Re: Kisah nyata: Menanggapi kisah: Pemurtadan itu Ada di Minangka bau

1999-07-12 Terurut Topik Ira Damayanti

Assalam...

Well, sayangnya iya, mereka membacakan ayat2 itu dengan ancaman2 halus..
sehingga kami, saya dan adik saya, mau tidak mau harus duduk diam manis
dikhotbahi dan diceramahi.
Walau bukan ancaman fisik tetapi lebih bersifat psikologis," Nanti masuk
neraka " "Nanti Tuhan marah sama kamu kamu tidak disayang Tuhan lagi "
Pada saat saya kelas 2 SD, mana saya bisa berpikir panjang. Apalagi saya
dioleh-olehi coklat Silver Queen.Imbalannya saya harus duduk manis dan
dengerin cerita2 nasrani.
Jika saya seumur sekarang, yah mungkin saya bisa bilang,"Maaf" bla bla
bla...

Oh, mengenai salam, saya rasa janggal ketika keluarga besar kami merayakan
Hari Raya Idul Fitri lalu mereka mengucap salam2 pujian nasrani ( dan
sekali lagi agak2 berkhotbah ) ketika kami
sedang merayakan  dan laksanakan ritual2 Islam...
Apakah  ia mengatakan salam secara Islami ketika Anda sedang mengadakan
kebaktian atau ketika anda merayakan natal ?

Saya tidak mengatakan bahwa adalah hal yang salah bahwa kita saling
membantu satu sama lain, terlepas apapun agamanya.

Dalam statemen Anda apakah saya "negotiable" atau tidak,
saya kira Anda salah persepsi mengenai tolong saling tolong menolong
dengan agama lain.

Dalam Islam kami pun tidak mengasingkan diri dan malah dianjurkan untuk
bersosialisasi satu sama lain sesama manusia ( Habluminanaas = hubungan
antara sesama manusia ).Bahkan kami malah dilarang keras untuk mengganggu
orang2 non muslim jika mereka pun mau hidup berdampingan dengan kami
secara damai. Tolong menolong dan saling membantu.
Tapi harap dipisahkan antara hubungan sesama manusia dengan hubungan
dengan Tuhan. Dalam Islam ayat pun ada yg berbunyi,"Lakum dinukum
waliyadiin" Agamamu agamamu, Agamaku agamaku.Ketika saling menolong
tersebut janganlah disertai dengan tendensi ajakan masuk agama lain  serta
bujukan2 dan ancaman2 secara implisit itu tadi.
Dan hal itu yang dialami oleh kami, oleh pembantu kami di desa,..

Walaupun sekali lagi bukan ancaman2 fisik yg dapat melanggar hukum, tetapi
lebih kepada ancaman2 psikologis.
Apakah ketika Anda menolong tetangga Anda disertai penyebaran agama juga ?
Dengan kalimat ,"OK, kalian saya bantu tapi kalian harus mengikuti
ajaran agama saya" Enggak kan ?
Nah, kalimat2 semacam itulah ( kurang lebih ) yg kami terima.
Bagi orang awam, anak kecil, manalah mereka bisa melawan ?

Apakah tetangga Anda yang muslim itu ketika datang ke rumah anda
mengucapkan salam lalu berkhotbah dihadapan Anda ?
"Pak saya tahu Anda kesusahan , makanya ikutlah agama kami, nanti kami
tolong Anda.Kalau tidak Anda nanti bisa masuk neraka lho!"
Apakah Anda dibegitukan ? Anda mau dibegitukan ? Coba kalau Anda dalam
posisi terjepit lalu dibegitukan orang ?

Saya hanya menekankan bahwa ketika kita saling membantu, saling menolong,
sebagai makhluk sosial yang hidup dalam masyarakat, apabila kita menolong
hendaknya yang ikhlas tanpa pamrih.Jangan diembel-embeli tendensi macam2..
Dengan ajakan2 tertentu. Apalagi ajakan kepada orang yang sudah jelas2
beragama.

wassalam
Ira

On Mon, 12 Jul 1999, Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) wrote:

 Jeng Ira Damayanti,

 Apakah orang-orang yang Anda ceritakan itu dalam menginjil disertai dengan
 paksaan dan ancaman? Saya kok tidak/belum menemukan dalam penjelasan Anda.
 Apakah orang-orang yang diberi bahan bacaan itu kalau ada yang menolak lalu
 diancam? Tidak 'kan. Mengapa pendeta dilarang berpraktek pengobatan kalau ia
 diberi kuasa Roh Kudus? Aneh sekali pemaparan Anda itu dianggap suatu yang
 salah.

 Saya tinggal di lingkungan yang dulu dikenal sebagai basis PPP. Tidak jarang
 orang bertamu ke rumah saya dengan mengucapkan "assalammualaikum". Padahal
 tamu ini sangat mengerti bahwa saya adalah penganut Kristen. Tanpa basa-basi
 saya menjawab "mualaikum salam" (koreksi saya bagaimana menulis yang benar).
 Tidak jarang juga orang-orang ini meminta bantuan saya (baik tenaga, duit,
 atau beras). Salahkah saya membantu mereka dengan kasih? Salahkah juga
 mereka meminta bantuan kepada saya yang Kristen? Jika jawaban Anda "tidak
 bersalah" artinya Anda "negotiable". Artinya lagi apa yang Anda paparkan di
 bawah sangatlah mengada-ada jika dikatakan "salah" (atau tidak baik).

 Wassalam,
 Efron




Tanggapan : [Kisah nyata: Menanggapi kisah: Pemurtadan itu Ada di Minangkabau]

1999-07-12 Terurut Topik Ira Damayanti

 Assalam...

Yah, pada dasarnya saya hanya menekankan, bagi siapapun agama apapun,
penyebaran agama pada agama lain bukanlah hal yang terpuji, apalagi
dilakukuan pada saat orang tersebut mengalami musibah yang menyebabkan
mungkin tidak dapat berpikir panjang.
Sepertinya memanfaatkan keadaan orang yg terjepit yang sudah jelas
memerlukan support mental dan spiritual.
Tapi bukan support spiritual seperti itu yg dulu kami butuhkan.


Dan ketika keadaan kami membaik, kenapa kok tidak dilanjutkan saja ?
kenapa kok tidak sekarang , ketika kami sudah sehat dan semuanya baik2
saja penyebaran agama tersebut dilakukan ?
sehingga kami dapat berpikir ?
saya kira itu lebih fair toh ? apabila pembelajaran sesuatu dilakukan
ketika kami sedang sehat dan dapat berpikir jernih, sehingga apabila ada
penyampaikan sesuatu ( agama misalnya ) kami dapat berpikir lebih jernih
dengan akal sehat, sehingga keputusan apapun yang kami akan lakukan itu
merupakan hal yang murni karena hati nurani dan buah dari akal pikiran
yang sehat..
Tidak memanfaatkan keadaan seseorang yg sedang kepepet ( musibah,
kemiskinan dll ) sehingga langsung
menerima uluran tangan yang mempunyai tendensi dengan mentah2 tanpa
berpikir panjang.
Anda anda semua bisa lihat.. mengapa penyebaran agama dilakukan pada
penduduk2 miskin yang butuh bantuan secara finansiil ?
Pada penduduk2 tertinggal yang tingkat pemahamannya terhadap iman masih
rendah ? sehingga iman dapat dibeli dengan beras, supermi dll ...
mengapa penyebaran agama tidak dilakukan kepada penduduk2 makmur
dan intelek yang berpikiran lebih maju ?
Kan lebih fair, sehingga apabila misi itu berhasil adalah karena kemauan
sendiri dengan tidak ada himpitan apapun..

OK, secara fisik mungkin kami tidak merasa diancam atau diintimidasi, tapi
secara mental spiritual serta psikologis, kami makin tertekan saat itu,
dengan ancaman masuk neraka, hidupnya akan celaka apabila tidak ditolong
sang juru selamat apabila tidak mengikuti ajarannya.
Apakah ini bukan ancaman juga ?
Atau mungkinpada desa2 tertinggal yang mendapat ancaman tidak diberi
bantuan apabila tidak masuk ke dalam ajaran agamanya.
Yah mungkin mereka cuma memikirkan urusan perut saja, sudah tidak dapat
berpikir panjang, sehingga OK sajalah ikut agama lain yang penting tidak
kelaparan. ( ini dialami keluarga pembantu saya, yg akhirnya ia pun
mengikuti ajaran agama tersebut daripada ia mati kelaparan di desanya )

Jadi mengenai ini, apapun bentuknya, entah kekerasan , intimidasi,
penyebaran agama terhadap agama lain tidak dibenarkan.
Dan saya kira malahan ancaman psikologislah yang lebih ampuh dan efektif,
apalagi dalam keadaan terjepit...daripada kekerasan dan intimidasi fisik
yang jelas2 secara gamblang adalah pemerkosaan hak-hak asasi manusia.

Wassalam,

Ira

On Fri, 9 Jul 1999, Blucer Rajagukguk wrote:

 Pendapat saya soal kristenisasi ataupun islamisasi, dua-duanya oke saja
 asalkan prosesnya tidak melalui kekerasan ataupun ancaman. Perlu disadari dan
 dipahami bahwa pada kedua agama selalu diajarkan untuk menyebarkan ajaran
 agama ke orang lain. Saya yakin orang yang telah membaca kedua kitab suci ini
 paham apa yang saya maksud. Namun saya juga yakin bahwa orang yang mengerti
 agama sadar bahwa kebebasan meyakini agama ataupun kebebasan memiliki tingkat
 iman tertentu adalah kebebasan yang paling asasi yang diberikan Tuhan kepada
 individu manusia. Dengan demikian kembali kepada individu masing-masing untuk
 memilih kepercayaannya dan keimanannya. Jika yakin kepada Islam pilih Islam,
 jika yakin kepada Kristen pilih Kristen atau Hindu atau Budha atau Kong Hu Tju
 atau tidak percaya sama sekali. Apalah hak saya sebagai manusia, jika Tuhan
 Yang Maha Kuasa saja memberikan kebebasan kepada manusia, apalah hak manusia
 untuk mencampuri keimanan seseorang.
 Sayangnya dikita sudah banyak terbentuk pemikiran sempit yang malas
 mendengarkan soal agama yang berasal dari penganut agama yang lain. Apalagi
 soal iman ini dijadikan hal yang menegangkan, seakan-akan berebutan pasar
 karena semakin banyak yang memilih agamanya seakan-akan yang seagama lebih
 berbahagia. Sungguh lucusungguh ironiskarena banyak yang mendewakan
 agama banyak orang mudah diadu domba karena agamabanyak perang terjadi
 karena agamabanyak percintaan gagal karena agamabanyak persahabatan
 terhalang karena agamabanyak sumpah serapah, kata murtad dan kafir, kata
 benci dan dendam karena agamabahkan banyak tempat ibadah saling dibakar
 karena agama.
 Kalau kembali kita berfikir kebelakang kenapa ada agama Kristen dan Islam,
 maka terlihat bahwa Kristen diturunkan untuk membawa berita suka cita dan
 menyelamatkan manusia berdosa, tetapi apa yang dilakukan para tokoh kristen
 masa lalu bahkan sampai sekarangekh malah berebutan harta dan kuasa. Islam
 juga diturunkan untuk membawa kedamaian dibumi terutama pada saat jaman
 jahilliyah dan banyak orang berbuat dosa...ekh malah banyak yang hobi perang
 dan menggunakan kata jihad dan mati syahid sebagai alasan 

Gratis...SD/SMP

1999-07-12 Terurut Topik Pungkas Ali

Hmmm,

Tema-tema nasional seperti dwifungsi ABRI, UUD45, bagaikan indime rebus
di pagi hari, enak sebagai santapan di saat unjuk diri dalam kancah pro
dan kontra status quo. Pendidikan? No way, sebuah isyu yang sangat tidak
populer. Tidak bisa dijadikan granat yang bisa meledakkan udara
perpolitikan untuk menarik simpati, tidak bisa dipakai sebagai bumbu dan
perekat untuk menarik para pemilih.

Sebenarnya di akhir-akhir pemerintahan Soeharto tema ini mulai digarap.
Dari program Wajar (Wajib Belajar), Kejar Paket A,  B, dll sudah
menggema, walaupun gema hanya terpantul karena lebih merupakan "program
kerja " saja, bukan di anggap sebagai yang memang harus dikerjakan.
Jadilah Wajar bagai tulisan "no smoking" dalam kereta. tanpa arti;
program yang tidak dibarengi dengan "deployment" sarana vital wajar,
yaitu "gratis". Untung saja walaupun hanya namanya saja yang wajib,
kalau tidak melakukan tidak dihukum. Coba bayangkan, ingin semua anak
harus lulus SD atau SMP, tapi biaya terus aja ada. Jangan disangka ini
masalah yang sepele. Biaya pendidikan SD sepertinya sangat kecil
(sebagian orang) tapi justru menjadi yang luar  bagi rakyat kebanyakan
yang notabene adalah target utama program ini..

Saya sebenarnya sangat mengharapkan,  partai-partai yang mendapat kursi
di senayan bisa menggolkan hal ini pada pemerintahan mendatang. Siapapun
itu.
Apapun yang terjadi, saya sangat mengharapkan agar biaya pendidikan
untuk SD dan SMP mulai th 2000 ditiadakan. Gratis!!!

Hmmm, another dream? Yes, a dream is when you're in a sleep. It may come
true if you  wake up.

sumonggo mas,
Pungkas B.A.



BUKAN isu SARA kah ini

1999-07-12 Terurut Topik FRAREV SITORUS

hi...
Sebelumnya kalo posting ini tidak membangun, maap  yah, tolong di send aja
ke recycle bin.
:-)

Apakah masa penjajahan 350 tahun (baca:Belanda) merupakan masa penindasan
dan masa pembodohan sehingga rakyat menderita ( dikenal dengan nama keren:
kerja paksa rodi dan pemerasan)? Apakah masa penjajahan bangsa Jepang di INA
juga demikian?

Bagaimana dengan sejarah tentang Supersemar dan film kebangsaan ( baca :
sejarah G30S/PKI) ?  Kalo film sejarahnya tentang masa Mojopahit dan
Diponegoro, bolehlah diperankan oleh orang lain karena orang aslinya sudah
banyak yang alm kan? Tetapi kalo film "sejarah" G30S/PKI itu sebaiknyalah
film kisah "Malam Kelabu di Jakarta", bagaimana? Habisnya pemainnya semua
bukan orang aslinya, padahal... masih adakan yang masih hidup. Jadi, itu
bukan film " sejarah" , melainkan film "Kisah Malam Kelabu di Jakarta" yang
disutradara-i oleh  "penguasa". Mungkinkah?

Bagaimana dengan sejarah tentang penjajahan yang dialami oleh bangsa kita
dulu? Warna bendera kita sebenarnya  diambil oleh bung Karno-Hatta dari
bendera mana? (bendera Belanda yang telah disobek? tentu tidak bukan? )
Saya mungkin tidak pernah merasakannya dan kurang mengetahui sejarah bangsa
Kita secara detail, tetapi entah kakek Saya entah tetangga Saya entah pak
Harto entah mas Amien entah mbak MS entah teman - teman mungkin lebih tau .
Bagaimana...?

jabat erat
FRAREV SITORUS



Kasus pornografi

1999-07-12 Terurut Topik Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)

Selain soal KPU, Ghalib, dan isu politik lainnya, saat ini sedang marak
perdebatan soal pornografi di media. Herannya di sini orang-orang menyerang
"pornografi" dengan alasan ini-itu seperti misalnya agama, etika, budaya
Timur (Indonesia), moral, dll. Bahkan Gubernur DKI bisa "belekan" kalau
melihat pose-pose itu (yang bener aja Bang Yos). Mungkin maksud Bang Yos
bisa belekan kalau memandang tanpa terus-menerus tanpa mengedipkan mata.
Para tokoh agama pun tak ketinggalan mengomentari (baca: membeli) media
"porno" itu sambil berkomentar macam-macam.

Anehnya, mereka yang lantang menentang pornografi tidak menitik-beratkan
ketidaksetujuan mereka terhadap bahaya kepada anak-anak di bawah umur.
Alasan klise (moral, etika, dll.) sangat tak paut bila yang dinasehati
adalah orang dewasa. Yang namanya orang dewasa tentu sudah tahu
baik-buruknya sebuah pose seronok di media. Mengapa orang-orang itu tak
menuntut/mengkritik media itu akan merusak anak-anak di bawah umur? Justru
anak-anaklah yang mestinya kita lindungi dari bahaya "pornografi" bukan
budaya Timur kita atau yang sejenisnya.

Bagaimana kawan-kawan?

Wassalam,
Efron



Re: Film dan Film (was: Re: Bahaya Y2K.)

1999-07-12 Terurut Topik Mirza Raditya

ikutan komentar dikit ttg film2..

 1.American Pie

ceritanya lumayan lha...lucu
basicnya:
This is about as tender as Tom Cruise in LosinÂ’ It as
a quartet of teenage boys take a vow to lose their
virginity by prom night ...or else!

 2.Arlinton Road.

jenisnya rada2 thriller gitu... ttg tetangga..
lumayan bagus lha...

 Austin Power bikin gue bingung juga antara nonton
 sama ngga. Maunya sih ngga
 nonton karena kebayang filmnya norak, tapi koq dari
 Box Office gue lihat
 lumayan juga peringkatnya. Ada yg udah nonton dan
 mau kasih komentar?

ini austin power ini emang bisa dibil 'norak'...tapi
lucu...dan sempet beberapa minggu jadi box
office...and believe or not..karcis2nya slalu sold out
cepat setiap pertunjukkan..dan banyak org rela antri
panjang demi film ini...dan utk hari2 di minggu
pertama film ini baru beredar... banyak org hrs kecewa
utk pulang...or booked tiket utk pertunjukkan the next
day nya...

 Irwan:
 Kembali soal film, tampaknya memang film itu punya
 pengaruh yg ngga kecil
 terhadap masyarakat.  Saya masih ingat, waktu
 peristiwa penembakan di
 Colorado kemarin itu, ada yg mengkait2kan pengaruh
 dari film Matrix. Waktu
 gue nonton film Matrix dulu, gue juga ngerasa gimana
 gitu waktu
 nontonya:) Asik aja ngelihatnya. Cuma bedanya
 gue setelah keluar dari
 bioskop yg hilang deh pelan2 pengaruhnya, nah
 mungkin mereka2 itu malah
 terus berkembang dan parahnya pengen bergaya seperti
 bung Keanu...:)

setau saya sih yach, film ini adl film science fiction
yg termasuk bagus kemarin2 itu...
dan kalo apa yg saya denger ttg penembakan di colorado
itu... ada semacam penganut kepercayaan NAZI...
(mungkin saya salah)...

salam,
Mirza
_
Do You Yahoo!?
Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com



Re: [Kasus pornografi]

1999-07-12 Terurut Topik Yuni Wilcox

Setuju bung Efron. Lagian budaya timur sendiri juga nggak begitu nggak berarti
murni nggak buka bukaan. Buktinya wanita jaman dulu di Bali khan dianggap
wajar tanpa memakai baju atasan, dan saya kira juga beberapa tempat lainnya.
Nah ini khan salah satu budaya Timur.

Begitu pula dengan orang dewasa, mau dikasih nasehat entek ngamek kurang
nggolek kalau dasarnya memang seperti itu ya nggak bakalan berhenti. 

Nah memang tanggung jawab kita pada generasi muda. Kalau generasi tua dan
setengah tuanya sudah teler dan setengah teler, ya paling tidak generasi
mudanya dijaga agar tidak terlalu teler dimasa mendatang.

Tapi ini semua nggak akan gampang, karena ada lembaga kebebasan bicara yang
menentang adanya berbabagai macam sensor terutama di Internet.dan kalau
pemerintah sampai turun tangan memberikan larangan resmi untuk pornografi,
maka lembaga ini akan cari cari alasan untuk menentangnya. Selama ini mereka
sudah berusaha menitik beratkan ke beberapa negara Asia termasuk Indonesia. 

Saya dukung deh "bebas pornografi" demi anak anak.  

yuni

"Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)" [EMAIL PROTECTED] wrote:
Selain soal KPU, Ghalib, dan isu politik lainnya, saat ini sedang marak
perdebatan soal pornografi di media. Herannya di sini orang-orang menyerang
"pornografi" dengan alasan ini-itu seperti misalnya agama, etika, budaya
Timur (Indonesia), moral, dll. Bahkan Gubernur DKI bisa "belekan" kalau
melihat pose-pose itu (yang bener aja Bang Yos). Mungkin maksud Bang Yos
bisa belekan kalau memandang tanpa terus-menerus tanpa mengedipkan mata.
Para tokoh agama pun tak ketinggalan mengomentari (baca: membeli) media
"porno" itu sambil berkomentar macam-macam.

Anehnya, mereka yang lantang menentang pornografi tidak menitik-beratkan
ketidaksetujuan mereka terhadap bahaya kepada anak-anak di bawah umur.
Alasan klise (moral, etika, dll.) sangat tak paut bila yang dinasehati
adalah orang dewasa. Yang namanya orang dewasa tentu sudah tahu
baik-buruknya sebuah pose seronok di media. Mengapa orang-orang itu tak
menuntut/mengkritik media itu akan merusak anak-anak di bawah umur? Justru
anak-anaklah yang mestinya kita lindungi dari bahaya "pornografi" bukan
budaya Timur kita atau yang sejenisnya.

Bagaimana kawan-kawan?

Wassalam,
Efron



Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at 
http://webmail.netscape.com.



Re: Kisah di Minangkabau

1999-07-12 Terurut Topik Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)

-Original Message-
From:   Saut Aritua H Sagala [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
Sent:   Friday, 09 July, 1999 10:43 AM

===dihapus===
Mengapa resiko ini mau ditanggung oleh para misionaris bahkan dengan
meninggalkan keluarganya. Hal itu hanya bisa dijawab oleh pekerjaan Tuhan
(Roh Kudus).

Nah tugas penginjilan ini menjadi tanggungjawab dari setiap orang yang
percaya kepada Tuhan Yesus. Mungkin saya sendiri belum berani mengambil
langkah tersebut karena banyak kekuatiran-kekuatiran yang masih saya hadapi
sebagai manusia. Apakah Bung Effron atau teman-teman yang Kristen berani
mengambil iman seperti di atas??
===dihapus===

Efron (dengan satu "f"):
Di dalam iman Kristen tidak ada tawar-menawar. Maksudnya, Firman Allah
adalah kebenaran mutlak yang tak terkoreksikan. Allah tak pernah berbuat
salah dan tak pernah melakukan koreksi atas Firman-Nya sendiri. Dengan kata
lain apa yang dikatakan oleh Allah "A" adalah "A" bukan "A plus" atau "A
minus". Manusia saja yang suka berkelit. Jadi apa yang dikatakan Allah
adalah "haram hukumnya" tetap "haram hukumnya" tak ada perkecualian. Contoh:
katakanlah Alkitab melarang orang Kristen makan daging babi. Lalu saya
tersesat di hutan. Makanan yang tersedia hanyalah babi hutan. Apapun
alasannya saya tetap tidak boleh makan itu, dan jika saya makan maka saya
berdosa.
Menyoal berani tidak berani mengambil iman seperti di atas saya akan
bertanya apakah itu yang diperintahkan Tuhan Yesus Kristus. Mengikut Kristus
berarti rela memanggul salib-Nya. Artinya kita wajib meninggalkan hal-hal
duniawi yang buruk di depan Tuhan. Apakah itu? Dosa. Yang lebih penting lagi
menjadi Kristen mesti menjadi berkat bagi semua orang. Membagi berkat bisa
dalam bentuk langsung seperti yang dilakukan oleh para misionaris. Bisa juga
seperti kita-kita ini yang bekerja di berbagai bidang dengan selalu membawa
terang bagi sesama kita.
Lebih gamblangnya lagi dalam nama Tuhan Yesus Kristus saya siap menghadapi
segala risiko sebagai pengikut Kristus.



Re: [Re: [bincang] KKN di KPU ?]

1999-07-12 Terurut Topik Yuni Wilcox

Bung Sitorus, saya u nanya nih, apakah partai PARI itu partainya BAmbang
Sulistomo??

Waktu itu ada yang nulis nama Bambang yang dikaitkan dengan nama partai, cuma
saya lupa, partai yang mana?


Frarev Sitorus [EMAIL PROTECTED] wrote:
Walaupun PK katanya tidak memenuhi target suara di Pemilu dan disebut
partai yang masih "bayi", Saya memandang tidak demikian halnya.  Sikap PK
yang konsisten untuk menghapus KKN, hingga riil di KPU, dan mempunyai
basis massanya yaitu mahasiswa maka PK merupakan partai yang sukses di
pemilu dan memiliki prospek baik yad.

Jadi, partai gurem yang terlihat sebagai BADUT di KPU akan dapat terlihat
jelas menurut Saya (  misalnya: P.Republik,PARI,dan P.Krisna).

salam
FRAREV


On Wed, 7 Jul 1999, Mohammad Rosadi wrote:
  Petikan wawancara dengan wakil Partai Keadilan di KPU
 Mustafa Kamal : Kalau Kalah Harus Lapang Dada
 WAWANCARA
 --
 SALAH satu anggota KPU yang terang-terangan mencium adanya KKN
 (korupsi, kolusi, dan nepotisme) di lembaga tersebut adalah Mustafa
 Kamal, wakil Partai Keadilan (PK) di KPU. Alumnus Fakultas Sastra,
 Jurusan Sejarah UI lulusan 1995 juga mengungkapkan bukti otentik
 adanya ketidakberesan dana-dana yang  ada di KPU. Berikut petikan
 wawancara Ade Alawi dari Media dengan anggota muda KPU ini, Kamis (1/7)
 malam lalu.
 Petikannya:

 Anda terus terang mengatakan adanya dugaan KKN di KPU. Bisa
 dijelaskan?

 Saya kira di KPU itu relatif sudah ada perubahan-perubahan ke arah
 demokratisasi. Tapi, ada satu hal yang tidak bergeming sama sekali,
 yaitu masalah KKN. Dari awal di KPU saya sudah angkat pentingnya
 transparansi. Dan itulah yang diangkat oleh mahasiswa sebagai salah
 satu tuntutannya dalam reformasi.  Apa salahnya anggaran KPU itu
 dikemukakan agar masyarakat ikut mengontrol , seperti Indonesian
 Corruption Watch bisa ikut berpartisipasi dalam rangka menjaga uang
 negara. Ini yang tidak ditanggapi. Saya sendiri heran untuk yang
 satu ini kurang ditanggapi Sidang  Pleno KPU. Lalu sampai pada satu
 peristiwa di mana ada bantuan dana kampanye dariKPU kepada partai
 politik. Pada waktu itu saya dibisiki bahwa dananya bisa diambil di
 kamar 12. Saya ragu-ragu, oleh karena itulah secara prosedural agak
 aneh, esoknya saya angkat di sidang pleno, ''Ini dana apa?'' Terus
 dijawab, ''Itu dana yang sah sebagai bantuan dari KPU dalam rangka
 kampanye.'' Pak Rudini sendiri yang menjamin itu.

 Oleh karena itu tanpa ragu-ragu saya ambil secara berkala, ada Rp 5
 juta atas nama Shirato Syafei, dua lagi atas nama PT Pabelan (Rp 18
 juta dan Rp 72 juta). Saya laporkan ke partai. Bendahara Partai
 Keadilan kaget, kok ceknya atas nama perorangan dan atas nama PT
 Pabelan. Secara prosedural salah. Tapi, Pak Rudini kemarin
 mengatakan di mana-mana di luar negeri yang namanya  komisi itu
 biasa. Tapi, kami melihat di keppres, komisi-komisi tersebut harus
 dikembalikan ke KPU atau kas negara. Bukan dibagi-bagikan ke partai
 atau anggota KPU.

 Singkatnya Anda menduga ada yang tidak beres?

 Secara prosedural itu nggak benar, sehingga kami menduga lebih jauh
 kemungkinan terjadinya praktek KKN di KPU. Dewan Syariah Partai
 Keadilan mengatakan bahwa itu haram, karena indikasinya itu
 suap-menyuap. Salah satu yang harus ditegakkan di KPU itu adalah
 pemberantasan KKN. Karena kalau di KPU saja.  kita tidak bisa
 membereskan soal KKN, apalagi kalau pemerintahan baru terbentuk.
 KPU kita anggap wadah formal pertama yang lahir di era reformasi, kan
 belum ada lembaga formal yang lain. KPU lembaga pertama. Laboratorium
 demokrasi kita yang pertama itu KPU. Kalau KKN tidak diberantas di
 KPU berarti  masih ada sisa kultur politik Orde Baru yang menurut
 saya bahkan paling parah dan membudaya, terlembagakan dalam
 kehidupan sosial kemasyarakatan kita , justru tak terusik.

 Apa lagi yang aneh dari dana-dana yang Anda terima itu?

 Yang aneh ada perbedaan masing-masing orang menerimanya. Ada yang
 dapat Rp 40 juta, terus ada tambahan lagi katanya. Ada yang
 belakangan baru tahu bahwa ada dana kampanye, seperti Partai
 Bhinneka Tungal Ika Pak Nurdin Purnomo. Lalu dia mau ambil dananya
 sudah tidak ada. Sudah hilang katanya. Ini kan  aneh. Untuk dana
 partai yang begitu besar kok tidak terbuka dan secara prosedural
 aneh.

 Saya sekarang mencurigai karena belum ada klarifikasi. Kalau
 transparan kan  masalahnya selesai. Kalau memang benar sesuai
 prosedur penyelenggaraan keuangan di KPU, nggak usah malu-malu atau
 takut-takut dijelaskan ke masyarakat. Tapi, saya memaklumi
 keinginan DPP Partai Keadilan untuk klarifikasi soal dana itu.
 Sampai sekarang kita prioritas kepada penghitungan suara, karena
 masyarakat juga menunggu-nunggu.

 Saya kira soal tranparansi itu tinggal menunggu waktu saja karena toh
 datanya sudah ada di Sub-Komisi A, Sub-Komisi Anggaran, dan juga
 Sekretariat Umum KPU. Mereka sudah pegang datanya. Saya kira supaya
 perhatian masyarakat terpusat kepada penghitungan suara. Jadi, 

Re: [[MI] Jacob Tobing]

1999-07-12 Terurut Topik Yuni Wilcox

Wah bung Irwan, 
Yang menjadi tanda tanya bagi saya, mengapa butuh waktu yang lama bagi dia
untuk bisa menilai penyelewengan Golkar??saya kuatir ia akan butuh waktu
yang cukup lama pula untuk bisa menilai PDIP. 
apalagi semangat yang ia dapat dari PDIP adalah sama dengan yang ia dapat dari
Golkar pada awalnya ia bergabung.Seperti yang kutipan tulisan:
"Tetapi dalam perjalanan berikutnya, saya merasakan ada yang salah dengan
permainan politik di Golkar. Semangat yang ingin dicapai ketika partai
itu didirikan, di tahun 1968-an, kian jauh. Wawasan kebangsaan yang dulunya
menjadi semangat untuk menumbuhkembangkan Golkar, mulai
memudar. Saya mulai merasa sendirian."

Kalau orang memang bener ia berjiwa pejuang, secara logika ia dengan mudah
dapat mencium ketidak beresan seawal mungkin.Atau mungkin ia mbalelo karena
tidak diberi jabatan eksekutif oleh golkar, itu bisa jadi, mengingat hasil
kerjanya  yang katanya bukan main untuk membesarkan golkar, ini berdasarkan
ucapannya yang merasa "sendirian".

dilain pihak ia mengakui bahwa ia sebelumnya  tidak mampu mendorong
komunitasnya bermain politik yang baik, apakah kepindahannya berarti
menunjukkan kemampuannya?

Disamping itu jika kaderisasi Golkar selama ini adalah hasil kerja beliau maka
saya kuatirkan PDIP akan melakukan pola yang sama seperti yang dilakukan oleh
Golkar, lha wong pemikirnya sama kok dengan Golkar, apakah tidak berarti ia
akan menggunakan system yang sama seperti yang ia terapkan ke golkar, dimana
semua pegawai negeri adalah anggota Golkar. 
Wah ini benar benar mengerikan.

Apapun alasannya, pantas aja jika orang lain menilai dia sebagai kutu loncat.
Meskipun ia seorang yang kuat daya ciumnya terhadap ketidak beresan suatu
partai, akan tetapi saya salut pada beliau atas kekuatan daya ciumnya untuk
memprediksi kejayaan dan kejatuhan suatu partai. Ini terbukti dari
keinginannya untuk bergabung dengan Golkar, ketika ia mencium bahwa Golkar
akan menjadi partai yang berjaya, dan ketika ia mencium Golkar akan jatuh,
maka ia memutuskan keluar. 

Dan sekarang ia sekali lagi membuktikan ketajaman penciumannya bahwa PDIP akan
berjaya. Saya salut dan angkat topi Pak Tobing.

yuni


Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] wrote:
http://www.mediaindo.co.id/publik/1999/07/10/SEC17.html

Bersama Megawati Ingin Mengukir Sejarah Baru

PEMAHAMAN Jacob Tobing terhadap praktek politik di Indonesia, mungkin sulit
ditandingi. Sebab pada dirinya melekat kemampuan multiguna:
cendekiawan (bergelar Master of Public Administration), dan praktisi politik
dengan spesialisasi pengembangan organisasi.

Di Golkar, yang kemudian berubah menjadi Partai Golkar, ayah empat anak
kelahiran Padang ini, selalu diberi tanggung jawab pada bidang rekrutmen,
keorganisasian, dan kaderisasi. ''Pertama kali masuk Golkar tahun 1984-an,
saya berada di bawah Pak Jacob Tobing di KKO (Kaderisasi, Keanggotaan,
dan Organisasi). Jadi saya tahulah bagaimananya,'' ujar Ketua Departemen
Pemenangan Pemilu Partai Golkar Rully Chaerul Azwar.

Selain ada di 'jantung'-nya Golkar, Jacob Tobing dipercaya sebagai wakil
rakyat, sejak tahun 1968. Dia duduk di Senayan sejak zaman MPRS hingga
1997. Jadi enam periode tanpa henti.

Dengan kapasitas seperti itu, Jacob memutuskan untuk meninggalkan Golkar
tahun 1996. Setahun kemudian, secara formal dia menyatakan
bergabung dengan kubu Megawati Soekarnoputri.

Respons masyarakat waktu itu macam-macam, ada yang menilai, itu sebagai
langkah strategis, tetapi banyak juga yang menyebutnya sebagai kutu
loncat. ''Yah, saya mendengar semua itu. Tetapi ada beberapa faktor yang
mungkin tidak diketahui secara luas, mengapa saya sampai pada
keputusan itu. Tetapi itu semua menjadi cambuk bagi saya untuk terus
megabdikan diri di PDI Perjuangan,'' ujarnya.

Pada pemilu kali ini, Jacob Tobing masuk dalam daftar caleg PDI-P dari daerah
pemilihan Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Berdasarkan
penghitungan yang dilakukan PPI kemarin, di daerah itu, partai pimpinan
Megawati Soekarnoputri ini, meraup suara yang cukup untuk menutup
bilangan pembagi. Artinya, Jacob lolos ke Senayan.

''Saya tidak tahu apakah benar atau tidak, saya juga tidak tanya ke DPP. Bagi
saya, keanggotaan di DPR itu bukanlah target politik. Saya sudah
senang dengan kebersamaan di PDI-P, karena spiritnya luar biasa,'' katanya.
Apa yang mendorongnya bergabung dengan PDI-P dan apa
harapannya? Berikut penuturannya kepada Media.

Keterlibatan saya di Golkar, memang sudah sangat lama. Ya, hampir 30 tahun.
Sejak 1968-an saya sudah masuk di organisasi ini, karena itu sedikit
banyak, saya tahu tentang 'dalamnya' Golkar.



Kegundahan saya itu menjadi kian mengkristal karena berbagai peristiwa
politik, di antaranya yang menonjol adalah ketika Megawati Soekarnoputri
dilengserkan dari posisinya sebagai Ketua DPP PDI. Kondisi itulah yang
mendorong saya dan teman-teman mendirikan Yayasan Kesatuan dan
Persatuan. Di dalamnya ada KH Abdurrahman Wahid, Bambang Triantoro, Kharis
Suhut dan lain sebagainya. Ini terjadi di 

Re: [[MI] Jacob Tobing]

1999-07-12 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

Terserah apa kata mbak Yuni deh.:)
Mau mbak Yuni bilang atau nilai apa saja terserah.
Mau nilai negatif orang2 PDIP juga ngga masalah.
Toh saya menganggap penilaian anda itu adalah
penilaian seorang Yuni yg memiliki kebebasan untuk
menilai atau memberikan pendapat yg saya yakin
bisa berbeda dengan orang lain.
Selamat menduga2, mbak Yuni:)

Saya hanya forwardkan informasi yg mungkin
diperlukan oleh beberapa orang di milis ini.


jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: [Re: [[MI] Jacob Tobing]]

1999-07-12 Terurut Topik Yuni Wilcox

Oh jadi sekedar informasi thok toh, 
sorry deh. ...


Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] wrote:
Terserah apa kata mbak Yuni deh.:)
Mau mbak Yuni bilang atau nilai apa saja terserah.
Mau nilai negatif orang2 PDIP juga ngga masalah.
Toh saya menganggap penilaian anda itu adalah
penilaian seorang Yuni yg memiliki kebebasan untuk
menilai atau memberikan pendapat yg saya yakin
bisa berbeda dengan orang lain.
Selamat menduga2, mbak Yuni:)

Saya hanya forwardkan informasi yg mungkin
diperlukan oleh beberapa orang di milis ini.


jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at 
http://webmail.netscape.com.



Re: Gratis...SD/SMP

1999-07-12 Terurut Topik Donald Saluling

Menanggapi tulisan sdr. Pungkas tentang sistem pendidikan di Indonesia,

Pendidikan gratis bukan hanya datang dari DPR/MPR tetapi juga dari kesadaran
manusia2 Indonesia secara keseluruhan. Faktor2 yang sangat penting lainnya
selain yang sudah di ulas saudara Pungkas adalah , gaji guru dan fasilitas
buku dan lain2 perlu ditingkatkan. Sudah saatnya perusahaan2 besar yang
bergelimpangan di mana2 di pusat dan didaerah2 dikenakan semacam pajak atau
iuran untuk membiayai sistem pendidikan kita. Mengapa hal ini sangat perlu ?
Karena kita ingin adanya kader2 dan manusia indonesia yang tangguh dan
berpendidikan maka cikal bakal inilah yang sekarang ini masih bersekolah di
SD dan SMP yang perlu dibina terlebih dahulu. Seperti kita ketahui, capital
yang paling penting dari semua bentuk perusahaan adalah sumber daya manusia
maka dari itu pembinaan sejak dini itu perlu dan sudah saatnya bidang swasta
turut membantu pemerintah dalam menjalankan sistem pendidikan kita saat ini.
Ataukah bila memang pihak swasta, yang selama ini dikenain pajak pemerintah
sudah membantu .. maka pihak pemerintah lah yang seharusnya berbenah diri
dengan memperbaiki depdikbud-nya. Bukan cuman tahu gonta ganti kurrikulum
mulu.
Kesimpulannya, pendidikan di Indonesia sebaiknya ditingkatkan dengan melalui
pendidikan gratis untuk tingkat SD/SMP, plus renovasi tingkat kesejahteraan
guru2 bersangkutan plus peningkatan kualitas fasilitas dan sarana2. Menurut
saya, hal ini tidak saja bergantung kepada para pengajar tetapi juga para
pelajar tingkat tinggi yang harus selalu pamrih dengan jalur pendidikan
ditanah air.
Cara2 yang bisa dilakukan oleh pelajar2 tingkat atas (terutama mahasiswa2
luar negeri -- berhubung ini adalah milis PERMIAS) adalah :
1. Donasi buku2 bekas (inggris/indonesia/any)
2. Mengadakan research dan survey tentang sejarah Indonesia yang akurat
(berhubung adanya penyimpangan2 sejarah yang dilakukan semasa orde baru)
3. Menggiatkan diri belajar bahasa inggris untuk di teruskan kepada adik2
kita (bhs inggris adalah bahasa international yang mana merupakan sarana
media utama-- internet, buku,koran, film). Dengan ditingkatkannya pengetahuan
berbahasa Inggris, insya allah adik2 kita akan mampu keep up dengan
perkembangan dunia tanpa harus bergantung kepada translasi2 dari perusahaan2
percetakan.
4. Ikut berjuang menegakkan demokrasi pasca orde baru supaya adik2 kita tidak
harus menderita dijajah feodalisme, kkn dan segala macam bentuk birokrasi.
5. banyak lagi .. saya yakin anda2 semua are capable to come up with
something brilliant. :)

Walhasil, seperti yang sudah saya dengung2kan sebelumnya  rebut
kemerdekaan kita dan jangan bergantung kepada wakil2 rakyat semata. Masa
depan Indonesia ada ditangan kita semua.


Keep up the good work,
Donald
PS: De javu ... have i written about this before?



Re: [Re: [[MI] Jacob Tobing]]

1999-07-12 Terurut Topik Yuni Wilcox

Maaf satu hal yang tertinggal,
Saya nggak pernah menilai negatif semua orang PDIP kok. Orang PDIP adalah
berbeda dengan PDIP dan orang yang satu dengan orang yang lain juga nggak
sama.

yuni



Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] wrote:
Terserah apa kata mbak Yuni deh.:)
Mau mbak Yuni bilang atau nilai apa saja terserah.
Mau nilai negatif orang2 PDIP juga ngga masalah.
Toh saya menganggap penilaian anda itu adalah
penilaian seorang Yuni yg memiliki kebebasan untuk
menilai atau memberikan pendapat yg saya yakin
bisa berbeda dengan orang lain.
Selamat menduga2, mbak Yuni:)

Saya hanya forwardkan informasi yg mungkin
diperlukan oleh beberapa orang di milis ini.


jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at 
http://webmail.netscape.com.



Re: [Re: [Re: [Ayam Dubes, whats next?]]]

1999-07-12 Terurut Topik Yuni Wilcox

Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] wrote:
In a message dated 7/10/99 1:07:20 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 He..he.. gue tahu deh..
  tapi ya mbok nyadarin bahwa melek politik bukan berarti cuma milih partai
 non
  agamis.

Irwan:
Masih belum kapok2 juga ya bikin pernyataan sendiri
sehingga seolah2 itu pernyataan asal dari orang lain
dalam hal ini dubes.:)
Tulisan2 seperti ini nih yg saya sering bilang suka
terlalu cempat ambil kesimpulan.

Kayaknya tulisan "melek" politik itu menjawab tulisan anda yang terdahulu,
sayang sekali saya nggak ada kopinya lagi, hanya seingat saya anda menyebut
nyebut buta politik. 

Nih, gue kutipin lagi deh posting laporannya bung
Ronald:
-kutipan posting awal bung Ronald
Tentang politik, rakyat Indonesia sebetulnya udah
berpikiran lebih maju dan terbuka karena kalo dilihat
dari pemilu contohnya,  partai yang andalannya cuma
agama Islam aja atau Kristen doang atau religious
group banyak yang
nggak dipilih karena seperti yang kita
tahu rakyat Indonesia sekarang lebih pentingin gimana
supaya bisa kerja lagi dan makan ayam tiap hari.
--akhir kutipan--

Adakah dinyatakan di atas bahwa hanya mereka
yg milih partai non-agama adalah yg melek politik?

Tidak ada tapi dikatakan diatas bahwa 'rakyat telah berpikiran"maju"', kalau
kita tanya alasannya apa, jawabnya 'karena  partai agama nggak terpilih'
alasan ini khan aneh.nggak sinkron ditambah lagi, karena rakyat pentingin
kerja dan makan ayam. Secara logika membawa kita berpikir oh jadi kalau partai
yang menang di Indonesia itu partai agamis, berarti kesejahteraan sosial akan
menurun. Apakah saya salah dn mengartikan sesuatu

Nah akan lain lagi pemikiran saya jika Pak dubes menjelaskan alasannya, karena
politik berjalan dengan lancar, tertib , tidak ada kerusuhan,dll sehingga
menujukkan bahwa rakyat memang sudah mempunyai pemikiran politik yang maju.Ini
ada sangkut pautnya dan sebab akibatnya. Tapi kalau contoh alasan karena
mereka milih yang non agamis, tentu saja nggak masuk akal, sebagai bukti
kemajuan politik rakyat.

Bandingkan dengan pernyataan anda dulu yg mengatakan
rakyat/pendukung PDIP itu pada buta politik.
Dengan kata lain hanya pemilih yg non-PDIP saja yg melek
politik. Pernyataan anda dulu yg menurut saya
aneh bin ajaib.:)

Jelas buta, meskipun nggak buta seluruhnya, seperti anda pasti melek. Cuma
problemnya saya khan sudah ceritakan sebelumnya. 


Yuni:
  Gue nyadarin, mereka itu milih partai non agama karena memang mereka itu
  sekuler, aku nggak bilang agama tertentu lho, semuanya. Itu sih nggak jadi
  masalah karena itu memang hak dan kepercayaan mereka.

Irwan:
Nah, khan lagi2 anda ngegampangin bikin kesimpulan
sendiri.  Gue pinjem kata2 loe deh:
"Apa memang mereka yg milih partai agama saja yg pasti
tidak sekuler?"

Apa sih artinya sekuler bagi anda??Kalau dari sudut pandang
saya  sekuler, pemisahan antara agama dan kekuasaan serta pemerintahan negara.


Coba lihat lagi, anda telah menghakimi keimanan seseorang,
keimanan pemilih2 partai non-agama. Kalau di agama saya,
tindakan anda ini bisa dikategorikan berdosa besar karena
sudah menghakimi keimanan orang lain yg bukan otoritas manusia.
Yang paling tahu hubungan seseorang dengan penciptaNya,
hanya dia sendiri dan Tuhan-nya. Bukan anda, bukan manusia,
bukan kyai, bukan pendeta.


Saya tidak pernah menilai ibadah seseorang terhadap Tuhan mereka, karena saya
tahu itu urusan pribadi mereka dengan Tuhannya. Ini khan urusan menyangkut
negara. 

Sekulerisasi memang menyangkut keimanan seseorang terhadap Tuhannya. Setahu
saya, semakin seseorang itu beriman,dan cinta akan Tuhannya maka semakin
sulitlah ia menanggalkan kehidupan agamisnya dari kehidupan sehari harinya,
termasuk pada pemerintahan.Tapi saya tidak menyinggung masalah ini saya hanya
melihat dari unsur ketata negaraan.

Bahkan dari program kerjanya PDIP sendiri, justru akan memisahkan unsur agama
dengan pemerintahan. Jadi jangan salhkan saya kalau menyebut Indonesia sebagai
sekuler. Dan saya melihat sesuatu sesuai dengan penampilan mereka. Kalau
sekarang ini rakyat Indonesia memperlihatkan penampilan mereka yang yang lebih
cenderung memilih partai non agama dibanding partai agama, apakah itu tidak
boleh dikatakan sebagai sekuler.

Yuni:
  Atau karena memang
  partai agama tersebut nggak bisa dipercaya oleh mereka atau karena menurut
  penilaian mereka partai agama tersebut terdiri dari orang orang munafik
  terhadap agamanya, siapa tahu.

Irwan:
Dalam posting awal yg saya kutipkan di atas jelas
termuat perkiraan dubes yg mengatakan bahwa
rakyat tampaknya lebih pentingin dapat kerja/penghasilan
dan terpenuhi kebutuhan pangannya.
Jadi tidak bisa langsung diartikan bahwa urusan agama itu tidak
penting bagi mereka, hanya saja tampaknya mereka
menaruh prioritas urusan kerjaan dan pangan ketimbang
urusan agama karena mungkin mereka berpikir urusan
agama mereka ngga ada masalah karena mereka sadar
itu urusan pribadinya dengan 

Re: [Re: [Re: [Ayam Dubes, whats next?]]]

1999-07-12 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 7/12/99 5:53:07 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Kayaknya tulisan "melek" politik itu menjawab tulisan anda yang terdahulu,
  sayang sekali saya nggak ada kopinya lagi, hanya seingat saya anda menyebut
  nyebut buta politik.

Irwan:
Makanya kalau nulis tuh hati2 dan jangan sembarangan
apalagi ngikutin sedang kemana arah perasaan saat menulis.
Jadinya ya begini ini deh, belok sana belok sini ngeles sana
ngeles sini...hehehhehe.

Alasan anda di atas itu sama sekali ngga sesuai dengan
fakta dan cenderung bernada ngeles. Saya forwardin aja
posting yg anda cari langsung ke alamat imel anda agar
yg lain tidak perlu menerima dua kali. Setelah itu silahkan
dibaca ulang trus perhatikan baik2 tulisan yg ada.
Jangan lagi sembarangan ngartiin tulisan menurut
sekehendak anda saja:)

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: [Re: [[MI] Jacob Tobing]]

1999-07-12 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 7/12/99 4:41:47 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Oh jadi sekedar informasi thok toh,
  sorry deh. ...

Irwan:
Lha, apa gue bikin tulisan atau komentar pada posting
forwardan tersebut? Ngga khan...:)
Gue ngga nulis komentar sedikit pun pada forwardan
tersebut, tapi kelihatannya anda sudah ngga sabaran
ngasih komentar, yang lagi2 komentar negatif..:)
Anda ngga perlu minta sori koq, paling tidak rekan2
di milis ini akan makin jelas lagi mengenal anda berdasarkan
tulisan2 dan komentar yg anda lemparkan di milis ini:)

Yuni:
 Maaf satu hal yang tertinggal,
  Saya nggak pernah menilai negatif semua orang PDIP kok. Orang PDIP adalah
  berbeda dengan PDIP dan orang yang satu dengan orang yang lain juga nggak
  sama.

Irwan:
Kurang kerjaan aja kalau anda menilai satu per satu orang2
PDIP, secara negatif pula:)
Tapi yg masih segar dalam ingatan saya adalah ucapan atau
tulisan anda beberapa waktu yg lalu yg sempat mengasihani
orang2 pendukung Megawati atau PDIP karena mereka tidak
mengenal siapa itu sebenarnya Megawati, anda juga pernah
menambahkan rakyat Indonesia yg mendukung PDIP itu masih
buta politik atau bodoh (salah satu atau dua2nya dari istilah
tersebut yg pernah anda tulisan di milis ini).

Makanya mbak Yuni, kalau nulis itu mbok ya lebih hati2
sedikit. Kurangi emosionalnya khususnya yg negatif seperti
rasa curiga, rasa dendam, dll:)

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: [Re: [Re: [[MI] Jacob Tobing]]]

1999-07-12 Terurut Topik Yuni Wilcox

Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] wrote:
In a message dated 7/12/99 4:41:47 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Oh jadi sekedar informasi thok toh,
  sorry deh. ...

Irwan:
Lha, apa gue bikin tulisan atau komentar pada posting
forwardan tersebut? Ngga khan...:)
Gue ngga nulis komentar sedikit pun pada forwardan
tersebut, tapi kelihatannya anda sudah ngga sabaran
ngasih komentar, yang lagi2 komentar negatif..:)
Anda ngga perlu minta sori koq, paling tidak rekan2
di milis ini akan makin jelas lagi mengenal anda berdasarkan
tulisan2 dan komentar yg anda lemparkan di milis ini:)

Duh Irwan..jadi kalau ada posting aturannya disini nggak boleh ngasih
komentar dulu sebelum sang pemosting ngasih komentar. Baru tahu deh gue..
Oh ya mereka bisa kenal aku sejauh mana???ha..ha.. jagoan
banget deh bisa ngenal orang lewat tulisan di milis. Lagian gue ini jadi
orangnya lugu amat sih sehingga bisa dibaca karakternya di milis
inihe..he..

Yuni:
 Maaf satu hal yang tertinggal,
  Saya nggak pernah menilai negatif semua orang PDIP kok. Orang PDIP adalah
  berbeda dengan PDIP dan orang yang satu dengan orang yang lain juga nggak
  sama.

Irwan:
Kurang kerjaan aja kalau anda menilai satu per satu orang2
PDIP, secara negatif pula:)

tuh khan gue khan cuma ngasih komentar tulisan kamu. Salah lagi...wah wah..

Tapi yg masih segar dalam ingatan saya adalah ucapan atau
tulisan anda beberapa waktu yg lalu yg sempat mengasihani
orang2 pendukung Megawati atau PDIP karena mereka tidak
mengenal siapa itu sebenarnya Megawati, anda juga pernah
menambahkan rakyat Indonesia yg mendukung PDIP itu masih
buta politik atau bodoh (salah satu atau dua2nya dari istilah
tersebut yg pernah anda tulisan di milis ini).

Sekali lagi sorry kalau tersinggung, lagian gue juga punya alasan untuk
ngomong itu. 

Makanya mbak Yuni, kalau nulis itu mbok ya lebih hati2
sedikit. Kurangi emosionalnya khususnya yg negatif seperti
rasa curiga, rasa dendam, dll:)

Nggak punya tuh dendam kesumat sama orang lain. Rasa emosi..kadang
kadang...apalagi gue ini cewek emosinya memang lebih tinggi dari
cowok...Curiga tidak pernah tetapi yang ada hati hati dan melihat segala
sesuatu dari segala segi.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at 
http://webmail.netscape.com.



Progress Pemilu (13Juli99)

1999-07-12 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

;-)

Selengkapnya bisa dilihat di site JP:
http://www.thejakartapost.com:8890/elec99.htm

Hasil sementara ini meliputi 21 propinsi
(jadi kurang 6 propinsi lagi yg belum diitung).

Propinsi yg belum adalah:
1. Sumbar(24 Kursi)
2. Bengkulu  ( 4 Kursi)
3. Kalbar( 9 Kursi)
4. Sulteng   ( 5 Kursi)
5. Sulut ( 7 Kursi)
6. Sultra( 5 Kursi)

Total meliputi 54 Kursi DPR
(mudah-mudahan nggak salah menjumlahkan ;-)

Dari Ke-21 propinsi itu, kedudukan sementara adalah:

1. PDIP   Dapat  131 Kursi
2. PG 85 (PG=Partai Golkar, bukan Pabrik Gula ;-)
3. PKB40
4. PPP37
5. PAN24
6. PBB 2
7. PK  1
8. Lain-lain  88 (Nggak diitung oleh JP)

Total408   (Yg udah diitung PPI)
Total kursi DPR  408+54 = 462  (yg dipemilukan)
Plus jatah T/P   462+38 = 500  (total DPR)
MPR (Plus UD/UG) 500+200 = 700 (total MPR)

Partai lain (dan stembus accord) tdk diitung oleh JP. Termasuk
juga kursi yg belum terbagi (tapi udah keitung). Semuanya masuk
no. 8. Biasanya ada di Kompas, tapi akses ke Kompas lagi sakit
gigi kelihatannnya. ;-) Di Republika kemarin, kabarnya Stembus
Acc. #1 sudah mengungguli PAN dan/atau PPP.

Yw.



Re: [Re: [Re: [Re: [Ayam Dubes, whats next?]]]]

1999-07-12 Terurut Topik Yuni Wilcox

Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] wrote:
In a message dated 7/12/99 5:53:07 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Kayaknya tulisan "melek" politik itu menjawab tulisan anda yang terdahulu,
  sayang sekali saya nggak ada kopinya lagi, hanya seingat saya anda menyebut
  nyebut buta politik.

Irwan:
Makanya kalau nulis tuh hati2 dan jangan sembarangan
apalagi ngikutin sedang kemana arah perasaan saat menulis.
Jadinya ya begini ini deh, belok sana belok sini ngeles sana
ngeles sini...hehehhehe.

Alasan anda di atas itu sama sekali ngga sesuai dengan
fakta dan cenderung bernada ngeles. Saya forwardin aja
posting yg anda cari langsung ke alamat imel anda agar
yg lain tidak perlu menerima dua kali. Setelah itu silahkan
dibaca ulang trus perhatikan baik2 tulisan yg ada.
Jangan lagi sembarangan ngartiin tulisan menurut
sekehendak anda saja:)

Ha..ha.. ngapain sih ngeles. Kayaknya yang namany Yuni tuh nggak pernah ngeles
deh, kecuali kalau nda tanya soal keagamaan, baru deh nyerah, karena takut
dilaknat.
Udah ketemu khan tulisan anda mengenai buta, tutup mata, belum??. 

Lagian anda ini jadi orang kok lugu amat, beda kata yang pada intinya sama kok
dipersoalkan. ntar nanya lagi deh melek dan maju politik itu beda, jelas beda
tulisannya dan jika kita tinjau arti sebenarnya maka maju berati bergerak
kedepan, sedangkan melek berarti bisa melihat. Tetapi kalau untuk bahasa
pengandaian, maka keduanya memupunyai kemiripan makna. Kedua duanya mempunyai
makna "lebih memahami atau paham dalam hal tertentu".

Kecuali kalau saya bilang bahwa rakyat itu sekarang "lebih mengerti" pemahaman
politiknya berarti berlawanan dengan kata pak Dubeseh..salah lagi
lebih mengerti mempunyai makna yang sama dengan maju, melek.dan nggak
tahu deh

He..he...Santai saja bung Irwan

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at 
http://webmail.netscape.com.



Erman Rajagukguk tentang Peneliti Yang Stres

1999-07-12 Terurut Topik Nasrullah Idris

 Pada hari Minggu kemarin saya ngobrol dengan Bapak Prof. Dr. Erman
Rajagukguk (pakar hukum) tentang Reformasi Sains Matematika Teknologi yang
saya lontarkan di meja makan.
 Dia antara lain menceritakan tentang adanya peneliti yang stres di
Barat. Artinya, setelah peneliti itu menghasilkan produk teknologi baru, eh
terdengar olehnya tentang produk teknologi baru lainnya yang justru bisa
mengancam kompetitif hasil penelitiannya.
Mungkin ada dari rekan-rekan yang mempunyai informasi serupa/mendekati
untuk disampaikan kepada saya (untuk referensi saya) ? Terima kasih
sebelumnya.

Salam,

Nasrullah Idris



Re: [Pemakaian Agama untuk Tujuan Politik Tertentu]

1999-07-12 Terurut Topik Nasrullah Idris

From: Yuni Wilcox [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Date: Tuesday, July 13, 1999 12:27 AM
Subject: Re: [Pemakaian Agama untuk Tujuan Politik Tertentu]


He..he.. anda benar Bung Nasrullah.
Namanya juga politik, semuanya serba di jungkir balik dan lowak lawik.


==

Tetapi apakah bisa dikatakan bahwa saya mengajukan email ini pun mempunyai
tujuan politik tertentu?
Kalau ya, apakah itu salah atau benar?
Kalau tidak, apakah itu salah atau benar?


Salam,

Nasrullah Idris



Kriteria Pornografi itu Apa ?

1999-07-12 Terurut Topik Nasrullah Idris

Beberapa pihak mengatakan bahwa gambar bisa dikatakan "pornograf" bila
menimbulkan selera birahi bagi yang melihatnya. Kalau begitu timbul
pertanyaan, apakah berikut ini bisa dikatakan pornografi :

1. Gambar wanita yang memperlihatkan payudaranya pada buku kebidanan bagi
mahasiswa Fakultas Kedokteran ?

2. Gambar wanita bugil bagi kaum homoseks

3. Gambar pria tanpa baju, sebagaimana petinju, tetapi  bisa menimbulkan
selera birahi bagi sebagian wanita?

4. Gambar pria dengan pakaian tertutup sekujur tubuh, tetapi bibirnya bisa
menimbulkan selera birahi bagi sebagian wanita?

Salam,

Nasrullah Idris



Re: Film dan Film (was: Re: Bahaya Y2K.)

1999-07-12 Terurut Topik Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)

Irwan:
Kesentuh apanya nih, hehehehe. Makanya kalau nonton jangan sambil makan
bakso, ya bisa kesentuh lah:) Ngomong2, gue punya teks dan terjemahan
bebas (banget) dari soundtrack tersebut, "You'll be in my heart".  Ntar gue
postingin deh kalau lagi ngga males ngetik.
Efron:
Kesentuh anunya:-)

Irwan:
Jangan ketipu dengan versi lama. Soalnya yg ini versi modern.  Kalau loe
ngga suka film sejenis Man In Black, ya loe bakalan ngga suka juga dengan
film ini.
Efron:
Kalo MIB atau kayak Independence Day saya suka. Yang nggak suka itu yah film
futuristik yang menceritakan puluhan atau ratusan tahun y.a.d. Lain halnya
kalo kayak time-trax, karena berkutat pada zaman sekarang. Dengan kata lain
saya nggak suka ama film yang setting-nya masa depan (dengan kostum yang
aneh-aneh dll.)

  Irwan:
  5.Puteri Seorang Jenderal (The General's Daughter) - bagus tapi
  perlu mikir dan nebak2hehehe. Pemainnya: John Travolta

  Efron:
  Sekali lagi John Tralala membuktikan diri bahwa ia bukan saja
jago disko
  kayak "Saturday Night Fever". Ini juga perlu ditonton oleh para
jenderal
TNI
  yang kaku agar tak egois. Bahkan anak ceweknya sendiri
dikorbankan demi
  kehormatan korps. Sayang sekali James Woods main cuma sebentar
karena
keburu
  mati.

Irwan:
Gue waktu nonton lain lagi pikirannya. Gue ngebayangin suatu saat nanti
sistem militer atau penegakan hukum di militer bisa seperti di film itu
dimana dibentuk atau diangkat pihak yg sifatnya independen untuk memeriksa
suatu kasus.  Integritas pemeriksa terhadap kebenaran dan keadilan, ini yg
membuat gue berpikir "akankah Indonesia bisa seperti itu kelak?" Soale,
ngelihat kasus Andi Ghalib aja bikin gue berpikir tampaknya perlu waktu
panjang untuk bisa melihat pemeriksaan kasus atas oknum militer Indonesia
bisa seperti itu.
Efron:
Kalo dipikir kita juga punya yang mirip-mirip kayak gitu. Masalahnya 'kan
orang dan sistem pendukungnya tak memadai.



Re: Kisah nyata: Menanggapi kisah: Pemurtadan itu Ada di Minangka bau

1999-07-12 Terurut Topik Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)

Jeng Ira:
Assalam...
Well, sayangnya iya, mereka membacakan ayat2 itu dengan ancaman2 halus..
sehingga kami, saya dan adik saya, mau tidak mau harus duduk diam manis
dikhotbahi dan diceramahi.
Walau bukan ancaman fisik tetapi lebih bersifat psikologis," Nanti masuk
neraka " "Nanti Tuhan marah sama kamu kamu tidak disayang Tuhan lagi " Pada
saat saya kelas 2 SD, mana saya bisa berpikir panjang. Apalagi saya
dioleh-olehi coklat Silver Queen.Imbalannya saya harus duduk manis dan
dengerin cerita2 nasrani.
Jika saya seumur sekarang, yah mungkin saya bisa bilang,"Maaf" bla bla
bla...
Efron:
Lha wong namanya mau bercerita tentang Kabar Baik kok dibilang "mengancam".
Kenyataannya apakah ada rasa kehilangan dalam diri Anda?
Jeng Ira:
Oh, mengenai salam, saya rasa janggal ketika keluarga besar kami merayakan
Hari Raya Idul Fitri lalu mereka mengucap salam2 pujian nasrani ( dan sekali
lagi agak2 berkhotbah ) ketika kami sedang merayakan  dan laksanakan ritual2
Islam...  Apakah  ia mengatakan salam secara Islami ketika Anda sedang
mengadakan kebaktian atau ketika anda merayakan natal ?
Efron:
Selalu yang timbul adalah salah-menyalahkan. Saya juga disalahkan (baik oleh
orang Islam maupun Kristen) menggunakan salam "wassalam". Padahal dalam
Alkitab bahasa Arab kata-kata seperti "Bismillah", "Insya Allah" ada di
dalamnya. Kata "Haleluya" dan "Alhamdulilah" hanya dibedakan dengan bahasa
saja.
Jeng Ira:
Saya tidak mengatakan bahwa adalah hal yang salah bahwa kita saling membantu
satu sama lain, terlepas apapun agamanya.
Dalam statemen Anda apakah saya "negotiable" atau tidak, saya kira Anda
salah persepsi mengenai tolong saling tolong menolong dengan agama lain.
Dalam Islam kami pun tidak mengasingkan diri dan malah dianjurkan untuk
bersosialisasi satu sama lain sesama manusia ( Habluminanaas = hubungan
antara sesama manusia ).Bahkan kami malah dilarang keras untuk mengganggu
orang2 non muslim jika mereka pun mau hidup berdampingan dengan kami secara
damai. Tolong menolong dan saling membantu.  Tapi harap dipisahkan antara
hubungan sesama manusia dengan hubungan dengan Tuhan. Dalam Islam ayat pun
ada yg berbunyi,"Lakum dinukum waliyadiin" Agamamu agamamu, Agamaku
agamaku.Ketika saling menolong tersebut janganlah disertai dengan tendensi
ajakan masuk agama lain  serta bujukan2 dan ancaman2 secara implisit itu
tadi.
Dan hal itu yang dialami oleh kami, oleh pembantu kami di desa,..
Walaupun sekali lagi bukan ancaman2 fisik yg dapat melanggar hukum, tetapi
lebih kepada ancaman2 psikologis.
Efron:
Nah, kalau Anda bilang begitu berarti apa yang jadi masalah. Tanda salib
juga menggambarkan hubungan vertikal dan horizontal, so what's the problem?
Dalam Alkitab disebutkan Ismael dan keturunannya adalah pemegang "tanda
perjanjian Allah". Orang Kristen yang telah menerima "perjanjian Allah"
wajib memberitakan Kabar ini bahwa Allah memang sudah menggenapi janji-Nya.
Jeng Ira:
Apakah ketika Anda menolong tetangga Anda disertai penyebaran agama juga ?
Dengan kalimat ,"OK, kalian saya bantu tapi kalian harus mengikuti ajaran
agama saya" Enggak kan ?
Nah, kalimat2 semacam itulah ( kurang lebih ) yg kami terima.
Bagi orang awam, anak kecil, manalah mereka bisa melawan ?
Efron:
Orang Kristen mesti menjadi terang dan berkat bagi orang lain berdasarkan
kasih.
Jeng Ira:
Apakah tetangga Anda yang muslim itu ketika datang ke rumah anda mengucapkan
salam lalu berkhotbah dihadapan Anda ?  "Pak saya tahu Anda kesusahan ,
makanya ikutlah agama kami, nanti kami tolong Anda. Kalau tidak Anda nanti
bisa masuk neraka lho!" Apakah Anda dibegitukan ? Anda mau dibegitukan ?
Coba kalau Anda dalam posisi terjepit lalu dibegitukan orang ?
Efron:
Memang tidak. Saya juga siap jika ada orang mencoba memasuki "area" saya
dengan pikiran terbuka.
Jeng Ira:
Saya hanya menekankan bahwa ketika kita saling membantu, saling menolong,
sebagai makhluk sosial yang hidup dalam masyarakat, apabila kita menolong
hendaknya yang ikhlas tanpa pamrih.Jangan diembel-embeli tendensi macam2..
Dengan ajakan2 tertentu. Apalagi ajakan kepada orang yang sudah jelas2
beragama.
Efron:
Ya memang itulah adanya. Orang atheis pun bisa berbaik lebih baik ketimbang
orang yang mengaku beragama.



Yuni Larry Wilcox (RE: [Efron)

1999-07-12 Terurut Topik Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)

Baru tahu tho kalo saya ini orangnya aneh-aneh? Semakin Anda mbudet, maka
semakin aneh-aneh saya ha...ha...ha

Efron

-Original Message-
From:   Yuni Wilcox [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
Sent:   Tuesday, 13 July, 1999 0:21 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject:Re: [Efron


anda ini aneh sekali, kritikan anda yang satu itu (berkaitan dengan
pertanyaan
saya), tidak ada kaitan dengan tulisan saya yang bernada emosi atau pun asal
njeplak. Sayang sekali saya nggak punya email terdahulu, tapi seingat saya
tentang peranan nyata untuk membantu rakyat. Setelah ngasih jawaban, "tanya
pada diri sendiri" sekarang malah "nyangkut nyangkutin masalah
emosi",...Efron...Efron



Re: Kasus pornografi

1999-07-12 Terurut Topik Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)

Itulah kebanyakan tokoh di sini asbun dan carmuk sehingga omongannya
kebat-kliwat. Hal yang mendasar dan yang nyata menjadi terlupakan. Lha wong
namanya agama itu 'kan biar dibagaimanapun juga tak mempan dengan
pornografi. Yang terkena efek buruknya 'kan bukan agama atau budaya, tapi
anak-anak di bawah umur.

Cara mengatasinya? Yang pertama adalah peran orangtua yang punya anak (di
bawah umur) agar memberi penerangan yang benar soal seks dan pornografi.
Pemerintah atau lembaga tinggal mengatur prosedur peredarannya.

Barangkali mbak Yuni punya tips lain dengan pengalaman di sono?

Wassalam,
Efron

-Original Message-
From:   Yuni Wilcox [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
Sent:   Monday, 12 July, 1999 22:26 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject:Re: [Kasus pornografi]

Setuju bung Efron. Lagian budaya timur sendiri juga nggak begitu nggak
berarti
murni nggak buka bukaan. Buktinya wanita jaman dulu di Bali khan dianggap
wajar tanpa memakai baju atasan, dan saya kira juga beberapa tempat lainnya.
Nah ini khan salah satu budaya Timur.

Begitu pula dengan orang dewasa, mau dikasih nasehat entek ngamek kurang
nggolek kalau dasarnya memang seperti itu ya nggak bakalan berhenti.

Nah memang tanggung jawab kita pada generasi muda. Kalau generasi tua dan
setengah tuanya sudah teler dan setengah teler, ya paling tidak generasi
mudanya dijaga agar tidak terlalu teler dimasa mendatang.

Tapi ini semua nggak akan gampang, karena ada lembaga kebebasan bicara yang
menentang adanya berbabagai macam sensor terutama di Internet.dan kalau
pemerintah sampai turun tangan memberikan larangan resmi untuk pornografi,
maka lembaga ini akan cari cari alasan untuk menentangnya. Selama ini mereka
sudah berusaha menitik beratkan ke beberapa negara Asia termasuk Indonesia.

Saya dukung deh "bebas pornografi" demi anak anak.

yuni

"Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)" [EMAIL PROTECTED] wrote:
Selain soal KPU, Ghalib, dan isu politik lainnya, saat ini sedang marak
perdebatan soal pornografi di media. Herannya di sini orang-orang menyerang
"pornografi" dengan alasan ini-itu seperti misalnya agama, etika, budaya
Timur (Indonesia), moral, dll. Bahkan Gubernur DKI bisa "belekan" kalau
melihat pose-pose itu (yang bener aja Bang Yos). Mungkin maksud Bang Yos
bisa belekan kalau memandang tanpa terus-menerus tanpa mengedipkan mata.
Para tokoh agama pun tak ketinggalan mengomentari (baca: membeli) media
"porno" itu sambil berkomentar macam-macam.

Anehnya, mereka yang lantang menentang pornografi tidak menitik-beratkan
ketidaksetujuan mereka terhadap bahaya kepada anak-anak di bawah umur.
Alasan klise (moral, etika, dll.) sangat tak paut bila yang dinasehati
adalah orang dewasa. Yang namanya orang dewasa tentu sudah tahu
baik-buruknya sebuah pose seronok di media. Mengapa orang-orang itu tak
menuntut/mengkritik media itu akan merusak anak-anak di bawah umur? Justru
anak-anaklah yang mestinya kita lindungi dari bahaya "pornografi" bukan
budaya Timur kita atau yang sejenisnya.

Bagaimana kawan-kawan?

Wassalam,
Efron



Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at
http://webmail.netscape.com.



Re: Film dan Film (was: Re: Bahaya Y2K.)

1999-07-12 Terurut Topik Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)

Tegang, Lae? Apanya yang tegang? Makanya jangan suka menyentuh
bakso...:-)ntar kena boraks.

Efron

-Original Message-
From:   Irwan Ariston Napitupulu [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
Sent:   Tuesday, 13 July, 1999 8:24 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject:Re: Film dan Film (was: Re: Bahaya Y2K.)

In a message dated 7/12/99 10:19:07 AM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED]
writes:

  2.Arlinton Road.

  jenisnya rada2 thriller gitu... ttg tetangga..
  lumayan bagus lha...


Irwan:
Gue jadi inget sekarang, ini khan soal tetangga
yg diduga akan meledakkan gedung khan?
Wah, waktu nonton ekstranya aja gue udah tertarik
nonton nih film soale naga2nya sih bakalan cukup
tegang..:)

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: Kisah di Minangkabau

1999-07-12 Terurut Topik Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)

Sdr. Meydi Rianto,

Busyet dah saya dibilang begitu. Coba dipikir berapa perbandingannya
tulisan-tulisan yang menyudutkan bahkan menghina Kristen di milis ini.
Memangnya agama apa yang saya tendensikan? Apakah Anda kira dalam Alkitab
tidak menyebutkan makan babi, darah, ular, dll adalah haram?

Sekali lagi saya tegaskan saya TIDAK PERNAH membicarakan Islam dan Al Quran
sebagai subjek. Saya selalu menjawabnya dengan Alkitab yang memang arena
bermain saya. Termasuk di sini kalau ada yang menanyakan tentang Islam saya
akan menjawabnya dengan Alkitab. Misal, mengapa orang Islam kalau beribadah
begitu khusuk dan tampak serius? Lalu mengapa perlu dikumandangkan adzan?
Alkitab menjawabnya tuntas yang justru orang Islam sendiri banyak yang tidak
tahu mengapa demikian. Demikian juga mengapa dalam kebaktian/ibadah orang
Kristen tampak tertawa dan gembira? Ini juga belum tentu semua orang Kristen
tahu latar belakangnya.

Wassalam,
Efron

-Original Message-
From:   meydi rianto [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
Sent:   Tuesday, 13 July, 1999 8:38 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject:Re: Kisah di Minangkabau

wah tanggapan anda sungguh naif dan terlalu tendesius terhadap salah satu
agamaseperti yg anda tulis dibawah ini:

=
Di dalam iman Kristen tidak ada tawar-menawar. Maksudnya, Firman Allah
adalah kebenaran mutlak yang tak terkoreksikan. Allah tak pernah berbuat
salah dan tak pernah melakukan koreksi atas Firman-Nya sendiri. Dengan kata
lain apa yang dikatakan oleh Allah "A" adalah "A" bukan "A plus" atau "A
minus". Manusia saja yang suka berkelit. Jadi apa yang dikatakan Allah
adalah "haram hukumnya" tetap "haram hukumnya" tak ada perkecualian. Contoh:
katakanlah Alkitab melarang orang Kristen makan daging babi. Lalu saya
tersesat di hutan. Makanan yang tersedia hanyalah babi hutan. Apapun
alasannya saya tetap tidak boleh makan itu, dan jika saya makan maka saya
berdosa.
=
Boeat Bung Efron:
coba lah berpikir jernih dan menggunakan akal sehat?apakah itu merupakan
jawaban seorang intelektual seperti anda?
apakah agama lain selalu salah? dan agama anda yang selalu benar?..masing2
agama punya persepsi masing2 yang tidak diketahui oleh lain pemeluk...contoh
yang anda berikan sangatlah lemah karena anda memberikan contoh tanpa
mencerna lagijika babi diharamkan di agama anda berarti absolutly
haram?coba anda cerna baik2 pernyataan anda yang bisa dikatakan sbb:
misalnya babi haram hukumnya dan absolutly haram atau bisa dikatakan tidak
bisa di tawar2 lagi even dalam keadaan darurat dan anda ikuti sepenuhnya
tanpa pikir panjang terlebih dahulu yang ada  anda bisa mati konyol gara2
kelaparanapakah ajaran agama menyuruh org mati konyol?...dimana letak
keuntungan utk manusia jika Tuhan menyuruh ummatnya mati konyol hanya gara2
mengikuti firman Tuhan tanpa mencerna terlebih dahulu...
Agama adalah suatu arahan bagi ummatnya agar tidak tersesat didalam
kehidupan dunia dan akhiratagama perlu di telaah lebih mendalam bukan
menelannya secara bulat2saya yakin masing2 kitab suci selalu mempunyai
tafsiran yang diberikan oleh para pemuka agamanya spt Kiai, Pendeta
dlsbg-nya.
agama tidak pernah membuat sesat umatnya jika percaya dan berpegang teguh
atas keimanannya...seperti mati konyol seperti tersebut diatas..
semoga ini semua jadi pelajaran buat kita 

salam reformasi,
Meydi



From: "Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)" [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: Kisah di Minangkabau
Date: Mon, 12 Jul 1999 13:23:35 +0700

-Original Message-
From:   Saut Aritua H Sagala [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
Sent:   Friday, 09 July, 1999 10:43 AM

===dihapus===
Mengapa resiko ini mau ditanggung oleh para misionaris bahkan dengan
meninggalkan keluarganya. Hal itu hanya bisa dijawab oleh pekerjaan Tuhan
(Roh Kudus).

Nah tugas penginjilan ini menjadi tanggungjawab dari setiap orang yang
percaya kepada Tuhan Yesus. Mungkin saya sendiri belum berani mengambil
langkah tersebut karena banyak kekuatiran-kekuatiran yang masih saya hadapi
sebagai manusia. Apakah Bung Effron atau teman-teman yang Kristen berani
mengambil iman seperti di atas??
===dihapus===

Efron (dengan satu "f"):
Di dalam iman Kristen tidak ada tawar-menawar. Maksudnya, Firman Allah
adalah kebenaran mutlak yang tak terkoreksikan. Allah tak pernah berbuat
salah dan tak pernah melakukan koreksi atas Firman-Nya sendiri. Dengan kata
lain apa yang dikatakan oleh Allah "A" adalah "A" bukan "A plus" atau "A
minus". Manusia saja yang suka berkelit. Jadi apa yang dikatakan Allah
adalah "haram hukumnya" tetap "haram hukumnya" tak ada perkecualian.
Contoh:
katakanlah Alkitab melarang orang Kristen makan daging babi. Lalu saya
tersesat di hutan. Makanan yang tersedia hanyalah babi hutan. Apapun
alasannya saya tetap tidak boleh makan itu, dan jika saya makan maka saya
berdosa.
Menyoal 

Re: Kisah di Minangkabau

1999-07-12 Terurut Topik Blucer Rajagukguk

Wah pada bicara theologia nih.
Mungkin saya bisa meluruskan pendapat bung Efron. Permisalan tentang makan babi
jelas tidak relevan, karena dalam kristen (ajaran Kristus) tidak ada makanan
yang haram, yang mungkin haram justru yang keluar dari mulut atau perbuatan.
Ada suatu cerita, awalnya para murid Kristus sangat percaya bahwa Yesus hanya
mengajarkan kristen hanya untuk bangsa Yahudi saja.plektitik. Inilah
kemutlakan serta kesalahan yang dilakukan murid Kristus saat itu. Justru Paulus
seorang yang dulu penuh dosa menyadari bahwa kristen bukan untuk ras Yahudi
saja, karena manusia semuanya sama dihadapan Tuhan, karena itu kristen adalah
untuk semua umat manusia yang mau percaya.
Dalam suatu perintah ada yang bersifat mutlak, adapula yang memiliki exception.
Saya kira semua agama begitu, apalagi hidup ditengah-tengah masyarakat yang
majemuk. Jika setiap orang atau golongan agama memaksakan value atau nilainya
agar diterima semua masyarakat yang majemuk, yang terjadi malahan penghancuran
kebebasan hak asasi yang diberikan Tuhan kepada umat manusia. Karena itu baiknya
kita jangan terjebak oleh detail, tetapi lebih mementingkan esensi dari agama
sendiri. Soal hubungan manusia dengan Tuhannya tentu soal pribadi, tetapi jika
sudah masuk kedalam masyarakat luas, betul-betul diperlukan toleransi yang
tinggi, serta suatu pengorbanan detail terhadap esensi. Karena bukankah Tuhan
menginginkan perdamaian dan kasih diantara sesama umat manusia? Saya tidak yakin
jika Tuhan menginginkan agar manusia mendewakan agamanya dan berperang, membunuh
dan menganiaya golongan lain karena saling merasa bahwa orang lain harus
menuruti value agamanya. saya kira Tuhan akan sedih jika agama yang diturunkan
malah membuat jiwa manusia semakin kerdil.

meydi rianto wrote:

 wah tanggapan anda sungguh naif dan terlalu tendesius terhadap salah satu
 agamaseperti yg anda tulis dibawah ini:

 =
 Di dalam iman Kristen tidak ada tawar-menawar. Maksudnya, Firman Allah
 adalah kebenaran mutlak yang tak terkoreksikan. Allah tak pernah berbuat
 salah dan tak pernah melakukan koreksi atas Firman-Nya sendiri. Dengan kata
 lain apa yang dikatakan oleh Allah "A" adalah "A" bukan "A plus" atau "A
 minus". Manusia saja yang suka berkelit. Jadi apa yang dikatakan Allah
 adalah "haram hukumnya" tetap "haram hukumnya" tak ada perkecualian. Contoh:
 katakanlah Alkitab melarang orang Kristen makan daging babi. Lalu saya
 tersesat di hutan. Makanan yang tersedia hanyalah babi hutan. Apapun
 alasannya saya tetap tidak boleh makan itu, dan jika saya makan maka saya
 berdosa.
 =
 Boeat Bung Efron:
 coba lah berpikir jernih dan menggunakan akal sehat?apakah itu merupakan
 jawaban seorang intelektual seperti anda?
 apakah agama lain selalu salah? dan agama anda yang selalu benar?..masing2
 agama punya persepsi masing2 yang tidak diketahui oleh lain pemeluk...contoh
 yang anda berikan sangatlah lemah karena anda memberikan contoh tanpa
 mencerna lagijika babi diharamkan di agama anda berarti absolutly
 haram?coba anda cerna baik2 pernyataan anda yang bisa dikatakan sbb:
 misalnya babi haram hukumnya dan absolutly haram atau bisa dikatakan tidak
 bisa di tawar2 lagi even dalam keadaan darurat dan anda ikuti sepenuhnya
 tanpa pikir panjang terlebih dahulu yang ada  anda bisa mati konyol gara2
 kelaparanapakah ajaran agama menyuruh org mati konyol?...dimana letak
 keuntungan utk manusia jika Tuhan menyuruh ummatnya mati konyol hanya gara2
 mengikuti firman Tuhan tanpa mencerna terlebih dahulu...
 Agama adalah suatu arahan bagi ummatnya agar tidak tersesat didalam
 kehidupan dunia dan akhiratagama perlu di telaah lebih mendalam bukan
 menelannya secara bulat2saya yakin masing2 kitab suci selalu mempunyai
 tafsiran yang diberikan oleh para pemuka agamanya spt Kiai, Pendeta
 dlsbg-nya.
 agama tidak pernah membuat sesat umatnya jika percaya dan berpegang teguh
 atas keimanannya...seperti mati konyol seperti tersebut diatas..
 semoga ini semua jadi pelajaran buat kita 

 salam reformasi,
 Meydi

 From: "Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)" [EMAIL PROTECTED]
 Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: Kisah di Minangkabau
 Date: Mon, 12 Jul 1999 13:23:35 +0700
 
 -Original Message-
 From:   Saut Aritua H Sagala [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
 Sent:   Friday, 09 July, 1999 10:43 AM
 
 ===dihapus===
 Mengapa resiko ini mau ditanggung oleh para misionaris bahkan dengan
 meninggalkan keluarganya. Hal itu hanya bisa dijawab oleh pekerjaan Tuhan
 (Roh Kudus).
 
 Nah tugas penginjilan ini menjadi tanggungjawab dari setiap orang yang
 percaya kepada Tuhan Yesus. Mungkin saya sendiri belum berani mengambil
 langkah tersebut karena banyak kekuatiran-kekuatiran yang masih saya hadapi
 sebagai manusia. Apakah Bung Effron atau teman-teman yang Kristen berani
 mengambil iman seperti di atas??

Re: Gratis...SD/SMP

1999-07-12 Terurut Topik Blucer Rajagukguk

Gratis.gratiskalau perlu sampai SMA.
Mudah-mudahan Gus Dur sama Mega bisa denger, kalau enggak ada yang sanggup
ngegratisin, biar anak muda saja yang diserahin soal ini.
Selama rakyat kurang berpendidikan, kita semua yang malu. Apalagi banyak
yang dasarnya kecerdasan tinggi tapi kemampuan materi kurang.
Ayo bangun bersama-sama. Hitam, kuning, coklat, sipit belo, hidung gede,
sama-sama bangun Indonesia supaya jadi keren.

Pungkas Ali wrote:

 Hmmm,

 Tema-tema nasional seperti dwifungsi ABRI, UUD45, bagaikan indime rebus
 di pagi hari, enak sebagai santapan di saat unjuk diri dalam kancah pro
 dan kontra status quo. Pendidikan? No way, sebuah isyu yang sangat tidak
 populer. Tidak bisa dijadikan granat yang bisa meledakkan udara
 perpolitikan untuk menarik simpati, tidak bisa dipakai sebagai bumbu dan
 perekat untuk menarik para pemilih.

 Sebenarnya di akhir-akhir pemerintahan Soeharto tema ini mulai digarap.
 Dari program Wajar (Wajib Belajar), Kejar Paket A,  B, dll sudah
 menggema, walaupun gema hanya terpantul karena lebih merupakan "program
 kerja " saja, bukan di anggap sebagai yang memang harus dikerjakan.
 Jadilah Wajar bagai tulisan "no smoking" dalam kereta. tanpa arti;
 program yang tidak dibarengi dengan "deployment" sarana vital wajar,
 yaitu "gratis". Untung saja walaupun hanya namanya saja yang wajib,
 kalau tidak melakukan tidak dihukum. Coba bayangkan, ingin semua anak
 harus lulus SD atau SMP, tapi biaya terus aja ada. Jangan disangka ini
 masalah yang sepele. Biaya pendidikan SD sepertinya sangat kecil
 (sebagian orang) tapi justru menjadi yang luar  bagi rakyat kebanyakan
 yang notabene adalah target utama program ini..

 Saya sebenarnya sangat mengharapkan,  partai-partai yang mendapat kursi
 di senayan bisa menggolkan hal ini pada pemerintahan mendatang. Siapapun
 itu.
 Apapun yang terjadi, saya sangat mengharapkan agar biaya pendidikan
 untuk SD dan SMP mulai th 2000 ditiadakan. Gratis!!!

 Hmmm, another dream? Yes, a dream is when you're in a sleep. It may come
 true if you  wake up.

 sumonggo mas,
 Pungkas B.A.



Re: Film dan Film (was: Re: Bahaya Y2K.)

1999-07-12 Terurut Topik Pungkas Ali

Bung Ariston, mana nih  tulisan-tulisan tentang rupiah-nya di milis ini
ditunggu lho, mungkin lebih bermanfaat...

Pungkas B.A.

Irwan Ariston Napitupulu wrote:

 In a message dated 7/12/99 10:19:07 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED]
 writes:

   2.Arlinton Road.
 
   jenisnya rada2 thriller gitu... ttg tetangga..
   lumayan bagus lha...

 Irwan:
 Gue jadi inget sekarang, ini khan soal tetangga
 yg diduga akan meledakkan gedung khan?
 Wah, waktu nonton ekstranya aja gue udah tertarik
 nonton nih film soale naga2nya sih bakalan cukup
 tegang..:)

 jabat erat,
 Irwan Ariston Napitupulu



Re: Film dan Film (was: Re: Bahaya Y2K.)

1999-07-12 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 7/12/99 2:46:52 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED]
writes:

 Irwan:
  Berikut ini film2 yg terakhir2 gue tonton:
  1.Tarzan - bagus, cute. Gue juga suka soundtracknya,
  "You'll be in my heart" dari Phill Collins.

  Efron:
  Sangat menarik dan sangat menyentuh (bener-bener melankolis saya ini).

Irwan:
Kesentuh apanya nih, hehehehe. Makanya kalau nonton
jangan sambil makan bakso, ya bisa kesentuh lah:)
Ngomong2, gue punya teks dan terjemahan bebas (banget)
dari soundtrack tersebut, "You'll be in my heart".
Ntar gue postingin deh kalau lagi ngga males ngetik.

  Irwan:
  4.Wild Wild West - norak, tapi okay juga.:)
  Pemainnya: Will Smith, Kevin Kline.

  Efron:
  Belum nonton, tapi kayaknya sih oke punya, karena versi lamanya juga bagus.

Irwan:
Jangan ketipu dengan versi lama. Soalnya yg ini versi modern.
Kalau loe ngga suka film sejenis Man In Black, ya loe bakalan ngga
suka juga dengan film ini.


  Irwan:
  5.Puteri Seorang Jenderal (The General's Daughter) - bagus tapi
  perlu mikir dan nebak2hehehe. Pemainnya: John Travolta

  Efron:
  Sekali lagi John Tralala membuktikan diri bahwa ia bukan saja jago disko
  kayak "Saturday Night Fever". Ini juga perlu ditonton oleh para jenderal
TNI
  yang kaku agar tak egois. Bahkan anak ceweknya sendiri dikorbankan demi
  kehormatan korps. Sayang sekali James Woods main cuma sebentar karena
keburu
  mati.

Irwan:
Gue waktu nonton lain lagi pikirannya. Gue ngebayangin suatu saat nanti sistem
militer atau penegakan hukum di militer bisa seperti di film itu dimana
dibentuk
atau diangkat pihak yg sifatnya independen untuk memeriksa suatu kasus.
Integritas pemeriksa terhadap kebenaran dan keadilan, ini yg membuat gue
berpikir "akankah Indonesia bisa seperti itu kelak?"
Soale, ngelihat kasus Andi Ghalib aja bikin gue berpikir tampaknya perlu waktu
panjang untuk bisa melihat pemeriksaan kasus atas oknum militer Indonesia
bisa seperti itu.


  Irwan:
  Untuk minggu ini, film barunya adalah:
  1.American Pie
  2.Arlinton Road.

  Gue masih nunggu informasi atas film2 tersebut apa bagus atau ngga.
  Kelihatannya sih Arlinton Road boleh juga, tapi gue tunggu dulu ah hasil
  dari penghitungan Box Office minggu ini.:)

Irwan:
Weleh, American Pie malah nomor satu untuk box office minggu kemarin.
Tadinya gue perkirain Arlinton Road yg bakalan nomor satu.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: Film dan Film (was: Re: Bahaya Y2K.)

1999-07-12 Terurut Topik Mirza Raditya

Irwan:
Gue jadi inget sekarang, ini khan soal tetangga
yg diduga akan meledakkan gedung khan?
Wah, waktu nonton ekstranya aja gue udah tertarik
nonton nih film soale naga2nya sih bakalan cukup
tegang..:)

Bung Irwan,
kalo demen yg serem-serem dan menegangkan...
pertengahan July bakalan muncul "THE HAUNTING"...
katanya sih bakalan serem...utk summer ini

salam,
Mirza


__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com