Aisha,

Terima kasih lagi buat masukan2 dan peringatannya ... ;-]]

Yang memang 'bicara' dengan dengan konteks dimaksud kan memang hanya 
Rita bukan? Itu yang saya maksud dengan 'fokus' ... jelas? ;-]

Kok jadi kemana-mana si? Pake ngaitkan saya dengan yang lain. Tanya 
saja ke Meilany yang jelas dah beberapa kali kopi darat atau mungkin 
dengan Mia yang sebagian saudara2 laki2nya kenal saya ... orang2 pks 
semua, termasuk ummi, ibunya Mia.

Bagian akhir paragraf anda ko khas berisi tuduhan ya, walau bernada 
tanya? hehehe

Eniwei, saya masih tetap tunggu jawaban dari Rita yang memang memulai 
konteks soal media dan lain-lain itu ...

Diskusi kan memang harus jelas, nda main nimbrung dan (sok) mbantu 
jelasin kan? ada aturan main lohhh ... 

ah kan sudah tahu.

satriyo
;-]

===

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Aisha" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Pak Satriyo,
> Kok mba Rita disebut yang fokus ke anda? Dulu mba Rita banyak 
ngobrol dengan pak Jano, apa anda itu pak Jano yang punya nama 
Sutiyoso juga?
> 
> Yang jelas mba Rita ini anggota lamaaaa sekali dari WM ini, sebelum 
pak Satriyo masuk, dan sebelum saya masuk. Dulu sekitar 5-6 tahun 
yang lalu saya hanya membaca WM, saya mulai berani nulis di WM juga 
karena salah satunya saya tertarik dengan pendapat-pendapat mba Rita 
dan ternyata ngobrolnya mba Rita enak sekali selain saya tertarik 
dengan karya2 blio yang OK buangetsss. Memang beberapa bulan ini mba 
Rita jarang milisan, tapi blio yang lebih lama dari keanggotaan anda 
dulu sering kok nulis atau posting artikel bagus.
> 
> Yang saya tahu, media massa itu ada yang cetak selain yang 
elektronik. Yang cetak misalnya koran, tabloid, majalah, dll. Yang 
elektronik itu, yang di radio dan di internet. Hidayatullah itu 
bukannya majalah? Seperti Kompas, Media Indonesia, Republika, Pikiran 
Rakyat, Femina, Nova, dll ada yang cetak dan ada yang 
versi "cyber"nya, Hidayatullah juga bukannya ada yang cetak 
dan "cyber"nya? Jika iya, masuk media massa juga dwonksss...:) Saya 
pakai pertanyaan ini karena saya bukan pembaca Hidayatullah cetak 
ataupun di internetnya, kecuali mungkin sebagian yang diposting teman-
teman disini. Jadi kalau pak Satriyo memfwd artikel Hidayatullah, 
maka anda tidak meragukan kredibilitas media massa, padahal anda kan 
katanya ragu dengan media massa, atau anda hanya percaya Hidayatullah 
dan tidak percaya media massa lainnya?
> 
> Pak, yang dimasalahkan mba Rita bukan apakah artikel yang anda 
kirim itu dari Hidayatullah atau bukan, tapi jika H itu media massa 
maka anda juga mengirim artikel dari media massa..:)
> 
> Yang namanya kemewahan itu bukan dari segi nilai uang saja, tapi 
jika kita sibuk maka kita sulit untuk milisan, atau jika pekerjaan 
kita ke tempat dimana tidak ada akses internet maka milisan itu 
sesuatu yang mewah. Misalnya saya masuk ke pedalaman untuk satu 
pekerjaan, tidak ada akses internet, yang ada hanya hutan dan orang-
orang dari suku terasing, internet atau milisan itu satu kemewahan. 
Indonesia itu kan bukan hanya Jakarta tuh pak yang dimana-mana 
gampang ngakses internet...:)
> 
> Waktu untuk hidup ini kan terbatas dan lurus tidak akan kembali 
lagi, tidak mungkin jika waktu yang ada hanya dihabiskan untuk 
milisan, mana untuk kegiatan lainnya? Bukankah Islam mengajarkan 
keseimbangan antara kegiatan untuk duniawi dan akhirat, untuk 
keluarga dan non keluarga, untuk beristirahat dan bekerja, untuk 
melakukan berbagai ibadah dan tidak untuk milisan saja? memangnya pak 
Satriyo lebih banyak menghabiskan waktu untuk milisan dibanding untuk 
bekerja, untuk mendidik anak, untuk membimbing istri, dll?...:)
> 
> salam
> Aisha
> ------------ 
> From : Satriyo
> Rita saja dulu kan rita yang fokus nya ke conter untuk saya ... ya? 
Lho saya kan nurut apa yang rita bilang bahwa yang saya forward itu 
adalah media massa, padahal yang saya tahu media massa bukan spt itu. 
Gimana dong? Coba lihat kutipan dari postingan anda, "Kalo Anda 
meragukan kredibilitas media massa, maka gugur jugalah kredibilitas 
> semua posting Anda yang BERUPA forward artikel media massa". 
Padahal saya tidak mengambil dari media massa manapun, tapi dari 
situs online. Entah ya mungkin saya katro jadi ga tau kalo situs 
online juga masuk media massa.
> 
> Nah karena asumsi saya bahwa anda memasukkan sumber dunia maya 
sebagai bentuk media massa maka wajar saya katakan "Nah karena 
menurut anda, yang saya forward dari milis lain itu masuk 
kategori 'media massa' maka apa yang anda sampaikan karena juga 
menggunakan jalur 'media massa' ya bagi saya tidak kredibel dan tidak 
perlu saya tanggapi ... hehehe"
> 
> Nah kalo soal Hidayatullah, yang jelas saja jadi gak salah paham. 
Tentu yang saya kutip saya cantumkan sumbernya tapi apakah berarti 
itu MURNI hasil reportasi situs Hidayatullah.com atau dari media 
lain? Coba teliti. Dan yang saya tegaskan adalah bahwa saya 
memforward tidak hanya dari satu situs itu. Banyak atau sebagian 
besar, ya itu relatif, apalagi jika memang asal berita itu dari media 
lain yang diberitakan juga oleh Hidayatullah.com. So what kalo memang 
itu dari Hidayatullah.com? You have any problem with that? Or i'm 
missing something here?
> 
> Hehehe ... saya katakan salam kenal, karena memang kita belum kenal 
kan? Kalo pun dulu itu anda bilang 'sering' ya belum tentu secara 
quality accountable kan? Yang jelas saya hanya kenal dengan mba Mei 
di sini, yang lain ya maya gitu ... apalagi tidak sedikit yang 
(meminjam ungkapan mba Mei) nda pd pake nama asli. Gimana mau 
dianggap kenal. Alhamdulillah kita pake nama asleee ... kan?
> 
> Menuduh? Wah ini tuduhan juga? hehehe ... Oh are we really talking? 
Look carefully ... ;-]
> 
> Yup saya setuju dengan kyai anda, hindari suuzon, yang juga 
termasuk menganggap orang lain suuzon ya namanya suuzon juga ... ;-]
> 
> Maaf ya saya tidak nuduh, paling menduga atau asumsi, dan itu lain 
dari menuduh. Anda juga kan?
> 
> Kemewahan? Ah kayaknya internet bukan hal mewah sekarang ini. 
Masalah kesempatan saja.
> 
> Eniwei, terima kasih menyempatkan diri mengomentari saya dan jeli 
dengan dukungan arsip dan data akurat, ... still, better luck next 
time nonetheless ... halahhh ... ga mau kalah terus ni. hehehe
> 
> satriyo
> PS: rita apa rta siy?
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>


Kirim email ke