Ass wr wb,

IMHO

Abah, canda aja yach...saya juga bisa bilang mengurus
30 menit genteng Masjid ( Rumah Allah ) atau genteng
rumah panti asuhan anak yatim piatu yang bocor dengan
niat dan Ikhlas ( taqwa )semata-mata hanya karena
Allah  bisa mendatangkan "Karunia" dari Allah yang
berjibun lho...:)

salam



--- [EMAIL PROTECTED] wrote:

> Chae, hidup sudah begitu terspesialisasi. Jadi, di
> zaman sekarang ini kita tidak cukup "work hard",
> tapi kita juga harus "work smart". Pergunakan waktu
> seefisien mungkin dan seefektif mungkin. Kalau ada
> genteng bocor di zaman dulu ya bener apa yang
> dilakukan nenek Chae. Tapi, dengan model bangunan
> dan struktur genteng ala sekarang kita tidak bisa
> lagi berbuat seperti itu. 
> 
> Kalau genteng bocor, paling banter yang bisa
> dilakukan sekarang adalah meminimkan tumpahan air
> bocor. Lalu, pangil tukang/kuli bangunan untuk
> memperbaiki. Gunakan waktumu untuk pekerjaan yang
> lebih bermanfaat daripada sekadar mengurus genteng
> bocor.
> 
> Benarlah kata Bill Gate, bila ia berjalan dan
> melihat uang USD 1000, ia tidak tertarik untuk
> mengambil uang itu. Waktu yang dipergunakan
> "membungkuk" untuk mengambil uang itu lebih besar
> nilainya jika dipergunakan untuk berpikir. Boleh
> jadi setengah menit --untuk membungkuk-- kalau
> digunakan berpikir akan melahirkan karya yang
> nilainya "bejibun dollar".
> 
> Saya sendiri seorang penulis, sering punya arti yang
> luar biasa waktu 30 menit bagi saya daripada untuk
> mengurusi genteng bocor. Oleh karena itu, sudah
> bukan zamannya dengan kerja keras apa-apa ditangani
> sendiri. Jangan gunakan waktu untuk belajar nambal,
> mematri, dll bila Anda punya bakat lain yang perlu
> dilatih. Gunakan waktu itu untuk meningkatkan
> ketrampilan sesuai dengan talenta dan dan bidang
> keahlian Anda.
> 
> Di zaman sekarang surah al-An'am:135 tersebut jangan
> dipahami sesempit itu. Ya, seperti Chae kalau
> memahami ayat-ayat tentang genderlah, yang
> progresif.... :-))
> 
> Dus, yang bunyi ayatnya: "Yaa qawmi 'maluu 'alaa
> makaanatikum, innii 'aamilun, fasawfw ta'lamuun
> ..... Sudah waktunya dipahami sebagai perintah
> berkarya sesuai dengan "makaan" (bidang dan
> talenta). Talenta Nabi ya berdakwah. Lha,
> orang-orang yang zalim itu ya yang malas sehingga
> merugikan dirinya sendiri.
> 
> Suwun,
> chodjim
> 
>    
> 
> -----Original Message-----
> From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of
> Chae
> Sent: Thursday, October 13, 2005 12:01 PM
> To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Subject: [wanita-muslimah] Re: Akibat kenaikan harga
> BBM!! --> Makan Dua
> Hari sekali
> 
> 
> Pak Chodjim, Nenek saya Almarhum begitu tahu kamar
> depan bocor karena
> gentengnya turun disebabkan hujan, cepat-cepat ambil
> ember dan kain
> pel kemudian taruh ember plus kain pel didalamnya
> itu di bawah bagian
> yang bocor agar tidak bertambah buruk dampak yang
> diakibatkan oleh
> kebocoran (ca'ileh bahasanya) kemudian baru telp
> saya ke kantor
> melaporlkan situasi yang terjadi:)
> 
> Bagaimanapun di setiap diri kita ada kemapuan untuk
> bisa beradaptasi
> terhadap keadaan artinya mengatasi keadaan, kalau
> tidak bisa
> beradaptasi... maka kita akan tetap tinggal di atas
> pohon begitu sabda
> Mama Mia:) so kewajiban setaip diri kita
> masing-masing untuk bisa
> melakukan sejauh yang kita mampu. Kita harus mau
> menjadi subject,
> jangan terus-menerus menjadi obejct, harus mau
> menjadi pihak yang
> aktif kreatif jangan mau menjadi pasif statis.
> 
> Katakanlah:"Hai kaumku, berbuatlah sepenuh
> kemampuanmu, sesungguhnya
> akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui,
> siapakah (diantara
> kita) yang akan memperoleh hasil yang baik dari
> dunia ini.
> Sesungguhnya,orang-orang yang zalim itu tidak akan
> mendapatkan
> keberuntungan. (QS. 6:135)
> 
> Chae
> 
> 
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com,
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Chae, kita harus bisa membedakan antara orang yang
> melapor dan orang
> yang ahli. Orang yang melapor jangan dituntut
> menjadi ahli, tapi
> laporannya itu perlu didengarkan dengan seksama agar
> bisa digunakan
> sebagai data pembantu. Sedangkan orang yang ahli
> diharapkan untuk bisa
> langsung ikut mencari solusi.
> > 
> > Nah, orang yang melapor itu kedudukannya sama
> dengan orang yang
> melakukan kritik. Artinya ia melihat sesuatu yang
> tak beres, lalu
> dilakukanlah kritik atau tegoran terhadap
> pihak-pihak yang merasa
> punya otoritas untuk menanganinya. Sedangkan pihak
> ahlilah yang
> bertanggung jawab untuk mencari solusinya.
> > 
> > Dus, para pengkritisi jangan dituntut untuk ikut
> memberikan solusi.
> Yang penting pengkritisi itu sudah mengingatkan
> adanya maling,
> kebocoran, dll yang bisa membahayakan. Jadi, jangan
> dituntut untuk
> bisa menangkap malingnya, menambal agar tidak bocor
> dll. Kalau ada
> kaleng saya bocor, dan istri yang tahu, maka saya
> tidak bisa meminta
> istri untuk menambalnya. Solusinya bagaimana? Ya,
> memanggil tukang
> patri atau solder. :-))
> > 
> > Salam,
> > chodjim
> >   
> > 
> > -----Original Message-----
> > From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> > [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf
> Of Chae
> > Sent: Wednesday, October 12, 2005 4:44 PM
> > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> > Subject: [wanita-muslimah] Re: Akibat kenaikan
> harga BBM!! --> Makan Dua
> > Hari sekali
> > 
> > 
> > Saya sependapat Mba Ning bahwa orang yang
> mengkritisi kebijaksanaan
> > pemerintah bukanlah orang yang dengki. Tapi hanya
> pintar mengkritisi
> > tanpa mengemukakan solusi lebih cenderung ke arah
> sikap berkeluh kesah.
> > 
> > Miris memang melihat kenaikan BBM anu teu
> kira-kira cek urang sunda
> > mah meni nyolok mata buncelik:) terlebih lagi
> pemerintah kok malah
> > ikutan acara reality show yang suka mengexploitasi
> kesengsaraan orang
> > dan kemudian membagikan uang pada orang tsb. Dana
> kompensasi sebesar
> > 10 triliun per bulan yang dibagikan kepada rakyat
> miskin di negri ini
> > jelas-jelas menunjukan sikap pemerintah yang
> menyuburkan mentalitas
> > miskin di negri tercinta ini.Bukankah lebih baik
> memangfaatkan dana
> > tersebut untuk membuka lapangan kerja atau
> memperbaiki sistem publik
> > transportasi kita sehingga walau BBM naik tapi
> angkutan umum mudah,
> > murah dan nyaman.
> > 
> > Terlebih lagi kemiskinan menjadi object yang
> banyak di exploitasi
> > akhir-akhir ini, kemiskinan banyak dimanfaatkan
> oleh para pebisnis,
> > karena para pebisnis tidak pernah memperdulikan
> apa pun kecuali
> > maksimalisasi keuntungan yang sebesar-besarnya
> maka dibuatlah acara2
> > reality show tentang orang miskin yang makin
> menyuburkan mentalitas
> > miskin pada bangsa ini. Lebih gila lagi banyak
> orang yang sudah tidak
> > malu lagi untuk bermental miskin. Menurut laporan
> ada banyak para
> > penerima dana kompensasi yang ditolak setelah
> dilakukan survey karena
> > ternyata tidak memenuhi persyaratan disebabkan
> ternyata mereka 
> 
=== message truncated ===



                
__________________________________ 
Yahoo! Music Unlimited 
Access over 1 million songs. Try it free.
http://music.yahoo.com/unlimited/


------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Click here to rescue a little child from a life of poverty.
http://us.click.yahoo.com/rAWabB/gYnLAA/i1hLAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke