Re: [silatindonesia] Trs: Fwd: [Sehat Bugar] Menghargai Orang Lain
wah bagus nih... --- On Thu, 9/25/08, asep sucihati <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: asep sucihati <[EMAIL PROTECTED]> Subject: [silatindonesia] Trs: Fwd: [Sehat Bugar] Menghargai Orang Lain To: [EMAIL PROTECTED], "Imey" <[EMAIL PROTECTED]>, "Dede kimlum" <[EMAIL PROTECTED]>, [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], "Martha Mutiara" <[EMAIL PROTECTED]>, "Sri Naryanti" <[EMAIL PROTECTED]>, silatindonesia@yahoogroups.com, "Teti" <[EMAIL PROTECTED]> Date: Thursday, September 25, 2008, 4:16 AM - Pesan Diteruskan Dari: asep halimi <[EMAIL PROTECTED] com> Kepada: asep313_2007@ yahoo.co. id Terkirim: Kamis, 25 September, 2008 11:04:57 Topik: Fwd: [Sehat Bugar] Menghargai Orang Lain -- Pesan terusan -- Dari: tiensherbal Tanggal: 25 September 2008 09:38 Subjek: [Sehat Bugar] Menghargai Orang Lain Ke: tiensherbal@ yahoogroups. com Menghargai Orang Lain Oleh : Andrie Wongso Dikisahkan, di sebuah pesta perpisahan sederhana pengunduran diri seorang direktur. Diadakan sebuah sesi acara penyampaian pesan, kesan, dan kritikan dari anak buah kepada mantan atasannya yang segera memasuki masa pensiun dari perusahaan tersebut. Karena waktu yang terbatas, kesempatan tersebut dipersilahkan dinyatakan dalam bentuk tulisan. Diantara pujian dan kesan yang diberikan, dipilih dan dibingkai untuk diabadikan kemudian dibacakan di acara tersebut, yakni sebuah catatan dengan gaya tulisan coretan dari seorang office boy yang telah bekerja cukup lama di perusahaan itu. Dia menulis semuanya dengan huruf kapital sebagai berikut, "Yang terhormat Pak Direktur. Terima kasih karena Bapak telah mengucapkan kata "tolong", setiap kali Bapak memberi tugas yang sebenarnya adalah tanggung jawab saya. Terima kasih Pak Direktur karena Bapak telah mengucapkan "maaf", saat Bapak menegur, mengingatkan dan berusaha memberitahu setiap kesalahan yang telah diperbuat karena Bapak ingin saya merubahnya menjadi kebaikan. Terima kasih Pak Direktur karena Bapak selalu mengucapkan "terima kasih" kepada saya atas hal-hal kecil yang telah saya kerjakan untuk Bapak.Terima kasih Pak Direktur atas semua penghargaan kepada orang kecil seperti saya sehingga saya bisa tetap bekerja dengan sebaik-baiknya, dengan kepala tegak, tanpa merasa direndahkan dan dikecilkan. Dan sampai kapan pun bapak adalah Pak Direktur buat saya. Terima kasih sekali lagi. Semoga Tuhan meridhoi jalan dimanapun Pak Direktur berada. Amin." Setelah sejenak keheningan menyelimuti ruangan itu, serentak tepuk tangan menggema memenuhi ruangan. Diam-diam Pak Direktur mengusap genangan airmata di sudut mata tuanya, terharu mendengar ungkapan hati seorang office boy yang selama ini dengan setia melayani kebutuhan seluruh isi kantor. Pak Direktur tidak pernah menyangka sama sekali bahwa sikap dan ucapan yang selama ini dilakukan, yang menurutnya begitu sederhana dan biasa-biasa saja, ternyata mampu memberi arti bagi orang kecil seperti si office boy tersebut. Terpilihnya tulisan itu untuk diabadikan, karena seluruh isi kantor itu setuju dan sepakat bahwa keteladanan dan kepemimpinan Pak Direktur akan mereka teruskan sebagai budaya di perusahaan itu. Pembaca Yang Budiman, Tiga kata "terimakasih, maaf, dan tolong" adalah kalimat pendek yang sangat sederhana tetapi mempunyai dampak yang positif. Namun mengapa kata-kata itu kadang sangat sulit kita ucapkan? Sebenarnya secara tidak langsung telah menunjukkan keberadaban dan kebesaran jiwa sosok manusia yang mengucapkannya. Apalagi diucapkan oleh seorang pemimpin kepada bawahannya. Pemimpin bukan sekedar memerintah dan mengawasi, tetapi lebih pada sikap keteladanan lewat cara berpikir, ucapan, dan tindakan yang mampu membimbing, membina, dan mengembangkan yang dipimpinnya sehingga tercipta sinergi dalam mencapai tujuan bersama. Tentu bagi siapapun kita perlu membiasakan mengucapkan kata-kata pendek seperti terima kasih, maaf, dan tolong dimana pun, kapan pun, dan dengan siapa pun kita berhubungan. Dengan mampu menghargai orang lain minimal kita telah menghargai diri kita sendiri. _ _ _ _ _ _ Dapatkan nama yang Anda sukai! Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail. com. http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ id/ [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [silatindonesia] Trs: Fwd: [Sehat Bugar] Menghargai Orang Lain
TERIMA KASIH mas emailnya, TOLONG kalau ada email lain seperti ini juga dishare lagi. MAAF kalau merepotnya. Salam Bukan direktur dan juga bukan OB ;-) --- On Wed, 9/24/08, asep sucihati <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: asep sucihati <[EMAIL PROTECTED]> Subject: [silatindonesia] Trs: Fwd: [Sehat Bugar] Menghargai Orang Lain To: [EMAIL PROTECTED], "Imey" <[EMAIL PROTECTED]>, "Dede kimlum" <[EMAIL PROTECTED]>, [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], "Martha Mutiara" <[EMAIL PROTECTED]>, "Sri Naryanti" <[EMAIL PROTECTED]>, silatindonesia@yahoogroups.com, "Teti" <[EMAIL PROTECTED]> Date: Wednesday, September 24, 2008, 9:16 PM - Pesan Diteruskan Dari: asep halimi <[EMAIL PROTECTED] com> Kepada: asep313_2007@ yahoo.co. id Terkirim: Kamis, 25 September, 2008 11:04:57 Topik: Fwd: [Sehat Bugar] Menghargai Orang Lain -- Pesan terusan -- Dari: tiensherbal Tanggal: 25 September 2008 09:38 Subjek: [Sehat Bugar] Menghargai Orang Lain Ke: tiensherbal@ yahoogroups. com Menghargai Orang Lain Oleh : Andrie Wongso Dikisahkan, di sebuah pesta perpisahan sederhana pengunduran diri seorang direktur. Diadakan sebuah sesi acara penyampaian pesan, kesan, dan kritikan dari anak buah kepada mantan atasannya yang segera memasuki masa pensiun dari perusahaan tersebut. Karena waktu yang terbatas, kesempatan tersebut dipersilahkan dinyatakan dalam bentuk tulisan. Diantara pujian dan kesan yang diberikan, dipilih dan dibingkai untuk diabadikan kemudian dibacakan di acara tersebut, yakni sebuah catatan dengan gaya tulisan coretan dari seorang office boy yang telah bekerja cukup lama di perusahaan itu. Dia menulis semuanya dengan huruf kapital sebagai berikut, "Yang terhormat Pak Direktur. Terima kasih karena Bapak telah mengucapkan kata "tolong", setiap kali Bapak memberi tugas yang sebenarnya adalah tanggung jawab saya. Terima kasih Pak Direktur karena Bapak telah mengucapkan "maaf", saat Bapak menegur, mengingatkan dan berusaha memberitahu setiap kesalahan yang telah diperbuat karena Bapak ingin saya merubahnya menjadi kebaikan. Terima kasih Pak Direktur karena Bapak selalu mengucapkan "terima kasih" kepada saya atas hal-hal kecil yang telah saya kerjakan untuk Bapak.Terima kasih Pak Direktur atas semua penghargaan kepada orang kecil seperti saya sehingga saya bisa tetap bekerja dengan sebaik-baiknya, dengan kepala tegak, tanpa merasa direndahkan dan dikecilkan. Dan sampai kapan pun bapak adalah Pak Direktur buat saya. Terima kasih sekali lagi. Semoga Tuhan meridhoi jalan dimanapun Pak Direktur berada. Amin." Setelah sejenak keheningan menyelimuti ruangan itu, serentak tepuk tangan menggema memenuhi ruangan. Diam-diam Pak Direktur mengusap genangan airmata di sudut mata tuanya, terharu mendengar ungkapan hati seorang office boy yang selama ini dengan setia melayani kebutuhan seluruh isi kantor. Pak Direktur tidak pernah menyangka sama sekali bahwa sikap dan ucapan yang selama ini dilakukan, yang menurutnya begitu sederhana dan biasa-biasa saja, ternyata mampu memberi arti bagi orang kecil seperti si office boy tersebut. Terpilihnya tulisan itu untuk diabadikan, karena seluruh isi kantor itu setuju dan sepakat bahwa keteladanan dan kepemimpinan Pak Direktur akan mereka teruskan sebagai budaya di perusahaan itu. Pembaca Yang Budiman, Tiga kata "terimakasih, maaf, dan tolong" adalah kalimat pendek yang sangat sederhana tetapi mempunyai dampak yang positif. Namun mengapa kata-kata itu kadang sangat sulit kita ucapkan? Sebenarnya secara tidak langsung telah menunjukkan keberadaban dan kebesaran jiwa sosok manusia yang mengucapkannya. Apalagi diucapkan oleh seorang pemimpin kepada bawahannya. Pemimpin bukan sekedar memerintah dan mengawasi, tetapi lebih pada sikap keteladanan lewat cara berpikir, ucapan, dan tindakan yang mampu membimbing, membina, dan mengembangkan yang dipimpinnya sehingga tercipta sinergi dalam mencapai tujuan bersama. Tentu bagi siapapun kita perlu membiasakan mengucapkan kata-kata pendek seperti terima kasih, maaf, dan tolong dimana pun, kapan pun, dan dengan siapa pun kita berhubungan. Dengan mampu menghargai orang lain minimal kita telah menghargai diri kita sendiri. _ _ _ _ _ _ Dapatkan nama yang Anda sukai! Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail. com. http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ id/ [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
[silatindonesia] IMAN
IMAN TANPA KERAGUAN Bukannya aku ragu dengan Qada dan Qadar-MU Tetapi aku ragukan orang-orang yang mengaku bisa membaca Qada dan Qadar-MU Bukannya juga aku meragukan Kiamat-MU Aku hanya meragukan orang-orang yang mengaku bisa menghitung-hitung Kiamat-MU Bukan pula aku ragu dengan Rasul-MU dan para nabi sebelumnya Hanya aku ragu dengan orang-orang yang menggunakan nama Rasul-MU demi kepentingan nafsu mereka, yaitu Orang yang senang meriwayatkan hadis palsu dan ber'ijtihad atasnya Tentunya bukannya aku ragu dengan para dengan Kalam-MU yang tertulis dalam Kitab Suci-MU Yang aku ragukan adalah orang-orang yang menafsirkan Kitab Suci-MU berdasarkan nafsu mereka sendiri , ataupun Orang-orang yang menambahkan atau mengurangkan Kalam-MU yang tertulis dalam Kitab Suci-MU Dan janganlah kau masukan aku ke dalam golongan orang yang ragu atas Malaikat-MU Hanya saja, aku ragu kepada mereka yang mengaku-ngaku bertemu Malaikat-MU padahal sesungguhnya mereka hanya bertemu dengan Jin yang menyesatkan Yang menggoda mereka dengan kesalehan palsu, dan wahyu palsu Hanya ENGKAU yang aku tidak temukan satu sebab yang dapat membuat aku meragukan ENGKAU yang tidak dapat dipalsukan, diserupai, disamakan, didustakan ENGKAU Yaa ALLAH yang ESA tak ada Illah yang lain Yaa ALLAH, Yaa Adza Wa Jallah... Jadikan Imanku jauh dari keraguan... Rama Jakarta, 25 September 2008
[silatindonesia] Trs: Fwd: [Sehat Bugar] Menghargai Orang Lain
- Pesan Diteruskan Dari: asep halimi <[EMAIL PROTECTED]> Kepada: [EMAIL PROTECTED] Terkirim: Kamis, 25 September, 2008 11:04:57 Topik: Fwd: [Sehat Bugar] Menghargai Orang Lain -- Pesan terusan -- Dari: tiensherbal <[EMAIL PROTECTED]> Tanggal: 25 September 2008 09:38 Subjek: [Sehat Bugar] Menghargai Orang Lain Ke: [EMAIL PROTECTED] Menghargai Orang Lain Oleh : Andrie Wongso Dikisahkan, di sebuah pesta perpisahan sederhana pengunduran diri seorang direktur. Diadakan sebuah sesi acara penyampaian pesan, kesan, dan kritikan dari anak buah kepada mantan atasannya yang segera memasuki masa pensiun dari perusahaan tersebut. Karena waktu yang terbatas, kesempatan tersebut dipersilahkan dinyatakan dalam bentuk tulisan. Diantara pujian dan kesan yang diberikan, dipilih dan dibingkai untuk diabadikan kemudian dibacakan di acara tersebut, yakni sebuah catatan dengan gaya tulisan coretan dari seorang office boy yang telah bekerja cukup lama di perusahaan itu. Dia menulis semuanya dengan huruf kapital sebagai berikut, "Yang terhormat Pak Direktur. Terima kasih karena Bapak telah mengucapkan kata "tolong", setiap kali Bapak memberi tugas yang sebenarnya adalah tanggung jawab saya. Terima kasih Pak Direktur karena Bapak telah mengucapkan "maaf", saat Bapak menegur, mengingatkan dan berusaha memberitahu setiap kesalahan yang telah diperbuat karena Bapak ingin saya merubahnya menjadi kebaikan. Terima kasih Pak Direktur karena Bapak selalu mengucapkan "terima kasih" kepada saya atas hal-hal kecil yang telah saya kerjakan untuk Bapak.Terima kasih Pak Direktur atas semua penghargaan kepada orang kecil seperti saya sehingga saya bisa tetap bekerja dengan sebaik-baiknya, dengan kepala tegak, tanpa merasa direndahkan dan dikecilkan. Dan sampai kapan pun bapak adalah Pak Direktur buat saya. Terima kasih sekali lagi. Semoga Tuhan meridhoi jalan dimanapun Pak Direktur berada. Amin." Setelah sejenak keheningan menyelimuti ruangan itu, serentak tepuk tangan menggema memenuhi ruangan. Diam-diam Pak Direktur mengusap genangan airmata di sudut mata tuanya, terharu mendengar ungkapan hati seorang office boy yang selama ini dengan setia melayani kebutuhan seluruh isi kantor. Pak Direktur tidak pernah menyangka sama sekali bahwa sikap dan ucapan yang selama ini dilakukan, yang menurutnya begitu sederhana dan biasa-biasa saja, ternyata mampu memberi arti bagi orang kecil seperti si office boy tersebut. Terpilihnya tulisan itu untuk diabadikan, karena seluruh isi kantor itu setuju dan sepakat bahwa keteladanan dan kepemimpinan Pak Direktur akan mereka teruskan sebagai budaya di perusahaan itu. Pembaca Yang Budiman, Tiga kata "terimakasih, maaf, dan tolong" adalah kalimat pendek yang sangat sederhana tetapi mempunyai dampak yang positif. Namun mengapa kata-kata itu kadang sangat sulit kita ucapkan? Sebenarnya secara tidak langsung telah menunjukkan keberadaban dan kebesaran jiwa sosok manusia yang mengucapkannya. Apalagi diucapkan oleh seorang pemimpin kepada bawahannya. Pemimpin bukan sekedar memerintah dan mengawasi, tetapi lebih pada sikap keteladanan lewat cara berpikir, ucapan, dan tindakan yang mampu membimbing, membina, dan mengembangkan yang dipimpinnya sehingga tercipta sinergi dalam mencapai tujuan bersama. Tentu bagi siapapun kita perlu membiasakan mengucapkan kata-kata pendek seperti terima kasih, maaf, dan tolong dimana pun, kapan pun, dan dengan siapa pun kita berhubungan. Dengan mampu menghargai orang lain minimal kita telah menghargai diri kita sendiri. ___ Dapatkan nama yang Anda sukai! Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com. http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/ [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [silatindonesia] Re: CONDET dan kisah Silat yang terlupakan
Om Yan Kiranya bisa terlupakan pencak silat di Condet itu kemungkinan besar pertama tidak adanya dukungan lagi atas kawasan pelestarian budaya Betawi. Pencak silat Condet sebenarnya belum mati, tergusur mengikut perkembangan jakarta kota kosmopolitan. Bp Fauzi Wibowo sendiri ketua IPSI DKI Jaya dan bapak pembina pencak silat, jika forum ini punya kemampuan untuk membicarakan situasi kondisi ini, sangat menggembirakan. Pentingnya dukungan pemerintah sangat diperlukan, kedua Forum kita harus membuat advokasi kepada kalangan pendekar/tokoh masyarakat betawi akan adanya keterbukaan akan pencak silat itu sendiri. Jikalau masih tertutup seperti sekarangi ini, mustahil pencak silat akan berkembang. Semoga menjadi pemikiran serius akan keadaan pencak silat di Condet. Jikalau keadaan pencak silat di ibukota saja begini. bagaimana dengan nasip pencak silat di Tondano sana ya... Selamat berpuasa Pepe --- On Thu, 9/25/08, Sudirman Yan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > From: Sudirman Yan <[EMAIL PROTECTED]> > Subject: Re: [silatindonesia] Re: CONDET dan kisah Silat yang terlupakan > To: silatindonesia@yahoogroups.com > Date: Thursday, September 25, 2008, 3:47 AM > Saya jadi terusik juga nih, kebetulan saya tinggal di Condet > Batu Ampar. > Memang Silat asli condet sudah tergusur karena perkembangan > jaman. > Orang betawi yang tinggal di Condet dilokasi dekat rumah > saya saja dapat dihitung jumlahnya, artinya sudah > berkurangnya komunitas betawi tanpa sengaja membuat Silat > Condet mulai terlupakan. > Ayo sahabat-sahabat Silat mari kita telusuri keberadaan > Silat tradisional Condet ini dan kita cari jalan keluar > bagaimana silat ini tetap ada, kalau diperlukan saya siap > bergabung. > > Wassalam > Sudirman Yan > > --- On Wed, 9/24/08, alamsyah sk > <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > From: alamsyah sk <[EMAIL PROTECTED]> > Subject: Re: [silatindonesia] Re: CONDET dan kisah Silat > yang terlupakan > To: silatindonesia@yahoogroups.com > Date: Wednesday, September 24, 2008, 5:32 PM > > > > > > > Ayooo kita singsingkan lengan !! > > sisihkan sedikit tenaga, waktu dan materi... > > --- On Thu, 9/25/08, gusman_mi6 <[EMAIL PROTECTED] > s.com> wrote: > From: gusman_mi6 <[EMAIL PROTECTED] s.com> > Subject: [silatindonesia] Re: CONDET dan kisah Silat yang > terlupakan > To: silatindonesia@ yahoogroups. com > Date: Thursday, September 25, 2008, 3:15 AM > > Secara institusi silat di Condet nasibnya tidak kurang > & tidak lebih dari duku dan salaknya, > > dimana akhir 70an saat saya merasakan banyaknya pilihan > untuk latihan silat di Condet > > khususnya dan Kramat Jati umumnya. Sebut saja Mutiara, > Putra Condet, Putra Setia, Sapu > > Jagat, Persahabatan, Tapak Merah Abdul Jabbar, Al Hikmah, > Silo Macan (sebelum bernama > > IPOSI), Selendang Putih, Macan Betawi, Sunda Kelapa, Ki > Atu, Ki Jirimin dan Beriak Naga. > > Secara personil kita masih dapat menjumpai orang-orang yang > masih merindukan silat > > seperti dulu, seperti Baba Nahali, Bang Ali, Bang Salim, > Bang Dudung meski tidak > > semuanya masih berdomisili di Condet. Namun apa lacur, > kehidupan modernisme dan > > hedonisme menjadikan silat Condet dilupakan generasi > mudanya. > > Sekarang tinggal niatan kita sebagai generasi muda, untuk > terus menggiatkan lagi pencak > > silat tradisional Condet yang dulu pernah banyak > menghasilkan Jawara dan Pejuang. Tidak > > harus memandang dia dari suku mana, sebagaimana peranan > Pak'E semalam dalam acara > > TV El Shinta yang justru orang Jawa, tapi sangat peduli > dengan kesenian Betawi. > > Semoga menjadi perenungan kita semua, wabil khusus generasi > muda Betawi. > > Tabe;... > > --- In silatindonesia@ yahoogroups. com, alamsyah sk > wrote: > > > > > > > > > silat condet yang mulai terbias, terkikis habis dan > tercodet oleh senjata yang dinamakan > > modernisasi. .. > > > > > > huuh :-( > > > > > > --- On Wed, 9/24/08, Yanweka <[EMAIL PROTECTED] .> > wrote: > > > From: Yanweka <[EMAIL PROTECTED] .> > > > Subject: [silatindonesia] CONDET dan kisah Silat yang > terlupakan > > > To: silatindonesia@ yahoogroups. com > > > Date: Wednesday, September 24, 2008, 2:22 PM > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > Malam ini iseng nonton Elsinta TV kebetulan yang lagi > di sorot adalah KAwasan Condet > > di acara Kampng Kita, di ceritakan mengenai sejarah condet > dahulu hingga sekarang, > > kawasan yang katanya hijau kini sdh menjadi ramai dengan > pendatang dan gedung2 yang > > menggusur kawasan hijjau disana. > > > > > > > > > > > > Tidak ketinggalan seni dan budaya yg di angkat, > seperti peninggalan berupa rumah, > > gedung, dan keseniannya, di sorot pula kegiatan pemuda yang > minoritas mempelajari > > gambang kromong dan tari-tarian. setelah itu habis dech > acaranya. > > > > > > > > > > > > Bagi para pecinta silat tentu ada yg kurang bila hanya > mengangkat
[silatindonesia] Selamat Hari Raya Idul Fitri
[Non-text portions of this message have been removed]
Re: [silatindonesia] Re: CONDET dan kisah Silat yang terlupakan
seberapa jauh produk budaya bertahan dalam perkembangan jaman, tergantung kepada seberapa jauh ia memberi kontribusi bagi kehidupan sosial masyarakat. Sebagai produk budaya, maka silat juga tidak terlepas dari hukum alam tadi. Jika jaman dahulu silat menjadi sarana perlindungan diri dan bahkan sebagai sarana mencapai kekuasaan. Atau juga dipergunakan sebagai bagian tak terlepaskan dari misi2 keagamaan. Nah, dengan perubahan jaman yang radikal yang kita sebut sebagai modernisasi, nampaknya untuk melestarikan pencak silat, kita perlu membuka wawasan lebih jauh dan merenungkan peran apa yang sesuai yang dapat diemban oleh pencak silat. Tentu saja kiat itu tidak sekedar menjadikan musium hidup seperti yang banyak kita lakukan selama ini. Dari sisi olah raga mungkin kita bisa mengembangkan sebagaimana mainstream perkembangan olah raga lain di iklim kapitalis di mana kita hidup. Di mana olah raga telah bermetamorfosis menjadi industri olah raga dengan orientasi kapital. Meskipun di sisi lain terasa risih jika mengingat misi sosial pencak silat. Di sisi lain, yaitu aspek budaya, mungkin kita bisa mengembangkan melalui entry pendidikan. Sebagai aspek pengembangan watak dan budi pekerti. Jadi kita mesti pula mengembangkan wacana2 yang mengangkat sisi filosofisnya. Sementara untuk membawa kembali silat sebagai bagian dari nafas hidup masyarakat, nampaknya kita mesti telaten mengembangkan dari unit2 masyarakat lingkup kecil. Kita bangun lagi dari awal melalui pola2 keteladanan. Sehingga pada akhirnya pendekar2 silat kembali menjadi figur2 masyarakat yang dihormati. Dan tentunya ini tak mudah, karena menurut saya pendekar silat masa depan dituntut tidak hanya bisa silat tapi juga menguasai perangkat2 budaya modern. Para ulama intelek yang menguasai silat. Mampukah kita?? Mari saudara2 bangkit, jaya pencak silat --- Pada Kam, 25/9/08, alamsyah sk <[EMAIL PROTECTED]> menulis: Dari: alamsyah sk <[EMAIL PROTECTED]> Topik: Re: [silatindonesia] Re: CONDET dan kisah Silat yang terlupakan Kepada: silatindonesia@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 25 September, 2008, 10:32 AM Ayooo kita singsingkan lengan !! sisihkan sedikit tenaga, waktu dan materi... --- On Thu, 9/25/08, gusman_mi6 <[EMAIL PROTECTED] s.com> wrote: From: gusman_mi6 <[EMAIL PROTECTED] s.com> Subject: [silatindonesia] Re: CONDET dan kisah Silat yang terlupakan To: silatindonesia@ yahoogroups. com Date: Thursday, September 25, 2008, 3:15 AM Secara institusi silat di Condet nasibnya tidak kurang & tidak lebih dari duku dan salaknya, dimana akhir 70an saat saya merasakan banyaknya pilihan untuk latihan silat di Condet khususnya dan Kramat Jati umumnya. Sebut saja Mutiara, Putra Condet, Putra Setia, Sapu Jagat, Persahabatan, Tapak Merah Abdul Jabbar, Al Hikmah, Silo Macan (sebelum bernama IPOSI), Selendang Putih, Macan Betawi, Sunda Kelapa, Ki Atu, Ki Jirimin dan Beriak Naga. Secara personil kita masih dapat menjumpai orang-orang yang masih merindukan silat seperti dulu, seperti Baba Nahali, Bang Ali, Bang Salim, Bang Dudung meski tidak semuanya masih berdomisili di Condet. Namun apa lacur, kehidupan modernisme dan hedonisme menjadikan silat Condet dilupakan generasi mudanya. Sekarang tinggal niatan kita sebagai generasi muda, untuk terus menggiatkan lagi pencak silat tradisional Condet yang dulu pernah banyak menghasilkan Jawara dan Pejuang. Tidak harus memandang dia dari suku mana, sebagaimana peranan Pak'E semalam dalam acara TV El Shinta yang justru orang Jawa, tapi sangat peduli dengan kesenian Betawi. Semoga menjadi perenungan kita semua, wabil khusus generasi muda Betawi. Tabe;... --- In silatindonesia@ yahoogroups. com, alamsyah sk wrote: > > > silat condet yang mulai terbias, terkikis habis dan tercodet oleh senjata > yang dinamakan modernisasi. .. > > huuh :-( > > --- On Wed, 9/24/08, Yanweka <[EMAIL PROTECTED] .> wrote: > From: Yanweka <[EMAIL PROTECTED] .> > Subject: [silatindonesia] CONDET dan kisah Silat yang terlupakan > To: silatindonesia@ yahoogroups. com > Date: Wednesday, September 24, 2008, 2:22 PM > > > > > > > > > > > > > > Malam ini iseng nonton Elsinta TV kebetulan yang lagi di sorot adalah KAwasan > Condet di acara Kampng Kita, di ceritakan mengenai sejarah condet dahulu hingga sekarang, kawasan yang katanya hijau kini sdh menjadi ramai dengan pendatang dan gedung2 yang menggusur kawasan hijjau disana. > > > > Tidak ketinggalan seni dan budaya yg di angkat, seperti peninggalan berupa > rumah, gedung, dan keseniannya, di sorot pula kegiatan pemuda yang minoritas mempelajari gambang kromong dan tari-tarian. setelah itu habis dech acaranya. > > > > Bagi para pecinta silat tentu ada yg kurang bila hanya mengangkat condet > hanya pada seni budaya
[silatindonesia] Selamat Hari Raya Idul Fitri
[Non-text portions of this message have been removed]
Re: [silatindonesia] Re: CONDET dan kisah Silat yang terlupakan
Saya jadi terusik juga nih, kebetulan saya tinggal di Condet Batu Ampar. Memang Silat asli condet sudah tergusur karena perkembangan jaman. Orang betawi yang tinggal di Condet dilokasi dekat rumah saya saja dapat dihitung jumlahnya, artinya sudah berkurangnya komunitas betawi tanpa sengaja membuat Silat Condet mulai terlupakan. Ayo sahabat-sahabat Silat mari kita telusuri keberadaan Silat tradisional Condet ini dan kita cari jalan keluar bagaimana silat ini tetap ada, kalau diperlukan saya siap bergabung. Wassalam Sudirman Yan --- On Wed, 9/24/08, alamsyah sk <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: alamsyah sk <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [silatindonesia] Re: CONDET dan kisah Silat yang terlupakan To: silatindonesia@yahoogroups.com Date: Wednesday, September 24, 2008, 5:32 PM Ayooo kita singsingkan lengan !! sisihkan sedikit tenaga, waktu dan materi... --- On Thu, 9/25/08, gusman_mi6 <[EMAIL PROTECTED] s.com> wrote: From: gusman_mi6 <[EMAIL PROTECTED] s.com> Subject: [silatindonesia] Re: CONDET dan kisah Silat yang terlupakan To: silatindonesia@ yahoogroups. com Date: Thursday, September 25, 2008, 3:15 AM Secara institusi silat di Condet nasibnya tidak kurang & tidak lebih dari duku dan salaknya, dimana akhir 70an saat saya merasakan banyaknya pilihan untuk latihan silat di Condet khususnya dan Kramat Jati umumnya. Sebut saja Mutiara, Putra Condet, Putra Setia, Sapu Jagat, Persahabatan, Tapak Merah Abdul Jabbar, Al Hikmah, Silo Macan (sebelum bernama IPOSI), Selendang Putih, Macan Betawi, Sunda Kelapa, Ki Atu, Ki Jirimin dan Beriak Naga. Secara personil kita masih dapat menjumpai orang-orang yang masih merindukan silat seperti dulu, seperti Baba Nahali, Bang Ali, Bang Salim, Bang Dudung meski tidak semuanya masih berdomisili di Condet. Namun apa lacur, kehidupan modernisme dan hedonisme menjadikan silat Condet dilupakan generasi mudanya. Sekarang tinggal niatan kita sebagai generasi muda, untuk terus menggiatkan lagi pencak silat tradisional Condet yang dulu pernah banyak menghasilkan Jawara dan Pejuang. Tidak harus memandang dia dari suku mana, sebagaimana peranan Pak'E semalam dalam acara TV El Shinta yang justru orang Jawa, tapi sangat peduli dengan kesenian Betawi. Semoga menjadi perenungan kita semua, wabil khusus generasi muda Betawi. Tabe;... --- In silatindonesia@ yahoogroups. com, alamsyah sk wrote: > > > silat condet yang mulai terbias, terkikis habis dan tercodet oleh senjata > yang dinamakan modernisasi. .. > > huuh :-( > > --- On Wed, 9/24/08, Yanweka <[EMAIL PROTECTED] .> wrote: > From: Yanweka <[EMAIL PROTECTED] .> > Subject: [silatindonesia] CONDET dan kisah Silat yang terlupakan > To: silatindonesia@ yahoogroups. com > Date: Wednesday, September 24, 2008, 2:22 PM > > > > > > > > > > > > > > Malam ini iseng nonton Elsinta TV kebetulan yang lagi di sorot adalah KAwasan > Condet di acara Kampng Kita, di ceritakan mengenai sejarah condet dahulu hingga sekarang, kawasan yang katanya hijau kini sdh menjadi ramai dengan pendatang dan gedung2 yang menggusur kawasan hijjau disana. > > > > Tidak ketinggalan seni dan budaya yg di angkat, seperti peninggalan berupa > rumah, gedung, dan keseniannya, di sorot pula kegiatan pemuda yang minoritas mempelajari gambang kromong dan tari-tarian. setelah itu habis dech acaranya. > > > > Bagi para pecinta silat tentu ada yg kurang bila hanya mengangkat condet > hanya pada seni budaya dan sejarahnya, padahal kalau kita simak condet juga menjadi salah satu bagian perkembangan pencak silat di Indonesia, walaupun yang tersisa hanya beberapa gelintir perguruan asli, yang lainnya sdh musnah di telan waktu. > > > > silat tidak hanya di lupakan oleh media seperti televisi namun juga warga > condet itu sendiri. tidak banyak pemuda yang menekuni silat sebagai budaya dan olahraga mereka, padahal jaman dahulu dalam sejarah tanah betawi silat adalah bagian yang tidak bisa di pisahkan dari kehidupan sehari-hari, dimana selesai mengaji lalu belajar silat, kini semuanya sdh berubah, pradigma mengenai silat menjadi berbeda, dimana tidak banyak lagi kalangan muda yang selesai mengaji lalu belajar silat...malah silat kini menjadi bagian yang seolah di pisahkan dan terlupakan. > > > > akankah silat masih bisa bertahan di tanah condet, lalu bagaimana silat > dahulu bisa menjadi bagian rantai budaya bahkan agama?? mengapa kini tidak lagi, adakah yang bergeser atau berubah, kita tidak tahu. hanya rumput yang bergoyang yang tahu jawabannya. > > > > salam > > Yanweka > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > [Non-text portions of this message have been removed] [N
Re: [silatindonesia] Re: CONDET dan kisah Silat yang terlupakan
Ayooo kita singsingkan lengan !! sisihkan sedikit tenaga, waktu dan materi... --- On Thu, 9/25/08, gusman_mi6 <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: gusman_mi6 <[EMAIL PROTECTED]> Subject: [silatindonesia] Re: CONDET dan kisah Silat yang terlupakan To: silatindonesia@yahoogroups.com Date: Thursday, September 25, 2008, 3:15 AM Secara institusi silat di Condet nasibnya tidak kurang & tidak lebih dari duku dan salaknya, dimana akhir 70an saat saya merasakan banyaknya pilihan untuk latihan silat di Condet khususnya dan Kramat Jati umumnya. Sebut saja Mutiara, Putra Condet, Putra Setia, Sapu Jagat, Persahabatan, Tapak Merah Abdul Jabbar, Al Hikmah, Silo Macan (sebelum bernama IPOSI), Selendang Putih, Macan Betawi, Sunda Kelapa, Ki Atu, Ki Jirimin dan Beriak Naga. Secara personil kita masih dapat menjumpai orang-orang yang masih merindukan silat seperti dulu, seperti Baba Nahali, Bang Ali, Bang Salim, Bang Dudung meski tidak semuanya masih berdomisili di Condet. Namun apa lacur, kehidupan modernisme dan hedonisme menjadikan silat Condet dilupakan generasi mudanya. Sekarang tinggal niatan kita sebagai generasi muda, untuk terus menggiatkan lagi pencak silat tradisional Condet yang dulu pernah banyak menghasilkan Jawara dan Pejuang. Tidak harus memandang dia dari suku mana, sebagaimana peranan Pak'E semalam dalam acara TV El Shinta yang justru orang Jawa, tapi sangat peduli dengan kesenian Betawi. Semoga menjadi perenungan kita semua, wabil khusus generasi muda Betawi. Tabe;... --- In silatindonesia@ yahoogroups. com, alamsyah sk wrote: > > > silat condet yang mulai terbias, terkikis habis dan tercodet oleh senjata > yang dinamakan modernisasi. .. > > huuh :-( > > --- On Wed, 9/24/08, Yanweka <[EMAIL PROTECTED] .> wrote: > From: Yanweka <[EMAIL PROTECTED] .> > Subject: [silatindonesia] CONDET dan kisah Silat yang terlupakan > To: silatindonesia@ yahoogroups. com > Date: Wednesday, September 24, 2008, 2:22 PM > > > > > > > > > > > > > > Malam ini iseng nonton Elsinta TV kebetulan yang lagi di sorot adalah KAwasan > Condet di acara Kampng Kita, di ceritakan mengenai sejarah condet dahulu hingga sekarang, kawasan yang katanya hijau kini sdh menjadi ramai dengan pendatang dan gedung2 yang menggusur kawasan hijjau disana. > > > > Tidak ketinggalan seni dan budaya yg di angkat, seperti peninggalan berupa > rumah, gedung, dan keseniannya, di sorot pula kegiatan pemuda yang minoritas mempelajari gambang kromong dan tari-tarian. setelah itu habis dech acaranya. > > > > Bagi para pecinta silat tentu ada yg kurang bila hanya mengangkat condet > hanya pada seni budaya dan sejarahnya, padahal kalau kita simak condet juga menjadi salah satu bagian perkembangan pencak silat di Indonesia, walaupun yang tersisa hanya beberapa gelintir perguruan asli, yang lainnya sdh musnah di telan waktu. > > > > silat tidak hanya di lupakan oleh media seperti televisi namun juga warga > condet itu sendiri. tidak banyak pemuda yang menekuni silat sebagai budaya dan olahraga mereka, padahal jaman dahulu dalam sejarah tanah betawi silat adalah bagian yang tidak bisa di pisahkan dari kehidupan sehari-hari, dimana selesai mengaji lalu belajar silat, kini semuanya sdh berubah, pradigma mengenai silat menjadi berbeda, dimana tidak banyak lagi kalangan muda yang selesai mengaji lalu belajar silat...malah silat kini menjadi bagian yang seolah di pisahkan dan terlupakan. > > > > akankah silat masih bisa bertahan di tanah condet, lalu bagaimana silat > dahulu bisa menjadi bagian rantai budaya bahkan agama?? mengapa kini tidak lagi, adakah yang bergeser atau berubah, kita tidak tahu. hanya rumput yang bergoyang yang tahu jawabannya. > > > > salam > > Yanweka > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > [Non-text portions of this message have been removed]
Bls: [silatindonesia] CONDET dan kisah Silat yang terlupakan
sama bung, kemarin saya juga sempat liat kampung condet, malahan yang melestarikan budaya dikampung condet orang Jawa, padahal daerah tersebut adalah kampung betawi. dan sekedar info saja, didaerah condet ada salah satu sekolah yang bernama Yayasan Pondok Pesantren Al-Fathiyah nah disekolah tersebut salah satu kegiatannya adalah Pencak Silat, yang mana pada tahun 2007 mereka ikut kegiatan Kejuaraan Pencak Silat Sejabodetabek-Banten, dan itu yang pertama kalinya mereka megikuti kejuaraan tersebut dan Alhamdulillah meskipun baru pertama kali ikut kejuaraan mereka sudah memberikan kontribusi yang positif dengan membawa pulang medali. salam agus setiawan --- Pada Rab, 24/9/08, Yanweka <[EMAIL PROTECTED]> menulis: Dari: Yanweka <[EMAIL PROTECTED]> Topik: [silatindonesia] CONDET dan kisah Silat yang terlupakan Kepada: silatindonesia@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 24 September, 2008, 9:22 PM Malam ini iseng nonton Elsinta TV kebetulan yang lagi di sorot adalah KAwasan Condet di acara Kampng Kita, di ceritakan mengenai sejarah condet dahulu hingga sekarang, kawasan yang katanya hijau kini sdh menjadi ramai dengan pendatang dan gedung2 yang menggusur kawasan hijjau disana. Tidak ketinggalan seni dan budaya yg di angkat, seperti peninggalan berupa rumah, gedung, dan keseniannya, di sorot pula kegiatan pemuda yang minoritas mempelajari gambang kromong dan tari-tarian. setelah itu habis dech acaranya. Bagi para pecinta silat tentu ada yg kurang bila hanya mengangkat condet hanya pada seni budaya dan sejarahnya, padahal kalau kita simak condet juga menjadi salah satu bagian perkembangan pencak silat di Indonesia, walaupun yang tersisa hanya beberapa gelintir perguruan asli, yang lainnya sdh musnah di telan waktu. silat tidak hanya di lupakan oleh media seperti televisi namun juga warga condet itu sendiri. tidak banyak pemuda yang menekuni silat sebagai budaya dan olahraga mereka, padahal jaman dahulu dalam sejarah tanah betawi silat adalah bagian yang tidak bisa di pisahkan dari kehidupan sehari-hari, dimana selesai mengaji lalu belajar silat, kini semuanya sdh berubah, pradigma mengenai silat menjadi berbeda, dimana tidak banyak lagi kalangan muda yang selesai mengaji lalu belajar silat...malah silat kini menjadi bagian yang seolah di pisahkan dan terlupakan. akankah silat masih bisa bertahan di tanah condet, lalu bagaimana silat dahulu bisa menjadi bagian rantai budaya bahkan agama?? mengapa kini tidak lagi, adakah yang bergeser atau berubah, kita tidak tahu. hanya rumput yang bergoyang yang tahu jawabannya. salam Yanweka [Non-text portions of this message have been removed] ___ Dapatkan alamat Email baru Anda! Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/ [Non-text portions of this message have been removed]
[silatindonesia] Re: CONDET dan kisah Silat yang terlupakan
Secara institusi silat di Condet nasibnya tidak kurang & tidak lebih dari duku dan salaknya, dimana akhir 70an saat saya merasakan banyaknya pilihan untuk latihan silat di Condet khususnya dan Kramat Jati umumnya. Sebut saja Mutiara, Putra Condet, Putra Setia, Sapu Jagat, Persahabatan, Tapak Merah Abdul Jabbar, Al Hikmah, Silo Macan (sebelum bernama IPOSI), Selendang Putih, Macan Betawi, Sunda Kelapa, Ki Atu, Ki Jirimin dan Beriak Naga. Secara personil kita masih dapat menjumpai orang-orang yang masih merindukan silat seperti dulu, seperti Baba Nahali, Bang Ali, Bang Salim, Bang Dudung meski tidak semuanya masih berdomisili di Condet. Namun apa lacur, kehidupan modernisme dan hedonisme menjadikan silat Condet dilupakan generasi mudanya. Sekarang tinggal niatan kita sebagai generasi muda, untuk terus menggiatkan lagi pencak silat tradisional Condet yang dulu pernah banyak menghasilkan Jawara dan Pejuang. Tidak harus memandang dia dari suku mana, sebagaimana peranan Pak'E semalam dalam acara TV El Shinta yang justru orang Jawa, tapi sangat peduli dengan kesenian Betawi. Semoga menjadi perenungan kita semua, wabil khusus generasi muda Betawi. Tabe;... --- In silatindonesia@yahoogroups.com, alamsyah sk <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > silat condet yang mulai terbias, terkikis habis dan tercodet oleh senjata > yang dinamakan modernisasi... > > huuh :-( > > --- On Wed, 9/24/08, Yanweka <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > From: Yanweka <[EMAIL PROTECTED]> > Subject: [silatindonesia] CONDET dan kisah Silat yang terlupakan > To: silatindonesia@yahoogroups.com > Date: Wednesday, September 24, 2008, 2:22 PM > > > > > > > > > > > > > > Malam ini iseng nonton Elsinta TV kebetulan yang lagi di sorot adalah KAwasan > Condet di acara Kampng Kita, di ceritakan mengenai sejarah condet dahulu hingga sekarang, kawasan yang katanya hijau kini sdh menjadi ramai dengan pendatang dan gedung2 yang menggusur kawasan hijjau disana. > > > > Tidak ketinggalan seni dan budaya yg di angkat, seperti peninggalan berupa > rumah, gedung, dan keseniannya, di sorot pula kegiatan pemuda yang minoritas mempelajari gambang kromong dan tari-tarian. setelah itu habis dech acaranya. > > > > Bagi para pecinta silat tentu ada yg kurang bila hanya mengangkat condet > hanya pada seni budaya dan sejarahnya, padahal kalau kita simak condet juga menjadi salah satu bagian perkembangan pencak silat di Indonesia, walaupun yang tersisa hanya beberapa gelintir perguruan asli, yang lainnya sdh musnah di telan waktu. > > > > silat tidak hanya di lupakan oleh media seperti televisi namun juga warga > condet itu sendiri. tidak banyak pemuda yang menekuni silat sebagai budaya dan olahraga mereka, padahal jaman dahulu dalam sejarah tanah betawi silat adalah bagian yang tidak bisa di pisahkan dari kehidupan sehari-hari, dimana selesai mengaji lalu belajar silat, kini semuanya sdh berubah, pradigma mengenai silat menjadi berbeda, dimana tidak banyak lagi kalangan muda yang selesai mengaji lalu belajar silat...malah silat kini menjadi bagian yang seolah di pisahkan dan terlupakan. > > > > akankah silat masih bisa bertahan di tanah condet, lalu bagaimana silat > dahulu bisa menjadi bagian rantai budaya bahkan agama?? mengapa kini tidak lagi, adakah yang bergeser atau berubah, kita tidak tahu. hanya rumput yang bergoyang yang tahu jawabannya. > > > > salam > > Yanweka > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] >
Re: [silatindonesia] CONDET dan kisah Silat yang terlupakan
silat condet yang mulai terbias, terkikis habis dan tercodet oleh senjata yang dinamakan modernisasi... huuh :-( --- On Wed, 9/24/08, Yanweka <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Yanweka <[EMAIL PROTECTED]> Subject: [silatindonesia] CONDET dan kisah Silat yang terlupakan To: silatindonesia@yahoogroups.com Date: Wednesday, September 24, 2008, 2:22 PM Malam ini iseng nonton Elsinta TV kebetulan yang lagi di sorot adalah KAwasan Condet di acara Kampng Kita, di ceritakan mengenai sejarah condet dahulu hingga sekarang, kawasan yang katanya hijau kini sdh menjadi ramai dengan pendatang dan gedung2 yang menggusur kawasan hijjau disana. Tidak ketinggalan seni dan budaya yg di angkat, seperti peninggalan berupa rumah, gedung, dan keseniannya, di sorot pula kegiatan pemuda yang minoritas mempelajari gambang kromong dan tari-tarian. setelah itu habis dech acaranya. Bagi para pecinta silat tentu ada yg kurang bila hanya mengangkat condet hanya pada seni budaya dan sejarahnya, padahal kalau kita simak condet juga menjadi salah satu bagian perkembangan pencak silat di Indonesia, walaupun yang tersisa hanya beberapa gelintir perguruan asli, yang lainnya sdh musnah di telan waktu. silat tidak hanya di lupakan oleh media seperti televisi namun juga warga condet itu sendiri. tidak banyak pemuda yang menekuni silat sebagai budaya dan olahraga mereka, padahal jaman dahulu dalam sejarah tanah betawi silat adalah bagian yang tidak bisa di pisahkan dari kehidupan sehari-hari, dimana selesai mengaji lalu belajar silat, kini semuanya sdh berubah, pradigma mengenai silat menjadi berbeda, dimana tidak banyak lagi kalangan muda yang selesai mengaji lalu belajar silat...malah silat kini menjadi bagian yang seolah di pisahkan dan terlupakan. akankah silat masih bisa bertahan di tanah condet, lalu bagaimana silat dahulu bisa menjadi bagian rantai budaya bahkan agama?? mengapa kini tidak lagi, adakah yang bergeser atau berubah, kita tidak tahu. hanya rumput yang bergoyang yang tahu jawabannya. salam Yanweka [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [silatindonesia] PERASAAN KASIH SAYANG pada perguruan yang berbeda aliran, was ((__BOJONEGORO
Setahu saya setiap cabang olah raga yang dimasukan harus didukung beberapa negara dan disetujui/diusulkan oleh tuan rumah. Untuk diusulkan oleh tuan rumah tentu perlu pendekatan-pendekatan perbagai pihak, terutama Pemerintah Indonesia selain Pengurus Induk cabang olah raga tersebut kalau Silat (Persilat).Contohnya saat Sea Games 2007 di Thailand, Thailand memasukan cabang olahraga Muaythai. Itu saja sekedar yang saya ketahui. Wassalam Sudirman Yan --- On Wed, 9/24/08, Herman B <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Herman B <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [silatindonesia] PERASAAN KASIH SAYANG pada perguruan yang berbeda aliran, was ((__BOJONEGORO To: silatindonesia@yahoogroups.com Date: Wednesday, September 24, 2008, 2:55 AM Sekedar usul apa mungkin perlu di usulkan adanya UU perlindungan dan pengembangan silat di indonesia? bayangan saya kalau UU ini ada maka bisa menjadi gerakan nasional silat, dalam UU juga dimasukan komitmen semua pihak termasuk pemerintah, masyarakat dan perusahaan untuk memberikan dukungan. --- On Wed, 9/24/08, T_SAS <[EMAIL PROTECTED] com> wrote: From: T_SAS <[EMAIL PROTECTED] com> Subject: Re: [silatindonesia] PERASAAN KASIH SAYANG pada perguruan yang berbeda aliran, was ((__BOJONEGORO To: silatindonesia@ yahoogroups. com Date: Wednesday, September 24, 2008, 3:33 AM Bang Sudirman, Apa persyaratan pokok dari panitya olimpic? Agar silat diterima. Padahal Indonesia negara besar diibandingkan Korea. Di USA silat sudah mulai popular dengan perjuangan rekan2 Kang Yana Sent via BlackBerry from T-Mobile -Original Message- From: Sudirman Yan Date: Tue, 23 Sep 2008 23:25:44 To: Subject: Re: [silatindonesia] PERASAAN KASIH SAYANG pada perguruan yang berbeda aliran, was ((__BOJONEGORO Terima kasih Kang Yana, Agar Silat masuk Olimpic, semua komponen masyarakat Indonesia harus berperan aktif agar Silat dapat diterima, termasuk pihak pemerintah. Contoh yang sangat memprihatinkan adalah saat Asian Games, di Korea Selatan Silat sudah ditampilkan sebagai salah satu calon cabang olah raga yang akan dipertandingan di Asian Games mendatang di Qatar, tetapi apa dikata ternyata Silat belum dapat diterima. Padahal PB IPSI sudah berusaha dengan segala upaya, sayangnya pemerintah RI tidak mendukung sepenuhnya. Coba lihat, jika ada pertandingan Tae Kwon do semua koran Ibu kota memasukannya dihalaman depan, pengusaha Korea ikut sebagai sponsor, tetapi kalu Silat bagaimana ? Sepi dari berita cari sponsor susah. Mudah-mudahan kedepannya Pemerintah dan komponen Bangsa yang lain akan peduli dengan keberadaan Silat. Sehingga Silat dapat dipertandingkan di Olimpic Wassalam Sudirman Yan --- On Tue, 9/23/08, T_SAS wrote: From: T_SAS Subject: Re: [silatindonesia] PERASAAN KASIH SAYANG pada perguruan yang berbeda aliran, was ((__BOJONEGORO To: silatindonesia@ yahoogroups. com Date: Tuesday, September 23, 2008, 6:58 PM Beda perguruan tetep sayang silih asah silih asuh. Silahkan Mas Alamsyah pelesiran ke New York City seperti Mas Oong sering ketemu saya di hotelnya sambil diskusi masa depan silat masuk olymic. Salam buat Bang Sudirman Yan Silat harus punya kursi di MPR top Parlemen. Silat berpolitik bagus sekali. Setelah motonya mental spiritual,olah raga dan seni. Kita tidak perlu berdusta pada para pesilat yang mayoritas besar mendukung ABRI sebagai pertahanan negara. Bahkan pesilat jadi president pun kita dari perwakilab silat USA support Bang Yan Pertanyaan saya buat Bang Yan yang Pendekar bagaimana silat bisa di akui di olympic? Berbagai bangsa di dunia jangan menganggap silat sama dengan TaekKwondo karate judo . Yang sudah di akui di oplympic Juga silat jangan sama seperti kung fu jujitsu hapkido kempo Tai chi dalam metode pengajaran. Silat harus murni kreasi olahan budaya bangsa Indonesia tanpa MENJIPLAK budaya asing. Jangan lupa kalau sudah jadi pemimpin pikirin kesejahteraan Para pendekar di pelosok nusantara mereka adalah tulang punggung ilmu silat. Mereka juga yang dukung bela diri negara. Wassalam Selamat menunaikan ibadah puasa Kang Yana New YorkCity Sent via BlackBerry from T-Mobile -Original Message- From: alamsyah sk Date: Tue, 23 Sep 2008 20:56:58 To: Subject: [silatindonesia] PERASAAN KASIH SAYANG pada perguruan yang berbeda aliran, was ((__BOJONEGORO kang yana sayang sama aku gak? ps : nanti kalau ada rezeki bisa ke USA, bisa minto tolong buat pelesir neh... --- On Tue, 9/23/08, T_SAS wrote: From: T_SAS Subject: Re: Bls: [silatindonesia] Re: ((__BOJONEGORO_ __BERGOYANG_ _)) To: silatindonesia@ yahoogroups. com Date: Tuesday, September 23, 2008, 4:33 PM Maksudnya PERASAA|N KASIH SAYANG pada perguruan yang berbeda aliran. Bila embah2 menanamkan etika saling menghormati \ budi luhur tawuran tidak akan terjadi . Kang Yana |New York City Sent via BlackBerry from T-Mobile -Original Message- From: alamsyah sk Date: Tue, 23 Sep 2008 00:41:09
[silatindonesia] CONDET dan kisah Silat yang terlupakan
Malam ini iseng nonton Elsinta TV kebetulan yang lagi di sorot adalah KAwasan Condet di acara Kampng Kita, di ceritakan mengenai sejarah condet dahulu hingga sekarang, kawasan yang katanya hijau kini sdh menjadi ramai dengan pendatang dan gedung2 yang menggusur kawasan hijjau disana. Tidak ketinggalan seni dan budaya yg di angkat, seperti peninggalan berupa rumah, gedung, dan keseniannya, di sorot pula kegiatan pemuda yang minoritas mempelajari gambang kromong dan tari-tarian. setelah itu habis dech acaranya. Bagi para pecinta silat tentu ada yg kurang bila hanya mengangkat condet hanya pada seni budaya dan sejarahnya, padahal kalau kita simak condet juga menjadi salah satu bagian perkembangan pencak silat di Indonesia, walaupun yang tersisa hanya beberapa gelintir perguruan asli, yang lainnya sdh musnah di telan waktu. silat tidak hanya di lupakan oleh media seperti televisi namun juga warga condet itu sendiri. tidak banyak pemuda yang menekuni silat sebagai budaya dan olahraga mereka, padahal jaman dahulu dalam sejarah tanah betawi silat adalah bagian yang tidak bisa di pisahkan dari kehidupan sehari-hari, dimana selesai mengaji lalu belajar silat, kini semuanya sdh berubah, pradigma mengenai silat menjadi berbeda, dimana tidak banyak lagi kalangan muda yang selesai mengaji lalu belajar silat...malah silat kini menjadi bagian yang seolah di pisahkan dan terlupakan. akankah silat masih bisa bertahan di tanah condet, lalu bagaimana silat dahulu bisa menjadi bagian rantai budaya bahkan agama?? mengapa kini tidak lagi, adakah yang bergeser atau berubah, kita tidak tahu. hanya rumput yang bergoyang yang tahu jawabannya. salam Yanweka [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [silatindonesia] PERASAAN KASIH SAYANG pada perguruan yang berbeda aliran, was ((__BOJONEGORO
Sekedar usul apa mungkin perlu di usulkan adanya UU perlindungan dan pengembangan silat di indonesia? bayangan saya kalau UU ini ada maka bisa menjadi gerakan nasional silat, dalam UU juga dimasukan komitmen semua pihak termasuk pemerintah, masyarakat dan perusahaan untuk memberikan dukungan. --- On Wed, 9/24/08, T_SAS <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: T_SAS <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [silatindonesia] PERASAAN KASIH SAYANG pada perguruan yang berbeda aliran, was ((__BOJONEGORO To: silatindonesia@yahoogroups.com Date: Wednesday, September 24, 2008, 3:33 AM Bang Sudirman, Apa persyaratan pokok dari panitya olimpic? Agar silat diterima. Padahal Indonesia negara besar diibandingkan Korea. Di USA silat sudah mulai popular dengan perjuangan rekan2 Kang Yana Sent via BlackBerry from T-Mobile -Original Message- From: Sudirman Yan Date: Tue, 23 Sep 2008 23:25:44 To: Subject: Re: [silatindonesia] PERASAAN KASIH SAYANG pada perguruan yang berbeda aliran, was ((__BOJONEGORO Terima kasih Kang Yana, Agar Silat masuk Olimpic, semua komponen masyarakat Indonesia harus berperan aktif agar Silat dapat diterima, termasuk pihak pemerintah. Contoh yang sangat memprihatinkan adalah saat Asian Games, di Korea Selatan Silat sudah ditampilkan sebagai salah satu calon cabang olah raga yang akan dipertandingan di Asian Games mendatang di Qatar, tetapi apa dikata ternyata Silat belum dapat diterima. Padahal PB IPSI sudah berusaha dengan segala upaya, sayangnya pemerintah RI tidak mendukung sepenuhnya. Coba lihat, jika ada pertandingan Tae Kwon do semua koran Ibu kota memasukannya dihalaman depan, pengusaha Korea ikut sebagai sponsor, tetapi kalu Silat bagaimana ? Sepi dari berita cari sponsor susah. Mudah-mudahan kedepannya Pemerintah dan komponen Bangsa yang lain akan peduli dengan keberadaan Silat. Sehingga Silat dapat dipertandingkan di Olimpic Wassalam Sudirman Yan --- On Tue, 9/23/08, T_SAS <[EMAIL PROTECTED] com> wrote: From: T_SAS <[EMAIL PROTECTED] com> Subject: Re: [silatindonesia] PERASAAN KASIH SAYANG pada perguruan yang berbeda aliran, was ((__BOJONEGORO To: silatindonesia@ yahoogroups. com Date: Tuesday, September 23, 2008, 6:58 PM Beda perguruan tetep sayang silih asah silih asuh. Silahkan Mas Alamsyah pelesiran ke New York City seperti Mas Oong sering ketemu saya di hotelnya sambil diskusi masa depan silat masuk olymic. Salam buat Bang Sudirman Yan Silat harus punya kursi di MPR top Parlemen. Silat berpolitik bagus sekali. Setelah motonya mental spiritual,olah raga dan seni. Kita tidak perlu berdusta pada para pesilat yang mayoritas besar mendukung ABRI sebagai pertahanan negara. Bahkan pesilat jadi president pun kita dari perwakilab silat USA support Bang Yan Pertanyaan saya buat Bang Yan yang Pendekar bagaimana silat bisa di akui di olympic? Berbagai bangsa di dunia jangan menganggap silat sama dengan TaekKwondo karate judo . Yang sudah di akui di oplympic Juga silat jangan sama seperti kung fu jujitsu hapkido kempo Tai chi dalam metode pengajaran. Silat harus murni kreasi olahan budaya bangsa Indonesia tanpa MENJIPLAK budaya asing. Jangan lupa kalau sudah jadi pemimpin pikirin kesejahteraan Para pendekar di pelosok nusantara mereka adalah tulang punggung ilmu silat. Mereka juga yang dukung bela diri negara. Wassalam Selamat menunaikan ibadah puasa Kang Yana New YorkCity Sent via BlackBerry from T-Mobile -Original Message- From: alamsyah sk Date: Tue, 23 Sep 2008 20:56:58 To: Subject: [silatindonesia] PERASAAN KASIH SAYANG pada perguruan yang berbeda aliran, was ((__BOJONEGORO kang yana sayang sama aku gak? ps : nanti kalau ada rezeki bisa ke USA, bisa minto tolong buat pelesir neh... --- On Tue, 9/23/08, T_SAS wrote: From: T_SAS Subject: Re: Bls: [silatindonesia] Re: ((__BOJONEGORO_ __BERGOYANG_ _)) To: silatindonesia@ yahoogroups. com Date: Tuesday, September 23, 2008, 4:33 PM Maksudnya PERASAA|N KASIH SAYANG pada perguruan yang berbeda aliran. Bila embah2 menanamkan etika saling menghormati \ budi luhur tawuran tidak akan terjadi . Kang Yana |New York City Sent via BlackBerry from T-Mobile -Original Message- From: alamsyah sk Date: Tue, 23 Sep 2008 00:41:09 To: Subject: Re: Bls: [silatindonesia] Re: ((__BOJONEGORO_ __BERGOYANG_ _)) Guruku Wak H. Azis pernah mengajarkan begini : "Bersilatlah dengan RASA maka saat akan bertarung kita memakai PERASAAN" hehehehhehe kalau pake perasaan pasti gak jadi mukul...keren ya... --- On Tue, 9/23/08, abi hanny <[EMAIL PROTECTED] com> wrote: From: abi hanny <[EMAIL PROTECTED] com> Subject: Re: Bls: [silatindonesia] Re: ((__BOJONEGORO_ __BERGOYANG_ _)) To: silatindonesia@ yahoogroups. com Date: Tuesday, September 23, 2008, 7:09 AM mbah guruku: Sensei Morihei Ueshiba ( 'O Sensei ) pernah mengajarkan begini : "Budo (jalan beladiri)
Re: [silatindonesia] PERASAAN KASIH SAYANG pada perguruan yang berbeda aliran, was ((__BOJONEGORO
Bang Sudirman, Apa persyaratan pokok dari panitya olimpic? Agar silat diterima. Padahal Indonesia negara besar diibandingkan Korea. Di USA silat sudah mulai popular dengan perjuangan rekan2 Kang Yana Sent via BlackBerry from T-Mobile -Original Message- From: Sudirman Yan <[EMAIL PROTECTED]> Date: Tue, 23 Sep 2008 23:25:44 To: Subject: Re: [silatindonesia] PERASAAN KASIH SAYANG pada perguruan yang berbeda aliran, was ((__BOJONEGORO Terima kasih Kang Yana, Agar Silat masuk Olimpic, semua komponen masyarakat Indonesia harus berperan aktif agar Silat dapat diterima, termasuk pihak pemerintah. Contoh yang sangat memprihatinkan adalah saat Asian Games, di Korea Selatan Silat sudah ditampilkan sebagai salah satu calon cabang olah raga yang akan dipertandingan di Asian Games mendatang di Qatar, tetapi apa dikata ternyata Silat belum dapat diterima. Padahal PB IPSI sudah berusaha dengan segala upaya, sayangnya pemerintah RI tidak mendukung sepenuhnya. Coba lihat, jika ada pertandingan Tae Kwon do semua koran Ibu kota memasukannya dihalaman depan, pengusaha Korea ikut sebagai sponsor, tetapi kalu Silat bagaimana ? Sepi dari berita cari sponsor susah. Mudah-mudahan kedepannya Pemerintah dan komponen Bangsa yang lain akan peduli dengan keberadaan Silat. Sehingga Silat dapat dipertandingkan di Olimpic � Wassalam Sudirman Yan --- On Tue, 9/23/08, T_SAS <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: T_SAS <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [silatindonesia] PERASAAN KASIH SAYANG pada perguruan yang berbeda aliran, was ((__BOJONEGORO To: silatindonesia@yahoogroups.com Date: Tuesday, September 23, 2008, 6:58 PM Beda perguruan tetep sayang silih asah silih asuh. Silahkan Mas Alamsyah pelesiran ke New York City seperti Mas Oong sering ketemu saya di hotelnya sambil diskusi masa depan silat masuk olymic. Salam buat Bang Sudirman Yan Silat harus punya kursi di MPR top Parlemen. Silat berpolitik bagus sekali. Setelah motonya mental spiritual,olah raga dan seni. Kita tidak perlu berdusta pada para pesilat yang mayoritas besar mendukung ABRI sebagai pertahanan negara. Bahkan pesilat jadi president pun kita dari perwakilab silat USA support Bang Yan Pertanyaan saya buat Bang Yan yang Pendekar bagaimana silat bisa di akui di olympic? Berbagai bangsa di dunia jangan menganggap silat sama dengan TaekKwondo karate judo . Yang sudah di akui di oplympic Juga silat jangan sama seperti kung fu jujitsu hapkido kempo Tai chi dalam metode pengajaran. Silat harus murni kreasi olahan budaya bangsa Indonesia tanpa MENJIPLAK budaya asing. Jangan lupa kalau sudah jadi pemimpin pikirin kesejahteraan Para pendekar di pelosok nusantara mereka adalah tulang punggung ilmu silat. Mereka juga yang dukung bela diri negara. Wassalam Selamat menunaikan ibadah puasa Kang Yana New YorkCity Sent via BlackBerry from T-Mobile -Original Message- From: alamsyah sk <[EMAIL PROTECTED] com> Date: Tue, 23 Sep 2008 20:56:58 To: Subject: [silatindonesia] PERASAAN KASIH SAYANG pada perguruan yang berbeda aliran, was ((__BOJONEGORO kang yana sayang sama aku gak? ps : nanti kalau ada rezeki bisa ke USA, bisa minto tolong buat pelesir neh... --- On Tue, 9/23/08, T_SAS <[EMAIL PROTECTED] com> wrote: From: T_SAS <[EMAIL PROTECTED] com> Subject: Re: Bls: [silatindonesia] Re: ((__BOJONEGORO___BERGOYANG__)) To: silatindonesia@ yahoogroups. com Date: Tuesday, September 23, 2008, 4:33 PM Maksudnya PERASAA|N KASIH SAYANG pada perguruan yang berbeda aliran. Bila embah2 menanamkan etika saling menghormati \ budi luhur tawuran tidak akan terjadi . Kang Yana |New York City Sent via BlackBerry from T-Mobile -Original Message- From: alamsyah sk Date: Tue, 23 Sep 2008 00:41:09 To: Subject: Re: Bls: [silatindonesia] Re: ((__BOJONEGORO___BERGOYANG__)) Guruku Wak H. Azis pernah mengajarkan begini : "Bersilatlah dengan RASA maka saat akan bertarung kita memakai PERASAAN" hehehehhehe kalau pake perasaan pasti gak jadi mukul...keren ya... --- On Tue, 9/23/08, abi hanny <[EMAIL PROTECTED] com> wrote: From: abi hanny <[EMAIL PROTECTED] com> Subject: Re: Bls: [silatindonesia] Re: ((__BOJONEGORO___BERGOYANG__)) To: silatindonesia@ yahoogroups. com Date: Tuesday, September 23, 2008, 7:09 AM mbah guruku: Sensei Morihei Ueshiba ( 'O Sensei ) pernah mengajarkan begini : "Budo (jalan beladiri) yang sejati, adalah Budo yang tak pernah terkalahkan, tak pernah terkalahkan, berarti tidak pernah bertarung, tidak pernah bertarung berarti TIDAK PUNYA MUSUH, jadi seharusnya dengan Budo kita jadikan manusia satu keluarga, kita damaikan dunia dengan CINTA." demikian pesannya sebelum beliau wafat. juga mbah gichin Funakoshi pernah berpesan kepada murid dan pengikutnya: "Ilmu beladiri, adalah untuk melindungi diri, adalah salah kalau digunakan untuk mencelakai dan menyakiti diri diri sendiri terlebih lagi diri ORANG LAIN!!"
Re: [silatindonesia] Re: PERASAAN KASIH SAYANG pada perguruan yang berbeda aliran, was ((__BOJONEGORO
yaa... mungkin mereka belum tahu ada aliran silat yang sebetulnya tidak kalah, bahkan lebih dahsyat dari beladiri2 import yang lagi populer itu. contohnya gak banyak yang tahu kan kalo ada aliran silat yang gak kelah hebat dari Aikido, seperti Cikalong, ataupun yang permainan senjatanya gak kalah hebat seperti Seliwa dll. Saya aja kalo gak nyebur ke forum dan milis ini gak tahu. (Orang anak sekarang banyak yang bilang kalo ngerokok pas puasa itu gak papa kok, khan gak makan ataupun minum katanya, ini beberapa kali saya temukan waktu lagi jalan2 di pusat gaul jakarta lho... :p) jadi... salahnya dimana Arief Baskoro www.ariefbaskoro.com - Original Message From: dasaman_allaria <[EMAIL PROTECTED]> To: silatindonesia@yahoogroups.com Sent: Wednesday, September 24, 2008 2:08:51 PM Subject: [silatindonesia] Re: PERASAAN KASIH SAYANG pada perguruan yang berbeda aliran, was ((__BOJONEGORO --- In silatindonesia@ yahoogroups. com, "dasaman_allaria" wrote: > > Tapi kalau silat dijadikan olahraga nasional pun banyak yang menentang > kok, ya sudahlah, mo gimana? > Oh ya, cara ampuh cari sponsor lagi adalah coba itu anak2 para cukong rokok Indonesia diracuni silat, biar mereka mau jadi sponsor. Tapi sayangnya anak2 cukong rokok indonesia sekarang maenannya BJJ dan MMA, gimana dong? [Non-text portions of this message have been removed]
[silatindonesia] Re: PERASAAN KASIH SAYANG pada perguruan yang berbeda aliran, was ((__BOJONEGORO
--- In silatindonesia@yahoogroups.com, "dasaman_allaria" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Tapi kalau silat dijadikan olahraga nasional pun banyak yang menentang > kok, ya sudahlah, mo gimana? > Oh ya, cara ampuh cari sponsor lagi adalah coba itu anak2 para cukong rokok Indonesia diracuni silat, biar mereka mau jadi sponsor. Tapi sayangnya anak2 cukong rokok indonesia sekarang maenannya BJJ dan MMA, gimana dong?
[silatindonesia] Re: PERASAAN KASIH SAYANG pada perguruan yang berbeda aliran, was ((__BOJONEGORO
--- In silatindonesia@yahoogroups.com, alamsyah sk <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > taekwondo itu korea apa jepang sih? ??? > taekwondo itu jelas2 Jepang. > jangan-jangan orang luar juga mikir... silat itu indonesia apa malaysia sih? ??? > Silat bisa dari mana saja. Mo Malaysia, mo Filipina, mo Inggris juga bisa. tapi kalau PENCAK SILAT, itu biasanya tandanya dari Indonesia. > Padahal PB IPSI sudah berusaha dengan segala upaya, sayangnya pemerintah RI tidak mendukung sepenuhnya. > Karena silat bukan olahraga nasional mas. Olahraga nasional di Indonesia itu SEPAK BOLA dan BULU TANGKIS. Jangan heran kalau susah cari sponsor. Tapi kalau silat dijadikan olahraga nasional pun banyak yang menentang kok, ya sudahlah, mo gimana? Soal sponsor, dulu silat IPSI punya sponsor setia yang namanya Panasonic, sekarang sih... gak deh...