Re: [silatindonesia] Trs: Fwd: [Sehat Bugar] Menghargai Orang Lain

2008-09-24 Terurut Topik alamsyah sk
wah bagus nih...



--- On Thu, 9/25/08, asep sucihati <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: asep sucihati <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [silatindonesia] Trs: Fwd: [Sehat Bugar] Menghargai Orang Lain
To: [EMAIL PROTECTED], "Imey" <[EMAIL PROTECTED]>, "Dede kimlum" <[EMAIL 
PROTECTED]>, [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], "Martha 
Mutiara" <[EMAIL PROTECTED]>, "Sri Naryanti" <[EMAIL PROTECTED]>, 
silatindonesia@yahoogroups.com, "Teti" <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Thursday, September 25, 2008, 4:16 AM















- Pesan Diteruskan 

Dari: asep halimi <[EMAIL PROTECTED] com>

Kepada: asep313_2007@ yahoo.co. id

Terkirim: Kamis, 25 September, 2008 11:04:57

Topik: Fwd: [Sehat Bugar] Menghargai Orang Lain



-- Pesan terusan --

Dari: tiensherbal 

Tanggal: 25 September 2008 09:38

Subjek: [Sehat Bugar] Menghargai Orang Lain

Ke: tiensherbal@ yahoogroups. com



Menghargai Orang Lain



Oleh : Andrie Wongso



Dikisahkan, di sebuah pesta perpisahan sederhana pengunduran diri

seorang direktur. Diadakan sebuah sesi acara penyampaian pesan, kesan,

dan kritikan dari anak buah kepada mantan atasannya yang segera

memasuki masa pensiun dari perusahaan tersebut.



Karena waktu yang terbatas, kesempatan tersebut dipersilahkan

dinyatakan dalam bentuk tulisan. Diantara pujian dan kesan yang

diberikan, dipilih dan dibingkai untuk diabadikan kemudian dibacakan

di acara tersebut, yakni sebuah catatan dengan gaya tulisan coretan

dari seorang office boy yang telah bekerja cukup lama di perusahaan

itu.



Dia menulis semuanya dengan huruf kapital sebagai berikut, "Yang

terhormat Pak Direktur. Terima kasih karena Bapak telah mengucapkan

kata "tolong", setiap kali Bapak memberi tugas yang sebenarnya adalah

tanggung jawab saya. Terima kasih Pak Direktur karena Bapak telah

mengucapkan "maaf", saat Bapak menegur, mengingatkan dan berusaha

memberitahu setiap kesalahan yang telah diperbuat karena Bapak ingin

saya merubahnya menjadi kebaikan.



Terima kasih Pak Direktur karena Bapak selalu mengucapkan "terima

kasih" kepada saya atas hal-hal kecil yang telah saya kerjakan untuk

Bapak.Terima kasih Pak Direktur atas semua penghargaan kepada orang

kecil seperti saya sehingga saya bisa tetap bekerja dengan

sebaik-baiknya, dengan kepala tegak, tanpa merasa direndahkan dan

dikecilkan. Dan sampai kapan pun bapak adalah Pak Direktur buat saya.

Terima kasih sekali lagi. Semoga Tuhan meridhoi jalan dimanapun Pak

Direktur berada. Amin."



Setelah sejenak keheningan menyelimuti ruangan itu, serentak tepuk

tangan menggema memenuhi ruangan. Diam-diam Pak Direktur mengusap

genangan airmata di sudut mata tuanya, terharu mendengar ungkapan hati

seorang office boy yang selama ini dengan setia melayani kebutuhan

seluruh isi kantor.



Pak Direktur tidak pernah menyangka sama sekali bahwa sikap dan ucapan

yang selama ini dilakukan, yang menurutnya begitu sederhana dan

biasa-biasa saja, ternyata mampu memberi arti bagi orang kecil seperti

si office boy tersebut. Terpilihnya tulisan itu untuk diabadikan,

karena seluruh isi kantor itu setuju dan sepakat bahwa keteladanan dan

kepemimpinan Pak Direktur akan mereka teruskan sebagai budaya di

perusahaan itu.



Pembaca Yang Budiman,



Tiga kata "terimakasih, maaf, dan tolong" adalah kalimat pendek yang

sangat sederhana tetapi mempunyai dampak yang positif. Namun mengapa

kata-kata itu kadang sangat sulit kita ucapkan? Sebenarnya secara

tidak langsung telah menunjukkan keberadaban dan kebesaran jiwa sosok

manusia yang mengucapkannya. Apalagi diucapkan oleh seorang pemimpin

kepada bawahannya.



Pemimpin bukan sekedar memerintah dan mengawasi, tetapi lebih pada

sikap keteladanan lewat cara berpikir, ucapan, dan tindakan yang mampu

membimbing, membina, dan mengembangkan yang dipimpinnya sehingga

tercipta sinergi dalam mencapai tujuan bersama.



Tentu bagi siapapun kita perlu membiasakan mengucapkan kata-kata

pendek seperti terima kasih, maaf, dan tolong dimana pun, kapan pun,

dan dengan siapa pun kita berhubungan. Dengan mampu menghargai orang

lain minimal kita telah menghargai diri kita sendiri.



 _ _ _ _ _ _

Dapatkan nama yang Anda sukai!

Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail. com.

http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ id/



[Non-text portions of this message have been removed]




  




 

















  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [silatindonesia] Trs: Fwd: [Sehat Bugar] Menghargai Orang Lain

2008-09-24 Terurut Topik Herman B
TERIMA KASIH mas emailnya, TOLONG kalau ada email lain seperti ini juga dishare 
lagi. MAAF kalau merepotnya. 
 
Salam
 
Bukan direktur dan juga bukan OB ;-)


--- On Wed, 9/24/08, asep sucihati <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: asep sucihati <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [silatindonesia] Trs: Fwd: [Sehat Bugar] Menghargai Orang Lain
To: [EMAIL PROTECTED], "Imey" <[EMAIL PROTECTED]>, "Dede kimlum" <[EMAIL 
PROTECTED]>, [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], "Martha 
Mutiara" <[EMAIL PROTECTED]>, "Sri Naryanti" <[EMAIL PROTECTED]>, 
silatindonesia@yahoogroups.com, "Teti" <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Wednesday, September 24, 2008, 9:16 PM








- Pesan Diteruskan 
Dari: asep halimi <[EMAIL PROTECTED] com>
Kepada: asep313_2007@ yahoo.co. id
Terkirim: Kamis, 25 September, 2008 11:04:57
Topik: Fwd: [Sehat Bugar] Menghargai Orang Lain

-- Pesan terusan --
Dari: tiensherbal 
Tanggal: 25 September 2008 09:38
Subjek: [Sehat Bugar] Menghargai Orang Lain
Ke: tiensherbal@ yahoogroups. com

Menghargai Orang Lain

Oleh : Andrie Wongso

Dikisahkan, di sebuah pesta perpisahan sederhana pengunduran diri
seorang direktur. Diadakan sebuah sesi acara penyampaian pesan, kesan,
dan kritikan dari anak buah kepada mantan atasannya yang segera
memasuki masa pensiun dari perusahaan tersebut.

Karena waktu yang terbatas, kesempatan tersebut dipersilahkan
dinyatakan dalam bentuk tulisan. Diantara pujian dan kesan yang
diberikan, dipilih dan dibingkai untuk diabadikan kemudian dibacakan
di acara tersebut, yakni sebuah catatan dengan gaya tulisan coretan
dari seorang office boy yang telah bekerja cukup lama di perusahaan
itu.

Dia menulis semuanya dengan huruf kapital sebagai berikut, "Yang
terhormat Pak Direktur. Terima kasih karena Bapak telah mengucapkan
kata "tolong", setiap kali Bapak memberi tugas yang sebenarnya adalah
tanggung jawab saya. Terima kasih Pak Direktur karena Bapak telah
mengucapkan "maaf", saat Bapak menegur, mengingatkan dan berusaha
memberitahu setiap kesalahan yang telah diperbuat karena Bapak ingin
saya merubahnya menjadi kebaikan.

Terima kasih Pak Direktur karena Bapak selalu mengucapkan "terima
kasih" kepada saya atas hal-hal kecil yang telah saya kerjakan untuk
Bapak.Terima kasih Pak Direktur atas semua penghargaan kepada orang
kecil seperti saya sehingga saya bisa tetap bekerja dengan
sebaik-baiknya, dengan kepala tegak, tanpa merasa direndahkan dan
dikecilkan. Dan sampai kapan pun bapak adalah Pak Direktur buat saya.
Terima kasih sekali lagi. Semoga Tuhan meridhoi jalan dimanapun Pak
Direktur berada. Amin."

Setelah sejenak keheningan menyelimuti ruangan itu, serentak tepuk
tangan menggema memenuhi ruangan. Diam-diam Pak Direktur mengusap
genangan airmata di sudut mata tuanya, terharu mendengar ungkapan hati
seorang office boy yang selama ini dengan setia melayani kebutuhan
seluruh isi kantor.

Pak Direktur tidak pernah menyangka sama sekali bahwa sikap dan ucapan
yang selama ini dilakukan, yang menurutnya begitu sederhana dan
biasa-biasa saja, ternyata mampu memberi arti bagi orang kecil seperti
si office boy tersebut. Terpilihnya tulisan itu untuk diabadikan,
karena seluruh isi kantor itu setuju dan sepakat bahwa keteladanan dan
kepemimpinan Pak Direktur akan mereka teruskan sebagai budaya di
perusahaan itu.

Pembaca Yang Budiman,

Tiga kata "terimakasih, maaf, dan tolong" adalah kalimat pendek yang
sangat sederhana tetapi mempunyai dampak yang positif. Namun mengapa
kata-kata itu kadang sangat sulit kita ucapkan? Sebenarnya secara
tidak langsung telah menunjukkan keberadaban dan kebesaran jiwa sosok
manusia yang mengucapkannya. Apalagi diucapkan oleh seorang pemimpin
kepada bawahannya.

Pemimpin bukan sekedar memerintah dan mengawasi, tetapi lebih pada
sikap keteladanan lewat cara berpikir, ucapan, dan tindakan yang mampu
membimbing, membina, dan mengembangkan yang dipimpinnya sehingga
tercipta sinergi dalam mencapai tujuan bersama.

Tentu bagi siapapun kita perlu membiasakan mengucapkan kata-kata
pendek seperti terima kasih, maaf, dan tolong dimana pun, kapan pun,
dan dengan siapa pun kita berhubungan. Dengan mampu menghargai orang
lain minimal kita telah menghargai diri kita sendiri.

 _ _ _ _ _ _
Dapatkan nama yang Anda sukai!
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail. com.
http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ id/

[Non-text portions of this message have been removed]

 














  

[Non-text portions of this message have been removed]



[silatindonesia] IMAN

2008-09-24 Terurut Topik Rama Wijaya
IMAN TANPA KERAGUAN

Bukannya aku ragu dengan Qada dan Qadar-MU 
Tetapi aku ragukan orang-orang yang mengaku bisa membaca Qada dan Qadar-MU

Bukannya juga aku meragukan Kiamat-MU
Aku hanya meragukan orang-orang yang mengaku bisa menghitung-hitung
Kiamat-MU

Bukan pula aku ragu dengan Rasul-MU dan para nabi sebelumnya
Hanya aku ragu dengan orang-orang yang menggunakan nama Rasul-MU demi
kepentingan nafsu mereka, yaitu
Orang yang senang meriwayatkan hadis palsu dan ber'ijtihad atasnya

Tentunya bukannya aku ragu dengan para dengan Kalam-MU yang tertulis
dalam Kitab Suci-MU
Yang aku ragukan adalah orang-orang yang menafsirkan Kitab Suci-MU
berdasarkan nafsu mereka sendiri , ataupun
Orang-orang yang menambahkan atau mengurangkan Kalam-MU yang tertulis
dalam Kitab Suci-MU

Dan janganlah kau masukan aku ke dalam golongan orang yang ragu atas
Malaikat-MU
Hanya saja, aku ragu kepada mereka yang mengaku-ngaku bertemu
Malaikat-MU padahal sesungguhnya mereka hanya bertemu dengan Jin yang
menyesatkan
Yang menggoda mereka dengan kesalehan palsu, dan wahyu palsu

Hanya ENGKAU yang aku tidak temukan satu sebab yang dapat membuat aku
meragukan
ENGKAU yang tidak dapat dipalsukan, diserupai, disamakan, didustakan
ENGKAU Yaa ALLAH yang ESA tak ada Illah yang lain
Yaa ALLAH, Yaa Adza Wa Jallah...
Jadikan Imanku jauh dari keraguan...

Rama
Jakarta, 25 September 2008






[silatindonesia] Trs: Fwd: [Sehat Bugar] Menghargai Orang Lain

2008-09-24 Terurut Topik asep sucihati




- Pesan Diteruskan 
Dari: asep halimi <[EMAIL PROTECTED]>
Kepada: [EMAIL PROTECTED]
Terkirim: Kamis, 25 September, 2008 11:04:57
Topik: Fwd: [Sehat Bugar] Menghargai Orang Lain

-- Pesan terusan --
Dari: tiensherbal <[EMAIL PROTECTED]>
Tanggal: 25 September 2008 09:38
Subjek: [Sehat Bugar] Menghargai Orang Lain
Ke: [EMAIL PROTECTED]


Menghargai Orang Lain

Oleh : Andrie Wongso

Dikisahkan, di sebuah pesta perpisahan sederhana pengunduran diri
seorang direktur. Diadakan sebuah sesi acara penyampaian pesan, kesan,
dan kritikan dari anak buah kepada mantan atasannya yang segera
memasuki masa pensiun dari perusahaan tersebut.

Karena waktu yang terbatas, kesempatan tersebut dipersilahkan
dinyatakan dalam bentuk tulisan. Diantara pujian dan kesan yang
diberikan, dipilih dan dibingkai untuk diabadikan kemudian dibacakan
di acara tersebut, yakni sebuah catatan dengan gaya tulisan coretan
dari seorang office boy yang telah bekerja cukup lama di perusahaan
itu.

Dia menulis semuanya dengan huruf kapital sebagai berikut, "Yang
terhormat Pak Direktur. Terima kasih karena Bapak telah mengucapkan
kata "tolong", setiap kali Bapak memberi tugas yang sebenarnya adalah
tanggung jawab saya. Terima kasih Pak Direktur karena Bapak telah
mengucapkan "maaf", saat Bapak menegur, mengingatkan dan berusaha
memberitahu setiap kesalahan yang telah diperbuat karena Bapak ingin
saya merubahnya menjadi kebaikan.

Terima kasih Pak Direktur karena Bapak selalu mengucapkan "terima
kasih" kepada saya atas hal-hal kecil yang telah saya kerjakan untuk
Bapak.Terima kasih Pak Direktur atas semua penghargaan kepada orang
kecil seperti saya sehingga saya bisa tetap bekerja dengan
sebaik-baiknya, dengan kepala tegak, tanpa merasa direndahkan dan
dikecilkan. Dan sampai kapan pun bapak adalah Pak Direktur buat saya.
Terima kasih sekali lagi. Semoga Tuhan meridhoi jalan dimanapun Pak
Direktur berada. Amin."

Setelah sejenak keheningan menyelimuti ruangan itu, serentak tepuk
tangan menggema memenuhi ruangan. Diam-diam Pak Direktur mengusap
genangan airmata di sudut mata tuanya, terharu mendengar ungkapan hati
seorang office boy yang selama ini dengan setia melayani kebutuhan
seluruh isi kantor.

Pak Direktur tidak pernah menyangka sama sekali bahwa sikap dan ucapan
yang selama ini dilakukan, yang menurutnya begitu sederhana dan
biasa-biasa saja, ternyata mampu memberi arti bagi orang kecil seperti
si office boy tersebut. Terpilihnya tulisan itu untuk diabadikan,
karena seluruh isi kantor itu setuju dan sepakat bahwa keteladanan dan
kepemimpinan Pak Direktur akan mereka teruskan sebagai budaya di
perusahaan itu.



Pembaca Yang Budiman,

Tiga kata "terimakasih, maaf, dan tolong" adalah kalimat pendek yang
sangat sederhana tetapi mempunyai dampak yang positif. Namun mengapa
kata-kata itu kadang sangat sulit kita ucapkan? Sebenarnya secara
tidak langsung telah menunjukkan keberadaban dan kebesaran jiwa sosok
manusia yang mengucapkannya. Apalagi diucapkan oleh seorang pemimpin
kepada bawahannya.

Pemimpin bukan sekedar memerintah dan mengawasi, tetapi lebih pada
sikap keteladanan lewat cara berpikir, ucapan, dan tindakan yang mampu
membimbing, membina, dan mengembangkan yang dipimpinnya sehingga
tercipta sinergi dalam mencapai tujuan bersama.

Tentu bagi siapapun kita perlu membiasakan mengucapkan kata-kata
pendek seperti terima kasih, maaf, dan tolong dimana pun, kapan pun,
dan dengan siapa pun kita berhubungan. Dengan mampu menghargai orang
lain minimal kita telah menghargai diri kita sendiri.





  
___
Dapatkan nama yang Anda sukai!
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [silatindonesia] Re: CONDET dan kisah Silat yang terlupakan

2008-09-24 Terurut Topik Pepe Alfredo
Om Yan 

Kiranya bisa terlupakan pencak silat di Condet itu kemungkinan besar pertama 
tidak adanya dukungan lagi atas kawasan pelestarian budaya Betawi.
Pencak silat Condet sebenarnya belum mati, tergusur mengikut perkembangan 
jakarta kota kosmopolitan.
Bp Fauzi Wibowo sendiri ketua IPSI DKI Jaya dan bapak pembina pencak silat, 
jika forum ini punya kemampuan untuk membicarakan situasi kondisi ini, sangat 
menggembirakan.

Pentingnya dukungan pemerintah sangat diperlukan, kedua Forum kita harus 
membuat advokasi kepada kalangan pendekar/tokoh masyarakat betawi akan adanya 
keterbukaan akan pencak silat itu sendiri.
Jikalau masih tertutup seperti sekarangi ini, mustahil pencak silat akan 
berkembang.

Semoga menjadi pemikiran serius akan keadaan pencak silat di Condet.
Jikalau keadaan pencak silat di ibukota saja begini. bagaimana dengan nasip 
pencak silat di Tondano sana ya...

Selamat berpuasa

Pepe


--- On Thu, 9/25/08, Sudirman Yan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> From: Sudirman Yan <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: Re: [silatindonesia] Re: CONDET dan kisah Silat yang terlupakan
> To: silatindonesia@yahoogroups.com
> Date: Thursday, September 25, 2008, 3:47 AM
> Saya jadi terusik juga nih, kebetulan saya tinggal di Condet
> Batu Ampar.
> Memang Silat asli condet sudah tergusur karena perkembangan
> jaman.
> Orang betawi yang tinggal di Condet dilokasi dekat rumah
> saya saja dapat dihitung jumlahnya, artinya sudah
> berkurangnya komunitas betawi tanpa sengaja membuat Silat
> Condet mulai terlupakan.
> Ayo sahabat-sahabat Silat mari kita telusuri keberadaan
> Silat tradisional Condet ini dan kita cari jalan keluar
> bagaimana silat ini tetap ada, kalau diperlukan saya siap
> bergabung.
>  
> Wassalam
> Sudirman Yan
> 
> --- On Wed, 9/24/08, alamsyah sk
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> From: alamsyah sk <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: Re: [silatindonesia] Re: CONDET dan kisah Silat
> yang terlupakan
> To: silatindonesia@yahoogroups.com
> Date: Wednesday, September 24, 2008, 5:32 PM
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> Ayooo kita singsingkan lengan !! 
> 
> sisihkan sedikit tenaga, waktu dan materi...
> 
> --- On Thu, 9/25/08, gusman_mi6 <[EMAIL PROTECTED]
> s.com> wrote:
> From: gusman_mi6 <[EMAIL PROTECTED] s.com>
> Subject: [silatindonesia] Re: CONDET dan kisah Silat yang
> terlupakan
> To: silatindonesia@ yahoogroups. com
> Date: Thursday, September 25, 2008, 3:15 AM
> 
> Secara institusi silat di Condet nasibnya tidak kurang
> & tidak lebih dari duku dan salaknya, 
> 
> dimana akhir 70an saat saya merasakan banyaknya pilihan
> untuk latihan silat di Condet 
> 
> khususnya dan Kramat Jati umumnya. Sebut saja Mutiara,
> Putra Condet, Putra Setia, Sapu 
> 
> Jagat, Persahabatan, Tapak Merah Abdul Jabbar, Al Hikmah,
> Silo Macan (sebelum bernama 
> 
> IPOSI), Selendang Putih, Macan Betawi, Sunda Kelapa, Ki
> Atu, Ki Jirimin dan Beriak Naga.
> 
> Secara personil kita masih dapat menjumpai orang-orang yang
> masih merindukan silat 
> 
> seperti dulu, seperti Baba Nahali, Bang Ali, Bang Salim,
> Bang Dudung meski tidak 
> 
> semuanya masih berdomisili di Condet. Namun apa lacur,
> kehidupan modernisme dan 
> 
> hedonisme menjadikan silat Condet dilupakan generasi
> mudanya.
> 
> Sekarang tinggal niatan kita sebagai generasi muda, untuk
> terus menggiatkan lagi pencak 
> 
> silat tradisional Condet yang dulu pernah banyak
> menghasilkan Jawara dan Pejuang. Tidak 
> 
> harus memandang dia dari suku mana, sebagaimana peranan
> Pak'E semalam dalam acara 
> 
> TV El Shinta yang justru orang Jawa, tapi sangat peduli
> dengan kesenian Betawi.
> 
> Semoga menjadi perenungan kita semua, wabil khusus generasi
> muda Betawi.
> 
> Tabe;...
> 
> --- In silatindonesia@ yahoogroups. com, alamsyah sk
>  wrote:
> 
> >
> 
> > 
> 
> > silat condet yang mulai terbias, terkikis habis dan
> tercodet oleh senjata yang dinamakan 
> 
> modernisasi. ..
> 
> > 
> 
> > huuh :-(
> 
> > 
> 
> > --- On Wed, 9/24/08, Yanweka <[EMAIL PROTECTED] .>
> wrote:
> 
> > From: Yanweka <[EMAIL PROTECTED] .>
> 
> > Subject: [silatindonesia] CONDET dan kisah Silat yang
> terlupakan
> 
> > To: silatindonesia@ yahoogroups. com
> 
> > Date: Wednesday, September 24, 2008, 2:22 PM
> 
> > 
> 
> > 
> 
> > 
> 
> > 
> 
> > 
> 
> > 
> 
> > 
> 
> > 
> 
> > 
> 
> > 
> 
> > 
> 
> > 
> 
> > 
> 
> > Malam ini iseng nonton Elsinta TV kebetulan yang lagi
> di sorot adalah KAwasan Condet 
> 
> di acara Kampng Kita, di ceritakan mengenai sejarah condet
> dahulu hingga sekarang, 
> 
> kawasan yang katanya hijau kini sdh menjadi ramai dengan
> pendatang dan gedung2 yang 
> 
> menggusur kawasan hijjau disana.
> 
> > 
> 
> > 
> 
> > 
> 
> > Tidak ketinggalan seni dan budaya yg di angkat,
> seperti peninggalan berupa rumah, 
> 
> gedung, dan keseniannya, di sorot pula kegiatan pemuda yang
> minoritas mempelajari 
> 
> gambang kromong dan tari-tarian. setelah itu habis dech
> acaranya.
> 
> > 
> 
> > 
> 
> > 
> 
> > Bagi para pecinta silat tentu ada yg kurang bila hanya
> mengangkat

[silatindonesia] Selamat Hari Raya Idul Fitri

2008-09-24 Terurut Topik Sudirman Yan




[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [silatindonesia] Re: CONDET dan kisah Silat yang terlupakan

2008-09-24 Terurut Topik Denny IS
seberapa jauh produk budaya bertahan dalam perkembangan jaman, tergantung 
kepada seberapa jauh ia memberi kontribusi bagi kehidupan sosial masyarakat. 
Sebagai produk budaya, maka silat juga tidak terlepas dari hukum alam tadi. 
Jika jaman dahulu silat menjadi sarana perlindungan diri dan bahkan sebagai 
sarana mencapai kekuasaan. Atau juga dipergunakan sebagai bagian tak 
terlepaskan dari misi2 keagamaan.
Nah, dengan perubahan jaman yang radikal yang kita sebut sebagai modernisasi, 
nampaknya untuk melestarikan pencak silat, kita perlu membuka wawasan lebih 
jauh dan merenungkan peran apa yang sesuai yang dapat diemban oleh pencak 
silat. Tentu saja kiat itu tidak sekedar menjadikan musium hidup seperti yang 
banyak kita lakukan selama ini.
Dari sisi olah raga mungkin kita bisa mengembangkan sebagaimana mainstream 
perkembangan olah raga lain di iklim kapitalis di mana kita hidup. Di mana olah 
raga telah bermetamorfosis menjadi industri olah raga dengan orientasi kapital. 
Meskipun di sisi lain terasa risih jika mengingat misi sosial pencak silat.
Di sisi lain, yaitu aspek budaya, mungkin kita bisa mengembangkan melalui entry 
pendidikan. Sebagai aspek pengembangan watak dan budi pekerti. Jadi kita mesti 
pula mengembangkan wacana2 yang mengangkat sisi filosofisnya.
Sementara untuk membawa kembali silat sebagai bagian dari nafas hidup 
masyarakat, nampaknya kita mesti telaten mengembangkan dari unit2 masyarakat 
lingkup kecil. Kita bangun lagi dari awal melalui pola2 keteladanan. Sehingga 
pada akhirnya pendekar2 silat kembali menjadi figur2 masyarakat yang dihormati. 
Dan tentunya ini tak mudah, karena menurut saya pendekar silat masa depan 
dituntut tidak hanya bisa silat tapi juga menguasai perangkat2 budaya modern. 
Para ulama intelek yang menguasai silat.
Mampukah kita??
Mari saudara2 bangkit, jaya pencak silat

--- Pada Kam, 25/9/08, alamsyah sk <[EMAIL PROTECTED]> menulis:
Dari: alamsyah sk <[EMAIL PROTECTED]>
Topik: Re: [silatindonesia] Re: CONDET dan kisah Silat yang terlupakan
Kepada: silatindonesia@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 25 September, 2008, 10:32 AM











Ayooo kita singsingkan lengan !! 



sisihkan sedikit tenaga, waktu dan materi...



--- On Thu, 9/25/08, gusman_mi6 <[EMAIL PROTECTED] s.com> wrote:

From: gusman_mi6 <[EMAIL PROTECTED] s.com>

Subject: [silatindonesia] Re: CONDET dan kisah Silat yang terlupakan

To: silatindonesia@ yahoogroups. com

Date: Thursday, September 25, 2008, 3:15 AM



Secara institusi silat di Condet nasibnya tidak kurang & tidak lebih dari duku 
dan salaknya, 



dimana akhir 70an saat saya merasakan banyaknya pilihan untuk latihan silat di 
Condet 



khususnya dan Kramat Jati umumnya. Sebut saja Mutiara, Putra Condet, Putra 
Setia, Sapu 



Jagat, Persahabatan, Tapak Merah Abdul Jabbar, Al Hikmah, Silo Macan (sebelum 
bernama 



IPOSI), Selendang Putih, Macan Betawi, Sunda Kelapa, Ki Atu, Ki Jirimin dan 
Beriak Naga.



Secara personil kita masih dapat menjumpai orang-orang yang masih merindukan 
silat 



seperti dulu, seperti Baba Nahali, Bang Ali, Bang Salim, Bang Dudung meski 
tidak 



semuanya masih berdomisili di Condet. Namun apa lacur, kehidupan modernisme dan 



hedonisme menjadikan silat Condet dilupakan generasi mudanya.



Sekarang tinggal niatan kita sebagai generasi muda, untuk terus menggiatkan 
lagi pencak 



silat tradisional Condet yang dulu pernah banyak menghasilkan Jawara dan 
Pejuang. Tidak 



harus memandang dia dari suku mana, sebagaimana peranan Pak'E semalam dalam 
acara 



TV El Shinta yang justru orang Jawa, tapi sangat peduli dengan kesenian Betawi.



Semoga menjadi perenungan kita semua, wabil khusus generasi muda Betawi.



Tabe;...



--- In silatindonesia@ yahoogroups. com, alamsyah sk  wrote:



>



> 



> silat condet yang mulai terbias, terkikis habis dan tercodet oleh senjata 
> yang dinamakan 



modernisasi. ..



> 



> huuh :-(



> 



> --- On Wed, 9/24/08, Yanweka <[EMAIL PROTECTED] .> wrote:



> From: Yanweka <[EMAIL PROTECTED] .>



> Subject: [silatindonesia] CONDET dan kisah Silat yang terlupakan



> To: silatindonesia@ yahoogroups. com



> Date: Wednesday, September 24, 2008, 2:22 PM



> 



> 



> 



> 



> 



> 



> 



> 



> 



> 



> 



> 



> 



> Malam ini iseng nonton Elsinta TV kebetulan yang lagi di sorot adalah KAwasan 
> Condet 



di acara Kampng Kita, di ceritakan mengenai sejarah condet dahulu hingga 
sekarang, 



kawasan yang katanya hijau kini sdh menjadi ramai dengan pendatang dan gedung2 
yang 



menggusur kawasan hijjau disana.



> 



> 



> 



> Tidak ketinggalan seni dan budaya yg di angkat, seperti peninggalan berupa 
> rumah, 



gedung, dan keseniannya, di sorot pula kegiatan pemuda yang minoritas 
mempelajari 



gambang kromong dan tari-tarian. setelah itu habis dech acaranya.



> 



> 



> 



> Bagi para pecinta silat tentu ada yg kurang bila hanya mengangkat condet 
> hanya  pada 



seni budaya

[silatindonesia] Selamat Hari Raya Idul Fitri

2008-09-24 Terurut Topik Sudirman Yan













  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [silatindonesia] Re: CONDET dan kisah Silat yang terlupakan

2008-09-24 Terurut Topik Sudirman Yan
Saya jadi terusik juga nih, kebetulan saya tinggal di Condet Batu Ampar.
Memang Silat asli condet sudah tergusur karena perkembangan jaman.
Orang betawi yang tinggal di Condet dilokasi dekat rumah saya saja dapat 
dihitung jumlahnya, artinya sudah berkurangnya komunitas betawi tanpa sengaja 
membuat Silat Condet mulai terlupakan.
Ayo sahabat-sahabat Silat mari kita telusuri keberadaan Silat tradisional 
Condet ini dan kita cari jalan keluar bagaimana silat ini tetap ada, kalau 
diperlukan saya siap bergabung.
 
Wassalam
Sudirman Yan

--- On Wed, 9/24/08, alamsyah sk <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: alamsyah sk <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [silatindonesia] Re: CONDET dan kisah Silat yang terlupakan
To: silatindonesia@yahoogroups.com
Date: Wednesday, September 24, 2008, 5:32 PM






Ayooo kita singsingkan lengan !! 

sisihkan sedikit tenaga, waktu dan materi...

--- On Thu, 9/25/08, gusman_mi6 <[EMAIL PROTECTED] s.com> wrote:
From: gusman_mi6 <[EMAIL PROTECTED] s.com>
Subject: [silatindonesia] Re: CONDET dan kisah Silat yang terlupakan
To: silatindonesia@ yahoogroups. com
Date: Thursday, September 25, 2008, 3:15 AM

Secara institusi silat di Condet nasibnya tidak kurang & tidak lebih dari duku 
dan salaknya, 

dimana akhir 70an saat saya merasakan banyaknya pilihan untuk latihan silat di 
Condet 

khususnya dan Kramat Jati umumnya. Sebut saja Mutiara, Putra Condet, Putra 
Setia, Sapu 

Jagat, Persahabatan, Tapak Merah Abdul Jabbar, Al Hikmah, Silo Macan (sebelum 
bernama 

IPOSI), Selendang Putih, Macan Betawi, Sunda Kelapa, Ki Atu, Ki Jirimin dan 
Beriak Naga.

Secara personil kita masih dapat menjumpai orang-orang yang masih merindukan 
silat 

seperti dulu, seperti Baba Nahali, Bang Ali, Bang Salim, Bang Dudung meski 
tidak 

semuanya masih berdomisili di Condet. Namun apa lacur, kehidupan modernisme dan 

hedonisme menjadikan silat Condet dilupakan generasi mudanya.

Sekarang tinggal niatan kita sebagai generasi muda, untuk terus menggiatkan 
lagi pencak 

silat tradisional Condet yang dulu pernah banyak menghasilkan Jawara dan 
Pejuang. Tidak 

harus memandang dia dari suku mana, sebagaimana peranan Pak'E semalam dalam 
acara 

TV El Shinta yang justru orang Jawa, tapi sangat peduli dengan kesenian Betawi.

Semoga menjadi perenungan kita semua, wabil khusus generasi muda Betawi.

Tabe;...

--- In silatindonesia@ yahoogroups. com, alamsyah sk  wrote:

>

> 

> silat condet yang mulai terbias, terkikis habis dan tercodet oleh senjata 
> yang dinamakan 

modernisasi. ..

> 

> huuh :-(

> 

> --- On Wed, 9/24/08, Yanweka <[EMAIL PROTECTED] .> wrote:

> From: Yanweka <[EMAIL PROTECTED] .>

> Subject: [silatindonesia] CONDET dan kisah Silat yang terlupakan

> To: silatindonesia@ yahoogroups. com

> Date: Wednesday, September 24, 2008, 2:22 PM

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> Malam ini iseng nonton Elsinta TV kebetulan yang lagi di sorot adalah KAwasan 
> Condet 

di acara Kampng Kita, di ceritakan mengenai sejarah condet dahulu hingga 
sekarang, 

kawasan yang katanya hijau kini sdh menjadi ramai dengan pendatang dan gedung2 
yang 

menggusur kawasan hijjau disana.

> 

> 

> 

> Tidak ketinggalan seni dan budaya yg di angkat, seperti peninggalan berupa 
> rumah, 

gedung, dan keseniannya, di sorot pula kegiatan pemuda yang minoritas 
mempelajari 

gambang kromong dan tari-tarian. setelah itu habis dech acaranya.

> 

> 

> 

> Bagi para pecinta silat tentu ada yg kurang bila hanya mengangkat condet 
> hanya pada 

seni budaya dan sejarahnya, padahal kalau kita simak condet juga menjadi salah 
satu 

bagian perkembangan pencak silat di Indonesia, walaupun yang tersisa hanya 
beberapa 

gelintir perguruan asli, yang lainnya sdh musnah di telan waktu. 

> 

> 

> 

> silat tidak hanya di lupakan oleh media seperti televisi namun juga warga 
> condet itu 

sendiri. tidak banyak pemuda yang menekuni silat sebagai budaya dan olahraga 
mereka, 

padahal jaman dahulu dalam sejarah tanah betawi silat adalah bagian yang tidak 
bisa di 

pisahkan dari kehidupan sehari-hari, dimana selesai mengaji lalu belajar silat, 
kini 

semuanya sdh berubah, pradigma mengenai silat menjadi berbeda, dimana tidak 
banyak 

lagi kalangan muda yang selesai mengaji lalu belajar silat...malah silat kini 
menjadi bagian 

yang seolah di pisahkan dan terlupakan.

> 

> 

> 

> akankah silat masih bisa bertahan di tanah condet, lalu bagaimana silat 
> dahulu bisa 

menjadi bagian rantai budaya bahkan agama?? mengapa kini tidak lagi, adakah 
yang 

bergeser atau berubah, kita tidak tahu. hanya rumput yang bergoyang yang tahu 

jawabannya.

> 

> 

> 

> salam

> 

> Yanweka

> 

> 

> 

> [Non-text portions of this message have been removed]

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> [Non-text portions of this message have been removed]

>











[Non-text portions of this message have been removed]

 














  

[N

Re: [silatindonesia] Re: CONDET dan kisah Silat yang terlupakan

2008-09-24 Terurut Topik alamsyah sk
Ayooo kita singsingkan lengan !! 

sisihkan sedikit tenaga, waktu dan materi...




--- On Thu, 9/25/08, gusman_mi6 <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: gusman_mi6 <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [silatindonesia] Re: CONDET dan kisah Silat yang terlupakan
To: silatindonesia@yahoogroups.com
Date: Thursday, September 25, 2008, 3:15 AM











Secara institusi silat di Condet nasibnya tidak kurang & tidak 
lebih dari duku dan salaknya, 

dimana akhir 70an saat saya merasakan banyaknya pilihan untuk latihan silat di 
Condet 

khususnya dan Kramat Jati umumnya. Sebut saja Mutiara, Putra Condet, Putra 
Setia, Sapu 

Jagat, Persahabatan, Tapak Merah Abdul Jabbar, Al Hikmah, Silo Macan (sebelum 
bernama 

IPOSI), Selendang Putih, Macan Betawi, Sunda Kelapa, Ki Atu, Ki Jirimin dan 
Beriak Naga.



Secara personil kita masih dapat menjumpai orang-orang yang masih merindukan 
silat 

seperti dulu, seperti Baba Nahali, Bang Ali, Bang Salim, Bang Dudung meski 
tidak 

semuanya masih berdomisili di Condet. Namun apa lacur, kehidupan modernisme dan 

hedonisme menjadikan silat Condet dilupakan generasi mudanya.



Sekarang tinggal niatan kita sebagai generasi muda, untuk terus menggiatkan 
lagi pencak 

silat tradisional Condet yang dulu pernah banyak menghasilkan Jawara dan 
Pejuang. Tidak 

harus memandang dia dari suku mana, sebagaimana peranan Pak'E semalam dalam 
acara 

TV El Shinta yang justru orang Jawa, tapi sangat peduli dengan kesenian Betawi.



Semoga menjadi perenungan kita semua, wabil khusus generasi muda Betawi.



Tabe;...



--- In silatindonesia@ yahoogroups. com, alamsyah sk  wrote:

>

> 

> silat condet yang mulai terbias, terkikis habis dan tercodet oleh senjata 
> yang dinamakan 

modernisasi. ..

> 

> huuh :-(

> 

> --- On Wed, 9/24/08, Yanweka <[EMAIL PROTECTED] .> wrote:

> From: Yanweka <[EMAIL PROTECTED] .>

> Subject: [silatindonesia] CONDET dan kisah Silat yang terlupakan

> To: silatindonesia@ yahoogroups. com

> Date: Wednesday, September 24, 2008, 2:22 PM

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> Malam ini iseng nonton Elsinta TV kebetulan yang lagi di sorot adalah KAwasan 
> Condet 

di acara Kampng Kita, di ceritakan mengenai sejarah condet dahulu hingga 
sekarang, 

kawasan yang katanya hijau kini sdh menjadi ramai dengan pendatang dan gedung2 
yang 

menggusur kawasan hijjau disana.

> 

> 

> 

> Tidak ketinggalan seni dan budaya yg di angkat, seperti peninggalan berupa 
> rumah, 

gedung, dan keseniannya, di sorot pula kegiatan pemuda yang minoritas 
mempelajari 

gambang kromong dan tari-tarian. setelah itu habis dech acaranya.

> 

> 

> 

> Bagi para pecinta silat tentu ada yg kurang bila hanya mengangkat condet 
> hanya  pada 

seni budaya dan sejarahnya, padahal kalau kita simak condet juga menjadi salah 
satu 

bagian perkembangan pencak silat di Indonesia, walaupun yang tersisa hanya 
beberapa 

gelintir perguruan asli, yang lainnya sdh musnah di telan waktu. 

> 

> 

> 

> silat tidak hanya di lupakan oleh  media seperti televisi namun juga warga 
> condet itu 

sendiri. tidak banyak pemuda yang menekuni silat sebagai budaya dan olahraga 
mereka, 

padahal jaman dahulu dalam sejarah tanah betawi silat adalah bagian yang tidak 
bisa di 

pisahkan dari kehidupan sehari-hari, dimana selesai mengaji lalu belajar silat, 
kini 

semuanya sdh berubah, pradigma mengenai silat menjadi berbeda, dimana tidak 
banyak 

lagi kalangan muda yang selesai mengaji lalu belajar silat...malah silat kini 
menjadi bagian 

yang seolah di pisahkan dan terlupakan.

> 

> 

> 

> akankah silat masih bisa bertahan di tanah condet, lalu bagaimana silat 
> dahulu bisa 

menjadi bagian rantai budaya bahkan agama?? mengapa kini tidak lagi, adakah 
yang 

bergeser atau berubah, kita tidak tahu. hanya rumput yang bergoyang yang tahu 

jawabannya.

> 

> 

> 

> salam

> 

> Yanweka

> 

> 

> 

> [Non-text portions of this message have been removed]

> 

> 

> 

> 

>   

> 

> 

> 

>   

>

>   

>   

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

>   

> 

> 

>   

>   

> 

> 

>   

> 

> [Non-text portions of this message have been removed]

>




  




 

















  

[Non-text portions of this message have been removed]



Bls: [silatindonesia] CONDET dan kisah Silat yang terlupakan

2008-09-24 Terurut Topik agus setiawan
sama bung, kemarin saya juga sempat liat kampung condet, malahan yang 
melestarikan budaya dikampung condet orang Jawa, padahal daerah tersebut adalah 
kampung betawi.
dan sekedar info saja, didaerah condet ada salah satu sekolah yang bernama 
Yayasan Pondok Pesantren Al-Fathiyah nah disekolah tersebut salah satu 
kegiatannya adalah Pencak Silat, yang mana pada tahun 2007 mereka ikut kegiatan 
Kejuaraan Pencak Silat Sejabodetabek-Banten, dan itu yang pertama kalinya 
mereka megikuti kejuaraan tersebut dan Alhamdulillah meskipun baru pertama kali 
ikut kejuaraan mereka sudah memberikan kontribusi yang positif dengan membawa 
pulang medali.
 
salam
agus setiawan
 
 


--- Pada Rab, 24/9/08, Yanweka <[EMAIL PROTECTED]> menulis:

Dari: Yanweka <[EMAIL PROTECTED]>
Topik: [silatindonesia] CONDET dan kisah Silat yang terlupakan
Kepada: silatindonesia@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 24 September, 2008, 9:22 PM







Malam ini iseng nonton Elsinta TV kebetulan yang lagi di sorot adalah KAwasan 
Condet di acara Kampng Kita, di ceritakan mengenai sejarah condet dahulu hingga 
sekarang, kawasan yang katanya hijau kini sdh menjadi ramai dengan pendatang 
dan gedung2 yang menggusur kawasan hijjau disana.

Tidak ketinggalan seni dan budaya yg di angkat, seperti peninggalan berupa 
rumah, gedung, dan keseniannya, di sorot pula kegiatan pemuda yang minoritas 
mempelajari gambang kromong dan tari-tarian. setelah itu habis dech acaranya.

Bagi para pecinta silat tentu ada yg kurang bila hanya mengangkat condet hanya 
pada seni budaya dan sejarahnya, padahal kalau kita simak condet juga menjadi 
salah satu bagian perkembangan pencak silat di Indonesia, walaupun yang tersisa 
hanya beberapa gelintir perguruan asli, yang lainnya sdh musnah di telan waktu. 

silat tidak hanya di lupakan oleh media seperti televisi namun juga warga 
condet itu sendiri. tidak banyak pemuda yang menekuni silat sebagai budaya dan 
olahraga mereka, padahal jaman dahulu dalam sejarah tanah betawi silat adalah 
bagian yang tidak bisa di pisahkan dari kehidupan sehari-hari, dimana selesai 
mengaji lalu belajar silat, kini semuanya sdh berubah, pradigma mengenai silat 
menjadi berbeda, dimana tidak banyak lagi kalangan muda yang selesai mengaji 
lalu belajar silat...malah silat kini menjadi bagian yang seolah di pisahkan 
dan terlupakan.

akankah silat masih bisa bertahan di tanah condet, lalu bagaimana silat dahulu 
bisa menjadi bagian rantai budaya bahkan agama?? mengapa kini tidak lagi, 
adakah yang bergeser atau berubah, kita tidak tahu. hanya rumput yang bergoyang 
yang tahu jawabannya.

salam
Yanweka

[Non-text portions of this message have been removed]

 














  
___
Dapatkan alamat Email baru Anda!
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

[Non-text portions of this message have been removed]



[silatindonesia] Re: CONDET dan kisah Silat yang terlupakan

2008-09-24 Terurut Topik gusman_mi6
Secara institusi silat di Condet nasibnya tidak kurang & tidak lebih dari duku 
dan salaknya, 
dimana akhir 70an saat saya merasakan banyaknya pilihan untuk latihan silat di 
Condet 
khususnya dan Kramat Jati umumnya. Sebut saja Mutiara, Putra Condet, Putra 
Setia, Sapu 
Jagat, Persahabatan, Tapak Merah Abdul Jabbar, Al Hikmah, Silo Macan (sebelum 
bernama 
IPOSI), Selendang Putih, Macan Betawi, Sunda Kelapa, Ki Atu, Ki Jirimin dan 
Beriak Naga.

Secara personil kita masih dapat menjumpai orang-orang yang masih merindukan 
silat 
seperti dulu, seperti Baba Nahali, Bang Ali, Bang Salim, Bang Dudung meski 
tidak 
semuanya masih berdomisili di Condet. Namun apa lacur, kehidupan modernisme dan 
hedonisme menjadikan silat Condet dilupakan generasi mudanya.

Sekarang tinggal niatan kita sebagai generasi muda, untuk terus menggiatkan 
lagi pencak 
silat tradisional Condet yang dulu pernah banyak menghasilkan Jawara dan 
Pejuang. Tidak 
harus memandang dia dari suku mana, sebagaimana peranan Pak'E semalam dalam 
acara 
TV El Shinta yang justru orang Jawa, tapi sangat peduli dengan kesenian Betawi.

Semoga menjadi perenungan kita semua, wabil khusus generasi muda Betawi.

Tabe;...





--- In silatindonesia@yahoogroups.com, alamsyah sk <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> 
> silat condet yang mulai terbias, terkikis habis dan tercodet oleh senjata 
> yang dinamakan 
modernisasi...
> 
> huuh :-(
> 
> --- On Wed, 9/24/08, Yanweka <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> From: Yanweka <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: [silatindonesia] CONDET dan kisah Silat yang terlupakan
> To: silatindonesia@yahoogroups.com
> Date: Wednesday, September 24, 2008, 2:22 PM
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> Malam ini iseng nonton Elsinta TV kebetulan yang lagi di sorot adalah KAwasan 
> Condet 
di acara Kampng Kita, di ceritakan mengenai sejarah condet dahulu hingga 
sekarang, 
kawasan yang katanya hijau kini sdh menjadi ramai dengan pendatang dan gedung2 
yang 
menggusur kawasan hijjau disana.
> 
> 
> 
> Tidak ketinggalan seni dan budaya yg di angkat, seperti peninggalan berupa 
> rumah, 
gedung, dan keseniannya, di sorot pula kegiatan pemuda yang minoritas 
mempelajari 
gambang kromong dan tari-tarian. setelah itu habis dech acaranya.
> 
> 
> 
> Bagi para pecinta silat tentu ada yg kurang bila hanya mengangkat condet 
> hanya  pada 
seni budaya dan sejarahnya, padahal kalau kita simak condet juga menjadi salah 
satu 
bagian perkembangan pencak silat di Indonesia, walaupun yang tersisa hanya 
beberapa 
gelintir perguruan asli, yang lainnya sdh musnah di telan waktu. 
> 
> 
> 
> silat tidak hanya di lupakan oleh  media seperti televisi namun juga warga 
> condet itu 
sendiri. tidak banyak pemuda yang menekuni silat sebagai budaya dan olahraga 
mereka, 
padahal jaman dahulu dalam sejarah tanah betawi silat adalah bagian yang tidak 
bisa di 
pisahkan dari kehidupan sehari-hari, dimana selesai mengaji lalu belajar silat, 
kini 
semuanya sdh berubah, pradigma mengenai silat menjadi berbeda, dimana tidak 
banyak 
lagi kalangan muda yang selesai mengaji lalu belajar silat...malah silat kini 
menjadi bagian 
yang seolah di pisahkan dan terlupakan.
> 
> 
> 
> akankah silat masih bisa bertahan di tanah condet, lalu bagaimana silat 
> dahulu bisa 
menjadi bagian rantai budaya bahkan agama?? mengapa kini tidak lagi, adakah 
yang 
bergeser atau berubah, kita tidak tahu. hanya rumput yang bergoyang yang tahu 
jawabannya.
> 
> 
> 
> salam
> 
> Yanweka
> 
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
> 
> 
> 
> 
>   
> 
> 
> 
>   
>
>   
>   
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>   
> 
> 
>   
>   
> 
> 
>   
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>





Re: [silatindonesia] CONDET dan kisah Silat yang terlupakan

2008-09-24 Terurut Topik alamsyah sk

silat condet yang mulai terbias, terkikis habis dan tercodet oleh senjata yang 
dinamakan modernisasi...

huuh :-(

--- On Wed, 9/24/08, Yanweka <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: Yanweka <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [silatindonesia] CONDET dan kisah Silat yang terlupakan
To: silatindonesia@yahoogroups.com
Date: Wednesday, September 24, 2008, 2:22 PM













Malam ini iseng nonton Elsinta TV kebetulan yang lagi di sorot adalah KAwasan 
Condet di acara Kampng Kita, di ceritakan mengenai sejarah condet dahulu hingga 
sekarang, kawasan yang katanya hijau kini sdh menjadi ramai dengan pendatang 
dan gedung2 yang menggusur kawasan hijjau disana.



Tidak ketinggalan seni dan budaya yg di angkat, seperti peninggalan berupa 
rumah, gedung, dan keseniannya, di sorot pula kegiatan pemuda yang minoritas 
mempelajari gambang kromong dan tari-tarian. setelah itu habis dech acaranya.



Bagi para pecinta silat tentu ada yg kurang bila hanya mengangkat condet hanya  
pada seni budaya dan sejarahnya, padahal kalau kita simak condet juga menjadi 
salah satu bagian perkembangan pencak silat di Indonesia, walaupun yang tersisa 
hanya beberapa gelintir perguruan asli, yang lainnya sdh musnah di telan waktu. 



silat tidak hanya di lupakan oleh  media seperti televisi namun juga warga 
condet itu sendiri. tidak banyak pemuda yang menekuni silat sebagai budaya dan 
olahraga mereka, padahal jaman dahulu dalam sejarah tanah betawi silat adalah 
bagian yang tidak bisa di pisahkan dari kehidupan sehari-hari, dimana selesai 
mengaji lalu belajar silat, kini semuanya sdh berubah, pradigma mengenai silat 
menjadi berbeda, dimana tidak banyak lagi kalangan muda yang selesai mengaji 
lalu belajar silat...malah silat kini menjadi bagian yang seolah di pisahkan 
dan terlupakan.



akankah silat masih bisa bertahan di tanah condet, lalu bagaimana silat dahulu 
bisa menjadi bagian rantai budaya bahkan agama?? mengapa kini tidak lagi, 
adakah yang bergeser atau berubah, kita tidak tahu. hanya rumput yang bergoyang 
yang tahu jawabannya.



salam

Yanweka



[Non-text portions of this message have been removed]




  




 

















  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [silatindonesia] PERASAAN KASIH SAYANG pada perguruan yang berbeda aliran, was ((__BOJONEGORO

2008-09-24 Terurut Topik Sudirman Yan
Setahu saya setiap cabang olah raga yang dimasukan harus didukung beberapa 
negara dan disetujui/diusulkan oleh tuan rumah. Untuk diusulkan oleh tuan rumah 
tentu perlu pendekatan-pendekatan perbagai pihak, terutama Pemerintah Indonesia 
selain Pengurus Induk cabang olah raga tersebut kalau Silat 
(Persilat).Contohnya saat Sea Games 2007 di Thailand, Thailand memasukan cabang 
olahraga Muaythai.
Itu saja sekedar yang saya ketahui.
 
Wassalam
Sudirman Yan


--- On Wed, 9/24/08, Herman B <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: Herman B <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [silatindonesia] PERASAAN KASIH SAYANG pada perguruan yang berbeda 
aliran, was ((__BOJONEGORO
To: silatindonesia@yahoogroups.com
Date: Wednesday, September 24, 2008, 2:55 AM






Sekedar usul apa mungkin perlu di usulkan adanya UU perlindungan dan 
pengembangan silat di indonesia? bayangan saya kalau UU ini ada maka bisa 
menjadi gerakan nasional silat, dalam UU juga dimasukan komitmen semua pihak 
termasuk pemerintah, masyarakat dan perusahaan untuk memberikan dukungan. 
 

--- On Wed, 9/24/08, T_SAS <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:

From: T_SAS <[EMAIL PROTECTED] com>
Subject: Re: [silatindonesia] PERASAAN KASIH SAYANG pada perguruan yang berbeda 
aliran, was ((__BOJONEGORO
To: silatindonesia@ yahoogroups. com
Date: Wednesday, September 24, 2008, 3:33 AM

Bang Sudirman, 
Apa persyaratan pokok dari panitya olimpic? Agar silat diterima. 
Padahal Indonesia negara besar diibandingkan Korea. 

Di USA silat sudah mulai popular dengan perjuangan rekan2 

Kang Yana 
Sent via BlackBerry from T-Mobile 

-Original Message- 
From: Sudirman Yan  

Date: Tue, 23 Sep 2008 23:25:44 
To:  
Subject: Re: [silatindonesia] PERASAAN KASIH SAYANG pada perguruan yang berbeda 
aliran, was ((__BOJONEGORO 

Terima kasih Kang Yana, 
Agar Silat masuk Olimpic, semua komponen masyarakat Indonesia harus berperan 
aktif agar Silat dapat diterima, termasuk pihak pemerintah. 
Contoh yang sangat memprihatinkan adalah saat Asian Games, di Korea Selatan 
Silat sudah ditampilkan sebagai salah satu calon cabang olah raga yang akan 
dipertandingan di Asian Games mendatang di Qatar, tetapi apa dikata ternyata 
Silat belum dapat diterima. 
Padahal PB IPSI sudah berusaha dengan segala upaya, sayangnya pemerintah RI 
tidak mendukung sepenuhnya. 
Coba lihat, jika ada pertandingan Tae Kwon do semua koran Ibu kota memasukannya 
dihalaman depan, pengusaha Korea ikut sebagai sponsor, tetapi kalu Silat 
bagaimana ? 
Sepi dari berita cari sponsor susah. 
Mudah-mudahan kedepannya Pemerintah dan komponen Bangsa yang lain akan peduli 
dengan keberadaan Silat. Sehingga Silat dapat dipertandingkan di Olimpic 
  
Wassalam 
Sudirman Yan 

--- On Tue, 9/23/08, T_SAS  wrote: 

From: T_SAS  
Subject: Re: [silatindonesia] PERASAAN KASIH SAYANG pada perguruan yang berbeda 
aliran, was ((__BOJONEGORO 
To: silatindonesia@ yahoogroups. com 
Date: Tuesday, September 23, 2008, 6:58 PM 

Beda perguruan tetep sayang silih asah silih asuh. 
Silahkan Mas Alamsyah pelesiran ke New York City seperti Mas Oong sering ketemu 
saya di hotelnya sambil diskusi masa depan silat masuk olymic. 

Salam buat Bang Sudirman Yan 
Silat harus punya kursi di MPR top Parlemen. 
Silat berpolitik bagus sekali. 
Setelah motonya mental spiritual,olah raga dan seni. 

Kita tidak perlu berdusta pada para pesilat yang mayoritas besar mendukung ABRI 
sebagai pertahanan negara. Bahkan pesilat jadi president pun kita dari 
perwakilab silat USA support Bang Yan 

Pertanyaan saya buat Bang Yan yang Pendekar bagaimana silat bisa di akui di 
olympic? 

Berbagai bangsa di dunia jangan menganggap silat sama dengan TaekKwondo karate 
judo . Yang sudah di akui di oplympic 
Juga silat jangan sama seperti kung fu jujitsu hapkido kempo 
Tai chi dalam metode pengajaran. 

Silat harus murni kreasi olahan budaya bangsa Indonesia tanpa MENJIPLAK budaya 
asing. 

Jangan lupa kalau sudah jadi pemimpin pikirin kesejahteraan 
Para pendekar di pelosok nusantara mereka adalah tulang punggung ilmu silat. 
Mereka juga yang dukung bela diri negara. 

Wassalam 
Selamat menunaikan ibadah puasa 

Kang Yana 
New YorkCity 
Sent via BlackBerry from T-Mobile 

-Original Message- 
From: alamsyah sk  

Date: Tue, 23 Sep 2008 20:56:58 
To:  
Subject: [silatindonesia] PERASAAN KASIH SAYANG pada perguruan yang berbeda 
aliran, was ((__BOJONEGORO 

kang yana sayang sama aku gak? 

ps : nanti kalau ada rezeki bisa ke USA, bisa minto tolong buat pelesir neh... 

--- On Tue, 9/23/08, T_SAS  wrote: 
From: T_SAS  
Subject: Re: Bls: [silatindonesia] Re: ((__BOJONEGORO_ __BERGOYANG_ _)) 
To: silatindonesia@ yahoogroups. com 
Date: Tuesday, September 23, 2008, 4:33 PM 

Maksudnya PERASAA|N KASIH SAYANG pada perguruan yang berbeda aliran. 

Bila embah2 menanamkan etika saling menghormati \ budi luhur tawuran tidak akan 
terjadi 

. 

Kang Yana 

|New York City 

Sent via BlackBerry from T-Mobile 

-Original Message- 

From: alamsyah sk  

Date: Tue, 23 Sep 2008 00:41:09

[silatindonesia] CONDET dan kisah Silat yang terlupakan

2008-09-24 Terurut Topik Yanweka

Malam ini iseng nonton Elsinta TV kebetulan yang lagi di sorot adalah KAwasan 
Condet di acara Kampng Kita, di ceritakan mengenai sejarah condet dahulu hingga 
sekarang, kawasan yang katanya hijau kini sdh menjadi ramai dengan pendatang 
dan gedung2 yang menggusur kawasan hijjau disana.

Tidak ketinggalan seni dan budaya yg di angkat, seperti peninggalan berupa 
rumah, gedung, dan keseniannya, di sorot pula kegiatan pemuda yang minoritas 
mempelajari gambang kromong dan tari-tarian. setelah itu habis dech acaranya.

Bagi para pecinta silat tentu ada yg kurang bila hanya mengangkat condet hanya  
pada seni budaya dan sejarahnya, padahal kalau kita simak condet juga menjadi 
salah satu bagian perkembangan pencak silat di Indonesia, walaupun yang tersisa 
hanya beberapa gelintir perguruan asli, yang lainnya sdh musnah di telan waktu. 

silat tidak hanya di lupakan oleh  media seperti televisi namun juga warga 
condet itu sendiri. tidak banyak pemuda yang menekuni silat sebagai budaya dan 
olahraga mereka, padahal jaman dahulu dalam sejarah tanah betawi silat adalah 
bagian yang tidak bisa di pisahkan dari kehidupan sehari-hari, dimana selesai 
mengaji lalu belajar silat, kini semuanya sdh berubah, pradigma mengenai silat 
menjadi berbeda, dimana tidak banyak lagi kalangan muda yang selesai mengaji 
lalu belajar silat...malah silat kini menjadi bagian yang seolah di pisahkan 
dan terlupakan.

akankah silat masih bisa bertahan di tanah condet, lalu bagaimana silat dahulu 
bisa menjadi bagian rantai budaya bahkan agama?? mengapa kini tidak lagi, 
adakah yang bergeser atau berubah, kita tidak tahu. hanya rumput yang bergoyang 
yang tahu jawabannya.

salam
Yanweka






[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [silatindonesia] PERASAAN KASIH SAYANG pada perguruan yang berbeda aliran, was ((__BOJONEGORO

2008-09-24 Terurut Topik Herman B
Sekedar usul apa mungkin perlu di usulkan adanya UU perlindungan dan 
pengembangan silat di indonesia? bayangan saya kalau UU ini ada maka bisa 
menjadi gerakan nasional silat, dalam UU juga dimasukan komitmen semua pihak 
termasuk pemerintah, masyarakat dan perusahaan untuk memberikan dukungan. 
 


--- On Wed, 9/24/08, T_SAS <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: T_SAS <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [silatindonesia] PERASAAN KASIH SAYANG pada perguruan yang berbeda 
aliran, was ((__BOJONEGORO
To: silatindonesia@yahoogroups.com
Date: Wednesday, September 24, 2008, 3:33 AM






Bang Sudirman, 
Apa persyaratan pokok dari panitya olimpic? Agar silat diterima. 
Padahal Indonesia negara besar diibandingkan Korea. 

Di USA silat sudah mulai popular dengan perjuangan rekan2 

Kang Yana 
Sent via BlackBerry from T-Mobile 

-Original Message- 
From: Sudirman Yan  

Date: Tue, 23 Sep 2008 23:25:44 
To:  
Subject: Re: [silatindonesia] PERASAAN KASIH SAYANG pada perguruan yang berbeda 
aliran, was ((__BOJONEGORO 


Terima kasih Kang Yana, 
Agar Silat masuk Olimpic, semua komponen masyarakat Indonesia harus berperan 
aktif agar Silat dapat diterima, termasuk pihak pemerintah. 
Contoh yang sangat memprihatinkan adalah saat Asian Games, di Korea Selatan 
Silat sudah ditampilkan sebagai salah satu calon cabang olah raga yang akan 
dipertandingan di Asian Games mendatang di Qatar, tetapi apa dikata ternyata 
Silat belum dapat diterima. 
Padahal PB IPSI sudah berusaha dengan segala upaya, sayangnya pemerintah RI 
tidak mendukung sepenuhnya. 
Coba lihat, jika ada pertandingan Tae Kwon do semua koran Ibu kota memasukannya 
dihalaman depan, pengusaha Korea ikut sebagai sponsor, tetapi kalu Silat 
bagaimana ? 
Sepi dari berita cari sponsor susah. 
Mudah-mudahan kedepannya Pemerintah dan komponen Bangsa yang lain akan peduli 
dengan keberadaan Silat. Sehingga Silat dapat dipertandingkan di Olimpic 
  
Wassalam 
Sudirman Yan 

--- On Tue, 9/23/08, T_SAS <[EMAIL PROTECTED] com> wrote: 

From: T_SAS <[EMAIL PROTECTED] com> 
Subject: Re: [silatindonesia] PERASAAN KASIH SAYANG pada perguruan yang berbeda 
aliran, was ((__BOJONEGORO 
To: silatindonesia@ yahoogroups. com 
Date: Tuesday, September 23, 2008, 6:58 PM 






Beda perguruan tetep sayang silih asah silih asuh. 
Silahkan Mas Alamsyah pelesiran ke New York City seperti Mas Oong sering ketemu 
saya di hotelnya sambil diskusi masa depan silat masuk olymic. 


Salam buat Bang Sudirman Yan 
Silat harus punya kursi di MPR top Parlemen. 
Silat berpolitik bagus sekali. 
Setelah motonya mental spiritual,olah raga dan seni. 

Kita tidak perlu berdusta pada para pesilat yang mayoritas besar mendukung ABRI 
sebagai pertahanan negara. Bahkan pesilat jadi president pun kita dari 
perwakilab silat USA support Bang Yan 

Pertanyaan saya buat Bang Yan yang Pendekar bagaimana silat bisa di akui di 
olympic? 

Berbagai bangsa di dunia jangan menganggap silat sama dengan TaekKwondo karate 
judo . Yang sudah di akui di oplympic 
Juga silat jangan sama seperti kung fu jujitsu hapkido kempo 
Tai chi dalam metode pengajaran. 

Silat harus murni kreasi olahan budaya bangsa Indonesia tanpa MENJIPLAK budaya 
asing. 

Jangan lupa kalau sudah jadi pemimpin pikirin kesejahteraan 
Para pendekar di pelosok nusantara mereka adalah tulang punggung ilmu silat. 
Mereka juga yang dukung bela diri negara. 

Wassalam 
Selamat menunaikan ibadah puasa 

Kang Yana 
New YorkCity 
Sent via BlackBerry from T-Mobile 

-Original Message- 
From: alamsyah sk  

Date: Tue, 23 Sep 2008 20:56:58 
To:  
Subject: [silatindonesia] PERASAAN KASIH SAYANG pada perguruan yang berbeda 
aliran, was ((__BOJONEGORO 


kang yana sayang sama aku gak? 


ps : nanti kalau ada rezeki bisa ke USA, bisa minto tolong buat pelesir neh... 

--- On Tue, 9/23/08, T_SAS  wrote: 
From: T_SAS  
Subject: Re: Bls: [silatindonesia] Re: ((__BOJONEGORO_ __BERGOYANG_ _)) 
To: silatindonesia@ yahoogroups. com 
Date: Tuesday, September 23, 2008, 4:33 PM 











Maksudnya PERASAA|N KASIH SAYANG pada perguruan yang berbeda aliran. 



Bila embah2 menanamkan etika saling menghormati \ budi luhur tawuran tidak akan 
terjadi 

. 

Kang Yana 

|New York City 

Sent via BlackBerry from T-Mobile 



-Original Message- 

From: alamsyah sk  



Date: Tue, 23 Sep 2008 00:41:09 

To:  

Subject: Re: Bls: [silatindonesia] Re: ((__BOJONEGORO_ __BERGOYANG_ _)) 





Guruku Wak H. Azis pernah mengajarkan begini : 



"Bersilatlah dengan RASA maka saat akan bertarung kita memakai PERASAAN" 



hehehehhehe kalau pake perasaan pasti gak jadi mukul...keren ya... 







--- On Tue, 9/23/08, abi hanny <[EMAIL PROTECTED] com> wrote: 

From: abi hanny <[EMAIL PROTECTED] com> 

Subject: Re: Bls: [silatindonesia] Re: ((__BOJONEGORO_ __BERGOYANG_ _)) 

To: silatindonesia@ yahoogroups. com 

Date: Tuesday, September 23, 2008, 7:09 AM 























mbah guruku: Sensei Morihei Ueshiba ( 'O Sensei ) pernah mengajarkan begini : 



"Budo (jalan beladiri)

Re: [silatindonesia] PERASAAN KASIH SAYANG pada perguruan yang berbeda aliran, was ((__BOJONEGORO

2008-09-24 Terurut Topik T_SAS
Bang Sudirman,
Apa persyaratan pokok dari panitya olimpic? Agar silat diterima. 
Padahal Indonesia negara besar diibandingkan  Korea.

Di USA silat sudah mulai popular dengan perjuangan rekan2

Kang Yana
Sent via BlackBerry from T-Mobile

-Original Message-
From: Sudirman Yan <[EMAIL PROTECTED]>

Date: Tue, 23 Sep 2008 23:25:44 
To: 
Subject: Re: [silatindonesia] PERASAAN KASIH SAYANG pada perguruan yang berbeda 
aliran, was ((__BOJONEGORO


Terima kasih Kang Yana,
Agar Silat masuk Olimpic, semua komponen masyarakat Indonesia harus berperan 
aktif agar Silat dapat diterima, termasuk pihak pemerintah.
Contoh yang sangat memprihatinkan adalah saat Asian Games, di Korea Selatan 
Silat sudah ditampilkan sebagai salah satu calon cabang olah raga yang akan 
dipertandingan di Asian Games mendatang di Qatar, tetapi apa dikata ternyata 
Silat belum dapat diterima.
Padahal PB IPSI sudah berusaha dengan segala upaya, sayangnya pemerintah RI 
tidak mendukung sepenuhnya.
Coba lihat, jika ada pertandingan Tae Kwon do semua koran Ibu kota memasukannya 
dihalaman depan, pengusaha Korea ikut sebagai sponsor, tetapi kalu Silat 
bagaimana ?
Sepi dari berita cari sponsor susah.
Mudah-mudahan kedepannya Pemerintah dan komponen Bangsa yang lain akan peduli 
dengan keberadaan Silat. Sehingga Silat dapat dipertandingkan di Olimpic
�
Wassalam
Sudirman Yan

--- On Tue, 9/23/08, T_SAS <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: T_SAS <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [silatindonesia] PERASAAN KASIH SAYANG pada perguruan yang berbeda 
aliran, was ((__BOJONEGORO
To: silatindonesia@yahoogroups.com
Date: Tuesday, September 23, 2008, 6:58 PM






Beda perguruan tetep sayang silih asah silih asuh. 
Silahkan Mas Alamsyah pelesiran ke New York City seperti Mas Oong sering ketemu 
saya di hotelnya sambil diskusi masa depan silat masuk olymic. 


Salam buat Bang Sudirman Yan 
Silat harus punya kursi di MPR top Parlemen. 
Silat berpolitik bagus sekali. 
Setelah motonya mental spiritual,olah raga dan seni. 

Kita tidak perlu berdusta pada para pesilat yang mayoritas besar mendukung ABRI 
sebagai pertahanan negara. Bahkan pesilat jadi president pun kita dari 
perwakilab silat USA support Bang Yan 

Pertanyaan saya buat Bang Yan yang Pendekar bagaimana silat bisa di akui di 
olympic?

Berbagai bangsa di dunia jangan menganggap silat sama dengan TaekKwondo karate 
judo . Yang sudah di akui di oplympic
Juga silat jangan sama seperti kung fu jujitsu hapkido kempo
Tai chi dalam metode pengajaran. 

Silat harus murni kreasi olahan budaya bangsa Indonesia tanpa MENJIPLAK budaya 
asing. 

Jangan lupa kalau sudah jadi pemimpin pikirin kesejahteraan
Para pendekar di pelosok nusantara mereka adalah tulang punggung ilmu silat. 
Mereka juga yang dukung bela diri negara. 

Wassalam
Selamat menunaikan ibadah puasa

Kang Yana
New YorkCity
Sent via BlackBerry from T-Mobile

-Original Message-
From: alamsyah sk <[EMAIL PROTECTED] com>

Date: Tue, 23 Sep 2008 20:56:58 
To: 
Subject: [silatindonesia] PERASAAN KASIH SAYANG pada perguruan yang berbeda 
aliran, was ((__BOJONEGORO


kang yana sayang sama aku gak?


ps : nanti kalau ada rezeki bisa ke USA, bisa minto tolong buat pelesir neh...

--- On Tue, 9/23/08, T_SAS <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:
From: T_SAS <[EMAIL PROTECTED] com>
Subject: Re: Bls: [silatindonesia] Re: ((__BOJONEGORO___BERGOYANG__))
To: silatindonesia@ yahoogroups. com
Date: Tuesday, September 23, 2008, 4:33 PM











Maksudnya PERASAA|N KASIH SAYANG pada perguruan yang berbeda aliran. 



Bila embah2 menanamkan etika saling menghormati \ budi luhur tawuran tidak akan 
terjadi

. 

Kang Yana

|New York City

Sent via BlackBerry from T-Mobile



-Original Message-

From: alamsyah sk 



Date: Tue, 23 Sep 2008 00:41:09 

To: 

Subject: Re: Bls: [silatindonesia] Re: ((__BOJONEGORO___BERGOYANG__))





Guruku Wak H. Azis pernah mengajarkan begini :



"Bersilatlah dengan RASA maka saat akan bertarung kita memakai PERASAAN"



hehehehhehe kalau pake perasaan pasti gak jadi mukul...keren ya...







--- On Tue, 9/23/08, abi hanny <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:

From: abi hanny <[EMAIL PROTECTED] com>

Subject: Re: Bls: [silatindonesia] Re: ((__BOJONEGORO___BERGOYANG__))

To: silatindonesia@ yahoogroups. com

Date: Tuesday, September 23, 2008, 7:09 AM























mbah guruku: Sensei Morihei Ueshiba ( 'O Sensei ) pernah mengajarkan begini :



"Budo (jalan beladiri) yang sejati, adalah Budo yang tak pernah terkalahkan,



tak pernah terkalahkan, berarti tidak pernah bertarung, tidak pernah bertarung 
berarti TIDAK PUNYA MUSUH,



jadi seharusnya dengan Budo kita jadikan manusia satu keluarga, kita damaikan 
dunia dengan CINTA."



demikian pesannya sebelum beliau wafat.



juga mbah gichin Funakoshi pernah berpesan kepada murid dan pengikutnya:



"Ilmu beladiri, adalah untuk melindungi diri,



adalah salah kalau digunakan untuk mencelakai dan menyakiti diri



diri sendiri terlebih lagi diri ORANG LAIN!!"







Re: [silatindonesia] Re: PERASAAN KASIH SAYANG pada perguruan yang berbeda aliran, was ((__BOJONEGORO

2008-09-24 Terurut Topik Arief Baskoro
yaa... mungkin mereka belum tahu ada aliran silat yang sebetulnya tidak kalah, 
bahkan lebih dahsyat dari beladiri2 import yang lagi populer itu. contohnya gak 
banyak yang tahu kan kalo ada aliran silat yang gak kelah hebat dari Aikido, 
seperti Cikalong, ataupun yang permainan senjatanya gak kalah hebat seperti 
Seliwa dll. Saya aja kalo gak nyebur ke forum dan milis ini gak tahu.

(Orang anak sekarang banyak yang bilang kalo ngerokok pas puasa itu gak papa 
kok, khan gak makan ataupun minum katanya, ini beberapa kali saya temukan waktu 
lagi jalan2 di pusat gaul jakarta lho... :p)

jadi... salahnya dimana

 Arief Baskoro
www.ariefbaskoro.com




- Original Message 
From: dasaman_allaria <[EMAIL PROTECTED]>
To: silatindonesia@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, September 24, 2008 2:08:51 PM
Subject: [silatindonesia] Re: PERASAAN KASIH SAYANG pada perguruan yang berbeda 
aliran, was ((__BOJONEGORO


--- In silatindonesia@ yahoogroups. com, "dasaman_allaria"
 wrote:
>
> Tapi kalau silat dijadikan olahraga nasional pun banyak yang menentang
> kok, ya sudahlah, mo gimana?
> 
Oh ya, cara ampuh cari sponsor lagi adalah coba itu anak2 para cukong
rokok Indonesia diracuni silat, biar mereka mau jadi sponsor.

Tapi sayangnya anak2 cukong rokok indonesia sekarang maenannya BJJ dan
MMA, gimana dong?




  

[Non-text portions of this message have been removed]



[silatindonesia] Re: PERASAAN KASIH SAYANG pada perguruan yang berbeda aliran, was ((__BOJONEGORO

2008-09-24 Terurut Topik dasaman_allaria
--- In silatindonesia@yahoogroups.com, "dasaman_allaria"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Tapi kalau silat dijadikan olahraga nasional pun banyak yang menentang
> kok, ya sudahlah, mo gimana?
> 
Oh ya, cara ampuh cari sponsor lagi adalah coba itu anak2 para cukong
rokok Indonesia diracuni silat, biar mereka mau jadi sponsor.

Tapi sayangnya anak2 cukong rokok indonesia sekarang maenannya BJJ dan
MMA, gimana dong?



[silatindonesia] Re: PERASAAN KASIH SAYANG pada perguruan yang berbeda aliran, was ((__BOJONEGORO

2008-09-24 Terurut Topik dasaman_allaria
--- In silatindonesia@yahoogroups.com, alamsyah sk <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> taekwondo itu korea apa jepang sih? ???
>
taekwondo itu jelas2 Jepang.
 
> jangan-jangan orang luar juga mikir... silat itu indonesia apa
malaysia sih? ???
>
Silat bisa dari mana saja. Mo Malaysia, mo Filipina, mo Inggris juga bisa.

tapi kalau PENCAK SILAT, itu biasanya tandanya dari Indonesia.


> Padahal PB IPSI sudah berusaha dengan segala upaya, sayangnya
pemerintah RI tidak mendukung sepenuhnya.
>
Karena silat bukan olahraga nasional mas. Olahraga nasional di
Indonesia itu SEPAK BOLA dan BULU TANGKIS. Jangan heran kalau susah
cari sponsor.

Tapi kalau silat dijadikan olahraga nasional pun banyak yang menentang
kok, ya sudahlah, mo gimana?

Soal sponsor, dulu silat IPSI punya sponsor setia yang namanya
Panasonic, sekarang sih... gak deh...