TNI Watch!---PERTEMUAN DI RESTORAN JL LAUTZE BUKAN HANYA SEKALI
Precedence: bulk PERTEMUAN DI RESTORAN JL LAUTZE BUKAN HANYA SEKALI JAKARTA, (TNI Watch!, 4/2/2000). Rapat para jendral pimpinan Jendral TNI Wiranto di sebuah restoran di Jl Lautze, Pasar Baru, Jakarta Pusat bukan hanya terjadi sekali. Menurut informasi intelijen yang diterima Gus Dur, para jendral klik Wiranto berkumpul di sebuah rumah di Jl Lautze membicarakan kemungkinan aksi kerusuhan. Namun, sumber penting yang dihubungi TNI Watch!, mengatakan rangkaian pertemuan yang dimaksud Gus Dur itu terjadi di sebuah restoran, bukan di sebuah rumah tinggal. Pertemuan-pertemuan serupa juga terjadi di rumah Wiranto. Pertemuan pertama bahkan dihadiri Kapuspen TNI, Marsda TNI Graito Husodo. Namun, pertemuan-pertemuan berikutnya tak diikutinya. Jendral Wiranto memimpin pertemuan-pertemuan para jendral itu, untuk melakukan sesuatu, agar ia, dan sejumlah jendral lainnya, terhindar dari pengadilan karena tuduhan dalang pembantaian di Timor Timur. Sebuah sumber intelijen mengatakan, rangkaian pertemuan di sebuah restoran di Jl Lautze itu adalah pertemuan para "jendral Islam", sebutan untuk sejumlah jendral yang dekat dengan kelompok Islam fundamentalis, seperti Front Pembela Islam dan Komite Indonesia untuk Solidaritas Dunia Islam. Pertemuan-pertemuan itu dihadiri para jendral seperti Jendral TNI Fachrul Rozi (Wakil Panglima TNI), Letjen TNI Djadja Suparman (Panglima Kostrad), Mayjen TNI Adam Damiri, Brigjen Tono Suratman, Mayjen TNI Zacky Anwar Makarim, dan Mayjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin, Staf Ahli Menko Polkam. Selain mereka, rangkaian pertemuan ini juga dihadiri dr Hariman Siregar, aktifis mahasiswa Malari yang belakangan jadi pendukung Habibie. Tak diketahui apa peran Hariman. Namun, belakangan ini Hariman tengah mengerjakan proyek rahasia yang mengikutsertakan para aktifis Negara Islam Indonesia (NII) dan eks-Komando Jihad. Sumber TNI Watch! Mengatakan rangkaian pertemuan itu belum membeicarakan soal kudeta, namun baru membicarakan upaya provokasi kerusuhan di mana-mana. Sementara itu, Menhankam Prof Dr Juwono Sudarsono mengatakan, ia telah menyampaikan perintah Presiden agar Menko Polkam Wiranto mengundurkan diri, namun Wiranto menolak. Wiranto mengatakan kepada Juwono, baru akan mundur jika kasus ini sudah disidik oleh Kejaksaan Agung. Sumber lain mengatakan, Wiranto sama sekali tak memiliki keberanian dan kekuatan tentara untuk melakukan kudeta. *** TNI Watch! merupakan terbitan yang dimaksudkan untuk mengawasi prilaku TNI, dari soal mutasi di lingkungan TNI, profil dan catatan perjalanan ketentaraan para perwiranya, pelanggaran-pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan, politik TNI, senjata yang digunakan dan sebagainya. Tujuannya agar khalayak bisa mengetahuinya dan ikut mengawasi bersama-sama. -- SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html
SiaR---FORUM UNTUK PEMUKA AGAMA KABUPATEN BANDUNG
Precedence: bulk FORUM UNTUK PEMUKA AGAMA KABUPATEN BANDUNG BANDUNG, (SiaR, 4/2/2000). Para pemuka umat beragama di wilayah Kabupaten Bandung, membentuk forum musyawarah antarumat beragama Kabupaten Bandung. Forum ini dibentuk untuk berkomunikasi antarumat beragama. Para pemuka agama Kabupaten Bandung ini bersepakat dalam acara silaturahmi di Kantor Departemen Agama (Kandepag) Kabupaten Bandung, Kamis (3/2). Para pemuka agama pendiri forum itu adalah: KH A Mansyur Ma'mun (MUI), Drs. KH Dadan Zaim Affandi (NU), AM Bakri (Muhammadiyah), Maladi Dani (Protestan), Pastor YC Abu Kasman OSC (Katolik), Drs. Ketut P Asrama (Hindu) dan Lucy S (Budha). Dalam surat pernyataan sikap, para pemuka agama Kabupaten Bandung itu menyatakan rasa prihatin terhadap kondisi bangsa Indonesia yang tengah dilanda krisis. Hingga menyebabkan kerukunan hidup antarumat beragama mulai terkoyak, dengan terjadinya peristiwa kerusuhan di berbagai daerah. Padahal sebelumnya kerukunan hidup umat beragama selama ini dipuja dan dijunjung tinggi. Mereka menyesali terjadinya berbagai peristiwa di Ambon, Maluku, Mataram yang menimbulkan tragedi kemanusiaan yang sangat memalukan dan memilukan. Tragedi itu di luar batas-batas adat kebiasaan bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi kehidupan beragama. * -- SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html
SiaR---CIAMIS NYARIS RUSUH
Precedence: bulk CIAMIS NYARIS RUSUH CIAMIS, (SiaR, 4/2/2000). Isu kerusuhan di Ciamis, Jawa Barat, yang selama beberapa hari ini menghantui masyarat kota itu, tidak menjadi kenyataan. Isu itu menyebutkan, kerusuhan akan dimulai dari Kalipucang setelah berlangsung tablig akbar yang menampilkan K. H. Cecep Bustomi, Selasa (1/2) malam. Tablig itu diselenggaran Front Hisbullah, Ciamis. Acara tablig akbar sendiri, berlangsung aman, apalagi massa yang hadir pada acara itu tidak terlalu banyak. Namun demikian acara itu dihadiri bupati dan para kepala bagian Pemda, Dandim, Kapolres, Ketua DPRD Ciamis dan anggotanya, aktivis LSM dan pihak lainnya. Kendati demikian, penjagaan keamanan di sekitar lokasi tablig akbar cukup ketat. Dua peleton polisi menjaga acara itu. Karena isu itu, KH. Cecep Bustomi dalam ceramahnya berusaha menenangkan masyarakat Kalipucang. Kiai Cecep kecewa terhadap orang yang menyebarkan isu itu. "Isu itu tidak betul. Front Hizbullah tidak akan melakukan tindakan tidak terpuji seperti itu. Front Hizbullah justru bertekad untuk menjadi pemersatu umat, selain untuk memberantas kedholiman di Tanar Air," katanya. Isu akan terjadi aksi "pembumihangusan" Ciamis begitu santer dan banyak dibicarakan warga, bahkan sempat pula muncul selebaran gelap. Untuk menutup kemungkinan buruk yang mungkin terjadi, Bupati Ciamis mengadakan pertemuan mendadak dengan berbagai tokoh masyarat di Ciamis, pada Selasa (1/2). Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 45 menit itu, Bupati mengatakan, di Ciamis saat ini telah terjadi kejadian-kejadian yang perlu mendapat perhatian serius. Disebutkan, sebelum bulan puasa ada anggota hizbullah yang telah turut berjasa ke Ciamis, khususnya dalam "membasmi" kemaksiatan. "Sayangnya, kemudian muncul rekan kita yang memanfaatkan payung agama dalam aksi penyerobotan kasus tanah di Batulawang," katanya. Sementara Kapolres Ciamis, Letkol. Pol. Drs. Martono, Dandim Letkol Inf. Chaerul Fasyah menyatakan, situasi keamanan di Ciamis sampai saat ini bisa dikatakan bagus. Namun demikian aparat tetap siaga. Menurut Chaerul Fasyah, masyarakat Ciamis sekarang tetap harus menjaga keamanan dari ancaman-ancaman perusuh, dari dua ekstrim, kiri dan kanan. "Ekstrim kiri datang dari organisasi-organisasi terlarang seperti PKI, PRRI dan lain sebagainya, yang ketika kepemimpinan orde baru terkungkung selama 32 tahun. Sedangkan ekstrim kanan datang di bawah payung agama, seperti NII, DI/TII dll," ujarnya. Dandim mengingatkan agar Hizbullah, khususnya yang ada di Ciamis, jangan sampai disusupi oleh oknum-oknum tertentu. "Saya mewanti-wanti agar Hizbullah Ciamis jangan sampai disusupi, sebab nantinya akan menurunkan kredibilitas hizbullah sendiri," ujar Dandim. *** -- SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html
SiaR---SOFYAN WANANDI DIBALIK DEMONSTRASI ANTI KWIK KIAN GIE
Precedence: bulk SOFYAN WANANDI DIBALIK DEMONSTRASI ANTI KWIK KIAN GIE JAKARTA, (SiaR, 4/2/2000). Pengusaha Sofyan Wanandi berada dibalik demonstrasi yang menuntut mundur Menko Ekuin Kwik Kian Gie. Hal ini dilakukan Sofyan, karena pemerintah, dan DPR berencana untuk menuntaskan kasus kredit macet yang dilakukan Sofyan Wanandi. Sejumlah anggota Komisi IX DPR-RI dari Fraksi PDI Perjuangan mengungkap hal tersebut kepada SiaR, Kamis (3/2) kemarin. "Sofyan marah karena kasusnya yang pernah diperiksa Kejaksaan Agung akan diungkap kembali oleh pemerintah, dan DPR," ujar Aberson Marle Sihaloho, salah seorang anggota Komisi IX DPR-RI. Selama seminggu terakhir, DPR-RI didatangi sekelompok pengunjuk rasa yang menamakan diri Front Pembela Amar Maruf Nahi Munkar. Dalam aksi protesnya untuk kedua kalinya, Kamis kemarin, mereka menuntut Kwik agar mundur dari jabatannya, karena isu keterlibatannya didalam kepemilikan saham atas namanya di PT Dusit Thani. Perusahaan itu bergerak dalam usaha hiburan termasuk panti pijat. Para demonstran membawa bukti foto copy akte notaris pendirian perusahaan tersebut yang antara lain memuat nama Kwik Kian Gie sebagai salah seorang pemegang saham dengan besar modal Rp1 juta. Akte notaris itu sendiri diterbitkan pada tahun 1972, dan Kwik dalam surat tanggapannya terhadap fraksi-fraksi di DPR-RI menegaskan, dirinya menyertakan modal berupa kepemilikan saham semata-mata karena membantu rekan bisnisnya yang memerlukan modal. Ia sendiri mengaku tak terlibat di dalam pengelolaannya, sehingga tak tahu apakah usahanya itu saat ini --28 tahun kemudian-- masih hidup atau sudah gulung tikar. "Saya tak terlibat didalam manajemen. Bahkan saya tak ingat lagi apakah perusahaan itu masih hidup atau sudah mati. Ketika itu saya hanya ingin membantu rekan yang butuh modal. Itu saja," katanya. Sementara itu, Didik Supriyanto, salah seorang anggota Komisi IX-DPR RI dari F-PDIP menyesalkan cara-cara teror semacam itu. Menurut dia, penggunaan simbol-simbol agama untuk menyerang lawan politiknya justru membuat citra Islam sebagai agama yang suci terdegradasi. "Agama itu sendiri menjadi rendah karena jadi komoditas dan alat untuk menjatuhkan lawan politiknya. Agama seharusnya tak bisa dibeli serendah itu," ucapnya.*** -- SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html
SiaR---PEMBUNUH TGK NASHRUDIN DIDUGA MENGGUNAKAN MERCY HITAM
Precedence: bulk PEMBUNUH TGK NASHRUDIN DIDUGA MENGGUNAKAN MERCY HITAM MEDAN, (SiaR, 4/2/2000) Indikasi baru yang ditemukan Kepolisian Sumatera Utara dari penduduk sekitar Desa Sibolangit, menunjukkan, bahwa sehari sebelum ditemukannya mayat Tgk Nash, pada Senin (24/1), sebuah sedan Mercy Tiger warna hitam hilir mudik di daerah itu. Kesaksian penduduk ini amat penting, karena tak sulit mengidentifikasi sedan mewah itu. Kapolda Sumatera Utara Brigjen Polisi Sutiyono mengatakan, pembunuhan ini berpeluang besar bernuansa politis. Tim Mabes Polri sudah turun ke Medan untuk menyelidiki kasus kematian mantan Imam Masjid Kuta Alam, Banda Aceh itu. Mayat korban ditemukan di semak-semak belukar tikungan Morina Desa Sibolangit/Jalan Medan - Pancurbatu Km 37 Selasa (25/1) pekan lalu. Saat ini, kasus kematian ulama ahli fiqih itu sudah ditangani Mabes Polri, Polda Sumatera Utara, dan Polda Aceh untuk mengejar batas waktu yang diberikan pihak DPR-RI tak lebih dari 30 hari menuntaskan kasus ini. Kapolda Sumatera Utara sudah meminta keterangan 10 orang saksi, dua di antaranya pegawai Perwakilan Pemda Aceh di Medan yakni Arifin Ibrahim, dan Najib seorang mahasiswa yang terakhir sekali bersama Tgk Nash di Medan. Najib diperiksa di Jakarta, dan dua lagi adalah penduduk Desa Sibolangit yang pertama sekali menemukan mayat almarhum. Sedangkan nama-nama lainnya yang masih dijadikan sebagai saksi tak diingat Sutiyono, namun yang pasti belum ada yang dijadikan sebagai tersangka dalam kasus ini, karena pihak Kepolisian belum cukup bukti untuk menjadikan sejumlah saksi berstatus tersangka. Sebelum ini Tgk Nash juga dicari-cari orang-orang tak dikenal di rumahnya di Banda Aceh. Keluarganya juga menerima telepon berisi ancaman pembunuhan terhadap korban. *** -- SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html
SiaR---TOKOH AGAMA YOGYA DUKUNG TEMBAK DITEMPAT
Precedence: bulk TOKOH AGAMA YOGYA DUKUNG TEMBAK DITEMPAT YOGYAKARTA, (SiaR, 4/2/2000). Para tokoh agama dan masyarakat di Yogyakarta mendukung aparat keamanan untuk mengambil tindakan tegas terhadap pelaku kerusuhan, termasuk tindakan tembak di tempat. Kesepakatan dilakukan oleh 25 tokoh agama dan masyarakat, antara lain Ketua Umum MUI Kodya Yogya Basyir, Ketua Umum PGI Wilayah DIY Pdt Dr R H. S Kariodimedjo MTh, Takmir Masjid Gedhe Kauman, Abunda Farouk, Ketua Bakom PKB Arif B Budiwijaya, dan tokoh Katolik FX Soedardi. Kemudian Kapolresta Yogya, Ketua DPRD Kodya Yogya Bahtanisyar Basyir, pengurus Karang Taruna Kodya Yogya serta para camat dan pejabat teras Pemda Kodya Yogya. Menurut rencana hasil kesepakatan yang dicapai dan ditandatangani 25 tokoh agama dan masyarakat dalam dialog itu akan disampaikan ke Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Sabtu (5/2) besok. Sebelum dirumuskan menjadi kesepakatan dan ditandatangani bersama, dalam dialog muncul usul agar dalam kesepakatan itu juga dicantumkan mengenai dukungan tokoh agama dan masyarakat terhadap aparat keamanan untuk melakukan tembak di tempat terhadap perusuh. Dukungan tembak di tempat sudah tertuang dalam ksepakatan bersama tokoh agama dan masyarakat di beberapa kecamatan. Dalam kesepakatan itu, para tokoh agama dan masyarakat mendukung penegakan supremasi hukum, menjaga persatuan dan kesatuan, meningkatkan kerukunan antarumat beragama, mengadakan forum silaturahmi antarumat beragama hingga tingkat RW.Juga disebutkan, pertemuan-pertemuan yang menghadirkan massa banyak harus selektif dan kotbah maupun pembicaraan tidak boleh menjurus pada sentimen agama. Sementara itu, Ketua Tablig Akbar, Minggu (31/1) lalu, menemui Kapolda DIY Brigjen Pol Drs Dadang Sutrisno SH di Mapolda, Kamis kemarin (3/2). Mereka memberikan keterangan berkaitan dengan aksi perusakan beberapa tempat peribadatan seusai pelaksanaan tablig. Yang mendatangi Kapolda adalah Ketua Tablig yang juga Ketua Forum Komunikasi Ahlus Sunnah Wal Jamaah (FKASWJ) Ayib Syafruddin Soeratman SPsi didampingi Sekretaris Ir Ma'ruf Bahrun. Ayib menolak bila aksi perusakan tempat peribadatan itu sebagai ekses pelaksanaan tablig yang, menurutnya, sukses dan lancar. Seusai kegiatan itu, katanya, peserta langsung meninggalkan lokasi menuju Polres Sleman untuk membesuk Salman, rekan mereka yang terlibat dalam kasus pembunuhan di Ngaglik, Sleman. Kapolda DIY Brigjen Pol Drs Dadang, menurut Ayib, mengakui pelaku perusakan tempat peribadatan dilakukan orang-orang yang sengaja ingin membuat kota Yogya rusuh. FKASWJ, lanjut Ayib, merasa prihatin atas terjadinya tindak kekerasan bernuansa SARA dewasa ini. Karenanya, FKASWJ menyerukan semua pihak melakukan upaya-upaya dengan didasari itikad baik demi mewujudkan kehidupan beragama yang harmonis di Indonesia. Masyarakat Bantul, juga meminta kepada aparat kepolisian menindak tegas provokator atau pelaku perusakan tempat-tempat peribadatan di wilayahnya. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya tindakan-tindakan yang mengarah pada perpecahan bangsa khususnya tindakan berbau SARA. Penegasan warga Bantul itu disampaikan dalam dialog antara Muspida, DPRD Bantul dan masyarakat Bantul yang digelar DPRD Bantul, Kamis (3/2). Dialog tersebut digelar sebagai langkah untuk menyikapi situasi keamanan di wilayah DIY dan Bantul khususnya, yang dirasakan sudah mulai memanas. Hadir dalam acara itu, Ketua DPRD Bantul Agus Wiyarto SE, Bupati Bantul Drs Mohammad Idham Samawi, Kapolres, Kajari, Dandim, dan beberapa jajaran Muspida lainnya. Selain menindak tegas provokator dan pelaku perusakan sarana ibadah, aparat keamanan dan Pemda Bantul diminta tidak mengizinkan pengerahan massa yang dapat mengarah pada soal disintegrasi bangsa. *** -- SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html
SiaR---WARGA KRISTEN MINTA PERUSUH YANG DITAHAN DIBEBASKAN
Precedence: bulk WARGA KRISTEN MINTA PERUSUH YANG DITAHAN DIBEBASKAN MATARAM, (SiaR, 4/2/2000). Warga Nasrani korban kerusuhan di Mataram 17 Januari lalu, Freddy Rompas, seorang warga Kristen asal Manado, salah seorang pimpinan Holliday Inn Senggigi Hotel misalnya, mengusulkan supaya Polda NTB membebaskan semua warga yang ditahan karena sebagian besar dianggap hanya ikut-ikutan dalam kerusuhan. "Sebaiknya semua yang masih ditahan polisi segera dibebaskan. Kita lupakanlah semua yang terjadi. Mari kita bangun kembali kebersamaan dan mulai yang baru," tutur Freddy Kamis (3/2). Freddy yang kini memimpin Lombok Promo melontarkan gagasan tersebut sebagai salah satu langkah kongkret meredam batin masyarakat. Pasalnya saat ini, seperti yang disampaikan Gubernur Harun bahwa ada satu masalah yang cukup serius yakni adanya keluhan dari keluarga para tahanan yang diperlakukan kurang manusiawi. Sebagian besar yang sempat ditahan kepolisian, menurut Freddy, hanya ikut-ikutan. Untuk itu ia mengimbau teman-teman nasrani supaya mengikhlaskan apa yang sudah terjadi. "Ini untuk ketenangan kita semua," cetusnya. Freddy sendiri telah merelakan rumah dan isinya senilai sekitar Rp 200 juta yang dirusak dan dibakar massa. Freddy kini menggalang tanda tangan dari teman-teman seimannya untuk membuat pernyataan tertulis yang disampaikan ke pihak kepolisian agar membebaskan warga yang masih mendekam di tahanan. Sekwilda NTB Drs. H. Arfah Muzahar yang diminta komentarnya tentang usulan itu menilai positif usulan pelepasan semua tahanan. Bahkan Arfah yang ditunjuk Gubernur Harun menjadi koordinator pemulihan sektor pariwisata berpendapat, bisa saja para tahanan itu tidak diproses secara hukum. "Bisa saja dilepas semua, tetapi lihat situasinya. Jangan sampai seperti kasus di Lombok Tengah," katanya. *** -- SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html
TNI Watch!---TINGGAL BANG BUYUNG YANG MENDUKUNG WIRANTO
Precedence: bulk TINGGAL BANG BUYUNG YANG MENDUKUNG WIRANTO JAKARTA, (TNI Watch! 4/2/2000). Agak sulit memastikan, masih adakah perwira-perwira (berpengaruh) di TNI, yang secara "die hard" mendukung Wiranto. Jangan-jangan sudah tidak ada. Seandainya pun ada, paling-paling perwira staf, yang tidak memiliki akses komando ke pasukan, seperti Mayjen TNI Sudrajat (mantan Kapuspen TNI), Mayjen TNI Sjafrie Sjamsudin, Mayjen TNI Ismed Yuzairi, serta beberapa perwira lain, yang tidak begitu berpengaruh. Kalau beberapa petinggi TNI saja, seperti Panglima TNI Laksamana TNI Widodo AS, Kaster TNI Letjen TNI Agus Wijoyo, Pangdam Jaya Mayjen TNI Ryamizard Ryacudu, dan Pangdam VII/Wirabuana Mayjen TNI Agus WK, secara terang-terangan tidak mendukung Wiranto, maka sikap perwira lainnya sudah bisa kita perkirakan. Demikian juga sikap pejabat sipil seperti Amin Rais dan Akbar Tanjung, yang secara tegas mendukung niat Presiden Abdurahman Wahid, untuk memberhentikan Wiranto selaku Menko Polkam. Secara hitungan kasar, praktis hanya Bang Buyung (Adnan Buyung Nasution) saja yang secara terbuka mendukung Wiranto. Kalau itu yang terjadi, berarti ini adalah tragedi bagi keduanya. Padahal dulu, keduanya adalah "macan" pada kubu masing-masing. Siapa tak kenal Bang Buyung saat aksi mahasiswa atau LSM? Bang Buyung adalah "macan podium" pada setiap kegiatan pro-demokrasi di masa Orde Baru. Sedang Wiranto juga seorang "macan" dalam arti sebenarnya, yakni sebagai "orang kuat" di masa Soeharto dan Habibie. Kedua macan tersebut, yang dulunya berseberangan, kini bergandengan, bukan untuk menggapai kejayaan, namun untuk menyambut keruntuhan keduanya. Beberapa rekan lama Bang Buyung, seperti Rachman Tolleng, sempat mengatakan, karir politik Bang Buyung telah habis. Posisi sebagai pembela Wiranto inilah, yang rupanya dijadikan Bang Buyung sebagai panggung terakhirnya. Wajar kalau ia berbuat all out untuk itu. Sebagaimana yang ditunjukkannya saat Konferensi Pers di Manggala Wanabakti, Selasa lalu (1/2). Nasib Wiranto lebih tragis lagi. Dari seorang Panglima TNI yang memiliki kekuasaan sangat besar, karena didukung oleh seluruh anggota TNI, mulai prajurit sampai jenderal. Kini yang mendukung hanya Bang Buyung, beserta "pasukan" yang kurang bermutu, seperti Assegaf, Hotma Sitompul, Tommy Sihotang, Yan Juanda, Ruhut Sitompul, dan Bunga Surawijaya (staf Tim Advokasi HAM Perwira TNI, mantan wartawati Tempo). Bagaimana bisa disebut bermutu, kalau pengacara semacam Ruhut Sitompul, motivasinya sebagai pengacara lebih untuk mencari popularitas. Misalnya begini, setiap datang ke kantor Komnas HAM, dalam rangka mendampingi para perwira, Ruhut selalu datang dengan mobil yang berganti-ganti (Jaguar, Mercy Boxer, Range Rover). Memang boleh-boleh saja Ruhut berlagak seperti itu, karena itu memang mobilnya. Namun perilaku Ruhut itu menunjukkan, bahwa Ruhut tidak memiliki empati terhadap perwira-perwira yang didampinginya, yang sedang dalam suasana prihatin. Seperi Lettu Inf Sugito (Danramil Suai) misalnya, yang sampai menderita stres berat, akibat pemanggilan KPP HAM. Begitu teganya Ruhut bergaya, sementara Letnan Sugito sedang menderita. Selain itu, tim pembela perwira TNI pimpinan Bang Buyung itu, yang terlihat gemerlap (seperti ditunjukkan oleh gaya Ruhut), sebenarnya kedodoran juga. Tim pimpinan Bang Buyung sempat kurang koordinasi dengan Front Pembela Islam (FPI), yakni sebuah ormas partisan yang dikenal dekat dengan TNI. Karena tim Bang Buyung tidak memberitahukan secara jelas, agama apa yang dianut oleh perwira-perwira tersebut, kepada Kordinator Lapangan FPI. Maka sebuah kejadian janggal sempat terjadi ketika pemeriksaan terhadap Brigjen TNI Tono Suratman berlangsung. Ketika Brigjen Tono Suratman memasuki halaman Komnas HAM, kedatangannya diiringi serombongan anggota FPI. Anggota FPI tersebut, dengan setia menunggu selama Brigjen Tono Suratman diperiksa. Adakah yang aneh? Yang aneh adalah, anggota FPI mendukung Brigjen Tono Suratman yang menganut agama Katolik (nama Baptis Tono adalah Fransiscus Xaverius). Selidik punya selidik, rupanya anggota FPI tersebut tidak tahu, bahwa Tono beragama Nasrani. Kordinator FPI terlihat pucat, ketika diberitahu salah seorang anggota KPP, bahwa Tono itu beragama Katolik. Kemudian dengan wajah lesu rombongan FPI itu meninggalkan Komnas HAM. *** TNI Watch! merupakan terbitan yang dimaksudkan untuk mengawasi prilaku TNI, dari soal mutasi di lingkungan TNI, profil dan catatan perjalanan ketentaraan para perwiranya, pelanggaran-pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan, politik TNI, senjata yang digunakan dan sebagainya. Tujuannya agar khalayak bisa mengetahuinya dan ikut mengawasi bersama-sama. -- SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html