rina hasan wrote:
> 
> wah wah kalau ini terjadi Ulfa akan menyandang status janda, untuk 
> seumurannya status ini sungguh menakutkan, bahkan bagi orang dewasa 
> sekalipun. apalagi (andaikan) Ulfa hamil. akan ada penambahan singleparent.
> 
> Inikah yang diinginkan?

Lha yang Anda inginkan bagaimana?
Ada feminis "superliberal" di sini yang inginnya biarin aja Ulfa dan 
anak-anak perempuan di bawah umur dinikahi oleh om-om dan syeh-syeh.
Toh mau sama mau.

Soal pembatalan nikah,
Menurut Kompilasi Hukum Islam:

============
Pasal 35

(1) Suami yang mentalak istrinya qabla al dukhul wajib membayar  
setengah mahar yang telah ditentukan dalam akad nikah.
(2) Apabila suami meninggal dunia qabla al dukhul seluruh mahar 
ditetapkan menjadi hak penuh istrinya
(3) Apabila perceraian terjadi qabla al dukhul tetapi besarnya mahar 
belum ditetapkan, maka suami wajib membayar mahar mitsil.
============


Tentu saja kalau sampai hamil, Puji berkewajiban menanggung kebutuhan 
persalinan dan nafkah untuk anaknya.

Masalahnya, mahar-nafkah di atas diatur kalau pernikahan "resmi" 
tercatat di KUA dan sesuai dengan undang-undang, bukan sekedar "Syariat" 
nikah sirri versi Puji.

Lha kalo nikah sirri, konon cerainya "sirri" juga, aturan mana yang 
dipakai? Apakah nafkahnya jadi "sirri" juga?

Sekali lagi, MUI punya momentum di sini untuk merespon nikah-cerai sirri 
ini. Atau inikah yang diinginkan bersama?

Dan Kepolisian tetap berwenang mengusut kasus ini.


> 
> Pekan Depan, Syeh Puji Batalkan Nikah Sirinya
> Sabtu, 01 November 2008 | 08:13 WIB
> 
> TEMPO Interaktif, Jakarta: Pujiono Cahyo Widiyanto, 43 tahun, yang 
> menikah dengan bocah di bawah umur, akan mengurungkan perkawinannya itu 
> pekan depan. Tata cara pembatalan masih dirundingkan antara Syeh Puji, 
> sebutan lain Pijiono, dengan orang tua Lutfiana Ulfa, bocah 12 tahun 
> yang diperistri pengusaha kuningan dengan cara siri itu.
> 
> "Dengan ini, Syeh Puji memang akan membatalkan pernikahannya. 
> Tekhnisknya sedang siapkan dengan waktu yang tidak lama," kata Ketua 
> Komisi Nasional Anak Seto Mulyadi usai bertemu dengan Pujiono di 
> Semarang, kemarin petang. Kak Seto menyatakan, pertemuannya yang kedua 
> kali ini untuk mempertegas kabar pembatalan pernikahan tersebut.
> 
> Kak Seto yang didampingi pengacara Pujiono, Prayogo, enggan menjelaskan 
> bagaimana teknis pembatalan perkawinan siri. "Yang jelas, saksi-saksi 
> yang menghadiri pernikahan siri akan dihadirkan," ujarnya. Prayogo 
> menyebut, sekitar satu minggu lagi pembatalan perkawinan kliennya akan 
> digelar.
> 
> Diakui oleh Kak Seto, Lutfiana Ulfa beserta ayah dan ibunya masih di 
> rumah Pujiono. Menurut Prayogo, pembatalan pernikahan ini adalah 
> pembatalan nikah siri yang telah dilakukan 8 Agustus lalu. "Karena baru 
> nikah siri yang dibatalkan ya siriya," katanya.
> 
> Kak Seto menambahkan, Pujiono memang tidak mau menyatakan pernyataannya 
> sendiri kepada publik. "Takut salah bicara," ujarnya. Pujiono yang 
> dicecar pertanyaan para wartawan tetap enggan membuat pernyataan. No 
> comment..no comment," ucapnya.
> 
> Pernikahan Syeh Puji dengan Lutfiana sempat heboh karena mendapat 
> respons dari sejumlah kalangan. Sebuah lembaga swadaya melaporkan Syeh 
> Puji ke polisi dengan melanggar Undang-Undang Perkawinan, di mana 
> perempuan baru boleh menikah setelah berusia 16 tahun. Perkawinan untuk 
> istri kedua Syeh Puji ini juga dianggap melanggar Undang-Undang 
> Ketenagakerjaan. Sebab Lutfiana yang jebolan kelas dua SMP Negeri 1 
> Bawen, Semarang, itu diangkat menjadi gereral manajer perusahan.
> 
> or feel ashamed if they link the two
>  > together. I am pretty certain that such ideas never come
>  > into his mind. Whenever I try to answer such riddles, I get
>  > stuck with something that I cannot explain: The belief of
>  > the Gulf man that a woman is a disgrace. If worst comes to
>  > worst, he can cover up the disgrace but he must not run away
>  > from the scandal.
>  >
>  >
>  >
>  > I searched in many books of jurisprudence to find an
>  > explanation for this behavior but all in vain - except for
>  > some unauthenticated sayings written by people who were
>  > overwhelmed by their own harsh environment, rather than the
>  > tolerant nature of Islam.
>  >
>  >
>  >
>  > There are, however, some utterances attributed to the Arab
>  > man, especially in superficial soap operas, that it was Eve
>  > who drove Adam out of Paradise. This is why we hear the man
>  > always blaming the woman for a sin that she has not
>  > committed.
>  >
>  >
>  >
>  > I looked at many Qur'anic explanations to find evidence
>  > for this claim. I only found this in one book which was
>  > written by Al-Tabari. He said Eve had tempted Adam to eat
>  > the apple. But if you read the Qur'an carefully you will
>  > not find anything that holds Eve responsible for the exit
>  > from Paradise.
>  >
>  >
>  >
>  > The Qur'an says: "Adam hath disobeyed his
>  > God" and made no mention at all of Eve.
>  >
>  >
>  >
>  > I do not claim that I am an Islamic scholar but I am
>  > certain that the books of tafsir (explanation) refute this
>  > claim as baseless. It was only the tough nature of the Arab
>  > man that made him harm the woman and made him write history
>  > according to his own whims. At many times the Arab man
>  > explains the Qur'anic text in a manner that would best
>  > meet his needs and satisfy his beliefs.
>  >
>  >
>  >
>  > Many Arab Gulf countries have changed their attitudes
>  > toward woman and made her participate effectively in the
>  > development of society. In Kuwait, for instance, we find
>  > women becoming university lecturers and training
>  > instructors. In the UAE, woman has become a journalist,
>  > judge and ambassador while in Bahrain she has become a
>  > politician and an investor. These positive developments have
>  > not however changed the attitude of man toward woman. He is
>  > not yet ready to uplift her to total equality except in
>  > duties. He will not accept the idea that woman can excel him
>  > in many ways. Young Gulf men usually look for wives who are
>  > less educated than they are. If he finds that she is better
>  > than him in some ways, this will stab his dignity and harm
>  > his manhood.
>  >
>  >
>  >
>  > I read recently that some Muslim scholars have approved
>  > some marriages, such as "wanasa, daytime, in-camera and
>  > others." These kinds of marriages are designed for men
>  > to physically enjoy women as if they are commodities that
>  > can be bought and sold in the name of religion. If such
>  > bonds are made permissible by Islam
> 
> 

Kirim email ke