ditelusuri ke tanggal 23 Mei 1965. Saat itu, PKI menggelar peringatan ulang tahun. Dalam even ini, D.N. Aidit, ideolog PKI, menyeru kader-kadernya untuk meningkatkan sikap revolusioner. Perayaan yang mirip parade kekuatan rakyat itu semarak dengan poster-poster berisikan slogan-slogan PKI, termasuk propaganda pembentukan Angkatan V. Ini merujuk kepada kekuatan buruh dan tani untuk dipersenjatai dan dilatih kemiliteran. Empat angkatan yang telah terbentuk sebelumnya adalah militer angkatan darat, laut, udara dan kepolisian. Ledakan kebringasan massa hanya tinggal tunggu waktu. Dan benar, seruan Aidit diikuti oleh terjunnya para eksponen PKI ke desa-desa membawa slogan Desa Mengepung Kota, tak ubahnya slogan Mao Tse Tung ketika mengobarkan revolusi komunisme di China. Dalam aksinya, mereka meneriakkan kebencian terhadap unsur-unsur masyarakat yang dianggap jadi lawan-lawan politiknya. PKI mengekspresikannya dalam slogan Tujuh Setan Desa. Mereka adalah tuan tanah, tengkulak, bandit desa, tukang ijon, lintah darat, birokrat desa, dan amil zakat. Keadaan memanas, massa PKI melakukan serangkaian pembantaian dan pembunuhan sistematis terhadap setan-setan itu. Aksi brutal PKI meresahkan rival-rivalnya. PNI (Partai Nasional Indonesia), NU (Nahdlatul Ulama), Parkindo (Partai Kebangkitan Indonesia), Partai Katolik, PSII (Partai Syarikat Islam Indonesia),
[mediacare] PBB Programkan Penghapusan SBKRI
Ternyata masalah SBKRI menjadi perhatian serius juga oleh PBB. Di dalam Sidang Komite PBB untuk Penghapusan Diskriminasi Rasial di Geneva, Swiss, pada 31 Juli-18 Agustus 2007 lalu hal ini sempat menjadi perhatian Sidang Komite. Terbukti dengan adanya seruan dari Sidang Komite PBB itu kepada Pemerintah RI untuk mbenar2 menjalankan penghapusan terhadap kewajiban adanya SBKRI. Karena meskipun UU No. 12 Tahun 2006 telah disahkan. Dalam prakteknya masih saja banyak instansi pemerintah yang meinta SBKRI ini dgn berbagai alasan. Mungkinkah orang Tionghoa Indonesia yg selama ini gigih memprotes soal SBKRI di Indonesia, telah juga berhasil mendesak PBB mengeluarkan seruan tsb? Luar biasa kalau memang begitu. Saya ajukan pertanyaan sindiran ini karena selama ini oleh sebagain Tionghoa Indonesia selalu menertawakan dan mengejek orang2 Tionghoa yg menyatakan dan memprotes perihal SBKRI ini sebagai salah satu bentuk diskriminasi warisan Orde Baru yg masih terbawa-bawa sampai sekarang. Mereka beranggapan bahwa protes perihal SBKRI itu hanya rengekan cengeng orang Tionghoa, dan diskriminasi yg disebutkan Tionghoa2 itu hanya ilusi dan menyudutkan serta menjelek-jelekkan Indonesia. Setelah pemerintah bersama-sama DPR mengesahkan UU No. 12 Tahun 2006 yg antara lain berisi ketentuan penghapusan SBKRI karena dipandang sebagai bentuk diskriminasi terhadap etnis tertentu. Muncul reaksi yg terasa aneh. Mungkin karena kecewa juga pemerintah mau mengakui SBKRI sebagai salah satu bentuk diskriminasi (yg bertentangan dgn pernyataan mereka) dan mau menuangkan dalam bentuk ketentuan UU (lepas dari bagaimana implemntasinya). Salah satu reaksinya adalah pernyataan bernada sindiran: Selamat kepada Tionghoa2 Indonesia karena berhasil mendesak pemerintah menghapus SBKRI. Salah satu alasan bahwa SBKRI harus tetap ada adalah u/ menghindari terjadinya pemalsuan identitas Kewarganegaraan. Tetapi anehnya, kewajiban SBKRI itu hanya diterapkan pada etnis Keturunan Tionghoa, sedangkan etnis keturunan Arab tidak pernah diminta. Alasan ini pun sebenarnya tidak bisa diterima. Apa iya kalau ada SBKRI maka lebih menjamin identitas kewarganegaran seseorang tidak dipalsukan? Bahkan SBKRI itu sendiripun bisa dipalsukan, bukan? Jangankan SBKRI, paspor, pun bisa dipalsukan. Uang saja bisa dipalsukan. Jadi, apa argumen tentang harus tetap ada SBKRI u/ lebih menjamin kebenaran status kewarganegaraan seseorang itu bisa dipertahankan? Ada suatu cerita tentang seorang WNI etnis Tionghoa yg sudah turun-temurun WNI, yg diceritakan oleh Arief Heryanto dalam salah satu tulisannya. Di sebuah instansi pemerintah dia diminta SBKRI oleh pegawai yg melayaninya. Terjadi percakapan antara Enin yg WNI Keturunan Tionghoa dgn sang birokrat. Saudara punya SBKRI? Punya. Mana? Tidak saya bawa. Ada di rumah. Kenapa tidak Saudara bawa? Untuk mengurus ini Saudara harus bisa menunjukkan SBKRI Saudara. Kalau tidak tidak bisa diteruskan karena perlengkapan admnistrasinya tidak lengkap. Harap maklum, Pak. SBKRI itu adalah dokumen yg paling saya sayangi. Sehingga saya simpan rapat2 di rumah Hening sejenak. Tak lama kemudian, Enin mengajukan pertanyan yg menohok logika Orde Baru. Bapak sendiri punya SBKRI? Apa? Saya tanya, bapak punya SBKRI? Tidak. Untuk apa? Saya pribumi. Apakah Bapak warganegara Indonesia? Jelas. tentu saja!! Mana buktinya? Maksud Saudara ini apa?!! Bagaimana kita bisa yakin kalau Bapak ini warganegara Indonesia. Bagaimana Bapak bisa mengaku-ngaku sebagai orang Ondonesia, warganegara Indonesia, sedangkan Bapak tidak punya dokumen resmi yg dapat membuktikan itu? ??? Jelek2 begini, saya orang Indonesia. Saya ini warganegara Indonesia. Saya tidak asal mengaku saja seperti bapak. Karena saya punya dokumen resmi yg dapat membuktikan hal ini. Namanya SBKRI. --- Cerita di atas memang benar2 menohok logika Orde Baru. Kalau memang SBKRI adalah dokumen yg paling sahih u/ membuktikan kewarganegraan seseorang, kenapa hanya etnis Tionghoa saja yg mempunyai kewajiban untuk itu? Padahal mereka sudah turun-temurun dilahirkan sebagai WNI. Lain halnya kalau orang tsb apapun etnisnya semula WNA dan hendak menjadi WNI. Dalam kasus2 seperti ini dokumen seperti Akta Kelahiran dan KTP pun dirasakan tidak cukup. Padahal kedua dokumen negara ini dgn jelas-jelas menyatakan bahwa orang tersebut dilahirkan dan mempunyai kewarganegaraan Indonesia. Apakah ini tidak sama dgn instansi yg tetap minta SBKRI itu tidak percaya, atau tidak mengakui pernyataan di dalam Akta Kelahiran dan KTP tsb? Seseorang yg mempunyai etnis pribumi (misalnya etnis Jawa), tidak absolut mutlak dia pasti seorang WNI. Bisa saja dia telah berubah kewarganegaraan menjadi warganegara asing. Jadi kewarganegaraan seseorang tidak bisa dilihat semata-mata hanya dari etnisitas saja. Orang-orang Jawa di Suriname, apakah mereka juga WNI? Jelas, bukan. Sebab sejak turun-temurun mereka adalah Warganegara Suriname sekalipun
[mediacare] Upacara Sipil 17Agustusan di Praha
Upacara Sang Saka Merah Putih berlangsung sedikit banyak seperti yang saya saksikan berkali-kali pada era Bung Karno di medio tahun 1950an abad silam di Istana Negara, ketika saya yang masih di SMP nangkring diatas sepeda didepannya. Namun kali ini, tahun 2007 di Praha, dalam upacara Peringatan Hari Kemerdekaan yang ke-62 itu kurang komandan upacara, yang memimpin bukan inspektur upacara, tetapi Duta Besar RI untuk Republik Ceko, Prof Dr Salim Said! Dalam gerimis rintik-rintik, orang lebih terpukau karena tidak ada aba-aba keras dalam gaya ketentaraan, tidak ada barisan, semua hadirin, yang terdiri dari seluruh KBRI dan masyarakat Indonesia dengan anak pinaknya, berdiri tenang saja. Kecuali tegap ketika Sang Saka dikibarkan dan menyanyikan Indonesia Raya. Juga tidak ada komando seperti barisan siap, barisan istirahat, barisan dibubarkan, dan entah apa lagi yang selamanya ini kami alami. Semuanya yang saya enggan lakukan karena saya memang bukan perajurit, belum pernah samasekali dilatih dalam ketentaraan. Mungkin akan bizarre, lucu dan aneh sekali bila saya coba-coba menirunya. Juga menarik bahwa meski tiada samasekali pengaturan hadirin, namun secara otomatis terjadi pemisahan lewat garis gender, yang perempuan terpisah dari yang pria. Ini mungkin baik ditelaah secara sosio-psikologis! Usai upacara saya, yang lurah Paguyuban karena tidak ada juga yang hendak menggantikan, gagal menunggu jajaran KBRI berbaris dipimpin Pak Dubes untuk kami salami berramai-ramai. Bahkan Pak Dubes sambil senyum- senyum mengatakan: Ini kan yang mengadakan KBRI, bukan Dubes! Jadi semua kami bersalaman dimana saja seperti laiknya dalam suatu silaturakhmi. Dan seluruh upacara dan peringatan telah berjalan dengan khidmat dan dalam acara bebasnya juga meriah. Begitulah. Mungkin itu bukan kejutan. Simbolisasi ini dikatakan oleh Pak Dubes, yang menggagasnya, sebagai penegasan bahwa ketika Indonesia mulai mengayunkan langkah didalam proses demokratisasi, maka Upacara dan Peringatan Hari Kemerdekaan pun hendaknya dilakukan sesuai dengan pengertian demokrasi itu. Dan demokrasi memang urusannya orang sipil, bukan? Pak Dubes Salim Said memang hibrid antara seorang pakar ilmu politik dan budayawan, yang kini bertugas menggeluti ranah diplomasi! Bismo D Gondokusumo (terlambat ditulis karena PC PHK temporer)
[mediacare] Socrates seorang utusan?
ada tulisan yg membahas kemungkinan Socrates adalah seorg utusan Tuhan .. cukup menarik. http://watung.org/2007/08/23/siapa-socrates-sebenarnya/ a.p.
Re: [mediacare] PUISI ttg SENJATA dan SANG BIROKRAT_setelah ralat
Lihatlah! masih adakah hati yang berisi? ketika logika sudah berbau terasi ketika nurani kian ter-erosi.. di kilatan hujan pesona yang tidak kunjung basi Lihatlah! Dendang-an birokrat dan wakil berdasi.. penuh kegiatan sinetron mengejar kursi Ketika tikus sibuk pesta korupsi kucing justru giat pamer gusi... terbuai diempuknya jok mercy Lihatlah! Gempita riuhnya demokrasi menumbuhkan nurani yang semakin membesi saat Rakyat butuh nasi.. namun justru di kremasi Ah, sudahlah! ini bukan Demonstrasi.. ini juga bukan mosi... ini hanyalah puisi... dari yang hidup namun sesungguhnya mati! - Original Message From: Andrinof Chaniago [EMAIL PROTECTED] To: mediacare@yahoogroups.com Sent: Friday, August 24, 2007 6:22:09 AM Subject: [mediacare] PUISI ttg SENJATA dan SANG BIROKRAT_setelah ralat Serial Puisi-puisi Kritik Politik Oleh Andrinof A Chaniago Senjata (untuk Dek Pendi alias Effendi Gazali di Republik Mimpi) Semenjak ranah politik tidak lagi berbau mesiu rakyat memang tidak lagi perlu waspada pada desing peluru karena senjata tidak lagi leluasa membuat luka ataupun menjemput nyawa Tetapi janganlah lekas puas hanya karena politik telah bebas senjata logam Sebab, di tangan para pemburu harta dan kuasa ada senjata yang lebih tajam bunyinya tidak mendesing mebuat bulu kuduk merinding juga tidak meledak membuat telinga kita pekak bentuknya tidak runcing sehingga nyali bergeming Tetapi senjata itu tetap tajam tatkala menghujam Ranah politik memang sudah tidak lagi menumpahkan darah karena senjatanya kini tidak membuat luka atau mencabut nyawa tetapi ia membunuh nalar ajar yang telah dibangun lewat program wajib belajar Jangan cari senjata tajam itu di gudang peluru Atau di kendaraan prajuritmu Dia ada di genggamanmu Yang pernah kau buka, kau lihat dan kau baca Bentuknya adalah iklan setengah atau satu halaman Kadang-kadang berisi angka-angka ekonomiterika dan statiska Kadang-kadang berisi potret orang cerdas berkacamata Yang disertai kata-kata bergaya prosa Itulah dia senjata di ranah politik kita Senjata itu tidak menggores luka dan menumpahkan darah Juga tidak langsung mencabut nyawa berbilang jumlah Tetapi ia membuat kebodohan menjadi abadi Kemiskinan massal menjadi tersembunyi Politik hampa etika di balik slogan gagah efisiensi dan demokrasi Iklan setengah halaman atau satu halaman media massa Dengan angka-angka ekonometrika dan statistika Atau foto orang pintar berkaca mata Itulah senjata para pemburu harta dan kuasa Dampak senjata itu nyata ketika harga BBM naik rakyat kecil tercekik ramalan pemilik senjata itu terbalik menjanjikan angka kemiskinan akan turun menukik ternyata malah melonjak naik Dampak senjata itu masih terasa ketika pilkada rampung suara rakyat selesai ditelikung sementara pemburu kuasa dan harta kembali berhitung untuk membagi untung Senjata itu adalah iklan dengan sedikit dusta anak kandung perselingkuhan modal dan tahta yang kini menular dalam spanduk-spanduk di ruang terbuka di bawah lindungan sistem demokrasi pura-pura ditemani sistem ekonomi pasar yang tidak sempurna yang melahirkan korban dalam jumlah berjuta mereka yang tidak kelebihan harta dan tidak ikut berkuasa (Suatu pagi di jalan Kemangi, 24/08/07) Sang Birokrat Sang Birokrat berbaju cokelat sepatu sedikit mengkilat kerja dari rapat ke rapat berlomba mengejar naik pangkat Sang Birokrat jarang berkeringat merasakan nikmat dari persembahan hormat dapat jaminan hidup sepanjang hayat tapi lupa daulat rakyat Kampus UI, 24/08/2007. Puisi untuk Wakil Rakyat Oleh Andrinof A Chaniago Di masa pemilu dahulu Kami lihat gerak bola matamu seperti radar angkatan perang Yang dapat melacak suara jangkrik di waktu siang Sehingga, kami sempat percaya bahwa Tuan-tuan tahu apa yang kami mau Kami pun sempat percaya bahwa Tuan-tuan akan menjadi pelindung kami dari orang-orang yang hanya ingin memperkaya diri sendiri yang hanya ingin menjadikan kuasa dan harta sebagai senjata Lewat retorikamu di saat kampanye dulu Kami percaya Tuan-tuan akan akan bersiaga untuk kami sepanjang waktu Menunggu keluh kesah rakyatmu Menampung dan merundingkan aneka kehendak kami diantara sesama para politisi Tetapi setelah masa kampanye jauh berlalu Kursi berputar menyambut sibukmu Rumah rakyat yang sejuk mememelukmu Birokrasi menjadi penyaring tamu-tamumu Kita pun berjarak seperti tak pernah saling tahu Jauh di luar ruang kerjamu ada pagar kekar berteralis baja Di sana kami berdiri berharap akan sapaanmu dan bersiap dengan pertanyaan: Mengapa diammu bukan lagi perenungan? Mengapa tidurmu bukan lagi jeda pengabdian? Mengapa retorikamu menjadi tanpa logika? Di kejauhan pun kami mendengar Suara tinggi mu menggelegar menggertak usulan rakyatmu sendiri yang tengah berharap tegaknya demokrasi sejati lewat Pemilu dan Pilkada yang bisa
[mediacare] Daai TV - TV baru
Di channel 59 UHF utk Jabodetabek ada 1 TV baru. (Medan - 51 UHF). sebenarnya sudah lama tapi selama ini masih dalam percobaan. Baru sekarang ini tampil dengan siaran yang jelas. Semoga membawa perubahan baru. Yahoo! oneSearch: Finally, mobile search that gives answers, not web links. http://mobile.yahoo.com/mobileweb/onesearch?refer=1ONXIC
[mediacare] 3 September: Launching Album RASI Ratih Sang
Dengan hormat, Dalam rangka peluncuran album musikalisasi puisi Ratih Sang RASI yang berjudul ` Kisahku'. PT. Ratih Sang Indonesia mengundang sdr/i untuk datang ke acara peluncuran (Launching) album yang akan diselenggarakan pada: Hari/Tgl : Senin, 3 September 2007 Jumpa Pers: pukul 14.00 WIB s/d selesai Venue : PISA Cafe Resto Mahakam Jaksel Feat. Artist : Ariyo Wahab Sita RSD Untuk konfirmasi kehadiran dan informasi lebih lanjut, harap hubungi RASI Management Contact Person : Eva `earth' Wahab Mobile : 0812 993 9973 Email : [EMAIL PROTECTED] Salam, Auliana Rizky (PT. Ratih Sang Indonesia) PS : Mohon konfirmasi terlebih dahulu kehadirannya via sms/email. Thanks. Acara ini didukung oleh Telkom FLEXI Terima kasih buat Bung Radityo
[mediacare] Budaya daur ulang
Sudah waktu nya lagi bagi saya utk meng gali tumpukan2 pakaian musim dingin karena fall season lalu winter sudah mulai tercium udara nya, setiap tahun wanita di America kelas menengah setidaknya menghamburkan uang sekitar 1500 - 2000 dollar utk kebutuhan pakaian2 dan aksesori musim dingin, tak terkecuali saya, bila pakaian2 ini terus ditumpuk tentunya rumah kita akan tertimbun, itu sebabnya kita recycling, recycling itu sangat baik utk environment sekaligus membantu org lain utk bisa menikmati apa2 yg tidak terjangkau oleh kelas ekonominya, selain keuntungan lain yaitu setiap donasi yg kita berikan kepada program2 sosial akan bersipat deductable utk pembayaran pajak. Setiap tahun saya memberikan pakaian2 utk winter atau summer ke goodwill, mereka akan memberikan semacam kwitansi yg bisa saya claim ke Dept. pajak sebagai donasi utk kebutuhan community (masyarakat setempat), dgn kwitansi2 sosial itu kita mendapatkan potongan2 pajak yg kadang cukup menguntungkan. Begitu juga dengan mainan anak2, atau buku2 bacaan, anak2 America adalah anak2 yg dibesarkan oleh mainan2 yg kadang saya anggap berlebihan, mainan2 Emilie yg ditimbun sejak 2 thn yg lalu sampe menyesak kan gudang, saya kumpulkan sampe 3 karung lalu saya angkut ke goodwill, disana mainan2 ini dijual oleh mereka semurah mungkin utk anak2 yg tidak mampu. Teman saya di Seattle membeli mesin utk recycling sampah2 utk membuat pupuk, ini ide bagus,makanan2 sisa serta sampah2 sayuran di giling dan disimpan ber hari di dlm mesin hingga ber ulat lalu dicampur dengan soil, jadilah pupuk yg baik utk tanaman, di Indonesia saya lihat kita membuang sampah dlm satu bak yg sama, entah sampah sayuran atau sampah plastik, semua sampah masuk dalam tempat yg sama, saya sering menasehati saudara2 saya utk memisahkan sampah2 sayuran dengan plastik atau kertas kaleng dll nya, dengan sampah makanan kita bisa membuat pupuk (kompos), disamping bila sampah2 yg kita buang hanya berisi plastik dan kertas2, kaleng dan gelas tentunya tidak akan menyebarkan bau busuk, dan memudahkan recycling utk pendaur ulang peminat nya. Recycling adalah aktivitas yg sangat menguntungkan komunitas, di Indonesia belum ada kesadaran yg penuh ttg hal ini, banyak anak2 dari kalangan ekonomi atas yg tidak mendonasikan mainan, buku2, sepatu atau pakaian nya utk yayasan sosial bagi anak2 tak mampu, masih banyak orang yg memakai pakaian compang camping kehujanan keanginan masih beluma ada yayasan sosial yg terketuk hati nya utk mengatasi hal ini, tidak ada organisasi pemerintah yg mencoba merangsang rakyatnya utk bertoleransi dengan cara recycling ini . Bagaimana kalau kita memulainya dari diri kita sendiri?, kemarin saya mengangkut sebanyak 4 kantong besar pakaian2 winter utk orang2 ditempat kerja saya, banyak dari kalangan mereka yg ekonominya sangat lemah, maka dalam se jam pakaian2 saya pun lenyap disikat. Ada teman nyeletuk Why did you do that ? I did that because I understand how this all works, and I wanted to do it anyway Sharing is caring, remember ??? salam omie
[mediacare] Indonesians Protest Outside Saudi Embassy in Jakarta
http://www.arabnews.com/?page=1section=0article=100381d=24m=8y=2007 Friday, 24, August, 2007 (10, Sha`ban, 1428) Indonesians Protest Outside Saudi Embassy in Jakarta Rasheed Abou-Alsamh, Arab News JEDDAH, 24 August 2007 - Relatives of the four Indonesian maids who were allegedly severely beaten by their Saudi employers in Aflaj more than two weeks ago protested yesterday outside the Saudi Arabian Embassy in Jakarta, Indonesia, along with workers' rights activists, demanding that the remains of the two maids who died of their injuries and the two survivors be sent home immediately. We started this protest this morning with 100 participants, including all of the relatives of the four maids, outside the Saudi Embassy here, said Wahyu Susilo of Migrant Care in an interview from Jakarta. We have erected a tent outside the embassy and we will go on a hunger strike until the Saudi authorities send the women home. The protest was mostly calm except for a few scuffles with Indonesian police who kept a watchful eye on the protesters from nearby. It was the second protest in front of the Saudi Embassy in as many weeks. On Aug. 13 the same group of labor activists held a protest and handed over a protest letter to embassy officials from relatives of the victims. Siti Tarwiyah Slamet, 32, and Susmiyati Abdul Fulan, 28, both died of their injuries on Aug. 3 in Alflaj, a town 320 kilometers south of the Saudi capital Riyadh. Tari Tarsim, 27, and Ruminih Surtim, 25, both survived two days of alleged beatings by several men from the Saudi family that they all worked for after being accused of practicing black magic on the son of their employers. Both were left severely injured and were transferred to Riyadh Medical Complex for further treatment from a hospital in Alfaj. Saudi police have since arrested seven male suspects for interrogation and took Tari away from the hospital for questioning on Aug. 20. Susmiyati's brother Supomo told the Jakarta Post that he wanted his sister's body repatriated as soon as possible and that all those responsible for killing his sister should be severely punished. The Saudi authorities have still not released the bodies of the two deceased maids to the Indonesian Embassy in Riyadh, and have also not allowed the embassy official access to the two remaining survivors. We want them to be under our custody, but our request has not been acted upon, an Indonesian diplomat told Arab News in an interview this week. We also still haven't had access to the bodies of the two deceased domestic workers. The relatives of the victims and activists have vowed to continue their protests outside the Saudi Embassy until all four victims return home. The Saudi government must investigate thoroughly and the employer and his relatives involved in the incident brought to justice, said Wahyu
[mediacare] Re: Yang disebut Agama itu apa ?
Menanggapi coretan2 mangucup memang selalu meriah dengan berbagai opini, apalagi bila masalah yg dibahas soal agama, agama. politik dan goyang inul adalah type bahasan yg tidak pernah menjemukan, tul gak? Bagi saya sendiri God can not be described to fit into the human system of thought BIla kita menyimak konsep2 Islam, Christianity, atau Judaism, ketiga agama besar ini menyetujui akan adanya surga dan Tuhan itu tunggal, so kenapa harus dibuat kompleks (complicated?) Basic saya : Why can't all thoughts on religion be right ? instead of insisting on What I think is right ..? kenapa kita tidak duduk saja santai dan menikmati semua buku2 yg diajarkan agama2 lain sambil memahami betapa besar nya Kasih Tuhan dan maha pengasih bagi semua umat dan alam semesta, bukan malah saling menghakimi dan mengutuki agama2 lain yg membawa kehancuran dan peperangan sesama dengan menggunakan nama Tuhan atau agama. Peperangan yg dilakukan Nabi Muhamad adalah reluctant wars (perang secara terhormat) karena kharakter Muhamad yg digambarkan dalam sejarah2 Islam adalah seorang yg menentang kezoliman dan kekerasan, dalam buku Islam yg ditulis Karen Armstrong ditulis :, The peaceful proceedings at the time of Fateh Mekkah and the signing of Sulah Hudaibia, on atrociously unjust terms , are proof that compassion was paramount for the Prophet as he defeated the violance of jahilia . Philosophy saya sederhana DO NOT DO TO OTHERS WHAT YOU WOULD HAVE NOT DONE TO YOU Dengan landasan sederhana begitu saya percaya dunia akan terasa lebih damai, agama akan menjadi indah, ketenangan bisa dinikmati oleh seluruh alam semesta. Salam omie aan_mm [EMAIL PROTECTED] wrote: Salam, Sederhananya, agama adalah keyakinan mengenal dan mendekatkan diri pada Tuhannya. Namun, sebelumnya mengenal Tuhannya, haruslah mengenal dulu siapa dirinya. Salam, Muhammad Subhan --- In [EMAIL PROTECTED], wrote: Maaf, terlambat merespon tentang topik Yang disebut Agala itu apa? yang pernah dipostingkan Mang Ucup beberapa minggu yang lalu. berikut berbagai respon dari para milist. ..untuk berkata tidak terhadap ketimpangan sosial atau paling tidak memompa manusia untuk merebut hak yang sepantasnya dia miliki. #: agama untuk merebut hak artinya untuk merebut hak-miliknya yang dirampas. Mengapa tidak dilakukan untuk menolong dan menyelesaikan secara hukum negara yang berlaku atau (syariah agama pemeluknya) orang-orang yang dirampas hak-miliknya, korban dibunuh secara tragis dan anarkis dalam peristiwa korban tragedi 1965 dan seterusnya... ..Agama memang tidak untuk diperdebatkan. Agama (Dalam hal ini Islam) untuk dipelajari, diyakini, diamalkan dan didakwahkan. #: debat itu bercakap-cakap secara kekluargaan, berdialog sesama orang, menyampaikan pikiran jernih sehat. 'mendebat' bukan berarti selalu 'membantah' melainkan memahami pendapat orang lain sementara bebas mengemukakan pendapatnya sendiri. agama telah 'diamalkan dan didakwahkan' serta dikumandangkan keras- keras setiap harinya; kenyataannya seperti sekarang ini (korupsi, penindasan, anarkis, menculik anak, menghalalkan segala cara... dsb.nya) lalu bagaimana seperti topiknya Mang Ucup Yang disebut Agama itu apa? Salam Moderator, Merdeka999.YA. - Building a website is a piece of cake. Yahoo! Small Business gives you all the tools to get online. - Be a better Heartthrob. Get better relationship answers from someone who knows. Yahoo! Answers - Check it out.
[mediacare] Terror alert puts cloud over Bali travel cover
http://www.theage.com.au/news/national/terror-alert-puts-cloud-over-bali-travel-cover/2007/08/24/1187462524583.html Terror alert puts cloud over Bali travel cover Clive Dorman August 25, 2007 A TRAVEL law specialist has warned that government advice about travel to Indonesia may technically invalidate travel insurance for trips to the holiday island of Bali. Even though insurers continue to cover travellers to Bali, Tony Cordato, of Sydney's Cordato Partners Tourism Lawyers, believes the Department of Foreign Affairs and Trade's advice for travel to Bali triggers the exclusion clause in travel insurance policies that disqualifies covering anyone who ignores government warnings. The department advises that people should reconsider their need to travel to Indonesia, including Bali, because of the very high threat of terrorist attack. It is the second-highest category, a so-called level four warning. Mr Cordato said that while the issue had not been tested in court, the conclusion must be that there is no travel insurance coverage for travel to countries where level four travel advisories apply. Travel insurers and the Insurance Council of Australia have so far been unwilling to weigh in on the issue. But the industry is already facing a dramatic increase in disputes over travel insurance policies as more Australians, particularly older Australians, travel overseas.
[mediacare] IntenCITY/ LOWAVE Video Art Experimental Cinema Screening , Bandung - Indonesia
IntenCity/ LOWAVE Video Art Experimental Cinema Screening menampilkan karya sepuluh seniman dari sembilan negara yang berkarya tentang masalah perkotaan. IntenCity merupakan kompilasi karya yang belum pernah diterbitkan dan menawarkan suatu pandangan baru terhadap estetika kota dan persepsi artistiknya dalam bidang video art dan sinema eksperimental. Program IntenCity, dirancang oleh label DVD independen Lowave yang menawarkan pandangan baru dalam pengolahan tema perkotaan di dalam kreasi sinematografi kontemporer. Film-film yang menggambarkan kekayaan stilistik dan orisinalitas dari para seniman internasional dalam kompilasi ini berasal dari berbagai DVD yang disunting oleh Lowave sepanjang tiga tahun terakhir. Beberapa diantaranya berasal dari kompilasi City2City, Visions urbaines, HC Gilje: Cityscapes, dan Valerie Pavia. Di dalam percampuran silang ini, para seniman menggali di dalam arus kerumunan manusia dan di dalam aliran seni bangunan modern, sebagaimana pula rentetan peristiwa kemanusiaan di dalam kehidupan kota. Mulai dari fragmen-fragmen gambar dan suara, para pencipta menyusun kembali - tanpa mengabaikan narasi - dunia perkotaan dengan penekanan realis, puitis dan utopis. Lowave adalah label kompilasi film dan pembaharu yang menawarkan kreasi seni terkini bertaraf internasional. Tujuannya adalah menawarkan suatu style dan penciptaan pasar baru yang mampu mempromosikan seniman-seniman terbaik yang belum terlalu dikenal, selain juga berupaya menjalin hubungan dalam jaringan distribusi klasik www.lowave.com. Selain menampilkan beberapa karya dalam kompilasi video Lowave - khusus untuk program di kota Bandung - program ini juga menampilkan 10 karya video seniman lokal untuk memperlihatkan keragaman cara pandang penghuni kota terhadap kota tempat mereka tinggal. Program pemutaran karya video para seniman dari Bandung dikoordinasi oleh VideoBabes yang mengajak kita untuk mengupas beragam bentuk kota dengan menyaksikan kehadiran berbagai bentuk fisik bangunan, penjelajahan melalui ingatan personal mereka, selain juga menampilkan jiwa kota yang hadir dalam wc-wc umum dan tv yang tertambat pada sudut-sudut ruangan. Ketika semua lapisan terluar sebuah kota telah habis dikelupas, yang tersisa adalah keintiman kita dengan kehidupan di dalamnya. Kompilasi video IntenCITY/ LOWAVE menampilkan karya dari beberapa seniman sebagai berikut: HC Gilje (Norwegia) / H.K. Mark I Marina Chernikova (Rusia) / Crossings Kentaro Taki (Jepang) / Exchangeable Cities Nose Chan (Cina) / Nil Valérie Pavia (Prancis) / Esquisses : Berlin - Pigalle Moscou Vincent et Franck Dudouet Adolph Kaplan (Prancis) / Hors Chants Stefano Canapa (Prancis/Italia) / Promenaux Roger Beebe (Amerika) / The Strip Mall Triology Ulrich Fischer (Swiss/Jerman) / Es geht auch schneller Egbert Mittelstädt (Jerman) / Fall In Fall Out. Timaios 3rd and 5th Moment Sementara itu, khusus untuk program pemutaran dan diskusi di kota Bandung, VideoBabes akan menampilkan kompilasi video yang berisi beberapa karya seniman Bandung, antara lain: Prilla Tania / A Short Story from Mom and Me Rizaldi Fakhrudin / One Creative Way to Live in a Creative City M. Akbar / My Little Corner of the World oQ Adiredja / Me vs. Angkot Yusuf Ismail / Flushed Memory Muhammad Reggie Aquara / Album: Traveling Without Moving Yusuf Ismail / saya benci berada di keramaian malam minggu di tempat yang bernama Dago Ariani Darmawan / City of Desire R. E. Hartanto / City Series No. 2 Andi Bini Fitriani / Urban Puppet Selain menampilkan beberapa karya dari para seniman di atas, program ini juga akan menghadirkan dua orang seniman yang menangani kegiatan IntenCITY/ LOWAVE, yaitu: Silke Schmickl Silke Schmickl lahir pada tahun 1974 di Jerman. Pada tahun 2002 ia turut mendirikan Lowave, sebuah perusahaan rekaman video dimana ia menjadi penanggungjawab, konseptor, sekaligus sutradara untuk proyek-proyek seni serta penyebarannya; selain juga membangun mitra kerja dengan lembaga-lembaga kebudayaan internasional. Thomas Lambert Thomas Lambert lahir pada tahun 1977. Sejak tahun 2004, setelah menyelesaikan sarjana muda jurusan seni, ia menaruh seluruh perhatiannya pada pembentukan konsep dan penyutradaraan audiovisual sebagai videast, ahli montase dan pemusik. Di dalam Lowave ia menangani perijinan untuk DVD dan bidang teknik untuk beberapa proyek yang dilaksanakan. JADWAL PROGRAM DAN KEGIATAN Rabu, 29 Agustus, pukul 18.00 21.00 WIB Auditorium CCF Bandung Jl. Purnawarman No: 32 Pemutaran video: IntenCITY Lowave dan Displacement Project (Kompilasi Video Seniman Bandung) part. 1 Presentasi IntenCITY Lowave: 1. Silke Schmickl 2. Thomas Lambert Kamis, 30 Agustus, pukul 18.00 21.00 WIB Common Room, Jl. Kyai Gede Utama No: 8 Pemutaran video: IntenCITY Lowave dan Displacement Project (Kompilasi Video Seniman Bandung) part. 2 Program Diskusi Diskusi terbuka yang melibatkan para seniman
[mediacare] PERS RELEASES KAUKUS PARLEMEN UNTUK HAM: Stop Kekerasan Terhadap TKW/TKI dan Tegakkkan Harga Diri Bangsa
** * * *STOP KEKERASAN TERHADAP TKW/TKI * *DAN TEGAKKAN HARGA DIRI BANGSA* Jum'at, 24 Agustus 2007 Berdasarkan laporan dari barbagai sumber, baik dari mediamassa maupun kalangan LSM, kami mendapatkan data bahwa kasus kekerasan yang menimpa TKW Indonesia di berbagai Negara tujuan mencapai angka yang sangat mengkhawatirkan. Karena itu perlu perhatian serius dari pemerintah untuk menangani masalah ini agar tidak terus bertambah. Kami mengetahui bahwa pemerintah telah berupaya melakukan respon cepat dalam penanganan kasus-kasus yang menonjol yang telah diangkat oleh media massa, namun hal itu tidak cukup. Data Perlakuan Kekerasan yang berujung kematian atas TKW/TKI Indonesia di Luar negeri yang kami terima menunjukkan angka-angka yang sangat mengejutkan dan harus menjadi perhatian serius untuk segera membangun system perlindungan TKW/TKI di luar negeri yang komprehensif. Dalam semester pertama tahun 2007 ini saja terjadi 45 kasus kekerasan (fisik) yang dilaporkan. Arab Saudi dan Malaysia menunjukkan angka jumlah kasus kekerasan yang sangat mencolok. Di Arab Saudi telah dilaporkan 21 kasus, sedangkan di Malaysia telah dilaporkan 14 kasus. Angka ini jauh di atas Negara-negara tujuan lain (AS, Bahrain, Taiwan, Kuwait, Hong Kong dan Singapura) yang rata-rata hanya di bawah 3 kasus. Sedangkan angka kematian dalam setahun terakhir mencapai 102 kasus yang dilaporkan, dengan rician sebagai berikut: Malaysia (36 kasus), Arab Saudi (18), Singapore (12), Yordania (7), Hongkong ((5), Taiwan (9), Kuwait (3), Jepang (1), tak diketahui negara tujuannya (4). Menanggapi laporan di atas, kami Kaukus Parlemen untuk HAM menyatakan hal-hal sebagai berikut: 1. Bahwa tingginya angka kasus kekerasan TKI di Arab Saudi dalam menurut Kaukus Parlemen untuk HAM adalah suatu masalah yang serius. Di luar laporan data kekerasan dan kematian TKI, sesungguhnya kami juga banyak mendapat laporan lisan di setiap kesempatan bertemu masyarakat tentang keluarga TKI yang kehilangan kontak dengan keluarga mereka yang bekerja di Arab Saudi dalam waktu yang sudah lebih dari setahun sejak keberangkatan. Hal ini tentu menjadikan anggota keluarga TKI cemas akan keselamatan anggota keluarganya yang bekerja di Arab Saudi tersebut. Kami memandang ini adalah suatu bentuk kekerasan terhadap TKI dan hal ini menduga ini salah satu penyebab rentannya TKI kita terhadap kekerasan bentuk lain. Oleh karena itu kami menuntut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan surat protes kepada pemerintah Arab Saudi dan meminta penjelasan atas masalah ini serta menuntut keadilan bagi korban dengan hukuman seberat-beratnya bagi masing-masing pelaku penganiayaan terhadap TKI. Selain itu pemerintah Indonesia, perlu secepat mungkin melakukan upaya-upaya pemulangan korban yang meninggal kepada keluarganya dan memenuhi hak-hak ahli waris korban. 2. Bahwa meskipun di negara-negara tujuan lain jumlah kasus kekerasan dan kematian TKI tidak setinggi di Arab Saudi dan Malaysia, Kaukus Parlemen untuk Hak Azasi Manusia memandang bahwa setiap kasus kematian TKI –walaupun 1 kasus saja- adalah masalah yang serius, karenanya harus ditangani dengan segera oleh pemerintah Indonesia dan dijadikan sebagai pijakan untuk membangun sistim perlindungan yang lebih baik bagi warganegara Indonesia yang bekerja di Luar negeri. 3. Bahwa pemerintah perlu juga mengevaluasi kinerja BNP2TKI yang diberi mandat menangani masalah-masalah yang terkait dengan nasib para TKI dan memastikan bahwa institusi negara ini tidak hanya menangani kasus-kasus yang disorot media, namun secara intensif membangun sistem perlindungan bagi TKI dengan berdasarkan kasus-kasus yang ditemui. 4. Bahwa terbatasnya jumlah persediaan lapangan pekerjaan di Indonesia telah membuat tenaga pengangguran kian meningkat. Sehingga peluang bekerja di luar negeri menjadi pilihan solusi. Dengan demikian, maka menjadi kewajiban pemerintah Indonesia untuk melindungi hak rakyatnya untuk bekerja dimanapun mereka mendapatkan pekerjaan. 5. Bahwa kami mengetahui para pencari kerja ini pada umumnya berasal dari keluarga yang kurang mampu untuk memberikan pendidikan bagi anaknya dan tidak lagi memiliki cukup lahan untuk diolah sebagai sumber penghidupan, sehingga sesungguhnya mereka tidak memiliki bekal yang cukup untuk bekerja di LN. Oleh karena itu menjadi tanggungjawab negara untuk membuat mereka yang akan bekerja ke luar negeri memiliki keterampilan, informasi tentang budaya negara tujuan dan perwakilan-perwakilan RI di negara tujuan yang harus dihubungi jika terjadi sesuatu pada diri mereka serta memiliki perlindungan yang cukup selama menjalani proses rekruitmen, selama bekerja dan dalam proses pemulangan. 6. Sebagai solusi mendasar atas masalah rendahnya kesiapan calon TKI kami memandang penting dialokasikannya anggaran pendidikan nasional 20% dari APBN dan tidak sekedar dicapai melalui cara penghitung yang baru, namun sungguh-sungguh dengan menjamin tercukupinya jumlah anggaran bagi penyelenggaraan
[mediacare] Khilafah Bukan Sekadar Romantisme
KOMPAS Sabtu, 25 Agustus 2007 Khilafah Bukan Sekadar Romantisme Muhammad Ismail Yusanto Konferensi Khilafah Internasional 2007 yang diselenggarakan Hizbut Tahrir Indonesia pada 12 Agustus berjalan sangat sukses. Kekhawatiran sejumlah pihak bahwa Konferensi Khilafah Internasional (KKI) akan menjadi ajang deklarasi pendirian khilafah tidak terbukti karena sejak awal KKI tidak dibuat untuk itu. KKI diselenggarakan hanya sebagai medium guna mengokohkan komitmen menegakkan syariah dan khilafah. Namun, penilaian Azyumardi Azra (Kompas, 18/8) bahwa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) seakan-akan meratapi berakhirnya kekuasaan ke-khilafah-an Turki Utsmani adalah tidak tepat. Sebagai Juru Bicara HTI, saya berulang kali menegaskan, perhelatan besar ini tidak dimaksudkan untuk mengenang atau memperpanjang kesedihan karena keruntuhan khilafah tidak layak untuk terus diratapi. Dan HTI sama sekali tidak pernah mengatakan bahwa khilafah yang harus ditegakkan adalah khilafah Ustmaniyah yang dulu berpusat di Turki, tetapi khilafah 'ala minhaji an nubuwah sebagaimana dicontohkan Rasulullah Muhammad SAW dan dipraktikkan para khulafaurrasyidin yang merupakan sahabat utama nabi. Satu hal penting dicatat, kewajiban menegakkan khilafah bukan didasarkan realitas historis atau kenyataan empiris, tetapi berdasarkan kewajiban yang diperintahkan Allah SWT dan dan Nabi Muhammad SAW sebagai jalan untuk menerapkan syariah dan mewujudkan ukhuwah. Sejarah Namun, bukan berarti fakta sejarah tidak penting. Dari sejarah, kita bisa mengambil pelajaran, penyimpangan ke-khilafah-an dari tuntunan Al Quran dan as Sunnah pasti akan menimbulkan masalah. Karena itu, khilafah yang kita inginkan adalah khilafah yang menjalankan norma ideal Islam secara konsisten. Kita mengakui ada penyimpangan yang dilakukan para khalifah pada masa lalu, tetapi tidak berarti sistem khilafah itulah yang salah. Adalah tidak relevan menyalahkan sistem yang ideal hanya dengan melihat kesalahan para pelakunya. HTI juga tidak pernah menyatakan, seluruh sejarah khilafah adalah baik semua. Ada juga khilafah yang menyimpang dari norma ideal Islam. Namun, kekecewaan terhadap keburukan sebagian khalifah tidak boleh menutupi fakta historis tentang sejarah keemasan khilafah yang lain. Ini jelas bukan merupakan tindakan yang fair. Banyak sejarawan mencatat secara obyektif kegemilangan khilafah. Will Durant dalam The Story of Civilization, misalnya, menuliskan, para khalifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besar bagi kehidupan dan usaha keras mereka. Para khalifah telah menyiapkan berbagai kesempatan bagi siapa pun yang memerlukannya dan meratakan kesejahteraan selama berabad-abad dalam luasan wilayah yang belum pernah tercatatkan lagi fenomena seperti itu setelah masa mereka. Dr Ali Muhammad al-Shalabi dalam kitab al-Daulah al-Utsmaniyah, 'Awamilu al-Nuhud wa Asbabu al-Suqut dengan jelas menggambarkan peran ke-khilafah-an Utsmani dalam melanjutkan kegemilangan peradaban Islam yang dibangun para khulafa sebelumnya. Maka tak berlebihan bila Paul Kennedy dalam The Rise and Fall of The Great Powers: Economic Change an Military Conflict from 1500 to 2000, menulis tentang ke-khilafah-an Utsmani dengan: Imperium Utsmani, lebih dari sekadar mesin militer. Dia telah menjadi penakluk elite yang mampu membentuk kesatuan iman, budaya, dan bahasa pada sebuah area lebih luas dari yang dimiliki Imperium Romawi dan untuk jumlah penduduk yang lebih besar. Dalam beberapa abad sebelum tahun 1500, dunia Islam telah melampaui Eropa dalam bidang budaya dan teknologi. Kota-kotanya luas, terpelajar, perairannya amat bagus. Beberapa kota di antaranya memiliki universitas dan perpustakaan lengkap dan memiliki masjid-masjid yang indah. Dalam bidang matematika, kastografi, pengobatan, dan aspek lain dari sains dan industri, kaum muslimin selalu ada di depan. Islam di Indonesia Dalam sejarah pengembangan Islam Indonesia, peran khilafah Ustmaniyah juga amat menonjol. Banyak ulama, termasuk sebagian yang dikenal sebagai Wali Songo, dikirim oleh khalifah. Dia turut membantu kesultanan Aceh melawan penjajah Portugis saat itu. Dalam buku Bustanus Salatin karangan Nuruddin ar Raniri disebutkan, Kesultanan Aceh menerima bantuan militer berupa senjata disertai instruktur dari khilafah Utsmaniyah. Adalah hak Azyumardi Azra untuk mengatakan, gagasan khilafah harus dipertanyakan kelayakan dan keberlangsungannya (viability). Namun, penggunaan tafsir dari Al Baqarah ayat 30 untuk menolak sistem khilafah perlu dipertanyakan. Ulama terkemuka mana yang menjadikan ayat ini sebagai dasar penolakan terhadap sistem khilafah? Imam al-Qurthubi dalam buku tafsirnya al-Jami li Ahkam al-Qur'an al-Azhim (Juz 1/264) justru menjelaskan sebaliknya tentang ayat ini. Dia menulis, Tidak ada perbedaan pendapat mengenai kewajiban (mengangkat khalifah) di kalangan umat Islam dan para imam mazhab, kecuali pendapat yang
[mediacare] Jangan Selalu Menyalahkan Aceh
http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail_cid=300735 Sabtu, 25 Agt 2007, Jangan Selalu Menyalahkan Aceh Oleh Rico W.S. Sejak zaman pra-kemerdekaan hingga 62 tahun kemerdekaan Indonesia, Aceh selalu jadi topik utama pemberitaan. Khususnya berkaitan dengan gerakan separatisme. Sehingga, citra yang terbangun, seolah-olah Aceh merupakan momok politik negeri ini. Hal itu terus-menerus dipertahankan dengan berbagai cara. Kita tidak tahu hingga hari ini siapa subjek (S) tunggal di balik semua peristiwa di Aceh. Namun, kecenderungan publik dalam melihat segala yang berbau Aceh adalah negatif. Karena itu, memandang Aceh haruslah dari semua sudut pandang. Termasuk, peran rakyat Aceh dalam perjuangan kemerdekaan. Sejarah mencatat bahwa masyarakat Aceh, khususnya kaum wanita, telah menyumbangkan perhiasan untuk membeli pesawat demi kepentingan revolusi negeri ini. Pesawat itu dinamai Dakota RI-001 Seulawah. Pesawat tersebut merupakan pesawat angkut pertama milik Republik Indonesia. Juga, cikal bakal berdirinya perusahaan penerbangan niaga pertama, Indonesian Airways. Seulawah berarti gunung emas. Akan tetapi, di saat seluruh wilayah Republik Indonesia sudah merdeka, masyarakat Aceh justru menerima kenyataan pahit dengan pemberlakuan DOM (Daerah Operasi Militer) di wilayah tersebut. Sejak dulu, persoalan di Aceh selalu diselesaikan dengan pendekatan politik yang cenderung mengintimidasi. Sehingga, muncullah kalimat tembak di tempat, yang bisa memperuncing keadaan. Di sini, kita melihat kurangnya kajian mendalam tentang keinginan rakyat Aceh sesungguhnya. Sekalipun, tindakan di lapangan, baik pemerintah RI maupun gerakan separatis di Aceh, selalu mengatasnamakan rakyat Aceh. Kejadian penurunan bendera merah putih oleh sekelompok orang di Kota Lhoksumawe, Kabupaten Aceh Utara, dan Aceh Timur tentu bertolak belakang dengan semangat patriotisme rakyat Aceh. Akan tetapi, berbagai pernyataan seolah melihat dengan meragukan nasionalisme rakyat Aceh. Hal itu harus kita luruskan dengan fakta historis maupun konteks kekinian yang ada. Sehingga, Aceh tidak serta-merta dikambinghitamkan. Sebab, gerakan yang awalnya dilakukan segelintir orang bisa saja mendapatkan dukungan luas ketika pemerintah salah menyikapi. Ungkapan Ketua DPR RI Agung Laksono yang disampaikan di gedung DPR/MPR Jakarta pada Senin (13/8),Kita harus menghargai lambang-lambang negara sebagai bentuk dedikasi kepada bangsa dan negara, menurut saya, bisa dianggap tidak sejalan dengan sepak terjang DPR selama ini. Sebab, kita tahu betapa kebijakan-kebijakan DPR yang menyusahkan rakyat justru diputuskan di hadapan burung garuda dan bendera merah putih pada gedung DPR. Lalu, apa yang dimaksud dengan dedikasi terhadap negara? Rakyat dipaksa menunjukkan dedikasi terhadap negara dengan kewajiban membayar pajak, dll. Akan tetapi, dedikasi para pejabat itu hingga hari ini masih belum berbentuk. Kita sering memaknai sesuatu secara simbolis dan melupakan akar permasalahan sesungguhnya. Bahwa penurunan bendera merah putih itu dianggap penghinaan terhadap NKRI, siapa pun sepakat. Namun, ketika wakil rakyat bermain bola dalam lumpur Lapindo, menaikkan BBM, maupun mengesahkan UU Penanaman Modal, mereka tetap dianggap pahlawan. Padahal, kebijakan mereka justru mengakibatkan negeri ini kian tak jujur dalam menilai realitas. Bahkan, jika dilihat dari teori konflik (komunikasi massa), insiden penurunan bendera itu bisa saja dilakukan untuk pengalihan isu politik tentang korupsi pejabat yang sedang hangat diperbincangkan. Kejadian tersebut juga bisa digunakan untuk membangkitkan semangat nasionalisme masyarakat Indonesia. Singkatnya, semuanya sangat mungkin. Karena itu, insiden tersebut malah akan semakin runcing jika pernyataan-pernyataan pemerintah tidak sesuai dengan harapan masyarakat Aceh. Apalagi, ada tendensi untuk menyalahkan masyarakat Aceh. Ada baiknya, pemerintah juga mengembangkan berbagai strategi kebudayaan. Sebab, pendekatan senjata yang disertai intimidasi sudah terbukti tidak efektif. Bahkan, menambah panjang duka rakyat Aceh. Dengan berbagai provokasi saja, rakyat Aceh sudah merasa resah. Apalagi, jika pemerintah menyikapi insiden itu dengan menambah personel militer di Aceh. Rakyat Aceh sudah lelah dengan peperangan. Bahkan, mereka trauma jika melihat seragam polisi dan tentara. Perdamaian yang sudah dirintis bertahun-tahun jangan goyah lagi oleh peristiwa yang digadang-gadangkan. Sebenarnya, aksi itu tergolong sederhana dan mudah. Hanya, kebetulan, masalah tersebut berkaitan dengan bendera NKRI, sang saka Merah Putih. Saya lebih menganggap kejadian tersebut sebagai bentuk protes, sebagaimana aksi demonstrasi mahasiswa yang membakar foto pejabat. Karena itu, aksi penurunan bendera Merah Putih di Aceh tersebut harus dibalas pemerintah pusat dengan meningkatkan kesejahteraan rakyat Aceh melalui serangkaian kebijakan ekonomi-politik yang berpihak. Bukan malah menghubung-hubungkan
[mediacare] Bocah 9 Tahun Asal Indonesia, Jadi Mahasiswa di Hongkong
http://www.indopos.co.id/index.php?act=detailid=9145 Sabtu, 25 Agt 2007, Bocah 9 Tahun Asal Indonesia, Jadi Mahasiswa di Hongkong HONGKONG - Bocah Indonesia March Boedihardjo mencatatkan diri sebagai mahasiswa termuda di Universitas Baptist Hongkong (HKBU). Pihak universitas harus berdiskusi antardepartemen dan juga dengan orang tuanya, sebelum memutuskan menerima bocah sembilan tahun itu menempuh pendidikan di sana. Hasil tes tulis dan wawancara sangat baik, jelas Presiden HKBU Profesor Franklin Luk saat jumpa pers bersama March. March akan memulai kuliah bulan depan bersama rekan-rekan yang usianya rata-rata sepuluh tahun lebih tua darinya. Bila lulus nanti, March akan memiliki gelar sarjana sains ilmu matematika sekaligus master filosofi matematika. Karena keistimewaannya itu, perguruan tinggi tersebut menyusun kurikulum khusus untuknya dengan jangka waktu penyelesaian lima tahun. Dengan niat mengembangkan kepintaran akademik, pertumbuhan personal, dan kehidupan kampus, kami menyusun peta pembelajaran yang terbaik untuk March. Cara ini bisa mendorong March untuk memperkaya kemampuan, sambung Luk. Ayah March, Tony Boedihardjo, menjelaskan, sebenarnya mereka sudah melamar ke beberapa universitas lain di Hongkong. Di antaranya Universitas of Hongkong, Hongkong University of Science and Technology, dan Chinese University of Hongkong. Namun, universitas-universitas itu belum memberikan jawaban, kata Boedihardjo. Selama jumpa pers, bocah cerdas itu tidak lepas dari perilaku kanak-kanaknya. Beberapa kali dia bergurau dengan membuat tampang lucu dan bermain-main dengan mikrofon. Ketika ditanya tentang cara beradaptasi dengan lingkungan dan orang-orang baru, March mengaku tidak pernah cemas berhadapan dengan teman sekelas yang lebih tua darinya. Ketika saya di Oxford, semua rekan sekelas saya berusia di atas 18 tahun dan kami kerap mendiskusikan tugas-tugas matematika, kisahnya. March memang menempuh pendidikan menengah di Inggris. Hebatnya, dia masuk dalam kelas akselerasi, sehingga hanya perlu waktu dua tahun menjalani pendidikan setingkat SMA itu. Untuk menentukan kelulusan, dia harus menempuh ujian akhir A-level (advanced level). Hasilnya, dia mendapat dua nilai A untuk pelajaran matematika dan B untuk statistik. Tidak cukup di situ. Dia juga berhasil menembus Advanced Extension Awards (AEA), ujian yang hanya bisa diikuti sepuluh persen pelajar yang menempati peringkat teratas A-level. Dia lulus dengan predikat memuaskan. Dalam sejarah AEA, hanya seperempat peserta AEA yang bisa mendapat status tersebut. Dalam lima tahun ke depan, March akan melewati hari-harinya untuk mempelajari bahasa, pendidikan fisika, komputer, agama, dan filosofi. Selain itu, pihak universitas mendorong March untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemahasiswaan plus aktivitas kesenian yang digelar di kampus. Dengan demikian, dirinya mendapat pengalaman penuh sebagai mahasiswa. (xinhuanet/tia)
Re: [mediacare] Pemberitahuan: Majalah Fantasi Kids tak lagi terbit
Ah... Sekejam-kejamnya Ibukota lebih kejam lagi persaingan bisnis pers untuk teman-teman: Rohadi, Gunadi dan Iman... tetap kreatif dan tidak putus harapan untuk selalu berkarya salam Ludi Hasibuan mediacare [EMAIL PROTECTED] wrote: PemberitahuanJakarta, 24 Agustus 2007 Kepada Yth. Relasi Majalah Fantasi Kids di tempat Dengan hormat, Kami beritahukan kepada rekan relasi dan semua pihak yang telah membantu penerbitan Majalah Fantasi Kids, bahwa majalah Fantasi Kids edisi 176 merupakan edisi terakhir. Untuk selanjutnya, majalah Fantasi Kids tidak lagi terbit seperti biasa. Terima kasih atas bantuan dan kerjasama yang telah terjalin dengan baik selama ini. Mohon maaf atas segala hal yang tidak berkenan. Ada pun segala sesuatu yang berkaitan dengan administrasi, keuangan, dan sebagainya, bisa berhubungan langsung dengan Manajemen Sedaya Citra Media. Terima kasih. Redaksi, Rohadi (PemRed), Iman Harfinsyah (RedPel), Syaiful A. Rachman (Redaktur), Anna Bella (Redaksi), Gunadi (Fotografer), Irwan Nuswantoro Ridlo Rifqi Fuady (Ilustrator), Slamet Widodo (Setting) mediacare http://www.mediacare.biz - Park yourself in front of a world of choices in alternative vehicles. Visit the Yahoo! Auto Green Center.
[mediacare] Bercerai Kita Runtuh
KOMPAS Sabtu, 25 Agustus 2007 Bercerai Kita Runtuh Jakob Sumardjo Indonesia bersatu karena faktor eksternal. Namun, keruntuhannya akibat faktor internal. Kita tak mampu menjaga kesatuan karena tak ada musuh bersama. Kini, zamannya lu, lu; gue, gue, bukan kamu adalah aku, kita; tetapi kami dan mereka. Mengakui yang lain, yang berbeda, menghormati, dan ikut menjaga keberbedaan kini dinilai tidak waras. Yang waras adalah gua, gua; lu, lu. Kamu bukan aku. Dan karena kamu mengganggu keberadaanku, kamu harus minggir atau aku lenyapkan. Prinsip kamu bukan aku ini sudah menjalar dalam hubungan negara-rakyat, milik umum-milik privat, perusahaan-buruh, kepala sekolah-murid, lurah-penduduk. Kita kaget saat rel KA digergaji agar gerbongnya terguling, saat kaca-kaca jendela KA retak dilempari batu, lampu-lampu taman dipecahi, monumen dan arkeologi dikotori grafiti, trotoar jadi kaki lima, kolong jalan layang menjadi hunian. Itu semua hanya gejala kecil yang baru timbul. Selama ini kita menganggap waras-waras saja saat prinsip lu, lu; gue, gue, yang jauh lebih raksasa, telah berlangsung puluhan tahun. Gua pejabat, lu rakyat. Lu memotong rel KA, gua memotong anggaran perbaikan kampung dan dana bantuan bencana. Lu menyerobot lahan kosong di kota, gua menyerobot ratusan hektar hutan tropis. Lu bikin grafiti di sejumlah situs purbakala, gua telah lama membiarkan benda milik negara diperdagangkan di luar negeri. Lu bikin rumah di kolong jembatan layang, gua menggusur hunian kumuh di kota demi kepentingan umum. Apa yang kini kau lakukan, cuma tiruan dari yang aku lakukan puluhan tahun lalu. Zaman edan Gajah di pelupuk mata tak tampak, kutu tanaman di halaman tetangga tampak seperti gajah. Kita buta terhadap hukum kausalitas. Kekurangajaran rakyat kecil, ketidakwarasan rakyat kecil, kenekatan rakyat kecil yang kian berani dan menonjol akhir-akhir ini adalah akibat pertunjukan teater negara yang selama ini kita mainkan. Jika para pembesar boleh menggusur paksa, membabati hutan, membiarkan banjir, lumpur, menyerbu keluarga kami, mengapa saya tidak boleh membangun rumah di lahan kosong milik mereka? Jika mereka boleh memotong anggaran miliaran rupiah sehingga jembatan runtuh, bangunan SD ambruk, dan jatuh korban, mengapa saya tidak boleh memotong rel kereta api, menggali jalan umum. Mengapa mereka yang sudah puluhan tahun melanggar hukum dibiarkan hidup mewah, sedangkan kami yang melanggar hukum demi nyawa sendiri dituduh biadab? Guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Ketika guru-guru (lelaki) kencing berdiri di tepi jalan, murid-murid mungkin kaget akan ketidakwarasan guru- guru ini. Namun, saat kencing berdiri itu dianggap waras-waras saja oleh para guru, para murid menirunya lebih ekstrem. Mereka kencing sambil berlari sepanjang jalan. Inilah zaman edan. Dalam zaman edan, yang waras itu edan, dan yang edan itu waras. Inilah yang terjadi pada zaman reformasi ini. Membunuh, merampok, dan mencuri milik umum itu dianggap baik, menipu publik itu baik asal semua ada hubungannya antara urusan privat dan umum. Semua ketidakwarasan itu waras belaka selama terjadi oposisi biner antara privat dan publik. Namun, ketidakwarasan itu jelas tidak waras jika menyangkut hubungan publik-publik dan privat-privat. Mencuri milik negara atau milik umum itu wajar. Malah tidak waras kalau ada pribadi yang tidak memanfaatkan kesempatan itu. Merusak milik negara itu juga wajar-wajar belaka, baik pribadi pejabatnya maupun rakyat kecil yang terpepet. Sebaliknya, atas nama negara, atas nama publik, seorang pejabat sah-sah saja menggusur, merampas, menghancurkan milik rakyat kecil. Yang berkuasa dan yang tak berdaya adalah pasangan kembar oposisi. Pasangan kembar ini bukan saling melengkapi, saling menghormati, saling mengakui, dan saling mengawini, melainkan pasangan perseteruan. Negara dan rakyat pasangan permusuhan, pertikaian, perceraian. Setelah bersatu pada masa revolusi, bulan madu negara-rakyat ini menjadi pasangan musuh. Rakyat mulai berani dan beringas merusak barang-barang milik negara, milik umum. Kontradiksi etika Rakyat adalah murid yang baik, penurut. Tetapi jika yang seharusnya dipatuhi, disegani, dituruti, diteladani malah kencing berdiri, apa boleh buat jika rakyat mengencingi guru-guru itu. Negara ini rusak oleh pemimpinnya sendiri. Para pengelola negara bersikap kontradiktif dengan etikanya sendiri. Yang seharusnya menjadi teladan, menjadi pecundang. Yang seharusnya mengayomi, ikut merusak. Yang seharusnya melayani, minta dilayani. Yang seharusnya membantu malah minta bantuan. Bukan melindungi, malah mengancam. Bagaimana rakyat dapat tahan menonton teater negara ini. Kini saatnya rakyat memainkan teaternya sendiri. Jika dalam teater negara rakyat jadi korban, dalam teater rakyat negara jadi korban. Rakyat mulai merusak milik negara. Lambang-lambang pemerintahan dihujat. Benda-benda milik pemerintah dirusak. Ini tanda-tanda zaman, sebuah
Re: [mediacare] Jomblo, egoiskah?
Justru banyak orang timur pada miskin dibandingkan orang barat, karena orang timur memaksakan diri untuk nikah, padahal miskin dan atau tidak punya uang! Ironisnya sampai bela-belain ngutang sana sini dengan bunga tinggi, asal bisa nikah (bukan kawin) dan ambil tunai dari Credit Card (yg bunganya tinggi) Setelah sebulan menikah, kepala pusing bayar hutang, karena gak bisa bayar, diuber-uber sama debt colector, lalu, kalau masih kuat, setahun kemudian punya bayi yang tentu saja ongkos bertambah, sedangkan gaji tetap, harga kebutuhan hidup melonjak, yang mengakibatkan stress, berantem dengan pasangan, (yang sebelum nikah berjanji saling menyayangi, dan janji2 gombal), akhir kata bercerai karena gak bisa memenuhi kebutuhan hidup dan cek-cok melulu. Yang perempuan cari lagi dengan yang kaya (karena pengalaman dengan yang miskin jadi MDS-masa depan suram), yang lelaki 'jajan' aja deh biar hemat. Akhir kata uang adalah segalanya... Supaya halal maka di lapisi dengan doktrin2 agama. Seperti permen coklat (coklat=uang, dibungkus dengan permennya=doktrin2 agama). Tuhan memang ada, tetapi manusia lebih cerdas dan kreatif memanipulasi keberadaan dan keutuhan Tuhan, lewat tafsir masing-masing orang terhadap kitab suci agamanya. Makanya lebih baik percaya saja pada DIRI SENDIRI, jangan terhasut oleh siapapun! Apa yang baik buat anda lakukan saja, sesuai dengan hati nurani sendiri! --- Irwan Sutjipto [EMAIL PROTECTED] wrote: Salah satu tulisan saya yang di dalamnya sedikit membahas soal orang jomblo diinterpretasikan bahwa saya ingin mengeneralisir bahwa orang yang single ato jomblo itu egois, padahal bukan itu yang saya maksudkan dan bukan itu pula yang menjadi pesan dari tulisan itu. Kalau bagian dari tulisan yang membicarakan soal jomblo dan single itu dilihat lebih teliti, sebetulnya saya ingin mengatakan atau tepatnya mengajak kita untuk bersama-sama melihat fakta bahwa seringkali orang yang hidup single atau menjomblo sampai tua itu dianggap orang lain sebagai orang aneh dan cenderung egois serta keras kepala, entah karena memang pribadinya yang aneh dan tidak punya toleransi atau sebaliknya yang mengatakan si jomblo itu aneh atau egois itu justru orang yang tidak menggunakan logika atau nalar dengan baik. Ketika seseorang itu terbiasa dan membiasakan diri hidup single atau sendiri, waktu yang dia miliki itu relatif jauh lebih banyak dari pada yang dimiliki oleh orang lain dalam menjalani hidup, kenapa, itu karena dia tidak harus mengurusi pasangannya, atau anak-anaknya, mungkin orang tua atau saudaranya yang srumah, dan sesudah itu dia akan sendiri dan menyibukkan diri dengan aktivitas dirinya. Kesendirian dan waktu yang banyak ini kalauu dimanfaatkan dengan baik, akan terbentuk sifat ketelitian dan kehati-hatian yang lebih dari pada orang kebanyakan dan akan terbentuk juga kepekaan yang juga lebih dari orang umum, yaa... bisa dimaklumi juga kalau lalu banyak prestasi dibidang keilmuan atau ilmiah yang dihasilkan oleh para jomblo ini... fokus pikirannya sedikian kuatnya atas satu atau beberapa bidang, tentu akan beda jauh hasilnya dibandingkan dengan orang yang menikah model saya, dan anda (mungkin)... Ketika menghadapi suatu permasalahan atau pertanyaan,soal, ketelitian dan ketekunan mereka ini akan sering sekali membuat mereka itu jadi sangat logis dan saklek atau patuh patas sitematika proses yang mereka buat atau yang ada, nah, disinilah problemnya dan lalu jadilah mereka disebut tidak toleransi atau kaku, dsd, dst dst. Nah, saya sudah berputar terlalu jauh ngomong soal si jomblo, padahal yang ingin saya sampaikan itu adalah kita, sahabat saya itu, seringkali membaca dan memaknai suatu tulisan itu secara parsial atau sepotong-sepotong, dan lalu bagian kecil itu yang dipermasalahkan dan jadi sumber keributan, yang kadang menggelikan. Di salah satu milis kesalahan memahami tulisan ini bahkan sampai memicu keributan dan ancaman fisik, dan di forum lain kesalahan pemahaman ini memunculkan sikap norak yang berupa minta dikeluarkan, minta keluar dari milis... ,Huh,, gue mo keluar nih!! cih tulisnya sambil dalam hati bergaya seperti anak kecil merajuk, merengut padahal, anda dan saya itu kan tahu, kalau anda join ke milis cukup kirim email kosong ke [EMAIL PROTECTED] dan klo mau keluar tinggal kirim email kosong lagi ke - x [EMAIL PROTECTED] kalau sampai mau keluarpun masih minta keluar dan nulis judul posting ,Keluar!!!, Mo brenti!!!, lah berarti nggak baca pengumuman dari yahoogroups nya, nggak menyimak apa yang mo disampaikan, y.. wajar klo lalu marah sendiri, ngambek pulak (kata orang Medan)... L matilah awak kalo begini, sampai kapan negeri ini mau krismo !!! Maam mana pulak teman ini.. (Harus! harus dibaca dengan logat batak, yaa!!) Horas lae Parjolo ma au oppung...!!! hehehee 220807 Diskusi dan pertanyaan mohon di kirim ke
[mediacare] Polisi tangkap para penculik, Raisya selamat, prestasi SBY?
Saya juga lega dan kagum dgn prestasi P Polisi kita yg dgn tenang tapi pasti berhasil menyelamatkan Raisya. Namun saya nggak setuju dengan ungkapan kenapa 'menunggu P SBY pidato' segala ? Apakah memang ada hubungan himbauan dan segala effort RI-1 dan RI -2 dalam kasus penculikan Raisya ini ? Kalau saya coba perhatikan ungkapan info dr paman Raisya dalam siaran Trans TV pagi ini [ 25 Agustus jam 0514 pagi ] kayaknya polisi telah mengikuti pelaku sejak hari ketiga dimana si penculik nuntut tebusan 700 juta , kmd naik lagi jadi 1 miliar dan juga telpon dr Raisya sendiri tgl 23 Agustus. Jaman sekarang telpon celular bisa dilacak dgn mudah dimana keberadaannya, disadap ,di rekam dll [ macam tel Policarpus ] , kemudian sang penculik juga nggak profesional [ cuma guru ngaji dan pelajar SMA ] Jadi buat saya P SBY terutama dan juga P JK , kayaknya kok kurang kerjaan bikin statement2 , himbauan yg memelas , mohon2 kasihan agar si Raisya dikembalikan dll dll .. Tadi pagi juga di Trans TV saya lihat P SBy dalam mensyukuri kembalinya Raisya, kayaknya merasa itu berkat jasanya, meng himbau dgn memelaskan , eh berhasil Saya mohon maaf melihat pidato P SBy ini saya makin sedih presiden saya , yg jendral yg postur nya tinggi besar bisa pidato yg mendayu2 , dan lebih jelek lagi, presiden kok pidato di depan kamera TV matanya nggak berani mandang kamera gitu .. Kayak nggak PD ... yah nasib bangsa ini Kalau saya menempatkan diri sebagai pembayar pajak yg patuh, maka saya sedih dan nggak rela duit pajak untuk membayar gaji Presiden hanya buat mendayu2 kurang kerjaan gitu. Nyarinya berita2 atau kejadian2 emosional buat menrik simpati rakyat macam lumpur Lapindo itu... P SBY , kerjaan presiden banyak sekali seperti yg dikatakan sendiri kadang2 nggak sempet tidur . Jangan melakukan kerjaan2 yg cari simpati doang, tapi terutama lakukan sesuatu buat menegakkan hukum , keadilan, disiplin di negara kita ini. Jadi panglima pemberantasan korupsi yg andal, dan produktif. Kontrol kerjaan2 bawahan dgn effektif hingga rencana dan pelaksanaannya bisa serasi. Nggak usah ngunjungin Taman Kanank2 , SD melulu, gaji presiden kegedean buat bayar P SBY jadi guru dan nyanyi2 di depan kamera TV Banyak lagi tuntutan saya sbg pembayar pajak , masih adakah telinga untuk mendengar dan mata buat membaca keluhan ini ? Masih adakah hati nurani membiarkan segala kerusakan negara dgn bermain2 menghimbau penculik dll itu ? Salam , martin - jkt - Original Message From: rizka [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, August 24, 2007 3:24:10 PM Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Polisi Tangkap Para Penculik, Raisya Selamat Wah..saya terharu dan bahagia sekali akhirnya Raisya bisa berkumpul kembali bersama keluarganya. Semoga pemerintah, wapres dan president merespon semua korban penculikan seperti responnya terhadap Raisya. Mungkin masih ada korban penculikan yang belum kembali ke keluarganya, bisakah mereka berbuat hal yang sama ? Salam Rizka - Original Message - From: Yuliati Soebeno Sent: Friday, August 24, 2007 2:01 PM Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Polisi Tangkap Para Penculik, Raisya Selamat Ya saya bersyukur bahwa Raisya selamat. Tetapi kok sampai menunggu Presiden SBY berpidato didepan para wartawan dengan didampingi Prof. Dr. Meutia Hatta, dulu? Dan setelah Presiden menyatakan bahwa jika Raisya dikembalikan dengan selamat, maka penculik nya tidaka akan dikenakan sangsi? Benarkah itu? CMIIW, Yuli
[mediacare] TVRI Sebagai Stasiun Teve Alternatif
Ini hanya sekedar ide saja Mungkin kalau Dewan Pengawas dan Dewan Direksi TVRI ada yang baca email ini bisa jadi masukan. Soalnya susah membuat masukan melalui www.tvri.co.id Ditengah ketidak beresan tayangan teve distasiun teve swasta dalam hal bisnis hiburan dalam bentuk sinetron. Sehingga membuat Ibu Menteri Muthia Hatta merasa prihatin dan telah menghimbau dengan mengumpulkan petinggi sta.teve dan anggota ATVSI dengan mengungkapkan keprihatinan atas tayangan teve yang kurang mendidik di sinetron yang penuh dengan caci-maki, sensualitas, dan banyak faktor yang lainnya. Tapi keprihatianan Ibu Menteri ini hanya ditanggapi secara lips service aja yaitu Kami akan memperhatikan dan lebih selektif lagi Toh nyatanya tidak ada tindakan konkrit dari pihak stasiun teve karena mereka terbelenggu dengan sistem kapitalis yaitu uang. Uanga adalah segalanya untuk memutar roda industri pertelevisian yang ada. Uang itu bisa masuk berdasarkan masukan rating atas tayangan diteve. Rating tinggi dan view shares tinggi berarti banyak pemasanh iklan dan banyak uang yang masuk. Rating adalah belenggu bagi stasiun teve untuk tidak mau merubah hal yang buruk menjadi yang baik. Ujung-ujungnya adalah uang yang berbicara Jika tayangan sinetron sudah tidak sehat dan memprihatinkan di semua stasiun teve swasta. Kenapa moment ini tidak dimanfaatkan oleh TVRI untuk mengambil peran sebagai stasiun teve alternatif. TVRI menyajikan tayangan yang sehat bagi penonton di seluruh Indonesia karena misi mereka sangat jelas harus berada didalam koridor kebijaksanaan Pemerintah. Jika Ibu Menteri prihatin, orangtua dirumah prihatin dan pengusaha juga prihatin atas tayangan teve tersebut. Kenapa tidak bahu-membahu membuat tayangan teve yang sehat dengan memanfaatkan media TVRI. Toh TVRI masih bisa diajak kompromi dengan tidak terikat pada norma-norma yang segala sesuatunya berdasarkan rating. Toh TVRI pernah membuat sinetron yang berkualitas seperti Salah Asuhan, Unyil, ACI, Jendela Rumah Kita, Losmen dan lainnya. Sekarang tinggal berbagai pihak yang merasa prihatin akan situasi ini bisa turun tangan aktif memperbaiki keadaan dengan memberikan berbagai tayangan yang positif untuk disaksikan pemirsa teve dirumah. Kenapa tidak memanfaatkan TVRI sebagai stasiun teve alternatif? Ludi Hasibuan - Shape Yahoo! in your own image. Join our Network Research Panel today!
[mediacare] Don't be a victim of online fraud
*I*n *Online Shopping: Play it safe*, we gave 10 tips on how to shop safely in cyberspace. But the biggest question on any online shoppers mind is: What if my card is used be someone else to make purchases? Good question. Before we attempt to answer it, lets start with how the system words. *The process* When you make a purchase online, you pay for it via your credit card. This will entail providing such details as your name, credit card number and the expiry date of the card. Many sites store this information and then get an authorisation for your purchase amount using just these two details. Your order is processed by the shopping site. Fraud takes place when someone gets hold of this information and makes a purchase on your card. * How must you deal with fraud?* Preeti Desai, President, Internet and Mobile Association of India, suggests the following precautionary measures. * 1.* Get organised Store all transaction details and e-mails that you exchange with a shopping site. If, for any reason, a product you ordered has not been delivered or is damaged, immediately send an e-mail to the customer service department of the Web site stating the transaction details such as order number and date of purchase. Also, follow up with the customer service department to check out how long it will take for your complaint to be resolved. * 2.* Get in touch with your bank If your credit card statement reflects charges for items you have not purchased, inform your credit card company immediately. They will reverse charges on the transaction till due diligence proves the case for either party. If you have not done the transaction, you have nothing to worry. Preeti adds a note of caution here. Remember, your credit card details are more likely to fall into the wrong hands offline than online. In an offline transaction -- for instance, while paying for a meal in a restaurant -- your credit card is out of your sight, and it is easy for unscrupulous elements to note down the details. Finally, if your complaint is not resolved, you can write to the IAMAI by mailing them at [EMAIL PROTECTED] * How you can play it safe* While we did explain how to securely shop online in Online shopping: Play it safe, here are some tips on how to always be vigilant about your payments. For one, never send your credit card details by e-mail, even on request from any online shopping site. Check your monthly credit card statements carefully. If you identify any irregularities, talk to your bank immediately. How will you know if there are irregularities in your bill? Keep all your credit card payment receipts along with a list on your online purchases. Be sure to print a copy of your purchase order and confirmation number for your record. Tally the bill. It may be a little time consuming, but remember it is your money at stake. A simpler option is to dedicate a single credit card only for online purchases. Of course, this is only a viable option if you plan to shop online a lot. This will make it easier for you to keep an eye on frauds and monitor purchases. Should fraud take place and you want to stop using this card, you will still be able to use the others for offline transactions. The good news is that in the case of credit card fraud, you will not be held liable for payment since there is no physical signature involved in an online transaction. That is why, when shopping online, it is wise to stick to your credit card instead of using your debit card.
[mediacare] Re: Khilafah Bukan Sekadar Romantisme
--- In mediacare@yahoogroups.com, Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote: KOMPAS Sabtu, 25 Agustus 2007 Khilafah Bukan Sekadar Romantisme Muhammad Ismail Yusanto: Dalam konteks Indonesia, ide khilafah adalah jalan untuk membawa Indonesia ke arah lebih baik. Syariah akan menggantikan sekularisme yang terbukti memurukkan negeri ini. Ide khilafah sebenarnya juga merupakan bentuk perlawanan terhadap penjajahan multidimensi yang kini nyata-nyata mencengkeram negeri ini dalam berbagai aspek. *** Ya pakde, sebelum dicoba di Indonesia, coba dulu di Sampit, Poso, Minahasa, Bali, Nias, Totaja.. nah nanti ente akan paham apa artinya multibudaya dan kekonyolan idee khilafah (kalau ente masih hdup dan tidak lari ter birit birit). Ini negeri bukan milik satu penganut agama, kalau ente mau hidup diantara umat seagama ente, ke Afganistan sono, bawa temen temen ente, sekalian angkut mbah Ba'ashir, kita nggak ada yang kehilangan kok..
[mediacare] Perjalanan Pahit Anak-anak Korban G-30-S/PKI (4)
GALAMEDIA KAMIS, 16 AGUSTUS 2007 Perjalanan Pahit Anak-anak Korban G-30-S/PKI (4) Saudaraku Tak Ada Bedanya dengan Orang Lain PADA kisah sebelumnya dituturkan, Elvi bersama kakaknya dikejar-kejar oleh orang-orang kampung yang anti-PKI. Mereka bahkan mengancam akan membunuh setiap turunan orang-orang yang terlibat dalam partai terlarang itu. Elvi dan kakaknya yang belum mengerti urusan politik, menganggap orang-orang di sekitarnya sangat jahat dan tidak berperikemanusiaan. Ketika keduanya sedang bersembunyi di balik pohon pisang, tiba-tiba ada seorang pria menarik tangan mereka. Siapakah dia? Inilah lanjutan kisahnya yang ditulis M. Irfan Ar AKU menjerit ketika lelaki itu menarik tanganku. Aku berusaha melawan, tetapi tenaganya lebih kuat. Jantungku berdebar kencang. Kulihat wajah kakakku juga semakin pucat. Jangan takut! Ini Aang (kakak, red). Ayo ikut! Di sini berbahaya! katanya. Alhamdulillah, lelaki yang kukira orang jahat itu ternyata masih saudaraku, Kak Norman (nama samaran). Ia adalah suami dari sepupu jauhku, Luciana (nama samaran). Ia tinggal sekampung dengan nenekku dari pihak bapak, sementara kami sekeluarga tinggal di sebuah kota kecamatan. Jarak rumah kami dengan rumah nenek sekitar 40 km. Hatiku menjadi lega ketika yang datang adalah saudaraku. Aku menganggap dialah satu-satunya manusia berhati mulia. Ketika semua orang membenciku, mencampakkanku, dan bahkan berniat membunuhku, Kak Norman datang malah mau mengajakku dan menyelamatkanku dari kepungan orang-orang di daerahku. Kak Norman sangat baik. Ia menikah dengan Teh Luciana setelah mereka diperkenalkan oleh ayahku, karena saat itu Teh Luciana sempat tinggal bersama ayah-ibuku. Nanti di jalan jangan banyak bicara, kalau ada yang bertanya, jawab saja Elvi dan Bobby anak Aang, ya! katanya. Kami mengangguk. Selama dalam perjalanan, di dalam oplet, kudengar hampir semua penumpang bercerita tentang PKI. Mereka pun mengatakan, di daerah mereka semua anggota keluarga dari orang yang terlibat partai terlarang itu diuber-uber, rumahnya dihancurkan, bahkan jiwa mereka diancam. Aku semakin takut mendengar cerita itu. Sekitar satu jam kami tiba di kota kecamatan. Untuk menuju kampung nenekku, kami harus berjalan kaki sejauh 3 km. Saat itu belum ada ojek, apalagi kendaraan. Satu-satunya kendaraan yang biasa lewat adalah kendaraan ayahku, kalau kami berkunjung ke rumah nenek. Kak Norman menatap wajahku. Ia terlihat sangat iba. Mungkin karena tubuhku yang kotor, pakaian kumal, dan rambut acak-acakan. Sekilas tadi kulihat di balik kaca rumah orang, bayanganku terlihat sangat kusut. Aku persis orang gila. Selama ini kalian tidur di mana? tanya Kak Norman. Di kebun atau di kandang domba, karena rumah kami dirusak dan kami dikejar-kejar, jawab kakakku. Ya, sudah, nanti di rumah Aang kalian mandi dan ganti baju, kata Kak Norman dengan suara berat. Kulihat air matanya berlinang. Sebelum sampai ke kampung Kak Norman, di tengah perjalanan kami dicegat rombongan orang-orang bersenjata tajam, seperti kapak, golok, sabit, dan parang. Mereka tampak menyeramkan. Aku menyembunyikan wajahku di pinggang Kak Norman. Aku yakin orang-orang ini sama seperti orang-orang yang mengejarku. Anak saha ieu, euy? Anak PKI, nya? (Anak siapa ini? Anak PKI, ya? tanya salah seorang di antara mereka. Lain. Ieu mah anak sayah. Sok tanya ka budakna. (Bukan. Ini anak saya. Tanyakan saja pada anak ini)! jawab Kak Norman. Awas kalau kamu berbohong. Kamu sendiri yang akan terbawa celaka, ancam orang itu. Beruntung tidak berkepanjangan. Kami bisa lewat dan berjalan hingga kampung halaman. Aku digendong karena tidak kuat berjalan, selain jauh, badanku letih karena belum makan. Setibanya di rumah Kak Norman, aku dan kakakku disambut wajah tidak bersahabat dari Teh Luciana. Ia memandang kami dengan tatapan mata sinis, bahkan ada kilatan kebencian. Padahal aku tahu, Teh Luciana dulu sangat baik dan pernah tinggal bersama kami. Ia sempat diurus oleh ayahku. Tetapi mengapa dia bersikap seperti itu. Hatiku sakit sekali melihat saudara sepupu jauhku itu. Sikapnya jauh berbeda dengan Kak Norman yang sebetulnya adalah orang lain, ia menjadi saudara karena terikat perkawinan dengan Teh Luciana. Tapi, hati lelaki ini sangat mulia. Ang, kenapa kaubawa anak-anak ini? Dia akan membawa masalah bagi kita. Urusan kita saja repot, apalagi ditambah dengan dia, kata Teh Luciana. Mendengar ucapan itu, hatiku bagai disayat. Sakit sekali. Lebih sakit daripada ditampar. Kasihan. Mereka masih anak-anak. Lagipula dia 'kan saudara kita, jawab Kak Norman. Hemmh! kata Teh Luciana ketus. Aku betul-betul merasa sangat terpukul. Siapa yang masih sayang padaku dan kakakku, sedangkan saudara sendiri pun bersikap demikian menyakitkannya. A, kita ke rumah nenek saja, yuk! ajakku. Kakakku mengangguk. Kami keluar. Air mata tak tertahankan. Aku pergi sambil menangis. Beberapa kali Kak Norman melarangku pergi, tapi aku
[mediacare] Mantan redpel Gatra bikin situs rumahfilm.org
Krisnadi Yuliawan, mantan redaktur pelaksana Majalah GATRA, yang bertahun-tahun menggawangi rubrik film, hari ini resmi meluncurkan situsnya: www.rumahfilm.org. Silakan diklik. Silakan dikritik. Di situs ini Anda akan menemukan informasi seputar perfilman, terutama film dalam negeri; wawancara, resensi, press release, dsb. Silakan lihat, silakan kritik, silakan kasih saran untuk perbaikan, dan silakan diramaikan. Wass. Iwan qodar himawan mediacare http://www.mediacare.biz
[mediacare] Apresiasi Jurnalis Jakarta
From: Andreas Harsono E-mail: [EMAIL PROTECTED] Apresiasi Jurnalis Jakarta 2007 Pengumuman Dewan Juri Beberapa waktu lalu, Aliansi Jurnalis Independen cabang Jakarta, minta saya jadi juri penghargaan wartawan AJI. Tujuannya, merangsang peningkatan mutu jurnalisme di Jakarta. Ini penting karena Jakarta adalah ibukota media di Indonesia. Kalau mutu disini naik, ia juga akan mempengaruhi daerah lain. Ada dua orang orang lagi: Santoso dari kantor berita radio 68H serta Riza Primadi dari Astro TV. Kami bertiga menerima tawaran tersebut. Kami merasa ini suatu kehormatan. Lomba ini terbuka untuk semua wartawan yang bekerja dari Jakarta. Peserta lomba mengajukan karya masing-masing untuk dinilai. Setiap peserta maksimal hanya bisa mengirimkan dua karya, yang terbit antara Januari 2006 hingga Juli 2007. Jadi, penghargaan ini membatasi diri hanya kepada wartawan yang ikut. Hasilnya, kami menerima 10 peserta dari media cetak (total 14 karya), dari radio 25 orang total (34 karya) serta tujuh orang dari tiga televisi (10 karya). Kami memutuskan ada tiga macam penilaian: (1) mutu penggalian data (termasuk tembus sumber, wawancara, penelusuran dokumen, independensi, kelengkapan dan akurasi); (2) kualitas penyajian informasi dalam bentuk cetak, video atau audio; (3) dampak yang ditimbulkan cerita itu di masyarakat (perubahan opini publik, tindakan nyata dan lainnya). Masing-masing penilaian diberi bobot 40 persen, 40 persen dan 20 persen. Ketiga juri juga memutuskan bahwa kami harus menghindar dari benturan kepentingan (conflict of interest). Kami sejak awal tak ikut memberi penilaian terhadap peserta yang kebetulan bekerja satu perusahaan dengan kami. Artinya, rekan saya, Santoso, tak terlibat penilaian terhadap peserta dari radio 68H. Riza Primadi juga tak ikut menilai peserta dari Astro TV. Kebetulan tak ada rekan saya dari sindikasi Pantau, yang ikut perlombaan ini, sehingga saya menilai semua karya, sekaligus ditunjuk sebagai jurubicara juri. Cukup sulit menentukan siapa pemenangnya. Kami sangat senang melihat karya para peserta. Saya pribadi termasuk tukang kritik media Jakarta. Saya suka bergurau dengan mengatakan standar jurnalisme disini masih ketinggalan zaman. Masih pakai standar Majapahit! Para peserta membuat saya harus lebih hati-hati dengan gurauan itu. Kami suka misalnya, laporan seorang peserta radio tentang upaya aktivis Negara Islam Indonesia menarik iuran dari kaum muda. Ada juga liputan menarik soal sebab-musabab banjir di Jakarta, yang dilengkapi footage video zaman Hindia Belanda. Batavia dulunya juga langganan banjir. Seorang insinyur Belanda lantas bikin kanal-kanal. Namun kanal-kanal itu tak cukup untuk kebutuhan Jakarta hari ini. Ada juga liputan bagus soal agama etnik Batak, Pamalin. Idenya unik, namun presentasinya harus ditingkatkan. Ada juga liputan deskriptif soal sengketa tanah di Meruya. Atau seorang perempuan pengidap virus HIV. Lucunya, banyak juga peserta menulis soal pekerjan seks dan perdagangan perempuan. Ini isu klasik. Namun selalu saja ada sudut baru dari liputan ini. Kami juga berharap wartawan lebih banyak memberikan konteks dan background dalam liputannya. Secara umum, kami merasa ini salah satu kekurangan yang jamak dari peserta. Namun secara umum, mereka sangat membesarkan hati. Saya tahu 42 peserta ini hanya minoritas dari lebih 10,000 wartawan di Jakarta. Kami juga tahu bahwa banyak media besar, belum mendorong wartawannya ikutan lomba ini. Kami berharap di tahun-tahun mendatang akan lebih banyak wartawan ikut. Singkat kata, banyak laporan bagus, tapi setiap lomba hanya punya satu pemenang. Kami harus diskusi, membandingkan nilai, menonton ulang televisi, mendengarkan lagi rekaman radio. Akhirnya kami memutuskan tiga orang pemenang sebagai berikut: ? Pemenang untuk kategori televisi adalah Edwin Nazir dari Astro TV dengan karya ³Jika Kekerasan Menjadi Pilihan² (23 Juni 2007). Kami menilai sudut cerita teror bom, baik di Bali maupun Jakarta, dengan mengangkat para korban adalah pilihan yang patut dipuji. Ini mengingatkan kita bahwa kampanye politik apapun, kalau pakai kekerasan, selalu menghasilkan korban-korban sipil, tak berdosa. Kami juga suka dengan mutu gambar, pengerjaan informasi dengan komputer dari tayangan ini. Kami suka hasilnya halus. ? Pemenang untuk kategori radio adalah Rebecca Henschke dari kantor berita radio 68H dengan dua serial, ³Indonesia smokes out the lungs of the world² serta ³Bio-diesel fuels conflict in Central Kalimantan.² Henschke mengerjakan laporan ini dari pedalaman Borneo dimana perkebunan kelapa sawit membabat habis hutan dan menggusur komunitas Dayak. Liputan Henschke penuh dengan deskripsi. Ada suara burung, ada orang Dayak. Pendengar dibawa seakan-akan ke pedalaman Borneo. Isunya juga penting sekali. Isu biofuel akan makin mendesak dengan meningkatnya penghancuran hutan serta digusurnya orang-orang Dayak dari lahan-lahan mereka. Henschke juga koresponden BBC dan NPR dari Jakarta. ? Pemenang untuk kategori cetak adalah
[mediacare] Liputan Kompas Papua, AIDS Awas Derah Pedalaman
Kompas Sabtu, 25/08/2007 http://www.kompas.com/kompas-cetak/0708/25/daerah/3791092.htm kesehatan AIDS, Awas Daerah Pedalaman samuel oktora dan b josie susilo hardianto Kasus HIV/AIDS saat ini kian mengkhawatirkan. Penyakit mematikan itu menjadi momok bagi warga Papua. Bahkan kini penyebarannya ditengarai sudah merambat jauh ke pedalaman, bukan hanya di kota. Mengejutkan! Data terakhir 30 Juni 2007 yang dikeluarkan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dan Dinas Kesehatan Nabire menyebutkan, di kabupaten itu tercatat 420 kasus HIV. Dari jumlah itu, 392 orang terkena AIDS, dan 28 orang positif terinfeksi HIV. Pengidap paling banyak rata- rata di usia produktif, yaitu 20-29 tahun. Di wilayah Papua, posisi Nabire kini berada di peringkat ketiga setelah Mimika dan Merauke. Sebelumnya, Nabire masih di bawah Biak. Penyebaran dan peningkatan drastis kasus HIV membuat warga suku Mee di Desa Bomomani, daerah pedalaman di Distrik Mapia, Nabire, pun semakin khawatir jika suku mereka dihabisi penyakit itu. Sebagai catatan, suku Mee sendiri berdiam di dataran Kamu dan Mapia, jauh di pegunungan. Bomomani berada di daerah pegunungan yang jaraknya 185 kilometer dari Kota Nabire, dengan ketinggian sekitar 1.493 meter di atas permukaan laut (dpl). Saat ini jumlah penduduk Desa Bomomani 411 keluarga atau 1.700 jiwa. Indikasi penyebaran HIV/AIDS di daerah pedalaman seperti Bomomani cukup kuat. Hal itu bisa dilihat dari kehidupan seks bebas yang tampaknya kian meluas. Menurut umat, ada yang SD atau SMP sudah terlibat seks bebas, tutur Pastor Paroki Maria Menerima Kabar Gembira Bomomani Romo Yohanes Ferdinand. Menurut Romo Ferdinand, salah satu faktor penyebab merebaknya seks bebas di pedalaman adalah karena anak-anak perempuan di kawasan itu mudah terpesona dengan bujuk rayu dan iming-iming uang/harta. Itu karena faktor kemiskinan orangtua yang tak mampu memenuhi kebutuhan anak, maupun sekolahnya. Ketika datang laki-laki dengan rayuan uang, bahkan cuma Rp 20.000, anak- anak perempuan di sini mudah terbujuk, ungkap Romo Ferdinand. Untuk membendung arus penyebaran HIV/AIDS di daerah pedalaman, Romo Ferdinand akan berusaha kembali menegakkan aturan-aturan adat. Langkah itu mendapat dukungan warga. Sebab, mereka khawatir lancarnya lalu lintas Nabire-Bomomani-Moanemani-Waghete-Enarotali akan menambah cepat persebaran kasus HIV/AIDS. Tokoh masyarakat Desa Bomomani Amandus Iyai juga prihatin dengan merebaknya kasus HIV/AIDS hingga ke pedalaman. Padahal, para tokoh adat, pemimpin agama, maupun pemerintah tak kurang dalam memberikan sosialisasi dan nasihat. Tapi memang remaja dan pemuda sekarang makin sulit diatur, katanya. Menurut dia, aturan adat dan pengajaran agama sebenarnya sangat kuat. Warga pun umumnya taat. Akan tetapi, pengaruh dari kota juga kuat, termasuk dari anak-anak pedalaman yang sering turun ke kota. Untuk itu, Iyai meminta instansi terkait seperti petugas puskesmas, rumah sakit, dan dinas kesehatan tidak merahasiakan identitas atau keberadaan pengidap. Bahkan, mereka minta supaya pengidap HIV/AIDS dikucilkan atau dilokalisasi. Kami ini amat awam soal AIDS. Kami tak mengetahui bagaimana caranya menangani mereka (pengidap), sehingga lebih baik pemerintah membangun satu tempat khusus untuk mereka, dan indentitasnya juga jangan dirahasiakan, tutur Iyai. Meski akan sangat sulit direalisasikan, ketakutan Iyai itu mungkin beralasan. Youth Specialist HIV dan AIDS Project Concern International (PCI) Nabire Krisna Tohariadi menyebutkan, berdasarkan temuan Dinas Kesehatan Provinsi Papua, dari sekian banyak kasus HIV/AIDS, pengidap terbesar adalah suku Mee. Diduga, perilaku seks bebas yang saat ini menjangkiti pemuda-pemudi suku itu menjadi pintu masuk penyebaran penyakit berbahaya itu. Untuk itulah, PCI terus menggalakkan penyuluhan soal pencegahan HIV/AIDS di pedalaman. PCI adalah lembaga yang bergerak dalam bidang kesehatan dan membantu pemerintah dalam memfasilitasi pencegahan kasus HIV dan AIDS di Nabire, Paniai, dan Sorong. Salah satu programnya adalah pelatihan bagi remaja luar sekolah. Menurut Tohariadi, upaya yang sekarang intensif dilakukan bersama Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Nabire adalah memberikan informasi dasar tentang HIV/AIDS kepada 40 remaja luar sekolah di Gereja Maria Menerima Kabar Gembira Bomomani, Rabu (15/8). Remaja luar sekolah itu kelompok paling rentan terkena HIV/AIDS, ucap Youth Specialist HIV dan AIDS PCI Nabire itu. Faktor pendidikan Sementara itu dari pandangan siswa SMA, seperti yang dikemukakan Auvince Wenda dan Albertha Madai, siswa kelas XI SMA Adi Luhur Nabire, penyebaran HIV/AIDS yang makin memprihatinkan di Papua salah satu faktornya adalah pendidikan yang rendah. Dengan pendidikan rendah, mereka mudah terpengaruh lalu terjerumus ke seks bebas, ungkap Wenda. Wenda juga mengharapkan pemerintah atau instansi berwenang menertibkan kerumunan atau kumpulan anak-anak muda, terutama pada waktu malam
[mediacare] Kompas: Pemerintah sejak Semula Ceroboh
Komentar: Menurut saya sebagai rakyat jelata, yang tanpa penelitian tapi hanya penerawangan dari hutan, Pemerintah Bukan Ceroboh, pemekaran kabupaten-2 baru bukan didasarkan potensinya ataupun untuk tujuan pemerataan pembangunan, namun secara politis untuk menciptakan Kepala Daerah sebagai raja-2 kecil yang dibuat agar selalu punya ketergantungan/tunduk kepada pemerintah pusat. Setelah raja-2 dipegang bila ada konflik, tuntutan masyarakat di daerahnya, lalu raja tersebut ditugasi menyelesaikan konflik di wilayahnya, dibuat agar selalu mondar-2 sowan ke pejabat di pusat. Awalnya dibentuk karena daerah yang potensinya besar, tetap miskin, merasa kekayaannya dikeruk ke Jakarta semua. Dengan demikian kesatuan NKRI tetap terjaga. Di sisi lain pejabat pusat juga menerima komisi miliaran sebagai jasa calo dari pejabat daerah bila berhasil memekarkan seperti diisukan beberapa tahun lalu. Dibuat apa lagi duit dari pajak yang ratusan triliun ditambah hutang luar negeri kalau bukan buat begitu? APBN 2008 meningkat hampir 100 triliun, tentunya akan makin banyak yang mekar dan makin gemuk pejabat pusat (calo) menerima komisi. Pejabat daerah juga beramai-ramai menghabiskan jatah anggaran, karena memang harus dihabiskan. Dianggap goblok bila ada pejabat yang efisien, mengembalikan sisa ke Negara, tidak bisa menghabiskan anggaran (DIPA). Tidaklah mengherankan ketika dunia kampanye penghematan energi, tapi perkantoran pemerintah siang hari lampu selalu menyala dan liburan pendingin ruangan selalu hidup juga. Memang begitulah, berapapun habisnya akan dibayar negara dan uangnya juga sudah tersedia, sayang kalo dikembalikan karena toh, pejabat yang efisien tidak akan menerima penghargaan. Di masa mendatang bila KPK benar-2 bergigi pasti akan menangkap para pejabat-2 daerah yang saya istilahkan raja-2 kecil tadi. Mereka itu masih hijau baru di pemerintahan, belum punya tips/trik menghilangkan jejak korupsi seperti senior-2 mereka di pusat. Tiba-2 harus menghabiskan APBD mereka yang ratusan miliar, bingung... Contoh saja sekarang sedang mengusut pengadaan pemadam kebakaran yang di markup sampai empat kali. Pengadaan barang lain pasti dinaikkan berlipat-lipat. Kenapa karena mereka bingung abisin duit... Kasihan deh mereka. Konon, seorang pejabat daerah baru di pedalaman, menerima uang tunai beberapa miliar pencairan APBD dari bank, dimasukkan dalam tas. Si pejabat tersebut meraup uang dan diserahkan ke pengantar, sambil bilang ini untuk teman-2. Berapa nilainya? tiga puluh juta! Astaga... Berebutlah bila ada tugas mengantar uang ke daerah tersebut. Sekian dulu obrolan weekend, terima kasih bila Anda telah membaca... namanya juga nggedabruss omong kosong gitu, jangan masukkan ingatan. Lagian ini juga milis gratis, nulis yang bermutu saja gak ada yang bayar apalagi nggedabrus seperti saya salam nano from [EMAIL PROTECTED] biak papua Sumber Kompas 25/08/2007 http://www.kompas.com/kompas-cetak/0708/25/Politikhukum/3791019.htm Pemerintah sejak Semula Ceroboh Revisi PP Pemekaran Masih Sinkronisasi Jakarta, Kompas - Maraknya pemekaran daerah otonom baru, yang akhirnya justru membebani keuangan negara, tak terlepas dari kecerobohan pemerintah sendiri sejak awal. Jika pemerintah, Dewan Perwakilan Rakyat, dan Dewan Perwakilan Daerah sejak semula tegas pada standar yang dipakai untuk memekarkan daerah otonom, negara tak perlu menanggung beratnya beban keuangan. Demikian diutarakan peneliti Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Syarif Hidayat, di Jakarta, Jumat (24/8). Ajakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada DPR dan DPD untuk menghentikan pemekaran daerah (Kompas, 24/8), dinilai tidak fair dan cuma upaya menimpakan kesalahan pemerintah dan lembaga negara kepada publik. Pemekaran daerah seharusnya dilakukan dengan hati-hati dan mematuhi syarat kualifikasi terbentuknya daerah otonom baru. Jika dalam evaluasi setelah dimekarkan dinilai tidak layak, pemerintah tidak perlu ragu untuk menggabungkannya kembali dengan daerah induk. Penghentian pemekaran daerah tak fair karena banyak calon daerah otonom yang benar-benar memiliki potensi ekonomi, sosial, dan politik kuat, tetapi belum sempat dimekarkan, kata Syarif. Syarif mengusulkan pemekaran daerah tidak dilakukan secara langsung, tetapi bertahap seperti pada masa Orde Baru. Sebelum resmi menjadi daerah otonom, sebuah wilayah yang akan dimekarkan dari daerah induk dapat dijadikan pemerintahan administratif dahulu. Jika dalam rentang waktu tertentu dinilai berhasil, daerah itu dapat dimekarkan. Jika dinilai gagal, wilayah itu kembali ke daerah induk. Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Tommi A Legowo, mengatakan, kemampuan pemerintah dalam menyediakan sumber daya dan instrumen untuk memverifikasi syarat pemekaran dan mengevaluasi kelayakan daerah pemekaran baru memang terbatas. Selama ini, hasil verifikasi pemekaran daerah
[mediacare] Liputan Kompas Papua, Banyak Ditemukan Bahan Peledak di Biak
Komentar: Koreksi sedikit saja, Pulau Owi di Distrik Biak Timur. Selebihnya karena menyangkut sejarah, seperti disebutkan Jenderal McArthur bahkan sempat bermarkas di pulau itu, yang saya tahu dari museum di dekat Goa Jepang, Biak tidak tercantum. Tentang kebenaran tulisan Kompas ini atau sekedar dongeng, silakan cek di Wikipedia atau Googling saja. Hanya saja, dulu sewaktu saya kecil, bom, mortir, granat, peluru, sekarang sudah berganti mortar. Nano Biak Papua [EMAIL PROTECTED] Kompas Sabtu, 25/08/2007 http://www.kompas.com/kompas-cetak/0708/25/daerah/3783372.htm Sisa Perang Dunia II Banyak Ditemukan Bahan Peledak di Biak Biak, Kompas - Warga Pulau Owi di Distrik Biak hingga saat ini masih banyak menemukan bahan peledak sisa Perang Dunia II. Bahan peledak seperti granat dan mortar itu ditemukan warga ketika mereka mencari besi bekas di pulau tersebut. Pulau Owi pada tahun 1940-an merupakan salah satu basis Angkatan Udara Amerika di Pasifik. Dalam penyusuran Kompas, pekan ini, masih ditemukan granat yang diduga aktif. Granat tangan berwarna kuning itu tersimpan bersama dengan sebuah buku saku tentara Amerika, tiga bungkus rokok Chesterfield, beberapa bungkus permen karet, sebuah pipa rokok, sendok dan garpu, serta empat jarum injeksi. Semua barang itu tersimpan dalam sebuah kotak besi bekas kotak peluru. Kotak yang ditemukan warga bernama Nehemia itu telah berkarat karena puluhan tahun terkubur di dalam tanah. Dulu banyak juga orang menemukan bom, mortar, granat, dan peluru. Sebagian besar temuan itu langsung dibuang ke laut dan ada pula yang dibuat bom ikan, kata Benyamin Inarkombu, warga Pulau Owi. Sebagian bom dan peledak itu ditemukan di darat dan sebagian lainnya di laut. Bahkan hingga saat ini, menurut penuturan beberapa warga, masih banyak ranjau laut dan bom-bom besar terpasang di dalam laut. Beberapa di antaranya sempat diambil warga untuk dijadikan bom ikan dan selebihnya pernah dijual sebagai besi bekas. Saat ini, tutur Benyamin, warga lebih berhati-hati jika menemukan bom. Sebagian ditanam kembali dan sebagian dibuang ke laut. Basis Amerika Ketika Perang Dunia II berlangsung, Pulau Owi digunakan oleh Armada VII Amerika sebagai basis pesawat pembom mereka. Kala itu, di Pulau Owi terdapat empat landasan udara yang saat ini kondisinya mengenaskan karena ditumbuhi pohan dan semak belukar. Ketika perang berakhir, menurut penuturan beberapa warga, di pulau itu tertinggal 20 pesawat terbang dalam wujud yang masih utuh serta beberapa pesawat tempur yang sudah dibongkar. Saat ini, semua mesin perang itu tak tersisa lagi. Di rumah warga masih bisa dijumpai serpihan- serpihan pesawat tersebut. Ke arah timur dari Pulau Owi terdapat Pulau Wundi yang dulu digunakan sebagai basis Angkatan Laut. Jenderal McArthur bahkan sempat bermarkas di pulau itu. (jos)