Sebetulnya kan saya tak mempermasalahkan fasih or tidak fasihnya 
seseorang berbahasa arab. Jadi, mau fasih seperti burung apapun, 
saya gak pernah masalah. Soal kepahaman itu soal yang lain lagi, kan?
Saya tidak tahu kalau ada burung yang bisa faham?

Manusia tidaklah seperti burung. Otak manusia bisa bernalar. Manusia 
bisa di berikan dakwah. Bagaimana manusia kemudian bisa menerima 
dakwah or tidak, tergantung banyak hal tentunya. Salah satunya 
bagaimana cara berdakwah itu sendiri.

Soal shalat, puasa, zakat, haji dll itu adalah masalah kemudian. 
Namun orang perlu didakwahi dulu apa itu Islam. Islam itu kan sangat 
luas. Aspek apanya yang mau didakwahi? bergantung sikon sosialnya. 
Kalau mereka sudah kenal, timbul senang, timbul sayang..otomatis 
mereka akan melakukan semua sholat, zakat, dll dgn ikhlas. Toh semua 
amal ibadah tsb menjadi nihil nilainya kalau dalam hati kita 
ada 'kesombongan' apalagi kita tak yakin.

Jangan pesimis dan berpikir sempit seperti itulah. Islam itu sangat 
luas dan universal. Tuhan (dlm Islam) tidak membebani seseorang dari 
apa yang mereka bisa tanggung!

Kalau mau dibahas masalah yang sampeyan sebutkan satu persatu,
rasanya kelewat puanjang. Namun, saya hanya ingin menyinggung soal 
saudara kita yang di Papua. Toh tidak semua orang Papua sekarang 
pakai koteka. Kok ada yang bisa didakwahi untuk bisa pake baju? 
Bagaimana itu caranya? Apa sampeyan mau saudara kita yang pake 
koteka itu menjadi 'tontonan yang bisa menghasilkan devisa bagi 
negara' terus menerus? Dahulu Adam Hawa juga 'katanya' hanya 
pakai 'daun surga'? Mengapa sekarang keturunannya bisa pake baju?

wassalam,


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "binasmara" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> 
> Benar juga rupanya apa yang saya bayangkan...
> memang ada makhluk yang fasih berbahasa manusia,
> tetapi mereka tidak faham... mereka adalah jenis
> unggas liar... aves.. satu diberinama BEO satu
> lagi JAKUB (kakatua). Apakah yang Sampeyan maksud
> dengan fasih seperti kedua jenis burung itu Mba Lina?
> 
> Kalau iya ya tragis sekali. Dimana tragisnya?
> Silakan simak sedalam-dalamnya ayat 43 dari surah
> ke-4 (Perempuan). Bahwa sudah dilarang oleh Tuhan,
> orang yang gak ngerti arti kata-kata yang diucapkan
> tidak boleh mendekati "shalat". [Orag Arab mabuk
> tidak sadar apa yang diucapkan... Orang non-Arab
> yang tidak faham bahasa Arab... tidak mabuk pun
> sering gak tahu arti ucapan-ucapan bahasa Arab...
> he he he he....] dan seseorang yang ngajari
> 'shalat' dengan bahasa yang dipahami malah 
> dipenjarakan.... hiks hiks hiks....
> 
> [ Musa harus tersungkur pingsan ketika 'ngeyel'
> hendak melihat Tuhannya.... Muhammad bergetar
> jiwa-raganya ketika mendengar (memperoleh) wahyu
> pertamanya, sungguh pun hanya lewat Jibril... lhaah
> kok sekarang ada orang menganggap dirinya
> sedang menghadap Tuhan malah tereak-tereak dengan
> berdiri tegak...;-( Apakah makna ke-universalan
> Islam jika diberlakukan pada syariatnya? Bagaimana
> cara mengatur shalat 5 waktu bagi orang Eskimo ?
> atau ada syariat tersendiri buat para penghuni
> muka bumi yang dekat-dekat padang tundra? Bagaimana
> puasanya, yang buka pukul 20.00 dan harus sahur
> pukul 02:00 jika puasa jatuh pada puncak musim
> panas ? Bagaimana membuat saudara-2 kita di Papua
> agar tidak lagi membalurkan minyak babi ke badannya
> untuk membuat nyamuk tidak menggigitinya? Bagaimana
> menggantikan koteka mereka? Ya.. mereka hidup
> sejaman dengan kita sekarang... bagaimana
> mendakwahi-nya? ]
> 
> bnsmr
>


Kirim email ke