Yeah, sy setuju banget nih, si encim martha ini bener2 org yg memalukan,
harusnya dia berpikir dan ngebayangin gimana dia bisa lahir dan eksis di dunia
ini kalo dulunya ortu dia ataupun leluhur dia ga kawin berdasarkan budaya yg
menurut dia itu memalukan.
Seperti kata Hasan Juni, sy setuju
Konfucius berkata,wen gu zhi xin.
Artinya mempelajari hal2 yg telah lalu, akan menemukan sesuatu yang baru.
Ini mungkin jawaban jalan tengah yang akan membawa kita ke masa depan yang
cerah.
Inovasi dan penemuan2 baru itu kan banyak berasal dari asumsi2 yang sudah ada
sebelumnya pada umumnya.
Yang PALING memalukan adalah orang yang merasa malu
terhadap budaya leluhurnya sendiri. Padahal anda
harusnya bangga dan bersyukur karena Leluhur anda
telah menurunkan Budaya yang menurut Saya Luar Biasa.
--- marthajan04 [EMAIL PROTECTED] wrote:
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com,
, dari pada...dari pada
Wassalam
- Original Message -
From: ChanCT SADAR@
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, June 28, 2006 9:24 AM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan
hokkian
Bung Marthajan yb
Bukunya Queeny Chang - Memoir of the Nonya
Juga bagus buat referensi Budaya Tionghua di Indonesia ...
Sedangkan Angsa-angsa liar dari bukunya Jung Chang ...
Referensi bagus untuk situasi Revolusi di RRT.
Damn ... Kenapa yagh Klan
, June 28, 2006 9:24 AM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: tatacara lamaran hakka dan
hokkian
Bung Marthajan yb,
Ya betul juga. Setiap budaya berkembang maju sesuai dengan
perkembangan jaman, tak ada yang bisa menahan perubahan sesuai
dengan
perkembangan pikiran masyarakat
jelas2 lo ngomongnya budaya n adat istiadat lama itu
memalukan, bukan udah ga tepat lagi. weks. bener2
pemutar balikan fakta sejati deh.
--- marthajan04 [EMAIL PROTECTED] wrote:
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ChanCT
[EMAIL PROTECTED] wrote:
Bung Marthajan yb,
Ya betul
--- marthajan04 [EMAIL PROTECTED] wrote:
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agung
setiawan
[EMAIL PROTECTED] wrote:
lo yg baca dipikir dicerna baru komentar deh,
emang
mereka ga lagi pake baju adat or something like
that,
tapi mereka juga ga pernah bilang kalo itu semua
Dear Fellas,
Numpang nimbrung makin seru ini :D,
Kok saya melihat Marthajan seperti membela kaum hawa tapi sayang sekali
pengetahuan tentang makna makna di dalam Kebudayaannya minim sekali sehingga
terlihat dari tulisan tulisannya TIDAK TAHU ADAT, atau ini PEMBAHARUAN ADAT
yang katanya adat
Jangan lupa ada Empress Wu Ze Tian.
Salah satu wanita terhebat yang ada dalam sejarah Tiongkok.
-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Hendri Irawan
Sent: 30 Juni 2006 9:23
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject:
Aduh2, Bu Marthajan emang bikin ulah terus2an,
--- marthajan04 [EMAIL PROTECTED] wrote:
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Petrus
Gunadi Omas
[EMAIL PROTECTED] wrote:
Dear Fellas,
Numpang nimbrung makin seru ini :D,
Kok saya melihat Marthajan seperti membela kaum
hawa tapi
iya tuh, yg memalukan itu kalo muka dah jelas2 china,
mata sipit tp malah niru2 adat org laen, malah
bangganya bukan maen pula. adat istiadat sendiri yang
udah exist ribuan tahun dengan bangga di ganti adat
istiadat org laen. huuu MEMALUKAN BANGET
--- ulysee [EMAIL PROTECTED] wrote:
Bung Marthajan yb,
Ya betul juga. Setiap budaya berkembang maju sesuai dengan perkembangan
jaman, tak ada yang bisa menahan perubahan sesuai dengan perkembangan pikiran
masyarakat saat itu. Saya setuju banget dengan menerima makna budaya yang kita
anggap baik-baik, dan menyisihkan yang
nah yg kayak begini g setuju, kalo budaya ga dipake
lagi karena complicated n ruwet untuk dijalankan saat
ini, tp BUKAN KARENA MEMALUKAN. hehehe
--- RM Danardono HADINOTO [EMAIL PROTECTED]
wrote:
Saya setuju, bahwa pelestarian budaya tak boleh
dilakukan dengan
mata yang merem. Pokoke
Kalau soal duit lamaran dikembaiin sama ortu gw semuanya tanpa sesen pun kita
ambil,mas kawin mah itu syarat org tio ciu harus ada anting,gelang,kalung ,itu
menurut kemampuan dan kerelaan dia,suami sy mampu tp emaknya kan ngak rela,gw
mah bawa perhiasan sendiri,dari pihak gw jg harus membawa
Setuju sama bu Martha,sy sendiri mereakan penderitaan yg diciptakan ibu mertua
tio ciu,sebenarnya tradisi itu mah dibuat2 ngak usah dipercaya,yg penting ada
niat baik dan kawin dari hati ingin membentuk rumah tangga.
Sy masih ingat,yg nentuin pihak ibu mertua,yg bikin aturan dia juga,yg
Aduh bu Martha sy bacanya ketawa,krn senang,sy ini dr keuarga tradisional,trus
sy kristen dr anak pertama sy umur 2bln sy udah mau cerai tp ngak berani,sy blm
lg posting tentang penyiksaan mental yg diakukannya,sama anak2nya,tp untungnya
anak2nya udah bilang 'sorry sih.
Beliau masih hidup
h itu merendahkan wanita atau menunjukan wanita
harus menghormati pria? beda tipis lho. hehehehe
--- marthajan04 [EMAIL PROTECTED] wrote:
Duh saya kok sebel sih sama tradisi lamar2an budaya
apapun juga.
Semua kebudayaan kuno /tradisi soal pernikahan itu
semuanya
merendahkan pihak
18 matches
Mail list logo