Re: [wanita-muslimah] Fatwa Melarang Perempuan Bekerja Malam Melanggar HAM.

2006-03-03 Terurut Topik kila4tb1roe
Kenapa pula kerajaan Saba yang di pimpin Ratu Balqis sebelum diketahui
oleh Nabi Sulaiman dalam keadaan subur dan makmur, gemah ripah loh
jinawai??? Seperti case seperti harus jadi renungan buat pada
pengusung SI, agar tidak keblinger dalam menetapkan aturan/keputusan.

Ironis juga kalau apa yang di katakan sebagai SI ternyata membawa
ketidak adilan, kesengsaraan dan juga penindasan terhadap sebagian rakyat?



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Hari Jum'at tiba lagi. Kesempatan duduk di depan PC-nya Abah. Ini
ana kirim dari file lama Abah ttg ayat (34:15).
 Wassalam
 Muammar Qaddhafi
 
 MQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQQ
 
 BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM
 http://www.bismillah.co.nr
 WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
 [Kolom Tetap Harian Fajar]
 330. Baldatun Thayyibah, Wa Rabbun Ghafuwr
 
 Salah satu kegembiraan waktu saya masih kanak-kanak ialah
berlomba dengan anak-anak lain mendapatkan buah kelapa yang jatuh
kedengaran bunyinya berdebum di tanah. Menurut adat yang diadatkan,
buah kelapa yang jatuh dengan sendirinya dari pohonnya bukan lagi
menjadi milik yang empunya pohon kelapa.
 
 Terkadang kami anak-anak kecewa juga setelah mendapatkan bahwa
kelapa yang jatuh itu adalah kalongkong (saya tidak tahu bahasa
Indonesianya).Kalongkong adalah buah kelapa yang tidak dapat menjadi
ranum karena dilubangi dan dimakan isinya oleh tupai. Mengenai hal
tupai binatang penggerek pemakan isi kelapa ini, silakan baca tulisan
Fuad Rumi dalam kolomnya pada tanggal 10 Juli 1998 yang berjudul:
Sepandai-pandai tupai melompat tetap tupai.
 
 Kata kalongkong ini menempatkan diri dalam sebuah syair yang
menggambarkan secara metaphoris suatu negeri yang disebutkan dalam Al
Quran:
 
 Baldatun Thayyibah, Wa Rabbun Ghafuwr (S. Saba-, 34:15), negeri
yang makmur aman sentosa yang mendapatkan maghfirah dari Yang Maha
Pemelihara.
 
 Demkian bunyi syair seperti di bawah ini:
 
 Putabangung butta baji'
 Butta pa'dingin-dingingang
 Manna kalongkong,
 tu'guru' mattimbongaseng
 
 Putabangung negeri makmur
 Negeri rakyat bersejuk-sejuk
 Kalongkong yang jatuh,
 segera tumbuh dengan subur
 
 Putabangung adalah sebuah kerajaan dahulukala di pulau Selayar,
yang dalam lontaraq dituliskan bahwa kerajaan ini didirikan oleh
Tanridioq, anak-tengah Sawerigading, adik dari I Lagaligo. Kerajaan
Putabangung ini mempunyai gaukang (atribut kerajaan) yang dibawa oleh
Tanridioq berupa sebuah gong (nekara) perunggu, benda pra-sejarah.
Nekara yang terbesar di dunia ini sekarang dipajang di Matalalang,
Kecamatan Bontoharu, Kabupaten Selayar, untuk obyek pariwisata budaya.
Pasangan nekara ini ada di Thailand, ukurannya sedikit lebih kecil
dari yang di Selayar. Yang di Selayar itu konon jantan dan yang di
Thailand itu betina. Lontaraq Putabangung itu dituliskan dalam dua
macam aksara, yaitu lontaraq biasa (dari Daeng Pammatte, yang mirip
dengan aksara Batak dan Lampung) dan lontaraq jangang-jangang, yang
mirip dengan huruf Thailand. Lontaraq Putabangung ini
 ada foto-kopinya dalam perpustakaan pribadi saya, sayangnya dipinjam
oleh Drs H.M.Tjadi Aman dan hilang waktu ia pindah rumah.
 
 ***
 
 Untuk mencapai Baldatun Thayyibah, Wa Rabbun Ghafuwr, jangan
sampai terulang blunder (kesalahan besar, menentang Firman Allah)
seperti yang telah dilakukan oleh peletak dasar strategi pembangunan
di zaman Orde Baru yang diotaki oleh para pakar penganut madzhab
Berkeley, yaitu pelaku ekonomi berat ke atas, kedaulatan ekonomi hanya
dalam tangan para konglomerat, sebagai konsekwensi strategi akselerasi
modernisasi. Dalam Seri 327 yang berjudul: Madzhab Berkeley yang
Bertanggung Jawab Secara Intelektual atas Terpuruknya Perekonomian
Kita, telah dibahas bahwa blunder strategi
 pembangunan akselerasi modernisasi tersebut ialah menentang Firman
Allah:
 
 Kay Laa Yauwna Duwlatan Bayna lAghniyaai Minkum (S. AL Hasyr,
59:7), supaya kedaulatan (ekonomi) itu jangan (beredar) di antara
orang-orang kaya di antara kamu.
 
 Dalam pembangunan industri menyikapi penanaman modal asing yang
akan datang patut mendapat perhatian mengenai perimbangan secara
proporsional antara industri yang padat modal dengan yang padat karya.
Termasuk industri padat karya ialah industri hasil pertanian dan
holtikultura (agrobased industries). Dengan demikian industri kecil
(small scale industries)
 diperbanyak. Industri besar yang berteknologi canggih diarahkan pada
industri bersih (clean industries), seperti misalnya industri
transportasi, komunikasi (elektronika), industri menengah seperti
tekstil. Ini untuk meredam peningkatan pencemaran. Untuk itu industri
kimia harus dibatasi hanya pada industri pengilangan minyak bumi.
 
 Kebakaran hutan baru-baru ini adalah peringatan dari Allah SWT
supaya berhati-hati main kayu, dalam arti yang sebenarnya dan dalam
arti yang metaphoris. Demikianlah industri kayu harus dibatasi hanya
pada hutan tanaman industri untuk memelihara hutan 

Re: [wanita-muslimah] Fatwa Melarang Perempuan Bekerja Malam Melanggar HAM.

2006-02-22 Terurut Topik raiyabilly
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Pak Eko, jika sang istri berkerja di malam hari, bagaimana jika 
suaminya  membutuhkan? Atau siapa yang akan menemani anak untuk 
tidur? Bukankah anak  itu secara fitrahnya dekat dengan si ibu?

Wida Kesuma:
 
 Berkerja memang hak setiap orang, termasuk wanita. Tetapi kenapa 
harus  berkerja di malam hari? Masalah keamanan bisa menjadi 
pertimbangan  suami-istri. Tetapi rasanya banyak hal lain yang harus 
seorang istri dan  ibu pertimbangkan sebelum memutuskan untuk 
berkerja di malam hari.  Terutama menyangkut statusnya sebagai 
seorang istri dan ibu.
 
 Salam,

Suraiya:
Ikut nimbrung nih...

Cuma menunjukkan situasi hari-hari yang terjadi di Aceh. Seorang ibu2 
jualan nasi goreng dimalam hari di gerobak kecil yang diletakkan di 
depan toko-toko yang berjejer. Saya tidak tahu apakah  alasannya 
bekerja dimalam hari, juga tidak tahu apakah si Ibu masih punya 
suami. Karena kepanasan dan alasan praktis dia memakai penutup kepala 
seperti topi (di Aceh bilangnya Songkok), soal pake kudung gede dia 
kesulitan menggoreng nasi. Mobil patroli WH (polisi syariah) lewat. 
Si Ibu diangkut pake mobil patroli, di permalukan/diejek orang 
sepanjang jalan. Seolah-olah penjahat besar. Kesalahannya? Karena 
kepalanya tidak ditutup kudung besar... dan hilanglah kesempatan 
mencari nafkah satu malam (biasanya mereka jualan nasi goreng dari 
pukul 17.30 s.d 22.00 malam). alau fatwa ini diberlakukan, si Ibu 
kehilangan lahan pekerjaannya, bukan hanya untuk semalam.

Tadi kami mendiskusikan soal larangan fatwa tersebut. Seorang peserta 
diskusi (anggota DPRD perempuan)mengeluh, khawatir terhadap penerapan 
fatwa tersebut. soalnya sehari-hari dia bekerja siang hari. Tetapi 
ada masa-masa persiapan rancangan budget, membuat draf qanun (perda) 
sidang bisa sampai jam 2 malam. Dia khawatir, fatwa itu akan membuat 
kesempatannya rapat dimalam hari semakin terbatas. Padahal anggota 
DPRD perempuan sangat terbatas, dan banyak anggota DPRD yang tidak 
sensitif gender. Boro-boro buat UU yang berkeadilan gender, ingat 
kepentingan perempuan aja pas lihat istri di rumah (kata teman saya).

Masih banyak contoh lain, dimana dalam situasi tertentu perempuan 
harus kerja dimalam hari. Seandainya bisa memilih tentu saja mereka 
lebih senang berada di rumah, tidur, santai atau apapun namanya. Tapi 
terkadang kehidupan begitu keras, membuat perempuan harus bekerja 
malam. 

Di kampung saya, yang sistim sawahnya tadah hujan, ada masa dimana 
banyak perempuan bersawah di malam hari setelah sepanjang hari 
bekerja. Alasannya adalah untuk mengejar waktu, jangan sampai sawah 
mengering, tapi padi belum sepenuhnya di tanam.

Baru-baru ini, dalam proses pembuat RUU Pemerintah Aceh, dari sekian 
belas tim ahli cuma satu perempuan. Kalo dia engga hadir, banyak 
aspek kepentingan perempuan hilang. jadi Dia memilih untuk selalu 
hadir.. rapat dimulai jam 9 pagi sampe sore. Malam mereka melanjutkan 
lagi, terkadang mereka sampai jam 3 malam, pernah pulang jam 7 pagi 
(menjelang hari-hari terakhir penyelesaian RUU).padahal itu dalam 
kondisi ramadahan. Kalo engga ingat banyak kepentingan perempuan yang 
harus dia perjuangkan, dia bilang lebih enak duduk manis di rumah.

Ini cuma beberapa contoh aja Mas/Mbak wida.

peace,
Suraiya





 
 
 Eko Bambang Subiyantoro [EMAIL PROTECTED] 
 Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 02/22/2006 09:03 AM
 Please respond to
 wanita-muslimah@yahoogroups.com
 
 
 To
 jano ko wanita-muslimah@yahoogroups.com
 cc
 
 Subject
 Re[2]: [wanita-muslimah] Fatwa Melarang Perempuan Bekerja Malam 
Melanggar 
 HAM.
 
 
 
 
 
 
 rekan jano ko,
 Satu tawaran diskusi yang menarik. Prinsip dasar yang ditawarkan 
oleh 
 Al-Quran adalah prinsip-prinsip hak
 asasi manusia (HAM). Al-Quran sangat menjunjung tinggi nilai-nilai
 kemanusian, saling menghormati, toleransi, tidak diskriminatif, anti
 kekerasan dan cinta damai. Tentu saja, sebagai umat Islam saya 
sangat
 menjunjung tinggi Al-Quran sebagai prinsip dasar dalam hidup saya,
 karena saya meyakini di Al-Quran sangat menjunjung tinggi HAM.
 
 Dalam konteks ini maka, persoalannya bukan HAM atau Al-Quran yang
 dipertanyakan, namun bagaimana implementasi Al-Quran dalam suatu 
tatanan
 sosial masyarakat ini yang patur kita diskusikan. Menurut saya ini 
penting 
 diperhatikan, karena akan
 ada proses yang namanya tafsiran. Sejauhmana tafsiran itu benar-
benar
 mendekati nilai-nilai Al-Quran dan siapa yang paling berhak 
melakukan
 tafsiran atas Al-Quran, itu yang menjadi masalahnya. Dalam proses
 tafsiran itulah, pemaknaan atas kemanusian, cinta damai, tidak
 diskriminatif, toleransi menjadi satu taruhannya. Ketika para 
penafsir
 itu adalah pihak-pihak yang anti toleransi, diskriminatif, pro
 kekerasan, maka kemuliaan Al-Quran pada akhirnya disalahtafsirkan.
 Ketika para ulama ini melarang perempuan bekerja malam hari
 pertanyaannya adalah apakah dalam Al-Quran memang ada larangan untuk
 perempuan bekerja malam hari?. Pada 

Re: [wanita-muslimah] Fatwa Melarang Perempuan Bekerja Malam Melanggar HAM.

2006-02-22 Terurut Topik Aisha
Pak Wida,
Dalam satu komunitas jangan membayangkan bahwa semua orang itu hidup layak,
dalam arti suami yang bekerja itu bisa mencukupi semua kebutuhan - minimal
basic needs (papan, sandang, pangan - ada tempat tinggal, makanan, pakaian,
lebih jauh lagi ada untuk biaya sekolah, kesehatan, dll).  Jadi tanpa istri
harus bekerja, keluarga hidup layak.

Dalam realitasnya, ada single parent seperti janda (karena suaminya
meninggal tanpa harta atau suaminya meninggalkan atau cerai dan tidak
mengirim biaya hidup untuk anak2nya). Tentu saja janda2 yang harus mencari
uang sendiri ini maunya dapat kerjaan siang yang gajinya besar. Tapi jika
ternyata yang tersedia itu hanya pekerjaan buruh rendah di pabrik yang ada
shift malamnya bagaimana? Tidak semua ibu2 janda itu pendidikannya tinggi -
terpaksa mereka harus bekerja malam kan? Di RS misalnya dokternya (dokter
perempuan) mungkin hanya sesekali kerja malam, tapi perawat perempuan saya
lihat lebih banyak giliran kerja malamnya dibanding dokternya.

Kasus lainnya, para suami yang diPHK tanpa pesangon, anak istrinya kan perlu
makan sekolah, dll.  Maka istrinya yang turun tangan bekerja untuk
kelangsungan hidup keluarga, jika .. lagi2 yang tersedia itu pekerjaan yang
harus dilakukan malam, bagaimana mereka menghindari hal ini? Mereka terpaksa
kerja malam karena tidak ada pilihan.  Kabarnya untuk pabrik2 tertentu,
pengelola pabrik lebih senang buruh wanita  anak2 karena katanya wanita
lebih rajin, lebih teliti dan banyak yang mau dikasih upah lebih rendah.
Yang seperti ini kan menjadikan kondisi lebih sulit bagi laki2 untuk
bekerja.

Sebenarnya kerja malam ini untuk laki2 dan perempuan berat lho, kalau bisa
kan semuanya ingin bekerja siang karena malam itu waktunya untuk
mengistirahatkan tubuh.  Sayangnya bagi sekelompok orang yang tidak bisa
memilih sementara kehidupan terus berlangsung dengan berbagai kebutuhan
mendesak, maka selalu ada orang (laki2  wanita) yang TERPAKSA bekerja
malam.  Bagi wanita2 itu, kegiatan menemani anak2 atau tidur lelap di
samping suami adalah satu kemewahan.

Itu kenyataan hidup bagi sebagian orang2 yang kurang beruntung, bagi
kelompok ini akan sangat mengherankan jika ada pertanyaan - bagaimana jika
suaminya membutuhkan? kenyataannya ada suami2 yang tidak bekerja (entah
karena malas, karena terpaksa di PHK, dll) sementara kebutuhan perut dan
lain2nya di keluarga itu tidak bisa menunggu.

Bukan hanya malam saja anak butuh ditemani ibunya, siang juga, kan ibu itu
pendidik pertama dan utama bagi anak2nya - apalagi anak2 yang masih kecil.
Tapi lagi2 - jika para suami tidak bekerja atau kalaupun bekerja, nafkahnya
tidak cukup - bahkan untuk sekedar makan saja (buktinya banyak yang kena
busung lapar kan atau makan nasi aking - nasi yang terbuat dari nasi bekas
yang dikeringkan dan dimasak lagi) tidak cukup. Mau tidak mau, terpaksa ada
ibu2 yang meninggalkan anak2nya entah itu siang atau malam, untuk bekerja.

salam
Aisha
--
From: [EMAIL PROTECTED]
 Pak Eko, jika sang istri berkerja di malam hari, bagaimana jika suaminya
 membutuhkan? Atau siapa yang akan menemani anak untuk tidur? Bukankah anak
 itu secara fitrahnya dekat dengan si ibu?

 Berkerja memang hak setiap orang, termasuk wanita. Tetapi kenapa harus
 berkerja di malam hari? Masalah keamanan bisa menjadi pertimbangan
 suami-istri. Tetapi rasanya banyak hal lain yang harus seorang istri dan
 ibu pertimbangkan sebelum memutuskan untuk berkerja di malam hari.
 Terutama menyangkut statusnya sebagai seorang istri dan ibu.

Send instant messages to your online friends http://asia.messenger.yahoo.com 


 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
~- 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [wanita-muslimah] Fatwa Melarang Perempuan Bekerja Malam Melanggar HAM.

2006-02-22 Terurut Topik Ari Condro
Karena feminis radikal di salahkan, ada baiknya kita buka buku ttg what is
feminist radical 

btw, kalo feminis radikal di salahkan berarti feminis yang lain bener dong
.. jadi gak masalah ?


salam,
Ari Condro

Radical feminism
From Wikipedia, the free encyclopedia
Jump to: navigation, search
Radical (from Latin radix, radic-, root) in radical feminism is used as an
adjective meaning the root; radical feminists locate the root cause of
women's oppression in patriarchal gender relations, as opposed to legal
systems (liberal feminism) or class conflict (socialist feminism). Radical
feminism is a branch of feminism that views women's oppression (or
patriarchy) as the basic evil upon which human relationships in society are
arranged. It seeks to challenge this arrangement by rejecting standard
gender roles and male oppression. Militant feminism is a pejorative term
which is often associated (usually by detractors) with radical feminism.

  Contents
  [hide]
a.. 1 Radical feminist theory and ideology
b.. 2 Radical Feminist Movement
  a.. 2.1 Roots of radical feminist movement
  b.. 2.2 Social organisation and aims in the US and Australia
c.. 3 Radical feminism and Marxism
d.. 4 References
e.. 5 See also
f.. 6 External links



[edit]
Radical feminist theory and ideology
Radical feminists in Western society believe that their society is an
oppressive patriarchy that primarily oppresses women. Radical feminists seek
to abolish this patriarchy. They also believe that the way to deal with
patriarchy and oppression of all kinds is to attack the underlying causes of
these problems and address the fundamental components of society that
support them.

Patriarchal theory is not always as single sided as the belief that all men
always benefit from the oppression of all women. Patriarchal theory
maintains that the primary element of patriarchy is a relationship of
dominance, where one party (commonly males) is dominant and exploits the
other party (generally women) for his own benefit. Patriarchal theory notes
that dominant men use violent hierarchical social power to control
non-dominant men as well as women. Overall, Radical feminists believe that
eliminating patriarchy, and other systems which perpetuate the domination of
one group over another, will liberate everyone, from an unjust society.

While Radical feminism posits that the root cause of all other inequalities
is the oppression of women, some Radical feminists acknowledge the
simultaneity or intersectionality of different types of oppression which may
include, but are not limited to the following: gender, race, class,
perceived attractiveness, sexuality, ability, whilst still affirming the
recognition of patriarchy. [1] See also sex-positive feminism for a
sex-positive feminist critique (though sex-positive feminism is often held
up in contrast with radical feminism).

[edit]
Radical Feminist Movement
[edit]
Roots of radical feminist movement
Radical feminism emerged in the late 1960s simultaneously within liberal
feminist and working class feminist discussions. In the United States it
developed as a response to some of the failings of both the New Left and the
liberal feminist National Organization For Women. Initially mainly
concentrated in big cities like New York, Chicago, and Boston, radical
feminist groups spread across the country rapidly from 1968 to 1972.

In the United Kingdom feminism developed out of discussions within community
based radical womens' organisations and discussions by women within the
Trotskyist left. Radical feminism was brought to the UK by American radical
feminists and seized on by British radical women as offering an exciting new
theory. As the 1970s progressed, British feminists split into two major
schools of thought: socialist and radical. In 1977, another split occurred,
with a third grouping calling itself revolutionary feminism breaking away
from the other two.

Australian radical feminism developed slightly later, during an extended
period of social radicalisation, largely as an expression of that
radicalisation. Those involved had gradually come to understand that not
only the middle class nuclear family that oppressed women, but also social
organisations which claimed to stand for human liberation, notably the
counter-culture, SDS or Marxist political parties). Often Marxist feminists
found that their own parties effectively silenced them, and that the methods
used were patriarchal. Women in counter-culture groups related that the
gender relations present were very much those of mainstream culture. Based
on their experiences in these groups, the women made the conclusion that
ending patriarchy, not capitalism, was the most necessary step towards a
truly free society.

As a form of practice, Radical feminists introduced the use of consciousness
raising groups (CR groups). These groups brought intellectuals, workers and
middle class women 

Re: [wanita-muslimah] Fatwa Melarang Perempuan Bekerja Malam Melanggar HAM.

2006-02-21 Terurut Topik jano ko
Mau bertanya saja,
   
  Kalau boleh sich mau diskusi,
   
  Kalau HAM melanggar Al Qur'an  bisa engga ya ?, Lebih tinggi mana HAM atau Al 
Qur'an ?  kalau ada pertentangan antara aturan HAM  yang satu dengan yang lain, 
kita harus memakai rujukan apa untuk menyelesaikan pertentangan tersebut ?
   
  tolong dong.

   
  
Eko Bambang Subiyantoro [EMAIL PROTECTED] wrote:
  http://www.jurnalperempuan.com/yjp.jpo/?act=berita%7C-513%7CX
Selasa, 21 Februari 2006
Fatwa Melarang Perempuan Bekerja Malam Melanggar HAM.
Jurnalis : Eko Bambang S
Jurnalperempuan.com-Jakarta. Perempuan dilarang bekerja malam hari. Demikian 
fatwa yang dikeluarkan oleh Majelis Permusyawaratan Ulama di Biureu Nanggroe 
Aceh Darussalam (NAD) sebagai bentuk penegakan Syariat Islam di NAD. Seperti 
yang ditulis oleh Rajapost.com, (20/02) dasar dikeluarkannya fatwa tersebut 
karena banyak pengaduan masyarakat tentang pekerja perempuan di berbagai NGO 
wilayah Biuren hingga malam hari. 

Ketua MPU Bireuen, Drs. Tgk. H. Jamaludin A, MBA, seperti yang ditulis oleh 
Rajapost menegaskan bahwa tidak ada pembenaran kaum perempuan bekerja pada 
malam hari. Menurut dia, para ulama di MPU Bireuen mengharapkan pekerja Muslim 
dan Non Muslim di berbagai NGO menghormati penegakan Syariat Islam di daerah 
itu dengan membebaskan kaum perempuan dari pekerjaan malam. 

Dikeluarkannya fatwa oleh MPU Biureun ini dianggap oleh aktivis perempuan 
sebagai tindakan yang melanggar hak asasi manusia dan hak asasi perempuan. Hal 
ini seperti yang disampaikan oleh Suraiya Kamaruzaman, salah seorang aktivis 
perempuan dari Flower Aceh. Menurut Suraiya, Fatwa MPU ini adalah tindakan awal 
yang nantinya akan terus menerus menciptakan berbagai larangan-larangan yang 
ditujukan kepada perempuan. Kalau sekrang perempuan tidak boleh bekerja malam 
hari, bisa jadi besok perempuan tidak boleh keluar malam dan selanjutnya bukan 
tidak mungkin perempuan akan dilarang untuk keluar rumah. Menurut Suraiya, 
fatwa tersebut jelas melanggar hak asasi perempuan dan hak asasi perempuan. 




Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  



  SPONSORED LINKS 
Women   Islam 

-
  YAHOO! GROUPS LINKS 


Visit your group wanita-muslimah on the web.

To unsubscribe from this group, send an email to:
 [EMAIL PROTECTED]

Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 


-
  



Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
~- 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [wanita-muslimah] Fatwa Melarang Perempuan Bekerja Malam Melanggar HAM.

2006-02-21 Terurut Topik ritajkt
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Pak Eko, jika sang istri berkerja di malam hari, bagaimana jika 
suaminya 
 membutuhkan? Atau siapa yang akan menemani anak untuk tidur? 
Bukankah anak 
 itu secara fitrahnya dekat dengan si ibu?

Ibu/Pak Wida, 

Dalam relasi suami istri, saya kira, ada kompromi bersama yang harus 
diterima masing-masing pihak sehingga semua permasalahan bisa 
disolusikan yang sama-sama memuaskan semua pihak (win-win 
solutions). 

Masalah suami yang membutuhkan istri di waktu malam kan sama saja 
dengan masalah istri yang membutuhkan suaminya di waktu siang. 

Misalnya saja, misalnya nih, ada ibu yang tinggal di rumah (stay at 
home mothers), tidak bekerja scr profesional di mana pun, hanya 
memasak dan mengurus rumah tangga sedangkan suaminya bekerja 
kantoran, nine to five (pokoknya keluarga ideal deh :), lalu tiba-
tiba si ibu yang tengah memasak, hanya bersama anaknya yang masih 
kecil, siang itu melihat ada seekor ular di langit-langit rumah, dan 
dia sangat membutuhkan suaminya untuk membantunya mengusir ular itu 
dari rumah. Tapi karena suaminya tak ada apa dia harus berkeinginan 
agar suaminya berhenti bekerja karena ia sangat membutuhkan suaminya 
di rumah pada waktu siang? 

Tentu itu ekstrim sekali kan, apalagi kalau kita beranggapan 
bahwa kebutuhan itu kan kasuistik sifatnya. 

 Berkerja memang hak setiap orang, termasuk wanita. Tetapi kenapa 
harus 
 berkerja di malam hari? 

Saya sangat bersyukur ada ibu dokter dan ibu bidan yang tetap 
menjalankan tugsa ketika malam-malam kita membutuhkan bantuannya.

Saya sangat bersyukur ada ibu polwan yang pada malam hari mau tetap 
bertugas, mendampingi para korban kekerasan dalam rumah tangga yang 
dengan ketakutan melarikan diri malam-malam ke kantor polisi 

Dst.

Masalah keamanan bisa menjadi pertimbangan suami-istri. 

Itu sebabnya law enforcement di negeri ini harus tegak. Dengan 
begitu setidaknya ada satu hal yang bisa dipegang, bahwa keamaanan 
di neegeri ini terjaga, secra profesional.

Keamaanan adalah masalah negara, saya kira itu tak ada hubungannya 
dengan profesionalisme seorang istri. Ini dalam konteks kita berada 
di Indonesia yang (diharapkan berupa)negara hukum, bukan negara yang 
chaotic  tanpa hukum yg berlaku, seperti negri yg sedang perang dsb.

Tetapi rasanya banyak hal lain yang harus seorang istri dan 
 ibu pertimbangkan sebelum memutuskan untuk berkerja di malam hari. 
 Terutama menyangkut statusnya sebagai seorang istri dan ibu.

Setuju. Tapi harus diingat pula bahwa tugas suami dan istri adalah 
bergandengan tangan untuk menuju ke kemanusian yang lebih baik, jadi 
bukan hanya istri yang wajib mengantar suaminya menempuh tugas 
kekalifahan di bumi ini karena suami juga punya KEWAJIBAN untuk 
mengantarkan istrinya menjadi manusia seutuhnya, yang berguna tidak 
hanya bagi keluarganya melainkan juga bagi sesamanya.

Bukankah demikian :). 





 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
~- 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Re: [wanita-muslimah] Fatwa Melarang Perempuan Bekerja Malam Melanggar HAM.

2006-02-21 Terurut Topik yasuaki_kurata05
Dalam melakukan perubahan, pendekatan sistem (segregasi) dengan 
pendekatan manusia (penyadaran) adalah perdebatan yang klasik.

Yang harus dilakukan adalah kedua-duanya. Segregasi bisa dilakukan 
tapi penyadaran juga harus dikerjakan. Kalau penyadaran saja, nggak 
bakal efektif. Contohnya, segala macam ceramah agama sudah ada di 
negara ini tapi korupsi jalan terus. Soalnya, sistemnya koruptif sih.

Cara sistemik saja (segregasi) membuat kita nggak maju-maju. 
Segregasi penumpang kendaraan umum justru sistem lama. Di tahun 60-
an, kalau naik angkot di Palembang (posisi duduknya face to face), 
satu sisi untuk tempat duduk pria dan satunya untuk wanita. 
Istilahnya lanang samo lanang betino samo betino. 

Eh, jadi ingat tulisan Pak Ustad Chodjim tentang perempuan... 

Kata betina adalah cikal bakal kata wanita. Terkesan kasar, 
sehingga bbrp tahun lalu ada yang mengusulkan nama dharma wanita 
diganti menjadi dharma perempuan. Padahal di Palembang, perempuan ya 
betino. Anak perempuan ya budak betino. Duh, orang Palembang 
memang payah. Hare gene, masih saja banyak per-budak-an :-)).

Yas




--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Segregasi tidak menyelesaikan masalahnya, karena orang laki-laki 
masih 
 banyak  tidak tahu  beradab.
 
 Barangkali salah satu hal yang perlu dilakukan oleh kaum wanita 
ialah 
 mendidik anak laki-laki agar mengerti dan tahu  bagaimana bersikap 
 menghormati kaum wanita.  Harus dimulai, agar tidak selalu terikat 
dengan 
 masa lalu dimana banyak perompok di jalan dan oleh karena wanita 
dilarang 
 keluar sendiri.
 
 Kalau orang kafir bisa mengharagai wanita mengapa muslimah 
mengalami problem 
 dengan kaum laki-laki seagama?
 
 Keliru?
 
 
 - Original Message - 
 From: Eko Bambang Subiyantoro [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED] wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Sent: Wednesday, February 22, 2006 4:21 AM
 Subject: Re[4]: [wanita-muslimah] Fatwa Melarang Perempuan Bekerja 
Malam 
 Melanggar HAM.
 
 
  Pak achmad,
  Saya sependapat dengan anda. Ini bagian tanggungjawab negara. 
Rasa
  aman harus diciptakan oleh negara untuk melindungi 
warganegaranya.
  Beberapa waktu lalu saya setuju kebijakan PT Kereta Api untuk
  pemberian gerbong KRL Jabotabek khusus bagi perempuan. Saya 
menganggap ini 
  adalah
  bagian dari tanggungjawab negara melindungi warganegaranya 
khususnya
  perempuan, karena banyak terjadi pelecehan seksual. Namun sayang
  kebijakan itu, tinggal kebijakan. Selain penegakan hukum dan 
tindak
  lanjut kebijakan itu yang selalu lemah di aparatur kita, 
masyarakat
  kita juga masih belum peduli hal-hal yang sensitif seperti itu. 
Memang
  ada perempuan yang tidak perlu tempat khusus untuk berada 
dikereta
  api, namun saya kira ada banyak juga yang risih dan gerah akan
  tindakan pelecehan seksual yang kerap mengancamnya, nah negara
  harusnya peduli dan tanggap akan persoalan ini.
 
  salam saya,
  Eko Bambang s
 
 
  Wednesday, February 22, 2006, 9:23:39 AM, you wrote:
 
  Ya..., kita memang harus pandai untuk bercermin kepada
  negara-negara yang dapat memberikan perlindungan terhadap 
warganya.
  Inilah sebenarnya yang dituju dalam baldah thayyibah wa rabb
  ghafuur. Sayangnya ayat ini sering diterjemahkan secara kering
  menjadi negeri yang baik dan Tuhan Maha Pengampun. Padahal,
  terjemahan demikian tidak memberikan pemahaman apa-apa dalam
  kehidupan nyata. Mengapa? Karena, satu kalimat itu dimaknai 
menjadi
  dua kalimat yang tidak sambung. Ini disebabkan para penerjemah
  terikat dengan partikel wa dalam ayat itu. Begitu pula kosa 
kata
  thayyibah diterjemahkan baik, sehingga hanya bersifat wacana.
 
  Kosa kata thayyibah dapat dipahami sebagai sejahtera, artinya
  segala kebutuhan hidup bisa dipenuhi dan masyarakatnya sendiri
  --praktis-- tak ada yang hidup dalam kekurangan. Kemudian, 
partikel
  wa yang selama ini hanya digunakan dalam wawu qasam (atau wawu
  untuk sumpah) dan wawu athaf yang dimaknai dan, harus dipahami
  dalam makna wawu hal. Dengan demikian, terjemahan utuhnya 
menjadi
  negeri yang sejahtera yang berada dalam lindungan Tuhan. Kosa 
kata
  ghafara yang menjadi ghafuur itu tidak dipahami sebagai
  mengampuni-maha pengampun tapi melindungi dan yang senantiasa
  melindungi.
 
  Kembali pada cerminan negara yang dapat memberikan perlindungan
  warganya. Saya ambil contoh Jepang, yang bisa membuat perempuan
  berjalan sendirian di malam hari tanpa takut diperkosa. Seorang
  perempuan yang berjalan sendirian di larut malam di kota Las 
Vegas
  --kota maksiat judi-- ternyata aman dari colekan laki-laki, 
apalagi
  dari perkosaan.
 
  Orang Islam memang harus membaca Alquran secara tuntas, bukan
  sepotong-sepotong. Dan, pembacaan secara tuntas inilah yang 
telah
  ditinggalkan oleh umat Islam, sehingga Alquran tidak lagi 
menjadi
  petunjuk bagi umat Islam. Umat harus memahami QS 25:30 dan 
29:49!
 
  Salam,
  chodjim
 
 
 
  -Original Message-
  From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  

Re: [wanita-muslimah] Fatwa Melarang Perempuan Bekerja Malam Melanggar HAM.

2006-02-21 Terurut Topik Ari Condro
fatwa yang aneh (niru gayanya tora sudiro )

lha wong banyak orang jadi pengemis, pencopet, maling, pelacur dan lain lain
perbuatan tercela karena himpitan ekonomi, lha ini orang kerja halal untuk
keluarga kok kena fatwa dilarang.

silakan fatwa dibuka dikawasan industri di jabotabek, ditanggung negara ini
krisis ekonomi.  kalau di aceh mungkin wajar, wong sebelum tsunami juga roda
ekonomi berpusar di etnis cina nya kok.  orang aceh dan islam pada umumnya
senantiasa jadi penonton dan dengan adanya fatwa ini akan menjadi penonton
untuk seterusnya.

ahlan wa sahlan ya fatwa !  ditunggu lagi fatwa fatwa menuju kemunduran umat
lainnya.  semoga kita bisa meniru perikehidupan nabi junjungan kita.

salam,
Ari Condro

- Original Message -
From: kila4tb1roe [EMAIL PROTECTED]

Kejahatan itu tidak bisa dilihat hanya dari satu sisi saja, Mungkin
secara kasat mata ada sebagian orang yang melakukan kejahatan karena
faktor ekonomi tapi mengapa ada orang yang rela untuk menderita hingga
mempertaruhkan jiwa dan raganya ketika didesak oleh kebutuhan ekonomi
tetapi tidak berbuat kejahatan???





 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
~- 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [wanita-muslimah] Fatwa Melarang Perempuan Bekerja Malam Melanggar HAM.

2006-02-21 Terurut Topik jano ko
Gender lagi..
   
  Mbulet...siapa yang salah...anak  atau ibu atau anak atau ibu atau anak ? 
jawabannya adalah kaum feminus radikal penyebabnya.

kila4tb1roe [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Kejahatan itu tidak bisa dilihat hanya dari satu sisi saja, Mungkin
secara kasat mata ada sebagian orang yang melakukan kejahatan karena
faktor ekonomi tapi mengapa ada orang yang rela untuk menderita hingga
mempertaruhkan jiwa dan raganya ketika didesak oleh kebutuhan ekonomi
tetapi tidak berbuat kejahatan???

Apa yang menjadi faktor pembeda??? mengapa yang sebagian melakukan
kejahatan karena desakan faktor ekonomi sedangkan sebagian yang lain
walau dalam posisi yang sama tidak melakukan kejahatan?

mungkin jawaban ringkasnya terletak pada moralitas, dan moralitas
tidak terbentuk dengan sendirinya. Faktor terbesar yang berpengaruh
pada moralitas adalah lingkungan sosial,jika terjadi adanya
bentuk-bentuk ketidakadilan dalam lingkungan...bisa anda bayangkan
moralitas yang bagaimana yang dihasilkan. Termasuk ketidakadilan
gender terhadap perempuan.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Permasalahan yang ada di luar sana seringkali tidak terlalu terkait
dengan 
 agama mas Ambon. Eh... mas? Bang Ambon. Orang melakukan kejahatan lebih 
 sering karena faktor ekonomi. Kalau kejahatan seksual kira-kira 
 penyebabnya apa ya? Rangsangan yang berlebihan? Atau penyakit kegilaan? 
 Atau apa yang menyebabkan seseorang memperkosa? Yang jelas si pelaku 
 kejahatan agamanya memang sering minim sekali.
 
 Perubahan masyarakat menjadi baik parameternya banyak dan jelas butuh 
 waktu. Sementara kaum wanita kita menasehati anak-anak untuk
menghormati 
 wanita dalam waktu yang bersamaan di luar sana stimulus untuk 
 memperkosa sedemikian besar?
 
 Tetapi dengan perkembangan akhir-akhir ini, mari kita nilai, apakah 
 kondisi membaik atau memburuk?
 
 
 
 
 Ambon [EMAIL PROTECTED] 
 Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 02/22/2006 11:05 AM
 Please respond to
 wanita-muslimah@yahoogroups.com
 
 
 To
 wanita-muslimah@yahoogroups.com
 cc
 
 Subject
 Re: Re[4]: [wanita-muslimah] Fatwa Melarang Perempuan Bekerja Malam 
 Melanggar HAM.
 
 
 
 
 
 
 Segregasi tidak menyelesaikan masalahnya, karena orang laki-laki masih 
 banyak  tidak tahu  beradab.
 
 Barangkali salah satu hal yang perlu dilakukan oleh kaum wanita ialah 
 mendidik anak laki-laki agar mengerti dan tahu  bagaimana bersikap 
 menghormati kaum wanita.  Harus dimulai, agar tidak selalu terikat
dengan 
 masa lalu dimana banyak perompok di jalan dan oleh karena wanita
dilarang 
 keluar sendiri.
 
 Kalau orang kafir bisa mengharagai wanita mengapa muslimah mengalami 
 problem 
 dengan kaum laki-laki seagama?
 
 Keliru?
 
 
 - Original Message - 
 From: Eko Bambang Subiyantoro [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED] wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Sent: Wednesday, February 22, 2006 4:21 AM
 Subject: Re[4]: [wanita-muslimah] Fatwa Melarang Perempuan Bekerja
Malam 
 Melanggar HAM.
 
 
  Pak achmad,
  Saya sependapat dengan anda. Ini bagian tanggungjawab negara. Rasa
  aman harus diciptakan oleh negara untuk melindungi warganegaranya.
  Beberapa waktu lalu saya setuju kebijakan PT Kereta Api untuk
  pemberian gerbong KRL Jabotabek khusus bagi perempuan. Saya
menganggap 
 ini 
  adalah
  bagian dari tanggungjawab negara melindungi warganegaranya khususnya
  perempuan, karena banyak terjadi pelecehan seksual. Namun sayang
  kebijakan itu, tinggal kebijakan. Selain penegakan hukum dan tindak
  lanjut kebijakan itu yang selalu lemah di aparatur kita, masyarakat
  kita juga masih belum peduli hal-hal yang sensitif seperti itu. Memang
  ada perempuan yang tidak perlu tempat khusus untuk berada dikereta
  api, namun saya kira ada banyak juga yang risih dan gerah akan
  tindakan pelecehan seksual yang kerap mengancamnya, nah negara
  harusnya peduli dan tanggap akan persoalan ini.
 
  salam saya,
  Eko Bambang s
 
 
  Wednesday, February 22, 2006, 9:23:39 AM, you wrote:
 
  Ya..., kita memang harus pandai untuk bercermin kepada
  negara-negara yang dapat memberikan perlindungan terhadap warganya.
  Inilah sebenarnya yang dituju dalam baldah thayyibah wa rabb
  ghafuur. Sayangnya ayat ini sering diterjemahkan secara kering
  menjadi negeri yang baik dan Tuhan Maha Pengampun. Padahal,
  terjemahan demikian tidak memberikan pemahaman apa-apa dalam
  kehidupan nyata. Mengapa? Karena, satu kalimat itu dimaknai menjadi
  dua kalimat yang tidak sambung. Ini disebabkan para penerjemah
  terikat dengan partikel wa dalam ayat itu. Begitu pula kosa kata
  thayyibah diterjemahkan baik, sehingga hanya bersifat wacana.
 
  Kosa kata thayyibah dapat dipahami sebagai sejahtera, artinya
  segala kebutuhan hidup bisa dipenuhi dan masyarakatnya sendiri
  --praktis-- tak ada yang hidup dalam kekurangan. Kemudian, partikel
  wa yang selama ini hanya digunakan dalam wawu qasam (atau wawu
  untuk sumpah) dan wawu athaf yang dimaknai dan, harus dipahami
  dalam makna wawu hal.