], Ahmad Ridha [EMAIL PROTECTED] wrote:
On 2/27/07, Rehza [EMAIL PROTECTED] wrote:
tdk hanya Lennon yg berandai andai demikian tapi ewah el adawiyah aja
pernah mau memadamkan api neraka dan mau membakar surga. beliau ingin
tau jika tanpa itu apakah org masih mau sembahyang dan bersedekah
Website: http://www.rantaunet.org
==
ambo tambahan saketek lai.
manuruik sebuah riwayat lama di cina, ada sebuah negri bernama miang
yg kalau di telaah dari posisi dan ciri2 lain dari cerita tersebut,
miang ini adalah minang. konon sebelum aditiawarman
begitu Tuhan besar karena kekecilan manusia . Alangkah
sederhananya ketuhanan yang demikian...
--- In [EMAIL PROTECTED], Rehza zenez2006@ wrote:
terlalu kecil pengetahuan kita utk tau besarnya kenyataan
dan terlalu kasar pemandangan kita utk paham sampia sehalus apa alam
ini teruntai di
melihat diksusi pak ridha dan pak beni, tidakah kita merasa bahwa para
ulama yg bicara didepan publik itu perlu di serifkasi?
makain rendah level intelektual lingkungan umat yg dia ceramah, makin
tinggi level sertifikasi yg hrs dia miliki.
Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, Juni 2008.
pak proto,
apakah yg anda risaukan sehingga perlu menyampaikan deklarasi cinta
dalam paragaraf dibawah ini?
bukankah kenyataan akan dihukum oleh kenyataan juga. dan bukankah
anda sahaja yg tau soal itu. dan utk apa pula org lain hrs diyakinkan
dan diberi tau.
saya menduga salah satu masalah
ambo yo satuju bana jo haji syafrinal ko hah.
jadi minang tuh bukan punyo kito urang parantauan tapi punyo mereka
nan tingga disinan. kalau kito bapikia ttg mereka, pikiakan kebutuhan
mereka. jan hanyo bapikian berdasarkan kebutuhan adrenalin dan
endorphine kito urang parantauan sajo.
yo maaf
,
--
Afda Rizki,28thn-Piliang
-Duri
***
Rehza wrote:
krn kebesaran yg tak berhingga adalah kekecilan yg mutlak
krn kebebesan yg tak hingga adalah keterikan mutlak
kekacauan tak hingga adalah keberaturan jagad ini
maka mungkin saja keberadaan yg begitu nyata ini adalah
interpretasi pak.
--- In [EMAIL PROTECTED], Ahmad Ridha [EMAIL PROTECTED] wrote:
On 2/22/07, Rehza [EMAIL PROTECTED] wrote:
tana menduga tentu kita tak pernah beragama. setidaknya kita telah
menduga apa yg kita dengar adalah benar dan apa kita yakini adalah
tepat. setelah menduga lalu
. jadi yg salah itu ayat yg pak ridha tuliskan atau hanya sekedar
salah pasang saja?
--- In [EMAIL PROTECTED], Ahmad Ridha [EMAIL PROTECTED] wrote:
On 2/22/07, Rehza [EMAIL PROTECTED] wrote:
jadi dugaan saya yg mana yg keliru pak ahmad?
Dugaan berikut:
dengan rendah hati hamba hendak
] wrote:
On 2/22/07, Rehza [EMAIL PROTECTED] wrote:
waduh pak ridha
bukankan peradaban ini lahir krn bertanya-tanya? dan seuluruh
pertanyaan itu diajukan thd ciptaan tuhan. bagaimana pula dengan ini
pak? apakah kita hrs berenti bertanya mulai dari skrg?
Silakan baca firman Allah
Sdr iqbal,
paragaraf dibawah adalah paragaraf paling bagus yg pernah saya baca
dalam sebulan ini.
--- In [EMAIL PROTECTED], Iqbal [EMAIL PROTECTED] wrote:
.deleted..
Bagaimana caranya?
1. Jangan rusak nilai kita dengan
membandingkannya dengan nilai orang lain.
akhirnya berbagai persoalan menghantar kita pada sebuah kenyataan bhw
ujungnya sisi pandang akan sangat menentukan interpretasi atas
berbagai hal.
apakah yg hendak kita sebut sbg azab itu? apakah segala sesuatu yg
berbentuk kesusahaan dan derita?
lalu bukankah susah-senang derita-bahagia selalu
terlalu kecil pengetahuan kita utk tau besarnya kenyataan
dan terlalu kasar pemandangan kita utk paham sampia sehalus apa alam
ini teruntai di depan kita.
dawai materi, berdenting keras meliuk-liuk dalam jagad raya kita.
bersenandung dalam kelahiran dan kemusnahan materi. dia hanyalah
sebelah
karena sahabat dari sahabat adalah sahabat kita juga maka marilah kita
berhening cipta utk para sahabat.
tersebutlah sebuah kecapi bernama kecapai dawai ganda. krn memang
kecapi ini berdawai hanya dua. yang satu fisika dan yg satu lagi
metafisika. kekhususan lain dari kecapi ini adalah mungkin
panjang lagi.
--- In [EMAIL PROTECTED], Ahmad Ridha [EMAIL PROTECTED] wrote:
On 2/22/07, Rehza [EMAIL PROTECTED] wrote:
dengan rendah hati hamba hendak menduga-duga bhwa mungkin tuhan tak
pernah berniat menurunkan azab dan rahmat. Tapi Dia hanya menyuruh
kita menaiki kendaraan 'musim
-)
Di Bumi Sriwijaya.
--- Rehza [EMAIL PROTECTED] wrote:
pak chaidir,
kalo buliah ambo sela snek lai, saketek na urang
minang ko nan tau
diri di jakarta ko nyo dan dijaman iko.
tamasuak kito2 nan maraso sadang tau diri. sabananyo
labiah acok kito
nan ndak tau diri
keinginan merobah nak samo atau
labiah dari ueang
Chaidir N Latief
- Original Message
From: Rehza [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, February 7, 2007 2:22:09 PM
Subject: Re: [EMAIL PROTECTED] alun dapek picak nan salayang, bulek nan
sagolong
pak chaidir
Setuju pak saaf,
asal tidak jadi ajang puja puji atas daerah dan budaya sendiri aja
nantinya.
--- In [EMAIL PROTECTED], Saafroedin BAHAR [EMAIL PROTECTED] wrote:
Waalaikumsalam w.w. Ananda Rangkayo Mulia,
Indak ado nan paralu ambo komentari pandapek Ananda tu, karano
pado dasarnyo
hi reza... namo kito aga mirip stek.
sama saja riwayat semua org. selalu ada masa lalu yg pantas disebut
kurang. krn itulah ukuran dari bhw kita telah tumbuh dari hari kemaren.
Namun memang jikalau IT konvensional spt ketersediaan infromasi masih
menjadi kendala pertumbuhan wawasan, maka kita
Kalau melihat jabatan kurnia ko di MPKAS, raso2nyo inisiatiflah nan
harus dilakukan. kenapa tidak lakukan aja program2 yg berorientasi
kearah wisata dalam tubuh MPKAS? daripada berpolemik.
adakalanya polemik hanya melukai. karena polemik suka menimbulkan
salah kata, salah sangka, salah tulis dan
pak chaidir,
kalo buliah ambo sela snek lai, saketek na urang minang ko nan tau
diri di jakarta ko nyo dan dijaman iko.
tamasuak kito2 nan maraso sadang tau diri. sabananyo labiah acok kito
nan ndak tau diri.
--- In [EMAIL PROTECTED], chaidir latief [EMAIL PROTECTED]
wrote:
para dunsanak
Kalau ujung2 dari tujuan menggalakan pariwisata ini adalah sebuah
komesialitas, maka kita sangat perlu mengamati kecendrungan
kapitalisasi yg ada saat ini. krn sudah barang tentu kita tdk akan
mungkin membangun sebuah pulau ekonomi tersediri di tengah dunia datar
skrg.
Implikasi utama dari
Ini akan menjadi polemik saja. jika gelas terisi air comberan maka yg
kosong mungkin lebih baik. namun demikian saya berpendapat bhw esensi
sesungguhnya adalah sebuah harmonisasi dengan elemen2 kehidupan dan
hukum kesemestian. dari sejak riwayat pernah ada, terbukti keburukan
tak pernah hilang.
Selalu saja menjadi berasa sedikit mengganjal dalam hati apa2 yg
terjadi dalam gejolak kemasyarakatan kita.
sebuah kecendrungan besar mengatakan bahwa bumi saat ini telah menjadi
datar. dalam arti bhw lapangan percaturan telah menjadi datar. yg
rendah bisa melihat jauh dan yg tinggi bisa melihat
nan sacaro umum.
Wassalam,
Saafroedin Bahar
Rehza [EMAIL PROTECTED] wrote:
Selalu saja menjadi berasa sedikit mengganjal dalam hati apa2 yg
terjadi dalam gejolak kemasyarakatan kita.
sebuah kecendrungan besar mengatakan bahwa bumi saat ini telah menjadi
datar. dalam arti bhw
apo pulo sangkui pauiknyo jo urusan mukmin tuh om duta. jan lah
dipakai juo terminologi itu untuak mendiskreditkan urang dalam sebuah
diskusi lai.
--- In [EMAIL PROTECTED], dutamardin umar [EMAIL PROTECTED] wrote:
Alaikumsalam sanak ambo wabilkhusus nakan Ir, Kurnia Chalik
Cubo
Kontradiksi antara paragaraf awal dengan isi komentar sangat terasa.
Pokok pikiran awal yg menyatakan tak mencari perdebatan justru
dijungkir balikan oleh komentar2 singkat yg semangatnya cuma
menyangkal. jika berpijak pada lapisan paling dangkal saja yg muncul
dari postingan sdr ridha ysh, tentu
six sigma di pemerintahan...,
sudah pasti ini gagasan bagus. sedikit perlu pencermatan lbh dalam
adalah bhw six sigma ini adalah sebuah rfantai evolusi manajemen. ada
rantai2 lain sebelum dan sesudahnya. sebelumnya mungkin secara umum
dapat kita sebut standirisasi, konsistensi, keterukuran dan
28 matches
Mail list logo