Poligami itu anggap saja sebagai salah satu resiko dalam pernikahan. Seperti misalnya suami selingkuh, atau kita yang juga kepengen selingkuh, anak narkoba, atau suami yang narkoba, suami kena PHK, rumah kebakaran, suami bangkrut, suami koruptor, wuaaah... banyak problem bisa terjadi ... :)
Poligami itu praktek sah dalam Islam, hukum lokal saja yang bisa mengatur bla-blanya secara detail untuk melindungi istri dari praktek2 curang para poligamor yang kurang bertanggung jawab. Satu hal lagi Mbak Ni, poligami berarti kan ada perempuan yang mau jadi istri kedua, ketiga dan keempat kan ya? Artinya perempuan pun berkontribusi dalam melanggengkan praktek poligami ini .. hehehe. Ya artinya memang ada sebagian sisters kita yang membutuhkan hidup dalam pernikahan, walau itu artinya menjadi istri kedua, ketiga dan keempat, dan mungkin harus menanggung cemoohan orang yang membenci poligami. Kasihan juga ya? Padahal mereka juga orang baik2, ibu rumah tangga yang baik, muslimah yang baik. Apakah kita sendiri benar telah menghujat mereka yang memilih berpoligami? Apakah hidup perkawinan kita sendiri yang monogami mampu kita bangun menjadi rumah tangga yang lebih baik dari rumah tangga poligami? Padahal Allah menjamin hak perempuan2 itu untuk menikah dengan pria pilihannya yang sayangnya udah jadi suami orang lain. Nah itu gimana ya dilemanya, Mbak Ni? Di satu sisi, perlindungan terhadap perempuan dengan cara menikah tidak semata dibutuhkan oleh janda-janda miskin. Ilfil sama laki orang sih boleh2 aja, artinya kan mereka yang ilfil ini bukan target si poligamor... tapi yang ndak ilfil juga banyak loh .. :) Jadi sebenarnya ada kebutuhan juga dari sisi perempuannya. Lalu sekarang siapa yang mau kita bela? Si istri pertama atau istri kedua dan seterusnya ini? Ya intinya, jadi perempuan itu harus benar2 bisa berpikir dan memilih. Jadi perempuan itu harus memberdayakan diri, sehingga ketika memutuskan sesuatu, dia tidak tergantung pada apapun. Kalau dia mau jadi istri kesekian atas kehendaknya sendiri, ya silakan. Kalau si istri mau cerai karena ndak mau dimadu, ya silakan. Kalau si gadis mau ilfil, ya silakan. Kalau si istri pertama mau menghancurkan rumah tangga istri kedua ini, ya silakan juga.... Banyak pilihan kok ... yang penting, jadi perempuan tuh mesti kuwwaatt!! Ga cuma nyerah aja pada nasib .. hehehe Dalam hidup pasti banyak tantangannya. Poligami cuma satu masalah yang harus dihadapi dan diatasi oleh para istri ... setelah itu, ada tumpukan masalah berikutnya yang akan muncul :) Fer! Kalo gini rasanya udah kayak gw :p On 8/1/08, h.s nurbayanti <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Kalau soal "jaminan keadilan" utk keluarga poligami. > Sebenarnya sudah diatur di KHI. > Bahwa perkawinan poligami itu harus ada perjanjiannya. > Tapi ini yg jarang dilakukan. > > Ya susah juga kalau dari awal gak dibicarakan. > Jarang sekali poligami dibicarakan sejak awal. > Yg biasanya terjadi, poligami jadi berita petir di siang bolong :P. > Dng kondisi spt ini, istri pertama cuma punya dua pilihan: > Cerai atau belajar ikhlas :-) > > Saya gak bisa bilang pilihan yg satu lebih baik dari yg lainnya. > Itu kan sekedar pilihan aja. > > Ps. Masalah laki2 yg berkualitas cuma sedikit sih, biasa mbak.. hehe.. > tapi ada juga perempuan yg meski ngiler-ngiler ngeliat laki2 yg berkualitas, > tapi udah nikah.. > jadi il-fil..:-) Sementara buat yg pindah orientasi seksual... well, they > say a gay is a woman's bestfriend hehehe. > Jadi mungkin keliatannya kehilangan satu prospek, tapi bukan hilang, cuma > ditransfer jadi temen aja hehehe.. > temen saya ada tuh, 8 tahun pacaran, eh pacarnya jadi gay. > >