Mbak,
Terlalu naif kalau kita katakan bahwa BBM hanya dikonsumsi orang kaya,
yang punya mobil. Tentu mbak kan tau juga bahwa nelayan juga perlu BBM
untuk melaut. Petani juga perlu transportasi untuk membawa hasil
pertanian ke pasar. Begitu juga yang lain-lainnya. Efek kenaikan harga
BBM ini paling besar dirasakan rakyat biasa. Efek dominonya kan jelas,
harga barang-barang jadi mahal. Jadi yang ngga punya mobil juga ikut
kena dampaknya.
 
Untuk orang yang bermobil, naik harga barang di pasar mungkin ngga
terlalu terasa. Tapi bagi rakyat yang miskin? Besar sekali dampaknya,
mbak.
 
Pemerintah seharusnya tidak "menjual" BBM kepada rakyat. BBM itu milik
rakyat. Harusnya rakyat cukup membayar biaya lifting cost dan
produksi-nya saja. Lifting cost minyak itu + biaya produksi - setahu
saya - ngga akan mencapai $20 per barel (Saya rasa rata-rata sekitar
$12/barel). Harusnya harga itu yang menjadi acuan pemerintah untuk harga
BBM dalam negeri. Bukan yang harga minyak dunia ($120+). Karena mengacu
ke harga minya dunia itu lah, makanya pemerintah "merasa" memberi
subsidi. Padahal, tidak. Dengan mengacu pada harga BBM dunia, pemerintah
sebenarnya telah melanggar UUD 45 pasal xx (Sori, ga hapal), yang
kira-kira isinya : Minyak bumi dan barang tambang dikuasai oleh negara
dan digunakan sepenuhnya untuk kepentingan rakyat.
 
Memang benar bahwa produksi dalam negeri kemungkinan kurang. Produksi
dalam negeri sekitar 900 ribu, dan kebutuhannya sekitar 1,2 juta barel
per hari-nya. Jadi memang ada kekurangan sekitar 300 ribu barel per hari
yang kita musti import. Yang itu mungkin bisa diperhitungkan juga. Tapi
yang pasti, seharusnya tidak sampai harus menaikkan harga BBM yang
sekarang.
 
Yang saya tahu, pemerintah punya kewajiban bayar bunga obligasi ke
orang-orang kaya. Cari uang dari mana ? Menaikkan harga BBM itu salah
satunya yang dipilih. Kalau begini,  sebenarnya pemerintah memihak pada
siapa ? 
 
Wassalaam,
-Ning
 
PS : Harga Cabe, Bawang Merah dan sayuran lainnya di Balikpapan sudah
naik sejak 2 minggu lalu. Elpiji susah..., sudah 1 minggu saya nyari
ngga dapet. Ngantri BBM di mana-mana, SPBU melakukan sistem buka tutup..
Antrian BBM ini bikin macet... 
 
 
________________________________

From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of L.Meilany
Sent: Wednesday, May 21, 2008 8:15 AM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Usulan unt SBY.. BBM naik?



Itulah dia, harus ada tanggungjawab moral.
Kalo sanggup beli mobil, beli pula BBM yg gak disubsidi. Pertamax setahu
saya adalah premium yg tanpa subsidi.
Risikonya begitu. Kalo harga BBM mahal kan otomatis bisa belajar
berhemat.
Saya baca, di indonesia polusi akibat pemilikan kendaraan sudah paling
tinggi di dunia.
Harga premium subsidi di Indonesia sangat murah dibandingkan Timor
Leste, Vietnam Kamboja.
Akibatnya kan banyak premium itu diselundupkan.
Yg punya duit untuk beli banyak BBM subsisi untuk diselundupkan itu kan
orang2 kaya.
Indonesia dah mending harga BBMnya diatur pemerintah, murah pula. Di
Singapura, Thailand harga mengikuti pasar.
Pula pemakaian BBM di Indonesia kata pemerintah dan bank Dunia, yg
menikmati BBM subsidi justru paling banyak 
adalah golongan menengah keatas [ yg punya kendaraan], orang miskin
hanya 1% saja.
Teman saya yg kerja di perakitan mobil, justru juga bilang pemasaran
mobil2 di Indonesia itu cepat.
Mobil baru diiklankan, sudah banyak yg kasih DP meski mobilnya baru
masuk beberapa bulan kemudian. 
Gonta ganti mobil seperti ganti seprei, sering.
Banyak mobil2 eksklusif- limited edition- yg masih senang pakai BBM
subsidi.
Di Singapura saja mobil2 masih banyak yg model dan tahun lama.

Jadi kalo ada demo2 anti kenaikan harga BBM subsidi, demo itu untuk
membela sapa?
Lha wong yg paling banyak pake BBM subsidi itu justru bukan orang
miskin.
:-(

Salam, 
l.meilany

----- Original Message ----- 
From: Wikan Danar Sunindyo 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
<mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com>  
Sent: Thursday, May 15, 2008 4:51 PM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Usulan unt SBY.. BBM naik?

justru pengalaman selama ini, mobil2 pribadi yang harusnya (berdasar
spesifikasi mesin dari pabriknya) menggunakan pertamax, malah beralih
ke premium karena harga pertamax mahal.
di indonesia gini, mana bisa maksa orang buat pakai sesuatu barang,
apalagi mahal. penginnya kan cari versi murahnya.
tambahan lagi, angkutan umum juga belum bagus layanannya, makanya
orang lebih milih buat punya kendaraan sendiri ketimbang pake angkutan
umum.

salam,
--
wikan

On 5/15/08, L.Meilany <[EMAIL PROTECTED]
<mailto:wpamungk%40centrin.net.id> > wrote:
>
> Kalo dah itung2-an nanti bisa curang.
>
> Mendingan untuk mobil pribadi, termasuk motor wajib musti ganti
pertamax [ ini kan gak disubsidi]
> Mobil umum, bus, taksi, truk sembako,boleh pake BBM yg disubsidi [
premium]
> Mobil pribadi yg pake solar [disubsidi ] baru deh pajaknya yg
dibedakan.
>
> Barangkali begitu lebih cocok. lama2 kalo pake pertamax terasa berat
kan beralih ke angkutan umum, berhemat juga.

[Non-text portions of this message have been removed]



 


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke