[silatindonesia] Bahan untuk penyusunan program self-defense
Bacaan bagus. Street 101 http://www.selfdefenseforums.com/forums/ showthread.php?t=158highlight=marc+mcyoung Website Marc McYoung http://www.nononsenseselfdefense.com/ Bahasan khusus mengenai Martial-Art vs. Self-Defense http://www.nononsenseselfdefense.com/MAandSD.htm
Re: [silatindonesia] Re: kapan ke Gerak Gulung?
Kalo malem bis emang udh gak ada. Tapi masih ada KRL (kereta rel listrik) kang. KRL emang udh gak ada jam 9 malem. Tapi jam 12 malem suka lewat kereta setan. Siapa tahu kita bisa numpang dan wawancara masinisnya, Ghost Rider. hehehe Btw, di Bogor kan banyak aliran silat. Kang yang bisa rekomen aliran laen yang ada disono? On 03/22/2007 03:58 pm, Y a n w e k a wrote: siap Bos, Insya Allah saya ikut dech, bogor yaaa, wah makin asik kalo ada yg mo minjemin (ngenterin) pake mobil, kalau kemaleman nggak ada bus hihih - Original Message - From: Yudhy Haryantho To: silatindonesia@yahoogroups.com Sent: Thursday, March 22, 2007 3:43 PM Subject: [silatindonesia] Re: kapan ke Gerak Gulung? Ok deh Mas Amal, ntar saya konfirm dulu ke guru yang di Bogor. Kalo udah ok ntar aku kabarin u-d --- In silatindonesia@yahoogroups.com, Amal Ihsan [EMAIL PROTECTED] wrote: Btw, kapan Mas Yudhi punya waktu buat kita wawancara ke gerak gulung? Sy belum fit banget setelah terkapar hampir 2 minggu tapi skr udah masuk kerja lage, jd kalo cuman jalan-jalan ke Bogor mah kuat. Banyak yang mau ikut tuh, aryanav dan didit udah nyanggupin nemenin. Kang yan kumaha? On 03/22/2007 01:19 pm, Yudhy Haryantho wrote: Begitu juga kang Iwan, selalu menjadi 'korban'nya pak Bambang..he..he.. Buat Mas Eko mudah2an cepet sembuh ya... --- In silatindonesia@yahoogroups.com, Agus Suprayogi asis@ wrote: tidak usah minta maaf mas kang iwan itu selalu berpikiran positif kok, buktinya pak bambang cingkrik goning seri menjadi korban pkiran positifnnya kang iwan... At 22-03-2007 05:01 +, you wrote: maap maap kang Iwan.. jangan marah ya. regards. --- In mailto:silatindonesia%40yahoogroups.comsilatindonesia@yahoogroups.com, iwan setiawan wan711225@ wrote: ter..lalu nb: yang jago itu uda Alda wans Alda Amtha dala3000@ wrote: sama deh mas Yan, mau kasih komentar ah... begini, maksud dari tulisan ini sebenarnya baik, yaitu agar kita berpikiran positif. cuma konsep berpikirnya yg ane kagak setuju. tulisan ini secara sederhana bilang bahwa daripada A lebih baik B dan dg sendirinya your problem solved daripd belajar silat lbh baik kita berpikiran positif aja, itu cukup. bagi saya, ini terlalu menyederhanakan persoalan dunia.. CMIIW begini deh, coba misalnya sampean secara gak sengaja nyenggol kang Iwan di jalanan, terus krn rasa bersalah, anda turun dan buru2 menghampiri beliau... ane jamin sebelum sempet ngomong babibu... biasanya (ini beneran lho, biasanyagak ditambah atau dikurang) anda akan babak belur atau ada bagian tubuh yg patah lah, paling enteng tulang hidung... hehehe terus apakah anda masih bisa berpikiran positif saat itu..?! coba misalnya, krn anda juga berlatih silat, secara naluri pada saat anda menghampiri kang Iwan, anda akan berada dalam posisi menutup diri thdp serangan lawan, yg otomatis kang Iwan krn kesaktiannya yg sangat tinggi, langsung menyadari wah ni orang gak bisa main2... nah pada saat anda minta maaf dg tulus dan bersedia mengganti semua kerugian, dg jiwa ksatrianya kang Iwan jg langsung berpikiran positif dan memaafkan anda. dan kalo saat itu proyeknya lg sukses, kang Iwan gak akan minta ganti rugi kpd anda sepeserpun jg nah inilah yg disebut berpikiran positif.. Islam mengajarkan kpd kita untuk selalu berusaha. kita harus bisa pasrah, 100% correct, tapi juga diwajibkan untuk berbuat sesuatu. kita diminta utk sanggup menerima takdir Allah tapi kita juga diberi hak untuk berdoa kepadaNya agar kita diberikan pelindunganNya. Kita disuruh bertebaran dimuka bumi ini untuk berusaha mendapatkan penghidupan yg baik nah salah satu bentuk usaha anda adalah berlatih silat. dg silat kita insya Allah sehat, penuh percaya diri, dan mampu berpikiran positif. salam pencak silat. Alda Amtha asistennya kang Iwan Setiawan --- In mailto:silatindonesia%40yahoogroups.comsilatindonesia@yahoogroups.com, Y a n w e k a yanwedya@ wrote: Mau kasih komentar ah, bahwa banyak sekali (terutama dari kalangan tertentu) yang hanya sekedar tahu tentang silat baru dari kulitnya saja, dan mereka mengatakan bahwa belajar silat itu syrik, klenik dll.
Re: [silatindonesia] Art of Combat
Art of Combat, punyanya sapa tuh?Cornelia ya seleb, ak lupa. Suaminya ya si Lalwani itu... - Original Message From: Amal Ihsan [EMAIL PROTECTED] To: silatindonesia@yahoogroups.com Sent: Thursday, 22 March, 2007 7:15:29 PM Subject: [silatindonesia] Art of Combat Usulan: Kyknya Kang Iwan dkk, harus banyak cari bahan perbandingan ke program2 self-defense yg skr banyak ditawarin. Apa sih yg diajarin di program2 itu? kita cari tau dan kita bikin yg lebih bagus. Kalo kata temen yg pernah liputan soal itu, programnya biasa aja tuh. Gak ada yg istimewa. Cuman latihan beladiri biasa sm sedikit bekal landasan teori Yang paling penting, bahan pengajarannya harus berangkat dari situasi nyata yang mungkin dihadapi sehari-hari, lalu coba dicarikan solusi beladirinya. Misalnya, gimana kalau dipiting pas jalan dari belakang atau ditodong dari depan pas lagi didalem angkot. Kalo ada milis member yg tertarik, mending gabung latihan ke padepokan aja. Kalo latihan Cikalong sm H. Aziz misalnya, belajar self-defense juga. Kita bisa tanya masalah2 beladiri dan nanti diajarkan langsung sm beliau praktek solusinya, bukan cuma teorinya. Sebagai bahan perbandingan, ini ada tulisan temen sy di Koran Tempo. Bela Diri Tempur Koran Tempo, Ahad, 28 Januari 2007, halaman C1 Bayangkan, suatu malam Anda berjalan di tengah lorong yang gelap sendirian. Tiba-tiba sekelompok orang datang menyerbu dan menguras harta benda Anda. Melawan berarti menentang maut. Apalagi di Kota Jakarta yang sangat rawan kejahatan ini. Nyawa seperti tak berarti. Menghadapi situasi di atas, siapa pun bisa panik. Tapi hal itu tidak terjadi jika Anda memiliki keahlian bela diri. Mungkin inilah yang ada di benak Maria Dwianto, 37 tahun. Ibu dua anak ini rajin berlatih bela diri. Bukan pada perguruan pencak silat, karate, atau taekwondo, Maria memilih sebuah tempat bernama Art of Combat. Sudah lima tahun dia berlatih di sana. Maria belum pernah mengalami kejadian yang menyeramkan semacam di atas. Tapi ini penting untuk pertahanan diri, katanya. Maria menganggap berlatih di tempat ini menggembirakan. Karena itu, tak terbersit kelelahan yang sangat saat tangannya memukul-mukul Ipunching padI. Bagi perempuan, berlatih bela diri memang amat perlu. Mengingat banyaknya kejahatan yang menimpa kaum ini. Menurut Mikhael M. Lalwani, pelatih Art of Combat, konsep utama latihan yang diajarkan menekankan pada pertahanan diri. Selebihnya sebagai bentuk latihan kebugaran alami, strategi keamanan, dan meditasi. Keseluruhannya dipelajari dalam lima tingkatan, dari tingkat dasar sampai mahir. Tak seperti seni bela diri lainnya, yang mematahkan lawan dengan aturan jurus, Iart of combatI bersifat bebas. Setiap peserta dapat mematahkan lawan dengan jurus apa pun yang diadaptasi dari berbagai seni bela diri, antara lain karate, IaikidoI , dan IThai boxingI. Pertama kali latihan, peserta diajari teknik dasar saja, seperti posisi kaki serta pukulan lurus dan melingkar. Yang selanjutnya adalah variasi, yang jumlahnya bisa ribuan gerakan. Menurut Rama--sapaan akrab Mikhael--lawan yang akan dihadapi (di luar) tidak selalu mengeluarkan serangan yang sama. Karena itu, serangan balik yang diajarkan juga langsung mematikan lawan di bagian-bagian tertentu, seperti leher dan kemaluan. Satu sesi latihan dilakukan selama sekitar dua jam. Latihan diawali dengan doa bersama, kemudian dilanjutkan dengan peregangan otot dan sendi. Berikutnya Icardio kickboxingI , antara lain pukulan bayangan dan Iheavy lifting boxingI serta mencari target dengan Ipunching padI. Ini kemudian diikuti dengan simulasi bertempur, yang disebut Isparing partnerI. Peserta dapat berpasangan dua orang, tiga, bahkan lebih. Di tahap ini, latihan paling lama berlangsung. Diakhiri dengan relaksasi atau meditasi yang biasanya disukai mereka yang berusia di atas 40 tahun. Rama mengatakan, meski seseorang telah belajar dan mahir dalam bela diri ini, ia menekankan tetap memperhitungkan kekuatan lawan. Jangan konyol, katanya. Pusat latihan Art of Combat ada di Jalan Dharmawangsa Raya Nomor 8, Kebayoran Baru. Tertarik berlatih? (martha warta silaban) On 03/22/2007 05:15 pm, dasaman_allaria wrote: Bacaan bagus. Street 101 http://www.selfdefe nseforums. com/forums/ showthread.php? t=158highlight= marc+mcyoung Website Marc McYoung http://www.nononsen seselfdefense. com/ Bahasan khusus mengenai Martial-Art vs. Self-Defense http://www.nononsen seselfdefense. com/MAandSD. htm ___ All New Yahoo! Mail Tired of unwanted email come-ons? Let our SpamGuard protect you. http://uk.docs.yahoo.com/nowyoucan.html [Non-text portions of this message have been removed] Jembatan Silaturahmi Pesilat Indonesia http://www.silatindonesia.com (Situs Utama) http://www.silatindonesia.com/pustaka/ (Archive Milis) http://www.silatindonesia.com/forum/ (Webforum) http://silatindonesia.multiply.com
[silatindonesia] GS vs TP
Maksudnya Thifan Pokhan? Hehehe... Sy kenal beberapa praktisi Thifan. Sebagian memang berpandangan sempit dgn beranggapan beladirinya yg paling shahih. Sy pernah berdebat sengit dengan salah seorang diantaranya. Kalau argumentasinya sudah terdesak, dia akan membentak sy: Ente ini gak ngerti akidah!! Sy sih santai saja, krn sy beranggapan justru krn sy ngerti akidah Islam, sy memiliki pandangan yg berbeda. Sy pikir orang2 seperti ini ada di tiap aliran beladiri, termasuk pencak silat. Masalahnya, kita tdk bisa menyalahkan alirannya. Sy tau orang2 silat yg sombong, tinggi hati dan gemar meremehkan orng lain. Tp sy lebih banyak kenal orang2 silat yang ramah, rendah hati, senang bersilahturahmi dan mengajarkan ilmunya. Sy kenal orang2 Thifan yg picik, tapi sy lebih banyak tau orang2 Thifan yg tawadhu, berpikiran terbuka dan senang menambah saudara. Sy pernah berdialog dengan orang yg bertahun-tahun belajar Thifan yang sudah menguasai daht (tenaga dalam) racun hawa dingin dari tangannya. Kawan sy ini menghargai beladiri lain dan justru menganjurkan sy belajar pencak silat!! Dia lalu menceritakan kisah yang sangat menarik; ==Suatu waktu di bulan puasa, beberapa orang, termasuk kawan sy, menunaikan itikaf di suatu masjid di daerah Tebet. Kebetulan banyak dari mereka yg hadir adalah praktisi Thifan. Sambil menunggu sahur, beberapa diantaranya ngobrol soal beladiri. Seorang diantaranya lantas bercerita soal aliran pencak silat yang disebut Gerak Saka. Merasa tertarik, beberapa hadirin lantas meminta orang itu untuk memperagakan beberapa jurus Gerak Saka di halaman masjid. Orang itu lantas memperagakan beberapa jurus. Begitu melihat jurus yg sederhana dan aneh itu, hadirin kontan menertawakannya. Orang itu tidak marah, tetapi justru meminta orang yang hadir untuk menjajal ilmunya. Seorang praktisi Thifan maju untuk mencobanya. Praktisi Thifan ini sudah belajar Thifan hampir 2 tahun. Lawannya, juga sdh hampir 2 th belajar Gerak Saka. Jadi seimbang. Begitu berdiri berhadapan, keduanya saling meminta untuk menyerang. Pesilat Gerak Saka itu lantas tiba2 meraih wajah praktisi Thifan yang segera mundur sambil melancarkan tendangan. Tangan kiri pesilat Gerak menangkis sambil maju dan dua tangannya kembali menyerang. Orang terkaget-kaget dengan kecepatan pukulan dan tendangan praktisi Thifan yang tampak beruntun datang dari segala arah. Tetapi lawannya melayaninya dengan tenang sambil merangsek maju. Bak! buk! bik! sret! Praktisi Thifan tampak keteteran! dan...praktisi Thifan itu akhirnya jatuh! Thifan, yang kuat dipukul pake balok, yang punya pukulan beracun, kalah oleh silat yang sederhana! Orang2 kaget. Yang bersila langsung berdiri. Yang didalam masjid langsung keluar. Yang menjatuhkan mengulurkan tangan. Yang jatuh menyambutnya. keduanya berpelukan. Orang2 bertepuk tangan dan tertawa. Yang pasti, kita seperti disadarkan, silat yang sederhana ternyata begitu efektif dan ampuh, kata kawan saya. Bertahun-tahun kemudian, sy bertemu dgn Pak Sani dan mengkonfirmasi cerita ini. Ternyata praktisi Gerak itu adalah salah seorang muridnya yang tergolong lambat dalam belajar. Kagak bisa2 ane ajarin. Tapi orangnye tekun, jadinye lama-lama jadi jago juga die, katanya sambil tertawa. Sy tdk mengatakan Gerak Saka lebih hebat dari Thifan. Tidak ada satu aliran yang lebih hebat, lebih efektif dari yg lain. Semua aliran beladiri sama efektifnya dan sama manfaatnya. Semuanya bergantung pada situasi dan kondisi pertarungan serta ketekunan dan tujuan penguasaan praktisi yang bersangkutan. Beladiri Islami? Sy punya pendapat sendiri. Lain kali kita diskusi soal itu. Udh malem. AC kantor makin dingin On 03/22/2007 06:54 pm, Andika Priyandana wrote: Sekedar menambahkan, zaman saya masih kul ada salah satu teman saya cewek sempat memutuskan tidak mau mengikuti latihan silat lagi karena saat mengikuti suatu kegiatan agama .(sengaja tidak saya sebutkan namanya, tetapi teman2 pasti tahu. Intinya kegiatan ini jika dilakukan bisa mengusir jin/syaiton. Praktiknya biasanya para pasien dalam jumlah banyak berkumpul, kemudian dibacakan bacaan Quran (paling sering dari kaset sekaman). Kalau ada yang tubuhnya didiami jin/setan, biasanya dia bakal kejang2). Kembali ke...inti, saat temen saya ikut acara itu dia sempat merasa tidak enak badan saat di tengah acara, oleh sang ustadz kemudian ditanya, Kamu ikut silat ya? (inti kata di sini adalah SILATnya). Jujur saja saat mendengar cerita tersebut saya sempet rada emosi karena kayanya silat digeneralisir jelek dan ilmu hitam semua. Sementara beladiri TP yang sangat banyak dipakai orang hijau dibilang sebagai beladiri murni dan islami. Sebelah mananya Islami? Buat saya sih semua yang memiliki arti dan manfaat positif itu Islami biarpun tanpa embel2 Arab sekalipun. - Original Message From: Y a n w e k a [EMAIL PROTECTED] To: silatindonesia@yahoogroups.com Sent: Wednesday, 21 March, 2007
[silatindonesia] Re: mas Eko Hadi sakit....
welcome back mas Amal.. 2 minggu lalu ane udh siap2 mau ikutan berkunjung ke gerak saka regards --- In silatindonesia@yahoogroups.com, Amal Ihsan [EMAIL PROTECTED] wrote: Jadi menurut kang iwan, mas eko cuman pengen bolos kerja selama 5 hari? hehehe... Kalau begitu yang iri bukan dokternya, tapi mas eko yg iri sama kita2 yg sakit duluan; Aduh, enak juga sakit, iso turu seharian neng rumah, pikirnya. Hehehe... Kita doain aja mas eko bisa pulih cepat, apapun penyakitnya... On 03/22/2007 03:20 pm, iwan setiawan wrote: saya tadi telpon mas Eko.katanya sih sakitnya gejala typhustapi setelah saya ngomong lebih jauh kayaknya berita itu agak kurang meyakinkanpasalnya begini sabtu kan latihan Cikalong, trus dia juga latihan Sabeni, trus ketemuan ama anggota forum, nah kayaknya sih lagi antisipasi nyimpen tenaga cadangan buat hadirkarena kalo gak tampil prima ntar kan gimana kata dunia ...? Kan lumayan 5 hari istirahat Trus lagi mas Eko kan bukan orang yang suka musimorang laen musim sakit dia seneng musim duren ama musim latihan.kalo dilihat dari keadaannya sih kayaknya sih cuma ingin toleransi sama istrinyakalo dia juga bisa sakittapi siapa tau gak? Kalo ada dokter bilang mas Eko sakitmungkin dokternya iri Soalnya habis pertemuan kemarenorang yang bisa meng off kan mikro biologi itu selain pak Bambang Margaluyu ternyata teman kita ini udah mulai tahu.mas Eko ini hebat lho sekali dengar teorinya langsung bisa ikuti hebatkan? Nah menurut beliau, semua ini gampang.tapi satu yang belum dia ketemuinyakni saklar nya... dan pesannya cuma satu don't try this at home. salam... wans Ian Samsudin [EMAIL PROTECTED] wrote: Semoga cepat sembuh untuk pendekar supersakti kita yaitu Mas Eko he he he Buat temen-temen lain juga harap jag akondisi...tadi aku baru nengok temen yang juga kena tipus ..lagi musim katanya. Obatnya ya isitirahat. Kata dokter typhus bisa juga diakrenakan kecapean, makan tidak teratur dengan asupan gizi yang asal-asala dan perubahan cuaca yang drastis (seperti saat ini di Jkt: pagi hujan, siang panas terik, malam gerah/mendung, subuh ujan, dst) yang bikin daya tahan tubuh kita semakin lemah.. Sekali lagi semoga lekas sembuh untuk sesepuhnya sesepuh Forum, Mas EKo.. tabik, Ian S Agus Suprayogi [EMAIL PROTECTED] wrote: Akhirnya Pendekar Super Sakti sakit juga.wah, temen2 yang lain harus siap2 dan jaga kesehatan khususnya PENDEKAR SANGAT SAKTI kang iwan yang suka ngeledekin temen2 yang sakit, siap2 nanti ada serangan gaib dari makhluk yang bernama kuman typus.tapi saya yakin kang iwan yang paling sakti di forumm. haaa2x At 22-03-2007 13:28 +0700, you wrote: Aduh, emang lagi musimnya nih. Setelah agus, anav dan sy, skr giliran mas Eko. Mudah-mudahan beliau yang terakhir kena tipus. Oya, buat kang yan, aryanav, didit, yudhy, agus sup, kang kiki, fasabeni dan yg lain, terima kasih banyak buat kiriman doanya pas sy sakit. Kita doain mas eko cepet sembuh... amal On 03/22/2007 11:40 am, Alda Amtha wrote: temans, ternyata sejago2nya pendekar Eko Hadi, beliau gagal mempertahankan diri dari serangan kuman2 tipus akibatnya mas Eko harus beristirahat di rumah selama 5 hari. semoga cepat sembuh mas Eko.. regards. Mengerti akan orang lain adalah pandai, mengerti akan diri sendiri adalah bijaksana. Menaklukkan orang lain adalah kuat tubuhnya, menaklukkan diri sendiri adalah kuat batinnya. Yang puas akan keadaan diri sendiri adalah kaya raya, yang memaksakan kehendaknya adalah orang nekat. Yang tahu akan kedudukannya akan berlangsung mati dalam kebenaran berarti panjang usia Manusia utama mengerti mana yang benar, Manusia rendah mengerti mana yang menguntungkan dirinya. Manusia utama menyayang jiwanya, Manusia rendah menyayang hartanya. Manusia utama ingat akan hukuman dosa-dosanya, Manusia rendah ingat akan hadiah jasa-jasanya. Manusia utama mencari kesalahan diri sendiri, Manusia rendah mencari kesalahan orang lain. Tiga puluh buah ruji berpusat pada poros roda di tempat yang kosonglah terletak kegunaannya! Dengan tanah liat membuat mangkok bundar Di tempat yang kosonglah terletak kegunaannya! Membobol pintu jendela pada sebuah rumah Di tempat yang kosonglah terletak kegunaannya! Yang ada hanya sebagai pegangan Yang kosong itulah yang berguna [Non-text portions of this message have been removed] - Bored stiff? Loosen up... Download and play hundreds of games for free on Yahoo! Games. [Non-text portions of this message have been removed] - Sucker-punch spam with award-winning protection. Try the free Yahoo! Mail Beta. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [silatindonesia] GS vs TP
Saya sependapat dengan anda bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna (mungkin sangat klasik ungkapan ini), tapi dari sinilah bahwa sebagai manusia memiliki kekurangan2 yang mungkin kekurangan tersebut dapat ditutupi oleh lainnya, kadang-kadang kita tidak menyadari bahwa kekuragan itu ada pada dalam diri sendiri, yang timbul adalah sombong, atau mentang2. tapi bila menyadari ternyata di dalam diri ada kekurangannya, maka dibutuhkan sikap kesatria bahwa diri ini ada batasnya, pengalaman memang guru yg palng berharga disinilah kita bisa membuka wawasan kita, dengan terbukanya wawasan, diri inipun akan terbuka, dan hati pun tenang dibuatnya. Memang cukup disayangkan banyak beladiri yang teryata dirusak imagenya oleh (pemimpin atau tokoh2) mereka sendiri. secara aliran mungkin baik, namun karena pemimpinnya kurang pas dan kurang wawasan dalam berbagai hal, timbulah sikap neko-neko (macem2). untuk menunjukkan Diri dengan sikap yang kadang2 berlebihan yg kasihan adalah aliran yang dibawanya serta murid2 yang di ajarkannya, bukankah tujuan belajar silat adalah sehat, silaturahmi dan selamat dunia dan akhirat? Bahkan ada pula perguruan silat yang ketakutan ilmunya di colong orang lain, padahal sepanjang ilmu itu berguna bagi orang banyak, maka amal soleh akan terus hadir buat mengisi kantung2 Ibadah kita. Beladiri / Silat hanyalah media kita belajar, tidak untuk sekedar membekali diri untuk beladiri tapi juga membekali kita untuk menjadi manusia seutuhnya. manusia yang bermanfaat buat orang lain. sewaktu diskusi bulanan kemarin, pak bambang dari margaluyu pusat pun memberikan nasehat yang aman delem, ilmu ini akan berguna bila di amalkan untuk kebaikan, apa sih yang mau di tunjukan Jurus Payung Rosul, jurus ini kata pak bambang di margaluyu adalah jurus yang biasa2 saja, walaupun menjadi melegenda, toh pak bambang dengan rendah hati perlihatkan jurus tersebut. Bagi saya pak bambang mengajarkan pada kita bahwa kita jangan sampe sombong dengan Ilmu yang kita miliki, bahkan kalau bisa pergunakan untuk kebaikan manusia. amin Mungkin diri saya juga termasuk orang yg sombong, namun saya berusaha belajar dan belajar memperbaiki diri agar lebih baik, baik di hadapan tuhan dan orang lain. seperti pak Oong katakan bahwa jangan kebelinger dan cepat wah!, mungkin karena inilah pak oong bersama kita bisa curhat sharing dll, seolah seperti kawan lama. sedangkan (maaf) banyak pendekar yang baru tingkat pemula sudah angkuh dan merasa dirinya paling serba wah, dan Alhamdulilah saya pernah bertemu dengan orang2 seperti ini. Semoga apa yang kita diskusikan disini tidak hanya berisi cacian dan cercaan tapi ada hal-hal yang lebih penting yaitu bagaimana menjadikan silat ini berguna buat diri kita dan mungkin buat orang lain. Tugas kita adalah belajar dan belajar, karena dengan belajar kita akan mendapatkan hal-hal baru, tapi bila kita tetap angkuh hasilnya adalah keterbatasan dan hilangnya toleransi. Mungkin itu saja dahalu saya mohon maaf bila tulisan saya ini kurang berkenan, dan mungkin inilah salah satu ciri bahwa sayapun punya keterbatasan. buat teman2 terima kasih atas tulisan2nya yang memberikan saya manfaat semoga melalui milis ini, kita bisa menjadikan satu ibadah yang sangat penting yaitu Silaturahmi. Amin - Original Message - From: Amal Ihsan To: silatindonesia@yahoogroups.com Sent: Thursday, March 22, 2007 9:31 PM Subject: [silatindonesia] GS vs TP Maksudnya Thifan Pokhan? Hehehe... Sy kenal beberapa praktisi Thifan. Sebagian memang berpandangan sempit dgn beranggapan beladirinya yg paling shahih. Sy pernah berdebat sengit dengan salah seorang diantaranya. Kalau argumentasinya sudah terdesak, dia akan membentak sy: Ente ini gak ngerti akidah!! Sy sih santai saja, krn sy beranggapan justru krn sy ngerti akidah Islam, sy memiliki pandangan yg berbeda. Sy pikir orang2 seperti ini ada di tiap aliran beladiri, termasuk pencak silat. Masalahnya, kita tdk bisa menyalahkan alirannya. Sy tau orang2 silat yg sombong, tinggi hati dan gemar meremehkan orng lain. Tp sy lebih banyak kenal orang2 silat yang ramah, rendah hati, senang bersilahturahmi dan mengajarkan ilmunya. Sy kenal orang2 Thifan yg picik, tapi sy lebih banyak tau orang2 Thifan yg tawadhu, berpikiran terbuka dan senang menambah saudara. Sy pernah berdialog dengan orang yg bertahun-tahun belajar Thifan yang sudah menguasai daht (tenaga dalam) racun hawa dingin dari tangannya. Kawan sy ini menghargai beladiri lain dan justru menganjurkan sy belajar pencak silat!! Dia lalu menceritakan kisah yang sangat menarik; ==Suatu waktu di bulan puasa, beberapa orang, termasuk kawan sy, menunaikan itikaf di suatu masjid di daerah Tebet. Kebetulan banyak dari mereka yg hadir adalah praktisi Thifan. Sambil menunggu sahur, beberapa diantaranya ngobrol soal beladiri. Seorang diantaranya lantas bercerita soal aliran pencak silat yang
[silatindonesia] Thifan Po Khan (TP)
Nah, biar diskusinya seimbang, gimana kalo saya tambahkan subject baru ini, krn mungkin sebagian teman2 belum tahu sejarahnya seperti apa, yang asiknya beladiri ini mirip Silat sih, walaupun berkembang di Pinggiran China yang penduduknya adalah Muslim. menurut salah satu teman saya yang ikut beladiri TP, bahwa beladiri ini doeloe pernah masuk ke aceh, dibuktikan dengan adanya orang aceh yg belajar Ilmu beladiri ini (Katanya, mohon di ralat bila salah). Dan yg menjadi pertanyaannya adalah salah satu beladiri aceh yg masih ada skr (Namanya apa seh) apakah ada hubungnya dengan TP. silahkan dech :) di lanjut-- [Non-text portions of this message have been removed]
Re: Balasan: [silatindonesia] Tulisan Lucu dari .....
Ikutan nimbrung biar tambah rame :-) Menurut saya pendapat penulis itu adalah mewakili komunitas yang tidak paham tentang esensi silat, dan mungkin masih banyak lagi yang kelompok lain yang mempunyai pendapat lain tentang silat. Jangankan orang yang tidak pernah belajar, orang yang pernah belajarpun akan mempunyai sisi pandang yang berbeda tentang tujuan silat. Dan itu menjadi tantangan bagi semua pegiat silat. Kita harus bersama-sama merumuskan nilai silat, setelah rumusan nilai ini ada maka kita bersama-sama melakukan value transformation kepada masyarakat, sehingga masyarakat paham ini lho value dari silat. Seiring dengan gencarnya kampanye nilai ini akan semakin mengikis pemahaman masyarakat yang skeptis terhadap silat. Dan ini akan mendorong perkembangan silat, membumikan silat kepada seluruh masyarakat. Sehingga tidak ada lagi orang yang berkata, sekarang tidak perlu latihan silat lagi karena latihan silat tidak ada gunanya, tidak perlu latihan silat karena membuang waktu, tidak perlu latihan silat lagi karena bla bla bla dan seterusnya Salam Putune Suromenggolo iwan setiawan [EMAIL PROTECTED] wrote: ter..lalu nb: yang jago itu uda Alda wans Alda Amtha [EMAIL PROTECTED] wrote: sama deh mas Yan, mau kasih komentar ah... begini, maksud dari tulisan ini sebenarnya baik, yaitu agar kita berpikiran positif. cuma konsep berpikirnya yg ane kagak setuju. tulisan ini secara sederhana bilang bahwa daripada A lebih baik B dan dg sendirinya your problem solved daripd belajar silat lbh baik kita berpikiran positif aja, itu cukup. bagi saya, ini terlalu menyederhanakan persoalan dunia.. CMIIW begini deh, coba misalnya sampean secara gak sengaja nyenggol kang Iwan di jalanan, terus krn rasa bersalah, anda turun dan buru2 menghampiri beliau... ane jamin sebelum sempet ngomong babibu... biasanya (ini beneran lho, biasanyagak ditambah atau dikurang) anda akan babak belur atau ada bagian tubuh yg patah lah, paling enteng tulang hidung... hehehe terus apakah anda masih bisa berpikiran positif saat itu..?! coba misalnya, krn anda juga berlatih silat, secara naluri pada saat anda menghampiri kang Iwan, anda akan berada dalam posisi menutup diri thdp serangan lawan, yg otomatis kang Iwan krn kesaktiannya yg sangat tinggi, langsung menyadari wah ni orang gak bisa main2... nah pada saat anda minta maaf dg tulus dan bersedia mengganti semua kerugian, dg jiwa ksatrianya kang Iwan jg langsung berpikiran positif dan memaafkan anda. dan kalo saat itu proyeknya lg sukses, kang Iwan gak akan minta ganti rugi kpd anda sepeserpun jg nah inilah yg disebut berpikiran positif.. Islam mengajarkan kpd kita untuk selalu berusaha. kita harus bisa pasrah, 100% correct, tapi juga diwajibkan untuk berbuat sesuatu. kita diminta utk sanggup menerima takdir Allah tapi kita juga diberi hak untuk berdoa kepadaNya agar kita diberikan pelindunganNya. Kita disuruh bertebaran dimuka bumi ini untuk berusaha mendapatkan penghidupan yg baik nah salah satu bentuk usaha anda adalah berlatih silat. dg silat kita insya Allah sehat, penuh percaya diri, dan mampu berpikiran positif. salam pencak silat. Alda Amtha asistennya kang Iwan Setiawan --- In silatindonesia@yahoogroups.com, Y a n w e k a [EMAIL PROTECTED] wrote: Mau kasih komentar ah, bahwa banyak sekali (terutama dari kalangan tertentu) yang hanya sekedar tahu tentang silat baru dari kulitnya saja, dan mereka mengatakan bahwa belajar silat itu syrik, klenik dll. (walupun mungkin ada, tapi khan tidak semua), lalu saya pun berusaha mencari tahu mengapa silat bisa dikatakan seperti itu?, akhirnya jawabnnyapun aku dapat yaitu karena kurangnya informasi, sedangkan informasi dari media lebih banyak menyoroti kesaktian beladiri. bahw silat bisa anu, bisa itu, bisa terbanglah dan perparah dengan film silat yang ternyata bukan film silat. tapi film superman he he (krn jagoannya bisa terbang dan berubah jadi kodok) Nah, Image ini sedikit2 mulai kita perbaiki, tarnyata silat adalah Ilmu pengetahuan yang tak kalah dengan ilmu pengetahuan lain, ambil contoh silat cikalong dengan teknik rasa, cingkrik dengan teknik jatuhan, apakah kedua aliran ini menggunakan Jin atau apalah? Isnya Allah, belajar silat sama dengan belajar bersyukur krn diberikan nikmat sehat (Olahraga), nikmat berteman ( silaturahmi), dan kalaupun niatnya beladiri, bukankan ini sebuah usaha, usaha menjada diri dari kerusakan2 dan tetap berdoa kepada Tuhan YME sebagai jalan satu-satunya perlindungannya. Note : Kalau membaca teknik menulisnya kawan kita di situs itu memang lucu juga sih, orang disuruh berfikir positif, tapi kok tulisannya malah memojokkan olahraga beladiri, aseli nggak nyambung. :) Salam Hormat Yanweka - Original Message - From: O'ong Maryono To: silatindonesia@yahoogroups.com Sent: Wednesday, March 21, 2007 3:42 PM Subject: Re: Balasan: [silatindonesia] Tulisan Lucu dari . Ya
Re: [silatindonesia] GS vs TP
Salam semua Saya adalah orang yang amat menyukai beladiri...saya juga pernah belajar Thifan Po Khan di lanar Dayeuh Luhur...sekitar tahun 1990-1991. Saya adalah seorang pesilat, namun belajar bela diri saya terbuka belajar pada siapapun karena merasa masih perlu diajari... Sepertinya kalo kesombongan akan perguruan gak cuma milik Thifankita juga gitu. Tapi seperti halnya pohon bambu, makin bawah batangnya makin keras...dan makin tinggi itu pohon akan semakin lentur, begitu juga orang berilmu...makin tinggi dia akan semakin fleksibel dan makin mengakui bahwa makin banyak ia belajar akhirnya makin banyak dia mengerti bahwa dirinya semakin banyak yang tak dia tahu Pada tingkatan tertinggi ilmu bela adalah kesederhanaan bentuk, baik serangan maupun antisipasiseperti halnya salto(tak lagi diajarkan sekalipun pada murid Shaolin)...bila sudah tinggi ilmunya...menghindar tak lagi harus bersalto untuk para pendekar beladiri tapi cukup hanya menggerakkan sedikit badan untuk menghindari serangan Kalo dilihat berdasarkan akidahsekalipun Thifan kalo jumawa, sombong, adigung adigunadan selalu merasa dia yang bener sendiri (kasian...deh benernya sendiri) itulah yang sebener-benernya gak ngarti akidahkarena agama tak mengajarkan hal seperti itu. Karena kesombongan, kepongahan, terlalu yakin yang berlebihan adalah bentuk kompleks yang menggerogoti keampuhan semua seni beladiri Thifan juga asalnya dari bagian dari Shaolin. Nah, kalo mau jujur maka tak boleh itu dipake...karena kalo akarnya dari Budha maka buahnyatak boleh dong dipakai...tapi karena ini bukan masalah yang syar'i maka diperbolehkan asalkan dihilangkan yang yang bertentangannya...Rasul sendiri tak pernah bilang musti masuk thifan kok... Cuma Beliau bersabda bahwa muslim yang kuat lebih disukai daripada muslim yang lemah...di hadits juga cuma disebutkan...ajarilah anak-anakmu berenang, berkuda dan memanah...Rasul itu jago gulat bukan silat atau Thifan...karena di Arab, beladiri itulah yang dulu berkembang disana. jadi kalo belajar karate, silat, kempo emang kenapa? Gak ada tuh larangannya. Malah penyebar Islam di Jawa bukan belajar Thifan... silat kok...trus apa para beliau itu gak ngarti akidah? Emang ada jaminan kalo masuk Thifan bakalan masuk surga?kalo begitu emangnya surga itu kontrakan punya ente? Dulu sewaktu masuk Thifan, saya mau karena orangnya itu baik dan tak sombong, jadi kalo ada orang Thifan sombong saya juga rada kesel.. saya rasa orang yang sombong itu biasanya tong kosong... Eh mengenai belajar bela diri...kalo ada yang kuat dipukul balok...itu bukan bela diri tapi karung pasir...alias Sand sack! Wassalam Wans (gak doyan digebukin) Amal Ihsan [EMAIL PROTECTED] wrote: Maksudnya Thifan Pokhan? Hehehe... Sy kenal beberapa praktisi Thifan. Sebagian memang berpandangan sempit dgn beranggapan beladirinya yg paling shahih. Sy pernah berdebat sengit dengan salah seorang diantaranya. Kalau argumentasinya sudah terdesak, dia akan membentak sy: Ente ini gak ngerti akidah!! Sy sih santai saja, krn sy beranggapan justru krn sy ngerti akidah Islam, sy memiliki pandangan yg berbeda. Sy pikir orang2 seperti ini ada di tiap aliran beladiri, termasuk pencak silat. Masalahnya, kita tdk bisa menyalahkan alirannya. Sy tau orang2 silat yg sombong, tinggi hati dan gemar meremehkan orng lain. Tp sy lebih banyak kenal orang2 silat yang ramah, rendah hati, senang bersilahturahmi dan mengajarkan ilmunya. Sy kenal orang2 Thifan yg picik, tapi sy lebih banyak tau orang2 Thifan yg tawadhu, berpikiran terbuka dan senang menambah saudara. Sy pernah berdialog dengan orang yg bertahun-tahun belajar Thifan yang sudah menguasai daht (tenaga dalam) racun hawa dingin dari tangannya. Kawan sy ini menghargai beladiri lain dan justru menganjurkan sy belajar pencak silat!! Dia lalu menceritakan kisah yang sangat menarik; ==Suatu waktu di bulan puasa, beberapa orang, termasuk kawan sy, menunaikan itikaf di suatu masjid di daerah Tebet. Kebetulan banyak dari mereka yg hadir adalah praktisi Thifan. Sambil menunggu sahur, beberapa diantaranya ngobrol soal beladiri. Seorang diantaranya lantas bercerita soal aliran pencak silat yang disebut Gerak Saka. Merasa tertarik, beberapa hadirin lantas meminta orang itu untuk memperagakan beberapa jurus Gerak Saka di halaman masjid. Orang itu lantas memperagakan beberapa jurus. Begitu melihat jurus yg sederhana dan aneh itu, hadirin kontan menertawakannya. Orang itu tidak marah, tetapi justru meminta orang yang hadir untuk menjajal ilmunya. Seorang praktisi Thifan maju untuk mencobanya. Praktisi Thifan ini sudah belajar Thifan hampir 2 tahun. Lawannya, juga sdh hampir 2 th belajar Gerak Saka. Jadi seimbang. Begitu berdiri berhadapan, keduanya saling meminta untuk menyerang. Pesilat Gerak Saka itu lantas tiba2 meraih wajah praktisi Thifan
Re: [silatindonesia] Art of Combat
Makasih kang Amal... Saya sudah siapkan hal itu...juga teknik teknik jalanankarena selain saya selama hampir 9 tahun mengajar murid perempuan (1989-19980) jadi sedikit tahu, masukan itu berguna sekali bagi saya,... thank berat yah.. Amal Ihsan [EMAIL PROTECTED] wrote: Usulan: Kyknya Kang Iwan dkk, harus banyak cari bahan perbandingan ke program2 self-defense yg skr banyak ditawarin. Apa sih yg diajarin di program2 itu? kita cari tau dan kita bikin yg lebih bagus. Kalo kata temen yg pernah liputan soal itu, programnya biasa aja tuh. Gak ada yg istimewa. Cuman latihan beladiri biasa sm sedikit bekal landasan teori Yang paling penting, bahan pengajarannya harus berangkat dari situasi nyata yang mungkin dihadapi sehari-hari, lalu coba dicarikan solusi beladirinya. Misalnya, gimana kalau dipiting pas jalan dari belakang atau ditodong dari depan pas lagi didalem angkot. Kalo ada milis member yg tertarik, mending gabung latihan ke padepokan aja. Kalo latihan Cikalong sm H. Aziz misalnya, belajar self-defense juga. Kita bisa tanya masalah2 beladiri dan nanti diajarkan langsung sm beliau praktek solusinya, bukan cuma teorinya. Sebagai bahan perbandingan, ini ada tulisan temen sy di Koran Tempo. Bela Diri Tempur Koran Tempo, Ahad, 28 Januari 2007, halaman C1 Bayangkan, suatu malam Anda berjalan di tengah lorong yang gelap sendirian. Tiba-tiba sekelompok orang datang menyerbu dan menguras harta benda Anda. Melawan berarti menentang maut. Apalagi di Kota Jakarta yang sangat rawan kejahatan ini. Nyawa seperti tak berarti. Menghadapi situasi di atas, siapa pun bisa panik. Tapi hal itu tidak terjadi jika Anda memiliki keahlian bela diri. Mungkin inilah yang ada di benak Maria Dwianto, 37 tahun. Ibu dua anak ini rajin berlatih bela diri. Bukan pada perguruan pencak silat, karate, atau taekwondo, Maria memilih sebuah tempat bernama Art of Combat. Sudah lima tahun dia berlatih di sana. Maria belum pernah mengalami kejadian yang menyeramkan semacam di atas. Tapi ini penting untuk pertahanan diri, katanya. Maria menganggap berlatih di tempat ini menggembirakan. Karena itu, tak terbersit kelelahan yang sangat saat tangannya memukul-mukul Ipunching padI. Bagi perempuan, berlatih bela diri memang amat perlu. Mengingat banyaknya kejahatan yang menimpa kaum ini. Menurut Mikhael M. Lalwani, pelatih Art of Combat, konsep utama latihan yang diajarkan menekankan pada pertahanan diri. Selebihnya sebagai bentuk latihan kebugaran alami, strategi keamanan, dan meditasi. Keseluruhannya dipelajari dalam lima tingkatan, dari tingkat dasar sampai mahir. Tak seperti seni bela diri lainnya, yang mematahkan lawan dengan aturan jurus, Iart of combatI bersifat bebas. Setiap peserta dapat mematahkan lawan dengan jurus apa pun yang diadaptasi dari berbagai seni bela diri, antara lain karate, IaikidoI, dan IThai boxingI. Pertama kali latihan, peserta diajari teknik dasar saja, seperti posisi kaki serta pukulan lurus dan melingkar. Yang selanjutnya adalah variasi, yang jumlahnya bisa ribuan gerakan. Menurut Rama--sapaan akrab Mikhael--lawan yang akan dihadapi (di luar) tidak selalu mengeluarkan serangan yang sama. Karena itu, serangan balik yang diajarkan juga langsung mematikan lawan di bagian-bagian tertentu, seperti leher dan kemaluan. Satu sesi latihan dilakukan selama sekitar dua jam. Latihan diawali dengan doa bersama, kemudian dilanjutkan dengan peregangan otot dan sendi. Berikutnya Icardio kickboxingI, antara lain pukulan bayangan dan Iheavy lifting boxingI serta mencari target dengan Ipunching padI. Ini kemudian diikuti dengan simulasi bertempur, yang disebut Isparing partnerI. Peserta dapat berpasangan dua orang, tiga, bahkan lebih. Di tahap ini, latihan paling lama berlangsung. Diakhiri dengan relaksasi atau meditasi yang biasanya disukai mereka yang berusia di atas 40 tahun. Rama mengatakan, meski seseorang telah belajar dan mahir dalam bela diri ini, ia menekankan tetap memperhitungkan kekuatan lawan. Jangan konyol, katanya. Pusat latihan Art of Combat ada di Jalan Dharmawangsa Raya Nomor 8, Kebayoran Baru. Tertarik berlatih? (martha warta silaban) On 03/22/2007 05:15 pm, dasaman_allaria wrote: Bacaan bagus. Street 101 http://www.selfdefenseforums.com/forums/ showthread.php?t=158highlight=marc+mcyoung Website Marc McYoung http://www.nononsenseselfdefense.com/ Bahasan khusus mengenai Martial-Art vs. Self-Defense http://www.nononsenseselfdefense.com/MAandSD.htm - Sucker-punch spam with award-winning protection. Try the free Yahoo! Mail Beta. - The fish are biting. Get more visitors on your site using Yahoo! Search Marketing. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [silatindonesia] GS vs TP
salam pencak silat juragan pendekar jangan emosi dong ? ciao o'ong --- iwan setiawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Salam semua Saya adalah orang yang amat menyukai beladiri...saya juga pernah belajar Thifan Po Khan di lanar Dayeuh Luhur...sekitar tahun 1990-1991. Saya adalah seorang pesilat, namun belajar bela diri saya terbuka belajar pada siapapun karena merasa masih perlu diajari... Sepertinya kalo kesombongan akan perguruan gak cuma milik Thifankita juga gitu. Tapi seperti halnya pohon bambu, makin bawah batangnya makin keras...dan makin tinggi itu pohon akan semakin lentur, begitu juga orang berilmu...makin tinggi dia akan semakin fleksibel dan makin mengakui bahwa makin banyak ia belajar akhirnya makin banyak dia mengerti bahwa dirinya semakin banyak yang tak dia tahu Pada tingkatan tertinggi ilmu bela adalah kesederhanaan bentuk, baik serangan maupun antisipasiseperti halnya salto(tak lagi diajarkan sekalipun pada murid Shaolin)...bila sudah tinggi ilmunya...menghindar tak lagi harus bersalto untuk para pendekar beladiri tapi cukup hanya menggerakkan sedikit badan untuk menghindari serangan Kalo dilihat berdasarkan akidahsekalipun Thifan kalo jumawa, sombong, adigung adigunadan selalu merasa dia yang bener sendiri (kasian...deh benernya sendiri) itulah yang sebener-benernya gak ngarti akidahkarena agama tak mengajarkan hal seperti itu. Karena kesombongan, kepongahan, terlalu yakin yang berlebihan adalah bentuk kompleks yang menggerogoti keampuhan semua seni beladiri Thifan juga asalnya dari bagian dari Shaolin. Nah, kalo mau jujur maka tak boleh itu dipake...karena kalo akarnya dari Budha maka buahnyatak boleh dong dipakai...tapi karena ini bukan masalah yang syar'i maka diperbolehkan asalkan dihilangkan yang yang bertentangannya...Rasul sendiri tak pernah bilang musti masuk thifan kok... Cuma Beliau bersabda bahwa muslim yang kuat lebih disukai daripada muslim yang lemah...di hadits juga cuma disebutkan...ajarilah anak-anakmu berenang, berkuda dan memanah...Rasul itu jago gulat bukan silat atau Thifan...karena di Arab, beladiri itulah yang dulu berkembang disana. jadi kalo belajar karate, silat, kempo emang kenapa? Gak ada tuh larangannya. Malah penyebar Islam di Jawa bukan belajar Thifan... silat kok...trus apa para beliau itu gak ngarti akidah? Emang ada jaminan kalo masuk Thifan bakalan masuk surga?kalo begitu emangnya surga itu kontrakan punya ente? Dulu sewaktu masuk Thifan, saya mau karena orangnya itu baik dan tak sombong, jadi kalo ada orang Thifan sombong saya juga rada kesel.. saya rasa orang yang sombong itu biasanya tong kosong... Eh mengenai belajar bela diri...kalo ada yang kuat dipukul balok...itu bukan bela diri tapi karung pasir...alias Sand sack! Wassalam Wans (gak doyan digebukin) Amal Ihsan [EMAIL PROTECTED] wrote: Maksudnya Thifan Pokhan? Hehehe... Sy kenal beberapa praktisi Thifan. Sebagian memang berpandangan sempit dgn beranggapan beladirinya yg paling shahih. Sy pernah berdebat sengit dengan salah seorang diantaranya. Kalau argumentasinya sudah terdesak, dia akan membentak sy: Ente ini gak ngerti akidah!! Sy sih santai saja, krn sy beranggapan justru krn sy ngerti akidah Islam, sy memiliki pandangan yg berbeda. Sy pikir orang2 seperti ini ada di tiap aliran beladiri, termasuk pencak silat. Masalahnya, kita tdk bisa menyalahkan alirannya. Sy tau orang2 silat yg sombong, tinggi hati dan gemar meremehkan orng lain. Tp sy lebih banyak kenal orang2 silat yang ramah, rendah hati, senang bersilahturahmi dan mengajarkan ilmunya. Sy kenal orang2 Thifan yg picik, tapi sy lebih banyak tau orang2 Thifan yg tawadhu, berpikiran terbuka dan senang menambah saudara. Sy pernah berdialog dengan orang yg bertahun-tahun belajar Thifan yang sudah menguasai daht (tenaga dalam) racun hawa dingin dari tangannya. Kawan sy ini menghargai beladiri lain dan justru menganjurkan sy belajar pencak silat!! Dia lalu menceritakan kisah yang sangat menarik; ==Suatu waktu di bulan puasa, beberapa orang, termasuk kawan sy, menunaikan itikaf di suatu masjid di daerah Tebet. Kebetulan banyak dari mereka yg hadir adalah praktisi Thifan. Sambil menunggu sahur, beberapa diantaranya ngobrol soal beladiri. Seorang diantaranya lantas bercerita soal aliran pencak silat yang disebut Gerak Saka. Merasa tertarik, beberapa hadirin lantas meminta orang itu untuk memperagakan beberapa jurus Gerak Saka di halaman masjid. Orang itu lantas memperagakan beberapa jurus. Begitu melihat jurus yg sederhana dan aneh itu, hadirin kontan menertawakannya. Orang itu tidak marah, tetapi justru meminta orang yang hadir untuk menjajal ilmunya. Seorang praktisi Thifan maju untuk mencobanya. Praktisi Thifan ini sudah belajar
Re: [silatindonesia] Thifan Po Khan (TP)
boleh juga diulas... bela diri muslim thifan pokhan. membawa dasar agama islam kelihatannya.. kalau menurut saya gerakannya kelihatannya malah mirip kungfu, ya.. ada link yang bisa diakses kok. cukup terorganisir untuk ukuran silat... http://www.geocities.com/dwijim/index.htm http://thifanpokhan.tripod.com/index.htm mungkin kalau praktisinya lebih jelas.. silahkan, mas arianaf menanggapi.. didit yang bodoh On 3/23/07, Yanweka [EMAIL PROTECTED] wrote: Nah, biar diskusinya seimbang, gimana kalo saya tambahkan subject baru ini, krn mungkin sebagian teman2 belum tahu sejarahnya seperti apa, yang asiknya beladiri ini mirip Silat sih, walaupun berkembang di Pinggiran China yang penduduknya adalah Muslim. menurut salah satu teman saya yang ikut beladiri TP, bahwa beladiri ini doeloe pernah masuk ke aceh, dibuktikan dengan adanya orang aceh yg belajar Ilmu beladiri ini (Katanya, mohon di ralat bila salah). Dan yg menjadi pertanyaannya adalah salah satu beladiri aceh yg masih ada skr (Namanya apa seh) apakah ada hubungnya dengan TP. silahkan dech :) di lanjut-- [Non-text portions of this message have been removed] artikel on thifan pokhan: *Syarat Mutlak BELA DIRI ISLAMI* 1 Tidak ada syirik, 2Tidak ada maksiat, 3Menjaga fitrah manusia, 4Tidak menyerupai orang kafir. *Syarat Mutlak* Syarat Mutlak yaitu syarat yang harus dipenuhi oleh bela diri yang menamakan dirinya bela diri islami dan apabila salah satu syarat ini gugur, maka bela diri tersebut tidak dapat dianggap islami. Yaitu: *1. Tidak ada Syirik* Artinya dalam pelatihan bela diri Islami haruslah jauh dari faham dan gerakan yang dapat membuat seseorang menjadi musyrik atau rusak akhlaknya, seperti gerakan semedi dengan cara menghadap kepada suatu benda dengan membaca jampi-jampi atau mantra untuk mengundang jin atau syaithan, sehingga orang itu menjadi sakti dan dapat menjatuhkan musuh dari jarak jauh, sedangkan syirik adalah dosa yang tidak diampuni oleh Allah SWT, dan orang tersebut jika mati masih dalam keadaan seperti itu, maka ia kekal di dalam neraka dan semua amal ibadahnya hangus, sebagaimana firman Allah QS 4:48, 6:88, 98:6). Memang banyak bela diri yang mengajarkan mantra-mantra dan dicampur dengan ayat-ayat Al-Qur'an, sehingga orang awam mengira bahwa bela diri dan mantra-mantra tersebut dari agama Islam, padahal Islam tidak pernah mengajarkan hal seperti itu. Mari kita tengok ke belakang, kepada sejarah perjuangan Rasulullah SAW dan sahabat-sahabatnya. Apakah mereka berperang dengan jarak jauh dan jiwa mereka selamat dari serangan musuh? atau mereka turun ke medan perang dengan badan yang kebal dari tebasan pedang dan tusukan panah ? Sejarah membuktikan bahwa Rasulullah SAW dan sahabat-sahabatnya tidak kebal dari tebasan pedang atau tusukan panah, juga tidak berperang dari jarak jauh, beliau pernah terluka dalam perang Uhud dan sahabat-sahabatnya banyak yang syahid dimedan perang. Ini membuktikan bahwa Al-Qur'an tidak digunakan untuk kekebalan dan kesaktian, akan tetapi ia adalah Kitab hidayah yang harus kita amalkan. *2. Tidak ada maksiat* Artinya dalam pelatihan bela diri Islami harus memperhatikan aturan-aturan syariat Islam, dalam pelaksanaan latihan laki-laki harus dipisahkan dari perempuan dan juga pakaian yang dikenakan harus menutup aurat sesuai syariat Islam. *3. Menjaga Fitrah kemanusiaan* Artinya gerakan-gerakan bela diri yang diajarkan harus memperhatikan keselamatan fitrah, dalam hal gerakan yang diajarkan kepada laki-laki harus sesuai dengan fitrahnya, yaitu mengarah kepada kekuatan, kecepatan dan kelincahan. Jika ia melakukan gerakan-gerakan lembut seperti gerakan perempuan, maka ia akan memiliki karakter perempuan. Begitu pula dengan perempuan, gerakan yang diajarkan harus sesuai dengan fitrahnya, karena seorang perempuan jika diajarkan seperti gerakan laki-laki, maka tubuhnya akan menjadi kekar dan kasar yang akhirnya akan berdampak kepada fitrahnya. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [silatindonesia] GS vs TP
saya mah kagak kangkan namanya aja anak-anak...jamaklah peace wae lah... O'ong Maryono [EMAIL PROTECTED] wrote: salam pencak silat juragan pendekar jangan emosi dong ? ciao o'ong --- iwan setiawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Salam semua Saya adalah orang yang amat menyukai beladiri...saya juga pernah belajar Thifan Po Khan di lanar Dayeuh Luhur...sekitar tahun 1990-1991. Saya adalah seorang pesilat, namun belajar bela diri saya terbuka belajar pada siapapun karena merasa masih perlu diajari... Sepertinya kalo kesombongan akan perguruan gak cuma milik Thifankita juga gitu. Tapi seperti halnya pohon bambu, makin bawah batangnya makin keras...dan makin tinggi itu pohon akan semakin lentur, begitu juga orang berilmu...makin tinggi dia akan semakin fleksibel dan makin mengakui bahwa makin banyak ia belajar akhirnya makin banyak dia mengerti bahwa dirinya semakin banyak yang tak dia tahu Pada tingkatan tertinggi ilmu bela adalah kesederhanaan bentuk, baik serangan maupun antisipasiseperti halnya salto(tak lagi diajarkan sekalipun pada murid Shaolin)...bila sudah tinggi ilmunya...menghindar tak lagi harus bersalto untuk para pendekar beladiri tapi cukup hanya menggerakkan sedikit badan untuk menghindari serangan Kalo dilihat berdasarkan akidahsekalipun Thifan kalo jumawa, sombong, adigung adigunadan selalu merasa dia yang bener sendiri (kasian...deh benernya sendiri) itulah yang sebener-benernya gak ngarti akidahkarena agama tak mengajarkan hal seperti itu. Karena kesombongan, kepongahan, terlalu yakin yang berlebihan adalah bentuk kompleks yang menggerogoti keampuhan semua seni beladiri Thifan juga asalnya dari bagian dari Shaolin. Nah, kalo mau jujur maka tak boleh itu dipake...karena kalo akarnya dari Budha maka buahnyatak boleh dong dipakai...tapi karena ini bukan masalah yang syar'i maka diperbolehkan asalkan dihilangkan yang yang bertentangannya...Rasul sendiri tak pernah bilang musti masuk thifan kok... Cuma Beliau bersabda bahwa muslim yang kuat lebih disukai daripada muslim yang lemah...di hadits juga cuma disebutkan...ajarilah anak-anakmu berenang, berkuda dan memanah...Rasul itu jago gulat bukan silat atau Thifan...karena di Arab, beladiri itulah yang dulu berkembang disana. jadi kalo belajar karate, silat, kempo emang kenapa? Gak ada tuh larangannya. Malah penyebar Islam di Jawa bukan belajar Thifan... silat kok...trus apa para beliau itu gak ngarti akidah? Emang ada jaminan kalo masuk Thifan bakalan masuk surga?kalo begitu emangnya surga itu kontrakan punya ente? Dulu sewaktu masuk Thifan, saya mau karena orangnya itu baik dan tak sombong, jadi kalo ada orang Thifan sombong saya juga rada kesel.. saya rasa orang yang sombong itu biasanya tong kosong... Eh mengenai belajar bela diri...kalo ada yang kuat dipukul balok...itu bukan bela diri tapi karung pasir...alias Sand sack! Wassalam Wans (gak doyan digebukin) Amal Ihsan [EMAIL PROTECTED] wrote: Maksudnya Thifan Pokhan? Hehehe... Sy kenal beberapa praktisi Thifan. Sebagian memang berpandangan sempit dgn beranggapan beladirinya yg paling shahih. Sy pernah berdebat sengit dengan salah seorang diantaranya. Kalau argumentasinya sudah terdesak, dia akan membentak sy: Ente ini gak ngerti akidah!! Sy sih santai saja, krn sy beranggapan justru krn sy ngerti akidah Islam, sy memiliki pandangan yg berbeda. Sy pikir orang2 seperti ini ada di tiap aliran beladiri, termasuk pencak silat. Masalahnya, kita tdk bisa menyalahkan alirannya. Sy tau orang2 silat yg sombong, tinggi hati dan gemar meremehkan orng lain. Tp sy lebih banyak kenal orang2 silat yang ramah, rendah hati, senang bersilahturahmi dan mengajarkan ilmunya. Sy kenal orang2 Thifan yg picik, tapi sy lebih banyak tau orang2 Thifan yg tawadhu, berpikiran terbuka dan senang menambah saudara. Sy pernah berdialog dengan orang yg bertahun-tahun belajar Thifan yang sudah menguasai daht (tenaga dalam) racun hawa dingin dari tangannya. Kawan sy ini menghargai beladiri lain dan justru menganjurkan sy belajar pencak silat!! Dia lalu menceritakan kisah yang sangat menarik; ==Suatu waktu di bulan puasa, beberapa orang, termasuk kawan sy, menunaikan itikaf di suatu masjid di daerah Tebet. Kebetulan banyak dari mereka yg hadir adalah praktisi Thifan. Sambil menunggu sahur, beberapa diantaranya ngobrol soal beladiri. Seorang diantaranya lantas bercerita soal aliran pencak silat yang disebut Gerak Saka. Merasa tertarik, beberapa hadirin lantas meminta orang itu untuk memperagakan beberapa jurus Gerak Saka di halaman masjid. Orang itu lantas memperagakan beberapa jurus. Begitu melihat jurus yg sederhana dan aneh itu, hadirin kontan menertawakannya. Orang itu tidak marah, tetapi justru meminta orang yang hadir untuk menjajal ilmunya. Seorang praktisi Thifan
[silatindonesia] Re: Art of Combat
--- In silatindonesia@yahoogroups.com, iwan setiawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Makasih kang Amal... Saya sudah siapkan hal itu...juga teknik teknik jalanankarena selain saya selama hampir 9 tahun mengajar murid perempuan (1989- 19980) jadi sedikit tahu, masukan itu berguna sekali bagi saya,... thank berat yah.. Amal Ihsan [EMAIL PROTECTED] wrote: Usulan: Kalo kata temen yg pernah liputan soal itu, programnya biasa aja tuh. Gak ada yg istimewa. Cuman latihan beladiri biasa sm sedikit bekal landasan teori Mungkin yang sering ditekankan oleh program self-defense di negara barat, namun saya pribadi belum pernah lihat dalam program2 self- defense yang ada di dalam negeri ini, adalah aspek kesadaran hukum. Walaupun banyak yang bilang hukum di negara ini kurang jelas, tapi saya yakin penguasaan atas aspek2 hukum dalam pembelaan diri akan sangat berguna bagi siapa saja yang hendak belajar bela diri. Saya sendiri sangat tertarik belajar aspek hukum pembelaan diri ini sebagai orang awam. Aspek lain lagi, adalah keawasan, bagaimana caranya agar tidak tiba2 lho sudah terpojok (dikepung 3 preman di terminal pas malam2 pulang dari proyek, ini pengalaman pribadi), juga perilaku tidak mengundang kesempatan kejahatan (lagi posisi relatif terisolasi malah sibuk bongkar2 tas, bikin pemalak gatel sadar ada calon korban tidak waspada), dll, dan kalo perlu keberanian untuk teriak GARONG!! bila lihat ada kejahatan sedang berlangsung.