Subhanallah,
saya sudah tahu siapa habib itu, beliau sering berpose di majalah al-
kisah.
Buat saya sama sekali tidak mengherankan dalam berdalil. Memang
begitulah mereka. Beliau pun melupakan bagaimana Rasulullah memberi
contoh para sahabat bersholawat. Namun beliau begitu sibuk menuduh
madzhab
hehehe... masih sempet2nya wan abut ini...
pamitan sambil ngatain ahli bid'ah... sungguh bukan happy ending tadz... :(
mudah2an gusti allah mengampuni saya, sampeyan dan kita semua
On 9/23/06, Abu Yahya adz-Dzahabi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
"Semoga Allah memperbaiki akhir hidupmu, men
yang penting jangan saling menyalahkan...
jangan saling meng-klaim bahwa gw yg paling benar, selain ge fin-nar...
karena bisa jadi...
yg pake sayyidina masuk neraka
yg ga pake sayyidina masuk surga
atau sebaliknya...
yg pake sayyidina masuk surga
yg ga pake sayyidina masuk neraka
jangan m
Djodi Ismanto menulis: Kepada: Ron Sudarno , CiR <[EMAIL PROTECTED]>Dari: Djodi Ismanto Tanggal: Fri, 22 Sep 2006 01:10:57 -0700 (PDT)Topik: [CR] Forward: Kisah Gadis Bengkalis Dua Jam Mati Suri Kepada:daarut-tauhiid@yahoogroups.comDari: "indra" Tanggal: Mon, 18 Sep 2006 11:06:57 +0700Topik:
Salam,
Terimakasih bang atas jawabannya,
Kami tidak akan menanyakan kembali pada beliau,
Jadi silahkan anda ditanyakan sendiri.
Karena jawaban beliau telah jelas bagikami.
Kami mengerti betul sikap dimana seseorang
mengambil ilmu dari wadah tersebut,
karena disekeliling kami banyak sekali.
jangan
"Semoga Allah memperbaiki akhir hidupmu,
menghindarkanmu dari hal yang tidak disenangi dan dihindari. Sebagaimana yang
kita dengar dan kita dapatkan dari para Ahli Ilmu bahwa sesungguhnya mereka tidak suka
berdebat dan duduk bersama ahli zaigh
(yang condong kepada kesesatan, ahli
bid’ah).
Assalamualaikum wr.wb
Kang Wandy dan Mas Dodi mohon maaf saya ikutan
nimbrung...
menurut saya bagaimana jika tread ini di close
dengan happy ending? saya merasa kedua pendapat tersebut sama sama kuat tinggal
kita sendiri ingin mengamalkan dengan mempergunakan sayyidina ataukah tidak,
kar
Milis Bicara (1525 members)
WORKSHOP PUBLIC SPEAKING BATCH-4
"CARA EDAN: LEBIH PERCAYA DIRI BERBICARA KUNCI SUKSES MEMIMPIN,
MENJUAL, DAN BERPRESENTASI"
http://milis-bicara.blogspot.com/2006/09/workshop-public-speaking-
batch-4.html
Mengapa harus percaya diri?:
http://milis-bicara.blogspot.com
Lanjutan...
Pemurnian kalender lunar
Setelah masyarakat Arab memeluk agama Islam dan bersatu di bawah pimpinan
Nabi Muhammad s.a.w., maka turunlah perintah Allah SWT agar umat Islam
memakai kalender lunar yang murni dengan menghilangkan bulan
nasi'. Hal ini tercantum dalam kitab suci Alqur'a
Sistem Kalender Hijriah
Dari Muharram sampai Dzulhijjah, setiap bulan 30 atau 29
hari sehingga 354 hari setahun. Dalam setiap siklus 30 tahun, 11 tahun
adalah kabisat (Dzul-Hijjah dijadikan 30 hari), yaitu tahun-tahun
ke-2, 5, 7, 10, 13, 16, 18, 21, 24, 26 dan 29. Pada tanggal 31 Januari
2006,
Dari:
http://www.pikiran-rakyat.com
Sampai awal abad ke-20 kalender Hijriah masih dipakai oleh
kerajaan-kerajaan di nusantara. Bahkan raja Karangasem, Ratu Agung Ngurah
yang beragama Hindu, dalam surat-suratnya kepada Gubernur Jenderal Hindia
Belanda Otto van Rees yang beragama Nasrani, masih
Sebagai bahan awal diskusi kita saya coba bentangkan terlebih dahulu
penanggalan yang ada saat ini;
Dari
http://www.pikiran-rakyat.com
Jenis kalender
Ada tiga jenis kalender yang dipakai umat manusia penghuni planet ini.
Pertama, kalender solar (syamsiyah, berdasarkan
matahari), yang waktu sat
--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "dodindra" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
X-
>Mengenai pengingkaran kelompok madzhab sempalan abad ke 20 ini
> mengenai ucapan SAYYIDINA terhadap Rasulullah saw merupakan pemahaman
> mereka yg tak mengerti hadits, dan menerjemahkan hadits semaunya dan
> me
Akhi Ananto, kalau Athi ‘ullaha war rasuul kita memang harus sami’na wa atha’na, tapi kalau ulill
amri kita harus lihat juga
supaya kita tidak taklid buta.
Salam,
-Original Message-
From: Ananto
[mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, September 22, 2006
3:28 PM
To
tapi ga boleh sami'na wa atho'na... ntar dikatain bid'ah lho sama wan abut... :))
On 9/22/06, Raflis Amin <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Sebenarnya
bagi kita yang awam tentang penentuan awal puasa ikut pemerintah akan lebih
baik, karena dipemerintahaan sudah ada yang ahlinya dan bila diperluk
coba usulan sampeyan itu disusun dulu lebih detil... susun yg lebih komprehensif, setelah itu kita diskusikan kembali...
btw, ini memang wacana yg sangat menarik... saya sangat setuju untuk mendiskusikannya... itung2 buat pengajian di bulan ramadhan... ngaji kan tidak harus fiqh dan tauhid...
Sebenarnya bagi kita yang
awam tentang penentuan awal puasa ikut pemerintah
akan lebih
baik, karena dipemerintahaan sudah ada yang ahlinya dan bila diperlukan
alat bantu juga sudah punya.
Dengan cara seperti ini akan
terlihat kesatuan dan persatuan ummat
Islam didalam menjalankan ibadah
Bukan hikmah pak itu mah karena kepepet dan saat itu tidak punya
pilihan.
Coba sekali-sekali lihat dan bandingkan hari Jum'at yang jatuh pada
tanggal merah dengan yang hari kerja. Jauh lebih Islami yang pada
tanggal merah. Suasana jalanan dan pertokoan sepi pas waktu shalat
jum'at. Kalau kita
Ass.Wr.Wb.
Saudaraku, ini saya mendapat suatu tambahan yang terkait dengan
bahasan utama kita ini dari saudara kita Om Nashir, sebelumnya saya
mohon maaf, karena sepertinya kok flashback.
Jika tidak saya sampaikan, saya menanggung beban kurang amanah, maka
lebih baik saya sampaikan untuk tambahan i
jadi... seperti yg telah diceritakan pak ari, yg benar diantara mereka siapa pak?
salam,
ananto
On 9/22/06, Abu Yahya adz-Dzahabi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Kata pepatah :" kejelekan dan kebodohan itu pasti ditampakkan oleh pengikutnya (muridnya) "
Maka kalau mau lihat siapa gurunya, perh
20 matches
Mail list logo