Lho, gimana sih. Kan jelas tanggapan saya bhw memang posisi AB sebagai
oposanlah yg patut dimaklumi saat dia bikin tanggapan nyinyir soal
pres-wapres dan para petinggi lainnya yang nonton bareng ACC itu ... baca
kan?

Lalu di bagian mana pula saya bilang AB tidak suka AAC? Ddduhhh ... bingung
... apa perlu bahasa Jerman biar jelas? (sayang saya ga bisa, paling cuma
'achtung!')

Soal masyarakat miskin, yang cocok dikomentari AB itu bukan konteks AAC yang
cuma bioskop, paling mahal di bioskop 21 ga lwt 100.000, malah kalo nomat
ada yg 10.000, TAPI yang nonton (atau ngadain) konser diana ross, konser
mariah carey, konser three divas, dan konser2 lain yang jelas AMAT HURA-HURA
(dulu siapa ya yang jadi RI sekian juga nonton konser sama keluarga -- kalo
ga salah konser F4 taiwan) dan harga tiket jelas MAHAL HAL HAL HAL ... atau
mereka yang suka dengan/mengadakan acara balapan mobil! Mana tuh kepedulian
mereka dengan penderitaan rakyat?

Belum kalo dilihat ulah para pemilik TV swasta dengan beragam acara jual
mimpi dan pamer syahwat (maksudnya hura2) entah itu sinetron (mungkin ga
semua ya) atau reality show macam idol2an itu ...!

Ko AB diem saja toh? Hayooo ... !

siapa kalo gitu yang sok merhatiin wong cilik, carmuk buat curi suara 2009?
:-)

salam,
satriyo

2008/4/4 Wikan Danar Sunindyo <[EMAIL PROTECTED]>:

>   Mas Satriyo,
> wajar juga buat Mas Aria Bima mengkritik SBY, karena dia dari partai
> oposisi. Dan dia nggak ngritik soal film AAC lho ... jadi Anda nggak
> bisa menarik kesimpulan bahwa Mas Aria tidak suka film AAC. Mas Aria
> lebih menyoroti perilaku SBY yang nonton film bersama-sama dengan
> menterinya, yang dirasa nggak pas dengan situasi sekarang di mana
> masyarakat banyak yang masih miskin. Dan saya setuju dengan pendapat
> Mas Aria tersebut.
>
> Nah soal kepedulian pemerintah, menurut saya justru saat sekarang lah
> pemerintah diharapkan untuk lebih sensitif dan peduli kepada nasib
> rakyat. Bukan berarti dulu lebih peduli kepada masyarakat. Maksud
> saya, waktu awal pemerintahan SBY dan Kalla dibentuk harapan
> masyarakat terhadap terjadinya perubahan di Indonesia menuju ke arah
> yang lebih baik begitu besar. Nyatanya setelah berjalannya pemerintah
> sekarang, kondisi tidak berangsur membaik malah ada kecenderungan
> memburuk.
>
> Memang jadi pemerintah/pemimpin itu nggak mudah. Justru karena itu,
> pemerintah harusnya memberi contoh/tauladan dengan bersikap sederhana.
> Ingat kan yang dicontohkan oleh Umar bin Abdul Azis, beliau hidup
> sangat sederhana, bahkan sampai saat pembagian zakat dia bertanya pada
> pembantunya, siapa lagi yang pantas menerima zakat, dan dijawab sama
> pembantunya, tidak ada lagi tuanku, kecuali kita berdua.
>
> salam,
> --
> wikan
> http://wikan.multiply.com
>
> 2008/4/4 lasykar5 <[EMAIL PROTECTED] <efikoe%40gmail.com>>:
>
> >
> > Wikan,
> > kritik itu kan tidak lepas dari orangnya. masak sih ada kritik yang
> > 'bebas-nilai'? i honestly doubt that. bukan berarti tiap kritik harus
> > selalu
> > dilihat dulu siapa orangnya. jadi ga nyambung sama iklan apa tuh yang
> > ngomong tapi ditanggapi 'sebelah-mata' sec leterlijk.
> > eniwei, mulai kapan nonton itu sama dengan hura-hura, Wikan? sangat
> > simplistik pernyataan ini karena menunjukkan sentimen yang tebal. apakah
> AB
> > atau siapa saja yang serupa perasaannya itu tidak juga menonton? Bedanya
> > dia
> > bukan pres atau wapres, dan dia saat menonton pun dia tidak undang2 atau
> > kasih public announcement. belum lagi perkara apa yang dia tonton.
> > soal pemerintah sekarang kurang sensitif, mulai kapan pemerintahan kita
> > benar-benar sensitif? mohon sertakan bukti konkrit. saya yakin kalaupun
> > ada,
> > tentu terbatas di masa tertentu baik di era orla atau orba. reformasi?
> > hanya
> > di masa habibie upaya itu ada. sayang pembunuhan karakter dan saling
> rebut
> > kekuasaan menepikan kemungkinan Habibie untuk bisa mendapat kesempatan
> > untuk
> > bersaing dengan sehat untuk memikul amanah rakyat. setelah Habibie, tak
> > satu
> > pun pemerintahan yang beres. Jika pernyataan saya ini juga dianggap
> > simplistis, silakan saja toh setidaknya saya berusaha tdk simplistis.
> > masalah mengatur negara, pemerintahan dan rakyat bukan perkara sesepele
> > urusan rumah tangga (yang juga umumnya jauh dari sepele, krn kalau
> sepele,
> > pasti tingkat cerai dan selingkuh sangat rendah) sehingga kita bisa
> > menyederhanakan persoalan. ini masalah bersama. apa ada contoh konrit
> > pemerintahan di masa partainya AB berkuasa yang positif? kalo ada saya
> > bersedia adu data dan informasi ... :-)
>
> 
>



-- 
Sesungguhnya, hanya dengan mengingat Allah, hati akan tenang


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke