>Apakah anda ingin katakan bahwa Jemaat >Ahmadiyah memiliki kitab suci lain selain al- Qur'an?
Jika yang didapat Mirza Ghulam Ahmad menurut Jemaat Ahmadiyah adalah wahyu: ya. Di sinilah perbedaan antara kita pada diskusi ini. Bapak dengan penafsiran bapak, boleh dong, saya dengan penafsiran saya? Atau bapak mau memaksakan penafsiran bapak? Kalau bapak sendiri bagaimana menilai kitab/buku Mirza Ghulam Ahmad tersebut? Kitab suci atau sama dengan buku-buku biasa? Betul ALLAH bersifat mutakallim, dan kata-kata ALLAH itu bukan dengan cara yang dapat kita bayangkan, laisaka mitslihi syai'un. Derajatnya berbeda. Wahyu hanya terminologi yang untuk rasul dan nabi (karena itulah yang menerima wahyu mesti seorang rasul/nabi). Untuk para wali ALLAH kami menyebutnya ilham. >Dan ini bukanlah hal yang aneh, sebab ada para waliullah juga >menerima wahyu yang kemudian dimuat/diinformasikan dalam karya tulisnya. Dalam tradisi tasawuf memang kita dapati pengakuan beberapa orang Imam tasawuf yang sangat terpercaya bahwa ALLAH berdialog dengan mereka (dengan cara yang tentu kita tak paham). Misalnya Syeikh Abu Yazid Al Busthami dan Syeikh Abu Hassan Asy Syadzili. Tapi mereka tidak pernah menyebut diri mereka mendapat wahyu. Mohon tunjukkan karya waliyullah mana yang di dalamnya mereka mengatakan bahwa mereka mendapat wahyu. -Rizal- ma_suryawan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Wahyu, kasyaf serta mimpi yang diterima oleh Hz. Mirza Ghulam Ahmad merupakan manifestasi dari sifat mutakallim Allah Ta'ala, sebagaimana kita meyakini dan mengimani sifat-sifat Allah Ta'ala yang lain itu kekal adanya. Kalau dahulu Dia bercakap-cakap dengan hamba yang dikehendaki-Nya, maka sampai akhir dunia ini pun Dia akan terus bercakap-cakap dengan hamba-hamba pilihan-Nya. Bentuk percakapan Tuhan dengan hamba pilihan-Nya bisa dalam bentuk wahyu secara lisan, kasyaf atau mimpi, dan kepada siapa Tuhan memilih untuk menyampaikan wahyu (bercakap-cakap), pilihan itu merupakan hak prerogatif Tuhan semata bukan urusan manusia. > Lalu bagaimana kedudukannya dengan Al Quran? Bukankah sudah dinyatakan bahwa agama sudah sempurna? Wahyu takkan turun lagi? Kedudukan al-Qur'an tidak berubah. Al-Qur'an adalah kitab suci bagi Jemaat Ahmadiyah. Ya, Islam adalah agama yang sempurna, namun adanya orang Islam pilihan-Nya yang menerima wahyu dari Allah tidaklah mengurangi kesempurnaan Islam sebagai agama. Dan, menurut ajaran Islam wahyu dari Allah tidak akan pernah berhenti, sebab Allah tidak bisu dan wahyu adalah cara berkomunikasi Allah dengan hamba pilihan-Nya. Kalau anda mengatakan wahyu takkan turun lagi, itu adalah tafsir. Anda berhak meyakini tafsir yang anda pilih. > Masalahnya adalah digunakannya kata-kata wahyu itu. Tapi itu juga menjadi keniscayaan, sebab MAG ini mengaku dirinya nabi. Jadi tentu saja pesan gaibnya dinamakan "wahyu". Kenapa menjadi masalah buat anda kalau ada orang yang menerima wahyu, apakah menurut anda orang yang menerima wahyu harus selalu jadi nabi? Salam, MAS --------------------------------- Be a better pen pal. Text or chat with friends inside Yahoo! Mail. See how. [Non-text portions of this message have been removed]