On 4/26/06, Adjie <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

 
ada dua sisi yang sangat menarik kalau kita bisa mengirimkan ribuan orang indo untuk belajar spt cina, yang kepengen jadi pĂȘndidik yaa silahkan, dan yang mau ke profesional monggo kerso, tapi  intinya gimana mencetak lulusan atau orang yang punya peluang sekolah lebih banyak lagi, kayak pabrik gitu bikin product bisa mass production.
karena kalau system pendidikan hanya untuk orang pinter saja atau orang kaya saja, maka hasilnya akan mengerucut, jumlah orang pinter dari menjadi yang paling pinter kan makin sedikit.
 
Pak IMW ada tanggapan ?

Indonesia menyukai "elitisme" untuk dunia pendidikan, dengan kata lain hanya memperhatikan yang puncak-puncak saja).  Artinya sekolahan baik hanya ukt orang pinter atau orang kaya saja.

Bagaimana yg "sedang-sedang saja" ?

Jawab sebagian besar kaum elite :

"Biarkan saja, itu sudah nasib mereka, udah ndak pinter, ndak kaya lagi, jadi siap-siap saja jadi warga negara klas 2"

Bagaimana dengan kaum elite ? setelah selesai sekolah, mereka berhak memilih mana yang lebih enak, hidup di Indonesia, atau hidup di LN.

IMW

Kirim email ke