[ppiindia] GEJOLAK SARA DI KAMPUS ITB ............... ???

2010-05-19 Terurut Topik antonhartomo
DISELESAIKAN SECARA BIJAK.
AKIBAT KEBLINGER MINDSET
AROGANSI KELOMPOK PADA KACAMATA KUDA DIRI SESEORANG

SEMOGA MENJADI PERINGATAN
BAGI KALANGAN LEBIH LUAS

MERDEKA
SALAM GANESH





oot INFO - kasus SARA di ITB DzulfikriImadulBilad Message List  
Reply | Delete  Message #41933 of 41933 < Prev | Next >






memalukan lagi
warga kampus Ganesha
jelasnya DZULFIKRI IMADUL BILAD (alias Zul)
di Jurusan Kimia FMIPA ITB
terlibat masalah terkait isyu SARA/rasis dll

agar jelas, saya cuplik INFO komprehensif
dari milis alumni kimia itb

harap menjadi maklum
ini lagi cermin yang harus kita sikapi
secara BENER dan PENER
bijaksana waskita

terimakasih

salam Ganesh






Re: Kasus Rasisme: Info dari KM ITB

INI JUGA PERINGATAN
AGAR WARGA ITB JANGAN LAGI TERJEBAK SARA
MEMBEDA-BEDAKAN WARGA NEGARA
KITA BANGUN NEGARA, BANGSA DAN TANAH AIR
YANG MELINDUNGI SEGENAP RAKYAT
TIDAK PANDANG BULU (DISKRIMINATIF)

MERDEKA

--- In alumni_kimia-...@yahoogroups.com, Judha Suradjaja 
wrote:
> Prihatin, ketika tau kasus ini menimpa ITB, dan lebih prihatin lagi, karena
"kebetulan" satu almamater.
> skorsing 3 semester? sangat berat. Nasi sudah jadi bubur... sayang sekali,
komentar tak cerdas, yang dibalas dengan hujatan yang susah dibendung dan
sensitif berakhir begini..
> Untuk Zul, jalanmu masih panjang jalani saja "hukuman" dengan lapang dada.
Waktu kok yang buktikan anda akan jadi orang apa bukan... pada akhirnya
nanti bukan masalah besar anda tidak lulus secepat kilat...
> yang penting jangan jadi DOWN.
> 
> From: "hamdan...@..." 
> To: alumni_kimia-...@yahoogroups.com
> Sent: Wed, May 19, 2010 3:18:03 PM
> Subject: Re: [alumni_kimia-ITB] Kasus Rasisme: Info dari KM ITB
> Bravo ITB menurut saya kuputusan yang bijak dan layak diterima semua pihak.
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> 
>
> From: Ikhlasul Amal 
> Sender: alumni_kimia- i...@yahoogroups. com
> Date: Wed, 19 May 2010 00:05:14 -0700 (PDT)
> To: Alumni Kimia ITB
> ReplyTo: alumni_kimia- i...@yahoogroups. com
> Subject: [alumni_kimia- ITB] Kasus Rasisme: Info dari KM ITB
>
> Bismillahirrahmanir rahim
> Assalamualaikum wr wb
>
> SALAM GANESHA!
> Menanggapi berbagai isu yang beredar tentang pernyataan diskriminasi ras oleh
salah seorang Mahasiswa ITB pada beberapa waktu lalu, kabinet KM ITB akan
menjelaskan kronologis kejadian dan perkembangan aktual dari kasus ini kepada
rekan â€" rekan mahasiswa ITB. Kami berharap dengan adanya informasi ini 
dapat
menjawab isu yang selama ini beredar dan diharapkan kita semua dapat berpikir
jernih serta menyikapinya dengan bijaksana.
>
> KRONOLOGIS KEJADIAN
> Tanggal 2 Mei 2010
> Bermula dari Pertandingan Persib vs Persipura pada hari Minggu (2 Mei 2010).
Setelah selesai menonton pertandingan bersama teman-teman sepermainan di
rumahnya, Dzulfikri Imadul Bilad (Zul) menulis status di situs jaringan sosial
Facebook pukul 21.00 yang mengandung diskriminasi ras. Satu jam kemudian (pukul
22.00) sudah banyak komentar di facebook yang mengingatkan Zul untuk menghapus
status tersebut. Tapi berhubung penulisan status menggunakan fasilitas internet
di telepon seluler, Zul tidak dapat menghapus statusnya pada saat itu juga .
>
> Tanggal 3 mei 2010
> Sudah sangat banyak comment di facebook pada saat itu dan diperkirakan status
tersebut langsung di-printscreen sehingga berita tersebut langsung tersebar luas
sampai ke saudara kita di Papua. Pada saat itu juga Zul langsung me-remove
statusnya dan menggantinya dengan ucapan permintaan maaf. Namun permintaan maaf
yang diberikan masih dipandang kurang serius oleh beberapa orang yang
mengcounter status FB Zul.
>
> Tanggal 4 mei 2010
> Salah seorang mahasiswa S3 ITB yang berasal dari Papua pada akhirnya mencoba
bertindak sebagai mediator pada kasus ini setelah mengetahui status tersebut
pada pukul 19.00. Beliau mendapatkan informasi tersebut langsung dari masyarakat
Papua di Jayapura.
>
> Ketika mengetahui status tersebut, yang dilakukannya kemudian adalah:
> - Menenangkan kondisi via facebook dengan statement di facebook sendiri
> - Mencari Zul melalui informasi dari orang Papua (NIM, no Hp, nama, prodi)
> - Mengakses Facebook Zul, lalu membuat statement untuk mengajak bertemu dengan
memberikan nomor HP. Namun pada saat itu Zul tidak membalas via facebook.
> Tanggal 5 Mei 2010
> - Mediator mengirimkan SMS tanggal pada pagi hari kepada Zul untuk mengadakan
pertemuan pukul 11.00 di labtek XI
> - Mediator bertemu Zul di labtek XI bersama 6 orang kawan seangkatan dari
program studi
> - Mediator mengajak Zul untuk menemui Pak Brian (kepala Lembaga Kemahasiswaan)
> - Pak Brian selaku dari pihak LK dan masyarakat papua bertemu untuk saling
dengar pendapat. saat pertemuan itu memang terjadi permintaan keras dari
masyarakat Papua agar Zul mendapatkan sanksi berupa DO
>
> Tanggal 6-17 Mei 2010
> - Proses pencarian data dan penyelidikan dilakukan oleh Komisi Disipilin
Penegakan Norma Akademis ITB dalam rangka melengkapi bukti-

[ppiindia] geguritan PILKADA BANTEN 2010

2010-05-11 Terurut Topik antonhartomo
PILKADA BANTEN
--- In wongban...@yahoogroups.com :
> ada yang dapat panggilan rangkep2.
> ada yang sepertiga RT warganya tak diundang.
> weleh2
>rancu berat 2010




[ppiindia] JANGAN KAGETAN Re: ..."......apakah aku seorang Nasionalis"......???

2010-05-05 Terurut Topik antonhartomo
tidak perlu kaget, heran, bingung
merah ya merah, ijo ya ijo,
dikelabukanpun, yang putih balik putih, yang item tambah thuntheng (item sekali)

sejarah kian cepat berlari
membukai hal-hal yang dikerudungi rapi

malaikat is malaikat, setan is setan

gitu aja kok repot, ya
don wori bi hepi
otak bukan ukuran moral

(simak terus lakonnya...)

--- In ppiindia@yahoogroups.com, Harry Adinegara  wrote:
>
>  
> Berkecamuknya berita yang meng-gemparkan...SMI tukar kursi, dari kursi 
> dulunya empuk terus achir2 ini ,maklum ada urusan Bank Century jadi...hot 
> seat, sekarang dapat rejeki nomplok bisa pindah ke kursi empuk dan dapat 
> ganjelan bantalan duit yang mencukupi, with ...less danger involved.  Lantas 
> aku berpikir ...lah individu ini punya rasa nasionalisme apa ngak ya? Koq 
> bisa ya punya jabatan dan bironya punya masalah dalam masalah BC koq 
> ditinggal?
>  
> Negara yang baru diambang  amburadul dan diperkirakan  SMI dianggap sebagai 
> bidadari penyelamatnya ...belum apa-apa sudah kabur. Apa ada U dibalik Ba ya?
> Apa ini juga suatu rekayasa politik agar kursi hangat cepat2 ditinggalkan 
> saja agar tidak menjalar jadi kebakaran dan api menjalar ke kursi2 lain. 
> Benarkah begitu. Everything is posible in Indonesia, simple as that!
>  
> Koq mendingan  mantan presiden Pak Habibie. Beliau hengkang dari perusahaan 
> Jerman MBB (Messerschmitt-Boelkow-Blohm) untuk ..rencananya mau ngabdi di 
> Indonesia. Ya first step nya ya cukup nasionalistis lah. Tapi achirnya banyak 
> mem-porak pandakan beberapa aspek ekonomi seperti Dirgantara yang menelan 
> duit banyak achirnya bankrut. Juga kas negara kebobolan karena ulah beliau 
> yang beli kapal2 rongsokan mantan AL Jerman Timur.Achirnya beliau hengkang 
> balik ke Jerman ceritanya.
>  
> Jadi buku neraca-nya, SMI dan Habibie itu ya sama2 ngak nasionalistis. Di 
> lihat dari resume-nya ya sama2 pintar... tapi cuman hanya ber-kapital pintar 
> belum ada jaminan bisa ngatur negara, simple as that!
>  
> Yang menyolok itu malahan mantan PM dari negara ..."red dot" (versi kata2nya 
> Pak Habibie) senior politician Lee Kwan Yew. Beliau 60 tahun lalu, waktu itu 
> rata2 pendapatan penduduk S'pore itu baru $400,-/tahun sekarang menjulang ke 
> langit$38.000/per tahun pendapatan rata2 perkapita penduduk S'pore, 
> berkat pimpinan LKY ini.Ini namanya orang pintar dan gapeh ngurus negara dan 
> yang penting ngak ber-korupsi ria.
>  
> Harry Adinegara
> 
> 
>   
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>




[ppiindia] Re: Pesan almarhum Cak Nur....

2010-05-04 Terurut Topik antonhartomo
sayangkah, karena yang kuat justru diluar policy making ? salam

--- In ppiindia@yahoogroups.com, Satrio Arismunandar  
wrote:
>
> Almarhum Cak Nur (Nurcholish Madjid) pernah mengatakan, demokrasi (Indonesia) 
> akan kuat jika didukung oleh individu-individu yang kuat. Tetapi itulah 
> justru problem utama kita. 
>  
> Negeri ini tak punya leadership yang berkarakter kuat. Kita punya ribuan 
> pejabat, tetapi tidak punya "leader." Tetapi kita bisa menyumbang bagi 
> demokrasi dengan pertama menjadikan diri kita INDIVIDU YANG KUAT. 
> Individu-individu yang kuat harus bersatu demi masa depan Indonesia!
>  
> 
> 
>  
> 
> 
> 
> Satrio Arismunandar 
> Executive Producer
> News Division, Trans TV, Lantai 3
> Jl. Kapten P. Tendean Kav. 12 - 14 A, Jakarta 12790 
> Phone: 7917-7000, 7918-4544 ext. 3542,  Fax: 79184558, 79184627
>  
> http://satrioarismunandar6.blogspot.com
> http://satrioarismunandar.multiply.com  
>  
> Verba volant scripta manent...
> (yang terucap akan lenyap, yang tertulis akan abadi...)
> 
> 
> 
>   
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>




[ppiindia] HOME SWEET HOME .... dan PUP GUGUK ?

2010-05-03 Terurut Topik antonhartomo
MEMBUAT KOMPOS PUP GUGUK



BELAJAR SADAR BAHWA HIDUP INI DAUR ULANG, DAN PERBAIKI GAYA HIDUP
Cuilan kado dari PTDI-CReTi
Centre for Recycling Technology Indonesia, Pusatlayanan Teknologi Daurulang 
Indonesia.

Pup (poop, eek/tai/taek/kotoran) guguk-kanis atau anjing tentu jauh lebih aman 
daripada kotoran kucing dalam hal tai kucing mengandung toxoplasma, ancaman 
bagi wanita utamanya.  Dan lebih mudah pula dibuat komposnya.  Para pemilik 
hewan rumahan akan sangat bersuka dapat membuat pupuk dari hewan kesayangan, 
dan pupuk kompos sangat dahsyat hebat bagi perawatan halaman, taman dan kebun 
rumah keluarga idaman. Keluarga beradab-bahagia adalah keluarga yang kodrati 
dan adikodrati, menghargai alam lingkungan, mensyukuri kurnia Tuhan, tidak 
bertabiat pokrol yakni pakai-lalu-buang. Keluarga idaman selalu GO-GREEN, 
tampak dari rumah dan pekarangannya. Keluarga dengan jalan hidup utama, bukan 
sekadar remehnya kaya… 

MENGKOMPOS EEK GUGUK ?
Ada berbagai caranya. Banyak ragam buku dijual di toko buku bermutu perihal 
cara membuat kompos. Keluarga GO GREEN pasti punya buku kompos di perpustakaan 
rumahnya, dibaca oleh ayah ibu dan anak-anak semua. Jer basuki mawa beya, 
begitu petuah karuhun urang. Bahkan lembaga jejaring semacam PTDI-CReTi juga 
melayankan biobooster, suatu paket bakteri-enzima yang 
mengefektif-efisien-dan-percepat pengkomposan pula, namanya PUTRI (grade 
khusus).
Di banyak RT-RW di berbagai komunitas, kini telah makin sadar lingkungan 
lestari-bestari, dan usaha pengkomposan makin popular di seantero negeri. Warga 
yang sadar martabat kemanusiaan dan lingkungan, makin pintar melakukan dan 
menyebarluaskan pengkomposan. Gaya-gaya abad 20 sampah dibungkus lalu buang, 
sangat buruk dan bikin terpuruk, maka makin dijauhi di abad 21. Manusia kembali 
sadar akan kodrat dan adikodratinya kehidupan dan alam jagad raya ciptaanNya.
Kita  mesti meneladan BungKarno, dll pemimpin serta tokoh bangsa yang dulu juga 
tidak enggan mempraktekkan buat kompos di rumah. Mendaurulang itu mulia, 
pakai-buang itulah justru yang hina karena juga merupakan suatu tindak korupsi 
(alam).

KOTAK KOMPOS KITA
Mengkompos bisa menggunakan kotak kompos yang sederhana, baik bikinan sendiri 
maupun beli murah di toko/pasar.  Di kotak itu ada lapisan-lapisan, tempat 
ditebarkannya komponen-komponen kompos bertingkat, dengan aliran udara memadai, 
terkadang diberi tutup yang tak usah terlalu rapat. Bau juga diupayakan tak 
menyebar. Bila menggunakan sediaan bakteri tertentu, tidak akan muncul bau 
menyengat.

SIAPKAN BAHAN
Bahan baku sangat menentukan keberhasilan proses. Sebagaimana bahan kompos 
lain, eek guguk juga memerlukan bahan sumber karbon. Menggunakan kayu serbuk 
gergaji sangat baik dan murah. Juga rajangan dedaunan dan ranting atau rumput 
ilalang. Jangan sampai memasukkan bahan-bahan yang tak dapat diurai secara 
biologis (non-biodegradable).  Ingat, bahan dengan label terdaur-ulang 
(recyclable) atau alami (natural), belum tentu biodegradable.

AYO MULAI SAJA MENGKOMPOS
Bentuk lapisan gergajian kayu atau cacah sampah. Agak basahi. Tebar lapisan 
eek, beri lagi lapisan gergajian atau sampah (dapur atau tanaman), lalu perciki 
air lagi secukup. Begitu seterusnya. Bila pelapisan begini dilakukan dengan 
baik, tak akan muncul bau busuk menyengat dari kotak kompos kita yang tengah 
berproses.
Bila muncul bau selama proses, artinya ada ketidakseimbangan hara.  Ini 
terutama pada awal proses. Bila muncul bau, tambahkan pula sedikit tanah 
gembur, bahkan cacing tanah. Cacing tanah juga turut memperbaiki aliran udara 
dalam kotak kita. Di bagian atas, agak lebih perbanyak gergajian kayu (sumber 
karbon)nya. 

GUNAKAN KOMPOS PUP GUGUK KITA
Proses pengkomposan harus sungguh matang. Selama proses, mikroba berbahaya 
(penyebab penyakit) akan keok terbasmi oleh hangat kondisi serta penggantian 
oleh komunitas mikroba lain yang tak berbahaya, maka hasilnya akan baik dan 
aman. 
Kompos matang dan berhasil bila isi kotak kompos kita tidak lagi busuk, namun 
berbau tanah gembur segar.  Bila berhasil demikian, kompos kita sudah layak dan 
pantas untuk memupuk halaman rumah yang asri, penuh tanaman bunga, buah sampai 
apotik hidup ala Indonesia pusaka. Pekarangan yang bermutu akan mencerminkan 
seberapa terdidik dan beradab penghuni rumahnya.  Martabat dan harkat empunya 
rumah terlihat dari bagaimana halaman dan pekarangannya, bukan mewahnya. Bila 
terawat, subur, hijau, artinya pemilik rumahnya manusia bermutu.

MANFAAT MENGKOMPOS PUP GUGUK KITA
Sebagaimana kotoran hewan lain, pup guguk mengandung berbagai zat hara bagi 
tanah termasuk nitrat. Bila eek hewan dibuang begitu saja, akan sampai sungai 
bahkan danau, dan menyebabkan eutrofikasi yang mencemari alam.  Kotoran hewan 
yang tidak dikompos juga mengandung banyak sekali parasit, dari bakteri coli 
sampai bahkan cacing pita!  Kotoran hewan yang tidak dikelola baik merupakan 
biang bencana dan penyakit.
Bila dikompos, gunanya bergudang bagi halaman, taman dan kebun. Bunga, 

[ppiindia] CATAT TENGAH Re: Benarkah gerakan anti rokok untuk kepentingan asing?

2010-04-30 Terurut Topik antonhartomo
CATATAN TENGAH
Jangan coba sekali-kali melarang
merokok bukan produk pabrik besar.
Kuwalat yang melarang!
salam ganesh

--- In ppiindia@yahoogroups.com, "Kartono Mohamad"  wrote:
>
> Selama ini disebarkan mitos bahwa gerakan anti rokok di Indonesia adalah
> untuk kepentingan asing (negara kapitalis). Kini di Australia yang tergolong
> negara kapitalis justru pemerintahnya yang melakukan gerakan pengendalian
> rokok secara sungguh-sungguh. Apakah pemerintah Australia bergerak demi
> kepentingan asing?
> KM
> 
> 
> April 30, 2010 
>  
> An Australian Health Department mock-up of the type of logo-free cigarette
> boxes it has planned.
> Australia Introduces Plain, Logo-Free Cigarette Packs
> Sydney. Australia said on Thursday that it would become the first country to
> ban logos and branding on cigarette packets in a bid to make them less
> attractive to smokers, sparking a furious response from the tobacco industry
> 
> 
> Under new legislation announced by the government aimed at cutting tobacco
> use, cigarettes sold in Australia starting on July 1, 2012, would have to
> have plain, standardized packages carrying only graphic warnings against
> smoking. The brand name is to be relegated to tiny, generic font at the
> bottom.
> 
> "Cigarettes are not cool, cigarettes kill people," Prime Minister Kevin Rudd
> said. "Therefore the government makes no apology whatsoever for what it's
> doing.
> 
> "The tobacco companies will hate this measure, they will oppose it.
> Nonetheless we believe this and other measures help to reduce smoking. We
> intend, therefore, to get on with the job."
> 
> He also announced an immediate 25 percent tax hike on tobacco, driving up
> the price of a pack of 30 cigarettes by to around 15 Australian dollars ($13
> 91).
> 
> Tobacco companies immediately blasted the crackdown and vowed to fight it in
> court.
> 
> Leading cigarette maker Imperial Tobacco Australia said it would challenge
> the move on the grounds that it would affect its profit, arguing that the
> branding has commercial value.
> 
> "Introducing plain packaging just takes away the ability of a consumer to
> identify our brand from another brand, and that's of value to us," Imperial
> Tobacco Australia spokeswoman Cathie Keogh told Australian Broadcasting Corp
>  
> 
> Retailers said the tax hike would hurt their businesses and bolster the
> cigarette black market.
> 
> "It's a lazy policy response being pushed by some health advocates," said
> Mick Daly, national ahairman of Australian supermarket chain IGA. "That
> amounts to a direct attack on approximately 16 percent of Australians who
> have made legal and legitimate lifestyle choices."
> 
> Tim Wilson, director of intellectual property at Australia's Institute of
> Public Affairs, said tobacco companies would likely demand compensation over
> the forced packaging changes, which could cost taxpayers around 3 billion
> Australian dollars a year. 
> 
> AFP, AP
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>




[ppiindia] buku BATAVIA 1740 Re: Pagi Ini, Seribuan Warga Cina Benteng Diusir Paksa

2010-04-12 Terurut Topik antonhartomo
di HUT Jakarta nanti akan terbit buku
historiografis-naratif sejarah Jabotabek dan budayanya
sungguh penggusuran TANPA pemahaman sejarah
di era parah jiwa kini

dimana Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Badannya
Pemda Tangerang perlu digusur ?

salam

--- In ppiindia@yahoogroups.com, Chan Yan  wrote:
>
>  
> http://www.detiknews.com/read/2010/04/13/023500/1337036/10/pagi-ini-seribuan-warga-cina-benteng-diusir-paksa
>  
> Selasa, 13/04/2010 02:35 WIB
> Pagi Ini, Seribuan Warga Cina Benteng Diusir Paksa
> Andi Saputra - detikNews
> 
> 
> Dok. Detikcom Jakarta - Pagi ini, seribuan warga Cina Benteng yang tinggal di 
> Kampung Lebak Wangi, Kelurahan Mekar Sari, Kecamatan Neglasari, Kota 
> Tangerang akan diusir paksa oleh Pemkot Kota Tengerang, Banten dari rumahnya. 
> Padahal, mereka telah menghuni kawasan tersebut sejak abad ke 17 dan telah 
> berasimilasi dengan penduduk setempat selama berabad-abad.
> 
> "Pagi ini rencananya Pemkot Tangerang akan menggusur kawasan bersejarah 
> tersebut," kata pengacara warga dari LBH Jakarta, Eddy Halomoan Gurning 
> kepada wartawan di kantor LBH Jakarta, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Senin 
> (12/4/2010).
> 
> Sebanyak 350 KK atau 1.007 jiwa yang terdiri dari 477 perempuan, 339 
> anak-anak, 129 laki-laki serta 12 orang penderita keterbelakangan mental 
> terancam kehilangan tempat tinggalnya. Padahal mereka telah melalui proses 
> panjang asimilasi dan akulturasi yang menghasilkan sumbangan besar terhadap 
> kekayaan dan keberagaman budaya Indonesia.
> 
> Tari Cokek dan alunan musik Gambang Kromong merupakan dua dari banyak jenis 
> kesenian hasil perjumpaan dua kebudayaan yang berbeda, tionghoa-betawi. 
> "Pemerintah beralasan, rumah-rumah digusur karena melanggar Perda No 18 tahun 
> 2000, tentang Keindahan, Ketertiban, dan Keamanan (K3) Kota Tangerang,"
> tambahnya.
> 
> Jika rencana penggusuran ini tetap dilakukan, maka terjadi pelanggaran hak 
> perumahan. Serta di khawatirkan akan berdampak pada berkurangnya atau 
> hilangnya hak atas kesehatan, pendidikan serta hak atas lingkungan yang sehat 
> dan bersih.
> 
> "Warga akan bertahan di rumah mereka. Jelas pengusuran paksa ini bersifat 
> diskriminatif," pungkasnya.
> (asp/mok) 
> 
> 
>   "Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT. Rasakan bedanya sekarang! 
> http://id.mail.yahoo.com";
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>




[ppiindia] TAHUN KIMIA SEDUNIA 2011 : GO GREEN

2010-03-26 Terurut Topik antonhartomo
TAHUN KIMIA SEDUNIA 2011
Tahun depan, 2011 adalah INTERNATIONAL YEAR FOR CHEMISTRY atau TAHUN KIMIA 
SEDUNIA. Kimia dapat menjadi salah satu ENTRY-POINT bersama antardisiplin bagi 
pengabdian ganesha pada masyarakat. 
 
UNESCO & IUPAC
Selaku mantan Pengurus Pusat HKI dasawarsa 1980-an, representasi Buku-buku 
Kimia Asia IUPAC, maupun partisipan berbagai program/proyek UNESCO tempo 
doeloe, saya lampirkan sbb :
PEMBUKAAN
Akan dilakukan di Paris 27-28 Januari 2011 (markas besar UNESCO).
MEDIA KIMIA DOMESTIK
-   Ada INFO KIMIA dari Gramedia, isi tentang bisnis kimia
-   Ada Jurnal Kimia Indonesia (Yogyakarta) dulu rintisan Dr.Wisnu UGM
-   Majalah Kimia HKI yang dulu saya rintis, kini tidak jelas juntrungnya 
oleh pengurus
-   Aplikasi kimia di berbagai bidang, dari petrokimia, agrokimia, mining 
dll perlu makin dimajukan di tanah air; serasi dengan kegiatan praxis di 
lapangan/masyarakatnya

HIMPUNAN KIMIA INDONESIA
Di bawah ini info tentang IYC dan program HKI 2010 yang telah jalan dan 
direncanakan.
Terimakasih,
Salam,
Ismunandar
Ketua IV HKI
Program HKI untuk IYC 2011 
Tujuan
• Meningkatkan apresiasi dan pemahaman masyarakat  pada kimia.
• Mendorong minat generasi muda pada kimia.
• Menciptakan semangat untuk masa depan kimia yang kreatif
• Merayakan peran wanita dalam tahap-tahap bersejarah dalam kimia, 
termasuk 100 tahun Hadiah Nobel untuk Marie Curie dan pendirian International 
Association of Chemical Societies.
 
Peran HKI Pusat
• Mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan cabang-cabang, 
Jurusan-jurusan Kimia dan kegiatan-kegiatan himpunan Mahasiswa Kimia, 
• Berkoordinasi dengan himpunan-himpunan serumpun dalam rangka 
kerjasama kegiatan perayaan.
• Menyelenggarakan kegiatan yang sifatnya terpusat.
• Mempengaruhi pihak-pihak lain agar mengagendakan dan merayakan IYC 
2011


GO GREEN
Kimia kedepan harus mengerangkai GO GREEN.




[ppiindia] Re: KAMUS HANACARAKA v.1.0, KONVERSI AKSARA JAWA KE LATIN

2010-03-12 Terurut Topik antonhartomo
terimakasih.
tapi kok banyak virusnya ?
salam

--- In ppiindia@yahoogroups.com, bagus fathi  wrote:
>
> Kabar kembira buat saudar-saudaraku yang ORANG JAWA atau yang sedang 
> mempelajari budaya jawa dan belum memahami AKSARA jawa seperti 
> HANACARAKA, telah hadir KAMUS HANACARAKA v.1.0 yg dapat di konversi 
> aksara jawa ke LATIN.
> Software ini dibuat oleh DINAS KEBUDAYAN 
> PROPINSI YOGJAKARTA.
> 
> Software ini dpt MenKonversi Aksara yg 
> memungkinkan Anda untuk secara cepat mengubah tulisan latin menjadi 
> aksara Jawa. Andapun dapat memasukkan file teks bertipe .txt dari 
> komputer Anda untuk langsung dikonversi menjadi Aksara Jawa.
> 
> Untuk mendownload Software tersebut silahkan klik link berikut ini 
> http://kamerad69.blogspot.com/2010/03/kamus-hanacaraka-v10-konversi-aksara.html";
>  
> Semoga Bermanfaat and Salam
> 
> 
> 
>   Akses email lebih cepat. Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser 
> ke Internet Explorer 8 baru yang dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di sini! 
> http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>




[ppiindia] N Y E P I

2010-03-06 Terurut Topik antonhartomo

SELAMAT MENYONGSONG
HARI RAYA NYEPI 1932



[ppiindia] agar ngendonsia menjadi indonesia ?

2010-03-06 Terurut Topik antonhartomo

ganyang dulu korupsi yang terkesan kian tegar
eling, ingat hyang widhi
bukan jaim sok santun

bangun tidur berangkat kerja : doa
pulang ke rumah mau tidur : doa

NGIRING NGUNCARANG
GAYATRI MANTRA
SADURUNG MAKARYA
LAN SADURUNG SIREP

om swastiasthu

salam ganesh!



[ppiindia] S B Y T A K B O L E H D I S K R I M I N A T I F ....!

2010-03-04 Terurut Topik antonhartomo
Nasional
SBY: Tak Boleh Ada Diskriminasi (???)
Kamis, 4 Maret 2010 - 00:07 wib
Insaf Albert Tarigan - Okezone 
 
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (Foto: Koran SI) 
JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan tidak boleh lagi 
ada diskriminasi karena perbedaan identitas di Indonesia. Apapun agama, suku, 
etnis dan kepercayaan seseorang harus diperlakukan sama.

Hal itu disampaikan Presiden saat menghadiri perayaan Cap Go Meh di Pekan Raya 
Jakarta Kemayoran, Jakarta, Rabu (3/3/2010) malam. Turut hadir Ibu Negara Ny 
Ani Yudhoyono, Wakil Presiden Boediono dan Ny Herawati Boediono serta sejumlah 
menteri Kabinet Indonesia Bersatu II.

Di hadapan sekira 2.000 etnis Tionghoa, Presiden menyampaikan pujian atas peran 
etnis Tionghoa baik selama perang kemerdekaan maupun pada masa pembangunan. 
"Komunitas etnis Tionghoa tidak pernah berhenti bersama-sama saudara-saudaranya 
yang lain untuk memajukan negeri yang kita cintai ini," ujar SBY.

Karenanya, Presiden mengajak semua kalangan di Indonesia untuk terus berjuang 
membangun hari esok yang lebih baik, untuk anak cucu dan sejarah Indonesia yang 
gemilang di masa depan.

Sementara itu, Koordinator Forum Bersama Indonesia Tionghoa, Murdaya W Poo, 
dalam sambutannya mendorong agar masyarakat etnis Tionghoa aktif berperan serta 
dalam pembangunan Indonesia.

Terlebih, setelah disahkannya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang 
Kewarganegaraan dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan 
Diskriminasi ras dan etnis.

"Dengan disahkannya 2 undang-undang tersebut, Indonesia telah menyatakan diri 
sebagai bangsa modern. Bangsa yang tidak lagi membeda-bedakan perlakuan 
terhadap warganya. Bangsa demokratis yang bebas diskriminasi," katanya.

Karena itu, sambung mantan politisi PDI Perjuangan tersebut, dikotomi pribumi 
dan non pribumi sudah tidak lagi relevan. Sebab, Undang-Undang kewarganegaraan 
mengatur bahwa setiap orang yang lahir di Indonesia, yang sejak kelahirannya 
tidak pernah menerima kewarganegaraan lain atas kehendaknya, dinyatakan sebagai 
orang Indonesia asli.

Berkaitan dengan itu, Murdaya menekankan pentingnya rasa aman dan damai agar 
roda ekonomi berjalan. Hal itu bisa diwujudkan dengan menghindari keributan, 
fitnah, dan mendiskreditkan pemimpin. "Pemimpin yang bersih dikatakan kotor, 
yang kotor yang mengaku bersih," katanya.

Murdaya melanjutkan, jika pemerintah yang dipercaya rakyat diganggu dan 
digoyang terus, maka rakyat jugalah yang akan menderita. Karenanya, dia meminta 
agar Yudhoyono dan Boediono maju terus mempertahankan kebenaran.

"Kebenaran tetap kebenaran. Yang tidak benar tidak bisa mengaku benar, karena 
kebenaran tidak ada duanya," katanya.(ded)




--- benarkah SBY ???






UCAPAN SBY ITU
Mungkin hanya teori, mungkin tidak terbukti di lapangan.
Sekitar hari Minggu silam, bertepatan capgomeh dan hari Saraswati, di TV BALI 
digelar diskusi akbar perihal SIKAP-TINDAK DISKRIMINATIF DEPAG RI berlangsung 
bertahun-tahun.

Selama ini umat Hindu di Bali, apalagi di daerah lain, sangat kekurangan jumlah 
GURU AGAMA HINDU. Saat ini (makin akumulatif) kekurangan 14 ribu orang guru ! 
Mengapa ? Karena pemerintah (DEPAG) secara DISKRIMINATIF membuat JATAH 
pengadaan guru agama berdasarkan jumlah sekolah (agama). Jelaslah ini sangat 
DISKRIMINATIF, di masa pemerintahan ke-2 SBY. Sungguh melawan fakta kalau SBY 
mengungkiri hal ini. Pengadaan guru agama Hindu seakan-akan tidak ada masalah 
karena umat Hindu *nerimo*, tak suka banyak bicara.

Tetapi hal itu ada batasnya. Bila SBY memang akan menjadi orang anti 
diskriminasi, kiranya patut bahwa pengadaan GURU AGAMA semua agama, sebagaimana 
TEMPAT IBADAH semua agama dan kepercayaan, dibenahi oleh pembantunya 
(menteri-menterinya). Kalangan umat beragama sudah lama menunggu TINDAK NYATA 
SBY dan staf serta pembantunya untuk menegakkan KEADILAN dalam hidup beragama 
yang harmonis dan toleran di tanah air. Justru dimasa pemerintahan SBY terjadi 
banyak sekali KEKERASAN atas nama agama, ketidakadilan karena agama sungguh 
makin membeludak di era SBY.

SBY perlu membuktikan, jangan hanya pandai berkata-kata.





[ppiindia] HARI SARASWATI & HUT DENPASAR

2010-02-27 Terurut Topik antonhartomo
selamat hari raya SARASWATI
hari turunnya ILMU PENGETAHUAN dan KEBIJAKSANAAN
sekaligus 18 tahun kota DenPasar

sukses selalu pameran buku akbar
yang dipimpin putri Bali
LuhMerryDianty

semoga
peringatan sungguh expressive & progressive

salam
swastiastu



[ppiindia] ITB TERJUNI PERTANIAN MASA DEPAN

2010-02-25 Terurut Topik antonhartomo
tanah air pedesaan dilucuti, dikangkangi, diracuni
pakar mentri pertanian lancung dan ekonom keblinger biangnya
bala calo cecunguk begundal bandit berpesta
menebar urea npk dan pestisida
ibu pertiwi dibunuh, dewi sri nyi pohaci diperkosa berjamaah di sawah

cacing katak berkelojotan, petani makin melarat
tekor bercocok tanam, harga urea kian melangit 
menjadi alasan makin memp[erluas pabrik pupuk kimia. sinting ya
namun ditopengi kesantunan munafik dan dalil ayat
diketeng kemana-mana

jiwa ganesha ikut dikhianati
para politisi dan birokrat gadungan
melupakan bangsa dan negerinya
ngewer-ewer ajaran impor dengan gempitanya

sampai kapan ?

 
- Message 

SILAKAN SAHABAT…
To: NAL  ki pandita anton PTDI-CReTi 
Sent: Wed, February 24, 2010 10:46:03 AM

Selamat Siang ,
Mohon informasi lebih lanjut mengenai Product Anda serta Hasil Risetnya dari 
Lembaga terkait.
Saya berminat untuk mengawinkan dengan Pupuk yg kami produksi
Thanks...
Salam,
Wandi

To: …
Sent: Mon, November 2, 2009 11:40:35 AM
Subject: REHAT fyi : PUTRI ? (dari NAL/PTDI-CReTi bagi BANGSA) TINDAK KONKRET & 
csr
 
PESAN BAGI PETANI MUDA DINAMIS INDONESIA MASA DEPAN
SEKILAS  
PUTRI
PRODUKSI   NUSA AGRO LESTARI 
PTDI-CReTi Go-Green-Recycle-Agro
*Putri* adalah sejenis bakteri yang dikembangkan dari bakteri yang 
berkembang disekitar perakaran tanaman, *NyoloWadi* . Bakteri ini dapat memacu 
perkembangan pertumbuhan tanaman, juga merupakan agen ( mikroba ) pengendali 
hayati yang menguntungkan bagi tumbuhan. Bakteri ini hidup disekitar perakaran 
( Rhizosfer ) di mana terdapat eksudat yang dikeluarkan akar sebagai nutrisi 
bagi mikroba. 

*Putri* dikembangkan dari akar tanaman-tanaman asli INDONESIA tercinta yang 
mengandung bakteri Psedomonas flourenscens, Bacillus polymixa, Azotobakter 
Paeniae dll., proporsinya sesuai tantangan aplikasi. Bakteri-bakteri tersebut  
berfungsi sebagai :

BioFertilizer   : Mampu menyediakan unsur hara bagi tanaman
BioProtection:  Mengeluarkan antibiotik yang menghambat penyebab 
penyakit tanaman. 
Dekomposisi zat organik : Merombak dan menguraikan bahan organik menjadi 
nutrisi tanaman.

 *Putri* dapat diaplikasikan pada tanaman pangan, horti dan tanaman keras 
serta tanaman hias. Aplikasi putri sebagai suplemen yang mampu mengurangi 
(MENGHEMAT) pupuk kimia sampai dengan 50%.  Dan produktivitas tanaman 
ditingkatkan drastis. Digabung pupuk kandang dan organik lain, berlipatganda 
kinerjanya.
Production cost turun drastis, produksi bertambah tak terperi! Petani tersenyum 
hati berbunga-bunga, Indonesia kembali berpengharapan subur bestari!
Padi
Disemprotkan pada tanaman dengan dosis 1 liter air + 5cc
7 hari setelah tanam 3 liter/ha
14 hari setelah tanam 3 liter/ha 
28 hari setelah tanam 3 liter/ha 
45 hari setelah tanam 3 liter/ha

Lombok/cabe, Jagung, Sayuran, Tembakau
Kocorkan pada daerah perakaran dengan dosis 1 liter air + 5cc *Putri* (1 
sendok makan = 5cc) ulangi pengocoran 1 minggu sekali. 

Tanaman /Kebun Hias 
Kocorkan pada media 2 minggu sekali dengan dosis 1 liter air + 5cc. 

Sekilas untuk Tanaman Keras (Sawit, Karet, Kakao dll.) 
Kandungan Azetobacter, Pseudomonas, Flomyxa, Paeniae mampu memboost 
pengikatan Nitrogen, Kalium, Magnesium, Boron. 
*Putri* mengandung 3 x 10^11 per CFU bakteri, sangat layah mengikat unsur-unsur 
Nitrogen, Kalium, Magnesium, Boron yang sangat dibutuhkan oleh tanaman keras 
khususnya sawit, sehingga dapat berproduksi s/d 18 + 21 ton per-ha per-tahun, 
tandan basah. Waktu pemupukan : 
- I  Maret - April
- II Juli - Agustus
Dengan dosis penyiraman 1 ha 20 liter putri + air 400 liter atau secukupnya. 
TANAH PERTANIAN RUSAK ? OLEH PUPUK KIMIA SINTETIK UREA DLL. ?
REMEDIASI LAHAN EX PERTAMBANGAN ? PENGHIJAUAN HUTAN BOTAK ?
APAPUN MASALAH ANDA ? 
HENDAK MEWUJUDKAN CSR (COMPANY SOCIAL RESPONSIBILITY) AKTUAL ?
OBATILAH  BUMI KITA SECARA ALAMI DENGAN BOOSTER KAMI YANG PIAWAI...TANAH 
KEMBALI GEMBUR! DEWI SRI, NYI POHACI, IBU PERTIWI, KEMBALI BERSUKA CERIA 
KEHIDUPAN.  GO GREEN !
Selamat Berjejaring dengan *NUSA AGRO LESTARI* 
PTDI-CReTi-Agro

PUTRI : PERSEMBAHAN BAGI IBU PERTIWI DAN PUTRA-PUTRI TELADANNYA.
PUTRI : SUNGGUH KEKASIH KOMUNITAS DAN PROFESI ANDA.

MEMBANGGAKAN PETANI DAN PENYAYANG NEGERI, MANAKALA alumniITB BERKENAN MENJADI 
PAYUNG DAN JEJARING GLOBALNYA …


hartomoan...@gmail.com
antonhart...@yahoo.com
facebook antonhartomo


_._,_.___
•   .
 

Ibu Pertiwi merindu Anda.



Kang ustadz Yan et al,

Nuhun infonya, apapun keputusannya, saya ikut keputusan yang diambil dalam 
rapat2 tersebut. Lebih cepat lebih baik.!!
Saat ini saya sedang mempersiapkan langkah lanjutan yang dapt dilakukan pada 
lahan ex tambang pasir saya seluas 25 Hektar. Sudah ada tanaman Sengon, Jati, 
Mahoni, dan Mata Air.
Sudah ada alternatif/ rancangan usaha :
1. Usaha furniture dari kayu l

[ppiindia] TIMUR vs BARAT/TIMUR TENGAH

2010-02-21 Terurut Topik antonhartomo
TIMUR DAN BARAT – DAN DIMANA KITA 




non-dualitas vs dualitas.
hakiki, atau gejalawi.
pencerahan atau ritus.
tao dan kejawen, atau lainnya ?
dewasa, atau taman balita...

mengenali diri : 
sumarah, sumeleh, merdiko!
syalom itu namanya.

DUDUKKAN EKONOMI DAN IPTEK
DI PANGKUAN ALAM.

Jadilah a Man/Woman for OTHERS (liyan/sesama), 
seperti Sang Guru.

GO THE GREEN WAY.
Keselamatan, bukan nafsu 
loba tamak rakus raksasa di hati egois.
Terjerat di neraka kota.


-- 


Hello, I am auditing a class on Taoism and Western Ideals offered by Bill 
Garrett at John F. Kennedy University (Pleasant Hill, Californian). Some of you 
might be interested in the first assignment because it connects to our word 
constructs. My essay by the name "Taoism Contrasted with Western Outlooks", 
follows. Sincerely, Stephen
--

Stephen P. Smith
PHR4902


Taoism Contrasted with Western Outlooks

Greed is the single biggest quality that distinguishes the Taoist
understanding from Western outlooks, in my view. In the west we struggle with 
greed in a way that is much different to the Taoist experiences of people 
wedded to nature's harmonies. I will look at this struggle in four areas: 
business affairs; religion and morality; science; and in our words.

Despite Adam Smith being influenced by Tao there is a sleepiness that has 
overtaken the Western mind. Not knowing ourselves is not controlling our 
desires. Adam Smith finds himself subverted into a corruption where self 
interests are  said to dominate, leaving mere competition as the ideal and 
cooperation as a lost cause. Attorneys will command $300 dollars per hour, and 
heaven help the 
man that requires ER attention in a hospital without health insurance. The 
narrow-minded accountant will ignore the qualitative issues and collapse all 
meaning into a single number called the bottom-line. The narrow focus is only 
one side of the Tao, and in the West this is the me side in heated competition 
for
career advancement. Yet there is a simpler path found by following the Way, 
returning to nature with humble needs.

In religion, it may be perceived that a dualistic God has separated himself 
from nature and the universe. Morality becomes a question of good triumphing 
over evil. God will reward the good and punish the bad. This activity of 
religion has been subverted by Western greed. Yet the simple Taoist finds the 
sacred in nature. And Sarah Allan has confused herself with her literalism that 
has excommunicated God from nature. She forgets that Hegel's God is not 
dualistic.
Hegel's God is as much as the sacred that finds itself joined with nature, and 
while being Saint John's God that is not in conflict with Tao. Christ is the 
Logos, yet all we hear of is this strange war involving the dualistic God; 
forgetting that the conflict is only one of invention; forgetting Hegel's God.

Yes, Bill Garrett, science is not immune to the Western struggle with greed. 
The Tao cannot be put into literal words. The Tao can only be described because 
something must escape; Hegel's spirit escapes by way of dialectical exchange. 
Yet greedy scientists must have reasons for everything. A hypothesis must be 
turned into a caricature, otherwise it cannot be subjected to Popper's 
falsification principle. The western scientist then confuses reality with the 
caricature, claiming more than what can be accounted for. The simple Taoist
might warn about science, shaking is head and living to 100 years while 
celebrating the funeral of his long lost girl friend. Darwin can be subverted 
as badly as Adam Smith. The Tao signifies vitalism, and I challenge Richard 
Dawkins to embrace this vitalism that permeates life. The embrace demands no 
less the reconciliation of Darwinism with intelligent design; and the Tao did 
not evolve as it has no such scientific reason for its being. The Tao is merely 
felt, and it is no wonder that Lao Tzu, Heraclitus and Jesus Christ discovered 
it well before Darwin or Adam Smith.

We struggle with greed with our Western words. Words are felt in metaphor, or 
words explain by literalism. Neither extreme is real in my view. What is real 
is the middle way that greed cannot find. Greed tries to collapse the metaphor 
into literalism. Sarah Allan attempted the collapse of the Tao into the 
principles of hydrology. She failed miserably, even being the best scholar of 
Tao.
Nevertheless, postmodernism also fails in it attempted collapse of literalism 
into metaphor. We experience euphoria putting words to the magic that is felt 
directly. We use our critical eye in correction, and experience a felt 
irritation. The felt oscillation goes back and forth, but don't hang onto the 
spirit to tightly. It was meant to escape our most selfish plans.

ANDA ?
JANGAN LANJUTKAN MENJONGOS IBLIS KESERAKAHAN KIANAT MUNAFIKUS ?




[ppiindia] REHAT ILMU-ILMUWAN - ROMANTIKA 82 hoping 28

2010-02-20 Terurut Topik antonhartomo
82 versus 28 asyiknya …

Siapa tak kenal Franklin Chen Ning Yang (kelahiran Anhui) yang bersama 
TsungDaoLee adalah Nobelis 57 (teori paritas)? Tahun 1980an mahasiswa ITS pasti 
akrab, karena di kuliah-kuliah selalu saya perikan otak dan karyanya. Dia idola 
saya setelah Albert Einstein. Dia duta persahabatan ilmiah China-USA, dia ikon 
ilmuwan China yang kini menetap di negerinya kembali dan selalu muncul dari 
acara Olimpiade sampai pameran Seni 60 tahun kemerdekaan China. Dia yang kini 
anggota Akademi Ilmu China, sekaligus juga gurubesar di Universitas TsingHua, 
juga sigap hadir kemana-mana termasuk ke Universitas Teknologi Nanyang 
(Singapura) yang belakangan kebanjiran kunjungan para peraih Nobel, bahkan 
beracara perayaan 80 tahun GellMann itu. Hari-hari ini pun prof Kerson Huang 
(MIT) masih ngendon menjadi kiai-ilmu di negeri Singa itu. Jangan mimpi 
Ngendonsia kehadiran ya… (saya pernah 1990-an awal bawa prof hebat Jerman, 
bahkan UI sampai ITB saja tak minat) hihik..
Chen Ning Yang adalah Fellow berbagai himpunan dan akademi fisika China, 
Amerika, Taiwan, Rusia dll.
Kenapa kini Chen Ning Yang, yang di China akrab panggilannya Yang Zhenning, 
sontak muda kembali ?
Dia yang kehilangan isteri pertamanya (dikaruniai 3 anak) Chih-li Tu yang anak 
jenderal Kuomintang Du Yuming, meninggal tahun 2003, mendapat Anugerah Tuhan 
yang piawai! Isteri Baru! Bekas mahasiswanya itu, WengFan, dinikahi jagoan 
fisika yang saat itu 82 tahun, pada usia belia 28 tahun… Cukup bikin geger juga 
ditahun 2005 lalu diantara manusia yang mengenalnya maupun yang tidak. Hahaha…
Jadi nglungsungi alias metamorfosa kehidupan, membawa kebahagiaan. Malah mereka 
berdua kini mengedit syair lomba akbar Asian Games segala. Ciaila bukan ?
Begitulah, China menghargai para ilmuwan. Asosiasi ilmuwan bio AS pun merebak 
kini karena kerangka poros China AS soal ilmu pula. Bila suka, saya bias cerita 
soal pendidikan ilmuwan di China, sebab sejak 80-an saya di Aussie memang sudah 
berakrab dengan sobat-sobat Universitas Peking/Beijing. Dulu jurnal polimernya 
masih kertas roneo stensilan, kini….alamaak. Sementara kita, makin nyungsep, 
ilmuwan kita pada hengkang, yang tersisa di lembaga hanyalah koretannya belaka. 
Hehehe…
Maka kini, paling dahsyat adalah didik anak ponakan cucu sebaik mungkin. Ajari 
atau leskan bahasa MANDARIN, itu mutlak selain Inggris, minimal. Boleh juga sih 
tahu bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Nah, ajak dan dorong terus berjejaring 
dengan China, melanjutkan studi ke China… why not ?
Bagi yang minat sharing perkara begini, boleh kok japri.

Salam, merdeka.
(ditengah keterpurukan negeri kita oleh maraknya orang-orang keblinger konon 
pengamat dan pemimpin, sic!)




[ppiindia] ada apa n kapan

2010-02-19 Terurut Topik antonhartomo

Jakarta International Java Jazz Festival 2010 @ PRJ, Jakarta
Jakarta International Java Jazz Festival 2010 @ PRJ, Jakarta

Confirmed International Artists

Adonis Puentes
Alexandra Sherling
Allen Hinds
Arturo O'Farril
Bill Evans
Breakestra
Brian Lynch Latin Jazz Quartet
Brian Simpson
Carl Allen
Chieli Minucci
Christian McBride
Darryl Jones
Dave Koz
David Murray Black Saint Quartet
Emilio Santiago
Eric Benet
Eric Marienthal
George Duke
Hendrik Meurkens Samba Jazz Quartet
Hubert Laws
Ivan Lins
Jane Monheit
Jazzanova Live!
Jessy J
John Legend
Jonathan Butler
Karen Briggs
Lao Tizer
Lee Ritenour
Melvin Davis
Michael Paulo
Mindy Abair
Novello B3 Soul feat. Eric Marienthal, Melvin Davis, Ron Bruner Jr.
Randy Brecker
Robben Ford
Rodney Holmes
Ron Bruner Jr.
Ron King Big Band
Rufus & Sly Stone
Sax Divas
Sheila Majid
Soul Bop Special Edition
Special EFX
Steve Lukather
The Johnny Thompson Singers
The Rat Pack
Tony Monaco

Admission Ticket:
[NOT including Special Show ticket (TIDAK termasuk tiket Special Show)]

Normal Price: Online Price (After Tax):
Daily Pass – Friday
05 Mar 2010 Rp 250,000 Rp 172,500

Daily Pass – Saturday
06 Mar 2010 Rp 250,000 Rp 172,500

Daily Pass – Sunday
07 Mar 2010 Rp 250,000 Rp 172,500

3-Day Pass
5,6,7 March 2010 Rp 650,000 Rp 431,250

* Ticket price DOES NOT include tax and administration charge
(Harga tiket tidak termasuk Pajak dan biaya administrasi).

** Terms and Conditions applied, Limited Period & Quantity
(Syarat & Ketentuan berlaku, Penawaran untuk periode & jumlah terbatas)
Related posts

* No related posts.


#
Upcoming Events

* February 25, 2010:
  o GANESHA FILM FESTIVAL 2010 (Screening 15 Official Selection Films) 
(7:00 pm)
* February 27, 2010:
  o FOLD OFFLINE : KOPI DARAT (9:00 am)
  o Efek Rumah Kaca Live In Malaysia (3:00 pm)
* March 3, 2010:
  o Taking Back Sunday – Live in Jakarta @ Tennis Indoor Senayan, 
Jakarta (1:00 pm)
* March 5, 2010:
  o Jakarta International Java Jazz Festival 2010 @ PRJ, Jakarta (all 
day)
* March 7, 2010:
  o Paramore – Live in Singapore @ Singapore Indoor Stadium (8:00 pm)
* March 13, 2010:
  o 65daysofstatic – Live in Singapore 2010 @ Esplanade (7:00 pm)
* March 14, 2010:
  o Owl City – Live in Manila 2010 @ SMX Convention Centre, Manila PH 
(6:00 pm)
* March 16, 2010:
  o Dinosaur Jr. – Live in Singapore 2010 @ Esplanade, Singapore (7:00 
pm)
* March 17, 2010:
  o Pink Martini – Live in Singapore 2010 @ Esplanade (5:00 pm)
* March 19, 2010:
  o Kings of Convenience – Live in Singapore 2010 @ Esplanade, 
Singapore (7:00 pm)
* March 20, 2010:
  o Camera Obscura @ LA Lights Indiefest – Live in Bumi Sangkuriang, 
Bandung 2010 (1:00 am)
* March 21, 2010:
  o Camera Obscura @ LA Lights Indiefest – Live in Yogyakarta 2010 
(1:00 am)
* March 23, 2010:
  o Cobra Starship – Live in Jakarta @ Tennis Indoor Senayan, Jakarta 
(7:00 pm)
* March 27, 2010:
  o Kings of Convenience & Jens Lekman – Live in Bandung 2010 @ Sabuga, 
Bandung (6:00 pm)
* March 28, 2010:
  o Kings of Convenience & Jens Lekman – Live in Jakarta 2010 @ 
Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta (6:00 pm)
* March 29, 2010:
  o Imogen Heap – Live in Singapore 2010 @ Esplanade, Singapore (9:00 
pm)
* March 30, 2010:
  o 311 – Live in Jakarta @ Tennis Indoor Senayan, Jakarta (7:00 pm)
* March 31, 2010:
  o Imogen Heap – Live in Jakarta 2010 @ Balai Kartini Jakarta (6:00 pm)
* April 15, 2010:
  o Lamb of God – Live in Singapore 2010 (8:00 pm)
* May 1, 2010:
  o Airiel – Live in Bandung @ Sabuga (all day)
* May 12, 2010:
  o Deep Purple – Live in Singapore 2010 @ Singapore Indoor Stadium 
(6:00 pm)





[ppiindia] Re: MAMPUKAH INDONESIA KELOLA KEKAYAAN ALAMNYA SENDIRI?

2010-02-18 Terurut Topik antonhartomo
BUMN dikangkangi koruptor. Ganyang monopoli BUMN.
Dikelola anak bangsa tidak identik oleh BUMN.
Kita camkan itu. Merdeka!


--- In ppiindia@yahoogroups.com, A Nizami  wrote:
>
> Antek-antek asing memang mencoba menanamkan pemikiran (mindset) kepada bangsa 
> Indonesia bahwa mereka tidak mampu. Oleh karena itu serahkan kekayaan alam 
> kita kepada asing.
> 
> Keberadaan BUMN2 seperti ANTAM, Pertamina, Elnusa, dsb sebetulnya sudah 
> membuktikan bahwa kita mampu mengelola kekayaan alam sendiri. Bahkan Malaysia 
> yang SDM dan SDAnya di bawah kita sekarang lebih maju karena mereka mandiri. 
> 
> Pada tahun 2008 Petronas meraup revenues sekitar 77 miliar dollar AS (Rp 770 
> triliun) atau sekitar 80 persen dari RAPBN 2010.
> 
> Petronas berada di urutan nomor 95 dari 500 perusahaan terbesar versi majalah 
> Fortune. Keuntungan Petronas tahun 2008 sebesar 15,3 miliar dollar AS 
> (sekitar Rp 153 triliun), menempatkan Petronas pada posisi ke-13 dari 40 
> perusahaan dunia yang memperoleh keuntungan paling besar (Fortune, 24 Agustus 
> 2009).
> 
> Penambangan emas itu sudah dikenal sejak 5000 tahun sebelum masehi (7000 
> tahun yang lalu). Jadi kalau ada yang bilang bangsa Indonesia tidak mampu 
> menambang emas, selain bohong juga menghina. Itu sama saja bangsa Indonesia 
> lebih primitif daripada manusia pra sejarah...:)
> 
> Dengan dikuasainya kekayaan alam di Papua oleh Freeport, Indonesia cuma dapat 
> royalti 1% untuk emas dan perak, sementara Freeport dapat 99%. Bayangkan, 
> Indonesia yang merupakan pemilik emas dan perak cuma dapat royalti 1%, 
> sementara tukang cangkulnya dapat 99%!
> 
> http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/09/12/05041364/pertamina.tari.pendet.dan.petronas
> Kini faktanya, Pertamina sangat jauh tertinggal dibandingkan dengan Petronas. 
> Petronas yang tetap konsisten dengan apa yang ditiru dari Pertamina kini 
> terbukti telah berkembang menjadi salah satu perusahaan minyak raksasa dunia. 
> Pada tahun 2008 Petronas meraup revenues sekitar 77 miliar dollar AS (Rp 770 
> triliun) atau sekitar 80 persen dari RAPBN 2010.
> 
> Petronas berada di urutan nomor 95 dari 500 perusahaan terbesar versi majalah 
> Fortune. Keuntungan Petronas tahun 2008 sebesar 15,3 miliar dollar AS 
> (sekitar Rp 153 triliun), menempatkan Petronas pada posisi ke-13 dari 40 
> perusahaan dunia yang memperoleh keuntungan paling besar (Fortune, 24 Agustus 
> 2009).
> 
> http://www.semuasaudara.com/umum/2009/04/sejarah-emas/
> Namun jauh sebelum itu, Emas telah dikenal sejak 40 ribu tahun sebelum 
> masehi. Sejumlah suku pedalaman sudah mengenal Emas dan dijadikan sebagai 
> alat budaya khususnya perlengkapan spiritual kuno. Dalam sejarah, masyarakat 
> Mesir Kuno (Circa) tahun 1932 sebelum masehi mereka memakamkan Raja 
> Tutankhamen dalam peti Emas seberat hampir 2..500 pound. Raja Croesus dari 
> Lydia (kini merupakan wilayah Turki) pada 560 tahun sebelum Masehi 
> memerintahkan pembuatan koin emas pertama dan peristiwa ini menandai sejarah 
> emas sebagai alat untuk bertransaksi. Bangsa Romawi sendiri pada tahun 50 SM, 
> mulai menggunakan koin Emas sebagai alat transaksi.
> 
> Sebagai komoditi pertambangan, Emas mempunyai sejarah yang sangat panjang. 
> Diperkirakan sejarah penambangan Emas sudah dimulai sejak 2000-5000 tahun SM. 
> Begitu panjangnya usia kegiatan pertambangan Emas tentunya juga banyak 
> mengalami perubahan metoda, dimulai dengan cara pertambangan tradisional 
> yaitu menggunakan gravitasi atau amalgamasi air raksa, kemudian motoda 
> Sianida, flotasi dan heap leaching. Pertambangan Emas terbesar saat ini 
> adalah Afrika Selatan, kendati demikian tidak berarti Afrika Selatan memilki 
> cadangan emas terbesar. Sesuai sifatnya Emas memang tidak habis dikonsumsi, 
> berbeda dengan komoditi lain yang habis dikonsumsi sehingga memungkinkan 
> negara lain yang tidak memilki tambang Emas yang banyak tetapi justru memilki 
> cadangan Emas yang besar, hal ini terkait dengan fungsi Emas sebagai cadangan 
> devisa dan instrumen moneter serta investasi.
> 
> ===
> http://www.eramuslim.com/berita/laporan-khusus/tambang-emas-freeport-kekayaan-negara-yang-terampas-3.htm
> Dalam KK Generasi I, Freeport dibebaskan dari kewajiban membayar pajak, 
> royalti dan dividen sampai tahun 1976. Sementara dari tahun 1976-1983 
> pemerintah hanya mengenakan pajak penghasilan badan (PPh) sebesar 35% (pada 
> saat tarif pajak yang berlaku 41, 75%). Setelah tahun 1983, PPh yang 
> dikenakan meningkat menjadi 41,75%. Sepanjang tahun 1974-1984, renegosiasi 
> ketentuan kontrak, terutama terkait pajak dan royalti, serta pemilikan saham, 
> terus dilakukan. Hasil renegosiasi tersebut antara lain adalah 
> diberlakukannya royalti sebesar 1,4%-3,5% atas penjualan bersih tembaga, dan 
> royalti 1% atas penjualan emas dan perak. Kesepakatan tentang royalti ini 
> tertuang dalam ketentuan KK Generasi V.
> 
> Pembayaran pajak Freeport kepada pemerintah, seperti tercermin dalam Laporan 
> Keuangan Freeport McMoran Copper and Gold, Co

[ppiindia] Re: Ilmuwan Akui Tak Ada Pemanasan Global .... JANGAN TERBURU

2010-02-18 Terurut Topik antonhartomo
jangan mudah terjungkir isyu
pelajari dan dalami dulu masalah sebelum bicara.
gerakan politik anti konsep pemanasan global
dipanglimai kapitalis kuno industri energi raksasa
yang pasti tak peduli manusia lain
salam, merdeka

--- In ppiindia@yahoogroups.com, David Silalahi  wrote:
>
> makin kuat deh fakta bahwa makan sayuran karena pemanasan global adalah
> tindakan yang asal-asalan, wong pemanasan global itu hanya kesalahan data
> yang digembar-gemborkan kok...
> 
> 
> http://www.inilah.com/news/read/teknologi/2010/02/16/348782/ilmuwan-akui-tak-ada-pemanasan-global/
> 
> Ilmuwan Akui Tak Ada Pemanasan Global
> Syamsudin Prasetyo
> Profesor Phil Jones
> (*timesonline.co.uk*)
> 
> *INILAH.COM, Jakarta - Ilmuwan yang berada di balik skandal gerbang iklim,
> mengakui tidak ada bukti statistik yang signifikan menyangkut isu pemanasan
> global sejak 1995.*
> 
> Profesor Phil Jones juga mengatakan bahwa ilmuwan belum yakin apakah periode
> hangat Medieval lebih panas daripada temperatur saat ini.
> 
> Jones juga mengakui beberapa data cuaca tidak terorganisir dengan baik, dan
> berkontribusi pada penolakan berbagai data mentah.
> 
> Tetapi Jones tetap mempertahankan pernyataannya dan beralasan dia hanyalah
> seorang ilmuwan yang menjalankan pekerjaan. "Saya tidak memiliki
> agenda."[ito]
> 
> 
> :: ...Tujuh Keajaiban Dunia : 1.Bisa menyentuh, 2.Bisa mencicip, 3.Bisa
> melihat, 4.Bisa mendengar, 5.Bisa merasakan, 6.Bisa tertawa, 7.Dan bisa
> mencintai. ... ::
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>




[ppiindia] TEMPO-INTERAKTIF NGAWUR ??? Re: Kalpataru Dikembalikan ke SBY (BENAR ?)

2010-02-12 Terurut Topik antonhartomo
DUA BERITA BERLAWANAN ISI
- SOAL BEDA WAKTU (Surabaya Post lebih mutakhir) 6 Feb 2010
- PERKARA TAKUT MALU
- MASALAH PENJAJAHAN DAN INTIMIDASI 
- TEMPO CUMA MAU WAWANCARA PENGUASA   2 Sept 2009
- DAN BANYAK LAGI KEMUNGKINAN LAIN

NAH, HANYA TEMPO-INTERAKTIF DAPAT MENJAWABNYA ?

JANGAN MEMAINKAN NASIB ORANG KECIL YANG MALANG!

SALAM






Kalpataru Penyelamat Hutan Riau Dicabut - Re: [ITB_] BILA RAKYAT MULAI NGAMBEK 
... piala dikembalikan ?

barangkali karena wedi-isin...hehe...as usual dah
salam kang

--- In i...@yahoogroups.com, gsetyabudi wrote:
>
> Kang,
> Yang pernah saya baca berita sebaliknya.
> Berikiut berita dari Tempo Interaktif.
>
> Salam,
> GS
>
> Kalpataru Penyelamat Hutan Riau Dicabut
> Rabu, 02 September 2009 | 14:24 WIBTEMPO Interaktif, Jakarta - Penghargaan
Kalpataru kepada ninik mamak Negeri Enam Tanjung dari
> Riau dicabut. Ninik mamak menerima penghargaan dari Presiden RI pada
> Hari Lingkungan 5 Juni lalu telah merusak hutan wisata alam Rimbo Tujuh
> Danau dengan membuka jalan yang membelah hutan sepanjang 3,036
> kilometer dengan lebar 15 meter.
>
> Menteri Negara Lingkungan Hidup
> Rachmat Witoelar mengatakan piala, sertifikat, dan bentuk penghargaan
> Kalpataru lainnya telah dicabut dari ninik mamak tadi pagi oleh tim
> dari Kementerian dan pemerintah daerah setempat. "Kita telah salah duga
> memberikan penghargaan Kalpataru," kata Rachmat dalam jumpa pers di
> kantornya, Selasa (2/9).
>
> Penghargaan Kalpataru diberikan oleh
> pemerintah kepada para pejuang lingkungan dengan kategori Perintis
> Lingkungan, Pengabdi Lingkungan, Penyelamat Lingkungan, dan Pembina
> Lingkungan. Ninik mamak itu menerima penghargaan dalam kategori
> Penyelamat Lingkungan dalam penilaian Dewan Pertimbangan Kalpataru 2009
> karena telah berhasil melestarikan Hutan Ulayat Rimbo Tujuh seluas
> 1.000 hektar.
>
> Belakangan, tim menerima laporan perusakan hutan
> melalui tulisan berjudul "Hutam Kalpataru di Riau dibelah" di sebuah
> terbitan nasional pada 13 Juli. Tim dari Kementerian diturunkan untuk
> memverifikasi yang kemudian dilaporkan kepada Dewan Pertimbangan
> Kalpataru.
>
> Pembuatan jalan dilakukan oleh ninik mamak yang
> dipelopori oleh Penghulu Adat Dahlan S Datuk Majalelo dan kepala desa
> Zulkarnain JS. Tujuannya untuk membuka keterisolasian masyarakat adat
> dari jalan luar. Namun, setelah dicek, ternyata tidak benar, sebab
> sudah ada akses jalan lain.
>
> Deputi VI Bidang Komunikasi
> Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat mengatakan tim tidak tahu adanya
> rencana pembangunan jalan tersebut. Padahal, dalam salah satu
> pertanyaan seleksi ditanyakan kepada ninik mamak mengenai rencana
> mendatang terhadap hutan.
>
> "Kalau kami tahu dia akan bangun jalan tentu tidak diberikan penghargaan dan
akan dihentikan," katanya.
>
> Setelah
> perusakan diketahui, pembangunan dihentikan dan pemerintah daerah
> diminta mengembalikan kondisi hutan pada keadaan semula. Akan dilakukan
> proses penyelidikan tentang dampak kerusakan dan pelaku bisa dijerat
> hukuman pidana. Perusakan hutan tersebut juga telah dilaporkan secara
> tertulis kepada presiden.


BANDINGKANLAH :



--- In ppiindia@yahoogroups.com, "sunny"  wrote:
>
>   
> 
> http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=4e7dd9fa7156b49c2db167bdc47f95d2&jenis=c4ca4238a0b923820dcc509a6f75849b
> 
> 
> Kalpataru Dikembalikan ke SBY 
> Sabtu, 6 Februari 2010 | 11:33 WIB 
> 
> PEKANBARU - Kalpataru yang merupakan penghargaan tertinggi untuk penggiat 
> lingkungan hidup dikembalikan oleh Patih Laman, kepala Suku Talang Mamak, 
> kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Jumat (5/2). Ini menjadi 
> bentuk protes atas hilangnya hutan adat mereka.
> 
> Berangkat dari Desa Sungai  Ekok, Kecamatan Rakit Kulim, Kabupaten Indragiru 
> Hulu, pria yang telah berusia 90 tahun itu singgah ke Pekanbaru untuk segera 
> memulangkan piala yang didapatnya sejak 2003 diserahkan kepada Presiden. 
> 
> "Hati saya sangat sakit. Kami tidak lagi punya Rimba Puaka. Entah bagaimana 
> nasib masyarakat kami ke depannya," kata Patih Laman, saat mengunjungi Kantor 
> Berita ANTARA Biro Riau di Pekanbaru yang berjarak 300 km dari tempat 
> tinggalnya.
> 
> Dia mengaku sangat sedih dengan kenyataan yang dihadapinya. Penghargaan dari 
> pemerintah pusat itu hanya sebentar membuatnya bangga tapi kemudian 
> membuatnya menderita hingga jatuh sakit. "Penghargaan yang diberikan kepada 
> saya  itu seakan membujuk saya agar  rela menukarkan hutan adat kami dengan 
> Kalpataru. Padahal tidak. Saya akan kembalikan Kalpataru agar hutan kami 
> kembali," katanya.
> 
> Patih Laman mendapat piala Kalpataru pada era Megawati Soekarnoputri karena 
> dinilai pemerintah berhasil menjaga dan melestarikan Penyabungan dan 
> Penguanan, satu-satunya hutan adat Talang Mamak yang tersisa.
> 
> Ketika itu, tiga hutan adat lainnya, yang biasa disebut masyarakat Talang 
> Mamak sebagai Rimba Puaka, yaitu kawasan hutan  Sungai Tunu (104,933 ha), 
> hutan Durian Jajar (98.577 ha) dan hutan Kelumb

[ppiindia] Re: Refleksi : Ini tanda kemajuan NKRI 60 tahun merdeka? (MAAF !)

2010-02-11 Terurut Topik antonhartomo
Maaf
perkiraan saya DIATAS 3 (TIGA) JUTA JIWA ANAK2 ngendon-sia ini pekerja!
salam

--- In ppiindia@yahoogroups.com, "sunny"  wrote:
>
> Refleksi :  Ini tanda kemajuan NKRI 60 tahun merdeka?
> 
> http://www.antaranews.com/en/news/1265898880/ri-had-17-million-child-laborers-in-2009-survey
> 
> RI had 1.7 million child laborers in 2009 : survey
> Thursday, February 11, 2010 21:34 WIB | National | | 
> 
> Two child labors in Ringinagung village, Magetan, East Java. (ANTARA/Arief 
> Priyono)Jakarta (ANTARA News) - Indonesia had no fewer than an estimated 1.7 
> million child laborers in 2009, according to a survey conducted by the 
> Central Bureau of Statistics (BPS) in cooperation with the International 
> Labor Organization (ILO). 
> 
> A member of the BPS team that carried out the survey, Uzair Suhaimi, said the 
> survey results were currently used by the National Action Committee against 
> Child Labor which hopes to have eradicated the practice by 2022.
> 
> "The survey still had some shortcomings, but it was an initial step to 
> eliminate child labor in Indonesia," he said at seminar on child labor here 
> Thursday.
> 
> Suhaimi said the child labor survey had been prepared since 2006 in 
> cooperation with ILO which had been raising the issue since 2006. Sample 
> regions for the survey were chosen in 2008.
> 
> The survey was conducted in 248 districts and sampling was done on some 
> 12,000 households across the country. 
> 
> "The survey was done on 12,000 registered households and did not cover 
> homeless street children," Suhaimi said.
> 
> Recording the number of homeless child laborers had proven to be too 
> difficult but efforts would be made to overcome those difficulties in future 
> surveys, he said.
> 
> The surveyed children were aged 5-17 years old and, the 17-year age limit was 
> accepted in accordance with existing legal norm on the maximum age of a 
> child, said Suhaimi.
> 
> Meanwhile, a member of the ILO monitoring and evaluation team, Abdul Hakim 
> said child labor must be eradicated quickly, and parents or other adults who 
> employed children must be called to account. 
> 
> "The adults who employ children must obviously also be held responsible, not 
> only the parents. In fact, we all must be responsible when we see or know 
> about children being put to work," he said. 
> 
> Hakim further said child labor happens when the children involved are under 
> 17 years old and are forced to live in slavery-like conditions, engage in 
> commercial sex, illegal or hazardous activities. 
> 
> The results of the survey was a warning to the government to address the 
> child labor issue more seriously.
> 
> "ILO has always supported government efforts to eliminate child labor in 
> Indonesia," Hakim said.
> 
> To free Indonesia from child labor by 2022, the government should focus on 
> activities that have a direct impact on welfare and child survival, he said.
> 
> Besides, the government should also resolve many child labor cases by 
> adapting previous handled cases properly.
> 
> "The government should focus on this issue, and the various agencies 
> concerned should also have the spirit and refer to the initial plan to make 
> Indonesia free from child labor," Hakim cited.
> 
> Hakim also said that the law on child labor must be revised to make it more 
> effective in fighting exploitation of children.
> 
> But he also said it was important to realize that fighting child labor was 
> the duty of the community, not only of the government or the social and child 
> protection services.(*)
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>




[ppiindia] PMII sampai dimana ?

2010-02-11 Terurut Topik antonhartomo
Memberantas kemiskinan, mengganyang ketidakadilan.
Itulah kewajiban generasi muda.
Bergandeng tangan, mengasah otak, sepenuh hati.
Semoga!









PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA


Susunan Pengurus


SUSUNAN PENGURUS BESAR

PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA

MASA KHIDMAT 2008 – 2010

 

MAJELIS PEMBINA NASIONAL

Ketua : Drs. H. Muhyidin Arubusman

 

Wakil Ketua : Ir. Suwadi D. Pranoto

 

Sekretaris : Dr. Affandi Muchtar

 

Anggota :

Drs. H. Slamet Effendy Yusuf

Drs. H. Suryadharma Ali, M.Si.

Prof. Dr. H. Ahmad Mubarok

Prof. Dr. Nasarudin Umar

Drs. H. Andy Muawiyah Ramli, M.Si

Prof. Dr. Mansur Ramly

Dr. Ahmad Dimyati, MSc

Drs. Muzayyin Mahbub

Drs. H. Gani Lasya, MM

Drs. H. Endin Aj Soefihara

Drs. H. Nu'man Abdul Hakim

Drs. H. Syaiful Tamliha

Drs. H. Slamet Irianto

Prof. Dr. Masykuri Abdillah

H. Indra Sahnun Lubis, SH

Drs. H. Arief Mudatsir Mandan

Prof. Dr. A.H. Hafidz Anshary AZ, MA

Drs. H. Abdul Aziz

Drs. H. Arvin Hakim Thoha

Drs. Ali Masykur Musa, M.Si.

Drs. H. Mujib Rahmat

Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa

Drs. H. Muhaimin Iskandar, M.Si.

Drs. Saiful Bahri Ansori, M.Si.

Amsar A Dulmanan

Nusron Wahid, SS

Drs. A. Malik Haramain

Hery Haryanto Azumi

Dra. Lilis Nurul Khusna

Dra. Luluk Nurhamida, M.Si

Dra. Wahidah Suaib, M.Si

Dra. Saidah Sakhwan

Dra. Badriyah Fayumi, Lc

Dra. Maria Ulfah Ansor, M.Si

Thamrin Ferli, SE

Dra. Ermalena

 

BADAN PENGURUS HARIAN

PENGURUS BESAR PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA

MASA KHIDMAT 2008 – 2010

 

Ketua Umum : Muhammad Rodli Kaelani

 

Ketua Bidang Kaderisasi Nasional : Naeni Amanulloh

Ketua Bidang Penataan dan Aparatur Organisasi : Solahudin

Ketua Bidang Waca dan Pengembangan Pemikiran : Adien Jauharudin

Ketua Bidang Jaringan Perguruan Tinggi dan Kampus Umum :Wahyuni Alamsyah

Ketua Bidang Agama, Budaya dan Jaringan Pesantren : Ahmad Fauzan Al Qosh

Ketua Bidang Jaringan Media dan Opini Publik : M. Khusen Yusuf

Ketua Bidang Kajian dan Hubungan Internasional : Dianta Sebayang

Ketua Bidang Jaringan OKP dan Antar Lembaga : M. Mahbub Zaki

Ketua Bidang Jaringan Ekonomi dan Pengembangan Profesi : Herry Sandjaya

Ketua Bidang Kebijakan Publik dan Sumber Daya Alam : Faisal

Ketua Bidang Advokasi Hukum dan Ham : Shaleh

Ketua Korp PMII Putri : Eem Marzu Hiz

 

Sekretaris Jenderal : Zaini Shofari

 

Sekretaris Bidang Kaderisasi Nasional : Abdullah Kamil

Sekretaris Bidang Penataan dan Aparatur Organisasi : Mukhlis Hasyim

Sekretaris Bidang Waca dan Pengembangan Pemikiran : M. Jaelani

Sekretaris Bidang Jaringan Perguruan Tinggi dan Kampus Umum : Subronto Aji

Sekretaris Bidang Agama, Budaya dan Jaringan Pesantren : Fahrul Abdul Muid

Sekretaris Bidang Jaringan Media dan Opini Publik : Adius Zaelani

Sekretaris Bidang Kajian dan Hubungan Internasional : Ahmad Hadinudin

Sekretaris Bidang Jaringan OKP dan Antar Lembaga : Dody Dwi Nugroho

Sekretaris Bidang Jaringan Ekonomi dan Pengembangan Profesi : Sarifudin Salwani

Sekretaris Bidang Kebijakan Publik dan Sumber Daya Alam : Basir Laupe

Sekretaris Bidang Advokasi Hukum dan Ham : Juanda

Sekretaris Korp PMII Putri : Surtanti R

Bendahara Umum : M. Afifudin

Bendahara : Baitul Khoeri

Bendahara : Hanief Palopo Wibowo

Bendahara : Mahfudz Salama

Bendahara : Irvan Bullah

Bendahara : Chusnuni'yah

Bendahara : Syamsir



[ppiindia] UNIVERSITAS ABDURRAHMAN WAHID (file ke masa depan)

2010-02-11 Terurut Topik antonhartomo
06 Januari 2010 15:52 

Pengurus Besar Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB IKA-PMII) 
menggagas pendirian Universitas Abdurrahman Wahid. Rencana tersebut muncul 
untuk melestarikan pemikiran Gus Dur tentang demokrasi, hak asasi manusia, dan 
pluralisme.
"Kami merasa perlu untuk melestarikan dan menjaga kontinuitas pemikiran Gus Dur 
dengan mendirikan Universitas Abdurrahman Wahid," kata Ketua Umum PB IKA-PMII 
Arif Mudatsir Mandan di Sekretariat PB IKA-PMII Jl. Jeruk no.6 Menteng Jakarta 
Pusat Rabu (6/1).
Menurut Salah satu Ketua DPP PPP ini, Universitas Abdurrahman Wahid ini akan 
menjadi kawah candradimuka untuk menggodog dan mengembangkan ide-ide Gus Dur 
selama ini. Diharapkan, dari universitas tersebut lahir pemikir-pemikir baru 
yang terus menjaga ide besar pluralisme dan multikulturalisme di Indonesia. 
"Harapan kami bisa muncul Gus Dur-Gus Dur baru dari perguruan tinggi ini," 
tegas Arif.
Selanjutnya... 
  












Pendiri PMII Wafat 
Senin, 30 November 2009 

Inna lillahi wainna ilaihi raji'un. Salah seorang pendiri Pergerakan Mahasiswa 
Islam Indonesia (PMII) dan aktivis penggerak NU kembali ke Khittah 1926 H M. 
Said Budairy meninggal dunia hari ini, Senin (30/11) di Jakarta, sekitar pukul 
11.00 WIB. Berita duka ini dikabarkan oleh cucu almarhum Muhammad Al-Kindy 
Susetyo.

Almarhum meninggal di Rumah Sakit Islam, Cempaka Putih, Jakarta Pusat dan akan 
dishalatkan siang ini di masjid Al-Ijabah tidak jauh dari rumah duka Jl Mampang 
Prapatan II No 74 Jakarta Selatan, kemudian akan dimakamkan di Karawang Jawa 
Barat.

Said Budairy meniggal pada usia 73 tahun. Ia lahir di Singosari Malang pada 12 
Maret l936. Ia dikenal sebagai salah seorang tokoh pers Indonesia. Ia sempat 
menjabat Ketua Departemen Pendidikan/Agama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) 
Pusat, dan Staf Khusus Hubungan Pers Wakil Presiden RI pada 2001 – 2004


Sumber WebSite www.PMII.or.id




[ppiindia] Re: Tantangan BUMN 2010 (Krakatau Steel impoten)

2010-02-11 Terurut Topik antonhartomo
haha
lihat Krakatau Steel
sekian tua usianya, makin parah
bikin alloy komposit mutakhir pun tak mampu dia
industri tanpa litbang, impotent dia
betapapun bernafsunya.
soal isi (manusia), bukan wadah kulit

haha

--- In ppiindia@yahoogroups.com, "Infobank infobanknews.com"  
wrote:
>
> 
> http://www.infobanknews.com/index.php?mib=mib_news.detail&id=1593
> Tanggal:  11 Februari 2010 - 14:49 WIB
> Sumber: infobanknews.com
> 
> Suka tidak suka, kita perlu menyadari bahwa BUMN kita jauh tertinggal. 
> Bahkan, dibandingkan dengan BUMN negara lain, khususnya BUMN negeri jiran 
> yang dulu belajar dari kita. Riant Nugroho
> 
> Mustafa Abubakar, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), memulai 
> pekerjaannya dengan prinsip yang patut diapresiasi: transparansi. Sebuah 
> konferensi awal tahun Kementerian BUMN dengan tema “Refleksi 2009 dan 
> Proyeksi 2010” dihelat pada awal Januari 2010.
> 
> Dipaparkan bahwa target BUMN 2010, laba bersih Rp90 triliun, naik dari laba 
> (prognosis) 2009 senilai Rp74 triliun, sedangkan pendapatan usaha naik 13% 
> dibandingkan dengan 2009 (prognosis) senilai Rp930 triliun menjadi Rp1.050 
> triliun.
> 
> Menarik pendekatan yang ditawarkan Menneg BUMN, yakni mengurangi jumlah BUMN 
> yang merugi, dari 20 BUMN menjadi 10 BUMN (separuhnya). Strategi yang 
> ditawarkan, antara lain rightsizing, merger, hingga penyuntikan modal 
> antar-BUMN.
> 
> Sebelum menilik strategi yang ditawarkan Menneg BUMN tersebut, ada baiknya 
> kita menilik BUMN milik negara tetangga. Salah satu yang hendak kita jadikan 
> perbandingan adalah Petronas, perusahaan pertambangan minyak bumi dan gas 
> alam milik Malaysia, perusahaan yang didirikan dengan belajar dari Indonesia.
> 
>  Fortune edisi Juli 2009 menampilkan 500 perusahaan terbesar dunia. Petronas 
> berada pada ranking 80 dengan total revenue dalam rupiah sekitar Rp750 
> triliun dan laba sekitar Rp150 triliun.
> 
>  
> 
> Dalam hal pendapatan usaha, Petronas “seorang diri” saja sudah 75% dari 
> total pendapatan BUMN yang ditargetkan pada 2010. Laba bersih Petronas pun 
> lebih besar daripada laba seluruh BUMN yang ditargetkan pada 2010.
> 
> Belum lagi dibandingkan dengan Sinopec, “Pertamina”-nya Cina yang pada 
> 2009 dilaporkan memiliki pendapatan usaha US$207 miliar (setara dengan 
> Rp2.000 triliun), mendekati aset total BUMN 2009, yaitu Rp2.150 triliun.
> 
>  Ada tiga pelajaran yang dapat kita petik. Satu, suka atau tidak, kita perlu 
> menyadari bahwa BUMN kita jauh tertinggal. Bahkan, dibandingkan dengan BUMN 
> negara lain, khususnya BUMN negeri jiran yang dahulu belajar dari kita.
> 
> Saya teringat, pada pertemuan chief executive officer (CEO) BUMN di Bali pada 
> 2003, seorang pejabat tinggi Petronas diundang sebagai pembicara untuk 
> menceritakan kisah suksesnya.
> 
> Dengan suara merendah, ia berkata, “Bagaimana saya harus bercerita, karena 
> kami dulu diajari oleh Indonesia.” Saya percaya, beliau tidak bermaksud 
> menyinggung, apalagi menyakiti. Tapi, di situ saya tetap terpukul malu.
> 
>  
> 
> Dua, korporasi tetap korporasi. Jadi, untuk maju tetap relevan melakukan 
> benchmarking kepada korporasi lain. Pernah seorang pejabat tinggi BUMN 
> berkata, “BUMN Indonesia itu berbeda dengan BUMN di negara lain mana pun. 
> Jadi, jangan pernah membuat perbandingan. Tidak ada gunanya.” Mungkin ada 
> benarnya.
> 
> Namun, tampaknya pelajaran terbaik untuk maju adalah belajar kepada yang 
> lebih baik. Benchmarking mencegah kita terbelenggu tempurung keyakinan semu.
> 
> Tiga, strategi yang dikemukakan di atas adalah baik. Namun, sesungguhnya kita 
> memerlukan lebih dari sekadar strategi tersebut untuk membuat BUMN 
> benar-benar menjadi korporasi yang dapat dibanggakan.
> 
> Untuk itu, ditawarkan empat strategi. Pertama, reorientasi, yaitu 
> sungguh-sungguh mengubah cara pandang tentang BUMN. BUMN adalah korporasi 
> atau entitas bisnis, terlepas dari apa pun amanat kebangsaan yang dilekatkan 
> kepadanya.
> 
>  
> 
> Inti dari reorientasi adalah korporatisasi BUMN. Konsekuensinya, BUMN tidak 
> boleh secara sewenang-wenang diintervensi oleh politik dan birokrasi.
> 
>  
> 
> Penetapan direksi tidak lagi menjadi mandat tunggal dari kekuasaan politik 
> dan birokrasi. Direksi tidak lagi boleh dengan sewenang-wenang dipanggil ke 
> Senayan.
> 
>  Untuk melakukan aksi korporasi, BUMN tidak lagi harus “sowan-sowan” ke 
> birokrasi dan menunggu “kebaikan hati” dari birokrasi untuk mengizinkan 
> BUMN bersangkutan melakukan aksi korporasinya.
> 
> Selama BUMN dianggap sebagai bagian dari politik dan birokrasi, BUMN tetap 
> merupakan kepanjangan dari badan usaha milik naon wae. Badan usaha milik 
> siapa saja, deh.
> 
>  
> 
> Kedua, restrukturisasi, yang dimulai dengan memisahkan BUMN yang profit 
> oriented (PO) dan non for profit oriented (NfPO). BUMN PO diarahkan ke 
> strategi holdingisasi ke dalam 10-12 superholding.
> 
>  
> 
> Teori bisnis klasik: size matter. Baik dalam mencari akses permodalan maupun 
>

[ppiindia] Re: BERGABUNG - salam kenal

2010-02-08 Terurut Topik antonhartomo
Anton J Hartomo
PTDI-CReTi
Pusatlayanan Teknologi daurulang Indonesia
Centre for Recycling Technology

Nusa Agro Lestari
Bumi Manunggal Lestari

--- In ppiindia@yahoogroups.com, Citrapaerdatam Citra  wrote:
>
> Halo,Bagi rekan-rekan
> yang berkecimpung dalam bidang pengolahan air &air limbah,mari
> bergabung di mailing list instalasi pengolahan air& air limbah.Bagi
> para praktisi pengoalahan air & airlimbahmari bergabung dan
> berdiskusi aktif dalam keanggotaan. Here are the details on ipal_ipa:
> Group home page: http://groups.yahoo.com/group/ipal_ipa Group email address: 
> ipal_...@yahoogroups.com
> 
> 
>   
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>




[ppiindia] RISTEK - GONG XI FA CAI

2010-02-06 Terurut Topik antonhartomo
Mngapa ristek kita makin loyo.
Karena isinya, bukan kulit atau wadahnya.
hehe

BAGAIMANA DI CHINA 
tahun yang baru lewat ?

Remote Controlled Coal Mining
 
Core technologies for remote controlled coal mining, a key project under the 
National 863 Program, was officially launched 2009 in Xi'an. The new technology 
will make real-time monitoring, failure diagnosis, and remote control of coal 
mining activities possible, and will provide core technologies for unmanned 
coal mining surface monitoring. According to a briefing, researchers have 
developed the core technologies for remote control of coal mining and digging 
processes, and associated equipment. The new technologies will allow a maximum 
remote control range between 500m and 1000m. With a budget worth RMB 24.34 
million, the project will be completed in three years. It will raise China's 
coal mining equipment making capability to an internationally advanced level 
and improve coal mining safety in the country. 


Plasma Ignition for Power Plant Boiler
 
Thanks to their 3-year efforts, researchers of the University of Science and 
Technology of China, Anhui Energy Group, and Anhui Tenglong Electric have 
jointly rolled out a plasma ignition system for power plant boilers. The new 
system is able to instantly ignite coal dust in the combustor, and release 
combustible gas, taking advantage of the high temperature flames produced by 
large power plasma arc. With the help of the combustor, the flame is boosted 
into the boiler for plasma ignition. Comparing with the conventional systems, 
the new system enjoys numerous merits, including a simplified ignition 
structure, stable plasma arcs, a longer electrode life, and raised thermal 
efficiency. The cathode has reached a work life of 200 hours in the test 
ignition of No. 5 boiler of Hefei Power Plant, or 4 times that of regular 
commercial cathode. The progressive flame booster developed in line with fluid 
dynamics is desirable for industrial applications, with enlarged application 
scope and raised reliability. It will not exceed the desired temperature, and 
will not sinter either, with stable progressive combustion.  
 
A 168-hour test run shows that the new ignition system consumed only one fourth 
the energy consumed by an oil ignition system. In addition, plasma ignition 
allows the operation of dust remover at the same time, greatly reduced the 
emission of particulate matters. The new technology will save more fuel oil, 
and produce fine economic returns and social benefits.  


Novel Internet Structure Granted with Patents
 
QIAN Hualin, a research fellow at CAS Computer Network Information Center, has 
for the first time proposed a novel Internet structure that is able to address 
the unregulated networking and poor scalability of the existing Internet. He 
builds the novel Internet structure as a topological structure, allowing 
address space to be distributed by layer. The layer based structure can work as 
an IP router, resulting in a novel Internet structure with better performance, 
management, and control. The new Internet structure has recently passed the 
review of State Intellectual Property Office, and was granted with a national 
invention patent.
 
The project has been so far granted with five invention patents by State 
Intellectual Property Office, including the patents for IPv6 address space 
separation and integration, short connect telecommunication, IPv4 accessibility 
to the layer based switch network, and control techniques for the layer based 
switch network. Additionally, the project team has produced a range of other 
results, including network protocols, standards, and associated algorithms, 
published a monograph named "the configuration of a layer based switch 
network", applied for two copyrights, and established an experimental platform 
for developing the prototype equipment for the new network. The said Internet 
structure will be deployed in the next generation Internet environment, and 
will soon get ready for commercial applications.


Superconductor Material Has New Properties
 
Prof. YUAN Huiqiu and his coworkers have recently found that iron based 
superconductor materials, such as barium-iron-arsenic, have an isotropic 
property in the low temperature upper critical magnetic field, indicating that 
the material has an upper critical magnetic field that is free from the impact 
of outside magnetic fields, entirely different from the phenomenon observed in 
a 2-D superconductor structure. The study also shows that though a crystal 
structure at a lower dimension is more desirable for the formation of 
high-temperature superconductors, it is not the sole factor contributing to the 
formation of such conductors. Researchers said that iron based superconductor 
materials have an electronic structure closer to the 3-D structure, though it 
is a 2-D crystal structure. The formation of iron based superconductors, 
therefore, can be explained by its unique elect

[ppiindia] solo aquello que se ha ido es ….................................................

2010-02-05 Terurut Topik antonhartomo
dear all
daripada sepi, saya bagikan kutipan-nukilan kata-kata.
please komentar jika tergoda.
salam







bhinneka bahasa budi dan nurani

tahun lampau di depan gerbang TIM ada pembacaan khatam syair-syair rendra
non-stop berhari bermalam, dipeluk gatian penghargaan muri, membuat jalanan
macet lantaran tiap penunggang kendaraan melongok ingin tahu. dan belum lama
berselang, di layar kaca teve, puluh ratus juta pasang mata bangsa inipun
disuguhi pampangan sejenis legislator-sinetron (pengakuannya, dia dari the
ruling party) berkoar-koar kata-kata jorok, tak hanya sekali, dilengkapi bahasa
rasa tubuh dan plintir lidah pongahnya. begitulah, isi hati merebak di ragawi
nan cermin diri. tetapi kali ini kita tak kan peduli dia, melainkan justru
menatap bahasa atau suara abad 20 yang terlontar melalui seorang budayawan
tenar, amerika latin, yang ulangtahun seabad lahirnya belum lama
diingat-renungi. kutipan-nukilan berikut mencuat dari berbagai ucap dan bukunya
:

membaca adalah kegiatan yang mengikuti menulis : lebih tepaselira, tambah
memakzul diri, makin beradab, kian cendekia.

godaan tervulgar dari seni ialah, menjadi jenius.

semoga surga ada kendati aku di neraka. que el cielo exista, aunque nuestro
lugar sea el inferno.

rasa yang tulen tak percayai terjemahan. el original es infiel a la traduccion.

kulihat bangun tulang telapak tangan, kulihat kaum yang selamat dari perang
mengirimkan kartu pos, kulihat bayang pekat pagar penjara di lantai rumah
panas, kulihat macan, emboli, bison, bumi yang bengkak dan tentara, kulihat
segenap semut di bumi.

dictatorship foster oppression, dictatorship foster servitude, dictatorship
foster cruelty; more abominable is the fact that they foster idiocy.

no one is anyone, one single immortal man is all men. like Cornelius Agrippa, i
am god, i am hero, i am philosopher, i am demon, and i am world, which is a
tedious way of saying that i do not exist.

begitulah waktu yang menggoroki puri-puri, memperkaya bait-bait…..waktu
memperlonggar bait dan kutahu sebagiannya semisal musik, adalah segalanya bagi
manusia

to die for a religion is easier than to live it absolutely.

years of solitude had taught one that, in one's memory, all days tend to be the
same, but that there is not a day, not even in jail or in the hospital, which
does not bring surprises, which is not a translucent network of minimal
surprises.

every novel is an ideal plane inserted into the realm of reality.
the heresies we should fear are those which can be confused with orthodoxy. sok
suci memang gelinciran licin ke berhala.

do you want to see what human eyes have never seen ? look at the moon. do you
want to hear what ears have never heard ? listen to the bird's cry. do you want
to touch what hands have never touched ? touch the earth. verily i say that God
is about to create the world.

writing is nothing more than a guided dream. menulis itu tak lebih sekadar mimpi
terpimpin.

being with you and not being with you is the only way i have to measure time.

my advancing age has taught me the resignation of being mine.

being conservative is a way of being skeptic.

truly fine poetry must be read aloud.. poetry always remembers that it was an
oral art before it was a written art. it remembers that it was first song.

the fact is that poetry is not the books in the library.. poetry is the
encounter of the reader with the book, the discovery of the book.
the aesthetic event is something as evident, as immediate, as indefinable as
love, the taste of fruit, of water.

as i think of the many myths, there is one that is very harmful, and that is the
myth of countries. the war thing was a fight between two bald men over a comb.

think that whatever happens to him or her is a resource. all things have been
given to us for a purpose, and an artist must feel this more intensely. all that
happens to us, including our humiliations, our misfortunes, our embarrassments,
all is given to us as raw materials, as clay, so that we may shape our art.

life itself is a quotation.

reality is not always probable, or likely.

arrasado el jardin, profanados los calices y las aras, entraron a caballo los
hunos en la biblioteca monastica y rompieron los libros incomprencibles y los
vituperaron y los quemaron, acaso temerosos de que las letras encubrieran
blasfemias contra su dios, que era una cimitarra de hierro.

art always opt for the individual, the concrete; art is not platonic.

hay un concepto que es el corruptor y el desatinador de los otros. no hablo del
mal cuyo limitado imperio es la etica; hablo del infinito. one concept corrupts
and dazzles others, i'm not talking about the Evil whose limited empire is
ethic, i'm speaking about infinity.

we, the indivisible divinity that works in us, have dreamed the world. we have
dreamed it resistant, mysterious, visible, ubiquitous in space and firm in time,
but we have allowed slight, and eternal, bits of the irrational to form part of
its architecture so as to know that it is false.

[ppiindia] GNP GDP - ITU SEMUA TOLOK-TOLOK UKUR JAHAT DARI NERAKA

2010-02-01 Terurut Topik antonhartomo
GDP ITU UKURAN JAHAT 
Hanya Pemerintah-pemerintah tidak beradab, menteri ekonomi keblinger, yang 
terus menggunakannya. GDP TIDAK ADA hubungan apapun dengan tingkat perkembangan 
dan kesejahteraan ekonomi suatu bangsa.



flashback


IP/07/1718
Brussels, 19 November 2007
Measuring progress, wealth and the well-being of
nations
Measuring progress, true wealth and the well-being of nations are the topics
that will be discussed at a high-level conference on 19-20 November
organised by the Commission in partnership with the European Parliament,
the OECD, the Club of Rome and WWF. The aim of the conference is to move
towards a better appreciation of what progress, wealth and well-being
actually are, decide how they should be measured, and highlight the benefits
of integrating them into decision-making. The Beyond GDP conference will
be opened by the President of the Commission, Jose Manuel Barroso on the
first day and the President of the European Parliament, Hans-Gert Pöttering,
on the second day.
GDP no longer a good measure of well-being
Moving towards a low-carbon economy, preserving biodiversity, promoting resource
efficiency and achieving social cohesion are today as important as economic 
growth.
Measuring these elements in a comprehensive manner to quantify the well-being of
a country is highly complex and most economic indicators used today – such as
GDP (Gross Domestic Product) - do not fully address these issues.
The GDP indicator was created in the wake of the great depression and the
subsequent second world war as a means of providing decision-makers with a
measure of economic performance and activity. But today's economy and society
are substantially different from those of the mid-20th century when GDP was
conceived.
GDP has arguably helped decision-makers avoid a second great depression, guide
reconstruction efforts after the war and maintain unprecedented economic growth
over the past 40 years. But the indicator alone cannot reflect all facets and 
needs of
modern society. Indeed a growing GDP can mask substantial losses in wealth and
well-being. A country could, for example, cut down all its forests or send 
children to
work instead of school and this would have a positive effect on GDP or a 
hurricane
killing thousands and wreaking widespread destruction could prove beneficial to
GDP due to the ensuing reconstruction efforts.
Moving beyond GDP
GDP indicates that the output of the world's major economies have been growing
steadily from the 1950s to date. But using other indicators it is clear that 
progress
has not kept pace with GDP and that during certain periods some countries'
economic welfare has even stagnated.
2
Over the last two decades a number of alternative indicators have been designed 
to
complement GDP in measuring progress and the health of the economy. They
introduce aspects not covered by GDP such as the long-term accumulation of 
wealth
(natural, economic and social), the levels of life expectancy, literacy, and 
education
and the negative impact of pollution and resource degradation.
Some of these indicators are already in use today to measure `real progress' in
setting targets and objectives. In March 2001 the Welsh Assembly was the first
administration in the world to do so. However, these indicators are neither
homogeneous nor is their use widespread.
The European Union is now developing an indicator that would measure
environmental progress and also use integrated accounting and other 
sub-indicators
to improve policy-making. A preliminary version is due to be operational by 
2009.
The initiative is linked to the Global Project launched by the OECD at the 
Istanbul
World Forum (June 2007) where a call was made on the need for international
indicators to measure the progress of societies. Another Beyond GDP conference
partner - the World Wildlife Fund for Nature (WWF) - has established an 
indicator
which takes into account the depletion of ecological assets.
The Beyond GDP conference
The Beyond GDP conference is the launching pad for the political debate on the
need to move beyond the principles of Gross Domestic Product. It will be held 
at the
European Parliament building in Brussels. Some 600 participants from the 
economic,
social and environmental sectors will be attending. Speakers include José Manuel
Barroso (President of the European Commission), Hans-Gert Pöttering (President 
of
the European Parliament), HE Chief Emeka Anyaoku (President, WWF), Ashok
Khosla (Co-President, Club of Rome), and Pier Carlo Padoan (Deputy Secretary
General, OECD).
The entire conference will be webstreamed live and can be viewed on the
conference's website
(http://www.beyond-gdp.eu)
The 12:30 press conference on 19 November and some sessions will also be
available to television stations
(http://ec.europa.eu/avservices/ebs/schedule.cfm).




[ppiindia] REHAT INFO - INFO REHAT : ITB FAIR 2010 : 5-7 Feb.

2010-01-31 Terurut Topik antonhartomo
--- In ITB_ "Adjat"  wrote:

Fw: Inilah ITB Fair 2010 !!

KONTEN MATA ACARA

PEMECAHAN REKOR MURI
"Peta Indonesia Terbesar yang Terbuat dari Sampah"
5 Februari 2010 | 16.30 – 18.00 WIB
Lapangan Rumput Sipil

OPENING ITB FAIR 2010
Launching Majalah Keprofesian "Proficio!"
Launching Katalog Karya ITB FAIR 2010
Prof.
Dr. Ir. H. Muhammad Nuh, DEA (Mendiknas RI), H. Ahmad Heryawan
(Gubernur Jawa Barat), Prof. Dr. Akhmaloka (Rektor ITB), Presiden KM
ITB, Ketua ITB FAIR 2010
Pertunjukan LSS ITB, Tarian Kolosal Infinity
6 Februari 2010 | 08.30 – 10.00 WIB
Jam Ganesha

TALKSHOW KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA
Key Note Speech: Suharso Monoarfa (Menpera RI)
Pembicara:
Joko Widodo (Walikota Solo), Darmaningtyas( Pemilik Taman Siswa),
Nurjaman Mochtar (Deputi News & Sport TVOne), Sugeng Prawoto
(Pemred Metro TV), Anindya Bakrie (Presdir Bakrie Telecom, ANTV)
6 Februari 2010 | 10.35 – 13.30 WIB
Ruang 9231 GKU Timur

KONFERENSI MAHASISWA INDONESIA
"Momentum Kolaborasi Menuju Masyarakat Indonesia Mandiri"
6 Februari 2010 | 15.30 – 22.30 WIB
7 Februari 2010 | 08.30 – 18.15 WIB
Ruang 9231 GKU Timur

SEMINAR MATEMATIKA
"Best Career in the Future and the Mathematics Role Inside"
Pembicara: Budi Tampubolon (Aktuaris), Irma Savitri Widyasari (Profesional) , 
Prof. Edy Soewono (Dosen ITB)
6 Februari 2010 | 10.00 – 12.00 WIB
Aula Barat

FINAL COMMUNITY DEVELOPMENT COMPETITION (CDC)
Key Note Speech: Anindya Bakrie (Presiden Direktur PT Bakrie Telecom)
6 Februari 2010 | 10.15 – 17.15 WIB
Aula Timur, RSG Planologi Lt.6
7 Februari 2010 | 09.00 – 12.45 WIB
Aula Timur

PAMERAN KARYA MAHASISWA
Pameran Karya Himpunan Mahasiswa ITB, GPL (Gerakan Peduli Lingkungan), ZWE 
(Zero Waste Event), Majalah Keprofesian Proficio!
6 Februari 2010 | 10.00 – 19.00 WIB
7 Februari 2010 | 08.00 – 19.00 WIB
Lapangan Basket, Jalan CC, Lapangan Parkir Labtek V & VIII, dan Selasar Labtek 
VI & VII

IDEA MALL
"Inovasi dan Inspirasi"
Inovasi
Karya, Diskusi Cafe, Hall of Fame, Pojok Foto, Mimpi Anak Bangsa Tak
Tercapai, Pameran Lomba Idea Mall (Video, Gambar, Esai)
6 Februari 2010 | 10.00 – 19.00 WIB
7 Februari 2010 | 10.00 – 19.00 WIB
CC Barat & Timur

DONOR DARAH
6 Februari 2010 | 10.00 – 17.00 WIB
7 Februari 2010 | 08.00 – 17.00 WIB
Selasar Labtek V

EDU KIDZ
Drawing Class, Paperclay Class, Origami Class, Cooking Class
6 Februari 2010 | 10.00 – 17.00 WIB
7 Februari 2010 | 08.00 – 17.00 WIB
Selasar Labtek VI

TUR FAKULTAS
Pengenalan Fakultas bagi Siswa SMA
6 Februari 2010 | 11.00 –17.00 WIB
7 Februari 2010 | 09.00 –17.00 WIB
Stand Registrasi: Boulevard

TALKSHOW IDEA MALL I
"Pemberdayaan Teknologi untuk Kemandirian dan Kemakmuran Bangsa"
Pembicara:
Ir. M. Hatta Rajasa (Menko Perekonomian RI), Prof. Dr. Ir. Muhammad
Zuhal, MScEE (Menristek RI 1998-1999), Kwik Kian Gie (Kepala Bappenas
2001-2004)
Moderator: Alfito Deannova (Presenter TV One)
6 Februari 2010 | 13.00 – 17.00 WIB
Aula Barat

PANGGUNG BERSINAR
Penampilan Band Himpunan Mahasiswa ITB
6 Februari 2010 | 13.00 – 16.00 WIB
7 Februari 2010 | 13.00 – 16.00 WIB
Tugu Soekarno

TALKSHOW GADING-GADING GANESHA
6 Februari 2010 | 16.30 –17.50 WIB
Tugu Soekarno

URBAN SITE
Komunitas Mural, Skate Board, BMX, Street Magcian, Ganesha Bicycle ITB, Atlas 
Parkur ITB, Capoeira ITB
6 Februari 2010 | 13.00 – 18.00 WIB
7 Februari 2010 | 13.00 – 18.00 WIB
Lapangan Cinta

ART & MUSIC PERFORMANCE:
"Save The Children, Save The Future"
Efek
Rumah Kaca, BLP (Barry Likumahuwa Project), Baby Eat Crackers, RMHR
(Rumah Musik Harry Roesli), Loedroek ITB, MGG ITB, Fashion Show Kriya
ITB
6 Februari 2010 | 18.30 –23.05 WIB
7 Februari 2010 | 16.00 –17.45 WIB
Jam Ganesha

SEMINAR ECOCAMPUS
"Bergerak, Sinergis, dan Berkarya menuju ITB EcoCampus"
Pembicara:
Prof. Dr. Akhmaloka (Rektor ITB), Dr. Alexander Sonny Keraf (KLH), M.
Ridwan Kamil (Dosen ITB), Presiden KM ITB, Ganesa Hijau
Moderator: M.Bijaksana Junerosano (Social-Entrepreneu r)
7 Februari 2010 | 08.00 – 12.00 WIB
Aula Barat

TALKSHOW IDEA MALL II
"Pemberdayaan Potensi Bangsa dalam Pengembangan Teknologi Berbasis Industri dan 
Masyarakat"
Pembicara:
Drs. H. Suharna Surapranata, MT (Menristek RI), Adi Sasono (Menteri
KUKM 1998-1999), Dr. Ir. Adik Avianto Sudarsono, MSIE (Dirut PINDAD)
Moderator: Najwa Shihab (Metro TV)
7 Februari 2010 | 13.00 – 16.00 WIB
Aula Barat

MALAM PUNCAK ITB FAIR 2010
Deklarasi Konferensi Mahasiswa Indonesia: Dr. Andi Alfian Mallarangeng (Menpora 
RI)
Jingle ITB FAIR 2010: Fruit n' Salads
Pengumuman Juara CDC (Community Development Competition)
Cokelat, UKA ITB, UKIR ITB, MGG ITB, ITB Golden Voice, Teatrikal Infinity
7 Februari 2010 | 19.00 –22.30 WIB
Jam Ganesha


Back to top

--- End 




[ppiindia] rehat ANDA SEPANTASNYA TAHU INI

2010-01-28 Terurut Topik antonhartomo
fw fyi--- 
--- 




Tiga Tahun Kondisi Kebebasan Beragama/ Berkeyakinan di Indonesia  

SETARA Institute, Jakarta, Januari 2010 

 
RINGKASAN EKSEKUTIF  




Laporan Pemantauan SETARA Institute
selama 3 tahun berturut-turut merekam bahwa pelanggaran kebebasan beragama/
berkeyakinan yang terjadi di Indonesia bermula dari jaminan setengah hati
atas hak untuk bebas beragama/ berkeyakinan. Politik pembatasan hak asasi
manusia yang diadopsi oleh UUD Negara RI 1945 (Pasal 28 J ayat 2) telah membuat
jaminan kebebasan beragama/ berkeyakinan dan jaminan hak-hak konstitusional
warga negara lainnya terabaikan dan tidak serius ditegakkan.   Sambil terus 
menerus mengupayakan perubahan
Konstitusi RI yang lebih tegas menjamin kebebasan beragama/ berkeyakinan,
implementasi jaminan konstitusional dan konsekuensi ratifikasi instrumen hukum
HAM internasional, SETARA Institute berupaya menyajikan data fakta-fakta 
pelanggaran
kebebasan beragama/ berkeya-kinan setiap tahunnya. Laporan ini adalah laporan
ketiga yang dipublikasikan oleh SETARA Institute.  

Di tingkat praksis, penyediaan database
nasional mutakhir yang bisa menjadi rujukan tentang situasi kehidupan beragama/
berkeyakinan di Indonesia, sebagai landasan menyusun peraturan
perundang-undangan dan kebijakan telah mendorong SETARA Institute melakukan
pemantauan reguler semacam ini. Kondisi demografi agama dan sosiologi
masyarakat Indonesia mutakhir yang menggambarkan kecenderungan mencemaskan bagi
kokohnya keberagaman Indonesia, yang berpotensi terjadinya pengabaian jaminan
kebebasan, upaya monitoring dan advokasi untuk memastikan jaminan kebebasan itu
terpenuhi menjadi amat relevan dan sebuah kebutuhan kolektif bangsa. 

Pemantauan
dan publikasi laporan tahunan bertujuan untuk
[1] mendokumentasikan dan
mempublikasikan fakta-fakta pelanggaran dan terobosan/ kemajuan jaminan
kebebasan beragama/ berkeyakinan di Indonesia; [2] mendorong negara untuk
memenuhi jaminan kebebasan beragama/ berkeyakinan termasuk melakukan perubahan
berbagai produk perundang-undangan yang membatasi kebebasan beragama/
berkeyakinan dan pemulihan hak-hak korban; [3] menyediakan baseline data
tentang kebebasan beragama/ berkeyakinan; dan [4] memperkuat jaringan
masyarakat sipil dan memperluas konstituensi untuk turut mendorong jaminan
kebebasan beragama/ berkeyakinan. 

SETARA Institute melakukan pemantauan
di 12 Propinsi, yaitu: Sumatera
Utara, Sumatera Barat, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi
Utara, Gorontalo, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku.  

Pengumpulan data dilakukan dengan [1] pemantauan oleh
12 pemantau daerah; [2] diskusi terfokus (FGD); [3] pengumpulan data dari
institusi-institusi kegamaan/ kepercayaan dan institusi pemerintah; dan [4]
wawancara otoritas pemerintahan di tingkat daerah di 12 wilayah propinsi. Selain
4 metode pengumpulan data, SETARA Institute juga melakukan pemantaun melalui
media untuk daerah-daerah yang tidak menjadi lokus pemantauan.  

Pemantauan ini menggunakan parameter
hak asasi manusia, khususnya Kovenan Internasional tentang Hak-hak Sipil
dan Politik yang telah diratifikasi oleh pemerintah Indonesia dengan UU. No.
12/ 2005. Parameter lain yang digunakan juga adalah Deklarasi Penghapusan
Segala Bentuk Intoleransi dan Diskriminasi Berdasarkan Agama atau Keyakinan 
(Declaration
on The Elimination of All Forms of Intolerance and of Discrimination Based On
Religion Or Belief) yang dicetuskan
melalui resolusi Sidang Umum PBB No 36/55 pada 25 November 1981. 

   

1.  Kondisi Kebebasan Beragama/ Berkeyakinan 2009  

Pada tahun 2009 SETARA Institute mencatat 200
peristiwa pelanggaran kebebasan beragama/ berkeyakinan yang mengandung 291
jenis tindakan. Terdapat 10 wilayah dengan tingkat pelanggaran tertinggi yaitu,
Jawa Barat (57 peristiwa), Jakarta (38 peristiwa), Jawa Timur (23 peristiwa),
Banten (10 peristiwa), Nusa Tenggara Barat (9 peristiwa), Sumatera Selatan,
Jawa Tengah, dan Bali masing-masing (8 peristiwa), dan berikutnya Sulawesi
Selatan dan Nusa Tenggara Timur masing-masing (7 peristiwa).  

Dari 291 tindakan pelanggaran kebebasan
beragama/ berkeyakinan, terdapat 139 pelanggaran yang melibatkan negara sebagai
aktornya, baik melalui 101 tindakan aktif negara (by commission), maupun 38 
tindakan pembiaran yang dilakukan oleh
negara (by omission). Tindakan pembiaran berupa 23 pembiaran
aparat negara atas terjadinya kekerasan dan tindakan kriminal warga negara dan
15 pembiaran karena aparat negara tidak memproses secara hukum atas warga
negara yang melakukan tindak pidana. Untuk pelanggaran yang melibatkan negara
sebagai aktor, kerangka legal pertanggungjawabany a adalah hukum hak asasi
manusia, yang mengikat negara akibat ratifikasi kovenan dan konvensi
internasional hak asasi manusia. Institusi negara yang paling
banyak melakukan pelanggaran adalah kepolisian (48 tindakan), Departemen Agama 
(14
tindakan), Walikota (8 tindakan), Bupati 6 (tindakan), dan pengadilan (6
tindakan). Selebihnya adalah institusi-

[ppiindia] Rehat BANK : Database - RE: [ITB_] Re: Server BCA di Crack ?

2010-01-25 Terurut Topik antonhartomo
--- In ITB_, ah wrote:

Ka dkk,,
 
Ya ... nasabah memang jadi bulan-bulanan di negara yang proteksi
konsumennya lemah. Spt yang saya katakan sebelumnya, bobol
bank dengan skimmer itu masih level sekolah rakyat (hanya bisa
bobol bank setempat). Yang bahaya adalah yang bobol Bank level 
OS atau dbase, karena dia sudah dapat data yang sudah diinskripsi 
(jadi inskripsi apapun tidak ada  gunanya), dan bisa global. Bank
yang dibobol di Jakarta, yang mbobol di Rusia misalnya. Cara
melacak yang terakhir tentu perlu yang disebut IT forensik (spt
yang dikatakan Ma) dimana setiap komunikasi tentu ada
finger print nya (bukan artian sidik jari badani, tapi sidik chip komunikasi
karena ini unik). Repotnya ialah sekarang para hacker ini bisa
melemparkan modulnya dan numpang di server lain dimana pemilik
server itu tidak tahu, dari sana dia numpang di server lain ... dst
secara berantai dan baru kemudian dia bobol bank tsb.
 
Kalau bank tidak punya jagoan ... ya kasihan ya ... bakal ludes
dan konsumer bakal disalahkan untuk menutup kerugiannya. Ini
harus menjadi perhatian pihak hukum Indonesia.
 
Saya sependapat dengan Ma dan Zu bahwa programer memang
sering "menangis". Terutama yang berada di "critical mission", baik
itu sektor keuangan, transportasi, medical dsb. Bayangkan kalau
tengah malam komputer di bagian air-controller (navigasi) di hack,
tegangnya kaya apa itu sementara itu bandara seperti NYC atau
Chicago setiap menit ada pesawat mau turun atau naik ... atau 
pas operasi ada glitch. Jadi bukan di sektor keuangan saja Ma, 
anything that is critical itu bikin syaraf tegang. 
 
Saya punya teman PhD Fisika Medis (masih muda < 35 thn, brillian 
sekali karena paper dan hasil researchnya dapat penghargaan 
terbaik di dunia, dia dari hospital saya yang pindah ke finance. 
Dia dan groupnya dipercaya mengelola dana sekian billion USD ... 
dan ada glitch sehingga dana itu terkuras sekian puluh-ribu USD 
per menit! Dia bilang, waktu itu semua teamnya berkeringat dan 
keringat dia sendiri sebesar  butir-butir jagung ... dalam waktu 
15 menit persoalan teratasi. Habis itu dia bilang ke saya ... 
"saya hanya akan di finance 5 tahun untuk cari duit, habis itu mau 
pensiun dan melakukan apa yang saya sukai". Saya ketemu dia 
Natal 2008 ... dia sudah pensiun (masih muda lho) dan sebelum
financial krisis di Amrik, stocknya sudah diuangkan jadi dia untung
besar ... kerjaannya sekarang membaca buku Matematika Abstract
sambil berjemur di pantai atau ski! 
 
Jadi kalau mau jadi programmer harus pilih yang sejauh mungkin
dari critical mission, kalau tidak mau tegang ... misalnya dibagian
development modul modul primer. Kalau sampeyan pergi ke Bell
Labs jaman ATT dulu, disana anda tidak dikasih tugas apa-apa ...
biasanya boss membiarkan staffnya research/mengerjakan apa
yang dia suka ... baru nanti hasilnya dipresentasikan apakah
masuk akal, suatu break-through, dan bisa diaplikasi. Tentu saja
kita tidak bisa memberi presentasi "bahwa setiap hari kita
tidur, meskipun masuk akal dan bisa diaplikasi ... breakthroughnya
dimana?"
 
 
salam


--- On Mon, 1/25/10, Ka wrote:


From: Ka
Date: Monday, January 25, 2010, 12:50 AM


  



Saya bukan orang bank jadi kurang begitu paham kenapa bisa terjadi seperti 
pembobolan lewat ATM, setahu saya waktu belum ada ATM kalau terjadi pembobolan 
seperti BCA itu kesalahan langsung tertuju kepada Bank, tapi dengan sistem ATM 
ini nasabah gak salah, Bank juga kayaknya ngaku gak salah karena ada unsur 
ketiga yang menyalahgunakan akhirnya tetep nasabah yang kena korban.

Untuk sekedar bahan saya memperoleh diskusi sejenis dari milis yang lain yaitu 
dari sisi sistem ATM dan hukum, monggo kalau mau mendalami (seperti cuplikan di 
bawah ini)


I. Sistem ATM
Saya sebetulnya termasuk orang yang kurang suka "kepura-puraan" bank dan 
arogansinya. Kalau merayu supaya kita menggunakan layanannya, seribu kata manis 
diucapkan, kalau bad debt jangan heran kalau kita memperoleh makian.

Tapi, saya tetap menyarankan teman2 sekalian untuk mempercayai bank.

Kasus yang belakangan terjadi, menurut sumber2 di Kepolisian yang terus 
berkoordinasi dengan saya, sementara sepakat bahwa terjadinya karena skimmer, 
atau penggandaan kartu ATM dan "pencurian" pin. 

Kalau betul demikian, tentu bank harus mengganti, karena ini terjadi bukan 
karena kelalaian nasabah, tetapi adalah kelalaian bank. Bank berkewajiban 
menjaga keamanan seluruh perangkatnya, termasuk ATM, seharusnya di UU Perbankan 
afa aturan ini. Kejadian skimmer adalah kelalaian pihak bank untuk menjaga 
fasilitasnya. 

Sebagian bank menyadari hal ini. Meskipun tidak mengaku salah secara terbuka, 
tetapi Wadir BCA dalam bbrp kesempatan mengatakan bahwa mereka akan mengganti 
dana nasabah paling lama 3 x 24 jam. Di beberapa pemberitaan, disebutkan bahwa 
80 persen korban sudah diganti. Kalau bukan karena kelalaian bank, seharusnya 
bank tidak menggantinya.

Pertanyaannya, apakah tidak mungkin ini merupakan kebobolan internal bank? 
Mengapa tidak? Dala

[ppiindia] rehat overseket GUMUN NON SAM-SAIMUN

2010-01-25 Terurut Topik antonhartomo
--- In ITB_:






















GUMUN KOK DIGUMUNI ?
Kala saya belum lama ini jagongan orang desa punya hajat, ada sambutan dua 
ucapan beraksara Jawa terpampang  di atas pintu : SUGENG RAWUH (wilujeng 
sumping, selamat datang, welkom) dan AJA DUMEH. Memang ada ajaran leluhur 
karuhun : AJA DUMEH (jangan sok, mentang-mentang), AJA KAGETAN (jangan mudah 
terkejutan), AJA GUMUNAN (mudah heran, terpesona, takjub). Wanti-wanti lho itu! 
Beberapa sobat menafsirkan, ada yang berwarna positif, ada yang berbau negatif.
Berpuluh tahun lalu, ada kisah seorang sobat, pertama ke Semarang, 
beranjangsana informal ke SimpangLima, yang  disebut Lapangan Pancasila, loka 
bersejarah tempat Bung Karno pernah pidato berkobar. Waktu itu ada meeting 
pemuda Asean, di Wisma Pancasila (sekarang disulap menjadi Matahari). Tampak 
sekelompok "rempung" (remaja kampung) hilir mudik mengagumi, kok bangunan 
terbuat dari kaca semua.  Saking gumumnya, tolah-toleh kian kemari, atas bawah, 
dan  bruggg! Bablas mau masuk ke gedung, pintu kacapun ditubruknya. Tiada 
korban, tiada kaca pecah, tetapi hal itu mengundang gelak kerumunan. Dalam hati 
: untung bukan saya ... 
Nah, mirip dengan yang saya alami tatkala tinggal di manca pertama kali dulu.   
Ada toko yang memampangkan, semua didalamnya dijual seragam harga, serba satu 
dollar. Apa tidak gumun, barang-barang kok dijual sama harga, murah lagi. Ada 
juga buku bagus, yang kalau di toko-toko distributor lain tujuh dollar. Jelas 
saja diangkat, dengan gejolak ria di hati, wah untungnya... Padahal asli, bukan 
bajakan seperti di Ngendonsia yang menggencet para penulisnya, hingga pameo 
sabar lan narima tetap berkukuh.
Bukankah Gus Dur pun  menjadi presiden adalah nyata-ne, bukan kudu-ne, bahkan 
dicalonkan menjadi pahlawan nasional. Banyak peristiwa lain juga memberi 
pelajaran. Jangan gumun dan jangan melarang gumun. Yang dijauhi adalah gumunan, 
suka gumun, apa-apa dibilang ajaib bin sihir. Apalagi bila yang digumuni itu 
maya.
Situasi terpuruk masyarakat kini juga tak perlu digumuni. Semua setia pada 
sebab-akibat. Segala kusut-masai, awalnya dari ditabraknya etika moral. Maka 
penadlah : bukan Hukum itu Keadilan, namun Hukum dan/atau Keadilan. Plintiran 
kelitan aneka cacad dan tuna Filsafat dan Logika, sedang dipertontonkan secara 
telanjang oleh kaum tertentu. Bukan lagi mencari kebenaran, namun pembenaran. 
Yang bukan politisi dan penegak hukum pun kini menimba kenyataan, inilah 
Ngendonsia (Indonesia yang tengah amburadul). Bangsa ini sedang diuji dan 
ditantang.
Sila simak teve dan media  lokal, sinetron rajin bergentayangan, kriminalitas 
terwarta dari detik ke detik, ketoprak para petinggi mloho  ditayangkan, 
sementara beratus juta jiwa rakyat di desa masih makin menderita. Aja Dumeh, 
Aja Kagetan, Aja Gumunan, kapanpun dimanapun.---

--- End forwarded message ---




[ppiindia] rehat overseket SELIMUT SPIRIT

2010-01-25 Terurut Topik antonhartomo
--- In ITB_:


















KEROHANIAN SEJATI
Sang Guru ditanya: 'Apakah kerohanian itu?'
Jawabnya: 'Kerohanian yang sejati adalah kerohanian yang berhasil menjadikan 
orang melakukan perubahan sejati'.
"Tetapi kalau saya memakai cara lama yang diwariskan para Guru terdahulu, 
bukankah itu kerohanian juga?'
'Bukan kerohanian kalau tidak berfungsi mengubah dirimu. Selimut bukan selimut 
lagi kalau tidak menghangatkan tubuhmu'.
'Jadi, kerohanian itu berubah?'
'Manusia berubah, demikian pula kebutuhannya. Maka apa yang dulu dianggap 
kerohanian suatu ketika bukan kerohanian lagi. Apa yang disebut kerohanian 
tidak lain daripada cerita tentang berbagai metode masa lampau'.
Potonglah pakaian sesuai dengan ukuran pemakainya. Jangan memotong orang sesuai 
dengan pakaiannya.
(inipun analog dengan perkara ETIKET dan KESANTUNAN yang tetek bengek)

--- End forwarded message ---




[ppiindia] rehat overseket LONTONG

2010-01-25 Terurut Topik antonhartomo
--- In ITB_:


























LONTONG DAN SEMINAR
Almarhum Gus Dur sehabis mengikuti suatu penutupan acara tahun baruan imlek, 
yang pesertanya mayoritas keturunan Tionghua, pernah berkisah sewaktu kecil 
kerap nonton barongsay. Sambil menikmati lontong cap-go-meh beliau berkomentar, 
ide menyesuaikan rasa lontong ke lidah kebanyakan orang Indonesia itu adalah 
hikmat. Ide penyesuaian umat Konghucu di masyarakat boleh juga ditiru kalangan 
lain kita.
Neil Armstrong tatkala menginjakkan kaki di bulan, konon hikayat terheran-heran 
berjumpa orang dari China dan orang Indonesia. Wahai kalian, koq sudah disini ? 
Yang dari China bilang, rakyat kami banyak, ekspor bahan energi dari zamrud 
katulistiwa habis dalam tempo sebilangan hari. Bila rakyat kami itu ditumpuk, 
tingginya menjangkau bulan. Yang Indonesia tak mau kalah. Di negeri kami banyak 
sekali seminar. Kalau materi dalam seminar itu ditumpuk, sampai juga ke bulan. 
Itulah  sahibul.
Lontong dan seminar bisa menjembatani wacana ke kenyataan, dari kudu-ne menjadi 
nyata-ne. Begitulah agaknya dan mudah-mudahannya. ---

--- End forwarded message ---




[ppiindia] rehat overseket SUMPIT TIKET ?

2010-01-25 Terurut Topik antonhartomo
--- In ITB_:























SUMPIT DAN ETIKET (BUKAN ETIKA)
Mengapa orang Asia (timur) suka makan pakai sumpit ? Apa benar ada kaitan 
dengan kebugaran otak ? Mengapa istilah sumpit semula ZhuZhi menjadi KuaiZhi ? 
Berkerangka aturan mainkah ? Apa rahasia sukses gelimang produk China ke aneka 
daratan ? Larah-larahe, pripun kumaha yo-apa ?
Ketika tangan bermain menggunakan sumpit, kata suhu saya, ada setidaknya 30 
persendian diaktifkan. Ini melatih otak. Seni pegang sumpit, tak boleh terlalu 
kencang, dilarang terlampau lemah. Ada aneka latihan isoteris esoterisnya. 
Sebaliknya, orang yang alergi, tak demen atau tak mampu bersumpit, secara 
alarmis mengkritik. Alarmis artinya suka berkata : awas, hati-hati, wahai 
waspada, dst. Mereka berujar : terlalu sering memakai sumpit dapat berefek 
nyeri sendi. Tidak jelas apa pula kerangkanya dengan pegang balpen atau notol 
keyboard.
Sumpit yang ZhuZhi, XieZhi, kini KuaiZhi, sudah dikenal 3000 tahun lampau. Nama 
berubah oleh usul nelayan yang bilang menyebut ZhuZhi kesannya stagnan, mandeg. 
Gebyah uyah global menguatiri sesuatu yang implisit rezeki macet alias hokie 
dicabut.
Etiket menggunakan sumpit tak sederhana, maka kerap disalahkaprahi juga di 
filem-filem AndyLau, JetLee dll. Beberapa : jangan menunjuk pakai sumpit. 
Jangan menancapkan sumpit ke nasi seperti hio penyembahyangan arwah. Kalau 
makan bersama jangan mengaduk-aduk sajian di meja untuk mencari bakso yang 
tertindih sayur, tunggu yang lain mengambil dulu hingga baksonya tampak nongol. 
Bila anda baru belajar pakai sumpit, ada beberapa aturan dasar yang perlu 
diugemi. Pegang sepertiga dari bagian sumpit yang kita akan gunakan. Letakkan 
antara jempol dan kelingking. Ibujari menekan bagian sumpit agar pegangan 
stabil. Lalu ambil sumpit satunya, letakkan antara jempol dan telunjuk. Jari 
tengah berperan menggerakkan sumpit, lincah-lincah, pada satu tangan.  Berlatih 
menyumpit kacang, bulir nasi, atau Ngoyang lekker penggoyang lidah  ala 
GangPinggir Semarangan di mangkuk. Menjadi fungsionallah substansinya.
Begitulah benang merahnya,  etiket itu terkadang sekelumit dari etika, walau 
bukan selalu identitasnya. Menganggap etiket itu etika dapat membuka peluang 
ketakpedulian realita bahkan moral hazard, juga dalam hal silat antara sang 
pengelak dengan si sok tahu.  Eng ing eng, e-tiket. ---

--- End forwarded message ---




[ppiindia] rehat overseket KEBELET NULIS ANYwhere/time

2010-01-25 Terurut Topik antonhartomo
--- In ITB_:


















KEBELET NULIS SAAT NYETIR
Kalau jujur, banyak teman (lelaki khususnya), suka bingung kenapa kalau saya 
bepergian nyetir sendiri, paling senang dikawani isteri. Ada yang bilang saya 
bodo, ekor digendong kemana-mana. Yang jorok malah berkomentar : lha kalau 
ketemu mahluk cantik terus kura-kura dalam perahu ya ? Yang lain berujar : lagi 
honimun stage dua ya ? Haha... mau tahu apa pasal sejatinya ?
Putu Wijaya sang rajawali sastra kita itu pernah (2003) diwawancarai Zaenudin 
yang juga penulis dan wartawan. Sehabis ngalor-ngidul nggedabrus, si Udin 
menyeretnya ke pertanyaan klasik : bagaimana bang Putu selalu bisa menulis ? 
Maka tukas Putu : Gampang Din! Kuncinya selalu lapar! Ya lapar...menulis.
Seperti orang lapar, tak bakalan berkeluh menulis, sesibuk apapun. Tak ada itu 
sesambat kurang waktu, tekor tidur, atau tuna fasilitas.  Kalau berhenti 
menulis, kepalanya mumet. Benaknya tanpa babibubebo lagi, trengginas mencari 
dan mencuri kesempatan menulis. Begitulah Putu mengaku kepada Udin.
Begitu pula saya. Menulis saat nyetir sekalipun!
Ah masak ? Asereje, Kalau bohong yang beneran donk!
Tak perlu bersumpah ala petinggi Ngendonsia (Ngendonsia artinya Indonesia di 
era terpuruk), memang saya hobi baca tulis, selain upyek tuang-tuing meracik 
chemicals di satu saat dan keluyuran di kala lain. Kalau sudah kebelet nulis, 
biar lagi meeting atau upacara dan jagongan pun tetap saja samber kertas dan 
orek-orek. Ketimbang ngompol baikan pipis.
Lantaran sejak remaja gemar nyetir dan kluyuran, sampai tuek mbekekek pun tak 
kunjung padam piknik. Dan seraya jalan-jalan, selalu muncul geliat mencatat dan 
menulis. Disitu pokok perkaranya.
Nah, kalau lagi jalan dengan isteri (biarpun sesekali dengan anak), tanpa malu 
lagi saya mesti kasih konfesi disini, jelas ibarat dapat durian runtuh. Mengapa 
? Bila muncul pikiran liar maupun jinak, atau melihat sesuatu, yang terasa 
penting dan perlu, dialah yang tolong menuliskannya. Selalu ada buku kecil dan 
pena kemanapun saya pergi. Tak lupa kamera kecil tua sahabat lama saya selalu 
siap mengabadikan apapun yang extraordinary di perjalanan. Nanti sesampai rumah 
baru diedit sana-sini.
Bacalah, iqra, sesuai tersalin  "tolle, lege" (ambillah, bacalah), maupun 
tulislah...memang dapat bikin kebelet. Di mobil, subway, sawah, kapal, kantor, 
pesawat, rumah, kereta, lab... dimanapun, bisa menulis. Dan itu tak terbatas 
sms yang kini lagi digunjing publik terkait akuntabilitas itu.
Maka Putu Wijaya tidak salah-salah alamat amat... Tulis segala apa yang 
bergentayangan di budi nuranimu ---

--- End forwarded message ---




[ppiindia] SHARING LEBIH LUAS DARIPADA DIALOG

2010-01-19 Terurut Topik antonhartomo

A Shift in Buddhist–Christian Dialogue

Br. David Steindl-Rast, OSB


A startling change has taken place in Buddhist–Christian dialogue lately. In 
the early years of that dialogue, those of us who took part in it spoke with 
some confidence about the (one) Buddhist position on a given point, comparing 
it with the Christian one, and vice versa. That confidence has largely been 
lost. Today we recognize many different positions on each side. A greater 
variety of Buddhist groups has begun to meet a greater variety of Christian 
groups. Thus, when a particular point, say, of doctrine, is being put forward 
as the Christian view, other Christian participants are likely to challenge 
that view, long before Buddhists do. When a Buddhist, in turn, makes a 
statement in the name of Buddhism, other Buddhists will challenge that view, 
before Christian participants have had time to look at it from their own 
perspective. Where we may have dared to speak of the Christian position in 
earlier phases of the dialogue, a Christian position is all we can put forward, 
nowadays. And our Buddhist partners in dialogue are being led to an equally 
humble stance.

This means that the Buddhist–Christian dialogue has become a good deal more 
realistic. Our more humble stance is more down to earth. Humility, after all, 
takes its name from humus. Those who catch on to the recent shift in the 
dialogue are coming down from the clouds. The exchange gets more grounded. And 
since humility is a cousin of humor (not only linguistically) the shift is apt 
to bring humor into our dialogue. Nothing is more disconcerting than to have 
someone on your own side of the debate pull the rug out from under your 
position. All the more so, when you thought you were standing on solid rock. 
That's a moment when humor makes the difference between embarrassing 
humiliation and liberating humility. If we can laugh in a situation like that, 
we'll all be the better off for it. Besides, humor increases your chances for 
landing on your feet as you are brought down to reality. But there is still 
more basic grounding of interreligious dialogue. It comes about, when we base 
our exchanges on the common ground of our being human. It is this process I 
propose to scan in this brief essay.

Incarnation, Resurrection, Trinity, Grace—what do you really mean by it? And as 
soon as it has been raised, Christians will begin to disagree among themselves. 
Buddhists, in turn, disagree just as widely among themselves on concepts which 
are equally basic for Buddhism. Once we have asked the question, "What does it 
mean?" and the different answers are in, we cannot avoid asking one another a 
second question, "How do you know?" Well, how do we know? Is there a common 
standard against which to check our convictions? In science, we fall back on 
experiment. But in religion, where is there a comparable common ground? It may 
take us a while to find it, but sooner or later we are bound to come to the 
only common ground there is, our human experience. Engagement in the 
Buddhist–Christian dialogue pushes us to discover experience as our common 
ground sooner rather than later. Even those who speak of divine revelation will 
admit that revelation has not yet arrived until it has become our experience, 
ultimately your own personal experience and mine.

Where, then, are we to look for the experiential grounding of religious 
conviction? The answer is clear: in mysticism. As I am using this term, 
mysticism means an experiential awareness of communion with Ultimate Reality. 
For our purposes here, it doesn't matter whether Ultimate Reality is conceived 
in a theistic or in a non-theistic sense. Nor does it matter whether the 
awareness of which we are speaking bursts in on us in one overwhelming 
breakthrough, or seeps into our consciousness slowly and almost imperceptibly. 
What does matter is that communion with the Ultimate becomes our own personal 
experience. Whether we speak of Conversion (sudden or laboriously gradual) or 
of Enlightenment (which is also an early Christian term for baptism) we are 
referring to an experience, or to nothing at all. There is at the very core of 
Buddhist as well as Christian tradition an experiential reality, an awareness, 
which is in the strictest sense mystical.

The great Masters and Saints of all spiritual traditions seem to have been 
steeped in mystical awareness to an extraordinary degree. Note, however, that 
the difference between their experience and our own lies only in the degree not 
in the awareness as such. That awareness is something all human beings 
potentially share. In each one of us it flares up occasionally. And it can be 
cultivated, which is what spiritual practice is all about. The spontaneous 
flare-ups have been studied by psychologists as Peak Experiences, peaks of 
human consciousness. Abraham Maslow, the great explorer of that realm of the 
human psyche, originally called the Peak Experience a mysti

[ppiindia] AWANG TAWANG TANDA ZAMAN veda

2010-01-19 Terurut Topik antonhartomo
Nyawang-Terawang Cara-Lain
About Vedic Prophecies

by Bhaktitirtha Swami

Several years ago I got a very desperate call from one of the directors of the 
NBC Television Network program on "Prophecies." They requested information on 
our Vedic tradition for their program. They were particularly interested in 
millennium prophecies. I explained to the director the difference between 
assorted types of psychics and clairvoyance in contrast to one who is connected 
with a transcendental heritage that is endowed with various siddhis (mystic 
powers), which includes prophecy. I explained further that all prophecies are 
somewhat secondary to the Vedic prophecies. The Vedas are the oldest scriptures 
in the world dealing with such subject matter. They are reliable and authentic 
because several of the prophecies in the Vedas are given to humanity by God or 
by his specially empowered, fully realized ambassadors. Not only do these 
ambassadors perceive past, present, and future, but they are distinctly 
enlivened in making or arranging for the future. Uniquely, I explained, the 
Vedas are not limited to this universe or planet. Given that many future events 
are happening or have happened already on other planets and will later manifest 
on this planet, it is very easy for such events to be accurately explained or 
described by the Vedas and by bona fide followers of the Vedic tradition. I 
sent them a volume of the Srimad-Bhagavatam (Bhagavat Purana) on predictions, 
written by the great teacher His Divine Grace A. C. Bhaktivedanta Swami Srila 
Prabhupada. Although authentic, it did not address sufficiently the millennium 
concerns in the way they desired. Furthermore, I could understand they needed 
more preparation to appreciate properly this gem I had sent them.
As I look back at this encounter, my regret is that I did not have this 
wonderful little book by my colleague, Stephen Knapp, to give them. Stephen has 
done a great service by painstakingly putting together such important 
prophecies from the Vedic tradition so that those who are familiar, as well as 
the novice, will reflect on world prophecy from the most sacred and authentic 
scriptures known to humankind. The Vedas give predictions that extend 
throughout all planets and all traditions.
According to Indian philosophy, there are 10 pramanas (different ways of 
knowing truth). They are:
1. Arsa--a statement of an authoritative sage or Demigod.
2. Upamana--comparison (something like something else).
3. Arthapatti--presumption due to some other known fact.
4. Abhava--absence (perceiving the object's absence).
5. Sambhava--inclusion (a larger quantity includes a smaller).
6. Arthya--tradition.
7. Cesta--gesture or symbols (someone making a "V" sign or mudra gesture).
8. Pratyaksa--direct perception.
9. Anumana--inference (based on generalized experience derived by reason or 
deduction).
10. Shabda--sound (revealed knowledge).
The last three are the only ones accepted by transcendental scholars and holy 
men like Jiva Goswami and Madhavacarya. Number ten, shabda pramana, revealed 
knowledge of the Vedas from superhuman sources, is the supreme superior method. 
In one of my books, Spiritual Warrior: Uncovering Spiritual Truths in Psychic 
Phenomena, I sometimes rely on anumana, which is inferior to shabda. In The 
Vedic Prophecies: A New Look into the Future, the author relies almost 
exclusively on shabda pramana for elucidating prophecy. What a wonderful 
offering! By this approach, Stephen gives the reader information about the 
prophecies that have already happened, the beginning of Kali-yuga (the last 
age--the age of quarrel), the changes during this age, the special age of 
enlightenment (the Golden Age) in Kali-yuga, the next incarnation of God, and 
the destruction of the world. After such an intense presentation, he refreshes 
us by taking the reader on a tour of many holy places in India, as many of the 
great prophecies are connected with these holy places and the saints associated 
with them. Even the author's explanation of the Federal Reserve System helps 
the reader to get a clearer understanding of how some of the evil effects of 
Kali-yuga are already fully operational.
Let us investigate a few millennium concerns in this Kali-yuga. Nostradamus 
proclaimed that in July, 1999 a great King of Terror would come from the sky. 
Edgar Cayce proclaimed that Japan would slide into the Pacific Ocean, 
earthquakes would destroy California, coastal areas would flood, and New Lands 
would appear. It is predicted by psychics affiliated with Buddhism that 
Buddhism will last for only 2,500 years. Buddhism has been in existence for 
2,500 years. Also, it has been predicted that Tibetan Buddhism will end some 
time after the thirteenth Dalai Lama has been dethroned. He has been dethroned. 
Psychic pyramidologists report that the turns and measurement of the Great 
Pyramid at Gizeh predicts the end of present civilization in 2001. The decline 
is said 

[ppiindia] MANDALA LOKAPALA ADAB KARUHUN

2010-01-19 Terurut Topik antonhartomo
MANDALA   SAMPAI   LOKAPALA

The Serpentine Rainbow Goddess and the Ouroboros 



 Encircled all around the Central Mountain and the four subsidiary peaks of the 
Navajo mandala we have the Rainbow Goddess, here figured as a snake. This 
Rainbow Snake that encircles the whole Earth is indeed the Circular Ocean. It 
is sometimes made double as all things are dual. The earth-encircling ocean has 
its double (or microcosmic replica) in the River Oceanus that encircled 
Atlantis, as well as its many counterparts all over the world. 
 The great circle of the Ocean is represented as a giant snake (the Ouroboros). 
It opens towards the Orient, in an obvious reference to the Gates of Paradise, 
which lies towards that conventional direction. The Circular Ocean is also 
shown explicitly in the Hindu mandalas of Fig. 3, one of which is the famous 
Shri Yantra, in a stylized rendering. The lotus on top the Holy Mountain of the 
Hindu mandala of Fig. 3 is indeed the Golden Lotus whose esoteric meaning we 
examine elsewhere in detail. The Golden Lotus is indeed the "atomic mushroom" 
of the giant volcanic explosion that destroyed the site of Paradise and 
ultimately caused its sinking away. This "lotus" is the Pillar of Fire and 
Smoke that guided the Israelites on their flight from the site of Sinai, 
precisely the same mountain that the Hindus call Meru and the Greeks called Mt. 
Atlas. 
 The Circular Ocean is, in reality, the same as the River Oceanus that 
encircled Atlantis, according to the description of Plato and others. This 
circular river (or canal, rather) is a classical feature of the traditional 
descriptions of the Hindu Dvipas (Paradises). It was, just as in Greece, also 
the circular river of Hades which the Greeks equated with the Styx and the 
Hindus with the infernal Vaitarani, for sunken Atlantis veritably turned from 
Paradise into Hell. 
Mt. Meru and the Whirling Mountain 
 Anyone familiar with Hindu mythology will immediately recognize that the above 
Four Colors Red, White, Yellow, Black are those of the Hindu varnas (or 
"castes"). And, in fact, these four colors represent the Four Races of Mankind, 
which originated in Paradise, at least, according to tradition. The arrangement 
of the Central (or Whirling) Mountain surrounded by four subsidiary peaks in 
the Navajo sandpainted mandalas also corresponds to that of Mt. Meru, flanked 
by its Four Guardians and their corresponding four subsidiary mountain peaks. 
In India, as with the Navajos, the Four Guardians are also represented as 
either gods (Lokapalas), mountains, snakes (Nagas) or birds (Garudas), which 
are frequent animal shapes assumed by them. 
 Moreover, each of the Four Hindu Guardians is also associated with a heraldic 
colour, in exact correspondence to the Navajo ones: White, Yellow, Black and 
Red. Red is the color of death and bloodshed, representing the warrior caste. 
This is symbolically equivalent to purple or blue, the color associated with 
death by asphyxia (drowning, hanging, etc.). This "death" is the drowning of 
Atlantis-Paradise turned into Hades, into the Realm of the Dead, by the 
cataclysm. 
 The other three colors also correspond to the other three castes of Vedic 
India. So it is visible that the Hindu tradition somehow passed into the 
Americas, where it was universally utilized. As can be seen in Fig. 3, the four 
sides of Mt. Meru are also similarly colored with the Four Varnas. The Four 
Subsidiary Centers (or Guardians) are sometimes represented by the Four Trees 
shown in Fig. 2 or by buffaloes (not shown) or, yet by Winds, Suns, Moons, Bats 
(Vampires), Thunderbolts, as well as by Coiled or by Standing Serpents 
resembling zigzag lightning and ball lightning. 
 The Central Mountain is sometimes shown as a sort of rosacea (or four-leafed 
clover), with each leaf of one of the above four colors. This rosacea shape of 
the Holy Mountain is also frequent in India, where it was often identified to 
the Lotus or Rose, another allegory of Creation. More exactly, the Lotus 
allegorizes, as we just said, the "atomic mushroom" of the colossal explosion 
of Mt. Atlas, the one that destroyed Paradise. It was this explosion that drove 
the survivors out, and triggered the process of Creation everywhere, in a 
worldwide scale. 
 The rosacea of the Navajos (and other related forms) really represents a 
pyramid of four sides terminated by a round base. This is an exact replica of 
Mt. Meru of the Hindus, which is the true archetype of all such four-sided 
pyramids or mountains from all over the world. Mt. Meru is also the Polar (or 
Whirling) Mountain, turning at the Center and supporting the skies, just as is 
the case with Mt. Atlas, the Pillar of the Skies, in Greek myths. 
 In other words, what the Whirling Mountain of the Navajo Indians indeed 
represents is Mt. Atlas, the Pillar of the World. And this "pillar", the Pillar 
of Heaven, is, as we just said, the same as the Pillar of Fire and Smoke 
topping Mt. Sina

[ppiindia] rehat zaman PASCOK ITB_PUTRI Re: Organic agriculture (KANG Son)

2010-01-17 Terurut Topik antonhartomo
--- In ITB_:

Tabik salut kepada kang SONNY DJATNIKA...
Attachment buku (INDIA) telah saya baca selintas. Bagus!
Percis dengan apa yang saya lakukan, walau perihal metode dll tentu ada 
konfidentialitas ya.
Justru itulah yang saya coba usulkan ke kang YAN KURYANA untuk dihandle bersama 
karena saya sendiri sebisa apa sih ...

Begini :
BIOPUPUK (booster) kami produksi  (serial PUTRI)
melalui lembaga kelompok2 tani NAL
NUSA AGRO LESTARI

BIOKOMPOS PUPUK-ORGANIK
melalui BML :  BUMI MANUNGGAL LESTARI

PUTRI sudah jauh melebihi spec syarat count yang juga tertera di buku kang Son 
yakni plafon 10 pangkat 10.
Selain bentuk CAIR immobilized, yang sudah kami jual dalam botol dan jerigen 
(kebutuhan lokal), kami sedang develop yang dengan carrier dll aplikasi.

Buku kang Son menggarisbawahi kejejaringan, yang di INDONESIA, as usual, sangat 
mengenaskan.

Nah, disini SPIRIT GANESHA beroleh tantangan AKTUAL.

Saya setuju buku itu: biz pertanian organik adalah jembatan emas.
Sangat anakronis dan aneh bila Pemerintah haree-geenee masih berpikir perbesar 
kapasitas produksi PUPUK KIMIA ala abad 20.

Ayo kang Son, ayo teman-temin,
sanggupkah menghidupkan upaya bersama genangi tanah air dengan produk PERTANIAN 
ORGANIK ?

Biar Dewi Sri, Nyi Pohaci, tak terus dipenggali di tengah sawah.
Agar IBU PERTIWI tak terus diperkosa dan diracuni, justru oleh orang-orang 
(kata kang Son) PERTANIAN dan EKONOM.

Masak GANESHA kalah dari para JONGOS kontemporer begitu ya...

OK salam GANESH
Kawan-kawan lain, baca dan cermati EMAIL kang Sonny Djatnika, sangat relevan 
bagi KOBARAN DINAMIKA PURNA KARYA kita.
Hehehe









[ppiindia] rehat zaman : ITB pun MASUK PERTANIAN

2010-01-17 Terurut Topik antonhartomo
--- In ITB_:

--- In ITB_-Inkubator:

dear all
pertanian (sejati) adalah daurulang
ekonomi sejati bukan cuma energi melainkan juga entropi

nah
kang Boetje dan saya
sama telah kecebur sawah

hahaha

Ganesha Merawat Desa
mari bersama
don wori bi hepi

--- End forwarded message ---

--- End 




[ppiindia] rehat ZAMAN MANDARIN : BEYOND THEORY (KoHar ke Jawa)

2010-01-17 Terurut Topik antonhartomo
--- In ITB_:

Di zaman mandarin kini dan nanti
anak cucu balita makin disarani.
Dan pinter mereka bicara.

Bila dari Oz ke Semarang (KoHar) yo sopasti
agak lain bila dari Chungkuo/ZhongGuo.

Menyebutnya pun lain :
SanBaoLong (Semarang)
RiRe (Yogya)
ZhaoWa (Jawa)
SiShiu (Surabaya)
YaCheng/YaJiaDa (Jakarta)
MianLan (Medan)
JuGong (Palembang)
WanLong (Bandung)
NanBang (Lampung) dst. 
sebagaimana YinNi (Indonesia), ALaBo (Arab), MeiGuo (Amrik),
HeLan (Londo), DeGuo (Jerman), RiBen (Japon), YinDu (India)
dsb.

Sopasti, berhentikah di teori ?
Hehehe

salam

--- End forwarded message ---




[ppiindia] GUS.. sebuah puisi

2010-01-02 Terurut Topik antonhartomo
--- seng goan lim  wrote:


 
G U S   sebuah coretan oleh lim seng goan
 
Gus.. demikian singkat panggilan orang thd dirimu
sebuah panggilan yang sangat tidak bertele-tele
sebuah panggilan yang kerap bisa disandingkan dengan cara berfikirmu
 
Gus.. buat kaum minoritas dinegri ini engkau adalah seorang pahlawan yang tidak 
tergantikan
buat kaum muda dan intelektual engkau adalah guru demokrasi yang tidak pernah 
ada duanya
buat bangsa indonesia engkau adalah sosok pembaharu yang yang mengayomi seluruh 
anak bangsa dengan kesabaranmu
 
Gus.. begitu banyak kontroversial yang engkau tebarkan
begitu banyak guyonan ataupun komentarmu yang membuat merah telinga orang yang 
menjadi lawanmu
 
Gus.. ketika kutulis puisi ini engkau sedang berjalan menuju kediaman abadi
ketika kutulis puisi engkau sedang berjalan bersama malaikat Tuhan dan kulihat 
mereka menggandeng tanganmu
 
Gus.. tidak ada sesuatupun yang bisa kuberikan bersama keberangkatanmu selain 
lantunan doa-doa
selain rasa kebanggaan karena mempunyai seorang guru dan bapak bangsa
 
Selamat jalan Gus
terima kasih atas segala yang engkau berikan untuk negri ini
biarlah semangatmu selalu bertumbuh disetiap sanubari anak negri ini  
 
 
 
LSG, 
31 Desember 2009
 
 

--- End 




[ppiindia] Elpiji & DME

2009-12-31 Terurut Topik antonhartomo
dari obrolan teman-teman esdm
terdengar ada masukan eksternal, agar Elpiji
(yang juga kian finite) diganjal DME (dimetil eter).
Lucunya, ada usul agar campurannya 50:50,
konon sahibul nilai bakarnya lebih baik daripada yang original.

lucu tidak, hayo ? hihihi

salam ganesh



[ppiindia] Re: Some 37,740 babies in W Java suffering parental neglect (MONO-POLI)

2009-12-18 Terurut Topik antonhartomo
comment : perlu kajian habitat - mono atau poligami ? hehe

--- In ppiindia@yahoogroups.com, "sunny"  wrote:
>
> http://www.antaranews.com/en/news/1261087070/some-37-740-babies-in-w-java-suffering-parental-neglect
> 
> Some 37,740 babies in W Java suffering parental neglect
> 
> Friday, December 18, 2009 04:57 WIB | National | | Viewed 98 time(s)
> Tasikmalaya (ANTARA News) - As many as 37,740 babies in West Jawa have been 
> categorized as neglected because of economic straits and their parents` 
> ignorance about basic human rights, a human rights activist said. 
> 
> Citing 2009 data from the West Java provincial social affairs office, a 
> member of the National Human Rights Action Plan Committee, Asep Cahyanto, 
> said the widespread neglect of under-five infants was the result of two 
> factors : poverty and ignorance about basic human rights. 
> 
> Babies were not being taken care of as they should because their parents were 
> living in economic conditions below the poverty line and did not know that 
> children were entitled to proper care by their own or substitute parents .
> 
> "These babies, when they grow up, tend to become victims of various forms of 
> exploitation such as contributing to adults` income by begging in the streets 
> or even becoming objects of human trafficking," he said. 
> 
> When poor parents or families are unable to take proper care of their 
> under-five infants, it is the government that should step in and ensure that 
> their basic right not to be neglected is respected, Asep said. "In existing 
> laws, the government is supposed to play an important role in preventing the 
> violation of basic human rights but in practice, this provision is being 
> implemented only half-heartedly," he added. 
> 
> Meanwhile, the secretary of Tasikmalaya`s municipal government, H Tio Indra 
> Setiadim said , in addition to the 37,740 neglected babies, West Java had 
> 301,357 abandoned children, 45,215 teenage school dropouts, 20,655 street 
> urchins, and 31 human trafficking victims.
> 
> "These data can be used as reference material for the implementation of the 
> national human rights action plan in West Java," he said. (*)
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>




[ppiindia] BUDHA (5)

2009-12-12 Terurut Topik antonhartomo


The Future of Jodo Shinshu 

Part IV: The Mahayana Mission

by Peter Hata




Last month, we saw that the relevance of Jodo Shinshu to us today lies in its 
power to effect a positive transformation in us, bringing deep meaning and joy 
into our lives. But is that the ultimate purpose of our practice of Jodo 
Shinshu? Is it simply for our own benefit?
During the original North American Dobokai program of 1991 to 1993 (dobokai 
means "friends of the Dharma"), introduced here in the U.S. by Bishop Sato, 
participants were encouraged to "catch the cold of Buddhism and pass it on." In 
other words, after we've awakened to the teachings, we should find ways to 
share them with others. Initially of course, we should do whatever might 
further our own personal understanding of the teachings of Buddhism. This would 
include attending Sunday Services, going to retreats, reading books on 
Buddhism, etc. However, the ultimate end of our study and practice of Buddhism 
is not just to achieve our own awakening. It is actually to help everyone else 
achieve theirs.
This idea of sharing the teaching with others is part of the Mahayana Buddhist 
tradition, from which our Jodo Shinshu tradition has evolved. As Dr. Bloom 
points out (in Shin Buddhism in Modern Culture), "All world religions attempt 
to share their teaching with all humanity. There is no world religion which is 
not in some way missionary. Mahayana Buddhism is essentially a missionary 
religion and this impetus appears in Shinran's writings, particularly his 
emphasis on the phrase Jishin Kyoninshin, which means essentially to 'share 
one's faith with others.'"
Although it might at first seem to be a big "stretch" to go from working for 
our own awakening to working for everyone else's, it is actually not a stretch 
at all. This is because, as Dr. Bloom has said, "Compassion and wisdom are 
inseparable...no one truly gains liberation who does not work to share it with 
others." In other words, we cannot be awakened without also acquiring 
compassion. The Buddhist awakening and the simultaneous embodiment of 
compassion is thus the essence of finding meaning and true joy in life.
The process of sharing the teachings with others might be termed the 
Bodhisattva path. Dr. Bloom explains that "This is a path where a person starts 
seeking his own salvation ("salvation" means awakening - Ed.) and ends by 
rejecting it until all can be saved. The Bodhisattva dedicates himself to study 
and knowledge in order to provide or open the way to salvation for all beings."
If we take the words "all beings" to mean any living thing other than 
ourselves, a modern-day Bodhisattva would seem to have an almost unlimited 
range of "causes" he or she could dedicate their energies towards. This could 
range from those very close to home, such as a person's own loved ones, to 
worldwide causes such as helping to save the environment. In a similar way, if 
the membership of a Buddhist temple came together to work for the advancement 
of a certain cause or causes, it would in effect be acting as a single 
Bodhisattva. The most appropriate cause or action for a temple would logically 
seem to be some form of "outreach" into the immediate community.
However, in our Jodo Shinshu temples, it is clear that historically, very 
little has been done in the way of "community outreach." Some reasons for this 
lack of outreach were given in previous installments, such as the tendency in 
our temples to promote what Dr. Haneda calls the "dead traditions" or 
"container aspect" (ancestor worship, chanting, etc.), rather than the "living 
tradition" or "water" (self-examination). The dead traditions mainly appeal to 
those of Japanese descent; the living tradition appeals to all. Another reason 
might be the way that using on or giri - duty or obligation - as the basic 
ethical foundation for human relations makes Japanese and Japanese-Americans 
act in essentially conservative ways. As Dr. Bloom writes, "There is a tendency 
to be conformist, unquestioning, and prudent." Certainly, a strong reason for 
the lack of outreach must be the fact that most ministers, being from Japan, 
are, as Dr. Bloom states, "often ill-at-ease in the ways of western culture," 
and so are reluctant to take on the challenge of reaching out into the 
community at large.
In any case, despite the historical lack of outreach, many forward-thinking 
Jodo Shinshu Buddhists feel that today we stand at the threshold of a new era, 
one that holds a great deal of promise for the spread of Buddhism. This 
optimism might at first seem curious, given the tremendous problems and 
challenges presented by our contemporary society. But as Dr. Bloom observes, 
"There is a great opportunity within the context of religious freedom to share 
the Buddhist insights and understanding of life with people in all walks of 
life, such as we have never had before. Despite the small number which we 
represent in society, there is, nevertheless, 

[ppiindia] BUDHA (4)

2009-12-12 Terurut Topik antonhartomo
The lack of all religious rites in Buddhism was not keenly felt during the 
lifetime of its founder. Personal devotion to him took the place of religious 
fervor. But he was not long dead when this very devotion to him began to assume 
the form of religious worship. His reputed relics, consisting of his bones, 
teeth, alms-bowl, cremation-vessel, and ashes from his funeral pyre, were 
enclosed in dome-shaped mounds called Dagobas, or Topes, or Stupas, and were 
honored with offerings of lights, flowers, and incense. Pictures and statues of 
Buddha were multiplied on every side, and similarly honored, being carried 
about on festal days in solemn procession. The places, too, associated with his 
birth, enlightenment, first preaching, and death were accounted especially 
sacred, and became the objects of pilgrimage and the occasion of recurring 
festivals. But as Buddha had entered into Nirvana and could not be sensible of 
these religious honors, the need was felt of a living personality to whom the 
people could pray. The later speculations of Buddhist monks brought such a 
personality to light in Metteyya (Maitreya), the loving one, now happily 
reigning in heaven as a bodhisattva, a divine being destined in the remote 
future to become a Buddha, again to set in motion the wheel of the law. To this 
Metteyya (Maitreya), the Buddhists turned as the living object of worship of 
which they had so long felt the need, and they paid him religious homage as the 
future savior of the world. 
The emergence of the Northern School 
Such was the character of the religious worship observed by those who departed 
the least from Buddha's teachings. It is what is found today in the so-called 
Southern Buddhism, held by the inhabitants of Ceylon, Burma, and Siam. Towards 
the end of first century A.D., however, a far more radical change took place in 
the religious views of the great mass of Buddhists in Northern India. Owing, 
doubtless, to the ever growing popularity of the cults of Vishnu and Siva, 
Buddhism was so modified as to allow the worship of an eternal, supreme deity, 
Adi-Buddha, of whom the historic Buddha was declared to have been an 
incarnation, an avatar. Around this supreme Buddha dwelling in highest heaven, 
were grouped a countless number of bodhisattvas, destined in future ages to 
become human Buddhas for the sake of erring man. To raise oneself to the rank 
of bodhisattva by meritorious works was the ideal now held out to pious souls. 
In place of Nirvana, Sukhavati became the object of pious longing, the heaven 
of sensuous pleasures, where Amitabha, an emanation of the eternal Buddha, 
reigned. For the attainment of Sukhavati, the necessity of virtuous conduct was 
not altogether forgotten, but an extravagant importance was attached to the 
worship of relics and statues, pilgrimages, and, above all, to the reciting of 
sacred names and magic formulas. Many other gross forms of Hindu superstition 
were also adopted. This innovation, completely subversive of the teaching of 
Buddha, supplanted the older system in the North. It was known as the Mahayana, 
or Great Vehicle, in distinction to the other and earlier form of Buddhism 
contemptuously styled the Hinayana or Little Vehicle, which held its own in the 
South. It is only by the few millions of Southern Buddhists that the teachings 
of Buddha have been substantially preserved. 
Buddha's order seems to have grown rapidly, and through the good will of 
rulers, whose inferior origin debarred them from Brahmin privileges, to have 
become in the next two centuries a formidable rival of the older religion. The 
interesting rock-edicts of Asoka—a royal convert to Buddhism who in the second 
quarter of the third century B.C. held dominion over the greater part of 
India—give evidence that Buddhism was in a most flourishing condition, while a 
tolerant and kindly spirit was displayed towards other forms of religion. Under 
his auspices missionaries were sent to evangelize Ceylon in the South, and in 
the North, Kashmer, Kandahar, and the so-called Yavana country, identified by 
most scholars with the Greek settlements in the Kabul valley and vicinity, and 
later known as Bactria. In all these places Buddhism quickly took root and 
flourished, though in the Northern countries the religion became later on 
corrupted and transformed into the Mahayana form of worship. 
Buddhism in China 
In the first century of the Christian Era, the knowledge of Buddha made its way 
to China. At the invitation of the Emperor Ming-ti, Buddhist monks came in A.D. 
67 with sacred books, pictures, and relics. Conversions multiplied, and during 
the next few centuries the religious communications between the two countries 
were very close. Not only did Buddhist missionaries from India labor in China, 
but many Chinese monks showed their zeal for the newly adopted religion by 
making pilgrimages to the holy places in India. A few of them wrote interesting 
accounts, still extant

[ppiindia] BUDHA (3)

2009-12-12 Terurut Topik antonhartomo

Buddhism was by no means entirely original. It had much in common with the 
pantheistic Vedanta teaching, from which it sprang belief in karma, whereby the 
character of the present life is the net product of the good and evil acts of a 
previous existence; belief in a constant series of rebirths for all who set 
their heart on preserving their individual existence; the pessimistic view that 
life at its best is misery and not worth living. And so the great end for which 
Buddha toiled was the very one which gave colour to the pantheistic scheme of 
salvation propounded by the Brahmin ascetics, namely, the liberation of men 
from misery by setting them free from attachment to conscious existence. It was 
in their conception of the final state of the saved, and of the method by which 
it was to be attained that they differed. The pantheistic Brahmin said: 
Recognize your identity with the great impersonal god, Brahma, you thereby 
cease to be a creature of desires; you are no longer held fast in the chain of 
rebirths; at death you lose your individuality, your conscious existence, to 
become absorbed in the all-god Brahma.
In Buddha's system, the all-god Brahma was entirely ignored. Buddha put 
abstruse speculation in the background, and, while not ignoring the value of 
right knowledge, insisted on the saving part of the will as the one thing 
needful. To obtain deliverance from birth, all forms of desire must be 
absolutely quenched, not only very wicked craving, but also the desire of such 
pleasures and comforts as are deemed innocent and lawful, the desire even to 
preserve one's conscious existence. It was through this extinction of every 
desire that cessation of misery was to be obtained. This state of absence of 
desire and pain was known as Nirvana (Nibbana). This word was not coined by 
Buddha, but in his teaching, it assumed a new shade of meaning. Nirvana means 
primarily a "blowing out", and hence the extinction of the fire of desire, 
ill-will, delusion, of all, in short, that binds the individual to rebirth and 
misery. It was in the living Buddhist saint a state of calm repose, of 
indifference to life and death, to pleasure and pain, a state of imperturbable 
tranquility, where the sense of freedom from the bonds of rebirth caused the 
discomforts as well as the joys of life to sink into insignance. But it was not 
till after death that Nirvana was realized in its completeness. Some scholars 
have so thought. And, indeed, if the psychological speculations found in the 
sacred books are part of Buddha's personal teaching, it is hard to see how he 
could have held anything else as the final end of man. But logical consistency 
is not to be looked for in an Indian mystic. If we may trust the sacred books, 
he expressly refused on several occasions to pronounce either on the existence 
or the non-existence of those who had entered into Nirvana, on the ground that 
it was irrelevant, not conducive to peace and enlightenment. His intimate 
disciples held the same view. A monk who interpreted Nirvana to mean 
annihilation was taken to task by an older monk, and convinced that he had no 
right to hold such an opinion, since the subject was wrapped in impenetrable 
mystery. The learned nun Khema gave a similar answer to the King of Kosala, who 
asked if the deceased Buddha was still in existence. Whether the Perfect One 
exists after death, whether he does not exist after death, whether he exists 
and at the same time does not exist after death, whether he neither exists nor 
does not exist after death, has not been revealed by Buddha. Since, then, the 
nature of Nirvana was too mysterious to be grasped by the Hindu mind, too 
subtle to be expressed in terms either of existence or of non-existence, it 
would be idle to attempt a positive solution of the question. It suffices to 
know that it meant a state of unconscious repose, an eternal sleep which knew 
no awakening. In this respect it was practically one with the ideal of the 
pantheistic Brahmin. 
In the Buddhist conception of Nirvana no account was taken of the all-god 
Brahma. And as prayers and offerings to the traditional gods were held to be of 
no avail for the attainment of this negative state of bliss, Buddha, with 
greater consistency than was shown in pantheistic Brahminism, rejected both the 
Vedas and the Vedic rites. It was this attitude which stamped Buddhism as a 
heresy. For this reason, too, Buddha has been set down by some as an atheist. 
Buddha, however, was not an atheist in the sense that he denied the existence 
of the gods. To him the gods were living realities. In his alleged sayings, as 
in the Buddhist scriptures generally, the gods are often mentioned, and always 
with respect. But like the pantheistic Brahmin, Buddha did not acknowledge his 
dependence on them. They were like men, subject to decay and rebirth. The god 
of today might be reborn in the future in some inferior condition, while a man 
of great virtue 

[ppiindia] BUDHA (2)

2009-12-12 Terurut Topik antonhartomo
The chief sources for early Buddhism are the sacred books comprised in the 
first two divisions of the Ti-pitaka (triple-basket), the threefold Bible of 
the Southern School of Buddhists. In India, today, the Buddhists are found only 
in the North, in Nepal, and in the extreme South, in the island of Ceylon. They 
represent two different schools of thought, the Northern worshipping Buddha as 
supreme personal deity though at the same time adopting most of the degrading 
superstitions of Hinduism, the Southern adhering in great measure to the 
original teachings of Buddha. Each school has a canon of sacred books. The 
Northern canon is in Sanskrit, the Southern in Pali, a softer tongue, into 
which Sanskrit was transformed by the people of the South. The Southern canon, 
Ti-pitaka, which reflects more faithfully the teachings of Buddha and his early 
disciples, embraces 
•   the Vinaya-pitaka, a collection of books on the disciplinary rules of 
the order, 
•   the Sutta-pitaka, didactic tracts consisting in part of alleged 
discourses of Buddha; and 
•   the Abhidhamma-pitaka, comprising more detailed treatises on doctrinal 
subjects.
Most of the Vinavas and some of the Suttas have been made accessible to English 
readers in the "Sacred Books of the East". The Ti-pitaka seems to date back to 
the second and third centuries B.C., but a few additions were made even after 
it was committed to writing in the early part of the first century of the 
Christian Era. While there may be doctrinal and disciplinary parts from the 
time of Buddha none of the twenty-nine books comprised in the Ti-pitaka can be 
proved to be older than 300 B.C. These books stripped of their tiresome 
repetitions, would be about equal in size to the Bible, though on the whole 
they are vastly inferior to the Sacred Scripture in spirituality, depth of 
thought, variety of subject, and richness of expression. 
There are also a few extra-canonical books, likewise in Pali on which the 
Southern Buddhists set great value, the Dipavansa and Mahavansa, which give an 
uncritical history of Buddhism down to about A.D. 300, the "Commentaries of 
Buddhagosa", and the Milinda Panha, ably translated by Rhys Davids under the 
title "The Questions of King Milinda". These works belong to the fourth and 
following centuries of our era. In the Tri-pitaka of the Northern School are 
included the well-known Saddharma-pundarika (Lotus of the True Law), and the 
legendary biographies of Buddha, the Buddha Charita, and the Lalita Vistara 
(Book of Exploits), which are generally assigned to the last quarter of the 
first century A.D. Besides the Tri-pitaka, the Northern Buddhists reckon as 
canonical several writings of more recent times adapted from the abominable 
Hindu Tantras. 






--- In ppiindia@yahoogroups.com, "ali" 




[ppiindia] BUDHA (1)

2009-12-12 Terurut Topik antonhartomo

Of Buddha, the founder of this great movement, legendary tradition has much to 
say, but very little of historical worth is known. His father seems to have 
been a petty raja, ruling over a small community on the southern border of the 
district now known as Nepal. Buddha's family name was Gotama (Sanskrit 
Gautama), and it was probably by this name that he was known in life. In all 
likelihood it was after his death that his disciples bestowed on him a number 
of laudatory names, the most common being Buddha, i.e. "the enlightened". Like 
the newborn youths of his day, he must have spent some time in the study of the 
sacred Vedas. After the immemorial custom of the East, he married at an early 
age, and, if tradition may be trusted, exercised a prince's privilege of 
maintaining a harem. His principal wife bore him a son. His heart was not at 
rest. The pleasures of the world soon palled upon him, and abandoning his home 
he retired to the forest, where as a hermit he spent several years in austere 
self-discipline, studying doubtless, the way of salvation as taught in the 
Upanishads. Even this did not bring peace to his mind. He gave up the rigorous 
fasts and mortifications, which nearly cost him his life, and devoted himself 
in his own way to long and earnest meditation, the fruit of which was his firm 
belief that he had discovered the only true method of escaping from the misery 
of rebirth and of attaining to Nirvana. He then set out to preach his gospel of 
deliverance, beginning at Benares. His magnetic personality and his earnest, 
impressive eloquence soon won over to his cause a number of the warrior caste. 
Brahmins, too, felt the persuasiveness of his words, and it was not long before 
he was surrounded by a band of enthusiastic disciples, in whose company he went 
from place to place, by making converts by his preaching. These soon became 
very numerous and were formed into a great brotherhood of monks. Such was the 
work to which Buddha gave himself with unsparing zeal for over forty years. At 
length, worn out by his long life of activity, he fell sick after a meal of 
dried boar's flesh, and died in the eightieth year of his age. The approximate 
date of his death is 480 B.C. It is noteworthy that Buddha was a contemporary 
of two other famous religious philosophers, Pythagoras and Confucius. 
In the sacred books of later times Buddha is depicted as a character without 
flaw, adorned with every grace of mind and heart. There may be some hesitation 
in taking the highly colored portrait of Buddhist tradition as the exact 
representation of the original, but Buddha may be credited with the qualities 
of a great and good man. The records depict him moving about from place to 
place, regardless of personal comfort, calm and fearless, mild and 
compassionate, considerate towards poor and rich alike, absorbed with the one 
idea of freeing all men from the bonds of misery, and irresistible in his 
manner of setting forth the way of deliverance. In his mildness, his readiness 
to overlook insults, his zeal, chastity, and simplicity of life, he reminds one 
not a little of St. Francis of Assisi. In all pagan antiquity no character has 
been depicted as so noble and attractive. 







--- In ppiindia@yahoogroups.com, Susane Fatimah 
> KISAH KELAPARAN 



[ppiindia] BUDHIS tak sama KRISTIANI

2009-12-12 Terurut Topik antonhartomo

Comparison of Buddhism with Christianity:

Since about 75% of American adults identify themselves as Christian and only 
0.5% view themselves as Buddhist, it may be useful to compare Buddhism with the 
U.S.'s dominant religion.
We define as "Christian" any person or group who thoughtfully, sincerely, 
prayerfully regard themselves as Christian. This is the definition that 
pollsters and the census offices of many countries use. It includes as 
Christians the full range of faith groups who consider themselves to be 
Christians, including Assemblies of God members, Presbyterians, Roman 
Catholics, Southern Baptists, United Church members, Jehovah's Witnesses, 
Mormons, etc. Many Christians have a much less inclusive definition of the term 
"Christian."





Beliefs not shared: 

Buddhists do not share most of the core beliefs of historical Christianity and 
many of the less critical beliefs accepted by some Christians. 





Buddhism does not teach:
 
An original golden era in the Garden of Eden, and a subsequent fall of 
humanity.
 
Original sin shared by all present-day humans, derived from Adam and 
Eve.
 
A world-wide flood in the time of Noah, causing the greatest human 
genocide in history.
 
The need for a sinless personal savior whose execution enabled 
individual salvation through atonement.
 
A god-man savior who was born of a virgin, executed, resurrected and 
ascended to heaven.
 
Salvation achieved:
Through good works (a common liberal Christian belief) or 
Specific beliefs (as in repenting of one's sin and trusting Jesus as 
Lord and savior as taught by many conservative Protestant faith groups) or
Sacraments (as baptism within the Roman Catholic Church, followed by 
confession later in life). 
 

Eternal life spent in either a heaven or hell after death.
 
Return of a savior to earth at some time in the future.
 
An end of the world as we know it in the near future.









--- In ppiindia@yahoogroups.com, 
> Hati Yang Teriris




[ppiindia] NUBUATAN VEDA

2009-12-12 Terurut Topik antonhartomo
About Vedic Prophecies

By Bhaktitirtha Swami


Several years ago I got a very desperate call from one of the directors of the 
NBC Television Network program on "Prophecies." They requested information on 
our Vedic tradition for their program. They were particularly interested in 
millennium prophecies. I explained to the director the difference between 
assorted types of psychics and clairvoyance in contrast to one who is connected 
with a transcendental heritage that is endowed with various siddhis (mystic 
powers), which includes prophecy. I explained further that all prophecies are 
somewhat secondary to the Vedic prophecies. The Vedas are the oldest scriptures 
in the world dealing with such subject matter. They are reliable and authentic 
because several of the prophecies in the Vedas are given to humanity by God or 
by his specially empowered, fully realized ambassadors. Not only do these 
ambassadors perceive past, present, and future, but they are distinctly 
enlivened in making or arranging for the future. Uniquely, I explained, the 
Vedas are not limited to this universe or planet. Given that many future events 
are happening or have happened already on other planets and will later manifest 
on this planet, it is very easy for such events to be accurately explained or 
described by the Vedas and by bona fide followers of the Vedic tradition. I 
sent them a volume of the Srimad-Bhagavatam (Bhagavat Purana) on predictions, 
written by the great teacher His Divine Grace A. C. Bhaktivedanta Swami Srila 
Prabhupada. Although authentic, it did not address sufficiently the millennium 
concerns in the way they desired. Furthermore, I could understand they needed 
more preparation to appreciate properly this gem I had sent them.
As I look back at this encounter, my regret is that I did not have this 
wonderful little book by my colleague, Stephen Knapp, to give them. Stephen has 
done a great service by painstakingly putting together such important 
prophecies from the Vedic tradition so that those who are familiar, as well as 
the novice, will reflect on world prophecy from the most sacred and authentic 
scriptures known to humankind. The Vedas give predictions that extend 
throughout all planets and all traditions.
According to Indian philosophy, there are 10 pramanas (different ways of 
knowing truth). They are:
1. Arsa--a statement of an authoritative sage or Demigod.
2. Upamana--comparison (something like something else).
3. Arthapatti--presumption due to some other known fact.
4. Abhava--absence (perceiving the object's absence).
5. Sambhava--inclusion (a larger quantity includes a smaller).
6. Arthya--tradition.
7. Cesta--gesture or symbols (someone making a "V" sign or mudra gesture).
8. Pratyaksa--direct perception.
9. Anumana--inference (based on generalized experience derived by reason or 
deduction).
10. Shabda--sound (revealed knowledge).
The last three are the only ones accepted by transcendental scholars and holy 
men like Jiva Goswami and Madhavacarya. Number ten, shabda pramana, revealed 
knowledge of the Vedas from superhuman sources, is the supreme superior method. 
In one of my books, Spiritual Warrior: Uncovering Spiritual Truths in Psychic 
Phenomena, I sometimes rely on anumana, which is inferior to shabda. In The 
Vedic Prophecies: A New Look into the Future, the author relies almost 
exclusively on shabda pramana for elucidating prophecy. What a wonderful 
offering! By this approach, Stephen gives the reader information about the 
prophecies that have already happened, the beginning of Kali-yuga (the last 
age--the age of quarrel), the changes during this age, the special age of 
enlightenment (the Golden Age) in Kali-yuga, the next incarnation of God, and 
the destruction of the world. After such an intense presentation, he refreshes 
us by taking the reader on a tour of many holy places in India, as many of the 
great prophecies are connected with these holy places and the saints associated 
with them. Even the author's explanation of the Federal Reserve System helps 
the reader to get a clearer understanding of how some of the evil effects of 
Kali-yuga are already fully operational.
Let us investigate a few millennium concerns in this Kali-yuga. Nostradamus 
proclaimed that in July, 1999 a great King of Terror would come from the sky. 
Edgar Cayce proclaimed that Japan would slide into the Pacific Ocean, 
earthquakes would destroy California, coastal areas would flood, and New Lands 
would appear. It is predicted by psychics affiliated with Buddhism that 
Buddhism will last for only 2,500 years. Buddhism has been in existence for 
2,500 years. Also, it has been predicted that Tibetan Buddhism will end some 
time after the thirteenth Dalai Lama has been dethroned. He has been dethroned. 
Psychic pyramidologists report that the turns and measurement of the Great 
Pyramid at Gizeh predicts the end of present civilization in 2001. The decline 
is said to have started in 1965. T

[ppiindia] Re: GOd vs GOogle ! - Bag. 3/3 OMNI

2009-12-10 Terurut Topik antonhartomo
tapi bukan omni internas lo

--- In ppiindia@yahoogroups.com, MANG UCUP  wrote:
>
> Seperti yang saya uraikan dalam tulisan sebelumnya, bahwa Allah itu memiliki
> tiga atribute yang lebih dikenal dengan -Three O's Atribute- ialah:
> 1. Omnipotence = Maha Kuasa
> 2. Omnisience = Maha Mengetahui
> 3. Omniprecence = Maha Hadir
> tetapi tanyalah sama diri sendiri apa manfaatnya bagi saya secara pribadi,
> apabila saya mengetahui bahwa Allah itu Maha Kuasa, Maha Mengetahui ataupun
> Maha Hadir. Tidak Ada!
> 
> Sama seperti juga apabila kita memiliki seorang ayah yang memiliki jabatan
> tinggi, kekuasaan, maupun kekayaan yang berlimpah ruah, bahkan gelar yang
> berderet, tetapi tidak memiliki rasa kasih. Ia bukanlah ayah saya! Tanyalah
> sama diri sendiri, apakah Anda mengasihi ayah Anda, karena kekayaan atau
> jabatannya? Saya yakin tidak ! Saya pribadi lebih mengutamakan ayah yang
> memiliki penuh rasa kasih; daripada seorang ayah yang super kaya maupun
> super kuasa, tetapi tidak memiliki rasa kasih sama sekali.
> 
> Hal inilah yang banyak dilupakan orang, bahwa Allah juga memiliki atribute
> lainnya yang menurut saya jauh lebih penting daripada ketiga atribute
> tersebut diatas ialah: - OMNIBEVOLENCE – Allah itu Maha Baik dan Maha
> Pengasih maupun Maha Penyayang (Ar-Rahim & Ar-Rahman).
> 
> Hal ini yang tidak dimiliki oleh komputer/Google. Maka dari itu bagaimana
> maju maupun hebatnya komputer, hingga kapanpun juga ia tidak akan bisa
> memiliki perasaan, karena komputer adalah benda mati tanpa jiwa. Komputer
> tidak akan bisa menjadi Omibevolence – Ar-Rahim & Ar-Rahman, Maha Pengasih
> dan Maha Penyayang. Komputer hanya tertarik akan duit kita, no money no
> computer !
> 
> Kita mengetahui dan juga pernah merasakan maupun menerima berkat dari Allah
> yang berlimpah di dalam kehidupan ini, tetapi kenyataannya kita lebih
> mengutamakan dan lebih mementingkan komputer daripada Allah, bahkan kita mau
> diperbudak oleh Facebook. Saya mengakui, bahwa saya memiliki hobby baca
> maupun menulis, tetapi mulai hari ini saya sendirilah yang ingin menentukan
> kapan saya nulis ataupun baca bukannya ditentukan oleh Facebook, Gmail
> ataupun Yahoo lagi. Maklum saya ingin lebih banyak meluangkan waktu untuk
> mendekatkan diri saya kepada Allah daripada kepada komputer.
> 
> Kita tidak bisa menyembah dan mengabdi kepada dua illah, Allah dan berhala
> (komputer); Tuhan dan Hantu. Hal inilah yang mendorong saya untuk menulis
> artikel ini dimana mulai hari ini saya tidak mau dibelenggu atau diperbudak
> lagi oleh Facebook, Twiter, ataupun Friendster. Dan tanyalah apakah kagak
> capek tuh ngurusi Facebook terus menerus? Hal inilah yang mendorong Mang
> Ucup menyatakan talak tiga alias Farewell Facebook, sehingga dengan mana
> semua message yang dikirim ke Facebook ataupun Twitter untuk Mang Ucup,
> tidak akan digubris lagi oleh saya.
> 
> Mang Ucup
> Email: mang.ucupgmail.com
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>




[ppiindia] NUSANTARA LUPA NUSANTARA-NYA ...

2009-11-30 Terurut Topik antonhartomo
TITIPAN KABAR 
BEBERAPA SOBAT ALUMNI (ITB)

Maaf-sumimasen, numpang liwat. Hanya sekadar info, dari teman-temin alumni yang 
mungkin belum bergabung ke milis ini. Hanya FYI, tidak lebih. Syukur bila ada 
yang terpanggil dan berpartisipasi bentuk apapun, misalnya Company Social 
Responsibility beraras diatas rata-rata skala lurah-camat-bupati saja.
Tentang TURANGGA SETA, digiati sementara kalangan teman-temin alumni ITB, tanpa 
koar-jeritan ala lodspiker yang nyata-nyata memalukan lantaran kurang beradab 
di berbagai permukiman, atau dogol-dagel-degilnya praxis profesi yang jamak 
dekaden (tragis  mengatasnamai reformasi) dewasa ini.
Message terkirim  (kontak lihat bawah) : 

  
matangyan mring hyang suksma
tan samar pamoring suksma
wit sastra tan ana muni
kang sastra cetha lire sampun anunggil
tan samar mring laku jantraning bawana

Yayasan TuranggaSeta adalah sebuah yayasan yang bergerak di bidang pelestarian 
budaya yang ada di Nusantara, serta mempelajari dan memetakan kembali kebesaran 
Nusantara yang sampai saat ini hanya dianggap sebagai mitos belaka. Dalam 
perjalanan waktu, kami banyak menemukan benda-benda peninggalan purbakala yang 
dapat dijadikan bukti dan acuan tentang benar tidaknya mitos itu.
Di sisi lain, kami juga banyak menemukan aplikasi kearifan lokal yang ternyata 
sanggup digunakan untuk mengatasi masalah yang berhubungan dengan bencana alam. 
Aplikasi kearifan lokal TEKNOLOGIS itu sudah kami laksanakan di berbagai 
daerah. 
Untuk yang berhubungan dengan sejarah Nusantara, kami berhasil menemukan bahwa 
sejarah Nusantara tidak sekerdil sejarah yang tertulis di buku-buku pelajaran 
sejarah sekolah yang resmi atau literasi sejarah yang ada. Bahkan lebih dari 
itu, kami menemukan bukti tentang kebesaran leluhur Nusantara yang dalam ribuan 
tahun sebelum masehi menguasai sebagian berarti wilayah Bumi.
Data yang kami peroleh terdapat di beberapa relief dan prasasti yang dapat 
dilihat dan dimengerti oleh semua orang. Selain itu kami juga berhasil 
memetakan dan mendokumentasikan lebih dari 20 jenis AKSARA PURBA asli Nusantara 
yang dapat dipakai untuk membaca prasasti dan rontal-rontal kuno.
Berhubungan dengan pencitraan sejarah sebagai mitos, kami juga berhasil 
menemukan bukti bahwa beberapa cerita mitos itu adalah benar adanya, bukan 
hanya sekedar cerita pengantar tidur atau celoteh dongeng keheroikan belaka 
(seperti keberadaan Kerajaan HastinaPura, Kerajaan Ngamartalaya, Kerajaan 
DahanaPura, Kerajaan Gilingwesi, dll.)
Kami juga berhasil memetakan PERIODISASI terciptanya peradaban bumi sampai ke 
titik akhir menjadi 3 Jaman Kali [Jaman Besar], dan setiap Jaman Kali kami bagi 
menjadi 7 Jaman Kala [Jaman Sedang], dan 1 Jaman Kala kami bagi menjadi 3 
Mangsa Kala [Jaman Kecil], serta berhasil mengurutkan sejarah kerajaan-kerajaan 
yang ada di Nusantara yang mayoritas dihilangkan dari sejarah resmi.
Kebesaran Nusantara di masa lalu sangat erat kaitannya dengan kebesaran TRADISI 
yang pernah ada di Nusantara. Namun sayangnya kebesaran tradisi kita itu telah 
dihilangkan dengan masuknya ajaran-ajaran baru. Bahkan sebagian ajaran-ajaran 
baru cenderung memvonis tradisi kuno menjadi animisme, dinamisme dan 
politeisme. Padahal ada beberapa teknologi terapan masa lalu yang sangat 
efektif dan menjadi kekuatan kehormatan dari kebesaran leluhur kita yang 
sebetulnya masih sangat relevan untuk digunakan oleh generasi kita sebagai 
pewaris teknologi tersebut, namun kita tidak pernah menyadarinya.
Sebagai contoh, dalam Kitab Negara Kertagama terdapat aturan bahwa setiap 
Adipati harus menghadap ke pusat kerajaan [Kerajaan Induk] setiap 35 hari 
sekali. Diandaikan bila hal itu terjadi di era Kerajaan Majapahit, salah satu 
Adipati yang tinggal di daerah Bandung untuk mencapai ke Trowulan pasti butuh 
waktu lebih dari 2 minggu. Karena pada masa itu belum ada jalan raya dan 
mayoritas daerah sepanjang perjalanan masih berupa hutan belantara, juga belum 
terdapat sarana transportasi modern seperti saat sekarang ini.
Untuk perbandingan, ketika gempa besar melanda Padang ternyata bantuan yang 
lewat darat sampa lebih dari sebulan kemudian belum bisa merata ke daerah 
Padang Pariaman, hingga hanya bisa didisribusikan melalui transportasi udara. 
Bisa dibayangkan TEKNOLOGI jenis apakah yang dipakai oleh para Adipati kita 
pada jaman dulu untuk berpindah tempat pada saat itu, di saat mereka masih 
harus menembus medan yang tidak ada jalannya yang penuh dengan hutan belantara, 
sementara mereka sendiri masih harus menjalankan roda pemerintahan di 
Kadipaten-nya masing-masing.
Maka kamipun kemudian sadar bahwa ada TEKANAN dari beberapa negara besar yang 
mendorong supaya kita melupakan dan menyepelekan tradisi asli kita, karena 
hanya dengan tradisi warisan leluhur kita, maka kita bisa bangkit dari 
keterpurukan, juga semangat nasionalisme generasi muda akan menjadi bangkit 
lagi kalau kita berhasil menunjukkan k

[ppiindia] MANGGIS LAGI, MANGGIS LAGI (simak tengkulak!)

2009-11-30 Terurut Topik antonhartomo
TIPS MUSIM  :  MANGGIS  LAGI ! 
(tahun kedua, 2009)

Sehabis sarasehan aksi soal energi KONKRET bagi rakyat di pelosok desa (yang 
kini sikonnya kian BEJAD AMBUR ADUL), dalam perjalanan pulang melalui pedalaman 
Subang-Ciater nan sejuk, sudah nampak pohon-pohon MANGGIS berjumbaian buah. Dan 
warga mulai ada yang menjajakannya di tepi jalan, di kawasan Ibu Pertiwi yang 
teramat fertil ini; namun sedih masih ada juga yang memperkosa Nyi Pohaci di 
sawah-ladang-kebun pakai urea-NPK (aduh!). Makin niscaya pulalah bersama 
sebangsa enyahkan urea-NPK dari buminya petani!
Dalam perbincangan dengan para kawula alit penjualnya, kian menggencar 
gelombang SELAMATKAN MANGGIS berkumandang, dialah RATU BUAH sedunia. Kulit buah 
manggis yang berceceran, sengaja saya kumpulkan didepan mata penjualnya, dan 
saya masukkan bagasi pula. Terperangah mereka, dan lega hati ini telah 
mencubiti kesadaran hati-budi-pakerti warga desa. Jangan tebangi, perbanyak 
POHON MANGGIS. Manggis, terlebih kulit buahnya, adalah GUDANG 
SUPER-ANTIOKSIDAN, penjaga kesehatan dan penyembuh. Penyakit tekanan darah 
tinggi, kanker, rematik sampai asam urat,  liver, stroke,  pencernaan, 
pernafasan dan lain-lain yang gawat masa kini, KEOK oleh BUBUK atau JUS KULIT 
MANGGIS. 
Bagi segenap ALUMNI ITB yang berjiwa Ganesha, bersegeralah kejar dan peroleh : 
KULIT BUAH MANGGIS (mangosteen). Disantap berseling dengan VCO, betapa dahsyat 
gunaHUSADAnya. Populerkan diantara kerabat dan sahabat terkasih. Daripada beli 
jus enceran komersialnya 25 dollar per botol kecil, baiknya Do It Yourself 
sekeluarga bareng.
Bila anda di Subang, Sukabumi, Bogor-Ciawi, Matesih-Tawangmangu, di Sumatra 
Barat, Jambi, dimanapun di NUSANTARA, segera sadari dan libati : PEMANFAATAN 
KULIT MANGGIS ! Cepat, musim manggis kebanyakan akan berakhir di awal tahun! 
Berpacu dengan tauke tengkulak obat dan jamu... Selamatkan manggis, maka dia 
selamatkan kesehatan diri kita.
Menggalakkan manggis, memberdayakan ekonomi rakyat kecil. (Tentu saja seraya 
terus menggusur koruptor-jongos berdasi aneka tipe dan perangai, pakai topeng 
lagak soleh atau tidakpun, sebab yang nampak filantrop bisa saja juragan 
mafioso bengis tanpa mimik).
Salam bijak sehat GANESHA, bersama kulit buah manggis! Bukan wacana, tapi 
praxis otentik (hitam-putih, bukan munaf..).
Ratukan kembali Manggis,  buah ASLI Nusantara-Atlantis-Firdausi ini disini 
kini. Merdekakan diri dari obat sintetik toksik.
(week end ini habis tunailah memerangi inersia-keengganan :  memblender kulit 
manggis satu setengah karung...hehe...mix dengan extract sirsat, strawberry dan 
madu dari kebun, amboi...surga-dunialah itu)
Salam merdiko  ABS : ANTON BANTEN SOLO (sic)
(Nrp-ku dulu 074461 deh rasanya, agak mirip Nip semasa PNS yang kucampak 
jauh-jauh, lupa-lupa-ingat)




[ppiindia] REHAT (rerasan sangkanparan) INDON (2)

2009-11-30 Terurut Topik antonhartomo
Reuni Atlantis, Ganesha & Aquarius (2)  ala nir-sibayek


Arysio Nunes dos Santos, 1997

KATAKLISME DAN ATLANTIS

•   Buku  OERA LINDA, koleksi tradisi Frisian terkait Air Bah, 
menggambarkan kataklisme dahsyat skala kosmis yang terjadi di zaman purba 
meluluhlumatkan Atland : jutaan kali lebih menggelegar daripada sekadar 
tayangan film 2012...yang menggelikan itu.
•   Mitos sangkanparan bangsa MAYA menyebutkan mereka berasal dari 
pulau/kepulauan AZTLAN. Mereka lari dari letusan dahsyat global gunung berapi. 
Tanah air asli mereka kemudian dilahap samudera. Mereka datang ke benua baru 
melalui laut, Pasifik Selatan, berangsur bertahun lewat berbagai pulau, 
menggunakan rakit dan catamaran mereka. Perjalanan samudera mereka terekam 
dalam CODEX BOTURINI dan dokumen-dokumen sejarah lainnya.  Aztlan itulah 
Atlantis. Letak Aztlan di sebelah barat mereka, karena mereka menyusuri lautan 
ke arah timur. Maka FIRDAUS YANG HILANG itu terletak di wilayah Timur Jauh. Ini 
kiranya kini wilayah INDONESIA.
•   Tradisi Hindu bicara tentang ATALA, FIRDAUS yang tenggelam di Timur 
Jauh. Atala adalah salah satu dari tujuh loka neraka orang Hindu. Ini adalah 
ARCHETYPE dari Tujuh Pulau Blest (budaya Yunani) dan Tujuh Pulau Atlantik 
(tradisi abad pertengahan). ATALA kerap dipadankan dengan SUTALA (Tanah 
Landasan) yakni nama Hindu bagi Firdaus pristin-nya. Dalam bahasa Sanskerta 
nama itu bermakna Tanah Antah-berantah atau Tanah yang Tenggelam.  Etima ini 
serupa dengan tradisi Yunani UTOPIA atau tradisi Gnostik EREWHON. Artinya, 
aneka tradisi Firdaus Tenggelam semisal ELYSIUM (kepulauan Blest) Yunani, 
ARMENTI atau PUNT bangsa Mesir, EDEN/Firdaus  bangsa Yahudi, atau DILMUN 
Babilonia, semua tan kecuali berpangkal dari HINDU purba Atala atau Sutala.
•   Peta dunia purba atau zaman pertengahan mencantumkan Kepulauan 
Atlantis. Kepulauan ini biasanya ada tujuh, disamakan dengan Tujuh Pulau blest 
tradisi Yunani atau Tujuh DVIPA (pulau-pulau Firdaus) orang Hindu. Dalam 
kenyataan, hal ini terkait sisa-sisa Atlantis yang tenggelam. Ini adalah 
puncak-puncak gunung-gunung berapi raksasa pada benua yang tenggelam itu. 
Tradisi occult, pelayar-pelayar purba dari bangsa Phoenician dan bangsa-bangsa 
kuno lainnya berniaga teratur dengan Kepulauan Indies (Indonesia) purba, dan 
rute-rutenya dirahasiakan sepanjang sejarah untuk keamanan dan pengamanan.
•   Lautan Atlantik meminjam nama dari Atlantis, yang gagah berani 
menjelajah samudera tepi yang ditakuti berbagai bangsa lain. Hanya bangsa 
Atlantis yang menguasai Pelayaran-pelayaran Celestial yang menjadi prasyaratnya.
Berbeda dari apa yang diterima sekarang, nama Samudera Atlantik (Samudera 
bangsa Atlantis) dulu adalah segala Lautan yang mengelilingi Dunia Lama 
(Eurasia dan Afrika). Ia terdiri atas perjumpaan lautan Atlantik dan Lautan 
Hindia. Samudera Atlantis purba juga dinamai Lautan Ujung, Lautan Luar, Lautan 
Kronius, Mare Oceanum, Mare Magnum, Samudera Pengitar Dunia, nama-nama yang 
menyiratkan kitaran atas bumi.
•   Bukan hanya PLATO, namun juga para penulis sezaman seperti HERODOTUS, 
ARISTOTELES, HECATEUS Miletus, SKYLAX Carianda, secara eksplisit menyebut 
Samudera Atlantik yang berasal dari zaman sebelum Plato. Plato yang secara 
khusus menyebut pertaliannya dengan ATLAS dan Atlantis/Atlantean. 
Penulis-penulis terdahulu semacam HOMERUS sampai HESIODUS bicara perihal 
Samudera Pengitar/Pengeliling dunia lama yang merupakan letak pulau dan benua 
tenggelam yang terkait Atlantis. Pengertian itu sampai ke Mesir dan Yunani, 
berasal dari tradisi kuno India AXAYANA (Lautan Pengitar Dunia) dan Firdaus 
Tenggelam semisal Pulau-pulau Putih (SAKA DVIPA).
•   Tradisi HINDU bicara tentang Firdaus Tenggelam dalam berbagai nama : 
Atala, Patala, SHVETA Dvipa (pulau Murni), atau Saka Dvipa (kepulauan murni). 
Kepulauan Firdaus ini adalah sisa-sisa benua tenggelam yang mereka sebut RUTA. 
Benua tenggelam ini  terletak di samudera pengitar dunia (lama). Tenggelamnya 
benua ini tersangkut dengan hancur leburnya GUNUNG SUCI, yakni MERU atau ATALA. 
Kehancuran ini menyebabkan langit roboh (hujan debris) dan menimpa kepulauan 
yang tenggelam oleh lautan. Kejatuhan yang berjuta kali lebih dahsyat dari 
secuil ambrolnya menara kembar New York oleh teroris atau bahkan letusan 
Krakatau abad 19 itu. Dari sumber Hindu hancurnya Gunung Suci Meru mite Atala 
inilah orang Yunani memperoleh mite ATLAS dan ATANTIS yang tenar itu.
•   Mite Yunani menceritakan Legenda ATLANTIDES, ketujuh putri cantik ATLAS 
TITAN, pendiri Atlantis. Atlantides juga dinamai PLEIADES atau HESPERIDES, 
merupakan personifikasi ketujuh pulau BLEST yang berada di ujung Laut Tepi. 
Pulau Blest ini dirancukan dengan kepulauan CANARY. Tetapi kepulauan Canary ini 
terlalu gamblang dan dekat, sedangkan Atlantis tak jelas dimana pula adanya di 
peta-peta purba. Tetapi tradisi mereka tetap setia merawat adanya Tujuh Pulau 
(via Atlantides) yang merupakan sisa-sisa benua yang hilang/tenggelam.

[ppiindia] REHAT (rerasan sangkanparan) INDON (3)

2009-11-30 Terurut Topik antonhartomo
Reuni Atlantis, Ganesha & Aquarius (3) – menuju 
pencerahan GANESHA-SKANDA


MENUJU RECYCLING KE SEGARNYA AQUARIUS




Dan siapakah AQUARIUS, coba ? Dialah PANGERAN KENCANA   
yang disebut-sebut Virgilus dalam karya 
tenarnya ECLOGUE IV,
   yang merupakan nubuatan terdahsyat MiLLENNIUM ini.
. . . .  
Arysio Nunes dos Santos, 1997



•   Legenda THRINACIA primordial dibawa oleh orang Yunani dan Romawi ke 
Sicilia. Yang terhasil kekacauan tafsir tadi, disangka itu Sicilia. Di 
Thrinacia itulah terjadi duel perang-tanding antara ZEUS dan TYPHON, yang dalam 
VEDHA yakni perang antara  INDRA dan Vritra. Juga mite Hindu diubah menjadi 
yudha antara Hercules melawan raksasa Caccus, perang antara para dewa dan geng 
raksasa. Sebagaimana di India, perang ini tak lain tak bukan adalah allegori 
cerdas perang ATLANTIS.
•   Allegori dalam bharatayudha Atlantis, berkecamuknya perang antar unsur. 
Atlantis remuk redam oleh API (gunung berapi) dan AIR (samudera), dan secara 
universal diingat sebagai HIEROGAMI KOSMOGONIK API DAN AIR. Di India, Vritra 
menyatakan unsur api, sedangkan Indra air. Di Yunani, Poseidon (atau Typhon) 
adalah unsur air, sedangkan Zeus dan petir-kilat-halilintarnya adalah api 
celestial. Perang ini membingkiskan akhir dunia dan mulainya DUNIA BARU. Inilah 
HAKIKAT RECYCLING, daur ulang, mengendalikan Entropi bukan sekadar energi. 
Perayaan tahun baru, adalah ibarat menyongsong Zaman Baru. Di NUSANTARA kiranya 
 : riyaya Seren taun, Gugur Gunung, Bersih Desa dll adalah itu hakikat 
kecilnya. Bila itu semakin diemohi... mau jadi apa Indonesia yang terpuruk 
habis ini ? Kecendekiaan dan kebijaksanaan pun diperkosa habis-habisan. Oh, 
alamk...! Yang muncul UNTHUL-UNTHUL di  aneka lapangan.
•   Bangsa Yunani, seperti juga bangsa-bangsa kuno lain, berasal dari 
firdaus manca yang tak lain Atlantis itu. Plato bercerita tentang ATHENA 
ANTE-DILUVIAN yang pun tenggelam kataklismik. Atlantean dipaksa emigrasi, ke 
India dan Mesir dulu, baru ke daerah Mediterania kemudian. Tradisi Yunani ini 
didukung oleh Hindu dalam hal Yavana (yuwana, "yunani", "ARYA") yang suatu 
ketika tinggal di Yava (Java, JAWA) yang mengalami terus bertempur dengan klan 
DRAVIDA. Itulah alegori API dan AIR, walau se-saudara.
•   YAVANA disebut juga YONAS, yang berkaitan Ionia atau Yunani, atau Oannx 
yang memberadabkan Babilon,  juga bangsa Aenea dan para leluhur Pahlawan 
Peradaban bangsa-bangsa lain di dunia. YONAS berasal dari kata Sanskerta YONI 
atau  YA-VANNA (Dravida), berarti IBU AGUNG atau RAHIM AGUNG.  Sang IBU AGUNG 
(Dana, Danu) adalah dewi eponim  Danaan (Danavan yunani) dan TUATHA D DANAAN.  
Ibu Perawan Agung adalah alegori bagi Atlantis LEMURIA dan vagina-bumi 
mengalegorikan  VADHAVA-MUKHA  (submarine mare) yang menelikung dan telan  
Atlantis Lemuria, sebagaimana BAPA AGUNG (Shiva) phalusnya dialegorikan sebagai 
gunung ATLAS atau MERU.
•   PLATO bicara tentang GADEIROS saudara kembar ATLAS. Gadeiros menguasai 
satu dari sepuluh daerah Atlantis dan melawan saudaranya dalam perang Atlantis. 
 GADEIROS itulah HERCULES,  yang berarti Penggembala Sapi.  Hercules membawa 
ternak Geryon dari tanah tenggelam ERYTHEIA (Matahari Terbit, Merah), ke Tanah 
Terjanji yakni Yunani. Ternaknya ialah rakyat Yunani, dan pahlawan Yunani itu 
adalah tak lain juga NAKULA dan SADEWA (Sahadeva).  Dewa kembar ini tak lain 
adalah Hercules dan Atlas, Castor dan Pollux,  Asvhin/Aswina bersaudara, dan 
banyak lagi di berbagai penjuru bumi, jagad manusia.
•   Bangsa Indian di hutan-hutan Amazona Brasil (Tucanos, Desana, Barasana 
dsb)  mengaku berasal dari benua yang tenggelam oleh Air Bah.  Firdaus itu 
banyak julukannya : YVYMARANEY (Tanah Murni, tanpa iblis), EMEKHO PATOLX 
(pusarnya jagad). Mereka datang naik perahu tak berbeda dari BAHTERA NUH dan 
melintasi LAUTAN SUSU (Dix Alpikun Dihtalu) yang mirip pengakuan orang Hindu 
itu. Orang Hindu menyebut Firdaus mereka : SHVETA-DVIPA (Tanah Murni), mirip 
saudaranya yang terpental ke Amerika.  Lautan Susu juga menenggelamkan Firdaus 
akibat perang antara Dewa dan Jurig (setan).
•   SHVETA-DVIPA (Tanah Murni) bertempat di tengah Lautan Susu (DUGDHA 
SAMUDRA) sebagaimana Indian di Amerika.  Susu atau krim ini memenuhi samudera 
bangsa Atlantis, membuatnya sukar kalau tak mustahil dilayari, seperti 
dilaporkan PLATO. Lautan susu yang diaduk, mengalegorikan benua Firdaus yang 
tenggelam.  Gunung MANDARA (Meru) padanan gunung Atlas. Kura-kura (KURMA, 
Avatar kedua VISHNU) melukiskan bagaimana daratan bak nyungsep ke samudera 
jaladri.  Begitupun,  VASUKI/Basuki (atau SHESHA, Raja Naga) ular bertali 
melukiskan AVATAR jelmaan ularnya Atlas. Begitulah kosmogoni hancurnya Firdaus 
dan dari remah-remahnya muncul Dunia Baru pengganti yang lama nan lenyap akibat 

[ppiindia] REHAT (rerasan sangkanparan) INDON (1)

2009-11-30 Terurut Topik antonhartomo
Reuni Atlantis, Ganesha & Aquarius 1
(kontak lihat bawah)
Dan siapakah AQUARIUS, coba ? Dialah PANGERAN KENCANA   
yang disebut-sebut Virgilus dalam karya 
tenarnya ECLOGUE IV,
   yang merupakan nubuatan terdahsyat MiLLENNIUM ini.   
   Sajak Virgilus dimulai dengan 
kata-kata : IAM REDIT ET VIRGO! 
   LIHAT, SANG PERAWAN KEMBALI! Ya, AQUARIUS adalah keduanya,   
  baik PANGERAN KENCANA 
maupun PUTRI KENCANA,   
   karena dia Androgini.
Leburnya kedua jenis kelamin adalah REUNI antara kedua ATLANTIS 
 yang telah terpisah sejak 
mulabuka zaman. Kini mereka bersatu.
  DOMBA dan SERIGALA menyatu, menikmati 1000 tahun waktu 
terakhir  yang 
dijatahkan bagi zaman ini,  
dan kembalinya ZAMAN KENCANA, keemasan. 
Nubuatan datang karena dia memenuhi dirinya 
sendiri.  Dia 
adalah personifikasi asa-damba, Egregora dan Kamarupa,  
   yang ada bagi yang percaya.  
Malanglah orang yang tak percaya,   
   karena AQUARIUS 
mustahil tercuri.
Arysio Nunes dos Santos, 1997

INDONESIA
CORROBORATING EVIDENCE ON THE REALITY OF ATLANTIS
Push off...for my purpose holds,
to sail beyond the sunsets, and the baths   
  Of all the western stars, until I 
die.  It may be 
that the gulfs will wash us down,   
  It may be that we will touch the Happy Isles, 
   And see the great Achilles, whom 
we know.
Tennyson

PENDAHULUAN
Banyak kritik atas ATLANTIS menyatakan bahwa selain dialog-dialog PLATO, 
Timmaeus dan Critias, tak ada bukti terpisah oleh pihak berwenang purba atas 
hal itu. Tetapi kebenaran tak jauh dari kenyataan. Berbagai mitos dan tradisi 
karuhun leluhur segala bangsa berpusat pada legenda AIR BAH dan hancurnya TAMAN 
FIRDAUS (paradiso, ElDorado), asalmula dan fokus Peradaban yang tak lain berada 
di ATLANTIS. 
Nah FIRDAUS TERRESTRIAL (bumi), bukan yang Celestial, adalah TAMAN EDEN, dimana 
manusia berasal dan pertama kali bangkit diantara binatang-binatang buas di 
ladang. Kendati begitu, FIRDAUS TERRESTRIAL itu walau benar ada tempatnya, 
telah terlalu banyak dirohanikan sehingga sukar dijadikan bukti keras adanya 
Atlantis purba.
Maka dalam bab ini dipaparkan berbagai karya sejarawan dan penulis Atlantis dan 
yang terkait, juga aneka sumber dan tradisi yang tak bersangkutpaut dengan 
bahan yang dipakai Plato. Disini dipaparkan secara skematis-terdaftar untuk 
mempermudah pembandingan. Belum diungkap pembeberan lengkap rinci, dan 
tema-tema yang teraju hanya sekadar gaba-gaba arah studi. Bagi yang berminat, 
dipersilakan merujuk sumber-sumber asli, atau membaca berbagai tulisan lain 
yang lebih rinci.
PILAR-PILAR ATLANTIS
•   PROCLUS, komentator atas karya PLATO, sepakat bahwa Crantor pun 
mengunjungi Sais (di Mesir) sebagaimana Solon melakukannya 300 tahun 
sebelumnya. Disana para rahib Mesir menunjukkan pilar kencana yang memuat 
inskripsi hieroglif yang mencatat sejarah secara rinci tentang Atlantis.
•   MANETHO, sumber Mesir, sepakat adanya pilar-pilar tersebut dan 
menyatakan bahwa sebelum AIR BAH, Thoth-Hermes menuliskan pada stelae (pilar) 
epitom kebijaksanaan purba, sehingga berbagai pengetahuan purba tidak hancur 
dan hilang pada saat kataklisme terjadi.
•   JOSEPHUS, sejarawan Yahudi yang sezaman Kristus, menyatakan bahwa SETH 
(Thoth ?) menyatakan : ...agar kebijaksanaan dan pengetahuan astronomi tak 
lenyap saat kataklismemembuat dua pilar, satu terbuat dari batu lainnya 
dari bata dan dituliskan inskripsi ... pilar-pilar itu masih ada di tanah 
Siriad sampai sekarang
•   HERODOTUS (Hist.II : 58) secara pribadi menyaksikan di Tyre (Phoenicia) 
dalam kuil Hercules,  dua pilar, satu dari emas murni lainnya emerald, yang 
mencorong kebyar di waktu malam.  Pilar-pilar Hercules itu didirikan oleh orang 
Phoenician dimana-mana mereka bermukim. Mereka mend

[ppiindia] fyi : The value of HARVARD's MBA - jagad maya ?

2009-11-15 Terurut Topik antonhartomo
--- In ITB_:

hahaha
bener Sarkoro
hidup manusia memang aneka jejak
ke arah titik fine serupa
persoalannya, bagaimana senantiasa
menyerasikan entropi-energi
baik mikro diri maupun makro lingkupnya
linear atau spiral
solar or lunar
atlantis
what's the diff, then ?
salam
dari desa

--- In ITB_:
>
> You may have read this before but quite humourous
> 
> An American businessman was at the pier of a small coastal Mexican village
> when a small boat with just one fisherman docked.
> Inside the small boat were several large yellowfin tuna.
> The American complimented the Mexican on the quality of his fish and
> asked how long it took to catch them.
> 
> The Mexican replied, "Only a little while, Senor."
> The American then asked, "Why didn't you stay out longer and catch more
> fish?"
> The Mexican said he had enough to support his family's immediate needs.
> The American then asked, "But what do you do with the rest of your time?"
> The Mexican fisherman said, "I sleep late, fish a little, play with
> my children, take siesta with my wife, Maria, stroll into the village
> each evening where I sip wine and play guitar with my amigos. I have a full
> and busy life, Senor."
> 
> The American scoffed, "I am an Harvard MBA and could help you.
> You should spend more time fishing and with the proceeds, buy a bigger boat
> with the proceeds from the bigger boat you could buy several
> boats, eventually you would have a fleet of fishing boats. Instead of
> selling your catch to a middleman you would sell directly to the processor,
> eventually opening your own cannery. You would control the
> product, processing and distribution. You would need to leave this small
> coastal fishing village and move to Mexico City, then LA and eventually NYC
> where you will run your expanding enterprise."
> 
> The Mexican fisherman asked, "But Senor, how long will this all take?"
> To which the American replied, "15-20 years."
> "But what then, Senor?"
> 
> The American laughed and said, "That's the best part. When the time is right
> you would announce an IPO and sell your company stock to the public and
> become very rich, you would make millions."
> "Millions, Senor? Then what?"
> 
> The American said, "Then you would retire. Move to a small coastal fishing
> village where you would sleep late, fish a little, play with your kids, take
> siesta with your wife, stroll to the village in the evenings where you could
> sip wine and play your guitar with your amigos."
> 
> "So, you mean being a Harvard MBA, you have to go thru all that to finally
> get to where I already am, Senor?"
>

--- End 




[ppiindia] Re: Ambiguitas Materi Kampanye SBY - patut dibukukan

2009-06-22 Terurut Topik antonhartomo
lanjutkan ?

JANGAN LANJUTKAN PAKAI CARA YANG TERBUKTI BIKIN MASALAH
(Albert Einstein)

fuih, EINSTEIN koq dilawan

era 4 tahun terakhir yang modol-modol
(pendidikan, pertanian, keuangan dsb)
patut dikupas dalam buku ?

salam. merdeka !!!









--- In ppiindia@yahoogroups.com, Satrio Arismunandar  
wrote:
>
> (Dari milis HMI)
> 
> 
> From: Yuhka Sundaya yuh...@...
> Date: Monday, June 22, 2009, 12:28 AM
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> Simak argumentasi SBY dan beberapa Tim Sukses di TV sebelumnya.
> 
> Terdapat ambiguitas dalam argumentasi keduanya. Di satu sisi, SBY coba 
> mempromosikan keberhasilan ekonominya, tapi pada pihak lain argumentasi Tim 
> Sukses untuk mempertahanakn Budiono dilatarbelakangi oleh masih belum 
> stabilnya perekonomian dan adanya ancaman global. Artinya perekonomian 
> Indonesia masih rentan. Lalu mengapa SBY selalu mengevaluasinya sebagai 
> stabil. Siapa yang bener ya : Timsuk or SBY ?
> 
> Ketidakkompakan ternyata muncul dengan sendirinya, dan semakin kuat dugaan 
> bahwa ekonomi kita masih keropos. Ya keropos ! Tanpa ada kebijakan reformasi 
> agraria untuk membuat kepemilikan lahan lebih fleksibel, ekonomi kita tidak 
> akan kuat. 
> 
> 60 persen warga miskin adalah petani di pedesaan. Produk pertanian sangat 
> menopang kegiatan industri dan jasa. Kekurangan produk pertanian menimbulkan 
> kebutuhan impor bahan baku yang besar, devisa terkuras terus. Lihat saja 
> impor produk pertanian kita makin membesar. 
> 
> Nampaknya agak sulit untuk dilanjutkan.
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>   
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>




[ppiindia] perhatikan : Talk Show WIMAR WITOELAR di MetroTV .... OTAK BERKARAT

2009-06-22 Terurut Topik antonhartomo

WiMAR WITOELAR
akhir-akhir ini dipajang METRO TV buat berkicau
sayang kian tampak dungu dan guoooblogg-nya
sayang, cepat pikun ya ?
cek rekaman2 bincangannya

METRO TV kecolongan
atau sengaja ?

perlu pembenahan








--- In ppiindia@yahoogroups.com, "antonhartomo"  wrote:
>
> memang wimar witoelar ini
> MAKIN TUA MAKIN JEBOL ISI JIDATNYA
> COBA SIMAK LAGI REKAMAN
> BINCANG ACARANYA DENGAN SRI MULYANI
> orang semarang keblinger itu
> WIMAR WIMAR, KAMU GAK TAHU MALU
> orang lain malu lihat kamu
> salam, merdeka!
> 
> 
> 
> 
> 
> --- In ia-...@yahoogroups.com, Pandji R Hadinoto FN45  wrote:
> 
> 
> 
> Pandji R Hadinoto / www.jakarta45.wordpress.com / HP : 0817 983 4545
> 
> Siap2 saja ada tontonan baru, dengan kisah berawal dari acara Talk Show 
> MetroTV oleh  WIMAR WITOELAR (yang konon katanya "dedengkot" atau "kojo" PMB)
> 
> Salam MERDEKA !
> 
> 
> RAKYAT MERDEKA, Selasa, 16/06/2009 16:31 WIB
> 
>   Warta No. 1
> 
>   Diduga Fitnah Prabowo, Direktur Imparsial akan Digugat
> 
>   
>   Adv - detikNews
> 
>   
>   
> 
>   
>   
> 
>   
>   <a
> href='http://openx.detik.com/delivery/ck.php?n=a59ecd1b&amp;cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE'
> target='_blank'><img
> src='http://openx.detik.com/delivery/avw.php?zoneid=24&amp;cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&amp;n=a59ecd1b'
> border='0' alt='' /></a>
> 
> 
>   
>   Jakarta
> - Tim advokasi pasangan Mega-Prabowo tengah mempersiapkan gugatan
> kepada Direktur Eksekutif Imparsial Rachlan Nashidik. Pimpinan LSM ini
> diduga telah melakukan fitnah, dengan menyatakan Prabowo memiliki dua
> kewarganegaraan, yakni Indonesia dan Yordania.
> 
> Pernyataan
> Rachlan itu dilontarkan dalam acara Wimar Witoelar Life yang disiarkan
> secara langsung oleh Metro TV, Minggu malam (14/6) lalu.
> 
> "Pernyataan
> Rachlan di Metro TV adalah bagian dari fitnah dan merupakan pernyataan
> pesanan dalam mendiskreditkan Prabowo jelang Pilpres 2009. Kami siap
> melakukan tindakan hukum," tegas Fadli Zon, Sekretaris Umum Timkamnas
> Mega Prabowo, dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (15/6).
> 
> Fadli
> menjelaskan, pasca meletusnya kerusuhan Mei 1998, Prabowo memilih untuk
> menetap di Yordania untuk menghindari polemik yang terjadi di tanah
> air. Ketika itu, pemimpin Jordania, Raja Abdullah, pernah menawari
> Prabowo sebagai penasehat militer kerajaan. Selain itu Prabowo juga
> ditawari gelar warga negara kehormatan Yordania.
> 
> Tapi, lanjut
> Fadli, tawaran-tawaran itu ditolak, karena kecintaan Prabowo kepada
> tanah air. "Silakan itu ditanyakan langsung ke pemerintah Yordania
> maupun Kedutaan Besar Yordania di Jakarta. Kalau Pak Prabowo itu punya
> status warga negara Yordania, pasti kedutaan Yordania memantau terus.
> Tetapi kan tidak?" ungkap Fadli.
> 
> Sementara itu, Direktur Tim
> Advokasi Mega-Prabowo,  Mahendradatta, menyatakan, pihaknya akan
> secepatnya melaporkan Rachlan ke pihak kepolisian  dengan tuduhan
> pencemaran nama baik. "Secepatnya kami akan laporkan ke pihak
> kepolisian," tegas mantan pengacara Abu Bakar Ba'asyir dari Tim Pembela
> Muslim tersebut. 
>(adv/adv)
>   
> 
> 
> 
>   
> ___
> Dapatkan nama yang Anda sukai!
> Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.
> http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
> 
> --- End forwarded message ---
>




[ppiindia] Fwd: METRO BODO --> Talk Show WIMAR WITOELAR di MetroTV .... OTAK BERKARAT

2009-06-22 Terurut Topik antonhartomo
memang wimar witoelar ini
MAKIN TUA MAKIN JEBOL ISI JIDATNYA
COBA SIMAK LAGI REKAMAN
BINCANG ACARANYA DENGAN SRI MULYANI
orang semarang keblinger itu
WIMAR WIMAR, KAMU GAK TAHU MALU
orang lain malu lihat kamu
salam, merdeka!





--- In ia-...@yahoogroups.com, Pandji R Hadinoto FN45  wrote:



Pandji R Hadinoto / www.jakarta45.wordpress.com / HP : 0817 983 4545

Siap2 saja ada tontonan baru, dengan kisah berawal dari acara Talk Show MetroTV 
oleh  WIMAR WITOELAR (yang konon katanya "dedengkot" atau "kojo" PMB)

Salam MERDEKA !


RAKYAT MERDEKA, Selasa, 16/06/2009 16:31 WIB

Warta No. 1

Diduga Fitnah Prabowo, Direktur Imparsial akan Digugat


Adv - detikNews
  











Jakarta
- Tim advokasi pasangan Mega-Prabowo tengah mempersiapkan gugatan
kepada Direktur Eksekutif Imparsial Rachlan Nashidik. Pimpinan LSM ini
diduga telah melakukan fitnah, dengan menyatakan Prabowo memiliki dua
kewarganegaraan, yakni Indonesia dan Yordania.

Pernyataan
Rachlan itu dilontarkan dalam acara Wimar Witoelar Life yang disiarkan
secara langsung oleh Metro TV, Minggu malam (14/6) lalu.

"Pernyataan
Rachlan di Metro TV adalah bagian dari fitnah dan merupakan pernyataan
pesanan dalam mendiskreditkan Prabowo jelang Pilpres 2009. Kami siap
melakukan tindakan hukum," tegas Fadli Zon, Sekretaris Umum Timkamnas
Mega Prabowo, dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (15/6).

Fadli
menjelaskan, pasca meletusnya kerusuhan Mei 1998, Prabowo memilih untuk
menetap di Yordania untuk menghindari polemik yang terjadi di tanah
air. Ketika itu, pemimpin Jordania, Raja Abdullah, pernah menawari
Prabowo sebagai penasehat militer kerajaan. Selain itu Prabowo juga
ditawari gelar warga negara kehormatan Yordania.

Tapi, lanjut
Fadli, tawaran-tawaran itu ditolak, karena kecintaan Prabowo kepada
tanah air. "Silakan itu ditanyakan langsung ke pemerintah Yordania
maupun Kedutaan Besar Yordania di Jakarta. Kalau Pak Prabowo itu punya
status warga negara Yordania, pasti kedutaan Yordania memantau terus.
Tetapi kan tidak?" ungkap Fadli.

Sementara itu, Direktur Tim
Advokasi Mega-Prabowo,  Mahendradatta, menyatakan, pihaknya akan
secepatnya melaporkan Rachlan ke pihak kepolisian  dengan tuduhan
pencemaran nama baik. "Secepatnya kami akan laporkan ke pihak
kepolisian," tegas mantan pengacara Abu Bakar Ba'asyir dari Tim Pembela
Muslim tersebut. 
 (adv/adv)




  
___
Dapatkan nama yang Anda sukai!
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

--- End forwarded message ---




[ppiindia] rehat kota (3) : ENERGY DRINK & KMB ... olay olay

2009-06-21 Terurut Topik antonhartomo
--- In ITB_

Dangerous Energy Drinks
Are Energy Drinks Safe?
KMB bukan lagi Konferensi Meja Bundar, tetapi KIAT MERACUNI BANGSA ?

Energy drinks have become increasingly popular, especially with teens and young 
adults, and more than 500 new energy drinks have launched worldwide last year. 
But experts are questioning whether people are harming their health by drinking 
them. 

Most energy drinks are just marketing ploys, according to Mark Kantor, 
professor of family and consumer sciences and nutrition at the University of 
Maryland, who specializes in consumer education. "I'm not aware of any 
scientific data that they do what they say they're going to do," He said  "They 
don't give you more energy." For the most part, they are nothing much more than 
a can full of caffeine and a lot of sugar.

Although herbal ingredients such as taurine and guarana, as well as vitamins 
and minerals are often added to make these energy drinks sound healthy, the 
amounts of natural ingredients found in them are usually so small, they make 
little difference. 

Nutritionists warn that these drinks contain excessively high amounts of 
caffeine and sugar, which can hook kids on an unhealthy jolt-and-crash cycle. 
The caffeine comes from multiple sources, making it hard to tell how much the 
drinks contain. 

The caffeine in energy drinks can give a temporary or false feeling of energy 
for a short period of time as it raises the blood pressure, but then the body 
goes through a dramatic drop in energy an hour or so later as the caffein and 
sugar leave the bloodstream, causing sluggishness, mood changes, and a burned 
out feeling. 

Not only do energy drinks usually fail to offer a special boost, but their high 
caffeine and sugar content can cause extreme dehydration, and are considered by 
medical experts to be dangerous for the young and physically active. Caffeine 
will worsen insulin sensitivity, which is one of the major causes of diabetes 
and chronic illness. Other studies have shown that caffeine leads to heart 
problems. In addition to the caffeine overload, it's important to stay away 
from drinks spiked with sugars that raise your insulin levels, contributing to 
a host of modern diseases such as diabetes and obesity. 

Energy drinks should not be used as thirst quenchers or as replenishing liquids 
when exercising. Energy drinks are not a suitable form of usable energy for the 
body, which needs good carbohydrates to perform well. When used before sports 
activities they actually hinder an athlete's performance by dehydrating the 
body faster and forcing the muscles to work harder. They slow the body's 
ability to absorb water, which is the last thing an athlete needs.

A few of the potential health risks and long term health challenges associated 
with energy drinks such as Red Bull  include depression, heart health, 
diabetes, nervous system, poor sleeping habits, synthentic chemicals, effects 
of carbonation, additive behaviors, premature aging.

Energy drinks are even more dangerous when combined with alcohol, which is 
actually a very popular mixed drink with young people, but doctors warn that 
mixing such large doses of caffeine with alcohol is dangerous, especially for 
the heart.

Also, since alcohol already dehydrates a person, when it's mixed with energy 
drinks "double dehydration" can occur. The more dehydrated you are, the higher 
the blood level of alcohol, and the higher the danger. And the caffeine doesn't 
make a person less drunk, it just makes them feel more awake, which often 
falsely leads the person to think they are able to drive. And if that isn't bad 
enough, energy drinks enhance hangovers because caffeine, like alcohol, is a 
diuretic and dehydrates the body.

Several countries, such as France and Denmark, have already banned the sales of 
energy drinks like Red Bull, following the deaths of several people who mixed 
the energy drink with alcohol. 

On Vital Votes, nutrition coach Josh Rubin from San Marcos, California 
explains,   "These drinks are a scam to get people to keep coming back. 
Americans are so tired that they actually need this stuff to live. When you eat 
sugar, gluten, etc. your body releases opiates. Then when you stop drinking 
this crap, you body craves it and you need more."

Symptoms of caffeine overdose include nervousness, insomnia, heart 
palpitations, tremors, sweating, nausea, diarrhea, chest pain, and neurological 
symptoms. If an addicted person stops drinking caffeine, it is possible to 
suffer from withdrawal symptoms such as headache, fatigue, depressed mood and 
difficulty concentrating.

Many of us would love to have an increased energy boost occasionally, but it is 
important to realize that energy drinks are not the best way get that. It is 
far wiser to address the underlying reasons why you do not have as much energy 
as you would like. To increase your energy you need to live a healthy lifestyle 
including getting sleep, exercise and healthy fo

[ppiindia] rehat KATA HARINI DAN NANTI

2009-06-08 Terurut Topik antonhartomo
Kata cermin Nyata ?


WE CANNOT SOLVE THE PROBLEMS
THAT WE HAVE CREATED
WITH THE SAME THINKING
THAT CREATED THEM   (Albert Einstein)



Maka di Indon :
"Lanjutkan" wouw
Einstein kok dilawan ?!
Wait and see. Bye!




[ppiindia] Fyi (oot): LAGI LAGI HERBAL

2009-03-16 Terurut Topik antonhartomo
KIAT KITA : SEHAT JIWA RAGA
SalaM




--- In ITB_
LAGI-LAGI  HERBAL ..BILAS RAGA


HERBAL  KANG-KUNG
KANGKUNG, siapa tak kenal ? Di Cina dinamai weng-cai. Orang manca menyebutnya 
swamp cabbage, water convovulus, atau water spinach.  Ada dua macam kangkung : 
kangkung darat (kangkung cina) dan kangkung air. Kangkung darat berbunga putih 
bersih, kangkung air bunganya putih kemerahan.
Kangkung (Ipomoea reptansi) baru bermanfaat bila diolah tepat sehingga 
kandungan gizinya tidak hilang. Sejak kakek nenek kita disarani jangan makan 
kangkung banyak agar tak mengantuk. Kangkung berefek penenang (sedatif). Agar 
efek nyata, cepat mengantuk, tidak lucu bila memasaknya ditambah banyak cabe 
dan merica atau aditif lain misalnya. Menumis kangkung dengan minyak segar 
mempercepat efek mengantuk. Apalagi bila ditambah sesendok minyak zaitun sesaat 
sebelum diangkat dari wajan.
Tiap 100 gram kangkung yang direbus sebentar tanpa garam : air 91.2 g, energi 
28 kkal, protein 1.9 g, lemak 0.4 g, karbohidrat 5.6 g, serat 2 g, ampas 0.8 g. 
Kangkung kaya vitamin A, B, C, mineral, asam amino, kalsium, fosfor, sitosterol 
sampai zat besi. Dalam pengobatan cina, kangkung masuk meridian usus-lambung : 
manis, tawar, sejuk. Efek farmakologisnya : antitoksik, antiradang, peluruh 
kencing, homeostatik, sedatif, kangkungpun membuat adem ayem.
Kangkung kaya kalsium. Kangkung itu ANTI OSTEOPOROSIS (pengeroposan tulang). 
Kita juga banyak salah kaprah : sakit sendi dan asam urat jangan makan 
kangkung. Benarkah ini ? Padahal kangkung berkandungan zat diuretik, yang pada 
gilirannya mampu merontokkan timbunan asam urat di tubuh.
Lebih sip lagi bila kita santap JUS KANGKUNG. Tak ada zat gizi hilang 
sebagaimana kalau dimasak. Lalap kangkung siapa takut ?
Nah, jangan salah kaprah lagi : SANTAPLAH KANGKUNG!

HERBAL  : KEMANGI PERANGI-MANDUL
Masakan Indonesia tentu kaya kemangi. Untuk lalapan sampai dimasukkan pepes! 
Daun kemangi acap diabaikan, padahal bermanfaat besar.
Senyawaan arginin memperpanjang usia sperma, mencegah kemandulan, mengurangi 
gula darah, juga merangsang pembentukan hormon androgen/estrogen.  Orientin dan 
vicenin didalamnya menjaga struktur sel. Cineole, myrcene, eugenol-nya adalah 
antibiotik alami, anti radang. Kemangi juga kaya beta-karoten dan magnesium 
(cf. bagi jantung).  Kandungan minyak dalam kemangi membunuh bakteri dan virus 
berbahaya.
Daun dan bunga kemangi dapat untuk AROMATERAPI. Ciumlah aromanya, aduh betapa 
sedap dan damai tenteramnya hidup ini. 
Kemangi juga ampuh mengatasi sakit perut, kram, muntah, demam, flu, sakit 
kepala, masalah datang bulan (M), menetralkan bisa ular, sakit telinga, infeksi 
 dll. Nyamuk pun akan menyingkir bila mencium bau kemangi.
Alamak...ayo ramai-ramai TANAM KEMANGI di kebun. Panen dan santap KEMANGI, 
setiap hari!
Hidup sehat, hidup alami. Bukan hidup bersobat obat dokter. Hehehe.

HERBAL  : BOKCOI SOBAT JANTUNG, ANTI KANKER
Siapa kenal BOKCOI atau (sebutan jawanya) SAWI DAGING ? Nah, jarang kan ? Tapi 
yang tahu kol, sawi biasa, kembang kol, atau sawi putih, praktis semua ngacung! 
Ketahuilah, dibandingkan keluarga besar kol, semisal kol hijau dan putih, kol 
merah, kembang kol, brokoli, sawi hijau dan putih, BOKCOI adalah yang TERKAYA 
vitamin C, A dan kalium. Padahal itu semua penting untuk menjaga keseimbangan 
tekanan darah dan kesehatan jantung.
Dalam bokcoi ada indol (fitonutrisi) yang melemahkan estrogen memicu benih 
kanker (organ reproduksi). Apalagi dalam bokcoi ada pula pengaya lain : 
brassinin, sulforafan dsb. Maka kanker usus pun terjauhi.
Jadi?  Mengapa tak jadikan BOKCOI makin menjadi penghuni menu harian kita ? 
Lekaslah berkebun BOKCOI, apalagi kita yang sudah berusia over-seket. Begitulah 
pesan dari rekan kita (anda masih ingat?) : DADANG SUPRIHANDOKO (FT, 
08161990432) setengah berbisik di telepon.

HERBAL  : SOS B-M & B-B
Tiap orang pernah tertimpa bau-mulut. Juga baubadan khususnya ketiak. Sementara 
penyebab bau harus dicari akarnya, secara darurat dapat ditempuh cara herbal 
pamungkas.
Tanaman yang tuntas menyirnakan bau itu ialah : ADAS, KAPULAGA, PEGAGAN, 
MELATI, SIRIH, JERUK NIPIS, serta tentu saja KUNYIT.
Teh adas + daun bluntas, kapulaga, dan air. Direbus api kecil, biarkan agak 
dingin, peras. Ekstrak dipakai berkumur, lalu ditelan.
Daun bluntas muda dicuci dan dikukus. Makan sebagai lalap. Lakukan beberapa 
hari.
Jeruk nipis dan kapur sirih (enjet) sedikit. Jeruk nipis diiris-iris. 
Tabur/oleskan enjet di irisan. Oleskan di ketiak, biarkan 15 menit, lalu bilas 
air. Lakukan tiap usai mandi.
Kapulaga, daun pegagan, air. Kapulaga bersih dihancurkan campur daun pegagan,  
tambah air, rebus api kecil, biarkan agak dingin, lalu saring/peras. Minum 
ekstrak tiap pagi saat perut kosong, beberapa hari.
Melati direndam air matang di cangkir, biarkan tertutup semalam.  Paginya air 
diminum. Ulang beberapa hari berturut-turut.
Beberapa helai daun sirih dan air. Daun sirih direbus 15 menit, diamkan sampai 
dingin. Rebusan (ekstrak) dipakai be

[ppiindia] Re: JK: Duet Jawa-Luar Jawa Tidak Mutlak

2009-02-25 Terurut Topik antonhartomo
batara kalla ! kalla! kalla!



--- In ppiindia@yahoogroups.com, "Sunny"  wrote:
>
> Refleksi: Duet Jawa -Luar Jawa bukan saja tidak mutlak, tetapi juga
tidak memungkinkan, terkecuali orang seperti JK., karena kalau
ditinjau dari kedudukan sosial maupun jumlah suara pemilih (penduduk)
 di luar Jawa tidak cukup untuk mencapai syarat-sayat yang dikehendaki. 
> 
>
http://pemilu.detiknews.com/read/2009/02/24/172436/1089890/700/jk-duet-jawa-luar-jawa-tidak-mutlak
> 
> Selasa, 24/02/2009 17:24 WIB 
> 
> 
> JK: Duet Jawa-Luar Jawa Tidak Mutlak 
> Gunawan Mashar - detikPemilu
> 
> 
> 
> Foto: Dok. detikcom 
> 
> Jakarta - Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla (JK) menilai pasangan
 capres-cawapres tidak mutlak harus merupakan kombinasi Jawa dan luar
Jawa. Yang terpenting adalah kapabilitas dan elektibilitasnya.
> 
> Hal ini dikatakan JK seperti dikutip Ketua PP Pemuda Muhammadiyah
Izul Muslimin usai bertemu JK di Istana Wapres, Jl Medan Merdeka
Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (24/2/2009). 
> 
> "Pada prinsipnya, dalam kepemimpinan yang diperlukan adalah
kapabilitas dan elektibilitas. Jawa dan luar Jawa itu kewajaran tapi
itu tidak mutlak," kata JK.
> 
> JK mengungkapkan, Golkar adalah organisasi yang terbuka. Kalla pun
tunduk pada keputusan yang telah ditetapkan oleh partai.
> 
> Di depan para pengurus PP Pemuda Muhammadiyah, JK kembali
mengungkapkan niatnya untuk siap menjadi capres. 
> 
> "Tadi saya tanya sikap beliau. Beliau mengatakan bahwa dia siap
mengabdikan dirinya pada bangsa ini. Dia siap apa saja yang dibutuhkan
bangsa ini," kata Izul mengutip JK.
> 
> Sementara itu ketika ditanya apakah kedatangan PP Pemuda Muhammdiyah
ke kantor JK sebagai tanda merapat ke Golkar, Izul membantahnya.
> 
> "Secara emosional Wapres lebih dekat warnanya dengan Muhammadiyah.
Tapi bukan berarti  pilihannya ke sana. Itu diserahkan ke individu
masing-masing," papar Izul.
> 
> Dalam pertemuan itu PP Pemuda Muhammadiyah mengundang JK untuk
menghadiri konvensi nasional Angkatan Muda Muhammadiyah pada 13 Maret
2009 di Jakarta.
> ( nik / iy ) 
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>




[ppiindia] Re: Presiden Terima Sri Mulyani dan Purnomo (SEMARANGAN)

2009-02-25 Terurut Topik antonhartomo

DUA-DUANYA ORANG SEMARANG, SEBAGAIMANA SAYA.
TAPI KALAU SOAL PRAXIS KEPUTUSAN & POLICYNYA
DAN BUKTI BAGI RAKYAT
TAK MESTI HARUS BELA WONG SEKOTA !


--- In ppiindia@yahoogroups.com, Sandy Dwiyono  wrote:
>
> http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2009/02/20/4019.html
> 
> Presiden Terima Sri Mulyani dan Purnomo
> 
> (Presiden SBY menerima Plt Menko Perekonomian, Menteri ESDM, dan
Gubernur
> BI, di Kantor Presiden, hari Jumat (20/2) siang. (foto: haryanto/
> presidensby.info))
> 
> *Jakarta*: *Presiden Susilo Bambang Yudhoyono* hari Jumat (20/2) siang
> menerima Plt Menko Perekonomian Sri Mulyani, Menteri ESDM Purnomo
> Yusgiantoro dan Gubernur Bank Indonesia, Boediono, di Kantor
Presiden. Dalam
> pertemuan tersebut dibahas masalah yang terkait dengan energi. "Sekarang
> harga minyak memang turun, tapi kedepan mungkin akan naik lagi. Jangan
> sampai waktu naik lagi, kita tergopoh-gopoh. Jadi mulai sekarang
kita harus
> sudah persiapkan dengan baik langkah-langkahnya," kata Purnomo usai
diterima
> SBY.
> 
> "Saya diminta untuk mempersiapkan kalau itu terjadi. Mumpung harga
> internasional masih rendah, kita berpikir untuk jangka menengah
nanti kalau
> harga minyak naik. Pandangan harus jauh kedepan, siapapun nanti
> pemerintahannya. Ini saya berbicara tentang harga minyak internasional,
> bukan domestik," jelas Purnomo Yusgiantoro. (osa)
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>




[ppiindia] NATAL 2008, TAHUN BARU 2009

2008-12-26 Terurut Topik antonhartomo
Kami haturkan
SELAMAT NATAL DAN TAHUN BARU 2009
Salam:
ajh et familia



[ppiindia] JURUS MORAL BANGSA BERBUDAYA (Seto & Balita) (1/4)

2008-12-19 Terurut Topik antonhartomo
--- 


KINI & NANTI  :  
(KAK SETO DKK.) SAKSI HANCURNYA IDENTITAS 
KEBUDAYAAN NASIONAL BALITA INDONESIA ?





Menjelang akhir tahun, marilah kita simak tembang tradisional balita
kita. Bukan hanya yang Jawa Sunda Bali, tetapi dari Sangihe sampai
Rote, Sabang sampai Merauke, semua. Para pemerhati anak-anak (termasuk
 KakSeto  dkk dan  birokrat penangan budaya dan wisata, apalagi
kependidikan) jangan keblinger. TV-TV Lokal pun masih dapat lebih
gempita lagi mengangkat tembang-tembang kanak-kanak daerah! Penerbit
dan pelibat media massa belum PROPORSIONAL membagi waktu tayang bagi
PENDIDIKAN dan BUDAYA. Terteror topik kriminal, affair
selebriti-politisi, dukun dan kelainan seks! Gali dan galakkan kembali
kearifan lokal, dari SELURUH DAERAH Republik Indonesia! Salam, merdeka!
GUNDHUL-GUNDHUL PACUL  [Gundhul-gundhul pacul, cul, gembelengan,
nyunggi-nyunggi wakul, kul, gembelengan, wakul ngglempang segane dadi
sak-ratan, wakul ngglempang segane dadi sak-ratan] (2x)  (kembali awal) (2x)  ARTI : si gundul bawa bakul nasi,
pecicilan, nasi tumpah tersebar di jalan menuju sawah. Orang sembrono
bakal celaka.
KUPU KUWI  [Kupu kuwi dak-encupe, mung  abure ngewuhake, ] (2x)
ARTI : kupu itu ingin kutangkap tetapi susah amat, kian kemari
terbangnya, ayolah  hinggap biar kutangkap. Keakraban dengan
lingkungan, gati pada dinamika dan pertanda alam.
JARANAN  [Jaranan-jaranan, jarane, jaran teji, sing nunggang ndara
bei,  sing ngiring para abdi, cek-cek-nong, cek-cek-gung, jarane mlebu
ing lurung,   (2x)  jaranan-jaranan, jarane, jaran
kepang, sing nunggang klambi abang, mlakune endut-ndutan,
cek-cek-nong, cek-cek-gung, jarane mlebu ing lurung  (2x)
 jaranan-jaranan, jarane jaran kore, ora ana kendhaline, jarane mlayu
dhewe, cek-cek-nong, cek-cek-gung, jarane mlebu ing lurung 
 (2x) ] Kendaraan tergantung orangnya.
SUWE ORA JAMU  [Suwe ora jamu, jamu godhong lumbu, suwe ora ketemu,
temu pisan tambah ayu. Suwe ora jamu, jamu godhong meniran, suwe ora
ketemu, temu pisan ngajak dolanan. Suwe ora jamu, jamu kunir asem,
suwe ora ketemu, temu pisan mesam-mesem.  Suwe ora jamu, jamu kembang
turi, suwe ora ketemu, temu pisan karo suri.] ARTI : lama tak jumpa –
tambah ayu, ngajak main, senyam-senyum, ternyata sudah bawa pasangan.
(alias Ge-eR) Tersirat, waktu sanggup mengubah segalanya.
AYO NUMPAK SEPUR  [ . wong iki sepur dhur]
ARTI : ayo naik keretapi ke Semarang, jangan lupa bayar nanti malu
dijewer kondektur. Mau enak harus berusaha, jangan culas atau munafik.
AJA RAME-RAME  [. Aja rame-rame,
adhik cilik lagi turu, turu karo sibu, adhik nangis nyuwun susu. 
Susu, susu bubuk, bobo dhewe ana kamar, kamar ana nyamuk, ayo tangi
esuk-esuk. ] (2x) ARTI : jangan ribut nenek dan adik kecil baru tidur
di kamar. Tersirat, bersikap tahu diri, jangan mengganggu orang
sekitar dengan suara-suara keras! (polusi)
CUBLAK CUBLAK SUWENG  [Cublak-cublak suweng, suwenge ting gelenter,
mambu ketundhung gudel, pak empong leralere, sapa ngguyu ndhelikake,
 ] (2x) ARTI :
main gundu di balik punggung, siapa tertawa menyembunyikan ? Melatih
sikap bijak namun fair.
KUSIR KEMBANGAN  [ (2x)  Wohe wuni kanca, dienggo rujakan, wohe pelem kanca,
dienggo manisan, awan bengi kanca, aja dolanan, elingana kanca, sesuk
ulangan. (ke awal)  Buah manggis kanca, manis rasane,  buah jeruk
kanca, kecut rasane. Padha sregep kanca, ning sekolahan, yen wis
pinter kanca, akeh kancane.] (2x) ARTI : jangan terlalu banyak
bermain, besok ulangan, rajin belajar, yang pintar punya banyak teman.
Jer basuki mawa beya!
ANDHE-ANDHE LUMUT [.
.   ] ARTI
: Anakku (lelaki) turunlah, ada putri melamarmu. Kleting Merah cantik
: tak sudi, bekasnya Yuyu-kangkang. Kleting Hijau cakep : gak mau,
saya punya pilihan lain. Kleting Kuning jelek : iya, ibu bapak, saya
mau, dia itulah pilihan hatiku. (kesucian dan kemurnian itu yang utama)
MENTHOG-MENTHOG  [Menthog menthog,  dakkandhani, mung lakumu,
angisin-isini, lha mbok aja ngetok, ana kandhang wae, enak-enak
ngorok, ora nyambut gawe, menthog-menthog, mung lakumu, megal-megol,
gawe guyu] (2x).  ARTI : Mentok/semacam itik bebek, jalanmu
geyal-geyol, malu-maluin, sana di kandang sajalah, santai. Tersirat,
introspeksi dirilah, agar tidak ditertawakan lingkungan.

ILIR-ILIR   [Lir-ilir, lir-ilir, tandure wis sumilir, tak ijo
royo-royo, dak sengguh temanten anyar.  Cah angon, cah angon, penekna
blimbing kuwi, lunyu-lunyu peneken, kanggo masuh dodotira. Dodotira,
dodotira, kumitir bedhah ing pinggir, dondomana  jrumatana, kanggo
seba mengko sore.   (kembali awal)]
(2x) Membaca tiba saatnya bersiap menyambut mempelai secara pantas,
dengan tetap waspada-waskita-eling dan siap-sedia selalu.
JAMURAN  [Jamuran, ya, gegethok, jamur apa, ya gegethok, jamur gajih,
mbrejijeh sak ara-ara. Sira mbadhek jamur apa ?   (ulang awal) ...jamur apa ?  
...jamur apa ?  .jamur apa ? Jamur beras!
Beneeerrr!!]   ARTI : bermain sambil menambah wawasan berbagai macam
jamur (kapang), menggalang persahabatan.
KIDANG TALUN [Kidang talun, mangan kacang talun, mil-kethem

[ppiindia] Punakawan, Romo, dan RAGI (oot)

2008-12-01 Terurut Topik antonhartomo
---   :

PUNAKAWAN, ROMO,  DAN RAGI (2)
(SAMBUNGAN DARI 1 Semar-Pijit)


PETRUK  (PET) : Mm, mami...!! Umi, umiii... !!!
BU PETRUK (BP) : Wathathitakok nganeh-anehi sih pak ? Nglindur apa
? Mau gaya ya ? Mau sok barat atau ngarab ? Wong dari tadi saya disini
kok diceluk-celuk ? Lagipula, saya gak suka dipanggil begitu!
Apa-apaan? Mami, umi... mbelgedhes! Mbokyao tiru dimas Bagong itu,
beridentitas! Kalau malu manggil Mbokne...ya Ibu kan lebih pantes!
Bunda atau IBU, itu paling jitu!
PET : Oiit. Sori-sori, don wori bi hepi! Gitu aja ngambek! Ya deh, IBU
saja ya...
BP : Iya. Terus, ada apa sih ?
PET : Begini Bu... Oya, PAITO kemana ? Masak ekstrakur gak
pulang-pulang, jam berapa ini ?
BP : Lho, gimana sih Pak. Kan tadi barusan kusuruh ambil jerigen
minyak tanah di pak RT. Sudah diisikan di pangkalan, bu RT telpon.
Soalnya tadi pagi antri sepagian, truk minyak jatah para kawula Astina
tak datang-datang, ya saya pulang, titip bu RT yang berdua jongosnya.
Dasar gubernemen Astina sudah keblinger, para kawula sudah susah masih
digebuki dengan njatah bahan bakar tak becus gini!
PET : Ya wis Bu. Yang legawa, sing lila. Ya wis ben, setannya masih
pating bejajig di gubernemen, tunggu mengko lak kuwalat rakyat.
PAITO (PTO) : Asalamalekum! Pak, mak, nih minyaknya. Wah, ibu-ibu pada
ngrumpi tadi, ngrasanin tak semua kebagian jatah. Ini cuma dapat 3
liter buat seminggu. Itupun kalau minggu depan dapat lho.
BP : Lho piye ta ? Yo-opo ? Kepriben ? Kumaha ieu ?! Tiga liter ???
PTO : Memang zaman edan. Gubernemen gak mikir. Njaluk disumpel sandal
kupinge. Lagipun, emangnya biarpun orang kecukupan pakai LPJ lalu gak
perlu minyak tanah apa ?  Bahan bakar gas gak selalu luwes untuk semua
tujuan kan ? Bahan bakar cair tetap perlu. Tadi baca di koran pak
guru, elpiji, batubara, kompor-kompornya, semua ternyata dijadikan
obyekan. Wah negara betara kalla tenan kok Mak, Pak! Rakyat wis pada
jerit-jerit, gero-gero niba-tangi, gubernemen gak ngeh juga Volksraad-nya.
PET : Ya wis thole, Gusti Alloh gak sare!
Setelah menaruh jerigen ke tempatnya, PAITO ngglesot didekat
bapak-ibunya. PAINEM (PNM) dan PAIJAH (PJH) lagi di ruangan belakang,
ngengkrengin wedang. Sedangkan PAIMAN (PMN) belum pulang kerja
bingkil, nglembur agaknya.
PET : PAITO, kamu belajar rajin ya. Tetap rangking  sampai klas tiga
nanti. Tiru dik PAIJOnya lik Bagong.  Mas dan mbakmu jadi kuli kabeh!
Paiman kuli bingkil. Painem apa itu manajer ya, yah pokoke seksi
atur-atur  pabrik benik. Paijah serabutan di warteg bik Siti. Lha ya
abot gini inipada salah kaprah!
PTO : Pak, Mak, gak usah kuatir, Paito ini mau jadi pengusaha.
PET (magito-gito) : Weh apa thole, usaha apa, bapak disuruh
bantu-bantu apa, mumpung isih kuat baune (masih kuat tenaganya) ?
Bener nih ?!
BP : Oalah, bapakmu seneng itu ngger Paito...
PTO : Gini Pak, Mak. Tadi pak guru cerita. Desa kita banyak siwalan,
singkong, canthel (sorgum), bagus dibikin alkohol. Carane diragi,
kayak kalau di Solo dibikin ciu, di Manado dibikin cap tikus itu. Ada
bapak-bapak ilmuwan-profesional mau ngajari dan mendampingi kita semua
di desa, pemberdayaan diri!
PET : Oit, oit, masyaalloh, masyaalloh, tobil, astagfirulloh! Khamar,
haram itu! Iblis, gendruwo, dajjal, bejat, wewe gombel, bangsat!
Wathathita! Duh jagad dewa batara Anakku, sutaku, yogaku : ciu,
cap tikus, vodka, jenewer, bir, teler..Aduduuduuh! Alkohol bukan
memberdayakan tubuh, thole! Jangan, maksiyat itu! Maksiyat, maksiyat!!!
BP : oalah bapak, mengko sik tah, anakmu didengarin dulu. Mbokyao
jangan fanatik buta apriori dulu, nanti ditiru anak-anak lho. Untung,
Paito gak ketularan Paiman yang suka nglawan bosnya dan dibilangnya
kapir karena over workaholik. Mbokyao pada pinter semadya, bijak,
dewasa ta Rukun agawe santosa (rukun membuat kokoh),  kaki!
PTO : Ya itulah. Terus Paito tadi obrol ama dimas Paimo waktu pulang
sekolah. Itu alkohol memang nantinya payu laris, karena gubernemen
sudah gak mampu lagi sediakan bensin solar dan minyak tanah.
Target-target yang mereka buat sendiri dan omongkan kepada kawula,
apalagi dalam bidang energi, TIDAK ADA yang paripurna tercapai! Kata
Paimo, kakangnya di Bandung, Paijo, lagi bikin proposal untuk
terobosan. Bersama tim dosennya, Paijo bikin alkohol mutu bahan bakar
dengan biaya total murah, duaribu rupiah seliter kalau tak salah, dan
akan dipatenkan! Tekniknya baru dan luwes bisa berbagai ukuran pabrik.
Bukan disuling.
PET : Popusel ? Apa itu ?
PTO : Proposal, itu lho pengajuan hitungan kelayakan dan usulan
bisnis. Usaha energi nantinya niscaya dilakukan oleh rakyat, tak boleh
lagi ada monopoli oleh BUMN gubernemen yang penuh tikus dan rayap.
Alkohol ya bikinnya harus di desa, jangan kayak biodiesel rakyat
disuruh tanam jarak tetapi yang bikin biodiesel orang lain, kayak
zaman Jepang menjajah memeras Indonesia saja ya ? Juga jangan sampai
kayak mlinjo juga, yang bikin emping dan mengekspor lagi-lagi orang
kota Astina. Orang desa dikibuli terus, disuruh kerja, duitnya
ditilepi. Ini tidak boleh diterus-teruska

[ppiindia] GoVeg BeGreen ... ah masaaaak?!

2008-08-20 Terurut Topik antonhartomo
--- 



PERUBAHAN IKLIM, PECUT BUDAYA

Buang Hamburger dan Sate dari
Piringmu, Jadilah VEGETARIAN

 

Kerikil kecemplung kolam, kecipaknya sampai kemana. Di dunia ini, memulai
sesuatu yang baik dan benar tak perlu bombastis mayoritas. Taruh kata soal
perubahan iklim, lantaran efek rumah kaca sampai pemanasan global,
khalayak
sudah tahu penyebabnya perangai manusia rakus, dari masalah energi,
industri,
kendaraan sampai pola makan. Para pakar pun tahu dan bicara,
penyebabnya bukan
hanya karbon dioksida (CO2) namun juga metana dan gas-gas lain yang
melenting
ke angkasa, akibat ulah manusia. METANA malah berpuluh kali lipat
lebih parah
akibatnya daripada karbon dioksida. Dan ibarat lingkaran setan, panas
mencairkan es di kutub, iklim kacau-balau, taifun banjir dan kekeringan
menghunjam bersamaan laiknya. Lagipun di samudera muncul
gelembung-gelembung
gas metana dari perubahan kimia organisme didalamnya, kecil-kecil tetapi
sebumi, akibatnya supradahsyat. Gas METANA (CH4) juga diproduksi
(kimia hasil
samping dan limbah) besar-besaran dari PETERNAKAN, bidang penyangga
konsumsi
manusia yang makin buas karnivor, makan daging. Jelas, bila manusia cukup
bernalar, peternakan apalagi yang oleh perusahaan-perusahaan besar,
niscaya
ditekan, kalau perlu dihilangkan dari peradaban manusia. Bukan hanya
metana,
tetapi peternakan pun merupakan biang sumber gas pencemar HIDROGEN
SULFIDA (H2S)
dll. Kontribusinya atas merosotnya kualitas lingkungan sangat mengerikan.
Banyak sekali sumber ilmiah dapat dirujuk, misalnya dari internet dan
pernyataan
para pakar/lembaga ilmiah bonafide.

 

Tetapi manusia lebih sering sulit berubah, barangkali karena semacam karma
kebejatan sejak setua zaman Adam-Hawa laiknya. Mana mudah menghentikan
peternak
raksasa, kecuali bila diperkecil pasarnya ? Konsumen daging niscaya makin
dikurangi, bila tidak diprediksi tahun 2012 akan tiba bencana dahsyat
di bumi
tak terperi. Kengerian nan tak terbalikkan, melebihi bencana zaman
 Nuh boleh jadi.

 

Begitulah kini makin banyak kalangan mempromosikan pola makan VEGETARIAN
yang sejatinya berakar dalam di berbagai budaya manusia, namun kini
ditinggalkan akibat gaya hidup 'modern'-keblinger ala hamburger sate
pizza itu.
Manusia spiritual religius, elite yang sadar martabat bahwa membunuh
itu jahat,
sudah lama sadar bahwa Sang Pencipta pun sudah ogah korban bakaran, namun
pengorbanan diri dan hidup, sebagai tanda manusia tercerahi. Sangat
kental di
kalangan Budhis dan Kristiani, mungkinpun Muslim dan Hindu, tetapi
juga berbagai
agama-tradisi timur lainnya. Di berbagai negara kini makin nyata bahwa
berlipatgandanya penyakit yang mematikan, ternyata tersangkut pada
pola makan
daging. Dari obesitas, jantung, kanker dan penyakit degeneratif,
tetapi juga
penyakit lain seperti daging sapi gila yang ramai diprotes di Korea
dan Jepang
itu (Australia, Amerika, adalah pengekspor daging ternak raksasa
dunia). Dunia makin memahami nilai semboyan : GO VEG, BE
GREEN, SAVE OUR PLANET. Begitulah belum lama ini di Los
 Angeles, California, oleh kelompok
supreme-master ChingHai diadakan Konferensi
Internasional Perubahan Iklim, dengan benang merah ke vegetarianisme
selaku
solusi. Pembawa acaranya Jane Velez-Mitchell, pemenang Emmy Awards (TV
journalist, presenter, author/writer). Ujarnya lirih di sela-sela
pengantar :
ibu pertiwi sudah makin bosan lihat manusia pada makan daging, bung!
Dulu zaman
purba manusia berburu hanya untuk kebutuhan perut, karena belum tahu
pertanian,
tetapi kini di millenium ketiga, akibat kerakusan dan mesin cetak uanglah
peternakan itu. Ternak dikasih makan hanya demi nantinya dibunuh, ini
beradab
atau biadab ya ? Pasar pemakan daging ditiupi dan dikobarkan, agar korban
penyakit makin berjatuhan, dan uang masuk deras, ternak makin berjuta
bergilir
diembat nyawanya…. Para peternak besar memang
absurd. Industri perdagingan karnivora sungguh melawan bumi, melampaui
batas
kehendak Sang Khalik. Para TOKOH DUNIA ADAB sudah saatnya bangkit!

 

Acara konferensi diawali tayangan Dendang Lagu Kuno Indian, dengan iringan
musik tradisionalnya. Menggambarkan dinamika harmoni
bumi-matahari-air. Begitu
memukau, dengan paduan warna merah-putih. Diantara
liriknya terdengar :...I pray for peace, help one another.

 

Pembicara pertama wakil UNEP
(Program Lingkungan Hidup PBB) Ashok Khosla, tokoh gaek sejak Club of
Rome,
juga vegetarian dan pimpinan badan Pembangunan Alternatif. Makan daging,
ujarnya, berdampak buruk pada lingkungan. Setengah pertanian AS adalah
peternakan, produksinya beef. Dan daging berdampak empat kali picu
kanker. Bila
masyarakat tak makan daging, cadangan dan penggunaan BBM pun dihemat
besar-besaran. Bumi damai makin tergapai. Benar juga : peace begins on
your
plate, damai berbiang di piringmu!

 

Berikutnya, giliran walikota
Hollywood Barat : Jeffrey Prang, juga seorang vegetarian, mengaku
pendukung
Obama terpilih November nanti agar Januari 2009 dilantik menjadi
Presiden. Kita sudah tahu ada apa
di lingkungan kita, maka kita tak usah berde

[ppiindia] INDON yang MELEGAKAN (Satrio)

2008-07-24 Terurut Topik antonhartomo
--- In ITB :

YANG MUDA BERKARYA ELOK (non-birokrat)
Anak Indon Jagoan Energi USA 2008
Hidup tak usah repot, mau prestasi selalu ada jalan, dimanapun
kapanpun, asal demen kimia. Kecuali kalau malas dan terpuruk. Hehe ...
adik kita dimas J.Satrio! Kumaha atuh kang PurnomoY - MenESDM yang
produk ijazah SemarangBandung ? Haha..hihi..Yang tinggi direndahkan,
yang rendah ditinggikan.BBM-bio-Pertamina-ist kian binal ya? Hari gini
pemerintah jangan kebablasan monopoli deui deh. Setuju kang, ayo golf
dulu?Agar dapat lebih jitu berkeputusan jangka pendek/panjang?tks**
--
"Increasing supplies of renewable energy and using more energy
efficient technologies must continue to play an indispensable role in
reducing greenhouse gas emissions and meeting the rapidly growing
demand for energy," said Samuel Bodman, the U.S. secretary of energy.
Lin, a professor of chemistry and director of the Center for
Catalysis, will lead the project. The project also includes Brown, the
Director of the Bioeconomy Institute; Kraus, the director of the
Institute for Physical Research and Technology; Pruski, a scientist
for the Department of Energy's Laboratory; and Justinus Satrio, a
project manager at the Center for Sustainable Environmental Technologies.
They're working to develop a biomass-to-ethanol system that would work
like this: Plant biomass such as corn stalks and switchgrass would be
broken down by fast pyrolysis, a process that uses heat at 900 degrees
Fahrenheit in the absence of oxygen to convert biomass into a bio-oil.
The bio-oil would be gasified with steam and/or oxygen at 1,100 to
1,500 degrees Fahrenheit to produce a synthesis gas, a mixture of
carbon monoxide, hydrogen, carbon dioxide and short-chain hydrocarbon
gases. The hydrogen and carbon monoxide in the synthesis gas would be
reacted with a nanotechnology-based catalyst to produce ethanol fuel.
Lin said researchers have looked at catalysts to produce ethanol from
synthesis gas for years. But there were some problems with the old
chemistry and research progress has slowed since the early 1990s. The
chemistry didn't produce the selective reactions necessary for
efficient production. There were also issues with controlling those
reactions.
But now, "With the emphasis on biomass and biorenewables, I think
there will be a renaissance of this research and technology," Lin said.
His idea for a new kind of catalyst is based on solid nanospheres just
250 billionths of a meter in diameter that have honeycomb channels
running through them. Lin said those channels can be loaded with a
metallic catalyst and other species that can promote higher reactivity
and product selectivity. The new technology, because of the nanoporous
structure and the unique spatial arrangement of the catalytic
components, solves some of the selectivity and control problems of the
old chemistry.
Lin has already worked on the synthesis gas-to-ethanol catalyst for a
year and has filed a patent application.
Justinus Satrio, of Center for Sustainable Environmental Technologies,
called the research collaboration "a very exciting project. This is on
the cutting edge of this technology."

Transporting biomass to fuel production plants isn't easy or cheap
because of the bulk and quantities involved. The Department of Energy
has estimated a biorefinery would need at least 2,000 tons of biomass
per day. A year's supply would cover 100 acres with 25 feet of biomass.
The idea calls for biomass to be transported to small, local fast
pyrolysis plants that would convert the plant fiber into liquid
bio-oil, Satrio said. The bio-oil would be much easier to transport to
bigger, regional facilities where it could be efficiently gasified at
high pressure and catalytically converted into ethanol.
The departments of agriculture and energy said the 21 research
projects won grants because they can advance President George Bush's
Advanced Energy Initiative. The initiative's goals are to change the
way the country powers its cars, homes and businesses by increasing
energy efficiency and diversifying energy sources. Funding for the
projects will be provided through the departments' Biomass Research
and Development Initiative.
*The U.S. Department of Agriculture and the U.S. Department of Energy
recently announced they'll support the research with a two-year grant.
The departments are awarding  over three years to 21 universities and
companies for biomass research, development and demonstration
projects. Mid-term projects : 2008-2013.*

Semoga terutama kaum muda, makin memahami apa yang harus dan dapat mereka
lakukan di bidang ENERGI bagi seluruh bangsa ini. Menciptakan
desa-desa swa-energi, dengan umat-umat basis yang hidup damai
sejahtera sentosa, adil dan makmur, makin menjadi saksi Kebenaran dan
Keadilan. Amin.
We cannot solve the problems that we have created
with the same thinking that created them
(Albert Einstein)

--- End 




[ppiindia] dikotomi Pangan vs` Energi

2008-07-24 Terurut Topik antonhartomo
--- In ITB:

PANGAN atau ENERGI ? (dikotomikah?)
Media massa kita (besar dan kecil tak jauh beda) paling merasa aman
kalau isinya kutipan omongan pejabat, menteri atau presiden.
Pembesar/administratur omong X, ya berita dikasih koridor X plus/minus
delta-X. Beres. Padahal belum tentu betul. Energi BIO dibilang
merawankan pangan…ini lagi pernyataan kelabu bila tak disertai data
transparan ke publik. Padahal ketakadilan ekonomi pangan, pertanian
dan perdagangan juga biang utamanya. Media massa kita memang
mengenaskan dari segi moralitas isi yang mendidik publik. Maka mau tak
mau publik harus mencari dan memperbanyak sumber masukan sendiri.
Tabik. Merdeka.
oo
Food or Fuel?
A common objection to biomass energy production is that it could
divert agricultural production away from food crops in a hungry world
-- even leading to mass starvation in the poor countries.

True or not?

Not true: at best it's an oversimplification of a complex issue. It
just doesn't work that way, and neither does hunger.

This is a sound explanation from the Foundation for Alternative Energy
(FAE) in Slovakia:

"A major criticism often levelled against biomass, is that it could
divert agricultural production away from food crops, especially in
developing countries.

The basic argument is that energy-crop programmes compete with food
crops in a number of ways (agricultural, rural investment,
infrastructure, water, fertilizers, skilled labour etc.) and thus
cause food shortages and price increases.

However, this so-called 'food versus fuel' controversy appears to have
been exaggerated in many cases. The subject is far more complex than
has generally been presented since agricultural and export policy and
the politics of food availability are factors of far greater importance.

The argument should be analysed against the background of the world's
(or an individual country's or region's) real food situation of food
supply and demand (ever-increasing food surpluses in most
industrialized and a number of developing countries), the use of food
as animal feed, the under-utilized agricultural production potential,
the increased potential for agricultural productivity, and the
advantages and disadvantages of producing biofuels. 
Fuel alcohol in Brazil
The food shortages and price increases that Brazil suffered a few
years ago, were blamed on the ProAlcool programme (fuel ethanol).
However, a closer examination does not support the view that
bioethanol production has adversely affected food production since
Brazil is one of the world's largest exporters of agricultural
commodities and agricultural production has kept ahead of population
growth: in 1976 the production of cereals was 416 kg per capita, and
in 1987 -- 418 kg per capita. Of the 55 million ha of land area
devoted to primary food crops, only 4.1 million ha (7.5 per cent) was
used for sugarcane, which represents only 0.6 per cent of the total
area registered for economic use (or 0.3 per cent of Brazil's total
area). Of this, only 1.7 million ha was used for ethanol production,
so competition between food and crops is not significant.

Furthermore, crop rotation in sugarcane areas has led to an increase
in certain food crops, while some byproducts such as hydrolyzed
bagasse and dry yeast are used as animal feed. Some experts
(Goldemberg,1992) believe that 'In fact, the potential for producing
food in conjunction with sugarcane appears to be larger than expected
and should be explored further'.

Food shortages and price increases in Brazil have resulted from a
combination of policies which were biased towards commodity export
crops and large acreage increases of such crops, hyper-inflation,
currency devaluation, price control of domestic foodstuffs etc. Within
this reality, any negative effects that bioethanol production might
have had should be considered as part of the overall problem, not the
problem.

It is important to mention that developing countries are facing both
food and fuel problems. Adoption of agricultural practices should,
therefore, take into account this reality and evolve efficient methods
of utilising available land and other resources to meet both food and
fuel needs (besides other products), e.g., from agroforestry systems."

-- From "Renewable Energy", by Emil Bedi, FAE-SZOPK, Bratislava,
Slovakia -- the Foundation for Alternative Energy (FAE) is a Slovak
non-governmental organisation committed to environmental protection
through the promotion of sustainable energy development: Biomass --
See "FOOD OR FUEL?"
For more of Emil Bedi's excellent work, see "Energy today basics" at
Hakan Falk's Energy Saving Now 
See also "Fuel Ethanol and Food Supply", Canadian Renewable Fuels
Association

Starvation?
It is also often said that increased bioenergy use in the developed
countries, particularly in the US, would cut US food exports and lead
to starvation in the Third World.

Aside from lacking the essential analysis of food supply and demand
outline

[ppiindia] Budaya atau Buaya : TIDUR SainiKosim

2008-07-24 Terurut Topik antonhartomo
--- In ITB  :

AMBROL KULTURALKAH KITA
SAINI KM 16 Juni 1938

SAINI KOSIM, penyair dan budayawan, teman saya (bidang saya iptek,
juga cerpen) sama-sama penulis kawak di PIKIRAN RAKYAT tahun 80-an. Di
HUT-nya lalu dia diwawancara Kompas.

Budaya bangsa punya daur-hidup, terkadang diatas ada kala dibawah.
Kini kita dibawah. Bila berlanjut dibawah, berbahaya, karena di zaman
ini bangsa yang tak berkarakter akan tergulung, artinya budaya bangsa
lain (bisa x, y atau z) yang akan masuk menggantikan.
Perilaku preman, beringas, keras, korupsi, jongkok terpuruk, itu semua
tanda kekalahan budaya. Karakter bangsa terbentuk oleh kraetivitas
sendiri. Kreativitas ini terkait kesejahteraan dan kekenyalan serta
kesentosaan bangsa dalam menghadapi masalah. Bangsa itu akan kokoh di
tengah pergaulan antar bangsa sedunia hanya bila kreatif berbuah
produktif.
Kreativitas bangsa hanya akan terjadi bila bangsa itu memelihara akar
adat, tradisi, budaya. Kearifan lokal dibuang, kesenian ditinggalkan,
teknologi asli dibuang, itu semua pertanda penggerogotan karakter,
pemasungan kreativitas, pengandasan kekuatan. Terpuruk!

Kita kalah. Kita tak mempelajari sejarah. Kita tak lagi punya tumpuan
pijak. Dalam bidang hukum kita hancur lebur, pelaksana hukum justru
merusak hukum, dan seakan dibiarkan. Berbudaya itu hidup dengan
menetapkan nilai-nilai : mana baik buruk, mana patut tidak, mana benar
salah, semua itu kini diabaikan. Jangan heran anak muda tak lagi punya
tata krama, padahal di Jepang bila seorang senior masuk keluar ruangan
maka yang yunior membungkukkan badan. Berbudaya itu karakter bangsa,
bukan soal keyakinan atau golongan belaka.

Ketika kita merdeka, kita mencari-cari budaya Indonesia seperti apa.
Ya puncak-puncak budaya daerah/etnis, dan semuanya disaring sesuai
pengalaman sejarah dan moral bangsa. Sekarang ditinggalkan, yang
diasong budaya imporan nyaris semua. Ditunggangi komersialisme,
jadilah angin puting beliung. Anak-anak tak lagi tahu budaya, syair
puisi, dan karya-karya seni lokal. Lalu dipermak ganti lainnya.

Di rumah kita sanggup mendidik anak-anak, tetapi diluar` rumah kacau.
Yang Sunda malu berbahasa Sunda halus, yang Jawa juga, demikianpun
lainnya. Budaya Indonesia yang niscaya proses dan produk sumbangsih
budaya-budaya daerah/etnis, justru kini pemerintah abaikan, pemerintah
kesampingkan. Pemerintah telah lirwa, kitapun alpa. Amburadul, ambrol
jadinya.

Penyerbu jahat utamanya ialah budaya komersial. Dimana-mana budaya
komersial menghantam, tetapi bangsa yang kuat tak terpengaruh. Budaya
mereka bukan yang di televisi atau panggung musik. Budaya mereka tetap
di orkes simfoni, opera teater bermutu, sendratari kabuki, olahraga
sumo dan aneka ekspresi budaya otentik lainnya. Yang dijual sampah
remah televisi dan film. Sayang di kala bangsa lain sadar siuman,
justru kita menenggak habis "budaya" teve dan  sejenisnya sampai kini
kelojotan.  Simbol-simbol lama tradisi kita menghilang, atau tak
komunikatif dibagikan. Pranata kesenian, lembaga kajian budaya, badan
bahasa-bahasa, gedung seni, museum dan cagar budaya, dijauhkan dari
kaum muda. Semua tersapu oleh komersialisme.

Yang kuno sejatinya jangan ditinggalkan, namun dirawat. Yang baru
diperkenalkan, yang baik saja. Bung Karno dulu memopulerkan tari
Serampang DuaBelas dan banyak lagi tetapi dia kalah oleh tekanan
komersial. Kalau saya menjadi orang gedean, kaum muda mesti diajar
simbol dan nilai tradisi, agar yang lama tetap nyambung, tidak
ditinggalkan. Kesenian dan musik yang dikenal anak muda bukanlah
budaya sejati, namun hanya sampah komersial di media.

Eropa dan Jepang pantas ditiru : yang lama dipertahankan, yang baru
dipahami pula. Bila keagungan tradisi dimengerti, kesetiaanlah
buahnya. Senang senandung Cianjuran, pasti merawatnya. Tembang Sunda
sudah tak dinikmati lagi, yang tersaji paling-paling jaipongan. Kaum
muda telah diceraikan dan diasingkan dari akarnya sendiri. Bila nilai,
tradisi dan simbol lama putus dari kaum muda, mereka akan bingung
karena hilang acuan budayanya.

Eropa Jepang dan bangsa-bangsa lain sadar bahwa yang komersial itu tak
lebih barang dagangan maka dengan sadar sejatinya budaya
dipertahankan. Seni boleh berubah, tetapi yang baku jangan
dihancurkan. Itu yang mereka tempuh, mempertahankan tradisi sebagai
rujukan dalam menghadapi momen KREATIF.

Di kita ada NANO (Riantiarno, teater KOMA) yang berkiblat teater
rakyat, ada pula Arifin Noer dengan simbol terlalu Cirebon atau
modern. Biarlah semuanya hadir, juga Putu, Rendra dll. Yang modern
atau tradisi mesti saling mengisi. Sunda Jawa Bali Daya Minang Flores
Batak  Papua, semua apapun punya kekhasan (karakteristik), jangan dirusak.

KEKERASAN berkiblat kemana ? Itu bukan budaya otentik kita. Kekerasan
itu akibat tidak tahu dan bingung. Tidak tahu bahwa itu salah.
Berkaok-kaok ibarat jagoan, karena tidak bertitik pijak. Menyebarkan
agama dengan kekerasan itu absurd. Tatar Sunda dilanda kekerasan,
artinya hilang sudah kesundaannya. Eta mah sanes jalmi Sunda, begitu
kat

[ppiindia] ..... lagi pertamina selalu mawut

2008-07-24 Terurut Topik antonhartomo
--- In ITB :

BBM & Transparansi Administratur NKRI Kini

Bangsa dan negara ini makin mawut, tikus berseliweran kemana-mana,
kucingnya dongok. Administrasi (baca kepemerintahan) mosak-masik,
kabur tanpa kejelasan di mata publik (baca rakyat/masyarakat) padahal
memakai uang rakyat. Terutama yang menyangkut hajat hidup masyarakat
banyak, bukan lagi pelayanan melainkan patgulipat. Pertamina adalah
contoh jelas mahluk kurap yang tak sembuh bejatnya dari awalkala.
Mengurus BBM tak becus, perut oknumnya pada mlembung. Kini masyarakat
super-menderita, kalangan industri remuk-redam, entrepreneur ekonomi
riil ditusuki tombak beracun; semua karena energi (dan akhirnya
listrik) amburadul. Petani dan nelayan sudah pingsan, karyawan
mengencangkan pinggang kering mereka.
***
Kita simak saja berita bulan Juli 2008 ini, taruh kata dari INDO POS :
Anggota DPR AryaBima menyatakan, hak angket BBM bukan dalam rangka
menjatuhkan pemerintahan sby-jk. Ide ini muncul untuk mendorong
TRANSPARANSI dan AKUNTABILITAS penyelenggaraan administrasi (bukan
gubermen kompeni) pemerintahan. Kalau kebijakan transparan, logikanya
harga BBM harus turun. Demikian ungkapnya dalam diskusi "BBM TAK HARUS
NAIK" di UGM, oleh Aliansi Mahasiswa Jogjakarta (AMJ). Disitu mantan
Menko Ekuin KWIK KIAN GIE dan rektor UII Edi.S.Hamid hadir. 

Menurut BIMA, pengelolaan ESDM (energi dan sumberdaya mineral) sangat
tertutup, demikian pula PERTAMINA. KWIK memaparkan, sekarang ini
terjadi keganjilan yang menusuk mata dan telinga hati rakyat. Saat
harga minyak dunia meroket, mestinya kita INDONESIA menikmati. Lha kok
malah sebaliknya, harga BBM dinaikkan. Ini pikun.
Sejak delapan tahun lalu KWIK mengkritisi Pertamina. Dia geleng-geleng
kepala saat menjadi Menteri EKUIN dan ketua BAPPENAS tidak boleh
melihat Laporan Keuangan, Neraca dan Jurnal milik Pertamina. Saat
duduk sebagai wakil rakyat di KOMISI IX DPR, Pertamina pun menolak
dimintai laporan. Ini benar-benar gila! Masak alasannya karena
BIASANYA yang boleh baca laporan keuangan Pertamina hanya PRESIDEN dan
MENTERI KEUANGAN ? Padahal saya saat itu KOMISARIS PERTAMINA!

Seharusnya, dari hitungan KWIK, dengan harga minyak dunia naik
menggila, INDONESIA memperoleh keuntungan Rp.5370,- PER BAREL. Namun
faktanya di dalam negeri pemerintahan ini justru menaikkan harga BBM.
Bensin dari Rp.4500 menjadi Rp.6000.
***
Jadi dimana itu Indonesia Bersatu, Indonesia Maju, apa memang hanya
sekedar wacana omdo ? Menteri Keuangan dan Menteri ESDM, yang keduanya
`produksi' kota lunpia Semarang, mana tanggungjawab mereka? Memalukan
kota lunpia saja!
Media massa pun semakin lirih menyuarakan kepentingan masyarakat. Daya
tahan mereka memperdalam masalah yang dihadapi bangsa terbukti sangat
ringkih. Akibatnya tikus berseliweran, dan godaan ke ekstremitas
sektarian kelompok pencemooh Pancasila berpeluang mendapat angin. Ini
membahayakan kelangsungan Republik Indonesia 17 Agustus 1945.

Demikianlah kita perlu turut catat nama kedua menteri itu : PURNOM dan
SRIMUL. Foto mereka difile sejarah. Mereka ditengarai khalayak : 
tidak mampu mengendalikan administrasi BBM sampai energi, terutama
Pertamina dan sindikat setan BBMnya. Ketakbecusan demi ketakbecusan
makin mencuat saja. Rakyat belum pernah diyakinkan tentang prestasi
mereka. Yang ada monopoli-demi-monopoli termasuk sarana-prasarana
kelistrikan kelompok Kalla di Sulawesi, gurita monopoli Pertamina
elpiji, batubara dsb. 

Kita hanya berharap, kaum muda kita jangan justru seperti kera
ditulup...thingak-thinguk, toleh sana toleh sini, culun. Bilakah
muncul kaum muda yang sungguh berVISI Indonesia? Jangan justru kaum
muda yang gagal (youth of failure) : mental kacung babu bedinde kenek
kuli, bisanya diporsi... tak mau belajar dan peduli. Mbelgedhes,
mbelkenthut!
Salam! Merdeka!

We cannot solve the problems that we have created
with the same thinking that created them
(Albert Einstein)

--- End 



[ppiindia] Re: Kecemasan Masyarakat Banten Hadapi Privatisasi PT Krakatau Steel

2008-07-17 Terurut Topik antonhartomo
kalo semula manajemen bagus bebas korupsi
kenapa diswastakan sih
salam




--- In ppiindia@yahoogroups.com, "Sandy Dwiyono" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>
http://www.antara.co.id/arc/2008/7/14/kecemasan-masyarakat-banten-hadapi-privatisasi-pt-krakatau-steel/
> 
> 
> 
> *Kecemasan Masyarakat Banten Hadapi Privatisasi PT Krakatau Steel*
> 
> 
> Oleh Ridwan Chaidir
> 
> Serang (ANTARA News) - Akhirnya Pemerintah RI tetap memprivatisasi PT
> Krakatau Steel (KS), salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN)
> Strategis, walaupun sudah ditentang habis-habisan oleh masyarakat
Banten,
> tidak hanya oleh seluruh pekerjanya, tetapi juga para tokoh dan ulama
> Banten.
> 
> Mereka pada intinya menyatakan, tidak ikhlas bila industri baja tersebut
> lepas ke tangan pihak asing.
> 
> Berbagai upaya, baik melalui demo maupun dengan membuat pernyataan
tertulis
> oleh para tokoh dan ulama Banten mewakili masyarakatnya yang kemudian
> disebarluaskan melalui media massa sudah dilakukan sejak terdengarnya
> rencana privatisasi tersebut.
> 
> Namun, Pemerintah RI melalui Kementerian Negara BUMN tetap bersikeras
> melepas industri baja terbesar di Asia Tenggara tersebut, walaupun tidak
> lagi menjual langsung ke mitra strategis , tetapi melalui penawaran
saham
> perdana (Initial Public Offering/IPO).
> 
> Meski privatisasi melalui IPO disetujui pemerintah pusat dan juga
diterima
> oleh sebagian tokoh masyarakat Banten, bahkan oleh seluruh karyawannya,
> lantaran mereka berpeluang membeli sahamnya, namun tidak sedikit
pula yang
> menolak dan menginginkan Krakatau Steel berkembang seperti saat ini.
> 
> "Privatisasi harus ditentang, karena walaupun dijanjikan akan
menghasilkan
> keuntungan, namun sebenarnya menimbulkan ekses berbahaya yang
akhirnya bakal
> menafikan dan menghapus keuntungan yang diperoleh," kata Muhammad Ismail
> Yusanto, salah seorang tokoh ulama dari Hizbut Tahrir Indonesia
(HTI), dalam
> suatu dialog tokoh dalam menelaah kritis IPO PT KS di Kota Serang,
ibukota
> Provinsi Banten, belum lama ini.
> 
> Ismail Yusanto melihat kerugian yang menonjol dari privatisasi itu
antara
> lain tersentralisasinya aset sebuah negara pada segelintir individu atau
> perusahaan yang memiliki modal besar, dan pengalihan kepemilikan
-khususnya
> di sektor industri dan pertanian - dari kepemilikan negara/umum menjadi
> kepemilikan individu, akan mengakibatkan pemutusan hubungan kerja (PHK),
> atau paling tidak pengurangan gaji pegawai.
> 
> Kerugian lainnya, menurut dia, menghapuskan kepemilikan umum atas
> kepemilikan negara sama artinya negara melepaskan diri dari
> kewajiban-kewajibannya terhadap rakyat, negara akan disibukkan untuk
mencari
> sumber-sumber pendapatan baru untuk menggantikan sumber-sumber
pendapatan
> yang sudah hilang akibat penjualan aset negara.
> 
> Selain itu, ia mengemukakan, dana yang diperoleh dari penjualan
kepemilikan
> umum atau negara, umumnya tidak dikelola dalam sektor-sektor produktif,
> serta menghalangi rakyat untuk memperoleh hak mereka, yaitu memanfaatkan
> aset kepemilikan umum seperti air, minyak, sarana transportasi dan
> pelabuhan.
> 
> Ia menilai, ada empat alasan kenapa sebagian masyarakat Banten menentang
> privatisasi terhadap industri milik negara yang strategis itu. Pertama,
> negara tidak berhak menjual aset-aset kepemilikan umum. Sebab, aset itu
> bukan miliknya, tetapi milik umum. Islam telah melarang menjual
suatu barang
> yang bukan miliknya. Jika jual beli seperti itu terjadi, maka jual
belinya
> batil alias tidak sah.
> 
> Alasan kedua, katanya, privatisasi menyebabkan harta hanya beredar di
> kalangan orang kaya saja, baik perorangan maupun perusahaan. Dengan
> demikian, orang banyak tidak dapat memanfaatkan harta tersebut yang pada
> gilirannya distribusi kekayaan akan semakin timpang.
> 
> Hal ketiga, privatisasi juga menimbulkan dominasi dan hegemoni kaum
kafir
> atas kaum muslimin. Individu atau perusahaan kapitalislah yang
nantinya akan
> menguasai dan mengendalikan negeri-negeri Islam, baik di bidang ekonomi
> maupun politik, kata Yusanto.
> 
> Alasan keempat, menurut dia, privatisasi merupakan perantaraan munculnya
> kemudaratan bagi kaum muslimin, antara lain, akan timbul
pengangguran akibat
> PHK, memperbanyak kemiskinan akibat pengurangan gaji pegawai,
menghilangkan
> sumber-sumber pendapatan negara dana, serta memberi peluang masuknya
> serangan pemikiran dan budaya kapitalis atas kaum muslimin.
> 
> Sejauh ini ada juga pihak yang menentang tidak boleh PT KS diprivatisasi
> dalam bentuk apa pun, tetapi tidak sedikit yang terpaksa menerima asal
> privatisasi dilakukan secara IPO, termasuk karyawan Krakatau Seel
sendiri.
> 
> Oleh karena itu, pemerintah pusat akhirnya menerima dan menyetujui
dengan
> cara tersebut. Bahkan, pemerintah meminta manajemen PT KS mempersiapkan
> seluruh aspek operasional dan keuangan dengan tenggat waktu paling
lama tiga
> bulan (September 2008).
> 
> IPO adalah pilihan terakhir, dan sepertinya tidak ada cara lain yang
dapat
> dilak

[ppiindia] fyi : Menyoal PEMDA........ (kecamatan hingga pemprov)

2008-07-09 Terurut Topik antonhartomo
--- In ITB
  PEMDA  MASA  KINI


Dari kacamata satu, masyarakat kita terbagi atas beberapa kalangan :
(1)brahmana  (2)ksatria (3)waisya  (4)sudra  (5)paria --
(1) meliputi paderi, ulama, intelektual, filsuf, pemikir-rohani dst.,
berurusan "suprastruktur", (2) mencakupi birokrat, tentara, pelibat
karya publik dan sosial, diplomat, pelaksana, berurusan praxis dsb.,
terkait "struktur", (3) melingkupi pedagang, pemilik industri, petani
pekebun sendiri, enterpreneur, wiraswasta, konsultan, profesional
dll., berlogat "infrastruktur", (4) menyangkut kalangan informal,
pinggiran, jongos koeli, babu kacung, opas, office-boy dst., (5) kaum
terbuang, para tundungan, pengungsi eksistensial, dan semacamnya. Dulu
barangkali dinamikanya statis, seolah pembagian permanen. Kini, lebih
dinamis energetik, berubah-ubah pelaku potensialnya, jadi sebenarnya,
kalau jujur, sama sajalah. Kasta itu soal nama dan sebutan saja, tidak
lebih. Tentu pengelompokan bisa saja longgar : Presiden bisa brahmana
bila dia sungguh bervisi jauh, berperan 'kenabian', negarawan, tetapi
bisa pula sekadar ksatria, pro patria, atau malah bukan apa-apa bila
segala janjinya ibarat angin ribut tanpa bukti. Walau andai dimasukkan
waisya, jangan diartikan pejabat-juragan karena ini pasti merusak.
Pejabat-pedagang, mana bisa cari untung sambil berbakti negara
melayani masyarakat ? Begitu pun, pemulung masuk mana ? Bisa ke
beberapa klasifikasi karena dinamika zaman.  
 

Zaman kini jelas warna-warninya lebih beraneka, laju perubahan juga
meninggi. Yang jelas, birokrasi sebagai salah satu komponennya,
niscaya dikawal dan disimak kritis, apabila mau difungsikan secara
betul. Tanpa kontrol, birokrasi pasti, sangat pasti, akan korup,
menghancurkan bangsa dan negara, mengkhianati peradaban dan kemanusiaan.
Kita sebagai warga masyarakat, niscaya sumbangsih kontrol, demi kita
sendiri dan semua. Kalau kita tak peduli lingkungan, abaikan kinerja
birokrasi yang mesti dikontrol dan dinilai, akibatnya tentu juga ke
kita. Di millenium baru ini,  birokrasi mengalami perubahan akibat
OTONOMI daerah. Otonomi baru benar kalau diletakkan dalam pengawasan
publik, masyarakat, rakyat. Segenap warga niscaya memantau kinerja
birokrasi, terlebih-lebih PEMDA, pemerintah daerah. Bila tidak,
korupsi merajalela.
Rumitnya, fungsi LEGISLATIF dan JUDIKATIF kita masih parah, pingsan,
keracunan korupsi. MEDIA juga masih ingusan dengan adagium "gimana
selera publik".

Namun bersyukur kita, di beberapa daerah, diawali di JAWA TIMUR
sewindu lalu, dan kini 2008 diikuti SULAWESI SELATAN, sudah ada upaya
MENILAI, memberi rapor, atas kinerja PEMDA. Di Surabaya oleh JPIP
(JawaPos Institute of Pro-Otonomi) sedangkan di Sulsel ada FIPO, Fajar
Institute of Pro-Otonomi, memantau dan menilai 23 kabupaten se Sulsel.
Lihat/info : [EMAIL PROTECTED], atau lihat situs webnya.

KINERJA PEMDA

Nilai rapor PEMDA dibiji dengan skema : (1) pengembangan ekonomi, (2)
pengentasan rakyat dari kemiskinan, (3) lingkungan hidup, (4) kinerja
politik lokal, (5) pelayanan publik.
PERTAMA, pengembangan ekonomi terbagi tiga ranah pokok : pertumbuhan,
pemerataan, pemberdayaan. Pemberdayaan meliputi : pendapatan daerah
dan masyarakat (PDRB), investasi, kesempatan kerja dan usaha,
supra/infra-struktur pertumbuhan ekonomi. Pemerataan meliputi :
distribusi pendapatan dan usaha (riil), akses modal (UMKM, modal
pemda, atau dijaminkan ke sumber dana), juga sarana dan prasarana. 
Pemberdayaan meliputi : potensi dan problem ekonomi lokal (geografis,
SDA, SDM, sosbud, teknologi), pemberdayaan lembaga ekonomi lokal
(faktor produksi), dan kapasitas ekonomi rakyat.

KEDUA, "taskin" atau pengentasn dari kemiskinan, baik strukural maupun
sosio-kultural, meliputi empat pumpunan yaitu : perbaikan ekonomi,
perbaikan kapabilitas, inklusi sosial dan partisipasi, alokasi
anggaran. Perbaikan ekonomi : perbaikan pendapatan rakyat miskin, 
peningkatan daya beli, kesempatan kerja, pemberdayaan lembaga ekonomi
rakyat miskin. Perbaikan kapabilitas : perbaikan kualitas hidup
(capability to functioning), perbaikan perlindungan keamanan-sosial.
Inklusi sosial dan partisipasi : perbaikan pelibatan masyarakat
miskin, perbaikan tingkat inklusi sosial. Alokasi anggaran :
keberpihakan anggaran terhadap masyarakat miskin. 

KETIGA, lingkungan hidup. Ini mencakupi : kelestarian, integrasi
pengelolaan, dan akses SDA (sumberdaya alam). Kelestarian lingkungan
hidup meliputi : perlindungan terhadap kearifan lokal, perlindungan
situs-situs bersejarah, upaya DAURulang material alam – buatan – dan
energi, pengelolaan sampah ramah-lingkungan, manajemen polusi,
pelestarian gunung-hutan-sungai-material lain, pengembangan energi
alternatif yang ramah lingkungan, penghematan energi, pelestarian dan
pengembangan keanekaragaman hayati, pengolahan yang ramah-lingkungan.
Integrasi pengelolaan : harmonisasi kepentingan
industri-ekonomi-masyarakat-lingkungan (public-private-community
partnership), mediasi perbedaan kepenting

[ppiindia] oot amsal

2008-07-07 Terurut Topik antonhartomo
santai dulu
salam


















A  M  S  A  L (3)


>> si pencemooh mencari-cari hikmat namun sia-sia, tetapi bagi orang
berpengertian, pengetahuan mudah didapat

>> jauhilah orang bebal, karena pengetahuan tak bakal kaudapat pada
bibirnya

>> mengerti jalannya sendiri adalah hikmat orang cerdik, tetapi orang
bebal ditipu oleh kebodohannya sendiri

>> orang yang tak berpengalaman percaya pada setiap perkataan, tetapi
orang bijak memperhatikan langkah dan lingkungannya

>> orang bijak berhati-hati dan menjauhi kejahatan, tetapi orang bebal
melampiaskan nafsunya dan merasa aman

>> siapa lekas naik darah berlaku bodoh, tetapi orang bijak bersabar

>> orang yang tak berpengalaman memperoleh kebodohan, tetapi orang
bijak bermahkota pengetahuan

>> siapa menghina sesamanya berbuat dosa, tetapi berbahagialah orang
yang menaruh belas-kasihan kepada orang dan lingkungan yang menderita

>> tidak sesatkah orang yang merancang kejahatan ?  tetapi yang
merencanakan hal-hal baik memperoleh kasih dan setia

>> dalam tiap jerih payah ada keuntungan dan pengajaran, tetapi melulu
kata-kata mendatangkan kekurangan saja

>> mahkota orang bijak adalah pengetahuan dan pengertiannya, tajuk
orang bebal adalah kebodohan dan penipuannya

>> dalam besarnya jumlah rakyat terletak kemegahan raja, tetapi tanpa
rakyat runtuhlah pemerintah

>> orang sabar besar pengertiannya, siapa cepat marah melipatgandakan
kebodohan

>> hati yang teduh menyegarkan tubuh, iri hati membusukkan tulang

>> siapa menindas orang lemah menghina Penciptanya, siapa menaruh
belas kasihan kepada orang miskin memuliakan Dia

>> hikmat tinggal di hati orang berpengertian, namun tak dikenal di
hati orang bebal

>> kebenaran meninggikan derajat bangsa, tetapi dosa itu noda bangsa,
merusak lingkungan

>> jawaban lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan pedas
membangkitkan marah

>> lidah orang bijak menyembulkan pengetahuan, tetapi mulut orang
bebal mencurahkan kebodohan

>> lidah lembut itu pohon kehidupan, lidah curang melukai hati

>> di rumah orang benar ada banyak kelimpahan, tetapi penghasilan
orang fasik membawa kerusakan diri dan lingkungannya

>> bibir orang bijak menebar pengetahuan, hati orang bebal penuh tipu
muslihat

>> didikan yang keras adalah bagi orang yang meninggalkan jalan
kebenaran, dan siapa benci akan teguran menyambut maut kekal

>> hati yang gembira bersorak-sorai akan membuat muka berseri-seri,
tetapi kepedihan hati mematahkan semangat

>> hati orang berpengertian mencari pengetahuan, sedangkan mulut orang
bebal terlalu sibuk dengan kebodohan

>> hari orang yang berkesusahan buruk semuanya, namun hati orang yang
gembira  berpesta selalu

>> lebih baik harta sedikit dengan takut pada Tuhan daripada kaya raya
ditimpa kecemasan

>> lebih baik sepiring sayur dengan kasih, daripada lembu tambun
dengan kebencian

>> si pemarah membangkitkan pertengkaran, tetapi orang sabar
memadamkan perbantahan

>> anak bijak menggembirakan hati ayahnya, orang bebal menghina ibunya

>> kebodohan adalah kesukaan bagi orang yang tak berakal budi, namun
orang berpengetahuan berjalan lurus

>> seseorang bersukacita karena jawaban yang diberikan, dan alangkah
baiknya perkataan tepat pada waktunya

>> siapa tamak akan keuntungan-gelap, mengacaukan rumah tangganya,
tetapi siapa membenci suap akan hidup

>> hati orang benar menimbang-nimbang jawaban, tetapi mulut orang
bebal degil mencurahkan hal-hal jahat

(BERSAMBUNG)
16




[ppiindia] KEWELEH MITOS

2008-06-12 Terurut Topik antonhartomo
Absolute Control 

One day the lion walks up to the monkey and demands: "Monkey, who's 
in charge of this jungle?" The monkey, quivering, responds: "You are, 
Mr. Lion." The Lion responds, "That's right, and don't you forget 
it." He then approaches the warthog: "Who's in charge of this 
jungle?" The warthog immediately replies, "You are, Mr. Lion." Same 
response: "That's right, and don't forget it." He then sees the 
serpent, and says, "Who's in charge of this jungle?" The serpent 
hisses, "You are, Mr. Lion." Finally the lion spots a 100-year-old 
bull elephant, and walks up to him demanding: "Elephant, who's in 
charge of this jungle?" The elephant picks up the lion with his 
trunk, spins him in the air, and brings him crashing back down on his 
head. He then lumbers away. The lion gets up, dusts himself off, and 
says: "Hey, just because you don't know the answer is no reason to 
get an attitude." 
The lion, you see, operated out of a myth of absolute control. 


Nalar dan hati manusia itu ibarat PARASUT,
baru berfungsi bila TERBUKA.



[ppiindia] Fwd: Re: empat dollar, khan? ADA GEMPAR LAIN

2008-06-12 Terurut Topik antonhartomo
--- In [EMAIL PROTECTED], "antonhartomo" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

ya Han.
tapi saya ada share sedikit.
setahun terakhir saya suka nyatet pompa-pompa bensin lokal.
lah, kaget. tidak sedikit yang ukuran literan yang kita beli ternyata 
tekor, padahal stiker metrologinya masih tampak sah.
itu saya alami di Serang, Cilegon, berpuluh di Jakarta,
lebih sepuluh di Bandung, juga Bogor, Cikampek, Sukabumi, Cirebon, 
Tegal, Pekalongan, Semarang dst. Makin jauh dari Jakarta dan Jabar, 
tekornya agak mending.
jadi akhirnya kita di INDON ini sebenarnya beli bensin bisa 1,5 
dollar seliter!
saya kini taktik : beli bensin di pom-pom yang masih baru, sebab 
setelah sekian bulan, saya lihat tekor tekor dan kian tekor.

apa arti metrologi sudah lain sih ?
yang begini apa pertamina sadar bahwa rakyat dirampok ?
kalau mau lapor kemana ? media saja acuh beibeh!!

saya terkadang geli campur marah 
kalau di pompa bensin mau isi
petugasnya bilang : pak lihat ya dari nol angkanya.
pernah kutepis : dik, yang penting bukan nol awalnya, tapi angka 
akhir dan selisihnya itu betul nggak.
hehe dia tersenyum sajatahu ngkali!

ada saran ?

salam



--- In [EMAIL PROTECTED], "F. Siregar"  wrote:
>
> Wah, ini BangSad yg biasanya sabar saja bisa jadi marah begini  
Sabar Mbang, diikut saja.  What else can we do?
> Kemarin saya kepantai dapat foto seagull ini.  Disepanjang jalan 
baik Shell, Exxon, Texaco etc, semua sudah lebih dari $4/gal 
(regular).
> Salam,
> Han
> >Untuk Business Plan 2009-2013 , boss minta (production) 
availability dinaikkan dari towards 90 % ke towards 95 %. Pulang 
tepat waktu jam 15.00 saja sudah langka, mau naikkan availability 
lagi  (mlaku wae angel . dikongkon njoget maneh ... piye to )
> 
> 
> - Original Message 
> From: Bambang Santoso 
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Sent: Monday, June 9, 2008 3:51:56 PM
> Subject: Re: [ITB74] empat dollar, khan?
> 
> 
> Entah siapa yang bikin goro-goro kalau sudah begini.
>  
> Operating/Production cost di tempat kerja saya hanya di bawah 1.5  
USD / barrel.
> 1 barrel = 117.347765 litre.
>  
> Masa dalam sehari harga per barrel bisa lompat 11 USD.
> (Setelah Goldman Sach memprediksi harga summer bisa mencapai 150 
USD/barrel dan 
> ada wacana di Israel tentang option 'terbuka' untuk menyerang Iran)
>  
> G8 mendesak OPEC untuk naikkan produksi.
> (jadi ingat tetangga sebelah yang minta buah mangga yang tumbuh 
dihalaman rumah dulu ...)
> 
> Untuk Business Plan 2009-2013 , boss minta (production) 
availability dinaikkan dari towards 90 % ke towards 95 %. Pulang 
tepat waktu jam 15.00 saja sudah langka, mau naikkan availability 
lagi  (mlaku wae angel . dikongkon njoget maneh ... piye to )
>  
> Untungnya ke kantor masih jalan kaki. Untungnya langka 
sekali hujan. Dan kalaupun musti berkendaraan harga bensin masih 1.5 
USD/galon. Apapun yang terjadi, orang Jawa sering 
ngomong ... 'untungnya '  Untungnya sudah 24 thn. 
menggondol 'restoran' ke rumah. Tidak perlu cari makan jauh-jauh. 
Untungnya sudah bisa ber lap top di rumah lagi ..
>  
> Semoga semua rekans ITB-74 juga tetap optimis dengan keuntungan-
keuntungan 
> yang kadang tidak terlihat. 
>  
> Wass,
>  
> BangSad
> Abu Dhabi
>  
> 
> --- On Mon, 6/9/08, agung hertanto  wrote:
> 
> From: agung hertanto 
> Subject: Re: [ITB74] empat dollar, khan?
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Date: Monday, June 9, 2008, 9:57 AM
> 
> 
> Lebih. Beberapa sudah USD 4.20-4.50.
> 
> --- anton john hartomo  wrote:
> 
> > Gas hits national average of $4 for the 1st timeAP -
> > Mon Jun 9, 7:42 AM ET 
> > NEW YORK - The average price of regular gas crept up
> > to $4 a gallon for the first time over the weekend,
> > passing the once-unthinkable milestone just in time
> > for the peak summer travel season.
> > 
> > 
> >
>

--- End forwarded message ---




[ppiindia] Fwd: rehat : naga KOMODO

2008-06-09 Terurut Topik antonhartomo
--- In ITB_:

Stranded divers chase off Komodo dragon on island 

By ALI KOTARUMALOS, Associated Press Writer 

JAKARTA, Indonesia - Scuba divers swept away in strong currents 
survived 12 hours in shark-infested waters before scrambling onto a 
remote Indonesian island where they faced yet another threat: a 
Komodo dragon. 
The divers — three from Britain and one each from France and Sweden — 
came face-to-face with the giant, carnivorous lizard on Rinca's palm-
fringed beach, and fought it off by pelting it with rocks and pieces 
of wood, Pariman, a port official said Sunday.
"Luckily, they were able to chase it away," said Pariman, who, like 
many Indonesians, goes by only one name.
The beasts have sharp, serrated teeth and often come out when they 
smell something new, including humans — whom they've been known to 
kill, Pariman said.
The divers encountered treacherous currents after plunging from their 
wooden boat off Tatawa island on Thursday afternoon. They drifted 20 
miles from their dive site before swimming to Rinca, their last 
chance to avoid being swept into the open ocean.
"We struggled against the current for several hours, but eventually 
stopped," Laurent Pinel, 31, of France, told The Sunday Times of 
London. The group tied their diving vests together to preserve 
energy, he said. Once on the island, they scraped mussels from the 
rocks for food, he said.
The divers ran into the Komodo dragon on Friday afternoon. The next 
day, rescuers aboard one of 30 boats searching the waters spotted 
them waving frantically on the shore and took them to Flores island 
for medical treatment.
The area where the diving trip took place is famous for its rich 
marine diversity, including sharks, manta rays and sea turtles. But 
it is also known for its treacherous and unpredictable seas.
Recommended only for experienced divers, it is in a place where the 
Indian and Pacific Oceans meet, creating currents that converge and 
separate. Whirlpools and eddies can pull divers downwards.
"We're safe, but absolutely exhausted and dehydrated," Charlotte 
Allin, a 25-year-old British diver, was quoted by The Sunday Times of 
London as telling her parents from the hospital where the group was 
taken.
Komodo dragons, which can grow up to 10 feet long and weigh as much 
as 365 pounds, are only found in the wild on Rinca and Komodo island. 
There are believed to be 4,000 left in the world.
Thousands of tourists visit the area in eastern Indonesia each year 
to see the lizards in their natural habitat. They are normally shown 
around the arid and rocky island by guides who carry large, forked 
sticks to ward off the animals.

--- End 




[ppiindia] Fyi : Pesan Pelaku Perjuangan Kemerdekaan - Prof. Nakoela

2008-06-01 Terurut Topik antonhartomo
--- In Loyola:

Anak-Cucuku Sebangsa setanahair Yth.
Dalam rangka memaknai hakikat dan esensi Kebangkitan Nasional serta 
Lahirnya Pancasila untuk merenggut masa depan sesuai cita-cita 
kemerdekaan, ijinkan aku mengutip:
"In the last 8 year and in the midst of our reform movement and 
democratization in this country, we feel that we sometimes do not 
have enough courage and refrain ourselves form mentioning words like 
Pancasila, 1945 Constitution, Unitary State of Indonesia (NKRI) the 
Bhineka Tunggal Ika, national insight (wawasan kebangsaan) stability 
development, pluralism et cetera to avoid being seen as inCompatible 
with reform and democratization movement or being labelled as 
nonreformist. 
Dikutip oleh Nakoela pada hari Pancasila 2008.

Sekiranya pantas dan tidak berkeberatan, silahkan disebarluaskan 
keseluruh Anak Bangsa.



--- End 



[ppiindia] senandung week end ini

2008-06-01 Terurut Topik antonhartomo
BUKTIKAN

kata-kata berbisa  mulut-mulut berbusa
yang dijanji bertebaran
seperti biasa dari atas panggung
atas nama bangsa

yang mendengar terpesona  bahkan ada yang terkesima
akupun tergoda untuk mengikuti apa yang terjadi
apakah memang janji hanya janji

buktikan buktikan itulah yang dinanti-nanti
buktikan buktikan kalau hanya omong burung beo pun bisa

kita hidup sering terancam 
tak ada jaminan keselamatan
kamu omong tentang keamanan
tapi makin banyak penggusuran

kita hidup sering terancam
tak ada jaminan keselamatan
kamu omong tentang kemakmuran
tapi makin banyak pengangguran

buktikan ...

kata-kata berbisa  mulut-mulut berbusa
yang dijanji bertebaran
seolah-olah kami ini bodoh
tak mengerti apa-apa
seolah-olah kami ini anak kecil
yang bisa kaubohongi sesuka hatimu

buktikan... buktikan...



ASIK NGGA ASIK

dunia politik penuh dengan intrik
cubit sana cubit sini itu sudah lumrah
seperti orang pacaran  kalau ngga nyubit ngga asik

dunia politik penuh dengan intrik
kilik sana kilik sini itu sudah wajar
seperti orang adu jangkrik  kalau ngga ngilik ngga asik

rakyat nonton jadi supporter kasih semangat jagoan
walau tahu jagoannya ngibul  walau tahu dapur tak ngebul
dunia politik dunia bintang
dunia hura-hura para binatang  berjoget dengan asik

dunia politik punya hukum sendiri
colok sana colok sini atau colok-colokan
seperti orang nyolok mangga  kalau ngga nyolok ngga asik

rakyat lugu kena getahnya  buah mangga entah kemana
tinggal biji tinggal kulitnya  tinggal mimpi ambil hikmahnya
dunia politik dunia bintang
dunia pesta pora para binatang asik ngga asik

dunia politik memang asik ngga asik
kadang asik kadang ngga   disitu yang asik adanya
seperti orang main catur kalau ngga ngatur ngga asik

pion-pion ngga bisa mundurpion-pion ngga mungkin kabur
mentri luncur kuda dan benteng galaknya melebihi raja
raja tenang gerak selangkah sambil menyematkan hadiah

rakyat nonton jadi supporter kasih semangat jagoannya
walau tahu jagoannya ngibul  walau tahu dapur tak ngebul
dunia politik dunia bintang
dunia hura-hura para binatang berjoget dengan asik

rakyat lugu kena getahnya ...

asik ngga asik   politik   asik ngga asik ...



NGERIKU

bersih bersih bersih bersihlah negriku
malu malu malu  malulah hati
kotornya teramat gawat ya kotornya sangat
inilah amanat yang menjadi keramat

bersih bersih bersih bersihlah diri
sebelum menyapu sampah dan debu-debu
nyanyian perkara sampai ke liang lahat
atas nama rakyat yang berwajah pucat

negriku negri para penipu
terkenal ke segala penjuru
tentu saja bagi yang tak tahu malu
inilah syorga syorganya syorga

negriku   ngeriku

busuk busuk busuk busuk bangkai tikus
yang mati karena dihakimi rakyat
adakah akhirat menerima dirinya
adakah disana yang masih bisa bercanda dengan si rakus

negriku negri para penipu...

negriku   ngeriku

bersih bersih bersih  bersihlah negriku





[IWAN FALS, MANUSIA SETENGAH DEWA]


BUNGKUS KADO WEEK END MENTERI AHLI MINTERI :

GALANG RAMBU ANARKI

galang rambu anarki  anakku
lahir awal januari  menjelang pemilu
galang rambu anarki  dengarlah
terompet tahun baru  menyambutmu
galang rambu anarki  ingatlah
tangisan pertamamu ditandai
bbm melambung tinggi

maafkan kedua orangtuamu
kalau tak mampu beli susu
bbm naik tinggi susu tak terbeli
orang pintar tarik subsidi
mungkin bayi kurang gizi

galang rambu anarki  anakku
cepatlah besar matahariku
menangislah yang keras janganlah ragu
tinjulah congkaknya dunia buah hatiku
doa kami di nadimu

galang rambu...


MIMPI YANG TERBELI

berjalan disitu  di pusat pertokoan
melihat barang-barang yang jenisnya beraneka ragam
cari apa disana  pasti tersedia asal uang di kantong cukup
tidak ada soal

aku ingin membeli  kamu ingin membeli
kita ingin membeli  semua orang ingin membeli
apa yang dibeli  mimpi yang terbeli
sebab harga barang  tinggi
tiada pilihan selain mencuri

sampai kapan mimpi-mimpi itu kita beli
sampai nanti  sampai habis terjual harga diri
sampai kapan harga-harga itu melambung tinggi
sampai nanti  sampai kita tak bisa bermimpi

segala produksi ada disini 
menggoda kita untuk memiliki
hari-hari kita dihisap hutang
hingga kita tak tahu diri sendiri

melihat anak kecil  mencuri mainan
yang harganya tak terjangkau oleh bapaknya ya maling

sampai kapan ...



TIKUS KANTOR

kisah usang tikus-tikus kantor
kisah usang tikus-tikus berdasi
yang suka berenang di sungai yang kotor
kisah usang tikus-tikus berdasi
yang suka ingkar janji  lalu sembunyi

dibalik meja teman sekerja
didalam lemari dari baja

kucing datang cepat ganti muka
segera menjelma   bagai tak tercela
masa bodoh hilang harga diri
asal tak terbukti ah tentu sikat lagi

tikus-tikus tak kenal kenyang
rakus-rakus bukan kepalang
otak tikus memang bukan otak udang
kucing datang tikus menghilang

kucing-kucing yang kerjanya molor
tak ingat tikus kantor datang menteror
cerdik licik tikus bertingkah tengik
mungkin karena sang kucing pura-pura mendelik

tikus tahu sang kucing lapar
kasih kursi jalanpun lancar
memang sial si tikus terama

[ppiindia] oot : usaha syariahan DAURULANG -- pro pemuda n pesantren network

2007-04-17 Terurut Topik antonhartomo
--- 
--- emansipatoris :

f o r m a t
proposal
daurulang pembijian limbah plastik
dengan Teknologi Plastomix

Pendahuluan
latar belakang, peta umum bahan baku dan pasar, 
keunggulan teknologi terhadap cara tradisional
Kegunaan Proses
teknologi Plastomix-Plastimax (bdk. brosur biru)
Kegunaan Produk
pemakaian berbagai produk, raffia, kantong kemasan, sedotan dan 
banyak lagi
Layanan pakar Terpadu
kemitraan syariahan GotongRoyong, provider teknologi, lab QC, 
sertifikat
Abstraksi Usaha
-   jenis usaha
-   pemilik/badan hukum
-   investasi total (< 1 M)
-   lokasi usaha
-   fasilitas usaha (lahan, mesin, listrik, air dst)
-   bahan baku utama & jumlah maupun pengadaannya
-   mesin-mesin produksi (giling, cuci kering, peletisasi, 
finishing)
-   proyeksi penyusutan (dari bahan tercuci < 10%)
-   jumlah bahan baku (minimal 100 ton/bulan)
-   sumber bahan baku : TPA, industri, rumahtangga, 
lapak/pengepol
-   jumlah SDM (shift 20 daily 8)
-   durasi proses produksi 24 jam/hari (3 shift)
-   fasilitas manajemen : gaji + tunjangan
-   harga bahan baku utama
-   harga aditif & kemikalia produksi
-   harga jual produk
-   harga pokok produksi
-   keuntungan kotor
-   proyeksi BEP dibawah 1 tahun
-   proyeksi profitabilitas (selama setahun)
Peta Sumber Bahan Baku dan Pasar
sesuai keadaan nyata, berdasar survey yang mendalam, competitor dan 
keunggulan teknologi garapan
Nilai Investasi
kategori : bangunan & fasilitas pabrik, kantor & kelengkapan, 
peralatan kerja karyawan (produksi & maintenance), biaya 
praoperasional (mobilisasi), biaya lancer / modal kerja
Program Manajemen
SDM & jam kerja, angka dasar gaji & tunjangan,
standar gaji & tunjangan, golongan
Struktur Organisasi
wadah PT fresh & saham
Proyeksi Laba-Rugi
bahan baku, penjualan, margin laba
proyeksi overhead, proyeksi HPP – labar kotor per bulan
Proyeksi Laba-Rugi per Bulan/Tahun
pemasukan & pengeluaran, laba sebelum angsuran & pajak, laba sebelum 
pajak, laba bersih sebelum deviden
Biaya Penyusutan
alat-alat produksi, kerja, angkut dsb
Cash-flow (proceed) & Kas Perusahaan per Tahun

Proyeksi Lanjut Cash-flow

Penutup
BEP, Ratio Profitabilitas

Segi Legal, Kemitraan, pakar teknologi PTDI-CReTi

Lampiran akte-akte notaris dan perjanjian



setiap calon mitra PTDI-CReTi
Pusatlayanan Teknologi Daurulang Indonesia, Centre for Recycling 
Technology
diwajibkan menyusun Biz-Plan tersebut
dan menyodorkan partner putra-daerah.

jasa penyusunan proposal dapat diperoleh
dari pihak ketiga diluar PTDI-CReTi
misalnya cv KIMIYAMITRA WIJAYATAMA 

-


BELI   JAZZ  DAPAT  STREAM
(umpama honda)

GERMAN-JAPAN  QUALITY,  LESS-THAN-CHINA-PRICE
(apa itu)

Bosan jadi karyawan (3 kunci  kiblat : jujur disiplin patuh) profesi-
gajian ?
Ingin 2 kunci utama : desisif-transitif & MERDIKO, agar lengkap 5 
pancer karya ?
Antisipatif masa pension ? Eling ENVIRO-conscient ?
Bermitra dengan PTDI-CReTi *) jawabannya!
*) PUSATLAYANAN  TEKNOLOGI  DAURULANG  INDONESIA
Centre for Recycling Technology (jejaring GRN Global Recycling 
Network)
INDONESIAN POLYTECH NETWORK (member of  WPO World Polymer 
Organizations)

ANDA  PERLU  APA   di tahun 2007 ?

PEMBUATAN MESIN-MESIN dan PIRANTI MANUFAKTUR PLASTIK
computer automatic sealing vest bag making machine
computer automatic bottom sealing n cutting machine
computer automatic side sealing machine
full automatic double folding machine
dan banyak lainnya seputar PLASTIC PACKAGING n COMPOSITES ?
CHEMICALS (quality safety health enviro-friendly halal) pro FOOD 
CONTACT
Additives packages :  PLASTOMIX  &  PLASTIMAX  (legal/reg/patented)
PEMBUATAN PABRIK DAURULANG TERPADU, TEKNOLOGI TERKINI,  investasi 
yang paling kompetitif dibandingkan apapun manapun
dan lain-lain POLIMER masalah anda!


SEGERA  KONTAK  LAYANAN  SOLUSI  ANDA :

PTDI-CReTi
plastomix_ptdi@

jangan tunda lagi, think n ACT !
(masa depan di harini)
swasta calon-pensiunan pemuda pesantren umat-basis
banjar koperasi pkk karangtarunaSEMUA DIUNDANG!

jam terbang polimer kami sejak 1977, kini makin mantap melesat !
the one and only– in INDONESIA, kini hadir di aneka PROPINSI !

Dapat juga via :
HIMPUNAN POLIMER INDONESIA, HIMPUNAN KIMIA INDONESIA, atau
FEDERASI PENGEMASAN INDONESIA.


-



PLASTOMIX-PLASTIMAX TECHNOLOGY

PERDANA DI INDONESIA 2005 (HaKI-Reg.)
kunci sukses daurulang anda


PUSAT LAYANAN TEKNOLOGI DAUR ULANG INDONESIA (PTDI)

CENTRE FOR RECYCLING TECHNOLOGY – INDONESIA (CReTi)
INDONESIAN POLYTECH NETWORK
(IPN, anggota World Polymer Organizations/WPO)

Jaringan kami nasional dan internasional

Kontak / eMail segera :
plastomix_ptdi@ 

Who's Who in Science & Engineering 2003-2007



SERVICES OFFERED :

konsultansi, feasibility biz recycling polimer
sourcing & market
maksimalisasi profit & kepuasan pelanggan
troubleshooting & reengineering
perbaikan proses & produk pelet
training teknisi & operator
pengembangan SOP, sistem QC-QA, IS

[ppiindia] GILA : Komersialisasi Kunyit Harus Seiizin Jepang

2007-01-06 Terurut Topik antonhartomo
bila berita ini benar
saya akan TURUT LAWAN habis
dengan segala kemampuan sampai kapan pun!
karena banyak produk saya juga berkunyit
sungguh BAKERO kalau klaim Jepang itu diOK !
salam
Anton J Hartomo
Penemu, tinggal di BANTEN
Dulkamdi 'jawara'




--- In [EMAIL PROTECTED], "Indra Wicaksana" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:

 
KOMERSIALISASI KUNYIT HARUS SEIIZIN JEPANG
Liputan6.com, Jakarta: Kekalahan Indonesia dalam soal hak paten 
pemanfaatan kunyit sebagai antibiotik bagi keperluan industri adalah
dampak dari belum adanya undang-undang perlindungan genetik. Selain 
itu banyak juga warga yang enggan mematenkan penemuannya. Hal
ini dikemukan staf Pertimbangan Hukum Direktorat Jenderal Hak 
Kekayaan Intelektual, Herlianto, Selasa (12/12).
Herlianto mencontohkan, sejak Ditjen HAKI berdiri pada 1991, paten 
barang lokal hanya 10 persen dari total yang didaftarkan. Padahal
untuk mengajukan hak paten seorang pemohon hanya membayar biaya 
antara Rp 475 ribu hingga Rp 575 ribu ditambah biaya pemeriksaan Rp
2 juta. "Biasanya permohonan diproses antara 24 hingga 36 bulan," 
kata Herlianto.
Sementara menurut Kepala Pusat Penelitian Sumber Daya Hayati dan 
Bioteknologi Mahmud Thohari, bila Indonesia tak waspada ditengarai
akan banyak turunan genetis spesies tanaman obat lain yang mengalami 
nasib serupa. "Banyak tanaman lain yang juga menjadi incaran
pihak asing," kata Mahmud.
Seperti diketahui, Indonesia terpaksa membayar royalti kepada Jepang 
dalam pemanfaatan kunyit. Padahal Indonesia adalah negara kedua
terbesar yang kaya akan keanekaragaman hayati. Akibat kelengahan ini, 
kerugian yang harus ditanggung ditaksir mencapai miliaran
dolar Amerika Serikat.(IAN/Inka Prawirasasra dan Suhanda) 
 
Liputan6.com, Jakarta: Banyak varietas tanaman lokal, berupa produk 
pertanian yang dihasilkan oleh Indonesia. Tapi kemudian
dipatenkan negara lain. Kunyit, salah satu di antaranya. Ironisnya, 
untuk setiap pemanfaatan kunyit buat komersial dan industri,
Indonesia harus membayar royalti kepada Jepang.
Kepada SCTV, baru-baru ini, Kepala Pusat Varietas Departemen 
Kehutanan Hindarwati mengaku, perlindungan sumber daya genetik bagi
varietas lokal, seperti kunyit saat ini memang lemah. Berdasarkan 
undang-undang yang ada, varietas tersebut tak dapat dipatenkan,
hanya dilindungi dari kepunahan. Tak heran, Indonesia kalah cepat 
dari negara lain dalam hal klaim mengklaim tanaman asli. Ujungnya,
royalti pun mengalir ke kas negara lain.
Persoalan seperti di atas memang menjadi pekerjaan rumah bagi 
industri pertanian Indonesia. Meski pusat varietas tanaman telah
dibentuk 2004, pendaftaran untuk mendapatkan perlidungan hukum hanya 
ditujukan bagi tanaman baru hasil persilangan.(ORS/Inka
Prawirasasra dan Joni Marcos)

--- End forwarded message ---




[ppiindia] PADMA dan SEREN TAUN

2007-01-03 Terurut Topik antonhartomo

tidak hanya rekan-rekan
jurnalis top, dalang kondang, dan kerabat

namun anda yang merasa berleluhur nusantara
diundang datang

SEREN TAUN terbesar
di tatar sunda
warsa 2007 ini

7 sampai 12 JANUARI 2007

silakan daftar

japri



[ppiindia] sloka : SEribuNAmaTuhan

2007-01-03 Terurut Topik antonhartomo


The Thousand Names of the Supreme
by 
Sri N. Krishnamachari for the Sri Vaishnava Home Page.
Slokam 38
348. padma-nAbhah   
349. aravindAkshah   
350. padma-garbhah  
351. SarIra-bhRt   
352. maharddhih   
353.  Rddhah   
354. vRddhAtmA   
355. mahAkshah   
356. garuDa-dvajah 


--


348
om padma-nAbhAya namahom aravindAkshAya namahom padma-garbhAya 
namahom SarIra-bhRte namahom maharddhaye namahom RddhAya namahom 
vRddhAtmane namahom mahAkshAya namahom garuDa-dhvajAya namah
348. padma-nAbhah
One with a lotus-like navel.om padmanAbhAya namahThis nAma has 
occurred twice earlier.  In the current context where thebeauty of 
the celestial form of para-vAsudeva is described, the nAma meansOne 
with a lotus-like  navel.  SrI v.v.rAmAnujan gives references 
toprabandham to support this interpretation - "ayanaip paDaitta ezhil 
undiazhagu" - amalanAdippirAn;  tAmarai undit tanip peru nAyagan -
tiruvASiriyam.The other interpretations - One who resides in the 
center of the heart-lotusof every one, and One from whose navel, the 
Universe sprung forth in theform of an eight-petalled lotus with the 
meru mountain as the pericap, havebeen explained previously.SrI 
satyadevo vAsishTha's vyAkhyAna is again unique in not following 
theother interpretations.  He interprets padma as "flower" or 
something thatdisplays colorfully, and nabh as something that does 
not express itself asbrilliantly.  Thus, he interprets padma-nAbha as 
one who at the same time isthe two extremes.  He is the knowledge in 
the learned and the lack ofknowledge in the not-learned; the one who 
reveals Himself to His devoteesand hides Himself from the non-
devotees, like the lotus that blossoms in thepresence of the sun and 
the same lotus that folds its petals when the sundisappears.

349. aravindAkshah
The Lotus-eyed.om aravindAkshAya namah.aravinda sadRSe akshiNi asya 
iti aravindAkshah.  izahai koLSOdic-cendAmaraik kaN pirAn - tiruvAi 
mozhi 6-5-5; SevvariyODi nINDaapperiavAya kaNgaL - amalanAdi pirAn - 
8; and rAmah kamala patrAkshah(sundara kANDa) are given as references 
by SrI v.v.rAmAnujan. The meaning issimilar to that of 
puNDarIkAkshah - nAma 40.SrI cinmayAnanda brings the similarity to 
the lotus in that His eyes open toHis devotees (like the sun opening 
up in the presence of the bright sun),and closes to the non-devotees 
(when it gets dark).SrI satyadevo vAsishTha derives the meaning from 
the word "ar" which meansgati, and vindati - prApnoti or One who has, 
and thus gives the meaning"candra and sUrya" to aravinda.  Thus he 
derives the meaning "One who hascandra and sUrya as His two eyes" for 
the nAma aravindAksha.

350. padma-garbhah
He who is installed in a lotus.om padma-garbhAya namah.He is 
meditated upon as being seated on a lotus replete with fragrance 
anddelicacy suited to Him.  The words "sarasijAsana sannivishTah" is 
all toofamiliar to us.  An alternate interpretation is that He is 
seated in theheart-lotus of those that meditate on Him - daharam 
vipApmam para-veSmabhUtam yat-puNDarIkam - The lotus (i.e., heart) 
which is subtle, flawless,and which is the seat of the Supreme 
Being.  SrI rAmAnujan gives referenceto tiruvAi mozhi - taNDAmarai 
Sumakkum pAdap-perumAn - 4.5.8.SrI Sankara gives the interpretation 
that He is fit to be worshipped in themiddle of the heart-lotus, and 
so He is called padma-garbhah - padmasyamadhye upAsyatvAt padma-
garbhah.

351. SarIra-bhRt
The Protector of the bodies of everyone through foodand life-
energy.om SarIra-bhRte namah.He is the Sustainer of the bodies of 
those who meditate on Him, since it isHis guNa-s on which they 
meditate that sustains them. sva-SArIra-bhUtamupAsakam pushNAti iti 
SarIra-bhRt - He considers their bodies as His, andprotects them (SrI 
BhaTTar).Or, He protects all the beings in this Universe through food 
and life-energy- poshayan anna rUpeNa prANa rUpeNa vA SarIriNAm 
SarIrANi dhArayati itiSarIra-bhRt (SrI Sankara).SrI rAdhAkRshNa 
SAstri gives yet another interpretation - He supports(bears) 
different bodies in different incarnations for the protection 
ofdharma and elimination of adharma.Next the magnificence of bhagavAn 
is described.

352. maharddhih
He of immense riches.om maharddhaye namah.mahatI Rddhih vibhUtih asya 
iti maharddhih - One who has enormousprosperity ( SrI Sankara).  SrI 
cinmayAnanda points out that Rddhi referstot he combination of 
prosperity and power.  He has boundless riches whichcan bring about 
the well-being and protection of His devotees - tad-yogakshema 
nissIma vibhUtih (SrI BhaTTar).  SrI v.v.rAmAnujan gives thereference 
to tiruvAi mozhi - vIRRirundu Ezh ulagum tanik-kOl Sella ALumammAn 
(4.5.1).The dharma cakram writer points out that wealth is of two 
kinds - thematerial wealth (poruL Selvam) and the wealth of 
benevolence and Mercy (aruLSelvam).   Material wealth can be found 
both in the good and bad; but thewealth of kindness and benevolence 
is fo

[ppiindia] SerbaPuspaPadma (LOTUS) 9 SUNDA WIWITAN seren taun 2007

2007-01-03 Terurut Topik antonhartomo


P A D M A  sunda wiwitan


PADMA atau teratai, baik putih biru merah pink, semua kaya makna 
spiritual.
Tidak hanya di ASIA, India, Cina, maupun Nusantara, namun juga 
mengembang cepat ke Barat.
Di Indonesia, kita akan segera disuguhi acara menarik yang juga 
terkait PADMA.
Padma putih lambang kesucian, merah welas-asih, biru kebijaksanaan-
pengetahuan, pink ketuhanan. Begitupun di untaian acara SEREN TAUN 
tradisi karuhun SUNDA WIWITAN, dikenali wacana PADMA. Bahkan dalam 
untaian acara 7-12 JANUARI  2007 di KUNINGAN yang melibatkan antero 
penjuru JawaBarat dan Nusantara, akan ada acara seribu obor sejuta 
kentongan dan segudang lagi. Paling AKBAR diantara segala seren-taun 
selama ini. Saya berbahagia selaku kerabat ikut desain bunga padma 
sumber API PENCERAHAN tersebut. Pencerahan dari tahun 2006 dan 
sebelumnya yang kuyu, penuh mara dan keserakahan betara kala maupun 
para "pelawak-kesiangan-sekali" yang jelas-tegas sektarian-primordial-
monokultur itu .
Bangkitlah NUSANTARA, jangan rela dicabik-cabik kaum sektarian yang 
sok-ayati namun suka demo dan fitnah serapah, merasa paling benar itu.

Untaian acara antara lain : seribu obor pasukan berkuda, aneka lomba 
dan permainan rakyat "tempo doeloe", siter kecapi Sumedang, siter 
kecapi Sunda, wayang Sunda, pemberkatan dan doa benih padi, dan 
bergudang lagi, memuncak pada SEREN TAUN.

SEREN TAUN 2007 SUNDA WIWITAN, tradisi warisan karuhun yang luhur 
mulia, memukau dahsyat ke segala penjuru buana, sungguh berbeda!
Anda diundang datang, sebagai bagian PENTAS MULTIKULTURAL paling JOSS 
DAHSYAT di awal tahun ini.

BANGKITLAH INDONESIA, gatikan lagi AKAR BUDAYAmu, jangan keblinger 
ajaran impor yang negatif.

BERSATU RUKUN SEJAHTERA
PRODUKTIF KREATIF DENGAN AKAR BUDAYA KOKOH
menghadapi serangan rayap-rayap wacana dan ajaran asing-
usang "NGAPRET"  alias cekak bin cupet (HATI n NALAR) dan bikin gerah 
itu.
Enyahkan segala bentuk kegamangan kesombongan dan kepicikan 
keyakinan! Viva BHINNEKA TUNGGAL IKA.  Setia pada REPUBLIK PANCASILA 
1945.

Mangga, WILUJENG SUMPING !!! para saderek sareng kerabat!
7 dugi 12 JANUARI ……. ranah kuningan……. SEREN TAUN SUNDA WIWITAN.




 



  

 






[ppiindia] serba puspa padma (LOTUS) 2

2007-01-03 Terurut Topik antonhartomo

Nam Myoho Renge Kyo

Nam comes from Sanskrit; it means "To Devote Oneself."
Myoho literally means "Mystic Law" and expresses the relationship 
between the life inherent in the universe and the many different ways 
this life expresses itself. Myo is "unseen" and "invisible." It 
signifies the aspects of the universe that are beyond our 
understanding; the parts of life we fail to grasp, but yet still 
exist.  It is constant reality. Ho is "seen" and "tangible." It is 
what we do and can understand; it signifies the aspects of the 
universe that are commonly understood. It is changing phenomena.  
Together, Myoho means that phenomena exist and change inside of a 
consistent and unvarying thing we call reality.
Renge means "Lotus Flower." The Lotus Flower has always been a 
significant plant all over the world: this is no different in 
Buddhism. It signifies two things.  One is purity.  The Lotus Flower 
grows in swamps and bogs; places we call "disgusting" and yet it is 
one of the most beautiful flowers on earth, un-besmirched by the 
filth around it.  In Buddhism, this symbolizes the True Buddha Nature 
existing in all living things.  The second thing it signifies is 
Cause and Effect: this is because the flower blooms and makes seeds 
at the same time.  Cause and Effect happen at the time time; like 
this.  They are not detached from each-other.   The cause and the 
effect are one.
Kyo means "Sutra."  Sutras are, of course, the teachings of the 
Buddha. 
"...Also, the Chinese character for kyo originally meant the warp a 
piece of woven cloth, symbolizing the continuity of life throughout 
past, present and future. In a broad sense, kyo conveys the concept 
that all things in the universe are a manifestation of the Mystic 
Law."

Om Amoga Mani Padma Pavarataya Hum

Om signifies holy Body of all the Buddha's and it comes at the 
beginning of most of the Tibetan mantras. 
Amoga  means purity. 
Mani means jewel and signifies pure compassion to all the suffering 
beings. 
Padma  means lotus and it signifies the non-dual wisdom of emptiness. 
(see above.)
Pavarataya means gone beyond 
Hum signifies the holy mind of all the Buddha's.

Namu Amida Butsu

Namu is similar to Nam. It means to Devote Oneself.  In this Mantra, 
it also signifies humility.
Amida is the name of a Buddha who appeared in several Mahayana 
Sutras.  In this mantra, his name signifies the Dharma and Truth.
Butsu means Buddha.  Amida Butsu together is "Amida Buddha;" showing 
respect to him and, consequentially, to the Dharma.  

Om Mani Padme Hum

Om (See Above)
Mani (See Above)
Padme is a variation of Padma.  It also means Lotus.
Hum (See above) Also, this often ends Tibetan Mantras. Sometimes it 
is pronounced "Humg."
You might want to be familiar with the Ten Worlds before you read on.
The syllables in this mantra signify closing the path to each of the 
lower six worlds, scaling down from heaven at Om, to Hell, at Hum.
Om seals off the path to the world of Heaven.
Ma seals off the path to the world of Anger.
Ni seals off the path to the world of Samsara. (The Saha World. The 
world in which we now live. The world of Humanity.)
Pad  seals off the path to the world of Animality.
Me seals off the the path to world of Hunger. (Greed.)
Hum seals off the path to the world of Hell.
Also, each syllable purifies:
Om purifies the Body.
Ma purifies Speech.
Ni purifies Mind.
Pad  purifies negative emotions.
Me purifies our latent karma.
Hum purifies our knowledge. (hopefully expanding it a bit.)
Now then, each syllable is also a prayer.
Om is a prayer for the Body of the Buddhas.
Ma is a prayer for the Speech of the Buddhas.
Ni - the mind of the Buddhas.
Pad  - the qualities of the Buddhas.
Me - the activities of the Buddhas
Hum sums it all up and encompasses all of the ones above.
The Mantra is also representative of the six paramitas...
Om - generosity.
Ma - morality.
Ni - patience.
Pad  - diligence.
Me - focus.
Hum - wisdom.
... as well as the six wisdoms.
Om is the Wisdom of Equanimity.
Ma is the Wisdom of Activity.
Ni is wisdom born of itself.
Pad is the Wisdom of Dharmadhatu.
Me is discriminating wisdom.
Hum is Wisdom like a Mirror. (Wisdom which reflects all sense 
perceptions and is purified when one attains enlightenment; thus 
becoming the Mirror-Like Wisdom)
Each syllable also corresponds to various Buddhas:
Om to Ratnasambhava
Ma to Amaoghasiddi.
Ni  to Vajradhara.
Pad to Vairocana.
Me to to Amitabha.
and Hum to Akshobya.

Now, this has always been one of the most popular Tibetan Mantras: 
firstly because it signifies so much, and secondly, because it is 
easy to remember.  There is even a funny saying the Tibetans had 
about it:
At the beginning, no suffering in not knowing it,
In the middle, no pride in knowing it,
At the end, no fear of forgetting it. 
MASTER PADMAKARA THEN TOLD the Tibetan prince and the ministers, "The 
Lord of Great Compassion, Avalokiteshvara, continuously looks upon 
the six classes of beings with compassion. Co

[ppiindia] serba puspa padma (LOTUS) 4 busana

2007-01-03 Terurut Topik antonhartomo
Padma Bhushan 
(1954-77, 1980--) 
 
The Padma Bhushan is awarded to recognize distinguished service of a 
high order to the nation, in any field, including services rendered 
by government servants. The decoration may be awarded posthumously. 
The Padma Bhushan was originally established, in January 1954, as 
the "Dusra Varg" or "Second Class" of a three-class "Padma Vibhushan" 
award. This medal was originally described as circular silver medal, 
1-3/8 inches in diameter, with an embossed lotus flower in the center 
with the legend "Padma Vibhushan" above and a floral wreath below. 
The reverse was to depict the state emblem with the legend "Desh 
Seva" or "National Service" above and a lotus wreath below. This 
medal was to be worn from the ribbon described below. This design was 
altered within a year, and there is no indication that any awards of 
the Padma Vibhushan, Dusra Varg, in this style ever took place 
(though some specimens and prototypes were probably produced?). On 8 
January 1955, the badge was altered to that described below. 
The original (1954) statutes of the decoration provided for bars to 
represent subsequent awards of the medal; no record of these awards 
has been located. This provision has been dropped since the 1955 
modifications and, in practice, most initial appointments have been 
to Padma Shri, with subsequent promotions to Padma Bhushan and Padma 
Vibhushan representing continued national service of an increasingly 
high order, although direct appointments to higher levels of the 
award have been rarely noted. 
>From 13 July 1977 until 26 January 1980, awards of this decoration 
were suspended. 
Neither the Padma Bhushan nor the Padma Vibhushan and Padma Shri are 
easily rendered into English, so the clumsy rendering of their names 
into this latter language must be taken as more approximate than 
usual! 
Established: 2 January 1954, by the President of India. The statutes 
were revised on 8 January 1955 to alter the design and to remove the 
class structure and further amended on 30 August 1955 (to make 
provision for a miniature badge of the award) and 26 January 1957 
(when the award was further redesigned, as detailed below). Award of 
the decoration was suspended from 13 July 1977 to 26 January 1980. 
Obverse: The badge specified in January 1955 was to be a "mainly 
circular" 1-3/16 inch toned bronze badge with geometrical patterns 
and, in the center, a lotus flower with three major petals embossed 
in white gold. Above and below this flower, the name of the 
decoration in Hindi "Padma / Bhushan" was to be embossed in silver-
gilt. In 1957, the badge itself was altered to be of burnished 
bronze, with all embossing in white gold. The badge is suspended by a 
ring. 
Reverse: In the center, the national emblem, with motto below, in 
white gold. 
Ribbon: 32 mm, medium pink (officially, "lotus-colored") with a 6 mm 
central white stripe. Medium pink 13 mm, white 6 mm, medium pink 13 
mm. Female recipients are authorized to wear the badge from a bow 
fashioned from this ribbon. 
 
Awards: To understand the award better, a sample recipient would be 
that awarded on 12 April 1998 to Dr H. L. Gupta, professor and head 
of department of medicine at the Lady Hardinge Medical College and 
associated hospitals. She has published more than 126 scientific 
papers in various journals. Her main interest is neurology. 
Outline: 
•   Padma Vibhushan, Dusra Varg, 1954-55 - probably never 
awarded, prototype badges struck? 
•   Padma Vibhushan, geometrical badge: 
o   badge in toned bronze and embossing in white gold and silver-
gilt, 1955-1957 
o   badge in burnished bronze and embossing in white gold 







[ppiindia] Re: Anda adalah apa yang anda baca & tonton

2006-12-17 Terurut Topik antonhartomo
--- In ppiindia@yahoogroups.com, "Listy" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> sesekali, bacalah buku sinchan..:)
> pasti akan sama-sama.. t.e.r.t.a.w.a.
>  
> selamat berakhir pekan buat semua..:)
> 
> -Original Message-
> From: ppiindia@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Behalf Of RM Danardono HADINOTO
> Sent: Friday, December 15, 2006 4:37 PM
> To: ppiindia@yahoogroups.com
> Subject: [ppiindia] Re: Anda adalah apa yang anda baca & tonton
> 
> 
> 
> --- In [EMAIL PROTECTED]  
s.com, "penulis1710"  wrote:
> >
> > 
> > 
> > Pak Danar, mungkin saja kita sama-sama baca Robert Kiyosaki, tapi 
> > bisa jadi kita punya pandangan yang sangat berbeda mengenai si 
Robert 
> > ini.
> > Bung Nizami mungkin juga membaca Robert Kiyosaki, tapi pasti 
sangat 
> > berbeda persepsinya dari kita mengenai si Robert ini.
> > Boleh dong kita coba-coba dengan hipotesis baru: "tidak penting 
apa 
> > yang dibaca, tapi siapa yang membaca."
> > Sedang baca buku apa pak ?
> > 
> > 
> 
> Betul juga Mas. Kita sama sama baca bukunya Hitler "Mein Kampf", 
> persepsi kita bisa beda beda.
> 
> Salam
> 
> danardono
> 
> 
> 
>  
> 
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>





begitu penadnya titian antara
fakta n realita ya ?
salam



[ppiindia] SELAMAT

2006-12-17 Terurut Topik antonhartomo
Natal sudah dekat
selamat bagi yang beriman dan merayakan
Salam







--








Jesus would work miracles 
For Unto Us A Child Is Born... 

Prophecy Fulfilled in the Person of Jesus of Nazareth 

__ 

Messiah would be a miracle worker 

Prophecy: 

Say to those with fearful hearts, "Be strong, do not fear; your God 
will come, he will come with vengeance; with divine retribution he 
will come to save you." Then will the eyes of the blind be opened and 
the ears of the deaf unstopped. Then will the lame leap like a deer, 
and the mute tongue shout for joy. Water will gush forth in the 
wilderness and streams in the desert. 
Isaiah 35:4-6 NIV 

~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ 

Fulfillment: Jesus healed the blind 

"And Jesus answered and said unto him, What wilt thou that I should 
do unto thee? The blind man said unto him, Lord, that I might receive 
my sight. And Jesus said unto him, Go thy way; thy faith hath made 
thee whole. And immediately he received his sight, and followed Jesus 
in the way." 
Mark 10:51-52 KJV 

~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ 

Fulfillment: Jesus healed the deaf 

There some people brought to him a man who was deaf and could hardly 
talk, and they begged him to place his hand on the man. After he took 
him aside, away from the crowd, Jesus put his fingers into the man's 
ears. Then he spit and touched the man's tongue. He looked up to 
heaven and with a deep sigh said to him, "Ephphatha!" (which 
means, "Be opened!"). At this, the man's ears were opened, his tongue 
was loosened and he began to speak plainly. 
Mark 7:32-35 NIV 

~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ 

Fulfillment: Jesus healed the lame 

One who was there had been an invalid for thirty-eight years. When 
Jesus saw him lying there and learned that he had been in this 
condition for a long time, he asked him, "Do you want to get well?" 

"Sir," the invalid replied, "I have no one to help me into the pool 
when the water is stirred. While I am trying to get in, someone else 
goes down ahead of me." Then Jesus said to him, "Get up! Pick up your 
mat and walk." 

At once the man was cured; he picked up his mat and walked. 
John 5:5-9 NIV 

__ 

Thanks be unto God for His wonderful gift: 
Jesus Christ, the only begotten Son of God 
is the object of our faith; the only faith 
that saves is faith in Him. 







Jesus would conquer death 
For Unto Us A Child Is Born... 

Prophecy Fulfilled in the Person of Jesus of Nazareth 


Messiah would conquer death for all time 

Prophecy: 

"He will swallow up death in victory; and the Lord God will wipe away 
tears from off all faces; and the rebuke of his people shall he take 
away from off all the earth: for the Lord hath spoken it." 
Isaiah 25:8 

~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ 

Fulfillment: 

"But is now made manifest by the appearing of our Saviour Jesus 
Christ, who hath abolished death, and hath brought life and 
immortality to light through the gospel" 
2 Timothy 1:10 

O death, where is thy sting? O grave, where is thy victory? The sting 
of death is sin; and the strength of sin is the law. But thanks be to 
God, which giveth us the victory through our Lord Jesus Christ. 
1 Corinthians 15:55-57 

~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ 

Prophecy: 

"I will ransom them from the power of the grave; I will redeem them 
from death: O death, I will be thy plagues; O grave, I will be thy 
destruction: repentance shall be hid from mine eyes." 
Hosea 13:14 

~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ 

Fulfillment: 

"Him, being delivered by the determinate counsel and foreknowledge of 
God, ye have taken, and by wicked hands have crucified and slain: 
Whom God hath raised up, having loosed the pains of death: because it 
was not possible that he should be holden of it. 

For David speaketh concerning him, I foresaw the Lord always before 
my face, for he is on my right hand, that I should not be moved: 
Therefore did my heart rejoice, and my tongue was glad; moreover also 
my flesh shall rest in hope: Because thou wilt not leave my soul in 
hell, neither wilt thou suffer thine Holy One to see corruption. 
Acts 2:23-27 

__ 

Thanks be unto God for His wonderful gift: 
Jesus Christ, the only begotten Son of God 
is the object of our faith; the only faith 
that saves is faith in Him. 


--




Jesus would be betrayed by a close friend... 
For Unto Us A Child Is Born... 

Prophecy Fulfilled in the Person of Jesus of Nazareth 

__ 

Messiah would be betrayed by a close friend 

Prophecy: 

"Yea, mine own familiar friend, in whom I trusted, which did eat of 
my bread, hath lifted up his heel against me." 
Psalm 41:9 

~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ 

Fulfillment: 

"But, behold, the hand of him that betrayeth me is with me on the 
table. And truly the Son of man goeth, as it was determined: but woe 
unto that man by whom he is betrayed! And they began to enquire among 
themselves, which of them it was th

[ppiindia] MEDITASI MERENUNG DIRI [ Fondasi Spiritual Universal ]

2006-12-17 Terurut Topik antonhartomo
--- In archigeotec:

Sesampai usia anda saat ini, anda tentu merasa apa yang anda lakukan 
sepanjang hidup yang sudah dilalui anda adalah berada dalam jalan 
kebenaran. Kalaupun ada kesalahan - kesalahan masa lalu mungkin yang 
anda lakukan sudah terhapuskan dan mungkin sudah dimaafkan Tuhan ini 
adalah cara yang dapat dilakukan anda untuk mengelabuhi dan  
menghibur diri anda sendiri dan masih melanjutkan ayunan langkah 
kehidupan anda dengan Pola yang serupa.
 
Hentikan jam kehidupan anda sejenak, rilekan pikiran anda dan mulai 
merenung, 
Telusuri kembali hidup anda yang sudah anda jalankan selama ini, 
mundur selangkah
demi selangkah , sampai pada masa silam, masa apapun, bisa sampai 
masa kecil anda.
Anda akan menemukan bahwa  masa kecil saya adalah masa kecil yang 
tidak pernah tahu kesalahan dan kebenaran.
 
Lao Tze berujur : 
 
Belajar Tao berkurang dan berkurang terus sampai Ketiadaan. dan
Kembalilah sebagaimana anak 
kecil..
 
Apa yang anda rasakan selama ini sudah benar dan kesalahan sudah 
terampuni atau terhapusi lalu apakah masih ada kesalahan 
tersembunyi ? Tentu masih banyak sekali, misalnya Pola hidup seperti :
 
Berpikir, berinternet, membaca, meditasi, makan, mandi, bangun, 
tidur, seks, berbisnis, bekerja, belajar, sembahyang, bergaul, 
istirahat, beraktifitas apa saja.

Semua pola aktifitas yang merupakan fondasi kehidupan di alam semesta 
ini apakah sejalan dan tidak bertentangan dengan hukum alam ( 
takdir ) yang berlaku ? Kalau banyak  yang belum sejalan sepanjang 
hidup yang sudah anda tempuh , tanpa anda sadari, itulah kesalahan 
dalam kebenaran yang anda rasakan dan  lakukan selama dalam hidup 
anda. Kesalahan yang tertutup oleh berbagai Kebenaran selama hidup 
anda ini yang sengaja anda rekayasa.
 
Kesalahan yang tersembunyi dan bertumpuk ini  akan menimbulkan  
berbagai roda nasip yang menimpa anda kelak. Seperti penyakit, 
perkara, kegagalan, kecemasan dalam kemasyuran, kejenuhan dalam 
kehidupan panjang, penderitaan dalam kemewahan dan kemunduran 
prestasi dalam popularitas.  Karena yang bertentangan dengan TAO ( 
cara alamian ) akan menerima akibat hukum alam. 

Semua makhluk hidup dan benda yang ada di alam semesta ini berjalan 
menurut TAO. Kecuali manusia sering menyimpang karena akal dan 
pikirannya yang melebih makhluk lain. Dalam hal ini manusia sering 
mengklaim sebagai makhuk sempurna.
 
Meditasi Merenung Diri ( Inner Transformation ) harus didahulukan 
sebelum melakukan meditasi lainnya, ibadah lainnya, sembahyang 
lainnya. Tanpa melakukan Meditasi Merenung Diri ini, maka anda tetap 
melakukan kesalahan dalam Kebenaran semu yang kian bertumpuk. Ibarat 
menanam bibit biji jantan...anda tidak pernah akan memanen  buah 
kebenaran sejati. Meditasi Merenung Diri merupakan Fondasi Spiritual 
Universal tidak menyangkut agama dan ritual apapun.

Temukan semua kesalahan tersembunyi itu dan kemudian perbaikan dengan 
merobah pola hidup anda dan baru anda hidupkan jam kehidupan anda 
untuk melanjutkan langkah hidup anda ke depan dengan pola yang 
seharusnya. 
 
Namun cara yang sederhana dalam menemukan dan memperbaiki kesalahan 
dalam kebenaran pola hidup ini tidaklah mudah bukan ? Kalau kesalahan 
ini tidak mampu kita kurangi atau hilangkan satu persatu dan masih 
bersarang dalam kebenaran semu yang anda rasakan,  anda akan semakin  
arogan dan mengklaim anda selama ini sudah melakukan kebenaran oleh 
diri anda dan untuk orang lain serta alam semesta ?  Anda semakin 
merasa diri serasa-rasa anda sudah dekat dengan Tuhan.  

Meditasi Merenung Diri merupakan fondasi Spiritual Unversal dalam 
bentuk apapun.  Hentikan detik-detik waktu kehidupan anda sekarang 
juga, dan mari kita mulai merenung.
 
Salam renung
FK.
 
 
 




[ppiindia] Re: anjuran dan harapan / TANI

2006-12-15 Terurut Topik antonhartomo
hehehe
ya mentrinya, ya bebeknya kan
hihik



--- In ppiindia@yahoogroups.com, basuki kristanto <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> anak negri anak negri!.kita disini ngomong ngaloor 
ngidhul yang ahli inilah itu lah seakan akan di negeri kita ini gak 
pernah kekurangan orang pinter dan cerdas mbokyao kita perhatiin 
negara kita yang mau hilang ini , kita berkoar koar gak taunya 
kunyit / kunir sekarang patennya dimiliki negara lain coba 
tolong difikirkan jangan sampai terjadi lagi
> 
> Lina Dahlan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  --- In 
ppiindia@yahoogroups.com, "Ari Condro"  wrote:
> >
> > pilih fiqh yg paling enak dan mendukung kekuasaan dong.
> > makanya 1400 tahun umurnya islam, ndak pernah terdengar
> > kalau perbudakan dilarang. ada juga nambah subur ajah tuh 
> perbudakan.
> 
> Lina:
> Masarcon ini levelnya masih yang 'terdengar-terdengar' saja dalam 
> belajar agama. Tidak pernah belajar mengambil esensinya. Jadi, 
> maunya nggossip mulu. Kalau bicara PERBUDAKAN dalam ISLAM, ya 
> dipelajari dong sejarahnya perbudakan macam apa yang dimaksudkan 
> Islam pada saat itu. Lalu keluar dari ruang dan waktu masa lalu 
itu 
> dan masuk ke ruang dan waktu masa kini, pelajari lagi perbudakan 
> macam apa yang ada masa kini. Lalu bertanya perbudakan macam apa 
> yang mau dilarang? Ingatkan nasehatnya wan Sabri di milis sebelah 
> agar jangan menarik hukum keluar dari ruang dan waktu, ketika 
> diskusi soal Definisi Zina. Jadi pelajari soal Definisi 
Perbudakan. 
> 
> > 
> > ada orang bilang, larang yg udah jelas haramnya.
> > lha perbudakan dan kawin ama anak usia 12 tahun tuh
> > ndak diharamkan agama je  jadi gak perlu dilarang dong ?
> 
> Lina: Ini juga "ada orang bilang-ada orang bilang" jadinya gossip 
> doang. Secara umum dalam Islam, Perbudakan (dulu dan kini) tak 
> pernah diberi label hukum HARAM, jadi gimana mau dilarang??? 
Begitu 
> juga dengan menikahi ANAK USIA 12TH karena dalam Islam (yang 
diakui 
> keuniversalannya) gak pernah memberi batasan umur untuk boleh 
> dinikahi atau tidak, tapi akil baligh. Kalu diberi batasan umur 
akan 
> kehilangan sifat keuniversalannya. Sedang akil baligh, masing2 
orang 
> akan berbeda umurnya dalam mencapai akil baligh.
> > 
> > ahlan wa sahlan, islam mulia ...
> > dan hatiku berdegup sedih.
> > 
> > 
> > 
> > 
> > On 12/12/06, Nugroho Dewanto  wrote:
> > >
> > >
> > > persis. memang beda tafsir.
> > >
> > > isnawati rais berbeda pandangan dengan musdah. tapi ia berbeda
> > > pandangan pula dengan ibn baz yang mengatakan poligami sunah.
> > > beda pendapat lagi dengan syamsul balda dari pks yang 
mengatakan
> > > poligami wajib hukumnya!
> > >
> > > orang islam memang biasa beda-beda pandangan fiqihnya. maka 
repot
> > > kalau fiqih harus jadi hukum negara. fiqih dari 
kelompok/mazhab 
> mana
> > > yang mau dipakai?
> > >
> > >
> > > At 12:09 PM 12/12/2006, you wrote:
> > >
> > > >Dari milis sebelah. Biar imbang.
> > > >Kan...sama-sama pake alasan agama?. Jadi, bu Musdah juga gak 
> usah
> > > >melarang orang yg berpoligami jangan pake alasan agama. Beda 
> tafsir
> > > >aja kali ya?
> > > >*
> > > >
> > > >Kaum feminis melakukan berbagai cara untuk menentang syariat 
> Allah,
> > > >di antaranya mengharamkan apa yang dihalalkan oleh Allah SWT.
> > > >Syariat yang sering mereka tentang adalah poligami. Baru-baru 
> ini
> > > >The Asia Foundation –founding Amerika yang aktif mendanai 
> berbagai
> > > >proyek gerakan liberal–bekerjasama dengan Gramedia, 
menerbitkan 
> buku
> > > >berjudul Islam Menggugat Poligami yang ditulis oleh Siti 
Musdah
> > > >Mulia.
> > > >
> > > >Dari judulnya, buku tersebut tidak tepat, karena yang 
menggugat
> > > >poligami itu bukan Islam, melainkan Siti Musdah sendiri. 
Jadi, 
> judul
> > > >yang tepat adalah Siti Musdah Menggugat Syariat Islam tentang
> > > >Poligami. Inti pembahasan buku feminis yang diberi label 
Islam 
> ini
> > > >adalah usaha untuk mengharamkan syariat poligami karena 
dianggap
> > > >sebagai pelanggaran terhadap HAM. Hal ini tampak jelas
> > > >pada bab Kesimpulan: "Kesimpulannya, aspek negatif poligami 
> lebih
> > > >besar daripada aspek positifnya. Dalam istilah agama, lebih 
> banyak
> > > >mudharatnya ketimbang maslahatnya dan sesuai dengan kaidah 
> fiqhiyah
> > > >segala sesuatu yang lebih banyak mudharatnya harus 
dihilangkan.
> > > >Mengingat dampak buruk poligami dalam kehidupan sosial, 
poligami
> > > >dapat dinyatakan haram lighairih (haram karena eksesnya). 
Karena
> > > >itu, perlu diusulkan pelarangan poligami secara mutlak sebab
> > > >dipandang sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan (crime 
against
> > > >humanity) dan pelanggaran terhadap hak asasi manusia" (hlm. 
193-
> 194).
> > > >Menanggapi buku tersebut, maka ruang Tafsir edisi ini Tabligh
> > > >menampilkan pakar tafsir wanita untuk membahas ayat Al-Qur`an
> > > >tentang Poligami. Selamat menyimak.
> > > >
> > > >Redaksi Pendahuluan
> > > >Adanya praktik poligami yang tidak baik, bermula dari tida

[ppiindia] oot : Artikel Menarik: Menguakkan Selubung Pikiran

2006-12-09 Terurut Topik antonhartomo
beberapa waktu absen imel/i-net, maaf ya.
di akar rumput pelosok.
salam hangat lagi.
gbu all.

--- 

  
Persona 



 Minggu, 03 Desember 2006 



Nawal el Saadawi, Menguakkan Selubung Pikiran 
Maria Hartiningsih & Ninuk M Pambudy 

Nawal el Saadawi. Nama itu senantiasa mengingatkan pada seluruh 
pemikiran
yang banyak dinilai sebagai "pembangkangan" terhadap pemikiran arus 
utama.
Ia membayar sangat mahal kemerdekaannya berpikir mengenai kebenaran,
keadilan, dan kesetaraan. 
Bagi penguasa, tulisan-tulisan Nawal yang menggedor kesadaran dan 
akal sehat
adalah ancaman terhadap kekuasaan yang dibangun dengan menyebarkan 
ketakutan
 
Tujuh dari 45 karyanya—dalam bahasa Arab yang diterjemahkan ke dalam 
bahasa
Inggris dan tak kurang dari 12 bahasa lainnya—bisa dibaca dalam bahasa
Indonesia. Termasuk salah satu karyanya yang dipandang 
paling "subversif" di
Mesir, novel tentang kejatuhan para pemimpin yang selalu bersembunyi 
di
balik nama agama dan Tuhan, The Fall of the Imam (Jatuhnya Sang 
Imam). 
Selama hampir separuh usianya yang 75 tahun, penulis "pembangkang 
dari Mesir
 sosiolog, feminis, aktivis perdamaian—dan seabrek julukan bagi 
pasangan
hidup selama 42 tahun bagi Sherif Hetata serta ibu dua anak yang 
mewarisi
keberanian bersikap orangtuanya, Mona Nawal Helmi (49) dan Atif Hetata
(41)—itu harus menghadapi berbagai ancaman. 
Ia harus berpindah-pindah tempat tinggal dan kemudian mengajar di 
Spanyol,
Inggris, dan AS selama lebih dari 10 tahun. Penentangnya bukan hanya
kelompok agama-agama di negerinya, tetapi juga di AS dan Inggris. 
Tulisan
dan pendapatnya disensor di mana-mana. Namun, tak ada yang 
menggoyahkannya.
Sebaliknya, pemikirannya berkembang memengaruhi banyak orang dan terus
mengguncang. 
Selubung pikiran 
Pandangan yang banyak dinilai "keras" itu ia kemukakan dengan suara 
lembut
dan sikap yang mengingatkan pada kehangatan seorang ibu. Kami 
menjumpainya
pada suatu pagi serta pada pertemuan di Jakarta selama berlangsung
Konferensi Internasional Ke-7 Perempuan Penulis Naskah Drama, 
beberapa waktu
lalu. 
Nawal menyampaikan pidatonya dalam acara itu. Penampilannya sederhana 
dengan
pakaian sehari-hari: celana panjang hitam dan kemeja bergaris lengan 
pendek,
tanpa tata rias. Rambut putihnya diikat ke atas dengan seutas karet.
Suaranya tegas, tetapi wajahnya ramah, bibirnya selalu tersenyum. 
Menyatakan bercucu karya-karyanya, Nawal tampak bangga ketika dalam 
acara
makan siang memperkenalkan anak laki-lakinya, Atif Hetata, sutradara 
film,
yang filmnya, Closed Door, memperoleh banyak penghargaan, juga dari
negara-negara Arab meskipun film itu berisi kritikan terhadap 
kemiskinan dan
fanatisme agama. 
Keletihan karena penerbangan panjang Kairo-Jakarta meluruhkan 
tubuhnya,
tetapi tidak semangatnya. "Saya menaklukkan banyak hal, kecuali usia,"
ujarnya. 
Seluruh pemaparannya di Jakarta mengingatkan pada pidatonya di 
panggung
terbuka Forum Sosial Dunia, Januari 2004 di Mumbai. "Ketakutan adalah 
bidan
perbudakan," serunya lantang. 
Inti seluruh pesannya di Jakarta senada: membongkar ketakutan dengan
menguakkan selubung pikiran (unveiled the mind), karena perang paling
mematikan dan paling berbahaya adalah perang di dalam pemikiran; suatu
kampanye untuk melancarkan kontrol dan menjinakkan akal sehat guna
menguatkan kepatuhan. 
Meski perbudakan oleh selubung pikiran menyasar pada perempuan dan 
laki-laki
 tetapi perempuan merupakan tujuan terpenting dan utama; membuat 
mereka
menerima nasib sebagai takdir dan berhenti bertanya. 
Selubung yang menutupi akal sehat itu dirajut dengan sangat canggih 
melalui
media, sistem pendidikan, dan pemikiran politik fundamentalisme dalam
berbagai agama, baik di Barat maupun di Timur, di Utara maupun 
Selatan. 
"Saya menjadi penulis pembangkang karena tidak dapat berpartisipasi 
dalam
membuat kebohongan. Mereka berbohong persis seperti ketika George 
Bush dan
Tony Blair berbohong saat mengatakan ada senjata pemusnah massal di 
Irak.
Padahal mereka menyerang Irak untuk minyak dan menguasai," ujarnya. 
Menulis pengalaman dan pemikirannya adalah cara Nawal menguakkan 
selubung
pemikiran. Karena itu, ia mengingatkan, "Kata adalah hal yang sangat 
penting
 Hati-hati menggunakan kata perempuan. Siapa Condoleezza Rice? Apa 
arti
'demokrasi' dan 'hak asasi manusia', yang memberi legitimasi AS 
menyerang
Irak? Apa arti 'multikulturalisme' ketika malah mengotak-kotakkan? 
Apa arti
keberagaman yang atas nama itu yang satu bisa menyerang yang lain?" 
Nawal menolak mendefinisikan tulisan sebagai maskulin atau feminin, 
ditulis
perempuan atau laki-laki. Yang terpenting apakah tulisan itu 
mengatakan
sesuatu yang progresif mengenai keadilan, kesetaraan, dan nilai-nilai
manusia, ataukah tulisan itu bicara soal identitas yang membagi-bagi 
orang
berdasarkan agama, suku, warna kulit, jender, dan hal-hal yang 
dikatakannya
sebagai "nonsense" lainnya. 
Kreativitasnya senantiasa terkait dengan pembangkangan. "Kita menulis 
karena
ingin mengekspresikan pikiran kita, bukan pikiran bos

[ppiindia] Re: Cara membangun bangsa yang cerdas? di kita KARBITAN

2006-11-26 Terurut Topik antonhartomo
karena contohnya NANOTEKNOLOGI
saya sudah terbitkan buku tentangnya 20 tahun lalu
berdasar karya dan kajian kecimpung terdahulu,
tetapi apa lacur :
sampai detik ini para lembaga riset dan manusia2nya
di negeri acak-adut ini
belum ada prestasi juga disitu
kebanyakan ngerti aja tidak :
mereka banyak yang "KARBITAN" 
nunggu "gethuk" proyek

mana mau maju
ilmuwan di lembaga negara sesuai opini koran
ibarat POHON PISANG sekali berarti...lunglai busuk.
hihihi
(kompensasinya ya macam-macam dan aneh-aneh itu tadilah)
tidak percaya, cek sendiri di lembaga riset dan akademis
survei oleh pihak independen deh
dan menristek kita mesti tengok lapangan tanggungjawabmu ya
(sori, teman sesekolah sih!)
hehe kita lihat saja juntrungannya



--- In ppiindia@yahoogroups.com, "RM Danardono HADINOTO" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>  Banyak orang di Tanah Air, yang hakkul yakin, bahwa membangun 
> bangsa yang amburadul ini, adalah hanya melalui satu jalan: 
mengubah 
> negara ini menjadi negara agama (nanti, bluggg, rakhmat jatuh dari 
> langit!)
> 
> Taiwan, sebuah negara Timur yang sadar budaya, tak pernah mengekor 
> atau menjilat bangsa adidaya dalam membangun dirinya, namun 
memilih 
> kerja keras dan pengerahan daya inovasi dan kekuatan nalar. Azas 
> sekularisme telah memungkinkan bangsa ini melompat kemuka..
> 
> Selamat membaca.
> 
> Salam
> 
> Danardono
> 
> 
> 
> SUARA PEMBARUAN DAILY
> -
> Industrialisasi, Tulang Punggung Ekonomi Taiwan 
> 
> "Nano Technology Research Center", yang berada di kawasan Hsinchu 
> Science-based Industrial Park, menjadi pusat penelitian teknologi 
> nano yang menjadi kebanggaan masyarakat Taiwan. (Pembaruan/Elly 
> Burhaini Faizal)
> 
> Dari sebuah negara agrikultural, Taiwan berkembang menjadi negara 
> maju yang ditopang kekuatan ekonomi industrialnya. 
> 
> Wajah industrial Taiwan bisa terlihat dari banyaknya produk
> unggulan negara itu yang membanjiri pasar global. D-Link, salah 
satu 
> merek terkemuka untuk produk-produk internet networking seperti 
WLAN 
> (Wireless Local Area Network), broadband, VOIP, digital home, LAN 
> Switch, hingga IP Camera, misalnya, jadi salah satu produk Taiwan 
> yang dapat bersaing secara sehat dipasar global. Setelah dibangun 
> selama lebih dari dua dekade, industri semikonduktor Taiwan 
berhasil 
> pula menguasai pasar global. 
> 
> Hingga 2003, nilai produksi industri semikonduktor Taiwan mencapai 
> US$ 23,79 miliar atau berkisar 70,8 persen output total dunia. Dua 
> perusahaan semikonduktor, yakni Taiwan Semiconductor Manufacturing 
> Company Ltd (TSMC) dan United Microelectronics Corporation (UMC), 
> kini menjadi perusahaan semikonduktor terbesar nomor satu dan dua 
di 
> dunia. 
> 
> Kedahsyatan potensi industri Taiwan memang sangat menakjubkan. 
> Padahal, secara geografis, Taiwan menduduki area hanya seluas 
36.006 
> kilometer persegi, atau kira-kira sama luasnya dengan Belanda. 
Tiga 
> perempat lahannya pun hanya berupa pegunungan yang berselimutkan 
> hutan lebat dan terbentang dari utara Taipei dan Keelung di ujung 
> teratas pulau, hingga ke Pingtung di wilayah selatan. Hutan itu 
pun 
> jarang dieksploitasi, akibat akses yang terbatas serta dibayangi 
> kekhawatiran rusaknya lingkungan. Jadi, bisa dibayangkan betapa
> sempitnya lahan produktif di Taiwan. Tetapi, alam industrial 
Taiwan 
> bisa seketika dirasakan begitu kita menapakkan kaki di republik 
yang 
> didirikan pada tahun 1912 oleh Dr Sun Yat Sen tersebut. 
> 
> Pabrik dan kawasan industri tersebar di mana-mana. Kecanggihan 
> teknologi sudah jadi bagian pula kehidupan sehari-hari warga 
> Taiwan. "Masyarakat Taiwan tidak bisa dipisahkan dari kemajuan 
ilmu 
> pengetahuan dan teknologi," ungkap Thomas M F Yeh, Wakil Ketua 
> Council for Economic Planning & Development (CEPD) Taiwan, saat 
> ditemui Pembaruan di Taipei baru-baru ini. Diungkapkan, akibat 
> keterbatasan dari sisi luas wilayah maupun ketersediaan sumber 
daya 
> alam dan manusia, suka atau tidak suka hal ini menyebabkan Taiwan 
> harus bergerak dari negara agrikultural ke arah negara industri 
yang 
> ditopang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. 
> 
> Jika awalnya pekerjaan agrikultural pada 1970 meraup porsi sebesar 
> 36,7 persen dari total pekerjaan, maka pada 2005 jumlahnya menjadi 
> hanya sekitar 6 persen saja.
> Sedangkan pekerjaan di sektor industri yang semula hanya 28 
persen, 
> pernah mencapai puncaknya yakni 42,8 persen pada tahun 1987, 
sebelum 
> akhirnya merosot ke titik 35,8 persen pada 2005. Bangkitnya
> industri padat karya pada awal era 1960-an di Taiwan yang semula 
> adalah negara agrikultural, ditandai dengan berdirinya berbagai 
> kawasan industri dan pusat penelitian teknologi industri. Pada 
1961-
> 1980, untuk mendukung industri padat karya di Taiwan yang tengah 
> berkembang pesat, didirikan beberapa pusat penelitian industrial, 
> antara lain Industrial Technology Research Institute (1973), 
> Institute for Information Industry (1979), se

[ppiindia] PROFESI PERTANIAN ....

2006-11-19 Terurut Topik antonhartomo
setetes conto agar mudheng profesi pertanian
jadi bukan "ngumbar ayat" padahal mloho wacana publik
apa lantaran
mentri taninya ya makin sembunyi tangan
tangan lainnya ngirim slagorde ke manca
dengan katebelece parte...fuih
salam damai




AEB 5167
Economic Analysis in Small Farm Livelihood Systems


Understanding the system is important for identifying problems.
It is even more important for shaping solutions.
- Michael Collinson 

Purpose and goals
This course is designed to provide an understanding of the nature of 
limited resource family farm livelihood systems and to provide 
economic concepts and tools to rapidly and efficiently analyze the 
strategies chosen by small farm households. Linear programming models 
provide the basis to analyze policy, technology and management 
alternatives for these households. Emphasis is on coping with the 
large number of constraints imposed on small family farms. Risk and 
uncertainty are considered, as are the relationships between risk, 
food security, and minimum acceptable standards of living. The course 
utilizes case studies as a basis for providing a true feeling of the 
nature of the constraints and the limits on improved income and 
welfare presented by national policies and public infrastructure as 
well as the family considerations inherent on these farms. Questions 
of sustainability are treated from individual farm, community, and 
societal perspectives. Importantly, ways to preserve diversity of 
livelihood systems in economic analyses are incorporated.

The goals of the course, then, are to:

Understand the nature of small-scale, limited-resource, family-farm 
livelihood systems and especially the kinds of constraints imposed on 
these farms because they are a home and not just a business. 
Learn to use linear programming as a modeling tool to describe or 
simulate these livelihood systems to help understand them and then, 
when validated, use the models to predict differential responses to 
new technologies, infrastructure and policies. 
Glossary
Food security The state in which members of a household have access 
to a socially acceptable diet throughout the year from food produced, 
traded for or purchased. The diet may or may not meet FAO minimum 
nutritional levels and is expected to vary among livelihood systems. 
Hearthhold Comprised of the persons who normally are physically 
present or reside in the domicile. Need not be related and may or may 
not be the same as the persons included in a household. 
Household Comprises the persons who contribute to or receive 
something from the grouping of persons associated with a domicile. It 
differs from hearthhold because persons belonging to a household may 
not reside in the domicile. 
Household composition The age, sex and relationship of persons 
comprising the household. 
Household livelihood system The full range of activities available to 
the individuals in the household to contribute to its production and 
reproduction requirements to survive and thrive. These can include 
crop and livestock production, crafts, off-farm activities, 
remittances, etc. 
Household livelihood strategies The specific activities selected by 
the members of the household from among those available in the 
livelihood system to meet production and reproduction requirements 
and other household goals. 
Sustainable livelihood The strategies internally capable of providing 
a livelihood over time and without collapsing from external shocks 
confronting the system. Should exhibit resilience to adjust to new 
situations as external factors affect it. 
Household goals The minimum or maximum levels of 1) resource use 
including family labor, 2) cash expenditures, 3) household food 
consumption, and/or4) cash reserves desired by the household. These 
can be disaggregated by gender. 
Texts
Skjonsberg, E. 1989. Change in an African village. Kumarian Press. 
Hartford, Conn. 
Chambers, R. 1997. Whose reality counts? Putting the first last. 
Intemediate Technology Publications. London, UK. 
Parts of the following books will be used as text for the course. The 
relevant parts are available in a packet

Hazell, P.B.R. and R.D. Norton. 1986. Mathematical programming for 
economic analysis in agriculture. MacMillan Publishing Co. New York. 
Hildebrand, P.E. 1986. Perspectives on farming systems research and 
extension. Lynne Rienner Publishers, Inc. Boulder, Colorado. 
Course Grading
Two reports will be prepared and presented orally in class:

Gender disaggregated description of a family farm livelihood system 
including a conceptual or schematic systems model showing 
interactions on the farm and off. Will include an activities analysis 
and activities calendar, resource analysis and benefits/incentives 
analysis. Narrative should include a statement of farm family goals 
or objectives, possible alternatives for achievement of objectives, 
and obstacles or constraints that hinder progress. Factors that serve 
as a basis for developing 

[ppiindia] kacamata atas ekonomi (3)

2006-11-19 Terurut Topik antonhartomo
Transforming Public Enterprises: Networks, Integration and 
Transnationalisation 

Organisers
Francisco Comín, Prof., Universidad de Alcalá de Henares, Spain
Daniel Díaz Fuentes, Prof., Universidad de Cantabria, Spain
Judith Clifton, Prof., Universidad de Oviedo, Spain 

Address
Francisco Comín
Universidad de Alcalá
28802 Alcalá de Henares, Madrid, Spain
 

Abstract
Multinational firms and public enterprises are usually perceived as 
organisations evolving in separate, not to say antagonistic, economic 
and ideological spheres. During the interwar period and the years 
following the end of WWII, many firms were nationalised, partly, in 
order to limit the influence of multinationals over the national 
economy. In the recent period, privatisation has been accompanied by 
a significant return of the transnational firm in many national 
economies. Among them, an important newcomer has emerged: the public 
enterprise itself. State companies from developed countries compete 
with private firms to obtain markets or enterprises available through 
deregulation or privatisation all over the world, especially in the 
developing world. Their financial and technical background gives them 
important advantages over the private sector. A new, complex 
relationship is henceforth being developed between the private and 
public spheres, in spite the ongoing debate opposing them. Of 
particular interest to this session are the public enterprises in 
transnational networks – energy (electricity, gas, etc.), water, 
transport, communications (post, telecommunications, broadcasting), 
and other essential services, which have undergone all these 
transformations.

--

Islam and Economic Performance 

Organisers
Avner Greif, Prof., Stanford University, USA
Timur Kuran, Prof., University of Southern California, USA

Address
Timur Kuran
University of Southern California
Los Angeles, CA 90089-0253, USA


Abstract
This session features eight papers dealing with historical 
connections between Islam and economic performance. Two of the papers 
address the role that Islamic institutions played in the development 
and operation of merchant networks. A third explores why the 
corporation did not develop from within Islamic law, and a related 
fourth paper asks whether the nineteenth century saw a 
jurisprudential shift in relation to commerce. All of the first four 
papers focus on private economic activity. The fifth through seventh 
papers turn attention to the state. Two papers deal with various 
forms of taxation, and another with the use of waqfs as a vehicle for 
delivering public goods and subsidizing selected activities. The 
final paper addresses the issue of technological creativity within 
the early modern Islamic world.

---

Famines in History 

Organisers
Cormac O'Grada, Prof., University College Dublin, Ireland
Eric Vanhaute, Prof., Ghent University, Belgium 

Address
Cormac O'Grada
University College Dublin
Belfield, Dublin 4, Ireland


Abstract
The twentieth century witnessed both some of history's most murderous 
famines and, arguably, the eradication of famine throughout most of 
the globe. Some twentieth-century famines were 'traditional' 
or 'biblical' in their scope and character, while others were the 
distinctive products of twentieth-century ideologies. Improvements in 
medical, food, and transport technology influenced the incidence and 
the demography of famines. More than ever before, local famines 
became global media events. The organisers invite papers on famine 
history that pay attention to the comparative dimension across space 
and over time. Topics of interest include: the changing character of 
famines in peasant societies; the frequency and demographic impact of 
famine in the past; markets (for food and credit) and famines; famine 
relief, public action, NGOs, agency; climate, weather, and famine; 
famines and socialism. 

--

(dapat bersambung)







[ppiindia] BEYOND-APEC lines

2006-11-19 Terurut Topik antonhartomo

sekadar secuil contoh.
pertimbangan dan pembanding.
salam

Utilitarian free trade killed millions in China and India

An NGO briefing paper traces the disturbingly intimate link between 
the mass famine-related deaths in late-19th-century India and China 
and the forcible incorporation of these nations into the economic and 
political structures of the modern world system.

by Chakravarthi Raghavan

GENEVA: The famines and deaths of 50 million people in India and 
China at the end of the 19th century, which turned these economies 
into peripheries of Europe and North America, were the result of the 
forced opening of these economies to `modernity' and forcible 
incorporation of their subsistence farmers into the economic and 
political structures of that era under utilitarian free trade 
principles and laissez faire.

A briefing paper by a UK advocacy group, The Corner House, says that 
while worldwide climate phenomena (the ENSO, El Nino and Southern 
Oscillation effects) that created droughts across a swathe of the 
tropics (Brazil, Southern Africa, South Asia and China) played a 
role, the Malthusian explanations of that time or by some later 
political economists are not borne out.

Millions died - not less than 30 million but perhaps nearer fifty - 
says the Corner House briefing paper, "not outside the modern world 
system (of that era), but in the very process of being forcibly 
incorporated into its economic and political structures ... in the 
golden era of liberal capitalism (of the 19th century 
globalization)... murdered by the application of utilitarian free 
trade principles."

The briefing paper, "The Origins of the Third World: Markets, States 
and Climate", is an edited abstract and based on a book by Mike Davis 
(2001), Late Victorian Holocausts: El Nino Famines and the Making of 
the Third World.

It comes at a time when the integration of developing countries and 
their agriculture and other `non-modern' sectors into global markets 
through neo-mercantilist `free trade' in goods, services and 
investments is pursued as an end in itself - at the WTO under 
the "Doha Development Round", as well as in the policies pushed by 
the IMF, World Bank and many parts of the UN system purportedly 
promoting multilateralism.

Imperial iniquities

The late-19th-century famines in India and China, the briefing paper 
brings out, were the result of imperial policies. The crucial role of 
these imperial policies in tackling the extensive climate-caused 
droughts is contrasted with similar extreme climate events in both 
countries some 200 years earlier, when the state policies (of the 
feudal regimes) ensured that far fewer people died.

The briefing paper (as the book itself) also explains how Europe and 
North America made China and India into "peripheries" in the world 
economy: by forcibly imposing trade deficits, promoting exports that 
diminished food security, levying excessive taxes and introducing 
predatory merchant capital taking control of key revenues and 
resources, waging war, and decreeing a monetary system (the Gold 
Standard) that picked the pockets of Asian peasants.

Some of these policies have striking parallels in the contemporary 
world, where international organizations are being induced to provide 
(through extra-budgetary resources) technical assistance in various 
areas to advise developing countries on how to make use of 
opportunities to get benefits out of globalization.

The famine and subsistence crisis, from 1876-1879, was a disaster of 
planetary magnitude; drought and famine were reported in Asia (India -
 now South Asia - China, Java, the Philippines and Korea), Brazil, 
southern Africa, Algeria and Morocco. The synchronous extreme 
weather, of the entire tropical monsoon belt plus northern China and 
Africa, was not suspected till then. There was no historical record 
till then of famine afflicting so many far-flung lands - the million 
dead in the Irish famine of 1845-47 had been multiplied tenfold.

However, even before the failure of the monsoons and drought across 
India was turned into a famine by decisions taken in the palaces of 
the native rajas (propped by British raj) and the Viceroys, the semi-
arid interior of India had been primed for disaster by the worst 
recession in world trade in the 19th century, beginning 1873, when 
commodity prices had collapsed, and economic depression had spread 
misery and ignited discontent across cotton-exporting districts of 
the Deccan peninsula, where forest enclosures and displacement of 
gram (pulse crops harvested in spring) by cotton had reduced local 
food security.

The traditional food security system of household and village grain 
reserves had been supplanted under the advancing and spreading East 
India Company rule and the 1857-58 `Mutiny' that brought company rule 
to an end, to be substituted by British Crown rule.

When the famines took place and local (British) administrators in the 
provinces recommended

[ppiindia] santiago 2004

2006-11-19 Terurut Topik antonhartomo
12TH APEC ECONOMIC LEADERS' MEETING


SANTIAGO DECLARATION

"ONE COMMUNITY, OUR FUTURE"


Santiago de Chile

20‑21 November 2004

We gathered in Santiago for the 12th APEC Economic Leaders' Meeting, 
under APEC's 2004 theme, "One Community, Our Future". We reaffirmed 
our commitment to achieve sustainable and equitable growth and reduce 
economic disparities for the well-being of our people by meeting the 
Bogor Goals of trade and investment liberalization and facilitation, 
enhancing human security, and promoting good governance and a 
knowledge-based society. 

Advancing Development through Trade and Investment Liberalization

We reaffirmed the primacy of the rules-based multilateral trading 
system, which allows us to pursue trade liberalization on a global 
scale. We welcomed the new momentum acquired by the Doha Development 
Agenda (DDA) negotiations resulting from the July Package adopted by 
the General Council of the World Trade Organization (WTO). We pledged 
to provide leadership to continue this momentum. With a view toward 
fulfilling the development objectives of the DDA, we agreed:


To work with a renewed sense of urgency to achieve a balanced overall 
outcome that will meet the high levels of ambition set for these 
negotiations, while respecting flexibility and taking into account 
the principles of special and differential treatment. Particularly in 
the core areas of agriculture, non-agricultural goods, services, and 
rules, the outcome should be substantially greater market access and 
fewer distortions; 

To seek substantial results at the Sixth WTO Ministerial Conference 
and instruct our Ministers and officials to work in earnest toward 
this goal. Our Ministers will review progress of the DDA negotiations 
at their next meetings;

To contribute to negotiations on trade facilitation by sharing our 
considerable experience within APEC with the rest of the WTO and 
strengthening our work in this area;

To redouble our efforts to provide technical assistance and capacity 
building -in a more strategic manner- thus underpinning progress in 
the WTO through full and effective participation of all Members; and

To support efforts to conclude promptly the accessions of the Russian 
Federation and Viet Nam to the WTO.


We call on all WTO Members to join us in this endeavor.


With regard to Regional Trading Arrangements and Free Trade 
Agreements (RTAs/FTAs), we agreed that they play a constructive role 
in accelerating liberalization in the region, thus contributing to 
the achievement of the Bogor Goals and advancing the WTO process. To 
strengthen this contribution and ensure high-standard agreements, we 
welcomed the APEC Best Practices for RTAs/FTAs which are a meaningful 
reference for APEC members when undertaking RTAs/FTAs negotiations. 
We also committed to greater transparency in RTAs/ FTAs to facilitate 
public understanding of the scope and effect of these agreements.


We recognized that improved protection and enforcement of 
Intellectual Property Rights contribute to the promotion of 
investment, innovation and economic growth. We welcomed APEC's work 
on the APEC Comprehensive Strategy on Intellectual Property Rights 
and encouraged further progress in 2005.




Santiago Initiative for Expanded Trade in APEC


We agreed to launch the Santiago Initiative for Expanded Trade in 
APEC to complement the achievement of free and open trade in the 
region. An overarching dimension of the Initiative is capacity 
building so that all economies can implement and benefit from their 
work on trade liberalization and facilitation. 


The Initiative has two components:

Trade and Investment Liberalization: Ministers will recommend to us 
next year how to further liberalize trade and investment in the 
region, taking into consideration progress made in the WTO DDA 
negotiations, the mid-term stock take of the Bogor Goals, APEC work 
on RTAs/FTAs, and other unilateral and collective market-opening 
actions;

Trade Facilitation: We will continue our work to reduce business 
transaction costs by cutting red tape, embracing automation, 
harmonizing standards and eliminating unnecessary barriers to trade. 
We will also work together to advance the trade facilitation 
negotiations in the WTO, promote secure trade, and build on the APEC 
Best Practices for RTAs/FTAs in the area of trade facilitation;


ABAC presented us two relevant proposals: a joint scoping study for a 
Trans-Pacific Business Agenda; and a study of the feasibility and 
potential scope and features of a Free Trade Area of the Asia-Pacific.


We welcomed the inputs from our business community, including ABAC's 
resolve for expanding trade, and we share its view on the critical 
importance of trade facilitation. We look forward to the continued 
participation of ABAC as we implement the Santiago Initiative. In 
particular, we invited ABAC to provide its views on emerging trade 
facilitation issues as well as on the benefits and cha

  1   2   3   4   5   6   >