[proletar] Re: [mediacare] Tentang penolakan Israel atas pasukan Ind

2006-08-23 Terurut Topik Uwan Oji
Dalam Todays Dialogue jam 23.00 malam tadi Meutya Hafidz via telepon  juga 
telah meminta pandangan Gusdur tentang sikap
kita dalam menanggapi penolakan Israel terhadap kehadiran pasukan RI sebagai 
penengah pertikaiaan Hizbullah dan Libanon  dengan Israel.Menurut  Gusdur sikap 
Israel dengan penolakan kehadiran penengah dari RI bisa dipahami dan dimengerti 
karena Indonesia dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik. Maka sikap 
ketidak berpihakan RI kepada pihak yang bertikai sangat diragukan oleh Israel 
tidak akan terjadi. Dan menurut Gus Dur yang demikian adalah wajar-wajar saja , 
dan kalau orang tidak mempercayai kita sebagai penengah yang adil  , mbok 
janganlah memaksakan diri untuk jadi penengah dengan dalih apapun.

Sebaiknya ditunggu saja sampai mereka mempercayai kita sebagai pihak yang adil 
dalam menengahi pertikaian mereka. Apa yang dikatakan Gus Dur ini benar juga ! 
Apakah kita mau Israel menjadi pasukan perdamaian di Timor Timur pasca jajak 
pendapat di sana pada hal kita juga tidak memiliki hubungan diplomatik dengan 
mereka. Sikap penolakan Israel itu wajar-wajar saja sebagai mana dikatak oleh 
Gus Dur, mana mungkin orang-orang yang memusuhi kita suami isteri akan bisa 
kita terima dalam rumah kita untuk menyelesaikan dan mendamaikan pertikaian 
kita. Apakah kita masih bisa mengharapkan keadilan dari mereka yang membenci 
dan setiap hari mengutuki kita.. Kutukan yang setiap hari dilontarkan oleh 
orang-orang negeri ini termasuk pemerintah RI terhadap Amerika dan Israel 
sangat masuk akal bagi Israel dijadikan alasan untuk menolak  peran RI hadir  
sebagai penengah yang akan menyelesaikan pertikaian mereka.

Al-Quran mengatakan hendaklah jangan kebencian kamu terhadap suatu kaum 
menghalangi kamu bersikap adil terhadap mereka karena keadilan itu akan 
mengantar kamu kepada ketakwaan... Israel nampaknya mempecayai apa yang 
dikatakan Qur'an ini bahwa dari sikap kebencian sangat sulit diperoleh keadilan.

Wassalam,
Uwan Oji
Rumah Gadang Gonjong Limo
Kampuang Tangah Dibaruah
Talangmaua
Telp.+62-0752-92367
Payakumbuh 
Sumatera Barat
- Original Message - 
From: ary054_bo 
To: mediacare@yahoogroups.com 
Sent: Tuesday, August 22, 2006 10:11 PM
Subject: [mediacare] Tentang penolakan Israel atas pasukan Ind


Salam kenal bagi semua miliser di sini. Jam 19.30 - 20.00 WIB pada 
hari Selasa 22 Agustus 2006, Editorial Malam Metro TV mengetengahkan 
tema mengenai konflik Israel - Hisbullah pasca resolusi 1701 PBB, 
terutama terkait penolakan (keberatan) Israel akan kesertaan negara2 
yang tak memiliki hubungan diplomatik dengannya dalam Pasukan 
Perdamaian PBB, implisit Malaysia dan Indonesia yang mengirimkan 
pasukan cukup besar, kurang lebih 1000 tentara masing2nya.

Sudah bisa ditebak, arah pembicaraan akan cenderung menyalahkan 
Israel mulai dari konfrontasinya dg Hisbullah, hingga keusilannya 
untuk seperti berkuasa menentukan siapa2 yg boleh bergabung dalam 
Pasukan Perdamaian PBB atau tidak. Nara sumbernya begitu, para 
penanggap melalui telp juga begitu. Alasan nara sumber menolak 
keusilan ISrael tadi adalah karena Indonesia pernah menjadi bagian 
dari Pasukan Perdamaian PBB dengan Pasukan Garudanya, dan selalu 
berhasil besar karena sanggup menarik simpati masyarakat di daerah 
konflik tempat mereka bertugas karena pendekatan sosiokultural yang 
dikedepankannya. Memang benar begitu, dan hal itu sudah terkenal. 
Namun (masih menurut nara sumber), Israel berkeberatan lebih karena 
kekhawatiran akan netralitas posisi dari sesiapa yang hendak 
bergabung di dalam PP PBB tadi. Apalagi bila negara itu condong ke 
Islam, tak memiliki hubungan diplomatik pula sehingga netralitasnya 
sangat rapuh di mata Israel. Terlebih Menhankam sudah mengatakan 
bahwa tentara Ind takkan melucuti persenjataan Hisbullah. Ini lebih 
menegaskan posisi Ind. dan lebih mengkhawatirkan Israel.

Menurut saya, keberatan Israel ini masuk akal. Di dalam negeri, isu 
ini telah diaduk sedemikian rupa dengan sentimen agama masyarakat 
kebanyakan. Terbukti dengan begitu pinginnya sebagian kelompok 
masyarakat ke area konflik untuk turun ke perang yang 
disebutnya jihad, sebuah terminologi yang kental nuansa sentimen 
dan wibawa keagamaannya. Pengiriman tentara Ind ke Libanon pun lebih 
diwarnai alasan simbolis, politis dan sentimen (agama, khususnya 
Islam). Dari ini saja, sudah terlihat banyak bias dan tidak tegasnya 
posisi kita. Bila posisi kita saja sudah bias, wajarlah bila banyak 
yang meragukan netralitas dan ketegasan kita di lapangan nanti.

Dari penanggap melalui telepon juga didapat opini yang lucu2 dan 
terkesan kurang selera intelektualnya. Misal, kita harus mengirim 
pasukan untuk menghentikan kekejaman Israel. Lalu bagaimana dengan 
korban di pihak Israel (terutama sipil). Apakah mereka tidak juga 
dpat disebut senagai korban kebrutalan pihak lawan, apapun 
alasannya, seperti untuk pembalasan, keadilan, dan macam2 jargon 
kosong lainnya (dalam perang, jargon memang hanya sebagai pengikat 
solidaritas 

[proletar] Ngaku Staf Irjen Depag Peras MTs. Japariyah

2006-08-23 Terurut Topik Ambon
REFLEKSI:  Rupanya Depag sebagai sarang koruptor  sering  memeras maka  bandit 
pun meniru, karena dianggap memeras alias korupsi dengan tindakan kekerasan 
adalah jalan halal untuk mendapat rejeki duniawi.


GALAMEDIA

  23/08/2006 Ngaku Staf Irjen Depag Peras MTs. Japariyah
   

  GARUT, (GM).-
  Mengaku sebagai staf bagian perlengkapan Irjen Departemen Agama, 
seseorang yang mengaku bernama Riswanda asal Batujajar Bandung, Minggu (20/8), 
mendatangi Madrasah Tsanawiah (MTs.) Japariyah dan minta uang jasa Rp 750.000.

  Kepala MTs. Japariyah Drs. Itang Samsudin, Selasa (22/8), kepada GM di 
Kantor Departemen Agama (Kandepag) Garut, mengatakan, orang tersebut bermaksud 
menyerahkan surat keputusan (SK) pembangunan di MTS. Japariyah yang akan 
mendapat bantuan dari pusat sebesar Rp 300 juta. SK itu berkop surat Departemen 
Agama RI No. DP. 041/123/126/VII/2006. SK pembangunan MTs. Japariyah itu 
ditandatangani Irjen Perlengkapan Depag dan pimpinan proyek, Drs. H. Hamimi, 
M.H.

  Isi surat tersebut antara lain sebagai berikut. Berdasarkan surat 
permohonan Kakandepag Kab. Garut No. Mi.03/SP. 01. 1/128/VII/2004 tanggal 10 
Juli 2004 tentang permohonan pembangunan sarana pendidikan/sekolah MTs. 
Japariyah di Desa Cibiuk Kidul, Kec. Cibiuk, Kab. Garut, Prov. Jabar.

  Membaca surat Kepala Kantor Departemen Agama Provinsi Jabar No. Wi.02/SP. 
02. 1/186/VI/2005 tanggal 13 Juni 2005 hal yang sama. Maka dengan ini kami 
tidak keberatan/dapat dikabulkan pembangunan MTs. Japariyah di Desa Cibiuk 
Kidul, Kec. Cibiuk, Kab. Garut, Prov. Jabar sebanyak 3 lokal, kantor 1 lokal, 
dan perpustakaan 1 lokal. Jadi, totalnya 5 lokal, dengan biaya Rp 60 
juta/lokal, sehingga jumlah nilai keseluruhan Rp 300 juta. Pembangunannya mulai 
dilaksanakan pada Oktober 2006. Orang tersebut kepada kepala sekolah, Drs. 
Itang minta uang tanda terima kasih Rp 750.000.

  Menurut Itang Samsudin, awalnya ia merasa gembira. Tapi setelah melihat 
isi surat, banyak sekali kejanggalan. (B.54)**


 


[Non-text portions of this message have been removed]



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage:  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[proletar] Agenda Ekonomi Setelah 61 Tahun

2006-08-23 Terurut Topik Ambon
http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/082006/23/0901.htm


Agenda Ekonomi Setelah 61 Tahun
Oleh ACUVIARTA 

PASANG surut kegiatan ekonomi negeri ini telah mewarnai 61 tahun usia 
kemerdekaan. Tantangannya juga tidak banyak berubah, meskipun beberapa 
indikator mengalami penurunan intensitas masalah. Tantangan menuju keberhasilan 
dibidang ekonomi adalah masih tingginya tingkat pengangguran dan pertumbuhan 
ekonomi yang belum memadai. 

Selain itu, belum kondusifnya iklim investasi juga terlihat masih tetap 
gentanyangan menghantui investor sehingga tidak bisa hidup tenang dan damai di 
banyak tempat di negeri ini. Penyebabnya sangat bisa sangat beragam, mulai dari 
infrastruktur yang belum memadai, regulasi daerah yang belum kondusif, hingga 
kepada masalah ketenagakerjaan, pajak dan bea cukai, penegakan hukum dan 
korupsi. 

Tidak hanya itu, sejak krisis ekonomi melanda perekonomian Indonesia tahun 
1998, sektor swasta juga terbukti belum kembali optimal mendorong pertumbuhan 
ekonomi di tengah keterbatasan keuangan pemerintah. Dalam hal stabilitas makro 
ekonomi tantangannya juga tidak sedikit, terutama persoalan bagaimana menjaga 
kestabilan inflasi dan nilai tukar rupiah. 

Pengangguran terselubung dan terbuka di Indonesia saat ini diperkirakan masih 
cukup tinggi. Angka pengangguran terbuka diperkirakan masih di atas 12 juta 
orang serta pengangguran terselubung tetap tinggi di atas 20 juta orang. 
Persentase pengguran terbuka terhadap total angkatan kerja per Februari 2006 
diperkirakan masih mendekati 10% dari total angkatan kerja. 

Sama halnya dengan pengangguran terbuka, persentase pengangguran terselubung 
juga diperkirakan mendekati angka 40% dari total angkatan kerja Indonesia yang 
jumlahnya mencapai 100 Juta orang lebih. Banyak persoalan kemudian dituding 
sebagai biang keroknya, salah satunya tidak konsistennya pencapaian laju 
pertumbuhan ekonomi (LPE). Tahun ini LPE diperkirakan hanya mencapai 5,5%-5,9%, 
padahal beberapa studi yang dilakukan pemerintah menunjukkan penurunan 
pengangguran akan tercapai jika LPE mampu menempuh level 7%. Dari situ 
sepertinya kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa persoalan pengangguran belum 
akan sepenuhnya pupus dari masalah perekonomian negeri ini setelah 61 tahun 
kemerdekaan.

Bagaimana dengan pertumbuhan ekonomi ? Sejak tahun 2001 LPE sudah banyak 
mengalami kemajuan, meskipun terkadang polanya terlihat masih berfluktuasi. 
Tahun 2001 LPE mencapai 3,8%. Terseok-seok angka itu meningkat hingga 5,0% 
tahun 2003. Tahun 2004 LPE kembali anjlok ke level 4,9%, setelah itu meningkat 
kembali menjadi 5,6% tahun 2005. Bagaimana LPE tahun 2006, sekali lagi 
pemerintah sepertinya masih cukup pesimis untuk mematok LPE tahun ini bisa 
meningkat lebih moderat dibandingkan tahun lalu. 

Optimisme pemerintah terhadap LPE tahun ini terhenti di level 5,9%, sebagaimana 
yang diasumsikan dalam APBN-P Juli 2006 lalu. Pola peningkatan LPE sejak tahun 
2001 tidak dapat dilepaskan dari besarnya peran investasi dan ekspor. Oleh 
karena itu, kemampuan menambah magnitude LPE tahun ini juga sedikit banyaknya 
masih berharap dari kemajuan yang dicapai dalam menggerakan investasi dan 
ekspor. Tetapi parahnya, pada semester I-2006 LPE menunjukkan adanya 
perlambatan yang otomatis sekaligus mengurangi kepercayaan banyak pihak akan 
pencapaian LPE 5,9% hingga akhir tahun ini.

Di tengah pesimisnya banyak pihak akan pencapaian LPE 5,9% tahun ini, 
pemerintah masih cukup bijak dengan berharap banyak dari stabilnya konsumsi 
rumah tangga yang ditopang secara besar-besaran oleh kredit konsumsi perbankan. 
Kondisi itu mungkin diperkuat oleh meningkatnya nilai riil transaksi dalam 
negeri pada Triwulan II-2006, meskipun nilai riil transaksi impor menunjukkan 
penurunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Berharap banyak dari kestabilan konsumsi rumah tangga yang hanya mengandalkan 
upah tenaga kerja sudah pasti ruang geraknya akan semakin sempit. Indeks upah 
riil buruh bangunan dan buruh tani hingga semester I-2006 diperkirakan lebih 
rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Dalam hal investasi, tahun ini pemerintah menggulirkan paket percepatan 
investasi (Inpres No.13/2006) dan sejumlah regulasi yang menyangkut kebijakan 
fiskal. Akan tetapi prospek investasi tahun ini diperkirakan masih belum 
mencapai sebagaimana yang diinginkan. Paling tidak kondisi itu terlihat dari 
perlambatan impor barang modal dan impor bahan baku. Melambatnya impor barang 
modal dan bahan baku jelas adalah tanda bahwa optimisme pemerintah akan 
percepatan investasi tahun ini masih belum sinergis dengan persepsi pelaku 
ekonomi. 

Nilai persetujuan investasi PMA semester I-2006 diperkirakan tidak lebih dari 
50 triliun, begitu juga nilai persetujuan investasi PMDN yang diperkirakan 
tidak melebihi Rp 15 triliun. Pencapaian nilai persetujuan investasi (PMA dan 
PMDN) semester I-2006 otomatis lebih rendah dibandingkan persetujuan investasi 
semester II tahun lalu (2005). Pada semester 

[proletar] Oposisi Menyorot Rapbn 2007

2006-08-23 Terurut Topik Ambon
http://www.hariansib.com/index.php?option=com_contenttask=viewid=11528Itemid=9


  Oposisi Menyorot Rapbn 2007
  Ditulis oleh Redaksi 
  Wednesday, 23 August 2006  
  Oleh Muryono
   
  Sejumlah kalangan menganggap asumsi-asumsi dalam Nota Keuangan dan
  RAPBN 2007 yang diajukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada DPR 
pada 16 Agustus 2005 realistis.
  Pendapatan negara dan hibah dalam RAPBN 2007 sebesar Rp 713,4 triliun, 
sementara belanja negara Rp 746,5 triliun. Dengan demikian terjadi defisit 
sebesar Rp 33,1 triliun atau 0,9 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
  RAPBN 2007 disusun berdasarkan asumsi pertumbuhan ekonomi 6,3 persen, 
inflasi 6,5 persen, suku bunga sertifikat Bank Indonesia (SBI) tiga bulan 8,5 
persen, nilai tukar rupiah 9.300 per dolar AS, harga minyak 65 dolar AS per 
barel, dan produksi minyak satu juta barel per hari.
  Namun partai oposisi di parlemen menganggap asumsi-asumsi itu terlalu 
ekspansif. Kenaikan anggaran pada kenaikan pajak, Penerimaan Negara Bukan Pajak 
(PNBP) dan pembiayaan defisit. 
  Peningkatan ini menunjukkan bahwa pemerintah menyusun anggaran  yang 
ekspansif, kata Ketua Fraksi PDIP DPR Tjahjo Kumolo.
  Anggaran yang terlalu ekspansif harus dihadapkan pada resiko-resiko yang 
mungkin timbul, misalnya penerimaan pajak yang akan terlalu digenjot berdampak 
pada buruknya iklim investasi dan perdagangan serta masih rendahnya daya beli 
masyarakat akibat kenaikan harga BBM yang tinggi.
  Selain itu, tingginya defisit anggaran berdampak pada meningkatnya biaya 
obligasi (Surat Utang Negara/SUN) yang pada akhirnya akan semakin membebani 
APBN 2007.
  Berdasarkan evaluasi terhadap kinerja realisasi APBN 2005 dan 2006 
terlihat bahwa anggaran yang dikelola pemerintah tidak mampu dimaksimalkan. Hal 
ini mengakibatkan rendahnya pertumbuhan ekonomi, rendahnya konsumsi publik, 
meningkatnya jumlah pengangguran dan orang miskin. 
  Fraksi  PDIP memiliki lima catatan terkait dengan Nota Keuangan dan RAPBN 
2007 yang disampaikan Presiden dalam Sidang Paripurna DPR, 16 Agustus 2006.
  Pertama, angka kemiskinan telah meningkat dan hal itu kontradiksi dengan 
yang disampaikan Presiden.
  Angka kemiskinan yang dikatakan Presiden sekarang menurun itu justru 
meningkat dan telah mencapai angka 19,2 juta orang, katanya.
  Selain itu juga ada penambahan sebanyak 4,5 juta orang miskin dalam tiga 
bulan terakhir yang berarti Bappenas, Depkeu dan juga DPR sendiri bisa 
diartikan menjerumuskan Presiden.
  Kondisi tersebut semakin jelas ketika melihat anggaran yang diajukan 
Bappenas Rp1,8 triliun karena adanya peningkatan kemiskinan tersebut.
  Kedua, anggaran  Pertahanan, Kesehatan, Sosial dan Pendidikan tidak boleh 
dikomersialkan. Artinya sampai pada tingkat terbawah anggaran harus jelas dan 
transparan, karena selama ini yang terjadi adalah banyak pemotongan di 
mana-mana.
  Ketiga, hal-hal yang berkaitan dengan anggaran belanja aparatur 
pemerintah harus dikurangi dan selebihnya ditingkatkan untuk  belanja publik.
  Keempat,  anggaran pendidikan ternyata masih jauh dari harapan jika 
dibandingkan dengan anggaran tahun 2006. Ini tentunya harus dikaji agar tidak 
melanggar konstitusi, katanya.
  Mengenai peningkatan anggaran untuk uang lauk-pauk prajurit,  PDIP tidak 
mempermasalahkannya sejauh belanja untuk publik tidak dikurangi.
  Karena itu struktur belanja harus diubah agar lebih berpihak pada hal-hal 
yang terkait langsung dengan publik.
  Kelima, dana penyangga daerah harus dibuat pola yang lebih jelas dan 
transparan. Di masa lalu, struktur itu tidak pernah jelas polanya.
  Ketua Panitia Anggaran DPR RI Emir Moeis pesimistis dicapainya angka 
pertumbuhan ekonomi sebesar 6,3 persen. Saya pesimistis hal itu  bisa 
dicapai, katanya.
  Target pertumbuhan ekonomi tahun 2007 itu, lebih tinggi dari asumsi 
pertumbuhan ekonomi dalam APBN-Perubahan tahun 2006 yang sebesar 5,8 persen.
  Disebutkannya rasa pesimisnya itu melihat fakta ekonomi riil di 
masyarakat tidak jalan. 
  Hal tersebut mengindikasikan, adanya kemacetan ekonomi ditingkat menengah 
ke bawah dan bahkan sekarang ini banyak orang yang sebelumnya berada di 
kelompok menengah melorot ke bawah.
  Bagaimana kita mau meningkatkan pertumbuhan ekonomi bila penghasilan dan 
daya beli masyarakat masih rendah, katanya.
  Karena itu, sulit mencapai target pertumbuhan ekonomi tahun 2007. Angka 
yang realistis berkisar antara 5,2 sampai 5,5 persen.
  Emir Moeis mengakui penyerapan dana APBN sangat lamban dan salah satu 
alasan yang disampaikan adalah ketakutan terhadap tuduhan korupsi.
  Sebenarnya, ketakutan itu lebih mencerminkan buruknya administrasi 
keuangan di pemerintahan. 
  Lambannya penyerapan dana APBN itu dimanfaatkan pemerintah pusat untuk 
menitipkan uangnya di Bank Indonesia (BI) dalam bentuk Sertifikat Bank 
Indoensia (SBI). Dana pemerintah pusat yang 

[proletar] test

2006-08-23 Terurut Topik yaqut_2
test aku tadi posting kok gak masuk ya






Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage:  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[proletar] Rights violations getting worse in Papua: Observer

2006-08-23 Terurut Topik Ambon
http://www.thejakartapost.com/detailnational.asp?fileid=20060823.G07irec=5


Rights violations getting worse in Papua: Observer 
Nethy Dharma Somba, The Jakarta Post, Jayapura

The level of human rights violations in Papua has increased in recent years, 
according to one observer, who asked the international community to do more for 
the province.

Systematic human rights violations continue taking place in Papua every year, 
Rev. Dora Balubun said Monday during a discussion at the Jayapura Diocese 
office with Chris Sidoti, director of the Geneva-based International Human 
Rights Service. 

Dora said the latest example occurred in Abepura in March, when security 
officers allegedly assaulted students. 

The incident he was referring to followed a clash between security officers and 
protesters demanding the closure of the PT Freeport Indonesia gold and copper 
mine. In that clash three policemen and a member of the Air Force were beaten 
to death. 

Dora, who serves parishioners in conflict areas, attributed some of the alleged 
rights violations in Papua to the unclear political status of the province, and 
the manner in which Papua became part of Indonesia. 

He said while the government insisted Papua was an integral part of the 
country, many Papuans felt their land had been hijacked by Indonesia through a 
legally flawed referendum. 

That's why many Papuans feel as if they are not part of Indonesia. And as long 
as the problem of the political status of Papua is not comprehensively settled, 
human rights violations will continue to take place, he said. 

Each time Papuans demand their rights, Dora alleged, they are branded as 
separatists who must be eliminated. 

A number of human rights violations have started with (Papuans) demanding 
their rights, like the Wasior case where Papuans demanded their customary right 
to manage their natural resources, Dora said. 

Instead of responding to the demand, paramilitary police officers silenced the 
people by accusing them of threatening the state's sovereignty, Dora said. He 
added that the incident in Abepura also began with a demand by Papuans for 
their rights. 

The authorities' effort to silence any demand by the people for their rights 
constitutes an effort to kill the country's blossoming democracy, Dora claimed. 

Meanwhile, Chris Sidoti said the issue of human rights violations in Papua 
earned little attention internationally because of the perception the 
violations were not on the same level as what was seen in Aceh for decades. 

To force the international community to respond to events in Papua, he said, 
rights campaigners should incessantly and aggressively raise the issue. 

However, Papua Police chief Insp. Gen. Tommy Yacobus denied Tuesday the human 
rights situation in the province was worsening. He said claims about an 
increase in the level of rights violations were the result of misunderstandings 
about what constituted a violation. 

Due to different perceptions, what is classified as a human rights violation 
here is not classified as one in the international world, Tommy said. 

Citing an example, he said hitting someone was considered to be a human rights 
violation in Papua, but in reality it was a normal crime. 

How come human rights campaigners here classify the Abepura incident, in which 
four of my subordinates were killed, as a human rights violation? he asked. 

The officer brushed off the critics and rights campaigners, saying they first 
had to understand what constituted a rights violation and what did not.


[Non-text portions of this message have been removed]



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage:  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[proletar] Lebanon rejects blockade

2006-08-23 Terurut Topik Holy Uncle
Lebanon rejects blockade

Wednesday, August 23, 2006


A Hezbollah minister in Lebanon's Cabinet said Tuesday that the government 
may attempt to break the Israeli naval and air blockade of the country.

Ships and aircraft may be instructed to head for Lebanese ports without 
Israeli approval, Minister of Labor Tarrad Hamadeh said.

This came after the Cabinet met late Monday. Ministers did not publicly 
challenge the blockade, although the Cabinet called the it one of Israel's 
terrorist practices and said it violated the United Nations cease-fire 
resolution.

Entry to Lebanon by sea and from air is a matter of sovereignty, declared 
Hamadeh, who is one of two Hezbollah Cabinet ministers. Lebanese must have 
be free to enter their country at will. We cannot accept the siege and 
blackmail.

Israel imposed a sea, land and air blockade of Lebanon early on in the July 
12-August 14 war with Hezbollah. Israeli aircraft have attacked seaports and 
intercepted ships, allowing the arrival of only those that apply for and are 
granted permission.

Bombs have also fallen on major highways and land routes to Syria, while 
Beirut airport runways were hit.

Since the cease-fire took hold August 14, the only land routes in and out of 
the country - to Syria - have reopened after temporary repairs. Commercial 
flights to Beirut airport have been allowed only to and from Amman, Jordan - 
an Arab state with a peace treaty with Israel.

The Israelis have said the blockade was continuing as a weapon against 
Hezbollah rearmament.

Lebanon's leaders have promised to improve security screening at Beirut 
airport and has deployed troops on the Syrian border.

Hamadeh said that when Lebanon completes those measures, the Cabinet will 
tilt toward taking a decision on its own to open its areas and rid itself 
of the siege.

He said it was Lebanon's right to end the blockade, and that the Cabinet 
could ask Middle East Airlines and Arab shipping to serve Lebanon. If 
Israel wants to attack, let them attack Arab ships and planes and let them 
shoulder the responsibility before the international community, Hamadeh 
declared.

Israel wanted to turn the blockade into a de facto [arrangement] in which 
we have to ask their permission to cross into our country, he added.

We cannot submit to siege and blackmail and abandon our sovereignty.

Lebanese Foreign Minister Fawzi Salloukh also called Tuesday for the UN to 
act decisively against Israeli violations of the cease-fire agreement.

The continuation of offensive operations on Lebanese territory and its 
continued air and naval blockade on Lebanon are a flagrant and unacceptable 
violation of the UN Security Council resolution, Salloukh said.

Israel is challenging the will of the international community and the 
Security Council. These are actions that go against Lebanon's wishes and 
that of the international community for a peaceful and secure implementation 
of the resolution. It has become clear who wants peace and stability and who 
wants to resume hostilities.

And Information Minister Ghazi Aridi said: Israel is attempting to be a 
guardian of Lebanon. The Lebanese government rejects that.

The UN Development Program, meanwhile, said Lebanon's 15-year recovery from 
civil war was wiped out by the Israeli offensive.

The damage is such that the last 15 years of work on reconstruction and 
rehabilitation, following the previous problems that Lebanon experienced, 
are now annihilated, said spokesman Jean Fabre. Fifteen years of work have 
been wiped out.

Fabre estimated that overall economic losses for Lebanon from the conflict 
totalled at least US$15 billion (HK$117 billion), if not more. ASSOCIATED 
PRESS, AGENCE FRANCE-PRESSE

http://www.thestandard.com.hk/news_detail.asp?we_cat=6art_id=25644sid=9551084con_type=1d_str=20060823




Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage:  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[proletar] Soon cancer to be treated with protons

2006-08-23 Terurut Topik Ambon
http://english.pravda.ru/news/science/22-08-2006/84027-proton-0
08/22/2006 12:49


  Soon cancer to be treated with protons 
 
 

  Cancer is a class of diseases or disorders characterized by uncontrolled 
division of cells and the ability of these cells to invade other tissues, 
either by direct growth into adjacent tissue through invasion or by 
implantation into distant sites by metastasis. Metastasis is defined as the 
stage in which cancer cells are transported through the bloodstream or 
lymphatic system. Cancer may affect people at all ages, but risk tends to 
increase with age, due to the fact that DNA damage becomes more apparent in 
aging DNA. It is one of the leading causes of death in developed countries.

  Francis Maloy lay on his back on a narrow, metallic table, waiting for a 
giant machine to bombard the tumor in his chest with proton beams. 

  The last time I heard about protons I was in college taking physics, 
said Maloy, a 68-year-old retired Army colonel from Stuart, Florida, just 
before the procedure. 

  Maloy, who has advanced lung cancer, is one of the first patients being 
treated at the University of Texas M.D. Anderson Cancer Center's new US$125 
million (?97 million) Proton Therapy Center. 

  It is the largest of the nation's four centers that treat cancer by 
targeting proton beams narrowly on the tumor itself, sparing the healthy tissue 
that with typical X-ray radiation would be blasted along with the cancer cells. 

  While newer forms of traditional radiation, with the help of computers, 
also allow doctors to precisely target a tumor, proton therapy allows higher 
levels of radiation. For a patient like Maloy, it could be his best hope at 
this stage of his cancer. 

  Dr. James Cox, chief of radiation oncology at M.D. Anderson, was not 
always a believer in the technology. But he said studies have shown proton 
therapy allows a higher level of radiation on the tumor, with less damage to 
healthy tissue and fewer side effects, such as loss of appetite, diarrhea and 
headaches. That was the breakthrough, what changed my mind, he said. 

  Anytime you have cancer in any location where it requires a high dose 
for control and it's close to sensitive normal structures (such as the eye, the 
skull, the spinal cord) that's an indication for proton therapy, Cox said. It 
also is useful for treating cancer in children, who are more sensitive than 
adults to the side effects of radiation. 

  Doctors at M.D. Anderson are using proton beam treatments mostly on 
patients whose cancers are so early in development that a cure is possible. But 
it is also being used on people like Maloy, who have relatively advanced 
cancers, Cox said. 

  Proton therapy has been around since the mid-1950s, but was done mostly 
at research facilities, according to the National Association for Proton 
Therapy. The world's first hospital-based facility opened in 1990 at Loma Linda 
University Medical Center in California. 



  M.D. Anderson's new center is the largest, covering 94,000 square feet 
(8,700 square meters) that include five treatment rooms. The massive machinery 
used to produce the proton beams looks like something from a science-fiction 
spaceship. Behind three of the treatment rooms are steel barrels three stories 
high and weighing 190 U.S. tons (170 metric tons). They house bending magnets, 
electrical wires and monitors that work with a tubular device called an 
injector and a compact particle accelerator to create and energize the protons 
and send them into a patient's tumor, Associated Press Writer Juan A. Lozano 
says. 

  But proton therapy, which is covered by Medicare and most insurance 
companies, is about three times more expensive than traditional radiation, in 
part because of the cost of the facilities, Cox said. 

  Some doctors worry that the benefits to a few cancers do not outweigh the 
enormous costs, especially when recent advances in traditional radiation make 
it safer to use. 

  Dr. Eric Horwitz, clinical director of the Department of Radiation 
Oncology at Fox Chase Cancer Center in Philadelphia, said proton therapy has an 
advantage in treating relatively rare cancers such as those in children or of 
the spinal cord. 

  More study is needed to find out if it is more effective for common 
cancers, such as prostate and lung, than the newer, cheaper forms of 
traditional radiation, he said. 

  A study in September in the Journal of the American Medical Association 
concluded that men who were treated for prostate cancer with higher doses of 
radiation, in part through proton therapy, were less likely to have cancer 
return than men who got traditional X-ray radiation treatment. The study, 
funded by a National Cancer Institute grant, was conducted by doctors who work 
at two of the country's other proton therapy centers. 

  An accompanying editorial to the study by Drs. 

[proletar] Melindungi Korupsi dengan Inpres

2006-08-23 Terurut Topik Ambon
REFLEKSI: Ini namanya tebang pilih dengan begitu kayu pohon cendana jauh 
lebih keras dari baja.

KOMPAS
Rabu, 23 Agustus 2006 

 
Melindungi Korupsi dengan Inpres 


Agus Purnomo



Di tengah gencarnya usaha memberantas korupsi, Departemen Dalam Negeri 
merancang instruksi presiden tentang penanganan kasus korupsi. 

Diharapkan, inpres itu mampu memberdayakan auditor internal dalam penanganan 
kasus korupsi. Menurut Mendagri, inpres ini dibuat agar tidak ada fitnah dalam 
dugaan korupsi, tetapi harus ada bukti awal. 

Informasi awal yang mengatakan seseorang melakukan korupsi sebaiknya 
ditindaklanjuti dulu oleh aparat internal. Aparat internal itulah yang 
menyimpulkan seberapa jauh yang bersangkutan melanggar. Jika ditemukan 
pelanggaran, akan diserahkan kepada kepala daerah atau penegak hukum. 

Inpres ini merupakan tindak lanjut pemerintah atas keluhan gubernur, bupati, 
dan wali kota yang terganggu atas pemeriksaan dirinya karena dugaan korupsi. 

Bertolak belakang 

Kebijakan pemerintah itu amat bertolak belakang dengan aturan yang ada. Untuk 
membentuk pemerintahan yang bersih dan bebas KKN, bangsa ini memiliki beberapa 
aturan, antara lain, Ketetapan MPR No XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara 
yang Bersih dan Bebas KKN. 

Tindak lanjut ketentuan itu adalah dibuat Undang-Undang (UU) Nomor 28 Tahun 
1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas KKN, UU No 31/1999 
tentang Tindak Pidana Korupsi yang diperbarui dengan UU No 20/2001, dan UU No 
30/2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Korupsi. 

Maka, niat pemerintah untuk mengeluarkan inpres penanganan korupsi jelas 
bertentangan dengan berbagai aturan itu. Inpres akan membuat penyelenggara 
negara terlindungi dari kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja. 

Dalam Pasal 1 angka 1 UU No 28/1999 disebutkan, definisi Penyelenggara Negara 
adalah pejabat negara yang menjalankan fungsi eksekutif, legislatif, atau 
yudikatif, dan pejabat lain yang fungsi dan tugasnya terkait penyelenggaraan 
negara sesuai ketentuan yang berlaku. 

Penyelenggara Negara meliputi: a) Pejabat Negara pada Lembaga Tertinggi Negara; 
b) Pejabat Negara pada Lembaga Tinggi Negara; c) Menteri; d) Gubernur; e) 
Hakim; f) Pejabat Negara lain sesuai ketentuan yang berlaku; dan g) Pejabat 
lain yang memiliki fungsi strategis terkait penyelenggaraan negara sesuai 
ketentuan yang berlaku. 

Pertentangan mendasar adalah dalam asas-asas penyelenggaraan negara. Asas-asas 
umum penyelenggaraan negara meliputi: 1) Asas Kepastian Hukum; 2) Asas Tertib 
Penyelenggaraan Negara; 3) Asas Kepentingan Umum; 4) Asas Keterbukaan; 5) Asas 
Proporsionalitas; 6) Asas Profesionalitas; dan 7) Asas Akuntabilitas. 

Pemberian perlindungan kepada gubernur, bupati, dan wali kota seolah tidak 
memahami perbedaan antara persoalan pidana dan administrasi negara. Amat jelas, 
persoalan administrasi negara terkait pelanggaran yang sifatnya administrasi 
negara. Tetapi, bila perbuatan yang telah dilakukan para gubernur, bupati, dan 
wali kota diduga sudah mengandung unsur pidana, maka ketentuan hukum pidanalah 
yang berlaku. 

Kaitannya dengan persoalan pidana secara jelas disebutkan dalam Pasal 6 UU No 
8/1881 tentang Hukum Acara Pidana bahwa Penyidik adalah Pejabat Polisi dan 
Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh 
undang-undang. 

Pemberian wewenang terhadap internal lembaga terkait untuk melakukan penyidikan 
(bahwa ada atau tidaknya unsur kerugian negara) akan menimbulkan kesan tidak 
transparannya pemeriksaan terhadap kasus dugaan korupsi tersebut. Hal ini 
tentunya akan membuka peluang terjadinya kerja sama antara internal auditor dan 
pihak- pihak yang diduga terlibat kasus korupsi. bila hal ini terjadi, maka 
akan semakin maraklah korupsi di kalangan penyelenggara negara. 

Selain itu, proses penanganan internal akan membuat tidak efisiennya penanganan 
kasus korupsi karena semakin panjangnya jalur pemeriksaan. Hal ini tentunya 
akan menambah biaya baru terhadap penanganan kasus-kasus dugaan korupsi yang 
melibatkan pejabat negara. Toh, pada akhirnya ketika kasus dugaan korupsi 
tersebut ditemukan unsur kerugian negara akan dilaporkan kepada aparat penegak 
hukum 

Peran serta masyarakat 

Salah satu alasan mendasar Departemen Dalam Negeri ingin mengeluarkan inpres 
ini adalah untuk menghindari fitnah terhadap pejabat negara. Alasan ini 
kelihatan terlalu dipaksakan keberadaannya. Padahal, aturan hukum telah 
mengatur dengan jelas bahwa kepada setiap orang yang melakukan pencemaran nama 
baik orang lain akan diberikan sangsi. 

Jadi, alasan itu sangat mengada-ada. Dalam realitanya, kebanyakan orang yang 
melaporkan adanya dugaan kasus korupsi sering dijadikan tersangka dengan alasan 
pencemaran nama baik, sementara kasus dugaan korupsi sendiri berjalan dengan 
lambat. 

Dampak dari pemberian perlindungan terhadap para pejabat negara yang diduga 
melakukan korupsi tentunya akan membuat peran aktif masyarakat untuk melapor 
kepada aparat penegak hukum 

[proletar] Negeri Separo Napas

2006-08-23 Terurut Topik Ambon
JAMBI EXPESS
Tuesday, 22 August 2006 


Negeri Separo Napas
Oleh Yusuf Burhanudin 


 HUT Ke-61 RI sudah kita peringati. Merah Putih hingga kini masih berkibar. 
Hanya, seiring umbul-umbul dan pernak-pernik perayaan Agustusan diturunkan, 
muncul renungan bahwa benarkah kita sudah merasakan merdeka dan kemerdekaan?
Kita bisa hidup merdeka jika sudah mampu memerdekakan hati nurani dan pikiran 
dari berbagai penjajahan, kebodohan, dan keterbelakangan. Pertanyaannya, 
bagaimana nurani dan pikiran kita merdeka, sementara terus-menerus dijejali 
kepenatan hidup, baik karena kemiskinan, pengangguran, kelaparan, bencana, 
maupun kekeringan?
Berbagai problematika bangsa ini tentunya tidak bisa terlepas dari 
sebab-akibat (kausalitas). Tidak akan lahir akibat tanpa sebab yang jelas. 
Gerak urat nadi bangsa hakikatnya adalah satu unit dan memiliki jaringan yang 
sama. Apa yang dirasakan sebagian pihak akan memengaruhi pihak lain (kal 
jasadil wahid).
Borok dan penyakit sosial sekelompok orang, apalagi pemimpin 
bangsa, berakibat langsung secara paralel pada kehidupan seluruh rakyat maupun 
laju pertumbuhan bangsa (character building). Penjajahan dan keserakahan 
segelintir pihak yang memiliki harta dan kuasa, misalnya, akan merebut 
kemerdekaan dan kesejahteraan mayoritas hidup warga lain.
Hidup berbangsa jelas menuntut sikap kebersamaan dan gotong-royong 
untuk mengentaskan berbagai persoalan bangsa secara bersama-sama. Kita 
hendaknya menumbuhkan kesadaran yang sungguh-sungguh untuk turut berpartisipasi 
memulihkan kondisi keterpurukan bangsa di masa depan.
Darurat Korupsi
Ketidakbecusan kita selama 61 tahun mengelola negara perlu 
mendapatkan perhatian serius. Sebagai negara (state building), Indonesia bisa 
jadi memang masih ada. Namun, secara kebangsaan (nation building), Indonesia 
sebenarnya sudah lama bangkrut (failed state).
Salah satu cirinya, meruyaknya praktik dan budaya korupsi yang 
sudah pada taraf mengancam pemerataan pundi-pundi kesejahteraan rakyat yang 
menjadi amanah utama sebuah negara. Terhambatnya pemberantasan korupsi jelas 
bisa mengganjal laju reproduksi negara bagi prioritas kesejahteraan warga 
negara (Jared Diamond, 2005).
Korupsi memang bukan satu-satunya faktor yang menjerumuskan suatu 
negara ke dalam kategori failed state. Namun, korupsi merupakan pintu gerbang 
utama (main gate) bagi kehancuran suatu negara. Bukan rahasia lagi, korupsi di 
negeri ini adalah masalah sistemik. Bukan sekadar soal pegawai negeri 
menggunakan kesempatan untuk kepentingan pribadi, melainkan sudah merambah 
seluruh sektor birokrasi sehingga hanya pembaruan menyeluruhlah yang dapat 
memberantasnya secara efektif.
Korupsi sistemik, bencana politik sejumlah negara transisi 
demokrasi tidak akan lenyap dalam sekejap. Skandal-skandal besar akan terjadi 
sehingga membutuhkan waktu lama untuk memberantasnya. Lemahnya kontrol dan 
eksekusi hukum turut membuat pemberantasan korupsi tergopoh-gopoh.
Tugas pemerintah ke depan benar-benar berat. Mereka harus 
mempertontonkan teladan hukum yang bersih dan jujur terkait dengan 
pemberantasan korupsi. Tak adanya political will dan isyarat tebang pilih jelas 
bukan preseden buruk demokrasi bagi penyelenggara negara saat ini saja, tapi 
juga bisa melukai rasa keadilan seluruh rakyat negeri ini.
Korupsi bukan saja persoalan yang berkaitan dengan uang. Kerugian 
negara berupa uang tiada lain akibat perbuatan (infi'al) semata. Ekses paling 
mendasar dari korupsi bagi negara ialah penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang, 
selingkuh kekuasaan (abuse of power), dan penyelewengan kepercayaan rakyat 
(abuse of trust), (Atip LH: 2005).
Demokrasi Sejahtera
Mandulnya penegakan hukum berakibat serius bagi runtuhnya pondasi 
kepercayaan masyarakat sekaligus menodai demokrasi. Proses demokrasi akan 
terhenti manakala tidak dibarengi kesadaran para penyelenggara negara itu dalam 
penegakan hukum (nomokrasi).
Demokrasi tanpa nomokrasi ibarat macan ompong. Seram belangnya, 
namun hilang kejantanannya. Sebab, demokrasi bukanlah sekadar citra dan 
pengandaian politik, lebih dari itu menjadi cermin utama terwujudnya 
kesejahteraan dan kenyamanan dalam seluruh gerak nadi dan desah napas hidup 
rakyat, mulai politik, ekonomi, budaya, hukum, hingga pendidikan.
Para pemimpin dipilih rakyat tiada lain untuk tugas penegakan hukum 
dan distribusi kesejahteraan. Penegakan hukum bisa memicu tumbuhnya spirit dan 
ketenangan batin keadilan rakyat sehingga membentuk kepercayaan rakyat pada 
penguasa. Penegakan hukum bisa menjadi gerbang awal tersemaikannya 
kesejahteraan seluruh rakyat. Sebab, dengan begitu, kekayaan rakyat akan 
kembali pada pemiliknya.
Demokrasi dibutuhkan dalam pembangunan politik bangsa guna menyerap 
aspirasi warga negara tanpa terkecuali. Aspirasi itu penting untuk menunjuk 
wakil rakyat yang bertugas memperjuangkan aspirasi 

[proletar] Teroris Filipina dan Indonesia Mulai Bergabung

2006-08-23 Terurut Topik Ambon
http://www.suarapembaruan.com/News/2006/08/23/index.html

SUARA PEMBARUAN DAILY 
Teroris Filipina dan Indonesia Mulai Bergabung 

[WASHINGTON] Departemen Keuangan AS menyebutkan bahwa organisasi International 
Islamic Relief Organization (IIRO) yang berbasis di Arab Saudi dan memiliki 
cabang di Indonesia dan Filipina, serta sejumlah negara lainnya, telah membantu 
mengupayakan pencarian dana untuk kelompok Al-Qaeda dan terkait dengan sejumlah 
kelompok teroris. 

Bagian Terorisme dan Intelijen Keuangan (TFI), Departemen Keuangan AS, juga 
memastikan bahwa Abd Al Hamid Sulaiman Al-Mujil, yang juga Direktur Eksekutif 
Eastern Province Branch IIRO di Arab Saudi, adalah donatur teroris. Al-Mujil 
menggunakan posisinya untuk membantu pengumpulan uang dari jaringan Al-Qaeda di 
Asia Tenggara. 

IIRO berdiri tahun 1978 dengan kantor pusat di sebelah barat kota Jeddah 
memiliki cabang di 20 negara Afrika, Asia, Eropa dan Timur Tengah. Kendati 
dikenal luas sebagai organisasi kemanusiaan, organisasi ini memiliki banyak 
aktivitas terkait teroris. 

Ini sangat mengejutkan ketika sebuah organisasi yang dikenal dalam bidang 
kemanusiaan atau keagamaan ternyata memberikan dukungan dana kepada kelompok 
teroris garis keras. Kami mempunyai perhatian yang lama dengan kantor IIRO 
offices dan sekarang kami ajak publik untuk menghentikan pendanaan jaringan 
Al-Qaeda tersebut, kata Stuart Levey dari TFI awal Agustus lalu. 


Bergabung 

Sementara itu akhir pekan lalu ABC memberitakan bahwa Satuan Tugas Anti-Teroris 
Pemerintah Filipina menyampaikan bukti bahwa kelompok teroris Filipina dan 
Indonesia merencanakan bergabung dan latihan bersama di Filipina kepada ratusan 
anggota yang baru direkrut. 

Dalam sebuah dokumen yang ditemukan menyebutkan kelompok teroris Filipina dan 
Indonesia akan melakukan serangan bom dan penyanderaan atas pejabat pemerintah. 

Pimpinan Satuan Tugas Anti-Teroris Ricardo Blancaflor menyebutkan dokumen yang 
dibuat pada tahun 2005 lalu itu merencanakan penggabungan dari Jemaah 
Islamiyah, Tanzim Qaidat al Jihad, Negara Islam International dan Darul Islam 
Terror Group yang berbasis di Indonesia. Sedangkan kelompok yang berbasis di 
Filipina adalah The Abu Sayyaf, Rajah Sulayman Movement dan sebuah faksi dari 
Moro Islamic Liberation Front. 

Blancaflor mengatakan penggabungan kelompok-kelompok itu sudah berjalan. 

Dia juga menyebutkan bahwa sejumlah aksi bom yang terus terjadi di beberapa 
titik di Filipina pada 2005 lalu dilakukan oleh Jemaah Islamiyah, Abu Sayyaf 
dan The Rajah Sulayman Movement. 

Secara terpisah, tentara Filipina membunuh satu orang pengikut Abu Sofia, 
kelompok pemberontak Muslim yang mempunyai kaitan dengan jaringan Al-Qaeda, 
dalam sebuah bentrokan antar kedua pihak. Sedangkan tiga anggota lainnya 
ditahan tentara pemerintah dari Batalion Infanteri ke-37 dalam bentrok di Kota 
Sultan Kudarat, sebelah selatan Provinsi Maguindanao (880 km selatan Manila), 
demikian disampaikan juru bicara militer Letnan Kolonel Julieto Ando. 

Tembak-menembak pada Minggu (20/8) lalu tersebut berlangsung selama 30 menit. 
[AP/H-12] 


Last modified: 23/8/06 

[Non-text portions of this message have been removed]



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage:  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[proletar] Where have all Indonesian great pilots gone?

2006-08-23 Terurut Topik Ambon
http://www.thejakartapost.com/detaileditorial.asp?fileid=20060823.F04irec=3


Where have all Indonesian great pilots gone? 
Rahardjo Mustadjab, Jakarta

More than 50 years ago, a Dutch boy saw an Indonesian Air Force plane drop from 
the sky and plunge into a house, killing the pilot and the house's single 
occupant. It was August 1949 in Surabaya. 

Soon after, the boy, Jonathan Goei, left with his parents to the Netherlands. 
Now in his 60s, he planned to retrace this childhood memory, and asked about 
the crash on an online mailing list before returning to Surabaya. 

Promptly I gave Goei the answer -- the pilot was my aunt Suwarni's first 
husband. In an open letter, I told Goei that Capt. Muljono was performing at an 
air show that fateful day. After completing a series of acrobatic rolls and 
loops he successfully pulled his P-51 Mustang into a deep dive, swooping 150 
meters from the ground before hurtling back up into the sky. 

Wanting to display his daring, he dove again -- lower. At 50 meters above the 
ground perhaps he blacked out, and the Mustang slammed into Pak Haji's house, 
killing both Capt. Muljono and Haji instantly. 

Despite that fatal blunder, the crash turned Muljono into a folk hero and soon 
people were singing Juruterbang (pilot) Pak Muljono to the popular tune of 
Tukang Becak Bang Samiun (Bang Samiun the becak driver) to honor him. 

A couple of months after I wrote the letter, Goei wrote back and said he had 
returned to Indonesia and laid flowers at Muljono's grave in the Heroes 
Cemetery in Surabaya. 

What I forgot to tell Goei -- but what he found out himself -- was why Muljono 
deserved to be buried in the Heroes Cemetery. Refusing to recognize Indonesia's 
independence on Aug. 17, 1945, the Dutch made an attempt to reoccupy the 
country and force the capital to move to Yogyakarta. 

On July 29, 1947, Muljono, Sutarjo Sigit and Suharnoko Harbani were responsible 
for what would later be known as Hari Bakti TNI-AU or Air Force Dedication Day. 
In the wee hours of the morning, Muljono, flying a Mitsubishi KI-51 fighter, 
and Sutarjo Sigit and Suharnoko Harbani, both flying Yokosuka K5Y1 training 
planes, took off from Maguwo air base near Yogyakarta. 

Muljono, Sutarjo and Suharnoko bombed Dutch army positions in Semarang, 
Ambarawa and Salatiga, respectively. The three young men were Air Force cadets, 
and they had learned to fly the Japanese aircraft they had at their disposal 
simply by reading the manuals written in Japanese. In the absence of bomb bays, 
the pilots lobbed the small bombs from the cockpits of their fighter planes by 
hand. Because of this, the Dutch did not suffer any reported loss of life or 
great damage, though it probably did give them a scare. 

Of course, the ragtag Japanese aircraft the occupiers had left behind in 
Indonesia were no match for the Dutch, whose American P-40 Kitty Hawk fighter 
planes then roamed the skies above Java with a vengeance. To avoid being 
intercepted, the Indonesian pilots flew just above the treetops. After 
accomplishing their jobs, they returned to base safely and the ground crew hid 
the planes under the trees. 

The Dutch punishment came swiftly and severely. That same morning only a couple 
of hours later, two Kitty Hawks strafed Yogyakarta. Later that afternoon a 
Kitty Hawk gunned down an Indian transport plane, a Dakota C-47, carrying 
medicines donated by the Malaya Red Cross, which was about to land at Maguwo. 
The hapless plane went down in flames in a nearby village, killing all three 
Indonesian Air Force crew members: Agustinus Adisutjipto, Abdulrachman Saleh 
and Adisumarno, who had airports named after them in Yogyakarta, Malang and 
Surakarta. 

Also killed were pilot Alexander Noel Constantine (an Australian), co-pilot Roy 
Hazelhurst (a Briton), flight engineer Bidha Ram (Indian), Zainal Arifin (the 
Indonesian consul in Malaya) and Mrs. Noel Constantine. The only survivor was 
one passenger, Abdulgani Handokotjokro. 

The reason the Air Force chose to honor this day is obvious: the bravery of the 
pilots serves as an antidote to the black picture later painted of the entire 
corps by the Army in the New Order. 

Because of a lack of hindsight, I failed to tell Goei about the other exploits 
of our ace pilots Ignatius Dewanto and Leo Wattimena. The first was hit in 1957 
after a successful mission against the Permesta rebels in North Sulawesi. 
Another pilot from the Mustang P-51 squadron who saw him losing altitude, Sri 
Muljono Herlambang, radioed for him to eject. Dewanto refused to bail out as he 
wanted to save the plane, at the time a precious asset for the Air Force. He 
landed his P-51 safely in the waters off Sulawesi, but before long it sank. A 
flotation device saved the life of the pilot. 

Perhaps Leo Wattimena is our version of the famed Red Baron. When he trained in 
the United Kingdom in a Dehaviland Vampire Trainer jet, he angered his hosts 
when he flew under a bridge

[proletar] Petani Tolak Restribusi Air

2006-08-23 Terurut Topik Ambon
RADAR SEMARANG
Senin, 14 Agustus 2006 23:47:34 


Petani Tolak Restribusi Air


SEMARANG-Rencana pemerintah menerapkan retribusi air pertanian dengan memasangi 
meteran, mendapat reaksi keras dari masyarakat luas, khususnya para petani ikan 
di Jateng. Para petani mengkhawatirkan, peraturan ini justru akan menjepit 
mereka.
Sebab, biaya yang kami keluarkan akan semakin besar, demikian ucap salah satu 
petani saat menghadap Fraksi PKS DPRD Jateng, Senin (14/8). 
Kondisi inilah yang membuat perwakilan para petani dari Jepara, Boyolali, 
Semarang merasa gerah. Mereka mengadu ke dewan. 
Rombongan yang berjumlah sekitar 20 orang ini ditemui Ketua FPKS Abdullah Fikri 
Faqih serta anggota dewan lainnya seperti R. Sukoco, Muh. Haris, Kamal Fauzi 
dan Agus Abdul Latif 
Selama enam tahun ini kita diwajibkan membayar retribusi dengan hitungan 
statis. Tapi kalau dipasangi meteran, petani akan terjepit, ungkap Ketua 
Paguyuban Pemakai Air di Tlatar, Boyolali, Muh Sahid. 
Menurut Sahid, kalau pemasangan meteran tetap diterapkan, maka biaya yang 
dikeluarkan petani akan semakin besar. Penarikan retribusi air ini didasarkan 
pada Perda No. 9 Tahun 2002. 
Setiap tahun, bahkan ada petani yang diharuskan menyetor sebesar Rp 5 juta. 
Model penghitungan retribusi ini didasarkan pada penggunaan air statis. Namun 
dalam jangka dekat, pemerintah daerah akan menggunakan meteran, sehingga dapat 
dipastikan tarif retribusi naik. 
Harusnya retribusi air dihilangkan agar petani bisa bekerja optimal. Kalau 
dengan pengukuran statis saja, saya harus membayar Rp 5 juta per tahun, 
bagaimana kalau menggunakan meteran, kata Muzahid yang diamini petani lainnya. 
Sehingga kalau aturan baru itu benar-benar diterapkan, maka akan memberatkan 
petani. Khususnya petani ikan dikawasan Tlatar Boyolali dan Waduk Kedung Ombo. 
Padahal sebagian besar masyarakatnya hidup bertani ikan, dengan membuat tempat 
pemancingan ikan. Oleh karena itu, secara tegas mereka menolak retribusi dan 
distribusi air. 
Yang kita minta ya seperti sekarang ini. Tidak perlu diberi meteran, apalagi 
diubah pintunya. Dengan mengubah pintu air, kita akan mendapat jatah lebih 
kecil, paparnya. 
Sahid juga menolak daerahnya di kawasan Tlatar yang akan dipergunakan untuk uji 
coba pelaksanaan retribusi air. Kalau memang disahkan oleh negara, maka harus 
diberlakukan untuk seluruh Indonesia. 
Kalau begini kita kan menjadi kelinci percoban, tambahnya. 
Sementara itu, petani Alfalfa juga mengeluhkan minimnya kebijakan pemerintah 
yang propetani. Mereka merasa pemerintah tidak membuat petani maju. Sehingga 
para petani meminta FPKS menindaklajuti masalah tersebut. Mereka berharap wakil 
rakyat membantu mendesak gubernur untuk meninjau ulang kebijakan bupati atau 
walikota yang memungut retribusi air. 
Dengan penarikan retribusi air, petani malah dibebani. Padahal produk kami 
untuk eksport lho, kata Soetarjo. 
Menanggapi keluhan para petani tersebut, FPKS berjanji akan membawa masalah ini 
agar dibahas oleh DPRD Jateng. Menurut Fikri, pihaknya akan mencoba mengajak 
fraksi lain untuk menyelesaikan masalah tersebut. (ton) 

[Non-text portions of this message have been removed]



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage:  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[proletar] Fw: AHMADIYAH di METRO TV

2006-08-23 Terurut Topik Uwan Oji
- Original Message - 
From: Hj. Hayatur Rasyidah [EMAIL PROTECTED]
To: Mediacare mediacare@yahoogroups.com; Koran Apokaba [EMAIL 
PROTECTED]; Ahmadi-Ina [EMAIL PROTECTED]; Islam Liberal [EMAIL 
PROTECTED]
Sent: Tuesday, August 22, 2006 6:43 AM
Subject: AHMADIYAH di METRO TV

- Original Message - 

Saksikan Metro Realitas siang  ini ( Rabu  23/08) pukul 13:00 di Metro TV 
dengan judul : Ahmadiyah Mereka yang Terusir. Permintaan suaka politik kepada 
negara lain  dari mereka yang merasa tidak mendapat perlindungan dinegeri 
sendiri  disebabkan keyakinan mereka terhadap adanya Nabi dan Rasul sesudah  
Muhammad SAW. 

Bagaimana pemerintah menyikapi hal ini ? Adakah  kaitan dan hubungannya  dengan 
Fatwa MUI tahun 1980, 1984 dan 2005 yang memvonis  kesesatan Jemaat Ahmadiyah?  
Presenter Metro TV Rahma Sarita akan menyajikan ulasan dan komentar Metro TV 
menyusul penganiayaan dan pengusiran warga Ahmadiyah di Lombok Barat Februari 
awal tahun ini.

Selamat menyaksikan 
---
Forwarded by
Hj. Hayatur Rasyidah
Rumah Godang Gonjong Limo
Kampuang Tongah Dibaruah
Tolangmaua
+62-0752-92367
Payakumbuh 
Sumate

Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage:  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[proletar] 'Ethiopia van Lampung!'

2006-08-23 Terurut Topik Ambon
http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2006082201154515

  Selasa, 22 Agustus 2006 
 

  BURAS
 
 
 
 

'Ethiopia van Lampung!' 



   
  H.Bambang Eka Wijaya:



  LAHIR dan besar di Lampung, Temon merasa asing saat pesta nikah sepupunya 
di Jawa.

  Ini orang Lampung kok menyendiri terus! tegur pamannya. Kaget melihat 
kehidupan orang di Jawa susah, ya?

  Sama susahnya, Paklik! sambut Temon.

  Memangnya pendapatan per kapita Provinsi Lampung berapa? tanya paman.

  Pada 2005, 565 dolar AS! jawab Temon.

  Cuma 565 dolar? entak paman. Wah, kalau Bandung dulu disebut Paris van 
Java, sekarang daerahmu itu bisa disebut Ethiopia van Lampung! Tahu, pendapatan 
per kapita Etiopia, 573 dolar AS! (Hak Memberitakan, Bank Dunia/Tempo, 2006, 
hal.21)

  Paklik membuat aku sedih! timpal Temon. Karena dalam hal konflik elite 
yang tak kunjung henti hingga rakyat jadi korban, Lampung tak jauh beda dari 
Etiopia!

  Aneh, ya? tukas paman. Padahal Lampung terkenal subur, hasil 
pertaniannya, terutama perkebunan, melimpah! Kok bisa begitu?

  Mayoritas hasil perkebunan yang berlimpah itu bukan milik rakyat! Tapi 
milik para juragan perkebunan besar, rakyat cuma jadi kuli! jelas Temon. Maka 
itu, penghasilan per kapita rakyatnya jadi kecil!

  Produksi perkebunan besar itu masuk penghitungan pendapatan per kapita! 
tegas paman. Kalau mayoritas pendapatan kotor provinsi itu dikuasasi 
segelintir juragan, berarti sudah pun pendapatan per kapitanya rendah, 
ketimpangan distribusi pendapatan amat tajam pula! Artinya, pendapatan per 
kapita riil rakyat Lampung malah bisa jauh di bawah rakyat Etiopia!

  Lebih tragis lagi, akibat konflik berlarut, bagian mayoritas rakyat 
petani dari anggaran pemerintah provinsi tak naik! timpal Temon. 
Jangan-jangan lebih besar biaya rombongan DPRD wira-wiri ke Jakarta 
memperjuangkan pengesahan RAPBD oleh Mendagri, setelah pengajuan yang pertama 
ditolak!

  Intinya bagi orang pusat mungkin bukan soal RAPBD itu! Tapi krisis 
elitenya, sedang masalah RAPBD cuma konsekuensi ikutan krisis! tegas paman. 
Artinya, kalau krisisnya tak segera selesai, Lampung akan tetap menjadi 
sepotong Etiopia di untaian zamrud khatulistiwa Indonesia yang pendapatan per 
kapitanya 1.500 dolar AS!

  Kalian sudah menikmati itu? kejar Temon.

  Itu pun masih lebih rendah dari Cina yang pendapatan per kapitanya 2.644 
dolar AS atau India 1.882 dolar AS! jawab paman. Belum lagi dilihat dari visi 
kerakyatan para pemimpin dua negara raksasa itu yang amat kuat, ketimpangan 
distribusi pendapatan di sana pasti tak setajam di Lampung!

  Sudahlah, Paklik! Kalau bicara soal visi kerakyatan para pemimpin, 
lebih-lebih di Lampung, cuma bikin ngiler! timpal Temon. Impian para pemimpin 
cuma penanaman modal dari kapitalis yang butuh lahan luas, meski kenyataan 
jelas, akhirnya kalau tak merusak hutan, menggusur tanah rakyat dengan berbagai 
cara dan dalih! Jangankan visi kerakyatan, malah di otak pemimpin, rakyat tak 
masuk hitungan! Masih untung jika sekali-sekali jadi penghias bibir! ***
 


[Non-text portions of this message have been removed]



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage:  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[proletar] Presiden Tidak Menyinggung Lagi Masalah Kemiskinan

2006-08-23 Terurut Topik Ambon
refleksi: Apa perlu Presiden berbicara tentang kemiskinan? Sekalipun beliau 
berbicara tentang kemiskian rakyat tanpa dilakukan langkah-langkah konkrit 
untuk diperbaiki akan samasekali tidak ada faedahnya. 


KOMPAS
Rabu, 23 Agustus 2006 

 
Paripurna DPD
Presiden Tidak Menyinggung Lagi Masalah Kemiskinan 




Jakarta, Kompas - Dalam Sidang Paripurna Khusus Dewan Perwakilan Daerah atau 
DPD hari ini, Rabu (23/8), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak akan 
menyinggung masalah penurunan tingkat kemiskinan yang sebelumnya disampaikan 
dalam pidato kenegaraan di depan Rapat Paripurna DPR, 16 Agustus. Penyebutan 
angka kemiskinan itu kemudian menuai kontroversi. 

Presiden justru memfokuskan isi pidatonya secara umum pada pembangunan daerah 
yang meliputi sejumlah aspek, seperti masalah desentralisasi, otonomi daerah, 
dan pendanaan daerah. 

Keputusan itu dikemukakan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjawab pers, 
seusai sidang kabinet terbatas yang dipimpin Presiden Yudhoyono di Kantor 
Presiden, Kompleks Istana, Jakarta, Selasa petang. Sidang kabinet yang juga 
dihadiri Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla dan sejumlah menteri terkait serta 
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Hariawan, khusus membahas finalisasi 
isi pidato Presiden Yudhoyono. 

Besok itu khusus untuk DPD saja. Jadi, hanya bicara soal pembangunan daerah, 
yang meliputi desentralisasi dan tema-tema seputar itu, termasuk pendanaan 
daerah. Tidak lagi soal itu (kemiskinan), kata Sri Mulyani. 

Menyinggung penggunaan data kemiskinan sebesar 16 persen berdasarkan Survei 
Ekonomi Sosial Nasional (Susenas) Februari 2005, yang dianggap Tim Indonesia 
Bangkit sebagai data yang kontroversial, Sri Mulyani menjawab, Kita kan 
berdasarkan data dari Susenas periode Februari 2005 lalu. Kalau mereka (BPS) 
keluarkan yang baru, tentu kita gunakan yang baru juga. 

Hal yang sama disampaikan Menteri Koordinator Perekonomian Boediono ketika 
ditanya tentang isi pidato Presiden di DPD. Kita hanya menggunakan data yang 
resmi dan sudah dikeluarkan saja, kata Boediono. 

Namun, Boediono menolak menjawab soal kontroversi data kemiskinan yang 
dibacakan Presiden dalam forum DPR. 

DPD tak permasalahkan 

Sementara itu, Wakil Ketua DPD Irman Gusman usai Penyampaian Rekomendasi DPD 
tentang RAPBN 2007 oleh Panitia Ad Hoc IV kepada Publik, kemarin, mengatakan, 
pihaknya pun tidak mempermasalahkan data kemiskinan dalam Pidato Presiden 
Susilo Bambang Yudhoyono. Presiden juga pasti memiliki pertimbangan pada saat 
menyebutkan angka kemiskinan yang menurun menjadi 16 persen, katanya. 

Menurut Irman, mengatasi masalah kemiskinan harus dilakukan dengan mengubah 
pendekatannya, dari bersifat konsumtif menjadi pendekatan produktif. Tanggung 
jawab pengentasan kemiskinan pun tidak hanya ada pada pemerintah. 

Pengusaha dapat bekerja sama pemerintah untuk mengurangi kemiskinan dengan 
menjual produk-produk yang memang tepat guna sehingga bisa membangkitkan 
produktivitas orang miskin, katanya. 

Asumsi DPD 

Terkait dengan asumsi-asumsi dalam RAPBN 2007 yang ditetapkan pemerintah, DPD 
justru pesimistis dapat tercapai. Pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan 
pemerintah sebesar 6,3 persen, misalnya, menurut perkiraan DPD tidak bakal 
setinggi itu. Pertumbuhan ekonomi versi DPD paling tinggi hanya mencapai 5,5 
persen. Angka itu lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun 
2005 sebesar 5,6 persen dan target 2006 sebesar 5,8 persen. 

Asumsi pertumbuhan ekonomi versi DPD itu, kata Irman, didasarkan atas 
perhitungan berbasis aspirasi daerah. Secara umum, aspirasi daerah tersebut 
berbeda dengan perkiraan pemerintah, bukan hanya asumsi pertumbuhan ekonomi, 
melainkan juga pada asumsi lainnya. 

Kami melihat kondisi makro yang ada, antara lain belum banyak investasi yang 
masuk sehingga itu merupakan hasil perhitungan kami yang lebih realistis. 
Asumsi pertumbuhan ekonomi 2007 itu ditetapkan dalam rapat pleno DPD, katanya. 

DPD menetapkan asumsi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS adalah Rp 9.600, 
lebih rendah dibandingkan dengan target pemerintah Rp 9.300 per dollar AS, 
sementara inflasi ditetapkan sebesar 8,5 persen atau 2 persen di atas target 
pemerintah. Suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) ditetapkan 10 persen 
lebih tinggi dibandingkan dengan target pemerintah 8,5 persen. 

Faktor yang inflatoir harus diatasi. Salah satunya alokasi anggaran pemerintah 
yang tidak tepat sasaran. Sementara suku bunga harus mengikuti kecenderungan 
peningkatan suku bunga Federal Reserve. Sebab, jika suku bunga di dalam negeri 
terlalu rendah sementara di luar negeri lebih tinggi, dikhawatirkan akan 
terjadi aliran dana ke luar, katanya. 

Irman mengatakan, pemerintah sebaiknya menyikapi hasil perhitungan DPD tersebut 
dengan lebih hati-hati dalam mengelola anggarannya pada tahun 2007. 

Anggaran harus digunakan untuk membuat kebijakan yang mendorong investasi lebih 
banyak masuk ke daerah secara maksimal. 

Kami harap asumsi yang sangat berhati-hati itu 

[proletar] Peacekeeping Force Won't Help, May Hurt, Israel, Analyst Says

2006-08-23 Terurut Topik Holy Uncle
Peacekeeping Force Won't Help, May Hurt, Israel, Analyst Says
Julie Stahl
Jerusalem Bureau Chief

Jerusalem (CNSNews.com) - The deployment of an international force in 
southern Lebanon could strengthen Hizballah and even pave the way for an al 
Qaeda presence in southern Lebanon, and therefore Israel should abandon the 
idea, a senior Israeli lawmaker said.

According to United Nations Security Council resolution 1701, up to 15,000 
international forces are supposed to be deployed in southern Lebanon to help 
the Lebanese army take control of an area long overrun with Hizballah - a 
state within a state, President Bush has called it.

President Bush on Monday said the international force must be given robust 
rules of engagement and deployed as quickly as possible to secure the 
peace.



But Dr. Yuval Steinitz, former head of the Knesset Foreign Affairs and 
Defense Committee, said the new force is likely to cause more problems in 
the long term than it solves - and he said Israel should abandon the idea 
altogether.

It is better to proceed without a force, Steinitz said in a telephone 
interview. Even in the past [Israel] has been skeptical about the function 
of UNIFIL. In numerous cases, they [U.N. Interim Forces in Lebanon] even 
helped Hizballah.

Steinitz said Israel should be even more skeptical of such a force this time 
- if it includes Muslim countries that don't have diplomatic relations with 
Israel.

So far, both Israel and Lebanon have welcomed an Italian offer to lead the 
force, but there has been very little response from other Western nations. 
But three countries that were among the first to offer troops are the Muslim 
countries of Indonesia, Malaysia and Bangladesh - none of which have 
diplomatic ties with Israel.

Israeli Prime Minister Ehud Olmert said earlier that Israel did not want any 
country participating in the force with whom it does not have diplomatic 
ties.

Steinitz said he is concerned that deploying troops from Muslim countries 
will invite Hizballah to have a greater influence in those countries - 
inviting them to become more heavily involved in Hizballah's (and Iran's) 
side of the conflict.

According to Steinitz, even though U.N. resolution 1701 calls for the 
deployment of international forces, Israel could reject such a deployment. 
It was a great mistake to invite such a force, he said. In trying to solve 
an immediate problem it is going to create an even bigger problem in the 
long run, he said.

Sheikh Naim Qassem, a Hizballah leader, said the way he sees it, the 
Lebanese army is being deployed in southern Lebanon to defend the country 
against Israel and UNIFIL is being deployed to help the Lebanese army.

Under U.N. resolution 1701, the UNIFIL force is authorized to take all 
necessary action...to ensure that its area of operations is not used for 
hostile activities.

This refers to hostile activities that Israel might commit, because we do 
not carry out hostile activities, said Qassem said in an interview that 
aired on Hizballah's television station al-Manar last week. (The translation 
was provided by the Middle East Media Research Institute.)

Israel interprets hostile activities to refer to Hizballah's activities in 
southern Lebanon.

In any case, they [the force] are not going to dismantle the Hizballah, 
said Steinitz. He said it is not in Israel's interest to have countries like 
that more involved in the conflict.

Steinitz also said he believes that inviting the participation of Muslim 
countries could open the door for al Qaeda to enter the area.

Until now, there has only been a minimal al Qaeda presence in Lebanon. The 
Iranian-backed Hizballah and al Qaeda represent different streams in Islam - 
Shiite and Sunni - which are now fighting each other in Iraq.

However, some experts believe there are connections between Hizballah and al 
Qaeda and that the two could join forces for the sake of fighting the common 
enemy of Israel and the West.

It is difficult to predict what will happen in Lebanon since Israel failed 
to destroy Hizballah, said Steinitz. But the ceasefire, he estimated, would 
only hold for a matter of months.

It was clear from the outset that the only force that can fight Hizballah 
[and destroy it] is the IDF [Israeli army], said Steinitz. Because the 
Israeli government was too cautious and hesitant to win the war against 
Hizballah, it might easily lead to another war in the future, he said.

http://www.crosswalk.com/news/1417380.html




Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage:  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[proletar] They're Looking the Wrong Way

2006-08-23 Terurut Topik Ambon
http://www.themoscowtimes.com/stories/2006/08/23/007.html

Wednesday, August 23, 2006. Issue 3481. Page 7. 


They're Looking the Wrong Way
By Yulia Latynina 

The Federal Forestry Agency has said it is ready to rent out 1 million hectares 
of forest to China, and preliminary agreements have been reached with the 
Tyumen and Sverdlovsk regions on 49-year rental contracts. Russia has not 
undertaken anything on this scale since selling Alaska to the United States in 
1867.

The national media have not covered the deal and there has been no discussion 
in the State Duma. But 49 years is two generations. Will there be any chance 
the tenants will leave when the deal expires? Ossetians have been living in 
Ingushetia's Prigorodny District since 1944. What would happen if we asked them 
to give it back to the Ingush?

Suppose 49 years from now Russia realizes there are no ethnic Russians living 
on those 1 million hectares. How would it ask the Chinese to leave? Given the 
Chinese people's diligence and sheer numbers and the country's ability to think 
in terms of centuries -- as opposed to the Kremlin's habit of thinking in 
dollars -- will there be a single Russian left?

Not long ago, Kosovo was Serbian territory. In fact, it was the very heart of 
Serbia and the site of the Battle of Kosovo of 1389 that is so central to 
Serbian identity. Kosovo is now demanding independence, based on the presence 
of an ethnic Albanian majority. How many decades will the Chinese need to claim 
a right to the Tyumen region and the Urals if they follow the model of Kosovo?

Renting out forests is not the only sign of increasing Russian-Chinese 
friendship. Others include the construction by the Chinese of a toll highway 
between Moscow and St. Petersburg. Given that toll roads are generally more 
about regulating traffic flows than covering construction costs, the 
construction of the Moscow-St. Petersburg highway can't be considered a 
commercial project. It is a project to build an 800-kilometer-long Chinatown.

  
Then there is the credit Rosneft received from China to help it purchase 
Yuganskneftegaz. The loan is tied to oil supplies and experts have put the cost 
at about $17 per barrel, plus a small current payment dependent on the price of 
oil. I'm not suggesting that the money was provided as a bribe. In fact, just 
the opposite: I am afraid the deal graphically demonstrates how much more 
effective Chinese officials are at looking out for the country's interests.

Let's not forget the Peace Mission 2005 joint military exercises with China 
that were held in Tsindao province. The scenario for the exercises involved 
terrorists seizing control of an island and included long-range Tu-22M3 and 
Tu-95MS bombers pounding the anti-aircraft installations and air bases of the 
terrorists' accomplices. The West said that the exercises were a rehearsal for 
capturing Taiwan and that Russia's strategic air capabilities are a threat to 
Taiwan's allies. Stalin and Marshal Georgy Zhukov would be turning in their 
graves at the thought of the Russian Air Force helping China seize Taiwan.

The Kremlin is cozying up to China to spite the United States. At first glance, 
this policy seems strange. However much the Kremlin dislikes the United States, 
Washington is not after Russian land or witnessing enormous emigration, and is 
certainly not interested in Russia falling apart and the appearance of, for 
example, a Chinese-Finnish border and a Caucasian caliphate.

The point is that everything depends on the goals involved. If we are afraid of 
the United States not as a threat to Russian territorial integrity, but as a 
country with an unpleasant habit of raising questions about human rights and 
official corruption, then getting close to China makes sense. Friendship with 
China is a club that can be used to brandish at the United States when Russia 
wants to.

But is it really worth turning Siberia into a potential Kosovo just to teach 
the United States a lesson?


Yulia Latynina hosts a political talk show on Ekho Moskvy radio.


[Non-text portions of this message have been removed]



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage:  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[proletar] Hasan Nasrallah Bukan Targen Untuk Dibunuh !!!

2006-08-23 Terurut Topik Hafsah Salim
Hasan Nasrallah Bukan Targen Untuk Dibunuh !!!


zahrah huseniah [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Ucapan Selamat Rahbar kepada Sayyid Hasan Nasrullah
 Saudaraku mujahid yang sangat kucintai Sayyid Hasan Nasrullah. 
 Semoga Allah memanjangkan umur, kemuliaan dan keselamatannya. 
 Salamun Alaikum Bima Shabartum. Salam kepada Anda, saudara-saudara 
 yang lain dan kepada seluruh mujahid Hizbullah. 
 Apa yang kalian hadiahkan kepada umat Islam dengan jihad yang kalian 
 lakukan sungguh sangat sulit untuk dapat kuucapkan dengan kata-kata. 
 Perjuangan yang penuh keberanian dan dalam kondisi yang teraniaya 
 dari kalian senilai dengan kemenangan ilahi yang dianugerahkan 
 kepada kalian.


Hasan Nasrallah Bukan Targen Untuk Dibunuh !!!

Hasan Nasrullah sangat mungkin merupakan kuda hitam Amerika untuk
memperkuat kubu Islam Shiah didunia ini.  Haruslah anda ketahui bahwa
policy Amerika didunia ini adalah keseimbangan, kesetaraan, maupun
pemerataan kekuatan yang dikenal sebagai Power Balance.

Policy inilah yang melarang ada satu negara yang lebih kuat dari
negara lainnya untuk mampu mencaplok maupun menguasai dunia kita. 
Bahkan Amerika sendiri sama sekali bukan negara terkuad didunia ini,
kalao perang di VietNam, Korea, dll, tapi tetap saja policy
perimbangan kekuatan didunia ini tetap mampu dijaganya.  Dalam hal
inilah, Amerika juga harus mencegah perintah Allah melalui AlQurannya
yang mewajibkan Islam sebagai agama dunia yang harus menguasai bumi
ini.  Hal ini harus dicegah, dilarang, bahkan dihancurkan siapapun
yang ingin menegakkan syariah setan ini untuk menguasai dunia ini. 
Itulah sebabnya, Salman Ruschie yang mengupas mengenai ayat2 setan ini
dilindungi sebagai bukti pentingnya kebebasan berpendapat diatas
segala kewajiban2 agama apapun juga dimuka bumi ini.  DAN UNTUK TUGAS
INILAH PBB SEKARANG JUGA TELAH BERHASIL MEMBAWA MISINYA DIDUNIA DALAM
MENGATUR KESEIMBANGAN KEKUATAN.

Populasi Islam Syiah hanya sebanyak kurang dari 10% dari populasi
Islam Sunni didunia ini.  Hal ini bukan karena disebabkan Islam Syiah
kurang agressive dalam berdakwah dibandingkan dengan Islam Sunni, dan
juga bukanlah berarti bahwa Islam Sunni lebih mampu daripada Islam
Shiah.  Tidak seorangpun umat Islam didunia ini yang menyadari, bahwa
ketimpangan ini terjadi justru karena Islam Shiah inilah yang
merupakan Islam yang paling agressive dan paling berhasil menyebarkan
Islam keseluruh dunia untuk pertama kali dibandingkan Islam Sunni.

Kegagalan Islam Shiah dibandingkan dengan Islam Sunni dalam expansinya
keseluruh dunia, se-mata2 disebabkan adanya penjegalan dalam
sejarahnya dimasa lalu.  Islam Shiah berhasil menguasai wilayah2
Palestina, Libanon, Yordania, Irak, maupun Iran.  Daerah2 inilah yang
dimasa lalunya merupakan wilayah superpower yang dikuasai oleh umat
Shiah dan pertempuran2 yang terjadi dengan Sunni tak pernah membuat
Sunni berhasil menggantikan posisi diwilayah ini meskipun semua
keturunan nabi Muhammad dibantai untuk mempertahankan wilayan ini.

Seharusnya, Islam Shiah inilah yang lebih dominan dan lebih banyak
populasinya dimuka bumi ini dibandingkan dengan Shiah.  Komposisi
sekarang bisa terbalik akibat terjadinya pembantaian bersejarah dalam
sejarah Islam Sunni.  Seluruh umat Shiah pernah mengalami genocid
habis sama sekali dalam penyerbuan Jenghiz Khan si raja bumi dan
Langit yang berkuasa menjadi raja Cina dimasa lalunya.  Akibat
kehancuran Shiah inilah, kemudian Sunni bisa berkembang keseluruh
dunia melebihi Islam Shiah.

Semikianlah secara singkat kenyataan2 ini harus kita sebagai umat
Islam mengetahuinya secara jujur.

Oleh karena itulah, bagi Amerika tidak dikenal kata musuh atau
teman kalo sudah masuk dalam pembicaraan kekuatan2 didunia ini. 
Wajar kalo Hasan Nasrullah yang agressive ini tidak pada tempatnya
untuk dibunuh, namun juga bukan seharusnya untuk menghancurkan negara2
lainnya.  Hasan Nasralah hingga detik ini belum dan tidak pernah
direncanakan untuk dimasukkan kedalam list untuk dibunuh seperti
Yassin dari organisasi Hammas ataupun Osama bin Laden dari AlQaida. 
Setiap pemimpin Islam yang masuk kedalam list untuk dibunuh, tak akan
bisa tenang lagi hidupnya selamanya sampai mati atau terbunuh secara
mengerikan.  Banyak pemimpin Islam yang biadab seperti Osama bin
Laden, Khomeini, Hasan Nasrallah, Yassin, Saddam Hussein maupun Ahmad
Dineyad.  Namun kebiadaban2 pemimpin Islam ini bukanlah ukuran untuk
dibunuh atau dimasukkan dalam list untuk dibunuh sehingga harus
di-kejar2 kemanapun mereka bersembunyi.  Persyaratan2 pembunuhan bukan
atas dasar besarnya kebiadaban yang mereka lakukan, melainkan
berdasarkan perimbangan2 kekuatan yang harus dijaga.

Demikianlah, Hasan Nasrallah juga termasuk yang diharapkan akan mampu
memperbesar umat Shiah dimuka bumi ini tentunya tanpa dengan cara2
yang biadab.  Amerika tak akan bisa dipengaruhi baik oleh Arab Saudia
maupun oleh Israel untuk memusnahkan lawan2 mereka.  Untuk alasan
inilah Hasan Nasrallah masih selamat karena memang tidak ada maksud
Amerika maupun Israel 

[proletar] Keselamatan Pasukan Indonesia di Lebanon Urusan Israel !

2006-08-23 Terurut Topik Hafsah Salim
Keselamatan Pasukan Indonesia di Lebanon Urusan Israel !

 amrace69 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Sungguh bodoh sekalijelas Pasukan Perdamaian / UNIFIL adalah 
 juga urusan Israel.


  O Otaryono otaryono@ wrote:
  Kehadiran Pasukan Indonesia di Lebanon Bukan Urusan Israel
  Kehadiran pasukan Indonesia menjalankan misi perdamaian
  kemanusiaan di Lebanon bukan urusan Israel dan negara zionis itu 
  tidak berhak menolaknya.
  Ketua Bidang Pembinaan Kader DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
  Provinsi Jambi, M Zayadi di Jambi, Selasa, mengatakan, kehadiran 
  pasukan Indonesia menjalankan misi perdamaian menjadi urusan dan 
  tanggungjawab PBB, dan tidak ada kaitannya dengan Israel meski 
  tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan Indonesia.


PBB itu bukan negara, juga bukan kekuasaan, melainkan organisasi dunia
untuk negosiasi mendamaikan pertikaian dan menjamin perdamaian dunia
ini, sehingga keputusannya selalu harus berasal dari negara2
anggautanya.  Israel juga anggauta PBB yang mematuhi semua ketentuan2
PBB, karena itulah, usul2 Israel harus diperhatikan seperti juga
Israel memperhatikan usul2 anggauta2 PBB lain untuk menghentikan
serangan ini.  Bukankah PM Libanon sendiri yang me-nangis dan mengemis
dihentikannya serangan ini ???  Lalu sekarang Israel sudah
menghentikannya, maka hormatilah semua yang sudah diputuskan
sebelumnya, yaitu melepaskan ketiga tentara Israel yang diculik, dan
menjamin keamanan perbatasan agar bisa mencegah terulang lagi
serangan2 yang dilakukan Hezbollah ini.

Mereka tidak menyadari, bahwa hambatan pemerintah RI yang belum juga
mengirim pasukan berada di PBB yang sedang mempelajari usul Israel
ini, artinya khan jelas bahwa pengiriman pasukan ini sangat tergantung
kepada Israel itu sendiri untuk menyetujuinya.

Bahkan Israel yang mempertahankan kedaulatannya yang lebih dulu
diserang oleh Hesbollah berhasil masuk ke Libanon, dan juga berhasil
menghancurkan seluruh infra struktur sampai tak ada sisanya dengan
memberi kesempatan kepada mereka yang mau mengungsi dan mau
menyelamatkan dirinya.  Tidak bisa dibayangkan kehancuran sebuah
negara yang lebih mengerikan dari Sadam  Gomorah ternyata hanya
mengambil korban sangat sedikit yaitu kurang dari 1000 orang katimbang
Sodom Gomorah yang sebenarnya yang membunuh lebih dari 10 ribu orang.

Waktu Israel mem-bomb habis2an, PM Libanon nangis meng-gerung2, semua
umat Islam cuma bisa cuap2, tak ada satupun yang mampu mencegahnya,
bahkan Indonesia me-minta bantuan Amerika untuk menghentikannya,
padahal kita khan sama2 tahu, media di Indonesia menuduh Amerika itu
budak Israel, tapi koq malah mengemis kepada Amerika  Apalah
artinya Amerika untuk menekan Israel kalo sekedar budak.  Hal ini
jelas bahwa pandangan ini hanyalah fitnah.  Akhirnya Amerika juga yang
berhasil menekan Israel untuk bersama anggauta PBB menyelesaikan
masalahnya.  Resolusi dihasilkan bukan atas dasar kemenangan Hezbollah
seperti yang di propagandakan, bahkan anda khan masih bisa menyaksikan
sendiri, pengiriman pasukan RI bisa dibatalkan hanya karena Israel
menyatakan dua kata, tidak setuju tanpa ber-tele2 menjelaskan alasannya.

Pengiriman pasukan RI ke Libanon memang bukan urusan Israel, namun
keselamatannya akan menjadi urusan Israel.  Kalo memang mau
mengirimkan pasukan tanpa menggantungkan jaminan keselamatan pasukan
ini kepada Israel, silahkan saja kirim karena SBY sendiri sempat
membatalkan rencana ini karena Israel tidak menjamin keselamatan
pasukan Internasional sebelumnya.  Baru setelah Israel memberikan
jaminan akan keselamatan pasukan Internasional inilah, SBY kembali
mengajukan usul untuk mengirimkan pasukan RI untuk bergabung dengan
pasukan Internasional dibawah bendera dan dana PBB.

Berbeda kalo mau mengirimkan pasukan ini untuk membantu Hezbollah
menyerang Israel, untuk hal ini tak perlu minta jaminan Israel,
langsung berangkat saja menggunakan dana masing2, pasti akan
dihancurkan seperti contoh yang terjadi di Libanon dan Gaza.

Marilah kita sebagai umat Islam sama2 menjaga perdamaian tanpa perlu
ber-kata2 sombong yang sama sekali tidak ada kenyataannya malah
menjadi tertawaan dunia.  Israel bukanlah musuh Islam, karena banyak
umat Islam juga yang menjadi korban2 serangan Hezbollah.  Israel
berhak melindungi negaranya dari segala ancaman darimanapun datangnya.  

ISRAEL TIDAK AKAN MENYERANG, DAN TIDAK PERNAH BERPERANG, TIDAK AKAN
MEMERANGI SIAPAPUN JUGA KECUALI DIDAHULUI OLEH MEREKA YANG MEMBENCI
ISRAEL.

Kalo memang sebagai umat Islam anda ingin berdamai, mulailah dari hati
anda sendiri, karena pada kenyataannya, negara Israel sangat bijaksana
berusaha untuk bersahabat dengan semua negara Islam didunia ini. 
Kenapa tidak kita sambut uluran tangan persahabatan Israel dengan
gembira dan suka cita???  Kenapa harus kita sambutnya dengan
kebencian, intrik, dan memeranginya secara tidak adil 

Israel adalah negara yang melindungi seluruh rakyatnya tanpa
membedakan agama ataupun etnis warganya dan hal ini sudah
dibuktikannya dalam sidang PBB, dan 

[proletar] Keselamatan Pasukan Indonesia di Lebanon Urusan Israel !

2006-08-23 Terurut Topik Hafsah Salim
Keselamatan Pasukan Indonesia di Lebanon Urusan Israel !

 amrace69 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Sungguh bodoh sekalijelas Pasukan Perdamaian / UNIFIL adalah 
 juga urusan Israel.


  O Otaryono otaryono@ wrote:
  Kehadiran Pasukan Indonesia di Lebanon Bukan Urusan Israel
  Kehadiran pasukan Indonesia menjalankan misi perdamaian
  kemanusiaan di Lebanon bukan urusan Israel dan negara zionis itu 
  tidak berhak menolaknya.
  Ketua Bidang Pembinaan Kader DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
  Provinsi Jambi, M Zayadi di Jambi, Selasa, mengatakan, kehadiran 
  pasukan Indonesia menjalankan misi perdamaian menjadi urusan dan 
  tanggungjawab PBB, dan tidak ada kaitannya dengan Israel meski 
  tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan Indonesia.


PBB itu bukan negara, juga bukan kekuasaan, melainkan organisasi dunia
untuk negosiasi mendamaikan pertikaian dan menjamin perdamaian dunia
ini, sehingga keputusannya selalu harus berasal dari negara2
anggautanya.  Israel juga anggauta PBB yang mematuhi semua ketentuan2
PBB, karena itulah, usul2 Israel harus diperhatikan seperti juga
Israel memperhatikan usul2 anggauta2 PBB lain untuk menghentikan
serangan ini.  Bukankah PM Libanon sendiri yang me-nangis dan mengemis
dihentikannya serangan ini ???  Lalu sekarang Israel sudah
menghentikannya, maka hormatilah semua yang sudah diputuskan
sebelumnya, yaitu melepaskan ketiga tentara Israel yang diculik, dan
menjamin keamanan perbatasan agar bisa mencegah terulang lagi
serangan2 yang dilakukan Hezbollah ini.

Mereka tidak menyadari, bahwa hambatan pemerintah RI yang belum juga
mengirim pasukan berada di PBB yang sedang mempelajari usul Israel
ini, artinya khan jelas bahwa pengiriman pasukan ini sangat tergantung
kepada Israel itu sendiri untuk menyetujuinya.

Bahkan Israel yang mempertahankan kedaulatannya yang lebih dulu
diserang oleh Hesbollah berhasil masuk ke Libanon, dan juga berhasil
menghancurkan seluruh infra struktur sampai tak ada sisanya dengan
memberi kesempatan kepada mereka yang mau mengungsi dan mau
menyelamatkan dirinya.  Tidak bisa dibayangkan kehancuran sebuah
negara yang lebih mengerikan dari Sadam  Gomorah ternyata hanya
mengambil korban sangat sedikit yaitu kurang dari 1000 orang katimbang
Sodom Gomorah yang sebenarnya yang membunuh lebih dari 10 ribu orang.

Waktu Israel mem-bomb habis2an, PM Libanon nangis meng-gerung2, semua
umat Islam cuma bisa cuap2, tak ada satupun yang mampu mencegahnya,
bahkan Indonesia me-minta bantuan Amerika untuk menghentikannya,
padahal kita khan sama2 tahu, media di Indonesia menuduh Amerika itu
budak Israel, tapi koq malah mengemis kepada Amerika  Apalah
artinya Amerika untuk menekan Israel kalo sekedar budak.  Hal ini
jelas bahwa pandangan ini hanyalah fitnah.  Akhirnya Amerika juga yang
berhasil menekan Israel untuk bersama anggauta PBB menyelesaikan
masalahnya.  Resolusi dihasilkan bukan atas dasar kemenangan Hezbollah
seperti yang di propagandakan, bahkan anda khan masih bisa menyaksikan
sendiri, pengiriman pasukan RI bisa dibatalkan hanya karena Israel
menyatakan dua kata, tidak setuju tanpa ber-tele2 menjelaskan alasannya.

Pengiriman pasukan RI ke Libanon memang bukan urusan Israel, namun
keselamatannya akan menjadi urusan Israel.  Kalo memang mau
mengirimkan pasukan tanpa menggantungkan jaminan keselamatan pasukan
ini kepada Israel, silahkan saja kirim karena SBY sendiri sempat
membatalkan rencana ini karena Israel tidak menjamin keselamatan
pasukan Internasional sebelumnya.  Baru setelah Israel memberikan
jaminan akan keselamatan pasukan Internasional inilah, SBY kembali
mengajukan usul untuk mengirimkan pasukan RI untuk bergabung dengan
pasukan Internasional dibawah bendera dan dana PBB.

Berbeda kalo mau mengirimkan pasukan ini untuk membantu Hezbollah
menyerang Israel, untuk hal ini tak perlu minta jaminan Israel,
langsung berangkat saja menggunakan dana masing2, pasti akan
dihancurkan seperti contoh yang terjadi di Libanon dan Gaza.

Marilah kita sebagai umat Islam sama2 menjaga perdamaian tanpa perlu
ber-kata2 sombong yang sama sekali tidak ada kenyataannya malah
menjadi tertawaan dunia.  Israel bukanlah musuh Islam, karena banyak
umat Islam juga yang menjadi korban2 serangan Hezbollah.  Israel
berhak melindungi negaranya dari segala ancaman darimanapun datangnya.  

ISRAEL TIDAK AKAN MENYERANG, DAN TIDAK PERNAH BERPERANG, TIDAK AKAN
MEMERANGI SIAPAPUN JUGA KECUALI DIDAHULUI OLEH MEREKA YANG MEMBENCI
ISRAEL.

Kalo memang sebagai umat Islam anda ingin berdamai, mulailah dari hati
anda sendiri, karena pada kenyataannya, negara Israel sangat bijaksana
berusaha untuk bersahabat dengan semua negara Islam didunia ini. 
Kenapa tidak kita sambut uluran tangan persahabatan Israel dengan
gembira dan suka cita???  Kenapa harus kita sambutnya dengan
kebencian, intrik, dan memeranginya secara tidak adil 

Israel adalah negara yang melindungi seluruh rakyatnya tanpa
membedakan agama ataupun etnis warganya dan hal ini sudah
dibuktikannya dalam sidang PBB, dan 

[proletar] Al-Jazeera's Tricky Balancing Act

2006-08-23 Terurut Topik Ambon
http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2006/08/22/AR2006082200975.html?referrer=emailreferrer=emailreferrer=email

Al-Jazeera's Tricky Balancing Act

By David Ignatius
Wednesday, August 23, 2006; Page A15 

DOHA, Qatar -- What do people in the Middle East think five years after the 
Sept. 11, 2001, attacks? To get a quick snapshot, I paid a visit here to Ahmed 
Sheikh, the editor in chief of al-Jazeera television. It was reassuring, in a 
perverse way, that he views the situation in his region the same way that most 
Americans would -- as a dangerous mess.

Sheikh told me he had been mulling this week how al-Jazeera should cover the 
Sept. 11 anniversary. Five years after that catastrophe, the Arab world is 
much more divided than it used to be, he reflected. The image of Islam has 
been tarnished to a great extent. We are weaker than we used to be against 
Israel. Development is absent. When he stands back and looks at the region, 
Sheikh says, All the threads and problems are intertwined. It's very difficult 
to trace where they begin and end.

Sheikh fears that Iraq is headed toward a calamitous civil war that will spill 
over to other countries with mixed Shiite-Sunni populations, such as Kuwait, 
Bahrain and Saudi Arabia. If the Americans can prevent civil war from 
happening, their presence would be useful, he says. But after three years of 
American failure to stabilize the country, he is doubtful.

The al-Jazeera editor remains militant about Arab causes. What doesn't change 
for our viewers is indignation against U.S. and Israeli policies, he says. But 
with the exception of the Palestinian struggle and the Iraqi resistance to 
American occupation, he says, most of the so-called jihadist battles have 
actually produced what the Arabs call fitna , or self-destructive internal 
strife.

Sheikh works out of a small office just off the main newsroom. He joined 
al-Jazeera when it was founded in 1996 after working for the BBC and other TV 
news channels. Dressed in shirtsleeves, just back from the morning story 
conference with his editors, he looks a bit like an Arab version of Lou Grant.

Al-Jazeera has been attacked by American officials as a propaganda tool for 
Osama bin Laden and other Muslim radicals. And as a journalist, I have often 
found its coverage unbalanced. It tries too hard to present the Arab news, 
rather than just the news. That said, I was struck, in talking to Sheikh, by 
how complicated it has become for al-Jazeera to cover this part of the world.

Take coverage of Iran. Al-Jazeera recently reopened its bureau there after it 
was closed by the Iranian authorities for 18 months. The network's crime was 
that it had sent a camera crew into southwestern Iran and reported complaints 
of the Arab minority there that they were treated unfairly by the central 
government. After the broadcast aired, there were protests and civil unrest in 
the region -- and the Iranians decided to pull the plug.

Iraq poses a worse problem. Because al-Jazeera reported from behind the lines 
of the Sunni insurgency, Iraqi Shiites became indignant about its coverage. The 
network was expelled by the Shiite-led government in September 2004, but Sheikh 
says he would be reluctant to go back now. Relations with the U.S. military are 
better, but because of Shiite anger, it would be very, very dangerous for 
al-Jazeera.

People say we are the channel of the insurgents. It's not true. We are the 
channel of everybody. We are critical and balanced. That is what a journalist 
is supposed to do -- not drum the official point of view but criticize, try to 
evaluate.

Syria and Lebanon also pose tricky problems for an Arab satellite network. 
After al-Jazeera broadcast an exclusive, hour-long interview with Hasan 
Nasrallah, leader of the Shiite militia Hezbollah, it was attacked by Sunni 
militants known as Salafists (who back al-Qaeda and consider the Shiites 
apostates). And after Syrian President Bashar al-Assad denounced other Arab 
leaders as half men for failing to support Hezbollah against Israel, Sheikh 
says it was hard to find a balanced on-air commentator.

I've been a proponent of al-Jazeera, despite its tendency to spin coverage, 
because it was the first step toward real broadcast journalism in the Arab 
world, as opposed to the old state-run propaganda channels. And my conversation 
with Sheikh reinforces that conviction. After 10 years, al-Jazeera is 
confronting one of the abiding truths of honest journalism: that the world is 
damned complicated, and that it's very hard to know who the good guys and bad 
guys are. That's a start. If we can have common standards for covering the news 
in the Middle East, maybe we can eventually do something to fix the problems we 
all agree are there.

[EMAIL PROTECTED]


[Non-text portions of this message have been removed]



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL 

[proletar] New Iran mosques lack Islamic originality: official

2006-08-23 Terurut Topik Holy Uncle
New Iran mosques lack Islamic originality: official

Tehran Times Culture Desk

TEHRAN -- Mosque architecture in Iran has made no progress in the recent 
years, head of the Iranian Society of Architecture Luminaries said here 
Monday. Alireza Qahhari, who made the statement on the World Mosque Day, 
Aug. 21, added, “There are about 60 thousand mosques in the country, many of 
them lack architectural style.”

Per capita for public buildings in Iran like libraries, universities, and 
cinemas has been defined, said the official regretting that there are no 
statistical data for the mosque per capita.

To this end, the number of mosques needed in the country should be known 
through an expert-level research, Qahhari opined.

Many of the modern mosques lack Islamic architecture and are not comparable 
with those built during the era of upswing in Islamic architecture, he rued.

Qahhari urged the officials to study new ideas, warning the problem will be 
exacerbated if not addressed

http://www.tehrantimes.com/Description.asp?Da=8/23/2006Cat=10Num=9




Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage:  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[proletar] SBY Mendadak Panggil Kalla

2006-08-23 Terurut Topik Ambon
http://www.tribun-timur.com/view.php?id=31537jenis=Politik

  Selasa, 22-08-2006 

 
  SBY Mendadak Panggil Kalla 
  Bahas soal Pidato Kenegaraan di DPD; SBY Tetap Beri Data Usang soal 
Kemiskinan

  Jakarta, Tribun -- Presiden SBY kemarin siang (22/8) mendadak memanggil 
Wakil Presiden Jusuf kalla ke kantor presiden. Padahal, saat bersamaan Jusuf 
Kalla sendiri sedang melakukan rapat di kantornya dengan sejumlah menteri dan 
Kepala Bulog. Walhasil rapat tentang perberasan nasional itupun akhirnya 
ditunda hingga waktu yang belum diagendakan. 
  Menteri Sekertaris Negara, Yusril Ihza Mahendra yang hadir dalam rapat 
terbatas bersama dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Menteri Kesehatan 
Siti Fadillah Supari, Menteri Koordinator Perekonomian Boediono, Menteri 
Keuangan Sri Mulyani dan Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro mengatakan, rapat 
terbatas yang digelar Presiden SBY di kantor Presiden diadakan lantaran 
membahas masalah keterangan pemerintah menyoal pidato kenegaraan yang kini akan 
dibahas di DPD, Rabu (23/8). 
  Presiden sedang memfinalisasi draft terakhir dan kii dibahas dalam rapat 
terbatas dengan menteri terkait dalam bentuk keterangan pemerintah di depan DPD 
hari ini, katanya.

  Menurut Yusril, Presiden Susilo dalam keterangan pemerintah hari ini 
membuat pidato sendiri, dengan data-data yang bersumber dari BPS, Bappenas dan 
Depkeu. Bahan-bahan tersebut kemudian diserahakn kepada sekretariat negara 
untuk dibuat draft-draftanya. Setelah draft jadi, Presiden SBY dan menteri 
terkait mendiskusikan dan yang memfinalisasi adalah Presiden sendiri, ujarnya. 
  Yusril menambahkan, dalam keterangan pemerintah yang dibacakan di depan 
DPD, pemerintah tidak akan merubah data-data tentang kemiskinan dan 
pengangguran seperti yang telah dikemukakan dalam pidato kenegaraan Presiden 
SBY di depan Parlemen pada, Rabu (16/8) lalu. 
  Dalam keterangan pemerintah kita tidak merubah data. Masih sama dengan 
yang lalu. Hal ini karena memang pemerintah belum menemukan ada perubahan dalam 
data tersebut, paparnya. 
  Lebih lanjut jebolan Partai Bulan Bintang ini mengemukakan, data yang 
diambil dari BPS untuk dijadikan pidato kenegaraan Presiden SBY merupakan data 
resmi tahunan yang dikeluarkan setahun sekali. 
  Data BPS itu resmi, data tahunan terakhir yang dibuat Spetember 2005 
yang lalu dan data 2006 belum dikeluarkan, nanti bulan September. Jadi kita 
menggunakan data tahunan dan bukannya data verifikasi tiap bulan, jelasnya. 
  Yusril mengatakan, pemerintah hingga kini belum bisa menggunakan data BPS 
kendati BPS sendiri hingga kini sedang mengolah data penelitian soal kemiskinan 
dan pengangguran di Indonesia. Hal ini dilakukan karena BPS belum 
mensosialisasikan data tersebut kepada masyarakat. 
  BPS bekerja sesuai tugas dan kewenangannya. Pemerintah tidak 
mengutak-atik data BPS, tandasnya seraya menyebutkan, data yang dikeluarkan 
BPS dalam kacamata dirinya sudah  


[Non-text portions of this message have been removed]



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage:  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[proletar] Apakah Rakyat Sudah Merdeka?

2006-08-23 Terurut Topik Ambon

http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail_cid=242804

Rabu, 23 Agt 2006,



Apakah Rakyat Sudah Merdeka?


Dalam risalah yang berjudul Mencapai Indonesia Merdeka (1933) Bung Karno 
menulis bahwa dalam Indonesia yang merdeka nanti, Indonesia bukan saja merdeka 
dalam bidang politik, tetapi juga merdeka dalam bidang ekonomi, dan lain-lain.

Jangan sampai secara politik kita sudah lepas dari penjajahan Belanda, tetapi 
dalam bidang ekonomi, kita masih dijajah, baik oleh bangsa asing, tetapi juga 
dijajah oleh bangsa sendiri. 

Kekhawatiran Bung Karno menjadi nyata, bukan saja sekarang tetapi sejak Orde 
Baru berkuasa. Padahal, pada 1967, ketika mulai berkuasa, Presiden Soeharto 
mencanangkan tekad untuk melaksanakan Pancasila dan UUD 45 secara murni dan 
konsekuen. Dan, Orde Baru didefinisikan sebagai tatanan kenegaraan yang 
diletakkan pada kemurnian Pancasila dan UUD-45. 

Tetapi, kenyataan di lapangan lain. Kekayaan yang terkandung di dalam bumi dan 
air serta di atas bumi juga dikuasai kapitalis asing maupun kapitalis domistik. 
Lihat saja Freeport Indonesia di Papua, New Mont di Minahasa maupun di NTB. 
Minyak dan gas bumi pun sudah dimasuki Tiongkok meski dikemas dalam bentuk 
kontrak karya. Tetapi, posisi Indonesia tidak dominan. 

Dalam menyambut HUT Ke-61 Kemerdekaan RI, patut direnungkan apakah rakyat sudah 
merdeka, bebas dari penindasan dan penderitaan?


M. MOCHTAR, Jl Wiratno 23 Kompleks Kenjeran Bulak Surabaya



[Non-text portions of this message have been removed]



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage:  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[proletar] Tata Kembali Pemekaran Daerah

2006-08-23 Terurut Topik Ambon
REFLEKSI:  Pemekaran selain  mengangkat raja-raja kecil yang rajin menjilat 
keatas dan menginjak ke bawah. Tak ada faedah bagi rakyat yang daerahnya 
dimakarkan. Makin banyak pemakaran makin  besar administrasi dan makin luas 
pula jalan serong untuk uang negara masuk kantong penguasa tinggi, sedangkan 
raja-raja kecil yang sama bengis dan rakus hanya peroleh recehan.  Beban 
keuangan negara bertambah berat.

KOMPAS
Kamis, 24 Agustus 2006 

 
Tata Kembali Pemekaran Daerah 
Presiden: Banyak yang Cuma Bebani Keuangan Negara



Jakarta, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengemukakan, pemekaran 
wilayah perlu ditata kembali secara sistematis dan terarah. Presiden menilai, 
banyak wilayah yang dimekarkan belum dapat meningkatkan pembangunan dan 
pelayanan publik, tetapi justru menambah beban keuangan negara. 

Presiden menyebut, sejak diundangkannya Undang-Undang (UU) Nomor 22 Tahun 1999 
hingga berlakunya UU No 32/2004 tentang Pemerintah Daerah, telah terbentuk 
tujuh provinsi baru, 144 kabupaten baru, dan 27 kota baru sebagai daerah 
pemekaran. 

Meskipun pemekaran itu berangkat dari aspirasi yang baik, untuk meningkatkan 
pembangunan dan pelayanan publik, namun dari berbagai evaluasi, terlihat 
sebagian besar daerah-daerah belum mampu mewujudkan keinginan itu, ujar 
Presiden saat menyampaikan keterangan pemerintah tentang kebijakan pembangunan 
daerah dalam Sidang Paripurna DPD di Jakarta, Rabu (23/8). 

Presiden melihat kenyataan tidak sesuai dengan harapan di sejumlah wilayah 
pemekaran. Pemekaran wilayah yang berarti pembentukan daerah otonom baru, 
otomatis menambah beban keuangan negara. Memperhatikan semua itu, saya 
memandang perlu untuk melakukan penataan kembali pemekaran wilayah agar dapat 
dilaksanakan secara sistematis dan terarah, ujarnya. 

Karena itu, pemerintah menunda pengajuan rancangan undang-undang inisiatif 
pemekaran wilayah sambil menunggu penyelesaian peraturan pemerintah tentang 
pemekaran dan penggabungan wilayah. 

Saya juga telah menginstruksikan para menteri untuk memantapkan kembali peran 
dan fungsi Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah (DPOD) dalam proses pembentukan 
daerah-daerah otonom baru, ujarnya. 

Dalam semangat desentralisasi dan otonomi daerah itu, pemerintah akan 
merumuskan mekanisme evaluasi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan 
daerah. Mekanisme evaluasi ini diperlukan untuk menilai kinerja setiap daerah 
berkenaan dengan penyelenggaraan desentralisasi, otonomi daerah, dan pencapaian 
tujuan pembangunan nasional. 

Rencana pemerintah menata kembali pemekaran wilayah mendapat dukungan Ketua DPD 
Ginandjar Kartasasmita. Ia bahkan mengusulkan agar ada moratorium (penghentian 
sementara) pemekaran wilayah. 

Hingga Juli 2006, ratusan usulan pemekaran wilayah telah masuk ke Departemen 
Dalam Negeri, 10 di antaranya telah mendapat persetujuan DPOD. 

Dalam pidatonya, Ginandjar menyatakan perlunya keberanian politik untuk 
mengkaji daerah yang secara finansial menghadapi masalah dalam membiayai 
daerahnya secara berkelanjutan. 

Ke depan tidak boleh hanya pemekaran daerah yang dibicarakan, tetapi juga 
sekaligus penggabungan daerah otonom. DPD dapat berperan sebagai lembaga 
pertimbangan otonomi daerah agar bukan hanya pemerintah yang memberikan 
pertimbangan. 

Menurut Ginandjar, masalah dalam otonomi daerah adalah kecenderungan pemekaran 
wilayah yang berlebihan. Sudah saatnya pemerintah melakukan beberapa langkah 
strategis, seperti penelitian tentang jumlah provinsi dan kabupaten/kota yang 
ideal bagi Indonesia. Pertimbangan geografis, demografis, strategi politik 
dalam menjamin integrasi NKRI, serta kelayakan ekonomi merupakan faktor 
menentukan. 

Seusai rapat, Ginandjar menyebutkan pemekaran tidak bisa dilakukan hanya 
sekadar menuruti gerakan elite atau kelompok yang mengajukan petisi. Mengenai 
usulan yang telanjur masuk, Ginandjar menyebutkan aspirasi itu tetap 
dievaluasi. Setelah diyakini persyaratan terpenuhi, DPD akan membicarakan lagi 
dengan pemerintah dan DPR. 

Ketua Panitia Ad Hoc I DPD Muspani (Bengkulu) juga menyebutkan, ide 
penggabungan daerah otonom yang bermasalah harus berani dijalankan karena 
kemanfaatannya jauh lebih besar ketimbang risiko yang harus dihadapi. Secara 
bertahap, dalam evaluasi mengenai pemekaran daerah, baru dapat diketahui daerah 
mana saja yang dianggap mesti digabungkan. 

Seusai Rapat Paripurna DPD, Wakil Ketua DPD Laode Ida (Sulawesi Tenggara) 
menyatakan perlunya pembatasan berapa provinsi yang layak untuk mengefektifkan 
penggunaan dana dan pelayanan publik. Menurut Laode, jumlah provinsi di 
Indonesia tidak lebih dari 45 provinsi. Bahkan mestinya dengan 35 provinsi saja 
pemekaran sudah selesai. 

DPD menilai kemiskinan dan pengangguran belum menunjukkan tanda-tanda teratasi. 
Kerawanan sosial masih terjadi meski pemerintah telah menunjukkan kesungguhan 
membangun stabil kebijakan ekonomi makro. 

Terkait dengan itu, DPD berpendapat kebijakan ekonomi makro, terutama kebijakan 
fiskal, perlu dikaitkan 

[proletar] RI-Latin America urged to get better acquainted

2006-08-23 Terurut Topik Ambon
Reflection: Lack of knowledge about Latin America, but  super expert about 
Middle East and their heavenly kingdom.

http://www.thejakartapost.com/detailworld.asp?fileid=20060823.K02irec=1


RI-Latin America urged to get better acquainted 
Abdul Khalik, The Jakarta Post, Jakarta



Lack of knowledge about Latin America in Indonesia and vice versa is the main 
culprit, not geographical distance, for the current slow pace of relations -- 
especially economic ties -- between Indonesia and that part of the world, 
participants at a discussion in Jakarta on Tuesday agreed.

Speaking at the discussion on Indonesia's Relations with Latin American 
Countries, organized by the Centre for Strategic and International Studies 
(CSIS), outgoing Chilean Ambassador to Indonesia James Sinclair Manley said 
that many Chilean people had not known Indonesia well while most Indonesians 
knew Chile only, for instance, through its soccer. 

Long distance is a problem but lack of knowledge, in the sense that we still 
don't know each other very well, is the main factor behind the failure to 
capitalize on the huge potential of both sides, Sinclair said, while adding 
that trade relations between the two countries were steadily improving. 

He said energy, fisheries and tourism were sectors that had big potential in 
Chile-Indonesia relations. 

The two countries' bilateral trade reached US$333 million in 2005. Although it 
was a big jump from $258 million in 2004, the level was still low compared to 
Indonesia's other trading partners. 

Earlier in the discussion, noted economist Hadi Soesastro of the CSIS said high 
transportation costs made Indonesian businesspeople reluctant to forge business 
ties with Latin American countries. 

Another economist from the CSIS, Djisman Simandjuntak, cited China's success as 
an example of how the factor of long distance could be overcome by a far away 
partner country. 

Everywhere in Latin America we can find Chinese products. We should learn from 
China as to how they can penetrate the market without losing competitiveness, 
although with a long distance factor. 

Two other speakers Ecuador Ambassador Alfonso Lopez Araujo and the Peruvian 
Embassy's deputy chief of mission Carlos Javier Castillo Morales both 
acknowledged that people in their countries lacked knowledge of Indonesia's 
potential, while adding that little was also known about their countries here. 

Argentinian Ambassador to Indonesia Jose Luis Mignini, another participant in 
the discussion, said that although Argentina was one of Indonesia's biggest 
trade partners in Latin America, trade volume between the two countries was 
still very low compared to the huge potential they had. 

What we should do now is to promote among decision-makers, not only among 
government officials but also among businesspeople, the potential. 
Businesspeople should sit face to face so that they know what they want from 
each others, he said. 

Bilateral trade between Indonesia and Argentina increased to almost US$500 
million in 2005, up by 490 percent from $102 million in 2001. 

Ambassador Mignini said that to overcome long distance problems, countries in 
Latin America and Indonesia should focus on the science and technology sectors. 

For instance, we just sold nuclear reactors to Australia for medical purposes 
only two days ago, he said. 

Several officials from the Indonesian Foreign Ministry also supported the 
conclusion that long distance would not hinder growing ties between Indonesia 
and the Latin American countries once the businesspeople knew the huge 
potential of each of the countries there, citing the eagerness of some 
Indonesian businesspeople to do business in the continent after they joined the 
recent tour conducted by the ministry there.


[Non-text portions of this message have been removed]



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage:  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[proletar] Meski sebagai Oleh-oleh, Masyarakat Dilarang Bawa Buah dari LN

2006-08-23 Terurut Topik Ambon
HARIAN ANALISA
Edisi Kamis, 24 Agustus 2006 

Meski sebagai Oleh-oleh, Masyarakat Dilarang Bawa Buah dari LN 

Medan, (Analisa) 

Masyarakat yang datang dari luar negeri diharapkan tidak membawa masuk 
buah-buahan segar walaupun sifatnya sebagai oleh-oleh tanpa adanya sertifikat 
kesehatan tumbuhan/PC (phytosanitary certificate) dari negara asal. 

Demikian Kepala Badan Karantina Pertanian Pusat kepada wartawan usai acara 
Sosialisasi Peraturan dan Perundang-undangan Karantina Tumbuhan di Restoran 
Avia Samudra Polonia, Rabu (23/8). 

Baik membawa buah segar secara tentengan atau oleh-oleh, maupun kargo sama 
bahayanya. Bahkan lebih berbahaya membawa dua biji buah yang berhama dari satu 
kargo yang jelas bebas hama dengan dilengkapi PC, katanya didampingi Kadis 
Pertanian Sumut Bintara Tahir, Kepala Stasiun Karantina Tumbuhan Kelas I 
Polonia Vintaria Pinem dan tokoh masyarakat Sumut H Syarifuddin Siba. 

Jadi, katanya, petugas Karantina Tumbuhan harus lebih gencar lagi melakukan 
sosialisasi pada masyarakat agar tidak membawa buah ketika pulang dari luar 
negeri. 

Mengenai selama ini selalu didengar keluhan penumpang yang turun dari luar 
negeri ke Bandara Polonia yang mendapat sedikit hambatan dari petugas karantina 
tumbuhan untuk memeriksa dan menahan buah segar bawaan penumpang, karena saat 
ini masyarakat masih belum memahami benar bahaya yang bisa ditimbulkan akibat 
hama lalat buah yang bisa ditimbulkan buah dari luar negeri. 

BELUM PAHAM 

Masyarakat kita belum paham betul bahaya yang ditimbulkan dari lalat buah atau 
satu dari 31 jenis lalat buah dari luar negeri. Kalau lalat buah itu masuk, 
maka buah-buahan negara kita ini akan hancur, jelasnya seraya mengaku apalagi 
di daerah Sumut merupakan salah satu daerah sumber buah-buahan. 

Ditanya lebih lanjut teknis yang seharusnya dilakukan petugas Karantina 
Tumbuhan ketika menemukan penumpang yang membawa buah segar dari luar negeri, 
menurutnya, setelah memberikan penjelasan yang sesuai peraturan dan 
perundang-undangan kepada pembawanya, maka buah tersebut langsung dimusnahkan. 

Kalau seperti di Australia, jelasnya, jika seperti itu buah itu langsung 
diambil dan dimasukkan ke dalam tong pemusnah (amnestibin). Untuk di Bandara 
Polonia sudah seharusnya ada amnestibin tersebut, ungkapnya. 

Kemudian, ditanya tentang bagaimana solusi petugas Karantina di Bandara Polonia 
dalam menjalan tugasnya untuk mendeteksi penumpang yang membawa buah karena 
selama ini tidak memiliki fasilitas x-ray, menurutnya, paling tidak ada dua 
solusi yang bisa diajukan. 

Pertama, pihak Karantina Tumbuhan harus memiliki fasilitas x-ray, tapi 
kendalanya akan membuat penumpang semakin repot dan solusi kedua, menggunakan 
satu x-ray dengan pihak Bea dan Cukai tapi dengan dua monitor. Satu monitor BC 
dan satu monitor dijaga petugas Karantina Tumbuhan, tuturnya. 

Terlepas dari semua itu, katanya, warga masyarakat secara umum maupun pebisnis 
ekspor-impor harus menyadari betul tentang bahaya lalat buah sehingga jika 
membawa masuk buah ke wilayah Indonesia harus dilengkapi dengan PC dari negara 
asal. (nai)


[Non-text portions of this message have been removed]



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage:  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[proletar] Daya Beli Warga Pulau Ende Terancam Makin Turun

2006-08-23 Terurut Topik Ambon
KOMPAS
Kamis, 24 Agustus 2006 

 
Daya Beli Warga Pulau Ende Terancam Makin Turun 




Ende, Kompas - Warga di Kecamatan Pulau Ende, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara 
Timur, terancam turun daya belinya karena mayoritas masyarakat bekerja sebagai 
nelayan dan akhir- akhir ini mengalami kesulitan mencari ikan akibat kondisi 
cuaca. 

Mayoritas warga yang 90 persen bekerja sebagai nelayan. Karena faktor cuaca 
yang kurang mendukung, mereka sulit mendapatkan ikan. Di sisi lain, mahalnya 
harga solar juga menjadi kendala melaut, kata Camat Pulau Ende Hamid Sulaiman, 
Rabu (23/8) di Ende. 

Pulau Ende dihuni 2.135 keluarga dengan 8.611 jiwa. Letak Pulau Ende terpisah 
dari kawasan utama Kabupaten Ende yang meliputi 16 kecamatan lainnya. Dari kota 
ke Pulau Ende dengan perahu motor memakan waktu sekitar satu jam. Pulau Ende 
secara keseluruhan terdiri dari tujuh desa, yakni Rorurangga, Ndoriwoy, 
Randoraterua, Paderape, Aejeti, Puutara, dan Redodory. 

Menurut Hamid, umumnya nelayan Pulau Ende yang mencari ikan di perairan butuh 
10 liter solar semalam. Solar dibeli dengan harga Rp 6.000 per liter. 

Jika dalam dua malam tidak mendapat ikan, mereka tak bisa melaut karena sudah 
menghabiskan banyak uang untuk membeli bahan bakar. Solar pun sulit didapat. 
Selain antre di stasiun pengisian bahan bakar untuk umum, nelayan juga harus 
mendapat rekomendasi dari Kepala Bagian Ekonomi Pemerintah Kabupaten Ende. 

Jumlah maksimal yang direkomendasikan, 25 liter solar. Warga amat berharap 
pengecer solar berjualan di bibir pantai selatan. Sejak solar langka beberapa 
waktu lalu, pengecer tak berjualan lagi. 

Dalam dua hari nelayan keluar Rp 120.000. Kalau tak ada hasil akan sangat 
sulit untuk melaut kembali pada hari-hari berikutnya, ujarnya. 

Warga Desa Rorurangga, Samsudin, yang punya Perahu Motor Nelayan Anak Manja II 
dengan kapasitas perahu motornya sebesar tiga ton, biasa mencari ikan di 
kawasan perairan Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat. 

Untuk sekali perjalanan, saya membutuhkan persiapan solar satu drum sekitar 
200 liter. Ini sudah berutang dengan pengusaha bisa sampai Rp 3 juta. Tapi yang 
susah kalau hasil tangkapan rendah, maka kami tekor. Belum lagi sering diusir 
petugas di Labuan Bajo, keluh Samsudin. 

Kepala Desa Rorurangga Junaidin PS mengatakan, dari keluhan yang disampaikan 
warganya, hambatan mereka di Labuan Bajo adalah sering diusir, kalaupun diberi 
kesempatan mencari ikan, batas waktunya tiga hari. Alasan larangan antara lain 
nelayan memasuki zona konservasi. 

Saya akan mengusulkan kepada DPRD untuk memerhatikan nasib nelayan. Diharapkan 
DPRD Kabupaten Ende berkoordinasi dengan DPRD Kabupaten Manggarai Barat untuk 
memfasilitasi agar birokrasi di bidang kelautan dan perikanan tidak 
berbelit-belit, juga tak memberatkan nelayan, kata Junaidin. (SEM


[Non-text portions of this message have been removed]



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage:  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[proletar] Janji Dulu Perawan Berlalu

2006-08-23 Terurut Topik Ambon
REFLEKSI: Agaknya  pasaran  daging muda segar dengan hukum  pasar permintaan 
dan penawarannya  tidak termasuk agenda hiruk-pikuk porporan  seperti: 
Undang-undang anti porno, majalah Playboy atau juga Miss World. 


http://www.gatra.com/artikel.php?id=97267


Janji Dulu Perawan Berlalu




Tidak semua transaksi nikah kontrak berjalan mulus. Perkawinan Yusup Ibrahim, 
22 tahun, dengan Desy Febrianty, 15 tahun, di Cisaat, Sukabumi, misalnya, 
berujung di kantor polisi setempat. Saya kecewa karena dia tidak seperti yang 
dijanjikan, kata Yusup ketika menyampaikan pengaduan, pertengahan Desember 
silam.

Pria pengusaha asal Riyadh, Arab Saudi, itu datang ke Indonesia sebagai turis. 
Selama di Sukabumi, dia menyewa Vila Anggun di kawasan wisata Situ Gunung, 
Kadudampit. Beberapa hari di Sukabumi, Yusup berhasrat menyalurkan libidonya. 
Karena tak mau berzina, dia minta bantuan kenalannya, Ustad Hasan Ali, 
mencarikan calon istri.

Kebetulan Hasan Ali saat itu memang punya stok yang berasal dari temannya, 
Siti. Adalah Desy Febrianty, yang sehari-hari tinggal di rumah Siti, yang 
ditawari menjadi calon istri Yusup. Gadis 15 tahun ini tinggal di rumah Siti 
sejak lulus SMP, pertengahan tahun lalu.

Ketika dipertemukan dengan Yusup, Desy sempat bimbang. Saya ragu, mau tidak. 
Nggak juga tidak, kata Desy. Melihat gelagat ini, Hasan Ali berusaha 
meyakinkan Desy. Udah, jadikan saja. Dia setuju membayar Rp 8 juta, tutur 
Hasan.

Setelah berpikir beberapa saat, Desy akhirnya setuju. Saya pikir, dengan uang 
sebanyak itu saya bisa membantu keluarga saya, ujar Desy. Lagi pula, 
pernikahan itu tidak akan berlangsung lama karena izin tinggal Yusup di 
Indonesia toh segera berakhir.

Selain itu, beberapa hari sebelumnya, Desy juga hampir melangsungkan pernikahan 
dengan pria Arab yang dikenalnya di rumah Siti. Lagi-lagi Siti yang 
mengenalkannya dengan pria Arab bernama Abdullah itu. Kamu bisa dapat uang 
banyak, padahal kamu jadi suaminya nggak lama-lama, bujuk Siti. Desy mengaku 
baru setuju menikah dengan pria Arab itu bila sudah mendapat izin dari 
orangtuanya.

Kendati sudah menyatakan setuju, toh Abdullah tidak pernah datang ke rumah Desy 
di Kampung Sukasar, Cisaat, Kabupaten Sukabumi. Alhasil, rencana perkawinan itu 
pun buyar. Maka, saat Siti datang kembali ke rumahnya mengabarkan ada pria Arab 
berniat menikahi Desy, Ubad, sang ayah, sempat ragu-ragu.

Nggak apa-apa, anaknya juga sudah mau. Sekarang kita tinggal berangkat ke 
sana. Semuanya sudah dipersiapkan, Siti merayu. Menjelang magrib, Siti, Ubad, 
dan Empur (ibunda Desy) berangkat ke Vila Anggun.

Sesampai di sana, kedua orangtua Desy kembali kaget. Pasalnya, wali nikahnya 
sudah ada. Datang ke sana saya cuma disuruh menandatangani surat nikah, kata 
Ubad. Akad nikahnya sudah berlangsung pukul empat sore. Selepas isya, kedua 
orangtua Desy kembali ke rumah. Di vila itu hanya tinggal Desy dan Yusup.

Tanda-tanda keretakan perkawinan ini langsung terlihat beberapa saat setelah 
pasangan itu masuk ke peraduan. Usai melaksanakan hajatnya, Yusup pasang muka 
masam. Saya jadi takut. Dia kan badannya besar, tutur Desy. Pagi harinya, 
Desy langsung kabur. Dia sempat bersembunyi di rumah temannya sebelum kembali 
ke rumah orangtuanya, selang sehari kemudian. Beberapa saat di rumah, datang 
polisi menjemputnya.

Rupanya, Yusup mengadukan istrinya itu ke polisi lantaran sudah tidak perawan 
lagi ketika melayaninya pertama kali. Padahal, saya membayar sebanyak itu 
karena dibilang dia masih perawan, kata Yusup. Karena merasa tertipu, Yusuf 
meminta uangnya dikembalikan. Pria bertubuh gemuk dengan wajah berewokan ini 
menuduh Desy bersama kedua orangtuanya dan penghulu Ustad Hasan Ali memang 
berencana menipunya.

Pengaduan serupa diterima Polda Metro Jaya, Maret lalu. Seorang pria Arab juga 
mengadukan pasangannya karena sudah tidak ting-ting lagi saat malam pertama. 
Abdullah, sebut saja begitu, mengaku membayar Rp 2 juta untuk kawin kontrak 
selama seminggu dengan seorang gadis asal Sukabumi. Ia mengaku dikibuli 
perantaranya yang berjanji memberikan gadis perawan.

Ulah calo kadang-kadang memang membuat kawin kontrak jadi bermasalah. Mereka 
tidak segan menyewa orang untuk berperan sebagai orangtua gadis yang 
ditawarkan. Karena tidak mengerti bahasa, antara pengantin pria dan wanita 
tidak saling mengetahui kesepakatan yang dibuat calo.

Tak hanya penduduk lokal. Pelaku yang sudah menjalani kawin kontrak pun 
kadang-kadang bertindak sebagai calo. Saya pernah ditawarkan kepada temannya 
setelah kontrak perkawinan kami berakhir, ujar Sari, asal Cicurug, Sukabumi. 
Bukan itu saja, tambah Sari, ketika menjalani perkawinan itu, dia menempati 
sebuah vila sekaligus bersama beberapa pelaku kawin kontrak lainnya. Dia 
mengaku kapok.

Taufik Abriansyah
[Laporan Khusus, Gatra Edisi 39 Beredar Kamis, 10 Agustus 2006] 


[Non-text portions of this message have been removed]



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]

[proletar] Amien Rais: Abaikan Israel dalam Pengiriman Pasukan Perdamaian

2006-08-23 Terurut Topik Ambon
refleksi: Kekalahan Israel dan terpukulnya Hisbullah telah memungkin tentara 
pemerintah Lebanon kembali berperan di bahagian selatan setelah kurang lebih 30 
tahun.


http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=261627kat_id=23

Rabu, 23 Agustus 2006  19:25:00


Amien Rais: Abaikan Israel dalam Pengiriman Pasukan Perdamaian


Jakarta-RoL-- Mantan Ketua MPR Amien Rais mengatakan Pemerintah RI harus tetap 
mengirim pasukan perdamaian ke Lebanon kendati ada penolakan dari Israel. 

Kirim saja pasukan perdamaian. Sikap Israel itu hanya untuk menutupi kekalahan 
politik dan kekalahan militernya, kata Amien setelah menghadiri peringatan 
delapan tahun usia Partai Amanat Nasional, di Jakarta, Rabu. 

Ia mengatakan sikap Israel tidak masuk akal dan sekadar mengalihkan perhatian. 
Terkait hal ini Amien menilai pemerintah RI tidak perlu memerhatikan Israel. 

Pasukan Indonesia berada di bawah PBB dan bukan atas perintah Israel. Jadi 
tidak perlu menghiraukan. Kirimkan secepatnya pasukan dari Indonesia, katanya. 

Amien menilai langkah pemerintah Indonesia tepat dengan rencana mengirim 
pasukan perdamaian ke Lebanon, namun diharapkan pemerintah tidak melupakan 
rakyat Indonesia yang juga membutuhkan bantuan. 

Korban luapan lumpur di Sidoarjo membutuhkan perhatian serius dari pemerintah, 
demikian halnya dengan korban gempa di Bantul dan Klaten, katanya. 

Sementara itu hingga kini Israel masih menolak kehadiran pasukan perdamaian 
dari negara yang tidak ada hubungan diplomatik dengan negara tersebut. Israel 
khawatir negara-negara yang bergabung di bawah pasukan perdamaian PBB akan 
mendukung perjuangan Hezbollah.

PBB diberi kewenangan menempatkan hingga 15.000 tentara penjaga perdamaian 
untuk membantu 15.000 tentara Lebanon memperluas otoritas di selatan.

Beberapa negara yang telah menyatakan siap bergabung adalah Australia, Brunei 
Darussalam (200 personel), Finlandia (200), Perancis (5.000), Indonesia 
(1.000), Italia (2.000-3.000), Malaysia (850-1.000), Maroko (1.500-2.000), 
Spanyol (700) dan Turki sekitar 7.000 personel. antara/abi



[Non-text portions of this message have been removed]



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage:  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[proletar] Tidak Ada Data Sahih di Republik Ini

2006-08-23 Terurut Topik Ambon
Refleksi: Apa saja yang sahih di republik ini? Korupsi? Cerita tentang dunia 
seberang yang indah permai setelah hayat tak ada di kandung badan? 
 
KOMPAS
Kamis, 24 Agustus 2006 

 
Tidak Ada Data Sahih di Republik Ini 



Tjipta Lesmana 

Pidato kenegaraan Presiden Yudhoyono di Dewan Perwakilan Rakyat dalam rangka 
memperingati Hari Proklamasi Ke-61 telah menuai kritik tajam dari berbagai 
kalangan, terutama politisi dan pengamat ekonomi. Pasalnya, dalam pidato itu 
Presiden mengemukakan bahwa tingkat kemiskinan di Indonesia mengalami 
penurunan, dari 23,4 persen pada 1999 menjadi 16 persen pada 2005. Kenapa 
heboh? 

Pertama, data yang ditampilkan Presiden tampaknya membuat banyak pihak tidak 
percaya, bahkan terkejut. Data itu dinilai pemutarbalikan fakta di lapangan. 
Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) per 1 Oktober 2005 sebesar rata-rata 
126 persen diyakini sungguh membawa sengsara bagi rakyat kecil yang jumlahnya 
mungkin separuh dari penduduk Indonesia. 

Kedua, melalui data yang ditampilkan, Presiden terkesan hendak mengatakan 
kepada seluruh bangsa bahwa pemerintahan saya telah menunjukkan prestasi 
kerja; sekaligus menepis tudingan-tudingan bahwa kehidupan rakyat semakin 
sengsara sejak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi presiden. Penurunan 7,4 
persen-secara statistik-amat signifikan walaupun angka itu menunjukkan 
penurunan dalam kurun waktu 6 tahun. Pengambilan data dari tahun 1999 sampai 
dengan tahun 2005 memperlihatkan the president is playing with figures. Kenapa 
harus diukur semenjak 1999? Tahun 2005 kapan? Januari-jauh sebelum harga BBM 
dinaikkan pada 1 Maret dan 1 Oktober? Atau Desember? Tidak jelas. 

Ketiga, sumber data yang ditampilkan tidak disebutkan. Apakah dari Badan Pusat 
Statistik (BPS)? Atau Bappenas berdasarkan olahan data dari BPS? Kalau dari 
BPS, apakah survei terakhir oleh BPS dilakukan pada Februari 2005? Data yang 
dipergunakan BPS pun data akhir 2004 tatkala pemerintahan SBY baru berusia 70 
hari?! 

Kecewa dan penasaran 

Reaksi dan kecaman berbagai pihak, sebenarnya, mencerminkan kekecewaan mereka, 
sebab semua orang sesungguhnya kepingin tahu bagaimana potret kemiskinan 
Indonesia setelah kenaikan harga BBM yang fantastis pada 1 Oktober 2005. Kita 
sesungguhnya juga penasaran mau tahu sejauh mana kebenaran asumsi para ekonom 
di sekeliling pemerintahan SBY yang sejak awal haqul'yakin bahwa kenaikan harga 
BBM jika ditunjang oleh bantuan langsung tunai (BLT) pasti akan menurunkan 
tingkat kemiskinan dan menaikkan kesejahteraan rakyat. 

Urusan data di republik tercinta ini-data sahih maksud saya-rupanya amat pelik, 
kalau tidak dikatakan muskil. Pertama, karena terlalu banyak instansi yang 
melemparkan data kepada publik: dari mulai BPS, kantor Bappenas, kantor Menteri 
Koor- dinator Perekonomian, kantor BKKBN (pada era Orde Baru), pihak 
universitas, dan Bank Dunia. Beda dengan Amerika, misalnya. Di sana hanya ada 
satu instansi yang diberikan otoritas untuk berbicara tentang data kependudukan 
dalam arti seluas-luasnya, termasuk kemiskinan, yaitu US Census Bureau. 

Kedua, kriteria miskin berbeda antara satu instansi dan instansi yang lain. 
Ketiga, sesuai dengan prinsip information is power, data demografis di 
Indonesia sering dimanipulasi untuk kepentingan politik tertentu. Bahkan, BPS 
pun tidak selamanya bisa dipercaya, sebab BPS-terutama pada Orde Baru-bisa 
disetir penguasa, atau harus tunduk pada kemauan penguasa. Contoh mutakhir 
ketika BPS belum lama ini merilis angka-angka kemiskinan yang tampaknya kurang 
menyenangkan pemerintah, pimpinannya kontan diundang oleh Menko Perekonomian 
untuk diajak berkonsultasi. Hasil konsultasi berupa kesepakatan bahwa perlu 
disusun kriteria orang miskin yang lebih up to date! 

Di Amerika, presiden sekalipun tidak dibenarkan mengintervensi US Census 
Bureau. Institusi ini benar-benar otonom sehingga setiap data dan kajian yang 
dirilis otomatis diterima dan dipercaya oleh masyarakat. 

BPS tidak konsisten 

Simaklah baik-baik beberapa data mengenai kemiskinan di Indonesia di bawah ini. 

Pada November 2001 Bank Dunia mengatakan, 60 persen rakyat Indonesia tergolong 
miskin; 10 persen sampai 20 persen di antaranya miskin absolut. Kriteria yang 
dipakai adalah pendapatan 2 dollar AS/orang/ bulan. Dengan kriteria konsumsi 
kurang dari 2.100 kalori per kapita per hari (atau Rp 90.000). BPS pada 
Februari 2002 menyatakan, penduduk miskin pada 2000 berjumlah 37,3 juta atau 
18,95 persen. 

Tanggal 27 Maret 2003, Jusuf Kalla selaku Menteri Koordinator Kesejahteraan 
Rakyat mengemukakan jumlah orang miskin di Indonesia 34,8 juta atau 18,2 
persen. Tanggal 23 Januari 2005 Bank Dunia merilis data yang mengejutkan: 110 
juta penduduk RI miskin karena penghasilannya di bawah 2 dollar AS/hari. 

Menjelang pengumuman kenaikan harga BBM yang kedua kalinya, BPS pada 13 
September 2005 merilis data 37,2 juta penduduk miskin (16,9 persen). Jika 
kenaikan harga BBM mendongkrak inflasi menjadi 15 persen, maka garis kemiskinan 

[proletar] Banyak Proyek Dijinjing Pejabat

2006-08-23 Terurut Topik Ambon
KOMPAS
Kamis, 24 Agustus 2006 

 
Seminar
Banyak Proyek Dijinjing Pejabat 




Jakarta, Kompas - Proyek pengadaan barang dan jasa yang dilakukan pemerintah, 
baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, kerap kali bukan didasarkan 
pada kebutuhan yang ada. Mayoritas proyek pengadaan barang dan jasa itu justru 
dijinjing oleh pejabat dalam instansi tersebut atau pengusaha yang kebanyakan 
kenalan dari sang pejabat. Akibatnya, proyek kebanyakan berasal dari atas dan 
sarat dengan komisi (kickback). 

Hal ini diungkapkan oleh Ketua KPK Taufiequrrahman Ruki dalam seminar Upaya 
Perbaikan Sistem Penyelenggaraan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang 
diselenggarakan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dan KPK di Jakarta, 
Rabu (23/8). Acara ini dibuka dengan ulasan dari Menteri Koordinator 
Perekonomian Boediono dan Ketua KPPU Syamsul Maarif. 

Menurut Ruki, berdasarkan penelitian KPK dari kasus-kasus korupsi pengadaan 
barang dan jasa yang diperiksa KPK, banyak fakta menunjukkan bahwa selama ini 
penunjukan panitia pengadaan dan pimpinan proyek tidak dilakukan atas dasar 
pertimbangan profesionalisme dan integritas, tetapi lebih didasarkan pada 
kedekatan-kedekatan tertentu, hubungan kekeluargaan antara pimpinan lembaga dan 
pegawai yang bersangkutan. 

Jadi, lanjutnya, proyek pengadaan barang dan jasa bukan didasarkan pada 
kebutuhan rakyat atau instansi itu, tetapi karena adanya titipan dari atas. 

Lelang nyatanya hanya proforma, arisan, bahkan pesertanya sudah diatur, ujar 
Taufik tegas. 

Menteri Koordinator Perekonomian Boediono mengatakan, isu kebocoran dalam 
proyek pengadaan barang dan jasa pemerintah telah lama menjadi pembicaraan 
orang. (VIN) 


[Non-text portions of this message have been removed]



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage:  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[proletar] Rujuk Belum Tentu Akur

2006-08-23 Terurut Topik Ambon
http://www.indomedia.com/bpost/082006/24/opini/opini3.htm

 
Rujuk Belum Tentu Akur

BELAKANGAN ini begitu banyak pihak yang menginginkan mantan Presiden Megawati 
Soekarnoputri rujuk dengan Presiden Yudhoyono. Salah satu alasannya untuk 
meningkatkan kebersamaan para elit bangsa dalam menangani berbagai masalah 
negara yang belum kunjung usai. 

Rujuknya para elit dianggap sangat penting, karena dengan begitu ada kesamaan 
visi dan pandangan ke depan sehingga tidak ada yang saling menjegal. Begitu 
besarnya keinginan tersebut sehingga sejumlah pengusaha pun ikut-ikutan akan 
mempertemukan keduanya. 

Pemerintah sendiri belakangan mengundang Mega ke peringatan detik-detik 
proklamasi dan pembangunan Monumen Persada Bung Karno di Bengkulu menjelang HUT 
Kemerdekaan. Meski tidak secara eksplisit disebutkan untuk dipertemukan dengan 
Yudhoyono, tetapi trik itu cukup terbaca. Sayangnya Mbak Mega tidak menghadiri 
kedua acara tersebut. Ia memilih memperingati hari proklamasi kemerdekaan di 
rumahnya, dan saat undangan di Bengkulu ia memilih memenuhi undangan salah satu 
negara di Eropa Timur.

Kita sendiri ikut bertanya-tanya, apa sebenarnya latar belakang begitu 
banyaknya pihak yang ingin ke dua tokoh itu rujuk. Lebih mengherankan lagi 
ketika para pengusaha pun ikut ambil bagian. Kita khawatir apa yang dilakukan 
itu hanyalah manuver untuk mencari muka di hadapan Presiden Yudhoyono maupun 
Megawati. 

Lebih-lebih untuk seorang pengusaha, segala cara harus ditempuh untuk 
mendapatkan sasaran tembak yang menguntungkan bisnisnya. Tak kurang dari tokoh 
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Tjahyo Kumolo pun sampai 
berkomentar bahwa antara Yudhoyono dan Megawati tidak ada masalah sehingga 
tidak ada yang perlu dirujukkan.

Kita tahu Mega memang memiliki kekecewaan amat mendalam terhadap Yudhoyono saat 
menjelang pemilihan presiden. Saat itu Yudhoyono yang masih menjadi Menko 
Polkam mengatakan kepada Presiden (saat itu Megawati) bahwa dirinya tidak akan 
mencalonkan diri sebagai presiden.

Omongan itu dipercaya karena Yudhoyono adalah salah satu kepercayaannya. Tapi 
di belakang ternyata Yudhoyono menghimpun kekuatan dan mencalonkan diri juga, 
berhadapan dengan Megawati dan menang.

Sebenarnya membangun kekuasaan itu wajar saja dalam dunia politik, seperti yang 
dilakukan Yudhoyono. Tetapi naluri kewanitaan Mega barangkali berbicara lain 
dan tidak bisa menerima cara-cara yang bisa diibaratkan 'menusuk dari belakang' 
itu. 

Lagi pula tradisi mencalonkan diri sebagai presiden memang belum ada, karena 
selama Soekarno dan Soeharto berkuasa tradisi politik tidak dibangun secara 
sehat. Jadi, apa yang dilakukan Yudhoyono bisa dianggap melanggar fatsoen (tata 
krama) politik. Inilah barangkali yang membuat Mega memilih sikap seperti 
sekarang.

Harus diakui sikap bersebarangan dari Megawati sangat merugikan bagi Yudhoyono, 
apalagi sebagai presiden ia hanya berasal dari partai kecil. Dukungan partai 
besar seperti Golkar sewaktu-waktu bisa ditarik karena sekarang pun sebenarnya 
Golkar hanya mendukung Jusuf Kalla, bukan Yudhoyono.

Sementara dukungan partai-partai kecil yang lain tidak lebih dari upaya untuk 
mendapatkan keuntungan semata. Dukungan pemilih yang lebih 60 persen hanyalah 
sebuah legitimasi, tetapi tidak bisa mempengaruhi jalannya pemerintahan. Karena 
itu, tak bisa lain rujuknya Yudhoyono - Mega akan membawa keberuntungan yang 
amat besar bagi kubu Yudhoyono.

Mega adalah Ketua Umum PDI Perjuangan, sebuah partai besar dengan pengikut 
fanatik. Apa pun yang dikatakan Mega akan diikuti pendukungnya. Ada kesetiaan 
terhadap Mega dan partai, inilah bedanya dengan partai lain. Kondisi riil ini 
menunjukkan betapa kuatnya Megawati saat ini. Kekuatan ini menjadikan PDIP 
sebagai partai oposisi dan sangat efektif.

Bahwa berbagai upayanya selalu dijegal oleh kawan-kawannya di parlemen itu 
semata-mata karena DPR kita memiliki terlalu banyak fraksi yang semuanya ingin 
mendapat keuntungan dari kekuasaan, sehingga sulit mengharapkan sikap kritis 
dari mereka. Namun PDIP telah menunjukkan cara-cara berpolitik yang lain dari 
kebiasaan fraksi-fraksi di Senayan.

Atas dasar itu kita berpendapat, biarlah Mbak Mega berada di jalannya sendiri 
agar ia bisa menjadi pemimpin oposisi yang mengkritisi kinerja pemerintah. 
Tanpa PDIP menjadi oposisi, DPR kita akan mandul dan pemerintah bisa bertindak 
tanpa kontrol. 

Disengaja atau tidak, sikap Mbak Mega telah membawa angin segar dalam kehidupan 
politik. Rujuk juga belum tentu akur, seperti Presiden Yudhoyono dan Amien Rais 
yang tidak ada konflik tapi dalam banyak hal tidak akur. Yang penting saling 
menghargai dalam posisinya masing-masing, bukan saling jegal dari belakang.


[Non-text portions of this message have been removed]



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage:  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go 

[proletar] Tibo Akan Dieksekusi Diam-diam

2006-08-23 Terurut Topik Ambon
MENADO POS
23/08/2006

Tibo Akan Dieksekusi Diam-diam 
Hindari Intervensi Paus, Kejaksaan Tidak Akan Umumkan Secara Resmi 

JAKARTA-Kejaksaan selaku eksekutor Fabianus Tibo, Dominggus Da Silva, dan Don 
Marinus Riwu, bakal melakukan eksekusi secara diam-diam. Menurut Plh Jaksa 
Agung Muda (JAM) Pidana Umum (Pidum) AH Ritonga, alasan Kejaksaan tidak akan 
mengumumkan secara resmi kapan jadwal eksekusi akan dilaksanakan, untuk 
menghindari intervensi dari luar. Termasuk permohonan dari Paus Benedictus XVI. 

Alasan Ritonga juga, ini dilakukan untuk menghindari polemik berkepanjangan di 
masyarakat termasuk demo menentang eksekusi Tibo dkk yang dilakukan berbagai 
elemen masyarakat di Sulawesi Utara, Nusa Tenggara, Tentena, dan daerah lain. 
Soal adanya intervensi dari luar, seperti dari Paus Benedictus XVI yang 
menyurati Presiden SBY untuk membatalkan eksekusi Tibo dkk, menurut Ritonga, 
kejaksaan akan mengabaikannya. ''Tunggu tiga hari inilah ada laporan dari 
Kajati Sulteng tentang persiapan eksekusi. Kami mengimbau agar masyarakat tetap 
sabar dan menghindari polemik,'' kata Ritonga.

Soal eksekusi tiga terpidana Bali I Amrozi dkk, Ritonga juga menambahkan, 
jadual eksekusinya juga belum diketahui. ''Kejaksaan masih menunggu PK dari 
para terpidana,'' jelasnya.

Sementara itu dari Palu dilaporkan terjadi pergantian Kajati. Kajati Sulteng 
Jahja Sibe diganti Wakajati Mahfud Mannan selaku Plh Kajati. Jahja sendiri 
sudah resmi tidak menjabat lagi mulai Minggu lalu (20/08).

Pergantian pucuk pimpinan Kejati Sulteng terkesan bernuansa politis. Maklum, 
ini terkait pelaksanaan eksekusi Tibo dkk yang mundur dari jadual yang telah 
ditentukan 12 Agustus 2006 lalu. 

Benarkah pergantian Kajati tersebut terkait kegagalannya mengeksekusi Tibo dkk 
pada tanggal tersebut? Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) I Wayan 
Pasek Suarta menolak spekulasi tersebut. Menurutnya, pergantian jabatan itu 
semata-mata disebabkan masa karir Jahja telah memasuki purna tugas alias 
memasuki pensiun. ''Jangan lah ditafsirkan macam-macam. Kasihan Pak Jahja,'' 
kata Pasek yang dihubungi dari Jakarta kemarin.

Lebih lanjut Pasek menegaskan penjadualan ulang eksekusi Tibo dkk tidak 
terpengaruh dengan pergantian Kajati tersebut. Mahfud selaku Plh Kajati akan 
melanjutkan koordinasi dengan Kapolda Sulteng untuk menentukan tanggal eksekusi 
Tibo dkk. ''Penggantinya kan Wakajati. Jadi, tinggal melanjutkan saja penentuan 
tanggal eksekusinya,'' jelas mantan Kajati Bali ini. Ditanya kapan eksekusi 
dilakukan, Pasek mengaku Kejagung menyerahkan sepenuhnya dari hasil koordinasi 
Kajati Sulteng dan Kapolda setempat. (jpnn

[Non-text portions of this message have been removed]



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage:  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[proletar] Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara.

2006-08-23 Terurut Topik Ambon
REFLEKSI: uud 45 PASAL 34 : Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar 
dipelihara oleh negara. Sudah hilangkah pasal ini di alam gemuruh penuh 
wejangan dan petunjuk surgawi? 


http://www.indomedia.com/bpost/082006/24/opini/opini2.htm

Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara.

Oleh : Bambang Dedi M
Wartawan Metro Banjar 

Kemiskinan merupakan masalah strategis dihadapi bangsa ini karena menyangkut 
nasib hidup rakyat dan perlu kebijakan konkret dalam penanganan. 

Rentetan bencana mengguncang tanah air kita dalam dua tahun terakhir. Mulai 
gempa dan gelombang tsunami di Aceh, gempa tektonik Jogjakarta - Jateng dan 
musibah banjir di beberapa daerah. Ibu Pertiwi kembali menangis atas musibah 
gempa tektonik dan tsunami di wilayah pantai selatan Pulau Jawa, Senin 17 Juli 
2006.

Gempa yang disusul gelombang pasang itu mengakibatkan sedikitnya 500 orang 
tewas, ratusan lainnya hilang dan ribuan warga di sejumlah wilayah pesisir 
mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Pemerintah berusaha membantu meringankan korban bencana melalui kegiatan 
pembangunan seperti pembenahan sarana infrastruktur, relokasi korban gempa, 
pembangunan jalan, jembatan, irigasi pertanian dan pembangunan sarana umum 
penting lainnya. Di samping upaya pemulihan fisik pembangunan, pemerintah 
bersama lembaga sosial dan masyarakat membantu trapi psikologis bagi korban 
bencana terutama usia anak. 

Konsekuensi logis dari musibah alam yang menimpa republik ini tidak hanya 
menjadi beban pemerintah dan masyarakat korban gempa, lebih dari itu adalah 
meningkatnya jumlah penduduk miskin. Saat ini mungkin belum ada penelitian 
khusus dari lembaga sosial maupun pemerintah tentang peningkatan jumlah 
penduduk miskin pascagempa, atau musibah alam yang terjadi. 

Survai Sosial Ekonomi Nasional Badan Pusat Statistik (Susenas BPS) 2003 tentang 
prakiraan penduduk miskin Indonesia sampai Nopember 2005, mencatat jumlah 
penduduk miskin mencapai 54,8 juta jiwa atau 25 persen dari jumlah penduduk 
219.204.700 jiwa. Angka ini cukup memiriskan di saat negara kita masih dilanda 
krisis ekonomi dan memiliki utang luar negeri yang cukup tinggi.

Terima kasih dan penghargaan patut kita sampaikan kepada pemerintah, akademisi, 
lembaga profesi dan sosial yang selama ini besar perhatiannya terhadap upaya 
mengurangi kemiskinan. Bagi pemerintah sendiri, upaya mengurangi penduduk 
miskin secara terpadu dan giat dimulai 1994 melalui program Inpres Desa 
Tertinggal (IDT). Kemudian pada 1995/1996 dilanjutkan dengan Jaring Pengaman 
Sosial Pemberdayaan Masyarakat Dalam Mengatasi Krisis Ekonomi (JPS PMDKE).

Sebagai tindak lanjut dari kedua program tersebut, pemerintah memberikan 
bantuan bagi keluarga miskin melalui operasi pasar khusus (OPK) beras dengan 
pola penyaluran di tingkat kelurahan. Kebijakan penjualan beras bersubsidi 
berlanjut sampai sekarang dengan nama baru, yakni beras untuk keluarga miskin 
(raskin). 

Kendati dalam perjalanannya program sosial ini banyak ditemukan masalah, mulai 
dari salah sasaran, pinjaman yang tidak dikembalikan, pemotongan nilai pinjaman 
oleh oknum pengelola, namun secara umum mampu menghidupkan kembali usaha kecil 
masyarakat yang sebelumnya sempat terhenti karena kekurangan modal atau merugi.

Solusi Penanganan 

UUD 1945 pasal 34 ayat 1 mengamanatkan, fakir miskin dan anak terlantar 
dipelihara oleh negara. Pengertian dipelihara negara dalam penjelasan UUD sama 
dengan tanggungjawab negara melindungi dan memelihara fakir miskin dan anak 
telantar. Berpijak dari hukum dasar negara tersebut adalah kewajiban pemerintah 
mencari strategi efektif penanganan kemiskinan.

Kemiskinan merupakan masalah strategis dihadapi bangsa ini, karena menyangkut 
nasib hidup rakyat dan perlu kebijakan konkret dalam penanganan. Agar 
penanganan kemiskinan terarah dan berkelanjutan hingga menjadi tanggungjawab 
seluruh warga negara, saatnya republik tercinta ini memiliki Undang Undang 
Penanganan Kemiskinan. UU ini bisa memuat pokok dasar penanganan kemiskinan, 
penangulangan bencana alam, tatacara penggalangan bantuan dan penyaluran 
bantuan bagi korban bencana.

Sebagai tindak lanjut UU ini, pemerintah bisa membuat Peraturan Pemerintah (PP) 
tentang Penanganan Kemiskinan sebagai peraturan pelaksana UU. Bila UU dan PP 
penanganan kemiskinan sudah dimiliki, langkah selanjutnya departemen terkait 
bisa merancang standarisasi pedoman penanganan kemiskinan nasional. Di tingkat 
daerah, gubernur, bupati dan walikota menindaklanjuti dengan membuat peraturan 
daerah (perda) tentang penanganan kemiskinan sesuai kondisi daerah 
masing-masing dengan mengacu standarisasi pusat.

Setelah penetapan standarisasi penanganan kemiskinan nasional, upaya 
pengentasan kemiskinan dari pemerintah akan lebih efektif. Sebab, negara sudah 
memiliki pedoman baku dalam penanganan kemiskinan nasional. Masalah manajemen 
penanganan kemiskinan, seperti tumpang tindih penanganan, salah sasaran dalam 
pemberian bantuan dan masalah pengawasan departemen 

[proletar] Birokrasi Profesional, Sudahkah?

2006-08-23 Terurut Topik Ambon
http://www.indomedia.com/bpost/082006/24/opini/opini1.htm


Birokrasi Profesional, Sudahkah?

Oleh : Alip Winarto SHut MSi
PNS pada Badan Diklat Daerah Kalsel 

Sebelum reformasi bergulir, birokrasi seolah hanya menjadi mesin salah satu 
parpol yang segala tindakannya selalu membawa visi misi parpol tertentu yang 
memegang tampuk kekuasaan.

Saat ini reformasi memasuki tahun ke delapan, sejak orde baru tumbang pada 
1998. Era reformasi menjadi tumpuan harapan banyak kalangan agar kondisi 
republik yang penuh kemajemukan ini menjadi lebih cerah pada masa akan datang.

Reformasi sedikit banyak membawa angin perubahan dalam berbagai aspek kehidupan 
dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Tak terkecuali pada jajaran 
birokrasi, yang juga harus mengikuti perubahan yang terjadi dengan mereformasi 
diri, agar terwujud birokrasi profesional yang selalu siap memberikan pelayanan 
prima kepada masyarakat. Keinginan untuk mewujudkan birokrasi yang profesional 
pun semakin mengemuka.

Birokrasi yang profesional masih menjadi isu aktual sampai saat ini. Hal ini 
tidak lain karena banyak kalangan yang masih mempunyai harapan agar birokrasi 
mampu menampilkan perfomance yang baik, mau tampil profesional dalam 
melaksanakan pelayanan publik, dapat mengedepankan kepentingan masyarakat dan 
tidak berada di bawah tekanan kelompok politik tertentu. Apalagi peluang saat 
ini sangat terbuka lebar akibat terjadinya pergeseran sistem politik kita, yang 
tidak menutup kehadiran parpol dalam jumlah cukup banyak. Juga akibat perubahan 
paradigma sistem pemerintahan dari sentralistis ke desentralisasi yang 
memberikan peluang kepada birokrasi khususnya di daerah untuk lebih kreatif, 
inovatif dan profesional.

Sebelum reformasi bergulir, birokrasi seolah hanya menjadi mesin salah satu 
parpol yang segala tindakannya selalu membawa visi misi parpol tertentu yang 
memegang tampuk kekuasaan. Birokrasi tidak lagi independen dalam memberikan 
pelayanan kepada masyarakat. Pada era reformasi ini, banyak peluang bagi 
birokrasi untuk bersikap netral dan hanya menjalankan tugas administratif. 
Birokrasi sebagai satu lembaga yang melaksanakan kebijaksanaan yang dibuat 
politisi, sudah saatnya dibangun dengan menganut prinsip rasional dan efisien. 
Dengan prinsip ini, birokrasi dapat berkembang dan tampil profesional. 

Terlepas dari berbagai permasalahan yang mewarnai birokrasi itu, harus diyakini 
bahwa untuk menjadikan birokrasi profesional itu tidak mudah. Tetapi, bagaimana 
ide ini harus dilakukan. Jika birokrasi tidak mereformasi dirinya untuk tampil 
sebagai sosok profesional, maka ia akan kehilangan kepercayaan dari masyarakat. 
Birokrasi bisa jadi akan sampai kondisi tidak berdaya dan tidak berguna. Oleh 
karena itu, birokrasi harus mampu mereformasi diri, menjadi sosok profesional 
dengan pelayanan prima dan berlaku sebagai abdi negara dan masyarakat, siap 
atau tidak siap.

Untuk mewujudkan birokrasi profesional yang mampu memberikan pelayanan prima 
kepada masyarakat, tidak memihak pada kepentingan parpol tertentu, memang tidak 
mudah. Ini karena, parpol yang menjadi penguasa di negeri ini juga memiliki 
kepentingan terhadap birokrasi.

Hal lain yang juga menjadi penghambat upaya mewujudkan birokrasi profesional 
adalah adanya penyakit dalam tubuh birokrasi yang disebut patologi birokrasi. 
Patologi birokrasi ini yang menyebabkan imej masyarakat negatif tentang 
birokrasi. Menurut Siagian (1995), patologi birokrasi dapat muncul karena 
beberapa hal. Yaitu: persepsi dan gaya manajerial pejabat, kurangnya 
pengetahuan dan keterampilan, tindakan birokrat yang melanggar norma hukum, 
manifestasi perilaku birokrasi yang bersifat disfungsional, akibat situasi 
internal dalam berbagai instansi dalam lingkungan pemerintahan. Patologi 
birokrasi ini harus dicermati untuk mewujudkan birokrasi profesional. Jika hal 
ini terus berlangsung, akan tercipta kondisi pemerintahan yang buruk (bad 
reputation of bureaucracy).

Untuk menuju birokrasi profesional, birokrasi harus menjadi profesi mandiri. 
Dengan demikian, peluang kemampuan birokrasi semakin terbuka lebar sehingga 
tercipta birokrasi profesional. Kemandirian profesi bisa menciptakan panggilan 
tugas. Dalam menjalankan tugas, birokrasi bukan semata mencari uang.

Profesi juga mengajarkan untuk berbakti kepada masyarakat, mengurangi 
proseduralisme atau formalisme, mendorong orang melakukan sesuatu pada 
organisasi. Dengan kemandirian profesi birokrasi juga akan memperkecil 
kesenjangan antara teori dan praktik. Pengembangan praktik harus didukung teori 
keilmuan dan dapat memperkecil informasi kesenjangan terhadap masyarakat, 
sehingga masyarakat tidak dapat ditipu.

Di samping perlunya birokrasi menjadi profesi mandiri, menjaga netralitas 
birokrasi juga perlu dipertimbangkan dalam rangka mewujudkan birokrasi 
profesional. Dengan kata lain, birokrasi harus mampu menghindarkan diri menjadi 
mesin parpol tertentu. Pejabat politik yaitu menteri dan staf ahli politiknya 
berkewajiban 

[proletar] Dua Pembuat Situs Teroris Ditangkap

2006-08-23 Terurut Topik Ambon
http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2006/8/24/n4.htm


Dua Pembuat Situs Teroris Ditangkap 
* Di LP Kerobokan Imam Samudra Sering ''Chatting''


Jakarta (Bali Post) -
Mabes Polri menangkap dua tersangka yang diduga sebagai anggota kelompok 
teroris pimpinan Noordin Mohammad Top. Kedua tersangka itu diduga berperan 
dalam pembuatan situs internet dengan alamat di www.anshar.net. Situs itu 
dipergunakan kelompok Noordin untuk berkomunikasi dan menyiarkan kegiatan 
kelompoknya. 

''Penangkapan keduanya dilakukan secara terpisah di Jawa Tengah, 12 dan 16 
Agustus lalu,'' ungkap Kepala Unit V Teknologi Informasi dan Cyber Crime 
Direktorat II/Ekonomi Khusus Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Polri 
Kombes Pol. Petrus Reinhard Golosse, Rabu (23/8) kemarin.

Kedua tersangka yang hingga kini masih terus diperiksa itu, menurut Golosse, 
adalah Agung Prabowo alias Max Spiderman dan Agung Setiadi alias Safatul Jihad. 
 

Agung Prabowo, jelas Golosse, memiliki kemampuan untuk melakukan hacking 
(menyusup ke sebuah situs) dan carding (membobol kartu kredit milik orang lain 
melalui jaringan internet). Sehari-harinya ia merupakan  mahasiswa di fakultas 
teknik jurusan elektro arus lemah pada salah satu perguruan tinggi di Semarang. 
Sementara Agung Setiadi merupakan pengajar di fakultas teknik salah satu 
perguruan tinggi swasta di kota yang sama. 

Mengenai peran yang dilakukan tersangka, dijelaskan perwira menengah polisi 
ini, keduanya diduga kuat terlibat dalam pembuatan dan pendaftaran situs 
www.anshar.net bersama dengan Qital alias Abdul Azis, seorang guru komputer 
yang kini tengah diadili di Denpasar. ''Situs www.anshar.net diisi oleh Abdul 
Azis, namun yang menyiapkan hosting (pendaftaran)-nya adalah kedua tersangka,'' 
jelas mantan Kepala Satuan Cyber Crime Polda Metro Jaya ini.  

Dari pengakuan kedua tersangka pula, menurut Golosse, polisi mendapatkan 
keterangan bahwa terpidana mati kasus bom Bali I Imam Samudra sering melakukan 
kontak (chatting) dengan dunia luar melalui jaringan internet dengan laptop 
saat dirinya ditahan di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kerobokan, Bali. Golosse 
juga menyatakan, dengan laptop itu, Imam Samudra dapat menuangkan pikirannya 
dan menjadi pengisi situs tersebut.  

''Dalam situs itu juga termuat sejumlah target sasaran terorisme di Indonesia 
seperti Ancol, Planet Hollywood, Senayan Golf Driving Range, dan Jakarta 
Convention Center (JCC),'' kata Golosse.  

LP Kerobokan 

Pengacara Imam Samudra dari Tim Pembela Muslim, Mahendradatta, mengaku heran 
dengan penemuan polisi ini. Dengan penjagaan superketat sulit bagi Imam Samudra 
dkk. memasukkan seluruh alat komunikasi, baik handphone, laptop, dan sebagainya 
di dalam penjara. ''Ini aneh. Penjagaan yang superketat seperti itu, mana bisa 
Imam Samudra mendalangi perencanaan pengeboman dengan mengaturnya dari dalam 
penjara,'' katanya menanggapi tudingan polisi kepada kliennya.  

Jika memang tuduhan itu tetap saja ditujukan kepada Imam,   Mahendradatta 
justru meminta polisi memeriksa Menteri Hukum dan HAM Hamid Awaluddin. ''Kalau 
LP Kerobokan yang bobrok, misalnya,  seharusnya polisi memeriksa Hamid 
Awaluddin. Dia yang bertanggung jawab terhadap keamanan LP. Apalagi, 
terpidananya adalah Imam Samudra yang tergolong dalam pengamanan super 
maximum,'' tandasnya. (kmb7/kmb5


[Non-text portions of this message have been removed]



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage:  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[proletar] Hasil Jalan Kaki ke Istana!

2006-08-23 Terurut Topik Ambon
http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2006082301000915

  Rabu, 23 Agustus 2006 
 
  BURAS
 
 
 
 
Hasil Jalan Kaki ke Istana! 

   
  H.Bambang Eka Wijaya:



  PERJUANGAN para petani jalan kaki dari Way Kanan ke Istana mulai 
membuahkan hasil! ujar Umar. Bank Indonesia (BI) Lampung telah memenuhi janji 
pejabat BI Pusat saat ditemui para petani di Jakarta!

  Bagaimana hasilnya? kejar Amir.

  BI Lampung mempertemukan para petani dengan Bank Danamon dan pengusaha 
PT BNIL! jelas Umar. Untuk tahap pertama disepakati pengembalian sertifikat 
tanah milik petani melalui Bank Danamon dan diteruskan lewat kepala kampung!

  Hasil yang menggembirakan! sambut Amir. Meskipun ini baru langkah 
pertama dari proses penyelesaiannya, perjuangan mereka jalan kaki ke Jakarta 
tak sia-sia! Sekaligus ini menjadi pelajaran berharga buat pemimpin di Lampung 
yang sempat terkesan tidak mampu menyelesaikan masalah hingga para petani itu 
harus jalan kaki ke Jakarta!

  Memang! Waktu itu setelah para petani Way Kanan sepekan menginap di 
Gedung DPRD Provinsi, Gubernur menemui mereka dan berjanji menyelesaikan 
masalah mereka secepatnya! tukas Umar. Seketika itu juga dibentuk Tim 
Pemprov! Tapi terbukti, tim itu lamban, hingga para petani tak sabar dan 
terpaksa mencari keadilan ke Jakarta!

  Jangan asumsikan Gubernur gagal, cuma tim yang dibentuknya kurang 
mampu! timpal Amir. Walaupun begitu, masih ada peluang bagi tim bentukan 
Gubernur untuk merehabilitasi kesan kurang baik atas kemampuannya itu, yakni 
membantu petani menuntaskan penyelesaian masalahnya sesuai dengan skema yang 
disepakati di Jakarta!

  Para petani memang masih membutuhkan dukungan Pemerintah Provinsi untuk 
menyelesaikan masalah sampai tuntas, setelah langkah pertamanya dibuka BI 
Lampung! tegas Umar. Jadi, seyogianya tim bentukan Gubernur berterima kasih 
kepada para petani yang berhasil membuka jalan untuk mempermudah kerja tim pada 
langkah selanjutnya!

  Tapi, untuk itu tetap perlu kepedulian dan penegasan Gubernur kepada tim 
yang dia bentuk, untuk membuktikan kebenaran janji Gubernur kepada petani waktu 
itu! tegas Umar. Yakni, janji Gubernur menyelesaikan masalah para petani 
dengan koperasi dan perusahaan inti yang mengelola lahan kelapa sawit mereka!

  Lebih dari itu, upaya itu juga terbantu sikap pengusaha inti yang sudah 
terbuka menyelesaikan masalah dengan para petani plasma tersebut! timpal Amir. 
Berkat keterbukaan sikap pengusaha itulah, langkah pertama penyelesaian tadi 
bisa dilakukan!

  Pokoknya, kerja tim bentukan Gubernur untuk menyelesaikan masalah ini 
sudah seperti peribahasa, makan pisang bekubak! sambut Umar. Dari pihak 
petani sudah membawa komitmen penyelesaian dari pusat, dari pihak pengusaha 
inti juga telah terbuka untuk penyelesaian! Jadi, tim tinggal merunut tahap 
demi tahapnya sampai janji Gubernur kepada para petani lunas! Soalnya, janji 
itu utang! ***
 


[Non-text portions of this message have been removed]



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage:  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[proletar] Kebangkitan Vietnam Bisa Ancam Pariwisata Bali

2006-08-23 Terurut Topik Ambon


http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2006/8/24/pa1.htm


Kebangkitan Vietnam Bisa Ancam Pariwisata Bali
 
Vietnam kini menggebu menggarap sektor pariwisatanya. Bahkan, negara yang 
didirikan mendiang Ho Chi Minh tersebut, menjadikan pariwisata sebagai 
primadona pendapatan nasionalnya. Hasilnya sudah terbukti, dengan kunjungan 
wisatawan ke negeri itu terus membubung. Apa kiat mereka, dan bagaimana 
dampaknya terhadap kepariwisataan Bali? Berikut laporan wartawan Bali Post Alit 
Sumertha yang sempat mengunjungi negeri tersebut selama sepekan atas undangan 
Kementerian Budpar bekerja sama dengan BTB (Bali Tourism Board).



Setelah sempat mengelilingi sejumlah tempat di Vietnam beberapa hari, tak 
banyak yang menarik dari negeri tersebut. Bahkan kalau mau jujur, Bali memiliki 
banyak keunggulan dibandingkan objek yang dijual Vietnam. Namun kenyataan 
berkata lain. Vietnam justru kini dibanjiri wisatawan maupun pelaku bisnis dari 
berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia sendiri.

Lantas apa yang menarik sehingga wisatawan serta berbagai kegiatan bisnis 
tumpah ruah ke negeri bekas jajahan Prancis dan Amerika itu? Menurut Konjen RI 
di Vietnam Wayan Jaya Susila, sebenarnya tak banyak objek menarik dan indah di 
negeri tersebut. Wisata negeri tersebut justru menjual objek pasar, sungai yang 
agak keruh serta bekas peninggalan perang. ''Keindahan alam masih jauh kalah 
dengan Bali,'' tegas pria kelahiran Petiga, Marga, Tabanan yang sudah dua tahun 
lebih di Vietnam ini.

Pemerintah Vietnam, tambahnya, sangat jeli dan cerdas mengelola potensi yang 
dimiliki. Meski tak begitu indah, namun semuanya dikemas dengan baik dan apik. 
Bukan itu saja, sarana dan prasarana disiapkan secara maksimal. Untuk 
pariwisata, pemerintah setempat menyediakan anggaran sampai 13,2 milyar dolar 
AS.  Luar biasa!

Potensi yang boleh dikatakan tak seberapa itu pun disulap sedemikian rupa 
sehingga menjadi daya tarik yang besar. Ambil contoh, lubang-lubang berupa goa 
bekas pertahanan masyarakat ketika melawan pasukan asing, ditata sedemikian 
rupa. Jalan hingga fasilitas menuju objek di tengah hutan yang berlokasi di Cu 
Chi Tunnel itu, ditata begitu apik. 

Pesawat terbang, tank dan bangkai perang lainnya, juga dikumpulkan dalam Museum 
War Remnants, tak jauh dari kota Ho Chi Minh, untuk dijual kepada wisatawan. 
Untuk objek alam, Sungai Saigon yang lebar dan berair keruh, juga dijual dalam 
paket berperahu sambil makan malam. Delta Mekong yang menjadi pusat pertanian, 
menjadi objek kunjungan yang tak kalah menarik. 

Semuanya dijual dengan harga murah, sehingga menarik wisatawan. ''Bayangkan 
saja untuk city tour dijual cuma 3 dolar AS,'' tambah Jaya Susila, yang 
dibenarkan pemandu wisata yang mengantar rombongan, Nguyen Tan Truc. Tak sampai 
di sana, pasar tradisional yang terkenal Ben Thanth Market juga tak lepas dari 
sentuhan pemerintah. Pasar yang cukup luas dan menjadi one stop shopping itu, 
kini dibanjiri wisatawan baik lokal maupun asing.

Meningkatnya kunjungan, juga didukung dengan sistem keamanan yang sangat baik 
serta berbagai kemudahan yang diberikan pemerintah setempat. Transportasi udara 
dan pelabuhan lautnya, juga disempurnakan. Wisatawan yang datang, sejak tiba di 
bandara sudah mendapat pelayanan ramah dari petugas setempat. Alhasil, bukan 
hanya turis saja yang berdatangan, juga pelaku bisnis dengan kantor-kantor 
perdagangan berdiri megah di pusat kota Ho Chi Minh, maskot Vietnam.

Kini Vietnam boleh berbangga. Sebab, bukan hanya wisatawan yang membludak, juga 
dunia usaha meningkat pesat. Pertumbuhan ekonominya mencapai 12 persen, 
mendekati pretasi Cina. Pariwisatanya juga sangat menjanjikan dengan 
pertumbuhan setiap tahun rata-rata di atas 10 persen. Kini wisatawan asing yang 
ke Vietnam sekitar 4,5 juta orang setahunnya. Khusus yang ke Ho Chi Minh saja, 
dua juta orang. 

Mereka kebanyakan dari Jepang, Korea, Thailand dan Eropa, termasuk Amerika. 
''Wisatawan Indonesia masih sedikit. Kebanyakan yang datang untuk berbisnis,'' 
tambah Jaya Susila. 

Lantas apa dampak dari kebangkitan pariwisata Vietnam tersebut khususnya bagi 
Bali yang juga 80 persen napasnya menggantungkan pariwisata? Sejumlah pelaku 
pariwisata melihat, prestasi Vietnam ini patut dijadikan contoh. Namun, 
sekaligus bisa menjadi ancaman. Sebab, dengan bergesernya wisatawan ke Vietnam, 
jelas bisa mempengaruhi pariwisata Bali kalau tak segera dilakukan pembenahan. 
''Bisa saja ada pergeseran kunjungan ke Vietnam,'' ujar praktisi pariwisata 
Cok. Oka Ardana Sukawati dan I Gusti Kompyang Aya dari BTB, yang ikut dalam 
tour tersebut.

Keduanya mengatakan sejumlah negara tetangga kini begitu gencar menggarap 
pariwisata. Apalagi kontribusi pariwisata sangat besar, baik sisi devisa maupun 
penyerapan tenaga kerja dan peningkatan ekonomi masyarakat. Kebangkitan 
Malaysia, Cina dan kini disusul Vietnam, tak bisa dipandang sebelah mata. 
''Kita semua mesti segera berbuat,'' tambahnya. 

[proletar] Gengsi Lumpur Panas

2006-08-23 Terurut Topik Ambon
REFLEKSI: Pasti dibalik lumpur panas ada uang pendingin dan pelicin ke kantong 
penguasa.

http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail_cid=242801

Rabu, 23 Agt 2006,



Gengsi Lumpur Panas


Oleh Haidar Aji Kalbuadi 

Ruwetnya penanganan lumpur panas Lapindo adalah potret betapa gengsi lebih 
dipentingkan oleh sebagian kalangan di negeri ini. Gengsi merupakan suatu nilai 
yang dianggap sangat penting di Indonesia. Meski tidak berprestasi, asal saja 
penampilannya penuh gengsi. Ukuran gengsi di kalangan atas adalah pemilikan 
pengaruh, di samping yang berupa materi.

Di kalangan bawah ukurannya lebih berupa materi. Karena ukuran materi lebih 
kelihatan, lebih mudah menimbulkan iri hati dan konflik. Di kalangan atas, 
ukuran gengsi yang berupa pengaruh politik bersifat nonmateriil sehingga lebih 
sulit diketahui. Gengi itu ditutup dengan pelbagai macam slogan untuk 
menjatuhkan pihak lain dengan dalih membela yang lemah. 

Gengsi
Menurut teori, orang senang bergengsi jika tujuan tidak jelas, padahal 
sarananya tersedia. Untuk menutupi kekurangannya, berupa kurangnya konsep dalam 
pemikiran, digunakanlah gengsi. Karena itu, mereka yang mengalami mobilitas 
vertikal (termasuk pengusaha yang menemukan potensi gas berjuta kubik di 
Porong), ada kecenderungan berbuat berlebih-lebihan memamerkan gengsi.

Mau bertindak seperti dalam keadaan statusnya yang lama dirasa tidak pantas, 
tetapi berbuat sesuai kedudukannya barunya belum tahu. Teori ini berbunyi, 
kalau orang tidak mempunyai tujuan yang jelas, tetapi sarananya tersedia, 
timbul apa yang disebut ritualisme, yaitu upacara-upacara demi gengsi untuk 
menyelubungi kekurangan percaya diri. 

Teori ini berlaku dalam di bidang ekonomi. Ucapan banyak dilontarkan untuk 
mempertahankan gengsi dan memperoleh pengakuan antara lain juga dalam bidang 
ekonomi. Pemikiran konsepsional mencakup keadaan mendatang dan mencerminkan 
pemikiran yang terkait satu dengan yang lain, sedangkan gengsi hanya berlaku 
sekejap dan terputus-putus.

Elitis 

Ada dua macam aliran di ranah ekonomi. Aliran pertama memandang segala sesuatu 
ditentukan para elite, dan lapisan bawah hanyalah sarana untuk melaksanakan 
rencana para elite. Aliran ini disebut aliran elitis. Di dalam manajemen juga 
terdapat aliran semacam ini yang disebut teori X, yang menganggap lapisan bawah 
pemikirannya sangat lamban dan hanya akan menurut jika digerakkan. Biasanya 
penganut aliran ini tidak terlalu tahu keadaan masyarakat lapisan bawah yang 
sesungguhnya, tetapi justru mengaku mempunyai pemikiran kerakyatan. 

Dalam praktiknya, dasar yang dipergunakan adalah kepentingan para elite itu 
sendiri, karena sikap seseorang atau golongan berkaitan erat dengan 
kepentingannya. 

Lain halnya dengan aliran populis yang memandang bahwa tanpa bantuan lapisan 
bawah tidak dapat dicapai keberhasilan. Cara bekerja aliran ini mempergunakan 
sistem makan bubur panas. Dimulai dari pinggir yang sudah dingin, untuk 
kemudian sedikit demi sedikit bergerak ke tengah, untuk mencegah penghancuran 
total.

Politik populis ini tidak disukai aliran elitis. Aliran elitis berpendirian, 
segala sesuatu harus diselesaikan dengan segera dari pusat meskipun buburnya 
masih panas. Dengan serta-merta dilontarkan aneka wacana pendapat yang sebagian 
sebenarnya lebih berfungsi untuk mempertahankan gengsi berupa kekuasaan dan 
pengaruh. Aliran ini bersifat patrimonialistik atau penguasa tunggal, yang 
selalu menganggap dirinya benar.

Soal gengsi dan aliran elitis terus berkembang melalui upaya memperdalam jurang 
antara para elite dan lapisan bawah. Salah satu caranya dengan mempertahankan 
sistem ekonomi dualisme, yaitu ekonomi tradisional yang bermodal tenaga kerja 
(warga petani sekitar semburan lumpur) dan ekonomi yang bermodal uang 
(eksplorasi gas bumi). 

Dalam persaingan pun ekonomi tradisional akan kalah karena tenaga kerja 
tersedia dalam jumlah yang tidak terbatas, lebih-lebih dengan banyaknya 
pengangguran sekarang ini. 

Di pihak lain ekonomi modern mempunyai modal berupa uang yang jumlahnya 
terbatas. Kalau bersaing, tentu ekonomi tradisional akan kalah berdasarkan atas 
dalil permintaan dan penawaran.

Ketir-Ketir

Konflik yang merambah beberapa daerah sekarang ini lebih banyak bermotifkan 
perbedaan antara kedua sistem ekonomi ini, yang kemudian dikobar-kobarkan 
pihak-pihak tertentu dengan dalih tertentu. Kalau aliran elitis ingin 
memperkuat gengsinya dan mempertahankan dualisme dalam bisnis, keadaan krisis 
seperti sekarang ini akan tetap berlanjut.

Contoh mutakhir adalah kasus luberan lumpur panas Lapindo. Berbagai wacana 
menghentikan semburan digembar-gemborkan oleh pejabat lokal dan pusat tanpa 
hasil.

Akibatnya, warga yang tinggal di dekat sumber semburan lumpur panas kian ruwet 
pikirannya. Saat memasuki musim hujan ini, kekhawatiran begitu kuat melintas, 
menatap tanggul buatan penahan lumpur yang sudah dibangun dengan ketebalan dan 
ketinggian masing-masing lebih lima meter. Tanpa hujan saja sebagian tanggul 
itu 

[proletar] Golkar Hanya Dijadikan Pemadam Kebakaran + AS Hikam: Menteri KabinetTerpecah di Bawah SBY dan J

2006-08-23 Terurut Topik Ambon
http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=153204


DUKUNGAN POLITIK
Golkar Hanya Dijadikan  Pemadam Kebakaran 


Kamis, 24 Agustus 2006
JAKARTA (Suara Karya): Partai Golkar tidak memperoleh kompensasi politik yang 
memadai atas dukungan yang mereka berikan terhadap pemerintahan Presiden 
Yudhoyono. Bahkan Golkar hanya dimanfaatkan pemerintah sebagai pemadam 
kebakaran. 

Selama dua tahun pemerintahan SBY-JK, posisi Golkar selalu dipinggirkan dan 
tidak pernah diberi peran atau pun posisi yang layak sebagai partai pendukung 
pemerintah. Wajar saja kalau kemudian ada ketidakpuasan dan desakan agar Golkar 
mengevaluasi atau bahkan menarik dukungan terhadap pemerintah, kata pengamat 
politik J Kristiadi di Jakarta, Rabu kemarin. 

Menurut Kristiadi, Golkar sudah menempatkan diri sebagai partai pendukung 
pemerintah -- antara lain diwujudkan dengan sikap Fraksi Partai Golkar di DPR 
yang selalu mendukung setiap kebijakan pemerintah. Tapi posisi tersebut lebih 
banyak dimanfaatkan pemerintah. 

Kristiadi berpendapat, peran dan posisi kuat Golkar di DPR cenderung 
dimanfaatkan pemerintah sebagai pemadam kebakaran. Posisi Golkar cenderung 
dimanfaatkan untuk mengamankan kebijakan-kebijakan. Padahal bagaimana kebijakan 
itu muncul, Golkar sebagai institusi partai tidak pernah dilibatkan. Dengan 
kondisi seperti itu, secara politik Golkar jelas dirugikan, katanya. 

Kristiadi melihat desakan agar Golkar mengevaluasi atau bahkan menarik dukungan 
pada pemerintah pada dasarnya merupakan tekanan agar pemerintah lebih 
memerhatikan Golkar. Elite Partai Golkar ingin posisi benar-benar jelas. 
Apakah Golkar dianggap sebagai 'pemadam kebakaran' atau sebagai aset penguasa? 
Kalau sebagai aset, tentu elite-elite Partai Golkar harus diberi posisi 
penting, ujarnya. 

Desakan agar Golkar menarik dukungan terhadap pemerintah juga mencerminkan 
kerancuan struktur politik. Indonesia menganut sistem pemerintahan 
presidensial, tapi menghadapi praktik-praktik parlementarian. Wacana ini 
dijadikan pintu masuk untuk memikirkan struktur pemerintahan, kata Kristiadi. 

Sementara itu, mantan Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais 
meminta Presiden Yudhoyono agar lebih memperbaiki model kepemimpinannya sebelum 
memikirkan perombakan (reshuffle) kabinet. Dilaksanakan atau tidak reshuffle, 
itu bukan persoalan. Yang terpenting saat ini adalah memperbaiki model 
kepemimpinan, katanya. 

Amien menuturkan, Presiden harus bersikap lebih lurus dan berani ambil risiko 
serta punya semangat. Dia memberikan ilustrasi soal perombakan kabinet dengan 
gaya kepemimpinan dalam militer. 

Tidak ada prajurit yang keliru, tapi komandan yang salah. Artinya, yang harus 
diperbaiki adalah komandan. Bukan prajurit yang harus diganti, katanya. 

Dengan begitu, andai Presiden melakukan perombakan kabinet, itu tetap akan 
tidak berarti jika gaya kepemimpinan Presiden tidak diubah. Kalau model 
kepemimpinan masih maju mundur dan hanya sebatas berwacana, pemerintahan tetap 
tidak akan berjalan, kata Amien. 

Dia juga mengatakan, kalau ada menteri yang tidak mampu menjalankan tugas, maka 
tugas-tugas itu seharusnya diambil-alih agar tidak mengganggu pemerintahan 
secara keseluruhan. 

Sementara itu, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tifatul Sembiring 
mempersilakan Presiden mengganti menteri-menteri asal PKS. Selama proses 
reshuffle tersebut objektif, katanya, PKS tetap siap membantu pemerintah dari 
dalam maupun luar kabinet. 

Di lain pihak, Jubir Kepresidenan Andi Mallarangeng mengatakan, evaluasi 
Presiden terhadap kinerja menteri-menteri tidak hanya dilakukan satu tahun 
sekali, melainkan bisa dilakukan setiap saat. Itu, katanya, untuk memantau 
efektivitas kinerja menteri-menteri. (M Kardeni/Novi/Agus


http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=153147


KINERJA PEMERINTAHAN 
AS Hikam: Menteri KabinetTerpecah di Bawah SBY dan JK 


Kamis, 24 Agustus 2006
JAKARTA (Suara Karya): Wakil Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa Muhammad 
AS Hikam berpendapat, kinerja menteri di Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) harus 
dibuat solid dan jangan terpecah. 

Saat ini sebagian tim (menteri di) kabinet ada yang berada di bawah kendali 
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sementara yang lainnya ada di bawah kendali 
Wapres Jusuf Kalla. Nah, dua tim ini harus disatukan dulu, kata AS Hikam 
kepada wartawan di Jakarta, kemarin. 

Hikam yang juga anggota Komisi I DPR itu melanjutkan, Presiden Yudhoyono 
merupakan sosok pemimpin yang memiliki tipe mengandalkan kerja sama tim. Dengan 
demikian, katanya, ia membutuhkan sebuah tim kabinet yang solid. Persoalannya, 
sejak awal tim ini sudah terbelah dua, katanya. 

Hikam mencontohkan kasus dugaan korupsi yang dilakukan Menteri Hukum dan HAM 
Hamid Awaluddin semasa menjadi anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai 
salah satu imbas dari manajemen pemerintahan yang kurang tertata baik. 

Terkait kasus itu Presiden Yudhoyono memerintahkan agar pemeriksaan jalan terus 
dan berkali-kali menyatakan 

[proletar] Hindu Extremists Attack Jailed Christian in India

2006-08-23 Terurut Topik Holy Uncle
Hindu Extremists Attack Jailed Christian in India
Vishal Arora
Compass Direct News


Authorities do nothing; High Court overturns quashing of ‘forcible 
conversion’ charge.

NEW DELHI, August 14 (Compass Direct News) – A group of about 15 Hindu 
extremists in the southern state of Karnataka on August 4 entered a jail and 
attacked a Christian businessman accused of compelling his wife to commit 
suicide.



“About 15 extremists of the Bajrang Dal [a militant Hindu organization], 
seemingly in connivance with jail authorities, managed to get into the 
Mardala district jail and brutally beat up Chetraven Rajan, owner of a 
company making sweets,” Albert Lael, organizing secretary of the All India 
Christian Council (AICC), told Compass. “No jail official came to save the 
victim.”

Lael said Hindu extremist groups had long been threatening Rajan, who has 
been involved in Christian and social work especially among Dalits.

The attack came to light only when Rajan’s relatives visited him in jail and 
noticed marks on his body.

“Despite the fact that Rajan had several injury marks and said he could 
identify the attackers, jail authorities refused to register a complaint 
against the miscreants, nor did they take him to a hospital for treatment,” 
added the AICC leader.

After state Christian leaders insisted on giving protection to the victim 
against further attacks, however, authorities shifted him to the Mysore 
jail.

“Rajan’s wife committed suicide a few months ago after he sacked his worker, 
identified only as Murugeshan, who supposedly had an affair with his wife,” 
Lael explained.

Rajan’s wife was said to have insisted that he allow Murugeshan to continue 
to work, but he refused.

“Rajan’s friends believe that extremist organizations misused the situation 
by causing Murugeshan to allege that Rajan had an affair with another woman 
and he forced his wife to commit suicide,” Lael added. “Hence, Rajan, who 
got married three years ago, was implicated in the case.”

Supreme Court Ruling
On the same day that Rajan was attacked, the Supreme Court of India on 
August 4 overturned a Karnataka High Court judgment that had quashed a 
complaint against a pastor for forcibly converting Hindus.

The complaint had been filed against Pastor Paulraj Raju of the King Jesus 
Church in Mangalwarapete village. National daily The Times of India on 
August 7 reported that the Supreme Court judgment paved the way for local 
police in all Indian states to arrest – without mandate from federal or 
state authorities – Christian clergy accused of forcible conversions.

The report, later carried by several national and regional dailies, caused 
tensions in Mangalwarapete village, where Pastor Raju has his church. Samuel 
Jacob, director of Christian organization Harvest India, based in Bangalore, 
told Compass that those who had attacked Pastor Raju last year came to the 
house of an elder of the church, identified as Nagraj, and warned him 
against holding worship in the church.

“They told the elder that the Supreme Court judgment had clearly said that 
Raju was involved in conversions.”

As a result, Christians got frightened and stopped coming to the church, he 
added.

But Pastor Raju’s attorney in Delhi, Jawahar Raja, told Compass that media 
reports had misinterpreted the judgment. “The apex court merely allowed the 
Karnataka government to carry on with the investigation in the case against 
Raju,” he said.

The complaint against Pastor Raju was registered on January 14, 2005, when 
he visited a nearby village, Rampur, where some villagers caught him and 
beat him up, saying he had come to convert Hindus. (See Compass Direct, 
“Hindu Extremists in India Attack Church, Burn Bibles,” May 4, 2005.)

After the complaint, Hindus twice attacked Pastor Raju. On April 1, 2005, a 
mob of about 200 people gathered in front of his house, demanded that he 
close down the church and leave the district and took him to the Channapatna 
police station again, accusing him of forcible conversions.

On May 1, a crowd of nearly 500 Hindu villagers attacked Pastor Raju, his 
wife and other church members.The attackers sexually molested female church 
members and burned Bibles and other Christian literature.

Christians say the incidence of anti-Christian attacks has increased in 
Karnataka ever since the government of Janata Dal-Secular (JD-S) party, in 
coalition with the Bharatiya Janata Party took power from the Congress party 
in February after the JD-S withdrew support from the then Congress-led 
government.

Most recently, two Catholic priests, Father Soby Thomas, vice principal of 
St. Francis de Sales High School, and school administrator Father Vinod 
Kanat, were attacked in Hebbagodi, near Karnataka’s capital of Bangalore on 
July 25. (See Compass Direct, “Four Women Accused of Forced Conversion,” 
August 11.)

http://www.crosswalk.com/news/religiontoday/1415432.html




Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL 

[proletar] Annan, Not Israel, to Decide on Makeup of Peacekeeping Force

2006-08-23 Terurut Topik Holy Uncle
Annan, Not Israel, to Decide on Makeup of Peacekeeping Force

Patrick Goodenough
International Editor

(CNSNews.com) - A new row is brewing between Israel and the United Nations 
over which of the U.N.'s member-states should be eligible to contribute 
troops to a mission to keep the peace between Israel and Shi'ite terrorists 
in Lebanon.

Countries that do not recognize and have diplomatic relations with Israel 
should not participate in a beefed-up UNIFIL mission in Lebanon, Prime 
Minister Ehud Olmert's government declared.

But U.N. Secretary-General Kofi Annan's spokesman, asked during a briefing 
in New York Monday whether recognition of Israel was a criterion for 
participation, replied that the composition of the force was a decision that 
belongs to the secretary-general.

The U.N. is looking for a mix of European and Muslim nations to make up the 
15,000-strong force mandated by Security Council resolution 1701. It wants 
at least 3,500 of those new peacekeepers to be in place by Sept. 2.

Both Israel and Lebanon have welcomed an offer by Italy to lead the force -- 
following an unexpected show of reluctance from France -- but offers from 
Muslim countries are producing unease in Jerusalem.

Of the few countries that are offering sizeable troop contingents -- 
Indonesia, Malaysia and Bangladesh, all Muslim -- do not have diplomatic 
ties with the Jewish state.

Bangladesh has a long history of peacekeeping and currently has more 
peacekeepers -- 10,126 -- deployed in missions around the world than any 
other country. It has offered to send two battalions to Lebanon.

But Foreign Minister Morshed Khan said Monday Bangladesh would only 
contribute if its troops were acceptable to all parties in the conflict.

By contrast, Indonesia and Malaysia dismissed Israel's concern, saying the 
decision wasn't Israel's to make.

Indonesian foreign ministry spokesman Desra Percaya said Israel had no right 
to veto any country's participation, adding the UNIFIL was based on the 
Lebanese side of the border, not on Israeli soil.

Malaysian Defense Minister Najib Razak said there was no reason to exclude 
Malaysian troops, which had served in other conflict zones including Somalia 
and Bosnia. He worried that the force could end up comprising troops from 
NATO countries only.

Malaysia also said the decision on which countries should participate in 
UNIFIL belonged to the U.N. and Lebanon, not to Israel.

Israel should not be allowed to dictate its make-up, added Malaysia's New 
Straits Times, a daily controlled by the ruling party.

Indonesia and Malaysia have offered to send 1,000 troops each.

Impartial?

A U.N. commission in 2000 headed by close Annan associate Lakhdar Brahimi to 
review U.N. peacekeeping operations supported the view that consent of the 
local parties and impartiality were among the bedrock principles of 
peacekeeping.

One of Israel's key concerns is that the troops comprising UNIFIL not come 
from countries hostile to Israel or friendly towards Hizballah, the 
Iranian-backed organization whose July 12 cross-border attack triggered the 
34-day war.

Foreign Minister Tzipi Livni said she had relayed Israel's concerns on the 
matter to the U.N. in New York last week.

Apart from the fact they do not recognize Israel diplomatically, Bangladesh, 
Indonesia and Malaysia all strongly condemned Israel during the fighting, 
with Bangladesh calling air strikes against targets in Lebanon state 
terrorism.

Malaysian Foreign Minister Syed Hamid Albar did not rule out sending weapons 
to Hizballah, while the Indonesian government responded mildly when radicals 
publicly declared their intention to travel to Lebanon to fight against 
Israel, in some cases pledging to carry out suicide bombing attacks.

During the fighting, Malaysia hosted an Organization of the Islamic 
Conference (OIC) meeting where Iranian President Mahmoud Ahmadinejad 
repeated his call for Israel's destruction.

The Israeli foreign ministry noted that the host nation was not heard to 
repudiate that call.

In recent days, again, Indonesia and Malaysia have reiterated their views on 
where blame should be laid in the Mideast conflict.

Indonesian spokesman Desra said the situation had been caused by Israeli 
military aggression, while the country's official Antara news agency quoted 
Defense Minister Juwono Sudarsono as saying Jakarta would object if its 
forces in UNIFIL were mandated to disarm Hizballah.

Malaysian Prime Minister Abdullah Badawi, commenting on an Israeli commando 
raid in the Bekaa Valley on Saturday, said by violating the truce Israel 
showed it had no respect for the U.N. and could not be trusted.

Malaysia's Bernama news agency reports that Abdullah also said the U.N. 
appeared hesitant to accept Malaysian troops because Israel does not 
agree.

Annan's deputy, Mark Malloch Brown, said on Friday it was a matter of good 
form in peacekeeping... [to have] a force which is broadly acceptable in its 
composition to 

[proletar] Proletar dulu proletar sekarang

2006-08-23 Terurut Topik yaqut_2
Hi All

Perkenalkan namaku Wida. Aku termasuk orang jadul nya proletar. Baru 
masuk lagi nih..
Lain banget ya... rasanya kok kayak masuk ke library hehehe
isinya forward-an semua
Gak ada lagi yang ngobrol, yang bersilang pendapat, saling mencaci 
dan memaki, saling merayu, janjian nge date, lunch, dinner, kumpul 
gudel dll dll
Pada kenapa semua itu.
Tempat yang menurut aku indah seperti taman bunga, walau banyak yang 
buang sampah tapi menjadikan tempat ini penuh warna.

Wuiiih kangen banged ama suasana dulu ya...
Kemana om HB, om jusfiq, zhou yun, the sailorman, indonesian man, 
grifa libran, sasys dlldlldll...
ga ada lagi celoteh centilnya para sekretaris, hebohnya yang abis 
nonton film anyar, yang cerita tentang negerinya ntah lagi badai 
salju, musim panas, gugur, semi.
Yang kucingnya ilang
oh oh oh kemana semua itu...

Aku jadi merasa asing disini padahal dulu tempat nongkrong dan 
minum kopi yang paling asik looo

Salam,
WW





Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage:  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[proletar] Assad rejects Israel's demand for UN troops on Syria-Lebanon border

2006-08-23 Terurut Topik Ambon
http://www.haaretz.com/hasen/spages/753639.html

   
 
Syrian President Bashar Assad (right) greeting the Emir of Qatar 
Sheikh Hamad Bin Khalifa Al-Thani at Damascus airport on Monday. (AP)
   
   

Last update - 23:32 22/08/2006
 
 
  Assad rejects Israel's demand for UN troops on Syria-Lebanon 
border 
 
  By Reuters 
 


  DAMASCUS - Syrian President Bashar al-Assad on Tuesday 
rejected Israeli demands for the deployment of international troops on the 
Lebanese-Syrian border to stop what Israel says is the smuggling of arms to 
Hezbollah.

  This would be a withdrawal of Lebanese sovereignty and a 
hostile position, Assad said, according to advance excerpts of an interview to 
be aired by Dubai Television on Wednesday.

  The United Nations is trying to assemble a force of 15,000 to 
monitor a truce in southern Lebanon after a 34-day war between Israel and 
Hezbollah, which ended eight days ago with an uneasy truce.


 
 
  Israel wants UN troops to police border crossings between 
Lebanon and Syria to prevent weapons smuggling.

  Prime Minister Ehud Olmert said stationing some of the 
international force at border crossings and Beirut airport would enable Israel 
to lift its air and sea blockade of Lebanon.

  UN envoy Terje Roed-Larsen said on Tuesday that there were 
indications from senior Lebanese officials that they would request help in 
monitoring the crossings and that the international community would heed any 
such requests.

  He said about 2,000 Lebanese forces had deployed along the 
border with Syria.

  UN Security Council Resolution 1701 establishing the 
cease-fire also demands that Lebanon's borders be demarcated, particularly to 
solve a dispute over the Shaba Farms near the border between Lebanon, Israel 
and Syria.

  Assad said, however, that his country would not draw the 
border until Israel withdrew from the area.

  There will be no drawing of the border in the Shaba Farms 
before the Israeli forces leave it, Assad said.

  Hezbollah's victory was enough to teach Israel a lesson, 
that the isolation of Syria has failed and that anyone who tries to isolate 
Syria isolates himself from basic issues.
 
   
   
 


[Non-text portions of this message have been removed]



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage:  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[proletar] Di Asmat Kematian Ibu dan Anak Tinggi

2006-08-23 Terurut Topik Ambon
Halaman 6

Di Asmat Kematian Ibu dan Anak Tinggi

 

Timika Pos, 24/8

 

MERAUKE - Angka kematian ibu dan anak di Kabupaten Asmat sampai saat ini masih 
tergolong cukup tinggi. Menurut Wakil Bupati Drs FB Sorring, S.Sos, MM, masih 
tingginya angka kematian ibu dan anak tersebut, karena kondisi geografis 
wilayah Kabupaten Asmat 90 persen merupakan perairan dan rawa dengan penyebaran 
penduduk yang terpencar. 

Dikatakan, kondisi tersebut menyebabkan sulit untuk mendapatkan pelayanan yang 
prima, sehingga tidak mustahil angka kematian ibu dan anak masih terus 
meningkat. 

Lanjut Wabup FB Sorring, diperburuk dengan sarana transportasi yang terbatas 
dan mahal sehingga sulit dijangkau oleh masyarakat pencari pelayanan kesehatan 
ke tingkat puskesmas. 

Untuk menekan angka kematian ibu dan anak yang masih tinggi akibat pelayanan 
kesehatan yang belum maksimal itu, menurut Wabup Sorring, perlu dilakukan 
program mutakhir dengan mengubah sistem lama yang hanya menunggu di Puskesmas. 
Jika pola lama tersebut diubah, maka diharapkan pola pelayanan masyarakat 
mampu menyentuh masyarakat, jelasnya. 

Untuk kebutuhan sarana transportasi yang menjadi kendala bagi petugas kesehatan 
dalam melakukan pelayanan kesehatan dengan mengunjungi kampung-kampung yang 
tersebar di wilayah Asmat itu, dalam waktu dekat ini Pemerintah Kabupaten Asmat 
akan mendatangkan 7 unit sarana transportasi puskesmas keliling, berbagai 
sarana kesehatan serta telpon satelit untuk memudahkan koordinasi antar 
puskesmas maupun koordinasi dengan Pemkab. 

Menurut Wakil Bupati, untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, 
merupakan program prioritas utama dalam pembangunan 5 tahun kedepan di 
Kabupaten Asmat. Pemerintah Daerah juga  secara bertahap akan melengkapi dan 
mendatangkan dokter spesialis melalui kerjasama Universitas Kedokteran 
Universitas  Gaja Mada Jogjakarta, ungkapnya. (ulo)


[Non-text portions of this message have been removed]



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage:  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[proletar] Jagoan Bo´ong!

2006-08-23 Terurut Topik mangucup88
Tiap orang tanpa perkecualian sering berdusta. Setiap hari, setiap 
jam. Dalam keadaan bangun, bahkan dalam keadaan tidur (mimpi) 
sekalipun juga. Hal inilah yang diutarakan oleh Mark Twain di th 
1882. Dan ternyata bukan hanya manusia saja yang memiliki hobby 
ngabohong, melainkan hewan pun demikian. Berdasarkan hasil 
penelitian dari Universitas St Andrew di Schotland, terbuktikan 
bahwa semakin besar otak yang dimiliki oleh seekor binatang, semakin 
pinter dan semakin banyak pula ia berdusta. Penelitian ini mereka 
lakukan melalui berbagai macam jenis monyet. Walaupun demikian 
rajanya dari segala mahkluk yang paling pinter dan paling banyak 
ngabohong adalah manusia. Kenapa? -  karena manusia memiliki IQ yang 
jauh lebih tinggi daripada binatang manapun juga. (Sumber: Majalah 
Elsevier Edisi No. 23)

Hukum yang berlaku bagi manusia ialah semakin tinggi IQ yang 
dimiliki oleh seseorang semakin pinter pula ia berdusta. Hal itulah 
yang diungkapkan oleh Winston Churchill: Bukannya orang jujur itu 
bodoh, melainkan karena ia itu terlalu bodoh untuk bisa berdusta. 
Santo Agustinus pernah mengutarakan dalam tulisannya yang 
berjudul Credo, ut intelligam (Percaya, aku mengerti) Orang yang 
tidak pernah berdusta adalah seorang pembual! – Orang baru bisa 
mengatakan yang benar, apabila ia bisa bohong.

Dusta dilakukan mulai dari anak kecil, gembel s/d presiden maupun 
raja. Raja Salomo berdusta dengan cara menipu seakan-akan mau 
menyembelih bayi. Nixon berdusta dalam kasus Watergate, Clinton 
dalam kasus perselingkuhan, Bush berdusta dalam kasus Irak. Konon 
SBY juga berdusta dalam pidato kenegaraan 16 Agustus lalu, dimana ia 
menyatakan, bahwa tingkat kemiskinan di Indonesia sekarang ini sudah 
menurun. Dimana seharusnya ia mengatakan, bahwa tingkat kekayaan 
anggota DPR maupun para pejabatnya semakin meningkat jauh berkali 
lipat ganda, karena inilah kenyataan yang benar. Maka dari itu juga 
sudah tiba saatnya untuk dibuatkan Inpres untuk melindungi para 
koruptor. Dgn prinsip sesama supir bis kota kita harus saling 
melindungi.  Dan ini bukannya berita bohong lho, kagak percaya baca 
sendiri tuh di:
www.kompas.co.id/kompas-cetak/0608/23/opini/2890953.htm

Tidak bisa dipungkiri pusatnya para pembohong di Indonesia berkumpul 
jadi satu di gedung DPR baca Dewan Pembohong Rakyat. Kenapa 
demikian? Agar mereka bisa dipilih jadi anggota DPR; jelas mereka 
harus melakukan fit  proper test terlebih dahulu. Mereka harus 
membohongi para pendukungnya terlebih dahulu dengan sesumbar 1001 
macam janji-janji bohong berupa angin sorga yang muluk-muluk, agar 
bisa terpilih, tetapi setelah dipilih boro-boro mau menepati 
janjinya: Kenal juga Gw kagak ama Lho! Hanya dalam satu hal mereka 
tidak bohong ialah pada waktu pemilihan umum yang berikutnya pasti 
mereka akan jual kecap bohong lagi!

Begitu juga banyak cewek yang so ngakunya sih masih perawan ting-
ting ato masih gres tulen,  padahal udah turun mesin berkali-kali 
tuh (baca melahirkan).

Hampir setiap anak di dunia ini pernah dibohongi oleh orang tuanya. 
Lihat saja cerita bahwa bayi itu datang, karena kiriman dari sang 
bangau dll-nya lagi. Juga sudah merupakan satu persyaratan mutlak 
untuk bisa berhasil dan sukses Anda harus bisa berdusta, tanpa 
adanya dusta jangan harap Anda akan bisa berhasil. 

Disamping itu terbuktikan bahwa orang yang pinter bohong pada 
umumnya jauh lebih disenangi dan disegani daripada orang jujur. 
Dalam bahasa kerennya ialah orang yang memiliki bakat diplomatis, 
jadi kalho ngomong kagak langsung to-the-point githu. Misalnya 
walaupun wajah Lho jelek dan ireng seperti Pantat Kuali gosong, 
mereka tidak akan pernah mengatakan demikian melainkan jadi si item 
manis.  Oh yes, I´m the great Pretender!

Budaya Indonesia adalah budaya basa-basi atau budaya bohong. Agar 
tidak menyinggung perasaan seseorang mereka lebih senang berdusta. 
Maka dari itulah hampir disetiap perkumpulan entah itu pesta 
kawinan, arisan maupun dirumah ibadah selalu diawali dengan jual 
kecap bohong dahulu. Waduh udah ngurusin yah! walaupun kita 
sebenarnya tahu, bahwa ia itu tidak berobah alias gembrotnya tetap 
saja mirip kingkong glondongan. Pada waktu disuru ngicipin makanan 
walaupun rasanya ingin owee…ek mo muntah sekalipun, kita bilang 
tetap enak, agar tidak menyinggung perasaan orang tsb.

Anda tidak perlu khawatir sebab bohong basa basi itu lebih dikenal 
sebagai bohong putih dan menurut filsuf Immanuel Kant maupun 
menurut Santo Thomas Aquinas ini dihalalkan dan tidak bisa dibilang 
sebagai dosa ireng melainkan masih termasuk dosa gurem begitu.

Harus diakui pula, bahwa kita sebagai Boss sering memerintahkan 
bawahan kita untuk berbohong entah kepada pembantu maupun kepada 
sekretaris kita. Kalho ada yang nyari ato nanyain Gw bilang azah Gw 
lagi pergi!

Pembohong pertama di dunia ini ialah Iblis maka dari itu ia diberi 
julukan sebagai Bapaknya dari segala Dusta, karena ialah yang 
pertama kali membohongi Hawa. Tokoh pembohong yang paling beken 
adalah 

[proletar] Efek Minum Berdiri...

2006-08-23 Terurut Topik Haryo Penangsang


  Efek Minum Berdiri

 Semalam (20/8/06) saya ikut kajian kesehatan akupuntur
 yang diadakan salah satu ahli akupuntur.

 Saya baru sadar, mengapa Rasulullah melarang ummatnya
 minum berdiri. Dalam hadist disebutkan “janganlah kamu
 minum berdiri”

 Ini dibuktikan dari segi kesehatan. Air yang masuk
 dengan cara duduk akan disaring oleh sfringer.
 Sfringer adalah suatu struktur maskuler (berotot) yang
 bisa membuka (sehingga air kemih bisa lewat) dan
 menutup. Setiap air yang kita minum akan disalurkan
 pada ‘pos-pos’ penyaringan yang berada di ginjal. Nah.
 Jika kita minum berdiri. Air yang kita minum tanpa
 disaring lagi. Langsung menuju kandung kemih.

 Ketika langsung menuju kandung kemih, maka terjadi
 pengendapan disaluran ureter. Karena banyak
 limbah-limbah yang menyisa di ureter. Inilah yang bisa
 menyebabkan penyakit kristal ginjal. Salah satu
 penyakit ginjal yang berbahaya. Susah kencing itu
 penyebabnya.

 Cara mengatasinya :
 1. biasakan minum duduk.
 2. banyak minum air putih.

 Sekarang, apakah kita masih mau minum berdiri?
Tawangalun




-
Stay in the know. Pulse on the new Yahoo.com.  Check it out. 

[Non-text portions of this message have been removed]



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage:  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[proletar] RI merdeka krn Hiroshima=Penebusan krn Yudas kianat

2006-08-23 Terurut Topik tawangalun
Kemarin ada yang menyimpulkan bahwa tanpa adanya bom Nuklir yang 
dijatuhkan di Jepang maka RI belum bisa merdeka 17 Agustus,jadi 
Amrik ngebom itu dipandang sebagai tindakan pahlawan.Kalau anda 
setuju dg statement diatas ternyata bandingkan dengan Penyaliban 
Yesus yang harus diawali dari pengkhianatan Yudas muris Yesus.Mula2 
Yudas memberitahu kpd tentara Romawi manakah Yesus berada,lalu 
tentara  menangkap Yesus dan akhirnya disalib.Tapi tanpa adanya 
penyaliban maka wong sedunia ini dosanya tak bisa ditebus 
Yesus.Seharusnya Yugas tadi dikasih sanjungan oleh wong Kristen 
sebab ikut melancarkan penebusan dosa.Tapi dimata Kristen orang tsb 
tetep dianggap penghianat.Sama dengan Amrik tadi yang membom 
penduduk tak berdosa dalam jumlah 20 dalam sekejap,harusnya 
dicap bangsa yang kejam karena menggunakan penghancur masal.Tapi 
Amrik memang sulit memenangkan pertempuran dg Jepang yang selalu 
menang dalam setiap pertempuran tapi kalah dalam peperangan karena 
dikentel pusat syarafnya.Lihat saja pertempuran dimana saja tentara 
Dai Nippon menang.Jadi saya belum berani buru2 menganggap Amrik itu 
pahlawan sebab caranya KURANG BAGUS,sama seperti Kristen pasti 
menolak kalau dikatakan Yudas pahlawan sebab caranya KURANG BAGUS.
Tawangalun






Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage:  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[proletar] ANDA INGIN MEMILIKI PINJAMAN UANG TUNAI TANPA AGUNAN (KTA)? MUDAH CEPAT, PASTI OK

2006-08-23 Terurut Topik teddy Kurniawan
INGIN BERTANYA INFORMASI / MINAT PLEASE REPPLY/HARAP REPPLY KE : [EMAIL 
PROTECTED]
ATAU TELP/SMS (NAMA BPK/IBU, KERJA DI PT APA, TELP KANTOR) KE : 
021.92840347 ATAU 0856 915 17 068 

BILA TIDAK MELALUI 2 (DUA) JALUR DIATAS TIDAK AKAN   DILAYANI (NO 
RESPONSE)

==
MOHON  DIFORWARD EMAIL INI JIKA ANDA TIDAK MEMBUTUHKANNYA KEPADA 
TEMAN-TEMAN  KANTOR, TEMAN DEKAT ATAU SAUDARA ANDA BARANGKALI ADA YANG 
MEMBUTUHKANNYA !

==
PENGAJUAN   KREDIT PINJAMAN TUNAI TANPA AGUNAN dari BANK ABN
 AMRO

Persyaratan Personal

  
   WNI  
   Usia   21 s/d 55 Tahun  
   Pendapatan  Kotor Per Bulan Rp. 3,000,000 (Total) untuk Multi Nasional 
Company   Asing Company  Rp. 5,000,000 untuk  non Multi National  
Company+Asing  
   Setiap  Nasabah wajib/harus memiliki telpon rumah Telkom dan Ratelindo 
/Flexi  home abodemen atas nama Applicant / pasangan sedangkan emergency  
contact person boleh Ratelindo /  Flexi   

Persyaratan Document Dg Slip Gaji (Type Biasa / Non Carbonize)
  
   Photo   Copy KTP (Diperbesar 140%)  
   Slip   Gaji bulan terakhir yang disahkan atau ditandatangani oleh 
pejabat berwenang   dg distempel perusahaan  
   Surat   Keterangan Penghasilan (SKP) yang didalamnya berisi :   
a. Nama Yang Mengajukan (Sesuai KTP)
b. Jabatan
c. Tgl/Bulan/Tahun mulai masuk kerja
d. Gaji Per Bulan dicantumkan
e. Ditandatangani oleh HRD / Personalia Manager (Dg distempel   
perusahaan)
  f. Jika yang mengajukan HRD Manager, maka 
ditandatangani oleh Finance Manager
 4. Materai Rp. 6,000,- 
 5. Copy Kartu Keluarga (bila ada)
 6. Copy ID CARD Karyawan (Tanda Pengenal Karyawan) bila ada

Persyaratan Document Dg Slip Gaji  (Type CARBONIZE)
  
   Photo   Copy KTP (Diperbesar 140%)  
   Slip   Gaji bulan terakhir (CARBONIZE) Model Tertutup PRIVATE
RAHASIA  
   Copy   Kartu Keluarga (bila ada)  
   Copy   ID CARD Karyawan  
   Materai Rp. 6,000,-   

Persyaratan Dengan Kartu Kredit
  
   Photo   Copy KTP (Diperbesar 140%)  
   Photo   Copy Kartu Keluarga (bila ada)  
   Photo   Copy Kartu Kredit Depan Belakang dg Limit Min 6.000.000  
   Tagihan / Billing   Statement   
- minimal member since 1 tahun lampirkan 1 bulan terakhir saja
  
   Copy ID CARD Karyawan (Bila ada)  
   Materai Rp. 6,000,- 

Persyaratan Untuk Nasabah Revolving (Perpanjangan/Pengajuan 
Baru   Lagi)

-  Bila dulu mengajukan 1 th boleh mengajukan lagi jika sudah melunasi 6 bln
-  Bila dulu mengajukan 2 s/d 3 tahun boleh mengajukan lagi jika sudah 
melunasi 1 tahun
(Persyaratannya hampir sama dengan yg diatas)


MOHON  DISEBARLUASKAN KEPADA TEMAN-TEMAN DEKAT/KANTOR ATAUPUN 
SAUDARA-SAUDARA  BAPAK/IBU BARANGKALI ADA YANG BERMINAT DAN MEMBUTUHKANNYA

JANGKA   WAKTU
  1   Tahun
  2   Tahun
  3   Tahun
  Suku Bunga/bln   (Flat)
  1,79%
  1,79%
  1,79%
Factor   Rate
  0.101233294
  0.059566647
  0.045677729
Jumlah** Pinjaman   (Rp)
  Cicilan   Anda Per Bulan (Rp)
1   Tahun
  2   Tahun
  3 Tahun
4.000.000
  400,933
  238,267
  182,711
5.000.000
  506,166
  297,833
  228,389
6.000.000
  604,700
  357,400
  274,066
7.000.000
708,633
  416,967
  319,744
8.000.000
  809,866
  476,533
  365,422
9.000.000
  911,100
  536,100
  411,100
10.000.000
  1,012,333
  595,666
  456,777
15.000.000
  

[proletar] Fields Medal for Mathematics

2006-08-23 Terurut Topik Harry Adinegara
Fields Medal buat Mathematics itu bisa disetarakan dengan hadiah Nobel. 
   
  Kemarin diserahkan medali penghargaan ini kepada Prof Terry Tao, full 
professor yang sekarang bekerja di UCLA, asal dari Adelaide Australia.
  Prof John Garnett (UCLA Chair Mathematics) menyamakan Prof Terry Tao sebagai 
di perumpamakan sebagai Mozart  tapi dalam bidang matematik. 
  Terry Tao sudah mulai tertarik dengan angka2 sejak umur 2 tahun, begitupun 
Mozart mengarang  komposisi musik pertamanya  dalam usia 5 tahun. Kedua2nya 
seorang genius dalam bidangnya masing2
   
  Terry Tao masuk Uni dalam usia  9 tahun, menyelesaikan master degreenya dalam 
usia 14 tahun dan beberapa tahun kemudian menyandang PHD. Terry Tao diangkat 
sebagai full professor dalam usia 24 tahun di UCLA.
   
  Orang tuanya Bill Tao masih berdiam di Adelaide sampai sekarang.


-
On Yahoo!7 
  The new Yahoo!7 home page - scan your email inbox, start an IM conversation 
or update your blog 

[Non-text portions of this message have been removed]



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage:  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[proletar] [POETRY] BURGUNDIA ( III )

2006-08-23 Terurut Topik LEONOWENS SP
BURGUNDIA ( III )
   
  Oh, Burgundia yang berduka…
  di batas antara hasrat dan pedang
   
  Burgundia, keindahan wajahmu
  seindah senyuman di hari akhir Stein
  Ya, Stein Georg yang miskin dan pemberani
  setelah Karel Sang Pemberani berakhir kisahnya
   
  Keagunganmu telah terbagi, Burgundia!
  tiada pilihan…
  tiada sentuhan…
  tiada keabadian…
   
  Burgundia kini telah ditentukan
  kepastianmu adalah terbaginya tubuhmu!
   
  Para serdadu dan ksatria berjubah besi
  demikianlah dengan hati besi sang kaisar
  telah mengoyak paksa keindahan tubuhmu
  juga Stein Georg yang telah dikoyak kisahnya
  pada malam di batas penentuan tentang keabadian
   
  Oh, Burgundia yang terbagi…
  oh, Stein Georg yang terhempas…
  di malam yang bergelora
  di sisi-sisi sebuah penentuan!
   
  Agustus 2006, Leonowens SP

   


-
Get your email and more, right on the  new Yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage:  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/