Re: [tanya-jawab] Re-Compile Linux
2009/1/28 Adi Nugroho a...@internux.co.id: On Wednesday 28 January 2009 20:56:16 Lutfi wrote: Sedangkan turunan dr Ubuntu, bukan karena beda konsep. Karena Ubuntu nggak pake EULA jadi flexibel skali untuk dimodifikasi. Dan karena faktor kemudahannya ini serta lagi hit, shingga banyak skali berbagai pihak membuat turunannya. Benar. Bikin bikin distro turunan sekarang memang lagi hit. Soalnya, bikin distro turunan sih memang sekarang mudah sekali. Di OpenSUSE, kita bisa bikin distro turunan dengan sangat mudah. Tidak perlu tim puluhan orang, tidak perlu kerja berbulan bulan. Kalau cuman membuat distro LiveCD turunan berbahasa indonesia, kita bisa membuatnya sendirian hanya dalam 6 menit saja. (plus waktu yang dibutuhkan untuk upload/download, tentunya). Semua dilakukan di servernya Novell. Kita mengerjakannya secara web based. Bahkan bisa test drive langsung sebelum mendownloadnya. (distro buatan kita dijalankan di server novell, kita capture layarnya dengan VNC. Jadi kita bisa melihat distro tersebut booting melalui browser kita !!! ). Welcome to Suse Studio... http://www.susestudio.com/screencast.html Have a lot of fun -- Salam, sebenarnya sebelum openSuSE, slax sudah mendahuluinya :D -- -- *The only limiting factor of the GNU/Linux operating system, is his user.* -- FAQ milis di http://wiki.linux.or.id/FAQ_milis_tanya-jawab Unsubscribe: kirim email ke tanya-jawab-unsubscr...@linux.or.id Arsip dan info milis selengkapnya di http://linux.or.id/milis
[tanya-jawab] Re-Compile Linux
Selamat sore para pakar sekalian. Kalau kita lihat di google kan ada tool / utility untuk meng-compile ulang sebuah distro linux (atau istilah kerennya membuat distro). Ada juga pakar yang tidak membutuhkan tool bantuan. Nahh... mungkin diantara rekan-rekan ada yang memiliki waktu luang untuk mengerjakan pembuatan distro yang spesifik, boleh kontak ke email dibawah. Aku ada kebutuhan untuk membuat distro baru yang untuk kebutuhan aku sendiri (thema dan aplikasi yang harus ada didalamnya). Silahkan kontak segera yaaa plus kapan bisanya dan butuh berapa lama. Kalau mau kasih berapa fee yang dibutuhkan juga tidak apa2, atau ini dibahas nanti saja. Maaf, tanpa berpanjang2.. kontak segera ke sn0734 at gmail dot com - subject Distro Terima kasih NB. Mungkin dahuluu kale pernah aku posting seperti ini... setelah ada yg apply dan dikerjakan ternyata gak bisa kelar :( Ikuti Speedy Blogging Competition 2008, ajang kompetisi Blog yang terbuka bagi semua Blogger dengan tema: Seperti Apa Konten Hebat Menurutmu? Dapatkan hadiah utama 1 Buah Notebook Mininote. Informasi lebih lanjut kunjungi http://lomba.blog.telkomspeedy.com Sekarang Gratis Nelpon SLJJ Flexi diperluas ke Yogja Speedy Gratis internetan unlimited dari pkl. 20.00 s/d 08.00 se-Jabodetabek, Banten, Karawang dan Purwakarta -- FAQ milis di http://wiki.linux.or.id/FAQ_milis_tanya-jawab Unsubscribe: kirim email ke tanya-jawab-unsubscr...@linux.or.id Arsip dan info milis selengkapnya di http://linux.or.id/milis
Re: [tanya-jawab] Re-Compile Linux
Nahh... mungkin diantara rekan-rekan ada yang memiliki waktu luang untuk mengerjakan pembuatan distro yang spesifik, boleh kontak ke email dibawah. Aku ada kebutuhan untuk membuat distro baru yang untuk kebutuhan aku sendiri (thema dan aplikasi yang harus ada didalamnya). Mengapa? Biasanya distro dibuat untuk digunakan bersama... Kalau hanya sendiri, mengapa tidak mendownload packet-packet yang diinginkan? -- Raja Ali M.I. Ilias, Bengkalis, https://wiki.ubuntu.com/AliMilis Counted GNU/Linux Engineer # 405138 - http://counter.li.org/ Ubuntu User # 14458 - http://ubuntucounter.geekosophical.net/ -- FAQ milis di http://wiki.linux.or.id/FAQ_milis_tanya-jawab Unsubscribe: kirim email ke tanya-jawab-unsubscr...@linux.or.id Arsip dan info milis selengkapnya di http://linux.or.id/milis
Re: [tanya-jawab] Re-Compile Linux
2009/1/28 Ali Milis mi...@lc.vlsm.org: Nahh... mungkin diantara rekan-rekan ada yang memiliki waktu luang untuk mengerjakan pembuatan distro yang spesifik, boleh kontak ke email dibawah. Aku ada kebutuhan untuk membuat distro baru yang untuk kebutuhan aku sendiri (thema dan aplikasi yang harus ada didalamnya). Mengapa? Biasanya distro dibuat untuk digunakan bersama... Kalau hanya sendiri, mengapa tidak mendownload packet-packet yang diinginkan? Betul sekali. Saya lihat banyak yg bikin2 distro tanpa mau commitment utk maintain. Kalo bikin doang mah termasuk bagian yg gampangnya. Yg susah itu maintainnya. Kalo tujuannya cuma supaya ada paket2 yg terinstall by default mah bukan alasan yg cukup utk bikin distro sendiri. Cukup bikin metapackage aja yg depend ke semua paket2 yg mau diinstall by default, trus tinggal install metapackage tsb (contohnya: 'kubuntu-desktop' di ubuntu). Jangan buang2 waktu dan tenaga utk bikin distro sendiri kecuali punya alasan yg bener2 mantep dan masuk akal. Utk belajar gpp, tapi kalo sampe diseriusin sih menurut saya buang2 waktu dan tenaga kalo alasannya tidak cukup berarti. Sayang banget. Mending waktu dan tenaganya dipake utk membangun distro yg sudah ada utk jadi lebih baik. Ronny -- FAQ milis di http://wiki.linux.or.id/FAQ_milis_tanya-jawab Unsubscribe: kirim email ke tanya-jawab-unsubscr...@linux.or.id Arsip dan info milis selengkapnya di http://linux.or.id/milis
Re: [tanya-jawab] Re-Compile Linux
On Wednesday 28 January 2009 18:36:04 Ali Milis wrote: Mengapa? Biasanya distro dibuat untuk digunakan bersama... Kalau hanya sendiri, mengapa tidak mendownload packet-packet yang diinginkan? Banyak orang yang membutuhkan distro khusus. Saya ingat, beberapa tahun yang lalu, ilmukomputer.com membuat live-cd berbasis slax yang berisi seluruh artikel di website tersebut. Yang paling populer saat ini ya blankon yang berbasis ubuntu. Yang ini menekankan tema Indonesia. Dulu, kalau pas mau bawa seminar, ada teman sekantor saya yang rajin berbaik hati untuk membuatkan saya live-cd berisi bahan seminar tersebut. Jadi bisa langsung dibagi bagi ke peserta, sekalian promosi linux. -- Salam, Adi Nugroho - http://adi.internux.co.id/ iNterNUX --- http://www.internux.net.id/ Jalan Dr. Sam Ratulangi No. 53J Makassar Tel. +62-411-834690 Fax. +62-411-834691 CDMA:+62-411-6109535 GSM:+62-816-27-9193 -- FAQ milis di http://wiki.linux.or.id/FAQ_milis_tanya-jawab Unsubscribe: kirim email ke tanya-jawab-unsubscr...@linux.or.id Arsip dan info milis selengkapnya di http://linux.or.id/milis
Re: [tanya-jawab] Re-Compile Linux
2009/1/28 Adi Nugroho a...@internux.co.id: On Wednesday 28 January 2009 18:36:04 Ali Milis wrote: Mengapa? Biasanya distro dibuat untuk digunakan bersama... Kalau hanya sendiri, mengapa tidak mendownload packet-packet yang diinginkan? Banyak orang yang membutuhkan distro khusus. Saya ingat, beberapa tahun yang lalu, ilmukomputer.com membuat live-cd berbasis slax yang berisi seluruh artikel di website tersebut. Kalo ad hoc dan livecd ya gpp. Yg gak masuk akal itu kalo bikin distro sendiri yg tujuannya utk dipake sehari2, trus tujuan distronya utk cuma sekedar menginstall bbrp paket by default. Yang paling populer saat ini ya blankon yang berbasis ubuntu. Yang ini menekankan tema Indonesia. Sebetulnya bagian apanya sih yg tidak bisa dibuat sebagai metapackage dan sebagai pilihan pada waktu install ubuntu sehingga harus dibuat distro sendiri? Saya tidak bisa menemukan dengan mudah halaman yg menjelaskan perbedaan mendasar yg meyakinkan saya (atau calon pengguna) untuk menggunakan BlankOn instead of Ubuntu. Cuma di distrowatch aja begini: BlankOn is an Ubuntu-based desktop Linux distribution and live CD with enhanced support for Bahasa Indonesia. Kalo memang bener cuma itu doang, kenapa gak enhanced support for Bahasa Indonesia itu dimasukkan ke ubuntu/debian aja jadi saya (dan pengguna debian/ubuntu lainnya) bisa ikut diuntungkan, jadi tinggal 'sudo apt-get install ...' doang? Kenapa sampe harus ada distro sendiri? Ronny -- FAQ milis di http://wiki.linux.or.id/FAQ_milis_tanya-jawab Unsubscribe: kirim email ke tanya-jawab-unsubscr...@linux.or.id Arsip dan info milis selengkapnya di http://linux.or.id/milis
Re: [tanya-jawab] Re-Compile Linux
2009/1/28 Ronny Haryanto ro...@haryan.to: Saya tidak bisa menemukan dengan mudah halaman yg menjelaskan perbedaan mendasar yg meyakinkan saya (atau calon pengguna) untuk menggunakan BlankOn instead of Ubuntu. Cuma di distrowatch aja begini: BlankOn is an Ubuntu-based desktop Linux distribution and live CD with enhanced support for Bahasa Indonesia. Kalo memang bener cuma itu doang, kenapa gak enhanced support for Bahasa Indonesia itu dimasukkan ke ubuntu/debian aja jadi saya (dan pengguna debian/ubuntu lainnya) bisa ikut diuntungkan, jadi tinggal 'sudo apt-get install ...' doang? Kenapa sampe harus ada distro sendiri? BlankOn itu sebenarnya juga berupa metapackage. Coba saja tambahkan repo BlankOn dan instal blankon-desktop. Namun BlankOn bukan sekedar pilah-pilih paket yang ada di Ubuntu lalu dibuatkan metapackage (dan berlanjut menjadi CD) saja. Ada paket-paket tambahan (paket khas BlankOn) yang dimasukkan. Saat ini lebih banyak berupa artwork. Tuk terjemahan, yg saya tahu penerjemahan dilakukan melalui Launchpad (yang akan dipakai oleh Ubuntu juga dan entah diteruskan ke upstream atau tidak). Namun kadang juga langsung dimasukkan ke BlankOn tanpa harus menunggu Ubuntu membuatkan paketnya terlebih dahulu. -- Iang- http://fajran.web.id y!m: fajran -- FAQ milis di http://wiki.linux.or.id/FAQ_milis_tanya-jawab Unsubscribe: kirim email ke tanya-jawab-unsubscr...@linux.or.id Arsip dan info milis selengkapnya di http://linux.or.id/milis
Re: [tanya-jawab] Re-Compile Linux
On Wednesday 28 January 2009 19:42:39 Ronny Haryanto wrote: Sebetulnya bagian apanya sih yg tidak bisa dibuat sebagai metapackage dan sebagai pilihan pada waktu install ubuntu sehingga harus dibuat distro sendiri? Saya tidak bisa menemukan dengan mudah halaman yg menjelaskan perbedaan mendasar yg meyakinkan saya (atau calon pengguna) untuk menggunakan BlankOn instead of Ubuntu. Cuma di distrowatch aja begini: BlankOn is an Ubuntu-based desktop Linux distribution and live CD with enhanced support for Bahasa Indonesia. Kalo memang bener cuma itu doang, kenapa gak enhanced support for Bahasa Indonesia itu dimasukkan ke ubuntu/debian aja jadi saya (dan pengguna debian/ubuntu lainnya) bisa ikut diuntungkan, jadi tinggal 'sudo apt-get install ...' doang? Kenapa sampe harus ada distro sendiri? Tiap distro beda konsep. Kalau saya pengguna OpenSUSE. Di OpenSUSE, dari sononya sudah berbahasa Indonesia. Jadi, tidak perlu bikin distro baru. Kalau ingin distro berbahasa Indonesia, maka saat instalasi OpenSUSE, tinggal pencet [F2], lalu pilih bahasa Indonesia. Bahkan, Basa Jawa juga ada :) Bisa jadi, ini dimungkinkan karena OpenSUSE itu berbasis DVD. Jadi bisa memasukkan banyak bahasa dalam satu keping DVD. Kalau ubuntu beda konsep. Karena ubuntu adalah distro yang berbasis CD, maka memang mesti selalu bikin distro baru:: Ubuntu Kubuntu Ubuntu-ME Ubuntu-CE Edubuntu Gobuntu BlankOn dst dst Di OpenSUSE sebaliknya. Kelebihan distro turunan, ditarik ke distro utama. Contoh: SUPER (SuSE Performance Enchanced), sejak OpenSUSE 10.2 digabung ke distro induk supaya performance-nya OpenSUSE ikutan enchanced juga seperti SUPER. -- Salam, Adi Nugroho - http://adi.internux.co.id/ iNterNUX --- http://www.internux.net.id/ Jalan Dr. Sam Ratulangi No. 53J Makassar Tel. +62-411-834690 Fax. +62-411-834691 CDMA:+62-411-6109535 GSM:+62-816-27-9193 -- FAQ milis di http://wiki.linux.or.id/FAQ_milis_tanya-jawab Unsubscribe: kirim email ke tanya-jawab-unsubscr...@linux.or.id Arsip dan info milis selengkapnya di http://linux.or.id/milis
Re: [tanya-jawab] Re-Compile Linux
2009/1/28 Fajran Iman Rusadi faj...@gmail.com: 2009/1/28 Ronny Haryanto ro...@haryan.to: Saya tidak bisa menemukan dengan mudah halaman yg menjelaskan perbedaan mendasar yg meyakinkan saya (atau calon pengguna) untuk menggunakan BlankOn instead of Ubuntu. Cuma di distrowatch aja begini: BlankOn is an Ubuntu-based desktop Linux distribution and live CD with enhanced support for Bahasa Indonesia. Kalo memang bener cuma itu doang, kenapa gak enhanced support for Bahasa Indonesia itu dimasukkan ke ubuntu/debian aja jadi saya (dan pengguna debian/ubuntu lainnya) bisa ikut diuntungkan, jadi tinggal 'sudo apt-get install ...' doang? Kenapa sampe harus ada distro sendiri? BlankOn itu sebenarnya juga berupa metapackage. Coba saja tambahkan repo BlankOn dan instal blankon-desktop. Ya, kalo memang begitu, ini approachnya menurut saya sudah betul. Seandainya saja dibuat jelas dari awal bahwa untuk menggunakan BlankOn *tidak harus* download cd image dan menginstall dr scratch, menambah repo dan install blankon-desktop pun bisa. Kesan yg saya dapat kalo ke websitenya blankon itu kalo mau pake blankon pertama kali itu satu2nya cara cuma download cdimage dan install dari scratch. Buat bbrp orang, seperti saya, ganti distro itu bukan hal kecil. Jadi untuk membuat keputusan harus benar2 research dan punya informasi yg cukup, bahkan untuk mencobanya saja. Nah kalo saya gak tau persis apa yg membedakannya dr Ubuntu, maka saya gak punya cukup informasi untuk membuat keputusan. Namun BlankOn bukan sekedar pilah-pilih paket yang ada di Ubuntu lalu dibuatkan metapackage (dan berlanjut menjadi CD) saja. Ada paket-paket tambahan (paket khas BlankOn) yang dimasukkan. Saat ini lebih banyak berupa artwork. Harusnya dibuat jelas juga apa aja tepatnya yang membedakan BlankOn dari Ubuntu. Seperti saya bilang, ganti/memulai menggunakan distro itu seharusnya an informed decision, jadi harus tau dulu alasannya apa (kenapa gak pake ubuntu aja?). Tuk terjemahan, yg saya tahu penerjemahan dilakukan melalui Launchpad (yang akan dipakai oleh Ubuntu juga dan entah diteruskan ke upstream atau tidak). Namun kadang juga langsung dimasukkan ke BlankOn tanpa harus menunggu Ubuntu membuatkan paketnya terlebih dahulu. Ini memang repot, mirip seperti upstream Ubuntu ke Debian. Tapi minimal tim BlankOn tidak perlu pusing maintain paket2 Ubuntu yg lain, cukup ngurusin paket2 yg spesifik BlankOn aja. Makanya saya bilang approach ini udah betul. Buat yg ngotot mau mulai bikin2 distro sendiri, saya anjurkan mendingan jangan. Kalo bener2 ada alasan yg kuat dan berdasar, ya gunakanlah approach seperti BlankOn ini. Ronny -- FAQ milis di http://wiki.linux.or.id/FAQ_milis_tanya-jawab Unsubscribe: kirim email ke tanya-jawab-unsubscr...@linux.or.id Arsip dan info milis selengkapnya di http://linux.or.id/milis
Re: [tanya-jawab] Re-Compile Linux
2009/1/28 Ronny Haryanto ro...@haryan.to: 2009/1/28 Fajran Iman Rusadi faj...@gmail.com: BlankOn itu sebenarnya juga berupa metapackage. Coba saja tambahkan repo BlankOn dan instal blankon-desktop. Ya, kalo memang begitu, ini approachnya menurut saya sudah betul. Seingat saya, dari sejak memutuskan untuk menggunakan Ubuntu sebagai basisnya (BlankOn 2.0), pendekatan untuk pelihara paket seperlunya dan sisanya serahkan kepada upstream sudah digunakan dan sepertinya (seharusnya?) akan terus digunakan. Seandainya saja dibuat jelas dari awal bahwa untuk menggunakan BlankOn *tidak harus* download cd image dan menginstall dr scratch, menambah repo dan install blankon-desktop pun bisa. Kesan yg saya dapat kalo ke websitenya blankon itu kalo mau pake blankon pertama kali itu satu2nya cara cuma download cdimage dan install dari scratch. Sebenarnya tertulis di dokumentasinya, namun sepertinya tidak mudah ditemukan. Wah PR tuk tim dokumentasi nih.. Coba saja ke http://www.blankonlinux.or.id/dokumentasi/meuligoe/index.html dan cari bagian Migrasi dari Ubuntu ke BlankOn Buat bbrp orang, seperti saya, ganti distro itu bukan hal kecil. Jadi untuk membuat keputusan harus benar2 research dan punya informasi yg cukup, bahkan untuk mencobanya saja. Nah kalo saya gak tau persis apa yg membedakannya dr Ubuntu, maka saya gak punya cukup informasi untuk membuat keputusan. Namun BlankOn bukan sekedar pilah-pilih paket yang ada di Ubuntu lalu dibuatkan metapackage (dan berlanjut menjadi CD) saja. Ada paket-paket tambahan (paket khas BlankOn) yang dimasukkan. Saat ini lebih banyak berupa artwork. Harusnya dibuat jelas juga apa aja tepatnya yang membedakan BlankOn dari Ubuntu. Seperti saya bilang, ganti/memulai menggunakan distro itu seharusnya an informed decision, jadi harus tau dulu alasannya apa (kenapa gak pake ubuntu aja?). Sip. Terima kasih atas sarannya. Tuk terjemahan, yg saya tahu penerjemahan dilakukan melalui Launchpad (yang akan dipakai oleh Ubuntu juga dan entah diteruskan ke upstream atau tidak). Namun kadang juga langsung dimasukkan ke BlankOn tanpa harus menunggu Ubuntu membuatkan paketnya terlebih dahulu. Ini memang repot, mirip seperti upstream Ubuntu ke Debian. Tapi minimal tim BlankOn tidak perlu pusing maintain paket2 Ubuntu yg lain, cukup ngurusin paket2 yg spesifik BlankOn aja. Makanya saya bilang approach ini udah betul. Buat yg ngotot mau mulai bikin2 distro sendiri, saya anjurkan mendingan jangan. Kalo bener2 ada alasan yg kuat dan berdasar, ya gunakanlah approach seperti BlankOn ini. iya memang. Saya juga sadar kalau bikin itu gampang tapi memelihara itu susah. Makanya BlankOn juga walau punya repositori sendiri namun hanya berisi paket-paket khas BlankOn atau yang diturunkan/ditarik ke BlankOn. Sehingga BlankOn pada dasarnya tidak bisa lepas dari repositori Ubuntu. Saat ini, repositori resmi yang digunakan oleh BlankOn itu ada dua, yaitu repositori BlankOn itu sendiri http://arsip.blankonlinux.or.id/blankon dan repositori Ubuntu bagian main dan restricted. Jika ada paket dari universe atau multiverse, maka paket tersebut akan ditarik (tanpa diubah sama sekali) ke repositori BlankOn. -- Iang- http://fajran.web.id y!m: fajran -- FAQ milis di http://wiki.linux.or.id/FAQ_milis_tanya-jawab Unsubscribe: kirim email ke tanya-jawab-unsubscr...@linux.or.id Arsip dan info milis selengkapnya di http://linux.or.id/milis
Re: [tanya-jawab] Re-Compile Linux
duh maaf.. yg sebelumnya lupa saya CC ke milis pengembang BlankOn 2009/1/28 Ronny Haryanto ro...@haryan.to: 2009/1/28 Fajran Iman Rusadi faj...@gmail.com: BlankOn itu sebenarnya juga berupa metapackage. Coba saja tambahkan repo BlankOn dan instal blankon-desktop. Ya, kalo memang begitu, ini approachnya menurut saya sudah betul. Seingat saya, dari sejak memutuskan untuk menggunakan Ubuntu sebagai basisnya (BlankOn 2.0), pendekatan untuk pelihara paket seperlunya dan sisanya serahkan kepada upstream sudah digunakan dan sepertinya (seharusnya?) akan terus digunakan. Seandainya saja dibuat jelas dari awal bahwa untuk menggunakan BlankOn *tidak harus* download cd image dan menginstall dr scratch, menambah repo dan install blankon-desktop pun bisa. Kesan yg saya dapat kalo ke websitenya blankon itu kalo mau pake blankon pertama kali itu satu2nya cara cuma download cdimage dan install dari scratch. Sebenarnya tertulis di dokumentasinya, namun sepertinya tidak mudah ditemukan. Wah PR tuk tim dokumentasi nih.. Coba saja ke http://www.blankonlinux.or.id/dokumentasi/meuligoe/index.html dan cari bagian Migrasi dari Ubuntu ke BlankOn Buat bbrp orang, seperti saya, ganti distro itu bukan hal kecil. Jadi untuk membuat keputusan harus benar2 research dan punya informasi yg cukup, bahkan untuk mencobanya saja. Nah kalo saya gak tau persis apa yg membedakannya dr Ubuntu, maka saya gak punya cukup informasi untuk membuat keputusan. Namun BlankOn bukan sekedar pilah-pilih paket yang ada di Ubuntu lalu dibuatkan metapackage (dan berlanjut menjadi CD) saja. Ada paket-paket tambahan (paket khas BlankOn) yang dimasukkan. Saat ini lebih banyak berupa artwork. Harusnya dibuat jelas juga apa aja tepatnya yang membedakan BlankOn dari Ubuntu. Seperti saya bilang, ganti/memulai menggunakan distro itu seharusnya an informed decision, jadi harus tau dulu alasannya apa (kenapa gak pake ubuntu aja?). Sip. Terima kasih atas sarannya. Tuk terjemahan, yg saya tahu penerjemahan dilakukan melalui Launchpad (yang akan dipakai oleh Ubuntu juga dan entah diteruskan ke upstream atau tidak). Namun kadang juga langsung dimasukkan ke BlankOn tanpa harus menunggu Ubuntu membuatkan paketnya terlebih dahulu. Ini memang repot, mirip seperti upstream Ubuntu ke Debian. Tapi minimal tim BlankOn tidak perlu pusing maintain paket2 Ubuntu yg lain, cukup ngurusin paket2 yg spesifik BlankOn aja. Makanya saya bilang approach ini udah betul. Buat yg ngotot mau mulai bikin2 distro sendiri, saya anjurkan mendingan jangan. Kalo bener2 ada alasan yg kuat dan berdasar, ya gunakanlah approach seperti BlankOn ini. iya memang. Saya juga sadar kalau bikin itu gampang tapi memelihara itu susah. Makanya BlankOn juga walau punya repositori sendiri namun hanya berisi paket-paket khas BlankOn atau yang diturunkan/ditarik ke BlankOn. Sehingga BlankOn pada dasarnya tidak bisa lepas dari repositori Ubuntu. Saat ini, repositori resmi yang digunakan oleh BlankOn itu ada dua, yaitu repositori BlankOn itu sendiri http://arsip.blankonlinux.or.id/blankon dan repositori Ubuntu bagian main dan restricted. Jika ada paket dari universe atau multiverse, maka paket tersebut akan ditarik (tanpa diubah sama sekali) ke repositori BlankOn. -- Iang- http://fajran.web.id y!m: fajran -- FAQ milis di http://wiki.linux.or.id/FAQ_milis_tanya-jawab Unsubscribe: kirim email ke tanya-jawab-unsubscr...@linux.or.id Arsip dan info milis selengkapnya di http://linux.or.id/milis
Re: [tanya-jawab] Re-Compile Linux
2009/1/28 Adi Nugroho a...@internux.co.id: On Wednesday 28 January 2009 19:42:39 Ronny Haryanto wrote: Sebetulnya bagian apanya sih yg tidak bisa dibuat sebagai metapackage dan sebagai pilihan pada waktu install ubuntu sehingga harus dibuat distro sendiri? Saya tidak bisa menemukan dengan mudah halaman yg menjelaskan perbedaan mendasar yg meyakinkan saya (atau calon pengguna) untuk menggunakan BlankOn instead of Ubuntu. Cuma di distrowatch aja begini: BlankOn is an Ubuntu-based desktop Linux distribution and live CD with enhanced support for Bahasa Indonesia. Kalo memang bener cuma itu doang, kenapa gak enhanced support for Bahasa Indonesia itu dimasukkan ke ubuntu/debian aja jadi saya (dan pengguna debian/ubuntu lainnya) bisa ikut diuntungkan, jadi tinggal 'sudo apt-get install ...' doang? Kenapa sampe harus ada distro sendiri? Tiap distro beda konsep. Kalau saya pengguna OpenSUSE. Di OpenSUSE, dari sononya sudah berbahasa Indonesia. Jadi, tidak perlu bikin distro baru. Kalau ingin distro berbahasa Indonesia, maka saat instalasi OpenSUSE, tinggal pencet [F2], lalu pilih bahasa Indonesia. Bahkan, Basa Jawa juga ada :) Bisa jadi, ini dimungkinkan karena OpenSUSE itu berbasis DVD. Jadi bisa memasukkan banyak bahasa dalam satu keping DVD. Kalau ubuntu beda konsep. Karena ubuntu adalah distro yang berbasis CD, maka memang mesti selalu bikin distro baru:: Ubuntu Kubuntu Ubuntu-ME Ubuntu-CE Edubuntu Gobuntu BlankOn dst dst Di OpenSUSE sebaliknya. Kelebihan distro turunan, ditarik ke distro utama. Contoh: SUPER (SuSE Performance Enchanced), sejak OpenSUSE 10.2 digabung ke distro induk supaya performance-nya OpenSUSE ikutan enchanced juga seperti SUPER. -- Salam, Adi Nugroho - http://adi.internux.co.id/ iNterNUX --- http://www.internux.net.id/ Jalan Dr. Sam Ratulangi No. 53J Makassar Tel. +62-411-834690 Fax. +62-411-834691 CDMA:+62-411-6109535 GSM:+62-816-27-9193 -- FAQ milis di http://wiki.linux.or.id/FAQ_milis_tanya-jawab Unsubscribe: kirim email ke tanya-jawab-unsubscr...@linux.or.id Arsip dan info milis selengkapnya di http://linux.or.id/milis Mas Adi, Faktor bahasa, sama aja. Ubuntu juga sediakan versi DVD yang dukungan bahasanya lengkap. Tapi kalopun versi CD yg dipake, bahasa Indonesia tetep bisa di install lah. Karena Ubuntu, base on Debian, reponya sejak jaman purba dah komplet banget dengan software macem2 tuh. Pernah nyoba reponya Ubuntu/Debian? Sedangkan turunan dr Ubuntu, bukan karena beda konsep. Karena Ubuntu nggak pake EULA jadi flexibel skali untuk dimodifikasi. Dan karena faktor kemudahannya ini serta lagi hit, shingga banyak skali berbagai pihak membuat turunannya. Dan ini tetep nggak jadi masalah. Karena Ubuntu repo tetep bisa dimasukin. Dan tetep saja itu semua Ubuntu ;-) --- http://rippingthepenguin.blogspot.com -- FAQ milis di http://wiki.linux.or.id/FAQ_milis_tanya-jawab Unsubscribe: kirim email ke tanya-jawab-unsubscr...@linux.or.id Arsip dan info milis selengkapnya di http://linux.or.id/milis
Re: [tanya-jawab] Re-Compile Linux
On Wednesday 28 January 2009 20:56:16 Lutfi wrote: Sedangkan turunan dr Ubuntu, bukan karena beda konsep. Karena Ubuntu nggak pake EULA jadi flexibel skali untuk dimodifikasi. Dan karena faktor kemudahannya ini serta lagi hit, shingga banyak skali berbagai pihak membuat turunannya. Benar. Bikin bikin distro turunan sekarang memang lagi hit. Soalnya, bikin distro turunan sih memang sekarang mudah sekali. Di OpenSUSE, kita bisa bikin distro turunan dengan sangat mudah. Tidak perlu tim puluhan orang, tidak perlu kerja berbulan bulan. Kalau cuman membuat distro LiveCD turunan berbahasa indonesia, kita bisa membuatnya sendirian hanya dalam 6 menit saja. (plus waktu yang dibutuhkan untuk upload/download, tentunya). Semua dilakukan di servernya Novell. Kita mengerjakannya secara web based. Bahkan bisa test drive langsung sebelum mendownloadnya. (distro buatan kita dijalankan di server novell, kita capture layarnya dengan VNC. Jadi kita bisa melihat distro tersebut booting melalui browser kita !!! ). Welcome to Suse Studio... http://www.susestudio.com/screencast.html Have a lot of fun -- Salam, Adi Nugroho - http://adi.internux.co.id/ iNterNUX --- http://www.internux.net.id/ Jalan Dr. Sam Ratulangi No. 53J Makassar Tel. +62-411-834690 Fax. +62-411-834691 CDMA:+62-411-6109535 GSM:+62-816-27-9193 -- FAQ milis di http://wiki.linux.or.id/FAQ_milis_tanya-jawab Unsubscribe: kirim email ke tanya-jawab-unsubscr...@linux.or.id Arsip dan info milis selengkapnya di http://linux.or.id/milis