Mba Ning,
Perbedaan pendapat itu sesuatu yang wajar. Ada berbagai pendapat ini kan karena 
ternyata ada jenis bedah buku yang tidak menghadirkan penulis bukunya, lalu 
teman-teman yang pernah menghadiri jenis bedah buku lainnya yang menghadirkan 
si penulis buku yang akan dibedahnya mengomentari.

Semuanya akan terpulang ke panitia bedah buku itu, jika memang sudah biasa 
membedah buku - terutama buku yang dianggap beda atau dianggap salah dan merasa 
nyaman membedah tanpa ada penulisnya, lanjutkan saja, kebiasaan kan sulit 
diubah. Anggap saja komentar-komentas itu sebagai masukan yang tidak perlu 
digubris karena tiap kelompok/lembaga punya 'kebudayaan'nya sendiri.

Tentang kalimat ini "Saya rasa, bila penulisnya punya concern juga, beliau akan 
mengontak panitya atau berkenan atau mengusahakan untuk hadir di acara ini, 
biar pun tidak diundang secara khusus", seingat saya jika saya ikut satu bedah 
buku atau ikut jadi panitia bedah buku, penulis bukunya itu diundang oleh 
panitia pelaksana, dan bukan penulisnya yang mengontak panitia lalu 
mengusahakan untuk hadir, itu etikanya. Tapi kembali lagi, mungkin ada etika 
lainnya ...:)

Kalau kita kembalikan ke rumah tangga, jika ada anak yang dianggap melakukan 
satu perbuatan yang menurut ortunya salah, mungkin ada ortu yang langsung 
membicarakan kesalahan anaknya ini hanya di lingkungan ayah dan ibu lalu ortu 
ini langsung menjatuhkan sanksi atau penilaian buruk. Tapi mungkin saja ada 
ortu yang lalu memanggil anak yang dianggap bersalah itu lalu menanyai anak 
itu, barulah ortu ini menjatuhkan sanksi atau penilaiannya terhadap anak itu. 
Cara mana yang dipilih? tergantung ortunya. Cara bedah buku mana yang dipilih? 
tergantung niat dan kebiasaan kelompok yang mau membedah buku..:)

salam
Aisha
----------
>From : mba ning
Yah kalau kebanyakan teman di WM berpendapat begitu, ya tidak apa-apa. Tetapi 
tentu teman-teman mengerti bahwa banyak teman-teman lainnya yang berbeda 
pendapat dengan teman-teman di sini, yang merasa diskusi tetap bisa 
berlangsung, ada atau tidak penulis bukunya. Saya rasa, bila penulisnya punya 
concern juga, beliau akan mengontak panitya atau berkenan atau mengusahakan 
untuk hadir di acara ini, biar pun tidak diundang secara khusus. Tentunya 
dengan semangat silaturahmi tadi.

Anyway, saya sudah sampaikan input teman-teman ini kepada teman saya yang kenal 
dengan panitya, dan insya Allah sudah diteruskan ke panitya-nya. Saya sendiri - 
seperti saya katakan di email sebelumnya - tidak bisa hadir di diskusi ini, 
karena kebetulan sedang tidak di Jakarta. 

Wassalaam,
-Ning

---------
From: Mia
Keliatannya kebanyakan temen WM berpendapat bahwa diskusi bedah buku/disertasi 
adalah dengan menghadirkan penulisnya (konsekuensinya, kalau nggak hadir, 
berarti diskusi itu tertunda).

Jadi mungkin mba Ning berbesar hati menghubungi INSIST dengan melangsungkan 
pendapat temen2 di WM ini, tentang krusialnya menghadirkan penulis buku. Demi 
menjaga silaturahmi, dan kecintaan kepada Allah dan Rasulnya (artinya mentaati 
persyaratan akademis yang tinggi etikanya).

salam
Mia

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke