Re: Kisah nyata: Menanggapi kisah: Pemurtadan itu Ada di Minangka bau
Assalam... Well, sayangnya iya, mereka membacakan ayat2 itu dengan ancaman2 halus.. sehingga kami, saya dan adik saya, mau tidak mau harus duduk diam manis dikhotbahi dan diceramahi. Walau bukan ancaman fisik tetapi lebih bersifat psikologis," Nanti masuk neraka " "Nanti Tuhan marah sama kamu kamu tidak disayang Tuhan lagi " Pada saat saya kelas 2 SD, mana saya bisa berpikir panjang. Apalagi saya dioleh-olehi coklat Silver Queen.Imbalannya saya harus duduk manis dan dengerin cerita2 nasrani. Jika saya seumur sekarang, yah mungkin saya bisa bilang,"Maaf" bla bla bla... Oh, mengenai salam, saya rasa janggal ketika keluarga besar kami merayakan Hari Raya Idul Fitri lalu mereka mengucap salam2 pujian nasrani ( dan sekali lagi agak2 berkhotbah ) ketika kami sedang merayakan dan laksanakan ritual2 Islam... Apakah ia mengatakan salam secara Islami ketika Anda sedang mengadakan kebaktian atau ketika anda merayakan natal ? Saya tidak mengatakan bahwa adalah hal yang salah bahwa kita saling membantu satu sama lain, terlepas apapun agamanya. Dalam statemen Anda apakah saya "negotiable" atau tidak, saya kira Anda salah persepsi mengenai tolong saling tolong menolong dengan agama lain. Dalam Islam kami pun tidak mengasingkan diri dan malah dianjurkan untuk bersosialisasi satu sama lain sesama manusia ( Habluminanaas = hubungan antara sesama manusia ).Bahkan kami malah dilarang keras untuk mengganggu orang2 non muslim jika mereka pun mau hidup berdampingan dengan kami secara damai. Tolong menolong dan saling membantu. Tapi harap dipisahkan antara hubungan sesama manusia dengan hubungan dengan Tuhan. Dalam Islam ayat pun ada yg berbunyi,"Lakum dinukum waliyadiin" Agamamu agamamu, Agamaku agamaku.Ketika saling menolong tersebut janganlah disertai dengan tendensi ajakan masuk agama lain serta bujukan2 dan ancaman2 secara implisit itu tadi. Dan hal itu yang dialami oleh kami, oleh pembantu kami di desa,.. Walaupun sekali lagi bukan ancaman2 fisik yg dapat melanggar hukum, tetapi lebih kepada ancaman2 psikologis. Apakah ketika Anda menolong tetangga Anda disertai penyebaran agama juga ? Dengan kalimat ,"OK, kalian saya bantu tapi kalian harus mengikuti ajaran agama saya" Enggak kan ? Nah, kalimat2 semacam itulah ( kurang lebih ) yg kami terima. Bagi orang awam, anak kecil, manalah mereka bisa melawan ? Apakah tetangga Anda yang muslim itu ketika datang ke rumah anda mengucapkan salam lalu berkhotbah dihadapan Anda ? "Pak saya tahu Anda kesusahan , makanya ikutlah agama kami, nanti kami tolong Anda.Kalau tidak Anda nanti bisa masuk neraka lho!" Apakah Anda dibegitukan ? Anda mau dibegitukan ? Coba kalau Anda dalam posisi terjepit lalu dibegitukan orang ? Saya hanya menekankan bahwa ketika kita saling membantu, saling menolong, sebagai makhluk sosial yang hidup dalam masyarakat, apabila kita menolong hendaknya yang ikhlas tanpa pamrih.Jangan diembel-embeli tendensi macam2.. Dengan ajakan2 tertentu. Apalagi ajakan kepada orang yang sudah jelas2 beragama. wassalam Ira On Mon, 12 Jul 1999, Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) wrote: Jeng Ira Damayanti, Apakah orang-orang yang Anda ceritakan itu dalam menginjil disertai dengan paksaan dan ancaman? Saya kok tidak/belum menemukan dalam penjelasan Anda. Apakah orang-orang yang diberi bahan bacaan itu kalau ada yang menolak lalu diancam? Tidak 'kan. Mengapa pendeta dilarang berpraktek pengobatan kalau ia diberi kuasa Roh Kudus? Aneh sekali pemaparan Anda itu dianggap suatu yang salah. Saya tinggal di lingkungan yang dulu dikenal sebagai basis PPP. Tidak jarang orang bertamu ke rumah saya dengan mengucapkan "assalammualaikum". Padahal tamu ini sangat mengerti bahwa saya adalah penganut Kristen. Tanpa basa-basi saya menjawab "mualaikum salam" (koreksi saya bagaimana menulis yang benar). Tidak jarang juga orang-orang ini meminta bantuan saya (baik tenaga, duit, atau beras). Salahkah saya membantu mereka dengan kasih? Salahkah juga mereka meminta bantuan kepada saya yang Kristen? Jika jawaban Anda "tidak bersalah" artinya Anda "negotiable". Artinya lagi apa yang Anda paparkan di bawah sangatlah mengada-ada jika dikatakan "salah" (atau tidak baik). Wassalam, Efron
Tanggapan : [Kisah nyata: Menanggapi kisah: Pemurtadan itu Ada di Minangkabau]
Assalam... Yah, pada dasarnya saya hanya menekankan, bagi siapapun agama apapun, penyebaran agama pada agama lain bukanlah hal yang terpuji, apalagi dilakukuan pada saat orang tersebut mengalami musibah yang menyebabkan mungkin tidak dapat berpikir panjang. Sepertinya memanfaatkan keadaan orang yg terjepit yang sudah jelas memerlukan support mental dan spiritual. Tapi bukan support spiritual seperti itu yg dulu kami butuhkan. Dan ketika keadaan kami membaik, kenapa kok tidak dilanjutkan saja ? kenapa kok tidak sekarang , ketika kami sudah sehat dan semuanya baik2 saja penyebaran agama tersebut dilakukan ? sehingga kami dapat berpikir ? saya kira itu lebih fair toh ? apabila pembelajaran sesuatu dilakukan ketika kami sedang sehat dan dapat berpikir jernih, sehingga apabila ada penyampaikan sesuatu ( agama misalnya ) kami dapat berpikir lebih jernih dengan akal sehat, sehingga keputusan apapun yang kami akan lakukan itu merupakan hal yang murni karena hati nurani dan buah dari akal pikiran yang sehat.. Tidak memanfaatkan keadaan seseorang yg sedang kepepet ( musibah, kemiskinan dll ) sehingga langsung menerima uluran tangan yang mempunyai tendensi dengan mentah2 tanpa berpikir panjang. Anda anda semua bisa lihat.. mengapa penyebaran agama dilakukan pada penduduk2 miskin yang butuh bantuan secara finansiil ? Pada penduduk2 tertinggal yang tingkat pemahamannya terhadap iman masih rendah ? sehingga iman dapat dibeli dengan beras, supermi dll ... mengapa penyebaran agama tidak dilakukan kepada penduduk2 makmur dan intelek yang berpikiran lebih maju ? Kan lebih fair, sehingga apabila misi itu berhasil adalah karena kemauan sendiri dengan tidak ada himpitan apapun.. OK, secara fisik mungkin kami tidak merasa diancam atau diintimidasi, tapi secara mental spiritual serta psikologis, kami makin tertekan saat itu, dengan ancaman masuk neraka, hidupnya akan celaka apabila tidak ditolong sang juru selamat apabila tidak mengikuti ajarannya. Apakah ini bukan ancaman juga ? Atau mungkinpada desa2 tertinggal yang mendapat ancaman tidak diberi bantuan apabila tidak masuk ke dalam ajaran agamanya. Yah mungkin mereka cuma memikirkan urusan perut saja, sudah tidak dapat berpikir panjang, sehingga OK sajalah ikut agama lain yang penting tidak kelaparan. ( ini dialami keluarga pembantu saya, yg akhirnya ia pun mengikuti ajaran agama tersebut daripada ia mati kelaparan di desanya ) Jadi mengenai ini, apapun bentuknya, entah kekerasan , intimidasi, penyebaran agama terhadap agama lain tidak dibenarkan. Dan saya kira malahan ancaman psikologislah yang lebih ampuh dan efektif, apalagi dalam keadaan terjepit...daripada kekerasan dan intimidasi fisik yang jelas2 secara gamblang adalah pemerkosaan hak-hak asasi manusia. Wassalam, Ira On Fri, 9 Jul 1999, Blucer Rajagukguk wrote: Pendapat saya soal kristenisasi ataupun islamisasi, dua-duanya oke saja asalkan prosesnya tidak melalui kekerasan ataupun ancaman. Perlu disadari dan dipahami bahwa pada kedua agama selalu diajarkan untuk menyebarkan ajaran agama ke orang lain. Saya yakin orang yang telah membaca kedua kitab suci ini paham apa yang saya maksud. Namun saya juga yakin bahwa orang yang mengerti agama sadar bahwa kebebasan meyakini agama ataupun kebebasan memiliki tingkat iman tertentu adalah kebebasan yang paling asasi yang diberikan Tuhan kepada individu manusia. Dengan demikian kembali kepada individu masing-masing untuk memilih kepercayaannya dan keimanannya. Jika yakin kepada Islam pilih Islam, jika yakin kepada Kristen pilih Kristen atau Hindu atau Budha atau Kong Hu Tju atau tidak percaya sama sekali. Apalah hak saya sebagai manusia, jika Tuhan Yang Maha Kuasa saja memberikan kebebasan kepada manusia, apalah hak manusia untuk mencampuri keimanan seseorang. Sayangnya dikita sudah banyak terbentuk pemikiran sempit yang malas mendengarkan soal agama yang berasal dari penganut agama yang lain. Apalagi soal iman ini dijadikan hal yang menegangkan, seakan-akan berebutan pasar karena semakin banyak yang memilih agamanya seakan-akan yang seagama lebih berbahagia. Sungguh lucusungguh ironiskarena banyak yang mendewakan agama banyak orang mudah diadu domba karena agamabanyak perang terjadi karena agamabanyak percintaan gagal karena agamabanyak persahabatan terhalang karena agamabanyak sumpah serapah, kata murtad dan kafir, kata benci dan dendam karena agamabahkan banyak tempat ibadah saling dibakar karena agama. Kalau kembali kita berfikir kebelakang kenapa ada agama Kristen dan Islam, maka terlihat bahwa Kristen diturunkan untuk membawa berita suka cita dan menyelamatkan manusia berdosa, tetapi apa yang dilakukan para tokoh kristen masa lalu bahkan sampai sekarangekh malah berebutan harta dan kuasa. Islam juga diturunkan untuk membawa kedamaian dibumi terutama pada saat jaman jahilliyah dan banyak orang berbuat dosa...ekh malah banyak yang hobi perang dan menggunakan kata jihad dan mati syahid sebagai alasan
Gratis...SD/SMP
Hmmm, Tema-tema nasional seperti dwifungsi ABRI, UUD45, bagaikan indime rebus di pagi hari, enak sebagai santapan di saat unjuk diri dalam kancah pro dan kontra status quo. Pendidikan? No way, sebuah isyu yang sangat tidak populer. Tidak bisa dijadikan granat yang bisa meledakkan udara perpolitikan untuk menarik simpati, tidak bisa dipakai sebagai bumbu dan perekat untuk menarik para pemilih. Sebenarnya di akhir-akhir pemerintahan Soeharto tema ini mulai digarap. Dari program Wajar (Wajib Belajar), Kejar Paket A, B, dll sudah menggema, walaupun gema hanya terpantul karena lebih merupakan "program kerja " saja, bukan di anggap sebagai yang memang harus dikerjakan. Jadilah Wajar bagai tulisan "no smoking" dalam kereta. tanpa arti; program yang tidak dibarengi dengan "deployment" sarana vital wajar, yaitu "gratis". Untung saja walaupun hanya namanya saja yang wajib, kalau tidak melakukan tidak dihukum. Coba bayangkan, ingin semua anak harus lulus SD atau SMP, tapi biaya terus aja ada. Jangan disangka ini masalah yang sepele. Biaya pendidikan SD sepertinya sangat kecil (sebagian orang) tapi justru menjadi yang luar bagi rakyat kebanyakan yang notabene adalah target utama program ini.. Saya sebenarnya sangat mengharapkan, partai-partai yang mendapat kursi di senayan bisa menggolkan hal ini pada pemerintahan mendatang. Siapapun itu. Apapun yang terjadi, saya sangat mengharapkan agar biaya pendidikan untuk SD dan SMP mulai th 2000 ditiadakan. Gratis!!! Hmmm, another dream? Yes, a dream is when you're in a sleep. It may come true if you wake up. sumonggo mas, Pungkas B.A.
BUKAN isu SARA kah ini
hi... Sebelumnya kalo posting ini tidak membangun, maap yah, tolong di send aja ke recycle bin. :-) Apakah masa penjajahan 350 tahun (baca:Belanda) merupakan masa penindasan dan masa pembodohan sehingga rakyat menderita ( dikenal dengan nama keren: kerja paksa rodi dan pemerasan)? Apakah masa penjajahan bangsa Jepang di INA juga demikian? Bagaimana dengan sejarah tentang Supersemar dan film kebangsaan ( baca : sejarah G30S/PKI) ? Kalo film sejarahnya tentang masa Mojopahit dan Diponegoro, bolehlah diperankan oleh orang lain karena orang aslinya sudah banyak yang alm kan? Tetapi kalo film "sejarah" G30S/PKI itu sebaiknyalah film kisah "Malam Kelabu di Jakarta", bagaimana? Habisnya pemainnya semua bukan orang aslinya, padahal... masih adakan yang masih hidup. Jadi, itu bukan film " sejarah" , melainkan film "Kisah Malam Kelabu di Jakarta" yang disutradara-i oleh "penguasa". Mungkinkah? Bagaimana dengan sejarah tentang penjajahan yang dialami oleh bangsa kita dulu? Warna bendera kita sebenarnya diambil oleh bung Karno-Hatta dari bendera mana? (bendera Belanda yang telah disobek? tentu tidak bukan? ) Saya mungkin tidak pernah merasakannya dan kurang mengetahui sejarah bangsa Kita secara detail, tetapi entah kakek Saya entah tetangga Saya entah pak Harto entah mas Amien entah mbak MS entah teman - teman mungkin lebih tau . Bagaimana...? jabat erat FRAREV SITORUS
Kasus pornografi
Selain soal KPU, Ghalib, dan isu politik lainnya, saat ini sedang marak perdebatan soal pornografi di media. Herannya di sini orang-orang menyerang "pornografi" dengan alasan ini-itu seperti misalnya agama, etika, budaya Timur (Indonesia), moral, dll. Bahkan Gubernur DKI bisa "belekan" kalau melihat pose-pose itu (yang bener aja Bang Yos). Mungkin maksud Bang Yos bisa belekan kalau memandang tanpa terus-menerus tanpa mengedipkan mata. Para tokoh agama pun tak ketinggalan mengomentari (baca: membeli) media "porno" itu sambil berkomentar macam-macam. Anehnya, mereka yang lantang menentang pornografi tidak menitik-beratkan ketidaksetujuan mereka terhadap bahaya kepada anak-anak di bawah umur. Alasan klise (moral, etika, dll.) sangat tak paut bila yang dinasehati adalah orang dewasa. Yang namanya orang dewasa tentu sudah tahu baik-buruknya sebuah pose seronok di media. Mengapa orang-orang itu tak menuntut/mengkritik media itu akan merusak anak-anak di bawah umur? Justru anak-anaklah yang mestinya kita lindungi dari bahaya "pornografi" bukan budaya Timur kita atau yang sejenisnya. Bagaimana kawan-kawan? Wassalam, Efron
Re: Film dan Film (was: Re: Bahaya Y2K.)
ikutan komentar dikit ttg film2.. 1.American Pie ceritanya lumayan lha...lucu basicnya: This is about as tender as Tom Cruise in LosinÂ’ It as a quartet of teenage boys take a vow to lose their virginity by prom night ...or else! 2.Arlinton Road. jenisnya rada2 thriller gitu... ttg tetangga.. lumayan bagus lha... Austin Power bikin gue bingung juga antara nonton sama ngga. Maunya sih ngga nonton karena kebayang filmnya norak, tapi koq dari Box Office gue lihat lumayan juga peringkatnya. Ada yg udah nonton dan mau kasih komentar? ini austin power ini emang bisa dibil 'norak'...tapi lucu...dan sempet beberapa minggu jadi box office...and believe or not..karcis2nya slalu sold out cepat setiap pertunjukkan..dan banyak org rela antri panjang demi film ini...dan utk hari2 di minggu pertama film ini baru beredar... banyak org hrs kecewa utk pulang...or booked tiket utk pertunjukkan the next day nya... Irwan: Kembali soal film, tampaknya memang film itu punya pengaruh yg ngga kecil terhadap masyarakat. Saya masih ingat, waktu peristiwa penembakan di Colorado kemarin itu, ada yg mengkait2kan pengaruh dari film Matrix. Waktu gue nonton film Matrix dulu, gue juga ngerasa gimana gitu waktu nontonya:) Asik aja ngelihatnya. Cuma bedanya gue setelah keluar dari bioskop yg hilang deh pelan2 pengaruhnya, nah mungkin mereka2 itu malah terus berkembang dan parahnya pengen bergaya seperti bung Keanu...:) setau saya sih yach, film ini adl film science fiction yg termasuk bagus kemarin2 itu... dan kalo apa yg saya denger ttg penembakan di colorado itu... ada semacam penganut kepercayaan NAZI... (mungkin saya salah)... salam, Mirza _ Do You Yahoo!? Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com
Re: [Kasus pornografi]
Setuju bung Efron. Lagian budaya timur sendiri juga nggak begitu nggak berarti murni nggak buka bukaan. Buktinya wanita jaman dulu di Bali khan dianggap wajar tanpa memakai baju atasan, dan saya kira juga beberapa tempat lainnya. Nah ini khan salah satu budaya Timur. Begitu pula dengan orang dewasa, mau dikasih nasehat entek ngamek kurang nggolek kalau dasarnya memang seperti itu ya nggak bakalan berhenti. Nah memang tanggung jawab kita pada generasi muda. Kalau generasi tua dan setengah tuanya sudah teler dan setengah teler, ya paling tidak generasi mudanya dijaga agar tidak terlalu teler dimasa mendatang. Tapi ini semua nggak akan gampang, karena ada lembaga kebebasan bicara yang menentang adanya berbabagai macam sensor terutama di Internet.dan kalau pemerintah sampai turun tangan memberikan larangan resmi untuk pornografi, maka lembaga ini akan cari cari alasan untuk menentangnya. Selama ini mereka sudah berusaha menitik beratkan ke beberapa negara Asia termasuk Indonesia. Saya dukung deh "bebas pornografi" demi anak anak. yuni "Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)" [EMAIL PROTECTED] wrote: Selain soal KPU, Ghalib, dan isu politik lainnya, saat ini sedang marak perdebatan soal pornografi di media. Herannya di sini orang-orang menyerang "pornografi" dengan alasan ini-itu seperti misalnya agama, etika, budaya Timur (Indonesia), moral, dll. Bahkan Gubernur DKI bisa "belekan" kalau melihat pose-pose itu (yang bener aja Bang Yos). Mungkin maksud Bang Yos bisa belekan kalau memandang tanpa terus-menerus tanpa mengedipkan mata. Para tokoh agama pun tak ketinggalan mengomentari (baca: membeli) media "porno" itu sambil berkomentar macam-macam. Anehnya, mereka yang lantang menentang pornografi tidak menitik-beratkan ketidaksetujuan mereka terhadap bahaya kepada anak-anak di bawah umur. Alasan klise (moral, etika, dll.) sangat tak paut bila yang dinasehati adalah orang dewasa. Yang namanya orang dewasa tentu sudah tahu baik-buruknya sebuah pose seronok di media. Mengapa orang-orang itu tak menuntut/mengkritik media itu akan merusak anak-anak di bawah umur? Justru anak-anaklah yang mestinya kita lindungi dari bahaya "pornografi" bukan budaya Timur kita atau yang sejenisnya. Bagaimana kawan-kawan? Wassalam, Efron Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at http://webmail.netscape.com.
Re: Kisah di Minangkabau
-Original Message- From: Saut Aritua H Sagala [SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Friday, 09 July, 1999 10:43 AM ===dihapus=== Mengapa resiko ini mau ditanggung oleh para misionaris bahkan dengan meninggalkan keluarganya. Hal itu hanya bisa dijawab oleh pekerjaan Tuhan (Roh Kudus). Nah tugas penginjilan ini menjadi tanggungjawab dari setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Mungkin saya sendiri belum berani mengambil langkah tersebut karena banyak kekuatiran-kekuatiran yang masih saya hadapi sebagai manusia. Apakah Bung Effron atau teman-teman yang Kristen berani mengambil iman seperti di atas?? ===dihapus=== Efron (dengan satu "f"): Di dalam iman Kristen tidak ada tawar-menawar. Maksudnya, Firman Allah adalah kebenaran mutlak yang tak terkoreksikan. Allah tak pernah berbuat salah dan tak pernah melakukan koreksi atas Firman-Nya sendiri. Dengan kata lain apa yang dikatakan oleh Allah "A" adalah "A" bukan "A plus" atau "A minus". Manusia saja yang suka berkelit. Jadi apa yang dikatakan Allah adalah "haram hukumnya" tetap "haram hukumnya" tak ada perkecualian. Contoh: katakanlah Alkitab melarang orang Kristen makan daging babi. Lalu saya tersesat di hutan. Makanan yang tersedia hanyalah babi hutan. Apapun alasannya saya tetap tidak boleh makan itu, dan jika saya makan maka saya berdosa. Menyoal berani tidak berani mengambil iman seperti di atas saya akan bertanya apakah itu yang diperintahkan Tuhan Yesus Kristus. Mengikut Kristus berarti rela memanggul salib-Nya. Artinya kita wajib meninggalkan hal-hal duniawi yang buruk di depan Tuhan. Apakah itu? Dosa. Yang lebih penting lagi menjadi Kristen mesti menjadi berkat bagi semua orang. Membagi berkat bisa dalam bentuk langsung seperti yang dilakukan oleh para misionaris. Bisa juga seperti kita-kita ini yang bekerja di berbagai bidang dengan selalu membawa terang bagi sesama kita. Lebih gamblangnya lagi dalam nama Tuhan Yesus Kristus saya siap menghadapi segala risiko sebagai pengikut Kristus.
Re: [Re: [bincang] KKN di KPU ?]
Bung Sitorus, saya u nanya nih, apakah partai PARI itu partainya BAmbang Sulistomo?? Waktu itu ada yang nulis nama Bambang yang dikaitkan dengan nama partai, cuma saya lupa, partai yang mana? Frarev Sitorus [EMAIL PROTECTED] wrote: Walaupun PK katanya tidak memenuhi target suara di Pemilu dan disebut partai yang masih "bayi", Saya memandang tidak demikian halnya. Sikap PK yang konsisten untuk menghapus KKN, hingga riil di KPU, dan mempunyai basis massanya yaitu mahasiswa maka PK merupakan partai yang sukses di pemilu dan memiliki prospek baik yad. Jadi, partai gurem yang terlihat sebagai BADUT di KPU akan dapat terlihat jelas menurut Saya ( misalnya: P.Republik,PARI,dan P.Krisna). salam FRAREV On Wed, 7 Jul 1999, Mohammad Rosadi wrote: Petikan wawancara dengan wakil Partai Keadilan di KPU Mustafa Kamal : Kalau Kalah Harus Lapang Dada WAWANCARA -- SALAH satu anggota KPU yang terang-terangan mencium adanya KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme) di lembaga tersebut adalah Mustafa Kamal, wakil Partai Keadilan (PK) di KPU. Alumnus Fakultas Sastra, Jurusan Sejarah UI lulusan 1995 juga mengungkapkan bukti otentik adanya ketidakberesan dana-dana yang ada di KPU. Berikut petikan wawancara Ade Alawi dari Media dengan anggota muda KPU ini, Kamis (1/7) malam lalu. Petikannya: Anda terus terang mengatakan adanya dugaan KKN di KPU. Bisa dijelaskan? Saya kira di KPU itu relatif sudah ada perubahan-perubahan ke arah demokratisasi. Tapi, ada satu hal yang tidak bergeming sama sekali, yaitu masalah KKN. Dari awal di KPU saya sudah angkat pentingnya transparansi. Dan itulah yang diangkat oleh mahasiswa sebagai salah satu tuntutannya dalam reformasi. Apa salahnya anggaran KPU itu dikemukakan agar masyarakat ikut mengontrol , seperti Indonesian Corruption Watch bisa ikut berpartisipasi dalam rangka menjaga uang negara. Ini yang tidak ditanggapi. Saya sendiri heran untuk yang satu ini kurang ditanggapi Sidang Pleno KPU. Lalu sampai pada satu peristiwa di mana ada bantuan dana kampanye dariKPU kepada partai politik. Pada waktu itu saya dibisiki bahwa dananya bisa diambil di kamar 12. Saya ragu-ragu, oleh karena itulah secara prosedural agak aneh, esoknya saya angkat di sidang pleno, ''Ini dana apa?'' Terus dijawab, ''Itu dana yang sah sebagai bantuan dari KPU dalam rangka kampanye.'' Pak Rudini sendiri yang menjamin itu. Oleh karena itu tanpa ragu-ragu saya ambil secara berkala, ada Rp 5 juta atas nama Shirato Syafei, dua lagi atas nama PT Pabelan (Rp 18 juta dan Rp 72 juta). Saya laporkan ke partai. Bendahara Partai Keadilan kaget, kok ceknya atas nama perorangan dan atas nama PT Pabelan. Secara prosedural salah. Tapi, Pak Rudini kemarin mengatakan di mana-mana di luar negeri yang namanya komisi itu biasa. Tapi, kami melihat di keppres, komisi-komisi tersebut harus dikembalikan ke KPU atau kas negara. Bukan dibagi-bagikan ke partai atau anggota KPU. Singkatnya Anda menduga ada yang tidak beres? Secara prosedural itu nggak benar, sehingga kami menduga lebih jauh kemungkinan terjadinya praktek KKN di KPU. Dewan Syariah Partai Keadilan mengatakan bahwa itu haram, karena indikasinya itu suap-menyuap. Salah satu yang harus ditegakkan di KPU itu adalah pemberantasan KKN. Karena kalau di KPU saja. kita tidak bisa membereskan soal KKN, apalagi kalau pemerintahan baru terbentuk. KPU kita anggap wadah formal pertama yang lahir di era reformasi, kan belum ada lembaga formal yang lain. KPU lembaga pertama. Laboratorium demokrasi kita yang pertama itu KPU. Kalau KKN tidak diberantas di KPU berarti masih ada sisa kultur politik Orde Baru yang menurut saya bahkan paling parah dan membudaya, terlembagakan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan kita , justru tak terusik. Apa lagi yang aneh dari dana-dana yang Anda terima itu? Yang aneh ada perbedaan masing-masing orang menerimanya. Ada yang dapat Rp 40 juta, terus ada tambahan lagi katanya. Ada yang belakangan baru tahu bahwa ada dana kampanye, seperti Partai Bhinneka Tungal Ika Pak Nurdin Purnomo. Lalu dia mau ambil dananya sudah tidak ada. Sudah hilang katanya. Ini kan aneh. Untuk dana partai yang begitu besar kok tidak terbuka dan secara prosedural aneh. Saya sekarang mencurigai karena belum ada klarifikasi. Kalau transparan kan masalahnya selesai. Kalau memang benar sesuai prosedur penyelenggaraan keuangan di KPU, nggak usah malu-malu atau takut-takut dijelaskan ke masyarakat. Tapi, saya memaklumi keinginan DPP Partai Keadilan untuk klarifikasi soal dana itu. Sampai sekarang kita prioritas kepada penghitungan suara, karena masyarakat juga menunggu-nunggu. Saya kira soal tranparansi itu tinggal menunggu waktu saja karena toh datanya sudah ada di Sub-Komisi A, Sub-Komisi Anggaran, dan juga Sekretariat Umum KPU. Mereka sudah pegang datanya. Saya kira supaya perhatian masyarakat terpusat kepada penghitungan suara. Jadi,
Re: [[MI] Jacob Tobing]
Wah bung Irwan, Yang menjadi tanda tanya bagi saya, mengapa butuh waktu yang lama bagi dia untuk bisa menilai penyelewengan Golkar??saya kuatir ia akan butuh waktu yang cukup lama pula untuk bisa menilai PDIP. apalagi semangat yang ia dapat dari PDIP adalah sama dengan yang ia dapat dari Golkar pada awalnya ia bergabung.Seperti yang kutipan tulisan: "Tetapi dalam perjalanan berikutnya, saya merasakan ada yang salah dengan permainan politik di Golkar. Semangat yang ingin dicapai ketika partai itu didirikan, di tahun 1968-an, kian jauh. Wawasan kebangsaan yang dulunya menjadi semangat untuk menumbuhkembangkan Golkar, mulai memudar. Saya mulai merasa sendirian." Kalau orang memang bener ia berjiwa pejuang, secara logika ia dengan mudah dapat mencium ketidak beresan seawal mungkin.Atau mungkin ia mbalelo karena tidak diberi jabatan eksekutif oleh golkar, itu bisa jadi, mengingat hasil kerjanya yang katanya bukan main untuk membesarkan golkar, ini berdasarkan ucapannya yang merasa "sendirian". dilain pihak ia mengakui bahwa ia sebelumnya tidak mampu mendorong komunitasnya bermain politik yang baik, apakah kepindahannya berarti menunjukkan kemampuannya? Disamping itu jika kaderisasi Golkar selama ini adalah hasil kerja beliau maka saya kuatirkan PDIP akan melakukan pola yang sama seperti yang dilakukan oleh Golkar, lha wong pemikirnya sama kok dengan Golkar, apakah tidak berarti ia akan menggunakan system yang sama seperti yang ia terapkan ke golkar, dimana semua pegawai negeri adalah anggota Golkar. Wah ini benar benar mengerikan. Apapun alasannya, pantas aja jika orang lain menilai dia sebagai kutu loncat. Meskipun ia seorang yang kuat daya ciumnya terhadap ketidak beresan suatu partai, akan tetapi saya salut pada beliau atas kekuatan daya ciumnya untuk memprediksi kejayaan dan kejatuhan suatu partai. Ini terbukti dari keinginannya untuk bergabung dengan Golkar, ketika ia mencium bahwa Golkar akan menjadi partai yang berjaya, dan ketika ia mencium Golkar akan jatuh, maka ia memutuskan keluar. Dan sekarang ia sekali lagi membuktikan ketajaman penciumannya bahwa PDIP akan berjaya. Saya salut dan angkat topi Pak Tobing. yuni Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] wrote: http://www.mediaindo.co.id/publik/1999/07/10/SEC17.html Bersama Megawati Ingin Mengukir Sejarah Baru PEMAHAMAN Jacob Tobing terhadap praktek politik di Indonesia, mungkin sulit ditandingi. Sebab pada dirinya melekat kemampuan multiguna: cendekiawan (bergelar Master of Public Administration), dan praktisi politik dengan spesialisasi pengembangan organisasi. Di Golkar, yang kemudian berubah menjadi Partai Golkar, ayah empat anak kelahiran Padang ini, selalu diberi tanggung jawab pada bidang rekrutmen, keorganisasian, dan kaderisasi. ''Pertama kali masuk Golkar tahun 1984-an, saya berada di bawah Pak Jacob Tobing di KKO (Kaderisasi, Keanggotaan, dan Organisasi). Jadi saya tahulah bagaimananya,'' ujar Ketua Departemen Pemenangan Pemilu Partai Golkar Rully Chaerul Azwar. Selain ada di 'jantung'-nya Golkar, Jacob Tobing dipercaya sebagai wakil rakyat, sejak tahun 1968. Dia duduk di Senayan sejak zaman MPRS hingga 1997. Jadi enam periode tanpa henti. Dengan kapasitas seperti itu, Jacob memutuskan untuk meninggalkan Golkar tahun 1996. Setahun kemudian, secara formal dia menyatakan bergabung dengan kubu Megawati Soekarnoputri. Respons masyarakat waktu itu macam-macam, ada yang menilai, itu sebagai langkah strategis, tetapi banyak juga yang menyebutnya sebagai kutu loncat. ''Yah, saya mendengar semua itu. Tetapi ada beberapa faktor yang mungkin tidak diketahui secara luas, mengapa saya sampai pada keputusan itu. Tetapi itu semua menjadi cambuk bagi saya untuk terus megabdikan diri di PDI Perjuangan,'' ujarnya. Pada pemilu kali ini, Jacob Tobing masuk dalam daftar caleg PDI-P dari daerah pemilihan Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Berdasarkan penghitungan yang dilakukan PPI kemarin, di daerah itu, partai pimpinan Megawati Soekarnoputri ini, meraup suara yang cukup untuk menutup bilangan pembagi. Artinya, Jacob lolos ke Senayan. ''Saya tidak tahu apakah benar atau tidak, saya juga tidak tanya ke DPP. Bagi saya, keanggotaan di DPR itu bukanlah target politik. Saya sudah senang dengan kebersamaan di PDI-P, karena spiritnya luar biasa,'' katanya. Apa yang mendorongnya bergabung dengan PDI-P dan apa harapannya? Berikut penuturannya kepada Media. Keterlibatan saya di Golkar, memang sudah sangat lama. Ya, hampir 30 tahun. Sejak 1968-an saya sudah masuk di organisasi ini, karena itu sedikit banyak, saya tahu tentang 'dalamnya' Golkar. Kegundahan saya itu menjadi kian mengkristal karena berbagai peristiwa politik, di antaranya yang menonjol adalah ketika Megawati Soekarnoputri dilengserkan dari posisinya sebagai Ketua DPP PDI. Kondisi itulah yang mendorong saya dan teman-teman mendirikan Yayasan Kesatuan dan Persatuan. Di dalamnya ada KH Abdurrahman Wahid, Bambang Triantoro, Kharis Suhut dan lain sebagainya. Ini terjadi di
Re: [[MI] Jacob Tobing]
Terserah apa kata mbak Yuni deh.:) Mau mbak Yuni bilang atau nilai apa saja terserah. Mau nilai negatif orang2 PDIP juga ngga masalah. Toh saya menganggap penilaian anda itu adalah penilaian seorang Yuni yg memiliki kebebasan untuk menilai atau memberikan pendapat yg saya yakin bisa berbeda dengan orang lain. Selamat menduga2, mbak Yuni:) Saya hanya forwardkan informasi yg mungkin diperlukan oleh beberapa orang di milis ini. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: [Re: [[MI] Jacob Tobing]]
Oh jadi sekedar informasi thok toh, sorry deh. ... Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] wrote: Terserah apa kata mbak Yuni deh.:) Mau mbak Yuni bilang atau nilai apa saja terserah. Mau nilai negatif orang2 PDIP juga ngga masalah. Toh saya menganggap penilaian anda itu adalah penilaian seorang Yuni yg memiliki kebebasan untuk menilai atau memberikan pendapat yg saya yakin bisa berbeda dengan orang lain. Selamat menduga2, mbak Yuni:) Saya hanya forwardkan informasi yg mungkin diperlukan oleh beberapa orang di milis ini. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at http://webmail.netscape.com.
Re: Gratis...SD/SMP
Menanggapi tulisan sdr. Pungkas tentang sistem pendidikan di Indonesia, Pendidikan gratis bukan hanya datang dari DPR/MPR tetapi juga dari kesadaran manusia2 Indonesia secara keseluruhan. Faktor2 yang sangat penting lainnya selain yang sudah di ulas saudara Pungkas adalah , gaji guru dan fasilitas buku dan lain2 perlu ditingkatkan. Sudah saatnya perusahaan2 besar yang bergelimpangan di mana2 di pusat dan didaerah2 dikenakan semacam pajak atau iuran untuk membiayai sistem pendidikan kita. Mengapa hal ini sangat perlu ? Karena kita ingin adanya kader2 dan manusia indonesia yang tangguh dan berpendidikan maka cikal bakal inilah yang sekarang ini masih bersekolah di SD dan SMP yang perlu dibina terlebih dahulu. Seperti kita ketahui, capital yang paling penting dari semua bentuk perusahaan adalah sumber daya manusia maka dari itu pembinaan sejak dini itu perlu dan sudah saatnya bidang swasta turut membantu pemerintah dalam menjalankan sistem pendidikan kita saat ini. Ataukah bila memang pihak swasta, yang selama ini dikenain pajak pemerintah sudah membantu .. maka pihak pemerintah lah yang seharusnya berbenah diri dengan memperbaiki depdikbud-nya. Bukan cuman tahu gonta ganti kurrikulum mulu. Kesimpulannya, pendidikan di Indonesia sebaiknya ditingkatkan dengan melalui pendidikan gratis untuk tingkat SD/SMP, plus renovasi tingkat kesejahteraan guru2 bersangkutan plus peningkatan kualitas fasilitas dan sarana2. Menurut saya, hal ini tidak saja bergantung kepada para pengajar tetapi juga para pelajar tingkat tinggi yang harus selalu pamrih dengan jalur pendidikan ditanah air. Cara2 yang bisa dilakukan oleh pelajar2 tingkat atas (terutama mahasiswa2 luar negeri -- berhubung ini adalah milis PERMIAS) adalah : 1. Donasi buku2 bekas (inggris/indonesia/any) 2. Mengadakan research dan survey tentang sejarah Indonesia yang akurat (berhubung adanya penyimpangan2 sejarah yang dilakukan semasa orde baru) 3. Menggiatkan diri belajar bahasa inggris untuk di teruskan kepada adik2 kita (bhs inggris adalah bahasa international yang mana merupakan sarana media utama-- internet, buku,koran, film). Dengan ditingkatkannya pengetahuan berbahasa Inggris, insya allah adik2 kita akan mampu keep up dengan perkembangan dunia tanpa harus bergantung kepada translasi2 dari perusahaan2 percetakan. 4. Ikut berjuang menegakkan demokrasi pasca orde baru supaya adik2 kita tidak harus menderita dijajah feodalisme, kkn dan segala macam bentuk birokrasi. 5. banyak lagi .. saya yakin anda2 semua are capable to come up with something brilliant. :) Walhasil, seperti yang sudah saya dengung2kan sebelumnya rebut kemerdekaan kita dan jangan bergantung kepada wakil2 rakyat semata. Masa depan Indonesia ada ditangan kita semua. Keep up the good work, Donald PS: De javu ... have i written about this before?
Re: [Re: [[MI] Jacob Tobing]]
Maaf satu hal yang tertinggal, Saya nggak pernah menilai negatif semua orang PDIP kok. Orang PDIP adalah berbeda dengan PDIP dan orang yang satu dengan orang yang lain juga nggak sama. yuni Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] wrote: Terserah apa kata mbak Yuni deh.:) Mau mbak Yuni bilang atau nilai apa saja terserah. Mau nilai negatif orang2 PDIP juga ngga masalah. Toh saya menganggap penilaian anda itu adalah penilaian seorang Yuni yg memiliki kebebasan untuk menilai atau memberikan pendapat yg saya yakin bisa berbeda dengan orang lain. Selamat menduga2, mbak Yuni:) Saya hanya forwardkan informasi yg mungkin diperlukan oleh beberapa orang di milis ini. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at http://webmail.netscape.com.
Re: [Re: [Re: [Ayam Dubes, whats next?]]]
Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] wrote: In a message dated 7/10/99 1:07:20 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: He..he.. gue tahu deh.. tapi ya mbok nyadarin bahwa melek politik bukan berarti cuma milih partai non agamis. Irwan: Masih belum kapok2 juga ya bikin pernyataan sendiri sehingga seolah2 itu pernyataan asal dari orang lain dalam hal ini dubes.:) Tulisan2 seperti ini nih yg saya sering bilang suka terlalu cempat ambil kesimpulan. Kayaknya tulisan "melek" politik itu menjawab tulisan anda yang terdahulu, sayang sekali saya nggak ada kopinya lagi, hanya seingat saya anda menyebut nyebut buta politik. Nih, gue kutipin lagi deh posting laporannya bung Ronald: -kutipan posting awal bung Ronald Tentang politik, rakyat Indonesia sebetulnya udah berpikiran lebih maju dan terbuka karena kalo dilihat dari pemilu contohnya, partai yang andalannya cuma agama Islam aja atau Kristen doang atau religious group banyak yang nggak dipilih karena seperti yang kita tahu rakyat Indonesia sekarang lebih pentingin gimana supaya bisa kerja lagi dan makan ayam tiap hari. --akhir kutipan-- Adakah dinyatakan di atas bahwa hanya mereka yg milih partai non-agama adalah yg melek politik? Tidak ada tapi dikatakan diatas bahwa 'rakyat telah berpikiran"maju"', kalau kita tanya alasannya apa, jawabnya 'karena partai agama nggak terpilih' alasan ini khan aneh.nggak sinkron ditambah lagi, karena rakyat pentingin kerja dan makan ayam. Secara logika membawa kita berpikir oh jadi kalau partai yang menang di Indonesia itu partai agamis, berarti kesejahteraan sosial akan menurun. Apakah saya salah dn mengartikan sesuatu Nah akan lain lagi pemikiran saya jika Pak dubes menjelaskan alasannya, karena politik berjalan dengan lancar, tertib , tidak ada kerusuhan,dll sehingga menujukkan bahwa rakyat memang sudah mempunyai pemikiran politik yang maju.Ini ada sangkut pautnya dan sebab akibatnya. Tapi kalau contoh alasan karena mereka milih yang non agamis, tentu saja nggak masuk akal, sebagai bukti kemajuan politik rakyat. Bandingkan dengan pernyataan anda dulu yg mengatakan rakyat/pendukung PDIP itu pada buta politik. Dengan kata lain hanya pemilih yg non-PDIP saja yg melek politik. Pernyataan anda dulu yg menurut saya aneh bin ajaib.:) Jelas buta, meskipun nggak buta seluruhnya, seperti anda pasti melek. Cuma problemnya saya khan sudah ceritakan sebelumnya. Yuni: Gue nyadarin, mereka itu milih partai non agama karena memang mereka itu sekuler, aku nggak bilang agama tertentu lho, semuanya. Itu sih nggak jadi masalah karena itu memang hak dan kepercayaan mereka. Irwan: Nah, khan lagi2 anda ngegampangin bikin kesimpulan sendiri. Gue pinjem kata2 loe deh: "Apa memang mereka yg milih partai agama saja yg pasti tidak sekuler?" Apa sih artinya sekuler bagi anda??Kalau dari sudut pandang saya sekuler, pemisahan antara agama dan kekuasaan serta pemerintahan negara. Coba lihat lagi, anda telah menghakimi keimanan seseorang, keimanan pemilih2 partai non-agama. Kalau di agama saya, tindakan anda ini bisa dikategorikan berdosa besar karena sudah menghakimi keimanan orang lain yg bukan otoritas manusia. Yang paling tahu hubungan seseorang dengan penciptaNya, hanya dia sendiri dan Tuhan-nya. Bukan anda, bukan manusia, bukan kyai, bukan pendeta. Saya tidak pernah menilai ibadah seseorang terhadap Tuhan mereka, karena saya tahu itu urusan pribadi mereka dengan Tuhannya. Ini khan urusan menyangkut negara. Sekulerisasi memang menyangkut keimanan seseorang terhadap Tuhannya. Setahu saya, semakin seseorang itu beriman,dan cinta akan Tuhannya maka semakin sulitlah ia menanggalkan kehidupan agamisnya dari kehidupan sehari harinya, termasuk pada pemerintahan.Tapi saya tidak menyinggung masalah ini saya hanya melihat dari unsur ketata negaraan. Bahkan dari program kerjanya PDIP sendiri, justru akan memisahkan unsur agama dengan pemerintahan. Jadi jangan salhkan saya kalau menyebut Indonesia sebagai sekuler. Dan saya melihat sesuatu sesuai dengan penampilan mereka. Kalau sekarang ini rakyat Indonesia memperlihatkan penampilan mereka yang yang lebih cenderung memilih partai non agama dibanding partai agama, apakah itu tidak boleh dikatakan sebagai sekuler. Yuni: Atau karena memang partai agama tersebut nggak bisa dipercaya oleh mereka atau karena menurut penilaian mereka partai agama tersebut terdiri dari orang orang munafik terhadap agamanya, siapa tahu. Irwan: Dalam posting awal yg saya kutipkan di atas jelas termuat perkiraan dubes yg mengatakan bahwa rakyat tampaknya lebih pentingin dapat kerja/penghasilan dan terpenuhi kebutuhan pangannya. Jadi tidak bisa langsung diartikan bahwa urusan agama itu tidak penting bagi mereka, hanya saja tampaknya mereka menaruh prioritas urusan kerjaan dan pangan ketimbang urusan agama karena mungkin mereka berpikir urusan agama mereka ngga ada masalah karena mereka sadar itu urusan pribadinya dengan
Re: [Re: [Re: [Ayam Dubes, whats next?]]]
In a message dated 7/12/99 5:53:07 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Kayaknya tulisan "melek" politik itu menjawab tulisan anda yang terdahulu, sayang sekali saya nggak ada kopinya lagi, hanya seingat saya anda menyebut nyebut buta politik. Irwan: Makanya kalau nulis tuh hati2 dan jangan sembarangan apalagi ngikutin sedang kemana arah perasaan saat menulis. Jadinya ya begini ini deh, belok sana belok sini ngeles sana ngeles sini...hehehhehe. Alasan anda di atas itu sama sekali ngga sesuai dengan fakta dan cenderung bernada ngeles. Saya forwardin aja posting yg anda cari langsung ke alamat imel anda agar yg lain tidak perlu menerima dua kali. Setelah itu silahkan dibaca ulang trus perhatikan baik2 tulisan yg ada. Jangan lagi sembarangan ngartiin tulisan menurut sekehendak anda saja:) jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: [Re: [[MI] Jacob Tobing]]
In a message dated 7/12/99 4:41:47 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Oh jadi sekedar informasi thok toh, sorry deh. ... Irwan: Lha, apa gue bikin tulisan atau komentar pada posting forwardan tersebut? Ngga khan...:) Gue ngga nulis komentar sedikit pun pada forwardan tersebut, tapi kelihatannya anda sudah ngga sabaran ngasih komentar, yang lagi2 komentar negatif..:) Anda ngga perlu minta sori koq, paling tidak rekan2 di milis ini akan makin jelas lagi mengenal anda berdasarkan tulisan2 dan komentar yg anda lemparkan di milis ini:) Yuni: Maaf satu hal yang tertinggal, Saya nggak pernah menilai negatif semua orang PDIP kok. Orang PDIP adalah berbeda dengan PDIP dan orang yang satu dengan orang yang lain juga nggak sama. Irwan: Kurang kerjaan aja kalau anda menilai satu per satu orang2 PDIP, secara negatif pula:) Tapi yg masih segar dalam ingatan saya adalah ucapan atau tulisan anda beberapa waktu yg lalu yg sempat mengasihani orang2 pendukung Megawati atau PDIP karena mereka tidak mengenal siapa itu sebenarnya Megawati, anda juga pernah menambahkan rakyat Indonesia yg mendukung PDIP itu masih buta politik atau bodoh (salah satu atau dua2nya dari istilah tersebut yg pernah anda tulisan di milis ini). Makanya mbak Yuni, kalau nulis itu mbok ya lebih hati2 sedikit. Kurangi emosionalnya khususnya yg negatif seperti rasa curiga, rasa dendam, dll:) jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: [Re: [Re: [[MI] Jacob Tobing]]]
Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] wrote: In a message dated 7/12/99 4:41:47 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Oh jadi sekedar informasi thok toh, sorry deh. ... Irwan: Lha, apa gue bikin tulisan atau komentar pada posting forwardan tersebut? Ngga khan...:) Gue ngga nulis komentar sedikit pun pada forwardan tersebut, tapi kelihatannya anda sudah ngga sabaran ngasih komentar, yang lagi2 komentar negatif..:) Anda ngga perlu minta sori koq, paling tidak rekan2 di milis ini akan makin jelas lagi mengenal anda berdasarkan tulisan2 dan komentar yg anda lemparkan di milis ini:) Duh Irwan..jadi kalau ada posting aturannya disini nggak boleh ngasih komentar dulu sebelum sang pemosting ngasih komentar. Baru tahu deh gue.. Oh ya mereka bisa kenal aku sejauh mana???ha..ha.. jagoan banget deh bisa ngenal orang lewat tulisan di milis. Lagian gue ini jadi orangnya lugu amat sih sehingga bisa dibaca karakternya di milis inihe..he.. Yuni: Maaf satu hal yang tertinggal, Saya nggak pernah menilai negatif semua orang PDIP kok. Orang PDIP adalah berbeda dengan PDIP dan orang yang satu dengan orang yang lain juga nggak sama. Irwan: Kurang kerjaan aja kalau anda menilai satu per satu orang2 PDIP, secara negatif pula:) tuh khan gue khan cuma ngasih komentar tulisan kamu. Salah lagi...wah wah.. Tapi yg masih segar dalam ingatan saya adalah ucapan atau tulisan anda beberapa waktu yg lalu yg sempat mengasihani orang2 pendukung Megawati atau PDIP karena mereka tidak mengenal siapa itu sebenarnya Megawati, anda juga pernah menambahkan rakyat Indonesia yg mendukung PDIP itu masih buta politik atau bodoh (salah satu atau dua2nya dari istilah tersebut yg pernah anda tulisan di milis ini). Sekali lagi sorry kalau tersinggung, lagian gue juga punya alasan untuk ngomong itu. Makanya mbak Yuni, kalau nulis itu mbok ya lebih hati2 sedikit. Kurangi emosionalnya khususnya yg negatif seperti rasa curiga, rasa dendam, dll:) Nggak punya tuh dendam kesumat sama orang lain. Rasa emosi..kadang kadang...apalagi gue ini cewek emosinya memang lebih tinggi dari cowok...Curiga tidak pernah tetapi yang ada hati hati dan melihat segala sesuatu dari segala segi. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at http://webmail.netscape.com.
Progress Pemilu (13Juli99)
;-) Selengkapnya bisa dilihat di site JP: http://www.thejakartapost.com:8890/elec99.htm Hasil sementara ini meliputi 21 propinsi (jadi kurang 6 propinsi lagi yg belum diitung). Propinsi yg belum adalah: 1. Sumbar(24 Kursi) 2. Bengkulu ( 4 Kursi) 3. Kalbar( 9 Kursi) 4. Sulteng ( 5 Kursi) 5. Sulut ( 7 Kursi) 6. Sultra( 5 Kursi) Total meliputi 54 Kursi DPR (mudah-mudahan nggak salah menjumlahkan ;-) Dari Ke-21 propinsi itu, kedudukan sementara adalah: 1. PDIP Dapat 131 Kursi 2. PG 85 (PG=Partai Golkar, bukan Pabrik Gula ;-) 3. PKB40 4. PPP37 5. PAN24 6. PBB 2 7. PK 1 8. Lain-lain 88 (Nggak diitung oleh JP) Total408 (Yg udah diitung PPI) Total kursi DPR 408+54 = 462 (yg dipemilukan) Plus jatah T/P 462+38 = 500 (total DPR) MPR (Plus UD/UG) 500+200 = 700 (total MPR) Partai lain (dan stembus accord) tdk diitung oleh JP. Termasuk juga kursi yg belum terbagi (tapi udah keitung). Semuanya masuk no. 8. Biasanya ada di Kompas, tapi akses ke Kompas lagi sakit gigi kelihatannnya. ;-) Di Republika kemarin, kabarnya Stembus Acc. #1 sudah mengungguli PAN dan/atau PPP. Yw.
Re: [Re: [Re: [Re: [Ayam Dubes, whats next?]]]]
Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] wrote: In a message dated 7/12/99 5:53:07 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Kayaknya tulisan "melek" politik itu menjawab tulisan anda yang terdahulu, sayang sekali saya nggak ada kopinya lagi, hanya seingat saya anda menyebut nyebut buta politik. Irwan: Makanya kalau nulis tuh hati2 dan jangan sembarangan apalagi ngikutin sedang kemana arah perasaan saat menulis. Jadinya ya begini ini deh, belok sana belok sini ngeles sana ngeles sini...hehehhehe. Alasan anda di atas itu sama sekali ngga sesuai dengan fakta dan cenderung bernada ngeles. Saya forwardin aja posting yg anda cari langsung ke alamat imel anda agar yg lain tidak perlu menerima dua kali. Setelah itu silahkan dibaca ulang trus perhatikan baik2 tulisan yg ada. Jangan lagi sembarangan ngartiin tulisan menurut sekehendak anda saja:) Ha..ha.. ngapain sih ngeles. Kayaknya yang namany Yuni tuh nggak pernah ngeles deh, kecuali kalau nda tanya soal keagamaan, baru deh nyerah, karena takut dilaknat. Udah ketemu khan tulisan anda mengenai buta, tutup mata, belum??. Lagian anda ini jadi orang kok lugu amat, beda kata yang pada intinya sama kok dipersoalkan. ntar nanya lagi deh melek dan maju politik itu beda, jelas beda tulisannya dan jika kita tinjau arti sebenarnya maka maju berati bergerak kedepan, sedangkan melek berarti bisa melihat. Tetapi kalau untuk bahasa pengandaian, maka keduanya memupunyai kemiripan makna. Kedua duanya mempunyai makna "lebih memahami atau paham dalam hal tertentu". Kecuali kalau saya bilang bahwa rakyat itu sekarang "lebih mengerti" pemahaman politiknya berarti berlawanan dengan kata pak Dubeseh..salah lagi lebih mengerti mempunyai makna yang sama dengan maju, melek.dan nggak tahu deh He..he...Santai saja bung Irwan jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at http://webmail.netscape.com.
Erman Rajagukguk tentang Peneliti Yang Stres
Pada hari Minggu kemarin saya ngobrol dengan Bapak Prof. Dr. Erman Rajagukguk (pakar hukum) tentang Reformasi Sains Matematika Teknologi yang saya lontarkan di meja makan. Dia antara lain menceritakan tentang adanya peneliti yang stres di Barat. Artinya, setelah peneliti itu menghasilkan produk teknologi baru, eh terdengar olehnya tentang produk teknologi baru lainnya yang justru bisa mengancam kompetitif hasil penelitiannya. Mungkin ada dari rekan-rekan yang mempunyai informasi serupa/mendekati untuk disampaikan kepada saya (untuk referensi saya) ? Terima kasih sebelumnya. Salam, Nasrullah Idris
Re: [Pemakaian Agama untuk Tujuan Politik Tertentu]
From: Yuni Wilcox [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: Tuesday, July 13, 1999 12:27 AM Subject: Re: [Pemakaian Agama untuk Tujuan Politik Tertentu] He..he.. anda benar Bung Nasrullah. Namanya juga politik, semuanya serba di jungkir balik dan lowak lawik. == Tetapi apakah bisa dikatakan bahwa saya mengajukan email ini pun mempunyai tujuan politik tertentu? Kalau ya, apakah itu salah atau benar? Kalau tidak, apakah itu salah atau benar? Salam, Nasrullah Idris
Kriteria Pornografi itu Apa ?
Beberapa pihak mengatakan bahwa gambar bisa dikatakan "pornograf" bila menimbulkan selera birahi bagi yang melihatnya. Kalau begitu timbul pertanyaan, apakah berikut ini bisa dikatakan pornografi : 1. Gambar wanita yang memperlihatkan payudaranya pada buku kebidanan bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran ? 2. Gambar wanita bugil bagi kaum homoseks 3. Gambar pria tanpa baju, sebagaimana petinju, tetapi bisa menimbulkan selera birahi bagi sebagian wanita? 4. Gambar pria dengan pakaian tertutup sekujur tubuh, tetapi bibirnya bisa menimbulkan selera birahi bagi sebagian wanita? Salam, Nasrullah Idris
Re: Film dan Film (was: Re: Bahaya Y2K.)
Irwan: Kesentuh apanya nih, hehehehe. Makanya kalau nonton jangan sambil makan bakso, ya bisa kesentuh lah:) Ngomong2, gue punya teks dan terjemahan bebas (banget) dari soundtrack tersebut, "You'll be in my heart". Ntar gue postingin deh kalau lagi ngga males ngetik. Efron: Kesentuh anunya:-) Irwan: Jangan ketipu dengan versi lama. Soalnya yg ini versi modern. Kalau loe ngga suka film sejenis Man In Black, ya loe bakalan ngga suka juga dengan film ini. Efron: Kalo MIB atau kayak Independence Day saya suka. Yang nggak suka itu yah film futuristik yang menceritakan puluhan atau ratusan tahun y.a.d. Lain halnya kalo kayak time-trax, karena berkutat pada zaman sekarang. Dengan kata lain saya nggak suka ama film yang setting-nya masa depan (dengan kostum yang aneh-aneh dll.) Irwan: 5.Puteri Seorang Jenderal (The General's Daughter) - bagus tapi perlu mikir dan nebak2hehehe. Pemainnya: John Travolta Efron: Sekali lagi John Tralala membuktikan diri bahwa ia bukan saja jago disko kayak "Saturday Night Fever". Ini juga perlu ditonton oleh para jenderal TNI yang kaku agar tak egois. Bahkan anak ceweknya sendiri dikorbankan demi kehormatan korps. Sayang sekali James Woods main cuma sebentar karena keburu mati. Irwan: Gue waktu nonton lain lagi pikirannya. Gue ngebayangin suatu saat nanti sistem militer atau penegakan hukum di militer bisa seperti di film itu dimana dibentuk atau diangkat pihak yg sifatnya independen untuk memeriksa suatu kasus. Integritas pemeriksa terhadap kebenaran dan keadilan, ini yg membuat gue berpikir "akankah Indonesia bisa seperti itu kelak?" Soale, ngelihat kasus Andi Ghalib aja bikin gue berpikir tampaknya perlu waktu panjang untuk bisa melihat pemeriksaan kasus atas oknum militer Indonesia bisa seperti itu. Efron: Kalo dipikir kita juga punya yang mirip-mirip kayak gitu. Masalahnya 'kan orang dan sistem pendukungnya tak memadai.
Re: Kisah nyata: Menanggapi kisah: Pemurtadan itu Ada di Minangka bau
Jeng Ira: Assalam... Well, sayangnya iya, mereka membacakan ayat2 itu dengan ancaman2 halus.. sehingga kami, saya dan adik saya, mau tidak mau harus duduk diam manis dikhotbahi dan diceramahi. Walau bukan ancaman fisik tetapi lebih bersifat psikologis," Nanti masuk neraka " "Nanti Tuhan marah sama kamu kamu tidak disayang Tuhan lagi " Pada saat saya kelas 2 SD, mana saya bisa berpikir panjang. Apalagi saya dioleh-olehi coklat Silver Queen.Imbalannya saya harus duduk manis dan dengerin cerita2 nasrani. Jika saya seumur sekarang, yah mungkin saya bisa bilang,"Maaf" bla bla bla... Efron: Lha wong namanya mau bercerita tentang Kabar Baik kok dibilang "mengancam". Kenyataannya apakah ada rasa kehilangan dalam diri Anda? Jeng Ira: Oh, mengenai salam, saya rasa janggal ketika keluarga besar kami merayakan Hari Raya Idul Fitri lalu mereka mengucap salam2 pujian nasrani ( dan sekali lagi agak2 berkhotbah ) ketika kami sedang merayakan dan laksanakan ritual2 Islam... Apakah ia mengatakan salam secara Islami ketika Anda sedang mengadakan kebaktian atau ketika anda merayakan natal ? Efron: Selalu yang timbul adalah salah-menyalahkan. Saya juga disalahkan (baik oleh orang Islam maupun Kristen) menggunakan salam "wassalam". Padahal dalam Alkitab bahasa Arab kata-kata seperti "Bismillah", "Insya Allah" ada di dalamnya. Kata "Haleluya" dan "Alhamdulilah" hanya dibedakan dengan bahasa saja. Jeng Ira: Saya tidak mengatakan bahwa adalah hal yang salah bahwa kita saling membantu satu sama lain, terlepas apapun agamanya. Dalam statemen Anda apakah saya "negotiable" atau tidak, saya kira Anda salah persepsi mengenai tolong saling tolong menolong dengan agama lain. Dalam Islam kami pun tidak mengasingkan diri dan malah dianjurkan untuk bersosialisasi satu sama lain sesama manusia ( Habluminanaas = hubungan antara sesama manusia ).Bahkan kami malah dilarang keras untuk mengganggu orang2 non muslim jika mereka pun mau hidup berdampingan dengan kami secara damai. Tolong menolong dan saling membantu. Tapi harap dipisahkan antara hubungan sesama manusia dengan hubungan dengan Tuhan. Dalam Islam ayat pun ada yg berbunyi,"Lakum dinukum waliyadiin" Agamamu agamamu, Agamaku agamaku.Ketika saling menolong tersebut janganlah disertai dengan tendensi ajakan masuk agama lain serta bujukan2 dan ancaman2 secara implisit itu tadi. Dan hal itu yang dialami oleh kami, oleh pembantu kami di desa,.. Walaupun sekali lagi bukan ancaman2 fisik yg dapat melanggar hukum, tetapi lebih kepada ancaman2 psikologis. Efron: Nah, kalau Anda bilang begitu berarti apa yang jadi masalah. Tanda salib juga menggambarkan hubungan vertikal dan horizontal, so what's the problem? Dalam Alkitab disebutkan Ismael dan keturunannya adalah pemegang "tanda perjanjian Allah". Orang Kristen yang telah menerima "perjanjian Allah" wajib memberitakan Kabar ini bahwa Allah memang sudah menggenapi janji-Nya. Jeng Ira: Apakah ketika Anda menolong tetangga Anda disertai penyebaran agama juga ? Dengan kalimat ,"OK, kalian saya bantu tapi kalian harus mengikuti ajaran agama saya" Enggak kan ? Nah, kalimat2 semacam itulah ( kurang lebih ) yg kami terima. Bagi orang awam, anak kecil, manalah mereka bisa melawan ? Efron: Orang Kristen mesti menjadi terang dan berkat bagi orang lain berdasarkan kasih. Jeng Ira: Apakah tetangga Anda yang muslim itu ketika datang ke rumah anda mengucapkan salam lalu berkhotbah dihadapan Anda ? "Pak saya tahu Anda kesusahan , makanya ikutlah agama kami, nanti kami tolong Anda. Kalau tidak Anda nanti bisa masuk neraka lho!" Apakah Anda dibegitukan ? Anda mau dibegitukan ? Coba kalau Anda dalam posisi terjepit lalu dibegitukan orang ? Efron: Memang tidak. Saya juga siap jika ada orang mencoba memasuki "area" saya dengan pikiran terbuka. Jeng Ira: Saya hanya menekankan bahwa ketika kita saling membantu, saling menolong, sebagai makhluk sosial yang hidup dalam masyarakat, apabila kita menolong hendaknya yang ikhlas tanpa pamrih.Jangan diembel-embeli tendensi macam2.. Dengan ajakan2 tertentu. Apalagi ajakan kepada orang yang sudah jelas2 beragama. Efron: Ya memang itulah adanya. Orang atheis pun bisa berbaik lebih baik ketimbang orang yang mengaku beragama.
Yuni Larry Wilcox (RE: [Efron)
Baru tahu tho kalo saya ini orangnya aneh-aneh? Semakin Anda mbudet, maka semakin aneh-aneh saya ha...ha...ha Efron -Original Message- From: Yuni Wilcox [SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Tuesday, 13 July, 1999 0:21 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject:Re: [Efron anda ini aneh sekali, kritikan anda yang satu itu (berkaitan dengan pertanyaan saya), tidak ada kaitan dengan tulisan saya yang bernada emosi atau pun asal njeplak. Sayang sekali saya nggak punya email terdahulu, tapi seingat saya tentang peranan nyata untuk membantu rakyat. Setelah ngasih jawaban, "tanya pada diri sendiri" sekarang malah "nyangkut nyangkutin masalah emosi",...Efron...Efron
Re: Kasus pornografi
Itulah kebanyakan tokoh di sini asbun dan carmuk sehingga omongannya kebat-kliwat. Hal yang mendasar dan yang nyata menjadi terlupakan. Lha wong namanya agama itu 'kan biar dibagaimanapun juga tak mempan dengan pornografi. Yang terkena efek buruknya 'kan bukan agama atau budaya, tapi anak-anak di bawah umur. Cara mengatasinya? Yang pertama adalah peran orangtua yang punya anak (di bawah umur) agar memberi penerangan yang benar soal seks dan pornografi. Pemerintah atau lembaga tinggal mengatur prosedur peredarannya. Barangkali mbak Yuni punya tips lain dengan pengalaman di sono? Wassalam, Efron -Original Message- From: Yuni Wilcox [SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Monday, 12 July, 1999 22:26 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject:Re: [Kasus pornografi] Setuju bung Efron. Lagian budaya timur sendiri juga nggak begitu nggak berarti murni nggak buka bukaan. Buktinya wanita jaman dulu di Bali khan dianggap wajar tanpa memakai baju atasan, dan saya kira juga beberapa tempat lainnya. Nah ini khan salah satu budaya Timur. Begitu pula dengan orang dewasa, mau dikasih nasehat entek ngamek kurang nggolek kalau dasarnya memang seperti itu ya nggak bakalan berhenti. Nah memang tanggung jawab kita pada generasi muda. Kalau generasi tua dan setengah tuanya sudah teler dan setengah teler, ya paling tidak generasi mudanya dijaga agar tidak terlalu teler dimasa mendatang. Tapi ini semua nggak akan gampang, karena ada lembaga kebebasan bicara yang menentang adanya berbabagai macam sensor terutama di Internet.dan kalau pemerintah sampai turun tangan memberikan larangan resmi untuk pornografi, maka lembaga ini akan cari cari alasan untuk menentangnya. Selama ini mereka sudah berusaha menitik beratkan ke beberapa negara Asia termasuk Indonesia. Saya dukung deh "bebas pornografi" demi anak anak. yuni "Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)" [EMAIL PROTECTED] wrote: Selain soal KPU, Ghalib, dan isu politik lainnya, saat ini sedang marak perdebatan soal pornografi di media. Herannya di sini orang-orang menyerang "pornografi" dengan alasan ini-itu seperti misalnya agama, etika, budaya Timur (Indonesia), moral, dll. Bahkan Gubernur DKI bisa "belekan" kalau melihat pose-pose itu (yang bener aja Bang Yos). Mungkin maksud Bang Yos bisa belekan kalau memandang tanpa terus-menerus tanpa mengedipkan mata. Para tokoh agama pun tak ketinggalan mengomentari (baca: membeli) media "porno" itu sambil berkomentar macam-macam. Anehnya, mereka yang lantang menentang pornografi tidak menitik-beratkan ketidaksetujuan mereka terhadap bahaya kepada anak-anak di bawah umur. Alasan klise (moral, etika, dll.) sangat tak paut bila yang dinasehati adalah orang dewasa. Yang namanya orang dewasa tentu sudah tahu baik-buruknya sebuah pose seronok di media. Mengapa orang-orang itu tak menuntut/mengkritik media itu akan merusak anak-anak di bawah umur? Justru anak-anaklah yang mestinya kita lindungi dari bahaya "pornografi" bukan budaya Timur kita atau yang sejenisnya. Bagaimana kawan-kawan? Wassalam, Efron Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at http://webmail.netscape.com.
Re: Film dan Film (was: Re: Bahaya Y2K.)
Tegang, Lae? Apanya yang tegang? Makanya jangan suka menyentuh bakso...:-)ntar kena boraks. Efron -Original Message- From: Irwan Ariston Napitupulu [SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Tuesday, 13 July, 1999 8:24 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject:Re: Film dan Film (was: Re: Bahaya Y2K.) In a message dated 7/12/99 10:19:07 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: 2.Arlinton Road. jenisnya rada2 thriller gitu... ttg tetangga.. lumayan bagus lha... Irwan: Gue jadi inget sekarang, ini khan soal tetangga yg diduga akan meledakkan gedung khan? Wah, waktu nonton ekstranya aja gue udah tertarik nonton nih film soale naga2nya sih bakalan cukup tegang..:) jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: Kisah di Minangkabau
Sdr. Meydi Rianto, Busyet dah saya dibilang begitu. Coba dipikir berapa perbandingannya tulisan-tulisan yang menyudutkan bahkan menghina Kristen di milis ini. Memangnya agama apa yang saya tendensikan? Apakah Anda kira dalam Alkitab tidak menyebutkan makan babi, darah, ular, dll adalah haram? Sekali lagi saya tegaskan saya TIDAK PERNAH membicarakan Islam dan Al Quran sebagai subjek. Saya selalu menjawabnya dengan Alkitab yang memang arena bermain saya. Termasuk di sini kalau ada yang menanyakan tentang Islam saya akan menjawabnya dengan Alkitab. Misal, mengapa orang Islam kalau beribadah begitu khusuk dan tampak serius? Lalu mengapa perlu dikumandangkan adzan? Alkitab menjawabnya tuntas yang justru orang Islam sendiri banyak yang tidak tahu mengapa demikian. Demikian juga mengapa dalam kebaktian/ibadah orang Kristen tampak tertawa dan gembira? Ini juga belum tentu semua orang Kristen tahu latar belakangnya. Wassalam, Efron -Original Message- From: meydi rianto [SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Tuesday, 13 July, 1999 8:38 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject:Re: Kisah di Minangkabau wah tanggapan anda sungguh naif dan terlalu tendesius terhadap salah satu agamaseperti yg anda tulis dibawah ini: = Di dalam iman Kristen tidak ada tawar-menawar. Maksudnya, Firman Allah adalah kebenaran mutlak yang tak terkoreksikan. Allah tak pernah berbuat salah dan tak pernah melakukan koreksi atas Firman-Nya sendiri. Dengan kata lain apa yang dikatakan oleh Allah "A" adalah "A" bukan "A plus" atau "A minus". Manusia saja yang suka berkelit. Jadi apa yang dikatakan Allah adalah "haram hukumnya" tetap "haram hukumnya" tak ada perkecualian. Contoh: katakanlah Alkitab melarang orang Kristen makan daging babi. Lalu saya tersesat di hutan. Makanan yang tersedia hanyalah babi hutan. Apapun alasannya saya tetap tidak boleh makan itu, dan jika saya makan maka saya berdosa. = Boeat Bung Efron: coba lah berpikir jernih dan menggunakan akal sehat?apakah itu merupakan jawaban seorang intelektual seperti anda? apakah agama lain selalu salah? dan agama anda yang selalu benar?..masing2 agama punya persepsi masing2 yang tidak diketahui oleh lain pemeluk...contoh yang anda berikan sangatlah lemah karena anda memberikan contoh tanpa mencerna lagijika babi diharamkan di agama anda berarti absolutly haram?coba anda cerna baik2 pernyataan anda yang bisa dikatakan sbb: misalnya babi haram hukumnya dan absolutly haram atau bisa dikatakan tidak bisa di tawar2 lagi even dalam keadaan darurat dan anda ikuti sepenuhnya tanpa pikir panjang terlebih dahulu yang ada anda bisa mati konyol gara2 kelaparanapakah ajaran agama menyuruh org mati konyol?...dimana letak keuntungan utk manusia jika Tuhan menyuruh ummatnya mati konyol hanya gara2 mengikuti firman Tuhan tanpa mencerna terlebih dahulu... Agama adalah suatu arahan bagi ummatnya agar tidak tersesat didalam kehidupan dunia dan akhiratagama perlu di telaah lebih mendalam bukan menelannya secara bulat2saya yakin masing2 kitab suci selalu mempunyai tafsiran yang diberikan oleh para pemuka agamanya spt Kiai, Pendeta dlsbg-nya. agama tidak pernah membuat sesat umatnya jika percaya dan berpegang teguh atas keimanannya...seperti mati konyol seperti tersebut diatas.. semoga ini semua jadi pelajaran buat kita salam reformasi, Meydi From: "Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)" [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Kisah di Minangkabau Date: Mon, 12 Jul 1999 13:23:35 +0700 -Original Message- From: Saut Aritua H Sagala [SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Friday, 09 July, 1999 10:43 AM ===dihapus=== Mengapa resiko ini mau ditanggung oleh para misionaris bahkan dengan meninggalkan keluarganya. Hal itu hanya bisa dijawab oleh pekerjaan Tuhan (Roh Kudus). Nah tugas penginjilan ini menjadi tanggungjawab dari setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Mungkin saya sendiri belum berani mengambil langkah tersebut karena banyak kekuatiran-kekuatiran yang masih saya hadapi sebagai manusia. Apakah Bung Effron atau teman-teman yang Kristen berani mengambil iman seperti di atas?? ===dihapus=== Efron (dengan satu "f"): Di dalam iman Kristen tidak ada tawar-menawar. Maksudnya, Firman Allah adalah kebenaran mutlak yang tak terkoreksikan. Allah tak pernah berbuat salah dan tak pernah melakukan koreksi atas Firman-Nya sendiri. Dengan kata lain apa yang dikatakan oleh Allah "A" adalah "A" bukan "A plus" atau "A minus". Manusia saja yang suka berkelit. Jadi apa yang dikatakan Allah adalah "haram hukumnya" tetap "haram hukumnya" tak ada perkecualian. Contoh: katakanlah Alkitab melarang orang Kristen makan daging babi. Lalu saya tersesat di hutan. Makanan yang tersedia hanyalah babi hutan. Apapun alasannya saya tetap tidak boleh makan itu, dan jika saya makan maka saya berdosa. Menyoal
Re: Kisah di Minangkabau
Wah pada bicara theologia nih. Mungkin saya bisa meluruskan pendapat bung Efron. Permisalan tentang makan babi jelas tidak relevan, karena dalam kristen (ajaran Kristus) tidak ada makanan yang haram, yang mungkin haram justru yang keluar dari mulut atau perbuatan. Ada suatu cerita, awalnya para murid Kristus sangat percaya bahwa Yesus hanya mengajarkan kristen hanya untuk bangsa Yahudi saja.plektitik. Inilah kemutlakan serta kesalahan yang dilakukan murid Kristus saat itu. Justru Paulus seorang yang dulu penuh dosa menyadari bahwa kristen bukan untuk ras Yahudi saja, karena manusia semuanya sama dihadapan Tuhan, karena itu kristen adalah untuk semua umat manusia yang mau percaya. Dalam suatu perintah ada yang bersifat mutlak, adapula yang memiliki exception. Saya kira semua agama begitu, apalagi hidup ditengah-tengah masyarakat yang majemuk. Jika setiap orang atau golongan agama memaksakan value atau nilainya agar diterima semua masyarakat yang majemuk, yang terjadi malahan penghancuran kebebasan hak asasi yang diberikan Tuhan kepada umat manusia. Karena itu baiknya kita jangan terjebak oleh detail, tetapi lebih mementingkan esensi dari agama sendiri. Soal hubungan manusia dengan Tuhannya tentu soal pribadi, tetapi jika sudah masuk kedalam masyarakat luas, betul-betul diperlukan toleransi yang tinggi, serta suatu pengorbanan detail terhadap esensi. Karena bukankah Tuhan menginginkan perdamaian dan kasih diantara sesama umat manusia? Saya tidak yakin jika Tuhan menginginkan agar manusia mendewakan agamanya dan berperang, membunuh dan menganiaya golongan lain karena saling merasa bahwa orang lain harus menuruti value agamanya. saya kira Tuhan akan sedih jika agama yang diturunkan malah membuat jiwa manusia semakin kerdil. meydi rianto wrote: wah tanggapan anda sungguh naif dan terlalu tendesius terhadap salah satu agamaseperti yg anda tulis dibawah ini: = Di dalam iman Kristen tidak ada tawar-menawar. Maksudnya, Firman Allah adalah kebenaran mutlak yang tak terkoreksikan. Allah tak pernah berbuat salah dan tak pernah melakukan koreksi atas Firman-Nya sendiri. Dengan kata lain apa yang dikatakan oleh Allah "A" adalah "A" bukan "A plus" atau "A minus". Manusia saja yang suka berkelit. Jadi apa yang dikatakan Allah adalah "haram hukumnya" tetap "haram hukumnya" tak ada perkecualian. Contoh: katakanlah Alkitab melarang orang Kristen makan daging babi. Lalu saya tersesat di hutan. Makanan yang tersedia hanyalah babi hutan. Apapun alasannya saya tetap tidak boleh makan itu, dan jika saya makan maka saya berdosa. = Boeat Bung Efron: coba lah berpikir jernih dan menggunakan akal sehat?apakah itu merupakan jawaban seorang intelektual seperti anda? apakah agama lain selalu salah? dan agama anda yang selalu benar?..masing2 agama punya persepsi masing2 yang tidak diketahui oleh lain pemeluk...contoh yang anda berikan sangatlah lemah karena anda memberikan contoh tanpa mencerna lagijika babi diharamkan di agama anda berarti absolutly haram?coba anda cerna baik2 pernyataan anda yang bisa dikatakan sbb: misalnya babi haram hukumnya dan absolutly haram atau bisa dikatakan tidak bisa di tawar2 lagi even dalam keadaan darurat dan anda ikuti sepenuhnya tanpa pikir panjang terlebih dahulu yang ada anda bisa mati konyol gara2 kelaparanapakah ajaran agama menyuruh org mati konyol?...dimana letak keuntungan utk manusia jika Tuhan menyuruh ummatnya mati konyol hanya gara2 mengikuti firman Tuhan tanpa mencerna terlebih dahulu... Agama adalah suatu arahan bagi ummatnya agar tidak tersesat didalam kehidupan dunia dan akhiratagama perlu di telaah lebih mendalam bukan menelannya secara bulat2saya yakin masing2 kitab suci selalu mempunyai tafsiran yang diberikan oleh para pemuka agamanya spt Kiai, Pendeta dlsbg-nya. agama tidak pernah membuat sesat umatnya jika percaya dan berpegang teguh atas keimanannya...seperti mati konyol seperti tersebut diatas.. semoga ini semua jadi pelajaran buat kita salam reformasi, Meydi From: "Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)" [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Kisah di Minangkabau Date: Mon, 12 Jul 1999 13:23:35 +0700 -Original Message- From: Saut Aritua H Sagala [SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Friday, 09 July, 1999 10:43 AM ===dihapus=== Mengapa resiko ini mau ditanggung oleh para misionaris bahkan dengan meninggalkan keluarganya. Hal itu hanya bisa dijawab oleh pekerjaan Tuhan (Roh Kudus). Nah tugas penginjilan ini menjadi tanggungjawab dari setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Mungkin saya sendiri belum berani mengambil langkah tersebut karena banyak kekuatiran-kekuatiran yang masih saya hadapi sebagai manusia. Apakah Bung Effron atau teman-teman yang Kristen berani mengambil iman seperti di atas??
Re: Gratis...SD/SMP
Gratis.gratiskalau perlu sampai SMA. Mudah-mudahan Gus Dur sama Mega bisa denger, kalau enggak ada yang sanggup ngegratisin, biar anak muda saja yang diserahin soal ini. Selama rakyat kurang berpendidikan, kita semua yang malu. Apalagi banyak yang dasarnya kecerdasan tinggi tapi kemampuan materi kurang. Ayo bangun bersama-sama. Hitam, kuning, coklat, sipit belo, hidung gede, sama-sama bangun Indonesia supaya jadi keren. Pungkas Ali wrote: Hmmm, Tema-tema nasional seperti dwifungsi ABRI, UUD45, bagaikan indime rebus di pagi hari, enak sebagai santapan di saat unjuk diri dalam kancah pro dan kontra status quo. Pendidikan? No way, sebuah isyu yang sangat tidak populer. Tidak bisa dijadikan granat yang bisa meledakkan udara perpolitikan untuk menarik simpati, tidak bisa dipakai sebagai bumbu dan perekat untuk menarik para pemilih. Sebenarnya di akhir-akhir pemerintahan Soeharto tema ini mulai digarap. Dari program Wajar (Wajib Belajar), Kejar Paket A, B, dll sudah menggema, walaupun gema hanya terpantul karena lebih merupakan "program kerja " saja, bukan di anggap sebagai yang memang harus dikerjakan. Jadilah Wajar bagai tulisan "no smoking" dalam kereta. tanpa arti; program yang tidak dibarengi dengan "deployment" sarana vital wajar, yaitu "gratis". Untung saja walaupun hanya namanya saja yang wajib, kalau tidak melakukan tidak dihukum. Coba bayangkan, ingin semua anak harus lulus SD atau SMP, tapi biaya terus aja ada. Jangan disangka ini masalah yang sepele. Biaya pendidikan SD sepertinya sangat kecil (sebagian orang) tapi justru menjadi yang luar bagi rakyat kebanyakan yang notabene adalah target utama program ini.. Saya sebenarnya sangat mengharapkan, partai-partai yang mendapat kursi di senayan bisa menggolkan hal ini pada pemerintahan mendatang. Siapapun itu. Apapun yang terjadi, saya sangat mengharapkan agar biaya pendidikan untuk SD dan SMP mulai th 2000 ditiadakan. Gratis!!! Hmmm, another dream? Yes, a dream is when you're in a sleep. It may come true if you wake up. sumonggo mas, Pungkas B.A.
Re: Film dan Film (was: Re: Bahaya Y2K.)
Bung Ariston, mana nih tulisan-tulisan tentang rupiah-nya di milis ini ditunggu lho, mungkin lebih bermanfaat... Pungkas B.A. Irwan Ariston Napitupulu wrote: In a message dated 7/12/99 10:19:07 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: 2.Arlinton Road. jenisnya rada2 thriller gitu... ttg tetangga.. lumayan bagus lha... Irwan: Gue jadi inget sekarang, ini khan soal tetangga yg diduga akan meledakkan gedung khan? Wah, waktu nonton ekstranya aja gue udah tertarik nonton nih film soale naga2nya sih bakalan cukup tegang..:) jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: Film dan Film (was: Re: Bahaya Y2K.)
In a message dated 7/12/99 2:46:52 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Irwan: Berikut ini film2 yg terakhir2 gue tonton: 1.Tarzan - bagus, cute. Gue juga suka soundtracknya, "You'll be in my heart" dari Phill Collins. Efron: Sangat menarik dan sangat menyentuh (bener-bener melankolis saya ini). Irwan: Kesentuh apanya nih, hehehehe. Makanya kalau nonton jangan sambil makan bakso, ya bisa kesentuh lah:) Ngomong2, gue punya teks dan terjemahan bebas (banget) dari soundtrack tersebut, "You'll be in my heart". Ntar gue postingin deh kalau lagi ngga males ngetik. Irwan: 4.Wild Wild West - norak, tapi okay juga.:) Pemainnya: Will Smith, Kevin Kline. Efron: Belum nonton, tapi kayaknya sih oke punya, karena versi lamanya juga bagus. Irwan: Jangan ketipu dengan versi lama. Soalnya yg ini versi modern. Kalau loe ngga suka film sejenis Man In Black, ya loe bakalan ngga suka juga dengan film ini. Irwan: 5.Puteri Seorang Jenderal (The General's Daughter) - bagus tapi perlu mikir dan nebak2hehehe. Pemainnya: John Travolta Efron: Sekali lagi John Tralala membuktikan diri bahwa ia bukan saja jago disko kayak "Saturday Night Fever". Ini juga perlu ditonton oleh para jenderal TNI yang kaku agar tak egois. Bahkan anak ceweknya sendiri dikorbankan demi kehormatan korps. Sayang sekali James Woods main cuma sebentar karena keburu mati. Irwan: Gue waktu nonton lain lagi pikirannya. Gue ngebayangin suatu saat nanti sistem militer atau penegakan hukum di militer bisa seperti di film itu dimana dibentuk atau diangkat pihak yg sifatnya independen untuk memeriksa suatu kasus. Integritas pemeriksa terhadap kebenaran dan keadilan, ini yg membuat gue berpikir "akankah Indonesia bisa seperti itu kelak?" Soale, ngelihat kasus Andi Ghalib aja bikin gue berpikir tampaknya perlu waktu panjang untuk bisa melihat pemeriksaan kasus atas oknum militer Indonesia bisa seperti itu. Irwan: Untuk minggu ini, film barunya adalah: 1.American Pie 2.Arlinton Road. Gue masih nunggu informasi atas film2 tersebut apa bagus atau ngga. Kelihatannya sih Arlinton Road boleh juga, tapi gue tunggu dulu ah hasil dari penghitungan Box Office minggu ini.:) Irwan: Weleh, American Pie malah nomor satu untuk box office minggu kemarin. Tadinya gue perkirain Arlinton Road yg bakalan nomor satu. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: Film dan Film (was: Re: Bahaya Y2K.)
Irwan: Gue jadi inget sekarang, ini khan soal tetangga yg diduga akan meledakkan gedung khan? Wah, waktu nonton ekstranya aja gue udah tertarik nonton nih film soale naga2nya sih bakalan cukup tegang..:) Bung Irwan, kalo demen yg serem-serem dan menegangkan... pertengahan July bakalan muncul "THE HAUNTING"... katanya sih bakalan serem...utk summer ini salam, Mirza __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com