Nah sekarang bagaimana koq masih juga belum selesai rekonsiliasinya 
di dalam negeri Aljazair?  Saya pingin sekali ke sana tetapi takut 
digorok leher saya!

Menarik juga bahwa wartawan Inggris juga yg membongkar kebusukan itu. 
Koq bukan wartawan Saudi Arabia ya? Atau wartawan dari koran di 
Makassar?

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurrahman" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Reposting dari file lama ttg Aljazair
> HMNA
> 
> ********************************************************
> 
> BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM
> 
> WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
> [Kolom Tetap Harian Fajar]
> 303 KTT OKI Mengutuk Terrorisme
> dan Hubungannya dengan FIS di Aljazair
> 
> Lima  puluh  lima negara anggota Organisasi  Konfrensi  Islam 
(OKI)  yang
> mengakhiri Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) tanggal  11 Desember  
1997 di
> Teheran terdiri atas dua kelompok, yaitu  garis keras dan moderat. 
Yang
> membesarkan hati ialah walaupun  terdapat perbedaan sikap tersebut, 
KTT itu
> dijiwai oleh semangat persatuan dalam  Islam.  Hampir semua 
peserta  dalam
> pidatonya  membacakan Firman Allah:
> 
> Wa'thasimuw  biHabli Llahi Jamiy'an waLa- Tafarraquw (S.  Ali 'Imra-
n,
> 3:103),  berpegang teguhlah kamu sekalian  kepada  tali Allah dan 
janganlah
> kamu berpecah belah.
> Ada  pula segi yang menarik, yaitu negara-negara  Islam  yang 
tergolong
> dalam garis keras ada beberapa di  antaranya  mendapat predikat  
dari
> Amerika Serikat sebagai  negara-negara  penyokong kelompok-kelompok
> terorist. KTT OKI itu dengan  tegas  membantah Amerika  Serikat,  
yakni
> konfrensi di Teheran  itu  dengan  tegas mengutuk  terorisme dalam 
segala
> bentuk dan  pelaksanaannya.  KTT tersebut juga menegaskan kembali 
komitmen
> OKI bagi  undang-undang untuk  memerangi  terorisme  yang  
disahkan  dalam
> KTT  OKI   di Casablanca  tahun  1994  yang  menyerukan  pula
> penyelenggaraan konfrensi  internasional mengenai terorisme di  
bawah
> pengawasan PBB.
> 
> Sehubungan  dengan  itu akan disorot pemberitaan  selama  ini 
mengenai
> tuduhan  atas  FIS  (Front  Islamique  du  Salut)  yang menteror  
dan
> membantai warga sipil di Aljazair tidak  terkecuali terhadap  
perempuan dan
> anak-anak, bahkan diberitakan pula  telah menggorok  leher  tujuh 
pelaut
> Italia yang kapalnya  berlabuh  di pelabuhan  Jenjen Aljazair. 
Tuduhan
> terhadap FIS sebagai  teroris yang kejam itu sangat merusak citra 
Islam.
> 
> Golongan  Islam yang membentuk kekuatan politik  dalam  wadah Front
> Islamique du Salut, yang menempuh cara demokratis,  menjadi salah 
satu
> kontestan pada Pemilu tahun 1992, dicap fundamentalis. Sebenarnya  
istilah
> fundamentalis ini pengertiannya sangat  baik, yaitu  Ahlu sSunnah. 
Tetapi
> dalam lapangan politik  internasional istilah  ini  telah  mempunyai
> konotasi  yang  khas,  yaitu  suka menempuh  cara  kekerasan. 
Kalaupun pada
> akhirnya  kelompok  ini terlibat dalam kekerasan dan pertumpahan 
darah, itu
> karena  lebih dahulu  dikerasi dan dizalimi oleh rejim militer.  
Karena
> Pemilu permulaan  FIS menang mayoritas, maka Pemilu lanjutan  
dibatalkan
> kemudian  FIS dibubarkan oleh rejim militer. Kalau  akhirnya  FIS 
terpaksa
> angkat  senjata melawan rejim militer itu,  apakah  itu salah? 
Semutpun
> kalau diinjak, niscaya menggigit.
> 
> Amerika  Serikat yang begitu menggemborkan  dirinya  pahlawan 
demokrasi,
> bungkam,  bahkan  bersikap  menyokong  rejim  militer Aljazair,  
yang
> mentorpedo hasil dan proses lanjutan Pemilu  itu. Mengapa? Amerika 
sedang
> risau. Iran potensial bakal  menggantikan kedudukan  mantan  Uni  
Sovyet
> untuk  menantang,  menjadi  rival Amerika.  Ambisi  Amerika untuk 
menjadi
> negara  adidaya  tunggal, menjadi  polisi dunia, bakal mendapat 
hambatan,
> gangguan  bahkan ancaman  dari  Iran.  Ini membentuk  sikap  Amerika
> berprasangka kepada setiap gerakan Islam (doktrin Huntington) tidak
> terkecuali di Aljazair.
> 
> Hanya   saja  perlawanan  bersenjata  FIS   itu   diberitakan 
membantai
> perempuan  dan  anak-anak,  menggorok  pelaut  Italia, menterror, 
itu
> merusak citra Islam. Kalau pemberitaan itu  benar, maka  FIS itu 
termasuk
> pula dalam golongan yang dikutuk oleh  KTT OKI di Teheran itu. 
Namun  kata
> pepatah: Sepandai-pandai membungkus  barang  yang busuk akhirnya 
berbau
> juga. Tokoh partai-partai Islam di Aljazair akhirnya mulai dapat 
melepaskan
> diri dari tuduhan perbuatan teror itu.  Investigasi  sejumlah 
media  Inggris
> berhasil  mendapatkan bukti  bahwa  elemen-elemen dalam tubuh 
rejim  yang
> berkuasa  di Aljazair  bertanggung-jawab  atas  tewasnya  ribuan  
warga
> sipil termasuk  wanita  dan  anak-anak serta  penggorokan  leher  
tujuh
> pelaut Italia, yang dikambing-hitamkan selama ini atas FIS.
> 
> Tidak  kurang  60.000 jiwa termasuk perempuan  dan  anak-anak yang  
melayang
> sejak  Jenderal Muhammad  Lamari  melakukan  aksi militer  untuk
> membatalkan Pemilu Aljazair tahun  1992  tersebut yang  nyaris  
dimenangkan
> oleh FIS. Di antara mereka  yang  tewas terdapat 70 orang wartawan 
yang
> semuanya mati secara mengenaskan. Setiap  insiden berdarah rejim 
berkuasa di
> Aljazair  melemparkan tuduhan  FIS  berada  di belakangnya. 
Tuduhan  itu
> tanpa  kritis disiarkan  media  massa  internasional.  Namun  
kebenaran
> tidak menunggu  hingga Hari Pengadilan sesudah kiamat.  Sepandai-
pandai
> tupai  melompat  akhirnya  jatuh jua. Masih di  dunia  ini  rejim 
berkuasa
> di Aljazair tidak dapat mencuci tangannya dari  lumuran darah 
rakyatnya.
> 
> Bungkusan yang berbau busuk ini berhasil dibongkar oleh  para 
wartawan
> Inggris secara terpisah, yaitu Robert Fisk dari  harian 
Independent,  John
> Sweeney dari The Observer, Anthony Loyds  dari The Times dan Sairah 
Shah
> dari TV Channel Four. Hasil investigasi dari  para  wartawan  
tersebut
> berhasil  membongkar   sebahagian kejahatan Jenderal M.Lamari, 
pejabar rejim
> militer Aljazair.
> 
> The Observer edisi Ahad, 16 November 1997 menurunkan wawancara 
eksklusif
> dengan  seorang  bekas  anggota   intelejen   bernama "Joseph"   
yang
> mengaku  berpartisipasi  aktif  dalam   sejumlah pembunuhan. Karena 
begitu
> takutnya ia lari ke London setelah hati nuraninya  tidak  tahan 
lagi untuk
> melaksanakan  tugas  membantai sesama  warga  Aljazair sendiri dan
> melaksanakan  aksi  terorisme internasional.  Dialah yang 
melaksanakan aksi
> pemboman  di  Paris serta menggorok leher tujuh pelaut Italia itu.
> 
> Pengakuan "Joseph" ini diperkuat pula oleh agen rahasia  lain 
bernama
> "Hakim" yang diwawancarai oleh harian Le Monde di  Paris. 
Akibatnya  di ibu
> kota Prancis itu digelas  demonstrasi  terbesar selama 20 tahun 
terakhir ini
> di Paris yang menuntut "Hakim"  yang didalangi  oleh  Jenderal 
M.Mediani
> dengan  panggilan  rahasianya "Tawfiq".  Pemboman  di Paris dan 
penggorokan
> pelaut  Italia  itu menimbulkan  krisis diplomatik antara Italia 
dan Prancis
> di  satu pihak dengan Aljazair pada pihak yang lain.
> 
> Wahai  rejim  militer  Aljazair!  Sepandai-pandai  membungkus 
barang  yang
> busuk akhirnya berbau juga.  Sepandai-pandai  tupai melompat  
akhirnya
> jatuh  jua. Di dunia  ini  telah  terbongkar, apatah pula di Hari 
Pengadilan
> kelak. WaLla-hu a'lamu  bishshawa-b.
> 
> *** Makassar, 21 Desember 1997
>     [H.Muh.Nur Abdurrahman]
> 
> 
**********************************************************************
******
> *********************************************
> 
> ----- Original Message ----- 
> From: "Dan" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
> Sent: Tuesday, March 06, 2007 18:28
> Subject: [wanita-muslimah] Re: Maroko )saya kuliah di maroko)- 
aljazair
> 
> 
> > Jelas memang ini pelanggaran thd demokrasi.  Saya sendiri enggak 
tahu
> > persis apa latar belakang militansi di Aljazair dan terimakasih 
sudah
> > diberikan di sini.  Saya hanya melihat hasil akhirnya saja bahwa
> > Aljazair tidak aman karena militansi dari kelompok Islam radikal.
> >
> > Ada suatu pertimbangan: pemilu sendiri adalah mekanisme demokrasi
> > tetapi bukan demokrasi itu sendiri.  Seperti Hitler dan partai
> > Nazi-nya dipilih secara demokratis tetapi setelah itu mereka 
menjadi
> > totalitarianisme dan melanggar segala macam HAM.  Demokrasi 
memerlukan
> > lebih dari pemilu. Topik ini pernah saya bahas dg pak HMNA.  
Memang
> > sering demokrasi disalahtafsirkan hanya sbg voting dimana 50%+1 
adalah
> > si pemenang.
> >
> > Demokrasi memerlukan juga kelembagaan moderen yg berjalan baik.  
Tanpa
> > itu semua belum demokrasi namanya.  Dan akan menjurus ke sana.  
Contoh
> > aja jaman Orba, diktator yg di angkat oleh pemilu yg 'demokratis'.
> >
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Wikan Danar Sunindyo"
> > <wikan.danar@> wrote:
> > >
> > > Pak Dana, awal mulanya krisis di Aljazair kan pada pemilu tahun 
1991
> > > di mana partai islam FIS menang, terus dibatalkan sama pihak 
militer.
> > > FIS dibubarkan dan dinyatakan sebagai partai terlarang, 
aktivisnya
> > > dikejar2. Wajar kalau mereka mengadakan perlawanan dan angkat 
senjata
> > > terhadap pihak militer.
> > >
> > > Aneh ya. Padahal pemilunya sendiri demokratis. Giliran partai 
Islam
> > > yang menang terus dibatalkan begitu saja sama pihak militer. 
Negara
> > > barat yang suka gembar-gembor soal demokrasi seperti Amerika, 
juga
> > > diam dan tutup mata, tidak mengecam aksi yang dilakukan pihak 
militer
> > > tersebut. Kalau misalnya militer tidak membatalkan hasil pemilu
> > > tersebut, partai Islam menang dan memimpin tentu saja tidak 
terjadi
> > > perang saudara.
> > >
> > > Pak Dana harus banyak2 belajar sejarah untuk dapat mengenal 
mana sebab
> > > mana akibat. Jadi tidak menggeneralisir bahwa golongan islam 
cenderung
> > > untuk radikal. Dalam kasus FIS ini, mereka telah ambil jalan 
yang
> > > konstitusional, tapi di-bypass oleh pihak militer. Coba, 
bagaimana ini
> > > Pak, ditinjau dari sisi demokrasi?
> > >
> > > salam,
> > > --
> > > wikan
> > > http://wikan.multiply.com
> > >
> > >
> > > On 3/5/07, Dan <dana.pamilih@> wrote:
> > > >
> > > > Ada banyak kelompok militan di sana. Mungkin spt DI/TII dulu 
negara2
> > > >  kecil tidak resmi yg punya hukum sendiri.  Saya sendiri 
memang belum
> > > >  check-recheck apakah benar ada fatwa dari pemuka negara2 
kecil dalam
> > > >  negara itu tapi dari larangan dari Deplunya Inggris utk 
berkunjung ke
> > > >  sana berarti memang benar2 bahaya.
> > > >
> > > >  Jalur kereta api ke Maroko sudah lama ditutup, dan menurut 
BBC sering
> > > >  diserbu dan penumpangnya pada dibantai.  BBC kalau udah 
ngomong
> > enggak
> > > >  sembarangan.  Bohongnya Blair mengenai WMD-nya Irak aja 
mereka yg
> > > >  bongkar.  Dalam dunia moderen ada namanya integritas.
> > > >
> > > >  Apapun insiden yg terjadi, situasi itu menunjukkan tidak 
adanya
> > tertib
> > > >  hukum alias ada anasir2 anarkis dan tidak berjalannya 
(mandeg,
> > > >  dysfunctional) mekanisme demokrasi.
> > > >
> > > >  Lihat saja kelompok pak HMNA (DI/TII) aja udah pakai jalur
> > > >  konstitusional sekarang, enggak angkat senjata spt dulu.
> > > >
> > > >  Mudah2an yg di Aljazair akan sadar ada jalur lain selain 
jalur
> > anarki.
> > >
> >
> >
> >
> >
> >
> > =======================
> > Milis Wanita Muslimah
> > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun 
masyarakat.
> > Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> > ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-
muslimah/messages
> > Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> > Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
> > Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
> > Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
> >
> > This mailing list has a special spell casted to reject any 
attachment ....
> > Yahoo! Groups Links
> >
> >
> >
> 
> __________________________________________________
> Apakah Anda Yahoo!?
> Lelah menerima spam?  Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik 
terhadap spam  
> http://id.mail.yahoo.com
>


Kirim email ke