Re: [wanita-muslimah] Re: Hamka: PENDAPAT KITA - Waraqah bin Naufal
Mas Ase : mas Jan, ini mau mlintir ya? Wah belum selesai jadi orientalist- nya? --- Janoko : Tolong dong tunjukkan dasar ilmunya kalau orang - orang Nasrani mengatakan bahwa "N" tersebut palsu ? -- Waraqah seseorang yang memeluk agama Nasrani. Silahkan membaca hadis dibawah ini, "Jika saya menjumpai masamu maka saya menolongmu dengan pertolongan yang tangguh." Tidak lama kemudian Waraqah meninggal dan wahyu pun fatrah (bersela)" (HR: Bukhari) -- Silahkan membaca Hadis yang lengkap dibawah ini : Hadis "Dari Aisyah ibu orang-orang mu'min ra., ia berkata: "Yang paling pertama (dari wahyu) kepada beliau saw. adalah mimpi yang baik di dalam tidur. Beliau hanyalah melihat seperti sinar shubuh. Kemudian beliau gemar bersunyi. Beliau selalu bersunyi di goa Hira, beliau beribadah disana, yakni beribadah beberapa malam sebelum rindu kepada keluarga beliau dan mengambil bekal untuk itu kemudian beliau pulang kepada Khadidjah. Ia mengambil bekal seperti biasanya sehingga kebenaran datang kepada beliau. Ketika beliau ada di goa Hira, datanglah malaikat seraya berkata: " Bacalah!" Beliau bersabda: "Sungguh saya tidak dapat membaca". Ia mengambil dan mendekap saya sehingga saya lelah.Kemudian ia melepaskan saya, lalu berkata: "Bacalah". Maka saya berkata: "Sungguh saya tidak dapat membaca" lalu ia mengambil dan mendekap saya untuk kedua kalinya kemudian ia melepaskan saya lalu ia berkata: "Bacalah", maka saya berkata : "Sungguh saya tidak bisa membaca", lalu ia mengambil dan mendekap saya yang ketiga kalinya kemudian ia melepaskan saya. Lalu ia membacakan: "IQRO' BISMI RABBIKALLADZII KHALAQ KHALAQAL INSAANA MIN 'ALAQ IQRA' WARABBUKAL AKRAM ALLADZII 'ALLAMA BIL QALAM (Bacalah, dengan Tuhanmu yang menjadikan. Menjadikan manuisia dari segumpal darah. Bacalah, dan nama Tuhanmu Yang Pemurah. Yang mengajar dengan qalam)." "Lalu Rasulullah saw, pulang dengan membawa ayat itu seraya goncang hati beliau, terus masuk pada Khadijah binti Khuwailid, lantas beliau bersabda: "Selimutilah saya, selimutilah saya". Maka mereka menyelimuti beliau sehingga keterkejutan beliau hilang, Beliau bersabda dan menceritakan cerita itu kepada Khadijah: "Sungguh saya takut atas diriku." Lalu Khadijah berkata: "Janganlah, demi Allah, Allah tidak menyusahkan engkau selamanya, karena engkau menyambung persaudaraan, menanggung beban, mengusahakan orang yang tidak punya, memuliakan tamu dan menolong penegak kebenaran." Lalu Khadijah bersama beliau pergi sehingga ia membawa beliau para Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul Uzza bin Paman Khadijah. Ia seorang yang memeluk agama Nasrani pada zama Jahiliah, ia dapat menulis tulisan Ibrani., dan ia menulis Injil akan apa-apa yang dikehendaki Allah akan apa yang ditulisnya. Ia seorang yang sudah sangat tua dan telah buta. Khadijah berkata: "Wahai putera pamanku, dengarkannlah putera saudaramu!" Lalu Waraqah berkata kepada beliau: "Wahai putera saudaraku, apakah yang engau lihat?" Lantas Rasulullah saw. Menceritakan kepadanya cerita apa yang beliau lihat." "Lalu Waraqah berkata kepada beliau: "Ini adalah wahyu yang diturunkan oleh Allah kepada Musa, wahai sekiranya saya masih muda, sekiranya saya masih hidup ketika kaummu mengusirmu". Lalu Rasulullahnsa. Bersabda: ' Apakah mereka akan mengusir saya?" Ia berkata : "Ya, belum pernah datang seorang laki-laki yang (menbawa) seperti apa yang engkau bawa kecualai ia diberi kebaikan. Jika saya menjumpai masamu maka saya menolongmu dengan pertolongan yang tangguh." Tidak lama kemudian Waraqah meninggal dan wahyu pun fatrah (bersela)" (HR: Bukhari) -- Monggo Wassalam --oo0oo-- asetijadi2004 <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Waduh, mas Jan, ini mau mlintir ya? Wah belum selesai jadi orientalist-nya? Bagian yang mana saya nyebut-nyebut Nabi Isa as? Wassalam Ary --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Mas Ase : > > Dan pengakuan itu bukan alasan untuk bilang beliau itu sombong. Bagi > orang Nasrani, Rasulullah juga Nabi palsu. Bagi suku Quraisy, > Rasulullah juga orang gila. > > > Janiki serba penasaran > > Nah itu pendapatnya mas ase atau pendapat Nabi Isa ?, kalau itu merupakan pendapat mas Ase maka tolong dong sebutkan dasar ilmunya, ngono lho ? > Jangan - jangan > Islam memuliakan Nabi Isa. Nabi Isa dan Nabi Muhammad saling mencintai, lha koq bisa mas Ase bisa menulis seperti itu? > > Wassalam > > --oo0oo-- > > asetijadi2004 <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > salam mbak Lina, > > salam semuanya. > ikut nimbrung nih... > > 1. Sebetulnya dalam konteks tabayun, cek dan ricek, diskusi antara > Anda dengan Bung Suryawan ini baik. Artinya mbak Lina ingin tahu apa > itu Ahmadiyah dari orang pertama (bukan dari katanya orang ketiga) > sedangkan Bung Suryawan bisa memperkuat keyakinannya dengan
[wanita-muslimah] Re: Hamka: PENDAPAT KITA
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "asetijadi2004" > wrote: > > > > salam mbak Lina, > > > > salam semuanya. > > ikut nimbrung nih... > > Lina: Wa'alaikumussalam wr wb... > > > > 1. Sebetulnya dalam konteks tabayun, cek dan ricek, diskusi antara > > Anda dengan Bung Suryawan ini baik. Artinya mbak Lina ingin tahu > apa > > itu Ahmadiyah dari orang pertama (bukan dari katanya orang ketiga) > > sedangkan Bung Suryawan bisa memperkuat keyakinannya dengan > > menerangkan ke orang lain ttg. Ahmadiyah. > > > > 2. Persoalannya, diskusinya berkembang menjadi tidak sehat karena > > mbak Lina ngotot ingin bilang Ahmadiyah itu ABSOLUT salah, bahkan > > sampai menghujat. Ini tidak sehat. > > Lina: Kalimat mana yang mengesankan saya mengABSOLUT salah kan > Ahmadiyah? > > Saya ingin mengatakan bahwa pada "faham kemahdian Ahmadiyah" itu > yang "absolut salah" bukan "Ahmadiyah" dan "ABSOLUT salah". Jadi, > itu konteksnya. > > Saya bisa mengabsolut-salahkan faham kemahdian Ahmadiyah karena ada > hal pencetus yang memang harus dikatakan absolut salah. Sedang Mas > MS ini tidak bisa mengabsolut salahkan dan menghujat Muhammad SAW. > > > > Jika mbak Lina hanya bilang TIDAK SETUJU, tentu saja itu hal biasa > > saja. Lha wong kalo setuju kan mbak Lina pasti jadi Ahmadiyah, > bukan? > > ;-) > > Lina: Salah satu hal yang membuat Syiah, Bahai dan juga terutama > Ahmadiyah (dalam hal ini) dengan Islam lainnya adalah pada hal faham > kemahdian. Jadi, hal ini yang saya soroti. Buat saya, faham > kemahdian Ahmadiyah ini salah or "absolut salah" oleh karena itu > saya tidak setuju dan tidak menjadi Ahmadiers. > Ya itu. Anda boleh saja "nggak setuju" tapi MEMAKSA orang lain supaya juga bilang "salah" alias "absolut salah" itu kan nggak bener, apalagi sampai menghujat. Ini sih sudah jelas salah niat dari mbak Lina. Emang mbak Lina merasa bisa meresolve apa-apa yang sudah terjadi puluhan dan ratusan tahun seperti dalam "perbedaan antara Syiah, Bahai dan Ahmadiyah dengan Islam yang lain"? Lha wong tokoh-tokoh yang lebih kompeten dari mbak Lina saja nggak bisa "meunifikasi" Syiah, Bahai dan Ahmadiyah, kok mbak Lina bernafsu seperti itu? Anda boleh nggak setuju, boleh bilang nggak setuju, tapi nggak perlu menghujat. > > > > 3. Inti dari diskusi ini kan sebetulnya kan agar semua saling > > memahami. mbak Lina jadi paham kenapa di Ahmadiyah, MGA dianggap > Nabi > (dengan segala macam attributnya), Bung Suryawan juga bisa > melihat > kenapa mbak Lina nggak setuju. Dan di situ sudah cukup > sebetulnya,> tidak perlu sampai harus menghujat segala macam. > > > > 4. Persoalan mbak Lina bilang "MGA sombong" itu sih berlebihan dan > > tidak perlu. Buya HAMKA, KH. Ahmad Dahlan dll. tidak mengaku Nabi > > kerena memang beliau tidak merasa jadi Nabi. > > > > Dan pengakuan itu bukan alasan untuk bilang beliau itu sombong. > Bagi > orang Nasrani, Rasulullah juga Nabi palsu. Bagi suku Quraisy, > > Rasulullah juga orang gila. > > Lina: Habis, gimana dong kalo menurut saya memang MGA itu somse? > Buat MGA memang dia tidak merasa sombong. Menurutnya dia berhak > berbuat begitu. Buat saya, orang yang mengaku yang bukan pada > haknya, hakekatnya, dan tempatnya yak sombong. Misalnya juga seperti > Firaun mengatakan bhw dia tuhan, buat saya Firaun itu sombong. Juga > buat Ateis or mazhab lain yang tidak mengakui adanya Tuhan dan semua > rizki yang mereka dapatkan atas hasil usaha mereka sendiri saja, > saya mengatakan mereka itu sombong. Saya pernah juga sombong, ngaku > cakep padahal jelek...:-) > Lha mbak Lina, kalo mbak Lina termasuk orang nggak percaya kerasulan Muhammad saw, kan berarti Muhammad itu somse ;-) Apa bukti kerasulan Rasulullah yang definitif kecuali keimanan kita bukan? Begitu juga "kenabian" MGA, bagi Ahmadiers...itu faith. > Bagi orang Nasrani dan Kafir Quraisy itu pembahasan diluar jalur or > konteks Islam. Mereka berhak ngomong apa saja ttg orang Islam yang > mereka tidak seiman. Saya tidak marah Muhammad SAW dibilang apa > saja. Hanya kasihan saja kepada mereka yang mengucapkan hal tsb. Nah kalo mbak Lina bisa kasihan sama yang menghujat Rasul, kenapa mbak Lina harus marah sama orang yang me-nabikan orang lain? > > > > Masak sih kita ikut-ikutan orang-orang itu? > > Ketidaksetujuan kita kan cukup ditampilkan dengan kita tidak ikut > > menganut kepercayaan itu bukan? > > Bukankah kepada yang jelas-jelas berbeda, spt. temen-temen yang > > Nasrani saja kita diharuskan untuk tidak menghujat bukan? > > Lina: > Dalam diskusikan diperlukan alasan mengapa saya tidak menganut > kepercayaan faham kemahdian Ahmadiyah itu. Salah satunya kesombongan > pencetus Ahmadiyahnya. Andai saja, kesan saya kepada Muhammad SAW > adalah sombong (setelah membaca AlQur'an, Hadist, dan siroh > nabi)...boleh jadi, saya tidak akan menganut Islam. Skrg ini, Saya > menganut ajaran M
[wanita-muslimah] Re: Hamka: PENDAPAT KITA
Waduh, mas Jan, ini mau mlintir ya? Wah belum selesai jadi orientalist-nya? Bagian yang mana saya nyebut-nyebut Nabi Isa as? Wassalam Ary --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Mas Ase : > > Dan pengakuan itu bukan alasan untuk bilang beliau itu sombong. Bagi > orang Nasrani, Rasulullah juga Nabi palsu. Bagi suku Quraisy, > Rasulullah juga orang gila. > > > Janiki serba penasaran > > Nah itu pendapatnya mas ase atau pendapat Nabi Isa ?, kalau itu merupakan pendapat mas Ase maka tolong dong sebutkan dasar ilmunya, ngono lho ? > Jangan - jangan > Islam memuliakan Nabi Isa. Nabi Isa dan Nabi Muhammad saling mencintai, lha koq bisa mas Ase bisa menulis seperti itu? > > Wassalam > > --oo0oo-- > > asetijadi2004 <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > salam mbak Lina, > > salam semuanya. > ikut nimbrung nih... > > 1. Sebetulnya dalam konteks tabayun, cek dan ricek, diskusi antara > Anda dengan Bung Suryawan ini baik. Artinya mbak Lina ingin tahu apa > itu Ahmadiyah dari orang pertama (bukan dari katanya orang ketiga) > sedangkan Bung Suryawan bisa memperkuat keyakinannya dengan > menerangkan ke orang lain ttg. Ahmadiyah. > > 2. Persoalannya, diskusinya berkembang menjadi tidak sehat karena > mbak Lina ngotot ingin bilang Ahmadiyah itu ABSOLUT salah, bahkan > sampai menghujat. Ini tidak sehat. > > Jika mbak Lina hanya bilang TIDAK SETUJU, tentu saja itu hal biasa > saja. Lha wong kalo setuju kan mbak Lina pasti jadi Ahmadiyah, bukan? > ;-) > > 3. Inti dari diskusi ini kan sebetulnya kan agar semua saling > memahami. mbak Lina jadi paham kenapa di Ahmadiyah, MGA dianggap Nabi > (dengan segala macam attributnya), Bung Suryawan juga bisa melihat > kenapa mbak Lina nggak setuju. Dan di situ sudah cukup sebetulnya, > tidak perlu sampai harus menghujat segala macam. > > 4. Persoalan mbak Lina bilang "MGA sombong" itu sih berlebihan dan > tidak perlu. Buya HAMKA, KH. Ahmad Dahlan dll. tidak mengaku Nabi > kerena memang beliau tidak merasa jadi Nabi. > > Dan pengakuan itu bukan alasan untuk bilang beliau itu sombong. Bagi > orang Nasrani, Rasulullah juga Nabi palsu. Bagi suku Quraisy, > Rasulullah juga orang gila. > > Masak sih kita ikut-ikutan orang-orang itu? > Ketidaksetujuan kita kan cukup ditampilkan dengan kita tidak ikut > menganut kepercayaan itu bukan? > Bukankah kepada yang jelas-jelas berbeda, spt. temen-temen yang > Nasrani saja kita diharuskan untuk tidak menghujat bukan? > > --- > > Problem akutnya, ada orang-orang yang memang HAUS DARAH yang > makanannya adalah konflik sesama seperti ini. ;-( > Alih-alih mendinginkan suasana tapi malah "tumbak cucu'an", > bagai musuh dalam selimut dalam komunitas muslim. > Semoga kita dijauhi dari yang demikian. > Na'udzubillah. > > Diskusi ini seperti bensin bagi "orang-orang yang tambun dan rabun > cara berfikirnya dan konon belum pernah belajar fikih (CMIIW)" itu > untuk memuaskan hawa nafsu dalam dirinya. Bagi mereka menganiaya dan > menzalimi Ahmadiyah, mengusir dan lain-lain itu biasa saja dan HALAL. > > Bahkan sangking kalapnya, > membedakan antara membela orang teraniaya dengan menyetujui > kepercayaan orang yang teraniaya itu saja tidak sanggup. > > "Poko'e gue yang paling bener... > nggak ikut gue...pasti salah" > > Sungguh kesesatan yang nyata. > > salam > Ary > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" > wrote: > > > > Hal ini pula yang membuat saya berpendapat, orang semacam MGA itu > > sombong. Untungnya KHA Dahlan, KH Hasyim Asyhari tidak sombong > > mengklaim dirinya nabi, Sebab (1), kalau demikian mereka akan > musnah > > (nama baik mereka akan musnah)..begitu kata faham ahli sunnah. > Sebab > > (2). Kalau demikian saya bisa ngaku cucunya nabi ...:-))) > > > > "Baru dapet pangsit kok ngaku dapet wangsit"..:-) > > > > PENDAPAT KITA > > ^ > > > > Haruslah kita selidiki bagaimana besarnya pengaruh > > kepercayaan kaum Syiah, terutama di Iran dan juga di > > Hidustan. Menunggu kedatangan Imam yang Ghaib, Imam Mahdi > > akan datang kembali dan Nabi Isa akan turun, dan Isa dan > > Mahdi itu ialah yang seorang itu juga, demikian mendalam di > > kalangan Syiah, sehingga menjadi salah satu rukun > > kepercayaan yang tidak dapat dipisahkan lagi dari agama. > > Kadang-kadang Ahli Sunnah-pun turut juga menerima > > kepercayaan ini, walupun tidak menjadi dasar benar-benar. > > Dan inipun kadang-kadang bertemu didalam sebagian kepercayaan > > kaum Sufi, seperti Ibnu 'Arabi. Maka tidaklah kita heran, > > kalu dari kedua negeri inilah timbul orang-orang yang > > mendakwakan dirinya nabi, atau rasul, atau Mahdi, atau > > Al-Bab (pintu), atau Imam yang Ghaib telah datang, atau > > didakwakan oleh muridnya. > > > > Kita tetap memegang pendirian Ahli Sunnah, bahwa sesudah > > Muhammad tidak akan datang nabi lagi. Karena soalnya sudah > > habis. kalau ak
Re: [wanita-muslimah] Re: Hamka: PENDAPAT KITA
http://forum.webgaul.com/showthread.php?t=18276&highlight=ahmadiyah&page=4* QUOTE Dengan demikian jelaslah, bahwa yang dimaksud Rasul Ahmad dalam surah Ash-Shaf ayat 6 tersebut, adalah pendiri Jemaat Ahmadiyah, Hazrat Mirza Ghulam Ahmad a.s.(Suara Lajnah Imaillah, majallah kaum ibu Ahmadiyah no. 10. th. 11. 1974, B.P L 1. (Badan Penghubung Lajnah Imaillah Indonesia), Yogjakarta, hal. 27) Lebih lanjut, para misionaris agama Ahmadiayah menyatakan: Ayat 6 Surat Al-Shaff ini berhubungan erat dengan ayat 7 WAHUWA YUD'A ILAL ISLAM yang bila kita terjemahkan adalah SEDANG DIA (orang ketiga tunggal laki-laki) ITU DIPANGGIL KEPADA ISLAM. Siapakah HUWA disini? Siapakah dia disini yang dipanggil kepada Islam itu? HUWA itu adalah Rasul Ghulam Ahmad yang dipanggil kepada Islam. Kalau Ahmad pada ayat 6 tsb ditujukan kepada MUHAMMAD SAW tentu tidaklah mungkin beliau dipanggil kepada Islam. Siapa yang memanggil dia kepada Islam? = HMNA: Para misonaris agama Ahmadiyah itu tidak faham bahasa Arab. Wa Man Azhlamu Mimmani Ftaray 'aly Lla-hi lKadziba wa Huwa Yud'ay ilay lIslaam. Huwa menunjuk kepada Man yang al-Kadzdzab, Yud'ay fi'il mabniy al-majhul, fa'ilnya tersembunyi, yaitu Mauhammad (=Ahmad) =-> Huwa Yud'ay ilay lIslaam = dia (pendusta) diajak (oleh Muhammad) kepada Islam. "Dia" dalam ayat 6 Surah Al-Shaff, bisa siapa saja yang pendusta, personifikasi dari pendusta, termasuk para misionaris agama Ahmadiah yang tidak faham bahasa Arab itu. Fyi, saya hanya berminat membahas dari situs di atas yang berhubungan dengan ayat Al-Quran, yaitu S. Ash-Shaf ayat 6 tersebut. ### - Original Message - From: "wawan wawan" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Thursday, July 05, 2007 09:52 Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Hamka: PENDAPAT KITA > dari address ini, ada link yg paling menarik , dan belum tuntas dijawab : > > http://z7.invisionfree.com/AHMADIYAH/index.php?s=06d72cd8bc0010d6c65ef40795ace290&showtopic=98&st=60 > > mungkin ada yg akan meneruskan ? > > On 7/5/07, Thesaints Now <[EMAIL PROTECTED]> wrote: >> >> *Bung Muhkito boleh juga kunjungi Diskusi di Forum berikut :* >> ** >> * >> http://forum.webgaul.com/showthread.php?t=18276&highlight=ahmadiyah&page=4* >> ** >> > >> > Untuk mengetahui blog yang saya maksudkan silakan kunjungi: >> > http://isnandi.net/2005/08/03/ahmadiyah-dan-kebebasan-beragama/ >> > >> > Silakan baca penjelasan dari saudara Yono, tertanggal 2 dan 4 Mei 2006.
Re: [wanita-muslimah] Re: Hamka: PENDAPAT KITA
dari address ini, ada link yg paling menarik , dan belum tuntas dijawab : http://z7.invisionfree.com/AHMADIYAH/index.php?s=06d72cd8bc0010d6c65ef40795ace290&showtopic=98&st=60 mungkin ada yg akan meneruskan ? On 7/5/07, Thesaints Now <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > *Bung Muhkito boleh juga kunjungi Diskusi di Forum berikut :* > ** > * > http://forum.webgaul.com/showthread.php?t=18276&highlight=ahmadiyah&page=4* > ** > > > > Untuk mengetahui blog yang saya maksudkan silakan kunjungi: > > http://isnandi.net/2005/08/03/ahmadiyah-dan-kebebasan-beragama/ > > > > Silakan baca penjelasan dari saudara Yono, tertanggal 2 dan 4 Mei 2006. > > > > [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Hamka: PENDAPAT KITA
*Bung Muhkito boleh juga kunjungi Diskusi di Forum berikut :* ** *http://forum.webgaul.com/showthread.php?t=18276&highlight=ahmadiyah&page=4* ** ** *Mengenal Aqidah ahmadiyah* -- Salam, Kebetulan gw adalah kaum muda ahmadiyah yang pengen ngenalin ahmadiyah ama temen-temen sekalian. Gw juga pengen denger pandangan orang-orang non-ahmadiyah tentang ahmadiyahgimana gituh, baik dari saudara-saudara muslim maupun non muslim silahkan beri komentarnya. Mudah-mudahan temen-temen dalam ngasih komentar kagak pake emosi tape pake nurani dan sebisa mungkin tolong kasi referensi yang jelas biar kita bisa lihat bareng-bareng. Gw kagak ada maksud buat maksain ahmadiyah ama temen-temen tapi anggap ajah sebagai tanggung jawab gua nyampein kalo emang ajaran ini bener. Misalnya emang setelah diskusi dalam beberapa segi gak ada kesepakatan yah mari dah kita hargai pendapat masing-masing. akur Gakmudah-mudahan akur. Sementara ini topiknya gua bagi tiga aja dari ajaran pokok ahmadiyah : 1. Isa as udah wafat 2. Isa as bakal dateng lagi 3. Pengakuan Mirza Ghulam Ahmad sebagai Isa yang dijanjikan dateng itu. Untuk sementara yok kita bahas topik pertama. Tolong ya nyak babe semua sabar dikit biar kita selesain deh topik nomer atu dulu. On 7/4/07, Muhkito Afiff <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Alkhamdulillah, beruntung sekali kami di milis ini karena ada yang > bisa bersikap seperti Pak Ary, memberi nasihat kepada pihak yang > berdiskusinya sudah melampaui batas. > > Terima kasih Pak, Anda telah memberikan teladan yang baik buat kami semua. > > Kembali ke laptop. > > Setelah mengikuti diskusi panjang antara Pak MA Suryawan dengan member > lain, saya menjadi tertarik untuk mencari informasi tentang Ahmadiyah > dengan bantuan mesin pencari Google. > > Dua hari yang lalu saya menemukan sebuah blog yang bagi saya sangat > mengesankan. Bukan tulisan si blogger yang membuat saya terkesima, > namun justru dari penjelasan pihak Ahmadi, terutama penjelasan > mengenai penyaliban nabi Isa as. > > Untuk mengetahui blog yang saya maksudkan silakan kunjungi: > http://isnandi.net/2005/08/03/ahmadiyah-dan-kebebasan-beragama/ > > Silakan baca penjelasan dari saudara Yono, tertanggal 2 dan 4 Mei 2006. > > Mohon penjelasan dari member sekalian yang paham bahasa Arab mengenai > penerjemahan kata "wa lakin subbiha lahum" yang diuraikan oleh saudara > Yono tersebut, bagaimana arti sebenarnya kata-kata tersebut? > > Terima kasih. > > Salam, > > muhkito > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com , > "asetijadi2004" > <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > salam mbak Lina, > > > > salam semuanya. > > ikut nimbrung nih... > > > > 1. Sebetulnya dalam konteks tabayun, cek dan ricek, diskusi antara > > Anda dengan Bung Suryawan ini baik. Artinya mbak Lina ingin tahu apa > > itu Ahmadiyah dari orang pertama (bukan dari katanya orang ketiga) > > sedangkan Bung Suryawan bisa memperkuat keyakinannya dengan > > menerangkan ke orang lain ttg. Ahmadiyah. > > > > 2. Persoalannya, diskusinya berkembang menjadi tidak sehat karena > > mbak Lina ngotot ingin bilang Ahmadiyah itu ABSOLUT salah, bahkan > > sampai menghujat. Ini tidak sehat. > > > > Jika mbak Lina hanya bilang TIDAK SETUJU, tentu saja itu hal biasa > > saja. Lha wong kalo setuju kan mbak Lina pasti jadi Ahmadiyah, bukan? > > ;-) > > > > 3. Inti dari diskusi ini kan sebetulnya kan agar semua saling > > memahami. mbak Lina jadi paham kenapa di Ahmadiyah, MGA dianggap Nabi > > (dengan segala macam attributnya), Bung Suryawan juga bisa melihat > > kenapa mbak Lina nggak setuju. Dan di situ sudah cukup sebetulnya, > > tidak perlu sampai harus menghujat segala macam. > > > > 4. Persoalan mbak Lina bilang "MGA sombong" itu sih berlebihan dan > > tidak perlu. Buya HAMKA, KH. Ahmad Dahlan dll. tidak mengaku Nabi > > kerena memang beliau tidak merasa jadi Nabi. > > > > Dan pengakuan itu bukan alasan untuk bilang beliau itu sombong. Bagi > > orang Nasrani, Rasulullah juga Nabi palsu. Bagi suku Quraisy, > > Rasulullah juga orang gila. > > > > Masak sih kita ikut-ikutan orang-orang itu? > > Ketidaksetujuan kita kan cukup ditampilkan dengan kita tidak ikut > > menganut kepercayaan itu bukan? > > Bukankah kepada yang jelas-jelas berbeda, spt. temen-temen yang > > Nasrani saja kita diharuskan untuk tidak menghujat bukan? > > > > --- > > > > Problem akutnya, ada orang-orang yang memang HAUS DARAH yang > > makanannya adalah konflik sesama seperti ini. ;-( > > Alih-alih mendinginkan suasana tapi malah "tumbak cucu'an", > > bagai musuh dalam selimut dalam komunitas muslim. > > Semoga kita dijauhi dari yang demikian. > > Na'udzubillah. > > > > Diskusi ini seperti bensin bagi "orang-orang yang tambun dan rabun > > cara berfikirnya dan konon belum pernah belajar fikih (CMIIW)" itu > > untuk memuaskan hawa nafsu dalam dirinya. Bagi mereka menganiaya dan > > menzalimi Ahmadiyah, mengusir dan lain-lain itu biasa saja dan HALAL. > > > > Bahkan sangking kalapnya, > > membedakan anta
[wanita-muslimah] Re: Hamka: PENDAPAT KITA
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "asetijadi2004" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > salam mbak Lina, > > salam semuanya. > ikut nimbrung nih... Lina: Wa'alaikumussalam wr wb... > > 1. Sebetulnya dalam konteks tabayun, cek dan ricek, diskusi antara > Anda dengan Bung Suryawan ini baik. Artinya mbak Lina ingin tahu apa > itu Ahmadiyah dari orang pertama (bukan dari katanya orang ketiga) > sedangkan Bung Suryawan bisa memperkuat keyakinannya dengan > menerangkan ke orang lain ttg. Ahmadiyah. > > 2. Persoalannya, diskusinya berkembang menjadi tidak sehat karena > mbak Lina ngotot ingin bilang Ahmadiyah itu ABSOLUT salah, bahkan > sampai menghujat. Ini tidak sehat. Lina: Kalimat mana yang mengesankan saya mengABSOLUT salah kan Ahmadiyah? Saya ingin mengatakan bahwa pada "faham kemahdian Ahmadiyah" itu yang "absolut salah" bukan "Ahmadiyah" dan "ABSOLUT salah". Jadi, itu konteksnya. Saya bisa mengabsolut-salahkan faham kemahdian Ahmadiyah karena ada hal pencetus yang memang harus dikatakan absolut salah. Sedang Mas MS ini tidak bisa mengabsolut salahkan dan menghujat Muhammad SAW. > > Jika mbak Lina hanya bilang TIDAK SETUJU, tentu saja itu hal biasa > saja. Lha wong kalo setuju kan mbak Lina pasti jadi Ahmadiyah, bukan? > ;-) Lina: Salah satu hal yang membuat Syiah, Bahai dan juga terutama Ahmadiyah (dalam hal ini) dengan Islam lainnya adalah pada hal faham kemahdian. Jadi, hal ini yang saya soroti. Buat saya, faham kemahdian Ahmadiyah ini salah or "absolut salah" oleh karena itu saya tidak setuju dan tidak menjadi Ahmadiers. > > 3. Inti dari diskusi ini kan sebetulnya kan agar semua saling > memahami. mbak Lina jadi paham kenapa di Ahmadiyah, MGA dianggap Nabi > (dengan segala macam attributnya), Bung Suryawan juga bisa melihat > kenapa mbak Lina nggak setuju. Dan di situ sudah cukup sebetulnya,> tidak perlu sampai harus menghujat segala macam. > > 4. Persoalan mbak Lina bilang "MGA sombong" itu sih berlebihan dan > tidak perlu. Buya HAMKA, KH. Ahmad Dahlan dll. tidak mengaku Nabi > kerena memang beliau tidak merasa jadi Nabi. > > Dan pengakuan itu bukan alasan untuk bilang beliau itu sombong. Bagi > orang Nasrani, Rasulullah juga Nabi palsu. Bagi suku Quraisy, > Rasulullah juga orang gila. Lina: Habis, gimana dong kalo menurut saya memang MGA itu somse? Buat MGA memang dia tidak merasa sombong. Menurutnya dia berhak berbuat begitu. Buat saya, orang yang mengaku yang bukan pada haknya, hakekatnya, dan tempatnya yak sombong. Misalnya juga seperti Firaun mengatakan bhw dia tuhan, buat saya Firaun itu sombong. Juga buat Ateis or mazhab lain yang tidak mengakui adanya Tuhan dan semua rizki yang mereka dapatkan atas hasil usaha mereka sendiri saja, saya mengatakan mereka itu sombong. Saya pernah juga sombong, ngaku cakep padahal jelek...:-) Bagi orang Nasrani dan Kafir Quraisy itu pembahasan diluar jalur or konteks Islam. Mereka berhak ngomong apa saja ttg orang Islam yang mereka tidak seiman. Saya tidak marah Muhammad SAW dibilang apa saja. Hanya kasihan saja kepada mereka yang mengucapkan hal tsb. > > Masak sih kita ikut-ikutan orang-orang itu? > Ketidaksetujuan kita kan cukup ditampilkan dengan kita tidak ikut > menganut kepercayaan itu bukan? > Bukankah kepada yang jelas-jelas berbeda, spt. temen-temen yang > Nasrani saja kita diharuskan untuk tidak menghujat bukan? Lina: Dalam diskusikan diperlukan alasan mengapa saya tidak menganut kepercayaan faham kemahdian Ahmadiyah itu. Salah satunya kesombongan pencetus Ahmadiyahnya. Andai saja, kesan saya kepada Muhammad SAW adalah sombong (setelah membaca AlQur'an, Hadist, dan siroh nabi)...boleh jadi, saya tidak akan menganut Islam. Skrg ini, Saya menganut ajaran Muhammadiyah, saya menganut ajaran NU, dan ada juga yang saya anut dari Ahmadiyah sbg gerakan keagamaan tapi bukan faham kemahdiannya. Aaah ya...saya jadi teringat sesuatu hal yang saya mau katakan lagi. Kita ini harus terbiasa dengan dihujat, dikafiri, .. karena akhirnya kita sendiri akan membuat definisi apa itu 'wahyu', 'kafir', 'nabi', 'sombong'. Karena MGApun menghujat kafir bagi orang yang tidak sepaham dengan faham kemahdian beliau karena tidak percaya AlQur'an dan Hadist tafsir mereka. BEgitu juga Syiah dan yang lainnya. Jadi, biarkan saja...orang menghujat kafir or apapun selama bukan Allah yang menghujat..:-) Jadi, gak usah khawatirlah kalo dihujat manusia. Gak ada pengaruhnya, kok! bg manusia. Ini kalo memandang dari faham materialis. Tapi kalau memandang dari tasawuf, akan beda...:-)) Di AlQur'an telah ditunjukkan ciri2 orang yang pantas di laknat, dihujat, dikatakan kafir. Dengan mempelajari ciri2 itulah manusia dapat menilai utk melaknat, menghujat, dan mengkafirkan . Dari karya2 tulisan MGA itu sendiri jugalah (salah satunya), saya dapat mengenalnya dan berkesimpulan dia sombong dan saya menjadi sepaham dengan pendapat yang mengatakan bahwa orang2 spt MGA itu awalnya adalah orang yang memang diberikanNY
[wanita-muslimah] Re: Hamka: PENDAPAT KITA
Alkhamdulillah, beruntung sekali kami di milis ini karena ada yang bisa bersikap seperti Pak Ary, memberi nasihat kepada pihak yang berdiskusinya sudah melampaui batas. Terima kasih Pak, Anda telah memberikan teladan yang baik buat kami semua. Kembali ke laptop. Setelah mengikuti diskusi panjang antara Pak MA Suryawan dengan member lain, saya menjadi tertarik untuk mencari informasi tentang Ahmadiyah dengan bantuan mesin pencari Google. Dua hari yang lalu saya menemukan sebuah blog yang bagi saya sangat mengesankan. Bukan tulisan si blogger yang membuat saya terkesima, namun justru dari penjelasan pihak Ahmadi, terutama penjelasan mengenai penyaliban nabi Isa as. Untuk mengetahui blog yang saya maksudkan silakan kunjungi: http://isnandi.net/2005/08/03/ahmadiyah-dan-kebebasan-beragama/ Silakan baca penjelasan dari saudara Yono, tertanggal 2 dan 4 Mei 2006. Mohon penjelasan dari member sekalian yang paham bahasa Arab mengenai penerjemahan kata "wa lakin subbiha lahum" yang diuraikan oleh saudara Yono tersebut, bagaimana arti sebenarnya kata-kata tersebut? Terima kasih. Salam, muhkito --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "asetijadi2004" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > salam mbak Lina, > > salam semuanya. > ikut nimbrung nih... > > 1. Sebetulnya dalam konteks tabayun, cek dan ricek, diskusi antara > Anda dengan Bung Suryawan ini baik. Artinya mbak Lina ingin tahu apa > itu Ahmadiyah dari orang pertama (bukan dari katanya orang ketiga) > sedangkan Bung Suryawan bisa memperkuat keyakinannya dengan > menerangkan ke orang lain ttg. Ahmadiyah. > > 2. Persoalannya, diskusinya berkembang menjadi tidak sehat karena > mbak Lina ngotot ingin bilang Ahmadiyah itu ABSOLUT salah, bahkan > sampai menghujat. Ini tidak sehat. > > Jika mbak Lina hanya bilang TIDAK SETUJU, tentu saja itu hal biasa > saja. Lha wong kalo setuju kan mbak Lina pasti jadi Ahmadiyah, bukan? > ;-) > > 3. Inti dari diskusi ini kan sebetulnya kan agar semua saling > memahami. mbak Lina jadi paham kenapa di Ahmadiyah, MGA dianggap Nabi > (dengan segala macam attributnya), Bung Suryawan juga bisa melihat > kenapa mbak Lina nggak setuju. Dan di situ sudah cukup sebetulnya, > tidak perlu sampai harus menghujat segala macam. > > 4. Persoalan mbak Lina bilang "MGA sombong" itu sih berlebihan dan > tidak perlu. Buya HAMKA, KH. Ahmad Dahlan dll. tidak mengaku Nabi > kerena memang beliau tidak merasa jadi Nabi. > > Dan pengakuan itu bukan alasan untuk bilang beliau itu sombong. Bagi > orang Nasrani, Rasulullah juga Nabi palsu. Bagi suku Quraisy, > Rasulullah juga orang gila. > > Masak sih kita ikut-ikutan orang-orang itu? > Ketidaksetujuan kita kan cukup ditampilkan dengan kita tidak ikut > menganut kepercayaan itu bukan? > Bukankah kepada yang jelas-jelas berbeda, spt. temen-temen yang > Nasrani saja kita diharuskan untuk tidak menghujat bukan? > > --- > > Problem akutnya, ada orang-orang yang memang HAUS DARAH yang > makanannya adalah konflik sesama seperti ini. ;-( > Alih-alih mendinginkan suasana tapi malah "tumbak cucu'an", > bagai musuh dalam selimut dalam komunitas muslim. > Semoga kita dijauhi dari yang demikian. > Na'udzubillah. > > Diskusi ini seperti bensin bagi "orang-orang yang tambun dan rabun > cara berfikirnya dan konon belum pernah belajar fikih (CMIIW)" itu > untuk memuaskan hawa nafsu dalam dirinya. Bagi mereka menganiaya dan > menzalimi Ahmadiyah, mengusir dan lain-lain itu biasa saja dan HALAL. > > Bahkan sangking kalapnya, > membedakan antara membela orang teraniaya dengan menyetujui > kepercayaan orang yang teraniaya itu saja tidak sanggup. > > "Poko'e gue yang paling bener... > nggak ikut gue...pasti salah" > > Sungguh kesesatan yang nyata. > > salam > Ary > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" > wrote: > > > > Hal ini pula yang membuat saya berpendapat, orang semacam MGA itu > > sombong. Untungnya KHA Dahlan, KH Hasyim Asyhari tidak sombong > > mengklaim dirinya nabi, Sebab (1), kalau demikian mereka akan > musnah > > (nama baik mereka akan musnah)..begitu kata faham ahli sunnah. > Sebab > > (2). Kalau demikian saya bisa ngaku cucunya nabi ...:-))) > > > > "Baru dapet pangsit kok ngaku dapet wangsit"..:-) > > > > PENDAPAT KITA > > ^ > > > > Haruslah kita selidiki bagaimana besarnya pengaruh > > kepercayaan kaum Syiah, terutama di Iran dan juga di > > Hidustan. Menunggu kedatangan Imam yang Ghaib, Imam Mahdi > > akan datang kembali dan Nabi Isa akan turun, dan Isa dan > > Mahdi itu ialah yang seorang itu juga, demikian mendalam di > > kalangan Syiah, sehingga menjadi salah satu rukun > > kepercayaan yang tidak dapat dipisahkan lagi dari agama. > > Kadang-kadangAhli Sunnah-pun turut juga menerima > > kepercayaan ini, walupun tidak menjadi dasar benar-benar. > > Dan inipun kadang-kadang bertemu didalam sebagian kepercayaan > > kaum Sufi, seperti Ibnu 'Arabi. Maka tidaklah
[wanita-muslimah] Re: Hamka: PENDAPAT KITA
Mba Lina jadi Ahmadiyah hanya karena setuju? Jadi di milis ini yang setuju dengan Ahmadiyah by fact juga Ahmadiyah gitu ya? **geleng2 kepala** --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "asetijadi2004" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > salam mbak Lina, > > salam semuanya. > ikut nimbrung nih... > > 1. Sebetulnya dalam konteks tabayun, cek dan ricek, diskusi antara > Anda dengan Bung Suryawan ini baik. Artinya mbak Lina ingin tahu apa > itu Ahmadiyah dari orang pertama (bukan dari katanya orang ketiga) > sedangkan Bung Suryawan bisa memperkuat keyakinannya dengan > menerangkan ke orang lain ttg. Ahmadiyah. > > 2. Persoalannya, diskusinya berkembang menjadi tidak sehat karena > mbak Lina ngotot ingin bilang Ahmadiyah itu ABSOLUT salah, bahkan > sampai menghujat. Ini tidak sehat. > > Jika mbak Lina hanya bilang TIDAK SETUJU, tentu saja itu hal biasa > saja. Lha wong kalo setuju kan mbak Lina pasti jadi Ahmadiyah, bukan? > ;-) > > 3. Inti dari diskusi ini kan sebetulnya kan agar semua saling > memahami. mbak Lina jadi paham kenapa di Ahmadiyah, MGA dianggap Nabi > (dengan segala macam attributnya), Bung Suryawan juga bisa melihat > kenapa mbak Lina nggak setuju. Dan di situ sudah cukup sebetulnya, > tidak perlu sampai harus menghujat segala macam. > > 4. Persoalan mbak Lina bilang "MGA sombong" itu sih berlebihan dan > tidak perlu. Buya HAMKA, KH. Ahmad Dahlan dll. tidak mengaku Nabi > kerena memang beliau tidak merasa jadi Nabi. > > Dan pengakuan itu bukan alasan untuk bilang beliau itu sombong. Bagi > orang Nasrani, Rasulullah juga Nabi palsu. Bagi suku Quraisy, > Rasulullah juga orang gila. > > Masak sih kita ikut-ikutan orang-orang itu? > Ketidaksetujuan kita kan cukup ditampilkan dengan kita tidak ikut > menganut kepercayaan itu bukan? > Bukankah kepada yang jelas-jelas berbeda, spt. temen-temen yang > Nasrani saja kita diharuskan untuk tidak menghujat bukan? > > --- > > Problem akutnya, ada orang-orang yang memang HAUS DARAH yang > makanannya adalah konflik sesama seperti ini. ;-( > Alih-alih mendinginkan suasana tapi malah "tumbak cucu'an", > bagai musuh dalam selimut dalam komunitas muslim. > Semoga kita dijauhi dari yang demikian. > Na'udzubillah. > > Diskusi ini seperti bensin bagi "orang-orang yang tambun dan rabun > cara berfikirnya dan konon belum pernah belajar fikih (CMIIW)" itu > untuk memuaskan hawa nafsu dalam dirinya. Bagi mereka menganiaya dan > menzalimi Ahmadiyah, mengusir dan lain-lain itu biasa saja dan HALAL. > > Bahkan sangking kalapnya, > membedakan antara membela orang teraniaya dengan menyetujui > kepercayaan orang yang teraniaya itu saja tidak sanggup. > > "Poko'e gue yang paling bener... > nggak ikut gue...pasti salah" > > Sungguh kesesatan yang nyata. > > salam > Ary > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" > wrote: > > > > Hal ini pula yang membuat saya berpendapat, orang semacam MGA itu > > sombong. Untungnya KHA Dahlan, KH Hasyim Asyhari tidak sombong > > mengklaim dirinya nabi, Sebab (1), kalau demikian mereka akan > musnah > > (nama baik mereka akan musnah)..begitu kata faham ahli sunnah. > Sebab > > (2). Kalau demikian saya bisa ngaku cucunya nabi ...:-))) > > > > "Baru dapet pangsit kok ngaku dapet wangsit"..:-) > > > > PENDAPAT KITA > > ^ > > > > Haruslah kita selidiki bagaimana besarnya pengaruh > > kepercayaan kaum Syiah, terutama di Iran dan juga di > > Hidustan. Menunggu kedatangan Imam yang Ghaib, Imam Mahdi > > akan datang kembali dan Nabi Isa akan turun, dan Isa dan > > Mahdi itu ialah yang seorang itu juga, demikian mendalam di > > kalangan Syiah, sehingga menjadi salah satu rukun > > kepercayaan yang tidak dapat dipisahkan lagi dari agama. > > Kadang-kadangAhli Sunnah-pun turut juga menerima > > kepercayaan ini, walupun tidak menjadi dasar benar-benar. > > Dan inipun kadang-kadang bertemu didalam sebagian kepercayaan > > kaum Sufi, seperti Ibnu 'Arabi. Maka tidaklah kita heran, > > kalu dari kedua negeri inilah timbul orang-orang yang > > mendakwakan dirinya nabi, atau rasul, atau Mahdi, atau > > Al-Bab (pintu), atau Imam yang Ghaib telah datang, atau > > didakwakan oleh muridnya. > > > > Kita tetap memegang pendirian Ahli Sunnah, bahwa sesudah > > Muhammad tidak akan datang nabi lagi. Karena soalnya sudah > > habis. kalau akan kita terima kedatangan itu, manakah yang > > akan kita tetapkan? Apakah Mirza Ghulam Ahmad, atau Mirza > > Ali Muhammad (Al-Bab), atau Bahaullah?Atau kita akui > > semuanya, padahal diantara satu sama lain berlawanan pula. > > Atau kita akui semuanya, dan kita akui pula yang lain yang > > akan mendakwakan dirinya menjadi nabi pula nanti. > > > > Kalau dikatakan karena dia menyerukan perdamaian Dunia, maka > > dia membawa syariat baru, tidak bolehkah Mahatma Gandhi > > dikatakan pula nabi? Atau Krisna Vedanta di Colorado? yang >
Re: [wanita-muslimah] Re: Hamka: PENDAPAT KITA
Mas Ase : Dan pengakuan itu bukan alasan untuk bilang beliau itu sombong. Bagi orang Nasrani, Rasulullah juga Nabi palsu. Bagi suku Quraisy, Rasulullah juga orang gila. Janiki serba penasaran Nah itu pendapatnya mas ase atau pendapat Nabi Isa ?, kalau itu merupakan pendapat mas Ase maka tolong dong sebutkan dasar ilmunya, ngono lho ? Jangan - jangan Islam memuliakan Nabi Isa. Nabi Isa dan Nabi Muhammad saling mencintai, lha koq bisa mas Ase bisa menulis seperti itu? Wassalam --oo0oo-- asetijadi2004 <[EMAIL PROTECTED]> wrote: salam mbak Lina, salam semuanya. ikut nimbrung nih... 1. Sebetulnya dalam konteks tabayun, cek dan ricek, diskusi antara Anda dengan Bung Suryawan ini baik. Artinya mbak Lina ingin tahu apa itu Ahmadiyah dari orang pertama (bukan dari katanya orang ketiga) sedangkan Bung Suryawan bisa memperkuat keyakinannya dengan menerangkan ke orang lain ttg. Ahmadiyah. 2. Persoalannya, diskusinya berkembang menjadi tidak sehat karena mbak Lina ngotot ingin bilang Ahmadiyah itu ABSOLUT salah, bahkan sampai menghujat. Ini tidak sehat. Jika mbak Lina hanya bilang TIDAK SETUJU, tentu saja itu hal biasa saja. Lha wong kalo setuju kan mbak Lina pasti jadi Ahmadiyah, bukan? ;-) 3. Inti dari diskusi ini kan sebetulnya kan agar semua saling memahami. mbak Lina jadi paham kenapa di Ahmadiyah, MGA dianggap Nabi (dengan segala macam attributnya), Bung Suryawan juga bisa melihat kenapa mbak Lina nggak setuju. Dan di situ sudah cukup sebetulnya, tidak perlu sampai harus menghujat segala macam. 4. Persoalan mbak Lina bilang "MGA sombong" itu sih berlebihan dan tidak perlu. Buya HAMKA, KH. Ahmad Dahlan dll. tidak mengaku Nabi kerena memang beliau tidak merasa jadi Nabi. Dan pengakuan itu bukan alasan untuk bilang beliau itu sombong. Bagi orang Nasrani, Rasulullah juga Nabi palsu. Bagi suku Quraisy, Rasulullah juga orang gila. Masak sih kita ikut-ikutan orang-orang itu? Ketidaksetujuan kita kan cukup ditampilkan dengan kita tidak ikut menganut kepercayaan itu bukan? Bukankah kepada yang jelas-jelas berbeda, spt. temen-temen yang Nasrani saja kita diharuskan untuk tidak menghujat bukan? --- Problem akutnya, ada orang-orang yang memang HAUS DARAH yang makanannya adalah konflik sesama seperti ini. ;-( Alih-alih mendinginkan suasana tapi malah "tumbak cucu'an", bagai musuh dalam selimut dalam komunitas muslim. Semoga kita dijauhi dari yang demikian. Na'udzubillah. Diskusi ini seperti bensin bagi "orang-orang yang tambun dan rabun cara berfikirnya dan konon belum pernah belajar fikih (CMIIW)" itu untuk memuaskan hawa nafsu dalam dirinya. Bagi mereka menganiaya dan menzalimi Ahmadiyah, mengusir dan lain-lain itu biasa saja dan HALAL. Bahkan sangking kalapnya, membedakan antara membela orang teraniaya dengan menyetujui kepercayaan orang yang teraniaya itu saja tidak sanggup. "Poko'e gue yang paling bener... nggak ikut gue...pasti salah" Sungguh kesesatan yang nyata. salam Ary --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Hal ini pula yang membuat saya berpendapat, orang semacam MGA itu > sombong. Untungnya KHA Dahlan, KH Hasyim Asyhari tidak sombong > mengklaim dirinya nabi, Sebab (1), kalau demikian mereka akan musnah > (nama baik mereka akan musnah)..begitu kata faham ahli sunnah. Sebab > (2). Kalau demikian saya bisa ngaku cucunya nabi ...:-))) > > "Baru dapet pangsit kok ngaku dapet wangsit"..:-) > > PENDAPAT KITA > ^ > > Haruslah kita selidiki bagaimana besarnya pengaruh > kepercayaan kaum Syiah, terutama di Iran dan juga di > Hidustan. Menunggu kedatangan Imam yang Ghaib, Imam Mahdi > akan datang kembali dan Nabi Isa akan turun, dan Isa dan > Mahdi itu ialah yang seorang itu juga, demikian mendalam di > kalangan Syiah, sehingga menjadi salah satu rukun > kepercayaan yang tidak dapat dipisahkan lagi dari agama. > Kadang-kadang Ahli Sunnah-pun turut juga menerima > kepercayaan ini, walupun tidak menjadi dasar benar-benar. > Dan inipun kadang-kadang bertemu didalam sebagian kepercayaan > kaum Sufi, seperti Ibnu 'Arabi. Maka tidaklah kita heran, > kalu dari kedua negeri inilah timbul orang-orang yang > mendakwakan dirinya nabi, atau rasul, atau Mahdi, atau > Al-Bab (pintu), atau Imam yang Ghaib telah datang, atau > didakwakan oleh muridnya. > > Kita tetap memegang pendirian Ahli Sunnah, bahwa sesudah > Muhammad tidak akan datang nabi lagi. Karena soalnya sudah > habis. kalau akan kita terima kedatangan itu, manakah yang > akan kita tetapkan? Apakah Mirza Ghulam Ahmad, atau Mirza > Ali Muhammad (Al-Bab), atau Bahaullah? Atau kita akui > semuanya, padahal diantara satu sama lain berlawanan pula. > Atau kita akui semuanya, dan kita akui pula yang lain yang > akan mendakwakan dirinya menjadi nabi pula nanti. > > Kalau dikatakan karena dia menyerukan perdamaian Dunia, maka > dia membawa syariat baru, tidak bolehkah Mahat
[wanita-muslimah] Re: Hamka: PENDAPAT KITA
salam mbak Lina, salam semuanya. ikut nimbrung nih... 1. Sebetulnya dalam konteks tabayun, cek dan ricek, diskusi antara Anda dengan Bung Suryawan ini baik. Artinya mbak Lina ingin tahu apa itu Ahmadiyah dari orang pertama (bukan dari katanya orang ketiga) sedangkan Bung Suryawan bisa memperkuat keyakinannya dengan menerangkan ke orang lain ttg. Ahmadiyah. 2. Persoalannya, diskusinya berkembang menjadi tidak sehat karena mbak Lina ngotot ingin bilang Ahmadiyah itu ABSOLUT salah, bahkan sampai menghujat. Ini tidak sehat. Jika mbak Lina hanya bilang TIDAK SETUJU, tentu saja itu hal biasa saja. Lha wong kalo setuju kan mbak Lina pasti jadi Ahmadiyah, bukan? ;-) 3. Inti dari diskusi ini kan sebetulnya kan agar semua saling memahami. mbak Lina jadi paham kenapa di Ahmadiyah, MGA dianggap Nabi (dengan segala macam attributnya), Bung Suryawan juga bisa melihat kenapa mbak Lina nggak setuju. Dan di situ sudah cukup sebetulnya, tidak perlu sampai harus menghujat segala macam. 4. Persoalan mbak Lina bilang "MGA sombong" itu sih berlebihan dan tidak perlu. Buya HAMKA, KH. Ahmad Dahlan dll. tidak mengaku Nabi kerena memang beliau tidak merasa jadi Nabi. Dan pengakuan itu bukan alasan untuk bilang beliau itu sombong. Bagi orang Nasrani, Rasulullah juga Nabi palsu. Bagi suku Quraisy, Rasulullah juga orang gila. Masak sih kita ikut-ikutan orang-orang itu? Ketidaksetujuan kita kan cukup ditampilkan dengan kita tidak ikut menganut kepercayaan itu bukan? Bukankah kepada yang jelas-jelas berbeda, spt. temen-temen yang Nasrani saja kita diharuskan untuk tidak menghujat bukan? --- Problem akutnya, ada orang-orang yang memang HAUS DARAH yang makanannya adalah konflik sesama seperti ini. ;-( Alih-alih mendinginkan suasana tapi malah "tumbak cucu'an", bagai musuh dalam selimut dalam komunitas muslim. Semoga kita dijauhi dari yang demikian. Na'udzubillah. Diskusi ini seperti bensin bagi "orang-orang yang tambun dan rabun cara berfikirnya dan konon belum pernah belajar fikih (CMIIW)" itu untuk memuaskan hawa nafsu dalam dirinya. Bagi mereka menganiaya dan menzalimi Ahmadiyah, mengusir dan lain-lain itu biasa saja dan HALAL. Bahkan sangking kalapnya, membedakan antara membela orang teraniaya dengan menyetujui kepercayaan orang yang teraniaya itu saja tidak sanggup. "Poko'e gue yang paling bener... nggak ikut gue...pasti salah" Sungguh kesesatan yang nyata. salam Ary --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Hal ini pula yang membuat saya berpendapat, orang semacam MGA itu > sombong. Untungnya KHA Dahlan, KH Hasyim Asyhari tidak sombong > mengklaim dirinya nabi, Sebab (1), kalau demikian mereka akan musnah > (nama baik mereka akan musnah)..begitu kata faham ahli sunnah. Sebab > (2). Kalau demikian saya bisa ngaku cucunya nabi ...:-))) > > "Baru dapet pangsit kok ngaku dapet wangsit"..:-) > > PENDAPAT KITA > ^ > > Haruslah kita selidiki bagaimana besarnya pengaruh > kepercayaan kaum Syiah, terutama di Iran dan juga di > Hidustan. Menunggu kedatangan Imam yang Ghaib, Imam Mahdi > akan datang kembali dan Nabi Isa akan turun, dan Isa dan > Mahdi itu ialah yang seorang itu juga, demikian mendalam di > kalangan Syiah, sehingga menjadi salah satu rukun > kepercayaan yang tidak dapat dipisahkan lagi dari agama. > Kadang-kadangAhli Sunnah-pun turut juga menerima > kepercayaan ini, walupun tidak menjadi dasar benar-benar. > Dan inipun kadang-kadang bertemu didalam sebagian kepercayaan > kaum Sufi, seperti Ibnu 'Arabi. Maka tidaklah kita heran, > kalu dari kedua negeri inilah timbul orang-orang yang > mendakwakan dirinya nabi, atau rasul, atau Mahdi, atau > Al-Bab (pintu), atau Imam yang Ghaib telah datang, atau > didakwakan oleh muridnya. > > Kita tetap memegang pendirian Ahli Sunnah, bahwa sesudah > Muhammad tidak akan datang nabi lagi. Karena soalnya sudah > habis. kalau akan kita terima kedatangan itu, manakah yang > akan kita tetapkan? Apakah Mirza Ghulam Ahmad, atau Mirza > Ali Muhammad (Al-Bab), atau Bahaullah?Atau kita akui > semuanya, padahal diantara satu sama lain berlawanan pula. > Atau kita akui semuanya, dan kita akui pula yang lain yang > akan mendakwakan dirinya menjadi nabi pula nanti. > > Kalau dikatakan karena dia menyerukan perdamaian Dunia, maka > dia membawa syariat baru, tidak bolehkah Mahatma Gandhi > dikatakan pula nabi? Atau Krisna Vedanta di Colorado? yang > juga menyerukan perdamaian dunia. > > Kaum Ahmadi dan Bahai mengemukakan alasan yang sama untuk > menolak pendirian umum bahwa Nabi Muhammad "Penutup Segala > Nabi," dengan ayat "Khataman Nabiyyin."Menurut qiraat > (bacaan) yang umum ayat itu dibaca "Khatam," bukan "Khatim." > Tetapi artinya adalah "Khatim." Khatam artinya cincin, dan > Khatim artinya penutup. > > Khataman Nabiyyin artinya cincin permata segala nabi
[wanita-muslimah] Re: Hamka: PENDAPAT KITA
Sangat mencerahkan! Terima kasih bu Lina. Semoga kita dilindungi Allah dan selalu berlindung kepadaNYA dari sifat sombong dan kesombongan orang-orang yang sombong. Amin. salam, satriyo === --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Hal ini pula yang membuat saya berpendapat, orang semacam MGA itu > sombong. Untungnya KHA Dahlan, KH Hasyim Asyhari tidak sombong > mengklaim dirinya nabi, Sebab (1), kalau demikian mereka akan musnah > (nama baik mereka akan musnah)..begitu kata faham ahli sunnah. Sebab > (2). Kalau demikian saya bisa ngaku cucunya nabi ...:-))) > > "Baru dapet pangsit kok ngaku dapet wangsit"..:-) > > PENDAPAT KITA > ^ > > Haruslah kita selidiki bagaimana besarnya pengaruh > kepercayaan kaum Syiah, terutama di Iran dan juga di > Hidustan. Menunggu kedatangan Imam yang Ghaib, Imam Mahdi > akan datang kembali dan Nabi Isa akan turun, dan Isa dan > Mahdi itu ialah yang seorang itu juga, demikian mendalam di > kalangan Syiah, sehingga menjadi salah satu rukun > kepercayaan yang tidak dapat dipisahkan lagi dari agama. > Kadang-kadangAhli Sunnah-pun turut juga menerima > kepercayaan ini, walupun tidak menjadi dasar benar-benar. > Dan inipun kadang-kadang bertemu didalam sebagian kepercayaan > kaum Sufi, seperti Ibnu 'Arabi. Maka tidaklah kita heran, > kalu dari kedua negeri inilah timbul orang-orang yang > mendakwakan dirinya nabi, atau rasul, atau Mahdi, atau > Al-Bab (pintu), atau Imam yang Ghaib telah datang, atau > didakwakan oleh muridnya. > > Kita tetap memegang pendirian Ahli Sunnah, bahwa sesudah > Muhammad tidak akan datang nabi lagi. Karena soalnya sudah > habis. kalau akan kita terima kedatangan itu, manakah yang > akan kita tetapkan? Apakah Mirza Ghulam Ahmad, atau Mirza > Ali Muhammad (Al-Bab), atau Bahaullah?Atau kita akui > semuanya, padahal diantara satu sama lain berlawanan pula. > Atau kita akui semuanya, dan kita akui pula yang lain yang > akan mendakwakan dirinya menjadi nabi pula nanti. > > Kalau dikatakan karena dia menyerukan perdamaian Dunia, maka > dia membawa syariat baru, tidak bolehkah Mahatma Gandhi > dikatakan pula nabi? Atau Krisna Vedanta di Colorado? yang > juga menyerukan perdamaian dunia. > > Kaum Ahmadi dan Bahai mengemukakan alasan yang sama untuk > menolak pendirian umum bahwa Nabi Muhammad "Penutup Segala > Nabi," dengan ayat "Khataman Nabiyyin."Menurut qiraat > (bacaan) yang umum ayat itu dibaca "Khatam," bukan "Khatim." > Tetapi artinya adalah "Khatim." Khatam artinya cincin, dan > Khatim artinya penutup. > > Khataman Nabiyyin artinya cincin permata segala nabi. Kalau > sekiranya kita perturutkan rasa bahasa, tentu Nabi Muhammad > itu tidak nabi lagi, hanyalah cincin perhiasan segala > nabi-nabi. Yang mempunyai cincinlah yang nabi, bukan cincin > itu sendiri. > > Didalam keterangan yang biasa mereka kemukakan, adalah bahwa > tidaklah perkara yang mustahil bahwa Allah akan berkata-kata > dengan hambanya.Tidaklah akan putus sampai hari kiamat > orang yang dipilih Allah buat menumpahkan katanya. Tidaklah > akan hilang begitu saja wahyu sampai kiamat. > > Tentang itu Ahli Sunnah-pun mengakui juga. Di kalangan > sahabat Nabi, ketika Nabi masih hidup terdapatlah orang > istimewa yang demikian.Yaitu Umar bin Khattab. Sehingga > Nabi Muhammad pernah mengatakan, bahwasanya jika ada nabi > sesudahku, niscaya Umarlah orang itu. Tetapi tidak ada lagi > nabi sesudahku. > > Mengapa tidak? Nabi Muhammad sendiri menjelaskan bahwa > "Ulama-ulama umatku adalah sama derajatnya dengan nabi-nabi > Bani Israil." Kalau kata nabi yang demikian akan diperluas, > maka seluruh ulama yang berjasa membangun Islam, patutlah > disebut nabi. Imam Al-Ghazali, Imam ul Haramain, Ibnu > Taimiyah, dan muridnya Ibnu Qayyim, dan Syeh Muhammad ibnu > Abdil Wahhab, dan Said Jamaluddin Al-Afghani, dan Syeh > Muhammad Abduh dan Said Rasyid Ridha, patutlah disebut > sebagai nabi.Karena mereka dalam sifat keulamaannya > samalah jasanya dengan nabi-nabi Bani Israil. Dan orang > Indonesia dalam kalangan Nahdhatul Ulama patutlah menyebut > kyai besarnya Hasyim Ashari sebagai nabi, sebab jasanya > besar pula. Demikian pula Muhammadiyah dengan Kyai H.A. > Dahlannya. > > Banyak diantara ulama mendapat ilham dari Tuhan, seakan-akan > wahyu Illahi. Karena mereka berfaham Ahli Sunnah, tidaklah > mereka berani mengatakan dirinya nabi. Dan kalau mereka > mendakwakan dirinya nabi, akan musnahlah mereka. > > Kalimat wahyu suci yang diberikan Tuhan, oleh faham Ahli > Sunnahtelahditentukanbuatrasul dan nabi. > Setinggi-tinggi martabat manusia ini hanyalah mendapat hatif > atau ilham, atau mimpi yang benar, atau mahaddas. Kalau > wahyu itu dikatakan akan putus selama-lamanya, perkata