On 1/25/2010 8:45 AM, eko wrote:
masud dari berlebihan itu bukan kepada apa yg menjadi requirementnya
tapi pada cost yg wajib d terima pekerja... 1 juta bahasa pemrograman
yg wajib atau diminta pun oleh perusahaan  itu tdk ada masalah bagi
pelamar dan masih jadi kewajaran, akan tetapi apa perusahaan tersebut
memperhatikan/perhitungkan tiap keahlian yg ada pada pelamar... Dan
itu jugalah yg menjadi sebab mengapa para programer pindah dari satu
tempat ketempat lainnya karena ia merasa ada yg lebih layaknya tuk
mengeluarkan cost ke si programer yg menghargai tiap keahlian,,,, dan
benar sekali apa yg dikatakan pada bung Dony seperti HTML/CSS di
pegang oleh yg menguasainya, dan seharusnya setiap keahlian sebaiknya
di pegang oleh masing2 yg menekuni keahlianya... karena ini semakin
meningkatkan daya pikir si programer tuk fokus ke bidangnya...
tahukan anda mengapa ada sebuah perusahaan yg begitu produktifnya
membuat bermacam2 aplikasi hingga ratusan atau bahkan ribuan aplikasi
dibuat dg sangat cepat, itu dikarenakan masing2 menghandle keahliannya
masing2, bukan satu untuk menghandle semua tapi semua untuk menghandle
satu....
Dan sangat rendah sekali kemanan komputer jika si SAMIN (Sistem
Administrator :) ) hanya mengandalkan org yg memang boleh dikatakan
menguasai ribuan sistem ia kuasai di banding dg org yg satu keahlian
tapi banyak di pegang yg masing2 menghandle apa yg menjadi kehliannya
pada si SAMIN....
Bagi saya itu biasa jika ada bnyk org mempunyai keahlian banyak,
karena memang itulah anugrahnya, dan gak pusing mikirin sampe ke
superman :). Dan saya yakin bahwa org satu dengan keahlian itu jauh
lebih baik ketimbang banyak keahlian karena setingginya ia punya ilmu
ketika datang kesibukan ia tdk akan sanggup menghandlenya
dan ilmunyapun belum tentu lebih baik dari orng yg fokus dalam satu
ilmu. bnyk tahu memang baik, tp bnyak pada keahliannya itu lebih baik.


Makanya itu, "thread lulusan IT banyak yang mengecewakan karena" muncul karena semua spesifikasi diatas tidak bisa diperoleh di kampus, kecuali dia ikut UKM atau sejenisnya. Pembekalan ilmunya sendiri tidak dalam. Jadi kita kuliah selama 4 tahun terasa tidak terpakai. Kalaupun pakai juga cuman kulitnya doang. Dalamnya tetap harus belajar waktu kerja. Intinya tidak ada transfer pengalaman. Bagaimanapun juga transfer pengalaman bukan hal mudah dan singkat. Ada hal2 yang bisa diberikan secara lisan, ada yang harus dialami sendiri. Yang perusahaan cari justru pengalaman2 yang seringkali tidak ada di fresh graduate. Mungkin kalau 4 tahun hanya belajar beberapa topik (misal mengupas database, teori, programming, flowchart, dsb) yang mendalam, saya kok yakin lulus pasti sudah jadi tenaga ahli. :) Mana ada kampus kaya gitu ..... (4 tahun belajar jadi sysadmin Linux hahahahaha... )



--
FAQ milis di http://wiki.linux.or.id/FAQ_milis_tanya-jawab
Unsubscribe: kirim email ke tanya-jawab-unsubscr...@linux.or.id
Arsip dan info milis selengkapnya di http://linux.or.id/milis

Kirim email ke