[teknologia] Re: Dagelan Internet Indonesia (babak 2)

2005-09-20 Terurut Topik Andriansah
On 9/18/05, Budi Rahardjo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Diambil dari blog saya:http://rahard.modblog.com/core.mod?show=blogview&blog_id=742232Minggu lalu saya pergi ke India untuk berdiskusi seoal teknologi
selama lima hari. Ketika pulang ke Indonesia, saya dapati DagelanInternet Indonesia babak kedua.
di milis sebelah malah dagelan terus hehehe 
Saya dikejutkan dengan berita bahwa ada keributan tentang masalah IIXantara APJII dengan PT IDC, dimana IIX berada. Router IIX dimatikan
dan dipindahkan. Seharusnya hal ini tidak membuat saya terkejutmengingat hasil munas APJII beberapa waktu yang lalu yang memangkontroversial (soal domain, IIX, dan entah apa lagi). Yang membuatsaya tertawa - ini yang namanya dagelan - Dirjen di Departemen Kominfo
disuruh datang ke gedung Cyber untuk menghidupkan router IIX. Ternyatakatanya masalahnya sederhana saja. Kalau saya jadi Dirjen itu, pastibete banget. Ha ha ha. Kutipu kau kata dalangnya.

setuju, saya pecat deh orang2 yang menipu saya :)
Yang juga membuat saya ketawa ngakak - lagi-lagi inilah dagelannya -adalah masalah IIX ini dikait-kaitkan dengan masalah pengelolaan
domain .ID yang pernah saya kelola. Sebagai pembalasan? (Pembalasanatas apa? Mungkin ada yang merasa perlu dibalas?) Entah siapa yangmembuat isyu (atau skenario dalam dagelan ini), tapi stupid bangetdia. Ini lawakan besar bagi saya. (Entah bagi pengguna Internet
Indonesia?) Lha, wong saya berada di luar negeri ketika kejadian initerjadi kok bisa-bisanya dikait-kaitkan dengan masalah domain. Sayabaru tahunya setelah pulang ke Indonesia. Bodor pisan, lucu sekali,kata orang Sunda.

Iya yah... kalo gak salah masalah awalnya adalah pengelolaan .id kan? 
Tapi, memang dagelan harus tidak riil. Harus aneh dan tidak masukakal. Tentu saja harus bisa membuat kita tertawa. Kalau tidak, bukan
dagelan namanya akan tetapi drama tragis yang menyedihkan, yangmembuat kita menangis.Atau, mungkin saya salah. Ini bukan dagelan? Mungkin kejadian inijustru harus membuat kita sedih?

Di saya tidak ngaruh, sama seperti tulis mas Amal, internet yang saya pake pun sudah seperti orong-orong...-- Andriansah 


[teknologia] Re: Dagelan Internet Indonesia (babak 2)

2005-09-19 Terurut Topik Harry Sufehmi


*** REPLY SEPARATOR  ***
On 19/09/2005 at 20:47 Patriawan, Carlos wrote:
>Tambahan:
>Gua refer dari
>http://www.techworld.com/networking/news/index.cfm?NewsID=4402
>ternyata BT 21st Century Network layer diatasnya menggunakan VPLS ya.
>
>Mantap,Imaginasi kita untuk metro ethernet LAN based MPLS VPN di tiap
>negara jadi kenyataan :)

He he, dasar misionaris MPLS  ;)


cheers, HS



[teknologia] Re: Dagelan Internet Indonesia (babak 2)

2005-09-19 Terurut Topik Patriawan, Carlos

On 9/19/05, Patriawan, Carlos <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> On 9/19/05, Harry Sufehmi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> >
> > *** REPLY SEPARATOR  ***
> > On 18/09/2005 at 23:11 Patriawan, Carlos wrote:
> > >Kalau mau contoh penetrasi broadband,belajar dari Korea dan
> > >Jepang,penetrasi dua negara ini lebih tinggi dari US sekalipun.Triple
> > >Play melalui metro ethernet sudah jadi kenyataan disana (Voice,Data
> > >and Video).Istilahnya FTTH.Jadi tiap rumah ada sambungan 100Mbps.
> > >Di Dubai juga sedang giat2nya,begitu juga negara2 Skandinavia+Spain.
> >
> > Ya, teman saya ikut proyek membangun sebuah komplek yang sudah seperti kota 
> > mandiri di Dubai, trus dia tanya2 ke saya soal akses broadbandnya.
> > Dananya bikin ngiler... infrastruktur Internetnya bisa foya-foya dengan 
> > dana yang ada itu.
> >
> >
> 
> Ini mungkin BT 21st Century Network yang beberapa bulan lalu vendor
> pemenangnya diumumkan yach.
> 
> Yang saya kaget ternyata Marconi gak ikutan menang,padahal local
> British vendor :)
> 

Tambahan:
Gua refer dari http://www.techworld.com/networking/news/index.cfm?NewsID=4402
ternyata BT 21st Century Network layer diatasnya menggunakan VPLS ya.

Mantap,Imaginasi kita untuk metro ethernet LAN based MPLS VPN di tiap
negara jadi kenyataan :)


Carlos


[teknologia] Re: Dagelan Internet Indonesia (babak 2)

2005-09-19 Terurut Topik Patriawan, Carlos

On 9/19/05, Harry Sufehmi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> 
> *** REPLY SEPARATOR  ***
> On 18/09/2005 at 23:11 Patriawan, Carlos wrote:
> >Kalau mau contoh penetrasi broadband,belajar dari Korea dan
> >Jepang,penetrasi dua negara ini lebih tinggi dari US sekalipun.Triple
> >Play melalui metro ethernet sudah jadi kenyataan disana (Voice,Data
> >and Video).Istilahnya FTTH.Jadi tiap rumah ada sambungan 100Mbps.
> >Di Dubai juga sedang giat2nya,begitu juga negara2 Skandinavia+Spain.
> 
> Ya, teman saya ikut proyek membangun sebuah komplek yang sudah seperti kota 
> mandiri di Dubai, trus dia tanya2 ke saya soal akses broadbandnya.
> Dananya bikin ngiler... infrastruktur Internetnya bisa foya-foya dengan dana 
> yang ada itu.
> 
> 

Ini mungkin BT 21st Century Network yang beberapa bulan lalu vendor
pemenangnya diumumkan yach.

Yang saya kaget ternyata Marconi gak ikutan menang,padahal local
British vendor :)


Carlos


[teknologia] Re: Dagelan Internet Indonesia (babak 2)

2005-09-19 Terurut Topik Harry Sufehmi


*** REPLY SEPARATOR  ***
On 18/09/2005 at 23:11 Patriawan, Carlos wrote:
>Kalau mau contoh penetrasi broadband,belajar dari Korea dan
>Jepang,penetrasi dua negara ini lebih tinggi dari US sekalipun.Triple
>Play melalui metro ethernet sudah jadi kenyataan disana (Voice,Data
>and Video).Istilahnya FTTH.Jadi tiap rumah ada sambungan 100Mbps.
>Di Dubai juga sedang giat2nya,begitu juga negara2 Skandinavia+Spain.

Ya, teman saya ikut proyek membangun sebuah komplek yang sudah seperti kota 
mandiri di Dubai, trus dia tanya2 ke saya soal akses broadbandnya.
Dananya bikin ngiler... infrastruktur Internetnya bisa foya-foya dengan dana 
yang ada itu.


Salam,
Harry



[teknologia] Re: Dagelan Internet Indonesia (babak 2)

2005-09-19 Terurut Topik Harry Sufehmi

*** REPLY SEPARATOR  ***
On 19/09/2005 at 10:20 Affan Basalamah wrote:
>Saya kok malah berfikir bahwa untuk menyediakan infrastruktur Internet
>yang murah, PT Telkom harus ikut campur. Kenapa ? Coba lihat Telkomnet
>Instan. Itu satu-satunya solusi nginternet yang cepat, mudah, murah,
>dan ada di mana-mana, walaupun cuma dial up. Untuk mengkover area
>Indonesia yang besar ini, yang sudah deploy node paling banyak di
>Indonesia ya cuma Telkom (Flexi) dan Telkomsel.  Abis siapa lagi yg
>musti ndeploy node di seluruh tempat di Indonesia ?

Kalau di Inggris, British Telecom yang dijadikan tumbal. Infrastrukturnya 
dibuka untuk siapa saja, untuk broadband dia juga dipaksa harus menyediakan 
bulk pricing utk ISP. Walhasil, biaya telpon dan akses Internet turun drastis 
dalam waktu beberapa tahun saja.

Yang apes teman saya - dia sudah beli banyak saham BT, tiba2 pemerintah Inggris 
mulai memperlakukan BT seperti itu. Tentu saja nilai saham BT terjun bebas, 
karena dia tidak lagi memonopoli pasar, ha ha.

Kalau pemerintah betul2 menjalankan UUD 45 pasal 33, maka Telkom mustinya 
diperlakukan seperti ini. Tapi, dari dulu sih tidak demikian hal nya ya :)


Salam,
Harry



[teknologia] Re: Dagelan Internet Indonesia (babak 2)

2005-09-19 Terurut Topik Patriawan, Carlos

On 9/19/05, Andika Triwidada <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> On 9/19/05, Patriawan, Carlos <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > On 9/19/05, Andika Triwidada <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > >
> > > On 9/19/05, Patriawan, Carlos <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > > >
> > > > Kalau mau contoh penetrasi broadband,belajar dari Korea dan
> > > > Jepang,penetrasi dua negara ini lebih tinggi dari US sekalipun.Triple
> > > > Play melalui metro ethernet sudah jadi kenyataan disana (Voice,Data
> > > > and Video).Istilahnya FTTH.Jadi tiap rumah ada sambungan 100Mbps.
> > > >
> > > > Di Dubai juga sedang giat2nya,begitu juga negara2 Skandinavia+Spain.
> > > >
> > > >
> > > > Carlos
> > > >
> > >
> > > Rasanya ini sudah sering dibandingkan. Masalahnya adalah luas area
> > > yang ingin di-cover / jumlah penduduk. Jelas bahwa untuk mengcover
> > > orang yg sama, US butuh biaya jauh lebih tinggi dibanding Korea
> > > dan Jepang, yang jauh lebih rapat huniannya.
> >
> > Oo beda Pak.
> >
> > Yang saya tahu/baca memang banyak komplain kalau pemth US agak
> > mencueki perkembangan broadband,pure politics,bukan masalah
> > teknis.Mencueki dalam artian kurang men-endorse.
> >
> 
> Kita lupakan dulu masalah non teknis.
> 
> Biaya mengcover luas L yang dihuni oleh P orang, dengan bandwidth B
> per kepala sebanding dengan L x B : P
> 
> Agar tingkat kenyamanan setara, maka B : P dibuat konstan antar negara.
> 
> Jadi variabelnya tinggal L, bila diasumsikan teknologi yang dipakai
> setara biaya dan kapasitasnya.
> 
> Terlalu sederhana? :D

Saya kasih ceritanya agak mendetail pak.

1. Jadi ceritanya begini untuk solve masalah tersebut.Carrier
kan(Q$$$)  biasanya gak mau invest infrastruktur kalau daerahnya derah
terpencil,low margin.

Tapi kebutuhan broadband muncul juga dong dari daerah
terpencil,makanya kemndian muncul program USDA tsb,yang intinya daerah
terpencil bisa minjam dana dari
pemerintah pusat (kalau di Indonesia Jakarta) untuk develop fibre-city
yang fully independent.

2. Untuk kasus Utopia di Utah,sejarah berdirinya Utopia itu dulu
karena WalMart mau buka branch disono,tapi karena tidak ada
broadband,mereka cancel,padahal WalMart penting banget untuk stimulate
perekonomian dan employment.

Kemudian dari hasil meeting2 dengan City Hall dan
governor/major,mereka putuskan untuk develop fiber-city sendiri.

Jadi dari case ini,kebutuhan Broadband dipicu dari issue dengan adanya
 demand dari sisi Bisnis.

Indonesia mungkin bisa begitu juga,kalau ada investor asing yg mau
buka pabrik atau apalah tapi kemudian terhalang sisi
infrastruktur,harusnya ada cara khusus agar kemudian infrastrukturnya
tersedia.


Carlos


[teknologia] Re: Dagelan Internet Indonesia (babak 2)

2005-09-19 Terurut Topik Andika Triwidada

On 9/19/05, Patriawan, Carlos <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> On 9/19/05, Andika Triwidada <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > On 9/19/05, Patriawan, Carlos <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > >
> > > Kalau mau contoh penetrasi broadband,belajar dari Korea dan
> > > Jepang,penetrasi dua negara ini lebih tinggi dari US sekalipun.Triple
> > > Play melalui metro ethernet sudah jadi kenyataan disana (Voice,Data
> > > and Video).Istilahnya FTTH.Jadi tiap rumah ada sambungan 100Mbps.
> > >
> > > Di Dubai juga sedang giat2nya,begitu juga negara2 Skandinavia+Spain.
> > >
> > >
> > > Carlos
> > >
> >
> > Rasanya ini sudah sering dibandingkan. Masalahnya adalah luas area
> > yang ingin di-cover / jumlah penduduk. Jelas bahwa untuk mengcover
> > orang yg sama, US butuh biaya jauh lebih tinggi dibanding Korea
> > dan Jepang, yang jauh lebih rapat huniannya.
> 
> Oo beda Pak.
> 
> Yang saya tahu/baca memang banyak komplain kalau pemth US agak
> mencueki perkembangan broadband,pure politics,bukan masalah
> teknis.Mencueki dalam artian kurang men-endorse.
> 

Kita lupakan dulu masalah non teknis.

Biaya mengcover luas L yang dihuni oleh P orang, dengan bandwidth B
per kepala sebanding dengan L x B : P

Agar tingkat kenyamanan setara, maka B : P dibuat konstan antar negara.

Jadi variabelnya tinggal L, bila diasumsikan teknologi yang dipakai
setara biaya dan kapasitasnya.

Terlalu sederhana? :D

-- andika


[teknologia] Re: Dagelan Internet Indonesia (babak 2)

2005-09-19 Terurut Topik Patriawan, Carlos

> Saya cuma berharap mudah-mudahan player2 besar kayak Telkom, Indosat
> dan Excelcom bisa jualan services MPLS VPN minimal untuk sambungan ke
> OpenIXP dan bikin sekian banyak POP di kota-kota besar di Indonesia.
> Paling nggak penyelenggaraan servis IXP biayanya bukan seperti bayar
> bandwidth yang terus-terusan mahal dan bergantung pada dolar. Nantinya
> ISP lokal seIndonesia tinggal langganan ke POP nya mereka. Kalau Telkom
> dkk mau main ke last mile, tinggal mainkan saja servis yang mereka
> punya, misalnya CDMA, GPRS/EDGE atau DSL yang kabelnya diperbaiki.

Iya ini istilahnya MPLS Carrier2Carrier.

Dulu tahun 2000 gua pernah propose ke org2 IIX untuk scaled networks
di Indonesia di IP/packet switchednya memang paling bagus menggunakan
MPLS VPN/2547bis atau VPLS karena alasan geografis yang berjauhan.Tapi
emang waktu itu msh jarang banget yg ngerti MPLS.

Tapi skrg awareness mereka ke mpls sudah tinggi,terbuki dari pembelian
MPLS Router dan katanya sih bakal roll-out 2547 Service :) jadi
mungkin tinggal tunggu tanggal mainya Sir.


Carlos


[teknologia] Re: Dagelan Internet Indonesia (babak 2)

2005-09-19 Terurut Topik Patriawan, Carlos

Kalau fisiknya munglon lebih ya,detailnya gw kurang tahu.Tapi
interkoneksi antara kotanya melalui bonding/aggregate beberapa 10Gb
Interfaces.

Media diatasnya menggunakan VPLS/Virtual Private LAN Services untuk
Triple Play  (MPLS Layer 2 VPN).

Carlos

On 9/19/05, Ariya Hidayat <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> > ini linknya sebagai referensi:
> > http://www.utopianet.org/technology/fiber.htm
> 
> Mas Carlos, sekedar tanya, di lapis fisiknya proyek UTOPIA ini
> mentransmisikan data ke fiber optiknya di rate berapa ya? Sudah 2.5
> Gbps/channel atau malah lebih?
> 
> Terima kasih.
> 
> 
> --
> http://www.google.com/search?q=ariya+hidayat&btnI
>


[teknologia] Re: Dagelan Internet Indonesia (babak 2)

2005-09-19 Terurut Topik Ariya Hidayat

> ini linknya sebagai referensi:
> http://www.utopianet.org/technology/fiber.htm

Mas Carlos, sekedar tanya, di lapis fisiknya proyek UTOPIA ini
mentransmisikan data ke fiber optiknya di rate berapa ya? Sudah 2.5
Gbps/channel atau malah lebih?

Terima kasih.


-- 
http://www.google.com/search?q=ariya+hidayat&btnI


[teknologia] Re: Dagelan Internet Indonesia (babak 2)

2005-09-19 Terurut Topik Patriawan, Carlos

ini linknya sebagai referensi:
http://www.utopianet.org/technology/fiber.htm


[teknologia] Re: Dagelan Internet Indonesia (babak 2)

2005-09-19 Terurut Topik Patriawan, Carlos

On 9/19/05, Andika Triwidada <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> On 9/19/05, Patriawan, Carlos <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Kalau mau contoh penetrasi broadband,belajar dari Korea dan
> > Jepang,penetrasi dua negara ini lebih tinggi dari US sekalipun.Triple
> > Play melalui metro ethernet sudah jadi kenyataan disana (Voice,Data
> > and Video).Istilahnya FTTH.Jadi tiap rumah ada sambungan 100Mbps.
> >
> > Di Dubai juga sedang giat2nya,begitu juga negara2 Skandinavia+Spain.
> >
> >
> > Carlos
> >
> 
> Rasanya ini sudah sering dibandingkan. Masalahnya adalah luas area
> yang ingin di-cover / jumlah penduduk. Jelas bahwa untuk mengcover
> orang yg sama, US butuh biaya jauh lebih tinggi dibanding Korea
> dan Jepang, yang jauh lebih rapat huniannya.

Oo beda Pak.

Yang saya tahu/baca memang banyak komplain kalau pemth US agak
mencueki perkembangan broadband,pure politics,bukan masalah
teknis.Mencueki dalam artian kurang men-endorse.


> 
> Indonesia memiliki masalah mirip dengan US: luas wilayah sangat
> besar, padahal daya beli jauh lebih rendah.
> 
> Teknologi yang tersedia untuk setiap negara di atas relatif sama,
> jadi memang negara yang lebih padat penduduknya (contoh: Jakarta :D)
> yang lebih "diuntungkan" secara ekonomi.

Di Amerika sebenarnya untuk daerah Rural sekarang ada program khusus
untuk pengembangan FTTH,jadi daerah terpencil ini boleh dapat
tunjangan duit dari federal untuk develop broadband didaerahnya
menggunakan FTTH.

http://www.usda.gov/rus/

Jadi bisa jadi,network di daerah terpencil lebih bagus dibanding di Valley :)

Contoh terbesarnya adalah UTOPIA Project Di Utah,ini menyambungkan
kota2 kecil di Utah dalam one big fibre city,gak lewat Qwest
lagi(lagi2 karena involved jadi saya tahu).


Carlos


 
> --
>  .''`. Andika Triwidada <[EMAIL PROTECTED]>
> : :'  :just another Debian admin
> `. `'` http://andika-lives-here.blogspot.com/
>  `-  Debian - when you have better things to do than fixing a system
>


[teknologia] Re: Dagelan Internet Indonesia (babak 2)

2005-09-19 Terurut Topik Affan Basalamah

Assalamu 'alaikum wr.wb.

Kalau ngomongin masalah kabel telepon, tanya aja ke Telkom, kenapa kok
dia nggak jualan. AFAIK Telkom cuma bisa jualan DSL di Jakarta dan
Surabaya, karena kabel telpon yang dipasang di luar dua daerah itu
tidak disertifikasi utk high frequency, jadinya begitu dipasangi DSL
gak bisa jalan.

Kalau ngomongin masalah fiber optik, tanya aja ke Telkom, Indosat dan
Excelcom, kenapa kok dia nggak jualan. Mestinya kalau mereka semua bisa
jualan MPLS-VPN untuk ISP, kan enak tuh. Excelcom aja sudah kover pulau
Sumatera, Jawa, Bali, NTB, Kalimantan dan Sulawesi.

Akhirnya untuk menyediakan fastel utk orang Indon ini dipakailah
wireless. Untuk voice so far so good. Hampir semua orang sekarang punya
henpon, thanks to Kartu As dan Jempol. Tapi kalau untuk koneksi data,
lagi-lagi Telkom yang bikin gara-gara. Teknologi CDMA yang mestinya
diexploit keunggulannya untuk koneksi data kecepatan tinggi malah
diposisikan sebagai HP murah bicara. Akhirnya operator yg agak
profesional ngurusin data seperti M8 pusing, susah jualannya, karena
orang terasosiasi CDMA = nelpon murah. Akhirnya Esia bikin acara muka
gila (nelpon dibayar, 1 jam nelpon antar esia cuma 3000 perak), tapi
Flexi lebih murah lagi utk telpon ke luar operator lain. Akhirnya cuma
sedikit orang yang pake M8 untuk koneksi data aja.

Saya kok malah berfikir bahwa untuk menyediakan infrastruktur Internet
yang murah, PT Telkom harus ikut campur. Kenapa ? Coba lihat Telkomnet
Instan. Itu satu-satunya solusi nginternet yang cepat, mudah, murah,
dan ada di mana-mana, walaupun cuma dial up. Untuk mengkover area
Indonesia yang besar ini, yang sudah deploy node paling banyak di
Indonesia ya cuma Telkom (Flexi) dan Telkomsel.  Abis siapa lagi yg
musti ndeploy node di seluruh tempat di Indonesia ?

Masalahnya, PT Telkom ini sepanjang pengalaman saya terkenal paling
ampun-ampunan untuk main di teknologi packet switched Internet. Nggak
usah ngomong MPLS dsb, ngurus BGP routing aja nggak ada orangnya yang
betul-betul ngerti. Saat ini malah sudah nggak jadi NAP, nggak bisa
transit AS, malah turun pangkat jadi ISP. Tapi kalau urusan circuit
switched, E1, wah gila, cepet banget, belum beberapa saat, kabel
tembaga sudah tergelar. Belum lagi kalau kita denger cerita bahwa antar
divisi di Telkom itu saling bertengkar aja, biasanya antar DivreX
dengan DivMumet, Div

Saya cuma berharap mudah-mudahan player2 besar kayak Telkom, Indosat
dan Excelcom bisa jualan services MPLS VPN minimal untuk sambungan ke
OpenIXP dan bikin sekian banyak POP di kota-kota besar di Indonesia.
Paling nggak penyelenggaraan servis IXP biayanya bukan seperti bayar
bandwidth yang terus-terusan mahal dan bergantung pada dolar. Nantinya
ISP lokal seIndonesia tinggal langganan ke POP nya mereka. Kalau Telkom
dkk mau main ke last mile, tinggal mainkan saja servis yang mereka
punya, misalnya CDMA, GPRS/EDGE atau DSL yang kabelnya diperbaiki.

Kalau untuk servis Internet saya nggak tahu solusinya apa. Harga
bandwidth ke upstream mahal, dan orang Indonesia ngambil content ke
luar cuma tiga yang besarnya : Yahoo, Google ama Friendster. Akan tetap
ada konsumsi bandwidth Internet ke luar, dan ISP mestinya memikirkan
cara-cara memperkecil penggunaan bandwidth Internet seperti ini,
misalnya dengan bikin web cache server.

Silap salah ampun maaf,
takutnya saya sok tahu begini.

wass.wr.wb.

-affan



[teknologia] Re: Dagelan Internet Indonesia (babak 2)

2005-09-19 Terurut Topik Andika Triwidada

On 9/19/05, Patriawan, Carlos <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> Kalau mau contoh penetrasi broadband,belajar dari Korea dan
> Jepang,penetrasi dua negara ini lebih tinggi dari US sekalipun.Triple
> Play melalui metro ethernet sudah jadi kenyataan disana (Voice,Data
> and Video).Istilahnya FTTH.Jadi tiap rumah ada sambungan 100Mbps.
> 
> Di Dubai juga sedang giat2nya,begitu juga negara2 Skandinavia+Spain.
> 
> 
> Carlos
> 

Rasanya ini sudah sering dibandingkan. Masalahnya adalah luas area
yang ingin di-cover / jumlah penduduk. Jelas bahwa untuk mengcover
orang yg sama, US butuh biaya jauh lebih tinggi dibanding Korea
dan Jepang, yang jauh lebih rapat huniannya.

Indonesia memiliki masalah mirip dengan US: luas wilayah sangat
besar, padahal daya beli jauh lebih rendah.

Teknologi yang tersedia untuk setiap negara di atas relatif sama,
jadi memang negara yang lebih padat penduduknya (contoh: Jakarta :D)
yang lebih "diuntungkan" secara ekonomi.

-- 
 .''`. Andika Triwidada <[EMAIL PROTECTED]>
: :'  :just another Debian admin
`. `'` http://andika-lives-here.blogspot.com/
 `-  Debian - when you have better things to do than fixing a system


[teknologia] Re: Dagelan Internet Indonesia (babak 2)

2005-09-19 Terurut Topik Ivo Setyadi
On 9/19/05, Ronny Haryanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
On Mon, Sep 19, 2005 at 12:43:20PM +0700, Jay adalah Yulian wrote:> de facto, kabel telepon adalah infrastruktur terbesar yang> melingkupi penduduk di tiap kotaSama kabel listrik besar mana ya kira2?
Dr dulu tertarik sama broadband over power lines, tapi gak taufeasibilitynya di Indonesia.Ronny
Jelas besar kabel listrik.
Tapi kabel listrik doang belum akan siap dipakai internet.
Biaya masang router (or apalah) di tiap gardu listrik itu yang akan jadi mahal.

Even in the US, power-line-internet terbukti tidak feasible.

-ivo



[teknologia] Re: Dagelan Internet Indonesia (babak 2)

2005-09-19 Terurut Topik Ivo Setyadi
On 9/19/05, Bi[G] ™ <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
On 9/19/05, Ivo Setyadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:>>  Se-mur-mer apakah?>  Kalau pendirian rt/rw net harus mengajukan ijin seperti mendirikan ISP
>  maka "komponen perijinan" menjadikannya "mahal".>>  -ivo>bukannya sekarang ijin udah nggak jadi masalah?--Bi[G]

udah? atau masih diusahakan?
wah kalau udah, oke juga nih.



[teknologia] Re: Dagelan Internet Indonesia (babak 2)

2005-09-19 Terurut Topik Bi [G] ™

On 9/19/05, Patriawan, Carlos <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> 
> Kalau mau contoh penetrasi broadband,belajar dari Korea dan
> Jepang,penetrasi dua negara ini lebih tinggi dari US sekalipun.Triple
> Play melalui metro ethernet sudah jadi kenyataan disana (Voice,Data
> and Video).Istilahnya FTTH.Jadi tiap rumah ada sambungan 100Mbps.
> 
> Di Dubai juga sedang giat2nya,begitu juga negara2 Skandinavia+Spain.
> 

ihiks... Triple Play... kapan masuk Indonesia yah..
padahal perangkat dari yg bagus sampe abal2x udah ada yg jual..

-- 
Bi[G]
http://www.7sphere.com
Y!:br4ind4m4ge
Gmail:[EMAIL PROTECTED]
http://blog.adypermadi.com
http://www.adypermadi.com



[teknologia] Re: Dagelan Internet Indonesia (babak 2)

2005-09-19 Terurut Topik baskara

On 9/19/05, Patriawan, Carlos <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> Kalau mau contoh penetrasi broadband,belajar dari Korea dan
> Jepang,penetrasi dua negara ini lebih tinggi dari US sekalipun.Triple
> Play melalui metro ethernet sudah jadi kenyataan disana (Voice,Data
> and Video).Istilahnya FTTH.Jadi tiap rumah ada sambungan 100Mbps.

Dapat 8 Mbps saja sudah lebih dari cukup Om. Sudah lancar dipakai
untuk streaming [setiap weekend saya nonton liga inggris via
streaming]. Yang penting kapasitas backbone ke luar negrinya besar.


[teknologia] Re: Dagelan Internet Indonesia (babak 2)

2005-09-19 Terurut Topik Jay adalah Yulian

Pada tanggal 9/19/05, Indra Tjahjono <[EMAIL PROTECTED]> menulis:
> 
> Logikanya seharusnya begini
> Kalau ISP di permudah, maka banyak ISP-ISP besar sekarang akan hijrah ke NAP.
> Dan semakin banyak NAP, semakin besar persaingan, efeknya seharusnya harga
> akan turun (ga di masukin faktor pajak, regulasi, dll). Kalau harga NAP bisa
> turun, maka ISP beli bandwidth nya juga lebih murah, sehingga di end-user
> bisa murah juga.

itu regulasi, bukan infrastruktur, yang saya maksud infrastruktur
adalah kabel telepon untuk LC atau xDSL dan Fiber Optik antar kota

de facto, kabel telepon adalah infrastruktur terbesar yang melingkupi
penduduk di tiap kota

di luar jakarta biaya akses content lokal bisa 2-4 kali lipat
dibandingkan dengan akses internet yang langsung ke luar negeri


-- 
http://yulian.firdaus.or.id/


[teknologia] Re: Dagelan Internet Indonesia (babak 2)

2005-09-19 Terurut Topik Indra Tjahjono

On Monday 19 September 2005 05:43, Jay adalah Yulian wrote:
> itu regulasi, bukan infrastruktur, yang saya maksud infrastruktur
> adalah kabel telepon untuk LC atau xDSL dan Fiber Optik antar kota
>
> de facto, kabel telepon adalah infrastruktur terbesar yang melingkupi
> penduduk di tiap kota

Betul, tapi dengan semakin banyaknya isp kecil, maka mereka bisa menyediakan 
infrastructure yang murah meriah, tanpa melibatkan PT penyedia jaringan 
telpon.
Misal denga wireless dan membuat jaringan sebatas rtrw...
maka akan di dapat akses yang mur-mer...



-- 
Indra
PT. Verinux Linux System
http://www.verinux.com - "Technology in a smart way"
http://www.rtrw.net - "Internet untuk Semua"


[teknologia] Re: Dagelan Internet Indonesia (babak 2)

2005-09-19 Terurut Topik Ronny Haryanto
On Mon, Sep 19, 2005 at 12:43:20PM +0700, Jay adalah Yulian wrote:
> de facto, kabel telepon adalah infrastruktur terbesar yang
> melingkupi penduduk di tiap kota

Sama kabel listrik besar mana ya kira2?

Dr dulu tertarik sama broadband over power lines, tapi gak tau
feasibilitynya di Indonesia.

Ronny


pgpyCiYpKtGmP.pgp
Description: PGP signature


[teknologia] Re: Dagelan Internet Indonesia (babak 2)

2005-09-18 Terurut Topik Ikhlasul Amal

On 9/19/05, Ronny Haryanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> On Mon, Sep 19, 2005 at 12:43:20PM +0700, Jay adalah Yulian wrote:
> > de facto, kabel telepon adalah infrastruktur terbesar yang
> > melingkupi penduduk di tiap kota
> 
> Sama kabel listrik besar mana ya kira2?
> 

Sepertinya jaringan PLN lebih luas dibanding PT Telkom (terpaksa harus
disebut nama perusahaan, masih level permainan monopoli sih),
setidaknya terlihat Pemda Kodya dan Kabupaten Bandung menitipkan iuran
pengelolaan sampah lewat loket tagihan PLN. Sedangkan yang dimaksud
Jay adalah jaringan komunikasi lewat kabel.

-- 
amal


[teknologia] Re: Dagelan Internet Indonesia (babak 2)

2005-09-18 Terurut Topik Bi [G] ™

On 9/19/05, Ivo Setyadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
>  Se-mur-mer apakah?
>  Kalau pendirian rt/rw net harus mengajukan ijin seperti mendirikan ISP
>  maka "komponen perijinan" menjadikannya "mahal".
>  
>  -ivo
>  

bukannya sekarang ijin udah nggak jadi masalah?

-- 
Bi[G]
http://www.7sphere.com
Y!:br4ind4m4ge
Gmail:[EMAIL PROTECTED]
http://blog.adypermadi.com
http://www.adypermadi.com



[teknologia] Re: Dagelan Internet Indonesia (babak 2)

2005-09-18 Terurut Topik Patriawan, Carlos

On 9/18/05, Ivo Setyadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> On 9/19/05, Ronny Haryanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> > On Mon, Sep 19, 2005 at 12:43:20PM +0700, Jay adalah Yulian wrote:
> > > de facto, kabel telepon adalah infrastruktur terbesar yang
> > > melingkupi penduduk di tiap kota
> > 
> > Sama kabel listrik besar mana ya kira2? 
> > 
> > Dr dulu tertarik sama broadband over power lines, tapi gak tau
> > feasibilitynya di Indonesia.
> > 
> > Ronny
> > 
> 
>  Jelas besar kabel listrik.
>  Tapi kabel listrik doang belum akan siap dipakai internet.
>  Biaya masang router (or apalah) di tiap gardu listrik itu yang akan jadi
> mahal.
>  
>  Even in the US, power-line-internet terbukti tidak feasible.

Kalau mau contoh penetrasi broadband,belajar dari Korea dan
Jepang,penetrasi dua negara ini lebih tinggi dari US sekalipun.Triple
Play melalui metro ethernet sudah jadi kenyataan disana (Voice,Data
and Video).Istilahnya FTTH.Jadi tiap rumah ada sambungan 100Mbps.

Di Dubai juga sedang giat2nya,begitu juga negara2 Skandinavia+Spain.


Carlos


[teknologia] Re: Dagelan Internet Indonesia (babak 2)

2005-09-18 Terurut Topik Ivo Setyadi
On 9/19/05, Indra Tjahjono <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
On Monday 19 September 2005 05:43, Jay adalah Yulian wrote:> itu regulasi, bukan infrastruktur, yang saya maksud infrastruktur> adalah kabel telepon untuk LC atau xDSL dan Fiber Optik antar kota>
> de facto, kabel telepon adalah infrastruktur terbesar yang melingkupi> penduduk di tiap kotaBetul, tapi dengan semakin banyaknya isp kecil, maka mereka bisa menyediakaninfrastructure yang murah meriah, tanpa melibatkan PT penyedia jaringan
telpon.Misal denga wireless dan membuat jaringan sebatas rtrw...maka akan di dapat akses yang mur-mer...
Se-mur-mer apakah?
Kalau pendirian rt/rw net harus mengajukan ijin seperti mendirikan ISP
maka "komponen perijinan" menjadikannya "mahal".

-ivo



[teknologia] Re: Dagelan Internet Indonesia (babak 2)

2005-09-18 Terurut Topik Indra Tjahjono

On Monday 19 September 2005 01:06, Jay adalah Yulian wrote:
> kan biar punya bargain, tuh sudah kami permudah! (ijinnya dipermudah),
> tapi gimana mau berkembang kalo infrastruktur masih mahal?

Logikanya seharusnya begini
Kalau ISP di permudah, maka banyak ISP-ISP besar sekarang akan hijrah ke NAP.
Dan semakin banyak NAP, semakin besar persaingan, efeknya seharusnya harga 
akan turun (ga di masukin faktor pajak, regulasi, dll). Kalau harga NAP bisa 
turun, maka ISP beli bandwidth nya juga lebih murah, sehingga di end-user 
bisa murah juga.


-- 
Indra
PT. Verinux Linux System
http://www.verinux.com - "Technology in a smart way"
http://www.rtrw.net - "Internet untuk Semua"


[teknologia] Re: Dagelan Internet Indonesia (babak 2)

2005-09-18 Terurut Topik Jay adalah Yulian

Pada tanggal 9/19/05, Indra Tjahjono <[EMAIL PROTECTED]> menulis:
> 
> Menurut detik.com sih iya, katanya mau dipermudah...  kenapa ga dari dulu
> yah ?
> Kalau Ijin ISP di permudah seharusnya IT Indonesia bisa berkembang dengan
> pesat, dan Internet bisa masuk ke daerah-daerah dengan lebih banyak lagi,
> karena isp kecil lebih banyak mencoba daerah daripada di jakarta, yang sudah
> crowded...

kan biar punya bargain, tuh sudah kami permudah! (ijinnya dipermudah),
tapi gimana mau berkembang kalo infrastruktur masih mahal?

 
-- 
http://yulian.firdaus.or.id/


[teknologia] Re: Dagelan Internet Indonesia (babak 2)

2005-09-18 Terurut Topik Patriawan, Carlos

On 9/18/05, Indra Tjahjono <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> On Sunday 18 September 2005 15:53, Oskar Syahbana wrote:
> > Ya gontok - gontokan di US tuh tampaknya lebih 'keren' gituh karena
> > pihak - pihak yang beradu jelas - jelas merupakan perusahaan yang
> > mencari untung. Nah kalau di sini kan engga jelas APJII itu nyari
> > untung apa kagak.
> 
> Nah itu serunya di Indonesia semuanya serba engga jelas... Mau dibawa kemana
> juga sepertinya ga jelas banget buat orang-orang seperti saya..

Buat saya juga gak jelas maunya apa.

Tapi di Indonesia memang rancu antara orang
Teknologi,Birokrat,Politisi dan Lawyer.

Sering kali pengetahuan hukumnya jauh lebih kuwat dibanding
teknologinya (mungkin karena ilmu hukumnya bisa dipake untuk menindas
orang lain ya dan jadi penguasa virtual) ... :)

> 
> > Eh denger - dengern Depkominfo sedang mempertimbangkan untuk
> > menderegulasi ISP (yang artinya kagak butuh ijin yang engga - engga).
> 
> Menurut detik.com sih iya, katanya mau dipermudah...  kenapa ga dari dulu
> yah ?
> Kalau Ijin ISP di permudah seharusnya IT Indonesia bisa berkembang dengan
> pesat, dan Internet bisa masuk ke daerah-daerah dengan lebih banyak lagi,
> karena isp kecil lebih banyak mencoba daerah daripada di jakarta, yang sudah
> crowded...

Ini bukan ide baru,sudah dari dulu dipropose,cuman baru sekali ini
nyambung ke Birokrat.

Emang sebaiknya dibikin iklim 100% free market ala kapitalisme,kalau
bisa bikin internet murah2nya dan bisnisnya financially sustainable ya
maju teras,kalau gak bangkrut,itu resikonya



Carlos


> 
> 
> --
> Indra
> PT. Verinux Linux System
> http://www.verinux.com - "Technology in a smart way"
> http://www.rtrw.net - "Internet untuk Semua"
>


[teknologia] Re: Dagelan Internet Indonesia (babak 2)

2005-09-18 Terurut Topik Patriawan, Carlos

On 9/18/05, Pakcik <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> 
> On 9/18/05, Patriawan, Carlos <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > Hahaha...yang ini memang lucu.
> > Saya sendiri sudah gak gak terlalu bergaul lagi dengan milis di Indonesia.
> > Tahu-tahu dimana2 pada gontok2an ya,payah,termasuk C/C++ versus Java
> > disini :) :)
> > 
> > (walaupun di milis/komunitas lain jauh lebih serius,sampe bawa2 lawyer 
> > dan polisi segala)
> > 
> 
>  Dinikmati ajalah gontok2annya. Mungkin bukan budaya Indonesia gontok2annya
> sih. Budaya Indonesia kan budaya "film silat". Orangnya lusuh, pakaian
> kumal, kepala menunduk, pendiam, tapi sakti. Jadi bisa dimaklumi juga banyak
> yg gak suka dgn gontok2an.
>  
>  Di US lebih banyak lagi gontok2an nya kan?? Dari awal industri IT US itu
> ditandai dgn gontok2an kan? Awal2 ada Microsoft vs Apple (sampai skrg). Paul
> Graham gontonk2an sama Java. Geng dave winer dgn RSS nya gontok2an sama
> pendukung Atom. Banyak kan.  Begitulah mereka bertumbuh.

Beda jenis gontok2an-nya,kalau ini lebih ke "perang intelektual":,bisa
dibedakan kedua hal:

1.   Yang melibatkan lawyer:

Kalau di Valley,gontok2an yang serius itu melalui patent
lawsuit,hiring lawsuit atau stolen/breaching source code.

Gua sendiri pernah terlibat (well karena gua terlibat dan sekarang
sudah settled,jadi bisa buka story) karena  vendor implementasi X
protocols yang awalnya dulu dibikin perushaan T,padahal sekarang semua
vendor networking implementasi X
 ( http://biz.yahoo.com/prnews/050830/sftu096.html?.v=24 ).

Skrg semua vendor sangat hati2 dengan masalah patent dan Intellectual
Property,ada satu networking vendor yang CEOnya gak terlalu
men-endorse oenggunakan patent tapi kemudian disue "the Big Guy" dan
harus bayar sekitar 30-40 million dollar,jumlah sales mereka dalam
satu-dua quarter.

Kalau hiring lawsuit,sudah baca lawsuit antara Microsoft vs Google ?
Yang mana research scientistnya kepercayaan om Bill Gates pindah ke
"pangkuan" Om Sergey Brin
( http://news.com.com/Microsoft+sues+over+Google+hire/2100-1014_3-5795051.html
).

Kalau source code dan arsitektur stolen,coba lihat2 artikel tentang
Huawei di lightreading.


2. Yang tidak melibatkan Lawyer

Kalau ini lebih mirip dengan yang diutarakan pak Cik.Kasusnya ada dua
atau lebih vendor yang untuk memecahkan masalah yang sama,mereka
masing2 propose dua standard,nah biasanya di IETF meeting,meskipun
mereka gak mewakli perushaan (harusnya),tapi tetap saja motivasi
mereka company-driven.Akhirnya memang perkembangan teknologi
protocol/networking lebih didominasi oleh vendor "big guy"
implementasi apa ? jadi smaller guy's implementation di atas peper gak
bisa jadi source code,karena toh nanti harus interoperable dengan si
Big Guy.

Nah sekarang pertanyaannya kenapa si Big Guy ngotot banget sih
implementasi Xnya menggunakan Y ? Itu karena software dan hardware
limitation mereka :) yang tentunya gak dimiliki vendor lain

Buruknya lagi, dalam dunia nyata per-implementasian protocol di
vendor,sering kali kita ketemu bug di Big Guy implementation,tapi
daripada kita harus "nurut" dengan rfc/draft,lebih baik kita nurut
dengan implementasi si Big Guy daripada gak interop.

Salah satu contohnya,misalnya rfc/draft menulis begini: kalau router
terima packet ini dengan TLV=X dan bit 1 diset zero,packet harus
didrop secepatnya,nah si Big Guy malah implement sebaliknya (jadi
packet diforward ke router lain),dan terjadi loops.











>  
>  Aku sih gak ngerti masalah IDNIC APJII ini. Cuman kalau masalah lawyer dan
> polisi, bukannya justru bagus?? daripada bawa pendekar2(preman).

Nah publik aja yang gak tahu.tapi yang terakhir itu sempat [sensor
sensor].
udah ah gua bungkam aja dulu.


>  
>  Aku iseng2 suka menghayal. Andaikan Darpa gak bikin TCP/IP, andaikan Apple
> gak bikin PC. Andaikan gak ada Google dan search engine lain2nya. Dan
> andaikan semua negara pemalas dan gak mau ngurusin IT. Mungkin kah di
> Indonesia dimulai semua revolusi IT ini?
>  
>  Kalau dgn mentalitas begini susah. Gontok2an Java versus C++ udah dianggap
> aneh, gimana mau maju? Yang diperlukan itu adalah gontok2an yang sehat.
> Bukan menghindar dari gontok2an.
>  
Betul PakCik ,tapi beda gontok2an vs perang intelektualitas.

Sebenarnya Java vs C++ debatnya bagus ,tapi agak melenceng begitu
menyerang pribadi,masalah orang nonton nerd tv atau logika aljabar 
itu gak jelas interkoneksinya dengan masalah utama.

Sori gua bawa2 interkoneksi,masih ketawa/ketiwi antara hubungan interkoneksi dan
polisi :)


Carlos


[teknologia] Re: Dagelan Internet Indonesia (babak 2)

2005-09-18 Terurut Topik Indra Tjahjono

On Sunday 18 September 2005 15:53, Oskar Syahbana wrote:
> Ya gontok - gontokan di US tuh tampaknya lebih 'keren' gituh karena
> pihak - pihak yang beradu jelas - jelas merupakan perusahaan yang
> mencari untung. Nah kalau di sini kan engga jelas APJII itu nyari
> untung apa kagak.

Nah itu serunya di Indonesia semuanya serba engga jelas... Mau dibawa kemana 
juga sepertinya ga jelas banget buat orang-orang seperti saya..

> Eh denger - dengern Depkominfo sedang mempertimbangkan untuk
> menderegulasi ISP (yang artinya kagak butuh ijin yang engga - engga).

Menurut detik.com sih iya, katanya mau dipermudah...  kenapa ga dari dulu 
yah ?
Kalau Ijin ISP di permudah seharusnya IT Indonesia bisa berkembang dengan 
pesat, dan Internet bisa masuk ke daerah-daerah dengan lebih banyak lagi, 
karena isp kecil lebih banyak mencoba daerah daripada di jakarta, yang sudah 
crowded...


-- 
Indra
PT. Verinux Linux System
http://www.verinux.com - "Technology in a smart way"
http://www.rtrw.net - "Internet untuk Semua"


[teknologia] Re: Dagelan Internet Indonesia (babak 2)

2005-09-18 Terurut Topik Oskar Syahbana

On 9/18/05, Pakcik <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> 
> On 9/18/05, Patriawan, Carlos <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > Hahaha...yang ini memang lucu.
> > Saya sendiri sudah gak gak terlalu bergaul lagi dengan milis di Indonesia.
> > Tahu-tahu dimana2 pada gontok2an ya,payah,termasuk C/C++ versus Java
> > disini :) :)
> > 
> > (walaupun di milis/komunitas lain jauh lebih serius,sampe bawa2 lawyer 
> > dan polisi segala)
> > 
> 
>  Dinikmati ajalah gontok2annya. Mungkin bukan budaya Indonesia gontok2annya
> sih. Budaya Indonesia kan budaya "film silat". Orangnya lusuh, pakaian
> kumal, kepala menunduk, pendiam, tapi sakti. Jadi bisa dimaklumi juga banyak
> yg gak suka dgn gontok2an.
>  
>  Di US lebih banyak lagi gontok2an nya kan?? Dari awal industri IT US itu
> ditandai dgn gontok2an kan? Awal2 ada Microsoft vs Apple (sampai skrg). Paul
> Graham gontonk2an sama Java. Geng dave winer dgn RSS nya gontok2an sama
> pendukung Atom. Banyak kan.  Begitulah mereka bertumbuh.

Ya gontok - gontokan di US tuh tampaknya lebih 'keren' gituh karena
pihak - pihak yang beradu jelas - jelas merupakan perusahaan yang
mencari untung. Nah kalau di sini kan engga jelas APJII itu nyari
untung apa kagak.


>  Kalau dgn mentalitas begini susah. Gontok2an Java versus C++ udah dianggap
> aneh, gimana mau maju? Yang diperlukan itu adalah gontok2an yang sehat.
> Bukan menghindar dari gontok2an.
>  
>  There is no single player di US kan? Berarti semua harus gontok2an. 

Ya justru itu, karena tidak adanya dominant player, makanya gontok -
gontokannya juga seru (kecuali mungkin Microsoft ya yang sekarang
walaupun digonjang ganjing linux tetap menjadi pemain dominan).

Eh denger - dengern Depkominfo sedang mempertimbangkan untuk
menderegulasi ISP (yang artinya kagak butuh ijin yang engga - engga).

-- 
Oskar Syahbana
http://www.permagnus.com/
http://blog.permagnus.com/


[teknologia] Re: Dagelan Internet Indonesia (babak 2)

2005-09-18 Terurut Topik Pakcik
On 9/18/05, Patriawan, Carlos <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Hahaha...yang ini memang lucu.Saya sendiri sudah gak gak terlalu bergaul lagi dengan milis di Indonesia.Tahu-tahu dimana2 pada gontok2an ya,payah,termasuk C/C++ versus Javadisini :) :)(walaupun di milis/komunitas lain jauh lebih serius,sampe bawa2 lawyer
dan polisi segala)
Dinikmati ajalah gontok2annya. Mungkin bukan budaya Indonesia
gontok2annya sih. Budaya Indonesia kan budaya "film silat". Orangnya
lusuh, pakaian kumal, kepala menunduk, pendiam, tapi sakti. Jadi bisa
dimaklumi juga banyak yg gak suka dgn gontok2an.

Di US lebih banyak lagi gontok2an nya kan?? Dari awal industri IT US
itu ditandai dgn gontok2an kan? Awal2 ada Microsoft vs Apple (sampai
skrg). Paul Graham gontonk2an sama Java. Geng dave winer dgn RSS nya
gontok2an sama pendukung Atom. Banyak kan.  Begitulah mereka
bertumbuh.

Aku sih gak ngerti masalah IDNIC APJII ini. Cuman kalau masalah lawyer
dan polisi, bukannya justru bagus?? daripada bawa pendekar2(preman).

Aku iseng2 suka menghayal. Andaikan Darpa gak bikin TCP/IP, andaikan
Apple gak bikin PC. Andaikan gak ada Google dan search engine lain2nya.
Dan andaikan semua negara pemalas dan gak mau ngurusin IT. Mungkin kah
di Indonesia dimulai semua revolusi IT ini?

Kalau dgn mentalitas begini susah. Gontok2an Java versus C++ udah
dianggap aneh, gimana mau maju? Yang diperlukan itu adalah gontok2an
yang sehat. Bukan menghindar dari gontok2an.

There is no single player di US kan? Berarti semua harus gontok2an. -- PakcikUnder Construction


[teknologia] Re: Dagelan Internet Indonesia (babak 2)

2005-09-18 Terurut Topik Patriawan, Carlos

On 9/18/05, Oskar Syahbana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Kenapa ya sering gontok - gontokan... ini artinya kubunya terlalu sedikit
> nih! Pembagian kekuasaan (ceileh istilahnya bo!) tidak merata. Coba saja
> kalau misalnya yang bisa menentukan hajat internet rakyat banyak di
> Indonesia ini ada 100 pihak dan tiap pihak memiliki pengaruh 1%, pasti engga
> bakalan ada gontok - gontokan gara - gara sama - sama engga kuat.

Sebenarnya khusus kasus yang ini bahkan masih gak jelas kubu-kubunya
siapa,eh gak tahunya seperti diungkit Pak Budi masalah idnic
dikambinghitamkan juga,kan making tidak nyambung tuh.

>  
>  Dan tentang perang Java vs C/C++ bagus kok asal produktif, jangan jadi
> berenti coding gara - gara sibuk debat di sini :)

Asal jangan bawa-bawa lawyer ,polisi atau Pak Dirjen dan terus
konsultasi ke Pak Dirjen untuk bikin aplikasi binis harus pake Java
atau C ??

Btw Gua sendiri masih senyum2 karena kemaren ini ada pertanyaan,kalau di US,
ISP2nya untuk interkoneksi/private/public peering perlu ngikutin
undang undang atau gak ? soalnya kalo di Indonesia takut ditangkep Pak
Polisi,takut gak sesuai "UU" yang berlaku katanya

[duh]  :)


Carlos


[teknologia] Re: Dagelan Internet Indonesia (babak 2)

2005-09-18 Terurut Topik Oskar Syahbana
Kenapa ya sering gontok - gontokan... ini artinya kubunya terlalu
sedikit nih! Pembagian kekuasaan (ceileh istilahnya bo!) tidak merata.
Coba saja kalau misalnya yang bisa menentukan hajat internet rakyat
banyak di Indonesia ini ada 100 pihak dan tiap pihak memiliki pengaruh
1%, pasti engga bakalan ada gontok - gontokan gara - gara sama - sama
engga kuat.

Dan tentang perang Java vs C/C++ bagus kok asal produktif, jangan jadi berenti coding gara - gara sibuk debat di sini :)On 9/18/05, Patriawan, Carlos
 <[EMAIL PROTECTED]> wrote:On 9/17/05, Budi Rahardjo <
[EMAIL PROTECTED]> wrote:>> Diambil dari blog saya:> http://rahard.modblog.com/core.mod?show=blogview&blog_id=742232
>>> Minggu lalu saya pergi ke India untuk berdiskusi seoal teknologi> selama lima hari.>  Ketika pulang ke Indonesia, saya dapati Dagelan> Internet Indonesia babak kedua.
Hahaha...yang ini memang lucu.Saya sendiri sudah gak gak terlalu bergaul lagi dengan milis di Indonesia.Tahu-tahu dimana2 pada gontok2an ya,payah,termasuk C/C++ versus Javadisini :) :)(walaupun di milis/komunitas lain jauh lebih serius,sampe bawa2 lawyer
dan polisi segala)> Yang juga membuat saya ketawa ngakak - lagi-lagi inilah dagelannya -> adalah masalah IIX ini dikait-kaitkan dengan masalah pengelolaan> domain .ID yang pernah saya kelola. Sebagai pembalasan? (Pembalasan
> atas apa? Mungkin ada yang merasa perlu dibalas?) Entah siapa yang> membuat isyu (atau skenario dalam dagelan ini), tapi stupid banget> dia. Ini lawakan besar bagi saya. (Entah bagi pengguna Internet
> Indonesia?) Lha, wong saya berada di luar negeri ketika kejadian ini> terjadi kok bisa-bisanya dikait-kaitkan dengan masalah domain. Saya> baru tahunya setelah pulang ke Indonesia. Bodor pisan, lucu sekali,
> kata orang Sunda.>> Tapi, memang dagelan harus tidak riil. Harus aneh dan tidak masuk> akal. Tentu saja harus bisa membuat kita tertawa. Kalau tidak, bukan> dagelan namanya akan tetapi drama tragis yang menyedihkan, yang
> membuat kita menangis.>> Atau, mungkin saya salah. Ini bukan dagelan? Mungkin kejadian ini> justru harus membuat kita sedih?>Saya juga ikut2an di-"culik"  tadi malam untuk diskusi ini,sampai jam
3 malam begadang.Saya sudah kasih komentar sih kemaren di milis opisboy.Saya jugasetuju dengan opini yg diberikan mas Adi Prasaja.Yang jadi keprihatinan,yang gontok2an kan sebenarnya orang2 yang sama dari dulu
 (95 onwards) juga turut membangun Internet di Indonesia dariawal.Bukan orang orang baru,susah bareng-bareng,senengbareng-bareng.Saya masih ingat dulu betapa semangat bersatunya ISP2 diIndonesia waktu krismon tiba2 melanda dan sebagai alternatif kita
semua buka NOC di Satelindo daripada kemudian collapsed dan bangkrut.Kalau ada bedanya dengan doeloe,nama perusahaannya aja yangganti2,orangnya sih kebanyakan masih sama aja.Sekarang ini susahbedahinnya,maunya orang2 apa,apalagi saya yang gak ngikutin
perkembangan.Sebenarnyakan dari doeloe juga pattern dan tendensinya sudahkelihatan,cuman sekarang aja ini bener2 terjadi,mungkin karena orang2yang patut dihormati dulunya sudah gak involved lagi dan respek
terhadap kepentingan publik sudah minim sekali.Carlos-- Oskar Syahbanahttp://www.permagnus.com/
http://blog.permagnus.com/


[teknologia] Re: Dagelan Internet Indonesia (babak 2)

2005-09-17 Terurut Topik Patriawan, Carlos

On 9/17/05, Budi Rahardjo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> Diambil dari blog saya:
> http://rahard.modblog.com/core.mod?show=blogview&blog_id=742232
> 
> 
> Minggu lalu saya pergi ke India untuk berdiskusi seoal teknologi
> selama lima hari.

>  Ketika pulang ke Indonesia, saya dapati Dagelan
> Internet Indonesia babak kedua.

Hahaha...yang ini memang lucu.
Saya sendiri sudah gak gak terlalu bergaul lagi dengan milis di Indonesia.
Tahu-tahu dimana2 pada gontok2an ya,payah,termasuk C/C++ versus Java
disini :) :)

(walaupun di milis/komunitas lain jauh lebih serius,sampe bawa2 lawyer
dan polisi segala)



> Yang juga membuat saya ketawa ngakak - lagi-lagi inilah dagelannya -
> adalah masalah IIX ini dikait-kaitkan dengan masalah pengelolaan
> domain .ID yang pernah saya kelola. Sebagai pembalasan? (Pembalasan
> atas apa? Mungkin ada yang merasa perlu dibalas?) Entah siapa yang
> membuat isyu (atau skenario dalam dagelan ini), tapi stupid banget
> dia. Ini lawakan besar bagi saya. (Entah bagi pengguna Internet
> Indonesia?) Lha, wong saya berada di luar negeri ketika kejadian ini
> terjadi kok bisa-bisanya dikait-kaitkan dengan masalah domain. Saya
> baru tahunya setelah pulang ke Indonesia. Bodor pisan, lucu sekali,
> kata orang Sunda.
> 
> Tapi, memang dagelan harus tidak riil. Harus aneh dan tidak masuk
> akal. Tentu saja harus bisa membuat kita tertawa. Kalau tidak, bukan
> dagelan namanya akan tetapi drama tragis yang menyedihkan, yang
> membuat kita menangis.
> 
> Atau, mungkin saya salah. Ini bukan dagelan? Mungkin kejadian ini
> justru harus membuat kita sedih?
> 

Saya juga ikut2an di-"culik"  tadi malam untuk diskusi ini,sampai jam
3 malam begadang.

Saya sudah kasih komentar sih kemaren di milis opisboy.Saya juga
setuju dengan opini yg diberikan mas Adi Prasaja.

Yang jadi keprihatinan,yang gontok2an kan sebenarnya orang2 yang sama dari dulu
 (95 onwards) juga turut membangun Internet di Indonesia dari
awal.Bukan orang orang baru,susah bareng-bareng,seneng
bareng-bareng.Saya masih ingat dulu betapa semangat bersatunya ISP2 di
Indonesia waktu krismon tiba2 melanda dan sebagai alternatif kita
semua buka NOC di Satelindo daripada kemudian collapsed dan bangkrut.

Kalau ada bedanya dengan doeloe,nama perusahaannya aja yang
ganti2,orangnya sih kebanyakan masih sama aja.Sekarang ini susah
bedahinnya,maunya orang2 apa,apalagi saya yang gak ngikutin
perkembangan.

Sebenarnyakan dari doeloe juga pattern dan tendensinya sudah
kelihatan,cuman sekarang aja ini bener2 terjadi,mungkin karena orang2
yang patut dihormati dulunya sudah gak involved lagi dan respek
terhadap kepentingan publik sudah minim sekali.


Carlos


[teknologia] Re: Dagelan Internet Indonesia (babak 2)

2005-09-17 Terurut Topik Ikhlasul Amal

On 9/18/05, Budi Rahardjo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> Yang juga membuat saya ketawa ngakak - lagi-lagi inilah dagelannya -
> adalah masalah IIX ini dikait-kaitkan dengan masalah pengelolaan
> domain .ID yang pernah saya kelola. Sebagai pembalasan? (Pembalasan
> atas apa? Mungkin ada yang merasa perlu dibalas?) Entah siapa yang
> membuat isyu (atau skenario dalam dagelan ini), tapi stupid banget
> dia. Ini lawakan besar bagi saya. (Entah bagi pengguna Internet
> Indonesia?) Lha, wong saya berada di luar negeri ketika kejadian ini
> terjadi kok bisa-bisanya dikait-kaitkan dengan masalah domain. Saya
> baru tahunya setelah pulang ke Indonesia. Bodor pisan, lucu sekali,
> kata orang Sunda.
> 

Barangkali maksud isu/skenario itu: si oknum sedang berada di luar
negeri, namun dengan kekuatan jarak jauhnya (bisa diartikan harfiah
seperti sinetron laga di televisi kita atau barangkali ada gerakan
bawah tanah atau "orong-orong") dapat mengendalikan konstelasi di
Gedung Cyber. Namanya juga dagelan, apa saja harus boleh. ;-)

Kalau bagi pemakai Internet di Indonesia, apakah berarti lawakan? Saya
juga pemakai Internet di Indonesia, tapi... ah, saya "nggak sempat
mikir", Pak! Lah wong tiap hari memang sudah terbiasa dengan koneksi
siput. :p

-- 
amal