TIKUS VS JENGKERIK
Oleh Tangkisan Letug
Kata orang tikus takut jengkerik
Kata orang jengkerik jago kelahi
Maksud hati mengusir tikus dengan jengkerik
Apadaya jengkerik mudah diadu kelahi.
Tikus pun tetap berfoya-foya di atas kekayaan negeri.
Krik krik krik
Jangan kau datang kemari
Dasar tikus
Catatan Permenungan: ANTARA RASIONALISME INDONESIA DAN
IRASIONALISME PRIMORDIAL
Oleh Tangkisan Letug
Dalam tulisan catatan permenunganku yang terakhir,
yang berjudul Indonesia dalam Gelombang
Irasionalisme?, aku bertanya tentang habitus yang
sedang dihidupi dan dihirup oleh banyak orang di
Catatan Permenungan: INDONESIA DALAM GELOMBANG
IRASIONALISME?
Oleh Tangkisan Letug
Katanya Indonesia itu sedang mengalami modernisasi.
Pembangunan jalan-jalan yang mulus dengan hotmix,
apalagi di kota-kota besar. Mall-mall yang laris
berdiri di berbagai kota telah tampak menggeser
keramaian
Cerita Singkat: JOGJA KOTA BUDAYA?
Oleh Tangkisan Letug
Jalan menuju ke pantai selatan Jogja amatlah
mengasyikkan. Selain masih bisa dilihat pematang sawah
di kiri dan kanan jalan, juga udara yang masih bisa
dihirup kesegarannya di waktu sore hari.
Jalan-jalan di Jogja memang bukan jalan para
Dari Sebuah Percakapan: MATI RASA DALAM BERBANGSA
Oleh Tangkisan Letug
Dalam sebuah konteks konseling, seorang konselor
mestinya bisa menyadarkan klien akan keadaan dirinya
seperti apa. Menurut kawan yang adalah seorang ahli
konseling, banyak masalah kejiwaan berada pada tahap
disensitisasi
DEKALOGOS
Oleh Tangkisan Letug
Hormat itu utama
Tiada kenal kejam merajam dada
Demi menjunjung Dia sang pengada segala
Tak perlu percaya untuk membuatNya ada
Sebab hormat akan adaNya cukup sudah bagiNya.
Hormat itu cinta
Tiada kenal dendam membara
Demi menjunjung dia sesama kita
Tak perlu
Dari Sebuah Percakapan: MORALITAS MACAM APA KITA
PUNYA?
Oleh Tangkisan Letug
Sarapan pagi ini ditemani kawan-kawan muda. Tersedia
telor matasapi di meja. Cukup untuk sarapan yang sehat
dengan ditemani teh atau susu. Aku lebih suka kali ini
mengambil teh hijau, untuk penyeimbang makanan
berlemak
Dari Sebuah Percakapan: "CETHA MELA-MELA"
Oleh Tangkisan Letug
Seraya minum teh pagi ini, seorang kawan membuka
percakapan.
"Semakin menakutkan hidup di Indonesia. Hukum sudah
menjadi mandul-dul." Begitu katanya.
"Memang kenapa?" tanyaku.
"Lihat saja, ya
DAUN LURUH
Oleh Tangkisan Letug
Bunga kenanga
Abadi harumnya.
Daun luruh
Memberikan seluruh.
Jiwaku mengembara
Semesta alam maya
Ragaku rapuh
Menyangga sepenuh.
2 November 2004
__
Do you Yahoo!?
Check out the new Yahoo! Front Page
MULUT BATU
Oleh Tangkisan Letug
Ketika gampang
Orang omong "Kubunuh kamu"
Hanya satu kata kutemu:
Mulut batu.
2 November 2004
__
Do you Yahoo!?
Check out the new Yahoo! Front Page.
www.yahoo.com
Yah
BATU MEKAR
Oleh Tangkisan Letug
Ketika jari kaku
Mulut pun jadi bisu
Mata mengeja kata:
Batu mekar.
2 November 2004
__
Do you Yahoo!?
Check out the new Yahoo! Front Page.
www.yahoo.com
Yahoo! Groups Sponsor
DEVIDE ET IMPERA GAYA SBY?
Oleh Tangkisan Letug
Masih ingat jurus-jurus perang SBY di masa kampanye
yang lalu? Perang dalam dunia politik modern memang
tidak perlu menggunakan dentuman meriam, tetapi juga
melihat peluang, kelemahan dan memanfaatkan semaksimal
mungkin. Tampaknya strategi
Memahami Realitas PKS
Jaringan Islam Liberal, Tanggal dimuat: 27/10/2004
Membaca tulisan Sholahuddin, Menepis Fundamentalisme
PKS, di harian ini (3/10) menggugah penulis untuk
menanggapinya. Sholahuddin menyatakan bahwa PKS
bukanlah partai Islam yang bergaya fundamentalis. Ia
menyatakan bahwa si
FOTO PRESIDEN SBY DAN NUZULUL QUR'AN
*Kepada Tuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Oleh Tangkisan Letug
Presiden,
Terimakasih kebesaran hati Anda
Membuka diri akan kritik.
Hari ini aku risih sekali
Melihat foto Anda di koran Jakarta Post
Tertanggal 31 Oktober 2004
Di halaman News.
Di
DOA SEORANG KORUPTOR
Oleh Tangkisan Letug
Terimakasih Tuhan
Mahabaik dan mahabenar Engkau
Telah aku dengar berita menggembirakan
Tempat koruptor bukan di bui sempat lagi bau
Tetapi di pulau indah Nusakambangan
Walau masa lalu telah jadi nama menakutkan
Tetapi siapa kini koruptor tidak ingin
SOLIDARITAS ITU
Oleh Tangkisan Letug
Solidaritas itu
Tak cukup diteriakkan
Ketika kita membutakan diri
Terhadap derita dan korban saudara sendiri
Di negeri yang kita pijaki ini
Di Aceh masih bergelimangan
Di Papua telah berguguran
Di Ambon dan Poso terus dicekam ketakutan
Teriak apa telah
KEBENARAN ITU
Oleh Tangkisan Letug
Kebenaran itu
Bertahta di semesta bola
Nyata ketika rasa bersentuh indahnya
Bermakna ketika budi melihat baiknya
Berjiwa ketika ada satu seia terbuka.
Kebenaran itu
Terbentang di depan mata yang terbuka
Tercanangkan di langit budi mengeja
Tergelar di bumi
"GOD COMPLEX"
Oleh Tangkisan Letug
Dalam psikologi-agama dikenal sebuah penyakit mental
"God Complex." Apa itu?
"God Complex" adalah gejala penyakit mental yang
cenderung menyalahkan orang lain atas nama Tuhan.
Penyakit ini berakar pada patologi rasa iri yang
INDONESIA
Oleh Tangkisan Letug
Cita-cita hidup bersama
Dalam satu negera Indonesia
Dalam satu bangsa Indonesia
Dalam satu bahasa Indonesia
Undang-undang menjamin
Hidup sesuai dengan keyakinan
Hidup dalam kesejahteraan
Hidup dalam keadilan
Hidup dalam kerukunan
Peraturan-peraturan menegaskan
AKU TERGANGGU
Oleh Tangkisan Letug
Dalam kalut kepentingan diri
Orang gampang berseru-seru:
Aku terganggu dengan doamu
Aku terganggu dengan ibadatmu
Aku terganggu dengan puasamu
Aku terganggu dengan suara azanmu
Aku terganggu dengan kebaktianmu
Aku terganggu dengan seruan saurmu
Aku terganggu
MASIH BERGAUNGKAH SUMPAH PEMUDA 1928?
Oleh Tangkisan Letug
Masih bergaungkah
Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928
Ketika di negeri ini
Petua cakar-cakaran
Pemuda kehilangan pengertian
Perempuan sibuk hormat atas haknya
Sementara nilai-nilai
Satu nusa satu bangsa
Satu tanah air
Satu Bahasa
Sudah sulit
KETIKA PEMBELA UUD 1945 DITERIAKI
Oleh Tangkisan Letug
Gusdur ke Ciledug
Menyerukan pentingnya nilai hak asasi
Sebagaimana dijamin kosntitusi
Sungguh ironis
Ia diteriaki
Dan terpaksa lenggang pergi
Oh negeri
Siapa lagi berjuang berdiri
Menegakkan nilai republik ini
Bila anak-anak negeri
Sudah
"USIR AGAMA PENJAJAH!" VS "USIR AGAMA ARAB!"?
Oleh Tangkisan Letug
Di Ciledug
Terpampang slogan
"USIR AGAMA PENJAJAH!"
Kampung kami emoh kristianisasi
Dilarang berdoa di sekolah ini.
Maka, ditutuplah jalan kampung,
Katanya jalan itu milik orang kampung
Sekolah haru
DOA TUKANG SAPU KANTOR BIROKRASI
Oleh Tangkisan Letug
Selamat pagi Tuhan
Kembali aku mulai pekerjaanku
Di kantor birokrasi ini
Senang aku Tuhan
Bekerja di kantor ini
Meski gaji cukup membeli
Sekedar makan minum saban hari
Namun aku bisa mengamati
Segala gerik-gerik
Orang-orang berdasi di
SIAPA MAKIN MALU?
Oleh Tangkisan Letug
Siapa makin malu
Menyaksikan bulan Ramadhan
Dilumuri aksi kekerasan
Seakan tiada lagi tersimpan
Arti rahmat semesta alam
Negeriku makin tenar
Bukan oleh ulah orang-orang baik
Tetapi oleh ulah pembela moral agama
Dengan rusak sana rusak sini
Inilah negeri
SBY, DILEMA ANAK TUNGGAL
Oleh Tangkisan Letug
Mengamati reaksi publik terhadap Kabinet Indonesia
Bersatu yang dibentuk SBY-Kalla, penulis hanya
berunjal napas panjang. Begitulah, sekarang para
pemilih SBY-Kalla sendiri yang akan tinggal gigit
jari, mengingat harapan-harapan para pemilihnya
DOA SEORANG TRAMTIB
Oleh Tangkisan Letug
Tuhanku
telah kuobrak-abrik gubug-gubug itu
demi perintah atasanku
demi nasib uang nafkah keluargaku
Tuhanku
aku siap menggusur warga kota lagi
atas perintah atasanku
demi kebersihan dan keindahan kota.
Tuhanku
hari ini aku memukuli orang-orang itu
SUMPAH PETUA PENIPU
Oleh Tangkisan Letug
Kami petua-petua negeri babu
Mengaku
Berdusta pada anak cucu
Berkorupsi tanpa kenal waktu
Bersekongkol menjadi kecu
Bersekutu menutup malu
Berniat satu
Langgengkan impunity itu.
Berhasrat satu
Lindungi semua koruptor itu.
Berbahasa satu
Bahasa kecu itu
DAN POLISI PUN DIAM SAJA
Oleh Tangkisan Letug
Gereja dibakar
Tempat hiburan dihancurkan
Mesjid Ahmadiyah dirusak
Uang negara dijarah
Cafe diporandakan
Dan polisi pun diam saja
Dan polisi pun tak bergeming juga
Dan polisi pun nonton saja
Dan polisi pun tak bergerak juga
Sudah lama diumbar kata
ADA SAATNYA
Oleh Tangkisan Letug
Ada saatnya engkau mengobral janji
Ada saatnya engkau memberi isi
Ada saatnya engkau dipuji-puji
Ada saatnya engkau menuai caci.
Ada saatnya engkau cepat melayang ke langit tinggi
Ada saatnya engkau segera jatuh ke bumi.
Ada saatnya engkau dibela mati
Ada
JANGAN GIGIT JARIMU
Oleh Tangkisan Letug
Jangan gigit jarimu
Eman-eman nduk hilang cantikmu
Jangan sakit hatimu
Kecewa tak perlu merusak batinmu
Sudah kukata jangan pilih dia itu
Penipu sejak semula aku tahu
Pengkhianat itu
Tapi cintamu seakan membutamu
Ya sudah apa boleh buat begitu
Bila ia
SHOCK THERAPY YANG DITUNGGU
Oleh Tangkisan Letug
Kutunggu shock therapy-mu
Bukan hanya shock teri-mu
Menangkap yang lari itu
Tetapi membiarkan eyang tumenggung
Yang masih tersenyum itu
Seraya mbethoti burung kutut
Leyeh-leyeh terkekeh
Menyaksikan bermain tongkat kayu
Seakan memang tak pernah
Penghapusan Subsidi BBM Tidak Perlu!
Kwik Kian Gie
(Kompas, 21 Oktober 2004)
KITA membaca dan mendengar bahwa semakin tinggi harga
minyak di pasar internasional, semakin besar subsidi
yang harus dikeluarkan pemerintah.
Kita juga membaca bahwa karena harga minyak di pasar
internasional meningk
URA-URANING KUNTUL
Dening Tangkisan Letug
Wasesaning jagad gumelar ning
Dasan tumurning jawah
Ngelebi sawah pra tani sami
Mung sadermi nguras pari
Kentir ginawa banjir
Kaliren tembe mburi
Wasesaning bumi
Pinangku dening Togog duk wuni
Mung nggegelis nepsuning amuni
Gumledhaging dhampar kari
LITANI POLITIK
Oleh Tangkisan Letug
Litani penguasa dan politisi:
Mari bersatu mendukung pemerintahan.
Ciptakan situasi kondusif
Akan diusut tuntas
Dalang kerusuhan akan ditangkap
Diselesaikan dengan pihak-pihak yang terkait
Masih dalam investigasi
Sedang diproses
Sesuai prosedur
Itu oknum
Jaga
KI DOLLAR
Oleh Tangkisan Letug
Ki dollar
Adalah dalang wayang
Segala wajah gila kursi
Ketika sang penguasa
Dinilai tak berkolaborasi
Rakyat diprovokasi
Diangkat dipuji-puji
Sebagai pemilik dan peentu kursi
Namun ketika kursi teraih
Rakyat ditinggal pergi
Kembali jadi bulan-bulanan
Disalahkan
PILIHAN RAKYAT
Oleh Tangkisan Letug
Pemimpin pilihan rakyat
Siapa mensahkan klaim ini?
Pilihan mayoritas pemilih
Bukan kembaran pilihan rakyat
Rakyat itu anonim
Rakyat itu mitos
Rakyat itu hantu
Pilihan rakyat kalau begitu
Pilihan anonim, sekedar mitos,
Dan pilihan hantu.
Jadi pemimpin pilihan
SUMPAH ITU SAMPAH?
Oleh Tangkisan Letug
Ketika tinggal kata
Ketika dusta meraja
Ketika senyum menjadi senjata
Ketika penampilan mengelabui mata
Ketika kitab suci sekedar tatakrama
Ketika sumpah hanya di depan kamera
Akankah ia menjadi sampah saja?
20 Oktober 2004
Dalam Soliloqui Malam:
INTELEKTUAL METROSEKSUAL
Oleh Tangkisan Letug
Jogja beberapa tahun lalu masih memberikan aroma
kesederhanaan, juga di kalangan intelektualnya. Tetapi
akhir tahun lalu, ketika bersama kawan-kawan bertemu,
ada kesan baru. Kaum intelektual Jogja sepertinya
sudah terjangkit
DEMOKRASI KITA
Oleh Tangkisan Letug
Demokrasi kita
Sekedar sorak gerombolan
Ditiup taifun dollar
Ditawan manisnya senjata
Damai dan perang
Aman dan penindasan
Tetap bukan keseriusan
Semua adalah permainan
Dan rakyat tak lebih boneka
Abadi di tangan kekuasaan.
18 Oktober 2004
KOTA-KOTA KITA
Oleh Tangkisan Letug
Kota-kota kita
Kolor klombornya kuasa
Perpanjangan pasar global
Surutnya peradaban
Sepinya kesenian di keramaian
Keringnya kebudayaan
Debu dan parfum bersatu
Menghias wajah-wajah penghuninya.
18 Oktober 2004
INVESTASI DAN DEMOKRASI
Oleh Tangkisan Letug
Investasi
Katanya sumber krisis
Ditolak pengangguran makin tinggi
Diterima ketergantungan makin mencekik
Oh, siapa bilang rakyat butuh investasi
Hanya mereka yang telah menasionalisasi
Perusahaan hampir di pelosok negeri
Demi modal terkeruk, dan
AKU TERLUKA OLEH UJUNG DASIMU
Oleh Tangkisan Letug
Aku terluka oleh ujung dasimu
Menyisakan bau uang korupsi
Di kantormu istana kuasamu
Irikah aku
Yang tak sepertimu
Hanya bisa mencibirmu
Tanpa bisa memberi uang saku
Ingin aku menjadi bisu
Tapi darahku sudah ketagihan malu
Untuk diam dengan
TOGOG SOROWITO
Oleh Tangkisan Letug
Togog Sorowito
Dewa yang turun arcopodo
Katanya suci mengabdi
Demi negeri
Tapi apa daya
Tak mampu membela nurani
Ketika Prabu Sutejo
Raja negeri seberang yang diabdi
Membantai dan mengobrak-abrik
Rakyat Amarta yang menanti
Datangnya satria bernurani
SANNGGAR SENI DIBARA API
* Untaian duka untuk Sanggar Seni Babakan Siliwangi
Oleh Tangkisan Letug
Setelah karya seni Tisna Sanjaya
Disampahkan
Begitukah sanggar seniman Babakan Siliwangi
dikirim bara api?
Jahatnya benci itu selalu tertutupi
Tapi sejarah tak menghapus nila di bumi.
17 Oktober
SEPOTONG KUE KELAPA RASA JAHE
Oleh Tangkisan Letug
Sepotong kue kelapa rasa jahe
Menemani soreku sendiri
Nikmatnya duh ingin kucecap abadi
Manisnya duh semanis madu murni
Sepotong kue kelapa rasa jahe
Buatan emakku kemarin sore
Tiada kue lain menyaingi
Apalagi mengganti menemani sore ini
SEBUAH APEL HIJAU
Oleh Tangkisan Letug
Sebuah apel hijau
Cukup sehat buat sarapan
Mengganjal perut
Menemani pagi ini
Seraya menyeruput
Sari jeruk manis
Menyegarkan mulut ini.
Kuingat apel di Malang
Yang katanya sudah banyak berkurang
Tak seperti tahun-tahun dulu
Produk sendiri diminati
MENJELANG RAMADHAN DAN GELANDANGAN
Oleh Tangkisan Letug
Menjelang Ramadhan
Seorang gelandangan menelpon emaknya
Bukan lewat kantor telepon
Bukan pula dengan selularpon
Hanya cukup dengan "batinpon"
Lebih intim dan hangat di tengah gerimis
"Mak, sebentar lagi Ramadhan,
Akankah
OPERA DI PANGGUNG TEATER INDONESIA
Oleh Tangkisan Letug
Serupanya teater, hingar bingar dunia politik
Indonesia itu tampak lebih menggetarkan. Penampilan
para senimannya jauh lebih pintar daripada
seniman-seniman negeri seberang. Trick-trick
teatrikalnya jauh lebih natural daripada di panggung
APALAGI YANG TERSISA BUAT KITA?
Oleh Tangkisan Letug
Kita ini hanya pemulung sampah
Hanya mendapat remah-remah orang serakah
Laut sudah dikeruki kapal-kapal megah
Ikan-ikannya masuk jaring dengan susah
Hutan sudah dirusak dan dicuri tetangga sebelah
Minyak sudah dipompa habis
Pendapatan negara
TAIFUN POPULIS
Oleh Tangkisan Letug
Ketika badai taifun menimpa wilayah-wilayah seperti
Filipina, Jepang, Taiwan dan wilayah Lautan Pasifik,
tak ada satu kekuatan manusia pun mampu menghadang dan
mencegahnya. Kedatangan badai yang cenderung
menghempas dan melibas itu hanya bisa diterima dengan
CAPUNG
Oleh Tangkisan Letug
Ada yang berwarna kuning
Ada yang berwarna hijau
Sayapmu seperti kaca
Terbangmu seperti menggoda
Ingin aku menunggu pencokanmu
Lalu encup sayapmu
Hingga aku riang menangkapmu.
Kau itu "kinjeng" di desaku
Kau itu "dragonfly" kata teman b
POLISI DAN BULAN RAMADHAN
Oleh Tangkisan Letug
Ini suara pak polisi
jangan bisu jangan tuli
dengarkan baik-baik
camkan dalam hati:
"Dilarang demo anarkis
di bulan suci."
"Jangan razia anarkis
tempat hiburan malam hari."
Simpatik ajakan pak polisi
demi bulan suci.
Setela
ADA BOM DI JAKARTA, ada bom di paris
Oleh Tangkisan Letug
BOM DI JAKARTA
DI DEPAN KEDUTAAN AUSTRALIA
SEMUA KORAN DALAM DAN LUAR NEGERI
MEMUATNYA BESAR-BESAR DI HALAMAN MUKA
KERUSAKAN MEMANG PARAH
KORBANNYA KAUM PAPA
POLISI "GIRANG" MENDAPAT KERJAAN
MESKI PANJANG NIAN KISAHNYA TAK HEN
MENGAPA POLISI?
Oleh Tangkisan Letug
Mengapa polisi tidak tegas?
Karena takut dilawan lebih keras.
Mengapa polisi selalu terlambat?
Karena tentara selalu lebih hebat.
Mengapa urusan polisi tidak tuntas?
Karena takut pada yang di atas.
Mengapa polisi diam melihat kriminalitas?
Karena takut
KAGET
Oleh Tangkisan Letug
Kaget
Ada orang duduk enak terjungkal
Orang lalu ngorek tanah sejengkal
Padahal itu hanyalah sandiwara.
Kaget
Banyak pemimpin elit berkelahi
Orang lalu mencari teori konspirasi
Padahal sang dalang memang menghendaki
Itulah bagian dari babak demokrasi
Kaget
Ada kodok
INDONESIA AKAN MENJADI NEGARA KULI?
(Tanggapan Untuk Artikel Jeffrey Winters di Media
Indonesia 5 Oktober 2004)
Oleh Tangkisan Letug ([EMAIL PROTECTED])
Membaca artikel Jeffrey Winters hari ini di Media
Indonesia, saya cukup terkesan oleh besarnya perhatian
Winters terhadap persoalan Indonesia
Aku nggak ngerti, kok kayaknya SBY itu ngebet betul
kepingin cepet dilantik kesannya. Lalu dia mengatakan
ini:
"Kami berharap dengan hasil yang telah disampaikan KPU
kemudian dikukuhkan oleh Mahkamah Konstitusi (MK), ada
saluran komunikasi yang sedang kami bangun (dengan
Presiden) karena itu yang
Tangkisan Letug:
HUKUM
Milik si kuat
Memukul si lemah
Takut pada tuan beringas
Menindas anak tanpa belas
Pelindung koruptor berkelas
Meneror rakyat tertindas
Diagungkan bagai tuhan hebat
Orang ber-rohani bejat
Di dalam dipuji sendiri
Ke luar hanya malu mengikuti
Aparat tegak berdiri
Netral
Mendengar Munir Melalui Ulil
Agama Harus Menjadi Maslahat bagi Manusia
(Kompas, 6 Oktober 2004)
SEBULAN yang lalu, tepatnya Selasa 7 September 2004,
Indonesia kehilangan sosok pejuang hak-hak asasi
manusia yang integritas dan pengabdiannya sulit
ditandingi. Munir menghadap Sang Pencipta dalam
p
Saatnya Indonesia Kerja Keras
Jeffrey Winters, Guru Besar Northwestern University,
Chicago, USA
(Media Indonesia, 5 Oktober 2004)
PEMILIHAN Presiden (Pilpres) 2004 memberikan beberapa
pelajaran politik yang sangat penting. Pemilihan ini
membuktikan bahwa tidak masalah bagaimana populernya
And
KBRI Malaysia Kerepotan Terima Tim Studi Banding
Indonesia
Senin, 04 Oktober 2004 | 11:27 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Duta Besar Indonesia untuk
Malaysia, Rusdiharjo mengungkapkan jumlah kunjungan
tim studi banding Indonesia ke Malaysia mencapai 60
kali perbulannya. Menurutnya, mereka adalah p
HUJAN DAN GELANDANGAN
Oleh Tangkisan Letug
Hujan
rumah di jembatan
hari ini tak bisa cari makan
mancing di kali pun ikan enggan
menggigil kedinginan
berharap banjir tak datang mendera
kian deras
kian cemas
2 Oktober 2004
___
Do you Yahoo!?
Declare
SASTRA MERAYU
Oleh Tangkisan Letug
kedip alismu
bagai kedip bintang di langit biru
kerling matamu
bagai kilau embun di daun talas itu
sungging senyummu
semanis madu dituangan kopiku
halus tuturmu
meresap dalam di jantungku
adakah luas dunia menyambutku?
pembaca memang bukan wanita
penikmat
MEMAHAMI "SASTRA"
Oleh Tangkisan Letug
Mengapa ada "sastra"? Sebab, menurut para filsuf,
manusia adalah "animal simbolorum" (mahluk yang
membutuhkan simbol-simbol). Dan simbol menjadi
gumpalan ekspresi atau ungkapan yang tercetuskan untuk
kebutuhan ada bersama
MINGGU PAGI
Oleh Tangkisan Letug
Cerah di langit hari ini
Bersama anak-anak muda
Bernyanyi memuji
Ada hidup untuk disyukuri
Ada cinta untuk dihidupi
Ada kawan untuk dicintai
Ada dunia untuk diakrabi
Ada diri untuk dituani
Teduh di hati
Penuh jiwa ini
Mereguk cinta tanpa purna
Waktu adalah cinta
DEMOKRASI BUTUH JIWA BESAR
Oleh Tangkisan Letug
Indahnya demokrasi adalah cermin manusianya. Indahnya
cakrawala adalah cermin semesta. Begitulah kiranya
kita bisa ungkapkan seluruh pengharapan anak bangsa
ini menyongsong masa depannya.
Pertama-tama perlu diakui bahwa kemanusiaan Indonesia
MENANG-KALAH BUKAN UKURAN KUALITAS PILIHAN
Oleh Tangkisan Letug
Hingar bingar kampanye dan pemilu sudah berlalu. Kini
tinggallah tugas nyata menanti bagi pemimpin baru.
Tetapi, dalam tulisan ini, penulis ingin menyampaikan
kebijaksanaan ini: Menang ora pongah, kalah ora
semplah. Artinya
PARADOKS
Oleh Tangkisan Letug
Kedewasaan sebuah pilihan
mengerti paradoks kehidupan
bahwa kematian itu sisi lain kehidupan,
bahwa kesakitan itu sisi lain kesembuhan,
bahwa kegembiraan itu wajah kedukaan,
bahwa tangisan itu kesementaraan kegembiraan,
bahwa jatuh itu awal kebangkitan
bahwa
Doa Pemilu:
MOHON TURUNKAN EMBUN
Oleh Tangkisan Letug
Dengan tunduk, mulutku terbisu,
aku ingin menaikkan asap dupa
pertanda hatilah yang berbicara
kepada Dia Sang Ada di sana
yang telah memberi hidup
yang telah memberikan tanah air.
Turunkanlah embun
hari-hari ini bagi kami
seluruh bangsa
TERAWANG AURALIK KEBATINAN TENTANG PEMILU
Oleh Tangkisan Letug
Ketika aku melihat foto-foto yang menunjukkan
sepak-terjang kedua pasangan kandidat presiden dan
wakil presiden, aku sedikit heran. Ada perubahan aura
di wajah-wajah mereka.
SBY-JK
Khusus untuk SBY, memang ketika ia masih awal-awal
AS: Arab Saudi Termasuk Negara dengan 'Keprihatinan
Khusus'
WASHINGTON--MIOL: AS, Rabu waktu setempat, menambahkan
Arab Saudi, Eritrea, dan Vietnam ke dalam daftar
negara yang menimbulkan 'keprihatinan khusus'
berdasarkan Akta Kebebasan Beragama Internasional
karena pelanggaran parah kebebasan be
MEMERANGI KECOA
Oleh Tangkisan Letug
Kurang ajar,
kecoa bertengger di sisir
di depan kaca di atas wastafel
kugiring keluar, lari ke tembok
lalu kutampar dengan sandal
praaakkk
kecoa klenger jatuh ke lantai
kukepruk dengan sandal
praaakkk
keluarlah segala isi perutnya
("mecedel" baha
SBY for Better Indonesia?
J Geovanie, Pengamat Politik, Ketua Dewan Direktur The
Amien Rais Center
(Media Indonesia, 14 Sep 2004)
DUA capres yang lolos ke putaran kedua pilpres,
Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY), dengan caranya masing-masing, tengah berusaha
menarik per
Susahnya Menjalankan Titah Koalisi Elit Partai
Titah politik Koalisi Kebangsaan dan Koalisi
Kerakyatan dari pusat ternyata belum menuai hasil
maksimal. Di berbagai daerah, ketika dimulai pemilihan
ketua DPRD tingkat propinsi seperti yang terjadi akhir
pekan lalu di Jawa Timur, persekutuan-persek
Yudhoyono vs Mega: Perubahan vs "Status Quo"?
(Sinar Harapan, 9 September 2004)
Oleh Eka Darmaputera
Bila di dunia peradilan ada semboyan nothing, but the
whole truth atau
tiada yang lain, kecuali kebenaran yang utuh, di dunia
periklanan yang
berlaku adalah anything, but the whole truth ata
HABIS SUDAH AIRMATA
Oleh Tangkisan Letug
Airmata negeri habis sudah
seakan ganti buliran darah
di setiap pori-pori kulitku
menangis aku tak mampu
mengadu aku sudah bosan
hanya bayangan korban-korban
terus berteriak di benakku
harus bersuara apalagi
banyak teroris masih
lenggang lari menari
KAU, AIR MATA JIWA KAMI
--Untuk Munir--
Oleh Tangkisan Letug
Sungguh tak mengerti
mengapa mesti ini terjadi
kau pergi dipanggil yang ilahi
di tengah galau hati
belum melihat cerah pagi
di kabut perjalanan kami
rakyat negeri
yang ditinggal sepi
oleh jiwa-jiwa pemberani
sepertimu
mengisi harapan
MELATI LURUH DARI TANGKAI
-Mengenang Munir-
Oleh Tangkisan Letug
Kuingat keberanianmu
meretas kelu ketakutan
di tengah teror penculikan
dengan wajah kuyumu
tak sepi gentar dan liku
membuka aib bangsa
di tengah ancaman tajam peluru
atau gertak perintah libas
kau gemetar namun tegar
di
ADA HATI
Oleh Tangkisan Letug
Tertawalah
ada telinga
mendengar suara.
Tersenyumlah
ada mata
melihat indah
wajah manusia.
Menangislah
ada airmata
menampung duka.
Berdoalah
ada hati
membuka setiap kata.
Berhatilah
sebab ada Hati
telah lebih dahulu
mengenal rasa.
Hiduplah
sebab ada Hidup
telah
], atau
[EMAIL PROTECTED] Di bawah ini sekedar upaya
pertamanya. Selamat menikmati.
Salam,
Tangkisan Letug
==
NGASAH RASA LAN BUDI (1)
Dening Marcus Aurelius
Sinerat ing taun 167 Pra Masehi
(Judhul asli: Meditationes; Englis: The
Meditations;Kajawekaken dening Tangkisan Letug)
BUKU
Berikut ini saya bagikan prinsip kepemimpinan dari
Gajah Mada. Saya sertakan dengan tafsir Indonesianya.
Semoga berguna untuk menimbang calon pemimpin kita.
Salam,
Tangkisan Letug
Asta Dasa Parateming Prabu
=Wolulas silaning Keprabon/Kepemimpinan
DELAPAN BELAS PRINSIP
SANG PATRIOT
*Untuk Benny Moerdani
Oleh Tangkisan Letug
Tegar tatapanmu
Keras guratan wajahmu
Bagai karang tak tergoyahkan
Merangkul negeri ini seadanya
Dengan segala daya yang ada
Hingga daya yang masih tersisa
Demi kekasih tanah airmu
Demi cinta tanah tumpah jiwamu
Apapun tiada yang membuatmu
Pertarungan SBY-JK vs Mega-Hasyim
Berikut ini beberapa pengamatan sekitar wacana
pertarungan antara kedua tim sukses pilpres dari
SBY-JK dan Mega Hasyim
Senjata riset ilmiah yang dimotori oleh kaum ilmuwan
pendukung SBY-JK, secara telah berhasil mengalahkan
pasangan Mega-Hasyim dalam putaran pe
NYAWA SEORANG PENYAIR
Oleh Tangkisan Letug
Engkau bukan satu-satunya
sudah panjang litani luka
yang tergoreskan oleh getaran jiwa
hingga nyawa pun harus membayarnya
Engkau bukan pertama dan terakhir
akan masih terulang darah penyair
tertumpahkan demi sunyata diukir
tak hanya di atas kertas
MERAH PUTIH DAN TAUFIK HIDAYAT
Oleh Tangkisan Letug
Dalam linangan air mata,
di wajah Taufik Hidayat,
dipersembahkan yang terindah
emas untuk bulutangkis kita
aku boleh berbangga
Indonesia masih belum mati di dunia
merah putih masih bisa memberi nyala
merah, merah, merah,
aura menyala melingkari
BURUNG KEDASIH
Oleh Tangkisan Letug
Masa lalu adalah kematian yang diburu
tersimpan kelu lengking sendu
tanpa nama agung terukir perlu
cukup suara diperdengarkan selalu
tanda hidup kini jauh lebih perlu
daripada kematian masaku lalu.
Aku bagai burung Kedasih
terbang mengembara menggemakan cicit
www.suarakarya.com
7 Agustus 2004
Lakon Wayang Dan Lakon Kita
Catatan N. Riantiarno
Menafsir kembali salah satu segmen dari lakon wayang,
sudah dilakukan Teater Koma sejak 1978 (lakon
Maaf.Maaf.Maaf). Dan sama seperti yang sering disebut
oleh banyak dalang wayang, saya juga menyebut
'penafsiran
Surya,5 Agustus 2004
Cermin buram elite politik dalam Republik Togog
Oleh Benny Susetyo Pr
Budayawan, Malang
Republik Togog, judul yang dimainkan oleh Teater Koma
arahan sutradara Nano Riantiarno adalah metafora zaman
ketika Indonesia dikendalikan oleh para togog. Sebuah
zaman di mana keserak
Dari Pementasan "Republik Togog" Teater Koma
Ketika Kebajikan Hilang Kekacauan pun Terjadi
HUMOR adalah sebuah sketsa vibrasi keluhan dan potret
sosial masyarakat (bahkan juga situasi perpolitikan
nasional). Ia menjadi satire, sebuah arena kegetiran
yang coba ditumpahkan ke dalam fantasi senyum
MODEL-MODEL SEMANGAT KEBANGSAAN (2-selesai)
(bagian kedua-selesai)
Oleh Tangkisan Letug
(Catatan: Dalam bagian kedua ini masih saya muat juga
tiga paragraf akhir dari bagian pertama untuk membantu
pembaca)
Model-Model Semangat Kebangsaan
Untuk meneruskan cita-cita luhur para pendiri bangsa
MODEL-MODEL SEMANGAT KEBANGSAAN (1)
(Bagian pertama)
Oleh Tangkisan Letug
Setiap kali ada peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan
RI, kita dengan mudah menyaksikan upacara-upacara yang
nyaris serentak di seluruh Indonesia. Upacara, dengan
segala unsur seremonialnya, seakan telah menjadi
trade
Dari Sebuah Percakapan: TANTANGAN DAHSYAT INDONESIA
Oleh Tangkisan Letug
Di hari peringatan proklamasi kemerdekaan ini, aku
bertemu seorang kawan dari India, yang cukup banyak
terlibat dalam perjuangan kemanusiaan, tidak hanya
tingkat lokal, tetapi juga tingkat dunia. Dari
percakapan dengan hari
Hari Kemerdekaan Negeri (5): MENJADI KEKASIHMU ABADI
Oleh Tangkisan Letug
Di mana hartamu, di sana pula hatimu,
di mana hatimu, di sana pula kekasihmu,
di mana kekasihmu, di sana pula cintamu,
di mana cintamu, di sana pula citamu,
di mana citamu, di sana pula hidupmu.
Pantaskah kita mengaku
Media Indonesia, Jum'at, 13 Agustus 2004 20:52 WIB
POLITIK
Presiden Minta Warga Tionghoa Mawas Diri
JAKARTA--MIOL: Presiden Megawati Soekarnoputri minta
warga Indonesia keturunan Tionghoa untuk mawas diri
atau introspeksi terhadap tingkah laku mereka dan
jangan hanya menuntut penghapusan dis
KETIKA TOGOG BERSEKUTU DENGAN BILUNG,
LIMBUK BERMAIN CINTRONG DENGAN BAGONG
Oleh Tangkisan Letug
Goro-goro itu ternyata tidak cukup satu atau dua jam.
Dalang edan yang melakonkan Negeri Dedelduwel telah
berkeputusan untuk memperpanjang adegan Goro-goro.
Para penontong yang berada di balik layar
u semua orang Indonesia tidak merasa pernah
menerima "darah turunan", lalu akan disebut apakah
orang Indonesia sebenarnya? Jangan-jangan akan disebut
"keturunan manusia" saja?
Aku, warga Indonesia.
Tangkisan Letug
-
Harian Komentar, 13 Agustus 2004
Y
Hari Kemerdekaan Negeri (4): KEBANGSAAN UNTUK RAKYAT
Oleh Tangkisan Letug
Bila kuasa sedang menjadi pemikat,
syahwat kebangsaan dengan gampang kumat,
berteriak awas intervensi asing
tetapi yang sebenarnya dibela tak lain
hanyalah kepentingan kursi digiring.
Seorang preman tiba-tiba omong suci
DANA KPU MELIMPAH, RT/RW DIPERAH
Oleh Tangkisan Letug
Dana KPU memang melimpah,
barangkali di sana bersarang serakah
hingga celakanya terjadi sudah
RT/RW pun bagi sapi perah.
Siapa peduli kontrol dana KPU?
Tak tahulah, hanya rakyat sajalah,
yang terus dibuat salah
KPU mungkin memang ladang
DANA KAPU MELIMPAH, RT/RW DIPERAH
Oleh Tangkisan Letug
Dana KPU memang melimpah,
barangkali di sana bersarang serakah
hingga celakanya terjadi sudah
RT/RW pun bagi sapi perah.
Siapa peduli kontrol dana KPU?
Tak tahulah, hanya rakyat sajalah,
yang terus dibuat salah
KPU mungkin memang ladang
1 - 100 dari 274 matches
Mail list logo