Saya aja yang jawab ya, minta izin.

Mas Sutiyoso,
Persoalan zikir kepada Allah itu bisa membuat seseorang gila memang tidak 
ada secara teori, tapi ada dalam kenyataan.
Salah seorang adik kelas saya, setelah mengamalkan zikir selama seminggu 
secara rutin, tiba-tiba dia menjadi kacau. Otaknya melayang-layang seperti 
orang yang tidak menginjak bumi lagi. Susah bagi saya menjelaskan 
kondisinya, karena disebut gila juga tidak tepat. Itu bukan gila. Namun 
kesadaran duniawinya atau kesadaran kemanusiaannya lenyap. Saya menduga saja 
awalnya, ini disebabkan mentalnya tidak siap dan belum kuat. Secara teori 
saya membayangkan bahwa orang yang rutin melakukan zikir dengan segala 
keikhlasan dan penghayatannya akan membawa seseorang ke kondisi yang tenang 
secara batin. Namun tidak terbatas itu saja, dalam rumusan sufi ada yang 
disebut dengan "terbuka hijab". Dinding penghalang yang bersifat duniawi 
atau manusiawi itu terbuka dan kepadanya diperlihatkan kebesaran Tuhan yang 
sangat besar dan luas.

Pada kasus adik kelas saya itu, saya menduga hijab itu dibukakan untuknya. 
Ketika itu dia tidak akan merasakan lagi nikmatnya makanan ketika makan. Dia 
tidak lagi melihat apa yang ada di depannya seperti yang biasa kita lihat. 
Pandangannya sudah menembus rahasia di balik sesuatu dan itu bukan 
kehendaknya sendiri. Ketika kesiapan mental masih lemah, pada saat itulah 
kondisi seperti gila itu muncul. Dia masih belum bisa memahami lebih jauh 
apa yang sedang terpampang di depannya. Dia masih belum bisa menafsirkan 
rahasia yang terbuka untuknya itu. Dalam setiap detik hembusan nafas dan 
setiap pandangannya, yang ia lihat hanya Allah semata. Dari mulutnya pun 
akan keluar secara refleks dan terus menerus, Allah.. Allah.. Allah..

Akhirnya kawan-kawan saya membawanya ke rumah Habib Abdullah al-Habsyi, 
ustazd di Pondok kami. Beliau menyarankan kepadanya untuk berhenti berzikir. 
Bagi orang yang konseptual mainded, ini adalah saran yang lucu dan aneh. 
Bukankah setiap muslim dianjurkan untuk berzikir? Namun itulah kenyataannya. 
Bayangkan saja, menyampaikan saran ini saja sangat susah. Dia hanya 
mendengarkan Allah. Dia seperti tidak sadar kalau secara nyata sebenarnya 
dia sedang mendengarkan saran Ustadz kami itu. Karena saran itu agak aneh 
sehingga susah untuk dilaksanakan, akhirnya diminta kepadanya untuk 
memperbanyak shalawat. Pesannya, shalawat harus lebih banyak dari zikir yang 
ia ucapkan.

Pesan memperbanyak shalawat ini juga yang sering disampaikan oleh 
ustazd-ustadz kami. Kalau saya ingin menafsirkan rahasia pesan itu, 
sebenarnya adalah ingatlah pada Nabi yang Manusia itu dan Dia sebagai 
manusia adalah orang yang paling dekat kepada Allah; Imamul Muttaqin. 
Tujuannya, mendudukkan kembali posisi sebagai manusia sebagaimana Nabi 
adalah manusia. Atau dengan kata lain, menumbuhkan kesadaran manusiawi 
secara sempurna ketika (sebelum) menggapai Dzat yang abstrak yang tidak bisa 
ditembus karena ketidak-sempurnaan manusia itu sendiri. Istilah sufi, wal 
'ajzu 'anil idraki idraakun. Itulah fungsi utama shalawat dalam pemahaman 
saya. Alhamdulillah, anak itu perlahan-lahan bisa menginjakkan kembali 
kakinya di bumi, tidak seperti al-Hallaj -:)

Itulah maksudnya perkataan ulama, zikir itu panas dan harus diimbangi dengan 
shalawat untuk mendinginkannya.
Tentu saja, ini tidak akan (atau jarang) terjadi pada orang yang berzikir 
hanya mulut belaka. Ini hanya (sering) terjadi pada zikir yang penuh dengan 
penghayatan dengan segenap jiwa dan perasaan, seperti kata Abu Abbas 
al-Mursi, jika saya lupa kepada Allah sekejap mata, maka saya hukumkan diri 
saya murtad.

Pada sudut ini orang seringkali keliru dalam menilai, bahkan khususnya oleh 
kalangan sufi sendiri, bahwa seperti al-Hallaj itulah maqam (kedudukan) yang 
paling tinggi. Sebenarnya soal kedudukan (Maqam) seperti itu kita serahkan 
saja kepada Allah. Namun kalau saya beranikan diri mengukurnya sesuai dengan 
logika saya, kondisi seperti al-Hallaj itu malah tenggelam dan kesadaran 
manusiawinya hilang. Dan orang yang dalam kondisi seperti itu sangat 
beresiko apabila masih terjun di tengah-tengah masyarakat.

Kalau kita ukur dengan konsep Wihdatul Wujud, masih ada satu tingkatan lagi 
di atas al-Hallaj. Yaitu, syuhudul katsrah fil wahdah dan Syuhudul Wahdah 
fil Katsrah. Dua kondisi ini setara dan sama-sama berada dalam tingkatan 
yang paling tinggi. Pertama, Musyahadah yang banyak dalam Yang Satu. Kedua, 
Musyahadah Yang Satu dalam yang banyak. Manusia yang padanya tergabung dua 
konsep ini sekaligus hanya ada pada Nabi Muhammad Saw. Orang yang berada 
dalam kondisi pertama akan lebih sering menyendiri, sedangkan orang yang 
berada dalam kondisi kedua akan lebih sering terjun dalam masyarakat. Namun 
yang lebih penting--dan ini yang ingin saya tekankan-- yaitu bahwa kedua 
konsep ini sama-sama menonjolkan kesadaran manusiawinya. Artinya, 
kesadarannya sebagai manusia, lebih umum lagi, kesadarannya sebagai makhluk. 
Istilah al-Qur`an, Katakan (hai Muhammad) kepada mereka: saya ini hanya 
manusia seperti kalian, diwahyukan kepada saya al-Qur`an ini...

Penjelasan ini berdasarkan asumsi riwayat bahwa al-Hallaj memang benar 
mengatakan perkataan yang mustahil itu sehingga akhirnya dia dihukum bunuh. 
Sedangkan al-Hallaj dalam penelitian lain sebagai korban politik karena pro 
orang-orang tertindas, maka bukan tidak mungkin kalau sebenarnya al-Hallaj 
sudah mencapai Musyahadah al-Wahdah fi al-Katsrah; Menyaksikan Yang Satu 
dalam yang banyak. Ketika dia melihat "yang banyak" itu teraniaya, miskin, 
tidak mendapatkan keadilan, maka dia berontak karena dia menyaksikan Yang 
Satu, Yang Maha Adil, Yang Maha Kaya. Dan manifestasi itu tidak sesuai 
dengan kondisi mereka. Kenyataan itu yang membuatnya menginjakkan kaki di 
bumi dengan dirinya sebagai manusia untuk membela. Wujudnya tentu dalam 
praktik manusiawi; menuntut kepada penguasa, mendobrak tradisi kekuasaan, 
dsb. Dengan itu, dia telah sempurnakan tugasnya sebagai manusia sebagaimana 
tuntutan Musyahadah al-Wahdah fi al-Katsrah-nya. Dan itu yang membuatnya 
terhukum.

Dengan penjelasan ini, tudingan kotor kepada sufi yang kadang-kadang dengan 
mengkonfrontasikannya dengan kehidupan Nabi dan Para Sahabat adalah keliru. 
Dalam argumen-argumen yang diajukan misalnya, kita bisa baca bahwa mereka 
mengatakan, konsep-konsep yang diadopsi oleh para sufi itu tidak ada dalam 
kehidupan atau ajaran Nabi Saw maupun Para Sahabat sesudahnya. Saya pikir, 
itulah kesalahpahaman. Hal itu, karena mereka menganggap bahwa kaum sufi 
menyatakan kedudukan tertinggi itu adalah seperti al-Hallaj (sesuai asumsi 
riwayat pertama), atau kondisi yang "mabuk" dan hilang kesadaran diri, 
tenggelam dalam (manifestasi kebesaran) Allah. Memang bagi kalangan sufi, 
itu termasuk kedudukan yang tinggi. Namun masih ada tahapan di atasnya; 
seperti yang sudah saya uraikan singkat di atas, mencapai kesadaran 
manusiawi. Kesadaran manusiawi dalam menggapai Allah, itulah kehidupan para 
Nabi dan para Sahabat Muhammad setelahnya.

Demikian, maaf sedikit kepanjangan dengan memberikan jawaban yang tidak 
hanya sebatas pertanyaan yang diajukan.
Wassalam

Aman

----- Original Message ----- 
From: "SUTIYOSO WIJANARKO WIJANARKO" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Saturday, September 17, 2005 9:10 AM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Bacaan Dzikir Sesudah Sholat Fardhu


>
>
> Gimana dimas pertanyaan saya koq engga dijawab?..
>
> salam
>
> --- He-Man <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>>
>> Itu berarti anda tidak pernah dzikir , setidaknya
>> tidak pernah dalam jumlah
>> banyak.
>>
>> ----- Original Message -----
>> From: "SUTIYOSO WIJANARKO WIJANARKO"
>> <[EMAIL PROTECTED]>
>> To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
>> Sent: Saturday, September 17, 2005 12:15 AM
>> Subject: Re: [wanita-muslimah] Bacaan Dzikir Sesudah
>> Sholat Fardhu
>>
>>
>> > He-man,....he-man...eman-eman....
>> >
>> > Dzikir itu mengingat Allah,  apa betul nih
>> mengingat Allah membuat orang
>> yang mengingat Allah jadi gila?.....ini joke atau
>> serious? atau hanya mau
>> cari sensasi...?  atau berpolitik?
>> >
>> > salam
>> >




------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke