Re: [wanita-muslimah] Re: RE:Syariat adalah tolok ukur bukan kata hati ?????????

2009-07-26 Terurut Topik Ari Condro
yup, ibadah makan makan seperti digambarkan mbak mei memang syahdu sekali.
gak ada yg disakiti.  karena yg ikutan, karena kemauan pribadi.
dan everybody happy.


2009/7/26 L.Meilany :
>
>
> Makan2 itu bagian dari jalan menuju hidup yg damai, hati yg tenang
> Makan2 itu bagian dari cara mensyukuri nikmat.
> Betapa syahdunya ketika mencicipi makanan kemudian juga membahas
> gimana cara buatnya, siapakah orang2 yg memasak, bahan2 di tanam oleh siapa?
> Jadi kan tau asal usulnya kenapa dinamakan kue brownies.
> Kenapa donat pada mulanya bolong ditengah? Ini misalnya
> :-)
>
> Ada sekelompok pegawai kantoran, sekolahan yg dulunya satu almamater.
> Setiap bulan selalu ngumpul, bukan arisan tapi makan2.
> Pindah2 lokasinya, pokoknya semua resto/cafe dicoba.
> Ada masakan lobster panggang yg sebesar piring makan disiram dengan keju,
> harganya mencapai 1, 2 juta.
> Sebelum disantap kan dibahas, persis kayak Rachel Ray di tv.
> Makan enak, ber ha-ha-hi-hi, tak lupa bawa obat peremuk lemak.
> Lipitor apa gitu ya namanya.
>
> Makan2 itu adalah bentuk 'ibadah' - kenikmatan yg menyenangkan bagi semua
> pihak.
> Gak akan ada yg rugi. Resto penjual lobster maknyus yg rada machtig [menurut
> saya] juga pasti senang.
> Nelayan yg cari lobster juga bahagia.
> Tuhan pasti juga tersenyum.
> :-)
>
> Salam,
> l.meilany
>
> - Original Message -
> From: Dwi Soegardi
> To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Sent: Wednesday, July 15, 2009 9:48 PM
> Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: RE:Syariat adalah tolok ukur bukan kata
> hati ?
>
> wah tumben Arcon kok "adem-adem" aja, ngga ngajak makan-makan? :-)
>
> lha antum sendiri bagaimana pengalaman pribadinya,
> ketika berjalan di jalan yang benar (berjenggot dan berisbal :-)
> kok bisa berpindah jalan ke jalur makan-makan? :-)
>
> 2009/7/15 Ari Condro :
>> menyenangkan sekali membaca pengalaman pribadi teman teman, sharing
>> yang jujur tentang pencarian makna hidup. kalau nggak di wm, mungkin
>> susah cari tempat yang bisa "jujur" seperti ini.
>>
>> ketenteraman hati memang utama, dan sungguh bersyukur ketika itu
>> selaras dengan jalan agama. serasa berjalan di rel sesuai rambu rambu
>> di buku panduan lalu lintas.
>>
>> jalan agama terkadang bisa berbeda pengertian, ketika kita hidup
>> diantara banyak pilihan dan banyak ragam latar belakang serta
>> pengalaman. keep the spirit to find the truth.
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
> 



-- 
salam,
Ari


Re: [wanita-muslimah] Re: RE:Syariat adalah tolok ukur bukan kata hati ?????????

2009-07-26 Terurut Topik L.Meilany
Makan2 itu bagian dari jalan menuju hidup yg damai, hati yg tenang
Makan2 itu bagian dari cara mensyukuri nikmat.
Betapa syahdunya ketika mencicipi makanan kemudian juga membahas
gimana cara buatnya, siapakah orang2 yg memasak, bahan2 di tanam oleh siapa?
Jadi kan tau asal usulnya kenapa dinamakan kue brownies.
Kenapa donat pada mulanya bolong ditengah? Ini misalnya
:-)

Ada sekelompok pegawai kantoran, sekolahan yg dulunya satu almamater.
Setiap bulan selalu ngumpul, bukan arisan tapi makan2.
Pindah2 lokasinya, pokoknya semua resto/cafe dicoba.
Ada masakan lobster panggang yg sebesar piring makan disiram dengan keju, 
harganya mencapai 1, 2 juta.
Sebelum disantap kan dibahas, persis kayak Rachel Ray di tv. 
Makan enak, ber ha-ha-hi-hi, tak lupa bawa obat peremuk lemak.
Lipitor apa gitu ya namanya.

Makan2 itu adalah bentuk 'ibadah' - kenikmatan yg menyenangkan bagi semua pihak.
Gak akan ada yg rugi. Resto penjual lobster maknyus yg rada machtig [menurut 
saya] juga pasti senang.
Nelayan yg cari lobster juga bahagia.
Tuhan pasti juga tersenyum.
:-)

Salam, 
l.meilany 
  - Original Message - 
  From: Dwi Soegardi 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, July 15, 2009 9:48 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: RE:Syariat adalah tolok ukur bukan kata 
hati ?





  wah tumben Arcon kok "adem-adem" aja, ngga ngajak makan-makan? :-)

  lha antum sendiri bagaimana pengalaman pribadinya,
  ketika berjalan di jalan yang benar (berjenggot dan berisbal :-)
  kok bisa berpindah jalan ke jalur makan-makan? :-)

  2009/7/15 Ari Condro :
  > menyenangkan sekali membaca pengalaman pribadi teman teman, sharing
  > yang jujur tentang pencarian makna hidup.  kalau nggak di wm, mungkin
  > susah cari tempat yang bisa "jujur" seperti ini.
  >
  > ketenteraman hati memang utama, dan sungguh bersyukur ketika itu
  > selaras dengan jalan agama.  serasa berjalan di rel sesuai rambu rambu
  > di buku panduan lalu lintas.
  >
  > jalan agama terkadang bisa berbeda pengertian, ketika kita hidup
  > diantara banyak pilihan dan banyak ragam latar belakang serta
  > pengalaman.  keep the spirit to find the truth.
  >
  >
  >
  >
  >
  >
  >


  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: RE:Syariat adalah tolok ukur bukan kata hati ?????????

2009-07-16 Terurut Topik Ari Condro
jangan ah. ntar malah kayak sai baba.  dianggap heresy

On 7/16/09, Lina Dahlan  wrote:
> Gimana kalo yg dicabut giginya ya? Langsung jadi sufi kale.
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo
>  wrote:
>>
>> masarcon lagi dicabut BlackBerry-nya
>> makanya diem2 melulu :))
>>
>> salam,
>> --
>> wikan
>>
>> 2009/7/16 Ari Condro :
>> >
>> >
>> > bidayatul hidayah dan syarah al hikam,
>> >
>> > mutiara kebijaksanaan di sana yang disampaikan lewat para pencari-Nya
>> > mengingatkan kalau mereka yg sedang "menjaga diri" akan diuji dengan
>> > godaan berupa "rasa lebih, baik lebih bermartabat, lebih mulia
>> > akhlaqnya, lebih islami, lebih dicintai Sang Kekasih, rasa takabur,
>> > uslub".
>> >
>> > 2009/7/15 Dwi Soegardi :
>> >
>> >>
>> >>
>> >> wah tumben Arcon kok "adem-adem" aja, ngga ngajak makan-makan? :-)
>> >>
>> >> lha antum sendiri bagaimana pengalaman pribadinya,
>> >> ketika berjalan di jalan yang benar (berjenggot dan berisbal :-)
>> >> kok bisa berpindah jalan ke jalur makan-makan? :-)
>>
>
>
>


-- 
salam,
Ari


[wanita-muslimah] Re: RE:Syariat adalah tolok ukur bukan kata hati ?????????

2009-07-16 Terurut Topik Lina Dahlan
Gimana kalo yg dicabut giginya ya? Langsung jadi sufi kale.
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo  
wrote:
>
> masarcon lagi dicabut BlackBerry-nya
> makanya diem2 melulu :))
> 
> salam,
> --
> wikan
> 
> 2009/7/16 Ari Condro :
> >
> >
> > bidayatul hidayah dan syarah al hikam,
> >
> > mutiara kebijaksanaan di sana yang disampaikan lewat para pencari-Nya
> > mengingatkan kalau mereka yg sedang "menjaga diri" akan diuji dengan
> > godaan berupa "rasa lebih, baik lebih bermartabat, lebih mulia
> > akhlaqnya, lebih islami, lebih dicintai Sang Kekasih, rasa takabur,
> > uslub".
> >
> > 2009/7/15 Dwi Soegardi :
> >
> >>
> >>
> >> wah tumben Arcon kok "adem-adem" aja, ngga ngajak makan-makan? :-)
> >>
> >> lha antum sendiri bagaimana pengalaman pribadinya,
> >> ketika berjalan di jalan yang benar (berjenggot dan berisbal :-)
> >> kok bisa berpindah jalan ke jalur makan-makan? :-)
>




Re: [wanita-muslimah] Re: RE:Syariat adalah tolok ukur bukan kata hati ?????????

2009-07-15 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
masarcon lagi dicabut BlackBerry-nya
makanya diem2 melulu :))

salam,
--
wikan

2009/7/16 Ari Condro :
>
>
> bidayatul hidayah dan syarah al hikam,
>
> mutiara kebijaksanaan di sana yang disampaikan lewat para pencari-Nya
> mengingatkan kalau mereka yg sedang "menjaga diri" akan diuji dengan
> godaan berupa "rasa lebih, baik lebih bermartabat, lebih mulia
> akhlaqnya, lebih islami, lebih dicintai Sang Kekasih, rasa takabur,
> uslub".
>
> 2009/7/15 Dwi Soegardi :
>
>>
>>
>> wah tumben Arcon kok "adem-adem" aja, ngga ngajak makan-makan? :-)
>>
>> lha antum sendiri bagaimana pengalaman pribadinya,
>> ketika berjalan di jalan yang benar (berjenggot dan berisbal :-)
>> kok bisa berpindah jalan ke jalur makan-makan? :-)


Re: [wanita-muslimah] Re: RE:Syariat adalah tolok ukur bukan kata hati ?????????

2009-07-15 Terurut Topik Ari Condro
bidayatul hidayah dan syarah al hikam,

mutiara kebijaksanaan di sana yang disampaikan lewat para pencari-Nya
mengingatkan kalau mereka yg sedang "menjaga diri" akan diuji dengan
godaan berupa "rasa lebih, baik lebih bermartabat, lebih mulia
akhlaqnya, lebih islami, lebih dicintai Sang Kekasih, rasa takabur,
uslub".





2009/7/15 Dwi Soegardi :
>
>
> wah tumben Arcon kok "adem-adem" aja, ngga ngajak makan-makan? :-)
>
> lha antum sendiri bagaimana pengalaman pribadinya,
> ketika berjalan di jalan yang benar (berjenggot dan berisbal :-)
> kok bisa berpindah jalan ke jalur makan-makan? :-)
>
> 2009/7/15 Ari Condro :
>
>> menyenangkan sekali membaca pengalaman pribadi teman teman, sharing
>> yang jujur tentang pencarian makna hidup.  kalau nggak di wm, mungkin
>> susah cari tempat yang bisa "jujur" seperti ini.
>>
>> ketenteraman hati memang utama, dan sungguh bersyukur ketika itu
>> selaras dengan jalan agama.  serasa berjalan di rel sesuai rambu rambu
>> di buku panduan lalu lintas.
>>
>> jalan agama terkadang bisa berbeda pengertian, ketika kita hidup
>> diantara banyak pilihan dan banyak ragam latar belakang serta
>> pengalaman.  keep the spirit to find the truth.
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
> 



-- 
salam,
Ari


Re: [wanita-muslimah] Re: RE:Syariat adalah tolok ukur bukan kata hati ?????????

2009-07-15 Terurut Topik Ary Setijadi Prihatmanto

Sayangnya, 
orang mengira jalan lurus itu cuman satu, 
Sehingga ketika "mungkin" baru menemukan salah satunya,
yang lain dianggap bukan jalan lurus.

Nggak sadar kalo jalan itu double-decker bahkan multiple-decker, 
ini juga Al-Quran yang bilang.
;-))

Al-Quran bilang tentramnya hati itu indikator zikir, ingat kepada Allah.
eh ada yang bilang, bisa saja tentramnya karena getaran musuh2 Allah
"pingin/nafsu" kok disamakan dengan "hati nurani"

Seseorang yang terbiasa sholat awal waktu, 
suatu ketika, saat azan maghrib di jalan ketemu dengan kecelakaan,
pinginnya (karena muscle memory) ya langsung sholat,
hati nurani bilang, tolong yang kecelakaan, walaupun maghrib pasti lewat...
(walaupun di situ banyak orang, hati nurani akan bilang hal yang sama!!)

Seorang ahli surga seperti seorang Umar ra. itu, alih-alih bangga, 
malah menangis ketika bicara ttg dirinya.
Merasa tidak cukup semua amalnya kecuali karena belas kasihan dan pengampunan 
Allah swt.
Emang kurang hidayah macam apa yang dia terima?
Tentu saja, menangisnya Umar tidak berarti tidak penuh harap atas karunia dan 
pengampunan Allah, 
tapi menangis karena humble...

Menolong itu pada orang yang perlu ditolong.
Ketika orang itu bisa menjelaskan bahwa dirinya tidak perlu ditolong bahkan 
ingin menolong yang lain,
kenapa memaksakan diri menolong?

Just my 2 cents
:-)



  - Original Message - 
  From: Ari Condro 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, July 15, 2009 9:02 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: RE:Syariat adalah tolok ukur bukan kata 
hati ?





  menyenangkan sekali membaca pengalaman pribadi teman teman, sharing
  yang jujur tentang pencarian makna hidup. kalau nggak di wm, mungkin
  susah cari tempat yang bisa "jujur" seperti ini.

  ketenteraman hati memang utama, dan sungguh bersyukur ketika itu
  selaras dengan jalan agama. serasa berjalan di rel sesuai rambu rambu
  di buku panduan lalu lintas.

  jalan agama terkadang bisa berbeda pengertian, ketika kita hidup
  diantara banyak pilihan dan banyak ragam latar belakang serta
  pengalaman. keep the spirit to find the truth.

  2009/7/15 :
  >
  >
  > mau ikutan jawab...boleh ya sahabat *_*
  >
  >> 1. Apakah dalam hati kita ada "rasa" bangga /merasa lebih dari teman -
  > teman yang menyebut juga dirinya muslimah tetapi tidak menggunakan
  > kerudung? Adakah dalam hati kita "rasa" jika kita yang memakai jilbab
  > menjadi
  >> lebih beriman sedangkan yang tidak memakai kerudung adalah wanita yang
  >> kurang beriman ?
  >
  > Jawaban saya : saya "bangga" krna saya sdh di beri hidayah berjilbab
  > dengan caraNya, tapi saya tidak pernah
  > merasa lebih & mempunyai "rasa" jika kita yang memakai jilbab menjadi
  > lebih beriman sedangkan yang tidak memakai kerudung adalah wanita yang
  > kurang beriman daripada teman2 yang menyebut juga dirinya muslimah tetapi
  > tidak menggunakan kerudung, tapi saya malah mensupport & mencoba membantu
  > mereka menemukan hidayahNya dengan sama2 belajar, krna saya pun masih
  > belajar, bagaimana saya bisa merasa lebih beriman, kalo teman2 yang belum
  > berjilbab justru lebih tau banyak tentang islam daripada saya.
  >
  > 2. Adakah dalam hati kita "rasa" jika kita yang memakai jilbab menjadi
  > lebih beriman sedangkan yang tidak memakai kerudung adalah wanita yang
  > kurang beriman ?
  >
  > Jawaban saya : saya tidak mempunyai "rasa" jika kita yang memakai jilbab
  > menjadi lebih beriman sedangkan yang tidak memakai kerudung adalah wanita
  > yang kurang beriman daripada teman2 yang menyebut juga dirinya muslimah
  > tetapi tidak menggunakan kerudung, tapi saya malah mensupport & mencoba
  > membantu mereka menemukan hidayahNya dengan sama2 belajar, krna saya pun
  > masih belajar, bagaimana saya merasa lebih beriman, kalo teman2 yang belum
  > berjilbab justru lebih tau banyak daripada saya.
  >
  > 3. Adakah perasaan dalam diri anda jika yang berbicara tentang Islam atau
  > sebuah kebenaran adalah wanita yang tidak berkerudung berarti tidak benar,
  > karena keimananya masih diragukan?
  >
  > Jawaban saya : tidak sama sekali krna saya pun masih belajar, bagaimana
  > saya merasa lebih benar, kalo teman2 yang belum berjilbab bahkan lebih tau
  > banyak daripada saya (cuma mereka belum mendapat kan hidayahNya aza
  > utk berjilbab)
  >
  > 4. Adakah perasaan di dalam hati kita jika kita memakai kerudung kita
  > lebih baik dan lebih benar dalam melaksanakan atau menjalankan agama ?
  >
  > Jawaban saya : tidak sama sekali krna saya pun masih belajar, bagaimana
  > saya bisa merasa lebih benar
  >
  > 5. Adakah wanita yang menggunakan kerudung naik haji dengan uang "korupsi"
  > ? adakah wanita yang berkerudung suka membicara

Re: [wanita-muslimah] Re: RE:Syariat adalah tolok ukur bukan kata hati ?????????

2009-07-15 Terurut Topik Dwi Soegardi
wah tumben Arcon kok "adem-adem" aja, ngga ngajak makan-makan? :-)

lha antum sendiri bagaimana pengalaman pribadinya,
ketika berjalan di jalan yang benar (berjenggot dan berisbal :-)
kok bisa berpindah jalan ke jalur makan-makan? :-)


2009/7/15 Ari Condro :
> menyenangkan sekali membaca pengalaman pribadi teman teman, sharing
> yang jujur tentang pencarian makna hidup.  kalau nggak di wm, mungkin
> susah cari tempat yang bisa "jujur" seperti ini.
>
> ketenteraman hati memang utama, dan sungguh bersyukur ketika itu
> selaras dengan jalan agama.  serasa berjalan di rel sesuai rambu rambu
> di buku panduan lalu lintas.
>
> jalan agama terkadang bisa berbeda pengertian, ketika kita hidup
> diantara banyak pilihan dan banyak ragam latar belakang serta
> pengalaman.  keep the spirit to find the truth.
>
>
>
>
>
>
>


Re: [wanita-muslimah] Re: RE:Syariat adalah tolok ukur bukan kata hati ?????????

2009-07-15 Terurut Topik Ari Condro
menyenangkan sekali membaca pengalaman pribadi teman teman, sharing
yang jujur tentang pencarian makna hidup.  kalau nggak di wm, mungkin
susah cari tempat yang bisa "jujur" seperti ini.

ketenteraman hati memang utama, dan sungguh bersyukur ketika itu
selaras dengan jalan agama.  serasa berjalan di rel sesuai rambu rambu
di buku panduan lalu lintas.

jalan agama terkadang bisa berbeda pengertian, ketika kita hidup
diantara banyak pilihan dan banyak ragam latar belakang serta
pengalaman.  keep the spirit to find the truth.







2009/7/15  :
>
>
> mau ikutan jawab...boleh ya sahabat *_*
>
>> 1. Apakah dalam hati kita ada "rasa" bangga /merasa lebih dari teman -
> teman yang menyebut juga dirinya muslimah tetapi tidak menggunakan
> kerudung? Adakah dalam hati kita "rasa" jika kita yang memakai jilbab
> menjadi
>> lebih beriman sedangkan yang tidak memakai kerudung adalah wanita yang
>> kurang beriman ?
>
> Jawaban saya : saya "bangga" krna saya sdh di beri hidayah berjilbab
> dengan caraNya, tapi saya tidak pernah
> merasa lebih & mempunyai "rasa" jika kita yang memakai jilbab menjadi
> lebih beriman sedangkan yang tidak memakai kerudung adalah wanita yang
> kurang beriman daripada teman2 yang menyebut juga dirinya muslimah tetapi
> tidak menggunakan kerudung, tapi saya malah mensupport & mencoba membantu
> mereka menemukan hidayahNya dengan sama2 belajar, krna saya pun masih
> belajar, bagaimana saya bisa merasa lebih beriman, kalo teman2 yang belum
> berjilbab justru lebih tau banyak tentang islam daripada saya.
>
> 2. Adakah dalam hati kita "rasa" jika kita yang memakai jilbab menjadi
> lebih beriman sedangkan yang tidak memakai kerudung adalah wanita yang
> kurang beriman ?
>
> Jawaban saya : saya tidak mempunyai "rasa" jika kita yang memakai jilbab
> menjadi lebih beriman sedangkan yang tidak memakai kerudung adalah wanita
> yang kurang beriman daripada teman2 yang menyebut juga dirinya muslimah
> tetapi tidak menggunakan kerudung, tapi saya malah mensupport & mencoba
> membantu mereka menemukan hidayahNya dengan sama2 belajar, krna saya pun
> masih belajar, bagaimana saya merasa lebih beriman, kalo teman2 yang belum
> berjilbab justru lebih tau banyak daripada saya.
>
> 3. Adakah perasaan dalam diri anda jika yang berbicara tentang Islam atau
> sebuah kebenaran adalah wanita yang tidak berkerudung berarti tidak benar,
> karena keimananya masih diragukan?
>
> Jawaban saya : tidak sama sekali krna saya pun masih belajar, bagaimana
> saya merasa lebih benar, kalo teman2 yang belum berjilbab bahkan lebih tau
> banyak daripada saya (cuma mereka belum mendapat kan hidayahNya aza
> utk berjilbab)
>
> 4. Adakah perasaan di dalam hati kita jika kita memakai kerudung kita
> lebih baik dan lebih benar dalam melaksanakan atau menjalankan agama ?
>
> Jawaban saya : tidak sama sekali krna saya pun masih belajar, bagaimana
> saya bisa merasa lebih benar
>
> 5. Adakah wanita yang menggunakan kerudung naik haji dengan uang "korupsi"
> ? adakah wanita yang berkerudung suka membicarakan keburukan wanita lain
> lebih seru lagi kalau yang dibicarakan wanita tersebut tidak pakai
> kerudung? adakah wanita yang berkerudung membuang sampah sembarangan?
>
> Jawaban saya : ada banget, krna Jilbab tidak bisa jadi ukuran keislaman &
> iman seseorang, krna ada alasan muslimah yang berjilbab hanya ikut2n krna
> sedang trend, di suruh ortu (ada keterpaksaan),berada dilingkungan
> berjilbab, dll. Semua kembali ke pribadi masing2.
>
> Jika kita mau jujur dengan hati kita, 'rasa' yang terlintas dalam diri
> kita itu datangnya dari mana ? dan disebut apa?
>
> Jawaban saya : dari fikiran, kemudian hati nurani yang mengolah benar/
> salah "rasa" itu, di sebut apa ya?? mungkin
> kata hati (maaf kalo salah)
>
> Pertanyaan lain yang ingin saya sampaikan disini adalah: Apakah indikator
> dari 'orang' yang bisa kita percaya untuk menjadi guru dalam mencari
> kebenaran bukan pembenaran tsb?
> Sedangkan setahu saya kita manusia sudah memiliki "SANG GURU SEJATI".
>
> Jawaban saya : buat saya guru dalam mencari kebenaran adalah seseorang
> yang bisa menjawab keragu2an saya dalam melaksanakan syariat islam sehari2
> dengan menunjukan dalil2nya (sesuai dengan yang tercantum dalam Al Qur'an
> & Al Hadist) & utk saya "sang guru sejati" hanyalah Allah SWT & Al Qur'an.
>
> "Lina Dahlan" 
> Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> 07/15/2009 03:02 PM
> Please respond to
> wanita-muslimah@yahoogroups.com
>
> To
> wanita-muslimah@yahoogroups.com
> cc
>
> Subject
> [wanita-muslimah] Re: RE:Syariat adalah tolok

Re: [wanita-muslimah] Re: RE:Syariat adalah tolok ukur bukan kata hati ?????????

2009-07-15 Terurut Topik YULIA
mau ikutan jawab...boleh ya sahabat *_*

> 1. Apakah dalam hati kita  ada "rasa" bangga /merasa lebih dari teman - 
teman yang menyebut juga dirinya muslimah tetapi tidak menggunakan 
kerudung? Adakah dalam hati kita "rasa" jika kita yang memakai jilbab 
menjadi
> lebih beriman sedangkan yang tidak memakai kerudung adalah wanita yang
> kurang beriman ?

Jawaban saya : saya "bangga" krna saya sdh di beri hidayah berjilbab 
dengan caraNya, tapi saya tidak pernah
merasa lebih & mempunyai "rasa" jika kita yang memakai jilbab menjadi 
lebih beriman sedangkan yang tidak memakai kerudung adalah wanita yang 
kurang beriman daripada teman2 yang menyebut juga dirinya muslimah tetapi 
tidak menggunakan kerudung, tapi saya malah mensupport & mencoba membantu 
mereka menemukan hidayahNya dengan sama2 belajar, krna saya pun masih 
belajar, bagaimana saya bisa merasa lebih beriman, kalo teman2 yang belum 
berjilbab justru lebih tau banyak tentang islam daripada saya.

2. Adakah dalam hati kita "rasa" jika kita yang memakai jilbab menjadi 
lebih beriman sedangkan yang tidak memakai kerudung adalah wanita yang 
kurang beriman ?

Jawaban saya : saya tidak mempunyai "rasa" jika kita yang memakai jilbab 
menjadi lebih beriman sedangkan yang tidak memakai kerudung adalah wanita 
yang kurang beriman daripada teman2 yang menyebut juga dirinya muslimah 
tetapi tidak menggunakan kerudung, tapi saya malah mensupport & mencoba 
membantu mereka menemukan hidayahNya dengan sama2 belajar, krna saya pun 
masih belajar, bagaimana saya merasa lebih beriman, kalo teman2 yang belum 
berjilbab justru lebih tau banyak daripada saya.

3. Adakah perasaan dalam diri anda jika yang berbicara tentang Islam atau 
sebuah kebenaran adalah wanita yang tidak berkerudung berarti tidak benar, 
karena keimananya masih diragukan?

Jawaban saya : tidak sama sekali krna saya pun masih belajar, bagaimana 
saya merasa lebih benar, kalo teman2 yang belum berjilbab bahkan lebih tau 
banyak daripada saya (cuma mereka belum mendapat kan hidayahNya aza
utk berjilbab)

4. Adakah perasaan di dalam hati kita jika kita memakai kerudung kita 
lebih baik dan lebih benar dalam melaksanakan atau menjalankan agama ?

Jawaban saya : tidak sama sekali krna saya pun masih belajar, bagaimana 
saya bisa merasa lebih benar

5. Adakah wanita yang menggunakan kerudung naik haji dengan uang "korupsi" 
? adakah wanita yang berkerudung suka membicarakan  keburukan wanita lain 
lebih seru lagi kalau yang dibicarakan wanita tersebut tidak pakai 
kerudung? adakah wanita yang berkerudung membuang sampah sembarangan?

Jawaban saya : ada banget, krna Jilbab tidak bisa jadi ukuran keislaman & 
iman seseorang, krna ada alasan muslimah yang berjilbab hanya ikut2n krna 
sedang trend, di suruh ortu (ada keterpaksaan),berada dilingkungan 
berjilbab, dll. Semua kembali ke pribadi masing2.

Jika kita mau jujur dengan hati kita, 'rasa' yang terlintas dalam diri 
kita itu datangnya dari mana ? dan disebut apa?

Jawaban saya : dari fikiran, kemudian hati nurani yang mengolah benar/ 
salah "rasa" itu, di sebut apa ya?? mungkin
kata hati (maaf kalo salah)

Pertanyaan lain yang  ingin saya sampaikan disini adalah: Apakah indikator 
dari 'orang' yang bisa kita percaya untuk menjadi guru dalam mencari 
kebenaran bukan pembenaran tsb?
Sedangkan setahu saya kita manusia  sudah memiliki "SANG GURU SEJATI".

Jawaban saya : buat saya guru dalam mencari kebenaran adalah seseorang 
yang bisa menjawab keragu2an saya dalam melaksanakan syariat islam sehari2 
dengan menunjukan dalil2nya (sesuai dengan yang tercantum dalam Al Qur'an 
& Al Hadist) & utk saya "sang guru sejati" hanyalah Allah SWT & Al Qur'an.






"Lina Dahlan"  
Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
07/15/2009 03:02 PM
Please respond to
wanita-muslimah@yahoogroups.com


To
wanita-muslimah@yahoogroups.com
cc

Subject
[wanita-muslimah] Re: RE:Syariat adalah tolok ukur bukan kata hati 
?








--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Rahma Yanti  wrote:
>
> 
> > Untuk diri saya dan semua teman - teman di WM, mohon pertanyaan 
dibawah ini ditanyakan kepada hati nurani anda semua dan  dijawab dengan 
jujur.
> 
> 1. Apakah dalam hati kita  ada "rasa" bangga /merasa lebih dari teman - 
teman yang menyebut juga dirinya muslimah tetapi tidak menggunakan 
kerudung? Adakah dalam hati kita "rasa" jika kita yang memakai jilbab 
menjadi
> lebih beriman sedangkan yang tidak memakai kerudung adalah wanita yang
> kurang beriman ?

Lina: Gak!
> 
> 2. Adakah dalam hati kita "rasa" jika kita yang memakai jilbab menjadi 
lebih beriman sedangkan yang tidak memakai kerudung adalah wanita yang 
kurang beriman ?

Lina: Gak! (ini sama aja ya ama No. 1, double kali ya)
> 
> 3. Adakah perasaan dalam diri anda jika yang berbic

[wanita-muslimah] Re: RE:Syariat adalah tolok ukur bukan kata hati ?????????

2009-07-15 Terurut Topik Lina Dahlan
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Rahma Yanti  wrote:
>
> 
> > Untuk diri saya dan semua teman - teman di WM, mohon pertanyaan dibawah ini 
> > ditanyakan kepada hati nurani anda semua dan  dijawab dengan jujur.
> 
> 1. Apakah dalam hati kita  ada "rasa" bangga /merasa lebih dari teman - teman 
> yang menyebut juga dirinya muslimah tetapi tidak menggunakan kerudung? Adakah 
> dalam hati kita "rasa" jika kita yang memakai jilbab menjadi
> lebih beriman sedangkan yang tidak memakai kerudung adalah wanita yang
> kurang beriman ?

Lina: Gak!
> 
> 2. Adakah dalam hati kita "rasa" jika kita yang memakai jilbab menjadi lebih 
> beriman sedangkan yang tidak memakai kerudung adalah wanita yang kurang 
> beriman ?

Lina: Gak! (ini sama aja ya ama No. 1, double kali ya)
> 
> 3. Adakah perasaan dalam diri anda jika yang berbicara tentang Islam atau 
> sebuah kebenaran adalah wanita yang tidak berkerudung berarti tidak benar, 
> karena keimananya masih diragukan?

Lina: Gak!
> 
> 4. Adakah perasaan di dalam hati kita jika kita memakai kerudung kita lebih 
> baik dan lebih benar dalam melaksanakan atau menjalankan agama ?

Lina: Gak!
> 
> 5. Adakah wanita yang menggunakan kerudung naik haji dengan uang "korupsi" ? 
> adakah wanita yang berkerudung suka membicarakan  keburukan wanita lain lebih 
> seru lagi kalau yang dibicarakan wanita tersebut tidak pakai kerudung? adakah 
> wanita yang berkerudung membuang sampah sembarangan?

Lina: Ada.
> 
> Jika kita mau jujur dengan hati kita, 'rasa' yang terlintas dalam diri kita 
> itu datangnya dari mana ? dan disebut apa?

Lina: Dari Otak dan hati! Disebut: 'lintasan awal'. (he..he..pake tanda kutip 
juga, gak menjawab ye?)
> 
> Pertanyaan lain yang  ingin saya sampaikan disini adalah: Apakah indikator 
> dari 'orang' yang bisa kita percaya untuk menjadi guru dalam mencari 
> kebenaran bukan pembenaran tsb?
> Sedangkan setahu saya kita manusia  sudah memiliki "SANG GURU SEJATI".

Lina: Cari tau latar belakang who or what 'orang' tsb. Susah kalo mo menjadikan 
SANG GURU SEJATI jadi indikator...:-)
> 
> Wasalam dan terimakasih
> R.Yanti