Tentang seks dalam film Barat: kalau filmnya bermutu,
adegan seks itu pasti proporsional dengan ceritanya,
artinya tidak dipertunjukkan secara ekstrim atau "wah
ini kesempatan utk adegan porno", tetapi justru harus
sesuai dengan character development dalam cerita.
Dalam kehidupan manusia seksualitas merupakan salah
satu unsur dari perkembangan kepribadian seseorang.
Tujuan film Barat (yang bermutu, bukan film porno)
justru menggambarkan character development secara
kompleks, termasuk peran seksualitasnya. Seksualitas
juga ditunjukkan bukan hanya sebagai sesuatu yang
serba wah (itu fungsi film porno), tetapi sebagai
salah satu tempat human experience yang penuh dengan
ambiguity dan potential conflicts. Film yang bermutu
dan bagus berhasil dalam membangun narasi yang
membahas human dilemmas secara dalam dan tanpa
menyederhanakan konflik batin yang terdapat dalam
setiap individu. Seksualitas itu salah satu aspek
kehidupan kita di mana banyak orang mengalami konflik
batin, baik konflik yang sudah eksplisit, maupun
konflik yang implisit/latent.  Makanya seksualitas
juga diangkat menjadi salah satu topik dalam film
Barat. Seksualitas itu diakui sebagai sebagian dari
realitas kita sebagai manusia. 

Itu bedanya dengan film porno. Dalam film porno,
seksualitas itu hanya serba "wah" saja. Topiknya cuman
itu aja. Asik, nothing else. Dan film porno itu
merupakan visualisasi fantasi laki2. Film yang bermutu
justru akan mengangkat bedanya dan konflik antara male
sex phantasies dengan realitas sebagai topik yang
dibahas dalam narasinya.

Btw, ngomongin film porno, saya sering agak heran, di
Indonesia film porno kok sering dianggap sebagai
"dokumentasi" tentang "seks yang (lebih) baik dan
benar", yang patut untuk ditiru? Sepertinya seks yang
digambarkan oleh film porno dianggap this is how good
sex should be.... dan para istri diminta untuk meniru
adegan perempuan dalam film xxx? Rasanya heran karena
di Barat film porno itu dianggap hanya meladeni
fantasi seks khas laki2 saja, seks dalam film porno
itu sama sekali tidak memperdulikan kebutuhan seksual
perempuan yang tidak sama dengan kebutuhan laki2.
Makanya di Barat biasanya para perempuan tidak
tertarik dengan film xxx. Konotasi film xxx itu justru
bahwa film spt itu ditujukan untuk laki2 yang
kesepian. Laki2 yg gak laris, yg gak dapet partner, yg
lagi kesepian di kamar hotel dsb. Perempuan barat akan
cukup heran kalau mereka disuruh utk ikut nonton film
porno supaya bisa "belajar" dari film itu. Karena film
porno itu hanya tentang fantasi seksual pihak laki2,
peran perempuan dalam film itu hanya merupakan
visualisasi dari fantasi laki2. Jadi heran juga kalau
banyak perempuan Indonesia begitu antusias ingin
identifikasi diri dengan peran perempuan dalam film
porno... 

salam,
Ni Londo

 

--- Ary Setijadi Prihatmanto <[EMAIL PROTECTED]>
schrieb:

> Bang Wida,
> 
> Namanya juga film Bang Wida, 
> selain produk budaya tapi juga suatu komoditas
> ekonomi.
> 
> Bagaimana kalau kita melihat bangsa Indonesia dari
> telenovelanya Punjabi.
> Atau dari sinetron-sinetron misteri yang marak
> belakangan ini.
> Bukankah itu mayoritas produk budaya sinematografi
> kita?
> Apakah hal itu bangsa kita kira-kira spt. itu?
> 
> IMHO, Kita bisa mendapatkan hint ttg bangsa itu dari
> produk suatu bangsa termasuk film.
> Tapi nggak bisa setelanjang itu dong mengambil
> hint-nya.
> Film itu spt. orang mimpi ttg ide-ide, ada obsesi,
> ada trauma, ada ketakutan2, ada otokritik
> 
> Makin lama saya melihat, 
> selain beberapa hal yang sifatnya artifisial,
> manusia di manapun dia berasal sebetulnya isi
> kepalanya sangat mirip.
> 
> Salam
> Ary
> 
>   ----- Original Message ----- 
>   From: [EMAIL PROTECTED] 
>   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
>   Sent: Wednesday, March 22, 2006 2:21 AM
>   Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Barat dan Free
> Sex,
> 
> 
>   Salam juga mas KM,
> 
>   ya.. mungkin saya salah menilai Barat hanya dari
> Film, sekalipun memang 
>   ada juga film Barat yang jelas2 mnunjukkan
> perilaku anak mudanya, seperti 
>   American Pie, Sex and The City, dan yang sejenis
> itu. Lalu kalau ternyata 
>   film2 itu terlalu jauh dengan gambaran yang ada di
> Barat, saya bingung 
>   juga nih. Apa maksud dibuatnya film2 itu? Untuk
> mengelabui orang-orang 
>   yang jauh dari Barat? Agar mengikuti pola hidup
> yang disuguhkan di Film 
>   itu sekalipun itu bertolak belakang dengan
> kehidupan di Barat itu? Juga 
>   dengan keberadaan Situs Porno, VCD Porno dan
> majalah porno?
> 
>   Saya tidak anti Barat secara keseluruhan. Banyak
> sekali hal yang positif 
>   di masyarakat Barat, yang sayangnya sering
> terdistorsi oleh film2 Holywood 
>   ya? Saya suka film Disney. Juga film2 yang serius
> atau berkisah keluarga. 
>   Atau untuk mengenang masa kecil saya dengan film2
> Marvel: Sipderman, Hulk, 
>   Fantastic Four, Dare Devil, dll. Tetapi ada juga
> yang saya tidak setujui 
>   dari Barat.
> 
>   Sebagaimana kita juga bisa memberikan banyak
> kritik bagi budaya di negara2 
>   Muslim yang sangat jauh tertinggal dari Barat.
> Tetapi ada juga budaya di 
>   negara2 Muslim yang saat ini masih lebih baik dari
> Barat. 
> 
>   Sebagaimana juga saya, kita sering masih sulit
> untuk mengkritik diri kita 
>   sendiri dan memuji orang lain. Mengakui oh ya..
> saya masih kurang di sisi 
>   sini memang, tapi saya punya kelebihan di sisi
> ini. Anda punya kelemahan 
>   di sisi itu tapi juga punya kelebihan dari saya di
> sisi sana. Jadi sebagai 
>   orang Jawa, kalau memang benar kritikan mereka
> yang akan saya akui, ya.. 
>   benar kami memang masih lemah di situ. Tetapi anda
> juga harus mengakui 
>   sisi kelebihan kami yang halus dan sopan yang
> mungkin itu sudah kurang di 
>   sisi anda. 8-)
> 
>   Salam,
> 
> 
> 
> 
>   "Kartono Mohamad" <[EMAIL PROTECTED]> 
>   Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
>   03/22/2006 07:59 AM
>   Please respond to
>   wanita-muslimah@yahoogroups.com
> 
> 
>   To
>   wanita-muslimah@yahoogroups.com
>   cc
> 
>   Subject
>   [wanita-muslimah] Re: Barat dan Free Sex,
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>   Ikut nimbrung: mas Wida menilai perilaku orang
> barat (AS) hanya
>   berdasarkan film, ini sikap yang fatal. Mungkin
> kebetulan film yang
>   dilihat film-film yang di AS pun dianggap tidak
> bermutu atau memang
>   film yang memanfaatkan seks sebagai daya tarik.
> Lalu sudah dianggap
>   begitulah perilaku orang Amerika. Mungkin ada
> baiknya mas Wida jyga
>   nonton film-film keluarga, kebanyakan diedarkan
> oleh Disney, atau
>   film-film berlatar belakang sejarah. Lagipula
> kalau nonton film jangan
>   hanya berdebar ketika melihat adegan ciuman atau
> raba-raba, tetapi
>   cerna seluruh ceritanya. Sering juga diselipkan
> dialog yang edukatif.
>   Kalau anda mempunyai kesempatan berkunjung ke
> sana, jangan hanya lihat
>   daerah wisata saja, lihat juga perilaku atau
> kebiasaan keluarga di
>   sana. Baru anda akan mengerti perilaku kehidupan
> rakyat AS di luar
>   film. Film kan bagaikan buku novel. Banyak
> khayalannya, banyak bumbunya.
>   Seperti kata mbak ritajkt, streotyping itu dapat
> juga dibalik ke anda
>   atau kelompok anda. Di Indonesia juga banyak
> pandangan stereptyping di
>   antara suku-suku yang berbeda. Orang Jawa dibilang
> lamban,
>   plintat-plintut, tidak tegas. Orang Minang
> dianggap pelit, dsb. Mas
>   Wida sebagai orang jawa apa ya benar seperti yang
> orang katakan itu?
>   Maka bukalah mata, hati dan pikiran sebelum
> mengadili orang ;ain.
>   Salam
>   KM
> 
>   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ritajkt"
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   >
>   > Menarik sekali Pak Wida. 
>   > 
>   > Stereotyping yang Anda lakukan itu sangat jamak
> dan tak hanya Anda 
>   > yang melakukannya, melainkan juga dilakukan
> pihak yang Anda serang 
>   > itu (yaitu Barat) terhadap Anda (yaitu Islam).
> Coba saja ganti kata-
>   > kata Barat dalam posting Anda dengan Islam, maka
> kita akan menemukan 
>   > stereotyping yang sama (kejamnya) walo berbeda
> deskripsinya.  Jika 
>   > Pak Wida bersikukuh mengasosiasikan Barat dengan
> seks bebas maka 
>   > (ada sebagian orang) Barat yang mengasosiasikan
> Islam dengan 
>   > perendahan martabat manusia berjenis kelamin
> perempuan dst (you name 
>   > it, lah, ada buanyak kan stereotyping negatif
> tentang orang Islam). 
>   > 
>   > "Modus" yang dipakai untuk meyakini kebenaran
> dari stereotyping itu 
>   > pun sama dengan yang dilakukan pak Wida yakni
> melalui media.  Pak 
>   > Wida menunjuk media film dan pihak sana
> mendasarkan argumennya dari 
>   > pemberitaan media massa. Dan ini sangat kuat
> untuk membuat kedua 
>   > pihak ini percaya penuh loh, lihat saja komentar
> Pak Wida yang gagah 
>   > pada posting Ni Londo, saya kutip ya " Bukan
> Fantasi Ni Londo . Kira-
>   > kira begitulah gambaran yang diberikan melalui
> film2 Holywood dan 
>   > film seri dari Barat. Tidak salah juga kan 
> kalau kemudian kita 
>   > menarik kesimpulan demikian? 8-) ."
>   > 
>   > Padahal posting Ni Londo menyebut sebuah riset
> (yakni ilmiah) 
> 
=== message truncated ===



        

        
                
___________________________________________________________ 
Telefonate ohne weitere Kosten vom PC zum PC: http://messenger.yahoo.de


Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke