salat oleh, ora salat iyo oleh..
sing ora oleh, menging wong salat..

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Kinantaka <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Assalamu'alaikum Wr. Wb.
> 
> Semalam di tempat saya hujan turun dengan deras. Gludug dan bledek silih
> berganti bersahut-sahutan. Seperti biasanya kalau hujan deras, kamar
anak
> saya bocor. Tetesan air hampir membasahi seluruh kamar. Kemudian
saya dan
> istri "kerja bakti" untuk meminggirkan barang2 agar tidak kebasahan.
> 
> Sedang asyik2nya beres-beres kamar, terdengar adzan Isya' di musholla
> sebelah. Saya menghentikan aktifitas beres-beres kamar, segera ambil air
> wudlu, ambil payung dan bersiap mau berangkat ke musholla. Istri saya
> menyeletuk: "Mau ke mana, mas?"
> 
> "Ya mau sholat atuh, apa ndak denger adzan Isya'?", jawab saya.
> "Sholat di rumah aja, kan hujan gede, yah", sahut istri saya kembali.
> "Ibu, ayah kan pengen dapet 27 derajat dengan sholat jama'ah di
musholla",
> jawab saya.
> "Ayah enak dapet 27 derajat, sementara ibu di rumah ngurusin kamar bocor
> begini. Terserah ayah, deh", ketus istri saya.
> 
> Deg.... Jantung saya terhenyak. Ragu2 apakah mau sholat ke musholla
untuk
> mendapatkan 27 derajat atau membantu istri ngeberesin kamar anak
yang bocor.
> 
> Agak lama saya berdiam diri, sampai adzan di musholla hampir selesai.
> Akhirnya saya memutuskan untuk membantu istri beres-beres kamar
anak. Saya
> memilih untuk sholat di rumah saja, yang hanya dapat 1 derajat.
> 
> Apakah saya salah?
> 
> Kinantaka
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>


Kirim email ke