Hehehe...pak guruuu...pak guru Jadi menurut pak guru...umat Islam itu umat yang masih sesat...belum menemukan jalan yang lurus...hanya karena doa 17x minta petunjuk, begitu??????...weleh weleh weleeeeh Apakah pak guru juga akan mengatakan bahwa Nabi Muhammad ternyata juga tidak selamat hanya karena adanya sholawat 9x selama sholat wajib " Ya Alloh berilah keselamatan kepada Muhammad...." begitu kah pak guru???? Tidak seperti itu kan pak artinya. " tunjukilah kami jalan yang lurus..sebagaimana jalannya orang2 yang telah Engkau beri nikmat dan bukan jalannya orang yang sesat dan dimurkai " (Q.S.1:6-7). Maksud dari tunjukilah jalan yang lurus itu adl agar akal & hati kita benar2 bisa "nangkep dan nrimo" jalan lurus yang telah ditunjukan Alloh kepada kita...sehingga jalan lurus yang ada di akal & jiwa kita itu sama persis ( matching ) dengan jalan lurus yang telah Allah tunjukkan dan bukan jalan lurus hasil rabaan akal kita. Kata "sebagaimana" dalam ayat 7 itu...artinya kita diminta meniru jalannya orang2 yang telah diberi nikamt. Lantas...siapa orang2 yang telah diberi nikmat itu?...yaitu para Nabi, syuhada, dan sholeh/sholehah ( Q.S.4: ayatnya lupeee )...ternyata beliau2 inilah orang2 yang senantiasa mendapat taufik & hidayah ( baca nangkep & nrimo ) jalan lurus itu...seiring dengan doa 17x itu...jalan lurus itu setiap saat terus mengalir...melekat...mengental...dan mewarnai akal & hati beliau2 itu semua. Jadi doa 17x itu....dimaksudkan agar akal & hati kita tidak sekedar matching dengan jalan lurus itu...tapi juga terus mengalir dan tidak terputus...terus melekat dan tidak merenggang...dan terus mengental dan tidak mencair...terus pekat pewarnaannya dan tidak memudar.
Ary Setijadi Prihatmanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: mas Wening, Jawaban setiap orang buta itu, yang mewakili kebenaran menurut masing-masing orang, memang subyektif Gajahnya itu kebenaran sejati... Kita itu bagaikan orang buta itu, berusaha meraba-raba dalam kegelapan. Kita 17 kali sehari memohon petunjuk jalan yang lurus, lha kalo sudah merasa tahu mana yang bener, ngapain minta-minta dikasih petunjuk... setiap kita harusnya masih merasa gelap Allah lah yang akan memberi petunjuk bukan orang lain, lha wong sama-sama buta. paling-paling kita bekerja sama agar pengalaman2 kita bisa dirasakan oleh semua. ----- Original Message ----- From: sriwening herpribadi To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, April 29, 2008 9:38 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Analogi yang ngga sebanding, mau nanya Dear pak dokter.... Yang membuat saya risao dengan analogi 3 orang buta - gajah adalah kesimpulan akhir dari jawaban masing2 orang buta itu yang tentunya pasti bersifat subyektif sehingga dijadikan pembenaran bahwa kebenaran itu bersifat subyektif & relative, sepintas lalu kelihatannya benar tetapi sesungguhnya menipu. Karena analogi spt itu disampaikan untuk memberi dukungan terhadap kesimpulan yang sudah disiapkan sebelumnya yaitu bahwa kebenaran itu relatif/subyektif. Seandainya analogi tersebut dirobah seperti berikut dibawah ini, tentu dikatakan bahwa kebenaran itu bersifat obyektif / mutlak tunggal karena berasal dari Allah Swt ( Yang Maha Tahu ) dan Allah memberitahukan kebenaran itu kepada manusia...Allah tidak membiarkan manusia itu meraba-raba...mencari-cari....apalagi menduga-duga kebenaran. Seorang pawang gajah didatangi 3 orang buta yang hendak bertanya kepadanya tentang gajah. Pawang gajah itu lalu memberi penjelasan ( baca petunjuk ) tentang gajah kepada ke 3 orang buta itu secara mendetail dan akurat. Setelah diberitahu lalu sang pawang mempersilahkan ke 3 orang buta itu untuk meraba gajah tsb untuk membuktikan kebenaran petunjuk yang telah disampaikan kepada mereka. Menurut bapak ketika ke 3 orang buta itu ditanya tentang gajah apakah akan ada perbedaan jawaban diantara ke 3 orang buta itu?...pasti tidak ada perbedaan jawaban...jawaban masing- masing ke 3 orang buta tersebut pasti sama persis dan sesuai petunjuk/penjelasan yang telah diberikan oleh sang pawang. Mengapa tidak ada perbedaan jawaban?..karena ke 3 orang buta ini memberikan penjelasan tentang gajah tidak berdasarkan hasil rabaan tangan mereka tapi berdasarkan petunjuk2 yang telah diberikan oleh sang pawang. Mengapa ke 3 orang buta tidak memberi penjelasan tentang gajah berdasarkan hasil rabaan mereka dan lebih mendahulukan petunjuk sang pawang?...karena mereka menyadari adanya keterbatasan panca indra mereka...oleh karena itu mereka lebih mengutamakan penjelasan dari sang pawang. Mereka menyadari bahwa hasil rabaan mereka hanyalah sebuah pengalaman hidup berinteraksi dengan lingkungan disekitarnya yang itu ( baca hasil rabaan ) tidak bisa di maknai sebagai suatu kebenaran. Jadi singkatnya kebenaran itu tidak subyektif/relatif tapi obyektif karena kebenaran itu datangnya dari Allah Swt.." alHaqu mi rRobbika ". Soal pertanyaan bapak.... Bagi saya...mereka semua benar selama satu aqidah dan menjadikan Qur'an & Hadist sebagai dasar hukum...perbedaan2 yang ada diantara mereka hanyalah sebatas "hasil rabaan" ketika berinteraksi dengan lingkungan mereka seperti halnya ke 3 orang buta yang saya gambarkan diatas. Tetapi manakala hasil rabaan tersebut mereka jadikan sebagai suatu kebenaran...bahkan menganggap paling benar dan yang lainnya salah...hemmm silahkan bapak aja yang menilai deh...hehehe. WaAllahu alam. Kartono Mohamad <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Ada yang ingin saya tanyakan ke mbak Sriwening, Analogi gajah hanyalah ingin menunjukkan bahwa untuk suatu masalah, antara manusia yang satu dengan yang lain ada perbedaan persepsi (penafsiran). Lha dengan panca indera yang mempunyai pembanding yang dapat diukur manusia lain (misalnya seperti selang air, semua orang tahu seperti apa itu selang air), apa lagi kalau menggunakan akal dan hati. Dua hal yang abstrak, sehingga penafsiran orang makin tidak bisa diukur tingkat kebenarannya. Kisah orang buta dengan gajah ya jangan diartikan harfiah karena itu adalah kiasan tentang persepsi yang berbeda antara orang yang satu dengan yang lain mengenai masalah yang sama-sama tidak diketahui ujudnya. Tapi pertanyaan saya adalah: di antara berbagai perbedaan di antara umat Islam itu yang mana yang benar karena semua sama-sama mengatakan bahwa sikap dan perbuatan mereka itu sudah sesuai dengan Qur an dan hadits. Mohon pencerahan. KM -------Original Message------- From: sriwening herpribadi Date: 26/04/2008 11:33:07 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Analogi yang ngga sebanding Masak sich kebenaran Islam yang kemudian dipahami secara berbeda2 dan kemudian untuk memahami mengapa ada perbedaan itu lalu begitu gampangnya orang memberikan analogi berupa 3 orang buta - gajah. Rasanya koq ada sesuatu yang ganjil...ada sesuatu yang ngga pas kalau cara mengenali kebenaran Islam itu dilakukan sebagaimana mengenali seekor gajah. 1. Mengenali Islam itu kan semestinya pakai akal dan hati...bukan dengan panca indra, sedangkan mengenali gajah memang satu2nya cara pakai panca indra...kalau orang buta pakai indra peraba. 2. Bagaimana akal dan hati itu benar2 bisa sampai pada pengenalan yang sesungguhnya tentang Islam...satu2nya cara adalah dengan mengikuti pengenalan yang dilakukan oleh Islam terhadap dirinya sendiri. Kalau sekiranya umat Islam ini dengan akal & hatinya mau mengenali Islam sebagaimana Islam memperkenalkan dirinya pastilah tidak ada perbedaan2.. adapun perbedaan2 yang ada sekarang ini dikalangan umat Islam bukan karena Islam itu berwarna warni tapi karena tidak ditundukkannya akal & hati umat Islam untuk menerima Islam sebagaimana Islam itu sendiri telah memperkenalkan dirinya. "Dwi W. Soegardi" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Mbak Mei, Kisah lebih lengkap tentang meraba-raba gajah bisa dibaca misalnya di wikipedia: Blind Men and an Elephant. Memang "orang2 buta" yang paling populer. Kisah ini diangkat oleh orang-orang bijak dari kalangan Hindu, Buddha sampai Sufi. Tapi saya pertama kali baca kisah ini justru dari buku teks Pengantar Semikonduktor :) Rupanya ada kesamaan antara para bijak cendekia dengan para ilmuwan dan insinyur :) Maulana Jalaluddin Rumi mempergunakan gajah di kamar gelap, bukannya orang buta. Dia mengumpamakan kamar gelap itu dengan lautan maha luas (ilmu pengetahuan) yang tidak ketahuan batas-batasnya. Saya memakai orang yang ditutup matanya. Mungkin karena saya pria sensiif (?) yang tidak tega mengeksploitir org buta :). Tapi bisa pula dimaksudkan sebagai pencari kebenaran yang tertutup kalbunya (entah ditutup sendiri atau tertutup oleh sebab-sebab lain). Gimana? Apakah uraian ini mensejajarkan saya dengan Maulana Rumi dan para ahli hikmah lainnya? Atau dengan Aa Gym? :) Nggak ah, saya cuma mau jadi insinyur semikonduktor sahaja. Salam, On 4/25/08, L.Meilany <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Yg tepat adalah contoh yg diberikan Pak Dwi, tentang sekelompok orang buta > [ benar2 buta bukan sekedar ditutup matanya] yg harus mendiskripsikan > tentang gimana bentuk gajah. > Contoh gajah dan orang2 buta ini juga sering dikisahkan oleh Aa Gym. > > Kebenaran sejati hanyalah milik Allah SWT. > Jadi kalo tafsiran kebenaran versi manusia ya bisa banyak sekali, gak cuma > ganda. > :-)) > > > Salam, > l.meilany > ----- Original Message ----- > From: Lina Dahlan > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Sent: Wednesday, April 23, 2008 9:27 AM > Subject: [wanita-muslimah] Re: Heran > > > Lalu bagaimana membedakan orang gila dan orang waras, serta orang > jujur dan tidak jujur dalam hal menafsirkan suatu agama? > > Sebetulnya kalau pertanyaannya,"ini APA?". Seharusnya jawabannya > adalah "kertas". Bukan "warna putih, bentuk persegi empat". > > Ini perlunya berpikir dikotomis. Tidak mungkin ada Kebenaran ganda. > > wassalam, > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "total_sacrifice" > <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > ketika saya memegang kertas HVS lalu menanyakan pada para > siswa, "ini > > apa?" > > dijawab, > > murid 1, "kertas pak".... betul > > murid 2, "warna putih pak" ... betul > > murid 3, "kertas HVS pak"... juga betul > > murid 4, "bentuk persegi empat pak"... juga betul > > sampai ada 10 murid yg menjawab dan semuanya betul.. lalu apa kita > > harus memaksakan bahwa kebenaran hanya satu? > > > > dalam agama kayaknya juga begitu, yg bisa kita pelajari hanya > tulisan, > > sedangkan penafsiran bisa lebih banyak dari kertas tadi dan > semuanya > > benar, kecuali orang gila dan tidak jujur yg bikin tafsiran. > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Muhammad Syafei" > > <muh_syafei@> wrote: > > > > > > Wah .. posting Satriyo itu memang selalu "produktif" > dan "kontributif" > > > Terus berusaha ya nak .. :D > > > > > > Salam > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "rsa" <efikoe@> wrote: > > > > > > > > Oooooo ... > > > > wah gitu tho pak, 'titik kebenaran' itu ada banyak ya, tidak > hanya > > > > satu? wah pantes, kalo lagi accupressure, titik kebenarannya > terasa > > > > sekali dan tidak hanya di satu tempat memang ... apalagi kalo > pas di > > > > titik yang mak nyussss ... waahh mantep itu! > > > > gimana oom arcon, gaya saya sudah pas belum dengan cara anda > selama > > > > ini menanggapi posting, setidaknya posting saya? hehehe > > > > satriyo > > > > > > > > PS: dalam bahasa arab, kebenaran yang sejati dan satu-satunya > itu > > > > pake artikel 'al' jadi 'al-haq', juga dalam bahasa > inggris, 'the' > > > > menjadi 'the truth' (dan tanpa huruf besar pun sudah jelas > saya kira) > > > > dan bahasa lain yang sama kaidahnya juga demikian ... repotnya > di > > > > bahasa indonesia ini ... harus huruf kapital baru jelas! > > > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Muhammad Syafei" > > > > <muh_syafei@> wrote: > > > > > > > > > > Titik kebenaran itu tidak hanya satu. Jika Anda masih > berminat untuk > > > > > melihat dan sharing titik2 kebenaran yang lain, tentu sangat > > > > diharapkan. > > > > > > > > > > > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > ------------------------------------ > > ======================= > Milis Wanita Muslimah > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. > Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com > ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages > Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com > Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] > Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED] > Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED] > > This mailing list has a special spell casted to reject any attachment > ....Yahoo! Groups Links > > > > --------------------------------- Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] --------------------------------- Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. [Non-text portions of this message have been removed] ---------------------------------------------------------- No virus found in this incoming message. Checked by AVG. Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.23.5/1400 - Release Date: 27/04/2008 9:39 [Non-text portions of this message have been removed] --------------------------------- Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. [Non-text portions of this message have been removed]