RE: [R@ntau-Net] Bukan Ikut Afi Mak Mul, Tapi sadang baraja bahaso awak.

2004-04-16 Terurut Topik Syahril.Bakri
Assalamu alaikum WW,

Sanak Laila dek kasanagan hati jadi posting 2 kali yo, ngomong2 dima sawah Laila, baa 
dek baru baraja bahaso Padang baru, mungkin alah lamo marantau yo, sorry iko hanyo 
sekedar dek kasanagan hati juo, karano adiak ambo juo namonyo Laila.
Nampaknyo Laila taragak jo kaset kampuang maso sisuak, pasti sanak awak yang di RN ko 
bisa bantu.

Wassalam, Syahril.
Untuang ambo sadar anak alah banyak dirumah, kalau indak barabe beko, he he salamaik 
libur.


 -Original Message-
 From: Laila Fajri [SMTP:[EMAIL PROTECTED]
 

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke:
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Re: Tauhid dan Politik (was Re: Nan Bodoh...)

2004-04-16 Terurut Topik Muhammad Arfian
Assalaamualaykum wa Rahmatullaahi wa Barakatuhu

Sanak Ahmad Ridha, tidak ada yang menyangkal bahwa tauhid adalah prioritas
utama dalam agama kita, dan usaha-usaha untuk memperbaiki aqidah dan tauhid
umat Islam adalah usaha-usaha yang perlu didukung oleh setiap orang yang
mengaku dirinya seorang muslim.

Terkait dengan dukungan terhadap usaha-usaha perbaikan tauhid tersebut,
banyak hal yang bisa dilakukan oleh umat Islam, baik itu dengan dia
mempelajari ilmu agama secara menyeluruh, beramal dengan hartanya, mendidik
keluarganya, mendukung secara politis bahkan kalau perlu berjuang dengan
mengorbankan jiwanya.

Dukungan secara politis melalui pemerintah dan sistemnya adalah satu bentuk
dukungan terhadap penegakan tauhid Islam yang tidak bisa dinafikan. Kalau
sanak merenungkan Sirah Nabawiyah, sanak tentu mengetahui dengan jelas
dukungan Abu Thalib sebagai orang yang disegani di kalangan bani Quraisy
terhadap Nabi Muhammad SAW dalam usahanya menyebarkan tauhid Islam di
Mekkah. Juga ketika kaum muslimin diboikot selama tiga tahun di Mekkah, Bani
Hasyim yang merupakan keluarga Nabi Muhammad SAW tetap melakukan transaksi
dagang dengan kaum muslimin, dan tidak ada yang berani mengganggu mereka
melakukan itu.

Ketika Nabi hijrah ke Mekkah, beliau mengadakan perjanjian bersama
orang-orang Madinah yang bukan hanya terdiri dari kaum muslimin, tetapi juga
kaum Yahudi dan Nasrani dalam usahanya mendirikan pondasi yang teguh bagi
kelancaran penyebaran Islam di sana. Kemudian beliau pun mengadakan
perjanjian Hudaibiyah yang memberikan kesempatan untuk memperluas da'wah
Islam kepada raja-raja Arab dan negara sekitarnya ketika itu. Jadi kita
melihat bahwa perjuangan Nabi SAW mengajarkan tauhid Islam berjalan secara
paralel dengan aktifitas politik yang beliau lakukan. Dukungan dari Allaah
SWT pasti ada tetapi tidak menafikan usaha-usaha yang dilakukan oleh manusia
itu sendiri, seperti yang Allaah SWT firmankan: Sesungguhnya Allaah tidak
akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah nasibnya sendiri (QS
Ar-Ra'd 11).

Kemudian pada masa sekarang pun, kita melihat bahwa Syekh Muhammad bin Abdul
Wahab di Arab mendapat dukungan politis secara penuh dari Raja Ibnu Sa'ud
dan anaknya Abdul Azis sehingga gerakan pemurnian Islam (tasfiyah) yang
beliau lakukan dapat berjalan di Jazirah Arab. Apakah beliau mendapatkan
dukungan politik setelah semua orang Arab Saudi benar aqidahnya? Tentu
tidak, karena dukungan politis itu didapatkannya agar pelaksanaan pemurnian
Islam dapat juga berjalan secara top-down, bukan hanya bottom-up dengan
melakukan pembinaan kepada tiap individu.

Saya berhusnudzdzon bahwa orang-orang yang saat ini memperjuangkan syari'at
Islam secara politis di Indonesia berpikir bahwa perjuangan memperbaiki
aqidah Islam di Indonesia juga perlu didukung dengan pemerintahan yang
mempedulikan hal ini. Melalui kaum muslimin yang ada di pemerintahan, bisa
dilakukan perbaikan kurikulum pendidikan anak-anak kita, pembuatan
hukum-hukum yang lebih merefer kepada syari'at Islam daripada hukum-hukum
barat. Mungkin saja tidak semua orang Indonesia akan mendukung penerapan
hal-hal seperti itu, tetapi dengan adanya dukungan politis kesempatan untuk
melakukan perbaikan tauhid insya Allaah akan lebih terbuka.

Wallaahu a'lam bisshawab
Wassalaamu'alaykum wa Rahmatullahi wa Barakatuhu
Muhammad Arfian
[EMAIL PROTECTED]
[EMAIL PROTECTED]
090-6149-4886
Isy Kariman Aw Mut Syahidan

- Original Message -
From: Ahmad Ridha [EMAIL PROTECTED]
To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993)
[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, April 15, 2004 10:05 PM
Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Nan Bodoh Makanan Cadiak (kesimpulan)



 Ahmad Ridha


 
 Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke:
 http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



Re: [R@ntau-Net] Capek ah ngomong fulitik, tanya masalah agama boleh nggak..?

2004-04-16 Terurut Topik Muhammad Arfian
Assalaamu'alaykum wa Rahmatullaahi wa Barakatuhu

Da Adrisman, berikut ambo kirimkan pendapat mengenai zhihar seperti yang Uda
Adrisman tanyokan. Semoga bermanfaat.

Wassalaamu'alaykum wa Rahmatullahi wa Barakatuhu
Muhammad Arfian
[EMAIL PROTECTED]
[EMAIL PROTECTED]
090-6149-4886
Isy Kariman Aw Mut Syahidan

Assalamu `alaikum Wr. Wb.
Bismillahirrahmanirrahiem. Alhamdulillahi Rabbil `Alamin. Wash-shalatu
Was-Salamu `alaa Sayyidil Mursalin. Wa ba`d,
Zhihar adalah sebuah ungkapan kalimat yang intinya mengharamkan hubungan
suami istri. Kata zhihar sendiri diambil dari zhahr yang maknanya adalah
pungung. Zhihar terjadi manakala seorang suami ingin mengharamkan istrinya
dengan mengucapkan kalimat, kamu seperti punggung ibu saya? Maksudnya bahwa
saya menyatakan bahwa istri saya tu haram bagi saya sebagaimana haramnya
punggung ibu saya bagi saya.

Secara syar`i, zhihar bisa didefinisikan sebagai seorang suami yang
mengungkapkan bahwa istrinya itu menyerupai (secara hukum) dengan wanita
yang haram dinikahinya secara seterusnya, seperti ibu, saudara wanita dan
seterusnya. Baik dengan menyebutkan kata punggung atau bagian tubuh yang
lainnya.

Dahulu seorang arab bila ingin mengharamkan dirinya dari istrinya, maka dia
akan mengatakan lafaz zhihar ini. Sehingga hukum menggauli istrinya menjadi
haram seperti haramnya seseorang menggauli ibunya sendiri. Namun saat itu
hukumnya terbatas pada menjadikan seorang wanita tidak halal bagi suaminya
dan juga dia tidak bisa menikah dengan laki-laki lain. Lalu di dalam Islam,
hukumnya dirubah menjadi sumpah yang harus ditebus dengan kaffarah.

Dalilnya adalah salah satu ayat dalam Al-Quran : ?Sesungguhnya Allah telah
mendengar perkataan wanita yang mengajukan gugatan kepada kamu tentang
suaminya, dan mengadukan kepada Allah. Dan Allah mendengar soal jawab antara
kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat .
Orang-orang yang menzhihar isterinya di antara kamu, tiadalah isteri mereka
itu ibu mereka. Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan
mereka. Dan sesungguhnya mereka sungguh-sungguh mengucapkan suatu perkataan
mungkar dan dusta. Dan sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.
(QS. Al-Mujadilah : 1-2)

Sedangkan panggilan suami kepada istrinya dengan panggilan ibu tidak
termasuk lafaz zihar yang sharih (eksplisit), sehingga harus dikembalikan
kepada niatnya. Apakah dengan memanggil ibu tujuannya adalah menyamakan
keharaman ibunya dengan keharaman kepada istrinya atau tidak. Namun umumnya
panggilan ibu kepada istri digunakan untuk membahasakan anak-anak memanggil
ibunya. Bukan dengan niat menzihar istri.

Meski demikian, adalah lebih baik bila seorang suami tidak memanggil
istrinya itu dengan panggilan ibu, ummi, mama atau panggilan lainnya yang
seolah memposisikannya sebagai ibu dari suami itu. Tapi panggillah namanya
atau kalau mau dengan menggunakan lafaz ibu dan sejenisnya, maka harus
diteruskan dengan nama anaknya. Jadi panggillah istri itu dengan sebutan ibu
fatimah, ummu Muhammad dan seterusnya. Agar tidak terjadi salah
interpretasi. Dan pelu dikatahui bahwa orang arab sendiri tidak ada yang
memanggil istrinya dengan sebutan ummi.

Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,
Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.

Pusat Konsultasi Syari'ah

- Original Message -
From: Adrisman Yunus [EMAIL PROTECTED]
To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993)
[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, April 16, 2004 12:59 AM
Subject: [EMAIL PROTECTED] Capek ah ngomong fulitik,tanya masalah agama boleh
nggak..?


 Assalamu'alaikum wr.wb.

 Kadang kadang tanpa disadari kita suka membanding
 bandingkan istri dengan ibu kita..., menurut alqur'an
 ini disebut zihar dan suami sudah menjatuhkan talak
 satu untuk sang istri., maka sisuami perlu
 menunggu 4 bulan untuk menentukan untuk menceraikan
 istrinya atau meneruskan perkawinan.

 Kalau suami ingin melanjutkan perkawinan, maka dia
 harus membayar kifarat.

 Adakah yang bersedia menjelaskan apakah yang dimaksud
 dengan hukum zihar ini?. Bagimanakah
 menghindarinya...?, kalau memang pernah kita lakukan
 berdosakah hubungan suami istri yang kita lakukan
 selama ini karena ketidak tahuan kita..?, perlukah
 ikrar perkawinan kita diperbarui...?.


 wassalam
 Adrisman
 
 Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke:
 http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



RE: [R@ntau-Net] Capek ah ngomong fulitik,tanya masalah agama bol eh nggak..?

2004-04-16 Terurut Topik Sukmawat, Dian
Title: RE: [EMAIL PROTECTED] Capek ah ngomong fulitik,tanya masalah agama boleh nggak..?





Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, 
Buliah Bundo ian tunggu e-mail dari Bundo, taulah Bundo ian kecilnya juga di Muaro Labuah, kalau Markisa banyaknya di Alahan Panjang, itu loh Bundo Danau Diateh dan Danau Dibawah. iyo pakai saruang dan Sebo juga pipi mereka merah-merah dan nggak perlu lagi pakai Rouge Bundo.

Iya dech ian tunggu e-mail Bundo.


Thank's
dian



-Original Message-
From:  Isna Huriati [mailto:[EMAIL PROTECTED]] 
Sent: Friday, April 16, 2004 2:25 PM
To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993)
Subject: Re: [EMAIL PROTECTED] Capek ah ngomong fulitik,tanya masalah agama boleh nggak..?


Assalamu'alaikum wr wb.
Karena nanda Dian dulu pernah bertanya sama saya, tapi belum saya jawab. 
Nanti akan saya jawab lewat japri aja supaya lebih enak. Mudaah mudahan 
suatu saat kita bisa bertemu. Saya pernah ke Muaro Labuah tapi tidak 
banyak yang saya ingat. Apakah markisa itu banyak di Muaro Labuah atau 
Bukik Sileh, ah jangan jangan Dian juga tidak tahu. Yang saya ingat 
hanyalah dinginnya Bukik Sileh., distasiun bus itu semua orang pakai 
sarung dan sebo
Wssalam
isn


Sukmawat, Dian wrote:





Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net





Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net


Re: [R@ntau-Net] Capek ah ngomong fulitik,tanya masalah agama bol eh nggak..?

2004-04-16 Terurut Topik Isna Huriati
Assalamu'alaikum wr wb.
Karena nanda Dian dulu pernah bertanya sama saya, tapi belum saya jawab. 
Nanti akan saya jawab lewat japri aja supaya lebih enak. Mudaah mudahan 
suatu saat kita bisa bertemu.  Saya pernah ke Muaro Labuah tapi tidak 
banyak yang saya ingat. Apakah markisa itu banyak di Muaro Labuah atau 
Bukik Sileh, ah jangan jangan Dian juga tidak tahu. Yang saya ingat 
hanyalah dinginnya Bukik Sileh., distasiun bus itu semua orang pakai 
sarung dan sebo
Wssalam
isn

Sukmawat, Dian wrote:




Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



Re: [R@ntau-Net] Re: Kenapa takut dengan PKS? jawaban terhadap SanakAhmad Ridha

2004-04-16 Terurut Topik Muhammad Arfian
Assalaamualaykum wa Rahmatullaahi wa Barakatuhu

Sanak Ahmad Ridha, berikut sedikit komentar saya terhadap pertanyaan sanak.

 Tauhid mulkiyyah bukankah sudah termasuk ke dalam tauhid uluhiyah? Kenapa
 harus dipisahkan?

 Bagaimana dengan tauhid asma' wasshifat? Bukankah itu termasuk tauhid yang
 ditolak orang-orang kafir seperti dahulu kafir Quraisy menolak nama
 Ar-Rahman? Bukankah tauhid ini yang membedakan ahlussunnah wal jamaah
dengan
 golongan-golongan yang meniadakan, menakwilkan, menyerupakan atau tidak
 menetapkan sifat-sifat Allah seperti mu'tazilah atau jahmiyyah?

Sebetulnya saya tidak ingin membahas ini karena bukan topik yang sanak
tanyakan sebelumnya, karena sanak menanyakan penanaman nilai aqidah dalam
PKS. Tetapi tak apalah kita sedikit diskusi tentang hal ini. Berikut saya
kutipkan penjelasan dari Pusat Konsultasi Syari'ah mengenai tauhid mulkiyyah
dan tauhid asma' wa sifat. Karena para ustadz di sana kebanyakan juga aktif
di PKS dalam Dewan Syari'ahnya saya kira kita bisa mengambil pendapat mereka
sebagai pendapat PKS mengenai tauhid.

-- mulai di sini
Ilmu tauhid di dalam sejarah Islam mengalami kodifikasi sesuai dengan
kebutuhan waktunya. Para ulama ilmu tauhid telah membuat kajian yang
mendalam dan membuat pembahasan untuk bisa dengan mudah dicerna orang.

Memang di masa Rasulullah SAW belum lagi dikenal pengistilahan seperti itu.
Karena saat itu ilmu tauhid belum lagi menjadi suatu cabang ilmu tersendiri.
Pembagian tauhid rububiyah dan uluhiyah baru dilakukan kemudian setelah
terjadinya klasifikasi cabang-cabang ilmu dalam Islam. Para ulama telah
menyusun cabang ilmu tauhid atau yang juga sering dikenal dengan ilmu kalam.

Esensinya tetap, hanya saja sistematika dan pengistilahannya berkembang
sesuai dengan kebutuhan zaman. Tauhid asma wa sifat berkembang pesat saat
terjadinya debat panjang tentang masalah konsep ketuhanan. Umat islam harus
berhadapan dengan konsep filsafat ketuhanan barat yang cenderung materialis
dan smeata-mata menggunakan logika. Lalu para ulama mencoba memformulasikan
bagaimana konsep ketuhahanan dalam Islam. Konsep tauhid ini harus berhadapan
dengan teori emanasi dan beragam teori theologi lainnya.

Di masa sekarang ini, nampaknya perdebatan dibidang itu sudah tidak terlalu
intensif lagi. Yang justru sekarang bergolak adalah konsep Hakimiyatullah.
Dimana sebagai tuhan, Allah itu bukan hanya sekedar disembah, tetapi juga
menjadi pembuat hukum sekaligus sumber hukum itu sendiri. Sehingga tauhid
itu belum lengkap kalau orang hanya sekedar bicara tentang konsep Allah dari
sudut bahwa Dia adalah Pencipta dan Pemelihara (Rububiyah), atau sekedar
bahwa Dia adalah Yang Wajib Disembah (uluhiyah), tetapi harus sampai pada i
tiqad bahwa Dia adalah Malik (raja) dan Hakim (pembuat hukum). Sehingga
tauhid seseroang belum sempurna sebelum mengakui bahwa Allah adalah sumber
hukum satu-satunya dalam hidup. Dan bahwa seseorang tidak dikatakan beriman
sebelum dia bertahkim dengan hukum Allah itu.

Pengertian dan esensi tauhid mulkiyah telah berjalan di masa Rasulullah SAW
hidup. Hanya saja secara sistematika dan pengistilahan, belum lagi digunakan
istilah muliyatullah. Tapi esensinya benar dan jelas, bahwa Rasulullah SAW
hidup menjadi nabi selama 23 tahun adalah untuk mendemonstrasikan bagaimana
menjalankan hukum Allah itu dalam praktek sehari-hari. Dan pengingkaran atas
hukum Allah itu pada hakikatnya adalah kekufuran. Kufur bukan hanya karena
tidak mengakui Allah sebagai Pencipta dan Tuhan Yang Disembah, teapi kufur
bisa terjadi karena mengingkari sifat Allah sebagai Malik (Raja) yang paling
berhak mengatur kehidupan manusia dan sebagai Hakim (sumber hukum) dan
pembuat undang-undang.

Jadi kesimpulannya, bertauhid itu harus mencakup tauhid rububiyah, uluhiyah,
asma wa sifat dan tentu saja tauhid mulkiyah. Kesemuanya merupakan
sistematika yang esensinya diakui oleh seluruh umatIslam dan telah berjalan
di zaman Rasulullah SAW hingga hari ini dan sampai hari kiamat. Dari segi
esensi, semuanya bukan sesuatu yang baru, kecuali sekedar pengistilahan.

sampai di sini

Jadi bagi saya sebetulnya kita tidak perlu mempermasalahkan perbedaan konsep
yang dipakai karena itu hanyalah sekedar istilah dan mestinya kita lebih
memperhatikan pada esensi contentsnya. Di PKS sendiri tidak ada yang
mengatakan bahwa kita tidak bertauhid asma' wasshifat, dan melakukan diskusi
dalam masalah ini hanyalah membuang-buang waktu saja. Saya sendiri
menyayangkan karena pernah mendengar ada seseorang yang mengatakan bahwa
orang yang memisahkan tauhid mulkiyyah dari tauhid uluhiyah adalah tidak
sesuai dengan salafusshalih, tetapi berharap itu hanya dikatakan orang yang
kurang pengetahuannya mengenai sejarah kodifikasi konsep tauhid ini.

 Selain itu, saya pribadi kok kurang melihat isu aqidah dalam
 kampanye-kampanye PKS. Kenapa sepertinya memprioritaskan bersih dan
peduli?
 Bukankah isu tersebut sama saja dengan promosi partai lainnya bahkan
 katakanlah - maaf - PDS?

Bagi saya, itu 

RE: [R@ntau-Net] Capek ah ngomong fulitik, tanya masalah agama boleh nggak..?

2004-04-16 Terurut Topik Syahril.Bakri
Assalamu'alaikum wr wb., 
Ambo sahari ko hanyo manyolo sajo karajonyo, padahal urang indak mangecek jo awak do.
Bia ambo jawab Ibu Isna, Markisa banyak di alahan panjang buk, rato2 didaerah tu 
memang banyak urang awak yang pakai sebo jo saruang karano dingin tadi, tapi dilua 
nagari kok indak pakai saruang yo, he he.
Ciek lai kini ko indak ado lai rumah makan kayu aro, ambo dulu th. 70 an acok singgah 
disitu, perjalanan antaro solok dan padang dari sijunjuang, naiak oto chevrolet (alun 
opel lai) waktu itu dan HZN.

Karano disiko banyak urang awak yang alah sukses ko, baa caronyo mangambangkan wisata 
dinagari awak yang rancak dan potential tu, pasti butuh dana yang sangek gadang juo 
sumber daya manusianyo yang harus siap pulo, tapi seumpamo berhasil manjadi kota 
wisata akan banyak mamasuakkan pitih juo untuak daerah dan masyarakat, apolai airport 
international nyo sadang dibuek.
Tapi kalau indak awak sia lai yang akan mamajukan kampuang sorang, marilah awak mulai 
patungan ko untuak mambangan nagari, yang manyumbang semen dan kasiak juo buliah, 
pitih rancak bana mato uang asiang rancak bana, tapi urang asiang indak usah lah 
diikuik an, dari pado tagadai beko nagari awak ka inyo, cukuiklah dari urang awak 
sajo, karano yang akan manggaleh disitu juo urang awak, ado yg manggaleh pergedel, 
lontong sayua, galamai, karipik lado, wartel, warnet, money changer, hotel dan yg 
tetap mambuek sawah dan ladang silahkan dll., iko akan mamparancak kota wisata awakko, 
tapi pambali indak baa urang asiang do dari manca negara, rancak bana !!.

Wassalam, syahril.
Kalaau yang setuju mari kita mulai, yg tidak mudah2an setujuh juga, he he.
Nampaknyo jawaban ambo talambek yo Dian.





 -Original Message-
 From: Isna Huriati [SMTP:[EMAIL PROTECTED]
 

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke:
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Tauhid Mulkiyyah Re: Kenapa takut dengan PKS? jawaban terhadap SanakAhmad Ridha

2004-04-16 Terurut Topik Ahmad Ridha
Muhammad Arfian writes: 

Assalaamualaykum wa Rahmatullaahi wa Barakatuhu
Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, 

Bagian ini saya tanggapi lebih dahulu karena sangat urgen. 

Sebetulnya saya tidak ingin membahas ini karena bukan topik yang sanak
tanyakan sebelumnya, karena sanak menanyakan penanaman nilai aqidah dalam
PKS. 
Uda, justru saya bertanya masalah ini karena ingin mengetahui pemahaman 
aqidah yang akan ditanamkan oleh PKS. 

... penjelasan dari Pusat Konsultasi Syari'ah mengenai tauhid 
mulkiyyah dan tauhid asma' wa sifat 

-- mulai di sini
Di masa sekarang ini, nampaknya perdebatan dibidang itu sudah tidak 
terlalu intensif lagi. Yang justru sekarang bergolak adalah konsep 
Hakimiyatullah.
Apakah di masa ini tidak ada lagi yang menyimpang dari tauhid asma' 
washshifat sebagaimana dipahami ahlus sunnah wal jamah? 

hukum satu-satunya dalam hidup. Dan bahwa seseorang tidak dikatakan 
beriman sebelum dia bertahkim dengan hukum Allah itu.
Apakah dengan demikian berarti umat Islam yang tidak menjalankan syari'at 
Islam sepenuhnya menjadi kafir? 

Bukankah jika seorang muslim berdusta tidak menjalankan hukum Allah? Apakah 
dirinya menjadi kafir? 

Bukankah dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa yang tidak berhukum dengan hukum 
Allah bisa kafir, zhalim atau, zhalim (QS. Al-Maa-idah 5:44,45,47)? 

tidak mengakui Allah sebagai Pencipta dan Tuhan Yang Disembah, teapi 
kufur bisa terjadi karena mengingkari sifat Allah sebagai Malik (Raja) 
yang paling berhak mengatur kehidupan manusia dan sebagai Hakim (sumber 
hukum) dan pembuat undang-undang.
Bukankah yang mengimani tauhid uluhiyah (bahwa hanya Allah yang berhak 
diibadahi termasuk dengan menjalankan hukum-Nya) dan tauhid asma' washshifat 
sudah memenuhi hal tersebut? 

sampai di sini 


Jadi bagi saya sebetulnya kita tidak perlu mempermasalahkan perbedaan 
konsep
yang dipakai karena itu hanyalah sekedar istilah dan mestinya kita lebih
memperhatikan pada esensi contentsnya. Di PKS sendiri tidak ada yang
mengatakan bahwa kita tidak bertauhid asma' wasshifat, dan melakukan 
diskusi
dalam masalah ini hanyalah membuang-buang waktu saja. 
Astaghfirullahal 'azhim, janganlah sampai terucap bahwa membahas tauhid 
asma' wash shifat membuang-buang waktu saja. 

Uda Muhammad yang semoga dicintai Allah, 

Apakah di masa kini tidak ada lagi pewaris Mu'tazilah yang menolak 
sifat-sifat Allah karena menurut mereka tidak masuk akal? 

Apakah di masa kini tidak ada lagi yang menakwilkan sifat-sifat Allah di 
luar pemahaman salafushshalih? 

Apakah di masa kini tidak ada lagi yang berdiam diri dan tidak menetapkan 
sifat-sifat Allah? 

Apakah di masa kini tidak ada lagi yang beranggapan bahwa Allah ada di 
segala tempat dan di dalam makhluq-Nya (wahdatul wujud)? 

Saya sendiri
menyayangkan karena pernah mendengar ada seseorang yang mengatakan bahwa
orang yang memisahkan tauhid mulkiyyah dari tauhid uluhiyah adalah tidak
sesuai dengan salafusshalih, tetapi berharap itu hanya dikatakan orang 
yang
kurang pengetahuannya mengenai sejarah kodifikasi konsep tauhid ini.
Uda berikut ini saya kutipkan fatwa-fatwa ulama mengenai tauhid 
mulkiyyah/hakimiyyah. Mohon maaf karena agak panjang namun semoga memberi 
manfaat. 

 kutipan mulai 

Syaikh Suhaib Hasan Abdul Ghafar, ketua Jum'iyatul Qur'an Karim di London, 
mengajukan pertanyaan kepada Hai'ah Kibaril Ulama' di kerajaan Saudi Arabia. 

Diantara pertanyaannya yaitu : Beberapa juru dakwah mulai memperhatikan dan 
menganggap penting sebutan 'Tauhid Hakimiyah' sebagai tambahan dari tiga 
macam tauhid yang sudah dikenal. Apakah Tauhid Ini termasuk dalam pembagian 
Tauhid yang tiga tersebut (Rububiyah, Uluhiyyah, Asma wa Sifat ALLAH) ? 
Haruskah kita menjadikannya bagian tersendiri, sehingga kita wajib 
mengutamakannya ? 

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab telah mengutamakan Tauhid Uluhiyah pada 
masanya, ketika beliau melihat manusia sangat kurang dalam tauhid ini. 

Imam Ahmad pada masanya juga mengutamakanTauhid Asma wa Sifat saat beliau 
melihat kenyataan bahwa manusia sangat kurang dalam sisi tauhid ini. Adapun 
sekarang, manusia mulai kurang dalam mengamalkan Tauhid Hakimiyah. Oleh 
karena itu wajibkah kita utamakan sisi tauhid ini. Benarkah ucapan seperti 
ini ? 

Hai'ah Kibaril Ulama menjawab pertanyaan tersebut sebagai berikut : 
Tauhiditu ada tiga macam yaitu ; Tauhid Rububiyah, Tauhid Uluhiyah dan 
Tauhid Asma wa Sifat. Tidak dijumpai di sana macam yang keempat. 

Adapun berhukum dengan apa-apa yang Allah turunkan itu termasuk di dalam 
Tauhid Uluhiyah. Karena hal itu termasuk salah satu macam ibadah kepada 
Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Setiap macam ibadah termasuk dalam Tauhid Uluhiyah. Oleh karena itu, 
menjadikan Hakimiyah sebagai macam tauhid tersendiri adalah perbuatan 
muhdats (bid'ah) yang tidak pernah diucapkanoleh seorang pun dari para imam 
(Ahlusunnah) sepengetahuan kami. 

Bahkan (-dari tiga macam pembagian tauhid di atas, red-) ada di antara para 
imam tersebut meringkas 

[R@ntau-Net] TANYO : ANAI GOLF RESORT

2004-04-16 Terurut Topik Dedi N



Assalamu'alaikum 
wr.wb.

Mungkin ado sanak dikampuang nan 
tau tantang Anai Golf Resort. Tolong kabaan kaambo. Kalau dapek ado foto nyo 
bagai.

Salam

dn

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net


Re: [R@ntau-Net] Mencari kaset Ratok mak Enggi

2004-04-16 Terurut Topik mulyadi
Ass, wr, wb.

Nakanda Laila, mungkin Mamak Sutan Bandaro Labiah bisa mambantu, kan
beliau tu penyiar siaran Minang maimbau di Bogor, tantu banyak kaset, CD,
MP3 koleksi beliau.

Jadi AFI duo nyo kapatang indak jadi masuak final yo .. !

Ketik : Laila spasi AFI, kirim ka : 2556

Wass,
M.St.B

 Assalamu alaikum wr wb.

 Bundo,Mamak²,Uda²,Uni² dan sanak yang barado dipalanta Rn .
 Laila sadang mancari kaset ratok mak enggi.yang dulunyo kaset ko produksi
 dari Balerong Group jakarta.Yang isinyo tantang nasib lelaki minang
 diambang senja.sarat dengan makna dan falsafah minang.Kaset ko dulunyo
 kalo Laila ndak salah waktu Laila masih kelas 3 sd.Dulu Bundo Laila suko
 menterjemahkannyo untuak Laila.
 Tapi karna kami pindah² rumah kaset tu hilang.
 Adakah yang bisa membantu maagiah info tantang kaset yang laila maksud?
 Disamping itu Laila mohon koreksi atas bahasa minang Laila.Maklum Laila
 baru belajar
 sejak habis lebaran.Sekian dulu.
 terimakasih atas atensinya

 Wassalam
 Laila Fajri


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Re: Tauhid dan Politik (was Re: Nan Bodoh...)

2004-04-16 Terurut Topik Ahmad Ridha
Muhammad Arfian writes: 

Assalaamualaykum wa Rahmatullaahi wa Barakatuhu
Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, 

Sanak Ahmad Ridha, tidak ada yang menyangkal bahwa tauhid adalah 
prioritas utama dalam agama kita, dan usaha-usaha untuk memperbaiki 
aqidah dan tauhid umat Islam adalah usaha-usaha yang perlu didukung oleh 
setiap orang yang mengaku dirinya seorang muslim.
Benar dan semoga memang hal itu diketahui setiap orang yang ingin 
memperjuangkan Islam. Tentunya dengan pemahaman tauhid yang sesuai dengan 
salafushshalih atau generasi terbaik Islam (Rasulullah, sahabat-sahabat 
beliau, tabi'in, tabi'ut tabi'in) serta para ulama yang mengikuti jalan 
tersebut. 

Terkait dengan dukungan terhadap usaha-usaha perbaikan tauhid tersebut,
banyak hal yang bisa dilakukan oleh umat Islam, baik itu dengan dia
mempelajari ilmu agama secara menyeluruh, beramal dengan hartanya, 
mendidik keluarganya, mendukung secara politis bahkan kalau perlu 
berjuang dengan mengorbankan jiwanya.
Menjadikan tauhid sebagai prioritas utama tidaklah berarti menghentikan 
langkah yang lain tentunya tetap dalam kerangka panduan Allah dan Rasul-Nya. 
Namun jangan sampai demi - katakanlah - persatuan dan kesatuan pemahaman 
tauhid (aqidah) ditawar-tawar. Na'udzubillah min dzalik. 

Ingatlah dulu orang-orang Khawarij pun mengorbankan jiwanya. Begitu juga 
orang-orang Mu'tazilah yang ahli ibadah. Apakah itu menjadikan mereka ada di 
jalan yang benar? 

Dukungan secara politis melalui pemerintah dan sistemnya adalah satu 
bentuk dukungan terhadap penegakan tauhid Islam yang tidak bisa 
dinafikan. Kalau sanak merenungkan Sirah Nabawiyah, sanak tentu 
mengetahui dengan jelas dukungan Abu Thalib sebagai orang yang disegani 
di kalangan bani Quraisy terhadap Nabi Muhammad SAW dalam usahanya 
menyebarkan tauhid Islam di Mekkah. Juga ketika kaum muslimin diboikot 
selama tiga tahun di Mekkah, Bani Hasyim yang merupakan keluarga Nabi 
Muhammad SAW tetap melakukan transaksi dagang dengan kaum muslimin, dan 
tidak ada yang berani mengganggu mereka melakukan itu.
Bukankah Rasulullah menegakkan pemerintahan Islam setelah hijrah? Bukankah 
kafir Quraisy memegang kekuasaan di Makkah sebelum Rasulullah hijrah? 
Bukankah Rasulullah menolak kekuasaan jika itu berarti menghentikan dakwah 
tauhid? 

Kisah Abu Thalib sesungguhnya memberikan pelajaran yang sangat berharga. 
Sedemikian besar bantuan yang ia berikan kepada Rasulullah namun hal itu 
tidak menyelamatkannya dari siksa karena ia menolak untuk bertauhid. 

Allah bahkan melarang Rasulullah untuk mendo'akannya. 

Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun 
(kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu 
adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang 
musyrik itu, adalah penghuni neraka Jahanam. (QS. At-Taubah 9:113) 

dan juga menunjukkan bahwa petunjuk datangnya hanya dari Allah. 

Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu 
kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan 
Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk. (QS. 
Al-Qashash 28:56) 

Ketika Nabi hijrah ke Mekkah, beliau mengadakan perjanjian bersama
orang-orang Madinah yang bukan hanya terdiri dari kaum muslimin, tetapi 
juga kaum Yahudi dan Nasrani dalam usahanya mendirikan pondasi yang 
teguh bagi kelancaran penyebaran Islam di sana. Kemudian beliau pun 
mengadakan perjanjian Hudaibiyah yang memberikan kesempatan untuk 
memperluas da'wah Islam kepada raja-raja Arab dan negara sekitarnya 
ketika itu. 
Apakah dalam perjanjian itu memberikan hak kekuasaan bagi kaum Yahudi dan 
Nasrani atau menganggap baik akrab dengan ahli bid'ah? 

Maaf, perjanjian yang saya dapatkan adalah dengan orang-orang Yahudi dan 
tidak menyebutkan Nasrani. Saya mendapatkan teks perjanjian Rasulullah 
dengan orang-orang Yahudi tersebut dalam terjemah As-Sirah An-Nabawiyah li 
Ibni Hisyam (Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam, Darul Falah, 2002) jilid 1 hal. 
454 bab 91. 

Di dalamnya disebutkan secara ringkas antara lain (mohon maaf tidak 
menuliskan semua karena cukup panjang): 

- Kaum muhajirin dari Quraisy dan Yatsrib serta kaum-kaum di Madinah tetap 
dalam tradisi mereka yang dilegalkan Islam, mereka membayar diyat kepada 
sebagian yang lain, menebus tawanan mereka dengan cara yang baik dan adil 
kepada kaum Mukminin. 

- Sesungguhnya kaum Mukminin yang bertakwa itu bersatu dalam menghadapi 
orang yang berbuat aniaya terhadap mereka atau orang yang menginginkan 
kezaliman besar, atau dosa, atau permusuhan, atau kerusakan terhadap kaum 
Mukminin. 

- Barangsiapa di antara orang Yahudi mengikuti kami, ia berhak mendapat 
pertolongan, kebersamaan, mereka tidak dizalimi dan mereka tidak boleh 
dikalahkan. 

- Sesungguhnya kaum Mukminin yang bertakwa berada pada petunjuk yang paling 
baik dan paling lurus. 

- Sesungguhnya orang Mukmin yang beriman kepada isi perjanjian ini, beriman 
kepada Allah dan 

[R@ntau-Net] Tarekat Syathariyah dan Naqsyabandiyah di Minangkabau

2004-04-16 Terurut Topik Ephi Lintau
Secara historis, Islam masuk ke Minangkabau pada abad
ke-12 M, ada yang menyebutnya abad ke-14 M. Almanak
Tiongkok menyebutkan bahwa sudah didapatinya satu
kelompok masyarakat Arab di Sumatera bahagian barat
pada tahun 674 M, maka dengan demikian Islam telah
masuk ke daerah ini sejak tahun 674 Masehi atau abad
pertama hijriah. 



Naiknya kerajaan Islam Pasai di Aceh dibawah kekuasaan
Sultan Iskandar Muda tahun 1607-1638 M. membawa akibat
dikuasainya kerajaan kecil Minangkabau. Perkembangan
Islam di Aceh, khususnya paham tasawuf melalui 'Abd
al-Rauf al-Sinkili ikut mewarnai pemikiran keagamaan
di Minangkabau sejak masa awal. Pengaruh al-Sinkili
dalam pengembangan Islam ke Minangkabau diteruskan
oleh Burhan al-Din. Syekh Burhan al-Din Ulakan
memainkan peran sebagai pengembang Islam melalui
tarekat Syathariyah di Minangkabau. Sehingga surau
Ulakan cukup termasyhur sebagai satu-satunya pusat
keilmuan Islam di Minangkabau.

Pengertian Tarekat
Tarekat berasal dari bahasa Arab thariqah, jamaknya
tharaiq, yang berarti: (1) jalan atau petunjuk jalan
atau cara, (2) Metode, system (al-uslub), (3) mazhab,
aliran, haluan (al-mazhab), (4) keadaan (al-halah),
(5) tiang tempat berteduh, tongkat, payung (‘amud
al-mizalah). Menurut Al-Jurjani ‘Ali bin Muhammad bin
‘Ali (740-816 M), tarekat ialah metode khusus yang
dipakai oleh salik (para penempuh jalan) menuju Allah
Ta’ala melalui tahapan-tahapan/maqamat.

Dengan demikian tarekat memiliki dua pengertian,
pertama ia berarti metode pemberian bimbingan
spiritual kepada individu dalam mengarahkan
kehidupannya menuju kedekatan diri dengan Tuhan.
Kedua, tarekat sebagai persaudaraan kaum sufi (sufi
brotherhood) yang ditandai dengan adannya lembaga
formal seperti zawiyah, ribath, atau khanaqah.

Bila ditinjau dari sisi lain tarekat itu mempunyai
tiga system, yaitu: sistem kerahasiaan, sistem
kekerabatan (persaudaraan) dan sistem hirarki seperti
khalifah tawajjuh atau khalifah suluk, syekh atau
mursyid, wali atau qutub. Kedudukan guru tarekat
diperkokoh dengan ajaran wasilah dan silsilah.
Keyakinan berwasilah dengan guru dipererat dengan
kepercayaan karamah, barakah atau syafa’ah atau
limpahan pertolongan dari guru. Kepatuhan murid kepada
guru dalam tarekat digambarkan murid dihadapan guru
laksana mayat di tangan orang yang memandikannya.

Adat Minangkabau
Adat sebagai identitas masyarakat Minangkabau telah
menjadi rujukan bagi setiap tingkah laku
masyarakatnya. Setiap aktivitas, prakarsa (inisiatif)
dan kreatifitas selalu dinilai berdasarkan adat
tersebut. Namun demikian, adat Minangkabau te1ah
mengalami fase-fase perkembangan sendiri berkenaan
dengan perjumpaannya dengan nilai-nilai luar. Pertama
adalah fase animisme dan dinamisme. Fase ini
berlangsung sebelum abad V M. Kedua adalah fase
pengaruh Hindu-Budha, mulai abad VI Masehi sampai abad
VII Masehi. Ketiga adalah fase Islam. Adapun raja
Minangkabau pertama yang beragama Islam adalah Sultan
Alif yang berkuasa pada pertengahan abad ke-16 (1560
M). Pada masa ini, terutama di seputar pesisir,
dominasi politik dan ekonomi dikuasai oleh kerajaan
Aceh.

Ketika Islam menjadi anutan orang Minangkabau maka
tidak sedikit adat Minangkabau yang dipengaruhi oleh
animisme dan dinamisme serta Hindu dan Budha,
mendapatkan kritikan dan gugatan dari ajaran Islam.
Setelah itu, melalui pergulatan yang terakhir justru
Islamlah yang sampai sekarang berpengaruh dalam
kehidupan masyarakat, termasuk memberi corak tehadap
adat Minangkabau. Perpaduan antara adat dan Islam itu
dibuktikan melalui sistim dan struktur adat
Minangkabau yang dibuhul dengan pepatah Adat basandi
syara’, Syara’ basandi Kitabullah.”

Tarekat Syathariyah
Tarekat Syathariyah pertama kali digagas oleh Abdullah
Syathar (w.1429 M). Tarekat Syaththariyah berkembang
luas ke Tanah Suci (Mekah dan Medinah) dibawa oleh
Syekh Ahmad Al-Qusyasi (w.1661/1082) dan Syekh Ibrahim
al-Kurani (w.1689/1101). Dan dua ulama ini diteruskan
oleh Syekh 'Abd al-Rauf al-Sinkili ke nusantara,
kemudian dikembangkan oleh muridnya Syekh Burhan
al-Din ke Minangkabau.

Tarekat Syathariyah sesudah Syekh Burhan al-Din
berkembang pada 4 (empat) kelompok, yaitu; Pertama.
Silsilah yang diterima dari Imam Maulana. Kedua,
Silsilah yang dibuat oleh Tuan Kuning Syahril Lutan
Tanjung Medan Ulakan. Ketiga, Silsilah yang diterima
oleh Tuanku Ali Bakri di Sikabu Ulakan. Keempat;
Silsilah oleh Tuanku Kuning Zubir yang ditulis dalam
Kitabnya yang berjudul Syifa' aI-Qulub.

Berdasarkan silsilah seperti tersebut di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa tarekat Syaththariyah di
Minangkabau masih terpelihara kokoh. Untuk mendukung
ke1embagaan tarekat, kaum Syathariyah membuat lembaga
formal berupa organisasi sosial keagamaan Jamaah
Syathariyah Sumatera Barat, dengan cabang dan
ranting-ranting di seluruh alam Minangkabau, bahkan di
propinsi - tetangga Riau dan jambi. Bukti kuat dan
kokohnya kelembagaan tarekat Syaththariyah dapat
ditemukan wujudnya pada kegiatan bersafar ke makam
Syekh Burhan al-Din Ulakan.

Adapaun ajaran tarekat 

[R@ntau-Net] Dosa dan Hujan

2004-04-16 Terurut Topik Ephi Lintau
Ketahuilah, dosa itu dapat mencegah turunnya hujan,
walau hanya dilakukan oleh satu orang saja.
  Pada suatu hari Nabiyullah Musa Al-Kalim AS,
keluar untuk memohon hujan bagi bani Israil. Ini
adalah yang ketiga kalinya beliau memohon, namun hujan
tak kunjung datang.
  “Ya Tuhan, kali ini jangan jatuhkan namaku
di kalangan bani israil, aku adalah kalim-Mu.”
  “Ya Musa, bagaimana aku dapat menurunkan
hujan, sedangkan di antara kalian ada seorang
pendosa.”
  “Beritahu aku siapa dia. Akan kukeluarkan
dia dari kelompokku.”
  “Tidak, tapi umumkanlah kepada mereka,
‘Wahai lelaki yang suka bermaksiat, keluarlah kamu
dari kelompokku, karena kamulah hujan tidak turun.”
  “Bagaimana mereka dapat mendengar suaraku,
sedang jumlah mereka sangat banyak.”
  “Tugasmu hanya berseru, Aku nanti yang akan
menyampaikan suaramu ke telinga mereka.”
  Nabiyullah Musa kemudian berdiri dan dengan
suara lantang mengumumkan, “Wahai orang yang suka
bermaksiat, keluarlah kamu dari kelompok kami,
sesungguhnya karena kamu hujan tidak turun.”
  Si pendosa menoleh ke kanan dan ke kiri,
namun tak melihat seorang pun berdiri. Ia letakkan
kepalanya di antara kedua kakinya, lalu berkata,
“Tuhan, jika aku berdiri, namaku akan ternoda di
kalangan bani Israil. Karena itu, aku bertobat
kepada-Mu.”
  Seketika itu juga Allah mengirimkan mendung
yang tebal dan hujan pun turun.
  “Ya Allah, tadi Engkau berkata bahwa Engkau
takkan menurunkan hujan sebelum orang yang bermaksiat
itu keluar dari kelompokku. Mengapa sekarang Engkau
turunkan hujan padahal orang itu masih berada di
antara kami,” tanya Nabi Musa AS.
  “Sesungguhnya hujan ini Aku turunkan karena
orang itu. Dia telah bertobat kepadaku-Ku.”
  “Beritahulah kami siapa dia, agar kami dapat
memuliakannya.”
  “Telah kututupi aib-aibnya sewaktu
bermaksiat, Aku pun sekarang akan menutupi
kemuliaannya setelah ia tobat,” jawab Allah. (I:145)  

Habib Muhammad bin Hadi bin Hasan bin Abdurrahman
Asseqaf, Tuhfatul Asyraf, Kisah dan Hikmah, Putera
Riyadi. 




Yahoo! Messenger - Communicate instantly...Ping 
your friends today! Download Messenger Now 
http://uk.messenger.yahoo.com/download/index.html

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Kita Ini Pengikut Siapa?

2004-04-16 Terurut Topik Ephi Lintau
Para salaf kita sangat tekun mengamalkan sunah dan
salat malam. Habib Segaf bin Muhammad Assegaf berkata,
“Aku tidak pernah meninggalkan qiyamullail sejak usia
7 tahun.” Dalam Risalatul Qusyairiyah seorang saleh
berkata, “Sejak usia 3 tahun, aku tidak pernah
meninggalkan qiyamullail.” (I:490) 
  Di masa kanak-kanaknya, Abu Yazid
Al-Busthami belajar mengaji Quran pada seorang guru.
Suatu saat ia sampai pada firman Allah: 
  “Hai orang yang berselimut, bangunlah (untuk
salat) di malam hari, kecuali sedikit (dari padanya),
yaitu seperduanya atau kurangi sedikit dari seperdua
itu.” (QS Al-Muzzammil, 73:1-3) 
  Sepulangnya dari belajar, ia bertanya kepada
ayahnya, “Ayah, siapakah orang yang diperintahkan oleh
Allah untuk bangun malam?” 
  “Anakku, beliau adalah Nabi Muhammad SAW.
Aku dan kamu tidak mampu meneladani perbuatan beliau,”
jawab ayahnya.  
  Abu Yazid terdiam. 
  Pada pelajaran berikutnya, ia membaca ayat: 
  Dan (demikian pula) segolongan dari
orang-orang yang bersamamu. (QS Al-Muzzammil, 73:20)15

  Sepulangnya dari belajar, ia bertanya lagi
kepada ayahnya. 
  “Siapakah yang bangun malam bersama Nabi
SAW?” 
  “Anakku, mereka adalah sahabat-sahabat
beliau.” 
  “Ayah, jika kita tidak seperti nabi dan
tidak pula seperti sahabat-sahabat beliau, lalu kita
ini seperti siapa?” 
  Mendengar ucapan ini, tergeraklah hati sang
ayah untuk bangun malam. Hari itu juga, ia mulai salat
malam. Si kecil Abu Yazid ikut bangun. 
  “Tidurlah anakku, engkau kan masih kecil,”
bujuk ayahnya. 
  “Ayah, ijinkanlah aku salat bersama ayah,
kalau tidak, aku akan mengadukan ayah kepada Tuhanku,”
jawabnya. 
  “Tidak demi Allah, aku tidak ingin kamu
mengadukan aku kepada Tuhanmu. Mulai malam ini
salatlah bersamaku.” (I:98) 
  Abu Yazid selalu bermujahadah hingga ia
mencapai kedudukan yang tinggi di sisi Allah. Pernah
diriwayatkan bahwa suatu hari ia berkata, “Barangsiapa
mengetahui namaku dan nama ayahku akan masuk surga.”
Nama Abu Yazid dan ayahnya adalah Thoifur bin Isa.  

  Tingkat ketekunan  
  menentukan derajat ketinggian.  
  Siapa ingin kemuliaan  
  janganlah tidur malam.  

  Barang siapa bersungguh-sungguh, ia akan
memperoleh yang diinginkan. Barangsiapa mengetuk
pintu, ia akan masuk. Barang siapa menempuh
perjalanan, ia akan sampai dan akan menganggap kecil
apa yang telah dikorbankan. 
  Penuntut ilmu hendaknya bangun sebelum
fajar, walaupun hanya setengah jam sebelumnya. Jika ia
bangun setelah fajar, maka setan telah kencing di
telinganya. Dan barang siapa telinganya dikencingi
setan, ia akan memulai harinya dengan perasaan malas.
Syeikh Ahmad bin Hajar berkata bahwa setan benar-benar
telah mengencingi telinga orang itu, namun ia tidak
wajib menyucikannya karena kejadian itu bersifat
batiniah. (I:491)   

Habib Muhammad bin Hadi bin Hasan bin Abdurrahman
Asseqaf, Tuhfatul Asyraf, Kisah dan Hikmah, Putera
Riyadi. 




Yahoo! Messenger - Communicate instantly...Ping 
your friends today! Download Messenger Now 
http://uk.messenger.yahoo.com/download/index.html

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Indahnya Taubat

2004-04-16 Terurut Topik Ephi Lintau
Hari-hari kita mestinya adalah hari-hari taubat.
Karena setiap saat, setiap detik, antara cahaya dan
kegelapan, antara dosa dan pahala, antara harapan dan
penyesalan saling berebut di hati anda. Bahkan jika
hari ini pun anda menyesali apa yang anda lakukan,
besok pun terulang kembali dosa yang sama dalam waktu
dan tempat berbeda, atau dalam bentuk yang berbeda
pula.

Allah Maha Tahu, betapa sombongnya manusia, betapa
lemahnya manusia, betapa fananya manusia, dan
banyaknya manusia yang mengeluh, betapa banyaknya
manusia yang tidak bersyukur, betapa banyaknya manusia
yang tidak menalarkan akal sehatnya, betapa banyaknya
yang tidak mampu mengekang hawa nafsunya.

Dan, dengan Kemaha Besaran, serta Kemaha Lembutan
Kasih Sayangnya, Allah memanggil kita semua, dengan
panggilan kemahalembutan dan kasihNya, “Wahai
orang-orang yang beriman, kembalilah kepada Allah
(bertaubatlah) kalian semua, wahai (hamba-hambaKu)
yang (mengaku) beriman, agar kalian semua bahagia.”
(an-Nuur:31)

Lalu gelombang demi gelombang cahaya memancarkan
pembersihan atas kegelapan-kegelapan kita. Gelombang
air qudus memandikan kotoran-kotoran bumi kita,
penyesalan menjadi pintu gerbang bagi haribaanNya,
Istighfar menjadi luapan paling indah dari PelukanNya.
Sebab disanalah peleburan, penyirnaan, kefanaan dan
kehambaan maujud. “Akulah hamba dan Engkaulah Rabb”

Lalu Rasulullah SAW. menegaskan betapa lebih
gembiranya Allah ketimbang seorang yang kehilangan
kendaraan unta beserta seluruh hartanya, dalam drama
yang mengenaskan, sampai lelah, ia terlunglaikan dalam
lelah tidurnya. Ketika ia bangun dari lelap tidurnya,
unta dan seluruh hartanya ada di depan mata. Allah
lebih erat memeluknya ketimbang eratnya pelukan si
fulan yang kehilangan harta benda, kemudian ada di
depannya.

Lihatlah, seperti air gunung yang melimpah, bening
bercahaya. Lihatlah seperti gulungan-gulungan ombak
KinasihNya yang mengejar seluruh apa pun yeng membuat
bergolak KecemburuanNya. Lihatlah kabut-kabut dan
mega-mega tersingkap oleh Tangan-Tangan KekuasaanNya,
dan Senyuman Keabadian Yang Agung menerima kita semua.
Hamba-hambaNya yang bertobat.

Karena itu janganlah takut dengan taubat, karena
taubat itu indah dan penuh cinta. Janganlah khawatir
dengan taubat, karena kekhawatiran itu adalah nafsu
yang dikelola oleh kandang-kandang syetan. Janganlah
pesimis atas ampunanNya, karena jika langit dan bumi
ini dipenuhi oleh noda-noda kita, dosa-dosa kita,
kesalahan dan kezaliman kita, niscaya ampunan,
maghfirah, kemaafan, dan cintaNya lebih besar dari
semuanya.

Bahkan kata Ibnu Athaillah as-Sakandary, “Terkadang
Allah mentakdirkan hamba-hambaNya berbuat dosa, agar
si hamba lebih dekat kepadaNya.” Amboi betapa indah
dan luhurnya Dia, kita harus berbaik sangka kepadaNya,
bahwa dosa-dosa pun bagian dari cara Dia mendidik
kita. Ketika kita cerdas dan pandai, seluruh kesadaran
kita sudah kembali kepadaNya. Tetapi janganlah kita
begitu gegabah memaknai, dengan merasa berbesar diri,
menyepelekan dosa-dosa kita, hanya karena dosa kita
talk ada apa-apanya disbanding ampunanNya. Jangan pula
kita berbangga dengan dosa-dosa kita, hanya karena
berbangga dengan dosa itu melemparkan kita pada
kegelapan paling mengerikan: Jauh dari Cinta dan
pelukan Ilahi.

Karena itu mari kita bertobat. Taubatan Nasuha. Taubat
yang yang sesungguhnya. Pertama-tama kita taubati
dosa-dosa kita, karena hari demi hari, ada saja
dosa-dosa yang menempel bagai debu di tubuh kita.
Semua hanyalah debu-debu yang hamper tiada artinya,
lama-lama telah berubah menjadi kumpulan debu dan
gundukan kotoran di tubuh kita, lalu menjadi dosa
besar namanya. Apalagi jika kumpulan kotoran itu
adalah noda-noda besar kita. Oh, Tuhan, ternyata
engkau tidak tega menyiksa mereka, ketika mereka
sedang bergelora dalam istighfar. (al-Qur’an)

Lalu kita masuki taubat berikutnya: Taubat atas
kealpaan kita, kelalaian kita, dari mengingat allah
dalam hari-hari dan waktu kita. Perselingkuhan kita
dengan syetan dan dunia, telah mejauhkan diri kita
dari Allah, dan Allah terasa hilang dari hati kita.
Detik-detik jantung kita, gerak-gerik syaraf ruhani
kita, ternyata begitu terabaikan dari campur tangan
Allah disana. Makanya, sudah niscaya, jika istighfar
menjadi buah bibir hati kita. Inilah taubatnya para
Kekasih Allah. Taubat dari kealpaan bermesraan dengan
Allah. Taubat dari kealpaan Dzikrullah. Inabah
namanya.

Kemudian tahap selanjutnya, kita bertaubat dari segala
apa saja selain Allah. Sebab selain Allah senantiasa
sirna, dan hanya WajahNya yang Abadi. Keabadian Allah
janganlah dibiarkan terlantar di kuburan dunia, karena
itu segala hal selain Allah sesungguhnya dusta belaka.
Dan karenaNya, kita taubati semuanya. Itulah jika kita
ingin meneladani Nabi dan RasulNya. Mereka para
pilihan itu, tak ingin sekejap pun hatinya kehilangan
Dia. Itulah yang disebut dengan Aubah.

Junaid al-baghdady pernah mengisahkan: Suatu hari aku
masuk ke tempat Sarru as-Saqathy. Aku lihat dia sedang
bingung. “Ada apa dengan anda?” tanyaku kepadanya.
“Ada seorang 

Re: [R@ntau-Net] Re: Tauhid dan Politik (was Re: Nan Bodoh...)

2004-04-16 Terurut Topik Ronald P. Putra

assalaamu 'alaykum wR wB
ada diskusi yang bagus rupanya.

menarik juga mengikuti diskusi ini sehingga ma'afkan saya kalau saya mencoba untuk 
ikut nimbrung.

Dek Ahmad Ridha (bolehkan dipanggil adek ?), apa-apa yang dek Ahmad sampaikan benar di 
satu sisi. Tapi ketika dek Ahmad menyampaikan argumen dengan beberapa dalil dan 
hujjah-hujjah tsb, ketahuilah bahwa di seberang sana, pihak lain juga punya 
hujjah-hujjah sendiri dengan argumen yang kuat pula. Mana yang benar ? wallahu 'alam.

Umat Islam ini telah ratusan tahun terbelah karena memperdebatkan hal-hal yang tidak 
prinsipil, masing-masing memiliki hujjah sendiri-sendiri dan tidak pernah mau 
berkompromi, bahkan untuk hal-hal yang sepele sekalipun. Memang demikianlah 
kenyataannya. Maka ketika dek Ahmad memberikan argumen dgn berbagai dalil dan hujjah, 
saya yakin seyakin-yakinnya bahwa tentunya para ustadz di PKS juga memiliki dalil dan 
hujjah pula, sehingga mereka berijtihad utk mendirikan Partai dan meretas jalan yang 
mereka lalui sekarang ini. Kalau dikupas, maka nggak akan habis waktu utk membahasnya. 
Tidak akan efektif saya rasa.(utk diketahui, dewan pendiri memerlukan persetujuan 
lebih dari 6000 suara para dai/ustadz serta aktivis pergerakan seluruh Indonesia utk 
memutuskan pendirian partai politik).

Para sahabat utamapun pernah berselisih pendapat, masing-masing mereka pun punya 
hujjah sendiri-sendiri tapi tidak pernah menafikan langkah yang diambil oleh 
masing-masing pihak.

Apa yang dibutuhkan sekarang dengan kondisi umat masih terpecah-pecah dalam manhaj, 
adalah mencari kesamaan dalam bingkai ukhuwah utk membangkitkan kembali Islam yang 
agung itu. Dalam kaca mata saya, yang dibutuhkan saat ini adalah solusi, bukan 
ber-argue masalah yang tidak terlalu prinsipil.

Dek Ahmad, mungkin ada baiknya dek Ahmad memberikan solusi atau alternatif apa yang 
mesti di lalui oleh partai Islam (khususnya PKS) dalam kondisi riel yang ada di 
Indonesia ini. Indonesia yang majemuk, yang beragam suku bangsa dan agama dan 
permasalahannya. Itu akan sangat efektif saya kira utk dijadikan bahan masukan utk 
program partai ke depan.

ma'afkan saya kalau ikut serta, marilah kita satukan langkah utk hal-hal yang 
disepakati, dan kita hindarkan apa-apa yang membuat kita berselisih olehnya.

wassalaam
Ronald



-- Original Message --
From: Ahmad Ridha [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak  1993) 
[EMAIL PROTECTED]
Date:  Fri, 16 Apr 2004 17:00:08 +0700

Muhammad Arfian writes:

 Assalaamu’alaykum wa Rahmatullaahi wa Barakatuhu

Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh,

 Sanak Ahmad Ridha, tidak ada yang menyangkal bahwa tauhid adalah
 prioritas utama dalam agama kita, dan usaha-usaha untuk memperbaiki
 aqidah dan tauhid umat Islam adalah usaha-usaha yang perlu didukung oleh
 setiap orang yang mengaku dirinya seorang muslim.

-cut--


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke:
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net