Mas Satriyo,
Saya sudah menjelaskan di postingan sebelumnya. Saya (atau mas Ary SP, mas
Ari Con) itu kan menanggapi sampean, kami tidak menanggapi postingan mas Gun
kan?  Begitu juga yang lainnya.

Di ujung postingan mas Satriyo ini kan akhirnya ada pengakuan bahwa anda
merasa khawatir dengan mas Ulil, sementara yang lain tidak khawatir, saya
sih cuex bebex aja, masih banyak yang harus saya urus daripada ngurusin Ulil
...:-)

hehehe .... kenapa saya dikatakan membela mas Ulil? Kenal saja tidak, saya
sudah menjelaskan pula bahwa saya belum pernah baca bukunya mas Ulil, hanya
beberapa tulisannya di koran atau di milis.  Dan sudah saya jelaskan pula
saat ini saya tidak tertarik dengan buku mas Ulil, malah saya sekarang ingin
baca bukunya mas Achmad Chodjim setelah blio menceritakan bukunya yang baru.

Apa saya menuliskan buka aib? wah kelihatannya mas Satriyo mencampurkan
postingan saya dengan mas Ary ...:-)  Tolong dicek dibawah postingan mas
Satriyo masih ada postingan saya yang tidak ribut masalah aib.

pak Adian Husaini pernah saya lihat dalam wawancara di tv ketika
menghalalkan darah Ulil, dan saya tidak tertarik dengan kadar emosionalnya
yang tinggi.  Bagi saya jika ada yang nulis gak bener di koran, bikin aja
tulisan yang dianggap benernya - polemik aja di koran, bukan menghalalkan
darah.  Apa ini dianggap saya membela Ulil? Itu berlaku untuk siapa saja
yang dianggap pikiran nyleneh atau apapun menurut mas Satriyo, bukan hanya
Ulil, ngapain saya ikut campur - ilmu agama saya juga masih sedikit, kalau
saya berani2 posting, itu supaya dikoreksi yang lainnya.

Saya tidak suka kalau dikit2 orang marah dan sampai ke urusan darah2 gitu -
lihat di Makassar, mahasiswa muslim yang bentrok antar fakultas sampai
berdarah-darah, rasanya sedih banget - namanya mahasiswa kan harus lebih
mengedepankan pemakaian isi otaknya bukan ototnya.

bagi saya pribadi, bukan masalah ide2 orang yang bikin saya sedih - tapi
kondisi korupsi yang bener2 sudah bikin nyesek dada.  Ini saya ngetik sambil
lihat pak Taufik Ismail bicara tentang bangsa yang suka korup.

Kalau mas Satriyo mengetikkan ini "boleh kan saya khawatir - bahwa 'gerakan'
ulil cs ini akan nantinya membuat islam di negeri ini bukan lagi islam.
kalaupun islam, tinggal nama saja. isinya tidak jelas apa" .... boleh saja,
itu hak mas Satriyo, dan saya pribadi sebenarnya saya lebih khawatir melihat
orang2 yang mengaku penganut Islam yang ada di dunia nyata sekarang, bukan
waktu 'nantinya' yang mas Satriyo katakan, sekarang mas sekarang ....
bayangkan saya mengurus surat kematian ayah di kelurahan, yang melayani
bapak2 berkopiah dan ibu2 berkerudung, dengan tenangnya menyebutkan sejumlah
uang dan tanpa kwitansi.  Saya narik nafas, bagaimana kalau yang ngurus itu
tidak punya uang lagi karena yang meninggal pencari nafkah - tega nggak
orang yang bersimbolkan agama Islam itu malakin orang yang sedang kematian
anggota keluarganya?

Pertanyaan saya terjawab, ada seorang ibu yang punya anak 6 dan suaminya
terbunuh ketika sedang bekerja, sopir taxi yang taxinya diambil dan sopirnya
dibunuh.  Ibu ini sampai pinjem2 untuk bayar surat kematian suaminya,
teganya malakin orang yang sedang kematian.

Di hari jum'at saya mengurus perpanjangan passport (ganti buku), bapa2 yang
tergesa-gesa mau jum'atan ngasih tahu bahwa 1 hari selesai tapi biayanya 4
kali lipat, 5 hari biayanya 2 kali lipat.  Saya tanya yang normal, sesuai
biaya yang di papan pengumuman.  Bapa yang mau jumatan itu malah ketawa -
katanya tidak ada yang biayanya seperti papan pengumuman, malah dia bilang,
"mba, disini kan gajinya kecil2, ya kita berbagi lah, mba butuh passport -
kami butuh uang".

Itu dikatakan orang yang mau sholat jum'at dan dia sudah wudlu, bukankah
saat kita membersihkan fisik kita, kita juga berusaha membersihkan hati dan
isi otak kita - membersihkan tangan kan bukan sekedar bersih tangan dari
kotoran tapi juga berusaha membersihkan dari perbuatan2 yang dilarang Allah?
Membersihkan mulut juga kan kita juga berusaha untuk mengucapkan kata2 yang
baik. Bapak itu tangannya sebelum dan sesudah jum'atan memegang uang gak
bener, mulutnya mengeluarkan kata2 gak bener.  Bagaimana kalau orang yang
ngurus passport itu mahasiswa yang dapat beasiswa dan uangnya pas2an? Tidak
semua yang ke LN itu untuk bisnis yang menghasilkan uang atau sekedar
wisata.

Kemarin ada anak yang namanya Muhammad Rizky bunuh temannya, mereka anak2
SMP, selain menggorok juga menghancurkan wajah mayat temannya ini.  Di tv
tadi ada gadis SMP yang mengaku biasa jadi PSK remaja, ketika ditanya
tentang pesta sex di Cianjur, katanya bukan sesuatu yang aneh, banyak kok
yang begitu walaupun tempatnya bukan di sekolah.  dan masih banyak lagi
contoh2 orang yang mengaku Islam, rajin ke mesjid, hajinya bolak-balik, tapi
kelakuannya tidak mencerminkan yang ada di Islam.

Apalagi kemiskinan yang begitu banyak sekarang, itu sebabnya saya lebih
tertarik dengan buku Jeffrey Sachs yang membahas negara2 yang sukses
menurunkan kemiskinan, dan negara2 itu bukan negara yang mayoritas beragama
islam.  Disini malah yang miskin tambah banyak ya, kemarin selintas di koran
ada berita hasil BPS terakhir, ada peningkatan orang miskin - sekian juta KK
yang sama dengan sekitar 80 juta orang (CMIIW), bukankah rakyat disini
sekitar 220 juta? yang miskin kok banyak bener ya? bagaimana pemimpin2
muslimnya? Padahal bukankah kefakiran itu dekat dengan kekafiran?

Yang seperti itu yang lebih saya khawatirkan, bukan membela Ulil karena saya
tidak tahu semua pikirannya dan saya tidak punya banyak waktu untuk ngurus
ide2nya, apa memang Ulil harus dibela?- sudah berulang kali saya jelaskan,
tapi saya hidup di dunia nyata dimana banyak anak2 di sekeliling saya yang
tidak bisa sekolah lagi, banyak yang sekarang makannya teratur - 1 kali
sehari.  Saya tidak tahu bagaimana lingkungan mas Satriyo yang berasal dari
keluarga atase militer, mungkin satu dari kelompok 'cream of the cream' di
negara ini, apakah bisa memahami kesulitan orang2 setelah kenaikan BBM ini?
bagaimana beringasnya mereka karena mereka lapar, dan mereka ini muslim
..:-(

salam
Aisha
----------
From: "satriyo" <[EMAIL PROTECTED]>

1. saya tidak menguti-utik masalah bedah buku. gak ada yang aneh dengan
acara itu. apa timbul kesan aneh dari tanggapan saya bagi mba? mohon maaf
...
2. saya hanya MENAMBAHKAN suatu pemikiran yaitu alangkah baiknya sekiranya
sosok ulil itu tidak hanya dikenal dari pemikirannya yang bagi sebagian
anggota ummat ada yang memandangnya kontroversial, tidak hanya dari apa yang
disampaikan, yaitu idenya, tapi juga alasan atau argumen di belakang ide
itu.
3. apa iya, biografi seseorang itu - ini kalo memang wujudnya adalah
biografi - pasti menjelekkan orang yang bersangkutan? sejauh ini tidak tu
...
4. yang berprasangka jelek itu saya ke ulil atau mba aisha ke saya ya? walau
sekedar bertanya ... dan saya ini murni bertanya loh
5. dan sebetulnya yang jadi inti tanggapan saya bukan membuka aib orang mba
... tapi lebih melihat keseharian ulil, apa dia shalat, puasa, menjaga
ikhtilat/campur dengan lawan jenis, 'teman kongko' nya siapa saja ... itu.
karena saya pribadi banyak mendapat info - sekali lagi yang bagi saya
kredibel - bahwa apa yang ulil coba usung tidak lebih dari
justifikasi/rasionalisasi/legalisasi apa yang ia lakukan sebagai muslim.
6. mbak aisah yang budiman, yang lembut dan penuh kasih pada sesama muslim,
saya tidak hendak menjurus ke pribadi ulil, tapi mencoba mencari kaitan
pemikiran 'nyeleneh' dia dengan perilaku dia. secara pribadi ulil yang
katanya masih muslim itu tidak akan saya urus, karena ulil belum menjadi
amanah buat saya, 4jji lah yang mengurus dia. tapi saya tidak suka dengan
apa yang ia timbulkan di tengah ummat yang katanya sedang di obok-obok luar
dalam ini.
7. apa mba pernah kenal dengan nama adian husaini? adnin armas? fahmi
zarkasyi (anak kyai syurkri zarkasi yang pimpinan pondok mederen gontor
itu)? nah ... merekalah di antaranya sumber referensi saya untuk mengenal
seberapa jauh ulil telah menyimpang dalam upaya dia 'menyegarkan kembali
pemahaman keagamaan' nya itu. dan maaf kalo ternyata mbak tahu siapa mereka
dan tetap masih ingin 'membela' ulil. artinya memang kita belum punya titik
temu untuk melihat di mana sebenarnya letak 'permasalahan' ulil.
8. mungkin khalifah abu bakar salah ya memerangi segolongan muslim yang
setelah wafatnya rasulullah tidak lagi menganggap zakat itu wajib, atau
bahkan rasulullah sendiri yang mengancam membakar rumah mereka yang tidak
mau shalat jamaah di masjid, meskipun orang buta? bukankah HAK mereka untuk
punya pikiran nyeleneh untuk tidak membayar zakat atau shalat di rumah
bersama anak dan istri dan bukan di masjid? iya kan? melanggar HAM dong
namanya kan apa yang dilakukan rasulullah dan khalifah abu bakar? tapi saya
yakin mba aisha tidak sejauh itu kan 'membela' hak ulil buat 'cuap-cuap'
9. mungkin saya yang inferiority complex, menganggap ada grand conspiracy
yang tengah terjadi yang mengancam islam dan muslim, dan salah satu pion
dari intelectual mind di balik konspirasi itu, di indonesia, adalah di
antaranya ulil. mungkin. allahu a'lam.
10. saya tidak anti perbedaan ... maaf kalo itu yang ditangkap. saya hanya
khawatir - boleh kan saya khawatir - bahwa 'gerakan' ulil cs ini akan
nantinya membuat islam di negeri ini bukan lagi islam. kalaupun islam,
tinggal nama saja. isinya tidak jelas apa. so, karena iman saya lemah,
sejauh ini hati saya saja yang bisa melawan, dan kebetulan saat ini tertuang
di milis ini, dalam menghadapi sosok seperti ulil cs.

On 11/25/05, A Yasmina <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Mas Satriyo,
Terima kasih untuk perkenalannya yang lengkap, saya sedang membayangkan satu
rumah yang dipenuhi anak2 kecil ...:-)

Kita kembali ke masalah thread yang ini, awalnya mas Guntur yang posting
tentang undangan peluncuran & diskusi buku mas Ulil ya. Tidak ada yang
menanggapi karena memang biasa disini ada undangan peluncuran buku atau
acara diskusi, dll.  Di setiap komunitas termasuk WM, mungkin ada yang mau
ikut acara itu, mungkin juga tidak ada yang ikut.  Bukan satu kejahatan
kalau ikut acara itu, sebaliknya kalau tidak ikut juga tidak akan ada yang
menghukum.  Apa anehnya dengan peluncuran buku dan diskusi?

Lalu mas Satriyo menanggapi, ingin buku yang berisi kehidupan mas Ulil, saya
tanggapi di postingan sebelumnya bahwa saya jadi inget cerita para sahabat
yang ingin tahu apa rahasia orang yang menurut Rasulullah itu calon ahli
surga.  Sama kan? hanya mungkin karena mas Ulil dihebohkan satu kelompok
orang, mas Satriyo jadi ingin tahu kehidupannya.  Entah apa yang ada dalam
fikiran mas Satriyo, apakah ingin membuktikan bahwa mas Ulil itu hidupnya
gak bener?

Lebih jauh lagi, saya kok merasa keinginan tahuan seseorang terhadap
kehidupan orang lain itu tidak akan bisa terpenuhi karena seperti saya
contohkan di postingan, kalaupun ada yang mau merekam kehidupan seseorang,
tidak mungkin lah sampai ke kamar tidurnya.  Itu hambatan dari segi fisik/
jasmani yang kasat mata.  Lebih tidak mungkin lagi masalah isi hati dan isi
fikiran orang lain jika orang itu tidak berterus terang mengemukakan isi
otak dan isi hatinya.  Apalagi masalah keikhlasan seseorang.

Mas Satriyo menuliskan "khalifah umar r.a. mengatakan bahwa belumlah
dikatakan seseorang itu teman dan kenal baik sebelum tidur dan makan
bersamanya" - wah saya jadi tidak mengerti lagi, ini kan masalah mencari
teman atau lebih tepatnya sahabat ya? Apakah mas Satriyo ini ingin
menjadikan mas Ulil jadi teman sehingga harus diketahui dulu secara rinci
kehidupannya?

Saya pribadi tidak kenal mas Ulil, hanya pernah baca tulisannya di koran
atau di satu milis tetangga.  Saya belum pernah baca bukunya, sekarang malah
saya sedang ingin baca bukunya Jeffrey Sachs tentang Poverty, bukunya
Komaruddin Hidayat tentang Kematian (karena ayah baru meninggal),
buku Azyumardi Azra, buku Cak Nur, buku Emha Ainun, dll.  Kalau ada yang
ngasih dan sedang santai, saya juga mau baca bukunya mas Ulil, tapi bukan
yang utama dalam waktu dekat ini.  Dari beberapa tulisan mas Ulil selama ini
yang saya baca, seperti juga membaca buku2 lainnya, saya ambil yang baik
untuk hidup saya dan tidak saya ambil yang tidak cocoknya.  Jadi apa
masalahnya?
Tiap orang bisa saja mengemukakan isi otaknya kan?

Yupssss ...:-) saya setuju dengan kata2 sampean yang ini "... amat besar
murka 4jji atas mereka
yang mengatakan apa-apa yang tidak mereka lakukan...", kalimat itu bagi saya
adalah petunjuk bahwa saya harus bisa menyinkronkan (aduh .. membuat sikron
itu bahasa indonesianya begini ya?) antara kata dan perbuatan.  Jadi itu
pelajaran untuk saya pribadi! Orang lain kalau tidak sama kata dan
perbuatannya, itu urusannya sendiri - tiap orang kan bertanggung jawab atau
segala perbuatannya langsung ke Allah, bukan saya yang harus menghakimi -
saya bukan hakim. Yang lebih penting sebenarnya mengamati satu kata dan
perbuatannya itu adalah para pemimpin sebab kebijakan yang diambilnya
mempengaruhi kehidupan banyak orang - lihatlah kasus kenaikan BBM, semakin
banyak yang miskin sementara anggaran kepresidenan/wakil presiden naik, gaji
anggota DPR juga naik 10 juta tiap bulan.  Jadi apa masalahnya dengan
peluncuran buku seseorang? Dianggap merusak agama? Berapa orang yang akan
rusak? karena bangsa ini terkenal gak suka baca ya, jadi saya rasa hanya
sedikit orang yang membaca buku, termasuk bukunya mas Ulil.

Saya belum pernah baca Sabili, buku2 agama alm ayah juga masih sangat banyak
yang belum saya baca, tafsir Al Azhar masih belum juga beres bacanya, saya
masih ingin baca tafsir2 lainnya.  Apakah Islib munafik atau tidak, bukan
sesuatu yang harus saya fikirkan karena saya tidak ikut milisnya atau di
kegiatan2 kesehariannya.  Yang penting bagi saya menggali Islam untuk
mengetahui bagaimana hubungan ke berbagai makhluk Allah termasuk manusia
lainnya, dalam keluarga atau luar keluarga, dan mencoba untuk menerapkannya
secara bertahap setelah tahu.

Ini pendapat saya, mungkin beda dengan pendapat mas Satriyo, bukan masalah
kan? Karena sekali lagi - perbedaan itu sunatullah.  Yang penting tidak
memaksakan pendapatnya yang paling benar dan memaksa orang lain untuk satu
pendapat, jika tidak sependapat dianggap bukan muslim yang bener.  Seperti
juga obrolan lainnya di milis, masing2 bicara pendapatnya.  Anggota yang
lain bisa melihat banyaknya pendapat yang bertebaran, tinggal ngambil yang
cocok dan ngebuang yang tidak cocok.  Kita semua sedang berusaha memahami
penerapan agama di kehidupan masing2, termasuk juga bagaimana bersikap
ketika ada peluncuran satu buku ...:-)

salam
Aisha

Send instant messages to your online friends http://asia.messenger.yahoo.com 


------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke