[wanita-muslimah] Aliansi Islam Damai Dukung Kongkow Gus Dur Ditayangkan Jogja TV

2007-10-05 Terurut Topik Mohamad Guntur Romli

http://www.gusdur.net/indonesia/index.php?option=com_contenttask=viewid=2734Itemid=1


Aliansi Islam Damai Dukung Kongkow Gus Dur Ditayangkan Jogja TV  Yogyakarta, 
gusdur.net
 Penghentian acara Kongkow Bareng Gus Dur (KBGD) di Jogja TV karena diteror FPI 
membuat prihatin banyak khalayak di Yogyakarta. Kamis malam (4/10/2007) pukul 
23.00, sekitar 200 orang dari Aliansi Islam Damai Yogyakarta datang ke studio 
Jogja TV untuk memberi dukungan pihak Manajemen Jogja TV agar tayangan Kongkow 
Bareng Gus Dur dilanjutkan.

 
 Aliansi yang dimotori M. Ulin Nuha, M.Hum., ini kecewa sikap FPI lantaran 
penghentian acara itu didasarkan alasan yang tidak kuat. “Kami merasa dirugikan 
atas dihentikannya siaran Kongkow Bareng Gus Dur. Sebab acara itu sangat 
membantu kami memahami Islam sesuai kebudayaan dan hukum masyarakat 
sehari-hari,” tegas Ulin. 
 

Aliansi juga menyatakan kesiapannya jika ada permintaan untuk membantu keamanan 
Studio Jogja TV. “Kami siap membantu mengamankan Jogja TV,” ujar Ulin. 
 

Rombongan Aliansi Islam Damai Yogyakarta diterima oleh Kepala Bagian Produksi 
Jogja TV Wisnu Wicaksono. Pihak manajemen Jogja TV menjanjikan akan menggelar 
pertemuan segitiga antara manajemen Jogja TV, pihak Aliansi Islam Damai dan 
Kepolisian Yogyakarta untuk membahas tayangan-lanjut acara Kongkow Bareng Gus 
Dur. Pertemuan itu direncakan digelar, Jumat (5/10/2007) di kantor Jogja TV 
pukul 14.30. 
 

Selain dari Aliansi Islam Damai Yogyakarta, dukungan juga datang dari Generasi 
Muda Pencinta Demokrasi Yogyakarta yang menyatakan agar Jogja TV tidak takut 
dan gentar menyuarakan kebenaran dan kebebasan. 
 

KBR68H sebagai produser acara Kongkow Bareng Gus Dur juga telah mengeluarkan 
siaran pers, Kamis (4/10/2007) melalui Direktur Utama KBR68H Santoso yang 
menyesalkan penghentian tayangan itu. KBR68H juga berharap media-media lain di 
negeri ini, terbebas dari berbagai tekanan dan dapat menyiarkan program yang 
dinilai layak untuk pemirsanya tanpa rasa was-was.[] 

  Kontak Aliansi Damai Yogyakarta
  M. Ulin Nuha, M.Hum
  0274-6542215

--- In [EMAIL PROTECTED], Awang BinSaS [EMAIL PROTECTED] wrote:

Selama ramadhan ini acara favorit saya adalah nonton acara Kongkow bareng Gus 
Dur di TV JOGJA. Acaranya segar, merakyat dan thema2 nya bagus/menarik.

Sayang sekali kalau FPI tidak bisa menghargai perbedaan pendapat di era 
demokrasi Indonesia ini. Saya pikir tidak ada salahnya kok acara itu, kalau pun 
ada yang tidak setuju itu biasa dan bisa balik mengcounter lewat media massa 
manapun yang disukai. 

Saya pun ada beberapa hal yg tidak sependapat dengan jalan pikiran Gus Dur, 
tapi secara umum saya mendukung pemikiran2 Gus Dur yang sangat  jauh lebih 
brilyan daripada pemikiran saya. Ini harus saya akui dan saya pun yakin beliau 
adalah orang baik. Selain itu bagaimanapun Gus Dur lebih banyak jasanya 
daripada saya bagi bangsa Indonesia.

Selain itu, Gus Dur sendiri juga gak pernah menekan nekan orang2 yang tidak 
setuju dengan pendapatnya bahkan kepada orang2 yang menghujatnya beliau tidak 
pernah bereaksi yang berlebihan, paling2 beliau hanya membalas hujatan2 tsb 
dengan sindiran atau ledekan atau banyolan saja, sudah selesai.

Ngapain hare gene pakai nglarang2 segala. Gak jamannya lagi. Mari kita belajar 
menjadi orang dewasa..

Hidup Indonesia 
  
--- In [EMAIL PROTECTED], Kartono Mohamad [EMAIL PROTECTED] wrote:

Pak Adi, ketika orang tidak bisa atau berani berdiskusi, maka supaya menang
yang digunakan adalah otot, ancaman dan kekerasan. Mereka itu mungkin
kelompok yang menyatakan bahwa demokrasi tidak sesuai dengan agama. Maka
otoritas demokratis yang mendasarkan kepada dialog, bersedia mendengar dan
bersedia mengajukan argumentasi untuk mempertahakan pendapatnya tidak
dipelajari. Yang mereka pelajari adalah bagaiman menggunakan kata Tuhan
dan agama untuk membenarkan tindakan mereka melalui kekerasan. Mereka
merasa sudah menjadi wakil Tuhan yang justru merendahkan Tuhan. Dianggapnya
Tuhan tidak dapat membela diri, tidak mampu mengatur manusia, maka ia harus
ambil alih.
Sayangnya, entah sengaja atau tidak senagaja, penegak hukum dan kaum
politisi juga takut terhadap mereka karena takut dianggap berhadapan dengan
Tuhan. Maka makin mandul sikap para penguasa.
Mereka telah disandera oleh ketakutan terhadap label agama yang digunakan
kaum perusuh itu karena mereka sendiri mungkin juga tidak memahami ajaran
agama atau tidak percaya diri sebagai penguasa. Teror semacam ini juga yang
digunakan oleh penguasa Nazi Jerman dulu dan oleh Orde Baru (yang
mengidentikkan Suharto dengan Pancasila, sehingga anti Suharto= anti
Pancasila).
Perlu kelompok yang tidak takut sepertiu halnya suku Dayak di Samarinda
menghadapi FPI dan membuat FPI jadi jeri sendiri. Sayangnya penguasa TVRI
tidak mempunyai keberanian seperti itu.
Salam
KM
=

--- In [EMAIL PROTECTED], Adhie Massardi [EMAIL PROTECTED] wrote:


Bukan karena GD bos saya 

[wanita-muslimah] RE: [PKS] Cegah Fitnah Semakin Meluas, PK Sejahtera Akhirnya Terpaksa Mengeluarkan Bayan

2007-10-05 Terurut Topik radityo djadjoeri
Dari milis PKS


Muhamad Razuli [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 Beikut ini saya forwardkan email dari temen tentang ke khawatirannya
 jika Parpol sekuler semacam GOLKAR, PDI-P, PAN, DEMOKRAT yang kemarin
 ngumpul dalam acara buka puasa bersama yang digagas oleh KETUM PAN
 SUTRISNO BACHIR.
 
 kang_agoes [EMAIL PROTECTED] wrote..
 
  Berdasarkan pengalaman di berbagai negara seperti turki, Tunisia, dll.
 jika Partai sekuler menang akan terjadi hal-hal berikut:
 1. Jilbab akan dilarang
 2. Islam akan dikikis secara perlahan dimulai dari dunia pendidikan
 (ingat ketika PDI-P walkout dari DPR hanya karena disahkannya UU
 SISDIKNAS yang memuat tujuan pendidikan adalah untuk meningkatkan
 Imtaq terhadap Tuhan YME.
 3. akan diberlakukan azas tunggal(partai islam akan dilarang)
 4. ulama akan ditindas (kecuali ulama penjual agama)
 5. adzan akan diganti dengan bahasa Indonesia (seperti di Turki)
 6. simbol2 islam akan dilarang
 jadi teman2 ayo berusaha sekuat tenaga jangan sampai orang2 sekuler
 itu menang lagi!!!
 
 Partai besar ini sudah mulai menebarkan isu-isu fitnah secara gencar
 baik didalam negeri maupun diluar negeri (seperti yg pernah dirilis
 milis ini waktu Taufik kemas berbicara di Singapura). Ormas Muhamadiyah
 sebelumnya juga angkat bicara dengan menuduh PKS telah merebut
 mesjid-mesjid dan fasilitas umum milik Muhamadiyah. PKS difitnah dan
 dibenturkan dengan Ormas NU dimana NU adalah organisasi pelaku bid'ah
 sehingga PKS dianggap ingkar mauled dan sebagainya sebagainya.
 
 Oleh karena itu mari kuatkan barisan untuk memperkokoh PKS. Ane berharap
 PKS akan memenangkan pertarungan POLITIK 2009 dan berhasil meraih
 kekuasaan (RI 1) dengan tujuan meng-ISLAM-kan Indonesia kembali dan
 menjadikan Indonesia sebagai pelopor bangkit dan jayanya kembali DAULAH
 ISLAMIYAH DUNIA.
 
 Sekiranya ALLAH SWT belum memberikan kesempatan itu kepada PKS dan
 partai sekuler berkuasa di 2009 kemudian mengeluarkan aturan kafir
 seperti yang dinyatakan dalam email diatas. dan kemudian mereka
 jadikan PKS sebagai partai terlarang. maka insya Allah ane siap
 JIHAD
 
 
 
 From: [EMAIL PROTECTED]
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Wido Q
 Supraha
 Sent: 04 Oktober 2007 14:39
 To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
 [EMAIL PROTECTED]
 Cc: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
 [EMAIL PROTECTED];
 [EMAIL PROTECTED]; 'keadilan'; 'partai';
 'pks-depok'
 Subject: [PKS] Cegah Fitnah Semakin Meluas, PK Sejahtera Akhirnya
 Terpaksa Mengeluarkan Bayan
 
 Bantah Fitnah, PKS Keluarkan Bayan
 
 Rabu, 3 Okt 07 20:04 WIBhttp://www.eramuslim.com/fckfiles/image/pks.jpg
 WIBhttp://www.eramuslim.com/fckfiles/image/pks.jpg 
 
 PKS akhirnya mengambil sikap setelah menghadapi berbagai fitnah dan
 tuduhan
 yang kerap diarahkan kepada partai dakwah itu. Dalam bayan (keterangan)
 yang
 berjudul Risalah untuk mengokohkan ukhuwwah dan Ishlah, PKS menyatakan
 prihatin terhadap fitnah yang belakangan gencar dilakukan oleh oknum
 tertentu terhadap para kader dan PKS sebagai organisasi politik
 sekaligus
 dakwah.
 
 DPP PKS prihatin dengan masih terus disebarkannya beragam informasi
 yang
 tidak bertanggung jawab seperti pengedaran selebaran/fotokopian yang
 mengatasnamakan DPD/DPP PKS, juga melalui ceramah/pengajian yang bisa
 menjadi fitnah terhadap PKS, dan dapat mengganggu iklim ukhuwah yang
 sedang
 dijalin serta ikhawatirkan dapat mengurangi kekhusuan beribadah puasa, 
 demikian bunyi salah satu kalimat dalam bayan tersebut.
 
 Dalam hal ini, DPP PKS menyampaikan klarifikasi bahwa pihaknya tidak
 sama
 dengan apa yang dilakukan kelompok yang disebut sebagai Wahabi.
 Disebutkan,
 PKS sangat menghormati perbedaan furuiyah dan mengedepankan ukhuwwah dan
 memahami bahwa ikhtilaf ijtihad bisa menjadi rahmat.
 
 Dengan tinta tebal, bayan tersebut menuliskan Karenanya melakukan
 tabdi'
 (membid'ahkan) dan takfir (mengkafirkan) para ulama apalagi para Wali
 songo
 yang sangat berjasa itu bukanlah Manhaj PKS yang menganut Ahlus Sunnah
 WaI
 Jama'ah.
 
 Karenanya PKS tidak pernah mengeluarkan surat edaran yang berisi hujatan
 maupun pengharaman terhadap peringatan Maulid, Tahlilan, Barzanji yang
 dilakukan oleh ummat Islam di Indonesia penganut Ahlul Sunnah Wal
 jamaah. 
 
 Pernyataan ini, menurut PKS dilatarbelakangi karena ada sejumlah
 fotokopi
 surat edaran yang mengatas namakan DPP atau DPD tanpa ada yang
 menandatanganinya dan menggunakan kop yang berbeda itu adalah palsu dan
 merupakan fitnah terhadap PKS.
 
 Sebagai jawabannya, disebutkan pula bahwa kader PKS seperti Nur Mahmudi
 Ismail yang juga adalah Walikota Depok, menyelenggarakan peringatan
 Maulid
 dengan penceramah K. H Zainuddin MZ dan Habieb Rizieq Shihab.
 
 Poin kedua, dijelaskan bahwa PKS dalam melakukan aktifitasnya selalu
 mementingkan pengamalan prinsip tasamuh dan ta'awun dan berorientasi
 kepada
 khidmatul ummah dengan tetap menghormati kekhasan dari masing-masing
 organisasi maupun pilihan hasil 

[wanita-muslimah] Re: [PKS] Cegah Fitnah Semakin Meluas, PK Sejahtera Akhirnya Terpaksa Mengeluark

2007-10-05 Terurut Topik Dan
Sebenarnya bukan Islam yg ditentang, tetapi imperialisme Islam. 
Setiap bentuk imperialisme sudah tidak ada lagi tempat di abad ke 21.
Daulah Islamiyah adalah bentuk imperialisme.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, radityo djadjoeri
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Dari milis PKS
 
 
 Muhamad Razuli [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
  Beikut ini saya forwardkan email dari temen tentang ke khawatirannya
  jika Parpol sekuler semacam GOLKAR, PDI-P, PAN, DEMOKRAT yang kemarin
  ngumpul dalam acara buka puasa bersama yang digagas oleh KETUM PAN
  SUTRISNO BACHIR.
  
  kang_agoes [EMAIL PROTECTED] wrote..
  
   Berdasarkan pengalaman di berbagai negara seperti turki, Tunisia,
dll.
  jika Partai sekuler menang akan terjadi hal-hal berikut:
  1. Jilbab akan dilarang
  2. Islam akan dikikis secara perlahan dimulai dari dunia pendidikan
  (ingat ketika PDI-P walkout dari DPR hanya karena disahkannya UU
  SISDIKNAS yang memuat tujuan pendidikan adalah untuk meningkatkan
  Imtaq terhadap Tuhan YME.
  3. akan diberlakukan azas tunggal(partai islam akan dilarang)
  4. ulama akan ditindas (kecuali ulama penjual agama)
  5. adzan akan diganti dengan bahasa Indonesia (seperti di Turki)
  6. simbol2 islam akan dilarang
  jadi teman2 ayo berusaha sekuat tenaga jangan sampai orang2 sekuler
  itu menang lagi!!!
  
  Partai besar ini sudah mulai menebarkan isu-isu fitnah secara gencar
  baik didalam negeri maupun diluar negeri (seperti yg pernah dirilis
  milis ini waktu Taufik kemas berbicara di Singapura). Ormas Muhamadiyah
  sebelumnya juga angkat bicara dengan menuduh PKS telah merebut
  mesjid-mesjid dan fasilitas umum milik Muhamadiyah. PKS difitnah dan
  dibenturkan dengan Ormas NU dimana NU adalah organisasi pelaku bid'ah
  sehingga PKS dianggap ingkar mauled dan sebagainya sebagainya.
  
  Oleh karena itu mari kuatkan barisan untuk memperkokoh PKS. Ane
berharap
  PKS akan memenangkan pertarungan POLITIK 2009 dan berhasil meraih
  kekuasaan (RI 1) dengan tujuan meng-ISLAM-kan Indonesia kembali dan
  menjadikan Indonesia sebagai pelopor bangkit dan jayanya kembali DAULAH
  ISLAMIYAH DUNIA.
  
  Sekiranya ALLAH SWT belum memberikan kesempatan itu kepada PKS dan
  partai sekuler berkuasa di 2009 kemudian mengeluarkan aturan kafir
  seperti yang dinyatakan dalam email diatas. dan kemudian mereka
  jadikan PKS sebagai partai terlarang. maka insya Allah ane siap
  JIHAD
  




[wanita-muslimah] Pementasan Ki Slamet Gundono Diperpanjang Satu Malam

2007-10-05 Terurut Topik Mohamad Guntur Romli
Salam

Teater Utan Kayu (TUK) menambah satu malam lagi pementasan Wayang Lindur dengan 
dalang Ki Slamet Gundono. Dua malam sebelumnya 4-5 Oktober penonton membanjiri 
TUK sementara kapasitas TUK tidak cukup. Atas permintaan penonton, maka besok 
Sabtu 6 Oktober 2007 pukul 20.00 WIB Ki Slamet Gundono mementaskan kembali 
lakon Uma, Nyai Sendon Kloloran.

Bagi anda yang belum sempat menonton dua malam kemaren, silakan hadir ke TUK di 
Jl. Utan Kayu No 68H Jakarta. Tersedia album terbaru Ki Slamet Gundono Gambus 
Jawa. Pertujukan ini gratis. 

Tony Prabowo
Kurator Tari dan Musik Komunitas Utan Kayu

===
http://www.utankayu.org/in/index.cfm?action=detailcat=eventid=117

04 Oktober 2007 - 06 Oktober 2007

Pentas Wayang Lindur

Manikmaya, sang penguasa jagat itu, begitu gemar menguji kesetiaan istrinya: 
Dewi Uma. Di lantai dua sebuah mal yang megah dan penuh cantelan aneka busana 
terkini, Uma berbicara dengan seorang pemuda yang sangat tampan—yang tak lain 
adalah jelmaan Manikmaya sendiri. Manikmaya pun sadar bahwa istrinya tak pernah 
memahami cinta sebagai sesuatu yang tunggal. Manikmaya murka dan hendak 
menjatuhkan kutukan. Saat itu Dewa Indra bersedia  mengganti kutukan dengan 
sebuah bangunan mewah, Dewa Baruna menawarkan barter dengan laut beserta 
isinya, dan Kamajaya akan memberi mantra-mantra cintanya—semuanya hanya 
membentur dinding hati Manikmaya. Kutukan tetap ia jatuhkan ke pundak Uma. 
Sesungguhnya Uma telah  bertransformasi dari perempuan yang suka menangis  
menjadi sosok yang ulet, mantap, dan menatap ke depan. Sementara itu nun jauh 
di kota Berlin, Monha si pengamen dari  Tibet berdendang dengan suara sengau 
dan sumbang seakan menyadarkan kegagalan perubahan dunia. Terusir dari
 negaranya menjadi nomaden di Eropa, nyanyian Monha yang sumbang terus bergema 
di alam bahkan muncul di dunia mimpi. Pertunjukan yang didalangi oleh Ki Slamet 
Gundono ini didukung oleh Indah Panca, Kiki, dan Miko (penari); Sri Waluyo, Dwi 
Priyo, Sutrisno, dan Kukuh Widi (pemusik); Ags Arya Dipayana (tata cahaya); dan 
Miftakhul Jannah.


   
-
Building a website is a piece of cake. 
Yahoo! Small Business gives you all the tools to get online.

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Sosok Dan Kiprah : Yenny Wahid

2007-10-05 Terurut Topik Sunny
http://www.pontianakpost.com/berita/index.asp?Berita=Tokohid=143587

Minggu, 30 September 2007

Sosok Dan Kiprah : Yenny Wahid
Memilih Jalur Politik

 
Pontianak,-  Halo senang sekali saya Wimar Witoelar bertemu dengan Anda 
penggemar dan pembaca Perspektif Baru di seluruh Indonesia. Kita sekarang 
berkomunikasi dengan seluruh Indonesia untuk menyampaikan pikiran, gagasan dari 
orang-orang yang sangat mungkin akan mengubah kehidupan kita dalam beberapa 
tahun mendatang. Untuk itu tamu kita sekarang adalah Zannuba Ariffah Chafsoh 
Rahman Wahid yang akrab dipanggil Yenny Wahid. 

Yenny Wahid berpendapat saat ini politik adalah cara tercepat untuk mengubah 
keadaan. Karena itu dia memilih jalur politik tapi dirinya membutuhkan waktu 
tiga tahun untuk memutuskannya karena mengetahui pengorbanan yang harus 
diberikan seperti waktu, energi, dan perasaan ketika harus berhadapan dengan 
kondisi yang tidak sesuai dengan hati nurani. Namun kemudian dia merasa dirinya 
adalah seorang yang mempunyai banyak privileges dalam hidup dan kalau tidak 
menggunakan kesempatan ini untuk mencoba mengubah keadaan, dirinya berdosa. 
Akhirnya dia masuk politik. 

Menurut Yenny Wahid, ada yang salah dari banyak orang yang masuk ke dunia 
politik. Kebanyakan mereka hanya untuk menduduki jabatan publik walaupun 
terkadang dirinya tidak siap. Mereka ngoyo berjuang untuk menduduki jabatan 
tersebut tapi tidak pernah mempersiapkan dirinya, sehingga saat menjabat tidak 
tahu apa yang harus diperbuat. Ini sebuah keadaan yang sangat tidak optimal. 
Dia tidak mau terjebak pada hal seperti itu. Dia ingin mengukur bajunya dulu, 
mengukur dirinya apakah sudah mampu atau belum? Apakah sudah atau belum 
mempunyai kematangan emosional maupun intelektual? 

Berikut wawancara Wimar Witoelar dengan Yenny Wahid. Wawancara lengkap dan 
dapat pula dilihat pada situs http://www.perspektifbaru.com. Lewat situs 
tersebut Anda juga dapat memberikan komentar dan usulan. 

Saya sudah mengenal lama Yenny Wahid sebelum saya menjadi juru bicara Presiden 
Gus Dur. Saya mengenal Yenny sewaktu menjadi wartawan bahkan pernah memenangkan 
hadiah jurnalistik dari Australia untuk pekerjaannya di Sydney Morning Herald. 
Pekerjaannya waktu itupun sudah membelokkan visi orang mengenai keadaan di 
Timor Timur yang saat itu sedang dalam tekanan Tentara Nasional Indonesia. 
Bahkan calon Presiden Abdurrahman Wahid pun terpengaruh oleh tulisan Yenny. 
Karena itu saya tidak pernah underestimate kekuatan Yenny sebagai warga negara, 
orang yang mempunyai visi politik di Indonesia. Saat ini Yenny menjabat 
Sekretaris Jendral (Sekjen) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan sebelumnya 
menjadi Staf Khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). 

Mengapa Anda meninggalkan pekerjaan Staf Khusus Presiden dan kemudian menjadi 
Sekjen PKB? 

Saya meninggalkan jabatan staf khusus presiden sebenarnya tidak terlalu 
langsung berhubungan dengan karena menjabat sebagai Sekjen PKB. Keinginan untuk 
meninggalkan jabatan tersebut sudah lama karena saya menyimpan 
kegelisahan-kegelisahan ketika berada di dalam istana, di dalam lingkaran 
kekuasaan. Pada waktu itu saya merasa seperti burung dalam sangkar emas. Jadi 
diberikan tempat yang enak, diberikan makanan yang enak, tapi tidak bisa 
berkicau. 

Apakah barangkali itu karena ada conflict of interest saja dalam jabatan 
partai? 

Salah satunya saya juga merasa dengan menjadi Sekjen di Dewan Pimpinan Pusat 
(DPP) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) lebih mampu mengoptimalkan potensi maupun 
kemampuan saya untuk membantu masyarakat. Saya merasa lebih bisa berkiprah, 
lebih optimal di luar daripada di dalam kekuasaan. Ini sudah kita lakukan 
berkali-kali melalui partai saya. Kita membuat berbagai terobosan maupun 
eksperimen politik untuk meneguhkan bahwa kami berkiprah secara politik untuk 
membela kepentingan masyarakat. Sudah ada beberapa kasus, misalnya, kita 
bersama masyarakat Jepara menentang pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga 
Nuklir (PLTN) yang akan dibangun oleh pemerintah di Jepara. Menurut kami, ini 
sangat tidak baik, banyak aspek negatif daripada positifnya. Ini berbahaya 
kalau kita meneruskan pembangunan PLTN. 

Isu ini sangat penting. Bukankah memang tak terhindarkan Indonesia harus 
memakai tenaga nuklir dalam rangka diversifikasi tenaga listrik? 

Pertanyaannya adalah apakah kita siap dan apakah kondisi sosial geografis kita 
mendukung untuk pembangunan PLTN. Kalau semua jawabannya tidak, maka akan 
sangat sulit. Memang pada akhirnya semua bangsa mengatakan kita harus mengatasi 
ketergantungan kepada energi bersumber fosil, tapi kita masih mempunyai 
cadangan energi yang banyak sekali. 

Mengapa kita harus menolak pembangunan PLTN? 

Ada enam alasan mengapa PLTN harus ditolak. Pertama, Indonesia mempunyai gas 
dan batubara yang sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan energi listrik nasional 
kita. Kedua, kita masih mempunyai sumber daya alam lainnya yang dapat 
dikembangkan untuk energi listrik. Memang sumber daya alam tersebut 

[wanita-muslimah] Mengeroyok Kemiskinan!

2007-10-05 Terurut Topik Sunny
http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2007100503082914

  Jum'at, 5 Oktober 2007 
 

  BURAS 
 
 
 

Mengeroyok Kemiskinan! 


   
  H.Bambang Eka Wijaya:

  RAMAI sekali orang mengambil formulir pencalonan diri dalam Pemilihan 
Gubernur Lampung! entak Umar. Sebagian besar mengaku terpanggil untuk 
meningkatkan derajat hidup rakyat dari kemiskinan, yang tercatat termiskin 
kedua di Sumatera!

  Syukurlah! sambut Amir. Kian ramai orang mampu bertekad mengeroyok 
kemiskinan, makin baik! Sebab, hanya dengan semua pihak dari segala penjuru 
mengerubutiinya, bisa lebih cepat pula kemiskinan diatasi!

  Tekad awal untuk memfokuskan perhatian pada kemiskinan itu penting, 
sehingga saat terpilih kelak menempatkan usaha mengatasi kemiskinan sebagai 
prioritas utama, bukan lagi di urutan ke sekian yang akhirnya cuma jadi 
sambilan! tegas Umar. Lantas, saat hasil survei BPS menyebut kemiskinan 
memburuk, dengan mudah pula melempar kemiskinan itu tanggung jawab 
kabupaten/kota! Di lain pihak, kabupaten/kota mengelak, tak mungkin pihaknya 
mengatasi kemiskinan dengan pendapatan asli daerah (PAD) yang minim, untuk 
belaja DPRD saja tak cukup!

  Itu dia, kasihan rakyat menderita berlarut-larut akibat lempar-melempar 
tanggung jawab! tegas Amir. Padahal, untuk mengatasi kemiskinan perlu usaha 
bersama, secara keroyokan! Sektor pemerintah, mulai pusat, provinsi, 
kabupaten/kota, kecamatan, kepala desa, kepala dusun sampai RW/RT melakukan 
kegiatan efektif dengan program masing-masing, didukung program ekstra dari 
BUMN dan lembaga yang ada seperti Koperasi, BKKBN, dan seterusnya! Lantas 
lembaga sosial-politik, dari partai-partai politik--yang setiap kampanye 
berjanji meningkatkan kesejahteraan rakyat--hingga organisasi kemasyarakatan 
(ormas), menjalankan program pengentasan kemiskinan masing-masing! Semua itu 
diperkuat gerakan lembaga swadaya masyarakat (LSM) membina rakyat sesuai dengan 
bidang pengabdian masing-masing! Itu pun masih belum cukup! Para pengusaha, 
lewat program CSR--corporate social responsibility--perusahaan miliknya, 
memfokuskan bantuan ke pengentasan kemiskinan!

  Kalau dikeroyok ramai-ramai begitu, diyakini usaha pengentasan 
kemiskinan bisa berhasil lebih cepat! timpal Umar. Tapi untuk itu, khususnya 
eksekutif di pemerintah daerah, harus lebih dahulu bisa membangun perspektif di 
kalangan DPRD, yang menentukan dalam penetapan APBD!

  Dan itu tak mudah! Sebab, pengalaman menunjukkan DPRD cenderung 
menjadikan APBD sebagai 'bargain' kepentingan mereka dengan kepentingan 
eksekutif, yang kedua-duanya belum benar-benar berorientasi pada kepentingan 
rakyat! tukas Amir. Contohnya, karena DPRD setiap kali maunya jalan-jalan 
studi banding ke luar daerah, sebagai bargain-nya tak terhalang eksekutif pun 
ulang-alik studi banding ke luar negeri dengan rombongan besar, termasuk 
sebagai gratifikasi buat para pendukung politiknya!

  Alasannya, kalau Presiden biasa membawa rombongan besar ke luar negeri, 
apa beda eksekutif daerah, sama-sama pemerintah! timpal Umar. Diharapkan 
orang yang ramai ikut mendaftar calon gubernur bukan hanya karena ingin sering 
jalan-jalan ke luar negeri dengan biaya APBD, melainkan sungguh-sungguh demi 
mengangkat rakyat dari kemiskinan! ***
 


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Membuat Coto Makassar tanpa Daging

2007-10-05 Terurut Topik Sunny
http://www.fajar.co.id/news.php?newsid=42174

Membuat Coto Makassar tanpa Daging
(05 Oct 2007, 127 x , Komentar) 
Indonesian Vegetarian Society (IVS)

MENIKMATI Coto Makassar, Anda tentu sudah biasa. Tapi pernahkah Anda mencoba 
coto tanpa daging. Tapi menggunakan gluten yang terbuat dari tepung terigu plus 
proteina nabati yang terbuat dari sari kacang kedelai.Resep inilah yang menjadi 
andalan chef dari Indonesian Vegetarian Society (IVS) saat tampil di Demo 
Kreasi Kuliner, di Hypermart Mal GTC, Kamis 4 Oktober.

Soal rasa, coto Makassar buatan IVS tak diragukan lagi. Tetap gurih dan nikmat. 
Tak heran, saat pengolahannya pengunjung begitu antusias. Pasalnya, daging dan 
isi perut sapi yang biasa digunakan untuk membuat coto diganti dengan gluten 
dan daging nabati.

Pembuatannya pun mudah. Chef IVS Philips Samsie dibantu dua rekannya Evi dan 
Silvia, Philips memaparkan secara gamblang proses pembuatan gluten. Cara 
membuatnya mudah. Cukup menggunakan terigu dan air tanpa menambahkan bahan 
lainnya, ujar Philips.

Tepung terigu diadon bersama air hingga kalis seperti adonan roti. Lalu 
didiamkan selama satu jam. Kemudian, adonan tersebut dicuci sebanyak 3-4 kali. 
Gunanya untuk mendapatkan pati tepung terigu. Setelah itu baru direbus bersama 
proteina nabati, ujar Philips yang telah menjadi vegetarian sejak SMU ini. 
Soal bumbu, tak jauh berbeda dengan bumbu coto Makassar yang biasa dicicipi di 
warung-warung coto atau buatan sendiri. 

Sesuai namanya, makanan bagi vegetarian tersebut tidak menggunakan daging 
secuilpun. Tak cukup memamerkan menu coto, Philips dengan sigap mempersiapkan 
resep sate yang juga tidak memakai daging sapi, ayam maupun kambing.

Lagi-lagi sate racikan IVS juga tidak berbahan daging, tapi gluten tepung 
terigu dan proteina nabati. Bumbunya pun sederhana. Cukup serei, lengkuas, 
jintan, ketumbar, kecap manis dan gula merah yang dihaluskan. Lalu diolah 
bersama gluten dan daging nabati. Tak sampai setengah jam, sate tersebut siap 
disantap.

Kamis kemarin, IVS memang hanya mendemokan tiga resep andalan yakni Gluten 
Tepung Terigu, Sate Gluten, Coto Makassar ala Vegetarian. Saking praktis dan 
mudahnya mengolah, hanya butuh waktu satu jam untuk mendemokan tiga resep 
tersebut.

Yang menarik, taburan bawang goreng yang biasanya untuk coto Makassar dan sate 
diganti dengan sayuran. Kalau bawang kan bikin perih mata dan harganya juga 
agak mahal. Tapi, untuk taburan coto, kita bisa membuatnya dari kol yang 
digoreng, beber Philips.

Sembari membeberkan tips, Evi dan Silvia sibuk mengiris kol. Menurut Philips, 
kol yang dipilih harus padat lalu diiris tipis-tipis. Kol lalu digoreng dengan 
hingga gurih. Bentuk dan rasanya juga tak jauh beda dengan bawang goreng. Tak 
hanya kol tapi juga ibu-ibu bisa membuat taburan dari irisan pepaya muda yang 
digoreng. Tetap gurih dan enak, ujar Philips.

Aroma masakan sate dan coto tampaknya memancing selera pengunjung di hall 
Hypermart. Beberapa pengunjung yang sedang tidak berpuasa, langsung maju 
melihat hasil masakan. Bahkan saat pengolahan makanan pun, penonton ikut ke 
meja dapur.

Beberapa pengunjung langsung menyantap sate dan coto Makassar. Rasanya enak, 
tak ketahuan kalau bukan daging sapi, ujar seorang ibu yang mencicipi coto. 
Selain IVS yang menyajikan menu lezat, di ajang demo kreasi kuliner Sabtu, 6 
Oktober akan tampil chef dari Hotel Quality Makassar. (nin-kl1)


Resep Indonesian Vegetarian Society (IVS)

Gluten Tepung Terigu

Bahan :
1 kg tepung terigu
250 ml air bersih

Cara membuat :
* Tepung dan air diadon menjadi satu sampai licin dan kalis.
* Diamkan kurang lebih satu jam dalam rendaman air, kemudian dibilas dengan air 
sampai tiga hingga empat kali (berkali-kali sampai airnya tidak keruh lagi).
* Diamkan setelah dicuci kurang lebih 1 jam. Kemudian dibentuk lalu direbus.

2. Coto Makassar ala Vegetarian

Bahan :
250 gr gluten matang
250 gr proteina nabati
300 grm kacang tanah sangrai (sesuai selera)
250 gr tauco (sesuai selera)
3 btg serei
2 ruas jari lengkuas
Ketumbar sangrai
4 lbr daun salam
Air beras
Kecap manis
Daun kol

Cara membuat :
* Seluruh bahan-bahan dihaluskan dan ditumis sampai harum.
* Masukkan gluten, proteina dan bumbu lain seperti kacang, tauco, dan bumbu 
lainnya, masak.
* Rendam kurang lebih sehari, kemudian masukkan air cucian beras.
* Masak sampai mendidih.
* Daun kol diiris halus, goreng lalu ditaburkan di kuah sop.

3. Sate Gluten

Bahan:
250 gr gluten
250 gr proteina nabati
Jintan dan ketumbar sangrai, secukupnya, dihaluskan. Serei dan lengkuas, 
secukupnya, dihaluskan.
Ades pedas dan ades manis sangrai secukupnya, haluskan.
Daun salam
Gula merah
Asam
Kecap manis
Cara membuat :
* Semua bahan ditumis hingga harum.
* Masukkan kecap dan air sedikit, kemudian gluten dan proteina.
* Gula merah yang sudah dikeruk dimasukkan dengan air asam, rendam sehari.
* Tusuk lalu bakar
* Tuangkan di atasnya dengan sambal kacang, beri kecap, cabe serta asam. 





[Non-text portions of this message have been removed]

[wanita-muslimah] Rift in history

2007-10-05 Terurut Topik Sunny
Published in Cairo by AL-AHRAM established in 1875
4 - 10 October 2007
Issue No. 865

http://weekly.ahram.org.eg/2007/865/sc1.htm

Sectarian strife has captured media attention in the wake of the US occupation 
of Iraq, becoming a regional concern amid plans to forge a new Middle East. 
Does present Sunni-Shia conflict find its root in the annals of Islamic 
history, triggered now by instability and change, or is it the outcome of 
imperial agendas or the arrogance and ignorance of meddling foreign powers? 

Rift in history
Gamal Badawi* reviews the origin of the division between Sunni and Shia Islam 



Muslims split into Sunnis and Shias because of a dispute over their rule 
following the death of the Prophet Muhammad, peace be upon him. On the same day 
as his death and before he was buried, the leaders of the muhajirin, those who 
had migrated with him from Mecca, and the ansar, his supporters in Medina, met 
in the gathering place of Beni Saida and devised the system of the caliphate to 
succeed the prophet in ruling the nation. Following thorough discussions, they 
selected Abu Bakr Al-Sadiq as the caliph, or successor, to the prophet. 

   Click to view caption 
  Illustration: Fathi 
--
 
The system of the caliphate is one that was devised; it was not divinely 
revealed, nor was it decreed by the sunna, the prophetic tradition. The prophet 
did not appoint the individual who would succeed him, and did not specify the 
means by which a successor should be chosen. Only the fundamental basis of 
selection was determined, that being shura, or consultation, among Muslims to 
select their ruler.

It is on this point regarding political thought that there exists a dispute 
between the Shia sect and the Sunni masses. The Shia view rests upon narratives 
that say that the prophet bequeathed the caliphate to Ali Bin Abi Taleb during 
his final pilgrimage. Yet the companions of the prophet, the Shias claim, 
rejected this bequest and concealed it due to their resentment of the Hashemite 
family and its head, Ali Bin Abi Taleb.

Ali was late to the meeting because he was busy preparing the prophet's corpse 
for burial. Perhaps the companions' selection of Abu Bakr was a surprise to 
him, which might explain his failure to pledge allegiance to Abu Bakr. Early 
historians traced this neglect to another reason, however. This was Ali's 
solidarity with his wife Fatima in her dispute with Abu Bakr over her right to 
her father's inheritance. Yet this rift did not last for long -- following 
Fatima's death, Ali pledged allegiance to Abu Bakr and stood by his side as a 
supporter and trustworthy advisor. There is no evidence that he competed with 
Abu Bakr for rule in the caliphate. And if there had been a prophetic bequest 
of the caliphate to Ali, he would not have hesitated to declare so. Failure to 
speak up and demand his rights would have contradicted with Ali's ethics and 
the courage and initiative he was known for.

Ali's position regarding the caliphate of Abu Bakr was the same as that 
regarding Omar and Othman. Shia documentary sources such as nahj al-balagha 
(the way of eloquence) do not mention that Ali revealed a bequest to him when 
they were chosen as caliphs. When Omar included him in the shura council for 
the selection of the new caliph as Omar was dying, Ali did not argue against 
this on the basis of wording in the damm (rallying) speech of the prophet. 
Rather, he agreed to participate in the shura council, although he rejected the 
conditions it placed. Following the death of the caliph Othman, Ali accepted 
his own selection without referring to phrasing by the prophet decreeing him 
the caliph. 

Such phrasing did not even surface during the warring that broke out between 
Ali and Muawiya. Ali never relied upon any Quranic or prophetic text to justify 
his right to assume the caliphate. He rested only upon the Muslims having 
selected him, and this approach was also taken by his son Al-Hassan following 
Ali's death. The selection of each of them was made on the basis of the Muslim 
public pledging allegiance to them, an approach that the Sunnis still hold onto 
in contrast with the Shia approach of the imam assuming responsibility through 
inheritance and a bequest from the previous imam. 

The Sunnis argue that if the notion of a bequest and a statement were accurate, 
the companions would not have been able to conceal it without committing a 
grave sin. The Shias have not refrained from placing such an accusation on the 
companions, and in fact place the greatest blame on the mother of the 
believers, Aisha, the prophet's wife, and her father, Abu Bakr Al-Sadiq, 
together with Omar Bin Al-Khattab. The Shias forget that the Quran is witness 
to their loyalty and integrity.

The idea of Shia sectarianism developed from a purely 

[wanita-muslimah] Who failed the test?

2007-10-05 Terurut Topik Sunny
Published in Cairo by AL-AHRAM established in 1875
4 - 10 October 2007
Issue No. 865
http://weekly.ahram.org.eg/2007/865/op1.htm


Who failed the test?
Columbia University shamed itself when its president clumsily attempted to 
vilify Ahmadinejad, writes Hassan Nafaa* 



I followed closely the controversy surrounding Mahmoud Ahmadinejad's invitation 
to Columbia University. The Iranian president was invited for an open debate 
with faculty and students as part of the World Leaders Forum that the 
university has been organising since 2003. Although Columbia University came 
under immense pressure to cancel the invitation, it went ahead with the debate, 
which took place 24 September. I watched the proceedings live on television, 
but relied for the purposes of this article on the transcriptions of the 
encounter as published on the website of Columbia University.

Since he came to office in 2005, I took a personal interest in Ahmadinejad, the 
plain-dressed man who came from nowhere to take centre stage in Iranian 
politics. Ahmadinejad edged one of Iran's most seasoned politicians, 
Rafsanjani, out of the way and managed to replace the moderate and widely 
respected Khatami. My curiosity was such that I made an extra effort to 
understand this man who, despite appearances, turned out to be extremely 
complex and at times reckless.

Judging Ahmadinejad's remarks about the Holocaust to be unhelpful and 
irresponsible, I criticised him in the media, including the Arabic-language 
Iranian channel Al-Alam. My point was that the Iranian president gave Tehran's 
enemies ammunition and opportunity to blackmail and blockade his country. 
Perhaps someone was trying to create another Saddam in order to find a reason 
to attack Iran and liquidate its regime, I speculated. But my annoyance with 
some of Ahmadinejad's statements did not prevent me from finding an excuse for 
his behaviour, especially in the light of the arrogance and extremism of the 
current US administration. This administration was -- in my view -- at least 
partly responsible for undermining Khatami's reformist plans, and is therefore 
to blame for the revival of conservatism in Iran.

President Bush tends to act like a man receiving revelations from heaven. At 
one point, he suggested that his policies paved the way for the return of 
Christ, so one must not be surprised when Iranians put in office a man who 
believes that his own policies will hasten the return of the hidden imam. In 
such a context, and with a cold religious war taking place between Bush and 
Ahmadinejad, Columbia University's invitation could have been an opportunity to 
break through the vicious circle of extremism and counter-extremism. It could 
have been an opportunity to discredit absolutist ideological ideas and those 
who see the world as a battlefield between pure goodness and pure evil.

As it turned out, the organisers of the event had other things on mind. Had 
Columbia University offered Ahmadinejad a chance to see another aspect of 
America -- one that differs from the views held by the Bush administration -- 
the encounter could have helped defuse international tensions. But the 
university failed that test, and its president, Professor Lee Bollinger, made 
several major errors.

Bollinger's first error was to abandon routine formalities. The standard 
practice for a university president in such an occasion is say a few words 
welcoming the guest and explaining why he was invited to campus and what the 
university hopes to achieve. Then the guest would make a speech and take 
questions from the audience.

But the university president decided otherwise. He launched into a diatribe 
befitting a public prosecutor, casting Ahmadinejad as a defendant. Such an 
approach was demeaning to Columbia University, and backfired. Bollinger made 
Ahmadinejad look like an innocent man who had been set up.

Bollinger's speech was all wrong. He insulted Ahmadinejad, calling him a petty 
and cruel dictator, and said that he was brazenly provocative or 
astonishingly uneducated to deny the Holocaust. Bollinger's views mirrored the 
views of the US administration, and at times surpassed them in extremism. 

At times, the Columbia University president sounded less of an academic than of 
an official spokesman of the US government. He blamed the Iranian government 
for the current crisis. Why have women, members of the Bahaai faith, 
homosexuals and so many of our academic colleagues become targets of 
persecution in your country? he asked, adding that the Iranian government was 
undermining American troops in Iraq by funding, arming, and providing safe 
transit to insurgent leaders.

Bollinger put himself firmly on the side of Israel and the Zionist movement. He 
even apologised for those pained by the university's invitation of 
Ahmadinejad. You should know that Columbia is a world centre of Jewish 

[wanita-muslimah] 'Let Jews move to Europe or Alaska'

2007-10-05 Terurut Topik Sunny
http://www.jpost.com/servlet/Satellite?cid=1191257230393pagename=JPost%2FJPArticle%2FShowFull


Oct 5, 2007 12:53 | Updated Oct 5, 2007 20:15 

'Let Jews move to Europe or Alaska'
By AP AND JPOST STAFF 
   
 


Millions of Iranians attended nationwide rallies Friday in support of the 
Palestinians, while the country's hard-line President Mahmoud Ahmadinejad said 
Israel's continued existence was an insult to human dignity. 

 
Iranian protesters burn an effigy representing Israel and US during an 
anti-Israel rally on Al-Quds Day (Jerusalem Day), in Teheran.
Photo: AP

 
Iranian President Mahmoud Ahmadinejad speaks during Friday prayers in Teheran.
Photo: AP

RELATED
  a.. Analysis: Lots of talk, but little progress, on Iran 
The creation, continued existence and unlimited (Western) support for this 
regime is an insult to human dignity, Ahmadinejad said. The occupation of 
Palestine is not limited to one land. The Zionist issue is now a global issue. 

Ahmadinejad's remarks came as millions of Iranians held rallies across Iran to 
protest Israel's continued control of Jerusalem. 

The demonstrations for Al-Quds Day - Al-Quds is the Arabic name for Jerusalem 
- also spilled over into anti-American protests because of US support for 
Israel. 

In the capital Teheran, hundreds of thousands of people poured into the streets 
as they chanted Death to America and Death to Israel. Some protesters also 
burned American and Israeli flags. 

State television reported similar large rallies in all other provincial 
capitals and smaller towns across Iran. 

The Iranian president once again said Palestinians should not pay any price 
because Europeans committed crimes against Jews in World War II. He said they 
could give a part of their own land in Europe or Alaska so that the Jews can 
establish their country. 

I ask European governments supporting Zionists and the American people that 
will you allow occupation of part of your land under a pretext and then talk 
about a two-state solution?, Ahmadinejad said after the rallies. 

Ahmadinejad said a free referendum was the solution to the Palestinian issue, 
saying Jews, Muslims and Christians as well as five million Palestinian 
refugees should take part in a vote to determine their own fate. 

Ayatollah Mahould Hashemi Shahroudi, Iran's judiciary chief, said Friday's 
rallies was a good start for the destruction of the Zionist regime. 

Parliamentary speaker Gholam Ali Haddad Adel said the Israeli occupation of 
Palestinian lands was a blatant oppression and warned that the relationship 
between the Islamic world and the West won't improve as long as Palestinians 
are not allowed to determine their fate in a referendum. 

Since the Islamic revolution in 1979, Iran has observed the last Friday of the 
Islamic holy month of Ramadan as Al-Quds Day, as a way of expressing support 
to the Palestinians and emphasizing the importance of Jerusalem to Muslims. 

Jerusalem is the third holiest city in Islam after the Saudi Arabian cities of 
Mecca and Medina. 

Meanwhile, thousands of Gazans marched from Beit Lahiya to Jabalya to 
commemorate Al-Quds Day. The protesters burned, Israeli, US and British 
flags. 

Also, on Israel's northern border, Hizbullah activists and Lebanese Shi'ites 
held an anti-Israel protest next to the border fence. 

Lebanese troops manned the rally and prevented the protesters from approaching 
the border. 

IDF troops in the North were instructed to raise their level of alert. 


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: [PKS] Cegah Fitnah Semakin Meluas, PK Sejahtera Akhirnya Terpaksa Mengeluark

2007-10-05 Terurut Topik dwi sulistiyana
Urun rembug, dari sejarah negri ini sudah jelas bahwa bhinneka tunggal ika tan 
hana dharma mangrwa merupakan semboyan seluruh warga bangsa yg harus di patuhi, 
ini amanat dari para founding father,  fakta realitas kemerdekaan ini di 
perjuangkan oleh para pendiri republik ini dan melibatkan seluruh unsur elemen 
dari latar belakang budaya, ideologi, agama  kepercayaan serta kondisi sosial 
yg berbeda-bedajadi segala bentuk pemaksaan penyeragaman  di negri ini 
jelas telah memutus habis amanat para founding father yg telah berjuang dg 
segenap pengabdianya di masa lalu.semoga ini bisa di pahami sehingga apapun 
basis partai politiknya maka tidak segera gegabah untuk menyatakan satu 
statemen publik apalagi mengatasnamakan agama untuk bertujuan membunuh lkarkter 
awan partainyanaudzubillah mindhalik ?
   
  Salam

Dan [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Sebenarnya bukan Islam yg ditentang, tetapi imperialisme Islam. 
Setiap bentuk imperialisme sudah tidak ada lagi tempat di abad ke 21.
Daulah Islamiyah adalah bentuk imperialisme.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, radityo djadjoeri
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Dari milis PKS
 
 
 Muhamad Razuli [EMAIL PROTECTED] wrote: 
 
 Beikut ini saya forwardkan email dari temen tentang ke khawatirannya
 jika Parpol sekuler semacam GOLKAR, PDI-P, PAN, DEMOKRAT yang kemarin
 ngumpul dalam acara buka puasa bersama yang digagas oleh KETUM PAN
 SUTRISNO BACHIR.
 
 kang_agoes [EMAIL PROTECTED] wrote..
 
  Berdasarkan pengalaman di berbagai negara seperti turki, Tunisia,
dll.
 jika Partai sekuler menang akan terjadi hal-hal berikut:
 1. Jilbab akan dilarang
 2. Islam akan dikikis secara perlahan dimulai dari dunia pendidikan
 (ingat ketika PDI-P walkout dari DPR hanya karena disahkannya UU
 SISDIKNAS yang memuat tujuan pendidikan adalah untuk meningkatkan
 Imtaq terhadap Tuhan YME.
 3. akan diberlakukan azas tunggal(partai islam akan dilarang)
 4. ulama akan ditindas (kecuali ulama penjual agama)
 5. adzan akan diganti dengan bahasa Indonesia (seperti di Turki)
 6. simbol2 islam akan dilarang
 jadi teman2 ayo berusaha sekuat tenaga jangan sampai orang2 sekuler
 itu menang lagi!!!
 
 Partai besar ini sudah mulai menebarkan isu-isu fitnah secara gencar
 baik didalam negeri maupun diluar negeri (seperti yg pernah dirilis
 milis ini waktu Taufik kemas berbicara di Singapura). Ormas Muhamadiyah
 sebelumnya juga angkat bicara dengan menuduh PKS telah merebut
 mesjid-mesjid dan fasilitas umum milik Muhamadiyah. PKS difitnah dan
 dibenturkan dengan Ormas NU dimana NU adalah organisasi pelaku bid'ah
 sehingga PKS dianggap ingkar mauled dan sebagainya sebagainya.
 
 Oleh karena itu mari kuatkan barisan untuk memperkokoh PKS. Ane
berharap
 PKS akan memenangkan pertarungan POLITIK 2009 dan berhasil meraih
 kekuasaan (RI 1) dengan tujuan meng-ISLAM-kan Indonesia kembali dan
 menjadikan Indonesia sebagai pelopor bangkit dan jayanya kembali DAULAH
 ISLAMIYAH DUNIA.
 
 Sekiranya ALLAH SWT belum memberikan kesempatan itu kepada PKS dan
 partai sekuler berkuasa di 2009 kemudian mengeluarkan aturan kafir
 seperti yang dinyatakan dalam email diatas. dan kemudian mereka
 jadikan PKS sebagai partai terlarang. maka insya Allah ane siap
 JIHAD
 



 

   
-
 Yahoo! Answers - Get better answers from someone who knows. Tryit now.

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Tuhan dan hal-hal yang tak selesai, buku terbaru karya Goenawan Mohamad

2007-10-05 Terurut Topik radityo djadjoeri
Telah terbit dan beredar!
   
  Tuhan dan hal-hal yang tak selesai, buku terbaru karya Goenawan Mohamad
   
  Goenawan Mohamad menguras daya pikirnya dan menuliskan naskah untuk 
dibukukan. Laksmi Pamuntjak menerjemahkannya ke dalam Bahasa Inggris. Dan 
KataKita menerbitkannya.
   
   
   
  TUHAN DAN HAL-HAL YANG TAK SELESAI 
Penerbit: KataKita, Jakarta, September 2007 
Tebal 162 halaman 
Harga Rp 50.000. 
   
   
  Versi Inggris: 
  
ON GOD AND OTHER UNFINISHED THINGS 
terjemahan Laksmi Pamuntjak 
Tebal 162 halaman 
Harga Rp 75.000. 
   
   
Buku Goenawan Mohamad terbaru ini berupa 99 esei liris pendek yang berangkat  
dari aforisme, mengikuti jejak Percikan Permenungan karya Roestam Effendi di 
tahun 1930-an. 
Angka 99, dengan berasosiasi kepada 99 nama Tuhan menurut tradisi Islam,  
juga mengesankan ketidak-selesaian.  
   
Isinya pada umumnya merupakan eksplorasi saat-saat religious, pengalaman 
puitis, 
juga renungan tentang Tuhan, iman,  kematian dan  kekuasaan. 
   
Dalam mengembangkan pemikirannya Goenawan Mohamad mengolah dan mengritik  
percikan filsafat Eropa (Heidegger, Levinas,  Derrida, Marion, dan Badiou, 
misalnya), juga Al Ghazzali serta Ibn Rusdh.  Ia juga memakai bahan-bahan  dari 
sastra Jawa klasik. Salah satu eseinyamenunjukkan persamaan Serat Cabolek 
(khususnya tentang pertemuan Bima  dengan Dewa Ruci) dengan meditasi Cartesian 
tentang subyek. 



e-mail: [EMAIL PROTECTED]  
  blog: http://mediacare.blogspot.com  
   

   
-
Don't let your dream ride pass you by.Make it a reality with Yahoo! Autos. 

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: [PKS] Cegah Fitnah Semakin Meluas, PK Sejahtera Akhirnya Terpaksa Mengeluark

2007-10-05 Terurut Topik Dan
Social contract awal adalah bhinneka tunggal ika alias pluralisme. 
Kalau mau ada social contract yg baru silahkan saja selama dilakukan
melalui proses demokrasi tanpa paksaan.

Tapi mengingat sejarah pendirian republik ini memang tidak ada tempat
bagi imperialisme berdasarkan agama.  Kita sudah2 mati2an mengusir
kolonialisme dan imperialisme eh koq diundang lagi walaupun lain warnanya?

Sudahlah marilah kita letakkan semua dalam tempat dan proporsi
masing2.  Biarkan penyelenggaraan negara melalui proses demokrasi
sesuai dg social contract awal dan letakkan agama dalam ranah pribadi.

Hanya dg pendekatan ini bisa aman dan damai.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, dwi sulistiyana [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Urun rembug, dari sejarah negri ini sudah jelas bahwa bhinneka
tunggal ika tan hana dharma mangrwa merupakan semboyan seluruh warga
bangsa yg harus di patuhi, ini amanat dari para founding father, 
fakta realitas kemerdekaan ini di perjuangkan oleh para pendiri
republik ini dan melibatkan seluruh unsur elemen dari latar belakang
budaya, ideologi, agama  kepercayaan serta kondisi sosial yg
berbeda-bedajadi segala bentuk pemaksaan penyeragaman  di negri
ini jelas telah memutus habis amanat para founding father yg telah
berjuang dg segenap pengabdianya di masa lalu.semoga ini bisa di
pahami sehingga apapun basis partai politiknya maka tidak segera
gegabah untuk menyatakan satu statemen publik apalagi mengatasnamakan
agama untuk bertujuan membunuh lkarkter awan partainyanaudzubillah
mindhalik ?

   Salam
 
 Dan [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Sebenarnya bukan Islam yg ditentang, tetapi imperialisme
Islam. 
 Setiap bentuk imperialisme sudah tidak ada lagi tempat di abad ke 21.
 Daulah Islamiyah adalah bentuk imperialisme.
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, radityo djadjoeri
 radityo_dj@ wrote:
 
  Dari milis PKS
  
  
  Muhamad Razuli mrazuli@ wrote: 
  
  Beikut ini saya forwardkan email dari temen tentang ke khawatirannya
  jika Parpol sekuler semacam GOLKAR, PDI-P, PAN, DEMOKRAT yang kemarin
  ngumpul dalam acara buka puasa bersama yang digagas oleh KETUM PAN
  SUTRISNO BACHIR.
  
  kang_agoes [EMAIL PROTECTED] wrote..
  
   Berdasarkan pengalaman di berbagai negara seperti turki, Tunisia,
 dll.
  jika Partai sekuler menang akan terjadi hal-hal berikut:
  1. Jilbab akan dilarang
  2. Islam akan dikikis secara perlahan dimulai dari dunia pendidikan
  (ingat ketika PDI-P walkout dari DPR hanya karena disahkannya UU
  SISDIKNAS yang memuat tujuan pendidikan adalah untuk meningkatkan
  Imtaq terhadap Tuhan YME.
  3. akan diberlakukan azas tunggal(partai islam akan dilarang)
  4. ulama akan ditindas (kecuali ulama penjual agama)
  5. adzan akan diganti dengan bahasa Indonesia (seperti di Turki)
  6. simbol2 islam akan dilarang
  jadi teman2 ayo berusaha sekuat tenaga jangan sampai orang2 sekuler
  itu menang lagi!!!
  
  Partai besar ini sudah mulai menebarkan isu-isu fitnah secara gencar
  baik didalam negeri maupun diluar negeri (seperti yg pernah dirilis
  milis ini waktu Taufik kemas berbicara di Singapura). Ormas
Muhamadiyah
  sebelumnya juga angkat bicara dengan menuduh PKS telah merebut
  mesjid-mesjid dan fasilitas umum milik Muhamadiyah. PKS difitnah dan
  dibenturkan dengan Ormas NU dimana NU adalah organisasi pelaku bid'ah
  sehingga PKS dianggap ingkar mauled dan sebagainya sebagainya.
  
  Oleh karena itu mari kuatkan barisan untuk memperkokoh PKS. Ane
 berharap
  PKS akan memenangkan pertarungan POLITIK 2009 dan berhasil meraih
  kekuasaan (RI 1) dengan tujuan meng-ISLAM-kan Indonesia kembali dan
  menjadikan Indonesia sebagai pelopor bangkit dan jayanya kembali
DAULAH
  ISLAMIYAH DUNIA.
  
  Sekiranya ALLAH SWT belum memberikan kesempatan itu kepada PKS dan
  partai sekuler berkuasa di 2009 kemudian mengeluarkan aturan kafir
  seperti yang dinyatakan dalam email diatas. dan kemudian mereka
  jadikan PKS sebagai partai terlarang. maka insya Allah ane siap
  JIHAD
  
 
 
 
  
 

 -
  Yahoo! Answers - Get better answers from someone who knows. Tryit now.
 
 [Non-text portions of this message have been removed]