[wanita-muslimah] Aliansi Islam Damai Dukung Kongkow Gus Dur Ditayangkan Jogja TV
http://www.gusdur.net/indonesia/index.php?option=com_contenttask=viewid=2734Itemid=1 Aliansi Islam Damai Dukung Kongkow Gus Dur Ditayangkan Jogja TV Yogyakarta, gusdur.net Penghentian acara Kongkow Bareng Gus Dur (KBGD) di Jogja TV karena diteror FPI membuat prihatin banyak khalayak di Yogyakarta. Kamis malam (4/10/2007) pukul 23.00, sekitar 200 orang dari Aliansi Islam Damai Yogyakarta datang ke studio Jogja TV untuk memberi dukungan pihak Manajemen Jogja TV agar tayangan Kongkow Bareng Gus Dur dilanjutkan. Aliansi yang dimotori M. Ulin Nuha, M.Hum., ini kecewa sikap FPI lantaran penghentian acara itu didasarkan alasan yang tidak kuat. Kami merasa dirugikan atas dihentikannya siaran Kongkow Bareng Gus Dur. Sebab acara itu sangat membantu kami memahami Islam sesuai kebudayaan dan hukum masyarakat sehari-hari, tegas Ulin. Aliansi juga menyatakan kesiapannya jika ada permintaan untuk membantu keamanan Studio Jogja TV. Kami siap membantu mengamankan Jogja TV, ujar Ulin. Rombongan Aliansi Islam Damai Yogyakarta diterima oleh Kepala Bagian Produksi Jogja TV Wisnu Wicaksono. Pihak manajemen Jogja TV menjanjikan akan menggelar pertemuan segitiga antara manajemen Jogja TV, pihak Aliansi Islam Damai dan Kepolisian Yogyakarta untuk membahas tayangan-lanjut acara Kongkow Bareng Gus Dur. Pertemuan itu direncakan digelar, Jumat (5/10/2007) di kantor Jogja TV pukul 14.30. Selain dari Aliansi Islam Damai Yogyakarta, dukungan juga datang dari Generasi Muda Pencinta Demokrasi Yogyakarta yang menyatakan agar Jogja TV tidak takut dan gentar menyuarakan kebenaran dan kebebasan. KBR68H sebagai produser acara Kongkow Bareng Gus Dur juga telah mengeluarkan siaran pers, Kamis (4/10/2007) melalui Direktur Utama KBR68H Santoso yang menyesalkan penghentian tayangan itu. KBR68H juga berharap media-media lain di negeri ini, terbebas dari berbagai tekanan dan dapat menyiarkan program yang dinilai layak untuk pemirsanya tanpa rasa was-was.[] Kontak Aliansi Damai Yogyakarta M. Ulin Nuha, M.Hum 0274-6542215 --- In [EMAIL PROTECTED], Awang BinSaS [EMAIL PROTECTED] wrote: Selama ramadhan ini acara favorit saya adalah nonton acara Kongkow bareng Gus Dur di TV JOGJA. Acaranya segar, merakyat dan thema2 nya bagus/menarik. Sayang sekali kalau FPI tidak bisa menghargai perbedaan pendapat di era demokrasi Indonesia ini. Saya pikir tidak ada salahnya kok acara itu, kalau pun ada yang tidak setuju itu biasa dan bisa balik mengcounter lewat media massa manapun yang disukai. Saya pun ada beberapa hal yg tidak sependapat dengan jalan pikiran Gus Dur, tapi secara umum saya mendukung pemikiran2 Gus Dur yang sangat jauh lebih brilyan daripada pemikiran saya. Ini harus saya akui dan saya pun yakin beliau adalah orang baik. Selain itu bagaimanapun Gus Dur lebih banyak jasanya daripada saya bagi bangsa Indonesia. Selain itu, Gus Dur sendiri juga gak pernah menekan nekan orang2 yang tidak setuju dengan pendapatnya bahkan kepada orang2 yang menghujatnya beliau tidak pernah bereaksi yang berlebihan, paling2 beliau hanya membalas hujatan2 tsb dengan sindiran atau ledekan atau banyolan saja, sudah selesai. Ngapain hare gene pakai nglarang2 segala. Gak jamannya lagi. Mari kita belajar menjadi orang dewasa.. Hidup Indonesia --- In [EMAIL PROTECTED], Kartono Mohamad [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Adi, ketika orang tidak bisa atau berani berdiskusi, maka supaya menang yang digunakan adalah otot, ancaman dan kekerasan. Mereka itu mungkin kelompok yang menyatakan bahwa demokrasi tidak sesuai dengan agama. Maka otoritas demokratis yang mendasarkan kepada dialog, bersedia mendengar dan bersedia mengajukan argumentasi untuk mempertahakan pendapatnya tidak dipelajari. Yang mereka pelajari adalah bagaiman menggunakan kata Tuhan dan agama untuk membenarkan tindakan mereka melalui kekerasan. Mereka merasa sudah menjadi wakil Tuhan yang justru merendahkan Tuhan. Dianggapnya Tuhan tidak dapat membela diri, tidak mampu mengatur manusia, maka ia harus ambil alih. Sayangnya, entah sengaja atau tidak senagaja, penegak hukum dan kaum politisi juga takut terhadap mereka karena takut dianggap berhadapan dengan Tuhan. Maka makin mandul sikap para penguasa. Mereka telah disandera oleh ketakutan terhadap label agama yang digunakan kaum perusuh itu karena mereka sendiri mungkin juga tidak memahami ajaran agama atau tidak percaya diri sebagai penguasa. Teror semacam ini juga yang digunakan oleh penguasa Nazi Jerman dulu dan oleh Orde Baru (yang mengidentikkan Suharto dengan Pancasila, sehingga anti Suharto= anti Pancasila). Perlu kelompok yang tidak takut sepertiu halnya suku Dayak di Samarinda menghadapi FPI dan membuat FPI jadi jeri sendiri. Sayangnya penguasa TVRI tidak mempunyai keberanian seperti itu. Salam KM = --- In [EMAIL PROTECTED], Adhie Massardi [EMAIL PROTECTED] wrote: Bukan karena GD bos saya
[wanita-muslimah] RE: [PKS] Cegah Fitnah Semakin Meluas, PK Sejahtera Akhirnya Terpaksa Mengeluarkan Bayan
Dari milis PKS Muhamad Razuli [EMAIL PROTECTED] wrote: Beikut ini saya forwardkan email dari temen tentang ke khawatirannya jika Parpol sekuler semacam GOLKAR, PDI-P, PAN, DEMOKRAT yang kemarin ngumpul dalam acara buka puasa bersama yang digagas oleh KETUM PAN SUTRISNO BACHIR. kang_agoes [EMAIL PROTECTED] wrote.. Berdasarkan pengalaman di berbagai negara seperti turki, Tunisia, dll. jika Partai sekuler menang akan terjadi hal-hal berikut: 1. Jilbab akan dilarang 2. Islam akan dikikis secara perlahan dimulai dari dunia pendidikan (ingat ketika PDI-P walkout dari DPR hanya karena disahkannya UU SISDIKNAS yang memuat tujuan pendidikan adalah untuk meningkatkan Imtaq terhadap Tuhan YME. 3. akan diberlakukan azas tunggal(partai islam akan dilarang) 4. ulama akan ditindas (kecuali ulama penjual agama) 5. adzan akan diganti dengan bahasa Indonesia (seperti di Turki) 6. simbol2 islam akan dilarang jadi teman2 ayo berusaha sekuat tenaga jangan sampai orang2 sekuler itu menang lagi!!! Partai besar ini sudah mulai menebarkan isu-isu fitnah secara gencar baik didalam negeri maupun diluar negeri (seperti yg pernah dirilis milis ini waktu Taufik kemas berbicara di Singapura). Ormas Muhamadiyah sebelumnya juga angkat bicara dengan menuduh PKS telah merebut mesjid-mesjid dan fasilitas umum milik Muhamadiyah. PKS difitnah dan dibenturkan dengan Ormas NU dimana NU adalah organisasi pelaku bid'ah sehingga PKS dianggap ingkar mauled dan sebagainya sebagainya. Oleh karena itu mari kuatkan barisan untuk memperkokoh PKS. Ane berharap PKS akan memenangkan pertarungan POLITIK 2009 dan berhasil meraih kekuasaan (RI 1) dengan tujuan meng-ISLAM-kan Indonesia kembali dan menjadikan Indonesia sebagai pelopor bangkit dan jayanya kembali DAULAH ISLAMIYAH DUNIA. Sekiranya ALLAH SWT belum memberikan kesempatan itu kepada PKS dan partai sekuler berkuasa di 2009 kemudian mengeluarkan aturan kafir seperti yang dinyatakan dalam email diatas. dan kemudian mereka jadikan PKS sebagai partai terlarang. maka insya Allah ane siap JIHAD From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Wido Q Supraha Sent: 04 Oktober 2007 14:39 To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] Cc: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; 'keadilan'; 'partai'; 'pks-depok' Subject: [PKS] Cegah Fitnah Semakin Meluas, PK Sejahtera Akhirnya Terpaksa Mengeluarkan Bayan Bantah Fitnah, PKS Keluarkan Bayan Rabu, 3 Okt 07 20:04 WIBhttp://www.eramuslim.com/fckfiles/image/pks.jpg WIBhttp://www.eramuslim.com/fckfiles/image/pks.jpg PKS akhirnya mengambil sikap setelah menghadapi berbagai fitnah dan tuduhan yang kerap diarahkan kepada partai dakwah itu. Dalam bayan (keterangan) yang berjudul Risalah untuk mengokohkan ukhuwwah dan Ishlah, PKS menyatakan prihatin terhadap fitnah yang belakangan gencar dilakukan oleh oknum tertentu terhadap para kader dan PKS sebagai organisasi politik sekaligus dakwah. DPP PKS prihatin dengan masih terus disebarkannya beragam informasi yang tidak bertanggung jawab seperti pengedaran selebaran/fotokopian yang mengatasnamakan DPD/DPP PKS, juga melalui ceramah/pengajian yang bisa menjadi fitnah terhadap PKS, dan dapat mengganggu iklim ukhuwah yang sedang dijalin serta ikhawatirkan dapat mengurangi kekhusuan beribadah puasa, demikian bunyi salah satu kalimat dalam bayan tersebut. Dalam hal ini, DPP PKS menyampaikan klarifikasi bahwa pihaknya tidak sama dengan apa yang dilakukan kelompok yang disebut sebagai Wahabi. Disebutkan, PKS sangat menghormati perbedaan furuiyah dan mengedepankan ukhuwwah dan memahami bahwa ikhtilaf ijtihad bisa menjadi rahmat. Dengan tinta tebal, bayan tersebut menuliskan Karenanya melakukan tabdi' (membid'ahkan) dan takfir (mengkafirkan) para ulama apalagi para Wali songo yang sangat berjasa itu bukanlah Manhaj PKS yang menganut Ahlus Sunnah WaI Jama'ah. Karenanya PKS tidak pernah mengeluarkan surat edaran yang berisi hujatan maupun pengharaman terhadap peringatan Maulid, Tahlilan, Barzanji yang dilakukan oleh ummat Islam di Indonesia penganut Ahlul Sunnah Wal jamaah. Pernyataan ini, menurut PKS dilatarbelakangi karena ada sejumlah fotokopi surat edaran yang mengatas namakan DPP atau DPD tanpa ada yang menandatanganinya dan menggunakan kop yang berbeda itu adalah palsu dan merupakan fitnah terhadap PKS. Sebagai jawabannya, disebutkan pula bahwa kader PKS seperti Nur Mahmudi Ismail yang juga adalah Walikota Depok, menyelenggarakan peringatan Maulid dengan penceramah K. H Zainuddin MZ dan Habieb Rizieq Shihab. Poin kedua, dijelaskan bahwa PKS dalam melakukan aktifitasnya selalu mementingkan pengamalan prinsip tasamuh dan ta'awun dan berorientasi kepada khidmatul ummah dengan tetap menghormati kekhasan dari masing-masing organisasi maupun pilihan hasil
[wanita-muslimah] Re: [PKS] Cegah Fitnah Semakin Meluas, PK Sejahtera Akhirnya Terpaksa Mengeluark
Sebenarnya bukan Islam yg ditentang, tetapi imperialisme Islam. Setiap bentuk imperialisme sudah tidak ada lagi tempat di abad ke 21. Daulah Islamiyah adalah bentuk imperialisme. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, radityo djadjoeri [EMAIL PROTECTED] wrote: Dari milis PKS Muhamad Razuli [EMAIL PROTECTED] wrote: Beikut ini saya forwardkan email dari temen tentang ke khawatirannya jika Parpol sekuler semacam GOLKAR, PDI-P, PAN, DEMOKRAT yang kemarin ngumpul dalam acara buka puasa bersama yang digagas oleh KETUM PAN SUTRISNO BACHIR. kang_agoes [EMAIL PROTECTED] wrote.. Berdasarkan pengalaman di berbagai negara seperti turki, Tunisia, dll. jika Partai sekuler menang akan terjadi hal-hal berikut: 1. Jilbab akan dilarang 2. Islam akan dikikis secara perlahan dimulai dari dunia pendidikan (ingat ketika PDI-P walkout dari DPR hanya karena disahkannya UU SISDIKNAS yang memuat tujuan pendidikan adalah untuk meningkatkan Imtaq terhadap Tuhan YME. 3. akan diberlakukan azas tunggal(partai islam akan dilarang) 4. ulama akan ditindas (kecuali ulama penjual agama) 5. adzan akan diganti dengan bahasa Indonesia (seperti di Turki) 6. simbol2 islam akan dilarang jadi teman2 ayo berusaha sekuat tenaga jangan sampai orang2 sekuler itu menang lagi!!! Partai besar ini sudah mulai menebarkan isu-isu fitnah secara gencar baik didalam negeri maupun diluar negeri (seperti yg pernah dirilis milis ini waktu Taufik kemas berbicara di Singapura). Ormas Muhamadiyah sebelumnya juga angkat bicara dengan menuduh PKS telah merebut mesjid-mesjid dan fasilitas umum milik Muhamadiyah. PKS difitnah dan dibenturkan dengan Ormas NU dimana NU adalah organisasi pelaku bid'ah sehingga PKS dianggap ingkar mauled dan sebagainya sebagainya. Oleh karena itu mari kuatkan barisan untuk memperkokoh PKS. Ane berharap PKS akan memenangkan pertarungan POLITIK 2009 dan berhasil meraih kekuasaan (RI 1) dengan tujuan meng-ISLAM-kan Indonesia kembali dan menjadikan Indonesia sebagai pelopor bangkit dan jayanya kembali DAULAH ISLAMIYAH DUNIA. Sekiranya ALLAH SWT belum memberikan kesempatan itu kepada PKS dan partai sekuler berkuasa di 2009 kemudian mengeluarkan aturan kafir seperti yang dinyatakan dalam email diatas. dan kemudian mereka jadikan PKS sebagai partai terlarang. maka insya Allah ane siap JIHAD
[wanita-muslimah] Pementasan Ki Slamet Gundono Diperpanjang Satu Malam
Salam Teater Utan Kayu (TUK) menambah satu malam lagi pementasan Wayang Lindur dengan dalang Ki Slamet Gundono. Dua malam sebelumnya 4-5 Oktober penonton membanjiri TUK sementara kapasitas TUK tidak cukup. Atas permintaan penonton, maka besok Sabtu 6 Oktober 2007 pukul 20.00 WIB Ki Slamet Gundono mementaskan kembali lakon Uma, Nyai Sendon Kloloran. Bagi anda yang belum sempat menonton dua malam kemaren, silakan hadir ke TUK di Jl. Utan Kayu No 68H Jakarta. Tersedia album terbaru Ki Slamet Gundono Gambus Jawa. Pertujukan ini gratis. Tony Prabowo Kurator Tari dan Musik Komunitas Utan Kayu === http://www.utankayu.org/in/index.cfm?action=detailcat=eventid=117 04 Oktober 2007 - 06 Oktober 2007 Pentas Wayang Lindur Manikmaya, sang penguasa jagat itu, begitu gemar menguji kesetiaan istrinya: Dewi Uma. Di lantai dua sebuah mal yang megah dan penuh cantelan aneka busana terkini, Uma berbicara dengan seorang pemuda yang sangat tampanyang tak lain adalah jelmaan Manikmaya sendiri. Manikmaya pun sadar bahwa istrinya tak pernah memahami cinta sebagai sesuatu yang tunggal. Manikmaya murka dan hendak menjatuhkan kutukan. Saat itu Dewa Indra bersedia mengganti kutukan dengan sebuah bangunan mewah, Dewa Baruna menawarkan barter dengan laut beserta isinya, dan Kamajaya akan memberi mantra-mantra cintanyasemuanya hanya membentur dinding hati Manikmaya. Kutukan tetap ia jatuhkan ke pundak Uma. Sesungguhnya Uma telah bertransformasi dari perempuan yang suka menangis menjadi sosok yang ulet, mantap, dan menatap ke depan. Sementara itu nun jauh di kota Berlin, Monha si pengamen dari Tibet berdendang dengan suara sengau dan sumbang seakan menyadarkan kegagalan perubahan dunia. Terusir dari negaranya menjadi nomaden di Eropa, nyanyian Monha yang sumbang terus bergema di alam bahkan muncul di dunia mimpi. Pertunjukan yang didalangi oleh Ki Slamet Gundono ini didukung oleh Indah Panca, Kiki, dan Miko (penari); Sri Waluyo, Dwi Priyo, Sutrisno, dan Kukuh Widi (pemusik); Ags Arya Dipayana (tata cahaya); dan Miftakhul Jannah. - Building a website is a piece of cake. Yahoo! Small Business gives you all the tools to get online. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Sosok Dan Kiprah : Yenny Wahid
http://www.pontianakpost.com/berita/index.asp?Berita=Tokohid=143587 Minggu, 30 September 2007 Sosok Dan Kiprah : Yenny Wahid Memilih Jalur Politik Pontianak,- Halo senang sekali saya Wimar Witoelar bertemu dengan Anda penggemar dan pembaca Perspektif Baru di seluruh Indonesia. Kita sekarang berkomunikasi dengan seluruh Indonesia untuk menyampaikan pikiran, gagasan dari orang-orang yang sangat mungkin akan mengubah kehidupan kita dalam beberapa tahun mendatang. Untuk itu tamu kita sekarang adalah Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid yang akrab dipanggil Yenny Wahid. Yenny Wahid berpendapat saat ini politik adalah cara tercepat untuk mengubah keadaan. Karena itu dia memilih jalur politik tapi dirinya membutuhkan waktu tiga tahun untuk memutuskannya karena mengetahui pengorbanan yang harus diberikan seperti waktu, energi, dan perasaan ketika harus berhadapan dengan kondisi yang tidak sesuai dengan hati nurani. Namun kemudian dia merasa dirinya adalah seorang yang mempunyai banyak privileges dalam hidup dan kalau tidak menggunakan kesempatan ini untuk mencoba mengubah keadaan, dirinya berdosa. Akhirnya dia masuk politik. Menurut Yenny Wahid, ada yang salah dari banyak orang yang masuk ke dunia politik. Kebanyakan mereka hanya untuk menduduki jabatan publik walaupun terkadang dirinya tidak siap. Mereka ngoyo berjuang untuk menduduki jabatan tersebut tapi tidak pernah mempersiapkan dirinya, sehingga saat menjabat tidak tahu apa yang harus diperbuat. Ini sebuah keadaan yang sangat tidak optimal. Dia tidak mau terjebak pada hal seperti itu. Dia ingin mengukur bajunya dulu, mengukur dirinya apakah sudah mampu atau belum? Apakah sudah atau belum mempunyai kematangan emosional maupun intelektual? Berikut wawancara Wimar Witoelar dengan Yenny Wahid. Wawancara lengkap dan dapat pula dilihat pada situs http://www.perspektifbaru.com. Lewat situs tersebut Anda juga dapat memberikan komentar dan usulan. Saya sudah mengenal lama Yenny Wahid sebelum saya menjadi juru bicara Presiden Gus Dur. Saya mengenal Yenny sewaktu menjadi wartawan bahkan pernah memenangkan hadiah jurnalistik dari Australia untuk pekerjaannya di Sydney Morning Herald. Pekerjaannya waktu itupun sudah membelokkan visi orang mengenai keadaan di Timor Timur yang saat itu sedang dalam tekanan Tentara Nasional Indonesia. Bahkan calon Presiden Abdurrahman Wahid pun terpengaruh oleh tulisan Yenny. Karena itu saya tidak pernah underestimate kekuatan Yenny sebagai warga negara, orang yang mempunyai visi politik di Indonesia. Saat ini Yenny menjabat Sekretaris Jendral (Sekjen) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan sebelumnya menjadi Staf Khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Mengapa Anda meninggalkan pekerjaan Staf Khusus Presiden dan kemudian menjadi Sekjen PKB? Saya meninggalkan jabatan staf khusus presiden sebenarnya tidak terlalu langsung berhubungan dengan karena menjabat sebagai Sekjen PKB. Keinginan untuk meninggalkan jabatan tersebut sudah lama karena saya menyimpan kegelisahan-kegelisahan ketika berada di dalam istana, di dalam lingkaran kekuasaan. Pada waktu itu saya merasa seperti burung dalam sangkar emas. Jadi diberikan tempat yang enak, diberikan makanan yang enak, tapi tidak bisa berkicau. Apakah barangkali itu karena ada conflict of interest saja dalam jabatan partai? Salah satunya saya juga merasa dengan menjadi Sekjen di Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) lebih mampu mengoptimalkan potensi maupun kemampuan saya untuk membantu masyarakat. Saya merasa lebih bisa berkiprah, lebih optimal di luar daripada di dalam kekuasaan. Ini sudah kita lakukan berkali-kali melalui partai saya. Kita membuat berbagai terobosan maupun eksperimen politik untuk meneguhkan bahwa kami berkiprah secara politik untuk membela kepentingan masyarakat. Sudah ada beberapa kasus, misalnya, kita bersama masyarakat Jepara menentang pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang akan dibangun oleh pemerintah di Jepara. Menurut kami, ini sangat tidak baik, banyak aspek negatif daripada positifnya. Ini berbahaya kalau kita meneruskan pembangunan PLTN. Isu ini sangat penting. Bukankah memang tak terhindarkan Indonesia harus memakai tenaga nuklir dalam rangka diversifikasi tenaga listrik? Pertanyaannya adalah apakah kita siap dan apakah kondisi sosial geografis kita mendukung untuk pembangunan PLTN. Kalau semua jawabannya tidak, maka akan sangat sulit. Memang pada akhirnya semua bangsa mengatakan kita harus mengatasi ketergantungan kepada energi bersumber fosil, tapi kita masih mempunyai cadangan energi yang banyak sekali. Mengapa kita harus menolak pembangunan PLTN? Ada enam alasan mengapa PLTN harus ditolak. Pertama, Indonesia mempunyai gas dan batubara yang sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan energi listrik nasional kita. Kedua, kita masih mempunyai sumber daya alam lainnya yang dapat dikembangkan untuk energi listrik. Memang sumber daya alam tersebut
[wanita-muslimah] Mengeroyok Kemiskinan!
http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2007100503082914 Jum'at, 5 Oktober 2007 BURAS Mengeroyok Kemiskinan! H.Bambang Eka Wijaya: RAMAI sekali orang mengambil formulir pencalonan diri dalam Pemilihan Gubernur Lampung! entak Umar. Sebagian besar mengaku terpanggil untuk meningkatkan derajat hidup rakyat dari kemiskinan, yang tercatat termiskin kedua di Sumatera! Syukurlah! sambut Amir. Kian ramai orang mampu bertekad mengeroyok kemiskinan, makin baik! Sebab, hanya dengan semua pihak dari segala penjuru mengerubutiinya, bisa lebih cepat pula kemiskinan diatasi! Tekad awal untuk memfokuskan perhatian pada kemiskinan itu penting, sehingga saat terpilih kelak menempatkan usaha mengatasi kemiskinan sebagai prioritas utama, bukan lagi di urutan ke sekian yang akhirnya cuma jadi sambilan! tegas Umar. Lantas, saat hasil survei BPS menyebut kemiskinan memburuk, dengan mudah pula melempar kemiskinan itu tanggung jawab kabupaten/kota! Di lain pihak, kabupaten/kota mengelak, tak mungkin pihaknya mengatasi kemiskinan dengan pendapatan asli daerah (PAD) yang minim, untuk belaja DPRD saja tak cukup! Itu dia, kasihan rakyat menderita berlarut-larut akibat lempar-melempar tanggung jawab! tegas Amir. Padahal, untuk mengatasi kemiskinan perlu usaha bersama, secara keroyokan! Sektor pemerintah, mulai pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, kepala desa, kepala dusun sampai RW/RT melakukan kegiatan efektif dengan program masing-masing, didukung program ekstra dari BUMN dan lembaga yang ada seperti Koperasi, BKKBN, dan seterusnya! Lantas lembaga sosial-politik, dari partai-partai politik--yang setiap kampanye berjanji meningkatkan kesejahteraan rakyat--hingga organisasi kemasyarakatan (ormas), menjalankan program pengentasan kemiskinan masing-masing! Semua itu diperkuat gerakan lembaga swadaya masyarakat (LSM) membina rakyat sesuai dengan bidang pengabdian masing-masing! Itu pun masih belum cukup! Para pengusaha, lewat program CSR--corporate social responsibility--perusahaan miliknya, memfokuskan bantuan ke pengentasan kemiskinan! Kalau dikeroyok ramai-ramai begitu, diyakini usaha pengentasan kemiskinan bisa berhasil lebih cepat! timpal Umar. Tapi untuk itu, khususnya eksekutif di pemerintah daerah, harus lebih dahulu bisa membangun perspektif di kalangan DPRD, yang menentukan dalam penetapan APBD! Dan itu tak mudah! Sebab, pengalaman menunjukkan DPRD cenderung menjadikan APBD sebagai 'bargain' kepentingan mereka dengan kepentingan eksekutif, yang kedua-duanya belum benar-benar berorientasi pada kepentingan rakyat! tukas Amir. Contohnya, karena DPRD setiap kali maunya jalan-jalan studi banding ke luar daerah, sebagai bargain-nya tak terhalang eksekutif pun ulang-alik studi banding ke luar negeri dengan rombongan besar, termasuk sebagai gratifikasi buat para pendukung politiknya! Alasannya, kalau Presiden biasa membawa rombongan besar ke luar negeri, apa beda eksekutif daerah, sama-sama pemerintah! timpal Umar. Diharapkan orang yang ramai ikut mendaftar calon gubernur bukan hanya karena ingin sering jalan-jalan ke luar negeri dengan biaya APBD, melainkan sungguh-sungguh demi mengangkat rakyat dari kemiskinan! *** [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Membuat Coto Makassar tanpa Daging
http://www.fajar.co.id/news.php?newsid=42174 Membuat Coto Makassar tanpa Daging (05 Oct 2007, 127 x , Komentar) Indonesian Vegetarian Society (IVS) MENIKMATI Coto Makassar, Anda tentu sudah biasa. Tapi pernahkah Anda mencoba coto tanpa daging. Tapi menggunakan gluten yang terbuat dari tepung terigu plus proteina nabati yang terbuat dari sari kacang kedelai.Resep inilah yang menjadi andalan chef dari Indonesian Vegetarian Society (IVS) saat tampil di Demo Kreasi Kuliner, di Hypermart Mal GTC, Kamis 4 Oktober. Soal rasa, coto Makassar buatan IVS tak diragukan lagi. Tetap gurih dan nikmat. Tak heran, saat pengolahannya pengunjung begitu antusias. Pasalnya, daging dan isi perut sapi yang biasa digunakan untuk membuat coto diganti dengan gluten dan daging nabati. Pembuatannya pun mudah. Chef IVS Philips Samsie dibantu dua rekannya Evi dan Silvia, Philips memaparkan secara gamblang proses pembuatan gluten. Cara membuatnya mudah. Cukup menggunakan terigu dan air tanpa menambahkan bahan lainnya, ujar Philips. Tepung terigu diadon bersama air hingga kalis seperti adonan roti. Lalu didiamkan selama satu jam. Kemudian, adonan tersebut dicuci sebanyak 3-4 kali. Gunanya untuk mendapatkan pati tepung terigu. Setelah itu baru direbus bersama proteina nabati, ujar Philips yang telah menjadi vegetarian sejak SMU ini. Soal bumbu, tak jauh berbeda dengan bumbu coto Makassar yang biasa dicicipi di warung-warung coto atau buatan sendiri. Sesuai namanya, makanan bagi vegetarian tersebut tidak menggunakan daging secuilpun. Tak cukup memamerkan menu coto, Philips dengan sigap mempersiapkan resep sate yang juga tidak memakai daging sapi, ayam maupun kambing. Lagi-lagi sate racikan IVS juga tidak berbahan daging, tapi gluten tepung terigu dan proteina nabati. Bumbunya pun sederhana. Cukup serei, lengkuas, jintan, ketumbar, kecap manis dan gula merah yang dihaluskan. Lalu diolah bersama gluten dan daging nabati. Tak sampai setengah jam, sate tersebut siap disantap. Kamis kemarin, IVS memang hanya mendemokan tiga resep andalan yakni Gluten Tepung Terigu, Sate Gluten, Coto Makassar ala Vegetarian. Saking praktis dan mudahnya mengolah, hanya butuh waktu satu jam untuk mendemokan tiga resep tersebut. Yang menarik, taburan bawang goreng yang biasanya untuk coto Makassar dan sate diganti dengan sayuran. Kalau bawang kan bikin perih mata dan harganya juga agak mahal. Tapi, untuk taburan coto, kita bisa membuatnya dari kol yang digoreng, beber Philips. Sembari membeberkan tips, Evi dan Silvia sibuk mengiris kol. Menurut Philips, kol yang dipilih harus padat lalu diiris tipis-tipis. Kol lalu digoreng dengan hingga gurih. Bentuk dan rasanya juga tak jauh beda dengan bawang goreng. Tak hanya kol tapi juga ibu-ibu bisa membuat taburan dari irisan pepaya muda yang digoreng. Tetap gurih dan enak, ujar Philips. Aroma masakan sate dan coto tampaknya memancing selera pengunjung di hall Hypermart. Beberapa pengunjung yang sedang tidak berpuasa, langsung maju melihat hasil masakan. Bahkan saat pengolahan makanan pun, penonton ikut ke meja dapur. Beberapa pengunjung langsung menyantap sate dan coto Makassar. Rasanya enak, tak ketahuan kalau bukan daging sapi, ujar seorang ibu yang mencicipi coto. Selain IVS yang menyajikan menu lezat, di ajang demo kreasi kuliner Sabtu, 6 Oktober akan tampil chef dari Hotel Quality Makassar. (nin-kl1) Resep Indonesian Vegetarian Society (IVS) Gluten Tepung Terigu Bahan : 1 kg tepung terigu 250 ml air bersih Cara membuat : * Tepung dan air diadon menjadi satu sampai licin dan kalis. * Diamkan kurang lebih satu jam dalam rendaman air, kemudian dibilas dengan air sampai tiga hingga empat kali (berkali-kali sampai airnya tidak keruh lagi). * Diamkan setelah dicuci kurang lebih 1 jam. Kemudian dibentuk lalu direbus. 2. Coto Makassar ala Vegetarian Bahan : 250 gr gluten matang 250 gr proteina nabati 300 grm kacang tanah sangrai (sesuai selera) 250 gr tauco (sesuai selera) 3 btg serei 2 ruas jari lengkuas Ketumbar sangrai 4 lbr daun salam Air beras Kecap manis Daun kol Cara membuat : * Seluruh bahan-bahan dihaluskan dan ditumis sampai harum. * Masukkan gluten, proteina dan bumbu lain seperti kacang, tauco, dan bumbu lainnya, masak. * Rendam kurang lebih sehari, kemudian masukkan air cucian beras. * Masak sampai mendidih. * Daun kol diiris halus, goreng lalu ditaburkan di kuah sop. 3. Sate Gluten Bahan: 250 gr gluten 250 gr proteina nabati Jintan dan ketumbar sangrai, secukupnya, dihaluskan. Serei dan lengkuas, secukupnya, dihaluskan. Ades pedas dan ades manis sangrai secukupnya, haluskan. Daun salam Gula merah Asam Kecap manis Cara membuat : * Semua bahan ditumis hingga harum. * Masukkan kecap dan air sedikit, kemudian gluten dan proteina. * Gula merah yang sudah dikeruk dimasukkan dengan air asam, rendam sehari. * Tusuk lalu bakar * Tuangkan di atasnya dengan sambal kacang, beri kecap, cabe serta asam. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Rift in history
Published in Cairo by AL-AHRAM established in 1875 4 - 10 October 2007 Issue No. 865 http://weekly.ahram.org.eg/2007/865/sc1.htm Sectarian strife has captured media attention in the wake of the US occupation of Iraq, becoming a regional concern amid plans to forge a new Middle East. Does present Sunni-Shia conflict find its root in the annals of Islamic history, triggered now by instability and change, or is it the outcome of imperial agendas or the arrogance and ignorance of meddling foreign powers? Rift in history Gamal Badawi* reviews the origin of the division between Sunni and Shia Islam Muslims split into Sunnis and Shias because of a dispute over their rule following the death of the Prophet Muhammad, peace be upon him. On the same day as his death and before he was buried, the leaders of the muhajirin, those who had migrated with him from Mecca, and the ansar, his supporters in Medina, met in the gathering place of Beni Saida and devised the system of the caliphate to succeed the prophet in ruling the nation. Following thorough discussions, they selected Abu Bakr Al-Sadiq as the caliph, or successor, to the prophet. Click to view caption Illustration: Fathi -- The system of the caliphate is one that was devised; it was not divinely revealed, nor was it decreed by the sunna, the prophetic tradition. The prophet did not appoint the individual who would succeed him, and did not specify the means by which a successor should be chosen. Only the fundamental basis of selection was determined, that being shura, or consultation, among Muslims to select their ruler. It is on this point regarding political thought that there exists a dispute between the Shia sect and the Sunni masses. The Shia view rests upon narratives that say that the prophet bequeathed the caliphate to Ali Bin Abi Taleb during his final pilgrimage. Yet the companions of the prophet, the Shias claim, rejected this bequest and concealed it due to their resentment of the Hashemite family and its head, Ali Bin Abi Taleb. Ali was late to the meeting because he was busy preparing the prophet's corpse for burial. Perhaps the companions' selection of Abu Bakr was a surprise to him, which might explain his failure to pledge allegiance to Abu Bakr. Early historians traced this neglect to another reason, however. This was Ali's solidarity with his wife Fatima in her dispute with Abu Bakr over her right to her father's inheritance. Yet this rift did not last for long -- following Fatima's death, Ali pledged allegiance to Abu Bakr and stood by his side as a supporter and trustworthy advisor. There is no evidence that he competed with Abu Bakr for rule in the caliphate. And if there had been a prophetic bequest of the caliphate to Ali, he would not have hesitated to declare so. Failure to speak up and demand his rights would have contradicted with Ali's ethics and the courage and initiative he was known for. Ali's position regarding the caliphate of Abu Bakr was the same as that regarding Omar and Othman. Shia documentary sources such as nahj al-balagha (the way of eloquence) do not mention that Ali revealed a bequest to him when they were chosen as caliphs. When Omar included him in the shura council for the selection of the new caliph as Omar was dying, Ali did not argue against this on the basis of wording in the damm (rallying) speech of the prophet. Rather, he agreed to participate in the shura council, although he rejected the conditions it placed. Following the death of the caliph Othman, Ali accepted his own selection without referring to phrasing by the prophet decreeing him the caliph. Such phrasing did not even surface during the warring that broke out between Ali and Muawiya. Ali never relied upon any Quranic or prophetic text to justify his right to assume the caliphate. He rested only upon the Muslims having selected him, and this approach was also taken by his son Al-Hassan following Ali's death. The selection of each of them was made on the basis of the Muslim public pledging allegiance to them, an approach that the Sunnis still hold onto in contrast with the Shia approach of the imam assuming responsibility through inheritance and a bequest from the previous imam. The Sunnis argue that if the notion of a bequest and a statement were accurate, the companions would not have been able to conceal it without committing a grave sin. The Shias have not refrained from placing such an accusation on the companions, and in fact place the greatest blame on the mother of the believers, Aisha, the prophet's wife, and her father, Abu Bakr Al-Sadiq, together with Omar Bin Al-Khattab. The Shias forget that the Quran is witness to their loyalty and integrity. The idea of Shia sectarianism developed from a purely
[wanita-muslimah] Who failed the test?
Published in Cairo by AL-AHRAM established in 1875 4 - 10 October 2007 Issue No. 865 http://weekly.ahram.org.eg/2007/865/op1.htm Who failed the test? Columbia University shamed itself when its president clumsily attempted to vilify Ahmadinejad, writes Hassan Nafaa* I followed closely the controversy surrounding Mahmoud Ahmadinejad's invitation to Columbia University. The Iranian president was invited for an open debate with faculty and students as part of the World Leaders Forum that the university has been organising since 2003. Although Columbia University came under immense pressure to cancel the invitation, it went ahead with the debate, which took place 24 September. I watched the proceedings live on television, but relied for the purposes of this article on the transcriptions of the encounter as published on the website of Columbia University. Since he came to office in 2005, I took a personal interest in Ahmadinejad, the plain-dressed man who came from nowhere to take centre stage in Iranian politics. Ahmadinejad edged one of Iran's most seasoned politicians, Rafsanjani, out of the way and managed to replace the moderate and widely respected Khatami. My curiosity was such that I made an extra effort to understand this man who, despite appearances, turned out to be extremely complex and at times reckless. Judging Ahmadinejad's remarks about the Holocaust to be unhelpful and irresponsible, I criticised him in the media, including the Arabic-language Iranian channel Al-Alam. My point was that the Iranian president gave Tehran's enemies ammunition and opportunity to blackmail and blockade his country. Perhaps someone was trying to create another Saddam in order to find a reason to attack Iran and liquidate its regime, I speculated. But my annoyance with some of Ahmadinejad's statements did not prevent me from finding an excuse for his behaviour, especially in the light of the arrogance and extremism of the current US administration. This administration was -- in my view -- at least partly responsible for undermining Khatami's reformist plans, and is therefore to blame for the revival of conservatism in Iran. President Bush tends to act like a man receiving revelations from heaven. At one point, he suggested that his policies paved the way for the return of Christ, so one must not be surprised when Iranians put in office a man who believes that his own policies will hasten the return of the hidden imam. In such a context, and with a cold religious war taking place between Bush and Ahmadinejad, Columbia University's invitation could have been an opportunity to break through the vicious circle of extremism and counter-extremism. It could have been an opportunity to discredit absolutist ideological ideas and those who see the world as a battlefield between pure goodness and pure evil. As it turned out, the organisers of the event had other things on mind. Had Columbia University offered Ahmadinejad a chance to see another aspect of America -- one that differs from the views held by the Bush administration -- the encounter could have helped defuse international tensions. But the university failed that test, and its president, Professor Lee Bollinger, made several major errors. Bollinger's first error was to abandon routine formalities. The standard practice for a university president in such an occasion is say a few words welcoming the guest and explaining why he was invited to campus and what the university hopes to achieve. Then the guest would make a speech and take questions from the audience. But the university president decided otherwise. He launched into a diatribe befitting a public prosecutor, casting Ahmadinejad as a defendant. Such an approach was demeaning to Columbia University, and backfired. Bollinger made Ahmadinejad look like an innocent man who had been set up. Bollinger's speech was all wrong. He insulted Ahmadinejad, calling him a petty and cruel dictator, and said that he was brazenly provocative or astonishingly uneducated to deny the Holocaust. Bollinger's views mirrored the views of the US administration, and at times surpassed them in extremism. At times, the Columbia University president sounded less of an academic than of an official spokesman of the US government. He blamed the Iranian government for the current crisis. Why have women, members of the Bahaai faith, homosexuals and so many of our academic colleagues become targets of persecution in your country? he asked, adding that the Iranian government was undermining American troops in Iraq by funding, arming, and providing safe transit to insurgent leaders. Bollinger put himself firmly on the side of Israel and the Zionist movement. He even apologised for those pained by the university's invitation of Ahmadinejad. You should know that Columbia is a world centre of Jewish
[wanita-muslimah] 'Let Jews move to Europe or Alaska'
http://www.jpost.com/servlet/Satellite?cid=1191257230393pagename=JPost%2FJPArticle%2FShowFull Oct 5, 2007 12:53 | Updated Oct 5, 2007 20:15 'Let Jews move to Europe or Alaska' By AP AND JPOST STAFF Millions of Iranians attended nationwide rallies Friday in support of the Palestinians, while the country's hard-line President Mahmoud Ahmadinejad said Israel's continued existence was an insult to human dignity. Iranian protesters burn an effigy representing Israel and US during an anti-Israel rally on Al-Quds Day (Jerusalem Day), in Teheran. Photo: AP Iranian President Mahmoud Ahmadinejad speaks during Friday prayers in Teheran. Photo: AP RELATED a.. Analysis: Lots of talk, but little progress, on Iran The creation, continued existence and unlimited (Western) support for this regime is an insult to human dignity, Ahmadinejad said. The occupation of Palestine is not limited to one land. The Zionist issue is now a global issue. Ahmadinejad's remarks came as millions of Iranians held rallies across Iran to protest Israel's continued control of Jerusalem. The demonstrations for Al-Quds Day - Al-Quds is the Arabic name for Jerusalem - also spilled over into anti-American protests because of US support for Israel. In the capital Teheran, hundreds of thousands of people poured into the streets as they chanted Death to America and Death to Israel. Some protesters also burned American and Israeli flags. State television reported similar large rallies in all other provincial capitals and smaller towns across Iran. The Iranian president once again said Palestinians should not pay any price because Europeans committed crimes against Jews in World War II. He said they could give a part of their own land in Europe or Alaska so that the Jews can establish their country. I ask European governments supporting Zionists and the American people that will you allow occupation of part of your land under a pretext and then talk about a two-state solution?, Ahmadinejad said after the rallies. Ahmadinejad said a free referendum was the solution to the Palestinian issue, saying Jews, Muslims and Christians as well as five million Palestinian refugees should take part in a vote to determine their own fate. Ayatollah Mahould Hashemi Shahroudi, Iran's judiciary chief, said Friday's rallies was a good start for the destruction of the Zionist regime. Parliamentary speaker Gholam Ali Haddad Adel said the Israeli occupation of Palestinian lands was a blatant oppression and warned that the relationship between the Islamic world and the West won't improve as long as Palestinians are not allowed to determine their fate in a referendum. Since the Islamic revolution in 1979, Iran has observed the last Friday of the Islamic holy month of Ramadan as Al-Quds Day, as a way of expressing support to the Palestinians and emphasizing the importance of Jerusalem to Muslims. Jerusalem is the third holiest city in Islam after the Saudi Arabian cities of Mecca and Medina. Meanwhile, thousands of Gazans marched from Beit Lahiya to Jabalya to commemorate Al-Quds Day. The protesters burned, Israeli, US and British flags. Also, on Israel's northern border, Hizbullah activists and Lebanese Shi'ites held an anti-Israel protest next to the border fence. Lebanese troops manned the rally and prevented the protesters from approaching the border. IDF troops in the North were instructed to raise their level of alert. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: [PKS] Cegah Fitnah Semakin Meluas, PK Sejahtera Akhirnya Terpaksa Mengeluark
Urun rembug, dari sejarah negri ini sudah jelas bahwa bhinneka tunggal ika tan hana dharma mangrwa merupakan semboyan seluruh warga bangsa yg harus di patuhi, ini amanat dari para founding father, fakta realitas kemerdekaan ini di perjuangkan oleh para pendiri republik ini dan melibatkan seluruh unsur elemen dari latar belakang budaya, ideologi, agama kepercayaan serta kondisi sosial yg berbeda-bedajadi segala bentuk pemaksaan penyeragaman di negri ini jelas telah memutus habis amanat para founding father yg telah berjuang dg segenap pengabdianya di masa lalu.semoga ini bisa di pahami sehingga apapun basis partai politiknya maka tidak segera gegabah untuk menyatakan satu statemen publik apalagi mengatasnamakan agama untuk bertujuan membunuh lkarkter awan partainyanaudzubillah mindhalik ? Salam Dan [EMAIL PROTECTED] wrote: Sebenarnya bukan Islam yg ditentang, tetapi imperialisme Islam. Setiap bentuk imperialisme sudah tidak ada lagi tempat di abad ke 21. Daulah Islamiyah adalah bentuk imperialisme. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, radityo djadjoeri [EMAIL PROTECTED] wrote: Dari milis PKS Muhamad Razuli [EMAIL PROTECTED] wrote: Beikut ini saya forwardkan email dari temen tentang ke khawatirannya jika Parpol sekuler semacam GOLKAR, PDI-P, PAN, DEMOKRAT yang kemarin ngumpul dalam acara buka puasa bersama yang digagas oleh KETUM PAN SUTRISNO BACHIR. kang_agoes [EMAIL PROTECTED] wrote.. Berdasarkan pengalaman di berbagai negara seperti turki, Tunisia, dll. jika Partai sekuler menang akan terjadi hal-hal berikut: 1. Jilbab akan dilarang 2. Islam akan dikikis secara perlahan dimulai dari dunia pendidikan (ingat ketika PDI-P walkout dari DPR hanya karena disahkannya UU SISDIKNAS yang memuat tujuan pendidikan adalah untuk meningkatkan Imtaq terhadap Tuhan YME. 3. akan diberlakukan azas tunggal(partai islam akan dilarang) 4. ulama akan ditindas (kecuali ulama penjual agama) 5. adzan akan diganti dengan bahasa Indonesia (seperti di Turki) 6. simbol2 islam akan dilarang jadi teman2 ayo berusaha sekuat tenaga jangan sampai orang2 sekuler itu menang lagi!!! Partai besar ini sudah mulai menebarkan isu-isu fitnah secara gencar baik didalam negeri maupun diluar negeri (seperti yg pernah dirilis milis ini waktu Taufik kemas berbicara di Singapura). Ormas Muhamadiyah sebelumnya juga angkat bicara dengan menuduh PKS telah merebut mesjid-mesjid dan fasilitas umum milik Muhamadiyah. PKS difitnah dan dibenturkan dengan Ormas NU dimana NU adalah organisasi pelaku bid'ah sehingga PKS dianggap ingkar mauled dan sebagainya sebagainya. Oleh karena itu mari kuatkan barisan untuk memperkokoh PKS. Ane berharap PKS akan memenangkan pertarungan POLITIK 2009 dan berhasil meraih kekuasaan (RI 1) dengan tujuan meng-ISLAM-kan Indonesia kembali dan menjadikan Indonesia sebagai pelopor bangkit dan jayanya kembali DAULAH ISLAMIYAH DUNIA. Sekiranya ALLAH SWT belum memberikan kesempatan itu kepada PKS dan partai sekuler berkuasa di 2009 kemudian mengeluarkan aturan kafir seperti yang dinyatakan dalam email diatas. dan kemudian mereka jadikan PKS sebagai partai terlarang. maka insya Allah ane siap JIHAD - Yahoo! Answers - Get better answers from someone who knows. Tryit now. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Tuhan dan hal-hal yang tak selesai, buku terbaru karya Goenawan Mohamad
Telah terbit dan beredar! Tuhan dan hal-hal yang tak selesai, buku terbaru karya Goenawan Mohamad Goenawan Mohamad menguras daya pikirnya dan menuliskan naskah untuk dibukukan. Laksmi Pamuntjak menerjemahkannya ke dalam Bahasa Inggris. Dan KataKita menerbitkannya. TUHAN DAN HAL-HAL YANG TAK SELESAI Penerbit: KataKita, Jakarta, September 2007 Tebal 162 halaman Harga Rp 50.000. Versi Inggris: ON GOD AND OTHER UNFINISHED THINGS terjemahan Laksmi Pamuntjak Tebal 162 halaman Harga Rp 75.000. Buku Goenawan Mohamad terbaru ini berupa 99 esei liris pendek yang berangkat dari aforisme, mengikuti jejak Percikan Permenungan karya Roestam Effendi di tahun 1930-an. Angka 99, dengan berasosiasi kepada 99 nama Tuhan menurut tradisi Islam, juga mengesankan ketidak-selesaian. Isinya pada umumnya merupakan eksplorasi saat-saat religious, pengalaman puitis, juga renungan tentang Tuhan, iman, kematian dan kekuasaan. Dalam mengembangkan pemikirannya Goenawan Mohamad mengolah dan mengritik percikan filsafat Eropa (Heidegger, Levinas, Derrida, Marion, dan Badiou, misalnya), juga Al Ghazzali serta Ibn Rusdh. Ia juga memakai bahan-bahan dari sastra Jawa klasik. Salah satu eseinyamenunjukkan persamaan Serat Cabolek (khususnya tentang pertemuan Bima dengan Dewa Ruci) dengan meditasi Cartesian tentang subyek. e-mail: [EMAIL PROTECTED] blog: http://mediacare.blogspot.com - Don't let your dream ride pass you by.Make it a reality with Yahoo! Autos. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: [PKS] Cegah Fitnah Semakin Meluas, PK Sejahtera Akhirnya Terpaksa Mengeluark
Social contract awal adalah bhinneka tunggal ika alias pluralisme. Kalau mau ada social contract yg baru silahkan saja selama dilakukan melalui proses demokrasi tanpa paksaan. Tapi mengingat sejarah pendirian republik ini memang tidak ada tempat bagi imperialisme berdasarkan agama. Kita sudah2 mati2an mengusir kolonialisme dan imperialisme eh koq diundang lagi walaupun lain warnanya? Sudahlah marilah kita letakkan semua dalam tempat dan proporsi masing2. Biarkan penyelenggaraan negara melalui proses demokrasi sesuai dg social contract awal dan letakkan agama dalam ranah pribadi. Hanya dg pendekatan ini bisa aman dan damai. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, dwi sulistiyana [EMAIL PROTECTED] wrote: Urun rembug, dari sejarah negri ini sudah jelas bahwa bhinneka tunggal ika tan hana dharma mangrwa merupakan semboyan seluruh warga bangsa yg harus di patuhi, ini amanat dari para founding father, fakta realitas kemerdekaan ini di perjuangkan oleh para pendiri republik ini dan melibatkan seluruh unsur elemen dari latar belakang budaya, ideologi, agama kepercayaan serta kondisi sosial yg berbeda-bedajadi segala bentuk pemaksaan penyeragaman di negri ini jelas telah memutus habis amanat para founding father yg telah berjuang dg segenap pengabdianya di masa lalu.semoga ini bisa di pahami sehingga apapun basis partai politiknya maka tidak segera gegabah untuk menyatakan satu statemen publik apalagi mengatasnamakan agama untuk bertujuan membunuh lkarkter awan partainyanaudzubillah mindhalik ? Salam Dan [EMAIL PROTECTED] wrote: Sebenarnya bukan Islam yg ditentang, tetapi imperialisme Islam. Setiap bentuk imperialisme sudah tidak ada lagi tempat di abad ke 21. Daulah Islamiyah adalah bentuk imperialisme. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, radityo djadjoeri radityo_dj@ wrote: Dari milis PKS Muhamad Razuli mrazuli@ wrote: Beikut ini saya forwardkan email dari temen tentang ke khawatirannya jika Parpol sekuler semacam GOLKAR, PDI-P, PAN, DEMOKRAT yang kemarin ngumpul dalam acara buka puasa bersama yang digagas oleh KETUM PAN SUTRISNO BACHIR. kang_agoes [EMAIL PROTECTED] wrote.. Berdasarkan pengalaman di berbagai negara seperti turki, Tunisia, dll. jika Partai sekuler menang akan terjadi hal-hal berikut: 1. Jilbab akan dilarang 2. Islam akan dikikis secara perlahan dimulai dari dunia pendidikan (ingat ketika PDI-P walkout dari DPR hanya karena disahkannya UU SISDIKNAS yang memuat tujuan pendidikan adalah untuk meningkatkan Imtaq terhadap Tuhan YME. 3. akan diberlakukan azas tunggal(partai islam akan dilarang) 4. ulama akan ditindas (kecuali ulama penjual agama) 5. adzan akan diganti dengan bahasa Indonesia (seperti di Turki) 6. simbol2 islam akan dilarang jadi teman2 ayo berusaha sekuat tenaga jangan sampai orang2 sekuler itu menang lagi!!! Partai besar ini sudah mulai menebarkan isu-isu fitnah secara gencar baik didalam negeri maupun diluar negeri (seperti yg pernah dirilis milis ini waktu Taufik kemas berbicara di Singapura). Ormas Muhamadiyah sebelumnya juga angkat bicara dengan menuduh PKS telah merebut mesjid-mesjid dan fasilitas umum milik Muhamadiyah. PKS difitnah dan dibenturkan dengan Ormas NU dimana NU adalah organisasi pelaku bid'ah sehingga PKS dianggap ingkar mauled dan sebagainya sebagainya. Oleh karena itu mari kuatkan barisan untuk memperkokoh PKS. Ane berharap PKS akan memenangkan pertarungan POLITIK 2009 dan berhasil meraih kekuasaan (RI 1) dengan tujuan meng-ISLAM-kan Indonesia kembali dan menjadikan Indonesia sebagai pelopor bangkit dan jayanya kembali DAULAH ISLAMIYAH DUNIA. Sekiranya ALLAH SWT belum memberikan kesempatan itu kepada PKS dan partai sekuler berkuasa di 2009 kemudian mengeluarkan aturan kafir seperti yang dinyatakan dalam email diatas. dan kemudian mereka jadikan PKS sebagai partai terlarang. maka insya Allah ane siap JIHAD - Yahoo! Answers - Get better answers from someone who knows. Tryit now. [Non-text portions of this message have been removed]