Serakahnya ya, mau dirapel jadi almasih dan almahdi sekaligus. Halahhh ...
Trims buat info yang mencerahkan ini bu Lina. salam, satriyo --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > HADIST MAHDI DAN ISA > ^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^ > > Al-Quran tidaklah memberikan tuntunan yang tegas tentang > akan turunnya Mahdi dan Isa di akhir jaman. Padahal tiga > orang yang mengaku dirinya Nabi atau Rasul di jaman ini > (Mirza Ghulam Ahmad, Miza Ahli Muhammad dan Bahaullah), > belum dapat menegakkan pendakwaan itu, kalau tidak berdasar > kepada hadis-hadis tentang turunnya Mahdi dan Isa itu. > .... > > Baik orang Bahai dan orang Ahmadi memegang tafsir yang > menyatakan bahwa Nabi Isa telah wafat, telah mati. Dan > kemudian dari hal itu, merekapun menguatkan bahwa Nabi Isa > akan datang kembali. Yang datang itu bukan Isa Israili yang > dahulu, karena dia telah jelas meninggal. Yang ditunggu > kedatangannya sebagaimana tersebut dalam hadis adalah orang > lain yang membawa sifat-sifat Isa. Kata orang Bahai orang > itu adalah Bahaullah. Kata orang Ahmadi, orang itu adalah > Mirza Ghulam Ahmad. > > Sebenarnya kepercayaan tentang akan datangnya Mahdi diakhir > zaman, atau Nabi Isa akan datang kembali, atau Messiah > menurut kepercayaan Yahudi, atau Buddha Gautama bagi orang > beragama Buddha, mendalam juga dalam kalangan kaum Syiah > yang selalu menunggu-nunggu kembalinya Imam mereka yang > ghaib. Ismailliyah menunggu Ismail. Istna Asyriyah menunggu > Muhammad bin Hasan Al-Askary, Imam Syiah ke-12. Kisaniyah > menunggu datangnya kembali Muhammad bin Ali Hanafiyah. > Semuanya itu sekarang tengah ghaib dan akan datang kembali! > ... > > Mirza Ghulam Ahmad menyatakan bahwa dialah yang > ditunggu-tunggu itu. Dialah Isa Al-Masih yang dijanjikan, > dia pula Mahdi yang ditunggu-tunggu. Dan karena ada pula > sebuah hadis menyatakan bahwa setiap 100 tahun akan datang > seorang mujaddid (pembaharu keagamaan), maka dia pulalah > mujaddid itu. Pendeknya segala yang ditunggu-tunggu itu, > tidak ada orang lain, melainkan dirinya sendirilah. > > Oleh karena dialah Al-Masih, tentu dialah nabi. > Kadang-kadang Mirza Ghulam Ahmad menyatakan bahwa dia > bukanlah membawa syariat baru. Dia dengan Nabi Muhammad saw > adalah bagaikan Harun terhadap Musa belaka. Penguat syariat > Muhammad, bukan pengubahnya. Tetapi satu hal dia menyatakan > memang berubah yaitu jihad. Jihad tidaklah dengan senjata, > cukup dengan mengemukakan alasan-alasan belaka. Adapun > Bahaullah menyatakan dirinya terang-terang nabi lain sesudah > Muhammad. Dengan kedatangannya habislah tugas agama Al-Bab > dengan kitabnya Al-Bayan. Dan dengan kedatangan Al-Bab > dahulu, habis pulalah tugas syariat Muhammad. > > ["Peladjaran Agama Islam," Penerbit "Bulan-Bintang," Djakarta, > Tjetakan Pertama. hal. 195] >